BAB II LANDASAN TEORI. Masalah umum pada model persediaan bersumber dari kejadian yang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI. Masalah umum pada model persediaan bersumber dari kejadian yang"

Transkripsi

1 8 BB II LNSN TEORI efns Persedaan Masalah umum pada model persedaan bersumber dar kejadan yang dhadap tap saat d bdang usaha, bak dagang ataupun ndustr ejadan tersebut dapat berupa ketersedaan barang yang overload (melampau kebutuhan) atau sebalknya kekurangan dalam memenuh permntaan Pada dasarnya analss manajemen persedaan berkenaan dengan teknk mendapatkan tngkat persedaan optmal dengan menjaga kesembangan baya yang tak terduga Model persedaan mencakup baya penympanan atau pemelharaan dan baya pemesanan yang nantnya menjad baya total keseluruhan Pengendalan dan pemelharaan persedaan adalah masalah umum yang dhadap oleh semua perusahaan dalam berbaga sector ekonom Menurut Ter[7] Persedaan dartkan dengan beberapa pengertan: persedaan barang d tanang pada suatu saat tertentu (suatu asset nyata yang dapat dlhat, dukur dan dhtung) daftar dar semua asset-aset fsk 3 (sebaga kata kerja) untuk menentukan kuanttas barang yang ada d tangan) 4 untuk pencatatan keuangan dan akuntans, nla dar barang yang dmlk suatu organsas tertentu ar pengertan-pengertan datas dapat dsmpulkan bahwa Persedaan dapat dartkan sebaga suatu persedaan barang yang terdapat pada suatu saat dan reate PF wth GOPF for free, f you wsh to remove ths lne, clck here to buy Vrtual PF Prnter

2 9 tempat tertentu yang terdr dar supples, bahan baku, barang dalam proses dan barang jad tau dapat juga dartkan Persedaan ( nventory) adalah suatu materal atau bahan-bahan yang dsmpan d dalam suatu tempat penympanan menunggu untuk dproses lebh lanjut melalu suatu proses produks Jens Persedaan Menurut Ter[7] dalam bukunya Prncples of Inventory & Materals management, jens persedaan dbag menjad : Perbekalan (Supples) yatu jens persedaan yang dkonsums untuk pemakaan yang basa dalam organsas perusahaan dan bukan meruoakan bagan dar produk akhr, contohnya pensl, kertas, dll Bahan Mentah (Raw Materal) merupakan jens bahan yang d bel dar suppler untuk dgunakan sebaga nput proses produks dan selanjutnya dmodfkas atau tranformas menjad barang jad ontohnya: papan, lem, dll 3 Barang setengah jad ( In Proses Goods) yatu barang yang sedang dlengkap untuk menjad produk akhr 4 Barang Jad (fnshed goods) yatu produk yang bas d sedakan bak d jual, ddstrbus atau dsmpan ategor jens persedaan tergantunnga pasa jens perusahaannya ategor jens persedaan suatu perusahaan berbeda-beda, tergantung persedaan yang dperlukan atau dgunakan 3 Fungs Persedaan reate PF wth GOPF for free, f you wsh to remove ths lne, clck here to buy Vrtual PF Prnter

3 0 Masalah persedaan tdak dapt dkontrol secara langsung karena tergantung pada factor-faktor dluar organsas yang mempunya masalah persedaan, walaupun permntaan tdak dapat dkontrol dan perlu dpelajar Persedaan mempunya beberapa fungs sebaga berkut: a Mengantspas waktu ancang-ancang (lead tme) yang tdak past sehnggga kebutuhan terus terpenuh oleh persedaan yang ada b Mengantspas ketdakpastaan dalam perencanaan Factor ketdakpastaan terdapat dalam setap perencanaan Factor n dapat berupa permntaan yang tdak past, delay pada saat pengadaan c Menngkatkan keuntungan perusahaan danya persedaan menyebabkan perusahaan dapat menngkatkan keuntungan yang dperolehnya dengan mengurang alternatve-alternatf yang harus dlakukan sampng tu perusahaan juga dapat menyelaraskan produks dan tngkat tenaga kerja yang ada Persedaan ada karena penawaran dan permntaan yang sult dselaraskan secara sempurna dalam perlu waktu yang cukup lama untuk melakukan suatu operas yang berhubungan dengan materal Untuk beberapa alasan, permntaan dan penawaran serngkal berbeda dalam tngkat yang dsedakan dan hal tersebutlah yang dbutuhkan dalam persedaan Jad fungs persedaan umumnya sebaga suatu penyembang antara tngkat permntaan dan penawaran yang terjad 4 Faktor Yang mempengaruh Model Persedaan Faktor yang dapat mempengaruh besarnya tngkat persedaan reate PF wth GOPF for free, f you wsh to remove ths lne, clck here to buy Vrtual PF Prnter

4 Baya persedaan barang (Inventory cost) Baya yang berkatan dengan pemlkan barang dapat dbedakan ke dalam : a Holdng atau arryng cost, yatu baya yang dkeluarkan karena memelhara atau menympan barang; atau opportunty cost karena melakukan nvestas dalam bentuk barang dan bukan nvestas lannya b Orderng cost, yatu baya yang dkeluarkan untuk memesan barang dar suppler untuk menggant barang yang telah djual c Stock out cost, yatu baya yang tmbul karena kehabsan barang pada saat dperlukan Sejauh mana permntaan barang oleh pembel dapat dketahu Jka permntaan barang dapat dketahu, maka perusahaan dapat menentukan berapa kebutuhan barang dalam suatu perode 3 Lama penyerahan barang antara saat dpesan dengan barang tba, atau dsebut sebaga lead tme atau delvery tme 4 Terdapat atau tdak kemungknan untuk menunda pemenuhan pesanan dar pembel atau dsebut sebaga backloggng atau backorderng 5 emungknan dperolehnya dskonto untuk pembelan dalam jumlah besar engan menerma dskonto untuk pembelan dalam jumlah besar, total baya persedaan barang akan berkurang Tetap pembelan dalam jumlah besar akan menngkatkan baya penympanan atau holdng cost Sedangkan pembelan kurang dar jumlah mnmum tdak memperoleh dskonto, tetap reate PF wth GOPF for free, f you wsh to remove ths lne, clck here to buy Vrtual PF Prnter

5 baya pesanan akan menngkat engan demkan terdapat pertmbangan untung rug dalam keputusan untuk mengambl dskonto atau tdak 5 omponen Baya dalam sstem persedaan Tujuan dar manajemen persedaan adalah untuk memperoleh secara tepat sejumlah bahan baku atau jad pada tempat dan waktu yang dngnkan serta dengan baya yang rendah Secara umum baya yang harus dkeluarkan oleh prusahaan sehubungan dengan kegatan persedaan terdr dar lma elemen yatu: Baya pembelaan Baya pembelan yatu suatu harga bel perunt jka barang dperoleh dar luar perusahaan atau dsebut juga baya produks perunt jka dproduks sendr Baya pembelan dtentukan oleh : jumlah dan jens barang termasuk kualtasnya dan harga barang setap untnya Baya pengadaan Baya pengadaan dbedakan menjad dua, yatu baya pemesanan dan baaya pembuatan (set up cost) Baya pemesanan tmbuk bla bahan baku yang dperlukan pada saat melakukan proses persedaan d datangkan dar luar perusahaan sedangkan baya permbuatan terjad apabla bahan baku dperoleh dar proses produks sebelumnya Orderng cost atau baya pemesanan dkelompokkan ke dalam beberapa jebs jumah barang yang dpesan, tergantung pada jumlah barangnya 3 Baya smpan Baya smpan merupakan baya yang dkeluarkan apabla ada barang yang dsmpan dalam gudang atau baya yang deprlukan untuk menympan barang dsuatu tempat yang harus dsewa reate PF wth GOPF for free, f you wsh to remove ths lne, clck here to buy Vrtual PF Prnter

