VIII ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "VIII ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM)"

Transkripsi

1 VIII ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM) Stuctural Equation Model merupakan suatu teknik statistik yang mampu menganalisis pola hubungan antara variabel laten dan indikatornya, variabel laten yang satu dengan yang lainnya, serta kesalahan pengukuran secara langsung. Stuctural Equation Model mempunyai kemampuan untuk mengestimasi hubungan antar variabel yang bersifat multiple relationship. Hubungan ini dibentuk dalam model struktural (hubungan antara variabel laten dependen dan independen). Stuctural Equation Model juga mampu untuk menggambarkan pola hubungan antara konstrak laten (unobserved) dan variabel manifest (variabel indikator) (Yamin dan Kurniawan, 2009). Analisis SEM tepat digunakan untuk menganalisis kajian yang berhubungan dengan perilaku konsumen, karena SEM dapat menterjemahkan hubungan variabel-variabel sosial yang pada umumnya bersifat laten atau tidak dapat diukur secara langsung. Ditambah lagi, SEM itu sendiri merupakan gabungan dari dua metode statistik yang salah satunya adalah analisis faktor yang dikembangkan dalam ilmu psikologi atau sosiologi. Melalui analisis SEM, akan dapat diketahui hubungan-hubungan antar variabel berserta koefisiennya yang tidak dapat diukur atau diamati secara langsung namun dapat didekati melalui variabel-variabel indikatornya. Bab ini memaparkan tahapan penganalisaan model SEM yang diestimasi. Dimulai dengan menganalisa model awal, kemudian menguji kecocokan model awal, jika model kurang baik maka model tersebut mengalami respesifikasi, kemudian diuji lagi sampai model telah memenuhi goodness of. Setelah mendapat model yang sudah baik, maka dianalisis hubungan-hubungan antar variabel untuk membuktikan kebenaran teori yang melandasinya Analisis Model Awal Model SEM yang dianalisis pada penelitian ini yaitu model hybrid (full SEM model) atau model gabungan antara model pengukuran dengan model struktural. Model pengukuran memperlihatkan hubungan antara variabel indikator dengan variabel laten eksogen. Hubungan yang diperlihatkan pada model pengukuran yaitu seberapa kuat variabel indikator dalam mengukur atau 90

2 merefleksikan setiap variabel laten eksogennya. Variabel laten eksogen yang ditetapkan merujuk pada teori dimensi kualitas pelayanan yang terdiri dari lima dimensi, antara lain dimensi tangibles, reliability, responsiveness, assurance, dan emphaty. Model pengukuran yang diterapkan pada penelitian ini yaitu model pengukuran kon generik, karena setiap variabel indikator merupakan refleksi dari sebuah variabel laten. Model struktural memperlihatkan hubungan antara variabel laten eksogen dengan variabel laten endogen. Variabel laten endogen yang ditetapkan pada penelitian ini yaitu variabel kepuasan dan loyalitas. Selain berperan sebagai variabel endogen, variabel kepuasan juga berperan sebagai variabel eksogen, karena pada model penelitian ini dan secara teori variabel kepuasan mempunyai hubungan yang erat terhadap variabel loyalitas. Setiap variabel endogen memiliki variabel-variabel indikator yang merefleksikannya. Secara keseluruhan hubungan antara model pengukuran dengan model struktural didasari oleh teori-teori ahli. Teori yang pertama yaitu variabel kepuasan dibentuk oleh lima dimensi kualitas pelayanan. Teori yang berikutnya yaitu kepuasan memiliki hubungan terhadap loyalitas pengunjung, artinya pengunjung yang merasa puas dengan pelayanan yang diberikan akan menjadi loyal terhadap TRKWC. Teori yang terakhir yaitu variabel loyalitas merupakan refleksi atau diindikasikan oleh indikator-indikator seperti melakukan kunjungan kembali, respon jika terjadi kenaikan harga, dan merekomendasikan kepada orang lain. Berdasarkan teori-teori yang diterapkan, kemudian dikembangkan suatu model SEM dalam bentuk path diagram. Pengembangan path diagram bertujuan untuk mempermudah dalam pemahaman hubungan antar variabel pada model. Model tersebut kemudian diestimasi untuk memperoleh nilai atau koefisien yang ada dalam model. Metode estimasi yang digunakan yaitu maximum likelihood. Hasil SEM yang telah diestimasi dalam hasil estimasi berupa standardized solution dapat dilihat pada Gambar

3 Gambar 29. Path Diagram Model Kepuasan dan Loyalitas Pengunjung Taman Rekreasi Kampoeng Wisata Cinangneng, Estimasi Standardized Solution Model dengan hasil estimasi standardized solution seperti pada Gambar 29 di atas, digunakan untuk mengetahui keeratan hubungan antar variabel dalam model. Pada model pengukuran dapat diketahui besaran muatan faktor (factor loading) yang menunjukkan seberapa kuat variabel indikator merefleksikan atau mengukur setiap variabel laten, baik variabel laten eksogen maupun variabel laten endogen. Sementara itu, pada model struktural dapat diketahui besaran koefisien gamma dan beta untuk memperlihatkan keeratan hubungan antar variabel laten Uji Kecocokan Model (Goodness of ) Model awal yang telah diestimasi harus diuji kecocokannya atau tingkat kebaikannya sebelum model tersebut benar-benar diterima dan diusulkan kepada pihak TRKWC sebagai gambaran yang sebenarnya dari kepuasan dan loyalitas pengunjung. Terdapat beberapa ukuran derajat kecocokan yang dapat digunakan secara saling mendukung untuk memperlihatkan bahwa model secara keseluruhan 92

4 sudah baik. Cara pengujian ini yaitu dengan mencocokkan kriteria ukuran absolute measures (ukuran kecocokan absolut), incremental measures (ukuran kecocokan inkremental) yang sudah ditetapkan seperti pada Tabel 7 dan Tabel 8 dan ukuran parsimonious measures (ukuran kecocokan parsimoni) seperti pada bab empat dengan hasil goodness of statistics hasil estimasi model awal seperti pada Lampiran 4. Uji kecocokan absolute measures (ukuran kecocokan absolut) dan incremental measures (ukuran kecocokan inkremental) pada model awal dapat dilihat pada Tabel 10 dan Tabel 11. Tabel 10. Hasil Uji Kecocokan Absolute Measures (Ukuran Kecocokan Absolut) pada Model Awal Goodness-of- Cut-Off-Value Hasil Estimasi Model Awal Keterangan Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) Goodness of Index (GFI) RMSEA 0,05 = close 0,05 < RMSEA 0,08 = good 0,08 < RMSEA 0,10 = marginal RMSEA > 0,10 = poor GFI < 0,80 = poor 0,125 Poor 0,72 Poor Berdasarkan Tabel 10 diketahui bahwa kedua ukuran kecocokan absolut memperlihatkan kriteria yang poor. Dengan demikian, ukuran kecocokan absolut model tidak baik dan model belum dapat menggambarkan data empiris. 93

