LAPORAN PRAKTIKUM EKSPERIMEN FISIKA 1

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN PRAKTIKUM EKSPERIMEN FISIKA 1"

Transkripsi

1 LAPORAN PRAKTIKUM KSPRIMN FISIKA Inefemee Michelsn Mley diajuan unu memenuhi salah sau ugas maa uliah speimen Fisia Dsen pengampu: Ds. Palindungan Sinaga M.Si Oleh : Ani Hayani PLAKSANAAN PRCOBAAN : Hai/Tgl/Jam: Selasa / 8 Nvembe 06 / LABORATORIUM FISIKA LANJUT DPARTMN PNDIDIKAN FISIKA FAKULTAS PNDIDIKAN MATMATIKA DAN ILMU PNGTAHUAN ALAM UNIVRSITAS PNDIDIKAN INDONSIA BANDUNG 06

2 C C C3 Laya A. Tujuan Pecbaan Menenuan panjang gelmbang sina lase C B. Ala dan bahan. Cune buah. Peanga pecbaan Inefemee Sumbe sina Michelsn se 3. Sina lase HeNe C. Dasa Tei Inefemee adalah ala yang di gunaan unu menguu panjang gelmbang aau peubahan panjang gelmbang dengan eeliian yang sanga inggi bedasaan penenuan gais-gais inefeensi. Inefeensi sendii meupaan suau ejadian dimana dua gelmbang aau lebih bejalan melalui bagian yang sama dai suau uangan pada wau yang besamaan. Hal ini mengaibaan ejadinya supepsisi dai gelmbanggelmbang esebu sehingga menghasilan pla inensias bau. Pepaduan dai dua gelmbang yang memilii beda fase yang eap. Inefeensi iu sendii ada dua yaiu inefeensi masimum dan inefeensi minimum. Inefeensi masimum yaiu inefeensi yang saling menguaan dimana dalam asus cahaya aan menimbulan pla eang pada laya. Sedangan inefeensi minimum adalah inefeensi yang saling melemahan dimana pada laya aan menampaan pla gelap. Dengan menggunaan pinsip inefeensi ini ia dapa menguu panjang gelmbang sina lase. Secaa gais besa pinsip ejanya sebagai beiu : Sema Aah Sina pada Pecbaan Inefemee Michelsn Ala inefemee beeja bedasaan pinsip supepsisi aau inefeensi pinsip eja ala ini adalah beas sina mnmais diaahan pada beam splie C3 sina pecah menjadi dua beas sebagian dieusan e C dan sebagian lagi dieusan e C. Sina

3 yang menuju C sebelumnya dilewaan dulu pada pela mpensa. Sina-sina panul dai cemin C dan dai C melewai mpensa ini emudian eduanya dieusan e C3. Sina dai C leh C3 dieusan e laya dan sina dai C dipanulan leh C3 dan diangap leh laya. Pada laya aan ampa dua buah ii sina. Kedua sina yang daang pada laya ini dapa diau supaya beinefeensi sehingga membenu pla inefeensi lingaan. Pengauan dilauan dengan caa memua seup pada cemin C dan C yaiu mengubah emiingan masing-masing cemin. Dengan menggese C e C sejauh d aan dihasilan peubahan pla inefeensi esebu. Menggese cemin C dilauan dengan caa memua mimee seup pada ala. Pla inefeensi gelap-eang yang ejadi sepei gamba di bawah ini: Pla eang Pla gelap Analisis peambaan gelmbang dapa diuunan dai pecbaan Yung pembelahan mua gelmbang S S Y S θ L Pesamaan gelmbang unu linasan dan linasan

4 Kedua gelmbang esebu aan epadu di laya aiba sifa supepsisi dai gelmbang iu maa secaa maemais dapa diulisan. Jia sumbe S dileaan ida simesis ehadap S dan S maa anaa dan edapa beda fase. Sehingga pesamaan gelmbangnya misal: - = dan apabila <<< dan <<< maa. Maa inensiasnya 4 4 I I I

5 dimana jia d sin unu θ<< maa sin θ ~ an θ Δ=d an θ γ. =d Y L C3 C C γ=d. Y L = πdy λl Laya I aan masimum jia.n maa n dy L C Jaa masimum e minimum dipeleh Y nl d d Y L Sumbe sina n. d sin n aena θ<< an θ ~ sin Jadi dipeleh hubungan.d n Dimana : n = de inefeensi ; n = Dengan demiian ia dapa menghiung panjang gelmbang dai sina lase dengan menguu jaa d dai C s.d C dan menghiung sampai pla inefeensi beubah sebanya n ali. D. Psedu Pecbaan. Menyiapan ala dan bahan.. Menyusun ala-ala sepei pada gamba espeimen beiu :

6 3. Menyalaan ala Inefemee Michelsn Mley. 4. Mengau psisi C sehingga beas panulan dapa eliha dilaya. 5. Mengau beam splie C3 sampai eliha bahwa sina lase langsung menuju C3 emudian mengau beam splie C3 sampai eliha bahwa sina yang dipanulan segais dengan sina daang 6. Mengau psisi C sehingga cahaya dai C beimpi dengan cahaya dai C. 7. Memua seup pengauan pada C secaa pelahan sehingga pla inefeensi dapa diliha jelas pada laya pengamaan. 8. Memua micmee seup sau puaan penuh belawanan aah jaum jam. 9. Mencaa psisi awal micmee sebelum mulai melauan penghiungan. 0. Memua np micmee pelahan-lahan seaah jaum jam. Pada saa yang sama menghiung banyanya pla eang gelap yang melinasi gais baas.. Mencaa psisi ahi micmee sesudah melauan pehiungan.. Menggese C e C misalan jaanya d sedemiian dan dalam wau yang besamaan mengamai peubahan pla inefeensi sebanya n = 00 n =400 dan n=600 ali. 3. Mengulangi langah 9- unu masing-masing n = 00 n =400 dan n=600 ali sebanya 3 daa. 4. Mencaa seiap daa eia n = 00 n =400 dan n= Memaian dan meapihan embali ala-ala yang elah digunaan.. Daa Pecbaan Suhu awal = 4.00 ± 0.05 C Suhu ahi = 4.00 ± 0.05 C N. n d±0005mm d±0005mm F. Penglahan Daa. Menggunaan Mede Saisi a. N = 00

