STUDI PEMODELAN SEBARAN PERGERAKAN BARANG POKOK DAN STRATEGIS INTERNAL REGIONAL (Studi Kasus Provinsi Jawa Tengah) Juang Akbardin ABSTRAK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STUDI PEMODELAN SEBARAN PERGERAKAN BARANG POKOK DAN STRATEGIS INTERNAL REGIONAL (Studi Kasus Provinsi Jawa Tengah) Juang Akbardin ABSTRAK"

Transkripsi

1 STUDI PEMODELAN SEBARAN PERGERAKAN BARANG POKOK DAN STRATEGIS INTERNAL REGIONAL (Stu Kasus Provns Jawa Tengah) Juang Akbarn Teknk Spl - Unverstas Penkan Inonesa, Banung akbaren@yahoo.co. ABSTRAK Penngkatan sstem kegatan ekonom aerah paa zona zona suatu provns menghaslkan prouks bangktan an tarkan berbass kons karakterstk zona zona paa wlayah tersebut. Barang pokok an strategs paa wlayah nternal regonal suatu provns mempunya peranan strategs untuk penguatan struktur kebutuhan ekonom wlayah tersebut secara manr. Sektor komotas barang pokok an strategs kategorkan berasarkan jens komotas barang kebutuhan pokok paa suatu wlayah an jens komotas barang mneral an tambang sesua engan ketetapan MPEI. Dengan mengetahu moel bangktan an tarkan pergerakan barang pokok an strategs apat ketahu moel sebaran pergerakan yang terja ar moel bangktan an tarkan berasarkan masng masng zona paa wlayah tersebut. Dengan metoe analsa regres paa moel bangktan an tarkan pergerakan yang analsa berasarkan varabel soso ekonom an emograf engan faktor omnan varabel output an nput jens komotas barang pokok an strategs. Berasarkan bangktan an tarkan berbass zona serta nla pertumbuhannya tersebut moel sebran pergerakan akan haslkan. Metoe gravty opportunty (GO) untuk menghaslkan pemoelan sebaran pergerakan tentukan sesua ngan karakterstk wlayah stu terkat engan perkembangan wlayah secara umum an masng masng zonanya. Moel UCGR mempunya kecenerungan moel yang tepat paa sebaran pergerakan tersebut. Moel Sebaran Pergerakan hasl analsa aalah Ln Y (T ) = X engan nla sgnfkas moel r.98. Berasarkan moel tersebut mempunya frekuens pergerakan yang omnas pergerakan zona zona jarak penek. Kata kunc : Sebaran Pergerakan, barang pokok, nternal regonal PENDAHULUAN Latar Belakang Provns Jawa Tengah yang merupakan aerah perlntasan jalur strbus besar pulau Jawa ar tmur ke barat atau sebalknya, mempunya peranan yang memungknkan untuk mengambl peranan lebh atau memanfaatkan proses strbus makro tersebut. Untuk menngkatkan potens aerah Jawa Tengah alam mencptakan pemerataan strbus permntaan kebutuhan wlayah provns Jawa Tengah. Peragangan antar aerah yang merupakan subyek asar untuk menuju konsolas ekonom aerah yang alam kontek esentralsas yang kembangkan alam kepemerntahan. Pergerakan barang yang terja masng masng kabupaten an kota menunjukan nteraks kebutuhan masng masng zona akan barang yang menja kebutuhan kabupaten an kota tersebut. Dskrps pergerakan barang yang asarkan paa jumlah barang yang bergerak ar an kota zona asal tujuan tersebut berasarkan pergerakan per tahun yang terja. Asal Tujuan (O-D) pergerakan barang yang terja Provns Jawa Tengah mempunya besaran nla yang menunjukan kebutuhan supply an eman barang tersebut untuk suatu zona atau kota alam Provns Jawa Tengah. Tujuan Peneltan Peneltan n mempunya maksu memoelkan sebaran pergerakan barang pokok an strategs provns Jawa Tengah, engan tujuan khusus: TEKNO SIPIL / Volume / No.58 / Aprl 9

2 a. Menganalsa moel bangktan pergerakan sektor komotas barang pokok an strategs berasarkan zona zona nternal Regonal Provns Jawa Tengah b. Menganalsa moel tarkan pergerakan sektor komotas barang pokok an strategs berasarkan zona zona nternal Regonal Provns Jawa Tengah c. Menganalsa Moel Sebaran Pergerakan sector komotas barang pokok an strategs berasarkan zona zona nternal regonal Provns Jawa Tengah tarkan pergerakan terlhat secara agram paa gambar, (Wells, 975), (alam Tamn, ). Arus mennggalkan zona Arus memasuk zona Lokas Peneltan Gambar.. Bangktan an Tarkan pergerakan Gambar. Lokas Peneltan Batasan Masalah Kajan Peneltan Pemoelan sebaran Pergerakan Barang pokok an strategs Provns Jawa Tengah batas engan metoe pertumbuhan furness an Metoe Gravty Oportunty (GO) Tanpa Batasan. Penggunaan Moel UCGR karenakan ata yang gunakan tak cukup an ketepatan jangka panjang tak begtu permasalahkan karena perubahan zona yang sangat cepat. KAJIAN PUSTAKA BANGKITAN DAN TARIKAN PERGERAKAN Bangktan an tarkan pergerakan aalah tahapan pemoelan yang memperkrakan jumlah pergerakan yang berasal ar suatu zona atau tata guna lahan an jumlah pergerakan yang tertark ke suatu tata guna lahan atau zona. Bangktan an MODEL BANGKITAN-TARIKAN PERGERAKAN Salah satu penekatan untuk perencanaan transportas alam moel perencanaan transportas empat tahap aalah bangktan lalu lntas (Trp Generaton). Bangktan lalu lntas n tergantung ar aspek tata guna lahan, transportas an arus lalu lntas apat pula pergunakan penekatan secara kuanttatf. Moel Trp Generaton paa umumnya memperkrakan jumlah perjalanan untuk setap maksu perjalanan berasarkan karakterstk tata guna lahan an karakterstk soso ekonom paa setap zona. Tujuan perencanaan Trp Generaton aalah untuk mengestmas seakurat mungkn bangktan lalu lntas paa saat sekarang, yang akan apat pergunakan untuk preks masa menatang. Pemoelan bangktan lalu lntas (Trp TEKNO SIPIL / Volume / No.58 / Aprl 4

