THE CAUSALITY AVAILABILITY OF FOOD AND ECONOMIC GROWTH IN CENTRAL JAVA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "THE CAUSALITY AVAILABILITY OF FOOD AND ECONOMIC GROWTH IN CENTRAL JAVA"

Transkripsi

1 THE CAUSALITY AVAILABILITY OF FOOD AND ECONOMIC GROWTH IN CENTRAL JAVA Juli Biantoro 1, Didit Purnoo 2 1,2 Fakultas Ekonoi dan Bisnis, Universitas Muhaadiyah Surakarta dp274@us.ac.id Abstrak Ketahanan pangan secara uu eiliki epat aspek, yaitu eliputi ketersediaan pangan, daya jangkau, stabilitas dan kualitas konsusi. Pada penelitian ini akan difokuskan pada ketersediaan pangan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk engetahui bagaiana pengaruh kontribusi ketahanan pangan terhadap produk doestik bruto (PDRB) begitu juga sebaliknya. Model alat analisis dala penelitian ini akan diuji dengan enggunakan analisis uji Kausalitas Granger yang erupakan sebuah etode untuk engetahui diana di satu sisi suatu variabel dependen dapat dipengaruhi oleh variabel independen, dan disisi lain variabel independen tersebut dapat enepati posisi dependen variabel. Hubungan seperti ini disebut sebagai hubungan kausalitas atau hubungan tibal balik. Hasil uji kausalitas granger diketahui bahwa kausalitas antara variabel ketahanan pangan dan produk doestik regional bruto (PDRB) perkapita tidak saling berpengaruh. Hasil enunjukkan bahwa PDRB dengan variable ketahanan pangan berpengaruh signifikan. Kata kunci: Ketahanan pangan, PDRB, Kausalitas Granger PENDAHULUAN Kebutuhan pokok yang endasar bagi setiap anusia terdiri dari kebutuhan sandang, pangan dan papan.pada zaan yang odern ini kebutuhan anusia seakin beraga.hal tersebut tercerin pada tingkat kebutuhan asyarakat yang seakin beraga dan seakin eningkat, sehingga engakibatkan asyarakat kesulitan dala hal enentukan ana kebutuhan prier dan ana kebutuhan sekunder. Naun, dari sekian banyak kebutuhan anusia, kebutuhan pangan, sandang, dan papan asih enjadi kebutuhan pokok yang esti selalu enepati urutan atas dala hal perintaan kebutuhan asyarakat (Suryana: 2008). Pangan erupakan suatu kebutuhan dasar utaa bagi anusia untuk dapat epertahankan hidup, oleh karena itu kecukupan pangan bagi setiap orang pada setiap waktu erupakan hak azazi yang harus dipenuhi (Iset, 2007; Suryana, 2008). Sebagai kebutuhan dasar dan hak azazi anusia, pangan epunyai peran yang sangat penting bagi kehidupan suatu bangsa dan Negara.Ketersediaan pangan yang lebih kecil dibandingkan dengan kebutuhannya dapat enciptakan ketidakstabilan ekonoi suatu Negara. Berbagai gejolak sosial dan politik dapat terjadi jika ketahanan pangan terganggu, yang pada akhirnya dapat ebahayakan stabilitas nasional (Iset, 2007 ). Berdasar kenyataan tersebut asalah peenuhan kebutuhan pangan bagi seluruh penduduk setiap saat di suatu wilayah enjadi sasaran utaa kebijakan pangan bagi peerintahan suatu negara. Kebutuhan lain anusia yang dikatakan endasar selain pangan yaitu kebutuhan akan papan atau ruah. Seseorang eerlukan kebutuhan tersebut untuk elindungi dirinya dari berbagai ikli/cuaca. Sebagai kebutuhan dasar anusia, ruah erupakan syarat untuk eperoleh kesejahteraan, bahkan suatu tolak ukur THE 5 TH URECOL PROCEEDING 835 ISBN

2 kesejahteraan. Dala pernyataan tersebut aka berarti Hal ini enunjukkan bahwa papan/ ruah erupakan kebutuhan endasar sebagai bentuk peenuhan kebutuhan pokok anusia (Nanang: 2010). Menurut Gardjito dan Rauf (2009), tujuan dari pebangunan ketahanan pangan adalah terwujudnya keandirian pangan yang cukup dan berkelanjutan bagi seluruh penduduk elalui produksi dala negri.ketersediaan pangan disuatu daerah pada saat waktu tertentu dapat dipenuhi dari tiga suber, yaitu produksi dala negri, ipor pangan, dan cadangan pangan.ketersediaan pangan untuk eenuhi kebutuhan pangan diupayakan elalui produksi dala negri terasuk cadangan pangan.ipor pangan erupakan pilihan terakhir jika terjadi kelangkaan produksi pangan. Proses lajunya pertubuhan ekonoi suatu daerah ditunjukkan dengan enggunakan tingkat pertabahan PDRB, sehingga tingkat perkebangan per kapita yang dicapai asyarakat sering kali sebagai ukuran kesuksesan suatu daerah dala encapai cita-cita untuk enciptakan pebangunan ekonoi. Secara akro pertubuhan dan peningkatan PDRB dari tahun ke tahun erupakan indikator dari keberhasilan pebangunan daerah yang dapat dikategorikan dala berbagai sektor ekonoi, yaitu: Pertanian, Pertabangan dan Penggalian, Industri Pengolahan, Listrik, Gas dan Air bersih, Bangunan, Perhotelan dan Restoran, Perdagangan, Pengangkutan dan Kounikasi, Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan dan sektor jasa lainnya.pertubuhan PDRB tidak lepas dari peran setiap sector-sektor ekonoi.besar kecilnya kontribusi pendapatan setiap sector ekonoi erupakan hasil perencanaan serta pertubuhan yang dilaksanakan di daerah. Seakin besar subangan yang diberikan oleh asing-asing sector terhadap PDRB suatu daerah aka akan dapat eningkatkan pertubuhan ekonoi ke arah yang lebih baik. Maka dari itu penelitian ini bertujuan untuk engetahui apakah ketahanan pangan dapat epengaruhi pertubuhan PDRB dan begitu juga sebaliknya apakah PDRB suatu kabupaten dapat epengaruhi ketahanan pangan di wilayah tersebut. 1. Ketahanan Pangan Definisi engenai ketahanan pangan (food security) eiliki perbedaan dala tiap konteks waktu dan tepat. Istilah ketahanan pangan sebagai sebuah kebijakan ini pertaa kali dikenal pada saat World Food Suit tahun 1974.Setelah itu, ada banyak sekali perkebangan definisi konseptual aupun teoritis dari ketahanan pangan dan hal-hal yang terkait dengan ketahanan pangan. Secara foral, ada lia organisasi internasional yang eberikan definisi engenai ketahanan pangan. Naun disini peneliti hanya enjabarkan definisi ketahanan pangan enurut FAO,yaitu: FAO (Food and Agricultural Organization), 1992 Ketahanan pangan adalah situasi diana seua orang dala segala waktu eiliki kecukupan julah atas pangan yang aan dan bergizi dei kehidupan yang sehat dan aktif. Berdasarkan definisi ketahanan pangan di atas dala penjabarannya terdapat berbagai variasi dikarenakan konsep ketahanan pangan sangat luas dan koplek enyangkut berbagai hal, terasuk di dalanya engenai pengebangan sektor pertanian sub sektor tanaan pangan (Fafurida, 2008). Pada intinya suatu negara (peerintah dan asyarakat) bertanggungjawab dala peenuhan kebutuhan pangan bagi penduduk yang tidak apu eenuhi kebutuhan pangannya baik akibat adanya kondisi pangan yang sulit diperoleh penduduk aupun akibat rendahnya daya beli asyarakat (baik karena pendapatan rendah atau kebijakan harga-harga pangan). Ketahanan pangan erupakan kondisi terpenuhinya pangan bagi setiap ruah tangga yang tercerin dari tersedianya pangan yang cukup, baik julah aupun utunya, aan, erata dan terjangkau (Undang-undang Noor 7 Tahun 1996). Tersedianya pangan yang cukup erupakan syarat terpenuhinya kebutuhan pangan dan gizi penduduk yang julahnya terus bertabah.ada tiga aspek guna encapai ketahanan pangan, yaitu tersedianya pangan yang cukup yang sebagian besar berasal dari produksi sendiri, Stabilitas ketersediaan pangan sepanjang tahun tanpa pengaruh THE 5 TH URECOL PROCEEDING 836 ISBN

