Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies"

Transkripsi

1 IJCETS 3 (1) (2014): Indonesian Journal of Curriculum and Educaional Technology Sudies hp://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jkp PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF MENGENAI RAGAM BUDAYA INDONESIA UNTUK KELAS V SD Ika Teny Novia Sari Haryono Jurusan Teknologi Pendidikan, Fakulas Ilmu Pendidikan, Universias Negeri Semarang, Indonesia Info Arikel Sejarah Arikel: Dierima Agusus 2014 Diseujui Agusus 2014 Dipublikasikan November 2014 Keywords: Developmen, Ineracive Mulimedia Learning, Culural Diversiy of Indonesia Absrak Meode yang dipakai adalah meode Research and Developmen (peneliian dan pengembangan). Uji pemakaian produk menggunakan meode eksperimen dengan membagi siswa menjadi kelompok konrol dan kelompok eksperimen dan memberikan perlakuan yang berbeda. Kelompok konrol menggunakan pembelajaran konvensional dan kelompok eksperimen menggunakan MPI unuk mengeahui keefekifan Mulimedia Pembelajaran Inerakif (MPI) mengenai ragam budaya Indonesia erhadap hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Langenharjo 01 Kecamaan Margorejo Kabupaen Pai. Pada ujicoba pemakaian menunjukkan bahwa nilai raa-raa kelompok konrol sebesar 73,75 dan nilai raa-raa kelompok eksperimen sebesar 81,50. Hal ini berari bahwa penggunaan MPI mengenai ragam budaya Indonesia unuk kelas V SD Negeri Langenharjo 01 Kecamaan Margorejo Kabupaen Pai, efekif digunakan dalam pembelajaran. Berdasarkan simpulan di aas, maka disarankan unuk dapa mengembangkan produk MPI dengan meode R&D unuk menghasilkan produk yang bermanfaa bagi pembelajaran siswa. Absrac Research and Developmen mehod is used in conducing his research. The esing of produc uilizes experimenal mehod by giving differen reamens. The conrol group applies convenional way of learning, while he experimenal group applies he IML o find ou he effeciveness of Ineracive Mulimedia Learning (IML) abou he culural diversiy of Indonesia owards he fifh graders learning resul in Sae Elemenary School Langenharjo 01 Margorejo sub disric Pai Regency. The esing of produc indicaes he average score of he conrol group is 73,75 and he average score of he experimenal group is 81,50. This resul shows ha he uilizaion of IML abou he culural diversiy of Indonesia for he fifh graders of in Sae Elemenary School Langenharjo 01 Margorejo sub disric Pai Regency is effecive for he learning process. According o he conclusion above, i is suggesed o develop he IML produc wih using R&D mehod in order o creae a useful produc for suden s learning process Universias Negeri Semarang Alama korespondensi: Gedung A3 Lanai 1 FIP Unnes Kampus Sekaran, Gunungpai, Semarang, ennenny@gmail.com ISSN

2 PENDAHULUAN Dalam perkembangan ilmu pengeahuan dan eknologi sekarang ini semakin dibuuhkan pembelajaran unuk masyaraka luas. Namun dalam suau perkembangan pasi ada dampak negaif yang muncul, beberapa di anaranya berdampak pada budaya muliculural. Budaya merupakan idenias suau bangsa yang hilang dan harus diperahankan. Pengeahuan enang budaya sudah diberikan sejak Sekolah Dasar, pada maa pelajaran Ilmu Pengeahuan Sosial, salah saunya enang keragaman suku bangsa dan budaya Indonesia, dalam maeri ersebu berisi enang keanekaragaman budaya seperi, pakaian ada, rumah ada, arian khas, senjaa radisional sera suku-suku bangsa di Indonesia. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi awal di SD Negeri Langenharjo 01 Kecamaan Margorejo Kabupaen Pai, sisem pengajaran guru kepada siswa masih cenderung bersifa radisional dan berpusa pada guru yaiu dengan memusakan guru sebagai sausaunya sumber belajar, salah saunya pada pelajaran IPS maeri keragaman suku bangsa dan budaya Indonesia. Walaupun siswa sudah dijelaskan maeri enang keragaman suku bangsa dan budaya Indonesia, akan eapi cenderung siswa lebih cepa bosen dan kurang opimal dikarenakan meode pengajaran guru masih menekankan pada hafalan-hafalannya. Pada sarana dan prasarananya, adanya ala peraga akan eapi sebagian guru belum memanfaakan eknologi yang ada, salah saunya adalah pemanfaaan media pembelajaran inerakif, guru jarang menggunakan media pembelajaran saa mengajar, dengan demikian menyebabkan hasil belajar pada maa pelajaran IPS kurang maksimal. Maka dari iu diperlukan sebuah media pembelajaran yang bisa membanu guru dalam proses mengajar salah sauya adalah pemanfaaan media pembelajaran. Di era globalisasi guru diunu unuk bisa eknologi salah saunya adalah penguasaan kompuer sebagai media pembelajaran unuk mencipakan pembelajaran yang inerakif, sehingga dapa meningkakan hasil belajar siswa. Dengan mempergunakan media pem-belajaran inerakif siswa diharapkan dapa menerima maeri dengan baik. Siswa idak hanya mendengarkan penjelasan dari guru saja siswa juga dapa meliha maeri yang disampaikan dalam benuk animasi yang dibua semenarik mungkin. Adanya media diharapkan siswa menjadi senang mempelajari maa pelajaran, khususnya maa pelajaran IPS. Teknologi pembelajaran merupakan disiplin ilmu uang berkepeningan memecahkan masalah belajar dengan berlandaskan pada serangkaian prinsip menggunakan berbagai pendekaan (Miarso, 2007:193). Banyak sekali jenis media yang sudah dikenal dan dipergunakan dalam penyampaian pesan-pesan aau informasi pembelajaran secara inerakif dan erinegrasi yang mencakup eks, gambar, suara, video aau animasi. Mulimedia pembelajaran bermanfaa dalam beberapa siuasi belajar mengajar. Hakim ( 2013) menguip dari Philips menyaakan bahwa Ineracive Mulimedia has he poenial o accommodae people wih differen learning syle. Arinya adalah bahwa mulimedia inerakif dapa mengakomodasi cara belajar yang berbedabeda. Suopo (2003: 32-48) mengungkapkan enam ahap pengembangan mulimedia pembelajaran inerakif, yaiu concep, design, maerial collecing, assembly, esing, dan disribuion. Hal ersebu dimaksudkan unuk mencapai kesempurnaan desain mulimedia pembelajaran yang dikembangkan. Tujuan dari peneliian ini adalah (1) Unuk menghasilkan Mulimedia Pembelajaran Inerakif enang ragam budaya Indonesia yang efekif unuk pembelajaran di kelas V SD, (2) Unuk mengeahui keefekifan penggunaan Mulimedia Pembelajaran Inerakif enang ragam budaya Indonesia erhadap hasil belajar siswa kelas V SD. METODE PENELITIAN Peneliian yang digunakan adalah Peneliian dan Pengembangan (Research and Developmen) di mana menguji keefekifan produk Mulimedia Pembelajaran Inerakif pada maa pelajaran Ilmu Pengeahuan Sosial (IPS). Peneliian ini menggunakan langkahlangkah erenu yang bersifa logis. Langkahlangkah meode Research and Developmen unuk menghasilkan suau produk yang berkualias dan bermanfaa yaiu, (1) Analisis poensi dan masalah, (2) Pengumpulan daa, (3) Desain produk, (4) Validasi desain, (5) Revisi desain, (6) Uji coba produk, (7) Revisi produk, (8) Uji coba pemakaian produk, (9) Revisi produk, (10) Produksi massal (Sugiyono, 2013:409). 40

