BAB IV METODE PENELITIAN
|
|
- Yuliani Pranata
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Desain penelitian ini merupakan gabungan antara penelitian explanatory dengan pendekatan deskriptif kuantitatif. Metode penelitian explanatory digunakan karena dalam penelitian ini dijelaskan hubungan antar variabel-variabel yang diteliti dengan menggunakan metode Structural Equation Model (SEM). Penelitian explanatory menjelaskan hubungan sebab dan akibat atas variabel-variabel yang diteliti atau digunakan dalam penelitian. Menurut (Cooper dan Pamela, 2006) penelitian deskriptif merupakan metode yang berusaha mencari jawaban atas pertanyaan mengenai siapa, apa, di mana, bilamana, dan kadang-kadang bagaimana. Peneliti berusaha mendeskripsikan atau mendefinisikan subjek yang diteliti seiring dengan menciptakan suatu profil dari sekumpulan persoalan, orang atau peristiwa. Metode penelitian kuantitatif disebut sebagai metode positivistik, karena berlandaskan pada filsafat positivisme. Filsafat positivism memandang realita/ gejala/fenomena dapat diklasifikasikan, relatif tetap, konkrit, teramati, terukur, dan hubungan gejala bersifat sebab akibat. Penelitian kuantitatif dalam melihat hubungan variabel terhadap objek yang diteliti bersifat sebab akibat (kausal), sehingga dalam penelitiannya ada variabel independen (sebab) dan dependen (akibat). Dari variabel tersebut selanjutnya dicari seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen (Sugiyono, 2012). 35
2 Variabel Penelitian Dalam SEM terdapat dua jenis variabel, yaitu: variabel laten (latent variable) dan variabel teramati (observed variable). Variabel laten merupakan konsep abstrak, hanya dapat diamati secara tidak langsung dan tidak sempurna melalui efeknya pada variabel teramati. SEM mempunyai dua jenis variabel laten, yaitu: eksogen dan endogen. Variabel eksogen selalu muncul sebagai variabel bebas pada semua persamaan yang ada dalam model, sedangkan variabel endogen merupakan variabel terikat pada paling sedikit satu persamaan dalam model, meskipun di semua persamaan sisanya variabel tersebut merupakan variabel bebas. Variabel teramati (observed variable) atau variabel terukur (measured variable) adalah variabel yang dapat diamati atau dapat diukur secara empiris dan disebut sebagai indikator. Variabel teramati merupakan efek atau ukuran dari variabel laten. Pada metode survey dengan menggunakan kuesioner, setiap pertanyaan pada kuesioner mewakili sebuah variabel teramati (Wijanto, 2008). Konsep SEM memiliki dua jenis model, yaitu model struktural (structural model) dan model pengukuran (measurement model). Model struktural adalah menggambarkan hubungan-hubungan yang ada diantara variabel-variabel laten. Hubungan ini umumnya linier, meskipun perluasan SEM memungkinkan untuk mengikutsertakan hubungan nonlinier. Setiap variabel laten biasanya mempunyai beberapa ukuran atau variabel teramati (indikator). Penggunaan SEM paling sering menghubungkan variabel laten dengan variabel teramati melalui model pengukuran yang berbentuk analisa faktor. Dalam model pengukuran, setiap variabel laten dimodelkan sebagai sebuah faktor yang mendasari variabel-variabel teramati yang
3 37 terkait. Model pengukuran yang paling umum dalam aplikasi SEM adalah model pengukuran kon-generik (congeneric measurement model), di mana setiap ukuran variabel teramati hanya berhubungan dengan satu variabel laten dan semua kovarian diantara variabel teramati adalah sebagai akibat hubungan antara variabel teramati dengan variabel laten (Wijanto, 2008) Definisi Konsep Definisi konseptual memberikan penjelasan tentang konsep dari variabel yang ada pada penelitian ini berdasarkan rerangka teori. Berpijak dari teori (Wijanto, 2008), peneliti menetapkan penggunaan variabel eksogen dalam penelitian ini meliputi: 1) bentuk fisik (X1); 2) responsif (X2); 3) keandalan; 4) jaminan (X4); dan 5) empati. Sedangkan variabel endogen adalah Kepuasan Pelanggan (Y) dan Loyalitas Pelanggan (Z). Dengan demikian dapat dijelaskan definisi konsep dari masing-masing variabel adalah sebagai berikut: a. Definisi Konseptual Variabel Eksogen Berdasarkan rerangka teori dalam penelitian ini, definisi konsep yang menjadi variabel eksogen adalah sebagai berikut: 1) Bentuk fisik (X1) merupakan penampilan fisik, perlengkapan karyawan dan bahan komunikasi (Jamal dan Anastasiadou, 2009). 2) Responsif (X2) adalah kesediaan membantu pelanggan dan memberikan jasa dengan tanggap (Lau et al, 2013). 3) Keandalan (X3) adalah kemampuan perusahaan memberikan pelayanan sesuai yang dijanjikan secara andal dan akurat (Lau et al, 2013).
4 38 4) Jaminan (X4) adalah karyawan mampu menumbuhkan kepercayaan terhadap perusahaan dan perusahaan bisa menciptakan rasa aman kepada pelanggan (Manusamy et al., 2010). 5) Empati (X5), yaitu memahami masalah para pelanggannya dan bertindak demi kepentingan pelanggan, serta memberikan perhatian personal kepada para pelanggan dan memiliki jam operasional yang nyaman (Shahin dan Janatyan, 2011). b. Definisi Konseptual Variabel Endogen Kepuasan pelanggan (Y) adalah sikap positif pelanggan yang diputuskan berdasarkan pengalaman yang dirasakan, yang sesuai dengan harapannya (Kaura, 2014). Sedangkan loyalitas pelanggan (Z) (Jamal dan Anastasiadou, 2009), yaitu dimana kondisi pelanggan mempunyai sikap positif dan setia terhadap suatu perusahaan jasa, menjadikan perusahaan sebagai pilihan pertama dan mempunyai komitmen dalam menggunakan jasa tersebut Definisi Operasional Variabel Operasional variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012). Definisi Operasional Variabel dapat di lihat pada Tabel 4.1 di bawah ini.
5 39 Tabel 4.1 Definisi Operasional Variabel Variabel Laten Indikator Skala Simbol Bentuk fisik (X1) 1. Tampilan fasilitas fisik A1 (Jamal dan Anastasiadou, 2. Penampilan personil A2 2009) 3. Peralatan terbaru A3 Responsif (X2) (Lau et al, 2013) Keandalan (X3) (Lau et al, 2013) Jaminan (X4) (Manusamy et al., 2010) Empati (X5) (Shahin dan Janatyan, 2011) Kepuasan Pelanggan (Y) (Huang et al., 2009; Kaura, 2014) Loyalitas Pelanggan (Z) (Jamal dan Anastasiadou, 2009) Sumber : Diadaptasi dari berbagai penelitian terdahulu 4. Pelayanan cepat dan tepat B4 5. Kesiapan merespons B5 6. Kesediaan membantu B6 7. Layanan yang dijanjikan C7 8. Layanan benar C8 9. Keandalan penanganan C9 masalah O R 10. Menanamkan rasa percaya D D Aman dan nyaman I D Sopan dan ramah N D12 A 13. Perhatian E13 L 14. Kepahaman kebutuhan E Alokasi waktu E Keputusan tepat F Manfaat yang diperoleh F Kepuasan keseluruhan F Kesetiaan G Pilihan pertama G Komitmen G21 Berdasarkan pengukuran variabel pada Tabel di atas (Sugiyono, 2012) menyatakan bahwa skala ordinal adalah skala pengukuran yang tidak hanya menyatakan kategori, tetapi juga menyatakan peringkat construct yang diukur. Skala Ordinal yang digunakan bertujuan untuk memberikan informasi berupa nilai pada jawaban dalam bentuk kuesioner yang memenuhi pernyataan-pernyataan tipe skala Likert.
