ANALISIS KEMAMPUAN KEUANGAN DALAM MEMBIAYAI PENGELUARAN DI PEMERINTAH KOTA DENPASAR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS KEMAMPUAN KEUANGAN DALAM MEMBIAYAI PENGELUARAN DI PEMERINTAH KOTA DENPASAR"

Transkripsi

1 188 ANALISIS KEMAMPUAN KEUANGAN DALAM MEMBIAYAI PENGELUARAN DI PEMERINTAH KOTA DENPASAR N Made Ayu Agustn ABSTRACT In order to be able to carry out regonal autonomy, a regonal government should be fnancally ndependent. By beng fnancally dependent, t s hoped that the regonal government wll be able to gve publc servces optmally and to sustan development. Ths research ams at examnng the effect of tax revenues, retrbuton revenues, and revenues whch are generated by the separately managed government s property and other legal revenues on the regonal fnancal autonomy. Based on the avalable data, the contrbuton of Local Government Revenue (PAD) to Total Local Government Revenue (TPAD) durng fve year s perod (29-213) ndcated that Denpasar Regency was ranked number 2, whch than rased a number of queston such as to what extend the regon s capable of fnancng ts expendture, how the fscal has been decentralzed and what are the prospects of the Denpasar Regonal Genune Income n the year of The standard rato measurement for the contrbuton PAD sources to Total PAD, further on, the trend analyss s appled to ndcate the predcton the prospect by perod of ; the level Degree of the Fscal Decentralzaton (DDF) s analyzed based on the rato of PAD to TPD. The analyss has shown that although PAD durng perod of research from maked a steady ncrease, the ablty of the lokal to fnance ts expendture was very low. Ths well reflected from DDF at an average of 34,33 persen, where as the PAD trend ncome durng calculated from the sources of PAD ncome has always shown an ncreasng trend n regon tax, regonal retrbuton, revenue of state owned enterprses, regonal wealth management as from other legtmate sources of PAD. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lahrnya kebjakan Otonom Daerah paska arus besar reformas telah membawa perubahan yang sgnfkan terhadap perubahan kehdupan sosal masyarakat. Pemerntah Daerah dalam menjalankan Otonom Daerah selalu berpedoman dengan perundang-undangan yang telah dtetapkan oleh Pemerntah Pusat. Untuk melaksanakan otonom daerah Pemerntah Pusat menerbtkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 24 tentang Pemerntahan Daerah, yang kemudan dupayakan oleh Pemerntah Pusat untuk menempuh berbaga langkah kongkrt terkat dengan usaha menyembangkan tata kelola pemerntahan daerah. Langkah n kemudan dperkuat dengan dterbtkannya Undang-Undang Nomor 33 Tahun 24, mengena Permbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah, sehngga dengan demkan sangat dharapkan akan terjad Permbangan Keuangan antara pusat dan daerah, hal n bertujuan untuk mendukung pendanaan atas penyerahan urusan kepada Pemerntahan Daerah yang datur dalam undang-undang tentang Pemerntahan Daerah. Pendanaan tersebut sejatnya menganut prnsp money follows functon yang berart bahwa pendanaan selalu akan mengkut fungs pemerntahan yang menjad kewajban dan tanggung jawab masng-masng tngkat pemerntahan. Permbangan Keuangan antara Pemerntah dan Pemerntahan Daerah mencakup pembagan keuangan antara Pemerntah dan Pemerntahan Daerah secara

2 189 proporsonal, demokrats, adl, dan transparan dengan memperhatkan potens, konds, dan kebutuhan daerah. Dengan d tertbkannya beberapa Peraturan Pemerntah (PP) yang menyangkut pengelolan keuangan daerah dantaranya PP Nomor 58 Tahun 25 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan Permendagr 13 Tahun 26 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Pemerntah Daerah sebaga pelaksana pengelolaan Keuangan Daerah dharuskan untuk menyajkan Laporan Keuangan sebaga bentuk pertanggungjawaban. Jka dsmak lebh lanjut maka dalam konteks pengelolaan keuangan daerah n, pemerntah pada hakkatnya mengemban tga fungs utama yakn fungs dstrbus, fungs stablsas, dan fungs alokas. Fungs dstrbus dan fungs stablsas pada umumnya lebh efektf dan tepat dlaksanakan oleh pemerntah, sedangkan fungs alokas dlakukan oleh Pemerntah Daerah karena lebh mengetahu kebutuhan, konds, dan stuas masyarakat setempat. Pembagan ketga fungs tersebut sangat pentng sebaga landasan dalam menentukan dasar-dasar Permbangan Keuangan antara Pemerntah dan Pemerntahan Daerah. Atas dasar-dasar nlah kemudan menjad suatu hal yang sangat menark untuk melakukan analss mengena Pengelolaan Keuangan Daerah, khususnya ketka kebjakan otonom daerah menjad salah satu kebjakan yang dharapkan dapat memberkan kesejahteraan bag masyarakat d daerah. Mengngat dengan segala keterbatasan yang ada, saat n daerah mendapatkan begtu besar kewenangan khususnya dalam pengelolaan keuangan daerah. Dmana dsatu ss kebjakan n akan memberkan dampak postf terhadap daerah, jka daerah mampu menerapkan sstem pengelolaan keuangan daerah dengan bak, tetap kebjakan n akan berdampak buruk bag keseluruhan model pemerntahan daerah, ketka pengelolaan keuangan n tdak dkelola secara professonal. Aparat Dnas Pendapatan Pemerntah Kota Denpasar dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsnya sudah sesua dengan ketentuan sebagamana datur Peraturan Daerah, namun pelaksanaan operasonal pemungutan d lapangan djumpa adanya hambatan dan permasalahan yang perlu mendapat perhatan dan penanganan yang lebh serus agar penermaan pajak mampu memberkan kontrbus terhadap penermaan daerah khususnya Pendapatan Asl Daerah lebh mantap lag. Faktor yang menjad hambatan maupun permasalahan dalam pelaksanaan pemungutan d lapangan adalah beberapa faktor Internal maupun Eksternal antara lan faktor perencanaan, SDM aparatur, maupun tngkat kesadaran wajb Pajak yang secara langsung mempengaruh belum optmalnya sektor pajak. Dmana masyaraakat mash kurang memaham dan mematuh peraturan untuk memnuh kewajban membayar pajak. Dana alokas umum bertujuan untuk pemerataan kemampuan keuangan antar-daerah yang dmaksudkan untuk mengurang ketmpangan kemampuan keuangan antar-daerah melalu penerapan formula yang mempertmbangkan kebutuhan dan potens Daerah. Sedangkan dana alokas umum suatu daerah dtentukan atas besar keclnya celah fskal (fscal gap) suatu daerah, yang merupakan selsh antara kebutuhan daerah (fscal need) dan potens daerah (fscal capacty). Dmana, dalam Undang-Undang No. 33 Tahun 24 n dtegaskan kembal mengena formula celah fskal dan penambahan varabel Dana Alokas Umum. Alokas DAU bag daerah yang potens fskalnya besar tetap kebutuhan fskal kecl akan memperoleh alokas DAU relatf kecl. Sebalknya, daerah yang potens fskalnya kecl, namun kebutuhan fskal besar akan memperoleh alokas DAU relatf besar (pemerataan kapastas fskal). 1.2 Tujuan Peneltan Melhat rumusan masalah tersebut d atas yang mempunya karakterstk deskrptf, maka secara umum dapat dkatakan bahwa tujuan dar peneltan n dapat dsebutkan antara lan yatu sebaga berkut:

