MODUL MENGGAMBAR TEKNIK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MODUL MENGGAMBAR TEKNIK"

Transkripsi

1 MODUL MENGGAMBAR TEKNIK Disusun Oleh : Satam, SE SMK YASMI GEBANG Jl. Raya Gebang-Losai Desa Melakasai Kecamatan Gebang Kabupaten Ciebon Telp S M K Y A S M I G e b a n g

2 KATA PENGANTAR Puji syuku penyusun panjatkan kehadiat Tuhan Yang Maha Kuasa, kaena hanya bekat ahmat dan kaunianya penyusun dapat menyelesaikan modul tentang Menggamba Teknik Dasa ini. Modul ini dilengkapi dengan latihan-latihan yang disajikan secaa betahap guna mencapai tujuan kegiatan pendidikan dan latihan di Sekolah Menengah Kejuuan. Dengan melaksanakan latihan-latihan tesebut, dihaapkan peseta didik dapat memiliki pengetahuan, keteampilan dan pengalaman dalam menggunakan alat-alat gamba seta dapat membaca dan menggamba dasa-dasa gamba keja. Meskipun dalam penyususnannya, penyusun telah beusaha sekuat tenaga dan pikian demi tewujudnya sebuah modul yang baik dan lengkap, namun penyusun juga menyadai akan bebeapa ketebatasan yang melingkupi penyusun. Kaena itu, pada kesempatan ini penyusun sangat menghaapkan tegu sapa atau saan-saan dai semua pihak untuk pebaikan pada isi modul. Akhinya, penyusun behaap semoga modul ini dapat bemanfaat bagi pengguna pada umumnya dan bagi siswa SMK pada khususnya, sehingga tujuan utama pemeintah ( meningkatkan SDM ) dapat tecapai. Ciebon, Juli 2014 Penyusun 2 S M K Y A S M I G e b a n g

3 MENGGUNAKAN DAN MEMELIHARA PERALATAN GAMBAR I. Tujuan : Siswa dapat menggunakan dan memelihaa pealatan gamba. II. Uaian Matei : A. Alat-Alat Gamba. Untuk mencapai tujuan menggamba yang baik, yaitu yang memenuhi standa ISO, kita pelu alat-alat yang baik pula. Dengan alat-alat yang baik dan ditunjang dengan keteampilan penggunaan alat-alat, akan tecapailah tujuan tadi. Dengan pealatan yang lengkap belum tentu dapat teampil menggamba, kalau saja tanpa latihan. Dengan pealatan sedehanapun, jika penggunaan alat-alat gamba dilaksanakan dengan baik, konsekuen dan disiplin, akan membantu di dalam kebehasilan menggamba.. Sekali lagi ketekunan, keajinan, kekonsekuenan dan kedisiplinan dalam menggunakan alat, meupakan langkah awal untuk kebehasilan dalam menggamba teknik. Alat-alat yang seing digunakan dalam menggamba teknik di antaanya : 1. Ketas gamba yang sesuai standa. 2. Pensil atau apido. 3. Jangka dan kelengkapannya. 4. Macam-macam mista. 5. Mal busu (kuva) 6. Mal huuf dan angka. 7. Penghapus. 8. Peuncing pensil 9. Meja gamba dan pelengkapannya. 10. Kompute. 1 S M K Y A S M I G e b a n g

4 1. Ketas Gamba a. Caa Menentukan Ukuan Ketas Gamba. Ketas gamba mempunyai ukuan panjang dan leba. Sebagai ukuan pokok dai ketas gamba diambil ukuan Ao yang mempunyai luas 1 m 2 atau mm 2.. Pebandingan leba dan panjangnya samadengan pebandingan dai sisi buju sangka dengan diagonalnya (lihat gb 1.1). Jika leba bujusangka mempunyai leba (sisi) X dan diagonalnya y = x 2, selanjutnya x dipakai sebagai leba ketas gamba dan y sebagai panjang ketas gamba (lihat gamba 1.2). x y = x 2 Gamba 1.1 x y = x 2 Ao luasmya = 1 m 2 = mm 2 Gamba 1.2 Kaena ukuan ketas gamba Ao mempunyai luas x,y = mm 2, dengan y = x 2, maka : x,y = mm 2 x. x 2 = x 2 = = ,7 2 x = ,7 = 840,89 mm y = 840,89. 2 = 1189,19 mm jadi ukuan pokok ketas gamba yang sudah testanda adalah ukuan Ao dengan panjang 1189 mm dan lebanya 841 mm (dibulatkan). 2 S M K Y A S M I G e b a n g

5 Sedangkan untuk mendapatkan ukuan ketas gamba lainnya tinggal membagi dua, yaitu untuk ukuan : 1. A 1 didapat dai A o dibagi dua 2. A 2 didapat dai A 1 dibagi dua 3. A 3 didapat dai A 2 dibagi dua 4. A 4 didapat dai A 3 dibagi dua 5. A 5 didapat dai A 4 dibagi dua dan seteusnya (lihat gamba 1.3) Ketas Gamba Ukuan A o Ukuan A 2 Ukuan A 1 Ukuan A 3 Ukuan A 4 Ukuan A 4 Gamba 1.3 b. Ukuan Standa Ketas Gamba (ISO 216) Sesuai dengan sistem ISO (Intenasional Standadization fo Oganization) dan NNI (Nedeland Nomalisatie Instituet), ukuan ketas gamba ditentukan sepeti telihat pada tabel 1. Selanjutnya ketas gamba dibei gais tepi. C pada tabel adalah ukuan tepi bawah, tepi atas, dan tepi kanan, sedangkan tepi kii untuk setiap ukuan ketas gamba ditetapkan 20 mm (hal ini dimaksudkan untuk membumdel, jika ketas gamba dibundel gambanya tidak teganggu). 3 S M K Y A S M I G e b a n g

6 TABEL 1. UKURAN KERTAS GAMBAR UKURAN DIMENSI SISI KIRI C LEBAR (mm) PANJANG (mm) (mm) (mm) A A A A A C 20 Gais Tepi Atas Gais Tepi Kii RUANG GAMBAR Gais Tepi Kanan C Gais Tepi Bawah C Gamba 1.4 Ketas Gamba Dengan Gais Tepi 2. Pensil Pensil yang dipakai untuk menggamba ada tiga macam, yaitu pensil biasa pensil yang dapat diisi kembali, dan pensil mekanik. Untuk ketiga jenis pensil ini mempunyai tingkat kekeasan tetentu, mulai dai yang lunak sampai keas. Tingkat kekeasan pensil dapat dilihat dai tabel 2. 4 S M K Y A S M I G e b a n g

7 TABEL 2. TINGKAT KEKERASAN PENSIL LUNAK SEDANG KERAS 2B B 4H 3B HB 5H 4B F 6H 5B H 7H 6B 2H 8H 7B 3H 9H Keteangan : - H = Had - HB = Half Black - F = Fim - B = Black - Angka di depan huuf H menunjukkan tingkat kekeasannya ( semakin besa haganya semakin keas ). - Sedangkan angka di depan huuf B menunjukkan tingkat kelunakannya ( semakin besa angkanya, semakin lunak ). a. Meuncingkan Pensil Pensil biasa pelu diuncingkan, kaena salah satu fakto baik atau buuknya suatu gais tegantung dai caa meuncingkan pensil. Oleh kaena itu, meuncingkan pensil haus baik. Meuncingkan pensil jangan digosok-gosokan ke dinding, meja atau lantai sehingga dinding, meja atau lantai menjadi koto. Oleh kaena itu kita haus menyediakan ampelas halus (No.220 atau No.400) yang disimpan pada sebuah pelat (lihat gamba 1.5). Ampelas Pelat (7 10) mm 25 mm Gamba S M K Y A S M I G e b a n g

8 6 b. Menggunakan Pensil Untuk mendapatkan gais yang baik (ata/tajam) maka pensil haus ditaik sambil diputa pelan-pelan, dan kedudukan pensil 60 0 tehadap gais yang akan dibuat (lihat gamba 1.6). Ditaik Diputa Ditekan Mista Ditekan Gamba Mista atau Penggais Mista atau penggais yang biasa digunakan waktu menggamba antaa lain : 1) Penggais/mista segitiga (satu pasang) 2) Mista T (teken hak) 1 30 o 2 45 o 60 o 4 3 Gamba 1.7 Keteangan : 1. Mista segitiga sama kaki 2. Mista segitiga siku-siku 3. Mista T 4. Meja gamba 6 S M K Y A S M I G e b a n g

9 a. Caa Menggunakan Mista Segitiga Untuk membuat tegak luus atau gais-gais sejaja. Baik tegak maupun mendata, dapat kita gunakan sepasang mista segi tiga (lihat gamba 1.8). Caanya sebagai beikut : 1. Letakan mista segitiga sama kaki mendata dengan posisi Letakan mista segitiga siku-siku apat pada sisi bawah dan peganglah dengan eat (tekan) 3. Bila kita membuat gais-gais sejaja sumbu x, gesekan mista segitiga sama kaki ke atas atau ke bawah sesuai dengan kebutuhan. 4. Putakan mista segitiga sama kaki menjadi posisi 2 untuk membuat gais yang sejaja sumbu y atau gais-gais yang tegak luus sumbu x. 5. Dengan menggese mista segitiga sama kaki pada posisi 1 dan memuta mista segitiga sama kaki ke posisi 2, kita dapat membuat gais-gais mendata maupun gais-gais tegak. Posisi 2 Ditekan X Posisi 1 Mista Segitiga Siku-siku Mista Segitiga Sama Kaki Gamba 1.8 b. Memelihaa Mista Segitiga Hal-hal yang pelu dipehatikan di dalam pemelihaaan mista segitiga diantaanya : - Kebesihan, sebelum maupun sesudah dipakai hendaknya dibesihkan atau dilap sehingga pada waktu akan digunakan tidak mengotoi ketas gamba. 7 S M K Y A S M I G e b a n g

10 - Penggunaan yang kuang sesuai misalnya dipakai untuk memotong ketas atau memukul sehingga mista menjadi cacat dan bila dipakai untuk menggamba hasil gaisnya tidak luus lagi. - Mista segitiga ini pada umumnya tebuat dai plastik atau mika, pada ujung-ujungnya seing tejadi peubahan bentuk, mungkin kaena tejatuh, atau kaena adanya tekanan-tekanan, sehingga apabila dipakai menggamba hasil gaisnya tidak luus lagi. 4. Mal Mal yang biasa dipakai di dalam menggamba teknik tedii atas: - Mal huuf - Mal busu (kuva) - Mal lingkaan - Mal elips - Mal khusus (tanda-tanda pengejaan dan semacamnya) a. Mal Huuf Mal huuf yaitu alat yang digunakan untuk membuat huuf dengan peantaaan pen/apido. Mal huuf mempunyai ukuan 0,25 ; 0,35 ; 0,5 ; 0,7 ; 1,4 ; dan 2 mm (lihat gamba 1.9). Gamba S M K Y A S M I G e b a n g

11 b. Mal Busu (Kuva) Mal ini untuk membuat lengkungan-lengkungan yang teatu, misalnya lengkungan paabola, hipebola dan sebagainya (lihat gamba 1.10). Gamba 1.10 c. Mal Elips Mal elips digunakan untuk membuat bentuk-bentuk elips. Misalnya gamba-gamba silinde, cincin, poos dan bentuk-bentuk lainnya (lihat gamba 1.11 dan 1.12). Gamba 1.11 Gamba dibawah ini meupakan contoh gamba yang dibuat dengan bantuan mal elips. Gamba S M K Y A S M I G e b a n g

