PEMBENTUKAN SEL-SEL MESIN UNTUK MENDAPATKAN PENGURANGAN JARAK DAN BIAYA MATERIAL HANDLING DENGAN METODE HEURISTIK DI PT. BENGKEL COKRO BERSAUDARA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMBENTUKAN SEL-SEL MESIN UNTUK MENDAPATKAN PENGURANGAN JARAK DAN BIAYA MATERIAL HANDLING DENGAN METODE HEURISTIK DI PT. BENGKEL COKRO BERSAUDARA"

Transkripsi

1 PEMBENTUKAN SEL-SEL MESIN UNTUK MENDAPATKAN PENGURANGAN JARAK DAN BIAYA MATERIAL HANDLING DENGAN METODE HEURISTIK DI PT. BENGKEL COKRO BERSAUDARA Babang Purwanggono, Andre Sugiyono Progra Studi Teknik Industri UNDIP Eail : purwanggono@yahoo.co Abstrak Tata letak pabrik dapat didefinisikan sebagai tata cara pengaturan fasilitas-fasilitas pabrik dengan eanfaatkan luas seoptial ungkin guna enunjang kelancaran proses produksi. Tata letak fasilitas pada PT. Cokro Bersaudara diatur berdasarkan process layout diana segala jenis esin / fasilitas produksi lainnya yang eiliki tipe atau jenis yang saa ditepatkan dala satu tepat. Dengan layout seperti itu perusahaan eperoleh keuntungan berupa fleksibilitas dala eproduksi produk yang eiliki tingkat variasi yang tinggi, naun sebagai akibatnya perusahaan enghadapi perasalahan berupa tingginya kebutuhan aterial handling. Cellular Manufacturing Syste adalah aplikasi dari Group Technology yang erupakan etode pengaturan fasilitas-fasilitas produksi yang dibutuhkan untuk eproses suatu part faily tertentu kedala sel anufaktur. Dengan enerapkan Cellular Manufacturing Syste dapat diketahui pengurangan jarak antar esin dan biaya aterial handling. Berdasarkan pengolahan data enggunakan algorita heuristik yaitu Bond Energy Algorith (BEA), Rank Order Clustering (ROC), dan Rank Order Clustering (ROC ) disipulkan bahwa etode terpilih adalah etode BEA, dengan engelopokkan esin (M) dan koponen (P) kedala sel anufaktur, diana sel (M4, M, M, M, P, P, P, P) dan sel (M4, M, M, M3, M, P3, P4). Dengan perubahan layout ini didapatkan pengurangan total jarak aterial handling sebesar 48,0 eter dan pengurangan biaya aterial handling sebesar Rp...3,08 / bulan Kata Kunci : Cellular Manufacturing Syste, Algorita Heuristik, Gorup Technology. PENDAHULUAN. Latar Belakang Meningkatkan daya saing terhadap industri dari negara lain erupakan kesiapan yang sangat diperlukan oleh industri lokal dala enghadapi penerapan pasar bebas saat ini. Untuk dapat bertahan dala persaingan, suatu perusahaan juga harus epunyai fleksibilitas yang tinggi. Salah satu cara untuk dapat encapai hal tersebut adalah dengan enerapkan suatu tipe tata letak pabrik yang berorientasi pada peningkatan produktivitas dan fleksibilitas. Perusahaan Cokro Bersaudara sebagai tepat penelitian telah enerapkan process layout sebagai dasar tata letak pabrik dan job shop sebagai jenis siste anufakturnya. Dengan deikian tingginya tingkat variasi part dapat ditangani dengan baik, naun jika ditinjau berdasarkan jarak dan biaya aterial handling akan terjadi peningkatan karena terjadinya aliran proses yang panjang. Atas dasar inilah, dilakukan pendekatan Group Technology yang engusahakan suatu flow line yang dapat enghasilkan tingkat efisiensi yang tinggi disertai tingkat fleksibilitas yang tinggi pula untuk engerjakan berbagai koponen sesuai dengan perintaan konsuen, dengan cara engelopokkan esin-esin dan part-part ke dala sel anufaktur. Cellular Manufacturing (CM) erupakan penerapan langsung filosofi Group Technology dala proses anufaktur. J@TI Undip, Vol, No I, Mei 00 43

2 . Peruusan Masalah Dari latar belakang diatas, dapat diruuskan bahwa perasalahan yang dihadapi dala penelitian ini adalah :. Bagaiana erancang ulang susunan tata letak esin yang digunakan saat ini dengan susunan tata letak esin yang baru?. Apakah dengan enerapkan cellular anufacturing syste apu enciptakan suatu layout fasilitas perusahaan dengan jarak dan biaya aterial handling yang lebih pendek? 3. Berapa besar pengurangan jarak aterial handling yang terjadi sebelu dan sesudah relayout? 4. Berapa besar pengurangan biaya aterial handling yang terjadi sebelu dan sesudah relayout?.3 Pebatasan Masalah Agar persoalan yang dibahas dala penelitian ini tidak terlalu eluas (lebih terarah) dan tanpa engurangi tujuan yang dicapai, aka perlu diadakan pebatasan ruang lingkup persoalan, yaitu dengan batasan-batasan sebagai berikut :. Tata letak fasilitas yang ada saat ini dipakai sebagai referensi untuk elakukan pengelopokan esin kedala sel.. Koponen yang diteliti adalah koponen tetap yang diproduksi pada bulan Agustus. 3. Julah esin yang digunakan dianggap telah sesuai dengan kebutuhan, sehingga tidak dilakukan analisis esin. 4. Urutan proses yang digunakan adalah urutan proses yang dipakai oleh perusahaan saat ini.. Tidak dilakukan pebahasan yang berkaitan dengan waktu.. Tidak dilakukan pebahasan engenai titik balik dari biaya yang tibul akibat perbaikan yang diusulkan. 7. Data biaya yang digunakan untuk perhitungan biaya aterial handling hanya upah tenaga kerja per bulan dan harga alat angkut. 8. Metode pebentukan sel anufaktur yang diterapkan antara lain etode Bond Energy Algorit (BEA), Rank Order Clustering (ROC) dan Rank Order Clustering (ROC )..4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian dala tugas akhir ini adalah :. Meberikan usulan alternatif tata letak fasilitas produksi yang efektif dan efisien dengan enerapkan konsep Cellular Manufacturing Syste.. Mengetahui total pengurangan jarak aterial handling sebelu dan sesudah adanya relayout. 3. Mengetahui total pengurangan biaya aterial handling sebelu dan sesudah adanya relayout.. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian dala tugas akhir ini adalah :. Meberikan bantuan subangan peikiran pada perusahaan dala hal usulan tata letak efisien berdasarkan jarak dan biaya untuk eningkatkan keuntungan perusahaan.. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi perusahaan yang eliputi inialisasi jarak dan biaya aterial handling serta eperkecil kerugian yang diakibatkan oleh pengaturan tata letak fasilitas yang kurang baik. 3. Meperluas dan eperdala pengetahuan dan wawasan peikiran engenai peecahan perasalahan perencanaan dan perancangan fasilitas produksi khususnya cellular anufacturing syste. Sebuah bentuk aplikasi teori yang diajarkan dala kuliah pada perusahaan (siste nyata). LANDASAN TEORI. Definisi Uu Tata Letak Pabrik Tata letak pabrik dapat didefinisikan sebagai tata cara pengaturan fasilitasfasilitas pabrik dengan eanfaatkan Undip, Vol, No I, Mei 00 44

3 luas area seoptial ungkin guna enunjang kelancaran proses produksi (Wignjosoebroto: 99, hal 7).. Tipe-Tipe Tata Letak Dala Siste Manufaktur Terdapat epat tipe dasar tata letak yang digunakan dala siste anufaktur (Singh & Rajaani: 99, hal 8) yaitu :. Fixed Layout. Product Layout 3. Process Layout 4. Group / Cell Layout.3 Konsep Dasar Group Technology Group Technology erupakan sebuah filosofi yang dapat ebantu eningkatkan efisiensi dengan engklasifikasikan produk yang irip ke dala faily. GT layout dapat diklasifikasikan enjadi tiga kategori :. GT flow line layout. GT cell layout 3. GT center layout.4 Pebentukan Sel Manufaktur.4. Pebentukan Production Flow Analysis (PFA)/ Incident Matriks. PFA atau biasa disebut juga incident atrix erupakan suatu prosedur sisteatis yang enganalisa inforasi dari rute proses pebuatan suatu part (Singh dan Rajaani: 99, hal 34). PFA ini terdiri atas asukan 0 dan, diana sebuah asukan enunjukkan bahwa esin digunakan sedangkan asukan 0 enunjukkan bahwa esin tidak digunakan untuk eproses part yang bersangkutan..4. Metode Pebentukan Sel Manufaktur. Bond Energy Algorith (BEA) Bond Energy Algorith (BEA) diperkenalkan pertaa kali oleh Mc Corick, Schweitzer dan White (97) untuk engidentifikasi dan ebentuk pengelopokan atau pengklasteran variable-variabel data yang eiliki urutan kopleks (Singh dan Rajaani: 99, hal 38). Algorita untuk enentukan nilai ME dapat dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: a. Perhitungan Kolo i M ( kolo ) a xa p p p ME, b. Perhitungan Baris ME i p ( kolo ) a xa p p, p. Rank Order Clustering (ROC) Algorita ini diperkenalkan oleh King (980) untuk pengelopokkan part esin. Metode ini eberikan teknik perhitungan ateatis yang sipel, efektif dan efisien (Singh dan Rajaani: 99, hal 4). Algoritanya adalah sebagai berikut: a. Perhitungan Baris p P p C. ap p c. Perhitungan Kolo M M r p. ap 3. Rank Order Clustering (ROC ) ROC diperkenalkan pertaa kali oleh King dan Nakorchai (98), algorita diulai dengan engidentifikasikan kolo pada sisi sebelah kanan pada seua baris untuk seua naa part atau esin yang eiliki nilai pada incident atrik (Singh dan Rajaani: 99, hal 4).. Perforance Measure Untuk elakukan peilihan alternatif dari pebentukan sel anufaktur yang terbaik, aka dibutuhkan suatu perbandingan kualitas solusi / penyelesaian. Oleh karena itu, diperlukan suatu pengukuran yang disebut dengan perforance easure. Disini terdapat tiga perforance easure, yaitu (Singh dan Rajaani: 99, hal 8): J@TI Undip, Vol, No I, Mei 00 4