6 3 4 Baya kekurangan persedaan Baya kekurangan persedaan tmbu apabla terjad keurangan barng karena persedaan yang ada tdak mencukup 5 Baya sstemk Baya sstemk merupakan baya yang dkeluarkan untuk membangun sstem persedaan sepert baya konsultan, baya untuk mengadakan peralatan-peralatan yang dperlukan oleh konsultan, dan segala hal yang berkaatan dengan pembuatan sstem persedaan 6 lasfkas Masalah Persedaan 6 Berdasarkan Repettveness (pengulangan pesanan) a Sngle Order yatu sstem persedaan dengan satu kal pesanan b Repeat Order yatu sstem persedaan dengan pemesanan berulang-ulang 6 Berdasarkan Sumber Pemasok a Outsde Supply yatu barang dperoleh dar pemasok dar luar perusahaan atau organsas b Insde Supply yatu barang dperoleh dar dalam perusahaan atau organsas tu sendr dmana pada bagan perusahaan atau organsas tersebut memproduks sendr barang yang dperlukan 63 Sfat emand a onstatnt emand yatu permntaan akan barnag tetap sepanjang waktu Hal n merupakan asums yang sekarang dpergunakan dalam sstem persedaan reate PF wth GOPF for free, f you wsh to remove ths lne, clck here to buy Vrtual PF Prnter

7 4 b Varale emand yatu permntaan varable dapat mengkut pola dstrbus yang tdak standar atau bebebrapa dstrbus sepert demand normal posson/beta c Independent emand yatu permntaan akan satu barangg pada level datasnya 64 Lead Tme a Perpetual yatu sstem persedaan yang melakkukan pemesanan pada saat persedaan berada pada reorder pont b Perodk yatu sstem persedaan yang melakukan pemesanan secara perodk / menurut sklus waktu c Materal Requrements Plannng yatu sstem persedaan untuk menentukan persedaan permntaan satu barang dengan barnag lan d strbuton Requrements Plannng yatu sstem persedaan dengan melhat pusat dstrbus yang terseda dalam jarngan kerja 7 Model Persedaan etermnstk Model persedaan etermnstk ddefnskan dengan seluruh parameter dan varable dketahu atau dapat dtentukandengan jelas Permntaan dan baya persedaan dapat dketahu dengan past, dalam analss n model determnstc menggunakan asums EO atau Economc Order quantty EO bertujuan memnmumkan baya total persedaan yang dnyatakan oleh suatu fungs baya total (T) yang bergantung pada parameter atau jumlah pesanan reate PF wth GOPF for free, f you wsh to remove ths lne, clck here to buy Vrtual PF Prnter

8 5 Pencetus Economc Order uantty (EO) adalah Wlson (99) Pada buku Had and Wt[] ada beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan Economc Order uantty atau uanttas Pemesanan Ekonoms/optmal yatu : bagamana menentukan jumlah barang yang akan dpesan untuk setap kal pemesanan yang dlakukan? an berapa kal pemesanan akan dlakukan? Jawaban dar pertanyaan-pertanyaan datas antara lan : untuk jumlah permntaan konstan dar waktu ke waktu Maksudnya bahwa permntaaan barang selama wkatu tertentu dketahu secra past dan akan datng secara tetap sepanjang waktu ara lan untuk menentukan jumlah barang yang akan dpesan adalah dengan menentukan barang yang datang serentak pada saat pemesanana maksudnya jka ada seseorang yang melakukan pemesanan terhadap suatu barang maka barang yang akan dpesan akan datang pada saat tu juga ara lannya yatu dnegan baya pemesanan konstan, maksud konstan dsn adalah melakukan art bahwa barpun banyak barang yang dpesan naya yang dkeluarkan sama Pernyataan-pernyataan datas merupakan cetusan dar Wlson yang dsebut dengan Economc Order uanty atau EO Menurutnya untuk memberkan solus pada pertanyaan datas maka kuanttas pemesanan ekonoms/optmal dtentukan melalu mnmas baya Hal n dsebabkan pengadaan system persedaan dukur berdasarakan jumlah baya yang dkeluarkan kbat dar asums-asums tersebut maka baya kekurangan persedaan tdak dlbatkan karena dasumskan tdak pernah terjad kekurangan persedaan Baya pembelaan barang juga tdak dlbatkan dalam perhtungan karena untuk satu perode perencanaan baya pembelaan barang konstan sama dnegan kedua baya kekurangan persedaan dan baya pembelaan Baya sstemk juga tdak reate PF wth GOPF for free, f you wsh to remove ths lne, clck here to buy Vrtual PF Prnter

9 6 dlbatkan karena danggap konstan Hal n mengakbatkan baya total persedaan yang perlu dperhtungkan adalah : BP(Baya total persedaan) Baya penympanan Baya Pemesanan Ttk waktu dmana pesanan dterma Persedaan ratarata/ T / Waktu Gambar Grafk poss persedaan untuk kedatangan barang serentak (om[4]) Gambar datas dapat membantu memaham penyusunan model matemats untuk system persedaan Barang yang dpesan pada jumlah unt Setap sklus persedaan mempunya perode waktu selama T Lamanya T sama dengan jumlah kebutuhan selama horzon perencanaan atau tahun perencanaan yang dnyatakan dengan yang dapat dpenuh oleh, sehngga T / Baya Penympanan Baya penympanan menurut om[4], dtentukan oleh jumlah barang yang dsmpan dan lamanya barang yang dsmpan Hubungan antar jumlah barang yang dsmpan dengan lamanya barang yang dsmpan akan berkurang sehngga reate PF wth GOPF for free, f you wsh to remove ths lne, clck here to buy Vrtual PF Prnter

10 7 sampa waktu antar pemesanan (T) jumlah barang yang dsmpan tersebut akan habs Berdasarkan gambar datas jumlah barang yang dsmpan mula dar awal pemesanan sampa habs waktu (T) berbentuk segtga engan demkan jumlah barang yang dsmpan mula dar awal pesan sampa waktu T adalah luas segtga Luas segtga ½ alas x tngg(t) ½ T x ½ T () Jka T / maka Luas Segtga ½ x / x ½ / / () pabla penympanan perunt/perode adalah sebesar h dan apabla / sama dengan jumlah frequens pemesanan, maka om[4] berasums bahwa baya penympanan selama satu perode adalah : Baya penympanan h x / ( / ) h x /(3) Baya Pemesanan Barang yang dpesan tdak akan datang begtu saja dengan sendrnya melankan dengan prosedur pemesanan Menurut om[4] baya pemesanan adalah suatu baya yang dtmbulkan untuk mendatangkan barang dar luar perusahaan Basanya baya pemesanan n dasumskan tetap setap kal pemesanan barang reate PF wth GOPF for free, f you wsh to remove ths lne, clck here to buy Vrtual PF Prnter

11 8 dlakukan kembal Frequens pemesanan barang pada dasarnya hanya dpengaruh oleh faktor yatu ; - kebutuhan selama waktu perencanaan () - jumlah unt barang yang dpesan setap kal pemesanan dlakukan () Jka selama waktu perencanaan dbutuhkan barang sejumlah dan pemesanan dlakukan sejumlah unt untuk setap kal pesan, maka frequens pemesanan barang sama dengan / Bla untuk satu kal pemesanan dbutuhkan baya sebanyak, maka baya pemesanan untuk perode tersebut merupakan perkalan antara frequens pemesanan dan baya satu kal pesan Baya Pemesanan / x (4) Berdasarkan persamaan (3) dan (4) maka dapat dtentukan baya persedaan yang dkeluarkan untuk kebutuhan persedaan selama waktu perencanaan yatu : Baya persedaan (BP) Baya penympanan Baya Pemesanan BP h (5) Untuk memperoleh optmal yang memnmalkan baya dapat dperoleh dengan menurunkan persamaan (5) terhadap lalu hasl turunan pertama dsamakan dengan nol ( 0) BP (Baya persedaan) h d ( BP) d h h 0 reate PF wth GOPF for free, f you wsh to remove ths lne, clck here to buy Vrtual PF Prnter

12 9 ½ h Sehngga * h h (6) * yang dperoleh merupakan ukuran pemesanan ekonoms yang memnmumkan baya Model nlah yang merupkan model awal dar system persedaan yang sekarang akan dbahas Untuk memperoleh baya persedaan optmal dengan mensubsttuskan persamaan (6) ke (5) dan menggant oleh * BP * * h * h h k h ½ ½ h h h h k h k h ½ h h k h h h reate PF wth GOPF for free, f you wsh to remove ths lne, clck here to buy Vrtual PF Prnter

