Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada:

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada:"

Transkripsi

1 AGUSTUS 2017

2 Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada: Salinan publikasi ini juga dapat diperoleh dengan menghubungi: Tim Advisory Ekonomi dan Keuangan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku Utara Jalan Yos Sudarso No. 1, 97711, Ternate, Maluku Utara Telepon: / Faksimili: miko_b@bi.go.id; rai_gdw@bi.go.id; masagung_s@bi.go.id

3 KATA PENGANTAR Tugas Bank Indonesia berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 adalah menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter serta mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran. Pelaksanaan tugas pokok tersebut ditujukan untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Sejalan dengan undang-undang tersebut, keberadaan Kantor Bank Indonesia di daerah merupakan bagian dari jaringan kerja Kantor Pusat Bank Indonesia yang berperan sebagai pelaksana kebijakan Bank Indonesia dan tugas-tugas pendukung lainnya di daerah. Sebagai jaringan kerja Kantor Pusat Bank Indonesia di bidang ekonomi dan moneter, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku Utara berperan memberikan masukan dengan menyusun dan menerbitkan suatu produk yaitu Kajian Ekonomi Regional yang pokok bahasannya terdiri atas Perkembangan Ekonomi, Perkembangan Inflasi Regional, Kinerja Perbankan dan Sistem Pembayaran Provinsi Maluku Utara dan Prospek Ekonomi. Kajian ini diolah berdasarkan data dan informasi di daerah untuk mendukung keberhasilan pelaksanaan kebijakan moneter Bank Indonesia dan diharapkan dapat menjadi salah satu bahan informasi bagi penentu kebijakan di daerah. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih menemui beberapa kendala. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati kami senantiasa mengharapkan kritik dan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini menjadi lebih baik di waktu yang akan datang. Akhirnya, kepada pihak-pihak yang membantu tersusunnya laporan ini, kami sampaikan penghargaan dan ucapkan terima kasih. Ternate, 22 Agustus 2017 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU UTARA Dwi Tugas Waluyanto Kepala Perwakilan

4 ii

5 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR GRAFIK INDIKATOR EKONOMI DAN PERBANKAN PROVINSI MALUKU UTARA RINGKASAN EKSEKUTIF i iii iv iv v vii ix BAB I PERKEMBANGAN EKONOMI DAERAH Kondisi Umum Perkembangan PDRB dari Sisi Permintaan Perkembangan Ekonomi dari Sisi Penawaran 9 BOKS MENINJAU PENINGKATAN KONSUMSI RUMAH TANGGA MALUKU 17 UTARA A. Perkembangan Konsumsi Rumah Tangga 17 BAB II KEUANGAN PEMERINTAH Struktur APBD Realisasi Pendapatan APBD Realisasi Belanja APBD Rekening Pemerintah 28 BAB III INFLASI DAERAH Perkembangan Inflasi Triwulan II Tracking Perkembangan Inflasi Triwulan Berjalan Koordinasi Pengendalian Inflasi di Maluku Utara 36 BAB IV ANALISIS STABILITAS KEUANGAN DAERAH Asesmen Sektor Rumah Tangga Asesmen Sektor Korporasi Asesmen Institusi Keuangan (Perbankan) Pengembangan Akses Keuangan 53 BAB V PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN Perkembangan Transaksi Pembayaran Tunai Perkembangan Transaksi Pembayaran Non Tunai 58 BAB VI KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN Perkembangan Ketenagakerjaan Tingkat Kesejahteraan Daerah 63 BAB VII PROSPEK PEREKONOMIAN Prospek Pertumbuhan Ekonomi Outlook Inflasi Daerah 71

6 DAFTAR TABEL 1 Tabel 1.1 Pertumbuhan dan Andil PDRB Sisi Penggunaan 4 Boks 1 Survei Konsumen Provinsi Maluku Utara 18 2 Indeks Tendensi Konsumen Provinsi Maluku Utara 18 2 Tabel 2.1 APBD Maluku Utara Tabel 2.2 Realisasi Pendapatan APBD Lingkup Provinsi Maluku Utara Triwulan II Tabel 2.3 Realisasi Belanja APBD Lingkup Provinsi Maluku Utara Triwulan II Tabel 3.1 Inflasi Tahunan Berdasarkan Kelompok Komoditas 33 4 Tabel 4.1 Alokasi Pendapatan Masyarakat per Kategori berdasarkan Penggunaan 43 Tabel 4.2 Jumlah Rekening Perbankan Masyarakat berdasarkan Kelompok Nilai 44 Tabel 4.3 Kondisi Likuiditas Korporasi 46 5 Tabel 5.1 Kegiatan Kas Keliling di Maluku Utara 57 Tabel 5.2 Perkembangan Cek BG Kosong di Maluku Utara 59 6 Tabel 6.1 Perkembangan Ketenagakerjaan di Maluku Utara (ribu jiwa) 63 Tabel 6.2 Nilai Tukar Petani (NTP) Wilayah Sulampua 65 DAFTAR GAMBAR 1 Gambar 1 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi di Kawasan Timur Indonesia Triwulan 3 II Gambar 3.1 Kerjasama Antar Daerah Segitiga Emas Halbar-Ternate-Tidore (SEHaTTI) 37 7 Gambar 7.1 Perubahan Normal Curah Hujan Indonesia Gambar 7.2 Prakiraan Curah Hujan November iv

7 DAFTAR GRAFIK 1 Grafik 1.1 Struktur PDRB Sisi Penggunaan pada Triwulan II Grafik 1.2 Perkembangan Pendapatan Rumah Tangga 6 Grafik 1.3 Perkembangan Indeks Keadaan Ekonomi Saat Ini 6 Grafik 1.4 Perkembangan Volume Ekspor Luar negeri 8 Grafik 1.5 Perkembangan Nilai Ekspor Luar Negeri 8 Grafik 1.6 Perkembangan Volume Impor Luar Negeri 8 Grafik 1.7 Perkembangan Nilai Impor Luar Negeri 8 Grafik 1.8 Perkembangan Ekspor Antar Provinsi Maluku Utara 9 Grafik 1.9 Perkembangan Impor Antar Provinsi Maluku Utara 9 Grafik 1.10 Andil Pertumbuhan Sektoral PDRB Sisi Penawaran Triwulan II Grafik 1.11 Perkembangan Sektoral PDRB Sisi Penawaran 10 Grafik 1.12 Struktur PDRB Sisi Penawaran 12 Grafik 1.13 Jumlah Tangkapan Ikan 13 Grafik 1.14 Perkembangan NTP Subsektor Tanaman Pangan 13 Grafik 1.15 Volume Pengadaan Semen Maluku Utara 14 Grafik 1.16 Jumlah Proyek yang Tengah Berlangsung di Maluku Utara 14 Grafik 1.17 Saldo Bersih Realisasi Kinerja Pelaku Usaha Sektor Industri Pengolahan 16 Boks Grafik 1 Laju Pertumbuhan Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 17 Grafik 2 Laju Pertumbuhan Sektor Perdagangan, Industri Pengolahan, 19 Perdagangan, serta Akomodasi dan Makan Minum Provinsi Maluku Utara Grafik 3 Jumlah Penduduk Misikin Provinsi Maluku Utara (yoy) 20 2 Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2016 dan Grafik 2.2 Perubahan Struktur APBD Akun Belanja Tahun 2016 dan Grafik 2.3 Perkembangan Realisasi Pendapatan Tiap Triwulan 24 Grafik 2.4 Perbandingan Persentase Realisasi Pendapatan APBD Tahun 2016 dan Tahun Grafik 2.5 Perkembangan Realisasi Belanja Tiap Triwulan 27 Grafik 2.6 Perbandingan Persentase Realisasi Belanja APBD Tahun 2016 dan Tahun Grafik 2.7 Perkembangan DPK Pemda di Perbankan Maluku Utara (dalam miliar rupiah) 29 3 Grafik 3.1 Laju Inflasi Tahunan (yoy) Kota Ternate dan Nasional 32 Grafik 3.2 Disagregasi Inflasi Maluku Utara 33 Grafik 3.3 Perkembangan Inflasi Energi (yoy) 34 Grafik 3.4 Perkembangan Inflasi Transportasi (yoy) 34 Grafik 3.5 Perkembangan Inflasi Inti (yoy) 35 Grafik 3.6 Perkembangan Inflasi Terkini Ternate 36

8 4 Grafik 4.1 Kontribusi Konsumsi Rumah Tangga pada PDRB Maluku Utara 40 Grafik 4.2 Kontribusi Konsumsi Rumah Tangga pada PDRB Maluku Utara 41 Grafik 4.3 Ekspektasi Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi 6 Bulan Mendatang 41 Grafik 4.4 Perkiraan Perkembangan Perubahan Harga dan Proyeksi Inflasi di Maluku Utara 41 Grafik 4.5 Komposisi Pengeluaran Rumah Tangga di Maluku Utara 42 Grafik 4.6 Pangsa DPK Perseorangan dan Bukan Perseorangan di Maluku Utara 43 Grafik 4.7 Komposisi DPK Perseorangan di Maluku Utara 43 Grafik 4.8 Pangsa Kredit Perseorangan Berdasarkan Jenis Penggunaan 44 Grafik 4.9 Perkembangan Dunia Usaha per Sektor Ekonomi 45 Grafik 4.10 Perkembangan Kredit Korporasi Berdasarkan Jenis Penggunaan 46 Grafik 4.11 NPL Kredit Korporasi 47 Grafik 4.12 NPL Kredit Korporasi per Kategori Debitur 47 Grafik 4.13 Perkembangan Aset Bank Umum di Maluku Utara (miliar rupiah) 48 Grafik 4.14 Perkembangan DPK (miliar rupiah) 49 Grafik 4.15 Perkembangan Kredit di Maluku Utara (miliar rupiah) 49 Grafik 4.16 Perkembangan LDR Bank Umum di Maluku Utara 50 Grafik 4.17 Perkembangan NPL Perbankan di Malut 51 Grafik 4.18 Perkembangan Perbankan Syariah 52 Grafik 4.19 Perkembangan BPR/BPRS (juta rupiah) 53 5 Grafik 5.1 Perkembangan Transaksi Tunai di Maluku Utara 56 Grafik 5.2 Perkembangan Kliring di Maluku Utara 59 Grafik 5.3 Perkembangan Jumlah Agen LKD di Maluku Utara 60 6 Grafik 6.1 Perkembangan TPT dan TPAK Maluku Utara 62 Grafik 6.2 Jumlah Tenaga Kerja pada Lapangan Pekerjaan Utama di Maluku Utara (ribu jiwa) 63 Grafik 6.3 Perkembangan Gini Ratio Nasional 64 Grafik 6.4 Tingkat Kemiskinan Maluku Utara 64 Grafik 6.5 Perbandingan NTP Maluku Utara 65 Grafik 6.6 NTP per Subsektor di Maluku Utara 65 7 Grafik 7.1 Perkembangan PDRB Malut dan Proyeksinya 68 vi

9 INDIKATOR EKONOMI DAN PERBANKAN PROVINSI MALUKU UTARA A. Inflasi dan PDRB INDIKATOR Tw.2 % yoy Tw.3 % yoy Tw.4 % yoy Tw.1 % yoy Tw.2 % yoy Indeks Harga Konsumen (Kota Ternate) 128,46 129,78 130,27 130,72 133,49 Laju Inflasi Tahunan (yoy %) 3,87 4,05 1,91 2,41 3,92 PDRB - harga konstan (juta Rp) 5340,98 5, ,46 5, ,49 6, ,50 7, ,93 6,96 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 1233,92 2, ,61 5, ,22 7, ,50 6, ,40 3,52 Pertambangan dan Penggalian 484,06-9,85 519,82 0,95 530,49 7,60 545,80 11,58 551,92 14,02 Industri Pengolahan 304,86 10,61 334,22 23,04 320,59 17,11 346,10 14,67 379,25 24,40 Pengadaan Listrik dan Gas 6,11 29,90 5,73 24,99 5,81 3,29 5,90 3,54 6,38 4,49 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 4,97 8,63 4,90 4,48 5,01 3,09 5,10 7,04 5,27 6,05 Konstruksi 353,17 9,70 357,28 4,26 378,02 6,03 371,80 6,85 376,45 6,59 Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 971,30 6, ,57 7,29 997,15 7, ,00 7, ,90 7,17 Transportasi dan Pergudangan 308,53 7,59 321,31 9,90 322,72 10,07 325,60 9,57 334,60 8,45 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 24,17 11,34 24,92 14,12 25,46 9,12 26,60 8,24 26,53 9,78 Informasi dan Komunikasi 235,42 7,44 245,85 9,60 246,75 8,30 248,40 5,22 253,96 7,87 Jasa Keuangan dan Asuransi 167,68 19,82 166,77 10,96 175,84 11,21 167,80 4,04 174,32 3,96 Real Estate 6,40 9,76 6,52 8,05 6,60 4,97 6,80 7,35 6,95 8,53 Jasa Perusahaan 18,22 8,32 18,75 8,43 18,78 5,17 18,90 5,09 19,48 6,96 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 878,41 10,89 846,75-1,79 914,57-1,01 864,20 6,19 897,42 2,16 Jasa Pendidikan 182,20 6,58 191,07 4,38 193,34 3,31 190,20 6,04 192,55 5,68 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 116,45 8,80 119,23 5,62 120,67 5,12 118,50 7,19 121,73 4,53 Jasa lainnya 45,12 10,47 46,16 8,55 46,47 7,13 46,30 3,91 47,81 5,97 Nilai Ekspor Nonmigas (USD Juta) 0,15-94,75 13,26 223,60 14,82 405,78 31,51 356,83 12, ,88 Volume Ekspor Nonmigas (ribu ton) 0,01-99,83 19,16 132,72 15,59 179,39 27,89 146,55 71, ,40 Nilai Impor Nonmigas (USD Juta) 64,33 540,20 71, ,48 34,95 25,70 11,13-84,07 10,03-84,41 Volume Impor Nonmigas (ribu ton) 54, ,36 164,69 889,10 57,93 34,22 16,87-84,60 38,70-29,46

10 B. Perbankan INDIKATOR PERBANKAN (berdasarkan lokasi bank) Bank Umum: C. Sistem Pembayaran Tw.2 % yoy Tw.3 % yoy Tw.4 % yoy Tw.1 % yoy Tw.2 % yoy Total Aset (Rp miliar) 8252,50 10, ,07 6, ,06 4, ,56 4, ,96 7,22 DPK (Rp miliar) 6511,80 4, ,34-4, ,79 1, ,12-2, ,27 3,14 - Tabungan 3570,97 16, ,98 4, ,69 0, ,27 4, ,45 6,23 - Giro 1555,70-15, ,65-19,09 989,57-19, ,88-20, ,33-8,12 - Deposito 1385,14 4, ,71-7, ,53 21, ,96 3, ,49 7,82 Kredit (Rp miliar) 6094,95 12, ,49 12, ,98 12, ,33 14, ,60 11,77 - Modal Kerja 1614,79 10, ,11 13, ,31 12, ,46 16, ,34 9,51 - Konsumsi 4003,24 14, ,35 13, ,91 14, ,70 15,53 411,31-89,73 - Investasi 476,91 1,69 471,03 1,11 455,77-3,97 482,17 2, ,96 871,45 LDR 93,60 99,19 101,57 105,38 101,43 Kredit UMKM (Rp miliar) 1714,24 12, ,43 11, ,19 8, ,49 8, ,14 4,08 Kredit Mikro (Rp miliar) 496,82 34,04 494,31 32,86 491,42 17,65 883,49 90,80 512,77 3,21 Kredit Kecil (Rp miliar) 826,18 8,38 847,24 6,16 872,92 9,96 376,74-52,23 889,16 7,62 Kredit Menengah (Rp miliar) 391,22 1,15 402,88 2,31 386,85-4,00 358,29 3,02 382,21-2,30 NPL 1,86 1,97 1,66 1,77 1,91 INDIKATOR Tw.2 % yoy Tw.3 % yoy Tw.4 % yoy Tw.1 % yoy Tw.2 % yoy SISTEM PEMBAYARAN Inflow (Rp miliar) 187,12 15,66 486,62 25,38 237,28 90,39 307,28-12,65 256,63 37,14 Outflow (Rp miliar) 895,74 74,55 456,47-45,11 737,04-12,51 248,19 54, ,77 17,20 Volume Kliring (lembar) , , , , ,00-22,79 Nominal Kliring (Rp miliar) 246,12 3,99 244,49 3,05 245,41-7,45 234,92-9,81 183,86-25,30 Cek/BG Kosong (lembar) 36 33, , , ,91 29,00-19,44

11 Ringkasan Eksekutif Pertumbuhan Ekonomi Daerah Ekonomi Maluku Utara pada triwulan II 2017 melambat dibandingkan triwulan I Pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 2017 tercatat sebesar 6,96% (yoy) lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 7,54% (yoy). Dari sisi permintaan, deselerasi pertumbuhan ekonomi triwulan II 2017 disebabkan oleh masih melambatnya konsumsi yang berasal dari dana pemerintah, serta minimnya kegiatan investasi di Maluku Utara. Dari sisi penawaran, melambatnya kinerja tiga sektor utama, yakni sektor pertanian, sektor konstruksi, dan sektor administrasi pemerintahan menjadi penyebab melambatnya pertumbuhan ekonomi pada triwulan II Memasuki triwulan III 2017, pertumbuhan ekonomi Maluku Utara diperkirakan melambat menjadi 6,3% 6,7% (yoy). Dari sisi penawaran, kinerja sektor industri pengolahan, dan sektor pertambangan diperkirakan tidak akan tumbuh setinggi periodeperiode sebelumnya. Adapun perekonomian Maluku Utara pada tahun 2017 diperkirakan tumbuh pada kisaran 6,6% - 7,0% (yoy) dengan kecenderungan bias ke atas. Boks Konsumsi Masyarakat Pada triwulan II 2017, pengeluaran konsumsi rumah tangga di Maluku Utara menunjukkan pertumbuhan sebesar 5,06% (yoy). Angka ini tercatat lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan nasional yang tercatat sebesar 4,95% (yoy). Meski pertumbuhan konsumsi masyarakat di Maluku Utara pada triwulan II 2017 cukup tinggi, perlu menjadi perhatian bahwa sektor usaha yang mendorong pertumbuhan tersebut adalah sektor pertambangan dan pendukungnya. Keuangan Pemerintah Jumlah total realisasi pendapatan Pemerintah Provinsi Maluku Utara pada triwulan II 2017 sebesar Rp miliar atau sebesar 21,13%, lebih tinggi dibanding triwulan II 2016 yang terealisasi sebesar 18,73%. Realisasi ini didorong tingginya realisasi di semua komponen pendapatan kecuali pendapatan transfer. ix

12 Sementara itu, total realisasi belanja daerah pada triwulan II 2017 mencapai Rp1.154,68 miliar atau tumbuh sebesar 1,77% (yoy), lebih rendah dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang tumbuh mencapai 30,34% (yoy). Kendati demikian, nominal belanja triwulan II 2017 lebih tinggi dibandingkan triwulan I Inflasi Daerah Inflasi Maluku Utara yang diwakili oleh inflasi Kota Ternate pada triwulan II 2017 tercatat sebesar 3,92% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi pada triwulan I 2017 sebesar 2,41% (yoy). Inflasi di Maluku Utara masih lebih rendah jika dibandingkan dengan laju inflasi nasional pada triwulan yang sama yaitu sebesar 4,37% (yoy). Tekanan inflasi pada triwulan berjalan diperkirakan stabil dibandingkan triwulan II Risiko kenaikan inflasi muncul dari rencana kenaikan cukai rokok serta potensi meningkatnya konsumsi masyarakat pada bulan September 2017 seiring banyaknya kegiatan syukuran pasca kepulangan jamaah haji. Potensi kenaikan inflasi lainnya datang dari kondisi harga minyak dunia yang terus mengalami kenaikan sehingga dapat berpotensi dengan adanya penyesuaian harga BBM di dalam negeri. Dengan demikian, inflasi hingga akhir triwulan III 2017 diperkirakan meningkat dan pada kisaran 3,6% (yoy) 4,0% (yoy). Analisis Stabilitas Keuangan Daerah Secara umum, ketahanan sektor rumah tangga masih terjaga. Risiko kredit dari sektor rumah tangga tercatat pada level yang rendah. Kinerja NPL pada sektor tersebut tercatat sebesar 1,21%. Seiring tingginya pertumbuhan ekonomi Maluku Utara sepanjang semester I tahun 2017, stabilitas keuangan sektor korporasi secara umum masih terjaga. Namun demikian, terdapat potensi peningkatan risiko kredit yang terindikasi dari meningkatnya NPL kredit ke sektor korporasi. NPL sektor korporasi tercatat mengalami peningkatan dari 4,35% menjadi 4,75%. x