5 Tabel 11. Hasil Uji Kecocokan Incremental Measures (Ukuran Kecocokan Inkremental) pada Model Awal Goodness-of- Cut-Off-Value Hasil Estimasi Model Awal Keterangan Normed Index (NFI) Tucker-Lewis Index atau Non- Normed Index (TLI atau NNFI) Comparative Index (CFI) Incremental Index (IFI) Relative Index (RFI) GFI < 0,80 = poor GFI < 0,80 = poor GFI < 0,80 = poor GFI < 0,80 = poor GFI < 0,80 = poor 0,83 Marginal 0,85 Marginal 0,87 Marginal 0,88 Marginal 0,79 Poor Berdasarkan Tabel 11 diketahui bahwa empat dari lima ukuran kecocokan inkremental sudah masuk ke dalam kriteria marginal dan satu kriteria masih poor. Dengan demikian, pada ukuran kecocokan ini model sudah terlihat cukup baik. Uji kecocokan ukuran parsimonious measures (ukuran kecocokan parsimoni) diukur dengan normed chi-square. Nilai normed chi-square pada model awal sebesar 2,54. Nilai tersebut berada pada selang nilai yang disarankan dengan batas bawah = 1,0 dan batas atas = 3,0, sehingga model sudah sesuai dengan data (good ). Dapat disimpulkan, model sudah terlihat baik pada uji kecocokan parsimoni dan sudah cukup baik pada uji kecocokan inkremental. Namun demikian, pada uji kecocokan absolut model belum terlihat baik dalam menggambarkan data empiris. Hubungan pada model pun belum dapat disesuaikan dengan teori yang melandasinya. Oleh karena itu, model awal ini harus mengalami respesifikasi agar model menjadi lebih baik. 94

6 8.3. Respesifikasi Model Model awal yang telah diestimasi belum memperlihatkan hasil pengujian kecocokan yang baik. Model tersebut dikatakan belum baik karena GOF model masih ada yang belum memenuhi kriteria kebaikan model, seperti pada uji kecocokan absolut yang kedua kriterianya masuk ke dalam kriteria poor. Respesifikasi model dapat dilakukan dengan beberapa cara. Respesifikasi yang dilakukan pada penelitian ini yaitu dengan menghilangkan beberapa variabel indikator. Variabel-variabel indikator yang dihilangkan dari model adalah variabel yang memiliki nilai muatan faktor terkecil. Penghilangan beberapa variabel indikator yang memiliki nilai muatan faktor terkecil akan membuat GOF model menjadi semakin baik. Proses penghilangan variabel indikator dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama yaitu dengan menghilangkan varibel X15 dan X16, kemudian diestimasi dan ternyata hasil GOF nya masih kurang baik. Tahap yang kedua yaitu dengan menambah variabel indikator yang dihilangkan yaitu variabel X22, kemudian diestimasi dan ternyata hasil GOF sudah baik. Hasil analisis SEM setelah mengalami proses respesifikasi (setelah menghilangkan variabel X15, X16, dan X22) dalam hasil estimasi standardized solution dapat dilihat pada Gambar

7 Gambar 30. Path Diagram Model Kepuasan dan Loyalitas Pengunjung Taman Rekreasi Kampoeng Wisata Cinangneng Setelah Respesifikasi, Estimasi Standardized Solution 8.4. Uji Kecocokan Model Setelah Respesifikasi Setelah model mengalami respesifikasi, maka selanjutnya model tersebut diuji kembali kecocokannya. Seperti pada sub bab 8.2 sebelumnya, pengujian ini dilakukan dengan mencocokkan kriteria ukuran kecocokan absolut, ukuran kecocokan inkremental, dan ukuran kecocokan parsimoni yang sudah ditetapkan dengan hasil goodness of statistics hasil estimasi model setelah direspesifikasi seperti pada Lampiran 5. Uji kecocokan absolute measures (ukuran kecocokan absolut) dan incremental measures (ukuran kecocokan inkremental) pada model setelah direspesifikasi dapat dilihat pada Tabel 12 dan Tabel

8 Tabel 12. Hasil Uji Kecocokan Absolute Measures (Ukuran Kecocokan Absolut) pada Model Setelah Direspesifikasi Goodness-of- Cut-Off-Value Hasil Estimasi Model Awal Keterangan Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) Goodness of Index (GFI) RMSEA 0,05 = close 0,05 < RMSEA 0,08 = good 0,08 < RMSEA 0,10 = marginal RMSEA > 0,10 = poor GFI < 0,80 = poor 0,10 Marginal 0,80 Marginal Berdasarkan Tabel 12 Diketahui bahwa, setelah mengalami respesifikasi model, kedua ukuran kecocokan absolut sudah mengalami perbaikan. Kedua kriteria (RMSEA dan GFI) sudah memperlihatkan kriteria marginal. Dengan demikian, ukuran kecocokan absolut model sudah cukup baik menggambarkan data empiris. dalam Tabel 13. Hasil Uji Kecocokan Incremental Measures (Ukuran Kecocokan Inkremental) pada Model Setelah Direspesifikasi Goodness-of- Cut-Off-Value Hasil Estimasi Model Awal Keterangan Normed Index (NFI) Tucker-Lewis Index atau Non- Normed Index (TLI atau NNFI) Comparative Index (CFI) Incremental Index (IFI) Relative Index (RFI) GFI < 0,80 = poor GFI < 0,80 = poor GFI < 0,80 = poor GFI < 0,80 = poor GFI < 0,80 = poor 0,86 Marginal 0,87 Marginal 0,90 Good 0,91 Good 0,82 Marginal 97

9 Berdasarkan Tabel 13, dapat diketahui bahwa setelah model mengalami respesifikasi terdapat beberapa perbaikan pada ukuran kecocokan inkremental model. Ukuran RFI mengalami perbaikan dengan peningkatan nilai GOF menjadi 0,82, sehingga kriterianya berubah menjadi marginal. Kriteria dari ukuran CFI dan IFI juga mengalami perbaikan menjadi good. Dengan demikian, pada ukuran kecocokan ini model sudah terlihat cukup baik. Ukuran normed chi-square pada uji kecocokan ukuran parsimonious measures (ukuran kecocokan parsimoni) setelah model mengalami respesifikasi mempunyai nilai sebesar 2,11. Nilai tersebut berada pada selang nilai yang disarankan dengan batas bawah = 1,0 dan batas atas = 3,0, sehingga model sudah sesuai dengan data (good ). Ukuran GOF dengan kriteria good seperti normed chi-square, memperlihatkan bahwa model mempunyai parsimoni atau kehematan tinggi karena model memiliki parameter relatif sedikit dengan DF yang relatif banyak. Ukuran CFI dan IFI juga memiliki kriteria good memperlihatkan bahwa tingkat kecocokan model-data dari model yang diusulkan mendekati saturated model (best ) dibandingkan dengan independence model (worst ) pada model dasar. Secara keseluruhan, dari tiga uji kecocokan model yang telah dilakukan dapat dikatakan bahwa model sudah baik. Pada uji kecocokan absolut dan uji kecocokan inkremental model sudah terlihat cukup baik, sedangkan pada uji kecocokan parsimoni model sudah baik dalam menggambarkan data empiris. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa model telah baik dalam menggambarkan data dan kondisi yang sebenarnya sehingga dapat disesuaikan dengan teori yang melandasinya. Output hasil analisis SEM pada model setelah respesifikasi secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran Hubungan Antar Variabel Structural Equation Model Berdasarakan hasil estimasi model yang telah mengalami perbaikan, diperoleh besaran-besaran atau koefisien-koefisien yang dapat menunjukkan hubungan antar variabel. Hubungan-hubungan tersebut diinterpretasikan untuk memperlihatkan keeratan atau kekuatan hubungan suatu variabel terhadap variabel lainnya. Hubungan-hubungan tersebut terjadi dalam model pengukuran maupun model struktural. 98

