BAB II KERANGKA TEORI DAN METODE PENELITIAN. Paul Asquith dan David W. Mullins, Jr. melakukan penelitian tentang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KERANGKA TEORI DAN METODE PENELITIAN. Paul Asquith dan David W. Mullins, Jr. melakukan penelitian tentang"

Transkripsi

1 BAB II KERANGKA TEORI DAN METODE PENELITIAN A. Tinjauan Pusaka Paul Asquih dan David W. Mullins, Jr. melakukan peneliian enang kinerja saham saa penawaran ekuias ambahan, di luar even IPO, dan juga dilusi yang dihasilkan dari penawaran saham ersebu. Peneliian yang dilakukan berdasarkan daa ahun 1963 hingga 1981 pada pasar ASE dan NYSE berujuan unuk mengeahui akiba yang disebabkan penawaran saham sekunder pada harga saham saa pengumuman, kinerja pasar modal dan perusahaan saa sebelum menawarkan saham sekunder, size dan price effecs, dan kaiannya erhadap price-pressure hypohesis, leverage, dan signaling hypohesis 27. Hasil dari peneliian ini adalah erdapanya penurunan harga saham periode dua hari pengumuman sebesar 3,0% pada primary SEO, 2,0% pada secondary SEO, dan 3,2% pada kombinasi penawaran saham primary dan secondary SEO. Selain iu, perusahaan yang melakukan SEO memiliki laba usaha posiif selama dua ahun beruru-uru sebelum SEO dan seluruh sampel menawarkan saham saa marke reurns posiif selama dua ahun sebelum penawaran saham di luar IPO. Sehingga erbuki bahwa emien menawarkan sahamnya pada saa mengalami over-priced walaupun idak erdapa pola 27 Paul Asquih dan David W Mullins, Jr., Equiy Issues and Offering Diluion, (Journal of Financial Economics 15),

2 erenu erhadap iming penawaran saham, karena marke reurn dua ahun sesudah announcemen juga posiif. Sedangkan size dari SEO berhubungan negaif erhadap harga pada pengumuman, disebabkan oleh imbulnya dilusi erhadap pemilikan saham. Hasil peneliian ini juga sesuai dengan price-pressure hypohesis, dan konsisen dengan hipoesis yang menyaakan bahwa equiy sales oleh korporasi diinerpreasikan pasar sebagai sinyal negaif enang kinerja perusahaan saa ini dan yang akan daang, sera hipoesis yang menyaakan bahwa kurva perminaan aas saham perusahaan memiliki slope negaif. Terdapa iga kaegori analisis dampak pengumuman penerbian saham ambahan yang didasarkan pada berbagai eori, yaiu: 28 Tidak berdampak pada harga: erkai dengan efficien marke hypohesis. Dampak harga negaif: konsisen dengan (1) eori kurva perminaan yang berbenuk downward-sloping yang menyebabkan penurunan harga secara permanen; (2) hipoesis srukur modal; (3) dampak dari informasi ; dan (4) biaya ransaksi yang mahal dalam penerbian saham ambahan. Dampak harga posiif: konsisen dengan (1) informasi yang diasosiasikan dengan peluang invesasi emien; (2) memperinggi nilai perusahaan dengan menurunkan financial leverage (conohnya menurunkan ekspekasi biaya financial disress dan agency cos). Penawaran saham ambahan biasanya dilakukan karena perusahaan membuuhkan dana ambahan unuk membiayai kegiaan usaha aau membayar huangnya yang jauh empo (Megginson, 1997). 29 SEO dapa dilakukan dengan, perama, menjual hak (righ) kepada pemegang saham lama unuk membeli 28 Paul Asquih dan David W Mullins, Jr., Ibid., Sri Sulisyano dan Haris Wibisono. Loc.Ci. 17

3 saham baru dengan harga erenu, disebu juga dengan righ issue. Kedua, dijual kepada seiap invesor yang ingin membeli sekurias baru ersebu melalui second offerings, hird offerings, dan seerusnya. Peneapan harga penawaran (offering price) saham ambahan idak mudah dilakukan, karena akan memiliki konsekuensi langsung pada kesejaheraan perusahaan. Penerbi saham, dalam hal ini perusahaan, mengharapkan harga jual yang inggi, karena harga jual yang inggi mengakibakan penerimaan dari hasil penawaran akan inggi pula. Ini berari ingka kesejaheraan perusahaan juga akan semakin baik (Gumani, 2001). 30 Selain iu, SEO juga akan berdampak pada harga saham yang elah beredar dan jumlah saham yang diperdagangkan di pasar sekunder. Hal ini konsisen dengan benuk pasar modal Indonesia, Bursa Efek Indonesia, yaiu pasar semi-srong dalam Efficien-Marke Hypohesis. Fakanya, erdapa abnormal sock reurn yang signifikan negaif pada saa pengumuman dan idak signifikan pada saa pencaaan SEO di pasar sekunder (Asquih dan Mullins, 1986) dan volume perdagangan yang menurun 55% sesudah ex-dae righ issue (Aski Carani, 2007). Hal ini dikarenakan elah erdapanya anisipasi penurunan harga yang dilakukan invesor pada saa pengumuman SEO. Oleh karena iu, peneliian ini akan difokuskan pada saa pengumuman SEO iu sendiri. Dalam kaiannya erhadap kinerja saham abnormal pada saa pengumuman SEO, penelii ingin mengukur reaksi invesor berdasarkan ingka risiko financial disress yang dimiliki oleh perusahaan yang menerbikan saham ambahan karena erdapa suau rade-off sais dalam srukur modal. Yaiu saic radeoff anara ax shield dan biaya yang imbul dari financial disress. 30 Taang Ari Gumani, Earnings Managemen dalam Penawaran Saham Perdana di Bursa Efek Jakara, (Jurnal Rise Akunansi Indonesia. Vol. 4, No.2), 2001,

4 Menuru Mahias Kahl (2002), financial disress is ofen a long-erm process and has an impac on he capial srucure, invesmen policies, and performance of many firms even afer hey emerge from deb resrucurings. Dari definisi ersebu, dapa erliha bahwa perusahaan yang mengalami financial disress akan melakukan indakan korekif erhadap kinerja perusahaan. Salah sau indakan korekif ersebu adalah dengan menghimpun dana dari pihak eksernal. Model yang digunakan dalam mengukur probabilias aas financial disress dalam peneliian ini adalah Model Z-Score yang dikembangkan oleh Alman (1968). Dengan menggunakan model ini, rasio-rasio laporan keuangan dibuuhkan unuk dikomposisikan sehingga dapa memprediksikan risiko financial disress. Unuk mengukur imbal hasil saham abnormal digunakan Cumulaive Average Abnormal Sock Reurn (CAAR) yang diukur sejak 20 hari sebelum dan 20 hari sesudah pengumuman penerbian saham ambahan. Hal ini dilakukan unuk mengeahui kinerja abnormal saham yang hanya disebabkan oleh pengumuman SEO. Di sisi lain, panjangnya periode even dilakukan unuk menganisipasi kemungkinan imbal hasil saham yang elah dianisipasi sebelum pengumuman berbenuk sura dari Bursa Efek Indonesia resmi disampaikan ke pasar. Peneliian ini berbeda dari peneliian sebelumnya karena emien akan dikelompokkan berdasarkan ingka risiko financial disress yang dimiliki emien pada ahun buku sebelum pengumuman dilakukan. Reaksi invesor erhadap imbal hasil dan volume perdagangan saham akan spesifik erefleksikan aas pengumuman penerbian saham ambahan. Sehingga dapa mengukur apakah invesor di Indonesia memperimbangkan ingka risiko financial disress dalam 19

5 kepuusan berinvesasi dan secara idak langsung juga membukikan keberadaan saic radeoff heory di pasar modal Indonesia. Selain iu, objek peneliian berupa seasoned equiy offering (righ dan non-righ issue) juga menjadi ini perbedaan dari peneliian sebelumnya. Perbedaan lain erleak pada waku peneliian, yaiu pada hari di sekiar pengumuman SEO bagi perusahaan yang melakukan SEO pada periode 2001 hingga Tinjauan pusaka elah diolah secara ringkas pada abel beriku ini. 20

