BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 53 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Deskriptif Deskriptif Responden Lama Bekerja Dari 214 kuesioner yang dikembalikan oleh responden, bisa diketahui bahwa para pegawai telah bekerja di PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor dalam kurun waktu yang berbeda-beda. Hal ini disesuaikan dengan tahun penerimaan pegawai yang menjadi awal seorang pegawai bekerja di perusahaan tersebut, yang juga berbeda. Penerimaan pegawai di PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor dilakukan 2 kali dalam 1 tahun, yaitu pada bulan Juni dan Desember. Penerimaan pegawai yang terakhir dilakukan dan tercatat selama penelitian ini dilakukan adalah pada bulan Juni 2010, sehingga pada informasi Lama Bekerja pegawai akan tercatat rentang waktu mulai setengah tahun (6 bulan) sampai 35 tahun. Secara lebih rinci data tentang informasi lama bekerja pegawai PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor bisa dilihat pada Gambar 4. Gambar 4 Diagram Lingkaran Lama bekerja Responden Dari Gambar 4 bisa diketahui bahwa dari semua pegawai yang bekerja di PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor sebanyak 24% pegawai telah bekerja selama 1 5 tahun, 20 % telah bekerja selama 5-10 tahun, 14% selama tahun, 12% selama 0-1 tahun, 12% juga untuk yang bekerja selama 5-15 tahun,

2 54 8% selama tahun, 7% selama tahun dan yang paling sedikit yaitu 3% pegawai telah bekerja selama tahun Usia Pegawai Informasi mengenai usia dari pegawai yang bekerja di PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor didapatkan dari kuesioner yang telah dikembalikan oleh responden sebanyak 214. Pegawai yang paling muda yang tercatat di PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor adalah berusia 26 tahun, sedangkan pegawai dengan usia paling tua berada pada rentang usia 57 tahun. Tetapi jumlah terbanyak atau rata-rata pegawai yang bekerja di PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor berada pada rentang usia tahun. Secara lebih rinci informasi mengenai usia pegawai bisa dilihat pada Gambar 5. Gambar 5 Diagram Lingkaran Usia Responden Dari Gambar 5 bisa disimpulkan bahwa responden dalam penelitian ini yang berasal dari karyawan PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor sebanyak 23% berusia tahun. Selanjutnya sebanyak 18% dari responden berusia tahun, 17% berusia tahun, 16% berada pada rentang usia tahun, 14%nya berusia tahun, 9% berusia tahun, dan jumlah paling kecil dengan prosentase sebesar 3% pegawai berusia tahun.

3 Jenis Kelamin Dari 214 responden yang berasal dari pegawai PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor yang telah mengembalikan kuesioner, terdiri dari 54 responden berjenis kelamin wanita atau sekitar 25% dari responden dan 160 responden berjenis kelamin laki-laki atau sekitar 75%. Jumlah responden laki-laki yang ternyata 3 kali lipat lebih bnyak dibandingkan responden yang berjenis kelamin wanita salah satunya disebabkan karena jenis pekerjaan yang ada di PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor sebagian besar merupakan jenis pekerjaan lapang yang membutuhkan tenaga dan keahlian yang dimiliki laki-laki. Seperti misalnya pada divisi Perawatan, Transmisi dan Distribusi, Perencanaan Tehnik dan Satpam yang lebih didominasi pegawai laki-laki. Untuk diagram lingkaran (Pie Chart) yang menggambarkan jumlah pegawai laki-laki dan pegawai wanita bisa dilihat pada Gambar 6. Gambar 6 Diagram Lingkaran Jenis Kelamin Responden Divisi Kerja Dari keseluruhan kuesioner yang dibagikan pada 12 divisi yang terdapat di PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor, didapatkan 214 kuesioner yang dikembalikan oleh responden. Dari 214 kuesioner tersebut masing-masing berasal dari divisi-divisi yang berbeda. Divisi Satpam yang secara personil memiliki jumlah pegawai paling banyak juga sekaligus merupakan divisi yang paling banyak mengumpulkan kuesioner dan menjadi responden dalam penelitian ini yaitu sebanyak 52 orang. Divisi Satpam memiliki jumlah pegawai yang paling banyak karena pada divisi ini pegawai bekerja secara bergilir dan juga bertugas di kantor-kantor anak cabang yang tersebar di beberapa daerah Kabupaten Bogor.

4 56 Sedangkan untuk divisi Sekretariat hanya 8 orang pegawai yang menjadi responden dalam penelitian ini, tetapi walaupun demikian jumlah itu merupakan jumlah keseluruhan pegawai yang ada di divisi tersebut. Jumlah pegawai yang menjadi responden dari masing-masing divisi dalam penelitian ini disajikan dalam diagram lingkaran yang bisa dilihat pada Gambar 7. Gambar 7 Diagram Lingkaran Divisi kerja Responden Dari Gambar 7 bisa diketahui masing-masing prosentase jumlah karyawan yang ada di setiap divisi dari PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor yang menjadi responden dalam penelitian ini. Prosentase terbesar dengan 24% adalah pegawai yang ada di divisi satpam. 18%nya ada pada divisi administrasi umum dan demikian seterusnya sampai jumlah terkecil dengan 4% ada pada divisi Sekretariat Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan dari 214 pegawai PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor yang menjadi responden dalam penelitian ini beragam mulai dari tingkat SMU, diploma, sarjana dan magister. Dari kuesioner yang dikembalikan oleh responden, diketahui bahwa sebagian besar pegawai PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor berasal dari tingkat pendidikan SMU sebanyak 113 orang dan Sarjana 72 orang. Banyaknya pegawai yang berasal dari tingkat pendidikan SMU karena pada awal berdirinya perusahaan banyak sekali jenis pekerjaan terutama

5 57 jenis pekerjaan teknis yang membutuhkan SDM, sehingga PDAM membuka lowongan besar-besaran kepada lulusan SMU untuk direkrut menjadi pegawai yang tentu saja harus sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan perusahaan. Walaupun hanya berlatar belakang pendidikan setingkat SMU, tetap diberikan pembekalan dan pelatihan-pelatihan yang membuat para pegawai baru tersebut mampu memberikan kinerja yang maksimal pada perusahaan. Tingkat pendidikan dari pegawai PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor secara lebih rinci disajikan dalam Gambar 8. Gambar 8 Diagram Lingkaran Tingkat Pendidikan Responden Dari Gambar 8 bisa disimpulkan bahwa dari pegawai PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor yang menjadi responden dalam penelitian ini sebagian besar yaitu sebanyak 53% berada pada tingkat pendidikan SMU, dimana menurut data yang ada di perusahaan pegawai dengan tingkat pendidikan tersebut banyak berada di divisi satpam dan perawatan yang memang jenis pekerjaannya sangat teknis dan banyak bekerja di lapang. Selanjutnya 34% yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah pegawai yang memiliki tingkat pendidikan sarjana. 12% responden berada pada tingkat pendidikan diplomadan jumlah yang paling kecil dari responden yaitu hanya 1% berada pada tingkat pendidikan magister.

6 Analisis Deskriptif Variabel Analisis deskriptif variabel bertujuan untuk mengetahui bagaimana tingkat modal sosial, kepercayaan dan OCB yang dipresentasikan oleh pegawai dari PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor yang diperoleh dengan cara mencari Nilai Skor Rataan atau rata-rata tertimbang dari ketiga variabel tersebut. Nilai Skor Rataan bisa didapatkan dengan mengalikan antara bobot nilai jawaban berdasarkan skala dengan jumlah responden, kemudian dibagi dengan jumlah respondennya. Dengan menggunakan cara di atas, Nilai Skor Rataan dari modal sosial, kepercayaan dan OCB bisa dilihat pada Tabel 10. Tabel 10 Nilai Skor Rataan dari Modal Sosial, Kepercayaan dan OCB. MODAL SOSIAL VARIABEL a. STRUKTURAL b. RELASIONAL c. KOGNITIF KEPERCAYAAN OCB a. HARMONY b. RELIABILITY c. CONCERN a. ALTRUISM b. CONSCIENTIOUSNESS c. SPORTSMANSHIP d. CIVIC VIRTUE e. COURTESY JUMLAH RESPONDEN (N) NILAI SKOR RATAAN Setelah Nilai Skor Rataan dari ketiga variabel diperoleh, langkah selanjutnya adalah menentukan rentang skala. Karena dalam penelitian ini menggunakan skala likert 1 5 maka rentang skala dihitung dengan cara: RS = (5 1) = Nilai Rentang Skala yang diperoleh akan digunakan untuk membuat selang tingkatan dari modal sosial, kepercayaan dan OCB dengan selang 0.8 pada

7 59 setiap selang tingkatannya. Kemudian selanjutnya bisa ditentukan posisi keputusan penilaian pegawai terhadap tingkat modal sosial, kepercayaan dan OCB yang ada di PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor yang disajikan pada Tabel 11. Tabel 11 Posisi Keputusan Penilaian Pegawai Terhadap Tingkat Modal Sosial, Kepercayaan dan OCB. SKOR RATAAN Keterangan untuk MODAL SOSIAL Sangat Lemah Keterangan untuk KEPERCAYAA N Sangat Rendah Keterangan untuk OCB Sangat Rendah Lemah Rendah Rendah Netral Netral Netral Kuat Tinggi Tinggi Sangat Kuat Sangat Tinggi Sangat Tinggi Selanjutnya dalam menentukan penilaian pegawai mengenai pernyataanpernyataan yang berhubungan dengan modal sosial, kepercayaan dan OCB dilakukan dengan menggunakan Skor Rataan dari Tabel 11 sebagai tolak ukur. Nilai skor rataan yang telah didapatkan dari ketiga variabel akan dibandingkan dengan nilai skor rataan dengan selang 0.8 tersebut. Dari hasil pembandingan tersebut akan didapatkan bagaimana kesimpulan penilaian pegawai terhadap tingkat modal sosial, kepercayaan dan OCB di PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor yang disajikan pada Tabel 12. Tabel 12 Penilaian Pegawai Terhadap Modal Sosial INDIKATOR MODAL SOSIAL NILAI SKOR RATAAN KETERANGAN a. STRUKTURAL 3.62 Kuat b. RELASIONAL 3.37 Netral c. KOGNITIF 3.75 Kuat Dari Tabel 12 diketahui bahwa dua dari ketiga indikator modal sosial yaitu struktural, dan kognitif mendapatkan hasil penilaian yang Kuat dari para pegawai yaitu dengan nilai skor rataan secara berurutan adalah : 3.62 dan Hal ini menunjukkan bahwa para pegawai di PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten

8 60 Bogor merasakan adanya hubungan yang baik terjalin di antara sesama pegawai secara formal maupun informal. Jabatan struktural bukan merupakan faktor penghalang untuk mereka saling berinteraksi satu sama lain. Hal tersebut terlihat dimana setiap harinya semua pegawai akan sering berkumpul di lobby maupun di kantin terutama pada jam-jam istirahat untuk saling ngobrol dan membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan secara santai. Tidak jarang orang-orang yang berada di jabatan struktural ada di antara mereka. Hubungan yang harmonis tersebut akan mampu membuat para pegawai memiliki keterikatan yang kuat dengan perusahaan, sehingga mereka akan dengan suka rela mematuhi peraturan yang berlaku dan berkinerja lebih baik. Sedangkan untuk indikator relasional menunjukkan nilai skor rataan sebesar 3.37 yang artinya bahwa penilaian dari para pegawai secara keseluruhan terhadap modal sosial relasional yang berkaitan dengan jenis hubungan personal yang dikembangkan satu dengan yang lain seperti hubungan pertemanan (friendship), saling menghormati (respect), rasa percayamempercayai, norma dan sanksi, dan juga identitas bersama yang masih dalam tingkat netral. Hal ini sangat dimungkinkan terjadi karena walaupun para pegawai memiliki kedekatan hubungan dalam bekerja, tetapi tidak secara personal di luar masalah pekerjaan. Sedangkan untuk konstruk kepercayaan, penilaian dari para pegawai PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor terhadap ketiga indikatornya yaitu harmony, reliability dan concern masih berada pada tingkatan netral bisa dilihat pada Tabel 13. Dimana masing-masing nilainya secara berurutan adalah 3.32, 3.18 dan Adanya rasa kepercayaan dari para pegawai terhadap perusahaan tempat mereka bekerja salah satunya dilatar belakangi adanya rasa puas dengan apa yang telah mereka alami dan meraka terima selama bekerja di perusahaan tersebut. Jenis pekerjaan yang ada di PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor yang sebagian besar adalah jenis pekerjaan teknis yang memaksa pegawainya lebih sering berada di luar kantor, menyebabkan para pegawai memiliki waktu yang sedikit untuk saling berinteraksi dengan rekan kerjanya di luar divisi dan merasakan fasilitas-fasilitas kerja yang tersedia di kantor, membuat kurang tersebarnya informasi perusahaan kepada seluruh lapisan pegawai diindikasikan menjadi salah satu faktor yang membuat penilaian subyektif pegawai terhadap

9 61 kebijakan-kebijakan perusahaan yang berbeda bahkan cenderung kurang sesuai dengan harapan sehingga menumbuhkan rasa percaya pegawai yang netral. Tabel 13 Penilaian Pegawai Terhadap Kepercayaan INDIKATOR KEPERCAYAAN NILAI SKOR RATAAN KETERANGAN a. HARMONY 3.32 Netral b. RELIABILITY 3.18 Netral c. CONCERN 3.37 Netral Penilaian pegawai terhadap pelaksanaan OCB di PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor dengan kelima indikatornya menunjukkan tiga indikator berada pada tingkatan kuat yaitu conscientiousness, spaortmanship, dan courtesy yang masing-masing nilai secara berurutan 3.64, 3.56, dan 3.54 bisa dilihat pada Tabel 14. Sedangkan dua indikator lainnya yaitu altruism dan civic virtue berada pada tingkat penilaian netral dengan masing-masing nilainya 3.40 dan Hal tersebut menunjukkan bahwa para pegawai memiliki rasa empati dan tanggung jawab yang baik terhadap perusahaan sehingga mereka tidak akan segan-segan memberikan kinerja yang melebihi apa yang menjadi tanggung jawab formal dari pekerjaannya. Terbukti dengan kesediaan dari para pegawai untuk datang tepat waktu dan tidak menghabiskan waktu untuk melakukan hal-hal yang tidak berkaitan dengan pekerjaan sangat membantu dalam penyelesaian pekerjaanpekerjaan yang selalu menumpuk pada setiap divisi. Kondisi tersebut pun ternyata tidak membuat para pegawai mengeluhkan beban pekerjaannya yang menumpuk dan berusaha tetap menyelesaikannya sesuai dengan ketentuan. Akan tetapi, dengan kondisi sekarang, dimana banyak dari para pegawai yang sedang melanjutkan pendidikan ataupun mengikuti pelatihan-pelatihan sehingga tidak bisa hadir secara penuh di kantor, membuat beban pekerjaan semakin menumpuk dan bertambah untuk setiap pegawai yang berada di kantor. Kondisi tersebut membuat para pegawai yang berada di kantor terkadang tidak mampu untuk harus mengambil alih semua pekerjaan yang ada, selain itu kesibukan yang bertambah membuat para pegawai hanya berkutat dengan pekerjaan dan tidak jarang mereka kurang memperhatikan informasi-informasi yang sedang berkembang tentang perusahaan mereka. Disinilah kemuadian peran dari Kepala Divisi sebagi penghubung antara para pegawai dengan perusahaan berperan penting untuk tetap

10 62 menjaga agar informasi apapun diharapkan tetap tersampaikan kepada pegawai, agar pegawai tidak merasa hanya sebagai bawahan tetapi juga sebagai bagian dari perusahaan tempat mereka bekerja. Tabel 14 Penilaian Pegawai Terhadap OCB INDIKATOR OCB a. ALTRUISM b. CONSCIENTIOUSNESS c. SPORTSMANSHIP d. CIVIC VIRTUE a. COURTESY NILAI SKOR RATAAN KETERANGAN Netral Kuat Kuat Netral Kuat Analisis ANOVA Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan berdasarkan faktor demografi terhadap tingkat palaksanaan modal sosial, kepercayaan dan OCB di PDAM Tirta Kahurupan Kabupaten Bogor dalam penelitian ini digunakan Uji F (One Way Anova). Data demografi populasi yang digunakan dalam pengujian ini dikelompokkan berdasarkan lama bekerja, usia, jenis kelamin, divisi dan tingkat pendidikan. Masing-masing dari kelima faktor demografi tersebut akan dilihat bagaimana pengaruhnya terhadap tingkat pelaksanaan modal sosial, kepercayaan dan OCB. Hasil uji ANOVA dari kelima faktor demografi terhadap ketiga konstruk yang diteliti ditampilkan pada Tabel 15. Berdasarkan uji Anova, di PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor variabel lama bekerja tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap ketiga konstruk yang diteliti yaitu modal sosial, kepercayaan dan OCB. Hal ini dapat dilihat dari nilai probabilitas (signifikan) dari ketiga variabel > Maka dapat disimpulkan bahwa lama bekerja tidak memberikan perbedaan rata-rata yang signifikan terhadap pelaksanaan modal sosial, kepercayaan dan OCB di perusahaan.

11 63 Tabel 15 Hasil Uji ANOVA dari Faktor Demografi. FAKTOR DEMOGRAFI LAMA BEKERJA USIA JENIS KELAMIN DIVISI KERJA TINGKAT PENDIDIKAN KELOMPOK 0 1 >1 5 >5 10 >10 15 >15 20 >20 25 >25 30 >30 35 UJI ANOVA MODSOS KEPERCAYAAN OCB Signifikan ( < 0,05) Signifikan ( < 0,05) WANITA LAKI-LAKI Signifikan ( < 0,05) PERAWATAN PRC.TEHNIK HUMAS ADM. UMUM KEPEGAWAIAN KEUANGAN SPI SATPAM SEKRETARIAT LITBANG & EDP PRODUKSI TRANS & DISTR Signifikan ( < 0,05) ,022* 0.011* SMU DIPLOMA SARJANA MAGISTER Signifikan ( < 0,05) * Ket: * = nilai Signifikan dibawah 0.05 yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan. Variabel modal sosial tidak dipengaruhi oleh lama bekerja karena modal sosial yang melekat pada masing-masing individu pegawai bukanlah tergantung dari lama atau tidaknya seseorang telah bekerja di suatu perusahaan. Melainkan bagaimana seseorang tersebut mampu beradapatasi dan berinteraksi dengan lingkungan kerjanya sehingga mampu menciptakan hubungan yang harmonis

12 64 dengan sekitarnya. Dari hal tersebut bisa dikatakan bahwa belum tentu orang yang sudah lama bekerja di perusahaan pasti memiliki modal sosial yang kuat dan demikian juga sebaliknya apabila orang yang baru saja masuk dalam suatu perusahaan akan mustahil memiliki modal sosial yang kuat. Begitu juga dengan kepercayaan yang tidak dipengaruhi oleh lama bekerja. Hal ini dikarenakan lamanya seseorang telah bekerja di suatu perusahaan bukanlah sesuatu yang bisa menjamin orang tersebut memiliki kepercayaan terhadap perusahaan tempat dia bekerja ataupun terhadap sesama rekan kerjanya. Atau bisa dikatakan orang yang lebih lama bekerja di suatu perusahaan belum tentu memiliki rasa percaya yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang baru saja bekerja di perusahaan tersebut. Dan lama bekerja ternyata juga tidak memberikan pengaruh terhadap OCB. Belum tentu orang yang telah lama bekerja di perusahaan akan bersedia berkinerja melebihi apa yang menjadi tugas formalnya dibandingkan orang baru. Mungkin saja orang-orang baru akan memiliki semangat kerja yang melebihi pegawai yang telah lama bekerja di perusahaan dan mulai jenuh dengan segala rutinitasnya, sehingga orang-orang baru tersebut memiliki OCB yang lebih kuat daripada pegawai lama. Pada uji ANOVA yang telah dilakukan, di PDAM Tirta Khuripan Kabupaten Bogor usia juga memberikan nilai yang tidak signifikan pada ketiga variabel yang diteliti yaitu modal sosial, kepercayaan dan OCB, dimana ketiganya menunjukkan nilai signifikansi > Pada variabel modal sosial menunjukkan nilai signifikansi > 0.05 yang berarti bahwa usia tidak berpengaruh terhadap modal sosial. Seseorang dengan usia lebih tua belum tentu memiliki modal sosial yang lebih kuat dibandingkan dengan pegawai yang muda. Kemungkinan untuk seseorang memiliki modal sosial yang kuat adalah sama di setiap tingkatan umur. Demikian halnya yang terjadi dengan variabel kepercayaan yang memiliki nilai signifikansi > Hal tersebut berarti bahwa usia tidak memberikan perbedaan yang signifikan terhadap kepercayaan. Tinggi-rendahnya kepercayaan yang dimiliki seorang pegawai bukanlah ditentukan oleh usia dari pegawai tersebut, atau bisa dikatakan semakin muda atau semakin tua usia seseorang tidak mempengaruhi tingkatan kepercayaan yang dimilikinya. Variabel OCB juga menunjukkan nilai signifikansi > 0.05 yang tentu saja juga memiliki arti

