Pengaturan Kecepatan Motor Induksi Tanpa Sensor Kecepatan dengan Metoda Direct Torque Control Menggunakan Observer Recurrent Neural Network
|
|
- Liana Irawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Pengatuan Kecepatan Moto Induksi Tanpa Senso Kecepatan dengan Metoda Diect Toque Contol Menggunakan Obseve Recuent Neual Netwok Epyk Sunano,), Soebagio ), Mauidhi Hei Punoo ) ) Politeknik Elektonika Negei Suabaya- ITS ) Juusan Teknik Elekto FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopebe Suabaya Kapus ITS Keputih Sukolilo Suabaya 6 Eail : epyk@eepis-its.edu ABSTRAK Penelitian ini ebahas pengebangan kontol pada kecepatan oto induksi tiga fasa tanpa senso kecepatan (speed sensoless) yang diopeasikan dengan etoda Diect Toque Contol (DTC). Kecepatan oto induksi diidentifikasi oleh suatu obseve. Estiasi kecepatan oto oleh obseve eelukan asukkan aus dan tegangan stato. Obseve untuk identifikasi kecepatan oto enggunakan etode Atificial Neual Netwok (ANN) dengan algoita pebelajaan enggunakan Recuent Neual Netwok (RNN). Hasil siulasi enggunakan atlab-siulink enunjukkan saat oto dibeikan kecepatan efeensi 77,974 ad/detik tejadi oveshoot 7,4%, ise tie,5 detik dan settling tie,64 detik. Kata Kunci: diect toque contol, speed sensoless, ecuent neual netwok ABSTRACT This pape descibes about developent of sensoless contol fo thee phase induction oto speed which is opeated by Diect Toque Contol (DTC). Induction oto speed is identified by an Obseve. Cuent supply and Stato Voltage ae uquied by Obseve to gain Moto Speed Estiation. Obseve fo oto speed identification is developed using Atificial Neual Netwok (ANN) Method and Recuent Neual Netwok (RNN) leaning algoith. The siulation esults using MathLab/Siulink show that on PI contolle with Recuent Neual Netwok (RNN) obseve, thee ae the oveshoot 7,4%, ise tie,5 second and settling tie,64 second with efeence speed 77,974 ad./sec. Keywods: diect toque contol, speed sensoless, ecuent neual netwok PENDAHULUAN Moto induksi banyak digunakan di industi, pusat bisnis tanspotasi dan aplikasi lain. Konstuksi yang kokoh (obust) eupakan keuntungan yang lua biasa dai oto induksi disaping haga yang uah dan udah untuk eawatnya. Untuk engatu kecepatan oto induksi pada kecepatan tetap dan kecepatan vaiabel dipelukan konvete daya. Apabila oto induksi endapat tegangan elalui konvete daya, aka bentuk gelobang tegangan tidak lagi sinusoida. Dala kondisi ini, peodelan oto tidak lagi enggunakan odel tafo. Catatan: Diskusi untuk akalah ini diteia sebelu tanggal Desebe 8. Diskusi yang layak uat akan ditebitkan pada Junal Teknik Elekto volue 9, noo, Maet 9. Peodelan dilakukan dengan enggunakan peodelan dala koodinat d-q-n untuk elakukan analisa. Model ini lebih fleksibel dibandingkan dengan odel oto induksi enggunakan odel tafo. Bentuk tegangan sube tidak haus sinusoida dan paaete esin bisa diubah[]. Selain digunakan untuk analisa kondisi steady state peodelan oto induksi dala koodinat d-q-n juga bisa untuk kondisi tansient. Selain itu konvete daya ini juga difungsikan untuk engatu paaetepaaete oto induksi, sehingga dengan engatu paaete oto induksi akan dapat epengauhi kecepatan puta oto. Dengan pengatuan kecepatan oto akan dapat epebaiki kualitas, kuantitas poduk, dan ebuat uu oto lebih panjang. Ada bebeapa stategi yang dipakai dala engatu kecepatan oto induksi diantaanya pengatuan 88
2 Pengatuan Kecepatan Moto Induksi Tanpa Senso Kecepatan dengan Metoda Diect Toque Contol [Epyk Sunano, at al] tegangan, pengatuan fekuensi, pengatuan tahanan oto untuk oto lilit dan pengatuan tidak langsung. Pengatuan tidak langsung diantaanya adalah pengatuan fluksi elalui V/f konstan, pengatuan aus slip dengan enggunakan pengatuan fekuensi vaiabel, pengatuan fluksi elalui aus stato dan slip fekuensi, Field Oiented Contol (FOC) dan Diect Toque Contol (DTC). Dai bebeapa stategi pengatuan kecepatan oto induksi dan bebeapa keleahan di atas, aka dala penelitian ini penulis engajukan stategi pengatuan oto induksi elalui kontol vekto toka (Diect Toque Contol) estiasi putaan dai pesaaan state yang dihaapkan dai estiasi ini enghasilkan nilai putaan, toka dan fluks stato. Sasaan dai penelitian ini adalah pengatuan kecepatan oto induksi tanpa senso dengan etoda Diect Toque Contol enggunakan obseve Recuent Neual Netwok. Metoda ini digunakan untuk epebaiki putaan oto induksi pada kondisi stat, beban beubah, dan efeensi putaan beubah, sehingga dengan kondisi peubahan di atas kecepatan enjadi linie. Identifikasi aus dan tegangan stato untuk eisahkan fluks dan toka adalah elalui obseve, enggunakan etode Neual Netwok (NN) dengan pebelajaan enggunakan Recuent Neual Netwok (RNN). Hasil output putaan estiato dibandingkan dengan putaan efeensi digunakan oleh kontol PI untuk engontol toka. Toka, fluks stato, dan sinyal sudut fluks stato dai estiato digunakan untuk ebangkitkan sinyal pensaklaan ke angkaian invete, untuk enggeakkan oto induksi. DIRECT TORQUE CONTROL (DTC) Ide dasa dai DTC adalah peubahan toka sebanding dengan slip antaa fluk stato dan fluk oto pada kondisi fluk boco stato tetap[]. Hal ini banyak dikenali untuk pengatuan tosi dan fluk cepat dan obust. Peubahan cepat dai tosi elektoagnetik dapat dihasilkan dai putaan fluk stato, sebagai aah tosi. Dengan kata lain fluk stato dapat seketika epecepat atau epelabat dengan enggunakan vekto tegangan stato yang sesuai. Tosi dan fluk kontol besaa-saa dan decouple dicapai dengan pengatuan langsung dai tegangan stato, dai eo espon tosi dan fluk. DTC biasanya digunakan sesuai vekto tegangan dala hal ini untuk eelihaa tosi dan fluk stato dengan dua daeah histeisis, yang enghasilkan peilaku dan vaiasi posedu fekuensi pensaklaan dan ipple fluk, tosi dan aus yang penting. Untuk enentukan putaan oto dapat digunakan pesaaan angkaian oto induksi. Tegangan dan aus oto diuku pada efeence fae yang dapat dipilih dala stasione fae, aka pesaaan tegangan stato dala efeensi fae dibeikan[] dengan pesaaan: L L d = vds Rs + σls ids L L dt () L L d = vqs Rs + σls iqs L L dt () adalah fluk boco; L adalah induktansi; v adalah tegangan; R adalah tahanan; i adalah aus; dan σ = L /( L Ls ) koefisien boco oto. Subkip dan s betuut-tuut enyatakan oto dan stato, dan subkip d dan q adalah betuuttuut enyatakan koponen dala subu d dan subu q pada efeensi stasione. Pesaaan fluk oto dala efeensi stasione adalah[] adalah: L = ids ω () T T L = iqs + ω (4) T T ω adalah putaan oto dala adian pe detik dan T = L / R adalah tie konstan oto. Sudut θ dai vekto fluk oto ( ) dala fae stasione dengan subu d fae stasione yang ditentukan elalui pesaaan: θ = actan (5) Tuunan dai pesaaan 5 adalah: = ω e = + θ (6) Dai pesaaan dan 4 substitusi ke pesaaan 6 didapatkan: 89