10 Hubungan Antara Variabel Indikator (λ x ) terhadap Variabel Laten Eksogen (Dimensi Kualitas Pelayanan (ξ)) Hubungan yang dijelaskan pada sub bab ini adalah hubungan setiap dimensi kualitas pelayanan yang terdiri dari dimensi tangibles, reliability, responsiveness, assurance, dan emphaty dengan masing-masing variabel indikatornya. Hubungan ini terjadi pada model pengukuran untuk melihat seberapa besar atau kuat variabel indikator mengukur atau merefleksikan variabel latennya. Koefisien atau nilai muatan faktor (λ) variabel indikator dalam model pengukuran dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Nilai Muatan Faktor (λ) Variabel Indikator Dalam Model Pengukuran Variabel Laten Variabel Indikator Muatan Faktor (λ) X11 0,44 Tangibles (ξ 1 ) X12 0,61 (Variabel laten eksogen) X13 0,77 X14 0,83 Reliability (ξ 2 ) (Variabel laten eksogen) Responsiveness (ξ 3 ) (variabel laten eksogen) Assurance (ξ 4 ) (Variabel laten eksogen) Emphaty (ξ 5 ) (Variabel laten eksogen) Kepuasan (ε 1 ) (Variabel laten endogen) Loyalitas (ε 2 ) (Variabel laten endogen) X21 0,54 X23 0,47 X31 0,80 X32 0,79 X41 0,54 X42 0,86 X43 0,94 X51 0,77 X52 0,97 Y11 0,75 Y21 0,84 Y22 0,82 Y23 0,72 1) Hubungan Variabel Indikator terhadap Dimensi Tangibles Awalnya dimensi tangibles dibangun oleh enam variabel indikator, namun setelah mengalami respesifikasi model dengan menghilangkan X15 dan X16 tersisa empat variabel indikator pada dimensi tangibles yang mencerminkan kondisi fisik yang ada di TRKWC. Berdasarkan nilai muatan 99

11 faktor (λ) seperti yang dapat dilihat pada Tabel 14, diketahui bahwa variabel indikator yang paling dominan mengukur dimensi tangibles yaitu keasrian, kenyamanan, dan kebersihan lokasi (X14) dengan nilai muatan faktor sebesar 0,83. Hal ini dikarenakan, banyaknya responden mengatakan bahwa TRKWC merupakan tempat yang nyaman karena keasrian dan kebersihannya, dan hal tersebut merupakan faktor utama yang menarik responden untuk berkunjung. Bahkan sebesar 24 persen dari responden menyatakan sangat setuju dengan hal tersebut. Sementara itu, variabel indikator yang terkecil mengukur dimensi tangibles yaitu kondisi fasilitas yang disediakan oleh TRKWC (X11) sebesar 0,40. Hal ini disebabkan karena beberapa responden menyatakan bahwa fasilitas yang disediakan TRKWC masih belum lengkap. Dapat disimpulkan bahwa indikator yang paling dominan dan yang paling diutamakan oleh responden dalam mengukur atau merefleksikan dimensi tangibles TRKWC adalah keasrian, kenyamanan, dan kebersihan lokasi (X14). 2) Hubungan Variabel Indikator terhadap Dimensi Reliability Dimensi reliability pada mulanya dibentuk oleh tiga variabel indikator, namun setelah mengalami respesifikasi model dengan menghilangkan X22 tersisa dua variabel indikator pada dimensi reliability. Berdasarkan nilai muatan faktor yang diperoleh seperti pada Tabel 14, dapat diketahui bahwa indikator yang memiliki muatan faktor terbesar dalam mengukur dimensi reliability yaitu manfaat kegiatan wisata (X21) sebesar 0,54. Responden beralasan bahwa manfaat kegiatan wisata merupakan salah satu hal yang diutamakan dan dipertimbangkan oleh responden sebelum melakukan kunjungan wisata. Sebanyak 42 persen dari keseluruhan responden menyatakan sangat setuju bahwa kegiatan wisata di TRKWC dapat memberikan manfaat serta nilai pendidikan, seperti dapat mengetahui kegiatan pertanian dan mengetahui serta melestarikan kebudayaan Jawa Barat. Sementara itu, variabel indikator yang terkecil mengukur dimensi reliability yaitu kesesuaian harga dengan kualitas dan pelayanan (X23) dengan muatan faktor sebesar 0,47. Para responden menyatakan, seharusnya harga yang ditetapkan sesuai dengan kualitas dan pelayanan yang diberikan oleh 100

12 TRKWC. Cukup banyak responden yang berpendapat bahwa pelayanan yang diberikan oleh TRKWC tidak sebanding dengan harga yang ditetapkan. Mereka beralasan demikian karena fasilitas yang disediakan oleh TRKWC kurang lengkap dan pelayanannya perlu ditingkatkan. Kedua variabel indikator tersebut memiliki peranan yang penting bagi responden sebagai pertimbangan untuk berkunjung, namun variabel manfaat kegiatan wisata (X21) merupakan variabel yang lebih diutamakan oleh para responden dan paling dominan dalam mengukur atau merefleksikan dimensi reliability TRKWC. 3) Hubungan Variabel Indikator terhadap Dimensi Responsiveness Variabel-variabel indikator yang membangun dimensi ini yaitu kesediaan memberikan bantuan dan penjelasan (X31) serta kecepatan dan ketanggapan melayani pengunjung (X32). Kedua indikator tersebut samasama memiliki nilai muatan faktor yang cukup besar, namun indikator yang memiliki muatan faktor terbesar yaitu indikator X31 sebesar 0,80, sedangkan indikator X32 memiliki nilai muatan faktor terkecil sebesar 0,79. Sebagian besar responden berpendapat bahwa karyawan dan pemandu selalu bersedia memberikan bantuan dan penjelasan kepada para pengunjung. Mereka juga berharap agar karyawan dan pemandu dapat lebih cepat dan tanggap dalam melayani pengunjung. Dapat disimpulkan bahwa indikator yang paling dominan dalam mengukur atau merefleksikan dimensi responsiveness TRKWC dan yang paling memenuhi harapan responden adalah kesediaan memberikan bantuan dan penjelasan (X31). 4) Hubungan Variabel Indikator terhadap Dimensi Assurance Dimensi assurance dibangun oleh tiga variabel indikator. Berdasarkan nilai muatan faktor pada setiap hubungan antara variabel indikator dengan dimensi assurance, dapat diketahui bahwa variabel indikator yang paling dominan mengukur dimensi ini yaitu pengetahuan karyawan dan pemandu yang baik (X43) dengan nilai muatan faktor sebesar 0,94. Hal ini dikarenakan, banyaknya responden mengatakan bahwa karyawan dan pemandu sudah memiliki pengetahuan yang baik, karena hampir semua karyawan berasal dari daerah setempat, sehingga mengerti akan seluk beluk 101