7 N d ±0005 d ±0005 d±0005 mm mm mm d m λ m λ JUMLAH RATA - RATA STANDAR DVIASI PRSNTASI KSALAHAN PNGUKURAN 3.3% 3.33% PRSNTASI KSALAHAN PNGUKURAN TRHADAP LITRATUR 3.57% Seelah dilauan penglahan daa dengan menggunaan meda saisia dipeleh panjang gelmbang sina lase sebagai beiu λ= λ ± λ λ=4.33 ± x 0 3 Dengan pesenasi esalahan elaif sebesa λ x 00 =0.577 x00 =3.3 λ 4.33 dan esalahan pesisi penguuan ehadap lieaue sebesa λ λ lieau λ lieau b. N = x00 = = N. d ±0005 d ±0005 d±0005 mm mm mm d m λ m λ JUMLAH RATA - RATA STANDAR DVIASI PRSNTASI KSALAHAN PNGUKURAN 57.56% 35.65% PRSNTASI KSALAHAN PNGUKURAN TRHADAP LITRATUR 0.45% Seelah dilauan penglahan daa dengan menggunaan meda saisia dipeleh panjang gelmbang sina lasesebagai beiu

8 λ= λ ± λ λ=5.66 ±0.0 x0 3 Dengan pesenasi esalahan elaif sebesa λ x 00 =0.0 x00 =3.53 λ 5.66 dan esalahan pesisi penguuan ehadap lieaue sebesa λ λ lieau λ lieau c. N = x00 = = N. d ±0005 d ±0005 d±0005 mm mm mm d m λ m λ JUMLAH RATA - RATA STANDAR DVIASI PRSNTASI KSALAHAN PNGUKURAN 8.5% 8.4% PRSNTASI KSALAHAN PNGUKURAN TRHADAP LITRATUR 0.67% Seelah dilauan penglahan daa dengan menggunaan meda saisia dipeleh panjang gelmbang sina lase sebagai beiu λ= λ ± λ λ=7.003± x0 3 Dengan pesenasi esalahan elaif sebesa λ x 00 =0.577 x00 =8.3 λ dan esalahan pesisi penguuan ehadap lieaue sebesa λ λ lieau λ lieau x00 = = %

9 G. Analisis Bedasaan penglahan daa yang elah dilauan leh elmp ami dipeleh hasil sebagai beiu:. Unu N = 00 λ= λ ± λ λ=4.33 ± x 0 3 Dengan pesenasi esalahan elaif sebesa λ x 00 =0.577 x00 =3.3 λ 4.33 dan esalahan pesisi penguuan ehadap lieaue sebesa λ λ lieau λ lieau x00 = = Unu N = 400 λ= λ ± λ λ=5.66 ±0.0 x0 3 Dengan pesenasi esalahan elaif sebesa λ x 00 =0.0 x00 =3.53 λ 5.66 dan esalahan pesisi penguuan ehadap lieaue sebesa λ λ lieau λ lieau x00 = = Unu N = 600 λ= λ ± λ λ=7.003± x0 3 Dengan pesenasi esalahan elaif sebesa

10 λ x 00 =0.577 x00 =8.3 λ dan esalahan pesisi penguuan ehadap lieaue sebesa λ λ lieau λ lieau x00 = = % Bedasaan dai hasil pecbaan yang dipeleh edapa pebedaan dengan nilai panjang gelmbang λ pada lieau yaiu 638. Hal esebu dapa ejadi aena disebaban leh bebeapa fa yaiu: Sulinya mendapaan pla inefeensi yang bai. Hal ini ejadi aena ala inefemee yang sanga sensiif ehadap pegesean sebagai cnh eia sudah didapaan pla inefeensi yang cuup bai dapa langsung beubah eia ada pegesean ecil di seianya. Kesalahan pada saa pembacaan sala mimee seup penggese cemin C. Hal ini enu aan mempengauhi auasi dai pengambilan daa d. 3 Kuang elii pada saa menghiung peubahan pla gelap-eang di pusa pla lingaan inefeensi N aena pada saa paium eia seup unu menggese cemin C dipua sedii saja sudah dapa ejadi peubahan pla gelapeang yang sanga banya di pusa pla lingaan inefeensi sehingga pengama esulian unu menghiung pla peubahan esebu. 4 Kesulian dalam mendapaan pla inefeensi lingaan yang bepusa di engah laya aena psisi anaa sina lase dengan cemin yang uang luus. 5 Seing hilangnya pla inefeensi aau pla gelap eang dai penglihaan pengama. Kesalahan-esalahan esebu dapa dihindai dengan mempehaian bebeapa hal beiu: Lebih elii dalam meliha peubahan pla inefeensi pada laya sehingga ida ejadi esalahan pehiungan.

11 Lebih behai-hai dalam menggunaan ala inefemee aena alanya yang sanga sensiif. 3 Keeliian dalam pembacaan sala mimee seup pada penggese cemin C. H. Kesimpulan Bedasaan hasil pehiungan dengan mede saisi dan analisis dapa disimpulan bahwa nilai panjang gelmbang sina lase yang didapa dai hasil pecbaan yaiu: N=00 λ=4.33 ± x 0 3 Dengan pesenasi esalahan elaif sebesa = 3.3 Kesalahan pesisi penguuan ehadap lieaue sebesa 3.57 N=400 λ=5.66 ±0.0 x0 3 Dengan pesenasi esalahan elaif sebesa = 3.53 Kesalahan pesisi penguuan ehadap lieaue sebesa 0.45% N=600 λ=7.003± x0 3 Dengan pesenasi esalahan elaif sebesa = 8.3 Kesalahan pesisi penguuan ehadap lieaue sebesa 0.67 I. Dafa Pusaa Halliday David dan Resnic Rbe Fisia Tejemahan Panu Silaban dan win Sucip. Jaaa: langga. Tim Dsen Fisia UPI speimen Fisia I. Bandung: Juusan Pendidian Fisia FPMIPA UPI. Tiple P.A Fisia unu Sains dan Teni Jilid II Tejemahan Da. Lea Pase M.Sc dan Rahmad W. Adi Ph.D. Jaaa : langga

12 J. Lampian

13

BAB IV SIMULASI MODEL

BAB IV SIMULASI MODEL 21 BAB IV SIMULASI MODEL Pada bagian ini aan diunjuan simulasi model melalui pendeaan numeri dengan menggunaan ala banu peranga luna Mahemaica. Oleh arena iu dienuan nilai-nilai parameer seperi yang disajian

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fisika Dasa I (FI-321) Topik hai ini (minggu 3) Geak dalam Dua dan Tiga Dimensi Posisi dan Pepindahan Kecepaan Pecepaan Geak Paabola Geak Melingka Geak dalam Dua dan Tiga Dimensi Menggunakan anda + aau