4 a. Grouping Efficiency (η) w w b. Grouping Efficacy (τ) o e o v c. Grouping Measure (η g ), g u. Material Handling g Material handling dapat dinyatakan sebagai seni dan ilu yang eliputi penanganan / handling, peindahan / oving, pebungkusan / pengepakan / packaging, penyipanan / storing sekaligus pengendalian / pengawasan / controlling dari bahan atau aterial (Wignjosoebroto: 99, hal ). 3. METODOLOGI PENELITIAN Diagra alir etodologi penelitian ditunjukkan pada gabar 3. berikut ini. Mulai Identifikasi & Peruusan Masalah, Batasan & Tujuan Penelitian Studi Pendahuluan: Studi Literatur Studi Lapangan Penyusunan Kelopok Sel Koponen- Metode BEA, ROC & ROC Perhitungan Perforance Measure guna Peilihan Metode Terbaik. Rancangan Pengupulan Data: Layout Pabrik, Koponen Tetap yg Diproduksi, Routing Produksi, yg Digunakan, Jarak Antar, Biaya yg berkaitan dg Material Handling, Alat Angkut yg Digunakan Pengupulan Data Pebentukan Sel Manufaktur Dengan Metode BEA, ROC & ROC Pebagian Julah Untuk Tiap- Tiap Sel Pebahasan: Perhitungan jarak & Biaya Material Handling Sebelu Relayout Perhitungan Jarak & Biaya Material Handling Setelah relayout Perbandingan Layout Awal & Layout Akhir Kesipulan & Saran selesai J@TI Undip, Vol, No I, Mei 00 4

5 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dari penelitian ini didapatkan hasil dan pebahasan sebagai berikut: 4. Pengupulan Data Data yang diabil dala penelitian ini eliputi antara lain seperti yang terdapat dala lapiran. 4. Pengolahan Data Pengolahan data dilakukan dengan enggunakan beberapa etode antara lain : 4.. Production Flow Analysis (PFA) Tabel 4. Matrik Awal Koponen- Koponen Bond Energy Algorith (BEA) Perhitungan ukuran efektifitas (ME) koponen/kolo Tabel 4.7 Hasil Peilihan Perutasi Urutan Kolo Setiap Tahap Perhitungan ME Tahap Urutan kolo Nilai ME yang dipilih Perhitungan ukuran efektifitas (ME) esin/baris Tabel 4.8 Hasil Peilihan Perutasi Urutan Baris Setiap Tahap Perhitungan ME Tahap Urutan kolo Nilai ME yang dipilih Dari hasil perhitungan aka diperoleh atrik akhir koponen-esin adalah sebagai berikut : J@TI Undip, Vol, No I, Mei 00 47

6 Tabel 4.9 Matrik Akhir Pengelopokkan Koponen- dengan BEA Koponen Rank Order Clustering (ROC) Tabel 4.0 Tabel perhitungan Desial equivalen Untuk Baris yang Pertaa Koponen 3 4 P-p M Bobot biner Penyusunan baris Dilakukan perhitungan baris, diana hasil perhitungannya disebut desial equivalen dan nilai tersebut diranking, keudian diurutkan dari yang terbesar ke terkecil. Nilai desial equivalen didapatkan dari perhitungan sebagai berikut: P P p C. p a p Penyusunan Kolo Perhitungan kolo saa seperti perhitungan yang dilakukan untuk penyusunan baris. Naun, ruus yang digunakan untuk endapatkan nilai desial equivalen adalah sebagai berikut: M M r p. a p J@TI Undip, Vol, No I, Mei 00 48

7 Dari hasil perhitungan aka diperoleh atrik akhir adalah sebagai berikut : Tabel 4. Matrik Akhir pengelopokkan Koponen- Dengan ROC Koponen Rank Order Clustering (ROC ) Penyusunan baris untuk engurutkan esin Tabel 4. Menyusun Urutan 3 4 Koponen M 3 4 Penyusunan kolo untuk engurutkan koponen Tabel 4.3 Menyusun Urutan Koponen Koponen M 4 3 J@TI Undip, Vol, No I, Mei 00 49

8 Sehingga didapatkan hasil akhir atrik koponen-esin etode ROC adalah sebagai berikut: Tabel 4.4 Matrik Akhir Pengelopokkan Koponen- Dengan ROC 4 3 Koponen Penyusunan Kelopok Sel Koponen- Penyusunan kelopok sel koponenesin dari ketiga etode dilakukan oleh penulis sedeikian rupa sehingga diperoleh Grouping Efficiency (η), Grouping Efficacy (τ) dan Grouping Measure (η g ) seaksial ungkin. Susunan kelopok koponen esin tersebut dapat dilihat pada lapiran. 4.. Perhitungan Perforance Measure Perhitungan perforance easure digunakan untuk eilih alternatif pengelopokkan sel anufaktur terbaik dari ketiga etode. Metode BEA Susunan Diketahui : M = P = o = w = 0, e = v = d = 4 a. Grouping Efficiency (η) o e o e v 0,98 ( M )( P) o v ( M )( P) o v e ()() ()() 0,833 jadi w ( w) ( 0,)(0,98) ( 0,)0,833 η = 0,89 b. Grouping Efficacy (τ) o e o v 0,88 c. Grouping Measure (η g ), g u diana: d u, 0 u d v 3 u 0,98 3 d, 0 o 3 0,08 aka : η g = 0,98 0,04 = 0,878 Hasil perhitungan perforance easure susunan selanjutnya dapat dilihat pada lapiran 3. Dari hasil perhitungan susunan ke-3 etode BEA eiliki nilai perforance easure yang lebih tinggi. Oleh karena itu, kita enggunakan hasil pengelopokkan tersebut untuk perhitungan dan analisa berikutnya. Diana pengelopokkan tersebut terbagi kedala sel anufaktur. g J@TI Undip, Vol, No I, Mei 00 0

9 Sel : Part faily = Machine group = 4 Sel : Part faily = 3 4 Machine group = Pebagian Julah Untuk Tiap-Tiap Sel Pebagian julah esin asingasing sel dilakukan dengan enggunakan hasil perkalian waktu proses dengan julah koponen tiap bulan. Adapun tabel perhitungannya terdapat dala lapiran Pebahasan 4.3. Perhitungan Jarak dan Biaya Material Handling Sebelu Relayout Berdasarkan jarak antar esin dan frekuensi aterial handling, dapat ditentukan total jarak yang ditepuh selaa kegiatan proses produksi. Tabel hasil perhitungan total jarak adalah sebagai berikut: Tabel 4.4 Total Jarak Material Handling Pada Layout Awal No Naa Koponen Frekuen si Jarak () Total jarak () 3 4 Roda gigi lurus Roda gigi gear box Balance site Balance disck Gear esin tabang Pinion gear otor 0 8, 4,4 3, 4,88 4,4 4,4 78, 4,4 9, 7,8 8, 3, Julah jarak total 8,3 Sedangkan biaya aterial handling per eter adalah sebagai berikut: a. Penentuan depresiasi atau penyusutan alat angkut. = jl alat angkut x harga alat angkutuur ekonois x bln x Rp = 0 x = Rp..083,33 / bulan b. Total biaya operasional per bulan = Biaya depresiasi + Biaya Operator = Rp..083,33 + ( x Rp ) = Rp...083,33 / bulan c. Biaya aterial handling per eter Biaya Operasional = Total Jarak Rp...083,33 = 8,3 = Rp. 4.93,9 / eter J@TI Undip, Vol, No I, Mei 00

