ABSTRAK. Keywords: Economic Quantity Production, Nasution, A.H, Perencanaan dan Pengendalian Persediaan. ABSTRACT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ABSTRAK. Keywords: Economic Quantity Production, Nasution, A.H, Perencanaan dan Pengendalian Persediaan. ABSTRACT"

Transkripsi

1 PERECANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PRODUKSI DENGAN METODE ECONOMIC PRODUCTION QUANTITY MULTI ITEM DI CV. FAJAR TEKNIK SEJAHTERA Dio Kharisa Putra, Rusindiyanto dan Budi Santoso Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Pebangunan Nasional Veteran Jawa Tiur Eail : theowthestar@yahoo.co, ABSTRAK CV. Fajar Teknik Sejahtera erupakan perusahaan yang bersifat ass production yang eproduksi beberapa jenis produk karet seperti belt conveyor, O-ring seal, LPG shield. Seakin eningkatnya perintaan konsuen dari waktu ke waktu terutaa untuk jenis produk belt conveyor ebuat perusahaan berproduksi seaksial ungkin, sehingga seringkali enyebabkan terjadinya penupukan produk di gudang. Penupukan. produk ini dapat engakibatkan tingginya biaya produksi yang dikarenakan tingginya biaya sipan dari julah produksi yang tidak terkendali tersebut. Selain itu penupukan juga enyebabkan bertabahnya kerusakan produk yang disipan. Keadaan ini ebuat perusahaan tidak bisa eperoleh keuntungan yang aksial karena produksi yang tidak terencana dan terkontrol. Untuk data penelitian Produk yang diteliti adalah Belt Conveyor lebar (0,5 eter), Belt Conveyor lebar (1eter), dan Belt Conveyor lebar (1,5 eter) Data produksi yang diabil bulan Januari 013 Deseber 013 Data perintaan yang diabil bulan Januari 013 Juni 014 Variabel Bebas data produksi yang diabil bulan Januari 013 Deseber 013, Data perintaan yang diabil bulan Januari 013 Juni 014, biaya produksi, biaya sipan, biaya set up per run dan Variabel Terikat total biaya persediaan yang iniu. Dengan adanya asalah tersebut, aka diadakan penelitian perencanaan dan pengendalian produk belt conveyor untuk einialakan total biaya kesediaan. Total biaya persediaan pada periode periode Januari 013 Deseber 013 diperoleh total biaya persedian sebesar Rp. Rp , sedangkan dengan enggunakan etode EPQ didapatkan total biaya persedian sebesar Rp ,-. Diana berarti dengan enggunakan etode EPQ biaya total persedian bisa dikurangi sebesar Rp ,- ( 15, %) Keywords: Econoic Quantity Production, Nasution, A.H, Perencanaan dan Pengendalian Persediaan. ABSTRACT In the developent of the industry is radly increasing world will cause copetition. This copetition arises because of the and the eergence of a variety of siilar copanies. In order to survive it is necessary to perforance iproveents as well as production anageent in order to achieve optial bacilli. Besides, the products also have to be able to copete in the arket in ters of both price and quality CV. Dawn Engineering Sejahtera is ass production to produce several kinds of rubber products such as conveyor belts, O-ring seal, shield LPG. In production for this copany does not have a definite plan and produce only based on intuition alone leadership. The increasing consuer deand fro tie to tie, especially for the type of conveyor belt products aking the copany producing as uch as possible, so that often lead to the accuulation of products in the warehouse. Stacking. This product could result in higher production costs due to the high 65

2 cost of the savings and the aount of the uncontrolled production. In addition it also causes increased accuulation of daage stored products. This situation akes the copany can not obtain the axiu profit because production is not planned and controlled. Given these probles, the research conducted planning and control of conveyor belt products to iniize the nuber of the total cost of readiness. The total cost of inventory in the period the period January Deceber 013 acquired the total cost of supply of Rp. USD , while the EPQ obtained using total supply cost of Rp , -. Where ean EPQ using total supply costs can be reduced by Rp. 5,74,435, - (15%). Keywords: Econoic Production Quantity, Nasution, AH, Planning and Inventory Control PENDAHULUAN Dala perkebangan dunia industri yang seakin pesat akan enyebabkan tibulnya persaingan. Persaingan ini tibul karena adanya dan tibulnya berbagai perusahaan sejenis. Untuk dapat bertahan diperlukan adanya peningkatan-peningkatan kinerja serta pengelolaan produksi agar basil yang dicapai akan optial. Disang itu produk yang dihasilkan juga harus dapat bersaing di pasaran baik dari segi harga aupun kualitasnya. Supaya harga produk dapat bersaing dengan kualitas yang tetap bagus, diperlukan adanya penurunan biaya produksi sehingga biaya dapat ditekan seinial ungkin. Untuk dapat berproduksi secara optial diperlukan suatu perencanaan produksi yang baik sehingga nantinya diharapkan bisa engkoordinasikan bagian seperti bahan baku, pekerja, esin, serta efektif dan efisien. Karena produksi direncanakan untuk eenuhi perintaan konsuen, diusahakan perencanaan produksi dapat engebangkan produksi untuk dapat engantisipasi perintaan konsuen di asa yang akan datang. CV. Fajar Teknik Sejahtera erupakan perusahaan yang bersifat ass production yang eproduksi beberapa jenis produk karet seperti belt conveyor, O-ring seal, LPG shield. Dala berproduksi selaa ini perusahaan belu epunyai suatu perencanaan yang pasti dan berproduksi hanya berdasarkan intuisi nan saja. Seakin eningkatnya perintaan konsuen dari waktu ke waktu terutaa untuk jenis produk belt conveyor ebuat perusahaan berproduksi seaksial ungkin, sehingga seringkali enyebabkan terjadinya penupukan produk di gudang. Penupukan. produk ini dapat engakibatkan tingginya biaya produksi yang dikarenakan tingginya biaya sipan dari julah produksi yang tidak terkendali tersebut. Selain itu penupukan juga enyebabkan bertabahnya kerusakan produk yang disipan. Keadaan ini ebuat perusahaan tidak bisa eperoleh keuntungan yang aksial karena produksi yang tidak terencana dan terkontrol. Dengan adanya asalah tersebut, aka diadakan penelitian perencanaan dan pengendalian produk belt conveyor untuk einialakan total biaya kesediaan. Tinjauan Pustaka Produksi dapat diartikan sebagai kegiatan yang dapat enibulkan tabahan anfaat atau penciptaan faedah baru. Faedah atau anfaat ini dapat terdiri dari beberapa aca, isal faedah bentuk, faedah waktu, faedah tepat serta kobinasi dari faedah-faedah tersebut di atas. Apabila terdapat suatu kegiatan yang dapat enibulkan anfaat baru atau engadakan penabahan dari anfaat yang sudah ada, aka kegiatan tersebut sebagai kegiatan produksi. (Agus Ahyari, 1986) Sofyan Assauri (1980) berpendapat bahwa fungsi produksi adalah bertanggung jawab atas pengolahan bahan baku clan penolong atau pebantu enjadi jasa yang akan eberikan hasil pendapatan bagi perusahaan u[ntuk elaksanakan fungsi produksi ini diperlukan serangkaian kegiatan yang erupakan suatu siste untuk elaksanakan kegiatan produksi 66