6 Tabel II.1 Ringkasan Peneliian-Peneliian Terdahulu No Penelii Tahun Objek Peneliian Deskripsi Peneliian 1 Asquih dan Mullins 2 Tim Loughran dan Jay Rier 3 McLaughliin, Safieddine, dan Vasudevan 4 Nickolaos V. Tsangarakis 1986 Reurn di sekiar pengumuman SEO 1997 Kinerja operasi perusahaan SEO 1996 Kinerja operasi perusahaan SEO 1996 Shareholder wealh (AAR&CAAR) pada saa Righ issue Even sudy excess reurn ± 480 hari erhadap primary, secondary, dan penawaran kombinasi SEO; Regresi kinerja harga saham dan issue size. Mengikuserakan small, high-growh firms yang lising di NASDAQ, selain NYSE dan AMEX. Free cash flow (FCF) dan kinerja operasi pasca SEO (1.296 sampel) Even sudy ± 10 hari dan regresi abnormal reurn erhadap informaion effec, price-pressure hypohesis, signalling effec, wealh redisribuion effec, dan dikonrol oleh kondisi pasar dan likuidias Hasil Excess reurn signifikan -2,7% menyebabkan equiy value - 31% pada primary SEO dan -78% pada secondary SEO; Two day excess reurn signifikan disebabkan -480 hari cumulaive excess reurn dan issue size. SEO (Non SEO)* OIBD/Asses - 4(2,9); Profi Margin -1,5(-1); ROA -2,6(1.9); OIBD/Sales - 0,6(-1); CE+RD/Asse - 0,1(1,6); MV/BV 0,23(0,4) dalam 9 ahun. Jika FCF meningka, operaing performance menurun eruama bagi smaller firm, yang invesasi FA lebih kecil. CAR (-1,0) +3.96% signifikan pada ingka 1%; Tidak konsisen dengan pricepressure hypohesis dan wealh redisribuion effecs, sera mengandung informasi posiif 21

7 (sambungan) No Penelii Tahun Objek Peneliian Deskripsi Peneliian 5 Aski Carani 2007 Imbal hasil dan volume perdagangan di sekiar righ issue *) dalam persenase (%) Sumber: Daa Olahan Penelii Even sudy ± 10 hari dan regresi abnormal reurn, sera mengukur pengaruh waran Hasil AAR signifikan negaif pada ex-dae namun masih posiif saa cum-dae. Volume perdagangan sesudah ex-dae lebih rendah 55%. 22

8 B. Konsruksi Model Teoriis B.1 Financial Disress Menuru Karen Wruck (1990), financial disress adalah siuasi dimana arus kas operasional perusahaan idak cukup unuk memenuhi kewajiban yang akan jauh empo (conohnya uang dagang dan beban bunga) sehingga diunu unuk segera melakukan indakan perbaikan. Financial disress akan menyebabkan perusahaan erika pada konrak dan diunu unuk meresrukurisasi keuangan anara perusahaan, kredior, dan pemegang sahamnya. Pengerian financial disress secara luas dapa dikaikan dengan insolvency. Insolvency ini sendiri diarikan dengan keidakmampuan unuk membayar sau uang. Misalnya suau perusahaan mampu membayar uang yang jauh emponya di awal namun dikarenakan pembayaran ersebu menyebabkan perusahaan idak mampu membayar uang yang selanjunya akan jauh empo. Menuru Alman (1993), insolvency dapa digolongkan berdasarkan basisnya, yaiu: Sock-based insolvency, hadir pada saa nilai bersih perusahaan (ne worh) negaif, sehingga nilai erhadap ase perusahaan lebih rendah daripada nilai uangnya. Solven Firm Insolven Firm Gambar II.1 Sock-Based Insolvency Sumber: Ross, Weserfield, Jaffe. Corporae Finance 7 h Ediion. US: McGraw Hill

9 Flow-based insolvency, hadir pada kondisi dimana arus kas operasional perusahaan idak cukup unuk membayar obligasi/uang yang akan jauh empo. Gambar II.2 Flow-Based Insolvency Sumber: Ross, Weserfield, Jaffe. Corporae Finance 7 h Ediion. US: McGraw Hill Dalam mengaasi financial disress, perusahaan memiliki beberapa pilihan indakan yang dapa dilakukan, dianaranya: Menjual ase-ase perusahaan. Merger dengan perusahaan lain. Menurunkan pelaksanaan rise dan pengembangan. Mengeluarkan sekurias baru. Melakukan negosiasi dengan bank dan kredior lainnya. Menukar uang dengan ekuias. Mengumumkan erjadinya kepailian (filing for bankrupcy). Pada poin perama hingga keiga, merupakan indakan unuk mengaasi financial disress yang melakukan penekanan erhadap ase perusahaan (asses resrucuring). Sedangkan dari poin keempa hingga yang erakhir merupakan 24

10 benuk koreksi aas financial disress yang diekankan pada sisi kanan neraca aau dengan kaa lain financial resrucuring. No Financial Resrucuring Financial Disress Privae Workou Financial Resrucuring Reorganize & Emerge Legal Bankrupcy Merge wih Oher Firm Liquidaion Gambar II.3 Tindakan Perusahaan Saa Mengalami Financial Disress Sumber: Karen H. Wruck Financial Disress: Reorganizaion and Organizaional Efficiency. Journal of Financial Economics 27 dikuip dari buku Corporae Finance 7 h Ediion. US: McGraw Hill Lebih lanju, melalui gambar 3 di aas, peneliian Wruck (1990) menyaakan bahwa erdapa berbagai pilihan dalam mengaasi financial disress dan kondisi ersebu idak selalu menyebabkan penuupan perusahaan. Sebanyak 51% perusahaan melakukan resrukurisasi keuangan. Keberhasilan resrukurisasi keuangan ini erganung pada leverage perusahaan, siapakah pemberi pinjaman (bank aau publik), berapa besar pinjaman masing-masing kredior aau bondholder Paul Asquih, Rober Gerner, dan David Scharfsein, Anaomy of Financial Disress: An Examinaion of Junk-Bond Issuer, (The Quarerly Journal of Economics, Auqus 1994), 1994,

11 Unuk mengukur keberadaan risiko financial disress, berbagai penelii elah membenuk model dengan berbagai meode dalam 50 ahun erakhir ini. Dalam Zmijewski (1984), dikemukakan bahwa erdapa 17 model dalam memperkirakan risiko financial disress. Meode yang digunakan erbagi dua, yaiu meode ingka frekuensi sampel seimbang dan meode kelengkapan daa. Model yang akan digunakan pada peneliian ini adalah model Z-score yang diemukan oleh Alman (1968). Model ini dipergunakan unuk memprediksi ingka risiko financial disress bagi perusahaan yang ekuiasnya diperjualbelikan kepada publik dan merupakan sebuah perusahaan manufakur. B.2 Penerbian Saham Menuru Kepuusan Meneri Keuangan RI No.1548/KMK/90, pengerian pasar modal secara umum adalah suau sisem keuangan yang erorganisasi, ermasuk di dalamnya adalah bank-bank komersial dan semua lembaga peranara di bidang keuangan, sera keseluruhan sura-sura berharga yang beredar. Sedangkan dalam ari sempi, pasar modal adalah suau pasar (empa, berupa gedung) yang disiapkan guna memperdagangkan saham-saham, obligasi-obligasi, dan jenis sura berharga lainnya dengan memakai jasa peranara pedagang efek. Menuru Anoraga dan Pakari (2003) dalam Kurniawan (2004) 32, penawaran efek erbagi dalam beberapa jenis sebagai beriku: 32 Adiya Kurniawan, Pengaruh Prakik Earnings Managemen Terhadap Kinerja Saham pada Periode Sebelum dan Sesudah Seasoned Equiy Offerings (SEO), Skripsi pada Program Akunansi Fakulas Ekonomi Universias Padjadjaran, 2004, idak dierbikan. 26