6 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan obyek yang diteliti dan pengambilan sampel ditentukan berdasarkan teknik yang telah dipilih sesuai dengan sifat populasi dalam penelitian ini. Berikut penjelasan mengenai populasi dan teknik penentuan jumlah sampel yang akan digunakan untuk menggambarkan persepsi responden dan selanjutnya diolah untuk dijadikan sumber data primer Populasi Penelitian Populasi adalah gabungan dari seluruh elemen data yang berbentuk peristiwa, hal atau orang yang memiliki karakteristik yang serupa menjadi pusat perhatian seorang peneliti karena dipandang sebagai sebuah semesta penelitian Ferdinand, 2011). Populasi dalam penelitian ini adalah peserta wisata yang sedang melakukan trip (perjalanan wisata) dengan menggunakan jasa My Permata Wisata Sampel Penelitian Dalam menentukan ukuran sampel, SEM mensyaratkan data berdistribusi normal atau dianggap berdistribusi normal. Namun tidak setiap data berdistribusi secara normal. Untuk mengurangi dampak ketidaknormalan sebuah distribusi data, penggunaan sampel yang besar bisa dipertimbangkan. Tetapi asumsi SEM harus dipenuhi, yaitu sampel yang diolah sebagai input adalah lebih besar atau sama dengan 100 sampel. Mengenai ukuran sampel minimal dengan dalam analisis SEM, jika dalam model yang dianalisa ada 5 (lima) konstruk atau kurang di mana masingmasing konstruk diukur minimal oleh 3 (tiga) indikator maka diperlukan ukuran sampel minimal antara 100 sampai dengan 300 observasi (Hair, 2008).
7 41 Penentuan sampel untuk penggunaan metode SEM dengan jumlah yang ideal dan representatif adalah tergantung pada jumlah parameter (indikator) yang diestimasikan. Jumlah sampel lima sampai sepuluh dikali jumlah indikator (Ferdinand, 2011). Atas dasar tersebut, maka dapat ditentukan jumlah sampel dengan perhitungan, yaitu (7) tujuh dikali (21) dua puluh satu indikator), sehingga diperoleh 147 sampel. Dengan demikian, jumlah minimum sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah 147 sampel. Pemilihan peserta wisata sebagai sampel (responden) dalam penelitian ini menggunakan teknik pursposive sampling. Pursposive sampling (Sugiyono, 2012) adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Lebih lanjut (Margono, 2010) dalam pemilihan sekelompok dalam purposive sampling didasarkan atas ciri-ciri tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri populasi yang sudah diketahui sebelumnya, dengan kata lain unit sampel yang dihubungi disesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu yang diterapkan berdasarkan tujuan penelitian. Ciri-ciri populasi yang dimaksud adalah peserta wisata yang sudah selesai menggunakan jasa My Permata Wisata, dikarenakan peserta wisata sudah mengetahui dan merasakan atas pelayanan yang diberikan, apakah sudah sesuai dengan manfaat yang diterima atau melebihi harapan yang dirasakan. Sehingga dengan demikian teknik pengambilan sampel pada peserta wisata adalah pada saat perjalanan wisata telah berakhir (perjalanan pulang). Dilihat dari jumlah minimum sampel yang telah ditentukan, maka teknik pengambilan sampel akan dilakukan di beberapa destinasi wisata dengan
8 42 menggunakan teknik quota sampling, karena jika pengambilan sampel hanya pada satu lokasi wisata saja, maka kemungkinan jumlah sampel tidak dapat terpenuhi dan jika jumlah sampel yang telah ditentukan belum terpenuhi pada trip tersebut, maka akan dilanjutkan ke trip selanjutan sampai jumlah minimum sampel dapat terpenuhi atau melebihi jumlah sampel yang telah ditentukan. Teknik sampling kuota (Sugiyono, 2012) adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan terpenuhi. 4.4 Jenis dan Sumber Data Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya melalui interview (wawancara) kuesioner (angket), observasi (pengamatan) dan gabungan ketiganya. Sedangkan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lawat orang lain atau lewat dokumen (Sugiyono, 2012). 4.5 Teknik Pengumpulan Data Berdasarkan jenis dan sumber data pada penelitian ini menggunakan data primer dan skunder, maka dapat diuraikan penjelasan mengenai teknik pengumpulan data yang digunakan, yaitu: Data primer Dalam penelitian ini data primer yang digunakan adalah Angket atau kuesioner (Sugiyono, 2012) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
9 43 responden untuk dijawab. Untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial disebut Skala Likert. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan Skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi skor (Sugiyono, 2012), yaitu: SS = Sangat Setuju diberi skor 5 ST = Setuju diberi skor 4 RG = Ragu-ragu diberi skor 3 TS = Tidak Setuju diberi skor 2 STS = Sangat Tidak Setuju diberi skor Data Skunder Data skunder yang didapatkan oleh peneliti, yaitu dari data internal perusahaan sebagai objek dalam penelitian ini dan dari studi kepustakaan, seperti literatur, jurnal, dan buku. 4.6 Metode Analisis Metode analisis dalam penelitian ini menggunakan SEM (Structural Equation Modeling) dengan menggunakan program LInear Structural RELationship (LISREL) versi 8.80 untuk melakukan analisis dimensi kualitas pelayanan yang mempengaruhi kepuasan dan implikasinya terhadap loyalitas pelanggan My Permata Wisata. LISREL merupakan satu-satunya program SEM yang paling canggih dan paling dapat mengestimasi berbagai masalah SEM yang bahkan nyaris tidak dapat dilakukan oleh program lain, seperti AMOS, EQS dan program lainnya (Ghozali,
10 ). Selain itu, LISREL merupakan program SEM yang sangat informatif dalam menghasilkan hasil uji statistiknya sehingga modifikasi model dan penyebab buruknya goodness of fit model dapat dengan mudah diatasi (Latan, 2013). Pertimbangan dalam menggunakan teknik SEM adalah: 1) dimensi kualitas pelayanan yang mempengaruhi kepuasan dan implikasinya terhadap loyalitas pelanggan merupakan variabel laten atau konstruk (unoserved variable), yaitu variabel yang tidak dapat diukur secara langsung, namun dapat di estimasi dengan indikator-indikatornya; 2) teknik SEM mampu membangun suatu pola hubungan majemuk dan dapat mengestimasi hubungan interaksi antarvariabel; dan 3) teknik SEM melakukan estimasi regresi yang dilakukan secara simultan untuk semua variabel eksogen Analisis Deskriptif Statistik deskriptif adalah teknik statistik yang bertujuan memberikan penjelasan atau informasi mengenai karakteristik dari suatu kelompok data atau lebih sehingga pemahaman akan ciri-ciri yang unik atau khusus dari kelompok data tersebut dapat diketahui. Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data dilihat dari nilai rata-rata (mean), nilai tertinggi (maksimum), nilai terendah (minimum) dan standar deviasi (Ghozali, 2014). Untuk hasil dari tiap-tiap item penelitian dapat dikategorikan dengan langkah-langkah sebagai berikut (Arikunto, 2012), yaitu: 1) Kelompok tinggi, semua responden yang mempunyai skor sebanyak skor ratarata plus 1 (+1) standar deviasi (X Mi + 1SDi).
