BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODOLOGI PENELITIAN"

Transkripsi

1 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Sesuai dengan literatur-literatur mengenai modal sosial yang telah ada, dinyatakan bahwa setiap organisasi atau perusahaan sangat memungkinkan memiliki modal sosial yang berbeda tergantung dari pola interkasi sosial, kerjasama dan tingkat kepercayaan organisasional di antara anggota komunitas tersebut. Demikian juga dengan modal sosial yang dimiliki oleh PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor yang bisa saja berbeda dengan perusahaan yang lain. Dengan jumlah pegawai sebanyak sebanyak 225, PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor selalu dituntut untuk bisa memberikan pelayanan prima kepada masyarakat. Karena itulah perusahaan sangat memperhatikan segala sesuatu yang bisa membuat kinerja pegawainya meningkat. Salah satu usaha yang sekarang dilakukan perusahaan adalah dengan menjaga hubungan diantara para pegawai bisa terjalin dengan baik, karena mereka percaya bahwa hal tersebut akan meminimumkan konflik intern yang mungkin terjadi di perusahaan yang bisa mengganggu kinerja individu pegawai maupun perusahaan secara keseluruhan. Dengan adanya sinergisitas yang baik di antara pegawai dan pihak manajemen perusahaan, diharapkan nantinya PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor memiliki modal sosial dan kepercayaan yang akan mampu mempengaruhi pelaksanaan OCB pegawainya. Karena alasan tersebut, maka PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor dipilih sebagai objek dan lokasi penelitian. PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor bertempat di Jl Raya Tegar Beriman, Cibinong- Bogor, dan penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli 2010 sampai dengan selesai. 3.2 Data dan Sumber Data Jenis Data Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari pegawai langsung melalui observasi dan kuisioner, sedangkan data sekunder diperoleh melalui studi literatur, internet, buku panduan dan data dari perusahaan yang berkaitan dengan modal sosial, kepercayaan dan OCB pegawai.

2 Sumber Data Pada penelitian ini yang menjadi sumber data adalah seluruh pegawai dari PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor yang berjumlah 225 orang, yang bertugas di Kantor Pusat. Dimana seluruhnya akan diikutkan sebagai responden dengan level individu. Dengan kata lain populasi pada penelitian ini adalah seluruh pegawai PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor. Begitu juga halnya dengan sampel yang akan digunakan adalah sebesar populasinya yang berjumlah 225 orang. Jumlah responden ini juga sudah memenuhi kriteria jumlah sampel yang dibutuhkan dalam analisis SEM (Structural Equation Model) yang nantinya akan digunakan sebagai alat analisis data dalam penelitian ini. Dalam analisis SEM dibutuhkan sampel , karena penelitian yang menggunakan sampel < 100 akan menghasilkan kesimpulan yang tidak tepat (Wijanto, 2008). Berdasarkan struktur organisasinya, terdapat 12 divisi/unit kerja yang ada di PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor. Setiap divisi tersebut memiliki jumlah pegawai yang berbeda-beda. Adapun daftar 12 divisi dan jumlah pegawai di PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor bisa dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Divisi dan Jumlah Pegawai di PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor. No. Divisi Kerja Jumlah Pegawai Perawatan Perencanaan Tehnik Humas Administrasi Umum Kepegawaian Keuangan SPI Satpam Sekretariat Lit.Bang dan EDP Produksi Transmisi dan Distribusi Metode Pengumpulan Data Metode Survei Karena penelitian ini akan mengikutkan semua populasi sebagai sumber data, maka metode pengambilan data yang paling sesuai adalah metode survei. Menurut Singarimbun dan Efendi (2005), metodologi penelitian survei adalah

3 29 penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang utama. Metode ini dapat digunakan untuk tujuan penjajagan (eksploratif), deskriptif, penjelasan (explanatory atau confirmatory), evaluasi, prediksi, penelitian operasional, dan pengembangan indikator-indikator sosial. Keuntungan terbesar penelitian survei dengan menggunakan kuesioner adalah kehematan. Penggunaan kuesioner akan memperoleh data yang maksimal dengan biaya relatif kecil. Selain itu, kuesioner adalah alat yang peka, karena data pada kuesioner berbias lebih rendah terhadap jawaban yang diinginkan dibandingkan dengan data yang diperoleh dengan wawancara. Sedangkan keterbatasan dari kuesioner adalah relatif lebih singkat dan kebanyakan responden tidak mempunyai waktu yang cukup untuk mengisi kuesioner (Chadwick, 1991). Penelitian survei yang ideal adalah yang dapat memberikan gambaran yang akurat, jika penelitian tersebut bisa dilakukan pada seluruh populasi tanpa terkecuali. Namun demikian, hal itu sulit untuk dilakukan karena adanya keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya, sehingga memungkinkan adanya ketidaksempurnaan jumlah pengembalian kuesioner. Selain itu, pengumpulan data juga dilakukan dengan observasi, yaitu dengan mempelajari dokumen-dokumen perusahaan, terutama yang terkait dengan job description dari masing-masing pekerjaan, untuk mengetahui tugas formal dari setiap pekerjaan, pola hubungan dan komunikasi dari setiap fungsi kerja yang ada di dalam perusahaan tersebut Instrumen Pengumpulan Data Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data adalah kuesioner yang diberikan kepada setiap responden. Kuisioner sebagai alat untuk menjaring data terdiri dari serangkaian pertanyaan yang mempresentasikan indikatorindikator dari setiap dimensi variabel. Kuisioner yang digunakan terdiri dari empat bagian, yaitu : bagian pertama mengenai modal sosial, bagian kedua mengenai OCB, yang ketiga mengenai kepercayaan yang akan diisi oleh semua pegawai perusahaan, dan bagian keempat mengenai demografi responden. Item pertanyaan dalam kuisioner

4 30 dirancang dengan jawaban tertutup dengan jawaban yang bersifat dikotomi dari sangat tidak setuju sampai dengan sangat setuju Variabel dan Alat Ukur Variabel modal sosial akan diukur melalui ketiga dimensinya, yaitu : dimensi struktural, dimensi relasional dan dimensi kognitif. Alat ukur yang akan digunakan untuk mengukur dimensi-dimensi modal sosial tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh Nahapiet dan Ghoshal (1998) dengan mengadopsi itemitem pertanyaan yang dikembangkan oleh Chua (2002). Sedangkan OCB diekspresikan dalam kelima subdimensinya, yaitu : altruism, conscientiousness, sportsmanship, civic virtue, dan courtesy. Alat ukur yang akan digunakan untuk mengukur kelima subdimensi dari OCB akan diadaptasi dari pengukuran yang dikembangkan oleh Morison (1995). Altruism diukur dengan menggunakan 8 item pertanyaan, conscientiousness diukur dengan menggunakan 6 item pertanyaan, sportsmanship diukur dengan menggunakan 3 item pertanyaan, civic virtue diukur dengan menggunakan 4 item pertanyaan, dan courtesy diukur dengan menggunakan 4 item pertanyaan. Untuk mengukur variabel kepercayaan menggunakan model kepercayaan organisasional Tzafrir dan Dolan (2004). Ukurannya khusus di desain untuk menilai dimensi-dimensi dari kepercayaan dalam wilayah organisasional, yaitu harmony, concern dan reliability. Harmony akan diukur menggunakan 5 item pertanyaan, sedangkan concern diukur dengan menggunakan 6 item pertanyaan, dan untuk reliability akan diukur menggunakan 5 item pertanyaan Skala Pengukuran Salah satu cara yang paling sering digunakan untuk menentukan skor adalah menggunakan skala likert. Skala Likert adalah ukuran gabungan yang didasarkan pada struktur intensitas pertanyaan-pertanyaan. Kuisioner untuk penelitian ini dirancang dengan menggunakan Five Point Likert Scale. Umumnya jawaban responden yang diukur dengan menggunakan skala likert dibuat nilainya skornya dengan memberikan nilai numerikal 1,2,3,4, dan 5. Setiap skor memiliki tingkat pengukuran ordinal. Nilai skor dari skala likert yang digunakan pada penelitian ini disajikan dalam Tabel 6.

