ANALISIS PENENTUAN UKURAN PEMESANAN OLI MENGGUNAKAN METODE EOQ DI BENGKEL XYZ

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PENENTUAN UKURAN PEMESANAN OLI MENGGUNAKAN METODE EOQ DI BENGKEL XYZ"

Transkripsi

1 INDEPT, Vol. 2, No. 2, Jun 2012 ISSN ANALISIS PENENTUAN UKURAN PEMESANAN OLI MENGGUNAKAN METODE EOQ DI BENGKEL XYZ Andy Purwanto, ST. Sekretars Jurusan Teknk Industr, Fakultas Teknk Unverstas Nurtano Bandung Abstrak - Masalah yang tmbul dalam suatu perusahaan yang melakukan persedaan barang adalah perusahaan tdak mengetahu secara past jumlah pemesanan ol yang harus dlakukan. Masalah pemesanan n pun muncul bla sumberdaya yang dmlk oleh perusahaan sangat terbatas, permasalahan yang menjad perhatan d bengkel XYZ adalah bagamana melakukan pemesanan sebuah produk yang ekonoms dan tepat pengadaannya untuk memenuh permntaan, sehngga bsa dperoleh keuntungan yang lebh besar dengan ongkos pesan yang lebh ekonoms. Agar ketersedaan barang dan ongkos persedaan mnmum dapat dantspas dan terkendal sehngga dapat menghaslkan nla yang optmal maka dgunakan Metode Economcal Order Quantty ( EOQ ) untuk menghaslkan ongkos total persedaan tahunan dmana haslnya berupa jumlah pemesanan pada kurun waktu tertentu dan menghaslkan kontrbus yang bak bag ongkos total mnmum persedaan. Dar peneltan n dapat dsmpulkan bahwa penerapan Metode Economcal Order Quantty ( EOQ ) dalam penentuan ukuran pemesanan ekonoms dapat dgunakan oleh sebuah bengkel. Hal n terlhat dengan tercapanya tujuan dalam sstem persedaan memnmas total ongkos persedaan. Kata Kunc : Economcal Order Quantty (EOQ). PENDAHULUAN Setap orang berlomba-lomba untuk bekerja, berusaha sekuat tenaga dan mencurahkan segenap kemampuan yang dmlk dalam mencar uang agar bsa memenuh kebutuhan hdup yang semakn har semakn sult d capa karena nlanya terus merangkak nak. Manusa selalu hdup dalam suatu perburuan mencar bekal untuk bertahan hdup. Aktvtas manusa semakn beragam jensnya, n tdak lepas dar profes yang mereka gelut seharhar dan juga jalan hdup yang mereka plh. Oleh sebab tu keberadaan sarana transportas sangat dbutuhkan untuk menunjang aktvtas mereka dalam berkerja mencar uang dem memenuh kebutuhan hdup. Salah satu jens alat transportas yang banyak dgunakan masyarakat dalam beraktvtas adalah sepeda motor. Alasan orang banyak memlh sepeda motor sebaga alat transportas karena harganya cukup terjangkau oleh sebagan besar masyarakat Indonesa, sangat cocok dengan konds jalan raya d Indonesa, mudah dkendara dan dapat dpaka untuk mengakses tempat tujuan dengan cepat karena dapat menggunakan jalan-jalan yang sempt. Penngkatan jumlah sepeda motor d jalan raya yang cukup sgnfkan dar tahun-ketahun mendatangkan dampak postf dan dampak negatf yang tak bsa d pungkr. Salah satu contoh dampak postf dar penngkatan jumlah sepeda motor adalah penngkatan permntaan jens sepeda motor oleh masyarakat ke produsen sepeda motor dengan kata lan menngkatkan ncome produsen sepeda motor. Selan tu, ddasar dengan pentngnya perawatan sepeda motor maka jumlah bengkel sepeda motor juga semakn banyak. Sedangkan dampak negatf dar jumlah sepeda motor yang menngkat adalah bertambahnya polus udara, bertambahnya pemakaan bahan bakar mnyak (BBM), dan memcu tndak krmnal. Keberadaan sebuah bengkel sangat besar peranannya untuk para pemlk kendaraan. Salah satu hal yang harus dlakukan oleh setap pemlk kendaraan bermotor alah melakukan perawatan 15

2 INDEPT, Vol. 2, No. 2, Jun 2012 ISSN berkala terhadap kendaraannya agar selalu bsa memperoleh konds yang terbak bag kendaraan dan memperoleh kepuasan dalam berkendara. Dalam kesempatan n penuls menelt tentang jumlah penjualan mnyak pelumas (ol) d bengkel XYZ yang sedang berkembang, pada umumnya bengkel n juga selalu berusaha memberkan pelayanan yang terbak kepada para konsumennya. Tetap ada masalah yang tengah dhadap oleh bengkel tersebut yatu kurang terkoordnasnya perencanaan pengadaan stok barang ( dalam hal n barang yang dmaksud adalah Produk ol) yang dbutuhkan untuk memenuh permntaan konsumen dan waktu pemesanan yang tepat sehngga ongkos yang terlbat dalam pengadaan barang semakn besar. Selan tu, perencanaan pengadaan barang saat n juga kurang memperhtungkan baya-baya yang terlbat. Peneltan yang akan dlakukan yatu melakukan penentuan penyedaan produk ol untuk masa yang akan datang supaya Bengkel tersebut jangan terlalu banyak dan kekurangan dalam penyedaan stok produk ol dan memperoleh ongkos pengadaan barang yang lebh ekonoms. LANDASAN TEORI Persedaan Pengertan Dan Jens Persedaan Persedaan dapat ddefnskan bahan/barang yang dsmpan dalam gudang untuk kemudan dgunakan atau djual. Persedaan dapat berupa bahan baku untuk keperluan proses, barang-barang yang mash dan pengolahan dan barang jad yang dsmpan untuk penjualan. Persedaan adalah hal yang pokok sebaga fungs yang tepat dar suatu usaha pengolahan/pembuatan. Beberapa defns menurut para pakar : 1) Rchard J. Tersne Persedaan adalah sejumlah materal atau barang yang dsmpan untuk penggunaan selanjutnya atau untuk djual. Persedan merupakan salah satu unsur yang palng aktf dalam operas perusahaan yang secara kontnu dperoleh, dubah, yang kemudan djual kembal. 2) Freddy Rangkut Persedaan adalah suatu Aktva yang melput barang-barang mlk perusahaan dalam maksud untuk djual dalam suatu perode usaha tertentu, atau persedaan barang-barang yang mash dalam pengerjaan/proses produks, ataupun persedaan bahan baku yang menunggu penggunaannya dalam suatu proses produks. 3) Donald W.Fogarty Persedaan adalah semua jens barang dan materal yang dpergunakan dan dsmpan dalam rangka memenuh proses produks dan dstrbus. Bahan mentah, komponen part, komponen peraktan, dan produk akhr termasuk bagan dar persedaan, dmana dbutuhkan oleh sejumlah banyak suppler dalam proses produks dan dstrbus. Persedaan juga berhubungan dengan modal, penggunaan lahan penympanan, baya pemesanan dan lan sebaganya. Sstem persedaan adalah serangkaan kebjaksanan dan pengendalan yang memontor tngkat persedaan yang harus djaga, kapan persedaan harus dpenuh dan berapa besar pesanan yang harus dlakukan. Sstem n bertujuan menetapkan dan menjamn tersedanya sumberdaya yang tepat dan pada waktu yang tepat. Dengan kata lan untuk memnmumkan baya total melalu penentuan apa, berapa dan kapan pesanan dlakukan secara optmal. Menurut jensnya persedaan dapat dbedakan atas : 1. Persedaan bahan mentah ( Raw Matherals ) yatu persedaan bartang-barang berwujud, conth : baja, kayu, dan komponenkomponen lannya. Dapat dperoleh dar sumber-sumber alam atau dbel dar para supler atau dbuat sendr oleh perusahaan untuk dgunakan dalam proses produks selanjutnya. Persedaan bahan mentah ( baku ) harus dadakan karena secara umum adalah tdak ekonoms apabla membel atau menjadwalkan penyerahan bahan baku saat dperlukan dalam proses pembuatan. 2. Persedaan komponen-komponen raktan yatu persedaan barang-barang yang terdr 16

