PENENTUAN DISTRIBUSI UKURAN PARTIKEL TEPUNG TERIGU DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENGAPUNGAN BATANG (BUOYANCY WEIGHING-BAR METHOD)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENENTUAN DISTRIBUSI UKURAN PARTIKEL TEPUNG TERIGU DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENGAPUNGAN BATANG (BUOYANCY WEIGHING-BAR METHOD)"

Transkripsi

1 ENENTUAN DISTRIUSI UKURAN ARTIKEL TEUNG TERIGU DENGAN MENGGUNAKAN METODE ENGAUNGAN ATANG (UOYANCY WEIGHING-AR METHOD) Rondang Tambun, Nofriko ratama, Ely, Farida Hanum Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, Jl. Almamater Kampus USU, Medan 155, Indonesia rondang_tambun@yaoo.com / rondang@usu.ac.id Abstrak enentuan distribusi ukuran partikel tepung terigu merupakan sala satu yang penting dalam industri pengolaan tepung terigu. Selama ini, berbagai cara dapat dilakukan untuk menentukan ukuran partikel tepung terigu seperti metode Andreasen pipette, sedimentation balance, centrifugal sedimentation, laser diffraction/ scattering, microscopy, Coulter counter dan lain sebagainya. Metode-metode tersebut di atas mempunyai kelebian dan kekurangan, terutama masala kekurangpraktisan, waktu ataupun masala biaya. Metode Andreasen ipette, sedimentation balance dan centrifugal sedimentation merupakan metode yang mura tetapi butu waktu yang lama dan kealian untuk mengoperasikannya. Sebaliknya, metode laser diffraction/scattering, microscopy dan Coulter counter merupakan metode yang sangat akurat dan cepat, tetapi memerlukan biaya yang sangat maal. ada penelitian ini, dikembangkan suatu metode terbaru yaitu Metode engapungan atang (uoyancy Weiging- ar Metod) untuk menentukan distribusi ukuran partikel tepung terigu. Metode ini mengukur distribusi ukuran partikel dengan menggunakan sebua batang logam yang digantungkan pada cairan yang berisi butiran partikel tepung yang terdispersi pada cairan tersebut. ada metode ini, perubaan densitas larutan yang terjadi karena perpindaan partikel tepung dalam suspensi (etanol/metanol) diukur berdasarkan perubaan massa batang logam yang digantung di dalam suspensi. Dari asil penelitian diperole bawa asil yang diperole menggunakan Metode engapungan atang sebanding dengan asil yang diperole dengan Metode sedimentation balance. Kata Kunci : daya apung, distribusi ukuran partikel, pengapungan batang, tepung terigu Abstract article size measurement of weat flour is important in weat flour industry. Tere are several metods ave been used to measure particle size distribution (SD) of weat flour, suc as Andreasen pipette metod, sedimentation balance metod, centrifugal sedimentation metod. Te disadvantages of tese metods are tat tey are time consuming and require special skills. On te oter and, SD can be analyzed using a different principle troug laser diffraction/scattering metods, and coulter counter metod. Te laser diffraction/scattering and coulter counter metods produce igly accurate results witin a sorter time, but te equipment is extremely expensive. Terefore, a simple and cost-effective new metod to determine SD is in ig demand. In tis study, we aim to develop a new metod to measure te particle size distribution of weat flour using a buoyancy weiging bar metod. In tis metod, te density cange in a suspension due to particle migration (weat flour) is measured by weiging buoyancy against a weiging bar ung in te suspension (etanol/metanol), and te SD is calculated using te lengt of te bar and te time course cange in te mass of te bar. Tis apparatus consists of an analytical balance wit a ook for underfloor weiging, and a weiging bar, wic is used to detect te density cange in suspension. Te result obtained sow tat te SD of weat flour measured by te buoyancy weiging-bar metod is comparable to tat determined by settling balance metod. Keywords : buoyancy, particle size distribution, weiging bar, weat flour endauluan enentuan distribusi ukuran partikel tepung terigu merupakan sala satu metode yang penting dalam teknologi partikel dalam industri tepung terigu. Selama ini, berbagai cara suda dilakukan untuk menentukan ukuran partikel [15]. Untuk sistem padat-cair, distribusi ukuran partikel diukur menggunakan diameter Stokes dengan mengukur kecepatan perpindaan partikel dalam larutan. Metode-metode yang menggunakan cara ini antara lain adala Metode Andreasen ipette [14], Metode Sedimentation alance [6], Metode Centrifugal Sedimentation [7], dan lain-lain. Metode-metode ini sangat mura dalam pengoperasiannya, tetapi membutukan waktu yang agak lama dan kurang praktis dalam penggunaannya. ada sisi lain, berbagai metode dengan sistem berbeda juga tela ditemukan seperti Metode Laser Diffraction/Scattering [5], Microscopy [8] dan Metode Coulter Counter [18]. engoperasian metode-metode ini sangat praktis sekali dan asil yang diperole sangat akurat dalam tempo yang singkat, tetapi arga peralatan yang dipakai sangat maal.

2 Untuk mengatasi masala ini, sebua metode yang sederana, praktis dan mura sangat diperlukan. Metode terbaru yang sedang dikembangkan untuk mengatasi masala tersebut uoyancy Weiging-ar Metod (WM). Metode ini tela terbukti dapat menentukan distribusi ukuran partikel pada Stokes region maupun pada Allen region untuk berbagai partikel seperti alumina, glass beads, silica sands, nylon beads, magnesite, calcium carbonate, glass bubbles, dan lain-lain. Metode ini pertama sekali dikembangkan ole Obata, dkk. Mereka mengukur distribusi ukuran partikel dengan menggunakan sebua batang logam yang digantungkan pada cairan yang berisi butiran partikel yang terdispersi pada cairan tersebut. Cara inila yang disebut dengan uoyancy Weiging-ar Metod (Metode engapungan atang). ada metode ini, perubaan densitas larutan yang terjadi karena perpindaan partikel diukur dari perubaan massa batang yang digantung di dalam suspensi [2; 9-12]. ada industri tepung terigu, penentuan distribusi ukuran partikel biasanya dilakukan menggunakan metode sedimentation balance, laser diffraction/scattering ataupun metode Coulter counter. Metode sedimentation balance tergolong metode yang rumit dan memerlukan waktu yang lama dalam pengoperasiannya, sementara metode laser diffraction/scattering dan metode Coulter counter ini tergolong metode yang sangat maal, seingga untuk mengatasi masala ini dikaji pemakaian Metode engapungan atang. Teori ada dasarnya distribusi ukuran partikel yang diukur dengan Metode engapungan atang sama dengan yang dipakai pada metode manometrik dan metode Oden alance [13]. Secara grafik, kurva massa teradap waktu pengendapan pada Metode engapungan atang ini analog dengan kurva pressure drop teradap superficial velocity pada fluidisasi [1,3,4]. Gambar 1 mengillustrasikan skematik diagram dari pengendapan partikel. Volume A batang dalam suspensi adala, dengan A adala luas permukaan dari batang pemberat dan adala panjang batang yang dicelupkan pada suspensi. Densitas dari pelarut (cairan) dilambangkan dengan ρ L, sedangkan densitas partikel dilambangkan dengan ρ. konsentrasi mula-mula padatan dalam suspensi adala Co (kg-padatan/m 3 -suspensi) [16,2] Gambar 1(a) menunjukkan bawa massa batang mula-mula yang mengapung pada kondisi awal tergantung pada partikel yang berada antara bagian atas batang dan bagian bawa batang V dalam suspensi. ada waktu pengendapan, densitas mula-mula dari suspensi (ρ S ) adala: S.(1) Gambar 1. Skematik Diagram engendapan artikel Massa batang mula-mula yang mengapung, W tergantung pada partikel pada suspensi dari permukaan sampai kedalaman, maka W dapat didefenisikan sebagai berikut : W V.(2) ada kondisi mula-mula, massa batang dalam suspensi adala G V W V ( S )..(3) dimana, ρ adala densitas dari batang. Gambar 1(b) menunjukkan konsentrasi suspensi (C) semakin menurun dari waktu ke waktu, karena partikel yang besar suda mengendap. Densitas suspensi ρst, massa pengapungan batang W t, dan massa nyata dari batang G t di dalam suspensi pada t = t diberikan sesuai dengan persamaan berikut. ρ St C L S ρ ρl ρl C...(4) ρ t Wt V. ρst.(5) Gt V. ρ W t V. ρ V. ρst V ρ ρst..(6) Gambar 1(c), pada t = ~, konsentrasi suspensi adala, karena semua partikel, baik besar maupun kecil suda mengendap. Densitas suspensi S, massa pengapungan batang W, dan massa nyata dari batang G di dalam suspensi pada t = ~ diberikan sesuai dengan persamaan berikut. S L...(7) W V. ρl...(8) G V. ρ W V ρ ρl..(9) ersamaan menunjukkan neraca massa partikel dalam suspensi [15]. t C. () C C f ( C f ( L 31