3 19 1) Mengetahu kemampuan Pemerntah Kota Denpasar membaya pengeluaran daerah d dalam era otonom. 2) Untuk mengetahu prospek PAD Kota Denpasar selama Tahun Anggaran ) Untuk mengetahu derajat desentralsas fskal Pemerntah Kota Denpasar. II. TELAAH PUSTAKA Kata otonom tersebut berasal dar Yunan yatu autos berart dr sendr dan nomos berart hukum atau aturan. Pengertan otonom daerah menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 junto Undang-Undang Nomor 32 Tahun 24 bahwa otonom daerah mengandung makna tentang hak, wewenang dan kewajban daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendr, sedangkan daerah otonom adalah daerah yang berhak, berwenang dan berkewajban untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendr sesua Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. Kemandran Keuangan Daerah menunjukkan tngkat kemampuan suatu daerah dalam membaya sendr kegatan pemerntah, pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat yang telah membayar pajak dan retrbus sebaga sumber pendapatan yang dperlukan daerah. Rato kemandran dtunjukkan oleh besarnya Pendapatan Asl Daerah dbandngkan dengan Pendapatan Daerah yang berasal dar sumber lan (phak ekstern) antara lan : Bag hasl Pajak, Bag hasl bukan pajak, Sumber daya alam, Dana Alokas Umum dan Dana Alokas Khusus, Dana Darurat dan Dana Pnjaman, (Abdul Halm, 27 : 232). Rumus yang dgunakan adalah : Raso kemandran = Pendapatan Asl Daerah Sumber Pendapatan dar Phak Ekstern Rato kemandran menggambarkan ketergantungan daerah terhadap sumber dana ekstern. Semakn tngg rato kemandran berart ketergantungan daerah terhadap bantuan phak ekstern semakn rendah dan demkan pula sebalknya. Kemandran Keuangan Daerah dapat dcar denga rumus Derajat Desentralsas Fskal (DDF), yatu : PADt DDF t = TPD t Derajat Desentralsas Fskal adalah kemampuan pemerntah daerah dalam rangka menngkatkan Pendapatan Asl Daerah guna membaya pembangunan. Derajat Desentralsas Fskal, khususnya komponen PAD dbandngkan dengan total Pendapatan Daerah. Pengertan pajak daerah menurut UU Nomor 28 Tahun 29 adalah Pajak Daerah, yang selanjutnya dsebut Pajak, adalah kontrbus wajb kepada Daerah yang terutang oleh prbad atau badan yang bersfat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tdak mendapatkan mbalan secara langsung dan dgunakan untuk keperluan daerah bag sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Abdul Halm (22:188) mengartkan perusahaan daerah merupakan unt organsas dalam tubuh pemerntah daerah yang ddrkan untuk menghaslkan pendapatan bag pemerntah daerah yang mendrkan, dan prestas perusahaan daerah tersebut dukur berdasarkan perbandngan laba yang dhaslkan dengan nla vestas yang sudah dlakukan oleh Pemerntah Daerah dengan nvestor. Menurut Halm (22;192) potens PAD masng-masng daerah adalah berbeda sehngga mempengaruh potens sumber-sumber PAD sebaga tolak ukur kemandran adalah sebaga berkut :

4 191 1) Keadaan ekonom dan sosal suatu daerah 2) Perkembangan PDRB perkapta rl 3) Pertumbuhan penduduk 4) Tngkat nflas 5) Perubahan peraturan 6) Penngkatan penermaan PAD. Ada 3 hal yang perlu dperhatkan dalam usaha penngkatan PAD : a) Menambah obyek dan subyek pajak dan retrbus. b) Menngkatkan besarnya pendapaatn c) Mengurang tunggakan. 7) Penyesuaan tarff Untuk mengetahu kemampuan keuangan dalam membaya pengeluaran daerah adalah dengan melhat lebh jauh seberapa besar kontrbus masng-masng sumber PAD terhadap total PAD, dan seberapa efektf target-target perencanaan terhadap realsasnya serta pola data masa lampau dpaka untuk mempelajar faktor-faktor penyebab perubahan untuk dmanfaatkan sebaga perencanaan masa yang akan datang melalu : 1) Analss Kontrbus Abdul Halm (27 : 234) KKSP = KSP TSP x 1% Dmana : KKSP adalah Kontrubus Komponen Sumber penermaan KSP adalah Besaran komponen sumber penermaan TSP adalah Besaran Total Sumber Penermaan 2) Raso Efektftas Mardasno (2:188) : Efektftas = Realas Penermaan x 1% Target Penermaan Efektftas pemungutan suatu komponen penermaan PAD dkatakan efektf bla persentase yang dperoleh dar rumus datas semakn besar, demkan sebalknya dkatakan tdak efektf bla persentase yang dperoleh semakn kecl. 3) Rato Pertumbuhan Rumus yang dgunakan adalah : Pn - Po r = x 1% Po Dmana : Pn = Data yang dhtung pada tahun ke-n Po = Data yang dhtung pada tahun ke- r = Pertumbuhan Semakn tngg rato pertumbuhan, maka semakn tngg pula kemampuan keuangan daerah dalam mendukung otonom daerah Produk Domestk Regonal Bruto (PDRB) adalah sejumlah nla tambah yang tmbul dar berbaga unt produks dsuatu wlayah dalam jangka waktu tertentu yang dnyatakan dalam rupah. Mardasno (2, 19) menyebutkan bahwa unt-unt produks tersebut d kelompokkan menjad 1 sektor lapangan usaha yatu a) Pertanan, b) Industr pengolohan, c) Pertambangan dan Penggalan, d) Lstrk Gas dan Ar, e) Bangunan f) Perdagangan Hotel dan Restoran, g) Pengangkatan dan Komunkas, h) Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan dan ) jasa-jasa.

