KONTRIBUSI EKSPOR SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN NASIONAL: ANALISIS INPUT OUTPUT. Oleh: Risna Yusuf dan Tajerin *

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KONTRIBUSI EKSPOR SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN NASIONAL: ANALISIS INPUT OUTPUT. Oleh: Risna Yusuf dan Tajerin *"

Transkripsi

1 J. Bjak dan Rset Sosek KP. Vol.2 No.1, KONTRIBUSI EKSPOR SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN NASIONAL: ANALISIS INPUT OUTPUT Oleh: Rsna Yusuf dan Tajern * ABSTRACT Kajan n bertujuan mengetahu sejauhmana kontrbus ekspor sektor perkanan dalam art luas dalam perekonoman nasonal, khususnya pada pertumbuhan output, pendapatan masyarakat dan penyerapan tenaga kerja. Kajan n menggunakan data sekunder yatu tabel Input Output tahun 2000 yang dkeluarkan oleh BPS. Kajan n menggunakan metode analss Input Output. Hasl kajan memperlhatkan bahwa kontrbus ekspor sub sektor ndustr pengolahan hasl perkanan dalam pembentukan output dan pendapatan masyarakat ternyata jauh lebh besar dbandngkan dengan sektor perkanan yatu masngmasng 10,28% dar Rp juta; 5.55% dar Rp Namun sebalknya dalam penyerapan tenaga kerja, ternyata kontrbus ekspor sektor perkanan justru lebh besar dbandngkan dengan sub sektor ndustr pengolahan hasl perkanan sebesar 7,45% dar orang. Oleh karena tu dperlukan peran pemerntah secara lebh nyata dalam mendorong besaran multpler effect melalu pencptaan lapangan kerja dar kegatan ekspor sub sektor ndustr pengolahan hasl perkanan dengan cara menumbuhkan kegatan usaha d sub sektor ndustr perkanan yatu d sub sektor ndustr pengerngan dan penggaraman dan sub sektor ndustr pengolahan dan pengawetan kan. Kata Kunc: Ekspor, Perkanan, Perekonoman Abstract: Export Contrbuton of Fsheres sector n Natonal Economy: An Input Output Analyss. By: Rsna Yusuf and Tajern The objectve of the research s to assess the extent of export contrbuton of Fsheres sub sector and ts products n Natonal Economy, especally on output growth, socal ncome and labor absorpton. Secondary data of nput output table 2000, whch publshed by BPS was used n ths study. The method of nput output analyss was used. Results of the research ndcate that export contrbuton of processed fsh product ndustres on output growth and socal ncome are hgher than the fsheres sector, whch are 10.28% of Rp % and 5.55% of Rp , respectvely. On the other hand, contrbuton of fsheres sector s hgher than the one of processed fsh product ndustres. Therefore, the government plays an mportant role to boost the multpler effect on labor absorpton of ndustral fsh processng by growng the actvtes on ths sector;.e. salted and dred fsh and processed and preserved fsh n terms of labor absorpton. Keyword: Export, Fsheres, Economy * Penelt Pada Bala Besar Rset Sosal Ekonom Kelautan dan Perkanan, BRKP-DKP. Jl. KS TUBUN Petamburan VI Slp Jakarta Telp. (021)

2 36 Kontrrbus Ekspor... Analss Pendekatan Input-Output (Rsna Y dan Tajern) PENDAHULUAN nyata dar pemerntah, khususnya melalu berbaga kemudahan dan upaya-upaya yang Penerapan kebjakan orentas ekspor mendorong tercptanya klm yang kondusf telah dterapkan oleh banyak negara d duna, bag penngkatan knerja ekspor perkanan bak negara-negara maju dan negara-negara secara menyeluruh. ndustr baru (Newly Industralzed Countres, Kajan n bertujuan mengetahu NICs) sepert Korea Selatan, Tawan, Chna sejauhmana kontrbus ekspor sektor dan Sngapura. Berkat kebjakan tersebut perkanan dalam perekonoman nasonal, negara-negara tersebut menjad kuat khususnya pada pertumbuhan output, ekonomnya karena terbukt mampu pendapatan masyarakat dan penyerapan mendorong penngkatan ekspor secara pesat. tenaga kerja. Hasl kajan n dharapkan dapat O r e n t a s e k s p o r d a n g g a p d a p a t berguna sebaga bahan masukan bag mengarahkan kepada konds alokas perumusan kebjakan yang terkat dengan sumberdaya yang efsen, penggunaaan penngkatan knerja ekspor perkanan. kapastas produks yang lebh besar, pencapaan skala ekonom, memperbak METODE teknolog sebaga upaya merespon persangan d luar neger serta memberkan Landasan Teor kontrbus untuk menngkatkan pekerjaan d Analss data dalam kajan n dlakukan negara-negara surplus tenaga kerja (Balassa, dengan pendekatan model nput-output (I-O). 1976; Balassa et al., 1987). Negara-negara Dalam prakteknya, model I-O merupakan penganut kebjakan orentas ekspor (outward salah satu alat analss yang banyak orented) lebh bak knerja ekspornya dgunakan dalam berbaga dspln lmu, dbandng dengan negara-negara yang tdak sepert: ekonom, geograf, regonal scence menganut kebjakan tersebut (nward orented) dan sebaganya. Analss I-O n pertama kal (Bank Duna, 1967 dalam Dodaro, 1991). dkembangkan oleh Professor Leontef dar Indonesa sebaga negara yang Unverstas Havard yang berhasl menyusun berbass sumberdaya alam, mash tabel I-O Amerka Serkat. Model I-O tersebut menggantungkan kegatan ekspornya pada m e r u p a k a n p e n y e d e r h a n a a n d a r komodtas maupun produk yang dhaslkan kesembangan umum (general equlbrum) dar sektor prmer sepert tanaman bahan yang dkemukakan oleh Leon Walras (Mller makanan, perkebunan, peternakan, and Blar, 1985). Oleh Leontef persamaan kehutanan dan perkanan. Khusus komodtas rumt dar teor kesembangan tersebut atau produk perkanan Indonesa hngga saat dsederhanakan sehngga menjad model n mash memlk varas yang sangat terbatas yang memungknkan untuk dterapkan secara dan jauh lebh rendah dbandngkan dengan emprs. negara tetangga sepert Thaland, Phlpna Dalam proses penyusunan tabel I-O bahkan terhadap Vetnam sekalpun. Padahal d p e r l u k a n s u a t u t a h a p a n u n t u k potens perkanan Indonesa relatf lebh besar mengelompokkan barang dan jasa ke dalam dbandngkan ketga negara tersebut. Hal n kelompok-kelompok tertentu. Proses mengakbatkan daya sang ekspor komodtas pengelompokkan barang dan jasa n dkenal maupun produk perkanan Indonesa dalam sebaga proses klasfkas sektor. Dalam poss yang tdak menguntungkan dbandng praktek penyusunan tabel I-O, klasfkas negara-negara lan. Konds daya sang sektor harus dlakukan pada tahap awal. tersebut tentunya menjad semakn buruk lag Sesua dengan namanya, model I-O bla ke depan kurang mendapat dukungan pada dasarnya berskan gambaran mengena