3 Peneliian ini dilakukan di SD Negeri Langenharjo 01 Kecamaan Margorejo Kabupaen Pai. Waku peneliian dilakukan pada anggal 17 Mei 2014 sampai dengan anggal 7 Juni Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam peneliian ini adalah sampel jenuh, yaiu mengambil semua populasi sebagai sampel unuk dielii. Sampel yang digunakan adalah seluruh siswa kelas VA dan VB, kedua kelas ersebu kemudian dipilih secara acak unuk dijadikan kelompok konrol dan kelompok eksperimen. Kelas VA unuk kelompok ekperimen dan kelas VB unuk kelompok konrol. Meode pengumpulan daa yang digunakan yaiu meode es, observasi, wawancara, kuisioner,dan dokumenasi. Dalam uji coba pemakaian produk menggunakan desain prees poses conrol group design yang erdapa dua kelompok yaiu kelompok konrol dan kelompok eksperimen. Uji coba insrumen menggunakan es korelasi produc momen yang dikemukakan oleh Pearson (dalam Arikuno, 2006:170) melipui uji validias, reliabilias, ingka kesukaran, dan daya pembeda soal. Adapun meode analisis daa yaiu uji normalias menggunakan Chi Kuadra (Sudjana, 2002:138), uji homogenias unuk mengeahui kedua kelompok mempunyai varians yang sama aau idak (Sugiyono, 2013), uji hipoesis (uji ) unuk mengeahui keefekifan mulimedia pembelajaran inerakif mengenai ragam budaya Indonesia erhadap hasil belajar siswa dan uji normal gain unuk mengeahui peningkaan raa-raa hasil belajar siswa (kelas ekperimen) sebelum diberi perlakuan dan sesudah diberi perlakuan (Hake,1998). HASIL DAN PEMBAHASAN Prosedur Research and Developmen diperlukan ahap-ahap dalam pelaksanaanya. Tahap-ahap Research and Developmen program MPI pada peneliian ini melipui penjelasan sebagai beriku: A. Analisis Poensi dan Masalah Tahapan analisis poensi dan masalah mendasari dalam membua sebuah program aau media. Tujuan dilakukanya analisis adalah unuk mendapakan daa pendukung pengembangan media. Analisis poensi dan masalah dilakukan penelii pada saa observasi awal peneliian unuk mengeahui apa yang dibuuhkan di lapangan dalam pembelajaran, penelii memperoleh hasil wawancara, bahwa keika guru menyampaikan maeri pelajaran di kelas ada beberapa maa pelajaran yang mengalami kesulian dalam menyampaikan maeri di kelas. Maa pelajaran ersebu adalah maa pelajaran IPS salah saunya pokok bahasan ragam budaya Indonesia yang erdapa pada kelas V SD. Pada pokok bahasan ini cenderung menekankan pada gambar-gambar budaya ada dari masing-masing provinsi. Adanya fasilias di SD Negeri Langenharjo 01 yang dapa menunjang pembelajaran, maka guru dianjurkan menggunakan media pembelajaran supaya siswa bisa mengeri apa yang disampaikan oleh guru idak hanya menggunakan meode ceramah saja. Akan eapi guru kesulian dalam membua media pembelajaran. Maka penelii melakukan pengembangan MPI pada maa pelajaran IPS khususnya pada pokok bahasan ragam budaya Indonesia unuk kelas V SD supaya siswa dapa lebih jelas mengeahui gambar-gambar ragam budaya yang ada di seluruh Indonesia, mulai dari baju ada, senjaa, ari daerah, rumah ada, dan lainlain, yang enunya idak membosankan dalam pembelajaran di kelas. Pengumpulan Daa Pada ahap pengumpulan daa yang digunakan dalam peneliian ini adalah daa enang maa pelajaran IPS kelas V SD pokok bahasan keragaman budaya Indonesia yang melipui (1) Ragam suku bangsa di Indonesia, (2) Keragaman budaya di Indonesia, (3) Perwujudan dan persauan dalam keragaman, (4) Cara menghargai keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia. Tujuan pengumpulan daa ini unuk membua desain produk. Penelii mengumpulkan daa dengan cara mewawancarai guru dan menggunakan buku IPS unuk kelas V SD dan MI yang berjudul Nex Sep IPS Akif 5 oleh Tim Mira Guru dengan penerbi Erlangga Tahun 2012 yang menjadi acuan pembelajaran guru, digunakan penelii sebagai sumber bahan pengembang media. Desain Produk Desain produk yang dimaksud disini adalah desain produk MPI mengenai keragaman budaya Indonesia yang dikembangkan oleh penelii menggunakan meode Research and Developmen. Dalam mendesain produk perlu adanya (1) Pea kompeensi merupakan bagan 41