3 Generaton) pergunakan untuk mempreks jumlah lalulntas yang terbangkt untuk suatu kons karakterstk zona tertentu. Bangktan pergerakan aalah jumlah pergerakan yang bangktkan oleh suatu zona asal (O) an jumlah pergerakan yang tertark kesetap zona tujuan (D) yang terapat alam aerah kajan. Bangktantarkan pergerakan sangat pengaruh oleh ua aspek yatu : Tpe tata guna tanah Jumlah aktftas (an ntenstas) ar tata guna tanah tersebut. Tpe tata guna tanah mempunya karakterstk bangktan pergerakan yang berbea-bea,yakn: Tpe tata guna tanah yang berbea menghaslkan pergerakan yang berbea Tpe tata guna tanah yang berbea menghaslkan tpe pergerakan yang berbea Tpe tata guna tanah yang berbea menghaslkan pergerakan paa waktu yang berbea. Faktor-faktor yang mempengaruh pemoelan bangktan pergerakan untuk orang an barang aalah sebaga berkut : a. Trp Proucton untuk perjalanan manusa Penapatan Pemlkan kenaraan Struktur rumah tangga Ukuran rumah tangga Nla tanah Kepaatan aerah pemukman Aksebltas b. Trp Attracton untuk pergerakan manusa. Luas lanta unuk kegatan nustr, komersal, perkantoran, pertokoan, pelayanan. c. Trp Proucton an Trp Attracton untuk pergerakan barang Jumlah lapangan pekerjaan, jumlah tempat pemasaran, luas tap nustr. Pemoelan yang gunakan alam bangktan pergerakan bag menja ua bagan yatu Moel analts (Regres) ; Moel kategor. MODEL INTERAKSI SPASIAL TRANSPORTASI BARANG Moel Black (97) merupakan salah satu moel gravty yang memberkan rumusan jumlah volume total transportas barang menurut jens komot yang angkut ar suatu tempat ke tempat lanya, sebaga berkut (Persamaan.) S k. Dk f T k =... () Dk. f Dengan : T k = Jumlah komot k yang prouks aerah an krm ke aerah j S k = Jumlah total pengrman komot k ar aerah D k = Jumlah total permntaan komot k aerah j F = Faktor Frks/hambatan (=/ λ j ) = jarak ar ke j λ = parameter MODEL GRAVITY (GR) Dalam Tamn, Metoe sntets (nteraks spasal) yang palng terkenal an serng gunakan aalah Moel Gravty (GR) karena sangat seerhana sehngga muah mengert an gunakan. Moel n menggunakan konsep gravty yang perkenalkan oleh Newton paa tahun 686 yang kembangkan ar analog hukum gravtas. mm. F G.... () engan G aalah konstanta gravtas. Dalam lmu geograf, gaya apat anggap sebaga pergerakan antara ua aerah; seangkan massa apat gantkan engan peubah sepert populas atau bangktan an tarkan pergerakan, serta jarak, waktu, atau baya sebaga ukuran aksesbltas (kemuahan). Ja, untuk keperluan transportas, moel GR nyatakan sebaga: OO. T k.... () engan k aalah konstanta. Ja, alam bentuk matemats, moel GR apat nyatakan sebaga : T = O.D.A.B. f (C )...(4) Persamaan atas penuh jka gunakan konstanta A an B, yang terkat engan setap TEKNO SIPIL / Volume / No.58 / Aprl 4

4 zona bangktan an tarkan. Konstanta tu sebut faktor penyembang : A ( B D f ) an B ( AO f )...(5) MODEL UCGR Moel n sektnya mempunya satu batasan, yatu total pergerakan yang haslkan harus sama engan total pergerakan yang perkrakan ar tahap bangktan pergerakan. Moel n bersfat tanpa-batasan, alam art bahwa moel tak haruskan menghaslkan total yang sama engan total pergerakan ar an ke setap zona yang perkrakan oleh tahap, bangktan pergerakan. Moel tersebut apat tulskan sebaga: : T = O. D. A. B. f (C )... (6) Dengan : A = untuk seluruh an B = untuk seluruh. Moel PCGR Dalam moel n, total pergerakan global hasl bangktan pergerakan harus sama engan total pergerakan yang haslkan engan pemoelan, begtu juga, bangktan pergerakan yang haslkan moel harus sama engan hasl bangktan pergerakan yang ngnkan. Akan tetap, tarkan pergerakan tak perlu sama. Untuk jens n, moel yang gunakan perss sama engan persamaan (4), tetap engan syarat batas yang berbea, aalah : B = untuk seluruh an A untuk ( B D f ) Fungs Hambatan Fungs Hambatan Pangkat = f ( C ) seluruh... (7) C Fungs Hambatan Eksponental Negatf C = f ( C ) e Fungs Hambatan Tanner C = f ( C ) C. e UJI MODEL Uj Korelas Koefsen korelas aalah suatu tolok ukur seberapa keeratan hubungan antar varabel alam Moel. Koefsen korelas persamaan regres lner seerhana aalah sbb: r N N N N ( X Y ) ( X ). ( Y ) N N N N ( X ) ( X ). N( Y ) ( Y ) UJ Determnas R N N N N ( Tˆ T ) ( Tˆ T) Ilustras Matrk Sebaran Pergerakan Zona N O T T T TN O T T T TN O T T T TN O N TN TN TN TNN ON D D D D DN T Sumber : Tamn, Kalbras Moel Gravty Kalbras Moel Gravty Metoe Regres Lner engan fungs hambatan eksponental negatve. Metoe kalbras engan analsa regres lnear untuk mencar parameter moel lakukan melalu tahapan paa persamaan berkut (Tamn, ) : TEKNO SIPIL / Volume / No.58 / Aprl 4

5 exp C T A. B. O. D T loge expc loge A. B. O. D C log T log e A. B. O. D e log T log A. B. O. D C e e Dengan Trasnformas lner maka : log e T = Y an C = X N ( X. Y ) ( X ). ( Y ) B N N N( X ) ( X ) A Y BX N N N METODOLOGI PENELITIAN Penekatan paa peneltan moel sebaran pergerakan suatu wlayah yang sangat luas yang banyak pengaruh faktor faktor guna lahan paa masng masng zona memerlukan banyak ata an nformas yang sangat kompleks untuk keakuratannya. Stu Pemoelan sebaran pergerakan menggunakan ata sekuner karena ata yang tak cukup atau engan hasl yang tak terlu permasalahkan untuk kajan jangka panjang. Sehngga untuk menseerhanakan gunakan Moel UCGR karena perkembangan zona zona atau kota ala provns Jawa Tengah sangat cepat perkembanganya. Penentuan Varabel Moel Bangktan an Tarkan Varabel Depenen Y = O = Bangktan Pergerakan Komotas Barang Pokok an Strategs Y = D = Tarkan Pergerakan Komotas Barang Pokok an Strategs Varabel Inepenen X = PDRB kabupaten an kota Jawa Tengah engan tngkat pertumbuhannya X = Jumlah Penuuk kabupaten an kota Jawa Tengah engan tngkat pertumbuhannya X = Komotas barang pokok an strategs Sektor komotas barang pokok an strategs efnskan ar Input Output beberapa sektor komotas yang masuk alam kelompok barang komotas pokok an strategs yang tentukan berasarkan ketentuan MPEI. Sektor tersebut melput barang bahan kebutuhan pokok an hasl hasl nustr strategs yang aa provns jawa tengah yang ekvalen engan sector komotas Nasonal. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Moel Bangktan Pergerakan Barang Pokok an Strtegs Proyeks Parameter Soso Ekonom Terapat ua metoa proyeks varabel sosoekonom yang gunakan alam peneltan n, yatu:. Proyeks berasarkan kecenerungan (tren), yatu berasarkan kecenerungan hstors perkembangan parameter soso ekonom. Dengan anggapan bahwa tngkat pertumbuhan paa masa yang akan atang sama engan yang lalu, maka apat ketahu besarnya parameter soso-ekonom paa masa atang engan tngkat pertumbuhan tersebut. Proyeks berasarkan pola yang ngn tuju, yatu berasarkan arah pembangunan yang ngn capa, umumnya preks n katkan engan rencana penataan ruang an strateg pengembangan ekonom alam RTRW an rancangan MPEI. Bangktan/tarkan perjalanan paa masa yang akan atang apat preks engan menggunakan metoe regres lnear berasarkan paa beberapa varabel varable sosal ekonom. Wlayah stu bag ke alam zona-zona. Sesua engan asums alam pemoelan transportas yatu bahwa pergerakan mula an berakhr ar/ke suatu ttk alam zona yang basa sebut sebaga pusat zona (zone centro). Seangkan penentuan sstem zona (termasuk batas-batasnya) asarkan kepaa sstem batas amnstratf (Kabupaten an Kota). Hal n lakukan mengngat kebanyakan ata yang tersea asarkan kepaa batas-batas amnstratf, khususnya ata statstk. Pembagan zona tersebut efnskan ar jumlah kabupaten an kota yang aa Jawa Tenga TEKNO SIPIL / Volume / No.58 / Aprl 4