3 diperlukan banyak kegiatan. Hal ini terjadi terutaa di perusahaan besar. Di perusahaan kecil kegiatan produksi dapat dilakukan oleh satu atau beberapa orang saja. Ada epat fungsi produksi yang utaa, yaitu : - Proses (processes) adalah etode dan teknik yang digunakan untuk engolah bahan. - Jasa-jasa (services) berupa badan pengorganisasian untuk enerapkan teknik-teknik, sehingga proses dapat berjalan efektif. - Perencanaan (planning) erupakan hubungan atau korelasi dan organisasi dari kegiatan produksi untuk suatu dasar waktu (a tie base). - Pengawasan (control) berfungsi untuk eberikan jainan bahwa aksud atau tujuan penggunaan bahan dilaksanakan sebaik-baiknya. Sofyan Assauri (1980) enyatakan bahwa proses produksi terdiri dari beberapa peralatan diana bahan-bahan dikobinasikan atau diolah enjadi barang-barang atau jasa-jasa yang akan diberikan kepada pelanggan dala perputaran untuk endapatkan pendapatan, proses produksi terdiri dari siste diana perubahan atau pengolahan tersebut dilaksanakan dan peralatan dipergunakan. Siste pengolahan atau proses yang banyak dipergunakan aekarang ini adalah : a. Batch Production Batch production erupakan pengolahan atau pengerjaan sejulah besar variasi produk dengan variasi bahan-bahan yang terbatas. Proses ini dapat digunakan dengan baik untuk enghasilkan produk dala julah besar atau dala julah kecil. Batch production pada uunya erupakan suatu proses yang sulit untuk direncanakan oleh karena itu hendaknya bahan-bahan di pergunakan secara efektif. b. Process Siste Proses siste adalah suatu produksi diana produk dibuat secara terus-enerus dala suatu pola tertentu. Contohnya adalah penyulingan inyak, industri seen dan lain sebagainya. Proses siste ini biasanya berhubungan dengan pengolahan. bahan baku enjadi perantara untuk industri. c. Mass Production - One Product Produksi asa dengan single product uunya banyak terdapat pada industri pengolahan Perbedaan utaa terletak pada aliran bahan-bahan yang sangat ruit yang enghasilkan sejulah besar bagian koponen yang harus dirakit untuk ebuat produksi akhir. Salah satu contoh ass production adalah produksi obil. d. Mass Production - Multi product Perkebangan produksi asa pada akhir-akhir ini adalah enuju pada produksi dan suatu seni article yang sangat bervariasi. seperti perakitan dari serangkaian koponen dala berbagai cara, contohnya dapat dilihat pada kevariasian obil-obil terkenal. e. Construction Process Pada construction bahan-bahan dan koponen dibawa ke suatu tepat dan digunakan untuk engerjakan pebangunan di tepat tersebut. Contohnya adalah proses pebuatan kapal clan perusahaan bangunan Model Statis EPQ (Econoic Production Quantity) Nasution, A.H. (1996) Model EPQ adalah perpanjangan dari odel Econoic Order Quantity (EOQ). Model EPQ ini dikebangkan oleh E.W. Taft pada tahun Model persediaan ini berlaku bagi perusahaan yang pengadaan bahan baku atau koponennya dibuat sendiri oleh perusahaan. Dala hal ini tingkat produksi perusahaan untuk ebuat bahan baku diasusikan lebih besar daripada tingkat peakaiannya dan tingkat produksi bersifat tetap (konstan). Tujuan dari odel statis EPQ ini adalah enentukan berapa julah bahan baku (koponen) yang harus diproduksi, sehingga einiukan biaya persediaan yang terdiri dari biaya set-up produksi dan biaya penyipanan. Paraeter-paraeter yang dipakai dala odel ini adalah sebagai berikut. D = julah kebutuhan barang selaa satu periode P = tingkat produksi perusahaan untuk ebuat bahan baku selaa satu periode 67

4 A = biaya tetap untuk peenuhan peesanan C = biaya variabel dari produksi atau pebelian h = biaya yang berhubungan dengan posisi dari persediaan itu sendiri dala perusahaan biasa dilabangkan dengan h = ic diana i adalah indeks carrying cost tahunan = biaya kerugian (shortage) per unit yang terbebas dari durasi ˆ = biaya kerugian (shortage) per unit per tahun Q = julah peesanan Iax = level persediaan aksial yang ada b = level peesanan ulang aksiu yang diizinkan T= panjang siklus, panjangnya waktu antara peneriaan dari peesanan ulang K = biaya rata-rata tahunan yang adalah fungsi dari suatu ketentuan persediaan T p = waktu yang diperlukan untuk ebuat produk jadi selaa sub-siklus Produksi Q* = nilai iniu order quantity Gabar 1. Econoic Production Quantity (EPQ) (Suber: Nasution, A.H. (1996)) Econoic Production Quantity (EPQ) Multi Ites Metode untuk ulti ite pada dasarnya saa dengan etode single ite. Dengan contoh bahwa jenis produk tersebut dibuat pada suatu siklus dan pada peralatan yang saa dengan deikian optiu dari operasi produksi untuk tiap-tiap produk dapat dicari. Maksiu persediaan diatas produk yaitu ( - ri) tp dan rata-rata persediaan adalah ( ri) tp setengah dari keseluruhan tersebut atau, julah produk yang di produksi adalah Qi Ri =. tp =. Diana n adalah julah siklus produksi per n tahun. Sehingga dengan deikian n forulas! rata-rata persediaan adalah dapat dinyatakan sebagai berikut : Rata-rata persediaan ( ri) tp ( ri) Ri = n Diana : i = Tipe atau jenis produk R= Kebutuhan per tahun dala unit n = Julah siklus produksi optial per tahun P = Biaya produksi tiap unit Q = Volue produksi Q* = Volue produksi optial 68

5 p = Laju produksi per hari r = Laju perintaan per hari C = Biaya set-up per run H = Biaya sipan per unit per tahun = Banyaknya tipe atau jenis produk Jika stock out dianggap tidak ada, aka total biaya produksi sebagai berikut : Total biaya produksi = biaya produksi + biaya set-up + biaya sipan Secara forulasi dapat ditulis : 1 ( ri) TC RiPi n Diana : i1 i1 n i1 = banyaknya jenis produk i = produk ke-i Untuk eperoleh total cost yang iniu diabil turunan pertaa dan dari TC terhadap n dan disaa dengankan dengan nol dan diperoleh : dtc 1 ( ri) 1 ( ri) 0 dn n n : n i1 i1 i1 i1 ( ri) RiHi n i1 i1 i1 ( ri) Dengan deikian julah produk ke-i yang diproduksi dapat dihitung dengan forulasi Ri Qi*= n * Sedangkan total biaya iniu adalah: 1 ( ri) TC*= Ri Pi n* i1 i1 n i1 ( ri) ( n*) i1 i1 i1 Ri Pi Sedangkan dari dtc = 0, diperoleh bahwa ; i1 n* ( ri) ( n*) i1 i1 ( n*) TC* Ri Pi i1 i1 Jadi, TC* = Ri Pi n* ( n*) n* i1 i1 i1 i1 i1 4( n*) Ri Pi n* METODE PENELITIAN Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel variabel variabel yang berhubungan dengan penelitian dan nantinya akan dianalisa yang terdiri dari : a. Variabel Terikat Yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas, yaitu Total biaya persediaan yang iniu. i1 69

6 b. Variabel Bebas Yaitu variabel yang eperngaruhi variabel terikat, terdiri dari : Data produksi yang diabil bulan Januari 013 Deseber 013 Data perintaan yang diabil bulan Januari 013 Juni 014 Biaya produksi Biaya sipan Biaya set up per run Definisi Operasional Variabel Adapun definisi operasional variabel antara lain : a. Variabel Terikat (Dependent Variable) Total biaya persediaan yang iniu. Yaitu biaya biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan akibat adanya persediaan produk jadi. b. Variabel Bebas (Independent Variable) 1. Data perintaan per tahun (Ri) Adalah perintaan per tahun untuk asing-asing jenis belt conveyor.. Data produksi per tahun () Adalah rata-rata produksi per hari dala satu tahun berproduksi. 3. Biaya produksi per produksi (Pi) Adalah biaya yang diperlukan untuk eproduksi satu unit belt conveyor yang eliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead perusahaan. 4. Biaya sipan (Hi) Adalah seua biaya yang dikeluarkan untuk fasilitas dan resiko untuk asing-asing jenis produk tiap unit per tahun. 5. Biaya set-up per run ( ) Adalah seua biaya yang tibul dala epersiapkan produksi yang eliputi biaya enyusun peralatan produksi, penyetelan esin, epersiapkan gabar kerja, dan seterusnya. HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah seua data diketahui langkah selanjutnya enghitung total biaya produksi perusahaan periode Januari 013 Deseber 013 dengan ruus sebagai berikut : Total persediaan per tahun = Biaya produksi + biaya set-up + biaya sipan 1 ( ri) RiHi TC RiPi n Dengan forulasi di atas didapatkan total i1 i1 n i1 biaya persediaan untuk asing-asing jenis produk yaitu : a. Produk Belt Conveyor (0,5) 1 (7 0) = (5.830 x 8135) + ( 48 x ) = Rp Rp Rp = Rp b. Produk Belt Conveyor (1) = = (7.815 x 755) + ( 48 x ) = Rp Rp Rp = Rp (33 7)

7 c. Produk Belt Conveyor (1,5) 1 (13 7 ) x 1593 = (.000 x 7968) + ( 48 x ) = Rp Rp Rp = Rp Total BiayaProduksi Produk ( TC 1 ) TC Produk Belt Conveyor (0,5) + TC Produk Belt Conveyor (1) + TC Produk Belt Conveyor (1,5) = Rp Rp Rp = Rp Tabel 1 Perhitungan Total Biaya Persediaan Perusahaan Periode Januari 013 Deseber 013 dengan Metode EPQ Multi Ites Data pengolahan perusahaan (Suber: Data diolah) TC * RiPi n * i1 i1 TC* = Rp = Rp Jadi total biaya persediaa periode Januari 013 Deseber 013 dengan etode EPQ Multi Ites adalah Rp Sedangkan waktu optial antara siklus produksi dapat dihitung enggunakan forulasi : ( Qi / Pi) (( Ri / n) / Pi) i1 i1 sehingga diperoleh : hari Waktu produksi yang tersedia tiap siklusnya adalah : 88 N / n* 56hari 5 Perbandingan Total Biaya Persediaan Riil Perusahaan (TC 1 ) dengan Total Biaya Persediaan Menggunakan EPQ Multi Ites (TC ) Periode Januari 013 Deseber 013 Perbandingan Total biaya persediaan periode Januari 013 Deseber 013 dapat dilihat pada tabel berikut : 71

