STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA TN. J DENGAN POST ORIF FRAKTUR KRURIS 1/3 DEKSTRA DI RUANG MAWAR RSUD SRAGEN WAHYU PRAMONO NIM. P.
|
|
- Vera Kurnia
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA TN. J DENGAN POST ORIF FRAKTUR KRURIS 1/3 DEKSTRA DI RUANG MAWAR RSUD SRAGEN DISUSUN OLEH : WAHYU PRAMONO NIM. P PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2013
2 STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA TN. J DENGAN POST ORIF FRAKTUR KRURIS 1/3 DEKSTRA DI RUANG MAWAR RSUD SRAGEN Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan DISUSUN OLEH : WAHYU PRAMONO NIM. P PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2013
3 SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : WAHYU PRAMONO NIM : P Program Studi : Diploma III Keperawatan Judul Karya Tulis Ilmiah : ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA TN. J BERHUBUNGAN DENGAN POST ORIF FRAKTUR CRURIS 1/3 DEKSTRA DI RUANG MAWAR RSUD SRAGEN Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri. Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai dengan ketentuan akademik yang berlaku. Surakarta, Juni 2013 Yang membuat Pernyataan WAHYU PRAMONO NIM. P
4 LEMBAR PERSETUJUAN Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh : Nama : WAHYU PRAMONO NIM : P Program Studi : Diploma III Keperawatan Judul Karya Tulis Ilmiah : ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA TN. J BERHUBUNGAN DENGAN POST ORIF FRAKTUR CRURIS 1/3 DEKSTRA DI RUANG MAWAR RSUD SRAGEN Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah Prodi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta Ditetapkan : Surakarta Hari / Tanggal : Senin / 10 Juni 2013 Pembimbing : Amalia Agustin, S.Kep.,Ns NIK (..)
5 HALAMAN PENGESAHAN Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh : Nama : WAHYU PRAMONO NIM : P Program Studi : Diploma III Keperawatan Judul Karya Tulis Ilmiah : ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA TN. J BERHUBUNGAN DENGAN POST ORIF FRAKTUR CRURIS 1/3 DEKSTRA DI RUANG MAWAR RSUD SRAGEN Telah diujikan dan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah Prodi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta Ditetapkan di : Surakarta Hari / Tanggal : Senin / 10 Juni 2013 DEWAN PENGUJI Penguji I : Amalia Agustin, S.Kep.,Ns (.) NIK Penguji II : Nurul Devi, S.Kep.,Ns (.) NIK Penguji III : Erlina Windyastuti, S.Kep.,Ns (.) NIK Mengetahui, Ketua Program Studi DIII keperawatan STIKES Kusuma Husada Surakarta Setiyawan, S.Kep. Ns. NIK
6 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat, rahmat dan karunia-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA TN. J BERHUBUNGAN DENGAN POST ORIF FRAKTUR CRURIS 1/3 DEKSTRA DI RUANG MAWAR RSUD SRAGEN Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat : 1. Setiyawan, S.Kep.,Ns, selaku Ketua Program Studi DIII keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di Stikes Kusuma Husada Surakarta. 2. Erlina Windyastuti, S.Kep.,Ns, selaku Sekretaris Ketua Program Studi DIII keperawatan dan penguji II yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di Stikes Kusuma Husada Surakarta. 3. Amalia Agustin, S.Kep.,Ns, selaku dosen Pembimbing sekaligus sebagai Penguji yang telah meluangkan waktu untuk membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.
7 4. Nurul Devi, S.Kep.,Ns, selaku dosen penguji yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Erlina Windyastuti, S.Kep.,Ns, selaku dosen penguji yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini. 6. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan Stikes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasannya serta ilmu yang bermanfaat. 7. Kedua orang tuaku, Khususnya Ayah yang telah banyak memberi pelajaran & Inspirasi dalam menyelesaikan Pendidikan, semoga tenang di sisinya dan tenang di alam sana Ayah. 8. Teman-teman Mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan Stikes Kusuma Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satupersatu, yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual. Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu keperawatan dan kesehatan. Amin. Surakarta, Juni 2013 Wahyu Pramono NIM. P.10067
8 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... ii LEMBAR PERSETUJUAN... iii LEMBAR PENGESAHAN... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii LAMPIRAN... ix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan Penulisan... 4 C. Manfaat penulisan... 5 BAB II LAPORAN KASUS A. Identitas Pasien B. Pengkajian... 6 C. Perumusan Masalah Keperawatan D. Perencanaan Keperawatan... 9 E. Implementasi Keperawatan F. Evaluasi Keperawatan
9 BAB III PEMBAHASAN DAN SIMPULAN A. Pembahasan B. Simpulan dan Saran Daftar Pustaka Lampiran Daftar Riwayat Hidup
10 LAMPIRAN Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Daftar Riwayat Hidup Log Book Format Pendelegasian Pasien Surat Keterangan Selesai Pengambilan Data Lembar Konsultasi Asuhan Keperawatan
11 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hasil penelitian Nasution cidera akibat kecelakaan lalu lintas tertinggi dijumpai beberapa Negara Amerika Latin (41, 7%), Korea Selatan (21,9%), Thailand (21%). Di Indonesia kecelakaan lalu lintas meningkat dari tahun ketahun. Menurut data Direktorat Keselamatan Transformasi Darat Departemen Perhubungan, jumlah korban kecelakaan lalu lintas tahun 2005 terdapat orang. Data Kepolisian RI tahun 2009 mencatat terdapat kasus kecelakaan di jalan raya, maka dalam setiap 9,1 menit sekali terjadi satu kasus kecelakaan, sedangkan WHO mencatat, hingga saat ini sebanyak 50 juta orang lainnya menderita luka berat, dimana kejadian fraktur atau patah tulang menjadi akibat terbanyak dari kasus kecelakaan lalu lintas (Prawani, 2010). Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh cidera, trauma yang mengakibatkan fraktur dapat berupa trauma langsung maupun tidak langsung (Sjamsuhidat & Jong, 2005), fraktur kruris adalah istilah untuk patah tulang tibia dan fibula yang biasanya terjadi pada bagian proksimal atau kondilus, diafisis, atau persendian pergelangan kaki (Muttaqin, 2008). Penatalaksanaan pada pasien dengan Post operasi fraktur kruris di antaranya bisa dilakukan tindakan penatalaksanaan pembedahan dengan
12 Fiksasi Internal atau ORIF (Open Reduction Internal Fixation), fiksasi Internal digunakan untuk reduksi terbuka dengan menggunakan pemasangan implant indikasi dari pemasangan fiksasi internal adalah fraktur intraartikular, misalnya fraktur maleolus, kondilus, olekranon patella, Fiksasi Eksternal OREF (Open Reduction External Fixation), Fiksasi eksternal digunakan untuk mengobati fraktur terbuka dengan kerusakan jaringan lunak. Alat ini memberikan dukungan yang stabil untuk fraktur kominutif (Muttaqin, 2008). Beberapa komplikasi yang sering terjadi pada tindakan pembedahan fraktur kruris yakni terjadinya infeksi, delayed union, non-union dan malunion, kerusakan pembuluh darah atau sindrom kompartemen anterior, trauma saraf terutama pada nervus peronial komunis, dan gangguan pergerakan sendi pergelangan kaki. Selain itu, masalah keperawatan yang sering terjadi pada klien post pembedahan fraktur akan timbul rasa nyeri (Muttaqin, 2008). Proses terjadinya nyeri menurut Lindamen dan Athie dalam (Judha, 2012), adalah dimulai ketika bagian tubuh terluka oleh tekanan, potongan, sayatan, dingin atau kekurangan oksigen pada sel, maka bagian tubuh yang terluka akan mengeluarkan berbagai macam subtansi intraseluler dilepaskan ke ruang ekstraseluler maka akan mengiritasi nosiseptor. Saraf ini akan merangsang dan bergerak sepanjang serabut saraf atau neurotransmisi yang akan menghasilkan substansi yang disebut dengan neurotransmiter seperti prostaglandin dan epineprin, yang membawa pesan nyeri dari medula spinalis di transmisikan ke otak dan dipersepsikan sebagai nyeri.
13 Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual dan potensial. Nyeri adalah alasan utama seseorang untuk mencari bantuan perawatan kesehatan (Smeltzer & Bare, 2002). Nyeri sebagai suatu sensori subyektif dan pengalaman emosional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial atau yang dirasakan dalam kejadiankejadian di mana terjadi kerusakan (Potter & perry, 2005). Pada pasien dengan keadaan nyeri, kondisi ini dapat bersifat lama dan ada yang singkat, berdasarkan lama waktu terjadinya inilah maka nyeri di bagi dua, yaitu nyeri kronis dan nyeri akut. Nyeri akut di akibatkan oleh penyakit, radang, atau injuri jaringan, nyeri jenis ini biasanya awitanya datang tiba-tiba, nyeri akut umumnya terjadi kurang dari 6 bulan. Nyeri kronis secara luas dipercaya menggambarkan penyakitnya, nyeri kronis dapat berlangsung lebih lama atau lebih dari enam bulan, nyeri ini dapat dan sering menyebabkan masalah yang berat bagi pasien (Judha, 2012). Akibat dari nyeri yang tidak segera ditangani akan menyebabkan proses rehabilitasi pasien tertunda dan hospitalisasi menjadi lama. Hal ini karena pasien memfokuskan semua perhatianya pada nyeri yang dirasakan (Smeltzer dan Bare, 2002). Melihat dari latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan studi kasus tentang fraktur kruris 1/3 dekstra dan penatalaksanaannya, termasuk menangani nyeri Post ORIF berdasarkan manifestasi klinis yang dilihat secara mendasar melalui konsep kebutuhan dasar manusia. Dengan adanya berbagai data dan pertimbangan maka penulis
14 melakukan laporan studi kasus Asuhan Keperawatan Nyeri Akut Pada Tn. J dengan Post ORIF Fraktur Kruris 1/3 Dekstra di Ruang Mawar RSUD Sragen dan dari pengkajian didapatkan nyeri yang dirasakan oleh klien adalah pasien mengeluh nyeri post operasi hari ke-2 pada tungkai bawah kaki kanan, nyeri dirasakan seperti tertusuk-tusuk, skala nyeri 5, nyeri timbul saat kaki digerakkan, klien tampak meringis kesakitan. B. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum Melaporkan studi kasus tentang asuhan keperawatan Nyeri Akut pada Tn. J dengan Post ORIF fraktur kruris 1/3 Dekstra di Ruang Mawar RSUD Sragen. 2. Tujuan khusus a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada Tn. J dengan Nyeri akut Post ORIF Fraktur Kruris 1/3 dekstra. b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Tn. J dengan Nyeri akut Post ORIF Fraktur Kruris 1/3 dekstra. c. Penulis mampu menyusun rencana Asuhan Keperawatan pada Tn. J dengan Nyeri akut Post ORIF Fraktur Kruris 1/3 dekstra. d. Penulis mampu melakukan implementasi pada Tn. J dengan Nyeri akut Post ORIF Fraktur Kruris 1/3 dekstra. e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada Tn. J dengan Nyeri akut Post ORIF Fraktur Kruris 1/3 dekstra. f. Penulis mampu melakukan analisa kondisi Nyeri akut yang terjadi pada Tn. J dengan Post ORIF Fraktur Kruris 1/3 dekstra.