3 usi, akses atau keterjangkauan terhadap pangan yang dipengaruhi oleh akses fisik dan ekonoi terhadap pangan. Sedangkan enurut Suryana (2004), ada 3 diensi yang saling terkait enyangkut ketersediaan pangan, distribusi dan konsusi, ditunjang oleh pelaku kepentingan (produsen, pengolah, peasar dan konsuen), serta dikelola oleh berbagai institusi (sektoral, subsektoral, skala usaha, peerintah dan asyarakat) dan elibatkan interaksi tibale balik antar wilayah. 2. Produk Doestik Regional Bruto (PDRB) Produk Doestik Regional Bruto.PDRB adalah nilai bersih barang dan jasa-jasa akhir yang dihasilkan oleh berbagai kegiatan ekonoi di suatu daerah dala periode (Sasana, 2006). PDRB dapat enggabarkan keapuan suatu daerah engelola suber daya ala yang diilikinya (Prishasdoyo, 2008). Oleh karena itu besaran PDRB yang dihasilkan oleh asing-asing daerah sangat bergantung kepada potensi suber daya ala dan faktor produksi Daerah tersebut. Adanya keterbatasan dala penyediaan faktorfaktor tersebut enyebabkan besaran PDRB bervariasi antar daerah. Di dala perekonoian suatu negara, asing-asing sektor tergantung pada sektor yang lain, satu dengan yang lain saling eerlukan baik dala tenaga, bahan entah aupun hasil akhirnya. Sektor industri eerlukan bahan entah dari sektor pertanian dan pertabangan, hasil sektor industri dibutuhkan oleh sektor pertanian dan jasa-jasa. Cara perhitungan PDRB dapat diperoleh elalui tiga pendekatan yaitu pendekatan produksi, pendekatan pendapatan dan pendekatan pengeluaran yang selanjutnya dijelaskan sebagai berikut: 1. Menurut Pendekatan Produksi PDRB adalah julah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di suatu wilayah dala jangka waktu tertentu (satu tahun). Unit-unit produksi tersebut dala penyajiannya dikelopokkan 27 enjadi 9 sektor atau lapangan usaha yaitu; Pertanian, Pertabangan dan Penggalian, Industri Pengolahan, Listrik, Gas dan Air Bersih, Bangunan, Perdagangan, Hotel dan Restoran, Pengangkutan dan Kounikasi, Jasa Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan, Jasa-jasa. 2. Menurut pendekatan pengeluaran, PDRB adalah penjulahan seua koponen perintaan akhir yaitu: a) Pengeluaran konsusi ruah tangga dan lebaga swasta yang tidak encari untung. b) Konsusi peerintah. c) Pebentukan odal tetap doestik bruto. d) Perubahan stok. e) Ekspor netto. 3. Menurut pendekatan pendapatan PDRB erupakan julah balas jasa yang diteria oleh faktor produksi yang ikut serta dala proses produksi dala suatu wilayah dala jangka waktu tertentu (satu tahun). Balas jasa faktor produksi yang diaksud adalah upah dan gaji, sewa ruah, bunga odal dan keuntungan.seua hitungan tersebut sebelu dipotong pajak penghasilan dan pajak lainnya. Produk Doestik Regional Bruto (PDRB) enurut Badan Pusat Statistik (BPS) didefinisikan sebagai julah nilai tabah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dala suatu wilayah, atau erupakan julah seluruh nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonoi di suatu wilayah. Produk 28 Doestik Regional Bruto atas dasar harga berlaku enggabarkan nilai tabah barang dan jasa yang dihitung enggunakan harga pada setiap tahun, sedang Produk Doestik Regional Bruto atas dasar harga konstan enunjukkan nilai tabah barang dan jasa yang dihitung enggunakan harga pada tahun tertentu sebagai dasar diana dala perhitungan ini digunakan tahun Produk Doestik Regional Bruto atas dasar harga konstan digunakan untuk engetahui pertubuhan ekonoi dari tahun ke tahun (Sadono Sukirno, 2000), sedangkan enurut BPS Produk Doestik Regional Bruto atas dasar harga berlaku digunakan untuk enunjukkan besarnya struktur perekonoian dan peranan sektor ekonoi. Pendekatan pebangunan tradisional lebih diaknai sebagai pebangunan yang lebih efokuskan pada peningkatan PDRB suatu provinsi, Kabupaten, atau kota. Sedangkan pertubuhan ekonoi dapat dilihat dari pertubuhan angka PDRB (Produk Doestik Regional Bruto).Saat ini uunya PDRB baru dihitung berdasarkan dua pendekatan, yaitu dari THE 5 TH URECOL PROCEEDING 837 ISBN

4 sisi sektoral/lapangan usaha dan dari sisi penggunaan. Selanjutnya PDRB juga dihitung berdasarkan harga berlaku dan harga konstan.total PDRB enunjukkan julah seluruh nilai tabah yang dihasilkan oleh penduduk dala periode tertentu. METODOLOGI PENELITIAN 1. Data dan Suber Data Data yang dipergunakan dala penelitian ini adalah data sekunder. Data Sekunder (secondary data) yaitu data yang diperoleh atau dikupulkan dan diterbitkan oleh berbagai instansi lain (Siaora: 2004). 2. Metode Analisis Metode analisis yang akan digunakan dala penelitian ini adalah etode analisis kuantitatif. Metode analisis kuantitatif adalah etode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivise, digunakan untuk eneliti pada populasi atau sapel tertentu, pengupulan data enggunakan instruent penelitian, analisis data yang bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk enguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono: 2010). Metode Analisis Data Untuk ebuktikan secara epiris hipotesis yang dikeukakan aka dala penelitian ini akan diuji dengan enggunakan analisis uji kausalitas Granger yang erupakan sebuah etode untuk engetahui diana di satu sisi suatu variabel dependen (variabel tidak bebas) dapat dipengaruhi oleh variabel lain (independen variabel) dan disisi lain variabel independen tersebut dapat enepati posisi dependen variabel. Hubungan seperti ini disebut sebagai hubungan kausalitas atau hubungan tibal balik. Maka kausalitas antara variabel ketahanan pangan dan produk doestik regional bruto (PDRB) perkapita diforulasikan dala dua bentuk odel regresi sebagai berikut (Gujarati, 1995): Y t α i Y t i + β j X t j + U 1t i1 j1 X t λ i X t i + δ j Y t j + U 2t i1 j1 Keterangan : Y t Ketahanan Pangan X t Pendapatan Doestik Rasional Bruto Julah lag Variabel gangguan u t HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan dari hasil analisis data yang dilakukan antara pdrb per kapita kabupaten/kota dengan ketahanan pangan kabupaten/kota di Jawa Tengah dapat dijelaskan dala tabel Uji Stasioner Uji stasioneritas digunakan untuk engetahui apakah data pdrb per kapita dan Ketahanan Pangan stasioner atau tidak.pengujian ini enggunakan etode Dickey Fuller (DF) dan Augented Dickey Fuller (ADF). Adapun hasil dari uji stasioneritas terlihat dala table 2. Tabel 1. Hasil Uji Stasioneritas PDRB Variabel Model stat (0,05) Prob. AIC PDRB Suber : Hasil Olah Data Eviews Berdasarkan table diatas dapat dilihat bahwa dari hasil pengolahan data dengan enggunakan uji ADF enunjukkan bahwa PDRB stasioner.hal ini dapat dilihat dari nilai ,412,626-1,960, ,397, ,625,815-3,029, ,397, ,260,481-3, ,192,694 statistic ADF di atas nilai kritis P-value pada derajat kepercayaan 5%.Model uji terbaik adalah odel yang eiliki nilai Akaike Inforation Criterion (AIC) iniu. THE 5 TH URECOL PROCEEDING 838 ISBN

