METODOLOGI PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "METODOLOGI PENELITIAN"

Transkripsi

1 METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Berpkr Secara umum kebjakan pembangunan daerah dapat memberkan kontrbus terhadap fenomena-fenomena yang bersfat aktual dan mendasar. Fenomenafenomena tersebut akan mempengaruh pelaksanaan pembangunan wlayah secara langsung maupun tdak langsung melalu mekansmenya masng-masng yang akan bermplkas pada konsep atau kerangka analss pembangunan wlayah. Pentngnya perencanaan pembangunan daerah yang akan djadkan sebaga kebjakan umum pembangunan oleh pemerntah daerah, harus ddasarkan pada kerangka logka kelmuan serta konds dan potens daerah yang terjad d lapangan, dan bukan pada pendugaan-pendugaan yang tanpa dasar. Selan tu, pemahaman mengena struktur perekonoman wlayah sangat pentng dlakukan dalam pengambl kebjakan pembangunan daerah. Pengembangan wlayah yang berbass lmu pengetahuan akan semakn mengarahkan pengelolaan pembangunan (khususnya dalam penganggaran) kepada pencapaan knerja yang lebh maju sesua dengan yang dcta-ctakan (Saefulhakm 2008). Pola kebjakan anggaran yang akan menjad acuan dalam pelaksanaan program/kegatan pembangunan tahunan tersebut harus berdasarkan potens dan konds daerah yang aktual. Selan dengan memperhatkan keterbatasan segala sumberdaya yang terseda, pola kebjakan anggaran juga harus memperhatkan keterkatan sektoral dan daerahnya dalam suatu wlayah tertentu. Hal n pentng dlakukan agar dalam pengelolaan segala sumberdaya yang ada dapat dmanfaatkan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan masyarakat secara efektf, efsen dan salng menguntungkan (mutualsm smboss). Atas dasar berbaga lteratur pada uraan sebelumnya serta pemahaman tersebut maka dbangun kerangka pemkran peneltan sepert yang terlhat pada Gambar 7 berkut.

2 30 KONDISI EKSISTING WILAYAH PROVINSI BANTEN: PERTUMBUHAN EKONOMI MELAMBAT KESENJANGAN PENDAPATAN MENINGKAT KEMISKINAN/PENGANGGURAN MASIH PADA LEVEL YANG LEBIH TINGGI DARI TINGKAT NASIONAL. KEBIJAKAN UMUM PEMBANGUNAN DAERAH POTENSI DAN KONDISI DAERAH SUMBER DAYA ALAM SUMBER DAYA MANUSIA SUMBER DAYA SOSIAL SUMBER DAYA BUATAN SUMBER DANA DAERAH JEJARING ANTAR DAERAH POLA PENGANGGARAN KETERKAITAN ANTAR SEKTOR YA TIDAK REVISI KETERKAITAN ANTAR DAERAH KAB/KOTA DI WILAYAH PROVINSI BANTEN KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH MENURUN YA TIDAK EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI KONTRA- PRODUKTIF STRUKTUR HUBUNGAN SEKTORAL DAN DAERAH YANG SALING MENGUATKAN KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH MENINGKAT Gambar 7 Kerangka Umum Pemkran Peneltan.

3 31 Kerangka Analss Peneltan Analss model spasal perencanaan dan koordnas penganggaran terhadap penngkatan knerja pembangunan daerah Provns Banten, secara umum dlakukan melalu beberapa proses tahapan analss yang dtempuh sepert pada Gambar 8 berkut. Data Kependudukan Kab/Kota Provns Banten Tahun APBD Kab/Kota Provns Banten Tahun PDRB ADHK Kab/Kota Provns BantenTahun Data Alran Barang Tahun 2006 dan Kebalkan Jarak Varabel Kependuduk an Varabel Penganggaran Belanja Varabel Knerja Pembangunan Daerah Prncpal Components Analyss (Factor Analyss) Akar Cr 1 Factor Score Factor Loadngs Matrks Kontgutas Interaks Spasal Parameter Fungs Indeks o Wj, d Wj, dan r Wj 1 Tpolog Wlayah Provns Banten Berdasarkan Pola Penganggaran Tpolog Wlayah Provns Banten Berdasarkan Knerja Pembangunan Daerah 2 Forward Stepwse General Regreson Model 3 Model Spasal Perencanaan dan Koordnas Penganggaran untuk Menngkatkan Knerja Pembangunan Daerah Provns Banten Gambar 8 Kerangka Analss Peneltan.