13 Kampung Cinangneng dan kegiatan-kegiatan yang biasa mereka lakukan sehari-hari. Sementara itu, variabel indikator yang terkecil mengukur dimensi ini yaitu tingkat keamanan (X41) dengan nilai muatan faktor sebesar 0,54. Hal ini disebabkan karena beberapa responden menyatakan bahwa tingkat keamanan dalam kegiatan wisata harus ditingkatkan seperti ditambahnya pagar pembatas di area yang curam dan petugas keamanan harus berpatroli di keseluruhan area wisata TRKWC. Dapat disimpulkan bahwa variabel indikator yang paling memenuhi harapan responden dan yang paling dominan dalam mengukur atau merefleksikan dimensi assurance TRKWC adalah pengetahuan karyawan dan pemandu yang baik (X43). 5) Hubungan Variabel Indikator terhadap Dimensi Emphaty Dimensi emphaty dibentuk oleh dua variabel indikator, yaitu respon terhadap keluhan pengunjung (X51) dan perhatian secara personal (X52). Berdasarkan nilai muatan faktor yang diperoleh, dapat diketahui bahwa indikator yang memiliki muatan faktor terbesar dalam mengukur dimensi emphaty yaitu kemampuan karyawan dan pemandu dalam memberikan perhatian secara personal kepada pengunjung (X52) sebesar 0,97. Dengan kata lain, indikator X52 merupakan atribut yang paling dapat memenuhi harapan responden. Sebagian besar responden berpendapat bahwa, karyawan dan pemandu sudah baik dalam memberikan perhatian secara personal kepada setiap pengunjung. Sementara itu, variabel indikator yang terkecil mengukur dimensi ini yaitu respon karyawan dan pemandu terhadap keluhan pengunjung (X51) dengan muatan faktor sebesar 0,77. Walaupun demikian, indikator X51 juga sudah dapat memenuhi harapan responden, karena mereka berpendapat bahwa karyawan dan pemandu sudah merespon dengan baik keluhan dari pengunjung. Dapat disimpulkan bahwa variabel indikator yang paling memenuhi harapan responden dan yang paling dominan dalam mengukur atau merefleksikan dimensi emphaty TRKWC adalah kemampuan karyawan dan pemandu dalam memberikan perhatian secara personal kepada pengunjung (X52). 102

14 Hubungan Antara Variabel Indikator (λ y ) terhadap Variabel Laten Endogen (Kepuasan (η 1 ) dan Loyalitas (η 2 )) Hubungan yang dijelaskan pada sub bab ini adalah hubungan setiap variabel laten endogen yaitu kepuasan dan loyalitas dengan masing-masing variabel indikatornya. Hubungan-hubungan tersebut merupakan hubungan yang terjadi pada model pengukuran untuk melihat seberapa besar atau kuat variabel indikator mengukur atau merefleksikan variabel laten endogen. 1) Hubungan Variabel Indikator (Overall Satisfaction) terhadap Variabel Laten Endogen (Kepuasan) Variabel kepuasan diukur oleh variabel indikator kepuasan berkunjung (overall satisfaction) (Y11). Indikator tersebut merupakan atribut untuk mengetahui informasi mengenai kepuasan responden secara keseluruhan terhadap fasilitas dan pelayanan yang diberikan oleh TRKWC. Nilai muatan faktor indikator Y11 sebesar 0,76. Nilai muatan faktor indikator Y11 cukup besar, karena 50 persen responden menyatakan puas dan telah mendapatkan apa yang diharapkan setelah berkunjung di TRKWC. Mereka berpendapat, secara keseluruhan kegiatan wisata yang dilakukan menarik dan memiliki nilai pendidikan, fasilitas yang disediakan cukup lengkap dan dalam kondisi yang baik, dan pelayanan yang diberikan oleh karyawan serta pemandu sudah baik. 2) Hubungan Variabel Indikator terhadap Variabel Laten Endogen (Loyalitas) Variabel loyalitas dibangun oleh tiga variabel indikator. Berdasarkan nilai muatan faktor yang telah diketahui sebelumnya, variabel indikator yang mempunyai nilai muatan faktor terbesar dalam mengukur variabel loyalitas yaitu kemauan pengunjung untuk melakukan kunjungan ulang (Y21) sebesar 0,84. Tingginya nilai muatan faktor Y21 disebabkan sebagian besar responden mengatakan bahwa mereka tertarik untuk berkunjung kembali dan mencoba paket lain yang ditawarkan TRKWC, karena kepuasan dan pengalaman yang mereka peroleh telah sesuai dengan apa yang diharapkan. Sementara itu, variabel indikator yang terkecil mengukur variabel ini yaitu rekomendasi TRKWC kepada orang lain (Y23) sebesar 0,72. Dapat disimpulkan bahwa indikator yang paling dominan dalam mengukur atau merefleksikan loyalitas pengunjung TRKWC adalah kemauan pengunjung untuk melakukan kunjungan ulang (Y21). Ketiga variabel indikator loyalitas 103

15 yang memiliki nilai muatan faktor yang besar, menunjukkan bahwa indikatorindikator tersebut sudah baik dalam mencerminkan loyalitas pengunjung TRKWC Hubungan Dimensi Kualitas Pelayanan (ξ) terhadap Variabel Kepuasan (η 1 ) dan Loyalitas (η 2 ) Hubungan antar dimensi kualitas pelayanan dengan variabel kepuasan dan loyalitas merupakan hubungan yang terjadi pada model struktural. Adanya hubungan tersebut dapat memperlihatkan keeratan hubungan antar variabel laten. Koefisien atau nilai gamma (γ) dan beta (β) dari hubungan antar variabel laten dalam model struktural dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Nilai Gamma (γ) dan Beta (β) dari Hubungan Antar Variabel Laten dalam Model Struktural Variabel Laten Eksogen Variabel Laten Endogen Koefisien (γ, β) Tangibles Kepuasan -0,94 Reliability Kepuasan 0,65 Responsiveness Kepuasan 0,34 Assurance Kepuasan 0,44 Emphaty Kepuasan 0,47 Kepuasan Loyalitas 1,00 Berdasarkan nilai atau koefisien gamma (γ) antar variabel laten eksogen terhadap variabel laten endogen seperti pada Tabel 15, diketahui bahwa kelima variabel laten eksogen (variabel dimensi kualitas pelayanan) memiliki besaran koefisien yang beragam. Koefisien tersebut memperlihatkan besar kecilnya keeratan hubungan antar dimensi terhadap variabel kepuasan dan loyalitas. Dimensi yang paling erat atau paling kuat hubungannya terhadap kepuasan adalah dimensi tangibles karena memiliki koefisien terbesar sebesar -0,94. Hal ini dikarenakan, dimensi tangibles merupakan dimensi yang paling diperhatikan oleh responden yang dibuktikan dengan banyaknya responden yang memberikan saran dan masukan terhadap atribut atau variabel indikator yang merefleksikan dimensi ini. Variabel-variabel indikator tersebut terkait dengan kondisi fisik TRKWC seperti keadaan dan suasana lokasi serta kondisi fasilitas yang disediakan, 104