11 45 2) Kelompok sedang, semua responden yang mempunyai skor antara skor rata-rata minus 1 standar deviasi dan skor rata-rata plus 1 standar deviasi antara (Mi - 1SDi) X< (Mi + 1SDi). 3) Kelompok rendah, semua responden yang mempunyai skor lebih rendah dari skor rata-rata minus 1 standar deviasi (X<Mi - 1SDi). Untuk mengetahui harga Mean ideal (Mi) dan Standar Deviasi ideal (SDi) diperoleh berdasarkan rumus berikut: - Mean ideal (Mi) = 1/2 (skor tertinggi + skor terendah) - Standar Deviasi ideal (SDi) = 1/6 (skor tertinggi - skor terendah) Sedangkan untuk mengetahui hubungan karakteristik responden dengan tingkat kepuasan peserta wisata akan dilakukan dengan menggunakan Uji Chi- Square. Menurut (Santoso, 2007), Uji Khi-Kuadrat asosiasi (Chi-Square) digunakan untuk menentukan keberadaan asosiasi atau hubungan satu sama lain dua variabel yang dihubungkan Teknik Analisis Data Konsep SEM memiliki dua jenis model, yaitu model struktural (structural model) dan model pengukuran (measurement model). Model struktural adalah menggambarkan hubungan-hubungan yang ada diantara variabel-variabel laten. Hubungan ini umumnya linier, meskipun perluasan SEM memungkinkan untuk mengikutsertakan hubungan nonlinier. Setiap variabel laten biasanya mempunyai beberapa ukuran atau variabel teramati (indikator). Penggunaan SEM paling sering menghubungkan variabel laten dengan variabel teramati melalui model pengukuran yang berbentuk analisis faktor (Wijanto, 2008).
12 46 Dalam model pengukuran, setiap variabel laten dimodelkan sebagai sebuah faktor yang mendasari variabel-variabel teramati yang terkait. Model pengukuran paling umum dalam aplikasi SEM adalah model pengukuran kon-generik (congeneric measurement model), di mana setiap ukuran atau variabel teramati hanya berhubungan dengan satu variabel laten, dan semua kovariasi diantara variabel teramati adalah sebagai akibat hubungan antara variabel termati dengan variabel laten (Wijanto, 2008). Dalam penelitian ini, teknik pengolahan data SEM menggunakan model pengukuran Confirmatory Factor Analysis (CFA). Menurut (Wijanto, 2008) Confirmatory Factor Analysis (CFA) didasarkan atas alasan bahwa variabelvariabel teramati adalah indikator-indikator tidak sempurna dari variabel laten atau konstruk tertentu yang mendasarinya. Variabel-variabel teramati (indikatorindikator) menggambarkan satu variabel laten tertentu (latent dimension). Sebagai metode pengujian yang menggabungkan faktor analisis, analisis lintas, dan regresi. SEM lebih merupakan metode confirmatory yang bertujuan mengevaluasi proposed dimensionally yang diajukan dan yang berasal dari penelitian sebelumnya. SEM digunakan sebagai alat untuk mengkonfirmasi preknowledge yang telah diperoleh sebelumnya. Dalam penerapan teknik SEM ini memerlukan orientasi yang berbeda dengan penerapan statistik yang didasarkan pada pemodelan pengamatan atau observasi secara individual, di mana prosedur SEM lebih menekankan penggunaan kovarian. Prosedur SEM secara umum mengandung lima tahapan (Wijanto, 2008), yaitu:
13 47 1) Spesifikasi model (model specification), yaitu berkaitan dengan pembentukan model awal persamaan struktural, sebelum dilakukan estimasi (estimation). Model awal ini diformulasikan berdasarkan teori atau penelitian sebelumnya. 2) Identifikasi (identification), yaitu berkaitan dengan pengkajian kemungkinan diperolehnya nilai unik untuk setiap parameter yang ada di dalam model dan kemungkinan persamaan simultan tidak ada solusinya 3) Estimasi (estimation), yaitu berkaitan dengan estimasi terhadap model untuk dapat menghasilkan nilai parameter dengan menggunakan salah satu metode estimasi yang tersedia. Pemilihan metode estimasi yang digunakan seringkali ditentukan berdasarkan karakteristik dari variabel-variabel yang dianalisis. 4) Uji kecocokan (testing fit), yaitu berkaitan dengan pengujian kecocokan antara model dengan data. Beberapa kriteria ukuran kecocokan (goodness of fit, GOF) dapat digunakan. 5) Respesifikasi (respecification), yaitu berkaitan dengan respesifikasi model berdasarkan atas hasil uji kecocokan tahap sebelumnya. Setelah melakukan metode estimasi terhadap model, langkah selanjutnya adalah melakukan uji kecocokan model. Uji kecocokan model dilakukan untuk menguji apakah model yang dihipotesiskan merupakan model yang baik untuk merepresentasikan hasil penelitian. Menurut (Wijanto, 2008), evaluasi terhadap tingkat kecocokan data dengan model dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu: 1) Kecocokan keseluruhan model (overall model fit) 2) Kecocokan model pengukuran (measurement model fit) 3) Kecocokan struktural (structural model fit)
14 Analisis Kecocokan Keseluruhan Model Tahap ini merupakan tahap pertama yang dilakukan untuk mengevaluasi secara umum derajat kecocokan antara data dengan model ditujukan untuk mengevaluasi secara umum derajat kecocokan atau goodness of fit (GOF) antara data dengan model. Beberapa ukuran GOF atau goodness of fit indices (GOFI) dapat digunakan secara bersama-sama atau kombinasi. GOFI yang ada dikelompokkan menjadi tiga, yaitu: 1) Ukuran kecocokan absolut (absolute fit measures) a. Chi-Square dan Probabilitas Chi-square merupakan statistik pertama dan satu-satunya uji statistik dalam GOF. Chi-square digunakan untuk menguji seberapa dekat kecocokan antara matrik kovarian sampel S dengan matrik kovarian model Ʃ(ɵ) Uji statistik adalah = (n 1)F (SƩ(ɵ)) yang merupakan sebuah distribusi Chi-Square dengan degree of freedom (df) sebesar c p, dimana c = (nx + ny)(nx + ny + 1)/2 adalah banyaknya matrik varian-kovarian non-redundan dari variabel teramati. Dengan nx adalah banyaknya variabel teramati x, ny adalah banyaknya variabel teramati y sedangkan p adalah parameter yang diestimasi dan n adalah ukuran sampel. Menurut (Joreskog dan Sorbom, 2006), seharusnya lebih diperlakukan sebagai ukuran goodness of fit (atau badness of fit) dan bukan sebagai uji statistik. disebut sebagai badness of fit karena nilai yang besar menunjukkan kecocokan yang tidak baik (bad fit) sedangkan nilai yang kecil menunjukkan good fit (kecocokan yang baik). P adalah probabilitas untuk memperoleh penyimpangan besar sehingga nilai
15 49 chi-square yang signifikan 0.05 menunjukkan bahwa data empiris yang diperoleh memiliki perbedaan dengan teori yang telah dibangun. Sedangkan nilai probabilitas tidak signifikan adalah yang diharapkan untuk menunjukkan data empiris sesuai dengan model. Oleh karena itu diperoleh kesimpulan hipotesis diterima, jika nilai p yang diharapkan lebih besar daripada Dengan demikian, tidak dapat dijadikan sebagai satusatunya ukuran dari kecocokan keseluruhan model. Para peneliti mengembangkan banyak alternatif ukuran dari kecocokan model data untuk memperbaiki bias, karena sampel yang besar dan meningkatnya kompleksitas model. b. Non-Centrality Parameter (NCP) NCP merupakan ukuran perbedaan antara Ʃ dengan Ʃ(ɵ) yang dapat dihitung dengan rumus: NCP = - df, dimana df adalah degree of freedom. NCP juga merupakan ukuran badness of fit, dimana semakin besar perbedaan antara Ʃ dengan Ʃ(ɵ), semakin besar nilai NCP. c. Scaled NCP (SNCP) SNCP merupakan pengembangan dari NCP dengan memperhitungkan ukuran sampel dengan rumus: SNCP = - df)/n, dimana n adalah ukuran sampel. d. Goodness Of Fit Indeks (GFI) GFI dapat diklasifikasikan sebagai ukuran kecocokan absolut karena pada dasarnya GFI membandingkan model yang dihipotesiskan dengan tidak ada model sama sekali (Ʃ(0)). Rumus dari GFI adalah sebagai berikut.