5 31 Tabel 6 Skala Likert Tingkatan Skor Jawaban Sangat Setuju 5 Setuju 4 Sedang/Rata-rata 3 Tidak Setuju 2 Sangat Tidak Setuju Pengolahan Data Data yang diperoleh diolah dan dianalisis sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu untuk mengetahui model hubungan antara modal sosial dan OCB dengan peran pemoderasian dari kepercayaan. Pengolahan dan penganalisisan data ini dilakukan dengan bantuan komputer program Linear Structural Relationship (LISREL). Program ini secara khusus dirancang untuk mengakomodasi bentukbentuk recursive dan reciprocal causation, simultaneity, interdependence, latent variable, dan measurement errors serta mengestimasi koefisien-koefisien dari sejumlah persamaan struktural yang linear. Oleh sebab itu, metode ini dapat menganalisis model-model dari bentuk relatif paling sederhana, seperti multiple regression sampai model yang rumit, seperti path analysis dan full structural equation model (Joreskog dan Sorbom, 1996). 3.5 Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan untuk menjawab tujuan dan rumusan masalah yang ada pada penelitian ini adalah : Analisis Deskriptif Analisis deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai tingkat modal sosial, kepercayaan dan OCB di PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor. Analisis deskriptif ini menggunakan data kuantitatif dari hasil pengukuran dengan kuesioner. Setelah diketahui gambaran secara umum dari variabel-variabel laten yang akan dianalisis, maka akan dianalisis pengaruhnya terhadap variabel karakteristik responden. Di dalam penelitian ini, ada dua jenis analisis deskriptif

6 32 yang dilakukan, yaitu analisis deskriptif responden dan analisis deskriptif variabel. Pada analisis deskriptif responden dilakukan pengelompokan berdasarkan usia, lama bekerja, jenis kelamin, divisi kerja, dan tingkat pendidikan. Sedangkan analisis deskriptif variabel berdasarkan nilai mean dari masing-masing variabel yang diukur. Analisis deskriptif ini menggunakan software SPSS 13. Analisis deskriptif ini digunakan untuk melihat tingkat modal sosial, kepercayaan, dan OCB di PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor. Hasil mean yang diperoleh akan dibandingkan dengan rentang skala rataan sehingga akan didapatkan tingkat dari masing-masing variabel. Rumus rentang Skala (1 5) adalah (Durianto dan Sugiarto, 2003): RS = (m 1) m ( Persamaan 3.1) Dimana m = jumlah alternatif jawaban item Analisis ANOVA Analisis ANOVA ini untuk melihat apakah terdapat perbedaan berdasarkan faktor demografi (usia, lama kerja, jenis kelamin, divisi kerja dan tingkat pendidikan) terhadap tingkat modal sosial, kepercayaan dan OCB. Prosedur yang digunakan dalam analisis ANOVA ini adalah prosedur One Way ANOVA, yang merupakan salah satu alat analisis statistik yang bersifat satu arah (satu jalur). Alat ini untuk menguji apakah dua populasi atau lebih yang independent, memiliki rata-rata yang dianggap sama atau tidak sama. ANOVA lebih dikenal dengan Uji F, sedangkan arti variasi atau varians itu berasal dari konsep Mean Square atau kuadrat rata-rata rumus sistemnya (Sugiyono, 2010). KR = JK/dk (Persamaan 3.2) Dimana : JK = Jumlah Kuadrat dk = derajat kebebasan Menghitung nilai ANOVA atau F hitung dengan menggunakan rumus: F hitung = KR A /KR D (Persamaan 3.3) = varians antar kelompok/varians dalam kelompok

7 33 Lebih lanjut dapat dirumuskan: JK A = Σ (ΣXAi) 2 (ΣXA T ) 2 untuk dk A = A 1 nai N JKD = ΣX 2 T (ΣXAT) 2 untuk dk D = N A N (ΣXA T ) 2 = sebagai faktor koreksi (Persamaan 3.4) N N = Jumlah keseluruhan sampel (jumlah responden dalam penelitian) A = Jumlah keseluruhan kelompok sampel X = rata-rata Prosedur pengujiannya adalah sebagai berikut: a. Penentuan hipotesis : H0 : Diduga bahwa dua (atau lebih) rata-rata populasi sama. H1 : Diduga bahwa dua (atau lebih) rata-rata populasi berbeda. b. Pengambilan kesimpulan: Bila probabilitas > 0.05 atau F hitung F tabel maka H0 diterima atau tidak terdapat perbedaan yang signifikan antar kedua kelompok. Bila probabilitas < 0.05 atau F hitung F tabel maka H0 ditolak atau terdapat perbedaan yang signifikan antar kedua kelompok. Untuk penelitian ini, hipotesis yang disusun adalah : H 0 : Tidak terdapat perbedaan tingkat modal sosial, kepercayaan dan OCB pada kelompok usia, lama bekerja, jenis kelamin, divisi kerja dan tingkat pendidikan pegawai di PDAM Tirta Kahuripan Kabupaen Bogor. H 1 : Terdapat perbedaan tingkat modal sosial, kepercayaan dan OCB pada kelompok usia, lama bekerja, jenis kelamin, divisi kerja dan tingkat pendidikan pegawai di PDAM Tirta Kahuripan Kabupaen Bogor Model Persamaan Struktural Menurut Joreskog dan Sorbom (1996), model persamaan struktural adalah tehnik variabel ganda yang dapat digunakan untuk mendeskripsikan keterkaitan hubungan linier secara simultan variabel-variabel pengamatan, sekaligus melibatkan variabel laten yang tidak dapat diukur secara langsung. Dengan kata lain, SEM (Structural Equation Modeling) dapat digunakan untuk menganalisis

8 34 hubungan kausal yang rumit, yang di dalamnya terdapat variabel bebas, terikat, dan laten. Ghozali (2008) menyatakan bahwa variabel di dalam SEM terdiri dari variabel manifest dan variabel laten. Variabel manifest adalah variabel yang dapat diamati dan diukur secara langsung, sedangkan variabel laten adalah variabel yang tidak dapat diamati dan diukur secara langsung, tetapi dapat dibangun atau dibentuk oleh variabel lain yang dapat diukur. Variabel laten diberi simbol ξ (ksi) atau τ (eta). Variabel yang digunakan untuk membangun variabel laten disebut variabel indicators dan diberi simbol x dan y. Pengaruh dari variabel laten terhadap variabel indicators disebut factor loading yang diberi simbol λ (lambda). Parameter yang diduga dalam SEM meliputi parameter pada model pengukuran, parameter pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen, parameter pengaruh antar variabel endogen, parameter korelasi antar variabel eksogen, dan parameter error (Ghozali, 2008). Dengan kata lain, parameter yang diduga cukup banyak, terutama apabila model yang digunakan lebih kompleks, sehingga penerapan SEM dengan aplikasi beberapa program komputer, sangat kritis terhadap pemenuhan besarnya sampel. Beberapa pedoman penentuan besarnya ukuran sampel, yaitu : a) Bila pendugaan parameter menggunakan metode Maximum Likelihood, besar sampel yang disarankan adalah dan minimum absolutnya adalah 50. b) Sebanyak 5 10 kali jumlah parameter yang ada di dalam model yang akan diduga. c) Sama dengan 5 10 kali jumlah variabel manifest (indikator) dari keseluruhan variabel lanten. Prosedur SEM secara umum akan mengandung tahap-tahap sebagai berikut (Wijanto, 2008): 1. Spesifikasi Model (Model Spesification) Tahap ini berkaitan dengan pembentukan model awal persamaan struktural, sebelum dilakukan estimasi. Model awal ini diformulasikan berdasarkan suatu teori atau hasil-hasil dari penelitian sebelumnya.