4 aau alur kompeensi dari maeri keragaman budaya Indonesia, (2) Pea maeri merupakan bagan aau alur dari keragaman budaya Indonesia yang diambil dari sandar kompeensi dan kompeensi dasar keragaman budaya Indonesia, (3) GBIM merupakan pokok-pokok isi media yang akan diampilkan dalam MPI keragaman budaya Indonesia, (4) Flowchar merupakan alur program yang menjadi peunjuk dalam pembuaan media pembelajaran dengan maeri keragaman budaya Indonesia, (5) Penyusunan naskah dalam pengembangan MPI penelii menggunakan forma dari Balai Pengembangan Mulimedia Semarang yang erdiri dari judul, nama frame, nomor frame, halaman, keerangan ampilan, audio, dan keerangan animasi, (6) Produksi media melipui ahap pra produksi dan ahap produksi. Perama ahap pra produksi, pada ahap ini dimulai dengan mempersiapkan bahanbahan yang digunakan unuk memproduksi MPI mengenai ragam budaya Indonesia. Beriku merupakan bahan-bahan yang dibuuhkan dalam proses produksi: (1) Kompuer aau lapop, (2) Sofware Macromedia Flash 8, (3) Sofware pendukung, di anaranya Adobe Phooshop CS3, CorelDraw X5 (gambar grafis), Audaciy (audio), Nero Express (burning CD), (4) naskah MPI, (5) Conen aau maeri yang akan digunakan yaiu pokok bahasan keragaman budaya Indonesia dengan yang melipui ragam suku bangsa di Indonesia, keragaman budaya di Indonesia, perwujudan persauan dalam keragaman, dan cara menghargai keragaman suku bangsa. Persiapan dimulai dengan menginsal sofware Macromedia Flash 8 ke dalam kompuer aau lapop. Seelah sofware uama elah selesai erinsal, kemudian dilanjukan sofware pendukung unuk menambah desain dan ampilan media menjadi lebih menarik. Selanjunya melakukan penaaan filefile gambar, animasi, suara, dan mempersiapkan conen yang akan digunakan dalam pembuaan MPI. Kedua ahap produksi, pada ahap ini dilakukan produksi dengan berpedoman pada naskah MPI mengenai keragaman budaya Indonesia yang sudah jadi. Pada MPI ini lebih menonjolkan gambar grafis yang ada pada conen, karena pokok maeri yang paling pening yaiu keragaman budayanya, dengan adanya gambar keragaman budaya ersebu, siswa lebih erarik unuk belajar. Dalam pembuaan MPI keragaman budaya Indonesia ini menggunakan sofware Macromedia Flash 8, dalam pembuaan MPI harus membua background erlebih dahulu, seing background gambar buki berbunga dan pelangi di awan dengan warna cerah menyesuaikan karaker anak-anak yang dibua menggunakan sofware CorelDraw X5. Seelah iu gambar okoh karun yang dibua mengunakan sofware CorelDraw X5. Beriku ini gambar ampilan program Mulimedia Pembelajaran Inerakif. Gambar 1. Conoh Tampilan MPI Kemudian melakukan pengisian suara menggunakan sofware Audaciy, pasikan suara sudah dirender menjadi file mp3 melalui Forma Facory baru bisa di masukkan ke sofware Macromedia Flash 8. Seelah properi background, gambar okoh karun dan maeri sudah disiapkan semua ahap selanjunya dimasukan ke sofware Macromedia Flash 8 unuk membua MPI enang keragaman budaya Indonesia. Seelah MPI keragaman budaya Indonesia sudah jadi lalu di burning menggunakan Nero Express ke dalam DVD player aau CD player agar mudah digunakan pada kompuer aau lapop. Validasi Desain Seelah produksi media selesai, ahap selanjunya yaiu validasi desain oleh ahli media dan penyaji maeri dengan cara memberikan angke, dari angke ersebu dapa dikeahui kelemahan dan kekurangan produk media. Pada daa hasil pengujian MPI oleh pengkaji maeri dikaakan valid dan bisa diujikan unuk menilai kelayakannya di dalam proses pembelajaran. Media pembelajaran ini bisa dikaakan valid karena dari hasil pengujian, pada variabel ampilan media mendapakan presenase 79%, kemudian variabel penggunaan media presenasenya 93%, kemudian variabel efekifias media presenasenya 94%. Hasil persenase keseluruhan dan raa-raa pencapaian 88% dengan krieria sanga baik. 42

