2

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "2"

Transkripsi

1

2 2

3 3

4 4

5 5

6 6

7 7 DAFTAR ISI HALAMAN PERSETUJUAN... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN MOTTO... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... ABSTRAK... ii iii iv v vi vii ix xi xii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Laar Belakang Masalah... 1 B. Perumusan Masalah... 7 C. Tujuan Peneliian... 7 D. Manfaa Peneliian... 7 BAB II LANDASAN TEORI... 9 A. Invesasi... 9 B. Pasar Modal C. Insiusi aau Lembaga yang erkai dengan Pasar Modal D. Saham E. Sejarah Iniial Public Offering (IPO) Bank Mandiri F. Variabel yang Berpengaruh G. Peneliian Terdahulu... 63

8 8 Kerangka Berfikir H. Hipoesis BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Peneliian B. Jenis Sumber dan Meode Pengumpulan daa C. Definisi Operasional Variabel D. Model Analisis BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Bank Mandiri B. Deskripsi Perkembangan Variabel C. Hasil dan Analisis Daa D. Inerpreasi Ekonomi BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

9 9 DAFTAR TABEL TABEL Halaman 1. Harga Saham Bank BUMN Tahun Toal Ase dan Profiabilias Bank Mandiri Tahun Toal Ase Bank BRI danbank BNI ahun Perubahan Harga saham bank Umum Milik Pemerinah Tahun Modal Diseor dan MK BD Per 31 Desember Toal Ase Bank mandiri, BRI dan BNI Periode Pergerakan Harga Saham Bank Mandiri Tahun Profiabilias Bank Mandiri dan Bank Milik Tahun Fkuluasi Nilai Suku Bunga SBI Tahun Jumlah Uang Beredar Tahun Nilai Tukar Maa Uang Rupiah erhadap Dolar Amerika Tahun Nilai RIA Bank Mandiri Tahun Hasil Uji MWD Linear Hasil Uji MWD Non-Linear

10 Nilai Uji Sosionerias Daa dengan Meode DF, ADF pada Ordo Nilai Uji Sasionerias Daa dengan Meode DF, ADF pada Ordo Nilai Uji Sasionerias Daa dengan Meode DF, ADF pada Ordo Regresi OLS Ln BMRI Hasil Uji Koinegrasi denganmeode DF, ADF Terhadap Resid OLS pada Ordo Hasil Uji Koinegrasi denganmeode DF, ADF Terhadap Resid OLS pada Ordo Hasil Esimasi ECM Hasil Uji Mulikolinearias Melalui Meode Auxiliary Regression dengan Pendekaan Role of Thumb pada Tingka Signifikasi 5% Hasil Heeroskedasisias Melalui ARCH Tes Hasil Uji Auokorelasi dengan BG es

11 11 DAFTAR GAMBAR GAMBAR Halaman 1. Mekanisme Perdagangan Pasar Perdana Mekanisme Perdagangan Pasar Keiga Mekanisme Perdagangan Pasar Perda Keempa Pasar Modal dan Bursa Efek Fungsi Perusahaan Efek Roa Besera Komponennya... 58

12 12 ABSTRAK Fandy Haris NIM.F ANALISIS PENGARUH VARIABEL INTERNAL PERUSAHAAN DAN VARIABEL MAKROEKONOMI TERHADAP HARGA SAHAM BANK MANDIRI TAHUN Peneliian ini berujuan unuk mengeahui apakah variabel inernal perusahaan yaiu Profiabilias dan Reurn On Asse (ROA) dan variabel makroekonomi yaiu Tingka Bunga SBI, Jumlah Uang Beredar (JUB), Kurs memiliki pengaruh erhadap harga saham Bank Mandiri Peneliian ini merupakan peneliian yang bersifa kuaniaif. Jenis daa yang digunakan adalah daa sekunder bulanan. Jumlah sampel dalam peneliian ini sebanyak 62 buah. Meode pengumpulan daa pada peneliian ini menggunakan eknik kepusakaan. Dalam peneliian ini menggunakan ala analisis ECM (Error Correcion Model). Hasil pengolahan daa menunjukkan bahwa variabel Tingka Bunga SBI berpengaruh erhadap harga saham Bank Mandiri dalam jangka pendek dan jangka panjang. Sedangkan variabel Kurs dan Reurn On Asse (ROA) hanya berpengaruh erhadap harga saham Bank Mandiri dalam jangka pendek saja. Hal ini diunjukkan oleh nilai probabilias masing-masing variabel yang signifikan pada ingka signifikasi 5%. Dai penjelasan diaas dapa disimpulkan bahwa dalam jangka pendek harga saham Bank Mandiri dipengaruhi oleh Tingka Suku Bunga SBI, ROA dan Kurs. Sedangkan dalan jangka panjang hanya dipengaruhi oleh ingka Suku Bunga SBI. Berdasarkan hasil ersebu dapa diajukan saran yaiu pemerinah hendaknya mampu menjaga kesabilan pergerakan ingka bunga SBI sehingga dapa berpengaruh posiif erhadap perkembangan pasar saham di Indonesia. Kaa kunci: Harga Saham Bank Mandiri, Profiabilias, ROA, Tingka Bunga SBI, JUB dan Kurs.

13 13 BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Pasca krisis ahun 1998, perkembangan indusri perbankan di Indonesia mengalami peningkaan dari segi kualias maupun kuanias. Hal ini didukung oleh kepuusan pemerinah dengan menerbikan Undang-undang No. 10/1998 mengenai perbankan. Selain iu pemerinah juga meneapkan rancangan sisem perbankan nasional melalui API (Arsiekur Perbankan Indonesia) yang dijadikan acuan indusri perbankan di Indonesia. Dalam meningkakan perumbuhan indusri perbankan, selain memerlukan dukungan kebijakan dari pemerinah, juga memerlukan invesasi yang besar. Invesasi dapa dilakukan dengan berbagai macam cara, selain melakukan peminjaman dana aau kredi kepada pihak lain, dapa juga dilakukan dengan menerbikan sura berharga aau saham di pasar saham. Namun invesasi seperi ini mengandung resiko. Besarnya resiko selain dipengaruhi oleh keadaan ekonomi, sosial, dan poliik negara juga dipengaruhi oleh keadaan inernal perusahaan (D. Silalahi, 1991: 87). Banyak variabel yang dapa mempengaruhi harga saham. Menuru Usman (1990), harga saham sebagai indikaor nilai perusahaan akan dipengaruhi oleh beberapa variabel fundamenal dan eknikal, dimana variabel-variabel ersebu secara bersama-sama akan membenuk kekuaan pasar yang berpengaruh erhadap ransaksi saham. Variabel fundamenal adalah variabel yang menyajiakan informasi yang mendasar yang dapa 1

14 14 dijadikan perimbangan dalam pembelian saham. Variabel fundamenal dapa dibagi menjadi dua, yaiu variabel fundamenal yang bersifa inernal yang memberi informasi enang kinerja perusahaan dan variabel-variabel yang bersifa eksernal yang melipui kondisi perekonomian secara umum. Variabel yang bersifa inernal yaiu profiabilias dan Reurn on Asse (ROA) berkaian era dengan kondisi keuangan perusahaan. Kedua variabel ersebu yaiu profiabilias dan ROA pada umumnya digunakan oleh invesor unuk menilai kelayakan invesasi dan melakukan prediksi erhadap kinerja perusahaan di masa yang akan daang, eruama pada perusahaan perbankan. Sedangkan variabel eksernal aau variabel makroekonmi yaiu jumlah uang beredar, ingka suku bunga SBI dan kurs merupakan indikaor yang mencerminkan kondisi perekonomian secara makro suau negara. Apabila variabel-variabel makroekonomi ersebu yaiu jumlah uang beredar, ingka suku bunga SBI dan kurs baik, maka erdapa kecenderungan bahwa kondisi perekonomian di suau negara ersebu baik. Variabel eknikal adalah variabel-variabel yang menyajikan informasi yang akan memberikan gambaran kepada invesor unuk menenukan waku pembelian saham, kapan saham dijual aau diukar dengan saham lain agar memperoleh keunungan maksimal. Variabel eknikal ini melipui keadaan pasar modal, volume ransaksi dan perkembangan kurs saham. Dari beberapa perusahaan perbankan milik pemerinah yang melakukan lising saham di bursa, dianaranya adalah Bank Mandiri dan BRI. Adapun

15 15 daa mengenai pergerakan harga saham Bank Mandiri dan Bank BRI selama ahun 2008 dapa diliha pada abel 1.1 sebagai beriku: Tabel 1.1 Harga Saham Bank BUMN Tahun 2008 Bulan Mandiri BRI Januari Februari Mare April Mei Juni Juli Agusus Sepember Okober Sumber : Yahoo finance.com, Dari abel 1.1 diaas dapa diliha harga saham Bank Mandiri dan Bank BRI di ahun Walaupun harga saham Bank Mandiri lebih rendah apabila dibandingkan dengan Bank BRI, namun pergerakan harga saham Bank Mandiri selama ahun 2008 lebih sabil dari pada Bank BRI. Penurunan harga sahamnya lebih sediki dari pada harga saham Bank BRI. Bank Mandiri merupakan salah sau bank pemerinah yang erbenuk dari proses merger sebagai bagian dari program resrukurisasi perbankan yang dilaksanakan oleh Pemerinah Indonesia. Bank Mandiri erbenuk dari 4 bank pemerinah yaiu Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim dan Bank Pembangunan Indonesia. Bank Mandiri resmi berdiri pada anggal 2 Okober 1998.

