V. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "V. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin"

Transkripsi

1 V. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. PROFIL RESPONDEN Kuesioner yang berjumlah 53 pertanyaan dibagikan kepada 70 responden dari Kantor Penjualan Wilayah (KPW) Jakarta PT. Sinar Sosro. Responden dalam penelitian ini adalah karyawan Kantor Penjualan Wilayah (KPW) Jakarta PT. Sinar Sosro yang meliputi departemen Marketing, Accounting and Finance, Personal Genaral Affair, dan Staff Logistik. Dari seluruh kuesioner yang yang telah disebarkan, kuesioner yang kembali adalah sebanyak 62 responden. Ini menujukkan response rate pada penelitian ini adalah sebesar 88.57%. Berikut ini akan dipaparkan data responden secara umum berdasarkan jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan terakhir, masa kerja, dan jabatan pekerjaan di perusahaan. 1. Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Dari 62 responden yang ada, terdapat 44 responden berjenis kelamin laki-laki dan 18 responden berjenis kelamin perempuan. Sehingga persentase responden laki-laki dan perempuan jauh berbeda, yaitu 71.00% untuk laki-laki dan 29.00% untuk perempuan. Perbandingan jumlah karyawan berdasarkan jenis kelamin tersebut tidak berbeda jauh dengan jumlah karyawan laki-laki dan perempuan yang sebenarnya dimana jumlah karyawan laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan karyawan perempuan. Data responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Gambar 2. 36

2 Gambar 2. Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 2. Data Responden Berdasarkan Usia Pada Gambar 3 dapat dilihat bahwa responden terbanyak berdasarkan dengan usia adalah karyawan dengan usia tahun, yaitu 43.00%, dilanjutkan dengan usia tahun sebesar 37.00%, dan diikuti dengan usia tahun sebesar 18.00%, serta yang paling terkecil adalah pada usia lebih dari 50 tahun dengan persentase sebesar 2.00%. Data responden berdasarkan usia juga menggambarkan kondisi usia karyawan yang sebenarnya dimana karyawan kantor KPW Jakarta PT. Sinar Sosro sebagian besar berada pada usia yang produktif. Tidak terdapatnya responden dengan usia yang lebih kecil dari 21 tahun merupakan usia sekolah. Data responden berdasarkan usia dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3. Data Responden Berdasarkan Usia 37

3 3. Data Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir Responden dalam penelitian ini memiliki latar belakang tingkat pendidikan terakhir yang berbeda-beda. Data karyawan yang menjadi subjek penelitian berdasarkan tingkat pendidikan terakhir dapat dilihat pada Gambar 4. Pada gambar tersebut terdapat 39.00% (24 orang) responden berpendidikan SMA, diikuti dengan tingkat pendidikan sarjana strata satu dari berbagai jurusan sebanyak 18 orang karyawan (29.00%) dan tujuh belas karyawan (27.00%) berpendidikan diploma satu hingga tiga tahun. Sisanya memiliki tingkat pendidikan SMP, yaitu sebanyak 3 orang (5.00%). Gambar 4. Data Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir Tingkat pendidikan sangat berpengaruh bagi karyawan dalam melaksanakan tugasnya. Pendidikan menentukan seberapa besar pengetahuan dan wawasan seorang karyawan. Selain itu, tingkat pendidikan yang dimiliki karyawan berpengaruh bagi perusahaan dalam menentukan upah atau gaji maupun deskripsi kerja responden tersebut. 4. Data Responden Berdasarkan Masa Kerja Masa kerja karyawan dapat menunjukkan pengalaman yang dimiliki oleh karyawan sesuai dengan bidang pekerjaannya di KPW Jakarta PT. Sinar Sosro. Masa kerja juga dapat menunjukkan loyalitas karyawan di perusahaan. Masa kerja responden dikelompokkan menjadi 5, 38

4 yaitu dibawah 1 tahun, 1-2 tahun, tahun, tahun, dan lebih dari 10 tahun. Terdapat 2 orang (3.00%) responden yang bekerja dibawah 1 tahun, 9 orang (14.00%) responden dengan masa kerja 1-2 tahun, 11 orang (18.00%) responden dengan masa kerja tahun, 16 orang (26.00%) responden dengan masa kerja tahun, dan 24 orang (39.00%) responden dengan masa kerja lebih dari 10 tahun. Responden dinilai cukup loyal apabila dilihat dari persentase terbesar responden adalah yang bekerja dengan masa kerja lebih dari 10 tahun. Hal ini dikarenakan perusahaan memberikan kompensasi yang cukup memuaskan bagi karyawan. Selain itu, karyawan juga memilih untuk tetap bekerja di perusahaan mengingat sulitnya mendapatkan pekerjaan di kondisi persaingan kerja yang semakin ketat. Data responden berdasarkan masa kerja dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 5. Data Responden Berdasarkan Masa Kerja 5. Data Responden Berdasarkan Jabatan Dari 62 responden, terdapat 49 orang (70.00%) responden menjabat sebagai staf, 6 orang (10.00%) responden menjabat sebagai asisten supervisor, 4 orang (6.00%) responden menjabat sebagai supervisor, dan 3 orang (5.00%) responden menjabat sebagai asisten manajer. Sebaran responden berdasarkan jabatan juga menunjukkan kondisi yang sebenarnya dimana semakin tinggi jabatan maka jumlah 39

5 karyawannya akan semakin sedikit. Data responden berdasarkan jabatan dapat dilihat pada Gambar 6. Gambar 6. Data Responden Berdasarkan Jabatan B. ANALISIS MODEL PENGUKURAN Salah satu hal mendasar dan penting yang menjadi perhatian dalam penelitian ini adalah analisis model pengukuran. Analisis ini bertujuan untuk mengukur validitas dan reliabilitas indikator-indikator penelitian yang digunakan sebagai instrumen pengukuran variabel laten. Model pengukuran memodelkan hubungan antara variabel laten dengan variabel-variabel teramati. Hubungannya bersifat reflektif dimana variabel-variabel teramati merupakan refleksi dari variabel laten terkait. Lazimnya dalam SEM hubungan ini bersifat con-generic, yaitu satu variabel teramati hanya mengukur atau merefleksikan sebuah variabel laten. Analisis model pengukuran ini disebut juga sebagai Confirmatory Factor Analysis (CFA). Hasil akhir sebuah CFA diperoleh melalui uji kecocokan model, analisis validitas dan reliabilitas. Uji kecocokan keseluruhan model dilakukan untuk mengevaluasi secara umum derajat kecocokan atau Goodness Of Fit (GOF) antara data dengan model. SEM mempunyai beberapa ukuran GOF atau Goodness Of Fit Indices (GOFI) yang dapat digunakan secara bersama-sama atau kombinasi. Hair et.al. (1998) mengelompokan GOFI menjadi tiga bagian, pertama adalah absolute fit measure (ukuran kecocokan absolut) yang terdiri dari chi-square 40

6 (χ 2 ), Non-Centrality Parameter (NCP), Goodness-of-Fit Index (GFI), Root Mean Residual (RMR) dan Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA). Kedua disebut dengan incremental fit measure (ukuran kecocokan inkremental) yang terdiri dari Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI), Non Normed Fit Index (NNFI), Normed Fit Index (NFI), Incremental Fit Index (IFI), dan Comparative Fit Index (CFI). Bagian terakhir disebut parsimonius fit measure (ukuran kecocokan parsimoni) yang terdiri dari Parsimonius Normed Fit Index (PNFI), Parsimonius Goodness of Fit Index (PGFI), Akaike Information Criterion (AIC) dan Consistent Akaike Information Criterion (CAIC). Uji validitas dilakukan untuk memeriksa apakah suatu variabel mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas variabel-variabel dalam Model Confirmatory Factor Analysis (CFA) menurut Doll, Xia dan Torkzadeh (1994) adalah jika model pengukuran merupakan model first order (tingkat pertama) maka estimasi validitas digambarkan oleh nilai standard loading factor (muatan faktor standar) variabel teramati (indikator) terhadap variabel laten (faktor). Sedangkan untuk model pengukuran second order (tingkat dua) yang lebih tinggi estimasi validitasnya diperoleh dengan memperhatikan nilai standard structural coefficient dari faktor (variabel laten) pada konstruk yang lebih tinggi. Suatu variabel dikatakan mempunyai validitas yang baik terhadap konstruk atau variabel latennya jika memiliki nilai-t muatan faktor lebih besar dari 1.96 (Rigdon dan Ferguson, 1991) dan nilai muatan faktor standar serta koefisien standarnya lebih besar dari 0.50 (Igbaria, 1997). Reliabilitas merupakan konsistensi suatu pengukuran. Reliabilitas yang tinggi menunjukkan bahwa indikator-indikator mempunyai konsistensi yang tinggi dalam mengukur konstruk latennya. Evaluasi reliabilitas model pengukuran dalam SEM menggunakan composite reliability measure (ukuran reabilitas komposit) dan variance extraced (ukuran ekstrak varian). Hair et.al. (1998) menyatakan bahwa sebuah konstruk mempunyai reliabilitas yang baik jika ukuran reliabilitas kompositnya lebih besar dari 0.70 dan ukuran ekstrak variannya lebih besar dari

7 Model pengukuran dalam penelitian ini terbagi menjadi tiga bagian konstruk utama dan pada masing-masing konstruk dilakukan analisis faktor konfirmatori. Konstruk-konstruk tersebut adalah motivasi kerja, iklim komunikasi organisasi, dan produktivitas kerja. Ketiga konstruk tersebut merupakan konstruk dua tingkat (second order) sehingga analisis faktor konfirmatori juga merupakan analisis dua tingkat (2 nd CFA). Model tingkat pertama merupakan sebuah CFA yang menunjukkan hubungan antara variabel-variabel teramati sebagai indikator dari variabel laten terkait. Sedangkan model tingkat kedua adalah sebuah CFA yang menunjukkan hubungan antara variabel-variabel laten pada tingkat pertama sebagai indikator dari sebuah variabel laten tingkat kedua. 1. Confirmatory Factor Analysis (CFA) Konstruk Motivasi Kerja a. Uji Kecocokan Model CFA merupakan analisis model pengukuran yang dilakukan melalui evaluasi validitas dan reliabilitas hubungan variabel laten terhadap indikator-indikator pengukuran dalam model. Uji kecocokan model pengukuran dilakukan terlebih dahulu sebelum dilakukan analisis pengukuran. Uji kecocokan (Goodness of Fit) keseluruhan model ditunjukkan untuk mengevaluasi kecocokan antara data dan model. Goodness of Fit (GOF) secara keseluruhan dari model motivasi dapat dilihat pada Tabel 2. 42