16 tentunya variabel indikator tersebut menjadi perhatian responden, karena kondisi fisik dan fasilitas sangat mendukung dan mempengaruhi kenyamanan dalam berwisata. Eratnya hubungan dimensi tangibles dengan kepuasan juga dikarenakan tingginya variasi pada dimensi ini dan besaran nilai muatan faktor dari setiap variabel indikatornya, seperti variabel indikator keasrian, kenyamanan, dan kebersihan lokasi (X14) yang memiliki nilai muatan faktor terbesar serta nilai muatan faktor dari ketiga variabel indikator lainnya. Dimensi lainnya yang memiliki hubungan yang cukup erat terhadap variabel kepuasan yaitu dimensi reliability dengan nilai gamma sebesar 0,65. Keeratan hubungan tersebut dikarenakan pada dimensi ini terdapat variabel indikator yang menjadi salah satu fokus perhatian responden seperti indikator manfaat kegiatan wisata (X21) yang memiliki nilai muatan faktor terbesar serta indikator kesesuaian harga dengan kualitas dan pelayanan TRKWC (X22). Namun demikian, dimensi emphaty dan dimensi assurance memiliki hubungan yang tidak terlalu kuat terhadap kepuasan dengan nilai gamma masing-masing sebesar 0,47 dan 0,44. Besaran hubungan dimensi emphaty terhadap kepuasan juga dipengaruhi oleh indikator kemampuan karyawan dalam memberikan perhatian secara personal (X52) yang menjadi indikator yang paling dominan mengukur dimensi emphaty. Sementara itu, indikator pengetahuan karyawan yang baik (X43) merupakan salah satu indikator yang mempengaruhi hubungan antara dimensi assurance terhadap kepuasan. Dimensi responsiveness merupakan dimensi yang memiliki hubungan terhadap kepuasan yang paling lemah dibandingkan dengan dimensi lainnya yaitu sebesar 0,34. Hubungan yang terjadi antara dimensi responsiveness terhadap kepuasan juga dipengaruhi oleh nilai variabel indikator kesediaan karyawan dalam memberikan bantuan (X31) yang menjadi indikator yang paling dominan mengukur dimensi responsiveness. Dapat disimpulkan bahwa masing-masing dari kelima dimensi kualitas pelayanan mempunyai hubungan terhadap variabel kepuasan dengan keeratan hubungan yang berbeda-beda. Koefisien atau nilai beta (β) pada hubungan antara variabel kepuasan dengan variabel loyalitas sebesar 1,00. Koefisien tersebut merupakan nilai maksimum beta dan nilai hubungan terbesar dalam model. Koefisien yang sangat 105

17 besar tersebut mengartikan bahwa kepuasan benar-benar memiliki hubungan yang sangat erat terhadap loyalitas. Hal tersebut juga menjelaskan bahwa pengunjung TRKWC yang puas karena kebutuhannya telah terpenuhi dan pelayanan yang diberikan oleh TRKWC sesuai dengan harapannya, maka pengunjung tersebut akan menjadi setia dan percaya terhadap TRKWC dengan melakukan tindakan seperti melakukan kunjungan ulang dan merekomendasikan TRKWC kepada orang lain. Pengunjung tersebut merupakan pengunjung yang loyal terhadap TRKWC. 106

VIII ANALISIS SERVICE QUALITY DALAM MEMBENTUK KEPUASAN DAN LOYALITAS

VIII ANALISIS SERVICE QUALITY DALAM MEMBENTUK KEPUASAN DAN LOYALITAS VIII ANALISIS SERVICE QUALITY DALAM MEMBENTUK KEPUASAN DAN LOYALITAS Faktor faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen dapat diidentifikasi dengan melihat faktor eksternal dan internak yang mempengaruhi

Lebih terperinci

ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM)

ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM) VII ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM) Strutural Equation Model (SEM) merupakan suatu teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis hubungan antara variabel laten dengan variabel teramati sebagai

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS STRUCTUAL EQUATION MODEL (SEM)

VIII. ANALISIS STRUCTUAL EQUATION MODEL (SEM) Atribut yang ditetapkan pada variabel kepuasan merupakan atribut mengenai kepuasan konsumen secara keseluruhan (overall satisfaction). Berdasarkan sebaran pilihan responden, lebih dari setengah dari jumlah

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Deskriptif 1. Analisis secara deskriptif Bagian ini akan membahas hasil pengolahan data yang telah dikumpulkan dari lapangan berdasarkan karakteristik

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Taman Rekreasi Kampoeng Wisata Cinangneng (TRKWC) yang berlokasi di Jalan Raya Bogor-Leuwiliang km.11, Desa Cihideung Udik,

Lebih terperinci

VII DIMENSI KUALITAS PELAYANAN, KEPUASAN, DAN LOYALITAS RESPONDEN TAMAN REKREASI KAMPOENG WISATA CINANGNENG

VII DIMENSI KUALITAS PELAYANAN, KEPUASAN, DAN LOYALITAS RESPONDEN TAMAN REKREASI KAMPOENG WISATA CINANGNENG VII DIMENSI KUALITAS PELAYANAN, KEPUASAN, DAN LOYALITAS RESPONDEN TAMAN REKREASI KAMPOENG WISATA CINANGNENG Kepuasan dan loyalitas pengunjung dapat diketahui secara tidak langsung melalui penilaian mereka

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Profil Responden Bagian ini akan membahas karakteristik responden. Karakteristik dasar responden yang ditanyakan adalah jenis kelamin, pendidikan formal terakhir, usia, jenis

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang ditinjau dari nilai rata-rata (mean) dan standar deviasi.

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 44 BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian 4.1.1 Pelaksanaan Pre-test Untuk menguji konstruk pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner, peneliti melakukan pre-test kepada 30 responden

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Restoran Pia Apple Pie yang berlokasi di jalan Pangrango 10 Bogor. Penentuan lokasi penelitian ini dengan pertimbangan

Lebih terperinci

VII. ANALISIS HUBUNGAN KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN RESTORAN PIA APPLE PIE BOGOR

VII. ANALISIS HUBUNGAN KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN RESTORAN PIA APPLE PIE BOGOR VII. ANALISIS HUBUNGAN KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN RESTORAN PIA APPLE PIE BOGOR 7.1. Hasil Analisis SEM (Structural Equation Modelling) Model pada penelitian ini terdiri dari enam variabel laten, yaitu

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Pengumpulan Data Pada bagian ini dilakukan proses pengumpulan dan pengolahan data tahap awal serta pengumpulan data tahap akhir. Pengumpulan data pada penelitian

Lebih terperinci

59

59 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian 5.1.1. Pendahuluan Tahapan pada bab ini adalah analisa hasil penelitian dengan cara mengolah data-data yang didapatkan sebelumnya, sehingga dapat

Lebih terperinci

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA.

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA. Structural Equation Modeling (SEM) adalah alat analisis statistik yang dipergunakan untuk menyelesaikan model bertingkat secara serempak yang tidak dapat diselesaikan oleh persamaan regresi linear. SEM

Lebih terperinci

4. ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA

4. ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA 41 4. ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA Pada bab ini akan dibahas hasil penelitian dan interpretasinya. Pembahasan dalam bab 4 ini meliputi gambaran umum yang menjadi subyek penelitian, analisis model SEM,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. seluruh karyawan yang menggunakan sistem ERP di PT Angkasa Pura II

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. seluruh karyawan yang menggunakan sistem ERP di PT Angkasa Pura II 62 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian Data penelitian ini diperoleh melalui kuesioner yang disebarkan kepada seluruh karyawan yang menggunakan sistem ERP di PT Angkasa Pura II (Persero).