15 C. Manfaat Penulisan 1. Bagi Penulis Karya tulis ini diharapakan dapat digunakan sebagai acuan dalam menambah pengetahuan dan memperoleh pengalaman khususnya dibidang keperawatan Medikal Bedah. 2. Bagi instansi pendidikan Memberikan kontribusi laporan kasus bagi pengembangan praktik keperawatan dan pemecahan masalah khususnya dalam bidang/profesi keperawatan. 3. Bagi pembaca Menambah pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca dalam penanganan nyeri Post ORIF fraktur kruris 1/3 dekstra. 4. Bagi Rumah Sakit Sebagai bahan masukan khususnya untuk perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif pada pasien yang mengalami nyeri akut Post ORIF fraktur kruris 1/3 dekstra dan sebagai pertimbangan perawat dalam mendiagnosa kasus sehingga perawat mampu memberikan tindakan yang tepat kepada pasien.
16 BAB II LAPORAN KASUS Bab II ini merupakan laporan studi kasus Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Nyeri akut pada Tn. J dengan Post ORIF fraktur kruris 1/3 dekstra di ruang mawar RSUD Sragen. Asuhan keperawatan ini dimulai dari pengkajian, analisa data, perumusan diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi. A. Identitas Pasien Pasien bernama Tn. J tinggal di Sragen, umur 40 tahun, jenis kelamin laki-laki, agama Islam, pekerjaan karyawan swasta, pendidikan SMA, No. RM 369XX, sumber informasi diperoleh dengan cara auto anamnese dan alloanamnese. Penulis melakukan wawancara, pengamatan atau observasi langsung, pemeriksaan fisik, menelaah catatan medis dan catatan perawat dari data pengkajian tersebut didapat hasil, bahwa Tn. J tanggal masuk 20 April 2013, dr. A, dirawat diruang Mawar, dengan fraktur Cruris 1/3 Dekstra, yang bertanggung jawab Ny. N, umur 38 tahun, pendidikan SMA, pekerjaan Karyawan swasta, alamat Sragen, hubungan dengan klien istri. B. Pengkajian Pengkajian dilakukan dengan keluhan utama yang dirasakan klien yaitu nyeri pada tungkai bawah kaki kanan, pada riwayat pengkajian kesehatan sekarang pasien datang ke RSUD Sragen pada tanggal 20 April 2013 pada jam WIB setelah jatuh dari atap ± 4 meter dan merasakan nyeri pada tungkai kaki kanan serta bengkak, di IGD pasien mendapatkan terapi injeksi
17 cefotaxim 1 gram dan injeksi Ranitidin 1 gram lalu di lakukan pembidaian sepanjang tungkai bawah kaki kanan klien sebelum dilakukan tindakan operasi dan setelah itu pasien di beri terapi infus RL 20 tetes/menit dan disarankan rawat inap di bangsal Mawar kamar 7, pada saat dikaji di bangsal mawar tanggal 25 April 2013 jam WIB pasien mengeluh nyeri post operasi hari ke-2 pada tungkai bawah kaki kanan, nyeri dirasakan seperti tertusuk-tusuk, skala nyeri 5, nyeri timbul saat bergerak, klien tampak meringis kesakitan, tekanan darah 130/70 mmhg, nadi 84 kali per menit, pernafasan 22 kali per menit, suhu 36,5ºC, ekstremitas kiri terpasang infus RL 20 tetes per menit. Pada riwayat kesehatan keluarga, dalam keluarga klien tidak mempunyai penyakit Diabetes Militus, Hipertensi. Pada riwayat kesehatan lingkungan, sekitar rumah klien bersih dan terdapat ventilasi rumah cukup. Pengkajian pola fungsional menurut Gordon, pola aktivitas latihan ditemukan data, sebelum sakit klien mengatakan dapat melakukan aktifitas secara mandiri. Selama sakit klien mengatakan aktivitas dibantu dengan keluarga, untuk makan dan minum, toileting dengan dibantu alat dan keluarga, berpindah dibantu dengan orang lain atau keluarga, aktivitas ambulansi memerlukan bantuan orang lain dengan nilai skor 2. Pola kognitif perseptual, sebelum sakit klien mengatakan penglihatan, pendengaran, dan bicara jelas. Selama sakit klien mengatakan penglihatan, pendengaran, dan bicara jelas, tidak ada gangguan. Pengkajian nyeri P (provoking) = klien mengatakan nyeri karena post op, Q (Quantitas) = klien
18 merasakan nyeri seperti tertusuk-tusuk, R (Region) = nyeri pada tungkai bawah kaki kanan, S (Skala) = skala nyeri 5, T (Time) = timbul saat kaki digerakkan. Pengkajian pemeriksaan fisik didapatkan data bahwa keadaan umum klien tampak baik, kesadaran composmentis, penilaian Glascow Coma Skale (GCS) adalah E 4 V 5 M 6 yaitu mata membuka spontan, verbal berorientasi atau dapat berkomunikasi dengan baik, motorik dengan perintah. Pemeriksaan tanda vital didapatkan hasil pengukuran tekanan darah 130/70 mmhg, nadi 84 kali per menit, pernafasan 22 kali per menit, suhu 36,5 0 C. Bentuk kepala mesocepal, rambut berwarna hitam lurus, kulit kepala bersih, mata simetris kanan kiri, konjungtiva anemis, sklera non ikterik, pupil isokor, hidung simetris kanan kiri, tidak ada polip, tidak ada secret, mulut mukosa bibir kering, tidak ada gigi berlubang, tidak sariawan, telinga simetris kanan kiri, tidak ada serumen. Leher tidak ada pembesaran kelenjar tiroid. Pada genetalia tidak ada kelainan, terpasang kateter. Pada kulit turgor kulit baik, warna kulit sawo matang. Ekstremitas kiri atas terpasang infus RL 20 tetes per menit, kekuatan otot kiri atas dengan nilai 5, kekuatan otot kanan atas dengan nilai 5, kekuatan ektremitas kanan bawah nilainya 2, kekuatan ektremitas kiri bawah nilai 5. Ekstremitas kanan (tungkai bawah) terdapat luka bekas operasi ukuran (2 cm) dengan kondisi luka bersih dan tidak ada pus, diperban dengan menggunakan elastic bandage. Hasil pemeriksaan penunjang, pada pemeriksaan laboratorium didapatkan pada tanggal 25 April 2013 yaitu hemoglobin 8,4 g/dl dengan
19 nilai normal , hematokrit 25,5 % dengan nilai normal , eritrosit 2,91Juta/mm , lekosit 11,90/mm 3 dengan nilai normal , trombosit 142 U/L dengan nilai normal , basofil 0,7% dengan nilai normal 0-2.5, eosinofil 0,5% dengan nilai normal 0-7, neutrofil 76,9% dengan nilai normal 37-80, limfosit 17,3% dengan nilai normal 19-48, monosit 4,6% dengan nilai normal 0-12, gula darah sewaktu 130 mg/dl. C. Daftar Perumusan Masalah Diagnosa keperawatan utama adalah nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik (post operasi ORIF), ditandai dengan respon subyektif klien: klien mengatakan nyeri pada tungkai bawah kaki kanan, nyeri karena post operasi, nyeri dirasakan seperti tertusuk-tusuk, skala nyeri 5, nyeri timbul saat digerakkan, respon obyektif : ekspresi wajah meringis, klien tampak meringis kesakitan. D. Perencanaan Rencana keperawatan yang dilakukan pada Tn. J dengan tujuan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan nyeri berkurang atau hilang dengan kriteria hasil : ekspresi wajah tidak tegang, skala nyeri 3-0, pasien mengungkapkan perasaan nyaman, Tanda tanda vital dalam batas normal dengan tekanan darah 120/80 mmhg, nadi kali per menit, pernapasan kali per menit dan suhu 36-37,5 0 C. Intervensi atau rencana yang akan dilakukan yaitu pantau karakteristik nyeri PQRST (Provoking incident, Quality of pain, Region, Severity of pain, Time), dengan rasional untuk mengidentifikasi skala nyeri dan
20 ketidaknyamanan, monitor tanda vital, dengan rasional memberikan gambaran lengkap mengenai sistem kardiovaskuler, berikan kesempatan waktu istirahat dan berikan posisi yang nyaman, dengan rasional untuk meningkatkan kenyamanan dan mengurangi rasa nyeri dimana dengan istirahat akan merelaksasikan semua jaringan sehingga akan meningkatkan kenyamanan, ajarkan tekhnik relaksasi nafas dalam dan distraksi, dengan rasional mengurangi nyeri yang dirasakan, kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgetik, dengan rasional mengurangi rasa nyeri. E. Implementasi Tindakan yang dilakukan tanggal 25 April 2013 pada jam WIB memantau karakteristik nyeri PQRST (Provoking incident, Quality of pain, Region, Severity of pain, Time), respon subyektif : klien mengatakan nyeri pada tungkai bawah kaki kanan, nyeri karena post operasi, nyeri dirasakan senut-senut, skala nyeri 5, nyeri timbul saat digerakkan, respon obyektif, ekspresi wajah tampak meringis kesakitan, tegang. Pada jam WIB mengajarkan tekhnik relaksasi (nafas dalam), respon subyektif, klien mengatakan mau diajarkan teknik relaksasi nafas dalam, respon obyektif, klien mampu mempraktekan apa yang telah diajarkan. Pada jam WIB mengkaji aktivitas dan mobilisasi pasien, respon subyektif, klien mengatakan badanya lemas, respon obyektif, badan pasien tampak lemas, tingkat aktivitas dibantu oleh keluarga. Pada tanggal 26 April 2013 pada jam WIB mengkaji tanda-tanda vital, respon subyektif klien bersedia diperiksa, respon obyektif tekanan darah