8 Tabel 2. Hasil Uji Kecocokan Model Konstruk Motivasi Kerja Ukuran GOF Chi-square df Nilai P RMSEA P (close fit) Target-Tingkat Kecocokan Nilai yang kecil Hasil Estimasi df = 115 P = P = 0.04 *M = 3.94 *S = 5.02 *I = Tingkat Kecocokan Kurang baik P > 0.05 RMSEA 0.08 P 0.05 Kurang baik Nilai yang lebih ECVI kecil dari ECVI saturated dan Baik (good fit) independence Nilai yang lebih *M = AIC kecil dari AIC *S = saturated dan *I = Baik (good fit) independence Nilai yang lebih *M = CAIC kecil dari CAIC *S = saturated dan *I = Baik (good fit) independence NFI NFI Kurang baik CFI CFI Kurang baik IFI IFI Kurang baik GFI GFI Kurang baik AGFI AGFI Kurang baik Berdasarkan Tabel 2 diatas, diketahui bahwa konstruk motivasi kerja memiliki nilai chi-square sebesar dengan degrees of freedom (df) sebesar 115 dan nilai-p sebesar Hasil tersebut menunjukkan bahwa model memiliki tingkat kecocokan yang tidak baik berdasarkan nilai chi-square karena ukuran kecocokan model yang baik adalah nilai chi-square yang lebih kecil dan signifikan (nilai-p) yang lebih besar dari Ukuran kecocokan lain yang dihasilkan adalah RMSEA. Nilai ini menunjukkan rata-rata perbedaan setiap degrees of freedom yang diharapkan terjadi dalam populasi. Menurut Brown dan Cudeck (1993), nilai RMSEA yang kurang atau sama dengan 0.05 menunjukkan close fit, sedangkan 0.05 sampai 0.08 menunjukkan good fit. Lebih jauh McCallum (1996) menambahkan bahwa nilai RMSEA antara 0.08 sampai 0.10 menunjukkan model termasuk dalam kategori marginal fit, sedangkan 43

9 RMSEA yang lebih besar dari 0.10 mengindikasikan model fit yang sangat jelek (poor fit). Nilai RMSEA yang dihasilkan oleh model konstruk motivasi kerja adalah sehingga dapat disimpulkan model memiliki tingkat kecocokan yang kurang baik (marginal fit). b. Uji Validitas dan Reliabilitas Model pengukuran konstruk motivasi kerja merupakan model pengukuran dua tingkat dengan tiga variabel laten. Model tingkat pertama merupakan sebuah CFA yang menunjukkan hubungan antara variabel-variabel teramati sebagai indikator dengan ketiga variabel latennya. Pada model pengukuran tingkat kedua, variabel laten pada tingkat pertama menjadi indikator dari variabel laten tingkat kedua. Evaluasi validitas model pengukuran dua tingkat dilakukan dengan melihat nilai-t, nilai muatan faktor standar dan koefisien struktural standar. Suatu variabel memiliki validitas yang baik jika memiliki nilai-t yang lebih besar dari nilai kritisnya ( 1.96) dengan standar kesalahan 5.00% dan nilai muatan standar serta koefisien struktural standarnya lebih besar atau sama dengan 0.50 (Igbaria, 1997). Hasil estimasi nilai-t dapat dilihat pada Gambar 7. Gambar 7. Path Diagram Nilai-t Konstruk Motivasi kerja 44

10 Gambar 7 diatas menunjukkan path diagram estimasi nilai-t konstruk motivasi kerja. Berdasarkan Gambar 7 diatas diketahui bahwa nilai-t yang dihasilkan dari setiap indikator lebih besar dari 1.96, kecuali indikator HUBKER (hubungan kerja) yang memiliki nilai-t yang lebih kecil dari Sedangkan hasil estimasi muatan faktor standar dan koefisien struktural standar dapat dilihat pada Gambar 8. Gambar 8. Path Diagram Muatan Faktor Standar Konstruk Motivasi Kerja Berdasarkan Gambar 8 diatas diketahui muatan faktor standar dan koefisien struktural standar yang dihasilkan seluruhnya adalah sama dengan atau lebih besar dari 0.50, hanya indikator HUBKER (hubungan kerja) yang memiliki nilai muatan faktor dan koefisien struktural standar yang kurang dari Sehingga indikator HUBKER (hubungan kerja) akan dihilangkan dalam tahapan analisis selanjutnya. Indikator HUBKER yang menunjukkan adanya validitas dan reliabilitas yang tidak bagus terhadap konstruk motivasi kerja diartikan bahwa para karyawan sudah tidak terlalu memikirkan hubungan kerja dalam bekerja. Ini bertentangan dengan konsep 45

11 motivasi Herzberg yang menyatakan bahwa hubungan kerja mempengaruhi motivasi kerja karyawan. Hal ni disebabkan karena sebagian besar karyawan bertugas di luar kantor (lapangan), sehingga frekuensi interaksi antara para pelaku organisasi sangat jarang. Berdasarkan hasil estimasi nilai-t, muatan faktor standar dan koefisien struktural standar dapat disimpulkan bahwa validitas seluruh variabel motivasi kerja (kecuali HUBKER) adalah baik dan semua indikator merupakan refleksi dari variabel latennya. Reliabilitas merupakan konsistensi suatu pengukuran. Reliabilitas yang semakin tinggi menunjukkan bahwa indikator mempunyai konsistensi tinggi dalam mengukur konstruk latennya. Evaluasi reliabilitas dilakukan dengan melihat ukuran reliabilitas komposit (CR) dan nilai ekstrak varian (VE). Sebuah konstruk mempunyai reliabilitas yang baik jika ukuran reliabilitas kompositnya (CR) lebih besar dari 0.70 dan ukuran ekstrak variannya (VE) lebih besar atau sama dengan 0.50 (Hair, 1998). Kedua nilai tersebut dan rangkuman validitas indikator-indikator konstruk motivasi kerja dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Daftar Validitas dan Reliabilitas Konstruk Motivasi Kerja Variabel 1 st CFA ROLE B1 B2 B3 B4 KONKER C1 C2 C3 C4 WAGE D1 D2 D3 Muatan Faktor Standar Nilai-t 4,56 4,55 3,40 3,50 3,20 3,62 4,75 4,73 Reliabilitas CR 0.70 VR Keterangan Reliabilitas baik Reliabilitas baik Reliabilitas baik 46

12 Variabel 2 nd CFA Motivasi Role Konker Wage Muatan Faktor Standar Nilai-t 4,61 3,32 4,07 CR 0.70 Reliabilitas VR 0.50 Keterangan Reliabilitas baik Berdasarkan Tabel 3 di atas diketahui bahwa hasil perhitungan ukuran reliabilitas komposit (CR) seluruh variabel laten motivasi kerja tingkat pertama maupun tingkat kedua lebih besar dari Sedangkan untuk nilai ekstrak varian (VR) yang dihasilkan seluruhnya memiliki nilai lebih besar dari Hasil tersebut menunjukkan model pengukuran variabel tingkat pertama dan tingkat kedua konstruk motivasi kerja memiliki reliabilitas yang baik. 2. Confirmatory Factor Analysis Konstruk Iklim Komunikasi Organisasi a. Uji Kecocokan Model Tahap pertama dalam analisis faktor konfirmatori adalah uji kecocokan model. Uji ini dilakukan untuk melihat apakah data yang dihasilkan dalam pengukuran empiris sesuai dengan model. Uji kecocokan model berkaitan dengan analisis Goodness of Fit (GOF) statistik. Adapun GOF yang dihasilkan dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Hasil Uji Kecocokan Model Konstruk Iklim Komunikasi Organisasi Ukuran GOF Chi-square df Nilai P RMSEA P (close fit) Target-Tingkat Kecocokan Nilai yang kecil P > 0.05 RMSEA 0.08 P 0.05 Hasil Estimasi df = P = P = 0.87 Tingkat Kecocokan Baik (good fit) Baik (good fit) ECVI Nilai yang lebih kecil dari ECVI saturated dan independence *M = 2.00 *S = 2.98 *I = Baik (good fit) 47

13 Ukuran GOF Target-Tingkat Hasil Tingkat Kecocokan Estimasi Kecocokan Nilai yang lebih *M = AIC kecil dari AIC *S = saturated dan *I = Baik (good fit) independence Nilai yang lebih *M = CAIC kecil dari CAIC *S = saturated dan *I = Baik (good fit) independence NFI NFI Baik (good fit) CFI CFI Baik (good fit) IFI IFI Baik (good fit) GFI GFI Baik (good fit) AGFI AGFI Baik (good fit) Seperti terlihat pada Tabel 4 di atas nilai Chi-Square yang dihasilkan sebesar dengan degrees of freedom (df) sebesar dan nilai-p sebesar Hasil tersebut menunjukkan model memiliki tingkat kecocokan yang baik dan berarti data empiris yang dihasilkan sesuai dengan model. Nilai RMSEA yang dihasilkan juga menggambarkan bahwa model memiliki tingkat kecocokan yang baik yaitu karena batas minimal kecocokan yang baik berdasarkan RMSEA adalah sama dengan atau lebih kecil dari Hasil uji kecocokan model yang lain seperti terlihat pada Tabel 4 menunjukkan indikator kecocokan model seperti ECVI, AIC dan CAIC yang ketiganya memiliki nilai yang lebih kecil dari nilai model saturated dan model independence-nya. Hal tersebut menunjukkan bahwa model memiliki kecocokan yang baik. Nilai NFI, CFI, IFI, GFI, dan AGFI juga menunjukkan bahwa model memiliki kecocokan yang baik karena menghasilkan nilai yang lebih besar dari Secara keseluruhan berdasarkan hasil uji kecocokan model dapat disimpulkan bahwa model pengukuran konstruk iklim komuninikasi organisasi memiliki tingkat kecocokan yang baik. 48

14 b. Uji Validitas dan Reliabilitas Uji validitas dilakukan dengan melihat nilai-t, muatan faktor standar dan koefisien struktural standar yang dihasilkan. Nilai-t model pengukuran iklim komunikasi organisasi dapat dilihat pada Gambar 9. Gambar 9. Path Diagram Nilai-t Konstruk Iklim Komunikasi Organisasi Berdasarkan Gambar 9 tersebut diketahui bahwa seluruh nilai-t yang dihasilkan lebih besar dari batas kritisnya yaitu Hasil estimasi muatan faktor standar dan koefisien struktural standar dapat dilihat pada Gambar 10. Muatan faktor standar dan koefisien struktural standar yang dihasilkan nilainya berkisar antara 0.56 hingga Menurut Igbaria (1997) model memiliki validitas yang baik jika memiliki nilai muatan faktor standar dan koefisien struktural standar yang lebih besar dari 0.50 dan nilai-t yang lebih besar dari Berdasarkan petunjuk tersebut maka dapat disimpulkan bahwa model pengukuran iklim komunikasi organisasi memiliki validitas yang baik. 49

