STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA NY

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA NY"

Transkripsi

1 STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA NY. S DENGAN POST OPERASI OPEN REDUCTION AND INTERNAL FIXATION (ORIF) ATAS INDIKASI FRAKTUR RADIUS SINISTRA 1/3 DISTAL DI RUANG KANTHIL RSUD KARANGANYAR DISUSUN OLEH : RESTIA AYU SEPTIANI NIM. P PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2013

2 STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA NY. S DENGAN POST OPERASI OPEN REDUCTION AND INTERNAL FIXATION (ORIF) ATAS INDIKASI FRAKTUR RADIUS SINISTRA 1/3 DISTAL DI RUANG KANTHIL RSUD KARANGANYAR Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan DISUSUN OLEH : RESTIA AYU SEPTIANI NIM. P PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2013 i

3 SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertandatangan di bawah ini : Nama : Restia Ayu Septiani NIM : P Program Studi : DIII Keperawatan Judul Karya Tulis Ilmiah : ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA NY.S DENGAN POST OPERASI OPEN REDUCTION AND INTERNAL FIXATION ATAS INDIKASI FRAKTUR RADIUS SINISTRA 1/3 DISTAL DI RUANG KANTHIL RSUD KARANG ANYAR Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri. Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut dengan ketentuan akademik yang berlaku. Surakarta, 27 April 2013 Yang Membuat Pernyataan Restia Ayu Septiani NIM. P ii

4 LEMBAR PERSETUJUAN Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh : Nama : Restia Ayu Septiani NIM : P Program Studi Judul : DIII Keperawatan : ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA NY.S DENGAN POST OPERASI OPEN REDUCTION AND INTERNAL FIXATION ATAS INDIKASI FRAKTUR RADIUS SINISTRA 1/3 DISTAL DI RUANG KANTHIL RSUD KARANG ANYAR Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah Prodi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta Ditetapkan di : Surakarta, Hari/ Tanggal : Sabtu, 08 Juni 2013 Pembimbing : Joko Kismanto, S.Kep., Ns ( ) NIK : iii

5 HALAMAN PENGESAHAN Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh : Nama : Restia Ayu Septiani NIM : P Program Studi : DIII Keperawatan Judul : ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA NY.S DENGAN POST OPERASI OPEN REDUCTION AND INTERNAL FIXATION ATAS INDIKASI FRAKTUR RADIUS SINISTRA 1/3 DISTAL DI RUANG KANTHIL RSUD KARANG ANYAR Telah diujikan dan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah Prodi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta Ditetapkan di : Surakarta Hari/ Tanggal : Jum at, 28 Juni 2013 DEWAN PENGUJI Penguji I : Joko Kismanto, S.Kep.,Ns ( ) NIK : Penguji II : Tyas Ardi Suminarsis, S.Kep.,Ns ( ) NIK : Penguji III : Nurma Rahmawati, S.Kep.,Ns ( ) NIK : Mengetahui, Ketua Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta Setiyawan, S.Kep., Ns NIK iv

6 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat, rahmat dan karunia-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA NY.S DENGAN POST OPERASI OPEN REDUCTION AND INTERNAL FIXATION (ORIF) ATAS INDIKASI FRAKTUR RADIUS SINISTRA 1/3 DISTAL DI RUANG KANTHIL RSUD KARANGANYAR. Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat : 1. Setiyawan, S.Kep.,Ns, selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di STIKes Kusuma Husada Surakarta. 2. Erlina Windyastuti, S.Kep.,Ns, selaku Sekretaris Ketua Program Studi DIII Keperawatan, yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di STIKes Kusuma Husada Surakarta. 3. Joko Kismanto, S.Kep.,Ns, selaku dosen pembimbing serta sekaligus sebagai penguji I yang telah membimbing dengan cermat, memberikan saran, kritik, serta masukan-masukan yang bermanfaat bagi penulis dan demi sempurnanya studi kasus ini. 4. Tyas Ardi Suminarsis, S.Kep.,Ns, selaku dosen penguji II yang telah memberikan saran dan kritik yang bermanfaat bagi penulis selama ujian berlangsung dan demi sempurnanya studi kasus ini. v

7 5. Nurma Rahmawati, S.Kep.,Ns, selaku dosen penguji III yang telah memberikan saran dan kritik yang bermanfaat bagi penulis selama ujian berlangsung dan demi sempurnanya studi kasus ini. 6. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta, yang telah memberikan bimbingan baik berupa materi, wawasan serta ilmu yang bermanfaat dengan begitu sabar. 7. Pihak Rumah Sakit Karanganyar beserta staf keperawatan, khususnya di Ruang Khantil yang telah memberikan ijin dan kesempatan bagi penulis untuk pengambilan data guna penyelesaian studi kasus ini. 8. Kedua orang tuaku, yang selalu menjadi sumber inspirasi dan memberikan dukungan semangat untuk menyelesaikan pendidikan. 9. Saudara serta keluarga tercinta yang senantiasa memberikan dukungan dan semangat dalam setiap proses yang dilalui oleh penulis. 10. Teman-teman mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta, dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satupersatu, yang telah memberikan dukungan moral dan spiritual. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan balasan yang setimpal atas bantuan dan pengorbanan mereka kepada penulis dan melimpahkan rahmat dan karunia-nya kepada kita semua. Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu keperawatan dan kesehatan. Amin. Surakarta, 27 April 2013 vi Penulis

8 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... PERNYATAAN TIDAK PLAGIATISME. LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR. DAFTAR ISI DAFTAR LAMPIRAN i ii iii iv v vii ix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... B. Tujuan Penulisan... C. Manfaat Penulisan BAB II LAPORAN KASUS A. Identitas Klien... B. Pengkajian. C. Perumusan Masalah Keperawatan D. Perencanaan Keperawatan E. Implementasi Keperawatan.. F. Evaluasi Keperawatan vii

9 BAB III PEMBAHASAN DAN SIMPULAN A. Pembahasan.. B. Simpulan dan Saran Daftar Pustaka Lampiran Daftar Riwayat Hidup viii

10 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah Lampiran 2 Surat Keterangan Selesai Pengambilan Data Lampiran 3 Log Book Kegiatan Harian Lampiran 4 Lembar Pendelegasian Pasien Lampiran 5 Asuhan Keperawatan ix

11 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem tubuh yang sangat berperan terhadap fungsi pergerakan dan mobilitas seseorang adalah tulang. Masalah gangguan pada tulang akan mempengaruhi system pergerakan manusia, mulai dari bayi, anak-anak, remaja, dewasa, maupun pada lansia. Masalah system tubuh (musculoskeletal) yang sering kita temukan disekitar kita adalah fraktur atau patah tulang. Berdasarkan data keseluruhan yang diperoleh dari rumah sakit umum daerah karanganyar pada akhir bulan April 2013 terdapat sejumlah pasien keseluruhan pasien, didapatkan pasien (20,45%) yang mengalami fraktur. Berdasarkan laporan periode bulan Maret sampai bulan April 2013, pasien yang dirawat di ruang kanthil RSUD Karanganyar dan sebanyak 64 pasien (7,2%) didapatkan 18 pasien atau (3,55%) yang mengalami fraktur, diantaranya 4 pasien (0,72%) mengalami Fraktur phalanx distal, 5 pasien (0,65%) mengalami fraktur clavicula, dan 9 pasien (1,37%) yang mengalami fraktur radius sinistra 1/3 distal, rata-rata berumur antara 10 tahun sampai 50 tahun. Fraktur menurut Grace dan Borley (2006) adalah terputusnya kontinuitas tulang. Fraktur dapat berbentuk transversa, oblik, atau spiral. Fraktur terjadi ketika tekanan yang kuat diberikan pada tulang normal atau 1

12 2 tekanan yang sedang pada tulang yang terkena penyakit, misalnya osteoporosis, jatuh, terpeleset. Cedera pada tulang menimbulkan patah tulang (fraktur) dan dislokasi. Fraktur juga dapat terjadi di ujung tulang dan sendi (intra-artikuler) yang sekaligus menimbulkan dislokasi sendi (sjamsuhidajat, dkk. 2010: 1039). Menurut Hoppenfeld dan Murthy (2011: 159) menyatakan fraktur/ dislokasi adalah fraktur sepertiga distal radius dengan dislokasi articulatio radioulnaris distalis. Fraktur ini disebut sebagai fraktur necessity karena pada cedera ini memerlukan penanganan intervensi bedah sebagai akibat hilangnya koreksi dan hilangnya kelengkungan radius. Fraktur radius distalis dengan kerusakan articulation radioulnaris distalis (fraktur/dislokasi). Fraktur dapat terjadi di beberapa titik di sepanjang tulang, termasuk regio sepertiga tengah, sepertiga distal, sepertiga medial. Salah satunya fraktur radius sinistra sepertiga distal yang terbagi menjadi beberapa tipe, tipe I fraktur galeazzi terjadi pada sepertiga distal radius disertai dislokasi sendi radio-ulna distal,tipe II fraktur colles terjadi pada tulang radius bagian distal yang berjarak 1,5 inchi dari permukaan sendi radiocarpal dengan deformitas keposterior (dorsal), dan tipe III fraktur smith terjadi pada pasien yang 20 tahun yang lalu pernah mengalami fraktur colles sebelumnya, tetapi pada cedera ini fragmen distal bergeser keanterior (volar) akibat jatuh pada punggung tangan. Penanganan pada fraktur radius sinistra 1/3 distal salah satunya dengan cara pembedahan atau operasi. Operasi adalah tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani. Prosedur pembedahan yang

13 3 dilakukan pada pasien fraktur meliputi reduksi terbuka dengan fiksasi iterna (Open Reduction and Internal Fixation/ ORIF). (Greenberg, 2007). Salah satu gambaran klinis dari fraktur yaitu nyeri. Menurut Corwin (2009), nyeri yaitu spasme otot yang terjadi setelah patah tulang. Nyeri biasanya menyertai patah tulang traumatik dan cedera jaringan lunak. Apapun yang dialami oleh seseorang dan akan terus dirasakan oleh orang tersebut selama orang tersebut masih merasakan nyeri. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Tanabe, menyebutkan bahwa 78% pasien yang masuk UGD mempunyai keluhan utama nyeri. Oleh karena itu, penanganan nyeri yang baik dan benar akan mengurangi angka kesakitan dan mungkin kematian pasien (Tanabe 1999 dalam Kartikawati, 2011). Klasifikasi nyeri ada dua, yaitu nyeri akut dan nyeri kronis. Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan dan muncul akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam hal sedemikian rupa, awitan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung kurang dari enam bulan, sedangkan nyeri kronis adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan dan muncul akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam hal sedemikian rupa, awitan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat, terjadi secara konstan atau berulang tanpa akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung lebih dari enam bulan (Nanda, 2009).

14 4 Menurut Kartikawati (2011), tingkat nyeri dimulai dari 0-10 adalah sebagai berikut: skala angka 0-1: tidak nyeri (tidak merasakan nyeri), 2-3: nyeri ringan (terasa senut-senut), 4-6: nyeri sedang (terasa seperti tertusuk jarum), 7-8: nyeri berat (terasa seperti tersayat-sayat dan masih bisa tertahankan), 9-10: nyeri hebat (terasa seperti tertusuk-tusuk benda tajam sehingga tidak tertahankan). Sedangkan untuk anak menggunakan skala nyeri Faces Wong-Baker yang masing-masing wajah menggambarkan tersendiri. Wajah 0: wajah bahagia, tidak merasakan nyeri. Wajah 1: wajah yang merasakan sedikit nyeri, sedangkan wajah 2: wajah yang rasa nyerinya bertambah. Wajah 3: wajah yang nyerinya semakin bertambah. Wajah 4: wajah yang nyerinya bertambah parah dan wajah 5: wajah yang menunjukkan nyeri sangat hebat. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk mengambil studi kasus dengan judul Asuhan Keperawatan nyeri akut pada Ny.S: Post Operasi Open Reduction and Internal Fixation (ORIF) Atas Indikasi Fraktur Radius Sinistra 1/3 Distal di Ruang Kanthil RSUD Karanganyar. B. Tujuan Penulisan Ada dua tujuan yang ingin dicapai yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. 1. Tujuan Umum Melaporkan kasus nyeri pada Ny. S dengan post operasi Open Reduction and Internal Fixation (ORIF) atas indikasi fraktur radius sinistra 1/3 Distal di ruang kanthil RSUD Karanganyar.