3 J. Bjak dan Rset Sosek KP. Vol.2 No.1, salng keterkatan antara suatu sektor yang dgunakan sebaga nput, bak untuk menghaslkan output sektor tu sendr maupun sektor lan. Keterkatan antara nput dan output tersebut secara sederhana dapat dgambarkan dalam tabel transaks sepert tertera pada Tabel 1. Sesua dengan azas kesembangan umum yang melandas konsep I-O, output suatu sektor seluruhnya habs dgunakan oleh sektor lannya (termasuk oleh sektornya sendr) bak sebaga nput antara untuk suatu proses produks lebh lanjut maupun permntaan akhr, msalnya untuk konsums rumah tangga dan pemerntah, nvestas atau ekspor (Nazara, 1997). Dengan demkan total Total output suatu sektor sama dengan total nput sector tersebut: X = Xj (untuk = j). Dalam neraca produks, keuntungan adalah selsh antara nla penjualan dengan baya produks. Baya produks dalam hal n terdr dar atas dua bagan utama, yatu: pertama, baya bahan baku, termasuk untuk jasa (msalnya angkutan, perbankan dan sebaganya); kedua, baya untuk upah dan gaj, termasuk pajak. Baya yang dkeluarkan untuk memperoleh barang dan jasa tersebut dalam table IO dentk dengan nput antara, sedangkan upah dan gaj, keuntungan dan pajak dentk dengan nput prmer (nla tambah bruto). Dengan demkan total nput suatu sektor adalah jumlah seluruh nput antara Tabel 1. Tabel Transaks Input Output Antar Sektor Table 1. Input Output Transacton Table Accordng to Sectors Sektor Penjual Seller Sector Sektor Pembel Buyer Sector 1 2 N Permntaan Akhr Fnal Demand Total Output Total Output 1 x 11 x 12 x 1n F 1 X 1 2 x 21 x 22 x 2n F 2 X 2 N x n1 x n2 x nn F n X n Input Prmer V 1 V 2 V n Total Input X 1 X 2 X n Sumber: Perserkatan Bangsa-Bangsa (1988). Source : Unted Naton (1998) Keterangan/Remarks : xj = Besaran Output dar Sektor untuk Dgunakan sebaga Input oleh Sektor j/output of Sector as Input by Sector j X = Total Output dar sektor I/Total Output of Sector Xj = Total Input dar Sektor j/total Input of Sector j F = Besaran Permntaan Akhr Terhadap Sektor I/Fnal Demand of Sector I output sector (X ) adalah jumlah output sektor dtambah nput prmer, yang dalam bentuk yang dgunakan sebaga nput oleh sektor j (j notas matrks dtuls sebaga: = 1, 2, n) dtambah dengan permntaan akhr, yang dalam bentuk notas matrks persamaan (1) tersebut dapat dtuls sebaga: x j + V j = X j ; j = 1,...,n dmana: (2) xj = banyaknya output sektor yang x j + F = X ; = 1,.,n (1) dgunakan sebaga nput oleh sektor j dmana: V = nput prmer (nla tambah) sektor j x j = banyaknya output sektor yang X j = total output sektor j dgunakan sebaga nput oleh sektor j Alran antara kegatan usaha dar suatu F = permntaan akhr terhadap output sektor sektor dengan sektor lannya dapat X = total output sektor dtransformaskan menjad koefsen-koefsen

4 38 Kontrrbus Ekspor... Analss Pendekatan Input-Output (Rsna Y dan Tajern) yang mencermnkan hubungan secara tekns varabel eksogen, sepert permntaan akhr d d antara sektor-sektor yang salng bernteraks dalam perekonoman yang melput: konsums atau dsebut sebaga koefsen-koefsen tekns rumah tangga, pengeluaran pemerntah, (Mller and Blar, 1985; Nazara, 1997) dengan pembentukan modal tetap (nvestas), asums bahwa: (1) jumlah berbaga pembelan perubahan stok dan ekspor (Nazara, 1997). adalah tetap untuk sebuah tngkat total keluaran (dengan kata lan, tdak ada Jens dan Sumber Data economc of scale); dan (2) tdak ada Data yang dgunakan dalam kajan n kemungknan substtus antara sebuah bahan adalah data sekunder dar buku Tabel Inputbaku masukan dengan bahan baku masukan Ouput Tahun 2000 yang dsusun oleh Badan lannya (dengan kata lan, bahan baku a Pusat Statstk (1994, 1999, 2004 ) berupa masukan dbel dalam propors yang tetap). tabel transaks domestk atas dasar harga Berdasarkan persamaan (1) atau persamaan produsen dalam satuan jutaan rupah. Untuk (2) dan dengan menggunakan asums bahwa dapat merekam kontrbus ekspor sub sektor X = Xj (total nput sama dengan total output), perkanan dan ndustr pengolahan hasl sehngga menjad : perkanan, dalam kajan n dgunakan Tabel a Input-Output menurut klasfkas 175 x 175 j xj / / X atau xj a j X (3) sektor untuk tahun Selanjutnya dar dengan memasukkan persamaan (4) ke dalam tabel tersebut dklasfkas kembal persamaan (2), dalam bentuk matrks ddapat: (reklasfkas) dengan menggunakan teknk agregas, sehngga menjad matrks dengan a j X F X atau AX j F X (4) klasfkas 9 x 9 sektor, sepert tertera pada dengan memanpulas, persamaan (6) ddapat Tabel 2. hubungan dasar dar Tabel IO sebaga berkut: ( I A) F X (5) Metode Analss Data Dalam kajan n, untuk menganalss Dmana 1 ( I A ) dnamakan sebaga matrks kontrbus ekspor sub sektor perkanan dan kebalkan Leontef. Matrks n merangkum ndustr pengolahan perkanan dalam seluruh dampak dar perubahan produks perekonoman nasonal dlakukan dengan suatu sektor terhadap total produks sektor- menggunakan pendekatan model nput-output sektor lannya ke dalam koefsen-koefsen berdasarkan persamaan yang dapat yang dsebut sebaga pengganda yang dturunkan dar tabel domestk d atas adalah: merupakan angka-angka yang terlhat d - Persamaan menurut bars, d d d dalam matrks (I-A)-1. X x j F (6) Dar besaran nla pengganda tersebut - Persamaan menurut kolom, d d dapat dketahu sejauhmana peranan sub X j xj M j V j (7) sektor perkanan dan ndustr pengolahan hasl dmana: d perkanan dalam perekonoman nasonal. x j = nput antara sektor ke-j yang berasal Angka pengganda dalam hal n berupa suatu dar produks domestk sektor ke- koefsen yang menyatakan kelpatan dampak d F = permntaan akhr yang berasal dar langsung dan tdak langsung dar penngkatan permntaan akhr suatu sektor sebesar satu produks domestk sektor ke- d unt terhadap produks total semua sektor X = output domestk sektor ke-, untuk = 1, (Mller dan Blar, 1985). Pada ntnya, analss 2,..., n angka pengganda berupaya melhat apa yang d X j = nput domestk sektor ke-j, untuk j = 1, 2, terjad terhadap varabel-varabel endogen..., n tertentu apabla terjad perubahan varable-