16 50 Dimana: = nilai minimum dari F untuk model yang dihipotesiskan. = nilai minimum dari F, ketika tidak ada model yang dihipotesiskan. Nilai GFI berkisar antara 0 (poor fit) sampai 1 (perfect fit) dan nilai GFI 0.90 merupakan good fit (kecocokan yang baik) sedangkan 0.80 GFI < 0.90, sering disebut marginal fit. e. Root Mean Square Residual (RMSR) RMSR mewakili nilai rerata residual yang diperoleh dari mencocokkan matrik varian-kovarian dari model yang dihipotesiskan dengan matrik varian-kovarian dari data sampel. Standardized RMSR mewakili nilai rerata seluruh standardized residuals dan mempunyai rentang dari 0 ke 1. Model yang mempunyai kecocokan baik (good fit) akan mempunyai nilai Standardized RMSR lebih kecil dari f. Root Mean Square Error Approximation (RMSEA) RMSEA merupakan salah satu indeks yang informatif dalam SEM. RMSEA memberitahukan kita seberapa baik model dengan tidak diketahui, tetapi secara optimal estimasi parameter yang dipilih akan sesuai dengan populasi matriks kovarian (Hooper dan Schindler, 2008). Rumus perhitungan RMSEA adalah sebagai berikut.
17 51 Menurut (Wijanto, 2008), nilai RMSEA 0.05 menandakan close fit, sedangkan 0.05 < RMSEA 0.08 menunjukkan good fit. Menurut (Ghozali dan Fuad, 2008), nilai RMSEA 0.05 mengindikasikan model fit. g. Expected Cross Validation Indeks (ECVI) ECVI digunakan untuk perbandingan model dan semakin kecil nilai ECVI sebuah model semakin baik tingkat kecocokannya. Rumus perhitungan ECVI adalah sebagai berikut. Dimana: n = ukuran sampel q = jumlah parameter yang diestimasi 2) Ukuran kecocokan inkremental (incremental fit measures) a. Adjusted Goodness Of Fit Indeks (AGFI) AGFI merupakan perluasan dari GFI yang disesuaikan dengan rasio antara degree of freedom dari null/independence/baseline model dengan degree of freedom dari model yang dihipotesiskan atau diestimasi. Rumus perhitungan AGFI adalah sebagai berikut. Dimana: = degree of freedom dari tidak ada model = jumlah varian dan kovarian dari variabel teramati
18 52 = degree of freedom dari model yang dihipotesiskan Nilai AGFI berkisar antara 0 sampai 1 dan nilai AGFI 0.90 menunjukkan good fit sedangkan 0.08 GFI < 0.09, disebut sebagai marginal fit. b. Tucker Lewis Index (TLI) TLI digunakan sebagai sarana untuk mengevaluasi analisis faktor yang kemudian diperluas untuk SEM. TLI juga dikenal sebagai NNFI. Rumus perhitungannya adalah Dimana: -square dari null/independence model = chi-square dari model yang dihipotesiskan = degree of freedom dari null model = degree of freedom dari model yang dihipotesiskan Nilai TLI berkisar antara 0 sampai 1 dengan nilai TLI 0.90 menunjukkan good fit sedangkan 0.80 TLI < 0.90 adalah marginal fit. c. Normed Fit Indeks (NFI) NFI mempunyai nilai berkisar antara 0 sampai 1 dengan nilai NFI 0.90 menunjukkan good fit sedangkan 0.80 NFI < 0.90 adalah marginal fit. Untuk memperoleh nilai NFI dapat digunakan rumus di bawah ini.
19 53 d. Relative Fit Indeks (RFI) Rumus perhitungan RFI adalah sebagai berikut. Dimana: = nilai minimum F dari model yang dihipotesiskan. = nilai minimum F dari model null/independence. RFI mempunyai nilai berkisar antara 0 sampai 1 dengan nilai RFI 0.90 menunjukkan good fit, sedangkan 0.80 RFI < 0.90 adalah marginal fit. e. Incremental Fit Indeks (IFI) Rumus perhitungan IFI adalah sebagai berikut. Nilai IFI berkisar antara 0 sampai 1. Nilai IFI 0.90 menunjukkan good fit sedangkan 0.80 IFI < 0.90 disebut marginal fit. f. Comparative Fit Indeks (CFI) Nilai CFI berkisar antara 0 sampai 1. Nilai CFI 0.90 enunjukkan good fit sedangkan 0.80 CFI < 0.90 sering disebut sebagai marginal fit. Nilai CFI dapat dihitung dengan rumus. Dimana: max (
20 54 = max ( 3) Ukuran kecocokan parsimoni (parsimonius fit measures) a. Parcimonious Normed Fit Indeks (PNFI) PNFI digunakan untuk membandingkan model-model alternatif dan tidak ada rekomendasi tingkat kecocokan yang dapat diterima. Nilai PNFI yang lebih tinggi yang lebih baik. Rumus PNFI adalah sebagai berikut. Dimana: = degree of freedom dari model yang dihipotesiskan. = degree of freedom dari null/independence model. b. Parcimonious Goodness Of Fit Indeks (PGFI) PGFI berdasarkan parsimoni dari model yang diestimasi. PGFI melakukan penyesuaian terhadap GFI dengan cara sebagai berikut Nilai PGFI berkisar antara 0 sampai 1 dengan nilai yang lebih tinggi menunjukkan model parsimoni yang lebih baik. c. Normed Chi-Square Normed Chi-Square diperoleh melalui. Nilai Normed Chi-Square disarankan adalah antara batas bawah 1.0 dan batas atas 2.0 atau 3.0 atau lebih longgar 0.5.
21 55 d. Akaike Information Indeks (AIC) AIC merupakan ukuran yang digunakan untuk membandingkan beberapa model dengan jumlah konstruk yang berbeda. AIC dapat dihitung dengan menggunakan rumus:, dimana q adalah jumlah parameter yang diestimasi. Nilai AIC yang lebih kecil dan mendekati nol menunjukkan kecocokan yang lebih baik serta parsimoni yang lebih tinggi. a. Consistent Akaike Information Indeks (CAIC) AIC memberikan penalti hanya berkaitan dengan degree of freedom dan tidak berkaitan dengan ukuran sampel. Rumus CAIC yang mengikutsertakan ukuran sampel dengan rumus, dimana n adalah jumlah observasi. Menurut Wijanto (2008), pembahasan tentang uji kecocokan serta batasbatas nilai yang menunjukkan tingkat kecocokan yang baik (good fit) untuk setiap GOF (Goodness Of Fit) yang dapat dilihat pada Tabel 4.2 di bawah ini. Tabel 4.2 Perbandingan Ukuran-Ukuran Goodness Of Fit Ukuran GOF Statistic Chi-square ( 2 ) Non-Centrality Parameter (NCP) Scaled NCP Goodness of Fit Index (GFI) Ukuran Kecocokan Mutlak Tingkat Kecocokan yang Dapat Diterima Mengikuti uji statistik yang berkaitan dengan persyaratan signifikansi. Semakin kecil semakin baik. Dinyatakan dalam bentuk spesifikasi ulang dari Chisquare. Penilaian didasarkan atas perbandingan dengan model lain. Semakin kecil semakin baik. NCP yang dinyatakan dalam bentuk rata-rata perbedaan setiap observasi dalam rangka perbandingan antar variabel. Semakin kecil semakin baik. Nilai berkisar antara 0-1, dengan nilai lebih tinggi adalah lebih baik. GFI 0.90 adalah good fit, sedangkan 0.80 GFI < 0.90 adalah marginal fit.
