Perbandingan Konsumsi Energi Algoritma AES (256 Bit) dan Twofish (256 Bit) Pada Ponsel Berbasis Android. Serli Liling Allo 1a M. Subali 2b.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Perbandingan Konsumsi Energi Algoritma AES (256 Bit) dan Twofish (256 Bit) Pada Ponsel Berbasis Android. Serli Liling Allo 1a M. Subali 2b."

Transkripsi

1 Perbandingan Konumi Energi Algoritma AES (56 Bit) dan Twofih (56 Bit) Pada Ponel Berbai Android Serli Liling Allo 1a M. Subali b 1 Teknik Elektro Politeknik Katolik Saint Paul Fakulta Teknologi dan Rekayaa Univerita Gunadarma, a SerliLilingAllo@gmail.com, b ubali@taff.gunadarma.ac.id Abtraki Menjalankan aplikai enkripi/dekripi pada ponel akan diikuti oleh pemakaian CPU, memori, dan energi yang terimpan dalam baterai ementara keterediaan energi baterai terbata, oleh karena itu cukup penting mengetahui berapa konumi energi dari algoritma enkripi/dekripi untuk menjadi alah atu bahan pertimbangan dalam pemilihan algoritma. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan konumi energi algoritma AES (56 bit) dan Twofih (56 bit) pada ponel android.untuk mencapai tujuan terebut maka perlu diketahui aru, tegangan dan waktu enkripi/dekripi.dalam penelitian ini aru dan tegangan diperoleh dari pengukuran langung edangkan waktu enkripi/dekripi dari algorithm benchmark pada program aplikai SSE (Secret Space Encryptor).Konumi energi diperoleh dari perkalian antara aru, tegangan, dan waktu enkripi/dekripi.dari hail penelitian diperoleh konumi energi algoritma AES (56 bit) lebih bear dari algoritma Twofih (56 bit). Kata kunci: AES (56 bit), konumi energi enkripi/dekripi, Twofih (56 bit) A Comparative Analyi of Energy Conumption Algorhytm of AES (56 Bit) and Twofih (56 Bit) on Android-Baed Cell Phone Abtract Running an encryption/decryption application on cell phone will be followed by the running CPU, memory, and energy tored in the battery. However, the baterry energy i limited. Therefore, it i important to oberve how much energy conummed by encryption/decryption algorhytm to be one of determiner in algorhytm electing. The tudy aim at comparing the energy conumption algorhytm of AES (56 bit) and Twofih (56 bit) on Android-baed cell phone. To achieve that, the current, voltage, and time encryption/decryption. In the tudy, the current and voltage encryption/decryption are obtained from direct meaurement, while time encryption/decryption i from algorithm benchmark on SSE (Secret Space Encryptor) application program. Energy conumption i obtained from the current, voltage, and time encryption/decryption multiplication. The reult indicate that energy conumption algorythm of AES (56 bit) i bigger than Twofih (56 bit). Keyword: AES (56 bit), Encryption/Decryption Energy Conumption, Twofih (56 bit) Jurnal Teknologi dan Rekayaa, Volume 19 No. 3, Deember

2 PENDAHULUAN Lembaga riet Gartner memprediki tahun 015 Android akan mengendalikan 48,8 % OS (Operating Sytem) di dunia. Dengan emakin maraknya pengguna martphone maka pengi-riman pean intan melalui jaringannirkabel juga emakin banyak digunakan.namun pean yang dikirim melalui jaringannirkabel lebih mudah diadap oleh orang yang tidak berhak. Jika pean yang dikirim tidak terlalu penting maka me-kipun terjadi penyadapan pengirim/penerima tidak akan terlalu dirugikan, ebaliknya jika pean berii informai penting atau rahaia maka keamanan dalam pertukaran informai menjadi hal yang angat penting. Untuk menjamin kerahaiaan pean meki-pun berhail diadap oleh penyerang (attacker) maka ebelum dikirim pean dienkripi terlebih dahulu ehingga menjadi pean terandikan yang ulit untuk dimengerti. Menjalankan ebuah aplikai pada ponel dalam hal ini aplikai enkripi/dekripi akan diikuti oleh konumi umber daya CPU, memo-ri, dan energi baterai, di ii lain keterediaan energi baterai terbata. Dengan demikian konumi energi dari etiap algoritma adalah hal yang perlu diketahui agar dapat memilih algo-ritma dengan konumi energi lebih rendah dan keamanannya juga tinggi. Penelitian ini bertujuan membandingkan pemakaian energi baterai jika menggunakan algoritma AES(56 bit) dan Twofih (56 bit) pada martphone berbai Android. Ada bebe-rapa aplikai enkripi untuk ponel android yang dapat diunduh di Google Play Store, yang digunakan dalam penelitian ini adalah SSE (Secret Space Encryption). TINJAUAN PUSTAKA Kekuatan dari ebuah algoritma enkripi bergantung pada panjang kunci dan jumlah ronde, namun emakin bear ukuran kunci dan jumlah ronde maka konumi daya juga akan emakin bear [Chandramouli, 006]. Hubungan antara vulnerability dan konumi daya untuk jumlah ronde yang bervariai dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar 1.Keamanan v konumi daya [Chandramouli, 006)] Beberapa hail penelitian yang berhubung-an dengan konumi daya dan energi dari algo-ritma kriptografi dapat dilihat pada gambar-gambar berikut : 36 Allo, Subando, Perbandingan Konumi...

3 Gambar.Konumi energi elama SSL Handhake [Potlapally, 006] Gambar 3.Waktu enkripi beberapa algoritma [Minaam, 010] Gambar 4.Konumi daya v jumlah ronde dari DES, IDEA, dan GOST [Chandramouli, 006] Jurnal Teknologi dan Rekayaa Volume 19 No. 3, Deember

4 Gambar 5. Konumi daya v jumlah bit yang dienkripi AES untuk panjang kunci yang bervariai [Khatri, 01] Gambar 6. Konumi daya v jumlah bit yang dienkripi AES untuk panjang kunci yang bervariai [Khatri, 01] Untuk memudahkan menghitung internet yang mendukung penelitian ini konumi energi dari ebuah oftware (library reearch) dan pengumpulan data digunakan pe-nyederhanaan dengan melalui ek-perimen (experimental menggunakan rumu: reearch)untuk menge-tahui kecepatan enkripi/dekripi, tegangan, dan aru litrik E = V.I.t yang dibutuhkan pada aat enkripi/dekripi (1) E adalah energi, V adalah tegangan upply, I adalah aru, dan t adalah waktu ekekui program. METODE PENELITIAN Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua yaitu pengumpulan data dengan cara mengumpulkan informai-informai dari berbagai umber yang mendu-kung penelitian baik itu dari buku, jurnal ilmiah, makalah, proiding maupun artikel dari menggunakan algoritma AES (56 bit) dan Twofih (56 bit) yang kemudian digunakan untuk menghitung bear konumi energi baterai. Untuk mengetahui kecepatan enkripi/dekripi dari tiap algoritma maka digunakan alat dan bahan ebagai berikut : 1. Samung Galaxy Ace Duo (GT-S680) Speifikai ponel ini adalah : - Sitem operai yang digunakan Androd.3 (Gingerbread) - Proeor 83 MHz - RAM 51MB - Kapaita baterai 1300 mah 38 Allo, Subando, Perbandingan Konumi...

5 Gambar 7. Samung GT-S680. Program aplikai SSE (Secret Space Encryption) Program ini berfungi untuk mengenkripi dan mendekripi pean dan dapat menampilkan tolok ukur algoritma (bench-mark algorithm) yang merupakan nilai etimai kecepatan enkripi/dekripi dari algoritma yang digunakan. Dapat diunduh dari Google Play Store atau dari download/download.html. Untuk mengetahui tegangan dan aru litrik digunakan alat-alat ebagai berikut : Gambar 8. Power Supply Digital H&K-150DD Gambar 9. Power Supply Analog H&K 1501T 1. Catu daya (Power Supply) Power upply digunakan untuk menghidupkan ponel.pada penelitian ini digunakan dua buah power upply,yaitu H&K-150DD (digital) dan H&K 1501 T (analog). Alaan menggunakan dua buah power upply adalahu ntuk membandingkan hail pengukuran maing-maing power upply ehingga diperoleh hail yang lebih akurat. Jurnal Teknologi dan Rekayaa Volume 19 No. 3, Deember

6 . Multimeter digital Digunakan untuk mengukur tegangan output dari power upply untuk mematikan tegangan output terebut udah benar ebelum dihubungkan ke ponel. Gambar 10. Multimeter Digital CD800a Langkah-langkah percobaan : 1. Catu daya diet pada tegangan 3.7 V. Tegangan output catu daya diukur dengan multimeter untuk mematikan tegangan output udah euai 3. Baterai ponel dilepa kemudian poitif dan negatif ponel dihubungkan dengan poitif dan negatif catu daya eperti pada gambar di bawah : Gambar 11. Skema rangkaian pengukuran aru dan tegangan 4. Ponel dinyalakan kemudian perubahan aru litrik yang ditampilkan pada catu daya diamati 5. Semua aplikai yang berjalan di belakang layar dimatikan dan kecerahan layar diatur pada poii paling minimum. 6. Aplikai SSE dijalankan dan bear aru litrik pada aat idle dan pada aat proe enkripi/dekripi diukur. Untuk menghitung konumi baterai maka digunakan teknik yang ama dengan penelitian yang dilakukan oleh A.Sinha dan A. P. Chandrakaan (001) dalam penelitian mereka yang berjudul Joule track - A webbaed Tool forsoftware Energy Profiling, [Sinha, 001] yang juga diikuti 40 Allo, Subando, Perbandingan Konumi...