5 J. Bjak dan Rset Sosek KP. Vol.2 No.1, Tabel 2. Pengklasfkasan Kembal Sektor-Sektor dar Tabel Input-Output yang dgunakan menjad Klasfkas Matrks Ukuran 9 x 9 Sektor Table 2. Sectors Reclassfcaton from Input Output Table to 9 x 9 Matrx Classfcaton Sektor / Sector 1 Deskrps / Descrpton Pertanan Non Perkanan/ Agrculture Non Fsheres Sektor-Sektor dalam Tabel Input-Output / Sectors n Input Output Table Perkanan Prmer/Prmary Fsheres: - Sub Sektor Perkanan Laut dan Hasl Peraran Laut Lannya/ Sub Sector of Marne Fsheres and Its Result - Sub Sektor Perkanan Darat dan Hasl Peraran Darat Lannya/Sub Sector of Fresh Water Fsheres and Its Result ; 34L 90* ) 33; 34D 90** ) 31; 33L 00*** ) 32; 33D 00**** ) 4 5 Perkanan Sekunder/ Secondary Fsheres: - Sub Sektor Industr Pengerngan dan Penggaraman Ikan dan Bota Peraran Lannya/ Sb Sector Dryng and Saltng Processng Industres - Sub Sektor ndustr Pengolahan dan Pengawetan Ikan dan Bota Peraran Lannya/Sub Sector Processng and Preservng Industres Pertambangan dan Penggalan/ Mnng and Quarryng Industr Pengolahan Hasl Pertanan Non Perkanan/ Agrculture Non Fsheres Processng Industres Industr Pengolahan Lannya/ Other Processng Industres ; ; ; Jasa dan Lannya/ Servce and Others ; ; Keterangan: *) Propors Output Sektor 34 (udang) untuk Sektor 29 Sebesar 54,1% yang Berasal dar Udang Hasl Tangkapan d Laut pada Tahun 1995 (BPS, 2004b) **) Propors Output Sektor 34 (udang) untuk Sektor 30 Sebesar 45,9% yang Berasal dar Udang Hasl Buddaya Tambak dan Tangkapan d Peraran Umum pada Tahun 1995 (BPS, 2004b) ***) Propors Output Sektor 34 (udang) untuk Sektor 29 Sebesar 54,5% yang Berasal dar Udang Hasl Tangkapan d Laut pada Tahun 2000 (BPS, 2004b) ****) Propors Output Sektor 34 (udang) untuk Sektor 30 Sebesar 54,5% yang Berasal dar Udang Hasl Buddaya Tambak dan Tangkapan d Peraran Umum pada Tahun 2000 (BPS, 2004b) Remarks : *) Output Proporton of 34 Sector (shrmp) for 29 Sector s 54,1% from Shrmp from <arne n 1995 (BPS, 2004b) **) Output Proporton of 34 Sector (shrmp) for 30 Sector s 45,9% from Shrmp from Brackswater Pond and n Land Water n 1995 (BPS, 2004b) ***) Output Proporton of 34 Sector (shrmp) for 29 Sector s 54,5% from Marne n 2000 (BPS, 2004b) ****) Output Proporton of 34 Sector (shrmp) for 30 Sector s 54,5% from Brachkswater Pond and Inland n 2000 (BPS, 2004b).

6 40 Kontrrbus Ekspor... Analss Pendekatan Input-Output (Rsna Y dan Tajern) M j = mpor sektor ke-j, untuk j = 1, 2,..., n p e n g g a n d a d p e r o l e h d e n g a n V = nla tambah sektor ke-j, untuk mensubsttuskan persamaan (1) ke dalam j j = 1, 2,..., n persamaan (3) sehngga susunan matrks-nya dapat dtuls kembal sebaga berkut: Isan sepanjang bars pada Tabel 1 1 d X ( I A ) F (9) memperlhatkan bagamana output dar suatu sektor dalokaskan, yatu sebagan untuk dmana: memenuh permntaan antara dan sebagan I = matrks denttas lannya untuk memenuh permntaan akhr. A = matrks koefsen tekns d Dalam model I-O, produks yang dhaslkan F = matrks permntaan akhr d oleh suatu sektor akan mempunya dua jens domestk, F = F - M 1 efek terhadap sektor produks lannya d dalam ( I A ) = matrks kebalkan Leontef perekonoman. Pertama, hubungan keterkatan dar suatu sektor terhadap sektor- Kontrbus Ekspor dalam Pertumbuhan sektor lannya yang produksnya dgunakan Output sebaga nput oleh sektor tersebut atau yang Dalam model I-O output hubungan dsebut sebaga daya penyebaran atau tmbal balk dengan permntaan akhr terhadap keterkatan ke belakang. Kedua, hubungan output tersebut. In berart bahwa jumlah keterkatan dar suatu sektor terhadap sektor- output yang dapat dproduks tergantung dar sektor lannya yang produksnya dgunakan jumlah permntaan akhrnya. Pengaruh sebaga nput oleh sektor-sektor lannya atau perubahan output akbat perubahan yang dsebut derajat kepekaan atau permntaan akhr dar dcar dengan formulas keterkatan ke depan. Hubungan keterkatan berkut : t e r s e b u t d a p a t d j e l a s k a n d e n g a n menggunakan koefsen tekns dan matrks XFD = (I-A) -1 F d (10) kebalkan Leontef. 2. Kontrbus Ekspor dalam Pendapatan Koefsen tekns merupakan propors Masyarakat nput antara yang berasal dar sektor ke- Nla Tambahan Bruto (NTB) adalah terhadap total nput sektor ke-j yang nput prmer yang merupakan bagan dar nput drumuskan menjad: secara keseluruhan. Sesua dengan asums I- xj O maka terdapat hubungan lner antara NTB aj (8) dengan output, artnya kenakan atau X j penurunan output akan dkut secara dmana: proporsonal oleh kenakan atau penurunan a j = unsur-unsur matrks koefsen tekns NTB. Hubungan n dapat dcar dengan x j sektor j menggunakan formulas : = banyaknya ouput sektor yang dgunakan sebaga nput oleh sektor V = vx (11) j dmana : X j = total nput sektor j V = matrks NTB v = matrks dagonal koefsen NTB Jka nla a j untuk seluruh sektor dapat X = matrks output dhtung, maka dapat dsusun matrks koefsen tekns (A) yang merupakan dasar untuk Kontrbus Ekspor dalam Penyerapan perhtungan efek pengganda yang menjad Tenaga Kerja salah satu nt dar analss I-O. Efek Untuk melhat dampak perubahan