13 65 yang sama yaitu usia tidak berpengaruh terhadap OCB seseorang. Seseorang dengan tingkatan umur yang lebih muda belum tentu menunjukkan OCB yang kuat bila dibandingkan dengan pegawai yang lebih tua dan demikian juga sebaliknya. Jadi berapapun tingkatan umur yang dari seorang pegawai tidak akan menjamin bagaimana tingkatan OCB yang dimilikinya. Jenis kelamin pada uji ANOVA untuk ketiga konstruk baik modal sosial, kepercayaan dan OCB yang ada di PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor menunjukkan hasil yang tidak signifikan. Terhadap konstruk modal sosial, jenis kelamin menunjukkan nilai signifikansi sebesar > 0.05 yang berarti bahwa jenis kelamin tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap modal sosial. Walaupun memiliki perbedaan fisik yang mencolok, tetapi ternyata pegawai lakilaki dan pegawai wanita di perusahaan tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan terhadap modal sosial. Demikian halnya dengan konstruk kepercayaan, dimana jenis kelamin menunjukkan nilai signifikansi sebesar > 0.05, yang berarti bahwa jenis kelamin tidak memberikan pengaruh yang berbeda terhadap tingkat kepercayaan yang dimiliki pegawai. Sedangkan untuk konstruk OCB, jenis kelamin juga tidak menunjukkan pengaruh yang berbeda terhadap pelaksanaan OCB oleh setiap individu pegawai. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai signifikansi > Jadi kesediaan individu pegawai untuk melakukan OCB tidak berhubungan dengan jenis kelamin baik laki-laki maupun perempuan. Dari hasil pengujian ANOVA menunjukkan bahwa di PDAM Tirta kahuripan kabupaten Bogor, divisi kerja memberikan pengaruh yang signifikan pada dua konstruk yang diteliti yaitu pada konstruk kepercayaan dan OCB. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai signifikansi sebesar < 0.05 untuk kepercayaan, dan < 0.05 untuk OCB. Adanya perbedaan iklim kerja pada masing-masing divisi kerja sangat memungkinkan tumbuhnya tingkat kepercayaan yang berbeda-beda pada setiap divisi. Apabila suatu divisi memiliki iklim kerja yang kondusif dimana rasa kebersamaan terasa sangat kental akan mencerminkan kondisi perusahaan yang dinamis sehingga pegawai akan lebih memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap perusahaan dan sesama rekan kerjanya dibandingkan dengan divisi dengan iklim kerja yang tidak kondusif. Pada akhirnya hal tersebut juga akan mempengaruhi kecenderungan pegawai

14 66 untuk melakukan OCB. Berbeda halnya dengan yang terjadi pada variabel modal sosial, yang memberikan nilai signifikansi > Jadi dikatakan bahwa divisi kerja tidak memberikan pengaruh terhadap konstruk modal sosial. Dimanapun dan bagaimanapun kondisi dari divisi seorang pegawai bekerja tidak mempengaruhi tingkat modal sosial yang melekat padanya. Bisa saja pegawai dari divisi yang sama tetapi memiliki tingkat modal sosial yang berbeda. Tingkat pendidikan pegawai yang ada di PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor berdasarkan Uji ANOVA memberikan pengaruh yang signifikan hanya terhadap konstruk OCB yang ditunjukkan dengan nilai signifikansi < Hal tersebut berarti, dengan tingkat pendidikan yang berbeda sangat mungkin mempengaruhi kesediaan individu pegawai untuk menunjukkan OCB dalam bekerja. Sedangkan untuk dua kontruk lainnya, yaitu modal sosial dan kepercayaan memberikan hasil yang tidak jauh berbeda. Keduanya memiliki nilai signifikansi > 0.05, yaitu secara beurutan dan Yang artinya bahwa tingkat pendidikan dari seorang pegawai tidak memberikan pengaruh terhadap modal sosial dan tingkat kepercayaan yang dimilikinya. Semakin tinggi tingkat pendidikan seorang pegawai bukanlah jaminan pegawai tersebut memiliki modal sosial dan tingkat kepercayaan yang tinggi di perusahaan. 5.2 Analisis Model Pengukuran Menggunakan 2 nd CFA Analisis Model Pengukuran Modal Sosial Model Analisis Faktor Konfirmatori (CFA) merupakan model yang murni berisi model pengukuran. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi model yang tepat yang menjelaskan hubungan antara seperangkat item-item dengan konstruk yang diukur oleh item tersebut. Adapun evaluasi yang dapat dilakukan oleh model pengukuran ini adalah evaluasi validitas dan reliabilitas hubungan antara variabel laten terhadap indikator-indikator pengukuran dalam model pengukuran. Pada penelitian ini, model pengukuran yang digunakan untuk mengukur konstruk modal sosial adalah CFA tingkat kedua (2 nd CFA). Jenis metode pengukuran CFA ini terdiri dari 2 tingkat. Tingkat pertama adalah pengukuran CFA yang menunjukkan hubungan antara variabel-variabel teramati sebagai indikator-

15 67 indikator dari variabel laten terkait. Sedangkan pengukuran tingkat keduanya adalah pengukuran CFA yang menunjukkan hubungan antara variabel-variabel laten pada tingkat pertama sebagai indikator-indikator dari sebuah variabel laten tingkat kedua. Agar model pengukuran dapat dianalisis, maka terlebih dahulu harus dilihat kecocokan keseluruhan model, yaitu mengevaluasi kecocokan antara data dan model. Untuk melihat kecocokan model, dapat ditinjau dari Goodness of Fit Statistics (GOF) model dari modal sosial secara keseluruhan. Hasil GOF untuk model pengukuran modal sosial dapat dilihat pada Lampiran 5. Dari hasil estimasi model modal sosial menunjukkan nilai chi square (df=27) adalah dengan P-value < Berdasarkan nilai chi square, model menunjukkan kecocokan yang kurang baik karena memiliki nilai yang besar dan juga p-value yang menunjukkan nilai yang signifikan karena nilainya kurang dari Nilai probabilitas dari chi square sangat sensitif dimana ketidaksesuaian antara data dengan model sangat dipengaruhi oleh besarnya ukuran sampel (Cochran, 1952). Nilai chi square hanya akan valid apabila asumsi normalitas data terpenuhi dan ukuran sampel adalah besar (Joreskog, 2002). Jadi jika ukuran sampel kecil, maka uji chi square akan menghasilkan nilai yang tidak valid. Karena itulah, prosedur untuk menilai model fit hanya dengan menggunakan chi square dan probabilitasnya kurang dapat dibenarkan (Bentler dan Bonett, 1980). Dengan demikian, diperlukan indikator-indikator lainnya untuk menghasilkan suatu justifikasi yang pasti mengenai model fit. Nilai RMSEA merupakan indikator model fit yang paling informatif. Nilai RMSEA yang diperoleh dari model modal sosial adalah , yang berarti menunjukkan model memiliki kecocokan yang cukup atau closed fit (MacCallum et al.1996). Selain itu ukuran-ukuran GOF yang lain yaitu : GFI, CFI, IFI dan AGFI 0.90 juga menunjukkan kecocokan model yang baik. Dalam mengukur validitas dan reliabilitas pada 2 nd CFA dilakukan evaluasi dua tingkat, yaitu pada tingkat pertama dan tingkat kedua. Untuk melihat suatu indikator dinyatakan valid atau tidaknya dengan melihat nilai t-muatan faktornya dan nilai muatan faktor standar. Nilai t-muatan faktor standar harus di atas 1.96 dan muatan faktor standarnya 0.70, atau 0.50 (Igbaria dalam

16 68 Wijayanto, 2008). Ditambahkan pula jika ada nilai muatan faktor standar bernilai 0.50, tetapi masih 0.30 maka indikator tersebut bisa dipertimbangkan untuk tidak dihapus. Penggunaan batas kritikal sepenuhnya diserahkan kepada peniliti dengan mempertimbangkan teori dan substansi yang mendasari model. Model pengukuran dari konstruk modal sosial bisa dilihat pada Gambar 9. Pada Gambar 9 dapat dilihat bahwa nilai t-muatan faktor variabel laten dan indikator kognitif kurang dari Sedangkan untuk struktural dan relasional > Oleh karena itu, variabel laten kognitif akan dihapus sebagai langkah dari perbaikan model. Setelah dilakukan langkah perbaikan model dengan menghapus variabel laten kognitif dari model pengukuran modal sosial, didapatkan model yang lebih baik dimana indikator-indikator dari variabel latennya baik struktural dan relasional memiliki nilai-t > 1.96 dan muatan faktor standarnya 0.70 atau 0.50 ataupun Sehingga dapat disimpulkan CFA tingkat pertama memiliki validitas yang baik. Demikian juga dengan CFA pada tingkat kedua, dimana variabel laten struktural dan relasional menunjukkan nilai-t > 1.96 dan muatan faktor standar 0.70 atau 0.50 ataupun Bisa disimpulkan pula CFA pada tingkat kedua juga memiliki validitas yang baik. Nilai muatan faktor standart dan nilai-t dari model pengukuran konstruk modal sosial yang sudah diperbaiki ditampilkan pada Gambar 10 dan Gambar 11. Sedangkan untuk nilai muatan faktor standart tingkat II dari model pengukuran modal sosial bisa dilihat pada Gambar 12. Gambar 9 Path Diagram nilai-t 2 nd CFA Modal Sosial Sebelum Diperbaiki

17 69 Gambar 10 Path Diagram Muatan Faktor Standar 2 nd CFA Tingkat I Modal Sosial Gambar 11 Path Diagram Nilai-t 2 nd CFA Modal Sosial Gambar 12 Path Diagram Muatan Faktor Standar 2 nd CFA Tingkat II Modal Sosial

18 70 Reliabilitas adalah konsistensi suatu pengukuran. Reliabilitas tinggi menunjukkan bahwa indikator-indikator dari suatu variabel laten mempunyai konsistensi tinggi dalam mengukur konstruk latennya. Berdasarkan hal tersebut, maka untuk mengukur reliabilitas dalam SEM akan digunakan composite reliability measure (ukuran reliabilitas komposit) dan variance measure (ukuran ekstrak varian), dimana untuk cara penghitungannya bisa dilihat pada Lampiran 9. Nilai muatan faktor standar dan kesalahan CFA pada pengukuran tingkat pertama dan kedua, dilengkapi dengan nilai CR dan VE sebagai indikator reliabilitas model dari model pengukuran modal sosial ditampilkan pada Tabel 16. Tabel 16 Validitas dan Reliabilitas Model Pengukuran 2 nd CFA dari Modal Sosial 1 st CFA Variabel Muatan Faktor Standar Nilai-t Reliabilitas Keterangan CR VE Struktural Reliabilitas kurang Baik MSS Validitas Baik MSS Validitas Baik MSS Validitas Baik Relasional Reliabilitas kurang Baik 2 nd CFA MSR Validitas Baik MSR Validitas Baik MSR Validitas Baik MSR Validitas Baik MSR Validitas Baik MSR Validitas Baik MODAL SOSIAL Reliabilitas Baik STRUKTURAL Validitas Baik RELASIONAL Validitas Baik

