ANALISIS DETEKSI TEPI PADA CITRA BERDASARKAN PERBAIKAN KUALITAS CITRA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS DETEKSI TEPI PADA CITRA BERDASARKAN PERBAIKAN KUALITAS CITRA"

Transkripsi

1 AALISIS DETEKSI TEPI PADA CITRA BERDASARKA PERBAIKA KUALITAS CITRA Achmad Hdayatno R. Rzal Isnanto Bahrun am Edge detecton and mage enhancement a part of mage processng. The purpose ths fnal project to research result a mage edge wth of mage enhancement, so that edge detecton s repared a mage qualty better than mage whch not yet repared wth the mage enhancement. Program used to fnal project a programng Matlab. Methods used wth detect the orgnal mage edge, then a orgnal mage get nose such as salt and pepper, gaussan and blur, then detected by the edge detecton, so that wll be resulted edge detecton the dfferent wth edge detecton from orgnal mage. Image whch get a nose then repared mage enhancement by usng medan, wener, and deblurrng, so that wll be got the mage whch same wth the orgnal mage. So also edge detecton s resulted much the same edge detecton from orgnal mage. Repearng mage enhancment use ndex qualty Q. Image enhance success f second ndex qualty better than ndex qualty frst. In the research mage are used Jupter, Lena, Kds, Pear, and Tape mages. Result are fnal project a mage Jupter, mage Lena, mage, mage Kds, mage Pear, and mage Tape, ndex qualty s better 0,8118 at Jupter mage wth salt and pepper nose, use medan flter and prewtt edge detecton. Index qualty s lower 0,3665 at Pear mage wth gaussan nose, use wenner flter, and canny edge detecton. Keywords: edge, nose, enhancement, mage qualty ndex Pengolahan ctra serng kal menggunakan deteks tep untuk tujuan tertentu. Karena deteks tep merupakan langkah pertama untuk melngkup nformas d dalam ctra. Untuk mendapatkan ctra yang bak sesua yang dngnkan basanya ctra dproses terlebh dahulu dengan perbakan kualtas ctra. Perbakan kualtas ctra dlakukan karena ctra yang menjad objek memlk kualtas yang buruk, msalnya ctra mengalam derau gaussan, salt and pepper, dan blurrng. Sedangkan untuk proses perbakan kualtas ctranya menggunakan metode penaps ctra medan, wenner dan deblurrng. Batasan Masalah Pada tugas akhr n pembahasan akan dbatasa pada permasalahan-permasalahan sebaga berkut. 1. Smulas pada tugas akhr n menggunakan program Matlab.. Pembahasan pada deteks tep pada ctra 3. Pembahasan perbakan kualtas pada ctra 4. Tugas akhr n tdak merancang perangkat kerasnya. 5. Smulas n merupakan alat bantu untuk mengambl keputusan komputer, dengan cara merepresentaskan ctra secara numerk dengan nla-nla dskret. Pada umumnya ctra dgtal berbentuk empat perseg panjang, dan dmens ukurannya dnyatakan dalam tngg kal lebar atau panjang kal lebar. Ctra dgtal yang tnggnya, lebarnya M, dan memlk nla derajat keabuan L dapat danggap sebaga fungs: 0 x M f ( x, 0 y... (.1) 0 f L Ctra dgtal yang berukuran x M basanya dnyatakan dalam bentuk matrk yang berukuran bars dan M kolom sebaga berkut: f (0,0) f (1,0) f ( x, f ( 1,0) f ( 1,1) f (1, M ) f ( 1, M 1) Ctra Dgtal Ctra dgtal merupakan ctra yang dhaslkan dar pengolahan dengan menggunakan Achmad Hdayatno adalah dosen d jurusan Teknk Elektro Fakultas Teknk Unverstas Dponegoro Jl. Prof. Sudharto S.H Tembalang Semarang 5075 R. Rzal Isnanto (rzal_snanto@yahoo.com) adalah dosen d jurusan Teknk Elektro Fakultas Teknk Unverstas Dponegoro Jl. Prof. Sudharto S.H Tembalang Semarang 5075 Bahrun am (baauuh@yahoo.com) adalah mahasswa d jurusan Teknk Elektro Fakultas Teknk Unverstas Dponegoro Jl. Prof. Sudharto S.H Tembalang Semarang 5075 f (0,1) f (0,0) f (0, M )... (.) Deteks Tep Tep adalah perubahan nla ntenstas derajat keabuan yang mendadak (besar) dalam jarak yang sngkat. Terdapat tga macam tep d dalam ctra dgtal, yatu:

