ANALISIS PENGARUH RASIO CAMEL TERHADAP PERTUMBUHAN LABA (Studi Kasus Pada BUMN Perbankan Terbuka Yang Berdomisili Di Kota Pangkalpinang)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PENGARUH RASIO CAMEL TERHADAP PERTUMBUHAN LABA (Studi Kasus Pada BUMN Perbankan Terbuka Yang Berdomisili Di Kota Pangkalpinang)"

Transkripsi

1 JURNAL ILMIAH AKUNTANSI ISNIS & KEUANGAN (JIAK), Volume 9, Nomor 2, November ANALISIS PENGARUH RASIO CAMEL TERHADAP PERTUMUHAN LAA (Sudi Kasus Pada UMN Perbankan Terbuka Yang erdomisili Di Koa Pangkalpinang) Absrac- The research main purposed is o find an empirically evidence he effecs of Capial Adequacy Raio (CAR), Non Perfoming Loan (NPL), Ne Ineres Margin (NIM), Reurn on Asse (ROA), Reurn on Equiy (ROE), Loan o Deposi Raio (LDR), and Operaional Expense Operaional Income (OPO) owardshe Profi s Growh a Opened anking who domicile in Pangkalpinang ciy.the resul of he simulaneous hypohesis es (F-es) showed ha CAR, NPL, NIM, ROA, ROE, LDR, and OPO have a significan influence owards he Profi s Growh wih a significance level of 0,007. The value of adjused R 2 in Regression s obained 0,969, which is saed he major effec of Dependen Variabel (he Profi s Growh) can be explained nor prediced by Independen Variables (CAR, NPL, NIM, ROA, ROE, LDR, and OPO) by 96,9%, while he remaining of 3,% were influenced by oher facors. Keywords: Capial Adequacy Raio (CAR), Non Perfoming Loan (NPL), Ne Ineres Margin (NIM), Reurn on Asse (ROA), Reurn on Equiy (ROE), Loan o Deposi Raio (LDR), Operaional Expense Operaional Income (OPO), and Profi s Growh. I. PENDAHULUAN Agung dan Wiwi dalam jurnalnya mengaakan bahwa pada umumnya bank yang seha adalah bank yang dapa menjalankan fungsi-fungsinya dengan baik, yaiu dapa menjaga dan memelihara kepercayaan masyaraka dan menjalankan fungsi inermediasi dalam membanu kelancaran lalu linas pembayaran sera dapa digunakan oleh pemerinah dalam menjalankan berbagai kebijakannya, eruama kebijakan moneer. Unuk dapa menjalankan fungsinya dengan baik, bank yang harus mempunyai modal yang cukup, menjaga kualias asenya dengan baik, dikelola dengan baik dan dioperasikan berdasarkan prinsip kehai-haian. Pelanggaran prinsip kehai-haian sering erjadi dalam perbankan nasional, meskipun prinsip ersebu sudah diisyarakan dalam perauran perbankan. Prinsip ini sanga diperlukan eruama dalam hal penyaluran kredi, karena sumber dana kredi yang disalurkan adalah bukan dari bank iu sendiri eapi dana yang berasal dari masyaraka, sehingga perlu prinsip kehai-haian melalui analisa yang akura dan mendalam dalam penyaluran yang epa. erkaian dengan prinsip kehai-haian, dilanjukan oleh Arief Anshari (203) banyak bank yang mengalami masalah kesehaan akiba dari krisis moneer mengakibakan pemerinah mengeluarkan perauran yang memerinahkan pada bank unuk menjaga kesehaan banknya sesuai dengan UU No. 0 Tahun 998 enang perubahan aas UU No. 7 Tahun 992 WIDIYA SARI RIZAL R.MANULLANG FERY PANJAITAN Accouning Program STIE-IEK angka eliung Pangkal Pinang,Indonesia e.jurnal@sie-ibek.ac.id enang perbankan, pembinaan bank, dan pengawasan bank dilakukan oleh ank Indonesia. UU ersebu lebih lanju meneapkan bahwa bank wajib memelihara ingka kesehaan bank sesuai dengan keenuan kecukupan modal, kualias ase, kualias manajemen, likuidias, renabilias, solvabilias, dan aspek lainnya yang berhubungan dengan usaha bank, dan wajib melakukan kegiaan usaha sesuai dengan prinsip kehaihaian ersebu. Unuk masalah kesehaan bank, bisa dinilai dengan menggunakan analisis rasio CAMEL, yaiu dalam lingkup Capial, Asse, Managemen, Earning, dan Liquidiy. Selain masalah kesehaan bank, perusahaan pada umumnya juga bisa mengalami masa-masa suli dalam keuangan, ermasuk juga perbankan. Jika masalah ersebu idak segera diaasi maka idak eruup kemungkinan perusahaan bisa erancam bangkru aau paili. Munawir (2008) dalam Nuralya Usman (205), kebangkruan aau kepailian biasanya diarikan sebagai kegagalan perusahaan dalam menjalankan operasional perusahaan unuk menghasilkan laba sesuai dengan ujuan uamanya yaiu memaksimalkan laba. Penyebab kebangkruan pada dasarnya dapa disebabkan oleh fakor inernal perusahaan maupun fakor eksernal baik yang bersifa khusus yang berkaian langsung dengan perusahaan maupun yang bersifa umum. Kebangkruan merupakan masalah esensial yang harus diwaspadai oleh perusahaan, karena jika perusahaan sudah erkena kesulian keuangan (financial disress), maka perusahaan ersebu benar-benar mengalami kegagalan usaha. Unuk iu perusahaan harus sedini mungkin melakukan berbagai analisis eruama analisis yang menyangku kebangkruan perusahaan, sehingga dengan melakukan analisis maka sanga bermanfaa bagi perusahaan unuk melakukan anisipasi yang dapa menghindari aau mengurangi resiko kebangkruan ersebu. Analisis kebangkruan dilakukan unuk memperoleh peringaan awal kebangkruan (anda-anda bangkru). Semakin awal anda-anda kebangkruan ersebu dikeahui, semakin baik lagi pihak manajemen karena pihak manajemen bisa melakukan perbaikan agar kebangkruan ersebu idak erjadi dan perusahaan dapa menganisipasi aau membua sraegi unuk menghadapi jika kebangkruan benar-benar menimpa perusahaan. Kesulian keuangan dan anda-anda awal kebangkruan dapa dikeahui melalui analisis erhadap daa yang erdapa dalam laporan keuangan. Analisa laporan keuangan merupakan ala yang pening unuk mengeahui posisi keuangan perusahaan sera hasil-hasil yang dicapai sehubungan dengan pemilihan sraegi perusahaan yang elah dilaksanakan. Unuk