12 1. Privae Placemen (Penawaran Terbaas) Privae placemen merupakan penawaran sura berharga pada kalangan erbaas. Dengan melakukan penawaran erbaas perusahaan menghindari perauran-perauran yang seharusnya diikui seperi dalam prosedur emisi umum di pasar modal. Privae placemen penawaran efek dilakukan dengan cara bernegosiasi secara langsung anara perusahaan dengan calon invesor. 2. Public Issue (Penawaran Umum) Penawaran umum merupakan cara menawarkan sura berharga di pasar modal yang sering dilakukan. Penawaran umum harus mendapa izin dari badan yang mempunyai oorias dan kewenangan. Sebelum perusahaan melakukan penawaran di pasar modal, persyaraan perizinan ersebu harus lengkap. Seelah perauran yang ada elah dipenuhi, maka emisi dapa dilakukan oleh emien. Pada umumnya invesor yang mempunyai cukup informasi enang proses emisi akan membanunya dalam pembuaan kepuusan. Prospekus dari emien akan memberikan informasi secara deail mengenai kondisi keuangan emien sera hal-hal lain yang dipandang perlu unuk membenuk ransparansi perusahaan yang go public. Penawaran umum dibagi menjadi dua, yaiu: Iniial Public Offerings (IPO), merupakan penawaran umum perdana aau penawaran saham yang perama kalinya dilakukan oleh emien kepada masyaraka luas dengan ujuan memperoleh ambahan modal yang akan digunakan unuk kepeningan perusahaan. Pada umumnya IPO dilakukan melalui meode General Cash Offer, yaiu penawaran saham kepada masyaraka luas yang bermina unuk berinvesasi di pasar modal. 27

13 Penawaran ersebu diujukan kepada calon invesor yang bermina unuk membeli saham yang diawarkan oleh emien. Di dalam general cash offer biasanya emien selalu melibakan penjamin emisi (invesmen banker/ underwrier). Underwrier merupakan pihak yang berperan pening dalam proses penjualan saham kepada publik, aau dapa disebu sebagai peranara anara emien dan invesor (financial inermediaries). Dalam melaksanakan perannya, underwrier melakukan kegiaan anara lain: Membanu emien dalam rangka mempersiapkan pernyaaan pendafaran emisi beriku dokumen pendukungnya. Memberi konsulasi di bidang keuangan seperi jumlah dan jenis efek yang akan dierbikan, bursa yang dipilih unuk mencaakan saham, penenuan jadwal emisi, penunjukkan lembaga penunjang lain, dan meode pendisribusian. Melakukan penjaminan erhadap efek yang diemisikan. Melakukan evaluasi erhadap kondisi perusahaan, anara lain keuangan, manajemen, pemasaran, produksi, beriku prospeknya. Bersama-sama emien menenukan harga saham, dan Menjual saham kepada publik. Seasoned Equiy Offerings (SEO), merupakan penawaran saham ambahan yang dilakukan perusahaan yang lised di pasar modal, di luar saham yang erlebih dahulu beredar di masyaraka melalui IPO (Megginson, 1997). Tujuan dilakukannya SEO serupa dengan IPO, yaiu unuk memperoleh ambahan dana unuk membiayai kegiaan usaha aau 28

14 membayar huang perusahaan yang jauh empo. Penjualan seasoned securiies ini dapa dilakukan dengan dua cara, yaiu: General cash offer, yaiu menjual saham kepada seiap invesor yang ingin membeli sekurias baru ersebu melalui second offerings, hird offerings, dan seerusnya. Meode general cash offer pada SEO memiliki mekanisme yang sama dengan yang digunakan pada IPO, dimana menggunakan jasa underwrier dalam penjualan saham kepada publik. Righs offer, yaiu menjual hak (righ) kepada pemegang saham lama unuk membeli saham baru dengan harga erenu sering disebu dengan righ issue. Harga saham yang diawarkan kepada pemegang saham lama lebih rendah daripada harga yang beredar di pasar. Di dalam proses penawaran saham dengan menggunakan mekanisme righ issue, para pemegang saham memiliki kebebasan unuk melakukan pemesanan/pembelian saham baru aau menjual haknya. Perauran Bapepam Nomor IX.D.1 enang Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu/HMETD (preempive righ), mewajibkan seiap perusahaan yang akan melakukan penawaran umum saham ambahan (SEO) unuk memberikan HMETD aas saham baru yang diawarkan, kepada seiap pemegang saham lama yang sebanding dengan proporsi kepemilikan mereka sebelumnya. Di Indonesia, meode righ issue lebih umum digunakan daripada meode general cash offer. Sanga jarang digunakannya meode general cash offer mungkin disebabkan karena idak adanya sisem perundang- 29

15 undangan aau perauran yang mengaur, di samping adanya pengaruh ipe/benuk pasar modal Indonesia (emerging marke) yang memang cenderung memperahankan kepemilikan mayorias, sehingga dengan menggunakan righ issue diharapkan kepemilikan aas perusahaan idak berubah. Kondisi ersebu berbeda dengan ipe pasar modal Amerika Serika dan Jepang (developed marke), yang cenderung menerapkan general cash offer dalam melakukan penawaran saham ambahan (Anoraga dan Pakari, 2003). Adapun ujuan dari pengumpulan dana usaha melalui penawaran saham ambahan umumnya akan digunakan oleh perusahaan unuk keperluan sebagai beriku 33 : Melakukan ekspansi usaha, misalnya dengan melakukan penambahan fasilias seperi peningkaan kapasias produksi aau pendanaan suau proyek. Menambah penyeraan modal pada anak perusahaan. Meningkakan modal kerja perusahaan. Memberikan pinjaman kepada anak perusahaan. Membiayai rencana akuisisi. Memperbaiki kinerja keuangan perusahaan; misalnya dengan menaikkan CAR pada bank. Menuupi ekuas negaif akiba pinjaman yang berlebihan. Membayar huang/pinjaman baik jangka panjang maupun jangka pendek. 33 Penerbian Saham Baru (Righs Issue), diakses dari sius 30

16 Dari beberapa ujuan diaas, kedua ujuan erakhir yaiu menuupi ekuias yang negaif dan membayar huang jangka pendek dan jangka panjang menjadi dasar pemikiran dedukif erhadap peneliian ini. Adapun lembaga dan profesi penunjang pasar modal erkai dengan pelaksanaan penerbian saham ambahan (SEO) 34 adalah sebagai beriku: Penjamin Emisi Efek (Underwrier) Tugas penjamin emisi anara lain sebagai beriku: a. Memberikan nasiha mengenai jenis efek yang sebaiknya dikeluarkan, harga yang wajar unuk efek ersebu, dan jangka waku efek. b. Dalam mengajukan pernyaaan pendafaran emisi efek, membanu menyelesaikan ugas adminisrasi yang berhubungan dengan pengisian dokumen pernyaaan pendafaran emisi efek, penyusunan prospekus, merancang specimen efek, dan mendampingi emien selama proses evaluasi. c. Mengorganisasikan penyelenggaraan emisi anara lain, pendisribusian efek dan menyiapkan sarana-sarana penunjang Akunan Publik Akunan publik berugas melakukan pemeriksaan aas laporan keuangan perusahaan dan memberikan pendapanya, memeriksa pembukuan unuk meliha apakah sudah sesuai dengan prinsip akunansi Indonesia dan keenuan Bapepam. 34 Dahlan Siama, Loc.ci,

17 Konsulan Hukum Konsulan hukum memiliki ugas menelii aspek-aspek hukum emien dan memberikan pendapa segi hukum (legal opinion) enang keadaan dan keabsahan usaha emien. Noaris Noaris berugas unuk membua beria acara Rapa Umum Pemegang Saham (RUPS), membua konsep aka perubahan anggaran dasar, dan menyiapkan naskah perjanjian dalam rangka emisi efek. Agen Penjual Agen penjual umumnya adalah perusahaan efek yang memiliki ugas melayani invesor yang akan memesan saham, melaksanakan pengembalian uang pesanan (refund) kepada invesor, dan menyerahkan serifika efek kepada pemesan (invesor). Perusahaan Penilai Perusahaan penilai dibuuhkan apabila perusahaan emien akan melakukan penilaian kembali akivanya. Penilaian ersebu dimaksudkan unuk mengeahui berapa besarnya nilai wajar akiva perusahaan sebagai dasar dalam melakukan emisi melalui pasar modal. Biro Adminisrasi Efek Pihak yang berdasarkan konrak dengan emien secara eraur menyediakan jasa-jasa melaksanakan pembukuan, ransfer dan pencaaan, pembayaran dividen, pembagian hak opsi, emisi serifika aau laporan ahunan unuk emien. 32