16 16 Dalam hal kinerja, Bank Mandiri mempunyai caaan yang baik. Hal ini diunjukkan oleh kinerja keuangan yang erus meningka. Pada akhir ahun 2007, oal ase Bank Mandiri sebesar 303,435 riliun rupiah. Dibandingkan ahun 2006, oal ase Bank Mandiri mengalami perumbuhan sebesar 19,28%. Selain iu, laba Bank Mandiri juga meningka yaiu sebesar 79,51% dari 2,42 riliun rupiah diakhir 2006 menjadi 4,35 riliun diakhir ahun 2007 (Laporan Keuangan Bank Mandiri Tahun 2007). Adapun daa enang oal ase dan profiabilias Bank Mandiri dari ahun dapa diliha pada abel 1.2 beriku ini: Tabel 1.2 Toal Ase dan Profiabilias Bank Mandiri Tahun Tahun Toal Ase Tingka Laba (Dalam Juaan Rupiah) (Dalam Juaan Rupiah) Sumber : Laporan Tahunan Publikasi Perbankan, 2008 Dari abel 1.2 dapa diliha bahwa selama lima ahun erakhir yakni dari ahun , oal ase dan profiabilias Bank Mandiri lebih besar dari bank milik pemerinah lainnya. Apabila oal ase dan profiabiliasnya dibandingkan dengan bank milik pemerinah yang lain, seperi BNI dan BRI, dapa diliha pada abel 1.3 beriku ini : Tabel 1.3 Toal Ase dan Profiabilias Bank BRI dan Bank BNI Tahun Tahun Toal Ase Tingka Laba (Dalam Juaan Rupiah)

17 BRI BNI BRI BNI Sumber : Laporan Tahunan Publikasi Perbankan, Dari abel 1.3 diaas dapa diliha bahwa oal ase dan profiabilias Bank BRI dan Bank BNI lebih kecil dari Bank Mandiri. Hal ini disebabkan oleh kinerja keuangan Bank Mandiri yang baik. Kinerja yang baik dari Bank Mandiri ersebu juga diimbangi oleh fungsi inermediasi sekor perbankan yang baik pula. Hal ini diunjukkan dengan meningkanya kredi yang disalurkan. Pada ahun 2007, ercaa nilai kredi yang disalurkan Bank Mandiri sebesar 138,5 riliun rupiah, meningka 17,7% dari ahun 2006 yakni sebesar 117,7 riliun rupiah. Rasio ROA (Reurn on Asse) naik, jika ahun 2006, ingka ROA Bank Mandiri sebesar 1,25%, maka di ahun 2007 berubah menjadi 1,43% (Laporan Keuangan Bank Mandiri Tahun 2007). Berbagai penghargaan juga elah diperoleh. Dianaranya Over All Bes Corporae In Indonesia For Corporae Governance ahun 2006 oleh Asia Money Magazine, Perusahaan Publik Terbaik Kaegori Perbankan oleh Indonesia Insiue for Corporae Governance, Bank of The Year 2007 oleh The Banker Magazine dan Bes Managed Company, Caegory Over All Bes Manage In Indonesia oleh Asia Money Magazine (Mandiri.co.id). Namun, rack record yang baik Bank Mandiri ini idak diikui oleh kinerja yang baik di pasar ase finansial. Harga saham Bank Mandiri cenderung lebih rendah dibandingkan perusahaan perbankan milik pemerinah

18 18 lainnya. Di ahun 2008 ini, sampai bulan Okober, raa-raa harga saham Bank Mandiri hanya 2907 saja. Berbeda dengan bank milik pemerinah yang lain, misalkan BRI. Dalam ahun 2008 ini raa-raa harga sahamnya adalah 5950 (Yahoo finance.com). Adapun daa harga saham Bank Mandiri dan Bank BRI selama ahun 2008 dapa diliha pada abel 1.4 beriku ini :

19 19 Tabel 1.4 Perubahan Harga Saham Bank Umum Milik Pemerinah Tahun 2008 Bulan Januari Februari Mare April Mei Juni Juli Agusus Sepember Okober Mandiri Sumber : Yahoo finance.com, 2008 Harga Saham BRI Dari abel 1.4 dapa diliha harga saham Bank Mandiri lebih rendah dari harga saham Bank BRI. Bank Mandiri merupakan suau fenomena ersendiri dimana kinerja operasionalnya bagus, akan eapi harga sahamnya di bursa rendah. Padahal harga saham suau perusahaan selain dipengaruhi keadaan makro ekonomi seperi ingka bunga, inflasi dan perumbuhan ekonomi juga dipengaruhi oleh kondisi inernal perusahaan (Usman, 1990). Dengan mengacu pada kondisi inernal Bank Mandiri yang baik seharusnya harga sahamnya di bursa juga inggi. Dengan berdasarkan laar belakang diaas, penulis melakukan peneliian erhadap fenomena yang diunjukkan oleh Bank Mandiri ersebu. Unuk iu peneliian ini diberi judul Analisis Pengaruh Variabel Inernal Perusahaan dan Variabel Makroekonomi Terhadap Harga Saham Bank Mandiri, Tbk Tahun

20 20 B. Perumusan Masalah Berdasarkan laar belakang diaas, dapa dilakukan perumusan masalah sebagai beriku : 1. Sejauh mana variabel-variabel inernal perusahaan yaiu Profiabilias dan besarnya ROA berpengaruh erhadap harga saham Bank Mandiri. 2. Sejauh mana variabel-variabel makroekonomi perusahaan yaiu Tingka Bunga SBI, Jumlah Uang Beredar dan Kurs berpengaruh erhadap harga saham Bank Mandiri. C. Tujuan Peneliian 1. Unuk mengeahui pengaruh variabel inernal perusahaan yang melipui profiabilias dan besarnya ROA erhadap harga saham Bank Mandiri. 2. Unuk mengeahui pengaruh variabel makroekonomi perusahaan yang melipui Tingka Bunga Bank Indonesia, Jumlah Uang Beredar dan Kurs erhadap harga saham Bank Mandiri. D. Manfaa Peneliian 1. Bagi Pemerinah. Peneliian ini diharapkan dapa menjadi masukan kepada pemerinah agar seiap kebijakan yang diambil dapa memberikan manfaa yang posiif erhadap perkembangan perekonomian di Indonesia

21 21 2. Bagi Penelii Peneliian ini diharapkan dapa meningkakan pemahaman mahasiswa enang eori ekonomi khususnya eori ekonomi moneer sehingga dapa menganalisis berbagai fenomena ekonomi yang erjadi 3. Bagi Pembaca. Peneliian ini diharapkan dapa mejelaskan pengaruh variabel inernal perusahaan (Profiabilias dan ROA) sera variabel makroekonomi (Tingka bunga SBI, JUB dan Kurs) erhadapharga saham Bank mandiri.

22 22 BAB II LANDASAN TEORI A. Invesasi 1. Pengerian Menuru Eduardus Tandelilin (2001: 3), invesasi dapa diarikan sebagai komimen aas sejumlah dana dan sumber dana lain yang dilakukan pada saa ini dengan ujuan memperoleh keunungan dimasa yang akan daang. Sedang Fischer berpendapa bahwa invesasi adalah pengeluaran masyaraka yang diujukan unuk meningkakan sok barang modal dan kekayaan. Selain iu Koein (2001) juga menyaakan invesasi sebagai penggunaan uang unuk objek-objek erenu dengan ujuan bahwa nilai objek ersebu selama jangka waku iu pula memberikan hasil secara erenu. Sacara garis besar invesasi dapa diarikan sebagai penggunaan sejumlah dana unuk suau hal erenu dengan harapan dapa memberikan keunungan di masa yang akan daang. 2. Tujuan dan Fakor- Fakor yang Mempengaruhi Invesasi. Tujuan invesasi adalah unuk mendapakan hasil dan nilai ambah. Invesasi dapa mendaangkan pendapaan yang eraur dan dapa menghasilkan perambahan nilai jumlah pokok dan sifanya likuid, eruama invesasi dalam sura berharga (E.A.Koein, 2001 : 102). Selain iu invesasi juga mempunyai ujuan unuk meningkakan kegiaan usaha. Hal ini dapa diliha apabila suau perusahaan menggunakan dananya 9

23 23 unuk membeli ala produksi, pembangunan uni usaha baru dan lain sebagainya. Adapun fakor-fakor penenu invesasi adalah sebagai beriku (Samuelson dan Nordhaus, 1995 : 136) : a. Hasil (Revenue) Fakor penenu yang sanga pening dalam invesasi adalah oal hasil penjualan produk. Perusahaan idak berkeinginan mengembangkan usahanya apabila kegiaannya dibawah kapasias normalnya. Sehingga jumlah invesasi erganung pada hasil penjualan yang diperoleh dari kegiaan ekonomi. Apabila penjualan produk naik, maka hasil aau pendapaan akan cenderung naik. Dengan pendapaan yang naik ersebu, secara rasional pelaku usaha akan menginvesasikan sebagian dari pendapaan agar dapa meningkakan kegiaan usahanya, misalnya melakukan pembelian berbagai macam ala produksi. b. Harapan dimasa depan Invesasi yang dilakukan pada saa ini didasari oleh adanya harapan keunungan di masa yang akan daang. Invesor berharap hasil yang dinikmai pada masa yang akan daang nilainya lebih besar dari pada yang diinvesasikan pada masa sekarang. c. Biaya invesasi yang dienukan oleh kebijakan suku bunga dan pajak Suku bunga pinjaman adalah harga yang harus dibayar unuk uang pinjaman selama jangka waku erenu. Keika ingka bunga

