Kata-kata Mutiara. Lelah dalam belajar itu wajar Tapi... tetap semangat dan jangan menyerah dalam belajar...!!!

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kata-kata Mutiara. Lelah dalam belajar itu wajar Tapi... tetap semangat dan jangan menyerah dalam belajar...!!!"

Transkripsi

1 Persamaan dan Pertidaksamaan Linear dengan Satu Variabel 1 Kata-kata Mutiara Lelah dalam belajar itu wajar Tapi... tetap semangat dan jangan menyerah dalam belajar...!!! Jika seseorang bepergian dengan tujuan mencari ilmu, maka Allah akan menjadikan perjalanannya seperti perjalanan menuju surga Nabi Muhammad SAW

2 Persamaan dan Pertidaksamaan Linear dengan Satu Variabel 2 Persamaan dan Pertidaksamaan Linear dengan Satu Variabel PLSV & PtLSV Paris mempunyai menara Eiffel yang dirancang oleh Alexandre Eiffel untuk Pekan Raya Dunia tahun Menara Eiffel dengan tinggi 300 m tersebut pernah menjadi bangunan tertinggi di dunia selama beberapa tahun. Jakarta juga mempunyai menara yaitu Monumen Nasional (Monas), yang dibangun Pada masa pemerintahan Presiden Soekarno. Jika tinggi Monumen Nasional dikalikan dua dan ditambah 36 meter maka tingginya akan sama dengan menara Eiffel. Berapa meterkah tinggi Monas? Kata Kunci Kalimat Terbuka Kalimat Tertutup Persamaan Persamaan Linear Satu Variabel Pertidaksamaan Linear Satu Variabel Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini, siswa diharakan dapat: Mengenal PLSV dalam beberapa bentuk dan variabel, Memecahkan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan PLSV, Menyatakan dengan lisan dan tulisan kejadian seharihari yang berkaitan dengan masalah pertidaksamaan, Menggunakan noktah <, >,,, Mengenali PtLSV dalam beberapa bentuk dan variabel, Menentukan penyelesaian PtLSV, Menggunakan konsep PtLSV untuk Menyelesaikan Masalah.

3 Persamaan dan Pertidaksamaan Linear dengan Satu Variabel 3 1. Kalimat Terbuka 1.1. Kalimat Benar dan Salah Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menjumpai berbagai macam kalimat, misalnya sebagai berikut: a. Mahatma Gandhi adalah negarawan dari Asia. Kalimat tersebut sepakat kita katakan benar. b. Semua benda akan memuai bila dipanaskan. Kalimat tersebut salah, sebab terdapat benda yang tidak memuai bila dipanaskan, misalnya kayu. Berdasarkan contoh 1 dan 2, dalam kehidupan sehari-hari terdapat kalimat yang benar dan kalimat yang salah. Apakah dalam matematika juga terdapat kalimat benar dan kalimat salah? Perhatikan contoh-contoh berikut! Contoh a. Bilangan prima selalu bilangan ganjil. Kalimat tersebut adalah kalimat yang salah, bilangan prima ada juga yang genap, yaitu 2 b. Jumlah 9 dan 17 adalah 26. Kalimat terebut benar, sebab = 26. sebab

4 Persamaan dan Pertidaksamaan Linear dengan Satu Variabel 4 c. Hasil perkaluan bilangan ganjil dengan bilangan genap adalah bilangan ganjil. Kalimat tersebut salah, sebab perkalian bilangan ganjil sengan bilangan genap akan selalu menghasilkan bilangan genap. Dari contoh-contoh diatas, termyata dalam kalimat matematika juga terdapat kalimat benar dan kalimat salah. Kalimat benar dan kalimat salah disebut pernyataan. Latihan 1 Lati Nyatakan kalimat kalimat berikut benar atau salah! = adalah sifat sosiatif penjumlahan. 2. Hasil kali 5 dan 7 sama dengan hasil kali 7 dan kg karet busa lebih ringan jika dibandingkan dengan 1 kg besi 4. Arti dari 3 4 adalah Jumlah dua bilangan ganjil selalu merupakan bilangan genap Pengertian Kalimat Terbuka Perhatikan contoh contoh kalimat berikut ini! < 7

5 Persamaan dan Pertidaksamaan Linear dengan Satu Variabel 5 2. adalah faktor dari adalah kelipatan 3 4. x + 7 = 15 Dari contoh diatas, contoh 3 merupakan kalimat benar dan Contoh 1 mereupakan kalimat salah, sedangkan Contoh 2 dan 4, yaitu adalah faktor dari 4 dan x + 7 = 15 merupakan kalimat-kalimat yang belum dapat ditentukan benar atau salahnya. Kalimat-kalimat seperti ini disebut kalimat terbuka Kalimat adalah faktor dari 4 bernilai benar jika lambang diganti dengan 1, 2, atau 4. jika lambang diganti 1, maka 1 adalah faktor dari 4. (benar) jika lambang diganti 2, maka 2 adalah faktor dari 4. (benar) jika lambang diganti 3, maka 3 adalah faktor dari 4. (benar) jika lambang diganti debgab bilangan-bilangan yang lain, maka akan doperoleh kalimat salah. Pada kalimat x + 7 = 15, jika x diganti dengan 8, maka akan menjadi kalimat benar, dan jika x diganti dengan ilangan bukan 8, maka akan menjadi kalimat salah. Lambang-lambang seperti x dan disebut variabel atau peubah. Pengganti dari variabel sehingga kalimat terbuka menjadi kalimat benar atau kalimat salah disebut konstanta.

6 Persamaan dan Pertidaksamaan Linear dengan Satu Variabel 6 Kalimat yang memuat variabel sehingga belum diketahui nilai kebenarannya (benar atau salah) disebut kalimat terbuka. Peubah atau variabel adalah lambang (simbol) yang dapat diganti oleh sembarang bilangan yang ditentukan. Latihan 2 Tentukan pengganti dari lambang-lambang berikut ini sehingga kalimat berikut menjadi kalimat benar! a. + 4 = 15, = b. 9 = 21, = c. 8 = 42, = 1.3. Penyelesaian Kalimat Terbuka Setiap kalimat terbuka memuat variabel yang dapat diganti dengan satu atau beberapa anggota yang telah ditentukan. Pengganti dari variabel yang membuat kalimat terbuka menjadi kalimat benar disebut penyelesian. Pengganti variabel (peubah) sehingga kalimat terbuka menjadi kalimat benar disebut penyelesaian.

7 Persamaan dan Pertidaksamaan Linear dengan Satu Variabel 7 Contoh 1. x + 6 = 25 Pengganti x yang benar adalah 19. Jadi, penyelesaiannya adalah x = x adalah bilangan ganjil dan x adalah variabel pada bilangan 3, 6, 9, 12, dan 15. Pengganti x yang benar adalah 3, 9, dan 15. Jadi penyelesaiannya adalah 3, 9, dan 15. Latihan 3 Untuk soal Nomor 1 sampai dengan Nomor 3, tentukan penyelesaiannya! 1. Satu minggu ada x hari. 2. Sebuah kubus dibentuk oleh x persegi yang konruen. 3. Dalam setahun ada x bulan yang lamanya 31 hari. Untuk penyelesaian nomor 4 dan 5 tentukan penyelesaiannya! 4. Jika x dikalikan tiga, hasilnya sama dengan seperempat dari Bilangan 30 memiliki x faktor prima

8 Persamaan dan Pertidaksamaan Linear dengan Satu Variabel 8 2. Pengertian Persamaan Linear Satu Variabel 2.1. Pengertian Persamaan Linear Satu Variabel Perhatikan kalimat- kalimat terbuka berikut ini! 1. X + 8 = n 7 = 20 Kalimat-kalimat terbuka diatas menggunakan tanda hubung = ( sama dengan), kalimat seperti itu disebut persamaan. Masing-masing persamaan di atas hanya memiliki satu variabel, yaitu x, n, atau p, maka persamaan yang demikian disebut persamaan dengan satu variabel (peubah). Tiap Variabel pada persamaan berpankat 1. Dalam aljabar, pangkat 1 boleh tidak ditulis. Persamaan demikian disebut persamaan linear. Jadi, kalimat seperti x + 8 = 15 dan 3n 7 = 20 disebut persamaan linear dengan satu variabel. Persamaan linear adalah kaliamat terbuka yang memikili hubungan sama dengan dan variabelnya berpangkat satu Perhatikan persamaan 3n 7 = 20 Jika n diganti dengan 9 atau n = 9, maka persamaan tersebut berubah menjadi = 20 Yang merupakan kalimat benar, dan n = 9 disebut akar atau penyelesaian dai persamaan itu.