4 32 Lokas dan Waktu Peneltan Wlayah Peneltan n mencakup wlayah admnstratf Provns Banten. Unt analss adalah daerah kabupaten/kota melput 6 kabupaten/kota, yatu Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Lebak, Kabupaten Tangerang, Kabupaten Serang, Kota Tangerang dan Kota Clegon. Sedangkan waktu peneltan drencanakan mula bulan Jul 2008 sampa September Metode Pengumpulan Data Data yang dgunakan dalam peneltan n merupakan data sekunder yang dperoleh melalu cara stud lteratur dan surve langsung ke daerah kabupaten/kota d wlayah Provns Banten. Data n dperoleh dar berbaga SKPD terkat sepert Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provns Banten, Badan Pusat Statstk (BPS) Provns Banten, Bappeda Kabupaten/Kota d wlayah Banten, Departemen Perhubungan dan nstansnstans terkat lannya. Data-data sekunder yang dgunakan untuk mencapa tujuan peneltan, dbag ke dalam dua tahap, yatu: 1. Pengumpulan data dasar, dantaranya adalah: - Data Produk Domestk Regonal Bruto (PDRB) kabupaten/kota d wlayah Provns Banten tahun 2003 sampa dengan tahun 2007, atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan - Data Anggaran Pendapatan dan Belanja (APBD) kabupaten/kota d wlayah Provns Banten tahun 2003 sampa dengan tahun Data Hasl Surve Asal Tujuan Transportas Nasonal (Provns Banten) Tahun Selan tu, data-data publkas dar Badan Pusat Statstk (BPS) Provns Banten dan nstans terkat lannya dgunakan dalam peneltan n sebaga pelengkap hasl analss, termasuk peta admnstras Provns Banten. 2. Identfkas varabel, dlakukan dengan beberapa analss dantaranya adalah: - Raso - Indeks dverstas entropy - Locaton Quotent (LQ).

5 33 Tabel 3 Matrk Tujuan, Metode, Data dan Sumber Data dalam Peneltan Tujuan Metode Analss Varabel/ Parameter Data dan Sumber Data Data aspek: Mengdentfkas tpolog wlayah Provns Banten berdasarkan pola penganggaran Prncpal Components Analyss (Factor Analyss) Knerja Pembangunan daerah, Struktur Ekonom Daerah, Struktur Hargaharga, Kependudukan, Struktur Anggaran Penerma, dan Struktur PDRB dan APBD (Bappeda Banten dan Bappeda kab/kota Provns Banten) Anggaran Pengeluaran. Data aspek: Mengdentfkas tpolog wlayah Provns Banten berdasarkan knerja pembangunan. Prncpal Components Analyss (Factor Analyss) Knerja Pembangunan daerah, Struktur Ekonom Daerah, Struktur Hargaharga, Kependudukan, Struktur Anggaran Penerma, dan Struktur PDRB dan APBD (Bappeda Banten dan Bappeda kab/kota Provns Banten) Anggaran Pengeluaran. Membangun model spasal hubungan perencanaan dan Matrks Kontgutas koordnas penganggaran untuk menngkatkan knerja Analss forward stepwse General Regresson Model Interaks Spasal berdasarkan ntenstas Alran Barang dan Kebalkan Jarak, Departemen Perhubungan, semua hasl analss sebelumnya. pembangunan data hasl olahan. daerah Provns Banten.

6 34 Metode Analss Keragaman dan Pemusatan Aktvtas Perekonoman Wlayah Ukuran tngkat perkembangan suatu wlayah dalam perspektf ekonom dapat dtunjukkan dar semakn bertambah dan meluasnya komponen/aktvtas perekonoman dalam suatu wlayah. Msalnya semakn menngkatnya alternatf sumber pendapatan wlayah dan aktftas perekonoman d wlayah tersebut, maka akan semakn luas pula hubungan yang dapat djaln antara sub wlayah dalam sstem tersebut maupun dengan sstem sektarnya (Panuju dan Rustad 2005). Perluasan jumlah komponen aktvtas n dapat danalss dengan menghtung ndeks dversfkas dengan konsep entropy. Selan tngkat keragaman aktvtas perekonoman, pengembangan suatu wlayah dalam aspek ekonom juga dapat dtentukan melalu peranan sektorsektor pembangunan dalam mencapa target pertumbuhan yang dkut oleh kegatan nvestas pembangunan, bak nvestas pemerntah atau swasta. Ketersedaan sumberdaya suatu daerah yang terbatas memaksa keteltan pemerntah daerah untuk menentukan berbaga skala prortas pembangunan. Untuk tu perlu ddentfkaskan suatu pemusatan aktvtas ekonom yang dharapkan dapat menggerakkan aktvtas pada sektor-sektor perekonoman lannya. Untuk mengetahu ndkas aktvtas sektor perekonoman pada suatu wlayah dlakukan melalu analss Locaton Quotent (LQ) sehngga mendapatkan pembobotan pusat aktvtas sektor-sektor perekonoman pada suatu lokas tertentu. 1. Analss Perkembangan Sstem (Entropy) Tngkat perkembangan sstem perekonoman suatu daerah dtunjukan dengan adanya penngkatan jumlah komponen sstem perekonoman serta penyebarannya (jangkauan spasal). Pendekatan tngkat perkembangan sstem perekonoman d wlayah Provns Banten dalam peneltan n danalss dengan menghtung ndeks dverstas melalu konsep entropy. Prnsp pengertan ndeks entropy n adalah semakn beragam aktftas atau semakn luas jangkauan spasal, maka semakn tngg entrop wlayah. Artnya wlayah tersebut semakn berkembang (Panuju dan Rustad, 2005).