13 Perkembangan Sistem Pembayaran Dari sisi sistem pembayaran tunai, aliran uang kartal pada triwulan II 2017 di Maluku Utara menunjukkan net-outflow (uang yang keluar lebih besar daripada jumlah uang yang masuk ke khasanah Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku Utara). Pada triwulan II 2017, aliran uang masuk (inflow) tercatat sebesar Rp256,63 miliar, sementara aliran uang keluar (outflow) sebesar Rp1.049,77 miliar sehingga menghasilkan net-outflow sebesar Rp793,15 miliar. Sementara itu, fasilitas kliring pada periode triwulan II 2017 tercatat mengalami pertumbuhan 21,72% (yoy). Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Penggunaan tenaga kerja di Provinsi Maluku Utara terindikasi mengalami peningkatan. Hal ini ditandai dengan saldo bersih tertimbang (SBT) perkiraan Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang mencatatkan nilai positif 10,27%. Penambahan tenaga kerja diperkirakan akan berasal dari sektor pertambangan dan sektor pertanian. Jumlah penduduk miskin di Maluku Utara per Maret 2017 tercatat mengalami peningkatan dari 6,33% pada Maret 2016 menjadi 6,35% pada Maret Meningkatnya kemiskinan tersebut terutama dipicu oleh kondisi inflasi Provinsi Maluku Utara yang meningkat sepanjang semester pertama tahun Sementara itu, kesejahteraan masyarakat di area pedesaan terpantau stabil. Pada akhir triwulan II 2017, Nilai Tukar Petani (NTP) Maluku Utara tercatat sebesar 101,01. meskipun mengalami stagnansi NTP, namun kesejahteraan petani di Maluku Utara sampai dengan periode laporan masih terjaga. Prospek Perekonomian Perekonomian Maluku Utara pada triwulan IV 2017 diperkirakan tumbuh meningkat dari triwulan berjalan dan berada pada kisaran 6,4% - 6,8% (yoy) dengan kecenderungan bias ke atas. Dari sisi permintaan, konsumsi rumah tangga masih akan menjadi penggerak utama ekonomi Provinsi Maluku Utara pada triwulan mendatang, diikuti oleh realisasi investasi daerah yang juga akan semakin meningkat seiring dengan percepatan pembangunan Kawasan Industri Buli yang kini tengah berlangsung. Selanjutnya, perbaikan produksi pada sektor pertambangan diperkirakan akan berdampak pada meningkatnya ekspor baik antar daerah maupun luar negeri. Dengan memperhatikan perkembangan terkini dan faktor-faktor risiko, diperkirakan perekonomian Maluku Utara pada tahun 2017 akan tumbuh pada kisaran 6,6% - 7,0% (yoy), lebih tinggi dibanding pertumbuhan pada tahun xi

14 Tekanan inflasi kota Ternate pada triwulan IV 2017 diperkirakan akan mengalami peningkatan dibanding inflasi triwulan berjalan. Berdasarkan disagregasinya saat ini kenaikan inflasi untuk kelompok harga yang ditentukan pemerintah (administered prices) dan kelompok makanan harga bergejolak (volatile food) cenderung mengalami kenaikan. Sementara inflasi inti (core) masih terkendali di level yang rendah. Kenaikan inflasi administered prices dan volatile food diperkirakan masih akan terasa dampaknya hingga triwulan IV 2017 mendatang. Dengan memperhatikan risiko-risiko tersebut, inflasi pada 2017 diperkirakan berada pada kisaran 4,2% - 4,6%. (yoy). xii

15 BAB I PERKEMBANGAN EKONOMI DAERAH Meski Melambat, Perekonomian Maluku Utara Masih Tumbuh Tinggi Perekonomian Maluku Utara pada triwulan II 2017 tumbuh sebesar 6,96% (yoy), mengalami deselerasi dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang sebesar 7,54% (yoy). Ditinjau dari sisi pengeluaran, deselerasi terutama terjadi pada sektor konsumsi pemerintah dan investasi (PMTB), namun demikian konsumsi rumah tangga dan ekspor masih tercatat tumbuh meningkat. Sementara, ditinjau dari sisi lapangan usaha, subsektor utama seperti pertanian, konstruksi, dan administrasi pemerintahan mengonfirmasi deselerasi pertumbuhan perekonomian pada triwulan II 2017, namun demikian, sektor pertambangan dan industri pengolahan tercatat semakin bergeliat dan tumbuh lebih tinggi dari periode sebelumnya Pertumbuhan yoy Triwulan II ,96% Pertumbuhan qtq Triwulan II ,63%

16 1.1 Kondisi Umum Ekonomi Maluku Utara pada triwulan II 2017 melambat dibandingkan triwulan I Pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 2017 tercatat sebesar 6,96% (yoy) lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 7,54% (yoy). Dari sisi permintaan, deselerasi pertumbuhan ekonomi triwulan II 2017 disebabkan oleh masih melambatnya konsumsi yang berasal dari dana pemerintah, serta minimnya kegiatan investasi di Maluku Utara. Dari sisi penawaran, melambatnya kinerja tiga sektor utama, yakni sektor pertanian, sektor konstruksi, dan sektor administrasi pemerintahan menjadi penyebab melambatnya pertumbuhan ekonomi pada triwulan II Masih tingginya curah hujan yang disertasi angin kencang, menyebabkan gelombang laut selama triwulan II 2017 cukup tinggi, sehingga hasil tangkapan ikan para nelayan relatif berkurang. Selain itu, curah hujan yang tinggi tersebut juga menyebabkan hasil panen pada subsektor perkebunan, terutama kelapa dan cengkih tidak optimal. Beberapa komoditas hortikultura juga tercatat mengalami gangguan panen, sehingga produksinya tidak setinggi periode sebelumnya. Sementara, masih relatif lambatnya realisasi belanja pemerintah, menyebabkan pertumbuhan sektor administrasi pemerintah juga turut melambat, yang kemudian juga berdampak pada minimnya proyek di daerah. Sektor konstruksi turut terdampak dari minimnya proyek di daerah tersebut, sebab sumbangan kinerja sektor konstruksi sebagian besar disumbang oleh proyek-proyek yang bersumber dari dana pemerintah. Memasuki triwulan III 2017, perekonomian Maluku Utara diperkirakan akan tumbuh lebih lambat dibanding triwulan sebelumnya. Pertumbuhan perekonomian Maluku Utara diperkirakan akan tumbuh pada kisaran 6,3% - 6,7% (yoy) dengan kecenderungan bias ke atas. Dari sisi penawaran, meski masih akan tumbuh tinggi, kinerja sektor industri pengolahan, dan sektor pertambangan diperkirakan tidak akan tumbuh setinggi periode-periode sebelumnya. Hal tersebut disebabkan oleh, faktor base effect yang sudah tidak lagi muncul di triwulan III 2017 ini. Selain itu, sektor perdagangan besar dan eceran juga diperkirakan akan mengalami perlambatan pertumbuhan seiring kegiatan perdagangan luar negeri yang juga akan kembali pada titik normalnya. Dari sisi permintaan, perlambatan pertumbuhan ekspor ditengarai akan menjadi penyebab utama perlambatan pada triwulan III Di tengah perlambatan pertumbuhan yang berlangsung, pertumbuhan ekonomi Maluku Utara pada dua triwulan terakhir mencatatkan angka yang cukup tinggi. Bahkan pada triwulan II 2017 lalu, pertumbuhan ekonomi Maluku Utara merupakan yang tertinggi kedua nasional 2

17 (Gambar 1). Selain itu, dengan masih terjaganya pertumbuhan di sektor pertanian, dan terakselerasinya pertumbuhan sektor pertambangan dan sektor industri pengolahan karena telah diterbitkannya izin ekspor nikel mentah, dan telah optimalnya operasi pabrik smelter di Pulau Gebe menjaga pertumbuhan ekonomi Maluku Utara di level yang tinggi. Lebih jauh lagi, dengan mulai berlangsungnya pembangunan Kawasan Industri Buli dan rencana commisioning pabrik smelter di Pulau Obi, diperkirakan pertumbuhan Maluku Utara hingga akhir tahun akan semakin terakselerasi. Berdasarkan perkembangan ekonomi tersebut diatas, maka perekonomian Maluku Utara pada tahun 2017 diperkirakan tumbuh pada kisaran 6,6% - 7,0% (yoy) dengan kecenderungan bias ke atas. Gambar 1. Pertumbuhan Ekonomi Provinsi di Kawasan Timur Indonesia Triwulan II Perkembangan PDRB dari Sisi Permintaan Dari sisi permintaan, deselerasi pertumbuhan ekonomi triwulan II 2017 disebabkan oleh masih melambatnya pertumbuhan konsumsi pemerintah daerah di Maluku Utara dan melambatnya pertumbuhan investasi yang dicerminkan oleh PMTB pada triwulan tersebut. Realisasi Konsumsi Pemerintah pada triwulan II 2017 tercatat tumbuh melambat dari 10,76% (yoy) pada triwulan sebelumnya menjadi 7,33% (yoy). Sementara, PMTB tercatat melambat dari 4,55% (yoy) pada triwulan I 2017 menjadi 4,23% (yoy) pada triwulan II

18 Sementara itu, perdagangan luar negeri di Maluku Utara menunjukkan kinerja yang semakin baik. Seiring dengan terus terjaganya produksi pabrik smelter dan telah diperolehnya izin ekspor terbatas 1 untuk konsentrat nikel dari beberapa perusahaan di Maluku Utara, ekspor Maluku Utara terus tumbuh pada level yang tinggi. Di sisi lain, impor luar negeri tecatat mengalami perlambatan kontraksi dari 76,70% (yoy) menjadi 56,23% (yoy). Kembali menggeliatnya ekspor Maluku Utara yang berasal dari komoditas pertambangan dan olahannya ini, memicu bergeliatnya kembali perekonomian masyarakat di sekitarnya, baik yang menjadi pekerja maupun penyedia jasa-jasa pendukung kegiatan pertambangan. Hal tersebut mendorong peningkatan pendapatan masyarakat yang kemudian menjadikan konsumsi masyarakat tumbuh sebesar 5,06% (yoy), lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 4,50% (yoy). Seiring dengan tingkat pertumbuhan ekspor yang terjaga pada level yang tinggi, pada Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa ekspor luar negeri menjadi komponen dengan andil pertumbuhan yang paling besar di triwulan II 2017, yakni 10,25% (yoy). Diikuti oleh pengeluaran konsumsi masyarakat yang tercatat 2,97% (yoy). Kendati melambat dibandingkan triwulan I 2017, konsumsi pemerintah masih memberikan andil sebesar 2,31% (yoy) dari pertumbuhan ekonomi Maluku Utara pada triwulan II Tabel 1.1 Pertumbuhan dan Andil PDRB Sisi Penggunaan Pertumbuhan (%) Andil (%) Komponen Tw I 2017 Tw II 2017 Tw I 2017 Tw II 2017 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 4,50 5,06 2,68 2,97 Pengeluaran Konsumsi LNPRT 6,96 6,88 0,09 0,09 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 10,76 7,33 3,12 2,31 Pembentukan Modal Tetap Bruto 4,55 4,23 1,34 1,27 Perubahan Inventori (111,03) (78,42) (1,20) (1,70) Ekspor Luar Negeri 264, ,89 4,97 10,25 Impor Luar Negeri (76,70) (56,23) (8,49) (6,70) Net Ekspor Antar Daerah 107,81 140,53 (11,95) (14,79) P D R B 7,54 6,96 Sumber: BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Struktur perekonomian Maluku Utara dari sisi permintaan pada triwulan II 2017, sedikit mengalami perubahan dibandingkan dengan periode-periode sebelumnya. Meski masih 1 Izin ekspor terbatas diterbitkan oleh Kementerian ESDM dengan jangka waktu 1 tahun (hingga Maret 2018) dengan besaran kuota volume ekspor yang berbeda untuk masing-masing komoditas dan masing-masing perusahaan 4

19 didominasi oleh konsumsi, baik konsumsi rumah tangga (57,76%) maupun konsumsi pemerintah (32,69%), pada triwulan II 2017 ekspor luar negeri mengalami peningkatan pangsa yang cukup signifikan dari 5,68% menjadi 9,13%. Sementara itu pangsa komponen investasi (PMTB) yang sebesar 27,77%, tidak banyak berubah dari pangsanya pada triwulan I 2017 yang sebesar 27,86%. Lebih jauh lagi, net impor antar daerah tercatat meningkat pangsanya menjadi 24,65%, yang menjadi pangsa negatif bagi struktur perekonomian Maluku Utara. Perubahan pangsa sektoral pada PDRB Maluku Utara triwulan II 2017 menunjukkan semakin bergairahnya kegiatan perdagangan luar negeri Maluku Utara (Grafik 1.1). Meskipun demikian, masih terdapat ruang untuk juga meningkatkan pangsa perdagangan antar daerah di Maluku Utara, melalui peningkatan nilai tambah pada komoditas-komoditas utama perkebunan, seperti pala, cengkih, dan yang tidak boleh ditinggalkan adalah kelapa. Kelapa di Maluku Utara selama ini kurang mendapat perhatian serius, padahal potensi yang dimiliki oleh Maluku Utara sangat tinggi. Hal tersebut terkonfirmasi dari luasan areal perkebunan kelapa Maluku Utara yang merupakan peringkat lima besar nasional, dengan produktivitas yang tertinggi di Indonesia. Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Grafik 1.1 Struktur PDRB Sisi Penggunaan pada Triwulan II Konsumsi Masyarakat dan LNPRT Konsumsi rumah tangga pada triwulan II 2017 tercatat tumbuh lebih tinggi, meningkat dari 4,50% (yoy) pada triwulan I 2017 menjadi 5,06% (yoy) pada triwulan II Sementara itu, konsumsi lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga (LNPRT) pada triwulan II 2017 tumbuh 6,88% (yoy), terdeselerasi dari triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 6,96% (yoy). 5

20 Dengan kondisi pertumbuhan yang demikian, konsumsi masyarakat memberikan andil sebesar 3,06% pada pertumbuhan ekonomi Maluku Utara. Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Grafik 1.2 Perkembangan Pendapatan Rumah Tangga Sumber : Survei Konsumen Bank Indonesia, diolah Grafik 1.3 Perkembangan Indeks Keadaan Ekonomi Saat Ini Peningkatan pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada triwulan II 2017 sejalan dengan meningkatnya indeks pendapatan rumah tangga. Berdasarkan rilis BPS Provinsi Maluku Utara, pendapatan rumah tangga meningkat cukup signifikan dari 93,67 pada triwulan sebelumnya, menjadi 123,85 pada triwulan II 2017 (Grafik 1.2). Selain itu, berdasarkan hasil Survei Konsumen Bank Indonesia, Indeks Keadaan Ekonomi Saat Ini (IKE) menunjukkan adanya peningkatan dari 114,4 pada triwulan I 2017 menjadi 125,0 di triwulan II 2017 (Grafik 1.3). Penguatan kondisi ekonomi masyarakat tersebut ditengarai merupakan dampak dari meningkatkan kegiatan di sektor perdagangan serta sektor penyediaan akomodasi, makanan, dan minuman seiring menggeliatnya kegiatan di sektor pertambangan dan industri pengolahannya. Seiring meningkatnya kondisi konsumsi masyarakat pada triwulan II 2017 dan semakin menggeliatnya kegiatan di sektor pertambangan, diperkirakan konsumsi masyarakat pada triwulan berjalan akan meningkat. Selain itu, peningkatan konsumsi masyarakat juga diperkirakan bersumber dari meningkatnya rencana kegiatan pesta/hajatan dalam rangka pelepasan dan penyambutan jemaah haji, serta rangkaian kegiatan Idul Adha. Hal tersebut terindikasi dari meningkatnya Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) dari 134,4 pada posisi Juni 2017 menjadi 145,6 pada posisi Agustus Selain itu, indeks pengeluaran untuk konsumsi barang-barang tahan lama saat ini dibandingkan 6 bulan yang lalu pada posisi Agustus 2017 juga meningkat menjadi 141,7 dari 125,0 pada posisi Juni 2017 lalu. 6

21 1.2.2 Pengeluaran Pemerintah Pertumbuhan pada sektor konsumsi pemerintah tercatat mengalami perlambatan dibanding triwulan sebelumnya. Pengeluaran konsumsi pemerintah tumbuh melambat dari 10,76% (yoy) menjadi 7,33% (yoy) atau memberikan andil pertumbuhan pada triwulan II 2017 sebesar 2,31%. Sektor konsumsi pemerintah yang memiliki pangsa sebesar 32,69% ini, apabila dapat dikelola secara lebih baik maka akan memberikan multiplier effect yang lebih optimal lagi. Alasan-alasan klasik masih menjadi penyebab melambatnya pertumbuhan di sektor ini. Adanya keterlambatan transfer dana dari pemerintah pusat ke daerah, dan dari pemerintah provinsi ke pemerintah kabupaten/kota menyebabkan realisasi penggunaannya pun mengalami keterlambatan. Selain itu, kegiatan pemerintah daerah yang cenderung dikurangi selama bulan Ramadhan dan beberapa waktu setelah Lebaran, ditengarai akan memicu perlambatan tersebut. Pada triwulan berjalan, diperkirakan pertumbuhan konsumsi pemerintah akan mengalami peningkatan. Optimalisasi penyerapan anggaran jelang akhir tahun dan termin pembayaran proyek yang biasanya jatuh pada triwulan III dan IV diperkirakan akan mendorong peningkatan pertumbuhan sektor ini. Peningkatan pada sektor ini diharapkan akan memberikan andil pada total pertumbuhan pada triwulan mendatang, mengingat pada sektor ekspor luar negeri diperkirakan pencapaian pertumbuhannya tidak akan setinggi pada triwulan sebelumnya seiring telah hilangnya base effect pada sektor ini Kegiatan Ekspor Impor Komponen ekspor luar negeri dalam PDRB triwulan II 2017 tercatat memiliki pertumbuhan yang sangat tinggi. Ekspor luar negeri Maluku Utara tercatat sebesar 5.765,89% (yoy) pada triwulan II 2017, lebih tinggi dibanding triwulan I 2017 yang tumbuh sebesar 264,99% (yoy) (Grafik 1.4 dan Grafik 1.5). Peningkatan tersebut didorong oleh peningkatan produksi ferronickel pada triwulan II 2017 dan telah efektifnya izin ekspor terbatas untuk konsentrat nikel dari perusahaan tambang di Maluku Utara. Lebih jauh lagi, pangsa ekspor luar negeri dalam PDRB tercatat semakin meningkat dari 5,68% menjadi 9,13% pada triwulan II Hal tersebut menyebabkan komponen ekspor memiliki andil paling tinggi dalam pertumbuhan ekonomi Maluku Utara dari sisi permintaan, yakni 10,25% (yoy). Di lain sisi, impor luar negeri tercatat terkontraksi sebesar 56,23% (yoy), sedikit mengalami peningkatan, setelah pada triwulan sebelumnya terkontaksi sebesar 76,70% (yoy). 7

22 Berdasarkan data BPS Provinsi Maluku Utara, komoditas impor luar negeri masih didominasi oleh barang modal/bahan baku yang terutama digunakan untuk penyelesaian pembangunan smelter dan pembangkit listrik. Proyek pembangunan smelter di Pulau Obi, dan pembangunan pembangkit listrik di Pulau Morotai dan Pulau Halmahera yang sudah memasuki tahap finalisasi menyebabkan terkontraksinya impor barang modal/bahan baku proyek tersebut. Namun demikian, dengan diperolehnya izin ekspor terbatas untuk konsentrat nikel, maka impor untuk bahan baku penambangan nikel menjadi meningkat jumlahnya (Grafik 1.6 dan Grafik 1.7). Hal tersebut yang ditengarai meningkatkan impor luar negeri Maluku Utara pada triwulan II Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Grafik 1.4 Perkembangan Volume Ekspor Luar Negeri Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Grafik 1.5 Perkembangan Nilai Ekspor Luar Negeri Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Grafik 1.6 Perkembangan Volume Impor Luar Negeri Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Grafik 1.7 Perkembangan Nilai Impor Luar Negeri Ditilik dari sisi perdagangan antar daerah, seiring dengan turunnya produksi sektor pertanian, terutama hasil perkebunan cengkih, pala, dan kelapa, dan meningkatnya kebutuhan masyarakat Maluku Utara, terutama untuk komoditas bahan makanan dan barang-barang 8

23 kebutuhan rumah tangga, maka pertumbuhan impor antar daerah cenderung mengalami peningkatan (Grafik 1.9). Kondisi yang demikian, menyebabkan secara keseluruhan Maluku Utara tercatat mengalami net-impor antar daerah. Net-impor tercatat tumbuh 140,53% (yoy) pada triwulan II 2017, setelah sebelumnya tumbuh 107,81% (yoy) pada triwulan I Sumber : BPS, diolah Grafik 1.8 Perkembangan Ekspor Antar Provinsi Maluku Utara Sumber : BPS, diolah Grafik 1.9 Perkembangan Impor Antar Provinsi Maluku Utara Dengan demikian, neraca perdagangan Maluku Utara secara keseluruhan (antar daerah dan luar negeri) pada triwulan II 2017 mengalami net-impor sebesar Rp1040,77 miliar. Secara tahunan, net-impor mengalami kontraksi sebesar 9,66% (yoy). Pada triwulan berjalan, net-impor diperkirakan meningkat, meski implementasi relaksasi UU Minerba telah berlangsung dan produksi smelter yang diperkirakan akan meningkat, namun kebutuhan sehari-hari masyarakat Maluku Utara yang masih harus didatangkan dari daerah lain menyebabkan neraca perdagangan Maluku Utara lebih besar di sisi impornya. Peningkatan kebutuhan terutama terkait dengan rangkaian kegiatan pelepasan dan penyambutan jamaah haji, serta hari raya Idul Adha. Namun demikian, di tengah kesadaran pemerintah daerah yang semakin meningkat untuk mendorong peningkatan produksi tanaman pangan lokal dan penguatan kerjasama antar daerah di wilayah Maluku Utara, diharapkan ketergantungan provinsi ini terhadap produk dari provinsi lain akan semakin berkurang dari waktu ke waktu. 1.3 Perkembangan Ekonomi Sisi Penawaran Pada triwulan II 2017, perlambatan pertumbuhan perekonomian Maluku Utara, dari sisi penawaran, terutama disebabkan oleh melambatnya andil pertumbuhan pada sektor pertanian, sektor administrasi pemerintahan dan sektor konstruksi. Sektor-sektor utama tersebut tercatat mengalami perlambatan pertumbuhan yang cukup dalam, sektor pertanian sebagai sektor dengan pangsa terbesar tercatat tumbuh melambat dari 6,36% (yoy) pada triwulan I