15 Gambar 10. Path Diagram Muatan Faktor Standar Konstruk Iklim Komunikasi Orgamisasi Uji reliabilitas dilakukan dengan menghitung ukuran reliabilitas komposit (CR) dan ekstrak varian (VR). Menurut Hair et.al. (1998) sebuah konstruk mempunyai reliabilitas yang baik jika ukuran reliabilitas kompositnya lebih besar dari 0.70 (CR 0.70) dan ukuran ekstark variannya lebih besar dari 0.50 (VR 0.50). Hasil perhitungan ukuran reliabilitas komposit dan ekstrak varian menunjukkan model memiliki reliabilitas yang baik. Hal ini ditandai dengan hasil perhitungan reliabilitas komposit dan ekstrak varian dimana seluruh nilai reliabilitas komposit (CR) yang dihasilkan lebih besar dari 0.70 dan nilai ekstrak varian (VE) yang dihasilkan seluruhnya lebih besar dari 0.50 seperti terlihat pada Tabel 5. 50

16 Tabel 5. Daftar Validitas dan Reliabilitas Konstruk Iklim Komunikasi Organisasi Variabel 1 st CFA Percaya E1 E2 Putusan F1 F2 F3 F4 Jujur G1 G2 G3 Bawah H1 H2 H3 Atas I1 I2 I3 I4 Tujuan J1 J2 2 nd CFA Iklim Percaya Putusan Jujur Bawah Atas Tujuan Muatan Faktor Standar Nilai-t CR Reliabilitas VR Keterangan Reliabilitas baik Reliabilitas baik Reliabilitas baik Reliabilitas baik Reliabilitas baik Reliabilitas baik Reliabilitas baik 3. Confirmatory Factor Analysis Konstruk Produktivitas Kerja a. Uji Kecocokan Model Tahap pertama dalam analisis faktor konfirmatori adalah uji kecocokan model. Uji ini dilakukan untuk melihat apakah data yang 51

17 dihasilkan dalam pengukuran empiris sesuai dengan model. Uji kecocokan model berkaitan dengan analisis Goodness of Fit (GOF) statistik. Adapun GOF yang dihasilkan dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Hasil Uji Kecocokan Model Konstruk Produktivitas Kerja Ukuran GOF Chi-square df Nilai P RMSEA P (close fit) Target-Tingkat Kecocokan Nilai yang kecil P > 0.05 Hasil Estimasi df = P = P = 0.63 *M = 2.34 *S = 3.44 *I = Tingkat Kecocokan Baik (good fit) RMSEA 0.08 P 0.05 Baik (good fit) Nilai yang lebih ECVI kecil dari ECVI saturated dan Baik (good fit) independence Nilai yang lebih *M = AIC kecil dari AIC *S = saturated dan *I = Baik (good fit) independence Nilai yang lebih *M = CAIC kecil dari CAIC *S = saturated dan *I = Baik (good fit) independence NFI NFI Baik (good fit) CFI CFI Baik (good fit) IFI IFI Baik (good fit) GFI GFI Baik (good fit) AGFI AGFI Baik (good fit) Menurut Tabel 6 di atas, nilai chi-square yang dihasilkan adalah dengan degrees of freedom (df) sebesar dan nilai-p sebesar Hasil tersebut menunjukkan model memiliki tingkat kecocokan yang baik dan berarti pula data empiris yang dihasilkan sesuai dengan model. Nilai RMSEA yang dihasilkan adalah 0.04 yang menggambarkan bahwa model tersebut memiliki tingkat kecocokan yang baik karena batas minimal kecocokan yang baik berdasarkan RMSEA adalah 0.05 atau lebih kecil. Hasil uji kecocokan model yang lain seperti terlihat pada Tabel 6 Menunjukkan indikator kecocokan model seperti ECVI, AIC 52

18 dan CAIC ketiganya memiliki nilai yang lebih kecil dari nilai model saturated dan model independence-nya. Hal tersebut menunjukkan bahwa model memiliki kecocokan yang baik. Nilai NFI, CFI, IFI, GFI, dan AGFI juga menunjukkan bahwa model memiliki kecocokan yang baik karena menghasilkan nilai yang lebih besar dari Secara keseluruhan berdasarkan hasil uji kecocokan model dapat disimpulkan bahwa model pengukuran konstruk produktivitas kerja memiliki tingkat kecocokan yang baik. b. Uji Validitas dan Reliabilitas Setelah model memiliki tingkat kecocokan yang baik, maka tahap selanjutnya dalam analisis model pengukuran adalah uji validitas. Uji ini dilakukan dengan melihat nilai-t, muatan faktor standar dan koefisien struktural standar. Hasil estimasi nilai-t dapat dilihat pada Gambar 11. Gambar 11. Path Diagram Nilai-t Konstruk Produktivitas Kerja Berdasarkan Gambar 11 di atas diketahui bahwa semua nilait yang dihasilkan lebih besar dari Sedangkan estimasi muatan faktor standar dan koefisien struktural standar dapat dilihat pada Gambar

19 Gambar 12. Path Diagram Muatan Faktor Standar Konstruk Produktivitas Kerja Hasil estimasi muatan faktor standar dan koefisien struktural standar seperti terlihat pada Gambar 12 semuanya lebih besar dari Suatu variabel dikatakan mempunyai validitas yang baik terhadap konstruk atau variabel latennya jika memiliki nilai-t lebih besar dari 1.96 (Riqdom dan Ferguson, 1991) dan nilai muatan faktor standar dan koefisien struktural standarnya lebih besar dari 0.50 (Iqbaria, 1997). Berdasarkan keterangan tersebut dapat disimpulkan validitas model pengukuran produktivitas kerja adalah baik. Setelah uji validitas memberikan hasil yang baik, maka dapat dilakukan uji selanjutnya yaitu uji reliabilitas. Uji ini dilakukan dengan menganalisis ukuran reliabilitas komposit (CR) dan ekstrak varian (VR). Kedua nilai tersebut dihitung dengan muatan faktor standar dan koefisien struktural standar beserta kesalahannya (error). Hasil perhitungan ukuran reliabilitas komposit (CR) seluruh variabel laten produktivitas kerja tingkat pertama maupun tingkat kedua adalah lebih besar dari 0.70 dan hasil perhitungan nilai ekstrak varian (VR) 54

20 seluruhnya memiliki nilai lebih besar dari 0.50 seperti dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 7. Daftar Validitas dan Reliabilitas Konstruk Produktivitas Kerja Variabel 1 st CFA Cakap Tinggi K1 K2 K3 L1 L2 L3 L4 L5 L6 Positif M1 M2 Dewasa N1 N2 N3 2 nd CFA Output Cakap Tinggi Positif Dewasa Muatan Faktor Standar Nilai-t Reliabilitas CR 0.70 VR Keterangan Reliabilitas baik Reliabilitas baik Reliabilitas baik Reliabilitas baik Reliabilitas baik Validitas baiik C. ANALISIS MODEL STRUKTURAL Analisis model struktural merupakan evaluasi terhadap koefisienkoefisien atau parameter-parameter yang menunjukkan hubungan kausal atau paengaruh antara variabel laten bebas terhadap variabel laten terikat. Analisis model struktural dilakukan setelah masing-masing konstruk memiliki kecocokan data dengan model, validitas dan reliabilitas yang baik. Dalam penelitian ini, jika seluruh konstruk merupakan konstruk dengan model 55

21 pengukuran dua tingkat, model akan memiliki variabel teramati sebanyak 48 buah. Bentler dan Chou (1987) menyarankan untuk melakukan analisis model struktural menggunakan metode maximum likelihood diperlukan minimal 5 resonden per variabel teramati, sedangkan analisis menggunakan metode weight least square diperlukan paling sedikit 10 responden per variabel teramati. Berdasarkan aturan tersebut diperlukan minimal 185 responden untuk mengestimasi model struktural dengan metode maximum likelihood dan 375 responden dengan metode weight least square. Berdasarkan syarat sampel yang disarankan oleh Bentler dan Chou (1987), sampel dalam penelitian ini tidak memenuhi syarat minimal sampel untuk melakukan analisis model struktural karena sampel dalam penelitian ini hanya 62 resonden. Untuk mengatasi masalah tersebut Wijanto (2008) menyarankan perlunya menyederhanakan model struktural dengan menghitung skor variabel laten. Dalam menghitung skor variabel laten, Wijanto (2008) menyarankan sebelum menghitung skor variabel laten pada program Lisrel 8.72, data mentah yang dimiliki harus berada dalam bentuk kontinu dan model pengukuran harus memiliki validitas dan reliabilitas yang baik. Hasil perhitungan skor variabel laten yang dihasilkan oleh program Lisrel 8.72 seluruhnya bertipe data kontinu, sehingga estimasi yang tepat digunakan untuk mengestimasi model struktural adalah metode estimasi maximum likelihood. Penyederhanaan model struktural menjadikan variabel laten tingkat pertama menjadi indikator untuk variabel laten tingkat berikutnya seperti terlihat pada Gambar

22 Gambar 13. Path Diagram Koefisien Estimasi Model Struktural Dalam menghitung skor variabel laten, Wijanto (2008) menyarankan sebelum menghitung skor variabel laten pada program Lisrel 8.72, data mentah yang dimiliki harus berada dalam bentuk kontinu dan model pengukuran harus memiliki validitas dan reliabilitas yang baik. Hasil perhitungan skor variabel laten yang dihasilkan oleh program Lisrel 8.72 seluruhnya bertipe data kontinu, sehingga estimasi yang tepat digunakan untuk mengestimasi model struktural adalah metode estimasi maximum likelihood. 1. Uji Kecocokan Model Model struktural pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui hubungan kausal antara motivasi kerja dan iklim komunikasi organisasi yang menjadi variabel laten bebas dengan produktivitas kerja yang menjadi variabel laten terikat. Sebelum dilakukan analisis hubungan kausal, terlebih dahulu dilakukan uji kecocokan keseluruhan model dengan data. Uji ini dilakukan dengan melihat Goodness of Fit (GOF) statistik yang dihasilkan oleh program. Hasil dari GOF statistik model secara keseluruhan dapat dilihat pada Lampiran 5-7. Sedangkan rangkumannya dapat dilihat pada Tabel 8. 57

23 Tabel 8. Hasil Uji Kecocokan Keseluruhan Model Struktural Ukuran GOF Chi-square df Nilai P RMSEA P (close fit) Target-Tingkat Kecocokan Nilai yang kecil P > 0.05 Hasil Estimasi 64,12 df = P = P = 0.24 *M = 2.19 *S = 2.56 *I = Tingkat Kecocokan Baik (good fit) RMSEA 0.08 P 0.05 Baik (good fit) Nilai yang lebih ECVI kecil dari ECVI saturated dan Baik (good fit) independence Nilai yang lebih *M = AIC kecil dari AIC *S = saturated dan *I = Baik (good fit) independence Nilai yang lebih *M = CAIC kecil dari CAIC *S = saturated dan *I = Baik (good fit) independence NFI NFI Baik (good fit) CFI CFI Baik (good fit) IFI IFI Baik (good fit) GFI GFI Baik (good fit) AGFI AGFI Baik (good fit) Menurut Tabel 8 nilai chi-square yang diperoleh sebesar dengan degrees of freedom (df) sebesar 51.00, nilai-p sebesar Nilai chi-square menunjukkan penyimpangan sample covariance matrix dan model (fitted) covariance matrix. Ukuran kecocokan model yang baik berdasarkan nilai chi-square adalah nilai yang kecil dan mendekati degrees of freedom serta signifikansi yang lebih besar dari Dari hasil estimasi diketahui nilai chi-square cukup kecil dan mendekati degrees of freedom, sedangkan nilai-p lebih besar dari 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa berdasarkan nilai chi-square, model struktural mempunyai kecocokan yang baik. RMSEA mengukur penyimpangan nilai parameter pada suatu model dengan model kovarian populasinya. Interpretasi nilai RMSEA menurut Browne dan Cudeck (1993) adalah nilai RMSEA yang kurang atau sama dengan 0.05 mengindikasikan adanya model yang close fit, dan 58