7 J. Bjak dan Rset Sosek KP. Vol.2 No.1, permntaan akhr terhadap kebutuhan tenaga dan ndustr pengolahan dan pengawetan kan kerja dapat dcar dengan menggunakan ) pada tahun yang sama masng-masng baru formulas : mencapa sebesar 5,18% dan 10,28% dar kontrbus keseluruhan sektor. Secara rl, L = l (I-A) -1 F d (12) kontrbus ekspor perkanan prmer dalam dmana : pembentukan output perekonoman nasonal L = kebutuhan tenaga kerja yang adalah sebesar Rp juta, sedangkan dpengaruh oleh permntaan akhr perkanan sekunder sebesar Rp l = Matrks dagonal koefsen tenaga juta. Dengan demkan berdasarkan kerja perbandngan nla kontrbus ekspor ternyata d (I-A)-1F = o u t p u t y a n g d p e n g a r u h perkanan sekunder memberkan kontrbus permntaan akhr ekspor yang lebh besar dalam pembentukan output total dbandngkan dengan perkanan HASIL DAN PEMBAHASAN prmer. Selanjutnya apabla dlhat secara lebh Kontrbus Ekspor Terhadap Pertumbuhan rnc, ternyata pada perkanan prmer, Output perkanan laut memlk kontrbus ekspor lebh Dar Tabel 3 dan Lampran 1 terlhat besar yatu sebesar Rp juta bahwa pada tahun 2000 kontrbus ekspor dar dbandngkan perkanan darat yang memlk keseluruhan sektor dalam pembentukan kontrbus ekspor sebesar Rp juta. output perekonoman nasonal adalah sebesar Berdasarkan nla kontrbus ekspor Rp juta, sedangkan kontrbus tersebut, ternyata secara relatf perkanan laut ekspor perkanan prmer (perkanan laut dan memberkan kontrbus ekspor yang lebh perkanan darat) dan perkanan sekunder pentng dalam pembentukan output (ndustr pengerngan dan penggaraman kan dbandngkan dengan perkanan darat. D lan phak perkanan sekunder, ternyata secara Tabel 3. Kontrbus Ekspor Perkanan Prmer, Perkanan Sekunder dan Keseluruhan Sektor Terhadap Pembentukan Output Ekonom Nasonal,2000 Table 3. Export Contrbuton of Prmary, Secondary Fsheres and All Sectors to Natonal Economy Output Growth, 2000 Uraan / Descrpton 1. Perkanan Prmer/Prmary Fsheres - Perkanan Laut/ Marne Fsheres - Perkanan Darat/Fresh Water Fsheres Jumlah Output (Juta Rupah) / Output (Mllon Rupah) Persentase / Presentng (%) 5,18 4,56 0,62 2. Perkanan Sekunder / Secondary Fsheres - Industr Pengerngan dan Penggaraman Ikan/ Dryng and Saltng Processng Industres - Industr Pengolahan dan Pengawetan Ikan/Processng and Preservng Industres 3. Keseluruhan Sektor / All Sector ,28 1,31 8, Sumber: Hasl Pengolahan Tabel Input Output,2000 Source : Processng Result of Input Output Table 2000

8 42 Kontrrbus Ekspor... Analss Pendekatan Input-Output (Rsna Y dan Tajern) relatf secara relatf ndustr pengolahan dan perbandngan nla kontrbus ekspor tersebut pengawetan kan memlk kontrbus ekspor ternyata secara relatf perkanan sekunder yang lebh pentng dalam pembentukan output memlk kontrbus ekspor yang lebh besar dbandngkan dengan ndustr pengerngan dalam pendapatan masyarakat dbandngkan dan penggaraman. dengan perkanan prmer. Selanjutnya apabla dlhat secara lebh Kontrbus Ekspor Terhadap Pendapatan rnc, ternyata pada perkanan prmer, Masyarakat perkanan laut memlk kontrbus ekspor lebh Dar Tabel 4 dan Lampran 2 terlhat besar yatu sebesar dbandngkan bahwa besarnya nla kontrbus ekspor dar perkanan darat yang memlk kontrbus keseluruhan sektor dalam perolehan ekspor sebesar Dar nla kontrbus pendapatan masyarakat secara nasonal tersebut secara relatf perkanan laut memlk adalah sebesar Rp juta. kontrbus ekspor dalam perolehan Sedangkan dar perkanan prmer dan pendapatan masyarakat yang lebh pentng perkanan sekunder pada tahun yang sama dbandngkan dengan perkanan darat, masng-masng memberkan kontrbus ekspor sedangkan d perkanan sekunder, ternyata masng-masng baru mencapa sebesar 3,63% secara relatf berdasarkan nla kontrbus dan sebesar 5,55%. Secara rl, kontrbus ekspor, secara relatf ndustr pengolahan dan ekspor perkanan prmer (perkanan laut dan pengawetan kan memlk kontrbus ekspor perkanan darat) dalam perolehan pendapatan yang lebh pentng dalam pendapatan masyarakat secara nasonal adalah sebesar masyarakat dbandngkan dengan ndustr Rp juta, sedangkan dar perkanan pengerngan dan penggaraman. sekunder (ndustr pengerngan dan penggaraman kan dan ndustr pengolahan Kontrbus Ekspor Terhadap Penyerapan dan pengawetan kan) sebesar Rp Tenaga Kerja juta. Dengan demkan berdasarkan Dar Tabel 5 atau Lampran 3 terlhat Tabel 4. Kontrbus Ekspor Perkanan Prmer, Perkanan Sekunder dan Keseluruhan Sektor terhadap Pendapatan Nasonal,2000 Table 4. Export Contrbuton of Prmary, Secondary Fsheres and All Sectors to Natonal Income, 2000 Uraan/ Descrpton 1. Perkanan Prmer/Prmary Fsheres - Perkanan Laut/Marne Fsheres - Perkanan Darat/ Fresh Water Fsheres 2. Perkanan Sekunder/Secondary Fsheres - Industr Pengerngan dan Penggaraman Ikan/ Dryng and saltng Fsheres Industres - Industr Pengolahan dan Pengawetan Ikan/ Processng and Preservng Fsheres Industres 3. Keseluruhan Sektor/All Sectors Jumlah (Juta Rp)/ Amount (Mllon Rp) Persentase (%)/ Presentage (%) 3,63 3,21 0,42 5,55 0,69 4,86 100,00 Sumber: Hasl Pengolahan Tabel Input Output,2000 Source : Processng Result of Input Output Table 2000

9 J. Bjak dan Rset Sosek KP. Vol.2 No.1, Tabel 5. Kontrbus Ekspor Perkanan Prmer, Perkanan Sekunder dan Keseluruhan Sektor terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Nasonal,2000 Table 5. ExportContrbuton of Prmary, Secondary Fsheres and All Sectors to Absorpton Natonal of Labor, 2000 Uraan / Descrpton 1. Perkanan Prmer/Prmary Fsheres - Perkanan Laut/Marne Fsheres - Perkanan Darat/Fresh Water Fsheres 2. Perkanan Sekunder/Secondary Fsheres - Industr Pengerngan dan Penggaraman Ikan/ Dryng and Saltng Fsheres Industres - Industr Pengolahan dan Pengawetan Ikan/ Processng and Preservng Fsheres Industres 3. Keseluruhan Sektor/ All Sectors Jumlah (Orang) / Amount (Person) Persentase (%) / Presentage (%) 7,45 7,00 0,45 1,22 0,08 1,14 100,00 Sumber: Hasl Pengolahan Tabel Input Output,2000 Source : Processng Result of Input Output Table 2000 bahwa besarnya kontrbus ekspor dar Dengan demkan, berdasarkan nla keseluruhan sektor dalam penyerapan tenaga kontrbus ekspor tersebut, secara relatf kerja adalah sebanyak orang. Pada perkanan prmer memberkan kontrbus tahun yang sama kontrbus ekspor perkanan dalam penyerapan tenaga kerja yang lebh prmer (perkanan laut dan perkanan darat) besar dbandngkan perkanan sekunder. dan perkanan sekunder (ndustr pengerngan Selanjutnya apabla dlhat lebh rnc, ternyata dan penggaraman kan dan ndustr untuk perkanan prmer secara relatf pengolahan dan pengawetan kan) dalam kontrbus ekspor perkanan laut dalam penyerapan tenaga kerja baru adalah sebesar penyerapan tenaga kerja lebh besar 7,45% dan 1,22%. Secara rl kontrbus dbandngkan perkanan darat, sedangkan perkanan prmer dalam penyerapan tenaga untuk perkanan sekunder ternyata secara kerja adalah sebanyak orang yang relatf kontrbus ekspor ndustr pengolahan terdr dar sebanyak orang dar dan pengawetan kan dalam penyerapan perkanan laut dan sebanyak orang tenaga kerja lebh besar dbandngkan dengan dar perkanan darat. Sedangkan dar ndustr pengerngan dan penggaraman kan. perkanan sekunder sebesar orang yang terdr dar sebanyak orang dar ndustr pengerngan dan penggaraman kan KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN dan bota peraran lannya, dan sebanyak orang dar ndustr pengolahan dan Kesmpulan pengawetan kan dan bota peraran lannya. Kontrbus ekspor perkanan prmer Berdasarkan perbandngan nla kontrbus (perkanan laut dan perkanan darat) dan ekspor ternyata secara relatf perkanan perkanan sekunder (ndustr pengerngan dan sekunder memlk kontrbus ekspor yang lebh penggaraman kan dan ndustr pengolahan besar dalam penyerapan tenaga kerja dan pengawetan kan) dalam pembentukan dbandngkan dengan perkanan prmer. output, pendapatan masyarakat dan