5 192 III. METODE Peneltan n dlakukan pada Pemerntah Kota Denpasar untuk perode waktu tahun Tahun 29 dplh sebaga awal peneltan dengan kurun waktu 5 tahun dharapkan sudah bsa memberkan gambaran konds peneltan. Jens dan metode yang dgunakan penelt dalam menyelesakan tess n adalah dengan menggunakan jens peneltan deskrptf. Teknk pengumpulan data yang dlakukan penuls dalam menyusun tess adalah dokumentas dan cara observas melakukan penelahaan pada dokumen dokumen yang berhubungan dengan varable peneltan. Teknk yang dgunakan untuk menganalsa data adalah 1. Analss Kontrbus 2. Analss Efektftas 3. Analss Derajat Desentralsas Fskal IV. HASIL PEMBAHASAN 1. Hasl Analss Kemampuan Keuangan Daerah dalam Membaya Pengeluaran Daerah 1) Pendapatan Asl Daerah Penermaan dar sumber PAD selama kurun waktu 5 tahun (29-213) sepert terlhat pada Tabel 5.1 menunjukkan laporan realsas anggaran dar ss penermaan PAD Pemerntah Kota Denpasar. Tabel 5.1 juga menggambarkan bahwa selama kurun waktu 5 tahun (29-213) selalu mengalam penngkatan penermaan. Tertngg terjad tahun 213 yatu sebesar Rp ,78 dsebabkan melonjaknya penermaan Pajak Daerah, adanya penngkatan penermaan dar lan-lan pendapatan asl daerah yang sah yang dperoleh dar jasa gro penyertaan saham pada Bank Pembangunan Daerah. Dsatu ss penurunan penermaan dar retrbus daerah tahun 211 terjad serng dengan dberlakukannya peraturan daerah yang mengatur tentang pajak daerah, mplementas dar Undang-undang Nomor 34 tahun 24. Tabel 1 : Realsas Penermaan PAD Pemerntah Kota Denpasar Tahun Anggaran Tahun Sumber-sumber PAD Anggar-an Pajak Daerah Retrbus Daerah Hasl Pengelolaan Lan-Lan PAD Jumlah PAD Kekayaan Daerah Yang Sah Yang dpsahkan (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,78 Total , , , , ,87 Sumber : Bagan Keuangan Laporan Realsas Anggaran Pemerntah Kota Denpasar Tahun Anggaran Pertumbuhan Pendapatan Asl Daerah Pemerntah Kota Denpasar selama kurun waktu 5 tahun (29-213); menunjukkan trend yang tdak menentu, artnya mengalam penngkatan dan penurunan pertumbuhan. Tahun 29 pertumbuhan sebesar, persen dkut dengan pertumbuhan yang hanya 21,7 persen d tahun 21; tahun 211 menngkat lag menjad 63,14 persen; tahun 212 turun hanya sebesar 2,32 persen; dan terakhr data tahun 213 pertumbuhannya sebesar 28,88 persen, sehngga rata-rata pertumbuhannya selama kurun waktu 5 tahun sebesar 26,68 persen, sepert terlhat pada Tabel 2

6 193 Tabel 2 : Total Penermaan Daerah dan Pertumbuhan PAD Pemerntah Kota Denpasar Tahun Anggaran Tahun Total Penermaan Jumlah PAD Pertumbuhan (%) Anggaran Daerah (Rp) (Rp) (%) , , , ,85 21, , ,23 63, ,379,49,165, ,38 2, , ,78 28,88 Total , ,27 133,41 Rata-rata , ,25 26,68 Sumber : Bagan Keuangan Laporan Realsas Anggaran Pemerntah Kota Denpasar Tahun Anggaran (data dolah) 2) Kontrbus dan Pertumbuhan Pajak Daerah terhadap PAD Pemerntah Kota Denpasar Dar Tabel 3 kontrbus pajak daerah terhadap Pendapatan Asl Daerah Pemerntah Kota Denpasar secara keseluruhan selama 5 tahun (29-213) terlhat pada tahun 29 kontrbusnya 67,89 persen; tahun 21 sebesar 65,1 persen; tahun 211 sebesar 78,78 persen; tahun 212 menurun menjad 73,78 persen dan tahun 213 kembal menngkat sebesar 76,73 persen. Pertumbuhan pajak daerah berdasarkan Tabel 5.3 menunjukkan ketdak stablan, tahun 29 sebaga awal tahun pertumbuhannya sebesar, persen, tahun 211 sebesar 92,4 persen merupakan pertumbuhan tertngg, sedangkan tahun 212 terjad penurunan menjad sebesar 15,62 persen. Hal n menunjukan terjadnya pergeseran dalam struktur keuangan daerah yang akan memberkan pengaruh pula terhadap penermaan sektor lan selan pajak daerah, sepert retrbus daerah, bagan laba BUMB dan pendapatan lan-lan yang sah. 3) Kontrbus dan Pertumbuhan Retrbus Daerah terhadap PAD Pemerntah Kota Denpasar Hasl analss kontrbus retrbus daerah sepert yang dsajkan pada Tabel 3 terlhat bahwa realsas penermaan retrbus daerah Pemerntah Kota Denpasar terus menngkat setelah pernah mengalam penurunan penermaan d tahun 211 yang hanya sebesar Rp jka dbandngkan dengan penermaan tahun 21. Namun d tahun-tahun berkutnya selalu mengalam penngkatan, terlhat tahun 212 sebesar Rp menjad sebesar Rp d tahun 213. Sedangkan kontrbus retrbus terhadap Pendapatan Asl Daerah selama kurun waktu 5 tahun (29-213) terlhat pada Tabel 5.3 adalah sebaga berkut: tahun 29 sebesar 9,73 persen; tahun 21 turun menjad sebesar 1,5 persen; tahun 211 turun menjad hanya 5,75 persen; kemudan d tahun 212 nak sedkt menjad 8,56 persen dan kembal menurun tahun 213 sebesar 7,26 persen. Kontrbus retrbus terhadap Pendapatan Asl Daerah sepert terlhat pada Tabel 5.3 secara umum memlk pola yang merata artnya fluktuatfnya tdak terlalu menonjol, hanya terlhat dua tahun saja terjad penurunan yatu tahun 211 menjad sebesar 5,75 persen; tahun 213 kontrbusnya hanya sebesar 7,26 persen tetap kemudan terus mengalam penngkatan, sehngga rata-rata kontrbus retrbus terhadap Pendapatan Asl Daerah Pemerntah Kota Denpasar selama kurun waktu 5 tahun (29-213) adalah sebesar 8,27 persen.