5 Pada hasil pengujian MPI oleh ahli media, dari dua variabel, yang perama variabel krieria ampilan program dengan hasil presenase 72% dan ada krieria kualias eknis 71%. Hasil ersebu didasarkan pada renang acuan kaegori produk masuk kedalam kaegori baik dan dikaakan memadai unuk bisa dilakukan uji kelayakan dalam proses pembelajaran namun erdapa kelemahan dan kekurangan anara lain: (1) Kejelasan lafal dan kualias inonasi suara yang diperdengarkan, (2) Keepaan penggunaan ransisi layar, (3) Mempersingka ulisan pada seiap frame yang harus diperbaiki. Dari beberapa deskripsi daa diaas dapa diarik kesimpulan bahwa media pembelajaran ragam budaya Indonesia dikaakan baik dari segi ampilan media. Aspek penggunaan media dinyaakan sanga baik dan aspek efekifias media dinyaakan sanga baik. Aspek kualias eknis dinyaakan baik. Sehingga media pembelajaran enang ragam budaya Indonesia sudah dinyaakan layak unuk dapa dierapkan dalam proses pembalajaran. Hal ini sesuai dengan eori Daryano (2010:53) yang menyaakan bahwa mulimedia pembelajaran harus memiliki lebih dari sau media yang konvergen. Revisi Desain Tahap selanjunya revisi desain, seelah dikeahui kekurangan dan kelemahan dari MPI ersebu maka dilakukan revisi desain. Pada ahap revisi desain ini penelii memperbaiki anara lain: (1) Kejelasan lafal dan kualias inonasi suara, (2) Mempersingka ulisan pada seiap frame, (3) Menggani ulisan yang lebih singka dan menambahi gambar supaya siswa lebih erarik. Beriku ini gambar ampilan program Mulimedia Pembelajaran Inerakif sesudah direvisi. Gambar 2. Tampilan MPI Sesudah Revisi Ujicoba Produk Tahap selanjunya adalah ujicoba produk, MPI diujicobakan pada siswa SD Negeri Langenharjo 01 yang erdiri dari 20 siswa. Pada saa uji coba produk, proses pembelajaran di kelas diawali dengan guru memberikan penganar maeri pokok bahasan enang ragam budaya Indonesia. Seelah dirasa cukup guru mulai memuar MPI enang keragaman budaya Indonesia di depan kelas unuk menarik perhaian siswa sekaligus menyampaikan maeri-maeri pada pokok bahasan keragaman budaya Indonesia. Seelah MPI selesai dipuar, guru menguakan kembali pemahaman siswa dengan mengulas pokok-pokok maeri yang dianyangkan sebelumnya. Seelah iu penelii membagikan angke kepada siswa unuk mengisi angke ersebu. Dari angke ersebu dapa dikeahui kualias MPI dikaegorikan sanga baik dengan hasil pencapaian angke 92% dan idak ada yang perlu direvisi. Revisi Produk Tahap selanjunya adalah revisi produk, seelah pada ahap uji coba produk dapa dikeahui bahwa MPI keragaman budaya Indonesia efekif digunakan dan idak ada yang perlu direvisi lagi. Ujicoba Pemakaian Pada ahap ujicoba pemakaian produk melalui: (1) Tahap prees, pada peremuan perama guru memberikan soal prees kepada siswa yang berupa soal prees pilihan ganda berjumlah 20 soal enang keragaman budaya Indonesia. Dari hasil prees menunjukan raaraa nilai siswa 60,75 unuk kelompok eksperimen, (2) Penggunaan MPI pada kelompok eksperimen, pada peremuan kedua guru menyampaikan maeri menggunakan MPI dengan pokok bahasan keragaman budaya Indonesia, dengan cara guru menampilkan media di depan kelas menggunakan lapop yang elah disediakan dan diampilkan di LCD Proyecor, pada penggunaan MPI ini bersifa clasikal, (3) Tahap poses, pada peremuan kedua guru memberikan soal poses kepada siswa seelah mendapa reamen menggunakan MPI yang berupa soal poses pilihan ganda berjumlah 20 soal enang keragaman budaya Indonesia. Dari hasil poses menunjukan raa-raa nilai siswa 81,50 kelompok eksperimen. Unuk kelas konrol mendapa perlakuan yang sama, akan eapi pada reamen idak menggunakan MPI akan eapi guru menyampaikan maeri secara konvensional. 43

6 Daa hasil peneliian yang diperoleh dari nilai prees dan poses di analisis unuk membukikan hipoesis yang akan diajukan. Disajikan daa hasil prees dan poses kelas eksperimen dan kelas konrol pada Tabel 1. Tabel 1. Daa hasil prees dan poses Kompone n Jumlah siswa Raa-raa Nilai eringgi Nilai erendah Eksperimen Prees 20 60,75 80,00 40,00 Poses 20 81,50 100,00 50,00 Konrol Prees 20 62,00 80,00 35,00 Poses 20 73,75 95,00 50,00 Tabel 1 menyajikan daa prees dan poses yang digunakan unuk uji-, dari uji- dapa dikeahui hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan siswa pada kelas konrol. Dari hasil analisis daa diperoleh besarnya hiung (2,24) > abel (2,02) dengan dk 38 dan araf signifikansi 5%. Hal ini berari bahwa hasil belajar di kelas eksperimen lebih inggi dari hasil belajar kelas konrol, dengan kaa lain Ha dierima. Grafik peningkaan hasil belajar siswa di sajikan pada Gambar 1. Gambar 1. Grafik peningkaan hasil belajar siswa Uji gain dihiung menggunakan daa hasil prees dan poses. Hasil uji gain ini menunjukkan bahwa ada peningkaan hasil belajar baik pada kelas eksperimen maupun kelas konrol. Hasil uji gain disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil uji gain peningkaan hasil belajar Kelas Eksperime n Konrol Raaraa prees 60,75 62,00 Raaraa poses 81,50 73,75 <g> 0,5 3 0,3 1 Kaegor i Sedang Sedang Hasil pengembangan MPI dapa dikeahui bahwa produk MPI keragaman budaya Indonesia pada maa pelajaran IPS yang dikembangkan dengan menggunakan meode Research and Developmen. Pengembangan media menggunakan sofware Macromedia Flash 8 yang didukung oleh sofware lainnya seperi: (1) CorelDraw X5, (2) Adobe Phooshop CS3, (3) Audaciy, (4) Forma Facory, (5) Nero Express mengacu pada naskah yang elah dibua. Produk yang ada bisa dikaakan layak dan bisa digunakan di dalam proses pembelajaran mengajar di dalam kelas. Proses media pembelajaran enang ragam budaya Indonesia melalui beberapa ahap pengembangan dan validasi dari para ahli sehingga diperoleh produk media pembelajaran ragam budaya Indonesia masuk kaegori layak. Berdasarkan daa yang diperoleh pada proses pembuaan media pembelajaran, bisa dikeahui bahwa MPI dinyaakan bisa dilakukan uji kelayakan di dalam proses pembelajaran IPS pokok maeri keragaman budaya Indonesia. Hal ini bisa diliha dari daa yang diperoleh pada saa proses validasi conen erhadap ahli maeri dan ahli media. Unuk mengeahui keefekifan penggunaan MPI enang ragam budaya Indonesia erhadap hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Langenharjo 01 Kecamaan Margorejo Kabupaen Pai. Mulimedia Pembelajaran Inerakif ini bersifa clasikal. Berdasarkan hasil peneliian yang diperoleh dari kedua kelompok, diperoleh bahwa peningkaan hasil belajar pada siswa yang diajar menggunakan program Mulimedia Pembelajaran Inerakif mengenai keragaman budaya Indonesia lebih efekif daripada yang idak menggunakan program Mulimedia Pembelajaran Inerakif mengenai keragaman budaya Indonesia khususnya kelas V SD Negeri Langenharjo