7 35 Penggunaan ndeks dverstas entropy dalam peneltan n adalah untuk mengdetfkas varabel ndkator, dantaranya: - Indeks dverstas sektor ekonom (PDRB ) dan - Indeks dverstas bdang pengeluaran belanja langsung (APBD Kabupaten/Kota ) Persamaan umum entropy n adalah sebaga berkut: S P P Dmana: P adalah peluang yang dhtung dar persamaan: X /X. X 1 X 2 X 3 X n = x X 1 /x X 2 /x X 3 /x. X n /x = 1 Jka tabel terdr dar bars dan kolom yang cukup banyak sepert Tabel berkut: n 1 P 1 Pr opors X 11 X 21 X 31 X 41 X p1 X 12 X 1q X 2q X pq Maka, persamaan untuk menghtung peluang ttk pada kolom ke- dan bars ke-j adalah: P j =X j /X j S 0 S = tngkat perkembangan Nla S akan selalu 0 Untuk mengdentfkas tngkat perkembangan maka terdapat ketentuan jka ndeks S semakn tngg maka tngkat perkembangan semakn tngg.

8 36 I O Sektor 1 Produk 2 s S n n 1 j1 P j ln P j Sektor X j 4 Jka dgambarkan dalam suatu grafk, hubungan antara nla S dengan seluruh kemungknan peluangnya akan berbentuk kurva kuadratk berkut n: S O 1 1 P n Dar grafk tersebut dketahu nla maksmum entrop dperoleh pada saat nla peluangnya sama dengan 1/n, dmana n adalah jumlah ttk (sektor/komponen/jangkauan spasal). 2. Analss Locaton Quotent (LQ) Analss model LQ dgunakan untuk melhat sektor bass atau non bass pada suatu wlayah perencanaan dan dapat mengdentfkas sektor unggulan atau keunggulan komparatf suatu wlayah (Panuju dan Rustad, 2005). Analss dalam peneltan n dgunakan untuk mengdentfkas varabel ndkator pada data PDRB kabupaten/kota dengan 9 sektor, melput sektor: (1) pertanan; (2) pertambangan & penggalan; (3) ndustr pengolahan; (4) lstrk & ar bersh; (5) bangunan; perdagangan, (6) hotel & restoran; (7) pengangkutan & komunkas; (8) keuangan, persewaan & jasa perusahaan; (9) dan Jasa-jasa. Selan tu, data APBD kabupaten/kota dengan 24 bdang penganggaran belanja langsung d Provns Banten juga menggunakan analss LQ untuk mengndentfkas varabel ndkator.

9 37 LQ j Nla LQ dketahu melalu rumus sebaga berkut: X X j / / X X.. j.. Keterangan: LQ j = bobot lokas/lokal kabupaten/kota untuk sektor/bdang j. X j = derajat aktvtas sektor/bdang j pada kabupaten/kota. X. = derajat aktvtas total d kabupaten/kota. X.j X.. = derajat aktvtas total sektor/bdang j d Provns Banten. = total seluruh sektor/bdang d Provns Banten. Krtera penlaan dalam penentuan ukuran derajat bass (bobot lokas) adalah jka nla ndeks LQ lebh besar atau sama dengan satu (LQ 1), maka pada lokas tersebut terjad pemusatan aktvtas, sedangkan apabla nlanya kurang dar satu (LQ<1) berart pada lokas tersebut tdak terjad pemusatan aktvtas pada kegatan perekonoman wlayah Provns Banten. 3. Analss Komponen Utama (Prncpal Components Analyss/PCA) Untuk mengetahu tngkat korelas atau keterkatan antar varabel-varabel ndkator perkembangan suatu wlayah basa dgunakan teknk komputas melalu analss faktor atau Factor Analyss (FA) dalam Prncpal Components Analyss (PCA) (Harman 1967). Prosedur PCA pada dasarnya adalah bertujuan untuk menyederhanakan varabel yang damat dengan cara menyusutkan (mereduks) dmensnya. Hal n dlakukan dengan cara menghlangkan korelas dantara varabel bebas melalu transformas varabel bebas asal ke varabel baru yang tdak berkorelas sama sekal atau yang basa dsebut dengan prncpal component. Keuntungan penggunaan Prncpal Components Analyss (PCA) dengan metode lan yatu: (1) dapat menghlangkan korelas secara bersh (korelas = 0), sehngga masalah multkolneartas dapat benar-benar teratas secara bersh; (2) dapat dgunakan untuk segala konds data/peneltan; (3) dapat dpergunakan tanpa mengurang jumlah varabel asal; (4) meskpun metode regres dengan PCA n memlk tngkat kesultan yang tngg, kesmpulan yang dberkan lebh akurat dbandngkan dengan penggunaan metode lan (Soemartn 2008).