3 Dari persamaan (2), (5), (8) dan (), diperole: t..(11) W W ( W W ) f ( ( W x W ) f ( i dimana adala kecepatan pengendapan, f( adala frekuensi massa partikel berukuran x. Diferensial persamaan 11 teradap waktu t, maka akan diperole : dw x i ( W..(12) W ) f ( dt Dari persamaan 11 dan 12, dwt Wt W t..(13) dt dimana W adala massa partikel yang lebi besar dari partikel berukuran x, W ( W W ) f (. x i Kombinasi persamaan 6 dan 13 akan mengasilkan : dgt dgt Gt V. ρ W t G t (14) dt dt Dimana, G V ρ W, and. dg t dwt, karena penurunan massa batang dt dt sesuai dengan penurunan massa pengapungan batang. Nilai G diitung dari slope persamaan 14. Hubungan kumulatif massa oversize, R( dan kumulatif massa undersize, D( adala, G G R( f ( 1 D( (15) x i G G Ukuran partikel x diekspresikan dengan menggunakan persamaan Stokes: 18L x...(16) g ( L ) dimana g adala percepatan gravitasi dan μ L adala viskositas larutan. Kecepatan pengendapan partikel diitung sesuai dengan persamaan (17) t Dimana adala panjang batang yang terapung di dalam cairan dan t adala waktu pengendapan. Ukuran partikel x yang diasilkan pada persamaan 17 merupakan diameter Stokes. Hal ini membuktikan bawa teori pada Metode engapungan atang ini mirip dengan metode sedimentation balance [13]. Gambar 2 mengillustrasikan metode peritungan distribusi ukuran partikel yang mengendap dengan menggunakan Metode engapungan atang. Gambar kanan atas menunjukkan perubaan massa batang sebagai fungsi waktu, sementara gambar kanan bawa menunjukkan ubungan waktu dengan kebalikan ukuran partikel. Dari persamaan 16 dan 17, waktu sebanding dengan kuadrat kebalikan dari ukuran partikel. Jadi dalam metode ini, ukuran partikel x dapat diitung pada setiap waktu t, sementara G secara simultan dapat diitung dari slope, sesuai dengan persamaan 14. Kumulatif massa undersize, D( dapat diitung dengan persamaan 15. ada gambar kiri atas, distribusi ukuran partikel diperole dari peritungan ukuran partikel x dan D( [2,11]. Gambar 2. Grafik enentuan Distribusi artikel dengan Metode engapungan atang Metodologi enelitian ada penelitian ini, kami melakukan serangkaian percobaan penentuan distribusi ukuran partikel dengan Metode engapungan atang. Material sampel yang diteliti adala tepung terigu (Cap Segi Tiga iru). Etanol dan metanol digunakan sebagai fase cairan. Air tidak dianjurkan digunakan pada penelitian ini karena tepung terigu tidak akan terpisa dengan baik di dalam air. Konsentrasi suspensi adala kg/m 3 (± 1 wt.%) [17]. Suu ruangan dan suu cairan adala 298 K (suu kamar). Semua suspensi akan diaduk sebelum dilakukan pengukuran. Lama pengukuran adala 2 jam. ada penelitian ini, distribusi ukuran partikel diukur berdasarkan ukum Stokes. Sebagai pembanding dari asil penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode sedimentation/settling balance. Ilustrasi rangkaian peralatan yang digunakan dapat diliat pada Gambar 3. atang yang digunakan terbuat dari aluminium dengan diameter mm dan panjang mm, densitas : kg/m 3. Neraca analitik (4 desimal) mempunyai pengait di bagian bawanya untuk menggantung batang aluminium. Data akan direkam setiap interval 6 detik. Untuk menyiapkan suspensi, ml cairan dan partikel dicampur dalam gelas ukur. Dengan mengunakan tali/benang yang sangat ringan, batang digantung dari bawa neraca analitik. Setela diaduk dengan pengaduk kusus, 32

4 Kumulatif Massa Undersize (%) Kumulatif Massa Undersize (%) Kumulatif Massa Undersize (%) Jurnal Teknik Kimia USU, Vol. 4, No. 1 (Maret 15) batang dimasukkan ke dalam suspensi, dan dicatat sebagai t = detik. Hal ini berlangsung selama 2 jam. Setela pengukuran selesai, distribusi ukuran partikel diukur berdasarkan teori di atas Ket: 1. Neraca analitik (analytical balance) W enang penggantung batang (anging wire) 3. atang (weiging bar) 4. Gelas ukur (measuring glass cylinder) 5. Fasa cair 6. Ruangan insulasi (insulation vessel) Gambar 3. Skematik dari eralatan Eksperimen Hasil enelitian Hasil engukuran dengan menggunakan elarut Murni (p.a) Gambar 4. Distribusi Ukuran artikel Tepung Terigu Menggunakan elarut Murni Gambar 4 memberikan gambaran bawa penggunaan etanol murni lebi baik daripada metanol murni. Sebelum percobaan, tepung terigu diayak menggunakan ayakan 1 mes (125 μm). ada penelitian yang dilakukan, metode settling balance mengasilkan distribusi ukuran partikel tepung terigu dalam rentang sekitar 113 μm. Hasil ini menunjukkan bawa rentang pengukuran sebanding dengan yang diasilkan Metode engapungan atang (WM). Hasil engukuran dengan menggunakan Etanol Teknis Gambar 5 memberikan gambaran bawa penggunaan etanol murni lebi baik daripada 1 Metode Settling alance Metode WM Etanol Murni Metode WM Metanol Murni etanol teknis. Semakin tinggi konsentrasi etanol, maka distribusi asil pengukuran partikel akan semakin baik. ada berbagai konsentrasi ini, asil penelitian menunjukkan bawa rentang ukuran partikel yang diukur dengan metode WM sebanding dengan asil yang diperole dengan menggunakan metode settling balance Gambar 5. Distribusi Ukuran artikel Tepung Terigu Menggunakan Etanol Teknis Hasil engukuran dengan menggunakan Metanol Teknis Metode Settling alance Metode WM Etanol Murni Metode WM Etanol 7% Metode WM Etanol % Metode WM Etanol % Metode Settling alance Metode WM Metanol Murni Metode WM Metanol 7% Metode WM Metanol % Metode WM Metanol % 1 Gambar 6. Distribusi Ukuran artikel Tepung Terigu Menggunakan Metanol Teknis Gambar 6 memberikan gambaran bawa penggunaan metanol murni lebi baik daripada metanol teknis. Semakin tinggi konsentrasi metanol, maka distribusi asil pengukuran partikel akan semakin baik. ada berbagai konsentrasi ini, asil penelitian menunjukkan bawa rentang ukuran partikel yang diukur dengan metode WM sebanding dengan asil yang diperole dengan menggunakan metode settling balance. Kesimpulan Hasil penelitian ini memberikan kesimpulan sebagai berikut : 1. elarut etanol memberikan asil lebi baik daripada pelarut metanol pada penentuan distribusi ukuran partikel tepung terigu menggunakan metode WM, dan semakin tinggi konsentrasi etanol/metanol yang digunakan, maka asil distribusi ukuran 33