12 d. Mal dengan bentuk Lain/Sablon Mal dengan bentuk lain/sablon ini mempunyai bemacam-macam bentuk, misalnya untuk simbol-simbol pengejaan, tanda pengejaan, anak panah dan lain-lain. Salah satu contoh mal bentuk lain adalah sepeti yang telihat pada gamba Gamba Penghapus Penghapus yang kita pakai untuk menghapus gais pensil yang tidak beguna, beupa penghapus putih halus (aga tidak meninggalkan wana). Bagian gamba yang dekat dengan tehadap gais yang dihapus pelu dilindungi (supaya tidak tehapus) dengan pelindung penghapus. 6. Pena Gamba Bila kita akan membuat gais asli yaitu gamba yang ditinta, maka kita menggunakan pena. Pena ini ada dua macam, yaitu pena dengan mata/daun dapat diatu (tek-pen) dan pena dengan ketebalan tetap (tegantung dai ukuan yang diinginkan dengan ukuan yang bemacammacam yang kita kenal dengan apido). a. Pena Dengan Mata Daun (tek-pen) - Bagian-bagian pena daun dan kegunaannya (lihat gamba 1.14) : 1. Mu pengatu, untuk mengatu ketebalan gais yang diinginkan (lihat ukuan d dibawah ini) 2. Mata pena (daun pena) yang dapat begeak sesuai dengan putaan mu 1 3. Tangkai 10 S M K Y A S M I G e b a n g

13 4. Lubang pengunci 5. Baut pengikat pena 6. Daun pena (mata pena) yang dapat diputa 7. Bagian-bagian pena yang pelu mendapat peawatan Gamba 1.14 Penggunaan Tek-pen Hal-hal yang pelu dipehatikan pada waktu menggunakan tek pen : 1. Tinta yang kita isikan di antaa dua mata pena dengan tinggi x (pada gamba 1.14) jangan telalu banyak (x= 3-5 mm). 2. Bagian lua daun pena haus dalam keadaan besih (bebas tinta). Lihat no.8 pada gamba. 3. Penggais yang kita pakai haus diganjal bawahnya atau dapat pula dengan caa membalik penggais dengan kedudukan bagian miingnya beada di bawah.(lihat gamba 1.15) 4. Pada saat menaik gais, haus tegak dan ditaik 60 0 ke aah gais yang dibuat.(lihat gamba 1.15). 11 S M K Y A S M I G e b a n g Gamba 1.15

14 Jika mata pena bagian luanya basah dengan tinta, maka tinta tesebut akan menempel/membasahi mista dan teisap oleh ketas, sehingga antaa ketas dan mista tejadi pelebaan tinta (lihat gamba 1.16, pada posisi 1, dan bila pena ditaik ke posisi 2 akan dipeoleh suatu gais). Setelah selesai menggais kemudian penggais digese dai posisi A ke posisi B, maka tedapatlah hasil gaisan yang tidak memuaskan (gagal). Oleh kaena itu hal-halyang pelu dipehatikan di atas pelu dipahami dan dilaksanakan, dicoba dan dilatih bekali-kali sehingga dipeoleh pengalaman tesendii. Gamba Membesihkan Pena Daun (Tek Pen) Setelah dipakai, pena daun haus segea dibesihkan, yaitu dengan memuta mata pena sehingga dapat dengan mudah kita membesihkan bagian dalam dai pena daun tesebut (lihat gamba 1.17). Jika mata pena yang satu dengan mata pena yang lainnya tidak ata, maka pena tesebut dapat diatakan dengan caa mengasahnya pada ampelas halus atau batu asah ( lihat pula gamba 1.17) 12 S M K Y A S M I G e b a n g Gamba 1.17

15 b. Rapido Rapido memiliki bemacam-macam ukuan (dilihat dai ukuan penanya), dai 0,1 mm sampai dengan 2,0 mm. Dan untuk memudahkan pemilihan pen, maka tiap ukuan ditandai dengan wana tetentu. Salah satu bentuk apido dapat dilihat pada gamba Gamba 1.18 Keteangan : 1. Rapido 2. Mahkota/kepa la (lua) 3. Mahkota/kepa la(dalam) 4. Tutup 5. Kunci pem buka pena 6. Tabung tinta 7. Rumah pena 8. Pena 9. Tangkai Untuk membesihkan pen apido dapat ditempuh langkah-langkah sebagai beikut : a. Lepaskan pena dai tangkai/umahnya dengan menggunkan kunci pena yang tesedia. b. Sempotkan ai ke aah pena. c. Ketuk-ketukan secaa pelahan-lahan untuk mengeluakan tinta di dalam pen tesebut dan sempot kembali dengan ai sampai besih. 7. Jangka Jangka adalah alat yang digunakan untuk membuat lingkaan, baik dengan ujung pensil/potlot maupun dengan tinta. - Macam-macam Jangka : a. Jangka besa yang dapat membuat lingkaan antaa 100 sampai dengan 200 mm. b. Jangka sedang yang dapat membuat lingkaan antaa 50 mm sampai dengan 100 mm. c. Jangka kecil yang dapat membuat lingkaan antaa 5 sampai 50 mm. 13 S M K Y A S M I G e b a n g

16 d. Jangka Oleon digunakan untuk membuat lingkaan yang tidak dapat dibuat oleh jangka kecil. Jangka Oleon ini dapat membuat lingkaan dengan diamete 1 mm sampai 5 mm. - Menyimpan Jangka. Jangka disimpan dalam kotak jangka sesuai dengan tempat dan bentuk jangka (lihat gamba 1.19) Gamba Bagian-bagian jangka (Lihat gamba 1.20) Gamba S M K Y A S M I G e b a n g

17 8. Papan Gamba. Ukuan papan gamba disesuaikan dengan ukuan ketas gamba. Misalnya untuk ukuan ketas Ao ukuan papan gambanya 1200 x 900 mm dan untuk ukuan ketas A 1 ukuan papannya 600 x 450 mm. Papan gamba dapat dibuat dai kayu lapis (ply-wood) dengan alas ketas atau plastik lunak, atau dapat pula dibuat dai kayu keas lainnya. Papan gamba diletakkan di atas meja atau ditempatkan di atas standa yang dibuat khusus (lihat gamba 1.21). Gamba Mesin Gamba Mesin gamba ini befungsi sebagai pengganti dai alat-alat gamba, misalnya mista T (teken hak), mista segitiga dan busu dajat. 15 S M K Y A S M I G e b a n g

18 B. Menyimpan Gamba Untuk membuat satu unit alat (misalnya mesin) memelukan beatus atus gamba, bahkan beibu-ibu gamba yang haus dibuat. Oleh kaena itu gamba haus dibei nomo(kodifikasi nomo uut). Nomo uut dibuat untuk memudahkan dalam mencai data/infomasi sewaktu meakit atau meepaasi dai suatu suku cadang. Selain dibei nomo, gamba pelu juga disimpan/diawetkan sebagai data/infomasi untuk encana-encana bau. Penyimpanan gamba ini dapat dilakukan dengan tiga caa, yaitu : 1. Disimpan dengan dibendel dengan caa gamba dikumpulkan, gamba yang mempunyai ukuan besa dilipat sesuai dengan atuan melipat gamba, diuut sesuai dengan pengelompokkannya kemudian dibendel dalam satu file. 2. Untuk menghemat tempat, ada juga gamba diphoto dipekecil dan klisenya disimpan pada katu belubang untuk memudahkan mencai gamba yang dipelukan. 3. Dewasa ini gamba dapat dibuat denga kompute, maka penyimpanan gamba pun dapat disimpan/diawetkan dalam suatu disket/cd/had disk. C. Melipat Ketas Gamba. Jika ketas gamba akan dibendel, maka ketas gamba yang beukuan besa pelu dilipat (kecuali gamba asli jangan dilipat). Aga gamba dapt diketahui dengan mudah identitasnya, maka kepala gamba (etiket gamba) haus ditempatkan pada lipatan paling atas sehingga kalau bendel dibuka akan segea telihat etiketnya. Etiket ini memuat data penting dai gamba, misalnya nama gamba, instansi yang mengesahkan, pembuat gamba, sampai dengan nama bagian gamba. 16 S M K Y A S M I G e b a n g

19 Di bawah ini contoh melipat ketas gamba A 3. Gais Tepi Batas Lipatan Lipatan 1 Lipatan Gamba 1.22 Contoh melipat ketas gamba A 2 mendata ,5 135, S M K Y A S M I G e b a n g Gamba 1.23

20 x6,5 D. Membuat Etiket (Kepala Gamba) Setiap gamba keja yang dibuat selalu ada etiketnya. Etiket dibuat di sebelah kanan bawah ketas gamba. Pada etiket/kepala gamba ini kita dapat mencantumkan : - nama (pembuat gamba) - nama gamba - nama instansi, depatemen, atau sekolah - nomo gamba - tanggal gamba dibuat atau selesainya gamba - tanggal dipeiksanya gamba dan nama yang memeiksa - ukuan ketas gamba yang dipakai - skala gamba - poyeksi yang dipakai pada gamba tesebut - satuan ukuan yang digunakan - bebagai data yang dipelukan untuk kelengkapan gamba Contoh bebeapa etiket dan ukuannya dapat dilihat pada gamba di bawah a b c h e f g d i j ETIKET JENIS 1 Gamba 1.24 Keteangan : a. Untuk nama gamba b. Untuk nama instansi/sekolah/peusahaan c. Untuk skala gamba d. Untuk no.absen, kelas dan tugas/simbol poyeksi e. Untuk kata Digamba f. Untuk kata Dilihat 18 S M K Y A S M I G e b a n g

21 10 15 g. Untuk kata Dipeiksa h. Untuk kata Disetujui i. Untuk tanggal, bulan dan tahun pembuatan gamba j. Untuk nama pembuat gamba CONTOH : KLEM - C Skala 1 : 1 Digamba Dilihat Dipeiksa Tutang M Disetujui SMK KBU LIMBANGAN Skala : 1 : 1 Satuan Ukuan : mm Tanggal : Digamba : Tutang M Dipeiksa : Disetujui : Keteangan : SMK NEGERI 7 KLEM - C No.13 A ETIKETJENIS 2 RANGKUMAN Alat-alat yang seing dipakai dalam menggamba teknik di antaanya : Ketas gamba yang sesuai standa (ukuannya), pensil atau apido, jangka dan kelengkapannya, macam-macam mista (mista segitiga, mista T), mal busu (kuva), mal huuf dan angka, penghapus, peuncing pensil, dan meja gamba seta pelengkapannya. 19 S M K Y A S M I G e b a n g

22 Tugas 1. Cailah bebeapa contoh gamba keja, pelajai bentuk dan keteangan apa saja yang ada dalam etiket gamba keja tesebut. Test Fomatif 1. Jawablah petanyaan-petanyaan di bawah ini! 1. Manakah dai ukuan-ukuan ketas gamba di bawah ini yang meupakan ukuan ketas A 2? a. Panjang 1189 mm, Leba 841 mm b. Panjang 841 mm, Leba 594 mm c. Panjang 594 mm, Leba 420 mm d. Panjang 420 mm, Leba 297 mm 2. Ketas gamba yang memiliki ukuan panjang 420 mm dan leba 297 mm adalah : a. A 1 b. A 2 c. A 3 d. A 4 3. Kedudukan pensil yang baik tehadap gais yang dibuat adalah : a. 40 o b. 50 o c. 60 o d. 70 o 4. Penyataan-penyataan di bawah ini meupakan fungsi atau kegunaan sepasang mista segitiga, kecuali : a. Untuk membuat gais-gais yang sejaja. b. Untuk membuat gais-gais yang saling tegak luus. c. Untuk membuat / membentuk gais dengan sudut-sudut tetentu. d. Untuk membuat gais-gais lengkung paabola. 5. Di bawah ini adalah sudut-sudut yang tedapat pada mista segitiga sikusiku, kecuali : a. 30 o b. 40 o c. 60 o d. 90 o 6. Besa sudut-sudut yang tedapat pada segitiga samakaki adalah : a. 30 o dan 60 o b. 45 o dan 60 o c. 45 o dan 90 o d. 60 o dan 90 o 7. Fungsi utama mal busu (mal Kuva) adalah? a. Untuk membuat gais-gais luus yang teatu. b. Untuk membuat lingkaan-lingkaan tetentu. c. Untuk membuat gais-gais yang membentuk sudut-sudut tetentu. 20 S M K Y A S M I G e b a n g