24 menjadi 3,52% (yoy) pada triwulan II Selain itu, realisasi belanja pemerintah daerah dan belanja pemerintah pusat di daerah, menyebabkan sektor administrasi pemerintah melambat cukup dalam dari 6,19% (yoy) pada triwulan I 2017, menjadi hanya 2,16% (yoy) pada triwulan II 2017 lalu. Lebih jauh lagi, melambatnya realisasi belanja pemerintah di daerah, menyebabkan kegiatan-kegiatan di sektor konstruksi mengalami perlambatan. Sebab sektor konstruksi di Maluku Utara didominasi oleh proyek-proyek infrastruktur yang dananya bersumber dari anggaran pemerintah. Kondisi tersebut menyebabkan, pertumbuhan sektor konstruksi yang pada triwulan I 2017 sempat mencapai 6,84% (yoy), melambat menjadi 6,59% (yoy) pada triwulan II 2017 (Grafik 1.11). Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Grafik 1.10 Andil Pertumbuhan Sektoral PDRB Sisi Penawaran Triwulan II 2017 Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Grafik 1.11 Perkembangan Sektoral PDRB Sisi Penawaran 10

25 Pertumbuhan ekonomi Maluku Utara pada triwulan II 2017 ini, meski mengalami perlambatan, namun masih dapat dikatakan tinggi dibanding dengan periode-periode sebelumnya. Bahkan, secara nasional pertumbuhan ekonomi Maluku Utara berada pada peringkat kedua setelah Provinsi Sulawesi Tenggara. Berdasarkan andilnya, pada triwulan II 2017, sektor industri pengolahan yang tercatat memberikan andil terbesar yakni 1,39% (yoy). Selanjutnya, disusul oleh sektor perdagangan besar dan eceran yang memberikan andil kedua terbesar dengan nilai sebesar 1,30% (yoy). Dan, ketiga disumbang oleh sektor pertambangan yang tercatat semakin aktif, sehingga andilnya tercatat sebesar 1,27% (yoy) (Grafik 1.10). Sektor pertanian, yang biasanya menyumbang andil yang cukup besar, pada triwulan II 2017, tercatat hanya memberikan andil sebesar 0,81%. Begitupula dengan sektor administrasi pemerintahan yang hanya memberikan andil sebesar 0,36%. Perlambatan pada kedua sektor inilah, yang terutama menghambat peningkatan pertumbuhan ekonomi Maluku Utara pada triwulan II Pada sektor pertanian, dominasi sektor ini yang masih besar secara langsung memberikan dampak terhadap andilnya. Perlambatan pertumbuhan tersebut, terutama disebabkan oleh kurang optimalnya produksi rempah-rempah, kakao, dan kopra seiring curah hujan yang cukup tinggi selama triwulan II 2017 lalu. Disamping itu, produksi komoditas hortikultura seperti cabai dan bawang juga tercatat mengalami gangguan, sehingga pemenuhan kebutuhan masyarakat di Maluku Utara harus kembali didatangkan dari luar provinsi. Sementara pada sektor administrasi pemerintahan, tidak optimalnya penyerapan belanja pemerintah pusat di daerah dan belanja pemerintah daerah, menekan pertumbuhan pada sektor ini. Pergantian pejabat pemutus serta relatif berkurangnya kegiatan pemerintah daerah selama bulan Ramadhan dan Idul Fitri menyebabkan perlambatan pertumbuhan pada sektor ini. Di luar sektor-sektor utama yang memiliki pangsa besar, sektor lain yang juga cukup berdampak signifikan di Maluku Utara juga mengalami kecenderungan perlambatan, meski pertumbuhannya masih cukup tinggi. Di lain sisi, pertumbuhan pertambangan dan sektor industri pengolahan, pertumbuhannya juga tercatat cukup signifikan dan memiliki andil yang jauh lebih tinggi dibanding periode-periode sebelumnya. Hal ini ditengarai didorong oleh peningkatan produksi di smelter Pulau Gebe dan diperolehnya izin ekspor terbatas untuk konsentrat nikel. Menggeliatnya kembali kedua sektor ini, ditengarai memiliki multiplier effect yang cukup luas di Maluku Utara. Sehingga, aktifnya kedua sektor ini memicu peningkatan pertumbuhan pada 11

26 sektor perdagangan besar dan eceran, serta pada sektor penyediaan akomodasi, makanan, dan minuman. Namun demikian, sebagaimana yang terjadi pada saat implementasi UU Minerba di awal tahun 2014, skenario tidak aktifnya sektor pertambangan dapat menyebabkan aktivitas ekonomi di Maluku Utara mengalami konstraksi cukup dalam. Untuk memitigasi risiko kerentanan tersebut, pemerintah daerah perlu merancang strategi pembangunan ekonomi Maluku Utara yang lebih berkesinambungan dengan cara memperkuat sektor hulu dan hilir pertanian, perkebunan, perikanan, sehingga nilai tambahnya akan semakin besar. Sektor pertanian, yang meskipun pangsanya paling besar, terkonfirmasi masih sangat minim mendapat perhatian dari pemerintah daerah. Sehingga proses penguatan di hulu, dalam hal ini peremajaan tanaman, penjagaan produktivitas, peremajaan armada tangkap, dan sebagainya masih belum masif dan terencana dilaksanakan. Selain itu, upaya hilirisasinya juga masih sangat minim, sehingga nilai tambah yang diperoleh juga sangat minim. Padahal pada saat sektor pertambangan terkontraksi dalam pada 2014 lalu, sektor pertanian inilah yang menjadi salah satu penahan sehingga pertumbuhan ekonomi Maluku Utara masih bisa terjaga di atas rata-rata nasional. Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Grafik 1.12 Struktur PDRB Sisi Penawaran Di tengah pembangunan ekonomi yang terus berlangsung di Maluku Utara yang disertai berbagai fluktuasi pertumbuhan sektoral, secara umum struktur perekonomian Maluku Utara pada triwulan II 2017 tidak banyak mengalami perubahan. Sebagaimana ditampilkan pada Grafik 1.12, sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan masih mendominasi dengan pangsa sebesar 24,27% dari total PDRB. Disusul oleh sektor perdagangan besar dan eceran dengan 12

27 pangsa sebesar 17,72% dari total PDRB. Sementara itu, sektor administrasi pemerintah yang pada triwulan II 2017 tumbuh melambat, masih memiliki pangsa sebesar 15,89%. Sedangkan sektor pertambangan yang menunjukkan pertumbuhan yang positif selama beberapa triwulan terakhir memiliki pangsa sebesar 9,03%, cenderung meningkat dari waktu ke waktu. Sementara akumulasi dari sektor-sektor lainnya pangsanya hanya sebesar 33,10% dengan struktur yang juga tidak banyak bergeser Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Pada triwulan II 2017, sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan tumbuh sebesar 3,52% (yoy) melambat cukup dalam dibanding triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 6,36% (yoy). Perlambatan ini ditengarai didorong oleh curah hujan yang tinggi serta gelombang laut yang juga tinggi, yang kemudian menyebabkan hasil tangkapan ikan, hasil panen hortikultura, tanaman pangan, dan perkebunan rakyat terganggu. Meski hasil tangkapan ikan pada triwulan II 2017 masih tumbuh lebih tinggi dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya, namun secara volume mengalami penurunan yang cukup signifikan. Hasil tangkapan ikan, menurun dari sekitar ton menjadi sekitar ton (Grafik 1.13). Begitupula pada subsektor tanaman pangan, nilai tukar petani pada subsektor tersebut terkoreksi cukup dalam dari 106,83 menjadi 103,75 (Grafik 1.14). Namun demikian, nilainya masih berada di atas ambang 100, yang artinya petani masih memperoleh keuntungan dari hasil produksinya, meski secara jumlah berkurang dari triwulan sebelumnya. Sumber: PPN Ternate, diolah Grafik 1.13 Jumlah Tangkapan Ikan Sumber: BPS Maluku Utara, diolah Grafik 1.14 Perkembangan NTP Subsektor Tanaman Pangan Pada triwulan berjalan, pertumbuhan sektor pertanian diperkirakan akan cenderung meningkat, meski tidak terlampau tinggi. Peningkatan ini seiring dengan keadaan cuaca yang semakin membaik dan mulai memasuki masa panen kedua untuk tanaman pangan, juga panen 13

28 besar untuk tanaman pala dan cengkih. Sementara risiko penahan pertumbuhan sektor ini ada pada tanaman hortikultura, dimana diperkirakan akan cenderung menurun seiring kerusakan sekitar 40 hektar lahan bawang merah pasca banjir yang melanda sentra bawang merah Tidore Sektor Konstruksi Sektor konstruksi tercatat tumbuh sebesar 6,59% (yoy) pada triwulan II 2017, sedikit melambat dari pertumbuhan triwulan sebelumnya yang mencapai 6,84% (yoy). Sempat terlambatnya transfer dana dari pemerintah pusat ke daerah, juga transfer dari provinsi ke kabupaten/kota menyebabkan pelaksanaan proyek-proyek infrastruktur yang berasal dari dana pemerintah juga turut terhambat. Selain itu, meski pembangunannya masih berlangsung, namun pembangunan smelter di Pulau Obi telah memasuki tahap finalisasi, sehingga kegiatan konstruksinya telah berkurang signifikan. Sumber: BPS Maluku Utara, diolah Grafik 1.15 Volume Pengadaan Semen Maluku Utara Sumber: BCI, diolah Grafik 1.16 Jumlah Proyek yang Tengah Berlangsung di Maluku Utara Pada triwulan II 2017, proyek-proyek yang tengah berlangsung di Maluku Utara menurun jumlahnya dari 68 proyek baru menjadi 39 proyek baru (Grafik 1.16). Perlambatan pada sektor konstruksi juga terkonfirmasi dari menurunnya jumlah pengadaan semen di Provinsi Maluku Utara dari 88,03 ribu ton semen pada triwulan I 2017, menjadi 46,71 ribu ton semen pada triwulan II 2017 (Grafik 1.15). Sektor konstruksi diperkirakan akan kembali pulih dan tumbuh lebih tinggi pada triwulan III 2017, seiring dengan telah selesainya proses pengadaan dan lelang yang tengah dilangsungkan oleh pemerintah daerah. Hasil survei kegiatan dunia usaha yang dilaksanakan 14

29 oleh Bank Indonesia juga menunjukkan memperkuat perkiraan tersebut, dimana perkiraan kegiatan usaha pada triwulan III 2017 meningkat 3,61%. Selain itu, akan segera dimulainya pembangunan Kawasan Industri Buli diperkirakan akan semakin mendorong pertumbuhan pada sektor ini Sektor Administrasi Pemerintahan Sektor Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib yang pada triwulan I 2017 tumbuh cukup tinggi sebesar 6,19% (yoy), tercatat melambat pada triwulan II 2017 dan hanya mampu tumbuh 2,16% (yoy). Perlambatan utamanya disebabkan oleh adanya keterlambatan proses pengadaan karena penyaluran DAK Fisik yang baru dilaksanakan pada awal triwulan II Selain itu, penyaluran Dana Desa juga baru dilaksanakan pada periode yang hampir bersamaan. Hal tersebut berdampak, pada multiplier effect dari penyerapan anggaran tersebut baru akan terasa di triwulan selanjutnya. Pada triwulan III 2017, realisasi kegiatan-kegiatan pemerintahan diperkirakan akan mendorong peningkatan pertumbuhan yang lebih tinggi pada sektor ini. Beberapa proyek besar yang telah direncakan akan dimulai dilaksanakan pada triwulan III 2017 ini diperkirakan akan menjadi pemicu utama pertumbuhan pada sektor ini Sektor Pertambangan dan Penggalian, Sektor Industri Pengolahan dan Sektor Lainnya Ditengah perlambatan perekonomian Maluku Utara pada triwulan II 2017, pertumbuhan sektor pertambangan dan sektor industri pengolahan tercatat semakin membaik dibandingkan triwulan sebelumnya. Pada triwulan II 2017, sektor ini masing-masing, secara berurutan, mencatatkan pertumbuhan sebesar 14,02% (yoy) dan 24,40% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan I 2017 yang sebesar 11,58% (yoy) dan 14,68% (yoy). Peningkatan tersebut terjadi seiring adanya relaksasi UU Minerba sehingga nikel yang diproduksi oleh perusahaan tambang dapat diekspor secara langsung dalam bentuk konsentrat dengan izin khusus, selain itu produksi olahan nikel di smelter yang telah dibangun di Pulau Gebe juga mengalami peningkatan. Hal tersebut menyebabkan perusahaan tambang meningkatkan target produksinya. Hasil survei kegiatan dunia usaha (SKDU) juga menunjukan hasil yang searah, saldo bersih kinerja usaha sektor industri pengolahan tercatat mengalami peningkatan dari -6,04% di triwulan I 2017 menjadi 3,52% di triwulan II 2017 (Grafik 1.17). 15

30 Sumber: SKDU Bank Indonesia, diolah Grafik 1.17 Saldo Bersih Realisasi Kinerja Pelaku Usaha Sektor Industri Pengolahan Pada triwulan berjalan, sektor pertambangan dan sektor industri pengolahan diperkirakan akan mengalami perlambatan. Telah hilangnya base effect menjadi alasan utama peningkatan pertumbuhan tidak akan setinggi dua periode sebelumnya. Secara keseluruhan sektor-sektor sekunder dan tersier cenderung akan mengalami perlambatan, akibat adanya koreksi base effect. Namun demikian pertumbuhan masih akan terjaga di level yang relatif tinggi. Sehingga potensi pergeseran pada pangsa sektoral dimungkinkan untuk terjadi, terutama pada sektor pertambangan dan sektor industri pengolahan. Lebih jauh lagi, sektor lain yang berpotensi untuk terus meningkat meski masih akan terbatas, yakni sektor transportasi dan pergudangan Seiring dibukanya beberapa rute penerbangan baru baik menuju maupun keluar Ternate, peningkatan frekuensi penerbangan, dan penambahan armada penyeberangan, berpotensi mendorong peningkatan pertumbuhan sektor ini. Sektor-sektor inilah yang masih akan menahan level pertumbuhan ekonomi Maluku Utara di level yang cukup baik, tentunya selain terjaganya tren pertumbuhan di sektor-sektor utama. 16

31 BOKS KONSUMSI MASYARAKAT MENINJAU PENINGKATAN KONSUMSI RUMAH TANGGA MALUKU UTARA Pada triwulan II 2017, pengeluaran konsumsi rumah tangga di Maluku Utara menunjukkan pertumbuhan sebesar 5,06% (yoy). Pertumbuhan ini meningkat cukup signifikan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh 4,50% (yoy). Angka ini juga tercatat lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan nasional yang tercatat sebesar 4,95% (yoy). Sumber: BPS, diolah Grafik 1. Laju Pertumbuhan Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Berdasarkan Survei Konsumen yang dilaksanakan oleh Bank Indonesia, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) mengalami peningkatan pada triwulan II IKK merupakan salah satu indikator yang dihasilkan oleh Survei Konsumen, yang digunakan untuk memberikan gambaran tingkat keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini. IKK pada triwulan II 2017 tercatat sebesar 129,7, meningkat 7,8 poin dibanding kondisi pada triwulan I Berdasarkan variabel pembentuknya, IKK terbagi menjadi Indeks Keadaan Ekonomi Saat Ini (IKE) yang menunjukkan keadaan ekonomi masyarakat dibandingkan enam bulan yang lalu serta Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang menunjukkan keyakinan masyarakat terhadap keadaan ekonomi pada enam bulan yang akan datang. IKE pada triwulan II 2017 menunjukkan peningkatan dari 114,4 menjadi 125,0. Peningkatan ini didorong oleh membaiknya keadaan penghasilan masyarakat, ketersediaan lapangan kerja, dan konsumsi barang-barang tahan lama dibandingkan enam bulan yang lalu. Sejalan dengan membaiknya IKE, IEK juga menunjukkan peningkatan dari 129,4 pada triwulan I 2017 menjadi 134,4 pada triwulan II Peningkatan ini didorong oleh 17

32 BOKS KONSUMSI MASYARAKAT optmisnya masyarakat pada perkiraan penghasilan dan ketersediaan lapangan kerja pada enam bulan ke depan. Tabel 1. Survei Konsumen Provinsi Maluku Utara Keterangan Tw I-2017 Tw II-2017 Kondisi kegiatan usaha secara umum saat ini dibandingkan 6 bulan yang lalu Perkiraan kondisi kegiatan usaha secara umum pada 6 bulan yang akan datang dibandingkan saat ini Penghasilan saat ini dibandingkan 6 bulan yang lalu Perkiraan penghasilan pada 6 bulan yang akan datang dibandingkan saat ini Ketersediaan lapangan kerja saat ini dibandingkan 6 bulan yang lalu Perkiraan ketersediaan lapangan kerja pada 6 bulan yang akan datang dibandingkan saat ini Pengeluaran untuk konsumsi barang-barang tahan lama saat ini dibandingkan 6 bulan yang lalu IKE IEK IKK Sumber: Survei Konsumen, diolah Survei Tendensi Konsumen yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) juga menunjukkan peningkatan perbaikan kondisi ekonomi konsumen. Indeks Tendensi Konsumen (ITK) pada triwulan II 2017 tercatat sebesar 115,17, lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang hanya 101,71. Peningkatan ITK ini utamanya didorong oleh peningkatan pendapatan rumah tangga. Peningkatan pendapatan masyarakat Maluku Utara tampak pada variabel pendapatan rumah tangga yang menunjukkan peningkatan dari 93,67 di triwulan I 2017 menjadi 123,85 pada triwulan II Berdasarkan informasi yang didapat dari pelaku usaha, membaiknya kondisi ekonomi serta semakin banyaknya perusahaan yang patuh terhadap penetapan UMP menjadi salah satu faktor meningkatnya pendapatan. Sementara itu, variabel pengaruh inflasi terhadap tingkat konsumsi dan variabel volume/frekuensi konsumsi barang/jasa menunjukkan penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya. Tabel 2. Indeks Tendensi Konsumen Provinsi Maluku Utara Variabel Pembentuk Tw I-2017 Tw II-2017 Pendapatan Rumah Tangga Pengaruh Inflasi Terhadap Tingkat Konsumsi Volume/Frekuensi Konsumsi Barang/Jasa Sumber: BPS, diolah 18

33 BOKS KONSUMSI MASYARAKAT Adanya perbaikan pada sektor pertambangan dan pertumbuhan sektor industri pengolahan merupakan salah satu faktor tingginya pertumbuhan pengeluaran konsumsi rumah tangga di Maluku Utara. Sektor pertambangan tumbuh dari 11,58% (yoy) pada triwulan I 2017 menjadi 14,02% (yoy) pada triwulan II Sementara itu sektor industri pengolahan dapat mengakselerasi pertumbuhannya dari 14,43% (yoy) menjadi 24,40% (yoy) di triwulan II Pertumbuhan yang positif pada kedua sektor tersebut berdampak pada bangkitnya sektor perdagangan dan sektor akomodasi dan makan minum yang erat kaitannya dengan konsumsi masyarakat. Sektor perdagangan tumbuh meningkat dari 7,15% (yoy) menjadi 7,17% (yoy). Sementara itu sektor akomodasi dan makan minum tumbuh 9,78% (yoy). Perbaikan pada sektor usaha utama memberikan dampak yang baik pada perekonomian masyarakat Maluku Utara berupa peningkatan pendapatan masyarakat sebagaimana disebutkan sebelumnya. Sumber: BPS, diolah Grafik 2. Laju Pertumbuhan Sektor Perdagangan, Industri Pengolahan, Perdagangan, serta Akomodasi dan Makan Minum Provinsi Maluku Utara Meski pertumbuhan konsumsi masyarakat di Maluku Utara pada triwulan II 2017 cukup tinggi, perlu menjadi perhatian bahwa sektor usaha yang mendorong pertumbuhan tersebut adalah sektor pertambangan dan pendukungnya. Pertumbuhan dari sektor ini memiliki beberapa potensi risiko, terutama terkait kesinambungannya. Risiko timbul dari tingginya kerentanan terhadap gejolak harga komoditas dunia, kondisi cadangan di dalam perut bumi yang terbatas, serta dampak terhadap lingkungan yang berpotensi mengganggu sektor ekonomi lain. Selain itu, penyerapan tenaga kerja lokal pada sektor ini juga masih sangat minim. Sehingga pertumbuhan yang tinggi dari sektor ini tidak memberikan dampak 19