10 4.3. Perhitungan Jarak dan Biaya Material Handling Setelah Relayout Tabel 4. Total Jarak Material Handling Setelah Relayout No Naa Koponen Frekuen si Jarak () Total jarak () 3 4 Roda gigi lurus Roda gigi gear box Balance site Balance disck Gear esin tabang Pinion gear otor ,04 34, 3,4 47,03 34, 34,, 34, 8, 8,8 73, 77, Julah jarak total 83, Berdasarkan kedua tabel diatas terdapat pengurangan jarak aterial handling sebesar 8,3 83, = 48,0 eter / bulan. Setelah didapatkan pengurangan jarak, aka dapat dihitung biaya aterial handling setelah relayout per bulan. Biaya aterial handling sebelu relayout = Rp. 4.93,9 x 8,3 eter = Rp...08, / bulan Biaya aterial handling setelah relayout = Rp. 4.93,9 x 83, eter = Rp ,443 / bulan Pengurangan biaya aterial handling =Rp...08, Rp ,443 = Rp...3,08/bulan Perbandingan Layout Awal dan Layout Akhir (Usulan) Pada bagian awal sudah dikenalkan bahwa perusahaan Cokro Bersaudara enggunakan jenis process layout yang enepatkan segala jenis esin/fasilitas produksi lainnya yang eiliki tipe/jenis yang saa kedala satu tepat. Group Technology epunyai 3 aca tipe layout yang dapat digunakan untuk enentukan layout esin yaitu GT flow line, GT cell dan GT center. GT flow line digunakan bila seua koponen elalui urutan esin yang saa dan pengaturan esinnya engikuti aturan achine after achine. Penerapannya ebutuhkan area yang luas untuk enepatkan esin yang ada. GT cell eungkinkan koponen untuk bergerak bebas dari esin satu ke esin yang lain dala sel yang terbentuk. Sel akan bersifat independent karena setiap sel epunyai alokasi esin yang banyak sesuai dengan proses produksi koponen yang terkelopok dala sel tersebut. GT center erupakan tipe layout yang didasarkan pada penyusunan esinnya. Diana letak setiap jenis esinnya terdapat peisahan yang jelas sehingga sangat ungkin apabila jenis esin lebih dari satu. Dari ketiga tipe layout diatas yang sesuai dengan kondisi perusahaan dan dipilih untuk usulan layout adalah GT center diana pada layout ini esin-esin diatur dengan posisi yang berdekatan. Gabar perbandingan layout awal dan layout akhir terdapat dala lapiran.. KESIMPULAN DAN SARAN. Kesipulan Dari penelitian yang telah dilakukan pada PT. Cokro Bersaudara Searang diperoleh kesipulan sebagai berikut : J@TI Undip, Vol, No I, Mei 00

11 . Dengan enerapkan konsep Cellular Manufacturing Syste ternyata apu eberikan usulan alternatif tata letak fasilitas produksi yang efektif dan efisien yaitu layout berdasarkan GT Center.. Berdasarkan perhitungan perforansi dari ketiga etode yang digunakan ternyata etode BEA dipilih sebagai etode terbaik karena eiliki nilai perforance easure tertinggi. Dengan nilai grouping efficiency ( ) sebesar 0,9, grouping efficacy ( ) sebesar 0,889, dan grouping easure ( g ) sebesar 0, Metode BEA ebentuk sel anufaktur dengan engelopokkan jenis esin dan jenis koponen kedala sel anufaktur sebagai berikut : Sel Koponen Sel 4,,,,,, Sel 4,,, 3, 3, 4 4. Dengan enerapkan sel anufaktur yang terbentuk, aka total jarak aterial handling engalai pengurangan sebesar 48,0 eter / bulan.. Dengan enerapkan sel anufaktur yang terbentuk, aka biaya aterial handling engalai pengurangan sebesar Rp...3,08 / bulan.. Saran Saran yang dikeukakan sebagai bahan pertibangan bagi perusahaan dan juga sebagai lanjutan dari penelitian ini adalah :. Layout yang diusulkan perlu dicoba untuk diterapkan tanpa engabaikan kondisi awal perusahaan dan keterbatasan lain yang diiliki oleh perusahaan.. Pebentukan sel anufaktur akan berpengaruh terhadap perencanaan produksi, sehingga dapat diarahkan pada perasalahan perencanaan produksi. 3. Perubahan layout yang terjadi akan sangat baik jika pendekatan yang dilakukan untuk engetahui karakteristik siste dilakukan dengan engaplikasikannya elalui siulasi siste. Daftar Pustaka. Assauri, Sofyan, Manajeen Produksi, Lebaga Penerbit FE UI, Jakarta, Apple, Jaes M., Tata Letak Pabrik dan Peindahan Bahan, ITB, Bandung, Ekawati, Yuni, Penerapan Metode Heuristik Dala Pebentukan Cellular Manufacturing Layout, Progra Studi Teknik Industri UNDIP, Searang, Hendarto, Dani, Penerapan Cellular Manufacturing Syste Untuk Meiniasi Waktu Siklus Dengan Menggunakan Algorita Heuristik Siilarity Coeficient, UII, Jogjakarta, 00.. Heragu, Sunderesh, Facilities Design, PWS Publishing Copany, Boston, Kusiak, Andrew, Intelligent Manufacturing Syste, Prentice Hall, New Jersey, Purnoo, Hari, Diktat Kuliah I Tata Letak Pabrik, Jogjakarta, Purnoo, Hari, Diktat Kuliah II Tata Letak Pabrik, Jogjakarta, Singh, Nanua dan Divakar Rajaani, Cellular Manufacturing Syste, Desaign, Planning and Control, Chapan & Hall, London, Wignjosoebroto, Sritoo, Tata Letak Pabrik dan Peindahan Bahan, Penerbit Guna Widya, Jakarta, 99. J@TI Undip, Vol, No I, Mei 00 3

USULAN PERBAIKAN RANCANGAN TATA LETAK MESIN MENGGUNAKAN GROUP TECHNOLOGY DENGAN METODE RANK ORDER CLUSTERING 2 (ROC2) (STUDI KASUS DI PT.

USULAN PERBAIKAN RANCANGAN TATA LETAK MESIN MENGGUNAKAN GROUP TECHNOLOGY DENGAN METODE RANK ORDER CLUSTERING 2 (ROC2) (STUDI KASUS DI PT. USULAN PERBAIKAN RANCANGAN TATA LETAK MESIN MENGGUNAKAN GROUP TECHNOLOGY DENGAN METODE RANK ORDER CLUSTERING 2 (ROC2) (STUDI KASUS DI PT.STALLION) Kartika Suhada, Santoso 2, Bobby Christian Mandagi 3 Absak

Lebih terperinci

MAKALAH SISTEM BASIS DATA

MAKALAH SISTEM BASIS DATA MAKALAH SISTEM BASIS DATA (Entity Relationship Diagra (ERD) Reservasi Hotel) Disusun Oleh : Yulius Dona Hipa (16101055) Agustina Dau (15101635) Arsenia Weni (16101648) PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMARIKA

Lebih terperinci

2.3. Konsep Dasar Cellular Manufakturing System Pengertian Dasar Cellular Manufacturing System Klasifikasi / Part Family

2.3. Konsep Dasar Cellular Manufakturing System Pengertian Dasar Cellular Manufacturing System Klasifikasi / Part Family DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...i HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... ii HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI...iii HALAMAN M OTTO... iv HALAMAN PERSEMBAHAN....'... v KATA PENGANTAR... vi ABSTRAK... viii DAFTAR IS I...ix

Lebih terperinci

PERANCANGAN TATA LETAK SEL UNTUK MEMINIMASI VARIASI BEBAN SEL DAN MAKESPAN

PERANCANGAN TATA LETAK SEL UNTUK MEMINIMASI VARIASI BEBAN SEL DAN MAKESPAN PERANCANGAN TATA LETAK SEL UNTUK MEMINIMASI VARIASI BEBAN SEL DAN MAKESPAN Agus Ristono Teknik Industri UPN Veteran Yogyakarta Jl. Babarsari 02 Tabakbayan Yogyakarta Indonesia 55281 Phone: + 62 274 485

Lebih terperinci

Implementasi Histogram Thresholding Fuzzy C-Means untuk Segmentasi Citra Berwarna

Implementasi Histogram Thresholding Fuzzy C-Means untuk Segmentasi Citra Berwarna JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (03) ISSN: 337-3539 (30-97 Print) Ipleentasi Histogra Thresholding Fuzzy C-Means untuk Segentasi Citra Berwarna Risky Agnesta Kusua Wati, Diana Purwitasari, Rully Soelaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segi kuantitas dan kualitasnya. Penambahan jumlah konsumen yang tidak di ikuti

BAB I PENDAHULUAN. segi kuantitas dan kualitasnya. Penambahan jumlah konsumen yang tidak di ikuti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air erupakan kebutuhan yang penting bagi kehidupan anusia. Manusia tidak dapat elanjutkan kehidupannya tanpa penyediaan air yang cukup dala segi kuantitas dan kualitasnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan dunia industri di Indonesia memberikan dampak pada persaingan global antar perusahaan. Meningkatkan daya saing terhadap industri dari negara lain