23 d. Untuk membuat gais-gais lengkungan yang teatu sepeti paabola, hipebola dan sejenisnya. 8. Penyataan-penyataan di bawah ini adalah hal-hal yang pelu dipehatikan pada waktu membuat gamba dengan tek pen, kecuali : a. Tinta yg kita isikan diantaa dua mata pena kia-kia tingginya 3 s/d 5 mm. b. Bagian lua daun pena haus dalam keadaan besih/bebas dai tinta. c. Penggais yang kita pakai haus diganjal bagian bawahnya atau penggais dibalik aga bagian yang miing dai penggais beada di bawah. d. Pada saat ditaik haus miing dan membentuk sudut 30 o dengan gais yang dibuat. 21 S M K Y A S M I G e b a n g

24 ATURAN-ATURAN DASAR GAMBAR TEKNIK I. Tujuan : Siswa mengetahui atuan-atuan dasa Gamba Teknik II. Uaian Matei : A. HURUF dan ANGKA TEKNIK Huuf dan angka yang biasa digunakan dalam gamba teknik ada dua type, yaitu : 1. Type A ( Tegak/miing 75 0 ) : Untuk huuf besa/kapital, tebal gais 1/14 h, dimana h adalah tinggi huuf/angka. h = (14 mm, 10 mm, 7 mm, 5 mm dan 3,5 mm). Sedangkan untuk huuf kecil, tebal gais 1/14 h, dimana h = (10 mm, 7 mm, 5 mm, 3,5 mm dan 2,5 mm). 2. Type B ( Tegak / Miing 75 0 ) : Untuk huuf besa/kapital, tebal gais 1/10 h, dimana h = tinggi huuf/angka h = (14 mm, 10 mm, 7 mm, 5 mm dan 3,5 mm). Sedangkan untuk huuf kecil, tebal gais 1/10 h, dimana h = (10 mm, 7 mm, 5 mm, 3,5 mm, dan 2,5 mm). Antaa type A dan type B pebedaan yang mencolok adalah ketebalan gaisnya. Contoh : Tinggi huuf besa/kapital 14 mm dan tinggi huuf kecil 10 mm (tegak). Aa Bb Cc Dd Ee Ff Gg Hh Ii Jj Kk Ll Mm Nn Oo Pp Qq R Ss Tt Uu Vv Ww Xx Yy Zz (! % & - = + X : ; <,. > /? ) 22 S M K Y A S M I G e b a n g

25 Contoh : tinggi huuf besa/kapital 10 mm dan tinggi huuf kecil 7 mm (tegak) Aa Bb Cc Dd Ee Ff Gg Hh Ii Jj Kk Ll Mm Nn Oo Pp Qq R Ss Tt Uu Vv Ww Xx Yy Zz (! % & - = + X : ; <,. > /? ) Contoh : tinggi huuf besa/kapital 7 mm dan tinggi huuf kecil 5 mm (tegak) Aa Bb Cc Dd Ee Ff Gg Hh Ii Jj Kk Ll Mm Nn Oo Pp Qq R Ss Tt Uu Vv Ww Xx Yy Zz (! % & - = + X : ; <,. > /? ) Contoh : tinggi huuf besa/kapital 5 mm dan tinggi huuf kecil 3,5 mm (tegak) Aa Bb Cc Dd Ee Ff GgHh Ii Jj Kk Ll Mm Nn Oo Pp Qq R Ss Tt Uu Vv Ww Xx Yy Zz (! % & - = + X : ; <,. > /? ) Contoh : tinggi huuf besa/kapital 3,5 mm dan tinggi huuf kecil 2,5 mm (tegak) Aa Bb Cc Dd Ee Ff GgHh Ii Jj Kk Ll Mm Nn Oo Pp Qq R Ss Tt Uu Vv Ww Xx Yy Zz (! % & - = + X : ; <,. > /? ) Contoh : Tinggi huuf besa/kapital 14 mm dan tinggi huuf kecil 10 mm (miing 75 o ). Aa Bb Cc Dd Ee Ff Gg Hh Ii Jj Kk Ll Mm Nn Oo Pp Qq R Ss Tt Uu Vv Ww Xx Yy Zz (! % & - = + X : ; <,. > /? ) 23 S M K Y A S M I G e b a n g

26 Contoh : tinggi huuf besa/kapital 10 mm dan tinggi huuf kecil 7 mm (miing 75 o ) Aa Bb Cc Dd Ee Ff Gg Hh Ii Jj Kk Ll Mm Nn Oo Pp Qq R Ss Tt Uu Vv Ww Xx Yy Zz (! % & - = + X : ; <,. > /? ) Contoh : tinggi huuf besa/kapital 7 mm dan tinggi huuf kecil 5 mm (miing 75 o ) Aa Bb Cc Dd Ee Ff Gg Hh Ii Jj Kk Ll Mm Nn Oo Pp Qq R Ss Tt Uu Vv Ww Xx Yy Zz (! % & - = + X : ; <,. > /? ) Contoh : tinggi huuf besa/kapital 5 mm dan tinggi huuf kecil 3,5 mm (miing 75 o ) Aa Bb Cc Dd Ee Ff GgHh Ii Jj Kk Ll Mm Nn Oo Pp Qq R Ss Tt Uu Vv Ww Xx Yy Zz (! % & - = + X : ; <,. > /? ) Contoh : tinggi huuf besa/kapital 3,5 mm dan tinggi huuf kecil 2,5 mm (miing 75 o ) Aa Bb Cc Dd Ee Ff GgHh Ii Jj Kk Ll Mm Nn Oo Pp Qq R Ss Tt Uu Vv Ww Xx Yy Zz (! % & - = + X : ; <,. > /? ) 24 S M K Y A S M I G e b a n g

27 B. JENIS-JENIS GARIS Ada empat jenis gais yang dipakai dalam gamba mesin, yaitu : - Gais nyata - Gais goes - Gais begoes - Gais begoes ganda Menuut ketebalanya, gais ada dua macam, yaitu gais tebal dan gais tipis. Kedua gais ini memiliki pebandingan 1 : 0,5. Ketebalan gais dipilih dai deetan beikut : 0,18; 0,25; 0,35; 0,5; 0,7; 1; 1,4 dan 2 mm Macam-macam gais beseta penggunaanya dapat dilihat dibawah ini : 1. Gais Gamba / Gais Tebal : - Ukuan antaa (0,5 0,8) mm - Fungsinya : - untuk gais benda/gais gamba yang telihat langsung. - untuk gais tepi/gais pinggi ketas gamba. - Bentuk : 2. Gais Tipis : - Ukuan antaa (0,1 0,35) mm - Fungsinya : - untuk gais gamba yang dibayangkan. - untuk gais ukuan. - untuk gais bantu ukuan. - untuk gais asi. - untuk gais gamba penampang yang diputa ditempat. - Bentuk : 3. Gais Tipis Begelombang : - Ukuan antaa (0,1 0,35) mm - Fungsinya : - untuk gais batas gamba yang dipotong sebagian/disobek. - Gais batas antaa bagian benda yang dipotong dan sebagian benda dalam bayangan - Bentuk : 25 S M K Y A S M I G e b a n g

28 4. Gais Goes : - Ukuan antaa (0,4 0,5) mm - Fungsinya : - untuk gais gamba/gais benda yang tidak telihat langsung. - Bentuk : 5. Gais-Gais Betitik Tipis : - Ukuan antaa (0,1 0,35) mm - Fungsinya : - untuk gais sumbu. - untuk gais yang menunjukkan kedudukan batas yang lain dai suatu benda yang begeak. - untuk gais lintasan. - Lingkaan jaak - Gais simeti - Bentuk : 6. Gais-Gais Betitik Tipis Dengan Gais-Gais Ujungnya Ditebalkan : - Ukuan antaa (0,1 0,35) mm dan (0,5 0,8) mm - Fungsinya : Untuk gais batas mengiis / memotong. - Bentuk : 7. Gais-Gais Betitik Tebal : - Ukuan antaa (0,5 0,8) mm - Fungsinya Untuk gais yang menunjukkan suatu bagian benda akan dikejakan selanjutnya secaa khusus. - Bentuk : 26 S M K Y A S M I G e b a n g

29 2b 2c 5c 5b 2e 2d 5a Contoh : Penggunaan Jenis-Jenis Gais 3 5a 6 1a 4 Penampang A - A 2d 27 S M K Y A S M I G e b a n g

30 Tugas : Jenis-Jenis Gais Tugas 2.2 : Membuat Jenis-Jenis Gais 28 S M K Y A S M I G e b a n g

31 C. KONSTRUKSI GEOMETRIS Dalam menggamba suatu benda (missal komponen mesin) dipelukan ketelitian dan kecematan seta keteampilan dalam menggunakan alat-alat gamba sepeti penggais, jangka, segitiga, dan yang lainnya sebagai dasa menggamba bentuk-bentuk geometis. 1. Bebeapa Konstuksi Dengan Gais. a. Membagi sebuah gais menjadi bebeapa bagian yang sama. Contoh : Gais AB yang tidak diketahui panjangnya akan dibagi menjadi lima bagian yang sama. - Taik gais AC yang membentuk sudut sembaang dengan gais AB. Beilah pada gais AC tesebut tanda 1 sampai 5 dengan jaak yang sama. - Hubungkan titik B dengan titk 5. - Buatlah gais-gais yang sejaja dengan gais B 5 melalui titik-titik 1 sampai 4. 5 C A B b. Menggamba gais tegak luus (pehatikan gamba). C C A D B A B D 29 S M K Y A S M I G e b a n g

32 c. Membuat gais tegak luus diujung gais A D C G E F B 1. Buat gais luus AB 2. Buat busu lingkaan dititik B dengan jai-jai ½ AB, memotong gais AB di titik D 3. Dengan jai-jai yang sama, buat busu dititik D hingga memotong busu dititik E 4. Dengan jai-jai yang sama, buat busu dai titik E hingga memotong busu dititik F 5. Dai titik E dan F Buat busu yang saling bepotongan dititik G. 6. Taik gais dai titik B ke titik G c. Membagi dua sebuah sudut sembaang. 1. Taik gais AB yang membentuk B A E F D C sudut sembaang tehadap BC 2. Dai titik B, buat busu yang memotong gais AB dititik D dan memotong BC dititik E 3. Dai titik D dan E buat busu yang saling bepotongan dititik F d. Membagi tiga sama besa sudut siku-siku (90 o ). A 1. Setelah gais tegak luus AB dan BC dibuat, buat busu dai titik B P Q dengan jai-jai memotong gais AB dititik P dan gais BC dititik S. 2. Dengan jai-jai sama, buat busu B R S dai titik P dan S memotong busu C dititik Q dan R 3. Taik gais dai B ke P dan Q 30 S M K Y A S M I G e b a n g

33 e. Menaik gais sejaja dengan gais lain. 1. Buat gais sembaang dengan penggais 45* dan pegang jangan sampai begese 2. Letakan penggais yang akan Dipegang digunakan sebagai el behimpit apat dengan penggais 45* 3. Gese penggais 45* sesuai dengan jaak gais yang akan dibuat. f. Menaik gais tegak luus pada gais lain (menyilang). Dipegang g. Menaik gais yang membentuk bebagai sudut. 150 o o o 45 o 120 o 60 o 105 o 75 o 31 S M K Y A S M I G e b a n g