2 a. Tep Curam Tep curam adalah tep dengan perubahan ntenstas yang tajam. Arah tep berksar Gambar.1 menunjukan deteks tep tpe tep curam. Arah tep dhtung denga persamaan 1 A x, y tan S x / S y...(.4) Operator Prewtt Persamaan graden pada operator Prewtt sama sepert operator Sobel, tetap menggunakan nla konstanta c = 1 Gambar.1Tep curam b. Tep Landa Tep landa yatu tep dengan sudut arah yang kecl. Tep landa dapat danggap terdr dar sejumlah tep-tep lokal yang lokasnya berdekatan. Gambar. menunjukan deteks tep tpe tep landa. Operator Roberts Operator Roberts serng dsebut juga operator slang. Graden Roberts dalam arah-x dan arah-y dhtung dengan rumus: R x, y f x 1, y 1 f x, y... (.5) R x, y f x, y 1 f x 1, y... (.6) Gambar. Tep landa c. Tep yang mengandung derau Umumnya tep yang terdapat pada aplkas vs komputer mengandung derau. Operas penngkatan kualtas ctra dapat dlakukan terlebh dahulu sebelum pendektesan tep. Gambar.3 menunjukan deteks tep tpe tep curam dengan derau. Gambar.4. Operator slang Gambar.4 menunjukan bahwa operator R + adalah hampran turunan berarah dalam arah 45 0, sedangkan operator R - adalah hampran turunan berarah dalah arah Dalam bentuk maks konvolus, operator Roberts adalah: Gambar.3 Tep curam dengan derau Deteks tep memlk berbaga macam operator dalam mendeteks tep suatu ctra, yatu: Operator Sobel Pengaturan pksel d sektar pksel (x,: Operator sobel adalah magntude dar graden yang dhtung dengan M s x s y... (.3) Turunan parsal dhtung dengan S x = (a + ca 3 + a 4 ) (a 0 + ca 7 + a 6 ) S y = (a 0 + ca 1 + a ) (a 6 + ca 5 + a 4 ) Dengan konstanta c adalah, dalam bentuk mask, s x dan s y dapat dnyatakan sebaga: Operator Canny Pendekatan algortma canny dlakukan dengan konvolus fungs gambar dengan operator gaussan dan turunan-turunannya. Turunan pertama dar fungs ctra yang dkonvoluskan dengan fungs gaussan, g(x, = D[gauss(x, * f(x,]... (.7) ekvalen dengan fungs ctra yang dkonvoluskan dengan turunan pertama dar fungs gaussan, g(x, = D[gauss(x,] * f(x,... (.8) Oleh karena tu, memungknkan untuk mengkombnaskan tngkat kehalusan dan pendektesan tep ke dalam suatu konvolus dalam satu dmens dengan dua arah yang berbeda (vertkal dan horzontal). Penaps Ctra Penapsan ctra bertujuan untuk menekan gangguan pada ctra. Gangguan tersebut basanya muncul sebaga akbat dar hasl pemrosesan yang tdak bagus (sensor, photographc gran nose) atau akbat saluran transms (pada pengrman data).

3 (a) Degradas (Blurrng) Gambar.7 memperlhatkan model degradas yang dalam hal n jka f(x, adalah ctra asl dan g(x, adalah ctra terdegradas, maka g(x, adalah perkalan f(x, dengan operator dstors H dtambah dengan derau adtf n ( x, : g(x, = Hf(x, + n(x,...(.11) (b) Gambar.5. Penghlangan derau dengan penaps medan Angka yang d contohkan pada gambar.5 adalah yang mempunya nla 35. Urutan angka tersebut adalah: dar kelompok tesebut adalah 10 (dcetak tebal). Ttk tengah dar jendela (35) sekarang dgant dengan nla medan (10). Hasl dar penapsnya adalah dperlhatkan pada gambar.5(b). Jad, penaps medan menghlangkan nla yang sangat berbeda dengan nla tetangganya. ose pada Ctra Berdasarkan bentuk dan karakterstknya, ada beberapa macam jens derau yatu: (1) Gaussan () Salt and Macam-macam derau dapat dlhat pada Gambar.6: (a) (b) Gambar.6. Macam-macam nose (a) gaussan (b) salt & pepper Efek dar gaussan derau n, pada gambar muncul ttk-ttk berwarna yang jumlahnya sama dengan prosentase derau. Ctra berderau adtf dapat dnyatakan sebaga: g(,j) = f(,j)+n(,j)... (.9) Derau adtf Gaussan menambahkan derau puth Gaussan n(,j) dengan rerata m dan varans v pada ctra asl f(,j) Sedangkan derau salt and pepper sepert halnya taburan garam, akan memberkan warna puth pada ttk yang terkena derau. Derau salt-andpepper dapat dmodelkan sebaga: z, j dengan peluang p g(, j)... (.10) f (, J) dengan peluang 1p Dengan g(,j) merupakan ctra terobservas atas ctra asl f(,j), dan z(,j) merupakan derau mpulsfnya. Gambar.7. Ctra Asl Gambar.8. Ctra Blur Derau n( x, adalah snyal adtf yang tmbul selama akuss ctra sehngga menyebabkan ctra.7 menjad rusak (mengalam degradas). (Catatan: Ctra f(x, sebenarnya tdak ada; ctra f(x, adalah ctra yang dperoleh dar akuss ctra pada konds sempurna). Perhatkan bahwa model n mengasumskan bahwa degradas nvaran secara spasal sehngga dapat dpandang sebaga penaps lnear dan snyal adtf. Secara rngkas, dapat dtuls sebaga bentuk matrks vektor G = H*f + n...(.1) Jka H adalah fungs dwmatra, maka persamaan (.11) dapat dpandang sebaga konvolus fungs n dengan ctra f(x, menghaslkan dstors. Dengan demkan, persamaan (.11) dapat dtuls sebaga g(x, = H(x, * f(x, + n(x,...(.13) Deblurrng Operator dstors pada persamaan (.13) dsebut juga pont spread spectrum (PSF). Ctra terdegradas dapat kta tuls sebaga: Ctra terdegradas = ctra asl * PSF + derau adtf...(.14) Jad, berdasarkan model degradas pada persamaan (.11), pekerjaan mendasar pada deblurrng adalah dekonvolus ctra kabur (blur) dengan PSF. (Catatan: dekonvolus adalah proses yang membalkkan efek konvolus). Dengan kata lan, kualtas ctra hasl deblurrng terutama dtentukan oleh pengetahuan PSF. Gambar.9. Ctra Asl Gambar.10. Ctra Blurrng Gambar.11. Ctra Deblurrng