9 35 2. Identifikasi (Identification) Tahapan ini berkaitan dengan pengkajian tentang kemungkinan diperolehnya nilai yang unik untuk setiap parameter yang ada di dalam model dan kemungkinan persamaan simultan tidak ada solusinya. 3. Estimasi (Estimation) Pada tahap ini berkaitan dengan estimasi terhadap model untuk menghasilkan nilai-nilai parameter dengan menggunakan salah satu metode estimasi yang tersedia. Pemilihan metode estimasi yang digunakan seringkali ditentukan berdasarkan karakteristik dari variabel-variabel yang dianalisis. Metode estimasi yang umum digunakan dalam SEM adalah Maximum Likelihood dan Weighted Least Square. 4. Uji Kecocokan (Testing Fit) Tahap ini berkaitan dengan pengujian kecocokan antara model dengan data. Beberapa kriteria ukuran kecocokan model atau Goodness Of Fit (GOF) dapat digunakan untuk melaksanakan langkah ini. 5. Respesifikasi (Respecification) Tahap ini berkaitan dengan respesifikasi model berdasarkan atas hasil uji kecocokan tahap sebelumnya. Dalam penelitian ini, akan menggunakan pendekatan alternatif yang dikenal dengan Two-Step Approach. Tahap pertama dari Two-Step Approach adalah dengan merespesifikasi sebuah model full SEM sebagai model CFA (Confirmatory Factor Analysis) atau dengan kata lain, hanya komponen model pengukuran dari model full SEM yang dispesifikasikan. Model CFA ini kemudian dianalisis untuk menentukan kecocokannya terhadap data. Jika kecocokan (fit) dari model CFA tidak baik, maka tidak hanya hipotesis peneliti tentang model pengukuran yang salah, tetapi juga kecocokan model full SEM terhadap data akan lebih jelek lagi. Oleh karena itu, pada tahap pertama, yang harus diuji adalah kecocokan data-model yang baik dan juga uji validitas dan reliabilitas. Setelah tahap pertama menghasilkan model CFA dengan kecocokan datamodel, validitas dan reliabilitas yang baik, maka tahap kedua bisa dilaksanakan. Tahap kedua dari Two-Step Approach adalah menambahkan model struktural aslinya pada model CFA hasil tahap pertama untuk menghasilkan model full

10 36 SEM. Model full SEM dianalisis untuk melihat kecocokan model secara keseluruhan serta evaluasi terhadap model strukturalnya. Karena pada penelitian ini menggunakan pendekatan Two-Step Approach, maka analisis awal terhadap hasil estimasi difokuskan kepada model pengukuran dan hal-hal lain sebagai berikut juga harus diperiksa: 1. Offending Estimates, terutama adanya negative error variance. Jika ada varian kesalahan negatif maka varian kesalahan tersebut perlu ditetapkan menjadi 0.01 atau T-values dari muatan faktor hasil estimasi < Jika ada nilai-t dari estimasi muatan faktor < 1.96, berarti estimasi muatan faktor tersebut tidak signifikan dan variabel teramati yang terkait bisa dihapus dari model. 3. Standardized Loading Factors (muatan faktor standar) < 0.50 atau > Jika nilai muatan faktor standar lebih kecil dari batas kritis tersebut, maka variabel terkait bisa dihapuskan dari model. Selain kedua pilihan batas kritikal, Igbaria dalam Wijanto (2008) menambahkan, jika nilai muatan faktor standar < 0.50, tetapi masih > 0.30 maka variabel terkait bisa dipertimbangkan untuk tidak dihapus. Tetapi jika nilai muatan faktor standar < 0.30 maka variabel terkait bisa dihapus dari model. Penggunaan batas kritikal dari ketiga kriteria di atas sepenuhnya diserahkan kepada peneliti dengan mempertimbangkan teori atau substansi yang mendasari model. Setelah analisis awal terhadap estimasi model pengukuran dilakukan, maka dilanjutkan dengan uji kecocokan keseluruhan model. Uji ini berkaitan dengan analisis terhadap GOF statistik yang dihasilkan program. Tabel yang menyajikan ringkasan uji kecocokan yang baik (good fit) bisa dilihat pada Tabel 7. Langkah berikutnya adalah evaluasi atau analisis model pengukuran. Evaluasi ini akan dilakukan terhadap model pengukuran atau konstruk secara terpisah melalui evaluasi terhadap validitas dan reliabilitas dari model pengukuran. Kedua evaluasi ini akan diuraikan sebagai berikut:

11 37 1. Evaluasi terhadap validitas dari model pengukuran. Variabel dikatakan mempunyai validitas yang baik terhadap konstruk atau variabel latennya jika: a. Nilai t-muatan faktornya (factor loading) > nilai kritis ( 1.96). b. Muatan faktor standarnya (standardized factor loading) 0.70 atau 0.50 atau Evaluasi terhadap reliabilitas dari model pengukuran. Dalam mengukur reliabilitas dalam SEM dapat menggunakan : composite reliability measure ( ukuran reliabilitas komposit) dan variance measure (ukuran ekstrak varian). Reliabilitas komposit suatu konstruk dihiting sebagai berikut (Wijanto, 2008): (Σstd.loading) 2 Construct Reliability (CR) = (Σstd. loading) 2 + Σ e j Σstd.loading 2 Variance Extracted (VE) = Σ indikator (Persamaan 3.5) Standar loading (standardized loading) dapat diperoleh dari keluaran program LISREL, dan e j adalah kesalahan untuk setiap indikator atau variabel teramati. Hair et.al dalam Wijanto (2008) menyatakan bahwa sebuah konstruk mempunyai reliabilitas yang baik jika nilai CR-nya 0.70 dan VE-nya Analisis terhadap model struktural mencakup pemeriksaan terhadap signifikansi koefisien-koefisien yang diestimasi. Metode SEM tidak hanya menyediakan nilai koefisien-koefisien yang diestimasi tetapi juga nilai-t hitung untuk setiap koefisien tersebut. Dengan menspesifikasikan tingkat nilai signifikan (lazimnya α = 0.05), maka setiap koefisien yang mewakili hubungan kausal yang dihipotesiskan dapat diuji signifikansinya secara statistik.