2 JURNAL ILMIAH AKUNTANSI ISNIS & KEUANGAN (JIAK), Volume 9, Nomor 2, November iu, perusahaan harus mengeahui apakah perusahaan berada dalam kondisi keuangan yang seha aau idak, karena semakin seha suau perusahaan enu poensi akan kebangkruan menjadi lebih kecil. Dalam membaca laporan keuangan, yang enu diliha juga dari aspek renabilias / kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba, yaiu seberapa besar pencapaian perusahaan dalam sau periode ke periode berikunya. Adapun ujuan dari peneliian ini adalah sebagai beriku: a. Unuk mengeahui pengaruh rasio CAR erhadap b. Unuk mengeahui pengaruh rasio NPL erhadap c. Unuk mengeahui pengaruh rasio NIM erhadap d. Unuk mengeahui pengaruh rasio ROA erhadap e. Unuk mengeahui pengaruh rasio ROE erhadap f. Unuk mengeahui pengaruh rasio LDR erhadap g. Unuk mengeahui pengaruh rasio OPO erhadap II. LANDASAN TEORI Penilaian Kesehaan ank Kasmir (205), sebagaimana layaknya manusia, di mana kesehaan merupakan hal yang paling pening di dalam kehidupannya. Tubuh yang seha akan meningkakan kemampuan kerja dan kemampuan lainnya. egiu pula dengan perbankan harus selalu dinilai kesehaannya agar eap prima dalam melayani para nasabahnya. Unuk menilai suau kesehaan bank dapa diliha dari berbagai segi. Penilaian ini berujuan unuk menenukan apakah bank ersebu dalam kondisi yang seha, cukup seha, kurang seha, dan idak seha sehingga ank Indonesia sebagai pengawas dan pembina bank-bank dapa memberikan arahan aau peunjuk bagaimana bank ersebu harus dijalankan aau bahkan dihenikan kegiaan operasinya. Ukuran unuk melakukan penilaian kesehaan bank elah dienukan oleh ank Indonesia. Kepada bank-bank diharuskan membua laporan baik yang bersifa ruin aaupun secara berkala mengenai seluruh akiviasnya dalam suau periode erenu. Penilaian kesehaan bank dilakukan seiap ahun, apakah ada peningkaan aau penurunan. agi bank yang kesehaannya erus meningka idak jadi masalah, karena iulah yang diharapkan dan supaya diperahankan erus kesehaannya. Akan eapi, bagi bank erus-menerus idak seha, mungkin harus mendapa pengarahan aau sangsi dari ank Indonesia sebagai pengawas dan pembina bank-bank. ank Indonesia dapa saja menyarankan unuk melakukan perubahan manajemen, merger, konsolidasi, aau malah dilikuidasi keberadaannya jika memang sudah parah kondisi bank ersebu. CAMEL Menuru Kasmir (204), penilaian unuk menenukan kondisi suau bank biasanya menggunakan analisis CAMEL yang erdiri dari:. Aspek Permodalan (Capial) Yang dinilai adalah permodalan yang ada didasarkan kepada kewajiban penyediaan modal minimum bank. Penilaian ersebu didasarkan kepada CAR (Capial Adequacy Raio) yang elah dieapkan I. Perbandingan rasio ersebu adalah rasio modal erhadap Akiva Terimbang Menuru Resiko (AMTR) dan sesuai keenuan pemerinah CAR ahun 999 minimal harus 8%. 2. Aspek Kualias Ase (Asse) Yaiu unuk menilai jenis-jenis ase yang dimiliki oleh bank. Penilaian ase harus sesuai dengan Perauran oleh ank Indonesia dengan memperbandingkan anara akiva produkif yang diklasifikasikan akiva produkif erhadap akiva produkif diklasifikasikan. 3. Aspek Kualias Manajemen (Managemen) Dalam mengelola kegiaan bank sehari-hari juga dinilai kualias manajemennya. Kualias manajemen dapa diliha dari kualias manusianya dalam bekerja. Kualias manajemen juga diliha dari segi pendidikan dan pengalaman dari karyawannya dalam menangani berbagai kasus-kasus yang erjadi. Dalam aspek ini yang dinilai adalah manajemen permodalan, manajemen kualias akiva, manajemen umum, manajemen renabilias, dan manajemen likuidias. 4. Aspek Likuidias Suau bank dapa dikaakan likuid, apabila bank yang bersangkuan dapa membayar semua uang-uangnya eruama simpanan abungan, giro, dan deposio pada saa diagih dan dapa pula memenuhi semua permohonan kredi yang layak dibiayai. Secara umum rasio ini merupakan rasio anara jumlah akiva lancar dibagi dengan uang lancar. Yang dianalisis dalam rasio ini adalah: a. Rasio kewajiban bersih Call Money erhadap akiva b. Rasio kredi erhadap dana yang dierima oleh bank seperi KLI, giro, abungan, deposio, dan lain-lain. 5. Aspek Renabilias (Earning) Merupakan ukuran kemampuan bank dalam meningkakan labanya apakah seiap periode aau unuk mengukur ingka efisiensi usaha dan profiabilias yang dicapai bank yang bersangkuan. ank yang seha adalah bank yang diukur secara renabilias yang erus meningka. Penilaian juga bisa dilakukan dengan: a. Rasio laba erhadap Toal Ase (ROA) b. Perbandingan biaya operasi dengan pendapaan operasi (OPO) 6. Aspek Sensiivias (Sensiiviy) Aspek ini mulai diberlakukan oleh ank Indonesia sejak bulan Mei Seperi kia keahui dalam melepaskan kredinya, perbankan harus memerhaikan dua unsur, yaiu ingka perolehan laba yang harus dicapai dan risiko yang akan dihadapi. Perimbangan risiko yang harus diperhiungkan berkaian era dengan sensiivias perbankan. Penilaian Rasio Keuangan. CAR (Capial Adequacy Raio) CAR merupakan indikaor erhadap kemampuan bank unuk menuupi penurunan akivanya sebagai akiba dari kerugian-kerugian bank yang disebabkan oleh akiva yang berisiko (Lukman dalam Fawal, 202). Rumus CAR

3 JURNAL ILMIAH AKUNTANSI ISNIS & KEUANGAN (JIAK), Volume 9, Nomor 2, November berdasarkan Sura Edaran ank Indonesia No.6/23/DPNP/2004 adalah sebagai beriku: CAR = 2. NPL (Non Perfoming Loan) Non Perfoming Loan adalah kredi bermasalah yang merupakan salah sau kunci unuk menilai kualias kinerja bank (Almilia dan Herdiningyas dalam Nurfiriana, 206). Rumus NPL berdasarkan Sura Edaran ank Indonesia No.7/0/DPNP/2005 adalah sebagai beriku: NPL = 3. NIM (Ne Ineres Margin) Ne Ineres Margin merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola akiva produkifnya unuk menghasilkan pendapaan bunga bersih (Almilia dan Herdiningyas, 2005). Rumus NIM berdasarkan Sura Edaran ank Indonesia No.6/23/DPNP/2004 adalah sebagai beriku: NIM = 4. ROA (Reurn on Asse) Menuru Syahyunan (2004:85), ROA juga menunjukan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari akiva yang dipergunakan. Rumus ROA berdasarkan Sura Edaran ank Indonesia No.6/23/DPNP/2004 adalah sebagai beriku: ROA = 5. ROE (Reurn on Equiy) ROE membandingkan laba bersih seelah pajak dengan ekuias yang elah diinvesasikan pemegang saham perusahaan (Van Horne dan Wachowicz, 2005:225). Rumus ROE berdasarkan Sura Edaran ank Indonesia No.7/0/DPNP/2005 adalah sebagai beriku: ROE = 6. LDR (Loan o Deposi Raio) Rasio LDR (Loan o Deposi Raio) ini menggambarkan kemampuan bank membayar kembali penarikan yang dilakukan nasabah deposan dengan mengandalkan kredi yang diberikan sebagai sumber likuidiasnya. Semakin inggi rasio ini semakin rendah pula kemampuan likuidias bank (Dendawijaya, 2000:8). Rumus LDR berdasarkan Sura Edaran ank Indonesia No.6/23/DPNP/2004 adalah sebagai beriku: LDR = 7. OPO(eban Operasional Pendapaan Operasional) OPO (eban Operasional Pendapaan Operasional) ermasuk rasio renabilias (earnings). Keberhasilan bank didasarkan pada penilaian kuaniaif erhadap renabilias bank dapa diukur dengan menggunakan rasio biaya operasional erhadap pendapaan operasional (Kuncoro dan Suhardjono, 2002). Rumus OPO berdasarkan Sura Edaran ank Indonesia No.6/23/DPNP/2004 adalah sebagai beriku: OPO = Perumbuhan Laba Menuru Soemarso SR (2005), laba didefinisikan sebagai selisih lebih pendapaan aas biaya-biaya yang erjadi sehubungan dengan usaha unuk memperoleh pendapaan ersebu. Menuru Muhammad Gade dan Said Khaerul Wasif (2005), laba yang diperoleh perusahaan adalah selisih anara pendapaan dan biaya. Jadi, pendapaan dan biaya merupakan elemen-elemen yang dipergunakan unuk mencari besarnya laba. Elemen-elemen ini dikelompokkan unuk memberikan pengukuran laba yang berbeda-beda yaiu laba bruo, merupakan selisih anara pendapaan dari penjualan dengan harga pokok perusahaan. Laba usaha merupakan selisih anara laba bruo dengan beban usaha. Laba sebelum pajak adalah hasil penambahan laba usaha dengan beban-beban dan pendapaan lain-lain, pos luar biasa dan pengaruh kumulaif dari perubahan prinsip akunansi. Laba bersih adalah laba seelah dikurangi pajak penghasilan. Tujuan laba menuru Anis dan Imam (2003) dalam Melisa (205) adalah sebagai beriku: a. Sebagai indikaor efisiensi penggunaan dana yang erahan dalam perusahaan yang diwujudkan dalam ingka kembaliannya. b. Sebagai dasar pengukuran presasi manajemen. c. Sebagai dasar penenuan besarnya perencanaan pajak. d. Sebagai ala pengendalian sumber daya ekonomi suau negara. e. Sebagai kompensasi dan pembagian bonus. f. Sebagai ala moivasi manajemen dalam pengendalian manajemen. g. Sebagai dasar benuk kenaikan kemakmuran. h. Sebagai dasar pembagian deviden. i. Menuru Zainuddin dan Jogiyano (999) dalam Seyono (204), dalam pengukuran perumbuhan laba diukur menggunakan laba pada ahun sekarang dikurangi dengan laba ahun sebelumnya kemudian dibagi dengan laba pada ahun sebelumnya. Diperlukan minimal 2 periode pada saa perusahaan menghasilkan laba agar dapa mengeahui bagaimana perumbuhan laba yang erjadi pada periode sekarang. Kerangka erpikir. CAR GAMAR Kerangka erpikir CAMEL NPL NIM ROA Perumbuhan Laba ROE LDR OPO