6 Dagram alr Peneltan Mula Memoelkan Bangktan Pergerakan Kawasan Penkan kota Penentuan Varabel Depenen an Inepenen Data. Jumlah Populas Penuuk. PDRB Zona alam tahun seres. Input Output Komotas Barang Pokok an Strategs 4. MAT Barang Pokok an Strategs paa tahun pengamatan 5. MAT Baya Pergerkan Komplas Data tak UJ Valtas an Relabltas Data Analss Korelas Ya Analss Regres Bergana Moel Bangktan an Tarkan Pergerakan Terplh tak Uj sgnfkans Moel Ya Penyusunan Matrk Pergerakan (MAT) Penentuan Pertumbuhan zona berasarkan Pertumbuhan PDRB Tak Iteras Matrk Konvergen MAT Pergerakan Terplh Tak Kalbras Moel MAT Ya Selesa Gambar. Dagram Alr Peneltan TEKNO SIPIL / Volume / No.58 / Aprl 44

7 . Untuk Bangktan Pergerakan : Dengan Persamaan Regres Ln O = Ln X.6 Ln X +.74 Ln X Dengan : O = Bangktan Barang Pokok an Strategs S = X = PDRB R-Sq = 78.8% X = Penuuk R-Sq(aj) = 76.7% X = Output Komotas Barang Pokok an Strategs Normal Probablty Plot (response s O) Versus Fts (response s O) 99 Percent Stanarze Resual Stanarze Resual Ftte Value Hstogram (response s O) Versus Orer (response s O) 9 8 Frequency Stanarze Resual Stanarze Resual 5 5 Observaton Orer 5 5 Grafk.Uj Valas an Uj Asums Regres Bergana Bangktan Pergerakan Barang Pokok an Strategs. Untuk Tarkan Pergerakan Dengan Persaman Regres Bergana : Ln D = Ln X -. Ln X +.4 Ln X Dengan : X = PDRB X = Penuuk X = Input Komotas Barang Pokok an Strategs S =.977 R-Sq = 85.5% R-Sq(aj) = 84.% Normal Probablty Plot (response s D / Tarkan Barang Pokok an S) Versus Fts (response s D / Tarkan Barang Pokok an S) 99 Percent Stanarze Resual Stanarze Resual Ftte Value 7 7 Hstogram (response s D / Tarkan Barang Pokok an S) Versus Orer (response s D / Tarkan Barang Pokok an S) 9 Frequency Stanarze Resual Stanarze Resual Observaton Orer Grafk. Uj Valas an Uj Asums Regres Bergana Tarkan Pergerakan Barang Pokok an Strategs TEKNO SIPIL / Volume / No.58 / Aprl 45

8 Moel Grafty Oportunty (GO) Moel Tanpa Batasan UCGR Moel UCGR n sektnya mempunya (satu) batasan, yatu total pergerakan yang haslkan harus sama engan total pergerakan yang perkrakan ar tahap bangktan pergerakan. Moel UCGR bersfat tanpa batasan, engan art moel yang haslkan tak harus sama engan total pergerakan ar ank e zona yang perkrakan oleh tahapan bangktan pergerakan. Moel tersebut apat rumuskan paa persamaan : Tamn, T O. A. B. D. f ( C ) konstanta faktor penyembang ar bangktan an tarkan aalah sebutkan paa persamaan : A N ( B. D. f ( C ) ; B N ( A. O. f ( C ) Fungs Hambatan eksponental Negatf A B. D.exp( C ) B. D.exp( C )... B. D.exp( C ) Dar persamaan moel bangktan an tarkan yang haslkan maka apat tentukan nla bangktan an tarkan masng masng zona nternal regonal yang notaskan O an D Selanjutnya perhtungan lakukan engan metoe komputas untuk mencar parameter β sehngga apat persamaan : No. Tabel. Moel Sebaran Pergerakan Hasl Analsa Moel UCGR Jens Sebaran Pergerakan Sektor Komotas Fungs Hanbatan Eksponental Moel Matemats α β r R Y = T Barang Pokok an Strategs Ln Y= X Sumber : Hasl Analss Ln Y = x Gambar 4. Moel Sebaran Pergerakan T TEKNO SIPIL / Volume / No.58 / Aprl 46

9 Dar Hasl Komputas MAT yang preks tunjukkan bangktan an tarkan paa masng masng zona tersebut. Dalam vsualsas plh bangktan an tarkan yang terbesar, terkecl an kota semarang sebaga bu kota provns, tunjukkan paa gambar masng masng bawah n : PETA JARINGAN JALAN GAMBAR GABUNGAN O KAB. TEGAL, KOTA TEGAL & KOTA SEMARANG LEGENDA DIBUAT JUANG AKBARDIN Gambar 5. Bangktan antar zona terkecl seang an terbesar. PETA JARINGAN JALAN GAMBAR GABUNGAN D KAB. PEMALANG, KT. MAGELANG & LEGENDA DIBUAT JUANG AKBARDIN Gambar 6. Tarkan antar zona terkecl seang an terbesar. TEKNO SIPIL / Volume / No.58 / Aprl 47

10 KESIMPULAN Berasarkan hasl analsa ata, stu pemoelan sebaran pergerakan barang pokok an strategs nternal regonal provns Jawa Tengah sebaga berkut :. Sebaran pergerakan barang pokok an strategs sangat pengaruh tngkat perkembangan sektor komotas kelompol kategor barang bahan pokok. Bangktan an Tarkan pergerakan barang pokok an strategs mempunya korelas engan PDRB masng masng zona wlayah nternal regonal provns Jawa Tengah.. Moel Bangktan Pergerakan Ln O = Ln X.6 Ln X +.74 Ln X an Moel Tarkan Pergerakan Ln D = Ln X -. Ln X +.4 Ln X engan faktor omnan varabel output komotas barang pokok an strategs 4. Moel Sebaran Pergerakan aalah Ln Y (T ) = Bahwa sebaran Pergerakan barang pkok an strategs mempunya kecenerungan frekuens pergerakan omnas pergerakan antar zona engan jarak terpenek. DAFTAR PUSTAKA Ewar, K. Morlok (99). Pengantar teknk an perencanaan Transportas, cetakan ke empat, Erlangga, Jakarta Inonesa. Ghozal, Imam () Aplkas Analss Multvarate engan IBM SPSS 9, Baan Penerbt Unverstas Dponegoro, Semarang Ha, Sutrsno (995) Statstk, yayasan Penerbtan Fakultas Pskolog Unverstas Gajah Maa, Yogyakarta. Sugyono,, Statstk Untuk Peneltan, Penerbt CV Alfabeta, Banung. Tamn Z. Ofyar (), Perencanaan an Permoelan Transportas, Es keua, ITB Banung. TEKNO SIPIL / Volume / No.58 / Aprl 48