24 nilai RMSEA yang berada dalam kisaran antara 0.05 sampai 0.08 mengindikasikan model memiliki good fit. Lebih jauh McCallum (1996) menambahkan bahwa nilai RMSEA antara 0.08 sampai 0.10 menunjukkan model termasuk dalam kategori marginal fit, sedangkan RMSEA yang lebih besar dari 0.10 mengindikasikan model fit yang sangat jelek (poor fit). Nilai RMSEA yang diperoleh sebesar 0.04 menurut Browne dan Cudeck (1993) nilai ini masuk dalam kecocokan model yang baik (close fit). Hasil 90.00% confidence interval RMSEA adalah (0.00 ; 0.70), artinya estimasi nilai RMSEA mempunyai presisi yang baik karena nilai RMSEA yang dihasilkan berada pada rentang tersebut. Ukuran model kecocokan yang lain adalah nilai ECVI, AIC, dan CAIC. Ketiga ukuran kecocokan model tersebut membandingkan antara nilai model dengan nilai saturated dan independence model. Expected Cross-Validation Index (ECVI) mengukur penyimpangan antara kovarian matriks pada sampel yang dianalisis dengan kovarian matriks yang akan diperoleh pada sampel lain tetapi memiliki ukuran sampel yang sama besar. Model yang memiliki ECVI yang sangat rendah berarti model tersebut sangat potensial untuk direplikasi. Karena koefisien ECVI tidak dapat ditentukan, maka kita tidak dapat memberikan suatu judgement nilai ECVI berapa yang diharuskan agar model dapat dikatakan baik. Namun nilai ECVI yang lebih rendah daripada nilai ECVI yang dioperoleh pada saturated dan independence model, mengindikasikan bahwa model adalah fit (Byrne, 2001). Nilai ECVI model juga berada pada 90 persen confidence interval ECVI (1.85 ; 2.65). Artinya nilai ECVI yang dihasilkan memiliki presisi yang baik dan menunjukkan kecocokan model yang baik (good fit). Akaike Information Criterion (AIC) dan Consistent Akaike Information Criterion (CAIC) merupakan ukuran yang didasarkan atas informasi statistik dan digunakan untuk membandingkan beberapa model dengan jumlah konstruk yang berbeda. Perbedaan keduanya adalah AIC lebih sensitif dan dipengaruhi jumlah sampel, sedangkan CAIC tidak 59

25 sensitif terhadap jumlah sampel (Bandalos, 1993). Nilai AIC dan CAIC yang lebih kecil daripada AIC dan CAIC model saturated dan independence berarti model memiliki fit yang baik (good fit) (Hu dan bentler, 1992). Hasil estimasi uji kecocokan menunjukkan nilai AIC dam CAIC model berturut-turut adalah dan Kedua nilai tersebut lebih rendah dari nilai model saturated dan independence-nya, sehingga dapat disimpulkan model mempunyai kecocokan yang baik (good fit). Normed Fit Index (NFI) ditemukan oleh Bentler dan Bonetts (1980) merupakan alternatif untuk menentukan kecocokan model. Sedangkan Comparative Fit Index (CFI) merupakan ukuran penentuan kecocokan model sebagai revisi dari NFI yang dapat merendahkan kecocokan model pada sampel yang kecil. Nilai NFI dan CFI berkisar antara 0 sampai 1. Suatu model dikatakan memiliki kecocokan yang baik (good fit) apabila memiliki nilai NFI dan CFI lebih besar dari Hasil estimasi menunjukkan bahwa nilai NFI dan CFI yang diperoleh adalah sebesar 0.91 dan Kedua nilai tersebut memiliki nilai yang lebih besar dari 0.90 sehingga menunjukkan model tersebut mempunyai kecocokan yang baik (good fit). Incrementary Fit Index (IFI) digunakan untuk mengatasi masalah parsimony dan ukuran sampel. Nilai IFI yang semakin tinggi menunjukkan kecocokan model yang semakin baik. Nilai IFI yang lebih besar dari 0.90 merupakan indikator kecocokan model yang baik (good fit), sedangkan nilai antara 0.80 sampai 0.90 menunjukkan marginal fit. Hasil estimasi menunjukkan nilai IFI model adalah Nilai IFI yang dihasilkan lebih besar dari 0.90 sehingga diketahui berdasarkan nilai IFI model tersebut memiliki tingat kecocokan yang baik. Ukuran kecocokan model yang lain adalah Goodness of Fit Index (GFI) dan Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI). GFI merupakan suatu ukuran mengenai ketetapan model dalam menghasilkan observed matrix covarians. Sedangkan AGFI hamper sama dengan GFI tetapi lebih menyesuaikan dengan degrees of freedom model. Wijanto (2008) menyatakan bahwa nilai GFI dan AGFI yang lebih dari 0.90 merupakan 60

26 ukuran kecocokan model yang baik (good fit). Hasil estimasi menunjukkan nilai GFI dan AGFI model 0.92 dan Nilai GFI dan AGFI yang dihasilkan lebih besar dari 0.90 sehingga menunjukkan model mempunyai kecocokan yang baik (good fit). Hasil uji kecocokan model struktural yang terlihat seperti pada Tabel 7 menunjukkan hamper semua ukuran kecocokan model memiliki tingkat kecocokan yang baik. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa model struktural dalam penelitian ini memiliki kecocokan yang baik (good fit). 2. Analisis Hubungan Kausal Analisis ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kausal antara variabel laten bebas dan variabel laten terikat. Pada persamaan struktural (structural equation), nilai-t menunjukkan tingkat signifikansi koefisien yang menggambarkan besarnya pengaruh variabel laten bebas terhadap variabel laten terikat. Semakin besar nilai-t, maka pengaruh variabel laten bebas terhadap variabel laten terikat semakin signifikan. Nilai kritis uji t pada taraf nyata 5.00% adalah 1,96. Nilai muatan faktor (loading factor) merupakan koefisien yang menunjukkan seberapa besar tingkat kontribusi (pengaruh) variabel indikator terhadap variabel laten. Semakin besar nilai muatan faktor maka semakin besar pengaruh variabel indikator terhadap variabel laten. Nilai Square Multiple Correlation (SMC) atau R 2 merupakan koefisien determinasi atau penjelas, artinya menunjukkan seberapa besar variabel indikator dapat menjelaskan atau mempengaruhi variabel laten. Nilai SMC yang paling besar menunjukkan bahwa variabel indikator mempunyai bagian terbesar dalam membentuk (mempengaruhi) variabel laten. Hasil estimasi nilai-t model struktural dapat dilihat pada Gambar

27 Gambar 14. Path Diagram Nilai-t Model Struktural Pada path diagram di atas dapat dilihat dari hasil estimasi nilai-t hubungan antara variabel bebas motivasi kerja (motivasi) dan iklim komunikasi organisasi (iklim) dengan variabel terikat produktivitas kerja (output). Nilai-t variabel motivasi kerja dan iklim komunikasi organisasi terhadap produktivitas kerja masing-masing adalah 2.32 dan Kedua nilai tersebut lebih besar dari titik kritisnya yaitu 1.96 sehingga dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja dan iklim komunikasi organisasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap produktivitas kerja. Besarnya kontribusi relatif laten independen (motivasi kerja dan iklim komunikasi organisasi) yang mempengaruhi variabel laten dependen (produktivitas kerja) dapat diketahui dengan melihat solusi standar (Ghozali, 2005). Estimasi solusi standar model struktural ditunjukkan pada Gambar

28 Gambar 15. Path Diagram Solusi Standar Model Struktural Berdasarkan Gambar 15 di atas diketahui bahwa variabel iklim komunikasi organisasi memiliki pengaruh yang paling besar (0.65) dibandingkan dengan motivasi kerja (0.42). Selain dengan menggunakan solusi standar, besarnya kontribusi relatif variabel laten independen (motivasi kerja dan iklim komunikasi organisasi) yang mempengaruhi variabel laten dependen (produktivitas kerja) dapat diketahui dengan melihat persamaan struktural yang dihasilkan seperti terlihat pada Gambar 16. Structural Equations OUTPUT = 0.42*MOTIVASI *IKLIM, Errorvar.= 0.25, R 2 = 0.75 (0.18) (0.19) (0.21) Gambar 16. Persamaan Struktural Persamaan struktural di atas menunjukkan estimasi parameter yang tidak distandarisasi, nilainya serupa dengan regresi linear biasa, dimana perubahan variabel dependen dipengaruhi oleh besarnya nilai estimasi suatu variabel independen lainnya dengan mengasumsikan bahwa 63

29 seluruh seluruh variabel independen lainnya tetap. Arah pengaruh variabelnya dapat dilihat pada tanda hubungan. Berdasarkan persamaan struktural di atas diketahui bahwa variabel independen iklim komunikasi organisasi dan motivasi kerja memiliki pengaruh yang positif dan signifikan dengan besarnya koefisien regresi masing-masing adalah 0.65 dan Nilai Square Multiple Correlation (SMC) pada persamaan diatas dilambangkan dengan R 2 yang nilainya adalah Nilai ini memiliki arti bahwa kedua variabel independen dapat menjelaskan % varians produktivitas kerja. Hasil penelitian seperti diuraikan di atas mengindikasikan bahwa aspek-aspek motivasi kerja dan iklim komunikasi organisasi menjadi determinan penting bagi produktivitas kerja karyawan. Hasil penelitian ini sekaligus mendukung hipotesis 1 dan 2 yang memprediksi bahwa motivasi kerja dan iklim komunikasi organisasi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan. Hasil ini konsisten dengan penelitian-penelitian sebelumnya yang menyimpulkan bahwa adanya hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi kerja dengan produktivitas kerja karyawan (Victorinus, 2003) dan hubungan yang positif antara iklim komunikasi organisasi dengan produktivitas kerja karyawan (Sudarso, 2002). Motivasi kerja merupakan suatu kondisi yang mendorong atau menjadi penyebab seseorang melakukan sesuatu pekerjaan yang berlangsung secara sadar (Nawawi, 1997). Berdasarkan pengertian dimaksud dapat ditarik kesimpulan bahwa karyawan akan melakukan suatu pekerjaan dengan maksimal bilamana ada dorongan dalam dirinya, dorongan timbul manakala karyawan merasa senang, puas, tertarik, dan lain-lain. Hasil penelitian menunjukkan hubungan yang signifikan antara motivasi dengan produktivitas kerja karyawan menguatkan pendapat Hasibuan (2001) yang menyatakan bahwa motivasi merupakan pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mu bekerja sama, bekerja efektif, dan terintegrasi dengan segala 64