22 56 Lanjutan Tabel 4.2 Perbandingan Ukuran-Ukuran Goodness Of Fit Ukuran GOF Root Mean Square Residuan (RMR) Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) Expected Cross Validation Index (ECVI) Ukuran GOF Tucjer-Lewis Index atau Non-Normed Fit Index (TLI atau NNFI) Normed Fit Index (NFI) Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) Relative Fit Index (RFI) Incremental Fit Index (IFI) Comparative Fit Index (CFI) Ukuran Kecocokan Mutlak Tingkat Kecocokan yang Dapat Diterima Residual rata-rata antara matrik (korelasi atau kovarian) teramati dan hasil estimasi. Standardized RMR 0.05 adalah good fit. Rata-rata perbedaan per degree of freedom yang diharapkan terjadi dalam populasi dan bukan sampel. RMSEA adalah good fit, sedang RMSEA < 0.05 adalah close fit. Digunakan untuk perbandingan antar model. Semakin kecil semakin baik. Pada model tunggal, nilai ECVI dari model yang mendekati nilai saturated ECVI menunjukkan good fit. Ukuran Kecocokan Incremental Tingkat Kecocokan yang Dapat diterima Nilai berkisar antara 0-1, dengan nilai lebih tinggi adalah lebih baik. TLI 0.90 adalah good fit, sedang 0.80 TLI < 0.90 adalah marginal fit. Nilai berkisar antara 0-1, dengan nilai lebih tinggi adalah lebih baik. NFI 0.90 adalah good fit, sedang 0.80 NFI < 0.90 adalah marginal fit. Nilai berkisar antara 0-1, dengan nilai lebih tinggi adalah lebih baik. AGFI 0.90 adalah good fit, sedang 0.80 AGFI < 0.90 adalah marginal fit. Nilai berkisar antara 0-1, dengan nilai lebih tinggi adalah lebih baik. RFI 0.90 adalah good fit, sedang 0.80 RFI < 0.90 adalah marginal fit. Nilai berkisar antara 0-1, dengan nilai lebih tinggi adalah lebih baik. IFI 0.90 adalah good fit, sedang 0.80 IFI < 0.90 adalah marginal fit. Nilai berkisar antara 0-1, dengan nilai lebih tinggi adalah lebih baik. CFI 0.90 adalah good fit, sedang 0.80 CFI < 0.90 adalah marginal fit.
23 57 Ukuran GOF Lanjutan Tabel 4.2 Perbandingan Ukuran-Ukuran Goodness Of Fit Parsimonious Goodness of Fit (PGFI) Ukuran Kecocokan Parsimoni Tingkat Kecocokan yang Dapat Diterima Spesifikasi ulang dari GFI, di mana nilai lebih tinggi menunjukkan parsimoni yang lebih besar. Ukuran ini digunakan untuk perbanding diantara model-model. Normed Chi-Square Risiko antara Chi-square dibagi degree of freedom. Nilai yang disarankan batas bawah: 1.0, batas atas: 2.0 atau 3.0 dan yang lebih longgar 5.0. Parsimonious Normed Fit Index (PNFI) Criterion (AIC) Consistent Akaike Information Criterion (CAIC) Nilai tinggi menunjukkan kecocokan lebih baik, hanya digunakan untuk perbandingan antara model alternatif. digunakan untuk perbandingan antar model. Pada model tunggal, nilai AIC dari model yang mendekati nilai saturated AIC menunjukkan good fit. Nilai positif lebih kecil menunjukkan parsimoni lebih baik, digunakan untuk perbandingan antar model. Pada model tunggal, nilai CAIC dari model yang mendekati nilai saturated CAIC menunjukkan good fit. Terdapat beberapa ukuran kecocokan pada output LISREL 8.80 yang dapat digunakan untuk menunjukkan bahwa model secara keseluruhan sudah baik. Namun, tidak penting atau realistis untuk memasukkan semua indeks dalam output program karena dapat menyulitkan pembaca dan peninjau. Indeks yang dimasukkan dan disarankan untuk digunakan adalah chi-square test, RMSEA, CFI dan RMSR. Tidak ada batasan pasti mengenai dugaan terhadap kecocokan model dalam melaporkan berbagai indeks penting karena perbedaan indeks merefleksikan aspek yang berbeda pada kecocokan model (Hooper dan Schindler, 2008).
24 58 Gambar 4.1 Hybrid Model Loyalitas Pelanggan Dimana notasi: (lambda) = Hubungan antara laten eksogen ataupun laten endogen dengan indikator-indikatornya. (gamma) (beta) (delta) = Hubungan langsung antara laten eksogen dengan laten endogen = Hubungan langsung antara laten endogen dengan laten endogen = Kesalahan pengukuran (measurement error) dari indikator eksogen (epsilon) = Kesalahan pengukuran (measurement error) dari indikator endogen
25 Analisis Kecocokan Model Pengukuran Setelah kecocokan model dengan data secara keseluruhan adalah baik, langkah berikutnya adalah evaluasi atau uji kecocokan model pengukuran. Menurut (Wijanto, 2008) evaluasi dilakukan terhadap setiap konstruk atau model pengukuran (hubungan antara sebuah variabel laten dengan beberapa variabel teramati) secara terpisah melalui: 1) Evaluasi terhadap validitas dari model pengukuran Validitas berhubungan dengan apakah suatu variabel mengukur apa yang seharusnya diukur. Meskipun validitas tidak akan pernah dapat dibuktikan tetapi dukungan ke arah pembuktian tersebut dapat dikembangkan. Menurut (Wijanto, 2008) suatu variabel dikatakan mempunyai validitas yang baik terhadap konstruk atau variabel latennya jika memenuhi syarat: a. Nilai t muatan faktornya (loading factors) lebih besar dari nilai kritis (atau 1.96 atau untuk praktisnya 2). b. Muatan faktor standarnya (standardized loading factors) 0.70 Menurut (Igbaria et al., 1997 dalam Wijanto, 2008) tentang relative importance and significant of the factor loading of each item, menyatakan bahwa muatan faktor standar 0.50 very signifikan, maka peubah yang dianggap valid untuk diikutsertakan dalam second order confirmatory factor analysis. 2) Evaluasi terhadap reliabilitas dari model pengukuran Reliabilitas adalah konsistensi suatu pengukuran. Apabila reliabilitas tinggi menunjukkan indikator-indikator mempunyai konsistensi tinggi dalam mengukur konstruk latennya. Secara umum teknik mengestimasi reliabilitas adalah test-retest,
26 60 alternative forms, split-halves, dan Cronbach s alpha. Dari berbagai pendekatan tersebut, ternyata koefisien Cronbach s alpha yang menggunakan batasan asumsi paling sedikit. Reliabilitas komposit suatu konstruk dihitung sebagai berikut. Dimana std. loading (standardized loadings) dapat diperoleh secara langsung dari keluaran program LISREL 8.80 dan adalah measurement error untuk setiap indikator atau variabel teramati. Ekstrak varian mencerminkan jumlah varian keseluruhan dalam indikator-indikator yang dijelaskan oleh variabel laten. Ukuran ekstrak varian dapat dihitung sebagai berikut. Suatu konstruk memiliki reliabilitas yang baik apabila nilai Construct Reliability (CR) 0.70 dan nilai Variance Extracted (VE) Analisis Kecocokan Model Struktural Tujuan model struktural untuk memastikan hubungan-hubungan yang dihipotesiskan pada model konseptualisasi didukung oleh data empiris yang diperoleh melalui survey. Dalam hal ini terdapat tiga hal yang perlu diperhatikan (Wijanto, 2008), yaitu: 1) Tanda (arah) hubungan antara variabel-variabel laten mengidentifikasikan hasil hubungan antara variabel-variabel tersebut memiliki pengaruh yang signifikan atau tidak dengan yang dihipotesiskan. 2) Signifikansi parameter yang diestimasi memberikan informasi yang sangat berguna mengenai hubungan antara variabel-variabel laten. Batas untuk
27 61 menerima atau menolak suatu hubungan dengan tingkat signifikan 5% adalah 1.96 (mutlak), dimana apabila nilai t terletak antara dan 1.96, maka hipotesis yang menyatakan adanya pengaruh harus ditolak, sedangkan apabila nilai t lebih besar daripada 1.96 atau harus diterima dengan taraf signifikansi 5% (t> ). 3) Koefisien determinasi R 2 pada persamaan struktural mengindikasikan jumlah varian pada variabel laten endogen yang dapat dijelaskan secara simultan oleh variabel-variabel laten independen. Semakin tinggi nilai R 2, maka semakin besar variabel-variabel independen tersebut dapat menjelaskan variabel endogen sehingga semakin baik persamaan struktural.