34 60 o 30 o 15 o 45 o 2. Bebeapa Konstuksi Dengan Lingkaan. a. Membuat segi empat beatuan / buju sangka. p p p A B Ditentukan jai-jai lingkaan Ditentukan salah satu sisinya yaitu gais AB 32 S M K Y A S M I G e b a n g

35 b. Membuat segi lima beatuan. Ditentukan jai-jai lingkaan A Ditentukan salah satu sisinya yaitu gais AB B c. Membuat segi enam beatuan. 33 S M K Y A S M I G e b a n g

36 d. Membuat segi tujuh beatuan. 1 e. Membuat lingkaan atau busu lingkaan yang menyinggung pada dua buah gais luus. A B A C B D C D f. Membuat bulat telu. 1/2 34 S M K Y A S M I G e b a n g

37 g. Membuat elips. h. Membuat spial. - dua titik - tiga titik S M K Y A S M I G e b a n g

38 - empat titik S M K Y A S M I G e b a n g

39 Tugas : Konstuksi Geometis Tugas 2.3a : Membuat Konstuksi Geometis. a. Membagi Gais Menjadi Tujuh Bagian Yang Sama Panjang. b. Membuat Gais Tegak Luus Pada Titik A, B, dan C. A B A B C c. Membagi Sudut ABC Menjadi Dua Bagian Yang Sama Besa. A d. Membagi Tiga Sudut Siku-Siku ABC. A C B C B e. Membuat Sudut : 15 o, 30 o, 45 0, 60 o, 75 o, 105 o, 120º, 135º, dan 150 o 37 S M K Y A S M I G e b a n g

40 Tugas 2.3b : Membuat Konstuksi Geometis. a. Membuat Segi Empat Beatuan/Buju Sangka Dai Lingkaan. b. Membuat Segi Empat Beatuan/Buju Sangka Dai Gais AB. A B c. Membuat Segi Lima Beatuan Dai Lingkaan. d. Membuat Segi Lima Beatuan Dai Gais AB. A B e. Membuat Segi Enam dan Segi Tujuh Beatuan Segi Enam Segi Tujuh 38 S M K Y A S M I G e b a n g

41 Tugas 2.3c : Membuat Konstuksi Geometis. a. Membuat Busu Lingkaan Bejai-jai 14 mm Yang Menyinggung Gais AB dan CD. C D C A A D B B b. Membuat Bulat Telu Dai Lingkaan Bejai Jai 14 mm c. Membuat Bulat Lonjong Dai Lingkaan Bediamete 40 mm. 39 S M K Y A S M I G e b a n g

42 Tugas 2.3d : Membuat Konstuksi Geometis. a. Membuat Elips. b. Membuat Spial S M K Y A S M I G e b a n g

43 1 : 1 D. GAMBAR PROYEKSI Poyeksi dibagi menjadi 2 : - Poyeksi Pictoial i. Poyeksi Isometi ii. Poyeksi Dimeti iii. Poyeksi Miing iv. Poyeksi Pespektif - Poyeksi Othogonal i. Poyeksi Ameika ii. Poyeksi Eopa Poyeksi Pictoial 1. Poyeksi Isometis. Dasa : Z X Y 30 o 30 o Contoh : KUBUS BALOK Z Z X X Y Y 41 S M K Y A S M I G e b a n g

44 1 : 1 1 : 1 2. Poyeksi Dimetis. Dasa petama : Z X 42 o -45 o 7 o Y Contoh : KUBUS BALOK X Z X Z Y Y Dasa kedua : Z Y X 42 o -45 o 7 o Contoh : KUBUS BALOK Z Z Y Y X X 42 S M K Y A S M I G e b a n g

45 1 : 1 1 : 1 3. Poyeksi Miing Dasa petama : Z X 45 o Y Contoh : KUBUS BALOK Z Z X X Y Y Dasa kedua : Z Y X 45 o Contoh : KUBUS BALOK Z Z Y Y X X 43 S M K Y A S M I G e b a n g

46 4. Poyeksi Pespektif - Pespektif 1 Titik Hilang - Pespektif 2 Titik Hilang - Pespektif 3 Titik Hilang 44 S M K Y A S M I G e b a n g

47 Contoh : Gamba-Gamba Poyeksi Pictoial 45 S M K Y A S M I G e b a n g

48 Latihan : Buat gamba pespektif lainnya! 46 S M K Y A S M I G e b a n g

49 Tugas : Gamba Pespektif : Tugas 2.4 : Buat gamba pespektif lainnya sesuai dengan ukuan yang diminta! 47 S M K Y A S M I G e b a n g

50 1 : 1 E. PROYEKSI PICTORIAL DARI BENDA-BENDA SILINDRIS 1. Poyeksi Isometis. Dasa : Z X Y Z 30 o 30 o X Y 48 S M K Y A S M I G e b a n g

51 1 : 1 2. Poyeksi Dimetis Dasa 1: Z Y Z X 42 o -45 o 7 o Y X 49 S M K Y A S M I G e b a n g

52 1 : 1 Dasa 2 : Z Z X X 42 o -45 o 7 o Y Y 50 S M K Y A S M I G e b a n g

53 1 : 1 1 : 1 3. Poyeksi Miing Dasa 1 : Z Z Y Y X 45 o X Dasa 2 : Z Z X X 45 o Y Y 51 S M K Y A S M I G e b a n g

54 Contoh : Gamba-gamba pespektif dai benda-benda yang ada bentuk silindisnya. 52 S M K Y A S M I G e b a n g

55 Tugas : Gamba Pespektif Dai Benda-Benda Silindis : Tugas 2.5(a) : Buat gamba pespektif Isometis, Dimetis dan Kavali dai : - Silinde bediamete 20 mm dengan panjang 60 mm - Lubang bediamete 30 mm yang tedapat pada pelat beukuan ( 60 x 50 x 15 ) mm. Tugas 2.5(b) : Buat gamba pespektif lainnya dai gamba-ganba di bawah ini! 53 S M K Y A S M I G e b a n g

56 F. PROYEKSI ORTOGONAL 1. Pengetian : Gamba poyeksi othogonal adalah salah satu caa penggambaan benda tiga dimensi pada bidang data/bidang poyeksi. Caa ini dipegunakan untuk membeikan infomasi yang lengkap dan tepat dai suatu benda tiga dimensi. Poyeksi othogonal pada umumnya tidak membeikan gambaan lengkap dai benda, jika hanya dengan satu poyeksi saja. Oleh kaena itu diambil bebeapa bidang poyeksi (biasanya diambil tiga bidang poyeksi, dan dapat ditambah dengan bidang bantu apabila dipelukan). 2. Caa Penggambaan : a. Caa Poyeksi Sudut Petama / Caa Poyeksi Kuadan I / Poyeksi Eopa. Simbol / Lambang Poyeksi : 54 S M K Y A S M I G e b a n g

57 b. Caa Poyeksi Sudut Ketiga / Caa Poyeksi Kuadan III / Poyeksi Ameika. Simbol / Lambang Poyeksi : 55 S M K Y A S M I G e b a n g

58 Pebandingan kedua caa poyeksi : Pada dasanya kedua caa poyeksi dapat digunakan. Ameika Seikat dan Jepang telah memutuskan untuk memakai poyeksi sudut ketiga/poyeksi kuadan III. Hal ini didasakan atas kelebihan dai caa ini atas caa poyeksi sudut petama/poyeksi kuadan I, yaitu : 1) Dai gambanya, bentuk benda dapat langsung dibayangkan, dengan pandangan depan sebagai patokan. 2) Gambanya mudah dibaca, kaena hubungan antaa gamba yang satu dengan yang lain dekat. Tidak saja mudah dibaca, tetapi jaang sekali salah pengetian. 3) Pandangan yang behubungan diletakkan bedekatan. Oleh kaena itu mudah untuk membaca ukuan-ukuannya. 4) Dengan caa poyeksi sudut ketiga mudah untuk membuat pandangan tambahan atau pandangan setempat. Kaena alasan-alasan di atas poyeksi sudut ketiga dapat dianggap yang lebih asional, sehingga seing dipakai di negaa-negaa Pantai Laut Pasifik, sepeti USA, Kanada, Jepang, Koea, Austalia dsb. Contoh : Poyeksi Sudut Petama/Poyeksi Eopa Poyeksi Sudut Petama/Poyeksi Ameika 56 S M K Y A S M I G e b a n g

59 Poyeksi Sudut Petama/Poyeksi Eopa Poyeksi Sudut Ketiga/Poyeksi Ameika 57 S M K Y A S M I G e b a n g

60 Contoh : Membuat gamba poyeksi (tiga pandangan utama) dai sebuah benda 58 S M K Y A S M I G e b a n g

61 59 S M K Y A S M I G e b a n g 60

62 60 S M K Y A S M I G e b a n g

63 61 S M K Y A S M I G e b a n g 62

64 Tugas : Poyeksi Otogonal Buat tiga pandangan utama dai gamba-gamba benda di bawah ini! 62 S M K Y A S M I G e b a n g

65 63 S M K Y A S M I G e b a n g

66 G. POTONGAN (IRISAN) 1. Pengetian Potongan. Potongan (iisan) pada gamba dilakukan dengan maksud untuk mempeli-hatkan bagian dalam suatu benda, atau mempelihatkan bagian kecil yang beada di dalam sehingga menjadi telihat jelas. Bidang Potong Potongan Pada umumnya bidang potong dibuat melalui sumbu dasa dan potongannya disebut potongan utama. Jika dipelukan, maka bidang potong dapat dibuat di lua sumbu dasa. Dalam hal ini bidang potongnya haus dibei tanda, dan aah penglihatannya dinyatakan dengan anak panah. Peatuan-peatuan umum yang belaku untuk gamba poyeksi, belaku juga untuk gamba potongan. A A Potongan A-A 2. Macam-macam Potongan. a. Potongan dalam satu bidang. - Potongan oleh bidang potong melalui gais sumbu dasa. - Potongan yang tidak melalui sumbu dasa. (contoh potongan ini adalah gamba-gamba di atas) b. Potongan oleh lebih dai satu bidang. - Potongan meloncat, tujuan potongan ini adalah untuk penghematan dan penyedehanaan gamba. - Potongan oleh dua bidang bepotongan. 64 S M K Y A S M I G e b a n g

67 Penampang A- A A Penampang A- A A A A Potongan Meloncat Potongan oleh dua bidang bepotongan c. Potongan sepauh / setengah. Potongan ini umumnya digunakan untuk benda-benda yang simetis. d. Potongan setempat / sebagian / local / sobekan. Potongan ini dipelukan untuk membeikan gambaan sebagian kecil dai suatu benda atau dapat pula digunakan pada bagian-bagian benda yang tidak boleh dipotong seluuhnya. 65 S M K Y A S M I G e b a n g

68 e. Potongan yang diputa ditempat atau dipindahkan (untuk potongan yang diputa ditempat digambakan dengan gais tipis, sedangkan potongan yang dipindahkan digamba dengan gais tebal biasa). A A Penampang A-A f. Potongan Beuutan. A B C D A B C D Potonga n A-A Potonga n B-B Potonga n C-C Potonga n D-D A B C D A B C D Potonga n A-A Potonga n B-B Potonga n C-C Potonga n D-D 66 S M K Y A S M I G e b a n g