Lebih terperinci

Interferensi cahaya menghasilkan suatu pola interferensi (terang-gelap)

Interferensi cahaya menghasilkan suatu pola interferensi (terang-gelap) NTRFRNS CAHAYA nefeensi cahaya meupakan ineaksi dua aau lebih gelombang cahaya yang menghasilkan suau adiasi yang menyimpang dai jumlah masing-masing komponen adiasi gelombangnya. nefeensi cahaya menghasilkan

Lebih terperinci

PENGARUH MULTIPATH FADING TERHADAP PERFORMANSI PADA DOWNLINK JARINGAN CDMA2000 1X EV-DO REVISION A ( Maret, 2014 )

PENGARUH MULTIPATH FADING TERHADAP PERFORMANSI PADA DOWNLINK JARINGAN CDMA2000 1X EV-DO REVISION A ( Maret, 2014 ) PENGARUH MULTIPATH FADING TERHADAP PERFORMANSI PADA DOWNLINK JARINGAN CDMA000 X EV-DO REVISION A ( Mae, 04 ) Wisnu Eo P., Wahyu Adi Piyono, I., MT., and Dwi Fadilla K., ST.,MT. Juusan Teni Eleo,Univesias

Lebih terperinci

4. VALIDITAS DAN RELIABILITAS DALAM MEMBUAT EVALUASI

4. VALIDITAS DAN RELIABILITAS DALAM MEMBUAT EVALUASI 4. ALIDITAS DA RELIABILITAS DALAM MEMBUAT EALUASI Tujuan : Seelah mempelajari modul ini mahasiswa mampu membua ala evaluasi bau unu program pembelajaran Evaluasi pembelajaran adalah ahap ahir dalam prosedur

Lebih terperinci

Transien 1. Solusi umum persamaan gelombang. Contoh contoh Switch on kondisi unmatched. Mudrik Alaydrus, Univ. Mercu Buana, 2008 Presentasi 9 1

Transien 1. Solusi umum persamaan gelombang. Contoh contoh Switch on kondisi unmatched. Mudrik Alaydrus, Univ. Mercu Buana, 2008 Presentasi 9 1 Tansien Slusi umum pesamaan gelmbang Cn cn Swic n kndisi unmaced pecabangan Mudik Alaydus, Uni. Mecu Buana, 008 Pesenasi 9 Pada pembaasan sebelumnya : pengandaikan sinyalyangyang amnis, aau kndisi sinyal

Lebih terperinci

Program Perkuliahan Dasar Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Fungsi Vektor

Program Perkuliahan Dasar Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Fungsi Vektor Pogam Pekuliahan Dasa Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Fungsi Veko [MA4] Deinisi Deinisi ungsi veko Fungsi veko meupakan auan yang mengkaikan ε R dengan epa sau veko F R Noasi : F : R R F î gĵ, g aau

Lebih terperinci

kimia LAJU REAKSI II Tujuan Pembelajaran

kimia LAJU REAKSI II Tujuan Pembelajaran KTSP & K-13 kimia K e l a s XI LAJU REAKSI II Tujuan Pembelajaan Seelah mempelajai maei ini, kamu dihaapkan memiliki kemampuan beiku. 1. Mengeahui pesamaan laju eaksi.. Memahami ode eaksi dan konsana laju

Lebih terperinci

UJI LINEARITAS DATA TIME SERIES DENGAN RESET TEST

UJI LINEARITAS DATA TIME SERIES DENGAN RESET TEST Vol. 7. No. 3, 36-44, Desember 004, ISSN : 1410-8518 UJI LINEARITAS DATA TIME SERIES DENGAN RESET TEST Budi Warsio, Dwi Ispriyani Jurusan Maemaia FMIPA Universias Diponegoro Absra Tulisan ini membahas

Lebih terperinci

BAB III PENGEMBANGAN MODEL MATEMATIK

BAB III PENGEMBANGAN MODEL MATEMATIK A III PENGEMANGAN MODEL MATEMATIK Pada analisis manual ang akan dikembangkan, unuk menjamin bahwa eoi maupun umusan ang diuunkan belaku (valid) maka pelu dieapkan asumsi dasa. Sehingga hasil analisis manual

Lebih terperinci

( ) r( t) 0 : tingkat pertumbuhan populasi x

( ) r( t) 0 : tingkat pertumbuhan populasi x III PEMODELAN Model Perumbuan Koninu Terbaasnya sumber-sumber penyoong (ruang, air, maanan, dll) menyebaban populasi dibaasi ole suau daya duung lingungan Perumbuan populasi lamba laun aan menurun dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.2 TUJUAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.2 TUJUAN BAB PENDAHUUAN. ATAR BEAKANG Seringali ara enelii aau saisiawan melauan enganalisaan erhada suau eadaan/masalah dimana eadaan yang dihadai adalah besarnya jumlah variabel samel yang diamai. Unu iu erlu

Lebih terperinci

KINETIKA REAKSI HOMOGEN SISTEM BATCH

KINETIKA REAKSI HOMOGEN SISTEM BATCH KINETIK REKSI HOMOGEN SISTEM BTH SISTEM REKTOR BTH OLUME TETP REKSI SEDERHN (SERH/IREERSIBEL Beberapa sisem reasi sederhana yang disajian di sini: Reasi ireversibel unimoleuler berorde-sau Reasi ireversibel

Lebih terperinci

PERTEMUAN 2 KINEMATIKA SATU DIMENSI

PERTEMUAN 2 KINEMATIKA SATU DIMENSI PERTEMUAN KINEMATIKA SATU DIMENSI RABU 30 SEPTEMBER 05 OLEH: FERDINAND FASSA PERTANYAAN Pernahkah Anda meliha aau mengamai pesawa erbang yang mendara di landasannya? Berapakah jarak empuh hingga pesawa

Lebih terperinci

Pengertian. Transformasi 2D. Contoh translasi. Translasi Geser

Pengertian. Transformasi 2D. Contoh translasi. Translasi Geser Pengeian Tansomasi D umbe : C34 GRAFIKA KOMPUTER Chape 6 Tansomasi D, Depaemen Teknik Inomaika - TT Telkom esi - Dosen Pembina: iani Violina Danang Junaedi Tansomasi geomeic ansomaion Tansomasi mengubah

Lebih terperinci

= 0 adalah r(dimana r konstan);