9 Persamaan dan Pertidaksamaan Linear dengan Satu Variabel 9 Jika n diganti dengan bilangan yang bukan 9, misalnya n = 10, maka persamaan tersebut menjadi = 20 yang merupakan kalimat salah, sehingga n = 10 bukan akar dari persamaan tersebut. Penggantian dari variabel (peubah) sehingga suatu persamaan kalimat benar disebut akar atau penyelesaian dari persamaan tersebut. 3. Menyelesaikan Persamaan Linear Satu 3.1. Menyelesaikan Persamaan dengan Cara Substitusi Menyelesaikan persamaan dengan cara substitusi artinya menyelesaikan persamaan dengan cara mengganti variabel dengan bilangan-bilangan yang telah ditemukan, sehingga persamaan tersebut menjadi kalimat benar. Contoh Tentukan penyelesaian dari persamaan 2x 1 = 5, x adalah variabel pada bilangan asli! Jawab: Untuk x = 1, maka = 5 (merupakan kalimat salah) Untuk x = 2, maka = 5 (merupakan kalimat salah)

10 Persamaan dan Pertidaksamaan Linear dengan Satu Variabel 10 Untuk x = 3, maka = 5 (merupakan kalimat benar) Untuk x = 4, maka = 5 (merupakan kalimat salah) Jadi, penyelesaiannya adalah x = 3. Sedangkan 1, 2, dan 4 bukan penyelesaian dari persamaan 2x 1 = 5 Latihan 4 Dengan menagmbil variabel pada bilamgan asli, tentukan penyelesaian persamaan berikut ini dengan cara substitusi! 1. a + 4 = n 4 = = 10 p 4. 4 y = Menyelesaikan Persamaan dengan Menambah atau Mengurangi Kedua Ruas Persamaan dengan Bilangan yang Sama Perhatikan kesamaan kesamaan berikut ini! = 7 (kalimat Benar) = (Kedua ruas ditambah 10) 7 = 17 (kalimat Benar) = 11 (kalimat Benar) = 11 3 (Kedua ruas dikurangi 3) 8 = 8 (kalimat Benar)

11 Persamaan dan Pertidaksamaan Linear dengan Satu Variabel 11 Ternyata kesamaan tetap bernilai bernar jika kedua ruas ditambah atau dikurangi dengan bilangan yang sama. Selanjutnya perhatikan persamaan-persamaan berikut ini. 1. x + 6 = 10 i) x + 6 = 10, x diaganti dengan 4 menjadi = 10 (kalimat benar). Penyelesaiannya adalah x = 4. ii) x = 10 6 kedua ruas dibagi 6 x = 4 Penyelesaiannya adalah x = 4. Jadi, x + 6 = 10 x = x 7 = 12 i) x 7 = 12, x diganti dengan 5 menjadi 5 7 = 12 (kalimat benar) Penyelesaiannya adalah x = 5. ii) x = kedua ruas ditambah 7 x = 5 Penyelesaiannya adalah x = 5. Jadi, x 7 = 12 x = Berdasarkan uraikan di atas, dapat disimpulkan hal berikut ini : Setiap persamaan tetap ekuivalen jika kedua ruas persamaan ditambah atau dikurangi dengan bilangan yang sama.

12 Persamaan dan Pertidaksamaan Linear dengan Satu Variabel 12 Perhatikan! Menambah atau mengurangi kesua ruas persamaan dengan bilangan bilangan tertentu yang sama bertujuan agar dalam satu ruas persamaan terdapat variabel saja atau bilangan konstan saja. Untuk menyelesaikan suatu persamaan, harus diperoleh persaman yang ekuivalen dalam bentuk yang paling sederhana. Untuk mendapat hal itu, usahakan agar variabel (peubah) terletak dalam satu ruas (biasanya di ruas kiri), sedangkan bilangan tetap (konstan) di ruas yang lain (biasanya di ruas kanan) dengan menggunakan cara seperti tersebut di atas Menyelesaikan persamaan dengan mengalikan atau membagi kedua ruas persamaan dengan bilangan yang sama. Perhatikan persamaan-persamaan berikut! = 21 (bilangan benar) = 21 2 (kedua ruas dikalikan 2) 42 = 42 (bilangan benar) = 30 (bilangan benar)

13 Persamaan dan Pertidaksamaan Linear dengan Satu Variabel = 30 3 (kedua ruas dibagi 3) 10 = 10 (bilangan benar) Ternyata kesamaan tetap bernilai benar jika kedua ruas dikalikan atau dibagidengan bilangan yang sama. Contoh 1. 3x = 18 atau 3x = 18 3x 3 = x = x = 6 x = 6 Penyelesaiannya adalah x = 6 penyelesaiannya adalah x = x 4 = x = (kedua ruas ditambah 4) x = x = 3 2 (15) x = 10 Penyelesaiannya adalah x = 10

14 Persamaan dan Pertidaksamaan Linear dengan Satu Variabel x + 2 = 2(3x 4) 3x + 6 = 6x 8 (sifat distributif) 3x = 6x 8 6 (kedua ruas dikurangi 6) 3x = 6x 14 3x 6x = 6x 6x 14 (kedua ruas dikurangi 6x) 3x = 14 3x 3 = 14 3 (kedua ruas dibagi 3) x = Catatan: Penyelsaiannya adalah x = Untuk menentukan pengalih atau pembagi, yang harus diperhatikan adalah koefisien dari variabel sehingga menjadi Latihan 5 Tentukan penyelesaian setiap persamaan berikut! Kerjakan dengan cara mengali atau membagi kedua ruas persamaan dengan bilangan yang sama! 1. 2x = x = x = x = x = x = 2 3

15 Persamaan dan Pertidaksamaan Linear dengan Satu Variabel 15 Tentukan penyelesaian setiap persamaan berikut! 7. x 4 = q q 4 = 9 8. x 3 = q + (4 q 5 = x 8 = x 3 2 x 3 = y + 5 = x + 3 x 2 5 4x = y 4 = 5y x 3 2 x + 1 = x x = y 5 2y 3 = 4 y p + 6 = 24 2p 14. 5p 8 = 7p Grafik Penyelesaian persamaan dengan Satu Variabel Penyelesaian dari suatu persamaan dapat ditunjukkan pada garis bilangan yang disebut grafik penyelesaian. Pada garis biangan, grafik penyelesaian dari suatu persamaan dinyatakan dengan noktah atau titik. Perhatikan contoh-contoh penyelesaian persamaan dengan grafiknya berikut ini! Contoh 2x 1 = 5, x adalah bilangan cacah 2x = x = 6

16 Persamaan dan Pertidaksamaan Linear dengan Satu Variabel 16 2X = x = 3 Penyelesaiannya adalah x = 3 Grafik penyelesaian dari persamaan di atas adalah Latihan 6 Selesaikan setiap persamaan berikut, kemudian gambarkan penyelesaiannya masing-masing dalam grafik tersendiri! 1. x 5 = p + 1 = 7 2. y + +3 = q 1 = x + 1 = n + 2 = 2n 1 4. y 2 = n 5 = 5n Menyelesaikan persamaan bentuk pecahan Persamaan bentuk pecahan adalah persamaan yang variabelnya memuat pecahan, atau bilangan konstantanya berbentuk pecahan atau keduanya memuat pecahan. Untuk menyelesaikan persamaan bentuk pecahan dengan cara yang lebih mudah, terlebih dahulu ubahlah persamaan tersebut menjadi persamaan lain yang ekuevalen tetapi tidak lagi memuat pecahan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengalikan kedua ruas persamaan