30 daya upayanya untuk mencapai kepuasan dan penigkatan produktivitas kerja. Kualitas kerja karyawan dapat meningkat seiring dengan membangkitkan motivasi secara terus-menerus. Motivasi dapat dibangkitkan dengan cara memberikan apresiasi atas produktivitas karyawan berdasarkan penilaian yang dilakukan kepada setiap karyawan. Dengan demikian, karyawan akan termotivasi untuk melaksanakan tugasnya dengan baik sehingga kualitas kerjanya atau prestasi kerjanya diharapkan dapat meningkat. Variabel bebas lain yang memiliki hubungan positif dan signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan adalah iklim komunikasi organisasi. Iklim komunikasi organisasi merupakan gabungan dari persepsi-persepsi mengenai peristiwa komunikasi,perilaku manusia, respon pegawai terhadap pegawai lainnya, harapan-harapan, konflikkonflik antar pribadi, dan kesempatan bagi pertumbuhan organisasi tersebut. Iklim komunikasi organisasi jauh lebih penting daripada keterampilan atau teknik komunikasi dalam menciptkan suatu organisasi yang efektif (Pace dan Faules, 2000). Hasil penelitian menunjukkan hubungan yang signifikan antara iklim komunikasi organisasi dengan produktivitas kerja karyawan menguatkan pendapat Bernard dalam Tubbs dan Moss (2000) yang menyatakan bahwa fungsi eksekutif pertama atau pimpinan oragnisasi adalah mengembangkan dan memelihara sistem komunikasi, karena terdapat hubungan yang pasti antara komunikasi dan produktivitas kerja karyawan. 3. Analisis Variabel Individual Analisis variabel individual bertujuan untuk mengetahui faktorfaktor yang berpengaruh terhadap variabel laten. Analisis ini dilakukan terhadap variabel laten independen yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan yaitu motivasi kerja dan iklim komunikasi organisasi. Selain itu, analisis juga dilakukan terhadap variabel dependen yaitu variabel produktivitas kerja. 65

31 Analisis variabel individual dilakukan dengan melihat nilai-t untuk menunjukkan tingkat signifikansi koefisien. Selain itu juga mengevaluasi nilai muatan faktor (loading factor) yang merupakan koefisien yang menunjukkan seberapa besar tingkat kontribusi (pengaruh) variabel indikator terhadap variabel laten. Nilai Square Multiple Correlation (SMC) merupakan koefisien determinasi atau penjelas, artinya menunjukkan seberapa besar variabel indikator dapat menjelaskan variabel laten. a. Variabel Motivasi Kerja Variabel motivasi kerja diukur dengan tiga indikator yaitu peraturan dan kebijakan perusahaan, kondisi kerja, dan kompensasi. Dari hasil estimasi diketahui bahwa nilai-t semua indikator lebih besar dari 1.96 sehingga semua indikator mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel laten motivasi kerja. Hasil estimasi dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Hasil Estimasi Variabel Laten Independen Motivasi Kerja Variabel (indikator) Loading Factor (λ) Nilai-t SMC Peraturan dan Kebijakan Perusahaan Kondisi Kerja Kompensasi , Dari hasil estimasi seperti terlihat pada Tabel 9 di atas, diketahui bahwa ketiga indikator memiliki pengaruh yang signifikan terhadap motivasi kerja (nilai-t 1.96). Indikator penentuan peraturan dan kebijakan perusahaan memiliki nilai muatan faktor sebesar 0.92 dengan nilai SMC 0.84 yang menunjukkan bahwa variabel tersebut dapat menjelaskan 84.00% variabel laten motivasi kerja. Pada Tabel 9 menjelaskan bahwa indikator peraturan dan kebijakan perusahaan merupakan indikator yang memiliki nilai SMC terbesar. Hasil ini mengindikasikan bahwa indikator peraturan dan kebijakan perusahaan merupakan indikator terpenting agar untuk 66

32 menentukan motivasi kerja karyawan. Peraturan dan kebijakan perusahaan yang adil dan transparan dapat mendorong timbulnya motivasi kerja yang lebih baik lagi dari para karyawan. Peraturan dan kebijakan perusahaan adalah ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh perusahaan dan berlaku bagi semua karyawan perusahaan. Peraturan dan kebijakan perusahaan terhadap karyawan merupakan salah satu faktor penentu produktivitas kerja karyawan. Peraturan dan kebijakan kerja dibuat demi kelancaran jalannya perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan (Pace dan Faules, 2000). Variabel kondisi kerja mempunyai nilai muatan faktor sebesar 0.70 dengan nilai SMC sebesar Artinya variabel kondisi kerja dapat menjelaskan 50.00% variabel laten motivasi kerja. Hal ini menunjukkan bahwa indikator kodisi kerja dapat mempengaruhi motivasi kerja. Kondisi kerja merupakan keadaan lingkungan di tempat kerja karyawan yang biasanya dilengkapi dengan fasilitasfasilitas yang dibutuhkan untuk menunjang kelancaran pekerjaan karyawan. Berdasarkan hasil estimasi diatas, dapat dilihat bahwa sebagian besar responden cukup termotivasi dengan kenyamanan tempat kerja, perlengkapan peralatan kerja, dan fasilitas keselamatan dan kesehatan kerja, serta fasilitas penunjang yang disediakan oleh KPW Jakarta PT. Sinar Sosro. Organisasi perusahaan kelas dunia menciptkan tempat kerja yang hidup dengan pemikiran wirausaha dan rasa kepemilikan (pembagian keuntungan dan pilihan saham) sebagai penulisan ulang posisi para pekerja mereka. Jika anda ingin mengetuk ke dalam motivasi sebenarnya dalam diri para karyawan, anda harus dengan sengaja menciptakan lingkungan yang kondusif untuk level paling tinggi bagi para karyawan (Bruce, 2003). Pemberian kompensasi adalah tindakan balas jasa yang diberikan perusahaan secara langsung (upah/gaji) maupun tidak langsung (fasilitas/tunjangan) atas pekerjaan yang telah dilakukan. 67

33 Hasil estimasi menunjukkan bahwa variabel ini memiliki nilai muatan faktor dan SMC masing-masing 0.77 dan Artinya variabel kondisi kerja dapat menjelaskan 59.00% variabel laten motivasi kerja. Menurut Hasibuan (2006), kompensasi yang diterapkan dengan baik akan memberikan motivasi kerja bagi karyawan. Kompensasi diketahui terdiri dari kompensasi langsung dan tidak langsung. Jika perbandingan kedua kompensasi ditetapkan sedemikian rupa maka motivasi karyawan akan lebih baik. b. Variabel Iklim Komunikasi Organisasi Iklim komunikasi organisasi dalam menentukan produktivitas kerja karyawan berhubungan dengan interaksi sosial yang terjadi antara anggota organisasi dalam perusahaan baik antara bawahan dengan atasan atau dengan rekan sejawatnya. Menurut Pace dan Faules (2000) menjelaskan bahwa iklim komunikasi organisasi merupakan suasana komunikasi yang diciptakan oleh pola hubungan antar pribadi yang berlaku dalam organisasi. Iklim komunikasi organisasi merupakan gabungan dari persepsi-persepsi mengenai peristiwa komunikasi, perilaku manusia, respon pegawai terhadap pegawai lainnya, harapan-harapan, konflik-konflik antar pribadi, dan kesempatan bagi pertumbuhan dalam organisasi tersebut. Variabel iklim komunikasi organisasi diukur dengan menggunakan enam indikator yaitu kepercayaan, pembuatan keputusan bersama, kejujuran, keterbukaan dalam komunikasi ke bawah, mandengarkan dalam komunikasi ke atas, dan perhatian pada tujuan berkinerja tinggi. Hasil estimasi muatan faktor, nilai-t dan SMC variabel iklim komunikasi organisasi dapat dilihat pada Tabel

34 Tabel 10. Hasil Estimasi Variabel Laten Independen Iklim Komunikasi Organisasi Variabel (indikator) Loading Factor (λ) Nilai-t SMC Kepercayaan Pembuaatan Keputusan Bersama Kejujuran Keterbukaan dalam Komunikasi Ke bawah Mendengarkan dalam Komunikasi Ke atas Perhatian pada Tujuan Berkinerja Tinggi Dari hasil estimasi seperti terlihat pada Tabel 10 di atas, diketahui bahwa keenam indikator memiliki pengaruh yang signifikan terhadap iklim komunikasi organisasi (nilai-t 1.96). Indikator kepercayaan memiliki nilai muatan faktor sebesar 0.56 dengan nilai SMC 0.51 yang menunjukkan bahwa variabel tersebut dapat menjelaskan 51 persen variabel iklim komunikasi organisasi. Hal ini menunjukkan bahwa indikator kepercayaan dapat mempengaruhi iklim komunikasi organisasi. Muhammad (1995) mengatakan bahwa hubungan atasan dan bawahan adalah jantung pengelolaan yang efektif suatu organisasi. Agar hubungan ini berhasil harus ada kepercayaan dan keterbukaan antara atasan dan bawahan. Bila ada kepercayaan, pegawai mungkin lebih berani mengemukakan gagasan dan perasaannya dengan lebih bebas dan atasan dapat menafsirkan apa yang dimaksud pegawai dengan lebih cermat. Di KPW Jakarta PT. Sinar Sosro, kepercayaan yang diberikan atasan berupa pendelegasian tugas-tugas kepada pegawai, disesuaikan dengan kemampuan yang luas termasuk kemampuan mental dalam melaksanakan pekerjaan, misalnya kejujuran, tanggung jawab, inisiatif, dan kreativitas. Menurut Nitisemito (1982) 69