34 BOKS KONSUMSI MASYARAKAT secara langsung kepada peningkatan kesejahteraan dan pengentasan kemiskinan masyarakat Maluku Utara. Berdasarkan data yang dirilis oleh BPS terlihat bahwa secara tahunan, penduduk miskin di Maluku Utara meningkat baik secara jumlah maupun persentase. Lebih jauh lagi, penduduk miskin tersebut didominasi oleh mereka yang berada di wilayah perdesaan, dimana sebagian besarnya bermatapencaharian sebagai petani dan nelayan. Berdasarkan penyerapan tenaga kerja, sektor pertanian, perkebunan, dan perikanan menyerap sekitar orang tenaga kerja (40,82%) di Maluku Utara. Lebih jauh lagi, dari jumlah tersebut sebesar 52,92% ( orang) diantaranya merupakan petani kelapa. Sumber: BPS, diolah Grafik 3. Jumlah Penduduk Miskin Provinsi Maluku Utara (yoy) Oleh karena itu, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Maluku Utara yang lebih berkelanjutan, terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan oleh Pemerintah Daerah di Maluku Utara. Hal-hal tersebut antara lain adalah mendorong diversifikasi dan penguatan produksi komoditas pertanian mulai dari hulu hingga hilir, memperkuat kapasitas industri pengolahan produk pertanian, mencari sumber pertumbuhan ekonomi baru, serta mendorong pertumbuhan investasi di Maluku Utara. Keanekaragaman hayati di Maluku Utara yang tinggi, terutama keanekaragaman plasma nutfah kelapa di Maluku Utara dapat menjadi modal dasar untuk mendorong peningkatan produksi hulu dan upaya hilirisasi di Maluku Utara. Salah satunya yang saat ini perlu mendapat perhatian lebih adalah upaya pengembangan indukan varietas kelapa unggul Bido Morotai, yang masih minim perhatian dari Maluku Utara namun sangat populer di wilayah lain. Dengan memberikan perhatian lebih ke sektor-sektor yang langsung menyentuh masyarakat, diharapkan kondisi perekonomian dan konsumsi masyarakat dapat terus terjaga pertumbuhannya secara lebih merata dan berkesinambungan. 20

35 Realisasi Pendapatan Triwulan II 2017 Rp1.154,68 miliar BAB II KEUANGAN PEMERINTAH Kinerja realisasi belanja Pemerintah Provinsi Maluku Utara pada triwulan II 2017 tumbuh dibanding periode yang sama tahun sebelumnya Realisasi Belanja Triwulan II 2017 Rp1.011,47 miliar Pada triwulan II 2017, realisasi pendapatan daerah Pemerintah Provinsi Maluku Utara sebesar Rp1.154,68 miliar atau sebesar 40,31% lebih rendah dibanding triwulan II 2016 yang terealisasi sebesar 42,96%. Dari sisi pengeluaran, terjadi peningkatan realisasi belanja APBD triwulan II 2017 yang terealisasi sebesar Rp1.011,47 miliar atau sebesar 38,18%, dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya mencapai 37,51%. 21

36 2.1 Struktur APBD Anggaran pendapatan Pemprov Maluku Utara dalam APBD 2017 adalah sebesar Rp2,86 triliun atau meningkat 27,80% dari anggaran pendapatan APBD 2016 (Tabel 2.1). Sementara itu, anggaran belanja pada APBD 2016 tercatat sebesar Rp2,65 triliun atau hanya meningkat sebesar 13,41% dari anggaran belanja tahun sebelumnya. Berdasarkan penetapan dari DPRD Maluku Utara tanggal 12 Januari 2017, APBD Provinsi Maluku Utara ditetapkan defisit Rp44,34 miliar. APBD tersebut mengalami penyesuaian dengan rincian sebagai berikut: Tabel 2.1 APBD Maluku Utara 2017 Uraian Jumlah (Rp) APBD 2016 APBD 2017 Perubahan Pendapatan 2,241,173,725,000 2,864,175,974, % Pendapatan Asli Daerah 282,996,628, ,709,146, % Pendapatan Transfer 1,823,177,097,000 1,907,792,409, % Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah 135,000,000, ,674,419, % Belanja 2,335,841,443,000 2,649,165,953, % Belanja Operasi 1,467,390,962,457 1,839,924,953, % Belanja Modal 745,414,218, ,577,436, % Belanja Tak Terduga 2,000,000,000 2,500,000, % Transfer 121,036,262, ,163,563, % Sumber : Badan Pengelolaan Keuangan, Pendapatan dan Asset Daerah (BPKPAD) Provinsi Maluku Utara Pada anggaran pendapatan, kenaikan anggaran terutama bersumber dari peningkatan signifikan dari target lain-lain pendapatan daerah yang sah yang mencapai 247,91% (Grafik 2.1). Hal ini dikarenakan target pendapatan hibah meningkat lebih dari dua kali lipat dan terdapat target pendapatan lainnya yang pada anggaran sebelumnya tidak dicantumkan. Selain lain-lain pendapatan daerah yang sah, PAD ditargetkan mengalami kenaikan mencapai 71,98% dan peningkatan pendapatan transfer sebesar 4,64%. Pendapatan transfer adalah pendapatan yang didapatkan dari pemerintah pusat sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku. Secara struktur pendapatan transfer ini masih menjadi sumber pendapatan terbesar pemerintah Maluku Utara yaitu sebesar 66,61% pada APBD 2017, meskipun demikian pada tahun 2017 ini Pemerintah Provinsi Maluku Utara berupaya meningkatkan target Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan cara mengoptimalkan penyerapan pajak melalui elektronifikasi transaksi, mendorong pembayaran bagi hasil pertambangan yang selama ini tertunda, serta peningkatan pemasukan dari sektor perikanan. 22

37 Sumber : BPKPAD Provinsi Maluku Utara Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2016 dan 2017 Kenaikan juga terjadi pada anggaran belanja seiring adanya kenaikan pada anggaran pendapatan. Kenaikan terjadi terutama pada pos belanja operasional sebesar 25,39% (Grafik 2.2). Kenaikan pada nominal belanja operasional tersebut terjadi utamanya karena terdapat peningkatan cukup signifikan pada pos belanja pegawai sebab adanya pengangkatan pegawai honorer menjadi pegawai tetap, timbulnya pos belanja bunga untuk pelunasan kewajiban kepada pihak ketiga, serta peningkatan pada pos belanja bagi hasil kepada pemerintah kabupaten/kota. Secara struktural, pangsa dari anggaran belanja mengalami perubahan yang cukup signifikan, dimana pos belanja operasional meningkat pangsanya menjadi sebesar 69,45%, sementara pos belanja modal turun pangsanya menjadi sebesar 26,03%. Sumber : BPKPAD Provinsi Maluku Utara Grafik 2.2 Perubahan Struktur APBD Akun Belanja Tahun 2016 dan

38 2.2 Realisasi Pendapatan APBD Jumlah total realisasi pendapatan Pemerintah Provinsi Maluku Utara pada triwulan II 2017 sebesar Rp miliar (Grafik 2.3) atau sebesar 21,13%, lebih tinggi dibanding triwulan II 2016 yang terealisasi sebesar 18,73%. Lebih tingginya realisasi pendapatan triwulan II 2017 dibandingkan dengan triwulan II 2016, akibat lebih tingginya realisasi di semua komponen pendapatan kecuali pendapatan transfer. Sumber : BPKPAD Provinsi Maluku Utara Grafik 2.3 Perkembangan Realisasi Pendapatan Tiap Triwulan Meningkatnya PAD dikarenakan realisasi Pendapatan Pajak Daerah sebesar 27,10% (Tabel 2.2) yang pada triwulan yang sama tahun sebelumnya tercatat nihil. Selain itu, realisasi lain-lain PAD yang sah pada triwulan II 2017 sebesar 24,75% (Tabel 2.2), meningkat dari periode yang sama tahun lalu yang sebesar 5,94%. Masih terbatasnya sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Provinsi Maluku Utara, menyebabkan struktur APBD Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten dan Kota di Maluku Utara, khususnya di sisi pendapatan, masih didominasi oleh Dana Perimbangan dari Pemerintah Pusat. 24

39 Sumber : BPKPAD Provinsi Maluku Utara Grafik 2.4 Perbandingan Persentase Realisasi Pendapatan APBD Tahun 2016 dan Tahun 2017 Meski secara umum realisasi komponen pendapatan pada triwulan II 2017 lebih tinggi dibandingkan dengan dengan tahun sebelumnya, namun pendapatan transfer mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan periode yang sama di tahun Realisasi PAD hingga akhir triwulan II 2017 telah mencapai 29,53%, pencapaian tersebut jauh lebih tinggi dari realisasi periode yang sama di tahun 2016 yang terealisasi sebesar 13,22% (Grafik 2.4). Peningkatan tersebut didorong oleh realisasi pendapatan yang berasal dari pajak kendaraan bermotor, pajak BBM, dan pajak air permukaan yang terealisasi cukup tinggi pasca penerapan transaksi non tunai, sehingga risiko kebocoran dapat semakin diminimalisir. Selain itu, pemasukan dari retribusi daerah juga terealisasi cukup tinggi. Sementara itu, realisasi komponen pendapatan transfer menunjukkan kinerja yang menurun pada triwulan II Komponen pendapatan yang kini menguasai 66,61% dari keseluruhan anggaran pendapatan ini, mencatatkan realisasi sebesar 42,77% (Tabel 2.2), lebih rendah dari pencapaian pada periode yang sama di tahun 2016 sebesar 50,14%. 25

40 Tabel 2.2 Realisasi Pendapatan APBD Lingkup Provinsi Maluku Utara Triwulan II 2017 URAIAN ANGGARAN PEMPROV MALUKU UTARA REALISASI TRIWULAN II 2017 (%) REALISASI PENDAPATAN Rp2,864,175,974, Rp1,154,681,247, % PENDAPATAN ASLI DAERAH Rp486,709,146, Rp143,720,252, % Pendapatan Pajak Daerah Rp364,562,246, Rp98,811,993, % Pendapatan Retribusi Daerah Rp66,388,300, Rp31,323,158, % Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan Rp871,595, Rp % Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah Rp54,887,005, Rp13,585,100, % PENDAPATAN TRANSFER Rp1,907,792,409, Rp815,961,122, % Transfer Pemerintah Pusat - Dana Perimbangan Rp1,907,792,409, Rp815,961,122, % Dana Bagi Hasil Pajak/Dana Bagi Hasil Bukan Pajak Rp106,011,803, Rp42,650,185, % Dana Alokasi Umum Rp1,219,425,902, Rp696,088,923, % Dana Alokasi Khusus Rp582,354,704, Rp77,222,013, % LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH Rp469,674,419, Rp194,999,872, % Pendapatan Hibah Rp274,053,373, Rp14,595,306, % Pendapatan Lainnya Rp195,621,045, Rp175,400, % Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus Rp0.00 Rp180,229,166, Sumber : BPKPAD Provinsi Maluku Utara 2.3 Realisasi Belanja APBD Total realisasi belanja daerah pada triwulan II 2017 mencapai Rp1.154,68 miliar atau tumbuh sebesar 1,77% (yoy). Pertumbuhan ini tidak sebesar triwulan II 2016 yang realisasinya tumbuh 30,34% (yoy). Namun, realisasi belanja ini lebih baik dari triwulan I 2017 yang realisasinya mengalami perlambatan sebesar 8,23% (yoy). Pertumbuhan ini terjadi dikarenakan telah mulainya realisasi belanja pemerintah mengejar keterlambatan realisasi triwulan sebelumnya yang ditengarai disebabkan oleh pengesahan APBD yang mengalami keterlambatan. Sehingga belanja yang seharusnya direalisasikan pada triwulan I baru dapat direalisasikan pada triwulan II, hal tersebut ditunjukkan dengan belanja modal terealisasi 38,80% yang lebih besar dari triwulan yang sama tahun lalu yang sebesar 32,15%. 26

41 Sumber : BPKPAD Provinsi Maluku Utara Grafik 2.5 Perkembangan Realisasi Belanja Tiap Triwulan Pada komponen Belanja Operasi, sumbangan realisasi khususnya bersumber dari Belanja Pegawai yang sudah terealisasi sebesar Rp300,10 miliar atau 37,97% dari anggaran, Belanja Hibah yang terealisasi sebesar Rp145,54 miliar atau 43,44% dari anggaran, serta Belanja Barang dan Jasa yang telah terealisasi sebesar Rp274,69 miliar atau 39,73% dari anggarannya. Belanja hibah tersebut, secara spesifik merupakan realisasi alokasi Dana BOS ke seluruh sekolah di Maluku Utara. Serta realisasi belanja barang dan jasa berupa pembelian barang untuk diserahkan kepada masyarakat. 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% 1.467,39 M 1.839,92 M 745,41 M 689,57 M 40,55% 39,25% 38,80% 32,15% BELANJA OPERASI BELANJA MODAL 45% 40% 35% 30% 25% 20% 15% 10% 5% 0% Sumber : BPKPAD Provinsi Maluku Utara Grafik 2.6 Perbandingan Persentase Realisasi Belanja APBD Tahun 2016 dan Tahun

42 Tabel 2.3 Realisasi Belanja APBD Lingkup Provinsi Maluku Utara Triwulan II 2017 BELANJA URAIAN BELANJA OPERASI ANGGARAN PEMPROV MALUKU UTARA Rp2,649,165,953, Rp1,839,924,953, REALISASI TRIWULAN II 2017 (%) REALISASI Rp1,011,470,341, % Rp722,135,735, % Belanja Pegawai Rp790,380,819, Rp300,107,634, % Belanja Bunga Rp4,200,000, Rp % Belanja Subsidi Rp5,000,000, Rp % Belanja Hibah Rp335,071,600, Rp145,547,152, % Belanja Bantuan Sosial Rp5,480,000, Rp1,790,000, % Belanja Bantuan Keuangan Rp8,400,000, Rp % Belanja Barang dan Jasa Rp691,392,533, Rp274,690,948, % BELANJA MODAL Rp689,577,436, Rp267,584,441, % BELANJA TAK TERDUGA Rp2,500,000, Rp % Belanja Tak Terduga Rp2,500,000, Rp % TRANSFER Rp117,163,563, Rp21,750,164, % Transfer Bagi Hasil Ke KKAB/KOTA/DESA Sumber : BPKPAD Provinsi Maluku Utara Rp117,163,563, Rp21,750,164, % 2.4 Rekening Pemerintah Dana pemerintah daerah yang tersimpan di perbankan hingga akhir triwulan II 2017 tercatat sebesar Rp1.122,40 miliar. Sesuai dengan siklusnya jumlah tersebut meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar Rp990,83 miliar. Peningkatan terjadi seiring meningkatnya realisasi pendapatan pemerintah daerah yang bersumber dari transfer pemerintah pusat. Secara tahunan, dana milik pemerintah daerah tersebut tumbuh sebesar 21,16% (yoy) setelah pada triwulan sebelumnya terkontraksi sebesar 9,90% (yoy). pertumbuhan ini disebabkan karena pertumbuhan pendapatan yang jauh lebih besar dari pada pertumbuhan belanja permerintah yang sebesar 12,81% (yoy) dan 1,77% (yoy). Dana pemerintah daerah yang tersimpan dalam bentuk giro tercatat terkontraksi 23,25% (yoy) sejalan dengan triwulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar 37,35% (yoy). Sementara itu, simpanan likuid lainnya yakni tabungan tercatat tumbuh sebesar 167,37% (yoy) dan simpanan dalam bentuk deposito tumbuh sebesar 242,64% (yoy). Secara umum realisasi keuangan Pemerintah menunjukkan perbaikan dibandingkan triwulan sebelumnya seiring dengan tumbuhnya realisasi pendapatan dan belanja pemerintah. Walaupun secara year on year, pertumbuhan belanja pemerintah tidak sebesar pertumbuhan 28

43 pada periode yang sama tahun lalu, jumlah realisasi belanja Pemerintah di triwulan II 2017 cukup besar, baik pada komponen belanja operasi maupun belanja modal. Grafik 2.7 Perkembangan DPK Pemda di Perbankan Maluku Utara (dalam miliar rupiah) 29

44 30

45 BAB III INFLASI Tekanan Inflasi Meningkat pada Triwulan II 2017 Inflasi yoy Triwulan II ,92% Seiring dimulainya ibadah puasa pada bulan Mei 2017, inflasi pada akhir triwulan II 2017 meningkat dari 2,41% (yoy) pada triwulan sebelumnya menjadi 3,92% (yoy). Inflasi pada triwulan berjalan (triwulan III 2017) diperkirakan kembali meningkat sebagai efek dari kenaikan cukai rokok serta kenaikan konsumsi masyarakat di bulan September 2017 pasca kepulangan jamaah haji. Inflasi ytd Juli ,29%

46 3.1 Perkembangan Inflasi Triwulan II 2017 Inflasi Maluku Utara, yang diwakili oleh inflasi Kota Ternate, pada akhir triwulan II 2017 tercatat sebesar 3,92% (yoy), angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan inflasi pada akhir triwulan I 2017 lalu yang hanya sebesar 2,41% (yoy) (Grafik 3.1). Meski demikian, inflasi di Maluku Utara tersebut masih lebih rendah jika dibandingkan dengan laju inflasi nasional pada triwulan yang sama tercatat sebesar 4,37% (yoy). Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Grafik 3.1 Laju Inflasi Tahunan (yoy) Kota Ternate dan Nasional Secara bulanan, pada triwulan II 2017 inflasi di Kota Ternate cenderung mengalami kenaikan. Inflasi tertinggi terjadi pada bulan Juni 2017 yakni sebesar 1,55% (mtm). Kenaikan inflasi pada bulan Juni 2017 disebabkan oleh kurangnya ketersediaan pasokan sayur sayuran dan ikan segar akibat buruknya cuaca di Maluku Utara di tengah tingginya permintaan masyarakat akan komoditas tersebut khususnya pada saat perayaan hari raya Idul Fitri. 32

47 Tabel 3.1 Inflasi Tahunan Berdasarkan Kelompok Komoditas Kelompok Barang dan Jasa I II III IV I II III IV I II III IV I II Andil Bahan Makanan 3,66 10,16 4,06 6,75 9,00 7,62 5,75 11,72 4,13 3,56 4,38-4,27 4,06 7,58 1,64 Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 5,68 8,07 12,31 12,45 8,73 6,92 4,10 4,69 6 7,54 8,25 8,33 6,95 6,67 0,96 Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 10,20 9,36 3,07 7,34 5,53 4,89 4,62 2,80 6,2 5,23 4,39 3,43 0,39 1,64 0,59 Sandang 10,03 12,93 17,41-5,87 20,1 22,40 15,24 12,63 6,9 4,20 3,85 3,60 2,14 2,05 0,12 Kesehatan 11,19 11,44 10,17 18,34 10,51 10,62 7,38 1,30 1,7 1,61 2,26 3,95 3,22 3,23 0,11 Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga 10,98 11,36 7,2-21,72 5,85 5,42 5,29 4,00 4,5 4,34 3,55 3,77 3,57 3,52 0,15 Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan 14,38 9,73 1,71 18,60 7,52 14,20 12,32-2,90 5,6-1,86-0,36 0,05 0,50 2,79 0,40 Inflasi Tahunan (yoy ) 8,80 9,75 5,40 9,34 7,92 8,22 6,60 4,52 5,45 3,87 4,05 1,91 2,41 3,92 3,92 Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Meningkatnya tekanan inflasi pada triwulan II 2017 terutama dipengaruhi oleh inflasi pada kelompok volatile food. Minimnya ketersediaan pasokan sayur-sayuran dan ikan segar di Maluku Utara pada triwulan II 2017 di tengah meningkatnya permintaan masyarakat selama bulan Ramadhan dan Idul Fitri menyebabkan inflasi volatile food melonjak dari 3,58% (yoy) pada triwulan sebelumnya menjadi 7,62% (yoy) (Grafik 3.2). Fenomena la nina yang melanda Maluku Utara menyebabkan gelombang tinggi masih terus terjadi hingga akhir Juli Akibatnya pasokan bahan makanan terhambat sehingga memicu tekanan inflasi khususnya dari subkelompok sayur-sayuran dan ikan segar. Inflasi subkelompok sayur-sayuran tercatat meningkat dari deflasi 5,59% (yoy) pada triwulan I 2017 menjadi inflasi 28,88% (yoy). Inflasi subkelompok ikan segar meningkat dari sebelumnya deflasi 4,59% (yoy) menjadi inflasi 9,99% (yoy). Sementara itu, efek la nina juga berdampak pada pergeseran waktu tanam padi sehingga inflasi subkelompok padi-padian juga terpantau meningkat dari sebelumnya deflasi 0,63% (yoy) menjadi inflasi 0,17% (yoy). Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Grafik 3.2 Disagregasi Inflasi Maluku Utara 33

48 Inflasi pada kelompok administered prices juga turut meningkatkan inflasi pada triwulan II Inflasi administered prices tercatat meningkat dari 5,30% (yoy) pada triwulan I 2017 menjadi 10,25% (yoy) pada triwulan II 2017 (Grafik 3.2). Peningkatan ini terutama dipengaruhi oleh kenaikan tiket angkutan udara akibat liburan Idul Fitri yang lebih panjang dan bersamaan dengan libur pergantian tahun ajaran anak sekolah. Inflasi angkutan udara tercatat meningkat dari 2,8% (yoy) pada triwulan I 2017 menjadi 26,35% (yoy) (Grafik 3.4). Kenaikan inflasi administered prices juga dipicu oleh perubahan kebijakan pemerintah pada tarif listrik. Sesuai dengan biaya bahan bakunya, tarif listrik cenderung meningkat selama tahun 2017 sehingga inflasi tarif listrik tercatat 31,62% (yoy) pada triwulan II 2017 lebih tinggi dari triwulan I 2017 yang hanya mencapai 15,07% (yoy) (Grafik 3.3). Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Grafik 3.3 Perkembangan Inflasi Energi (yoy) Grafik 3.4 Perkembangan Inflasi Transportasi (yoy) Di lain sisi, kelompok inflasi inti cenderung stabil. Pada triwulan II 2017 inflasi inti tercatat sebesar 1,41% (yoy) sedikit lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 1,44% (yoy) (Grafik 3.5). Faktor penahan inflasi berasal dari komoditas makanan jadi, ikan diawetkan, dan komoditas sandang yang harganya cenderung turun seiring melimpahnya pasokan di pasar. Waktu liburan yang lebih panjang turut mempengaruhi pembelian barang-barang tahan lama di Ternate. Warga cenderung berbelanja barang jenis pakaian atau makanan jadi tahan lama di lokasi liburan. Terkendalinya inflasi inti juga ditengarai oleh melimpahnya pasokan semen dan bahan bangunan lainnya di Maluku Utara pasca meningkatnya jumlah pemasok dari Makassar. Karena kondisi tersebut inflasi kelompok sandang tercatat turun dari 2,14% (yoy) pada triwulan I 2017 menjadi 2,06% (yoy) pada triwulan II Inflasi biaya tempat tinggal deflasi 0,5% (yoy). 34