8 Tabel Perbandingan Total Biaya Persediaan Riil Perusahaan dan Setelah enggunakan EPQ Multi Ites Periode Januari 013 Deseber 013 (Suber: Data diolah) Dari etode peraalan terlih tersebut setelah diuji verifikasi dengan MRC ternyata tidak ada data yang out of control. Ini enunjukkan peraalan tersebut dapat digunakan. Berdasarkan peraalan di atas aka dapat ditentukan bahwa volue perintaan asing-asing produk untuk periode Juli 014 sapai Juni 015. adalah a. a. Produk Belt Conveyor (0,5) = Meter / Tahun b. Produk Belt Conveyor (1) = Meter / Tahun c. Produk Belt Conveyor (1,5) = 390 Meter / Tahun Perhitungan Volue Produksi Ekonois Periode Juli 014 sapai Juni 015. Berdasarkan hasil peraalan telah didapatkan volue perintaan asing-asing produk untuk periode Juli 014 sapai Juni 015. Dari volue perintaan tersebut selanjutnya ditentukan laju perintaan per hari (ri) dari asing-asing produk dengan cara ebagi julah volue perintaan asing-asing produk pada periode tersebut dengan julah hari kerja dala satu tahun, sehingga diperoleh perintaan per hari untuk asing-asing produk sebagai berikut : a. Produk Belt Conveyor (0,5) / 88 = Rp. 19 Meter / Hari b. Produk Belt Conveyor (1) / 88 =Rp. 7 Meter / Hari c. Produk Belt Conveyor (1.5).191 / 88 =Rp. 8 Meter / Hari Setelah data biaya, data laju produksi, data perintaan tahunan (Ri) periode Juli 014 sapai Juni 015 Tabel 3 Data-Data untuk Menghitung siklus produksi n* Periode Juli 014 sapai Juni 015. (Suber: Data diolah) 7

9 Perhitungan Total Biaya Persediaan dengan EPQ Periode Juli 014 sapai Juni 015. Dari hasil pengolahan data-data dapat diketahui bahwa : 1. Berdasarkan perhitungan kondisi riil perusahaan periode Januari 013 Deseber 013 diperoleh total biaya persediaan sebesar Rp. Rp ,-,-dengan 48 kali siklus produksi.. Sedangkan hasil perhitungan dengan enggunakan etode EPQ total biaya persediaan periode Januari 013 Deseber 013 sebesar Rp ,-,- dengan siklus produksi sebanyak 5 kali dan volu produksi ekonois untuk asing-asing produk setiap satu kali produksinya sebanyak: a. Produk Belt Conveyor (0,5) = b. Produk Belt Conveyor (1 ) = c. Produk Belt Conveyor (1,5) = Dari perbandingan total biaya persediaan riil perusahaan dan total biaya pesediaan enggunakan etode EPQ periode Januari 013 Deseber 013 didapatkan total pengheatan sebesar Rp. Rp ,- 4. Metode Ekonoic Production Quantity (EPQ) Multi Ites dapat digunakan untuk engendalikan produk belt conveyor di CV. Fajar Teknik Sejahtera 5. Hasil peraalan untuk periode Juli 014 sapai Juni 015. didapatkan siklus produksi optial sebanyak 3 kali pada periode tersebut dengan volue produksi ekonois untuk asing-asing produk setiap kali produksi adalah : a. Produk Belt Conveyor (0,5) = b. Produk Belt Conveyor (1) =.58 c. Produk Belt Conveyor (1,5) = 787 Dengan total biaya persediaan yang dikeluarkan sebesar Rp ,- KESIMPULAN Dari hasil analisa dan pebahasan yang telah dikeukakan pada bab sebelunya, aka dapat ditarik kesipulan sebagai berikut : 1. Pada kondisi riil perusahaan eiliki siklus produksi sebanyak 48 kali produksi pada periode Januari 013 Deseber 013. Sedangkan dengan etode usulan EPQ didapatkan siklus produksi optial sebanyak 60 kali pada periode yang saa.. Total biaya persediaan pada periode periode Januari 013 Deseber 013 diperoleh total biaya persedian sebesar Rp. Rp , sedangkan dengan enggunakan etode EPQ didapatkan total biaya persedian sebesar Rp ,-. Diana berarti dengan enggunakan etode EPQ biaya total persedian bisa dikurangi sebesar Rp ,- 3. Metode Econoic Production Quantity (EPQ) sebagai etode usulan epunyai total biaya persediaan yang lebih kecil dari total biaya riil perusahaan sebesar Rp ,-. sehingga dapat digunakan untuk erencanakan produksi produk belt conveyor sebagai upaya untuk einialisasi total biaya DAFTAR PUSTAKA Ahyari, A Manajeen Produksi Pengendalian Produksi. Edisi Keepat. BPFE: Yogyakarta. Assauri, S Manajeen Produksi. Fakultas Ekonoi Universitas Indonesia: Jakarta. Biegel, J. E Pengendalian Produksi: Suatu Pendekatan Kuantitatif. Akadeika Pressindo: Jakarta. Makridakis, S., Wheelwright, S.C., and Mc. Gee, V.E., Metode dan Aplikasi Peraalan. Edisi Kedua, Jilid Satu. Erlangga: Jakarta. 73

10 Nasution, A.H Perencanaan dan Pengendalian Persediaan. Teknik Industri. ITS: Surabaya. Senator, N.B Manajeen Material. Institut Teknologi Bandung: Bandung. Tersine, R.J Principle of Inventory and Material Manageent. Third Edition. Elsevier Science Publishing Co., Inc. Wignjosoebroto, S Teknik Tata Cara dan Pengukuran Kerja. Edisi Kedua. Institut Teknologi Sepuluh Nopeber: Surabaya. 74

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Data dan Variabel 2.1.1 Data Pengertian data enurut Webster New World Dictionary adalah things known or assued, yang berarti bahwa data itu sesuatu yang diketahui atau dianggap.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang-bidang lain, seperti sosial, politik, dan budaya. perbedaan antara yang kaya dengan yang miskin.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang-bidang lain, seperti sosial, politik, dan budaya. perbedaan antara yang kaya dengan yang miskin. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan ekonoi erupakan asalah penting bagi suatu negara, untuk itu sejak awal pebangunan ekonoi endapat tepat penting dala skala prioritas pebangunan nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala prioritas pembangunan nasional dan daerah di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala prioritas pembangunan nasional dan daerah di Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan ekonoi erupakan asalah penting bagi suatu negara, untuk itu sejak awal pebangunan ekonoi endapat tepat penting dala skala prioritas pebangunan nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya nasional yang memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. daya nasional yang memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan daerah sebagai bagian yang integral dari pebangunan nasional dilaksanakan berdasakan prinsip otonoi daerah dan pengaturan suber daya nasional yang

Lebih terperinci

PENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL

PENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL PENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL Waris Wibowo Staf Pengajar Akadei Mariti Yogyakarta (AMY) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk endapatkan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Proses produksi di bidang pertanian secara umum merupakan kegiatan

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Proses produksi di bidang pertanian secara umum merupakan kegiatan 2 III. KERANGKA PEMIKIRAN Proses produksi di bidang pertanian secara uu erupakan kegiatan dala enciptakan dan enabah utilitas barang atau jasa dengan eanfaatkan lahan, tenaga kerja, sarana produksi (bibit,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segi kuantitas dan kualitasnya. Penambahan jumlah konsumen yang tidak di ikuti

BAB I PENDAHULUAN. segi kuantitas dan kualitasnya. Penambahan jumlah konsumen yang tidak di ikuti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air erupakan kebutuhan yang penting bagi kehidupan anusia. Manusia tidak dapat elanjutkan kehidupannya tanpa penyediaan air yang cukup dala segi kuantitas dan kualitasnya.