7 Pada peneliian ini dipilih maeri mengenai keragaman budaya Indonesia karena maeri ini cenderung berisi enang gambargambar ragam budaya Indonesia yaiu baju ada, senjaa radisional, baju ada, rumah ada sera suku-suku yang berada di Indonesia erdiri dari 34 provinsi. Maeri ini juga dianggap suli oleh siswa, karena lebih menekankan hafalan-hafalan dan suli bagi guru dalam penyampaiannya. Pada maeri ini membuuhkan produk Mulimedia Pembelajar-an Inerakif, unuk mempermudah kegiaan pembelajaran di kelas. Berdasarkan hasil peneliian pengembangan Mulimedia Pembelajaran Inerakif mengenai ragam budaya Indonesia khusunya unuk kelas V SD, bisa digunakan dalam meningkakan hasil belajar siswa dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Pembelajaran menggunakan program Mulimedia Pembelajaran Inerakif dapa membanu pemahaman siswa enang maeri yang relaif absrak menjadi lebih konkre. Hal ini sejalan dengan pendapa Heinich, Molenda, dan Russel (1982 dalam Prayino,1989:118) yang menyaakan bahwa media pembelajaran dalam membelajarkan dapa mengkonkrekan ide-ide aau gagasan yang bersifa konsepual, sehingga mengurangi kesalahpahaman siswa dalam mempelajarinya dan memberikan pengalaman-pengalaman yang nyaa merangsang akifias diri sendiri unuk belajar, sehingga siswa ergugah unuk melakukan kegiaan belajar. Dengan keakifan siswa ini akan meningkakan moivasi pada siswa unuk belajar, yang pada akhirnya dapa berpengaruh erhadap hasil belajar siswa. Hasil peneliian ini juga sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh ahli psikologi Burner (dalam Prayino,1989:119) bahwa kalau dalam belajar siswa dapa diberi pengalaman langsung (melalui media, demonrasi, Frieldrip, dramaisasi), maka siuasi pembelajarannya iu akan meningkakan kegairahan dan mina siswa ersebu dalam belajar. Fleming dan Levie (dalam Prayino,1989:119) juga mengemukakan bahwa media pembelajaran memberikan pengalaman konkri yang memudahkan siswa belajar, yaiu dalam mencapai penguasaan, menginga dan memahami simbol-simbol yang absrak. Fungsi guru dalam pembelajaran yang dilakukan pada kelompok eksperimen hanya sebagai fasiliaor, yaiu memberikan pengarahan seperlunya pada siswa. Keakifan siswa membaca dan mendengarkan maeri sera mengamai program Mulimedia Pembelajaran Inerakif lebih di ekankan pada pembelajaran ini. Dengan adanya keakifan ersebu akan menumbuhkan moivasi belajar yang inggi pada siswa dan pada akhirnya akan berpengaruh erhadap presasi belajar. Hal ini juga didukung dari hasil peneliian sebelumnya oleh Magnesen (dalam Porer, 2001:57) yang menyaakan bahwa kia belajar: 10% dari apa yang kia baca, 20% dari apa yang kia dengar, 30% dari apa yang kia liha, 50% dari apa yang kia liha dan dengar, 70% dari apa yang kia kaakan dan 90% dari apa yang kia kaakan dan lakukan. Berdasarkan hasil peneliian Porer ersebu secara eoriis maka penggunaan program Mulimedia Pembelajaran Inerakif dapa mencapai 90%, sebab siswa idak hanya mendengarkan, meliha apa yang diajarkan guru, namun mereka lebih akif, sedangkan pada kelompok konrol menggunakan model konvensional, keakifan lebih didominasi oleh guru, siswa relaif memfungsikan indra penglihaan dan pendengaran, sehingga secara eoriis pengeahuan akan mengendap sampai 50%. Berdasarkan hasil peneliian uji pemakaian, dapa dikeahui bahwa dalam pengujian hipoesis dikeahui ada perbedaan yang signifikan anara hasil pembelajaran yang menggunakan pengembangan media pembelajaran dengan yang idak menggunakan pengembangan media pembelajaran, sehingga proses pembelajaran dengan menggunakan mulimedia pembelajaran inerakif dapa dinyaakan lebih inggi kemampuan siswa pada penguasaan maeri mengenai ragam budaya Indonesia. Pada akhirnya dapa disimpulkan bahwa Mulimedia Pembelajaran Inerakif dapa dikembangkan melalui ahapan peneliian R&D dan sesuai dierapkan unuk siswa pada pelajaran IPS, khususnya mengenai ragam budaya Indonesia. SIMPULAN Berdasarkan hasi peneliian dan pembahasan yang elah dilakukan, maka dapa diarik kesimpulan pengembangan MPI menggunakan meode Research and Developmen. Maeri yang akan dikembangkan mengenai ragam budaya Indonesia. Maeri yang sudah dienukan kemudian dibua rancangan program dengan merancang pea kompeensi, pea maeri, GBIM, flowchar dan naskah MPI berdasarkan masukan dari pengkaji maeri dan 45

8 ahli media. Proses selanjunya masuk kedalam proses produksi mengembangkan aau membua MPI menggunakan sofware Macromedia Flash 8. MPI yang sudah jadi kemudian di uji oleh ahli media dan ahli maeri unuk mengeahui kelayakan media melalui angke peranyaan. Seelah dinyaakan layak baru MPI dierapkan dalam pembelajaran. MPI yang dikembangkan sudah dikaakan efekif digunakan dalam pembelajaran. Hal ini sesuai dengan hasil analisis angke dari ahli maeri, ahli media dan siswa yang menilai bahwa produk MPI mengenai ragam budaya Indonesia berkualias baik dan pada ujicoba pemakaian produk menunjukkan bahwa nilai raa-raa kelompok konrol sebesar 73,75 dan nilai raaraa kelompok eksperimen sebesar 81,50. Adanya perbedaan hasil belajar anara pembelajaran yang menggunakan media pembelajaran dibandingkan dengan ceramah, hal ini berari bahwa penggunaan MPI mengenai ragam budaya Indonesia unuk kelas V SD Negeri Langenharjo 01 Kecamaan Margorejo Kabupaen Pai, efekif digunakan dalam pembelajaran. DAFTAR PUSTAKA Arikuno, S Prosedur Peneliian Suau Pendekaan Prakek. Jakara: Rineka Cipa. Daryano Media Pembelajaran, Peranannya Sanga Pening Dalam Mencapai Tujuan Pembelajaran. Yogyakara: Gava Media. Suopo, H.S Mulimedia Inerakif dengan Flash.- Edisi perama Yogyakara: Graha Ilmu. Hake, R. R Ineracive-Engagemen Versus Tradiional Mehode: A six-thousand Suden Survey of Mechanics Tes Daa for Inroducory physics Courses. American journal of phycics, 66 (1), Miarso, Y Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakara: Kencana Prenada Media Group. Hakim, Z Definisi Mulimedia Pembelajaran. From hp:// diakses 10 Februari Porer, D Quanum Learning. Bandung: Kaifa. Prayino, E Moivasi dalam Belajar. Bandung: Angkasa. Sudjana Meode Saisika. Bandung: Tarsio Meode Peneliian Kuaniaif, Kualiaif dan R & D. Bandung: Alfabea. 46