7 oleh D. S. A. Minaam, dkk.(010) dalam penelitian yang berjudul Evaluating the Effect of Symmetric Cryptography Algorithm on Power Conump-tion for Different Data Type, yaitu untuk memperoleh bearnya konumi energi maka digunakan rumu (1) [Minaam, 010] Dalam pengukuran aru digunakan teknik yang ama dengan teknik yang digunakan oleh R. Chandramouli, dkk. dalam penelitian yang berjudul Battery Power-Aware Encryption [Chandramouli, 006], yaitu untuk meng-hilangkan pengaruh dari aplikai yang berjalan di balik layar (background) maka pengukuran aru dilakukan pada aat tidak ada aplikai lain yang edang berjalan. Perbedaan antara aru ketika enkripi/dekripi dijalankan dengan aru idle diaumikan ebagai aru untuk enkrip-i/dekripi. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengukuran kecepatan algoritma AES (56 bit) dan Twofih (56 bit) Dari beberapa percobaan diperoleh tolok ukur algoritma (algorithm benchmark), yang dapat dijadikan ebagai acuan untuk memperkirakan kecepatan enkripi/dekripi. Percobaan ke- Tabel 1. Algorithm Benchmark untuk AES (56 bit) A = byte B = byte Enc. A (MB/) Dec. A (MB/) Enc. B (MB/) Dec. B (MB/) 1,65,70,9 3,7,66,56,93 3,49 3,67,54,89 3,43 4,45,6,8 3,49 5,67,54,89 3,43 6,67,71,9 3,31 7, ,56 8,65,7 3,3 3,58 9,68,7,99 3,56 10,71,71,83 3,50 Rata-Rata Hitung X AA,650 Y AA,654 X BA,940 Y BA 3,46 X AA rata-rata kecepatan enkripi A dengan algoritma AES (56 bit) Y AA rata-rata kecepatan dekripi A dengan algoritma AES (56 bit) X BA rata-rata kecepatan enkripi B dengan algoritma AES (56 bit) Y BA rata-rata kecepatan dekripi B dengan algoritma AES (56 bit) Tabel. Algorithm Benchmark untuk Twofih (56 bit) A = byte B = byte Percobaan ke- Enc. A (MB/) Dec. A (MB/) Enc. B (MB/) Dec. B (MB/) 1,70 3,38 3,16 4,85,96 3,68 3,3 4,88 Jurnal Teknologi dan Rekayaa, Volume 19 No. 3, Deember

8 Percobaan ke- A = byte B = byte Enc. A (MB/) Dec. A (MB/) Enc. B (MB/) Dec. B (MB/) 3 3,09 3,51 3,37 4,40 4 3,14 3,7 3,45 4,90 5 3,15 3,55 3,75 4,75 6 3,1 3,69 3,79 4,93 7 3,10 3,66 3,48 4,96 8 3,15 3,74 3,53 4,97 9 3,15 3,69 3,88 4, ,10 3,69 3,84 4,97 Rata-Rata Hitung X AT 3,075 Y AT 3,631 X BT 3,557 Y BT 4,86 X AT rata-rata kecepatan enkripi A dengan algoritma Twofih (56 bit) Y AT rata-rata kecepatan dekripi A dengan algoritma Twofih (56 bit) Pengukuran Aru Litrik X BT rata-rata kecepatan enkripi B dengan algoritma Twofih (56 bit) Y BT rata-rata kecepatan dekripi B dengan algoritma Twofih (56 bit) Hail pengukuran aru litrik pada ponel Samung Galaxy Ace Duo (GT- S680) untuk tegangan input Vi=3,7 Volt : Tabel 3. Pengukuran aru Litrik Keadaan Aru (A) Start up 0,04 0,3 Idle 0,06 Enkripi /Dekripi 0,4 Analii Kecepatan dan Waktu Enkripi/Dekripi AES (56 bit) dan Twofih (56 bit) Berdaarkan Tabel 1 rata-rata kecepatan enkripi algoritma AES (56 bit) adalah,65 MB/ untuk data yang berukuran byte (Enkripi A), rata-rata kecepatan untuk meng-enkripi data berukuran byte (Enkripi B) adalah,94 MB/, rata-rata kecepatan dekripi A adalah,654 MB/, dan dekripi B adalah 3,46 MB/. Sedangkan untuk algoritma Twofih (56 bit) rata-rata kecepatan enkripi A = 3,075 MB/, enkripi B = 3,557 MB/, enkripi A = 3,631 MB/, dan dekripi B = 4,858 MB/ (Tabel ). Untuk memudahkan dalam perhitungan maka kecepatan enkripi/dekripi diaumikan ebagai rata-rata dari enkripi/dekripi A dan B, dengan demikian untuk algoritma AES: - Kecepatan enkripi: X A A X BA,650 MB/,940 MB/ e,795mb/ nk AES - Kecepatan dekripi: Y A A Y BA,654 MB/ 3,46 MB/ dek AES 3,058 MB/ Untuk algoritma Twofih: - Kecepatan enkripi: X X 3,075 MB/ 3,557 MB/ 3,316MB AT BT e / nk Twofih 4 Allo, Subando, Perbandingan Konumi...

9 - Kecepatan dekripi: Y Y 3,631 MB/ 4,858 MB/ 4,44 MB AT BT dek Twofih / Waktu yang dibutuhkan untuk enkripi/dekripi pean dapat dihitung dengan membagi ukuran pean dengan kecepatan enkripi/dekripi. Mialnya waktu yang diper-lukan oleh algoritma AES untuk mengenkripi pean yang berukuran 15,360 KB adalah : ukuran pean 15,36 KB t enkripi 5, 496 m kecepatan enkripi,795 MB/ Sedangkan waktu dekripi adalah : ukuran pean 15,36 KB t dekripi 5, 03 m kecepatan dekripi 3,058 MB/ Dengan cara yang ama, diperoleh waktu enkripi/dekripi untuk beberapa ukuran pean eperti pada tabel di bawah: Ukuran Pean (Byte) Tabel 4. Waktu enkripi/dekripi beberapa ukuran pean Algoritma AES (56 bit) Algroritma Twofih (56 bit) t enkripi (m) t dekripi (m) t enkripi (m) t dekripi (m) , Berdaarkan Tabel 4 dapat digambarkan grafik hubungan ukuran pean dengan waktu enkripi, ukuran pean v waktu dekripi, waktu enkripi v dekripi algoritma AES (56 bit) dan algoritma Twofih (56 bit). Gambar 1. Grafik ize v waktu enkripi Jurnal Teknologi dan Rekayaa, Volume 19 No. 3, Deember

10 Gambar 13. Grafik ize v waktu dekripi Gambar 14. Grafik waktu enkripi v dekripi AES (56 bit) Gambar 15. Grafik waktu enkripi v dekripi Twofih (56 bit) Analii Konumi Energi Baterai Algoritma AES (56 bit) dan Twofih (56 bit) Untuk menentukan konumi energi dari algoritma AES (56 bit) dan twofih (56 bit) maka digunakan rumu E = V.I. t. Dari Tabel 3, aru idle = 0,06 A edangkan aru pada aat enkripi/dekripi = 0,4 A ehinngga aru enkripi/dekripi diaumikan = 0,4 A - 0,06 A = 0,18 A. Dengan demikian konumi energi untuk mengenkripi plaintext Jam 10 am di cafe melati dapat dihitung dengan cara: - Dengan algoritma AES (56 bit): 44 Allo, Subando, Perbandingan Konumi...