21 130/70 mmhg, nadi 82 kali per menit, pernafasan 20 kali per menit, suhu 36 0 C. pada jam WIB mempertahankan posisi nyaman yaitu dengan posisi fowler, respon subyektif, klien mengatakan nyaman, respon obyektif, tampak klien sedikit rileks dengan posisi fowler yang diberikan. Pada jam WIB memantau karakteristik nyeri PQRST (Provoking incident, Quality of pain, Region, Severity of pain, Time), respon subyektif : klien mengatakan nyeri pada tungkai bawah kaki kanan, nyeri karena post operasi, nyeri dirasakan senut-senut, skala nyeri 5, nyeri timbul saat digerakkan, respon obyektif, ekspresi wajah tampak meringis kesakitan, tegang. Pada jam WIB memberikan obat analgetik ketorolac 1 gram, respon subyektif, klien bersedia untuk disuntik, respon obyektif, obat masuk per IV, tidak terjadi alergi. Pada tanggal 27 April 2013 pada jam WIB memantau karakteristik nyeri PQRST (Provoking incident, Quality of pain, Region, Severity of pain, Time), respon subyektif, klien mengatakan nyeri berkurang, nyeri dirasakan karena post operasi, nyeri dirasakan biasa, nyeri pada tungkai bawah kaki kanan, skala nyeri 3, nyeri dirasakan hilang timbul, respon obyektif, pasien terlihat sedikit lebih rileks, tenang. Pada jam WIB melakukan perawatan luka post operasi, respon subyektif, klien bersedia untuk dirawat, respon obyektif, luka tampak baik, tidak ada rembesan darah. F. Evaluasi Setelah dilakukan tindakan keperawatan, hasil evaluasi dilakukan pada hari kamis, 25 April 2013 jam WIB, dengan menggunakan metode
22 SOAP (Subyektif, Obyektif, Assessment, Planning), yang hasilnya klien mengatakan nyeri pada tungkai bawah kaki kanan, nyeri dirasakan karena post operasi, nyeri dirasakan seperti tertusuk-tusuk, skala nyeri 4, nyeri timbul saat bergerak, ekspresi wajah meringis, wajah tegang, masalah belum teratasi, intervensi dilanjutkan, kaji karakteristik nyeri, kolaborasi pemberian analgetik, ketorolak 10 mg. Hasil evaluasi yang dilakukan pada tanggal 26 April 2013 jam WIB klien mengatakan nyeri mulai berkurang, nyeri dirasakan karena post operasi, nyeri dirasakan senut-senut, nyeri pada tungkai bawah kaki kanan, skala nyeri 4, timbul saat bergerak, tenang, ekspresi wajah tidak tegang, masalah belum teratasi, intervensi dilanjutkan kolaborasi pemberian analgetik, berikan posisi nyaman dan berikan waktu untuk klien beristirahat. Hasil evaluasi yang dilakukan pada tanggal 27 April 2013 jam WIB klien mengatakan nyeri sudah berkurang, klien tampak rileks, wajah tidak tegang, skala nyeri 3, masalah teratasi terjadi penurunan skala nyeri, intervensi dilanjutkan kolaborasi pemberian analgetik, berikan posisi nyaman dan berikan waktu untuk klien beristirahat.
23 BAB III PEMBAHASAN DAN SIMPULAN A. Pembahasan Pada bab ini penulis akan membahas tentang studi kasus yang dilakukan pada tanggal April 2013 di RSUD Sragen ruang Mawar, yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi, dan evaluasi. Penulis hanya akan membahas diagnosa keperawatan utama yaitu nyeri akut post ORIF fraktur kruris 1/3 Dekstra. 1. Pengkajian Pengkajian keperawatan merupakan tahap awal dan landasan dalam proses keperawatan, untuk itu diperlukan keahlian dalam melakukan observasi, komunikasi, wawancara, dan pemeriksaan fisik yang sangat penting untuk menyelesaikan fase proses keperawatan dan tindakan keperawatan yang tepat (Muttaqin, 2008). Penulis melakukan pengumpulan data menggunakan metode wawancara, pengamatan (observasi), pemeriksaan fisik dan dokumentasi pelayanan kesehatan. Selama pengkajian, penulis mendapatkan data subyektif dan obyektif. Data subyektif adalah data yang didapatkan melalui wawancara. Data obyektif adalah data yang diperoleh melalui hasil observasi atau pemeriksaan. Dapat dilihat, dirasa, didengar, atau dicium. Disebut juga dengan tanda atau gejala. Data didapatkan melalui pemeriksaan fisik dan observasi perilaku klien (Deswani, 2009).
24 Pengkajian pada Tn. J dilakukan pada tanggal April 2013 pukul WIB didapatkan klien mengeluh nyeri post ORIF fraktur kruris. Hal itu sesuai dengan teori yang ada, bahwa pada kasus fraktur kruris penangananya menggunakan Open Reduction Internal Fixation (ORIF). ORIF adalah pembedahan yang dilakukan untuk memperbaiki fungsi dengan mengembalikan gerakan, stabilitas, mengurangi nyeri dan disatibilitas yang mencakup didalamnya dengan pemasangan pen, sekrup yang akan menimbulkan problematik salah satunya adalah nyeri (Smeltzer & Bare, 2003). Pada pola kognitif perseptual dicantumkan sebelum sakit klien mengatakan penglihatan, pendengaran, dan bicara jelas. Selama sakit penglihatan, pendengaran, dan bicara masih jelas tidak ada gangguan. Sesuai dengan kasus Tn. J dimana klien mengatakan nyeri pada tungkai bawah kaki kanan, nyeri post operasi hari ke-2. Nyeri dirasakan seperti tertusuk-tusuk, skala nyeri 5, nyeri hilang timbul, bertambah saat digerakkan dan berkurang saat klien tidur atau membaca koran. Menurut klasifikasinya nyeri pada Tn. J tergolong nyeri akut dimana nyeri akut diartikan sebagai nyeri yang sebagian besar diakibatkan oleh penyakit, atau injuri jaringan, nyeri jenis ini biasanya awitanya datang tiba-tiba, nyeri akut terjadi kurang dari 6 bulan (Judha, 2012). Nyeri bisa diukur dengan skala numeric yaitu, 0: tidak nyeri, 1-3: nyeri ringan, 4-6: nyeri sedang, 7-9: nyeri berat, 10: nyeri sangat berat, timbul saat kaki digerakkan, pada klien Tn. J tergolong nyeri sedang
25 karena skala nyeri yang dirasakan skala 5. Caffery sebagaimana dikutip oleh Potter & Perry (2005) mendefinisikan nyeri merupakan sensasi tidak menyenangkan yang terlokalisasi pada suatu bagian tubuh. Proses terjadinya nyeri menurut Lindamen & Athie (Dalam Hartanti, 2005), adalah dimulai ketika bagian tubuh terluka oleh tekanan, potongan, sayatan, dingin atau kekurangan oksigen pada sel, maka bagian tubuh yang terluka akan mengeluarkan berbagai macam subtansi intraseluler dilepaskan ke ruang ekstraseluler maka akan mengiritasi nosiseptor. Saraf ini akan merangsang dan bergerak sepanjang serabut saraf atau neurotransmisi yang akan menghasilkan substansi yang disebut dengan neurotransmisi seperti prostaglandin dan epineprin, yang membawa pesan nyeri dari medula spinalis ditransmisikan ke otak dan dipersepsikam sebagai nyeri. Pola aktivitas latihan, penulis mencantumkan sebelum sakit klien dapat melakukan aktivitas secara mandiri. Selama sakit klien aktivitas dibantu oleh keluarganya, toileting dengan dibantu alat dan keluarga, aktivitas ambulasi memerlukan bantuan orang lain. Hal itu disebabkan karena adanya nyeri dan gerak yang terbatas, dimana semua bentuk aktivitas klien dapat berkurang sehingga klien akan lebih butuh bantuan dari orang lain (Muttaqin, 2008). Hasil pemeriksaan fisik bagian ekstremitas, penulis hanya mencantumkan ekstremitas kanan (tungkai bawah) terdapat luka bekas operasi ukuran (2 cm) dengan kondisi luka bersih tidak ada pus, diperban dengan menggunakan elastic bandage.