10 38 Teknk ekstraks data dengan Prncpal Components Analyss (PCA) pada dasarnya adalah dengan memaksmalkan keragaman dalam 1 (satu) varabel/faktor yang baru dan memnmalkan keragaman dengan varabel/faktor yang lan menjad varabel yang salng bebas (ndependent). Langkah-langkah yang dlakukan dalam analsa n adalah : 1. Ortogonalsas Varabel Tujuannya adalah membuat varabel baru Z (=1,2,...,qp) yang memlk karakterstk: a. satu sama lan tdak salng berkorelas, yakn: r = 0, b. nla rataan masng-masng, tetap sama dengan nol, dan c. nla ragam masng-masng Z sama dengan 0, dmana = p. 2. Penyederhanaan jumlah varabel Mengurutkan masng-masng factor/komponen utama (F ) yang dhaslkan, dar yang memlk egenvalue ( ) tertngg hngga terendah, yakn : a. memlh faktor-faktor atau komponen-komponen utama yang memlk 1, artnya faktor atau komponen utama yang memlk kandungan nformas (ragam) setara dengan nformas yang terkandung dalam satu varabel asal, b. membuang faktor atau komponen utama yang mempunya egenvalue antar dua faktor atau komponen utama yang berdekatan/tdak begtu sgnfkan, jka ( - ( - 1) ) < 1, sebaga alternatf lan dgunakan juga metode The Scree Test dpekenalkan oleh Catell dmana dar hasl scee plot yang dplh adalah yang palng curam, c. menentukan faktor-faktor atau komponen-komponen utama yang memlk koefsen korelas nyata mnmal satu varabel asal. Krtera yang dgunakan adalah r j 0.7 Hal n dmaksudkan agar setap faktor atau komponen utama yang terplh, palng tdak memlk satu pencr domnan dar varabel asalnya. o Hasl Prncpal Components Analyss (PCA) antara lan: Akar cr (egenvalue) merupakan suatu nla yang menunjukkan keragaman dar peubah komponen utama dhaslkan dar analss, semakn besar nla

11 39 o o o egen value maka semakn besar pula keragaman data awal yang mampu djelaskan oleh data baru. Propors dan komulatf akar cr, nla pembobot (egen vector) merupakan parameter yang menggambarkan hubungan setap peubah dengan komponen utama ke-. Component score adalah nla yang menggambarkan besarnya ttk-ttk data baru dar hasl komponen utama dan dgunakan setelah PCA. PC loadng menggambarkan besarnya korelas antar varabel awal dengan komponen ke-. PC scores n yang dgunakan jka terjad analss lanjutan setelah PCA. Factor Loadngs (L ) adalah sama dengan Factor Score Coeffcents (C ) kal Egenvalue Faktor atau Komponen Utamanya ( ). Set Varabel PCA (Analyss Factor) Factor Loadng Adakah varabel factor loadng yang tdak nyata untuk semua factor? Tdak Ada Selesa Ada Plah data (set data varabel) Gambar 9 Tahapan Analss Prncpal Components Analyss. Seleks varabel ndkator dalam peneltan n dgunakan metode Analss Komponen Utama (Prncpal Components Analyss/PCA) dengan teknk komputas melalu aplkas STATISTICA for Wndows. Data yang akan danalsa dantaranya adalah data: (1) LQ PDRB kabupaten/kota tahun 2003 sampa dengan

12 40 tahun 2007 dan ndeks dverstasnya; dan (2) LQ APBD kabupaten/kota tahun 2003 sampa dengan tahun 2007 dan dverstasnya. 4. Tpolog Wlayah Berdasarkan Pola Penganggaran dan Knerja Pembangunan Daerah Analss tpolog dgunakan untuk klasfkas berdasarkan suatu karaterstk tertentu d daerah kabupaten/kota, melalu ndeks kompost dar factor score hasl PCA yang dstandarsas (skala nla 1 sampa dengan 9) (Saefulhakm 2008), dengan rumus: X A MAX A MIN A MIN A 8 1 Keterangan: X nla hasl standarsas untuk kabupaten/kota ke- A nla hasl dar factor score untuk masng-masng kabupaten/kota ke-. Nla hasl standarsas n dkelompokan ke dalam 9 kategor, yatu: 1. nla 0-1 untuk kategor sangat rendah sekal 2. nla 1-2 untuk kategor sangat rendah 3. nla 2-3 untuk kategor rendah 4. nla 3-4 untuk kategor agak rendah 5. nla 4-5 untuk kategor sedang 6. nla 5-6 untuk kategor agak tngg 7. nla 6-7 untuk kategor tngg 8. nla 7-8 untuk kategor sangat tngg 9. nla 8-9 untuk kategor sangat tngg sekal. Gambaran klasfkas suatu wlayah d unt analss wlayah sampel berdasarkan suatu karakterstk tertentu dalam peneltan n dsajkan selan dalam bentuk Tabel 4, juga dsajkan secara spasal untuk melhat sebarannya. Hasl analss nlah yang dgunakan sebaga dasar untuk membangun model spasal perencanaan dan koordnas penganggaran untuk menngkatkan knerja pembangunan daerah dalam pengamblan skala prortas penganggaran pada perumusan kebjakan pembangunan daerah.

