PENGATURAN KECEPATAN MOTOR DALAM MEMPERTAHANKAN BATAS TEPI BADAN ROBOT LINE FOLLOWER

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGATURAN KECEPATAN MOTOR DALAM MEMPERTAHANKAN BATAS TEPI BADAN ROBOT LINE FOLLOWER"

Transkripsi

1 PENGATURAN KECEPATAN MOTOR DALAM MEMPERTAHANKAN BATAS TEPI BADAN ROBOT LINE FOLLOWER TERHADAP LINE MENGGUNAKAN FUZZY LOGIC CONTROLER Imam Fauz 1, Ir. Ern Y, MT., Dr. 2, Ir. Puranto, MT. 3 1 Mahassa Teknk Elektro, 2.3 Dosen Teknk Elektro, Unverstas Brajaya E-mal: Imamfauj04@gmal.com Abstrak Skrps n membahas tentang perancangan robot lne folloer dan pengaturan kecepatan motor penggerak robot menggunakan Fuzzy Logc Controller (FLC). Lne folloer yang dbuat daplkaskan sebaga robot manajemen sampah dengan daya penggerak masng-masng roda berupa motor DC. Data keluaran sensor photododa berupa logka 0 atau 1 dkonvers dalam bentuk sudut (θ ) menggunakan metode reasonng fuzzy untuk selanjutnya dgunakan sebaga masukan kontroler. Sstem kontrol yang dgunakan pada alat n adalah fuzzy logc control (FLC) dengan set pont berupa smpangan antara badan robot dengan lne sebesar (0 ). Fungs FLC pada sstem n adalah sebaga pengambl keputusan menggunakan metode fuzzfkas MAX-MIN. Sedangkan metode defuzzkas yang dgunakan adalah Center of Gravty (COG). Hasl dar pengaplkasan FLC dapat memperkecl error steady state hngga 0% dengan delay tme 1,96s hngga 2,56s. Kata kunc : lne folloer, kontroler, reasonng, fuzzy logc control 1 Pendahuluan Deasa n hampr semua orang mengenal robot. Robot dapat dklasfkaskan dalam berbaga jens, antara lan: moble robot yang dapat berpndah poss dar satu ttk ke ttk yang lan, robot manpulator atau robot lengan dapat bekerja menyerupa lengan manusa, robot humanod yang menyerupa manusa secara utuh, flyng robot yang dapat terbang, robot berkak, robot jarngan yang dkendalkan melalu nternet dengan protocol TCP/IP, robot anmala, dan robot cyborg. [1] Moble robot merupakan jens robot yang palng populer. Moble robot dapat dbuat sebaga pengkut gars (lne folloer), pengkut dndng (all folloer), pengkut cahaya serta Unmanned Aeral Vehcle (UAV). Lne folloer merupakan jens robot beroda yang bergerak mengkut lntasan berupa gars (lne) dengan daya penggerak berupa motor. Robot lne folloer basanya dgunakan dalam ajang perlombaan robot. Bahkan dapat d aplkaskan dalam membantu pekerjaan manusa menangan tugas search and rescue. [1] Contohnya Robot Manajemen Sampah yang yang dgunakan dalam pengamblan dan pemlahan sampah berdasarkan jens sampahnya. Kestablan lne folloer dengan penerapkan metode oslas Zegler-Nchols untuk tunng parameter PID memlk rata-rata error 5%. [4] Namun kontroler PID tdak sesua jka dgunakan sebaga pengambl keputusan. Oleh karena tu pada laporan skrps n menggunakan Fuzzy Logc Control (FLC) berbass mkrokontroler ATmega8 dan ATmega16. [2] [3] FLC dnla lebh efektf dbandngkan dengan kontroler PID dalam hal pengamblan keputusan, karena FLC mash dapat bertahan dengan adanya perubahan nla dar parameter kontrol. Dengan penerapan FLC dharapkan dapat memperkecl nla error dar peneltan sebelumnya, sehngga pergerakan robot lebh halus (smooth). 2 Tnjauan Pustaka 2.1. Robot Lne Folloer Robot lne folloer atau robot pengkut gars adalah suatu jens robot yang pergerakannya dengan mendeteks gars sehngga robot tersebut dapat melakukan perpndahan poss dar satu ttk ke ttk yang lan. Pada skrps n robot lne folloer yang d gunakan adalah robot beroda dengan sstem dfferensal drve. Sstem dferensal merupakan sstem penggerak menggunakan dua buah roda yang dkopel motor yang dapat dgerakkan secara terpsah. [5] Sensor yang dgunakan adalah sensor photododa. Robot tersebut drancang untuk d aplkaskan sebaga robot manajemen sampah. 2.2 Fuzzy Logc Control Fuzzy secara harfah berart samar, sedangkan kebalkannya dalam hal n adalah Crsp yang secara harfah berart tegas [8]. Tahun 1965 L.A. Zadeh memodfkas teor hmpunan yang dsebut hmpunan kabur (fuzzy Set). Hmpunan fuzzy d dasarkan pada gagasan untuk memperluas jangkauan fungs karakterstk sehngga fungs tersebut akan mencakup blangan real pada nterval [0,1]. Nla keanggotaannya menunjukkan baha suatu nla dalam semesta pembcaraan tdak hanya berada pada 0 atau 1, namun juga nla yang terletak dantaranya. Komponen utama penyusun kontrol logka fuzzy adalah unt fuzzfkas, fuzzy nference, dan unt defuzzfkas. fuzzfkas merupakan proses untuk mengubah varabel non fuzzy (varabel numerk) menjad varabel fuzzy (varabel lngustk). Nla masukanmasukan yang mash dalam bentuk varabel 1