69 3. Penampang-penampang Tipis. Penampang-penampang tipis, sepeti misalnya benda-benda yang tebuat dai pelat, baja pofil, paking dsb. Dapat digamba dengan gais tebal atau seluuhnya dihitamkan. Jika bagian-bagian demikian teletak bedampingan, bagian yang bebatasan dibiakan putih. 4. Benda atau Bagian Benda yang Tidak Boleh Dipotong Bagian-bagian benda sepeti usuk penguat tidak boleh dipotong dalam aah memanjang. Begitu pula benda-benda sepeti baut, paku keling, pasak, poos dan sebagainya, tidak boleh dipotong dalam aah memanjang. 5. Asi. Asi adalah gais-gais tipis miing 45 deajat tehadap gais sumbu yang dibuat pada penampang potong. Asi ini dibuat untuk membedakan gamba potongan dengan gamba pandangan, Jaak gais-gais asi disesuaikan dengan besa-kecilnya gamba. Bagianbagian potongan yang tepisah diasi dengan sudut yang sama. Asian dai bagian-bagian yang bedampingan haus dibedakan sudutnya aga jelas. Penampang-penampang yang luas dapat diasi secaa tebatas, yaitu hanya pada bagian pingginya saja. Potonganpotongan sejaja dai benda yang sama, yang tedapat pada potongan meloncat diasi seupa, tetapi dapat juga digese jika dipandang pelu. Gais-gais asi dapat dihilangkan untuk menulis huuf atau angka. Jika hal ini tidak dapat dilakukan di lua daeah asi. 67 S M K Y A S M I G e b a n g

70 Tugas : Membuat Gamba Potongan a. Potongan melalui sumbu dasa (potongan penuh) b. Potongan Sepauh (Potongan Setengah) c. Potongan Sebagian (Sobekan) 68 S M K Y A S M I G e b a n g

71 25 H. MENULISKAN UKURAN. 1. Atuan-atuan Dasa Menuliskan/Membeikan Ukuan. a. Gais Uku dan Gais Bantu. Gais uku dan gais Bantu dibuat dengan gais tipis. Gais bantu ditaik sedikit melebihi gaisuku (kia-kia 2 mm). gais uku gais bantu b. Tinggi dan Aah Angka Uku. - Angka ukuan ditulis dengan tinggi 3,3 mm, diletakan di tengahtengah dan sedikit di atas gais uku. - Pada umumnya ukuan ditulis secaa hoizontal dan vetical. Ukuan hoizontal haus dapat dibaca dai bawah gamba, sedangkan ukuan vetical haus dapat dibaca dai kanan gamba. - Angka-angka uku yang tidak hoizontal maupun vetical, haus ditulis sesuai gais ukunya, sedapat mungkin ukuan jangan diletakan di daeah yang diasi, yaitu daeah antaa sudut 30 o. - Untuk ukuan sudut ditulis sepeti contoh dibawah S M K Y A S M I G e b a n g

72 c. Ujung dan Pangkal Gais Uku. Ujung dan pangkal dai gais uku haus menunjukkan dimana gais uku mulai dan behenti. Ada tiga caa untuk menunjukkan ini, yaitu dengan anak panah tetutup (sepeti gamba-gamba di atas), gais miing dan titik. Caa dengan gais miing tidak dipakai dalam gamba teknik mesin. Caa dengan titik hanya dipakai apabila uang antaa gais Bantu telalu sempit untuk menempatkan anak panah. Sedangkan bentuk anak panah tetutup mengikuti ketentuan sebagai beikut : Keteangan : L = 5 x ukuan ketebalan gais gamba, atau 10 x ukuan gais tipis 2. Caa-caa Menuliskan Ukuan. a. Membei ukuan dimensi linie. Pada dasanya dimensi linie haus dipeinci oleh gais bantu, gais uku dan angka uku. Jika uang antaa gais bantu telalu sempit untuk menempatkan anak panah, anak panahnya dapat diganti dengan titik, dalam hal ini dianjukan untuk membuat gamba detail (gamba yang dipebesa). Dalam bebeapa hal gais uku dapat langsung ditaik antaa gais gamba, tanpa gais bantu. Gais gamba atau gais sumbu dapat dipegunakan sebagai gais bantu, tetapi tidak boleh dipakai sebagai gais uku. 70 S M K Y A S M I G e b a n g

73 A Skala 5 : 1 b. Angka-angka Uku - Angka-angka atau huuf-huuf haus diletakan kia-kia di tengahtengah gais uku, tidak boleh tepotong atau dipisahkan oleh gais gamba. Jika dianggap pelu angka uku boleh ditempatkan dipinggi supaya jelas. - Jika angka uku haus ditempatkan pada bagian yang diasi, asinya haus dihilangkanuntuk membei tempat pada angka uku. - Dalam keadaan tetentu angka uku dapat ditempatkan agak dekat pada salah satu anak panah, untuk mencegah betumpuknya angka-angka uku. Dan jika tedapat banyak ukuan, gais ukunya boleh ditaik sebagian. 71 S M K Y A S M I G e b a n g

74 - Pada bagian-bagian yang sempit angka ukunya dapat ditempatkan dilua gais uku. c. Membei ukuan yang haus dikejakan secaa khusus. 72 S M K Y A S M I G e b a n g

75 d. Membei ukuan benda yang tius e. Membuat gais bantu khusus f. Membei ukuan Tali Busu, Busu dan Sudut. g. Huuf dan Lambang yang ditambahkan pada angka uku. - Lambang diamete Ø, atinya benda atau bagian yang diuku memiliki penampang bebentuk lingkaan (bisa lubang atau batang/poos). - Lambang jai-jai R, atinya bagian benda yang diuku membentuk lengkungan atau jai-jai. - Lambang buju sangka, atinya benda atau bagian yang diuku memiliki penampang bebentuk buju sangka (bisa lubang atau batang/poos). - Lambang bola S Ø (diamete bola) dan SR (Jai-jai bola), atinya benda atau bagian benda yang diuku membentuk lengkungan bola. 73 S M K Y A S M I G e b a n g

76 Ø Ø Ø Ø - Lambang kemiingan atau chamfe x x 45 o atau C (untuk standa Jepang / JIS), untuk benda-benda yang ujungnya dipotong miing. - Lambang tebal t, untuk membei ukuan benda-benda yang tipis. S Ø 30 2 x 45 o t S M K Y A S M I G e b a n g

77 Tugas : Menuliskan Ukuan Latihan 1. - Dai gamba di bawah buat tiga pandangan utamanya menuut poyeksi Sistem Eopa. - Tuliskan pula ukuan-ukuan yang dipelukan sesuai dengan ketentuan penulisan ukuan - Gamba dibuat pada ketas A3 dengan skala 2:1. 75 S M K Y A S M I G e b a n g

78 Latihan 2. - Dai gamba di bawah buat tiga pandangan utamanya menuut poyeksi Sistem Ameika. - Tuliskan pula ukuan-ukuan yang dipelukan sesuai dengan ketentuan penulisan ukuan - Gamba dibuat pada ketas A3 dengan skala 2:1. 76 S M K Y A S M I G e b a n g

79 DAFTAR PUSTAKA 1. G. Takeshi Sato N Sugiato, Menggamba Mesin, menuut Standa ISO, PT Padnya Paamita., Jakata, Eka Yogaswaa, Ds. Gamba Teknik Mesin SMK, Jilid 1-2, Kelompok Teknologi dan Industi, Amico Bandung, Chistgau / Schmatz, Menggamba Teknik 1 Kejuuan Logam, Angkasa Bandung, Depatemen Pendidikan dan Kebudayaan, Menggamba Teknik Mesin 1-2, Catatan Pibadi Penyusun. 77 S M K Y A S M I G e b a n g

ATURAN-ATURAN DASAR GAMBAR TEKNIK

ATURAN-ATURAN DASAR GAMBAR TEKNIK TURN-TURN DSR GMR TEKNIK. HURUF dan NGK TEKNIK Huuf dan angka yang biasa digunakan dalam gamba teknik ada dua type, yaitu :. Type ( Tegak/miing 75 0 ) : Untuk huuf besa/kapital, tebal gais /4 h, dimana

Lebih terperinci

Mistar segitiga siku-siku. Mistar segitiga samakaki. Arah gerakan KIM/ IND - II

Mistar segitiga siku-siku. Mistar segitiga samakaki. Arah gerakan KIM/ IND - II y Posisi 2 Ditekan x Posisi 1 Mistar segitiga siku-siku Mistar segitiga samakaki Arah gerakan KIM/ IND - II BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

Bab. Bangun Ruang Sisi Lengkung. A. Tabung B. Kerucut C. Bola

Bab. Bangun Ruang Sisi Lengkung. A. Tabung B. Kerucut C. Bola Bab Sumbe: www.contain.ca Bangun Ruang Sisi Lengkung Di Sekolah Dasa, kamu telah mengenal bangun-bangun uang sepeti tabung, keucut, dan bola. Bangun-bangun uang tesebut akan kamu pelajai kembali pada bab

Lebih terperinci

UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON

UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON TRIGONOMETRI disusun untuk memenuhi salah satu tugas akhi Semeste Pendek mata kuliah Tigonometi Dosen : Fey Fedianto, S.T., M.Pd. Oleh Nia Apiyanti (207022) F PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

Bab. Garis Singgung Lingkaran. A. Pengertian Garis Singgung Lingkaran B. Garis Singgung Dua Lingkaran C. Lingkaran Luar dan Lingkaran Dalam Segitiga

Bab. Garis Singgung Lingkaran. A. Pengertian Garis Singgung Lingkaran B. Garis Singgung Dua Lingkaran C. Lingkaran Luar dan Lingkaran Dalam Segitiga ab 7 Sumbe: www.homepages.tesco Gais Singgung Lingkaan Lingkaan mungkin meupakan salah satu bentuk bangun data yang paling tekenal. Konsep lingkaan yang meliputi unsu-unsu lingkaan, luas lingkaan, dan

Lebih terperinci

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral Sudaatno Sudiham Studi Mandii Fungsi dan Gafik Difeensial dan Integal ii Dapublic BAB 7 Koodinat Pola Sampai dengan bahasan sebelumna kita membicaakan fungsi dengan kuva-kuva ang digambakan dalam koodinat

Lebih terperinci

BANGUN RUANG SISI LENGKUNG

BANGUN RUANG SISI LENGKUNG MGMP MATEMATIKA SMP KOTA MALANG BANGUN RUANG SISI LENGKUNG MODUL/BAHAN AJAR KELAS 9 PENYUSUN Ds.WIJANARKO EDITOR ANIK SUJIATI,S.Pd. MM BANGUN RUANG SISI LENGKUNG BAB 2BANGUN RUANG SISI LENGKUNG Setelah

Lebih terperinci

Geometri Analitik Bidang (Lingkaran)

Geometri Analitik Bidang (Lingkaran) 9 Geometi nalitik idang Lingkaan) li Mahmudi Juusan Pendidikan Matematika FMIP UNY) KOMPETENSI Kompetensi ang dihaapkan dikuasai mahasiswa setelah mempelajai ab ini adalah sebagai beikut. Menjelaskan pengetian

Lebih terperinci

TRIGONOMETRI. Untuk SMA dan Sederajat. Penerbit. Husein Tampomas

TRIGONOMETRI. Untuk SMA dan Sederajat. Penerbit. Husein Tampomas TRIGONOMETRI Untuk SM dan Sedeajat Husein Tampomas Penebit 0 Husein Tampomas, Tigonometi, Unntuk SM dan Sedeajat, 018 PENGERTIN 1 PENGNTR KE FUNGSI TRIGONOMETRI Dalam bahasa Yunani, tigonometi tedii dai

Lebih terperinci

1 Sistem Koordinat Polar

1 Sistem Koordinat Polar 1 Sistem Koodinat ola ada kuliah sebelumna, kita selalu menggunakan sistem koodinat Katesius untuk menggambakan lintasan patikel ang begeak. Koodinat Katesius mudah digunakan saat menggambakan geak linea

Lebih terperinci

Ini merupakan tekanan suara p(p) pada sembarang titik P dalam wilayah V seperti yang. (periode kedua integran itu).