5 Interprestasi ekonoetrika dari ke tiga Criterion (AIC) iniu yakni 3,397,645, odel uji stasioneritas PDRB (none, intersept, sedangkan δ -0 < < 0. Nilai trend dan intersept) yang terbaik adalah uji stasioneritas PDRB odel trend dan intersept probabilitas < 0,05 aka signifikan, dengan deikian PDRB dapat disipulkan 3.1 yang eiliki Akaike Inforation stasioner. Tabel 2. Hasil Uji Stasioneritas Ketahanan Pangan Variabel Model stat (0,05) Prob. AIC ,151,500-1,960, ,571,228 KP ,726-3,029, ,579,952 Suber : Hasil Olah Data Eviews Berdasarkan table diatas dapat dilihat bahwa dari hasil pengolahan data dengan enggunakan uji ADF enunjukkan bahwa ketahanan pangan stasioner.hal ini dapat dilihat dari nilai statistic ADF di atas nilai kritis P-value pada derajat kepercayaan 5%.Model uji terbaik adalah odel yang eiliki nilai Akaike Inforation Criterion (AIC) iniu. Interprestasi ekonoetrika dari ke tiga odel uji stasioneritas ketahanan pangan (none, intersept, trend dan intersept) yang terbaik adalah uji stasioneritas ketahanan ,539,335-3,673, ,555,423 Tabel 3. Hasil Uji Kausalitas Sis Ketahanan Pangan pangan odel trend dan intersept 3.2 yang eiliki Akaike Inforation Criterion (AIC) iniu yakni 2,555,423, sedangkan δ -0 < < 0. Nilai probabilitas < 0,05 aka signifikan, dengan deikian ketahanan pangan dapat disipulkan stasioner. 2. Uji Kausalitas Sis Uji kausalitas sis digunakan untuk engetahui apakah PDRB epengaruhi atau enyebabkan ketahanan pangan, dan ketahanan pangan epengaruhi atau enyebabkan PDRB. Variabel RSS R RSS UR F Ketahanan Pangan Suber : Hasil Olah Data Eviews - Forulasi Hipotesis : H 0 : j 1β i 0 : ketahanan pangan berpengaruh terhadap PDRB. H A : j 1β i 0 : ketahanan pangan tidak berpengaruh terhadap PDRB. - Meilih level of significance : α 0,05 (5%) - Menentukan kriteria pengujian : F (a,, (n-k) F (0.05, 2, (20-7) F (0.05,2,(13) 3.81 Bila statistik F 3.81 aka H 0 diteria, jika statistik F > 3.81 aka H 0 ditolak. - Menghitung statistik F : F (RSS R RSS UR )/ RSS UR /(n k) ( )/ /(20 7) <3.81 jadi H 0 ditolak, kesipulannya Ketahanan Pangan tidak epengaruhi PDRB. THE 5 TH URECOL PROCEEDING 839 ISBN

6 Tabel 4. Hasil Uji Kausalitas Sis PDRB Variabel RSS R RSS UR F PDRB Suber : Hasil Olah Data Eviews - Forulasi Hipotesis : H 0 : j 1β i 0 : PDRB berpengaruh terhadap Ketahanan Pangan. H A : j 1β i 0 : PDRB tidak enyebabkan Ketahanan Pangan. - Meilih level of significance : α 0,05 (5%) - Menentukan kriteria pengujian : F (a,, (n-k) F (0.05, 2, (20-7) F (0.05,2,(13) 3.81 Bila statistik F 2,9591 aka H 0 diteria, jika statistik F > 2,9591 aka H 0 ditolak. - Menghitung statistik F : F (RSS R RSS UR )/ RSS UR /(n k) ( )/ /(20 7) <3.81 jadi H 0 diteria, kesipulannya PDRB epengaruhi Ketahanan Pangan - SIMPULAN DAN SARAN Sipulan Berdasarkan analisis pengolahan data dapat disipulkan bahwa terdapat hubungan kausalitas variabel PDRB epengaruhi ketahanan pangan, sedangkan Ketahanan Pangan tidak epengaruhi PDRB. Hal ini dapat disipulkan dengan terlebih dahulu elakukan beberapa pengujian diantaranya sebagai berikut : a. Uji Stasioneritas Pada uji stasioneritas enggunakan etode Augented Dickey Fuller (ADF) yang enunjukkan bahwa variabel PDRB dan ketahanan pangan adalah stasioner. Hal ini dapat dilihat dari nilai nilai statistic ADF PDRB sebesar 3,192,694 sedangkan yang lebih kecil dari nilai kritis P-Value 5% sebesar 0,0000 dan variabel ketahanan pangan dengan nilai statistic ADF ketahanan pangan sebesar 2,555,423 sedangkan yang lebih kecil dari nilai P- Value 5% sebesar 0,0219. b. Uji Kausalitas Sis Hasil uji odel kausalitas sisuntuk variabel PDRB per kapita enunjukkan bahwa terdapat hubungan kausalitas antara PDRB dan ketahanan pangan. Hal ini ditunjukkan dala perhitungan nilai RSS R dan RSS UR, diana nilai RSS R1.058 sedangkan RSS UR1.822 enghasilkan F statistik -2,729. Kriteria pengujian dengan nilai 3.81, aka diperoleh hasil - 2,729<3.81 jadi H 0 diteria. Kesipulannya PDRB per kapita epengaruhi ketahanan pangan. Uji kausalitas sis untuk variabel ketahanan pangan enunjukkan bahwa terdapat hubungan kausalitas antara ketahanan pangan dan PDRB. Hal ini ditunjukkan dala perhitungan nilai RSS R dan RSS UR, diana nilai RSS R4.319 sedangkan RSS UR2.248 enghasilkan F statistik Kriteria pengujian dengan nilai 3.81, aka diperoleh hasil >3.81.jadi H 0 ditolak. Kesipulannya ketahanan pangan tidak epengaruhi PDRB per kapita. \ Berdasarkan hal tersebut aka dapat dikatakan bahwa yang saling berhubungan hanya variable PDRB dengan Ketahanan Pangan, sedangkan Ketahanan Pangan tidak epengaruhi PDRB kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah tahun Saran THE 5 TH URECOL PROCEEDING 840 ISBN

7 Berdasarkan uraian-uraian yang telah disapaikan diatas, aka penulis engeukakan beberapa saran yang berkaitan dengan penelitian yang telah dilakukan, diantaranya sebagai berikut : Agar ketersediaan pangan di seluruh Provinsi Jawa Tengah tetap dala kondisi stabil aka diharapkan peerintah terus elakukan kerja saa bersaa asyarakat dala perbaikan lahan pertanian dan,enjaga bibit-bibit ungguh tanaan pangan agar tercapai produksi tanaan pangan sesuai angka kebutuhan seluruh wilayah di Indonesia. Peerintah dan seluruh asyarakat bersatu dala berinovasi dala enciptakan tehnologi yang dapat eningkatkan produksi tanaan pangan suapaya ketersediaan pangan tetap terjaga. c. Kecaatan yang dijadikan sebagai arah pengebangan pusatindustri sektor pertanian harus lebih diperhatikan peerintah daerah dengan cara peningkatan infrastruktur yang sudah ada karena dengan adanya industri pengolahan yang ada, disaping eberi dapak positif dengan penyerapan tenaga kerja, juga akan enabah nilai jual dari hasil sub sektor tanaan pangan itu sendiri. REFERENSI Badan Pusat Statistik 2001, Jawa tengah dala angka Searang ; BPS Badan Pusat Statistik 2002, Jawa tengah dala angka Searang ; BPS Badan Pusat Statistik 2004, Jawa tengah dala angka2003. Searang ; BPS Badan Pusat Statistik 2006, Jawa tengah dala angka Searang ; BPS Badan Pusat Statistik 2008, Jawa tengah dala angka Searang ; BPS Badan Pusat Statistik 2010, Jawa tengah dala angka Searang ; BPS Badan Pusat Statistik 2013, Jawa tengah dala angka Searang ; BPS Badan Pusat Statistik 2015, Jawa tengah dala angka Searang ; BPS FAO, Food and Agriculture Organization of United Nation. Content of Oyter Mushroo. Gujarati, Daodar Ekonoetrika Dasar. Jakarta: Erlangga. Iset, M Tantangan Mewujudkan Kebijakan Pangan yang Kuat. Pangan XVI(48):3-9. Badan Urusan Logistik. Jakarta. Republik Indonesia Undang-undang noor 7 tentang definisi ketahanan pangan. Jakarta: Sekretariat Negara. Sasana, Hadi Pengertian Pendapatan Doestik Regional Bruto (PDRB). Jurnal Ekonoi Pebangunan. Vol.10 (1) Juni Siaora, Bilson Data dan Suber Data. Cetakan Pertaa. Jakarta : Graedia Pustaka Utaa. Sugiyono Metode penelitiankuantitatif Kualitatif & RND. Bandung : Alfabeta Sukirno Kesuksesan peerintah dala enciptakan pebangunan ekonoi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Suryana Kebijakan ketahanan pangan nasional. Suryana A, Kebijakan Ketahanan Pangan Nasional. Lebaga Inforasi Dan Studi Pebangunan Indonesia. Jakarta. Gardjito, M. dan R. Rauf, 2009.Perencanaan Pangan Menuju Ketahanan Pangan dan Gizi serta Kedaulatan Pangan. Pusat Kajian Makanan Tradisional UGM, Yogyakarta THE 5 TH URECOL PROCEEDING 841 ISBN