2 numerk yang telah dkuantsas sebelum dolah oleh pengendal logka fuzzy harus dubah terlebh dahulu ke dalam varabel fuzzy. Proses fuzzfkas dekspreskan sebaga berkut: A1 A1 u B1 B1 v C1 C1 C x = fuzzfer (x 0 ) (1) A2 A2 B2 B2 C 2 C2 dengan: x 0 x fuzzfer = nla crsp varabel masukan = hmpunan fuzzy varabel yang terdefns = operator fuzzfkas yang memetakan hmpunan crsp ke hmpunan fuzzy Pedoman memlh fungs keanggotaan untuk proses fuzzfkas, menurut Jun Yan, menggunakan: 1. Hmpunan fuzzy dengan dstrbus smetrs. 2. Gunakan hmpunan fuzzy dengan jumlah ganjl, berkatan erat dengan jumlah kadah (rules). 3. Mengatur hmpunan fuzzy agar salng menumpuk. 4. Menggunakan fungs keanggotaan bentuk segtga atau trapesum. Metode nferens merupakan proses untuk mendapatkan keluaran dar suatu konds masukan dengan mengkut aturan-aturan yang telah dtetapkan. Pada metode Max Mn aturan operas mnmum Mamdan dgunakan untuk mplkas fuzzy. Persamaan aturan mnmum adalah C' n c ( 2 ) 1 dengan x ) ( ) A ( 0 B y0 Sebaga contoh, terdapat dua bass kadah atur fuzzy, yatu : R 1 : Jka x adalah A 1 dan y adalah B 1 maka z adalah C 1 R 2 : Jka x adalah A 2 dan y adalah B 2 maka z adalah C 2 x u 0 y 0 v mn Gambar 1 Inferens Fuzzy dengan Metode MAX- MIN (Yan, 1994) Defuzzfkas adalah proses untuk mendapatkan nla numerk dar data fuzzy yang dhaslkan dar proses nferens (Yan, 1994). Proses defuzzfkas dnyatakan sebaga berkut : y defuzzfer ( ) (6) 0 y dengan: y : aks kontrol fuzzy y 0 : aks kontrol crsp defuzzfer : operator defuzzfkas Metode Center Of Gravty (COG) ddefnskan sebaga berkut: U n 1 n 1 u (7) dengan: U = Keluaran = Bobot nla benar u = Nla lngustk pada fungs keanggotaan keluaran n = Banyak derajat keanggotaan 3 Perancangan Alat Pada perancangan alat dperlukan blok dagram sstem yang dapat menjelaskan sstem secara gars besar. Blok dagram sstem alat dtunjukkan dalam Gambar 2. Pada metode penalaran MAX-MIN fungs keanggotaan konsekuen dnyatakan dengan c W) [ ( )] [ ( )] (3) 1' ( c'1 c'2 1 c1 2 c2 1 A 1( x0 ) B 1( y0 2 A 2( x0) B2( y0) Dmana ) (4) (5) Lebh jelas metode n ddeskrpskan dalam Gambar 1 Gambar 2 Blok Dagram Sstem Mekank robot lne folloer drancang menyerupa mnatur truk pengangkut dengan 2

3 panjang 100cm, lebar 40cm dan tngg 45cm. Robot memlk box dengan ukuran 70cm x 40cm x 40cm, dua roda depan merupakan roda bebas dan dua roda belakang yang dkopel motor DC sebaga penggerak dengan sstem dfferensal (terpsah). [5] [6] Sedangkan nla dar masng-masng sensor yang mendeteks arna htam d asumskan sebaga N a (t). Hubungan antara S a (t) dan N a (t) dapat dlhat pada persamaan 5 (8) Dar persamaan 5 dapat dhtung nla P : (9) dmana a = {-4,-3,-2,-1,1,2,3,4} Gambar 3 Desan Mekank Robot Tampak Perspektf Depan Sampng Photododa yang dgunakan sebaga sensor berjumlah delapan buah dan jarak antara sensor yang satu dengan yang lan dtentukan sebesar 3cm. Sstem n menggunakan metode penalaran (reasonng). Untuk mendapatkan fungs keanggotaan masukan poss ( P) menggunakan fungs keanggotaan segtga hmpunan fuzzy.[7] Fungs keanggotaan masukan terbag menjad lma label yatu, Left Hgh (LH), Left Mddle (LM), Zero (Z), Rght Mddle (RM) dan Rght Hgh (RH).Indentfkas sensor dapat dlhat dalam Gambar5. Keadaan logka sensor saat (t) d asumskan S a (t). Subscrpt a merepresentaskan poss setap sensor berdasarkan rancangan sensor dalam Gambar 4 Rentang nla P dambl dar batas a, yatu dar -4 sampa 4. Sedangkan keluaran menggunakan sngleton yang bukan fungs keanggotaan tetap nla numerk yang nyata. Fungs keanggotaan keluaran sensor merupakan representas dar sudut smpangan robot yang dkeluarkan oleh MK slave sensor. Konstanta sngleton dtentukan -15 o, - 7,5 o,0 o,7,5 o dan 15 o. Fungs keanggotaan masukan poss dtunjukkan dalam Gambar 5 sedangkan konstanta sngleton dtunjukkan dalam Gambar 6 Gambar 5 Fungs Keanggotaan Masukan P Gambar 6 Konstanta Sngleton Sensor Gambar 4 Identfkas Sensor Sensor akan berlogka 1 jka jka mendeteks arna htam dan berlogka 0 saat mendeteks arna puth. Berdasarkan dagram blok sstem dalam Gambar 2, dbutuhkan dua buah FLC. Satu FLC sebaga kontroler untuk motor kr dan satu FLC sebaga kontroler motor kanan. Perbedaan dar keduanya terletak pada penentuan fungs keanggotaan keluaran. Varabel masukan yang dgunakan dalam perancangan kontroler ada dua, yatu error (e) dan delta error ( e) poss robot terhadap lne ( o ), sedangkan varabel keluaran kontroler berupa Pulse Wdth Modulaton (PWM) motor. 3

4 Error dan delta error d representaskan dalam perumusan sebaga berkut : (10) (11) Masng-masng varabel error dan delta error mempunya fungs keanggotaan yang terbag lag menjad lma label yatu, Left Hgh (LH), Left Mddle (LM), Zero (Z), Rght Mddle (RM) dan Rght Hgh (RH). Fungs keanggotaan masukan error dan delta error dtunjukkan dalam Gambar 7 dan Gambar 8. Rule (aturan) fuzzy dgunakan sebaga penentu keluaran dar fuzzfkas yang akan dolah dalam proses defuzzfkas, dengan jumlah rule 25 macam. Rule tersebut ddapat dar 5 membershp functon error dan 5 membershp functon delta error. (Tabel 1) e de Tabel 1 Aturan Fuzzy LH LM Z RM RH LH RH RH RH RM Z LM RH RH RM Z LM Z RH RM Z LM LH RM RM Z LM LH LH RH Z LM LH LH LH Gambar 7 Fungs Keanggotaan Masukan Error. Gambar 8 Fungs Keanggotaan Delta Error Gambar 9 dan Gambar 10 menunjukkan fungs keanggotaan keluaran motor DC kr dan kanan yang merupakan representas dar besarnya nla PWM yang dkeluarkan oleh mkroprosesor berupa hasl perhtungan metode defuzzfkas Center Of Grafty (COG) yang telah dbulatkan oleh nteger d dalam pemrograman. 4 Pengujan Alat Bab n bers proses pengujan dan analss terhadap alat sstem yang telah drancang Pengujan Sensor Photododa Peralatan yang dgunakan : - Sensor photododa - Mkrokontroler ATmega8 beserta rangkaan mnmum sstemnya. - LCD - Laptop dengan perangkat lunak AVR Studo untuk memberkan perntah pengolahan data logka sensor dan Proteus untuk merekam hasl pengolahan mkrokontroler ATmega Langkah Pengujan Peralatan drangka sepert pada Gambar 11 Gambar 9 Fungs Keanggotaan Keluaran Motor Kr Gambar 11 Rangkaan Pengujan Sensor Photododa Gambar 10 Fungs Keanggotaan Keluaran Motor Kanan Catu daya rangkaan berasal dar port USB laptop. Kemudan memberkan perntah pengolahan data ke mkrokontroler ATmega8 menggunakan 4

5 AVR studo. Sensor photododa d arahkan pada objek berarna puth dengan gars htam dan data keluaran sensor drekam menggunakan softare proteus Hasl Pengujan Hasl pengujan berupa data keluaran steerng angel berdasarkan nla sensor dapat dlhat dalam tabel 2 Tabel 2 Pengujan pergerakan robot dalam mengkut lne dlakukan dengan menggunakan lntasan berbentuk huruf U sepert pada Gambar 13. Lebar gars adalah 3cm. Ukuran gars dsesuakan dengan kontruks robot yang cukup besar. Hasl pengujan sensor dalam grafk dapat dlhat dalam Gambar 12 Gambar 13 Lne Pengujan Gambar 12 Grafk Keluaran Sensor Berdasarkan Nla Sensor Untuk mendapatkan respon sstem, dgunakan softare proteus untuk merekam data. Data tersebut kemudan d damplkan dalam bentuk grafk menggunakan mcrosoft exel. Gambar 14 dan Gambar 15 menunjukan respon sstem terhadap smpangan sudut (θ ). Gambar 12 menunjukkan baha steerng angle berdasarkan nla sensor photododa terbatas antara range -15 dan 15 dar set pont Pengujan FLC Pengujan n bertujuan untuk mengetahu performa FLC yang daplkaskan pada alat. Pengujan dlakukan dengan cara memberkan masukan FLC berupa sudut smpangan (θ ) antara badan robot dengan lne yang berbeda-beda berdasarkan steerng angle sensor. Hasl dar pengujan FLC dapat dlhat pada Tabel 3. Tabel 3 Hasl Pengujan FLC Steerng angle (θ ) PWM Motor Kanan PWM Motor Kr Tabel 3 menunjukkan nla keluaran PWM motor dar hasl perhtungan FLC berdasarkan steerng angle (θ ) yang dhaslkan sensor photododa. 4.3 Pengujan Sstem Keseluruhan Gambar 14 Grafk Respon Sstem terhadap Error Poss Negatf Gambar 15 Grafk Respon Sstem tehadap Error Poss Postf Gambar14 menunjukkan respon sstem terhadap smpangan atau error sudut(θ ) negatf dar set pont. Pada konds tersebut, sstem 5

6 menunjukkan adanya dua kal oslas dan overshoot sebesar 26,67% serta setlng tme sebesar 10.08s dengan delay sebesar 1,96s. Sedangkan dalam Gambar 15 respon sstem mengalam overshoot sebesar 46,67% dan mencapa settlng tme pada 8,68s dengan delay sebesar 2,56s. control applcaton to the lne trace car. FUZZ-IEEE IEEE Internatonal. Korea [8] Yan, J Usng Fuzzy Logc. London: Prentce Hall 5 Kesmpulan Dar hasl skrps n dapat dsmpulkan baha penggunaan FLC pada lne folloer dapat memperkecl error steady state sstem hngga 0%. Akan tetap FLC memlk respon yang lebh lambat jka dbandngkan dengan PID controller dkarenakan adanya aktu delay yang cukup besar pada sstem. 6 Saran Pada sstem dfferensal drve perlu dperhatkan tngkat kepressan peraktan mekank grearbox dar aktuator robot. Untuk plan yang memlk ukuran lebh besar dan membutuhkan respon yang cepat sebaknya dgunakan motor dengan tors lebh besar. Daftar Pustaka [1] Adeck A. K., Ssem Pengendalan Kecepatan Motor Pendorong Robot Hovercraft Lne Folloer Menggunakan Kontroler PID Berbass Mkrokontroler ATmega8535. Skrps. Teknk Elektro Unverstas Brajaya. Malang: Indonesa [2] Atmel bt Mcrocontroller th 16K Bytes In-SystemProgrammable Flash. [3] Atmel bt Mcrocontroller th 8K Bytes In-SystemProgrammable Flash bt-avr-mcrocontrolleratmega8_l_summary.pdf [4] Bagus, I.S., Perancangan Robot Auto Lne Folloer yang Menerapkan Metode Oslas Zegler-Nchols Untuk Tunng Parameter PID pada Kontes Robot Indonesa. Skrps. Teknk Elektro Unverstas Brajaya. Malang: Indonesa [5] Cook, Gerald Moble robots : navgaton, control and remote sensng. Ne Jersey. John Wley & Sons, Inc., [6] Ftzgerald, A.E Electrc Machnery(6 th edton). Ne York: McGra-Hll Companes, Inc. [7] Takmoto, H. & Hoshno, Y Development of fuzzy controller for the steerng angle and the motor poer 6

2 TINJAUAN PUSTAKA. sistem statis dan sistem fuzzy. Penelitian sejenis juga dilakukan oleh Aziz (1996).

2 TINJAUAN PUSTAKA. sistem statis dan sistem fuzzy. Penelitian sejenis juga dilakukan oleh Aziz (1996). 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Stud Yang Terkat Peneltan n mengacu pada jurnal yang dtuls oleh Khang, dkk.(1995). Dalam peneltannya, Khang, dkk membandngkan arus lalu lntas yang datur menggunakan sstem stats dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan

Lebih terperinci

Pengaturan Proses Tekanan pada Sistem Pengaturan Berjaringan Menggunakan Kontroler Fuzzy Neural Network

Pengaturan Proses Tekanan pada Sistem Pengaturan Berjaringan Menggunakan Kontroler Fuzzy Neural Network TUGAS AKHIR TE - 091399 Pengaturan Proses Tekanan pada Sstem Pengaturan Berjarngan Menggunakan Kontroler Fuzzy Neural Network Rende Ramadhan NRP 2208100131 Dosen Pembmbng : Ir. Al Faton, M.T. Imam Arfn,

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia)

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia) PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Stud Kasus pada Data Inflas Indonesa) Putr Noorwan Effendy, Amar Sumarsa, Embay Rohaet Program Stud Matematka Fakultas

Lebih terperinci

KLASIFIKASI KECEPATAN MOTOR ARUS SEARAH (DC) MENGGUNAKAN FUZZY LOGIC

KLASIFIKASI KECEPATAN MOTOR ARUS SEARAH (DC) MENGGUNAKAN FUZZY LOGIC KLASIFIKASI KECEPATAN MOTOR ARUS SEARAH (DC) MENGGUNAKAN FUZZY LOGIC Syamsurjal & Abdul Mus Mapplotteng Jurusan Penddkan Teknk Elektro FT UNM ABSTRAK Tujuan peneltan n untuk mengetahu cara menghtung arus

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan tugas akhr n, penulsan mendapat referens dar pustaka serta lteratur lan yang berhubungan dengan pokok masalah yang penuls ajukan. Langkah-langkah yang akan

Lebih terperinci

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH BAB VB PERSEPTRON & CONTOH Model JST perseptron dtemukan oleh Rosenblatt (1962) dan Mnsky Papert (1969). Model n merupakan model yang memlk aplkas dan pelathan yang lebh bak pada era tersebut. 5B.1 Arstektur

Lebih terperinci

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi Statstka, Vol. 9 No., 4 47 Me 009 Kecocokan Dstrbus Normal Menggunakan Plot Persentl-Persentl yang Dstandarsas Lsnur Wachdah Program Stud Statstka Fakultas MIPA Unsba e-mal : Lsnur_w@yahoo.co.d ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4. PENGUJIAN PENGUKURAN KECEPATAN PUTAR BERBASIS REAL TIME LINUX Dalam membuktkan kelayakan dan kehandalan pengukuran kecepatan putar berbass RTLnux n, dlakukan pengujan dalam

Lebih terperinci

PENENTUAN LOKASI PEMANCAR TELEVISI MENGGUNAKAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING

PENENTUAN LOKASI PEMANCAR TELEVISI MENGGUNAKAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING Meda Informatka, Vol. 2, No. 2, Desember 2004, 57-64 ISSN: 0854-4743 PENENTUAN LOKASI PEMANCAR TELEVISI MENGGUNAKAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING Sr Kusumadew Jurusan Teknk Informatka, Fakultas

Lebih terperinci

Pengukuran Laju Temperatur Pemanas Listrik Berbasis Lm-35 Dan Sistem Akuisisi Data Adc-0804

Pengukuran Laju Temperatur Pemanas Listrik Berbasis Lm-35 Dan Sistem Akuisisi Data Adc-0804 Pengukuran Laju Temperatur Pemanas Lstrk Berbass Lm-35 Dan Sstem Akuss Data Adc-0804 Ummu Kalsum Unverstas Sulawes Barat e-mal: Ummu.kalsum@unsulbar.ac.d Abstrak Peneltan n merupakan pengukuran laju temperatur

Lebih terperinci

II. DASAR TEORI. Untuk panjang jari-jari roda r, serta kecepatan rotasi roda kanan, dan kiri berturut-turut dan ω

II. DASAR TEORI. Untuk panjang jari-jari roda r, serta kecepatan rotasi roda kanan, dan kiri berturut-turut dan ω ANCANG BANGUN OBOT MOBI PENCAI TAGET DAN PENGHINDA INTANGAN MENGGUNAKAN KENDAI OGIKA FUZZY Junad Santoso. 1, Iwan Setawan, ST. MT.,Tras Andromeda, ST. MT. Jurusan Teknk Elektro, Fakultas Teknk, Unverstas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

APLIKASI LOGIKA FUZZY DALAM MENGOPTIMALKAN PRODUKSI MINYAK KELAPA SAWIT DI PT. WARU KALTIM PLANTATION MENGGUNAKAN METODE MAMDANI

APLIKASI LOGIKA FUZZY DALAM MENGOPTIMALKAN PRODUKSI MINYAK KELAPA SAWIT DI PT. WARU KALTIM PLANTATION MENGGUNAKAN METODE MAMDANI 94 Vol. 12, No. 2 September 2017 Jurnal Informatka Mulawarman APLIKASI LOGIKA FUZZY DALAM MENGOPTIMALKAN PRODUKSI MINYAK KELAPA SAWIT DI PT. WARU KALTIM PLANTATION MENGGUNAKAN METODE MAMDANI Akbar Rzky

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

MEREDUKSI SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN FUZZY TRAPESIUM

MEREDUKSI SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN FUZZY TRAPESIUM MEREDUKSI SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN FUZZY TRAPESIUM Tut Susant, Mashad, Sukamto Mahasswa Program S Matematka Dosen Jurusan Matematka Fakultas Matematka dan Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

METODE KORELASI BARU PADA PENYETELAN PENGENDALI PID DENGAN PENDEKATAN MODEL EMPIRIK FOPDT

METODE KORELASI BARU PADA PENYETELAN PENGENDALI PID DENGAN PENDEKATAN MODEL EMPIRIK FOPDT ISSN 4-989 METODE KORELASI BARU PADA PENYETELAN PENGENDALI PID DENGAN PENDEKATAN MODEL EMPIRIK FOPDT Abdul Wahd dan Rudy Gunawan 2 Laboratorum Sstem Proses Kma Departemen Teknk Gas dan Petrokma Progam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tnjauan Pustaka Dar peneltan yang dlakukan Her Sulstyo (2010) telah dbuat suatu sstem perangkat lunak untuk mendukung dalam pengamblan keputusan menggunakan

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c 6 A PEMAHASA Pada bab sebelumnya telah dbahas teor-teor yang akan dgunakan untuk menyelesakan masalah program lner parametrk. Pada bab n akan dperlhatkan suatu prosedur yang lengkap untuk menyelesakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Perancangan Sstem Sstem yang akan dkembangkan adalah berupa sstem yang dapat membantu keputusan pemodal untuk menentukan portofolo saham yang dperdagangkan d Bursa

Lebih terperinci

Makalah Seminar Tugas Akhir

Makalah Seminar Tugas Akhir Makalah Semnar Tugas Akhr APLIKASI FUZZY LOGIC CONTROL PADA SISTEM SUSPENSI SEMI-AKTIF MODEL KENDARAAN SEPEREMPAT Anggoro Arstanto 1, Sumard, S.T, M.T 2, Darjat, S.T, M.T 2 Jurusan Teknk Elektro Fakultas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman OTIMISASI enjadualan Optmal embangkt Oleh : Zurman Anthony, ST. MT Optmas pengrman daya lstrk Dmaksudkan untuk memperkecl jumlah keseluruhan baya operas dengan memperhtungkan rug-rug daya nyata pada saluran

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER 5.1 Pembelajaran Dengan Fuzzy Program Lner. Salah satu model program lnear klask, adalah : Maksmumkan : T f ( x) = c x Dengan batasan : Ax b x 0 n m mxn Dengan

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 2 LNDSN TEORI 2. Teor engamblan Keputusan Menurut Supranto 99 keputusan adalah hasl pemecahan masalah yang dhadapnya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang past terhadap suatu pertanyaan.

Lebih terperinci

Robot Mobile Penjejak Arah Cahaya Dengan Kendali Logika Fuzzy

Robot Mobile Penjejak Arah Cahaya Dengan Kendali Logika Fuzzy Robot Moble Penjejak Arah Cahaya Dengan Kendal ogka Fuzzy Fajar Wsnu Arbowo Adan Fatchur R Iwan Setawan Abstract: Two DC Motor Velocty Control for dfferental drve can applcate Moble Robot Drver. Each Velocty

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABSTRAK STEVANY HANALYNA DETHAN Fakultas Ekonom Unv. Mahasaraswat Mataram e-mal : stevany.hanalyna.dethan@gmal.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kendaraan bermotor merupakan alat yang palng dbutuhkan sebaga meda transportas. Kendaraan dbag menjad dua macam, yatu kendaraan umum dan prbad. Kendaraan umum

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penjadwalan Baker (1974) mendefnskan penjadwalan sebaga proses pengalokasan sumber-sumber dalam jangka waktu tertentu untuk melakukan sejumlah pekerjaan. Menurut Morton dan

Lebih terperinci

Pengaturan Proses Tekanan pada Sistem Pengaturan Berjaringan Menggunakan Kontroler Fuzzy Neural Network

Pengaturan Proses Tekanan pada Sistem Pengaturan Berjaringan Menggunakan Kontroler Fuzzy Neural Network Pengaturan Proses Tekanan pada Sstem Pengaturan Berjarngan Menggunakan Kontroler Fuzzy Neural Network Rende Ramadhan, 0800 Bdang Stud Sstem Pengaturan, Jurusan Teknk Elektro FTI - ITS Emal : rende.ramadhan@gmal.com

Lebih terperinci

Syamsurijal dan Abdul Muis M, Klasifikasi Kecepatan Motor DC Menggunakan Logika Samar

Syamsurijal dan Abdul Muis M, Klasifikasi Kecepatan Motor DC Menggunakan Logika Samar Syamsurjal dan Abdul Mus M, Klasfkas Kecepatan Motor DC Menggunakan Logka Samar MEDIA ELEKTRIK, Volume 3 Nomor, Jun 2008 KLASIFIKASI KECEPATAN MOTOR ARUS SEARAH (DC) MENGGUNAKAN LOGIKA SAMAR Syamsurjal

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5

Lebih terperinci

BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK:

BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK: BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK: BAB IX. STATISTIKA Contoh : hasl ulangan Matematka 5 sswa sbb: 6 8 7 6 9 Pengertan Statstka dan

Lebih terperinci

DesainKontrolFuzzy BerbasisPerformansiH dengan Batasan Input-Output untuk Sistem Pendulum-Kereta

DesainKontrolFuzzy BerbasisPerformansiH dengan Batasan Input-Output untuk Sistem Pendulum-Kereta ugasakhr E 91399 DesanKontrolFuzzy BerbassPerformansH dengan Batasan Input-Output untuk Sstem Pendulum-Kereta to Febraranto (8116) Dosen Pembmbng: Prof. Dr. Ir. Achmad Jazde, M.Eng. Jurusan eknk Elektro

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN BAB TIJAUA KEPUSTAKAA.1. Gambaran Umum Obyek Peneltan Gambar.1 Lokas Daerah Stud Gambar. Detal Lokas Daerah Stud (Sumber : Peta Dgtal Jabotabek ver.0) 7 8 Kawasan perumahan yang dplh sebaga daerah stud

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

Preferensi untuk alternatif A i diberikan

Preferensi untuk alternatif A i diberikan Bahan Kulah : Topk Khusus Metode Weghted Product (WP) menggunakan perkalan untuk menghubungkan ratng atrbut, dmana ratng setap atrbut harus dpangkatkan dulu dengan bobot atrbut yang bersangkutan. Proses

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

Analisis Kecepatan Dan Percepatan Mekanisme Empat Batang (Four Bar Lingkage) Fungsi Sudut Crank

Analisis Kecepatan Dan Percepatan Mekanisme Empat Batang (Four Bar Lingkage) Fungsi Sudut Crank ISSN 907-0500 Analss Kecepatan Dan Percepatan Mekansme Empat Batang (Four Bar ngkage Fungs Sudut Crank Nazaruddn Fak. Teknk Unverstas Rau nazaruddn.unr@yahoo.com Abstrak Pada umumnya analss knematka dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

SISTEM LINEAR MAX-PLUS KABUR WAKTU INVARIANT AUTONOMOUS

SISTEM LINEAR MAX-PLUS KABUR WAKTU INVARIANT AUTONOMOUS SISTEM LINEAR MAX-PLUS KABUR WAKTU INVARIANT AUTONOMOUS A8 M. Andy Rudhto 1 1 Program Stud Penddkan Matematka FKIP Unverstas Sanata Dharma Kampus III USD Pangan Maguwoharjo Yogyakarta 1 e-mal: arudhto@yahoo.co.d

Lebih terperinci

APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Studi Kasus di PT. Sinar Terang Abadi )

APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Studi Kasus di PT. Sinar Terang Abadi ) APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Stud Kasus d PT. Snar Terang Abad ) Bagus Suryo Ad Utomo 1203 109 001 Dosen Pembmbng: Drs. I Gst Ngr Ra Usadha, M.S Jurusan Matematka

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

Pengendalian Kecepatan Motor Induksi Melalui Inverter Altivar 18 Berdasarkan Kendali Fuzi Berbasis PLC

Pengendalian Kecepatan Motor Induksi Melalui Inverter Altivar 18 Berdasarkan Kendali Fuzi Berbasis PLC Sgt Budh Santoso dan Ars Rakhmad, Pengendalan Kecepatan Motor Induks Melalu Inverter Altvar 18 Pengendalan Kecepatan Motor Induks Melalu Inverter Altvar 18 Berdasarkan Kendal Fuz Berbass PLC Sgt Budh Santoso,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

Bab 2 AKAR-AKAR PERSAMAAN

Bab 2 AKAR-AKAR PERSAMAAN Analsa Numerk Bahan Matrkulas Bab AKAR-AKAR PERSAMAAN Pada kulah n akan dpelajar beberapa metode untuk mencar akar-akar dar suatu persamaan yang kontnu. Untuk persamaan polnomal derajat, persamaannya dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam memlh sesuatu, mula yang memlh yang sederhana sampa ke hal yang sangat rumt yang dbutuhkan bukanlah berpkr yang rumt, tetap bagaman berpkr secara sederhana. AHP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu komputer digital [12]. Citra digital tersusun atas sejumlah elemen.

BAB I PENDAHULUAN. suatu komputer digital [12]. Citra digital tersusun atas sejumlah elemen. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Ctra dgtal merupakan ctra hasl dgtalsas yang dapat dolah pada suatu komputer dgtal [12]. Ctra dgtal tersusun atas sejumlah elemen. Elemen-elemen yang menyusun ctra

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

Bab III Analisis Rantai Markov

Bab III Analisis Rantai Markov Bab III Analss Ranta Markov Sstem Markov (atau proses Markov atau ranta Markov) merupakan suatu sstem dengan satu atau beberapa state atau keadaan, dan dapat berpndah dar satu state ke state yang lan pada

Lebih terperinci

Makalah Seminar Tugas Akhir PENGENDALIAN ORIENTASI WEBCAM SEBAGAI PENGAWAS RUANGAN DENGAN METODE KONTROL FUZZY

Makalah Seminar Tugas Akhir PENGENDALIAN ORIENTASI WEBCAM SEBAGAI PENGAWAS RUANGAN DENGAN METODE KONTROL FUZZY Makalah Semnar Tugas Akhr PENGENDALIAN ORIENTASI WEBCAM SEBAGAI PENGAWAS RUANGAN DENGAN METODE KONTROL FUZZY Masr an [1], Iwan Setawan, ST, MT [2], Darjat, ST, MT [2] Jurusan Teknk Elektro, Fakultas Teknk,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah,

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah, III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Suatu peneltan dapat berhasl dengan bak dan sesua dengan prosedur lmah, apabla peneltan tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

Pendeteksian Data Pencilan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Diagnostik

Pendeteksian Data Pencilan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Diagnostik Pendeteksan Data Penclan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Dagnostk Sally Indra 1, Dod Vonanda, Rry Srnngsh 3 1 Student of Mathematcs Department State Unversty of Padang,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan pengembangan yang bertujuan membuat suatu produk dan duj kelayakannya. B. Metode Pengembangan Peneltan n menggunakan

Lebih terperinci

Journal of Control and Network Systems

Journal of Control and Network Systems JCONES Vol. 4, No. 1 (2015) 113-118 Journal of Control and Network Systems Stus Jurnal : http://jurnal.stkom.edu/ndex.php/jcone ANALISA PERBANDINGAN METODE FUZZY LOGIC CONTROL DAN METODE VIRTUAL FORCE

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN MODEL

BAB IV PEMBAHASAN MODEL BAB IV PEMBAHASAN MODEL Pada bab IV n akan dlakukan pembuatan model dengan melakukan analss perhtungan untuk permasalahan proses pengadaan model persedaan mult tem dengan baya produks cekung dan jont setup

Lebih terperinci

BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE

BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE 6B.1 Pelathan ADALINE Model ADALINE (Adaptve Lnear Neuron) dtemukan oleh Wdrow & Hoff (1960) Arstekturnya mrp dengan perseptron Perbedaan

Lebih terperinci

2.1 Sistem Makroskopik dan Sistem Mikroskopik Fisika statistik berangkat dari pengamatan sebuah sistem mikroskopik, yakni sistem yang sangat kecil

2.1 Sistem Makroskopik dan Sistem Mikroskopik Fisika statistik berangkat dari pengamatan sebuah sistem mikroskopik, yakni sistem yang sangat kecil .1 Sstem Makroskopk dan Sstem Mkroskopk Fska statstk berangkat dar pengamatan sebuah sstem mkroskopk, yakn sstem yang sangat kecl (ukurannya sangat kecl ukuran Angstrom, tdak dapat dukur secara langsung)

Lebih terperinci

Estimasi Variabel Keadaan Gerak Longitudinal Pesawat Terbang Menggunakan Metode Fuzzy Kalman Filter

Estimasi Variabel Keadaan Gerak Longitudinal Pesawat Terbang Menggunakan Metode Fuzzy Kalman Filter A-42 JURNAL SAINS DAN SENI IS Vol. 5 No. 2 (216) 2337-352 (231-928X Prnt) Estmas Varabel Keadaan Gerak Longtudnal Pesawat erbang Menggunakan Metode Fuzzy Kalman Flter Res Arumn San, Erna Aprlan, dan Mohammad

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

Kata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal.

Kata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal. Makalah Semnar Tugas Akhr MENGOPTIMALKAN PEMBAGIAN BEBAN PADA UNIT PEMBANGKIT PLTGU TAMBAK LOROK DENGAN METODE LAGRANGE MULTIPLIER Oleh : Marno Sswanto, LF 303 514 Abstrak Pertumbuhan ndustr pada suatu

Lebih terperinci

Makalah Seminar Tugas Akhir. Robot Berkaki Empat Pendeteksi Cahaya dan Penghindar Rintangan Menggunakan Metode Kontrol Fuzzy

Makalah Seminar Tugas Akhir. Robot Berkaki Empat Pendeteksi Cahaya dan Penghindar Rintangan Menggunakan Metode Kontrol Fuzzy Makalah Semnar Tugas Akhr obot Berkak Empat Pendeteks Cahaya dan Penghndar ntangan Menggunakan Metode Kontrol Fuzzy Bernardnus Krsna Anggananto [], Iwan Setawan, S.T, M.T [], Bud Setyono, S.T, M.T [] Jurusan

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

UKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA

UKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA UKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA MARULAM MT SIMARMATA, MS STATISTIK TERAPAN FAK HUKUM USI @4 ARTI UKURAN LOKASI DAN VARIASI Suatu Kelompok DATA berupa kumpulan nla VARIABEL [ vaabel ] Ms banyaknya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

Implementasi Hybrid Fuzzy PID pada Pengaturan Kecepatan Motor Induksi Tiga Fasa dengan Beban Rem Magnetik

Implementasi Hybrid Fuzzy PID pada Pengaturan Kecepatan Motor Induksi Tiga Fasa dengan Beban Rem Magnetik Implementas Hybrd Fuzzy pada Pengaturan ecepatan Motor Induks Tga Fasa dengan Beban Rem Magnetk Josaphat Pramudjanto 1, Joko Susla 2, Asep Suryana 3 Jurusan Teknk Elektro Insttut Teknolog Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV HASIL DAN PEMBAHASAN 7 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Pengumpulan Data Data yang dgunakan dalam peneltan n data sekunder yang dperoleh dar rujukan utama jurnal Fuzzy Condtonal Probablty elatons and ther Applcatons n Fuzzy Informaton

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data. BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan harus dsesuakan dengan masalah dan tujuan peneltan, hal n dlakukan untuk kepentngan perolehan dan analss data. Mengena pengertan metode peneltan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang dan Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan Matematka dbag menjad beberapa kelompok bdang lmu, antara lan analss, aljabar, dan statstka. Ruang barsan merupakan salah satu bagan yang ada d bdang

Lebih terperinci

Sifat-sifat Operasi Perkalian Modular pada Graf Fuzzy

Sifat-sifat Operasi Perkalian Modular pada Graf Fuzzy SEMINAR MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 07 Sfat-sfat Operas Perkalan Modular pada raf Fuzzy T - 3 Tryan, ahyo Baskoro, Nken Larasat 3, Ar Wardayan 4,, 3, 4 Unerstas Jenderal Soedrman transr@yahoo.com.au

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan . Pendahuluan ANGKAIAN SEI Dua elemen dkatakan terhubung ser jka : a. Kedua elemen hanya mempunya satu termnal bersama. b. Ttk bersama antara elemen tdak terhubung ke elemen yang lan. Pada Gambar resstor

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi, BAB LANDASAN TEORI.1 Populas dan Sampel Populas adalah keseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngkup yang ngn dtelt. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut ukuran populas, sedangkan suatu

Lebih terperinci

PEMBUATAN GRAFIK PENGENDALI BERDASARKAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA (PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS)

PEMBUATAN GRAFIK PENGENDALI BERDASARKAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA (PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS) PEMBUATAN GRAFIK PENGENDALI BERDASARKAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA (PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS) Wrayant ), Ad Setawan ), Bambang Susanto ) ) Mahasswa Program Stud Matematka FSM UKSW Jl. Dponegoro 5-6 Salatga,

Lebih terperinci

PENGGUNAAN DINDING GESER SEBAGAI ELEMEN PENAHAN GEMPA PADA BANGUNAN BERTINGKAT 10 LANTAI

PENGGUNAAN DINDING GESER SEBAGAI ELEMEN PENAHAN GEMPA PADA BANGUNAN BERTINGKAT 10 LANTAI PENGGUNAAN DINDING GESER SEBAGAI ELEMEN PENAHAN GEMPA PADA BANGUNAN BERTINGKAT 10 LANTAI Reky Stenly Wndah Dosen Jurusan Teknk Spl Fakultas Teknk Unverstas Sam Ratulang Manado ABSTRAK Pada bangunan tngg,

Lebih terperinci

Perancangan Coupled Fuzzy Logic Controller pada Prototipe Mesin Computer Numerical Control (CNC)

Perancangan Coupled Fuzzy Logic Controller pada Prototipe Mesin Computer Numerical Control (CNC) JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 01) ISSN: 301-971 F-14 Perancangan Coupled Fuzz Logc Controller pada Prototpe Mesn Computer Numercal Control (CNC) Nablla Gustvana, Josaphat Pramudjanto Jurusan Teknk

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN KAPASITANSI METER DIGITAL S K R I P S I

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN KAPASITANSI METER DIGITAL S K R I P S I PERANCANGAN DAN PEMBUATAN KAPASITANSI METER DIGITAL S K R I P S I Dajukan Untuk Memenuh Persyaratan Guna Merah Gelar Sarjana Strata I Teknk Elektro Unverstas Muhammadyah Malang Dsusun Oleh : IZZATUN UDHMA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Matematka sebaga bahasa smbol yang bersfat unversal memegang peranan pentng dalam perkembangan suatu teknolog. Matematka sangat erat hubungannya dengan kehdupan nyata.

Lebih terperinci

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan

Lebih terperinci

PERTEMUAN I PENGENALAN STATISTIKA TUJUAN PRAKTIKUM

PERTEMUAN I PENGENALAN STATISTIKA TUJUAN PRAKTIKUM PERTEMUAN I PENGENALAN STATISTIKA TUJUAN PRAKTIKUM 1) Membuat dstrbus frekuens. 2) Mengetahu apa yang dmaksud dengan Medan, Modus dan Mean. 3) Mengetahu cara mencar Nla rata-rata (Mean). TEORI PENUNJANG

Lebih terperinci