49 Adapun subkelompok makanan jadi inflasinya tercatat turun dari 3,60% (yoy) pada triwulan I 2017 menjadi 3,52% (yoy) pada triwulan II (Grafik 3.5) Grafik 3.5 Perkembangan Inflasi Inti (yoy) Tekanan inflasi inti yang menurun dari triwulan I 2017 menyebabkan laju inflasi dapat dikendalikan. Meskipun pada triwulan II 2017 bertepatan pada hari raya Idul Fitri, namun inflasi subkelompok sandang laki-laki sedikit meningkat dan sandang perempuan menurun dibandingkan dengan triwulan I 2017 (Grafik 3.5). Pada triwulan I 2017, inflasi sandang laki-laki sebesar 2,27% (yoy) naik menjadi 2,35% (yoy) dan sandang perempuan sebesar -1,47% (yoy) turun menjadi -1,77% (yoy). Penurunan Inflasi yang drastis terlihat pada subkomoditas ikan diawetkan yang menunjukkan deflasi sebesar 11,92% (yoy) pada triwulan II 2017 sementara pada triwulan I 2017 deflasi sebesar 5,96% (yoy). Perlambatan inflasi juga diikuti oleh subkelompok makanan jadi dan biaya tempat tinggal. 3.2 Tracking Perkembangan Inflasi Triwulan Berjalan Pada bulan Juli 2017 Kota Ternate mengalami inflasi sebesar 0,80% (mtm), menurun dibandingkan bulan Juni 2017 yang mengalami inflasi sebesar 1,55% (mtm). Secara tahunan, inflasi Maluku Utara Juli 2017 tercatat sebesar 3,68% (yoy) lebih rendah dibandingkan Juni 2017 sebesar 3,92% (yoy) (Grafik 3.6). Dengan inflasi tersebut, secara akumulatif hingga bulan Juli 2017 inflasi Maluku Utara menjadi 3,29% (ytd). Menurunnya tekanan inflasi pada bulan Juli 2017 terutama disebabkan oleh deflasi pada kelompok sandang dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan serta turunnya inflasi kelompok bahan makanan. Kelompok sandang tercatat mengalami deflasi sebesar 0,02% (mtm) seiring turunnya harga emas perhiasan. Sementara, untuk kelompok transpor, komunikasi dan 35

50 jasa keuangan tercatat mengalami deflasi sebesar 0,21% (mtm) seiring normalnya kembali harga tiket pesawat terang pasca liburan sekolah dan perayaan Idul Fitri. Hal yang serupa juga terjadi pada kelompok bahan makanan yang mengalami penurunan inflasi dari 5,95% (mtm) menjadi 1,86% (mtm) seiring normalnya kembali harga pangan strategis pasca bulan puasa. Secara tahunan, penurunan tekanan inflasi dari 3,92% (yoy) pada bulan Juni 2017 menjadi 3,68% (yoy) lebih disebabkan adanya pergeseran puncak konsumsi masyarakat seiring bergesernya bulan puasa dan hari raya Idul Fitri. Hal ini terkonfirmasi dari turunnya tekanan inflasi tahunan untuk komoditas sandang, bahan bangunan, dan transportasi. Grafik 3.6 Perkembangan Inflasi Terkini Ternate Tekanan inflasi pada triwulan berjalan diperkirakan stabil dibandingkan triwulan II Risiko kenaikan inflasi muncul dari rencana kenaikan cukai rokok serta potensi meningkatnya konsumsi masyarakat pada bulan September 2017 seiring banyaknya kegiatan syukuran pasca kepulangan jamaah haji. Potensi kenaikan inflasi lainnya datang dari kondisi harga minyak dunia yang terus mengalami kenaikan sehingga dapat berpotensi dengan adanya penyesuaian harga BBM di dalam negeri. Di lain sisi, mulai membaiknya keadaan cuaca di Maluku Utara diperkirakan berdampak positif pada meningkatnya pasokan ikan segar. Dengan demikian, inflasi hingga akhir triwulan III 2017 diperkirakan stabil dan berada pada kisaran 3,6% (yoy) 4,0% (yoy). 3.3 Koordinasi Pengendalian Inflasi di Maluku Utara Hingga bulan Agustus 2017, sudah terdapat 1 (satu) TPID di level provinsi dan 6 (enam) TPID di level Kabupaten/Kota, yakni TPID Kota Ternate, Kabupaten Halmahera Timur, Kota Tidore Kepulauan, Kabupaten Halmahera Barat, Kabupaten Sula, dan Kabupaten Pulau Morotai. 36

51 Sementara itu, jajaran Pemkab Halmahera Selatan dan Halmahera Utara telah merencanakan pembentukan TPID pada tahun Gambar 3.1 Kerjasama Antara Daerah Segitiga Emas Halbar-Ternate-Tidore (SEHaTTi) Selama triwulan II 2017, kegiatan pengendalian inflasi TPID Provinsi Maluku Utara dan TPID Kota Ternate 2017 berfokus pada menjaga ketersediaan pasokan dan keterjangkauan harga komoditas utama selama bulan puasa dan perayaan Idul Fitri. Pada bulan Mei dan Juni 2017, TPID Provinsi Maluku Utara bekerja sama dengan TPID Kota Ternate serta satgas pangan melakukan beberapa kali kunjungan lapangan untuk memastikan ketersediaan stok pangan strategis dan BBM serta mencegah adanya penimbunan. Melalui media cetak dan elektronik, Gubernur Maluku Utara, Walikota Ternate, serta Walikota Tidore juga telah mengingatkan masyarakat agar tidak berbelanja secara berlebihan serta akan menindak tegas pedagang yang ditemukan melakukan permainan harga dan penimbunan. Dalam Rakornas TPID yang dilaksanakan 27 Juli 2017, TPID Kota Tidore memenangkan kategori TPID pendatang baru berprestasi. Peran TPID Kota Tidore yang aktif sebagai penyangga kebutuhan pangan kota Ternate serta aktifnya TPID tersebut dalam program kerja sama antar daerah Segitiga Emas menjadi kunci sukses TPID ini dalam merebut gelar tersebut. Di lain sisi, pada periode mendatang, pelaksanaan Masterplan Kerjasama antara Tiga Daerah Ternate Tidore Halmahera Barat (Masterplan Segitiga Emas) akan diprioritaskan 37

52 pada penguatan hubungan antara para petani di Tidore dengan pedagang di Ternate. Kelebihan panen yang sering terjadi di Tidore diharapkan dapat langsung diserap pasar Ternate sehingga harga komoditas di Tidore tidak akan jatuh ke level yang merugikan petani. Sementara itu, Ternate yang seringkali kekurangan pasokan tomat dan sayuran lainnya yang sebetulnya diproduksi di Tidore, diharapkan memiliki kontinuitas pasokan sayur-sayuran yang lebih baik di periode mendatang. 38

53 NPL Sektor Rumah Tangga 1,21% NPL Korporasi 4,75% BAB IV ANALISIS STABILITAS KEUANGAN DAERAH Stabilitas Keuangan Daerah Stabil Terjaga Secara umum, ketahanan sektor rumah tangga masih terjaga. Risiko kredit dari sektor rumah tangga tercatat pada level yang rendah. Seiring tingginya pertumbuhan ekonomi Maluku Utara sepanjang semester I tahun 2017, stabilitas keuangan sektor korporasi secara umum masih terjaga. Namun demikian, terdapat potensi peningkatan risiko kredit yang terindikasi dari meningkatnya NPL kredit ke sektor korporasi.. 39

54 4.1. Asesmen Sektor Rumah Tangga Kondisi Terkini dan Sumber Kerentanan Sektor Rumah Tangga Perekonomian Maluku Utara pada sisi pengeluaran, secara konsisten didominasi oleh Konsumsi Rumah Tangga, dengan pangsa lebih dari 55% selama setidaknya satu dekade terakhir. Permintaan domestik menjadi penggerak utama perekonomian Maluku Utara, meski secara perlahan mulai berkurang pangsanya seiring peningkatan pangsa dari investasi swasta dan konsumsi pemerintah. Hal tersebut terlihat pada pangsa konsumsi rumah tangga di triwulan III 2017 tercatat sebesar 57,74%, sedikit menurun dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 58,87% (Grafik 4.1). Walaupun terjadi penurunan pangsa rumah tangga, pertumbuhan konsumsi rumah tangga tercatat mengalami peningkatan pada triwulan II 2017 yakni sebesar 4,79% (yoy) lebih tinggi dari pertumbuhan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 4,50% (yoy) (Grafik 4.1). Grafik 4.1 Kontribusi Konsumsi Rumah Tangga pada PDRB Maluku Utara Sumber: BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Tren peningkatan pada sektor konsumsi rumah tangga tersebut sejalan dengan hasil Survei Konsumen (SK) Bank Indonesia. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) tercatat naik dari 121 menjadi 129, begitu pula dengan Indeks Ekspektasi Konsumen yang mengalami peningkatan dari 129 menjadi 134 (Grafik 4.2). Terdapat indikasi bahwa naiknya konsumsi masyarakat khususnya pada triwulan II 2017, diakibatkan oleh kondisi kegiatan usaha yang mengalami peningkatan setelah triwulan sebelumnya mengalami perlambatan. Hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil SK yang menunjukan indeks kegiatan usaha saat dibandingkan 3 bulan lalu mengalami kenaikan dari 130 menjadi 140, begitupula dengan indeks konsumsi 40

55 barang-barang tahan lama yang mengalami kenaikan cukup signifikan dari triwulan sebelumnya 98 menjadi 125. Grafik 4.2 Kontribusi Konsumsi Rumah Tangga pada PDRB Maluku Utara Melihat perkembangan konsumsi Rumah Tangga mengalami kenaikan, dari hasil SK menunjukan bahwa terjadi kenaikan ekspektasi penghasilan dan ketersediaan lapangan pekerjaan untuk 6 bulan yang akan datang, namun masyarakat memperkirakan kondisi kegiatan usaha akan mengalami perlambatan. Dari sisi harga, tekanan terhadap kerentanan keuangan rumah tangga diperkirakan meningkat. Hal tersebut ditunjukan bahwa indeks perubahan harga secara umum pada 3 bulan mendatang mengalami kenaikan yang cukup signifikan dari 151 menjadi 178. Grafik 4.3. Ekspektasi Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi 6 Bulan Mendatang Grafik 4.4. Perkiraan Perkembangan Perubahan Harga dan Proyeksi Inflasi di Maluku Utara 41

56 Kinerja Keuangan dan Intermediasi Perbankan pada Sektor Rumah Tangga Seiring dengan kenaikan pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada PDRB Maluku Utara, pertumbuhan alokasi penghasilan masyarakat untuk konsumsi pada triwulan II 2017 sebesar 63,63% lebih tinggi dari triwulan sebelumnya 57,17% (Grafik 4.5). Tentunya kondisi ini mempengaruhi alokasi untuk tabungan. Hal tersebut terefleksi dari penurunan alokasi penghasilan masyarakat untuk tabungan menurun dari triwulan sebelumnya 25,98% menjadi 21,42% pada triwulan II 2017 (Grafik 4.5). Grafik 4.5. Komposisi Pengeluaran Rumah Tangga di Maluku Utara Walaupun alokasi penghasilan masyarakat untuk tabungan sedikit berkurang dari triwulan I 2017, pangsa penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) perseorangan naik tipis dari triwulan sebelumnya 76,29% menjadi 77,12% pada triwulan II 2017 (Grafik 4.6). Hal ini terutama didorong oleh perbaikan penghasilan masyarakat yang salah satunya didorong oleh kenaikan UMP tahun 2017 yang lebih tinggi dari Dengan demikian, tabungan masih mendominasi komposisi DPK nasabah perseorangan yang mencapai angka 67,03%, jauh lebih tinggi dari pangsa Giro sebesar 8,84% dan Deposito 24,13% (Grafik 4.7). 42

57 Grafik 4.6. Pangsa DPK Perseorangan dan Bukan Perseorangan di Maluku Utara Sumber: Laporan bank, diolah Grafik 4.7. Komposisi DPK Perseorangan di Maluku Utara Sumber: Laporan bank, diolah Berdasarkan kategori pendapatan, masyarakat dengan pendapatan menengah dan tinggi (3-4 juta) dan di atas 4 juta cenderung mengalokasikan pendapatannya untuk konsumsi lebih tinggi daripada rata-rata seluruh kategori (58,33%). Namun diantara kelompok nilai pendapatan masyarakat, pembayaran cicilan hutang paling tinggi yaitu kelompok masyarakat dengan pendapatan menengah (3-4 juta) dengan komposisi 20,83%. Sedangkan alokasi penghasilan untuk menabung tertinggi ada pada masyarakat dengan kategori pendapatan tinggi (>4 juta) yakni rata-rata 30,00% dari pendapatannya (Tabel 4.1). Sementara itu alokasi penghasilan untuk membayar cicilan tertinggi berada pada masyarakat pada kategori pendapatan menengah (Rp3-4 juta) dengan komposisi 20,83% (Tabel 4.1). Kenaikan cicilan umumnya didorong untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam rangka membiayai konsumsinya. Terjaganya harga di level yang rendah serta suku bunga tabungan dan deposito yang terus mengalami penurunan, menyebabkan preferensi masyarakat untuk menggunakan dananya sendiri dalam melakukan konsumsi. Penggunaan Kelompok Nilai Rp 1-2 juta Rp 2-3 juta Rp 3-4 juta Di atas Rp 4 juta Rata-rata Konsumsi Cicilan pinjaman Tabungan Tabel 4.1. Alokasi Pendapatan Masyarakat per Kategori berdasarkan Penggunaan Di lain sisi, nilai DPK Perseorangan tumbuh dari 3,24% (yoy) di triwulan I 2017 menjadi 3,38% (yoy) di triwulan II Sejalan dengan nilai DPK, pertumbuhan jumlah rekening masyarakat di perbankan tercatat menunjukkan adanya peningkatan dari 13,59% (yoy) pada triwulan I 2017 menjadi 20,23% pada triwulan II 2017 (yoy) (Tabel 4.2). Pertumbuhan jumlah rekening yang mengalami peningkatan lebih dari 100% (yoy) berasal dari kelompok nilai >5 43

58 Miliar-10 Miliar dan >Rp20 Miliar. Sementara itu, jumlah rekening dari kelompok nilai lainnya cenderung tumbuh melambat atau mengalami penurunan dibanding triwulan sebelumnya. Maluku Utara 2016 IV 2017 I II Rekening <10 JT >10 JT JT >100JT - 500JT Tabel 4.2. Jumlah Rekening Perbankan Masyarakat berdasarkan Kelompok Nilai >500JT - 1 M >1 M - 2 M Sumber: Laporan bank, diolah Kelompok Nilai Jml 638, ,580 58,056 8, yoy (%) 12.85% 13.59% 1.16% 16.34% 18.75% 32.42% 40.59% 37.14% 10% 400% 50% Jml 655, ,173 55,057 7, yoy (%) 13.59% 14.24% 4.27% 36.28% 15.45% 29.51% 25.17% % 300% 300% 600% Jml 711, ,109 56,214 8, yoy (%) 20.23% 22.67% -1.31% 11.69% 16.75% 27.54% 60.43% % - 150% 100% >2 M - 5M >5M - 10M >10M -15M >15M - 20M >20M Kinerja penyaluran kredit perseorangan menunjukkan kenaikan dari 5,80% (yoy) pada triwulan I 2017 menjadi 7,39% (yoy) pada triwulan II Namun demikian, pangsa penyaluran kredit perseorangan justru mengalami sedikit penurunan dari 93,95% pada triwulan I 2017 menjadi 93,77% pada triwulan III 2017 (Grafik 4.8). Hal ini dikarenakan adanya penurunan yang cukup signifikan pada jenis penggunaan untuk investasi, walaupun kredit Modal Kerja dan Konsumsi mengalami kenaikan. Berdasarkan jenis penggunaan, kredit perseorangan untuk keperluan konsumsi memiliki pangsa 67,83%, sementara untuk modal kerja sebesar 20,96% dan untuk investasi sebesar 4,99% (Grafik 4.8). Grafik 4.8. Pangsa Kredit Perseorangan Berdasarkan Jenis Penggunaan Sumber: Laporan bank, diolah 44

59 4.2. Asesmen Sektor Korporasi Kondisi Terkini dan Sumber Kerentanan Sektor Korporasi Perekonomian Maluku Utara pada triwulan II 2017 mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi, namun mengalami kontraksi dibanding triwulan sebelumnya. Sektor yang mengalami kontraksi antara lain administrasi pemerintahan, pertanian, konstruksi, serta transportasi dan pergudangan. Sedangkan untuk sektor industri pengolahan, pertambangan, real estate, dan jasa perusahaan masih menunjukkan kenaikan yang cukup signifikan. Hal ini terkonfirmasi dari hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia, pada triwulan II 2017 korporasi di Maluku Utara kinerjanya jauh lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya, dengan saldo bersih tertimbang -2,23%, jauh lebih tinggi dari triwulan sebelumnya sebesar -17,49%. Kenaikan utamanya didorong oleh Sektor industri dan sektor bangunan dengan peningkatan saldo bersih tertimbang masing-masing 9,57% dan 7,21% dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (Grafik 4.9). Grafik Perkembangan Dunia Usaha per Sektor Ekonomi Kenaikan dunia usaha tersebut dipengaruhi oleh kenaikan kapasitas produksi. Survei Kegiatan Dunia Usaha mencatatkan kenaikan kapasitas produksi hampir di semua sektor. Kenaikan kapasitas produksi terbesar terjadi pada sektor pertambangan dari 10% pada triwulan I 2017 menjadi 65% pada triwulan II

60 Dari sisi keuangan, kondisi likuditas dan rentabilitas pelaku usaha berdasarkan SKDU terindikasi masih positif. Namun demikian, pertumbuhannya dari sisi akses kredit, likuiditas perusahaan, dan rentabilitasnya cenderung melambat apabila dibandingkan triwulan sebelumnya. Hal ini terutama dipicu oleh tarik ulur kebijakan pemerintah di bidang pertambangan nikel dan perikanan tangkap serta perbaikan ekonomi yang belum pasti dari negara mitra dagang utama. Q I 2017 Q II 2017 Kondisi Keuangan Baik Cukup Buruk Saldo Bersih (%Baik-%Buruk) Baik Cukup Buruk Saldo Bersih (%Baik-%Buruk) Akses Kredit 50,00% 37,50% 12,50% 37,50% 0,00% 100,00% 0,00% 0,00% Kondisi keuangan perusahaan berdasarkan likuiditas 43,14% 54,90% 1,96% 41,18% 34,00% 66,00% 0,00% 34,00% Kondisi keuangan perusahaan berdasarkan rentabilitas 66,67% 33,33% 0,00% 66,67% 54,00% 46,00% 0,00% 54,00% Tabel 4.3 Kondisi Likuiditas Korporasi Penyaluran Kredit pada Sektor Korporasi Kredit pada sektor korporasi hanya memiliki pangsa sebesar 32,36% atau dengan nilai nominal Rp2,17 triliun. Penyaluran kredit korporasi pada triwulan II 2017 menunjukkan adanya perlambatan, yakni sebesar 3,89% (yoy) lebih rendah dari triwulan sebelumnya 8,20% (yoy). Berdasarkan jenis penggunaan, kredit modal kerja menguasai pangsa sektor korporasi dengan share 81,14%, sementara kredit investasi memiliki pangsa sebesar 18,86%. Penyaluran kredit modal kerja pada sektor korporasi di Maluku Utara mengalami perlambatan, pada triwulan II 2017 pertumbuhannya hanya 9,48% (yoy) melambat dibandingkan trwulan sebelumnya yang sebesar 12,30% (yoy). Kredit investasi pada triwulan II 2017 tercatat mengalami kontraksi sebesar 13,84 (yoy) lebih dalam dari kontraksi pada triwulan sebelumnya sebesar 2,53% (yoy) (Grafik 4.10). Grafik Perkembangan Kredit Korporasi Berdasarkan Jenis Penggunaan 46