15 5 2. Tujuan Khusus a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada Ny. S dengan nyeri post operasi Open Reduction and Internal Fixation (ORIF) atas indikasi fraktur radius sinistra 1/3 distal. b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Ny. S dengan nyeri post operasi Open Reduction and Internal Fixation (ORIF) atas indikasi fraktur radius sinistra 1/3 distal. c. Penulis mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada Ny. S dengan nyeri post operasi Open Reduction and Internal Fixation (ORIF) atas indikasi fraktur radius sinistra 1/3 distal. d. Penulis mampu melakukan implementasi pada Ny. S dengan nyeri post operasi Open Reduction and Internal Fixation (ORIF) atas indikasi fraktur radius sinistra 1/3 distal. e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada Ny. S dengan nyeri post operasi Open Reduction and Internal Fixation (ORIF) atas indikasi fraktur radius sinistra 1/3 distal. f. Penulis mampu menganalisa kondisi nyeri yang terjadi pada Ny. S dengan nyeri post operasi Open Reduction and Internal Fixation (ORIF) atas indikasi fraktur radius sinistra 1/3 distal.

16 6 C. Manfaat Penulisan 1. Bagi Penulis Hasil penelitian ini dapat menjadi pengalaman belajar dalam meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan penulis khususnya dalam bidang penelitian. 2. Bagi Institusi a. Bagi Rumah Sakit Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan pemberian pelayanan kesehatan berkaitan dengan pasien post operasi Open Reduction and Internal Fixation (ORIF) atas indikasi fraktur radius sinistra 1/3 distal. b. Bagi Pendidikan Hasil penelitian ini dapat menjadi tambahan ilmu bagi institusi keperawatan khususnya keperawatan medikal bedah dalam penanganan kasus post operasi Open Reduction and Internal Fixation (ORIF) atas indikasi fraktur radius sinistra 1/3 distal. 3. Bagi Profesi atau Perawat Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber informasi bagi profesi tentang manajemen nyeri pada pasien post operasi Open Reduction and Internal Fixation (ORIF) atas indikasi fraktur radius sinistra 1/3 Distal.

17 BAB II LAPORAN KASUS Dalam bab ini menjelaskan tentang Asuhan Keperawatan yang dilakukan pada Ny. S dengan post operasi Open Reduction and Internal Fixation (ORIF) Atas Indikasi Fraktur Radius Sinistra 1/3 Distal, dilaksanakan pada tanggal April Asuhan keperawatan ini berdasarkan dari pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi. A. Identitas Klien Hasil pengkajian pada tanggal April 2013 jam WIB, pada kasus ini diperoleh dengan cara auto anamnesa dan allo anamnesa, mengadakan pengamatan atau observasi langsung, pemeriksaan fisik, menelaah catatan medis dan catatan perawat. Dari data pengkajian tersebut didapat hasil identitas klien, bahwa klien bernama Ny. S, umur 73 tahun, agama islam, pendidikan tidak sekolah, pekerjaan wiraswasta, alamat Jl. Keprabon RT 02 RW 04 Karang Pandan, Karanganyar. Tanggal masuk rumah sakit 24 April 2013 jam WIB, dokter yang merawat dr. H, klien dirawat diruang Kanthil, dokter mendiagnosa bahwa Ny. S menderita Fraktur Radius Sinistra, yang bertanggung jawab Tn. S, umur 44 tahun, pendidikan tidak sekolah, pekerjaan wiraswasta, alamat Jl. Keprabon RT 02 RW 04 Karang Pandan, Karanganyar, hubungan dengan klien sebagai Saudara. 7

18 8 B. Pengkajian 1. Riwayat Kesehatan Hasil pengkajian, keluhan utama klien mengeluh nyeri di pergelangan tangan kiri, pada riwayat kesehatan sekarang sebelum masuk Rumah Sakit, pada hari kamis 17 April 2013 klien mengalami kecelakaan yaitu jatuh terpeleset saat mengambil beras jatah (raskin) ditempat kelurahan Karang Pandan dekat rumahnya. Klien lalu dibawa kerumah dan dipanggilkan tukang urut. Klien merasa sudah 6 hari masih merasakan nyeri, bengkak pada pergelangan tangan kiri dan merasakan nyeri yang hebat. Pada tanggal 24 April 2013 jam WIB oleh keluarga klien dibawa ke UGD RSUD Karanganyar untuk diperiksa, dokter jaga menganjurkan klien dilakukan pemeriksaan rontgen. Klien langsung melakukan pemeriksaan rontgen, dari hasil pemeriksaan Rontgen yang hasilnya bahwa klien mengalami fraktur radius sinistra 1/3 distal. Dari hasil pemeriksaan tersebut dokter menganjurkan klien untuk dirawat inap dan dilakukan operasi, di UGD klien mendapat terapi berupa infuse RL 20 tetes per menit, ketoprofen 50 mg/ 8 jam, gentamicin 80 mg/ 12 jam, cefotaxime 1g/ 12 jam. Kemudian dokter menyarankan klien untuk dirawat inap, dihari yang sama klien dipindah di bangsal Kanthil agar mendapat perawatan lebih lanjut. Pada tanggal 25 April 2013 jam WIB dilakukan operasi Open Reduction and Internal Fixation (ORIF) atas indikasi fraktur radius sinistra 1/3 distal. Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 25 April 2013 jam WIB post operasi klien mengeluh nyeri pada pergelangan tangan sebelah kiri, nyeri dirasakan karena post operasi,

19 9 nyeri dirasakan seperti tertusuk jarum, skala nyeri 6, nyeri timbul saat digerakkan, ekspresi wajah meringis, gelisah dan menahan nyeri, tekanan darah: 140/90 mmhg, Nadi: 76 kali per menit, pernafasan: 18 kali per menit, Suhu: 37 0 C, ekstremitas kanan atas (tangan kanan) terpasang infus RL 20 tetes per menit, ekstremitas kiri atas (tangan kiri) pada pergelangan tangan terdapat luka bekas operasi dan dipasang elastis perban. Hasil pengkajian riwayat kesehatan dahulu, bahwa klien mengatakan belum pernah dirawat di Rumah Sakit dan belum pernah di operasi. Klien mengatakan tidak mempunyai alergi makanan dan obat. Pada riwayat kesehatan keluarga, dalam keluarga klien tidak mempunyai penyakit Diabetes Militus, Jantung, Asma dan Hipertensi. Pada riwayat kesehatan lingkungan, sekitar rumah klien bersih dan ventilasi udara di dalam rumah cukup. 2. Pola Fungsional Kesehatan Pengkajian pola fungsional kesehatan menurut Gordon, Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan, klien merupakan pekerja keras dan sangat peka terhadap kesehatannya. Bila sakit klien dan keluarga lebih sering dibawa kepuskesmas atau rumah sakit. Pola Nutrisi dan metabolik, sebelum sakit klien mengatakan makan 3 kali sehari dengan menu nasi, sayur, lauk, buah, minum teh atau air putih 7-8 gelas (1750 cc 2000 cc) sehari dan terkadang minum susu. Selama sakit klien mengatakan nafsu makan sedikit berkurang tetapi mencoba dengan memakan menu diit rumah sakit sedikit demi sedikit sehingga dapat menghabiskan 1 porsi diit rumah sakit dengan menu nasi, sayur,

20 10 lauk, buah, minum teh atau air putih 5-6 gelas (1250 cc cc) sehari selama dirumah sakit. Pola eliminasi, sebelum sakit klien BAB 1 kali sehari dengan konsistensi lembek berwarna kuning, tidak ada darah dan berbau khas. BAK 5-7 kali sehari berwarna kuning jernih dan berbau khas. Selama sakit klien mengatakan 2 hari belum BAB dan BAK 5-7 kali sehari dengan warna kuning jernih, tidak ada darah dan berbau khas. Pola istirahat tidur, sebelum sakit klien mengatakan tidur kurang lebih 6-8 jam sehari, dari jam WIB dengan nyenyak. Selama sakit klien mengatakan tidak bisa tidur dengan nyenyak karena nyeri yang dirasakan, tidur kurang lebih 4 jam sehari. Pola aktivitas latihan ditemukan data: sebelum sakit klien mengatakan dapat melakukan aktifitas secara mandiri. Selama sakit klien mengatakan aktivitas dibantu dengan keluarga, untuk makan dan minum, mobilitas ditempat tidur klien dapat melakukannya secara mandiri. Pola kognitif perseptual, sebelum sakit klien mengatakan penglihatan, pendengaran, dan bicara jelas. Selama sakit penglihatan, pendengaran, dan bicara masih jelas, tidak ada gangguan. Klien mengatakan nyeri pada pergelangan tangan sebelah kiri, nyeri karena post operasi, nyeri dirasakan seperti tertusuk jarum, skala nyeri 6, timbul saat tangan digerakkan. Pola persepsi konsep diri, Gambaran diri: klien mengatakan selalu bersyukur dengan keadaan tubuhnya yang dulu dan sekarang, klien tidak malu dengan luka bekas operasi. Identitas diri: Klien mengatakan seorang

21 11 perempuan yang sudah menikah dan seorang pekerja keras untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Ideal diri: klien berharap cepat sembuh, dapat melakukan aktifitas sehari-hari dan menyadari bahwa apa yang menjadi rencana manusia tidak selalu sama dengan rencana Tuhan. Peran: klien mengatakan bekerja keras demi mencukupi kebutuhannya seharihari. Harga diri: klien berhubungan baik dengan keluarga dan anggota keluarga selalu mencintai klien, bila ada masalah klien dapat mengambil keputusan secara musyawarah antar anggota keluarga. Pola hubungan dan peran, sebelum sakit klien mengatakan dapat bersosialisasi dan berkomunikasi dengan orang lain serta lingkungan sektar. Selama sakit klien mengatakan tidak mampu bersosialisasi dengan lingkungan seperti biasanya. Pola seksual dan reproduksi, sebelum dan selama sakit klien mengatakan tidak mempunyai kelainan seksual dan sudah menikah. Pola mekanisme koping, sebelum dan selama sakit klien mengatakan senang dengan kehidupan yang dijalaninya, tidak banyak menerima masalah yang membuat stress serta mampu mengendalikan stres. Pola nilai dan keyakinan, sebelum dan selama sakit klien mengatakan beragama islam dan masih mampu menjalankan sembahyang sholat serta dapat dilakukannya secara mandiri tanpa dibantu oleh orang lain. 3. Pemeriksaan Fisik Pengkajian pemeriksaan fisik didapatkan data bahwa keadaan umum klien baik, kesadaran compos mentis, penilaian Glasgow Coma Skale

22 12 (GCS) adalah E 4 V 5 M 6 dengan ketentuan mata membuka spontan, verbal berorientasi atau dapat berkomunikasi dengan baik, motorik dengan perintah. Pemeriksaan tanda vital didapatkan hasil pengukuran tekanan darah: 140/90 mmhg, nadi: 76 kali per menit, pernafasan: 18 kali per menit, suhu: 37 o C. Bentuk kepala mesochepal, rambut berwarna putih lurus, kulit kepala bersih. Mata simetris kanan kiri, konjungtiva tidak anemis, sklera putih, pupil isokor. Hidung simetris kanan kiri, tidak ada sekret, tidak ada polip. Mulut mukosa bibir lembab, tidak ada gigi berlubang, tidak sariawan. Telinga simetris kanan kiri, tidak ada serumen. Leher tidak ada pembesaran kelenjar tiroid. Pemeriksaan dada (paru-paru), inspeksi : dada simetris, palpasi vocal fremitus sama kanan dan kiri, perkusi sonor auskultasi vesikuler. Dada (jantung) : inspeksi ictus cordis tidak tampak, palpasi ictus cordis teraba, perkusi pekak, auskultasi bunyi jantung I, II murni tidak ada bising. Pemeriksaan abdomen: inspeksi bentuk datar, tidak terdapat bekas luka, auskultasi bising usus 4 kali per menit, perkusi thympani, palpasi tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran hati. Pada genetalia tidak ada kelainan, tidak terpasang kateter. Pada kulit turgor kulit baik, warna kulit sawo matang. Ekstremitas kanan atas (tangan kanan) terpasang infus RL 20 tetes per menit. Ekstremitas kiri atas (tangan kiri) pada pergelangan tangan terdapat luka bekas operasi dan dipasang elastis perban.