19 71 Dari Tabel 16 bisa diketahui bahwa nilai composite reliability measure (CR) dan variance measure (VE) dari indikator-indikator struktural dan relasional pada pengukuran CFA tingkat pertama menunjukkan nilai yang kecil yaitu CR 0.70 dan VE 0.50 yang berarti memiliki tingkat reliabilitas yang kurang baik. Hal tersebut mungkin saja disebabkan karena proses pengisian jawaban kuesioner oleh responden yang terjadi tidak sesuai dengan yang diharapkan. Sedangkan pada evaluasi CFA tingkat kedua menunjukkan nilai CR 0.70 dan VE 0.50 sehingga dikatakan bahwa variabel struktural dan relasional valid dan reliabel. Jadi walaupun nilai reliabilitas dari model pengukuran struktural dan relasional pada tahap pertama kurang baik, indikator-indikator tersebut tetap dipakai dalam model pengukuran karena selain memiliki tingkat validitas yang baik, model pengukuran juga memiliki GOF yang menunjukkan model memiliki tingkat kecocokan yang baik Analisis Model Pengukuran Kepercayaan Konstruk kepercayaan merupakan model pengukuran dua tingkat (2 nd CFA) dengan tiga variabel laten tingkat pertama dan satu variabel laten tingkat kedua. Adapun evaluasi yang dapat dilakukan oleh model pengukuran ini adalah evaluasi validitas dan reliabilitas hubungan variabel laten terhadap indikatorindikator pengukuran yang ada di dalam model. Sebelum dilakukan uji validitas dan reliabilitas, terlebih dahulu dilakukan uji kecocokan model. Uji kecocokan model berkaitan dengan analisis Goodness of Fit (GOF) Statistik. Hasil GOF untuk model pengukuran kepercayaan dapat dilihat di Lampiran 6. Dari GOF keseluruhan model, dapat dilihat bahwa GFI, NNFI, NFI, CFI dan IFI > 0.90 yang menunjukkan bahwa model pengukuran kepercayaan memiliki tingkat kecocokan model yang baik. Dari hasil estimasi model kepercayaan menunjukkan nilai chi square (df=82) adalah dengan P-value < Walaupun berdasarkan nilai chi square, model menunjukkan kecocokan yang kurang baik karena memiliki nilai yang besar dan p-value dengan nilai yang signifikan karena nilainya kurang dari 0.05, tetapi untuk nilai RMSEA yang diperoleh dari model

20 72 kepercayaan adalah , yang berarti menunjukkan model memiliki tingkat kecocokan yang baik atau good fit. Evaluasi validitas dan reliabilitas model pengukuran dua tingkat pada kepercayaan dilakukan dengan melihat nilai-t dan muatan faktor standar. Nilai muatan faktor standart dan nilai-t dari model pengukuran konstruk kepercayaan ditampilkan pada Gambar 13 dan Gambar 14. Sedangkan untuk nilai muatan faktor standart tingkat II dari model pengukuran kepercayaan bisa dilihat pada Gambar 15. Pada Gambar 14 bisa dilihat bahwa nilai-t muatan faktor untuk model pengukuran kepercayaan telah memenuhi syarat, yaitu nilainya > 1.96 untuk masing-masing indikator terhadap variabel latennya pada tingkat pertama maupun tingkat kedua. Selain itu, nilai muatan faktor standarnya 0.70 atau 0.50 atau Sehingga dapat disimpulkan 2 nd CFA untuk model pengukuran kepercayaan memiliki validitas yang baik. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa secara keseluruhan nilai validitas kepercayaan adalah baik. Uji Reliabilitas digunakan untuk mengetahui sampai sejauh mana hasil pengukura dapat diandalkan untuk dijadikan sebagai alat ukur apabila pengukuran diulangi. Pada tahap ini akan dilihat nilai dari CR dan VE dengan cara penghitungannya disajikan pada Lampiran 10. Dalam SEM suatu pengukuran dikatakan reliabel jika nilai CR 0.70 dan nilai VE Daftar nilai t, muatan faktor standar, CR dan VE dari model pengukuran kepercayaan bisa dilihat pada Tabel 17. Gambar 13 Path Diagram Muatan Faktor Standar 2 nd CFA Tingkat I Kepercayaan

21 73 Gambar 14 Path Diagram Nilai-t Standar 2 nd CFA Kepercayaan Gamba15 Path Diagram Muatan Faktor Standar 2 nd CFATingkat II Kepercayaan Dari Tabel 17 bisa diketahui bahwa tingkat reliabilitas untuk indikatorindikator dari variabel laten harmony, reliability dan concern pada evaluasi CFA tingkat pertama kurang baik. Hal tersebut karena nilai CR 0.70 dan VE Tingkat reliabilitas kurang baik yang ditunjukkan pada tingkat ini sangat dimungkinkan karena adanya proses pengisian kuesioner oleh responden yang kurang sesuai dengan hasil yang diharapkan. Namun demikian indikator-indikator tersebut tetap digunakan dalam model pengukuran kepercayaan, karena selain memiliki validitas yang baik juga karena secara keseluruhan dari model pengukuran kepercayaan memiliki GOF yang menunjukkan model fit (good fit). Sedangkan pada evalusi CFA tingkat kedua menunjukkan hasil reliabilitas dari variabel laten harmony, reliability dan concern yang baik. Nilai CR dan VE dari ketiga variabel laten tersebut masing-masing CR 0.70 dan VE Nilai validitas dan reliabilitas yang baik dari evaluasi CFA tingkat kedua ini

22 74 menunjukkan variabel laten harmony, reliability dan concern merupakan indikator yang baik untuk mengukur konstruk dari kepercayaan. Tabel 17 Daftar Validitas dan Reliabilitas Model Pengukuran 2 nd Kepercayaan. 1 st CFA Variabel Muatan Faktor Standar Nilai-t Reliabilitas Keterangan CR VE CFA dari Harmony Reliabilitas kurang Baik TRH Validitas Baik TRH Validitas baik TRH Validitas baik TRH Validitas Baik TRH Validitas Baik Reliability Reliabilitas kurang Baik TRR Validitas Baik TRR Validitas Baik TRR Validitas Baik TRR Validitas Baik TRR Validitas Baik Concern Reliabilitas kurang Baik 2 nd CFA TRUST TRC Validitas Baik TRC Validitas Baik TRC Validitas Baik TRC Validitas Baik TRC Validitas Baik HARMONY Reliabilitas Baik RELIABILITY Validitas Baik CONCERN Validitas Baik

23 Analisis Model Pengukuran OCB Model pengukuran OCB pada penelitian ini juga menggunakan CFA tingkat kedua (2 nd CFA). Pengukuran ini terdiri dari dua tingkat. Tingkat pertama adalah sebuah CFA yang menunjukkan hubungan antara variabel-variabel teramati (item pertanyaan) sebagai indikator-indikator dari variabel laten terkait. Sedangkan tingkat kedua adalah CFA yang menunjukkan hubungan antara variabel-variabel laten pada tingkat pertama sebagai indikator-indikator dari sebuah variabel laten tingkat kedua. Evaluasi kecocokan antara model dengan data harus dilakukan terlebih dahulu sebelum melakukan uji validitas dan reliabilitas. Untuk mengetahui tingkat kecocokan model dapat dilihat dari Goodness of Fit (GOF) model secara keseluruhan. Hasil GOF untuk model pengukuran OCB dapat dilihat pada Lampiran 7. Dari hasil GOF secara keseluruhan, didapatkan nilai GFI, AGFI, NNFI, CFI dan IFI > Hal tersebut menunjukkan bahwa model pengukuran OCB memiliki tingkat kecocokan yang baik. Dari hasil estimasi model OCB menunjukkan bahwa nilai chi square (201) adalah dengan P-value < Berdasarkan nilai chi square model menunjukkan kecocokan yang kurang baik karena memiliki nilai yang besar dan p-value yang signifikansi karena nilainya kurang dari Sedangkan untuk nilai RMSEA yang diperoleh pada model OCB adalah < 0.05, yang menunjukkan tingkat kecocokan yang baik (good fit). Setelah model pengukuran memiliki nilai kecocokan yang cukup baik, tahap selanjutnya dalam analisis model pengukuran adalah uji validitas. Uji ini dilakukan dengan menganalisis nilai-t > 1.96 dan muatan faktor standar 0.70 atau 0.50 atau Hasil estimasi nilai-t dan muatan faktor standar model pengukuran OCB tingkat I ditampilkan pada Gambar 16 dan Gambar 17. Sedangkan untuk nilai-t untuk model pengukuran OCB tingkat II ditampilkan pada Gambar 18.

24 76 Gambar 16 Path Diagram Muatan Faktor Standar 2 nd CFA Tingkat I OCB Gambar 17 Path Diagram Nilai-t 2 nd CFA OCB Gambar 18 Path Diagram Muatan Faktor Standar 2 nd CFA Tingkat II OCB

25 77 Pada Gambar 16 bisa dilihat ada beberapa indikator yang memiliki nilai muatan faktor yang bahkan kurang dari 0.30 tetapi tetap diikutkan di dalam model pengukuran OCB. Hal tersebut dikarenakan walaupun nilai muatan faktor standarnya kurang dari 0.30 tetapi indikator-indikator tersebut mamiliki nilai-t > 1.96, sehingga tetap signifikan untuk diikutkan di dalam model. Sehingga dapat disimpulkan 2 nd CFA untuk model pengukuran OCB memiliki validitas yang baik pada tingkat I maupun tingkat II. Dengan kata lain, secara keseluruhan nilai validitas OCB adalah baik. Uji selanjutnya yang harus dilakukan setelah melihat validitas dari indikator-indikator dalam model pengukuran OCB adalah uji reliabilitas. Pada tahap ini akan dilihat nilai CR dan VE dari masing-masing indikator yang ada di dalam model yang cara penghitungannya disajikan pada Lampiran 11. Suatu indikator dikatakan reliabel apabila nilai CR 0.70 dan nilai VE Daftar nilai-t, muatan faktor standar, CR dan VE dari setiap indikator model OCB baik pada CFA tingkat pertama maupun pada tingkat kedua bisa dilihat pada Tabel 18. Dari Tabel 18 bisa diketahui bahwa tingkat reliabilitas untuk indikatorindikator dari variabel laten altruism, conscientiousness, sportsmanship, civic virtue dan courtesy pada evaluasi CFA tingkat pertama kurang baik. Hal tersebut karena nilai CR 0.70 dan VE Tingkat reliabilitas kurang baik yang ditunjukkan pada tingkat ini sekali lagi sangat dimungkinkan karena adanya proses pengisian kuesioner oleh responden yang tidak bisa terkontrol. Namun demikian indikator-indikator tersebut tetap digunakan dalam model pengukuran OCB, karena selain memiliki validitas yang baik juga karena secara keseluruhan dari model pengukuran OCB memiliki GOF yang menunjukkan model fit (good fit). Sedangkan pada evalusi CFA tingkat kedua menunjukkan hasil reliabilitas dari kelima variabel laten adalah baik. Nilai CR dan VE dari kelima variabel laten tersebut masing-masing CR 0.70 dan VE Nilai validitas dan reliabilitas yang baik dari evaluasi CFA tingkat kedua ini menunjukkan variabel laten altruism, conscientiousness, sportsmanship, civic virtue dan courtesy merupakan indikator yang baik untuk mengukur konstruk OCB.