= 0 adalah r(dimana r konstan); MODEL PEMAEA LOGISTI UTU PEMAEA IA DEGA LAJU PEMAEA PROPOSIOAL Sigi ova Riyano, aono Juusan Maemaika FMIPA UDIP Semaang Jl. Pof. H. Soedao, SH, Tembalang, Semaang, 575 Absak: Tedapa banyak model pemanenan,

Lebih terperinci

Pemodelan Lintasan Komet pada Tata Surya dengan Variasi Massa dan Posisi Ria Ananda a, Joko Sampurno a*, Boni P. Lapanporo a

Pemodelan Lintasan Komet pada Tata Surya dengan Variasi Massa dan Posisi Ria Ananda a, Joko Sampurno a*, Boni P. Lapanporo a Pemodelan Lintasan Komet pada Tata Suya dengan Vaiasi Massa dan Posisi Ria Ananda a, Joo Sampuno a*, Boni P. Lapanpoo a a Podi Fisia, FMIPA Univesitas Tanjungpua Jalan Pof. D. Hadai Nawawi, Pontiana, Indonesia

Lebih terperinci

TINJAUAN KLASIK DAN RELATIVISTIK KESTABILAN ORBIT HAMPIR MELINGKAR DALAM MEDAN GAYA SENTRAL

TINJAUAN KLASIK DAN RELATIVISTIK KESTABILAN ORBIT HAMPIR MELINGKAR DALAM MEDAN GAYA SENTRAL ISSN: 141-0917 Junal Pengajaan MIPA, Vl. 6 N. Desembe 005 TINJAUAN KLASIK DAN RELATIVISTIK KESTABILAN ORBIT HAMPIR MELINGKAR DALAM MEDAN GAYA SENTRAL Oleh: Endi Suhendi dan Selly Feanie Juusan Pendidian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini aan diemuaan beberapa onsep dasar yang beraian dengan analisis runun wau, dianaranya onsep enang esasioneran, fungsi auoorelasi dan fungsi auoorelasi parsial, macam-macam

Lebih terperinci

BANGUN RUANG. ABFE dan sisi DCGH, dan sisi ADHE dan sisi

BANGUN RUANG. ABFE dan sisi DCGH, dan sisi ADHE dan sisi NGUN RUNG. Pengeian 1. Kubu Kubu adalah bangun uang yang dibaai oleh enam buah bidang peegi yang konguen (benuk dan E beanya ama). (Pehaikan Gamba 1) Kubu mempunyai 6 ii, 8 iik udu, dan 12 uuk. Semua uuk

Lebih terperinci

ELEKTROMAGNETIK GELOMBANG 6.4

ELEKTROMAGNETIK GELOMBANG 6.4 6.4 GLOMANG LKTROMAGNTIK Gelban elekaneik easuk elban nn-ekanik, sehina dapa eaba dala uan hapa udaa. Gelban ini eupakan elban ansvesal. Salah sau cnh elban elek aneik yan palin udah diaai ejalanya adalah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI I. ALIRAN AIR DALAM TANAH (POMPA K) TEORI REMBESAN KONSOLIDASI DAN PENURUNAN STABILITAS LERENG. Mekanika Tanah II 0

DAFTAR ISI I. ALIRAN AIR DALAM TANAH (POMPA K) TEORI REMBESAN KONSOLIDASI DAN PENURUNAN STABILITAS LERENG. Mekanika Tanah II 0 DAFTA ISI I. ALIAN AI DALAM TANAH (POMPA K II. III. IV. TEOI EMBESAN KONSOLIDASI DAN PENUUNAN STABILITAS LEENG Meania Tanah II 0 I. ALIAN AI DALAM TANAH (POMPA K DEBIT AI SUMU MENENTUKAN DI LAPANGAN Ai

Lebih terperinci

FIsika KTSP & K-13 KINEMATIKA. K e l a s A. VEKTOR POSISI

FIsika KTSP & K-13 KINEMATIKA. K e l a s A. VEKTOR POSISI KTSP & K-13 FIsika K e l a s XI KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran Seelah mempelajari maeri ini, kamu diharapkan mampu menjelaskan hubungan anara vekor posisi, vekor kecepaan, dan vekor percepaan unuk gerak

Lebih terperinci

InfinityJurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol 1, No.2, September 2012

InfinityJurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol 1, No.2, September 2012 InfiniyJurnal Ilmiah Program Sudi Maemaia STKIP Siliwangi Bandung, Vol 1, No.2, Sepember 2012 GRUP PERMUTASI SIKLIS DALAM PERMAINAN SUIT Oleh: Bagus Ardi Sapuro Jurusan Pendidian Maemaia, IKIP PGRI Semarang

Lebih terperinci

GEOMETRI BAB II BANGUN RUANG SISI LENGKUNG

GEOMETRI BAB II BANGUN RUANG SISI LENGKUNG Maemaika Kelas IX Semese Maei Bangun Ruang Sisi Lengkung GEOMETRI BB II BNGUN RUNG SISI LENGKUNG. Pengeian dan Unsu-unsu Tabung, Keucu, dan Bola. Tabung Tabung adalah bangun uang yang dibaasi oleh dua

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI. Dasa Peancangan Sofwae Menuu Pessman (00, p0) peanga luna adalah:. peinah (pogam ompue) yang bila dieseusi aan membeian fungsi dan unju eja sepei yang diinginan. suu daa yang memunginan

Lebih terperinci

PERCOBAAN I HUKUM NEWTON

PERCOBAAN I HUKUM NEWTON PERCOBAAN I HUKUM NEWTON I. Tujuan Mepelajai geak luus beubah beauan pada bidang daa dengan banuan ai ack ail unuk enenukan hubungan anaa jaak, waku, kecepaan, dan waku, sea hubungan anaa assa, pecepaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA. TKS-4101: Fisika GERAKAN SATU DIMENSI. Dosen: Tim Dosen Fisika Jurusan Teknik Sipil FT-UB

J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA. TKS-4101: Fisika GERAKAN SATU DIMENSI. Dosen: Tim Dosen Fisika Jurusan Teknik Sipil FT-UB J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA TKS-4101: Fisika GERAKAN SATU DIMENSI Dsen: Tim Dsen Fisika Jurusan Teknik Sipil FT-UB 1 Mekanika Kinemaika Mempelajari gerak maeri anpa melibakan