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Deskriptif 1. Analisis secara deskriptif Bagian ini akan membahas hasil pengolahan data yang telah dikumpulkan dari lapangan berdasarkan karakteristik
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai bulan Agustus 2016. Tempat pelaksanaan kegiatan penelitian berada di Kecamatan Getasan, Kabupaten
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan suatu dasar yang valid dan reliabel untuk
BAB III METODE PENELITIAN Bab ini bertujuan untuk memberikan suatu dasar yang valid dan reliabel untuk menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi yang diperoleh dari penelitian
Lebih terperinciVIII ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM)
VIII ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM) Stuctural Equation Model merupakan suatu teknik statistik yang mampu menganalisis pola hubungan antara variabel laten dan indikatornya, variabel laten yang
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian 4.1.1 Pelaksanaan Pre-Test Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pre-test terlebih dahulu sebelum menyebarkan kuesioner yang sebenarnya kepada
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
103 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Survei Dari 25 kantor LPND sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 11 Tahun 2005, No. 81 Tahun 2006, No. 08 Tahun 2008, dan No. 09 Tahun 2008,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Proses penelitian ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan ditempat penelitian, melakukan perumusan masalah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Purbalingga, Jawa
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Alasan memilih Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah karena untuk memudahkan penulis
Lebih terperinciBAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian causal method yaitu
3.1 Jenis Penelitian BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan jenis penelitian causal method yaitu merupakaan jenis penelitian untuk mendapatkan penjelasan hubungan antar variabel
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. wilayah kecamatan Cengkareng Jakarta Barat. Penelitian yang dilakukan terbagi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan tempat penelitian Dalam penelitian ini peneliti mengambil waktu dan lokasi penelitian pada wilayah kecamatan Cengkareng Jakarta Barat. Penelitian yang dilakukan
Lebih terperinci3. METODE PENELITIAN 3.1. Penentuan Waktu dan Lokasi 3.2. Jenis Penelitian 3.3. Teknik Pengambilan Sampel
3. METODE PENELITIAN 3.1. Penentuan Waktu dan Lokasi Penelitian dilaksanakan pada 12 Februari 2016 hingga13 April 2016 di Desa Kenteng, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang. Pemilihan lokasi dilakukan
Lebih terperinciBAB V ANALISIS HASIL
BAB V ANALISIS HASIL 5.1. Analisis Kecocokan Pada analisis hasil, bagian utama yang dibahas adalah mengenai tingkat kecocokan antara data dengan model, validitas dan reliabilitas model pengukuran serta
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Alasan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Alasan memilih Kabupaten Ngawi, Jawa Timur karena untuk memudahkan penulis melakukan penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Proses penelitian ini di awali dengan mengidentifikasi permasalahan yang terjadi di tempat penelitian, melakukan perumusan masalah dan
Lebih terperinciDistribusi Responden Berdasarkan Usia
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 ANALISIS DESKRIPTIF 5.1.1 Deskriptif Responden Distribusi Responden Berdasarkan Usia 1% 15% 19% 15-24 25-30 31-44 45-65 65% Gambar 3. Distribusi Responden Berdasarkan Usia Distribusi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan tujuannya penelitian ini termasuk applied research atau
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Berdasarkan tujuannya penelitian ini termasuk applied research atau penelitian terapan yang mana didalamnya terdapat solusi atas suatu permasalahan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Salah satu merek es krim PT Unilever, Magnum kini hadir dengan varian baru. Magnum bukanlah merek produk es krim yang baru bagi masyarakat. Diluncurkannya
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. metode pengambilan sampel yang digunakan adalah non-probability sampling dan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Objek Penelitian Data diambil menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada konsumen Indomaret Point Pandanaran di kota Semarang. Populasi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan landasan yang valid dan reliabel untuk
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini bertujuan untuk memberikan landasan yang valid dan reliabel untuk menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi yang diperoleh dari penelitian
Lebih terperinci59
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian 5.1.1. Pendahuluan Tahapan pada bab ini adalah analisa hasil penelitian dengan cara mengolah data-data yang didapatkan sebelumnya, sehingga dapat
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Bab ini bertujuan untuk mengungkap hasil analisis data penelitian dan pembahasannya. Pembahasan diawali dengan dimulai hasil statistik deskriptif yang bertujuan untuk
Lebih terperinciPENERAPAN STRUCTURAL EQUATION MODELING (SEM) UNTUK ANALISIS KOMPETENSI ALUMNI
Buletin Ilmiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 6, No. 0 (017), hal 113 10. PENERAPAN STRUCTURAL EQUATION MODELING (SEM) UNTUK ANALISIS KOMPETENSI ALUMNI Matius Robi, Dadan Kusnandar, Evy Sulistianingsih
Lebih terperinciVIII ANALISIS SERVICE QUALITY DALAM MEMBENTUK KEPUASAN DAN LOYALITAS
VIII ANALISIS SERVICE QUALITY DALAM MEMBENTUK KEPUASAN DAN LOYALITAS Faktor faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen dapat diidentifikasi dengan melihat faktor eksternal dan internak yang mempengaruhi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi
23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel 3.1.1 Populasi Populasi adalah kelompok subyek yang hendak digeneralisasikan oleh hasil penelitian (Sugiyono, 2014). Sedangkan Arikunto (2010) menjelaskan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Objek penelitian ini adalah pelanggan Cafe Indomie Abang Adek yang diteliti dengan kuesioner tertulis secara Face to Face (tatap muka) yang akan
Lebih terperinci4. ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA
41 4. ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA Pada bab ini akan dibahas hasil penelitian dan interpretasinya. Pembahasan dalam bab 4 ini meliputi gambaran umum yang menjadi subyek penelitian, analisis model SEM,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISIS
BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Profil Responden Bagian ini akan membahas karakteristik responden. Karakteristik dasar responden yang ditanyakan adalah jenis kelamin, pendidikan formal terakhir, usia, jenis
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. dari antisipasi teknologi baru. Rancangan penelitian yang disajikan berbentuk
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Finger et al (203) yang bertujuan untuk mengetahui anteseden dan konsekuensi
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Pengumpulan Data Pada bagian ini dilakukan proses pengumpulan dan pengolahan data tahap awal serta pengumpulan data tahap akhir. Pengumpulan data pada penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini adalah di Pusat Traing Perbankan (PTP) Yogyakarta dengan alamat Perum Candi Gebang Permai Blok T. No. 1,3,4,5 Wedomartani Sleman Yogyakarta.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. teknik sampling, definisi operasional variabel dan teknik analisis yang digunakan. A. Desain Penelitian