4 Gambar.9 merupakan gambar asl sebelum mengalam proses pengaburan (blurrng). Gambar.10 merupakan gambar setelah mengalam proses pengaburan (blurrng), dan gambar.11 merupakan gambar yang mengalam proses deblurrng. Indeks Kualtas Alasan dgunakannya ndeks kualtas n adalah karena mudah dalam perhtungannya, dapat dpergunakan untuk berbaga operas pengolahan ctra, dan lebh memberkan perbandngan yang berart dar berbaga macam jens dstors ctra. Msalkan x = (x = 1,,...,) dan y =(y = 1,,...,) berturut-turut adalah ctra yang asl dan ctra yang duj. Indeks kualtas ddefnskan sebaga: 4 xy x y... (.15) Q x y x y dengan 1 x x, 1 y y x x x, y y y xy x x y y 1 1 Cakupan yang dnamk dar Q adalah [-1, 1]. Harga terbak 1 dcapa jka dan hanya jka y = x untuk semua 1,,...,. Harga terendah adalah -1 terjad ketka 1,,...,. y x x untuk semua PERACAGA PROGRAM Perangkat lunak yang dgunakan yatu menggunakan Matlab vars 7.0, sedangkan untuk membuat tamplan antarmukanya menggunakan GUI (Graphcal User Interface). Gambar 3.1 n merupakan dagram alr dar perancangan program yang dbuat. 4 HASIL PEELITIA DA PEMBAHASA Gambar Jupter Gambar 4.1 merupakan deteks tep Sobel Jupter asl. Terdapat juga keterangan yatu Derau 1 adalah derau salt and pepper. Derau adalah derau Gaussan. Derau 3 adalah blurrng Perbakan 1 adalah perbakan dengan menggunakan jens medan. Perbakan adalah perbakan dengan menggunakan jens wener. Perbakan 3 adalah perbakan dengan menggunakan jens deblurrng. Gambar 4.1 Jupter dengan dengan deteks tep Sobel Derau yang dgunakan pada Gambar 4. adalah derau salt and pepper sedangkan perbakannya menggunakan perbakan jens medan. Hasl yang dperoleh dar deteks tep perbakan menunjukan bahwa deteks tep perbakan hampr sama dengan deteks tep dar ctra aras keabuan. Gambar 4. Gambar Jupter dengan derau salt and pepper, perbakan dengan medan, dan deteks tep Sobel Tabel 4.1 merupakan nla ndeks kualtas gambar deteks tep dar gambar Jupter Tabel 4.1 la ndeka kulaltas gambar Jupter o Derau Perbakan Deteks Tep Gaussan Wener Indeks 1 Indeks Sobel 0,48 0,61997 Perwtt 0, ,8118 Roberts 0,134 0,66305 Canny 0, ,74809 Sobel 0, ,5536 Perwtt 0,5109 0,55409 Roberts 0, ,51677 Canny 0, ,4414 Sobel 0, ,70051 Perwtt 0,1908 0,71035 Roberts 0,00 0,70737 Canny 0,0798 0,58809 Gambar Lena Gambar 4.3 merupakan deteks tep Sobel Lena asl. Gambar 3.1 Dagram alr

5 5 memperbak kualtas ctra adalah dengan menggunakan wener. Gambar hasl dar perbakan kualtas ctra tampak terlhat lebh jelas. Operator deteks tep yang dgunakan adalah detekes tep Roberts. Gambar 4.3 Lena dengan dengan tep Sobel Derau yang dgunakan pada gambar 4.4 adalah derau gaussan sedangkan perbakannya menggunakan perbakan jens wener. Terlhat bahwa gambar, setelah mengalam perbakan gambar telhat lebh jelas. Operator deteks tep yang dgunakan adalah deteks tep sobel Sobel. Gambar 4.4 Gambar Lena dengan derau gaussan, perbakan dengan wener, dan deteks tep Prewtt Tabel 4. merupakan nla ndeks kualtas gambar deteks tep dar gambar Lena Tabel 4. la ndeks kualtas gambar Lena o Derau Perbakan Deteks Tep Indeks 1 Indeks Gaussan Wener Sobel 0,9156 0,70904 Perwtt 0,438 0,71018 Roberts 0,1073 0,744 Canny 0,4755 0,80763 Sobel 0,4606 0,50538 Perwtt 0,4657 0,5031 Roberts 0, ,49551 Canny 0,1614 0,4131 Sobel 0, ,6407 Perwtt 0, ,6718 Roberts 0, ,61935 Canny 0, ,4666 Gambar Pears Gambar 4.5 merupakan deteks tep Sobel Pear asl. Gambar 4.6 Gambar Pears dengan derau gaussan, perbakan dengan wener, dan deteks tep Roberts Tabel 4.3 merupakan nla ndeks kualtas gambar deteks tep dar gambar Pears. Tabel 4.3 la ndeks kualtas gambar Pears o Derau Perbakan Deteks Tep Indeks 1 Indeks Gaussan Wener Sobel 0, ,6834 Perwtt 0, ,67943 Roberts 0, ,7917 Canny 0, ,6596 Sobel 0,656 0,35741 Perwtt 0,767 0,360 Roberts 0, ,37351 Canny 0, ,3665 Sobel 0, ,630 Perwtt 0, ,63717 Roberts 0, ,6341 Canny 0, ,4674 Gambar Tape Gambar 4.7 merupakan deteks tep Sobel Tape asl. Gambar 4.7 Gambar Tape dengan deteks tep Canny Derau yang dgunakan pada Gambar 4.8 adalah dearu salt and pepper. Proses perbakan kualtas ctra yang dgunakan adala jens medan, sehngga tarlhat gambar lebh jelas. Pada deteks tep menggunakan operator deteks tep Canny. Gambar 4.5 Pear dengan deteks tep Roberts Derau yang dgunakan pada gambar 4.6 adalah derau gaussan sedangkan untuk