17 Persamaan dan Pertidaksamaan Linear dengan Satu Variabel 17 dengan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) dari penyebutpenyebutnya. Selain itu, persamaan bentuk pecahan pecahan dapat juga diselesaikan tanpa mengubah bentuk persamaan. Contoh 1. Tentukan penyelesaian dari persamaan 2 5 3x 2 = 6 Jawab: x 2 = 6. 3x 2 = 5 6 kedua ruas dikalikan 5, agar persamaan tidak lagi memuat pecahan 2 3x 2 = 30 6x 4 = 30 6x = kedua ruas ditambah 4, agarruas kiri tidak lagi terdapat 4. 6x = 34 6x 6 x = 34 6 kedua ruas dibagi 6, agar koefisien x di ruas kiri menjadi 1

18 Persamaan dan Pertidaksamaan Linear dengan Satu Variabel 18 x = Jadi penyelesaian dari persamaan x = Tentukan penyelesaian dari persamaan 2x 3 4 = x + 5 6, Jawab 2x 3 4 = x (2x 3 ) = 12(1 1 x + 5 ) kedua ruas x 9 = 16x + 10 dikalikan12,yaitu KPK dari 2,3, dan 6 24x = 16x kedua ruas 24x = 16x + 19 ditambah x = 16x 16x + 19 dua ruas dikurangi 8x = 19 16x 8x 8 = 19 8 kedua ruas dibagi 8. x = Penyelesaiaannya adalah x =

19 Persamaan dan Pertidaksamaan Linear dengan Satu Variabel 19 Latihan 7 Tentukan penyelesaian persaaan-persamaan berikut ini dengan cara mengalikan dengan KPK penyebutnya! 1. 1 x + 3 = y + 1 = x 5 = y 1 y = Tentukanlah penyelesaian dari setiap persamaan berikut ini! 5. 1 x 1 2 = x 1 2 = p 2 p 3 = 1 p ,2x 7,1 = 5, y + 3 y = q 5 = q y 2 3y = n n = Persamaan Memuat Perkalian Suku Dua Untuk menyelesaikan persamaan yang memuat perkalian suku dua, perlu di ingat kembali cara menentukan hasil perklian dan hasil pengkuadratan bentuk aljabar berikut ini. x x + k = x x + x k = x 2 + kx x + a x + b = x 2 + bx + ax + ab x + a 2 = x x a + a 2

20 Persamaan dan Pertidaksamaan Linear dengan Satu Variabel 20 = x 2 + 2ab + a 2 Selain itu, persamaan diselaikan dengan menggunakan sifat-sifat yang berlaku pada persamaan. Menambah atau mengurangi kedua ruas persamaan dengan bilangan yang sama, tidak selalu ditulislengkap,hal itu dapat juga disimpan dalam pikiran saja. 1. Selesaikan persamaan 2x + 5 x 6 = x(2x + 3)! Jawab 2x + 5 x 6 = x(2x + 3) 2x 2 2x + 5x 30 = 2x 2 + 3x 2x 2 7x 30 = 2x 2 + 3x 2x 2 2x 2 7x 30 = 0 pada ruas kanan : 2x 2 2x 2 = 0, 3x 3x = 0 10x = pada ruas kiri : = 0 10x = 30 x = Contoh x = 3 Penyelesaiaannya adalah x = 3

21 Persamaan dan Pertidaksamaan Linear dengan Satu Variabel Selesaikan persamaan 4y 3 y + 6 = (2y + 3) 2! Jawab 4y 3 y + 6 = (2y + 3) 2 4y y 3y 18 = 4y y + 9 4y y 18 = 4y y + 9 4y 2 4y y 12y 18 = 9 9y = pada ruas kiri: = 0 y = 27 9 y = 3 Penyelesaiannya adalah y = 3. Latihan 8 Tentukan penyelesaiaan setiap persamaan berikut ini! 1. y + 4 y 10 = (y + 2) y 7 2y + 1 = (2y + 3) y + (2y + 4) 2 = (4y 8)(y + 5) 4. (4y 3) 2 7 = (8y + 5)(2y 4) 5. 4(y 3) 2 = (2y 3)(2y 10)

22 Persamaan dan Pertidaksamaan Linear dengan Satu Variabel Penerapan Persamaan dalam Kehidupan Untuk menyelesaikan soal-soal n dalam kehidupan sehari-hari yang berbentuk cerita, maka langkah-langkah berikut dapat membantu mempermudah penyelesaian. 1. Jika memerlukan diagram (sketsa), misalnya untuk soal yang berhubungan dengan geometri, buatlah diagram (sketsa) berdasarkan kalimat cerita itu. 2. Menerrjemahkan kalimat cerita menjadi kalimat matematika dalam bentuk persamaan. 3. Menyelesaian persamaan tersebut. Contoh 1. Jumlah bilangan ganjil beraturan adalah 36. a. Tentukan bilangan kedua yang dinyatakan dalam n, jika bilangan pertama adalah n. b. Susunlah persamaan dalam n, kemudian selesaikan! c. Tentukan bilangan kedua tersebut! Jawab a. Bilangan pertama = n, maka Bilangan kedua = n + 2.

23 Persamaan dan Pertidaksamaan Linear dengan Satu Variabel 23 b. Bilangan pertama = n, maka Bilangan kedua = n + 2. c. Bilangan I + bilangan II = 36 c. bilangan pertama = n n + n + 2 = 3 = 17 n + n + 2 = 36 bilangan kedua 2n + 2 = 36 = n = 36 2 = 19 2n = 34 2n = n = Adiik memiliki 20 keping uang logam yang terdiri dari dua ratusan dan lima ratusan. Jika nilai uang tersebut berjumlah Rp7.600, tentukan banyak mata uang masing-masing! Jawab Banyak uang dua ratusan = x keping Banyak uang lima ratusan = (20 x) keping Jumlah nilai mata uang = 200x + 500(20 x) 7600 = 200x x 7600 = 300x x =

24 Persamaan dan Pertidaksamaan Linear dengan Satu Variabel x = 2400 x = = 8 Jadi, banyak uang dua ratusan = 8 keping Dan banyak uang lima ratusan = 20 8 = 12 keping 2. Panjang suatu persegi panjang sama dengan dua kali lebarnya dan kelilingnya adalah 54 cm. a. Tentukan panjang yang dinyatakan adalah p cm! b. Susunlah persamaan dalam p, dan selesaikan! c. Tentukan panjang dan lebar persegi panjang itu! Jawab a. Lebar = p, maka panjang = 2p cm p cm b. Keliling = 2 2p + 2 p = 54 4p + 2p = 54 6p = 54 2p cm p = 54 6 p = 9 c. Panjang = 2p cm Panjang = p cm = 2 9 cm = 9 cm = 18 cm

25 Persamaan dan Pertidaksamaan Linear dengan Satu Variabel Nyatakan bilangan 0, sebagai pecahan biasa! Jawaban Missal 0, = y Karena bilangan desimalnya berulang 2 angka, maka kedua ruas persamaan kita kalikan dengan 100, diperoleh: 100y = 45,4545 y = 0, y = 45 y = y = 5 11 Kedua ruas persamaan 0, = y dikalikan 100 Jadi bentuk pecahan biasa dari 0, adalah 5 11 Latihan 9 1. Dua kali dua bilangan dikurangi 15 adalah 117. a. Misalkan bilangan itu x! b. Tentukan bilangan tersebut! 2. Jumlah tiga bilangan fanjil yang berutun adalah 117.