10 44 Kontrrbus Ekspor... Analss Pendekatan Input-Output (Rsna Y dan Tajern) penyerapan tenaga kerja secara keseluruhan Untuk mendorong multpler effect tergolong cukup besar. Secara relatf tersebut, upaya yang dapat dlakukan oleh kontrbus ekspor perkanan sekunder dalam p e m e r n t a h a d a l a h d e n g a n c a r a pembentukan output dan pendapatan menumbuhkan kegatan usaha ndustr yang masyarakat jauh lebh besar dbandngkan berbass perkanan sekunder (sepert ndustr dengan perkanan prmer. Dar kontrbus pengerngan dan penggaraman kan dan ekspor keseluruhan sektor terhadap ndustr pengolahan dan pengawetan kan) pembentukan output perekonoman nasonal namun dengan tdak melupakan pentngnya sebesar Rp juta, kegatan ekspor menngkatkan peranan sektor perkanan perkanan sekunder menyumbang sebesar prmernya. Hal n danggap pentng karena 10.28%, sedangkan perkanan prmer sebesar dem menjaga keberlangsungan usaha dar 5,18%. Sementara tu, dar kontrbus ekspor perkanan prmer dan perkanan sekunder keseluruhan sektor terhadap pendapatan yang terntegras secara bak dalam suatu nasonal sebesar Rp juta, sstem agrbsns perkanan. Sehngga kegatan ekspor perkanan sekunder dharapkan dengan kegatan usaha d ndustr menyumbang sebesar 5,55%, sedangkan pada perkanan sekunder yang terntegras perkanan prmer sebesar 3,63%. Sebalknya dengan perkanan prmernya tersebut pada untuk kontrbus ekspor dalam penyerapan glrannya dapat mencptakan lapangan kerja tenaga kerja dar perkanan sekunder ternyata yang tngg, terutama melalu penngkatan lebh rendah dbandngkan perkanan prmer. nvestas dan ekspor secara nyata.. Dar kontrbus ekspor keseluruhan sektor terhadap penyerapan tenaga kerja nasonal sebanyak orang (tenaga kerja), DAFTAR PUSTAKA kegatan ekspor perkanan sekunder menyumbang sebesar 1,22%, sedangkan dar Balassa, B Export & Economc Growth perkanan prmer sebesar 7,45%. Journal of Development Economcs North-Holland & Publshng Company. Implkas Kebjakan No.5.p : Pembangunan ekonom suatu sektor Balassa, B., Voloukads, E. & Sylaktos., akan lebh bak bla sub sektor sekunder dar The Determnant of Export Supply and sektor tersebut memlk perkembangan yang Export Demand n two Developng lebh bak dbandng dengan sub sektor Countres, Greece and South Korea. prmernya. Mengngat bahwa kontrbus Internatonal Economc Journal. 3 (1): ekspor dar sub sektor ndustr pengerngan dan penggaraman kan dan sub sektor ndustr Bro Pusat Statstk Tabel Input-Output pengolahan dan pengawetan kan (sebaga Indonesa Jld I, II dan III. Bro sub sektor sekunder) dalam penyerapan Pusat Statstk. Jakarta: BPS. tenaga kerja yang lebh rendah dbandngkan Bro Pusat Statstk Tabel Input-Output dengan perkanan laut dan perkanan darat Indonesa Jld I, II dan III. Bro Pusat (sebaga sektor prmer), maka dperlukan Statstk. Jakarta: BPS. peran pemerntah secara lebh nyata dalam a Badan Pusat Statstk Tabel Inputmendorong besaran multpler effect dalam Output Indonesa Jld I, II dan III. penyerapan tenaga kerja dar perkanan Jakarta : BPS. sekunder, meskpun kontrbusnya dalam Badan Pusat Statstk. b Indkator pembentukan output dan pendapatan Ekonom Makro Sektor Kelautan dan masyatakat jauh lebh besar dbandngkan Perkanan Tahun Buku I. dengan perkanan prmernya. Jakarta: BPS.

11 J. Bjak dan Rset Sosek KP. Vol.2 No.1, Dodaro, S Comparatve Advantages, Perserkatan Bangsa-Bangsa, Stud Trade and Growth : Export-Led Growth dalam Metoda. Tabel Input Output dan Revsted, World Development, 19 (9): Analss. Ser F No.14, Rev Penerjemah: Soeheba Kramadbarata Mller, E.R. and Blar, D.P Input-Ouput dan Sr Ed Swasono. Pendampng: Analyss: Foundatons and Extentons. Rudansyah. Jakarta: Unverstas Precentce Hall Inc. 464 pp. Indonesa Press. 256 hal. Nazara, S Analss Input Output. Jakarta: Lembaga Penerbt Fakultas Ekonom Unverstas Indonesa. 130 hal. LAMPIRAN / Appendx Lampran1. Kontrbus Ekspor Terhadap Pembentukan Output Tahun 2000 Appendx 1. Expor Contrbuton to Output Growth n 2000 Deskrps / Descrpton Sektor / Sector Jumlah output / Amount of Output (Juta Rp) / (Rp Mllon) Pertanan Non Perkanan / Agrculture Non sheres 1 57,898,992 Perkanan Laut dan Hasl Peraran Laut lannya / Marne Fsheres and Its Result 2 4,661,335 Perkanan Darat dan Hasl Peraran Darat Lannya / Fresh Water Fsheres and Its result 3 632,525 Pertambangan dan Penggalan / Mnng and Quarryng 4 133,832,951 Industr Pengerngan/Penggaraman kan / Dryng and Saltng processng and ndustres 5 1,336,809 Industr Pengolahan dan Pengawetan Ikan / Processng and Preservng Industres 6 9,179,112 Industr Pengolahan Hasl Perkanan Non Perkanan / Agrculture Non Fsheres Processng Industres 7 206,908,492 Industr Pengolahan Lannya / Other Processng Industres 8 278,376,383 Jasa-jasa dan Lannya / Servces and Others 9 227,551,766 Lampran 2. Kontrbus Ekspor Terhadap Pendapatan Masyarakat Tahun 2000 Appendx 2. Export Contrbuton to Socal Income n 2000 Deskrps / Descrpton Sektor / Sector Jumlah (Rp) / Amount (RP) Pertanan Non Perkanan / Agrculture Non Fsheres 1 13,712,135 Perkanan Laut dan Hasl Peraran Laut Lannya / Marne Fsheres and Its Result 2 921,027 Perkanan Darat dan Hasl Peraran Darat Lannya / Fresh Water Fsheres and Its Result 3 121,697 Pertambangan dan Penggalan / Mnng and Quarryng 4 20,423,610 Industr Pengerngan/penggaraman kan / Dryng and Saltng Processng and Industres 5 198,119 Industr Pengolahan dan Pengawetan kan / Processng and Preservng Industres 6 1,396,163 Industr Pengolahan Hasl Perkanan Non Perkanan / Agrculture Non Fsheres Processng Industres 7 62,279,734 Industr Pengolahan Lannya / Other processng ndustres 8 74,195,970 Jasa-jasa dan Lannya / Servces and Others 9 85,249,091