Lebih terperinci

ANALISIS SURVIVAL LAJU INDEKS KINERJA DOSEN STKIP PGRI TULUNGAGUNG DENGAN MODEL REGRESI COX

ANALISIS SURVIVAL LAJU INDEKS KINERJA DOSEN STKIP PGRI TULUNGAGUNG DENGAN MODEL REGRESI COX Seminar Nasional Maemaia dan Apliasinya, 1 Oober 17 ANALISIS SURVIVAL LAJU INDEKS KINERJA DOSEN STKIP PGRI TULUNGAGUNG DENGAN MODEL REGRESI COX Maylia Hasyim 1), Dedy Dwi Prasyo ) 1) Program Sudi Pendidian

Lebih terperinci

9/21/2012 [ A] Penjabaran integrasi persamaan laju reaksi. Reaksi order satu. Reaksi order satu. Reaksi order satu

9/21/2012 [ A] Penjabaran integrasi persamaan laju reaksi. Reaksi order satu. Reaksi order satu. Reaksi order satu 9// Jurusan Kimia - FMIP Universias Gajah Maa (UGM) KINETIK KIMI Penenuan Laju Reasi Bagian. Penjabaran persamaan Drs. Iqmal Tahir, M.Si. Labrarium Kimia Fisia,, Jurusan Kimia Faulas Maemaia an Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

K ata Kunci. K D ompetensi asar. P B engalaman elajar. Bab V. Bangun Ruang Sisi Lengkung. Di unduh dari : Bukupaket.

K ata Kunci. K D ompetensi asar. P B engalaman elajar. Bab V. Bangun Ruang Sisi Lengkung. Di unduh dari : Bukupaket. Bab V Bangun Ruang Sisi Lengkung K aa Kunci Tabung Jaing-jaing Keucu Luas Pemukaan Bola Volume K D ompeensi asa 1.1 Menghagai dan menghayai ajaan agama yang dianunya. 2.2 Memiliki asa ingin ahu, pecaya

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Pertanian dan Peternakan UIN Suska Riau. Penelitian ini berlangsung selama

MATERI DAN METODE. Pertanian dan Peternakan UIN Suska Riau. Penelitian ini berlangsung selama III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempa dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Laboaoium Lapang (Agosologi) Fakulas Peanian dan Peenakan UIN Suska Riau. Peneliian ini belangsung selama bulan yaiu pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

BAB 2 KORONA PADA SALURAN TRANSMISI

BAB 2 KORONA PADA SALURAN TRANSMISI BAB KOONA PADA ALUAN ANMII. Medan Lisi Di eia Konduo iinde Chaes Augu Couomb (7-80), adaah oang ang peama ai ang meauan pecobaan enang muaan isi sais. Dai hasi pecobaanna, Couomb menaaan bahwa gaa F anaa

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE CAMPBELL DUDEK AND SMITH (CDS) DAN PALMER DALAM MEMINIMASI TOTAL WAKTU PENYELESAIAN Studi Kasus : Astra Konveksi Pontianak

PERBANDINGAN METODE CAMPBELL DUDEK AND SMITH (CDS) DAN PALMER DALAM MEMINIMASI TOTAL WAKTU PENYELESAIAN Studi Kasus : Astra Konveksi Pontianak Bulein Ilmiah Mah. Sa. dan Terapannya (Bimaser) Volume 04, No. 3 (2015), hal 181 190. PERBANDINGAN METODE CAMPBELL DUDEK AND SMITH (CDS) DAN PALMER DALAM MEMINIMASI TOTAL WAKTU PENYELESAIAN Sudi Kasus

Lebih terperinci

YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A

YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A Jl. Merdeka N. 4 Bandung 0. 414714 Fax. 0. 4587 hp//: www.smasanaangela.sch.id, e-mail : smaangela@yah.c.id MODUL BAB 1 Page 1 f

Lebih terperinci

: Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-2 CAKUPAN MATERI 1. MEDAN LISTRIK 2. INTENSITAS/ KUAT MEDAN LISTRIK 3. GARIS GAYA DAN FLUKS LISTRIK

: Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-2 CAKUPAN MATERI 1. MEDAN LISTRIK 2. INTENSITAS/ KUAT MEDAN LISTRIK 3. GARIS GAYA DAN FLUKS LISTRIK MATA KULIAH KOD MK Dosen : FISIKA DASAR II : L-1 : D. Budi Mulyanti, MSi Petemuan ke- CAKUPAN MATRI 1. MDAN LISTRIK. INTNSITAS/ KUAT MDAN LISTRIK 3. GARIS GAYA DAN FLUKS LISTRIK SUMBR-SUMBR: 1. Fedeick

Lebih terperinci

PENENTUAN PERCEPATAN GRAVITASI BUMI DENGAN KINCIR MOMENTUM GRAVITASI AIR

PENENTUAN PERCEPATAN GRAVITASI BUMI DENGAN KINCIR MOMENTUM GRAVITASI AIR Poseding Semina Nasional Fisika dan Aplikasinya Sabu, 1 Novembe 015 Bale Sawala Kampus Univesias Padjadjaan, Jainango PENENTUAN PERCEPATAN GRAVITASI BUMI DENGAN KINCIR MOMENTUM GRAVITASI AIR AYU LUSIYANA-1

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. peternakan UIN SUSKA Riau dan Laboratorium Agronomi Fakultas pertanian

III. BAHAN DAN METODE. peternakan UIN SUSKA Riau dan Laboratorium Agronomi Fakultas pertanian III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempa dan Waku Peneliian Peneliian ini elah dilakukan di Lahan pecobaan Fakulas peanian dan peenakan UIN SUSKA Riau dan Laboaoium Agonomi Fakulas peanian dan peenakan UIN SUSKA

Lebih terperinci

ANALISA SISTEM ANTRIAN MULTISERVER MULTIQUEUE MENGGUNAKAN METODE JOCKEYING

ANALISA SISTEM ANTRIAN MULTISERVER MULTIQUEUE MENGGUNAKAN METODE JOCKEYING ANALISA SISTEM ANTRIAN MULTISERVER MULTIQUEUE MENGGUNAKAN METODE JOCKEYING Ewin Panggabean Pogam Sudi Teknik Infomaika STMIK Pelia Nusanaa Medan, Jl. Iskanda Muda No 1 Medan, Sumaea Uaa 20154, Indonesia

Lebih terperinci

MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks)

MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks) Polieknik Negeri Banjarmasin 4 MODUL PERTEMUAN KE 3 MATA KULIAH : ( sks) MATERI KULIAH: Jarak, Kecepaan dan Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Gerak Lurus Berubah Berauran

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah 37 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian-pengerian Kependudukan sanga era kaiannya dengan demgrafi. Kaa demgrafi berasal dari bahasa Yunani yang berari Dems adalah rakya aau penduduk, dan Grafein adalah