61 Sumber: Laporan bank, diolah Perlambatan pada kredit sektor korporasi pada triwulan II 2017 diiringi dengan kenaikan NPL dari 4,35% pada triwulan I 2017 menjadi 4,75% di triwulan II 2017 (Grafik 4.11). Turunnya kinerja NPL terjadi pada beberapa sektor yakni sektor penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum, sektor perantara keuangan dan sektor real estate, usaha persewaan, dan jasa perusahaan. Ditengah perlambatan kinerja NPL tersebut, sektor perdagangan besar dan eceran menunjukan perkembangan yang baik walaupun tidak cukup signifikan untuk mendongkrak kinerja NPL sektor korporasi secara keseluruhan. Grafik NPL Kredit Korporasi Sumber: Laporan bank, diolah Grafik NPL Kredit Korporasi per Kategori Debitur Sumber: Laporan bank, diolah 4.3. Asesmen Institusi Keuangan (Perbankan) Perkembangan Kinerja Perbankan Total aset bank umum di Provinsi Maluku Utara pada triwulan II 2017 tercatat sebesar Rp8,84 triliun. Secara tahunan, aset perbankan Malut tumbuh sebesar 7,22% (yoy) meningkat signifikan dibanding triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 4,63% (yoy) (Grafik 4.13). Faktor pendorong percepatan pertumbuhan utamanya disumbang oleh kelompok bank pemerintah daerah dari -0,80% (yoy) di triwulan I 2017 menjadi 5,65% (yoy) di triwulan II Sementara itu, berdasarkan jenis operasinya, kinerja perbankan konvensional mengalami kenaikan dari 3,72% (yoy) pada triwulan I 2017 menjadi 6,43% (yoy) di triwulan II Sedangkan perbankan syariah mengalami kenaikan dari 22,41% (yoy) pada triwulan I 2017 menjadi 22,98% (yoy) pada triwulan II Namun demikian, secara umum stabilitas keuangan daerah masih tetap terjaga. 47

62 Grafik Perkembangan Aset Bank Umum di Maluku Utara (miliar rupiah) Sumber : Laporan bank, diolah Intermediasi Perbankan Dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun perbankan yang beroperasi di Maluku Utara pada posisi akhir triwulan II 2017 tercatat sebesar Rp6,71 triliun, lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang sebesar Rp6,34 triliun. Secara tahunan, pertumbuhan DPK mengalami kenaikan sebesar 3,11% (yoy) pada triwulan II 2017 setelah sempat mengalami pertumbuhan - 2,39% (yoy) pada triwulan I 2017 (Grafik 4.14). Jumlah simpanan tabungan pada akhir triwulan II 2017 mencapai Rp3,79 triliun, atau naik 6,28% (qtq). Secara tahunan, tabungan tumbuh positif dari 4,20% (yoy) menjadi 6,23% (yoy) (Grafik 4.14). Kenaikan simpanan dalam bentuk tabungan ini sejalan dengan meningkatnya penghasilan masyarakat seperti yang tercatat di survei konsumen Bank Indonesia triwulan II 2017, sehingga menaikkan keinginan masyarakat untuk menabung di bank. Siimpanan deposito juga mengalami kenaikan baik secara nominal maupun secara pertumbuhan tahunan. Pada akhir triwulan II 2017, jumlah simpanan deposito tercatat sebesar Rp1,49 triliun. Secara tahunan deposito mengalami pertumbuhan positif dari 3,48% (yoy) pada triwulan I 2017 menjadi 7,82%(yoy) pada triwulan II 2017 (Grafik 4.14). Sementara itu, simpanan giro pada akhir triwulan II 2017 tercatat sebesar Rp1,43 triliun. Walaupun terdapat kenaikan secara nominal, akan tetapi secara tahunan pertumbuhan simpanan giro menyusut sebesar -8,23% (yoy), namun kondisi ini masih lebih baik dibanding triwulan sebelumnya yang mengalami kontraksi sebesar -20,82% (yoy). Perlambatan simpanan giro ini dipengaruhi oleh menurunnya giro sektor pemerintah. Tidak tercapainya target 48

63 pendapatan pemerintah, mendorong penggunaan giro pemerintah di perbankan untuk membiayai belanja pada triwulan II Grafik Perkembangan DPK (miliar rupiah) Sumber : Laporan bank, diolah Dari sisi penyaluran kredit, secara umum jumlah kredit yang disalurkan oleh perbankan di Maluku Utara mengalami kenaikan pada triwulan II 2017 yang tercatat sebesar Rp6,81 triliun. Secara tahunan, penyaluran kredit tumbuh 11,76% (yoy), sedikit melambat dari triwulan sebelumnya yang tumbuh 12,80% (yoy). Perlambatan ini terutama terjadi pada kredit modal kerja yang tercatat tumbuh hanya 9,48% (yoy), lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang tumbuh 12,30% (yoy). Perlambatan juga dipicu oleh kontraksi yang semakin mendalam untuk kredit investasi dari -2,53% (yoy) pada triwulan I 2017 menjadi -13,48% (yoy) pada triwulan II 2017 (Grafik 4.15). Menurunnya kinerja kredit disebabkan oleh lesunya permintaan di beberapa sektor. Sehingga hal ini menyebabkan para pelaku usaha cenderung memilih untuk tidak mengajukan kredit investasi baru. 49

64 Grafik Perkembangan Kredit di Maluku Utara (miliar rupiah) Sumber : Laporan bank, diolah Di lain sisi, seiring dengan meningkatnya pertumbuhan konsumsi rumah tangga, kredit konsumsi tercatat tumbuh 15,73% (yoy), sedikit lebih tinggi dari pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang mencapai 14,85% (yoy) (Grafik 4.16). Dengan perkembangan penghimpunan dana dan penyaluran kredit tersebut, peran intermediasi perbankan di Maluku Utara masih cukup tinggi. Hal ini tercermin dari tingkat LDR (Loan to Deposit Ratio) masih berada di level yang tinggi yakni 101,45%, sedikit lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang mencapai 103,51% (Grafik 4.16). Grafik Perkembangan LDR Bank Umum di Maluku Utara Sumber : Laporan bank, diolah Berdasarkan Perkembangan Non Performing Loan (NPL) pada triwulan II 2017, secara umum, terdapat peningkatan potensi risiko pada sektor lembaga keuangan yang diwakili perbankan. Pada triwulan II 2017 NPL perbankan Maluku Utara tercatat sebesar 4,75%, naik 50

65 tipis dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tercatat 4,35% (Grafik 4.17). Kenaikan terutama terjadi pada sektor konstruksi serta usaha sewa menyewa sebagai dampak dari tunggakan pemda pada beberaa vendor pembangunan infrastruktur. Walaupun NPL masih berada di dalam batas aman, namun perbankan perlu mewaspadai kenaikan NPL yang hampir mendekati ambang batas sebesar 5%. Grafik Perkembangan NPL Perbankan di Malut Sumber : Laporan bank, diolah Perbankan Syariah Perbankan syariah secara umum memiliki pangsa aset sebesar 5,42% pada triwulan II 2017, sedikit lebih rendah dari posisi triwulan sebelumnya yang tercatat 5,71% dari total seluruh perbankan di Maluku Utara. Aset perbankan syariah Maluku Utara pada triwulan II 2017 tercatat sebesar Rp479 miliar, lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar Rp482 Miliar. Secara tahunan, aset perbankan syariah pada triwulan II 2017 mengalami akselerasi sebesar 22,98% (yoy), naik tipis dari triwulan sebelumnya yang tercatat -22,41% (yoy). Sejalan dengan itu pertumbuhan DPK naik dari 18,70% (yoy) di triwulan I 2017 menjadi 24,38% (yoy) di triwulan II Pertumbuhan terutama terjadi pada simpanan jenis giro yang tumbuh signifikan dari sebelumnya tumbuh 307,89% (yoy) terakselerasi menjadi sebesar 379,12% (yoy). Deposito syariah juga mengalami kinerja yang positif tercatat 1,89% (yoy) setelah sebelumnya mengalami kontraksi -6,565 (yoy). Sementara tabungan syariah tercatat tumbuh dari triwulan sebelumnya sebesar 4,37% (yoy) menjadi 11,15% (yoy). Kebijakan 51

66 pengurangan rate bagi hasil dalam perbankan syariah tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap kinerja perbankan syarian di Maluku Utara. Tercatat dari kinerja di sektor perbankan syariah terlihat semakin membaik. Lebih lanjut lagi, pembiayaan perbankan syariah pada triwulan laporan juga menunjukan perbaikan kinerja. Penyaluran pembiayaan oleh bank syariah di Maluku Utara pada triwulan II 2017 tercatat sebesar Rp231,25 miliar (Grafik 4.18), tumbuh sebesar 22,24% (yoy), terakselerasi dari triwulan sebelumnya sebesar 19,30% (yoy). Perbaikan kinerja terutama dialami oleh konsumsi syariah yang tercatat tumbuh meningkat di triwulan II 2017 menjadi 29,06% (yoy) dari 14,63% (yoy) pada triwulan I Sementara itu, pembiayaan untuk modal kerja tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 32,75% (yoy) lebih rendah dari triwulan sebelumnya sebesar 54,56% (yoy). Namun, pembiayan investasi mengalami penyusutan dari posisi -14,70% (yoy) pada triwulan I 2017 menjadi -15,19% pada triwulan II Dengan perkembangan tersebut, pada triwulan II 2017, FDR perbankan syariah Maluku Utara tercatat sebesar 52,50% (Grafik 4.18) Bank Perkreditan Rakyat Grafik Perkembangan Perbankan Syariah Sumber : Laporan bank, diolah Kinerja Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Maluku Utara pada triwulan II 2017 mengalami perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Hal tersebut terkonfirmasi dengan melambatnya pertumbuhan DPK dan aset di triwulan II Namun demikian, penyaluran kredit BPR/BPRS masih menunjukan adanya kenaikan yang signifikan. 52

67 DPK pada triwulan II 2017 tercatat sebesar Rp51,75 miliar (Grafik 4.19) atau tumbuh melambat menjadi 1,60% (yoy), lebih rendah daripada triwulan sebelumnya yang tumbuh 41,97% (yoy). Dari sisi penyaluran dana, pada triwulan III 2017 BPR/BPRS di Maluku Utara mencatatkan kredit/pembiayaan sebesar Rp60,13 miliar, jauh lebih tinggi dari triwulan sebelumnya sebesar Rp44,59 miliar. Secara tahunan, pertumbuhan kredit/pembiayaan tercatat 20,05% (yoy) di triwulan II 2017, mengalami kenaikan yang signifikan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang terkontraksi -7,30% (yoy). Meningkatnya jumlah kredit pegawai khususnya dari pemerintah kota Ternate menjadi salah satu faktor pendorong kinerja penyaluran dana BPR/S pada triwulan II Sementara itu, Aset BPR/S tumbuh secara nominal menjadi Rp111,26 miliar pada triwulan II 2017, mengalami kenaikan dari triwulan sebelumnya Rp108,02 miliar (Grafik 4.19). Secara tahunan, Aset BPR/BPRS tumbuh melambat dari 50,34% (yoy) pada triwulan I 2017 menjadi 27,70% (yoy) pada triwulan II Grafik 4.19 Perkembangan BPR/BPRS (juta rupiah) Sumber : Laporan bank, diolah 4.4. Pengembangan Akses Keuangan Kredit UMKM yang disalurkan perbankan Malut pada triwulan II 2017 tercatat Rp1,78 triliun, mengalami kenaikan dari triwulan sebelumnya sebesar Rp1,74 triliun. Namun secara tahunan, jumlah tersebut tumbuh sebesar 4,08% (yoy) lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 8,94% (yoy). Faktor pendorong pertumbuhan tersebut berasal dari pertumbuhan kredit modal kerja yang disalurkan kepada debitur UMKM pada triwulan II 2017 sebesar 14,03% (yoy), lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 12,47% 53

68 (yoy). Sementara itu, kredit investasi UMKM tumbuh sebesar -14,49% (yoy) menyusut dari triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar -1,15% (yoy). Sedangkan dari sisi kualitas kredit, NPL debitur UMKM pada triwulan II 2017 tercatat sebesar 5,52%, sedikit memburuk dari triwulan sebelumnya yang hanya mencapai 5,03%. Penurunan kinerja NPL tercatat terjadi pada sektor transportasi dan konstruksi seiring meningkatnya akses langsung via bandara di beberapa kota besar di Pulau Halmahera yang mengurangi utilitas penggunaan sewa angkutan darat dan laut serta tersendatnya pembayaran beberapa vendor konstruksi rekanan pemda. 54

69 BAB V PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN Transaksi Tunai dan Nontunai Meningkat Seiring Perbaikan Perekonomian Maluku Utara Secara umum, transaksi keuangan tunai di Maluku Utara pada triwulan II 2017 mengalami net outflow karena adanya peningkatan aktivitas perekonomian terkait dengan pelaksanaan puasa dan hari raya oleh sebagian besar masyarakat Maluku Utara. Sementara transaksi keuangan nontunai juga menunjukkan peningkatan yang signifikan seiring dengan perbaikan perekonomian masyarakat yang tengah berlangsung di Maluku Utara. Net Outflow Triwulan II 2017 Rp 793,15 miliar Nominal Transaksi Kliring Triwulan II 2017 Rp 299,58 miliar 55

70 5.1 Perkembangan Transaksi Pembayaran Tunai Aliran uang kartal pada triwulan II 2017 di Maluku Utara menunjukkan net outflow (uang yang keluar lebih besar daripada jumlah uang yang masuk ke khazanah Kantor Perwakilan Bank Indonesia Maluku Utara). Pada triwulan II 2017, aliran uang masuk (inflow) tercatat sebesar Rp 256,63 miliar, sementara aliran uang keluar (outflow) sebesar Rp 1.049,77 miliar sehingga menghasilkan net outflow sebesar Rp 793,15 miliar (Grafik 5.1). Sumber: Unit Pengelolaan Uang Rupiah KPw BI Maluku Utara Grafik 5.1 Perkembangan Transaksi Tunai di Maluku Utara Berdasarkan pola historisnya, pada triwulan II sudah dimulai proyek-proyek pembangunan Pemerintah Daerah ditambah dengan permintaan uang dari masyarakat untuk menghadapi bulan puasa dan pelaksanaan Hari Raya Idul Fitri sehingga kebutuhan uang di masyarakat tinggi. Hal ini ditunjukkan dari terjadinya net outflow pada triwulan II setiap tahun di Maluku Utara. Peningkatan kebutuhan uang tunai pada triwulan II 2017 cukup signifikan sehingga nilai outflow berada di atas Rp 1 triliun. Pada triwulan II 2017, net outflow tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 11,93% (yoy), berbeda dibandingkan triwulan sebelumnya yang menunjukkan net inflow. Sementara itu, inflow triwulan II 2017 menunjukkan peningkatan sebesar 37,15% (yoy) setelah mengalami kontraksi pada triwulan sebelumnya sebesar -12,65% (yoy). Sedangkan outflow sedikit 56

71 mengalami kontraksi dari posisi 54,23% (yoy) pada triwulan I 2017 menjadi 17,20% (yoy) pada triwulan II Untuk memenuhi kebutuhan transaksi perbankan dan menjangkau masyarakat yang jauh dari wilayah perkotaan, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku Utara (KPw BI Provinsi Malut) melaksanakan layanan kas titipan. Layanan kas titipan di Maluku Utara, dilaksanakan melalui kerjasama dengan perbankan di Tobelo, Kabupaten Halmahera Utara dan Labuha, Kabupaten Halmahera Selatan yang telah berlangsung sejak bulan Maret 2016 dan Februari KPw BI Provinsi Malut juga melakukan kegiatan kas keliling secara rutin ke berbagai kabupaten/kota di wilayah Provinsi Maluku Utara. Kegiatan kas keliling bertujuan untuk menyediakan uang layak edar untuk seluruh masyarakat Maluku Utara. Tantangan yang dihadapi yakni kondisi geografis Maluku Utara yang merupakan wilayah kepulauan. Selain menerapkan Clean Money Policy (kebijakan untuk menyediakan uang layak edar), kegiatan kas keliling juga bertujuan untuk menyediakan uang pecahan kecil kepada masyarakat tanpa harus datang ke KPw BI Provinsi Malut. Selama triwulan II 2017, Unit Pengelolaan Uang Rupiah KPw BI Provinsi Malut telah melaksanakan 43 kali kas keliling baik yang dilaksanakan di Kota Ternate maupun di Luar Kota Ternate. Pada tanggal 20 s/d 22 Juni 2017, Unit Pengelolaan Uang Rupiah KPw BI Provinsi Maluku Utara melakukan kas keliling bersama, berkoordinasi dengan perbankan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap uang pecahan kecil menjelang perayaan hari raya Idul Fitri. Sumber: Unit Pengelolaan Uang Rupiah KPw BI Maluku Utara Tabel 5.1 Kegiatan Kas Keliling di Maluku Utara Pada triwulan II 2017, tidak terdapat laporan penemuan uang palsu ke Kantor Perwakilan Bank Indonesia Maluku Utara. Hal ini seiring meningkatnya awareness masyarakat 57

72 terkait peredaran uang palsu di Provinsi Maluku Utara. Namun, dalam rangka melindungi masyarakat dari tindak kriminal pemalsuan uang, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Maluku Utara secara periodik melakukan sosialisasi ciri-ciri keaslian uang rupiah untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang keaslian uang rupiah dan meminimalisir temuan uang palsu. Sosialisasi dilakukan di pusat-pusat perbelanjaan seperti pasar (baik modern maupun tradisional), pusat pendidikan seperti universitas dan sekolah atau kepada Pemerintah Daerah. Selain kegiatan sosialisasi secara langsung, Bank Indonesia juga melakukan publikasi tentang ciri-ciri keaslian uang rupiah melalui media massa baik cetak maupun elektronik. 5.2 Perkembangan Transaksi Pembayaran Nontunai Perkembangan transaksi pembayaran nontunai di Maluku Utara yang tercermin dari transaksi pada layanan kliring perbankan mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan. Secara tahunan, nominal transaksi kliring tercatat tumbuh sebesar 21,72% (yoy). Sementara itu, layanan keuangan digital kepada masyarakat di Maluku Utara semakin gencar seiring dengan kebutuhan masyarakat akan akses keuangan digital yang kian tinggi Perkembangan Kegiatan Kliring Transaksi nontunai melalui fasilitas kliring pada periode triwulan II 2017 tercatat sebesar Rp 299,58 miliar, tumbuh signifikan dari triwulan sebelumnya yang tercatat 9,81% (yoy) menjadi 21,72% (yoy). Dari jumlah transaksi pun mengalami peningkatan yang cukup signifikan sebesar 33,86% (yoy) setelah pada triwulan sebelumnya mengalami kontraksi sebesar -9,02% (yoy) (Grafik 5.2). Sumber: UnitOperasional SP KPw BI Maluku Utara Grafik 5.2 Perkembangan Kliring di Maluku Utara 58

73 Kenaikan transaksi melalui kliring di Maluku Utara (yoy) ditengarai karena peningkatan kegiatan masyarakat dalam menggunakan fasilitas kliring berkaitan dengan kenaikan aktivitas pembayaran dalam menghadapi bulan puasa dan merayakan hari raya Idul Fitri. Sumber: Unit Operasional SP KPw BI Maluku Utara Tabel 5.2 Perkembangan Cek/ BG Kosong di Maluku Utara Sementara itu, rasio cek dan bilyet giro (BG) kosong masih terjaga di level yang sangat rendah. Pada triwulan laporan, jumlah cek dan bilyet giro kosong tercatat sebesar 6 lembar atau berkurang 85% (qtq) dari triwulan sebelumnya yang berjumlah 40 lembar. Adapun rasio nilai nominal cek/bg kosong terhadap cek/bg yang diserahkan pada triwulan II 2017 adalah sebesar 0,09%, turun dari rasio triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 0,85%. Terdapat transaksi ditolak, namun nilainya cukup kecil dengan rasio cek/bg kosong 0,06% dari total nominal transaksi kliring pada triwulan I 2017 (Tabel 5.2) Perkembangan Keuangan Digital Pada triwulan II 2017, jumlah agen Layanan Keuangan Digital (LKD) tercatat sebanyak 603 agen yang tersebar di seluruh daerah di Provinsi Maluku Utara. Jumlah ini meningkat dari triwulan sebelumnya yang sempat mengalami penurunan jumlah. Peningkatan yang terjadi pada triwulan ini, seiring adanya penggantian mesin EDC yang rusak di agen-agen LKD, serta peningkatan jumlah uang elektronik dan transaksi pembayaran pada triwulan II Peningkatan jumlah agen LKD pada triwulan II 2017 tercatat sebesar 12% (qtq), lebih tinggi dari triwulan I 2017 yang mengalami penurunan -6% (qtq). Jumlah LKD tercatat meningkat 100% 59

74 (yoy), namun masih jauh lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya yang tumbuh mencapai 344% (yoy). Jika dilihat dari segi pertumbuhan antar triwulan, terjadi penambahan jumlah agen sebanyak 64, yaitu agen dari 539 agen pada triwulan I 2017 menjadi 603 agen pada triwulan II 2017 (Grafik 5.3). Dengan banyaknya agen LKD di Maluku Utara, diharapkan masyarakat Maluku Utara mampu menggunakan layanan keuangan digital dalam transaksi keuangan yang dilakukan sehari-hari sehingga mewujudkan Less Cash Society. Sumber: Unit Pengawasan SP, PUR & KI KPw BI Maluku Utara Grafik 5.3 Perkembangan Jumlah Agen LKD di Maluku Utara 60

75 Tingkat Kemiskinan 6,35% TPAK 69,48% Penggunaan tenaga kerja pada triwulan berjalan diperkirakan meningkat yang terindikasi dari peningkatan SBT Penggunaan Tenaga Kerja SKDU Angka kemiskinan terpantau meningkat dari 6,33% pada Maret 2016 menjadi 6,35% pada Maret 2017 BAB VI KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN Kesejahteraan Masyarakat Maluku Utara Masih Dalam Tingkat yang Baik