12 46 Kontrrbus Ekspor... Analss Pendekatan Input-Output (Rsna Y dan Tajern) Lampran 3. Kontrbus Ekspor Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Tahun 2000 Appendx 3. Export Contrbuton to Absorpton of Labor n 2000 Deskrps / Descrpton Sektor / Sector Jumlah (Orang) / Amount (people) Pertanan Non Perkanan / Agrculture Non Fsheres 1 9,736,889 Perkanan Laut dan Hasl Peraran Laut Lannya / Marne Fsheres and ts result 2 188,058 Perkanan darat dan hasl peraran darat lannya / Fresh Water Fsheres and Its Result 3 12,052 Pertambangan dan Penggalan / Mnng and Quarryng 4 561,636 Industr Pengerngan/Penggaraman Ikan / Dryng and Saltng Processng and Industres 5 2,113 Industr Pengolahan dan Pengawetan Ikan / Processng and Preservng Industres 6 30,536 Industr Pengolahan Hasl Perkanan Non Perkanan / Agrculture Non Fsheres Processng Industres 7 1,110,573 Industr Pengolahan Lannya / Other Processng Industres 8 4,572,001 Jasa-jasa dan Lannya / Servces and Others 9 7,954,195

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABSTRAK STEVANY HANALYNA DETHAN Fakultas Ekonom Unv. Mahasaraswat Mataram e-mal : stevany.hanalyna.dethan@gmal.com

Lebih terperinci

Model Potensial Gravitasi Hansen untuk Menentukan Pertumbuhan Populasi Daerah

Model Potensial Gravitasi Hansen untuk Menentukan Pertumbuhan Populasi Daerah Performa (2004) Vol. 3, No.1: 28-32 Model Potensal Gravtas Hansen untuk Menentukan Pertumbuhan Populas Daerah Bambang Suhard Jurusan Teknk Industr, Unverstas Sebelas Maret, Surakarta Abstract Gravtaton

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PENDAPATAN USAHA INDUSTRI KEMPLANG RUMAH TANGGA BERBAHAN BAKU UTAMA SAGU DAN IKAN

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PENDAPATAN USAHA INDUSTRI KEMPLANG RUMAH TANGGA BERBAHAN BAKU UTAMA SAGU DAN IKAN ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PENDAPATAN USAHA INDUSTRI KEMPLANG RUMAH TANGGA BERBAHAN BAKU UTAMA SAGU DAN IKAN (THE ANALYSIS OF ADDED VALUE AND INCOME OF HOME INDUSTRY KEMPLANG BY USING FISH AND TAPIOCA AS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA SAING EKSPOR KARET ALAM (NATURAL RUBBER) INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL

ANALISIS DAYA SAING EKSPOR KARET ALAM (NATURAL RUBBER) INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL ANALISIS DAYA SAING EKSPOR KARET ALAM (NATURAL RUBBER INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL EXPORT COMPETITIVENESS ANALYSIS OF NATURAL RUBBER INDONESIA IN THE INTERNATIONAL MARKET Yog Rahmad Syahputra 1, Suard

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan adalah ketersedaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dkatakan memlk ketahanan pangan jka penghunnya tdak berada

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

III. KERANGKA TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

III. KERANGKA TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 46 III. KERANGKA TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTEI 3.. Kerangka Teor 3... Tabel Input-Output, Perekonoman Wlayah dan Industr Tabel Input-Output (Tabel I-O) telah dkenal sejak pertengahan abad ke-8,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

DINAMIKA KETERKAITAN SEKTOR KELAUTAN DAN PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA, : Pendekatan Rasmussen's Dual Criterion ABSTRAK

DINAMIKA KETERKAITAN SEKTOR KELAUTAN DAN PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA, : Pendekatan Rasmussen's Dual Criterion ABSTRAK J. Bak dan Rset Sosek KP. Vol.5 No.1, 2010 97 DINAMIKA KETERKAITAN SEKTOR KELAUTAN DAN PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA, 1995-2005: Pendekatan Rasmussen's Dual Crteron 1 Taern, Manadyanto dan Sastrawdaa

Lebih terperinci

(Staf Pengajar Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta) Kata kunci: upah minimum, kesempatan kerja, pendapatan, Input-Output

(Staf Pengajar Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta) Kata kunci: upah minimum, kesempatan kerja, pendapatan, Input-Output Jurnal Ekonom & Penddkan, Volume 2 Nomor 2, Desember 2005 DAMPAK KENAIKAN UPAH MINIMUM PROPINSI TERHADAP KESEMPATAN KERJA (STUDI KASUS PROPINSI JAWA TENGAH) Oleh: Mamun Sholeh (Staf Pengajar Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemodelan persamaan struktural atau Structural Equation Modeling

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemodelan persamaan struktural atau Structural Equation Modeling BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Pemodelan Persamaan Struktural Pemodelan persamaan struktural atau Structural Equaton Modelng (SEM) merupakan analss multvarat yang dapat menganalss hubungan varabel secara

Lebih terperinci

BABl PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dengan tingkat

BABl PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dengan tingkat BABl PENDAHULUAN 1.1. LAT AR BELAKANG PERMASALAHAN ndonesa merupakan negara yang sedang berkembang dengan tngkat populas yang cukup besar. Dengan jumlah penduduk dewasa n mencapa lebh dar 180 juta jwa

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian Pengaruh Captal Structure terhadap Proftabltas pada Industr Perbankan d Indonesa Mutara Artkel n d-dgtalsas oleh Perpustakaan Fakultas Ekonom-Unverstas Trsakt, 2016. 021-5663232 ext.8335 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB IV BEBERAPA PENDEKATAN DALAM PERENCANAAN WILAYAH (Lanjutan 2)

BAB IV BEBERAPA PENDEKATAN DALAM PERENCANAAN WILAYAH (Lanjutan 2) BAB IV BEBERAPA PENDEKATAN DALAM PERENCANAAN WILAAH (Lanjutan 2) 4.3.1 Analss Shft Share Dgunakan untuk: 1. mengetahu knerja perekonoman kabupaten (wlayah) 2. pergeseran struktur, poss relatve sector-sektor