5 partikel yang diperole akan semakin baik. 2. Rentang asil pengukuran distribusi ukuran partikel dengan menggunakan metode WM ini sebanding dengan rentang asil yang diperole dengan menggunakan settling balance. Ucapan Terima Kasi Terimakasi kami sampaikan kepada Direktorat Jenderal endidikan Tinggi (DIKTI), Kementerian endidikan dan Kebudayaan atas dukungan dana yang diberikan untuk pelaksanaan penelitian ini melalui Hiba enelitian Fundamental taun 14. Daftar ustaka [1] E. Obata, Watanabe and N. Endo, Measurement of size and size distribution of particles by fluidization, Journal of Cemical Engineering of Japan, 15, 23 28, [2] E. Obata, Y. Oira and M. Ota, New measurement of particle size distribution by buoyancy weiging bar metod, owder Tecnology, 196, , 9. [3] E. Obata and H. Watanabe, Measurement of particle sizes by fluidization, Encyclopedia of Fluid Mecanics, vol. 4, Gulf ublising, Houston, pp , [4] E. Obata and K. Ando, article size measurements by fluidization: From laminar flow region to te turbulent flow region, Encyclopedia of Fluid Mecanics, Supplement 2, Gulf ublising, Houston, pp , [5] H. Minosima, K. Matsusima and K. Sinoara, Experimental study on size distribution of granules prepared by spray drying: te case of a dispersed slurry containing binder, Kagaku Kogaku Ronbunsu, 31, 2 7, 5. [6] K. Fukui, H. Yosida, M. Siba and Y. Tokunaga, Investigation about data reduction and sedimentation distance of sedimentation balance metod, Journal of Cemical Engineering of Japan, 33, ,. [7] M. Arakawa, G. Simomura, A. Imamura, N. Yazawa, T. Yokoyama and N. Kaya, A New apparatus for measuring particle size distribution based on centrifugal sedimentation, Journal of te Society of Materials Science of Japan, 33, , [8] M. Kuriyama, H. Tokanai and E. Harada, Mamum stable drop size of pseudoplastic dispersed pase in agitation dispersion, Kagaku Kogaku Ronbunsu, 26, ,. [9] R. Tambun, T. Motoi, M. Simadzu, Y. Oira and E. Obata, Size distribution measurement of floating particles in te Allen region by a buoyancy weiging bar metod, Advanced owder Tecnology, 22, , 11. [] R. Tambun, K. Nakano, M. Simadzu, Y. Oira and E. Obata, Sizes Influences of Weiging ar and Vessel in te uoyancy Weiging-ar Metod on Floating article Size Distribution Measurements, Advanced owder Tecnology, 23, , 12. [11] R. Tambun, Y. Oira and E. Obata, Grapical analogy of particle size distribution among Andreasen pipette, settling balance, fluidization curve and buoyancy weiging bar metods, roceeding of te 13 t Asia acific Confederation of Cemical Engineering Congress, Taipei, Taiwan,. [12] R. Tambun, M. Simadzu, Y. Oira and E. Obata, Definition of te New Mean article Size based on te Settling Velocity in Liquid, Journal of Cemical Engineering of Japan, 45, , 12. [13] S. Odén, Te size distribution of particles in soils and te experimental metods of obtaining tem, Soil Science, 19, 1 35, [14] Society of Cemical Engineering of Japan, Cemical Engineering Handbook, 5 t edition, Maruzen, Tokyo, Japan, pp , [15] T. Allen, article Size Measurement, Fourt edition, Capman and Hall, London, pp , 199. [16] T. Motoi, Y. Oira and E. Obata, Measurement of te floating particle size distribution by buoyancy weiging bar metod, owder Tecnology, 1, ,. [17] Y. Oira, K. Furukawa, R. Tambun, M. Simadzu and E. Obata, uoyancy weiging-bar metod: A particle size distribution measurement using new settling metod, Journal of te Sedimentological Society of Japan, 69, 17-26,. [18] Y. Oira, H. Takaasi, M. Takaasi and K. Ando, Wall eat transfer in a double-tube coal-slurry bubble column, Kagaku Kogaku Ronbunsu,, , 4. 34

PENENTUAN DISTRIBUSI UKURAN PARTIKEL TEPUNG TERIGU DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENGAPUNGAN BATANG (BUOYANCY WEIGHING-BAR METHOD)

PENENTUAN DISTRIBUSI UKURAN PARTIKEL TEPUNG TERIGU DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENGAPUNGAN BATANG (BUOYANCY WEIGHING-BAR METHOD) ENENTUAN DISTRIUSI UKURAN ARTIKEL TEUNG TERIGU DENGAN MENGGUNAKAN METODE ENGAUNGAN ATANG (UOYANCY WEIGHING-AR METHOD) Rondang Tambun, Nofriko ratama, Ely, Farida Hanum Departemen Teknik Kimia, Fakultas

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI PENGESAHAN PRAKATA DEDIKASI RIWAYAT HIDUP PENULIS ABSTRACT

DAFTAR ISI. Halaman PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI PENGESAHAN PRAKATA DEDIKASI RIWAYAT HIDUP PENULIS ABSTRACT DAFTAR ISI Halaman PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ii PENGESAHAN iii PRAKATA iv DEDIKASI vi RIWAYAT HIDUP PENULIS vii ABSTRAK viii ABSTRACT ix DAFTAR ISI x DAFTAR GAMBAR xii DAFTAR TABEL xiv DAFTAR LAMPIRAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A II TINJAUAN USTAKA 2.1 RINSI METODE ENGAUNGAN ATANG (UOYANCY WEIGHING-AR METHOD) ada dasarnya distribusi ukuran partikel yang diukur dengan Metode engapungan atang sama dengan yang dipakai pada metode

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PRINSIP METODE PENGAPUNGAN ATANG Pada dasarnya prinsip Metode Pengapungan atang pada pengukuran distribusi ukuran gelembung sama dengan pada pengukuran distribusi ukuran partikel

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PRINSIP METODE PENGAPUNGAN ATANG Pada dasarnya prinsip Metode Pengapungan atang pada pengukuran distribusi ukuran gelembung (DSD) sama dengan pada pengukuran distribusi ukuran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Prinsip Metode Pengapungan atang (uoyancy Weighing-ar Method) Pada dasarnya prinsip metode pengapungan batang pada pengukuran distribusi droplet sizesama dengan pada pengukuran

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh YUDHY MULAWALPEN S SKRIPSI INI DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI SEBAGIAN PERSYARATAN MENJADI SARJANA TEKNIK

SKRIPSI. Oleh YUDHY MULAWALPEN S SKRIPSI INI DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI SEBAGIAN PERSYARATAN MENJADI SARJANA TEKNIK PENGARUH KONSENTRASI TERHADAP LAMA PEMISAHAN BIODIESEL DAN GLISEROL SERTA KAJIAN AWAL PENENTUAN GELEMBUNG DENGAN METODE PENGAPUNGAN BATANG (BOUYANCY WEIGHING-BAR METHOD) SKRIPSI Oleh YUDHY MULAWALPEN S

Lebih terperinci

PENGUJIAN POMPA SPIRAL DENGAN KINCIR AIR PADA ALIRAN IRIGASI

PENGUJIAN POMPA SPIRAL DENGAN KINCIR AIR PADA ALIRAN IRIGASI PENGUJIAN POMPA SPIRAL DENGAN KINCIR AIR PADA ALIRAN IRIGASI Marwanto 1,Asral 2, Laboratorium Konversi Energi, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Riau Kampus Bina Widya Km. 12,5 Simpang

Lebih terperinci

Program Studi S1 Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Universitas Telkom

Program Studi S1 Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Universitas Telkom PERENCANAAN KEBIJAKAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE CONTINUOUS REVIEW (s,s) DAN METODE CONTINUOUS REVIEW (s,q) UNTUK MEMINIMASI TOTAL BIAYA PERSEDIAAN PADA PT. XYZ Selvia Dayanti 1, Ari

Lebih terperinci

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I SEDIMENTASI

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I SEDIMENTASI PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I SEDIMENTASI NAMA KELOMPOK : 1. FITRIYATUN NUR JANNAH (5213412006) 2. FERA ARINTA (5213412017) 3. DANI PRASETYA (5213412037) PRODI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITTAS

Lebih terperinci

SUATU CONTOH INVERSE PROBLEMS YANG BERKAITAN DENGAN HUKUM TORRICELLI

SUATU CONTOH INVERSE PROBLEMS YANG BERKAITAN DENGAN HUKUM TORRICELLI Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 16 Mei 009 SUATU CONTOH INVERSE PROBLEMS YANG BERKAITAN DENGAN HUKUM TORRICELLI Suciati

Lebih terperinci

Kata Kunci: Persediaan, Analisis ABC, Overstock, Continous Review (s,s), Continous Review (s,q) ABSTRACT

Kata Kunci: Persediaan, Analisis ABC, Overstock, Continous Review (s,s), Continous Review (s,q) ABSTRACT PERANCANGAN KEBIJAKAN PERSEDIAAN PRODUK KATEGORI CHEMICAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE PROBABILISTIK CONTINOUS REVIEW (s,s) DAN CONTINOUS REVIEW (s,q) UNTUK MEMINIMASI TOTAL BIAYA PERSEDIAAN DI PT XYZ Dimas

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Teknik Kimia I Sedimentasi

Laporan Praktikum Teknik Kimia I Sedimentasi BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sedimentasi merupakan proses pemisahan larutan suspensi menjadi fluid jernih (supernatant) dan slurry yang mengandung padatan jauh lebih tinggi.larutan suspensi terdiri

Lebih terperinci

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.1 April 2017 Page 997

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.1 April 2017 Page 997 ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.1 April 2017 Page 997 USULAN KEBIJAKAN PERSEDIAAN PRODUK KATEGORI KAWAT TEMBAGA UNTUK MEMINIMASI STOCK OUT DENGAN PENDEKATAN METODE CONTINUOUS REVIEW

Lebih terperinci

Karakteristik dan Visualisasi Aliran Dua Fasa pada Pipa Spiral

Karakteristik dan Visualisasi Aliran Dua Fasa pada Pipa Spiral Karakteristik dan Visualisasi Aliran Dua Fasa pada Pipa Spiral Damawidjaya Biksono Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Jenderal Acmad Yani (Unjani), Cimai Bandung. Email: damawidjaya@yaoo.com

Lebih terperinci

Olimpiade Sains Nasional Eksperimen Fisika Tingkat Sekolah Menengah Atas Agustus 2008 Waktu: 4 jam

Olimpiade Sains Nasional Eksperimen Fisika Tingkat Sekolah Menengah Atas Agustus 2008 Waktu: 4 jam Olimpiade Sains Nasional 008 Eksperimen Fisika Hal dari Olimpiade Sains Nasional Eksperimen Fisika Tingkat Sekola Menenga Atas Agustus 008 Waktu: 4 jam Petunjuk umum. Hanya ada satu soal eksperimen, namun

Lebih terperinci

Rancangan Eksperimen Analisis Struktur Mikro Sampel dengan Prinsip XRD Menggunakan Metode Kristal Berputar

Rancangan Eksperimen Analisis Struktur Mikro Sampel dengan Prinsip XRD Menggunakan Metode Kristal Berputar Syaiful Raman Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Amad Dalan Jl. Dr. Soepomo, SH., Janturan, Warungboto, Umbularjo, Yogyakarta, Indonesia Surat-e: syaifulraman05@gmail.com Mo. Toifur Magister Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III STRATIFIED CLUSTER SAMPLING

BAB III STRATIFIED CLUSTER SAMPLING BAB III STRATIFIED CUSTER SAMPING 3.1 Pengertian Stratified Cluster Sampling Proses memprediksi asil quick count sangat dipengarui ole pemilian sampel yang dilakukan dengan metode sampling tertentu. Sampel

Lebih terperinci

Solusi Analitik Model Perubahan Garis Pantai Menggunakan Transformasi Laplace

Solusi Analitik Model Perubahan Garis Pantai Menggunakan Transformasi Laplace Jurnal Gradien Vol. No.2 Juli 24 : 5-3 Solusi Analitik Model Perubaan Garis Pantai Menggunakan Transformasi Laplace Syarifa Meura Yuni, Icsan Setiawan 2, dan Okvita Maufiza Jurusan Matematika FMIPA Universitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimen kuantitati dengan desain posttest control group design yakni menempatkan subyek penelitian kedalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adala penelitian komparasi. Kata komparasi dalam baasa inggris comparation yaitu perbandingan. Makna dari

Lebih terperinci

Pengkajian Metode Extended Runge Kutta dan Penerapannya pada Persamaan Diferensial Biasa

Pengkajian Metode Extended Runge Kutta dan Penerapannya pada Persamaan Diferensial Biasa JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.2, (215 2337-352 (231-928X Print A-25 Pengkajian Metode Extended Runge Kutta dan Penerapannya pada Persamaan Diferensial Biasa Singgi Tawin Muammad, Erna Apriliani,

Lebih terperinci

LUAS DAERAH, TITIK BERAT DAN MOMEN INERSIA POLAR KARDIODA DENGAN INTEGRAL NUMERIK METODE TRAPESIUM & METODE SIMPSON

LUAS DAERAH, TITIK BERAT DAN MOMEN INERSIA POLAR KARDIODA DENGAN INTEGRAL NUMERIK METODE TRAPESIUM & METODE SIMPSON LUAS DAERAH, TITIK BERAT DAN MOMEN INERSIA POLAR KARDIODA DENGAN INTEGRAL NUMERIK METODE TRAPESIUM & METODE SIMPSON Tomi Tristiono 1 1 adala Dosen Fakultas Teknik Universitas Merdeka Madiun Abstract Te

Lebih terperinci

ANALISA PERPINDAHAN PANAS PADA PITOT TUBE 0856MG

ANALISA PERPINDAHAN PANAS PADA PITOT TUBE 0856MG ANAISA PERPINDAHAN PANAS PADA PITOT TBE 0856MG Roy Indra esmana Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Mesin niversitas Jenderal Amad Yani, Cimai Bandung Email: royindralesmana@gmail.om Abstrak Bongkaan es akan

Lebih terperinci

KAJIAN EKSPERIMENTAL KECEPATAN PEMISAHAN (VELOCITY CREAMING) BIODIESEL/GLISERIN TERHADAP KONSENTRASI TETESAN (DROPLET CONCENTRATION)

KAJIAN EKSPERIMENTAL KECEPATAN PEMISAHAN (VELOCITY CREAMING) BIODIESEL/GLISERIN TERHADAP KONSENTRASI TETESAN (DROPLET CONCENTRATION) Available online at Website http://ejournal.undip.ac.id/index.php/rotasi KAJIAN EKSPERIMENTAL KECEPATAN PEMISAHAN (VELOCITY CREAMING) BIODIESEL/GLISERIN TERHADAP KONSENTRASI TETESAN (DROPLET CONCENTRATION)

Lebih terperinci

dapat dihampiri oleh:

dapat dihampiri oleh: BAB V PENGGUNAAN TURUNAN Setela pada bab sebelumnya kita membaas pengertian, sifat-sifat, dan rumus-rumus dasar turunan, pada bab ini kita akan membaas tentang aplikasi turunan, diantaranya untuk mengitung

Lebih terperinci

PENGARUH MASSA JENIS PARTIKEL DAN KETINGGIAN PARTIKEL TERHADAP FENOMENA FLUIDISASI DALAM FLUIDIZED BED DENGAN MENGGUNAKAN CFD

PENGARUH MASSA JENIS PARTIKEL DAN KETINGGIAN PARTIKEL TERHADAP FENOMENA FLUIDISASI DALAM FLUIDIZED BED DENGAN MENGGUNAKAN CFD SINERGI Vol.20, No.3, Oktober 2016: 239-243 DOAJ:doaj.org/toc/2460-1217 DOI:doi.org/10.22441/sinergi.2016.3.010 PENGARUH MASSA JENIS PARTIKEL DAN KETINGGIAN PARTIKEL TERHADAP FENOMENA FLUIDISASI DALAM

Lebih terperinci

Imtiyaz, et al, Analisis Nomor P-IRT pada Label Pangan Produksi IRTP di Kecamatan...