18 B.3 Imbal Hasil Saham Reurn dan abnormal reurn dapa diukur dengan menggunakan iga pendekaan 35, yaiu: 1. Pendekaan Acual Reurn Pendekaan ini adalah pendekaan yang paling sederhana karena pendekaan ini mengasumsikan expeced reurn selama even window adalah nol. Dengan demikian menuru pendekaan ini abnormal reurn adalah sama dengan oal reurn. Toal reurn dapa dihiung sebagai perubahan harga dibagi dengan harga pada periode awal. Jika erdapa pembayaran dividen ersebu maka akan diambahkan pada selisih perubahan harga aau secara maemais dapa diulis: Toal Reurn = Perubahan harga saham + Pembayaran Dividen Harga saa saham dibeli 2. Pendekaan Adjused Marke Reurn Menuru pendekaan ini reurn suau saham dipengaruhi oleh reurn pasar (marke reurn) dimana pengaruh pasar adalah sama unuk semua saham. Oleh karenanya menuru pendekaan ini, abnormal reurn adalah sama dengan oal reurn dikurangi reurn pasar. Reurn pasar pada suau periode dihiung sebagai selisih dari indeks harga saham gabungan (IHSG) pada akhir dan awal periode, yang dibagi dengan IHSG akhir periode. 3. Pendekaan Adjused Bea Pendekaan ini adalah pendekaan yang paling kompleks, namun yang paling sesuai dengan kenyaaan. Sama halnya dengan pendekaan kedua, 35 Unung Affandi dan Sidhara Uama, Uji Efisiensi Benuk Seengah Kua Pada BEJ, (Usahawan No.3. Th. XXVII Mare) 1998,

19 pendekaan ini mengakui bahwa pergerakan pasar akan mempengaruhi reurn saham. Perbedaannya adalah bahwa pendekaan ini juga mengakui bahwa pengaruh pasar berbeda-beda anara sau dengan yang lain: ada saham yang sanga sensiif erhadap perubahan pasar, sebaliknya ada saham yang idak banyak dipengaruhi perubahan pasar. Bea adalah pengukur erhadap reurn pasar. Bea diesimasi dengan menggunakan marke model. B.4 Volume Perdagangan Likuidias perdagangan menjadi bagian pening yang diperhaikan invesor dalam mengambil kepuusan berinvesasi karena likuidias mencerminkan kecepaan konversi modal anar insrumen invesasi. Selain iu, likuidias perdagangan memiliki pengaruh pada pembenukan harga pasar dan memiliki hubungan yang era dengan efisiensi dan sabilias pasar. Perpuaran volume perdagangan aau shares rading volume urnover merupakan proksi likuidias perdagangan yang paling umum dikenal. Kesederhanaan dan kemudahan unuk dipahami menyebabkan indikaor ini memiliki keidakmampuan unuk mencerminkan besarnya perminaan dan penawaran efekif dan idak mampu menggambarkan besarnya perminaan dan penawaran yang belum erjadi di pasar. Pergerakan yang erjadi di dalam waku perdagangan suli unuk digambarkan jika menggunakan dinamika pasar pada waku perdagangan. 36 Oleh karena iu, peneliian ini hanya menggunakan shares rading volume urnover. 36 Jun Muranaga, Dynamics of Marke Liquidiy of Japanese Sock: An Analysis of Tick by Tick daa of Tokyo Sock Exchange, Working Papers of Bank of Japan 1999, 4. 34

20 C. Model Analisis Imbal hasil saham merupakan sebuah objek yang sanga menarik unuk dielii. Hal ini disebabkan banyaknya aksi korpora yang memengaruhinya. Pada benuk pasar semi-srong dalam efficien marke hypohesis, seiap informasi yang bersifa publik akan ercermin dalam perubahan harga saham. Salah sau even yang memengaruhinya adalah pengumuman penerbian saham ambahan (seasoed equiy offering/ SEO). Risiko disress dalam keuangan perusahaan merupakan suau kondisi fundamenal yang mempengaruhi kinerja saham perusahaan ersebu di pasar modal. Karena penawaran saham ambahan merupakan salah sau cara bagi manajemen unuk mengurangi risiko biaya yang diimbulkan oleh financial disress, maka akan diliha apakah ingka risiko yang dimiliki emien akan memengaruhi reaksi penanam modal di Indonesia, yang dicerminkan dari imbal hasil saham dan volume perdagangan. Dengan model Z-score, ingka risiko financial disress yang dimiliki perusahaan yang melakukan pengumuman SEO pada ahun sebelum penawaran saham ambahan dilakukan akan dikelompokkan menjadi kelompok emien yang memiliki ingka rendah, risiko sedang, dan ingka risiko inggi. Risiko financial disress hanya akan menjadi pembeda dan bukan variabel. Model analisis adalah gambaran sederhana enang hubungan anar variabel. 37 Oleh karena iu, dalam peneliian ini model analisis digambarkan sebagai beriku. 37 Bambang Praseyo dan Lina Mifahul Jannah, Meode Peneliian Kuaniaif: Teori dan Aplikasi, Jakara: PT. RajaGrafindo Persada, 2006,

21 Berdasarkan Tingka Risiko Financial Disress Pengumuman SEO oleh BEI Imbal Hasil Saham Volume Perdagangan Gambar II.4 Model Analisis Peneliian Sumber: Daa Olahan Penelii D. Hipoesis Peneliian Rancangan pengujian hipoesis ini akan dimulai dengan peneapan hipoesis peneliian, kemudian akan dilakukan pemilihan dan perhiungan es saisik sera pengolahan daa saisik. Hipoesis yang diajukan penulis dalam peneliian ini, menggunakan meode even sudies, adalah sebagai beriku: Ha 1A : Pengumuman SEO berpengaruh pada imbal hasil saham emien dengan ingka risiko financial disress rendah Ha 1B : Pengumuman SEO berpengaruh pada imbal hasil saham emien dengan ingka risiko financial disress sedang Ha 1C : Pengumuman SEO berpengaruh pada imbal hasil saham emien dengan ingka risiko financial disress inggi Ha 1D : Ha 2A : Pengumuman SEO berpengaruh pada imbal hasil saham emien Pengumuman SEO berpengaruh pada volume perdagangan saham emien dengan ingka risiko financial disress rendah Ha 2B : Pengumuman SEO berpengaruh pada volume perdagangan saham emien dengan ingka risiko financial disress sedang 36

22 Ha 2C : Pengumuman SEO berpengaruh pada volume perdagangan saham emien dengan ingka risiko financial disress inggi Ha 2D : Pengumuman SEO berpengaruh pada volume perdagangan saham emien E. Tahapan Peneliian Peneliian ini dilakukan dengan meode even sudies, yaiu suau peneliian dengan pendefinisian waku even unuk meliha suau gejala yang dapa menggambarkan kejadian sebenarnya. 38 Adapun ahapan peneliiannya adalah sebagai beriku: E.1 Pendefinisian Waku Even dan Penenuan Sampel Peneliian ini memilih perisiwa pengumuman penerbian saham ambahan epanya pada anggal pengumuman SEO yang erdapa pada JSX Saisics dan IDX Saisics Tanggal ini merupakan anggal BEI menerbikan sura pengumuman righ issue (kode sura RI), informasi anpa HMETD (ITH) aau keerbukaan informasi (KI). Sehingga, 0 adalah anggal penerbian sura pengumuman resmi oleh BEI (sebelum peryaaan efekif dari BAPEPAM-LK). Peneliian ini mengambil sampel perusahaan-perusahaan sekor manufakur yang ercaa pada BEI pada periode 2001 hingga Said Kelana Asnawi dan Chandra Wijaya, Meodologi Peneliian Keuangan: Prosedur, Ide, dan Konrol, Yogyakara: Graha Ilmu, 2006, 8. 37