6 Gambar 4.8 Gambar Tape dengan derau salt and pepper, perbakan dengan medan, dan deteks tep Canny Tabel 4.4 merupakan nla ndeks kualtas gambar deteks tep dar gambar Tape Tabel 4.4 la ndeks kualtas gambar Tape o Derau Perbakan Deteks Tep Indeks 1 Indeks Gaussan Wener Sobel 0, ,6939 Perwtt 0, ,69649 Robert 0,1678 0,70986 Canny 0,4159 0,68801 Sobel 0, ,5000 Perwtt 0,4743 0,49586 Robert 0,4677 0,494 Canny 0, ,3104 Sobel 0, ,76891 Perwtt 0, ,77776 Robert 0,1560 0,65841 Canny 0, ,54734 Gambar Kds Gambar 4.9 merupakan deteks tep Sobel Jupter asl. 6 Kesmpulan Dar hasl peneltan dan pembahasan, maka dapat dambl kesmpulan sebaga berkut. 1. Telah dapat dkembangkan sebuah program aplkas untuk menganalss deteks tep Sobel, deteks tep Prewtt, deteks tep Roberts, dan deteks tep Canny pada ctra menggunakan bahasa pemrograman Matlab vers la ndeks kualtas tertngg yang dperoleh ctra Jupter adalah sebesar , dan terendah sebesar la ndeks kualtas tertngg yang dperoleh ctra Lena adalah sebesar , dan terendah sebesar la ndeks kualtas tertngg yang dperoleh ctra Pear adalah , dan terendah sebesar la ndeks kualtas tertngg yang dperoleh pada ctra Tape adalah , dan sebesar la ndeks kualtas tertngg yang dperoleh ctra Kds adalah , dan terendah sebesar la ndeks kualtas kedua memlk nla yang lebh tngg dar pada nla ndeks kualtas pertama, karena ctra mengalam perbakan. 8. Hasl deteks tep suatu ctra dengan jens derau tertentu, taps tertentu, dan deteks tep tertentu memlk ndeks kualtas yang berbeda dbandngkan dengan hasl deteks tep ctra yang lan karena pada elemen matrk antara ctra yang satu dengan ctra yang lan berbeda. DAFTAR PUSTAKA Gambar 4.9 Gambar Kds dengan deteks tep Sobel Tabel 4.5 merupakan nla ndeks kualtas gambar deteks tep dar gambar Kds Tabel 4.5 la ndeks kualtas gambar Kds o Derau Perbakan Deteks Tep Indeks 1 Indeks Gaussan Wener Sobel 0,366 0,6701 Perwtt 0,1735 0,650 Robert 0, ,63456 Canny 0, ,70873 Sobel 0,3559 0,4460 Perwtt 0, ,45466 Robert 0, ,44439 Canny 0, ,41604 Sobel 0,177 0,674 Perwtt 0,1105 0,67983 Robert 0, ,56875 Canny 0,1457 0,60889 Achmad, B. dan K. Frdausy, Teknk Pengolahan Ctra Dgtal menggunakan DELPHI, Ardh Publshng, 005. Ahmad, U., Pengolahan Ctra Dgtal & Teknk Pemrogramannya, Graha Ilmu, 005. Marvn, W. dan A. Prjono, Pengolahan Ctra Dgtal Menggunakan Matlab, Informatka, Bandung, 007 Ptas, I., Dgtal Image Processng Algorthms, Prentce Hall, Sngapore, Jan, A.K., Fundamental of Dgtal Image Processng, Prentce Hall, Inc., Sngapore,1989. Murn, A. dan S. Setawan, Pengantar Pengolahan Ctra, Elex Meda Komputndo, Jakarta,199. Munr, R., Pengolahan Ctra Dgtal dengan Pendekatan Algortmk, Informatka Bandung, 004.

7 7 Bodata Mahasswa ama : Bahrun am IM : LF Tempat/Tgl. Lahr : Brebes / 9 September 1983 Alamat : Tegalglagah Rt 3 /, Kecamatan Bulakamba, Kabupaten Brebes Alamat e-mal : bahrun08@gaml.com Konsentras : Elektronka dan Telekomunkas Menyetuju dan Mengesahkan, Pembmbng I Achmad Hdayatno, S.T., M.T. IP Pembmbng II R. Rzal Isnanto, S.T., M.M., M.T. IP

PERBANDINGAN PEMILIHAN TAPIS PENGHAPUS DERAU PADA CITRA BERDASAR SIFAT STATISTIS, PSNR, DAN INDEKS KUALITAS

PERBANDINGAN PEMILIHAN TAPIS PENGHAPUS DERAU PADA CITRA BERDASAR SIFAT STATISTIS, PSNR, DAN INDEKS KUALITAS PERBADIGA PEMILIHA TAPIS PEGHAPUS DERAU PADA CITRA BERDASAR SIFAT STATISTIS, PSR, DA IDEKS KUALITAS Bernadetta Dyah Susant Wdoretno ), Achmad Hdayatno ), R. Rzal Isnanto ) Jurusan Teknk Elektro Fakultas

Lebih terperinci

Perbandingan Penggunaan Beberapa Metode Deteksi Tepi Pada Pengolahan Citra Radiologi Fraktur Tulang

Perbandingan Penggunaan Beberapa Metode Deteksi Tepi Pada Pengolahan Citra Radiologi Fraktur Tulang PRISMA FISIKA, Vol. V,. 3 (4), Hal. 7- ISSN : 337-84 Perbandngan Penggunaan Beberapa Metode Deteks Tep Pada Pengolahan Ctra Radolog Fraktur Tulang Ray Andre Junor a, Nurhasanah a*, Iklas Sanubary a a Prod

Lebih terperinci

Pendeteksian Data Pencilan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Diagnostik

Pendeteksian Data Pencilan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Diagnostik Pendeteksan Data Penclan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Dagnostk Sally Indra 1, Dod Vonanda, Rry Srnngsh 3 1 Student of Mathematcs Department State Unversty of Padang,

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Matematka sebaga bahasa smbol yang bersfat unversal memegang peranan pentng dalam perkembangan suatu teknolog. Matematka sangat erat hubungannya dengan kehdupan nyata.

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c 6 A PEMAHASA Pada bab sebelumnya telah dbahas teor-teor yang akan dgunakan untuk menyelesakan masalah program lner parametrk. Pada bab n akan dperlhatkan suatu prosedur yang lengkap untuk menyelesakan

Lebih terperinci

PENGENALAN JENIS-JENIS IKAN MENGGUNAKAN METODE ANALISIS KOMPONEN UTAMA

PENGENALAN JENIS-JENIS IKAN MENGGUNAKAN METODE ANALISIS KOMPONEN UTAMA MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR PENGENALAN JENIS-JENIS IKAN MENGGUNAKAN METODE ANALISIS KOMPONEN UTAMA Suharto Jat Santoso *, Bud Setyono **, R. Rzal Isnanto ** Abstrak - Selama n pengenalan jens kan pada

Lebih terperinci

Teori Himpunan. Modul 1 PENDAHULUAN. impunan sebagai koleksi (pengelompokan) dari objek-objek yang