13 0 h h h h (7) Persamaan (6) dan persamaan (7) merupakan solus untuk mewujudkan pernyataan yang ngn dcapa dalam metode yang dkemukakan oleh Wlson Model persedaan yang permntaannya bersfat determnstk, maupun probabalstk selalu dasumskan dengan harga barang yang tdak mengalam perubahan harga, bak keadaan nak ataupun turun harga Basanya dalam kehdupan sehar-har kta dapat saja menemukan adanya flukstuas harga barang (harga barang dapat turun atau nak) an basanya yang terjad adalah harga mengalam kenakan serng dengan waktu yang bertambah enakan harga barang basanya tdak dapat dhndar oleh suatu perusahaan arena tu perusahaan harus mengambl kebjaksanaan terhadap konds yang akan terjad lternatve kebjaksanaan menurut om[4] yang dapat dlakukan antara lan : lternatf : Memanfaatkan terjadnya perubahan harga dengan membuat kebjaksanaan baru lternatf : Tdak Memanfaatkan terjadnya perubahan harga dengan kebjaksanaan yang dlakukan tetap sepert semula engan gambar grafk sebaga berkut: reate PF wth GOPF for free, f you wsh to remove ths lne, clck here to buy Vrtual PF Prnter

14 p lternatve T lternatve Gambar tngkat persedaan Untuk lternatf dan ( om[4]) Pada gambar grafk tersebut menunjukkan dua stud kasus karena terdapatnya dua alternatve Pada lternatve menunjukkan pembelaan p unt pada waktu t 0, pada saat harga belum nak atau dalam artaan perusahaan menggunakan harga yang lama ( ) yang mash dapat dmanfaatkan Sedangkan lternatve menunjukkan adanya pengaruh dar kebjaksanaan untuk mengabakan kenakan harga, pemesanan standar pada EO (yang kemudan menyesuakan dengan EO yang baru), serta pada saat t setelah adanya kenakan harga 7 Notas Yang gunakan Notas-notas yang dgunakan pada penyusunan skrps n antara lan: Tabel Notas Yang dgunakan (om[4]) : permntaan tahunan : Harga barang perunt sebelum kenakan harga reate PF wth GOPF for free, f you wsh to remove ths lne, clck here to buy Vrtual PF Prnter

15 : Hrga barang perunt setelah kenakan harga : Baya pemesanan : presentase baya penympanan : EO sebelum kenakan harga : EO sesudah kenakan harga p : Jumlah Unt yang akan dpesan pada saat pemesanan terakhr sebelum kenakan harga ( p > ) berdasarkan phlosophy p (p untuk verage cost dan pr untuk Real tme ost) X n : Jumlah unt barang pada alternatf pada akhr perode T : Blangan bulat yang menunjukkan jumlah sklus pada kasus dua selama perode waktu T T : peode waktu dmana jumlah p unt dhabskan/dpaka T p : Baya total persedaan untuk alternatf selama perode T ddasarkan pada phosophy P T p : Baya Total persedaan untuk alternatf selama perode waktu T ddasarkan pada phlosophy P T p : Baya persedaan kumulatf untuk alternatf satu yang merupakan fungs dar waktu (t) ddasarkan pada phlosoph P (T p T p, jka t T) T p : Baya persedaan kumulatf untuk alternatf dua yang merupakan fungs dar waktu (t) ddasarkan pada phlosoph P (T p T p, jka t T) reate PF wth GOPF for free, f you wsh to remove ths lne, clck here to buy Vrtual PF Prnter

16 3 S p : T p - T p penghematan (savng) baya persedaan pada akhr perode antara alternatf satu dan dua berdasarkan phlosophy P 7 Model Persedaan Berdasarkan verage ost Maksud dar verage ost adalah baya rata-rata Baya rata-rata dar keseluruhan baya (baya total) dbag pengeluaran ontohnya sepert dkemukakan d http[8], bla bahan dproduks berharga $0000 untuk mesn dan $600 untuk baya tenaga kerja dtambah bahan-bahan Sedangkan bahan berharga $ 50 untuk bahan-bahan dan tdak membutuhkan tenaga kerja atau mesn extra, maka baya rata-rata untuk bahan-bahan tersebut adalah $535 Hasl tersebut dhaslkan dar baya total (total cost)bahan dtambah bahan, $0650($0000$600$50) dbag dengan jumlah bahan (quantty) ($0000 $600 $50) $535 Model Persedaan verage ost adalah baya rata-rata dar model persedaan, dmana baya pada masng-masng sklus dalokaskan secara seragam atau sama sepanjang sklus tu 7 Menentukan Baya Total Sepert yang telah dungkapkan bahwa perusahaan dapat menggunakan terjadnya flukstuas untuk membuat suatu kebjaksanaan dengan memanfaatkan atau tdak memanfaatkan perubahan harga untuk mendapatkan keuntungan dengan membuat suatu kebjaksanaan dengan alternatf Menurut om[4] : a lternatf reate PF wth GOPF for free, f you wsh to remove ths lne, clck here to buy Vrtual PF Prnter

17 4 lternatf merupakan alternatf yang Memanfaatkan terjadnya perubahan harga dengan membuat kebjaksanaan baru pada saat perusahaan membel sejumlah p unt barang engan model matemats: Jka U adalah baya pembelan barang maka U dperoleh dar jumlah barang yang dbel ( ) dkal dengan harga barang perunt ( ) yatu : U x untuk a > ( ) Jka O adalah baya pemesanaan maka O dperoleh dar baya tap kal pesan dkal frekuens pemesanan selama perode perhtungan erna pada alternatf n perode perhtungan ddasarkan pada waktu yang dtutup oelh sejumlah unt yang dpesan, maka frekuens pemesanan hanya satu kal, sehngga : O x untuk > ( ) Jka H adalah baya penympanan maka H dperoleh dar rata-rata persedaan yang ada d gudang,yatu : dkal dengan baya smpan/unt/perode yatu : ( ) x sehngga : H ( ) Untuk > ( 3 ) Baya total persedaan untuk alternatf n adalah : T U O H untuk > ( 4 ) engan kata lan alternatve pertama n merupakan suatu flosof dar suatu bentuk alternatve yang membuat suatu kebjakan baru dalam rangka reate PF wth GOPF for free, f you wsh to remove ths lne, clck here to buy Vrtual PF Prnter

18 5 memanfaatkan perubahan harga yang terjad d pasaran Sebaga contoh sederhana (dengan melhat gambar grafk ) apabla suatu perusahaan basanya membel persedaan barang sebanyak (bak bahan baku atau bahan jad) dengan harga pasar yang belum nak sebesar emudan ada berta bahwa pemerntah akan membuat kebjakan baru (msalnya kenakan BBM yang pada awal tahun 005 kemarn terjad) sehngga membuat hargaharga pasar menjad berubah-ubah arena hal tersebut, kemudan pemmpn perusahaan atau manager yang bertanggung jawab berspekulas untuk cepatcepat membel barang persedaan dengan harga yang mash sejumlah p untuk jangka waktu T Maka ketka perubahan harga terjad, persedaan barang mash banyak dan dapat mengefsenkan baya persedaan, atau mungkn dapat menguntungkan bag perusahaan yang bergerak d bdang penjualan, karena dapat menjual barangnya kepada konsumen dengan harga yang baru, mesk barang yang dbel perusahaan mash harga lama Hal n sangatlah menguntungkan perusahan an ketka barang persedaan habs, saat membel persedaan sebanyak dengan harga, maka perusahaan tdak akan terlalu merug sebab telah mengambl keuntungan pada saat T dengan Harga barang b lternatf lternatf merupakan alternatf yang tdak memanfaatkan terjadnya perubahan harga dengan kebjaksanaan yang dlakukan tetap sepert semula Pemesanan standar lalu menyesuakan dengan EO baru, pada waktu t setelah adanya kenakan harga Perhtungan matematsnya, om[4]: reate PF wth GOPF for free, f you wsh to remove ths lne, clck here to buy Vrtual PF Prnter

19 6 Baya penympanan untuk perode waktu pada alternatf dnyatakan dengan H dmana : H ( ) untuk > ( 5 ) H dperoleh dar : H H perode( t 0 t ) H perode ( t t ) H perode ( t t 3 ) ( 6 ) ketahu bahwa T dmana: T perode ( t 0 t ) perode ( t t ) perode ( t t 3 ) ar gambar dapat dlhat bahwa : Perode waktu dar ( t 0 t ) adalah : ( 7 ) Perode waktu dar ( t t ) adalah : ( 8 ) Perode waktu dar ( t t 3 ) adalah : ( 9 ) engan memasukkan persamaan ( 8) dan ( 9) ke dalam rumus umum holdng cost maka baya smpan untuk perode dar ( t t 3 ) dapat dperoleh : H perode ( t t 3 ) H perode ( t t 3 ) { } H perode ( t t 3 ) { } engan mengalkan ruas kanan dnegan maka dperoleh hasl : reate PF wth GOPF for free, f you wsh to remove ths lne, clck here to buy Vrtual PF Prnter