11 No. Tabel. Matrk Asal - Tujuan Pergerakan Barang Moel UCGR Hasl Analss Asal Clacap Banyuma s Purbalng ga Banjarne gara Kebumen Purworej o Wonosob o Magelang Boyolal Klaten Sukoharj o Tujuan Clacap 8E+6 E+6 E+6 E+6 E+6 9E+5 E+6 6E+5 E+6 7E+5 5E+5 5E+5 7E+5 E+6 5E+5 4E+5 6E+5 6E+5 7E+5 8E+5 E+6 E+6 6E+5 Banyumas 9E+6 9E+6 E+6 4E+6 E+6 E+6 E+6 4E+5 9E+5 7E+5 8E+5 4E+5 5E+5 8E+5 E+5 E+5 6E+5 5E+5 7E+5 8E+5 9E+5 8E+5 7E+5 Purbalngga E+6 5E+6 E+6 E+6 5E+5 9E+5 E+6 4E+5 6E+5 E+5 4E+5 E+5 E+5 5E+5 E+5 E+5 E+5 E+5 4E+5 4E+5 6E+5 6E+5 4E+5 4 Banjarnegara E+6 E+6 E+6 8E+5 E+6 E+6 E+6 4E+5 E+6 9E+5 7E+5 9E+5 8E+5 8E+5 E+5 E+5 6E+5 4E+5 6E+5 6E+5 8E+5 E+6 4E+5 5 Kebumen E+6 5E+6 E+6 E+6 E+6 E+6 E+6 5E+5 E+6 5E+5 5E+5 4E+5 6E+5 E+6 4E+5 E+5 6E+5 6E+5 5E+5 7E+5 7E+5 E+6 8E+5 6 Purworejo E+6 E+6 6E+5 E+6 E+6 6E+5 E+6 5E+5 E+6 E+6 5E+5 E+5 4E+5 7E+5 E+5 E+5 6E+5 E+5 5E+5 6E+5 7E+5 E+6 5E+5 7 Wonosobo 9E+5 E+6 E+6 E+6 E+6 4E+5 E+6 4E+5 4E+5 4E+5 4E+5 E+5 4E+5 8E+5 E+5 E+5 7E+5 E+5 6E+5 6E+5 9E+5 E+6 7E+5 8 Magelang E+6 E+6 E+6 E+6 E+6 E+6 E+6 E+6 E+6 E+6 E+6 E+6 8E+5 E+6 5E+5 5E+5 9E+5 9E+5 8E+5 E+6 E+6 4E+6 E+6 9 Boyolal 7E+5 6E+5 E+5 E+5 6E+5 5E+5 4E+5 4E+6 E+6 E+6 E+6 E+6 E+6 E+6 E+5 E+5 7E+5 5E+5 8E+5 E+6 E+6 4E+5 E+6 Klaten E+6 E+6 4E+5 E+6 9E+5 8E+5 E+5 E+6 E+6 E+6 E+6 E+6 E+6 E+6 E+5 E+5 8E+5 4E+5 7E+5 E+6 E+6 5E+5 6E+5 Sukoharjo 7E+5 4E+5 E+5 6E+5 4E+5 E+6 E+5 9E+5 E+6 E+6 E+6 E+6 E+6 5E+5 E+5 E+6 6E+5 4E+5 4E+5 4E+5 9E+5 4E+5 5E+5 Wonogr 6E+5 5E+5 E+5 6E+5 5E+5 6E+5 4E+5 E+6 E+6 E+6 E+6 E+6 E+6 7E+5 E+5 E+5 5E+5 5E+5 6E+5 7E+5 8E+5 5E+5 5E+5 Karanganyar 5E+5 4E+5 E+5 6E+5 4E+5 5E+5 E+5 E+6 E+6 E+6 E+6 E+6 E+6 E+6 E+6 E+6 E+6 E+6 E+6 E+6 E+6 E+6 E+6 4 Sragen 7E+5 5E+5 E+5 6E+5 6E+5 5E+5 5E+5 9E+5 E+6 E+6 E+6 E+6 E+6 8E+5 E+5 E+5 4E+5 4E+5 5E+5 7E+5 E+6 4E+5 5E+5 5 Grobogan E+6 E+6 6E+5 7E+5 E+6 6E+5 8E+5 E+6 E+6 8E+5 5E+5 E+6 8E+5 9E+5 E+6 5E+5 E+6 E+6 8E+5 7E+6 E+6 7E+5 E+6 6 Blora 5E+5 E+5 E+5 E+5 E+5 E+5 E+5 6E+5 4E+5 E+5 E+5 E+5 E+5 E+5 E+6 E+6 E+6 7E+5 E+6 9E+5 6E+5 E+5 4E+5 7 Rembang 4E+5 4E+5 E+5 E+5 E+5 E+5 E+5 5E+5 E+5 4E+5 E+6 E+5 E+5 E+5 6E+5 E+6 E+6 9E+5 5E+5 8E+5 4E+6 E+5 5E+5 8 Pat 7E+5 8E+5 4E+5 4E+5 7E+5 6E+5 4E+5 E+6 7E+5 7E+5 5E+5 6E+5 6E+5 5E+5 E+6 E+6 E+6 4E+6 E+6 4E+6 E+6 6E+5 E+6 9 Kuus 4E+5 4E+5 E+5 E+5 6E+5 4E+5 4E+5 7E+5 5E+5 5E+5 E+5 5E+5 E+5 E+5 E+6 8E+5 8E+5 4E+6 5E+6 E+6 7E+5 5E+5 8E+5 Jepara 8E+5 7E+5 4E+5 4E+5 6E+5 4E+5 4E+5 8E+5 6E+5 7E+5 4E+5 5E+5 6E+5 6E+5 8E+5 E+6 5E+5 E+6 4E+6 E+6 E+6 5E+5 E+6 Demak 7E+5 6E+5 5E+5 6E+5 8E+5 7E+5 5E+5 E+6 E+6 9E+5 6E+5 8E+5 5E+5 5E+5 9E+6 8E+5 9E+5 E+6 E+6 E+6 E+6 7E+5 E+6 Semarang 7E+5 E+6 4E+5 5E+5 E+6 7E+5 8E+5 E+6 E+6 E+6 7E+5 E+6 7E+5 7E+5 E+6 6E+5 5E+6 E+6 8E+5 E+6 9E+5 E+6 E+6 Temanggung 6E+5 E+6 4E+5 8E+5 E+6 9E+5 E+6 5E+6 5E+5 4E+5 E+5 6E+5 4E+5 5E+5 7E+5 E+5 E+5 8E+5 4E+5 6E+5 8E+5 E+6 5E+5 4 Kenal 6E+5 6E+5 4E+5 6E+5 6E+5 6E+5 6E+5 E+6 7E+5 8E+5 4E+5 7E+5 5E+5 4E+5 E+6 6E+5 4E+5 E+6 8E+5 E+6 E+6 E+6 7E+5 5 Batang 7E+5 7E+5 E+5 E+5 4E+5 E+5 4E+5 8E+5 E+5 5E+5 E+5 4E+5 E+5 E+5 9E+5 E+5 E+5 5E+5 4E+5 5E+5 7E+5 9E+5 E+5 E+6 Wonogr Karangan yar Sragen Groboga n Blora Rembang Pat Kuus Jepara Demak Semaran g Temangg ung Kenal TEKNO SIPIL / Volume / No.58 / Aprl 49