Lebih terperinci

Penyelesaian Algortima Pattern Generation dengan Model Arc-Flow pada Cutting Stock Problem (CSP) Satu Dimensi

Penyelesaian Algortima Pattern Generation dengan Model Arc-Flow pada Cutting Stock Problem (CSP) Satu Dimensi Penyelesaian Algortia Pattern Generation dengan Model Arc-Flow pada Cutting Stock Proble (CSP) Satu Diensi Putra BJ Bangun, Sisca Octarina, Rika Apriani Jurusan Mateatika Fakultas MIPA Universitas Sriwijaya

Lebih terperinci

Dampak Pembangunan SMPN 3 Blitar Terhadap Kinerja Lalu Lintas Sekitarnya

Dampak Pembangunan SMPN 3 Blitar Terhadap Kinerja Lalu Lintas Sekitarnya Dapak Pebangunan SMPN 3 Blitar Terhadap Kinerja Lalu Lintas Sekitarnya Miftachul Huda 1), Dwi Muryanto 2) 1) Teknik Sipil, Teknik, Universitas Muhaadiyah Surabaya Jl. Sutorejo No. 59 Surabaya, 60113 Eail:

Lebih terperinci

TERMODINAMIKA TEKNIK II

TERMODINAMIKA TEKNIK II DIKTAT KULIAH TERMODINAMIKA TEKNIK II TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARMA PERSADA 2005 i DIKTAT KULIAH TERMODINAMIKA TEKNIK II Disusun : ASYARI DARAMI YUNUS Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber untuk membiayai dirinya dan keluarganya, dan bagi tenaga kerja yang

BAB I PENDAHULUAN. sumber untuk membiayai dirinya dan keluarganya, dan bagi tenaga kerja yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upah bagi para pekerja erupakan faktor penting karena erupakan suber untuk ebiayai dirinya dan keluarganya, dan bagi tenaga kerja yang berpendidikan upah erupakan hasil

Lebih terperinci

PENJUMLAHAN MOMENTUM SUDUT

PENJUMLAHAN MOMENTUM SUDUT PENJUMAHAN MOMENTUM SUDUT A. Penjulahan Moentu Sudut = + Gabar.9. Penjulahan oentu angular secara klasik. Dua vektor oentu angular dan dijulahkan enghasilkan Jika oentu angular elektron pertaa adalah dan

Lebih terperinci

Model Produksi dan Distribusi Energi

Model Produksi dan Distribusi Energi Model Produksi dan Distribusi Energi Yayat Priyatna Jurusan Mateatika FMIPA UNPAD Jl. Raya Jatinangor Bdg Sd K 11 E ail : yatpriyatna@yahoo.co Abstrak Salah satu tujuan utaa proses produksi dan distribusi

Lebih terperinci

APLIKASI INTEGER LINEAR PROGRAMMING UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PEMINDAHAN BARANG DI PT RST

APLIKASI INTEGER LINEAR PROGRAMMING UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PEMINDAHAN BARANG DI PT RST APLIKASI INTEGER LINEAR PROGRAMMING UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PEMINDAHAN BARANG DI PT RST Andry Budian Sutanto dan Abdullah Shahab Progra Studi Magter Manajeen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopeber

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH GANGGUAN HEAT TRANSFER KONDENSOR TERHADAP PERFORMANSI AIR CONDITIONING. Puji Saksono 1) ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH GANGGUAN HEAT TRANSFER KONDENSOR TERHADAP PERFORMANSI AIR CONDITIONING. Puji Saksono 1) ABSTRAK ANALISIS PENGARUH GANGGUAN HEAT TRANSFER KONDENSOR TERHADAP PERFORMANSI AIR CONDITIONING Puji Saksono 1) ABSTRAK Kondensor erupakan alat penukar kalor pada sisti refrigerasi yang berfungsi untuk elepaskan

Lebih terperinci

Perbandingan Bilangan Dominasi Jarak Satu dan Dua pada Graf Hasil Operasi Comb

Perbandingan Bilangan Dominasi Jarak Satu dan Dua pada Graf Hasil Operasi Comb Perbandingan Bilangan Doinasi Jarak Satu dan Dua pada Graf Hasil Operasi Cob Reni Uilasari 1) 1) Jurusan Teknik Inforatika, Fakultas Teknik, Universitas Muhaadiyah Jeber Eail : 1) reniuilasari@gailco ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Graph Sebelu sapai pada pendefinisian asalah network flow, terlebih dahulu pada bagian ini akan diuraikan engenai konsep-konsep dasar dari odel graph dan representasinya

Lebih terperinci

KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA ASURANSI JIWA DWIGUNA

KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA ASURANSI JIWA DWIGUNA Jurnal Mateatika UNAND Vol. 3 No. 4 Hal. 160 167 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Mateatika FMIPA UNAND KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KINERJA ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA HEURISTIK RAJENDRAN UNTUK PENJADUALAN PRODUKSI JENIS FLOW SHOP

PERBANDINGAN KINERJA ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA HEURISTIK RAJENDRAN UNTUK PENJADUALAN PRODUKSI JENIS FLOW SHOP PERBANDINGAN KINERJA ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA HEURISTIK RAJENDRAN UNTUK PERJADUALAN PRODUKSI JENIS FLOW SHOP (Didik Wahyudi) PERBANDINGAN KINERJA ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA HEURISTIK RAJENDRAN

Lebih terperinci

Penerapan Metode Simpleks Untuk Optimalisasi Produksi Pada UKM Gerabah

Penerapan Metode Simpleks Untuk Optimalisasi Produksi Pada UKM Gerabah Konferensi Nasional Siste & Inforatika 2017 STMIK STIKOM Bali, 10 Agustus 2017 Penerapan Metode Sipleks Untuk Optialisasi Produksi Pada UKM Gerabah Ni Luh Gede Pivin Suwirayanti STMIK STIKOM Bali Jl. Raya

Lebih terperinci

Penentuan Jumlah, Lokasi dan Cakupan Distribusi Gudang Produk Air Minum Dalam Kemasan Jenis Gelas (Studi Kasus di PT. Dzakiya Tirta Utama)

Penentuan Jumlah, Lokasi dan Cakupan Distribusi Gudang Produk Air Minum Dalam Kemasan Jenis Gelas (Studi Kasus di PT. Dzakiya Tirta Utama) Perfora (2005) Vol. 4, No.2: 52-63 Penentuan Julah, Lokasi dan Cakupan Distribusi Gudang Produk Air Minu Dala Keasan Jenis Gelas (Studi Kasus di PT. Dzakiya Tirta Utaa) Dyan Parardyo S, Yuniaristanto,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembekuan

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembekuan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pebekuan Pebekuan berarti peindahan panas dari bahan yang disertai dengan perubahan fase dari cair ke padat dan erupakan salah satu proses pengawetan yang uu dilakukan untuk penanganan

Lebih terperinci

ISSN WAHANA Volume 67, Nomer 2, 1 Desember 2016

ISSN WAHANA Volume 67, Nomer 2, 1 Desember 2016 ISSN 0853 4403 WAHANA Volue 67, Noer 2, Deseber 206 PERBANDINGAN LATIHAN BOLA DIGANTUNG DAN BOLA DILAMBUNGKAN TERHADAP HASIL BELAJAR SEPAK MULA DALAM PERMAINAN SEPAK TAKRAW PADA SISWA PUTRA KELAS X-IS

Lebih terperinci

PERHITUNGAN INTEGRAL FUNGSI REAL MENGGUNAKAN TEKNIK RESIDU

PERHITUNGAN INTEGRAL FUNGSI REAL MENGGUNAKAN TEKNIK RESIDU PERHITUNGAN INTEGRAL FUNGSI REAL MENGGUNAKAN TEKNIK RESIDU Warsito (warsito@ail.ut.ac.id) Universitas Terbuka ABSTRAT A function f ( x) ( is bounded and continuous in (, ), so the iproper integral of rational

Lebih terperinci

Penjadwalan Pekerjaan pada No-Wait Flowshop dengan Pembatas Common Due-Date

Penjadwalan Pekerjaan pada No-Wait Flowshop dengan Pembatas Common Due-Date Perfora (2003) Vol. 2, No.: - 5 Penjadwalan Pekerjaan pada No-Wait Flowshop dengan Pebatas Coon Due-Date Yuniaristanto Jurusan Teknik Industri, Universitas Sebelas Maret, Surakarta Abstract This paper

Lebih terperinci

PERANCANGAN TATA LETAK SEL UNTUK MEMINIMASI VARIASI BEBAN SEL DAN MAKESPAN

PERANCANGAN TATA LETAK SEL UNTUK MEMINIMASI VARIASI BEBAN SEL DAN MAKESPAN PERANCANGAN TATA LETAK SEL UNTUK MEMINIMASI VARIASI BEBAN SEL DAN MAKESPAN Agus Ristono Teknik Industri UPN Veteran Yogyakarta Jl. Babarsari 02 Tabakbayan Yogyakarta Indonesia 55281 Phone: + 62 274 485

Lebih terperinci

1 1. POLA RADIASI. P r Dengan : = ½ (1) E = (resultan dari magnitude medan listrik) : komponen medan listrik. : komponen medan listrik

1 1. POLA RADIASI. P r Dengan : = ½ (1) E = (resultan dari magnitude medan listrik) : komponen medan listrik. : komponen medan listrik 1 1. POLA RADIASI Pola radiasi (radiation pattern) suatu antena : pernyataan grafis yang enggabarkan sifat radiasi suatu antena pada edan jauh sebagai fungsi arah. pola edan (field pattern) apabila yang