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Peneliian Peneliian ini adalah peneliian Quasi Eksperimenal Design dengan kelas eksperimen dan kelas conrol dengan desain Prees -Poses Conrol Group Design

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ISSN 5-73X PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR ISIKA SISWA Henok Siagian dan Iran Susano Jurusan isika, MIPA Universias Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK Oleh: Yoyo Zakaria Ansori Peneliian ini dilaarbelakangi rendahnya kemampuan memecahkan

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Jurnal Lensa Kependidikan Fisika Vol. 1 Nomor 1, Juni 13 ISSN: 338-4417 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 1/13

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 3 SEWON. Oleh: Nurul Hidayati

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 3 SEWON. Oleh: Nurul Hidayati EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 3 SEWON Oleh: Nurul Hidayai Mahasiswa S1 Pendidikan Maemaika, Fakulas Keguruan dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.. Hasil Peneliian 4... Daa Hasil Peneliian Dari hasil peneliian diperoleh daa kemampuan dribble. hasilnya sebagai mana pada abel I (dilampirkan) 4... Deskripsi

Lebih terperinci

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE Indra Nurhadi Program Sudi Manajemen Ekonomi, Fakulas Ekonomi, Universias Gunadarma Jl. Akses Kelapa Dua Cimanggis,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PEELITIA Salah sau komponen peneliian yang mempunyai ari pening dalam kaiannya dengan proses sudi secara komprehensif adalah komponen meode peneliian. Meode peneliian menjelaskan bagaimana

Lebih terperinci

Indah Nursuprianah, Darsono

Indah Nursuprianah, Darsono Perbedaan Kemampuan Komunikasi Maemaika Siswa Yang Menggunakan Pendekaan Pembelajaran Realisic Mahemaic Educaion (RME) Dan Pendekaan Konvensional Indah Nursuprianah, Darsono Program Sudi Pendidikan Maemaika,

Lebih terperinci

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI. Oleh:

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI. Oleh: Arikel Skripsi TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI Diajukan Unuk Memenuhi Sebagian Syara Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

Unnes Science Education Journal

Unnes Science Education Journal USEJ 3 (1) (014) Unnes Science Educaion Journal hp://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/usej PENERAPAN PEMBELAJARAN IPA TERPADU MENGGUNAKAN LKS BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Hukum Newton pada Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Palu

Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Hukum Newton pada Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Palu Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Hukum Newon pada Siswa X SMA Negeri 4 Palu Nursia, Darsikin, dan Syamsu Shiajung@yahoo.co.id Pend. Fisika, FKIP, Universias

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN TERPROGRAM DALAM PEMBENTUKAN MINAT BELAJAR SISWA

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN TERPROGRAM DALAM PEMBENTUKAN MINAT BELAJAR SISWA PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN TERPROGRAM DALAM PEMBENTUKAN MINAT BELAJAR SISWA Erlangga Andalas Saki, Maskun, Suparman Arif. FKIP Unila Jl. Prof. Dr. Soemanri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung

Lebih terperinci

e-journal. Volume 06 Nomor 03 Tahun 2017, Edisi Yudisium Periode Agustus 2017, Hal 7-11

e-journal. Volume 06 Nomor 03 Tahun 2017, Edisi Yudisium Periode Agustus 2017, Hal 7-11 PERBEDAAN PENERAPAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH PADA KOMPETENSI MEMBUAT POLA CELANA PANJANG (SLACK) DI SMK NEGERI 3 KEDIRI Aufa Rohmaul Laili Mahasiswi Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo)

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo) PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Sudi pada karyawan eap PT PG Tulangan Sidoarjo) Niken Dwi Okavia Heru Susilo Moehammad Soe`oed Hakam Fakulas Ilmu Adminisrasi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

B a b 1 I s y a r a t

B a b 1 I s y a r a t TKE 305 ISYARAT DAN SISTEM B a b I s y a r a Indah Susilawai, S.T., M.Eng. Program Sudi Teknik Elekro Fakulas Teknik dan Ilmu Kompuer Universias Mercu Buana Yogyakara 009 BAB I I S Y A R A T Tujuan Insruksional.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

PENERAPAN PROGRAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DISKRIT BERBASIS AKTIVITAS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS MAHASISWA

PENERAPAN PROGRAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DISKRIT BERBASIS AKTIVITAS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS MAHASISWA JPPM Vol. 9 No. 2 (2016) PENERAPAN PROGRAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DISKRIT BERBASIS AKTIVITAS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS MAHASISWA Rika Mulyai Musika Sari Program Sudi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiaan uamanya menerima simpanan giro, abungan dan deposio. Kemudian bank juga dikenal sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN III METODOLOGI PENELITIN Meode adalah suau prosedur aau cara unuk mengeahui sesuau yang mempunyai langkah-langkah sisemais. 1 Meode peneliian adalah semua asas, perauran, dan eknik-eknik yang perlu diperhaikan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBELAJARAN QUANTUM BERBANTUAN PERMAINAN DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF IPA SISWA KELAS V

PENGARUH PEMBELAJARAN QUANTUM BERBANTUAN PERMAINAN DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF IPA SISWA KELAS V Ni Nyoman Niha Samadhi, Puu Nanci Riasini. (17). Pengaruh Pembelajaran Quanum Berbanuan Permainan Dalam Pembelajaran Terhadap Keakifan Dan Hasil Belajar Kogniif IPA Siswa Kelas V. Inernaional Journal of