11 : Dik : ize = 4 karakter = 4 Byte Kecepatan enkripi =,795 MB/ I = 0,18 A V = 3,7 V maka t = 4 Byte/,795 MB/ = 8,587 µ E = V.I.t = 3,7 V x 0,18 A x 8,587 µ = 5,75 µj - Dengan algoritma Twofih (56 bit): Dik : ize = 4 karakter = 4 Byte Kecepatan enkripi = 3,316 MB/ I = 0,18 A V = 3,7 V maka t = 4 Byte/3,316 MB/ = 7,38 µ E = V.I.t = 0,18 A x 7,38 µ x 3,7 V = 4,846 µj Dengan cara yang ama, konumi energi untuk beberapa ukuran pean ditunjukkan pada tabel berikut; Tabel 5. Konumi energi algoritma AES (56 bit) dan Twofih (56) untuk beberapa ukuran pean Konumi energi Ukuran Algoritma AES Algoritma Twofih Pean (56 bit) (56 bit) (Byte) E enkripi (µj) E dekripi (µj) E enkripi (µj) E dekripi (µj) 10,396,190,019 1, ,979 10,948 10,097 7, ,665 8,08 5,847 0, ,330 56, , ,88 87,587 80,77 63, ,660 11, ,388 80, ,30 4, 06, , , , ,553 33,15 Berdaarkan Tabel 5 dibuat grafik hubungan konumi energi dengan algoritma enkripi dan konumi energi v algoritma dekripi. Gambar 16. Grafik konumi energi v algoritma enkripi Jurnal Teknologi dan Rekayaa, Volume 19 No. 3, Deember

12 Gambar 17. Grafik konumi energi v algoritma dekripi Dari gambar di ata terlihat bahwa energi yang digunakan untuk enkripi/denkripi AES (56 bit) lebih bear daripada energi enkripi/dekripi Twofih (56 bit). Untuk tegangan (V) dan aru (I) tetap maka perubahan energi bergantung pada waktu enkripi/dekripi (t), karena t adalah ukuran pean (z) dibagi kecepatan enkripi/dekripi ( ) edangkan kecepatan en-kripi/dekripi diaumikan kontan maka perubahan energi akan berubah ecara linier terhadap perubahan ukuran pean (z). Dengan demikian dapat dibuat peramaan linier untuk energi enkripi/dekripi ebagai berikut : E = mz untuk algoritma Twofih (56 bit). () Dengan V. I demikian energi enkripi Twofih (56 bit) dengan m adalah 83,33 % dari energi AES (56 bit) (3) Berdaarkan peramaan () dan (3) maka dapat dibuat peramaan linier untuk energi enkripi/dekripi ebagai berikut: a. AES (56 bit) - Energi enkripi V. I 3,7 Vx0,18 A E mz z z 0,4z,795 MB/ ( J ) - Energi dekripi V. I 3,7 Vx0,18 A E mz z z 0,z 3,058 MB/ b. Twofih (56 bit) ( J ) - Energi enkripi - Energi dekripi 3,7 Vx0,18 A E z 0,0z 3,316 MB/ 3,7 Vx0,18 A E z 0,16z 4,44 MB/ SIMPULAN DAN SARAN ( J ) ( J ) Energi enkripi algoritma AES (56 bit) dan Twofih (56 bit) pada ponel Samung Galaxy Ace Duo (GT-S680) berubah ecara linier terhadap perubahan ukuran pean menurut peramaan E = 0.4z untuk algoritma AES (56 bit) dan E = 0.0z atau lebih kecil 16,67 % dari algoritma AES (56 bit). Energi dekripi algoritma AES (56 bit) dan Twofih (56 bit) berubah ecara linier terhadap perubahan ukuran pean menurut peramaan E = 0.z untuk algoritma AES (56 bit) dan E = 0.16z untuk algoritma Twofih (56 bit). Dengan demikian energi dekripi Twofih (56 bit) adalah 7,7 % dari energi AES (56 bit) atau lebih kecil 7,7 % dari algoritma AES (56 bit). Penelitin ini hanya membandingkan AES (56 bit) dan Twofih (56 bit) dari egi konumi energi untuk peneliti yang berikut diarankan membandingkan keamanan algo-ritma AES (56 bit) dan Twofih (56 bit) pada ponel berbai android. 46 Allo, Subando, Perbandingan Konumi...

13 Daftar Putaka [Chandramouli, 006] Chandramouli, R., Bapatla,S., Subbalakhmi, K.P Battery Power-aware Encryption. ACM Tranaction on Information and Sytem Security (TISSEC).Vol. 9, No.. New York, USA [Khatri, 01] Khatri, N., Dhanda, R., and Singh, J. 01. Comparion of Power Conumption and Strict Avalanche Criteria at Encryption/Decryption Side of Different AES Standard. IJCER.Vol., No.4. [Minaam, 010] Minaam, D. S. A., Abdual-Kader, H. M., and Mohiy Evaluating the Effect of Symmetric Cryptography Algorithm on Power Conumption for Different Data Type. IJNS, Vol. 11. [Potlapally, 003] Potlapally, N.R, Ravi S.R.A, Jha N.K Analyzing the Energy Conumption of Security Protocol. Proiding International Sympoium on Low Power Electronic and Deign. Seoul, South Korea. [Sinha, 001] Sinha, A andchandrakaan, A.P Joule Track-A WebBaed Tool forsoftware Energy Profiling. Proceeding ofthe 38th Deign Automation Conference.DACLaVega,USA. Jurnal Teknologi dan Rekayaa, Volume 19 No. 3, Deember

BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS

BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS 2. TEGANGAN IMPULS Tegangan Impul (impule voltage) adalah tegangan yang naik dalam waktu ingkat ekali kemudian diuul dengan penurunan yang relatif lambat menuju nol. Ada tiga

Lebih terperinci

Perancangan Algoritma pada Kriptografi Block Cipher dengan Teknik Langkah Kuda Dalam Permainan Catur

Perancangan Algoritma pada Kriptografi Block Cipher dengan Teknik Langkah Kuda Dalam Permainan Catur Perancangan Algoritma pada Kriptografi Block Cipher dengan Teknik Langkah Kuda Dalam Permainan Catur Adi N. Setiawan, Alz Danny Wowor, Magdalena A. Ineke Pakereng Teknik Informatika, Fakulta Teknologi

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. 2. Tinjauan Pustaka

1. Pendahuluan. 2. Tinjauan Pustaka 1. Pendahuluan Komunikai merupakan kebutuhan paling menonjol pada kehidupan manuia. Pada awal perkembangannya ebuah pean diampaikan ecara langung kepada komunikan. Namun maalah mulai muncul ketika jarak

Lebih terperinci

ENKRIPSI DAN DEKRIPSI DENGAN ALGORITMA AES 256 UNTUK SEMUA JENIS FILE

ENKRIPSI DAN DEKRIPSI DENGAN ALGORITMA AES 256 UNTUK SEMUA JENIS FILE ENKRIPSI DAN DEKRIPSI DENGAN ALGORITMA AES 256 UNTUK SEMUA JENIS FILE Voni Yuniati (1), Gani Indriyanta (2), Antoniu Rahmat C (3) Abtrak: Kemajuan teknologi komputer dan telekomunikai telah menjadi kebutuhan

Lebih terperinci

SISTEM PENGENDALI ARUS START MOTOR INDUKSI PHASA TIGA DENGAN VARIASI BEBAN

SISTEM PENGENDALI ARUS START MOTOR INDUKSI PHASA TIGA DENGAN VARIASI BEBAN Sitem Pengendali Aru Start Motor Induki Phaa Tiga dengan Variai Beban SISTEM PENGENDALI ARUS START MOTOR INDUKSI PHASA TIGA DENGAN VARIASI BEBAN Oleh : Yunita, ) Hendro Tjahjono ) ) Teknik Elektro UMSB

Lebih terperinci

DES dianggap sudah tidak aman. Perlu diusulkan standard algoritma baru sebagai pengganti DES. National Institute of Standards and Technology (NIST)

DES dianggap sudah tidak aman. Perlu diusulkan standard algoritma baru sebagai pengganti DES. National Institute of Standards and Technology (NIST) DES dianggap udah tidak aman. Perlu diuulkan tandard algoritma baru ebagai pengganti DES. National Intitute of Standard and Tehnology (NIST) menguulkan kepada Pemerintah Federal AS untuk ebuah tandard

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH TEGANGAN INJEKSI TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

ANALISIS PENGARUH TEGANGAN INJEKSI TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU) ANALISIS PENGARUH TEGANGAN INJEKSI TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikai pada Laboratorium Konveri Energi Litrik FT-USU) Tondy Zulfadly Ritonga, Syamul Amien Konentrai Teknik

Lebih terperinci

Transformasi Laplace. Slide: Tri Harsono PENS - ITS. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) - ITS

Transformasi Laplace. Slide: Tri Harsono PENS - ITS. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) - ITS Tranformai Laplace Slide: Tri Harono PENS - ITS 1 1. Pendahuluan Tranformai Laplace dapat digunakan untuk menyatakan model matemati dari item linier waktu kontinu tak ubah waktu, Tranformai Laplace dapat

Lebih terperinci

ANALISIS SIMULASI STARTING MOTOR INDUKSI ROTOR SANGKAR DENGAN AUTOTRANSFORMATOR

ANALISIS SIMULASI STARTING MOTOR INDUKSI ROTOR SANGKAR DENGAN AUTOTRANSFORMATOR ANALSS SMULAS SARNG MOOR NDUKS ROOR SANGKAR DENGAN AUORANSFORMAOR Aprido Silalahi, Riwan Dinzi Konentrai eknik Energi Litrik, Departemen eknik Elektro Fakulta eknik Univerita Sumatera Utara (USU) Jl. Almamater

Lebih terperinci

TEORI ANTRIAN. Pertemuan Ke-12. Riani Lubis. Universitas Komputer Indonesia

TEORI ANTRIAN. Pertemuan Ke-12. Riani Lubis. Universitas Komputer Indonesia TEORI ANTRIAN MATA KULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-12 Riani Lubi Juruan Teknik Informatika Univerita Komputer Indoneia Pendahuluan (1) Pertamakali dipublikaikan pada tahun 1909 oleh Agner Kraup Erlang