3 Junal Teknik Elekto Vol. 8, No., Septebe 8: L iqs i ds ω = e ω (7) T + Keudian substitusi pesaaan 6 ke pesaaan 7, didapat: L = T ω dengan = + ( i i ) qs ds SPACE VECTOR PULSE WIDTH MODULATION (SVPWM) (8) [ v ( t) + av ( t) a v ( t) ] v = a b + () c Tabel. Kobinasi posisi sakla Sa, Sb dan Sc Vekto Sa Sb Sc Tegangan v v v v v 4 v 5 v 6 v 7 Space vecto odulation (SVM) adalah teknik odulasi yang dikebangkan elalui space vecto (vekto uang) yang akan enjadi tegangan acuan dengan peiode sapling tetentu ke invete, dengan enggunakan dua tegangan acuan yaitu v d,v q dan sudut. Teknik SVPWM dapat digunakan untuk ebangkitkan pola switching invete fasa jenis sube tegangan (VSI). Bila tegangan acuan fasa dibeikan dala bentuk v a, v b dan v c aka dipelukan tansfoasi dai -fasa ke -fasa. Space vecto dengan pesaaan -fasa dapat dinyatakan dengan x a (t), x b (t) dan x c (t) yang asing-asing epunyai pegesean fasa sebesa. Pesaaan dala vecto dapat dinayatakan sebagai beikut[]: () t x () t va ( t) = V sin( ωt ) = xa vb ( t) = V sin( ωt ) = b () vc ( t) = V sin( ωt + ) = xc t () dala bentuk pesaaan space vecto untuk pesaaan julah tegangan enjadi: Kaena kobinasi v () dan v 7 () pada tabel epunyai tegangan output saa dengan nol, aka tinggal 6 (ena) vekto tegangan yang akan ebentuk pesegi ena dan epunyai panjang usuk asing-asing sebesa / V dc. Jika dilihat dai salah satu segitiga yang tebentuk, akan telihat enjadi segitiga saa kaki dengan gais tinggi sebesa / V dc. KONTROL PI Kontole poposional eupakan kontole yang aksi kontolnya sebanding dengan sinyal kesalahan. Sinyal kesalahan e(t) sebagai asukan kontole dan keluaan sinyal kontol adalah u(t). Hubungan antaa asukan kontole e(t) dan keluaan kontole u(t) adalah: u ( t ) = K. e( t ) () x = [ x ( t) ax ( t) a ( )] p a + b + xc t (.9) dengan Kp adalah penguatan poposional. π j π π Kontole integal eupakan kontole yang a = e = cos( ) + j sin( ) =,5 + j,8667 (9) aksi kontolnya eupakan integal tehadap 4π j 4π 4π sinyal kesalahan. Sinyal kesalahan e(t) sebagai a = e = cos( ) + j sin( ) =,5 j,8667 () asukan kontole dan keluaannya adalah sinyal u(t). Pada kontol integal ini nilai keluaan u(t) Fungsi x dapat beupa fungsi tegangan, aus atau diubah pada laju integal dai sinyal kesalahan fluks dan tidak haus dala bentuk fungsi e(t) sehingga hubungan antaa asukan kontole sinusoida. Bila x sebagai fungsi tegangan, aka dengan keluaan kontole u(t) adalah: pesaaan tegangan dapat dibeikan dengan t pesaaan beikut: u ( t ) = K e( t ) dt (4) i Penggabungan dai kedua kontole tesebut dihaapkan ebeikan hasil yang lebih bagus. Pesaaan kontol PI dapat dibeikan sebagai beikut: t u( t) = K p e() t + e( t) dt (5) τ i 9
4 Pengatuan Kecepatan Moto Induksi Tanpa Senso Kecepatan dengan Metoda Diect Toque Contol [Epyk Sunano, at al] Dengan τ i adalah waktu integal, paaete K p dan τ i dapat ditentukan. Nilai pekalian antaa Kp dengan /τ i enghasilkan nilai Ki. Model siulasi dai kontol PI telihat pada gaba. w e( t) W* k p k i (/s) u( t) pobleatika yang cukup uit, dan tanggapan keluaan ANN bekaitan dengan vaiasi waktu (tie-vaying), sehingga ANN eiliki sense tehadap waktu dan eoi kondisi sebelunya. Hal ini eat dengan suatu cabang ilu yang disebut autoaton (finite autoata/finite state achine). Pada pinsipnya ANN-ecuent saa dengan ANN-backpopagation dengan tabahan unit konteks yang hanya eneia asukan intenal (asukan balik dai lapis tesebunyi atau keluaan). Gaba. Model siulasi kontol PI ARTIFICIAL NEURAL NETWORK Peodelan siste Atificial Neual Netwok (ANN) biologi ke dala odel ateatika dala bentuk ANN didasakan atas bebeapa asusi, yaitu [4]: Peosesan infoasi tejadi pada eleeneleen poseso sedehana yang dinaakan neuon. Sinyal yang dilewatkan di antaa neuonneuon elalui suatu penghubung. Setiap penghubung eiliki bobot tetentu, diana sinyal yang dikii akan dikalikan. Setiap neuon eiliki fungsi aktivasi (biasanya non-linie) tehadap asukanasukannya untuk enghasilkan sinyal keluaan. Kaakteistik ANN ditentukan bedasakan: Pola hubungan anta neuon (asitektu), Metoda penentuan bobot (algoita pelatihan atau pebelajaan) Fungsi aktivasi. Atuan Pebelajaan Reccuent Metode Atificial Neual Netwok (ANN) Recuent dikebangkan oleh Elan[5]. ANN Recuent adalah ANN dengan fasilitas upan balik enuju neuon itu sendii aupun neuon yang lain, sehingga alian infoasi dai asukan epunyai aah jaak (ultidiectional) sepeti pada gaba. Keluaan ANN tidak hanya tegantung pada asukan saat itu saja, tetapi juga tegantung pada kondisi asukan ANN untuk waktu sebelunya. Kondisi ini diaksudkan untuk enapung kejadian sebelunya diikutkan pada poses koputasi beikutnya. Hal ini penting untuk Gaba. Recuent neual netwok Jika d k adalah keluaan yang diinginkan pada node k dan x k adalah keluaan sebenanya dai objek pada node k aka eo pengukuan kuaat (squaed eo easue) untuk pasangan asukan-keluaan ke-p didefinisikan sebagai [6]: E p = ( d x ) k k k (6) Maka kesalahan vekto gadien dai paaete untuk titik i adalah: E p ε i = (7) x i Jika w ki adalah pebobot pada penghubung titik k ke i, aka untuk eng-update w ki pada pebelajaan secaa langsung dapat dihitung dengan enggunakan atuan beantai beikut: E x p i w ki = η (8) x i w ki diana η adalah konstanta pebelajaan (leaning ate). Obseve Reccuent Neual Netwok Peancangan RNN obseve diawali dengan enyusun telebih dahulu asitektu RNN yang dianggap kopleks yaitu julah neuon tiap 9