Lebih terperinci

BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR

BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR Karakerisik gerak pada bidang melibakan analisis vekor dua dimensi, dimana vekor posisi, perpindahan, kecepaan, dan percepaan dinyaakan dalam suau vekor sauan i (sumbu

Lebih terperinci

LOKALISASI SUMBER PASIF PADA WSN MENGGUNAKAN HYBRID DOA/TDOA DALAM LINGKUNGAN MULTIPATH

LOKALISASI SUMBER PASIF PADA WSN MENGGUNAKAN HYBRID DOA/TDOA DALAM LINGKUNGAN MULTIPATH Semina Nasinal Teknlgi Infmasi dan Mulimedia 03 STMIK AMIKOM Ygyakaa, 9 Januai 03 OKAISASI SUMBE PASIF PADA WSN MENGGUNAKAN HYBID DOA/TDOA DAAM INGKUNGAN MUTIPATH Fiman Hadi Sukma P ), Mukminaun Adaisi

Lebih terperinci

BUDI &NAg.A. FAp ACHAIAD, M$/tp, pltfbuu AH l,lwpv 2 A?F L 700? 2 Arrt u 2o o? Dft. Actlurh} E.lt. hlr, Nt*. roo, ro

BUDI &NAg.A. FAp ACHAIAD, M$/tp, pltfbuu AH l,lwpv 2 A?F L 700? 2 Arrt u 2o o? Dft. Actlurh} E.lt. hlr, Nt*. roo, ro FORMULIR PENILATAN KEGIATAN PENII-AIAN PRAKTIK PENGALAMAN KERJA BAGI PEERTA UJIAN PROFEI AKUNTAN PUBLIK TINGKAT PROFEIONAL Nama Pesea (Menee) Kano Tempa Bekeja Tekini Tanggal aa Mulai Bekeja Peama Kali

Lebih terperinci

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1 PERSAMAAN GERAK Posisi iik maeri dapa dinyaakan dengan sebuah VEKTOR, baik pada suau bidang daar maupun dalam bidang ruang. Vekor yang dipergunakan unuk menenukan posisi disebu VEKTOR POSISI yang diulis

Lebih terperinci

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks)

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks) MODUL PERTEMUAN KE 3 MATA KULIAH : (4 sks) MATERI KULIAH: Jarak, Kecepaan dan Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Gerak Lurus Berubah Berauran POKOK BAHASAN: GERAK LURUS 3-1

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sauan Pendidikan : SMA Kelas/Semeser Maa Pelajaran Topik Waku : X / Ganjil : Fisika (Wajib/Mina*) : Gerak Jauh Bebas : 4 45 meni A. Kompeensi Ini KI 1: Menghayai dan mengamalkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salad ke piring setelah dituang. Minyak goreng dari kelapa sawit juga memiliki sifat

BAB I PENDAHULUAN. salad ke piring setelah dituang. Minyak goreng dari kelapa sawit juga memiliki sifat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam kehidupan sehari hari kia biasa menjumpai produk makanan yang sifanya kenal. Sebagai conoh produk mayonaisse yang diambahkan pada salad. Viskosias (kekenalan)

Lebih terperinci

Mahasiswa Jurusan Statistika FMIPA-ITS ( ) Abstrak

Mahasiswa Jurusan Statistika FMIPA-ITS ( ) Abstrak PEMODELAN DAYA LISTRIK DENGAN PENDEKATAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (GARCH). (STUDI KASUS: PT. PJB UNIT PEMBANGKITAN GRESIK) Firoh Amalia, Drs. Haryono, MSIE Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK

BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK Dengan memperhaikan fungsi sebaran peluang berahan dari masingmasing sebaran klaim, sebagai mana diulis pada persamaan (3.45), (3.70) dan (3.90), perhiungan numerik idak mudah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

τ. Lebih khusus lagi akan dijelaskan metode untuk menganalisa perubahan sifat

τ. Lebih khusus lagi akan dijelaskan metode untuk menganalisa perubahan sifat PODNG BN : 978 979 65 T Analisa Kesabilan Ekuilibium Model Maemaika Bebenuk isim Pesamaan Difeensial Tundaan dengan Waku Tundaan Diski ubono eiawan Mahasiswa Juusan Maemaika, Univesias Gadah Mada, Yogyakaa,

Lebih terperinci

Jl. Prof. Dr.Hamka Air Tawar Padang, 25131, Telp. (0751)444648, Indonesia

Jl. Prof. Dr.Hamka Air Tawar Padang, 25131, Telp. (0751)444648, Indonesia Analisis Kovaiansi pada Rancangan Acak Lengkap dengan Peubah Pengiing Beganda Menggunakan Pendekaan Maiks Wimi Saika #1, Lufian Almash *, Yenni Kuniawai #3 # Mahemaics Depaemen Sae Univesiy of Padang Jl.

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE TIME SERIES REGRESSION DAN ARIMAX PADA PEMODELAN DATA PENJUALAN PAKAIAN DI BOYOLALI ABSTRAK

PERBANDINGAN METODE TIME SERIES REGRESSION DAN ARIMAX PADA PEMODELAN DATA PENJUALAN PAKAIAN DI BOYOLALI ABSTRAK PERBANDINGAN METODE TIME SERIES REGRESSION DAN ARIMAX PADA PEMODELAN DATA PENJUALAN PAKAIAN DI BOYOLALI Ardia Suma Perdana (1308 100 503 Dosen Pembimbing: Ir. Dwiamono A. W., M.Iom JURUSAN STATISTIKA Faulas

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

Percobaan PENYEARAH GELOMBANG. (Oleh : Sumarna, Lab-Elins, Jurdik Fisika FMIPA UNY)

Percobaan PENYEARAH GELOMBANG. (Oleh : Sumarna, Lab-Elins, Jurdik Fisika FMIPA UNY) Percobaan PENYEARAH GELOMBANG (Oleh : Sumarna, Lab-Elins, Jurdik Fisika FMIPA UNY) E-mail : sumarna@uny.ac.id) 1. Tujuan 1). Mempelajari cara kerja rangkaian penyearah. 2). Mengamai benuk gelombang keluaran.