Imtiyaz, et al, Analisis Nomor P-IRT pada Label Pangan Produksi IRTP di Kecamatan... Analisis Nomor P-IRT pada Label Pangan Produksi IRTP di Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember (Analysis of P-IRT Number on Te Food Label IRTP Production in Kaliwates District Jember Regency) Andi Hilman

Lebih terperinci

Turunan Fungsi. Penggunaan Konsep dan Aturan Turunan ; Penggunaan Turunan untuk Menentukan Karakteristik Suatu Fungsi

Turunan Fungsi. Penggunaan Konsep dan Aturan Turunan ; Penggunaan Turunan untuk Menentukan Karakteristik Suatu Fungsi 8 Penggunaan Konsep dan Aturan Turunan ; Penggunaan Turunan untuk Menentukan Karakteristik Suatu Fungsi ; Model Matematika dari Masala yang Berkaitan dengan ; Ekstrim Fungsi Model Matematika dari Masala

Lebih terperinci

TEKANAN DAN TEGANGAN GESEK ALIRAN SUPERKRITIK DI DASAR SALURAN CURAM

TEKANAN DAN TEGANGAN GESEK ALIRAN SUPERKRITIK DI DASAR SALURAN CURAM TEKANAN DAN TEGANGAN GESEK ALIRAN SUPERKRITIK DI DASAR SALURAN CURAM Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik,Universitas Negeri Semarang Abstrak. Tujuan penelitian ini adala: (1) tersedianya asil analisis

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL COOPERATIVE SCRIPT

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL COOPERATIVE SCRIPT Seminar Nasional Universitas PGRI Yogyakarta 01 UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL COOPERATIVE SCRIPT Sutarma 1), Jon Sabari ) 1) Pascasarjana, Universitas PGRI Yogyakarta

Lebih terperinci

JURNAL. Oleh: ELVYN LELYANA ROSI MARANTIKA Dibimbing oleh : 1. Dian Devita Yohanie, M. Pd 2. Ika Santia, M. Pd

JURNAL. Oleh: ELVYN LELYANA ROSI MARANTIKA Dibimbing oleh : 1. Dian Devita Yohanie, M. Pd 2. Ika Santia, M. Pd JURNAL PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN RESPON SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KUMON PADA MATERI PEMBAGIAN BENTUK ALJABAR KELAS VIII SMP NEGERI 8 KOTA KEDIRI PADA TAHUN PELAJARAN 2016/2017 THE

Lebih terperinci

USULAN SISTEM PENGENDALIAN BAHAN BAKU DENGAN METODE CONTINUOUS REVIEW (Q,r) BACKORDER PADA PT. KARUNIATAMA POLYPACK

USULAN SISTEM PENGENDALIAN BAHAN BAKU DENGAN METODE CONTINUOUS REVIEW (Q,r) BACKORDER PADA PT. KARUNIATAMA POLYPACK Jurnal Ilmia Teknik Industri Taun 2013, Vol. 1 No.1: 1-11 USULAN SISTEM PENGENDALIAN BAHAN BAKU DENGAN METODE CONTINUOUS REVIEW (,r) BACKORDER PADA PT. KARUNIATAMA POLYPACK Program Studi Teknik Industri

Lebih terperinci

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 2662

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 2662 ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 2662 PERENCANAAN KEBIJAKAN PERSEDIAAN UNTUK MEMINIMASI STOCKOUT DENGAN PENDEKATAN CONTINUOUS REVIEW (s,s) DAN CONTINUOUS REVIEW

Lebih terperinci

BAB III FLUIDISASI. Gambar 3.1. Skematik proses fluidisasi

BAB III FLUIDISASI. Gambar 3.1. Skematik proses fluidisasi BAB III FLUIDISASI 3.1 FENOMENA FLUIDISASI 3.1.1 Proses Fluidisasi Bila suatu zat cair atau gas dilewatkan melalui lapisan hamparan partikel padat pada kecepatan rendah, partikel-partikel itu tidak bergerak.

Lebih terperinci

ANALISA PERHITUNGAN KONSUMSI DAN BIAYA ENERGI UNTUK MESIN PENGERING PAKAIAN SISTEM POMPA KALOR DENGAN DAYA 1 PK SKRIPSI

ANALISA PERHITUNGAN KONSUMSI DAN BIAYA ENERGI UNTUK MESIN PENGERING PAKAIAN SISTEM POMPA KALOR DENGAN DAYA 1 PK SKRIPSI ANALISA PERHITUNGAN KONSUMSI DAN BIAYA ENERGI UNTUK MESIN PENGERING PAKAIAN SISTEM POMPA KALOR DENGAN DAYA 1 PK SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperole Gelar Sarjana Teknik SYALIMONO

Lebih terperinci

Kajian Pola Aliran Berayun dalam Kolom Bersekat

Kajian Pola Aliran Berayun dalam Kolom Bersekat 105 Deny Supriharti dan Amir usin / Jurnal Teknologi Proses 5(2) Juli 2006: 100 104 Jurnal Teknologi Proses Media Publikasi Karya Ilmiah Teknik Kimia 5(2) Juli 2006: 105 111 ISSN 1412-7814 Kajian Pola

Lebih terperinci

ANALISA SISTEM MESIN PENDINGIN WATER CHILLER YANG MENGGUNAKAN FLUIDA KERJA R12 DENGAN VARIASI PULI KOMPRESOR

ANALISA SISTEM MESIN PENDINGIN WATER CHILLER YANG MENGGUNAKAN FLUIDA KERJA R12 DENGAN VARIASI PULI KOMPRESOR ANALISA SISTEM MESIN PENDINGIN WATER CHILLER YANG MENGGUNAKAN FLUIDA KERJA R DENGAN VARIASI PULI KOMPRESOR Agung Nugroo Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sultan Fata (UNISFAT) Jl.

Lebih terperinci

PEMODELAN MATRIKS SENSITIVITAS DISPERSI KECEPATAN GRUP GELOMBANG LOVE DENGAN METODE BEDA HINGGA

PEMODELAN MATRIKS SENSITIVITAS DISPERSI KECEPATAN GRUP GELOMBANG LOVE DENGAN METODE BEDA HINGGA Berkala Fisika ISSN : 40-966 Vol. 5, No., Januari 00 al 7 PEMODELAN MATRIKS SENSITIVITAS DISPERSI KECEPATAN GRUP GELOMBANG LOVE DENGAN METODE BEDA HINGGA Kusworo Adi, Yulianto G Laboratorium Instrumentasi

Lebih terperinci

di FKIP Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya 4 Herwinarso, Tjondro Indrasutanto, G. Budijanto Untung adalah Dosen Pendidikan Fisika

di FKIP Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya 4 Herwinarso, Tjondro Indrasutanto, G. Budijanto Untung adalah Dosen Pendidikan Fisika PENENTUAN PANJANG GELOMBANG BERBAGAI FILTER WARNA PADA LAMPU TL DAN WOLFRAM DENGAN SPEKTROMETER KISI DIFRAKSI UNTUK MENUNJANG EKSPERIMEN EFEKFOTOLISTRIK Herwinarso, Tjondro Indrasutanto, G. Budijanto Untung

Lebih terperinci

PENGARUH UKURAN PARTIKEL BATU APUNG TERHADAP KEMAMPUAN SERAPAN CAIRAN LIMBAH LOGAM BERAT

PENGARUH UKURAN PARTIKEL BATU APUNG TERHADAP KEMAMPUAN SERAPAN CAIRAN LIMBAH LOGAM BERAT PENGARUH UKURAN PARTIKEL BATU APUNG TERHADAP KEMAMPUAN SERAPAN CAIRAN LIMBAH LOGAM BERAT Aditiya Yolanda Wibowo, Ardian Putra Laboratorium Fisika Bumi, Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas Kampus Unand,

Lebih terperinci

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA SOLID-LIQUID MIXING

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA SOLID-LIQUID MIXING PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA SOLID-LIQUID MIXING I. TUJUAN 1. Mengetahui jenis pola alir dari proses mixing. 2. Mengetahui bilangan Reynolds dari operasi pengadukan campuran tersebut setelah 30 detik