23 E.2 Pendefinisian Periode Sudi Perisiwa perama kali suau informasi ersampaikan kepada masyaraka pasar modal cukup suli unuk diidenifikasi. Hal ini disebabkan beberapa emien besar cenderung unuk melakukan public expose erhadap aksi korporasi yang akan dilakukannya jauh sebelum aksi korporasi ersebu akan dilaksanakan. Unuk menganisipasi kejadian ersebu, peneliian ini memperpanjang periode even menjadi 20 hari perdagangan efekif sebelum dan sesudah pengumuman. Sehingga dari hasil peneliian ini akan dikeahui apakah erdapa anisipasi harga erhadap informasi-informasi idak resmi yang ersampaikan kepada masyaraka invesasi. Adapun periode esimasi peneliian ini adalah 40 hari perdagangan efekif yang mendahului periode even (=-21 hingga =-60). E. 3 Mengukur Tingka Risiko Financial Disress Model Z-score digunakan sebagai suau pengukuran erhadap probabilia risiko financial disress. Z-score adalah model yang dibenuk berdasarkan 66 sampel perusahaan dengan komposisi 50% sampel mengalami financial disress. Meode pemilihan sampel Z-score memiliki krieria daa yang lengkap dan menggunakan populasi perusahaan yang mengalami disressed. Hasil dari model Z-score adalah berupa probabilia sehingga dapa langsung dikelompokan berdasarkan inggi rendahnya risiko yang dimiliki perusahaan dalam sampel peneliian. Model Z-Score dihiung dengan daa-daa laporan keuangan dari sau periode sebelum pengumuman SEO resmi oleh Bursa Efek Indonesia, rumusnya adalah: Alman (1968) dalam Ross, Weserfield, dan Jaffe, Corporae Finance 7h Ediion, US: Mc Graw Hill,

24 EBIT Z-score = 3,3 ToalAsse NeWorkingCapial ToalAsse + 1 Sales ToalAssse + 0,6 MVofEquiy BookValueofDeb + 1,4 Accumulae dr / E ToalAsse (2.1) Pengelompokan dilakukan berdasarkan pengelompokan yang dilakukan oleh Alman, yaiu: o Z-score lebih besar daripada 2,99 = Perusahaan idak akan disress dalam seahun (ingka risiko rendah) o Z-score dianara 1,81 hingga 2,99 = Perusahaan berada di area abuabu (ingka risiko sedang) o Z-score lebih kecil daripada 1,81 = Perusahaan akan mengalami disress dalam seahun (ingka risiko inggi) Model Alman ini hanya dapa diaplikasikan pada perusahaan manufakur yang ercaa di pasar modal, hal ini disebabkan belum erdapanya model prediksi kebangkruan pada sekor non-keuangan pada saa peneliian model prediksi kebangkruan ini dilakukan. E.4 Pengujian Imbal Hasil Abnormal Saham Pada peneliian ini abnormal reurn diukur menggunakan cumulaive average abnormal reurn (CAAR) sebagai proksi dari imbal hasil saham di 20 hari sebelum dan 20 hari sesudah pengumuman Seasoned Equiy Offering yang dilakukan oleh bursa efek. Pengujian abnormal reurn dalam peneliian ini akan menggunakan meode marke model. Reurn dari pasar uang disesuaikan dalam model ersebu dikarenakan pasar uang merupakan bagian yang idak erpisahkan dari peramalan imbal hasil saham pada pasar modal di Indonesia. 39

25 Model beriku ini diukur unuk mengeahui parameer α, β 1, dan β 2 berdasarkan daa dari periode esimasi. 40 R j R R = α j + β1 j m + β 2 j k + ε j (2.2) Dimana, R j = Reurn saham emien j pada waku yang dihiung dengan cara Pj Pj 1 R j = (2.3) P j 1 R m = Reurn pasar pada waku, yang dihiung dengan cara: IHSG IHSG 1 R m = (2.4) IHSG 1 R k = Reurn kurs engah Rupiah erhadap US Dollar pada waku, yang dihiung dengan cara KursTengah KursTengah 1 R k = (2.5) KursTengah 1 Seelah α, β 1, dan β 2 eregresikan unuk masing-masing sampel. Tahapan selanjunya adalah mengukur imbal hasil yang diharapkan invesor selama periode even dengan menggunakan konsana dan koefisien ersebu. ER j α + β 1 j Rm + β 2 j = R (2.6) k Dimana, ER j = Expeced reurn saham j pada periode Dari persamaan di aas, akan menghasilkan expeced reurn yaiu imbal hasil saham yang diperkirakan erjadi apabila idak erdapa pengumuman seasoned 40 Prima Yusi Sari, Righ issue dan Tingka Keunungan Saham Seelah Cum Dae, (Jurnal Manajemen Indonesia Vol.1, No.1), 2002,

26 equiy offering selama periode even. Selanjunya adalah mengukur selisih anara acual reurn dan expeced reurn emien unuk memperoleh abnormal reurn saham dengan model 41 : AR j = R ER (2.7) j j Daa saham yang digunakan adalah daa saham berkelompok, maka variabel yang dianalisis raa-raa abnormal reurn (average abnormal reurn, AAR) dari saham berkelompok dengan rumus sebagai beriku, unuk mengeahui seberapa besar perbedaan abnormal reurn disekiar pengumuman SEO. AAR 1 j = N j = AR j N j= 1 (2.8) Dimana, AAR = Average abnormal reurn seluruh sampel pada waku N = Jumlah sampel peneliian Hipoesis 1 hingga 4 peneliian ini akan erjawab dengan melakukan uji signifikansi erhadap AAR dengan menggunakan uji saisik 42 : AAR = (2.9) σ n Dimana, σ = sandar deviasi AAR yang dihiung dengan cara n = Jumlah sampel pada hari 41 Craig MacKinlay, Even Sudies in Economics and Finance, (Journal of Economics Lieraure, Vol 35), 1997, Sri Mulyono, Saisika Unuk Ekonomi, Lembaga Penerbi FEUI, Jakara, 1998,

27 Pada peneliian ini uji akan dilakukan dengan sofware SPSS Uji signifikansi erhadap AAR ini merupakan pengujian dua sisi (wo-ailed es saisics) dimana hipoesis saisiknya adalah: H 0 : AAR = 0 H a : AAR 0 H 0 diolak jika - df < sa df yang berari erdapa pengaruh yang α / 2, < α / 2, signifikan pada raa-raa abnormal reurn. Tingka signifikansi yang digunakan anara 1% sampai dengan 10%. Tahapan selanjunya adalah menghiung cumulaive average abnormal reurn (CAAR) sebelum dan sesudah even, yaiu 20 hari sebelum dan 20 hari sesudah pengumuman. CAAR digunakan karena daa peneliian merupakan daa berkelompok. CAAR dihiung dengan rumus: 43 Dimana, = + 20 = 20 CAAR = AAR (2.11) CAAR = Cumulaive Average Abnormal Reurn dari seluruh sampel pada periode = -20 hingga = +20 Tingka signifikansi CAAR diuji dengan menggunakan saisik yang dihiung dengan rumus: CAAR = (2.12) σ n 43 Craig MacKinlay, Loc.ci,