26 Persamaan dan Pertidaksamaan Linear dengan Satu Variabel 26 a. Jika bilangan pertama n, nyatakan bilangan kedua dan ketiga dalam n! b. Tentukan bilangan-bilangan tersebut! 3. Harga sebuah mesin cetak adalah 5 kali harga sebuah computer. Harga 5 buah computer dan 2 buah mesin cetak adalah Rp berapakah harga sebuah mesin cetak? 3. Nyatakan bilangan 0, sebagai pecahan biasa! 4. Nyatakan bilangan-bilangan berikut sebagai pecahan biasa! a. 0, b. 0, Pengertian Kertidaksamaan dan Pertidaksamaan 6.1. Pengertian Ketidaksamaan Dari kalimat 8 = 5 + 3, maka diperoleh hubungan berikut: 8 lebih dari 5, ditulis 8 > 5 5 kurang dari 8, ditulis 5 < 8 8 lebih dari 3, ditulis 8 > 3 3 kurang dari 8, ditulis 3 < 8 Kalimat-kalimat seperti 8 > 5, 8 > 3, 5 < 8, dan 3 < 8 disebut Ketidaksamaan. Jika a tidak sama dengan b, maka dapat ditulis dengan notasi a b. Untuk sembarang bilangan a dan b selalu berlaku salah satu hubungan berikut ini: a < b (dibaca a kurang dari b ),

27 Persamaan dan Pertidaksamaan Linear dengan Satu Variabel 27 a = b (dibaca a sama dengan b ), a > b (dibaca a lebih dari b ). Selain tanda-tanda ketidaksamaan diatas, terdapat tanda ketidaksamaan lainnya, yaitu: dibaca kurang dari atau sama dengan atau tidak lebih dari, dan dibaca lebih dari atau sama dengan atau tidak kurang dari. Contoh 1. Tuliskan kalimat-kalimat berikut dalam bentuk ketidaksamaan. a. 4 kurang dari 9 b. 0 terletak di antara 1 dan 1 c. x tidak kurang dari 8 Jawaban a. 4 kurang dari 9 Bentuk pertidaksamaannya adalah 4 < 9. b. 0 terletak di antara 1 dan 1 Bentuk pertidaksamaannya adalah 1 < 0 < 1. c. Tidak kurang dari 8, berarti x dapat lebih dari 8 atau x adalah 8 Jadi, bentuk pertidaksamaannya adalah x 8.

28 Persamaan dan Pertidaksamaan Linear dengan Satu Variabel Nyatakan bentuk-bentu berikut menjadi satu ketidaksamaan. a. 3 < 4 dan 4 < 5 b. 7 > 3 dan 3 > 4 c. 5 > 8 dan 5 < 12 Jawaban a. 3 < 4 dan 4 < 5 maka 3 < 4 < 5 b. 7 > 3 dan 3 > 4 maka 7 > 3 > 4 c. 5 > 8 dan 5 < 12, dapat ditulis menjadi 8 < 5 dan 5 < 12 Jadi, 8 < 5 < Pengertian Pertidaksamaanlinier satu variabel Perhatikan kalimat-kalimat oertidaksamaan berikut ini! 1. 4x < y > 2y x y + 7 8y 6 Kalimat-kalimat terbuka di atas menggunakan tanda hubung <, >,, atau. Kalimat seperti itu disebut pertidaksamaan. Masing-masing pertidaksamaan diatas hanya memiliki satu variabel (perubah), yaitu x atau y, maka pertidaksamaan yang demikian disebut pertidaksamaan dengan satu variabel (perubah). Setiap variabel pad pertidaksamaan di atas berpangkat 1 (dalam aljabar, pangkat 1 boleh tidak ditulis), sehingga pertidaksamaan di atas dinamakan pertidaksamaan linier.

29 Persamaan dan Pertidaksamaan Linear dengan Satu Variabel 29 Pertidaksamaan linier adalah kalimat terbuka yang memiliki hubungan <,, >, atau dan variabelnya berpangkat satu. Latihan Sisipkan salah satu lambing >, =, atau < diantara pasangan bilangan berikut ini agar menjadi kalimat benar a c b d Tulislah kalimat-kalimat berikut ini dalam bentuk kalimat matematika a. p terletak di antara 3 dan 7 b. q tidak kurang dari 18 c. y tidak lebih dari Susunlah masing-masing soal berikut ini menjadi satu ketidaksamaan a. 5 < 8 dan 8 < 10 b. 4 > 2 dan 2 > 3 c. 2 < 5 dan 14 > 5

30 Persamaan dan Pertidaksamaan Linear dengan Satu Variabel Menyelesaikan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel Perhatikan pertidaksamaan 2n + 5 > 16 dengan n variabel pada bilangan bulat yang kurang dari 10. Jika n diganti 6, maka pertidaksamaan menjadi > 16 (kalimat benar) jika n diganti 7, maka pertidaksamaan menjadi > 16 (kalimat benar) jika n diganti 8, maka pertidaksamaan menjadi > 16 (kalimat benar) jika n diganti 9, maka pertidaksamaan menjadi > 16 (kalimat benar) ternyata jika n diganti dengan 6, 7, 8 dan 9 diperoleh kalimat benar. Dengan demikian 6, 7, 8 dan 9 merupakan penyelesaian dari pertidaksamaan 2n + 5 > 16. Jika n di ganti dengan bilangan bulat yang kurang dari 6, misalnya 5, 4, dan 3, maka pertidaksamaan tersebut akan menjadi seperti beriku ini. Jika n diganti 5, maka pertidaksamaan menjadi > 16 (kalimat salah) Jka n diganti 4, maka pertidaksamaan menjadi > 16 (kalimat salah) jika n diganti 3, maka pertidaksamaan menjadi > 16 (kalimat salah)

31 Persamaan dan Pertidaksamaan Linear dengan Satu Variabel 31 ternyata jika n diganti dengan 5, 4, dan 3 diperoleh kalimat salah. Dengan demikian, 5, 4, dan 3, dan seterusnya bukan penyelesaian dari pertidaksamaan 2n + 5 > 16. Pengganti dari variabel sehingga suatu pertidaksamaan menjadi kalimat benar disebut penyelesaian dari pertidaksamaan tersebut Menyelesaikan pertidaksamaan dengan menambah atau mengurangi dengan bilangan yang sama Perhatikan ketidaksamaan-pertidaksamaan berikut ini > 8 (kalimat benar) > (kedua ruas ditambah 3) 14 > 11 (kalimat benar) < 17 (kalimat benar) < 17 7 (kedua ruas dikurangi 7) 5 < 10 (kalimat benar) Ternyata ketidaksamaan tetap bernilai benar jika kedua ruas ditambah atau dikurangi dengan bilangan yang sama.

32 Persamaan dan Pertidaksamaan Linear dengan Satu Variabel 32 Contoh 1. Tentukan penyelesaian dari x + 5 > 9 untuk x variabel dengan bilangan 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, dan 8. Jawab x + 5 > 9 x > 9 5 kedua ruas dikurangi 5 agar ruas kiri tidak lagi memuat 5 x > 4 Penyelesaiannya adalah 5, 6, 7, dan Tentukan penyelesaian dari 4x x untuk x variabel dengan bilangan 2,3,4,5..9. Jawab 4x x 4x x kedua ruas ditambah 2 4x 7 + 3x 4x 3x 7 + 3x 3x kedua ruas dikurangi 3x x 7 Penyelesaiannya adalah 2,3,4,5,6,7

33 Persamaan dan Pertidaksamaan Linear dengan Satu Variabel Tentukan penyelesaian dari 3 < x + 2 < 9! Jawab 3 < x + 2 < < x < 9 2 kedua ruas dikurangi 2 1 < x < 7 Penelesaiannya adalah 1 < x < 7 Perhatikan!! Menambah atau mengurangi kedua ruas pertidaksamaan dengan bilangan tertentu tang sama bertujuan agar dalam satu ruas pertidaksamaan terdapat perubah saja atau bilangan konstan saja. Untuk menyelesaikan suatu pertidaksamaan, kita harus mendapatkan pertidaksamaan yang ekuevalen dan bentuk yang paling sederrhana. Untuk mendapatkan hal itu, usahakan agar variabel (pengubah) terletak dalam satu ruas (biasanya di ruas kiri), sedangkan bilangan tetap (konstan) berada di ruas lain (biasannya di ruas kanan)

34 Persamaan dan Pertidaksamaan Linear dengan Satu Variabel 34 Latihan 11 Tentukan pertidaksamaan paling sederhana yang ekuivalen dengan pertidaksamaan berikut ini! Tuliskan jawabannya (nasal) dalam bentuk x < 3 atau x 5 1. x 5 > z 3 2. x + 9 < z > 5 3. y p 4. y p Tentukan penyelesaian dari pertidaksamaan berikut ini! 9. 4x 3x < x + 1 < n 4 4n n 3 < m < x + 4 < m + 3 3m x Penyelesaian pertidaksamaan dengan kedua ruas dengan bilangan positif yang sama Perhatikan ketidaksamaan-ketidaksamaan berikut ini! 1. 2 < 8 (kalimat benar) 2 3 < 8 3 (kedua ruas dikalikan 3) 6 < 24 (kalimat benar) 2. 4 > (kalimat benar) > 1 4 ( 8) (kedua ruas dikalikan 1 4 )