5 Junal Teknik Elekto Vol. 8, No., Septebe 8: lapis tesebunyi dan julah lapis tesebunyi. Julah neuon yang digunakan adalah --, dan stuktu ANN dapat dilihat pada gaba. Obseve Recuent Neual Netwok (RNN) tedii dai lapisan. Secaa beuutan adalah lapis tepat asuk, lapis kopetitif, dan lapis tepat kelua. Julah data asukan dan output taget yang digunakan asing-asing sebanyak 5. data. Julah node dala satu lapis tesebunyi. Konstanta pebelajaan α =,5 untuk eo aksiu = x -6 dan iteasi aksiu.. Setiap neuon pada lapis tesebunyi epunyai loop upan balik yang beisi opeato unit delay (z - ). Fungsi aktifasi dai lapis petaa sapai ketiga sesuai dengan peogaan enggunakan MATLAB M-File betuut tuut adalah: tansig, puelin dan taingdx.. Model obseve Reccuent Neual Netwok 4. Model kontole PI Pada gaba 5 ditunjukkan diaga secaa enyeluuh odel pengatuan kecepatan oto induksi tiga fasa. Sedangkan gaba 6 enunjukkan odel oto induksi tiga fasa. Tosi Beban Zeo-Ode Hold In Out Kontolle Toque Plot ToquePlot ToquePlot Zeo-Ode Hold Te* Scope Flux Plot FluxPlot fl_s_ Labda_s* FluxPlot Toque Toque Flux -D T[k] -D T[k] ouput is voltage output is invete vecto nube switch signals q(t) Te_est v_abc Wech_est i_abc Estiato RNN Secto fl_s_est Secto v_abc i_abc Putaan_Wech_est eu qa qb qc va vb vc Invete va vb vc Wech ia ib ic Te Actual Moto Load Toque Aus Stato Aus_Stato Aus Stato -K- Inetia s Wech Putaan_Wech putaan_est putaan_est x{} a{} a{} x p Pocess Input p{} a{} a{} a{} Laye Laye a{} a{} a{} a{} Laye ay Pocess Output Gaba. Obseve eccuent neual netwok (RNN) yang diusulkan MODEL SISTEM PENGATURAN KECEPATAN MOTOR INDUKSI TIGA FASA Sube Tegangan fasa a{} a{} y{} Gaba 5. Blok diaga peodelan siste d ia Deux q ib [theta_da] theta_daic dq --> abc va a b vs_dq vs_dq -Kvb c fl_d theta_da is_dq -Kvc is_dq fl_s_dq Deux s abc --> dq K*u Deux theta_da idq labda --> i Wd inv[m] s [theta_da] -K- Teinato WdA stato_flux fl_q 4 p/ W -K- To que Wech Gaba 6. Model oto induksi fasa SpeedPlot ia ib ic 4 Te * ω ech T e f T* Ko ntol ω ech * ˆes * ˆs θs Peilihan Vs Estiato RNN Penyeaah fasa tekontol V d In vete M I φ Gaba 4. Blok diaga peodelan siste Dai gaba 4 di atas secaa keseluuhan siste dapat dibagi dala bebeapa blok:. Model oto induksi tiga fasa. Model angkaian invete fasa HASIL SIMULASI DAN ANALISA Data teknis dai oto induksi tiga fasa yang dipakai untuk siulasi dala penelitian ini dapat dilihat pada tabel. Pada siulasi pengatuan putaan oto induksi tiga fasa ini akan dilakukan dengan uji pada kondisi stat, putaan efeensi tuun 5%. Hal ini difungsikan untuk elihat pefoansi dai oto induksi apabila tejadi setting putaan tuun. Disaping enggunakan obseve Reccuent Neual Netwok (RNN) akan dilakukan pula dengan Obseve Feedfowad Neual Netwok (FNN). Untuk pengatuannya pada penelitian ini enggunakan kontole PI di-tuning dengan etoda Zigle-Nichols dengan nilai Kp=,54 dan Ki = 7,85. 9
6 Pengatuan Kecepatan Moto Induksi Tanpa Senso Kecepatan dengan Metoda Diect Toque Contol [Epyk Sunano, at al] Tabel. Data teknik oto induksi tiga fasa Daya (P) 7,5 HP/kW 5,6 kw Tegangan (V) 8 V(L-L,s) Fekuensi (f) 5 Hz Fasa (F) Julah kutub (p) 4 Aus beban penuh (I) 4 A Tahanan stato (Rs),77 Ω Tahanan oto (R),4 Ω Reaktansi stato (Xs) 5,5 Ω Reaktansi oto (X) 4,75 Ω Reaktansi gandeng (X),9 Ω Slip beban penuh (s),7 Ω Moen enesia oto (J),5kg. Siulasi oto dengan beban saat stat Respon putaan awal oto induksi tehadap waktu pada saat dibei beban sebesa,64 N dengan kecepatan efeensi 77,974 ad/detik dapat dilihat pada gaba 7 dan gaba 8. Kecepatan (ad/detik) Kecepatan (ad/detik) Respon kecepatan saat oto stat Waktu (ikodetik ) x 5 Gaba 7. Putaan pada saat stat dengan obseve RNN Respon kecepatan saat oto stat Waktu (ikodetik ) x 5 Gaba 8. Putaan pada saat stat dengan obseve FNN Dai gaba 7 dan gaba 8, kineja siste kontole obseve Reccuent Neual Netwok (RNN) dan kineja siste enggunakan kontol obseve Feedfowad Neual Netwok (FNN) ditunjukkan pada tabel. Tabel. Hasil antaa kontol obseve FNN dan kontol obseve RNN No Pefoansi PI obseve FNN Kp=,54, Ki=7,85 obseve RNN Kp=,54, Ki=7,85 Oveshoot (%),648 7,4 Rise Tie (dtk),44,5 Settling Tie (dtk),495,64 4 Peak Tie (dtk),8,45 5 Peak (ad/detik) 96,8 8,45 Toka elektoagnetik dapat dilihat pada gaba 9. Pada kondisi stat, siste akan stabil setelah, detik. Toka elektoagnetik (N) 5 T o ka elek to ag netik W aktu (ikodetik ) x 4 Gaba 9. Toka elektoagnetik oto Siulasi dengan putaan efeensi tuun 5% Respon putaan oto induksi tehadap waktu pada saat putaan efeensi tuun 5% ditunjukkan pada gaba dan gaba. Kecepatan (ad/detik) Respon kecepatan saat putaan efeensi tuun 5% Waktu (ikodetik) x 5 Gaba. Putaan pada saat efeensi tuun 5% dengan kontole PI enggunakan obseve RNN 9
7 Junal Teknik Elekto Vol. 8, No., Septebe 8: Respon kecepatan saat putaan efeensi tuun 5% Respon kecepatan saat beban tuun 5% Kecepatan (ad/detik) Waktu (ikodetik ) x 5 Gaba. Putaan pada saat efeensi tuun 5% dengan kontole PI enggunakan obseve FNN Dai gaba. dan gaba. kineja siste kontole obseve RNN dan kineja siste enggunakan kontol obseve FNN ditunjukkan pada tabel 4. Tabel 4. Hasil kineja siste kedua obseve untuk putaan tuun 5% No Pefoansi obseve FNN Kp=,54, Ki=7,85 obseve RNN Kp=,54, Ki=7,85 Oveshoot (%),59 6,4965 Rise Tie (dtk),46, Settling Tie (dtk),475,46 4 Peak Tie (dtk),5,5 5 Peak (ad/detik) 47,585 4,5 Toka elektoagnetik dapat dilihat pada gaba pada kondisi putaan efeensi tuun 5%. Toka elektoagnetik (N) 6 4 Toka elektoagnetik saat putaan efeensi tuun 5% Waktu (ikodetik) x 4 Gaba. Toka elektoagnetik untuk putaan efeensi tuun 5% Siulasi dengan peubahan beban tuun 5% Respon putaan oto induksi tehadap waktu pada saat ada peubahan beban tuun 5% ditunjukkan pada gaba dan gaba 4. Kecepatan (ad/detik) Kecepatan (ad/detik) Waktu (ikodetik) x 5 Gaba. Putaan pada saat ada peubahan beban tuun 5% dengan kontole PI enggunakan obseve RNN Respon kecepatan saat beban tuun 5% Waktu (ikodetik ) x 5 Gaba 4. Putaan pada saat ada peubahan beban tuun 5% dengan kontole PI enggunakan obseve RNN Dai gaba dan gaba 4 kineja siste kontole obseve RNN dan kineja siste enggunakan kontol obseve FNN ditunjukkan pada tabel 5. Tabel 5. Hasil kineja siste kedua obseve untuk peubahan beban tuun 5% No Pefoansi obseve FNN Kp=,54, Ki=7,85 obseve RNN Kp=,54, Ki=7,85 Oveshoot (%) 9,887,5 Rise Tie (dtk),58, Settling Tie (dtk),46, 4 Peak Tie (dtk),58,45 5 Peak (ad/detik) 85,7 79,96 Toka elektoagnetik dapat dilihat pada gaba 5 pada kondisi peubahan beban tuun 5%. 94