Lebih terperinci

PEMILIHAN OP-AMP PADA PERANCANGAN TAPIS LOLOS PITA ORDE-DUA DENGAN TOPOLOGI MFB (MULTIPLE FEEDBACK) F. Dalu Setiaji. Intisari

PEMILIHAN OP-AMP PADA PERANCANGAN TAPIS LOLOS PITA ORDE-DUA DENGAN TOPOLOGI MFB (MULTIPLE FEEDBACK) F. Dalu Setiaji. Intisari PEMILIHN OP-MP PD PENCNGN TPIS LOLOS PIT ODE-DU DENGN TOPOLOGI MFB MULTIPLE FEEDBCK PEMILIHN OP-MP PD PENCNGN TPIS LOLOS PIT ODE-DU DENGN TOPOLOGI MFB MULTIPLE FEEDBCK Program Studi Teknik Elektro Fakulta

Lebih terperinci

STUDI PERBANDINGAN BELITAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PENGGUNAAN TAP CHANGER (Aplikasi pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRANSBUANA)

STUDI PERBANDINGAN BELITAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PENGGUNAAN TAP CHANGER (Aplikasi pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRANSBUANA) STUDI PERBADIGA BELITA TRASFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PEGGUAA TAP CHAGER (Aplikai pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRASBUAA) Bayu T. Sianipar, Ir. Panuur S.M. L.Tobing Konentrai Teknik Energi Litrik,

Lebih terperinci

MODUL 2 SISTEM KENDALI KECEPATAN

MODUL 2 SISTEM KENDALI KECEPATAN MODUL SISTEM KENDALI KECEPATAN Kurniawan Praetya Nugroho (804005) Aiten: Muhammad Luthfan Tanggal Percobaan: 30/09/06 EL35-Praktikum Sitem Kendali Laboratorium Sitem Kendali dan Komputer STEI ITB Abtrak

Lebih terperinci

Advanced Encryption Standard (AES)

Advanced Encryption Standard (AES) Advaned Enryption Standard (AES) Latar Belakang DES dianggap udah tidak aman. Perlu diuulkan tandard algoritma baru ebagai pengganti DES. National Intitute of Standard and Tehnology (NIST) menguulkan kepada

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA BAB MOTOR NDUKS TGA FASA.1 Umum Motor induki merupakan motor aru bolak balik (AC) yang paling lua digunakan dan dapat dijumpai dalam etiap aplikai indutri maupun rumah tangga. Penamaannya beraal dari kenyataan

Lebih terperinci

Aplikasi Jaringan Saraf Tiruan pada Shunt Active Power Filter Tiga Fasa

Aplikasi Jaringan Saraf Tiruan pada Shunt Active Power Filter Tiga Fasa Aplikai Jaringan Saraf iruan pada Shunt Active Power Filter iga Faa Hanny H. umbelaka, hiang, Sorati Fakulta eknologi Indutri, Juruan eknik Elektro, Univerita Kriten Petra Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat matematika menjadi angat penting artinya, bahkan dapat dikatakan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan

Lebih terperinci

Transformasi Laplace dalam Mekatronika

Transformasi Laplace dalam Mekatronika Tranformai Laplace dalam Mekatronika Oleh: Purwadi Raharjo Apakah tranformai Laplace itu dan apa perlunya mempelajarinya? Acapkali pertanyaan ini muncul dari eorang pemula, apalagi begitu mendengar namanya

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. Umum Karena keederhanaanya,kontruki yang kuat dan karakteritik kerjanya yang baik,motor induki merupakan motor ac yang paling banyak digunakan.penamaannya beraal dari kenyataan

Lebih terperinci

PERTEMUAN 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER

PERTEMUAN 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER PERTEMUAN PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER Setelah dapat membuat Model Matematika (merumukan) peroalan Program Linier, maka untuk menentukan penyeleaian Peroalan Program Linier dapat menggunakan metode,

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA BAB MOTOR NDUKS TGA PHASA.1 Umum Motor induki merupakan motor aru bolak balik ( AC ) yang paling lua digunakan dan dapat dijumpai dalam etiap aplikai indutri maupun rumah tangga. Penamaannya beraal dari

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA 2.1 Umum Motor litrik merupakan beban litrik yang paling banyak digunakan di dunia, Motor induki tiga faa adalah uatu mein litrik yang mengubah energi litrik menjadi energi

Lebih terperinci

Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Team Doen Riet Operaional rogram Studi Teknik Informatika Univerita Komputer Indoneia ertamakali dipublikaikan pada tahun 909 oleh Agner Kraup Erlang yang mengamati maalah kepadatan penggunaan telepon

Lebih terperinci

BAB II Dioda dan Rangkaian Dioda

BAB II Dioda dan Rangkaian Dioda BAB II Dioda dan Rangkaian Dioda 2.1. Pendahuluan Dioda adalah komponen elektronika yang teruun dari bahan emikonduktor tipe-p dan tipe-n ehingga mempunyai ifat dari bahan emikonduktor ebagai berikut.

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN

BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN 5.1. Proe Fluidiai Salah atu faktor yang berpengaruh dalam proe fluidiai adalah kecepatan ga fluidiai (uap pengering). Dalam perancangan ini, peramaan empirik yang digunakan

Lebih terperinci

Pengamanan Kunci Jawaban Sertifikasi CCNA Menggunakan Advanced Encryption Standard (AES) dan Mode Operasi Cipher Block Chaining

Pengamanan Kunci Jawaban Sertifikasi CCNA Menggunakan Advanced Encryption Standard (AES) dan Mode Operasi Cipher Block Chaining 1 Pengamanan Kuni Jawaban Sertifikai CCNA Menggunakan Advaned Enryption Standard (AES dan Mode Operai Cipher Blok Chaining Miko Praetya Widi, Aiyatul Karima, S.Kom, MCS Teknik Informatika Univerita Dian

Lebih terperinci

FIsika KARAKTERISTIK GELOMBANG. K e l a s. Kurikulum A. Pengertian Gelombang

FIsika KARAKTERISTIK GELOMBANG. K e l a s. Kurikulum A. Pengertian Gelombang Kurikulum 2013 FIika K e l a XI KARAKTERISTIK GELOMBANG Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami pengertian gelombang dan jeni-jeninya.

Lebih terperinci

PENGAMATAN PERILAKU TRANSIENT

PENGAMATAN PERILAKU TRANSIENT JETri, Volume, Nomor, Februari 00, Halaman 5-40, ISSN 4-037 PENGAMATAN PERIAKU TRANSIENT Irda Winarih Doen Juruan Teknik Elektro-FTI, Univerita Triakti Abtract Obervation on tranient behavior i crucial

Lebih terperinci

TORTUOSITAS PADA MODEL 3D BATUAN BERPORI

TORTUOSITAS PADA MODEL 3D BATUAN BERPORI TORTUOSITAS PADA MODEL 3D BATUAN BERPORI Firmanyah 1*), Selly Feranie 1, Fourier D.E. Latief 2, Prana F. L. Tobing 1 1 Laboratorium Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antarika Juruan Pendidikan Fiika FPMIPA UPI,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibaha mengenai perancangan dan realiai dari kripi meliputi gambaran alat, cara kerja ytem dan modul yang digunakan. Gambar 3.1 merupakan diagram cara kerja

Lebih terperinci

BAB III PENGERTIAN SUSUT DAYA DAN ENERGI

BAB III PENGERTIAN SUSUT DAYA DAN ENERGI BAB III PENGERTIAN SUSUT DAYA DAN ENERGI 3.1 UMUM Parameter yang digunakan dalam mengukur tingkat penyaluran/penyampaian tenaga litrik dari penyedia tenaga litrik ke konumen adalah efiieni, efiieni yang

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE SIMPLE QUEUE DAN QUEUE TREE UNTUK OPTIMASI MANAJEMEN BANDWITH JARINGAN KOMPUTER DI POLITEKNIK ACEH SELATAN.