Lebih terperinci

PENYEARAH TERKENDALI SATU FASA BERUMPAN BALIK DENGAN PERUBAHAN GAIN PENGENDALI PI (PROPORSIONAL INTEGRAL)

PENYEARAH TERKENDALI SATU FASA BERUMPAN BALIK DENGAN PERUBAHAN GAIN PENGENDALI PI (PROPORSIONAL INTEGRAL) Media Elektrika, ol. 8, No. 1, Juni 015 ISSN 1979-7451 PENYEARAH TERKENDALI SATU FASA BERUMPAN BALIK DENGAN PERUBAHAN GAIN PENGENDALI PI (PROPORSIONAL INTEGRAL) Adhi Kusantoro, ST, MT [1] Ir.Agus Nuwolo,

Lebih terperinci

ANALISIS ALGORITMA LOCALLY OPTIMAL HARD HANDOFF TERHADAP KECEPATAN DAN KORELASI JARAK

ANALISIS ALGORITMA LOCALLY OPTIMAL HARD HANDOFF TERHADAP KECEPATAN DAN KORELASI JARAK ANALISIS ALGORITMA LOCALLY OPTIMAL HARD HANDOFF TERHADAP KECEPATAN DAN KORELASI JARAK Lucky T Sianjuntak, Maksu Pine Departeen Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Suatera Utara, Medan e-ail : LuckyTrasya@gail.co

Lebih terperinci

BENTUK GELOMBANG AC SINUSOIDAL

BENTUK GELOMBANG AC SINUSOIDAL BENTUK GELOMBANG AC SINUSOIDAL. PENDAHULUAN Pada bab sebelunya telah dibahas rangkaian resistif dengan tegangan dan arus dc. Bab ini akan eperkenalkan analisis rangkaian ac diana isyarat listriknya berubah

Lebih terperinci

PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BERAT SEMEN PT. SEMEN PADANG DENGAN BAGAN KENDALI SHEWHART DAN ROBUST

PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BERAT SEMEN PT. SEMEN PADANG DENGAN BAGAN KENDALI SHEWHART DAN ROBUST Jurnal Mateatika UNAND Vol. 5 No. 1 Hal. 74 81 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Mateatika FMIPA UNAND PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BERAT SEMEN PT. SEMEN PADANG DENGAN BAGAN KENDALI SHEWHART DAN ROBUST RELIGEA

Lebih terperinci

Penentuan Akar-Akar Sistem Persamaan Tak Linier dengan Kombinasi Differential Evolution dan Clustering

Penentuan Akar-Akar Sistem Persamaan Tak Linier dengan Kombinasi Differential Evolution dan Clustering Jurnal Kubik, Volue No. ISSN : 338-0896 Penentuan Akar-Akar Siste Persaaan Tak Linier dengan Kobinasi Differential Evolution dan Clustering Jaaliatul Badriyah Jurusan Mateatika, Universitas Negeri Malang

Lebih terperinci

Implementasi Histogram Thresholding Fuzzy C-Means untuk Segmentasi Citra Berwarna

Implementasi Histogram Thresholding Fuzzy C-Means untuk Segmentasi Citra Berwarna JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (03) ISSN: 337-3539 (30-97 Print) Ipleentasi Histogra Thresholding Fuzzy C-Means untuk Segentasi Citra Berwarna Risky Agnesta Kusua Wati, Diana Purwitasari, Rully Soelaian

Lebih terperinci

Prediksi Umur Kelelahan Struktur Keel Buoy Tsunami dengan Metode Spectral Fatigue Analysis

Prediksi Umur Kelelahan Struktur Keel Buoy Tsunami dengan Metode Spectral Fatigue Analysis JURNAL TEKNIK ITS Vol., (Sept, ) ISSN: 3-97 G-59 Prediksi Uur Kelelahan Struktur Keel Buoy Tsunai dengan Metode Spectral Fatigue Analysis Angga Yustiawan dan Ketut Suastika Jurusan Teknik Perkapalan, Fakultas

Lebih terperinci

PENENTUAN BESAR CADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERSAMA DWIGUNA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ILLINOIS

PENENTUAN BESAR CADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERSAMA DWIGUNA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ILLINOIS Jurnal Mateatika UNAND Vol. 5 No. 3 Hal. 85 91 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Mateatika FMIPA UNAND PENENTUAN BESAR CADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERSAMA DWIGUNA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ILLINOIS FERDY NOVRI

Lebih terperinci

BAHASAN ALGORITME ARITMETIK GF(3 ) Telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam mengonstruksi field GF(3 )

BAHASAN ALGORITME ARITMETIK GF(3 ) Telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam mengonstruksi field GF(3 ) BAB IV BAHASAN ALGORITME ARITMETIK GF(3 ) Telah dijelaskan sebelunya bahwa dala engonstruksi field GF(3 ) diperoleh dari perluasan field 3 dengan eilih polinoial priitif berderajat atas 3 yang dala hal

Lebih terperinci

JSIKA Vol. 5, No. 5. Tahun 2016 ISSN X

JSIKA Vol. 5, No. 5. Tahun 2016 ISSN X SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ASET TI PADA KEMENTERIAN AGAMA KOTA PROBOLINGGO Zulfikar Rahan 1) Arifin Puji Widodo 2) Anjik Sukaaji 3) S1 / Jurusan Siste Inforasi Institut Bisnis dan Inforatika STIKOM Surabaya

Lebih terperinci

USULAN PERENCANAAN PRODUKSI DAN PERSEDIAAN TERINTEGRASI PT P&P LEMBAH KARET TUGAS AKHIR. Oleh FERDIAN REFTA AFRA YUDHA

USULAN PERENCANAAN PRODUKSI DAN PERSEDIAAN TERINTEGRASI PT P&P LEMBAH KARET TUGAS AKHIR. Oleh FERDIAN REFTA AFRA YUDHA USULAN PERENCANAAN PRODUKSI DAN PERSEDIAAN TERINTEGRASI PT P&P LEMBAH KARET TUGAS AKHIR Oleh FERDIAN REFTA AFRA YUDHA 1110931016 Pembimbing : Ir. JONRINALDI Ph.D, IPM JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

Pengendalian Kualitas Proses Produksi Teh Hitam di PT. Perkebunan Nusantara XII Unit Sirah Kencong

Pengendalian Kualitas Proses Produksi Teh Hitam di PT. Perkebunan Nusantara XII Unit Sirah Kencong JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. (016) 337-350 (301-98X Print) D-37 Pengendalian Kualitas Proses Produksi Teh Hita di PT. Perkebunan Nusantara XII Unit Sirah Kencong Qulsu Dwi Anggraini, Haryono, Diaz

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Pipa Kapiler yang Dililitkan pada Line Suction Terhadap Performansi Mesin Pendingin 1)

Analisis Pengaruh Pipa Kapiler yang Dililitkan pada Line Suction Terhadap Performansi Mesin Pendingin 1) JURNAL TEKNIK MESIN Vol 4, No 2, Oktober 2002: 94 98 Analisis Pengaruh Pipa Kapiler yang Dililitkan pada Line Suction Terhadap Perforansi Mesin Pendingin ) Ekadewi Anggraini Handoyo Dosen Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN SEL-SEL MESIN UNTUK MENDAPATKAN PENGURANGAN JARAK DAN BIAYA MATERIAL HANDLING DENGAN METODE HEURISTIK DI PT. BENGKEL COKRO BERSAUDARA

PEMBENTUKAN SEL-SEL MESIN UNTUK MENDAPATKAN PENGURANGAN JARAK DAN BIAYA MATERIAL HANDLING DENGAN METODE HEURISTIK DI PT. BENGKEL COKRO BERSAUDARA PEMBENTUKAN SEL-SEL MESIN UNTUK MENDAPATKAN PENGURANGAN JARAK DAN BIAYA MATERIAL HANDLING DENGAN METODE HEURISTIK DI PT. BENGKEL COKRO BERSAUDARA Babang Purwanggono, Andre Sugiyono Progra Studi Teknik

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE HOMOTOPI PADA MASALAH PERAMBATAN GELOMBANG INTERFACIAL

PENGGUNAAN METODE HOMOTOPI PADA MASALAH PERAMBATAN GELOMBANG INTERFACIAL PENGGUNAAN METODE HOMOTOPI PADA MASALAH PERAMBATAN GELOMBANG INTERFACIAL JAHARUDDIN Departeen Mateatika Fakultas Mateatika Ilu Pengetahuan Ala Institut Pertanian Bogor Jl Meranti, Kapus IPB Daraga, Bogor

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN FASILITAS SISI UDARA BANDARA BLIMBINGSARI, KABUPATEN BANYUWANGI

PENGEMBANGAN FASILITAS SISI UDARA BANDARA BLIMBINGSARI, KABUPATEN BANYUWANGI PENGEMBANGAN FASILITAS SISI UDARA BANDARA BLIMBINGSARI, KABUPATEN BANYUWANGI Bayu Surya Dara T, Ir. Hera Widyastuti, MT. PhD., Istiar, ST. MT. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,