35 mangatakan bahwa faktor kepercayaan adalah sangat penting dan menentukan dalam melaksanakan pendelegasian wewenang. Variabel pembuatan keputusan bersama mempunyai nilai muatan faktor dan SMC yang terbesar diantara indikator iklim komunikasi organisasi yang lain yaitu masing-masing 0.93 dan Hal ini menunjukkan bahwa indikator pembuatan keputusan bersama dapat mempengaruhi iklim komunikasi organisasi. Pembuatan keputusan bersama harus melibatkan sebagian besar anggota organisasi. Dengan melibatkan pegawai dalam pembuatan keputusan bersama, alternatif pemecahan masalah yang akan diperoleh akan lebih baik, karena dengan keterlibatan bawahan akan memungkinkan munculnya beberapa pengalaman dan ide yang beraneka ragam, serta latar belakang peninjauan masalah dari berbagai sudut pandang yang berbeda-beda. Selain itu, karena diikutsertakan dalam pembuatan keputusan, maka para pegawai lebih memiliki komitmen dan bertanggung jawab dalam melaksanakan hasil keputusan. Sujak (1990) mengatakan bahwa penggunaan partisipasi dalam pengambilan keputusan akan menjadikan suatu organisasi lebih efektif. Pada waktu pimpinan dihadapkan suatu masalah yang sangat rumit dan tidak dapat didefinisikan dengan jelas, dimana dituntut pengambilan keputusan yang tepat, partisipasi bawahan akan sangat membantu dalam proses pengembangan alternatif pemecahan masalah. Variabel kejujuran mempunyai nilai muatan faktor sebesar 0.89 dan nilai SMC sebesar Artinya variabel kejujuran dapat menjelaskan 79.00% variabel laten iklim komunikasi organisasi. Hal ini menunjukkan bahwa indikator kejujuran dapat mempengaruhi iklim komunikasi organisasi. Pada dasarnya kondisi ini terbentuk sebagai akibat atau implikasi dari iklim kepercayaan yang telah terbentuk dengan baik. Sebagaimana yang dikatakan Muhammad (1995) bahwa salah satu alasan yang sering dikemukakan mengapa bawahan menyembunyikan atau mengubah komunikasi adalah karena bawahan sering percaya 70

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. KERANGKA PEMIKIRAN Dalam suatu organisasi atau perusahaan, faktor sumberdaya manusia memiliki peranan yang sangat penting dalam kegiatan organisasiuntuk mencapai berbagai

Lebih terperinci

Distribusi Responden Berdasarkan Usia

Distribusi Responden Berdasarkan Usia V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 ANALISIS DESKRIPTIF 5.1.1 Deskriptif Responden Distribusi Responden Berdasarkan Usia 1% 15% 19% 15-24 25-30 31-44 45-65 65% Gambar 3. Distribusi Responden Berdasarkan Usia Distribusi

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL

BAB V ANALISIS HASIL BAB V ANALISIS HASIL 5.1. Analisis Kecocokan Pada analisis hasil, bagian utama yang dibahas adalah mengenai tingkat kecocokan antara data dengan model, validitas dan reliabilitas model pengukuran serta

Lebih terperinci

4. ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA

4. ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA 41 4. ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA Pada bab ini akan dibahas hasil penelitian dan interpretasinya. Pembahasan dalam bab 4 ini meliputi gambaran umum yang menjadi subyek penelitian, analisis model SEM,

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian 4.1.1 Pelaksanaan Pre-Test Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pre-test terlebih dahulu sebelum menyebarkan kuesioner yang sebenarnya kepada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. seluruh karyawan yang menggunakan sistem ERP di PT Angkasa Pura II

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. seluruh karyawan yang menggunakan sistem ERP di PT Angkasa Pura II 62 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian Data penelitian ini diperoleh melalui kuesioner yang disebarkan kepada seluruh karyawan yang menggunakan sistem ERP di PT Angkasa Pura II (Persero).

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 103 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Survei Dari 25 kantor LPND sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 11 Tahun 2005, No. 81 Tahun 2006, No. 08 Tahun 2008, dan No. 09 Tahun 2008,

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Deskriptif 1. Analisis secara deskriptif Bagian ini akan membahas hasil pengolahan data yang telah dikumpulkan dari lapangan berdasarkan karakteristik

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian 4.1.1 Pelaksanaan Survei Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan hotel bintang tiga di wilayah kota Cirebon. Ukuran sampel yang digunakan

Lebih terperinci

VIII ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM)

VIII ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM) VIII ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM) Stuctural Equation Model merupakan suatu teknik statistik yang mampu menganalisis pola hubungan antara variabel laten dan indikatornya, variabel laten yang

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 No. Responden : KUESIONER

LAMPIRAN 1 No. Responden : KUESIONER LAMPIRAN 1 No. Responden : KUESIONER Kepada : Yth. Responden Dengan hormat, Terima kasih atas partisipasi anda menjadi salah satu responden dan secara sukarela mengisi kuesioner ini. Saya mahasiswi Universitas

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Pengumpulan Data Pada bagian ini dilakukan proses pengumpulan dan pengolahan data tahap awal serta pengumpulan data tahap akhir. Pengumpulan data pada penelitian

Lebih terperinci

KUESIONER. 2. Berapa usia anda? a tahun c tahun b tahun d. > 26 tahun

KUESIONER. 2. Berapa usia anda? a tahun c tahun b tahun d. > 26 tahun 72 KUESIONER Berilah tanda (X) pada salah satu pilihan anda : I. Karakteristik Responden 1. Jenis kelamin anda? a. Laki-laki b. Perempuan Nama Responden: Tujuan Kuesioner Penelitian Kuesioner ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 44 BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian 4.1.1 Pelaksanaan Pre-test Untuk menguji konstruk pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner, peneliti melakukan pre-test kepada 30 responden

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Responden Responden dalam penelitian ini yaitu sales engineer PT.Omron Electronics yang berada di Jakarta, Surabaya, Semarang dan Medan. Pola pencarian responden dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan PT. Infomedia Solusi Humanika (INSANI) yang beralamatkan di Jl RS Fatmawati No 75 Jakarta Selatan didirikan di Jakarta pada 24 Oktober 2012 berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Objek penelitian ini adalah pelanggan Cafe Indomie Abang Adek yang diteliti dengan kuesioner tertulis secara Face to Face (tatap muka) yang akan

Lebih terperinci

Tutorial LISREL teorionline

Tutorial LISREL teorionline CONFIRMATORY FACTOR ANALYSIS BY HENDRY Phone : 0856-9752-3260 Email : openstatistik@yahoo.co,id Blog : http://teorionline.wordpress.com/ Seperti dijelaskan sebelumnya, CFA ditujukan untuk menguji validitas

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN. Berilah tanda (X) pada satu pilihan yang sesuai dengan jawaban anda. 1. Jenis Kelamin: : a. Laki laki b.

KUESIONER PENELITIAN. Berilah tanda (X) pada satu pilihan yang sesuai dengan jawaban anda. 1. Jenis Kelamin: : a. Laki laki b. 96 A. Karakteristik Responden KUESIONER PENELITIAN Berilah tanda (X) pada satu pilihan yang sesuai dengan jawaban anda 1. Jenis Kelamin: : a. Laki laki b. Perempuan 2. Status : a. Menikah b. Belum Menikah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Objek penelitian ini adalah karyawan Lanang Barbershop yang beroperasi di wilayah Jakarta Tangerang atau seluruh kios.penelitian ini diteliti dengan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Karakteristik Responden Pada penelitian ini populasi yang diambil adalah pelanggan yang mendapat layanan penjualan dan layanan purna jual di Ford Jakarta Selatan,

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Desain penelitian ini merupakan gabungan antara penelitian explanatory dengan pendekatan deskriptif kuantitatif. Metode penelitian explanatory digunakan karena

Lebih terperinci

c) Usia: 1. Usia tahun 3. Usia tahun 2. Usia tahun

c) Usia: 1. Usia tahun 3. Usia tahun 2. Usia tahun Lampiran 1 Kuesioner Responden yang terhormat, Perkenankanlah saya, mahasiswa Jurusan Manajemen Fakultas Bisnis Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya, mohon bantuan Anda untuk meluangkan waktu mengisi/menjawab

Lebih terperinci

No. Responden:... (diisi peneliti)

No. Responden:... (diisi peneliti) Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN PENGARUH MUSIK DAN PENCAHAYAAN TERHADAP PERILAKU KONSUMEN YANG DIMODERASI EMOSI PADA CHARLES & KEITH GALAXY MALL SURABAYA No. Responden:... (diisi peneliti) Responden yang

Lebih terperinci

PENGARUH HARGA DISKON TERHADAP NIAT BELI MELALUI STORE IMAGE PADA MATAHARI DEPARTMENT STORE SURABAYA. I. Data Responden Usia :

PENGARUH HARGA DISKON TERHADAP NIAT BELI MELALUI STORE IMAGE PADA MATAHARI DEPARTMENT STORE SURABAYA. I. Data Responden Usia : PENGARUH HARGA DISKON TERHADAP NIAT BELI MELALUI STORE IMAGE PADA MATAHARI DEPARTMENT STORE SURABAYA Saya mohon kesediaan Anda untuk berkenan mengisi kuesioner berikut ini mengenai diskon harga, niat beli,

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 62 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Deskriptif Responden Dari 105 kuesioner yang dikembalikan oleh responden, dapat diketahui bahwa karyawan terbagi dalam beberapa unit kerja di KPSBU Jabar, yaitu

Lebih terperinci

Tutorial LISREL Teorionline

Tutorial LISREL Teorionline CONFIRMATORY FACTOR ANALYSIS TUTORIAL LISREL BY HENDRY Phone : 0856-9752-3260 Email : openstatistik@yahoo.co,id Blog : http://teorionline.wordpress.com/ Dibagian pertama kita sudah latihan CFA dengan konstruk

Lebih terperinci

Lampiran 1 Kuesioner. Hormat saya, Selvia Indrawati. 1. Karakteristik responden. 1. Usia saya saat ini :

Lampiran 1 Kuesioner. Hormat saya, Selvia Indrawati. 1. Karakteristik responden. 1. Usia saya saat ini : 68 Lampiran 1 Kuesioner Kami mohon kesediaan bapak/ibu untuk berkenan mengisi kuesioner berikut ini dengan judul Pengaruh Brand Affect, Brand Quality, Brand Trust Terhadap Consumer s Brand extention Attitude

Lebih terperinci

PENGANTAR. Yogyakarta, Penulis, Prof. Dr. H. Siswoyo Haryono, MM, MPd. NIDN : /NIRA :

PENGANTAR. Yogyakarta, Penulis, Prof. Dr. H. Siswoyo Haryono, MM, MPd. NIDN : /NIRA : PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Allah swt, bahwa akhirnya modul atau hand out yang sederhana ini dapat hadir di hadapan pembaca. Buku tersebut merupakan hasil kompilasi dari materi mengajar Metodologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu yang saya lakukan dimulai bulan April 2015 sampai dengan bulan

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu yang saya lakukan dimulai bulan April 2015 sampai dengan bulan BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Obyek Penelitian Waktu yang saya lakukan dimulai bulan April 2015 sampai dengan bulan Mei 2015. Obyek penelitian dalam penyusunan ini adalah Pengaruh Motivasi dan

Lebih terperinci

Lampiran 1: Tabel Operasional Variabel Penelitian

Lampiran 1: Tabel Operasional Variabel Penelitian 97 Lampiran 1: Tabel Operasional Variabel Penelitian No. Variabel Deskripsi Variabel Jenis Pengukuran 1. Gaya Kepemimpinan a. Gaya Kepemimpinan Transformasional a. Gaya Kepemimpinan Transaksional 1. Atasan

Lebih terperinci

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Demografi Objek Penelitian Demografi data dari objek penelitian dalam penelitian ini ditampilkan pada Tabel 4.1, yaitu berisi data mengenai umur mahasiswa, jenis kelamin

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Uji Pendahuluan BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penelitian dilakukan dengan metode survey, penulis menyebarkan sebanyak 110 kuesioner yang dilakukan dengan cara membagi secara langsung ke responden.