7 194 4) Kontrbus dan Pertumbuhan Hasl Perusahan Daerah dan Hasl Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dpsahkan. Berdasarkan Tabel 3 terlhat bahwa Hasl Perusahan Daerah dan Hasl Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dpsahkan Pemerntah Kota Denpasar pada umumnya relatf menngkat dar tahun ke tahun. Hal n terlhat dar realsas tahun 29 sebesar Rp ,9 menngkat menjad Rp ,87 pada tahun 213. Kalau dlhat tngkat pertumbuhannya dar tahun ke tahun selama kurun waktu tahun mengalam pasang surut, tahun 29 sebag tahun awal peneltan n pertumbuhannya sebesar, persen; d tahun 21 melonjak menjad 39,43 persen; tahun 211 mengalam penurunan pertumbuhan menjad 33,2 persen, tahun 212 mengalam penngkatan cukup tajam sebesar 73,21 persen; tahun 213 mengalam penurunan sebesar 9,37 persen. Jad kalau d rata-ratakan selama kurun waktu 5 tahun (29-213) pertumbuhannya sebesar 32,46 persen dan dapat dkatakan bahwa selama kurun waktu 5 tahun (29-213) hasl perusahaan daerah, hasl pengelolaan kekayaan daerah Pemerntah Kota Denpasar pada umumnya menunjukkan pertumbuhan yang postf Sedangkan kontrbus Hasl Perusahan Daerah dan Hasl Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dpsahkan terhadap Pendapatan Asl Daerah sepert terlhat pada Tabel 5.3 sepanjang kurun waktu 5 tahun (29-213) cukup varatf, yatu terkecl mencapa 2,41 persen d tahun 29 kemudan yang tertngg sebesar 3,62 d tahun 212. Tahun 21 kontrbusnya sebesar 3,1 persen; tahun 21 sebesar 2,45 persen; tahun 212 sebesar 3,62 persen dan tahun 213 sebesar 3,15 persen. Jad rata-rata kontrbus hasl perusahaan daerah, hasl pengelolaan kekayaan daerah Pemerntah Kota Denpasar selama kurun waktu 5 tahun yatu sebesar 2,97 persen. 5) Kontrbus dan Pertumbuhan Lan-lan Pendapatan Asl Daerah yang Sah Realsas lan-lan pendapatan asl daerah yang sah sepert terlhat pada Tabel 3 menunjukkan kecenderungan menngkat dar tahun ke tahunnya, tahun 29 tercapa sebesar Rp ,21 menngkat menjad sebesar Rp ,2 d tahun 21 kemudan d tahun 211 menngkat menjad Rp ,51 d tahun 212 menjad sebesar Rp ,43 sebelum kemudan terus menngkat menjad Rp ,96. Dar data tersebut ternyata terjad pertumbuhan yang tdak stabl terlhat dar tahun awal dlakukannya peneltan n (tahun 29) pertumbuhannya sebesar, persen, kemudan menngkat menjad 33,74 persen d tahun 21, tahun 211 turun menjad 12,23 persen; tahun 212 pertumbuhannya sebesar 12,5 persen, menngkat menjad 18,83 persen d tahun 213. Sedangkan kontrbus Lan-lan pendapatan asl daerah yang sah terhadap Pendapatan Asl Daerah dar Tabel 5.3 terlhat cukup stabl. Tahun 29 tercatat sebesar 19,77 persen; tahun 21 sebesar 21,84 persen; tahun 211 sebesar 15,2 persen; tahun 212 turun menjad 14,5 persen; tahun 213 turun lag sebesar 12,95 persen. Jad rata-rata pertumbuhan lan-lan pendapatan asl daerah yang sahselama kurun waktu 5 tahun (29-213) adalah sebesar 15,46 persen, sedangkan kontrbusnya terhadap PAD sebesar 16,72 persen.

8 195 Tabel 3 : Pertumbuhan dan Kontrbus Sumber-sumber PAD Terhadap PAD Pemerntah Kota Denpasar Tahun Tah un PAD Ang gara n Pajak Daerah Retrbus Daerah Hasl Penglolaan Lan-Lan PAD PAD Kekayaan Daerah Yang Sah Total Rata- Rata , , , , , , ,25 Jumlah , , , , , , ,96 Pert umbuh an 16, 9 92,4 15,6 2 33, , 96 31,5 9 Ko ntr bus 67, 89 65, 1 76, 78 73, 78 76, 63 36,19 72, 4 Jumlah , , , , , , , Per tu m buh an, 25, 11-6,7 4 79, 21 9,3 7 16,95 21, 39 Ko ntr bus 9,7 3 1, 5 5,7 5 8,5 6 7,2 6 41, 36 8,2 7 Yang dpsahkan Per tu m Jumlah , , , , , , ,3 6 buh an, 39, 43 33, 2 77, 48 12, ,28 32, 46 Ko ntr bus 2,6 1 3, 1 2,4 5 3,6 2 3,1 5 14, 84 2,9 7 Jumlah , , , , , , ,5 6) Efektvtas Pengelolaan Keuangan Daerah Tabel 4 : Efektvtas Pendapatan Daerah Pemerntah Kota Denpasar Tahun Anggaran Tahun Target Realsas Penermaan Efektftas Krtera Anggaran Pendapatan Daerah (%) Sumber : , ,3 111,9 Sangat Efektf , ,61 18,73 Sangat Efektf , ,18 111,53 Sangat Efektf , ,38 11,33 Sangat Efektf , ,47 13,62 Sangat Efektf Rata-rata 19,6 Sangat Efektf Bagan Keuangan, Perhtungan APBD Pemerntah Kota Denpasar , data dolah Berdasarkan Tabel 4 dketahu bahwa capaan/realsas pendapatan jka dbandngkan dengan target yang dtetapkan selama kurun waktu 5 tahun selalu berada datas angka 1 persen atau rata-rata sebesar 19,6 persen, dengan kenakan dan penurunan yang tdak terlalu drasts. Sesua dengan kretera penlaan maka tngkat efektvtas pendapatan Pemerntah Kota Denpasar termasuk datam katagor sangat efektf. Hal n berart Pemerntah Kota Denpasar sudah tepat dan realsts dalam merencanakan pendapatannya terlhat dar rata-rata capaannya yang berkretera sangat efektf. Per tu m buh an 33, 74 12, 23 12, 5 18, 83 77, 3 15, 46 Ko ntr bus 19, 77 21, 84 15, 2 14, 5 12, 95 83, 62 16, 72