13 41 5. Analss Ekonometrka Spasal (Spatal Durbn Model) Analss model durbn spasal (Spatal Durbn Model) dlakukan untuk dapat mengakomodaskan fenomena keterkatan aktvtas ekonom antar daerah kabupaten/kota d Provns Banten dengan menggunakan matrks kontgutas spasal (Saefulhakm 2008). Pada prnspnya hampr sama dengan regres berbobot, dengan varabel yang menjad pembobot adalah faktor lokas. Kedekatan (jarak antar lokas) dan tenstas alran barang antar lokas dalam suatu aktvtas ekonom menyebabkan munculnya fenomena keterkatan antar daerah atau nteraks spasal. Model n merupakan pengembangan dar model regres sederhana yang telah mengakomodaskan fenomena nteraks spasal, bak dalam varabel tujuan maupun dalam varabel penjelasnya. Msalnya untuk mengetahu penngkatan knerja pembangunan daerah dalam suatu wlayah tdak hanya dpengaruh oleh varabel bebas, namun juga dpengaruh oleh varabel lan, yatu hubungan/koordnas spasal. Pada peneltan n, pendugaan parameter model dsusun dalam kerangka Model Durbn Spasal dengan penyusunan varabel berdasarkan pertmbangan konsep lmu ekonom dasar pada Model Input-Output (Model I-O). Model menggunakan matrks kontgutas spasal untuk mengetahu pengaruh keterkatan penganggaran antar daerah, dalam peneltan n berdasarkan 2 (dua) jens kontgutas spasal, yatu: - Matrks kontgutas spasal antar daerah berdasarkan data alran barang ( W f ). Semakn besar ntenstas alran barang antar suatu daerah, maka semakn tngg keterkatan antar daerah tersebut. Dengan demkan dapat dkatakan bahwa aktvtas ekonom dalam suatu daerah tdak hanya membutuhkan nput lokal (dalam daerah sendr) saja namun juga membutuhkan nput dar luar daerah (mpor), begtu pun sebalknya (ekspor). Hal n menunjukan bahwa suatu aktvtas ekonom untuk menghaslkan output secara efektf dan efsen memerlukan adanya hubungan mtra dagang (kerjasama/koordnas). - Matrks kontgutas spasal antar daerah berdasarkan data jarak antar daerah ( W ). Semakn besar nla jarak antar daerah, maka keterkatan r

14 42 antar daerah tersebut akan semakn kecl (berbandng terbalk). Dengan kata lan bahwa semakn jauh jarak antar daerah tertentu, maka hubungan antar daerah yang terjad akan semakn relatf berkurang. Hal n dapat menunjukan bahwa perstwa yang terjad pada suatu daerah tdak hanya dpengaruh oleh daerah tu sendr, namun juga dpengaruh oleh daerah lan atau daerah tetangga yang terkat. Pendekatan Model Durbn Spasal dalam peneltan n menggunakan rumus sebaga berkut: ln Kpd ln Kpd ln Ipd, k k lk, k, l p, k, p l p l p W ln Kpd W ln Kpd r r f f l, k, j j, l l, k, j j, l l W ln Ipd W ln Ipd r r f f p, k, j j, p p, k, j j, p, k p Keterangan: Varabel tujuan dan varabel-varabel penjelas model. ln Kpd k, logartma natural ndeks kompost knerja pembangunan daerah ke-k, ln Ipd p, yang tap selnya bers nla varabel tersebut untuk tap daerah ke- ( alas j). logartma natural varabel ndeks kompost potens ekonom daerah (struktur ekonom daerah, struktur harga-harga, kependudukan, struktur anggaran penermaan, dan struktur anggaran pengeluaran) ke-p, yang tap selnya bers nla varabel tersebut untuk tap daerah ke- ( alas j). Parameter-parameter model yang menunjukan pengaruh masng-masng varabel penjelas terhadap varabel ndeks knerja pembangunan daerah ke-k d daerah ke-, sebaga berkut: k = nla tengah umum varabel ndeks kompost knerja pembangunan daerah ke-k l,k = pengaruh ndeks kompost knerja pembangunan daerah ke-l d daerah sendr terhadap varabel ndeks kompost knerja pembangunan daerah ke-k d daerah sendr