8 Pengatuan Kecepatan Moto Induksi Tanpa Senso Kecepatan dengan Metoda Diect Toque Contol [Epyk Sunano, at al] Toka elektoagnetik (N) Toka elektoagnetik saat beban tuun 5% Waktu (ikodetik) x 4 Gaba 5. Toka elektoagnetik untuk peubahan beban tuun 5% KESIMPULAN Dai hasil siulasi yang telah dilakukan dapat ditaik kesipulan yaitu :. Pada saat stat oto dengan beban,64 N dan putaan noinal 77,974 ad/detik tejadi oveshoot 7,4%, ise tie,5 detik dan settling tie,64 detik.. Pada saat oto tejadi peubahan putaan efeensi tuun 5% enjadi 8,98 ad/detik dengan beban,64 N- tejadi oveshoot 6,4965%, ise tie. detik dan settling tie.46 detik.. Pada saat oto tejadi peubahan beban tuun 5% dai,64 N enjadi 6, N- pada t =,5 detik, aka tejadi oveshoot,5 %, ise tie. detik dan settling tie, detik. 4. Dengan ebandingkan hasil-hasil pecobaan dapat dilihat bahwa paaete oveshoot, ise tie, settling tie, peak tie dan peak untuk kontol obseve RNN lebih baik dibandingkan dengan kontol obseve FNN. DAFTAR PUSTAKA [] Soebagio, Model esin AC pada koodinat d-qn, Matei Kuliah Mesin Listik Lanjut, ITS, 6 [] D. Casadei, G. Sea, A. Tani, and L.Zai, Assessent of diect toque contol fo induction oto ives, Buletin of the Polish acadey of science tech. sciences, vol. 54, No., 6. [] Bial K. Bose, Moden Powe Electonics and AC ives, Pentice Hall PTR,. [4] Si Kusuadewi, Mebangun Jaingan Syaaf Tiuan Menggunakan Matlab dan Excellink, Edisi, Gaha Ilu, Yogyakata 4. [5] Mauidhi Hey Punoo dan Agus Kuniawan, Supevised Neual Netwoks dan Aplikasinya, Yogyakata : Gaha Ilu, 6. [6] A. Daiano, P.Vas etal, Copaison of speed sensoless DTC induction oto ives, Poc. PCIM, Nuebeg, Geany, 997, pp. -. [7] D. Casadei, Giovanni Sea, FOC and DTC: two vaiable schee fo induction otos toque contol, Tans. On Powe Electonics, Vol. 7, No. 5, Septebe. 95
IMPLEMENTASI DIRECT TORQUE CONTROL DALAM PENGATURAN KECEPATAN MOTOR INDUKSI
Junal ELTEK, Vol 12 No 01, Apil 2014 ISSN 1693-4024 IMPLEMENTASI DIRECT TORQUE CONTROL DALAM PENGATURAN KECEPATAN MOTOR INDUKSI Haij Mukti K 1 Penelitian ini membahas mengenai implementasi Diect Toque
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: ( Print) F-202
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Pint) F-202 Pengatuan Kecepatan Moto Induksi Tiga Fasa Menggunakan Metode Flux Vecto Contol Bebasis Self-Tuning PI Fey Avianto dan Mochammad
Lebih terperinciSeminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2009 (SNATI 2009) Yogyakarta, 20 Juni 2009
PENGEMBANGAN METODA SELF TUNING PARAMETER PID CONTROLLER DENGAN MENGGUNAKAN GENETIC ALGORITHM PADA PENGATURAN MOTOR INDUKSI SEBAGAI PENGGERAK MOBIL LISTRIK Ea Puwanto, Ananto Mukti Wibowo, Soebagio, Mauidhi
Lebih terperinciBAB 2 DASAR TEORI. on maka S 1. akan off. Hal yang sama terjadi pada S 2. dan S 2. Gambar 2.1 Topologi inverter full-bridge
BAB 2 DASAR EORI 2. Pendahuluan Konvete dc-ac atau biasa disebut invete adalah suatu alat elektonik yang befungsi untuk menghasilkan keluaan ac sinusoidal dai masukan dc dimana magnitudo dan fekuensinya
Lebih terperinciPengaturan Kecepatan Motor Induksi 3 Phasa Tanpa Sensor Kecepatan Melalui Vektor Kontrol Dengan Teknik Artificial Intelegent
Pengatuan Kecepatan Moto Induksi 3 Phasa Tanpa Senso Kecepatan Melalui Vekto Kontol Dengan Teknik Atificial Intelegent Gigih Pabowo ¹, Renny Rakhmawati ², Meidy Ivianto 3 1 Dosen Juusan Teknik Elekto Industi
Lebih terperinciPENGEMBANGAN INVERTER FUZZY LOGIC CONTROL UNTUK PENGENDALIAN MOTOR INDUKSI SEBAGAI PENGGERAK MOBIL LISTRIK DENGAN METODA VECTOR KONTROL
MAKARA, TEKNOLOG, VOLUME 1, NO. 1, APRL 008: 1-6 PENGEMBANGAN NVERTER FUZZY LOGC CONTROL UNTUK PENGENDALAN MOTOR NDUKS SEBAGA PENGGERAK MOBL LSTRK DENGAN METODA VECTOR KONTROL Ea Puwanto, M. Ashay, Subagio,
Lebih terperinciMateri Presentasi: Pendahuluan Tinjauan Pustaka Perancangan Hasil Simulasi Kesimpulan
Judul Tugas Akhir Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Moch. Rameli Ir. Rusdhianto Effendi A.K, M.T Perancangan dan Simulasi Direct Torque Control (DTC) pada Motor Induksi Menggunakan Teknik Space Vector Pulse Width
Lebih terperinciImplementasi Metode Kontrol ν,ω Berbasis Proporsional Integral Untuk Kontrol Gerak Mobile Robot Berpenggerak Differensial : Studi Simulasi
Implementasi Metode Kontol ν,ω Bebasis Poposional Integal Untuk Kontol Geak Mobile Robot Bepenggeak Diffeensial : Studi Simulasi Ahmad Nashul Aziz, Enda Pitowano Juusan eknik Elektonika, Mekatonika Politeknik
Lebih terperinciPENGATURAN KECEPATAN MOTOR INDUKSI TIGA FASA DENGAN METODA DIRECT TORQUE CONTROL MENGGUNAKAN FUZZY LOGIC CONTROLLER
Seminar Nasional Informatika 009 (semnasif 009) ISSN: 979-8 UPN eteran Yogyakarta, Mei 009 PENGAURAN KECEPAAN MOOR INDUKSI IGA FASA DENGAN MEODA DIREC ORQUE CONROL MENGGUNAKAN FUZZY LOGIC CONROLLER Endro
Lebih terperinciVDC Variabel. P in I = 12 R AC
SUDI EBAIKAN OSI DAN EFISIENSI MOO INDUKSI IGA FASA DENGAN MEMEBAIKI FAKO DAYA MOO INDUKSI Muhammad Fahmi Syawali izki, A.achman Hasibuan Konsentasi eknik Enegi Listik, Depatemen eknik Elekto Fakultas
Lebih terperinciTorsi Rotor Motor Induksi 3. Perbaikan Faktor Daya
SUDI EBAIKAN OSI DAN EFISIENSI MOO INDUKSI IGA FASA DENGAN MEMEBAIKI FAKO DAYA MOO INDUKSI Muhammad Fahmi Syawali izki, A.achman Hasibuan Konsentasi eknik Enegi Listik, Depatemen eknik Elekto Fakultas
Lebih terperinciBahan Ajar Fisika Teori Kinetik Gas Iqro Nuriman, S.Si, M.Pd TEORI KINETIK GAS
Bahan ja Fisika eoi Kinetik Gas Iqo uian, S.Si,.Pd EORI KIEIK GS Pendahuluan Gas eupakan zat dengan sifat sifatnya yang khas diana olekul atau patikelnya begeak bebas. Banyak gajala ala yang bekaitan dengan
Lebih terperinciBENTUK GELOMBANG AC SINUSOIDAL
BENTUK GELOMBANG AC SINUSOIDAL. PENDAHULUAN Pada bab sebelunya telah dibahas rangkaian resistif dengan tegangan dan arus dc. Bab ini akan eperkenalkan analisis rangkaian ac diana isyarat listriknya berubah
Lebih terperinciPoliteknik Elektronika Negeri Surabaya ITS Kampus ITS Sukolilo,Surabaya
Pengaturan Kecepatan Motor Induksi 3ø dengan Kontrol PID melalui Metode Field Oriented Control (FOC) ( Rectifier, Inverter, Sensor arus dan Sensor tegangan) Denny Septa Ferdiansyah 1, Gigih Prabowo 2,
Lebih terperinci1. Penyearah 1 Fasa Gelombang Penuh Terkontrol Beban R...1
DAFTA ISI. Penyearah Fasa Gelobang Penuh Terkontrol Beban..... Cara Kerja angkaian..... Siulasi Matlab...7.3. Hasil Siulasi.... Penyearah Gelobang Penuh Terkontrol Beban -L..... Cara Kerja angkaian.....