24 24 urun, maka biaya invesasi akan iku urun. Hal ini erjadi apabila sejumlah dana yang diinvesasikan berasal dari pinjaman, maka pengembalian dana ersebu harus besera bunganya. Apabila ingka bunga naik, maka invesor harus membayar bunga lebih inggi sehingga mengakibakan biaya invesasinya lebih besar. Adapun fakor-fakor yang mempengaruhi invesasi adalah (Sadono Sukirno 1999 : 109) : a. Tingka Ramalan Targe Keunungan. Tingka keunungan aau profiabilias suau perusahaan merupakan salah sau fakor yang dapa mempengaruhi kepuusan invesor unuk berinvesasi. Unuk menilai suau usaha layak aau idak didanai, invesor melakukan penilaian erhadap kualias usaha dengan menggunakan berbagai rasio-rasio yang berkaian dengan keuangan perusahaan, misalnya ROA dan ROE. Dengan meliha rasio-rasio yang ada, maka invesor dapa melakukan prediksi ke depan enang kondisi perusahaan. Apabila rasio-rasio ersebu baik, maka ada kecenderungan invesor akan menanamkan sahamnya, api apabila idak maka invesor akan memilih sekor usaha lain unuk didanai. b. Tingka Bunga. Terkai dengan hal ini adalah ingka bunga pinjaman. Kenaikan ingka bunga pinjaman memiliki dampak negaif erhadap seiap emien. Hal iu erjadi karena kenaikan ingka bunga pinjaman akan meningkakan beban bunga kredi dan menurunkan laba bersih.

25 25 Penurunan laba bersih mengakibakan menurunnya laba per saham dan akibanya harga saham di pasar akan iku urun. Disisi lain, naiknya suku bunga deposio akan mendorong invesor menjual sahamnya dan menabung hasil penjualannya ke dalam deposio. Oleh karena iu naiknya suku bunga pinjaman aau suku bunga deposio akan mengakibakan urunnya harga saham. Sebaliknya, penurunan ingka bunga pinjaman aau ingka bunga deposio akan menaikkan harga saham di pasar dan laba bersih per saham, sehingga harga saham akan meningka. Penurunan bunga deposio akan mendorong invesor mengalihkan invesasinya ke pasar modal. Invesor akan membeli saham sehingga harga saham naik akiba meningkakan perminaan saham. c. Kondisi ekonomi. Kondisi ekonomi yang berpengaruh idak hanya kondisi ekonomi di dalam negeri akan eapi juga kondisi di luar negeri. Kondisi ekonomi didalam negeri yang ercermin dari berbagai variabel makroekonomi seperi inflasi, kurs dan ingka bunga digunakan invesor unuk memprediksi kondisi ke depan sera kelayakan invesasi. Tenunya baik aau idaknya kondisi perekonomian di dalam negeri berkaian dengan kebijakan aaupun regulasi yang dikeluarkan oleh pemerinah. Bagi perusahaan aau invesor yang berskala inernasional aau kegiaan ekspor impor kondisi ekonomi negara counerpar (negara

26 26 ujuan ekspor aau negara asal impor) sanga berpengaruh erhadap kinerja emien di masa akan daang. Misalkan, ekspor Indonesia ke Amerika Serika, ini berari kemajuan aau kemunduran ekonomi Amerika Serika akan berpengaruh besar erhadap perekonomian Indonesia. Unuk mengeahui kemajuan aau kemunduran ekonomi Amerika Serika secara umum, salah saunya dapa diliha pada perubahan indeks harga saham. Invesor berskala inernasional selalu memperhaikan indeks saham regional seiap hari, misalnya Dow Jones Indusrial Average (DJIA), Hang Seng Srai Times. Indeks saham domesik seperi indeks LQ 45 dan IHSG BEJ sediki banyak akan erpengaruh oleh indeks regional ersebu. d. Kemajuan Teknologi. Kemajuan eknologi juga mempengaruhi invesasi karena bila erjadi kemajuan eknologi berari ada peningkaan kinerja perusahaan. Hal ini memberikan daya arik erhadap invesor, karena dengan peningkaan kinerja secara efisien maka ingka keunungannya meningka. e. Tingka Pendapaan Nasional. Dengan meningkanya pendapaan nasional, maka akan meningka pula daya beli masyaraka sehingga penjualan produksi meningka. Semakin besar penjualan produk maka ingka keunungannya juga semakin besar. Dengan kondisi seperi ini akan

27 27 menjadi daya arik sebuah perusahaan unuk menjadi sasaran invesasi, karena dengan kinerja perusahaan yang baik, maka kesempaan invesor unuk mendapakan reurn yang inggi juga semakin besar. f. Kebijakan Pemerinah. Kebijakan-kebijakan khusus yang dikeluarkan oleh pemerinah akan berpengaruh posiif aau negaif erhadap invesasi. Kebijakan ersebu umumnya adalah kebijakan yang berkaian degan perekonomian seperi kebijakan ingka bunga. Selain iu kebijakan yang lain adalah kebijakan pemerinah yang berkaian langsung dengan invesasi dan pengauran pasar modal. 3. Resiko Invesasi. Porofolio keuangan dapa diarikan sebagai invesasi dalam berbagai insrumen keuangan yang dapa diperdagangkan di Bursa Efek dan Pasar Uang dengan ujuan menyebarkan sumber perolehan reurn dan kemungkinan resiko. Insrumen keuangan dapa berupa saham, obligasi dan valua asing. Reurn invesasi dapa berupa deviden, capial gain (loss) dan bunga, sedangkan resiko invesasi dapa berupa kerugian penurunan kurs saham dan obligasi, gagal menerima deviden, gagal menerima kembali pokok obligasi karena emien dinyaakan paili aau saham emien erkai idak laku dijual. Unuk mengurangi resiko invesasi, invesor harus mengenal jenis resiko invesasi. Jenis resiko ini dikelompokkan dalam dua kelompok

28 28 besar, yaiu resiko sisemais aau disebu sysemaic risk aau undiversifiable risk dan resiko idak sisemais aau disebu unsysemaic risk aau spesific risk aau diversifiable risk. Resiko sisemais adalah resiko invesasi yang erjadi karena adanya perubahan kondisi makroekonomi. Apabila resiko sisemais muncul dan erjadi, maka semua jenis saham akan erkena dampaknya, sehingga invesasi dalam 1 jenis saham aau lebih baik idak dapa mengurangi kerugian. Conoh resiko sisemais adalah kenaikan inflasi yang ajam, kenaikan ingka bunga. Unuk mengurangi resiko sisemais invesor dapa melakukan lindung nilai (hedging). Resiko idak sisemais aau resiko spesifik adalah resiko invesasi yang erjadi karena adanya perubahan kondisi pada suau sekor ekonomi erenu sehingga hanya berdampak pada suau saham aau sekor erenu. Conoh resiko spesifik adalah perauran pemerinah enang larangan ekspor aau impor semen, yang akan mempengaruhi harga saham emien yang menghasilkan produk semen, properi aau produk lain yang menggunakan bahan semen. Unuk mengurangi kerugian yang mungkin imbul, invesor sebaiknya berinvesasi dalam berbagai jenis saham dari bermacam sekor sehingga jika sau jenis saham merugi, masih ada jenis saham lain yang berunung. (Mohammad Samsul, 2006 : 285) B. Pasar Modal 1. Pengerian

29 29 Menuru Undang-undang RI No. 8 / 1998, Bab I Pasal 1 aya 13, pasar modal adalah kegiaan yang berkaian dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang erkai dengan efek yang dierbikannya sera lembaga dan profesi yang berkaian dengan efek. Sedangkan menuru Bambang Tri Cahyono (1999: 248) pasar modal adalah empa peremuan anara mereka (perorangan aau badan usaha) yang memiliki dana yang menganggur dengan badan usaha yang buuh modal ambahan unuk operasi. Selain iu pasar modal didefinisikan oleh Tandelilin sebagai pasar yang absrak sekaligus pasar yang kongkre dengan barang yang diperjual belikan, yaiu dana yang bersifa absrak (jangka panjang) dan benuk konkrenya adalah lembar sura berharga di bursa efek. 2. Jenis-jenis Pasar Modal Pasar modal secara garis besarnya dibagi menjadi 2 jenis yaiu pasar perdana (primer marke) dan pasar sekunder (secondary marke). Adapun secara keseluruhan, jenis-jenis pasar modal dibagi menjadi 4 yaiu (Mohammad Samsul 2006 : 46) : a. Pasar Perdana Pasar perdana adalah empa aau sarana bagi perusahaan yang unuk perama kali menawarkan saham aau obligasi ke masyaraka umum. Dalam pengerian ini dikaakan empa karena secara fisik, masyaraka dapa beremu dengan penjamin emisi aaupun agen penjual unuk melakukan pembelian aau pemesanan saham. Dikaakan