4 JURNAL ILMIAH AKUNTANSI ISNIS & KEUANGAN (JIAK), Volume 9, Nomor 2, November Hipoesis Hipoesis dalam peneliian ini sebagai beriku:. Hipoesis Perama a. Ho = Diduga idak erdapa pengaruh anara CAR, NPL, NIM, ROA, ROE, LDR, dan OPO secara simulan erhadap b. Ha = Diduga idak erdapa pengaruh anara CAR, NPL, NIM, ROA, ROE, LDR, dan OPO secara simulan erhadap 2. Hipoesis Kedua a. Ho2 = Diduga idak erdapa pengaruh anara CAR erhadap b. Ha2 = Diduga erdapa pengaruh anara CAR erhadap 3. Hipoesis Keiga a. Ho3 = Diduga idak erdapa pengaruh anara NPL erhadap b. Ha3 = Diduga erdapa pengaruh anara NPL erhadap 4. Hipoesis Keempa a. Ho 4 = Diduga idak erdapa pengaruh anara NIM erhadap b. Ha 4 = Diduga erdapa pengaruh anara NIM erhadap 5. Hipoesis Kelima a. Ho 5 = Diduga idak erdapa pengaruh anara ROA erhadap b. Ha 5 = Diduga erdapa pengaruh anara ROA erhadap 6. Hipoesis Keenam a. Ho 6 = Diduga idak erdapa pengaruh anara ROE erhadap b. Ha 6 = Diduga erdapa pengaruh anara ROE erhadap 7. Hipoesis Keujuh a. Ho7 = Diduga idak erdapa pengaruh anara LDR erhadap b. Ha7 = Diduga erdapa pengaruh anara LDR erhadap 8. Hipoesis Kedelapan a. Ho8 = Diduga idak erdapa pengaruh anara OPO erhadap b. Ha8 = Diduga erdapa pengaruh anara OPO erhadap III. METODOLOGI PENELITIAN Variabel Peneliian Variabel-variabel yang erdapa dalam peneliian ini adalah:. Variabel bebas (independen) Adalah variabel yang berdiri sendiri dan idak berganung pada variabel lain. Variabel independen dalam peneliian ini adalah CAR, NPL, NIM, ROA, ROE, LDR, dan OPO. 2. Variabel erika/idak bebas (dependen) Adalah variabel yang berganung pada variabel lain aau dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel dependen dalam peneliian ini adalah Meode Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah deskripif kuaniaif dimana menjelaskan enang seberapa besar pengaruh CAR, NPL, NIM, ROA, ROE, LDR, dan OPO erhadap perumbuhan laba perusahaan. Daa kuaniaif adalah daa yang diperoleh dari sampel aau populasi yang berupa daa kuaniaif aau daa berupa angka. Teknik Pengumpulan Daa Penulis menggunakan sudi kepusakaan (library research), dimana merupakan suau eknik pengumpulan daa dengan cara mempelajari, mendalami, dan menguip eori-eori aau konsep-konsep dari sejumlah lieraur baik jurnal skripsi, majalah, aaupun karya ulis lainnya dengan fokus peneliian yang berhubungan dengan permasalahan yang penulis elii. Jenis Daa Daa yang digunakan penulis dalam peneliian ini adalah daa sekunder. Daa sekunder merupakan sumber daa peneliian yang diperoleh penulis secara idak langsung melalui media peranara berupa buki, caaan aau laporan hisoris yang elah ersususn dalam arsip. Daa sekunder merupakan daa yang didapa melalui informasi yang sudah dipublikasikan. Teknik Analisis Daa Teknik analisis daa merupakan cara unuk menganalisa daa yang elah diperoleh dalam rangka memecahkan pokok permasalahan. Dalam peneliian ini, penulis melakukan pengujian dengan menggunakan SPSS (Saisical Packages for Social Sciences) versi 22,0.. Uji Regresi Dalam analisis regresi berganda pada peneliian ini, pengaruh enam variabel bebas erhadap variabel erika dalam peneliian ini dapa dibua persamaan sebagai beriku: Y = a + b X + b 2 X 2 + b 3 X 3 + b 4 X 4 + b 5 X 5 + b 6 X 6 + b 7 X 7 +ei 2. Uji Koefisien Deerminasi (R 2 ) Uji koefisien deerminasi berujuan unuk mengukur seberapa besar kebenaran dan kesesuaian hubungan anara variabel bebas dengan variabel erika dalam suau persamaan regresi. Semakin besar nilai koefisien deerminasi, maka semakin baik kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variabel beriku.. Apabila nilai R 2 = menunjukkan bahwa variabel CAR, NPL, NIM, ROA, ROE, LDR, dan OPO mampu menjelaskan variabel perumbuhan laba perusahaan sebesar 00%. 2. Apabila nilai R 2 = 0 menunjukkan bahwa variabel CAR, NPL, NIM, ROA, ROE, LDR, dan OPO mampu menjelaskan variabel perumbuhan laba sebesar 0%. 3. Uji F aau ANOVA Uji simulan dengan F-es digunakan unuk mengukur dan mengeahui variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh erhadap variabel erika. Uji hipoesis ini membandingkan anara nilai F hiung dengan nilai F abel pada keyakinan erenu.

5 JURNAL ILMIAH AKUNTANSI ISNIS & KEUANGAN (JIAK), Volume 9, Nomor 2, November Krieria Pengujian. Jika F hiung F abel maka Ho dierima (olak Ha), arinya secara bersama-sama variabel bebas idak berpengaruh erhadap variabel erika. 2. Jika F hiung F abel maka Ho diolak (erima Ha), arinya secara bersama-sama variabel bebas berpengaruh erhadap variabel erika. Selain dengan meliha F hiung dan F abel, pengambilan kepuusan dapa diliha dari nilai signifikansinya. Jika nilai signifikansinya kurang dari 0,05, maka Ho diolak dan Ha dierima dan sebaliknya jika nilai signifikansinya lebih dari 0,05, maka Ho dierima dan Ha diolak. Analisa Perkembangan NPL Non Perfoming Loan adalah kredi bermasalah yang merupakan salah sau kunci unuk menilai kualias kinerja bank. Kredi bermasalah digolongkan menjadi kredi dengan kualias kurang lancar, diragukan, dan mace. Semakin buruk kualias kredi bank yang menyebabkan jumlah kredi bermasalah semakin besar maka kemungkinan suau bank dalam kondisi bermasalah semakin besar (Almilia dan Herdiningyas dalam Nurfiriana, 206). TAEL 2 Perkembangan Non Perfoming Loan Uji Uji -es adalah pengujian koefisien regresi yang digunakan unuk menguji signifikansi pengaruh masingmasing variabel bebas secara parsial erhadap variabel erika. Krieria pengujiannya yaiu jika nilai signifikansinya kurang dari 0,05, maka Ho diolak dan Ha dierima dan sebaliknya jika nilai signifikansinya lebih dari 0,05, maka Ho dierima dan Ha diolak. IV. PEMAHASAN Analisa Perkembangan CAR CAR adalah rasio yang memperlihakan seberapa jauh seluruh akiva bank yang mengandung resiko (kredi, penyeraan, sura berharga, agihan pada bank lain) iku dibiayai dari dana modal sendiri bank di samping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar bank, seperi dana masyaraka, pinjaman (uang), dan lain-lain. TAEL Perkembangan Capial Adequacy Raio Perusahaan Tahun X Perumbuhan RI 20 4, ,95, ,99 0, ,3, ,59 2,28 NI 20 7, ,70-0, ,0 -, ,20, ,50 3,30 Mandiri 20 5, ,48 0, ,93-0, ,60, ,60 2,00 Rasio CAR unuk RI pada ahun 205 merupakan jumlah yang erbesar yaiu 20,59 dan mengalami perumbuhan yang paling besar dibandingkan dengan ahun-ahun sebelumnya, yaiu sebesar 2,28. Sama dengan NI dan Mandiri, dua perusahaan ini juga pada ahun 205 mencaa jumlah rasio CAR paling besar dibandingkan ahun-ahun sebelumnya, masing-masing 9,50 dan 8,60. Perusahaan Tahun X2 Perumbuhan RI 20 2,30 202,78-0,52 203,55-0,23 204,69 0, ,02 0,33 NI 20 3, ,80-0, ,20-0, ,00-0, ,70 0,70 Mandiri 20 2,8 202,74-0,44 203,60-0,4 204,66 0, ,29 0,63 Rasio NPL eringgi diraih oleh NI pada ahun 20, sedangkan rasio NPL erendah diraih oleh RI pada ahun 203. Perumbuhan rasio NPL erbesar erjadi pada ahun 205 dari ahun 204 oleh NI sebesar 0,70. Analisa Perkembangan NIM Ne Ineres Margin merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola akiva produkifnya unuk menghasilkan pendapaan bunga bersih. Pendapaan bunga bersih diperoleh dari pendapaan bunga dikurangi beban bunga. Semakin besar rasio ini maka meningkanya pendapaan bunga aas akiva produif yang dikelola bank sehingga kemungkinan bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil (Almilia dan Herdiningyas, 2005). TAEL 3 Perkembangan Ne Ineres Margin Perusahaan Tahun X3 Perumbuhan RI 20 9, ,42 -, ,55 0, ,5-0, ,3-0,38 NI 20 6, ,90-0, ,20 0, ,30 0,0