3 INDEPT, Vol. 2, No. 2, Jun 2012 ISSN dar komponen-komponen yang dperoleh dar perusahaan lan, dmana secara langsung dapat drakt menjad suatu produk. 3. Persedaan bahan pembantu / penolong yayu persedaan barang-barang yang dperlukan dalam proses produks, tetap tdak merupakan bagan atas komponen barang jad. 4. persedaan barang dalam proses persedaan barang-barang yang merupakan keluaran dar dar tap-tap bagan dalam proses produks atau yang telah dolah menjad suatu bentuk, tap mash perlu dproses lebh lanjut menjad barang jad. 5. Persedaan barang jad yatu persedaan barang-barang yang telah selesa dproses/dolah dalam pabrk dan sap untuk djual/dkrm kepada pelanggan. Persedaan barang jad secara umum dbuat karena tga alasan : 1) Untuk memungknkan membuat barang dalam jumlah ekonoms. 2) Untuk menyedaakan permntaan atau penjualan dmasa yang akan datang ( perkraan Persedaan ). 3) Untuk menyapkan suatu penyangga dalam menghadap gejolak permntaan nyata dar permntaan yang dramalkan ( fluktuas atau persedaan pengaman ). Safety Stock dan system Persedaan Ukuran Pemesanan Tetap Jumlah persedaan pengaman yang dkehendak tdak hanya tergantung pada tngkat pelayanan tetap juga pada type dar system persedaan tersebut. Dalam system persedaan ukuran pemesanan tetap, persedaan pengaman dperlukan untuk menjaga hanya selama waktu tenggang, senalknya dalam system persedaan nterval pemesanan tetap, persedaan pengaman harus dapat menjaga atau menghadap kehabsan selama sklus dtambah waktu tenggang. Dalam system pengendalan persedaan ukuran pemesanan tetap, persedaan keamanan dtentukan oleh perbedaan antara pemaka yang dharapkan berdasarkan tenggang waktu tersebut. Fungs Persedaan Persedaan adalah masalah umum dan pentng bag setap perusahaan. Alasan utama kenapa persedaan harus dkendalkan adalah karena hamper tdak mungkn atau tdak ekonoms menyedakan barang begtu demand terjad. Beberapa fngs persedaan dapat dlhat dar empat alasan sebaga berkut : 1. Faktor Waktu. Dperlukan sejumlah waktu untuk proses produks dan dstrbus sebelum barang sampa pada konsumen. Persedaan dapat mengurang lead tme ( waktu ancang ) sebelum demand terpenuh. 2. Faktor ketergantungan. Persedaan menyebabkan operas-operas yang bergantungan satu sama lan menjad operas yang bergantungan dan lebh ekonoms. Selan tu tugas dalam pengendalan persdaan melput : 1. Menetukan jens dan jumlah bahan-bahan yang harus dbel 2. menetukan kapan pesanan harus dlakukan 3. Memnta pada bagan pembelan untuk membel bahan-bahan yang sudah dtentukan. 4. Memerksa apakah bahan-bahan sesua dengan jumlah spesfkas bahan yang dpesan, jka sesua lalu dsmpan dalam gudang. 5. Melakukan pengecekan bahan, untuk melhat apakah bahan yang terpaka dan yang belum terpaka. 6. Melakukan catatan admnstras mengena jens, jumlah dan nla persedaan. 7. Mengadakan pemerksaan langsung mengena fsk dan admnstras persedaan ddalam gudang. Sedangkan tujuan dalam pengendalan persedaan melput : 1. Menjaga jangan sampa perusahaan kehabsan persedaan sehngga terhentnya produks. 2. Menjaga agar pembelan secara kecl-keclan dhndar. 3. Menjaga agar pembentukan persedaan dlakukan dengan perhtunbgan yang tepat. Sfat Sstem Persedaan 17

4 INDEPT, Vol. 2, No. 2, Jun 2012 ISSN Dalam memandang sstem persedaan, terdapat beberapa komponen yang bersfat umum yatu permntaan, penambahan, Kendal ( terbatas ) dan ongkos. Berkut akan dbahas mengena komponen-komponen tersebut. Permntaan ( demand ) dapat dkategorkan menurut ukuran ( Sze ), Tngkat ( Rate ), dan pola ( Pattern ). Ukuran permntaan berkenaan dengan besar permntaan dan memlk dmens jumlah. Jka ukuran sama dar perode keperode maka dkatakan konstan, sedangkan bla berubah-ubah dkatakan Varabel. Jka ukuran permntaan dketahu maka dsebut determnstk, sedangkan jka ukuran tdak dketahu dsebut probablstk. Tngkat permntaan merupakan ukuran permntaan perunt perwaktu. Pola permntaan berkenaan dengan bagamana unt-unt bahan dtark dar persedaan. Unt-unt dapat dtark dar awal perode atau akhr perode, sama untuk setap perode atau pola lannya yang terlhat jelas. Penambahan (replashment) dapat dkategorkan menurut ukuran ( sze ), pola ( Pattern ) dan waktu ancang ( Lead tme ). Ukuran penambahan berkenaan dengan jumlah atau ukuran pesanan yang akan dterma kedalam persedaan. Ukuran dapat konstan atau varabel tergantung dar jens stem persedaan. Ukuran dapat konstan atau varabel tergantung dar jens stem persedaan. Pola penambahan berkenaan dengan bagamana unt-unt bahan dtambahkan kepersedaan. Pola penambahan basanya seketka, sama atau setumpuk ( batch ). Waktu ancang adalah rentang waktu antara keputusan untuk menambah suatu tem dan waktu penmabahan kedalam persedaan yang sebenarnya. Waktu ancang dapat konstan atau varabel. Kendal (konstrant) adalah keterbatasan yang dmlk oleh system persedaan tersebut. Msalnya Kendal tempat, modal, perlengkapan, fsltas atau personl. Ongkos persedaan akan dbahas khusus pada bagan berkut n. Ongkos Sstem persedaan Komponen ongkos persedaan n melput : 1. Ongkos pembelan yatu semua ongkos yang dtmbulkan untuk membel barang. 2. Ongkos pemesanan/pengadaan dbedakan atas : a. Ongkos pemesanan yatu semua ongkos yang dtmbulkan unutk mendatangkan barang dar luar. b. Ongkos pembuatan yatu semua ongkos yang dtmbulkan untuk persapan dalam memproduks barang. 3. Ongkos Smpan Semua ongkos pengeluaran yang dtmbulkan akbat penympanan barang. Ongkos n Melput : a. Ongkos memlk persedaan yatu ongkos yang muncul karena adanya barang dgudang. b. Ongkos gudang yatu ongkos yang tmbul akbat perlunya tempat untuk menympan barang. c. Ongkos kerusakan atau penyusutan yatu ongkos yang tmbul akbat rusaknya barang saat dbawa ketempat produks atau berkurangnya berat barang. d. Ongkos kadaluarsa yatu ongkos yang tmbul akbat munculnya model baru sebaga substtus. e. Ongkos asurans yatu ongkos yang tmbul untuk menjaga barang terhadap hal-hal yang tdak dngnkan, sepert kebakaran, pencuran dan lan-lan. f. Ongkos admnstras yatu ongkos yang dbebankan. g. Ongkos lan-lan yaut semua ongkos penympanan yang belum dmasukan kedalam ongkos-ongkos datas. 4. Ongkos kekurangan Persedaan Apabla djumpa tdak ada barang pada saat dmnta, maka akan terjad kekurangan persedaan. Kekurangan n akan menmbulkan kerugan pada proses produks menjad terganggu dan kesempatankesempatan untuk mendapatkan keuntungan menjad hlang. Satu hal yang amat pentng dar keadaan n adalah beralhnya konsumen keorang lan, dan n merupakan kerugan yang amat besar. Ongkos n melput : a. Ongkos untuk melakukan tndakan penanggulangan berupa pemesanan darurat yang basanya menmbulkan baya tambahan, baya perbakan atau tndakan lan yang dtujukan untuk mengatas keadaan n. 18