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi, BAB LANDASAN TEORI.1 Populas dan Sampel Populas adalah keseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngkup yang ngn dtelt. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut ukuran populas, sedangkan suatu

Lebih terperinci

THE ECONOMICS OF MARRIAGE & DIVORCE

THE ECONOMICS OF MARRIAGE & DIVORCE THE ECONOMICS OF MARRIAGE & DIVORCE Mnggu-7 Istqlalyah Muflkhat 2 Aprl 2013 Page 1 Fakta d USA Angka pernkahan per 1000 penduduk Angka perceraan per 1000 penduduk Umur medan lak-lak pertama menkah (th)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

Hubungan Model Kurva Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga di Provinsi Sulawesi Selatan dengan Elastisitasnya

Hubungan Model Kurva Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga di Provinsi Sulawesi Selatan dengan Elastisitasnya Vol. 8, No., 9-101, Januar 01 Hubungan Model Kurva Pengeluaran Konsums Rumah Tangga d Provns Sulawes Selatan dengan Elaststasnya Adawayat Rangkut Abstrak Seleks kurva pengeluaran konsums masyarakat Sulawes

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penjadwalan Baker (1974) mendefnskan penjadwalan sebaga proses pengalokasan sumber-sumber dalam jangka waktu tertentu untuk melakukan sejumlah pekerjaan. Menurut Morton dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan sumber penermaan terpentng d Indonesa. Oleh karena tu Pemerntah selalu mengupayakan bagamana cara menngkatkan penermaan Pajak. Semakn tngg penermaan

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I 4. LATAR BELAKANG Kesultan ekonom yang tengah terjad akhr-akhr n, memaksa masyarakat memutar otak untuk mencar uang guna memenuh kebutuhan hdup

Lebih terperinci

Analisis Indikator Makroekonomi Negara Tujuan Ekspor terhadap Kinerja Ekspor Non Migas Indonesia: Studi Kasus Lima Negara Tujuan Utama Ekspor

Analisis Indikator Makroekonomi Negara Tujuan Ekspor terhadap Kinerja Ekspor Non Migas Indonesia: Studi Kasus Lima Negara Tujuan Utama Ekspor Analss Indkator Makroekonom Negara Tujuan Ekspor terhadap Knerja Ekspor Non Mgas Indonesa: Stud Kasus Lma Negara Tujuan Utama Ekspor Skrps Dajukan Sebaga Kelengkapan dan Syarat Untuk Menyelesakan Program

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusa dlahrkan ke duna dengan ms menjalankan kehdupannya sesua dengan kodrat Illah yakn tumbuh dan berkembang. Untuk tumbuh dan berkembang, berart setap nsan harus

Lebih terperinci

SEARAH (DC) Rangkaian Arus Searah (DC) 7

SEARAH (DC) Rangkaian Arus Searah (DC) 7 ANGKAAN AUS SEAAH (DC). Arus Searah (DC) Pada rangkaan DC hanya melbatkan arus dan tegangan searah, yatu arus dan tegangan yang tdak berubah terhadap waktu. Elemen pada rangkaan DC melput: ) batera ) hambatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan penjualan. Sebelum penjualan dlakukan basanya akan dsepakat terlebh dahulu bagamana cara pembayaran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PENDAHULUAN. Latar Belakang Dalam kehdupan sehar-har, serngkal dumpa hubungan antara suatu varabel dengan satu atau lebh varabel lan. D dalam bdang pertanan sebaga contoh, doss dan ens pupuk yang dberkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian dalam. jangka panjang, dan pertumbuhan ekonomi merupakan fenomena penting

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian dalam. jangka panjang, dan pertumbuhan ekonomi merupakan fenomena penting BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonom merupakan masalah perekonoman dalam jangka panjang, dan pertumbuhan ekonom merupakan fenomena pentng yang dalam duna hanya dua abad belakangan

Lebih terperinci

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN By: Rn Halla Nasuton, ST, MT MERANCANG JARINGAN SC Perancangan jarngan SC merupakan satu kegatan pentng yang harus

Lebih terperinci

BAB II TEORI ALIRAN DAYA

BAB II TEORI ALIRAN DAYA BAB II TEORI ALIRAN DAYA 2.1 UMUM Perhtungan alran daya merupakan suatu alat bantu yang sangat pentng untuk mengetahu konds operas sstem. Perhtungan alran daya pada tegangan, arus dan faktor daya d berbaga

Lebih terperinci

Penerapan Aljabar Matrik Dalam Analisa Masukan-Keluaran Elistya Rimawati 6)

Penerapan Aljabar Matrik Dalam Analisa Masukan-Keluaran Elistya Rimawati 6) ISSN : 693 73 Penerapan Aljabar Matrk Dala Analsa Masukan-Keluaran Elstya Rawat 6) Abstrak Analsa asukan-keluaran bertolak dar anggapan bahwa suatu sste perekonoan terdr atas sector-sektor yang salng berkatan.

Lebih terperinci

PEMBUATAN GRAFIK PENGENDALI BERDASARKAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA (PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS)

PEMBUATAN GRAFIK PENGENDALI BERDASARKAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA (PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS) PEMBUATAN GRAFIK PENGENDALI BERDASARKAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA (PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS) Wrayant ), Ad Setawan ), Bambang Susanto ) ) Mahasswa Program Stud Matematka FSM UKSW Jl. Dponegoro 5-6 Salatga,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

MOHAMMAD ABDUL MUKHYI, SE., MM FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA

MOHAMMAD ABDUL MUKHYI, SE., MM FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA PENDAHULUAN Dr. MOHAMMAD ABDUL MUKHI, SE., MM FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA 27/03/20 27/03/20 2 27/03/20 3 Ekonom Makro : Mempelajar mekansme bekerjanya perekonoman secara keseluruhan

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani /

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani    / KORELASI DAN REGRESI LINIER 9 Debrna Puspta Andran www. E-mal : debrna.ub@gmal.com / debrna@ub.ac.d 2 Outlne 3 Perbedaan mendasar antara korelas dan regres? KORELASI Korelas hanya menunjukkan sekedar hubungan.