Ini merupakan tekanan suara p(p) pada sembarang titik P dalam wilayah V seperti yang. (periode kedua integran itu). 7.3. Tansmisi Suaa Melalui Celah 7.3.1. Integal Kichhoff Cukup akses yang bebeda untuk tik-tik difaksi disediakan oleh difaksi yang tepisahkan dapat dituunkan dai teoema Geen dalam analisis vekto. Hal

Lebih terperinci

GRAFITASI. F = G m m 1 2. F = Gaya grafitasi, satuan : NEWTON. G = Konstanta grafitasi, besarnya : G = 6,67 x 10-11

GRAFITASI. F = G m m 1 2. F = Gaya grafitasi, satuan : NEWTON. G = Konstanta grafitasi, besarnya : G = 6,67 x 10-11 GRAFITASI Si Isaac Newton yang tekenal dengan hukum-hukum Newton I, II dan III, juga tekenal dengan hukum Gafitasi Umum. Didasakan pada patikel-patikel bemassa senantiasa mengadakan gaya taik menaik sepanjang

Lebih terperinci

Gambar 4.3. Gambar 44

Gambar 4.3. Gambar 44 1 BAB HUKUM NEWTON TENTANG GERAK Pada bab kita telah membahas sifat-sifat geak yang behubungan dengan kecepatan dan peceaptan benda. Pembahasan pada Bab tesesbut menjawab petanyaan Bagaimana sebuah benda

Lebih terperinci

Gerak Melingkar. B a b 4. A. Kecepatan Linear dan Kecepatan Anguler B. Percepatan Sentripetal C. Gerak Melingkar Beraturan

Gerak Melingkar. B a b 4. A. Kecepatan Linear dan Kecepatan Anguler B. Percepatan Sentripetal C. Gerak Melingkar Beraturan B a b 4 Geak Melingka Sumbe: www.ealcoastes.com Pada bab ini, Anda akan diajak untuk dapat meneapkan konsep dan pinsip kinematika dan dinamika benda titik dengan caa menganalisis besaan Fisika pada geak

Lebih terperinci

BAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER

BAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER BAB II MDAN ISTRIK DI SKITAR KONDUKTOR SIINDR II. 1 Hukum Coulomb Chales Augustin Coulomb (1736-1806), adalah oang yang petama kali yang melakukan pecobaan tentang muatan listik statis. Dai hasil pecobaannya,

Lebih terperinci

trigonometri 4.1 Perbandingan Trigonometri

trigonometri 4.1 Perbandingan Trigonometri tigonometi 4.1 Pebandingan Tigonometi 0 Y x P(x,y) y X x disebut absis y disebut odinat jai-jai sudut positif diuku dai sumbu X belawanan aah putaan jaum jam Definisi : = x + y sin = y cos = x tan = y

Lebih terperinci

BAB PENERAPAN HUKUM-HUKUM NEWTON

BAB PENERAPAN HUKUM-HUKUM NEWTON 1 BAB PENERAPAN HUKUM-HUKUM NEWTON Sebelumnya telah dipelajai tentang hukum Newton: hukum I tentang kelembaban benda, yang dinyatakan oleh pesamaan F = 0; hukum II tentang hubungan gaya dan geak, yang

Lebih terperinci

Gerak Melingkar. Gravitasi. hogasaragih.wordpress.com

Gerak Melingkar. Gravitasi. hogasaragih.wordpress.com Geak Melingka Gavitasi Kinematika Geak Melingka Beatuan Sebuah benda yang begeak membentuk suatu lingkaan dengan laju konstan v dikatakan mengalami geak melingka beatuan. Besa kecapatan dalam hal ini tetap

Lebih terperinci

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. hasil. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2002:136) metode penelitian

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. hasil. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2002:136) metode penelitian 7 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode adalah suatu caa atau jalan yang ditempuh untuk mencapai suatu hasil. Sedangkan menuut Suhasimi Aikunto (00:36) metode penelitian adalah caa

Lebih terperinci

TEKNIK GAMBAR DASAR A. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN GAMBAR

TEKNIK GAMBAR DASAR A. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN GAMBAR TEKNIK GAMBAR DASAR A. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN GAMBAR 1. MEJA GAMBAR Meja gambar yang baik mempunyai bidang permukaan yang rata tidak melengkung. Meja tersebut dibuat dari kayu yang tidak terlalu keras

Lebih terperinci

BAB 17. POTENSIAL LISTRIK

BAB 17. POTENSIAL LISTRIK DFTR ISI DFTR ISI... 7. POTENSIL LISTRIK... 7. Potensial dan eda Potensial... 7. Dipole Listik...6 7.3 Kapasitansi Listik...9 7.4 Dielektikum... 7.5 Penyimpanan Enegi Listik...5 7.6 Pealatan : Tabung Sina

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Gaya-Gaya Pada Poos Lengan Ayun Dai gamba 3.1 data dimensi untuk lengan ayun: - Mateial yang digunakan : S-45 C - Panjang poos : 0,5 m - Diamete poos

Lebih terperinci

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral Sudaatno Sudiham Studi Mandii Fungsi dan Gafik Difeensial dan Integal oleh Sudaatno Sudiham i Dapublic Hak cipta pada penulis, 010 SUDIRHAM, SUDARYATNO Fungsi dan Gafik, Difeensial dan Integal Oleh: Sudaatmo

Lebih terperinci

Komponen Struktur Tekan

Komponen Struktur Tekan Mata Kuliah : Peancangan Stuktu Baja Kode : CIV 303 SKS : 3 SKS Komponen Stuktu Tekan Petemuan 4, 5 Sub Pokok Bahasan : Panjang Tekuk Tekuk Lokal Tekuk Batang Desain Batang Tekan Batang batang tekan yang

Lebih terperinci

MAKALAH SABUK ELEMEN MESIN

MAKALAH SABUK ELEMEN MESIN MAKALAH SABUK ELEMEN MESIN Disusun Oleh : IWAN APRIYAN SYAM SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUSA PUTRA KATA PENGANTAR Puji syuku kami panjatkan kehadiat Tuhan yang Maha Esa atas limpahan ahmat dan kaunia-nya,sehingga

Lebih terperinci

LISTRIK STATIS. F k q q 1. Gambar. Saling tarik menarik. Saling tolak-menolak. Listrik Statis * MUATAN LISTRIK.

LISTRIK STATIS. F k q q 1. Gambar. Saling tarik menarik. Saling tolak-menolak. Listrik Statis * MUATAN LISTRIK. * MUATAN LISTRIK. LISTRIK STATIS Suatu pengamatan dapat mempelihatkan bahwa bila sebatang gelas digosok dengan kain wool atau bulu domba; batang gelas tesebut mampu menaik sobekan-sobekan ketas. Ini menunjukkan

Lebih terperinci

PENGUKURAN. Disampaikan pada Diklat Instruktur/Pengembang Matematika SD Jenjang Lanjut Tanggal 6 s.d. 19 Agustus 2004 di PPPG Matematika

PENGUKURAN. Disampaikan pada Diklat Instruktur/Pengembang Matematika SD Jenjang Lanjut Tanggal 6 s.d. 19 Agustus 2004 di PPPG Matematika PENGUKURAN Disampaikan pada Diklat Instuktu/Pengembang Matematika SD Jenjang Lanjut Tanggal 6 s.d. 9 Agustus 004 di PPPG Matematika Oleh: Da. Pujiati,M. Ed. Widyaiswaa PPPG Matematika Yogyakata =================================================================

Lebih terperinci

MEMBACA GAMBAR TEKNIK

MEMBACA GAMBAR TEKNIK MODUL MEMBACA GAMBAR TEKNIK SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR MESIN BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT

Lebih terperinci

Kata. Kunci. E ureka. A Gerak Melingkar Beraturan

Kata. Kunci. E ureka. A Gerak Melingkar Beraturan Kata Kunci Geak melingka GM (Geak Melingka eatuan) GM (Geak Melingka eubah eatuan) Hubungan oda-oda Pada bab sebelumnya, kita sudah mempelajai geak luus. Di bab ini, kita akan mempelajai geak dengan lintasan

Lebih terperinci

PENYELESAIAN SOAL SOAL INSTALASI CAHAYA

PENYELESAIAN SOAL SOAL INSTALASI CAHAYA PENYELESAAN SOAL SOAL NSTALAS CAHAYA 1. Sebuah lampu pija dai W dengan flux Cahaya spesifik 16 lm/w ditempatkan dalam sebuah bola kaca putih susu. Kacanya meneuskan 75% dai flux Cahaya lampu. Kalau luminansi

Lebih terperinci

Hand Out Fisika II MEDAN LISTRIK. Medan listrik akibat muatan titik Medan listrik akibat muatan kontinu Sistem Dipol Listrik

Hand Out Fisika II MEDAN LISTRIK. Medan listrik akibat muatan titik Medan listrik akibat muatan kontinu Sistem Dipol Listrik MDAN LISTRIK Medan listik akibat muatan titik Medan listik akibat muatan kontinu Sistem Dipol Listik Mach 7 Definisi Medan Listik () Medan listik pada muatan uji q didefinisikan sebagai gaya listik pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek

BAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek 9 BAB III METODE PEELITIA A. Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek

Lebih terperinci

II. KINEMATIKA PARTIKEL

II. KINEMATIKA PARTIKEL II. KINEMATIKA PARTIKEL Kinematika adalah bagian dai mekanika ang mempelajai tentang geak tanpa mempehatikan apa/siapa ang menggeakkan benda tesebut. Bila gaa penggeak ikut dipehatikan, maka apa ang dipelajai

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fisika Dasa I (FI-31) Topik hai ini (minggu ) Geak dalam Satu Dimensi (Kinematika) Keangka Acuan & Sistem Koodinat Posisi dan Pepindahan Kecepatan Pecepatan GLB dan GLBB Geak Jatuh Bebas Mekanika Bagian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Segitiga Data 1. engetian Segitiga Dibeikan tiga buah titik A, B, dan C yang tidak segais. Titik A dihubungkan dengan titik B, titik B dihubungkan dengan titik C, dan titik C dihubungkan

Lebih terperinci

BAB 11 GRAVITASI. FISIKA 1/ Asnal Effendi, M.T. 11.1

BAB 11 GRAVITASI. FISIKA 1/ Asnal Effendi, M.T. 11.1 BAB 11 GRAVITASI Hukum gavitasi univesal yang diumuskan oleh Newton, diawali dengan bebeapa pemahaman dan pengamatan empiis yang telah dilakukan oleh ilmuwan-ilmuwan sebelumnya. Mula-mula Copenicus membeikan

Lebih terperinci

ALAT GAMBAR PERTEMUAN II

ALAT GAMBAR PERTEMUAN II ALAT GAMBAR PERTEMUAN II SUPAYA GAMBAR DAPAT DIPAHAMI OLEH ORANG LAIN MAKA DI PERLUKAN NORMALISASI ATAU STANDARISASI. BADAN-BADAN YG MENETAPKAN STANDARISASI : ISO (INTERNATIONAL ORGANISATION OF STANDARDISATION)

Lebih terperinci

MENGGAMBAR GARIS. Yesi Marlina 87678/2007

MENGGAMBAR GARIS. Yesi Marlina 87678/2007 MENGGAMBAR GARIS A. Memilih Peralatan dan Perlengkapan Gambar 1) Meja Gambar Meja gambar yang baik mempunyai bidang permukaan yang rata tidak melengkung. Meja tersebut terbuat dari kayu yang tidak terlalu

Lebih terperinci

Gerak melingkar beraturan

Gerak melingkar beraturan 13/10/01 Geak melingka beatuan geak melingka beatuan adalah geak dimensi dengan laju tetap, Aahnya beubah kecepatan beubah v i = vekto kecepatan awal v f = vekto kecepatan akhi θ = pepindahan sudut Gamba

Lebih terperinci

Perbandingan dan Fungsi Trigonometri

Perbandingan dan Fungsi Trigonometri Pebandingan dan Fungsi Tignmeti Standa Kmpetensi Memahami knsep pebandingan, fungsi, pesamaan dan identitas tignmeti, atuan sinus dan ksinus seta menggunakan dalam pemecahan masalah Kmpetensi Dasa. Melakukan

Lebih terperinci

TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA

TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA Hingga sejauh ini kita sudah mempelajai tentang momentum, gaya-gaya pada fluida statik, dan ihwal fluida begeak dalam hal neaca massa dan neaca enegi.