26 Kekuatan otot pada Tn. J menunjukan penilaian 5 untuk ekstremitas atas (dexstra & sinistra) serta ekstremitas bawah sinistra, sedangkan untuk ekstremitas bawah dexstra menunjukan nilai 2 yaitu otot hanya mampu menggerakkan persendian, tetapi kekuatanya tidak dapat melawan pengaruh gaya gravitasi, menurut definisinya penilaian otot atau yang disebut ROM (Range of Motion) merupakan istilah baku untuk menyatakan batas/besarnya gerakan sendi yang normal dan sebagai dasar untuk menetapkan adanya kelainan ataupun untuk menyatakan batas gerakan sendi yang abnormal. Adapun penilaianya yaitu Derajat 0: paralisis total atau tidak ditemukan kontraksi otot, 1: kontraksi otot yang terjadi hanya berupa perubahan tonus otot yang dapat diketahui dengan palpasi dan tidak dapat menggerakan sendi, 2: otot hanya mampu menggerakan persendian, tetapi kekuatanya tidak dapat melawan pengaruh gravitasi, 3: Di samping dapat menggerakan sendi, otot juga dapat melawan pengaruh gravitasi, tetapi tidak kuat terhadap tahanan yang diberikan oleh pemeriksa, 4: kekuatan otot seperti pada derajat 3 disertai dengan kemampuan otot terhadap tahanan yang ringan, 5: kekuatan otot normal (Muttaqin, 2008). Pada pemeriksaaan penunjang foto rontgen, penulis tidak mencantumkan hasil dari foto rontgen karena tidak terkaji, pada pemeriksaan penunjang. Dengan pemeriksaan radiologi, perawat dapat menentukan lokasi fraktur, jenis fraktur, apakah fraktur terjadi pada tibia dan fibula atau hanya pada tibia saja atau fibula saja. Selain itu perawat juga dapat menentukan apakah fraktur bersifat segmental (Muttaqin, 2008).
27 Terapi medis yang diberikan pada klien Tn. J yaitu ketorolac injeksi (10 mg) yang digunakan untuk penyembuhan pasien yang berkaitan dengan fraktur khususnya post operasi mempunyai fungsi untuk penatalaksanaan jangka pendek pada klien nyeri akut derajat sedang-berat segera setelah operasi, terapi cefotaxim (500 mg) mempunyai fungsi untuk penyembuhan infeksi saluran kemih, saluran nafas bawah, tulang dan rawan sendi dan susunan saraf pusat (ISO, 2008). 2. Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menjelaskan status kesehatan, baik aktual maupun potensial. Perawat menggunakan proses keperawatan dalam mengidentifikasi dan menyintesis data klinis serta menentukan intervensi keperawatan untuk mengurangi, menghilangkan, atau mencegah masalah kesehatan klien yang menjadi tanggung jawabnya (Muttaqin, 2008). Diagnosa yang diangkat penulis yaitu nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik (Post operasi ORIF). Pengetian nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan dan muncul akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam hal kerusakan sedimikian rupa, dimana awitan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung kurang dari 6 bulan (Nanda, 2010: 410).
28 Penulis mengangkat diagnosa nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik (Post operasi ORIF), pada kasus fraktur khususnya fraktur kruris dapat terjadi akibat adanya daya putar atau punter, menyebabkan fraktur spiral pada kedua tulang kaki dalam tingkat yang berbeda, daya angulasi menimbulkan fraktur melintang atau oblik pendek, biasanya pada tingkat yang sama. Pada cedera tidak langsung, salah satu dari fragmen tulang dapat menembus kulit, sedangkan pada cedera langsung, akan menembus atau merobek kulit di atas fraktur (Helmi, 2012). Ketika bagian tubuh terluka oleh tekanan, potongan, sayatan, dingin atau kekurangan oksigen pada sel, maka bagian tubuh yang terluka akan mengeluarkan berbagai macam subtansi intraseluler dilepaskan ke ruang ekstraseluler maka akan mengiritasi nosiseptor. Saraf ini akan merangsang dan bergerak sepanjang serabut saraf atau neurotransmisi yang akan menghasilkan substansi yang disebut dengan neurotransmisi seperti prostaglandin dan epineprin, yang membawa pesan nyeri dari medula spinalis ditransmisikan ke otak dan dipersepsikam sebagai nyeri (Hartanti, 2005). Diagnosa keperawatan nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik didukung dengan data klien mengatakan nyeri pada tungkai kaki kanan, nyeri karena post operasi, nyeri dirasakan seperti tertusuk-tusuk, skala nyeri 5, nyeri hilang timbul, terasa saat digerakkan dan berkurang saat klien tidur atau membaca koran, data obyektif: ekspresi wajah meringis, dan harus segera ditangani untuk memenuhi kebutuhan kenyamanan klien yang merupakan kebutuhan dasar manusia. Penulis
29 mengangkat diagnosa nyeri karena merupakan diagnosa prioritas dan aktual, hal ini didasarkan pada teori hirarki Maslow. Menurut Maslow kenyamanan merupakan kebutuhan dasar yang memerlukan penanganan dengan segera agar tidak mengganggu kebutuhan yang lainnya (Perry & Potter, 2005). 3. Rencana Keperawatan Intervensi adalah panduan untuk perilaku spesifik yang diharapkan dari klien, dan atau tindakan yang harus dilakukan oleh perawat. Intervensi dilakukan untuk membantu klien mencapai hasil yang diharapkan, tahap perencanaan berfokus pada memprioritaskan masalah, merumuskan tujuan dan kriteria hasil, membuat instruksi keperawatan, dan mendokumentasikan rencana asuhan keperawatan (Deswani, 2009). Tujuan yang dibuat penulis untuk mengatasi masalah nyeri yang berhubungan dengan post operasi ORIF adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan nyeri berkurang atau hilang dengan kriteria hasil : ekspresi wajah tidak tegang, skala nyeri 3-0. Dengan ditegakkan diagnosa keperawatan nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik (post operasi ORIF), penulis merencanakan tindakan untuk mengatasi nyeri yang dirasakan klien yaitu pantau karakteristik nyeri PQRST (Provoking incident, Quality of pain, Region, Severity of pain, Time), dengan rasional untuk mengidentifikasi skala nyeri dan ketidaknyamanan, monitor tanda vital dengan rasional memberikan gambaran lengkap mengenai sistem kardiovaskuler, menurut tujuanya
30 monitor tanda-tanda vital untuk mendeteksi dan mencegah terjadinya kondisi syok (Helmi, 2012). Berikan kesempatan waktu istirahat dan berikan posisi yang nyaman, dengan rasional menurut Muttaqin (2008) untuk meningkatkan kenyamanan dan mengurangi rasa nyeri dimana dengan istirahat akan merelaksasikan semua jaringan sehingga akan meningkatkan kenyamanan, ajarkan tekhnik relaksasi atau distraksi, dengan rasional mengurangi nyeri yang dirasakan. Tekhnik relaksasi adalah kebebasan mental dan fisik dari ketegangan dan stress, tekhnik ini memberikan individu kontrol diri ketika terjadi rasa tidak nyaman atau nyeri, stress fisik dan emosi pada nyeri (Potter & Perry, 2006), kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgetik (ketorolak 1 ampul), ketorolak diindikasikan untuk penatalaksanaan jangka pendek (maksimal 2 hari) terhadap nyeri akut, sedang, berat, segera setelah operasi (ISO: 26). 4. Implementasi Implementasi merupakan tahap keempat dari proses keperawatan. Tahap ini muncul jika perencanaan yang dibuat diaplikasikan pada klien. Tindakan yang dilakukan mungkin sama, mungkin juga berbeda dengan urutan yang telah dibuat pada perencanaan, Perawat harus yakin bahwa tindakan keperawatan yang dilakukan sesuai dengan tindakan yang sudah direncanakan, dilakukan dengan cara yang tepat, aman, serta sesuai dengan kondisi klien, selalu dievaluasi apakah sudah efektif, dan selalu didokumentasikan menurut urutan waktu (Debora, 2011).
31 Dalam melakukan tindakan keperawatan selama 3 hari penulis tidak mempunyai hambatan, semua rencana yang telah ditetapkan dapat dilaksanakan. Pada tindakan keperawatan diagnosa nyeri akut, tindakan yang dilakukan pada tanggal April 2013 yaitu memantau karakteristik nyeri untuk mengidentifikasi nyeri dan ketidaknyamanan. Pengkajian yang lengkap tentang rasa nyeri menggunakan metode PQRST (Provoking incident, Quality of Pain, Region, Severity of Pain, Time). Provoking incident yaitu faktor yang memicu timbulnya nyeri, Quality of Pain yaitu nyeri yang dirasakan atau kualitas nyeri, misalnya: apakah nyeri bersifat tumpul, seperti terbakar, tajam atau menusuk. Region yaitu daerah perjalanan nyeri ke daerah lain, Severity of Pain yaitu intensitas nyeri yang dirasakan oleh klien, pengkajian nyeri dengan menggunakan skala nyeri numerik, misalnya, 0: tidak nyeri, 1-3: nyeri ringan, 4-6: nyeri sedang, 7-9: nyeri berat, 10: nyeri tak tertahankan. Kemudian perawat membantu klien untuk memilih secara subyektif tingkat skala nyeri yang dirasakan klien. Time yaitu berapa lamanya nyeri berlangsung, kapan, serta apakah ada waktu-waktu tertentu yang menyebabkan nyeri itu bertambah (Mubarak, 2005). Tindakan selanjutnya yaitu memberikan kesempatan waktu istirahat dan meposisikan klien dengan nyaman, dengan rasional menurut Muttaqin (2008) untuk meningkatkan kenyamanan dan mengurangi rasa nyeri dimana dengan istirahat akan merelaksasikan semua jaringan sehingga akan meningkatkan kenyamanan.