30 30 perama kali karena sebelumnya perusahaan ini milik perseorangan aau milik beberapa pihak saja dan sekarang menawarkan kepada masyaraka umum. Penawaran umum awal ini yang disebu Iniial Public Offering (IPO), elah mengubah saus dari perseroan eruup menjadi perseroan erbuka (Tbk). Terbuka disini berari perseroan dapa dimiliki oleh masyaraka luas dan mempunyai kewajiban unuk membuka semua informasi kepada para pemegang saham dan masyaraka, kecuali yang bersifa rahasia unuk menjaga persaingan. Penawaran umum didefinisikan oleh UUPM ahun 1995 sebagai : Kegiaan penawaran efek yang dilakukan emien unuk menjual efek kepada masyaraka berdasar aa cara yang diaur dalam undangundang ini dan perauran pelaksanaannya. Penjelasan ersebu dapa digambarkan seperi pada gambar 2.1 beriku ini : Emien Penjamin Emisi (Underwrier) Invesor Beli Agen Penjual Invesor Beli Gambar 2.1 Mekanisme Perdagangan Pasar Perdana Sumber : Mohammad Samsul. Pasar Modal dan Manajemen Porofolio Emien menawarkan efek kepada masyaraka luas melalui penjamin emisi dan penjamin emisi menunjuk beberapa agen penjual unuk menjangkau invesor yang ersebar di koa-koa besar. Masyaraka yang ingin membeli efek dapa melakukan pesanan beli

31 31 langsung kepada penjamin emisi aau kepada agen penjual erdeka, sekaligus dengan pembayarannya. Agen penjual yang diunjuk oleh penjamin emisi berasal dari perusahaan efek, koperasi, aau yayasan. Penjamin emisi beranggung jawab aas hasil emisi kepada emien dan unuk mendapa komisi dan emien. Adapun ciri-ciri pasar perdana adalah sebagai beriku : 1) Emien menjual sahamnya kepada masyaraka melalui penjamin emisi dengan harga yang elah disepakai. 2) Pembeli idak dipungu biaya ransaksi. 3) Pembeli belum pasi memperoleh jumlah saham sebanyak yang di pasar apabila erjadi oversubscribed. 4) Masa pemesanan erbaas. 5) Penawaran melibakan profesi akunan publik, noaris, konsulan hukum dan perusahaan penilai. 6) Pasar perdana disebu juga dengan isilah pasar primer. Apabila jumlah saham yang dimina invesor lebih besar daripada jumlah saham yang diawarkan, maka penawaran umum akan mengalami kelebihan pesanan, yang disebu oversubscribed. Konsekuensinya, akan dilakukan penjaahan pesanan secara proporsional dengan jumlah pesanan aau menggunakan meode lainnya yang elah dieapkan. Apabila jumlah saham yang dimina invesor lebih kecil daripada pada jumlah saham yang diawarkan, maka penawaran umum

32 32 akan mengalami kekurangan pesanan, yang disebu undersubscribed, konsekuensinya seluruh pesanan dapa erpenuhi. b. Pasar Kedua Pasar kedua adalah empa aau sarana ransaksi jual beli efek anar invesor melalui peranara efek. Dikaakan empa karena secara fisik para peranara efek berada dalam suau gedung di lanai perdagangan, seperi di Bursa Efek Jakara. Dikaakan sarana karena para peranara efek idak berada dalam sau gedung, eapi dalam sau jaringan sisem perdagangan seperi Bursa Efek Surabaya dan kanor peranara efek yang ersebar di bebarapa koa. Terbenuknya harga pasar oleh awaran jual dan awaran beli dari para invesor disebu juga dengan order driven marke. Adapun ciri-ciri pasar kedua adalah : 1) Harga erbenuk oleh invesor (order driven) melalui peranara efek yang berdagang di Bursa Efek. 2) Transaksi dibebani biaya jual dan beli. 3) Jumlah pesanan ak erbaas. 4) Anggoa bursa memasukkan awaran jual aau beli ke dalam kompuer yang disediakan oleh pihak bursa. c. Pasar Keiga Pasar keiga adalah sarana ransaksi jual beli efek anara marke maker sera invesor dan harga dibenuk oleh marke marker. Invesor dapa memilih marke maker yang memberi harga erbaik. Marke maker adalah anggoa bursa. Para marke marker akan bersaing

33 33 menenukan harga saham, karena sau jenis sama dipasarkan oleh lebih dari sau marke maker. Seiap marke marker dapa memasarkan lebih dari 1 jenis saham. Invesor dapa meliha harga yang diawarkan oleh marke maker pada kompuer informasi yang ada di perusahaan efek. Apabila erjadi ransaksi penjualan aau pembelian saham oleh invesor, maka Marke Marker akan berhubungan dengan Senral Kliring selaku pihak yang menangani pembayaran aas ransaksi penjualan aau pembelian saham. Sedangkan Senral Kushodian berperan sebagai pihak aau empa unuk pengambilan saham yang elah dijual aau dibeli oleh invesor. Mekanisme perdagangan pasar keiga dapa diliha pada gambar 2.2 sebagai beriku : Invesor Beli Muli Marke Maker Invesor Jual Senral Kliring Senral Kusodian Gambar 2.2 Mekanisme Perdagangan di Pasar Keiga Sumber : Mohammad Samsul. Pasar Modal dan Manajemen Porofolio Adapun ciri-ciri pasar keiga : 1) Harga dibenuk oleh marke marker aau dealer driven marke.

34 34 2) Invesor membeli dan menjual dari dan ke marke marker. 3) Jumlah marke maker banyak, sehingga invesor dapa memilih harga erbaik. 4) Perdagangan dilaksanakan di koa-koa besar dalam sau jaringan nasional. 5) Marke maker berdagang di kanor masing-masing melalui jaringan kompuer. 6) Marke maker menyelesaikan pembayaran dengan senral kliring dan menyelesaikan ransaksi efek dengan senral kusodian. 7) Pasar keiga disebu juga Over The Couner (OTC). d. Pasar Keempa Pasar keempa adalah sarana ransaksi jual beli anara invesor jual dan invesor beli anpa melalui peranara efek. Transaksi dilakukan secara aap muka anara invesor beli dan invesor jual saham. Mekanisme ini pernah erjadi pada awal perdagangan efek abad 17. Dengan kemajuan eknologi, mekanisme ini dapa erjadi melalui Elecronic Communicaion Nework (ECN) dengan syara pelaku memiliki efek dan dana di cenral cusodian dan cenral clearing house. Pasar keempa hanya dilaksanakan oleh para invesor besar karena dapa menghema biaya ransaksi daripada jika dilakukan di pasar sekunder. Adapun mekanisme perdagangan di pasar keempa adalah sebagai beriku :

35 35 Invesor Beli Anggoa ECN ECN Invesor Jual Anggoa ECN Senral Kliring Senral Kusodian Gambar 2.3 Mekanisme Perdagangan Pasar Keempa Sumber : Mohammad Samsul. Pasar Modal dan Manajemen Porofolio Invesor yang akan berransaksi (jual/beli) dengan ECN (Elecronic Communicaion Nework) erlebih dahulu harus menjadi anggoa ECN. Apabila invesor elah menjadi anggoa ECN, maka ransaski dapa dilakukan dengan invesor lain sesama anggoa ECN. Invesor yang melakukan ransaksi pembelian saham, harus membayar kepada Senral Kliring sesuai harga yang disepakai. Seelah pembayaran selesai, maka saham yang elah dibeli dapa diambil di Senral Kusodian. Disisi lain, invesor yang meakukan penjualan sahamnya harus menyerahkan sejumlah saham yang elah dijual kepada Senral Kusodian seelah erjadi kesepakaan dengan invesor beli. Selanjunya, pembayaran dilakukan oleh Senral Kliring kepada invesor jual. Adapun ciri-ciri pasar keempa adalah: 1) Invesor beli dan invesor jual berransaksi langsung lewa ECN.

36 36 2) Harga erbenuk dalam awar-menawar langsung anara invesor beli dan invesor jual. 3) Invesor menjadi anggoa ECN, cenral cusodian dan cenral clearing. 4) ECN erdafar sebagai Bursa Efek. 3. Tujuan dan Manfaa Pasar Modal Tujuan dan manfaa pasar modal ada beberapa macam. Menuru Mohammad Samsul (2006), ujuan dan manfaa pasar modal dapa diliha dari 3 sudu pandang, yaiu : a. Sudu Pandang Negara Pasar modal dibangun dengan ujuan menggerakkan perekonomian suau negara melalui kekuaan swasa dan mengurangi beban negara. Negara memiliki kekuaan dan kekuasaan unuk mengaur bidang perekonomian eapi idak harus memiliki perusahaan sendiri. Apabila kegiaan ekonomi dapa dilaksanakan oleh pihak swasa, maka negara idak perlu iku campur agar idak membuang biaya. Akan eapi, negara mempunyai kewajiban membua perundangundangan agar pihak swasa dapa bersaing dengan jujur dan idak erjadi monopoli. Suau perusahaan yang menyangku kehidupan publik dan keamanan negara harus dikuasai oleh negara. Di negara yang sudah maju, pasar modal merupakan sarana uama dalam pembangunan perekonomian. Negara maju idak buuh

37 37 Badan Usaha Milik Negara (BUMN), eapi buuh usaha swasa yang profesional yang ercermin dalam pasar modal. Negara idak perlu membiayai pembangunan ekonominya dengan cara meminjam dana dari pihak asing, sepanjang pasar modal dapa difungsikan dengan baik. Pinjaman dari pihak asing akan selalu membebani APBN dan pada akhirnya akan dibebankan kepada rakya melalui punguan pajak. b. Sudu Pandang Emien Pasar modal merupakan sarana unuk mencari ambahan modal. Perusahaan berkepeningan unuk mendapakan dana dengan biaya yang lebih murah dan hal iu hanya bisa diperoleh di pasar modal. Perusahaan pada awalnya memiliki uang yang lebih inggi dari modal sendiri dapa berbalik memiliki modal sendiri yang lebih inggi daripada uang apabila memasuki pasar modal. Jadi, pasar modal merupakan sarana unuk memperbaiki srukur permodalan perusahaan. Perusahaan yang masuk ke pasar modal akan lebih dikenal karena seiap hari bursa namanya selalu muncul dalam beria diberbagai media. Perusahaan yang sudah dikenal namanya akan lebih mudah mencari hubungan bisnis dengan perusahaan domesik aau luar negeri. Selain iu, perusahaan yang masuk ke pasar modal menunu manajemen perusahaan yang semula eruup akan berubah menjadi lebih erbuka, lebih ransparan dan profesional daripada manajemen konvensional yang pada umumnya berawal dari manajemen keluarga.