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Graph Sebelu sapai pada pendefinisian asalah network flow, terlebih dahulu pada bagian ini akan diuraikan engenai konsep-konsep dasar dari odel graph dan representasinya

Lebih terperinci

PENENTUAN TIPE TATA LETAK PABRIK PADA INDUSTRI MANUFAKTUR PLASTIK

PENENTUAN TIPE TATA LETAK PABRIK PADA INDUSTRI MANUFAKTUR PLASTIK PENENTUAN TIPE TATA LETAK PABRIK PADA INDUSTRI MANUFAKTUR PLASTIK Loren Pratiwi 1, Catharina BadraNawangpalupi 2, Ivan Susanto 3 1. Staf Pengajar, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung 2. Staf Pengajar,

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM KOMPUTERISASI PROSES PINJAMAN DAN ANGSURAN PINJAMAN ANGGOTA KOPERASI ( STUDI KASUS PADA KOPERASI AMANAH SEJAHTERA SEMARANG )

PERANCANGAN SISTEM KOMPUTERISASI PROSES PINJAMAN DAN ANGSURAN PINJAMAN ANGGOTA KOPERASI ( STUDI KASUS PADA KOPERASI AMANAH SEJAHTERA SEMARANG ) PERANCANGAN SISTEM KOMPUTERISASI PROSES PINJAMAN DAN ANGSURAN PINJAMAN ANGGOTA KOPERASI ( STUDI KASUS PADA KOPERASI AMANAH SEJAHTERA SEMARANG ) Siti Munawaroh, S.Ko Abstrak: Koperasi Aanah Sejahtera erupakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Data dan Variabel 2.1.1 Data Pengertian data enurut Webster New World Dictionary adalah things known or assued, yang berarti bahwa data itu sesuatu yang diketahui atau dianggap.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 37 Jurnal Rekayasa Sistem & Industri Volume 1, Nomor 1, Juli 2014

I. PENDAHULUAN. 37 Jurnal Rekayasa Sistem & Industri Volume 1, Nomor 1, Juli 2014 PERANCANGAN USULAN TATA LETAK FASILITAS PEMBUATAN MEETING CHAIR PADA DEPARTEMEN KONTRUKSI PT CHITOSE INDONESIA MANUFACTURING DENGAN PENDEKATAN GROUP TECHNOLOGY DAN ALGORITMA BLOCPLAN UNTUK MEMINIMASI MOMEN

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KINERJA ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA HEURISTIK RAJENDRAN UNTUK PENJADUALAN PRODUKSI JENIS FLOW SHOP

PERBANDINGAN KINERJA ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA HEURISTIK RAJENDRAN UNTUK PENJADUALAN PRODUKSI JENIS FLOW SHOP PERBANDINGAN KINERJA ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA HEURISTIK RAJENDRAN UNTUK PERJADUALAN PRODUKSI JENIS FLOW SHOP (Didik Wahyudi) PERBANDINGAN KINERJA ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA HEURISTIK RAJENDRAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala prioritas pembangunan nasional dan daerah di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala prioritas pembangunan nasional dan daerah di Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan ekonoi erupakan asalah penting bagi suatu negara, untuk itu sejak awal pebangunan ekonoi endapat tepat penting dala skala prioritas pebangunan nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang-bidang lain, seperti sosial, politik, dan budaya. perbedaan antara yang kaya dengan yang miskin.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang-bidang lain, seperti sosial, politik, dan budaya. perbedaan antara yang kaya dengan yang miskin. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan ekonoi erupakan asalah penting bagi suatu negara, untuk itu sejak awal pebangunan ekonoi endapat tepat penting dala skala prioritas pebangunan nasional

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1.6 Plant Layout / Facilities Layout Jika membicarakan Plant Layout (tata letak pabrik) atau Facilities Layout (tata letak fasilitas), ada 2 kata kunci yang ada didalamnya, yaitu

Lebih terperinci

Penerapan Metode Simpleks Untuk Optimalisasi Produksi Pada UKM Gerabah

Penerapan Metode Simpleks Untuk Optimalisasi Produksi Pada UKM Gerabah Konferensi Nasional Siste & Inforatika 2017 STMIK STIKOM Bali, 10 Agustus 2017 Penerapan Metode Sipleks Untuk Optialisasi Produksi Pada UKM Gerabah Ni Luh Gede Pivin Suwirayanti STMIK STIKOM Bali Jl. Raya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya nasional yang memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. daya nasional yang memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan daerah sebagai bagian yang integral dari pebangunan nasional dilaksanakan berdasakan prinsip otonoi daerah dan pengaturan suber daya nasional yang

Lebih terperinci

GROUP TECHNOLOGY(GT)

GROUP TECHNOLOGY(GT) GROUP TECHNOLOGY(GT) 258 Teknologi Kelompok (Group Technology) suatu konsep untuk meningkatkan efisiensi produksi dengan mengelompokkan komponen atau produk berdasarkan kesamaan dalam disain dan/atau proses

Lebih terperinci

ALTERNATIF TATA LETAK FASILITAS (MESIN) MENGGUNAKAN CELLULAR MANUFACTURING SYSTEM DI UD. TRI REJEKI, MADIUN

ALTERNATIF TATA LETAK FASILITAS (MESIN) MENGGUNAKAN CELLULAR MANUFACTURING SYSTEM DI UD. TRI REJEKI, MADIUN ALTERNATIF TATA LETAK FASILITAS (MESIN) MENGGUNAKAN CELLULAR MANUFACTURING SYSTEM DI UD. TRI REJEKI, MADIUN 1) Nurfa Anisa 1) Dosen Fakultas Teknik Universitas Merdeka Madiun email : nurfaanisa@yahoo.co.id

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT Tirta Ala Seesta. Perusahaan tersebut berlokasi di Desa Ciburayut, Kecaatan Cigobong, Kabupaten Bogor. Peilihan objek

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka

Bab 2 Tinjauan Pustaka 5 Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1. Definisi Penjadwalan Penjadwalan adalah kegiatan pengalokasian suber-suber atau esin-esin yang ada untuk enjalankan sekupulan tugas dala jangka waktu tertentu. (Baker,1974).

Lebih terperinci

PENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL

PENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL PENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL Waris Wibowo Staf Pengajar Akadei Mariti Yogyakarta (AMY) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk endapatkan

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN SEL-SEL MANUFAKTUR DENGAN MENGGUNAKAN METODE BETROC DI PT NIKKATSU ELECTRIC WORKS *

PEMBENTUKAN SEL-SEL MANUFAKTUR DENGAN MENGGUNAKAN METODE BETROC DI PT NIKKATSU ELECTRIC WORKS * Reka Integra ISSN 2338 5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No. 03 Vol. 03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2015 PEMBENTUKAN SEL-SEL MANUFAKTUR DENGAN MENGGUNAKAN METODE BETROC DI PT NIKKATSU

Lebih terperinci

Penjadwalan Pekerjaan pada No-Wait Flowshop dengan Pembatas Common Due-Date

Penjadwalan Pekerjaan pada No-Wait Flowshop dengan Pembatas Common Due-Date Perfora (2003) Vol. 2, No.: - 5 Penjadwalan Pekerjaan pada No-Wait Flowshop dengan Pebatas Coon Due-Date Yuniaristanto Jurusan Teknik Industri, Universitas Sebelas Maret, Surakarta Abstract This paper

Lebih terperinci

2.1.1 Tujuan Perencanaan dan Pengaturan Tata Letak Pabrik

2.1.1 Tujuan Perencanaan dan Pengaturan Tata Letak Pabrik DAFTAR ISI Lembar Pengesahan Surat Keterangan Penelitian Motto Halaman Persembahan Abstraksi Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Tabel BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan 1.2 Rumusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi dan informasi yang pesat akan sangat berdampak terhadap suatu proses kehidupan. Perusahaan atau instansi dituntut untuk dapat bersaing

Lebih terperinci

JSIKA Vol. 5, No. 5. Tahun 2016 ISSN X

JSIKA Vol. 5, No. 5. Tahun 2016 ISSN X SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ASET TI PADA KEMENTERIAN AGAMA KOTA PROBOLINGGO Zulfikar Rahan 1) Arifin Puji Widodo 2) Anjik Sukaaji 3) S1 / Jurusan Siste Inforasi Institut Bisnis dan Inforatika STIKOM Surabaya

Lebih terperinci

SIMULASI GROUP TECHNOLOGY SYSTEM UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA MATERIAL HANDLING DENGAN METODE HEURISTIC

SIMULASI GROUP TECHNOLOGY SYSTEM UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA MATERIAL HANDLING DENGAN METODE HEURISTIC SIMULASI GROUP TECHNOLOGY SYSTEM UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA MATERIAL HANDLING DENGAN METODE HEURISTIC Much. Djunaidi Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A Yani Tromol Pos 1, Pabelan,