12 6 Pekalongan E+6 E+6 4E+5 E+6 E+6 8E+5 E+6 E+6 8E+5 7E+5 4E+5 4E+5 5E+5 4E+5 7E+5 4E+5 E+5 6E+5 5E+5 E+6 8E+5 8E+5 8E+5 E+6 7 Pemalang E+6 E+6 4E+5 7E+5 7E+5 4E+5 7E+5 E+6 7E+5 8E+5 4E+5 4E+5 E+5 4E+5 9E+5 5E+5 E+5 9E+5 7E+5 9E+5 E+6 E+6 4E+5 E+6 8 Tegal 4E+6 4E+6 6E+5 E+6 E+6 9E+5 E+6 E+6 7E+5 7E+5 5E+5 6E+5 5E+5 7E+5 9E+5 4E+5 E+5 8E+5 5E+5 8E+5 E+6 9E+5 9E+5 E+6 9 Brebes E+6 E+6 6E+5 8E+5 6E+5 7E+5 5E+5 E+6 5E+5 8E+5 5E+5 7E+5 6E+5 7E+5 9E+5 6E+5 4E+5 8E+5 6E+5 E+6 8E+5 E+6 6E+5 E+6 Kota Magelang E+5 E E+5 E+5 E+5 E+5 E E E E E E+5 E+5 E+5 4E Kota Surakarta E+5 E+5 E+5 6E+5 E+5 E+5 E+5 9E+5 E+6 E+6 E+6 E+6 4E+6 E+6 4E+5 E+5 E+5 4E+5 E+5 5E+5 4E+5 7E+5 E+5 E+5 Kota Salatga E+5 E E+5 7E+5 7E+5 E+5 E+5 E+5 E+5 E+5 E E+5 E+5 E+5 E+5 8E+5 E+5 E+5 Kota Semarang E+6 E+6 7E+5 7E+5 E+6 9E+5 8E+5 E+6 E+6 E+6 8E+5 E+6 E+6 E+6 5E+6 7E+5 7E+5 E+6 E+6 E+6 6E+6 6E+6 E+6 4E+6 Kota 4 Pekalongan E+5 E+5 E E E+5 E+5 E E+5 E E+5 E E+5 E+5 E+5 E+5 E+5 E+5 4E+5 5 KotaTegal E+5 E+5 E+5 E E+5 E+5 98 E E E E+5 77 E+5 E+5 E+5 68 E+5 4E+7 5E+7 E+7 E+7 E+7 E+7 E+7 5E+7 E+7 E+7 E+7 E+7 E+7 E+7 4E+7 E+7 E+7 E+7 E+7 E+7 4E+7 4E+7 E+7 E+7 D 4E+7 5E+7 E+7 E+7 E+7 E+7 E+7 5E+7 E+7 E+7 E+7 E+7 E+7 E+7 4E+7 E+7 E+7 E+7 E+7 E+7 4E+7 4E+7 E+7 E+7 B Sumber : Hasl Analsa TEKNO SIPIL / Volume / No.58 / Aprl 5

STUDI DEMAND PENUMPANG TRANSPORTASI UDARA MENUJU DAN KELUAR KABUPATEN FAKFAK ABSTRAK

STUDI DEMAND PENUMPANG TRANSPORTASI UDARA MENUJU DAN KELUAR KABUPATEN FAKFAK ABSTRAK STUDI DEMAND PENUMPANG TRANSPORTASI UDARA MENUJU DAN KELUAR KABUPATEN FAKFAK Wjayanto Mahasswa Magster Bang Keahlan Manajemen Dan Rekayasa Transportas Fakultas Teknk Spl an Perencanaan Insttut Teknolog

Lebih terperinci

V. DISTRIBUSI PERJALANAN

V. DISTRIBUSI PERJALANAN V. DISTRIBUSI PERJALANAN 5.. PENDAHULUAN Trp strbuton aalah suatu tahapan yang menstrbuskan berapa jumlah pergerakan yang menuju an berasal ar suatu zona. Paa tahapan n yang perhtungkan aalah :. Sstem

Lebih terperinci

REKAYASA TRANSPORTASI LANJUT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA

REKAYASA TRANSPORTASI LANJUT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA REKAYASA TRANSPORTASI LANJUT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bntaro Sektor 7, Bntaro Jaya Tangerang Selatan 15224 PENDAHULUAN Bangktan perjalanan (Trp generaton model ) adalah suatu tahapan

Lebih terperinci

PENENTUAN UKURAN SAMPEL UNTUK SURVEY PILKADA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BAYES

PENENTUAN UKURAN SAMPEL UNTUK SURVEY PILKADA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BAYES Prosng Semnar Nasonal Matematka an Penkan Matematka (SESIOMADIKA) 017 ISBN: 978-60-60550-1-9 Statstka, hal. 14-18 PENENTUAN UKURAN SAMPEL UNTUK SURVEY PILKADA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BAYES NENENG SUNENGSIH

Lebih terperinci

BAB IV TRIP GENERATION

BAB IV TRIP GENERATION BAB IV TRIP GENERATION 4.1 PENDAHULUAN Trp Generaton td : 1. Trp Producton 2. Trp Attracton j Generator Attractor - Setap tempat mempunya fktor untuk membangktkan dan menark pergerakan - Bangktan, Tarkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN BAB TIJAUA KEPUSTAKAA.1. Gambaran Umum Obyek Peneltan Gambar.1 Lokas Daerah Stud Gambar. Detal Lokas Daerah Stud (Sumber : Peta Dgtal Jabotabek ver.0) 7 8 Kawasan perumahan yang dplh sebaga daerah stud

Lebih terperinci

PENGARUH JUMLAH DATA DAN LOKASI TRAFFIC COUNT TERHADAP ESTIMASI MATRIKS ASAL-TUJUAN KOTA BANDAR LAMPUNG BERDASARKAN ARUS LALU LINTAS

PENGARUH JUMLAH DATA DAN LOKASI TRAFFIC COUNT TERHADAP ESTIMASI MATRIKS ASAL-TUJUAN KOTA BANDAR LAMPUNG BERDASARKAN ARUS LALU LINTAS PENGARUH JUMLAH DATA DAN LOKASI TRAFFIC COUNT TERHADAP ESTIMASI MATRIKS ASAL-TUJUAN KOTA BANDAR LAMPUNG BERDASARKAN ARUS LALU LINTAS Wwt Tr Rahayu 1 Abstract The more ata traffc count usng n process wth

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 65 BAB IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Penyaan Data Hasl Peneltan Data-ata hasl peneltan yang gunakan alam pengolahan ata aalah sebaga berkut: a. ata waktu kera karyawan b. ata umlah permntaan konsumen c. ata

Lebih terperinci

BAB III MODEL LINEAR TERGENERALISASI. Perkembangan pemodelan stokastik, terutama model linier, dapat dikatakan

BAB III MODEL LINEAR TERGENERALISASI. Perkembangan pemodelan stokastik, terutama model linier, dapat dikatakan BAB III MODEL LINEAR TERGENERALISASI 3.1 Moel Lnear Perkembangan pemoelan stokastk, terutama moel lner, apat katakan mula paa aba ke 19 yang asar oleh teor matematka yang elaskan antaranya oleh Gauss,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

FORMULASI MODEL GRAVITY SEBAGAI MODEL PENYEBARAN PERJALANAN PENUMPANG PADA STUDI KASUS TRAYEK MIKROLET TERMINAL BRATANG - JMP SURABAYA.