Teori Himpunan. Modul 1 PENDAHULUAN. impunan sebagai koleksi (pengelompokan) dari objek-objek yang Modul 1 Teor Hmpunan PENDAHULUAN Prof SM Nababan, PhD Drs Warsto, MPd mpunan sebaga koleks (pengelompokan) dar objek-objek yang H dnyatakan dengan jelas, banyak dgunakan dan djumpa dberbaga bdang bukan

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH BAB VB PERSEPTRON & CONTOH Model JST perseptron dtemukan oleh Rosenblatt (1962) dan Mnsky Papert (1969). Model n merupakan model yang memlk aplkas dan pelathan yang lebh bak pada era tersebut. 5B.1 Arstektur

Lebih terperinci

PEMBUATAN GRAFIK PENGENDALI BERDASARKAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA (PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS)

PEMBUATAN GRAFIK PENGENDALI BERDASARKAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA (PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS) PEMBUATAN GRAFIK PENGENDALI BERDASARKAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA (PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS) Wrayant ), Ad Setawan ), Bambang Susanto ) ) Mahasswa Program Stud Matematka FSM UKSW Jl. Dponegoro 5-6 Salatga,

Lebih terperinci

SEARAH (DC) Rangkaian Arus Searah (DC) 7

SEARAH (DC) Rangkaian Arus Searah (DC) 7 ANGKAAN AUS SEAAH (DC). Arus Searah (DC) Pada rangkaan DC hanya melbatkan arus dan tegangan searah, yatu arus dan tegangan yang tdak berubah terhadap waktu. Elemen pada rangkaan DC melput: ) batera ) hambatan

Lebih terperinci

Bab III Analisis Rantai Markov

Bab III Analisis Rantai Markov Bab III Analss Ranta Markov Sstem Markov (atau proses Markov atau ranta Markov) merupakan suatu sstem dengan satu atau beberapa state atau keadaan, dan dapat berpndah dar satu state ke state yang lan pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penjadwalan Baker (1974) mendefnskan penjadwalan sebaga proses pengalokasan sumber-sumber dalam jangka waktu tertentu untuk melakukan sejumlah pekerjaan. Menurut Morton dan

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu komputer digital [12]. Citra digital tersusun atas sejumlah elemen.

BAB I PENDAHULUAN. suatu komputer digital [12]. Citra digital tersusun atas sejumlah elemen. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Ctra dgtal merupakan ctra hasl dgtalsas yang dapat dolah pada suatu komputer dgtal [12]. Ctra dgtal tersusun atas sejumlah elemen. Elemen-elemen yang menyusun ctra

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

PENGGUNAAN DINDING GESER SEBAGAI ELEMEN PENAHAN GEMPA PADA BANGUNAN BERTINGKAT 10 LANTAI

PENGGUNAAN DINDING GESER SEBAGAI ELEMEN PENAHAN GEMPA PADA BANGUNAN BERTINGKAT 10 LANTAI PENGGUNAAN DINDING GESER SEBAGAI ELEMEN PENAHAN GEMPA PADA BANGUNAN BERTINGKAT 10 LANTAI Reky Stenly Wndah Dosen Jurusan Teknk Spl Fakultas Teknk Unverstas Sam Ratulang Manado ABSTRAK Pada bangunan tngg,

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan . Pendahuluan ANGKAIAN SEI Dua elemen dkatakan terhubung ser jka : a. Kedua elemen hanya mempunya satu termnal bersama. b. Ttk bersama antara elemen tdak terhubung ke elemen yang lan. Pada Gambar resstor

Lebih terperinci

PENGENALAN HURUF BRAILLE BERBASIS JARINGAN SYARAF TIRUAN METODA HEBBRULE

PENGENALAN HURUF BRAILLE BERBASIS JARINGAN SYARAF TIRUAN METODA HEBBRULE 1 PENGENALAN HURUF BRAILLE BERBASIS JARINGAN SARAF TIRUAN METODA HEBBRULE un Ennggar 1, Wahyul Amen Syafe, ST, MT 2, Bud Setyono,ST,MT 2 Jurusan Teknk Elektro, Fakultas Teknk Unverstas, Dponegoro Jl. Prof.

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara atau langkah-langkah yang harus dtempuh dalam kegatan peneltan, sehngga peneltan yang dlakukan dapat mencapa sasaran yang dngnkan. Metodolog peneltan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

Histogram Citra. Bab Membuat Histogram

Histogram Citra. Bab Membuat Histogram Bab 6 Hstogram Ctra I nformas pentng mengena s ctra dgtal dapat dketahu dengan membuat hstogram ctra. Hstogram ctra adalah grafk yang menggambarkan penyebaran nla-nla ntenstas pxel dar suatu ctra atau

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pengujian pada

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pengujian pada BAB 5 ASIL DAN PEMBAASAN 5. asl Peneltan asl peneltan akan membahas secara lebh lengkap mengena penyajan data peneltan dan analss data. 5.. Penyajan Data Peneltan Sampel yang dgunakan dalam peneltan n

Lebih terperinci

Matematika Eigenface Menggunakan Metrik Euclidean

Matematika Eigenface Menggunakan Metrik Euclidean Matematka Egenface Menggunakan Metrk Eucldean 6 Ben Utomo Sekolah ngg eknolog Bontang, Indonesa Abstract Salah satu sstem pengenalan wajah (face recognton) adalah metode egenface. Metode n bekerja dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

Implementasi Algoritma Filtering Derivatif Dalam Mengolah Citra Satelit Pada Software Envi

Implementasi Algoritma Filtering Derivatif Dalam Mengolah Citra Satelit Pada Software Envi Jurnal Graden Vol. No. Jul 5 : 8-86 Implementas Algortma Flterng Dervat Dalam Mengolah Ctra Satelt Pada Sotware Env Yulan Fauz Jurusan Matematka Fakultas Matematka dan Ilmu Pengetahuan Alam Unverstas Bengkulu

Lebih terperinci

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Sebuah jarngan terdr dar sekelompok node yang dhubungkan oleh busur atau cabang. Suatu jens arus tertentu berkatan dengan setap busur. Notas standart untuk menggambarkan sebuah jarngan