IMPLEMENTASI METODE SIMPLE QUEUE DAN QUEUE TREE UNTUK OPTIMASI MANAJEMEN BANDWITH JARINGAN KOMPUTER DI POLITEKNIK ACEH SELATAN. IMPLEMENTASI METODE SIMPLE QUEUE DAN QUEUE TREE UNTUK OPTIMASI MANAJEMEN BANDWITH JARINGAN KOMPUTER DI POLITEKNIK ACEH SELATAN Dirja Nur Ilham Doen Teknik Komputer Politeknik Aceh Selatan dirja_nur@yaoo.com

Lebih terperinci

STABILISASI SISTEM LINIER POSITIF MENGGUNAKAN STATE FEEDBACK

STABILISASI SISTEM LINIER POSITIF MENGGUNAKAN STATE FEEDBACK Jurnal Matematika UNAND Vol. VI No. 1 Hal. 105 109 ISSN : 2303 2910 c Juruan Matematika FMIPA UNAND STABILISASI SISTEM LINIER POSITIF MENGGUNAKAN STATE FEEDBACK ERIN DWI FENTIKA, ZULAKMAL Program Studi

Lebih terperinci

Advanced Encryption Standard (AES) Bahan Kuliah Kriptografi 7

Advanced Encryption Standard (AES) Bahan Kuliah Kriptografi 7 Advaned Enryption Standard (AES) Bahan Kuliah Kriptografi 7 Latar Belakang DES dianggap udah tidak aman. Perlu diuulkan tandard algoritma baru ebagai pengganti DES. National Intitute of Standard and Tehnology

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik yang putaran rotornya

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik yang putaran rotornya BAB MOTOR NDUKS TGA PHASA.1 Umum Motor induki adalah motor litrik aru bolak-balik yang putaran rotornya tidak ama dengan putaran medan tator, dengan kata lain putaran rotor dengan putaran medan pada tator

Lebih terperinci

SIMULASI KARAKTERISTIK MOTOR INDUKSI TIGA FASA BERBASIS PROGRAM MATLAB

SIMULASI KARAKTERISTIK MOTOR INDUKSI TIGA FASA BERBASIS PROGRAM MATLAB 36 SIULASI KAAKTEISTIK OTO INDUKSI TIGA FASA BEBASIS POGA ATLAB Yandri Juruan Teknik Elektro, Fakulta Teknik Univerita Tanjungpura E-mail : yandri_4@yahoo.co.id Abtract otor uki angat lazim digunakan pada

Lebih terperinci

Korelasi antara tortuositas maksimum dan porositas medium berpori dengan model material berbentuk kubus

Korelasi antara tortuositas maksimum dan porositas medium berpori dengan model material berbentuk kubus eminar Naional Quantum #25 (2018) 2477-1511 (8pp) Paper eminar.uad.ac.id/index.php/quantum Korelai antara tortuoita imum dan poroita medium berpori dengan model material berbentuk kubu FW Ramadhan, Viridi,

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME TERHADAP DENSITAS DAN KEKUATAN TARIK SERAT PELEPAH PISANG EPOKSI

ANALISA PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME TERHADAP DENSITAS DAN KEKUATAN TARIK SERAT PELEPAH PISANG EPOKSI ANALISA PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME TERHADAP DENSITAS DAN KEKUATAN TARIK SERAT PELEPAH PISANG EPOKSI Nanang Endriatno Staf Pengajar Program Studi Teknik Mein Fakulta Teknik Univerita Halu Oleo, Kendari

Lebih terperinci

BAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR

BAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR 6 BAB VIII METODA TEMPAT EDUDUAN AAR Dekripi : Bab ini memberikan gambaran ecara umum mengenai diagram tempat kedudukan akar dan ringkaan aturan umum untuk menggambarkan tempat kedudukan akar erta contohcontoh

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YP Unila

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YP Unila III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Populai dalam penelitian ini adalah emua iwa kela XI IPA SMA YP Unila Bandar Lampung tahun ajaran 01/013 yang berjumlah 38 iwa dan terebar dalam enam kela yang

Lebih terperinci

Kesalahan Akibat Deferensiasi Numerik pada Sinyal Pengukuran Getaran dengan Metode Beda Maju, Mundur dan Tengah

Kesalahan Akibat Deferensiasi Numerik pada Sinyal Pengukuran Getaran dengan Metode Beda Maju, Mundur dan Tengah Kealahan Akibat Defereniai Numerik pada Sinyal Pengukuran Getaran dengan Metode Beda Maju, Mundur Tengah Zainal Abidin Fandi Purnama Lab. Dinamika Puat Rekayaa Indutri, ITB, Bandung E-mail: za@dynamic.pauir.itb.ac.id

Lebih terperinci

Perancangan IIR Hilbert Transformers Menggunakan Prosesor Sinyal Digital TMS320C542

Perancangan IIR Hilbert Transformers Menggunakan Prosesor Sinyal Digital TMS320C542 Perancangan IIR Hilbert ranformer Menggunakan Proeor Sinyal Digital MS0C54 Endra Juruan Sitem Komputer Univerita Bina Nuantara, Jakarta 480, email : endraoey@binu.ac.id Abtract Pada makalah ini akan dirancang

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN NASABAH BANK X KANTOR WILAYAH SEMARANG ABSTRACT

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN NASABAH BANK X KANTOR WILAYAH SEMARANG ABSTRACT ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 791-800 Online di: http://ejournal-1.undip.ac.id/index.php/gauian ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN NASABAH BANK X KANTOR WILAYAH

Lebih terperinci

MATEMATIKA IV. MODUL 9 Transformasi Laplace. Zuhair Jurusan Teknik Elektro Universitas Mercu Buana Jakarta 2007 年 12 月 16 日 ( 日 )

MATEMATIKA IV. MODUL 9 Transformasi Laplace. Zuhair Jurusan Teknik Elektro Universitas Mercu Buana Jakarta 2007 年 12 月 16 日 ( 日 ) MATEMATIKA IV MODUL 9 Tranformai Laplace Zuhair Juruan Teknik Elektro Univerita Mercu Buana Jakarta 2007 年 2 月 6 日 ( 日 ) Tranformai Laplace Tranformai Laplace adalah ebuah metode yangdigunakan untuk menyeleaikan

Lebih terperinci

PENAKSIR VARIANSI POPULASI YANG EFISIEN PADA SAMPLING ACAK SEDERHANA MENGGUNAKAN KOEFISIEN REGRESI

PENAKSIR VARIANSI POPULASI YANG EFISIEN PADA SAMPLING ACAK SEDERHANA MENGGUNAKAN KOEFISIEN REGRESI PENAKIR VARIANI POPLAI YANG EFIIEN PADA AMPLING ACAK EDERHANA MENGGNAKAN KOEFIIEN REGREI Neneng Gutiana Rutam Efendi Harion Mahaiwa Program Matematika Doen Juruan Matematika Fakulta Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

Advanced Encryption Standard (AES)

Advanced Encryption Standard (AES) Advaned Enryption Standard (AES) Bahan Kuliah IF4020 Kriptografi Latar Belakang DES dianggap udah tidak aman. Perlu diuulkan tandard algoritma baru ebagai pengganti DES. National Intitute of Standard and

Lebih terperinci

Bola Nirgesekan: Analisis Hukum Kelestarian Pusa pada Peristiwa Tumbukan Dua Dimensi

Bola Nirgesekan: Analisis Hukum Kelestarian Pusa pada Peristiwa Tumbukan Dua Dimensi Bola Nirgeekan: Analii Hukum Keletarian Pua pada Peritiwa Tumbukan Dua Dimeni Akhmad Yuuf 1,a), Toni Ku Indratno 2,b) 1,2 Laboratorium Teknologi Pembelajaran Sain, Fakulta Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Lebih terperinci

ANALISA HASIL UJI RANGKAIAN PENGENDALI SCR UNTUK CATU DAYA NITRIDASI PLASMA DOUBLE CHAMBER

ANALISA HASIL UJI RANGKAIAN PENGENDALI SCR UNTUK CATU DAYA NITRIDASI PLASMA DOUBLE CHAMBER ISSN 4-349 Volume 3, Januari 202 ANALISA HASIL UJI RANGKAIAN PENGENDALI SCR UNTUK CATU DAYA NITRIDASI PLASMA DOUBLE CHAMBER Saefurrochman dan Suprapto Puat Teknologi Akelerator dan Proe Bahan-BATAN, Yogyakarta

Lebih terperinci

KAJIAN TEORITIS DALAM MERANCANG TUDUNG PETROMAKS TEORETYCAL STUDY ON DESIGNING A PETROMAKS SHADE. Oleh: Gondo Puspito

KAJIAN TEORITIS DALAM MERANCANG TUDUNG PETROMAKS TEORETYCAL STUDY ON DESIGNING A PETROMAKS SHADE. Oleh: Gondo Puspito KAJIAN TEORITIS DALAM MERANCANG TUDUNG PETROMAKS TEORETYCAL STUDY ON DESIGNING A PETROMAKS SHADE Oleh: Gondo Pupito Staf Pengajar Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, PSP - IPB Abtrak Pada penelitian

Lebih terperinci

PERBANDINGAN TUNING PARAMETER KONTROLER PD MENGGUNAKAN METODE TRIAL AND ERROR DENGAN ANALISA GAIN PADA MOTOR SERVO AC

PERBANDINGAN TUNING PARAMETER KONTROLER PD MENGGUNAKAN METODE TRIAL AND ERROR DENGAN ANALISA GAIN PADA MOTOR SERVO AC , Inovtek, Volume 6, Nomor, April 26, hlm. - 5 PERBANDINGAN TUNING PARAMETER ONTROLER PD MENGGUNAAN METODE TRIAL AND ERROR DENGAN ANALISA GAIN PADA MOTOR SERVO AC Abdul Hadi PoliteknikNegeriBengkali Jl.