12 38 Tabel 7 Ukuran-ukuran GOF (Wijanto, 2008) Ukuran GOF Tingkat Kecocokan yang dapat diterima Statistic Chi-Square (χ 2 ) Mengikuti uji statistik yang berkaitan dengan persyaratan signifikan. Semakin kecil nilainya semakin baik. Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) Rata-rata perbedaan per degree of freedom yang diharapkan terjadi dalam populasi dan bukan sampel. RMSEA 0.08 adalah good fit, sedangkan RMSEA < Expected Cross-Validation Index (ECVI) Tucker-Lewis Index atau Non- Normed Fit Index (TLI atau NNFI) Normed Fit Index (NFI) Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) Relative Fit Index (RFI) Incremental Fit Index (IFI) Comparative Fit Index (CFI) 0.05 close fit. Digunakan untuk perbandingan antar model. Semakin kecil semakin baik. Pada model tunggal, nilai ECVI dari model yang mendekati nilai saturated ECVI menunjukkan good fit. Nilai berkisar antara 0 1, dengan nilai yang lebih tinggi adalah lebih baik. TLI 0.90 adalah good fit, sedang 0.80 TLI 0.90 adalah marginal fit. Nilai berkisar antara 0 1, dengan nilai yang lebih tinggi adalah lebih baik. NFI > 0.90 adalah good fit, sedang 0.80 < NFI < 0.90 adalah marginal fit. Nilai berkisar antara 0 1, dengan nilai yang lebih tinggi adalah lebih baik. AGFI > 0.90 adalah good fit, sedang 0.80 < AGFI < 0.90 adalah marginal fit. Nilai berkisar antara 0 1, dengan nilai yang lebih tinggi adalah lebih baik. RFI > 0.90 adalah good fit, sedang 0.80 < RFI < 0.90 adalah marginal fit. Nilai berkisar antara 0 1, dengan nilai yang lebih tinggi adalah lebih baik. IFI > 0.90 adalah good fit, sedang 0.80 < IFI < 0.90 adalah marginal fit. Nilai berkisar antara 0 1, dengan nilai yang lebih tinggi adalah lebih baik. CFI > 0.90 adalah good fit, sedang 0.80 < CFI < 0.90 adalah marginal fit Definisi Variabel Penelitian Berdasarkan masalah khusus yang dikaji yaitu model hubungan antara modal sosial, kepercayaan dan OCB, maka ditetapkan beberapa variabel yang mewakili variabel indikator dan variabel laten, baik yang bebas maupun terikat yang terdapat pada penelitian ini bisa dilihat pada Tabel 8.

13 39 Tabel 8 Variabel Laten dan Variabel Indikator Model Persamaan Struktural Modal Sosial, Kepercayaan dan OCB. No. Variabel Laten Variabel Indikator / Manifest 1. Variabel Laten Bebas (ξ) : Modal Sosial (Nahapiet dan Ghoshal, 1998). 2. Variabel Laten Terikat (η 1 ): Trust (Tzafir dan Dolan, 2004) 3. Variabel Laten Terikat (η 2 ) : OCB (Organ, 1988). 1. Struktural (X 1 ) a. Rela dan terbuka bekerjasama dengan rekan kerja b. Partisipasi dalam menyelesaikan konflik perusahaan. c. Motivasi untuk besosialisasi. d. Penyebaran informasi di seluruh perusahaan. e. Batasan komunikasi formal dan informal. f. Intensitas mengikuti kegiatan informal. 2. Relasional (X 2 ) a. Kepercayaan pada rekan kerja. b. Empati pada rekan kerja. c. Membantu rekan kerja yang membutuhkan. d. Memahami kesalahan rekan kerja. e. Yakin bahwa rekan kerja akan memberi bantuan. f. Keterbukaan memberi kritik dengan rekan kerja. g. Mentolerir kegagalan. h. Kebersamaan dengan rekan kerja. 3. Kognitif (X 3 ) a. Kesamaan bahasa dengan rekan kerja. b. Kesamaan cerita dan mitos organisasi. c. Kesamaan visi, misi dan tujuan organisasi. d. Kesamaan pemahaman norma dan nilai-nilai yang berlaku dalam perusahaan. i. Kepatuhan terhadap peraturan perusahaan Harmony (Y 1 ) a. Kebutuhan dan keinginan pegawai. b. Kerjasama di dalam organisasi. c. Kehangatan hubungan manajer dan pegawai. d. Manajer memaafkan kesalahan pegawai. e. Manajer memperhatikan kepentingan pegawai. 2. Reliability (Y 2 ) a. Keberhasilan manajer. b. Tindakan manajer konsisten dengan perkataan. c. Manajer menepati janji yang mereka buat. d. Kepercayaan pada manajer (tidak akan melakukan sesuatu yang merugikan organisasi). e. Manajer selalu konsisten 3. Concern (Y 3 ) a. Berbagi informasi dengan manajer. b. Manajer bisa diandalkan jika pegawai kesulitan. c. Manajer memiliki banyak pengetahuan. d. Manajer bersedia berkorban demi kelompok. e. Kejujuran manajer. f. Keterbukaan manajer. 1. Altruism (Y 4 ) a. Menggantikan rekan kerja yang tidak masuk. b. Membantu rekan kerja yang overload. c. Sukarela membantu orientasi karyawan baru. d. Bersedia membantu tugas orang lain. e. Meluangkan waktu untuk membantu orang lain. f. Menjadi Volunteer. g. Membantu orang lain di luar departemen. h. Melayani pelanggan atau tamu.

14 40 Tabel 8 Variabel Laten dan Variabel Indikator Model Persamaan Struktural Modal Sosial, Kepercayaan dan OCB. (Lanjutan) No. Variabel Laten Variabel Indikator / Manifest 2. Conscientiousnes (Y 5 ) a. Tiba bekerja lebih awal. b. Ketepatan waktu. c. Efisiensi percakapan di telepon. d. Efisiensi percakapan diluar pekerjaan. e. Ada saat dibutuhkan. f. Tidak mengambil kelebihan jam kerja. 3. Sportsmanship (Y 6 ) a. Tidak menemukan masalah dalam organisasi. b. Tidak mengeluh. c. Tidak membesar-besarkan masalah. 4. Civic Virtue (Y 7 ) a. Menyimpan informasi-informasi organisasi. b. Mengikuti perkembangan organisasi. c. Mengikuti pengumuman organisasi. d. Melakukan pertimbangan dalam menilai. 5. Courtesy (Y 8 ) a. Keterlibatan dalam fungsi-fungsi organisasi. b. Perhatian pada pembangunan image organisasi. c. Menghadiri pertemuan-pertemuan organisasi. d. Membantu kebersamaan departemental Variabel Moderasi Variabel moderasi adalah suatu variabel laten yang berpengaruh terhadap hubungan antara variabel laten terikat dan variabel laten bebas (Imam Ghozali, 2008). Sama seperti analisis multivariate lainnya, untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh moderasi terhadap SEM, metode yang paling akurat dan yang paling popular saat ini adalah dengan bentuk interaksi (Cortina et al. 2002; Kenny dan Judd, 1984), yaitu dapat ditulis dalam persamaan 3.6. Y = a + b 1 X 1 +b 2 X 2 + b 3 X 1 X 2 (Persamaan 3.6) Dimana : model interaksi diperoleh dengan mengalikan X 1 dengan moderating X 2. Dalam SEM, terdapat beberapa metode yang dapat untuk menilai pengaruh moderating. Salah satu metode termudah dan dapat mengestimasi pengaruh moderating pada SEM yang kompleks adalah metode Ping (1995) yang menyatakan bahwa indikator tunggal seharusnya digunakan sebagai indikator dari suatu variabel laten moderating seperti yang ditunjukkan pada persamaan 3.7. Misalnya, hubungan antara X dan Y dipengaruhi oleh variabel laten Z. Indikator moderatingnya : (x 1 + x 2 )(z 1 + z 2 ) (Persamaan 3.7)