5 INDEPT, Vol. 2, No. 2, Jun 2012 ISSN b. Ongkos yang tmbul karena kehlangan kesempatan memperoleh keuntungan. Ongkos akbat kerugan yang dderta karena terhentnya kegatan produks. Model Persedaan Model pengendalan persedaan mengasumskan bahwa permntaan suatu barang bersfat ndependent atau dependent terhadap permntaan barang lannya. Adanya model-model permntaan yang dbahas adalah yang bersfat ndependent, yatu : Model Persedaan Determnstk Model persedaan determnstk n menentukan ukuran lot ekonoms ( Kebjaksanaan persedaan ) untuk tem dengan permntaan ndependent, bak yang dbel dar pemasok maupun yang dproduks sendr. Untuk menentukan kebjaksanaan persedaan optmum, dperlukan nformasnformas menyangkut parameter-parameter berkut : 1) Ramalan Permntaan 2) Ongkos-ongkos persedaan terkat 3) Waktu Ancang-ancang Dalam model determnstk, semua parameter dar varabel dketahu atau dapat dhtung dengan past. Tngkat permntaan dan ongkos-ongkos persedaan terkat dasumskan dan dketahu secara past. Waktu ancang-ancang penambahan dasumskan constant dan ndependent terhadap permntaan. Adapun model-model persedaan n terdr dar : 1. Model Economcal Order Quantty (EOQ) Model n merupakan salah satu teknk pengendalan persedaan tertua dan palng terkenal. Karena peneltan dlakukan berdasarkan model EOQ n. Dan merupakan metode pengendalan persedaan yang palng serng daplkaskan. 2. Model Producton Order Quantty Pada model EOQ, dasumskan bahwa keseluruhan pemesanan persedaan dterma pada satu waktu. Meskpun demkan, ada saat-saat tertentu dmana sebuah perusahaan dapat dterma persedaan sepanjang suatu perode. Model n dapat dterapkan ketka persedaan secara terus-menerus mengalr atau terbentuk sepanjang suatu system secara terus-menerus mengalr atau terbentuk sepanjang suatu perode waktu setelah dlakukan pemesanan atau ketka produk dproduks dan djual pada saat yang bersamaan. 3. Model Quantty Dscount Untuk menngkatkan penjualan, banyak perusahaan yang menawarkan potongan harga untuk para pelanggan mereka. Quantty dscount n secara sederhana merupakan pengurangan harga (P) untuk barang yang dbel dalam jumlah yang lebh besar. Memang dengan menngkatnya potongan harga, produks menjad menurun, tetap baya penympanannya menngkat karena jumlah pesanannya besar. Maka pada saat kta menentukan potongan harga terletak antara baya produk yang kurang dan baya penympanan yang bertambah. Bla kta memasukan baya produk, persamaan untuk baya persedaan baya persedaan totalnya menjad : Baya Total = Baya Pemesananan + Baya Penympanan + Baya Produk d QH Tc.a P.d Q 2 Dmana : Jumlah = jumlah unt pemesanan H = Baya penympanan per unt per tahun A = baya pemesanan untuk setap pemesanan P = Tngkat produks tahunan D = Tngkat permntaan haran atau tngkat penggunaan Sedangkan perhtungan untuk jumlah optmal barang per pemesanan adalah : 2.a.d Q I P Sebaga catatan baya penympanan dsn adalah I P dan H karena harga produk merupakan factor dalam baya penympanan tahunan, kta dapat mengasumskan bahwa baya penympanan bersfat constant ketka harga per unt berubah untuk setap potongan harga yang dberkan, maka basanya baya penympanan ( I ) dungkapkan sebaga persentase dar harga per unt ( P ) bukan baya Per unt per tahun yang constant ( H ). 19

6 INDEPT, Vol. 2, No. 2, Jun 2012 ISSN Model Persedaan Probabltas Model persedaan n dpaka bla permntaan produk tdak dketahu dan dapat dspesfkas lewat dstrbus probabltas. Perhatan pentng manajemen adalah mempertahankan tngkat pemenuhan permntaan dtengah ketdak pastan permntaan. Tngkat pemenuhan permntaan n bersfat komplementer terhadap probabltas terjadnya kehabsan stock. Msalnya, bla probabltas kehabsan stock adalah 0,05 maka tngkat pemenuhan permntaan adalah 0,95. permntaan yang tdak past memperbesar kemungknan terjadnya kehabsan stock. Satu cara untuk mengurang kemungknan terjadnya kehabsan stock adalah dengan menambah unt tambahan d persedaan. Hal n melput penambahan jumlah stock pengaman sebaga penyangga ttp pemesanan ulang. Sstem Ukuran Pemesanan Tetap Sstem Q atau model Economc Order Quantty ( EOQ ) dapat dsebut juga ukuran pemesanan tetap karena ukuran pemesanan ( Q ) adalah tetap pada setap penambahan. Dua parameter penentu hasl dar system pemesanan n adalah ttk pemesanan dan ukuran pemesanan. Teknk EOQ n relatve mudah dgunakan, tetap ddasarkan pada beberapa asums bahwa : 1. Tngkat permntaan dketahu dan bersfat konstan. 2. Lead Tme, yatu waktu antara pemesanan dan penermaan pesanan dketahu, dan bersfat konstan. 3. Persedaan dterna dengan segera. Dengan kata lan, persedaan yang dpesan tba dalam bentuk kumpulan produk, pada satu waktu. 4. Tdak mungkn dberkan dskon 5. Baya varabel yang muncul hanya baya pemesanan dan baya penympanan persedaan sepanjang waktu. 6. Keadaan kehabsan ( kekurangan ) dapat dhndar sama sekal, dengan begtu pemesanan dlakukan pada waktu yang tepat. 7. Setap mata persedaan bersfat ndependent. Model EOQ mengasumskan bahwa pengsan kembal satu mata persedaan tdak mempengaruh pengsan kembal mata persedaan lan. 8. Jumlah pemesanan menurut system, EOQ sama dengan besar jumlah yang dkrm. Jka lot yang dkrm lebh kecl, persedaan ratarata dalam model EOQ tdak Vald. Sasaran model persedaan n adalah menentukan jumlah pemesanan optmal yang memnmumkan baya total untuk penympanan persedaan. Ukuran dar pesanan yang memnmas ongkos persedaan total adalah pemesanan ekonoms ( EOQ ). Unt-unt tem dambl dar persedaan pada suatu tngkat persedaan yang konstan, ketka persedaan mencapa ttk pemesanan, dlakukan pemesanan sebesar Q unt. Setelah perode waktu tertentu, pesanan dterma seluruhnya seketka dan dtempatkan dalam persedaan. Gars vertcal menunjukan penermaan suatu lot kedalam persedaan. Lot selanjutnya dterma hanya setelah setngkat mencapa nol, sehngga persedaan rata-rata adalah ( Q + 0 )/2 atau Q/2. Jka barang n dpesan lebh serng dar jumlah yang lebh kecl, tngkat persedaan yang terjad kan berkurang sebandng dengan jumlah unt yang dpesan seta kal. Karena baya ncremental unutk penympanan persedaan bergantung pada tngkat persdaaan rata-rata, baya penympanan akan sebandng dengan ukuran lot Q, jumlah barang yang dpesan setap kal. Ada dua macam baya ncremental yang menggambarkan crtera kuanttatf untuk mengavaluas system persedaan. Yatu bayabaya yang berkatan dengan tngkat persedaan atau baya penympanan dan baya-baya yang berkatan dengn jumlah pemesanan yang dlakukan atau baya pesan. Karena tngkat persdaan rata-rata adalah Q/2, maka baya ncremental tahunan yang berkatan dengan persedaan adalah : Q Baya Penympanan Tahunan = x h 2 Baya pemesanan dapat dpetakan dengan cara yang serupa. Jumlah pemesanan yang dlakukan pertahun untuk memenuh kebutuhan adalah R/Q. jka baya untuk menyapkan satu pesanan adalah a, maka baya ncremental tahunan total unutk pemesanan adalah : 20