20 7 H perode ( t t 3 ) { } (0 ) Sedangkan : H perode ( t 0 t ) () ar persamaan ( 6 ) maka H dapat dperoleh dengan menjumlahkan persamaan (0) dan () sehngga ddapat baya smpan yatu : H () Baya pemesanan untuk perode T pada alternatf dnyatakan sebaga O, yatu : O k untuk > (3) Persamaan (3) dperoleh dar: Pada alternatf, selama perode T telah terjad persamaan sebanyak : - selang ( t 0 t ) terjad pemesanan kal pada waktu t sebanyak unt - Selang ( t t 4 ) terjad pemesanan sebanyak : arena pada saat t jumlah barang yang dapat dpesan hanya terssa ( ), sedangkan setap kal pesan sebanyak unt maka pesanan yang harus dlakukan adalah sebanyak : reate PF wth GOPF for free, f you wsh to remove ths lne, clck here to buy Vrtual PF Prnter

21 8 Jad dalam alternatf, frekuens pemesanan harus dlakukan sebanyak frekuens pemesanan dar (t 0 t ) dtambah frekuens pemesanan dar (t t 4 ) Frekuens pemesanan untuk > (4) Jka baya pemesanan untuk setap kal pesan sebesar, maka baya pemesanan pada alternatf adalah : O untuk > (5) omponen baya yang terakhr adalah baya pembelan barang perunt, U dan dnyatakan sebaga baya pembelan barang yang dpaka selama perode waktu T, yatu : U ( ) untuk > (6) Baya total persedaan untuk alternatf adalah : T H O U untuk > ( ) T ( ) ( ) T T T ketahu bahwa sehngga menjad ) ( reate PF wth GOPF for free, f you wsh to remove ths lne, clck here to buy Vrtual PF Prnter

22 9 ) ( sehngga menjad ) ( ) ( ) ( T ) ( ) ( ) ( ) ( T Sehngga baya total persedaan untuk alternatf adalah menurut om[4]: T (7) engan kata lan menurut penuls, alternatve n merupakan kebalkan dar alternatve Pada alternatve kedua n pemmpn perusahaan atau manajer tdak membuat suatu kebjakan dengan memanfaatkan perubahan harga etka persedaan barang habs, walaupun sudah mendengar akan terjad perubahan harga sepert halnya kejadan pada alternatve pertama datas, manajer tdak menghraukannya, dan hanya membel persedaan sepert basa, seharga, reate PF wth GOPF for free, f you wsh to remove ths lne, clck here to buy Vrtual PF Prnter

23 30 namun pada saat persedaan habs lag, ketka membel persedaan yang basanya sebanyak maka menjad, karena harganya telah nak menjad, dan barang yang dbel menjad lebh sedkt dbandngkan pembelaan persedaan Hal n mengakbatkan perusahaan harus membel persedaan beberapa kal (n) dalam jangka waktu T yang sama dengan alternatve 7 Penentuan Penghematan dan Jumlah Pesanan Optmal Untuk melakukan penghematan dar sstem persedaan, hal yang dapat dlakukan adalah dengan cara mengurang atau memnmalkan baya total persedaan Penghematan baya adalah selsh antara kedua baya total yatu total persedaan pada alternatve dkurang dengan baya total persedaan pada alternatve, dengan memaksmalkan nla arena fungs T merupakan fungs kuadrat terhadap, sedangkan T merupakan fungs lner terhadap Maka nla akan memaksmalkan nla penghematan baya dmana T (turunan pertama dar T ) sama dengan T (turunan pertama dar T ) Sehngga model matemats yang ddapat Menurut om[4] menjad: S T T (8) ervaskan (turunan) persamaan (8) datas dengan, kemudan samakan dengan nol (0) d S d( ( ) ) d( T d( ) d( T ) d( ) ) d( S ) d ( ) 0 Sehngga reate PF wth GOPF for free, f you wsh to remove ths lne, clck here to buy Vrtual PF Prnter

24 3 Sehngga jumlah pesanan yang optmal adalah : (9) Setelah nla optmal dperoleh dengan menggunakan persamaan (9), baya kumulatf persedaan ddasarkan pada rata-rata yang merupakan fungs dar waktu dapat dnyatakan sebaga T dan T untuk lternatf dan, yatu : t Untuk 0 < t < t 3 T t Untuk t > t a t Untuk 0 < t < t T t Untuk t > t 73 Model Persedaan Berdasarkan Real-Tmeost Model Persedaan Real-Tme ost adalah model persedaan yang menunjukkan anggapan bahwa baya pemesanan dan baya pembelan perunt reate PF wth GOPF for free, f you wsh to remove ths lne, clck here to buy Vrtual PF Prnter

25 3 terjad pada awal suatu sklus, sedangkan baya penympanan dalokaskan pada seluruh sklus yang merupakan fungs dar kuanttas yang terseda, om[4] 73 Penentuan baya total Pada model persedaan real tme cost model baya yang dkembangkan mencermnkan phlosophy bahwa baya pemesanan dan baya pembelan perunt terjad pada awal suatu sklus, sedangkan baya penympanan dalokaskan pada seluruh sklus yang merupakan fungs dar kuanttas yang terseda Menurut om[4] model matematsnya untuk : a lternatf Total persedaan selama perode T untuk alternatf satu dengan menggunakan komponen-komponen baya aktual adalah : T R baya penympanan baya pemesanan baya pembelan Baya penympanan (H R ) dalah: Baya pemesanan (O R ) adalah: R Baya pembelan barang perunt (U R ) adalah: R R Maka dperoleh baya total persedaannya yatu : R R T R R untuk R > b lternatf Baya penympanan untuk perode waktu pada kasus dua dnyatakan sebaga (H R ): H R X n X reate PF wth GOPF for free, f you wsh to remove ths lne, clck here to buy Vrtual PF Prnter

26 33 n X dan X (n ) - R mana H R dperoleh dar : H R H R perode (t 0 - t ) H R perode (t - t )H R perode (t - t 3 ) (0) Jad : H R perode ( t 0 - t ) adalah : baya smpan unt dengan perode dengan harga H R perode ( t 0 - t ) () H R perode ( t - t ) adalah : baya smpan unt dengan pemesanan sebanyak n kal dengan perode dengan harga H R perode ( t - t ) n () Sedangkan H R perode ( t - t 3 ) yatu : H R perode ( t - t 3 ) H R perode ( t - t 4 ) - H R perode ( t 3 - t 4 ) (3) H R perode ( t - t 4 ) adalah : baya smpan unt dengan harga dengan perode H R perode ( t - t 4 ) (4) reate PF wth GOPF for free, f you wsh to remove ths lne, clck here to buy Vrtual PF Prnter

27 34 H R perode ( t 3 - t 4 ) adalah baya smpan X unt dengan harga dengan perode X H R perode ( t 3 - t 4 ) X X (5) engan memasukkan persamaan (4) dan (5) ke dalam persamaan (3) dperoleh: H R perode ( t - t 3 ) - X X H R perode ( t - t 3 ) ( ) [ X ] H R perode ( t - t 3 ) ( X )( X ) X X (6) Selanjutnya dengan memasukkan persamaan (), () dan (6) ke dalam persamaan(0) maka akan dperoleh baya penympanan untuk alternatf : H R X X n (7) Telah dketahu bahwa : maka ( ) ( ) (8) reate PF wth GOPF for free, f you wsh to remove ths lne, clck here to buy Vrtual PF Prnter

28 35 maka ( ) ( ) (9) engan memasukkan persamaan (8) dan (9) ke dalam persamaan (7) maka akan dperoleh : H R ( ) X X ( ) n H R n ( ) [ X ] n X H R n X (30) H R n X Msalkan dar ( t - t ) terjad pemesanan sebanyak n kal dengan jumlah unt, sedangkan pada t terjad pemesanan sebanyak unt, sedangkan pada t terjad pemesanan sebanyak unt dan mash ada ssa X unt pada akhr perode T, dengan demkan maka : R n ( X ) n ( X ) ( n ) X Sehngga : X ( n ) R (3) reate PF wth GOPF for free, f you wsh to remove ths lne, clck here to buy Vrtual PF Prnter