28 Uji juga akan dilakukan dengan menggunakan sofware SPSS Pengujian signifikansi ini merupakan pengujian dua sisi (wo-ailed -saisics), dimana hipoesis saisiknya adalah: H 0 : CAAR=0 H a : CAAR 0 H 0 diolak jika - α / 2, df sa < α / 2, df <, yang berari erdapa pengaruh signifikan pada kumulaif raa-raa abnormal reurn. Tingka signifikansi yang digunakan adalah α =1%, 5%, dan 10%. E.5 Pengujian Volume Perdagangan Volume perdagangan sebagai salah sau proksi dari likuidias perdagangan yang diukur pada periode = -20 hingga = +20, dengan 0 adalah anggal pengumuman SEO, dihiung dengan rumus: Trading Volume Turnover j = Number of Shares Traded j (2.13) Number of Shares Ousanding j Trading volume urnover masing-masing saham pada periode ini kemudian diraa-raakan, sehingga diperoleh average rading volume urnover pada periode. Selanjunya unuk menjawab hipoesis 5 hingga 8, uji beda raa-raa pada rading volume urnover sebelum dan sesudah pengumuman SEO dilakukan dengan uji, yang dihiung dengan rumus 44 : AverageVolumeTurnover AverageVolumeTurnover 1 2 = (2.14) σ 1 σ 2 n 1 + n 2 Dimana, 44 Sri Mulyono, Loc.Ci.,

29 Average Volume Turnover 1 = Raa-raa volume perdagangan sebelum pengumuman Average Volume Turnover 2 = Raa-raa volume perdagangan sesudah pengumuman σ 1 = sandar deviasi volume perdagangan sebelum pengumuman n 1,2 = jumlah sampel Hipoesis saisik dari uji ini adalah: H 0 : µ 1 = µ 2 H a : µ 1 µ 2 Pengambilan kepuusan diolaknya H 0 adalah apabila α / 2, df > dan < 2, df, α / yang berari erdapa perbedaan volume perdagangan secara raa-raa pada waku sebelum dan sesudah pengumuman. Sedangkan unuk menguji signifikansi volume perdagangan maka dilakukan uji saisik (-es) sebagai beriku 45 : µ volj = σ k (2.15) n k Dimana: σ k = sandar deviasi volume pada waku n k = jumlah sampel pada waku Pengujian signifikansi volume perdagangan dilakukan dengan hipoesis saisik sebagai beriku: 45 Sri Mulyono, Loc.ci.,

30 Ho : µ = 0 voli Ha : µ 0 voli Berdasarkan hipoesis ersebu maka kepuusan yang dapa diambil adalah Ho akan diolak apabila α / 2, df sa < α / 2, df <, arinya erdapa pengaruh perisiwa pengumuman SEO yang signifikan pada volume perdagangan. Dalam peneliian ini signifikansi yang digunakan adalah α =1%, 5%, dan 10%. F. Meode Peneliian Objek dalam peneliian ini adalah imbal hasil saham dan volume perdagangan perusahaan yang melakukan pengumuman Seasoned Equiy Offering, baik yang melakukan righs issue aaupun anpa righ issue, epanya pada 40 hari di sekiar pengumuman. Imbal hasil saham dan volume perdagangan ini akan dikaikan erhadap pemilikan ingka risiko financial disress pada ahun sebelum pengumuman dilakukan oleh perusahaanperusahaan yang ercaa di Bursa Efek Indonesia. Risiko financial disress menjadi pembeda dalam peneliian ini. Sehingga sampel dapa dikelompokkan bedasarkan ingka risiko yang dimiliki masingmasing emien. Penghiungan probabiliasnya diperoleh dari daa-daa laporan keuangan perusahaan selama sau periode sebelum pengumuman SEO, yaiu penjualan, nilai pasar ekuias, nilai buku aas kewajiban oal, jumlah ase, jumlah uang, modal kerja bersih (ne working capial), dan pendapaan sebelum bunga dan pajak. Probabilias risiko financial disress ini akan diukur berdasarkan model Z-score oleh Edward I. Alman. Dengan meode even sudies, peneliian dengan objek imbal hasil saham dan volume perdagangan akan menganalisis daa 45

31 berkelompok. Sehingga imbal hasil saham diproksikan dengan Cumulaive Average Abnormal Reurn (CAAR) sedangkan volume perdagangan akan diproksikan dengan Average Trading Volume Turnover. F.1 Pendekaan Peneliian Peneliian ini menggunakan pendekaan kuaniaif, dimana daa-daa yang digunakan dalam peneliian ini bersifa kuaniaif. Daa yang diperoleh dari hasil pengamaan nilai-nilai juga diunjang oleh beberapa informasi kuaniaif dan kualiaif. Daa-daa ersebu adalah laporan keuangan yang erdiri dari laporan laba rugi, neraca, dan laporan perubahan modal sera daa kinerja saham emien dan kinerja pasar modal. Pendekaan ersebu digunakan karena peneliian ini dilakukan melalui proses pemikiran dedukif (meliha pola yang umum ke pola-pola khusus) 46. Proses pemikiran ini dierapkan dengan mendasarkan peneliian pada hipoesis-hipoesis yang elah ada sebelumnya erkai dengan perisiwa penawaran saham biasa oleh perusahaan ercaa. F.2 Jenis Peneliian Peneliian ini memiliki ujuan deskripif. Deskripif karena peneliian ini memiliki fokus unuk menjawab fenomena perubahan harga saham dan volume perdagangan saham pada saa pengumuman SEO berdasarkan ingka risiko financial disress yang dimiliki emien. Berdasarkan manfaanya, peneliian ini digolongkan pada peneliian murni karena memiliki orienasi akademis dan ilmu pengeahuan sehingga dapa menjadi sumber gagasan, eori, dan meode yang 46 Bambang Praseyo dan Lina Mifahul Jannah, Ibid.,

32 dapa diaplikasikan dalam peneliian selanjunya. 47 Berdasarkan dimensi waku, peneliian ini dikaegorikan sebagai peneliian cross-secional karena hanya mengambil sau bagian dari gejala pada sau waku erenu. 48 F.3 Teknik Pengumpulan Daa Pengumpulan daa dilakukan dengan eknik kuaniaif. Daa yang digunakan dalam peneliian ini adalah daa sekunder yang dapa diperoleh dengan cara sebagai beriku: 1. Laporan keuangan ahunan unuk mengeahui daa enang oal asses, curren asse, curren liabiliies, ne sales, oal liabiliies, EBIT, dan accumulaed reained earnings, dan shares ousanding. Daa ini diperoleh dari laporan keuangan perusahaan yang diakses dari Pusa Referensi Pasar Modal (PRPM) dan websie resmi BEI. 2. Daa harga saham harian dan volume perdagangan saham harian yang dapa diakses pada bagian Pusa Referensi Pasar Modal (PRPM) di BEI, Reuers, dan 3. Prospekus penawaran saham ambahan unuk mengeahui anggal pengumuman yang diakses dari PRPM BEI dan 4. Informasi resmi mengenai IHSG periode Informasi resmi mengenai nilai ukar Rupiah (IDR) erhadap US Dollar (USD) periode Peneliian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan, mempelajari, dan menelaah daa-daa sekunder yang berhubungan dengan masalah yang dielii. Selain dengan memperoleh langsung daa sekunder di lokasi peneliian, 47 Bambang Praseyo dan Lina Mifahul Jannah, Ibid., Bambang Praseyo dan Lina Mifahul Jannah, Ibid.,

33 dilakukan pula pengkajian dan pendalaman lieraur-lieraur seperi buku, jurnal, maupun karya ilmiah lainnya yang berkaian dengan masalah yang dielii. Hal ini dilakukan unuk memperoleh informasi yang lebih menyeluruh sebagai dasar eori aau acuan unuk mengolah daa-daa yang diperoleh dalam sudi lapangan. F.4 Populasi dan Sampel Peneliian Populasi dalam peneliian ini adalah seluruh perusahaan manufakur yang melakukan pengumuman penawaran saham ambahan di Bursa Efek Indonesia selama periode 1 Januari 2001 hingga 31 Desember 2007 dan masih ercaa pada saa peneliian ini dilaksanakan. Perusahaan manufakur dipilih karena model risiko financial disress oleh Alman hanya erbaas diaplikasikan pada perusahaan manufakur. Meode pemilihan sampel peneliian adalah dengan meode purposive sampling, yaiu pemilihan sampel berdasarkan kesesuaian erhadap krieria erenu. Adapun krieria sampel peneliian ini adalah: 1. Perusahaan manufakur yang ercaa di BEI hingga 1 Januari 2008 dan melakukan Seasoned Equiy Offering Announcemen pada periode 2001 hingga Perusahaan yang memiliki periode pelaporan keuangan, yang berakhir pada 31 Desember. 3. Perusahaan yang mempunyai kelengkapan daa laporan keuangan. 4. Perusahaan yang memiliki daa harga saham harian. 48