26 78 Tabel 18 Daftar Validitas dan Reliabilitas Model Pengukuran 2 nd CFA dari OCB Variabel Muatan Faktor Standar Kesalahan Reliabilitas VE 0.50 CR 0.70 Keterangan 1 st CFA Altruism Reliabilitas kurang Baik OCBA Validitas Baik OCBA Validitas Baik OCBA Validitas Baik OCBA Validitas Baik OCBA Validitas Baik OCBA Validitas Baik OCBA Validitas Baik Conscientiousness Reliabilitas kurang Baik OCBCS Validitas Baik OCBCS Validitas Baik OCBCS Validitas Baik OCBCS Validitas Baik Sportmanship Reliabilitas kurang Baik OCBS Validitas Baik OCBS Validitas Baik Civic Virtue Reliabilitas kurang Baik OCBCV Validitas Baik OCBCC Validitas Baik OCBCV Validitas Baik OCBCV Validitas Baik Courtesy Reliabilitas kurang Baik OCBC Validitas Baik OCBC Validitas Baik OCBC Validitas Baik OCBC Validitas Baik 2st CFA OCB Reliabilitas Baik ALTRUISM Validitas Baik CONSCIENT Validitas Baik SPORTSMAN Validitas Baik CIVIC Validitas Baik COURTESY Validitas Baik 5.3 Analisis Model Struktural Uji Kecocokan Model (Goodness of Fit Statistics) Nilai-t, nilai koefisien estimasi dan nilai muatan faktor standar dari model struktural yang terbentuk antara modal sosial, kepercayaan dan OCB ditampilkan pada Gambar 19, Gambar 20 dan gambar 21.

27 Gambar 19 Path Diagram Nilai-t Estimasi Model Struktural 79

28 Gambar 20 Path Diagram Koefisien Estimasi Model Struktural 80

29 81 Gambar 21 Path Diagram Muatan Faktor Standar Model Struktural Setelah model struktural terbentuk, langkah selanjutnya adalah mengetahui tingkat kecocokan model dengan data yang didapatkan dari penelitian, dimana tidak boleh hanya tergantung pada satu indeks atau beberapa indeks fit, tetapi sebaiknya mempertimbangkan juga seluruh indeks fit yang ada (Ghozali dan Fuad, 2005). Oleh karena itu, dalam penelitian ini digunakan 13 uji model fit untuk mengetahui tingkat kebaikan model yang dibangun. Uji kecocokan model yang digunakan dalam penelitian ini adalah chi-square, NCP, RMSEA, ECVI, AIC, CAIC, NFI, NNFI, CFI, IFI, RFI, GFI, dan AGFI (Lampiran 8). Dari hasil

30 82 uji model struktural yang telah dilakukan, nilai-nilai yang dihasilkan untuk uji kecocokan model ditampilkan dalam Tabel 19. Tabel 19 Hasil Uji Kecocokan Model Struktural Ukuran GOF Target Tingkat Kecocokan Nilai yang kecil P 0.05 Nilai yang kecil Interval sempit RMSEA 0.05 Interval sempit P 0.05 Hasil Estimasi Tingkat Kecocokan Kurang Baik Chi Square P Chi Square : P = NCP Kurang Baik Interval ( ; ) RMSEA Interval Interval Baik (good fit) P (close fit) (0.024;0.038) 1.00 ECVI Nilai yang kecil Model : 6.41 dan dekat Saturated : 9.72 Baik (good fit) dengan ECVI Independence : saturated AIC Nilai yang kecil Independence : dan dekat Baik (good fit) dengan AIC Model : saturated Saturated : CAIC Nilai yang kecil Independence : dan dekat Baik (good fit) dengan CAIC Model : saturated Saturated : NFI NFI Kurang Baik0 NNFI NNFI Baik (good fit) CFI CFI Baik (good fit) IFI IFI Baik (good fit) RFI RFI Cukup (Close Fit) GFI GFI Cukup (Close Fit) AGFI AGFI Cukup (Close Fit) Model Struktural dalam penelitian ini, setelah dilakukan uji GOF menunjukkan nilai chi-square sebesar dengan 897 degree of freedom (df). Probabilitas chi-square adalah signifikan (p = ) yang berarti bahwa model kurang fit. Untuk nilai RMSEA yang dihasilkan oleh model adalah juga menunjukkan bahwa model memiliki kecocokan model yang kurang baik. Ukuran kecocokan model yang lain dapat dilihat dari nilai ECVI, CAIC dan AIC yang digunakan untuk perbandingan model dengan nilai saturated dan

31 83 nilai independence nya. Semakin kecil nilai ECVI sebuah model semakin baik tingkat kecocokannya. Nilai ECVI model yang lebih kecil dari ECVI yang diperoleh pada saturated dan independence model, mengindikasikan bahwa model adalah fit. Nilai ECVI dari model dalam penelitian ini diperoleh sebesar 6.41, sedangkan nilai ECVI saturated dan independence model masing- masing adalah 9.72 dan Sehingga dapat disimpulkan bahwa model struktural ini adalah fit. AIC adalah merupakan informasi berdasarkan atas Statistical Information Theory dan digunakan untuk membandingkan beberapa model dengan jumlah konstruk yang berbeda. AIC tidak berkaitan dengan ukuran sampel. Sama halnya dengan ECVI, jika nilai AIC dan CAIC yang diperoleh lebih rendah daripada saturated dan independence model maka model struktural adalah fit. Adapun nilai AIC dan CAIC yang diperoleh dari hasil pengujian model struktural masingmasing adalah dan Nilai keduanya lebih rendah dari masingmasing nilai saturated dan independence model, sehingga dapat disimpulkan model struktural ini adalah baik. Suatu model dikatakan fit apabila nilai NFI (Normed Fit Index) Model struktural yang diuji pada penelitian ini memiliki nilai NFI sedikit lebih kecil dari 0.90 yaitu 0.82 sehingga masih kurang fit. Namun, ada kemungkinan bahwa nilai NFI yang kecil tersebut disebabkan oleh kompleksitas model. Untuk menghilangkan pengaruh kompleksitas model tersebut, ukuran yang lebih tepat digunakan adalah NNFI (Non-Normed Fit Index). Nilai NNFI pada model yang dihasilkan adalah Sehingga dapat disimpulkan bahwa model fit adalah cukup reasonable. Untuk nilai CFI, merupakan ukuran dalam menentukan model itu fit atau tidak sebagai revisi dari NFI yang dapat menurunkan fit model pada sampel kecil. Begitu juga halnya dengan IFI dan RFI. Jika nilai keduanya semakin tinggi menunjukkan kecocokan model yang semakin baik. Pada model struktural dalam penelitian ini walaupun nilai RFInya cukup kecil dan kurang dari 0.90, tetapi baik nilai CFI dan IFI yang bagus yaitu masing-masing 0.91 dan Karena itu bisa disimpulkan bahwa model memilki tingkat kecocokan yang baik. Sedangkan untuk GFI merupakan ukuran mengenai ketepatan model dalam menghasilkan observed matrix covariance. Sedangkan AGFI sama seperti GFI, tetapi telah

32 84 menyesuaikan pengaruh degree of freedom pada suatu model. Dalam penelitian ini, model struktural yang diuji memiliki nilai GFI dan AGFI yang mendekati 0.90 yaitu 0.81 dan 0.89 sehingga dikatakan model memiliki tingkat kecocokan yang cukup atau moderat (Close Fit) Analisis Pengaruh antar Variabel Untuk mengetahui pengaruh antar variabel laten bebas dan variabel laten terikat perlu dilakukan analisis lebih lanjut yaitu analisis pengaruh antar variabel atau analisis model struktural. Beberapa kriteria yang harus dipenuhi agar pengaruh antar variabel dapat dikatakan dignifikan/berpengaruh positif maka harus memenuhi beberapa syarat. Diantaranya t-value pada taraf nyata 5% harus Semakin besar t-value maka semakin menunjukkan bahwa pengaruh variabel laten terikat dengan variabel laten bebas semakin signifikan. Selain itu, semakin besar nilai loading factor (λ) yang merupakan koefisien yang menunjukkan besarnya tingkat kontribusi variabel indikator terhadap variabel latennya. Untuk menunjukkan seberapa besar variabel indikator dapat mempengaruhi variabel laten, maka dapat dilihat nilai Square Multiple Correlation (SMC). Semakin besar nilai SMC, semakin menunjukkan variabel indikator mempunyai kontribusi yang terbesar dalam mempengaruhi variabel laten. Begitu juga halnya pengaruh antara variabel laten terikat terhadap variabel laten bebas. Untuk persamaan struktural yang pertama yaitu pengaruh variabel laten bebas modal sosial terhadap variabel laten terikat OCB adalah 3.30 > 1.96 dengan koefisien lintasan modal sosial menuju OCB yaitu 0.45 adalah signifikan (berpengaruh positif). Nilai SMC yang dihasilkan untuk menunjukkan besarnya pengaruh modal sosial terhadap OCB adalah 0.20 yang artinya modal sosial memberikan pengaruh sebesar 20% terhadap pelaksanaan OCB pegawai. Hasil tersebut sesuai dengan apa yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini yaitu ada hubungan atau pengaruh signifikan antara modal sosial dan OCB. Hal tersebut juga sesuai dengan yang menjadi hasil dari penelitian yang telah dilakukan oleh Bolino et al. (2000), yang menyatakan bahwa Tingginya Modal Sosial yang dimiliki individu akan mendorongnya melakukan kegiatan diluar standar minimal pekerjaannya (OCB), sehingga dapat meningkatkan keefektifan organisasi. Jadi