6 JURNAL ILMIAH AKUNTANSI ISNIS & KEUANGAN (JIAK), Volume 9, Nomor 2, November ,40 0,0 Mandiri 20 5, ,58 0, ,68 0, ,94 0, ,90-0,04 Analisa Perkembangan ROA Reurn on Asse merupakan rasio anara saldo laba bersih seelah pajak dengan jumlah asse perusahaan secara keseluruhan. ROA juga menggambarkan sejauh mana ingka pengembalian dari seluruh asse yang dimiliki perusahaan. Menuru Syahyunan (2004:85), ROA juga menunjukan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari akiva yang dipergunakan. esarnya perhiungan pengembalian aas akiva menunjukkan seberapa besar kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang ersedia bagi para pemegang saham biasa dengan seluruh akiva yang dimilikinya. Rasio ROA unuk RI pada ahun 202 merupakan jumlah yang erbesar yaiu 5,5 dan juga mengalami perumbuhan posiif pada ahun 202 yaiu 0,22 karena pada ahun RI mengalami perumbuhan negaif. Sedangkan unuk NI mencaa 3,50 sebagai nilai ROA erbesar dan Mandiri dengan 3,66 pada ahun 203 sebagai nilai erbesar. Keerangan dari rasio ROA ersebu erliha dari abel 4 sebagai beriku. TAEL 4 Perkembangan Reurn on Asse Perusahaan Tahun X4 Perumbuhan RI 20 4, ,5 0, ,03-0, ,73-0, ,9-0,54 NI 20 2, , ,40 0, ,50 0, ,60-0,90 Mandiri 20 3, ,55 0, ,66 0, 204 3,57-0, ,5-0,42 TAEL 5 Perkembangan Reurn on Equiy Perusahaan Tahun X5 Perumbuhan RI 20 42, ,66-3, , -4, ,9-2, ,89 -,30 NI 20 20, ,00-0, ,50 2, ,60, ,20-6,40 Mandiri 20 25, ,23, ,3 0, ,8 -, ,03-2,78 Sepanjang ahun , RI erus mengalami penurunan rasio ROE, unuk NI dan Mandiri masih flukuaif, dari ahun ada perumbuhan negaif maupun posiif. Nilai rasio ROE erbesar dicaa oleh RI pada ahun 20, sedangkan nilai ROE erkecil dicaa oleh NI pada ahun 202. Analisa Perkembangan LDR Loan o Deposi Raio menyaakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredi yang diberikan sebagai sumber likuidiasnya. Semakin inggi Loan o Deposi Raio (LDR) memberikan indikasi semakin rendahnya kemampuan likuidias bank bersangkuan. Hal ini disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan unuk membiayai kredi semakin besar menuru Dendawijaya, Lukman (2003) dalam Teddy Rahman (2009). TAEL 6 Perkembangan Loan o Deposi Raio Perusahaan Tahun X6 Perumbuhan RI 20 76, ,85 3, ,54 8, ,68-6, ,88 5,20 NI 20 70,40 Analisa Perkembangan ROE ,50 7,0 Reurn on Equiy adalah rasio yang menunjukkan ,30 7,80 kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih ,80 2,50 dengan menggunakan modal sendiri dan menghasilkan laba bersih yang ersedia bagi pemilik aau invesor. ROE sanga ,80 berganung pada besar kecilnya perusahaan, misalnya unuk Mandiri 20 7,65 perusahaan kecil enu memiliki modal yang relaif kecil, ,66 6,0 sehingga ROE yang dihasilkan pun kecil. ROE ,97 5,3 membandingkan laba bersih seelah pajak dengan ekuias yang ,02-0,95 elah diinvesasikan pemegang saham perusahaan (Van Horne ,05 5,03 dan Wachowicz, 2005:225).

7 JURNAL ILMIAH AKUNTANSI ISNIS & KEUANGAN (JIAK), Volume 9, Nomor 2, November Rasio LDR secara keseluruhan erbesar diraih oleh RI pada ahun 203 sebesar 88,54. RI dan Mandiri sama-sama mengalami penurunan rasio LDR pada ahun 204, berbeda dengan NI yang sabil pada ahun Analisa Perkembangan OPO OPO ermasuk rasio renabilias (earnings). Menuru Dendawijaya (2005), rasio biaya operasional digunakan unuk mengukur ingka efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiaan operasinya. Rasio biaya operasional erhadap pendapaan operasional (OPO) sering disebu rasio efisiensi digunakan unuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional erhadap pendapaan operasional. Semakin kecil rasio ini berari semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkuan (Almilia dan Herdiningyas, 2005). TAEL 7 Perkembangan eban Operasional Pendapaan Operasional Perusahaan Tahun X7 Perumbuhan RI 20 66, ,93-6, ,58 0, ,42 4, ,96 2,54 NI 20 72, ,00 -, ,0-3, ,00 0, ,50 7,50 Mandiri 20 67, ,93-3, ,4 -, ,98 2, ,67 4,69 Perumbuhan rasio OPO pada iga perusahaan sampel masih flukuaif. Analisis Perkembangan Perumbuhan Laba Menuru Zainuddin dan Jogiyano (999) dalam Seyono (204), dalam pengukuran perumbuhan laba diukur menggunakan laba pada ahun sekarang dikurangi dengan laba ahun sebelumnya kemudian dibagi dengan laba pada ahun sebelumnya. Diperlukan minimal 2 periode pada saa perusahaan menghasilkan laba agar dapa mengeahui bagaimana perumbuhan laba yang erjadi pada periode sekarang. TAEL 8 Perkembangan Perumbuhan Laba Perusahaan Tahun Y Perumbuhan % RI , , , ,89 NI , , , ,59 Mandiri , , , ,4 Dapa diliha laba RI pada ahun 20 sebesar mengalami peningkaan pada ahun 202 sebesar aau 23,85%. Sedangkan pada ahun 203, 204, dan 205 mengalami perumbuhan yang semakin bervariaif yakni sebesar 4,27%, 3,45%, dan 4,89% sehingga laba yang ercaa pada akhir ahun 205 yaiu sebesar Unuk NI, laba pada ahun 20 sebesar mengalami peningkaan pada ahun 202 sebesar.240 dan pada ahun 205 laba NI mengalami penurunan dari sebelumnya pada ahun 204 sebesar menjadi 9.4 aau menurun sebesar 5,59%. Terakhir, unuk Mandiri, yang pada ahun 20 mencaa labanya sebesar erus mengalami peningkaan, yakni pada ahun 202 sebesar 6.043, , , dan 205 sebesar Peningkaan erbesar erjadi pada ahun 202 sebesar 26,37%.. Uji Regresi Koefisien regresi dinyaakan dalam benuk persamaan regresi. Adapun persamaan regresi berganda digunakan unuk menguji apakah erdapa pengaruh yang signifikan anara variabel bebas erhadap variabel erika. Dari hasil perhiungan saisik, maka dapa diperoleh hasil dari regresi linear berganda anara variabel bebas erhadap variabel erika yaiu CAR, NPL, NIM, ROA, ROE, LDR, dan OPO (X) erhadap perumbuhan laba (Y).