Lebih terperinci

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman OTIMISASI enjadualan Optmal embangkt Oleh : Zurman Anthony, ST. MT Optmas pengrman daya lstrk Dmaksudkan untuk memperkecl jumlah keseluruhan baya operas dengan memperhtungkan rug-rug daya nyata pada saluran

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

Penerapan Metode Runge-Kutta Orde 4 dalam Analisis Rangkaian RLC

Penerapan Metode Runge-Kutta Orde 4 dalam Analisis Rangkaian RLC Penerapan Metode Runge-Kutta Orde 4 dalam Analss Rangkaan RLC Rka Favora Gusa JurusanTeknk Elektro,Fakultas Teknk,Unverstas Bangka Beltung rka_favora@yahoo.com ABSTRACT The exstence of nductor and capactor

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

ALGORITMA UMUM PENCARIAN INFORMASI DALAM SISTEM TEMU KEMBALI INFORMASI BERBASIS METODE VEKTORISASI KATA DAN DOKUMEN

ALGORITMA UMUM PENCARIAN INFORMASI DALAM SISTEM TEMU KEMBALI INFORMASI BERBASIS METODE VEKTORISASI KATA DAN DOKUMEN ALGORITMA UMUM PENCARIAN INFORMASI DALAM SISTEM TEMU KEMBALI INFORMASI BERBASIS METODE VEKTORISASI KATA DAN DOKUMEN Hendra Bunyamn Jurusan Teknk Informatka Fakultas Teknolog Informas Unverstas Krsten Maranatha

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbass masalah n adalah metode pengembangan atau

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan tugas akhr n, penulsan mendapat referens dar pustaka serta lteratur lan yang berhubungan dengan pokok masalah yang penuls ajukan. Langkah-langkah yang akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Perancangan Sstem Sstem yang akan dkembangkan adalah berupa sstem yang dapat membantu keputusan pemodal untuk menentukan portofolo saham yang dperdagangkan d Bursa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Studi Kasus di PT. Sinar Terang Abadi )

APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Studi Kasus di PT. Sinar Terang Abadi ) APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Stud Kasus d PT. Snar Terang Abad ) Bagus Suryo Ad Utomo 1203 109 001 Dosen Pembmbng: Drs. I Gst Ngr Ra Usadha, M.S Jurusan Matematka

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan

Lebih terperinci

Pembayaran harapan yang berkaitan dengan strategi murni pemain P 2. Pembayaran Harapan bagi Pemain P1

Pembayaran harapan yang berkaitan dengan strategi murni pemain P 2. Pembayaran Harapan bagi Pemain P1 Lecture : Mxed Strategy: Graphcal Method A. Metode Campuran dengan Metode Grafk Metode grafk dapat dgunakan untuk menyelesakan kasus permanan dengan matrks pembayaran berukuran n atau n. B. Matrks berukuran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya arus reaktif. Harmonisa telah terbukti memiliki dampak kerusakan

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya arus reaktif. Harmonisa telah terbukti memiliki dampak kerusakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kualtas daya lstrk sangat dpengaruh oleh penggunaan jens-jens beban tertentu sepert beban non lner dan beban nduktf. Akbat yang dtmbulkannya adalah turunnya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi Statstka, Vol. 9 No., 4 47 Me 009 Kecocokan Dstrbus Normal Menggunakan Plot Persentl-Persentl yang Dstandarsas Lsnur Wachdah Program Stud Statstka Fakultas MIPA Unsba e-mal : Lsnur_w@yahoo.co.d ABSTRAK

Lebih terperinci

PENENTUAN LOKASI PEMANCAR TELEVISI MENGGUNAKAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING

PENENTUAN LOKASI PEMANCAR TELEVISI MENGGUNAKAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING Meda Informatka, Vol. 2, No. 2, Desember 2004, 57-64 ISSN: 0854-4743 PENENTUAN LOKASI PEMANCAR TELEVISI MENGGUNAKAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING Sr Kusumadew Jurusan Teknk Informatka, Fakultas

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 0 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD BAB V STATISTIKA Dra.Hj.Rosdah Salam, M.Pd. Dra. Nurfazah, M.Hum. Drs. Latr S, S.Pd., M.Pd. Prof.Dr.H. Pattabundu, M.Ed. Wdya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan pengembangan yang bertujuan membuat suatu produk dan duj kelayakannya. B. Metode Pengembangan Peneltan n menggunakan

Lebih terperinci

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER 5.1 Pembelajaran Dengan Fuzzy Program Lner. Salah satu model program lnear klask, adalah : Maksmumkan : T f ( x) = c x Dengan batasan : Ax b x 0 n m mxn Dengan

Lebih terperinci

METODE THRESHOLDING UNTUK SEGMENTASI CITRA TELUR BERBASIS ANDROID

METODE THRESHOLDING UNTUK SEGMENTASI CITRA TELUR BERBASIS ANDROID METODE THRESHOLDING UNTUK SEGMENTASI CITRA TELUR BERBASIS ANDROID Fersa Setyanngrum 1, Kartka Frdausy 2 Program Stud Teknk Elektro, Fakultas Teknolog Industr, Unverstas Ahmad Dahlan Jl. Prof. Dr. Soepomo,

Lebih terperinci

SELANG KEPERCAYAAN UNTUK KOEFISIEN GARIS REGRESI LINEAR DENGAN METODE LEAST MEDIAN SQUARES 1 ABSTRAK

SELANG KEPERCAYAAN UNTUK KOEFISIEN GARIS REGRESI LINEAR DENGAN METODE LEAST MEDIAN SQUARES 1 ABSTRAK SELANG KEPERCAYAAN UNTUK KOEFISIEN GARIS REGRESI LINEAR DENGAN METODE LEAST MEDIAN SQUARES Harm Sugart Jurusan Statstka FMIPA Unverstas Terbuka emal: harm@ut.ac.d ABSTRAK Adanya penympangan terhadap asums

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia)