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang-bidang lain, seperti sosial, politik, dan budaya. perbedaan antara yang kaya dengan yang miskin.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang-bidang lain, seperti sosial, politik, dan budaya. perbedaan antara yang kaya dengan yang miskin. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan ekonoi erupakan asalah penting bagi suatu negara, untuk itu sejak awal pebangunan ekonoi endapat tepat penting dala skala prioritas pebangunan nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala prioritas pembangunan nasional dan daerah di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala prioritas pembangunan nasional dan daerah di Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan ekonoi erupakan asalah penting bagi suatu negara, untuk itu sejak awal pebangunan ekonoi endapat tepat penting dala skala prioritas pebangunan nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya nasional yang memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. daya nasional yang memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan daerah sebagai bagian yang integral dari pebangunan nasional dilaksanakan berdasakan prinsip otonoi daerah dan pengaturan suber daya nasional yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber untuk membiayai dirinya dan keluarganya, dan bagi tenaga kerja yang

BAB I PENDAHULUAN. sumber untuk membiayai dirinya dan keluarganya, dan bagi tenaga kerja yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upah bagi para pekerja erupakan faktor penting karena erupakan suber untuk ebiayai dirinya dan keluarganya, dan bagi tenaga kerja yang berpendidikan upah erupakan hasil

Lebih terperinci

KAUSALITAS GRANGER PDRB TERHADAP KESEMPATAN KERJA DI PROVINSI DATI I JAWA TENGAH

KAUSALITAS GRANGER PDRB TERHADAP KESEMPATAN KERJA DI PROVINSI DATI I JAWA TENGAH Jurnal Ekonoi Pebangunan Vol. 8, No. 2, Deseber 2007, hal. 177-192 KAUSALITAS GRANGER PDRB TERHADAP KESEMPATAN KERJA DI PROVINSI DATI I JAWA TENGAH Daryono Soebagiyo Fakultas Ekonoi Universitas Muhaadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segi kuantitas dan kualitasnya. Penambahan jumlah konsumen yang tidak di ikuti

BAB I PENDAHULUAN. segi kuantitas dan kualitasnya. Penambahan jumlah konsumen yang tidak di ikuti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air erupakan kebutuhan yang penting bagi kehidupan anusia. Manusia tidak dapat elanjutkan kehidupannya tanpa penyediaan air yang cukup dala segi kuantitas dan kualitasnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kontribusi bagi pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB)

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kontribusi bagi pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara agraris dimana sebagian besar penduduknya hidup dari hasil bercocok tanam atau bertani, sehingga pertanian merupakan sektor yang memegang peranan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat mempertahankan hidup, oleh karena itu kecukupan pangan bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN. dapat mempertahankan hidup, oleh karena itu kecukupan pangan bagi setiap BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kebutuhan pokok yang mendasar bagi setiap manusia terdiri dari kebutuhan sandang, pangan dan papan. Pada zaman yang modern ini kebutuhan manusia semakin beragam. Hal

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. Tabel 1. Indikator/ Indikasi Penelitian

BAB III. METODE PENELITIAN. Tabel 1. Indikator/ Indikasi Penelitian 39 BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Penelitian ini terasuk tipe penelitian dengan pendekatan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Analisis ini dipergunakan untuk enggabarkan tentang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Data dan Variabel 2.1.1 Data Pengertian data enurut Webster New World Dictionary adalah things known or assued, yang berarti bahwa data itu sesuatu yang diketahui atau dianggap.

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Proses produksi di bidang pertanian secara umum merupakan kegiatan

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Proses produksi di bidang pertanian secara umum merupakan kegiatan 2 III. KERANGKA PEMIKIRAN Proses produksi di bidang pertanian secara uu erupakan kegiatan dala enciptakan dan enabah utilitas barang atau jasa dengan eanfaatkan lahan, tenaga kerja, sarana produksi (bibit,

Lebih terperinci

MAKALAH SISTEM BASIS DATA

MAKALAH SISTEM BASIS DATA MAKALAH SISTEM BASIS DATA (Entity Relationship Diagra (ERD) Reservasi Hotel) Disusun Oleh : Yulius Dona Hipa (16101055) Agustina Dau (15101635) Arsenia Weni (16101648) PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMARIKA

Lebih terperinci

Dampak Pembangunan SMPN 3 Blitar Terhadap Kinerja Lalu Lintas Sekitarnya

Dampak Pembangunan SMPN 3 Blitar Terhadap Kinerja Lalu Lintas Sekitarnya Dapak Pebangunan SMPN 3 Blitar Terhadap Kinerja Lalu Lintas Sekitarnya Miftachul Huda 1), Dwi Muryanto 2) 1) Teknik Sipil, Teknik, Universitas Muhaadiyah Surabaya Jl. Sutorejo No. 59 Surabaya, 60113 Eail:

Lebih terperinci

BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET. 3.1 Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik (BPS)

BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET. 3.1 Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik (BPS) BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET 3.1 Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik (BPS) Adapun sejarah Badan Pusat Statistik di Indonesia terjadi epat asa peerintah di Indonesia, antara lain : 1. Masa Peerintahan

Lebih terperinci

ANALISIS PERILAKU PERMINTAAN UANG KAS DI INDONESIA 1990.II IV

ANALISIS PERILAKU PERMINTAAN UANG KAS DI INDONESIA 1990.II IV ANALISIS PERILAKU PERMINTAAN UANG KAS DI INDONESIA 1990.II. 2005.IV Anang Yuniarto Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga Birgitta Dian Saraswati Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga One of the

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. waktu dari objek penelitian ini adalah 26 tahun yaitu dari tahun B. Jenis, Sumber dan Metode Pengumpulan Data

BAB III METODE PENELITIAN. waktu dari objek penelitian ini adalah 26 tahun yaitu dari tahun B. Jenis, Sumber dan Metode Pengumpulan Data BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah variabel konsumsi rumah tangga dan Produk domestik regional bruto (PDRB) perkapita di Jawa Tengah. Kurun waktu dari objek penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak awal berdirinya sebuah negara, pertumbuhan ekonomi. merupakan permasalahan umum yang terjadi dalam jangka panjang oleh

BAB I PENDAHULUAN. Sejak awal berdirinya sebuah negara, pertumbuhan ekonomi. merupakan permasalahan umum yang terjadi dalam jangka panjang oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak awal berdirinya sebuah negara, pertumbuhan ekonomi merupakan permasalahan umum yang terjadi dalam jangka panjang oleh setiap negara. Dimana setiap negara

Lebih terperinci

KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA ASURANSI JIWA DWIGUNA

KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA ASURANSI JIWA DWIGUNA Jurnal Mateatika UNAND Vol. 3 No. 4 Hal. 160 167 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Mateatika FMIPA UNAND KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA

Lebih terperinci

Volume 17, Nomor 2, Hal Juli Desember 2015

Volume 17, Nomor 2, Hal Juli Desember 2015 Volue 17, Noor 2, Hal. 111-120 Juli Deseber 2015 ISSN:0852-8349 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA MIND MAP TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 KERINCI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Efriana

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2017

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2017 Peran Pendidikan, Sains, dan Teknologi untuk Mengebangkan Budaya Iliah dan Inovasi terbarukan dala endukung Sustainable Developent Goals (SDGs) 2030 ANALISIS INTENSITAS MEDAN MAGNET EXTREMELY LOW FREQUENCY

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT Tirta Ala Seesta. Perusahaan tersebut berlokasi di Desa Ciburayut, Kecaatan Cigobong, Kabupaten Bogor. Peilihan objek

Lebih terperinci

PENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL

PENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL PENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL Waris Wibowo Staf Pengajar Akadei Mariti Yogyakarta (AMY) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk endapatkan