8 JURNAL ILMIAH AKUNTANSI ISNIS & KEUANGAN (JIAK), Volume 9, Nomor 2, November (Consan ) Coefficiens 8387,92 7 CAR -562,28-883,54 NPL 6 078,04 NIM 8-246,0 ROA 6 TAEL 9 Hasil Analisis Regresi 7994,3 2 Coefficiens a Sd Coefficien s, ,96 3-0,886-2,96 835,55 3-0,78-2,25 809,47 6,76, ,0 2 -,796 -,4,78 4 ROE 275,255 54,29,494 LDR -79,033 28,576-0,332-2,77 07,08 OPO 24,25 5 0,507,6 0,35 3 Collineariy Saisics Toleranc e VIF 0,04 2 0,088,394 0,08 7 0,077 2,904 0,25 4 0,0 99,303 0,3 7 0,003 33,86 9 0,4 9 0,0 89,24 0,05 0,547,829 0,3 0,04 24,28 Sehingga dari abel 9 diperoleh model regresi sebagai beriku: Y = 8387, ,280 X 883,546 X ,048 X 3 246,06 X ,255 X 5 79,033 X ,25 X 7 + ei Adapun inerpreasi dari persamaan regresi ersebu adalah: a. Konsana (a) sebesar 8387,927 menyaakan bahwa jika perubahan CAR, NPL, NIM, ROA, ROE, LDR, dan OPO sama dengan 0 (nol) maka akan mengalami perubahan perumbuhan laba sebesar 8387,927. b. Koefisien regresi CAR memiliki nilai negaif sebesar - 562,280 menyaakan bahwa apabila variabel CAR menurun sauan, maka akan menurunkan perumbuhan laba sebesar 562,280 c. Koefisien regresi NPL memiliki nilai negaif sebesar 883,546 yang menyaakan bahwa apabila variabel NPL menurun sauan, maka akan menurunkan perumbuhan laba sebesar 883,546. d. Koefisien regresi NIM memiliki nilai sebesar 078,048 yang menyaakan bahwa apabila variabel NIM meningka sauan, maka akan meningkakan perumbuhan laba sebesar 078,048. e. Koefisien regresi ROA juga memiliki nilai negaif sebesar 246,06 menyaakan bahwa apabila variabel ROA menurun sauan, maka akan menurunkan perumbuhan laba sebesar 246,06. f. Koefisien regresi ROE sebesar 275,255 menyaakan bahwa apabila variabel ROE meningka sauan, maka akan meningkakan perumbuhan laba sebesar 275,255. g. Koefisien regresi LDR memiliki nilai negaif sebesar 79,033 yang menyaakan bahwa apabila variabel LDR menurun sauan, maka akan menurunkan perumbuhan laba sebesar 79,033. h. Koefisien regresi OPO memiliki nilai sebesar 24,25 dan menyaakan bahwa apabila variabel OPO meningka sauan maka akan meningkakan perumbuhan laba sebesar 24,25. variabel dependen. Hasil uji koefisien deerminasi disajikan melalui abel beriku. R TAEL 0 Hasil Uji Koefisien Deerminasi R Square Adjused R Square of he Esimae Durbin- Wason,984 a 0,969 0,94 329,05 2,34 erdasarkan hasil pengolahan regresi berganda, dapa dikeahui bahwa koefisien deerminasi (R 2 ) = 0,969 arinya secara simulan CAR, NPL, NIM, ROA, ROE, LDR, dan OPO mampu menjelaskan variasi dari variabel perumbuhan laba sebesar 96,9%. Sedangkan sisanya (00% - 96,9% = 3,%) dapa dijelaskan oleh fakor-fakor lain yang idak ermasuk ke dalam model regresi. 3. Uji F Uji F dilakukan unuk menguji hipoesis perama dalam peneliian ini adalah: Ho: Diduga idak erdapa pengaruh anara CAR, NPL, NIM, ROA, ROE, LDR, dan OPO secara simulan erhadap Ha: Diduga erdapa pengaruh anara CAR, NPL, NIM, ROA, ROE, LDR, dan OPO secara simulan erhadap Uji F secara simulan digunakan unuk menguji apakah secara simulan seluruh variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan erhadap variabel dependen.hasil uji F menggunakan perhiungan secara saisik yang disajikan melalui abel beriku. TAEL Hasil Uji F Terhadap Perumbuhan Laba ANOVA a Sum of Squares df Mean Square F Regression , ,652 7,6,007 b Residual , ,587 Toal ,92 Seelah dilakukan perhiungan secara saisik, diperoleh nilai F hiung 7,6 seperi erliha pada abel V.2. Sedangkan nilai F abel dengan deraja bebas pembilang 7 dan penyebu 4 pada α = 0,05 sebesar 6,09. Dengan demikian F hiung (7,6) > F abel (6,09), sehingga jelas Ho diolak dan Ha dierima, juga jika diliha dari nilai probabilias F hiung sebesar 0,007 lebih kecil dari 0,05 maka Ha dierima dan dapa dinyaakan bahwa CAR, NPL, NIM, ROA, ROE, LDR, dan OPO secara bersama-sama/simulan berpengaruh signifikan erhadap 2. Uji Koefisien Deerminasi (R 2 ) Uji ini berujuan unuk mengukur seberapa besar variasi dari variabel independen dapa menjelaskan

9 JURNAL ILMIAH AKUNTANSI ISNIS & KEUANGAN (JIAK), Volume 9, Nomor 2, November Analisis Pengaruh CAR erhadap Perumbuhan Laba TAEL 2 Hasil Uji unuk X Analisis Pengaruh NIM erhadap Perumbuhan Laba TAEL 4 Hasil Uji unuk X 3 Coefficiens SdCoeff. (Consan) 8387, ,324,049 0,353 CAR -562,28 89,963-0,886-2,96 0,042 Coefficiens SdCoeff. (Consan) 8387, ,324,049 0,353 NIM 078, ,476,76,332 0,254 Dapa dikeahui bahwa variabel CAR (X ) memiliki signifikansi sebesar 0,042 < 0,05, sehingga dapa disimpulkan bahwa variabel CAR (X ) secara parsial berpengaruh erhadap Dengan demikian, unuk variabel X diperoleh hasil berpengaruh posiif dan signifikan erhadap Hasil ini menunjukkan bahwa semakin besar Capial Adequacy Raio (CAR) maka laba yang diperoleh bank akan semakin besar, karena semakin inggi CAR maka kemampuan permodalan bank dalam menjaga kemungkinan imbulnya resiko kerugian kegiaan usahanya sehingga kinerja bank juga akan meningka. Selain iu, semakin inggi permodalan bank maka dapa melakukan ekspansi usahanya dengan lebih aman. Adanya ekspansi usaha yang pada akhirnya akan mempengaruhi kinerja keuangan ersebu. Analisis Pengaruh NPL Terhadap Perumbuhan Laba TAEL 3 Hasil Uji unuk X 2 Coefficiens SdCoeff. (Consan) 8387, ,324,049 0,353 NPL -883,55 835,553-0,78-2,254 0,087 Dapa dikeahui bahwa variabel NPL (X 2 ) memiliki signifikansi sebesar 0,087 lebih besar dari 0,05 maka Ha 3 diolak dan Ho 3 dierima. Dapa disimpulkan bahwa variabel NPL (X 2 ) secara parsial idak berpengaruh erhadap Semakin besar nilai NPL maka semakin besar pula resiko kegagalan kredi yang disalurkan yang berpoensi menurunkan pendapaan bunga juga menurunkan laba, sehingga semakin besar nilai NPL maka nilai laba juga akan semakin menurun. erdasarkan daa nilai NPL dan perumbuhan laba pada iga perusahaan sampel, dimana pada saa erjadi kenaikan NPL ahun 205, perumbuhan laba juga mengalami penurunan ajam. Dapa dikeahui bahwa variabel NIM (X 3 ) memiliki signifikansi sebesar 0,254 lebih besar dari 0,05 maka Ha 4 diolak dan Ho 4 dierima. Dapa disimpulkan bahwa variabel NIM (X 3 ) secara parsial idak berpengaruh erhadap Semakin besar nilai NIM idak diikui dengan semakin besar perumbuhan laba karena NIM menunjukkan hasil negaif idak signifikan. Hal ini mungkin erjadi karena NIM merupakan komponen pendapaan bersih yang diperoleh bank dari selisih bunga anara bunga dana yang dibayar dengan bunga kredi yang diperoleh. Dalam kondisi penuh persaingan sekarang bank cenderung lebih berhai-hai dalam melakukan pemberian kredi, selain iu unuk memperbesar laba, perbankan di Indonesia banyak mengandalkan sekor jasa di luar kredi seperi jasa pembayaran elepon, lisrik, biaya ransfer, kliring, sera biaya adminisrasi lainnya. Sehingga NIM idak memiliki pengaruh signifikan erhadap Analisis Pengaruh ROA Terhadap Perumbuhan Laba TAEL 5 Hasil Uji unuk X 4 Coefficiens SdCoe ff. (Consan) 8387, ,324,049 0,353 ROA -246,02 252,024 -,796 -,44 0,37 Dapa dikeahui bahwa variabel ROA (X 4 ) memiliki signifikansi sebesar 0,37 lebih besar dari 0,05 maka Ha 5 diolak dan Ho 5 dierima. Dapa disimpulkan bahwa variabel ROA (X 4 ) secara parsial idak berpengaruh erhadap Penulis mengambil sampel peneliian Dwi Ariyani Muri (205) enang Analisis Fakor-Fakor Yang Mempengaruhi Renabilias dengan hasil bahwa LDR dan OPO berpengaruh erhadap ROA secara parsial. Dalam peneliian ini, LDR dan OPO idak berpengaruh secara parsial erhadap perumbuhan laba, jadi dimungkinkan juga ROA idak berpengaruh karena fakor-fakor yang mempengaruhi ROA juga idak berpengaruh erhadap variabel dependen.