digilib.uns.ac.id 23 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian berisi tentang desain penelitian, populasi, sampel dan teknik sampling, definisi operasional variabel dan teknik analisis yang digunakan.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dalam menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi
BAB III METODE PENELITIAN Bab ini bertujuan untuk memberikan landasan yang valid dan reliabel dalam menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi yang dihasilkan dapat dipercaya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain survey, yaitu metode pengumpulan
digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain survey, yaitu metode pengumpulan data primer dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada responden
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Objek penelitian ini adalah karyawan Lanang Barbershop yang beroperasi di wilayah Jakarta Tangerang atau seluruh kios.penelitian ini diteliti dengan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan tujuan untuk memperoleh
40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan tujuan untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh persepsi atas suatu harga (price
Lebih terperinciBAB IV BAB ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Kuisioner yang disebar kepada responden sebanyak 120 buah. Pada saat
BAB IV BAB ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4. Profil Responden Penelitian Kuisioner yang disebar kepada responden sebanyak 20 buah. Pada saat pengembalian hanya kembali 3 kuesioner, dimana terdapat 4 kuesioner
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini dikategorikan sebagai explanatory research yaitu penelitian yang bertujuan menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
A. Subjek dan Objek Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Subjek dari penelitian ini adalah konsumen Hero Supermarket di Kota Yogyakarta, sedangkan objek dalam penelitian ini adalah Hero Supermarket di
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. seluruh karyawan yang menggunakan sistem ERP di PT Angkasa Pura II
62 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian Data penelitian ini diperoleh melalui kuesioner yang disebarkan kepada seluruh karyawan yang menggunakan sistem ERP di PT Angkasa Pura II (Persero).
Lebih terperinciHASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Demografi Objek Penelitian Demografi data dari objek penelitian dalam penelitian ini ditampilkan pada Tabel 4.1, yaitu berisi data mengenai umur mahasiswa, jenis kelamin
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Restoran Pia Apple Pie yang berlokasi di jalan Pangrango 10 Bogor. Penentuan lokasi penelitian ini dengan pertimbangan
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. KERANGKA PEMIKIRAN Dalam suatu organisasi atau perusahaan, faktor sumberdaya manusia memiliki peranan yang sangat penting dalam kegiatan organisasiuntuk mencapai berbagai
Lebih terperinciV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
V. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. PROFIL RESPONDEN Kuesioner yang berjumlah 53 pertanyaan dibagikan kepada 70 responden dari Kantor Penjualan Wilayah (KPW) Jakarta PT. Sinar Sosro. Responden dalam penelitian
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
44 BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian 4.1.1 Pelaksanaan Pre-test Untuk menguji konstruk pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner, peneliti melakukan pre-test kepada 30 responden
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian 1. Obyek Obyek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan suatu data dan obyek pada penelitian ini adalah Waroeng Spesial Sambal di Yogyakarta.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Waktu yang saya lakukan dimulai bulan April 2015 sampai dengan bulan
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Obyek Penelitian Waktu yang saya lakukan dimulai bulan April 2015 sampai dengan bulan Mei 2015. Obyek penelitian dalam penyusunan ini adalah Pengaruh Motivasi dan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI Beberapa teori yang terkait dalam skripsi ini adalah sebagai berikut: Systems Engineering (SE) Structural Equation Modeling (SEM) Fuzzy Serqual (Service Quality) Seperti yang telah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, yaitu data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik (Sugiyono,2010).
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. analisis, pengukuran dan lingkungan penelitian. merek terhadap kesedian pelanggan untuk membayar harga premium,
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian ini difokuskan pada tujuan studi, dimensi waktu, unit analisis, pengukuran dan lingkungan penelitian. 3.1.1 Tujuan Studi Studi ini bertujuan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Objek penelitian merupakan sesuatu yang akan menjadi sasaran dalam penelitian ilmiah, objek penelitian yang akan dilakukan menjadi sasaran dalam
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini adalah masyarakat kecamatan cengkareng jakarta barat. Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian ini menganalisa bagaimana pengaruh sikap konsumen dan citra merek terhadap minat beli telepon seluler lumia. Subjek yang digunakan dalam penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survei yaitu
21 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survei yaitu penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan memakai kuesioner sebagai alat untuk
Lebih terperinciANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM)
VII ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM) Strutural Equation Model (SEM) merupakan suatu teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis hubungan antara variabel laten dengan variabel teramati sebagai
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Kebayoran, Jakarta Selatan selama penelitian. Kebayoran Lama, Jakarta Selatan yang dipilih sebagai tempat penelitian.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Industri ini mengacu pada kegiatan operasional percetakan dan obyek penelitian ini ialah untuk mengetahui besarnya pengaruh Kepercayaan Pelanggan dan Kualitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Nasmoco Bengawan Motor Solo
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Nasmoco Bengawan Motor Solo Baru, Sukoharjo.Penelitian ini menggunakan metode penelitian survey. Penelitian survey adalah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. hubungan antara satu dengan variabel yang lain (Sugiyono, 2005).
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan penelitian eksplanatori adalah penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data, baik data yang bersifat data sekunder maupun data primer, dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2013).
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Penelitian Penelitian ini menganalisa bagaimana pengaruh kepribadian, komunikasi, dan kelompok referensi terhadap pengambilan keputusan konsumen menggunakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Objek penelitian ini adalah masyarakat DKI Jakarta. Penelitian ini diteliti dengan kuesioner tertulis secara Face to Face (tatap muka) yang akan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
45 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Proses penelitian ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan di tempat penelitian, melakukan perumusan masalah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pemecahan masalah dalam penelitian ini diawali dengan studi literatur yang mencakup kajian teori, penelitian empiris sebelumnya dan model yang relevan dengan masalah penelitian.
Lebih terperinciKUESIONER. 2. Berapa usia anda? a tahun c tahun b tahun d. > 26 tahun
72 KUESIONER Berilah tanda (X) pada salah satu pilihan anda : I. Karakteristik Responden 1. Jenis kelamin anda? a. Laki-laki b. Perempuan Nama Responden: Tujuan Kuesioner Penelitian Kuesioner ini bertujuan
Lebih terperinciDr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA.