9 196 7) Kemandran Keuangan Daerah Pemerntah Kota Denpasar Tabel 5 : Kemandran Keuangan Daerah Pemerntah Kota Denpasar Tahun Anggaran Tahun Total Penermaan Jumlah PAD DDF Anggaran Daerah % , ,3 26, , ,85 28, , ,23 36, , ,38 37, , ,78 42,58 Total 171,63 Rata-rata 34,33 Sumber : Bagan Keuangan, Perhtungan APBD Pemerntah Kota Denpasar , data dolah Tabel 6 : Rato PAD terhadap TPD Pemerntah Kota Denpasar Tahun Tahun Total Penermaan Jumlah PAD PAD/TPD Klasfkas Anggaran Daerah % , ,3 26,2 Sedang , ,85 28,82 Sedang , ,23 36,95 Cukup , ,38 37,8 Cukup , ,78 42,58 Bak Rata-rata 34,33 Cukup Sumber : Bagan Keuangan, Perhtungan APBD Pemerntah Kota Denpasar , data dolah 8) Pendapatan Per Kapta Pemerntah Kota Denpasar Tabel 7 : PDRB Pemerntah Kota Denpasar Atas Dasar Harga Berlaku Tahun Anggaran Tahun Jumlah PAD PDRB Pertumbuhan (%) Pertumbuhan (%) Anggaran (Rp) PDRB PAD , , , ,51 16,2 21, , ,38 1,87 63, , ,87 12,28 2, , ,34 12,86 28,88 Total ,27 52,21 133,41 Rata-rata ,25 1,44 26,68 Sumber: PDRB Pemerntah Kota Denpasar , BPS Provns Bal

10 197 Tahun 9) Trend PAD menurut Sumber-sumber Penermaan PAD Perhtungan Analss Trend Pendapatan Asl Daerah Y = a + bx a = ,27 / 5 = ,25 b = ,42 / 19, = ,81 Jad Trend Pendapatan Asl Daerah Pemerntah Kota Denpasar adalah : Y 214 = , ,81 x 6 = , ,86 = ,11 Y215 = , ,81 x 7 = , ,67 = ,92 Y216 = , ,81 x 8 = , ,48 = ,73 Tabel 8 : Realsas Sumber PAD Pemerntah Kota Denpasar Untuk Analss Trend Tahun Anggaran Sumber-sumber PAD Anggaran Pajak Daerah Retrbus Daerah Hasl Penglolaan Lan-Lan PAD Jumlah PAD Kekayaan Daerah Yang dpsahkan Yang Sah (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,78 Total , , , , ,87 Sumber : Bagan Keuangan Laporan Realsas Anggaran Pemerntah Kota Denpasar Tahun Anggaran Penermaan Pajak Daerah sepert terlhat pada Tabel 5.8 selama kurun waktu 5 tahun (29-213) sejumlah Rp ,82 dan sesua analss trend proyeksnya berjumlah Rp ,81 (lampran 4), hal n menunjukan bahwa rato trend (perkraan) Pajak Daerah Pemerntah Kota Denpasar menunjukkan trend menngkat.

11 198 Perhtungan Analss Trend Pajak Daerah Y = a + bx a = ,82 / 5 = ,96 b = ,81 / 19, = ,25 Jad Trend Pajak Daerah Pemerntah Kota Denpasar adalah : Y214 = , ,25 x 6 = , ,5 = ,46 Y215 = , ,25 x 7 = , ,75 = ,71 Y216 = , ,25 x 8 = , , = ,96 Perhtungan analss trend Retrbus Y = a + bx a = , / 5 = , b = , / 19, = ,5 Jad Trend Retrbus Pemerntah Kota Denpasar adalah : Y214 = , ,5 x 6 = , ,3 = ,3 Y215 = , ,5 x 7 = , ,35 = ,35 Y216 = , ,5 x 8 = , ,4 = ,4 Perhtungan Analss Hasl Pengelolaan BUMD dan kekayaan daerah lannya Y = a + bx a = ,8 / 5 = ,36 b = ,83 / 19, = ,94 Jad Trend Hasl Pengelolaan BUMD dan kekayaan daerah lannya Pemerntah Kota Denpasar adalah : Y214 = , ,94 x 6 = , ,64 = ,