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. Tabel 1. Indikator/ Indikasi Penelitian

BAB III. METODE PENELITIAN. Tabel 1. Indikator/ Indikasi Penelitian 39 BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Penelitian ini terasuk tipe penelitian dengan pendekatan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Analisis ini dipergunakan untuk enggabarkan tentang

Lebih terperinci

PENJUMLAHAN MOMENTUM SUDUT

PENJUMLAHAN MOMENTUM SUDUT PENJUMAHAN MOMENTUM SUDUT A. Penjulahan Moentu Sudut = + Gabar.9. Penjulahan oentu angular secara klasik. Dua vektor oentu angular dan dijulahkan enghasilkan Jika oentu angular elektron pertaa adalah dan

Lebih terperinci

BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET. 3.1 Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik (BPS)

BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET. 3.1 Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik (BPS) BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET 3.1 Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik (BPS) Adapun sejarah Badan Pusat Statistik di Indonesia terjadi epat asa peerintah di Indonesia, antara lain : 1. Masa Peerintahan

Lebih terperinci

Penyelesaian Algortima Pattern Generation dengan Model Arc-Flow pada Cutting Stock Problem (CSP) Satu Dimensi

Penyelesaian Algortima Pattern Generation dengan Model Arc-Flow pada Cutting Stock Problem (CSP) Satu Dimensi Penyelesaian Algortia Pattern Generation dengan Model Arc-Flow pada Cutting Stock Proble (CSP) Satu Diensi Putra BJ Bangun, Sisca Octarina, Rika Apriani Jurusan Mateatika Fakultas MIPA Universitas Sriwijaya

Lebih terperinci

MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR ANALISIS TEKSTUR MENGGUNAKAN METODE TRANSFORMASI PAKET WAVELET Rosanita Listyaningrum*, Imam Santoso**, R.

MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR ANALISIS TEKSTUR MENGGUNAKAN METODE TRANSFORMASI PAKET WAVELET Rosanita Listyaningrum*, Imam Santoso**, R. 1 MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR ANALISIS TEKSTUR MENGGUNAKAN METODE TRANSFORMASI PAKET WAVELET Rosanita Listyaningru*, Ia Santoso**, R.Rizal Isnanto** Abstrak - Tekstur adalah karakteristik yang penting

Lebih terperinci

RANCANGAN ALAT SISTEM PEMIPAAN DENGAN CARA TEORITIS UNTUK UJI POMPA SKALA LABORATORIUM. Oleh : Aprizal (1)

RANCANGAN ALAT SISTEM PEMIPAAN DENGAN CARA TEORITIS UNTUK UJI POMPA SKALA LABORATORIUM. Oleh : Aprizal (1) RANCANGAN ALAT SISTEM PEMIPAAN DENGAN CARA TEORITIS UNTUK UJI POMPA SKALA LABORATORIUM Oleh : Aprizal (1) 1) Dosen Progra Studi Teknik Mesin. Fakultas Teknik Universitas Pasir Pengaraian Eail. ijalupp@gail.co

Lebih terperinci

APLIKASI INTEGER LINEAR PROGRAMMING UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PEMINDAHAN BARANG DI PT RST

APLIKASI INTEGER LINEAR PROGRAMMING UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PEMINDAHAN BARANG DI PT RST APLIKASI INTEGER LINEAR PROGRAMMING UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PEMINDAHAN BARANG DI PT RST Andry Budian Sutanto dan Abdullah Shahab Progra Studi Magter Manajeen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopeber

Lebih terperinci

TERMODINAMIKA TEKNIK II

TERMODINAMIKA TEKNIK II DIKTAT KULIAH TERMODINAMIKA TEKNIK II TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARMA PERSADA 2005 i DIKTAT KULIAH TERMODINAMIKA TEKNIK II Disusun : ASYARI DARAMI YUNUS Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI. Beberapa Defenisi Pada analisa keputusan, si pebuat keputusan selalu doinan terhadap penjabaran seluruh alternatif yang terbuka, eperkirakan konsequensi yang perlu dihadapi pada setiap

Lebih terperinci

BAHASAN ALGORITME ARITMETIK GF(3 ) Telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam mengonstruksi field GF(3 )

BAHASAN ALGORITME ARITMETIK GF(3 ) Telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam mengonstruksi field GF(3 ) BAB IV BAHASAN ALGORITME ARITMETIK GF(3 ) Telah dijelaskan sebelunya bahwa dala engonstruksi field GF(3 ) diperoleh dari perluasan field 3 dengan eilih polinoial priitif berderajat atas 3 yang dala hal

Lebih terperinci

PENDEKATAN ANALISIS FUZZY CLUSTERING

PENDEKATAN ANALISIS FUZZY CLUSTERING PENDEKATAN ANALISIS FUZZY CLUSTERING PADA PENGELOMPOKKAN STASIUN POS HUJAN UNTUK MEMBUAT ZONA PRAKIRAAN IKLIM (ZPI) (Studi Kasus Pengelopokkan Zona Prakiraan Ikli (ZPI) dengan Data Curah Hujan di Kabupaten

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Konsep teori graf diperkenalkan pertama kali oleh seorang matematikawan Swiss,

I. PENDAHULUAN. Konsep teori graf diperkenalkan pertama kali oleh seorang matematikawan Swiss, I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Konsep teori graf diperkenalkan pertaa kali oleh seorang ateatikawan Swiss, Leonard Euler pada tahun 736, dala perasalahan jebatan Konigsberg. Teori graf erupakan salah satu

Lebih terperinci

ABSTRAK. Keywords: Economic Quantity Production, Nasution, A.H, Perencanaan dan Pengendalian Persediaan. ABSTRACT

ABSTRAK. Keywords: Economic Quantity Production, Nasution, A.H, Perencanaan dan Pengendalian Persediaan. ABSTRACT PERECANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PRODUKSI DENGAN METODE ECONOMIC PRODUCTION QUANTITY MULTI ITEM DI CV. FAJAR TEKNIK SEJAHTERA Dio Kharisa Putra, Rusindiyanto dan Budi Santoso

Lebih terperinci

ISSN WAHANA Volume 67, Nomer 2, 1 Desember 2016

ISSN WAHANA Volume 67, Nomer 2, 1 Desember 2016 ISSN 0853 4403 WAHANA Volue 67, Noer 2, Deseber 206 PERBANDINGAN LATIHAN BOLA DIGANTUNG DAN BOLA DILAMBUNGKAN TERHADAP HASIL BELAJAR SEPAK MULA DALAM PERMAINAN SEPAK TAKRAW PADA SISWA PUTRA KELAS X-IS

Lebih terperinci

THE CAUSALITY AVAILABILITY OF FOOD AND ECONOMIC GROWTH IN CENTRAL JAVA

THE CAUSALITY AVAILABILITY OF FOOD AND ECONOMIC GROWTH IN CENTRAL JAVA THE CAUSALITY AVAILABILITY OF FOOD AND ECONOMIC GROWTH IN CENTRAL JAVA Juli Biantoro 1, Didit Purnoo 2 1,2 Fakultas Ekonoi dan Bisnis, Universitas Muhaadiyah Surakarta dp274@us.ac.id Abstrak Ketahanan

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Guru Berprestasi Menggunakan Fuzzy-Analytic Hierarchy Process (F-AHP) (Studi Kasus : SMA Brawijaya Smart School)

Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Guru Berprestasi Menggunakan Fuzzy-Analytic Hierarchy Process (F-AHP) (Studi Kasus : SMA Brawijaya Smart School) Jurnal Pengebangan Teknologi Inforasi dan Ilu Koputer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 5, Mei 2018, hl. 2095-2101 http://j-ptiik.ub.ac.id Siste Pendukung Keputusan Penentuan Guru Berprestasi Menggunakan Fuzzy-Analytic

Lebih terperinci

KAJIAN PERBANDINGAN KINERJA GRAFIK PENGENDALI CUMULATIVE SUM

KAJIAN PERBANDINGAN KINERJA GRAFIK PENGENDALI CUMULATIVE SUM KAJIAN PERBANDINGAN KINERJA GRAFIK PENGENDALI CUMULATIVE SUM (CUSUM) DAN EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE () DALAM MENDETEKSI PERGESERAN RATARATA PROSES Oleh: Nurul Hidayah 06 0 05 Desen pebibing:

Lebih terperinci

Volume 17, Nomor 2, Hal Juli Desember 2015

Volume 17, Nomor 2, Hal Juli Desember 2015 Volue 17, Noor 2, Hal. 111-120 Juli Deseber 2015 ISSN:0852-8349 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA MIND MAP TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 KERINCI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Efriana

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia APLIKASI KENDALI ADAPTIF PADA SISTEM PENGATURAN TEMPERATUR CAIRAN DENGAN TIPOLOGI KENDALI MODEL REFERENCE ADAPTIVE CONTROLLER (MRAC) Ferry Rusawan, Iwan Setiawan, ST. MT., Wahyudi, ST. MT. Jurusan Teknik