38 38 c. Sudu Pandang Masyaraka Manfaa yang diperoleh masyaraka adalah masyaraka memiliki sarana baru unuk menginvesasikan uangnya. Invesasi yang semula dilakukan dalam benuk emas, anah, deposio aau rumah bergani menjadi saham dan obligasi. Jika invesasi dalam benuk rumah aau anah membuuhkan modal yang banyak, namun invesasi di pasar modal idak membuuhkan dana yang banyak. Apabila pasar modal berjalan baik, jujur, sabil, maka akan mendaangkan kemakmuran bagi masyaraka. Akan eapi, pasar modal di Indonesia selalu bergejolak dan banyak erjadi penipuan harga seperi kasus Bank Daa dan Bank Pikko. Hal ini mencerminkan bahwa pasar modal di Indonesia belum dikelola dengan baik. 4. Insrumen di Pasar Modal. Benuk insrumen di pasar modal disebu efek, yaiu sura berharga yang dapa berupa (Mohammad Samsul, 2006) : a. Saham. Saham adalah anda buki memiliki perusahaan dimana pemiliknya disebu juga sebagai pemegang saham (sockholder). Buki bahwa seseorang aau suau pihak dapa dianggap sebagai pemegang saham apabila mereka sudah ercaa sebagai pemegang dalam buku yang disebu Dafar Pemegang Saham (DPS). Pada umumnya, DPS

39 39 disajikan beberapa hari sebelum Rapa Umum Pemegang Saham diselenggarakan dan seiap pihak dapa meliha DPS ersebu. Buki seseorang adalah pemegang saham juga dapa diliha pada halaman belakang lembar saham apakah namanya sudah diregisrasikan oleh emien. Jenis saham ada dua macam yaiu saham preferen (preferen sock) dan saham biasa (common sock). Saham preferen adalah jenis saham yang memiliki hak erlebih dahulu unuk menerima laba dan memiliki hak kumulaif. Hak kumulaif adalah hak unuk mendapakan laba yang idak dibagikan pada suau ahun yang mengalami kerugian, eapi akan dibayar pada ahun yang mengalami keunungan, sehingga saham preferen akan menerima laba dua kali. Hak isimewa ini diberikan kepada pemegang saham preferen karena merekalah yang memasok dana ke perusahaan sewaku mengalami kesulian keuangan. Sedangkan jenis saham yang lain adalah saham biasa (common sock) yaiu jenis saham yang akan menerima laba seelah bagian saham preferen. Apabila perusahaan bangkru, maka pemegang saham biasa yang menderia erlebih dahulu. b. Obligasi. Obligasi adalah anda buki perusahaan memiliki uang jangka panjang kepada masyaraka yaiu diaas 3 ahun. Pihak yang membeli obligasi disebu pemegang obligasi (bondholder) dan pemegang obligasi akan menerima kupon sebagai pendapaan dari obligasi yang

40 40 dibayarkan seiap 3 bulan aau 6 bulan sekali. Pasa saa pelunasan obligasi oleh perusahaan, pemegang obligasi akan menerima kupon dan pokok obligasi. c. Buki righ. Buki Righ adalah hak unuk membeli saham pada harga erenu dalam waku erenu. Hak membeli dimiliki oleh pemegang saham lama. Harga erenu disini berari harganya sudah dieapkan di muka dan biasa disebu harga pelaksanaan aau harga ebusan (srike price). Pada umumnya, srike price dari buki righ berada dibawah harga pasar saa dierbikan. Semenara jangka waku erenu berari wakunya kurang dari 6 bulan sejak dierbikan sudah harus dilaksanakan. Apabila pemegang saham lama yang menerima buki righ idak mampu aau idak bernia menukarkan buki righ dengan saham, maka buki righ ersebu dapa dijual di Bursa Efek melalui broker efek. Apabila pemegang saham buki righ lalai menukarkannya dengan saham dan waku penukaran sudah kadaluarsa, maka buki righ ersebu idak berharga lagi aau pemegang buki righ akan merugi. d. Waran. Waran adalah hak unuk membeli saham pada harga erenu dalam jangka waku erenu. Waran idak saja dapa diberikan kepada pemegang saham lama, eapi juga sering diberikan kepada pemegang obligasi. Harga erenu berari harganya sudah dieapkan dimuka

41 41 sebesar diaas harga pasar saa dierbikan. Jangka waku erenu berari seelah 6 bulan, aau dapa seelah 3 ahun, 5 ahun, aau 10 ahun. Pemegang waran idak akan menderia kerugian apapun seandainya waran iu idak dilaksanakan. Pada saa harga pasar melebihi srike price waran, maka waran sudah saanya unuk diukar dengan saham. Namun, pemegang waran masih dapa menunggu sampai harga saham mencapai ingka eringgi sepanjang waku berlakunya belum kadaluarsa. Apabila pemegang waran idak ingin menebusnya, maka waran ersebu dapa dijual di Bursa Efek melalui broker efek. Apabila waku unuk mendapakannya sudah kadaluarsa dan pemegang waran lalai unuk menebusnya maka waran ersebu akan menjadi idak bernilai lagi. e. Indeks saham aau indeks obligasi. Indeks saham adalah indeks yang diperdagangkan unuk ujuan spekulasi. Perdagangan yang dilakukan idak memerlukan penyerahan barang secara fisik, melainkan hanya perhiungan unung rugi dari selisih anara harga beli dengan harga jual. Berbeda dengan saham, obligasi buki righ dan waran, indeks saham dan indeks obligasi diperdagangkan secara berjangka. 5. Bursa Efek. a. Pengerian Bursa Efek. Menuru pasal 1 Undang-undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995, Bursa Efek didefinisikan sebagai pihak yang menyelenggarakan

42 42 dan menyediakan sisem dan aau sarana unuk memperemukan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan ujuan memperdagangkan efek dianara mereka. Yang dimaksud dengan pihak disini adalah orang per orang aau kelompok yang erorganisasi. Dengan demikian, pengerian mengenai pasar kedua, pasar keiga dan pasar keempa ermasuk dalam kaegori Bursa Efek, karena keiga jenis pasar ersebu merupakan pihak yang memperdagangkan efek, api melakukan penawaran umum efek. Beberapa isilah yang digunakan unuk mengekspresikan pasar perama (firs marke) yaiu pasar perdana dan Iniial Public Offering (IPO). Pasar kedua (secondary marke) aau disebu Bursa Efek, sedangkan pasar keiga (hird marke) biasa disebu dengan OTC (Over The Couner) aau Bursa Paralel. Karakerisik harga saham yang dibenuk oleh iap-iap pasar juga berbeda-beda. Pada pasar perdana, harga saham dienukan oleh emien (perusahaan yang mengerbikan saham) dengan penjamin emisi. Pada pasar kedua, harga saham dienukan oleh invesor dan broker aau pialang. Invesor yang melakukan ransaksi lewa broker akan erbebani fee aau biaya jasa. Besarnya biaya erganung kesepakaan anara invesor dengan broker. Berbeda dengan pasar perdana dan pasar kedua, pada pasar keiga harga saham dienukan oleh Marke Maker. Sedangkan pada pasar keempa harga saham erbenuk dari hasil awar-menawar sera

43 43 kesepakaan anar invesor secara langsung. Adapun penjelasan diaas dapa diliha pada gambar 2.4 beriku ini : Pasar Modal Bursa Efek Pasar Perdana Pasar Kedua Pasar Keiga Pasar Keempa Karakerisik, harga dibenuk oleh Emien dan Penjamin Invesor lewa Broker Marke maker Invesor langsung Gambar 2.4 Pasar Modal dan Bursa Efek Sumber : Mohammad Samsul. Pasar Modal dan Manajemen Porofolio b. Organisasi Bursa Efek. Secara umum, organisasi Bursa Efek memiliki beberapa fungsi yang dijaba oleh manager aau direkur, yaiu (Mohammad Samsul, 2006) : 1) Fungsi keanggoaan. Fungsi keanggoaan berugas meneapkan perauran mengenai persyaraan menjadi Anggoa Bursa, mengingakan Anggoa Bursa (AB) yang idak memenuhi persyaraan selama ahun berjalan dan mengeluarkan pencabuan keanggoaan Bursa. 2) Fungsi pencaaan Fungsi pencaaan berugas meneapkan perauran mengenai persyaraan pencaaan saham di Bursa Efek bagi perusahaan yang