29 36 Baya pemesanan untuk perode T pada lternatf dnyatakan sebaga O R mengkut langkah-langkah berkut n : Pada saat t o terjad satu kal pemesanan, maka baya pemesanannya ar t ke t terjad n kal pemesanan, maka baya pemesanannya n 3 Pada saat t terjad satu kal pesan, maka baya pemesanannya Sehngga baya pemesanan yang terjad selama perode T untuk kasus dua dnyatakan dengan : O R n ( n ) untuk R > (3) Baya pembelan perunt yang terjad selama perode T dnyatakan sebaga U R mengkut langkah-langkah berkut n : Pada saat t 0 ada satu kal pemesanan sebanyak unt dengan harga lama, maka baya pembelan perunt sama dengan Pada saat t ada n kal pemesanan masng-masng sebanyak unt dengan harga baru, maka baya pembelan peruntnya sama dengan n 3 Pada saat t ada satu kal pemesanan sebanyak unt dengan harga, maka baya pembelan peruntnya sama dengan Sehngga baya pembelan perunt yang terjad selama perode T dapat dnyatakan sebaga berkut: U R ( n ) untuk R á (33) reate PF wth GOPF for free, f you wsh to remove ths lne, clck here to buy Vrtual PF Prnter

30 37 Baya total persedaan selama perode T untuk alternatf dengan menggunakan komponen-komponen baya-baya aktual d atas dapat dperoleh sebaga berkut : T R H R O R U R 4 n ( n ) - X engan mengkuadratkan persamaan (3) maka dperoleh : X ( ) ( n ) ( ) R ( n ) R ( n ) R R - R { ( n ) } ( n ) ( n ) Maka : [ R R (n ) (n ) ] 4 n (n ) T R - [ (n )] ( ) ( ) ( ) n n ( ) n T R R R 4 n ( n ) untuk R > 33 Penentuan Penghematan dan Jumlah Pesanan Optmal Untuk menentukan jumlah pesanan yang optmal ( R ) * yang akan memaksmumkan nla penghematan (S R T R - T R ) pada akhr perode T pada model n lebh sult, karena T R merupakan fungs yang dskontnu akbat pengalokasan baya pemesanan dan baya pembelan barang perunt pada awal sklus Gambar d bawah n menunjukan dua fungs T R dan T R reate PF wth GOPF for free, f you wsh to remove ths lne, clck here to buy Vrtual PF Prnter

31 38 T T R S R * T R & T 4 * Gambar 3 Gambar Total baya ( T R R * - T R ) pada perode waktu T (om[4]) Salah satu hal yang dapat dtunjukan adalah bahwa nla optmal * R akan terjad pada ttk dskontnu atau pada ttk nteror dmana T R T R, tetap pada umumnya * R akan terjad pada ttk dskontnu sepert yang dtunjukan pada gambar datas arena fungs T R bersfat dskontnu sepert terlhat pada gambar datas maka jumlah pesanan yang optmal untuk R tdak dapat dperoleh secara langsung Sebaga gantnya akan dkemukakan prosedur nteratve yang akan menghaslkan solus yang optmal Prosedur n menghaslkan T R mempunya turunan pertama nak, sebalknya T R mempunya turunan pertama turun dantara ttk-ttk dskontnu Oleh karena tu dengan memberkan suatu nla n tertentu, turunan pertama T R dan turunan pertama T R akan dnyatakan dalam persamaaan sebaga berkut, om[4]: T R R (34) ( n ) T R R (35) reate PF wth GOPF for free, f you wsh to remove ths lne, clck here to buy Vrtual PF Prnter

32 39 engan menyamakan T R T R dan dengan memberkan nla n tertentu akan menghaslkan : ( n ) R ( ) ( ) ( ) (36) Prosedur penyelesaan melput penentuan suatu calon untuk * R dalam tap-tap sub nterval dantara ttk-ttk dskontnu Untuk nla n tertentu, calon tersebut adalah : R dberkan pada persamaan (36) jka n á R á ( n ) R n jka R < n R ( n ) jka R > ( n ) Sehngga jumlah pesanan optmal ( * R ) berdasarkan model persedaan Real-tme cost dapat dtentukan dengan menggunakan langkah-langkah sebaga berkut : Langkah : tentukan n θ pada persamaan (36) dan pemecahan untuk R yatu : Jka á R á, menghtung S 0 T R T R Jka R <, nyatakan R, dan menghtung S 0 T R T R Jka R >, nyatakan R dan menghtung S 0 T R T R Langkah : tentukan n pada persamaan (36) dan pemecahan untuk R yatu: Jka á R á, menghtung S T R T R Jka R <, nyatakan R, dan menghtung S Jka R >, nyatakan R dan menghtung S T R T R T R T R reate PF wth GOPF for free, f you wsh to remove ths lne, clck here to buy Vrtual PF Prnter

33 40 Langkah 3 : tentukan n j pada persamaan (36) dan pemecahan untuk R yatu: Jka j á R á ( j ), menghtung S j T R T R Jka R < j, nyatakan R j, dan menghtung S j T R T R Jka R > ( j ), nyatakan R (j ) dan menghtung S j T R T R Langkah 4 : lanjutkan dengan langkah ketga dan berhent hngga S j < S j, dan R * dtentukan sama dengan R yang dcar jka n j dan S R * sama dengan S j Setelah nla R * ( jumlah pesanan yang optmal ) dtentukan maka baya kumulatf persedaan Real-tme yang merupakan fungs jar waktu selanjutnya dnyatakan sebaga T R dan T R untuk alternatf dan yatu : <, 0, ) ( ) ( * * * * * * * * * * j untuk j t j jka j t j t j t t T R R R R R R R R R R R Jka 0< t < R * reate PF wth GOPF for free, f you wsh to remove ths lne, clck here to buy Vrtual PF Prnter

34 4 <, 0, ) ( ) ( j untuk j t j jka j t j t j t t T R 8 Metode Prototype Proses pengembangan sstem (System evelopment Process) adalah satu set aktvtas dan metode yang dgunakan untuk mengembangkan dan memelhara sstem dan perangkat lunak Model proses, metode proses atau pradgma rekayasa perangkat lunak prototpe n dmula dengan pengumpulan kebutuhan Perancangan berfokus pada penyajan dar aspek-aspek perangkat lunak tersebut yang akan nampak bag pelanggan/pemaka Perancangan klat membawa kepada konstruks sebuah prototpe Prototpe tersebut devaluas oleh pelanggan/pemaka dan dpaka untuk menyarng kebutuhan pengembangan perangkat lunak, sepert yang dlustraskan pada gambar dbawah n Gambar 4: Prototpe Paradgma (PRE[9]) Jka 0< t < reate PF wth GOPF for free, f you wsh to remove ths lne, clck here to buy Vrtual PF Prnter

35 4 Metode n memberkan de bag anals atau pemogram untuk menyajkan gambaran yang lengkap engan demkan, pemesan Perangkat Lunak akan dapat melhat pemodelan dar sstem bak dar ss tamplan maupun teknk prosedural yang akan dbangun 9 elph 60 Setelah seluruh analss selesa dlakukan dengan model matematka secara manual, penuls membuat suatu program dengan menggunakan bahasa pemrograman elph 60, agar perhtungan dapat dengan mudah dlakukan Bahasa Pemograman elph 60 merupakan salah satu alternatve bag programmer dalam membangun suatu program aplkas terutama bag programmer yang sebelumnya telah memperlajar atau menguasa bahasa pemograman pascal tentunya akan lebh mudah lag dalam mempelajar Borland elph 60 karena bahasa yang dgunakan oleh Borland elph 60 adalah pascal Borland elph 60 dluncurkan pada tahun 00 Borland elph 60 dapat dgunakan untuk membuat bermacam-macam program aplkas dantaranya adlah untuk mengolah teks, grafk, angka, database dan aplkas web atabase yang dapat dtangan oleh Borland elph 60 dantaranya paradox dan dbase Pada pemograman Vsual sepert eplh, lngkungan pemograman IE lebh pentng darpada bahasanya arena lngkungan memudahkan pemaka dalam pembuatan aplkas da hal pentng yang harus dketahu mengena elph, yatu ; elph mempunya beberapa eds/vers Lngkungan elph dapat dubah reate PF wth GOPF for free, f you wsh to remove ths lne, clck here to buy Vrtual PF Prnter

PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUWARSA DAN FAKTOR UNIT DISKON

PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUWARSA DAN FAKTOR UNIT DISKON PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUWARSA DAN FAKTOR UNIT DISKON Har Prasetyo Jurusan Teknk Industr Unverstas Muhammadyah Surakarta Jl. A. Yan Tromol Pos 1, Pabelan,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Uj Normaltas Llefors D dalam pengendalan persedaan, perumusan lmu statstk dgunakan untuk menentukan pola dstrbus, dmana pola dstrbus tersebut dapat dhtung dengan menguj kenormalan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA BAHAN DAN FAKTOR INCREMENTAL DISCOUNT

PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA BAHAN DAN FAKTOR INCREMENTAL DISCOUNT PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA BAHAN DAN FAKTOR INCREMENTAL DISCOUNT Har Prasetyo Jurusan Teknk Industr Unverstas Muhammadyah Surakarta Jl. A. Yan Tromol Pos Pabelan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Studi Kasus di PT. Sinar Terang Abadi )

APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Studi Kasus di PT. Sinar Terang Abadi ) APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Stud Kasus d PT. Snar Terang Abad ) Bagus Suryo Ad Utomo 1203 109 001 Dosen Pembmbng: Drs. I Gst Ngr Ra Usadha, M.S Jurusan Matematka

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN MODEL

BAB IV PEMBAHASAN MODEL BAB IV PEMBAHASAN MODEL Pada bab IV n akan dlakukan pembuatan model dengan melakukan analss perhtungan untuk permasalahan proses pengadaan model persedaan mult tem dengan baya produks cekung dan jont setup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5

Lebih terperinci

MODEL PERSEDIAAN PROBABILISTIK YANG MEMUAT VARIABEL LEAD TIME DENGAN PENDEKATAN DISTRIBUSI NORMAL

MODEL PERSEDIAAN PROBABILISTIK YANG MEMUAT VARIABEL LEAD TIME DENGAN PENDEKATAN DISTRIBUSI NORMAL MODEL PERSEDIAAN PROBABILISTIK YANG MEMUAT VARIABEL LEAD TIME DENGAN PENDEKATAN DISTRIBUSI NORMAL Noprad, T.P.Nababan, Endang Lly Mahasswa Program Stud S Matematka Dosen Jurusan Matematka Fakultas Matematka

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c 6 A PEMAHASA Pada bab sebelumnya telah dbahas teor-teor yang akan dgunakan untuk menyelesakan masalah program lner parametrk. Pada bab n akan dperlhatkan suatu prosedur yang lengkap untuk menyelesakan

Lebih terperinci

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN By: Rn Halla Nasuton, ST, MT MERANCANG JARINGAN SC Perancangan jarngan SC merupakan satu kegatan pentng yang harus

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penjadwalan Baker (1974) mendefnskan penjadwalan sebaga proses pengalokasan sumber-sumber dalam jangka waktu tertentu untuk melakukan sejumlah pekerjaan. Menurut Morton dan

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH BAB VB PERSEPTRON & CONTOH Model JST perseptron dtemukan oleh Rosenblatt (1962) dan Mnsky Papert (1969). Model n merupakan model yang memlk aplkas dan pelathan yang lebh bak pada era tersebut. 5B.1 Arstektur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

Oleh : Fifi Fisiana

Oleh : Fifi Fisiana Optmas Baya Produks menggunakan Metode Revsed Mult Choce Goal programmng dengan Tahap Persedaan Terkontrol Supply Chan Model stud kasus : PT.Gunungarta Manunggal, Gempol Oleh : Ff Fsana 1207100018 Dosen

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Negosas Negosas dapat dkategorkan dengan banyak cara, yatu berdasarkan sesuatu yang dnegosaskan, karakter dar orang yang melakukan negosas, protokol negosas, karakterstk dar nformas,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 2 LNDSN TEORI 2. Teor engamblan Keputusan Menurut Supranto 99 keputusan adalah hasl pemecahan masalah yang dhadapnya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang past terhadap suatu pertanyaan.

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve

Lebih terperinci

ANALISIS PENENTUAN UKURAN PEMESANAN OLI MENGGUNAKAN METODE EOQ DI BENGKEL XYZ

ANALISIS PENENTUAN UKURAN PEMESANAN OLI MENGGUNAKAN METODE EOQ DI BENGKEL XYZ INDEPT, Vol. 2, No. 2, Jun 2012 ISSN 2087 9245 ANALISIS PENENTUAN UKURAN PEMESANAN OLI MENGGUNAKAN METODE EOQ DI BENGKEL XYZ Andy Purwanto, ST. Sekretars Jurusan Teknk Industr, Fakultas Teknk Unverstas

Lebih terperinci

Analisis Persediaan Multy Item dengan Mempertimbangkan Faktor Kadaluarsa

Analisis Persediaan Multy Item dengan Mempertimbangkan Faktor Kadaluarsa Analss Persedaan Multy Item dengan Mempertmbangkan Faktor Kadaluarsa 1 onny Cputra 1, Theresa Sunarn Jurusan Teknk Industr Sekolah Tngg Teknk Mus, Palembang E-mal : donnycputra@gmal.com Jurusan Teknk Industr

Lebih terperinci

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman OTIMISASI enjadualan Optmal embangkt Oleh : Zurman Anthony, ST. MT Optmas pengrman daya lstrk Dmaksudkan untuk memperkecl jumlah keseluruhan baya operas dengan memperhtungkan rug-rug daya nyata pada saluran

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. data, dan teknik analisis data. Kerangka pemikiran hipotesis membahas hipotesis

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. data, dan teknik analisis data. Kerangka pemikiran hipotesis membahas hipotesis BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN Pada bab n akan durakan kerangka pemkran hpotess, teknk pengumpulan data, dan teknk analss data. Kerangka pemkran hpotess membahas hpotess pengujan pada peneltan, teknk pengumpulan

Lebih terperinci

BAB II TEORI ALIRAN DAYA

BAB II TEORI ALIRAN DAYA BAB II TEORI ALIRAN DAYA 2.1 UMUM Perhtungan alran daya merupakan suatu alat bantu yang sangat pentng untuk mengetahu konds operas sstem. Perhtungan alran daya pada tegangan, arus dan faktor daya d berbaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Matematka sebaga bahasa smbol yang bersfat unversal memegang peranan pentng dalam perkembangan suatu teknolog. Matematka sangat erat hubungannya dengan kehdupan nyata.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PENDAHULUAN. Latar Belakang Dalam kehdupan sehar-har, serngkal dumpa hubungan antara suatu varabel dengan satu atau lebh varabel lan. D dalam bdang pertanan sebaga contoh, doss dan ens pupuk yang dberkan

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

III PEMBAHASAN. merupakan cash flow pada periode i, dan C. berturut-turut menyatakan nilai rata-rata dari V. dan

III PEMBAHASAN. merupakan cash flow pada periode i, dan C. berturut-turut menyatakan nilai rata-rata dari V. dan Pada bab n akan dbahas mengena penyelesaan masalah ops real menggunakan pohon keputusan bnomal. Dalam menentukan penlaan proyek, dapat dgunakan beberapa metode d antaranya dscounted cash flow (DF). DF

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Sebuah jarngan terdr dar sekelompok node yang dhubungkan oleh busur atau cabang. Suatu jens arus tertentu berkatan dengan setap busur. Notas standart untuk menggambarkan sebuah jarngan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan tugas akhr n, penulsan mendapat referens dar pustaka serta lteratur lan yang berhubungan dengan pokok masalah yang penuls ajukan. Langkah-langkah yang akan

Lebih terperinci

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER 5.1 Pembelajaran Dengan Fuzzy Program Lner. Salah satu model program lnear klask, adalah : Maksmumkan : T f ( x) = c x Dengan batasan : Ax b x 0 n m mxn Dengan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2 Masalah Transportas Jong Jek Sang (20) menelaskan bahwa masalah transportas merupakan masalah yang serng dhadap dalam pendstrbusan barang Msalkan ada m buah gudang (sumber) yang

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kendaraan bermotor merupakan alat yang palng dbutuhkan sebaga meda transportas. Kendaraan dbag menjad dua macam, yatu kendaraan umum dan prbad. Kendaraan umum

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia)

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia) PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Stud Kasus pada Data Inflas Indonesa) Putr Noorwan Effendy, Amar Sumarsa, Embay Rohaet Program Stud Matematka Fakultas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusa dlahrkan ke duna dengan ms menjalankan kehdupannya sesua dengan kodrat Illah yakn tumbuh dan berkembang. Untuk tumbuh dan berkembang, berart setap nsan harus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan adalah ketersedaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dkatakan memlk ketahanan pangan jka penghunnya tdak berada

Lebih terperinci

DISTRIBUSI HASIL PENGUKURAN DAN NILAI RATA-RATA

DISTRIBUSI HASIL PENGUKURAN DAN NILAI RATA-RATA DISTRIBUSI HASIL PENGUKURAN DAN NILAI RATA-RATA Dstrbus Bnomal Msalkan dalam melakukan percobaan Bernoull (Bernoull trals) berulang-ulang sebanyak n kal, dengan kebolehjadan sukses p pada tap percobaan,

Lebih terperinci

Kata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal.