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN TRANSAKSI KLAIM BERBASIS WEB PADA PERUSAHAAN ASURANSI KESEHATAN (Studi Kasus PT. Asuransi Jiwa InHealth Pekanbaru)

RANCANG BANGUN TRANSAKSI KLAIM BERBASIS WEB PADA PERUSAHAAN ASURANSI KESEHATAN (Studi Kasus PT. Asuransi Jiwa InHealth Pekanbaru) Jurnal Teknik Inforatika, Vol 1 Septeber 2012 RANCANG BANGUN TRANSAKSI KLAIM BERBASIS WEB PADA PERUSAHAAN ASURANSI KESEHATAN (Studi Kasus PT. Asuransi Jiwa InHealth Pekanbaru) Dodi Wahyudi, Dadang Syarif

Lebih terperinci

KESEIMBANGAN LINTASAN TIPE U- LINE ASSEMBLY PADA PERAKITAN POMPA AIR

KESEIMBANGAN LINTASAN TIPE U- LINE ASSEMBLY PADA PERAKITAN POMPA AIR Jurnal Teknik Industri, Vol., No., Juni 2009, pp. 4-50 ISSN 4-2485 KESEIMBANGAN LINTASAN TIPE U- LINE ASSEMBLY PADA PERAKITAN POMPA AIR Pratikto, Tanti Octavia 2 Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Mesin,

Lebih terperinci

Bab III S, TORUS, Sebelum mempelajari perbedaan pada grup fundamental., dan figure eight terlebih dahulu akan dipelajari sifat dari grup

Bab III S, TORUS, Sebelum mempelajari perbedaan pada grup fundamental., dan figure eight terlebih dahulu akan dipelajari sifat dari grup GRUP FUNDAMENTAL PADA Bab III S, TORUS, P dan FIGURE EIGHT Sebelu epelajari perbedaan pada grup fundaental S, Torus, P, dan figure eight terlebih dahulu akan dipelajari sifat dari grup fundaental asing-asing

Lebih terperinci

Penentuan Jumlah, Lokasi dan Cakupan Distribusi Gudang Produk Air Minum Dalam Kemasan Jenis Gelas (Studi Kasus di PT. Dzakiya Tirta Utama)

Penentuan Jumlah, Lokasi dan Cakupan Distribusi Gudang Produk Air Minum Dalam Kemasan Jenis Gelas (Studi Kasus di PT. Dzakiya Tirta Utama) Perfora (2005) Vol. 4, No.2: 52-63 Penentuan Julah, Lokasi dan Cakupan Distribusi Gudang Produk Air Minu Dala Keasan Jenis Gelas (Studi Kasus di PT. Dzakiya Tirta Utaa) Dyan Parardyo S, Yuniaristanto,

Lebih terperinci

Hukum II Newton. Untuk SMA kelas X. (Modul ini telah disesuaikan dengan KTSP)

Hukum II Newton. Untuk SMA kelas X. (Modul ini telah disesuaikan dengan KTSP) Huku II Newton Untuk SMA kelas X (Modul ini telah disesuaikan dengan KTSP) Lisensi Dokuen: Copyright 008 009 GuruMuda.Co Seluruh dokuen di GuruMuda.Co dapat digunakan dan disebarkan secara bebas untuk

Lebih terperinci

ANALISA PENGGUNAAN GENEATOR INDUKSI TIGA FASA PENGUATAN SENDIRI UNTUK SUPLAI SISTEM SATU FASA

ANALISA PENGGUNAAN GENEATOR INDUKSI TIGA FASA PENGUATAN SENDIRI UNTUK SUPLAI SISTEM SATU FASA ANALISA PENGGUNAAN GENEATOR INDUKSI TIGA ASA PENGUATAN SENDIRI UNTUK SUPLAI SISTEM SATU ASA Maulana Ardiansyah, Teguh Yuwono, Dedet Candra Riawan Jurusan Teknik Elektro TI - ITS Abstrak Generator induksi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Press Metal Indo Jaya merupakan salah satu perusahaan besar yang memproduksi produk teknologi dengan bahan utama logam, terutama spare part motor. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di perusahaan

Lebih terperinci

Aplikasi Information Retrieval (IR) CATA Dengan Metode Generalized Vector Space Model

Aplikasi Information Retrieval (IR) CATA Dengan Metode Generalized Vector Space Model Aplikasi Inforation Retrieval (IR) CATA Dengan Metode Generalized Vetor Spae Model Hendra Bunyain, Chathalea Puspa Negara Jurusan Teknik Inforatika Fakultas Teknologi Inforasi, Universitas Kristen Maranatha.

Lebih terperinci

KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA ASURANSI JIWA DWIGUNA

KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA ASURANSI JIWA DWIGUNA Jurnal Mateatika UNAND Vol. 3 No. 4 Hal. 160 167 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Mateatika FMIPA UNAND KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA

Lebih terperinci

MODUL PERTEMUAN KE 6 MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN

MODUL PERTEMUAN KE 6 MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN 43 MODUL PERTEMUAN KE 6 MATA KULIAH : MATERI KULIAH: Mekanika klasik, Huku Newton I, Gaya, Siste Satuan Mekanika, Berat dan assa, Cara statik engukur gaya.. POKOK BAHASAN: DINAMIKA PARTIKEL 6.1 MEKANIKA

Lebih terperinci

Perbandingan Bilangan Dominasi Jarak Satu dan Dua pada Graf Hasil Operasi Comb

Perbandingan Bilangan Dominasi Jarak Satu dan Dua pada Graf Hasil Operasi Comb Perbandingan Bilangan Doinasi Jarak Satu dan Dua pada Graf Hasil Operasi Cob Reni Uilasari 1) 1) Jurusan Teknik Inforatika, Fakultas Teknik, Universitas Muhaadiyah Jeber Eail : 1) reniuilasari@gailco ABSTRAK

Lebih terperinci

Penggunaan Media Manik-Manik Untuk Meningkatkan Kemampuan Belajar Matematika Anak Tunagrahita. Maman Abdurahman SR dan Hayatin Nufus

Penggunaan Media Manik-Manik Untuk Meningkatkan Kemampuan Belajar Matematika Anak Tunagrahita. Maman Abdurahman SR dan Hayatin Nufus Riset PenggunaanMedia Manik-Manik* Maan Abdurahan SR HayatinNufus Penggunaan Media Manik-Manik Untuk Meningkatkan Keapuan Belajar Mateatika Anak Tunagrahita Maan Abdurahan SR Hayatin Nufus Universitas

Lebih terperinci

ANALISA GELOMBANG KEJUT TERHADAP KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS DI JALAN WALANDA MARAMIS BITUNG

ANALISA GELOMBANG KEJUT TERHADAP KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS DI JALAN WALANDA MARAMIS BITUNG Jurnal Iliah MEDIA ENGINEERING Vol. 3, No. 2, Juli 2013 ISSN 2087-9334 (94-98) ANALISA GELOMBANG KEJUT TERHADAP KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS DI JALAN WALANDA MARAMIS BITUNG Octaviani Litwina Ada Aluni

Lebih terperinci

(R.4) PENGUJIAN DAN PEMODELAN ASOSIASI DUA VARIABEL KATEGORIK MULTI-RESPON DENGAN METODE BOOTSTRAP DAN ALGORITMA GANGE

(R.4) PENGUJIAN DAN PEMODELAN ASOSIASI DUA VARIABEL KATEGORIK MULTI-RESPON DENGAN METODE BOOTSTRAP DAN ALGORITMA GANGE (R.4) PENGUJIAN DAN PEMODELAN ASOSIASI DUA VARIABEL KATEGORIK MULTI-RESPON DENGAN METODE BOOTSTRAP DAN ALGORITMA GANGE Giat Sudrajat Saruda, 2 Septiadi Padadisastra, 3 I Gede Nyoan Mindra Jaya Mahasiswa

Lebih terperinci

PERENCANAAN ALTERNATIF STRUKTUR BAJA GEDUNG MIPA CENTER (TAHAP I) FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG JURNAL

PERENCANAAN ALTERNATIF STRUKTUR BAJA GEDUNG MIPA CENTER (TAHAP I) FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG JURNAL PERENCANAAN ALTERNATIF STRUKTUR BAJA GEDUNG MIPA CENTER (TAHAP I) FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG JURNAL Diajukan untuk eenuhi persyaratan eperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci

TIN314 Perancangan Tata Letak Fasilitas. h t t p : / / t a u f i q u r r a c h m a n. w e b l o g. e s a u n g g u l. a c. i d

TIN314 Perancangan Tata Letak Fasilitas. h t t p : / / t a u f i q u r r a c h m a n. w e b l o g. e s a u n g g u l. a c. i d 1 TIN314 Perancangan Tata Letak Fasilitas Detail Mata Kuliah 2 Kode TIN314 Nama Perancangan Tata Letak Fasilitas Bobot 3 sks 6623 - Taufiqur Rachman 1 Deskripsi 3 Mata Kuliah Perancangan dan Tata Letak

Lebih terperinci

SIFAT-SIFAT OPERASI ARITMATIKA, DETERMINAN DAN INVERS PADA MATRIKS INTERVAL TUGAS AKHIR. Oleh : NURSUKAISIH

SIFAT-SIFAT OPERASI ARITMATIKA, DETERMINAN DAN INVERS PADA MATRIKS INTERVAL TUGAS AKHIR. Oleh : NURSUKAISIH SIFAT-SIFAT OPERASI ARITMATIKA DETERMINAN DAN INVERS PADA MATRIKS INTERVAL TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Meperoleh Gelar Sarjana Sains pada Jurusan Mateatika Oleh : NURSUKAISIH 0854003938

Lebih terperinci

Metode Dasar Group Technology Karakteristik Metode-Metode Group Technology Metode Rank Order Clustering 2...