Lebih terperinci

KLASIFIKASI PADATAN MENGGUNAKAN ALIRAN FLUIDA

KLASIFIKASI PADATAN MENGGUNAKAN ALIRAN FLUIDA Yogyakarta, 3 November 212 KLASIFIKASI PADATAN MENGGUNAKAN ALIRAN FLUIDA Ir. Adullah Kuntaarsa, MT, Ir. Drs. Priyo Waspodo US, MSc, Christine Charismawaty Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri

Lebih terperinci

ESTIMASI FUNGSI DENSITAS GEMPA TEKTONIK DI JAWA BALI

ESTIMASI FUNGSI DENSITAS GEMPA TEKTONIK DI JAWA BALI ESTIMASI FUNGSI DENSITAS GEMPA TEKTONIK DI JAWA BALI Ole Pumma Purwani M004048 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenui sebagian persyaratan memperole gelar Sarjana Sains Matematika FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS JURNAL EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIIA PADA MATERI OPERASI BENTUK ALJABAR DI SMP NEGERI 5 KEDIRI THE EFFECTIVENESS OF

Lebih terperinci

KAJI EKSPERIMENTAL PENGARUH BENTUK GEOMETRI SUDUT CONVERGING DUCT DAN PANJANG CONSTANT-AREA SECTION PADA PERFORMA SISTEM REFRIGERASI STEAM EJECTOR

KAJI EKSPERIMENTAL PENGARUH BENTUK GEOMETRI SUDUT CONVERGING DUCT DAN PANJANG CONSTANT-AREA SECTION PADA PERFORMA SISTEM REFRIGERASI STEAM EJECTOR C.10 KAJI EKSPERIMENTAL PENGARUH BENTUK GEOMETRI SUDUT CONVERGING DUCT DAN PANJANG CONSTANT-AREA SECTION PADA PERFORMA SISTEM REFRIGERASI STEAM EJECTOR Muammad Subri 1*, Tony Suryo Utomo 2, Berka Fajar

Lebih terperinci

Program Studi S1 Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Universitas Telkom

Program Studi S1 Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Universitas Telkom PERENCANAAN KEBIJAKAN PERSEDIAAN UNTUK MEMINIMASI STOCKOUT DENGAN PENDEKATAN CONTINUOUS REVIEW (s,s) DAN CONTINUOUS REVIEW (s,q) PADA PERSEDIAAN BAHAN BAKU PT ARKA FOOTWEAR INVENTORY POLICY PLANNING TO

Lebih terperinci

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 2450

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 2450 ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 2450 PENENTUAN KEBIJAKAN PERSEDIAAN CRITICAL SPARE PART DI DIPO BANDUNG PT. KERETA API INDONESIA DENGAN PENDEKATAN METODE CONTINUOUS

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V/A DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GRAFIS KARTU PADA PEMBELAJARAN IPS DI SD PT. BINTARA TANI NUSANTARA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V/A DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GRAFIS KARTU PADA PEMBELAJARAN IPS DI SD PT. BINTARA TANI NUSANTARA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V/A DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GRAFIS KARTU PADA PEMBELAJARAN IPS DI SD PT. BINTARA TANI NUSANTARA Abdul Hamid 1, Pebriyenni 1, Niniwati 1 1 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

Implementasi Metode Pembelajaran inquiry Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas VIII Mts. Hidayatullah Mataram

Implementasi Metode Pembelajaran inquiry Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas VIII Mts. Hidayatullah Mataram Implementasi Metode Pembelajaran inquiry Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas VIII Mts. Hidayatulla Mataram Ainun Mardia, Saiful Prayogi, Samsun Hidayat Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

PENGARUH UKURAN PARTIKEL BED TERHADAP SYNGAS YANG DIHASILKAN BUBBLING FLUIDIZED BED GASIFIER

PENGARUH UKURAN PARTIKEL BED TERHADAP SYNGAS YANG DIHASILKAN BUBBLING FLUIDIZED BED GASIFIER PENGARUH UKURAN PARTIKEL BED TERHADAP SYNGAS YANG DIHASILKAN BUBBLING FLUIDIZED BED GASIFIER Nur Aklis 1), Wahyu Tri Cahyanto 2), Muhammad Akbar Riyadi 3), Ganet Rosyadi Sukarno 4) Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

EVALUASI SISTEM TEMU KENALI CITRA BERBASIS KONTEN WARNA

EVALUASI SISTEM TEMU KENALI CITRA BERBASIS KONTEN WARNA EVALUASI SISTEM TEMU KENALI CITRA BERBASIS KONTEN WARNA Reza Sansa Hardika 1), Metty Mustikasari 2), Risdiandri Iskandar 3) 1)2)3) Sistem Informasi Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya, 100, Pondok

Lebih terperinci

MODUL FISIKA SMA IPA Kelas 11

MODUL FISIKA SMA IPA Kelas 11 SM IP Kelas Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu (benda tegar dan fluida) dalam penyeleaian masala. 3. lirannya stasioner (non turbulen), artinya partikel mengalir menurut garis

Lebih terperinci

Aplikasi Sistem Neuro-Fuzzy untuk Pengenalan Kata

Aplikasi Sistem Neuro-Fuzzy untuk Pengenalan Kata Aplikasi Sistem Neuro-Fuzzy untuk Pengenalan Kata Yoanes TDS, Tiang, Suntono Candra Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Elektro, Universitas Kristen Petra e-mail: yotds@petra.ac.id, tiang@petra.ac.id

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Kajian Pustaka Ristiyanto (2003) menyelidiki tentang visualisasi aliran dan penurunan tekanan setiap pola aliran dalam perbedaan variasi kecepatan cairan dan kecepatan

Lebih terperinci

INDUSTRI PENGOLAHAN BATUBARA

INDUSTRI PENGOLAHAN BATUBARA (Indra Wibawa Dwi Sukma_Teknik Kimia_Universitas Lampung) 1 INDUSTRI PENGOLAHAN BATUBARA Adapun berikut ini adalah flowsheet Industri pengolahan hasil tambang batubara. Gambar 1. Flowsheet Industri Pengolahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bauksit Bauksit merupakan bahan yang heterogen, yang mengandung mineral dari oksida aluminium, yaitu berupa mineral buhmit (Al 2 O 3.H 2 O) dan mineral gibsit (Al 2 O 3.3H 2

Lebih terperinci

Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi Volume 16 No. 03 Tahun 2016

Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi Volume 16 No. 03 Tahun 2016 ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT KALIMANTAN TIMUR (STUDI KASUS PADA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2011-2014) THE FINANCIAL

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian Program Pendidikan Strata Satu Jurusan Akuntansi. Oleh:

ARTIKEL ILMIAH. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian Program Pendidikan Strata Satu Jurusan Akuntansi. Oleh: PENGARUH TINGKAT KEMAHALAN HARGA SAHAM, KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DAN LIKUIDITAS PERDAGANGAN SAHAM TERHADAP KEPUTUSAN PERUSAHAAN MELAKUKAN STOCK SPLIT ARTIKEL ILMIAH Diajukan untuk Memenui Sala Satu

Lebih terperinci

Universitas Bung Hatta. Universitas Negeri Padang

Universitas Bung Hatta. Universitas Negeri Padang UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION PADA SISWA KELAS VII.3 SMPN 1 GUNUNG TALANG TAHUN 2012-2013

Lebih terperinci

19, 2. didefinisikan sebagai bilangan yang dapat ditulis dengan b

19, 2. didefinisikan sebagai bilangan yang dapat ditulis dengan b PENDAHULUAN. Sistem Bilangan Real Untuk mempelajari kalkulus perlu memaami baasan tentang system bilangan real karena kalkulus didasarkan pada system bilangan real dan sifatsifatnya. Sistem bilangan yang

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2013 di Laboratorium Kimia

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2013 di Laboratorium Kimia 27 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2013 di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

LABORATORIUM PERLAKUAN MEKANIK

LABORATORIUM PERLAKUAN MEKANIK LABORATORIUM PERLAKUAN MEKANIK SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2013 / 2014 MODUL PEMBIMBING : Mixing : Ir. Gatot Subiyanto, M.T. Tanggal Praktikum : 03 Juni 2014 Tanggal Pengumupulan : 10 Juni 2014 (Laporan)