23 13 4. Hasil Pemeriksaan Penunjang dan Laboratorium Hasil pemeriksaan laboraturium didapatkan pada tanggal 23 April 2013 yaitu hemoglobin 12,7 g/dl (11,7-16,2 g/dl), hematrokit 36,6 % (35-45 %), eritrosit 4,42 Juta/mm 3 (4,1-5,1 Juta/mm 3 ), lekosit 5,100/mm 3 (4,400-11,300/mm 3 ), trombosit 218,000 U/L (150, ,000 U/L), basofil 0,4% (0-2%), eosinofil 3,5% (0-4%), neutrofil 44,7% (55-80%), limfosit 42,7% (22-44%), monosit 8,7% (0-7%), MCV 93,7 fl (80-96 fl), MCH 31,7 pg (28-33 pg), MCHC 33,8% (32-36%), golongan darah A/ Rh (+), masa pendarahan BT menit (1-3 menit), masa pembekuan CT menit (2-8 menit), HbsAg kualitatif negatif, glukosa darah sewaktu 109 mg/dl ( mg/dl),urea 35,6 mg/dl (10-50 mg/dl), creatinine 0,95 mg/dl (0.5-0,9 mg/dl), SGOT 34,8 U/L (0,31 U/L), SGPT 19,2 U/L (0,32 U/L). Hasil pemeriksaan Rontgen tanggal 24 April 2013, jenis pemeriksaan: radius, hasil pemeriksaan: gambaran fraktur komplit os radius sinistra 1/3 distal, tidak tampak dislokasi pergelangan sendi radio sinistra. Hasil pemeriksaan Rontgen tanggal 25 April 2013, jenis pemeriksaan: radius, hasil pemeriksaan: foto radius kiri tampak post operasi Open Reduction and Internal Fixation (ORIF) fraktur radius sinistra 1/3 distal. Program terapi yang didapatkan klien pada tanggal 25 April 2013, yaitu ketoprofen 50 mg/ 8 jam, gentamicin 80 mg/ 12 jam, cefotaxime 1 g/ 12 jam, oxtercid 2 x 750 mg/ 12 jam, infuse RL 20 tetes per menit.

24 14 C. Daftar Perumusan Masalah Diagnosa keperawatan utama adalah nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik (post operasi fraktur), ditandai dengan respon subyektif klien: klien mengatakan nyeri pada pergelangan tangan sebelah kiri, nyeri karena post operasi, nyeri dirasakan seperti tertusuk jarum, skala nyeri 6, nyeri timbul saat digerakkan, respon obyektif: ekspresi wajah meringis, gelisah, dan menahan nyeri, tekanan darah: 140/90 mmhg, nadi: 76 kali per menit, pernafasan: 18 kali per menit, suhu: 37 0 C. D. Perencanaan Tujuan yang dibuat penulis adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan nyeri berkurang atau hilang dengan kriteria hasil: ekspresi wajah rileks, tenang, skala nyeri 1, Tanda vital dalam batas normal (tekanan darah: 120/80 mmhg, nadi: kali per menit, pernafasan: kali per menit, suhu: C). Intervensi atau rencana yang akan dilakukan yaitu pantau karakteristik nyeri (PQRST), Provoking incident (P), Quality of Pain (Q), Region (R), Severity of Pain (S), Time (T), dengan rasional untuk mengidentifikasi skala nyeri dan ketidaknyamanan; monitor tanda vital, dengan rasional memberikan gambaran lengkap mengenai sistem kardiovaskuler; berikan posisi yang nyaman, dengan rasional untuk meningkatkan kenyamanan dan mengurangi rasa nyeri; ajarkan teknik relaksasi atau distraksi, dengan rasional melepaskan tegangan emosional dan otot; kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgetik, dengan rasional untuk mengurangi nyeri.

25 15 E. Implementasi Tindakan yang dilakukan tanggal 25 April 2013 jam WIB mengkaji keluhan utama klien dan didapatkan hasil data subjektif klien mengatakan nyeri pada bekas operasi, Provocate = nyeri akibat post operasi, Quality = nyeri yang dirasakan seperti tertusuk jarum, Regio = pergelangan tangan sebelah kiri, Scale = skala nyeri wajah 6, Time = hilang timbul saat digerakkan dan respon objektif post operasi klien tampak meringis menahan nyeri. Pada jam WIB memonitor tanda vital dan keadaan umum, dengan respon subjektif klien mengatakan bersedia dilakukan pengukuran tekanan darah, respon obyektif: tekanan darah 140/90 mmhg, nadi 76 kali per menit, pernafasan 18 kali per menit, suhu 37 0 C. Pada jam WIB mengajarkan teknik relaksasi (nafas dalam), respon subyektif: klien mengatakan mau diajarkan teknik nafas dalam, respon obyektif: klien tampak belajar teknik relaksasi. Pada jam WIB memberikan posisi yang nyaman (tiduran dan menyokong ekstermitas yang berluka), respon subyektif: klien mengatakan posisi tiduran sudah nyaman tetapi masih nyeri, respon obyektif: pasien terlihat tiduran dan nampak meringis. Pada jam WIB memberikan terapi injeksi analgetik (Ketoprofen 50 mg/ 8 jam), respon subyektif: klien mengatakan bersedia disuntik, respon obyektif: injeksi masuk dan tidak terjadi alergi. Implementasi yang dilakukan tanggal 26 April 2013 jam WIB memantau karakteristik nyeri Provoking incident (P), Quality of Pain (Q), Region (R), Severity of Pain (S), Time (T), respon subyektif: klien mengatakan nyeri pada bekas operasi, Provocate = nyeri akibat post operasi,

26 16 Quality = nyeri yang dirasakan seperti tertusuk jarum, Regio = pergelangan tangan sebelah kiri, Scale = skala nyeri wajah 5, Time = hilang timbul saat digerakkan, respon objektif post op hari pertama klien tampak menahan nyeri, sedikit bertenaga, bengkak didaerah fraktur tampak berkurang, terpasang elastis perban pada daerah post operasi hari pertama Open Reduction and Internal Fixation (ORIF). Pada jam WIB memonitor tanda vital dan keadaan umum, dengan respon subjektif klien mengatakan badan terasa lemah, klien bersedia dilakukan pengukuran tekanan darah, dan respon objektif Ny. S post operasi hari pertama, klien tampak hanya tiduran, tekanan darah: 140/90 mmhg, nadi: 80 kali per menit, pernafasan: 22 kali per menit, suhu: 36 0 C. Pada jam WIB mengajarkan teknik relaksasi (nafas dalam), respon subyektif: klien mengatakan mau diajarkan teknik nafas dalam, respon obyektif: klien tampak belajar teknik relaksasi. Pada jam WIB memberikan terapi injeksi analgetik (Ketoprofen 50 mg/ 8 jam), respon subyektif: klien mengatakan bersedia disuntik, respon obyektif: injeksi masuk dan tidak terjadi alergi. Pada jam WIB memberikan posisi yang nyaman pada pasien (posisi supinasi atau tidur terlentang), respon subyektif: klien mengatakan posisi sudah nyaman dan nyeri sudah sedikit berkurang, respon obyektif: klien tampak lebih nyaman dan rileks. Pada tanggal 27 April 2013 jam WIB memantau karakteristik nyeri (PQRST), Provoking incident (P), Quality of Pain (Q), Region (R), Severity of Pain (S), Time (T), respon subyektif: klien mengatakan nyeri berkurang, Provocate (P) = nyeri akibat post operasi, Quality (Q) = nyeri yang dirasakan seperti senut-senut, Regio (R) = pergelangan tangan sebelah

27 17 kiri, Scale (S) = skala nyeri wajah 3, Time (T) = hilang timbul saat digerakkan, respon obyektif: klien tampak lebih bertenaga, sudah tidak menahan nyeri, bengkak didaerah fraktur tampak berkurang, terpasang elastis perban pada daerah post operasi hari kedua Open Reduction and Internal Fixation (ORIF). Pada jam WIB memonitor tanda vital, respon subyektif: klien mengatakan bersedia dilakukan pengukuran tekanan darah, respon obyektif: tekanan darah: 130/90 mmhg, nadi: 84 kali per menit, pernafasan: 20 kali per menit, suhu: 36 0 C. Pada jam WIB memberikan terapi injeksi analgetik (Ketoprofen 50 mg/ 8 jam), respon subyektif: klien bersedia disuntik, respon obyektif: injeksi masuk dan tidak terjadi alergi. Pada jam WIB memberikan posisi yang nyaman, respon subyektif: klien mengatakan nyaman dengan posisi terlentang, respon obyektif: posisi klien supine atau tiduran, klien tampak lebih nyaman dan rileks. F. Evaluasi Setelah dilakukan tindakan keperawatan, hasil evaluasi dilakukan pada hari Kamis, 25 April 2013 jam WIB, dengan menggunakan metode SOAP, Subyektif (S), Obyektif (O), Assessment (A), Planning (P), didapatkan hasil evaluasi dengan data subjektif klien mengatakan nyeri pada bekas operasi, Provocate = nyeri akibat post operasi, Quality = nyeri yang dirasakan seperti tertusuk jarum, Regio = pergelangan tangan sebelah kiri, Scale = skala nyeri wajah 6, Time = hilang timbul saat digerakkan dan respon objektif post operasi klien tampak meringis menahan nyeri, tekanan darah 140/90 mmhg, nadi 76 kali per menit, pernafasan 18 kali per menit, suhu

28 C, Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa masalah keperawatan nyeri belum teratasi sehingga intervensi dilanjutkan yaitu observasi keadaan umum klien, kaji ulang tingkat nyeri klien (PQRST), Provoking incident (P), Quality of Pain (Q), Region (R), Severity of Pain (S), Time (T), monitor tanda-tanda vital, anjurkan teknik relaksasi dan lanjutkan program terapi sesuai advis dokter (ketoprofen 50 mg/ 8 jam, gentamicin 80 mg/ 12 jam, cefotaxime 1 g/ 12 jam, oxtercid 2 x 750 mg/ 12 jam). Hasil evaluasi yang dilakukan pada tanggal 26 April 2013 jam WIB, yang hasilnya: Provocate (P) = nyeri akibat post operasi, Quality (Q) = nyeri yang dirasakan seperti tertusuk jarum, Regio (R) = pergelangan tangan sebelah kiri, Scale (S) = skala nyeri wajah 5, Time (T) = hilang timbul saat digerakkan, ekspresi wajah menahan nyeri, sedikit bertenaga, bengkak didaerah fraktur tampak berkurang, terpasang elastis perban pada daerah post operasi hari pertama Open Reduction and Internal Fixation (ORIF) hari pertama. Tekanan darah: 140/90 mmhg, nadi: 80 kali per menit, pernafasan: 22 kali per menit, suhu: 36 0 C, masalah nyeri belum teratasi, intervensi dilanjutkan: pantau karakteristik nyeri, beri posisi supinasi, anjurkan untuk melakukan teknik relaksasi jika nyeri timbul, lanjutkan terapi dokter (ketoprofen 50 mg/ 8 jam, gentamicin 80 mg/ 12 jam, cefotaxime 1 g/ 12 jam, oxtercid 2 x 750 mg/ 12 jam). Hasil evaluasi yang dilakukan pada tanggal 27 April 2013 jam WIB yang hasilnya: Provocate (P) = nyeri akibat post operasi, Quality (Q) = nyeri yang dirasakan seperti senut-senut, Regio (R) = pergelangan tangan sebelah kiri, Scale (S) = skala nyeri wajah 3, Time (T) = hilang timbul saat

29 19 digerakkan, ekspresi wajah rileks, tampak lebih bertenaga, sudah tidak menahan nyeri, nyeri berkurang, bengkak didaerah fraktur tampak berkurang, terpasang elastis perban pada daerah post operasi hari kedua Open Reduction and Internal Fixation (ORIF). Tekanan darah: 130/90 mmhg, nadi: 84 kali per menit, pernafasan: 20 kali per menit, suhu: 36 0 C, masalah teratasi sebagian, intervensi dilanjutkan: pantau karakteristik nyeri, beri posisi supinasi, anjurkan untuk melakukan teknik relaksasi jika nyeri timbul, lanjutkan terapi dokter (ketoprofen 50 mg/ 8 jam, gentamicin 80 mg/ 12 jam, cefotaxime 1 g/ 12 jam, oxtercid 2 x 750 mg/ 12 jam).