15 43 r l,k = pengaruh ndeks kompost knerja pembangunan daerah ke-l d daerah-daerah tetangga terhadap varabel ndeks kompost knerja pembangunan ekonom ke-k d daerah sendr f l,k = pengaruh ndeks kompost knerja pembangunan daerah ke-l d daerah-daerah mtra pembel barang terhadap ndeks kompost knerja pembangunan daerah ke-k d daerah sendr p,k = pengaruh ndeks kompost potens ekonom daerah (struktur ekonom daerah, struktur harga-harga, kependudukan, struktur anggaran penermaan dan struktur anggaran pengeluaran) ke-p d daerah sendr terhadap ndeks kompost knerja pembangunan daerah ke-k d daerah sendr r p,k = pengaruh ndeks kompost potens ekonom daerah (struktur ekonom daerah, struktur harga-harga, kependudukan, struktur anggaran penermaan, dan struktur anggaran pengeluaran) ke-p d daerahdaerah tetangga terhadap ndeks kompost knerja pembangunan daerah ke-k d daerah sendr f p,k = pengaruh ndeks kompost potens ekonom daerah (struktur ekonom daerah, struktur harga-harga, kependudukan, struktur anggaran penermaan, dan struktur anggaran pengeluaran) ke-p d daerahdaerah pembel barang terhadap ndeks kompost knerja pembangunan daerah ke-k d daerah sendr,k = galat pendugaan ndeks kompost knerja pembangunan daerah ke-k untuk daerah ke- 6. Pendugaan Parameter Model (Forward stepwse General Regresson Model) Tahapan awal dlakukan pendugaan paramter-parameter model dengan menggunakan sstem penambahan varabel penjelas satu-satu secara bertahap dmula dar yang palng berkontrbus nyata (Forward Stepwse General Regresson Model). Proses seleks varabel ndeks yang berperan nyata dalam model, dgunakan Perangkat lunak STATISTICA for Wndows (Saefulhakm 2008). Krtera yang berperan nyata (sgnfcant) adalah jka nla koefsennya

16 44 nyata sampa dengan tarap nyata p 0.05, sedangkan varabel ndeks yang tdak nyata delmnaskan dar model (lhat Gambar 10). Data Varabel Dasar Analss Varabel Indkator Level Aktual Varabel Indkator Proses seleks varabel A S P Kependudukan Ekonom Ukuran dan Perhtungan varabel ndkator: 1. Raso 2. Dverstas 3. Pemusatan PCA (Factor Analyss) Factor score E K Penganggaran Penyusunan Indeks Kompost D A Knerja pembangunan Parameter Fungs Indeks Kompost Klasfkas fungs T A Kontgutas Spasal Penyusunan Matrks Matrks Kontgutas Spasal Forward stepwse General Regresson Model Tpolog Wlayah Berdasarkan Pola penganggaran dan Knerja Pembangunan Daerah Model Spasal Perencanaan dan Koordnas Penganggaran untuk Menngkatkan Knerja Pembangunan Daerah Gambar 10 Tahapan Proses Analss Peneltan.

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABSTRAK STEVANY HANALYNA DETHAN Fakultas Ekonom Unv. Mahasaraswat Mataram e-mal : stevany.hanalyna.dethan@gmal.com

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan adalah ketersedaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dkatakan memlk ketahanan pangan jka penghunnya tdak berada

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi, BAB LANDASAN TEORI.1 Populas dan Sampel Populas adalah keseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngkup yang ngn dtelt. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut ukuran populas, sedangkan suatu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Bab 2 Tnjauan Pustaka 2.1 Peneltan Terdahulu Pemlhan stud pustaka tentang sstem nformas penlaan knerja karyawan n juga ddasar pada peneltan sebelumnya yang berjudul Penerapan Metode TOPSIS untuk Pemberan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

PEMBUATAN GRAFIK PENGENDALI BERDASARKAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA (PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS)

PEMBUATAN GRAFIK PENGENDALI BERDASARKAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA (PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS) PEMBUATAN GRAFIK PENGENDALI BERDASARKAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA (PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS) Wrayant ), Ad Setawan ), Bambang Susanto ) ) Mahasswa Program Stud Matematka FSM UKSW Jl. Dponegoro 5-6 Salatga,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Tempat dan waktu Peneltan Peneltan dlakukan pada Perusahaan Daerah Ar Mnum Kabupaten Gorontalo yang beralamat d jalan Gunung Bolyohuto No. 390 Kelurahan Bolhuangga Kecamatan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara atau langkah-langkah yang harus dtempuh dalam kegatan peneltan, sehngga peneltan yang dlakukan dapat mencapa sasaran yang dngnkan. Metodolog peneltan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I ENDHULUN. Latar elakang Mengambl keputusan secara aktf memberkan suatu tngkat pengendalan atas kehdupan spengambl keputusan. lhan-plhan yang dambl sebenarnya membantu dalam penentuan masa depan. Namun