Lebih terperinci

PEMISAHAN MEKANIS (mechanical separations)

PEMISAHAN MEKANIS (mechanical separations) PEMISAHAN MEKANIS (mechanical separations) sedimentasi (pengendapan), pemisahan sentrifugal, filtrasi (penyaringan), pengayakan (screening/sieving). Pemisahan mekanis partikel fluida menggunakan gaya yang

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: B-164

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: B-164 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2301-9271 B-164 Re-Design Lube Oil Cooler pada Turbin Gas dengan Analisa Termodinamika dan Perpindaan Panas Siti Duratun Nasiqiati Rosady dan Bambang Arip

Lebih terperinci

VOLUME, DENSITAS, BAHAN PADAT DAN CAIR SERTA POROSITAS

VOLUME, DENSITAS, BAHAN PADAT DAN CAIR SERTA POROSITAS VOLUME, DENSITAS, BAHAN PADAT DAN CAIR SERTA POROSITAS 1 VOLUME dan KERAPATAN MASSA (DENSITAS) Penting dalam : Evaluasi kemasakan buah Evaluasi produk (kacang-kacangan) densitas kemasakan Dll Masalah dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II INJAUAN PUSAKA 2.. Sistem Kerja dan Start urbin Gas Penggerak mula yang digunakan pada system ini adala motor diesel. Motor diesel ini diubungkan dengan accessory gear melalui torque converter dan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik/Fisik Fakultas

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik/Fisik Fakultas 32 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik/Fisik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung pada

Lebih terperinci

KB. 2 INTERAKSI PARTIKEL DENGAN MEDAN LISTRIK

KB. 2 INTERAKSI PARTIKEL DENGAN MEDAN LISTRIK KB. INTERAKSI PARTIKEL DENGAN MEDAN LISTRIK.1 Efek Stark. Jika sebua atom yang berelektorn satu ditempatkan di dalam sebua medan listrik (+ sebesar 1. volt/cm) maka kita akan mengamati terjadinya pemisaan

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KETEBALAN GERAM PADA PROSES PEMBUBUTAN

ANALISIS RASIO KETEBALAN GERAM PADA PROSES PEMBUBUTAN ANALISIS RASIO KETEBALAN GERAM PADA PROSES PEMBUBUTAN Samuel Lepar 1), Rudy Poeng 2), I Nyoman Gede 3) Jurusan Teknik Mesin Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Tujuan penelitian ini adala untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE STRATIFIED RANDOM SAMPLING

BAB III METODE STRATIFIED RANDOM SAMPLING BAB III METODE STRATIFIED RADOM SAMPIG 3.1 Pengertian Stratified Random Sampling Dalam bukunya Elementary Sampling Teory, Taro Yamane menuliskan Te process of breaking down te population into rata, selecting

Lebih terperinci

KONVEKSI PAKSA ALIRAN LAMINER ISOTERMAL DI ATAS PLAT DATAR PADA BERBAGAI KONDISI PROFIL KECEPATAN

KONVEKSI PAKSA ALIRAN LAMINER ISOTERMAL DI ATAS PLAT DATAR PADA BERBAGAI KONDISI PROFIL KECEPATAN KONVEKSI PAKSA ALIRAN LAMINER ISOTERMAL DI ATAS PLAT DATAR PADA BERBAGAI KONDISI PROFIL KECEPATAN Budiman Sudia Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin Universitas Halu Oleo Kendari Email: budimansudia@rocketmailcom

Lebih terperinci

POTENSI PLTMH (PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO) DI KECAMATAN NGANTANG KABUPATEN MALANG JAWA TIMUR

POTENSI PLTMH (PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO) DI KECAMATAN NGANTANG KABUPATEN MALANG JAWA TIMUR 149 POTENSI PLTMH (PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO) DI KECAMATAN NGANTANG KABUPATEN MALANG JAWA TIMUR Ikrar Hanggara 1) dan Harvi Irvani 2) 1,2)PS. Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Tribuwana

Lebih terperinci

BAB VII ANALISIS SARINGAN

BAB VII ANALISIS SARINGAN BAB VII ANALISIS SARINGAN 7.1 ANALISIS SARINGAN 7.1.1 Referensi M Das, Braja.1993. Mekanika Tanah Jilid I. Jakarta: Erlangga. Bab 1 Tanah dan Batuan 17-24. 7.1.2 Tujuan Percobaan Menentukan gradasi atau

Lebih terperinci

BAB I DISTILASI BATCH

BAB I DISTILASI BATCH BAB I DISTILASI BATCH I. TUJUAN 1. Tujuan Instruksional Umum Dapat melakukan percobaan distilasi batch dengan system refluk. 2. Tujuan Instrusional Khusus Dapat mengkaji pengaruh perbandingan refluk (R)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI.1. KLASIFIKASI FLUIDA Fluida dapat diklasifikasikan menjadi beberapa bagian, tetapi secara garis besar fluida dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu :.1.1 Fluida Newtonian

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN MATERIAL BUTIRAN BIOMASSA TERHADAP LAJU SIRKULASI PADAT PADA SISTEM COLD MODEL DUAL REACTOR FLUIDIZED BED

PENGARUH PENAMBAHAN MATERIAL BUTIRAN BIOMASSA TERHADAP LAJU SIRKULASI PADAT PADA SISTEM COLD MODEL DUAL REACTOR FLUIDIZED BED PENGARUH PENAMBAHAN MATERIAL BUTIRAN BIOMASSA TERHADAP LAJU SIRKULASI PADAT PADA SISTEM COLD MODEL DUAL REACTOR FLUIDIZED BED Oleh : I Kadek Mudita Pembimbing : Prof. I Nyoman Suprapta Winaya,ST.MASc.Ph.D

Lebih terperinci

TURUNAN (DIFERENSIAL) Oleh: Mega Inayati Rif ah, S.T., M.Sc. Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta

TURUNAN (DIFERENSIAL) Oleh: Mega Inayati Rif ah, S.T., M.Sc. Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta TURUNAN DIFERENSIAL Ole: Mega Inayati Ri a, S.T., M.Sc. Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta TURUNAN Turunan suatu ungsi berkaitan dengan perubaan ungsi yang disebabkan adanya perubaan kecil dari

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei Agustus 2014 di Laboratorium

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei Agustus 2014 di Laboratorium 30 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei Agustus 2014 di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

4 SIFAT-SIFAT STATISTIK DARI REGRESI KONTINUM

4 SIFAT-SIFAT STATISTIK DARI REGRESI KONTINUM 4 SIFA-SIFA SAISIK DAI EGESI KONINUM Abstrak Matriks pembobot W pada egresi Kontinum diperole dengan memaksimumkan fungsi kriteria umum ternata menimbulkan masala dari aspek statistika. Prinsip dari fungsi

Lebih terperinci

Jl. Grafika No. 2 Yogyakarta 55281, Indonesia ABSTRAK

Jl. Grafika No. 2 Yogyakarta 55281, Indonesia ABSTRAK Pengaruh Tegangan Permukaan Terhadap Fraksi Liquid (Liquid Hold-Up) dan Kecepatan Gelombang Aliran Cincin (Annular flow) Cair-Gas Pada Pipa Horisontal sebagai Aplikasi Aliran Fluida pada Pipa PRASETYO

Lebih terperinci

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2650

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2650 ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2650 KEBIJAKAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN PRODUK KATEGORI SUB PART SEPEDA MOTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE PROBABILISTIK CONTINUOUS

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Aplikasi Backfill di PT Antam Tbk UBPE Pongkor

BAB II DASAR TEORI 2.1 Aplikasi Backfill di PT Antam Tbk UBPE Pongkor BAB II DASAR TEORI 2.1 Aplikasi Backfill di PT Antam Tbk UBPE Pongkor Dalam operasi penambangannya, PT Antam Tbk UBPE Pongkor menggunakan metoda penambangan cut and fill. Material pengisi (filling material)

Lebih terperinci

ANALISIS HIDROMETER ASTM D (98)