Lebih terperinci

APLIKASI INTEGER LINEAR PROGRAMMING UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PEMINDAHAN BARANG DI PT RST

APLIKASI INTEGER LINEAR PROGRAMMING UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PEMINDAHAN BARANG DI PT RST APLIKASI INTEGER LINEAR PROGRAMMING UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PEMINDAHAN BARANG DI PT RST Andry Budian Sutanto dan Abdullah Shahab Progra Studi Magter Manajeen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopeber

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PEMETAAN FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN DI KOTA PONTIANAK BERBASIS WEB

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PEMETAAN FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN DI KOTA PONTIANAK BERBASIS WEB PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PEMETAAN FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN DI KOTA PONTIANAK BERBASIS WEB Aey Indah Pratiwi Progra Studi Teknik Inforatika Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI. Beberapa Defenisi Pada analisa keputusan, si pebuat keputusan selalu doinan terhadap penjabaran seluruh alternatif yang terbuka, eperkirakan konsequensi yang perlu dihadapi pada setiap

Lebih terperinci

Penerapan Metode Simpleks Untuk Optimalisasi Produksi Pada UKM Gerabah

Penerapan Metode Simpleks Untuk Optimalisasi Produksi Pada UKM Gerabah Konferensi Nasional Siste & Inforatika 2017 STMIK STIKOM Bali, 10 Agustus 2017 Penerapan Metode Sipleks Untuk Optialisasi Produksi Pada UKM Gerabah Ni Luh Gede Pivin Suwirayanti STMIK STIKOM Bali Jl. Raya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara agraris dengan kekayaan hayati yang melimpah, hal ini memberikan keuntungan bagi Indonesia terhadap pembangunan perekonomian melalui

Lebih terperinci

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional Dalam penerbitan buku Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tegal Tahun 2012 ruang lingkup penghitungan meliputi

Lebih terperinci

PENENTUAN BESAR CADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERSAMA DWIGUNA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ILLINOIS

PENENTUAN BESAR CADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERSAMA DWIGUNA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ILLINOIS Jurnal Mateatika UNAND Vol. 5 No. 3 Hal. 85 91 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Mateatika FMIPA UNAND PENENTUAN BESAR CADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERSAMA DWIGUNA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ILLINOIS FERDY NOVRI

Lebih terperinci

ANALISIS HUBUNGAN KAUSALITAS ANTARA INFLASI DENGAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI SURAKARTA TAHUN

ANALISIS HUBUNGAN KAUSALITAS ANTARA INFLASI DENGAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI SURAKARTA TAHUN ANALISIS HUBUNGAN KAUSALITAS ANTARA INFLASI DENGAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI SURAKARTA TAHUN 1986 2015 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I Pada Jurusan Ilmu Ekonomi Studi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Graph Sebelu sapai pada pendefinisian asalah network flow, terlebih dahulu pada bagian ini akan diuraikan engenai konsep-konsep dasar dari odel graph dan representasinya

Lebih terperinci

Perbandingan Mean Squared Error (MSE) Metode Prasad-Rao dan Jiang-Lahiri-Wan Pada Pendugaan Area Kecil

Perbandingan Mean Squared Error (MSE) Metode Prasad-Rao dan Jiang-Lahiri-Wan Pada Pendugaan Area Kecil Vol. 2, 2017 Perbandingan Mean Squared Error (MSE) Metode Prasad-Rao dan Jiang-Lahiri-Wan Pada Pendugaan Area Kecil Widiarti 1*, Rifa Raha Pertiwi 2, & Agus Sutrisno 3 Jurusan Mateatika, Fakultas Mateatika

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN SEL-SEL MESIN UNTUK MENDAPATKAN PENGURANGAN JARAK DAN BIAYA MATERIAL HANDLING DENGAN METODE HEURISTIK DI PT. BENGKEL COKRO BERSAUDARA

PEMBENTUKAN SEL-SEL MESIN UNTUK MENDAPATKAN PENGURANGAN JARAK DAN BIAYA MATERIAL HANDLING DENGAN METODE HEURISTIK DI PT. BENGKEL COKRO BERSAUDARA PEMBENTUKAN SEL-SEL MESIN UNTUK MENDAPATKAN PENGURANGAN JARAK DAN BIAYA MATERIAL HANDLING DENGAN METODE HEURISTIK DI PT. BENGKEL COKRO BERSAUDARA Babang Purwanggono, Andre Sugiyono Progra Studi Teknik

Lebih terperinci

MENGUKUR MOMEN INERSIA BEBERAPA MODEL VELG SEPEDA MINI

MENGUKUR MOMEN INERSIA BEBERAPA MODEL VELG SEPEDA MINI KONSTAN: Jurnal Fisika dan Pendidikan Fisika (ISSN.460-919) Volue 1, No., Maret 016 MENGUKUR MOMEN INERSIA BEBERAPA MODEL VELG SEPEDA MINI 1 Suraidin, Islahudin, 3 M. Firan Raadhan 1 Mahasiswa Sarjana

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembekuan

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembekuan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pebekuan Pebekuan berarti peindahan panas dari bahan yang disertai dengan perubahan fase dari cair ke padat dan erupakan salah satu proses pengawetan yang uu dilakukan untuk penanganan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Konsep teori graf diperkenalkan pertama kali oleh seorang matematikawan Swiss,

I. PENDAHULUAN. Konsep teori graf diperkenalkan pertama kali oleh seorang matematikawan Swiss, I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Konsep teori graf diperkenalkan pertaa kali oleh seorang ateatikawan Swiss, Leonard Euler pada tahun 736, dala perasalahan jebatan Konigsberg. Teori graf erupakan salah satu

Lebih terperinci

Sistem Informasi Manajemen Penjualan Pada Koperasi Pegawai Negeri Kantor

Sistem Informasi Manajemen Penjualan Pada Koperasi Pegawai Negeri Kantor Siste Inforasi Manajeen Penjualan Pada Koperasi Pegawai Negeri Kantor Gubernur Berbasis Web Deasy AnnisaSari, Helfi Nasution 2, Anggi Sriurdianti Sukato 3. Progra Studi Inforatika Universitas Tanjungpura,2,3

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI Halaan i iii I PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN 11 Latar Belakang 1 12 Fungsi Pengawas dan Peeriksa 2 13 Pengawasan 2 14 Peeriksaan 3 II PEMERIKSAAN ISIAN DAFTAR VIMK14-L2

Lebih terperinci

karya yang terampil, ahli, dan memiliki motivasi yang tinggi serta bermental ideologi

karya yang terampil, ahli, dan memiliki motivasi yang tinggi serta bermental ideologi BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dewasa ini pengebangan suber daya anusia (huan resources) telah enjadi fokus perhatian utaa dan upaya terpenting dari langkahlangkah pebangunan di negara kita yang sekarang

Lebih terperinci

ISSN WAHANA Volume 67, Nomer 2, 1 Desember 2016

ISSN WAHANA Volume 67, Nomer 2, 1 Desember 2016 ISSN 0853 4403 WAHANA Volue 67, Noer 2, Deseber 206 PERBANDINGAN LATIHAN BOLA DIGANTUNG DAN BOLA DILAMBUNGKAN TERHADAP HASIL BELAJAR SEPAK MULA DALAM PERMAINAN SEPAK TAKRAW PADA SISWA PUTRA KELAS X-IS

Lebih terperinci

Implementasi Histogram Thresholding Fuzzy C-Means untuk Segmentasi Citra Berwarna

Implementasi Histogram Thresholding Fuzzy C-Means untuk Segmentasi Citra Berwarna JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (03) ISSN: 337-3539 (30-97 Print) Ipleentasi Histogra Thresholding Fuzzy C-Means untuk Segentasi Citra Berwarna Risky Agnesta Kusua Wati, Diana Purwitasari, Rully Soelaian

Lebih terperinci

Perbandingan Bilangan Dominasi Jarak Satu dan Dua pada Graf Hasil Operasi Comb

Perbandingan Bilangan Dominasi Jarak Satu dan Dua pada Graf Hasil Operasi Comb Perbandingan Bilangan Doinasi Jarak Satu dan Dua pada Graf Hasil Operasi Cob Reni Uilasari 1) 1) Jurusan Teknik Inforatika, Fakultas Teknik, Universitas Muhaadiyah Jeber Eail : 1) reniuilasari@gailco ABSTRAK