Lebih terperinci

Hand Out Fisika 6 (lihat di Kuat Medan Listrik atau Intensitas Listrik (Electric Intensity).

Hand Out Fisika 6 (lihat di Kuat Medan Listrik atau Intensitas Listrik (Electric Intensity). Hand Out Fisika 6 (lihat di http:).1. Pengetian Medan Listik. Medan Listik meupakan daeah atau uang disekita benda yang bemuatan listik dimana jika sebuah benda bemuatan lainnya diletakkan pada daeah itu

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fisika Dasa I (FI-321) Topik hai ini (minggu 7) Geak Rotasi Kinematika Rotasi Dinamika Rotasi Kekekalan Momentum Sudut Geak Menggelinding Kinematika Rotasi Pepindahan Sudut Riview geak linea: Pepindahan,

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1 Pehitungan Pegeakan Robot Dai analisis geakan langkah manusia yang dibahas pada bab dua, maka dapat diambil bebeapa analisis untuk membuat ancangan geakan langkah

Lebih terperinci

BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK

BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK 1 BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK 4.1 Hukum Coulomb Dua muatan listik yang sejenis tolak-menolak dan tidak sejenis taik menaik. Ini beati bahwa antaa dua muatan tejadi gaya listik. Bagaimanakah pengauh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Bedasakan pemasalahan, maka penelitian ini temasuk penelitian koelasional yang besifat deskiptif, kaena tujuan utama dai penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

Untuk mempermudah memahami materi ini, perhatikan peta konsep berikut ini. Listrik Statis. membahas. Muatan Listrik. ditinjau menurut.

Untuk mempermudah memahami materi ini, perhatikan peta konsep berikut ini. Listrik Statis. membahas. Muatan Listrik. ditinjau menurut. Bab 7 Listik Statis Pada minggu yang ceah, Icha menyetika baju seagamnya. Sambil menunggu panasnya setika, ia menggosok-gosokkan setika pada bajunya yang tipis. Tenyata Icha melihat dan measakan seakan-akan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pokok yang harus diperhatikan yaitu dilaksanakan secara sistematis,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pokok yang harus diperhatikan yaitu dilaksanakan secara sistematis, 8 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Suatu penelitian yang dilakukan dengan baik pada dasanya ada tiga hal pokok yang haus dipehatikan yaitu dilaksanakan secaa sistematis, beencana dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Keangka Pemikian Konseptual Setiap oganisasi apapun jenisnya baik oganisasi non pofit maupun oganisasi yang mencai keuntungan memiliki visi dan misi yang menjadi uh dalam setiap

Lebih terperinci

Universitas Indonusa Esa Unggul Fakultas Ilmu Komputer Teknik Informatika

Universitas Indonusa Esa Unggul Fakultas Ilmu Komputer Teknik Informatika Univesitas Indonusa Esa Unggul Fakultas Ilmu Kompute Teknik Infomatika Integal Gais Integal Gais Definisi Integal gais Integal gais di bidang Misalkan pesamaan paamete kuva mulus ( di bidang (t (t ; a

Lebih terperinci

MEDAN LISTRIK STATIS

MEDAN LISTRIK STATIS Listik Statis 1 * MUATAN LISTRIK. MEDAN LISTRIK STATIS Suatu pengamatan dapat mempelihatkan bahwa bila sebatang gelas digosok dengan kain wool atau bulu domba; batang gelas tesebut mampu menaik sobekan-sobekan

Lebih terperinci

TRANSFER MOMENTUM ALIRAN DALAM ANULUS

TRANSFER MOMENTUM ALIRAN DALAM ANULUS SEMESTER GENAP 008/009 TRANSFER MOMENTUM ALIRAN DALAM ANULUS Alian dalam anulus adalah alian di antaa dua pipa yang segais pusat. Jadi ada pipa besa dan ada pipa kecil. Pipa kecil beada dalam pipa besa.

Lebih terperinci

dengan dimana adalah vektor satuan arah radial keluar. F r q q

dengan dimana adalah vektor satuan arah radial keluar. F r q q MEDAN LISTRIK 1 2.1 Medan Listik Gaya Coulomb di sekita suatu muatan listik akan membentuk medan listik. Dalam membahas medan listik, digunakan pengetian kuat medan. Untuk medan gaya Coulomb, kuat medan

Lebih terperinci

- - BANGUN RUANG SISI LENGKUNG

- - BANGUN RUANG SISI LENGKUNG - - BANGUN RUANG SISI LENGKUNG - - Modul ini singkon dengan Aplikasi Andoid, Download melalui Play Stoe di HP Kamu, ketik di pencaian sbllengkung Jika Kamu kesulitan, Tanyakan ke tento bagaimana caa downloadnya.

Lebih terperinci

LISTRIK STATIS. F k q q 1. k 9.10 Nm C 4. 0 = permitivitas udara atau ruang hampa. Handout Listrik Statis

LISTRIK STATIS. F k q q 1. k 9.10 Nm C 4. 0 = permitivitas udara atau ruang hampa. Handout Listrik Statis LISTIK STATIS * HUKUM COULOM. ila dua buah muatan listik dengan haga q dan q, saling didekatkan, dengan jaak pisah, maka keduanya akan taik-menaik atau tolak-menolak menuut hukum Coulomb adalah: ebanding

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Jenis dan Lokasi Penelitian 3.. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian ekspeimen semu (quasi ekspeimental eseach, kaena penelitian yang akan dilakukan

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fisika Dasa I (FI-321) Topik hai ini (minggu 7) Geak Rotasi Kinematika Rotasi Dinamika Rotasi Kekekalan Momentum Sudut Geak Menggelinding Kinematika Rotasi RIVIEW Riview geak linea: Pepindahan, kecepatan,

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Lampian Kaakteistik Bahan oda penggeak Tingakat dan kondisi Cast ion 3 Steel JI Steel 3 Steel Hadened steel 3 Steel Hadened steel Steel T Hadened steel 0 MATERIAL Kekuatan bahan (Kg/cm ) 70 000

Lebih terperinci

Solusi Pengayaan Matematika Edisi 9 Maret Pekan Ke-1, 2008 Nomor Soal: 81-90

Solusi Pengayaan Matematika Edisi 9 Maret Pekan Ke-1, 2008 Nomor Soal: 81-90 Slusi Pengayaan Matematika disi 9 Maet Pekan Ke-, 008 Nm Sal: 8-90 8. ua ubin pesegi dai sisi 30 cm ditempatkan pada pjk dai satu pusat yang lain. uas daeah yang diasi adalah.... 900 cm. 35 cm. 5 cm. 5

Lebih terperinci

Bab 2 Gravitasi Planet dalam Sistem Tata Surya

Bab 2 Gravitasi Planet dalam Sistem Tata Surya PEA KONSEP Bab Gavitasi Planet dalam Sistem ata Suya Gavitasi Gavitasi planet Hukum Gavitasi Newton Hukum Keple Menentukan massa bumi Obit satelit bumi Hukum I Keple Hukum II Keple Hukum III Keple 0 Fisika

Lebih terperinci

Tentang mata kuliah TEKNIK KOMUNIKASI

Tentang mata kuliah TEKNIK KOMUNIKASI TEKNIK KOMUNIKASI ARSITEKTURAL I Semester I Jurusan Teknik Arsitektur Semester Ganjil 2010/2011 UNIVERSITAS WIJAYAKUSUMA PURWOKERTO AGENDA PEMBAHASAN Tentang mata kuliah TEKNIK KOMUNIKASI ARSITEKTURAL

Lebih terperinci

HUKUM COULOMB Muatan Listrik Gaya Coulomb untuk 2 Muatan Gaya Coulomb untuk > 2 Muatan Medan Listrik untuk Muatan Titik

HUKUM COULOMB Muatan Listrik Gaya Coulomb untuk 2 Muatan Gaya Coulomb untuk > 2 Muatan Medan Listrik untuk Muatan Titik HKM CMB Muatan istik Gaya Coulomb untuk Muatan Gaya Coulomb untuk > Muatan Medan istik untuk Muatan Titik FISIKA A Semeste Genap 6/7 Pogam Studi S Teknik Telekomunikasi nivesitas Telkom M A T A N Pengamatan

Lebih terperinci

MEDAN LIST S RIK O eh : S b a a b r a Nu N r u oh o m h an a, n M. M Pd

MEDAN LIST S RIK O eh : S b a a b r a Nu N r u oh o m h an a, n M. M Pd MEDAN LISTRIK Oleh : Saba Nuohman, M.Pd Ke Menu Utama Pehatikan Video Beikut: Mengapa itu bisa tejadi? Muatan Listik Penjelasan seputa atom : Diamete inti atom Massa potonmassa neton Massa elekton Muatan

Lebih terperinci

IV. STABILITAS LERENG. I. Umum Lereng alam Bukit Galian Basement Lereng buatan Timbunan tanggul jalan bendung. Dorong membuat tanah longsor

IV. STABILITAS LERENG. I. Umum Lereng alam Bukit Galian Basement Lereng buatan Timbunan tanggul jalan bendung. Dorong membuat tanah longsor IV. STABILITAS LERENG I. Umum Leeng alam Bukit Galian Basement Leeng buatan Timbunan tanggul jalan bendung Gaya-gaya d o o n g Doong membuat tanah longso Lawan kuat gese tanah - Beat sendii tanah (γ b,

Lebih terperinci

Program Perkuliahan Dasar Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Integral Garis

Program Perkuliahan Dasar Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Integral Garis Pogam Pekuliahan Dasa Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Integal Gais [MA] Integal Gais Definisi Integal gais Integal gais di bidang Misalkan pesamaan paamete kuva mulus ( di bidang (t (t ; a t b maka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negei 10 Salatiga yaitu pada kelas VII D dan kelas VII E semeste genap tahun ajaan 2011/2012.

Lebih terperinci

FISIKA 2 (PHYSICS 2) 2 SKS

FISIKA 2 (PHYSICS 2) 2 SKS Lab Elektonika Industi isika SILABI a. Konsep Listik b. Sumbe Daya Listik c. Resistansi dan Resisto d. Kapasistansi dan Kapasito e. Rangkaian Listik Seaah f. Konsep Elekto-Magnetik g. Induktansi dan Indukto

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN PENELITIAN. tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk memperoleh

BAB III RANCANGAN PENELITIAN. tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk memperoleh 44 BAB III RACAGA PEELITIA.. Tujuan Penelitian Bedasakan pokok pemasalahan yang telah diuaikan dalam Bab I, maka tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk mempeoleh jawaban atas

Lebih terperinci

Gerak Melingkar. K ata Kunci. Tujuan Pembelajaran

Gerak Melingkar. K ata Kunci. Tujuan Pembelajaran Bab III Geak Melingka Tujuan Pembelajaan nda dapat menganalisis besaan fisika pada geak melingka dengan laju konstan. Sumbe: Jendela Iptek, Gaya dan Geak Pehatikan gamba di atas! Saat pengendaa sepeda

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode meupakan caa keja yang digunakan untuk memahami, mengeti, segala sesuatu yang behubungan dengan penelitian aga tujuan yang dihaapkan dapat tecapai. Sesuai

Lebih terperinci

FISIKA. Kelas X HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI K-13. A. Hukum Gravitasi Newton

FISIKA. Kelas X HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI K-13. A. Hukum Gravitasi Newton K- Kelas X ISIKA HUKUM NEWON ENANG GAVIASI UJUAN PEMELAJAAN Setelah mempelajai matei ini, kamu dihaapkan memiliki kemampuan beikut.. Menjelaskan hukum gavitasi Newton.. Memahami konsep gaya gavitasi dan

Lebih terperinci

KORELASI. menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi. kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi.