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil Uji Validitas Kepuasan dan Loyalitas Pengunjung Taman Rekreasi Kampoeng Wisata Cinangneng

Lampiran 1. Hasil Uji Validitas Kepuasan dan Loyalitas Pengunjung Taman Rekreasi Kampoeng Wisata Cinangneng LAMPIRAN 118 Lampiran 1. Hasil Uji Validitas Kepuasan dan Loyalitas Pengunjung Taman Rekreasi Kampoeng Wisata Cinangneng No Variabel Indikator Notasi Hasil Uji Validitas Ketarangan r hitung r tabel Valid

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 103 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Survei Dari 25 kantor LPND sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 11 Tahun 2005, No. 81 Tahun 2006, No. 08 Tahun 2008, dan No. 09 Tahun 2008,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI) merupakan salah satu produsen motor yang memiliki pangsa pasar cukup luas. Dengan meningkatnya permintaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan landasan yang valid dan reliabel untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan landasan yang valid dan reliabel untuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini bertujuan untuk memberikan landasan yang valid dan reliabel untuk menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi yang diperoleh dari penelitian

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian 4.1.1 Pelaksanaan Pre-Test Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pre-test terlebih dahulu sebelum menyebarkan kuesioner yang sebenarnya kepada

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM)

VIII. ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM) VIII. ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM) Structural Equation Model (SEM) merupakan suatu teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis hubungan antara variabel laten dengan variabel teramati

Lebih terperinci

With AMOS Application

With AMOS Application ASUMSI DAN PERSYARATAN PADA STRUCTURAL EQUATION MODELLING (SEM) With AMOS Application Eko Budi Setiawan, S.Kom., M.T. Asumsi dan persyaratan penting saat menggunakan SEM 1. Sample Size 2. Normalitas Data

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN MAHASISWA DALAM PEMILIHAN JURUSAN MENGGUNAKAN STRUCTURAL EQUATION MODELING

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN MAHASISWA DALAM PEMILIHAN JURUSAN MENGGUNAKAN STRUCTURAL EQUATION MODELING ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN MAHASISWA DALAM PEMILIHAN JURUSAN MENGGUNAKAN STRUCTURAL EQUATION MODELING (SEM) (Studi Kasus di Jurusan Statistika Universitas Diponegoro Semarang) SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. estimasi loading factor, bobot loading factor (factor score wight), dan error variance

BAB V PEMBAHASAN. estimasi loading factor, bobot loading factor (factor score wight), dan error variance BAB V PEMBAHASAN 5.1 Analisis Konfirmatori Analisis faktor konfirmatori dalam penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan estimasi loading factor, bobot loading factor (factor score wight), dan error variance

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Desain penelitian ini merupakan gabungan antara penelitian explanatory dengan pendekatan deskriptif kuantitatif. Metode penelitian explanatory digunakan karena

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Penelitian Penelitian ini menganalisa bagaimana pengaruh kepribadian, komunikasi, dan kelompok referensi terhadap pengambilan keputusan konsumen menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini adalah masyarakat kecamatan cengkareng jakarta barat. Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini adalah masyarakat kecamatan cengkareng jakarta barat. Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian ini menganalisa bagaimana pengaruh sikap konsumen dan citra merek terhadap minat beli telepon seluler lumia. Subjek yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. wilayah kecamatan Cengkareng Jakarta Barat. Penelitian yang dilakukan terbagi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. wilayah kecamatan Cengkareng Jakarta Barat. Penelitian yang dilakukan terbagi BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan tempat penelitian Dalam penelitian ini peneliti mengambil waktu dan lokasi penelitian pada wilayah kecamatan Cengkareng Jakarta Barat. Penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Demografi Objek Penelitian Demografi data dari objek penelitian dalam penelitian ini ditampilkan pada Tabel 4.1, yaitu berisi data mengenai umur mahasiswa, jenis kelamin

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Beberapa teori yang terkait dalam skripsi ini adalah sebagai berikut: Systems Engineering (SE) Structural Equation Modeling (SEM) Fuzzy Serqual (Service Quality) Seperti yang telah

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Waroeng Taman Kota Bogor yang berlokasi di Jl. Ceremai, kawasan Taman Kencana, Bogor. Pemilihan lokasi penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jooyeon Ha dan Soo Cheong Jang (2009). Rancangan yang digunakan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jooyeon Ha dan Soo Cheong Jang (2009). Rancangan yang digunakan dalam BAB III METODOLOGI PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Jooyeon Ha dan Soo Cheong Jang (2009). Rancangan yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Purbalingga, Jawa

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Purbalingga, Jawa BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Alasan memilih Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah karena untuk memudahkan penulis

Lebih terperinci

PENERAPAN STRUCTURAL EQUATION MODELING (SEM) UNTUK ANALISIS KOMPETENSI ALUMNI

PENERAPAN STRUCTURAL EQUATION MODELING (SEM) UNTUK ANALISIS KOMPETENSI ALUMNI Buletin Ilmiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 6, No. 0 (017), hal 113 10. PENERAPAN STRUCTURAL EQUATION MODELING (SEM) UNTUK ANALISIS KOMPETENSI ALUMNI Matius Robi, Dadan Kusnandar, Evy Sulistianingsih

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. teknik sampling, definisi operasional variabel dan teknik analisis yang digunakan. A. Desain Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. teknik sampling, definisi operasional variabel dan teknik analisis yang digunakan. A. Desain Penelitian digilib.uns.ac.id 23 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian berisi tentang desain penelitian, populasi, sampel dan teknik sampling, definisi operasional variabel dan teknik analisis yang digunakan.

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, KEPUTUSAN INVESTASI, KEPUTUSAN PENDANAAN, DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

ANALISIS PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, KEPUTUSAN INVESTASI, KEPUTUSAN PENDANAAN, DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN ANALISIS PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, KEPUTUSAN INVESTASI, KEPUTUSAN PENDANAAN, DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN RESUME SKRIPSI Oleh: Fauzi Amri 104081002572 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Subyek dalam penelitian ini adalah perawat pelaksana di Ruang

BAB III METODE PENELITIAN. Subyek dalam penelitian ini adalah perawat pelaksana di Ruang BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian 1. Obyek Penelitian Obyek penelitian pada penelitian ini adalah RSUD Praya. 2. Subyek Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah perawat pelaksana

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Dalam bab ini akan dilakukan pengujian dan analisis model berdasarkan data kuesioner yang terkumpul untuk menjawab pertanyaan penelitian dan hipotesis yang telah diajukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan tujuan untuk memperoleh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan tujuan untuk memperoleh 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan tujuan untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh persepsi atas suatu harga (price

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian 1. Obyek Obyek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan suatu data dan obyek pada penelitian ini adalah Waroeng Spesial Sambal di Yogyakarta.

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 35 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Deskriptif Menggunakan Crosstab PT XYZ memiliki 5 level jabatan yang disebut dengan band. Band pada PT XYZ memiliki istilah yang berbeda, tetapi dapat dilihat

Lebih terperinci

Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman Mengunjungi Dan Melakukan Pembelian Di Informa Innovative Furnishings Surabaya

Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman Mengunjungi Dan Melakukan Pembelian Di Informa Innovative Furnishings Surabaya BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Responden Sebelum di sajikan hasil penelitian, terlebih dahulu akan di sajikan karakteristik responden secara singkat. Karakteristik responden tersebut

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. berada di Kota Batu Malang - Jawa Timur. Tempat wisata ini berada sekitar 20

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. berada di Kota Batu Malang - Jawa Timur. Tempat wisata ini berada sekitar 20 60 BAB IV HASIL DAN ANALISIS A. Gambaran Umum Objek Penelitian Jatim Park 1 merupakan sebuah tempat rekreasi dan taman belajar yang berada di Kota Batu Malang - Jawa Timur. Tempat wisata ini berada sekitar

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL

BAB V ANALISIS HASIL BAB V ANALISIS HASIL 5.1. Analisis Kecocokan Pada analisis hasil, bagian utama yang dibahas adalah mengenai tingkat kecocokan antara data dengan model, validitas dan reliabilitas model pengukuran serta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan suatu dasar yang valid dan reliabel untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan suatu dasar yang valid dan reliabel untuk BAB III METODE PENELITIAN Bab ini bertujuan untuk memberikan suatu dasar yang valid dan reliabel untuk menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi yang diperoleh dari penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. belanja online Tokopedia.com yang berada di DKI Jakarta.