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS DAN MINIMISASI RIAK ARUS SISI AC
BAB 3 ANALISIS DAN MINIMISASI RIAK ARUS SISI AC 3.1 Pendahuluan Pada penelitian sebelumnya[7] telah dibuktikan bahwa sinyal efeensi optimum yang dapat menghasilkan iak aus keluaan yang minimum pada invete
Lebih terperinciBAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER
BAB II MDAN ISTRIK DI SKITAR KONDUKTOR SIINDR II. 1 Hukum Coulomb Chales Augustin Coulomb (1736-1806), adalah oang yang petama kali yang melakukan pecobaan tentang muatan listik statis. Dai hasil pecobaannya,
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI WAHANA GERAK MANDIRI YANG ADAPTIF MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN HIERARCHICAL EXTENDED KOHONEN MAP (HEKM)
PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI WAHANA GERAK MANDIRI YANG ADAPTIF MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN HIERARCHICAL EXTENDED KOHONEN MAP (HEKM) Inda Hatato Tambunan, 13203178 Pogam Studi Teknik Elekto, Sekolah
Lebih terperinciPEMODELAN SISTEM RADAR UNTUK MENDETEKSI SALURAN KABEL LISTRIK DI BAWAH TANAH
Peodelan Siste Rada untuk Mendeteksi....Ai D, dkk PEMODELAN SISTEM RADAR UNTUK MENDETEKSI SALURAN KABEL LISTRIK DI BAWAH TANAH Ai D 1, Indawati 2, Akhya 3 1,3 Dosen Juusan Teknik Elekto Politeknik Negei
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (213) 1-6 1 Desain Sistem Kontol Menggunakan Fuzzy Gain Scheduling Untuk Unit Boile-Tubine Nonlinea Daiska Kukuh Wahyudianto, Tihastuti Agustinah Teknik Elekto, Fakultas
Lebih terperinciStabilisasi Pada Sistem Pendulum-Kereta dengan Menggunakan Metode Fuzzy-Sliding Mode Control
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (214) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Pint) B-53 Stabilisasi Pada Sistem Pendulum-Keeta Menggunakan Metode Fuzzy-Sliding Mode Contol Nioa Fatimah Tanzania, Tihastuti Agustinah
Lebih terperinci1 Sistem Koordinat Polar
1 Sistem Koodinat ola ada kuliah sebelumna, kita selalu menggunakan sistem koodinat Katesius untuk menggambakan lintasan patikel ang begeak. Koodinat Katesius mudah digunakan saat menggambakan geak linea
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengenalan Moto Induksi [1] Moto induksi meupakan moto listik aus bolak balik (ac) yang paling luas digunakan, Penamaannya beasal dai kenyataan bahwa moto ini bekeja bedasakan
Lebih terperinciPENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR
PENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR Lenty Mawani, Nico Demus Rive Fiman Hutabaat Juusan Teknik Elektomedik, Univesitas Sai mutiaa Indonesia Fakultas Sain Teknologi
Lebih terperinciHand Out Fisika 6 (lihat di Kuat Medan Listrik atau Intensitas Listrik (Electric Intensity).
Hand Out Fisika 6 (lihat di http:).1. Pengetian Medan Listik. Medan Listik meupakan daeah atau uang disekita benda yang bemuatan listik dimana jika sebuah benda bemuatan lainnya diletakkan pada daeah itu
Lebih terperinciII. KINEMATIKA PARTIKEL
II. KINEMATIKA PARTIKEL Kinematika adalah bagian dai mekanika ang mempelajai tentang geak tanpa mempehatikan apa/siapa ang menggeakkan benda tesebut. Bila gaa penggeak ikut dipehatikan, maka apa ang dipelajai
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya komponen listrik motor yang akan diganti berdasarkan Renewing Free
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Pendahuluan Bedasakan tujuan penelitian ini, yaitu mendapatkan ekspektasi banyaknya komponen listik moto yang akan diganti bedasakan Renewing Fee Replacement Waanty dua dimensi,
Lebih terperinciPERCOBAAN 14 RANGKAIAN BAND-PASS FILTER AKTIF
EOBAAN 4 ANGKAIAN BAND-ASS FILTE AKTIF 4. Tujuan : ) Mendemonstasikan pinsip keja dan kaakteistik dai suatu angkaian akti band-pass ilte dengan menggunakan op-amp 74. ) Band-pass ilte melewatkan semua
Lebih terperinciAnalisis Pengaruh Penempatan Dan Perubahan Kapasitor Terhadap Unjuk Kerja Motor Induksi 3-Fasa Bercatu 1-Fasa
27 Analisis Pengauh Penempatan Dan Peubahan Kapasito Tehadap Unjuk Keja Moto Induksi 3-Fasa Becatu 1-Fasa Hey Punomo Abstak Moto induksi 3 fasa dalam beopeasi secaa nomal mendapat catu daya 3 fasa yang
Lebih terperinciPERANCANGAN ESTIMATOR TAHANAN ROTOR MOTOR INDUKSI TIGA FASA PADA PENGENDALIAN TANPA SENSOR KECEPATAN
PERANCANGAN ESTIMATOR TAHANAN ROTOR MOTOR INDUKSI TIGA FASA PADA PENGENDALIAN TANPA SENSOR KECEPATAN Akhma Musafa 1 1 Pogam Stui Teknik Elekto, Fakultas Teknik, Univesitas Bui Luhu Jl. Cileug Raya Petukangan
Lebih terperinciKata kunci: PI-Fuzzy, PCI 1710, DTC
PENGATURAN KECEPATAN MOTOR INDUKSI 3 PHASE MENGGUNAKAN PI-FUZZY BERBASIS PCI Fajarwati 1, Ir. Gigih Prabowo, MT 1, Ainur Rofiq Nansur, ST,MT 2. Mahasiswa Jurusan Elektro Industri 1, Dosen Pembimbing 1,
Lebih terperinciBAB II Tinjauan Teoritis
BAB II Tinjauan Teoitis BAB II Tinjauan Teoitis 2.1 Antena Mikostip 2.1.1 Kaakteistik Dasa Antena mikostip tedii dai suatu lapisan logam yang sangat tipis ( t
Lebih terperinciSimulasi Karakteristik Transien Motor Induksi Tiga Fase Menggunakan Aplikasi MOTORSIM Dan Simulink
Semina Nasional Peanan Ipteks Menuju Industi Masa Depan (PIMIMD-4) Institut Teknologi Padang (ITP), Padang, 27 Juli 217 ISBN: 978-62-757-5- http://epoceeding.itp.ac.id/index.php/pimimd217 Simulasi Kaakteistik
Lebih terperinciTRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA
TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA Hingga sejauh ini kita sudah mempelajai tentang momentum, gaya-gaya pada fluida statik, dan ihwal fluida begeak dalam hal neaca massa dan neaca enegi.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI.1. Uu Transforator erupakan suatu alat listrik yang engubah tegangan arus bolak balik dari satu tingkat ke tingkat yang lain elalui suatu gandengan agnet dan berdasarkan prinsip-prinsip
Lebih terperinciBAB II PENYEARAH DAYA