Lebih terperinci

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Angka Gizi Buruk Di Jawa Timur dengan Pendekatan Regresi Nonparametrik Spline

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Angka Gizi Buruk Di Jawa Timur dengan Pendekatan Regresi Nonparametrik Spline JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol., No., (Sept. ) ISSN: 3-9X D-77 Faktor-Faktor yang Mepengaruhi Angka Gizi Buruk Di Jawa Tiur dengan Pendekatan Regresi Nonparaetrik Spline Riana Kurnia Dewi, I Nyoan Budiantara

Lebih terperinci

THE CAUSALITY AVAILABILITY OF FOOD AND ECONOMIC GROWTH IN CENTRAL JAVA

THE CAUSALITY AVAILABILITY OF FOOD AND ECONOMIC GROWTH IN CENTRAL JAVA THE CAUSALITY AVAILABILITY OF FOOD AND ECONOMIC GROWTH IN CENTRAL JAVA Juli Biantoro 1, Didit Purnoo 2 1,2 Fakultas Ekonoi dan Bisnis, Universitas Muhaadiyah Surakarta dp274@us.ac.id Abstrak Ketahanan

Lebih terperinci

PEMETAAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK PADA PEMUKIMAN PENDUDUK DI BAWAH JARINGAN SUTT 150 KV PLN WILAYAH KALIMANTAN BARAT

PEMETAAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK PADA PEMUKIMAN PENDUDUK DI BAWAH JARINGAN SUTT 150 KV PLN WILAYAH KALIMANTAN BARAT PEMETAAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK PADA PEMUKIMAN PENDUDUK DI BAWAH JARINGAN SUTT 5 KV PLN WILAYAH KALIMANTAN BARAT Baharuddin Progra Studi Teknik Elektro, Universitas Tanjungpura, Pontianak Eail : cithara89@gail.co

Lebih terperinci

KESEIMBANGAN LINTASAN TIPE U- LINE ASSEMBLY PADA PERAKITAN POMPA AIR

KESEIMBANGAN LINTASAN TIPE U- LINE ASSEMBLY PADA PERAKITAN POMPA AIR Jurnal Teknik Industri, Vol., No., Juni 2009, pp. 4-50 ISSN 4-2485 KESEIMBANGAN LINTASAN TIPE U- LINE ASSEMBLY PADA PERAKITAN POMPA AIR Pratikto, Tanti Octavia 2 Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Mesin,

Lebih terperinci

RANCANGAN ALAT SISTEM PEMIPAAN DENGAN CARA TEORITIS UNTUK UJI POMPA SKALA LABORATORIUM. Oleh : Aprizal (1)

RANCANGAN ALAT SISTEM PEMIPAAN DENGAN CARA TEORITIS UNTUK UJI POMPA SKALA LABORATORIUM. Oleh : Aprizal (1) RANCANGAN ALAT SISTEM PEMIPAAN DENGAN CARA TEORITIS UNTUK UJI POMPA SKALA LABORATORIUM Oleh : Aprizal (1) 1) Dosen Progra Studi Teknik Mesin. Fakultas Teknik Universitas Pasir Pengaraian Eail. ijalupp@gail.co

Lebih terperinci

BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET. 3.1 Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik (BPS)

BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET. 3.1 Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik (BPS) BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET 3.1 Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik (BPS) Adapun sejarah Badan Pusat Statistik di Indonesia terjadi epat asa peerintah di Indonesia, antara lain : 1. Masa Peerintahan

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka

Bab 2 Tinjauan Pustaka 5 Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1. Definisi Penjadwalan Penjadwalan adalah kegiatan pengalokasian suber-suber atau esin-esin yang ada untuk enjalankan sekupulan tugas dala jangka waktu tertentu. (Baker,1974).

Lebih terperinci

KAJIAN PEMANFAATAN AIR BAKU TERHADAP AREA PELAYANAN DI KECAMATAN CIBALONG KABUPATEN GARUT

KAJIAN PEMANFAATAN AIR BAKU TERHADAP AREA PELAYANAN DI KECAMATAN CIBALONG KABUPATEN GARUT KAJIAN PEMANFAATAN AIR BAKU TERHAAP AREA PELAYANAN I KECAMATAN CIBALONG KABUPATEN GARUT Ridwan Alasyah 1, Sulwan Perana, Ida Farida Jurnal Air Baku Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl. Mayor Syasu No. 1

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE KEMUNGKINAN MAKSIMUM DAN BAYES DALAM MENAKSIR KEMAMPUAN PESERTA TES PADA RANCANGAN TES ADAPTIF ABSTRAK

PERBANDINGAN METODE KEMUNGKINAN MAKSIMUM DAN BAYES DALAM MENAKSIR KEMAMPUAN PESERTA TES PADA RANCANGAN TES ADAPTIF ABSTRAK PERBANDINGAN METODE KEMUNGKINAN MAKSIMUM DAN BAYES DALAM MENAKSIR KEMAMPUAN PESERTA TES PADA RANCANGAN TES ADAPTIF Agus Santoso Jurusan Statistik FMIPA Universitas Terbuka eail:aguss@ut.ac.id ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1 Penentuan Interval Waktu Perawatan Optiu Dan Analisis Perbandingan Finansial Koponen Auxiliary (Studi Kasus : Siste Gas Turbin PLTGU PT PJB UP Gresik) Anisa

Lebih terperinci

Perbandingan Mean Squared Error (MSE) Metode Prasad-Rao dan Jiang-Lahiri-Wan Pada Pendugaan Area Kecil

Perbandingan Mean Squared Error (MSE) Metode Prasad-Rao dan Jiang-Lahiri-Wan Pada Pendugaan Area Kecil Vol. 2, 2017 Perbandingan Mean Squared Error (MSE) Metode Prasad-Rao dan Jiang-Lahiri-Wan Pada Pendugaan Area Kecil Widiarti 1*, Rifa Raha Pertiwi 2, & Agus Sutrisno 3 Jurusan Mateatika, Fakultas Mateatika

Lebih terperinci

MAKALAH SISTEM BASIS DATA

MAKALAH SISTEM BASIS DATA MAKALAH SISTEM BASIS DATA (Entity Relationship Diagra (ERD) Reservasi Hotel) Disusun Oleh : Yulius Dona Hipa (16101055) Agustina Dau (15101635) Arsenia Weni (16101648) PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMARIKA

Lebih terperinci

Jurnal Teknologi Informasi, Volume 6 Nomor 1, April 2010, ISSN

Jurnal Teknologi Informasi, Volume 6 Nomor 1, April 2010, ISSN OPTIMASI PENJALURAN SALESMAN DENGAN METODE RODA ROULETTE, ORDER CROSSOVER, DAN SWAP MUTATION Djarot Nugroho, Yohan Wisantoro, Heribertus Hiawan Pascasarjana Teknik Inforatika Universitas Dian Nuswantoro

Lebih terperinci

PEMILIHAN KRITERIA DALAM PEMBUATAN KARTU KREDIT DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY AHP

PEMILIHAN KRITERIA DALAM PEMBUATAN KARTU KREDIT DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY AHP E-Jurnal Mateatika Vol. 3, No. Januari 204, 25-32 ISSN: 2303-75 PEMILIHAN KRITERIA DALAM PEMBUATAN KARTU KREDIT DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY AHP JOKO HADI APRIANTO, G. K. GANDHIADI 2, DESAK PUTU EKA

Lebih terperinci

Lampiran 1 - Prosedur pemodelan struktur gedung (SRPMK) untuk kontrol simpangan antar tingkat menggunakan program ETABS V9.04

Lampiran 1 - Prosedur pemodelan struktur gedung (SRPMK) untuk kontrol simpangan antar tingkat menggunakan program ETABS V9.04 50 Lapiran 1 - Prosedur peodelan struktur gedung (SRPMK) untuk kontrol sipangan antar tingkat enggunakan progra ETABS V9.04 Pada sub bab ini, analisis struktur akan dihitung serta ditunjukan dengan prosedur

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI.1. Uu Transforator erupakan suatu alat listrik yang engubah tegangan arus bolak balik dari satu tingkat ke tingkat yang lain elalui suatu gandengan agnet dan berdasarkan prinsip-prinsip

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN

BAB II METODOLOGI PENELITIAN 6 BAB II METODOLOGI PENELITIAN.1 Waktu dan Tepat Penelitian Gabar Peta kawasan hutan KPH Madiun Peru perhutani Unit II Jati. Pengabilan data penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober sapai dengan bulan

Lebih terperinci

KAJIAN PERBANDINGAN KINERJA GRAFIK PENGENDALI CUMULATIVE SUM

KAJIAN PERBANDINGAN KINERJA GRAFIK PENGENDALI CUMULATIVE SUM KAJIAN PERBANDINGAN KINERJA GRAFIK PENGENDALI CUMULATIVE SUM (CUSUM) DAN EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE () DALAM MENDETEKSI PERGESERAN RATARATA PROSES Oleh: Nurul Hidayah 06 0 05 Desen pebibing:

Lebih terperinci

BAB III m BAHASAN KONSTRUKSI GF(3 ) dalam penelitian ini dapat dilakukan dengan mengacu pada konsep perluasan filed pada Bab II bagian 2.8.