10 JURNAL ILMIAH AKUNTANSI ISNIS & KEUANGAN (JIAK), Volume 9, Nomor 2, November Analisis Pengaruh ROE Terhadap Perumbuhan Laba TAEL 6 Hasil Uji unuk X 5 Coefficiens SdCoeff. (Consan) 8387, ,324,049 0,353 ROE 275,255 54,29,494,784 0,49 Dapa dikeahui bahwa variabel ROE (X 5 ) memiliki signifikansi sebesar 0,49 lebih besar dari 0,05 maka Ha 6 diolak dan Ho 6 dierima. Dapa disimpulkan bahwa variabel ROE (X 5 ) secara parsial idak berpengaruh erhadap ROE idak berpengaruh secara parsial mungkin erjadi karena perusahaan idak bisa mengopimalkan penggunaan modal unuk memperoleh laba. Menuru Syamsudin (2007) dalam H. Ma Juri (200) ada iga fakor yang bisa mempengaruhi ROE, yaiu Toal Asse Turnover, Ne Profi Margin, dan Leverage, iga rasio ersebu merupakan rasio yang berkaian dengan penggunaan modal. Analisis Pengaruh LDR Terhadap Perumbuhan Laba TAEL 7 Hasil Uji unuk X 6 Coefficiens SdCoeff. (Consan) 8387, ,324,049 0,353 LDR -79,033 28,576-0,332-2,766 0,05 Dapa dikeahui bahwa variabel LDR (X 6 ) memiliki signifikansi sebesar 0,05 lebih besar dari 0,05 maka Ha 7 diolak dan Ho 7 dierima. Dapa disimpulkan bahwa variabel LDR (X 6 ) secara parsial idak berpengaruh erhadap Semakin inggi nilai LDR maka seharusnya perumbuhan laba juga mengalami kenaikan, LDR idak berpengaruh signifikan dimungkinkan karena idak sepenuhnya dana pihak keiga yang diempakan ke kredi, sehingga menyebabkan nilai kredi idak cukup unuk berpengaruh erhadap Analisis Pengaruh OPO Terhadap Perumbuhan Laba TAEL 8 Hasil Uji unuk X 7 Coefficiens SdCoeff. (Consan) 8387, ,324,049 0,353 OPO 24,25 07,085 0,507,6 0,3 Dapa dikeahui bahwa variabel OPO (X 7 ) memiliki signifikansi sebesar 0,3 lebih besar dari 0,05 maka Ha 8 diolak dan Ho 8 dierima. Dapa disimpulkan bahwa variabel OPO (X 7 ) secara parsial idak berpengaruh erhadap Semakin besar nilai OPO, maka nilai perumbuhan laba juga akan semakin menurun karena nilai beban yang jauh lebih besar dari nilai pendapaan perusahaan. Dalam peneliian ini, nilai raa-raa OPO kurang lebih mencapai 66,5 jadi bisa dikaakan bahwa kegiaan operasional dilakukan secara kurang efisien dimana perusahaan idak mampu memperoleh pendapaan secara opimal dan juga perusahaan idak dapa menekan beban operasional secara efisien, dikarenakan pendapaan yang diperoleh perusahaan naninya akan berpengaruh erhadap laba perusahaan. V. PENUTUP Kesimpulan erdasarkan rumusan masalah peneliian, analisis daa yang elah dilakukan dan pembahasan yang elah dikemukakan pada bab sebelumnya, beberapa hal yang dapa disimpulkan dalam peneliian ini adalah sebagai beriku: a. Sesuai dengan hasil peneliian ini diperoleh hasil bahwa erdapa pengaruh secara simulan aau bersama-sama anara CAR, NPL, NIM, ROA, ROE, LDR, dan OPO erhadap perumbuhan laba perusahaan UMN perbankan erbuka yang berdomisili di Koa Pangkalpinang dan juga erdafar di ursa Efek Indonesia dengan nilai signifikansi 0,007 sehingga Ho diolak dan Ha dierima. b. CAR (Capial Adequacy Raio) memiliki hubungan posiif erhadap perumbuhan laba dan berpengaruh signifikan erhadap perumbuhan laba dengan signifikansi 0,042, sehingga Ho2 diolak dan Ha2 dierima. c. NPL (Non Perfoming Loan) memiliki hubungan posiif erhadap perumbuhan laba eapi idak berpengaruh signifikan secara parsial dengan signifikansi 0,087 sehingga Ho3 dierima dan Ha3 diolak. d. NIM (Ne Ineres Margin) memiliki hubungan negaif erhadap perumbuhan laba eapi idak berpengaruh signifikan secara parsial dengan signifikansi 0,254 sehingga Ho4 dierima dan Ha4 diolak. e. ROA (Reurn on Asse) memiliki hubungan posiif erhadap perumbuhan laba eapi idak berpengaruh signifikan secara parsial dengan signifikansi 0,37 sehingga Ho5 dierima dan Ha5 diolak. f. ROE (Reurn on Equiy) memiliki hubungan posiif erhadap perumbuhan laba eapi idak berpengaruh signifikan secara parsial dengan signifikansi 0,49 sehingga Ho6 dierima dan Ha6 diolak. g. LDR (Loan o Deposi Raio) memiliki hubungan negaif erhadap perumbuhan laba eapi idak berpengaruh signifikan secara parsial dengan nilai signifikansi 0,05 sehingga Ho7 dierima dan Ha7 diolak. h. OPO (iaya Operasional Pendapaan Operasional) memiliki hubungan posiif erhadap perumbuhan laba eapi idak berpengaruh signifikan secara parsial dengan nilai signifikansi 0,3 sehingga Ho8 dierima dan Ha8 diolak.