12 199 Y215 = , ,94 x 7 = , ,58 = ,94 Y216 = , ,94 x 8 = , ,52 = ,88 Perhtungan Analss Trend Lan-lan Pendapatan Yang Sah Y = a + bx a = ,25 / 5 = ,5 b = ,18 / 19, = ,54 Jad Trend Hasl Lan-lan Pendapatan yang sah Pemerntah Kota Denpasar adalah: Y214 = , ,54 x 6 = , ,24 = ,6 Y215 = , ,94 x 7 = , ,58 = ,94 Y216 = , ,94 x 8 = , ,52 = ,88 V. SIMPULAN DAN SARAN Smpulan Pengelolaan keuangan daerah bla dlhat dengan membandngkan antara realsas penermaan dan target yang dtetapkan, sangat efektf karena rata-rata capaan haslnya adalah 19,6 persen (Tabel 5.4), akan tetap berdasarkan atas hasl peneltan yang merujuk pada tujuan peneltan dapat dtark smpulan sebaga berkut : 1) Kemampuan keuangan daerah membaya pengeluaran daerah Pemerntah Kota Denpasar walaupun sudah cukup mandr tetap mash memerlukan bantuan dar pemerntah pusat. 2) Derajat Desentralsas Fskal (DDF) sebaga ukuran kemandran keuangan daerah Pemerntah Kota Denpasar selama tahun , dketahu bahwa rato PAD terhadap TPA adalah hanya sebesar rata-rata 34,33 persen sehngga masuk dalam klasfkas cukup 3) Perkraan penermaan PAD Pemerntah Kota Denpasar dar , cenderung mengalam penngkatan. Terlhat perkraan penermaan PAD tahun 214 sebesar Rp menngkat menjad sebesar Rp ,92 d tahun 215 dan menngkat lag menjad sebesar Rp ,73 d tahun 216, penngkatannya dsumbangkan dar sumber-sumber PAD sepert yang terlhat pada Lampran 4 yatu sebaga berkut : Pajak Daerah tahun 214 sebesar Rp ,46 tahun 215 sebesar Rp ,71 dan tahun 216 sebesar Rp ,96. Retrbus tahun 214 sebesar Rp ,3 tahun 215 sebesar Rp ,35 dan tahun 216 sebesar Rp ,4. Hasl Pengelolaan BUMD dan kekayaan daerah tahun 214 sebesar Rp tahun 215 sebesar Rp ,94 dan tahun 216 sebesar Rp ,88. Lanlan PAD yang sah sebesar tahun 214 sebesar Rp ,6 tahun 215 sebesar Rp ,94 dan tahun 216 sebesar Rp ,88.

13 2 Saran Berdasarkan atas hasl peneltan maka ada beberapa hal yang perlu dkemukakan sebaga saran yatu sebaga berkut : 1) Sumbangan PAD terhadap Total Pendapatan Daerah (TPD) sebaga tolok ukur menla kemampuan keuangan daerah sudah cukup dar deal, maka manajemen pengelolaan keuangan daerah yang selama n dterapkan mash perlu dtngkatkan lag dan terus dperbaharu agar d masa mendatang potens yang ada dapat tergarap secara optmal. 2) Mengatas kendala dalam pemungutan PAD maka dperlukan langkah-langkah sepert mengefektfkan penermaan daerah dengan pengawasan melekat (koordnas antara unt kerja terkat yang berhubungan langsung dengan wajb pajak), penyegaran aparat melalu mutas keluar maupun kedalam unt pengelolaan pendapatan daerah, dengan tujuan agar aparat yang bertugas sebaga pengelola tdak terlalu lama melaksanakan tugas pada unt tersebut. Terbatasnya kemampuan pengelola keuangan dapat datas dengan mengadakan penddkan dan lathan kepada aparat agar lebh menguasa sstem dan prosedur pengelola manajemen keuangan bak pengeluaran anggaran daerah maupun pembangunan. 3) Untuk memotvas pegawa dalam menngkatkan realsas penermaan PAD dapat dsarankan agar pegawa khususnya Dnas Pendapatan Pemerntah Kota Denpasar yang bertugas sebaga pemungut pajak/retrbus daerah dberkan penghargaan bla mampu memenuh dan melampau target dan memberkan sanks berupa teguran dan sejensnya bag yang belum mencapa target. DAFTAR PUSTAKA Abdul Halm, 22. Akuntans Keuangan Daerah, Jakarta : Penerbt Salemba Empat., 27. Akuntans Sektor Publk, Akuntans Keuangan Daerah, Eds 3.Jakarta: Penerbt Salemba Empat. BAPPENAS, 23. Peta Kemampuan Keuangan Provns Dalam Era Otonom Daerah Tnjauan atas Knerja PAD, dan Upaya yang Dlakukan Daerah Drektorat Pengembangan Otonom Daerah. Departemen Dalam Neger Republk Indonesa. 24 tentang Undang-Undang Republk Indonesa Nomor 32 tentang Pemerntah Daerah Jakarta., tentang Undang-Undang Republk Indonesa Nomor 33 Tahun 24 tentang Permbangan Keuangan Antara Pemerntah Pusat dan Pemerntah Daerah Jakarta., 26. Peraturan Pemerntah Republk Indonesa Nomor 58 Tahun 25 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. Jakarta., 26 Peraturan Menter dalam Neger Nomor 13 Tahun 26 tentang pengelolaan Keuangan, Jakarta. Keputusan Menter Dalam Neger Nomor 29 Tahun 22 tentang Pedoman Pengurusan, Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah serta Tata Cara Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan Penyusunan Perhntungan Anggaran Pendapaatn dan Belanja Daerah. Mardasmo,2. Implkas APBN dan APBD Dalam Konteks Otonom Daerah.Kompak No.23, Peraturan Pemerntah Republk Indonesa Nomor 65 Tahun 21 tentang Pajak Daerah (Lembaran Negara Tahun 21 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4138). Peraturan Pemerntah Republk Indonesa Nomor 66 Tahun 21 tentang Retrbus Daerah (Lembaran Negara Tahun 21 Nomor 119, Tambahan Lembaran NEGara Nomor 4139).