BAB II PENYEARAH DAYA KOMPETENSI DASAR Setelah engikuti ateri ini diharapkan ahasiswa eiliki kopetensi: Menguasai karakteristik penyearah setengah-gelobang dan gelobang-penuh satu fasa dan tiga fasa Menguasai
Lebih terperinciBAB II METODA GEOLISTRIK
BB METOD GEOLSTRK. Pendahuluan Metode Geolistik Metoda geolistik adalah salah satu metoda dalam geofisika yang memanfaatkan sifat kelistikan untuk mempelajai keadaan bawah pemukaan bumi. Metoda geolistik
Lebih terperinci: Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-2 CAKUPAN MATERI 1. MEDAN LISTRIK 2. INTENSITAS/ KUAT MEDAN LISTRIK 3. GARIS GAYA DAN FLUKS LISTRIK
MATA KULIAH KOD MK Dosen : FISIKA DASAR II : L-1 : D. Budi Mulyanti, MSi Petemuan ke- CAKUPAN MATRI 1. MDAN LISTRIK. INTNSITAS/ KUAT MDAN LISTRIK 3. GARIS GAYA DAN FLUKS LISTRIK SUMBR-SUMBR: 1. Fedeick
Lebih terperinciPENYEARAH SATU FASA TIDAK TERKENDALI
FAKUTAS TEKNIK UNP PENYEAAH SATU FASA TIDAK TEKENDAI JOBSHEET/ABSHEET JUUSAN : TEKNIK EEKTO NOMO : II POGAM STUDI : DI WAKTU : x 5 MENIT MATA KUIAH /KODE : EEKTONIKA DAYA / TEI5 TOPIK : PENYEAAH SATU FASA
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek
9 BAB III METODE PEELITIA A. Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek
Lebih terperinciPerancangan Poros Transmisi
Peancangan Poos Tansisi 1. ebuah oos tansisi beuta 6 dan dituu oleh bantalan seeti telihat ada gaba. Daya sebesa h ditansisikan ke oos elalui ulley bediaete 18 yang eiliki beat lb dengan asio tegangan
Lebih terperinciPENYEARAH TERKENDALI SATU FASA BERUMPAN BALIK DENGAN PERUBAHAN GAIN PENGENDALI PI (PROPORSIONAL INTEGRAL)
Media Elektrika, ol. 8, No. 1, Juni 015 ISSN 1979-7451 PENYEARAH TERKENDALI SATU FASA BERUMPAN BALIK DENGAN PERUBAHAN GAIN PENGENDALI PI (PROPORSIONAL INTEGRAL) Adhi Kusantoro, ST, MT [1] Ir.Agus Nuwolo,
Lebih terperinciJ. Informatika AMIK-LB Vol.4 No.2/Mei/2016
J. Infomatika AMIKLB Vol.4 No.2/Mei/26 PENERAPAN METODE PERCEPTRON MENGIDENTIFIKASI PENYAKIT TUBERCULOSIS ( TBC ) PRIMER PADA ANAK ( STUDI KASUS PUSKESMAS BAGAN BATU, KAB.ROKAN HILIR, RIAU ) Oleh : VOLVO
Lebih terperinciLISTRIK STATIS. F k q q 1. Gambar. Saling tarik menarik. Saling tolak-menolak. Listrik Statis * MUATAN LISTRIK.
* MUATAN LISTRIK. LISTRIK STATIS Suatu pengamatan dapat mempelihatkan bahwa bila sebatang gelas digosok dengan kain wool atau bulu domba; batang gelas tesebut mampu menaik sobekan-sobekan ketas. Ini menunjukkan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL PENGUKURAN
35 BAB IV ANALISIS HASIL PENGUKURAN Skripsi ini bertujuan untuk elihat perbedaan hasil pengukuran yang didapat dengan enjulahkan hasil pengukuran enggunakan kwh-eter satu fasa pada jalur fasa-fasa dengan
Lebih terperinciHand Out Fisika II MEDAN LISTRIK. Medan listrik akibat muatan titik Medan listrik akibat muatan kontinu Sistem Dipol Listrik
MDAN LISTRIK Medan listik akibat muatan titik Medan listik akibat muatan kontinu Sistem Dipol Listik Mach 7 Definisi Medan Listik () Medan listik pada muatan uji q didefinisikan sebagai gaya listik pada
Lebih terperinciELEMEN RANGKAIAN LISTRIK
MATA KULIAH KODE MK Dosen : FISIKA DASA II : EL-22 : D. Budi Mulyanti, MSi Petemuan ke-5 CAKUPAN MATEI. ESISTANSI DAN HUKUM OHM 2. ANGKAIAN LISTIK SEDEHANA 3. DAYA LISTIK DAN EFISIENSI JAINGAN SUMBE-SUMBE:.
Lebih terperinciKONTROL GETARAN GAGAL AMAN MENGGUNAKAN PEMBANGKIT GAYA AKTIP Djoeli Satrijo
KONROL GEARAN GAGAL AMAN MENGGUNAKAN PEMBANGKI GAYA AKIP Djoeli Satijo Abstact Using the concept of foce geneatos, vaious active vibation configuations have been axained fo thei pefoance potential. It
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1 Pehitungan Pegeakan Robot Dai analisis geakan langkah manusia yang dibahas pada bab dua, maka dapat diambil bebeapa analisis untuk membuat ancangan geakan langkah
Lebih terperinciPeningkatan Kinerja Pemodelan Resistivitas DC 3D dengan GPU Berkemampuan CUDA
Peningkatan Kineja Pemodelan Resistivitas DC 3D dengan GPU Bekemampuan CUDA Haiil Anwa 1,a), Achmad Imam Kistijantoo 1,b) dan Wahyu Sigutomo 2,c) 1 Laboatoium Sistem edistibusi, Kelompok Keilmuan Infomatika,
Lebih terperinciSIMULASI PENGENDALIAN PENCAMPURAN TANGKI MENGUNAKAN METODE ROUTH-HURWITZ DENGAN MATLAB. Oleh : Dody Wahjudi. Abstract
SIMULASI PENGENDALIAN PENCAMPURAN TANGKI MENGUNAKAN METODE ROUTH-HURWITZ DENGAN MATLAB Oleh : Dody Wahjudi Abstact Automation contol has significant ole in human life, specifically fo science and industy.
Lebih terperinciFUZZY LOGIC DIRECT TORQUE CONTROL UNTUK MOTOR INDUKSI YANG DIGUNAKAN PADA KENDARAAN LISTRIK (ELECTRIC VEHICLE)
eina Naional Aplikai eknologi Infoai 009 (NAI 009) IN: 907-50 Yogyakata, 0 Juni 009 FUZZY LOGIC DIREC ORQUE CONROL UNUK OOR INDUKI YANG DIGUNAKAN PADA KENDARAAN LIRIK (ELECRIC EHICLE) Endo Wahjono ), oebagio
Lebih terperinciTRANSFER MOMENTUM ALIRAN DALAM ANULUS
SEMESTER GENAP 008/009 TRANSFER MOMENTUM ALIRAN DALAM ANULUS Alian dalam anulus adalah alian di antaa dua pipa yang segais pusat. Jadi ada pipa besa dan ada pipa kecil. Pipa kecil beada dalam pipa besa.
Lebih terperinciGerak Melingkar. B a b 4. A. Kecepatan Linear dan Kecepatan Anguler B. Percepatan Sentripetal C. Gerak Melingkar Beraturan
B a b 4 Geak Melingka Sumbe: www.ealcoastes.com Pada bab ini, Anda akan diajak untuk dapat meneapkan konsep dan pinsip kinematika dan dinamika benda titik dengan caa menganalisis besaan Fisika pada geak
Lebih terperinciKeyword : permanent magnet, inductance, cos φ.
RIPPLE CONTROL SIMULATION OF OUTPUT CURRENT OF CUK CONVERTER BY 6 AIR GAP AND FERRITE CORE USING APPROACH OF MAGNET NETWORK TO ELECTRICS NETWORK Bida, Mikha / 0222196 Electical Majos, Technique Faculty,
Lebih terperinciUjian Akhir Semester Genap TA 2011/2012 FMIPA UGM
Ujian Akhi eeste Genap TA / FMIPA UGM Mata Kuliah : Mekanika (MFF ) K : sks Hai/tanal Ujian : enin, Apil uan : U. Waktu Ujian : 7. 9. (esi ) Untuk: Fisika - A ifat Ujian : Buku Teuka Dosen Penapu : D.