15 41 Dimana nantinya nilai indikator moderating yang didapatkan tersebut dimasukkan ke dalam proses pengolahan SEM selanjutnya. Menurut Cortina et al. (2002) menyatakan bahwa dengan menetapkan nilai dari indikator moderating dalam SEM bukanlah suatu masalah yang akan menyebabkan estimasi menjadi bias, asalkan variabel laten adalah unidimensi dan bukan multidimensi (second order factor). Untuk kasus variabel laten multidimensi pada SEM, penentuan nilai variabel tunggal sebagai indikator moderating secara manual tudak bisa dilakukan karena indikator pada tingkat pertama juga merupakan variabel laten pada tingkat keduanya sehingga mustahil untuk digantikan oleh satu variabel tunggal. Karena itu, bisa dilakukan pendekatan dengan mencari nilai loading variabel interaksi menggunakan rumus 3.8 (Ping, 1995). λ interaksi = (λ x1 + λ x2 ) (λ z1 + λ z2 ) = (λ x )(λ z ) (Persamaan 3.8) Keterangan : λ x = nilai loading faktor variabel laten bebas λ z = nilai loading faktor variabel laten moderating Jadi, peran moderasi dari suatu variabel laten akan diartikan sebagai pengaruh tidak langsung dari suatu variabel laten bebas terhadap suatu variabel laten terikat melalui suatu variabel laten terikat lainnya. Dalam penelitian ini ketiga konstruk yang diteliti yaitu modal sosial, kepercayaan dan OCB merupakan variabel laten multidimensi, sehingga peran pemoderasian yang dilakukan oleh kepercayaan terhadap hubungan antara modal sosial dan OCB akan menjadi berubah seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2. Harmony Reliabilit Concern Connscientiousne Struktural TRUST H Sportsmanship Relasiona Kognitif MODAL SOSIAL H OCB Altruism Civic Courtesy Gambar 2 Model Hubungan Modal Sosial, Kepercayaan dan OCB yang Telah Disesuaikan.

16 Model Persamaan Struktural Modal Sosial, Kepercayaan dan OCB Model persamaan struktural yang terbentuk antara modal sosial, kepercayaan dan OCB dalam penelitian ini bisa dilihat pada Gambar 3 dan persaman-persamaan yang terbentuk ditampilkan pada Tabel 9. Y41 δ 11 X11 Y42 δ 12 X12 Y X 4 1 Y43 δ 13 X13 ALTRU STRUK Y44 δ 14 X14 Y45 δ 15 λy X15 42 Y46 δ 16 X16 λx 11 Y51 ε 41 ε 42 ε 43 ε 44 ε 45 ε 46 ε 51 δ 21 δ 22 δ 23 δ 24 δ 25 δ 26 δ 27 δ 28 δ 31 δ 32 δ 33 δ 34 X21 X22 X23 X24 X25 X26 X27 X28 X31 X32 X33 X34 X35 X 2 RELASI KOGNI λx 21 λx 31 λy 11 ε 21 ξ 1 η 2 MS ε 22 γ 11 γ 21 TRUST RELIAB ε 24 β 21 OCB λy 31 Y 21 Y 22 Y 23 Y 24 Y 25 ε 25 CONSC SPORTS δ 35 ε 74 Y 1 HARM X 3 Y 2 ε 23 η 1 λy 52 λy 62 λy 72 CONCR Y 5 Y 6 λy 82 CIVIC Y 8 COURT Y 3 Y 7 Y52 Y53 Y54 Y55 Y56 Y57 Y58 Y61 Y62 Y63 Y71 Y72 Y73 Y74 Y81 Y82 Y83 Y84 ε 52 ε 53 ε 54 ε 55 ε 56 ε 57 ε 58 ε 61 ε 62 ε 63 ε 71 ε 72 ε 73 ε 81 ε 82 ε 83 ε 84 Y 11 Y 12 Y 13 Y 14 Y 15 Y 31 Y 32 Y 33 Y 34 Y 35 Y 36 ε 11 ε 12 ε 13 ε 14 ε 15 ε 31 ε 32 ε 33 ε 34 ε 35 ε 36 Gambar 3 Model Struktural antara modal sosial, kepercayaan dan OCB.

17 43 Tabel 9 Model Pengukuran dan Model Struktural Hubungan yang Terbentuk MODEL PENGUKURAN MODEL STRUKTURAL 1. X 1i = λ XiSTRUKTURAL + δ 1i TRUST = γ 11(MODAL) + δ 1 2. X 2i = λ X2iRELASIONAL + δ 2i OCB = γ 21(MODAL) + β 11(TRUST) + β 21(TRUST x MODAL) + δ 2 3. X 3i = λ X3iKOGNITIF + δ 3i 4. Y 1i = λ Y1iHARMONY + ε 1i 5. Y 2i = λ Y2iRELIABILITY + ε 2i 6. Y 3i = λ Y3iCONCERN+ ε 3i 7. Y 4 i= λ Y4iALTRUISM + ε 4i 8. Y 5i = λ Y5iCONSCIENT + ε 5i 9. Y 6i = λ Y6iSPORTSMAN + ε 6i 10. Y 7i = λ Y7iCIVICVIRT + ε 7i 11. Y 8i = λ Y8iCOURTESY + ε 8i 12. STRUKTURAL = λx 11ξ 1 + δ RELASIONAL = λx 21ξ 1 + δ KOGNITIF = λx 31ξ 1 + δ HARMONY = λy 11ε 1 + ε RELIABILITY = λy 21ε 2 + ε CONCERN = λy 31ε 3 + ε ALTRUISM = λy 41ε 4 + ε CONSTIEN = λy 51ε 5 + ε SPORTSMA = λy 61ε 6 + ε CIVICVIRT = λy 71ε 7 + ε COURTESY = λy 81ε 8 + ε 8

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. KERANGKA PEMIKIRAN Dalam suatu organisasi atau perusahaan, faktor sumberdaya manusia memiliki peranan yang sangat penting dalam kegiatan organisasiuntuk mencapai berbagai

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Deskriptif 1. Analisis secara deskriptif Bagian ini akan membahas hasil pengolahan data yang telah dikumpulkan dari lapangan berdasarkan karakteristik

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai bulan Agustus 2016. Tempat pelaksanaan kegiatan penelitian berada di Kecamatan Getasan, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 53 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Deskriptif 5.1.1 Deskriptif Responden 5.1.1.1 Lama Bekerja Dari 214 kuesioner yang dikembalikan oleh responden, bisa diketahui bahwa para pegawai telah bekerja

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 44 BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian 4.1.1 Pelaksanaan Pre-test Untuk menguji konstruk pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner, peneliti melakukan pre-test kepada 30 responden

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 103 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Survei Dari 25 kantor LPND sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 11 Tahun 2005, No. 81 Tahun 2006, No. 08 Tahun 2008, dan No. 09 Tahun 2008,

Lebih terperinci

Distribusi Responden Berdasarkan Usia

Distribusi Responden Berdasarkan Usia V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 ANALISIS DESKRIPTIF 5.1.1 Deskriptif Responden Distribusi Responden Berdasarkan Usia 1% 15% 19% 15-24 25-30 31-44 45-65 65% Gambar 3. Distribusi Responden Berdasarkan Usia Distribusi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Visi PT Indofood CBP Sukses Makmur Cabang Makassar yang juga merupakan Visi PT Indofood Sukses Makmur Tbk adalah Perusahaan Total Food Solutions. Diperlukan