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia) PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Stud Kasus pada Data Inflas Indonesa) Putr Noorwan Effendy, Amar Sumarsa, Embay Rohaet Program Stud Matematka Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan

Lebih terperinci

MENCERMATI BERBAGAI JENIS PERMASALAHAN DALAM PROGRAM LINIER KABUR. Mohammad Asikin Jurusan Matematika FMIPA UNNES. Abstrak

MENCERMATI BERBAGAI JENIS PERMASALAHAN DALAM PROGRAM LINIER KABUR. Mohammad Asikin Jurusan Matematika FMIPA UNNES. Abstrak JURAL MATEMATIKA DA KOMUTER Vol. 6. o., 86-96, Agustus 3, ISS : 4-858 MECERMATI BERBAGAI JEIS ERMASALAHA DALAM ROGRAM LIIER KABUR Mohammad Askn Jurusan Matematka FMIA UES Abstrak Konsep baru tentang hmpunan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

BAB X RUANG HASIL KALI DALAM

BAB X RUANG HASIL KALI DALAM BAB X RUANG HASIL KALI DALAM 0. Hasl Kal Dalam Defns. Hasl kal dalam adalah fungs yang mengatkan setap pasangan vektor d ruang vektor V (msalkan pasangan u dan v, dnotaskan dengan u, v ) dengan blangan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Node. Edge. Gambar 1 Directed Acyclic Graph

TINJAUAN PUSTAKA. Node. Edge. Gambar 1 Directed Acyclic Graph TINJAUAN PUSTAKA Bayesan Networks BNs dapat memberkan nformas yang sederhana dan padat mengena nformas peluang. Berdasarkan komponennya BNs terdr dar Bayesan Structure (Bs) dan Bayesan Parameter (Bp) (Cooper

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI DAN METODE

BAB II DASAR TEORI DAN METODE BAB II DASAR TEORI DAN METODE 2.1 Teknk Pengukuran Teknolog yang dapat dgunakan untuk mengukur konsentras sedmen tersuspens yatu mekank (trap sampler, bottle sampler), optk (optcal beam transmssometer,

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Dagram Alr Peneltan Materal Amorph Magnetk (Fe 73 Al 5 Ga 2 P 8 C 5 B 4 S 3 ) Ekspermen DfraksNeutron (I vs 2theta) Smulas Insalsas atom secara random Fungs struktur, F(Q) Perhtungan

Lebih terperinci

berasal dari pembawa muatan hasil generasi termal, sehingga secara kuat

berasal dari pembawa muatan hasil generasi termal, sehingga secara kuat 10 KARAKTRISTIK TRANSISTOR 10.1 Dasar Pengoperasan JT Pada bab sebelumnya telah dbahas dasar pengoperasan JT, utamannya untuk kasus saat sambungan kolektor-bass berpanjar mundur dan sambungan emtor-bass

Lebih terperinci

MEREDUKSI SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN FUZZY TRAPESIUM

MEREDUKSI SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN FUZZY TRAPESIUM MEREDUKSI SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN FUZZY TRAPESIUM Tut Susant, Mashad, Sukamto Mahasswa Program S Matematka Dosen Jurusan Matematka Fakultas Matematka dan Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

PEMAMPATAN DATA CITRA BERWARNA DENGAN ALIHRAGAM WAVELET

PEMAMPATAN DATA CITRA BERWARNA DENGAN ALIHRAGAM WAVELET PEMAMPATA DATA CITRA BERWARA DEGA ALIHRAGAM WAVELET HAAR Yul Astran*, Achmad Hdayatno**, R.Rzal Isnanto** Abstrak- Selama n belum pernah dlakukan peneltan mengena pemampatan data ctra berwarna menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kendaraan bermotor merupakan alat yang palng dbutuhkan sebaga meda transportas. Kendaraan dbag menjad dua macam, yatu kendaraan umum dan prbad. Kendaraan umum

Lebih terperinci

Interpretasi data gravitasi

Interpretasi data gravitasi Modul 7 Interpretas data gravtas Interpretas data yang dgunakan dalam metode gravtas adalah secara kualtatf dan kuanttatf. Dalam hal n nterpretas secara kuanttatf adalah pemodelan, yatu dengan pembuatan

Lebih terperinci

Nama : Crishadi Juliantoro NPM :

Nama : Crishadi Juliantoro NPM : ANALISIS INVESTASI PADA PERUSAHAAN YANG MASUK DALAM PERHITUNGAN INDEX LQ-45 MENGGUNAKAN PORTOFOLIO DENGAN METODE SINGLE INDEX MODEL. Nama : Crshad Julantoro NPM : 110630 Latar Belakang Pemlhan saham yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

CONTOH SOAL #: PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA. dx dengan nilai awal: y = 1 pada x = 0. Penyelesaian: KASUS: INITIAL VALUE PROBLEM (IVP)

CONTOH SOAL #: PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA. dx dengan nilai awal: y = 1 pada x = 0. Penyelesaian: KASUS: INITIAL VALUE PROBLEM (IVP) PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA KASUS: INITIAL VALUE PROBLEM (IVP) by: st dyar kholsoh Mater Kulah: Pengantar; Metode Euler; Perbakan Metode Euler; Metode Runge-Kutta; Penyelesaan Sstem Persamaan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

BAB II TEORI ALIRAN DAYA

BAB II TEORI ALIRAN DAYA BAB II TEORI ALIRAN DAYA 2.1 UMUM Perhtungan alran daya merupakan suatu alat bantu yang sangat pentng untuk mengetahu konds operas sstem. Perhtungan alran daya pada tegangan, arus dan faktor daya d berbaga

Lebih terperinci

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, , Desember 2002, ISSN :

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, , Desember 2002, ISSN : JURNAL MATEMATIKA AN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, 161-167, esember 00, ISSN : 1410-8518 PENGARUH SUATU ATA OBSERVASI ALAM MENGESTIMASI PARAMETER MOEL REGRESI Hern Utam, Rur I, dan Abdurakhman Jurusan Matematka

Lebih terperinci

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan

Lebih terperinci

Contoh 5.1 Tentukan besar arus i pada rangkaian berikut menggunakan teorema superposisi.