30 BAB III PEMBAHASAN DAN SIMPULAN Pada bab ini penulis akan membahas tentang kesenjangan teori dan tindakan proses asuhan keperawatan yang dilakukan pada tanggal April 2013 di ruang Kanthil RSUD Karanganyar, yang meliputi: pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi, dan evaluasi. Disamping itu, juga akan dikemukakan faktor terkait Nyeri Akut maupun hambatan dalam memberikan Asuhan Keperawatan pada Ny. S, yang akan diuraikan sesuai dengan tahap proses keperawatan. A. Pembahasan Dalam pengumpulan data penulis menggunakan metode wawancara, pengamatan (observasi), pemeriksaan fisik dan dokumentasi pelayanan kesehatan. Selama pengkajian, penulis mendapatkan data subyektif dan obyektif. Data subyektif adalah persepsi klien tentang masalah kesehatan yang dialaminya. Data obyektif adalah pengamatan atau pengukuran yang dibuat oleh penulis (Potter dan Perry, 2005). 1. Pengkajian Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan dalam proses keperawatan, untuk itu diperlukan kecermatan dan ketelitian dalam menangani masalah-masalah klien sehingga dapat menentukan tindakan 20

31 21 keperawatan yang tepat (Muttaqin, 2008). Hasil pengkajian klien mengeluh nyeri pada pergelangan tangan sebelah kiri, nyeri dirasakan seperti tertusuk jarum, skala nyeri 6, nyeri timbul saat digerakkan, ekspresi wajah meringis, gelisah. Berdasarkan hasil pengkajian pada Ny. S didapatkan klien mengeluh nyeri dan masalah keperawatan nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik. Hal itu sesuai dengan teori yang ada, bahwa pada kasus fraktur radius sinistra 1/3 distal penanganannya menggunakan Open Reduction Internal Fixation (ORIF). Open Reduction Internal Fixation (ORIF) adalah suatu tindakan untuk melihat fraktur langsung dengan teknik pembedahan yang mencakup didalamnya pemasangan pen, sekrup untuk memobilisasi selama penyembuhan akan menimbulkan problematik salah satunya adalah nyeri (Barbara, 2006). Pola kognitif perseptual, sebelum sakit klien mengatakan penglihatan, pendengaran, dan bicara jelas. Selama sakit penglihatan, pendengaran, dan bicara masih jelas, tidak ada gangguan. Klien mengatakan nyeri pada pergelangan tangan sebelah kiri, nyeri karena post operasi, nyeri dirasakan seperti tertusuk jarum, skala nyeri 6, timbul saat tangan digerakkan, tetapi penulis belum mencantumkan tentang gangguan penciuman dan peraba, hal itu dikarenakan tidak terkaji oleh penulis. Pada kasus fraktur, daya rabanya berkurang terutama pada bagian distal fraktur dan timbul rasa nyeri akibat fraktur, sedangkan pada indra yang lain dan kognitifnya tidak mengalami gangguan (Muttaqin, 2008).

32 22 Pada pola aktivitas latihan, penulis mencantumkan sebelum sakit klien mengatakan dapat melakukan aktifitas secara mandiri. Selama sakit klien mengatakan aktivitas dibantu dengan keluarga, untuk makan dan minum, mobilitas ditempat tidur klien dapat melakukannya secara mandiri. Hal itu disebabkan karena adanya nyeri dan gerak yang terbatas, semua bentuk aktivitas klien dapat berkurang dan klien butuh bantuan dari orang lain (Muttaqin, 2008). Hasil pemeriksaan fisik bagian ekstremitas, penulis hanya menuliskan ekstremitas kiri bawah (tangan kiri dibagian pergelangan tangan) terdapat luka bekas operasi dan dipasang elastis perban. Penulis tidak menuliskan secara rinci bagaimana kondisi luka, panjang jahitan. Hal ini dikarenakan klien post operasi dan belum dilakukan perawatan luka. Pada pemeriksaan fisik dada (jantung), saat dipalpasi penulis hanya menuliskan ictus cordis teraba, yang seharusnya ictus cordis teraba di SIC V. Hal itu merupakan kekurangan penulis dalam pendokumentasian. Pemeriksaan penunjang foto Rontgen dilakukan sebelum dan setelah operasi. Sebelum operasi dilakukan untuk mengetahui lokasi fraktur dan garis fraktur secara langsung serta mengetahui tempat dan tipe fraktur. Setelah operasi dilakukan untuk mengetahui ketepatan tindakan yang telah dilakukan (Barbara, 2006). Hasil pemeriksaan foto Rontgen tanggal 24 April 2013: gambaran fraktur komplit os radius sinistra 1/3 distal, tidak tampak dislokasi pergelangan sendi radio sinistra dan foto radius kiri tampak post operasi Open Reduction and Internal Fixation (ORIF) fraktur radius sinistra 1/3 distal. Hasil pemeriksaan Rontgen tanggal 25 April

33 : foto radius kiri tampak post operasi Open Reduction and Internal Fixation (ORIF) fraktur radius sinistra 1/3 distal. 2. Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menggambarkan respon aktual atau potensial klien terhadap masalah kesehatan. Respon aktual dan potensial klien didapatkan dari data dasar pengkajian dan catatan medis klien, yang kesemuanya dikumpulkan selama pengkajian. Diagnosa keperawatan memberikan dasar pemilihan intervensi untuk mencapai hasil yang diharapkan (Potter dan Perry, 2005). Diagnosa keperawatan utama yang diangkat penulis yaitu nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik (post operasi fraktur). Pengertian nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan dan muncul akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam hal kerusakan sedemikian rupa, awitan yang tibatiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung kurang dari enam bulan (Nanda, 2009). Penulis mengangkat diagnosa nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik (post operasi fraktur), karena saat dilakukan pengkajian didapatkan data subyektif klien: klien mengatakan nyeri pada pergelangan tangan sebelah kiri, nyeri karena post operasi, nyeri dirasakan seperti tertusuk jarum, skala nyeri 6, nyeri timbul saat digerakkan, respon obyektif: ekspresi wajah meringis, gelisah, menahan nyeri, dan harus

34 24 segera ditangani untuk memenuhi kebutuhan kenyamanan klien yang merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Penulis hanya mengangkat diagnosa nyeri karena merupakan diagnosa prioritas dan aktual, hal ini didasarkan pada teori hirarki Maslow. Menurut Maslow kenyamanan merupakan kebutuhan dasar yang memerlukan penanganan dengan segera agar tidak mengganggu kebutuhan yang lainnya (Nursalam, 2008). 3. Intervensi Intervensi adalah rencana keperawatan yang akan penulis rencanakan kepada klien sesuai dengan diagnosa yang ditegakkan sehingga kebutuhan klien dapat terpenuhi (Wilkinson, 2006). Dalam teori intervensi dituliskan sesuai dengan rencana dan kriteria hasil berdasarkan NIC (Nursing Intervension Clasification) dan NOC (Nursing Outcome Clasification). Intervensi keperawatan disesuaikan dengan kondisi pasien dan fasilitas yang ada, sehingga rencana tindakan dapat diselesaikan dengan Spesifik (jelas atau khusus), Measurable (dapat diukur), Achievable (dapat diterima), Rasional dan Time (ada kriteria waktu). Selanjutnya akan diuraikan rencana keperawatan dari diagnosa yang ditegakkan (Nursalam, 2008). Tujuan yang dibuat penulis adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan nyeri berkurang atau hilang dengan kriteria hasil: ekspresi wajah rileks, tenang, skala nyeri 1, Tanda

35 25 vital dalam batas normal (tekanan darah: 120/80 mmhg, nadi: kali per menit, pernafasan: kali per menit, suhu: C). Dengan ditegakkan diagnosa keperawatan nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik (post operasi fraktur), penulis merencanakan tindakan untuk mengatasi nyeri yang dirasakan pasien yaitu: pantau karakteristik nyeri (PQRST), Provoking incident (P), Quality of Pain (Q), Region (R), Severity of Pain (S), Time (T), dengan rasional untuk mengidentifikasi skala nyeri dan ketidaknyamanan; monitor tanda vital (Tekanan darah, nadi, pernafasan, dan suhu), dengan rasional memberikan gambaran lengkap mengenai sistem kardiovaskuler; berikan posisi yang nyaman, dengan rasional untuk meningkatkan kenyamanan dan mengurangi rasa nyeri; ajarkan teknik relaksasi atau distraksi, dengan rasional melepaskan tegangan emosional dan otot; kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgetik, dengan rasional untuk mengurangi nyeri. 4. Implementasi Implementasi merupakan komponen dari proses keperawatan, yaitu kategori dari perilaku keperawatan dimana tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan yang dilakukan dan diselesaikan. Dalam teori, implementasi dari rencana asuhan keperawatan mengikuti komponen perencanaan dari proses keperawatan (Potter dan Perry, 2005).

36 26 Dalam melakukan tindakan keperawatan selama tiga hari penulis tidak mempunyai hambatan, semua rencana yang telah ditetapkan dapat dilaksanakan. Pada tindakan keperawatan diagnosa nyeri akut, tindakan yang dilakukan pada tanggal April 2013 yaitu memantau karakteristik nyeri untuk mengidentifikasi nyeri dan ketidaknyamanan. Pengkajian yang lengkap tentang rasa nyeri menggunakan metode (PQRST), Provoking incident (P), Quality of Pain (Q), Region (R), Severity of Pain (S), Time (T). Provoking incident yaitu apakah ada peristiwa yang menjadi faktor penyebab nyeri. Quality of Pain yaitu seperti apa nyeri yang dirasakan atau digambarkan pasien, misalnya: apakah nyeri bersifat tumpul, seperti terbakar, berdenyut, tajam atau menusuk. Region yaitu dimana lokasi nyeri yang harus ditunjukkan dengan tepat oleh pasien. Severity of Pain yaitu seberapa jauh nyeri yang dirasakan pasien, pengkajian nyeri dengan menggunakan skala nyeri deskriptif. Misalnya: tidak nyeri= 0-1 (tidak merasakan nyeri), nyeri ringan= 2-3 (terasa senut-senut), nyeri sedang= 4-6 (terasa seperti tertusuk jarum), nyeri berat= 7-8 (terasa seperti tersayat-sayat dan masih bisa tertahankan), nyeri tak tertahankan= 9-10 (terasa seperti tertusuk-tusuk benda tajam sehingga tidak tertahankan). Kemudian perawat membantu pasien untuk memilih secara subyektif tingkat skala nyeri yang dirasakan pasien. Time yaitu berapa lama nyeri berlangsung, kapan, apakah ada waktu-waktu tertentu yang menambah rasa nyeri (Kartikawati, 2011). Memonitor tanda vital untuk memberikan gambaran lengkap mengenai kardiovaskuler. Memonitor tanda vital yaitu suatu cara untuk