Lebih terperinci

VIII ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM)

VIII ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM) VIII ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM) Stuctural Equation Model merupakan suatu teknik statistik yang mampu menganalisis pola hubungan antara variabel laten dan indikatornya, variabel laten yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Profil Responden Bagian ini akan membahas karakteristik responden. Karakteristik dasar responden yang ditanyakan adalah jenis kelamin, pendidikan formal terakhir, usia, jenis

Lebih terperinci

59

59 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian 5.1.1. Pendahuluan Tahapan pada bab ini adalah analisa hasil penelitian dengan cara mengolah data-data yang didapatkan sebelumnya, sehingga dapat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan tujuan untuk memperoleh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan tujuan untuk memperoleh 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan tujuan untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh persepsi atas suatu harga (price

Lebih terperinci

VIII ANALISIS SERVICE QUALITY DALAM MEMBENTUK KEPUASAN DAN LOYALITAS

VIII ANALISIS SERVICE QUALITY DALAM MEMBENTUK KEPUASAN DAN LOYALITAS VIII ANALISIS SERVICE QUALITY DALAM MEMBENTUK KEPUASAN DAN LOYALITAS Faktor faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen dapat diidentifikasi dengan melihat faktor eksternal dan internak yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Objek penelitian ini adalah pelanggan Cafe Indomie Abang Adek yang diteliti dengan kuesioner tertulis secara Face to Face (tatap muka) yang akan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Desain penelitian ini merupakan gabungan antara penelitian explanatory dengan pendekatan deskriptif kuantitatif. Metode penelitian explanatory digunakan karena

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. pengaruh self brand congruity,peer influence, dan privacy concern terhadap

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. pengaruh self brand congruity,peer influence, dan privacy concern terhadap BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini peneliti melakukan analisis secara keseluruhan mengenai pengaruh self brand congruity,peer influence, dan privacy concern terhadap attitude toward SNA, berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan suatu dasar yang valid dan reliabel untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan suatu dasar yang valid dan reliabel untuk BAB III METODE PENELITIAN Bab ini bertujuan untuk memberikan suatu dasar yang valid dan reliabel untuk menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi yang diperoleh dari penelitian

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian 4.1.1 Pelaksanaan Pre-Test Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pre-test terlebih dahulu sebelum menyebarkan kuesioner yang sebenarnya kepada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Objek penelitian ini adalah karyawan Lanang Barbershop yang beroperasi di wilayah Jakarta Tangerang atau seluruh kios.penelitian ini diteliti dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pemicu bagi produsen lama untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas produk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pemicu bagi produsen lama untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas produk BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Profil Perusahaan Pesatnya kemajuan ekonomi global telah mengundang produsen baru untuk turut ambil bagian dalam kancah perekonomian, sekaligus menjadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survei yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survei yaitu 21 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survei yaitu penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan memakai kuesioner sebagai alat untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini adalah masyarakat kecamatan cengkareng jakarta barat. Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini adalah masyarakat kecamatan cengkareng jakarta barat. Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian ini menganalisa bagaimana pengaruh sikap konsumen dan citra merek terhadap minat beli telepon seluler lumia. Subjek yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tabel 3.1 Rincian waktu penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tabel 3.1 Rincian waktu penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada perusahaan CV. Damai Swalayan, Medan. beralamat di Jl.Setia Budi No.124A, Medan, Sumatera Utara. Tabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Purbalingga, Jawa

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Purbalingga, Jawa BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Alasan memilih Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah karena untuk memudahkan penulis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Penelitian Penelitian ini menganalisa bagaimana pengaruh kepribadian, komunikasi, dan kelompok referensi terhadap pengambilan keputusan konsumen menggunakan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Uji Pendahuluan BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penelitian dilakukan dengan metode survey, penulis menyebarkan sebanyak 110 kuesioner yang dilakukan dengan cara membagi secara langsung ke responden.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini dikategorikan sebagai explanatory research yaitu penelitian yang bertujuan menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN 3.1. Penentuan Waktu dan Lokasi 3.2. Jenis Penelitian 3.3. Teknik Pengambilan Sampel

3. METODE PENELITIAN 3.1. Penentuan Waktu dan Lokasi 3.2. Jenis Penelitian 3.3. Teknik Pengambilan Sampel 3. METODE PENELITIAN 3.1. Penentuan Waktu dan Lokasi Penelitian dilaksanakan pada 12 Februari 2016 hingga13 April 2016 di Desa Kenteng, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang. Pemilihan lokasi dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Pengumpulan Data Pada bagian ini dilakukan proses pengumpulan dan pengolahan data tahap awal serta pengumpulan data tahap akhir. Pengumpulan data pada penelitian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Beberapa teori yang terkait dalam skripsi ini adalah sebagai berikut: Systems Engineering (SE) Structural Equation Modeling (SEM) Fuzzy Serqual (Service Quality) Seperti yang telah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dalam menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi

BAB III METODE PENELITIAN. dalam menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi BAB III METODE PENELITIAN Bab ini bertujuan untuk memberikan landasan yang valid dan reliabel dalam menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi yang dihasilkan dapat dipercaya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu yang saya lakukan dimulai bulan April 2015 sampai dengan bulan

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu yang saya lakukan dimulai bulan April 2015 sampai dengan bulan BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Obyek Penelitian Waktu yang saya lakukan dimulai bulan April 2015 sampai dengan bulan Mei 2015. Obyek penelitian dalam penyusunan ini adalah Pengaruh Motivasi dan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini berfokus pada pengujian Privacy Concerns, Entertaiment dan Peer

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini berfokus pada pengujian Privacy Concerns, Entertaiment dan Peer BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian penyusunan skripsi ini adalah pengguna situs jejaring sosial terutama pada mahasiswa aktif di Universitas Mercu Buana Jakarta Barat.

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Restoran Pia Apple Pie yang berlokasi di jalan Pangrango 10 Bogor. Penentuan lokasi penelitian ini dengan pertimbangan

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS STRUCTUAL EQUATION MODEL (SEM)

VIII. ANALISIS STRUCTUAL EQUATION MODEL (SEM) Atribut yang ditetapkan pada variabel kepuasan merupakan atribut mengenai kepuasan konsumen secara keseluruhan (overall satisfaction). Berdasarkan sebaran pilihan responden, lebih dari setengah dari jumlah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Proses penelitian ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan ditempat penelitian, melakukan perumusan masalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu Dan Tempat Penelitian Waktu yang dilakukan dalam penelitian ini dimulai pada tanggal 14 Maret 2014. Lokasi penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada Showroom Mazda,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. seluruh karyawan yang menggunakan sistem ERP di PT Angkasa Pura II

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. seluruh karyawan yang menggunakan sistem ERP di PT Angkasa Pura II 62 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian Data penelitian ini diperoleh melalui kuesioner yang disebarkan kepada seluruh karyawan yang menggunakan sistem ERP di PT Angkasa Pura II (Persero).

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan PT. Infomedia Solusi Humanika (INSANI) yang beralamatkan di Jl RS Fatmawati No 75 Jakarta Selatan didirikan di Jakarta pada 24 Oktober 2012 berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan tujuannya penelitian ini termasuk applied research atau

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan tujuannya penelitian ini termasuk applied research atau BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Berdasarkan tujuannya penelitian ini termasuk applied research atau penelitian terapan yang mana didalamnya terdapat solusi atas suatu permasalahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Alasan

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Alasan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Alasan memilih Kabupaten Ngawi, Jawa Timur karena untuk memudahkan penulis melakukan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel 3.1.1 Populasi Populasi adalah kelompok subyek yang hendak digeneralisasikan oleh hasil penelitian (Sugiyono, 2014). Sedangkan Arikunto (2010) menjelaskan

Lebih terperinci

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA.