76 6.1 Perkembangan Ketenagakerjaan Pada triwulan berjalan, diperkirakan penggunaan tenaga kerja akan mengalami peningkatan ditandai dengan saldo bersih tertimbang (SBT) perkiraan Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang mencatatkan nilai positif 10,27%. Penambahan tenaga kerja diperkirakan akan berasal dari sektor pertambangan dan sektor pertanian. Sumber: BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Grafik 6.1 Perkembangan TPT dan TPAK Maluku Utara Berdasarkan data BPS, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) mengalami peningkatan dari 67,83% pada Februari 2016 menjadi 69,48% di Februari 2017 (Grafik 6.1). Namun demikian, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) justru mengalami peningkatan menjadi 4,82% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya sebesar 3,43% (Tabel 6.1). Meskipun terjadi peningkatan TPT, namun penyerapan tenaga kerja yang tercermin pada TPAK masih menunjukkan angka yang lebih tinggi. Hal tersebut bermakna pertumbuhan perekonomian yang berlangsung di Maluku Utara masih memberikan dampak positif pada penyerapan tenaga kerja dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Penyerapan tenaga kerja paling besar terjadi di sektor pertanian, perkebunan, kehutanan, perburuan, dan perikanan, diikuti oleh sektor jasa kemasyarakatan, sosial, dan perorangan, kemudian terdapat sektor industri pengolahan dan sektor konstruksi yang peningkatan penyerapannya tampak cukup signifikan (Grafik 6.2). Berdasarkan data historisnya, saat ini tengah berlangsung pergeseran penyerapan tenaga kerja dari sektor utama, yakni sektor pertanian, perkebunan, kehutanan, perburuan, dan perikanan menuju 62

77 sektor-sektor sekunder dan tersier seperti sektor industri pengolahan, sektor konstruksi, dan sektor perdagangan, rumah makan, dan jasa akomodasi. Tabel 6.1 Perkembangan Ketenagakerjaan di Maluku Utara (ribu jiwa) Indikator Feb Agsts Feb Agsts Feb Penduduk 15 Tahun Keatas 763,3 773,18 782,4 792,5 801,9 Angkatan Kerja ,6 530,7 524,5 557,1 Bekerja 490,2 482,54 512,5 503,5 530,3 Pengangguran 28,8 31,06 18, ,8 Bukan Angkatan Kerja 244,3 259,58 251, ,7 TPAK 67,99% 66,43% 67,83% 66,19% 69,48% TPT 5,56% 6,05% 3,43% 4,01% 4,82% Sumber: BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Sumber: BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Grafik 6.2 Jumlah Tenaga Kerja pada Lapangan Pekerjaan Utama di Maluku Utara (ribu jiwa) 6.2 Tingkat Kesejahteraan Daerah Di tengah tingginya pertumbuhan ekonomi Maluku Utara, jumlah penduduk miskin di Maluku Utara per Maret 2017 tercatat sebesar 76,47 ribu. Dengan demikian, tingkat kemiskinan sedikit menglami peningkatan dari 6,33% pada Maret 2016 menjadi 6,35% pada Maret 2017 (Grafik 6.4). Meningkatnya kemiskinan tersebut terutama dipicu oleh kondisi inflasi Provinsi Maluku Utara yang meningkat sepanjang semester pertama tahun Dari sisi pendapatan masyarakat, peningkatan kemiskinan dipicu oleh masalah klasik yakni belum 63

78 optimalnya pertumbuhan sektor pertanian sebagai dampak dari masih tingginya ketergantungan pada subsektor perikanan tangkap serta penjualan barang mentah hasil perkebunan yang nilai tambahnya sangat rendah. Di samping itu, keterbatasan fiskal yang berdampak pada penundaan pembayaran gaji maupun insentif lainnya dari beberapa unit pemerintah daerah pada akhir 2016 juga berdampak pada peningkatan angka kemiskinan tersebut. Ke depan, risiko peningkatan angka kemiskinan diperkirakan menurun. Kondisi perekonomian global yang mulai membaik, serta kembali bergeliatnya sektor pertambangan di Maluku Utara memberikan pengaruh positif pada ekspektasi masyarakat terhadap kondisi kesejahteraannya ke depan. Hal tersebut tercermin pada peningkatan indeks perkiraan penghasilan dari 144 pada triwulan I 2017 menjadi 155 pada triwulan II Dari sisi ketimpangan, berdasarkan data BPS, terdapat indikasi peningkatan ketimpangan pengeluaraan penduduk Maluku Utara yang terindikasi dari meningkatnya gini ratio dari 0,309 pada September 2016 menjadi 0,317. Walaupun terjadi peningkatan, gini ratio Maluku Utara berada di posisi nomor 4 terendah di Indonesia (Grafik 6.3). Selain itu, karena masih di bawah 0,40, ketimpangan di Maluku Utara masih termasuk dalam kategori ketimpangan rendah, bahkan Malut termasuk dalam empat terendah se-indonesia.. Grafik 6.3 Perbandingan Gini Ratio Nasional Grafik 6.4 Tingkat Kemiskinan Maluku Utara Sementara itu, kesejahteraan masyarakat di area pedesaan terpantau stabil. Pada akhir triwulan II 2017, Nilai Tukar Petani (NTP) Maluku Utara tercatat sebesar 101,01 memiliki nilai yang tetap dibandingkan triwulan sebelumnya (Grafik 6.5). Kenaikan pada indeks dibayar petani akibat inflasi perdesaan sebesar 1,80% (mtm) diikuti dengan perbaikan penghasilan seiring kenaikan produksi perkebunan, hortikultura, peternakan, dan perikanan. 64

79 Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Grafik 6.5 Perkembangan NTP Maluku Utara Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Grafik 6.6 NTP per Subsektor di Maluku Utara Pada triwulan laporan, juga tercatat bahwa NTP Maluku Utara lebih tinggi daripada NTP Nasional (Tabel 6.2). Hal ini mengindikasikan bahwa kondisi kesejahteraan masyarakat pedesaan khususnya petani di Maluku Utara lebih baik dari rata-rata nasional. Sehingga, meskipun mengalami stagnansi NTP, namun kesejahteraan petani di Maluku Utara sampai dengan periode laporan masih terjaga. Tabel 6.2 Nilai Tukar Petani (NTP) Wilayah Sulampua Peringkat Provinsi NTP 1 Gorontalo Sulbar Maluku Maluku Utara Sulsel Papua Barat Papua Sultra Sulteng Sulut 92,40 Nasional 100,53 Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah 65

80 66

81 BAB VII PROSPEK PEREKONOMIAN Pertumbuhan ekonomi diproyeksikan meningkat, namun akan dibayangi oleh peningkatan tekanan inflasi a Proyeksi Ekonomi Triwulan IV ,4% - 6,8% Perekonomian Malut pada triwulan IV 2017 diperkirakan tumbuh lebih tinggi dari triwulan III 2017 dan berada pada kisaran 6,4% (yoy) 6,8% (yoy) dengan kecenderungan bias ke atas. Sementara, risiko lonjakan inflasi pada periode triwulan IV 2017 diproyeksikan pada kisaran 4,2% - 4,6% (yoy). Proyeksi Inflasi Triwulan IV ,2% - 4,6% 67

82 7.1 Prospek Pertumbuhan Ekonomi Perekonomian Maluku Utara pada triwulan IV 2017 diperkirakan tumbuh meningkat dari triwulan berjalan dan berada pada kisaran 6,4% - 6,8% (yoy) dengan kecenderungan bias ke atas. Dari sisi permintaan, konsumsi rumah tangga masih akan menjadi penggerak utama ekonomi Provinsi Maluku Utara pada triwulan mendatang, diikuti oleh realisasi investasi daerah yang juga akan semakin meningkat seiring dengan percepatan pembangunan Kawasan Industri Buli yang kini tengah berlangsung. Selanjutnya, perbaikan produksi pada sektor pertambangan seiring telah diberikannya izin ekspor konsentrat nikel hingga Februari 2018 mendatang dan meningkatnya produksi ferronikel seiring rencana commisioning pabrik smelter di Pulau Obi diperkirakan akan berdampak pada meningkatnya ekspor baik antar daerah maupun luar negeri. Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara dan Bank Indonesia, diolah Grafik 7.1 Perkembangan PDRB Malut dan Proyeksinya Dari sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi didorong dari membaiknya kinerja sektor utama khususnya sektor perdagangan besar dan eceran, sektor pertambangan, sektor industri pengolahan, juga sektor administrasi pemerintahan. Selanjutnya, di tengah perbaikan perekonomian global dan nasional yang masih berlangsung lambat, para pelaku usaha di Maluku Utara masih sangat optimis terhadap perkembangan usahanya pada tahun 2017 yang sedang berjalan. Hal tersebut dikonfimasi dari hasil SKDU Bank Indonesia yang menghasilkan saldo bersih tertimbang ekspektasi prompt manufactory index yang meningkat dari 50,63% menjadi 52,08%. 68

83 Secara umum diperkirakan implementasi relaksasi UU Minerba diperkirakan akan memberikan ruang lebih luas bagi peningkatan ekspor Maluku Utara, utamanya dari komoditas nikel. Relaksasi UU Minerba menjadi sebuah antitesis dari rencana pemerintah pusat untuk melakukan hilirisasi sektor pertambangan. Namun demikian, bagi Maluku Utara pembangunan smelter yang tengah berlangsung diperkirakan tidak akan banyak terganggu oleh relaksasi UU Minerba tersebut. Hal tersebut disebabkan, smelter yang telah dibangun di Maluku Utara mendapatkan pasokan nikel dari perusahaan terafiliasi yang berada dalam satu kelompok usaha dengan smelter tersebut. Lebih jauh lagi, berdasarkan hasil liaison, pelonggaran kebijakan tersebut justru akan memberikan dorongan lebih kepada perusahaan tambang untuk membangun smelter, sebab izin terbatas ekspor konsentrat tersebut hanya akan diberikan kepada perusahaan yang berkomitmen akan membangun smelter-nya. Dampak dari operasionalisasi smelter di Maluku Utara, cukup signifikan menggerakkan sektor pertambangan dan sektor industri pengolahan di Maluku Utara. Bahkan selama proses pembangunannya, sektor konstruksi dan sektor perdagangan juga turut terdampak. Lebih jauh lagi, perubahan skema penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa yang berbasis pada kinerja penyerapan anggaran pada periode sebelumnya, diperkirakan akan semakin mengefektifkan pola penyerapan anggaran pemerintah. Hal tersebut kemudian, diperkirakan akan dapat mengoptimalkan multiplier effect dari konsumsi pemerintah di tiap triwulannya, tidak hanya terkonsentrasi pada akhir tahun saja. Peningkatan sumbangan dari sektor pertambangan, sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, dan sektor administrasi pemerintahan diperkirakan akan mendorong pertumbuhan perekonomian Maluku Utara secara keseluruhan tahun Dengan memperhatikan perkembangan terkini dan faktor-faktor risiko, diperkirakan perekonomian Maluku Utara pada tahun 2017 akan tumbuh pada kisaran 6,6% - 7,0% (yoy), lebih tinggi dibanding pertumbuhan pada tahun Sisi Permintaan Perkiraan meningkatnya pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV 2017 terutama didorong oleh terjaganya pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada level yang tinggi, dimana akan berlangsung Hari Raya Natal, perayaan akhir tahun, serta berakhirnya tahun ajaran sekolah yang biasanya diikuti dengan libur panjang akhir semester. Pertumbuhan konsumsi rumah tangga diperkirakan terjaga pada kisaran 5,66% - 6,0% (yoy). Kondisi ini juga didukung 69

84 dengan kecenderungan perbaikan harga komoditas cengkih, fuli, pala, dan kopra yang diperkirakan terus membaik pada tahun 2017 sehingga berdampak positif pada pendapatan masyarakat Maluku Utara. Sementara itu, kegiatan ekspor baik luar negeri maupun antar daerah diprediksi masih tetap tumbuh tinggi. Hal tersebut merupakan efek lanjutan dari beroperasinya smelter di Pulau Gebe dan smelter Pulau Obi yang ditargetkan akan beroperasi pada triwulan III atau IV 2017 mendatang. Selain itu, upaya intensif pemerintah daerah beserta beberapa pengusaha perikanan untuk mendorong pelaksanaan ekpor produk perikanan langsung dari Maluku Utara juga diperkirakan akan meningkatkan pertumbuhan perekonomian Malut. Lebih jauh lagi, penguatan kerjasama antar instansi di Maluku Utara untuk memperkuat pengawasan pencatatan traksaksi perdagangan antar daerah dan antara negara diperkirakan akan semakin menekan terjadinya berbagai transaksi tak tercatat yang selama ini marak terjadi. Implementasi kerjasama antar daerah untuk perluasan dan penguatan juga terus berlangsung, seperti kerjasama antara Halmahera Barat dengan Jawa Timur, kerjasama Tidore Kepulauan dengan Jawa Timur dan Sulawesi Selatan, dan berbagai kerjasama lainnya. Kerjasamakerjasama semacam itu, dapat dimanfaatkan untuk mendorong terjadinya peningkatan kualitas dan produktivitas komoditas-komoditas di Maluku Utara sebab terjadi suatu persaingan yang sehat. Faktor penghambat pertumbuhan diperkirakan akan berasal dari komponen konsumsi pemerintah. Terbatasnya ruang gerak fiskal karena pangsa APBD yang cukup banyak tergerus oleh pembayaran kewajiban kepada pihak ketiga juga diperkirakan akan berdampak pada berkurangnya belanja modal di Maluku Utara. Disetujuinya utang pemprov kepada bank diperkirakan akan membayangi pertumbuhan komponen konsumsi pemerintah. Lebih jauh lagi, target peningkatan realisasi PAD yang sebagian besar bersumber dari bagi hasil perusahaan tambang masih disangsikan akan dapat dicairkan sepenuhnya pada tahun 2017 ini Sisi Penawaran Ditilik dari sisi penawaran, meningkatnya pertumbuhan pada triwulan IV 2017 mendatang akan didorong oleh meningkatnya kinerja sektor pertambangan, sektor industri pengolahan, sektor perdagangan dan sektor administrasi pemerintahan. Peningkatan anggaran pemerintah provinsi dan kabupaten kota, rencana pembangunan beberapa proyek pembangkit listrik, serta terus berlangsungnya pembangunan jalan lingkar Halmahera, pelabuhan- 70

85 pelabuhan baru, dan pembangunan kawasan industri Buli diperkirakan akan memberikan dampak pada peningkatan kinerja sektor konstruksi pada triwulan IV 2017 mendatang, yang biasanya juga diikuti dengan peningkatan kinerja pada sektor perdagangan besar dan eceran. Adanya pembukaan pasar-pasar baru baik tradisional maupun modern di berbagai wilayah di Provinsi Maluku Utara juga diperkirakan akan meningkatkan kegiatan pada sektor perdagangan. Sementara itu, sektor pertambangan tercatat masih tumbuh pada level yang tinggi, seiring dengan adanya pelonggaran kebijakan pelarangan ekspor konsentrat. Perusahaan pertambangan nikel yang masih beroperasi tercatat meningkatkan target level produksinya setelah sebelumnya dipangkas akibat turunnya harga nikel selama pertengahan tahun 2016 dan masih belum selesainya pabrik smelter yang ingin mereka bangun. Selanjutnya, pada triwulan IV 2017 sejalan dengan telah beroperasinya beberapa smelter baru, baik di Maluku Utara maupun di kawasan lain, juga menjadi peluang perluasan pasar bagi para perusahaan tambang nikel sehingga turut menjadi faktor pendorong untuk meningkatkan level produksi. Sektor-sektor utama diperkirakan seluruhnya mengalami akselerasi, sementara sektorsektor pendukung seperti sektor transportasi dan pergudangan, sektor informasi dan komunikasi, dan sektor jasa keuangan diperkirakan akan mengalami perlambatan sesuai dengan pola historis pada sektor-sektor tersebut. Selain itu, berdasarkan Survei Konsumen Bank Indonesia, pada triwulan IV mendatang masyarakat cenderung akan lebih banyak mengalokasikan pengeluarannya untuk melakukan pelunasan cicilan pinjaman, dan cenderung mengurangi alokasi tabungan. Hal tersebut, diperkirakan yang akan menjadi risiko penghambat kinerja sektor keuangan pada triwulan IV 2017 mendatang. 7.2 Outlook Inflasi Daerah Tekanan inflasi Maluku Utara pada triwulan IV 2017 diperkirakan akan mengalami peningkatan dibanding inflasi triwulan berjalan. Berdasarkan disagregasinya saat ini kenaikan inflasi untuk kelompok harga yang ditentukan pemerintah (administered prices) dan kelompok makanan harga bergejolak (volatile food) cenderung mengalami kenaikan. Sementara inflasi inti (core) masih terkendali di level yang rendah. Kenaikan inflasi administered prices dan volatile food diperkirakan masih akan terasa dampaknya hingga triwulan IV 2017 mendatang. 71

86 Pada kelompok administered prices, potensi risiko kenaikan sumbangan inflasi berasal dari rencana kenaikan cukai rokok mulai bulan September mendatang. Kenaikan cukai rokok tersebut diperkirakan akan masih terasa dampaknya hingga akhir tahun mendatang. Selain itu, rencana kenaikan harga BBM dan LPG ditengarai masih akan membayangi, meski dalam beberapa kesempatan rencana tersebut masih ditunda oleh pemerintah dengan mempertimbangan perkembangan kondisi ekonomi nasional. Sementara, pada kelompok volatile food, sumbangan kenaikan inflasi dari kelompok ini pada bulan Ramadhan dan Idul Fitri kemarin memberikan dampak peningkatan yang cukup signifikan. Pada triwulan berjalan, diperkirakan sumbangan dari kelompok ini akan berangsur berkurang seiring telah masuknya masa panen komoditas sayur-sayuran dan hortikultura di sentra produksi Halmahera. Namun demikian, memasuki triwulan IV 2017 mendatang, risiko peningkatan sumbangan dari kelompok ini akan cenderung meningkat seiring peningkatan permintaan dari masyarakat dalam rangka perayaan Natal dan Tahun Baru. Gambar 7.1. Perubahan Normal Curah Hujan Indonesia Selain itu, berdasarkan informasi dari BMKG, meski kawasan Maluku Utara sudah memasuki musim kemarau sejak akhir Juli 2017 lalu, namun prakiraan intensitas hujan masih akan berada di atas rata-rata dan cenderung meningkat sedang. Di satu sisi, hal tersebut cukup menguntungkan petani mengingat pasokan air untuk pertanian mereka relatif akan terjaga. Namun demikian, perlu disiasati agar tidak justru merusak tanaman. Di tengah intensitas curah hujan yang masih akan berada di atas rata-rata, prakiraan tinggi gelombang di perairan Maluku Utara cednderung masih rendah. Sehingga hasil tangkapan ikan diperkirakan masih akan terjaga dan dapat memenuhi kebutuhan pasokan di Maluku Utara. 72

87 Risiko-risiko tersebut diperkirakan akan mendorong peningkatan inflasi di triwulan IV 2017 mendatang. Guna mengantisipasi lonjakan harga di tahun 2017, pemerintah daerah telah menyusun beberapa rencana aksi, antara lain peningkatan konektivitas pengangkutan komoditas bahan pangan strategis Gambar 7.2. Prakiraan Curah Hujan November 2017 melalui penyediaan angkutan bersubsidi berupa truk dan kapal sewa. Selain itu, peningkatan produktivitas tanaman pangan dilakukan melalui ekstensifikasi dan pembudidayaan tanaman pangan dan tanaman hortikultura penyebab inflasi seperti padi, aneka cabai, aneka bawang, dan sayur-sayuran. Hingga awal triwulan berjalan, program-program tersebut telah memberikan dampak pada terjaganya level inflasi pada tingkat yang rendah. Selain itu, dengan meningkatnya produksi komoditas tersebut ketergantungan Kota Ternate pada pasokan dari luar provinsi juga semakin berkurang. Peningkatan yang terjadi pada beberapa komoditas administered prices, seperti cukai rokok dan kemungkinan tarif BBM, selain itu peningkatan permintaan masyarakat terhadap komoditas bahan makanan juga diperkirakan akan menekan inflasi pada level yang lebih tinggi pada tahun 2017 ini. Dengan memperhatikan perkembangan terkini dan faktor-faktor risiko, diperkirakan inflasi Maluku Utara pada tahun 2017 akan tumbuh pada kisaran 4,2% - 4,6% (yoy), lebih tinggi dibanding pertumbuhan inflasi pada tahun

88 74

89

Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada:

Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada: November 2017 Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada: http://www.bi.go.id/id/publikasi/kajian-ekonomi-regional/ Salinan publikasi ini juga dapat diperoleh

Lebih terperinci

Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada:

Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada: Februari 2018 Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada: http://www.bi.go.id/id/publikasi/kajian-ekonomi-regional/ Salinan publikasi ini juga dapat diperoleh

Lebih terperinci

Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada:

Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada: MEI 2017 Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada: http://www.bi.go.id/id/publikasi/kajian-ekonomi-regional/ Salinan publikasi ini juga dapat diperoleh

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Ternate, 22 Februari 2017 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU UTARA. Dwi Tugas Waluyanto Kepala Perwakilan

KATA PENGANTAR. Ternate, 22 Februari 2017 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU UTARA. Dwi Tugas Waluyanto Kepala Perwakilan FEBRUARI 2017 KATA PENGANTAR Tugas Bank Indonesia berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 adalah menetapkan dan melaksanakan kebijakan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Ternate, 21 November 2016 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU UTARA. Dwi Tugas Waluyanto Kepala Perwakilan

KATA PENGANTAR. Ternate, 21 November 2016 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU UTARA. Dwi Tugas Waluyanto Kepala Perwakilan NOVEMBER 2016 KATA PENGANTAR Tugas Bank Indonesia berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 adalah menetapkan dan melaksanakan kebijakan

Lebih terperinci

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Triwulan III 2015 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-nya (KEKR) Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan III

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA AGUSTUS 2017 Vol. 3 No. 2 Triwulanan April - Jun 2017 (terbit Agustus 2017) Triwulan II 2017 ISSN 2460-490257 e-issn 2460-598212 KATA PENGANTAR RINGKASAN

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI 2017 1 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia- Ekonomi dan Keuangan Regional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH AGUSTUS

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH AGUSTUS KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH AGUSTUS 2017 1 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia- Ekonomi dan Keuangan Regional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH FEBRUARI 2017

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH FEBRUARI 2017 FEBRUARI 217 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunianya Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Tengah Februari 217 dapat dipublikasikan.