Contoh 5.1 Tentukan besar arus i pada rangkaian berikut menggunakan teorema superposisi. BAB V TEOEMA-TEOEMA AGKAIA 5. Teorema Superposs Teorema superposs bagus dgunakan untuk menyelesakan permasalahan-permasalahan rangkaan yang mempunya lebh dar satu sumber tegangan atau sumber arus. Konsepnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusa dlahrkan ke duna dengan ms menjalankan kehdupannya sesua dengan kodrat Illah yakn tumbuh dan berkembang. Untuk tumbuh dan berkembang, berart setap nsan harus

Lebih terperinci

III PEMODELAN MATEMATIS SISTEM FISIK

III PEMODELAN MATEMATIS SISTEM FISIK 34 III PEMODELN MTEMTIS SISTEM FISIK Deskrps : Bab n memberkan gambaran tentang pemodelan matemats, fungs alh, dagram blok, grafk alran snyal yang berguna dalam pemodelan sstem kendal. Objektf : Memaham

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4. PENGUJIAN PENGUKURAN KECEPATAN PUTAR BERBASIS REAL TIME LINUX Dalam membuktkan kelayakan dan kehandalan pengukuran kecepatan putar berbass RTLnux n, dlakukan pengujan dalam

Lebih terperinci

BAB 4 PERHITUNGAN NUMERIK

BAB 4 PERHITUNGAN NUMERIK Mata kulah KOMPUTASI ELEKTRO BAB PERHITUNGAN NUMERIK. Kesalahan error Pada Penelesaan Numerk Penelesaan secara numers dar suatu persamaan matemats kadang-kadang hana memberkan nla perkraan ang mendekat

Lebih terperinci

III PEMBAHASAN. merupakan cash flow pada periode i, dan C. berturut-turut menyatakan nilai rata-rata dari V. dan

III PEMBAHASAN. merupakan cash flow pada periode i, dan C. berturut-turut menyatakan nilai rata-rata dari V. dan Pada bab n akan dbahas mengena penyelesaan masalah ops real menggunakan pohon keputusan bnomal. Dalam menentukan penlaan proyek, dapat dgunakan beberapa metode d antaranya dscounted cash flow (DF). DF

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 2 LNDSN TEORI 2. Teor engamblan Keputusan Menurut Supranto 99 keputusan adalah hasl pemecahan masalah yang dhadapnya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang past terhadap suatu pertanyaan.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Menurut teor molekuler benda, satu unt volume makroskopk gas (msalkan cm ) merupakan suatu sstem yang terdr atas sejumlah besar molekul (kra-kra sebanyak 0 0 buah molekul) yang

Lebih terperinci

Tinjauan Algoritma Genetika Pada Permasalahan Himpunan Hitting Minimal

Tinjauan Algoritma Genetika Pada Permasalahan Himpunan Hitting Minimal 157 Vol. 13, No. 2, 157-161, Januar 2017 Tnjauan Algortma Genetka Pada Permasalahan Hmpunan Httng Mnmal Jusmawat Massalesse, Bud Nurwahyu Abstrak Beberapa persoalan menark dapat dformulaskan sebaga permasalahan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI I PENDAHULUAN Latar elakang Sekolah merupakan salah satu bagan pentng dalam penddkan Oleh karena tu sekolah harus memperhatkan bagan-bagan yang ada d dalamnya Salah satu bagan pentng yang tdak dapat dpsahkan

Lebih terperinci

SISTEM LINEAR MAX-PLUS KABUR WAKTU INVARIANT AUTONOMOUS

SISTEM LINEAR MAX-PLUS KABUR WAKTU INVARIANT AUTONOMOUS SISTEM LINEAR MAX-PLUS KABUR WAKTU INVARIANT AUTONOMOUS A8 M. Andy Rudhto 1 1 Program Stud Penddkan Matematka FKIP Unverstas Sanata Dharma Kampus III USD Pangan Maguwoharjo Yogyakarta 1 e-mal: arudhto@yahoo.co.d

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN BAB TIJAUA KEPUSTAKAA.1. Gambaran Umum Obyek Peneltan Gambar.1 Lokas Daerah Stud Gambar. Detal Lokas Daerah Stud (Sumber : Peta Dgtal Jabotabek ver.0) 7 8 Kawasan perumahan yang dplh sebaga daerah stud

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Manova atau Multvarate of Varance merupakan pengujan dalam multvarate yang bertujuan untuk mengetahu pengaruh varabel respon dengan terhadap beberapa varabel predktor

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

Bab III Analisis dan Rancangan Sistem Kompresi Kalimat

Bab III Analisis dan Rancangan Sistem Kompresi Kalimat Bab III Analss dan Rancangan Sstem Kompres Kalmat Bab n bers penjelasan dan analss terhadap sstem kompres kalmat yang dkembangkan d dalam tess n. Peneltan n menggunakan pendekatan statstcal translaton

Lebih terperinci

ELEKTRONIKA ANALOG. Bab 2 BIAS DC FET Pertemuan 5 Pertemuan 7. Oleh : ALFITH, S.Pd, M.Pd

ELEKTRONIKA ANALOG. Bab 2 BIAS DC FET Pertemuan 5 Pertemuan 7. Oleh : ALFITH, S.Pd, M.Pd ELEKTONKA ANALOG Bab 2 BAS D FET Pertemuan 5 Pertemuan 7 Oleh : ALFTH, S.Pd, M.Pd 1 Pemran bas pada rangkaan BJT Masalah pemran bas rkatan dengan: penentuan arus dc pada collector yang harus dapat dhtung,

Lebih terperinci

Preferensi untuk alternatif A i diberikan

Preferensi untuk alternatif A i diberikan Bahan Kulah : Topk Khusus Metode Weghted Product (WP) menggunakan perkalan untuk menghubungkan ratng atrbut, dmana ratng setap atrbut harus dpangkatkan dulu dengan bobot atrbut yang bersangkutan. Proses

Lebih terperinci