35 Persamaan dan Pertidaksamaan Linear dengan Satu Variabel 35 1 > 2 (kalimat benar) Ternyata ketidaksamaan tetap bernilai benar jika kedua ruas dikalikan dengan bilangan positif yang sama. Contoh 1. Selesaikan pertidaksamaan-pertidaksamaan berikut! a. 2x < 8 b. Jawaban 1 3 x > 2 a. 2x < 8 b. 1 3 x > x < x > 3 ( 2) 3 x < 4 x > 6 2. Selesaikan pertidaksamaan 5y 1 < 2y + 5! Jawaban 5y 1 < 2y + 5 5y < 2y (kedua ruass ditambah 1) 5y < 2y + 6 5y 2y < 2y 2y + 6 (kedua ruas dikurangi 2y) 3y < y < (kedua ruas dikali 1 3 )

36 Persamaan dan Pertidaksamaan Linear dengan Satu Variabel 36 Catatan: Untuk menentukan pengali atau pembagi, yang harus diperhatikan adalah koefisien dari variabel sehingga koefisiennya menjadi Menyelesaikan pertidaksamaan dengan mengalihkan kedua ruas denga bilangan negative yang sama. Perhatikan ketidaksamaan-ketidaksamaan berikut ini > 2 (kalimat benar) 3 8 > 3 2 (kedua ruas dikalikan 3) 24 > 6 (kalimat benar) Agar menjadi kalimat benar, maka tanda ketidaksamaan > diubah menjadi <, sehingga menjadi 24 < 6 yang merupakan kalimat benar 2. 5 < 10 (kalimat benar) < (kedua ruas dikalikan 1 ) 5 1 < 2 (kalimat benar) Agar menjadi kalimat benar, maka tanda ketidaksamaan < diubah menjadi >, sehingga menjadi 1 > 2 yang merupakan kalimat benar.

37 Persamaan dan Pertidaksamaan Linear dengan Satu Variabel Tentukan penyelesaian dari 2 y 6 3 Jawab Contoh 2 3 y y 3 2 ( 6) kedua ruas dikalikan 3 2, y 9 tanda diubah menjadi 2. Tentukan penyelesaian dari 15 8x 2x + 30 Jawab 15 8x 2x x 2x kedua ruas dikurangi 15 8x 2x x 2x 2x 2x + 15 kedua ruas dikurangi 2x 10x kedua ruas dikali 1 10 x diubah

38 Persamaan dan Pertidaksamaan Linear dengan Satu Variabel 38 Latihan 12 Tentukan penyelesaian dari setiap pertidaksamaan berikaut ini! 1. 2x < k > 8k x > y 5 4y x m + 6 < 4m y p 4 > 7p y < 2p < y 8 < p y + 15 > p + 1 > t < p 4 > 7p t < n 1 < 3(2n + 3) 10. 7k < k n) 4(n 5) 7.4. Menyelesaian pertidaksaman bentuk pecahan Untuk menyelesaikan pertidaksamaan dalam bentuk pecahan. Terlebih dahulu ubahlah bentuknya sehingga tidak lagi memuat bentuk pecahan. Hal ini dapat dilakukan dengan mengalikan kedua ruas pertidaksamaan dengan kpk dari penyebut-penyebutnya. Selain itu, penyelesaian dari suatu pertidaksamaan dapat juga ditentukan dengan tidak mengubah bentuk pertidaksamaan semula.

39 Persamaan dan Pertidaksamaan Linear dengan Satu Variabel 39 Contoh 1. Tentukan penyelesaian dari pertidaksamaan 1 3 x + 2 > 2 + 3x 2 Jawab 1 3 x + 2 > 2 + 3x 2 KPK dari 2 dan 3 kedua ruas dikalikan 6 yaitu x + 2 > x 2 2 x + 2 > x 2x + 4 > x 2x > x 2x > 8 + 9x 2x 9 > 8 + 9x 9x 7x > 8 1 7x < 1 8 kedua ruas dikalikan 1, maka tanda pertidaksamaan diubah yaitu > menjadi < x < 8 7 x < 1 1 7

40 Persamaan dan Pertidaksamaan Linear dengan Satu Variabel Tentukan penyelesaian dari pertidaksamaan Jawab x 1 > x x 1 2 > x ( x 1 ) > 2 10(x+3 ) kedua ruas dikalikan 10. Yaitu 5 5 x 1 > 2(x + 3 5x 5 > 2x + 6 5x > 2x x > 2x x 2x > 2x 2x x > 11 KPK dari 2 dam 5 3x 3 > 11 3 x > 3 2 3

41 Persamaan dan Pertidaksamaan Linear dengan Satu Variabel 41 Latihan 13 Tentukan penyelesaian dari setiap pertidaksamaan berikaut ini! x + 3 > x 3 > 5 2x x + 2 < p 1 < y 1 > 3 y y 1 > 1 (2y + 1) t > x x 1 > 1 5. p 3 x + 2 > p m+1 5 < m Grafik Penyelesaian Pertidaksamaan Penyelesaian dari suatu pertidaksamaan dapat ditunjukan pada garis bilangan yang disebut grafik penyelesaian. Pada garis bilangan, grafik penyelesaian dari suatu pertidaksamaan dinyatakan dengan noktah. Perhatikan contoh-contoh penyelesaian persamaan-persamaan beserta grafiknya berikut ini!

42 Persamaan dan Pertidaksamaan Linear dengan Satu Variabel 42 Contoh 1. Tentukan grafik penyelesaian dari x > 3 untuk x variabel pada bilangan asli kurang dari 7. Jawab Karena x > 3 dan x variabel pada bilangan asli kurang dari 7, maka pengganti dari x yang benar yaitu 4,5 dan 6. Grafik penyelesaiannya adalah 2. Tentukan grafik penyelesaian dari 3x 2 < x + 8, untuk x variabel pada bilangan positif Jawaban 3x 2 < x + 8 3x < x x < x x x < x x x < 10 2x < x < 5 Pengganti dari x yang benar adalah 1,2,3 dan 4. Grafik penyelesaiannya adalah

43 Persamaan dan Pertidaksamaan Linear dengan Satu Variabel 43 Latihan 14 Tunjukan Grafik, penyelesaian dari setiap pertidaksamaan berikut jika x adalah variabel pada bilangan 5, 4, 3, 2, 1, 0, 1, 2, 3, 4 dan x > x x x + 4 < 2x 3. x > 3 8. x 5 > 3X 1 4. x 0 dan x > X 2X x X > 3X Penerapan Pertidaksamaan dalam Kehidupan Untuk menyelesaikan soal-soal dalam bentuk cerita, terlebih dahulu soal tersebut diterjemahkan ke dalam bentuk pertidaksamaan, setelah itu baru diselesaikan. Jika perlu, buatlah diagram (sketsa) untuk mempermudah penyelesaiannya. Contoh 1. Panjang suatu persegi panjang 6 cm lebih dari lebarnya, dan kelilingnya kurang dari 40 cm. jika lebarnya x cm, susunlah pertidaksamaan dalam x dan selesaikan. Jawab Lebar = x cm, panjang = x + 6 cm Keliing = 2p + 21

44 Persamaan dan Pertidaksamaan Linear dengan Satu Variabel Panjang suatu persegi panjang 6 cm lebih dari lebarnya, dan kelilingnya kurang dari 40 cm. jika lebarnya x cm, susunlah pertidaksamaan dalam x dan selesaikan. Jawab Lebar = x cm, panjang = x + 6 cm Keliing = 2p p + 21 < 40 2 x x < 40 x cm 2x x < 40 4x + 12 < 40 4x < (x + 6) 4x < 28 4x < x < 7 Karena panjang dan lebar tidak bernilai negatif, maka penyelesaiannya adalah 0 < x < 7

45 Persamaan dan Pertidaksamaan Linear dengan Satu Variabel Setiap segitiga, jumlah panjang dua sisinya lebih dari panjang sisi ketiga. Segitiga A, B, C di samping, berlaku AC + BC > AB. susunlah pertidaksamaan dalam x, kemudian selesaikan! Jawab AC + BC > AB x x + 2 > x + 4 x + 1 x + 2 x + x > x + 4 2x + 3 > x + 4 2x x > 4 3 x + 4 x > 1 Jadi, agar AC + BC > AB, maka x > 1. Latihan 15 Selesaikan soal cerita berikut ini! 1. Seorang anak mengendarai sepeda sejauh 9x km, kemudian berjalan kaki sejauh x km, a. Tentukan jumlah jarak yang di tempuh dinyatakan dalam x. b. Jika jarak yang ditempuh seluruhnya kurang dari 30 km, susunlah pertidaksamaan dalam x, kemudian selesaikanlah. 2. Panjang diagonal-diagonal suatu jajaran-genjang adalah (2x 1) cm dan x + 5 cm. jika diagonal pertama lebih panjang dari diagonal kedua, susunlah pertidaksamaan dalam x kemudian selesaikan!