37 27 mendeteksi adanya perubahan sistem tubuh dan digunakan untuk memantau perkembangan pasien. Tanda vital meliputi suhu tubuh, denyut nadi, frekuensi pernafasan, dan tekanan darah (Hidayat, 2005). Memberikan posisi yang nyaman untuk klien. Posisi yang nyaman diberikan kepada klien untuk meningkatkan rasa nyaman, mengurangi nyeri, mengurangi stress spikis dan mempersingkat masa pemulihan kondisi setelah pembedahan. Posisi nyaman untuk klien yaitu posisi terlentang atau supine (Majid, 2011) Mengajarkan teknik relaksasi untuk melepaskan tegangan emosional dan otot. Teknik relaksasi memberikan kontrol diri kepada individu ketika terjadi rasa tidak nyaman atau nyeri (Potter, 2006). Menurut Majid (2011), teknik relaksasi sederhana terdiri atas nafas abdomen dengan frekuensi lambat, berirama. Pasien dapat memejamkan matanya dan bernafas dengan perlahan dan nyaman. Irama yang konstan dapat dipertahankan dalam menghitung dalam hati dan lambat bersama setiap inhalasi hirup, dua, tiga dan ekshalasi hembuskan, dua, tiga. Memberikan terapi injeksi analgetik ketoprofen 50 mg/ 8 jam, untuk mengurangi nyeri. Menurut Muttaqin (2005), Analgetik memblok lintasan nyeri sehingga nyeri berkurang. 5. Evaluasi Evaluasi adalah proses keperawatan mengukur respon klien terhadap tindakan keperawatan dan kemajuan klien kearah pencapaian tujuan (Potter dan Perry, 2005). Penulis mengevaluasi apakah perilaku atau

38 28 respon klien mencerminkan suatu kemajuan atau kemunduran dalam diagnosa keperawatan. Pada evaluasi, penulis sudah sesuai teori yang ada yaitu sesuai SOAP (Subyektif (S), Obyektif (O), Assesment (A), Planning (P)). Pada diagnosa nyeri akut, Setelah dilakukan tindakan keperawatan, hasil evaluasi dilakukan pada hari tanggal 25 April 2013 masalah keperawatan belum teratasi karena nyeri belum berkurang, didukung data klien dengan menggunakan metode SOAP, Subyektif (S), Obyektif (O), Assessment (A), Planning (P), didapatkan hasil evaluasi dengan data subjektif klien mengatakan nyeri pada bekas operasi, Provocate (P) = nyeri akibat post operasi Open Reduction and Internal Fixation (ORIF) atas indikasi fraktur radius sinistra 1/3 distal, Quality (Q) = nyeri yang dirasakan seperti tertusuk jarum, Regio (R) = pergelangan tangan sebelah kiri, Scale (S) = skala nyeri wajah 6, Time (T) = hilang timbul saat digerakkan dan respon objektif post operasi hari pertama klien tampak meringis menahan sakit, tekanan darah 140/90 mmhg, nadi 76 kali per menit, pernafasan 18 kali per menit, suhu 37 0 C, untuk menindaklanjuti hal tersebut, telah diambil keputusan untuk melanjutkan intervensi yaitu, monitor tanda-tanda vital, pantau karakteristik nyeri, anjurkan teknik relaksasi, dan lanjutkan program terapi sesuai advis dokter (ketoprofen 50 mg). Hasil evaluasi yang dilakukan pada tanggal 26 April 2013 masalah keperawatan belum teratasi karena nyeri belum berkurang, yang hasilnya: Provocate (P) = nyeri akibat post operasi Open Reduction and Internal

39 29 Fixation (ORIF) atas indikasi fraktur radius sinistra 1/3 distal, Quality (Q) = nyeri yang dirasakan seperti tertusuk jarum, Regio (R) = pergelangan tangan sebelah kiri, Scale (S) = skala nyeri wajah 5, Time (T) = hilang timbul saat digerakkan, ekspresi wajah menahan nyeri, sedikit bertenaga, bengkak didaerah fraktur tampak berkurang, terpasang elastis perban pada daerah post operasi Open Reduction and Internal Fixation (ORIF). Tekanan darah: 140/90 mmhg, nadi: 80 kali per menit, pernafasan: 22 kali per menit, suhu: 36 0 C, masalah nyeri belum teratasi, intervensi dilanjutkan: pantau karakteristik nyeri, beri posisi supinasi, anjurkan untuk melakukan teknik relaksasi jika nyeri timbul, lanjutkan terapi dokter (ketoprofen 50 mg). Hasil evaluasi yang dilakukan pada tanggal 27 April 2013 masalah keperawatan teratasi sebagian, didukung dengan data klien mengatakan nyeri berkurang yang hasilnya: Provocate (P) = nyeri akibat post operasi Open Reduction and Internal Fixation (ORIF) atas indikasi fraktur radius sinistra 1/3 distal, Quality (Q) = nyeri yang dirasakan seperti senut-senut, Regio (R) = pergelangan tangan sebelah kiri, Scale (S) = skala nyeri wajah 3, Time (T) = hilang timbul saat digerakkan, ekspresi wajah rileks, tampak lebih bertenaga, sudah tidak menahan nyeri, nyeri berkurang, bengkak didaerah fraktur tampak berkurang, terpasang elastis perban pada daerah post operasi Open Reduction and Internal Fixation (ORIF). Tekanan darah: 130/90 mmhg, nadi: 84 kali per menit, pernafasan: 20 kali per menit, suhu: 36 0 C, masalah teratasi sebagian, intervensi dilanjutkan: pantau karakteristik nyeri, beri posisi supinasi, anjurkan untuk melakukan

40 30 teknik relaksasi jika nyeri timbul, lanjutkan terapi dokter (ketoprofen 50 mg). B. Simpulan dan Saran 1. Simpulan Berdasarkan hasil study kasus pada Ny. S dalam perawatan hari pertama sejak tanggal 25 April Penulis mengambil prioritas masalah yaitu : a. Pengkajian Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan dalam proses keperawatan, untuk itu diperlukan kecermatan dan ketelitian dalam menangani masalah-masalah klien sehingga dapat menentukan tindakan keperawatan yang tepat. Pengkajian pada Ny. S didapatkan data dengan keluhan nyeri pada luka jahitan dibagian pergelangan tangan sebelah kiri, nyeri dirasakan karena post operasi, nyeri dirasakan seperti tertusuk jarum, skala nyeri 6, nyeri timbul saat digerakkan, ekspresi wajah meringis, gelisah, tekanan darah: 140/90 mmhg, Nadi: 76 kali per menit, pernafasan: 18 kali per menit, Suhu: 37 0 C, ekstremitas kanan atas terpasang infus RL 20 tetes per menit. b. Masalah keperawatan Masalah keperawatan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman yang muncul yaitu nyeri akut berhubungan Agen cedera fisik (post operasi Open Reduction and Internal Fixation/ORIF atas indikasi radius sinistra 1/3 distal). Pengertian nyeri akut adalah pengalaman sensorik

41 31 dan emosional yang tidak menyenangkan dan muncul akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam hal kerusakan sedemikian rupa, awitan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung kurang dari enam bulan (Nanda, 2009). c. Intervensi Intervensi atau rencana keperawatan untuk mengatasi nyeri yaitu pantau karakteristik nyeri metode PQRST, Provoking incident (P), Quality of Pain (Q), Region (R), Severity of Pain (S), Time (T), monitor tanda-tanda vital, beri posisi nyaman, ajarkan teknik relaksasi atau distraksi, kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgetik. d. Implementasi Implementasi tindakan yang dilakukan yaitu memantau karakteristik nyeri PQRST, Provoking incident (P), Quality of Pain (Q), Region (R), Severity of Pain (S), Time (T), memonitor tanda vital, memberikan posisi nyaman, mengajarkan teknik relaksasi, memberikan terapi injeksi analgetik ketoprofen 50 mg. e. Evaluasi Evaluasi tindakan yang telah dilaksanakan menggunakan metode Subyektif, Obyektif, Assessment, Planning (SOAP), Subyektif (S), Obyektif (O), Assessment (A), Planning (P), pada diagnosa nyeri teratasi sebagian, karena klien masih merasakan nyeri, dengan skala nyeri 3.

BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN A. Pembahasan Pada bab ini penulis akan membahas tentang kesenjangan teori dan proses asuhan keperawatan yang dilakukan pada tanggal 7-9 Agustus 2014 di Ruang Prabu Kresna

Lebih terperinci

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA NY. D DENGAN POST OPERASI FRAKTUR PHALANX DISTAL DI RUANG CEMPAKA RS PANTI WALUYO SURAKARTA

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA NY. D DENGAN POST OPERASI FRAKTUR PHALANX DISTAL DI RUANG CEMPAKA RS PANTI WALUYO SURAKARTA STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA NY. D DENGAN POST OPERASI FRAKTUR PHALANX DISTAL DI RUANG CEMPAKA RS PANTI WALUYO SURAKARTA DISUSUN OLEH : DUWI SUSANTI NIM. P.09014 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

Lebih terperinci

APYANDHI WIBOWO NIM. P

APYANDHI WIBOWO NIM. P STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA TN. P DENGAN POST OPEN REDUCTION INTERNAL FIXATION (ORIF) ATAS INDIKASI FRAKTUR PATELA SINISTRA DI RUANG BOUGENVILE RUMAH SAKIT PANTI WALUYO SURAKARTA Karya

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan pada klien

BAB III TINJAUAN KASUS. Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan pada klien BAB III TINJAUAN KASUS Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan pada klien post Sectio Caesaria dengan indikasi Preeklamsia di Ruang Baitu Nisa RS Sultan Agung pada tanggal

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian keperawatan dilakukan pada tanggal 30 Maret 2011 dengan hasil. Jenis kelamin : Perempuan

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian keperawatan dilakukan pada tanggal 30 Maret 2011 dengan hasil. Jenis kelamin : Perempuan BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian keperawatan dilakukan pada tanggal 30 Maret 2011 dengan hasil sebagai berikut : 1. Identitas klien Nama : Ny. S Umur : 49 Tahun Jenis kelamin : Perempuan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Jenis kelamin : Laki-laki Suku bangsa : Jawa, Indonesia

BAB III TINJAUAN KASUS. Jenis kelamin : Laki-laki Suku bangsa : Jawa, Indonesia BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian ini dilakukan pada tanggal 20 Juni 2011 di Ruang Lukman Rumah Sakit Roemani Semarang. Jam 08.00 WIB 1. Biodata a. Identitas pasien Nama : An. S Umur : 9

Lebih terperinci

BAB III RESUME KEPERAWATAN. Pengkajian dilakukan pada hari masa tanggal jam WIB di ruang Barokah 3C PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG

BAB III RESUME KEPERAWATAN. Pengkajian dilakukan pada hari masa tanggal jam WIB di ruang Barokah 3C PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG BAB III RESUME KEPERAWATAN A. PENGKAJIAN Pengkajian dilakukan pada hari masa tanggal 17-07-2012 jam 10.00 WIB di ruang Barokah 3C PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG 1. Identitas Pasien Nama Nn. S, umur 25 tahun,

Lebih terperinci

BAB II RESUME KEPERAWATAN WIB, pasien dirawat dengan Fraktur Femur pada hari ke empat:

BAB II RESUME KEPERAWATAN WIB, pasien dirawat dengan Fraktur Femur pada hari ke empat: 11 BAB II RESUME KEPERAWATAN A. Pengkajian Pengkajian dilakukan pada hari Senin tanggal 22 Januari 20007 jam 07.30 WIB, pasien dirawat dengan Fraktur Femur pada hari ke empat: 1. Biodata. a. Identitas

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. R DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN : GAGAL GINJAL KRONIK DI RUANG MELATI 1 RSDM MOEWARDI SURAKARTA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. R DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN : GAGAL GINJAL KRONIK DI RUANG MELATI 1 RSDM MOEWARDI SURAKARTA ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. R DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN : GAGAL GINJAL KRONIK DI RUANG MELATI 1 RSDM MOEWARDI SURAKARTA Pengkajian dilakukan pada hari selasa tanggal 10 Juni 2014 pukul 14.00 WIB.