44 44 melakukan penawaran umum, mengeluarkan sura pencaaan awal dan pencaaan akhir, mengingakan perusahaan publik yang melanggar persyaraan pencaaan selama ahun berjalan dan mengeluarkan perusahaan publik dari pencaaan di Bursa. 3) Fungsi perdagangan. Fungsi perdagangan berugas meneapkan perauran perdagangan, mekanisme perdagangan dan sosialisasi kepada Wakil Peranara Pedagang Efek (WPPE). 4) Fungsi pengawasan perdagangan (compliance). Berugas melakukan pengawasan erhadap perdagangan selama jam perdagangan berlangsung (Senin sampai dengan Kamis jam WIB) unuk sesi perama dan jam WIB unuk sesi kedua. Sedangkan hari Jum a, jam WIB unuk sesi perama dan jam WIB unuk sesi kedua) unuk mencegah kegiaan penipuan harga, permainan harga, cornering (indakan sengaja yang dilakukan oleh invesor rekayasa menurunkan harga di pagi hari dan menaikkan harga pada sore hari sehingga menyudukan invesor lain yang melakukan shor selling). Shor selling adalah indakan menjual saham pada pagi hari dan membelinya kembali pada sore hari sebelum jam perdagangan usai. 5) Fungsi keaaan auran (surveillance).

45 45 Berugas melakukan pengawasan erhadap Anggoa Bursa dan emien mengenai keaaan erhadap perauran Bursa. 6) Fungsi pemeriksaan inernal. Fungsi ini berugas melakukan pemeriksaan erhadap semua uni kerja yang ada organisasi perusahaan, ermasuk uni direksi dan Anggoa Bursa sera wajib melaporkan secara langsung kepada direksi, komisaris dan Bapepam enang masalah-masalah maerial yang diemuinya yang dapa mempengaruhi Perusahaan Efek aaupun Bursa Efek. 7) Fungsi eknologi informasi. Berugas melakukan inovasi eknologi perdagangan dan eknologi informasi berkaian dengan perkembangan kompuerisasi. 8) Fungsi rise dan pengembangan. Berugas melakukan kajian-kajian unuk menemukan produkproduk baru yang akan diperdagangkan. 9) Fungsi adminisrasi dan keuangan. Berugas menunjang kegiaan-kegiaan operasional enang adminisrasi dan keuangannya, menyusun laporan keuangan periodik, mengkoordinasikan pembuaan anggaran ahunan dan menyiapkan bahan unuk audior. 10) Fungsi hubungan masyaraka.

46 46 Berugas menjalin hubungan dengan perusahaan publik dan insansi lain yang ada kegiaannya dengan kegiaan umum di bursa. c. Pemilik Bursa Efek Bursa efek dapa dimiliki oleh negara, pemerinah propinsi aaupun pihak swasa. Pada umumnya Bursa Efek merupakan organisasi yang idak berorienasi laba (non profi oriened organizaion), eapi idak berari dilarang memperoleh laba. Memperoleh laba merupakan suau keharusan agar organisasi dapa berkembang, karena anpa laba idak berari idak ada laba unuk mengembangkan diri. Di Indonesia Bursa Efek adalah perusahaan efek yang juga merupakan pemegang sea (pihak yang berdagang) yang berindak sebagai peranara dan pedagang. Pemisah anara pemilik bursa dan pemegang sea sanga pening unuk mencegah konflik. Kepeningan Indonesia masih mencampurkan fungsi pemilik bursa dan pemegang sea sehingga belum melaksanakan good corporae governance. d. Perusahaan Efek Menuru Undang-undang Penanaman Modal Nomor 8 Tahun 1995, perusahaan efek adalah pihak yang melakukan usaha sebagai penjamin emisi efek, peranara perdagangan efek dan aau manajer invesasi. Maksud dari pihak adalah perusahaan yang berbadan hukum Perseroan Terbaas (PT).

47 47 Penjamin Emisi Efek adalah pihak yang membua konrak dengan emien unuk melakukan penawaran umum bagi kepeningan emien dengan aau anpa kewajiban membeli sisa efek yang idak erjual. Peranara efek adalah pihak yang melakukan kegiaan membeli aau menjual efek unuk kepeningan pihak lain. Pedagang efek adalah pihak yang melakukan kegiaan membeli aau menjual efek unuk kepeningan perusahaan efek iu sendiri. Penjelasan ersebu dapa digambarkan speri pada gambar 2.5 beriku ini : Fungsi Perusahaan Efek Penjamin Emisi Efek Peranara Efek Pedagang Efek Manajer Invesasi Gambar 2.5 Fungsi Perusahaan Efek Sumber : Mohammad Samsul. Pasar Modal dan Manajemen Porofolio e. Anggoa Bursa Menuru Undang-undang Penanaman Modal Nomor 8 ahun 1995, Anggoa Bursa adalah perusahaan efek yang elah memperoleh izin usaha dari Bapepam dan mempunyai hak unuk mempergunakan sisem dan aau sarana Bursa Efek sesuai dengan perauran Bursa Efek. Perusahaan efek yang ingin melakukan perdagangan sebagai peranara dan aau pedagang efek wajib memiliki Sura Perseujuan Anggoa Bursa (SPAB). Perusahaan efek yang idak memilki SPAB dapa

48 48 berindak sebagai pedagang efek yang melakukan jual beli efek. Mereka idak dapa melakukan ransaksi langsung di bursa, eapi pesanan beli dan jual dilakukan melalui anggoa bursa lain. Perusahaan efek idak selalu menjadi Anggoa Bursa, pihak yang berdagang adalah Anggoa Bursa yang diwakili oleh WPPE (Wakil Peranara Pedagang Efek). Anggoa bursa merupakan cerminan dari perusahaan efek, sedang WPPE adalah orang perorangan yang dapa melakukan perdagangan. Semua indakan WPPE besera dampak keuangan dari perdagangan efek menjadi anggung jawab Anggoa Bursa, bukan pribadi WPPE. f. Wakil Perusahaan Efek Dalam menjalankan kegiaannya di pasar modal, perusahaan efek diwakili oleh perorangan yang memenuhi persyaraan yang dienukan oleh Bapepam dan Bursa Efek. Fungsi emisi efek dijalankan oleh Wakil Penjamin Emisi Efek (WPE), fungsi peranara dan pedagang efek dijalankan oleh Wakil Peranara Pedagang Efek (WPPE) dan fungsi manajer invesasi dijalankan oleh Wakil Manajer Invesasi (WMI). Unuk melakukan kegiaan ersebu, WPE, WPPE, dan WMI harus mendapa izin erulis dari Bapepam yang biasa disebu Izin Perorangan (IP). Persyaraan uama unuk mengurus izin perorangan, adalah harus memiliki serifika profesi pasar modal melalui ujian yang diselenggarakan oleh Paniia Ujian Profesi Pasar Modal di Jakara aau Surabaya. Adapun keenuan lainnya adalah :

49 49 1) Orang perorangan yang sudah memiliki izin unuk berindak sebagai Wakil penjamin Emisi Efek dapa beindak sebagai Wakil Peranara Pedagang Efek. 2) Orang perorangan yang sudah memiliki izin unuk berindak sebagai WPE, WPPE, aau WMI dilarang bekerja pada lebih dari sau Perusahaan Efek. Dalam prakeknya erdapa beberapa isilah mengenai WPPE. Dealer adalah WPPE yang berugas mengirim order jual aau order beli para nasabah dari kanor broker ke floor broker di lanai perdagangan bursa. JATS rader adalah WPPE yang memiliki serifika jakara Auomaed Trading Sysem yang dikeluarkan oleh Bursa Efek Jakara. Hanya JATS rader yang berhak mengoperasikan kompuer perdagangan. g. Modal Perusahaan Efek Modal perusahaan efek berasal dari modal diseor dan Modal Kerja Bersih Disesuaikan (MKBD). Besarnya MKBD perusahaan efek erganung fungsi yang dimilikinya seperi Peranara Pedagang Efek (PPE), Penjamin Emisi Efek (PEE) aau Manajer Invesasi (MI). Jumlah modal Perusahaan Efek sering berubah sesuai dengan kepuusan Menri Keuangan. MKBD merupakan sejumlah uang yang diseor oleh perusahaan efek yang fungsinya unuk mengeahui kemampuan anggoa bursa dalam membayar uang jangka pendek. Semakin besar nilai MKBD, maka semakin besar nilai ransaksi yang