7 INDEPT, Vol. 2, No. 2, Jun 2012 ISSN Baya pemesanan tahunan = d Q. a Baya total dapat dnyatakan secara aljabar sebaga jumlah dar baya penympanan tahunan dan baya pemesanan tahunan, yatu : d Q TIC.a. h Q 2 Total Inkremental Baya = Jumlah Pemesanan tetap X Ongkos satu kal Pemesanan X Persedaan Rata-rata X Ongkos smpan per unt per tahun. Sedangkan untuk memperoleh ukuran lot dengan ongkos mnmum ( EOQ ), adalah sebaga berkut : Q 2.a Dmana : Q = Ukuran Lot a = Baya Pemesanan d = Kebutuhan produk pertahun h = Baya Smpan perunt/tahun Hal yang perlu juga dperhatkan dalam perencanaan pengadaan persedaan dalam metode EOQ adalah sebaga berkut : 1) Memproyekskan kebutuhan mendatang. Ada 2 faktor dalam memproyekskan kebutuhan mendatang, yatu : a. Kebutuhan rata-rata b. Standar devas permntaan 2) Menentukan ttk pesan kembal ( Reorder pont ) Ttk pesan kembal pada saat akan dlakukan pemesanan kembal, agar pemesanan barang dlakukan sebelum terjad kehabsan stock bahan baku. Reorder pont n dlakukan oleh besarnya lead tme dan tngkat kebutuhan perbulan. 3) Menentukan ukuran persedaan pengaman ( Safety stock ) Persedaan pengaman n dgunakan untuk menanggulang adanya konds kehabsan stock barang atau keterlambatan pengrman dan kedatangan stock barang. Peramalan Keberhaslan dalam bdang ekonom dan duna usaha sangat dtentukan oleh kemampuan h.d dalam meramalkan apa yang terjad. Peramalan dbutuhkan karena keadaan ekonom dan duna usaha tdak stats. Banyak faktor yang mempengaruh gejolak perkembangan keadaan ekonom dan duna usaha n. Peramalan yang bak membutuhkan pendekatan yang tepat dengan mempergunakan faktor atau varable yang tepat pula. Pendekatan yang dpergunakan tersebut akan tercermn dalam teknk dan metode peramalan yang terplh. Defns Peramalan Serng terdapat senjang waktu ( tme lag ) antara kesadaran akan perstwa atau kebutuhan mendatang dengan perstwa tu sendr. Adanya waktu lenggang ( lead tme ) n merupakan alasan utama bag perencanaan dan peramalan. Jka waktu tenggang n nol atau sangat kecl, maka perencanaan tdak dperlukan. 1 Jka waktu tenggang n panjang dan hasl perstwa akhr tergantung pada factor-faktor yang dapat dketahu, maka perencanaan dapat memegang peranan pentng. Dalam stuas tu peramalan dperlukan untuk menentukan kapan suatu perstwa akan terjad atau tmbul sehngga tndakan yang tepat dapat dlakukan. Defns peramalan yatu : Aktvtas peramalan merupakan suatu fungs bsns yang berusaha memperkrakan penjualan dan penggunaan produk sehngga produk-produk tu dapat dbuat dalam kuanttas yang tepat. Dengan demkan peramalan merupakan suatu dugaan terhadap permntaan yang akan datng berdasarkan beberapa varabel permal, serng berdasarkan data deret waktu hstores. Peramalan dapat menggunakan teknk-teknk peramalan yang bersfat formal maupun nformal. Terdapat defns lan mengena peramalan adalah sebaga berkut 2 : Peramalan merupakan predks nla-nla sebuah varabel berdasarkan kepada nla yang dketahu dar varabel tersebut atau varabel yang berhubungan. Suatu kegatan yang bertujuan untuk melhat atau memperkrakan prospek ekonom 1 Makrdakrs,S., Weekrght, Mc Gee, Vctor. (1991 : 3), Metode dan aplkas Peramalan 2 Makrdakrs,S., Weekrght, Mc Gee, Vctor. (1991 : 519 ), Metode dan Aplkas Peramalan 21