32 Mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam dan distraksi dimana ketika teknik ini dilakukan akan mengakibatkan perubahan fisiologis dan perilaku, dimana ketika tekhnik relaksasi nafas dalam dilakukan secara tepat oleh klien dan klien dapat merasakan sensasi lepasnya ketidaknyamanan dan stress dengan menegangkan otot dan kemudian merelaksasikan, klien akan mencapai relaksasi penuh, dengan demikian persepsi nyeri berkurang dan rasa cemas terhadap nyeri menjadi minimal, distraksi merupakan pengalihan perhatian klien ke hal yang lain, dimana akan menurunkan kewaspadaan terhadap nyeri dan meningkatkan toleransi terhadap nyeri, dalam imajinasi terbimbing distraksi klien akan menciptakan kesan dan pikiran, berkonsentrasi pada kesan tersebut sehingga secara bertahap klien akan merasakan penurunan rasa nyeri (Potter & Perry, 2006). Penulis juga melakukan pemantauan tanda-tanda vital klien yang bertujuan untuk memonitor sistem kardiovaskuler (Helmi, 2012). Implementasi yang diberikan pada klien tidak semua sesuai dengan perencanaan keperawatan dalam intervensi, namun beberapa terapi medis diberikan untuk mengurangi kondisi nyeri pada klien, seperti pemberian obat injeksi ketorolac (1 mg) dan cefotaxim (1 mg). 5. Evaluasi Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan. Namun evaluasi dapat dilakukan pada setiap tahap dari proses keperawatan. Evaluasi mengacu kepada penilaian, tahapan, dan perbaikan. Pada tahap evaluasi,
33 penulis dapat menentukan reaksi klien terhadap intervensi keperawatan yang telah diberikan dan menetapkan apakah sasaran dari rencana keperawatan telah dapat diterima (Deswani, 2009). Pada diagnosa nyeri akut, setelah dilakukan tindakan keperawatan, hasil evaluasi dilakukan pada hari Kamis, 25 April 2013 masalah keperawatan belum teratasi karena nyeri belum berkurang, didukung dengan data klien mengatakan nyeri pada tungkai bawah kaki kanan, nyeri dirasakan karena post operasi, nyeri dirasakan senut-senut, skala nyeri 4, nyeri timbul saat digerakkan, ekspresi wajah meringis, untuk menindaklanjuti hal tersebut, telah diambil keputusan untuk melanjutkan intervensi yaitu, pantau karakteristik nyeri, kolaborasi pemberian analgetik (Ketorolak 10 mg). Hasil evaluasi dilakukan pada hari Jum at, 26 April 2013 masalah keperawatan belum teratasi, didukung dengan data klien mengatakan nyeri mulai berkurang, nyeri dirasakan karena post operasi, nyeri dirasakan senut-senut, nyeri pada tungkai bawah kaki kanan, skala nyeri 4, timbul saat bergerak, tenang, ekspresi wajah tidak tegang, untuk menindak lanjuti hal tersebut, telah diambil keputusan untuk melanjutkan intervensi yaitu kolaborasi pemberian analgesic (Ketorolak 10 mg), berikan posisi fowler. Hasil evaluasi yang dilakukan pada hari Sabtu, 27 April 2013 masalah keperawatan teratasi, didukung dengan data klien mengatakan nyeri berkurang, klien tampak rileks, wajah tidak tegang, skala nyeri 3, tekanan darah 120/70 mmhg, nadi 84 kali per menit, suhu 36,5 0 C, pernafasan 24
34 kali per menit, untuk menindak lanjuti hal tersebut, telah di ambil keputusan untuk melanjutkan intervensi yaitu pantau karakteristik nyeri, kolaborasi pemberian analgesik (Ketorolak 10 mg). Hasil akhir yang didapat dari tahap evaluasi nyeri akut Post ORIF pada Tn. J masalah teratasi dimana klien masih merasakan nyeri pada tungkai bawah kaki kanan, namun nyeri yang dirasakan mulai berkurang, skala nyeri 3, dan terlihat klien tampak rileks, wajah tidak tegang, untuk tindakan selanjutnya penulis melakukan pendelegasian seluruh masalah keperawatan dan rencana tindakan seperti anjurkan tekhnik relaksasi nafas dalam dan pemberian terapi medis kepada perawat ruangan. B. Simpulan dan saran 1. Simpulan Dari uraian bab pembahasan, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut : a. Pengkajian pada Tn. J diperoleh data subyektif klien mengeluh nyeri pada tungkai bawah kaki kanan, nyeri dirasakan karena post operasi, nyeri dirasakan senut-senut, skala nyeri 5, nyeri hilang timbul, nyeri timbul saat digerakkan, dengan data obyektif ekspresi wajah meringis, gelisah. b. Diagnosa keperawatan pada Tn. J adalah nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik (Post operasi ORIF).
35 c. Intervensi atau rencana tindakan untuk mengatasi nyeri yang dirasakan pada Tn. J adalah pantau karakteristik nyeri PQRST (Provoking incident, Quality of pain, Region, Severity of pain, Time), Berikan kesempatan waktu istirahat dan berikan posisi yang nyaman, kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgesic, ajarkan tekhnik relaksasi dan distraksi. d. Implementasi yang dilakukan pada Tn. J pada tanggal April 2013 adalah memantau karakteristik nyeri untuk mengidentifikasi nyeri dan ketidaknyamanan, kolaborasi dengan dokter pemberian analgesic ketorolac (1 mg) dan mengajarkan tekhnik relaksasi nafas dalam dan distraksi. e. Evaluasi telah dilakukan pada Tn. J selama 3 hari sesuai dengan acuan rencana keperawatan dimana tindakan yang telah dilaksanakan menggunakan metode SOAP (Subyektif, Obyektif, Assessment, Planning), menunjukan S : klien masih merasakan nyeri namun nyeri yang dirasakan mulai berkurang, O : klien terlihat rileks, ekpresi wajah tidak tegang, skala nyeri 3, A : masalah teratasi, P : intervensi dilanjutkan : anjurkan teknik relaksasi nafas dalam, pendelegasian tentang terapi medis. f. Analisa kondisi nyeri akut pada Tn. J dengan post operasi ORIF yaitu klien masih merasakan nyeri pada tungkai bawah kaki kanan, nyeri karena post operasi, nyeri dirasakan senut-senut, skala nyeri 3, timbul saat kaki digerakkan.
36 2. Saran Dengan memperhatikan kesimpulan diatas, penulis memberi saran sebagai berikut : a. Bagi Rumah Sakit Diharapkan dapat memberikan pelayanan kepada pasien lebih optimal dan meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit. b. Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan institusi pendidikan memberikan kemudahan dalam pemakaian sarana dan prasarana yang merupakan fasilitas bagi mahasiswa untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan ketrampilannya dalam melalui praktek klinik dan pembuatan laporan. c. Bagi Penulis selanjutnya Diharapkan penulis dapat menggunakan atau memanfaatkan waktu lebih efektif, sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan pada klien secara optimal.
37 DAFTAR PUSTAKA Erniyati, Nurhafizah Strategi Koping Intensites Nyeri Pasien Post Operasi Diruang Rindu B2A RSUD H. Adam Malik Medan. Universita Sumatra Utara Fakultas keperawatan ost/operasi. Diakses pada tanggal 28 Mei Deswani Proses Keperawatan dan Berfikir Kritis. Salemba Medika, Jakarta. Debora Oda Proses Keperawatan dan Pemeriksaan Fisik. Salemba Medika, Jakarta. Herdman, Heather Nanda Internasional Diagnosa Keperawatan Defenisi dan Klasifikasi Ahli Bahasa : Sumarwati Made, Widiarti Dwi, Tiar Estu, Traslale, Ester Mania. EGC, Jakarta. Helmi Noor Zairin Buku Saku Kedaruratan Dibidang Bedah Ortopedi. Selemba Medika, Jakarta. Ikatan Apoteker Indonesia Informasi Spesialis Obat (ISO) Indonesia. EGC, Jakarta. Judha Muhamad, dkk Teori Pengukuran Nyeri dan Persalinan. Nuha Medika, Jogjakarta. Muttaqin Arif Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Muskuloskeletal. EGC, Jakarta. Mubarak Iqbal Wahit, Chayati Nurul Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori dan Aplikasi dan Praktik. EGC, Jakarta. Prawani, dkk Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pelaksanaan Ambulasi Dini Pada Pasien Pasca Operasi Fraktur Ekstremitas Bawah. Diakses tanggal 25 Mei Potter, Perry Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep Proses dan Praktik. EGC, Jakarta.
BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN
BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN A. Pembahasan Pada bab ini penulis akan membahas tentang kesenjangan teori dan proses asuhan keperawatan yang dilakukan pada tanggal 7-9 Agustus 2014 di Ruang Prabu Kresna
Lebih terperinciAPYANDHI WIBOWO NIM. P
STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA TN. P DENGAN POST OPEN REDUCTION INTERNAL FIXATION (ORIF) ATAS INDIKASI FRAKTUR PATELA SINISTRA DI RUANG BOUGENVILE RUMAH SAKIT PANTI WALUYO SURAKARTA Karya
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS. Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan pada klien
BAB III TINJAUAN KASUS Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan pada klien post Sectio Caesaria dengan indikasi Preeklamsia di Ruang Baitu Nisa RS Sultan Agung pada tanggal
Lebih terperinciSTUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA NY
STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA NY. S DENGAN POST OPERASI OPEN REDUCTION AND INTERNAL FIXATION (ORIF) ATAS INDIKASI FRAKTUR RADIUS SINISTRA 1/3 DISTAL DI RUANG KANTHIL RSUD KARANGANYAR DISUSUN
Lebih terperinciSTUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA NY. D DENGAN POST OPERASI FRAKTUR PHALANX DISTAL DI RUANG CEMPAKA RS PANTI WALUYO SURAKARTA
STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA NY. D DENGAN POST OPERASI FRAKTUR PHALANX DISTAL DI RUANG CEMPAKA RS PANTI WALUYO SURAKARTA DISUSUN OLEH : DUWI SUSANTI NIM. P.09014 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. fisik yang dapat menyebabkan terjadinya fraktur. Kebanyakan fraktur
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan masyarakat ada beberapa kegiatan atau aktivitas fisik yang dapat menyebabkan terjadinya fraktur. Kebanyakan fraktur disebabkan oleh trauma dimana terdapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas tulang atau tulang rawan umumnya di karenakan rudapaksa (Mansjoer, 2008). Dikehidupan sehari hari yang semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagian besar penyakit yang menyebabkan penderita mencari pertolongan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan pada saluran pencernaan (gastrointestinal) merupakan sebagian besar penyakit yang menyebabkan penderita mencari pertolongan medik. Kasus pada sistem gastrointestinal
Lebih terperinci- Nyeri dapat menyebabkan shock. (nyeri) berhubungan. - Kaji keadaan nyeri yang meliputi : - Untuk mengistirahatkan sendi yang fragmen tulang
3. PERENCANAAN TINDAKAN PERAWATAN NO DIAGNOSA KEPERAWATAN Gangguan rasa nyaman TUJUAN DAN HASIL YANG DIHARAPKAN Tujuan : RENCANA TINDAKAN - Kaji keadaan nyeri yang meliputi : RASIONAL - Nyeri dapat menyebabkan
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. Bab ini penulis membahas mengenai permasalahan tentang respon nyeri
BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN A. Pembahasan Bab ini penulis membahas mengenai permasalahan tentang respon nyeri terhadap prosedur pemasangan infus dan membandingkan antara teori yang sudah ada dengan kenyataan
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. P DENGAN GANGGUAN SISTEM MUSKULOSKELETAL : POST ORIF FIBULA SINISTRA DI RUANG ANGGREK RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SUKOHARJO
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. P DENGAN GANGGUAN SISTEM MUSKULOSKELETAL : POST ORIF FIBULA SINISTRA DI RUANG ANGGREK RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SUKOHARJO Disusun oleh : FAJAR MUKHLIS GUNAWAN J.200.090.057 KARYA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sampai evaluasi selanjutnya (Uliyah & Hidayat, 2008). Keluhan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Post operasi merupakan masa setelah dilakukan pembedahan yang dimulai saat pasien dipindahkan ke ruang pemulihan dan berakhir sampai evaluasi selanjutnya (Uliyah & Hidayat,
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan. Bab ini penulis akan membahas tentang tindakan keperawatan
BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan Bab ini penulis akan membahas tentang tindakan keperawatan pemberian latihan ROM aktif pada pasien stroke non hemoragik untuk meningkatkan kekuatan otot pada Tn. M berusia
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS. Dalam bab ini penulis akan melaporkan tentang pemberian asuhan
BAB III TINJAUAN KASUS Dalam bab ini penulis akan melaporkan tentang pemberian asuhan keperawatan pada Ny. F dengan diagnosa medis post sectio caesaria indikasi ketuban pecah dini di ruang Bougenville
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS. Jenis kelamin : Laki-laki Suku bangsa : Jawa, Indonesia
BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian ini dilakukan pada tanggal 20 Juni 2011 di Ruang Lukman Rumah Sakit Roemani Semarang. Jam 08.00 WIB 1. Biodata a. Identitas pasien Nama : An. S Umur : 9
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI A. PENGERTIAN Chikungunya berasal dari bahasa Shawill artinya berubah bentuk atau bungkuk, postur penderita memang kebanyakan membungkuk
Lebih terperinciNUR INDAH LESTARI NIM.P.11103
PEMBERIAN TERAPI MUSIK TERHADAP PERUBAHAN INTENSITAS NYERI PADA ASUHAN KEPERAWATAN Nn. S DENGAN POST LUMPEKTOMI FIBROADENOMA MAMMAE (FAM) SINISTRA DI RUANG FLAMBOYAN RUMAH SAKIT DAERAH SUKOHARJO Karya
Lebih terperinciBAB III RESUME KEPERAWATAN. Pengkajian dilakukan pada hari masa tanggal jam WIB di ruang Barokah 3C PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG
BAB III RESUME KEPERAWATAN A. PENGKAJIAN Pengkajian dilakukan pada hari masa tanggal 17-07-2012 jam 10.00 WIB di ruang Barokah 3C PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG 1. Identitas Pasien Nama Nn. S, umur 25 tahun,
Lebih terperinciBAB III RESUME KEPERAWATAN
BAB III RESUME KEPERAWATAN A. PENGKAJIAN 1. Identitas pasien Pengkajian dilakukan pada hari/ tanggal Selasa, 23 Juli 2012 pukul: 10.00 WIB dan Tempat : Ruang Inayah RS PKU Muhamadiyah Gombong. Pengkaji
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Setelah menguraikan asuhan keperawatan pada Ny. W dengan post
BAB V PENUTUP Setelah menguraikan asuhan keperawatan pada Ny. W dengan post ovarektomi dextra atas indikasi kista ovarium yang merupakan hasil pengamatan langsung pada klien yang dirawat di ruang Bougenvile
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian keperawatan dilakukan pada tanggal 30 Maret 2011 dengan hasil. Jenis kelamin : Perempuan
BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian keperawatan dilakukan pada tanggal 30 Maret 2011 dengan hasil sebagai berikut : 1. Identitas klien Nama : Ny. S Umur : 49 Tahun Jenis kelamin : Perempuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jaringan aktual dan potensial yang menyebabkan seseorang mencari. perawatan kesehatan ( Smeltzer & Bare, 2012).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nyeri merupakan pengalaman sensori dan emosional yang dirasakan mengganggu dan menyakitkan, sebagai akibat adanya kerusakan jaringan aktual dan potensial yang
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan/Penyajian Data Dasar Secara Lengkap
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Pengumpulan/Penyajian Data Dasar Secara Lengkap Tanggal : 22 Maret 2016 Pukul : 10.30 WIB Data subjektif pasien Ny. T umur 50 tahun bekerja
Lebih terperinciPENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI
PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk meraih gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. industrilisasi tentunya akan mempengaruhi peningkatan mobilisasi masyarakat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan Negara berkembang dan menuju industrilisasi tentunya akan mempengaruhi peningkatan mobilisasi masyarakat terutama dalam bidang penggunaan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada hari Sabtu tanggal 22 Maret 2014 pukul WIB Ny Y datang ke
digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL I. PENGUMPULAN/PENYAJIAN DATA DASAR Pada hari Sabtu tanggal 22 Maret 2014 pukul 22.07 WIB Ny Y datang ke RSUD Sukoharjo dengan membawa
Lebih terperinciFORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS
Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. A Jenis Kelamin : Laki - laki Umur : 50 tahun Status Perkawinan : Menikah Agama : Islam Pendidikan : SMA Pekerjaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang, retak atau patahnya tulang yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang, retak atau patahnya tulang yang utuh, yang biasanya disebabkan oleh trauma /ruda paksa atau tenaga fisik yang ditentukan
Lebih terperinciBAB II RESUME KEPERAWATAN WIB, pasien dirawat dengan Fraktur Femur pada hari ke empat:
11 BAB II RESUME KEPERAWATAN A. Pengkajian Pengkajian dilakukan pada hari Senin tanggal 22 Januari 20007 jam 07.30 WIB, pasien dirawat dengan Fraktur Femur pada hari ke empat: 1. Biodata. a. Identitas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Fraktur dapat terjadi pada semua tingkat umur (Perry & Potter, 2005).