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI 2017

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI 2017 MEI KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-nya Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Tengah Mei dapat dipublikasikan. Buku ini

Lebih terperinci

Halaman ini sengaja dikosongkan.

Halaman ini sengaja dikosongkan. 2 Halaman ini sengaja dikosongkan. KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan ridha- IV Barat terkini yang berisi mengenai pertumbuhan ekonomi,

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN I

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN I KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN I 2016 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia- Ekonomi Regional Provinsi

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN III-2016

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN III-2016 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NTB No. 73/11/52/X/2016, 7 November 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN III-2016 EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN III-2016 TUMBUH 3,47 PERSEN Perekonomian

Lebih terperinci

... V... VII... XIII... XIII... XIII... 1 BAB I. PERKEMBANGAN MAKRO EKONOMI REGIONAL... 5 1.1 Perkembangan Makro Ekonomi Provinsi Maluku... 5 1.2. Perkembangan PDRB Sisi Permintaan... 7 1.3. PERKEMBANGAN

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. NOVEMBER 2016 (Kajian Triwulan III-2016)

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. NOVEMBER 2016 (Kajian Triwulan III-2016) KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH NOVEMBER 216 (Kajian Triwulan III-216) VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Asesmen Ekonomi Pada triwulan I 2012 pertumbuhan Kepulauan Riau mengalami akselerasi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat 6,34% (yoy)

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan I 2013 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Triwulan III 2014

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Triwulan III 2014 Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL (www.bi.go.id) KATA PENGANTAR Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Asesmen Ekonomi Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada triwulan II 2012 tercatat sebesar 7,25%, mengalami perlambatan dibandingkan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU UTARA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI MALUKU UTARA TRIWULAN II 2015 KATA PENGANTAR Tugas Bank Indonesia berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013 Asesmen Ekonomi Perekonomian Kepulauan Riau (Kepri) pada triwulan II-2013 mengalami pelemahan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Pada

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR FEBRUARI 218 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA Provinsi Kalimantan Timur Publikasi ini dapat diakses secara online pada: www.bi.go.id/web/id/publikasi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN II 2015 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SULAWESI TENGGARA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN II 2015 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SULAWESI TENGGARA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN II 2015 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SULAWESI TENGGARA Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat

Lebih terperinci

6.1. Kinerja Sistem Pembayaran Transaksi Keuangan Secara Tunai Transaksi Keuangan Secara Non Tunai... 74

6.1. Kinerja Sistem Pembayaran Transaksi Keuangan Secara Tunai Transaksi Keuangan Secara Non Tunai... 74 i ii ii 1.1. Analisis PDRB Dari Sisi Penawaran... 3 1.1.1. Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan... 4 1.1.2. Sektor Pertambangan dan Penggalian... 6 1.1.3. Sektor Industri Pengolahan... 8 1.1.4. Sektor

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012 KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012 Januari 2013 Kinerja Ekonomi Daerah Cukup Kuat, Inflasi Daerah Terkendali Ditengah perlambatan perekonomian global, pertumbuhan ekonomi berbagai daerah di Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU UTARA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU UTARA LAPORAN TRIWULANAN KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU UTARA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU UTARA Jl. Yos Sudarso No.1 Tenate Telp. 62-921-3121217 Fax : 62-921-3124017

Lebih terperinci

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Penurunan momentum pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau di periode ini telah diperkirakan sebelumnya setelah mengalami tingkat pertumbuhan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN II-2015

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN II-2015 No. 56/08/71/Th. IX, 5 Agustus 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN II-2015 PEREKONOMIAN SULAWESI UTARA TRIWULAN II-2015 TUMBUH 6,27 PERSEN Perekonomian Sulawesi Utara Triwulan II-2015 yang

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan II 2017

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan II 2017 42 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan II 2017 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA I Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Daerah Istimewa Yogyakarta

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA MEI 2017 Vol. 3 No. 1 Triwulanan Januari - Maret 2017 (terbit Mei 2017) Triwulan I 2017 ISSN 2460-490165 e-issn 2460-598144 - KATA PENGANTAR RINGKASAN

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan IV 2015

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan IV 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan IV 215 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II-2017 No. 56/08/33/Th.XI, 7 Agustus PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II- EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II- TUMBUH 5,18 PERSEN Perekonomian Jawa Tengah yang diukur berdasarkan besaran Produk Domestik Regional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN III-2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX 2013 KATA PENGANTAR Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Utara merupakan terbitan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH AGUSTUS 2016

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH AGUSTUS 2016 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH AGUSTUS 216 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional. MISI

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN III 2015 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SULAWESI TENGGARA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN III 2015 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SULAWESI TENGGARA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN III 2015 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SULAWESI TENGGARA Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan November 216 (terbit setiap triwulan) KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SULAWESI SELATAN Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH VISI Menjadi Kantor Bank Indonesia yang dapat dipercaya di daerah melalui peningkatan peran dalam menjalankan tugas-tugas Bank Indonesia yang diberikan. MISI Mendukung

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN Transaksi sistem pembayaran tunai di Gorontalo pada triwulan I-2011 diwarnai oleh net inflow dan peningkatan persediaan uang layak edar. Sementara itu,

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan I 2016

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan I 2016 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan I 216 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA TAHUN 2016 EKONOMI JAKARTA TAHUN 2016 TUMBUH 5,85 PERSEN

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA TAHUN 2016 EKONOMI JAKARTA TAHUN 2016 TUMBUH 5,85 PERSEN No. 09/02/31/Th.XIX, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA TAHUN 2016 EKONOMI JAKARTA TAHUN 2016 TUMBUH 5,85 PERSEN Perekonomian Jakarta tahun 2016 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional

Lebih terperinci

Publikasi ini dapat diakses secara online pada:

Publikasi ini dapat diakses secara online pada: A FEBRUARI 218 Publikasi ini dapat diakses secara online pada: www.bi.go.id/web/id/publikasi Salinan publikasi dalam bentuk hardcopy dapat diperoleh di: Unit Advisory Ekonomi dan Keuangan Kantor Perwakilan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2015 No. 37/08/31/Th.XVII, 5 Agustus 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2015 EKONOMI JAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2015 TUMBUH 5,15 PERSEN LEBIH CEPAT 0,07 PERSEN DIBANDINGKAN TRIWULAN I/2015 Perekonomian

Lebih terperinci

Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Barat Triwulan I 2017 Terhadap Triwulan I 2016 (y on y)

Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Barat Triwulan I 2017 Terhadap Triwulan I 2016 (y on y) BPS PROVINSI SULAWESI BARAT No. 29/05/76/Th. XI, 5 Mei 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI BARAT TRIWULAN I-2017 EKONOMI SULAWESI BARAT TRIWULAN I-2017 SECARA Q TO Q TERKONTRAKSI 7,48 PERSEN, NAMUN SECARA

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III - 2011 Kantor Bank Indonesia Banjarmasin Kata Pengantar KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2015 No. 52/11/31/Th.XVII, 5 November 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2015 EKONOMI JAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2015 TUMBUH 5,96 PERSEN LEBIH CEPAT 0,8 PERSEN DIBANDINGKAN TRIWULAN II/2015

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan Mei 217 (terbit setiap triwulan) KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SULAWESI SELATAN Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Vol. 3 No. 3 Triwulanan Juli - September 2017 (terbit November 2017) Triwulan III 2017 ISSN xxx-xxxx e-issn xxx-xxxx KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2017 DAFTAR ISI 2 3 DAFTAR

Lebih terperinci

EKONOMI KALIMANTAN TIMUR TRIWULAN II :

EKONOMI KALIMANTAN TIMUR TRIWULAN II : BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR No. 066/08/64/Th.XX, 7 Agustus 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TIMUR TRIWULAN II-2017 EKONOMI KALIMANTAN TIMUR TRIWULAN II -2017 : PERTUMBUHAN Y-ON-Y 3,58 PERSEN DAN Q-T-

Lebih terperinci

Agustus KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

Agustus KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Agustus KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Tim Advisory dan Pengembangan Ekonomi KPW BI Provinsi NTT Jl. El Tari No. 39 Kupang

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2017

PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2017 2 BPS PROVINSI DI YOGYAKARTA No 46/08/34/ThXIX, 7 Agustus 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2017 EKONOMI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TRIWULAN II 2017 TUMBUH 5,17 PERSEN LEBIH LAMBAT

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA TAHUN 2015 No. 09/02/31/Th.XVIII, 5 Februari 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA TAHUN 2015 EKONOMI JAKARTA TAHUN 2015 TUMBUH 5,88 PERSEN MELAMBAT SEJAK TIGA TAHUN TERAKHIR Perekonomian Jakarta tahun 2015 yang diukur

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL AGUSTUS 216 website : www.bi.go.id email : empekanbaru@bi.go.id VISI BANK INDONESIA : kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang

Lebih terperinci

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara Ringkasan Eksekutif Asesmen Ekonomi Di awal tahun 2009, imbas krisis finansial global terhadap perekonomian Kepulauan Riau dirasakan semakin intens. Laju pertumbuhan ekonomi memasuki zona negatif dengan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Daftar Isi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Daftar Isi E E Daftar Isi DAFTAR ISI HALAMAN Kata Pengantar... iii Daftar Isi... iv Daftar Tabel... vii Daftar Grafik... viii Daftar Gambar... xii Tabel Indikator Ekonomi Terpilih... xiii RINGKASAN EKSEKUTIF... 1

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGGARA

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGGARA BPS PROVINSI SULAWESI TENGGARA No. 45/08/Th. IX, 7 Agustus 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGGARA EKONOMI SULAWESI TENGGARA TRIW. II-2017 TUMBUH 7,03 PERSEN (YEAR ON YEAR) Perekonomian Sulawesi Tenggara

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur Kantor Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur Menyongsong Pembangunan di Provinsi Nusa Tenggara Timur yang Berkualitas Februari 2017 Untuk

Lebih terperinci

Publikasi ini dapat diakses secara online pada :

Publikasi ini dapat diakses secara online pada : i TRIWULAN III 2015 Edisi Triwulan III 2015 Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional ini diterbitkan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Jl. Jend. Sudirman No. 51

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI LAMPUNG. Kajian Triwulanan Misi Bank Indonesia. Visi, Misi dan Nilai Strategis Bank Indonesia

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI LAMPUNG. Kajian Triwulanan Misi Bank Indonesia. Visi, Misi dan Nilai Strategis Bank Indonesia Visi, Misi dan Nilai Strategis Bank Indonesia KAJIAN EKONOMI DAN Visi Bank Indonesia KEUANGAN REGIONAL PROVINSI LAMPUNG Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan

Lebih terperinci

TRIWULAN IV 2015 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SULAWESI SELATAN

TRIWULAN IV 2015 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SULAWESI SELATAN Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan TRIWULAN IV 215 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SULAWESI SELATAN Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat

Lebih terperinci

Tim Penulis : Unit Advisory Ekonomi dan Keuangan KPwBI Provinsi Bangka Belitung CP. dan

Tim Penulis : Unit Advisory Ekonomi dan Keuangan KPwBI Provinsi Bangka Belitung CP. dan i Edisi Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional ini diterbitkan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Jl. Jend. Sudirman No. 51 Pangkalpinang No. Telp : 0717 422411.

Lebih terperinci

Tim Penulis : Unit Advisory Ekonomi dan Keuangan KPwBI Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Tim Penulis : Unit Advisory Ekonomi dan Keuangan KPwBI Provinsi Kepulauan Bangka Belitung i Edisi Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional ini diterbitkan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Jl. Jend. Sudirman No. 51 Pangkalpinang No. Telp : 0717 422411.

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN II-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN II-2017 BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 52/08/35/Th.XV, 7 Agustus 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN II-2017 EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN II-2017 TUMBUH 5,03 PERSEN MELAMBAT DIBANDING TRIWULAN II-2016 Perekonomian

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA NOVEMBER 2016

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA NOVEMBER 2016 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada: www.bi.go.id/web/id/publikasi/ Salinan publikasi ini juga dapat diperoleh

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TAHUN 2016 No. 12/02/51/Th. XI, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TAHUN EKONOMI BALI TAHUN TUMBUH 6,24 PERSEN MENINGKAT JIKA DIBANDINGKAN DENGAN TAHUN SEBELUMNYA. Perekonomian Bali tahun yang diukur berdasarkan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN IV 2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SULAWESI TENGGARA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN IV 2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SULAWESI TENGGARA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN IV 2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SULAWESI TENGGARA Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGGARA

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGGARA No. 5/8/Th. IX, 5 Agustus 216 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGGARA EKONOMI SULAWESI TENGGARA TRIW. II-216 TUMBUH 6,82 PERSEN (YEAR ON YEAR) Perekonomian Sulawesi Tenggara triwulan II-216 yang diukur berdasarkan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN III-2016

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN III-2016 BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 72/11/35/Th.XIV, 7 November 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN III-2016 EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN III 2016 TUMBUH 5,61 PERSEN MENINGKAT DIBANDING TRIWULAN III-2015

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Barat Kajian Triwulanan Periode Agustus 2016 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Agustus 2016 KANTOR PERWAKILAN

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA FEBRUARI 2017

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA FEBRUARI 2017 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada: www.bi.go.id/web/id/publikasi/ Salinan publikasi ini juga dapat diperoleh

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN UTARA TRIWULAN II

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN UTARA TRIWULAN II BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR No. 067/08/64/Th.XX, 7 Agustus 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN UTARA TRIWULAN II - 2017 EKONOMI KALIMANTAN UTARA TRIWULAN II - 2017 : PERTUMBUHAN Y-ON-Y 6,44 PERSEN DAN

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TRIWULAN II TAHUN 2017

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TRIWULAN II TAHUN 2017 No. 54/08/19/Th.XI, 7 Agustus 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TRIWULAN II TAHUN 2017 EKONOMI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TRIWULAN II-2017 TUMBUH 1,70 PERSEN MENINGKAT DIBANDING PERTUMBUHAN

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2017 BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 31/05/35/Th.XV, 5 Mei 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2017 EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I 2017 TUMBUH 5,37 PERSEN MELAMBAT DIBANDING TRIWULAN I-2016 Perekonomian

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR AGUSTUS 2016 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI JAWA TIMUR

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR AGUSTUS 2016 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI JAWA TIMUR KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR AGUSTUS 2016 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI JAWA TIMUR i Salinan Publikasi ini dapat diperoleh dengan menghubungi : Kantor Perwakilan

Lebih terperinci

3.1. Inflasi Umum Provinsi Lampung Inflasi Bulanan Inflasi Tahunan Disagregasi Inflasi Non Fundamental.

3.1. Inflasi Umum Provinsi Lampung Inflasi Bulanan Inflasi Tahunan Disagregasi Inflasi Non Fundamental. NOVEMBER 2017 Daftar Isi Daftar Isi... i Daftar Tabel... iv Daftar Grafik... v Kata Pengantar... xi Tabel Indikator Ekonomi Provinsi Lampung... xiii Ringkasan Eksekutif... xvii Bab 1 Perkembangan Ekonomi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL TRIWULAN I 216 website : www.bi.go.id email : empekanbaru@bi.go.id KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL VISI BANK INDONESIA : kredibel

Lebih terperinci

Kajian EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Bali

Kajian EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Bali Kajian EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Bali gan a Pul Februari 2017 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI BALI FebruarI 2017 Untuk informasi

Lebih terperinci

RAKORDAL PROVINSI KALTENG TRIWULAN III 2016

RAKORDAL PROVINSI KALTENG TRIWULAN III 2016 RAKORDAL PROVINSI KALTENG TRIWULAN III 2016 EKONOMI NASIONAL KONDISI EKONOMI NASIONAL TRIWULAN II 2016 INFLASI=2,79% GROWTH RIIL : 2,4% Ekonomi Nasional dapat tumbuh lebih dari 5,0% (yoy) pada triwulan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan II2009 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat Nya sehingga

Lebih terperinci

Tim Penulis : Unit Asesmen Statistik Survei dan Liaison KPwBI Provinsi Bangka Belitung

Tim Penulis : Unit Asesmen Statistik Survei dan Liaison KPwBI Provinsi Bangka Belitung i Edisi Agustus 2016 Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional ini diterbitkan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Jl. Jend. Sudirman No. 51 Pangkalpinang No. Telp

Lebih terperinci

Publikasi ini dapat diakses secara online pada:

Publikasi ini dapat diakses secara online pada: A NOVEMBER 217 Publikasi ini dapat diakses secara online pada: www.bi.go.id/web/id/publikasi Salinan publikasi dalam bentuk hardcopy dapat diperoleh di: Unit Advisory Ekonomi dan Keuangan Kantor Perwakilan

Lebih terperinci

Inflasi Bulanan Inflasi Tahunan Disagregasi Inflasi Non Fundamental Fundamental/Inti...

Inflasi Bulanan Inflasi Tahunan Disagregasi Inflasi Non Fundamental Fundamental/Inti... Daftar Isi Daftar Isi... i Daftar Tabel... iv Daftar Grafik... v Kata Pengantar... x Tabel Indikator Ekonomi Provinsi Lampung... xii Ringkasan Eksekutif... xv Bab 1 Perkembangan Ekonomi Makro Daerah...

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I 2016 No. 32/05/51/Th. X, 4 Mei 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I 2016 EKONOMI BALI TRIWULAN I-2016 TUMBUH SEBESAR 6,04% (Y-ON-Y) NAMUN MENGALAMI KONTRAKSI SEBESAR 1,46% (Q-TO-Q) Total perekonomian Bali

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan Agustus 217 (terbit setiap triwulan) KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SULAWESI SELATAN Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Barat November 2017 No. 67/11//76/Th.XI, 6 November 2017 BERITA RESMI STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI BARAT Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Barat Triwulan III-2017

Lebih terperinci

Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I-2016 Terhadap Triwulan I-2015 (y-on-y)

Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I-2016 Terhadap Triwulan I-2015 (y-on-y) No.21/05/31/Th.XVIII, 4 Mei 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2016 EKONOMI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2016 TUMBUH 5,62 PERSEN MENGALAMI KONTRAKSI MINUS 0,61 PERSEN DIBANDINGKAN TRIWULAN IV/2015

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2016 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NTB No. 12/02/52/Th.X, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2016 EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TUMBUH 5,82 PERSEN Sampai dengan triwulan IV-2016 perekonomian

Lebih terperinci

BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN

BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 63/11/73/Th. VIII, 5 November 2014 EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN III TUMBUH SEBESAR 6,06 PERSEN Perekonomian Sulawesi Selatan pada triwulan III tahun 2014 yang diukur

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Banten

Kajian Ekonomi Regional Banten Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan I - 2009 i Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan segala rahmat-nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TRIWULAN II TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TRIWULAN II TAHUN 2015 No. 38/08/36/Th.IX, 5 Agustus 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TRIWULAN II TAHUN 2015 EKONOMI BANTEN TRIWULAN II TAHUN 2015 TUMBUH 5,26 PERSEN LEBIH CEPAT DIBANDINGKAN DENGAN TRIWULAN YANG SAMA TAHUN SEBELUMNYA

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN III-2015

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN III-2015 No. 78/11/71/Th. IX, 5 Agustus 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN III-2015 PEREKONOMIAN SULAWESI UTARA TRIWULAN III-2015 TUMBUH 6,28 PERSEN Perekonomian Sulawesi Utara Triwulan III-2015 yang

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL NOVEMBER 216 website : www.bi.go.id email : empekanbaru@bi.go.id VISI BANK INDONESIA : kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I 2017

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I 2017 No. 31/05/51/Th. XI, 5 Mei 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I 2017 EKONOMI BALI TRIWULAN I-2017 TUMBUH SEBESAR 5,75% (Y-ON-Y) NAMUN MENGALAMI KONTRAKSI SEBESAR 1,34% (Q-TO-Q) Total perekonomian Bali

Lebih terperinci

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau Ringkasan Eksekutif Asesmen Ekonomi Kondisi perekonomian provinsi Kepulauan Riau triwulan II- 2008 relatif menurun dibanding triwulan sebelumnya. Data perubahan terakhir Badan Pusat Statistik (BPS) memperlihatkan

Lebih terperinci

Provinsi Nusa Tenggara Timur

Provinsi Nusa Tenggara Timur KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur triwulan I 2015 FOTO : PULAU KOMODO Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur Penerbit : KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL. Provinsi Nusa Tenggara Timur

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL. Provinsi Nusa Tenggara Timur KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur November 2016 Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Unit Asesmen Ekonomi dan Keuangan KPW BI Provinsi NTT Jl. Tom Pello No. 2

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan III 2015

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan III 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan III 215 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR DAN KALIMANTAN UTARA MEI 217 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA Provinsi Kalimantan Timur Publikasi ini dapat diakses secara online pada: www.bi.go.id/web/id/publikasi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL MEI. website :

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL MEI. website : KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL MEI 2017 website : www.bi.go.id VISI BANK INDONESIA : kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi

Lebih terperinci