33 85 dalam penelitian ini menolak hipotesis nol pertama yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara modal sosial dan OCB. Individu pegawai yang memiliki modal sosial yang kuat, akan lebih mudah untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dan juga bantuan dari rekan kerjanya dalam hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan, sehingga merekapun juga tidak akan segansegan menunjukkan kinerja yang melebihi standart formal dari pekerjaannya. Untuk persamaan struktural yang kedua yaitu pengaruh variabel laten bebas modal sosial terhadap variabel laten terikat kepercayaan memiliki nilai-t sebesar 4.55 > 1.96 dengan koefisien lintasan modal sosial menuju kepercayaan yaitu 0.45 adalah signifikan (berpengaruh positif). Nilai SMC yang dihasilkan untuk menunjukkan besarnya pengaruh modal sosial terhadap kepercayaan adalah 0.20 yang artinya modal sosial memberikan pengaruh sebesar 20% terhadap kepercayaan. Hasil tersebut sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh McAllister (1995) yang menyatakan bahwa kepercayaan merupakan anteceden dan sekaligus hasil dari suksesnya aksi kolektif (modal sosial) dari suatu komunitas/organisasi. Diperkuat dengan hasil penelitian dari Adler dan Kwon (2002) yang menyatakan bahwa Dalam konteks organisasi untuk keefektifan organisasi, kepercayaan dan modal sosial merupakan konstruk yang saling menguatkan. Jadi dengan semakin kuatnnya modal sosial yang melekat pada diri setiap individu pegawai yang ada di PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor akan membuat individu pegawai tersebut memiliki kedekatan satu sama lain dan merasa menjadi bagian dari keluarga besar PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor, sehingga akan menumbuhkan rasa saling mempercayai antar sesama pegawai maupun dengan pihak manejemen bahwa tidak ada pihak yang dirugikan dalam hubungan kerjasama tersebut dan kerjasama yang ada adalah untuk mencapai kepentingan bersama. Untuk persamaan struktural yang ketiga yaitu pengaruh variabel laten terikat kepercayaan terhadap variabel laten terikat OCB memiliki nilai-t sebesar 3.71 > 1.96 dengan koefisien lintasan kepercayaan menuju OCB yaitu 0.61 adalah signifikan (berpengaruh positif). Nilai SMC yang dihasilkan untuk menunjukkan besarnya pengaruh kepercayaan terhadap OCB adalah 0.37 yang artinya kepercayaan memberikan pengaruh sebesar 37% terhadap OCB. Hasil tersebut

Distribusi Responden Berdasarkan Usia

Distribusi Responden Berdasarkan Usia V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 ANALISIS DESKRIPTIF 5.1.1 Deskriptif Responden Distribusi Responden Berdasarkan Usia 1% 15% 19% 15-24 25-30 31-44 45-65 65% Gambar 3. Distribusi Responden Berdasarkan Usia Distribusi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian 4.1.1 Pelaksanaan Survei Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan hotel bintang tiga di wilayah kota Cirebon. Ukuran sampel yang digunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. seluruh karyawan yang menggunakan sistem ERP di PT Angkasa Pura II

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. seluruh karyawan yang menggunakan sistem ERP di PT Angkasa Pura II 62 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian Data penelitian ini diperoleh melalui kuesioner yang disebarkan kepada seluruh karyawan yang menggunakan sistem ERP di PT Angkasa Pura II (Persero).

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 103 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Survei Dari 25 kantor LPND sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 11 Tahun 2005, No. 81 Tahun 2006, No. 08 Tahun 2008, dan No. 09 Tahun 2008,

Lebih terperinci

V. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

V. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin V. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. PROFIL RESPONDEN Kuesioner yang berjumlah 53 pertanyaan dibagikan kepada 70 responden dari Kantor Penjualan Wilayah (KPW) Jakarta PT. Sinar Sosro. Responden dalam penelitian

Lebih terperinci

4. ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA

4. ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA 41 4. ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA Pada bab ini akan dibahas hasil penelitian dan interpretasinya. Pembahasan dalam bab 4 ini meliputi gambaran umum yang menjadi subyek penelitian, analisis model SEM,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Sesuai dengan literatur-literatur mengenai modal sosial yang telah ada, dinyatakan bahwa setiap organisasi atau perusahaan sangat memungkinkan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Deskriptif 1. Analisis secara deskriptif Bagian ini akan membahas hasil pengolahan data yang telah dikumpulkan dari lapangan berdasarkan karakteristik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan PT. Infomedia Solusi Humanika (INSANI) yang beralamatkan di Jl RS Fatmawati No 75 Jakarta Selatan didirikan di Jakarta pada 24 Oktober 2012 berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Penelitian Penelitian ini menganalisa bagaimana pengaruh kepribadian, komunikasi, dan kelompok referensi terhadap pengambilan keputusan konsumen menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Indonesia telah dikeluarkan, baik dalam bentuk peraturan perundang-undangan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Indonesia telah dikeluarkan, baik dalam bentuk peraturan perundang-undangan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Jumlah perokok dari waktu ke waktu mengalami peningkatan, baik dikalangan laki-laki maupun perempuan. Meskipun regulasi pengendalian masalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini adalah masyarakat kecamatan cengkareng jakarta barat. Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini adalah masyarakat kecamatan cengkareng jakarta barat. Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian ini menganalisa bagaimana pengaruh sikap konsumen dan citra merek terhadap minat beli telepon seluler lumia. Subjek yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Responden Responden dalam penelitian ini yaitu sales engineer PT.Omron Electronics yang berada di Jakarta, Surabaya, Semarang dan Medan. Pola pencarian responden dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Profil Responden Bagian ini akan membahas karakteristik responden. Karakteristik dasar responden yang ditanyakan adalah jenis kelamin, pendidikan formal terakhir, usia, jenis

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 44 BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian 4.1.1 Pelaksanaan Pre-test Untuk menguji konstruk pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner, peneliti melakukan pre-test kepada 30 responden

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN. Berilah tanda (X) pada satu pilihan yang sesuai dengan jawaban anda. 1. Jenis Kelamin: : a. Laki laki b.

KUESIONER PENELITIAN. Berilah tanda (X) pada satu pilihan yang sesuai dengan jawaban anda. 1. Jenis Kelamin: : a. Laki laki b. 96 A. Karakteristik Responden KUESIONER PENELITIAN Berilah tanda (X) pada satu pilihan yang sesuai dengan jawaban anda 1. Jenis Kelamin: : a. Laki laki b. Perempuan 2. Status : a. Menikah b. Belum Menikah

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Visi PT Indofood CBP Sukses Makmur Cabang Makassar yang juga merupakan Visi PT Indofood Sukses Makmur Tbk adalah Perusahaan Total Food Solutions. Diperlukan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL

BAB V ANALISIS HASIL BAB V ANALISIS HASIL 5.1. Analisis Kecocokan Pada analisis hasil, bagian utama yang dibahas adalah mengenai tingkat kecocokan antara data dengan model, validitas dan reliabilitas model pengukuran serta

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Universitas Mercu Buana sebagai suatu PTS mempunyai kebijakan dan cara tersendiri dalam memotivasi karyawannya untuk dapat bekerja dengan penuh kesenangan dan dapat bekerja

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Observasi Lapangan Observasi lapangan yang peneliti lakukan adalah dengan mendistribusikan 385 kuesioner kepada pengendara sepeda motor di gedung UOB Plaza. Setiap

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 No. Responden : KUESIONER

LAMPIRAN 1 No. Responden : KUESIONER LAMPIRAN 1 No. Responden : KUESIONER Kepada : Yth. Responden Dengan hormat, Terima kasih atas partisipasi anda menjadi salah satu responden dan secara sukarela mengisi kuesioner ini. Saya mahasiswi Universitas

Lebih terperinci

KUESIONER. 2. Berapa usia anda? a tahun c tahun b tahun d. > 26 tahun

KUESIONER. 2. Berapa usia anda? a tahun c tahun b tahun d. > 26 tahun 72 KUESIONER Berilah tanda (X) pada salah satu pilihan anda : I. Karakteristik Responden 1. Jenis kelamin anda? a. Laki-laki b. Perempuan Nama Responden: Tujuan Kuesioner Penelitian Kuesioner ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian yang dimulai dari validitas dan reliabilitas instrumen penelitian dan model teoritis, uji

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Forever 21 merupakan retail fashion yang menyediakan produk-produk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Forever 21 merupakan retail fashion yang menyediakan produk-produk BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Forever 21 merupakan retail fashion yang menyediakan produk-produk pakaian, aksesoris, perlengkapan kecantikan baik untuk wanita maupun pria.

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Singkat Berdirinya PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR Cabang Makassar PT Indofood CBP Sukses Makmur merupakan perusahaan olahan terkemuka

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian 4.1.1 Pelaksanaan Pre-Test Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pre-test terlebih dahulu sebelum menyebarkan kuesioner yang sebenarnya kepada

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan diuraikan deskripsi dan analisis hasil penelitian yang diperoleh melalui pengukuran dan pengujian terhadap hipotesis penelitian yang telah ditetapkan terlebih

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tabel 3.1 Rincian waktu penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tabel 3.1 Rincian waktu penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada perusahaan CV. Damai Swalayan, Medan. beralamat di Jl.Setia Budi No.124A, Medan, Sumatera Utara. Tabel

Lebih terperinci

IDENTITAS RESPONDEN. 2. Umur < 30 Tahun Tahun Tahun > 50 Tahun. 3. Masa Kerja 3-8 Tahun Tahun 9-14 Tahun >20 Tahun

IDENTITAS RESPONDEN. 2. Umur < 30 Tahun Tahun Tahun > 50 Tahun. 3. Masa Kerja 3-8 Tahun Tahun 9-14 Tahun >20 Tahun 89 IDENTITAS RESPONDEN 1. Jenis Kelamin Pria Wanita 2. Umur < 30 Tahun 41-50 Tahun 21-40 Tahun > 50 Tahun 3. Masa Kerja 3-8 Tahun 15-20 Tahun 9-14 Tahun >20 Tahun Petunjuk Pengisian : 1. Bacalah setiap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel 3.1.1 Populasi Populasi adalah kelompok subyek yang hendak digeneralisasikan oleh hasil penelitian (Sugiyono, 2014). Sedangkan Arikunto (2010) menjelaskan

Lebih terperinci

VIII ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM)

VIII ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM) VIII ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM) Stuctural Equation Model merupakan suatu teknik statistik yang mampu menganalisis pola hubungan antara variabel laten dan indikatornya, variabel laten yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Martabak Boss merupakan martabak variasi khas Bandung yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Martabak Boss merupakan martabak variasi khas Bandung yang BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian Martabak Boss merupakan martabak variasi khas Bandung yang menawarkan martabak dengan berbagai pilihan rasa. Setiap daerah memiliki namanama khas