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang mendapatkan peringkat kelima atas kejadian kecelakaan lalulintas di dunia. Kecelakaan lalulintas dapat menyebabkan berbagai dampak, baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemajuan kehidupan masyarakat sekarang telah mengalami perubahan dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan kehidupan masyarakat sekarang telah mengalami perubahan dalam berbagai bidang. Misalnya dalam bidang ilmu dan teknologi secara tidak langsung dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan dengan cepat, tepat dan benar. Diberikan melalui
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Instalasi gawat darurat merupakan salah satu unit di rumah sakit yang dapat memberikan pelayanan dengan cepat, tepat dan benar. Diberikan melalui standart tim kesehatan
Lebih terperinciSTUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA TN. P DENGAN POST OPERASI HERNIA INGUINALIS LATERALIS DI RUANG KANTHIL RSUD KARANGANYAR
STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA TN. P DENGAN POST OPERASI HERNIA INGUINALIS LATERALIS DI RUANG KANTHIL RSUD KARANGANYAR DI SUSUN OLEH : DENI SETIOWATI NIM. P.09011 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. mengggunakan teknik hypnoterapi dan musik relaksasi pada Tn. N berumur 45tahun dan
BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan Bab ini akan membahas mengenai permasalahan tentang penanganan nyeri pascabedah ortopedi dan membandingkan dengan teori yang sudah ada dengan kenyataan yang dihadapi pada
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Langkah I : Pengumpulan/penyajian data dasar secara lengkap
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Langkah I : Pengumpulan/penyajian data dasar secara lengkap Tanggal : 17 Maret 2015 pukul : 12.30 WIB Pada pemeriksaan didapatkan hasil data
Lebih terperinciSTRATEGI KOPING DAN INTENSITAS NYERI PASIEN POST OPERASI DI RUANG RINDU B2A RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
STRATEGI KOPING DAN INTENSITAS NYERI PASIEN POST OPERASI DI RUANG RINDU B2A RSUP H. ADAM MALIK MEDAN Nurhafizah* Erniyati** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan USU **Dosen Departemen Keperawatan Maternitas
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam : Jl. Menoreh I Sampangan Semarang
BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam 14.30 1. Identitas klien Nama Umur Jenis kelamin Alamat Agama : An. R : 10 th : Perempuan : Jl. Menoreh I Sampangan
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS
BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian pada Ny. S dilakukan pada tanggal 11 Mei 2007 sedangkan pasien masuk RSU Dr. Kariadi tanggal 8 Mei 2007 1. Biodata Biodata pasien Ny. S, 25 tahun, jenis
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Citra diri merupakan sebuah keadaan dalam pikiran tentang diri. Anda, kehilangan citra dirinya dan merasa buruk tentang diri mereka
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Citra diri merupakan sebuah keadaan dalam pikiran tentang diri Anda, kehilangan citra dirinya dan merasa buruk tentang diri mereka sendiri karena kegagalan dan kekecewaan
Lebih terperinciSTUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA Tn. H DENGAN ULKUS DIABETES MELITUS DI RUANG KANTIL RSUD KARANGANYAR
STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA Tn. H DENGAN ULKUS DIABETES MELITUS DI RUANG KANTIL RSUD KARANGANYAR DI SUSUN OLEH : MAYA JUWITA BHARATAGITA NIM : P.09031 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
Lebih terperinciSTUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN PADA NY. H DENGAN POST PARTUM SPONTAN DI RUANG CATLEYA RS. PANTI WALUYO SURAKARTA
STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN PADA NY. H DENGAN POST PARTUM SPONTAN DI RUANG CATLEYA RS. PANTI WALUYO SURAKARTA DI SUSUN OLEH : VICA HERLIAN PUTRIANI NIM. P.09052 PROGRAM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk Indonesia sampai tahun ini mencapai 237,56 juta orang (Badan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Jumlah penduduk di Indonesia setiap tahunya mengalami peningkatan, total jumlah penduduk Indonesia sampai tahun ini mencapai 237,56 juta orang (Badan pusat statistik,
Lebih terperinciI. BIODATA IDENTITAS PASIEN. Jenis Kelamin : Laki - laki. Status Perkawinan : Menikah
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. A Jenis Kelamin : Laki - laki Umur : 50 tahun Status Perkawinan
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS. 16 Februari dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan yang
BAB III TINJAUAN KASUS Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan pada klien post SC di Ruang Fatimah RS Roemani dari tanggal 14 sampai dengan 16 Februari 2008. dengan menggunakan
Lebih terperinciGAMBARAN KONSEP DIRI PASIEN POST OP FRAKTUR EKSTREMITAS DI RUANG RAWAT INAP TAHUN 2015
GAMBARAN KONSEP DIRI PASIEN POST OP FRAKTUR EKSTREMITAS DI RUANG RAWAT INAP TAHUN 2015 Daniel¹ Warjiman² Siti Munawaroh³ Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Suaka Insan aniel.green8@gmail.com, warjiman99@gmail.com,
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS. A. Pengkajian Keperawatan Dilakukan pada tanggal 24 April 2007 jam 11.00
BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Keperawatan Dilakukan pada tanggal 24 April 2007 jam 11.00 WIB. Dengan hasil sebagai berikut : 1. Identitas Pasien Nama Umur Jenis Kelamin Suku bangsa Agama Alamat
Lebih terperinciTindakan keperawatan (Implementasi)
LAMPIRAN CATATAN PERKEMBANGAN No. Dx Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Hari/ Pukul tanggal 1 Senin / 02-06- 14.45 15.00 15.25 15.55 16.00 17.00 Tindakan keperawatan (Implementasi) Mengkaji kemampuan
Lebih terperinciSTUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA TN. S DENGAN POST OPERASI HERNIOTOMI
STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA TN. S DENGAN POST OPERASI HERNIOTOMI ATAS INDIKASI HERNIA INGUINALIS LATERALIS DI RUANG MAWAR RSUD dr. SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN DI SUSUN OLEH : MOH. AFIF
Lebih terperinciBAB I DEFENISI A. LATAR BELAKANG
BAB I DEFENISI A. LATAR BELAKANG Rumah sakit merupakan tempat pelayanan kesehatan secara bio,psiko,sosial dan spiritual dengan tetap harus memperhatikan pasien dengan kebutuhan khusus dengan melakukan
Lebih terperinciPENDIDIKAN KESEHATAN JUS SELEDRI KOMBINASI WORTEL DAN MADU TERHADAP PENURUNAN TINGKAT HIPERTENSI
PENDIDIKAN KESEHATAN JUS SELEDRI KOMBINASI WORTEL DAN MADU TERHADAP PENURUNAN TINGKAT HIPERTENSI Ny. S PADA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. S DENGAN HIPERTENSI DI DESA BANJAR REJO KECAMATAN GONDANGREJO
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS
BAB III TINJAUAN KASUS A. PENGKAJIAN Pengkajian dilakukan pada tanggal 9 April 2012 jam 08.00 WIB dengan hasil sebagai berikut : 1. Identitas Pasien Pasien bernama Ny. S, berumur 33 tahun, berjenis kelamin
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. R DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN : GAGAL GINJAL KRONIK DI RUANG MELATI 1 RSDM MOEWARDI SURAKARTA
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. R DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN : GAGAL GINJAL KRONIK DI RUANG MELATI 1 RSDM MOEWARDI SURAKARTA Pengkajian dilakukan pada hari selasa tanggal 10 Juni 2014 pukul 14.00 WIB.
Lebih terperinciSTUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN PADA NY. R DENGAN VERTIGO DI RUANG BOUGENVIL RS PANTI WALUYO SURAKARTA
STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN PADA NY. R DENGAN VERTIGO DI RUANG BOUGENVIL RS PANTI WALUYO SURAKARTA DISUSUN OLEH : ELYSABETH NOVITA SARI NIM. P.09018 PROGRAM STUDI DIII
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa perubahan ke arah perkembangan di bidang industri yang lebih maju. Hal ini ditandai dengan munculnya industri-industri
Lebih terperinciSTUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA NY. S DENGAN POST OPERASI APENDEKTOMI ATAS INDIKASI APPENDISITIS DI RUANG KANTIL RSUD KARANGANYAR
STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA NY. S DENGAN POST OPERASI APENDEKTOMI ATAS INDIKASI APPENDISITIS DI RUANG KANTIL RSUD KARANGANYAR DISUSUN OLEH : NANIK KURNIAWATI NIM. P.09034 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciARTIKEL LAPORAN KASUS. PENGELOLAAN NYERI PADA Tn. S DENGAN CIDERA KEPALA DI RUANG FLAMBOYAN II RSUD KOTA SALATIGA. Oleh: AHMAD FATHONI
ARTIKEL LAPORAN KASUS PENGELOLAAN NYERI PADA Tn. S DENGAN CIDERA KEPALA DI RUANG FLAMBOYAN II RSUD KOTA SALATIGA Oleh: AHMAD FATHONI 0131684 AKADEMI KEPERAWATAN NGUDI WALUYO UNGARAN 2016 PENGELOLAAN NYERI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Otak merupakan organ yang sangat vital bagi seluruh aktivitas dan fungsi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Otak merupakan organ yang sangat vital bagi seluruh aktivitas dan fungsi tubuh, karena di dalam otak terdapat berbagai pusat kontrol seperti pengendalian fisik, intelektual,
Lebih terperinciSTUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA An. I DENGAN POST OPERASI APPENDECTOMY DI RUANG KANTIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARANGANYAR
STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA An. I DENGAN POST OPERASI APPENDECTOMY DI RUANG KANTIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARANGANYAR DISUSUN OLEH : ANDRIAS WIBOWO NIM. P.09065 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas sel tubuh melalui impuls-impuls elektrik. Perjalanan impuls-impuls
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem persarafan terdiri dari otak, medulla spinalis, dan saraf perifer. Struktur ini bertanggung jawab mengendalikan dan mengordinasikan aktivitas sel tubuh melalui
Lebih terperinciSTUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Ny. W DENGAN HIPERTENSI PADA KELUARGA Tn. W DI DESA TUBAN, KECAMATAN GODANGREJO KARANGANYAR
STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Ny. W DENGAN HIPERTENSI PADA KELUARGA Tn. W DI DESA TUBAN, KECAMATAN GODANGREJO KARANGANYAR DISUSUN OLEH : LINDA MAYA SARI NIM P. 10035 PROGRAM STUDI DIPLOMA
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS. Tanggal dilakukan pengkajian 14 Juni 2005 pada jam WIB.
BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Tanggal dilakukan pengkajian 14 Juni 2005 pada jam 10.30 WIB. 1. Biodata a. Identitas Pasien Nama Klien Ny. S, umur 35 tahun, jenis kelamin perempuan, alamat Kalisegoro
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS
BAB III TINJAUAN KASUS Pada bab ini penulis akan melaporkan asuhan keperawatan pada klien Ny. S. dengan mioma uteri di ruang B-3 Gynekologi RSP Kariadi Semarang. Adapun data yang di peroleh dari wawancara,
Lebih terperinciMetodologi Asuhan Keperawatan
Metodologi Asuhan Keperawatan A. Pendahuluan Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan dapat dilakukan perawat dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS. Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan
BAB III TINJAUAN KASUS Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan pada klien post partum spontan di Ruang Baitu Nisa RS Sultan Agung Semarang pada tanggal 14 sampai dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada perkembangan dewasa ini, ilmu pengetahuan dan teknologi telah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada perkembangan dewasa ini, ilmu pengetahuan dan teknologi telah meningkat pesat. Kemajuan di bidang teknologi membawa manfaat yang besar bagi manusia. Penambahan
Lebih terperinciSTUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA NY. D DENGAN CIDERA KEPALA SEDANG DI RUANG KHANTIL RSUD KARANGANYAR
STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA NY. D DENGAN CIDERA KEPALA SEDANG DI RUANG KHANTIL RSUD KARANGANYAR DISUSUN OLEH : DIAH AYU HAPSARI NIM. P.10087 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI
Lebih terperincicairan berlebih (Doenges, 2001). Tujuan: kekurangan volume cairan tidak terjadi.