Lebih terperinciAnalisis Pengaruh Marketing Mix Terhadap Kepuasan Konsumen Sepeda Motor
34 Analisis Pengauh Maketing Mix Tehadap Kepuasan Konsumen Sepeda Moto Ti Wahyudi 1), Yopa Eka Pawatya 2) 1,2) Pogam Studi Teknik Industi Juusan Teknik Elekto Fakultas Teknik Univesitas Tanjungpua. e-mail
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, Definisi Variabel Penelitian,
BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada bagian metode penelitian ini akan menguaikan mengenai Identifikasi Vaiabel Penelitian, Definisi Vaiabel Penelitian, Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel,
Lebih terperinciIni merupakan tekanan suara p(p) pada sembarang titik P dalam wilayah V seperti yang. (periode kedua integran itu).
7.3. Tansmisi Suaa Melalui Celah 7.3.1. Integal Kichhoff Cukup akses yang bebeda untuk tik-tik difaksi disediakan oleh difaksi yang tepisahkan dapat dituunkan dai teoema Geen dalam analisis vekto. Hal
Lebih terperinciFisika Dasar I (FI-321)
Fisika Dasa I (FI-321) Topik hai ini (minggu 7) Geak Rotasi Kinematika Rotasi Dinamika Rotasi Kekekalan Momentum Sudut Geak Menggelinding Kinematika Rotasi Pepindahan Sudut Riview geak linea: Pepindahan,
Lebih terperinciBAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN
BAB IV Hasil Simulasi Dan Analisa Pengukuan BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN 4.1. Pehitungan Saluan Pencatu Saluan pencatu yang digunakan pada Tugas Akhi ini menggunakan mikostip feedline.
Lebih terperinciXpedia Fisika. Mekanika 03
Xpedia Fisika Mekanika 03 halaan 1 01. Manakah diaga dai dua planet di bawah ini yang ewakili gaya gavitasi yang paling besa diantaa dua benda beassa? 0. Sebuah satelit beada pada obit engelilingi bui.
Lebih terperinciSUMBER MEDAN MAGNET. Oleh : Sabar Nurohman,M.Pd. Ke Menu Utama
SUMER MEDAN MAGNET Oleh : Saba Nuohman,M.Pd Ke Menu Utama Medan Magnetik Sebuah Muatan yang egeak Hasil-hasil ekspeimen menunjukan bahwa besanya medan magnet () akibat adanya patikel bemuatan yang begeak
Lebih terperinciFisika Dasar I (FI-321)
Fisika Dasa I (FI-321) Topik hai ini (minggu 7) Geak Rotasi Kinematika Rotasi Dinamika Rotasi Kekekalan Momentum Sudut Geak Menggelinding Kinematika Rotasi RIVIEW Riview geak linea: Pepindahan, kecepatan,
Lebih terperinciGelombang Elektromagnetik
Gelombang Miko 5 Gelombang Miko 6 Gelombang lektomagnetik Gelombang elektomagnetik (em) tedii dai gelombang medan listik dan medan magnit ang menjala besama dengan kecepatan sama dengan kecepatan cahaa.
Lebih terperinciMODEL PERTUMBUHAN POPULASI SATU SPESIES DENGAN TUNDAAN WAKTU DISKRIT
Ono Rohaeni Model Petubuhan Populasi Satu Spesies MODEL PERTUMBUHA POPULASI SATU SPESIES DEGA TUDAA WAKTU DISKRIT Ono Rohaeni Staf Pengaja Poga Studi Mateatika FMIPA Univesitas Isla Bandung e-ail: onoohaeni@gail.co
Lebih terperinciPERSAMAAN GARIS SINGGUNG SEKUTU DUA LINGKARAN
EMN GI INGGUNG EKUTU DU LINGKN Oleh: nang Wibowo,.d M Negei onoogo Mei EMN GI INGGUNG EKUTU DU LINGKN Eail : atikzone@gail.co Blog : www.atikzone.co.cc www.atikzone.wodpess.co H : 8 8 8 8 (M onl) Hak Cipta
Lebih terperinciBAB 11 GRAVITASI. FISIKA 1/ Asnal Effendi, M.T. 11.1
BAB 11 GRAVITASI Hukum gavitasi univesal yang diumuskan oleh Newton, diawali dengan bebeapa pemahaman dan pengamatan empiis yang telah dilakukan oleh ilmuwan-ilmuwan sebelumnya. Mula-mula Copenicus membeikan
Lebih terperinciSejarah. Charles Augustin de Coulomb ( )
Medan Listik Sejaah Fisikawan Peancis Piestley yang tosi balance asumsi muatan listik Gaya (F) bebanding tebalik kuadat Pengukuan secaa matematis bedasakan ekspeimen Coulomb Chales Augustin de Coulomb
Lebih terperinciANALISIS PENGATURAN KECEPATAN MOTOR INDUKSI 3 FASA 20 HP DENGAN PERBANDINGAN KONTROL PI DAN PID
ANALISIS PENGATURAN KECEPATAN MOTOR INDUKSI 3 FASA 20 HP DENGAN PERBANDINGAN KONTROL PI DAN PID SKRIPSI oleh DIMAS DHARMAWAN NIM 071910201041 PROGRAM STUDI STRATA-1 TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
Lebih terperinciBAB 17. POTENSIAL LISTRIK
DFTR ISI DFTR ISI... 7. POTENSIL LISTRIK... 7. Potensial dan eda Potensial... 7. Dipole Listik...6 7.3 Kapasitansi Listik...9 7.4 Dielektikum... 7.5 Penyimpanan Enegi Listik...5 7.6 Pealatan : Tabung Sina
Lebih terperinciMODUL 3 SISTEM KENDALI POSISI
MODUL 3 SISTEM KENDALI POSISI Muhaad Aldo Aditiya Nugroho (13213108) Asisten: Dede Irawan (23214031) Tanggal Percobaan: 29/03/16 EL3215 Praktiku Siste Kendali Laboratoriu Siste Kendali dan Koputer - Sekolah
Lebih terperinciBAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK
1 BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK 4.1 Hukum Coulomb Dua muatan listik yang sejenis tolak-menolak dan tidak sejenis taik menaik. Ini beati bahwa antaa dua muatan tejadi gaya listik. Bagaimanakah pengauh
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
Bab II : Kajian Pustaka 3 BAB II KAJIAN PUSTAKA Mateial bedasakan sifat popetinya dibagi menjadi bebeapa jenis, yaitu:. Isotopik : mateial yang sifat popetinya sama ke segala aah, misalnya baja.. Othotopik
Lebih terperinciAPLIKASI PENGELOLAAN DATA KERJA PRAKTEK MAHASISWA (STUDI KASUS: FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS SEMARANG)
APLIKASI PENGELOLAAN DATA KERJA PRAKTEK MAHASISWA (STUDI KASUS: FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS SEMARANG) B. Vey Chistioko 1,, Dian Ti Wiyanti 2 Pogam Studi Teknik Infomatika Juusan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan membahas tentang pemodelan perancangan sistem, hal ini dilakukan untuk menunjukkan data dan literatur dari rancangan yang akan diteliti. Selain itu, perancangan
Lebih terperinciMODEL REGULASI PADA PROSES BIODEGRADASI POLYETHYLENE TEREPHTHALATE (PET)
Junal Ilu Mateatika dan Teapan Desebe 2016 Volue 10 Noo 1 Hal. 107 115 MODEL REGULASI PADA PROSES BIODEGRADASI POLYETHYLENE TEREPHTHALATE (PET) Taufan Talib Poga Studi Mateatika, Univesitas Halahea Jl.
Lebih terperinciKonstruksi Fungsi Lyapunov untuk Menentukan Kestabilan
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 6, No., (27) 2337-352 (23-928X Pint) A 28 Konstuksi Fungsi Lyapunov untuk Menentukan Kestabilan Reni Sundai dan Ena Apiliani Juusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu
Lebih terperinciBAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH?
BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH? KONSEP DASAR Path analysis meupakan salah satu alat analisis yang dikembangkan oleh Sewall Wight (Dillon and Goldstein, 1984 1 ). Wight mengembangkan metode
Lebih terperinciBAB 4 SIMULASI DAN ANALISA
BAB 4 SIMULASI DAN ANALISA Bab 4 berisikan simulasi serta analisa dari hasil perancangan dan simulasi pada bab sebelumnya. Hasil perancangan dan simulasi dibagi menjadi empat sub bab dengan menggunakan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Keangka Pemikian Konseptual Setiap oganisasi apapun jenisnya baik oganisasi non pofit maupun oganisasi yang mencai keuntungan memiliki visi dan misi yang menjadi uh dalam setiap
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Bedasakan pemasalahan, maka penelitian ini temasuk penelitian koelasional yang besifat deskiptif, kaena tujuan utama dai penelitian ini adalah untuk mengetahui
Lebih terperinciHUKUM COULOMB Muatan Listrik Gaya Coulomb untuk 2 Muatan Gaya Coulomb untuk > 2 Muatan Medan Listrik untuk Muatan Titik
HKM CMB Muatan istik Gaya Coulomb untuk Muatan Gaya Coulomb untuk > Muatan Medan istik untuk Muatan Titik FISIKA A Semeste Genap 6/7 Pogam Studi S Teknik Telekomunikasi nivesitas Telkom M A T A N Pengamatan
Lebih terperinciMetoda Voltmeter-Amperemeter
Pengukuan esistansi (Tahanan) PENGUKUAN L-C (esistansi, Induktansi, Kapasitansi) Klasifikasi Tahanan : Tahanan Kecil (< Ω) Tahanan Sedang ( 00 k Ω) Tahanan Besa (>00 kω) Lab Sistem Elektonika IT Telkom
Lebih terperinciGerak Melingkar. Gravitasi. hogasaragih.wordpress.com
Geak Melingka Gavitasi Kinematika Geak Melingka Beatuan Sebuah benda yang begeak membentuk suatu lingkaan dengan laju konstan v dikatakan mengalami geak melingka beatuan. Besa kecapatan dalam hal ini tetap
Lebih terperinciOleh : Kikin Khoirur Roziqin Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Mochammad Ashari, M.Eng. Ir. Sjamsjul Anam, M.T.
Oleh : Kikin Khoirur Roziqin 2206 100 129 Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Mochammad Ashari, M.Eng. Ir. Sjamsjul Anam, M.T. Latar Belakang Beban Non Linier Harmonisa Filter Usaha Penyelesaian Permasalahan
Lebih terperinciListon Hasiholan 1) dan Sudradjat 2)
EVALUASI KINERJA KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE PEMROGRAMAN LINEAR FUY *) Liston Hasiholan 1) dan Sudadjat 2) ABSTRAK Pengukuan kineja kayawan meupakan satu hal yang mutlak dilakukan secaa peiodik oleh suatu
Lebih terperincidengan dimana adalah vektor satuan arah radial keluar. F r q q
MEDAN LISTRIK 1 2.1 Medan Listik Gaya Coulomb di sekita suatu muatan listik akan membentuk medan listik. Dalam membahas medan listik, digunakan pengetian kuat medan. Untuk medan gaya Coulomb, kuat medan
Lebih terperinciANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM
ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM AZHAR, SYARIFAH LIES FUAIDAH DAN M. NASIR ABDUSSAMAD Juusan Sosial Ekonomi Petanian, Fakultas Petanian Univesitas Syiah Kuala -
Lebih terperinciPengaturan Formasi Menggunakan Pendekatan Leader - Follower pada Sistem Multi Robot
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (017) ISSN: 337-3539 (301-971 Pint) A-9 Pengatuan Fomasi Menggunakan Pendekatan Leade - Followe pada Sistem Multi Robot Hais Ti Rahmanto dan Achmad Jazidie Juusan Teknik
Lebih terperinciKata. Kunci. E ureka. A Gerak Melingkar Beraturan
Kata Kunci Geak melingka GM (Geak Melingka eatuan) GM (Geak Melingka eubah eatuan) Hubungan oda-oda Pada bab sebelumnya, kita sudah mempelajai geak luus. Di bab ini, kita akan mempelajai geak dengan lintasan
Lebih terperinciMENENTUKAN KRITERIA PRIMA BERDASARKAN KONGRUEN LUCAS. Nani Anugrah Putri S 1, Sri Gemawati 2 ABSTRACT
MENENTUKAN KRITERIA PRIMA BERDASARKAN KONGRUEN LUCAS Nani Anugah Puti S Si Geawati 2 2 Poga Studi S Mateatia Juusan Mateatia Faultas Mateatia dan Ilu Pengetahuan Ala Univesitas Riau Kapus Bina Widya Peanbau
Lebih terperinciSistem Kendali pada Pendulum Terbalik Menggunakan Feedback Error Learning
SEMINAR NASIONA EECTRICA, INFORMATICS, AND IT S EDUCATIONS 9 Sistem Kendali pada Pendulum Tebali Menggunaan Feedbac Eo eaning Saida Ulfa Juusan Tenologi Pendidian, Univesitas Negei Malang Jl. Suabaya 6
Lebih terperinciIDENTITAS TRIGONOMETRI. Tujuan Pembelajaran
Kuikulum 03 Kelas X matematika WAJIB IDENTITAS TRIGONOMETRI Tujuan Pembelajaan Setelah mempelajai matei ini, kamu dihaapkan memiliki kemampuan beikut.. Memahami jenis-jenis identitas tigonometi.. Dapat
Lebih terperinciPERSAMAAN GARIS SINGGUNG SEKUTU DUA LINGKARAN
MN GI INGGUNG KUTU DU LINGKN Oleh: nang Wibowo.d WWW.MTIKZON.WOD.COM pil www.atikzone.wodpess.co atikzone@gail.co MN GI INGGUNG KUTU DU LINGKN ail : atikzone@gail.co Blog : www.atikzone.wodpess.co www.etung.wodpess.co
Lebih terperinciBAB IV ANALISA PERENCANAAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA PERENCANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Gaya-Gaya Pada Poos Lengan Ayun Dai gamba 3.1 data dimensi untuk lengan ayun: - Mateial yang digunakan : S-45 C - Panjang poos : 0,5 m - Diamete poos
Lebih terperinciPersamaan Garis Singgung Sekutu 2 Buah Lingkaran
Matei esaaan Gais inggung ekutu Buah Lingkaan Oleh: nang Wibowo.d pil MatikZone s eies Eail : atikzone@gail.co Blog : www.atikzone.wodpess.co H : 8 897 897 Hak Cipta Dilindungi Undang-undang. Dilaang engkutip
Lebih terperinciGRAFITASI. F = G m m 1 2. F = Gaya grafitasi, satuan : NEWTON. G = Konstanta grafitasi, besarnya : G = 6,67 x 10-11
GRAFITASI Si Isaac Newton yang tekenal dengan hukum-hukum Newton I, II dan III, juga tekenal dengan hukum Gafitasi Umum. Didasakan pada patikel-patikel bemassa senantiasa mengadakan gaya taik menaik sepanjang
Lebih terperinciBUKU TEKNIK ELEKTRONIKA TERBITAN PPPPTK/VEDC MALANG
247 2.8. PENGUAT 2.8.. Pendahuluan Pada paagap sebelumnya telah dijelaskan bagaimana semikondukto sambungan NPN atau PNP tebentuk menjadi sebuah tansisto. Pada bebeapa angkaian elektonik tansisto seing
Lebih terperinciANALISA PENGGUNAAN GENEATOR INDUKSI TIGA FASA PENGUATAN SENDIRI UNTUK SUPLAI SISTEM SATU FASA
ANALISA PENGGUNAAN GENEATOR INDUKSI TIGA ASA PENGUATAN SENDIRI UNTUK SUPLAI SISTEM SATU ASA Maulana Ardiansyah, Teguh Yuwono, Dedet Candra Riawan Jurusan Teknik Elektro TI - ITS Abstrak Generator induksi
Lebih terperinci