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN 3.1. Penentuan Waktu dan Lokasi 3.2. Jenis Penelitian 3.3. Teknik Pengambilan Sampel

3. METODE PENELITIAN 3.1. Penentuan Waktu dan Lokasi 3.2. Jenis Penelitian 3.3. Teknik Pengambilan Sampel 3. METODE PENELITIAN 3.1. Penentuan Waktu dan Lokasi Penelitian dilaksanakan pada 12 Februari 2016 hingga13 April 2016 di Desa Kenteng, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang. Pemilihan lokasi dilakukan

Lebih terperinci

59

59 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian 5.1.1. Pendahuluan Tahapan pada bab ini adalah analisa hasil penelitian dengan cara mengolah data-data yang didapatkan sebelumnya, sehingga dapat

Lebih terperinci

Lampiran 1. Lembar kuesioner penilaian prestasi kerja dan promosi jabatan karyawan

Lampiran 1. Lembar kuesioner penilaian prestasi kerja dan promosi jabatan karyawan Lampiran 1. Lembar kuesioner penilaian prestasi kerja dan promosi jabatan karyawan KUESIONER PENELITIAN Pengaruh Penilaian Prestasi Kerja terhadap Promosi Jabatan Karyawan PT X Bogor Terima kasih atas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan suatu dasar yang valid dan reliabel untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan suatu dasar yang valid dan reliabel untuk BAB III METODE PENELITIAN Bab ini bertujuan untuk memberikan suatu dasar yang valid dan reliabel untuk menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi yang diperoleh dari penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Zalora Indonesia merupakan bagian dari Zalora group yang didirikan pada

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Zalora Indonesia merupakan bagian dari Zalora group yang didirikan pada BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Zalora.co.id Zalora Indonesia merupakan bagian dari Zalora group yang didirikan pada akhir 2011 oleh Rocket Internet GmbH, yang mencakup grup retail fashion

Lebih terperinci

ENTERPRENURIAL INTENTION TERHADAP MAHASISWA MENCAPAI THE YOUNG ENTEREPRENEUR. Lemiyana 1, Dedi Hartawan 2

ENTERPRENURIAL INTENTION TERHADAP MAHASISWA MENCAPAI THE YOUNG ENTEREPRENEUR. Lemiyana 1, Dedi Hartawan 2 ENTERPRENURIAL INTENTION TERHADAP MAHASISWA MENCAPAI THE YOUNG ENTEREPRENEUR Lemiyana 1, Dedi Hartawan 2 1,2 Universitas Kader Bangsa, Jl. Mayjen. H. Moh. Ryacudu No.88, 8 Ulu, Seberang Ulu I, Palembang,

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISIS HASIL STUDI. responden yang berada di Sumatera Utara. Karakteristik responden merupakan

BAB 5 ANALISIS HASIL STUDI. responden yang berada di Sumatera Utara. Karakteristik responden merupakan BAB 5 ANALISIS HASIL STUDI 5.1 Deskripsi Umum Sampel Penelitian Setelah dilakukan penyebaran kuesioner kepada responden maka hasil kuesioner yang layak dan secara penuh mengisi kuesioner berjumlah 134

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 33 BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Identifikasi Responden Pada penelitian ini jumlah sampel yang digunakan adalah pemilik usaha laundry di Surabaya, sebanyak 120 responden. Dengan Menggunaan metode

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran umum perusahaan PT Pos Indonesia (Persero)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran umum perusahaan PT Pos Indonesia (Persero) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran umum perusahaan PT Pos Indonesia (Persero) 1. Sejarah PT Pos Indonesia (Persero) Sejarah mencatat keberadaan Pos Indonesia begitu panjang, Kantorpos pertama didirikan

Lebih terperinci

PENGARUH HARGA DISKON TERHADAP NIAT BELI MELALUI STORE IMAGE PADA MATAHARI DEPARTMENT STORE SURABAYA. I. Data Responden Usia :

PENGARUH HARGA DISKON TERHADAP NIAT BELI MELALUI STORE IMAGE PADA MATAHARI DEPARTMENT STORE SURABAYA. I. Data Responden Usia : PENGARUH HARGA DISKON TERHADAP NIAT BELI MELALUI STORE IMAGE PADA MATAHARI DEPARTMENT STORE SURABAYA Saya mohon kesediaan Anda untuk berkenan mengisi kuesioner berikut ini mengenai diskon harga, niat beli,

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Pengumpulan Data Pada bagian ini dilakukan proses pengumpulan dan pengolahan data tahap awal serta pengumpulan data tahap akhir. Pengumpulan data pada penelitian

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Karakteristik Responden Pada penelitian ini populasi yang diambil adalah pelanggan yang mendapat layanan penjualan dan layanan purna jual di Ford Jakarta Selatan,

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. KERANGKA PEMIKIRAN Dalam suatu organisasi atau perusahaan, faktor sumberdaya manusia memiliki peranan yang sangat penting dalam kegiatan organisasiuntuk mencapai berbagai

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Uji Pendahuluan BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penelitian dilakukan dengan metode survey, penulis menyebarkan sebanyak 110 kuesioner yang dilakukan dengan cara membagi secara langsung ke responden.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Bab ini akan menjelaskan mengenai pelaksanaan penelitian yang telah dijelaskan pada bab tiga sebelumnya, dimulai dari penjelasan mengenai responden, pengujian statistik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Proses penelitian ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan ditempat penelitian, melakukan perumusan masalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Responden Pada bab IV ini akan menampilkan hasil penelitian yang berupa gambaran umum objek penelitian dan data deskriptif serta menyajikan hasil komputasi

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Desain penelitian ini merupakan gabungan antara penelitian explanatory dengan pendekatan deskriptif kuantitatif. Metode penelitian explanatory digunakan karena

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. pengaruh self brand congruity,peer influence, dan privacy concern terhadap

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. pengaruh self brand congruity,peer influence, dan privacy concern terhadap BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini peneliti melakukan analisis secara keseluruhan mengenai pengaruh self brand congruity,peer influence, dan privacy concern terhadap attitude toward SNA, berdasarkan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian Pada penelitian ini, responden yang dijadikan objek penelitian adalah responden yang melakukan pemeriksaan kualitas air di PT. Nusantara Water Centre

Lebih terperinci

Tutorial LISREL Teorionline

Tutorial LISREL Teorionline CONFIRMATORY FACTOR ANALYSIS TUTORIAL LISREL BY HENDRY Phone : 0856-9752-3260 Email : openstatistik@yahoo.co,id Blog : http://teorionline.wordpress.com/ Dibagian pertama kita sudah latihan CFA dengan konstruk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. metode pengambilan sampel yang digunakan adalah non-probability sampling dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. metode pengambilan sampel yang digunakan adalah non-probability sampling dan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Objek Penelitian Data diambil menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada konsumen Indomaret Point Pandanaran di kota Semarang. Populasi

Lebih terperinci

ASUMSI MODEL SEM. d j

ASUMSI MODEL SEM. d j ASUMSI MODEL SEM Asumsi yang harus dipenuhi dalam analisis SEM di antaranya adalah data berdistribusi multivariat normal, untuk memeriksanya dapat dilakukan dengan menghitung nilai jarak kuadrat pada setiap

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. berada di Kota Batu Malang - Jawa Timur. Tempat wisata ini berada sekitar 20

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. berada di Kota Batu Malang - Jawa Timur. Tempat wisata ini berada sekitar 20 60 BAB IV HASIL DAN ANALISIS A. Gambaran Umum Objek Penelitian Jatim Park 1 merupakan sebuah tempat rekreasi dan taman belajar yang berada di Kota Batu Malang - Jawa Timur. Tempat wisata ini berada sekitar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian adalah rencana dan struktur yang dibuat untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian adalah rencana dan struktur yang dibuat untuk BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian adalah rencana dan struktur yang dibuat untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian. Sekaran (2010) menyatakan bahwa

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. estimasi loading factor, bobot loading factor (factor score wight), dan error variance

BAB V PEMBAHASAN. estimasi loading factor, bobot loading factor (factor score wight), dan error variance BAB V PEMBAHASAN 5.1 Analisis Konfirmatori Analisis faktor konfirmatori dalam penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan estimasi loading factor, bobot loading factor (factor score wight), dan error variance

Lebih terperinci

VITA ANDYANI EA24. Dosen Pembimbing: Dr. Wardoyo, SE., MM

VITA ANDYANI EA24. Dosen Pembimbing: Dr. Wardoyo, SE., MM Kamis, 29 September 2016 PENGARUH ORIENTASI PASAR, INOVASI PRODUK, DAN ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KINERJA PEMASARAN PADA USAHA MIKRO KECIL MAKANAN DAN MINUMAN DI WILAYAH JAKARTA TIMUR VITA ANDYANI

Lebih terperinci

Tutorial LISREL teorionline

Tutorial LISREL teorionline CONFIRMATORY FACTOR ANALYSIS BY HENDRY Phone : 0856-9752-3260 Email : openstatistik@yahoo.co,id Blog : http://teorionline.wordpress.com/ Seperti dijelaskan sebelumnya, CFA ditujukan untuk menguji validitas

Lebih terperinci

KUESIONER. Hormat Saya. Peneliti

KUESIONER. Hormat Saya. Peneliti KUESIONER Responden Yth, Saya adalah mahasiswa Universitas Katolik Widya Mandala yang melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Trend Discovery, Socializing, Adventure, Status and Otority Terhadap Motivasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dalam menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi

BAB III METODE PENELITIAN. dalam menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi BAB III METODE PENELITIAN Bab ini bertujuan untuk memberikan landasan yang valid dan reliabel dalam menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi yang dihasilkan dapat dipercaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan dalam menjalankan bisnisnya menginginkan untuk memiliki keunggulan-keunggulan kompetitif dengan memaksimalkan semua modal yang dimiliki, seperti

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. food & beverages. J.CO didirikan oleh Jhony Andrean yang sebelumnya terkenal

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. food & beverages. J.CO didirikan oleh Jhony Andrean yang sebelumnya terkenal BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum J.CO Donuts And Coffee J.CO Donuts And Coffee merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang food & beverages. J.CO didirikan oleh Jhony Andrean yang sebelumnya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. langsung kepada responden yang mengisi kuesioner pada aplikasi google form di

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. langsung kepada responden yang mengisi kuesioner pada aplikasi google form di 30 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengumpulan Data Pada penelitian ini, yang menjadi objek penelitiannya adalah mahasiswa program studi akuntansi Universitas Islam Indonesia. Kuesioner