50 50 dapa dilakukan oleh anggoa bursa pada hari yang bersangkuan. Oleh karena iu, laporan MKBD ke Bursa Efek pada seiap pagi sebelum perdagangan dimulai adalah unuk memberi baas maksimum nilai perdagangan yang dapa dilakukan oleh anggoa bursa. Adapun nilai modal diseor dan MKBD per 31 Desember 2004 adalah sebagai beriku : Tabel 2.1 Modal Diseor dan MKBD per 31 desember 2004 (Dalam Jua Rupiah) No Fungsi Modal Diseor MKBD 1 PPE Rp Rp PPE TARN Rp 500 Rp PPE ARN Rp Rp MI Rp Rp PEE + MI Rp Rp PPE ARN + MI Rp Rp Sumber : Bapepam.go.id dalam Mohammad Samsul Keerangan : PPE : Peranara Pedagang Efek PPE TARN : Peranara Pedagang Efek Tanpa Adminisrasi Rekening Nasabah PPE ARN : Peranara Pedagang Efek yang MI : Manajer Invesasi Mengadminisrasikan Rekening Nasabah PEE + MI : Penjamin Emisi Efek dan Manajer Invesasi

51 51 PPE ARN + MI : Peranara Pedagang Efek yang Mengadminisrasikan Rekening Nasabah dan sebagai Manajer Invesasi h. Mekanisme Perdagangan dan Penyelesaian Perdagangan efek dilaksanakan di Bursa Efek, sedangkan penyelesaiannya berupa pembayaran uang dan penyerahan efek dilaksanakan di Kliring Peminjam Efek Indonesia (KPEI), dan Kurodian Senral Efek Indonesia (KSEI). Seiap anggoa bursa wajib menjadi anggoa kliring agar penyelesaian ransaksi mudah. Anggoa bursa yang idak menjadi anggoa kliring wajib bekerjasama dengan anggoa kliring yang sudah ada unuk meniipkan penyelesaiannya. Seiap anggoa bursa wajib membuka rekening dana dan rekening efek pada KPEI/KSEI. KPEI dan anggoa kliring memiliki rekening pada bank yang sama yang elah diunjuk unuk menangani penyelesaian dana. Perdagangan efek di Bursa dilakukan oleh anggoa bursa dengan cara awar menawar. Apabila awaran harga beli dan harga jual sama, maka erjadilah ransaksi. Proses awar menawar ini dilakukan di kompuer karena seiap Anggoa Bursa mengoperasikan erminal kompuer perdagangan yang disediakan oleh pihak bursa. Langkahlangkah yang diempuh dalam perdagangan efek adalah sebagai beriku :

52 52 1) Sebelum jam perdagangan dimulai, anggoa bursa yang diwakili oleh WPPE sudah duduk didepan kompuer dan siap memasukkan order beli dan order jual para nasabahnya. 2) Bagi invesor yang baru perama kali melakukan perdagangan wajib membuka rekening dana dan rekening efek pada kanor broker dengan cara mengisi formulir unuk menjadi nasabah pada kanor broker ersebu. Disini invesor menyerahkan dana 100% aau sebagian-sebagian dari nilai order beli. Semenara invesor jual menyerahkan slip order penjualan kepada anggoa bursa. 3) Kanor anggoa bursa mengirimkan order jual aau order beli kepada floor broker di lanai perdagangan bursa. 4) Floor broker memasukkan order jual dan order beli ke dalam kompuer perdagangan yang erdiri dari jumlah saham dan harga saham. 5) Order jual dan beli yang sudah dimasukkan dalam kompuer perdagangan akan diacak oleh sisem agar erjadi ransaksi. Jika awaran harga jual dan harga belinya sama, maka oomais ransaksi erjadi. 6) Seelah perdagangan diuup pada jam 16.00, seiap anggoa bursa dapa menceak informasi enang semua ransaksi beli aau ransaksi jual, jenis saham, jumlah saham dan masing-masing harga yang berada di Dafar Transaksi Bursa.

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Peran pasar obligasi dipandang oleh pemerinah sebagai sarana sraegis sumber pembiayaan alernaif selain pembiayaan perbankan dalam benuk pinjaman (loan). Kondisi anggaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Capial Expendiure (Belanja Modal) Capial Expendiure aau juga dikenal dengan nama belanja modal adalah pengeluaran yang dilakukan perusahaan unuk mendapakan aau memperbarui ase

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia SUPLEMEN 3 Resume Hasil Peneliian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredi Bank di Sumaera Selaan erhadap Kebijakan Moneer Bank Indonesia Salah sau program kerja Bank Indonesia Palembang dalam ahun 2007 adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI 3.. Tujuan Ö Prakikan dapa memahami perhiungan alokasi biaya. Ö Prakikan dapa memahami analisis kelayakan invesasi dalam pendirian usaha. Ö Prakikan dapa menyusun proyeksi/proforma

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 14 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Peneliian ini ialah berujuan (1) unuk menerapkan model Arbirage Pricing Theory (APT) guna memprediksi bea (sensiivias reurn saham) dan risk premium fakor kurs, harga minyak,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengerian dan peunjuk yang digunakan unuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok, aau

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Tempa Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug, Kecamaan Lembang, Kabupaen Bandung, Jawa Bara. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB II MATERI PENUNJANG. 2.1 Keuangan Opsi

BAB II MATERI PENUNJANG. 2.1 Keuangan Opsi Bab II Maeri Penunjang BAB II MATERI PENUNJANG.1 Keuangan.1.1 Opsi Sebuah opsi keuangan memberikan hak (bukan kewajiban) unuk membeli aau menjual sebuah asse di waku yang akan daang dengan harga yang disepakai.

Lebih terperinci

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiaan uamanya menerima simpanan giro, abungan dan deposio. Kemudian bank juga dikenal sebagai

Lebih terperinci

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan 3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekaan dan Meode Peneliian Jenis peneliian yang digunakan adalah jenis peneliian kualiaif dengan menggunakan daa kuaniaif. Daa kualiaif adalah mengeahui Gambaran pengelolaan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

Pengaruh variabel makroekonomi..., 24 Serbio Harerio, Universitas FE UI, 2009Indonesia

Pengaruh variabel makroekonomi..., 24 Serbio Harerio, Universitas FE UI, 2009Indonesia BAB 3 DATA DAN METODOLOGI 3.1 Variabel-Variabel Peneliian 3.1.1 Variabel dependen Variabel dependen yang digunakan adalah reurn Indeks Harga Saham Gabungan yang dihiung dari perubahan logarima naural IHSG

Lebih terperinci

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

HUMAN CAPITAL. Minggu 16 HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

Bab IV Pengembangan Model

Bab IV Pengembangan Model Bab IV engembangan Model IV. Sisem Obyek Kajian IV.. Komodias Obyek Kajian Komodias dalam peneliian ini adalah gula pasir yang siap konsumsi dan merupakan salah sau kebuuhan pokok masyaraka. Komodias ini

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah

Lebih terperinci

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo)

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo) PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Sudi pada karyawan eap PT PG Tulangan Sidoarjo) Niken Dwi Okavia Heru Susilo Moehammad Soe`oed Hakam Fakulas Ilmu Adminisrasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 23 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian dilaksanakan di iga empa berbeda. Unuk mengeahui ingka parisipasi masyaraka penelii mengambil sampel di RT 03/RW 04 Kelurahan Susukan dan RT 05/RW

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI PENGGUNAAN ONSEP FUNGSI CONVEX UNU MENENUAN SENSIIVIAS HARGA OBLIGASI 1 Zelmi Widyanuara, 2 Ei urniai, Dra., M.Si., 3 Icih Sukarsih, S.Si., M.Si. Maemaika, Universias Islam Bandung, Jl. amansari No.1 Bandung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Pemikiran Teoriis Pengerian proyek menuru Arifin yang dikuip dari Mariyanne (2006) adalah suau akivias di mana dikeluarkannya uang dengan harapan unuk mendapakan hasil

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

BAB III. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan perhitungan untuk menilai

BAB III. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan perhitungan untuk menilai BAB III PENILAIAN HARGA WAJAR SAHAM PAA SEKTOR INUSTRI BATUBARA ENGAN MENGGUNAKAN TRINOMIAL IVIEN ISCOUNT MOEL 3.. Pendahuluan Pada bab ini akan dijelaskan mengenai ahapan perhiungan unuk menilai harga

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN II. LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN II. LANDASAN TEORI I. PENDAHULUAN. Laar Belakang Menuru Sharpe e al (993), invesasi adalah mengorbankan ase yang dimiliki sekarang guna mendapakan ase pada masa mendaang yang enu saja dengan jumlah yang lebih besar. Invesasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pikir BAB III METODE PENELITIAN Peneliian ini diujukan unuk membukikan adanya hubungan dan pengaruh dari nilai ukar Rupiah erhadap Dollar Amerika Serika (exchange rae),

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 39 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Meode Peneliian Pada bab sebelumnya elah dibahas bahwa cadangan adalah sejumlah uang yang harus disediakan oleh pihak perusahaan asuransi dalam waku peranggungan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian Peneliian ini dilakukan pada bulan Juni hingga Juli 2011 yang berlokasi di areal kerja IUPHHK-HA PT. Mamberamo Alas Mandiri, Kabupaen Mamberamo

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang memutuskan untuk menempuh kebijakan hutang

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang memutuskan untuk menempuh kebijakan hutang BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Suau negara yang memuuskan unuk menempuh kebijakan huang luar negeri biasanya didasari oleh alasan-alasan yang dianggap rasional dan pening. Huang luar negeri

Lebih terperinci

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Jurnal Lensa Kependidikan Fisika Vol. 1 Nomor 1, Juni 13 ISSN: 338-4417 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 1/13