Metode Dasar Group Technology Karakteristik Metode-Metode Group Technology Metode Rank Order Clustering 2... ABSTRAK PT Stallion merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang pembuatan komponen otomotif, antara lain: brake pedal (Suzuki), pipe frame head (Suzuki), shock breaker (Showa), stay head

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Pipa Kapiler yang Dililitkan pada Line Suction Terhadap Performansi Mesin Pendingin 1)

Analisis Pengaruh Pipa Kapiler yang Dililitkan pada Line Suction Terhadap Performansi Mesin Pendingin 1) JURNAL TEKNIK MESIN Vol 4, No 2, Oktober 2002: 94 98 Analisis Pengaruh Pipa Kapiler yang Dililitkan pada Line Suction Terhadap Perforansi Mesin Pendingin ) Ekadewi Anggraini Handoyo Dosen Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN TEMPAT WISATA YOGYAKARTA MENGGUNAKAN METODE ELimination Et Choix Traduisant La RealitA (ELECTRE)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN TEMPAT WISATA YOGYAKARTA MENGGUNAKAN METODE ELimination Et Choix Traduisant La RealitA (ELECTRE) SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN TEMPAT WISATA YOGYAKARTA MENGGUNAKAN METODE ELiination Et Choix Traduisant La RealitA (ELECTRE) Linda Marlinda Jurusan Teknik Koputer, AMIK Bina Sarana Inforatika Jl.RS

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PEMETAAN FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN DI KOTA PONTIANAK BERBASIS WEB

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PEMETAAN FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN DI KOTA PONTIANAK BERBASIS WEB PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PEMETAAN FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN DI KOTA PONTIANAK BERBASIS WEB Aey Indah Pratiwi Progra Studi Teknik Inforatika Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

Lebih terperinci

PENERAPAN CELLULAR MANUFACTURING SYSTEM

PENERAPAN CELLULAR MANUFACTURING SYSTEM PENERAPAN CELLULAR MANUFACTURING SYSTEM DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA HEURISTIC SIMILARITY COEFICIENT UNTUK MEMINIMASI WAKTU SIKLUS DAN BIAYA MATERIAL HANDLING Imam Sodikin, Winarni, Ngakan Jacky Prasatya

Lebih terperinci

BAB III ANALISA TEORETIK

BAB III ANALISA TEORETIK BAB III ANALISA TEORETIK Pada bab ini, akan dibahas apakah ide awal layak untuk direalisasikan dengan enggunakan perhitungan dan analisa teoretik. Analisa ini diperlukan agar percobaan yang dilakukan keudian

Lebih terperinci

Definisi 3.3: RUANG SAMPEL KONTINU Ruang sampel kontinu adalah ruang sampel yang anggotanya merupakan interval pada garis bilangan real.

Definisi 3.3: RUANG SAMPEL KONTINU Ruang sampel kontinu adalah ruang sampel yang anggotanya merupakan interval pada garis bilangan real. 0 RUANG SAMPEL Kita akan eperoleh ruang sapel, jika kita elakukan suatu eksperien atau percobaan. Eksperien disini erupakan eksperien acak. Misalnya kita elakukan suatu eksperien yang diulang beberapa

Lebih terperinci

PEMILIHAN PERINGKAT TERBAIK FESTIVAL KOOR MENGGUNAKAN METODE TOPSIS

PEMILIHAN PERINGKAT TERBAIK FESTIVAL KOOR MENGGUNAKAN METODE TOPSIS Seinar Nasional Teknologi Inforasi dan Kounikasi 01 (SENTIKA 01 ISSN: 089-981 Yogyakarta, 8 Maret 01 PEMILIHAN PERINGKAT TERBAIK FESTIAL KOOR MENGGUNAKAN METODE TOPSIS Sauel Manurung 1 1Progra Studi Teknik

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMAAN CALON ASISTEN PRAKTIKUM MENGGUNAKAN METODE SMART

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMAAN CALON ASISTEN PRAKTIKUM MENGGUNAKAN METODE SMART Prosiding Seinar Nasional Ilu Koputer dan Teknologi Inforasi Vol., No., Septeber 07 e-issn 540-790 dan p-issn 54-66X SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMAAN CALON ASISTEN PRAKTIKUM MENGGUNAKAN METODE

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN

BAB II METODOLOGI PENELITIAN 6 BAB II METODOLOGI PENELITIAN.1 Waktu dan Tepat Penelitian Gabar Peta kawasan hutan KPH Madiun Peru perhutani Unit II Jati. Pengabilan data penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober sapai dengan bulan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembekuan

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembekuan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pebekuan Pebekuan berarti peindahan panas dari bahan yang disertai dengan perubahan fase dari cair ke padat dan erupakan salah satu proses pengawetan yang uu dilakukan untuk penanganan

Lebih terperinci

Studi Eksperimen Pengaruh Alur Permukaan Sirip pada Sistem Pendingin Mesin Kendaraan Bermotor

Studi Eksperimen Pengaruh Alur Permukaan Sirip pada Sistem Pendingin Mesin Kendaraan Bermotor Jurnal Kopetensi Teknik Vol. 1, No. 1, Noveber 009 1 Studi Eksperien Pengaruh Alur Perukaan Sirip pada Siste Pendingin Mesin Kendaraan Berotor Sasudin Anis 1 dan Aris Budiyono 1, Jurusan Teknik Mesin,

Lebih terperinci

Sistem Informasi Manajemen Penjualan Pada Koperasi Pegawai Negeri Kantor

Sistem Informasi Manajemen Penjualan Pada Koperasi Pegawai Negeri Kantor Siste Inforasi Manajeen Penjualan Pada Koperasi Pegawai Negeri Kantor Gubernur Berbasis Web Deasy AnnisaSari, Helfi Nasution 2, Anggi Sriurdianti Sukato 3. Progra Studi Inforatika Universitas Tanjungpura,2,3

Lebih terperinci

MATRIKS DALAM LABORATORIUM oleh : Sugata Pikatan

MATRIKS DALAM LABORATORIUM oleh : Sugata Pikatan Kristal no.12/april/1995 1 MATRIKS DALAM LABORATORIUM oleh : Sugata Pikatan Di dala ateatika anda pasti sudah pernah berhadapan dengan sebuah siste persaaan linier. Cacah persaaan yang berada di dala siste

Lebih terperinci

Konstruksi Kode Cross Bifix Bebas Ternair Untuk Panjang Ganjil

Konstruksi Kode Cross Bifix Bebas Ternair Untuk Panjang Ganjil Prosiding SI MaNIs (Seinar Nasional Integrasi Mateatika dan Nilai Islai) Vol.1, No.1, Juli 017, Hal. 1-5 p-issn: 580-4596; e-issn: 580-460X Halaan 1 Konstruksi Kode Cross Bifix Bebas Ternair Untuk Panjang

Lebih terperinci

BAB III METODE BEDA HINGGA CRANK-NICOLSON

BAB III METODE BEDA HINGGA CRANK-NICOLSON BAB III METODE BEDA HINGGA CRANK-NICOLSON 3. Metode Beda Hingga Crank-Nicolson (C-N) Metode Crank-Nicolson dikebangkan oleh Crank John dan Phyllips Nicholson pada pertengahan abad ke-, etode ini erupakan

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN ACCOUNT OFFICER BRIGUNA PRODUKTIF DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING PADA PT BANK RAKYAT INDONESIA (PESERO),

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN ACCOUNT OFFICER BRIGUNA PRODUKTIF DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING PADA PT BANK RAKYAT INDONESIA (PESERO), SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN ACCOUNT OFFICER BRIGUNA PRODUKTIF DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING PADA PT BANK RAKYAT INDONESIA (PESERO), Tbk KANTOR CABANG SEMARANG PATIMURA Dhia Prathaa Adikusua Siste

Lebih terperinci

Getaran adalah gerakan bolak-balik dalam suatu interval waktu tertentu. Getaran berhubungan dengan gerak osilasi benda dan gaya yang berhubungan

Getaran adalah gerakan bolak-balik dalam suatu interval waktu tertentu. Getaran berhubungan dengan gerak osilasi benda dan gaya yang berhubungan 2.1.2. Pengertian Getaran Getaran adalah gerakan bolak-balik dala suatu interval waktu tertentu. Getaran berhubungan dengan gerak osilasi benda dan gaya yang berhubungan dengan gerak tersebut. Seua benda