34 5. Perusahaan yang likuid diperdagangkan selama periode esimasi dan pengamaan agar idak mengalami bias dalam inerpreasi hasil peneliian. 6. Perusahaan yang idak melakukan aksi korporasi lainnya selama periode esimasi dan pengamaan. 49 F.5 Baasan Peneliian Penelii membaasi ruang lingkup peneliian dengan ujuan agar peneliian dapa dilakukan secara erarah dan hasil yang diperoleh dapa dimanfaakan dengan sebaik-baiknya. Selain iu pembaasan peneliian digunakan unuk mencipakan keefekifan waku. Adapun pembaasan peneliian sebagai beriku: 1. Probabilia risiko financial disress diukur berdasarkan model yang Alman (1968). 2. Kinerja imbal hasil saham abnormal diukur melalui Cumulaive Average Abnormal Reurn (CAAR). 3. Kinerja volume perdagangan diukur melalui Average Trading Volume Turnover. 4. Variabel-variabel yang mempengaruhi imbal hasil saham dan volume perdagangan saham di pasar modal hanya dibaasi pada pengumuman resmi penerbian saham ambahan (kode sura RI, ITH, aau KI) oleh BEI. 5. Teori Efficien Marke Hypohesis oleh Eugene F. Fama (1970). 49 Unuk menghindari confounding effec (dalam A. Craig MacKinlay, Even Sudies in Economics and Finance, Journal of Economic Lieraure, Vol. 35, 1997, 14) 49

35 G. Penarikan Simpulan Seelah ingka risiko financial disress yang dimiliki emien dapa di definisikan, pergerakan imbal hasil saham dan volume perdagangan sebelum dan sesudah pengumuman SEO akan diamai dan diuji ingka signifikansinya. Sehingga uji empiris dapa dilakukan di pasar modal Indonesia. 50

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Salah sau ujuan didirikannya perusahaan adalah dalam rangka memaksimalkan firm of value. Salah sau cara unuk mengukur seberapa besar perusahaan mencipakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Capial Expendiure (Belanja Modal) Capial Expendiure aau juga dikenal dengan nama belanja modal adalah pengeluaran yang dilakukan perusahaan unuk mendapakan aau memperbarui ase

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

BAB III. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan perhitungan untuk menilai

BAB III. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan perhitungan untuk menilai BAB III PENILAIAN HARGA WAJAR SAHAM PAA SEKTOR INUSTRI BATUBARA ENGAN MENGGUNAKAN TRINOMIAL IVIEN ISCOUNT MOEL 3.. Pendahuluan Pada bab ini akan dijelaskan mengenai ahapan perhiungan unuk menilai harga

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH RESHUFFLE KABINET INDONESIA BERSATU II TERHADAP HARGA SAHAM LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS PENGARUH RESHUFFLE KABINET INDONESIA BERSATU II TERHADAP HARGA SAHAM LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA 1279 ANALISIS PENGARUH RESHUFFLE KABINET INDONESIA BERSATU II TERHADAP HARGA SAHAM LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA Ni Komang Dian Trisnawai ¹ Ni Nyoman Ayu Dianini ² ¹ Fakulas Ekonomi Universias Dhyana Pura

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI PENGGUNAAN ONSEP FUNGSI CONVEX UNU MENENUAN SENSIIVIAS HARGA OBLIGASI 1 Zelmi Widyanuara, 2 Ei urniai, Dra., M.Si., 3 Icih Sukarsih, S.Si., M.Si. Maemaika, Universias Islam Bandung, Jl. amansari No.1 Bandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan 3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekaan dan Meode Peneliian Jenis peneliian yang digunakan adalah jenis peneliian kualiaif dengan menggunakan daa kuaniaif. Daa kualiaif adalah mengeahui Gambaran pengelolaan

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ISSN 5-73X PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR ISIKA SISWA Henok Siagian dan Iran Susano Jurusan isika, MIPA Universias Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan

Lebih terperinci

BAB III DESAIN PENELITIAN

BAB III DESAIN PENELITIAN BAB III DESAIN PENELITIAN Dalam desain peneliian in akan dijabarkan mengenai eknik pengambilan sampel, pengumpulan daa, dan model empiris yang digunakan, sera level signifikansi dalam peneliian ini. Di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengerian dan peunjuk yang digunakan unuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok, aau

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga

Lebih terperinci

PERHITUNGAN VALUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS SAHAM PT. XL ACIATA.Tbk)

PERHITUNGAN VALUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS SAHAM PT. XL ACIATA.Tbk) Jurnal UJMC, Volume 3, Nomor 1, Hal. 15-0 pissn : 460-3333 eissn : 579-907X ERHITUNGAN VAUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMUASI MONTE CARO (STUDI KASUS SAHAM T. X ACIATA.Tbk) Sii Alfiaur Rohmaniah 1 1 Universias

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non

Lebih terperinci

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 14 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Peneliian ini ialah berujuan (1) unuk menerapkan model Arbirage Pricing Theory (APT) guna memprediksi bea (sensiivias reurn saham) dan risk premium fakor kurs, harga minyak,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PEELITIA Salah sau komponen peneliian yang mempunyai ari pening dalam kaiannya dengan proses sudi secara komprehensif adalah komponen meode peneliian. Meode peneliian menjelaskan bagaimana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Peran pasar obligasi dipandang oleh pemerinah sebagai sarana sraegis sumber pembiayaan alernaif selain pembiayaan perbankan dalam benuk pinjaman (loan). Kondisi anggaran

Lebih terperinci

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

HUMAN CAPITAL. Minggu 16 HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Peneliian Peneliian ini adalah peneliian Quasi Eksperimenal Design dengan kelas eksperimen dan kelas conrol dengan desain Prees -Poses Conrol Group Design

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI 3.. Tujuan Ö Prakikan dapa memahami perhiungan alokasi biaya. Ö Prakikan dapa memahami analisis kelayakan invesasi dalam pendirian usaha. Ö Prakikan dapa menyusun proyeksi/proforma

Lebih terperinci

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian Peneliian ini dilakukan pada bulan Juni hingga Juli 2011 yang berlokasi di areal kerja IUPHHK-HA PT. Mamberamo Alas Mandiri, Kabupaen Mamberamo

Lebih terperinci

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X USULAN ENERAAN METODE KOEISIEN MANAJEMEN (BOMAN S) SEBAGAI ALTERNATI MODEL ERENCANAAN RODUKSI RINTER TIE LX400 ADA T X Hendi Dwi Hardiman Jurusan Teknik Manajemen Indusri - Sekolah Tinggi Manajemen Indusri

Lebih terperinci

PENELUSURAN EMPIRIS KETERKAITAN PASAR KEUANGAN DAN KOMPONEN PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA,

PENELUSURAN EMPIRIS KETERKAITAN PASAR KEUANGAN DAN KOMPONEN PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA, PENELUSURAN EMPIRIS KETERKAITAN PASAR KEUANGAN DAN KOMPONEN PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA, 2004-2008 Banoon Sasmiasiwi, Program MSi FEB UGM Malik Cahyadin, FE UNS Absraksi Perkembangan ekonomi akhir-akhir

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan 40 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Baasan Operasional Konsep dasar dan baasan operasional pada peneliian ini adalah sebagai beriku: Indusri pengolahan adalah suau kegiaan ekonomi yang melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiaan uamanya menerima simpanan giro, abungan dan deposio. Kemudian bank juga dikenal sebagai

Lebih terperinci

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia SUPLEMEN 3 Resume Hasil Peneliian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredi Bank di Sumaera Selaan erhadap Kebijakan Moneer Bank Indonesia Salah sau program kerja Bank Indonesia Palembang dalam ahun 2007 adalah

Lebih terperinci

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis JURNAL SAINS DAN NI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Prin) D-224 Peramalan Penjualan Sepeda Moor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis Desy Musika dan Seiawan Jurusan Saisika,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 23 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian dilaksanakan di iga empa berbeda. Unuk mengeahui ingka parisipasi masyaraka penelii mengambil sampel di RT 03/RW 04 Kelurahan Susukan dan RT 05/RW

Lebih terperinci

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo)

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo) PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Sudi pada karyawan eap PT PG Tulangan Sidoarjo) Niken Dwi Okavia Heru Susilo Moehammad Soe`oed Hakam Fakulas Ilmu Adminisrasi

Lebih terperinci

BAB II MATERI PENUNJANG. 2.1 Keuangan Opsi

BAB II MATERI PENUNJANG. 2.1 Keuangan Opsi Bab II Maeri Penunjang BAB II MATERI PENUNJANG.1 Keuangan.1.1 Opsi Sebuah opsi keuangan memberikan hak (bukan kewajiban) unuk membeli aau menjual sebuah asse di waku yang akan daang dengan harga yang disepakai.