FORMULASI MODEL GRAVITY SEBAGAI MODEL PENYEBARAN PERJALANAN PENUMPANG PADA STUDI KASUS TRAYEK MIKROLET TERMINAL BRATANG - JMP SURABAYA. Formulas Moel Gravty Penyebaran Perjalanan Penumpang FORMULASI MODEL GRAVITY SEBAGAI MODEL PENYEBARAN PERJALANAN PENUMPANG PADA STUDI KASUS TRAYEK MIKROLET TERMINAL BRATANG - JMP SURABAYA Sr Djunat ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara atau langkah-langkah yang harus dtempuh dalam kegatan peneltan, sehngga peneltan yang dlakukan dapat mencapa sasaran yang dngnkan. Metodolog peneltan

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

Dr. NINDYO CAHYO KRESNANTO. Blog.: nindyocahyokresnanto.wordpress.com .: -

Dr. NINDYO CAHYO KRESNANTO. Blog.: nindyocahyokresnanto.wordpress.com  .: - 1 Dr. NINDYO CAHYO KRESNANTO Blog.: nndyocahyokresnanto.wordpress.com Emal.: nndyo_ck@yahoo.co.d - nndyo_ck@staff.janabadra.ac.d 2 Nndyo Cahyo Kresnanto FT Unverstas Janabadra YK 3 Model adalah merupakan

Lebih terperinci

Model Potensial Gravitasi Hansen untuk Menentukan Pertumbuhan Populasi Daerah

Model Potensial Gravitasi Hansen untuk Menentukan Pertumbuhan Populasi Daerah Performa (2004) Vol. 3, No.1: 28-32 Model Potensal Gravtas Hansen untuk Menentukan Pertumbuhan Populas Daerah Bambang Suhard Jurusan Teknk Industr, Unverstas Sebelas Maret, Surakarta Abstract Gravtaton

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi, BAB LANDASAN TEORI.1 Populas dan Sampel Populas adalah keseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngkup yang ngn dtelt. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut ukuran populas, sedangkan suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

Kresnanto NC. Model Sebaran Pergerakan

Kresnanto NC. Model Sebaran Pergerakan Kresnano C Moel Sebaran Pergerakan Kresnano C Tujuan Uama: Mengeahu pola pergerakan alam ssem ransporas serng jelaskan alam benuk arus pergerakan (kenaraan, penumpang, an barang) yang bergerak ar zona

Lebih terperinci

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani /

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani    / KORELASI DAN REGRESI LINIER 9 Debrna Puspta Andran www. E-mal : debrna.ub@gmal.com / debrna@ub.ac.d 2 Outlne 3 Perbedaan mendasar antara korelas dan regres? KORELASI Korelas hanya menunjukkan sekedar hubungan.

Lebih terperinci

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA Regres Lnear Tujuan Pembelajaran Menjelaskan regres dan korelas Menghtung dar persamaan regres dan standard error dar estmas-estmas untuk analss regres lner sederhana

Lebih terperinci

Perceptual Mapping Kabupaten dan Kota di Jawa Barat Berdasarkan Sub Lapangan Usaha

Perceptual Mapping Kabupaten dan Kota di Jawa Barat Berdasarkan Sub Lapangan Usaha SEMINAR SAISIKA FMIPA UNPAD 07 (SNS VI) Perceptual Mappng Kabupaten an Kota Jawa Barat Berasarkan Sub Lapangan Usaha t Purwanar, Yuyun Hayat Departemen Statstka Fakultas MIPA Unverstas Paaaran Departemen

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. cepat, sementara beberapa daerah lain mengalami pertumbuhan yang lambat.

I. PENDAHULUAN. cepat, sementara beberapa daerah lain mengalami pertumbuhan yang lambat. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tolok ukur keberhasilan pembangunan dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi dan semakin kecilnya ketimpangan pendapatan antar penduduk, antar daerah dan antar sektor. Akan

Lebih terperinci

Bab 2. Tinjauan Pustaka

Bab 2. Tinjauan Pustaka Bab. Tnjauan Pustaka. Penekatan Perencanaan Transportas Tujuan asar perencanaan transportas aaah untuk memperkrakan jumah an okas kebutuhan transportas (jumah perjaanan) paa masa menatang (tahun rencana)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PENDAHULUAN. Latar Belakang Dalam kehdupan sehar-har, serngkal dumpa hubungan antara suatu varabel dengan satu atau lebh varabel lan. D dalam bdang pertanan sebaga contoh, doss dan ens pupuk yang dberkan

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5 33 III.METODE PENELITIAN A Jens Dan Desan Peneltan. Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan kuanttatf. Peneltan n merupakan peneltan korelas yang bertujuan untuk mengetahu hubungan

Lebih terperinci

Juang Akbardin. Program Studi Teknik Sipil, Universitas Pendidikan Indonesia, Jl. Setiabudi No.207 Bandung

Juang Akbardin. Program Studi Teknik Sipil, Universitas Pendidikan Indonesia, Jl. Setiabudi No.207 Bandung OPTIMALISASI SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI PERGERAKAN BARANG ANGKUTAN JALAN RAYA BERDASARKAN JARAK DISTRIBUSI TERPENDEK (STUDI KASUS PERGERAKAN BARANG POKOK DAN STRATEGIS INTERNAL REGIONAL JAWA TENGAH) (049T)

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR Resa Septan Pontoh 1), Neneng Sunengsh 2) 1),2) Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran 1) resa.septan@unpad.ac.d,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan matematika tidak hanya dalam tataran teoritis tetapi juga pada

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan matematika tidak hanya dalam tataran teoritis tetapi juga pada BAB I PENDAHULUAN.. Latar Belakang Masalah Perkembangan matematka tdak hanya dalam tataran teorts tetap juga pada bdang aplkatf. Salah satu bdang lmu yang dkembangkan untuk tataran aplkatf dalam statstka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.3.1 Tempat Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger Gorontalo khususnya pada sswa kelas VIII. 3.3. Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan selama

Lebih terperinci

BAB 1 RANGKAIAN TRANSIENT

BAB 1 RANGKAIAN TRANSIENT BAB ANGKAIAN TANSIENT. Penahuluan Paa pembahasan rangkaan lstrk, arus maupun tegangan yang bahas aalah untuk kons steay state/mantap. Akan tetap sebenarnya sebelum rangkaan mencapa keaaan steay state,