8 INDEPT, Vol. 2, No. 2, Jun 2012 ISSN atau kegatan usaha serta pengaruh lngkungan hdup terhadap prospek tersebut, dsebut analsa kebutuhan. Jka analsa kebutuhan dmasa yang akan datng serng dsebut peramalan, dmana objek yang dramalkan dapat melput apa saja serta manfaat dar peramalan n melhat pola tngkah laku kegatan ekonom atau kegatan usaha. Peramalan dbutuhkan karena adanya perbedaan waktu antara kesadaran akan dbutuhkannya suatu kebjakan baru dengan waktu kebjakan tersebut. Maka dalam menentukan kebjakan, perlu dperkrakan kesempatan ataupun peluang yang ada, dan ancaman yang mungkn menghalang. Peramalan dalam sstem manufaktur : 1. Objek yang dramalkan adalah kebutuhan. 2. basanyua merupakan tanggungjawab bagan marketng, tap jka jens akhrnya banyak, merupakan tanggung jawab produks. 3. pada Make To Stock peramalan merupakan nput utama. 4. Merupakan penetapan dasar perencanaan produks, perencanaan kapastas dan perencanaan materal. 5. Pada Make To Order peramalan hanya merupakan bahan pertmbangan untuk menentukan kebutuhan mesn. 6. Informas peramalan memegang peranan pentng untuk penjadwalan ( produks/transportas/orang ), maupun rencana perluasan ( jumlah dan sumberdaya ). Prnsp peramalan adalah akan selalu mengandung error, kesalahan harus terukur. Ramalan suatu faml suatu produk lebh telt darpada tem, dan peramalan jangka pendek lebh telt darpada peramalan jangka panjang. Dalam memlh teknk metode peramalan, peneltan atau analsa harus memlh teknk dan metode peramalan yang tepat untuk suatu masalah dan keadaan tertentu yang mereka hadap. Ada enam faktor yang dapat mengdentfkas sebaga teknk dan metode peramalan, yatu : horzon waktu, plot data, jens metode, baya, ketepatan dan mudah atau tdaknya aplkas. Adapun hal-hal yang harus dperhatkan dalam memlh metode peramalan adalah : tem yang akan dramalkan, nteraks stuas dan waktu persapan. Peramalan adalah suatu perkraan tngkat permntaan yang dharapkan untuk suatu produk atau beberapa tngkat produk dalam perode waktu tertentu dmasa yang akan datang. Peramalan merupakan suatu alat Bantu yang pentng untuk melakukan suatu perencanaan yang efektf dan efsen. Selan tu peramalan merupakan bagan dar kegatan pengamblan keputusan manajemen. Dalam stuas manufacturng, peramalan merupakan dasar dar perencanaan produks, perencanaan kapastas, dan perencanaan materal. Informas peramalan memegang peranan yang sangat pentng untuk penjadwalan produks/personl maupun rencana perluasan (jumlah dar sumberdaya). Dalam hal n terdapat tga kegunaan dar peramalan, yakn : 1. Menentukan apa yang dbutuhkan untuk perluasan pabrk. 2. Menentukan perencanaan lanjutan bag produk yang ada untuk dkerjakan dengan fasltas yang ada. 3. Menentukan penjadwalan jangka pendek produk yang ada untuk dkerjakan berdasarkan peralatan yang ada. Teknk-teknk Peramalan Pada dasarnya, ada tga langkah pentng untuk melakukan peramalan, yatu : 1. Menganalss data masa lalu. Tahap n berguna untuk pola yang terjad pada masa lalu. Analss n dlakukan dengan cara melakukan tabulas dar data masa lalu sehngga dapat dketahu pola data masa lalu tersebut. 2. Menetukan metode yang dperlukan. Pada tahap n masng-masng metode akan memberkan hasl ramalan yang bak, yatu metode yang memberkan hasl ramalan yang tdak jauh berbeda dengan kenyataan yang terjad, atau dengan kata lan hasl peramalan yang menghaslkan penympangan antara hasl peramalan dengan nla kenyataan yang kecl. 3. memproyeks data masa lalu. Pada tahap n menggunakan metode dengan menggunakan adanya beberapa faktor perubahan. Dengan memperhatkan faktorfaktor tersebut dapat dtentukan hasl 22

9 INDEPT, Vol. 2, No. 2, Jun 2012 ISSN ramalan yang terakhr, yang dpergunakan sebaga perencanaan dan pengamblan keputusan. Dalam uraan tersebut maka dapat dketahu karakterstk dar peramalan yatu : 1. Keteltan Terlalu besar, maka nventory tngg Terlalu kecl, maka mengakbatkan proft 2. Ongkos Model smple, maka ongkos murah Model rumt, usaha besar, ongkos mahal 3. Respon Ramalan harus stabl, tdak mudah terpengaruh oleh fluktuas demand. 4. Smple Teknk peramalan harus sederhana untuk menghndar salah nterprestas Dalam ndustr manufaktur dkenal adanya dua jens permntaan, yatu : 1. Dependent Demand, yang ddefnskan sebaga permntaan terhadap materal atau produk yang terkat langsung dengan atau dturunkan dar struktur bll of materal ( BOM ) untuk produks akhr dan untuk tem tertentu. 2. Independent Demand, yang ddefnskan sebaga permntaan terhadap materal atau produk yang bebas atau tdak terkat langsung dengan bll of materal ( BOM ). Produk yang tergolong kedalam ndependent demand merupakan objek untuk peramalan. Stuas peramalan yang sangat beragam dalam horzon waktu peramalan, factor yang menentukan hasl sebenarnya tpe pola data hasl peramalan. Untuk menghadap penggunaan yang lebh luas sepert tu, beberapa teknk telah dkembangkan. Teknk tersebut dbag kedalam dua kategor utama, yatu metode kuanttatf dan metode kualtatf atau teknolgs. 3 Dtnjau dar seg sfat ramalan yang dsusun, maka peramalan dapat dbedakan atas dua macam, yatu : 1. Peramalan Kuanttatf a. Metode Kuanttatf dapat dgunakan jka terseda data kuanttatf masa lalu. b. Berangkat dar asums bahwa pola hubungan dapat berlanjut terus pada masa yang akan datang. 3 Makrdakrs,S., Weekrght, Mc Gee, Vctor. (1991 : 8), Metode dan Aplkas Peramalan c. Metode kualtatf cocok dpaka pada konds yang stats, jelas dan tdak memerlukan human mnd. Peramalan kuanttatf dapat dterapkan bla terdapat tga konds berkut : a. Terseda nformas (data) tentang masa lalu. b. Informas tersebut dapat d kuanttatfkan dalam bentuk data numerc. c. Dapat dasumskan bahwa beberapa pola aspek masa lalu akan terus berlanjut dmasa mendatang. 2. Peramalan Kualtatf Hasl peramalan yang dbuat sangat tergantung pada metode yang dgunakan dalam peramalan tersebut. Metode yang bak adalah metode yang memberkan nla-nla perbedaan atau penympangan yang mungkn. Teknk peramalan dengan metode kualtatf dgunakan jka tdak terseda data kualtatf masa lalu karena alasan : a. Tdak tercatat b. Yang dramalkan adalah hal baru c. Kesalahan peramalan tdak dapat d predks Metode kuanttatf secara gars besar dapat dkelompokan : 1. Metode Tme Seres Dgunakan untuk konds dmana kta tdak dapat menjelaskan faktor apa yang akan menyebabkan terjadnya event yang dramalkan, sehngga waktu yang danggap sebaga varable penyebab terjadnya event tersebut. Dan untuk lebh mendalam metode tme seres n terbag menjad beberapa cara antara lan : a. Metode Averagng Data hstores masa lalu dapat dratakan dalam berbaga cara. Metode peramalan n dbag menjad beberapa metode antara lan : 1. Sngle Movng Average (SMA) 2. Double Movng Average (DMA) Kesemua metode tersebut, tujuannya adalah memanfaatkan data masa lalu untuk mengembangkan suatu system peramalan pada perode mendatang. Proses perataan sederhana n akan menghaslkan ramalan yang bak jka proses yang mendasar nla pengamatan tdak menunjukan adanya trend dan tdak menunjukan adanya unsure musman. Metode perataan n basa dpaka untuk peramalan jangka panjang. b. Metode Pemulusan (Smoothng) Exponental 23