Structural Equation Modeling (SEM) adalah alat analisis statistik yang dipergunakan untuk menyelesaikan model bertingkat secara serempak yang tidak dapat diselesaikan oleh persamaan regresi linear. SEM
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Uji Pendahuluan BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penelitian dilakukan dengan metode survey, penulis menyebarkan sebanyak 110 kuesioner yang dilakukan dengan cara membagi secara langsung ke responden.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu Dan Tempat Penelitian Waktu yang dilakukan dalam penelitian ini dimulai pada tanggal 14 Maret 2014. Lokasi penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada Showroom Mazda,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Sumber Data dan Tehnik Pengumpulan Data Data yang di gunakan dalam penelitian ini bersumber dari data primer. Menurut Azwar (2009) data primer adalah data yang di peroleh
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jooyeon Ha dan Soo Cheong Jang (2009). Rancangan yang digunakan dalam
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Jooyeon Ha dan Soo Cheong Jang (2009). Rancangan yang digunakan dalam penelitian
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 No. Responden : KUESIONER
LAMPIRAN 1 No. Responden : KUESIONER Kepada : Yth. Responden Dengan hormat, Terima kasih atas partisipasi anda menjadi salah satu responden dan secara sukarela mengisi kuesioner ini. Saya mahasiswi Universitas
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Responden Pada bab IV ini akan menampilkan hasil penelitian yang berupa gambaran umum objek penelitian dan data deskriptif serta menyajikan hasil komputasi
Lebih terperinciLampiran 1: Tabel Operasional Variabel Penelitian
97 Lampiran 1: Tabel Operasional Variabel Penelitian No. Variabel Deskripsi Variabel Jenis Pengukuran 1. Gaya Kepemimpinan a. Gaya Kepemimpinan Transformasional a. Gaya Kepemimpinan Transaksional 1. Atasan
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah seluruh guru PAUD di Salatiga, dengan menggunakan sampel guru PAUD di Salatiga yang diambil dari 3 kecamatan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. belanja online Tokopedia.com yang berada di DKI Jakarta.
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Proses penelitian dilakukan pada bulan Maret 2017 sampai dengan Juli 2017 di DKI Jakarta. Penelitian ini akan dilakukan pada pengguna situs belanja
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini, menjelaskan tentang langkah-langkah yang digunakan untuk membahas permasalahan yang diambil dalam penelitian. Selain itu, dibagian ini juga dijelaskan mengenai alat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Proses penelitian ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan dengan penelitian, melakukan perumusan masalah dan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 1.1. Desain Penelitian Pada penelitian ini penulis menggunakan penelitian menggunakan metode Kausalitas, digunakan untuk meneliti pada pupolasi atau sampel tertentu, pengumpulan
Lebih terperinciVIII. ANALISIS STRUCTUAL EQUATION MODEL (SEM)
Atribut yang ditetapkan pada variabel kepuasan merupakan atribut mengenai kepuasan konsumen secara keseluruhan (overall satisfaction). Berdasarkan sebaran pilihan responden, lebih dari setengah dari jumlah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Objek pada penelitian ini adalah produk Fashion muslimah merek Rabbani.
BAB III METODE PENELITIAN Bab ini akan menjelaskan mengenai paradigma penelitian, objek/subjek penelitian, teknik pengambilan sampel, jenis data, metode pengumpulan data, identifikasi variabel, definisi
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini berfokus pada pengujian Privacy Concerns, Entertaiment dan Peer
BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian penyusunan skripsi ini adalah pengguna situs jejaring sosial terutama pada mahasiswa aktif di Universitas Mercu Buana Jakarta Barat.
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. estimasi loading factor, bobot loading factor (factor score wight), dan error variance
BAB V PEMBAHASAN 5.1 Analisis Konfirmatori Analisis faktor konfirmatori dalam penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan estimasi loading factor, bobot loading factor (factor score wight), dan error variance
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. yang relevan untuk mendesain suatu studi penelitian, menjamin
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian merupakan suatu kesatuan dari beberapa desain yang menggambarkan secara detail dari suatu penelitian. Tujuan memahami desain penelitian adalah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.1.1 Variabel Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan tiga jenis variabel yang dapat dikelompokkan sebagai berikut : 1. Variabel
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Untuk memberikan gambaran mengenai deskripsi data responden.
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Deskripsi Data Responden Untuk memberikan gambaran mengenai deskripsi data responden. Peneliti menggunakan tabel distribusi frekwensi untuk menunjukkan data responden yang
Lebih terperinciBAB VI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU KEPUTUSAN HUTANG
BAB VI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU KEPUTUSAN HUTANG Bab ini akan memaparkan analisis terhadap faktor-faktor yang menentukan keputusan hutang pada pemilik usaha tenun dengan menggunakan Theory Planned
Lebih terperinciWith AMOS Application
ASUMSI DAN PERSYARATAN PADA STRUCTURAL EQUATION MODELLING (SEM) With AMOS Application Eko Budi Setiawan, S.Kom., M.T. Asumsi dan persyaratan penting saat menggunakan SEM 1. Sample Size 2. Normalitas Data
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Responden Responden dalam penelitian ini yaitu sales engineer PT.Omron Electronics yang berada di Jakarta, Surabaya, Semarang dan Medan. Pola pencarian responden dilakukan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Subyek dalam penelitian ini adalah perawat pelaksana di Ruang
BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian 1. Obyek Penelitian Obyek penelitian pada penelitian ini adalah RSUD Praya. 2. Subyek Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah perawat pelaksana
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Penelitian yang bertujuan untuk meneliti adanya pengaruh persepsi biaya, persepsi kenyamanan, dan persepsi resiko terhadap minat beli situs tokobagus.com. Karena itulah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. perumusan masalah yang teridentifikasi, pengumpulan dasar teori yang
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Proses penelitian ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan di tempat yang akan digunakan sebagai lokasi penelitian,
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Desain Penelitian Desain penelitian merupakan rencana menyeluruh dari penelitian dengan menggunakan metode yang tepat mulai dari mengumpulkan dan menganalisa data sampai
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian deskriptif dimana penelitian ini
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Jenis/ Desain Penelitian Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian deskriptif dimana penelitian ini merupakanpenelitianuntuk mengujihipotesistentang pengaruhantarvariableyang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan analisis data yang disesuaikan dengan pola penelitian dan variabel yang diteliti. Model yang digunakan dalam penelitian ini
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tabel 3.1 Rincian waktu penelitian
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada perusahaan CV. Damai Swalayan, Medan. beralamat di Jl.Setia Budi No.124A, Medan, Sumatera Utara. Tabel
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. mengapa peneliti memilih subyek tersebut karena peneliti menemukan bahwa
BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek & Subyek Penelitian Obyek dari penelitian ini yaitu Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan subyeknya ialah para Mahasiswa Magister UMY. Alasan mengapa peneliti memilih
Lebih terperinciBAB III. Proses penelitian ini akan dilakukan mulai bulan Mei 2016 sampai. penyebaran kuesioner tersrtuktur yang telah disiapkan untuk melakukan
34 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan tempat penelitian Proses penelitian ini akan dilakukan mulai bulan Mei 2016 sampai Agustus 2016. Sedangkan objek penelitan adalah konsumen taxi Bluebird diwilayah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Proses penelitian ini di awali dengan mengidentifikasi permasalahan yang terjadi di tempat penelitian, melakukan perumusan masalah dan
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakan Jenis penelitian ini menerapkan adalah analisis asosiative karena penelitian ini dilakukan untuk mencari hubungan kausal antara variabel independen terhadap
Lebih terperinciPENGARUH HARGA DISKON TERHADAP NIAT BELI MELALUI STORE IMAGE PADA MATAHARI DEPARTMENT STORE SURABAYA. I. Data Responden Usia :
PENGARUH HARGA DISKON TERHADAP NIAT BELI MELALUI STORE IMAGE PADA MATAHARI DEPARTMENT STORE SURABAYA Saya mohon kesediaan Anda untuk berkenan mengisi kuesioner berikut ini mengenai diskon harga, niat beli,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini menjelaskan hubungan mempengaruhi dan dipengaruhi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. merupakan suatu teknik pengumpulan informasi yang dilakukan dengan cara
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian survei yang merupakan suatu teknik pengumpulan informasi yang dilakukan dengan cara menyusun daftar pertanyaan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis pendekatan dan penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian survey, yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengambil sampel secara langsung dari populasi,
Lebih terperinci