BAB III METODE PENELITIAN. belanja online Tokopedia.com yang berada di DKI Jakarta. BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Proses penelitian dilakukan pada bulan Maret 2017 sampai dengan Juli 2017 di DKI Jakarta. Penelitian ini akan dilakukan pada pengguna situs belanja

Lebih terperinci

BAB IV BAB ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Kuisioner yang disebar kepada responden sebanyak 120 buah. Pada saat

BAB IV BAB ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Kuisioner yang disebar kepada responden sebanyak 120 buah. Pada saat BAB IV BAB ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4. Profil Responden Penelitian Kuisioner yang disebar kepada responden sebanyak 20 buah. Pada saat pengembalian hanya kembali 3 kuesioner, dimana terdapat 4 kuesioner

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Proses penelitian ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan ditempat penelitian, melakukan perumusan masalah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Salah satu merek es krim PT Unilever, Magnum kini hadir dengan varian baru. Magnum bukanlah merek produk es krim yang baru bagi masyarakat. Diluncurkannya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Alasan

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Alasan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Alasan memilih Kabupaten Ngawi, Jawa Timur karena untuk memudahkan penulis melakukan penelitian

Lebih terperinci

PENGARUH HUMAN CAPITAL DAN CORPORATE VALUE TERHADAP KINERJA KARYAWAN

PENGARUH HUMAN CAPITAL DAN CORPORATE VALUE TERHADAP KINERJA KARYAWAN PENGARUH HUMAN CAPITAL DAN CORPORATE VALUE TERHADAP KINERJA KARYAWAN Putiri Bhuana Katili 1),Mutia Adha 2) Jurusan Teknik Industri, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Jl. Jend.Sudirman Km.3 Cilegon, Banten

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 No. Responden : KUESIONER

LAMPIRAN 1 No. Responden : KUESIONER LAMPIRAN 1 No. Responden : KUESIONER Kepada : Yth. Responden Dengan hormat, Terima kasih atas partisipasi anda menjadi salah satu responden dan secara sukarela mengisi kuesioner ini. Saya mahasiswi Universitas

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Karakteristik Responden Pada penelitian ini populasi yang diambil adalah pelanggan yang mendapat layanan penjualan dan layanan purna jual di Ford Jakarta Selatan,

Lebih terperinci

Asri Nur Mutiara / Pembimbing : Dr. Ati Harmoni, Ssi., MM

Asri Nur Mutiara / Pembimbing : Dr. Ati Harmoni, Ssi., MM PENGARUH KUALITAS LAYANAN DAN PRODUK TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DALAM MEMBENTUK LOYALITAS PELANGGAN Asri Nur Mutiara / 10208203 Pembimbing : Dr. Ati Harmoni, Ssi., MM Latar Belakang Masalah Pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Subjek dari penelitian ini adalah konsumen Hero Supermarket di Kota Yogyakarta, sedangkan objek dalam penelitian ini adalah Hero Supermarket di

Lebih terperinci

BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian causal method yaitu

BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian causal method yaitu 3.1 Jenis Penelitian BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan jenis penelitian causal method yaitu merupakaan jenis penelitian untuk mendapatkan penjelasan hubungan antar variabel

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Responden Responden dalam penelitian ini yaitu sales engineer PT.Omron Electronics yang berada di Jakarta, Surabaya, Semarang dan Medan. Pola pencarian responden dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan PT. Infomedia Solusi Humanika (INSANI) yang beralamatkan di Jl RS Fatmawati No 75 Jakarta Selatan didirikan di Jakarta pada 24 Oktober 2012 berdasarkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai bulan Agustus 2016. Tempat pelaksanaan kegiatan penelitian berada di Kecamatan Getasan, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Zalora Indonesia merupakan bagian dari Zalora group yang didirikan pada

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Zalora Indonesia merupakan bagian dari Zalora group yang didirikan pada BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Zalora.co.id Zalora Indonesia merupakan bagian dari Zalora group yang didirikan pada akhir 2011 oleh Rocket Internet GmbH, yang mencakup grup retail fashion

Lebih terperinci

Distribusi Responden Berdasarkan Usia

Distribusi Responden Berdasarkan Usia V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 ANALISIS DESKRIPTIF 5.1.1 Deskriptif Responden Distribusi Responden Berdasarkan Usia 1% 15% 19% 15-24 25-30 31-44 45-65 65% Gambar 3. Distribusi Responden Berdasarkan Usia Distribusi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Indonesia telah dikeluarkan, baik dalam bentuk peraturan perundang-undangan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Indonesia telah dikeluarkan, baik dalam bentuk peraturan perundang-undangan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Jumlah perokok dari waktu ke waktu mengalami peningkatan, baik dikalangan laki-laki maupun perempuan. Meskipun regulasi pengendalian masalah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Statistik Deskriptif. terhadap pernyataan-pernyataan didalam kuesioner. Deskripsi Data bertujuan untuk

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Statistik Deskriptif. terhadap pernyataan-pernyataan didalam kuesioner. Deskripsi Data bertujuan untuk 50 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Deskripsi Data merupakan ringkasan jawaban yang diberikan responden terhadap pernyataan-pernyataan didalam kuesioner. Deskripsi Data bertujuan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Hasil penelitian dalam bab ini dilakukan sesuai dengan tujuan penelitian yaitu (1) mendeskripsikan keterampilan belajar dan lima disiplin organisasi pembelajar yang terdiri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Objek Penelitian Sayur organik pada prinsipnya adalah sayur yang ditanam dengan menggunakan pupuk, pestisida, dan perawatan serba organik. Dengan kata lain, seminimal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.1.1 Variabel Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan tiga jenis variabel yang dapat dikelompokkan sebagai berikut : 1. Variabel

Lebih terperinci

Aliandi Fandeni, Akik Hidayat, Rahmi Nur Shofa Teknik Informatika Universitas Siliwangi Tasikmalaya

Aliandi Fandeni, Akik Hidayat, Rahmi Nur Shofa   Teknik Informatika Universitas Siliwangi Tasikmalaya ANALISIS TINGKAT KEPUASAN AGEN PEMASARAN TERHADAP APLIKASI BERBASIS WEB SALES FORCE AUTOMATION (Studi Kasus : PT Prudential Life Assurance Tasikmalaya) Aliandi Fandeni, Akik Hidayat, Rahmi Nur Shofa Email

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan tujuannya penelitian ini termasuk applied research atau

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan tujuannya penelitian ini termasuk applied research atau BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Berdasarkan tujuannya penelitian ini termasuk applied research atau penelitian terapan yang mana didalamnya terdapat solusi atas suatu permasalahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Kegiatan penelitian dilakukan berdasarkan ciri-ciri keilmuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Sumber Data dan Tehnik Pengumpulan Data Data yang di gunakan dalam penelitian ini bersumber dari data primer. Menurut Azwar (2009) data primer adalah data yang di peroleh

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah seluruh guru PAUD di Salatiga, dengan menggunakan sampel guru PAUD di Salatiga yang diambil dari 3 kecamatan

Lebih terperinci

KUESIONER. 2. Berapa usia anda? a tahun c tahun b tahun d. > 26 tahun

KUESIONER. 2. Berapa usia anda? a tahun c tahun b tahun d. > 26 tahun 72 KUESIONER Berilah tanda (X) pada salah satu pilihan anda : I. Karakteristik Responden 1. Jenis kelamin anda? a. Laki-laki b. Perempuan Nama Responden: Tujuan Kuesioner Penelitian Kuesioner ini bertujuan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Untuk memberikan gambaran mengenai deskripsi data responden.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Untuk memberikan gambaran mengenai deskripsi data responden. III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Deskripsi Data Responden Untuk memberikan gambaran mengenai deskripsi data responden. Peneliti menggunakan tabel distribusi frekwensi untuk menunjukkan data responden yang