Lebih terperinci

Oleh : Danny Kurnianto; Risa Farrid Christianti Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Purwokerto

Oleh : Danny Kurnianto; Risa Farrid Christianti Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Purwokerto Oleh : Danny Kurniano; Risa Farrid Chrisiani Sekolah Tinggi Teknologi Telemaika Telkom Purwokero Pendahuluan Seelah kia mempelajari anggapan alamiah dari suau rangkaian RL aau RC, yaiu anggapan saa sumber

Lebih terperinci

Penyerapan Energi Radiasi

Penyerapan Energi Radiasi Penyerapan Energi Radiasi Devia Simon (190108), Esrisia ngu Bima (190105-601018), Ini Musika (1901007-601010), Isiyana Yumaroh (19010), Jayanri Paola (1901033) I. PENDHULUN ujuan dilakukannya eksperimen:

Lebih terperinci

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu .4 Persamaan Schrodinger Berganung Waku Mekanika klasik aau mekanika Newon sanga sukses dalam mendeskripsi gerak makroskopis, eapi gagal dalam mendeskripsi gerak mikroskopis. Gerak mikroskopis membuuhkan

Lebih terperinci

2 Modulasi Amplitudo

2 Modulasi Amplitudo Mdulasi Ampliud dari 3 Mdul 3 Mdulasi Ampliud Tujuan pengajaran: Seelah mempelajari mdul ini, mahasiswa diharapkan bisa memahami. ujuan dari prses mdulasi dan manfaanya. karakerisik dari mdulasi ampliud

Lebih terperinci

2014 LABORATORIUM FISIKA MATERIAL IHFADNI NAZWA EFEK HALL. Ihfadni Nazwa, Darmawan, Diana, Hanu Lutvia, Imroatul Maghfiroh, Ratna Dewi Kumalasari

2014 LABORATORIUM FISIKA MATERIAL IHFADNI NAZWA EFEK HALL. Ihfadni Nazwa, Darmawan, Diana, Hanu Lutvia, Imroatul Maghfiroh, Ratna Dewi Kumalasari 2014 LAORATORIUM FISIKA MATERIAL IHFADNI NAZWA EFEK HALL Ihfadni Nazwa, Darmawan, Diana, Hanu Luvia, Imroaul Maghfiroh, Rana Dewi Kumalasari Laboraorium Fisika Maerial Jurusan Fisika, Deparemen Fisika

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah

Lebih terperinci

MODUL 7 APLIKASI TRANFORMASI LAPLACE

MODUL 7 APLIKASI TRANFORMASI LAPLACE MODUL 7 APLIKASI TRAFORMASI LAPLACE Tranformai Laplace dapa digunaan unu menyeleaian bai peroalan analia maupun perancangan iem. Apliai Tranformai Laplace erebu berganung pada ifa-ifa ranformai Laplace,

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI PENGGUNAAN ONSEP FUNGSI CONVEX UNU MENENUAN SENSIIVIAS HARGA OBLIGASI 1 Zelmi Widyanuara, 2 Ei urniai, Dra., M.Si., 3 Icih Sukarsih, S.Si., M.Si. Maemaika, Universias Islam Bandung, Jl. amansari No.1 Bandung

Lebih terperinci

mungkin muncul adalah GA, GG, AG atau AA dengan peluang masing-masing

mungkin muncul adalah GA, GG, AG atau AA dengan peluang masing-masing . DISTRIUSI INOMIL pabila sebuah oin mata uang yang memilii dua sisi bertulisan ambar () dan nga () dilempar satu ali, maa peluang untu mendapatan sisi ambar adalah,5 atau. pabila oin tersebut dilempar

Lebih terperinci

3. Kinematika satu dimensi. x 2. x 1. t 1 t 2. Gambar 3.1 : Kurva posisi terhadap waktu

3. Kinematika satu dimensi. x 2. x 1. t 1 t 2. Gambar 3.1 : Kurva posisi terhadap waktu daisipayung.com 3. Kinemaika sau dimensi Gerak benda sepanjang garis lurus disebu gerak sau dimensi. Kinemaika sau dimensi memiliki asumsi benda dipandang sebagai parikel aau benda iik arinya benuk dan

Lebih terperinci

Pengaruh Sudut Keruncingan Dan Diameter Finial Franklin Terhadap Distribusi Medan Listrik Dan Tingkat Tegangan Tembus

Pengaruh Sudut Keruncingan Dan Diameter Finial Franklin Terhadap Distribusi Medan Listrik Dan Tingkat Tegangan Tembus Pengauh Sudut Keuncingan Dan Diamete Finial Fanlin Tehadap Distibusi Medan Listi Dan Tingat Tegangan Tembus Hay Soeotjo Dachlan, Moch. Dhofi, Vico Fenanda Absta Penangap peti meupaan bagian utama dai sistem

Lebih terperinci

Pengaruh Kinerja Pegawai Terhadap Efektivitas Organisasi di Biro Umum Bagian Humas dan Protokoler Kantor Gubernur Sumatera Utara

Pengaruh Kinerja Pegawai Terhadap Efektivitas Organisasi di Biro Umum Bagian Humas dan Protokoler Kantor Gubernur Sumatera Utara Junal Ilmu Adminisasi Publik 3 () (5): 557 Junal Adminisasi Publik hp://ojs.umaid/index.php/publikauma Pengauh Kineja Pegawai Tehadap Efekivias Oganisasi di Bio Umum Bagian Humas dan Pookole Kano Gubenu

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Jurnal Lensa Kependidikan Fisika Vol. 1 Nomor 1, Juni 13 ISSN: 338-4417 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 1/13

Lebih terperinci

RANK DARI MATRIKS ATAS RING

RANK DARI MATRIKS ATAS RING Dela-Pi: Jurnal Maemaika dan Pendidikan Maemaika ISSN 089-855X ANK DAI MATIKS ATAS ING Ida Kurnia Waliyani Program Sudi Pendidikan Maemaika Jurusan Pendidikan Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam FKIP Universias

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 39 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Meode Peneliian Pada bab sebelumnya elah dibahas bahwa cadangan adalah sejumlah uang yang harus disediakan oleh pihak perusahaan asuransi dalam waku peranggungan

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA

LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA PENDANAAN PENSIUN DENGAN METODE BENEFIT PRORATE CONSTANT DOLLAR DAN BENEFIT PRORATE CONSTANT PERCENT (Sudi Kasus Pada PT. Wooil Indonesia) Oleh: Devni Pima Sai, S.Si, M.Sc.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Kabupaen Labuhan Bau merupakan pusa perkebunan kelapa sawi di Sumaera Uara, baik yang dikelola oleh perusahaan negara / swasa maupun perkebunan rakya. Kabupaen Labuhan