46 Persamaan dan Pertidaksamaan Linear dengan Satu Variabel 46 Daftar Pustaka Abdul kodir, Matematika untuk SMP jilid 7, 8, dan 10, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, M. Cholik Adinawan Sugijono, Matematika untuk SMP jilid 1A Kelas VII, Jakarta : Erlangga. 2006

47 Persamaan dan Pertidaksamaan Linear dengan Satu Variabel 47 Biodata kelompok Nama : Taufik Maulana T Nama Panggilan : Taufik, Maulana, Opik & Topik Tempat, Tangal Lahir Alamat : Cirebon, 22 November 1994 : Blok. Petapean RT/RW 02/01 No.07 Ds. Kasugengan Kidul Kec.Depok Kab. Cirebon No.Hp : Taufik_mu22@yahoo.com Facebook : Taufikx MaulaNa Twitter Peran Dalam Kelompok : Berperan dalam pengerjaan editing, desain buku ajar, membantu pengetikan dan fasilitator. Motto Hidup : awali dengan Bismillah dan mencoba terus mencoba melakukan hal-hal kebaikan untuk menuju Kesuksesan.

48 Persamaan dan Pertidaksamaan Linear dengan Satu Variabel 48 Nama : Taufik Maulana Nama Panggilan : Taufik, Maulana, Opik & Topik Tempat, Tangal Lahir Alamat : Cirebon, 22 November 1994 : Blok. Petapean RT/RW 02/01 No.07 Ds. Kasugengan Kidul Kec.Depok Kab. Cirebon No.Hp : Taufik_mu22@yahoo.com Facebook : Taufikx MaulaNa Twitter Peran Dalam Kelompok : Berperan dalam pengerjaan editing, desain buku ajar, membantu pengetikan dan fasilitator. Motto Hidup : awali dengan Bismillah dan mencoba terus mencoba melakukan hal-hal kebaikan untuk menuju Kesuksesan.

PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL. Sumber: Dok. Penerbit

PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL. Sumber: Dok. Penerbit 4 PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL Sumber: Dok. Penerbit Pernahkah kalian berbelanja alat-alat tulis? Kamu berencana membeli 10 buah bolpoin, sedangkan adikmu membeli 6 buah bolpoin dengan

Lebih terperinci

Sumber: Dok. Penerbit

Sumber: Dok. Penerbit 4 PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL Sumber: Dok. Penerbit Pernahkah kalian berbelanja alat-alat tulis? Kamu berencana membeli 10 buah bolpoin, sedangkan adikmu membeli 6 buah bolpoin dengan

Lebih terperinci

Kata-kata Motivasi ^^

Kata-kata Motivasi ^^ 1 Kata-kata Motivasi ^^ Barang siapa merintis jalan mencari ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga. (HR. Muslim) Tak ada rahasia untuk manggapai sukses Sukses itu dapat terjadi karena persiapan,

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN No : 14

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN No : 14 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN No : 14 Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Semester : V / 1 Alokasi : 2 jam pelajaran A. Standar Kompetensi 2. Memahami bentuk aljabar, persamaan dan pertidaksamaan linear

Lebih terperinci

matematika Wajib Kelas X PERSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL K-13 A. DEFINISI PERSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL

matematika Wajib Kelas X PERSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL K-13 A. DEFINISI PERSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL K-3 Kelas X matematika Wajib PERSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut.. Memahami definisi dan solusi persamaan linear

Lebih terperinci

PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL

PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL Makalah ini Disusun guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kajian Matematika SMP 1 Dosen Pengampu :Palupi Sri Wijayanti, M. Pd Disusun Oleh: Deviana Nian Kumandari

Lebih terperinci

1. Variabel, Konstanta, dan Faktor Variabel Konstanta Faktor

1. Variabel, Konstanta, dan Faktor Variabel Konstanta Faktor ALJABAR BENTUK ALJABAR adalah suatu bentuk matematika yang dalam penyajiannya memuat huruf-huruf untuk mewakili bilangan yang belum diketahui Bentuk aljabar dapat dimanfaatkan untuk menyelesaikan masalah

Lebih terperinci

GLOSSARIUM. A Akar kuadrat

GLOSSARIUM. A Akar kuadrat A Akar kuadrat GLOSSARIUM Akar kuadrat adalah salah satu dari dua faktor yang sama dari suatu bilangan. Contoh: 9 = 3 karena 3 2 = 9 Anggota Himpunan Suatu objek dalam suatu himpunan B Belahketupat Bentuk

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KISI-KISI UJIAN SEMESTER GANJIL TAHUN 2016/2017

PENGEMBANGAN KISI-KISI UJIAN SEMESTER GANJIL TAHUN 2016/2017 PENGEMBANGAN KISI-KISI UJIAN SEMESTER GANJIL TAHUN 2016/2017 Jenis Sekolah : SMP Waktu : 90 menit Mata Pelajaran : Matematika Banyak soal : 25/5 Kelas : VII Pembuat Soal : Tim Kurikulum : KTSP Bentuk Soal

Lebih terperinci

6. Hasil dari... A. C. 3 B. D Hasil dari adalah A. 26 C. 14 B. 14 D Jika dan ; nilai dari adalah... A. C.

6. Hasil dari... A. C. 3 B. D Hasil dari adalah A. 26 C. 14 B. 14 D Jika dan ; nilai dari adalah... A. C. I. Pilihlah jawaban yang paling tepat 1. Suhu mula-mula sebuah ruangan adalah -5 Setelah penghangat ruangan dihidupkan suhunya naik menjadi 20 Besar kenaikan suhu ruangan tersebut adalah... 2. Hasil dari

Lebih terperinci

Persamaan dan Pertidaksamaan Linier Satu Variabel

Persamaan dan Pertidaksamaan Linier Satu Variabel Persamaan dan Pertidaksamaan Linier Satu Variabel Apa yang akan Anda pelajari? o Mengenal PLSV/PtLSV dalam berbagai bentuk dan variabel o Menentukan bentuk setara dari PLSV/PtLSV o Menentukan penyelesaian

Lebih terperinci

A. UNSUR - UNSUR ALJABAR

A. UNSUR - UNSUR ALJABAR PENGERTIAN ALJABAR Bentuk ALJABAR adalah suatu bentuk matematika yang dalam penyajiannya memuat hurufhuruf untuk mewakili bilangan yang belum diketahui. Bentuk aljabar dapat dimanfaatkan untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

3 OPERASI HITUNG BENTUK ALJABAR

3 OPERASI HITUNG BENTUK ALJABAR OPERASI HITUNG BENTUK ALJABAR Pada arena balap mobil, sebuah mobil balap mampu melaju dengan kecepatan (x + 10) km/jam selama 0,5 jam. Berapakah kecepatannya jika jarak yang ditempuh mobil tersebut 00

Lebih terperinci

matematika WAJIB Kelas X PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL K-13 A. PENDAHULUAN

matematika WAJIB Kelas X PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL K-13 A. PENDAHULUAN K-1 Kelas X matematika WAJIB PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami definisi pertidaksamaan linear

Lebih terperinci

BENTUK-BENTUK ALJABAR

BENTUK-BENTUK ALJABAR BENTUK-BENTUK ALJABAR (Pembelajaran Matematika SMP) Oleh : H. Karso FPMIPA UPI A. Kalimat Matematika dalam Bentuk Aljabar Serta Unsur-unsurnya Dalam pelajaran matematika pengertian kalimat matematika dibedakan