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN AWAL DAN KEMAMPUAN NUMERIK DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMP

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN AWAL DAN KEMAMPUAN NUMERIK DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMP HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN AWAL DAN KEMAMPUAN NUMERIK DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMP Halima Rosida 1, Widha Sunarno 2, Supurwoko 3 Program Sudi Pendidikan Fisika PMIPA FKIP UNS Surakara, 57126, Indonesia

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Seminar Nasional Informaika PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Evri Ekadiansyah Program Sudi D Manajemen Informaika, STMIK Poensi Uama evrie9@gmail.com

Lebih terperinci

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr. Pekan #1: Kinemaika Sau Dimensi 1 Posisi, perpindahan, jarak Tinjau suau benda yang bergerak lurus pada suau arah erenu. Misalnya, ada sebuah mobil yang dapa bergerak maju aau mundur pada suau jalan lurus.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian Peneliian ini dilakukan pada bulan Juni hingga Juli 2011 yang berlokasi di areal kerja IUPHHK-HA PT. Mamberamo Alas Mandiri, Kabupaen Mamberamo

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN 5 STATISTIK NON PARAMETRIK

PEMBELAJARAN 5 STATISTIK NON PARAMETRIK PEMBELAJARAN 5 STATISTIK NON PARAMETRIK Kompeensi Dasar paramerik. Mahasiswa memahami enang beberapa eknik analisis saisik non Indikaor Pencapaian Mahasiswa dapa: a. Menjelaskan, menghiung dan menerapkan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN FOKUS PADA KUALITAS PELAYANAN

PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN FOKUS PADA KUALITAS PELAYANAN PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN FOKUS PADA KUALITAS PELAYANAN Oong Karyono Teknik Indusri, Fakulas Teknik Universias Majalengka Email : oong_karyono@rockemail.com ABSTRAK Rumah saki umum daerah (RSUD) Kabupaen

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Seminar Nasional Informaika 24 PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Evri Ekadiansyah Program Sudi D3 Manajemen Informaika, STMIK Poensi Uama

Lebih terperinci

KLASIFIKASI DOKUMEN TUGAS AKHIR MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS. Wulan Fatin Nasyuha¹, Husaini 2 dan Mursyidah 3 ABSTRAK

KLASIFIKASI DOKUMEN TUGAS AKHIR MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS. Wulan Fatin Nasyuha¹, Husaini 2 dan Mursyidah 3 ABSTRAK KLASIFIKASI DOKUMEN TUGAS AKHIR MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS Wulan Fain Nasyuha¹, Husaini 2 dan Mursyidah 3 1,2,3 Teknologi Informasi dan Kompuer, Polieknik Negeri Lhokseumawe, Jalan banda Aceh-Medan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Pengangguran Pengangguran aau una karya merupakan isilah unuk orang yang idak mau bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 23 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian dilaksanakan di iga empa berbeda. Unuk mengeahui ingka parisipasi masyaraka penelii mengambil sampel di RT 03/RW 04 Kelurahan Susukan dan RT 05/RW

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengerian dan peunjuk yang digunakan unuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok, aau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR LOKASI DAN PROMOSI TERHADAP PENJUALAN PRODUK

ANALISIS FAKTOR LOKASI DAN PROMOSI TERHADAP PENJUALAN PRODUK ANALISIS FAKTOR LOKASI DAN PROMOSI TERHADAP PENJUALAN PRODUK Oleh : Bambang Sarjono Saf Pengajar Jurusan Teknik Elekro Polieknik Negeri Semarang Jl. Prof. Sudaro SH. Tembalang. Semarang 50275 Absrak Analisis

Lebih terperinci

RANK DARI MATRIKS ATAS RING

RANK DARI MATRIKS ATAS RING Dela-Pi: Jurnal Maemaika dan Pendidikan Maemaika ISSN 089-855X ANK DAI MATIKS ATAS ING Ida Kurnia Waliyani Program Sudi Pendidikan Maemaika Jurusan Pendidikan Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam FKIP Universias

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Salah sau masalah analisis persediaan adalah kesulian dalam menenukan reorder poin (iik pemesanan kembali). Reorder poin diperlukan unuk mencegah erjadinya kehabisan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI PENGGUNAAN ONSEP FUNGSI CONVEX UNU MENENUAN SENSIIVIAS HARGA OBLIGASI 1 Zelmi Widyanuara, 2 Ei urniai, Dra., M.Si., 3 Icih Sukarsih, S.Si., M.Si. Maemaika, Universias Islam Bandung, Jl. amansari No.1 Bandung

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK PERBANDINGAN METODE DES (DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING) DENGAN TES (TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING) PADA PERAMALAN PENJUALAN ROKOK (STUDI KASUS TOKO UTAMA LUMAJANG) 1 Fajar Riska Perdana (1110651142) 2 Daryano,

Lebih terperinci

LILIK SULISTYO Fakultas Sains dan Teknologi UNISNU Jepara ABSTRACT

LILIK SULISTYO Fakultas Sains dan Teknologi UNISNU Jepara ABSTRACT Vol. 5, No., Januari 04 EFEKTIFITAS STRATEGI PAKET BERBASIS MULTIMEDIA DALAM KEMASAN CD INTERAKTIF PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI GEOMETRI SISWA KELAS VII LILIK SULISTYO Fakulas Sains dan Teknologi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan 40 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Baasan Operasional Konsep dasar dan baasan operasional pada peneliian ini adalah sebagai beriku: Indusri pengolahan adalah suau kegiaan ekonomi yang melakukan

Lebih terperinci

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu .4 Persamaan Schrodinger Berganung Waku Mekanika klasik aau mekanika Newon sanga sukses dalam mendeskripsi gerak makroskopis, eapi gagal dalam mendeskripsi gerak mikroskopis. Gerak mikroskopis membuuhkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

Ahmad Riyadi Sampurno 1, Erna Zuni Astutik, M.Kom 2

Ahmad Riyadi Sampurno 1, Erna Zuni Astutik, M.Kom 2 ANALISA DISTRIBUSI GAUSSE UNTUK PENGUJIAN STATISTIK Ahmad Riadi Sampurno 1, Erna Zuni Asuik, M.Kom 2 1 Mahasiswa Teknik Informaika, Universias Dian Nuswanoro Semarang 2 Dosen Pembimbing Teknik Informaika,