Lebih terperinci

RANCANGAN ALAT SISTEM PEMIPAAN DENGAN CARA TEORITIS UNTUK UJI POMPA SKALA LABORATORIUM. Oleh : Aprizal (1)

RANCANGAN ALAT SISTEM PEMIPAAN DENGAN CARA TEORITIS UNTUK UJI POMPA SKALA LABORATORIUM. Oleh : Aprizal (1) RANCANGAN ALAT SISTEM PEMIPAAN DENGAN CARA TEORITIS UNTUK UJI POMPA SKALA LABORATORIUM Oleh : Aprizal (1) 1) Dosen Progra Studi Teknik Mesin. Fakultas Teknik Universitas Pasir Pengaraian Eail. ijalupp@gail.co

Lebih terperinci

lain berupa data jadi dalam bentuk publikasi. Data tersebut diperoleh dari

lain berupa data jadi dalam bentuk publikasi. Data tersebut diperoleh dari 33 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari pihak lain berupa data jadi dalam bentuk publikasi. Data tersebut diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH. 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya;

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH. 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya; BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya; A. Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi (economic growth) merupakan salah satu indikator yang

Lebih terperinci

Gambar 1. Skema proses komunikasi dalam pembelajaran

Gambar 1. Skema proses komunikasi dalam pembelajaran 2 kurang tertarik epelajari pelajaran ilu pengetahuan ala karena etode pebelajaran yang diterapkan guru. Jadi etode pengajaran guru sangat epengaruhi inat belajar siswa dala epelajari ilu pengetahuan ala.

Lebih terperinci

PERENCANAAN ALTERNATIF STRUKTUR BAJA GEDUNG MIPA CENTER (TAHAP I) FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG JURNAL

PERENCANAAN ALTERNATIF STRUKTUR BAJA GEDUNG MIPA CENTER (TAHAP I) FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG JURNAL PERENCANAAN ALTERNATIF STRUKTUR BAJA GEDUNG MIPA CENTER (TAHAP I) FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG JURNAL Diajukan untuk eenuhi persyaratan eperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN FASILITAS SISI UDARA BANDARA BLIMBINGSARI, KABUPATEN BANYUWANGI

PENGEMBANGAN FASILITAS SISI UDARA BANDARA BLIMBINGSARI, KABUPATEN BANYUWANGI PENGEMBANGAN FASILITAS SISI UDARA BANDARA BLIMBINGSARI, KABUPATEN BANYUWANGI Bayu Surya Dara T, Ir. Hera Widyastuti, MT. PhD., Istiar, ST. MT. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,

Lebih terperinci

ANALISIS KAUSALITAS GRANGER ANTARA JUMLAH UANG BEREDAR DENGAN INFLASI PERIODE Disusun Oleh : NURING TYAS KUSUMO WARDANI B

ANALISIS KAUSALITAS GRANGER ANTARA JUMLAH UANG BEREDAR DENGAN INFLASI PERIODE Disusun Oleh : NURING TYAS KUSUMO WARDANI B ANALISIS KAUSALITAS GRANGER ANTARA JUMLAH UANG BEREDAR DENGAN INFLASI PERIODE 2015.7-2017.12 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek penelitian adalah sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisa pelat lantai gedung rawat inap RSUD Surodinawan Kota Mojokerto dengan enggunakan teori garis leleh ebutuhkan beberapa tahap perhitungan dan analsis aitu perhitungan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA TEORETIK

BAB III ANALISA TEORETIK BAB III ANALISA TEORETIK Pada bab ini, akan dibahas apakah ide awal layak untuk direalisasikan dengan enggunakan perhitungan dan analisa teoretik. Analisa ini diperlukan agar percobaan yang dilakukan keudian

Lebih terperinci

SISTEM RESI GUDANG SOLUSI BAGI PETANI

SISTEM RESI GUDANG SOLUSI BAGI PETANI SISTEM RESI GUDANG SOLUSI AGI PETANI Noviarina Purnai Putri Siste Resi Gudang ulai di kenal di Indonesia sejak 5 tahun terakhir. Sebelu uncul Undang- Undang no 9 Tahun 2006 Tentang Siste Resi Gudang banyak

Lebih terperinci

BAB II KLASIFIKASI TAYANGAN ACARA TELEVISI TERHADAP ANAK

BAB II KLASIFIKASI TAYANGAN ACARA TELEVISI TERHADAP ANAK BAB II KLASIFIKASI TAYANGAN ACARA TELEVISI TERHADAP ANAK II.1 Pengertian Televisi Menurut Soerjokanto (2003, h.24) televisi erupakan siste elektronik yang engirikan gabar dia dan gabar hidup bersaa suara

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2005 TENTANG PENGANGKATAN TENAGA HONORER MENJADI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2005 TENTANG PENGANGKATAN TENAGA HONORER MENJADI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2005 TENTANG PENGANGKATAN TENAGA HONORER MENJADI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menibang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi yang terpadu merupakan segala bentuk upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara ekonomi yang ditunjang oleh kegiatan non ekonomi.

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN SIMULASI MODEL HODGKIN-HUXLEY

BAB 3 ANALISIS DAN SIMULASI MODEL HODGKIN-HUXLEY BAB 3 ANALISIS DAN SIMULASI MODEL HODGKIN-HUXLEY 3.1 Analisis Dinaika Model Hodgkin Huxley Persaaan Hodgkin-Huxley berisi epat persaaan ODE terkopel dengan derajat nonlinear yang tinggi dan sangat sulit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah berorientasi pada proses. Suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah berorientasi pada proses. Suatu proses yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penelitian Pembangunan ekonomi daerah berorientasi pada proses. Suatu proses yang melibatkan pembentukan institusi baru, pembangunan industri alternatif, perbaikan

Lebih terperinci

KAJIAN PERBANDINGAN KINERJA GRAFIK PENGENDALI CUMULATIVE SUM

KAJIAN PERBANDINGAN KINERJA GRAFIK PENGENDALI CUMULATIVE SUM KAJIAN PERBANDINGAN KINERJA GRAFIK PENGENDALI CUMULATIVE SUM (CUSUM) DAN EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE () DALAM MENDETEKSI PERGESERAN RATARATA PROSES Oleh: Nurul Hidayah 06 0 05 Desen pebibing:

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA KAUSALITAS GRANGER ANTARA PDRB DENGAN TINGKAT KEMISKINAN DI JAWA TENGAH TAHUN 1990-2011 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat - Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

Lebih terperinci

ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR INDUSTRI TERHADAP PDRB KOTA MEDAN

ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR INDUSTRI TERHADAP PDRB KOTA MEDAN ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR INDUSTRI TERHADAP PDRB KOTA MEDAN JASMAN SARIPUDDIN HASIBUAN Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara email : jasmansyaripuddin@yahoo.co.id ABSTRAK Sektor

Lebih terperinci

Penyelesaian Algortima Pattern Generation dengan Model Arc-Flow pada Cutting Stock Problem (CSP) Satu Dimensi

Penyelesaian Algortima Pattern Generation dengan Model Arc-Flow pada Cutting Stock Problem (CSP) Satu Dimensi Penyelesaian Algortia Pattern Generation dengan Model Arc-Flow pada Cutting Stock Proble (CSP) Satu Diensi Putra BJ Bangun, Sisca Octarina, Rika Apriani Jurusan Mateatika Fakultas MIPA Universitas Sriwijaya

Lebih terperinci

Model Sistem Informasi Pencatatan Pengembangan Bangunan Gedung

Model Sistem Informasi Pencatatan Pengembangan Bangunan Gedung ISSN: 026-3284 077 Model Siste Inforasi Pencatatan Pengebangan Bangunan Gedung Rakhat Fajri, Rintana Arnie STMIK Banjarbaru Jalan Ahad Yani K. 33,5 Banjarbaru riefaz@gail.co, rintana.bj@gail.co Abstrak

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Informasi Perpustakaan Berbasis Web Pada SMPN 71 Jakarta

Rancang Bangun Sistem Informasi Perpustakaan Berbasis Web Pada SMPN 71 Jakarta Siposiu Nasional Ilu Pengetahuan dan Teknologi (SIMNASIPTEK) 207 ISBN: 978-602-6268-4-9 Rancang Bangun Siste Inforasi Perpustakaan Berbasis Web Pada SMPN 7 Jakarta Kurniawati, Ghofar Taufik 2 STMIK Nusa