Lebih terperinci

LAMPIRAN A : SILABUS KTSP KLS VII SEMESTER GANJIL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) ANALISIS MATERI KOMPETENSI SISWA SMP (SILABUS)

LAMPIRAN A : SILABUS KTSP KLS VII SEMESTER GANJIL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) ANALISIS MATERI KOMPETENSI SISWA SMP (SILABUS) LAMPIRAN A : SILABUS KTSP KLS VII SEMESTER GANJIL SEKOLAH KELAS MATA PELAJARAN SEMESTER BILANGAN Standar Kompetensi KOMPETENSI DASAR 1.1 Melakukan operasi hitung bilangan bulat. : SMP : VII : MATEMATIKA

Lebih terperinci

SMPIT AT TAQWA Beraqidah, Berakhlaq, Berprestasi

SMPIT AT TAQWA Beraqidah, Berakhlaq, Berprestasi KISI-KISI SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS) GENAP TAHUN PELAJARAN 2015/2016 BIDANG STUDI : Matematika KELAS : 7 ( Tujuh) STANDAR KOMPETENSI / KOMPETENSI INTI : 1. Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan

Lebih terperinci

Unit 2 KONSEP DASAR ALJABAR. Clara Ika Sari Pendahuluan

Unit 2 KONSEP DASAR ALJABAR. Clara Ika Sari Pendahuluan Unit KONSEP DASAR ALJABAR Clara Ika Sari Pendahuluan P ada unit ini kita akan mempelajari beberapa konsep dasar dalam aljabar seperti persamaan dan pertidaksamaan ang berbentuk linear dan kuadrat, serta

Lebih terperinci

HOME PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINIER. Next HOME KATA PENGANTAR KATA MOTIVASI ISI APLIKASI SOAL HIBURAN. DAFTAR PUSTAKA Back TUJUAN PEMBELAJARAN

HOME PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINIER. Next HOME KATA PENGANTAR KATA MOTIVASI ISI APLIKASI SOAL HIBURAN. DAFTAR PUSTAKA Back TUJUAN PEMBELAJARAN HOME HOME PENGANTAR MOTIVASI TUJUAN PEMBELAJARAN ISI APLIKASI PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINIER SOAL MEMBUKA QUIS MAKKER HIBURAN DAFTAR PUSTAKA HOME PENGANTAR MOTIVASI TUJUAN PEMBELAJARAN ISI APLIKASI

Lebih terperinci

Pemerintah Kota Semarang. Dinas Pendidikan MKKS Sub Rayon 05 Kota Semarang. JalanPatimura 9 (024) Kota Semarang 50123

Pemerintah Kota Semarang. Dinas Pendidikan MKKS Sub Rayon 05 Kota Semarang. JalanPatimura 9 (024) Kota Semarang 50123 Pemerintah Kota Semarang Dinas Pendidikan MKKS Sub Rayon 05 Kota Semarang JalanPatimura 9 (024)3544024 Kota Semarang 50123 KISI-KISI SOAL UKK MATEMATIKA SatuanPendidikan : SMP/MTs. Alokasi Waktu : 120

Lebih terperinci

Bab 1. Bilangan Bulat. Standar Kompetensi. 1. Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan pengunaannya dalam pemecahan masalah.

Bab 1. Bilangan Bulat. Standar Kompetensi. 1. Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan pengunaannya dalam pemecahan masalah. Bab 1 Bilangan Bulat Standar Kompetensi 1. Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan pengunaannya dalam pemecahan masalah. Kompetensi Dasar 1.1. Melakukan operasi hitung bilangan pecahan. 1.2. Menggunakan

Lebih terperinci

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Ponco Sujatmiko MODEL Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) MATEMATIKA KREATIF Konsep dan Terapannya untuk Kelas VII SMP dan MTs Semester 1 1A Berdasarkan Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006

Lebih terperinci

Ringkasan Materi Soal-soal dan Pembahasan MATEMATIKA. SD Kelas 4, 5, 6

Ringkasan Materi Soal-soal dan Pembahasan MATEMATIKA. SD Kelas 4, 5, 6 Ringkasan Materi Soal-soal dan Pembahasan MATEMATIKA SD Kelas 4, 5, 6 1 Matematika A. Operasi Hitung Bilangan... 3 B. Bilangan Ribuan... 5 C. Perkalian dan Pembagian Bilangan... 6 D. Kelipatan dan Faktor

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD BAB II ALJABAR Dra.Hj.Rosdiah Salam, M.Pd. Dra. Nurfaizah, M.Hum. Drs. Latri S, S.Pd., M.Pd. Prof.Dr.H. Pattabundu, M.Ed. Widya

Lebih terperinci

FAKTORISASI SUKU ALJABAR

FAKTORISASI SUKU ALJABAR 1 FAKTORISASI SUKU ALJABAR Pernahkah kalian berbelanja di supermarket? Sebelum berbelanja, kalian pasti memperkirakan barang apa saja yang akan dibeli dan berapa jumlah uang yang harus dibayar. Kalian

Lebih terperinci

Bab 3. Persamaan Garis Lurus. Standar Kompetensi. Memahami bentuk aljabar,persamaan dan pertidaksamaan linier satu variabel.

Bab 3. Persamaan Garis Lurus. Standar Kompetensi. Memahami bentuk aljabar,persamaan dan pertidaksamaan linier satu variabel. Bab Persamaan Garis Lurus Standar Kompetensi Memahami bentuk aljabar,persamaan dan pertidaksamaan linier satu variabel. Kompetensi Dasar 1.1. Mengenali bentuk aljabar dan unsur-unsurnya. 1.. Melakukan

Lebih terperinci

PERSAMAAN KUADRAT. Persamaan. Sistem Persamaan Linear

PERSAMAAN KUADRAT. Persamaan. Sistem Persamaan Linear Persamaan Sistem Persamaan Linear PENGERTIAN Definisi Persamaan kuadrat adalah kalimat matematika terbuka yang memuat hubungan sama dengan yang pangkat tertinggi dari variabelnya adalah 2. Bentuk umum

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN SMK NEGERI 1 BALONGAN

PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN SMK NEGERI 1 BALONGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN SMK NEGERI BALONGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Kode. Dok PBM.0 Edisi/Revisi A/0 Tanggal 7 Juli 207 Halaman dari RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN KALKULUS

BAB 1. PENDAHULUAN KALKULUS BAB. PENDAHULUAN KALKULUS (Himpunan,selang, pertaksamaan, dan nilai mutlak) Pembicaraan kalkulus didasarkan pada sistem bilangan nyata. Sebagaimana kita ketahui sistem bilangan nyata dapat diklasifikasikan

Lebih terperinci

Sumber: Kamus Visual, 2004

Sumber: Kamus Visual, 2004 1 BILANGAN BULAT Pernahkah kalian memerhatikan termometer? Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu suatu zat. Pada pengukuran menggunakan termometer, untuk menyatakan suhu di bawah 0

Lebih terperinci

2. Suku-suku sejenis Suku-suku sejenis adalah suku-suku yang mempunyai variabel dan bilangan pangkat dari variabel tersebut sama.

2. Suku-suku sejenis Suku-suku sejenis adalah suku-suku yang mempunyai variabel dan bilangan pangkat dari variabel tersebut sama. A. OPERASI BENTUK ALJABAR 1. Pengertian suku, koefisien, variabel, dan konstanta bentuk aljabar Bentuk 8x + 17 merupakan bentuk aljabar dengan x sebagai variabel, 8 sebagai koefisien, dan 17 adalah konstant

Lebih terperinci

Jakarta,. Guru Mata Pelajaran Memeriksa / Mengetahui Kepala SMP NIP... NIP...