Lebih terperinci

Analisis Model dan Contoh Numerik

Analisis Model dan Contoh Numerik Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUAHAAN MEBEL INAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. ii Rukayah*), Achmad yaichu**) ABTRAK Peneliian ini berujuan unuk

Lebih terperinci

Aplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg

Aplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg Aplikasi Meode Seismik 4D unuk Memanau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg Prillia Aufa Adriani, Gusriyansyah Mishar, Supriyano Absrak Lapangan minyak Erfolg elah dieksploiasi sejak ahun 1990 dan sekarang

Lebih terperinci

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap

Lebih terperinci

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan 3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekaan dan Meode Peneliian Jenis peneliian yang digunakan adalah jenis peneliian kualiaif dengan menggunakan daa kuaniaif. Daa kualiaif adalah mengeahui Gambaran pengelolaan

Lebih terperinci

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis JURNAL SAINS DAN NI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Prin) D-224 Peramalan Penjualan Sepeda Moor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis Desy Musika dan Seiawan Jurusan Saisika,

Lebih terperinci

PENJADWALAN PEMBUATAN BOX ALUMININUM UNTUK MEMINIMUMKAN MAKESPAN (Studi Kasus di Perusahaan Karoseri ASN)

PENJADWALAN PEMBUATAN BOX ALUMININUM UNTUK MEMINIMUMKAN MAKESPAN (Studi Kasus di Perusahaan Karoseri ASN) B PENJADWALAN PEMBUATAN BOX ALUMININUM UNTUK MEMINIMUMKAN MAKESPAN (Sudi Kasus di Perusahaan Karoseri ASN) Firiya Gemala Dewi, Bobby O.P. Soepangka, Nurhadi Siswano Program Pasca Sarjana Magiser Manajemen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

PENERAPAN PERHITUNGAN FISHER-SNEDECOR UNTUK UJI F

PENERAPAN PERHITUNGAN FISHER-SNEDECOR UNTUK UJI F PENERAPAN PERHITUNGAN FISHER-SNEDECOR UNTUK UJI F Zihaul Haq 1, Bowo Nurhadiono, S.Si, M.Kom 2 1 Mahasiswa Teknik Informaika, Universias Dian Nuswanoro Semarang 2 Dosen Pembimbing Teknik Informaika, Universias

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORI 7 BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ

PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ Khairunnisa aubara 1, Ir. Sugiharo Pujangkoro, MM 2, uchari, ST, M.Kes 2 Deparemen Teknik Indusri, Fakulas Teknik, Universias

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi.

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi. PENGUJIAN HIPOTESIS 1. PENDAHULUAN Hipoesis Saisik : pernyaaan aau dugaan mengenai sau aau lebih populasi. Pengujian hipoesis berhubungan dengan penerimaan aau penolakan suau hipoesis. Kebenaran (benar

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sauan Pendidikan : SMA Kelas/Semeser Maa Pelajaran Topik Waku : X / Ganjil : Fisika (Wajib/Mina*) : Gerak Jauh Bebas : 4 45 meni A. Kompeensi Ini KI 1: Menghayai dan mengamalkan

Lebih terperinci

Jurnal Edik Informatika Penelitian Bidang Komputer Sains dan Pendidikan Informatika V1.i1(64-69)

Jurnal Edik Informatika Penelitian Bidang Komputer Sains dan Pendidikan Informatika V1.i1(64-69) Jurnal Edik Informaika Peneliian Bidang Kompuer Sains dan Pendidikan Informaika Peramalan Penjualan Pada Usaha Kecil Menengah (UKM) Roi Sania Dengan Menggunakan Program POM QM Henny Yulius 1, Yadi Prawinaa

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sample sumber dan

BAB IV METODE PENELITIAN. dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sample sumber dan BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Pendekaan Peneliiaan Peneliian sudi kasus ini menggunakan peneliian pendekaan kualiaif. menuru (Sugiono, 2009:15), meode peneliian kualiaif adalah meode peneliian ang berlandaskan

Lebih terperinci

Kadek Bayu Wibawa*, I Ketut Sumerta**, I Made Dharmawan***

Kadek Bayu Wibawa*, I Ketut Sumerta**, I Made Dharmawan*** PELATIHAN MENITI PAPAN JARAK 4 METER 5 REPETISI 2 SET DAN 2 REPETISI 5 SET TERHADAP PENINGKATAN KESEIMBANGAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 MENGWI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Kadek Bayu Wibawa*, I Keu Sumera**,

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan PGSD. Oleh:

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan PGSD. Oleh: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PBI DENGAN MEDIA AUDIO-VISUAL PADA KEGIATAN MENGENAL BAGIAN TUBUH HEWAN TERHADAP KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN BAGIAN TUBUH MAKHLUK HIDUP KELAS IV SDN SEMAMPIR SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

Jurnal Edik Informatika. Peramalan Kebutuhan Manajemen Logistik Pada Usaha Depot Air Minum Isi Ulang Al-Fitrah

Jurnal Edik Informatika. Peramalan Kebutuhan Manajemen Logistik Pada Usaha Depot Air Minum Isi Ulang Al-Fitrah Jurnal Edik Informaika Peneliian Bidang Kompuer Sains dan Pendidikan Informaika V.i(5-4) Peramalan Kebuuhan Manajemen Logisik Pada Usaha Depo Air Minum Isi Ulang Al-Firah Henny Yulius, Islami Yei Universias

Lebih terperinci

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN Peramalan Dengan Meode Smoohing dan Verifikasi Meode Peramalan Dengan Grafik Pengendali Moving Range () (Sudi Kasus: Produksi Air Bersih di PDAM Tira Kencana Samarinda) Forecasing wih Smoohing and Verificaion

Lebih terperinci

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X USULAN ENERAAN METODE KOEISIEN MANAJEMEN (BOMAN S) SEBAGAI ALTERNATI MODEL ERENCANAAN RODUKSI RINTER TIE LX400 ADA T X Hendi Dwi Hardiman Jurusan Teknik Manajemen Indusri - Sekolah Tinggi Manajemen Indusri

Lebih terperinci