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab 13 BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Aspek Teknis Sudi mengenai aspek eknis dan produksi ini sifanya sanga sraegis, sebab berkaian dengan kapasias proyek, lokasi, aa leak ala produksi, kajian aas bahan dan sumbernya,

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Jurnal Lensa Kependidikan Fisika Vol. 1 Nomor 1, Juni 13 ISSN: 338-4417 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 1/13

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK Oleh: Yoyo Zakaria Ansori Peneliian ini dilaarbelakangi rendahnya kemampuan memecahkan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR LOKASI DAN PROMOSI TERHADAP PENJUALAN PRODUK

ANALISIS FAKTOR LOKASI DAN PROMOSI TERHADAP PENJUALAN PRODUK ANALISIS FAKTOR LOKASI DAN PROMOSI TERHADAP PENJUALAN PRODUK Oleh : Bambang Sarjono Saf Pengajar Jurusan Teknik Elekro Polieknik Negeri Semarang Jl. Prof. Sudaro SH. Tembalang. Semarang 50275 Absrak Analisis

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBAGAI SALAH SATU DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI

ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBAGAI SALAH SATU DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBAGAI SALAH SATU DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI Firiyaun Niam firiyaunniam@yahoo.com Endang Dwi Renani Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN II. LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN II. LANDASAN TEORI I. PENDAHULUAN. Laar Belakang Menuru Sharpe e al (993), invesasi adalah mengorbankan ase yang dimiliki sekarang guna mendapakan ase pada masa mendaang yang enu saja dengan jumlah yang lebih besar. Invesasi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Ramalan adalah sesuau kegiaan siuasi aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Pemikiran Teoriis Pengerian proyek menuru Arifin yang dikuip dari Mariyanne (2006) adalah suau akivias di mana dikeluarkannya uang dengan harapan unuk mendapakan hasil

Lebih terperinci

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI. Oleh:

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI. Oleh: Arikel Skripsi TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI Diajukan Unuk Memenuhi Sebagian Syara Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Tempa Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug, Kecamaan Lembang, Kabupaen Bandung, Jawa Bara. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Salah sau masalah analisis persediaan adalah kesulian dalam menenukan reorder poin (iik pemesanan kembali). Reorder poin diperlukan unuk mencegah erjadinya kehabisan

Lebih terperinci

Pengaruh variabel makroekonomi..., 24 Serbio Harerio, Universitas FE UI, 2009Indonesia

Pengaruh variabel makroekonomi..., 24 Serbio Harerio, Universitas FE UI, 2009Indonesia BAB 3 DATA DAN METODOLOGI 3.1 Variabel-Variabel Peneliian 3.1.1 Variabel dependen Variabel dependen yang digunakan adalah reurn Indeks Harga Saham Gabungan yang dihiung dari perubahan logarima naural IHSG

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Persediaan Persediaan adalah barang yang disimpan unuk pemakaian lebih lanju aau dijual. Persediaan dapa berupa bahan baku, barang seengah jadi aau barang jadi maupun

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Kepuusan Model rumusan masalah dan pengambilan kepuusan yang digunakan dalam menyelesaikan skripsi ini dimulai dari observasi lapangan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Pengangguran Pengangguran aau una karya merupakan isilah unuk orang yang idak mau bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu,

Lebih terperinci

2

2 2 3 4 5 6 7 DAFTAR ISI HALAMAN PERSETUJUAN... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN MOTTO... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... ABSTRAK... ii iii iv v vi vii

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Metode Triple Exponential Smoothing

Perancangan Sistem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Metode Triple Exponential Smoothing Jurnal Ilmiah Teknologi dan Informaika ASIA (JITIKA) Vol.10, No.2, Agusus 2016 ISSN: 0852-730X Perancangan Sisem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Meode Triple Exponenial Smoohing Tria

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian yang dilakukan mengenai analisis perencanaan pengadaan una berdasarkan ramalan ime series volume ekspor una loin beku di PT Tridaya Eramina

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Teori Risiko Produksi Dalam eori risiko produksi erlebih dahulu dijelaskan mengenai dasar eori produksi. Menuru Lipsey e al. (1995) produksi adalah suau kegiaan yang mengubah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 39 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Meode Peneliian Pada bab sebelumnya elah dibahas bahwa cadangan adalah sejumlah uang yang harus disediakan oleh pihak perusahaan asuransi dalam waku peranggungan

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK PERBANDINGAN METODE DES (DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING) DENGAN TES (TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING) PADA PERAMALAN PENJUALAN ROKOK (STUDI KASUS TOKO UTAMA LUMAJANG) 1 Fajar Riska Perdana (1110651142) 2 Daryano,

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH RASIO CAMEL TERHADAP PERTUMBUHAN LABA (Studi Kasus Pada BUMN Perbankan Terbuka Yang Berdomisili Di Kota Pangkalpinang)

ANALISIS PENGARUH RASIO CAMEL TERHADAP PERTUMBUHAN LABA (Studi Kasus Pada BUMN Perbankan Terbuka Yang Berdomisili Di Kota Pangkalpinang) JURNAL ILMIAH AKUNTANSI ISNIS & KEUANGAN (JIAK), Volume 9, Nomor 2, November 207 44 ANALISIS PENGARUH RASIO CAMEL TERHADAP PERTUMUHAN LAA (Sudi Kasus Pada UMN Perbankan Terbuka Yang erdomisili Di Koa Pangkalpinang)

Lebih terperinci

B a b 1 I s y a r a t

B a b 1 I s y a r a t TKE 305 ISYARAT DAN SISTEM B a b I s y a r a Indah Susilawai, S.T., M.Eng. Program Sudi Teknik Elekro Fakulas Teknik dan Ilmu Kompuer Universias Mercu Buana Yogyakara 009 BAB I I S Y A R A T Tujuan Insruksional.

Lebih terperinci

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE Indra Nurhadi Program Sudi Manajemen Ekonomi, Fakulas Ekonomi, Universias Gunadarma Jl. Akses Kelapa Dua Cimanggis,

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah 37 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian-pengerian Kependudukan sanga era kaiannya dengan demgrafi. Kaa demgrafi berasal dari bahasa Yunani yang berari Dems adalah rakya aau penduduk, dan Grafein adalah

Lebih terperinci

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN Peramalan Dengan Meode Smoohing dan Verifikasi Meode Peramalan Dengan Grafik Pengendali Moving Range () (Sudi Kasus: Produksi Air Bersih di PDAM Tira Kencana Samarinda) Forecasing wih Smoohing and Verificaion

Lebih terperinci

ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI

ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI Yusep Suparman Universias Padjadjaran yusep.suparman@unpad.ac.id ABSTRAK.

Lebih terperinci

KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES. Abstrak

KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES. Abstrak KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES Universias Muhammadiyah Purwokero malim.muhammad@gmail.com Absrak Pada persamaan regresi linier sederhana dimana variabel dependen dan variabel independen

Lebih terperinci