BAB III m BAHASAN KONSTRUKSI GF(3 ) dalam penelitian ini dapat dilakukan dengan mengacu pada konsep perluasan filed pada Bab II bagian 2.8. BAB III BAHASAN KONSTRUKSI GF( ) Untuk engonstruksi GF( ) dala penelitian ini dapat dilakukan dengan engacu pada konsep perluasan filed pada Bab II bagian 28 Karena adalah bilangan pria, aka berdasarkan

Lebih terperinci

Sistem Linear Max-Plus Interval Waktu Invariant

Sistem Linear Max-Plus Interval Waktu Invariant Siste Linear Max-Plus Interval Waktu Invariant A 11 M. Andy udhito Progra Studi Pendidikan Mateatika FKIP Universitas Sanata Dhara Paingan Maguwoharjo Yogyakarta eail: arudhito@yahoo.co.id Abstrak elah

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2005 TENTANG PENGANGKATAN TENAGA HONORER MENJADI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2005 TENTANG PENGANGKATAN TENAGA HONORER MENJADI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2005 TENTANG PENGANGKATAN TENAGA HONORER MENJADI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menibang

Lebih terperinci

Studi Eksperimen Pengaruh Alur Permukaan Sirip pada Sistem Pendingin Mesin Kendaraan Bermotor

Studi Eksperimen Pengaruh Alur Permukaan Sirip pada Sistem Pendingin Mesin Kendaraan Bermotor Jurnal Kopetensi Teknik Vol. 1, No. 1, Noveber 009 1 Studi Eksperien Pengaruh Alur Perukaan Sirip pada Siste Pendingin Mesin Kendaraan Berotor Sasudin Anis 1 dan Aris Budiyono 1, Jurusan Teknik Mesin,

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WATER CHILLER

KARAKTERISTIK WATER CHILLER Karakteristik Water Chiller (PK Purwadi dan Wibowo Kusbandono KARAKTERISTIK WATER CHILLER PK Purwadi dan Wibowo Kusbandono ABSTRACT The quantities of cooling load and the condition of air in air conditioning

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI Halaan i iii I PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN 11 Latar Belakang 1 12 Fungsi Pengawas dan Peeriksa 2 13 Pengawasan 2 14 Peeriksaan 3 II PEMERIKSAAN ISIAN DAFTAR VIMK14-L2

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN RANCANGAN TATA LETAK MESIN MENGGUNAKAN GROUP TECHNOLOGY DENGAN METODE RANK ORDER CLUSTERING 2 (ROC2) (STUDI KASUS DI PT.

USULAN PERBAIKAN RANCANGAN TATA LETAK MESIN MENGGUNAKAN GROUP TECHNOLOGY DENGAN METODE RANK ORDER CLUSTERING 2 (ROC2) (STUDI KASUS DI PT. USULAN PERBAIKAN RANCANGAN TATA LETAK MESIN MENGGUNAKAN GROUP TECHNOLOGY DENGAN METODE RANK ORDER CLUSTERING 2 (ROC2) (STUDI KASUS DI PT.STALLION) Kartika Suhada, Santoso 2, Bobby Christian Mandagi 3 Absak

Lebih terperinci

Kriptografi Visual Menggunakan Algoritma Berbasiskan XOR dengan Menyisipkan pada K-bit LSB Gambar Sampul

Kriptografi Visual Menggunakan Algoritma Berbasiskan XOR dengan Menyisipkan pada K-bit LSB Gambar Sampul Kriptografi Visual Menggunakan Algorita Berbasiskan XOR dengan Menyisipkan pada K-bit LSB Gabar Sapul Yusuf Rahatullah Progra Studi Teknik Inforatika Institut Teknologi Bandung Bandung, Indonesia 13512040@std.stei.itb.a.id

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan dapat diartikan sebagai aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode tertentu, atau persediaan

Lebih terperinci

PENGARUH WATER STORAGE VOLUME TERHADAP UNJUK KERJA SOLAR ASSISTED HEAT PUMP WATER HEATER (SAHPWH) MENGGUNAKAN HFC-134a

PENGARUH WATER STORAGE VOLUME TERHADAP UNJUK KERJA SOLAR ASSISTED HEAT PUMP WATER HEATER (SAHPWH) MENGGUNAKAN HFC-134a PENGARUH WATER STORAGE VOLUME TERHADAP UNJUK KERJA SOLAR ASSISTED HEAT PUMP WATER HEATER (SAHPWH) MENGGUNAKAN HFC-34a Wibawa Endra J, Tri Istanto Staf Pengajar - Jurusan Teknik Mesin - Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uu Parkir didefinisikan sebagi tepat khusus bagi kendaraan untuk berhenti dei keselaatan. Parkir epunyai tujuan yang baik, akses yang udah dan jika seseorang tidak dapat earkir

Lebih terperinci

OPTIMASI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DI PT. BROMINDO MEKAR MITRA

OPTIMASI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DI PT. BROMINDO MEKAR MITRA OPTIMASI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DI PT. BROMINDO MEKAR MITRA Dita Harry Murty, Jazuli, Tita Talitha Program Studi Teknik Industry Fakultas Teknik Universitas Dian Nuswantoro Semarang Onedhit90@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III ANALISA TEORETIK

BAB III ANALISA TEORETIK BAB III ANALISA TEORETIK Pada bab ini, akan dibahas apakah ide awal layak untuk direalisasikan dengan enggunakan perhitungan dan analisa teoretik. Analisa ini diperlukan agar percobaan yang dilakukan keudian

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. Tabel 1. Indikator/ Indikasi Penelitian

BAB III. METODE PENELITIAN. Tabel 1. Indikator/ Indikasi Penelitian 39 BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Penelitian ini terasuk tipe penelitian dengan pendekatan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Analisis ini dipergunakan untuk enggabarkan tentang

Lebih terperinci

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisa pelat lantai gedung rawat inap RSUD Surodinawan Kota Mojokerto dengan enggunakan teori garis leleh ebutuhkan beberapa tahap perhitungan dan analsis aitu perhitungan

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMAAN CALON ASISTEN PRAKTIKUM MENGGUNAKAN METODE SMART

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMAAN CALON ASISTEN PRAKTIKUM MENGGUNAKAN METODE SMART Prosiding Seinar Nasional Ilu Koputer dan Teknologi Inforasi Vol., No., Septeber 07 e-issn 540-790 dan p-issn 54-66X SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMAAN CALON ASISTEN PRAKTIKUM MENGGUNAKAN METODE

Lebih terperinci

Estimasi Sinyal Quantitative Ultrasound QUS dengan Algoritma Space Alternate Generalized Expectation (SAGE)

Estimasi Sinyal Quantitative Ultrasound QUS dengan Algoritma Space Alternate Generalized Expectation (SAGE) JUISI, Vol. 03, No. 02, Agustus 2017 1 Estiasi Sinyal Quantitative Ultrasound QUS dengan Algorita Space Alternate Generalized Expectation (SAGE) Musayyanah 1, Yosefine Triwidyastuti 2, Heri Pratikno 3

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Konsep teori graf diperkenalkan pertama kali oleh seorang matematikawan Swiss,

I. PENDAHULUAN. Konsep teori graf diperkenalkan pertama kali oleh seorang matematikawan Swiss, I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Konsep teori graf diperkenalkan pertaa kali oleh seorang ateatikawan Swiss, Leonard Euler pada tahun 736, dala perasalahan jebatan Konigsberg. Teori graf erupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Energi atahari sebagai suber energi pengganti tidak bersifat polutif, tak dapat habis, serta gratis dan epunyai prospek yang cukup baik untuk dikebangkan. Apalagi letak geografis

Lebih terperinci

OPTIMISASI SISTEM TRANSPORTASI MINYAK TITIK TUANG TINGGI: STUDI KASUS LAPANGAN X

OPTIMISASI SISTEM TRANSPORTASI MINYAK TITIK TUANG TINGGI: STUDI KASUS LAPANGAN X IATMI 2006-TS-30 PROSIDING, Siposiu Nasional & Kongres IX Ikatan Ahli Teknik Perinyakan Indonesia (IATMI) 2006 Hotel The Ritz Carlton Jakarta, 5-7 Noveber 2006 OPTIMISASI SISTEM TRANSPORTASI MINYAK TITIK