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah,

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah, III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Suatu peneltan dapat berhasl dengan bak dan sesua dengan prosedur lmah, apabla peneltan tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.. KERANGKA ANALISIS Kerangka analss merupakan urutan dar tahapan pekerjaan sebaga acuan untuk mendapatkan hasl yang dharapkan sesua tujuan akhr dar kajan n, berkut kerangka

Lebih terperinci

Model Regresi Logistik Biner Stratifikasi Pada Partisipasi Ekonomi Perempuan Di Provinsi Jawa Timur

Model Regresi Logistik Biner Stratifikasi Pada Partisipasi Ekonomi Perempuan Di Provinsi Jawa Timur Moel Regres Logstk Bner Stratfkas Paa Partsas Ekonom Peremuan D Provns Jawa Tmur Munah Kusnul Kotmah an Sr Pngt Wulanar Jurusan Statstka, Fakultas Matematka an Ilmu Pengetahuan Alam, Insttut Teknolog Seuluh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

STATISTICAL STUDENT OF IST AKPRIND

STATISTICAL STUDENT OF IST AKPRIND E-mal : statstkasta@yahoo.com Blog : Analss Regres SederhanaMenggunakan MS Excel 2007 Lsens Dokumen: Copyrght 2010 sssta.wordpress.com Seluruh dokumen d sssta.wordpress.com dapat dgunakan dan dsebarkan

Lebih terperinci

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN By: Rn Halla Nasuton, ST, MT MERANCANG JARINGAN SC Perancangan jarngan SC merupakan satu kegatan pentng yang harus

Lebih terperinci

MODEL ESTIMASI BANGKITAN PERJALANAN DARI KAWASAN PERUMAHAN PANDAU PERMAI PEKANBARU DENGAN VARIABEL JUMLAH ANGGOTA KELUARGA DAN PENDAPATAN KELUARGA

MODEL ESTIMASI BANGKITAN PERJALANAN DARI KAWASAN PERUMAHAN PANDAU PERMAI PEKANBARU DENGAN VARIABEL JUMLAH ANGGOTA KELUARGA DAN PENDAPATAN KELUARGA Model Estmas Bangktan Perjalanan MODEL ESTIMASI BANGKITAN PERJALANAN DARI KAWASAN PERUMAHAN PANDAU PERMAI PEKANBARU DENGAN VARIABEL JUMLAH ANGGOTA KELUARGA DAN PENDAPATAN KELUARGA Wnayat 1, Fadrzal Lubs

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan adalah ketersedaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dkatakan memlk ketahanan pangan jka penghunnya tdak berada

Lebih terperinci

APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING (FLP) UNTUK OPTIMASI HASIL PERENCANAAN PRODUKSI

APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING (FLP) UNTUK OPTIMASI HASIL PERENCANAAN PRODUKSI Soft Computng, Intellgent Systems an Informaton Technology 2005 UK Petra Surabaya, 28 Jul 2005 APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING (FLP) UNTUK OPTIMASI HASIL PERENCANAAN PRODUKSI Basuk Rahmat, Panca Raharanto,

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI REGRESI NONLINEAR REGRESI LINEAR REGRESI KUADRATIK REGRESI LINEAR SEDERHANA REGRESI LINEAR BERGANDA REGRESI KUBIK

ANALISIS REGRESI REGRESI NONLINEAR REGRESI LINEAR REGRESI KUADRATIK REGRESI LINEAR SEDERHANA REGRESI LINEAR BERGANDA REGRESI KUBIK REGRESI NON LINIER ANALISIS REGRESI REGRESI LINEAR REGRESI NONLINEAR REGRESI LINEAR SEDERHANA REGRESI LINEAR BERGANDA REGRESI KUADRATIK REGRESI KUBIK Membentuk gars lurus Membentuk Gars Lengkung Regres

Lebih terperinci

PENENTUAN DENSITAS PERMUKAAN

PENENTUAN DENSITAS PERMUKAAN PENENTUAN DENSITAS PERMUKAAN Pada koreks topograf ada satu nla yang belum dketahu nlanya yatu denstas batuan permukaan (rapat massa batuan dekat permukaan). Rapat massa batuan dekat permukaan dapat dtentukan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

BIPLOT UNTUK MENGETAHUI KARAKTERISTIK KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH BERDASARKAN PRODUKSI BAWANG PUTIH, BAWANG MERAH, CABE BESAR DAN CABE RAWIT

BIPLOT UNTUK MENGETAHUI KARAKTERISTIK KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH BERDASARKAN PRODUKSI BAWANG PUTIH, BAWANG MERAH, CABE BESAR DAN CABE RAWIT Bplot (DahSaftr) BIPLOT UNTUK MENGETAHUI KARAKTERISTIK KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH BERDASARKAN PRODUKSI BAWANG PUTIH, BAWANG MERAH, CABE BESAR DAN CABE RAWIT Dah Saftr 1, Supart 2, Est Pratw 3, Tyas

Lebih terperinci

ANALISIS KOVARIANSI part 2

ANALISIS KOVARIANSI part 2 ANALISIS KOVARIANSI part Analss Kovarans merupakan suatu analss statstka untuk mengetahu pengaruh satu atau lebh varabel bebas terhadap varable terkat dengan memperhatkan satu atau lebh varable konkomtan

Lebih terperinci

STUDI MODEL DISTRIBUSI PERGERAKAN BARANG KOMODITAS ZONA KORIDOR JALUR LINTASAN TENGAH INTERNAL REGIONAL JAWA TENGAH

STUDI MODEL DISTRIBUSI PERGERAKAN BARANG KOMODITAS ZONA KORIDOR JALUR LINTASAN TENGAH INTERNAL REGIONAL JAWA TENGAH STUDI MODEL DISTRIBUSI PERGERAKAN BARANG KOMODITAS ZONA KORIDOR JALUR LINTASAN TENGAH INTERNAL REGIONAL JAWA TENGAH Juang Akbarin Program Stui Teknik Sipil Universitas Penikan Inonesia, Banung Email: akbarien@yahoo.co.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

Model Regresi Logistik Biner Stratifikasi Pada Partisipasi Ekonomi Perempuan Di Provinsi Jawa Timur

Model Regresi Logistik Biner Stratifikasi Pada Partisipasi Ekonomi Perempuan Di Provinsi Jawa Timur JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No., (4 337-35 (3-98 Prnt D- Moel Regres Logstk Bner Stratfkas Paa Partsas Ekonom Peremuan D Provns Jawa Tmur Munah Kusnul Kotmah an Sr Pngt Wulanar Jurusan Statstka,

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM TEMPAT RISET

BAB 3 GAMBARAN UMUM TEMPAT RISET BAB 3 GAMBARAN UMUM TEMPAT RISET 3. Sejarah dan Kegatan Operasonal Perusahaan 8 3.. Sejarah Perkemangan Kantor Perwaklan Bank Indonesa Wlayah I (Sumut & Aceh) 8 3. Struktur Organsas dan Deskrps Tugas Kantor