10 INDEPT, Vol. 2, No. 2, Jun 2012 ISSN Metode pemulusan exponental n merupakan metode yang menunjukan pembbtan menurun secara exponental terhadap nla pengamatan yang lebh tua. Basanya dpaka pada konds dmana bobot data pada perode yang satu berbeda dengan data perode sebelumnya dan membentuk fungs exponensal sehngga dsebut Exponental Smoothng. Apabla pola datanya stasoner sngle exponental cukup bak untuk meramalkan apabla data tdak stasoner, mengandung pola trend, maka dlakukan smoothng pada hasl Sngle exponental smoothng. Hasl smoothng n dsebut Double Exponental Smoothng. Apabla selan pola trend juga mengandung pola skls, perlu dlakukan smoothng n dsebut Trple Exponental Smoothng. Adapun metode-metode yang termasuk dalam metode smoothng n antara lan : 1. Sngle Exponental Smoothng 2. Double Exponental smoothng a. Satu parameter Brown b. Dua parameter Holt c. Metode Dekomposs Pada metode averagng maupun smoothng, perlaku pola data tdak damat secara tersendr, sebab yang dlakukan adalah menghaluskan ranomness data bukan polanya kekurangan n dperbak pada metode dekomposs. Metode dekomposs basanya mencoba memusahkan tga komponen terpsah dar pola dasar yang cenderung mencrkan daret data ekonom dan bsns. Komponen tersebut adalah factor trend, sklus dan musman. Factor trend menggambarkan perlaku data dalam janghka panjang, dan dapat menngkat, menurun atau tdak berubah. Faktor sklus menggambarkan bak buruknya ekonom atau ndustr tertentu. Sedangkan faktor musman berkatan dengan fluktuas perodk dengan panjang konstan yang dsebabkan oleh hal-hal sepert temperature, curah hujan dan kebjaksanaan perusahan. d. Metode Regres Pada dasarnya metode smple Regreson berusaha mencar fungs hubungan sebab akbat (dalam hal n waktu ). Dalam metode n dasumskan waktu mempunya hubungan lner dengan ramalan dan pola akan berlanjut sehngga dar fungs yang terbentuk ramalan dmasa datang dengan cara extrapolas metode regres dapat dpaka untuk ramalan jangka panjang. Metode Kausal Metode peramalan yang ddasarkan pada atas penggunaan analss pola hubungan antara varable lan yang mempengaruh, yang bukan waktu yang dsebut metode korelas atau sebab akbat. Metode n dpaka untuk konds dmana varabel penyebab terjad tem yang akan dramalkan sudah dketahu. Dengan adanya hubungan tersebut, output dapat dketahu. Yang termasuk dalam metode n adalah Multple Regres dan Ekonometrk. Pola-pola Data Langkah pentng dalam memlh suatu metoda deret berkala (tme seres) yang tepat adalah dengan mempertmbangkan jens pola data, sehngga metoda yang palng tepat dengan pola tersebut dapat d uj. Pola data dapat dbedakan menjad empat jens pola data yatu : Pola horzontal (h) atau horzontal data pattern. Pola data n terjad blamana data berfluktuas dsektar nla rata-rata yang konstan. Poal musman (s) atau seasonal data Pettern. Pola data n terjad blamana suatu deret dpengaruh oleh faktor musman. Pola skls (s) atau cycled data pattern. Pola data n terjad bla mana datanya dpengaruh oleh fluktuas ekonom jangka panjang sepert yang berhubungan dengan sklus bsns. Pola trend (t) atau trend data pattern. Pola data n terjad blamana terdapat kenakan atau penurunan sekuler jangka panjang dalam data. Trend dapat dmodfkas oleh fenomenal musman. Semua data memlk varas data tak terduga. PEMBAHASAN MASALAH Berdasarkan hasl perhtungan pada pengolahan data pada bengkel XYZ. terlhat bahwa perhtungan peramalan penjualan merupakan suatu hal yang sangat pentng. Artnya metode peramalan dapat dgunakan sebak mungkn untuk mempredks ntenstas 24

11 INDEPT, Vol. 2, No. 2, Jun 2012 ISSN penjualan dmasa yang akan datang pada bengkel tersebut. Analsa Pola Data Berdasarkan grafk pola data penjualan yang ddapat, penjualan terhadap produk ol pada bengkel XYZ untuk perode Januar Desember 2011 menunjukan bentuk pola data penjualan cenderung musman. Hal n dapat dlhat dar grafk pola datanya yang bergerak nak walaupun ada beberapa perode penjualan menurun. Analsa Peramalan Berdasarkan data yang ddapat, penjualan terhadap produk ol untuk perode Januar Desember 2011 menunjukan adanya pola data musman. Dengan demkan maka alternatve metode peramalan yang dgunakan untuk meramalkan pola tersebut berdasarkan tral dan error dplh tga alternatf metode yang mempunya nla MAD terkecl. Adalah metode peramalan Sngle Exponental Smoothng dan metode peramalan Smple Average. Sedangkan maksud dar penggunaan tga metode peramalan n adalah untuk memperoleh suatu gambaran yang bak dar hasl peramalan yang dtelt yatu dengan membandngkan MAD yang terkecl untuk memlh kesalahan peramalan yang palng kecl dar ketga metode peramalan tersebut dalam 12 perode kedepan selanjutnya djadkan data dalam perhtungan selanjutnya. Alasan dgunakannya MAD adalah sebaga alat ukur karena nla error dbuat absolute dar ketga metode peramalan tersebut. Analsa Uj Verflas ( kesalahan ) peramalan Dengan membandngkan nla yang terkecl untuk memlh peramalan yang memberkan kesalahan yang palng kecl dar ketga metode peramalan tersebut dalam 12 perode kedepan, perbandngan nla dar ketga metode peramalan tersebut dapat dlhat pada tabel dbawah n. Jumlah nla MSE dan MAE Produk Metode Peramalan Ol SES DESB SA A MAD B 13,655,63 1 1,430,418 1,430,431 MAD 2,042,477 2,046,020 2,627,778 C MAD 1,864,548 1,816,259 1,573,945 Setelah melhat semua nla-nla MAD, maka hasl Perhtungan peramalan tersebut dapat djadkan data penjualan untuk Produk Ol pada tahun yang akan datang. Analsa Uj Verfkas Peramalan dengan Movng Range Grafk Movng Range untuk membandngkan nla penjualan dengan nla peramalan, kta melhat data perode, data penjualan dan membandngkan dengan nla peramalan pada perode yang sama. Peta tersebut dkembangkan ke perode yang akan datang sehngga kta dapat membandngkan data peramalan dengan penjualan. Selama perode pada saat menghtung peramalan, peta Movng Range dgunakan untuk melakukan verfkas teknk parameter peramalan, peta movng range dgunakan untuk pengujan peramalan ynag mempengaruh penjualan. Kegunaan peta movng range alah untuk memvaldas hasl peramalan terplh. Jka peta movng range menunjukan keadaan dluar peramalan, maka peramalan pun harus dulang lag. Analsa Perhtungan EOQ Metode Economcal Order Quantty ( EOQ ) merupakan metode pengendalan persedaan yang palng serng daplkaskan dan sesua untuk proses penghtungan penentuan ukuran pemesanan ekonoms d bengkel Arjuna motor dalam memecahkan masalah ntenstas pemesanan barang ( produk ol ) yang dnla kurang ekonoms. Dengan menggunakan data hasl peramalan dan data-data persedaan barang yang dperoleh dalam peneltan, metode EOQ dapat menentukan jumlah dan waktu pemesanan yang optmal dengan ongkos persedaan yang mnmum. Dar proses perhtungan metode Economcal Order Quantty ( EOQ ) phak bengkel dapat menentukan jumlah setap kal pemesanan, jarak ( jangka waktu ) optmal antara 2 pesanan. 25