Lebih terperinci

PENGANTAR. Yogyakarta, Penulis, Prof. Dr. H. Siswoyo Haryono, MM, MPd. NIDN : /NIRA :

PENGANTAR. Yogyakarta, Penulis, Prof. Dr. H. Siswoyo Haryono, MM, MPd. NIDN : /NIRA : PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Allah swt, bahwa akhirnya modul atau hand out yang sederhana ini dapat hadir di hadapan pembaca. Buku tersebut merupakan hasil kompilasi dari materi mengajar Metodologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kebayoran, Jakarta Selatan selama penelitian. Kebayoran Lama, Jakarta Selatan yang dipilih sebagai tempat penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. Kebayoran, Jakarta Selatan selama penelitian. Kebayoran Lama, Jakarta Selatan yang dipilih sebagai tempat penelitian. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Industri ini mengacu pada kegiatan operasional percetakan dan obyek penelitian ini ialah untuk mengetahui besarnya pengaruh Kepercayaan Pelanggan dan Kualitas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian 4.1.1 Pelaksanaan Survei Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan hotel bintang tiga di wilayah kota Cirebon. Ukuran sampel yang digunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Deskripsi data penelitian, mencakup uraian tentang gambaran umum dari setiap variabel penelitian yang terdiri dari: Kinerja Pegawai (Y), Budaya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pemecahan masalah dalam penelitian ini diawali dengan studi literatur yang mencakup kajian teori, penelitian empiris sebelumnya dan model yang relevan dengan masalah penelitian.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain survey, yaitu metode pengumpulan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain survey, yaitu metode pengumpulan digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain survey, yaitu metode pengumpulan data primer dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada responden

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Untuk mencapai tujuan yang telah disebutkan di bagian pendahuluan, maka metodologi penelitian yang digunakan dapat digambarkan sebagai berikut. MULAI PERUMUSAN

Lebih terperinci

Mohon berikan tanda ( ) pada jawaban yang anda pilih :

Mohon berikan tanda ( ) pada jawaban yang anda pilih : Lampiran 1 Kuesioner :(Lanjutan) PETUNJUK : Mohon berikan tanda ( ) pada jawaban yang anda pilih : Jenis Kelamin Umur : ( ) Pria ( ) 17-24 ( ) Wanita ( ) 25-34 ( ) 35-49 ( ) 50-64 ( ) 65 tahun keatas Pendidikan

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISIS HASIL STUDI. responden yang berada di Sumatera Utara. Karakteristik responden merupakan

BAB 5 ANALISIS HASIL STUDI. responden yang berada di Sumatera Utara. Karakteristik responden merupakan BAB 5 ANALISIS HASIL STUDI 5.1 Deskripsi Umum Sampel Penelitian Setelah dilakukan penyebaran kuesioner kepada responden maka hasil kuesioner yang layak dan secara penuh mengisi kuesioner berjumlah 134

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Proses penelitian ini di awali dengan mengidentifikasi permasalahan yang terjadi di tempat penelitian, melakukan perumusan masalah dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini adalah di Pusat Traing Perbankan (PTP) Yogyakarta dengan alamat Perum Candi Gebang Permai Blok T. No. 1,3,4,5 Wedomartani Sleman Yogyakarta.

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah perantara pemasaran (stockist) PT.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah perantara pemasaran (stockist) PT. BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian 5.1.1. Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini adalah perantara pemasaran (stockist) PT. Propan Raya yang memasarkan produk cat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan analisis data yang disesuaikan dengan pola penelitian dan variabel yang diteliti. Model yang digunakan dalam penelitian ini

Lebih terperinci

V. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

V. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin V. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. PROFIL RESPONDEN Kuesioner yang berjumlah 53 pertanyaan dibagikan kepada 70 responden dari Kantor Penjualan Wilayah (KPW) Jakarta PT. Sinar Sosro. Responden dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Martabak Boss merupakan martabak variasi khas Bandung yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Martabak Boss merupakan martabak variasi khas Bandung yang BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian Martabak Boss merupakan martabak variasi khas Bandung yang menawarkan martabak dengan berbagai pilihan rasa. Setiap daerah memiliki namanama khas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian yang dimulai dari validitas dan reliabilitas instrumen penelitian dan model teoritis, uji

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Forever 21 merupakan retail fashion yang menyediakan produk-produk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Forever 21 merupakan retail fashion yang menyediakan produk-produk BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Forever 21 merupakan retail fashion yang menyediakan produk-produk pakaian, aksesoris, perlengkapan kecantikan baik untuk wanita maupun pria.

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Uji Pendahuluan BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penelitian dilakukan dengan metode survey, penulis menyebarkan sebanyak 110 kuesioner yang dilakukan dengan cara membagi secara langsung ke responden.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Prima Fresh Mart (PFM) cabang Kelapa Gading, Jakarta Timur berlokasi di Jl. Boulevard Raya PA 11 No. 19. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran umum perusahaan PT Pos Indonesia (Persero)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran umum perusahaan PT Pos Indonesia (Persero) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran umum perusahaan PT Pos Indonesia (Persero) 1. Sejarah PT Pos Indonesia (Persero) Sejarah mencatat keberadaan Pos Indonesia begitu panjang, Kantorpos pertama didirikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Objek penelitian merupakan sesuatu yang akan menjadi sasaran dalam penelitian ilmiah, objek penelitian yang akan dilakukan menjadi sasaran dalam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Universitas Mercu Buana sebagai suatu PTS mempunyai kebijakan dan cara tersendiri dalam memotivasi karyawannya untuk dapat bekerja dengan penuh kesenangan dan dapat bekerja

Lebih terperinci

PATH ANALYSIS & STRUCTURAL EQUATION MODEL. Liche Seniati Sem. Ganjil 2009/2010 Program Magister Profesi F.Psi.UI

PATH ANALYSIS & STRUCTURAL EQUATION MODEL. Liche Seniati Sem. Ganjil 2009/2010 Program Magister Profesi F.Psi.UI PATH ANALYSIS & STRUCTURAL EQUATION MODEL Liche Seniati Sem. Ganjil 2009/2010 Program Magister Profesi F.Psi.UI PATH ANALYSIS (Path Analysis) : merupakan suatu metode analisis untuk melihat hubungan antara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Jasa Jasa adalah setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak yang lain, yang pada dasarnya bersifat intangible ( tidak berwujud

Lebih terperinci

Motivasi. Persepsi. Sikap Keyakinan perilaku Evaluasi konsekuensi. Norma subjektif Keyakinan normatif Motivasi mematuhi

Motivasi. Persepsi. Sikap Keyakinan perilaku Evaluasi konsekuensi. Norma subjektif Keyakinan normatif Motivasi mematuhi 19 KERANGKA PEMIKIRAN Schiffman dan Kanuk (2004) menyatakan bahwa niat merupakan satu faktor internal (individual) yang memengaruhi perilaku konsumen. Niat merupakan bentuk pikiran yang nyata dari rencana

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN 47 IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kabupaten Takalar dan Sidenreng Rappang Provinsi Sulawesi Selatan. Pemilihan lokasi ditentukan secara sengaja (purpossive),

Lebih terperinci