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA. Structural Equation Modeling (SEM) adalah alat analisis statistik yang dipergunakan untuk menyelesaikan model bertingkat secara serempak yang tidak dapat diselesaikan oleh persamaan regresi linear. SEM

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Salah satu merek es krim PT Unilever, Magnum kini hadir dengan varian baru. Magnum bukanlah merek produk es krim yang baru bagi masyarakat. Diluncurkannya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Objek penelitian ini adalah masyarakat DKI Jakarta. Penelitian ini diteliti dengan kuesioner tertulis secara Face to Face (tatap muka) yang akan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. metode pengambilan sampel yang digunakan adalah non-probability sampling dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. metode pengambilan sampel yang digunakan adalah non-probability sampling dan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Objek Penelitian Data diambil menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada konsumen Indomaret Point Pandanaran di kota Semarang. Populasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN II. METODE PENELITIAN Penelitian ini termasuk penelitian asosiatif kausal, karena penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel X terhadap Y yang bersifat kausal.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 24 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Perusahaan PT XYZ mempunyai visi dan misi yang digunakan untuk pedoman dalam menjalankan mekanisme kerja. Perusahaan PT XYZ mempunyai bagian

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 21 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Dari industri jasa Lembaga Bahasa Inggris yang ada di Bogor, setiap penyelenggara kursus bahasa Inggris tentunya akan menciptakan suatu nama / simbol

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan landasan yang valid dan reliabel untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan landasan yang valid dan reliabel untuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini bertujuan untuk memberikan landasan yang valid dan reliabel untuk menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi yang diperoleh dari penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian 1. Obyek Obyek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan suatu data dan obyek pada penelitian ini adalah Waroeng Spesial Sambal di Yogyakarta.

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah seluruh guru PAUD di Salatiga, dengan menggunakan sampel guru PAUD di Salatiga yang diambil dari 3 kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.1.1 Variabel Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan tiga jenis variabel yang dapat dikelompokkan sebagai berikut : 1. Variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, yaitu data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik (Sugiyono,2010).

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. wilayah kecamatan Cengkareng Jakarta Barat. Penelitian yang dilakukan terbagi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. wilayah kecamatan Cengkareng Jakarta Barat. Penelitian yang dilakukan terbagi BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan tempat penelitian Dalam penelitian ini peneliti mengambil waktu dan lokasi penelitian pada wilayah kecamatan Cengkareng Jakarta Barat. Penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM)

ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM) VII ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM) Strutural Equation Model (SEM) merupakan suatu teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis hubungan antara variabel laten dengan variabel teramati sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan tujuan untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh karakteristik produk (product characteristic),

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 No. Responden : KUESIONER

LAMPIRAN 1 No. Responden : KUESIONER LAMPIRAN 1 No. Responden : KUESIONER Kepada : Yth. Responden Dengan hormat, Terima kasih atas partisipasi anda menjadi salah satu responden dan secara sukarela mengisi kuesioner ini. Saya mahasiswi Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa akuntansi S1 reguler

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa akuntansi S1 reguler BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa akuntansi S1 reguler universitas atau perguruan tinggi baik negeri maupun swasta di Kota Bandar Lampung

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Observasi Lapangan Observasi lapangan yang peneliti lakukan adalah dengan mendistribusikan 385 kuesioner kepada pengendara sepeda motor di gedung UOB Plaza. Setiap

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI) merupakan salah satu produsen motor yang memiliki pangsa pasar cukup luas. Dengan meningkatnya permintaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Martabak Boss merupakan martabak variasi khas Bandung yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Martabak Boss merupakan martabak variasi khas Bandung yang BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian Martabak Boss merupakan martabak variasi khas Bandung yang menawarkan martabak dengan berbagai pilihan rasa. Setiap daerah memiliki namanama khas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kebayoran, Jakarta Selatan selama penelitian. Kebayoran Lama, Jakarta Selatan yang dipilih sebagai tempat penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. Kebayoran, Jakarta Selatan selama penelitian. Kebayoran Lama, Jakarta Selatan yang dipilih sebagai tempat penelitian. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Industri ini mengacu pada kegiatan operasional percetakan dan obyek penelitian ini ialah untuk mengetahui besarnya pengaruh Kepercayaan Pelanggan dan Kualitas

Lebih terperinci

II LANDASAN TEORI Definisi 1 (Prestasi Belajar) b. Faktor Eksternal Definisi 2 (Faktor-Faktor yang mempengaruhi prestasi) a.

II LANDASAN TEORI Definisi 1 (Prestasi Belajar) b. Faktor Eksternal Definisi 2 (Faktor-Faktor yang mempengaruhi prestasi) a. II LANDASAN TEORI Definisi 1 (Prestasi Belajar) Prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL

BAB V ANALISIS HASIL BAB V ANALISIS HASIL 5.1. Analisis Kecocokan Pada analisis hasil, bagian utama yang dibahas adalah mengenai tingkat kecocokan antara data dengan model, validitas dan reliabilitas model pengukuran serta

Lebih terperinci

BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian causal method yaitu

BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian causal method yaitu 3.1 Jenis Penelitian BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan jenis penelitian causal method yaitu merupakaan jenis penelitian untuk mendapatkan penjelasan hubungan antar variabel

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Responden Responden dalam penelitian ini yaitu sales engineer PT.Omron Electronics yang berada di Jakarta, Surabaya, Semarang dan Medan. Pola pencarian responden dilakukan

Lebih terperinci

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Demografi Objek Penelitian Demografi data dari objek penelitian dalam penelitian ini ditampilkan pada Tabel 4.1, yaitu berisi data mengenai umur mahasiswa, jenis kelamin

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Indonesia telah dikeluarkan, baik dalam bentuk peraturan perundang-undangan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Indonesia telah dikeluarkan, baik dalam bentuk peraturan perundang-undangan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Jumlah perokok dari waktu ke waktu mengalami peningkatan, baik dikalangan laki-laki maupun perempuan. Meskipun regulasi pengendalian masalah

Lebih terperinci

PENERAPAN STRUCTURAL EQUATION MODELING (SEM) UNTUK ANALISIS KOMPETENSI ALUMNI

PENERAPAN STRUCTURAL EQUATION MODELING (SEM) UNTUK ANALISIS KOMPETENSI ALUMNI Buletin Ilmiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 6, No. 0 (017), hal 113 10. PENERAPAN STRUCTURAL EQUATION MODELING (SEM) UNTUK ANALISIS KOMPETENSI ALUMNI Matius Robi, Dadan Kusnandar, Evy Sulistianingsih

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian 4.1.1 Pelaksanaan Survei Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan hotel bintang tiga di wilayah kota Cirebon. Ukuran sampel yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan untuk 31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Identifikasi Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian yang dimulai dari validitas dan reliabilitas instrumen penelitian dan model teoritis, uji

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. dari antisipasi teknologi baru. Rancangan penelitian yang disajikan berbentuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. dari antisipasi teknologi baru. Rancangan penelitian yang disajikan berbentuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Finger et al (203) yang bertujuan untuk mengetahui anteseden dan konsekuensi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain kausal yang menganalisis pengaruh antara variabel yang satu dengan yang lain. Jenis penelitian ini