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. PENGKAJIAN Pengkajian dilakukan pada tanggal 9 April 2012 jam 08.00 WIB dengan hasil sebagai berikut : 1. Identitas Pasien Pasien bernama Ny. S, berumur 33 tahun, berjenis kelamin

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam : Jl. Menoreh I Sampangan Semarang

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam : Jl. Menoreh I Sampangan Semarang BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam 14.30 1. Identitas klien Nama Umur Jenis kelamin Alamat Agama : An. R : 10 th : Perempuan : Jl. Menoreh I Sampangan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Dalam bab ini penulis akan melaporkan tentang pemberian asuhan

BAB III TINJAUAN KASUS. Dalam bab ini penulis akan melaporkan tentang pemberian asuhan BAB III TINJAUAN KASUS Dalam bab ini penulis akan melaporkan tentang pemberian asuhan keperawatan pada Ny. F dengan diagnosa medis post sectio caesaria indikasi ketuban pecah dini di ruang Bougenville

Lebih terperinci

BAB III RESUME KEPERAWATAN

BAB III RESUME KEPERAWATAN BAB III RESUME KEPERAWATAN A. PENGKAJIAN 1. Identitas pasien Pengkajian dilakukan pada hari/ tanggal Selasa, 23 Juli 2012 pukul: 10.00 WIB dan Tempat : Ruang Inayah RS PKU Muhamadiyah Gombong. Pengkaji

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. A. Pengkajian Keperawatan Dilakukan pada tanggal 24 April 2007 jam 11.00

BAB III TINJAUAN KASUS. A. Pengkajian Keperawatan Dilakukan pada tanggal 24 April 2007 jam 11.00 BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Keperawatan Dilakukan pada tanggal 24 April 2007 jam 11.00 WIB. Dengan hasil sebagai berikut : 1. Identitas Pasien Nama Umur Jenis Kelamin Suku bangsa Agama Alamat

Lebih terperinci

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA NY. S DENGAN POST OPERASI APENDEKTOMI ATAS INDIKASI APPENDISITIS DI RUANG KANTIL RSUD KARANGANYAR

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA NY. S DENGAN POST OPERASI APENDEKTOMI ATAS INDIKASI APPENDISITIS DI RUANG KANTIL RSUD KARANGANYAR STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA NY. S DENGAN POST OPERASI APENDEKTOMI ATAS INDIKASI APPENDISITIS DI RUANG KANTIL RSUD KARANGANYAR DISUSUN OLEH : NANIK KURNIAWATI NIM. P.09034 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA TN. P DENGAN POST OPERASI HERNIA INGUINALIS LATERALIS DI RUANG KANTHIL RSUD KARANGANYAR

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA TN. P DENGAN POST OPERASI HERNIA INGUINALIS LATERALIS DI RUANG KANTHIL RSUD KARANGANYAR STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA TN. P DENGAN POST OPERASI HERNIA INGUINALIS LATERALIS DI RUANG KANTHIL RSUD KARANGANYAR DI SUSUN OLEH : DENI SETIOWATI NIM. P.09011 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 28 April Tanggal lahir : 21 Agustus : 8 bulan 7 hari

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 28 April Tanggal lahir : 21 Agustus : 8 bulan 7 hari BAB III TINJAUAN KASUS Pengkajian dilakukan pada tanggal 28 April 2010 A. PENGKAJIAN 1. Identitas Pasien a. Biodata Pasien Nama : An. A Tanggal lahir : 21 Agustus 2009 Umur Jenis kelamin Suku Bangsa Agama

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS Pada bab ini penulis akan melaporkan asuhan keperawatan pada klien Ny. S. dengan mioma uteri di ruang B-3 Gynekologi RSP Kariadi Semarang. Adapun data yang di peroleh dari wawancara,

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian pada Ny. S dilakukan pada tanggal 11 Mei 2007 sedangkan pasien masuk RSU Dr. Kariadi tanggal 8 Mei 2007 1. Biodata Biodata pasien Ny. S, 25 tahun, jenis

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.D DENGAN POST PARTUM NORMAL DI RUANG FATIMAH RUMAH SAKIT ROEMANI SEMARANG

BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.D DENGAN POST PARTUM NORMAL DI RUANG FATIMAH RUMAH SAKIT ROEMANI SEMARANG BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.D DENGAN POST PARTUM NORMAL DI RUANG FATIMAH RUMAH SAKIT ROEMANI SEMARANG Dalam bab ini penulis akan melaporkan Asuhan Keperawatan Pada Ny. D dengan Post

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan

BAB III TINJAUAN KASUS. Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan BAB III TINJAUAN KASUS Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan pada klien post partum spontan di Ruang Baitu Nisa RS Sultan Agung Semarang pada tanggal 14 sampai dengan

Lebih terperinci

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA NY. D DENGAN CIDERA KEPALA SEDANG DI RUANG KHANTIL RSUD KARANGANYAR

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA NY. D DENGAN CIDERA KEPALA SEDANG DI RUANG KHANTIL RSUD KARANGANYAR STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA NY. D DENGAN CIDERA KEPALA SEDANG DI RUANG KHANTIL RSUD KARANGANYAR DISUSUN OLEH : DIAH AYU HAPSARI NIM. P.10087 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Setelah menguraikan asuhan keperawatan pada Ny. W dengan post

BAB V PENUTUP. Setelah menguraikan asuhan keperawatan pada Ny. W dengan post BAB V PENUTUP Setelah menguraikan asuhan keperawatan pada Ny. W dengan post ovarektomi dextra atas indikasi kista ovarium yang merupakan hasil pengamatan langsung pada klien yang dirawat di ruang Bougenvile

Lebih terperinci

PENGKAJIAN PNC. kelami

PENGKAJIAN PNC. kelami PENGKAJIAN PNC Tgl. Pengkajian : 15-02-2016 Puskesmas : Puskesmas Pattingalloang DATA UMUM Inisial klien : Ny. S (36 Tahun) Nama Suami : Tn. A (35 Tahun) Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh Harian Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Tanggal dilakukan pengkajian 14 Juni 2005 pada jam WIB.

BAB III TINJAUAN KASUS. Tanggal dilakukan pengkajian 14 Juni 2005 pada jam WIB. BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Tanggal dilakukan pengkajian 14 Juni 2005 pada jam 10.30 WIB. 1. Biodata a. Identitas Pasien Nama Klien Ny. S, umur 35 tahun, jenis kelamin perempuan, alamat Kalisegoro

Lebih terperinci

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA TN. J DENGAN POST ORIF FRAKTUR KRURIS 1/3 DEKSTRA DI RUANG MAWAR RSUD SRAGEN WAHYU PRAMONO NIM. P.

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA TN. J DENGAN POST ORIF FRAKTUR KRURIS 1/3 DEKSTRA DI RUANG MAWAR RSUD SRAGEN WAHYU PRAMONO NIM. P. STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA TN. J DENGAN POST ORIF FRAKTUR KRURIS 1/3 DEKSTRA DI RUANG MAWAR RSUD SRAGEN DISUSUN OLEH : WAHYU PRAMONO NIM. P.10067 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TERAPI MUROTTAL

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TERAPI MUROTTAL STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TERAPI MUROTTAL A. Pengertian Terapi murottal adalah rekaman suara Al-Qur an yang dilagukan oleh seorang qori (pembaca Al-Qur an), lantunan Al-Qur an secara fisik mengandung

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS Pada bab ini penulis akan memaparkan Asuhan keperawatan pada klien Tn. P dengan Fraktur Femur di ruang Bedah laki-laki (A 3 ) RSUP Dr. Kariadi Semarang. Adapun data diperoleh dari

Lebih terperinci

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA NY. S DENGAN POST OPERASI GANGLION POPLITEA DEXTRA DI RUANG DAHLIA RS PANTI WALUYO SURAKARTA

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA NY. S DENGAN POST OPERASI GANGLION POPLITEA DEXTRA DI RUANG DAHLIA RS PANTI WALUYO SURAKARTA STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA NY. S DENGAN POST OPERASI GANGLION POPLITEA DEXTRA DI RUANG DAHLIA RS PANTI WALUYO SURAKARTA DISUSUN OLEH : RINI ANJARSARI NIM. P.09096 PROGRAM STUDI D III

Lebih terperinci

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN POST PARTUM RETENSIO PLACENTA

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN POST PARTUM RETENSIO PLACENTA MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN POST PARTUM RETENSIO PLACENTA ` Di Susun Oleh: Nursyifa Hikmawati (05-511-1111-028) D3 KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI 2014 ASUHAN KEPERAWATAN

Lebih terperinci

BAB III RESUME KEPERAWATAN. Dilakukan pada tanggal 7 Mei 2007 di ruang ginekologi RS Dr. Kariadi Semarang

BAB III RESUME KEPERAWATAN. Dilakukan pada tanggal 7 Mei 2007 di ruang ginekologi RS Dr. Kariadi Semarang BAB III RESUME KEPERAWATAN A. Pengkajian Dilakukan pada tanggal 7 Mei 2007 di ruang ginekologi RS Dr. Kariadi Semarang dan diperoleh data sebagai berikut: 1. Identitas pasien Nama Umur : Ny.K : 60 tahun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan/Penyajian Data Dasar Secara Lengkap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan/Penyajian Data Dasar Secara Lengkap BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Pengumpulan/Penyajian Data Dasar Secara Lengkap Tanggal : 22 Maret 2016 Pukul : 10.30 WIB Data subjektif pasien Ny. T umur 50 tahun bekerja

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. Bab ini penulis membahas mengenai permasalahan tentang respon nyeri

BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. Bab ini penulis membahas mengenai permasalahan tentang respon nyeri BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN A. Pembahasan Bab ini penulis membahas mengenai permasalahan tentang respon nyeri terhadap prosedur pemasangan infus dan membandingkan antara teori yang sudah ada dengan kenyataan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. secara autoanamnesa dan alloanamnesa di RSUP dr. Karyadi Semarang. kering, cemas karena penyakitnya tak kunjung sembuh.

BAB III TINJAUAN KASUS. secara autoanamnesa dan alloanamnesa di RSUP dr. Karyadi Semarang. kering, cemas karena penyakitnya tak kunjung sembuh. BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian dilakukan pada tanggal 27 Maret 2010 jam 08.00 WIB secara autoanamnesa dan alloanamnesa di RSUP dr. Karyadi Semarang terhadap klien Ny. S, 45 tahun, pekerjaan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. 16 Februari dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan yang

BAB III TINJAUAN KASUS. 16 Februari dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan yang BAB III TINJAUAN KASUS Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan pada klien post SC di Ruang Fatimah RS Roemani dari tanggal 14 sampai dengan 16 Februari 2008. dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar penyakit yang menyebabkan penderita mencari pertolongan

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar penyakit yang menyebabkan penderita mencari pertolongan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan pada saluran pencernaan (gastrointestinal) merupakan sebagian besar penyakit yang menyebabkan penderita mencari pertolongan medik. Kasus pada sistem gastrointestinal

Lebih terperinci

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA An. I DENGAN POST OPERASI APPENDECTOMY DI RUANG KANTIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARANGANYAR

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA An. I DENGAN POST OPERASI APPENDECTOMY DI RUANG KANTIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARANGANYAR STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA An. I DENGAN POST OPERASI APPENDECTOMY DI RUANG KANTIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARANGANYAR DISUSUN OLEH : ANDRIAS WIBOWO NIM. P.09065 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

Lebih terperinci

BAB III LAPORAN KASUS

BAB III LAPORAN KASUS BAB III LAPORAN KASUS Landasan Asuhan Keperawatan 1. Anamnesa Nama Pasien : Tn. A No. Reka Medis : 00-80-44-45 Tanggal Lahir : 31 Desember 1990 Umur : 21 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Alamat : Tj. Batung

Lebih terperinci

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN KEAMANAN : HIPERTERMI PADA AN.R DENGAN DEMAM TIPOID DI RUANG FLAMBOYAN RSUD SUKOHARJO

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN KEAMANAN : HIPERTERMI PADA AN.R DENGAN DEMAM TIPOID DI RUANG FLAMBOYAN RSUD SUKOHARJO STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN KEAMANAN : HIPERTERMI PADA AN.R DENGAN DEMAM TIPOID DI RUANG FLAMBOYAN RSUD SUKOHARJO DISUSUN OLEH : HARTANTI PUJI LESTARI NIM. P.09023 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. BIODATA 1. Identitas Pasien. Nama Umur Jenis kelamin Suku/Bangsa Agama : An. F : 3 tahun : Perempuan : Jawa / Indonesia : Islam Status pernikahan : - Pekerjaan : - Alamat : Kedung

Lebih terperinci

- Nyeri dapat menyebabkan shock. (nyeri) berhubungan. - Kaji keadaan nyeri yang meliputi : - Untuk mengistirahatkan sendi yang fragmen tulang

- Nyeri dapat menyebabkan shock. (nyeri) berhubungan. - Kaji keadaan nyeri yang meliputi : - Untuk mengistirahatkan sendi yang fragmen tulang 3. PERENCANAAN TINDAKAN PERAWATAN NO DIAGNOSA KEPERAWATAN Gangguan rasa nyaman TUJUAN DAN HASIL YANG DIHARAPKAN Tujuan : RENCANA TINDAKAN - Kaji keadaan nyeri yang meliputi : RASIONAL - Nyeri dapat menyebabkan

Lebih terperinci

Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS I. BIODATA IDENTITAS PASIEN

Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama : Ny. D Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 83 tahun Agama : Islam Pendidikan : SD Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Alamat : Jl.