12 INDEPT, Vol. 2, No. 2, Jun 2012 ISSN KESIMPULAN Dar pembahasan yang telah dlakukan maka hasl perhtungan dapat dsmpulkan sebaga berkut : Pola data penjualan produk ol pada bengkel XYZ cenderung musman. Hal n dapat dlhat dar pola datanya yang mengalam penurunan dan kembal mengalam kenakan pada perode tertentu. Peramalan yang djadkan alternatf adalah Sngle Exponental Smoothng, Double Exponental Smoothng Brown dan Smple Average. Metode peramalan yang dgunakan berdasarkan Tral and Error dplh alternatf yatu MAD. Setelah dlakukan peramalan terhadap data penjualan produk Ol perode Januar Desember 2011 dengan tga metode peramalan tersebut datas dperoleh nla MAD terkecl sehngga dapat djadkan nput untuk proses selanjutnya. Dan grafk Movng Range menunjukan tdak ada data yang out of Control. Dengan menggunakan metode Economcal Order Quantty ( EOQ ) dapat memperlhatkan jumlah barang yang dbutuhkan yang akan dpesan pada tap perode berdasarkan hasl peramalan demand ( permntaan ) untuk memenuh kebutuhan produk ol yang akan djual kembal kepada konsumen. Perhtungan n juga dlakukan untuk menentukan waktu pemesanan serta ongkos pengadaan barang ( produk ol ). DAFTAR PUSTAKA 1. Begel, Jhon E., Pengendalan Produks Suatu Pendekatan Kuanttatf, Akademka Pressndo, Jakarta, Makrdaks, Sypros, C. Weelwrght, Steven, E. McGee, Vctor, Metode dan Aplkas Peramalan, Eds Kedua, Jld 1, Penerbt Erlangga, Jakarta, Wgnjooebroto, Srtomo, Pengantar Teknk dan Manajemen Industr, Eds Pertama, Guna Wjaya, Surabaya,

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUWARSA DAN FAKTOR UNIT DISKON

PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUWARSA DAN FAKTOR UNIT DISKON PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUWARSA DAN FAKTOR UNIT DISKON Har Prasetyo Jurusan Teknk Industr Unverstas Muhammadyah Surakarta Jl. A. Yan Tromol Pos 1, Pabelan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA BAHAN DAN FAKTOR INCREMENTAL DISCOUNT

PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA BAHAN DAN FAKTOR INCREMENTAL DISCOUNT PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA BAHAN DAN FAKTOR INCREMENTAL DISCOUNT Har Prasetyo Jurusan Teknk Industr Unverstas Muhammadyah Surakarta Jl. A. Yan Tromol Pos Pabelan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Uj Normaltas Llefors D dalam pengendalan persedaan, perumusan lmu statstk dgunakan untuk menentukan pola dstrbus, dmana pola dstrbus tersebut dapat dhtung dengan menguj kenormalan

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kendaraan bermotor merupakan alat yang palng dbutuhkan sebaga meda transportas. Kendaraan dbag menjad dua macam, yatu kendaraan umum dan prbad. Kendaraan umum

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan adalah ketersedaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dkatakan memlk ketahanan pangan jka penghunnya tdak berada

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I ENDHULUN. Latar elakang Mengambl keputusan secara aktf memberkan suatu tngkat pengendalan atas kehdupan spengambl keputusan. lhan-plhan yang dambl sebenarnya membantu dalam penentuan masa depan. Namun

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Negosas Negosas dapat dkategorkan dengan banyak cara, yatu berdasarkan sesuatu yang dnegosaskan, karakter dar orang yang melakukan negosas, protokol negosas, karakterstk dar nformas,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN By: Rn Halla Nasuton, ST, MT MERANCANG JARINGAN SC Perancangan jarngan SC merupakan satu kegatan pentng yang harus

Lebih terperinci

Analisis Persediaan Multy Item dengan Mempertimbangkan Faktor Kadaluarsa

Analisis Persediaan Multy Item dengan Mempertimbangkan Faktor Kadaluarsa Analss Persedaan Multy Item dengan Mempertmbangkan Faktor Kadaluarsa 1 onny Cputra 1, Theresa Sunarn Jurusan Teknk Industr Sekolah Tngg Teknk Mus, Palembang E-mal : donnycputra@gmal.com Jurusan Teknk Industr

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penjadwalan Baker (1974) mendefnskan penjadwalan sebaga proses pengalokasan sumber-sumber dalam jangka waktu tertentu untuk melakukan sejumlah pekerjaan. Menurut Morton dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Sebuah jarngan terdr dar sekelompok node yang dhubungkan oleh busur atau cabang. Suatu jens arus tertentu berkatan dengan setap busur. Notas standart untuk menggambarkan sebuah jarngan

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 2 LNDSN TEORI 2. Teor engamblan Keputusan Menurut Supranto 99 keputusan adalah hasl pemecahan masalah yang dhadapnya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang past terhadap suatu pertanyaan.

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c 6 A PEMAHASA Pada bab sebelumnya telah dbahas teor-teor yang akan dgunakan untuk menyelesakan masalah program lner parametrk. Pada bab n akan dperlhatkan suatu prosedur yang lengkap untuk menyelesakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan penjualan. Sebelum penjualan dlakukan basanya akan dsepakat terlebh dahulu bagamana cara pembayaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN MODEL

BAB IV PEMBAHASAN MODEL BAB IV PEMBAHASAN MODEL Pada bab IV n akan dlakukan pembuatan model dengan melakukan analss perhtungan untuk permasalahan proses pengadaan model persedaan mult tem dengan baya produks cekung dan jont setup

Lebih terperinci

Nama : Crishadi Juliantoro NPM :

Nama : Crishadi Juliantoro NPM : ANALISIS INVESTASI PADA PERUSAHAAN YANG MASUK DALAM PERHITUNGAN INDEX LQ-45 MENGGUNAKAN PORTOFOLIO DENGAN METODE SINGLE INDEX MODEL. Nama : Crshad Julantoro NPM : 110630 Latar Belakang Pemlhan saham yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PENDAHULUAN. Latar Belakang Dalam kehdupan sehar-har, serngkal dumpa hubungan antara suatu varabel dengan satu atau lebh varabel lan. D dalam bdang pertanan sebaga contoh, doss dan ens pupuk yang dberkan

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABSTRAK STEVANY HANALYNA DETHAN Fakultas Ekonom Unv. Mahasaraswat Mataram e-mal : stevany.hanalyna.dethan@gmal.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Studi Kasus di PT. Sinar Terang Abadi )

APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Studi Kasus di PT. Sinar Terang Abadi ) APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Stud Kasus d PT. Snar Terang Abad ) Bagus Suryo Ad Utomo 1203 109 001 Dosen Pembmbng: Drs. I Gst Ngr Ra Usadha, M.S Jurusan Matematka

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA Regres Lnear Tujuan Pembelajaran Menjelaskan regres dan korelas Menghtung dar persamaan regres dan standard error dar estmas-estmas untuk analss regres lner sederhana

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. smoothing, dan siklis untuk barang jadi Mie Atom Metode Regresi Linier. Nama barang jadi: Mie Atom.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. smoothing, dan siklis untuk barang jadi Mie Atom Metode Regresi Linier. Nama barang jadi: Mie Atom. BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Penghtungan 4.1.1 Penghtungan Peramalan 4.1.1.1 Peramalan Me Atom Contoh perhtungan peramalan permntaan dengan metode regres lner, regres kuadrats, double movng average,

Lebih terperinci

Peramalan Produksi Sayuran Di Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcasting

Peramalan Produksi Sayuran Di Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcasting Peramalan Produks Sayuran D Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcastng Esrska 1 dan M. M. Nzam 2 1,2 Jurusan Matematka, Fakultas Sans dan Teknolog, UIN Sultan Syarf Kasm Rau Jl. HR. Soebrantas No. 155

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi, BAB LANDASAN TEORI.1 Populas dan Sampel Populas adalah keseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngkup yang ngn dtelt. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut ukuran populas, sedangkan suatu

Lebih terperinci

Bab III Analisis Rantai Markov

Bab III Analisis Rantai Markov Bab III Analss Ranta Markov Sstem Markov (atau proses Markov atau ranta Markov) merupakan suatu sstem dengan satu atau beberapa state atau keadaan, dan dapat berpndah dar satu state ke state yang lan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

PENJADWALAN PRODUKSI di PT MEUBEL JEPARA PROBOLINGGO

PENJADWALAN PRODUKSI di PT MEUBEL JEPARA PROBOLINGGO Prosdng Semnar Nasonal Manajemen Teknolog III Program Stud MMTITS, Surabaya 4 Pebruar 2006 PENJADWALAN PRODUKSI d PT MEUBEL JEPARA PROBOLINGGO Mohammad Khusnu Mlad, Bobby Oedy P. Soepangkat, Nurhad Sswanto

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

Kata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal.

Kata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal. Makalah Semnar Tugas Akhr MENGOPTIMALKAN PEMBAGIAN BEBAN PADA UNIT PEMBANGKIT PLTGU TAMBAK LOROK DENGAN METODE LAGRANGE MULTIPLIER Oleh : Marno Sswanto, LF 303 514 Abstrak Pertumbuhan ndustr pada suatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum melakukan peneltan, langkah yang dlakukan oleh penuls adalah mengetahu dan menentukan metode yang akan dgunakan dalam peneltan. Sugyono (2006: 1) menyatakan:

Lebih terperinci

BAB II TEORI ALIRAN DAYA

BAB II TEORI ALIRAN DAYA BAB II TEORI ALIRAN DAYA 2.1 UMUM Perhtungan alran daya merupakan suatu alat bantu yang sangat pentng untuk mengetahu konds operas sstem. Perhtungan alran daya pada tegangan, arus dan faktor daya d berbaga

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusa dlahrkan ke duna dengan ms menjalankan kehdupannya sesua dengan kodrat Illah yakn tumbuh dan berkembang. Untuk tumbuh dan berkembang, berart setap nsan harus

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN BAB TIJAUA KEPUSTAKAA.1. Gambaran Umum Obyek Peneltan Gambar.1 Lokas Daerah Stud Gambar. Detal Lokas Daerah Stud (Sumber : Peta Dgtal Jabotabek ver.0) 7 8 Kawasan perumahan yang dplh sebaga daerah stud

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan tugas akhr n, penulsan mendapat referens dar pustaka serta lteratur lan yang berhubungan dengan pokok masalah yang penuls ajukan. Langkah-langkah yang akan

Lebih terperinci

I. PENGANTAR STATISTIKA

I. PENGANTAR STATISTIKA 1 I. PENGANTAR STATISTIKA 1.1 Jens-jens Statstk Secara umum, lmu statstka dapat terbag menjad dua jens, yatu: 1. Statstka Deskrptf. Statstka Inferensal Dalam sub bab n akan djelaskan mengena pengertan

Lebih terperinci

Model Potensial Gravitasi Hansen untuk Menentukan Pertumbuhan Populasi Daerah

Model Potensial Gravitasi Hansen untuk Menentukan Pertumbuhan Populasi Daerah Performa (2004) Vol. 3, No.1: 28-32 Model Potensal Gravtas Hansen untuk Menentukan Pertumbuhan Populas Daerah Bambang Suhard Jurusan Teknk Industr, Unverstas Sebelas Maret, Surakarta Abstract Gravtaton

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Data terdr dar dua data utama, yatu data denyut jantung pada saat kalbras dan denyut jantung pada saat bekerja. Semuanya akan dbahas pada sub bab-sub bab berkut. A. Denyut Jantung

Lebih terperinci

Perhitungan Bunga Kredit dengan Angsuran

Perhitungan Bunga Kredit dengan Angsuran Perhtungan Kredt dengan / Mengapa Perhtungan Kredt Perlu Dketahu? Perhtungan bunga kredt yang dgunakan bank akan menentukan besar keclnya angsuran pokok dan bunga yang harus dbayar Debtur atas kredt yang

Lebih terperinci

MODEL PERSEDIAAN PROBABILISTIK YANG MEMUAT VARIABEL LEAD TIME DENGAN PENDEKATAN DISTRIBUSI NORMAL

MODEL PERSEDIAAN PROBABILISTIK YANG MEMUAT VARIABEL LEAD TIME DENGAN PENDEKATAN DISTRIBUSI NORMAL MODEL PERSEDIAAN PROBABILISTIK YANG MEMUAT VARIABEL LEAD TIME DENGAN PENDEKATAN DISTRIBUSI NORMAL Noprad, T.P.Nababan, Endang Lly Mahasswa Program Stud S Matematka Dosen Jurusan Matematka Fakultas Matematka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konds persangan dalam berbaga bdang ndustr saat n dapat dkatakan sudah sedemkan ketatnya. Persangan dalam merebut pasar, adanya novas produk, mencptakan kepuasan pelanggan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Perancangan Sstem Sstem yang akan dkembangkan adalah berupa sstem yang dapat membantu keputusan pemodal untuk menentukan portofolo saham yang dperdagangkan d Bursa

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan sumber penermaan terpentng d Indonesa. Oleh karena tu Pemerntah selalu mengupayakan bagamana cara menngkatkan penermaan Pajak. Semakn tngg penermaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman OTIMISASI enjadualan Optmal embangkt Oleh : Zurman Anthony, ST. MT Optmas pengrman daya lstrk Dmaksudkan untuk memperkecl jumlah keseluruhan baya operas dengan memperhtungkan rug-rug daya nyata pada saluran

Lebih terperinci

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi Statstka, Vol. 9 No., 4 47 Me 009 Kecocokan Dstrbus Normal Menggunakan Plot Persentl-Persentl yang Dstandarsas Lsnur Wachdah Program Stud Statstka Fakultas MIPA Unsba e-mal : Lsnur_w@yahoo.co.d ABSTRAK

Lebih terperinci

Hubungan Model Kurva Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga di Provinsi Sulawesi Selatan dengan Elastisitasnya

Hubungan Model Kurva Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga di Provinsi Sulawesi Selatan dengan Elastisitasnya Vol. 8, No., 9-101, Januar 01 Hubungan Model Kurva Pengeluaran Konsums Rumah Tangga d Provns Sulawes Selatan dengan Elaststasnya Adawayat Rangkut Abstrak Seleks kurva pengeluaran konsums masyarakat Sulawes

Lebih terperinci

Oleh : Fifi Fisiana

Oleh : Fifi Fisiana Optmas Baya Produks menggunakan Metode Revsed Mult Choce Goal programmng dengan Tahap Persedaan Terkontrol Supply Chan Model stud kasus : PT.Gunungarta Manunggal, Gempol Oleh : Ff Fsana 1207100018 Dosen

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. data, dan teknik analisis data. Kerangka pemikiran hipotesis membahas hipotesis

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. data, dan teknik analisis data. Kerangka pemikiran hipotesis membahas hipotesis BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN Pada bab n akan durakan kerangka pemkran hpotess, teknk pengumpulan data, dan teknk analss data. Kerangka pemkran hpotess membahas hpotess pengujan pada peneltan, teknk pengumpulan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam memlh sesuatu, mula yang memlh yang sederhana sampa ke hal yang sangat rumt yang dbutuhkan bukanlah berpkr yang rumt, tetap bagaman berpkr secara sederhana. AHP

Lebih terperinci

III PEMBAHASAN. merupakan cash flow pada periode i, dan C. berturut-turut menyatakan nilai rata-rata dari V. dan

III PEMBAHASAN. merupakan cash flow pada periode i, dan C. berturut-turut menyatakan nilai rata-rata dari V. dan Pada bab n akan dbahas mengena penyelesaan masalah ops real menggunakan pohon keputusan bnomal. Dalam menentukan penlaan proyek, dapat dgunakan beberapa metode d antaranya dscounted cash flow (DF). DF

Lebih terperinci