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABSTRAK STEVANY HANALYNA DETHAN Fakultas Ekonom Unv. Mahasaraswat Mataram e-mal : stevany.hanalyna.dethan@gmal.com

Lebih terperinci

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan sumber penermaan terpentng d Indonesa. Oleh karena tu Pemerntah selalu mengupayakan bagamana cara menngkatkan penermaan Pajak. Semakn tngg penermaan

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tnjauan Teorts 2.1.1 Saham Menurut Anoraga (2006:58) saham adalah surat berharga bukt penyertaan atau pemlkan ndvdu maupun nsttus dalam suatu perusahaan. Saham berwujud selembar

Lebih terperinci

lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung dalam pelaksanaan otonomi daerah belum dapat dilaksanakan secara optimal, antara

lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung dalam pelaksanaan otonomi daerah belum dapat dilaksanakan secara optimal, antara BAB V KESMPULAN, MPLKAS DAN REKOMENDAS A. Kesmpulan Berdasarkan hasl peneltan yang telah durakan sebelumnya kesmpulan yang dsajkan d bawah n dtark dar pembahasan hasl peneltan yang memjuk pada tujuan peneltan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri sendiri ataupun yang ditimbulkan dari luar. karyawan. Masalah stress kerja di dalam organisasi menjadi gejala yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri sendiri ataupun yang ditimbulkan dari luar. karyawan. Masalah stress kerja di dalam organisasi menjadi gejala yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pekerjaan merupakan suatu aspek kehdupan yang sagat pentng. Bag masyarakat modern bekerja merupakan suatu tuntutan yang mendasar, bak dalam rangka memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan adalah ketersedaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dkatakan memlk ketahanan pangan jka penghunnya tdak berada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

Sistem Informasi Pendapatan Asli Daerah Pada Dinas Pendapatan Kabupaten Sangihe

Sistem Informasi Pendapatan Asli Daerah Pada Dinas Pendapatan Kabupaten Sangihe Jurnal Sstem Informas Bsns 0(011) On-lne : http://ejournal.undp.ac.d/ndex.php/jsnbs 59 Sstem Informas Pendapatan Asl Daerah Pada Dnas Pendapatan Kabupaten Sanghe Alfranus Papuas a,*, Mustafd b, Eko Ad

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian Pengaruh Captal Structure terhadap Proftabltas pada Industr Perbankan d Indonesa Mutara Artkel n d-dgtalsas oleh Perpustakaan Fakultas Ekonom-Unverstas Trsakt, 2016. 021-5663232 ext.8335 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

BABl PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dengan tingkat

BABl PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dengan tingkat BABl PENDAHULUAN 1.1. LAT AR BELAKANG PERMASALAHAN ndonesa merupakan negara yang sedang berkembang dengan tngkat populas yang cukup besar. Dengan jumlah penduduk dewasa n mencapa lebh dar 180 juta jwa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan penjualan. Sebelum penjualan dlakukan basanya akan dsepakat terlebh dahulu bagamana cara pembayaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5 33 III.METODE PENELITIAN A Jens Dan Desan Peneltan. Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan kuanttatf. Peneltan n merupakan peneltan korelas yang bertujuan untuk mengetahu hubungan

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA KABUPATEN PACITAN ( DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PACITAN

TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA KABUPATEN PACITAN ( DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PACITAN 1 BUPAT PACTAN PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR S TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKAS DANA DESA KABUPATEN PACTAN ( DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPAT PACTAN Menmbang Bahwa dalam rangka tertb

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS 4.1 Survey Parameter Survey parameter n dlakukan dengan mengubah satu jens parameter dengan membuat parameter lannya tetap. Pengamatan terhadap berbaga nla untuk satu parameter

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

Hubungan Model Kurva Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga di Provinsi Sulawesi Selatan dengan Elastisitasnya

Hubungan Model Kurva Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga di Provinsi Sulawesi Selatan dengan Elastisitasnya Vol. 8, No., 9-101, Januar 01 Hubungan Model Kurva Pengeluaran Konsums Rumah Tangga d Provns Sulawes Selatan dengan Elaststasnya Adawayat Rangkut Abstrak Seleks kurva pengeluaran konsums masyarakat Sulawes

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusa dlahrkan ke duna dengan ms menjalankan kehdupannya sesua dengan kodrat Illah yakn tumbuh dan berkembang. Untuk tumbuh dan berkembang, berart setap nsan harus

Lebih terperinci

Peramalan Produksi Sayuran Di Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcasting

Peramalan Produksi Sayuran Di Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcasting Peramalan Produks Sayuran D Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcastng Esrska 1 dan M. M. Nzam 2 1,2 Jurusan Matematka, Fakultas Sans dan Teknolog, UIN Sultan Syarf Kasm Rau Jl. HR. Soebrantas No. 155

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Bab 2 Tnjauan Pustaka 2.1 Peneltan Terdahulu Pemlhan stud pustaka tentang sstem nformas penlaan knerja karyawan n juga ddasar pada peneltan sebelumnya yang berjudul Penerapan Metode TOPSIS untuk Pemberan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah RINGKASAN OPTIMALISASI PELAKSANAAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF DENGAN GROUP RESUME DAN CONCEPT MAP DALAM UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN EKONOMI Oleh: Endang Mulyan Daru Wahyun Peneltan n bertujuan

Lebih terperinci

Nama : Crishadi Juliantoro NPM :

Nama : Crishadi Juliantoro NPM : ANALISIS INVESTASI PADA PERUSAHAAN YANG MASUK DALAM PERHITUNGAN INDEX LQ-45 MENGGUNAKAN PORTOFOLIO DENGAN METODE SINGLE INDEX MODEL. Nama : Crshad Julantoro NPM : 110630 Latar Belakang Pemlhan saham yang

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JAYAPURA

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JAYAPURA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JAYAPURA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JAYAPURA Sensus Penduduk 2010 merupakan sebuah kegatan besar bangsa Badan Pusat Statstk (BPS) berdasarkan Undang-undang Nomor 16

Lebih terperinci

ZULIA HANUM Jurnal Ilmiah Ekonomikawan ISSN: Edisi 11 Des 2012 ABSTRAK

ZULIA HANUM Jurnal Ilmiah Ekonomikawan ISSN: Edisi 11 Des 2012 ABSTRAK PENGARUH WITH HOLDING TA SYSTEM PADA PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (STUDI KASUS KPP PRATAMA MEDAN PETISAH) ZULIA HANUM Jurnal Ilmah Ekonomkawan ISSN: 1693-7600 Eds 11

Lebih terperinci

PERANCANGAN PARAMETER DENGAN PENDEKATAN TAGUCHI UNTUK DATA DISKRIT

PERANCANGAN PARAMETER DENGAN PENDEKATAN TAGUCHI UNTUK DATA DISKRIT BIAStatstcs (05) Vol. 9, No., hal. -7 PERANCANGAN PARAMETER DENGAN PENDEKATAN TAGUCHI UNTUK DATA DISKRIT Faula Arna Jurusan Teknk Industr, Unverstas Sultan Ageng Trtayasa Banten Emal : faulaarna@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta,