Lebih terperinci

SEGMENTASI CITRA MEDIS DENGAN ALGORITMA DETEKSI TEPI KONTUR BERBASIS PELACAKAN TARGET SECARA DINAMIS

SEGMENTASI CITRA MEDIS DENGAN ALGORITMA DETEKSI TEPI KONTUR BERBASIS PELACAKAN TARGET SECARA DINAMIS SEGMENTASI CITRA MEDIS DENGAN ALGORITMA DETEKSI TEPI KONTUR BERBASIS PELACAKAN TARGET SECARA DINAMIS Puruhto Bagus Prakosa, Agus Zanal Arfn, Anny Yunart 3 Teknk Informatka, Fakultas Teknolog Informas,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA. 18 Universitas Indonesia. Penggunaan non linier..., Arief Suwandi, FT UI, 2009

2. TINJAUAN PUSTAKA. 18 Universitas Indonesia. Penggunaan non linier..., Arief Suwandi, FT UI, 2009 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Goal Programmng Goal Programmng merupakan pengembangan ar Lnear Programmng. Dperkenalkan oleh Charnes an Cooper paa awal tahun 1960. Kemuan teknk n sempurnakan oleh Ijr paa pertengahan

Lebih terperinci

BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN. Pada prinsipnya model ini merupakan hasil transformasi dari suatu model

BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN. Pada prinsipnya model ini merupakan hasil transformasi dari suatu model BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN A. Regres Model Log-Log Pada prnspnya model n merupakan hasl transformas dar suatu model tdak lner dengan membuat model dalam bentuk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode 8 III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan adalah suatu cara yang dpergunakan untuk pemecahan masalah dengan teknk dan alat tertentu sehngga dperoleh hasl yang sesua dengan tujuan peneltan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan lapangan kuanttatf yang bersfat korelasonal. Peneltan lapangan merupakan suatu peneltan untuk memperoleh data-data yang sebenarnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dependen (y) untuk n pengamatan berpasangan i i i. x : variabel prediktor; f x ) ). Bentuk kurva regresi f( x i

BAB 1 PENDAHULUAN. dependen (y) untuk n pengamatan berpasangan i i i. x : variabel prediktor; f x ) ). Bentuk kurva regresi f( x i BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan analss statstk yang dgunakan untuk memodelkan hubungan antara varabel ndependen (x) dengan varabel ( x, y ) n dependen (y) untuk n pengamatan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK A. Gambaran Umum Objek/Subjek Penelitian 1. Batas Administrasi. Gambar 4.1: Peta Wilayah Jawa Tengah Jawa Tengah sebagai salah satu Provinsi di Jawa, letaknya diapit oleh dua

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. turun, ditambah lagi naiknya harga benih, pupuk, pestisida dan obat-obatan

BAB I PENDAHULUAN. turun, ditambah lagi naiknya harga benih, pupuk, pestisida dan obat-obatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pertanian merupakan salah satu basis perekonomian Indonesia. Jika mengingat bahwa Indonesia adalah negara agraris, maka pembangunan pertanian akan memberikan

Lebih terperinci

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

Penentuan Koefisien Hambatan β Asal Tujuan Transportasi di Provinsi Jawa Tengah dan D.I Yogyakarta

Penentuan Koefisien Hambatan β Asal Tujuan Transportasi di Provinsi Jawa Tengah dan D.I Yogyakarta Rekaracana Jurnal Online Institute Teknologi Nasional Jurusan Teknik Sipil Itenas.x Vol xx Agustus 2014 Penentuan Koefisien Hambatan β Asal Tujuan Transportasi di Provinsi Jawa Tengah dan D.I Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum melakukan peneltan, langkah yang dlakukan oleh penuls adalah mengetahu dan menentukan metode yang akan dgunakan dalam peneltan. Sugyono (2006: 1) menyatakan:

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penentuan lokasi dilakukan secara tertuju (purposive) karena sungai ini termasuk

METODE PENELITIAN. Penentuan lokasi dilakukan secara tertuju (purposive) karena sungai ini termasuk IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan d Sunga Sak, Kota Pekanbaru, Provns Rau. Penentuan lokas dlakukan secara tertuju (purposve) karena sunga n termasuk dalam 13 sunga

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS

EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS Resa Septan Pontoh Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran resa.septan@unpad.ac.d ABSTRAK.

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2011: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,93 PERSEN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2011: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,93 PERSEN No. 62/11/33/Th.V, 07 November 2011 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2011: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,93 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Jawa Tengah Agustus 2011 mencapai 16,92 juta

Lebih terperinci

Pendahuluan. 0 Dengan kata lain jika fungsi tersebut diplotkan, grafik yang dihasilkan akan mendekati pasanganpasangan

Pendahuluan. 0 Dengan kata lain jika fungsi tersebut diplotkan, grafik yang dihasilkan akan mendekati pasanganpasangan Pendahuluan 0 Data-data ang bersfat dskrt dapat dbuat contnuum melalu proses curve-fttng. 0 Curve-fttng merupakan proses data-smoothng, akn proses pendekatan terhadap kecenderungan data-data dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi mengikuti pola yang tidak selalu mudah dipahami. Apabila

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi mengikuti pola yang tidak selalu mudah dipahami. Apabila BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengangguran merupakan masalah yang sangat kompleks karena mempengaruhi sekaligus dipengaruhi oleh beberapa faktor yang saling berinteraksi mengikuti pola yang

Lebih terperinci

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode Peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Peneltan yang dlakukan n bertujuan untuk mengetahu penngkatan hasl

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan Jusuf Kalla, Indonesia mempunyai strategi pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dan Jusuf Kalla, Indonesia mempunyai strategi pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo dan Jusuf Kalla, Indonesia mempunyai strategi pembangunan yang dinamakan dengan nawacita.

Lebih terperinci

Lampiran 1. Data Penelitian No Kabupaten Y X1 X2 X3 1 Kab. Cilacap Kab. Banyumas Kab.

Lampiran 1. Data Penelitian No Kabupaten Y X1 X2 X3 1 Kab. Cilacap Kab. Banyumas Kab. LAMPIRAN Lampiran 1. Data Penelitian No Kabupaten Y X1 X2 X3 1 Kab. Cilacap 15.24 6.68 22.78 1676090 2 Kab. Banyumas 18.44 5.45 21.18 1605580 3 Kab. Purbalingga 20.53 5.63 21.56 879880 4 Kab. Banjarnegara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Tempat dan waktu Peneltan Peneltan dlakukan pada Perusahaan Daerah Ar Mnum Kabupaten Gorontalo yang beralamat d jalan Gunung Bolyohuto No. 390 Kelurahan Bolhuangga Kecamatan

Lebih terperinci

ASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU

ASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU BULAN : KABUPATEN/KOTA IUD MOW MOP KDM IMPL STK PILL JML PPM PB % 1 Banyumas 748 34 3 790 684 2,379 1,165 5,803 57,379 10.11 2 Purbalingga 141 51 10 139 228

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

PowerPoint Slides by Yana Rohmana Education University of Indonesian

PowerPoint Slides by Yana Rohmana Education University of Indonesian SIFAT-SIFAT ANALISIS REGRESI PowerPont Sldes by Yana Rohmana Educaton Unversty of Indonesan 2007 Laboratorum Ekonom & Koperas Publshng Jl. Dr. Setabud 229 Bandung, Telp. 022 2013163-2523 Hal-hal yang akan

Lebih terperinci