Lebih terperinci

BAB III TIJAUAN KASUS. Pada bab ini penulis akan membicarakan tentang tinjauan kasus dari pelaksanaan

BAB III TIJAUAN KASUS. Pada bab ini penulis akan membicarakan tentang tinjauan kasus dari pelaksanaan BAB III TIJAUAN KASUS Pada bab ini penulis akan membicarakan tentang tinjauan kasus dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada An. A dengan Gastroenteritis dehidrasi sedang di ruang luqman Rumah Sakit Roemani

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.S DENGAN GASTROENTERITIS DI RUANG KHOTIJAH RUMAH SAKIT ROEMANI MUHAMMADIYAH SEMARANG

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.S DENGAN GASTROENTERITIS DI RUANG KHOTIJAH RUMAH SAKIT ROEMANI MUHAMMADIYAH SEMARANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.S DENGAN GASTROENTERITIS DI RUANG KHOTIJAH RUMAH SAKIT ROEMANI MUHAMMADIYAH SEMARANG A. Biodata 1. Identitas Pasien Nama Umur Jenis Kelamin Suku Bangsa Agama Status Perkawinan

Lebih terperinci

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA An. D DENGAN POST TONSILECTOMY DI RUANG ANGGREK RSUD dr SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA An. D DENGAN POST TONSILECTOMY DI RUANG ANGGREK RSUD dr SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA An. D DENGAN POST TONSILECTOMY DI RUANG ANGGREK RSUD dr SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN DI SUSUN OLEH: DEVI NOVIYANTI NIM. P.10014 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NN.S POST SEKSIO SESAREA DI RUANG ALAMANDA RSHS BANDUNG. Di Susun oleh : Nama : Venti Apriani Fatimah NPM :

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NN.S POST SEKSIO SESAREA DI RUANG ALAMANDA RSHS BANDUNG. Di Susun oleh : Nama : Venti Apriani Fatimah NPM : ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NN.S POST SEKSIO SESAREA DI RUANG ALAMANDA RSHS BANDUNG Di Susun oleh : Nama : Venti Apriani Fatimah NPM : 220112130533 UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN BANDUNG

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Asuhan keperawatan dilakukan pada tanggal 17-20 Mei 2011, pukul 14.30 WIB, di ruang mawar RSUD Tugurejo Semarang. 1. Biodata a. Identitas pasien Pasien bernama Ny.

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. RSUD dr. H. Soewondo Kendal pada tanggal 15 sampai dengan 18 April 2011.

BAB III TINJAUAN KASUS. RSUD dr. H. Soewondo Kendal pada tanggal 15 sampai dengan 18 April 2011. BAB III TINJAUAN KASUS Asuhan keperawatan dilakukan terhadap Tn. S dari pengkajian thypoid di RSUD dr. H. Soewondo Kendal pada tanggal 15 sampai dengan 18 April 2011. A. PENGKAJIAN Pengkajian dilakukan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN POST HEMOROIDEKTOMY. DI RUANG KENANGA RUMAH SAKIT UMUM dr.h.soewondo KENDAL

BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN POST HEMOROIDEKTOMY. DI RUANG KENANGA RUMAH SAKIT UMUM dr.h.soewondo KENDAL BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN POST HEMOROIDEKTOMY DI RUANG KENANGA RUMAH SAKIT UMUM dr.h.soewondo KENDAL Pengkajian dilakukan mulai tanggal 12 april 15 april pengumpulan data Dari pengkajian

Lebih terperinci

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN BAB III ASUHAN KEPERAWATAN A. Pengkajian Pengkajian awal dilakukan tanggal 24 April 2011, jam 08.00 WIB di Ruang Khotidjah Rumah Sakit Islam Muhammadiyah Kendal, dan diperoleh data sebagai berikut : 1.

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. A Jenis Kelamin : Laki - laki Umur : 50 tahun Status Perkawinan : Menikah Agama : Islam Pendidikan : SMA Pekerjaan

Lebih terperinci

TUGAS SISTEM INTEGUMEN

TUGAS SISTEM INTEGUMEN TUGAS SISTEM INTEGUMEN PENGKAJIAN PADA PASIEN GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN DENGAN DIAGNOSA MEDIS TINEA KRURIS Oleh : MUHAMMAD FAHRI NIM: 108 STYC 15 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

Lebih terperinci

I. BIODATA IDENTITAS PASIEN. Jenis Kelamin : Laki - laki. Status Perkawinan : Menikah

I. BIODATA IDENTITAS PASIEN. Jenis Kelamin : Laki - laki. Status Perkawinan : Menikah PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. A Jenis Kelamin : Laki - laki Umur : 50 tahun Status Perkawinan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. mengggunakan teknik hypnoterapi dan musik relaksasi pada Tn. N berumur 45tahun dan

BAB V PEMBAHASAN. mengggunakan teknik hypnoterapi dan musik relaksasi pada Tn. N berumur 45tahun dan BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan Bab ini akan membahas mengenai permasalahan tentang penanganan nyeri pascabedah ortopedi dan membandingkan dengan teori yang sudah ada dengan kenyataan yang dihadapi pada

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS Tanggal pengkajian, 11 Maret 2010, jam 16.00. A. Biodata Pada saat dilakukan pengkajian pada Ny. R dari tanggal 11 Maret 2010 di ruang Fatimah, didapatkan data yaitu : umur 21 tahun,

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. MS DENGAN SYOK SEPTIK DI IGD RSUD WANGAYA TANGGAL 8 DESEMBER 2015

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. MS DENGAN SYOK SEPTIK DI IGD RSUD WANGAYA TANGGAL 8 DESEMBER 2015 ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. MS DENGAN SYOK SEPTIK DI IGD RSUD WANGAYA TANGGAL 8 DESEMBER 2015 Identitas Pasien Nama : Tn.MS Umur : 80 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Pekerjaan : Tidak bekerja Agama : Hindu

Lebih terperinci

BAB III. ASUHAN KEPERAWATAN An. H DENGAN GASTROENTERITIS DI RUANG LUKMAN RUMAH SAKIT MUHAMMADYAH SEMARANG

BAB III. ASUHAN KEPERAWATAN An. H DENGAN GASTROENTERITIS DI RUANG LUKMAN RUMAH SAKIT MUHAMMADYAH SEMARANG BAB III ASUHAN KEPERAWATAN An. H DENGAN GASTROENTERITIS DI RUANG LUKMAN RUMAH SAKIT MUHAMMADYAH SEMARANG A. PENGKAJIAN Tanggal 20 juni 2011, jam 10. 00 WIB 1. a) Biodata pasien Nama Usia Jenis kelamin

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan pada klien post SC di Ruang Fatimah RS Roemani dari tanggal 14 sampai dengan 16 mei. dengan menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA TN. Y DENGAN POST OPERASI APPENDIKTOMI DI RUANG BOUGENVILLE RUMAH SAKIT PANTI WALUYO SURAKARTA

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA TN. Y DENGAN POST OPERASI APPENDIKTOMI DI RUANG BOUGENVILLE RUMAH SAKIT PANTI WALUYO SURAKARTA STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA TN. Y DENGAN POST OPERASI APPENDIKTOMI DI RUANG BOUGENVILLE RUMAH SAKIT PANTI WALUYO SURAKARTA DISUSUN OLEH: YULI PURWANTI NIM. P. 10069 PROGRAM STUDI DIII

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Tn.Y dengan Post ORIF fraktur femur dextra 1/3 distal hari ke II di Ruang Umar

BAB III TINJAUAN KASUS. Tn.Y dengan Post ORIF fraktur femur dextra 1/3 distal hari ke II di Ruang Umar BAB III TINJAUAN KASUS Pada bab ini penulis akan memaparkan Asuhan keperawatan pada klien Tn.Y dengan Post ORIF fraktur femur dextra 1/3 distal hari ke II di Ruang Umar Rumah Sakit Roemani Semarang. Adapun

Lebih terperinci

III. RIWAYAT KESEHATANSEKARANG A.

III. RIWAYAT KESEHATANSEKARANG A. Asuhan Keperawatan kasus I. PENGKAJIAN Nama/Inisial : Tn. S Jenis kelamin : Laki-laki Umur : 28 tahun Status perkawinan : Belum menikah Agama : Islam Pendidikan : SMA Pekerjaan : - Alamat :Jl. Dusun I

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN CA SERVIKS DI RUANG MAWAR RS. Dr. H. KOESNADI BONDOWOSO N A M A : RIA ROHMA WATI N I M :

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN CA SERVIKS DI RUANG MAWAR RS. Dr. H. KOESNADI BONDOWOSO N A M A : RIA ROHMA WATI N I M : ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN CA SERVIKS DI RUANG MAWAR RS. Dr. H. KOESNADI BONDOWOSO N A M A : RIA ROHMA WATI N I M : 112310101015 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER PERSETUJUAN

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian 1. Biodata Pengkajian dilakukan pada tanggal 16 April 2009 dengan cara tanya jawab langsung dari pasien dan catatan medik klien di ruang B3 Obstetri RSUP Dr. Kariadi

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan pada

BAB III TINJAUAN KASUS. Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan pada BAB III TINJAUAN KASUS Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan pada klien post partum episiotomi di ruang B3 Gynekologi RS. Kariadi Semarang. Dari tanggal 7 Mei 2008 sampai

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUIS. ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.A DENGAN POST PARTUM NORMAL DI RUANG FATIMAH RS.ROEMANI

BAB III TINJAUAN KASUIS. ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.A DENGAN POST PARTUM NORMAL DI RUANG FATIMAH RS.ROEMANI BAB III TINJAUAN KASUIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.A DENGAN POST PARTUM NORMAL DI RUANG FATIMAH RS.ROEMANI Dalam bab ini penulis akan menguraikan Asuhan Keperawatan pada Ny.Adengan Post Partum Normal di

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Ny. N, 49 tahun, Perempuan, Suku/ bangsa : Jawa/Indonesia, Islam,

BAB III TINJAUAN KASUS. Ny. N, 49 tahun, Perempuan, Suku/ bangsa : Jawa/Indonesia, Islam, BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian 1. Biodata a. Identitas klien Ny. N, 49 tahun, Perempuan, Suku/ bangsa : Jawa/Indonesia, Islam, Pendidikan : SMA, Alamat: Sono kidol, Kunduran, Blora. Tgl masuk: 27

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara Lampiran I PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama :Tn. G Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 25 tahun Status Perkawinan : Belum menikah Agama : Islam Pendidikan : SMA Pekerjaan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan. Bab ini penulis akan membahas tentang tindakan keperawatan

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan. Bab ini penulis akan membahas tentang tindakan keperawatan BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan Bab ini penulis akan membahas tentang tindakan keperawatan pemberian latihan ROM aktif pada pasien stroke non hemoragik untuk meningkatkan kekuatan otot pada Tn. M berusia

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Langkah I : Pengumpulan/penyajian data dasar secara lengkap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Langkah I : Pengumpulan/penyajian data dasar secara lengkap BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Langkah I : Pengumpulan/penyajian data dasar secara lengkap Tanggal : 17 Maret 2015 pukul : 12.30 WIB Pada pemeriksaan didapatkan hasil data

Lebih terperinci

NUR INDAH LESTARI NIM.P.11103

NUR INDAH LESTARI NIM.P.11103 PEMBERIAN TERAPI MUSIK TERHADAP PERUBAHAN INTENSITAS NYERI PADA ASUHAN KEPERAWATAN Nn. S DENGAN POST LUMPEKTOMI FIBROADENOMA MAMMAE (FAM) SINISTRA DI RUANG FLAMBOYAN RUMAH SAKIT DAERAH SUKOHARJO Karya

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Caesaria Indikasi Letak Sungsang mulai tanggal April 2010 di ruang Fatimah RS.