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN, VOLUME DAN KEPADATAN LALU LINTAS RUAS JALAN SILIWANGI SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN, VOLUME DAN KEPADATAN LALU LINTAS RUAS JALAN SILIWANGI SEMARANG HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN, OLUME DAN KEPADATAN LALU LINTAS RUAS JALAN SILIWANGI SEMARANG Eko Nugroho Julianto Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Searang (UNNES) Gedung E4, Kapus

Lebih terperinci

ANALISA PENGGUNAAN GENEATOR INDUKSI TIGA FASA PENGUATAN SENDIRI UNTUK SUPLAI SISTEM SATU FASA

ANALISA PENGGUNAAN GENEATOR INDUKSI TIGA FASA PENGUATAN SENDIRI UNTUK SUPLAI SISTEM SATU FASA ANALISA PENGGUNAAN GENEATOR INDUKSI TIGA ASA PENGUATAN SENDIRI UNTUK SUPLAI SISTEM SATU ASA Maulana Ardiansyah, Teguh Yuwono, Dedet Candra Riawan Jurusan Teknik Elektro TI - ITS Abstrak Generator induksi

Lebih terperinci

MODEL PERTUMBUHAN EKONOMI DUA DAERAH DAN SIMULASI EFEK PERUBAHAN PARAMETERNYA

MODEL PERTUMBUHAN EKONOMI DUA DAERAH DAN SIMULASI EFEK PERUBAHAN PARAMETERNYA JMA, VOL. 7, NO., JULI, 008, 47-57 47 MODEL PERTUMBUHAN EKONOMI DUA DAERAH DAN SIMULASI EFEK PERUBAHAN PARAMETERNYA TAUFIK N. T, ENDAR H. NUGRAHANI, DAN RETNO BUDIARTI Departeen Mateatika, Fakultas Mateatika

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI. Beberapa Defenisi Pada analisa keputusan, si pebuat keputusan selalu doinan terhadap penjabaran seluruh alternatif yang terbuka, eperkirakan konsequensi yang perlu dihadapi pada setiap

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN TEORI

Bab 2 LANDASAN TEORI Bab 2 LANDASAN TEORI 1.8 Persediaan 2.1.1 Definisi dan Fungsi Persediaan Masalah umum pada suatu model persediaan bersumber dari kejadian yang dihadapi tiap saat di bidang usaha, baik dagang ataupun industri.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kartu Prabayar IM3 PT Indosat (Indonesia Satellite Coorporation) adalah salah satu perusahaan penyelenggara jasa telekounikasi internasional yang terkeuka di Indonesia. Selain

Lebih terperinci

ANALISIS ANTRIAN TIPE M/M/c DENGAN SISTEM PELAYANAN FASE CEPAT DAN FASE LAMBAT

ANALISIS ANTRIAN TIPE M/M/c DENGAN SISTEM PELAYANAN FASE CEPAT DAN FASE LAMBAT ANALISIS ANTRIAN TIPE M/M/c DENGAN SISTEM PELAYANAN FASE CEPAT DAN FASE LAMBAT OLEH : Budi Setiawan 106 100 034 Dosen Pebibing : Dra. Laksi Prita W, M.Si. Drs. Sulistiyo, MT. JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Tracking Quadrotor untuk Sebuah Target Bergerak di Darat Menggunakan Sistem Fuzzy

Perancangan Sistem Tracking Quadrotor untuk Sebuah Target Bergerak di Darat Menggunakan Sistem Fuzzy JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-58 Perancangan Siste Tracking Quadrotor untuk Sebuah Target Bergerak di Darat Menggunakan Siste Fuzzy Mochaad Raa Raadhan,

Lebih terperinci

(R.4) PENGUJIAN DAN PEMODELAN ASOSIASI DUA VARIABEL KATEGORIK MULTI-RESPON DENGAN METODE BOOTSTRAP DAN ALGORITMA GANGE

(R.4) PENGUJIAN DAN PEMODELAN ASOSIASI DUA VARIABEL KATEGORIK MULTI-RESPON DENGAN METODE BOOTSTRAP DAN ALGORITMA GANGE (R.4) PENGUJIAN DAN PEMODELAN ASOSIASI DUA VARIABEL KATEGORIK MULTI-RESPON DENGAN METODE BOOTSTRAP DAN ALGORITMA GANGE Giat Sudrajat Saruda, 2 Septiadi Padadisastra, 3 I Gede Nyoan Mindra Jaya Mahasiswa

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKSI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KOTA DENPASAR NOMOR : 16 / PDAM / KPTS / 2018 TENTANG

KEPUTUSAN DIREKSI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KOTA DENPASAR NOMOR : 16 / PDAM / KPTS / 2018 TENTANG KEPUTUSAN DIREKSI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KOTA DENPASAR NOMOR : 16 / PDAM / KPTS / 2018 TENTANG KETENTUAN BIAYA PENGATURAN PELAYANAN PELANGGAN AIR MINUM PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KOTA DENPASAR DIREKSI

Lebih terperinci

REVIEW GERAK HARMONIS SEDERHANA

REVIEW GERAK HARMONIS SEDERHANA REVIEW GERAK HARMONIS SEDERHANA Di sekitar kita banyak benda yang bergetar atau berosilasi, isalnya assa yang terikat di ujung pegas, garpu tala, gerigi pada ja ekanis, penggaris elastis yang salah satu

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM KOMPUTERISASI PROSES PINJAMAN DAN ANGSURAN PINJAMAN ANGGOTA KOPERASI ( STUDI KASUS PADA KOPERASI AMANAH SEJAHTERA SEMARANG )

PERANCANGAN SISTEM KOMPUTERISASI PROSES PINJAMAN DAN ANGSURAN PINJAMAN ANGGOTA KOPERASI ( STUDI KASUS PADA KOPERASI AMANAH SEJAHTERA SEMARANG ) PERANCANGAN SISTEM KOMPUTERISASI PROSES PINJAMAN DAN ANGSURAN PINJAMAN ANGGOTA KOPERASI ( STUDI KASUS PADA KOPERASI AMANAH SEJAHTERA SEMARANG ) Siti Munawaroh, S.Ko Abstrak: Koperasi Aanah Sejahtera erupakan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii ABSTRAK... ix ABSTRACT... x BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang

Lebih terperinci

Manajemen Persediaan. Penentuan jumlah persediaan : stochactic model. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen.

Manajemen Persediaan. Penentuan jumlah persediaan : stochactic model. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen. Modul ke: Manajemen Persediaan Penentuan jumlah persediaan : stochactic model Fakultas FEB Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Model deterministik kurang peka terhadap kodisi perusahaan yang bervariasi,

Lebih terperinci

LEMBAR SOAL UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 2008/2009

LEMBAR SOAL UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 2008/2009 DOKUMEN NEGARA SANGAT RAHASIA P-01 PEMERINTAH DAERAH PROPINSI DKI JAKARTA DINAS PENDIDIKAN MENENGAH DAN TINGGI SUB DINAS PENDIDIKAN SMK LEMBAR SOAL UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 008/009 Mata Diklat : MATEMATIKA

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI TABUNG UDARA TERHHADAP DEBIT PEMOMPAAN POMPA HIDRAM

PENGARUH VARIASI TABUNG UDARA TERHHADAP DEBIT PEMOMPAAN POMPA HIDRAM 25 PENGARUH VARIASI TABUNG UDARA TERHHADAP DEBIT PEMOMPAAN POMPA HIDRAM Budi Hartono Fakultas Teknik, Universitas Ibnu Chaldun, Jl. Raya Serang Cilegon K.5, Serang Banten. Telp. 254-82357 / Fax. 254-82358

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata-kata kunci: pengendalian persediaan, metode probabilistik, demand variabel dan lead time konstan

ABSTRAK. Kata-kata kunci: pengendalian persediaan, metode probabilistik, demand variabel dan lead time konstan ABSTRAK CV.X merupakan sebuah perusahaan yang kegiatannya menghasilkan sarung tangan welding, dengan menggunakan bahan baku kulit suede (bahan kulit dengan permukaan halus bagaikan beludru). Pengendalian

Lebih terperinci

MODUL PERTEMUAN KE 6 MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN

MODUL PERTEMUAN KE 6 MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN 43 MODUL PERTEMUAN KE 6 MATA KULIAH : MATERI KULIAH: Mekanika klasik, Huku Newton I, Gaya, Siste Satuan Mekanika, Berat dan assa, Cara statik engukur gaya.. POKOK BAHASAN: DINAMIKA PARTIKEL 6.1 MEKANIKA

Lebih terperinci

Laporan akhir fenomena dasar mesin BAB I PENDAHULUAN

Laporan akhir fenomena dasar mesin BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dala bidang konstruksi sifat aterial yang dapat terdefleksi erupakan suatu hal yantg sangat enakutkan karena bila saja hal tersebut terjadi aka struktur yang dibangun

Lebih terperinci