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAMPUAN KEUANGAN DALAM MEMBIAYAI PENGELUARAN DI PEMERINTAH KOTA DENPASAR

ANALISIS KEMAMPUAN KEUANGAN DALAM MEMBIAYAI PENGELUARAN DI PEMERINTAH KOTA DENPASAR 188 ANALISIS KEMAMPUAN KEUANGAN DALAM MEMBIAYAI PENGELUARAN DI PEMERINTAH KOTA DENPASAR N Made Ayu Agustn ABSTRACT In order to be able to carry out regonal autonomy, a regonal government should be fnancally

Lebih terperinci

THE ECONOMICS OF MARRIAGE & DIVORCE. Minggu-11 Page 1

THE ECONOMICS OF MARRIAGE & DIVORCE. Minggu-11 Page 1 THE ECONOMICS OF MARRIAGE & DIVORCE Mnggu-11 Page 1 Page 2 Page 3 Page 4 Fakta d USA 1950 2001 2010 Angka pernkahan per 1000 penduduk Angka perceraan per 1000 penduduk Umur medan lak-lak pertama menkah

Lebih terperinci

RETURN DAN RISIKO DALAM INVESTASI

RETURN DAN RISIKO DALAM INVESTASI RETURN DAN RISIKO DALAM INVESTASI 1 Return (Imbal hasl) nvestas Expected return (Return ekspetas) return yang dharapkan akan ddapat oleh nvestor d masa depan Actual return/ Realzed return (Return aktual)

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JAYAPURA

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JAYAPURA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JAYAPURA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JAYAPURA Sensus Penduduk 2010 merupakan sebuah kegatan besar bangsa Badan Pusat Statstk (BPS) berdasarkan Undang-undang Nomor 16

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

Bab III Analisis Rantai Markov

Bab III Analisis Rantai Markov Bab III Analss Ranta Markov Sstem Markov (atau proses Markov atau ranta Markov) merupakan suatu sstem dengan satu atau beberapa state atau keadaan, dan dapat berpndah dar satu state ke state yang lan pada

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian

METODE PENELITIAN. Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian 33 III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokas dan Waktu Peneltan Lokas peneltan adalah Kabupaten Maalengka, Provns Jawa Barat yang secara geografs terletak pada koordnat 6 0 36-7 0 03 Lntang Selatan dan 108 0 03-108

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENEITIAN Peneltan n merupakan peneltan deskrptf, yang dalam penulsannya dmaksudkan untuk menjabarkan penyerapan tenaga kerja berdasarkan konds wlayah peneltan. Analss dlakukan secara kualtatf

Lebih terperinci

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Perancangan Sstem Sstem yang akan dkembangkan adalah berupa sstem yang dapat membantu keputusan pemodal untuk menentukan portofolo saham yang dperdagangkan d Bursa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

Peranan Sektor Pariwisata dalam Pertumbuhan Ekonomi Makro Propinsi Bali dengan Pendekatan Input-Output

Peranan Sektor Pariwisata dalam Pertumbuhan Ekonomi Makro Propinsi Bali dengan Pendekatan Input-Output Peranan Sektor Parwsata dalam Pertumbuhan Ekonom Makro Propns Bal dengan Pendekatan Input-Output E. Susy Suhendra 1 Toto Sugharto 2 Teddy Oswar 3 Fakultas Ekonom, Unverstas Gunadarma, Jakarta 1 (susys@staff.gunadarma.ac.d),

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tnjauan Teorts 2.1.1 Saham Menurut Anoraga (2006:58) saham adalah surat berharga bukt penyertaan atau pemlkan ndvdu maupun nsttus dalam suatu perusahaan. Saham berwujud selembar

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan . Pendahuluan ANGKAIAN SEI Dua elemen dkatakan terhubung ser jka : a. Kedua elemen hanya mempunya satu termnal bersama. b. Ttk bersama antara elemen tdak terhubung ke elemen yang lan. Pada Gambar resstor

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.. KERANGKA ANALISIS Kerangka analss merupakan urutan dar tahapan pekerjaan sebaga acuan untuk mendapatkan hasl yang dharapkan sesua tujuan akhr dar kajan n, berkut kerangka

Lebih terperinci

MEREDUKSI SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN FUZZY TRAPESIUM

MEREDUKSI SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN FUZZY TRAPESIUM MEREDUKSI SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN FUZZY TRAPESIUM Tut Susant, Mashad, Sukamto Mahasswa Program S Matematka Dosen Jurusan Matematka Fakultas Matematka dan Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 13 II. TINJAUAN PUSTAKA Pada dasarnya transportas hanya salah satu dar faktor pentng dalam pembangunan ekonom d suatu wlayah. Walaupun sudah banyak yang mengkaj pentngnya peran transportas dalam konteks

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penentuan lokasi dilakukan secara tertuju (purposive) karena sungai ini termasuk

METODE PENELITIAN. Penentuan lokasi dilakukan secara tertuju (purposive) karena sungai ini termasuk IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan d Sunga Sak, Kota Pekanbaru, Provns Rau. Penentuan lokas dlakukan secara tertuju (purposve) karena sunga n termasuk dalam 13 sunga

Lebih terperinci

Seemingly Unrelated Regression (SUR) Penderita Penyakit DBD RS. Wahidin Sudirohusodo Dan RS. Stella Maris Makassar

Seemingly Unrelated Regression (SUR) Penderita Penyakit DBD RS. Wahidin Sudirohusodo Dan RS. Stella Maris Makassar Vol. 3, o., -5, Jul 6 Seemngl Unrelated Regresson Penderta Penakt DBD RS. Wahdn Sudrohusodo Dan RS. Stella ars akassar A n s a Abstrak Hubungan antar varabel adalah salah satu hal ang selalu menark dalam

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM TEMPAT RISET

BAB 3 GAMBARAN UMUM TEMPAT RISET BAB 3 GAMBARAN UMUM TEMPAT RISET 3. Sejarah dan Kegatan Operasonal Perusahaan 8 3.. Sejarah Perkemangan Kantor Perwaklan Bank Indonesa Wlayah I (Sumut & Aceh) 8 3. Struktur Organsas dan Deskrps Tugas Kantor

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya arus reaktif. Harmonisa telah terbukti memiliki dampak kerusakan

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya arus reaktif. Harmonisa telah terbukti memiliki dampak kerusakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kualtas daya lstrk sangat dpengaruh oleh penggunaan jens-jens beban tertentu sepert beban non lner dan beban nduktf. Akbat yang dtmbulkannya adalah turunnya

Lebih terperinci

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH BAB VB PERSEPTRON & CONTOH Model JST perseptron dtemukan oleh Rosenblatt (1962) dan Mnsky Papert (1969). Model n merupakan model yang memlk aplkas dan pelathan yang lebh bak pada era tersebut. 5B.1 Arstektur

Lebih terperinci

Kata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal.

Kata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal. Makalah Semnar Tugas Akhr MENGOPTIMALKAN PEMBAGIAN BEBAN PADA UNIT PEMBANGKIT PLTGU TAMBAK LOROK DENGAN METODE LAGRANGE MULTIPLIER Oleh : Marno Sswanto, LF 303 514 Abstrak Pertumbuhan ndustr pada suatu

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

Untuk memperoleh buku ini hubungi:

Untuk memperoleh buku ini hubungi: 2004 Badan Perencanaan Pembangunan Nasonal Untuk memperoleh buku n hubung: Pusat Data dan Informas Perencanaan Pembangunan Jl. Taman Suropat No. 2, Jakarta Pusat 10310 Telepon/Fax: 021-31934973 atau Webste:

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemkran Untuk mencapa tujuan peneltan sebagamana durakan pada BAB 1, maka secara sstemats pendekatan masalah peneltan mengkut alur pkr kerangka pendekatan sstem yang

Lebih terperinci

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA BAHAN DAN FAKTOR INCREMENTAL DISCOUNT

PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA BAHAN DAN FAKTOR INCREMENTAL DISCOUNT PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA BAHAN DAN FAKTOR INCREMENTAL DISCOUNT Har Prasetyo Jurusan Teknk Industr Unverstas Muhammadyah Surakarta Jl. A. Yan Tromol Pos Pabelan

Lebih terperinci