Lebih terperinci

PENGGUNAAN RATA-RATA GEOMETRIK DALAM MENENTUKAN HARGA OPSI ASIA (STUDI KASUS PADA SAHAM THE WALT DISNEY COMPANY )

PENGGUNAAN RATA-RATA GEOMETRIK DALAM MENENTUKAN HARGA OPSI ASIA (STUDI KASUS PADA SAHAM THE WALT DISNEY COMPANY ) Jurnal Matematika UNAND Vol. 3 No. 2 Hal. 44 52 ISSN : 2303 2910 c Juruan Matematika FMIPA UNAND PENGGUNAAN RATA-RATA GEOMETRIK DALAM MENENTUKAN HARGA OPSI ASIA (STUDI KASUS PADA SAHAM THE WALT DISNEY

Lebih terperinci

2. Berikut merupakan komponen sistem kendali atau sistem pengaturan, kecuali... a. Sensor b. Tranducer c. Penguat d. Regulator *

2. Berikut merupakan komponen sistem kendali atau sistem pengaturan, kecuali... a. Sensor b. Tranducer c. Penguat d. Regulator * ELOMPO I 1. Suunan komponen-komponen yang aling dihubungkan edemikian rupa ehingga dapat mengendalikan atau mengatur keluaran yang euai harapan diebut ebagai... a. Sitem Pengaturan * b. Sitem Otomati c.

Lebih terperinci

PENTINGNYA MEDIA PEMBELAJARAN LABE (LANTAI BERHITUNG) PADA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA SD KELAS III TERHADAP HASIL BELAJAR

PENTINGNYA MEDIA PEMBELAJARAN LABE (LANTAI BERHITUNG) PADA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA SD KELAS III TERHADAP HASIL BELAJAR Tuga Matakuliah Pengembangan Pembelajaran Matematika SD Doen Pengampu Mohammad Faizal Amir, M.Pd. S-1 PGSD Univerita Muhammadiyah Sidoarjo PENTINGNYA MEDIA PEMBELAJARAN LABE (LANTAI BERHITUNG) PADA PELAJARAN

Lebih terperinci

MEMBANGUN HUBUNGAN ANTARA METRIK CHIDAMBER & KEMERER DENGAN KARAKTERISTIK EFISIENSI PADA ISO/IEC UNTUK APLIKASI SUMBER TERBUKA

MEMBANGUN HUBUNGAN ANTARA METRIK CHIDAMBER & KEMERER DENGAN KARAKTERISTIK EFISIENSI PADA ISO/IEC UNTUK APLIKASI SUMBER TERBUKA MEMBANGUN HUBUNGAN ANTARA METRIK CHIDAMBER & KEMERER DENGAN KARAKTERISTIK EFISIENSI PADA ISO/IEC 9126-2 UNTUK APLIKASI SUMBER TERBUKA Achmad Arwan 1), Siti Rochimah 2) 1) Teknik Informatika, Univerita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan jaman yang cepat seperti sekarang ini, perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan jaman yang cepat seperti sekarang ini, perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan jaman yang cepat eperti ekarang ini, peruahaan dituntut untuk memberikan laporan keuangan yang benar dan akurat. Laporan keuangan terebut

Lebih terperinci

Pengaruh Perubahan Set Point pada Pengendali Fuzzy Logic untuk Pengendalian Suhu Mini Boiler

Pengaruh Perubahan Set Point pada Pengendali Fuzzy Logic untuk Pengendalian Suhu Mini Boiler 72 Jurnal Rekayaa Elektrika Vol., No. 4, Oktober 23 Pengaruh Perubahan Set Point pada Pengendali Fuzzy Logic untuk Pengendalian Suhu Mini Boiler Bhakti Yudho Suprapto, Wahidin Wahab 2, dan Mg. Abdu Salam

Lebih terperinci

SIMULASI SISTEM PEGAS MASSA

SIMULASI SISTEM PEGAS MASSA SIMULASI SISTEM PEGAS MASSA TESIS Diajukan guna melengkapi tuga akhir dan memenuhi alah atu yarat untuk menyeleaikan Program Studi Magiter Matematika dan mencapai gelar Magiter Sain oleh DWI CANDRA VITALOKA

Lebih terperinci

TRANSFORMASI LAPLACE. Asep Najmurrokhman Jurusan Teknik Elektro Universitas Jenderal Achmad Yani. 11 April 2011 EL2032 Sinyal dan Sistem 1

TRANSFORMASI LAPLACE. Asep Najmurrokhman Jurusan Teknik Elektro Universitas Jenderal Achmad Yani. 11 April 2011 EL2032 Sinyal dan Sistem 1 TRANSFORMASI LAPLACE Aep Najmurrokhman Juruan Teknik Elektro Univerita Jenderal Achmad Yani April 20 EL2032 Sinyal dan Sitem Tujuan Belajar : mengetahui ide penggunaan dan definii tranformai Laplace. menurunkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 88 BAB IV HASIL PEELITIA DA PEMBAHASA Dalam bab ini dipaparkan; a) hail penelitian, b) pembahaan. A. Hail Penelitian 1. Dekripi Data Dekripi hail penelitian yang diperoleh dari pengumpulan data menggunakan

Lebih terperinci

Penentuan Parameter-Parameter Karakteristik Sel Surya untuk Kondisi Gelap dan Kondisi Penyinaran dari Kurva Karakteristik Arus-Tegangan (I-V)

Penentuan Parameter-Parameter Karakteristik Sel Surya untuk Kondisi Gelap dan Kondisi Penyinaran dari Kurva Karakteristik Arus-Tegangan (I-V) Penentuan Parameter-Parameter Karakteritik Sel Surya untuk Kondii Gelap dan Kondii Penyinaran dari Kurva Karakteritik Aru-Tegangan (-) A. Suhandi, Y. R. Tayubi, Hikmat, A. Eliyana Juruan Pendidikan Fiika

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DEPAN. i SAMPUL DALAM... ii PRASYARAT GELAR. iii LEMBAR PERSETUJUAN.. iv PENETAPAN PANITIA PENGUJI.. v UCAPAN TERIMA KASIH... vi ABSTRAK... vii ABSTRACT... viii RINGKASAN. ix

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PROTOTIPE PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO (PLTMH)

RANCANG BANGUN PROTOTIPE PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO (PLTMH) RANCANG BANGUN PROTOTIPE PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROIRO (PLTM) Fifi ety Sholihah, Ir. Joke Pratilatiaro, MT. Mahaiwa Juruan Teknik Elektro Indutri, PENS-ITS, Surabaya,Indoneia, e-mail: pipipiteru@yahoo.com

Lebih terperinci

SISTEM KIPAS ANGIN MENGGUNAKAN BLUETOOTH

SISTEM KIPAS ANGIN MENGGUNAKAN BLUETOOTH SISTEM KIPAS ANGIN MENGGUNAKAN BLUETOOTH Benny Raharjo *), Munawar Agu Riyadi, and Achmad Hidayatno Departemen Teknik Elektro, Fakulta Teknik, Univerita Diponegoro, Jl. Prof. Sudharto, SH, Kampu UNDIP

Lebih terperinci

Penentuan Jalur Terpendek Distribusi Barang di Pulau Jawa

Penentuan Jalur Terpendek Distribusi Barang di Pulau Jawa Penentuan Jalur Terpendek Ditribui Barang di Pulau Jawa Stanley Santoo /13512086 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Intitut Teknologi Bandung, Jl. Ganeha 10 Bandung

Lebih terperinci

TRANSPOR SEDIMEN: DEGRADASI DASAR SUNGAI

TRANSPOR SEDIMEN: DEGRADASI DASAR SUNGAI Univerita Gadja Mada TRANSPOR SEDIMEN: DEGRADASI DASAR SUNGAI SOAL A Suatu ungai (tampang dianggap berbentuk egiempat) dengan lebar B = 5 m. Di uatu tempat di ungai tb, terdapat daar ungai yang berupa

Lebih terperinci

BAB II IMPEDANSI SURJA MENARA DAN PEMBUMIAN

BAB II IMPEDANSI SURJA MENARA DAN PEMBUMIAN BAB II IMPEDANI UJA MENAA DAN PEMBUMIAN II. Umum Pada aluran tranmii, kawat-kawat penghantar ditopang oleh menara yang bentuknya dieuaikan dengan konfigurai aluran tranmii terebut. Jeni-jeni bangunan penopang

Lebih terperinci

PENGUJIAN MOTOR INDUKSI DENGAN BESAR TAHANAN ROTOR YANG BERBEDA

PENGUJIAN MOTOR INDUKSI DENGAN BESAR TAHANAN ROTOR YANG BERBEDA BAB IV. PENGUJIAN MOTOR INDUKSI DENGAN BESAR TAHANAN ROTOR YANG BERBEDA Bab ini membaha tentang pengujian pengaruh bear tahanan rotor terhadap tori dan efiieni motor induki. Hail yang diinginkan adalah

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. Motor-motor pada dasarnya digunakan sebagai sumber beban untuk

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. Motor-motor pada dasarnya digunakan sebagai sumber beban untuk BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA.1. Secara Umum Motor-motor pada daarnya digunakan ebagai umber beban untuk menjalankan alat-alat tertentu atau membantu manuia dalam menjalankan pekejaannya ehari-hari,