ANALISIS HIDROMETER ASTM D (98) ANALISIS HIDROMETER ASTM D-442-63 (98) 1. LINGKUP Metode ini mencakup penentuan dari distribusi ukuran butir tanah yang lolos saringan No. 200 2. DEFINISI Silt/lanau adalah tanah dengan ukuran butir antara

Lebih terperinci

Regularitas Operator Potensial Layer Tunggal

Regularitas Operator Potensial Layer Tunggal JMS Vol. No., al. 8-5, April 997 egularitas Operator Potensial Layer Tunggal Wono Setya Budi Jurusan Matematika, FMIPA Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesa 0 Bandunng, 403 Abstrak egulitas operator =

Lebih terperinci

Perancangan dan Evaluasi Usability Aplikasi Pengelolaan Laboratorium Komputer

Perancangan dan Evaluasi Usability Aplikasi Pengelolaan Laboratorium Komputer Journal of Information Systems Engineering and Business Intelligence Vol. 3, No. 2, October 2017 Perancangan dan Evaluasi Usability Aplikasi Pengelolaan Laboratorium Komputer Wenny Franciska Senjaya 1),

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Upheaval Buckling Pada Pipa Penyalur Minyak di Riau ± 21 km

Gambar 3.1 Upheaval Buckling Pada Pipa Penyalur Minyak di Riau ± 21 km BAB III STUDI KASUS APANGAN 3.1. Umum Pada bab ini akan dilakukan studi kasus pada pipa penyalur minyak yang dipendam di bawa tana (onsore pipeline). Namun karena dibutukan untuk inspeksi keadaan pipa,

Lebih terperinci

SATUAN OPERASI FOOD INDUSTRY

SATUAN OPERASI FOOD INDUSTRY SATUAN OPERASI RYN FOOD INDUSTRY Satu tujuan dasar industri pangan: mentransformasi bahan baku pertanian menjadi makanan yg layak dikonsumsi melalui serangkaian tahapan proses,. Tipe alat yg digunakan

Lebih terperinci

A. Penggunaan Konsep dan Aturan Turunan

A. Penggunaan Konsep dan Aturan Turunan A. Penggunaan Konsep dan Aturan Turunan. Turunan Fungsi Aljabar a. Mengitung Limit Fungsi yang Mengara ke Konsep Turunan Dari grafik di bawa ini, diketaui fungsi y f() pada interval k < < k +, seingga

Lebih terperinci

METODE MULTIGRID UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN POISSON DUA DIMENSI DENGAN METODE BEDA HINGGA ABSTRACT

METODE MULTIGRID UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN POISSON DUA DIMENSI DENGAN METODE BEDA HINGGA ABSTRACT METODE MULTIGRID UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN POISSON DUA DIMENSI DENGAN METODE BEDA HINGGA M. Taufik 1, Samsudua 2, Zulkarnain 2 1 Maasiswa Program Studi S1 Matematika 2 Dosen Jurusan Matematika Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang 1. 2 Tujuan Percobaan

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang 1. 2 Tujuan Percobaan BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Pada industri kimia proses pemisahan sangat diperlukan, baik dalam penyiapan umpan ataupun produk. Umumnya memisahkan dari campuran produk yang keluar dari reaktor. Berbagai

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN DATA PENELITIAN. Dalam melaksanakan tugas akhir ini dilakukan dengan alur penelitian sebagai berikut. Mulai. Inspeksi Penelitian

BAB III METODE DAN DATA PENELITIAN. Dalam melaksanakan tugas akhir ini dilakukan dengan alur penelitian sebagai berikut. Mulai. Inspeksi Penelitian BAB III MEODE DAN DAA PENELIIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Dalam melaksanakan tugas akir ini dilakukan dengan alur penelitian sebagai berikut Mulai Inspeksi Penelitian Pengumpulan dan Penyusunan data

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KARBONDIOKSIDA SUPERKRITIS UNTUK PEMBUATAN KOMPOSIT OBAT KETOPROFEN POLIETILEN GLIKOL 6000

PENGGUNAAN KARBONDIOKSIDA SUPERKRITIS UNTUK PEMBUATAN KOMPOSIT OBAT KETOPROFEN POLIETILEN GLIKOL 6000 PENGGUNAAN KARBONDIOKSIDA SUPERKRITIS UNTUK PEMBUATAN KOMPOSIT OBAT KETOPROFEN POLIETILEN GLIKOL 6000 Disusun oleh : Meidiana Kusumawardani S. 2306 100 047 Belin Hardimas 2306 100 066 Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

MENYELESAIKAN TURUNAN TINGKAT TINGGI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SELISIH ORDE PUSAT BERBANTUAN PROGRAM MATLAB

MENYELESAIKAN TURUNAN TINGKAT TINGGI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SELISIH ORDE PUSAT BERBANTUAN PROGRAM MATLAB MENYELESAIKAN TURUNAN TINGKAT TINGGI DENGAN MENGGUNAKAN METDE SELISIH RDE PUSAT BERBANTUAN PRGRAM MATLAB Arwan Maasiswa Prodi Matematika, FST-UINAM Try Azisa Prodi Matematika, FST-UINAM Irwan Prodi Matematika,

Lebih terperinci

PENETAPAN MODEL BANGKITAN PERGERAKAN UNTUK BEBERAPA TIPE PERUMAHAN DI KOTA PEMATANGSIANTAR

PENETAPAN MODEL BANGKITAN PERGERAKAN UNTUK BEBERAPA TIPE PERUMAHAN DI KOTA PEMATANGSIANTAR PENETAPAN MODEL BANGKITAN PERGERAKAN UNTUK BEBERAPA TIPE PERUMAHAN DI KOTA PEMATANGSIANTAR Muammad Efrizal Lubis 1 (Dosen FT USI / Dinas PU Pengairan Kab. Simalungun) Novdin M Sianturi 2 (Dosen FT USI)

Lebih terperinci

Permeabilitas dan Rembesan

Permeabilitas dan Rembesan 9/7/06 Permeabilitas dan Rembesan Mekanika Tana I Norma Puspita, ST.MT Aliran Air Dalam Tana Sala satu sumber utama air ini adala air ujan yang meresap ke dalam tana lewat ruang pori diantara butiran tananya.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. BAHAN DAN ALAT Bahan yang digunakan dalam penelitian kali ini terdiri dari bahan utama yaitu biji kesambi yang diperoleh dari bantuan Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Lebih terperinci

MODEL MATEMATIK UNTUK MENENTUKAN LAMA JATUH BATANG KENDALI. Elfrida Saragi *, Utaja **

MODEL MATEMATIK UNTUK MENENTUKAN LAMA JATUH BATANG KENDALI. Elfrida Saragi *, Utaja ** MODEL MATEMATIK UNTUK MENENTUKAN LAMA JATUH BATANG KENDALI Elfrida Saragi *, Utaja ** ABSTRAK MODEL MATEMATIK UNTUK MENENTUKAN LAMA JATUH BATANG KENDALI. Salah satu faktor penting dalam keselamatan operasi

Lebih terperinci

Rancang Bangun Alat Uji Komposisi Massa Pada Logam Paduan Berdasarkan Prinsip Gaya Angkat Fluida

Rancang Bangun Alat Uji Komposisi Massa Pada Logam Paduan Berdasarkan Prinsip Gaya Angkat Fluida Rancang Bangun Alat Uji Komposisi Massa Pada Logam Paduan Berdasarkan Prinsip Gaya Angkat Fluida Agus Slamet, Amrul Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof. H. Sudarto,S.H. Tembalang, Semarang Email: agussmg00@yahoo.com

Lebih terperinci

Strategi Refarming Frekuensi 1800 MHz Untuk Implementasi LTE di Indonesia

Strategi Refarming Frekuensi 1800 MHz Untuk Implementasi LTE di Indonesia Jurnal Telematika, vol.8 no.2, Institut Teknologi arapan Bangsa, Bandung ISSN: 1858-2516 Strategi Refarming Frekuensi 1800 Mz Untuk Implementasi LTE di Indonesia Ratna Septania #1, T. Arief Nugroo #2,

Lebih terperinci