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusa dlahrkan ke duna dengan ms menjalankan kehdupannya sesua dengan kodrat Illah yakn tumbuh dan berkembang. Untuk tumbuh dan berkembang, berart setap nsan harus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan sumber penermaan terpentng d Indonesa. Oleh karena tu Pemerntah selalu mengupayakan bagamana cara menngkatkan penermaan Pajak. Semakn tngg penermaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

V ANALISIS VARIABEL MODERASI DAN MEDIASI

V ANALISIS VARIABEL MODERASI DAN MEDIASI Solmun Program Stud Statstka FMIPA UB 31 V ANALISIS VARIABEL MODERASI DAN MEDIASI A. Pengertan Varabel Moderas Varabel Moderas adalah varabel yang bersfat memperkuat atau memperlemah pengaruh varabel penjelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan penjualan. Sebelum penjualan dlakukan basanya akan dsepakat terlebh dahulu bagamana cara pembayaran

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN BAB TIJAUA KEPUSTAKAA.1. Gambaran Umum Obyek Peneltan Gambar.1 Lokas Daerah Stud Gambar. Detal Lokas Daerah Stud (Sumber : Peta Dgtal Jabotabek ver.0) 7 8 Kawasan perumahan yang dplh sebaga daerah stud

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbass masalah n adalah metode pengembangan atau

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan yang bertujuan untuk menghaslkan Lembar Kegatan Sswa (LKS) pada mater Geometr dengan pendekatan pembelajaran berbass

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR Resa Septan Pontoh 1), Neneng Sunengsh 2) 1),2) Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran 1) resa.septan@unpad.ac.d,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam memlh sesuatu, mula yang memlh yang sederhana sampa ke hal yang sangat rumt yang dbutuhkan bukanlah berpkr yang rumt, tetap bagaman berpkr secara sederhana. AHP

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB Putr Har Ikhtarn ), Bety Nurltasar 2), Hafdz Alda

Lebih terperinci

PENENTUAN LOKASI PEMANCAR TELEVISI MENGGUNAKAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING

PENENTUAN LOKASI PEMANCAR TELEVISI MENGGUNAKAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING Meda Informatka, Vol. 2, No. 2, Desember 2004, 57-64 ISSN: 0854-4743 PENENTUAN LOKASI PEMANCAR TELEVISI MENGGUNAKAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING Sr Kusumadew Jurusan Teknk Informatka, Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan tugas akhr n, penulsan mendapat referens dar pustaka serta lteratur lan yang berhubungan dengan pokok masalah yang penuls ajukan. Langkah-langkah yang akan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Matematka sebaga bahasa smbol yang bersfat unversal memegang peranan pentng dalam perkembangan suatu teknolog. Matematka sangat erat hubungannya dengan kehdupan nyata.

Lebih terperinci

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH BAB VB PERSEPTRON & CONTOH Model JST perseptron dtemukan oleh Rosenblatt (1962) dan Mnsky Papert (1969). Model n merupakan model yang memlk aplkas dan pelathan yang lebh bak pada era tersebut. 5B.1 Arstektur

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN.1 Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan d areal IUPHHK-HA PT Mamberamo Alasmandr yatu pada hutan prmer (BLOK RKT 01), Logged Over Area (LOA) berumur tahun (Blok RKT

Lebih terperinci

Preferensi untuk alternatif A i diberikan

Preferensi untuk alternatif A i diberikan Bahan Kulah : Topk Khusus Metode Weghted Product (WP) menggunakan perkalan untuk menghubungkan ratng atrbut, dmana ratng setap atrbut harus dpangkatkan dulu dengan bobot atrbut yang bersangkutan. Proses

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penentuan lokasi dilakukan secara tertuju (purposive) karena sungai ini termasuk

METODE PENELITIAN. Penentuan lokasi dilakukan secara tertuju (purposive) karena sungai ini termasuk IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan d Sunga Sak, Kota Pekanbaru, Provns Rau. Penentuan lokas dlakukan secara tertuju (purposve) karena sunga n termasuk dalam 13 sunga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA 2010 ANALISIS DISKRIMINAN DISKRIT UNTUK MENGELOMPOKKAN KOMPONEN

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA 2010 ANALISIS DISKRIMINAN DISKRIT UNTUK MENGELOMPOKKAN KOMPONEN AALISIS DISKRIMIA DISKRIT UTUK MEGELOMPOKKA KOMPOE Bernk Maskun Jurusan Statstka FMIPA UPAD jay_komang@yahoo.com Abstrak Untuk mengelompokkan hasl pengukuran yang dukur dengan p buah varabel dmana penlaan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PRESTASI MAHASISWA FSM UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMASTER PERTAMA DENGAN MOTODE REGRESI LOGISTIK BINER