Lebih terperinci

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KOMITMEN ORGANISASIONAL MELALUI STRES PERAN PT.COCA-COLA BOTTLING INDONESIA JAWA TIMUR DI RUNGKUT SURABAYA

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KOMITMEN ORGANISASIONAL MELALUI STRES PERAN PT.COCA-COLA BOTTLING INDONESIA JAWA TIMUR DI RUNGKUT SURABAYA 78 LAMPIRAN A KUISIONER PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KOMITMEN ORGANISASIONAL MELALUI STRES PERAN PT.COCA-COLA BOTTLING INDONESIA JAWA TIMUR DI RUNGKUT SURABAYA Yth. Bapak/ Ibu / Saudara / Saudari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Profil Responden Bagian ini akan membahas karakteristik responden. Karakteristik dasar responden yang ditanyakan adalah jenis kelamin, pendidikan formal terakhir, usia, jenis

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Bab ini akan menjelaskan mengenai pelaksanaan penelitian yang telah dijelaskan pada bab tiga sebelumnya, dimulai dari penjelasan mengenai responden, pengujian statistik

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 Kuesioner Faktor-Faktor Pendorong Konsumen Melakukan Impulsive Buying pada Toko-Toko Ritel Fashion di Indonesia.

LAMPIRAN 1 Kuesioner Faktor-Faktor Pendorong Konsumen Melakukan Impulsive Buying pada Toko-Toko Ritel Fashion di Indonesia. 99 LAMPIRAN 1 Kuesioner Faktor-Faktor Pendorong Konsumen Melakukan Impulsive Buying pada Toko-Toko Ritel Fashion di Indonesia Nomor : Tanggal : Responden Yth, Saya adalah Emir Zakiar, mahasiswa program

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Observasi Lapangan Observasi lapangan yang peneliti lakukan adalah dengan mendistribusikan 385 kuesioner kepada pengendara sepeda motor di gedung UOB Plaza. Setiap

Lebih terperinci

Mohon berikan tanda ( ) pada jawaban yang anda pilih :

Mohon berikan tanda ( ) pada jawaban yang anda pilih : Lampiran 1 Kuesioner :(Lanjutan) PETUNJUK : Mohon berikan tanda ( ) pada jawaban yang anda pilih : Jenis Kelamin Umur : ( ) Pria ( ) 17-24 ( ) Wanita ( ) 25-34 ( ) 35-49 ( ) 50-64 ( ) 65 tahun keatas Pendidikan

Lebih terperinci

VIII ANALISIS SERVICE QUALITY DALAM MEMBENTUK KEPUASAN DAN LOYALITAS

VIII ANALISIS SERVICE QUALITY DALAM MEMBENTUK KEPUASAN DAN LOYALITAS VIII ANALISIS SERVICE QUALITY DALAM MEMBENTUK KEPUASAN DAN LOYALITAS Faktor faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen dapat diidentifikasi dengan melihat faktor eksternal dan internak yang mempengaruhi

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU ADIMINISTRASI PROGRAM PASCA SARJANA KUESIONER PENELITIAN Program Studi Ilmu Administrasi Kekhususan Administrasi dan Pengembangan

Lebih terperinci

Kepada Yth, Bapak/Ibu Pegawai Panin Bank Cabang Utama Palmerah Di Jakarta

Kepada Yth, Bapak/Ibu Pegawai Panin Bank Cabang Utama Palmerah Di Jakarta Jakarta, Mei 2008 Kepada Yth, Bapak/Ibu Pegawai Panin Bank Cabang Utama Palmerah Di Jakarta Dengan hormat, Berikut ini saya sampaikan kuesioner yang terdiri atas 3 (tiga) bagian, yaitu kepemimpinan, motivasi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Lembar kuesioner penilaian prestasi kerja dan promosi jabatan karyawan

Lampiran 1. Lembar kuesioner penilaian prestasi kerja dan promosi jabatan karyawan Lampiran 1. Lembar kuesioner penilaian prestasi kerja dan promosi jabatan karyawan KUESIONER PENELITIAN Pengaruh Penilaian Prestasi Kerja terhadap Promosi Jabatan Karyawan PT X Bogor Terima kasih atas

Lebih terperinci

IDENTITAS RESPONDEN. 2. Umur < 30 Tahun Tahun Tahun > 50 Tahun. 3. Masa Kerja 3-8 Tahun Tahun 9-14 Tahun >20 Tahun

IDENTITAS RESPONDEN. 2. Umur < 30 Tahun Tahun Tahun > 50 Tahun. 3. Masa Kerja 3-8 Tahun Tahun 9-14 Tahun >20 Tahun 89 IDENTITAS RESPONDEN 1. Jenis Kelamin Pria Wanita 2. Umur < 30 Tahun 41-50 Tahun 21-40 Tahun > 50 Tahun 3. Masa Kerja 3-8 Tahun 15-20 Tahun 9-14 Tahun >20 Tahun Petunjuk Pengisian : 1. Bacalah setiap

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Deskripsi data penelitian, mencakup uraian tentang gambaran umum dari setiap variabel penelitian yang terdiri dari: Kinerja Pegawai (Y), Budaya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Penelitian Penelitian ini menganalisa bagaimana pengaruh kepribadian, komunikasi, dan kelompok referensi terhadap pengambilan keputusan konsumen menggunakan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 Instrumen Penelitian

LAMPIRAN 1 Instrumen Penelitian LAMPIRAN 1 Instrumen Penelitian Dengan Hormat, Saya mahasiswa Pasca Sarjana Fakultas Ekonomi Manajemen Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, bermaksud mengadakan penelitian guna memenuhi tugas akhir

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 53 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Deskriptif 5.1.1 Deskriptif Responden 5.1.1.1 Lama Bekerja Dari 214 kuesioner yang dikembalikan oleh responden, bisa diketahui bahwa para pegawai telah bekerja

Lebih terperinci

With AMOS Application

With AMOS Application ASUMSI DAN PERSYARATAN PADA STRUCTURAL EQUATION MODELLING (SEM) With AMOS Application Eko Budi Setiawan, S.Kom., M.T. Asumsi dan persyaratan penting saat menggunakan SEM 1. Sample Size 2. Normalitas Data

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Salah satu merek es krim PT Unilever, Magnum kini hadir dengan varian baru. Magnum bukanlah merek produk es krim yang baru bagi masyarakat. Diluncurkannya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Beberapa teori yang terkait dalam skripsi ini adalah sebagai berikut: Systems Engineering (SE) Structural Equation Modeling (SEM) Fuzzy Serqual (Service Quality) Seperti yang telah

Lebih terperinci

Kuisioner Strategi Bersaing dan Customer Relationship Management terhadap. Loyalitas Pelanggan

Kuisioner Strategi Bersaing dan Customer Relationship Management terhadap. Loyalitas Pelanggan L1 Kuisioner Strategi Bersaing dan Customer Relationship Management terhadap Loyalitas Pelanggan Petunjuk Pengisisan: 1. Isilah identitas dengan benar pada kolom yang disediakan 2. Isilah semua nomor dalam

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian 84 Lampiran 1. Kuesioner Penelitian No. Responden :.. KUESIONER PENELITIAN Selamat pagi/siang/sore, sebelumnya saya ucapkan terima kasih atas partisipasi saudara dalam membantu mengisi kuisioner ini dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan tujuannya penelitian ini termasuk applied research atau

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan tujuannya penelitian ini termasuk applied research atau BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Berdasarkan tujuannya penelitian ini termasuk applied research atau penelitian terapan yang mana didalamnya terdapat solusi atas suatu permasalahan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.4 Desain Penelitian Menurut Malhotra (2004) desain penelitian memiliki definisi sebagai sebuah kerangka kerja yang digunakan dalam melakukan sebuah penelitian. Desain penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu Dan Tempat Penelitian Waktu yang dilakukan dalam penelitian ini dimulai pada tanggal 14 Maret 2014. Lokasi penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada Showroom Mazda,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini dikategorikan sebagai explanatory research yaitu penelitian yang bertujuan menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui

Lebih terperinci

Hasil Model Awal Model Persamaan Struktural untuk Pengaruh Sertifikasi terhadap Kinerja dan Kompetensi

Hasil Model Awal Model Persamaan Struktural untuk Pengaruh Sertifikasi terhadap Kinerja dan Kompetensi Lampiran 1: Hasil Model Awal Model Persamaan Struktural untuk Pengaruh Sertifikasi terhadap Kinerja dan Kompetensi Raw Data from file 'F:\pa_mughni\PRE.psf' Sample Size = 72 Latent Variables S KI KO Relationships

Lebih terperinci

UJIAN MID-SEMESTER SEM PATH-ANALYSIS. nonton TV, dan nilai merupakan variabel endogen. Penerapan analisis jalur. X dan belajar X

UJIAN MID-SEMESTER SEM PATH-ANALYSIS. nonton TV, dan nilai merupakan variabel endogen. Penerapan analisis jalur. X dan belajar X UJIAN MID-SEMESTER SEM PATH-ANALYSIS 1. Paradigma hubungan antara variabel : Pada penelitian ini menggunakan data set yang berisi empat variabel yaitu Sadar Ujian Nasional () sebagai variabel eksogen,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan suatu dasar yang valid dan reliabel untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan suatu dasar yang valid dan reliabel untuk BAB III METODE PENELITIAN Bab ini bertujuan untuk memberikan suatu dasar yang valid dan reliabel untuk menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi yang diperoleh dari penelitian

Lebih terperinci

Lampiram 1. Hasil Pengujian Normalitas Data Test of Univariate Normality for Continuous Variables. Skewness Kurtosis Skewness and Kurtosis

Lampiram 1. Hasil Pengujian Normalitas Data Test of Univariate Normality for Continuous Variables. Skewness Kurtosis Skewness and Kurtosis Lampiram 1. Hasil Pengujian Normalitas Data Test of Univariate Normality for Continuous Variables Skewness Kurtosis Skewness and Kurtosis Variable Z-Score P-Value Z-Score P-Value Chi- Square P-Value X11-5.284

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil Uji Validitas Kepuasan dan Loyalitas Pengunjung Taman Rekreasi Kampoeng Wisata Cinangneng

Lampiran 1. Hasil Uji Validitas Kepuasan dan Loyalitas Pengunjung Taman Rekreasi Kampoeng Wisata Cinangneng LAMPIRAN 118 Lampiran 1. Hasil Uji Validitas Kepuasan dan Loyalitas Pengunjung Taman Rekreasi Kampoeng Wisata Cinangneng No Variabel Indikator Notasi Hasil Uji Validitas Ketarangan r hitung r tabel Valid