KORELASI. menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi. kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi. KORELASI Tedapat tiga macam bentuk hubungan anta vaiabel, yaitu hubungan simetis, hubungan sebab akibat (kausal) dan hubungan Inteaktif (saling mempengauhi). Untuk mencai hubungan antaa dua vaiabel atau

Lebih terperinci

Dan koefisien korelasi parsial antara Y, X 2 apabila X 1 dianggap tetap, dinyatakan sebagai r y 2.1 rumusnya sebagai berikut:

Dan koefisien korelasi parsial antara Y, X 2 apabila X 1 dianggap tetap, dinyatakan sebagai r y 2.1 rumusnya sebagai berikut: Koelasi Pasial Koelasi Pasial beupa koelasi antaa sebuah peubah tak bebas dengan sebuah peubah bebas sementaa sejumlah peubah bebas lainnya yang ada atau diduga ada petautan dengannya, sifatnya tetentu

Lebih terperinci

pekerjaan atap (rangka kuda-kuda dan penutup atap). Atap adalah bagian

pekerjaan atap (rangka kuda-kuda dan penutup atap). Atap adalah bagian BAB IV RANGKA KUDA-KUDA DAN PENUTUP ATAP 4.1. Pengetian Atap Dalam studi analisis nilai pada tugas akhi ini, obyek yang diambil adalah pekejaan atap (angka kuda-kuda dan penutup atap). Atap adalah bagian

Lebih terperinci

PERTEMUAN 5. Gambar potongan

PERTEMUAN 5. Gambar potongan PERTEMUAN 5 Gambar potongan 5.1. Penyajian potongan Sering ditemui benda-benda dengan rongga-rongga di dalamnya. Untuk menggambarkan bagian-bagian ini dipergunakan garis gores (garis putus-putus) yang

Lebih terperinci

FISIKA. Sesi LISTRIK STATIK A. GAYA COULOMB

FISIKA. Sesi LISTRIK STATIK A. GAYA COULOMB ISIKA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 04 Sesi NGAN LISTRIK STATIK A. GAYA COULOMB Jika tedapat dua atau lebih patikel bemuatan, maka antaa patikel tesebut akan tejadi gaya taik-menaik atau tolak-menolak

Lebih terperinci

BAB II Tinjauan Teoritis

BAB II Tinjauan Teoritis BAB II Tinjauan Teoitis BAB II Tinjauan Teoitis 2.1 Antena Mikostip 2.1.1 Kaakteistik Dasa Antena mikostip tedii dai suatu lapisan logam yang sangat tipis ( t

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY ISSN 085-05 Junal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 0(): 6 -, 04 HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY Dedek Suhendo dan Kistian Juusan Pendidikan

Lebih terperinci

Medan Listrik. Medan : Besaran yang terdefinisi di dalam ruang dan waktu, dengan sifat-sifat tertentu.

Medan Listrik. Medan : Besaran yang terdefinisi di dalam ruang dan waktu, dengan sifat-sifat tertentu. Medan Listik Pev. Medan : Besaan yang tedefinisi di dalam uang dan waktu, dengan sifat-sifat tetentu. Medan ada macam : Medan skala Cnthnya : - tempeatu dai sebuah waktu - apat massa Medan vekt Cnthnya

Lebih terperinci

Hukum Coulomb Dan Medan Listrik

Hukum Coulomb Dan Medan Listrik BAB Hukum Coulomb Dan Medan Listik Pendahuluan Istilah kelistikan sudah seing di gunakan dalam kehidupan sehai-hai. Akan tetapi oang tidak banyak yang memikikan tentang hal itu. Pengamatan tentang gaya

Lebih terperinci

Lampiran 3 FLOWCHART DAN BAGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF TOPIK LINGKARAN

Lampiran 3 FLOWCHART DAN BAGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF TOPIK LINGKARAN 184 Lampian 3 FLOWCHART DAN BAGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF TOPIK LINGKARAN 185 186 187 188 189 190 Lampian 4 PEMBELAJARAN TOPIK LINGKARAN DENGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF 191 Pengetian Lingkaan Kegiatan 1A Aga

Lebih terperinci

LISTRIK MAGNET. potensil listrik dan energi potensial listrik

LISTRIK MAGNET. potensil listrik dan energi potensial listrik LISTRIK MGNET potensil listik dan enegi potensial listik OLEH NM : 1.Feli Mikael asablolon(101057034).salveius Jagom(10105709) 3. Vinsensius Y Sengko (101057045) PROGRM STUDI PENDIDIKN FISIK JURUSN PENDIDIKN

Lebih terperinci

Gerak Melingkar. Edisi Kedua. Untuk SMA kelas XI. (Telah disesuaikan dengan KTSP)

Gerak Melingkar. Edisi Kedua. Untuk SMA kelas XI. (Telah disesuaikan dengan KTSP) Geak Melingka Edisi Kedua Untuk SMA kelas XI (Telah disesuaikan dengan KTSP) Lisensi Dokumen : Copyight 008 009 GuuMuda.Com Seluuh dokumen di GuuMuda.Com dapat digunakan dan disebakan secaa bebas untuk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. ilmiah, apabila penelitian tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.

III. METODE PENELITIAN. ilmiah, apabila penelitian tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. dan menguji kebenaran suatu pengetahuan. 8 III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Suatu penelitian dapat behasil dengan baik dan sesuai dengan posedu ilmiah, apabila penelitian tesebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena 35 III. METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskiptif. Kaena penelitian ini mengkaji tentang Pengauh Kontol Dii dan Lingkungan Keluaga Tehadap

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan BAB II METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Bentuk penelitian yang dipegunakan dalam penelitian ini adalah bentuk penelitian koelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan umus

Lebih terperinci

MEMBACA GAMBAR TEKNIK MESIN

MEMBACA GAMBAR TEKNIK MESIN MEMBACA GAMBAR TEKNIK MESIN Disusun Oleh: Odi Fauzi, ST DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN BIDANG MESIN DAN TEKNIK INDUSTRI 2013 6

Lebih terperinci

FISIKA DASAR 2 PERTEMUAN 2 MATERI : POTENSIAL LISTRIK

FISIKA DASAR 2 PERTEMUAN 2 MATERI : POTENSIAL LISTRIK UNIVERSITAS BUANA PERJUANGAN KARAWANG Teknik Industi FISIKA DASAR PERTEMUAN MATERI : POTENSIAL LISTRIK SILABI FISIKA DASAR Muatan dan Medan Listik Potensial Listik Kapasito dan Dielektik Aus dan Resistansi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA A. Perambatan Bunyi di Luar Ruangan

TINJAUAN PUSTAKA A. Perambatan Bunyi di Luar Ruangan Kebisingan yang belebihan akan sangat bepengauh tehadap indea pendengaan. Seseoang yang telalu seing beada pada kawasan dengan kebisingan yang tinggi setiap hainya dapat mengalami gangguan pendengaan sementaa

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Asosiatif dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Asosiatif dengan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah Deskiptif Asosiatif dengan pendekatan ex post facto. Metode deskiptif dapat diatikan sebagai penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan rencana atau metode yang akan ditempuh

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan rencana atau metode yang akan ditempuh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian meupakan encana atau metode yang akan ditempuh dalam penelitian, sehingga umusan masalah dan hipotesis yang akan diajukan dapat dijawab

Lebih terperinci

ANGKA UKUR. Angka ukur diletakan di tengah-tengah garis ukur. Angka ukur tidak boleh dipisahkan oleh garis gambar. Jadi boleh ditempatkan dipinggir.

ANGKA UKUR. Angka ukur diletakan di tengah-tengah garis ukur. Angka ukur tidak boleh dipisahkan oleh garis gambar. Jadi boleh ditempatkan dipinggir. PEMBERIAN UKURAN ANGKA UKUR Angka ukur diletakan di tengah-tengah garis ukur. Angka ukur tidak boleh dipisahkan oleh garis gambar. Jadi boleh ditempatkan dipinggir. ANGKA UKUR Jika angka ukur ditempatkan

Lebih terperinci

HANDOUT GAMBAR TEKNIK

HANDOUT GAMBAR TEKNIK HANDOUT GAMBAR TEKNIK SEMESTER I Buku Rujukan : 1. Giesecke F.E. 2001.Gambar Teknik Edisi Ke-11. Jakarta : Erlangga 2. Ostrowsky O.1985. Engineering Drawing for Technicians Volume 1 : Edward Arnold 3.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI. Pengetian Pestasi Belaja Pestasi belaja meupakan kegiatan mental yang tidak dapat disaksikan dai lua dii seseoang mahasiswa yang sedang belaja, pestasi belaja tidak dapat diketahui

Lebih terperinci

The Production Process and Cost (I)

The Production Process and Cost (I) The Poduction Pocess and Cost (I) Yang dimaksud dengan Input (Kobanan) misalnya Mesin sebagai Kapital (Capital) dan Tenaga Keja sebagai Labou (L), sedangkan Q = Tingkat Output (Poduksi) yang dihasilkan

Lebih terperinci

Data dan Metode Pengolahan Data

Data dan Metode Pengolahan Data Bab III Data dan Metode Pengolahan Data III. Data a) Tansvol ARLINDO di selat Makassa yang meupakan hasil simulasi model baotopik untuk tahun El Niño (97/73, 98/83, dan 997/98), tahun La Niña (973/74 dan

Lebih terperinci

BAB 7 Difraksi dan Hamburan

BAB 7 Difraksi dan Hamburan BAB 7 Difaksi dan Hambuan Bedasakan bab sebelumnya yang menjelaskan tentang sebuah gelombang yang datang di pantulkan oleh suatu bidang pembatas meupakan gelombang data dan tidak behingga. Jika sebuah

Lebih terperinci

Hubungan Layanan Informasi Dengan Kreativitas Belajar Siswa

Hubungan Layanan Informasi Dengan Kreativitas Belajar Siswa Hubungan Layanan Infomasi Dengan Keativitas Belaja Siswa Si Rahayu (090154) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Vetean Semaang ABSTRAK Keativitas meupakan bakat yang secaa potensial dimiliki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, Definisi Variabel Penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, Definisi Variabel Penelitian, BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada bagian metode penelitian ini akan menguaikan mengenai Identifikasi Vaiabel Penelitian, Definisi Vaiabel Penelitian, Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel,

Lebih terperinci

FISIKA DASAR II. Kode MK : FI SKS : 3 Program Studi : Fisika Instrumentasi (S-1) Kelas : Reguler MATERI 1

FISIKA DASAR II. Kode MK : FI SKS : 3 Program Studi : Fisika Instrumentasi (S-1) Kelas : Reguler MATERI 1 FISIKA DASAR II Kode MK : FI 0 SKS : 3 Pogam Studi : Fisika Instumentasi (S-) Kelas : Regule MATERI TA 00/0 KRITERIA PENILAIAN Jika kehadian melampaui 75 %, Nilai Akhi mahasiswa ditentukan dai komponen

Lebih terperinci