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PRESTASI MAHASISWA FSM UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMASTER PERTAMA DENGAN MOTODE REGRESI LOGISTIK BINER UNIVERSITAS DIPONEGORO 013 ISBN: 978-60-14387-0-1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PRESTASI MAHASISWA FSM UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMASTER PERTAMA DENGAN MOTODE REGRESI LOGISTIK BINER Saftr Daruyan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian

METODE PENELITIAN. Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian 33 III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokas dan Waktu Peneltan Lokas peneltan adalah Kabupaten Maalengka, Provns Jawa Barat yang secara geografs terletak pada koordnat 6 0 36-7 0 03 Lntang Selatan dan 108 0 03-108

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.. Lokas Peneltan Peneltan n mengambl lokas d Kabupaten Lebak. Pertmbangan pemlhan lokas n adalah karena Kabupaten Lebak adalah salah kabupaten yang memsahkan dr pada tahun

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENEITIAN Peneltan n merupakan peneltan deskrptf, yang dalam penulsannya dmaksudkan untuk menjabarkan penyerapan tenaga kerja berdasarkan konds wlayah peneltan. Analss dlakukan secara kualtatf

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 Tahun Pelajaran

METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 Tahun Pelajaran III. METODE PENELITIAN A. Settng Peneltan Peneltan n menggunakan data kuanttatf dengan jens Peneltan Tndakan Kelas (PTK). Peneltan n dlaksanakan d SMAN 1 Bandar Lampung yang beralamat d jalan Jend. Sudrman

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dependen (y) untuk n pengamatan berpasangan i i i. x : variabel prediktor; f x ) ). Bentuk kurva regresi f( x i

BAB 1 PENDAHULUAN. dependen (y) untuk n pengamatan berpasangan i i i. x : variabel prediktor; f x ) ). Bentuk kurva regresi f( x i BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan analss statstk yang dgunakan untuk memodelkan hubungan antara varabel ndependen (x) dengan varabel ( x, y ) n dependen (y) untuk n pengamatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan

Lebih terperinci

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN By: Rn Halla Nasuton, ST, MT MERANCANG JARINGAN SC Perancangan jarngan SC merupakan satu kegatan pentng yang harus

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemodelan persamaan struktural atau Structural Equation Modeling

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemodelan persamaan struktural atau Structural Equation Modeling BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Pemodelan Persamaan Struktural Pemodelan persamaan struktural atau Structural Equaton Modelng (SEM) merupakan analss multvarat yang dapat menganalss hubungan varabel secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang akan dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan Research and Development (R&D) n merupakan

Lebih terperinci

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA Regres Lnear Tujuan Pembelajaran Menjelaskan regres dan korelas Menghtung dar persamaan regres dan standard error dar estmas-estmas untuk analss regres lner sederhana

Lebih terperinci

BAB IV BEBERAPA PENDEKATAN DALAM PERENCANAAN WILAYAH (Lanjutan 2)

BAB IV BEBERAPA PENDEKATAN DALAM PERENCANAAN WILAYAH (Lanjutan 2) BAB IV BEBERAPA PENDEKATAN DALAM PERENCANAAN WILAAH (Lanjutan 2) 4.3.1 Analss Shft Share Dgunakan untuk: 1. mengetahu knerja perekonoman kabupaten (wlayah) 2. pergeseran struktur, poss relatve sector-sektor

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

REKAYASA TRANSPORTASI LANJUT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA

REKAYASA TRANSPORTASI LANJUT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA REKAYASA TRANSPORTASI LANJUT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bntaro Sektor 7, Bntaro Jaya Tangerang Selatan 15224 PENDAHULUAN Bangktan perjalanan (Trp generaton model ) adalah suatu tahapan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam BAB III METODE PEELITIA A. Bentuk Peneltan Peneltan n merupakan peneltan ekspermen dengan model pretest postes control group desgn dengan satu macam perlakuan. D dalam model n sebelum dmula perlakuan kedua

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen, BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode peneltan n adalah quas ekspermen karena terdapat unsur manpulas, yatu mengubah keadaan basa secara sstemats ke keadaan tertentu serta tetap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian Pengaruh Captal Structure terhadap Proftabltas pada Industr Perbankan d Indonesa Mutara Artkel n d-dgtalsas oleh Perpustakaan Fakultas Ekonom-Unverstas Trsakt, 2016. 021-5663232 ext.8335 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 2 LNDSN TEORI 2. Teor engamblan Keputusan Menurut Supranto 99 keputusan adalah hasl pemecahan masalah yang dhadapnya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang past terhadap suatu pertanyaan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum melakukan peneltan, langkah yang dlakukan oleh penuls adalah mengetahu dan menentukan metode yang akan dgunakan dalam peneltan. Sugyono (2006: 1) menyatakan:

Lebih terperinci