11 JURNAL ILMIAH AKUNTANSI ISNIS & KEUANGAN (JIAK), Volume 9, Nomor 2, November Saran Sebagaimana yang sudah diuraikan di bab-bab sebelumnya, bahwa peneliian ini hanya menggunakan 3 sampel perusahaan dengan kurun waku selama 4 ahun dan seperi yang diunjukkan pada angka R 2 di model regresi sebesar 0,969 (CAR, NPL, NIM, ROA, ROE, LDR, dan OPO mampu menjelaskan perumbuhan laba sebesar 96,9%). Oleh karena iu, unuk penelii selanjunya mungkin bisa menambahkan sampel perusahaan dan kurun waku peneliian unuk bisa menyempurnakan peneliian ini. Variabel CAR yang berpengaruh signifikan posiif erhadap perumbuhan laba harus diperhaikan oleh manajemen perusahaan. Selama kurun waku peneliian 4 ahun, nilai rasio CAR sempa mengalami penurunan eapi oal nilai kenaikan jauh lebih besar dan hal ini menunjukkan bahwa rasio kecukupan modal yang dimiliki perusahaan sudah baik. 5] Yuliano, Agung dan Wiwi Api Sulisyowai. Analisis Camels dalam Memprediksi Tingka Kesehaan ank yang Terdafar di ursa Efek Indonesia Periode Tahun Arikel peneliian. 6] Aini, Nur. Pengaruh CAR, NIM, LDR, NPL, OPO, dan Kualias Akiva Produkif Terhadap Perubahan Laba(Sudi Empiris Pada Perusahaan Perbankan yang Terdafar di EI),203. 7] 8] DAFTAR PUSTAKA ] Arif, Abubakar dan Wibowo. Akunansi Keuangan Dasar, Edisi 3. Cikal Saki, Jakara: ] Ariyani, Lilis Erna. Analisis Pengaruh CAR, NIM, LDR, NPL, OPO, ROA, dan Kualias Akiva Produkif Terhadap Perubahan Laba Pada ank Umum di Indonesia. Tesis Universias Diponegoro, ] elkaoui, Ahmed Riahi. Teori Akunansi, Edisi 5. Salemba Empa, Jakara: ] Ernawai. Analisis Pengaruh Penjualan Kredi dan Penerimaan Kas Terhadap Laba pada PT.Cira Elecronic angka. Skripsi STIE-IEK, ] Fahmi, Irham. Penganar Manajemen Keuangan. Alfabea, andung: ] Gade, Muhammad. Teori Akunansi. Almahira, Jakara: ] Hariyani, Iswi. Resrukurisasi dan Penghapusan Kredi Mace. PT Elex Media Kompuindo, Jakara: ] Kasmir. ank dan Lembaga Keuangan Lainnya. PT Raja Grafindo Persada, Jakara: ] Kasmir. Dasar-Dasar Perbankan, Edisi Revisi. PT Raja Grafindo Persada, Jakara: ] Leon, oy dan Sonny Ericson. Manajemen Akiva Pasiva ank Non Devisa. Grasindo, Jakara: ] Marsui, Firda, Muhammad Saii, dan Devi Farah Azizah. Alman Z-Score Sebagai Salah Sau Meode dalam Menganalisis Esimasi Kebangkruan Perusahaan. Jurnal Skripsi Universias rawijaya Malang. 2] Rahman, Teddy. Analisis Pengaruh CAR, NIM, OPO, LDR, NPL Terhdap Perubahan Laba (Sudi Kasus Pada ank Non Devisa di Indonesia Periode ), Tesis Universias Diponegoro, ] Rudiano. Penganar Akunansi. Erlangga, ] Seyono, Tommy. Analisis Pengaruh CAR, NPL, NIM, LDR, OPO, ROA, dan EAQ Terhadap Perumbuhan Laba ank (Sudi Kasus Pada ank Umum Di Indonesia yang Terdafar Pada EI Periode Tahun ). Skripsi Universias Diponegoro, ] Umar, Husein. Sraegic Managemen in Acion. PT Gramedia Pusaka Uama, Jakara: 200.

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Salah sau ujuan didirikannya perusahaan adalah dalam rangka memaksimalkan firm of value. Salah sau cara unuk mengukur seberapa besar perusahaan mencipakan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya

Lebih terperinci

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan 3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekaan dan Meode Peneliian Jenis peneliian yang digunakan adalah jenis peneliian kualiaif dengan menggunakan daa kuaniaif. Daa kualiaif adalah mengeahui Gambaran pengelolaan

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

BAB III. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan perhitungan untuk menilai

BAB III. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan perhitungan untuk menilai BAB III PENILAIAN HARGA WAJAR SAHAM PAA SEKTOR INUSTRI BATUBARA ENGAN MENGGUNAKAN TRINOMIAL IVIEN ISCOUNT MOEL 3.. Pendahuluan Pada bab ini akan dijelaskan mengenai ahapan perhiungan unuk menilai harga

Lebih terperinci

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Capial Expendiure (Belanja Modal) Capial Expendiure aau juga dikenal dengan nama belanja modal adalah pengeluaran yang dilakukan perusahaan unuk mendapakan aau memperbarui ase

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengerian dan peunjuk yang digunakan unuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok, aau

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Tempa Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug, Kecamaan Lembang, Kabupaen Bandung, Jawa Bara. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ

PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ Khairunnisa aubara 1, Ir. Sugiharo Pujangkoro, MM 2, uchari, ST, M.Kes 2 Deparemen Teknik Indusri, Fakulas Teknik, Universias

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

HUMAN CAPITAL. Minggu 16 HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI PENGGUNAAN ONSEP FUNGSI CONVEX UNU MENENUAN SENSIIVIAS HARGA OBLIGASI 1 Zelmi Widyanuara, 2 Ei urniai, Dra., M.Si., 3 Icih Sukarsih, S.Si., M.Si. Maemaika, Universias Islam Bandung, Jl. amansari No.1 Bandung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PEELITIA Salah sau komponen peneliian yang mempunyai ari pening dalam kaiannya dengan proses sudi secara komprehensif adalah komponen meode peneliian. Meode peneliian menjelaskan bagaimana

Lebih terperinci

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X USULAN ENERAAN METODE KOEISIEN MANAJEMEN (BOMAN S) SEBAGAI ALTERNATI MODEL ERENCANAAN RODUKSI RINTER TIE LX400 ADA T X Hendi Dwi Hardiman Jurusan Teknik Manajemen Indusri - Sekolah Tinggi Manajemen Indusri

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Pemikiran Teoriis Pengerian proyek menuru Arifin yang dikuip dari Mariyanne (2006) adalah suau akivias di mana dikeluarkannya uang dengan harapan unuk mendapakan hasil

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia SUPLEMEN 3 Resume Hasil Peneliian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredi Bank di Sumaera Selaan erhadap Kebijakan Moneer Bank Indonesia Salah sau program kerja Bank Indonesia Palembang dalam ahun 2007 adalah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ISSN 5-73X PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR ISIKA SISWA Henok Siagian dan Iran Susano Jurusan isika, MIPA Universias Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan

Lebih terperinci

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI 3.. Tujuan Ö Prakikan dapa memahami perhiungan alokasi biaya. Ö Prakikan dapa memahami analisis kelayakan invesasi dalam pendirian usaha. Ö Prakikan dapa menyusun proyeksi/proforma

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN FOKUS PADA KUALITAS PELAYANAN

PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN FOKUS PADA KUALITAS PELAYANAN PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN FOKUS PADA KUALITAS PELAYANAN Oong Karyono Teknik Indusri, Fakulas Teknik Universias Majalengka Email : oong_karyono@rockemail.com ABSTRAK Rumah saki umum daerah (RSUD) Kabupaen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiaan uamanya menerima simpanan giro, abungan dan deposio. Kemudian bank juga dikenal sebagai

Lebih terperinci

PENELUSURAN EMPIRIS KETERKAITAN PASAR KEUANGAN DAN KOMPONEN PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA,

PENELUSURAN EMPIRIS KETERKAITAN PASAR KEUANGAN DAN KOMPONEN PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA, PENELUSURAN EMPIRIS KETERKAITAN PASAR KEUANGAN DAN KOMPONEN PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA, 2004-2008 Banoon Sasmiasiwi, Program MSi FEB UGM Malik Cahyadin, FE UNS Absraksi Perkembangan ekonomi akhir-akhir

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 39 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Meode Peneliian Pada bab sebelumnya elah dibahas bahwa cadangan adalah sejumlah uang yang harus disediakan oleh pihak perusahaan asuransi dalam waku peranggungan

Lebih terperinci

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo)

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo) PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Sudi pada karyawan eap PT PG Tulangan Sidoarjo) Niken Dwi Okavia Heru Susilo Moehammad Soe`oed Hakam Fakulas Ilmu Adminisrasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang memutuskan untuk menempuh kebijakan hutang

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang memutuskan untuk menempuh kebijakan hutang BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Suau negara yang memuuskan unuk menempuh kebijakan huang luar negeri biasanya didasari oleh alasan-alasan yang dianggap rasional dan pening. Huang luar negeri

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK Oleh: Yoyo Zakaria Ansori Peneliian ini dilaarbelakangi rendahnya kemampuan memecahkan