Lebih terperinci

Lampiran 1: Tabel Operasional Variabel Penelitian

Lampiran 1: Tabel Operasional Variabel Penelitian 97 Lampiran 1: Tabel Operasional Variabel Penelitian No. Variabel Deskripsi Variabel Jenis Pengukuran 1. Gaya Kepemimpinan a. Gaya Kepemimpinan Transformasional a. Gaya Kepemimpinan Transaksional 1. Atasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. teknik sampling, definisi operasional variabel dan teknik analisis yang digunakan. A. Desain Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. teknik sampling, definisi operasional variabel dan teknik analisis yang digunakan. A. Desain Penelitian digilib.uns.ac.id 23 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian berisi tentang desain penelitian, populasi, sampel dan teknik sampling, definisi operasional variabel dan teknik analisis yang digunakan.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pemicu bagi produsen lama untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas produk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pemicu bagi produsen lama untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas produk BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Profil Perusahaan Pesatnya kemajuan ekonomi global telah mengundang produsen baru untuk turut ambil bagian dalam kancah perekonomian, sekaligus menjadi

Lebih terperinci

BAB VI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU KEPUTUSAN HUTANG

BAB VI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU KEPUTUSAN HUTANG BAB VI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU KEPUTUSAN HUTANG Bab ini akan memaparkan analisis terhadap faktor-faktor yang menentukan keputusan hutang pada pemilik usaha tenun dengan menggunakan Theory Planned

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Beberapa teori yang terkait dalam skripsi ini adalah sebagai berikut: Systems Engineering (SE) Structural Equation Modeling (SEM) Fuzzy Serqual (Service Quality) Seperti yang telah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Perusahaan dan Responden. 1. Gambaran Umum PT. Indosat Ooredoo

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Perusahaan dan Responden. 1. Gambaran Umum PT. Indosat Ooredoo BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan dan Responden 1. Gambaran Umum PT. Indosat Ooredoo Indosat didirikan pada tahun 1967 sebagai sebuah perusahaan penanaman modal asing pertama di Indonesia,

Lebih terperinci

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Demografi Objek Penelitian Demografi data dari objek penelitian dalam penelitian ini ditampilkan pada Tabel 4.1, yaitu berisi data mengenai umur mahasiswa, jenis kelamin

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan landasan yang valid dan reliabel untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan landasan yang valid dan reliabel untuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini bertujuan untuk memberikan landasan yang valid dan reliabel untuk menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi yang diperoleh dari penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. D.I.Yogyakarta. Sedangkan subjek penelitian adalah Wajib Pajak orang

BAB III METODE PENELITIAN. D.I.Yogyakarta. Sedangkan subjek penelitian adalah Wajib Pajak orang BAB III METODE PENELITIAN A. Objek/Subjek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah Kantor Pelayanan Pajak di Provinsi D.I.Yogyakarta. Sedangkan subjek penelitian adalah Wajib Pajak orang pribadi, dimana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini adalah di Pusat Traing Perbankan (PTP) Yogyakarta dengan alamat Perum Candi Gebang Permai Blok T. No. 1,3,4,5 Wedomartani Sleman Yogyakarta.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terdaftar di Badan Pusat Statistik (BPS) sejak sampel. Berikut jumlah perusahaan yang berpartisipasi:

BAB III METODE PENELITIAN. terdaftar di Badan Pusat Statistik (BPS) sejak sampel. Berikut jumlah perusahaan yang berpartisipasi: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Objek dan Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini, objek penelitian adalah karyawan-karyawan dengan jabatan manajer pada perusahaan manufaktur yang ada di kota Semarang yang

Lebih terperinci

Motivasi. Persepsi. Sikap Keyakinan perilaku Evaluasi konsekuensi. Norma subjektif Keyakinan normatif Motivasi mematuhi

Motivasi. Persepsi. Sikap Keyakinan perilaku Evaluasi konsekuensi. Norma subjektif Keyakinan normatif Motivasi mematuhi 19 KERANGKA PEMIKIRAN Schiffman dan Kanuk (2004) menyatakan bahwa niat merupakan satu faktor internal (individual) yang memengaruhi perilaku konsumen. Niat merupakan bentuk pikiran yang nyata dari rencana

Lebih terperinci

Holland Bakery merupakan salah satu pelopor dalam usaha modern bakery yang. dikenal dengan Holland Bakery. Holland Bakery selalu berusaha untuk

Holland Bakery merupakan salah satu pelopor dalam usaha modern bakery yang. dikenal dengan Holland Bakery. Holland Bakery selalu berusaha untuk IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sejarah Singkat Perusahaan (Holland Bakery) Holland Bakery merupakan salah satu pelopor dalam usaha modern bakery yang dikenal dengan Holland Bakery. Holland Bakery selalu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Bab ini bertujuan untuk mengungkap hasil analisis data penelitian dan pembahasannya. Pembahasan diawali dengan dimulai hasil statistik deskriptif yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kantor Cabang Yogyakarta Cik Ditiro, Depok, Sleman Yogyakarta. Waktu. pelaksanaan penelitian bulan Juni 2015.

BAB III METODE PENELITIAN. Kantor Cabang Yogyakarta Cik Ditiro, Depok, Sleman Yogyakarta. Waktu. pelaksanaan penelitian bulan Juni 2015. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang Yogyakarta Cik Ditiro, Depok, Sleman Yogyakarta. Waktu pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Kantor Sekretariat Pemerintah Provinsi Bali

BAB V HASIL PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Kantor Sekretariat Pemerintah Provinsi Bali BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kantor Sekretariat Pemerintah Provinsi Bali Kantor Sekretariat Pemerintah Daerah Provinsi Bali terletak di jalan Niti Mandala Renon Denpasar dengan perangkat Daerah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini dikategorikan sebagai explanatory research yaitu penelitian yang bertujuan menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Contoh: Saya merasa jenuh bila bekerja sendirian

Kata Pengantar. Contoh: Saya merasa jenuh bila bekerja sendirian Kata Pengantar Selamat datang di Survei Opini Pekerja yang terkait dengan penilaian kinerja di PERUSAHAAN. survei ini dilakukan untuk mengumpulkan data opini pekerja sebagai bentuk partisipasi pekerja

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Hasil penelitian dalam bab ini dilakukan sesuai dengan tujuan penelitian yaitu (1) mendeskripsikan keterampilan belajar dan lima disiplin organisasi pembelajar yang terdiri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Purbalingga, Jawa

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Purbalingga, Jawa BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Alasan memilih Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah karena untuk memudahkan penulis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif adalah metode yang berlandaskan pada filsafat positivism,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif adalah metode yang berlandaskan pada filsafat positivism, 34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah metode yang berlandaskan pada filsafat positivism,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan tujuannya penelitian ini termasuk applied research atau

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan tujuannya penelitian ini termasuk applied research atau BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Berdasarkan tujuannya penelitian ini termasuk applied research atau penelitian terapan yang mana didalamnya terdapat solusi atas suatu permasalahan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian 84 Lampiran 1. Kuesioner Penelitian No. Responden :.. KUESIONER PENELITIAN Selamat pagi/siang/sore, sebelumnya saya ucapkan terima kasih atas partisipasi saudara dalam membantu mengisi kuisioner ini dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sebagai provider perangkat komputasi dan gedgetnya. Perusahaan ini

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sebagai provider perangkat komputasi dan gedgetnya. Perusahaan ini BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umun Objek Penelitian 1. Gambaran Umum Bhinneka.com Sejarah awal bisnis Bhinneka.com yang mengusung nama PT BHINNEKA MENTARI DIMENSI adalah perusahaan yang menggeluti

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. wilayah kecamatan Cengkareng Jakarta Barat. Penelitian yang dilakukan terbagi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. wilayah kecamatan Cengkareng Jakarta Barat. Penelitian yang dilakukan terbagi BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan tempat penelitian Dalam penelitian ini peneliti mengambil waktu dan lokasi penelitian pada wilayah kecamatan Cengkareng Jakarta Barat. Penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. menyelesaikan permasalahan penelitian yang telah dijabarkan sebelumnya.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. menyelesaikan permasalahan penelitian yang telah dijabarkan sebelumnya. BAB IV METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menjelaskan tentang tahapan-tahapan yang dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan penelitian yang telah dijabarkan sebelumnya. 4.1. Persiapan Pada tahap ini peneliti

Lebih terperinci

VIII ANALISIS SERVICE QUALITY DALAM MEMBENTUK KEPUASAN DAN LOYALITAS

VIII ANALISIS SERVICE QUALITY DALAM MEMBENTUK KEPUASAN DAN LOYALITAS VIII ANALISIS SERVICE QUALITY DALAM MEMBENTUK KEPUASAN DAN LOYALITAS Faktor faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen dapat diidentifikasi dengan melihat faktor eksternal dan internak yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 62 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Deskriptif Responden Dari 105 kuesioner yang dikembalikan oleh responden, dapat diketahui bahwa karyawan terbagi dalam beberapa unit kerja di KPSBU Jabar, yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain survey, yaitu metode pengumpulan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain survey, yaitu metode pengumpulan digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain survey, yaitu metode pengumpulan data primer dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada responden

Lebih terperinci

c) Usia: 1. Usia tahun 3. Usia tahun 2. Usia tahun

c) Usia: 1. Usia tahun 3. Usia tahun 2. Usia tahun Lampiran 1 Kuesioner Responden yang terhormat, Perkenankanlah saya, mahasiswa Jurusan Manajemen Fakultas Bisnis Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya, mohon bantuan Anda untuk meluangkan waktu mengisi/menjawab

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan pada data yang dapat dihitung yang berwujud nilai atau skor.

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan pada data yang dapat dihitung yang berwujud nilai atau skor. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian 3.1.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Peneliti menggunakan jenis penelitian kuantitatif karena dalam penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Salah satu merek es krim PT Unilever, Magnum kini hadir dengan varian baru. Magnum bukanlah merek produk es krim yang baru bagi masyarakat. Diluncurkannya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Permasalahan Kemiskinan 1. Permasalahan Kemiskinan di Jakarta Tingkat kemiskinan di DKI Jakarta pada 2015 mencapai 3,53 persen. Sebanyak 286 ribu rumah tangga

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 35 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Deskriptif Menggunakan Crosstab PT XYZ memiliki 5 level jabatan yang disebut dengan band. Band pada PT XYZ memiliki istilah yang berbeda, tetapi dapat dilihat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang relevan untuk mendesain suatu studi penelitian, menjamin

BAB III METODE PENELITIAN. yang relevan untuk mendesain suatu studi penelitian, menjamin BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian merupakan suatu kesatuan dari beberapa desain yang menggambarkan secara detail dari suatu penelitian. Tujuan memahami desain penelitian adalah

Lebih terperinci