Lebih terperinci

Produk Domestik Regional Bruto

Produk Domestik Regional Bruto Tabel 9.1 : PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA ATAS DASAR HARGA BERLAKU TAHUN 2007 2010 (Rp. 000) 1. PERTANIAN 193.934.273 226.878.977 250.222.051 272176842 a. Tanaman bahan makanan 104.047.799 121.733.346 134.387.261

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM KOMPUTERISASI PROSES PINJAMAN DAN ANGSURAN PINJAMAN ANGGOTA KOPERASI ( STUDI KASUS PADA KOPERASI AMANAH SEJAHTERA SEMARANG )

PERANCANGAN SISTEM KOMPUTERISASI PROSES PINJAMAN DAN ANGSURAN PINJAMAN ANGGOTA KOPERASI ( STUDI KASUS PADA KOPERASI AMANAH SEJAHTERA SEMARANG ) PERANCANGAN SISTEM KOMPUTERISASI PROSES PINJAMAN DAN ANGSURAN PINJAMAN ANGGOTA KOPERASI ( STUDI KASUS PADA KOPERASI AMANAH SEJAHTERA SEMARANG ) Siti Munawaroh, S.Ko Abstrak: Koperasi Aanah Sejahtera erupakan

Lebih terperinci

EVALUASI PERKEMBANGAN PENGGUNAAN LAHAN DI KAWASAN SEKITAR BANTARAN DAS DAYANAN KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

EVALUASI PERKEMBANGAN PENGGUNAAN LAHAN DI KAWASAN SEKITAR BANTARAN DAS DAYANAN KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT EVALUASI PERKEMBANGAN PENGGUNAAN LAHAN DI KAWASAN SEKITAR BANTARAN DAS DAYANAN KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT Nining G Paputungan 1 Fella Warouw, ST, M.Eng, Ph.D 2, Rayond Ch. Taroreh, ST, MT 3 1 Masiswa S1

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah PDB, Ekspor, dan

METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah PDB, Ekspor, dan III. METODE PENELITIAN A. Deskripsi Data Input Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah PDB, Ekspor, dan Foreign Direct Investment ((FDI). Deskripsi tentang satuan pengukuran, jenis

Lebih terperinci

ANALISIS KAUSALITAS ANTARA KONSUMSI RUMAH TANGGA DENGAN PDRB PERKAPITA DI JAWA TENGAH PERIODE TAHUN NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS KAUSALITAS ANTARA KONSUMSI RUMAH TANGGA DENGAN PDRB PERKAPITA DI JAWA TENGAH PERIODE TAHUN NASKAH PUBLIKASI ANALISIS KAUSALITAS ANTARA KONSUMSI RUMAH TANGGA DENGAN PDRB PERKAPITA DI JAWA TENGAH PERIODE TAHUN 1986-2011 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : NIKEN AMBARWATI B300100040 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS

Lebih terperinci

INDIKATOR MAKROEKONOMI KABUPATEN PAKPAK BHARAT

INDIKATOR MAKROEKONOMI KABUPATEN PAKPAK BHARAT L A P O R A N K A J I A N INDIKATOR MAKROEKONOMI KABUPATEN PAKPAK BHARAT K E R J A S A M A P R O D I P E R E N C A N A A N W I L A Y A H S E K O L A H P A S C A S A R A J A N A U N I V E R S I T A S S

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sektor pertanian memiliki kontribusi terhadap pembangunan terutama di daerah, salah satunya di Provinsi Jawa Barat. Pembangunan ekonomi daerah erat kaitannya dengan industrialisasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penulis melakukan penelitian serta pengambilan data-data pada lokasi

BAB III METODE PENELITIAN. penulis melakukan penelitian serta pengambilan data-data pada lokasi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Guna eperoleh data-data yang dibutuhkan dala penelitian ini, penulis elakukan penelitian serta pengabilan data-data pada lokasi penelitian. Penelitian ini

Lebih terperinci

Penggunaan Media Manik-Manik Untuk Meningkatkan Kemampuan Belajar Matematika Anak Tunagrahita. Maman Abdurahman SR dan Hayatin Nufus

Penggunaan Media Manik-Manik Untuk Meningkatkan Kemampuan Belajar Matematika Anak Tunagrahita. Maman Abdurahman SR dan Hayatin Nufus Riset PenggunaanMedia Manik-Manik* Maan Abdurahan SR HayatinNufus Penggunaan Media Manik-Manik Untuk Meningkatkan Keapuan Belajar Mateatika Anak Tunagrahita Maan Abdurahan SR Hayatin Nufus Universitas

Lebih terperinci

Keadaan Ketenagakerjaan Maluku Agustus 2016

Keadaan Ketenagakerjaan Maluku Agustus 2016 o. 03/11/81/Th. XVII, 7 oveber 2016 Keadaan Ketenagakerjaan Mu Agustus 2016 Julah angkatan kerja di Provinsi Mu pada Agustus 2016 encapai 743.149 orang, bertabah sebanyak 15.890 orang dibanding angkatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. besar bagi neraca berjalan maupun bagi variabel-variabel makroekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN. besar bagi neraca berjalan maupun bagi variabel-variabel makroekonomi BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perbedaan nilai tukar suatu mata uang negara (kurs) pada prinsipnya ditentukan oleh besarnya permintaan dan penawaran mata uang (Tajul, 2000:129). Kurs merupakan salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rakyat. Pembangunan merupakan pelaksanaan dari cita-cita luhur bangsa. desentralisasi dalam pembangunan daerah dengan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. rakyat. Pembangunan merupakan pelaksanaan dari cita-cita luhur bangsa. desentralisasi dalam pembangunan daerah dengan memberikan digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan usaha untuk menciptakan kesejahteraan rakyat. Sebagai wujud peningkatan kesejahteraan lahir dan batin secara adil dan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : RPP berbasis KTSP, Guru Disertifikasi, Mutu Pembelajaran

ABSTRAK. Kata kunci : RPP berbasis KTSP, Guru Disertifikasi, Mutu Pembelajaran PENEVGKATAN MUTU PEMBELAJARAN DENGAN PENGGUNAAN RPP BERBASIS KTSP OLEH GURU SEJARAH YANG TELAH DISERTIFIKASI DI SMANEGERI 5 PEKANBARU Dra. Bedriati Ibrahi MS.i Universitas Riau ABSTRAK Kata kunci : RPP

Lebih terperinci

BUKU 3 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BADAN PUSAT STATISTIK

BUKU 3 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BADAN PUSAT STATISTIK BUKU 3 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BADAN PUSAT STATISTIK KATA PENGANTAR Buku 3 ini erupakan seri buku pedoan yang disusun dala rangka Survei Industri Mikro dan Kecil 2013 (VIMK13) Buku ini euat pedoan bagi

Lebih terperinci

Bab III S, TORUS, Sebelum mempelajari perbedaan pada grup fundamental., dan figure eight terlebih dahulu akan dipelajari sifat dari grup

Bab III S, TORUS, Sebelum mempelajari perbedaan pada grup fundamental., dan figure eight terlebih dahulu akan dipelajari sifat dari grup GRUP FUNDAMENTAL PADA Bab III S, TORUS, P dan FIGURE EIGHT Sebelu epelajari perbedaan pada grup fundaental S, Torus, P, dan figure eight terlebih dahulu akan dipelajari sifat dari grup fundaental asing-asing

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. (PDRB) di Kota Salatiga tahun Adapun teori-teori yang ditulis

BAB II LANDASAN TEORI. (PDRB) di Kota Salatiga tahun Adapun teori-teori yang ditulis BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka terdiri atas teori - teori yang menyangkut penelitian mengenai Pengaruh kesempatan kerja terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Kota

Lebih terperinci

ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN SKALA SEDANG DAN BESAR PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN SKALA SEDANG DAN BESAR PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN SKALA SEDANG DAN BESAR PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN 1980-2006 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang melambat ditandai dengan meningkatnya angka inflasi dan kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. yang melambat ditandai dengan meningkatnya angka inflasi dan kenaikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan perekonomian di dasari oleh dua indikator ekonomi makro yaitu tingkat bunga (BI Rate) dan inflasi. Pertumbuhan ekonomi yang melambat ditandai dengan meningkatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penghambat adalah pertumbuhan penduduk yang tinggi. Melonjaknya