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Waroeng Taman Kota Bogor yang berlokasi di Jl. Ceremai, kawasan Taman Kencana, Bogor. Pemilihan lokasi penelitian ini

Lebih terperinci

BAB VI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU KEPUTUSAN HUTANG

BAB VI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU KEPUTUSAN HUTANG BAB VI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU KEPUTUSAN HUTANG Bab ini akan memaparkan analisis terhadap faktor-faktor yang menentukan keputusan hutang pada pemilik usaha tenun dengan menggunakan Theory Planned

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 1.1. Desain Penelitian Pada penelitian ini penulis menggunakan penelitian menggunakan metode Kausalitas, digunakan untuk meneliti pada pupolasi atau sampel tertentu, pengumpulan

Lebih terperinci

PATH ANALYSIS & STRUCTURAL EQUATION MODEL. Liche Seniati Sem. Ganjil 2009/2010 Program Magister Profesi F.Psi.UI

PATH ANALYSIS & STRUCTURAL EQUATION MODEL. Liche Seniati Sem. Ganjil 2009/2010 Program Magister Profesi F.Psi.UI PATH ANALYSIS & STRUCTURAL EQUATION MODEL Liche Seniati Sem. Ganjil 2009/2010 Program Magister Profesi F.Psi.UI PATH ANALYSIS (Path Analysis) : merupakan suatu metode analisis untuk melihat hubungan antara

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISIS HASIL STUDI. responden yang berada di Sumatera Utara. Karakteristik responden merupakan

BAB 5 ANALISIS HASIL STUDI. responden yang berada di Sumatera Utara. Karakteristik responden merupakan BAB 5 ANALISIS HASIL STUDI 5.1 Deskripsi Umum Sampel Penelitian Setelah dilakukan penyebaran kuesioner kepada responden maka hasil kuesioner yang layak dan secara penuh mengisi kuesioner berjumlah 134

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. karyawan pada bagian perawat. Populasi yang masuk dalam kriteria

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. karyawan pada bagian perawat. Populasi yang masuk dalam kriteria BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian 3.1.1 Populasi Populasi mengacu pada keseluruhan kelompok orang, kejadian, atau hal minat yang ingin peneliti investigasi (Sekaran, 2006). Dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Desain Penelitian Desain penelitian merupakan rencana menyeluruh dari penelitian dengan menggunakan metode yang tepat mulai dari mengumpulkan dan menganalisa data sampai

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. estimasi loading factor, bobot loading factor (factor score wight), dan error variance

BAB V PEMBAHASAN. estimasi loading factor, bobot loading factor (factor score wight), dan error variance BAB V PEMBAHASAN 5.1 Analisis Konfirmatori Analisis faktor konfirmatori dalam penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan estimasi loading factor, bobot loading factor (factor score wight), dan error variance

Lebih terperinci

V. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

V. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin V. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. PROFIL RESPONDEN Kuesioner yang berjumlah 53 pertanyaan dibagikan kepada 70 responden dari Kantor Penjualan Wilayah (KPW) Jakarta PT. Sinar Sosro. Responden dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah perantara pemasaran (stockist) PT.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah perantara pemasaran (stockist) PT. BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian 5.1.1. Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini adalah perantara pemasaran (stockist) PT. Propan Raya yang memasarkan produk cat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pemecahan masalah dalam penelitian ini diawali dengan studi literatur yang mencakup kajian teori, penelitian empiris sebelumnya dan model yang relevan dengan masalah penelitian.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 14 III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian PT. YCH Indonesia adalah salah satu perusahaan distributor yang hampir 90% mendistribusikan produk susu dari perusahaan Frisian Flag Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain survey, yaitu metode pengumpulan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain survey, yaitu metode pengumpulan digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain survey, yaitu metode pengumpulan data primer dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada responden

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data, baik data yang bersifat data sekunder maupun data primer, dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2013).

Lebih terperinci

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN 55 BAB III METEDOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam perjalanan berkembangnya, sekolah Al-Kamal tidaklah mudah tetapi perlahan lahan dalam membenahi segala kekurangan dalam hal pelayanan pendidikan.

Lebih terperinci

DAFTAR SIMBOL γ Besarnya pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen β Besarnya pengaruh variabel endogen terhadap variabel endogen...

DAFTAR SIMBOL γ Besarnya pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen β Besarnya pengaruh variabel endogen terhadap variabel endogen... DAFTAR SIMBOL γ Besarnya pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen... 38 β Besarnya pengaruh variabel endogen terhadap variabel endogen... 38 δ Besarnya error dalam hubungan struktural antar

Lebih terperinci

4. ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA

4. ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA 41 4. ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA Pada bab ini akan dibahas hasil penelitian dan interpretasinya. Pembahasan dalam bab 4 ini meliputi gambaran umum yang menjadi subyek penelitian, analisis model SEM,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terdaftar di Badan Pusat Statistik (BPS) sejak sampel. Berikut jumlah perusahaan yang berpartisipasi:

BAB III METODE PENELITIAN. terdaftar di Badan Pusat Statistik (BPS) sejak sampel. Berikut jumlah perusahaan yang berpartisipasi: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Objek dan Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini, objek penelitian adalah karyawan-karyawan dengan jabatan manajer pada perusahaan manufaktur yang ada di kota Semarang yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah explanatory research atau penelitian penjelasan. Penelitian penjelasan adalah penelitian yang menjelaskan hubungan kausal

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Zalora Indonesia merupakan bagian dari Zalora group yang didirikan pada

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Zalora Indonesia merupakan bagian dari Zalora group yang didirikan pada BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Zalora.co.id Zalora Indonesia merupakan bagian dari Zalora group yang didirikan pada akhir 2011 oleh Rocket Internet GmbH, yang mencakup grup retail fashion

Lebih terperinci

LANGKAH-LANGKAH ANALISIS DATA PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL. Oleh: I Wayan Jaman Adi Putra

LANGKAH-LANGKAH ANALISIS DATA PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL. Oleh: I Wayan Jaman Adi Putra LANGKAH-LANGKAH ANALISIS DATA PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL Oleh: I Wayan Jaman Adi Putra 1. Proses Pemodelan Persamaan Struktural Penggunaan analisis Pemodelan Persamaan Struktural (Structural Equation

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Populasi Dan Sampel Populasi Penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi terdiri atas obyek

BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Populasi Dan Sampel Populasi Penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi terdiri atas obyek BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi Dan Sampel 3.1.1. Populasi Penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi terdiri atas obyek atau subyek yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang

Lebih terperinci

BAB IV BAB ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Kuisioner yang disebar kepada responden sebanyak 120 buah. Pada saat

BAB IV BAB ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Kuisioner yang disebar kepada responden sebanyak 120 buah. Pada saat BAB IV BAB ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4. Profil Responden Penelitian Kuisioner yang disebar kepada responden sebanyak 20 buah. Pada saat pengembalian hanya kembali 3 kuesioner, dimana terdapat 4 kuesioner

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Responden Pada bab IV ini akan menampilkan hasil penelitian yang berupa gambaran umum objek penelitian dan data deskriptif serta menyajikan hasil komputasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel BAB III METODE PENELITIAN Populasi dalam penelitian ini adalah wanita yang bekerja sebagai pegawai negeri di beberapa kantor atau dinas di yang berada di kota Kupang. Sampel yang

Lebih terperinci