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tabel 3.1 Rincian waktu penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tabel 3.1 Rincian waktu penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada perusahaan CV. Damai Swalayan, Medan. beralamat di Jl.Setia Budi No.124A, Medan, Sumatera Utara. Tabel

Lebih terperinci

KUESIONER. Profil Responden Nama Responden: Jenis Kelamin: ( ) Laki-laki ( ) Wanita. Usia: ( ) 20 tahun ( ) tahun ( ) tahun ( ) 50 tahun

KUESIONER. Profil Responden Nama Responden: Jenis Kelamin: ( ) Laki-laki ( ) Wanita. Usia: ( ) 20 tahun ( ) tahun ( ) tahun ( ) 50 tahun LAMPIRAN xiv KUESIONER Responden Yth, Saya adalah mahasiswa Magister Manajemen Binus Business School yang sedang menyelesaikan tugas akhir. Mohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/I untuk meluangkan waktu guna

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Gilang Pratama Fakultas Magister Managemen Universitas Esa Unggul Jakarta

LAMPIRAN. Gilang Pratama Fakultas Magister Managemen Universitas Esa Unggul Jakarta LAMPIRAN 1. KUESIONER Kepada YTh. Bapak / Ibu / Sdr Di tempat Dengan hormat, Sehubungan dengan penelitian tentang Pengaruh Viral marketing terhadap image B2B Exhibition di Indonesia yang sedang saya lakukan

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 63 BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari hasil pengujian hipotesis dan pembahasan, maka kesimpulan yang dapat dijelaskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil penelitian

Lebih terperinci

ASUMSI MODEL SEM. d j

ASUMSI MODEL SEM. d j ASUMSI MODEL SEM Asumsi yang harus dipenuhi dalam analisis SEM di antaranya adalah data berdistribusi multivariat normal, untuk memeriksanya dapat dilakukan dengan menghitung nilai jarak kuadrat pada setiap

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini berfokus pada pengujian Privacy Concerns, Entertaiment dan Peer

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini berfokus pada pengujian Privacy Concerns, Entertaiment dan Peer BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian penyusunan skripsi ini adalah pengguna situs jejaring sosial terutama pada mahasiswa aktif di Universitas Mercu Buana Jakarta Barat.

Lebih terperinci

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA.

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA. Structural Equation Modeling (SEM) adalah alat analisis statistik yang dipergunakan untuk menyelesaikan model bertingkat secara serempak yang tidak dapat diselesaikan oleh persamaan regresi linear. SEM

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Contoh: Saya merasa jenuh bila bekerja sendirian

Kata Pengantar. Contoh: Saya merasa jenuh bila bekerja sendirian Kata Pengantar Selamat datang di Survei Opini Pekerja yang terkait dengan penilaian kinerja di PERUSAHAAN. survei ini dilakukan untuk mengumpulkan data opini pekerja sebagai bentuk partisipasi pekerja

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah seluruh guru PAUD di Salatiga, dengan menggunakan sampel guru PAUD di Salatiga yang diambil dari 3 kecamatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Responden Pada bab IV ini akan menampilkan hasil penelitian yang berupa gambaran umum objek penelitian dan data deskriptif serta menyajikan hasil komputasi

Lebih terperinci

59

59 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian 5.1.1. Pendahuluan Tahapan pada bab ini adalah analisa hasil penelitian dengan cara mengolah data-data yang didapatkan sebelumnya, sehingga dapat

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Hasil penelitian dalam bab ini dilakukan sesuai dengan tujuan penelitian yaitu (1) mendeskripsikan keterampilan belajar dan lima disiplin organisasi pembelajar yang terdiri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini adalah masyarakat kecamatan cengkareng jakarta barat. Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini adalah masyarakat kecamatan cengkareng jakarta barat. Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian ini menganalisa bagaimana pengaruh sikap konsumen dan citra merek terhadap minat beli telepon seluler lumia. Subjek yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Universitas Mercu Buana sebagai suatu PTS mempunyai kebijakan dan cara tersendiri dalam memotivasi karyawannya untuk dapat bekerja dengan penuh kesenangan dan dapat bekerja

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS STRUCTUAL EQUATION MODEL (SEM)

VIII. ANALISIS STRUCTUAL EQUATION MODEL (SEM) Atribut yang ditetapkan pada variabel kepuasan merupakan atribut mengenai kepuasan konsumen secara keseluruhan (overall satisfaction). Berdasarkan sebaran pilihan responden, lebih dari setengah dari jumlah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Bab ini bertujuan untuk mengungkap hasil analisis data penelitian dan pembahasannya. Pembahasan diawali dengan dimulai hasil statistik deskriptif yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN PRODUK ORGANIK DI SUMATERA UTARA

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN PRODUK ORGANIK DI SUMATERA UTARA 230 Lampiran : 1 Kuesioner Kuesioner ANALISIS PERILAKU KONSUMEN PRODUK ORGANIK DI SUMATERA UTARA 231 Kepada Bapak/Ibu Responden Penyelidikan di Tempat Kuesioner Penelitian Assalamualaikum., Bersama ini

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai bulan Agustus 2016. Tempat pelaksanaan kegiatan penelitian berada di Kecamatan Getasan, Kabupaten

Lebih terperinci

KUESIONER. Hormat Saya. Peneliti

KUESIONER. Hormat Saya. Peneliti KUESIONER Responden Yth, Saya adalah mahasiswa Universitas Katolik Widya Mandala yang melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Trend Discovery, Socializing, Adventure, Status and Otority Terhadap Motivasi

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN 3.1. Penentuan Waktu dan Lokasi 3.2. Jenis Penelitian 3.3. Teknik Pengambilan Sampel

3. METODE PENELITIAN 3.1. Penentuan Waktu dan Lokasi 3.2. Jenis Penelitian 3.3. Teknik Pengambilan Sampel 3. METODE PENELITIAN 3.1. Penentuan Waktu dan Lokasi Penelitian dilaksanakan pada 12 Februari 2016 hingga13 April 2016 di Desa Kenteng, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang. Pemilihan lokasi dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pemicu bagi produsen lama untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas produk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pemicu bagi produsen lama untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas produk BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Profil Perusahaan Pesatnya kemajuan ekonomi global telah mengundang produsen baru untuk turut ambil bagian dalam kancah perekonomian, sekaligus menjadi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 24 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain riset merupakan suatu kerangka dasar atau blueprint yang mengarahkan proyek penelitian pemasaran (Malhotra, 2007). Desain riset memaparkan prosedur

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Indonesia telah dikeluarkan, baik dalam bentuk peraturan perundang-undangan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Indonesia telah dikeluarkan, baik dalam bentuk peraturan perundang-undangan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Jumlah perokok dari waktu ke waktu mengalami peningkatan, baik dikalangan laki-laki maupun perempuan. Meskipun regulasi pengendalian masalah

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian yang dilaksanakan di Hotel Prapancha ini merupakan penelitian asosiatif atau hubungan kuantitatif dengan statistik. Karena bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

UJIAN FINAL MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL Dosen Pengampu : Prof. Dr. Badrun Kartowagiran

UJIAN FINAL MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL Dosen Pengampu : Prof. Dr. Badrun Kartowagiran UJIAN FINAL MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL Dosen Pengampu : Prof. Dr. Badrun Kartowagiran Nama : Andi Ulfa Tenri Pada Nim : 11701261007 1. Paradigma hubungan antara variabel : Penelitian ini menggunakan data

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan landasan yang valid dan reliabel untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan landasan yang valid dan reliabel untuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini bertujuan untuk memberikan landasan yang valid dan reliabel untuk menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi yang diperoleh dari penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM)

ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM) VII ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM) Strutural Equation Model (SEM) merupakan suatu teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis hubungan antara variabel laten dengan variabel teramati sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Objek penelitian ini adalah masyarakat DKI Jakarta. Penelitian ini diteliti dengan kuesioner tertulis secara Face to Face (tatap muka) yang akan

Lebih terperinci

Lampiran 1 : Data Responden. Intensitas Mengakses Media Sosial Per Hari. Pengeluaran Per Bulan Untuk Kebutuhan Hiburan.

Lampiran 1 : Data Responden. Intensitas Mengakses Media Sosial Per Hari. Pengeluaran Per Bulan Untuk Kebutuhan Hiburan. Lampiran 1 : Data Responden No. Jenis kelamin Usia Pendidikan Terakhir Pekerjaan Intensitas Mengakses Media Sosial Per Hari Pengeluaran Per Bulan Untuk Kebutuhan Hiburan 1 Perempuan 17 s/d 30 tahun Perguruan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1: HASIL OLAHAN DATA EKONOMETRIKA

LAMPIRAN 1: HASIL OLAHAN DATA EKONOMETRIKA 196 LAMPIRAN 1: HASIL OLAHAN DATA EKONOMETRIKA Pengaruh Konversi Lahan, PDRB Sektor Pertanian dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Kebercukupan Beras Kawasan I. Uji Asumsi Klasik a) Uji Normalitas One-Sample

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dalam menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi

BAB III METODE PENELITIAN. dalam menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi BAB III METODE PENELITIAN Bab ini bertujuan untuk memberikan landasan yang valid dan reliabel dalam menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi yang dihasilkan dapat dipercaya

Lebih terperinci

BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian causal method yaitu

BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian causal method yaitu 3.1 Jenis Penelitian BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan jenis penelitian causal method yaitu merupakaan jenis penelitian untuk mendapatkan penjelasan hubungan antar variabel

Lebih terperinci

II. Bagian ini menyatakan daftar pertanyaan kepada responden.

II. Bagian ini menyatakan daftar pertanyaan kepada responden. Lampiran KUISIONER PENELITIAN Responden yth, Bersama segala kesibukan Bapak/Ibu/Saudara(i), perkenankan saya memohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara(i) untuk mengisi kuesioner ini. Adapun penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISIS HASIL STUDI. responden yang berada di Sumatera Utara. Karakteristik responden merupakan

BAB 5 ANALISIS HASIL STUDI. responden yang berada di Sumatera Utara. Karakteristik responden merupakan BAB 5 ANALISIS HASIL STUDI 5.1 Deskripsi Umum Sampel Penelitian Setelah dilakukan penyebaran kuesioner kepada responden maka hasil kuesioner yang layak dan secara penuh mengisi kuesioner berjumlah 134

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini adalah di Pusat Traing Perbankan (PTP) Yogyakarta dengan alamat Perum Candi Gebang Permai Blok T. No. 1,3,4,5 Wedomartani Sleman Yogyakarta.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 23 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ini dimulai dari pemikiran tentang peremajaan es krim Wall s Magnum, merubah konsep menjadi blow me away dengan pengalaman yang kompleks dan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 KUESIONER

LAMPIRAN 1 KUESIONER LAMPIRAN 1 KUESIONER Saya mohon kesediaan anda untuk mengisi kuesioner penelitian yang saya ajukan dengan judul Pengaruh price, service quality, dan product quality terhadap customer loyalty melalui customer

Lebih terperinci