Kata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal. Makalah Semnar Tugas Akhr MENGOPTIMALKAN PEMBAGIAN BEBAN PADA UNIT PEMBANGKIT PLTGU TAMBAK LOROK DENGAN METODE LAGRANGE MULTIPLIER Oleh : Marno Sswanto, LF 303 514 Abstrak Pertumbuhan ndustr pada suatu

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN. Pasal II. Ditetapkan di Pacitan ; Pada tanggal :i3 - JR, BUPATI PACITAN. i Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal diietapkan.

MEMUTUSKAN. Pasal II. Ditetapkan di Pacitan ; Pada tanggal :i3 - JR, BUPATI PACITAN. i Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal diietapkan. BUPAT PACTAN. PERATUEAN BUPAT PACTAN : NOMOR 3 5 TAHUN 2008! TENTANG PERUBAHAN KEDUA PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KEBJAKAN AKUNTANS TAUN 2008 DAN SSTEM DAN PROSEDUR AKUNTANS! DENGAN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Data terdr dar dua data utama, yatu data denyut jantung pada saat kalbras dan denyut jantung pada saat bekerja. Semuanya akan dbahas pada sub bab-sub bab berkut. A. Denyut Jantung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan matematika tidak hanya dalam tataran teoritis tetapi juga pada

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan matematika tidak hanya dalam tataran teoritis tetapi juga pada BAB I PENDAHULUAN.. Latar Belakang Masalah Perkembangan matematka tdak hanya dalam tataran teorts tetap juga pada bdang aplkatf. Salah satu bdang lmu yang dkembangkan untuk tataran aplkatf dalam statstka

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Bab 2 Tnjauan Pustaka 2.1 Peneltan Terdahulu Pemlhan stud pustaka tentang sstem nformas penlaan knerja karyawan n juga ddasar pada peneltan sebelumnya yang berjudul Penerapan Metode TOPSIS untuk Pemberan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Game Theory

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Game Theory BAB II DASAR TEORI Perkembangan zaman telah membuat hubungan manusa semakn kompleks. Interaks antar kelompok-kelompok yang mempunya kepentngan berbeda kemudan melahrkan konflk untuk mempertahankan kepentngan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan sumber penermaan terpentng d Indonesa. Oleh karena tu Pemerntah selalu mengupayakan bagamana cara menngkatkan penermaan Pajak. Semakn tngg penermaan

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

Model Potensial Gravitasi Hansen untuk Menentukan Pertumbuhan Populasi Daerah

Model Potensial Gravitasi Hansen untuk Menentukan Pertumbuhan Populasi Daerah Performa (2004) Vol. 3, No.1: 28-32 Model Potensal Gravtas Hansen untuk Menentukan Pertumbuhan Populas Daerah Bambang Suhard Jurusan Teknk Industr, Unverstas Sebelas Maret, Surakarta Abstract Gravtaton

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat

Lebih terperinci

BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK:

BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK: BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK: BAB IX. STATISTIKA Contoh : hasl ulangan Matematka 5 sswa sbb: 6 8 7 6 9 Pengertan Statstka dan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

Bab III Analisis Rantai Markov

Bab III Analisis Rantai Markov Bab III Analss Ranta Markov Sstem Markov (atau proses Markov atau ranta Markov) merupakan suatu sstem dengan satu atau beberapa state atau keadaan, dan dapat berpndah dar satu state ke state yang lan pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PENDAPATAN USAHA INDUSTRI KEMPLANG RUMAH TANGGA BERBAHAN BAKU UTAMA SAGU DAN IKAN

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PENDAPATAN USAHA INDUSTRI KEMPLANG RUMAH TANGGA BERBAHAN BAKU UTAMA SAGU DAN IKAN ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PENDAPATAN USAHA INDUSTRI KEMPLANG RUMAH TANGGA BERBAHAN BAKU UTAMA SAGU DAN IKAN (THE ANALYSIS OF ADDED VALUE AND INCOME OF HOME INDUSTRY KEMPLANG BY USING FISH AND TAPIOCA AS

Lebih terperinci

PENJADWALAN PRODUKSI di PT MEUBEL JEPARA PROBOLINGGO

PENJADWALAN PRODUKSI di PT MEUBEL JEPARA PROBOLINGGO Prosdng Semnar Nasonal Manajemen Teknolog III Program Stud MMTITS, Surabaya 4 Pebruar 2006 PENJADWALAN PRODUKSI d PT MEUBEL JEPARA PROBOLINGGO Mohammad Khusnu Mlad, Bobby Oedy P. Soepangkat, Nurhad Sswanto

Lebih terperinci

Nama : Crishadi Juliantoro NPM :

Nama : Crishadi Juliantoro NPM : ANALISIS INVESTASI PADA PERUSAHAAN YANG MASUK DALAM PERHITUNGAN INDEX LQ-45 MENGGUNAKAN PORTOFOLIO DENGAN METODE SINGLE INDEX MODEL. Nama : Crshad Julantoro NPM : 110630 Latar Belakang Pemlhan saham yang

Lebih terperinci

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan . Pendahuluan ANGKAIAN SEI Dua elemen dkatakan terhubung ser jka : a. Kedua elemen hanya mempunya satu termnal bersama. b. Ttk bersama antara elemen tdak terhubung ke elemen yang lan. Pada Gambar resstor

Lebih terperinci

Perbaikan Sistem Persediaan Tinta Fotokopi di CV. NEC, Surabaya

Perbaikan Sistem Persediaan Tinta Fotokopi di CV. NEC, Surabaya Perbakan Sstem Persedaan Tnta Fotokop d CV. NEC, Surabaya Indr Hapsar, Jerry Agus Arlanto, dan Albert Sutanto Teknk Industr Unverstas Surabaya Jl. Raya Kalrungkut Surabaya Emal: ndr@ubaya.ac.d Abstrak

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tnjauan Pustaka Dar peneltan yang dlakukan Her Sulstyo (2010) telah dbuat suatu sstem perangkat lunak untuk mendukung dalam pengamblan keputusan menggunakan

Lebih terperinci

BAB X RUANG HASIL KALI DALAM

BAB X RUANG HASIL KALI DALAM BAB X RUANG HASIL KALI DALAM 0. Hasl Kal Dalam Defns. Hasl kal dalam adalah fungs yang mengatkan setap pasangan vektor d ruang vektor V (msalkan pasangan u dan v, dnotaskan dengan u, v ) dengan blangan

Lebih terperinci

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi Statstka, Vol. 9 No., 4 47 Me 009 Kecocokan Dstrbus Normal Menggunakan Plot Persentl-Persentl yang Dstandarsas Lsnur Wachdah Program Stud Statstka Fakultas MIPA Unsba e-mal : Lsnur_w@yahoo.co.d ABSTRAK

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

2.1 Sistem Makroskopik dan Sistem Mikroskopik Fisika statistik berangkat dari pengamatan sebuah sistem mikroskopik, yakni sistem yang sangat kecil