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Jurnal Lensa Kependidikan Fisika Vol. 1 Nomor 1, Juni 13 ISSN: 338-4417 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 1/13

Lebih terperinci

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa

Lebih terperinci

PERHITUNGAN VALUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS SAHAM PT. XL ACIATA.Tbk)

PERHITUNGAN VALUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS SAHAM PT. XL ACIATA.Tbk) Jurnal UJMC, Volume 3, Nomor 1, Hal. 15-0 pissn : 460-3333 eissn : 579-907X ERHITUNGAN VAUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMUASI MONTE CARO (STUDI KASUS SAHAM T. X ACIATA.Tbk) Sii Alfiaur Rohmaniah 1 1 Universias

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 14 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Peneliian ini ialah berujuan (1) unuk menerapkan model Arbirage Pricing Theory (APT) guna memprediksi bea (sensiivias reurn saham) dan risk premium fakor kurs, harga minyak,

Lebih terperinci

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI. Oleh:

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI. Oleh: Arikel Skripsi TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI Diajukan Unuk Memenuhi Sebagian Syara Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE Indra Nurhadi Program Sudi Manajemen Ekonomi, Fakulas Ekonomi, Universias Gunadarma Jl. Akses Kelapa Dua Cimanggis,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan 40 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Baasan Operasional Konsep dasar dan baasan operasional pada peneliian ini adalah sebagai beriku: Indusri pengolahan adalah suau kegiaan ekonomi yang melakukan

Lebih terperinci

KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES. Abstrak

KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES. Abstrak KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES Universias Muhammadiyah Purwokero malim.muhammad@gmail.com Absrak Pada persamaan regresi linier sederhana dimana variabel dependen dan variabel independen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Peneliian Peneliian ini adalah peneliian Quasi Eksperimenal Design dengan kelas eksperimen dan kelas conrol dengan desain Prees -Poses Conrol Group Design

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab 13 BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Aspek Teknis Sudi mengenai aspek eknis dan produksi ini sifanya sanga sraegis, sebab berkaian dengan kapasias proyek, lokasi, aa leak ala produksi, kajian aas bahan dan sumbernya,

Lebih terperinci

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

RANK DARI MATRIKS ATAS RING

RANK DARI MATRIKS ATAS RING Dela-Pi: Jurnal Maemaika dan Pendidikan Maemaika ISSN 089-855X ANK DAI MATIKS ATAS ING Ida Kurnia Waliyani Program Sudi Pendidikan Maemaika Jurusan Pendidikan Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam FKIP Universias

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.. Hasil Peneliian 4... Daa Hasil Peneliian Dari hasil peneliian diperoleh daa kemampuan dribble. hasilnya sebagai mana pada abel I (dilampirkan) 4... Deskripsi

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBAGAI SALAH SATU DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI

ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBAGAI SALAH SATU DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBAGAI SALAH SATU DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI Firiyaun Niam firiyaunniam@yahoo.com Endang Dwi Renani Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT

Lebih terperinci

Muhammad Firdaus, Ph.D

Muhammad Firdaus, Ph.D Muhammad Firdaus, Ph.D DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FEM-IPB 010 PENGERTIAN GARIS REGRESI Garis regresi adalah garis yang memplokan hubungan variabel dependen (respon, idak bebas, yang dipengaruhi) dengan variabel

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELTIAN

BAB III METODOLOGI PENELTIAN 25 BAB III METODOLOGI PENELTIAN A. Populasi Populasi dalam peneliian ini adalah seluruh perusahaan konsumsi yang erdafar di Bursa Efek Indonesia selama ahun 2006-2008. Beriku ini adalah 30 perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

Pengaruh variabel makroekonomi..., 24 Serbio Harerio, Universitas FE UI, 2009Indonesia

Pengaruh variabel makroekonomi..., 24 Serbio Harerio, Universitas FE UI, 2009Indonesia BAB 3 DATA DAN METODOLOGI 3.1 Variabel-Variabel Peneliian 3.1.1 Variabel dependen Variabel dependen yang digunakan adalah reurn Indeks Harga Saham Gabungan yang dihiung dari perubahan logarima naural IHSG

Lebih terperinci

ANALISI KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AGROINDUSTRI TAHU STUDI KASUS DI KELURAHAN LABUH BARU BARAT KECAMATAN PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU

ANALISI KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AGROINDUSTRI TAHU STUDI KASUS DI KELURAHAN LABUH BARU BARAT KECAMATAN PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU ANALISI KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AGROINDUSTRI TAHU STUDI KASUS DI KELURAHAN LABUH BARU BARAT KECAMATAN PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU Muhammad Irfan Asrori, Yusmini, dan Shorea Khaswarina Fakulas Peranian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 23 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian dilaksanakan di iga empa berbeda. Unuk mengeahui ingka parisipasi masyaraka penelii mengambil sampel di RT 03/RW 04 Kelurahan Susukan dan RT 05/RW

Lebih terperinci

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis JURNAL SAINS DAN NI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Prin) D-224 Peramalan Penjualan Sepeda Moor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis Desy Musika dan Seiawan Jurusan Saisika,

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 3 SEWON. Oleh: Nurul Hidayati

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 3 SEWON. Oleh: Nurul Hidayati EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 3 SEWON Oleh: Nurul Hidayai Mahasiswa S1 Pendidikan Maemaika, Fakulas Keguruan dan

Lebih terperinci

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN Seminar Nasional Saisika IX Insiu Teknologi Sepuluh Nopember, 7 November 2009 PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN Brodjol Suijo Jurusan Saisika ITS Surabaya ABSTRAK Pada umumnya daa ekonomi bersifa ime

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah 37 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian-pengerian Kependudukan sanga era kaiannya dengan demgrafi. Kaa demgrafi berasal dari bahasa Yunani yang berari Dems adalah rakya aau penduduk, dan Grafein adalah

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

Analisis Model dan Contoh Numerik

Analisis Model dan Contoh Numerik Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Pengangguran Pengangguran aau una karya merupakan isilah unuk orang yang idak mau bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu,

Lebih terperinci

t I I I I I t I I t I I Benarkah Bantuan Luar Negeri Berdampak Negatif terhadap Pertumbuhan? Oleh : Bambang Prijambodo

t I I I I I t I I t I I Benarkah Bantuan Luar Negeri Berdampak Negatif terhadap Pertumbuhan? Oleh : Bambang Prijambodo l: l,' Benarkah Banuan Luar Negeri Berdampak Negaif erhadap Perumbuhan? Oleh : Bambang Prijambodo Hubungan anara huang luar negeri pemerinah dengan perumbuhan ekonomi dapa negaif aau posiif. Bagaimana

Lebih terperinci

B a b 1 I s y a r a t

B a b 1 I s y a r a t TKE 305 ISYARAT DAN SISTEM B a b I s y a r a Indah Susilawai, S.T., M.Eng. Program Sudi Teknik Elekro Fakulas Teknik dan Ilmu Kompuer Universias Mercu Buana Yogyakara 009 BAB I I S Y A R A T Tujuan Insruksional.

Lebih terperinci

BIJAK Volume 14, No. 02, September 2017 Majalah Ilmiah Institut STIAMI ISSN

BIJAK Volume 14, No. 02, September 2017 Majalah Ilmiah Institut STIAMI ISSN BIJAK Volume 14, No. 02, Sepember 2017 Majalah Ilmiah Insiu STIAMI PENGARUH BEBAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING DI BAGIAN

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini METODE PENELITIAN Kerangka Pendekaan Sudi Penaagunaan lahan kawasan pesisir di Kabupaen Kulon Progo didasarkan pada karakerisik fisik, finansial usaha ani dan pemanfaaan saa ini. Karakerisik fisik adalah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORI 7 BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Peran pasar obligasi dipandang oleh pemerinah sebagai sarana sraegis sumber pembiayaan alernaif selain pembiayaan perbankan dalam benuk pinjaman (loan). Kondisi anggaran

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUAHAAN MEBEL INAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. ii Rukayah*), Achmad yaichu**) ABTRAK Peneliian ini berujuan unuk

Lebih terperinci

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Sekilas Pandang Drs. Irlan Soelaeman, M.Ed. S PENDAHULUAN uau hari, saya dan keluarga berencana membawa mobil pergi ke Surabaya unuk mengunjungi salah seorang saudara. Sau hari sebelum keberangkaan,

Lebih terperinci