Lebih terperinci

Model GSTAR Termodifikasi untuk Produktivitas Jagung di Boyolali

Model GSTAR Termodifikasi untuk Produktivitas Jagung di Boyolali Prosiding Semnar Nasional VIII UNNES, 8 Nov 4 Semarang Hal.4-5 Model GSTAR Termodifiasi unu Produivias Jagung di Boyolali Prisa Dwi Apriyani ), Hanna Arini Parhusip ), Lili Linawai ) ))) Progdi Maemaia,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

(Indeks Rata-rata Harga Relatif, Variasi Indeks Harga, Angka Indeks Berantai, Pergeseran waktu dan Pendeflasian) Rabu, 31 Desember 2014

(Indeks Rata-rata Harga Relatif, Variasi Indeks Harga, Angka Indeks Berantai, Pergeseran waktu dan Pendeflasian) Rabu, 31 Desember 2014 ANGKA NDEKS (ndeks Raa-raa Harga Relaif, Variasi ndeks Harga, Angka ndeks Beranai, Pergeseran waku dan Pendeflasian) Rabu, 31 Desember 2014 NDEKS RATA-RATA HARGA RELATF Rumus, 1 P 100% n P,0 = indeks raa-raa

Lebih terperinci

Bab III Rancangan Penelitian

Bab III Rancangan Penelitian Bab III Rancanan Peneliian III. Rencana Pelaksanaan Peneliian Komponen uama penyusun as poduse adalah,,, 4,, N, dan penoo, yan melipui komponen oanik a dan anoanik S, l, N 3, loam alkali. Kebeadaan penoo,

Lebih terperinci

2. TEORI PENUNJANG. Gambar 2.2. Shielding Effectiveness

2. TEORI PENUNJANG. Gambar 2.2. Shielding Effectiveness PERENCANAAN SHIELDING ROOM UNTUK LABORATORIUM ANTENA DAN PROPAGASI DENGAN MEMANFAATKAN CONTAINER PT.TELKOM EX.SENTRAL OTOMAT Oleh: Sii Munawaoh 06 0 644 Pogam Sudi Telekomunikasi Mulimedia Juusan Teknik

Lebih terperinci

Hand Out Fisika 6 (lihat di Kuat Medan Listrik atau Intensitas Listrik (Electric Intensity).

Hand Out Fisika 6 (lihat di Kuat Medan Listrik atau Intensitas Listrik (Electric Intensity). Hand Out Fisika 6 (lihat di http:).1. Pengetian Medan Listik. Medan Listik meupakan daeah atau uang disekita benda yang bemuatan listik dimana jika sebuah benda bemuatan lainnya diletakkan pada daeah itu

Lebih terperinci

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN Jurnal EKPOEIAL Volume 5, omor, opember 4 I 85-789 Pemodelan Dan Peramalan Indes Harga Perdagangan Besar (IHPB) Dengan Menggunaan ARFIMA (udi Kasus : IHPB Provinsi Kalimanan Timur bulan Januari Desember

Lebih terperinci

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr. Pekan #1: Kinemaika Sau Dimensi 1 Posisi, perpindahan, jarak Tinjau suau benda yang bergerak lurus pada suau arah erenu. Misalnya, ada sebuah mobil yang dapa bergerak maju aau mundur pada suau jalan lurus.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

BAB VI SUHU DAN KALOR

BAB VI SUHU DAN KALOR BAB VI SUHU DAN KALOR STANDAR KOMPETENSI : 5. Meneapkan konsep dan prinsip kalor, konservasi energi dan suber energi dengan berbagai perubahannya dala esin kalor. Kopeensi Dasar : 5.1 Melakukan percobaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengerian dan peunjuk yang digunakan unuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok, aau

Lebih terperinci

1 dz =... Materi XII. Tinjaulah integral

1 dz =... Materi XII. Tinjaulah integral Maeri XII Tujuan :. Mahasiswa dapa memahami menyelesiakan persamaan inegral yang lebih kompleks. Mahasiswa mampunyelesiakan persamaan yang lebih rumi 3. Mahasiswa mengimplemenasikan konsep inegral pada

Lebih terperinci

& RANGKAIAN RC M. Ishaq

& RANGKAIAN RC M. Ishaq HAND OUT FISIKA DASA /LISTIKMAGNET/ ELEKTODINAMIK /kkapasito LISTIK DINAMIK : KAPASITO & ANGKAIAN M. Ishaq KAPASITO Mdel Kapasir perama dicipakan di Belanda, epanya ka Leyden pada abad ke8 leh para eksperimenalis

Lebih terperinci

Perubahan Bentuk pada Perambatan Signal Bi-kromatik dan Pengaruhnya terhadap Amplitudo Maksimum. Departemen Matematika, Institut Teknologi Bandung 2)

Perubahan Bentuk pada Perambatan Signal Bi-kromatik dan Pengaruhnya terhadap Amplitudo Maksimum. Departemen Matematika, Institut Teknologi Bandung 2) Jurnal Maemaia Sains Vol 8 No, Juni 3, hal 8 87 Perubahan Benu pada Perambaan Signal Bi-romai Pengaruhnya erhadap Ampliudo Masimum Marwan, Andonowai Deparemen Maemaia, Insiu Tenologi Bandung Jurusan Maemaia,

Lebih terperinci

Faradina GERAK LURUS BERATURAN

Faradina GERAK LURUS BERATURAN GERAK LURUS BERATURAN Dalam kehidupan sehari-hari, sering kia jumpai perisiwa yang berkaian dengan gerak lurus berauran, misalnya orang yang berjalan kaki dengan langkah yang relaif konsan, mobil yang

Lebih terperinci

Chapter 4. hogasaragih.wordpress.com 1

Chapter 4. hogasaragih.wordpress.com 1 Chaper 4 hogasaragih.wordpress.com 1 7. Sebuah kerea dengan kecepaan konsan 60 km/jam menuju ke imur dalam waku 40 meni, kemudian bergerak ke imur degngan sudu 50 dari uara dalam waku 0 meni dan kemudian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya

Lebih terperinci

LIMIT FUNGSI. 0,9 2,9 0,95 2,95 0,99 2,99 1 Tidak terdefinisi 1,01 3,01 1,05 3,05 1,1 3,1 Gambar 1

LIMIT FUNGSI. 0,9 2,9 0,95 2,95 0,99 2,99 1 Tidak terdefinisi 1,01 3,01 1,05 3,05 1,1 3,1 Gambar 1 LIMIT FUNGSI. Limi f unuk c Tinjau sebuah fungsi f, apakah fungsi f ersebu sama dengan fungsi g -? Daerah asal dari fungsi g adalah semua bilangan real, sedangkan daerah asal fungsi f adalah bilangan real

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci