Penerapan Algoritma A* pada Aplikasi Puzzle

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Penerapan Algoritma A* pada Aplikasi Puzzle"

Transkripsi

1 Seminar Naional Teknologi Informai an Komunikai (SNASTIKOM 2013) ISBN Penerapan Algoritma A* paa Aplikai Puzzle Latiu Hermawan 1), R. Kritoforu Jawa Beni 2) Juruan Teknik Informatika, Sekolah Tinggi Teknik Mui 1,2) Jl.Bangau No.60 Palembang 1), 2) Abtrak Perkembangan teknologi yang angat cepat haru iukung engan perkembangan an implementai algoritma yang baik, ehingga teknologi terebut apat memberikan hail yang baik, efektif an efiien. Puzzle yang igunakan aalah berukuran 3x3 yang berii angka. Pemain haru menyuun kembali ubin yang teracak menjai terurut. Untuk mengatai maalah yang eang terjai maka ibuat Penerapan Algoritma A* paa Aplikai Puzzle yang menggunakan artificial intelligence yaitu mempelajari tentang bagaimana cara agar membuat komputer apat melakukan pekerjan eperti an ebaik yang ilakukan manuia. Algoritma A* yang termauk alam heuritik ini an ibantu engan perhitungan jarak Manhattan, akan membantu alam pencarian pergeeran angka yang memungkinkan. Moel Proe yang igunakan aalah Moel Air Terjun (Waterfall) engan pengujian white-box teting, black-box teting an uji ampel berpaangan. Uji ampel berpaangan igunakan untuk menguji uatu hipotei yang ibuat apakah apat iterima atau tiak. Pengujian yang iapatkan engan aanya penerapan algoritma A* paa aplikai puzzle maka total pergeeran an waktu yang igunakan engan menggunakan algoritma A* akan meminimalkan total pergeeran an waktu yang ihabikan ibaningkan engan bermain tanpa menggunakan algoritma A* yang apat membantu pemain menyeleaikan permainan engan muah. Kata Kunci: Algoritma A*, Puzzle 1. Penahuluan Perkembangan teknologi yang angat cepat haru iukung engan perkembangan an implementai algoritma yang baik, ehingga teknologi terebut apat memberikan hail yang baik, efektif an efiien. Paa aat ini, banyak algoritma yang berkembang untuk mencapai olui ari ebuah permaalahan [1]. Permainan teriri ari ata ekumpulan peraturan yang membangun ituai beraing ari ua ampai beberapa orang atau kelompok engan memilih trategi yang ibangun untuk memakimalkan kemenangan eniri atau pun untuk meminimalkan kemenangan lawan. Peraturanperaturan menentukan kemungkinan tinakan untuk etiap pemain. Sejumlah keterangan iterima etiap pemain ebagai kemajuan bermain, an ejumlah kemenangan atau kekalahan alam berbagai ituai [2]. Puzzle merupakan alah atu jeni permainan yang cukup memera otak untuk menyeleaikannya. Pemain itantang untuk berpikir kreatif bagaimana untuk membuat emua bagian puzzle terletak paa poii ebenarnya. Cara memainkannya cukup muah, pemain hanya menggeer puzzle atu emi atu ampai akhirnya emua puzzle terletak paa poii ebenarnya [3]. Algoritma A* merupakan algoritma pencari jalan terbaik an merupakan gabungan ari algoritma Djiktra an BFS. Ketiga algoritma ini menggunakan graf berbobot tiak berarah ebagai konep aar pencarian jejak [4]. Algoritma A* mengunjungi impul alam graph engan cara mengunjungi impul yang paling menekati olui yang alam hal ini menganalia algoritma A* alam membantu mencari jalan pergeeran. Algoritma A* menerapkan heuritic untuk menemukan olui yang paling optimum. Heuritic ini yang menyebabkan pohon ruang tatu tiak perlu ibangkitkan eluruhnya, hanya yang menekati olui terbaik aja. Paa kau ini olui terbaik apat icapai [5]. 2. Tinjauan Putaka 8 puzzle biaanya iwakili ebagai papan 3 * 3 yang ubinnya teriri ari angka 1 ampai 8 yang iuun ari ata kiri ampai kanan bawah ari papan permainan ( goal boar ). Permainan ini iwakili engan papan n * n yang memiliki angka ari 0 ampai ( n 2 2 ) ebagaimana paa maing-maing kolom an bari merupakan inek ari 0 (Gambar 2.1). Ubin yang teria (kanan bawah) aalah koong, karena akan igunakan untuk pergeeran ubin yang lain yang beraa alam papan permainan. Teka-Teki imainkan engan menyuun ubin ke papan an mencoba untuk menyeleaiannya engan menciptakan kembali papan tujuan. Hal ini icapai engan menggerakkan ubin kembali ke poii papan Information Technology 4-23

2 Seminar Naional Teknologi Informai an Komunikai (SNASTIKOM 2013) ISBN tujuan engan bergerak paa ruang koong i ekitar papan. [6]. Gambar 1. Papan Permainan 8 puzzle Aa empat operator yang apat kita gunakan untuk menggerakan ari uatu keaaan ke keaaan yang baru [7]. 1. Ubin koong igeer kekiri. 2. Ubin koong igeer kekanan. 3. Ubin koong igeer keata. 4. Ubin koong igeer kebawah. Permainan pergeeran angka 8 puzzle apat ieleaikan engan menggunakan bantuan truktur pohon pelacakan ( earch tree). Pohon pelacakan aalah uatu pohon ( tree), imana akar ari pohon berupa keaaan awal an cabang berupa keaaankeaaan yang mungkin terjai ari keaaan ebelumnya erta aun merupakan keaaan akhir, yang apat ijaikan ebagai olui ari permaalahan. Namun, tiak emua aun apat ijaikan ebagai olui, alam beberapa contoh kau, aa beberapa atau emua aun bukan merupakan olui ari permaalahan. Algoritma pencarian yang akan igunakan aalah algoritma A*. Algoritma ini pertama kali itemukan paa tahun 1968 oleh Peter Hart, Nil Nilon an Bertram Raphael. Dalam tulian mereka, algoritma ini inamakan algoritma A. Penggunaan algoritma ini engan fungi heuritik yang tepat apat memberikan hail yang optimal, maka algoritma inipun iebut A* [8]. A*, merupakan alah atu contoh algoritma pencarian yang cukup popular i unia. Jika kita mengetikkan Algoritma A* paa ebuah mein pencari, eperti google.com, maka akan kita temukan lebih ari epuluh ribu literatur mengenai algoritma A*. A* ebenarnya merupakan algoritma pengembangan ari BFS ( Breath-Firt- Search) untuk menemukan jalan engan biaya terkecil ari titik awal ke titik tujuan (bia ebih ari 1 titik tujuan). A aalah impul yang eang ijalankan alam algortima pencarian jalan terpenek. Simpul aalah petak-petak kecil ebagai repreentai ari area pathfining. Bentuknya apat berupa peregi, lingkaran, maupun egitiga. Open lit aalah tempat menyimpan ata impul yang mungkin iake ari tarting point maupun impul yang eang ijalankan [9]. Heuritik yang paling umum igunakan aalah jarak Manhattan. Fungi heuritik ini hanya akan menjumlahkan eliih nilai x an nilai y ari ua buah titik. Heuritik ini inamakan Manhattan mungkin karena i kota Manhattan i Amerika, jarak ari ua lokai umumnya ihitung ari blokblok yang haru ilalui aja an tentunya tiak bia ilintai ecara iagonal. Perhitungannya apat ituli ebagai berikut: h(n) = ab(n.x-tujuan.x) + ab(n.y-tujuan.y) [10]. Algoritma A* merupakan algoritma yang membantu menemukan olui pencarian ruang keaaan engan mempertimbangkan total biaya lintaan yang akan ilacak euai engan noe yang akan ilewati. Maalah ruang keaaan iebut juga engan tate pace problem. Ruang keaaan ( tate pace) merupakan uatu ruang yang berii emua keaaan yang mungkin alam uatu kau AI. State aalah repreentai uatu keaaan paa uatu aat ataupun ekripi konfigurai item. State pace aalah emua tate (keaaan) yang mungk in, an biaanya igambarkan ebagai jaringan engan vertek merupakan tate an ege merupakan perubahan yang mungkin. Konii alam ruang keaaan meliputi: a. Keaaan awal (initial tate / tart noe) b. Keaaan tujuan, merupakan olui yang ijangkau an perlu iperika apakah telah mencapai aaran. c. Kaiah atau aturan yang memberikan bagaimana mengubah keaaan. Keaaan irepreentaikan ebagai noe (impul), eangkan langkah yang iperbolehkan atau aki irepreentaikan engan arc (buur). Repreentai tate pace memungkinkan efinii formal uatu maalah ebagai peroalan mengubah tatu engan menggunakan ekumpulan operator (rule) an juga menefiniikan maalah ebagai earch yaitu mencari lintaan i alam tate pace ari initial tate ke goal tate. Manuia umumnya mempertimbangkan ejumlah alternatif trategi alam menyeleaikan uatu maalah, alam permainan catur mialnya, eorang pemain mempertimbangkan ejumlah kemungkinan tentang langkah-langkah berikutnya, memilih yang terbaik menurut kriteria tertentu eperti kemungkinan repon lawannya, atau memilih ejumlah langkah menurut uatu trategi global yang irancangnya. Seorang pemain catur juga memperhitungkan pencapaian jangka penek (eperti iaat untuk memperoleh keuntungan materi atau kualita) [11] Information Technology

3 Seminar Naional Teknologi Informai an Komunikai (SNASTIKOM 2013) ISBN Analii Proe permainan 8 puzzle ecara umum apat berlangung apabila memiliki 1 pemain. Permainan ini ilakukan paa papan permainan yang berbentuk bujurangkar engan ukuran 3x3 yang terapat 1 ubin koong ebagai tempat untuk menggeer ubin yang lain. Setiap ubin memiliki angka tereniri, yaitu ari angka 1 ampai 8. Permainan ini apat berlangung apabila pemain telah menggerakan 1 ubin yang telah iacak untuk igeer. Terapat banyak kemungkinan pergeeran yang akan membuat pemain meraa tiak bia menyeleaikan permainan ini ehingga akan memerlukan banyak waktu untuk apat menyeleaikan permainan ini. Pemain memerlukan uatu cara yaitu engan menggunakan algoritma A* yang lebih cepat membantu menyeleaikan permainan. Pemain akan berhail bila telah menyuun kembali ubin ecara terurut eperti paa gambar 2. Goal Gambar 2. Tujuan Akhir Permainan 8 Puzzle Analii kebutuhan item merupakan proe ientifikai an evaluai permaalahanpermaalahan yang aa, ehingga item yang ibangun euai engan kriteria yang iharapkan. Aturan permainan 8 puzzle an cara berpikir komputer akan iterapkan paa permainan 8 puzzle. Oleh karena itu, aplikai yang ihailkan, haru memenuhi kebutuhan ebagai berikut. 1. Aplikai akan menerima input berupa nama uer. 2. Aplikai haru mampu menjalankan permainan 8 puzzle euai engan aturan. 3. Aplikai haru memiliki hint an pencarian olui. Algoritma berpikir komputer ini ibuat engan mengikuti Algoritma A*. 4. Aplikai haru mampu mencatat hitory berupa langkah-langkah yang iambil oleh uer atau komputer. 5. Aplikai apat menyimpan an membuka kembali permainan yang pernah iimpan ebelumnya ke atabae. 6. Aplikai haru mampu mengatur level uara auio. Papan permainan 8 Puzzle yang igunakan i alam aplikai akan terlihat eperti paa gambar 3. Paa aat awal permainan ubin akan iacak ecara ranom. Pemain akan apat memulai permainan etelah ubin teracak. Pemain haru menyuun kembali ubin yang telah iacak engan cara menggeer ubin ke kanan, ke kiri, ke ata, ke bawah engan melewati ubin yang koong. Ubin koong igunakan ebagai ruang untuk apat menggeer ubin agar ubin apat teruun kembali ecara berurutan. Jika Ubin telah beraa paa poii, maka pemain telah berhail menyeleaikan permainan ini. Ubin Koong Gambar 3. Aturan Permainan 8 Puzzle Aturan permainan 8 puzzle yang iterapkan paa aplikai aalah ebagai berikut: 1. Paa awal permainan, ubin akan iacak ehingga ubin menjai tiak terurut, 2. Pemain menggeer ubin ke ata atau ke bawah atau ke kiri atau ke kanan, 3. Bila pemain apat menggeer ubin ecara terurut kembali, maka pemain telah menyeleaikan permainan. Algoritma berpikir komputer irancang engan menggunakan Algoritma A*. Rumuan A* ini ibuat eemikian rupa ehingga pemain apat melihat olui ari permainan yang telah ijalankan. Implementai penerapan metoa A* paa algoritma berpikir komputer apat ilihat paa gambar berikut. Gambar 4. Algoritma Berfikir Komputer Paa keempat keaaan terebut komputer akan memilih aki yang memiliki nilai heuritik (H) yang paling kecil. Bila aa yang mempunyai nilai heuritik yang ama, maka biak pertama yang ipilih. Rumuan untuk menghitung nilai heuritik paa maing-maing ubin aalah ebagai berikut: Nilai Heuritik(H) = (AbAwal OrAkhir) + (OrAwal AbAkhir) (1) Dimana AbAwal aalah Poii kolom angka Information Technology 4-25

4 Seminar Naional Teknologi Informai an Komunikai (SNASTIKOM 2013) ISBN yang teracak ebelum igeer, OrAkhir aalah Poii bari angka yang teracak ebelum igeer, OrAwal aalah Poii kolom angka yang benar an AbAkhir aalah Poii bari angka yang benar Pengujian white box ilakukan untuk mematikan bahwa emua jalur inepenen ari uatu moul telah ilalui paling eikit atu kali. Pengujian white box yang ilakukan aalah pengujian bai path an Cyclomatic Complexitynya. Setelah flowchart (Gambar 10) ibuat, maka flowchart terebut apat iubah menjai flowgraph (Gambar 11). Gambar 5. Perhitungan heuritik yang akan ilakukan Algoritma A* apat ijelakan ebagai berikut. 1. Cari nilai heuritik untuk kotak angka yang berbataan langung engan pace 2. Kotak engan nilai heuritik paling bear yang akan ipilih lalu imaukkan ke alam lit. Di ini lit befungi ebagai pencatat tatu agar tiak aa pengulangan terhaap gerakan. 3. Apabila terapat ua buah kotak engan heuritik ama, yang igerakkan aalah kotak yang pertama. 4. Alokai next lit lalu ulangi langkah i ata engan konii terakhir (etelah kotak igerakkan) 5. Setelah itemukan olui yang benar, maka proe pencarian olui akan ihentikan. Gambar 7. Penerapan Algoritma A* Gambar 6. Alur Algoritma A* Gambar 7 an Gambar 8 merupakan contoh ari penggunaan algoritma A*. 4. Hail an Pembahaan Gambar 9 merupakan tampilan papan permainan 8 puzzle. Gambar 8. Flowchart Penerapan Algoritma A* 4-26 Information Technology

5 Seminar Naional Teknologi Informai an Komunikai (SNASTIKOM 2013) ISBN V(G) = Cyclomatic Complexity Setelah ihitung nilai Cyclomatic Complexitnya, ternyata iapat bahwa V(G)= 5. Maka apat itarik keimpulan bahwa penerapan algoritma A* paa aplikai puzzle ini memiliki truktur baik, proeur tabil an reikonya renah. Gambar 9. Permainan Puzzle Gambar 10. Flowchart moul permainan Setelah flowchart an flowgraph ibuat, langkah elanjutnya aalah membuat rangkaian jalur yang apat ilalui paa moul ruangan. Berikut ini aalah bai et yang terbentuk beraarkan flowgraph moul ruangan: Penghitungan Cyclomatic Complexity E= 16,N= 13 V(G) = E - N + 2 V(G) = = 5 Keterangan: E = Ege, N = Noe Gambar 11. Flowgraph moul permainan Setelah program eleai akan ilakukan pengujian algoritma yang uah ibuat, yaitu engan mencoba menyeleaikan kau puzzle yang telah iacak ebanyak 100 kali untuk melihat waktu an total pergeeran yang ihailkan iapatkan ata berikut: 1. TG*=3245, W*=2494, =-2781, 2 = TG=6026, W=7987, =-5493, 2 = Dengan menggunakan uji ampel berpaangan, akan iuji apakah total pergeeran an waktu yang igunakan ebelum an euah menggunakan algoritma A* mengalami kemajuan engan perhitungan ( α = 5% ) ebagai berikut: TG 1= Total Geer*(Solui) TG 2= Total Geer (Uer) H 0 : TG 1 > TG 2 H 1 : TG 1 < TG 2 Σ n ,78 n Information Technology 4-27

6 Seminar Naional Teknologi Informai an Komunikai (SNASTIKOM 2013) ISBN t hit / n , / 100 W 1= Total Geer* (Solui) W 2= Total Geer (Uer) H 0 : W 1 > W 2 H 1 : W 1 < W 2 Σ n ,15 n t t hit hit / n , / 100 / n , / 100 α = 5% = 0.05 f = n-1, = 99 Kriteria Penerimaan Dari hail yang iapat, ilihat bahwa: 1. -8,02 < -1,645 berarti H 1 untuk TG 1 < TG 2 iterima ,90 < -1,645 berarti H 1 untuk W 1 < W 2 iterima. Hal ini berarti engan menggunakan algoritma A* apat membantu uer yaitu engan menghemat waktu permainan an lebih eikit melakukan pergeeran. meminimalkan total pergeeran an waktu yang ihabikan ibaningkan engan bermain tanpa menggunakan algoritma A*. 2. Penerapan Algoritma A* Paa Aplikai Puzzle ini apat membantu pemain alam memainkan permainan ecara cepat an tanpa menghabikan waktu yang cukup lama. 3. Penggunaan metoe A* apat mencari olui maalah pergeeran engan baik. Daftar Putaka [1] Tilawah,H Penerapan Algoritma A-tar (A*) Untuk Menyeleaikan Maalah Maze. Juruan Teknik Informatika, ITB. [2] Himmanuin. (2011). Rancang Bangun Game Novel Ciual Menggunakan Ren py v Yogyakarta: Juruan Teknik Informatika Fakulta Teknik Inutri Univerita Ilam Inoneia. [3] Rezan A. (2009). Penerapan Pohon an Algoritma Heuritic alam Menyeleaikan Sliing Puzzle. ITB. [4] Ecky,P.(2009). Penerapan Algoritma A* Sebagai Algoritma Pencari Jalan Dalam Game. Diambil ari Juruan Teknik Informatika, Intitut Teknologi Banung. [5] Praetyo, Igor. Penyeleaian Permaalahan 8 Puzzle engan Menggunakan Algoritma A* (A Star). Diambil ari Juruan Teknik Informatika, Intitut Teknologi Banung. [6] Haye, R. (2001). The Sam Loy 15-Puzzle. [7] Kuumaewi, S. (2003), Artificial Intelligence (Teknik an Aplikainya). Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta. [8] Della,P. (2010). Algoritma Pencarian A* engan Fungi Heuritik Jarak Manhattan. Diambil ari Juruan Teknik Informatika, ITB. [9] Victor, Ivan, Diko. Algoritma A* (A Star) Sebagai Salah Satu Contoh Metoe Pemrograman Branch an Boun. Diambil ari Library ITB. [10] Riftai,M. (2007). Variai Penggunaan Fungi Heuritik Dalam Pengaplikaian Algoritma A*. Diambil ari Juruan Teknik Informatika, Intitut Teknologi Banung. [11] Deiani, A. an Arhami, M. ( 2006). Konep Keceraan Buatan, Penerbit Ani, Yogyakarta. 5. Keimpulan Beraarkan penjelaan yang telah iuraikan ebelumnya, maka apat iimpulkan ebagai berikut: 1. Total pergeeran an waktu yang igunakan engan menggunakan algoritma A* akan 4-28 Information Technology

Penentuan Jalur Terpendek Distribusi Barang di Pulau Jawa

Penentuan Jalur Terpendek Distribusi Barang di Pulau Jawa Penentuan Jalur Terpendek Ditribui Barang di Pulau Jawa Stanley Santoo /13512086 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Intitut Teknologi Bandung, Jl. Ganeha 10 Bandung

Lebih terperinci

BAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR

BAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR 6 BAB VIII METODA TEMPAT EDUDUAN AAR Dekripi : Bab ini memberikan gambaran ecara umum mengenai diagram tempat kedudukan akar dan ringkaan aturan umum untuk menggambarkan tempat kedudukan akar erta contohcontoh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Deain Penelitian yaitu: Pengertian deain penelitian menurut chuman dalam Nazir (999 : 99), Deain penelitian adalah emua proe yang diperlukan dalam perencanaan dan pelakanaan

Lebih terperinci

EKSTRAKSI FITUR BERBASIS WAVELET PADA SISTEM TEMU KEMBALI CITRA TEKSTUR

EKSTRAKSI FITUR BERBASIS WAVELET PADA SISTEM TEMU KEMBALI CITRA TEKSTUR SCAN OL. II NOMOR 2 ISSN : 1978-0087 EKSTRAKSI FITUR BERBASIS WAELET PAA SISTEM TEMU KEMBALI CITRA TEKSTUR Nanik Suciati Juruan Teknik Informatika, Fakulta Teknologi Informai, Intitut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

Korelasi antara tortuositas maksimum dan porositas medium berpori dengan model material berbentuk kubus

Korelasi antara tortuositas maksimum dan porositas medium berpori dengan model material berbentuk kubus eminar Naional Quantum #25 (2018) 2477-1511 (8pp) Paper eminar.uad.ac.id/index.php/quantum Korelai antara tortuoita imum dan poroita medium berpori dengan model material berbentuk kubu FW Ramadhan, Viridi,

Lebih terperinci

PERTEMUAN 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER

PERTEMUAN 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER PERTEMUAN PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER Setelah dapat membuat Model Matematika (merumukan) peroalan Program Linier, maka untuk menentukan penyeleaian Peroalan Program Linier dapat menggunakan metode,

Lebih terperinci

PENTINGNYA MEDIA PEMBELAJARAN LABE (LANTAI BERHITUNG) PADA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA SD KELAS III TERHADAP HASIL BELAJAR

PENTINGNYA MEDIA PEMBELAJARAN LABE (LANTAI BERHITUNG) PADA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA SD KELAS III TERHADAP HASIL BELAJAR Tuga Matakuliah Pengembangan Pembelajaran Matematika SD Doen Pengampu Mohammad Faizal Amir, M.Pd. S-1 PGSD Univerita Muhammadiyah Sidoarjo PENTINGNYA MEDIA PEMBELAJARAN LABE (LANTAI BERHITUNG) PADA PELAJARAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat matematika menjadi angat penting artinya, bahkan dapat dikatakan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan

Lebih terperinci

DEFERENSIAL PARSIAL BAGIAN I

DEFERENSIAL PARSIAL BAGIAN I DEFEENSAL PASAL BAGAN Diferenial parial olume uatu iliner berjari-jari r engan ketinggian h inatakan oleh r h Yakni bergantung kepaa ua bearan, aitu r an h. Jika r kita jaga tetap an ketinggian h kita

Lebih terperinci

SIMULASI KARAKTERISTIK DIODA DENGAN MENGGUNAKAN BAHASA PEMROGRAMAN DELPHI 7.0. Nuzulul Istichoroh S1-Fisika, FMIPA, UNESA,

SIMULASI KARAKTERISTIK DIODA DENGAN MENGGUNAKAN BAHASA PEMROGRAMAN DELPHI 7.0. Nuzulul Istichoroh S1-Fisika, FMIPA, UNESA, Simulai Karakteritik Dioe engan Menggunakan Bahaa Pemrograman Delphi 7.0 SMULAS KARAKTERSTK DODA DENGAN MENGGUNAKAN BAHASA PEMROGRAMAN DELPH 7.0 Nuzulul tichoroh S1-Fiika, FMPA, UNESA, mbiz_elnino@yahoo.co.i

Lebih terperinci

Nina membeli sebuah aksesoris komputer sebagai hadiah ulang tahun. Kubus dan Balok. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com

Nina membeli sebuah aksesoris komputer sebagai hadiah ulang tahun. Kubus dan Balok. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com Bab Kubu dan Balok ujuan embelajaran etelah mempelajari bab ini iwa diharapkan mampu: Mengenal dan menyebutkan bidang, ruuk, diagonal bidang, diagonal ruang, bidang diagonal kubu dan balok; Menggambar

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Teknik Instrumentasi dan Kendali. Permodelan Sistem

Laporan Praktikum Teknik Instrumentasi dan Kendali. Permodelan Sistem Laporan Praktikum Teknik Intrumentai dan Kendali Permodelan Sitem iuun Oleh : Nama :. Yudi Irwanto 0500456. Intan Nafiah 0500436 Prodi : Elektronika Intrumentai SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR BAAN TENAGA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan jaman yang cepat seperti sekarang ini, perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan jaman yang cepat seperti sekarang ini, perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan jaman yang cepat eperti ekarang ini, peruahaan dituntut untuk memberikan laporan keuangan yang benar dan akurat. Laporan keuangan terebut

Lebih terperinci

Analisa Kendali Radar Penjejak Pesawat Terbang dengan Metode Root Locus

Analisa Kendali Radar Penjejak Pesawat Terbang dengan Metode Root Locus ISBN: 978-60-7399-0- Analia Kendali Radar Penjejak Peawat Terbang dengan Metode Root Locu Roalina ) & Pancatatva Heti Gunawan ) ) Program Studi Teknik Elektro Fakulta Teknik ) Program Studi Teknik Mein

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

3. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian 3. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu an Lokai Penelitian Penelitian ilakanakan elama 9 bulan mulai Maret ampai November 2010. Alokai waktu 9 bulan menginikaikan repreentai muim yaitu Muim Peralihan Barat-Timur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang akan dilakukan merupakan metode ekperimen dengan deain Pottet-Only Control Deign. Adapun pola deain penelitian

Lebih terperinci

BAB III NERACA ZAT DALAM SISTIM YANG MELIBATKAN REAKSI KIMIA

BAB III NERACA ZAT DALAM SISTIM YANG MELIBATKAN REAKSI KIMIA BAB III EACA ZAT DALAM SISTIM YAG MELIBATKA EAKSI KIMIA Pada Bab II telah dibaha neraca zat dalam yang melibatkan atu atau multi unit tanpa reaki. Pada Bab ini akan dibaha neraca zat yang melibatkan reaki

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YP Unila

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YP Unila III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Populai dalam penelitian ini adalah emua iwa kela XI IPA SMA YP Unila Bandar Lampung tahun ajaran 01/013 yang berjumlah 38 iwa dan terebar dalam enam kela yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian. Waktu Penelitian Penelitian dilakanakan pada 4 Februari 5 Maret 0.. Tempat Penelitian Tempat penelitian ini dilakanakan di SMP Ilam Al-Kautar

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI BAB VIII DESAIN SISEM ENDALI MELALUI ANGGAPAN FREUENSI Dalam bab ini akan diuraikan langkah-langkah peranangan dan kompenai dari item kendali linier maukan-tunggal keluaran-tunggal yang tidak berubah dengan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PACE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMBUKTIAN MATEMATIKA SISWA DI KELAS VII SMP MATERI GEOMETRI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PACE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMBUKTIAN MATEMATIKA SISWA DI KELAS VII SMP MATERI GEOMETRI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PACE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMBUKTIAN MATEMATIKA SISWA DI KELAS VII SMP MATERI GEOMETRI Arief Aulia Rahman 1 Atria Yunita 2 1 STKIP Bina Banga Meulaboh, Jl. Naional

Lebih terperinci

Perancangan dan Pembuatan Plant Ball and Beam

Perancangan dan Pembuatan Plant Ball and Beam Perancangan an Pembuatan Plant Ball an Beam M Mulim W, Mahaiwa TE Unip, Agung Warito,Staf Pengajar TE Unip, Ari Triwiyatno, Staf Pengajar TE Unip Abtrak Sitem ball an beam aalah ebuah item imana paa item

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. 2. Tinjauan Pustaka

1. Pendahuluan. 2. Tinjauan Pustaka 1. Pendahuluan Komunikai merupakan kebutuhan paling menonjol pada kehidupan manuia. Pada awal perkembangannya ebuah pean diampaikan ecara langung kepada komunikan. Namun maalah mulai muncul ketika jarak

Lebih terperinci

awalnya bergerak hanya pada bidang RT/RW net. Pada awalnya cakupan daerah dari sekarang cakupan daerah dari perusahaan ini telah mencapai Sentul.

awalnya bergerak hanya pada bidang RT/RW net. Pada awalnya cakupan daerah dari sekarang cakupan daerah dari perusahaan ini telah mencapai Sentul. BAB 3 ANALISA SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Latar Belakang Peruahaan CV Innovation Network berdiri pada tahun 2006 di Jakarta. Peruahaan ini pada awalnya bergerak hanya pada bidang RT/RW net. Pada awalnya cakupan

Lebih terperinci

Perancangan Algoritma pada Kriptografi Block Cipher dengan Teknik Langkah Kuda Dalam Permainan Catur

Perancangan Algoritma pada Kriptografi Block Cipher dengan Teknik Langkah Kuda Dalam Permainan Catur Perancangan Algoritma pada Kriptografi Block Cipher dengan Teknik Langkah Kuda Dalam Permainan Catur Adi N. Setiawan, Alz Danny Wowor, Magdalena A. Ineke Pakereng Teknik Informatika, Fakulta Teknologi

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN NASABAH BANK X KANTOR WILAYAH SEMARANG ABSTRACT

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN NASABAH BANK X KANTOR WILAYAH SEMARANG ABSTRACT ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 791-800 Online di: http://ejournal-1.undip.ac.id/index.php/gauian ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN NASABAH BANK X KANTOR WILAYAH

Lebih terperinci

MODUL 2 SISTEM KENDALI KECEPATAN

MODUL 2 SISTEM KENDALI KECEPATAN MODUL SISTEM KENDALI KECEPATAN Kurniawan Praetya Nugroho (804005) Aiten: Muhammad Luthfan Tanggal Percobaan: 30/09/06 EL35-Praktikum Sitem Kendali Laboratorium Sitem Kendali dan Komputer STEI ITB Abtrak

Lebih terperinci

BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS

BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS 2. TEGANGAN IMPULS Tegangan Impul (impule voltage) adalah tegangan yang naik dalam waktu ingkat ekali kemudian diuul dengan penurunan yang relatif lambat menuju nol. Ada tiga

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE SIMPLE QUEUE DAN QUEUE TREE UNTUK OPTIMASI MANAJEMEN BANDWITH JARINGAN KOMPUTER DI POLITEKNIK ACEH SELATAN.

IMPLEMENTASI METODE SIMPLE QUEUE DAN QUEUE TREE UNTUK OPTIMASI MANAJEMEN BANDWITH JARINGAN KOMPUTER DI POLITEKNIK ACEH SELATAN. IMPLEMENTASI METODE SIMPLE QUEUE DAN QUEUE TREE UNTUK OPTIMASI MANAJEMEN BANDWITH JARINGAN KOMPUTER DI POLITEKNIK ACEH SELATAN Dirja Nur Ilham Doen Teknik Komputer Politeknik Aceh Selatan dirja_nur@yaoo.com

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI PENCAIRAN BIAYA BERBASIS WEB PADA PT PEGADAIN (Persero) KANTOR WILAYAH X BANDUNG

PERANCANGAN APLIKASI PENCAIRAN BIAYA BERBASIS WEB PADA PT PEGADAIN (Persero) KANTOR WILAYAH X BANDUNG PERANCANGAN APLIKASI PENCAIRAN BIAYA BERBASIS WEB PADA PT PEGADAIN (Perero) KANTOR WILAYAH X BANDUNG Heri Purwanto, M.M., M.T 1, Intan Nurlaily, Amd 2 1 Program Studi Manajemen Informatika, STMIK LPKIA

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISIS RIAK ARUS KELUARAN INVERTER PWM LIMA FASA DENGAN BEBAN TERHUBUNG BINTANG

BAB 5 ANALISIS RIAK ARUS KELUARAN INVERTER PWM LIMA FASA DENGAN BEBAN TERHUBUNG BINTANG BAB 5 ANALII RIAK ARU KELUARAN INVERER PWM LIMA FAA DENGAN BEBAN ERHUBUNG BINANG 5. Penahuluan Paa bab ebelumnya telah ijelakan bahwa paa item multifaa, hubungan antaa iak au keluaan inete beban poligon

Lebih terperinci

FIsika KARAKTERISTIK GELOMBANG. K e l a s. Kurikulum A. Pengertian Gelombang

FIsika KARAKTERISTIK GELOMBANG. K e l a s. Kurikulum A. Pengertian Gelombang Kurikulum 2013 FIika K e l a XI KARAKTERISTIK GELOMBANG Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami pengertian gelombang dan jeni-jeninya.

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Dekripi Data Penelitian ini menggunakan penelitian ekperimen. Subyek penelitiannya dibedakan menjadi kela ekperimen dan kela kontrol. Kela ekperimen diberi perlakuan

Lebih terperinci

ANALISA STRUKTUR TIKUNGAN JALAN RAYA BERBENTUK SPIRAL-SPIRAL DENGAN PENDEKATAN GEOMETRI

ANALISA STRUKTUR TIKUNGAN JALAN RAYA BERBENTUK SPIRAL-SPIRAL DENGAN PENDEKATAN GEOMETRI ANALISA STRUKTUR TIKUNGAN JALAN RAYA BERBENTUK SPIRAL-SPIRAL DENGAN PENDEKATAN GEOMETRI Edi Sutomo Program Studi Magiter Pendidikan Matematika Program Paca Sarjana Univerita Muhammadiyah Malang Jln Raya

Lebih terperinci

TEORI ANTRIAN. Pertemuan Ke-12. Riani Lubis. Universitas Komputer Indonesia

TEORI ANTRIAN. Pertemuan Ke-12. Riani Lubis. Universitas Komputer Indonesia TEORI ANTRIAN MATA KULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-12 Riani Lubi Juruan Teknik Informatika Univerita Komputer Indoneia Pendahuluan (1) Pertamakali dipublikaikan pada tahun 1909 oleh Agner Kraup Erlang

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI ROOT LOCUS

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI ROOT LOCUS Bab VI: DESAIN SISEM ENDALI MELALUI OO LOCUS oot Lou dapat digunakan untuk mengamati perpindahan pole-pole (lup tertutup) dengan mengubah-ubah parameter penguatan item lup terbukanya ebagaimana telah ditunjukkan

Lebih terperinci

ENKRIPSI DAN DEKRIPSI DENGAN ALGORITMA AES 256 UNTUK SEMUA JENIS FILE

ENKRIPSI DAN DEKRIPSI DENGAN ALGORITMA AES 256 UNTUK SEMUA JENIS FILE ENKRIPSI DAN DEKRIPSI DENGAN ALGORITMA AES 256 UNTUK SEMUA JENIS FILE Voni Yuniati (1), Gani Indriyanta (2), Antoniu Rahmat C (3) Abtrak: Kemajuan teknologi komputer dan telekomunikai telah menjadi kebutuhan

Lebih terperinci

ADAPTIVE WEB SITE DENGAN METODE FUZZY CLUSTERING

ADAPTIVE WEB SITE DENGAN METODE FUZZY CLUSTERING ADAPTIVE WEB ITE DENGAN METODE FUZZY CLUTERING Muchammad Huni, Wakito Wibiono, dan Wahyu Nugroho Juruan Teknik Informatika, Fakulta Teknologi Informai, Intitut Teknologi epuluh Nopember Kampu IT, Jl. Raya

Lebih terperinci

GERAK MELINGKAR (ROTASI)

GERAK MELINGKAR (ROTASI) GEAK MELINGKA (OTASI) y P x P y P x y y x x - alam - maka : Gerak luru (arah tetap) Gerak melingkar (umbu tetap) Penting Poii uut kecepatan uut eferenintegral eferenintegral Bearan Suut an Linier percepatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 88 BAB IV HASIL PEELITIA DA PEMBAHASA Dalam bab ini dipaparkan; a) hail penelitian, b) pembahaan. A. Hail Penelitian 1. Dekripi Data Dekripi hail penelitian yang diperoleh dari pengumpulan data menggunakan

Lebih terperinci

PERILAKU HIDRAULIK FLAP GATE PADA ALIRAN BEBAS DAN ALIRAN TENGGELAM ABSTRAK

PERILAKU HIDRAULIK FLAP GATE PADA ALIRAN BEBAS DAN ALIRAN TENGGELAM ABSTRAK Konfereni Naional Teknik Sipil (KoNTekS ) Sanur-Bali, - Juni PERILAKU HIDRAULIK FLAP GATE PADA ALIRAN BEBAS DAN ALIRAN TENGGELAM Zufrimar, Budi Wignyoukarto dan Itiarto Program Studi Teknik Sipil, STT-Payakumbuh,

Lebih terperinci

Nama : Perli Iswanto KLS : 4EA04 NPM :

Nama : Perli Iswanto KLS : 4EA04 NPM : SURVEI HARGA, KUALITAS PELAYANAN DAN TINGKAT BUNGA KREDIT, PADA KONSUMEN LEASING PT KEMBANG 88 MULTIFINANCE. Nama : Perli Iwanto KLS : 4EA04 NPM : 13209929 Latar Belakang LATAR BELAKANG Menurut alah eorang

Lebih terperinci

2. Berikut merupakan komponen sistem kendali atau sistem pengaturan, kecuali... a. Sensor b. Tranducer c. Penguat d. Regulator *

2. Berikut merupakan komponen sistem kendali atau sistem pengaturan, kecuali... a. Sensor b. Tranducer c. Penguat d. Regulator * ELOMPO I 1. Suunan komponen-komponen yang aling dihubungkan edemikian rupa ehingga dapat mengendalikan atau mengatur keluaran yang euai harapan diebut ebagai... a. Sitem Pengaturan * b. Sitem Otomati c.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DEPAN. i SAMPUL DALAM... ii PRASYARAT GELAR. iii LEMBAR PERSETUJUAN.. iv PENETAPAN PANITIA PENGUJI.. v UCAPAN TERIMA KASIH... vi ABSTRAK... vii ABSTRACT... viii RINGKASAN. ix

Lebih terperinci

MASALAH PENGEPAKAN BANGUN DATAR

MASALAH PENGEPAKAN BANGUN DATAR MASALAH PENGEPAKAN BANGUN DATAR Sumardyono, M.Pd. Maalah pengepakan (packing) adalah maalah meletakkan objek-objek yang aling beringgungan dengan cara tertentu dan di dalam uatu wadah dengan peifikai tertentu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Penelitian adalah alah atu media yang digunakan dalam menuli dengan proedur yang telah ditentukan. Penelitian pada hakekatnya adalah uatu upaya dan bukan hanya

Lebih terperinci

Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sistem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tanks

Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sistem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tanks JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No., (07) ISSN: 337-3539 (30-97 Print) B-4 Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sitem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tank Boby Dwi Apriyadi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A III METODOLOGI PENELITIAN A. Jeni Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, di mana penelitian langung dilakukan di lapangan yang berifat kuantitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

STUDI PERBANDINGAN BELITAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PENGGUNAAN TAP CHANGER (Aplikasi pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRANSBUANA)

STUDI PERBANDINGAN BELITAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PENGGUNAAN TAP CHANGER (Aplikasi pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRANSBUANA) STUDI PERBADIGA BELITA TRASFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PEGGUAA TAP CHAGER (Aplikai pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRASBUAA) Bayu T. Sianipar, Ir. Panuur S.M. L.Tobing Konentrai Teknik Energi Litrik,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Menurut Sugiyono, metode penelitian pendidikan dapat diartikan ebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan

Lebih terperinci

ROOT LOCUS. 5.1 Pendahuluan. Bab V:

ROOT LOCUS. 5.1 Pendahuluan. Bab V: Bab V: ROOT LOCUS Root Locu yang menggambarkan pergeeran letak pole-pole lup tertutup item dengan berubahnya nilai penguatan lup terbuka item yb memberikan gambaran lengkap tentang perubahan karakteritik

Lebih terperinci

Perencanaan teknis tanggul pada sungai lahar

Perencanaan teknis tanggul pada sungai lahar Kontruki an Bangunan Perencanaan tekni tanggul paa ungai lahar Keputuan Menteri Permukiman an Praarana Wilayah Nomor : 360/KPTS/M/2004 Tanggal : 1 Oktober 2004 DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH

Lebih terperinci

Bola Nirgesekan: Analisis Hukum Kelestarian Pusa pada Peristiwa Tumbukan Dua Dimensi

Bola Nirgesekan: Analisis Hukum Kelestarian Pusa pada Peristiwa Tumbukan Dua Dimensi Bola Nirgeekan: Analii Hukum Keletarian Pua pada Peritiwa Tumbukan Dua Dimeni Akhmad Yuuf 1,a), Toni Ku Indratno 2,b) 1,2 Laboratorium Teknologi Pembelajaran Sain, Fakulta Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Jeni penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan ekperimental. Deain penelitian ini adalah Pottet-Only Control Deign. Dalam deain ini terdapat

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. penelitian quasi experimental. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi

METODE PENELITIAN. penelitian quasi experimental. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode penelitian quai experimental. Deain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak

Lebih terperinci

BAB 3 PEMODELAN MATEMATIS DAN SISTEM PENGENDALI

BAB 3 PEMODELAN MATEMATIS DAN SISTEM PENGENDALI 26 BAB 3 PEMODELAN MATEMATIS DAN SISTEM PENGENDALI Pada tei ini akan dilakukan pemodelan matemati peramaan lingkar tertutup dari item pembangkit litrik tenaga nuklir. Pemodelan matemati dibentuk dari pemodelan

Lebih terperinci

Transformasi Laplace dalam Mekatronika

Transformasi Laplace dalam Mekatronika Tranformai Laplace dalam Mekatronika Oleh: Purwadi Raharjo Apakah tranformai Laplace itu dan apa perlunya mempelajarinya? Acapkali pertanyaan ini muncul dari eorang pemula, apalagi begitu mendengar namanya

Lebih terperinci

KAJIAN TEORITIS DALAM MERANCANG TUDUNG PETROMAKS TEORETYCAL STUDY ON DESIGNING A PETROMAKS SHADE. Oleh: Gondo Puspito

KAJIAN TEORITIS DALAM MERANCANG TUDUNG PETROMAKS TEORETYCAL STUDY ON DESIGNING A PETROMAKS SHADE. Oleh: Gondo Puspito KAJIAN TEORITIS DALAM MERANCANG TUDUNG PETROMAKS TEORETYCAL STUDY ON DESIGNING A PETROMAKS SHADE Oleh: Gondo Pupito Staf Pengajar Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, PSP - IPB Abtrak Pada penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Dekripi Data Untuk mengetahui pengaruh penggunaan media Audio Viual dengan metode Reading Aloud terhadap hail belajar iwa materi العنوان, maka penuli melakukan

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA BAB MOTOR NDUKS TGA FASA.1 Umum Motor induki merupakan motor aru bolak balik (AC) yang paling lua digunakan dan dapat dijumpai dalam etiap aplikai indutri maupun rumah tangga. Penamaannya beraal dari kenyataan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Jeni penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan ekperimental. Deain penelitian ini adalah Pottet-Only Control Deign. Dalam deain ini terdapat

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Dekripi Data Kegiatan penelitian dilakanakan pada tanggal ampai dengan 4 April 03 di Madraah Ibtidaiyah Infarul Ghoy Plamonganari Pedurungan Semarang. Dalam penelitian

Lebih terperinci

Pengertian tentang distribusi normal dan distribusi-t

Pengertian tentang distribusi normal dan distribusi-t Juruan Teknik Sipil Fakulta Teknik Sipil dan Perencanaan 8 Univerita Mercu Buana MODUL 8 STATISTIKA DAN PROBABILITAS 8.1 MATERI KULIAH : Pengertian umum ditribui normal. 8. POKOK BAHASAN :. Pengertian

Lebih terperinci

Kajian Solusi Numerik Metode Runge-Kutta Nystrom Orde Empat Dalam Menyelesaikan Persamaan Diferensial Linier Homogen Orde Dua

Kajian Solusi Numerik Metode Runge-Kutta Nystrom Orde Empat Dalam Menyelesaikan Persamaan Diferensial Linier Homogen Orde Dua Jurnal Gradien Vol. No. Juli 0 : -70 Kajian Solui Numerik Metode Runge-Kutta Nytrom Empat Dalam Menyeleaikan Peramaan Diferenial Linier Homogen Dua Zulfia Memi Mayaari, Yulian Fauzi, Cici Ratna Putri Jelita

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA 2.1 Umum Motor litrik merupakan beban litrik yang paling banyak digunakan di dunia, Motor induki tiga faa adalah uatu mein litrik yang mengubah energi litrik menjadi energi

Lebih terperinci

Distribusi Gaussian Perilaku Tarung NPC Prajurit pada Game Peperangan Menggunakan Metode Box-Muller

Distribusi Gaussian Perilaku Tarung NPC Prajurit pada Game Peperangan Menggunakan Metode Box-Muller Ditribui Gauian Perilaku Tarung NPC Prajurit paa Game Peperangan Menggunakan Metoe Box-Muller Nur Kholi Maji 1) Moch. Hariai 2) Supeno Mari S. N 3) 1) Juruan Teknik Elektro ITS, Surabaya 60111, email:

Lebih terperinci

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MAHASISWA YANG MASUK MELALUI JALUR SNMPTN DAN JALUR UMB PADA MATAKULIAH KALKULUS II DI JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNIMED

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MAHASISWA YANG MASUK MELALUI JALUR SNMPTN DAN JALUR UMB PADA MATAKULIAH KALKULUS II DI JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNIMED 54 PERBEDAAN HASIL BELAJAR MAHASISWA YANG MASUK MELALUI JALUR SNMPTN DAN JALUR UMB PADA MATAKULIAH KALKULUS II DI JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNIMED Abil Manyur Abtrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA semester genap SMA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA semester genap SMA III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populai dan Sampel Penelitian Populai dalam penelitian ini adalah iwa kela XI IPA emeter genap SMA Negeri 0 Bandar Lampung tahun pelajaran 04/05 yang berjumlah 5 iwa. Kemampuan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PROTOTIPE PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO (PLTMH)

RANCANG BANGUN PROTOTIPE PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO (PLTMH) RANCANG BANGUN PROTOTIPE PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROIRO (PLTM) Fifi ety Sholihah, Ir. Joke Pratilatiaro, MT. Mahaiwa Juruan Teknik Elektro Indutri, PENS-ITS, Surabaya,Indoneia, e-mail: pipipiteru@yahoo.com

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Vii V ii Dina Pendidikan Kabupaten Way Kanan tidak lepa dari vii Pemerintah Kabupaten Way Kanan yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, dimana penelitian langung langung dilakukan di lapangan yang berifat kuantitatif. Metode yang digunakan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL OPTIMASI TANGGUH PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI PADA LINGKUNGAN MAKE-TO-ORDER

PENGEMBANGAN MODEL OPTIMASI TANGGUH PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI PADA LINGKUNGAN MAKE-TO-ORDER PEGEMBAGA MODEL OPTIMASI TAGGUH PERECAAA KAPASITAS PRODUKSI PADA LIGKUGA MAKE-TO-ORDER ikko Kurnia Gunawan, Dr. Carle Sitompul, S.T., M.T., MIM 1,2) Fakulta Teknologi Indutri, Juruan Teknik Indutri, Univerita

Lebih terperinci

Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Team Doen Riet Operaional rogram Studi Teknik Informatika Univerita Komputer Indoneia ertamakali dipublikaikan pada tahun 909 oleh Agner Kraup Erlang yang mengamati maalah kepadatan penggunaan telepon

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni dan Pendekatan Penelitian Jeni penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafiran

Lebih terperinci

SIMULASI SISTEM PEGAS MASSA

SIMULASI SISTEM PEGAS MASSA SIMULASI SISTEM PEGAS MASSA TESIS Diajukan guna melengkapi tuga akhir dan memenuhi alah atu yarat untuk menyeleaikan Program Studi Magiter Matematika dan mencapai gelar Magiter Sain oleh DWI CANDRA VITALOKA

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. langsung melalui wakil-wakilnya (Komaruddin, 2004:18). jangkauan yang hendak dicapai mencakup tiga aspek dasar, yaitu:

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. langsung melalui wakil-wakilnya (Komaruddin, 2004:18). jangkauan yang hendak dicapai mencakup tiga aspek dasar, yaitu: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoriti 2.1.1 Bura Efek Menurut J.Bogen bura efek adalah uatu item yang terorganiir dengan mekanime remi untuk mempertemukan penjual dan pembeli efek ecara langung

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik yang putaran rotornya

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik yang putaran rotornya BAB MOTOR NDUKS TGA PHASA.1 Umum Motor induki adalah motor litrik aru bolak-balik yang putaran rotornya tidak ama dengan putaran medan tator, dengan kata lain putaran rotor dengan putaran medan pada tator

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Persada

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Persada 0 III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Penelitian Populai dalam penelitian ini adalah emua iwa kela XI IPA SMA Perada Bandar Lampung tahun ajaran 0/0 yang berjumlah 07 iwa dan terebar dalam 3 kela.

Lebih terperinci

Simulasi Unjuk Kerja Sistem Kendali PID Pada Proses Evaporasi Dengan Sirkulasi Paksa

Simulasi Unjuk Kerja Sistem Kendali PID Pada Proses Evaporasi Dengan Sirkulasi Paksa 1 Simulai Unjuk erja Sitem endali ada roe Evaporai engan Sirkulai aka Ade Elbani Juruan Teknik Elektro Fakulta Teknik, Univerita Tanjungpura ontianak e-mail : adeelbani@yahoo.com Abtract roe evaporai ering

Lebih terperinci

MENENTUKAN INDEKS KOMPOSIT MENGGUNAKAN METODE LAGRANGE UNTUK MENGUKUR TINGKAT INDUSTRIALISASI

MENENTUKAN INDEKS KOMPOSIT MENGGUNAKAN METODE LAGRANGE UNTUK MENGUKUR TINGKAT INDUSTRIALISASI Jurnal Matematika Vol.6 No. Nopember 6 [ 9 : 8 ] MENENTUKAN INDEKS KOMPOSIT MENGGUNAKAN METODE LAGRANGE UNTUK MENGUKUR TINGKAT INDUSTRIALISASI DI PROPINSI JAWA BARAT Juruan Matematika, Uiverita Ilam Bandung,

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALI PID DENGAN BANTUAN METODE SIMULASI SOFTWARE MATLAB

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALI PID DENGAN BANTUAN METODE SIMULASI SOFTWARE MATLAB Jurnal Reaki (Journal of Science and Technology) Juruan Teknik imia oliteknik Negeri Lhokeumawe Vol.6 No.11, Juni 008 SSN 1693-48X ERANCANGAN SSTEM ENGENDAL D DENGAN BANTUAN METODE SMULAS SOFTWARE MATLAB

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Negeri 2 Metro

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Negeri 2 Metro 3 III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Penelitian Populai dalam penelitian ini adalah emua iwa kela X SMA Negeri Metro Tahun Pelajaran 03-04 yang berjumlah 56 iwa. Siwa terebut merupakan atu keatuan

Lebih terperinci

ALGORITMA THRESHOLDING ADAPTIF BERDASARKAN DETEKSI BLOK TERHADAP CITRA DOKUMEN TERDEGRADASI Agus Zainal Arifin, Arya Yudhi Wijaya, Laili Cahyani 1

ALGORITMA THRESHOLDING ADAPTIF BERDASARKAN DETEKSI BLOK TERHADAP CITRA DOKUMEN TERDEGRADASI Agus Zainal Arifin, Arya Yudhi Wijaya, Laili Cahyani 1 ALGORITMA THRESHOLDING ADAPTIF BERDASARKAN DETEKSI BLOK TERHADAP CITRA DOKUMEN TERDEGRADASI Agu Zainal Arifin, Arya Yudhi Wijaya, Laili Cahyani Fakulta Teknologi Informai, Intitut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

BAB II IMPEDANSI SURJA MENARA DAN PEMBUMIAN

BAB II IMPEDANSI SURJA MENARA DAN PEMBUMIAN BAB II IMPEDANI UJA MENAA DAN PEMBUMIAN II. Umum Pada aluran tranmii, kawat-kawat penghantar ditopang oleh menara yang bentuknya dieuaikan dengan konfigurai aluran tranmii terebut. Jeni-jeni bangunan penopang

Lebih terperinci

BAB II Dioda dan Rangkaian Dioda

BAB II Dioda dan Rangkaian Dioda BAB II Dioda dan Rangkaian Dioda 2.1. Pendahuluan Dioda adalah komponen elektronika yang teruun dari bahan emikonduktor tipe-p dan tipe-n ehingga mempunyai ifat dari bahan emikonduktor ebagai berikut.

Lebih terperinci

SISTEM KENDALI KECEPATAN MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdaus Politeknik Batam

SISTEM KENDALI KECEPATAN MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdaus Politeknik Batam SSTEM ENDAL ECEATAN MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdau oliteknik Batam. Tujuan 1. Memahami kelebihan dan kekurangan item kendali lingkar tertutup (cloe-loop) dibandingkan item kendali terbuka (open-loop).

Lebih terperinci

Aplikasi Jaringan Saraf Tiruan pada Shunt Active Power Filter Tiga Fasa

Aplikasi Jaringan Saraf Tiruan pada Shunt Active Power Filter Tiga Fasa Aplikai Jaringan Saraf iruan pada Shunt Active Power Filter iga Faa Hanny H. umbelaka, hiang, Sorati Fakulta eknologi Indutri, Juruan eknik Elektro, Univerita Kriten Petra Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah kondii alami dengan kepadatan rendah hingga edang cenderung mengalami deformai yang bear bila dilintai beban berulang kendaraan. Untuk itu, dibutuhkan uatu truktur

Lebih terperinci

PENGARUH PERAWATAN KOMPRESOR DENGAN METODE CHEMICAL WASH TERHADAP UNJUK KERJA SIKLUS TURBIN GAS dan KARAKTERISTIK ALIRAN ISENTROPIK PADA TURBIN IMPULS

PENGARUH PERAWATAN KOMPRESOR DENGAN METODE CHEMICAL WASH TERHADAP UNJUK KERJA SIKLUS TURBIN GAS dan KARAKTERISTIK ALIRAN ISENTROPIK PADA TURBIN IMPULS PENGARUH PERAWAAN KOMPRESOR DENGAN MEODE CHEMICAL WASH ERHADAP UNJUK KERJA SIKLUS URBIN GAS dan KARAKERISIK ALIRAN ISENROPIK PADA URBIN IMPULS GE MS 600B di PERAMINA UP III PLAJU Imail hamrin, Rahmadi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Data Langkah-Langkah Penelitian

METODE PENELITIAN Data Langkah-Langkah Penelitian METODE PENELITIAN Data Inonesia merupakan salah satu negara yang tiak mempunyai ata vital statistik yang lengkap. Dengan memperhatikan hal tersebut, sangat tepat menggunakan Moel CPA untuk mengukur tingkat

Lebih terperinci

KONSENTRASI SEDIMEN SUSPENSI RATA-RATA KEDALAMAN PADA SALURAN MENIKUNG BERDASARKAN HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS

KONSENTRASI SEDIMEN SUSPENSI RATA-RATA KEDALAMAN PADA SALURAN MENIKUNG BERDASARKAN HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS KONSENTRASI SEDIMEN SUSPENSI RATA-RATA KEDALAMAN PADA SALURAN MENIKUNG BERDASARKAN HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS Chairul Muhari Doen Juruan Teknik Sipil Politeknik Negeri Padang Email : ch_muhari@yahoo.com

Lebih terperinci

Bab 5. Migrasi Pre-Stack Domain Kedalaman. (Pre-stack Depth Migration - PSDM) Adanya struktur geologi yang kompleks, dalam hal ini perubahan kecepatan

Bab 5. Migrasi Pre-Stack Domain Kedalaman. (Pre-stack Depth Migration - PSDM) Adanya struktur geologi yang kompleks, dalam hal ini perubahan kecepatan Bab 5 Migrai Pre-Stack Domain Kedalaman (Pre-tack Depth Migration - PSDM) Adanya truktur geologi yang komplek, dalam hal ini perubahan kecepatan dalam arah lateral memerlukan teknik terendiri dalam pengolahan

Lebih terperinci

PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 2 PROJECT V PEMODELAN DAN OPTIMISASI SISTEM TRANSPORTASI

PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 2 PROJECT V PEMODELAN DAN OPTIMISASI SISTEM TRANSPORTASI PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI PROJECT V PEMODELAN DAN OPTIMISASI SISTEM TRANSPORTASI LABORATORIUM TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 03 PROJECT V PEMODELAN DAN OPTIMISASI

Lebih terperinci

Pengendalian Kadar Keasaman (ph) Pada Sistem Hidroponik Stroberi Menggunakan Kontroler PID Berbasis Arduino Uno

Pengendalian Kadar Keasaman (ph) Pada Sistem Hidroponik Stroberi Menggunakan Kontroler PID Berbasis Arduino Uno Pengendalian Kadar Keaaman (ph) Pada Sitem Hidroponik Stroberi Menggunakan Kontroler PID Berbai Arduino Uno Ika Kutanti, Pembimbing : M. Aziz Mulim, Pembimbing : Erni Yudaningtya. Abtrak Pengendalian kadar

Lebih terperinci

Nursyamsu Hidayat, Ph.D.

Nursyamsu Hidayat, Ph.D. 4//013 ivil Engineering Diploma Program Vocational chool Gajah Maa Univerity Nuryamu Hiayat, Ph.D. Alinemen horiontal/trae jalan merupakan proyeki umbu jalan paa biang horiontal Alinemen horiontal teriri

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah, siswa kelas X semester genap, sebanyak

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah, siswa kelas X semester genap, sebanyak III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Populai dalam penelitian ini adalah, iwa kela X emeter genap, ebanyak enam kela di SMA Taman Siwa Bandar Lampung tahun pelajaran 010-011. Teknik ampling yang

Lebih terperinci

Simulasi Springback pada Laser Beam Bending dan Rotary Draw Bending untuk Pipa AISI 304L

Simulasi Springback pada Laser Beam Bending dan Rotary Draw Bending untuk Pipa AISI 304L F108 Simulai Springback pada Laer Beam dan Rotary Draw untuk Pipa AISI 304L Adnan Syadidan, Ma Irfan P. Hidayat, dan Wikan Jatimurti Departemen Teknik Material, Fakulta Teknologi Indutri, Intitut Teknologi

Lebih terperinci

Perancangan IIR Hilbert Transformers Menggunakan Prosesor Sinyal Digital TMS320C542

Perancangan IIR Hilbert Transformers Menggunakan Prosesor Sinyal Digital TMS320C542 Perancangan IIR Hilbert ranformer Menggunakan Proeor Sinyal Digital MS0C54 Endra Juruan Sitem Komputer Univerita Bina Nuantara, Jakarta 480, email : endraoey@binu.ac.id Abtract Pada makalah ini akan dirancang

Lebih terperinci

Pengaruh Perubahan Set Point pada Pengendali Fuzzy Logic untuk Pengendalian Suhu Mini Boiler

Pengaruh Perubahan Set Point pada Pengendali Fuzzy Logic untuk Pengendalian Suhu Mini Boiler 72 Jurnal Rekayaa Elektrika Vol., No. 4, Oktober 23 Pengaruh Perubahan Set Point pada Pengendali Fuzzy Logic untuk Pengendalian Suhu Mini Boiler Bhakti Yudho Suprapto, Wahidin Wahab 2, dan Mg. Abdu Salam

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI. Tahap ini merupakan langkah pertama yang dilakukan dalam rangkaian

BAB 3 LANDASAN TEORI. Tahap ini merupakan langkah pertama yang dilakukan dalam rangkaian BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Penjawalan i Inutri Penerbangan Dalam unia enerbangan, enjawalan yang ilakukan aat terbagi menjai emat taha ebagai berikut ( Anbil, Forret, an Pulleyblank, 1998, 677 678 ) : a.

Lebih terperinci