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Informasi Perpustakaan Berbasis Web Pada SMPN 71 Jakarta

Rancang Bangun Sistem Informasi Perpustakaan Berbasis Web Pada SMPN 71 Jakarta Siposiu Nasional Ilu Pengetahuan dan Teknologi (SIMNASIPTEK) 207 ISBN: 978-602-6268-4-9 Rancang Bangun Siste Inforasi Perpustakaan Berbasis Web Pada SMPN 7 Jakarta Kurniawati, Ghofar Taufik 2 STMIK Nusa

Lebih terperinci

Penentuan Akar-Akar Sistem Persamaan Tak Linier dengan Kombinasi Differential Evolution dan Clustering

Penentuan Akar-Akar Sistem Persamaan Tak Linier dengan Kombinasi Differential Evolution dan Clustering Jurnal Kubik, Volue No. ISSN : 338-0896 Penentuan Akar-Akar Siste Persaaan Tak Linier dengan Kobinasi Differential Evolution dan Clustering Jaaliatul Badriyah Jurusan Mateatika, Universitas Negeri Malang

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI LINEAR CONGRUENT METHOD (LCM) PADA GAME HANGAROO BERBASIS ANDROID

IMPLEMENTASI LINEAR CONGRUENT METHOD (LCM) PADA GAME HANGAROO BERBASIS ANDROID IMPLEMENTASI LINEAR CONGRUENT METHOD (LCM) PADA GAME HANGAROO BERBASIS ANDROID Dwi Rizki Purnaasari Mahasiswa Progra Studi Teknik Inforatika STMIK Budidara Medan Jl. Sisingaangaraja No. 338 Sipang Liun

Lebih terperinci

PENANGANAN MASALAH COLD START DAN DIVERSITY REKOMENDASI MENGGUNAKAN ITEM-BASED CLUSTERING HYBRID METHOD

PENANGANAN MASALAH COLD START DAN DIVERSITY REKOMENDASI MENGGUNAKAN ITEM-BASED CLUSTERING HYBRID METHOD ISSN : 355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol., No.3 Deseber 015 Page 8035 PENANGANAN MASALAH COLD START DAN DIVERSITY REKOMENDASI MENGGUNAKAN ITEM-BASED CLUSTERING HYBRID METHOD The Handling of Cold

Lebih terperinci

BAB II PENYEARAH DAYA

BAB II PENYEARAH DAYA BAB II PENYEARAH DAYA KOMPETENSI DASAR Setelah engikuti ateri ini diharapkan ahasiswa eiliki kopetensi: Menguasai karakteristik penyearah setengah-gelobang dan gelobang-penuh satu fasa dan tiga fasa Menguasai

Lebih terperinci

Jurnal Teknologi Informasi, Volume 6 Nomor 1, April 2010, ISSN

Jurnal Teknologi Informasi, Volume 6 Nomor 1, April 2010, ISSN OPTIMASI PENJALURAN SALESMAN DENGAN METODE RODA ROULETTE, ORDER CROSSOVER, DAN SWAP MUTATION Djarot Nugroho, Yohan Wisantoro, Heribertus Hiawan Pascasarjana Teknik Inforatika Universitas Dian Nuswantoro

Lebih terperinci

ANALISIS ALGORITMA LOCALLY OPTIMAL HARD HANDOFF TERHADAP KECEPATAN DAN KORELASI JARAK

ANALISIS ALGORITMA LOCALLY OPTIMAL HARD HANDOFF TERHADAP KECEPATAN DAN KORELASI JARAK ANALISIS ALGORITMA LOCALLY OPTIMAL HARD HANDOFF TERHADAP KECEPATAN DAN KORELASI JARAK Lucky T Sianjuntak, Maksu Pine Departeen Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Suatera Utara, Medan e-ail : LuckyTrasya@gail.co

Lebih terperinci

DISTRIBUSI DUA PEUBAH ACAK

DISTRIBUSI DUA PEUBAH ACAK 0 DISTRIBUSI DUA PEUBAH ACAK Dala hal ini akan dibahas aca-aca fungsi peluang atau fungsi densitas ang berkaitan dengan dua peubah acak, aitu distribusi gabungan, distribusi arginal, distribusi bersarat,

Lebih terperinci

PENERAPAN CELLULAR MANUFACTURING SYSTEM

PENERAPAN CELLULAR MANUFACTURING SYSTEM PENERAPAN CELLULAR MANUFACTURING SYSTEM DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA HEURISTIC SIMILARITY COEFICIENT UNTUK MEMINIMASI WAKTU SIKLUS DAN BIAYA MATERIAL HANDLING Imam Sodikin, Winarni, Ngakan Jacky Prasatya

Lebih terperinci

FORM (FR) SATUAN ACARA PERKULIAHAN

FORM (FR) SATUAN ACARA PERKULIAHAN Jl. Angkrek Situ No 19 Kabupaten Sueg Tgl. Terbit : 1 Septeber 2014 Hal : 1/7 Kode Mata Kuliah : MI4002 Mata Kuliah : Perencanaan Basis Data Bobot SKS : 3 Jurusan/Prodi : Manajeen Inforatika Seester :

Lebih terperinci

BAB IV GENERATOR BILANGAN RANDOM

BAB IV GENERATOR BILANGAN RANDOM BAB IV GENERATOR BILANGAN RANDOM 4.1. Generator Bilangan Rando dan Fungsi Distribusi Pada siulasi seringkali dibutuhkan bilangan-bilangan yang ewakili keadaan siste yang disiulasikan. Biasanya, kegiatan

Lebih terperinci

1 1. POLA RADIASI. P r Dengan : = ½ (1) E = (resultan dari magnitude medan listrik) : komponen medan listrik. : komponen medan listrik

1 1. POLA RADIASI. P r Dengan : = ½ (1) E = (resultan dari magnitude medan listrik) : komponen medan listrik. : komponen medan listrik 1 1. POLA RADIASI Pola radiasi (radiation pattern) suatu antena : pernyataan grafis yang enggabarkan sifat radiasi suatu antena pada edan jauh sebagai fungsi arah. pola edan (field pattern) apabila yang

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM APLIKASI MANAJEMEN SOAL PADA BIMBINGAN BELAJAR PRIMAGAMA (STUDI KASUS PRIMAGAMA PONTIANAK) Budi Heriyanto

RANCANG BANGUN SISTEM APLIKASI MANAJEMEN SOAL PADA BIMBINGAN BELAJAR PRIMAGAMA (STUDI KASUS PRIMAGAMA PONTIANAK) Budi Heriyanto RANCANG BANGUN SISTEM APLIKASI MANAJEMEN SOAL PADA BIMBINGAN BELAJAR PRIMAGAMA (STUDI KASUS PRIMAGAMA PONTIANAK) Budi Heriyanto Progra Studi Teknik Inforatika Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Proses produksi di bidang pertanian secara umum merupakan kegiatan

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Proses produksi di bidang pertanian secara umum merupakan kegiatan 2 III. KERANGKA PEMIKIRAN Proses produksi di bidang pertanian secara uu erupakan kegiatan dala enciptakan dan enabah utilitas barang atau jasa dengan eanfaatkan lahan, tenaga kerja, sarana produksi (bibit,

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan Untuk Pengadaan Fasilitas Hotel Menggunakan Metode TOPSIS

Sistem Pendukung Keputusan Untuk Pengadaan Fasilitas Hotel Menggunakan Metode TOPSIS Jurnal Siste Inforasi Bisnis 0(0) On-line : http://ejournal.undip.ac.id/inde.php/jsinbis Siste Pendukung Keputusan Untuk Pengadaan Fasilitas Hotel Menggunakan Metode TOPSIS Susi Hendartie a,*, Bau Surarso

Lebih terperinci

PERANCANGAN LOWONGAN KERJA ONLINE BERBASIS WEB PADA PT ANH

PERANCANGAN LOWONGAN KERJA ONLINE BERBASIS WEB PADA PT ANH Perancangan Online Berbasis Web Pada PT ANH PERANCANGAN LOWONGAN KERJA ONLINE BERBASIS WEB PADA PT ANH Akhsani Taqwiy ), Novan Wijaya 2) Koputerisasi Akuntansi, STMIK GI MDP eail: akhsani.taqwiy@dp.ac.id

Lebih terperinci

Respon Tanaman Jagung (Zea mays) pada Berbagai Regim air Tanah dan Pemberian Pupuk Nitrogen

Respon Tanaman Jagung (Zea mays) pada Berbagai Regim air Tanah dan Pemberian Pupuk Nitrogen Respon Tanaan Jagung (Zea ays) pada Berbagai Regi air Tanah dan Peberian Pupuk Nitrogen Burhanuddin Rasyid, Solo S.R. Saosir, Firan Sutoo Jurusan Ilu Tanah, Fak. Pertanian, Universitas Hasanuddin Jl. Perintis

Lebih terperinci