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah 37 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian-pengerian Kependudukan sanga era kaiannya dengan demgrafi. Kaa demgrafi berasal dari bahasa Yunani yang berari Dems adalah rakya aau penduduk, dan Grafein adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Salah sau ujuan didirikannya perusahaan adalah dalam rangka memaksimalkan firm of value. Salah sau cara unuk mengukur seberapa besar perusahaan mencipakan

Lebih terperinci

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis JURNAL SAINS DAN NI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Prin) D-224 Peramalan Penjualan Sepeda Moor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis Desy Musika dan Seiawan Jurusan Saisika,

Lebih terperinci

ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI

ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI Achmadi, Analisis Anrian Angkuan Umum Bus Anar Koa Reguler di Terminal ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI Seno Achmadi Absrak : Seiring dengan berkembangnya aku,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan 40 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Baasan Operasional Konsep dasar dan baasan operasional pada peneliian ini adalah sebagai beriku: Indusri pengolahan adalah suau kegiaan ekonomi yang melakukan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

PENELUSURAN EMPIRIS KETERKAITAN PASAR KEUANGAN DAN KOMPONEN PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA,

PENELUSURAN EMPIRIS KETERKAITAN PASAR KEUANGAN DAN KOMPONEN PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA, PENELUSURAN EMPIRIS KETERKAITAN PASAR KEUANGAN DAN KOMPONEN PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA, 2004-2008 Banoon Sasmiasiwi, Program MSi FEB UGM Malik Cahyadin, FE UNS Absraksi Perkembangan ekonomi akhir-akhir

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM BADAN PUSAT STATISTIK Sejarah Singkat BPS (Badan Pusat Statistik) A. Masa Pemerintahan Hindia Belanda

BAB 3 GAMBARAN UMUM BADAN PUSAT STATISTIK Sejarah Singkat BPS (Badan Pusat Statistik) A. Masa Pemerintahan Hindia Belanda BAB 3 GAMBARAN UMUM BADAN PUAT TATITIK 3.. ejarah ingka BP (Badan Pusa aisik) A. Masa Pemerinahan Hindia Belanda Pada bulan Februari 920, Kanor aisik perama kali didirikan oleh Direkur peranian, Kerajinan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Teori Risiko Produksi Dalam eori risiko produksi erlebih dahulu dijelaskan mengenai dasar eori produksi. Menuru Lipsey e al. (1995) produksi adalah suau kegiaan yang mengubah

Lebih terperinci

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non

Lebih terperinci

PERHITUNGAN VALUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS SAHAM PT. XL ACIATA.Tbk)

PERHITUNGAN VALUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS SAHAM PT. XL ACIATA.Tbk) Jurnal UJMC, Volume 3, Nomor 1, Hal. 15-0 pissn : 460-3333 eissn : 579-907X ERHITUNGAN VAUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMUASI MONTE CARO (STUDI KASUS SAHAM T. X ACIATA.Tbk) Sii Alfiaur Rohmaniah 1 1 Universias

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau

BAB II LANDASAN TEORI. Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Persediaan Persediaan dapa diarikan sebagai barang-barang yang disimpan unuk digunakan aau dijual pada masa aau periode yang akan daang. Persediaan erdiri dari bahan

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ISSN 5-73X PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR ISIKA SISWA Henok Siagian dan Iran Susano Jurusan isika, MIPA Universias Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Persediaan Persediaan adalah barang yang disimpan unuk pemakaian lebih lanju aau dijual. Persediaan dapa berupa bahan baku, barang seengah jadi aau barang jadi maupun

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini METODE PENELITIAN Kerangka Pendekaan Sudi Penaagunaan lahan kawasan pesisir di Kabupaen Kulon Progo didasarkan pada karakerisik fisik, finansial usaha ani dan pemanfaaan saa ini. Karakerisik fisik adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Kabupaen Labuhan Bau merupakan pusa perkebunan kelapa sawi di Sumaera Uara, baik yang dikelola oleh perusahaan negara / swasa maupun perkebunan rakya. Kabupaen Labuhan

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab 13 BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Aspek Teknis Sudi mengenai aspek eknis dan produksi ini sifanya sanga sraegis, sebab berkaian dengan kapasias proyek, lokasi, aa leak ala produksi, kajian aas bahan dan sumbernya,

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Journal Indusrial Servicess Vol. No. Okober 0 MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Abdul Gopar ) Program Sudi Teknik Indusri Universias

Lebih terperinci

t I I I I I t I I t I I Benarkah Bantuan Luar Negeri Berdampak Negatif terhadap Pertumbuhan? Oleh : Bambang Prijambodo

t I I I I I t I I t I I Benarkah Bantuan Luar Negeri Berdampak Negatif terhadap Pertumbuhan? Oleh : Bambang Prijambodo l: l,' Benarkah Banuan Luar Negeri Berdampak Negaif erhadap Perumbuhan? Oleh : Bambang Prijambodo Hubungan anara huang luar negeri pemerinah dengan perumbuhan ekonomi dapa negaif aau posiif. Bagaimana

Lebih terperinci

PENDEKATAN ERROR CORRECTION MODEL SEBAGAI PENENTU HARGA SAHAM

PENDEKATAN ERROR CORRECTION MODEL SEBAGAI PENENTU HARGA SAHAM Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol. 14, No. 3 Sepember 2010, hlm. 407 414 Terakrediasi SK. No. 167/DIKTI/Kep/2007 PENDEKATAN ERROR CORRECTION MODEL SEBAGAI PENENTU HARGA SAHAM David Kaluge Fakulas Ekonomi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Pengangguran Pengangguran aau una karya merupakan isilah unuk orang yang idak mau bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu,

Lebih terperinci

Oleh : Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya /

Oleh : Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya   / 4 Oleh : Debrina Puspia Andriani Teknik Indusri Universias Brawijaya e-mail : debrina@ub.ac.id / debrina.ub@gmail.com www.debrina.lecure.ub.ac.id O. Dasar perhiungan depresiasi 2. Meode-meode depresiasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan kemajuan kearah yang dicapai. Seperti yang terdapat pada

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan kemajuan kearah yang dicapai. Seperti yang terdapat pada BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pembangunan pada umumnya adalah perubahan secara erus menerus yang merupakan kemajuan kearah yang dicapai. Seperi yang erdapa pada rumusan GBHN, yaiu mewujudkan

Lebih terperinci

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN.

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN. MENTERKEUANGAN REPUBLK NDONESA SALNAN. PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLK NDONE.S.A NOMOR 253/PMK. 08/2015 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PEMBERAN JAMNAN UNTUK PERCEPATAN PROYEK PEMBANGUNAN JALAN TOL D

Lebih terperinci

Description Indicators Verification Asssesstment P

Description Indicators Verification Asssesstment P Logical Framework Qualiy Enhancemen Research Iniiaive (QERI) Descripion Indicaors Verificaion Asssessmen P 1a. Meningkakan 2.a Kemampuan mahasiswa hubungan u kualias peneliian sudi inernasional dalam melakukan

Lebih terperinci

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr. Pekan #1: Kinemaika Sau Dimensi 1 Posisi, perpindahan, jarak Tinjau suau benda yang bergerak lurus pada suau arah erenu. Misalnya, ada sebuah mobil yang dapa bergerak maju aau mundur pada suau jalan lurus.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PEELITIA Salah sau komponen peneliian yang mempunyai ari pening dalam kaiannya dengan proses sudi secara komprehensif adalah komponen meode peneliian. Meode peneliian menjelaskan bagaimana

Lebih terperinci

Jurnal Edik Informatika. Peramalan Kebutuhan Manajemen Logistik Pada Usaha Depot Air Minum Isi Ulang Al-Fitrah

Jurnal Edik Informatika. Peramalan Kebutuhan Manajemen Logistik Pada Usaha Depot Air Minum Isi Ulang Al-Fitrah Jurnal Edik Informaika Peneliian Bidang Kompuer Sains dan Pendidikan Informaika V.i(5-4) Peramalan Kebuuhan Manajemen Logisik Pada Usaha Depo Air Minum Isi Ulang Al-Firah Henny Yulius, Islami Yei Universias

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Tahapan Pemecahan Masalah Tahapan pemecahan masalah berfungsi unuk memudahkan dalam mencari jawaban dalam proses peneliian yang dilakukan agar sesuai dengan arah

Lebih terperinci

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN Seminar Nasional Saisika IX Insiu Teknologi Sepuluh Nopember, 7 November 2009 PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN Brodjol Suijo Jurusan Saisika ITS Surabaya ABSTRAK Pada umumnya daa ekonomi bersifa ime

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

Muhammad Firdaus, Ph.D

Muhammad Firdaus, Ph.D Muhammad Firdaus, Ph.D DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FEM-IPB 010 PENGERTIAN GARIS REGRESI Garis regresi adalah garis yang memplokan hubungan variabel dependen (respon, idak bebas, yang dipengaruhi) dengan variabel

Lebih terperinci

Bab 2 Landasan Teori

Bab 2 Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1 Keseimbangan Lini 2.1.1 Definisi Keseimbangan Lini Penjadwalan dari pekerjaan lini produksi yang menyeimbangkan kerja yang dilakukan pada seiap sasiun kerja. Keseimbangan lini

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Kepuusan Model rumusan masalah dan pengambilan kepuusan yang digunakan dalam menyelesaikan skripsi ini dimulai dari observasi lapangan

Lebih terperinci