BAB III TINJAUAN KASUS. Caesaria Indikasi Letak Sungsang mulai tanggal April 2010 di ruang Fatimah RS. BAB III TINJAUAN KASUS Dalam bab ini penulis laporkan Asuhan Keperawatan pada Ny. D dengan Post Sectio Caesaria Indikasi Letak Sungsang mulai tanggal 27-29 April 2010 di ruang Fatimah RS. Roemani Semarang.

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KESEHATAN JUS SELEDRI KOMBINASI WORTEL DAN MADU TERHADAP PENURUNAN TINGKAT HIPERTENSI

PENDIDIKAN KESEHATAN JUS SELEDRI KOMBINASI WORTEL DAN MADU TERHADAP PENURUNAN TINGKAT HIPERTENSI PENDIDIKAN KESEHATAN JUS SELEDRI KOMBINASI WORTEL DAN MADU TERHADAP PENURUNAN TINGKAT HIPERTENSI Ny. S PADA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. S DENGAN HIPERTENSI DI DESA BANJAR REJO KECAMATAN GONDANGREJO

Lebih terperinci

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU AKSEPTOR KB TERHADAP NY. Y DI BPS HERTATI

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU AKSEPTOR KB TERHADAP NY. Y DI BPS HERTATI ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU AKSEPTOR KB TERHADAP NY. Y DI BPS HERTATI Oleh : Rita Purnamasari Tanggal : 11 November 2011 Waktu : 10.00 WIB I. PENGKAJIAN A. IDENTITAS ISTERI SUAMI Nama : Ny. Y Tn. A Umur

Lebih terperinci

LAPORAN KASUS / RESUME DIARE

LAPORAN KASUS / RESUME DIARE LAPORAN KASUS / RESUME DIARE A. Identitas pasien Nama lengkap : Ny. G Jenis kelamin : Perempuan Usia : 65 Tahun T.T.L : 01 Januari 1946 Status : Menikah Agama : Islam Suku bangsa : Indonesia Pendidikan

Lebih terperinci

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA TN. A DENGAN GASTRITIS DI RUANG MAWAR I RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARANGANYAR

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA TN. A DENGAN GASTRITIS DI RUANG MAWAR I RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARANGANYAR STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA TN. A DENGAN GASTRITIS DI RUANG MAWAR I RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARANGANYAR DI SUSUN OLEH : VITA PUJI LESTARI NIM. P. 10134 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A Pengkajian 1 Biodata a Identitas Pasien Pasien bernama Nn. L, umur 14 tahun, jenis kelamin perempuan, suku bangsa jawa indonesia, agama Islam, pendidikan SMP kelas 2, alamat Demak,

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan tanggal 5 7 Juni 2007 pukul WIB.

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan tanggal 5 7 Juni 2007 pukul WIB. BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian dilakukan tanggal 5 7 Juni 2007 pukul 14.00 WIB. 1. Biodata a. Identitas Pasien Nama Jenis Kelamin Umur Agama Suku Bangsa : An. R : Perempuan : 10 bulan

Lebih terperinci

STUDI KASUS RANI YULIANA NIM. P DISUSUN OLEH :

STUDI KASUS RANI YULIANA NIM. P DISUSUN OLEH : STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN RASA NYAMAN NYERI PADA NY. S POST SECTIO CAESAREA DENGAN INDIKASI PLACENTA PREVIA DI RUANG KENANGA RSUD KARANGANYAR DISUSUN OLEH : RANI YULIANA NIM. P.09039 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Bab ini penulis akan menerangkan proses keperawatan yang telah dilakukan

BAB III TINJAUAN KASUS. Bab ini penulis akan menerangkan proses keperawatan yang telah dilakukan BAB III TINJAUAN KASUS Bab ini penulis akan menerangkan proses keperawatan yang telah dilakukan pada klien Ny. H dengan nefrolithiasis selama 3 hari di R. Kutilang RSDK Semarang antara lain: A. PENGKAJIAN

Lebih terperinci

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA NY. H DENGAN POST OPERASI APPENDIKTOMY

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA NY. H DENGAN POST OPERASI APPENDIKTOMY STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA NY. H DENGAN POST OPERASI APPENDIKTOMY ATAS INDIKASI APPENDIKSITIS DI BANGSAL DAHLIA RUMAH SAKIT PANTI WALUYO SURAKARTA DISUSUN OLEH : SISKA WAHYUNINGTYAS

Lebih terperinci

A. lisa Data B. Analisa Data. Analisa data yang dilakukan pada tanggal 18 April 2011 adalah sebagai. berikut:

A. lisa Data B. Analisa Data. Analisa data yang dilakukan pada tanggal 18 April 2011 adalah sebagai. berikut: A. lisa Data B. Analisa Data berikut: Analisa data yang dilakukan pada tanggal 18 April 2011 adalah sebagai No. Data Fokus Problem Etiologi DS: a. badan terasa panas b. mengeluh pusing c. demam selama

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU Lampiran FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS I. BIODATA Identitas Pasien Nama : Tn.D Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 67 Tahun Status Perkawinan

Lebih terperinci

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Ny. W DENGAN HIPERTENSI PADA KELUARGA Tn. W DI DESA TUBAN, KECAMATAN GODANGREJO KARANGANYAR

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Ny. W DENGAN HIPERTENSI PADA KELUARGA Tn. W DI DESA TUBAN, KECAMATAN GODANGREJO KARANGANYAR STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Ny. W DENGAN HIPERTENSI PADA KELUARGA Tn. W DI DESA TUBAN, KECAMATAN GODANGREJO KARANGANYAR DISUSUN OLEH : LINDA MAYA SARI NIM P. 10035 PROGRAM STUDI DIPLOMA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. PENGUMPULAN/PENYAJIAN DATA DASAR SECARA LENGKAP

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. PENGUMPULAN/PENYAJIAN DATA DASAR SECARA LENGKAP BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. PENGUMPULAN/PENYAJIAN DATA DASAR SECARA LENGKAP Pengumpulan dan penyajian data penulis lakukan pada tanggal 28 Maret 2016 pukul 15.00 WIB,

Lebih terperinci

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA NY. Y DENGAN POST SC INDIKASI KPD DIRUANG BOUGENVILE RSUD SUKOHARJO

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA NY. Y DENGAN POST SC INDIKASI KPD DIRUANG BOUGENVILE RSUD SUKOHARJO STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA NY. Y DENGAN POST SC INDIKASI KPD DIRUANG BOUGENVILE RSUD SUKOHARJO DISUSUN OLEH : RISKA JULIANA ROSANTI P.09042 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN PADA NY. H DENGAN POST PARTUM SPONTAN DI RUANG CATLEYA RS. PANTI WALUYO SURAKARTA

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN PADA NY. H DENGAN POST PARTUM SPONTAN DI RUANG CATLEYA RS. PANTI WALUYO SURAKARTA STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN PADA NY. H DENGAN POST PARTUM SPONTAN DI RUANG CATLEYA RS. PANTI WALUYO SURAKARTA DI SUSUN OLEH : VICA HERLIAN PUTRIANI NIM. P.09052 PROGRAM

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA COR + FRAKTUR KLAVIKULA. Umur : 32 tahun Tgl. MRS : 14 Januari 2016

ASUHAN KEPERAWATAN PADA COR + FRAKTUR KLAVIKULA. Umur : 32 tahun Tgl. MRS : 14 Januari 2016 ASUHAN KEPERAWATAN PADA COR + FRAKTUR KLAVIKULA A. Pengkajian Identitas Klien Nama : Asroful Mu minin No. Reg : - Umur : 32 tahun Tgl. MRS : 14 Januari 2016 (Jam 21.32 WIB) Jenis Kelamin : L Diagnosis

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT UMUM DR.PIRNGADI MEDAN

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT UMUM DR.PIRNGADI MEDAN Lampiran 1 A. Asuhan Keperawatan Kasus Pengkajian dalam laporan Karya Tulis Ilmiah ini menggunakan format yang telah ditentukan seperti berikut ini. FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT UMUM DR.PIRNGADI

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian dilakukan tanggal 17 Maret 2011 jam 15.00 di Ruang Umar RS Roemani Semarang. Pasien bernama Tn.S dengan umur 78 tahun, jenis kelamin laki-laki, beragama

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI A. PENGERTIAN Chikungunya berasal dari bahasa Shawill artinya berubah bentuk atau bungkuk, postur penderita memang kebanyakan membungkuk

Lebih terperinci

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk meraih gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB III RESUME ASUHAN KEPERAWATAN

BAB III RESUME ASUHAN KEPERAWATAN BAB III RESUME ASUHAN KEPERAWATAN Pada bab ini penulis melakukan pengkajian pada tanggal 14 Mei 2007 jam 09.00 WIB dan memperoleh data 3 dari catatan keperawatan dan catatan medis, serta wawancara dengan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian 1. Identitas Pasien Nama Umur Jenis kelamin Suku bangsa Agama Alamat : An. B : 6 tahun : lakilaki : Jawa/Indonesia : Islam : Gunung Pati, Semarang No. Register : 5526221

Lebih terperinci

PMR WIRA UNIT SMA NEGERI 1 BONDOWOSO Materi 3 Penilaian Penderita

PMR WIRA UNIT SMA NEGERI 1 BONDOWOSO Materi 3 Penilaian Penderita Saat menemukan penderita ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk menentukan tindakan selanjutnya, baik itu untuk mengatasi situasi maupun untuk mengatasi korbannya. Langkah langkah penilaian pada penderita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai evaluasi selanjutnya (Uliyah & Hidayat, 2008). Keluhan yang

BAB I PENDAHULUAN. sampai evaluasi selanjutnya (Uliyah & Hidayat, 2008). Keluhan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Post operasi merupakan masa setelah dilakukan pembedahan yang dimulai saat pasien dipindahkan ke ruang pemulihan dan berakhir sampai evaluasi selanjutnya (Uliyah & Hidayat,

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Dalam bab ini penulis mengambil kasus pada keluarga An. E dengan salah satu

BAB III TINJAUAN KASUS. Dalam bab ini penulis mengambil kasus pada keluarga An. E dengan salah satu BAB III TINJAUAN KASUS Dalam bab ini penulis mengambil kasus pada keluarga An. E dengan salah satu anggota keluarga yang menderita DHF di Rumah Sakit Roemani Semarang Tanggal Pengkajian : 21 Mei 2007 A.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan atau Penyajian Data Dasar Secara Lengkap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan atau Penyajian Data Dasar Secara Lengkap BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Pengumpulan atau Penyajian Data Dasar Secara Lengkap Pengumpulan dan penyajian data penulis lakukan pada tanggal 22 Maret 2016 pukul 06.45

Lebih terperinci

LAPORAN KASUS BEDAH PLASTIK

LAPORAN KASUS BEDAH PLASTIK LAPORAN KASUS BEDAH PLASTIK SEORANG LAKI-LAKI 17 TAHUN DENGAN FRAKTUR SEGMENTAL MANDIBULA DEXTRA TERTUTUP NON KOMPLIKATA Pembimbing dr. Benny Issakh, Sp.B, SpB.Onk Disusun Oleh Hj Mutiara DPR 22010111200152

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Pembuatan karya tulis ilmiah ini di buat dengan menggunakan asuhan

BAB IV PEMBAHASAN. Pembuatan karya tulis ilmiah ini di buat dengan menggunakan asuhan BAB IV PEMBAHASAN Pembuatan karya tulis ilmiah ini di buat dengan menggunakan asuhan kebidanan 7 langkah varney dan asuhan kebidan SOAP, dari bab pembahasan ini membahas kesenjangan yang di temukan saat

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Dalam tinjauan kasus ini penulis menerapkan Asuhan Keperawatan

BAB III TINJAUAN KASUS. Dalam tinjauan kasus ini penulis menerapkan Asuhan Keperawatan BAB III TINJAUAN KASUS Dalam tinjauan kasus ini penulis menerapkan Asuhan Keperawatan secara langsung kepada pasien yang dirawat dengan penyakit Gagal Ginjal Kronik di ruang C3 Lt.2 RSDK Semarang. Pengumpulan

Lebih terperinci