I. Rencana Tindakan Keperawatan 1. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan berlebih (Doenges, 2001). Tujuan: kekurangan volume cairan tidak terjadi. a. Tekanan darah siastole
Lebih terperinciImplementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Dx. Tindakan dan Evaluasi
Lampiran 1 Senin/ 17-06- 2013 21.00 5. 22.00 6. 23.00 200 7. 8. 05.00 05.30 5. 06.00 06.30 07.00 3. Mengkaji derajat kesulitan mengunyah /menelan. Mengkaji warna, jumlah dan frekuensi Memantau perubahan
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS
BAB III TINJAUAN KASUS Pada bab ini penulis akan memaparkan Asuhan keperawatan pada klien Tn. P dengan Fraktur Femur di ruang Bedah laki-laki (A 3 ) RSUP Dr. Kariadi Semarang. Adapun data diperoleh dari
Lebih terperinciOleh: IDA WAHYU NINGSIH J KARYA TULIS ILMIAH
PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST ORIF FRAKTUR TIBIA 1/3 MEDIAL DAN FIBULA 1/3 PROKSIMAL DEKSTRA DENGAN PEMASANGAN PLATE AND SCREW DI BANGSAL BOUGENVILLE RUMAH SAKIT ORTHOPEDI. Prof. Dr.
Lebih terperinciPENGKAJIAN PNC. kelami
PENGKAJIAN PNC Tgl. Pengkajian : 15-02-2016 Puskesmas : Puskesmas Pattingalloang DATA UMUM Inisial klien : Ny. S (36 Tahun) Nama Suami : Tn. A (35 Tahun) Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh Harian Pendidikan
Lebih terperinciSATUAN ACARA PENYULUHAN MANAJEMEN NYERI PADA LUKA POST OPERASI
SATUAN ACARA PENYULUHAN MANAJEMEN NYERI PADA LUKA POST OPERASI OLEH ANDITA NOVTIANA SARI FLAMINGO 1 P17420509004 POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG PRODI KEPERAWATAN MAGELANG 2011 SATUAN ACARA PENYULUHAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual maupun potensial (Brunner & Suddarth, 2005).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka. Sayatan atau luka yang dihasilkan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani dan pada umumnya
Lebih terperinciKARYA TULIS ILMIAH. Oleh RATRI DYAH SABATIANA NPM
STUDI KASUS PADA Sdr A UMUR 21 TAHUN YANG MENGALAMI MASALAH KEPERAWATAN NYERI AKUT DENGAN DIAGNOSA MEDIS POST ORIF ANTEBRACHII DEXTRA DI RUANG FLAMBOYAN RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI KARYA TULIS ILMIAH Oleh
Lebih terperinciCATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi Keperawatan. Mengevaluasi tingkat mobilitas klien Mendorong partisipasi
CATATAN PERKEMBANGAN No. Hari/tanggal Dx /pukul 1 Rabu 19 juni 2013 14.45 WIB 15.00 WIB 15.05 WIB 15.25 WIB Implementasi Keperawatan Mengevaluasi tingkat mobilitas klien Mendorong partisipasi pada aktivitas
Lebih terperinciMAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN POST PARTUM RETENSIO PLACENTA
MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN POST PARTUM RETENSIO PLACENTA ` Di Susun Oleh: Nursyifa Hikmawati (05-511-1111-028) D3 KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI 2014 ASUHAN KEPERAWATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (2010) dikutip dalam Andarmoyo (2013) menyatakan bahwa nyeri merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nyeri merupakan bentuk ketidaknyamanan yang bersifat sangat individual dan tidak dapat dibagi dengan orang lain. Tamsuri (2007) mendefenisikan nyeri sebagai suatu keadaan
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN. PADA PASIEN DENGAN KASUS CKR (Cedera Kepala Ringan) DI RUANG ICU 3 RSUD Dr. ISKAK TULUNGAGUNG
LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN DENGAN KASUS CKR (Cedera Kepala Ringan) DI RUANG ICU 3 RSUD Dr. ISKAK TULUNGAGUNG A. DEFINISI CKR (Cedera Kepala Ringan) merupakan cedera yang dapat mengakibatkan kerusakan
Lebih terperinciSTANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TERAPI MUROTTAL
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TERAPI MUROTTAL A. Pengertian Terapi murottal adalah rekaman suara Al-Qur an yang dilagukan oleh seorang qori (pembaca Al-Qur an), lantunan Al-Qur an secara fisik mengandung
Lebih terperinciPMR WIRA UNIT SMA NEGERI 1 BONDOWOSO Materi 3 Penilaian Penderita
Saat menemukan penderita ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk menentukan tindakan selanjutnya, baik itu untuk mengatasi situasi maupun untuk mengatasi korbannya. Langkah langkah penilaian pada penderita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (21,8%) diantaranya persalinan dengan Sectio Caesarea (Hutapea, H, 1976).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak dua dekade terakhir ini telah terjadi kecenderungan operasi sesar (SC) semakin diminati orang. Angka kejadian operasi sesar di Amerika Serikat meningkat dari 5,5%
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cedera kepala merupakan salah satu penyebab kematian utama dikalangan usia produktif khususnya di negara berkembang. Hal ini diakibatkan karena mobilitas yang tinggi
Lebih terperinciFRAKTUR TIBIA DAN FIBULA
FRAKTUR TIBIA DAN FIBULA Fraktur tibia umumnya dikaitkan dengan fraktur tulang fibula, karena gaya ditransmisikan sepanjang membran interoseus fibula. Kulit dan jaringan subkutan sangat tipis pada bagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada zaman modern ini banyak ibu yang memilih melakukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada zaman modern ini banyak ibu yang memilih melakukan persalinan dengan operasi atau sectio caesarea hal ini disebabkan karena ibu memandang persalinan dengan sectio
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini penulis akan menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan serta manfaat, waktu dan metode yang digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan asuhan keperawatan.
Lebih terperinciSTUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA NY. S DENGAN POST OPERASI GANGLION POPLITEA DEXTRA DI RUANG DAHLIA RS PANTI WALUYO SURAKARTA
STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA NY. S DENGAN POST OPERASI GANGLION POPLITEA DEXTRA DI RUANG DAHLIA RS PANTI WALUYO SURAKARTA DISUSUN OLEH : RINI ANJARSARI NIM. P.09096 PROGRAM STUDI D III
Lebih terperinciPENGARUH ANALGESIA AKUPUNTUR FREKUENSI KOMBINASI TERHADAP ONSET NYERI PASIEN PASCA OPERASI KRURIS TERTUTUP
PENGARUH ANALGESIA AKUPUNTUR FREKUENSI KOMBINASI TERHADAP ONSET NYERI PASIEN PASCA OPERASI KRURIS TERTUTUP SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh derajat Sarjana Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Definisi fraktur secara umum adalah pemecahan atau kerusakan suatu bagian terutama tulang (Dorland, 2002). Literatur lain menyebutkan bahwa fraktur atau patah tulang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kerusakan jaringan tubuh yang disebabkan oleh energi panas, bahan kimia,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Luka bakar adalah suatu kerusakan integritas pada kulit atau kerusakan jaringan tubuh yang disebabkan oleh energi panas, bahan kimia, radiasi dan arus listrik. Berat
Lebih terperinciSTUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA An. D DENGAN POST TONSILECTOMY DI RUANG ANGGREK RSUD dr SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN
STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA An. D DENGAN POST TONSILECTOMY DI RUANG ANGGREK RSUD dr SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN DI SUSUN OLEH: DEVI NOVIYANTI NIM. P.10014 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
Lebih terperincimaupun sebagai masyarakat profesional (Nursalam, 2013).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keperawatan sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan, menuntut perawat bekerja secara profesional yang didasarkan pada standar praktik keperawatan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. langsung, kelelahan otot, atau karena kondisi-kondisi tertentu seperti
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan kota-kota di Indonesia telah mencapai tingkat perkembangan kota yang pesat dan cukup tinggi. Kecelakan merupakan salah satu faktor penyebab kematian terbesar
Lebih terperinciSTUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA NY. H DENGAN POST OPERASI APPENDIKTOMY
STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA NY. H DENGAN POST OPERASI APPENDIKTOMY ATAS INDIKASI APPENDIKSITIS DI BANGSAL DAHLIA RUMAH SAKIT PANTI WALUYO SURAKARTA DISUSUN OLEH : SISKA WAHYUNINGTYAS
Lebih terperinciSTUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA NY. T DENGAN POST OPERASI APENDIKTOMI ATAS INDIKASI APPENDISITIS DI RUANG BOUGENVIL RS PANTI WALUYO
STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA NY. T DENGAN POST OPERASI APENDIKTOMI ATAS INDIKASI APPENDISITIS DI RUANG BOUGENVIL RS PANTI WALUYO DI SUSUN OLEH: LIA MARSELINA SUDARSONO NIM. P.10034 PROGRAM
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN RASA NYAMAN (NYERI) Di Susun Untuk Memenuhi Tugas Stase Keperawatan Dasar Profesi
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN RASA NYAMAN (NYERI) Di Susun Untuk Memenuhi Tugas Stase Keperawatan Dasar Profesi Di Susun Oleh: EKO BUDIARTO NIM : 2016131022 PROGRAM PROFESI NERS
Lebih terperinciARTIKEL EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG CEMPAKA RSUD UNGARAN
ARTIKEL EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG CEMPAKA RSUD UNGARAN OLEH : NOVANA AYU DWI PRIHWIDHIARTI 010214A102 PROGRAM
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan tanggal 5 7 Juni 2007 pukul WIB.
BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian dilakukan tanggal 5 7 Juni 2007 pukul 14.00 WIB. 1. Biodata a. Identitas Pasien Nama Jenis Kelamin Umur Agama Suku Bangsa : An. R : Perempuan : 10 bulan
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NN.S POST SEKSIO SESAREA DI RUANG ALAMANDA RSHS BANDUNG. Di Susun oleh : Nama : Venti Apriani Fatimah NPM :
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NN.S POST SEKSIO SESAREA DI RUANG ALAMANDA RSHS BANDUNG Di Susun oleh : Nama : Venti Apriani Fatimah NPM : 220112130533 UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN BANDUNG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. langsung, kelelahan otot, atau karena kondisi-kondisi tertentu seperti
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan kota-kota di Indonesia telah mencapai tingkat perkembangan kota yang pesat dan cukup tinggi. Kecelakan merupakan salah satu faktor penyebab kematian terbesar
Lebih terperinci