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta, BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan pada 6 (enam) MTs d Kota Yogyakarta, yang melput: Madrasah Tsanawyah Neger Yogyakarta II, Madrasah Tsanawyah Muhammadyah Gedongtengen,

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN! PERATURAN BUPATI PACITAN I NOMOR 1^ TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN PENGURANGAN, KERINGANAN, DAN PEMBEBASAN

BUPATI PACITAN! PERATURAN BUPATI PACITAN I NOMOR 1^ TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN PENGURANGAN, KERINGANAN, DAN PEMBEBASAN BUPAT PACTAN! PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 1^ TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PEMBERAN PENGURANGAN, KERNGANAN, DAN PEMBEBASAN RETRBUS PELAYANAN PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPAT PACTAN Menlmbang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

Jurnal Bakti Saraswati Vol.04 No.01. Maret 2015 ISSN :

Jurnal Bakti Saraswati Vol.04 No.01. Maret 2015 ISSN : Jurnal Bakt Saraswat Vol.04 No.01. Maret 2015 ISSN : 2088-2149 PEMANFAATAN PROGRAM APLIKASI MAPLE SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR KALKULUS I MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Tempat dan waktu Peneltan Peneltan dlakukan pada Perusahaan Daerah Ar Mnum Kabupaten Gorontalo yang beralamat d jalan Gunung Bolyohuto No. 390 Kelurahan Bolhuangga Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 44 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Menurut Arkunto (00:3) peneltan ekspermen adalah suatu peneltan yang selalu dlakukan dengan maksud untuk melhat akbat dar suatu perlakuan. Metode yang penuls

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia)

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia) PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Stud Kasus pada Data Inflas Indonesa) Putr Noorwan Effendy, Amar Sumarsa, Embay Rohaet Program Stud Matematka Fakultas

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

Model Potensial Gravitasi Hansen untuk Menentukan Pertumbuhan Populasi Daerah

Model Potensial Gravitasi Hansen untuk Menentukan Pertumbuhan Populasi Daerah Performa (2004) Vol. 3, No.1: 28-32 Model Potensal Gravtas Hansen untuk Menentukan Pertumbuhan Populas Daerah Bambang Suhard Jurusan Teknk Industr, Unverstas Sebelas Maret, Surakarta Abstract Gravtaton

Lebih terperinci

SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Guru Pendidikan Sekolah Dasar pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Guru Pendidikan Sekolah Dasar pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MENYUSUN KARANGAN BERDASARKAN RANGKAIAN GAMBAR SERI MELALUI METODE PENUGASAN DAN LATIHAN PADA SISWA KELAS V SDN JAMBEAN 03 SEMESTER 1 KECAMATAN MARGOREJO KABUPATEN

Lebih terperinci

BABY. S!MPULAN DA:"i SARAN. Rumah sakit adalah bentuk organisasi pengelolaan jasa pelayanan

BABY. S!MPULAN DA:i SARAN. Rumah sakit adalah bentuk organisasi pengelolaan jasa pelayanan BABY S!MPULAN DA:" SARAN A. Smpulan Rumah sakt adalah bentuk organsas pengelolaan jasa pelayanan kesehatan ndvdual secara menyeluruh oleh karena tu dperlukan penerapan vs. ms. dan strateg seara tepat oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konds persangan dalam berbaga bdang ndustr saat n dapat dkatakan sudah sedemkan ketatnya. Persangan dalam merebut pasar, adanya novas produk, mencptakan kepuasan pelanggan

Lebih terperinci

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR Resa Septan Pontoh 1), Neneng Sunengsh 2) 1),2) Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran 1) resa.septan@unpad.ac.d,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang akan dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan Research and Development (R&D) n merupakan

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA TAHUN

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA TAHUN PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA TENTANG BERCERITA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF SISWA KELAS II SDN ANGKATAN LOR 02 KECAMATAN TAMBAKROMO KABUPATEN PATI SEMESTER I TAHUN 2011 / 2012

Lebih terperinci

METODE REGRESI RIDGE UNTUK MENGATASI KASUS MULTIKOLINEAR

METODE REGRESI RIDGE UNTUK MENGATASI KASUS MULTIKOLINEAR METODE REGRESI RIDGE UNTUK MENGATASI KASUS MULTIKOLINEAR Margaretha Ohyver Jurusan Matematka, Fakultas Sans dan Teknolog, Bnus Unversty Jl. Kh.Syahdan No.9, Palmerah, Jakarta 480 ethaohyver@bnus.ac.d,

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN PROVINSI JAWA TIMUR. j PERATURAN BUPATI PACITAN ; NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI PACITAN PROVINSI JAWA TIMUR. j PERATURAN BUPATI PACITAN ; NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI PACITAN PROVINSI JAWA TIMUR j PERATURAN BUPATI PACITAN ; NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG TATACARA PERHITUNGAN DAN PENYALURAN DANA BAGI HASIL PAJAK DAERAH KABUPATEN PACITAN KEPADA PEMERINTAH DESA t T

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 Tahun Pelajaran

METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 Tahun Pelajaran III. METODE PENELITIAN A. Settng Peneltan Peneltan n menggunakan data kuanttatf dengan jens Peneltan Tndakan Kelas (PTK). Peneltan n dlaksanakan d SMAN 1 Bandar Lampung yang beralamat d jalan Jend. Sudrman

Lebih terperinci

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I 4. LATAR BELAKANG Kesultan ekonom yang tengah terjad akhr-akhr n, memaksa masyarakat memutar otak untuk mencar uang guna memenuh kebutuhan hdup

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT (MMP) UNTUK MENGATASI KESALAHAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL SUB POKOK BAHASAN SEGITIGA DAN SEGIEMPAT KELAS VII D SMP NEGERI 7 JEMBER TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I ENDHULUN. Latar elakang Mengambl keputusan secara aktf memberkan suatu tngkat pengendalan atas kehdupan spengambl keputusan. lhan-plhan yang dambl sebenarnya membantu dalam penentuan masa depan. Namun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teor Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah suatu rencana kerja pemerntah yang dnyatakan secara kuanttatf, basanya dalam satuan moneter yang mencermnkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan pengembangan yang bertujuan membuat suatu produk dan duj kelayakannya. B. Metode Pengembangan Peneltan n menggunakan

Lebih terperinci