2.1 Sistem Makroskopik dan Sistem Mikroskopik Fisika statistik berangkat dari pengamatan sebuah sistem mikroskopik, yakni sistem yang sangat kecil .1 Sstem Makroskopk dan Sstem Mkroskopk Fska statstk berangkat dar pengamatan sebuah sstem mkroskopk, yakn sstem yang sangat kecl (ukurannya sangat kecl ukuran Angstrom, tdak dapat dukur secara langsung)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

PENENTUAN DENSITAS PERMUKAAN

PENENTUAN DENSITAS PERMUKAAN PENENTUAN DENSITAS PERMUKAAN Pada koreks topograf ada satu nla yang belum dketahu nlanya yatu denstas batuan permukaan (rapat massa batuan dekat permukaan). Rapat massa batuan dekat permukaan dapat dtentukan

Lebih terperinci

Teori Himpunan. Modul 1 PENDAHULUAN. impunan sebagai koleksi (pengelompokan) dari objek-objek yang

Teori Himpunan. Modul 1 PENDAHULUAN. impunan sebagai koleksi (pengelompokan) dari objek-objek yang Modul 1 Teor Hmpunan PENDAHULUAN Prof SM Nababan, PhD Drs Warsto, MPd mpunan sebaga koleks (pengelompokan) dar objek-objek yang H dnyatakan dengan jelas, banyak dgunakan dan djumpa dberbaga bdang bukan

Lebih terperinci

Contoh 5.1 Tentukan besar arus i pada rangkaian berikut menggunakan teorema superposisi.

Contoh 5.1 Tentukan besar arus i pada rangkaian berikut menggunakan teorema superposisi. BAB V TEOEMA-TEOEMA AGKAIA 5. Teorema Superposs Teorema superposs bagus dgunakan untuk menyelesakan permasalahan-permasalahan rangkaan yang mempunya lebh dar satu sumber tegangan atau sumber arus. Konsepnya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

Pendahuluan. 0 Dengan kata lain jika fungsi tersebut diplotkan, grafik yang dihasilkan akan mendekati pasanganpasangan

Pendahuluan. 0 Dengan kata lain jika fungsi tersebut diplotkan, grafik yang dihasilkan akan mendekati pasanganpasangan Pendahuluan 0 Data-data ang bersfat dskrt dapat dbuat contnuum melalu proses curve-fttng. 0 Curve-fttng merupakan proses data-smoothng, akn proses pendekatan terhadap kecenderungan data-data dalam bentuk

Lebih terperinci

MODEL OPTIMAL SISTEM TRANSPORTASI ANGKUTAN KOTA

MODEL OPTIMAL SISTEM TRANSPORTASI ANGKUTAN KOTA ODEL OPTIAL SISTE TRANSPORTASI ANGKUTAN KOTA PRAPTO TRI SUPRIYO Departemen atematka Fakultas atematka dan Ilmu Pengetahuan Alam Insttut Pertanan Bogor Jl erant, Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680 Indonesa

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABSTRAK STEVANY HANALYNA DETHAN Fakultas Ekonom Unv. Mahasaraswat Mataram e-mal : stevany.hanalyna.dethan@gmal.com

Lebih terperinci

SISTEM LINEAR MAX-PLUS KABUR WAKTU INVARIANT AUTONOMOUS

SISTEM LINEAR MAX-PLUS KABUR WAKTU INVARIANT AUTONOMOUS SISTEM LINEAR MAX-PLUS KABUR WAKTU INVARIANT AUTONOMOUS A8 M. Andy Rudhto 1 1 Program Stud Penddkan Matematka FKIP Unverstas Sanata Dharma Kampus III USD Pangan Maguwoharjo Yogyakarta 1 e-mal: arudhto@yahoo.co.d

Lebih terperinci

untuk mencapai durasi 30 bulan banyak aktivitas yang harus dijalankan dengan

untuk mencapai durasi 30 bulan banyak aktivitas yang harus dijalankan dengan BAB V PEMBAHASAN Bab n bens mengena skema nsentf terhadap waktu, skema nsentf terhadap baya. dan akuras dstrbus-dstrbus vang dsmulas. 5.1 Skema Insentf Waktu Phak pemlk menghendak target waktu penyelesaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 II TINJUN PUSTK 2.1 Manaemen Proyek 2.1.1 Pengertan Manaemen Proyek Sebelum mengemukakan apa art dar Manaemen Proyek, terlebh dahulu akan mengetahu art dar Manaemen dan Proyek tu. Menurut Hamng dan Nurnaamuddn

Lebih terperinci

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Perancangan Sstem Sstem yang akan dkembangkan adalah berupa sstem yang dapat membantu keputusan pemodal untuk menentukan portofolo saham yang dperdagangkan d Bursa

Lebih terperinci

3 METODE HEURISTIK UNTUK VRPTW

3 METODE HEURISTIK UNTUK VRPTW 12 3 METODE HEURISTIK UNTUK VRPTW 3.1 Metode Heurstk Metode heurstk merupakan salah satu metode penentuan solus optmal dar permasalahan optmas kombnatoral. Berbeda dengan solus eksak yang menentukan nla

Lebih terperinci

BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE

BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE 6B.1 Pelathan ADALINE Model ADALINE (Adaptve Lnear Neuron) dtemukan oleh Wdrow & Hoff (1960) Arstekturnya mrp dengan perseptron Perbedaan

Lebih terperinci

MODEL PERSEDIAAN TERINTEGRASI PRODUSEN - DISTRIBUTOR - PENGECER DENGAN MULTI - PRODUK DAN KENDALA TINGKAT LAYANAN

MODEL PERSEDIAAN TERINTEGRASI PRODUSEN - DISTRIBUTOR - PENGECER DENGAN MULTI - PRODUK DAN KENDALA TINGKAT LAYANAN MODEL PERSEDIAAN TERINTEGRASI PRODUSEN - DISTRIBUTOR - PENGECER DENGAN MULTI - PRODUK DAN KENDALA TINGKAT LAYANAN Mkyana Ramadan, Nughthoh Arfaw Kurdh, dan Sutrma Program Stud Matematka FMIPA UNS Abstrak.

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS 4.1 Survey Parameter Survey parameter n dlakukan dengan mengubah satu jens parameter dengan membuat parameter lannya tetap. Pengamatan terhadap berbaga nla untuk satu parameter

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian merupakan suatu cara yang digunakan oleh peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian merupakan suatu cara yang digunakan oleh peneliti BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode dalam peneltan merupakan suatu cara yang dgunakan oleh penelt dalam mencapa tujuan peneltan. Metode dapat memberkan gambaran kepada penelt mengena langkah-langkah

Lebih terperinci

Catatan Kuliah 12 Memahami dan Menganalisa Optimisasi dengan Kendala Ketidaksamaan

Catatan Kuliah 12 Memahami dan Menganalisa Optimisasi dengan Kendala Ketidaksamaan Catatan Kulah Memaham dan Menganalsa Optmsas dengan Kendala Ketdaksamaan. Non Lnear Programmng Msalkan dhadapkan pada lustras berkut n : () Ma U = U ( ) :,,..., n st p B.: ; =,,..., n () Mn : C = pk K

Lebih terperinci

MENCERMATI BERBAGAI JENIS PERMASALAHAN DALAM PROGRAM LINIER KABUR. Mohammad Asikin Jurusan Matematika FMIPA UNNES. Abstrak

MENCERMATI BERBAGAI JENIS PERMASALAHAN DALAM PROGRAM LINIER KABUR. Mohammad Asikin Jurusan Matematika FMIPA UNNES. Abstrak JURAL MATEMATIKA DA KOMUTER Vol. 6. o., 86-96, Agustus 3, ISS : 4-858 MECERMATI BERBAGAI JEIS ERMASALAHA DALAM ROGRAM LIIER KABUR Mohammad Askn Jurusan Matematka FMIA UES Abstrak Konsep baru tentang hmpunan

Lebih terperinci

TEORI KESALAHAN (GALAT)

TEORI KESALAHAN (GALAT) TEORI KESALAHAN GALAT Penyelesaan numerk dar suatu persamaan matematk hanya memberkan nla perkraan yang mendekat nla eksak yang benar dar penyelesaan analts. Berart dalam penyelesaan numerk tersebut terdapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I ENDHULUN. Latar elakang Mengambl keputusan secara aktf memberkan suatu tngkat pengendalan atas kehdupan spengambl keputusan. lhan-plhan yang dambl sebenarnya membantu dalam penentuan masa depan. Namun

Lebih terperinci