Lebih terperinci

ANALISIS PERILAKU KERUNTUHAN BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENULANGAN SISTIM GRUP PADA JALUR AREA GAYA TARIK

ANALISIS PERILAKU KERUNTUHAN BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENULANGAN SISTIM GRUP PADA JALUR AREA GAYA TARIK ANALISIS PERILAKU KERUNTUHAN BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENULANGAN SISTIM GRUP PADA JALUR AREA GAYA TARIK Yenny Nurchaanah 1*, Muhammad Ujianto 1 1 Program Studi Teknik Sipil, Fakulta Teknik, Univerita

Lebih terperinci

ROOT LOCUS. 5.1 Pendahuluan. Bab V:

ROOT LOCUS. 5.1 Pendahuluan. Bab V: Bab V: ROOT LOCUS Root Locu yang menggambarkan pergeeran letak pole-pole lup tertutup item dengan berubahnya nilai penguatan lup terbuka item yb memberikan gambaran lengkap tentang perubahan karakteritik

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR KRIPTOGRAFI KUNCI JAWABAN UAS SEKOLAH MENENGAH ATAS MENGGUNAKAN ALGORITMA ADVANCED ENCRYPTION STANDART (AES)

LAPORAN TUGAS AKHIR KRIPTOGRAFI KUNCI JAWABAN UAS SEKOLAH MENENGAH ATAS MENGGUNAKAN ALGORITMA ADVANCED ENCRYPTION STANDART (AES) LAPORAN TUGAS AKHIR KRIPTOGRAFI KUNCI JAWABAN UAS SEKOLAH MENENGAH ATAS MENGGUNAKAN ALGORITMA ADVANCED ENCRYPTION STANDART (AES) Laporan Tuga Akhir ini diuun guna memenuhi alah atu yarat untuk Menyeleaikan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini, yaitu seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Kedondong

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini, yaitu seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Kedondong III. METODE PENELITIAN A. Populai Penelitian Populai penelitian ini, yaitu eluruh ia kela X SMA Negeri Kedondong pada emeter genap Tahun Pelajaran 0/03 yang terdiri ata 7 kela berjumlah 4 ia. B. Sampel

Lebih terperinci

ANALISA STRUKTUR TIKUNGAN JALAN RAYA BERBENTUK SPIRAL-SPIRAL DENGAN PENDEKATAN GEOMETRI

ANALISA STRUKTUR TIKUNGAN JALAN RAYA BERBENTUK SPIRAL-SPIRAL DENGAN PENDEKATAN GEOMETRI ANALISA STRUKTUR TIKUNGAN JALAN RAYA BERBENTUK SPIRAL-SPIRAL DENGAN PENDEKATAN GEOMETRI Edi Sutomo Program Studi Magiter Pendidikan Matematika Program Paca Sarjana Univerita Muhammadiyah Malang Jln Raya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Deain Penelitian yaitu: Pengertian deain penelitian menurut chuman dalam Nazir (999 : 99), Deain penelitian adalah emua proe yang diperlukan dalam perencanaan dan pelakanaan

Lebih terperinci

SET 2 KINEMATIKA - DINAMIKA: GERAK LURUS & MELINGKAR. Gerak adalah perubahan kedudukan suatu benda terhadap titik acuannya.

SET 2 KINEMATIKA - DINAMIKA: GERAK LURUS & MELINGKAR. Gerak adalah perubahan kedudukan suatu benda terhadap titik acuannya. MATERI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN TOP LEVEL - XII SMA FISIKA SET KINEMATIKA - DINAMIKA: GERAK LURUS & MELINGKAR a. Gerak Gerak adalah perubahan kedudukan uatu benda terhadap titik acuannya. B. Gerak Luru

Lebih terperinci

SISTEM KENDALI KECEPATAN MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdaus Politeknik Batam

SISTEM KENDALI KECEPATAN MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdaus Politeknik Batam SSTEM ENDAL ECEATAN MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdau oliteknik Batam. Tujuan 1. Memahami kelebihan dan kekurangan item kendali lingkar tertutup (cloe-loop) dibandingkan item kendali terbuka (open-loop).

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALGORITMA DATA ENCRYPTION STANDARD UNTUK PENGAMANAN TEKS DATA ENCRYPTION STANDARD ALGORITHM IMPLEMENTATION FOR TEXT SECURITY

IMPLEMENTASI ALGORITMA DATA ENCRYPTION STANDARD UNTUK PENGAMANAN TEKS DATA ENCRYPTION STANDARD ALGORITHM IMPLEMENTATION FOR TEXT SECURITY IMPLEMENTASI ALGORITMA DATA ENCRYPTION STANDARD UNTUK PENGAMANAN TEKS DATA ENCRYPTION STANDARD ALGORITHM IMPLEMENTATION FOR TEXT SECURITY Satrio Wahyu Setyarsanto 1, Aris Marjuni 2 1,2 Universitas Dian

Lebih terperinci

ANALISIS PENGONTROL TEGANGAN TIGA FASA TERKENDALI PENUH DENGAN BEBAN RESISTIF INDUKTIF MENGGUNAKAN PROGRAM PSpice

ANALISIS PENGONTROL TEGANGAN TIGA FASA TERKENDALI PENUH DENGAN BEBAN RESISTIF INDUKTIF MENGGUNAKAN PROGRAM PSpice NLISIS PENGONTROL TEGNGN TIG FS TERKENDLI PENUH DENGN BEBN RESISTIF INDUKTIF MENGGUNKN PROGRM PSpice Heber Charli Wibiono Lumban Batu, Syamul mien Konentrai Teknik Energi Litrik, Departemen Teknik Elektro

Lebih terperinci

Analisis Performansi Algoritma AES dan Blowfish Pada Aplikasi Kriptografi

Analisis Performansi Algoritma AES dan Blowfish Pada Aplikasi Kriptografi Analisis Performansi Algoritma AES dan Blowfish Pada Aplikasi Kriptografi Wiwin Styorini 1), Dwi Harinitha 2) 1) Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Caltex Riau, Pekanbaru 28265, email: wiwin@pcr.ac.id

Lebih terperinci

Analisis Hemat Energi Pada Inverter Sebagai Pengatur Kecepatan Motor Induksi 3 Fasa

Analisis Hemat Energi Pada Inverter Sebagai Pengatur Kecepatan Motor Induksi 3 Fasa ELEKTRIKA Volume 01, Nomor 01, September 017 ISSN: 597-796 Analii Hemat Energi Pada Inverter Sebagai Pengatur Kecepatan Motor Induki 3 Faa Bambang Prio Hartono dan Eko Nurcahyo Program Teknik Litrik Diploma

Lebih terperinci

ANALISA PERBANDINGAN PENGGUNAAN JQUERY DEFERRED PADA AJAX DAN JQUERY AJAX BIASA UNTUK MEMPROSES MULTIPLE AJAX GUNA MENGOPTIMALKAN PERFORMA WEB SERVER

ANALISA PERBANDINGAN PENGGUNAAN JQUERY DEFERRED PADA AJAX DAN JQUERY AJAX BIASA UNTUK MEMPROSES MULTIPLE AJAX GUNA MENGOPTIMALKAN PERFORMA WEB SERVER ANALISA PERBANDINGAN PENGGUNAAN JQUERY DEFERRED PADA AJAX DAN JQUERY AJAX BIASA UNTUK MEMPROSES MULTIPLE AJAX GUNA MENGOPTIMALKAN PERFORMA WEB SERVER NASKAH PUBLIKASI diajukan oleh Didy Septiyono.. kepada

Lebih terperinci

MODEL MATEMATIK SISTEM FISIK

MODEL MATEMATIK SISTEM FISIK MODEL MATEMATIK SISTEM FISIK PEMODELAN MATEMATIK Model Matematik Gambaran matematik dari karakteritik dinamik uatu item. Beberapa item dinamik eperti mekanika, litrik, pana, hidraulik, ekonomi, biologi

Lebih terperinci

ALGORITMA THRESHOLDING ADAPTIF BERDASARKAN DETEKSI BLOK TERHADAP CITRA DOKUMEN TERDEGRADASI Agus Zainal Arifin, Arya Yudhi Wijaya, Laili Cahyani 1

ALGORITMA THRESHOLDING ADAPTIF BERDASARKAN DETEKSI BLOK TERHADAP CITRA DOKUMEN TERDEGRADASI Agus Zainal Arifin, Arya Yudhi Wijaya, Laili Cahyani 1 ALGORITMA THRESHOLDING ADAPTIF BERDASARKAN DETEKSI BLOK TERHADAP CITRA DOKUMEN TERDEGRADASI Agu Zainal Arifin, Arya Yudhi Wijaya, Laili Cahyani Fakulta Teknologi Informai, Intitut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

SIMULASI SISTEM ANTRIAN DENGAN METODE MULTIPLE CHANNEL SINGLE PHASE

SIMULASI SISTEM ANTRIAN DENGAN METODE MULTIPLE CHANNEL SINGLE PHASE Proiding Seminar Ilmu Komputer dan Teknologi Informai Vol., No., Maret e-issn - dan p-issn -X SIMUASI SISTEM ANTRIAN DENGAN METODE MUTIPE CHANNE SINGE PHASE Jaka Dian Ramadhan *, Fahrul Agu, Indah Fitri

Lebih terperinci

ANALISIS PERPINDAHAN PANAS PADA GRATE COOLER INDUSTRI SEMEN

ANALISIS PERPINDAHAN PANAS PADA GRATE COOLER INDUSTRI SEMEN ANALISIS PERPINDAHAN PANAS PADA GRATE COOLER INDUSTRI SEMEN Khairil Anwar* * Abtract Thi reearch aimed to ind out heat traner rate between cooling air upply and clinker in grate cooler o cement indutry.