BAB I PENDAHULUAN. penghambat adalah pertumbuhan penduduk yang tinggi. Melonjaknya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan serangkaian usaha yang dilakukan suatu negara untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan bagi rakyatnya. Dalam pembangunan ekonomi Indonesia,

Lebih terperinci

PENYEARAH TERKENDALI SATU FASA BERUMPAN BALIK DENGAN PERUBAHAN GAIN PENGENDALI PI (PROPORSIONAL INTEGRAL)

PENYEARAH TERKENDALI SATU FASA BERUMPAN BALIK DENGAN PERUBAHAN GAIN PENGENDALI PI (PROPORSIONAL INTEGRAL) Media Elektrika, ol. 8, No. 1, Juni 015 ISSN 1979-7451 PENYEARAH TERKENDALI SATU FASA BERUMPAN BALIK DENGAN PERUBAHAN GAIN PENGENDALI PI (PROPORSIONAL INTEGRAL) Adhi Kusantoro, ST, MT [1] Ir.Agus Nuwolo,

Lebih terperinci

Membelajarkan Geometri dengan Program GeoGebra

Membelajarkan Geometri dengan Program GeoGebra Mebelajarkan Geoetri dengan Progra GeoGebra Oleh : Jurusan Pendidikan Mateatika FMIPA UNY Yogyakarta Eail: ali_uny73@yahoo.co ABSTRAK Peanfaatan teknologi koputer dengan berbagai progranya dala pebelajaran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pengeluaran pemerintah. Pengeluaran pemerintah mencerminkan kebijakan

BAB 1 PENDAHULUAN. pengeluaran pemerintah. Pengeluaran pemerintah mencerminkan kebijakan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penerimaan pemerintah daerah yang digunakan untuk membiayai pembangunan berasal dari beberapa sumber, salah satu sumber penerimaan tersebut adalah pajak. Untuk

Lebih terperinci

1 1. POLA RADIASI. P r Dengan : = ½ (1) E = (resultan dari magnitude medan listrik) : komponen medan listrik. : komponen medan listrik

1 1. POLA RADIASI. P r Dengan : = ½ (1) E = (resultan dari magnitude medan listrik) : komponen medan listrik. : komponen medan listrik 1 1. POLA RADIASI Pola radiasi (radiation pattern) suatu antena : pernyataan grafis yang enggabarkan sifat radiasi suatu antena pada edan jauh sebagai fungsi arah. pola edan (field pattern) apabila yang

Lebih terperinci

Kriptografi Visual Menggunakan Algoritma Berbasiskan XOR dengan Menyisipkan pada K-bit LSB Gambar Sampul

Kriptografi Visual Menggunakan Algoritma Berbasiskan XOR dengan Menyisipkan pada K-bit LSB Gambar Sampul Kriptografi Visual Menggunakan Algorita Berbasiskan XOR dengan Menyisipkan pada K-bit LSB Gabar Sapul Yusuf Rahatullah Progra Studi Teknik Inforatika Institut Teknologi Bandung Bandung, Indonesia 13512040@std.stei.itb.a.id

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN WAKTU AERASI MENGGUNAKAN BUBBLE AERATOR DALAM MENURUNKAN KADAR BESI (Fe) AIR SUMUR DESA KEBARONGAN KEMRANJEN BANYUMAS TAHUN 2016

KEEFEKTIFAN WAKTU AERASI MENGGUNAKAN BUBBLE AERATOR DALAM MENURUNKAN KADAR BESI (Fe) AIR SUMUR DESA KEBARONGAN KEMRANJEN BANYUMAS TAHUN 2016 KEEFEKTIFAN WAKTU AERASI MENGGUNAKAN BUBBLE AERATOR DALAM MENURUNKAN KADAR BESI (Fe) AIR SUMUR DESA KEBARONGAN KEMRANJEN BANYUMAS TAHUN 2016 PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai sa satu syarat enyelesaikan

Lebih terperinci

PENJUMLAHAN MOMENTUM SUDUT

PENJUMLAHAN MOMENTUM SUDUT PENJUMAHAN MOMENTUM SUDUT A. Penjulahan Moentu Sudut = + Gabar.9. Penjulahan oentu angular secara klasik. Dua vektor oentu angular dan dijulahkan enghasilkan Jika oentu angular elektron pertaa adalah dan

Lebih terperinci

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional Dalam penerbitan buku tahun 2013 ruang lingkup penghitungan meliputi 9 sektor ekonomi, meliputi: 1. Sektor Pertanian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan perkapita penduduk yang diikuti oleh perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara. Pembangunan

Lebih terperinci

Model Produksi dan Distribusi Energi

Model Produksi dan Distribusi Energi Model Produksi dan Distribusi Energi Yayat Priyatna Jurusan Mateatika FMIPA UNPAD Jl. Raya Jatinangor Bdg Sd K 11 E ail : yatpriyatna@yahoo.co Abstrak Salah satu tujuan utaa proses produksi dan distribusi

Lebih terperinci

PENGUATAN KINERJA BUDIDAYA TAMBAK DALAM RANGKA PENCAPAIAN KETAHANAN PANGAN

PENGUATAN KINERJA BUDIDAYA TAMBAK DALAM RANGKA PENCAPAIAN KETAHANAN PANGAN Jurnal Ekonoi Pebangunan Volue 11, Noor 2, Deseber 2010, hl.202-216 PENGUATAN KINERJA BUDIDAYA TAMBAK DALAM RANGKA PENCAPAIAN KETAHANAN PANGAN Eko Joko Lelono 1 dan Indah Susilowati 2 1 Fakultas Ekonoi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indikator keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara terletak pada

I. PENDAHULUAN. Indikator keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara terletak pada I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indikator keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara terletak pada pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan peningkatan kesempatan kerja. Pendekatan pertumbuhan ekonomi banyak

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PREDIKSI PERKEMBANGAN FISIK KOTA (Studi Kasus Kota Singaraja-Bali)

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PREDIKSI PERKEMBANGAN FISIK KOTA (Studi Kasus Kota Singaraja-Bali) Jurnal Nasional Pendidikan Teknik Inforatika (JANAPATI) Volue 2, Noor 3, Deseber 2013 SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PREDIKSI PERKEMBANGAN FISIK KOTA (Studi Kasus Kota Singaraja-Bali) I Wayan Krisna

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka

Bab 2 Tinjauan Pustaka 5 Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1. Definisi Penjadwalan Penjadwalan adalah kegiatan pengalokasian suber-suber atau esin-esin yang ada untuk enjalankan sekupulan tugas dala jangka waktu tertentu. (Baker,1974).

Lebih terperinci

Penentuan Jumlah, Lokasi dan Cakupan Distribusi Gudang Produk Air Minum Dalam Kemasan Jenis Gelas (Studi Kasus di PT. Dzakiya Tirta Utama)

Penentuan Jumlah, Lokasi dan Cakupan Distribusi Gudang Produk Air Minum Dalam Kemasan Jenis Gelas (Studi Kasus di PT. Dzakiya Tirta Utama) Perfora (2005) Vol. 4, No.2: 52-63 Penentuan Julah, Lokasi dan Cakupan Distribusi Gudang Produk Air Minu Dala Keasan Jenis Gelas (Studi Kasus di PT. Dzakiya Tirta Utaa) Dyan Parardyo S, Yuniaristanto,

Lebih terperinci

JURNAL GAUSSIAN, Volume 2, Nomor 4, Tahun 2013, Halaman Online di:

JURNAL GAUSSIAN, Volume 2, Nomor 4, Tahun 2013, Halaman Online di: JURNAL GAUSSIAN, Volue, Noor 4, Tahun 013, Halaan 343-350 Online di: http://eournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian SEGMENTASI PASAR PADA PUSAT PERBELANJAAN MENGGUNAKAN FUZZY C-MEANS (STUDI KASUS: RITA

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Pipa Kapiler yang Dililitkan pada Line Suction Terhadap Performansi Mesin Pendingin 1)

Analisis Pengaruh Pipa Kapiler yang Dililitkan pada Line Suction Terhadap Performansi Mesin Pendingin 1) JURNAL TEKNIK MESIN Vol 4, No 2, Oktober 2002: 94 98 Analisis Pengaruh Pipa Kapiler yang Dililitkan pada Line Suction Terhadap Perforansi Mesin Pendingin ) Ekadewi Anggraini Handoyo Dosen Fakultas Teknologi

Lebih terperinci