Lebih terperinci

PENAKSIR RASIO DAN PRODUK EKSPONENSIAL YANG EFISIEN UNTUK VARIANSI POPULASI PADA SAMPLING ACAK SEDERHANA

PENAKSIR RASIO DAN PRODUK EKSPONENSIAL YANG EFISIEN UNTUK VARIANSI POPULASI PADA SAMPLING ACAK SEDERHANA PEAKIR RAIO DA PRODUK EKPOEIAL YAG EFIIE UTUK VARIAI POPULAI PADA AMPLIG ACAK EDERHAA Mega Elmaanti 1* Firdau Hapoan irait 1 Mahaiwa Program 1 Matematika Doen Juruan Matematika Fakulta Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI PENCAIRAN BIAYA BERBASIS WEB PADA PT PEGADAIN (Persero) KANTOR WILAYAH X BANDUNG

PERANCANGAN APLIKASI PENCAIRAN BIAYA BERBASIS WEB PADA PT PEGADAIN (Persero) KANTOR WILAYAH X BANDUNG PERANCANGAN APLIKASI PENCAIRAN BIAYA BERBASIS WEB PADA PT PEGADAIN (Perero) KANTOR WILAYAH X BANDUNG Heri Purwanto, M.M., M.T 1, Intan Nurlaily, Amd 2 1 Program Studi Manajemen Informatika, STMIK LPKIA

Lebih terperinci

Kontrol Kecepatan Motor DC Dengan Metode PID Menggunakan Visual Basic 6.0 Dan Mikrokontroler ATmega 16

Kontrol Kecepatan Motor DC Dengan Metode PID Menggunakan Visual Basic 6.0 Dan Mikrokontroler ATmega 16 Kontrol Kecepatan Motor DC Dengan Metode PID Menggunakan Viual Baic 6.0 Dan Mikrokontroler ATmega 6 Muhammad Rizki Setiawan, M. Aziz Mulim dan Goegoe Dwi Nuantoro Abtrak Dalam penelitian ini telah diimplementaikan

Lebih terperinci

Yusak Tanoto, Felix Pasila Jurusan Teknik Elektro, Universitas Kristen Petra Surabaya 60236,

Yusak Tanoto, Felix Pasila Jurusan Teknik Elektro, Universitas Kristen Petra Surabaya 60236, Tranformai Tegangan Tiga Faa Aimetri untuk DC-Link Voltage Control Menggunakan Kompenator LPF dan Perbandingan njuk Kerjanya dengan Kompenator PID Yuak Tanoto, Felix Paila Juruan Teknik Elektro, niverita

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI PENGAMANAN INFORMASI TEKS DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA KRIPTOGRAFI ALPHA-QWERTY REVERSE

PERANCANGAN APLIKASI PENGAMANAN INFORMASI TEKS DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA KRIPTOGRAFI ALPHA-QWERTY REVERSE PERANCANGAN APLIKASI PENGAMANAN INFORMASI TEKS DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA KRIPTOGRAFI ALPHA-QWERTY REVERSE DESIGN OF TEXT INFORMATION SECURITY APPLICATION USING CRYPTOGRAPHIC ALGORITHM OF ALPHA-QWERTY

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN ALGORITMA SIMETRIS TINY ENCRYPTION ALGORITHM DAN LOKI DALAM ENKRIPSI DAN DEKRIPSI DATA

ANALISIS PERBANDINGAN ALGORITMA SIMETRIS TINY ENCRYPTION ALGORITHM DAN LOKI DALAM ENKRIPSI DAN DEKRIPSI DATA ANALISIS PERBANDINGAN ALGORITMA SIMETRIS TINY ENCRYPTION ALGORITHM DAN DALAM ENKRIPSI DAN DEKRIPSI DATA 1 Pradana Marlando 2 Wamiliana, 3 Rico Andrian 1, 3 Jurusan Ilmu Komputer FMIPA Unila 2 Jurusan Matematika

Lebih terperinci

PERHITUNGAN KAPASITAS DUKUNG FONDASI TIANG TUNGGAL MENGGUNAKAN METODE CLUSTERING DATA SONDIR

PERHITUNGAN KAPASITAS DUKUNG FONDASI TIANG TUNGGAL MENGGUNAKAN METODE CLUSTERING DATA SONDIR PERHITUNGAN KAPASITAS DUKUNG FONDASI TIANG TUNGGAL MENGGUNAKAN METODE CLUSTERING DATA SONDIR R.Harya Dananjaya H I 1) ; Noegroho Djarwanti 2) ; R.A. Dinati Purnomo P S 3) 1),2) Doen Pembimbing Skripi 3)

Lebih terperinci

MODUL IV ESTIMASI/PENDUGAAN (3)

MODUL IV ESTIMASI/PENDUGAAN (3) MODUL IV ETIMAI/PENDUGAAN (3) A. ETIMAI RAGAM Etimai ragam digunakan untuk menduga ragam σ berdaarkan ragam dari uatu populai normal contoh acak berukuran n. Ragam contoh ini akan digunakan ebagai nilai

Lebih terperinci

SISTEM KENDALI OTOMATIS. PID (Proportional-Integral-Derivative)

SISTEM KENDALI OTOMATIS. PID (Proportional-Integral-Derivative) SISTEM KENDALI OTOMATIS PID Proportional-Integral-Derivative Diagram Blok Sitem Kendali Pendahuluan Urutan cerita :. Pemodelan item. Analia item 3. Pengendalian item Contoh : motor DC. Pemodelan mendapatkan

Lebih terperinci

PERANCANGAN MOTOR INDUKSI SATU FASA JENIS ROTOR SANGKAR (SQIRREL CAGE)

PERANCANGAN MOTOR INDUKSI SATU FASA JENIS ROTOR SANGKAR (SQIRREL CAGE) Abtrak MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR PERANCANGAN MOTOR INDUKSI SATU FASA JENIS ROTOR SANGKAR (SQIRREL CAGE) Anton Suila L2F 399366 Juruan Teknik Elektro Fakulta Teknik Univeita Diponegoro Sermarang 2004

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2. Kriptografi a. Definii Kriptografi (cryptography) merupakan ilmu dan eni untuk menjaga pean agar aman. ( Cryptography i the art and cience of keeping meage ecure). Crypto erarti

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM GASIFIKASI BATU BARA SEBAGAI PENGHASIL SYNGAS UNTUK SUPLAI BAHAN BAKAR MESIN DIESEL (PERANCANGAN REAKTOR)

PERANCANGAN SISTEM GASIFIKASI BATU BARA SEBAGAI PENGHASIL SYNGAS UNTUK SUPLAI BAHAN BAKAR MESIN DIESEL (PERANCANGAN REAKTOR) PERANCANGAN SISTEM GASIFIKASI BATU BARA SEBAGAI PENGHASIL SYNGAS UNTUK SUPLAI BAHAN BAKAR MESIN DIESEL (PERANCANGAN REAKTOR) Dioniiu Ramaditya Putra Fatruan Program Sarjana Departemen Teknik Mein Fakulta

Lebih terperinci

ANALISIS KARAKTERISTIK TANAH DAN STABILITAS LERENG FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS LANCANG KUNING

ANALISIS KARAKTERISTIK TANAH DAN STABILITAS LERENG FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS LANCANG KUNING Jurnal Teknik Sipil Siklu, Vol. 2, No. 2, Oktober 2016 ANALISIS KARAKTERISTIK TANAH DAN STABILITAS LERENG FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS LANCANG KUNING Zainuri Program Studi Teknik Sipil Univerita Lancang

Lebih terperinci

Pengertian tentang distribusi normal dan distribusi-t

Pengertian tentang distribusi normal dan distribusi-t Juruan Teknik Sipil Fakulta Teknik Sipil dan Perencanaan 8 Univerita Mercu Buana MODUL 8 STATISTIKA DAN PROBABILITAS 8.1 MATERI KULIAH : Pengertian umum ditribui normal. 8. POKOK BAHASAN :. Pengertian

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. langsung melalui wakil-wakilnya (Komaruddin, 2004:18). jangkauan yang hendak dicapai mencakup tiga aspek dasar, yaitu:

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. langsung melalui wakil-wakilnya (Komaruddin, 2004:18). jangkauan yang hendak dicapai mencakup tiga aspek dasar, yaitu: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoriti 2.1.1 Bura Efek Menurut J.Bogen bura efek adalah uatu item yang terorganiir dengan mekanime remi untuk mempertemukan penjual dan pembeli efek ecara langung

Lebih terperinci