Jakarta,. Guru Mata Pelajaran Memeriksa / Mengetahui Kepala SMP NIP... NIP... Kompetensi Dasar : 2.1 Mengenali bentuk aljabar dan unsur-unsurnya. 2.2 Melakukan operasi pada bentuk aljabar. Indikator : 1. Menentukan variabel, koefisien, konstanta, dan suku sejenis. 2. Menentukan

Lebih terperinci

Mata Pelajaran Wajib. Disusun Oleh: Ngapiningsih

Mata Pelajaran Wajib. Disusun Oleh: Ngapiningsih Mata Pelajaran Wajib Disusun Oleh: Ngapiningsih Disklaimer Daftar isi Disklaimer Powerpoint pembelajaran ini dibuat sebagai alternatif guna membantu Bapak/Ibu Guru melaksanakan pembelajaran. Materi powerpoint

Lebih terperinci

Kegiatan Pembelajaran Instrumen. Tugas individu. Menjelaskan pengertian variabel, konstanta, suku, koefisien suku, suku

Kegiatan Pembelajaran Instrumen. Tugas individu. Menjelaskan pengertian variabel, konstanta, suku, koefisien suku, suku Silabus Jenjang : SMP dan MTs Mata Pelajaran : Matematika Kelas : VII Semester : 1 Standar Kompetensi : ALJABAR 2. Memahami bentuk aljabar, dan Kompetensi Dasar Materi Ajar Kegiatan Pembelajaran Indikator

Lebih terperinci

1. BARISAN ARITMATIKA

1. BARISAN ARITMATIKA MATEMATIKA DASAR ARITMATIKA BARISAN ARITMATIKA 1. BARISAN ARITMATIKA Sering disebut barisan hitung, adalah barisan bilangan yang setiap sukunya diperoleh dari suku sebelumnya dengan menambah atau mengurangi

Lebih terperinci

Kumpulan Soal Matematika VII ( BSE Dewi Nurhariyani)

Kumpulan Soal Matematika VII ( BSE Dewi Nurhariyani) Bilangan Bulat 1. Suhu sebongkah es mula-mula 5 o C. Dua jam kemudian suhunya turun 7 o C. Suhu es itu sekarang a. 12 o C c. 2 o C b. 2 o C d. 12 o C 2. Jika x lebih besar dari 1 dan kurang dari 4 maka

Lebih terperinci

3.4. Rancangan Penelitian

3.4. Rancangan Penelitian 3.4. Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian Tindakan Kelas memiliki tahapan kegiatan yang terdiri dari dua siklus atau lebih

Lebih terperinci

Persamaan dan Pertidaksamaan Linear

Persamaan dan Pertidaksamaan Linear MATERI POKOK Persamaan dan Pertidaksamaan Linear MATERI BAHASAN : A. Persamaan Linear B. Pertidaksamaan Linear Modul.MTK X 0 Kalimat terbuka adalah kalimat matematika yang belum dapat ditentukan nilai

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Standar Kompetensi : 1. Memecahkan masalah yang berkaitan dengan bentuk pangkat, akar, dan logaritma.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Standar Kompetensi : 1. Memecahkan masalah yang berkaitan dengan bentuk pangkat, akar, dan logaritma. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMA Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Semester : X (Sepuluh) / Ganjil Standar Kompetensi : 1. Memecahkan masalah yang berkaitan dengan bentuk pangkat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mengingat pentingnya ilmu matematika dalam kehidupan, Al Quran telah

BAB I PENDAHULUAN. Mengingat pentingnya ilmu matematika dalam kehidupan, Al Quran telah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir

Lebih terperinci

matematika PEMINATAN Kelas X PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN EKSPONEN K13 A. PERSAMAAN EKSPONEN BERBASIS KONSTANTA

matematika PEMINATAN Kelas X PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN EKSPONEN K13 A. PERSAMAAN EKSPONEN BERBASIS KONSTANTA K1 Kelas X matematika PEMINATAN PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN EKSPONEN TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami bentuk-bentuk persamaan

Lebih terperinci

08. Mata Pelajaran Matematika A. Latar Belakang B. Tujuan

08. Mata Pelajaran Matematika A. Latar Belakang B. Tujuan 08. Mata Pelajaran Matematika A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir

Lebih terperinci

BAB I BILANGAN BULAT dan BILANGAN PECAHAN

BAB I BILANGAN BULAT dan BILANGAN PECAHAN BAB I BILANGAN BULAT dan BILANGAN PECAHAN A. Bilangan Bulat I. Pengertian Bilangan bulat terdiri atas bilangan bulat positif atau bilangan asli, bilangan nol dan bilangan bulat negatif. Bilangan bulat

Lebih terperinci

BAB IV PERTIDAKSAMAAN. 1. Pertidaksamaan Kuadrat 2. Pertidaksamaan Bentuk Pecahan 3. Pertidaksamaan Bentuk Akar 4. Pertidaksamaan Nilai Mutlak

BAB IV PERTIDAKSAMAAN. 1. Pertidaksamaan Kuadrat 2. Pertidaksamaan Bentuk Pecahan 3. Pertidaksamaan Bentuk Akar 4. Pertidaksamaan Nilai Mutlak BAB IV PERTIDAKSAMAAN 1. Pertidaksamaan Kuadrat. Pertidaksamaan Bentuk Pecahan 3. Pertidaksamaan Bentuk Akar 4. Pertidaksamaan Nilai Mutlak 86 LEMBAR KERJA SISWA 1 Mata Pelajaran : Matematika Uraian Materi

Lebih terperinci

LEMBAR AKTIVITAS SISWA PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN NILAI MUTLAK

LEMBAR AKTIVITAS SISWA PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN NILAI MUTLAK Nama Siswa LEMBAR AKTIVITAS SISWA PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN NILAI MUTLAK : Kelas : KOMPETENSI DASAR: 3.2 Mendeskripsikan dan menganalisis konsep nilai mutlak dalam persamaan dan pertidaksamaan serta

Lebih terperinci

Silabus. Nama Sekolah : SMA Mata Pelajaran : MATEMATIKA Kelas / Program : X / UMUM Semester : GANJIL

Silabus. Nama Sekolah : SMA Mata Pelajaran : MATEMATIKA Kelas / Program : X / UMUM Semester : GANJIL Silabus Nama Sekolah : SMA Mata Pelajaran : MATEMATIKA Kelas / Program : X / UMUM Semester : GANJIL Sandar Kompetensi:. Memecahkan masalah yang berkaitan dengan bentuk pangkat, akar, dan logaritma Kompetensi

Lebih terperinci

Tabel 1. Rata-rata Nilai Ujian Nasional Secara Nasional

Tabel 1. Rata-rata Nilai Ujian Nasional Secara Nasional Rekap Nilai Ujian Nasional tahun 2011 Pada tahun 2011 rata-rata nilai matematika 7.31, nilai terendah 0.25, nilai tertinggi 10, dengan standar deviasi sebesar 1.57. Secara rinci perolehan nilai Ujian Nasional

Lebih terperinci

BAB 5 Bilangan Berpangkat dan Bentuk Akar

BAB 5 Bilangan Berpangkat dan Bentuk Akar BAB 5 Bilangan Berpangkat dan Bentuk Akar Untuk materi ini mempunyai 3 Kompetensi Dasar yaitu: Kompetensi Dasar : 1. Mengidentifikasi sifat-sifat bilangan berpangkat dan bentuk akar 2. Melakukan operasi

Lebih terperinci

BAB I BILANGAN BULAT dan BILANGAN PECAHAN

BAB I BILANGAN BULAT dan BILANGAN PECAHAN File asli diunduh di 8-Spensasi.blogspot.com BAB I BILANGAN BULAT dan BILANGAN PECAHAN A. Bilangan Bulat I. Pengertian Bilangan bulat terdiri atas bilangan bulat positif atau bilangan asli, bilangan nol

Lebih terperinci

PENERAPAN FAKTOR PRIMA DALAM MENYELESAIKAN BENTUK ALJABAR (Andi Syamsuddin*)

PENERAPAN FAKTOR PRIMA DALAM MENYELESAIKAN BENTUK ALJABAR (Andi Syamsuddin*) PENERAPAN FAKTOR PRIMA DALAM MENYELESAIKAN BENTUK ALJABAR (Andi Syamsuddin*) A. Faktor Prima Dalam tulisan ini yang dimaksud dengan faktor prima sebuah bilangan adalah pembagi habis dari sebuah bilangan

Lebih terperinci

2 PECAHAN. Kata-Kata Kunci: jenis pecahan pengurangan pecahan bentuk pecahan perkalian pecahan penjumlahan pecahan pembagian pecahan

2 PECAHAN. Kata-Kata Kunci: jenis pecahan pengurangan pecahan bentuk pecahan perkalian pecahan penjumlahan pecahan pembagian pecahan PECAHAN Sebuah gelas jika terkena getaran dapat pecah berkeping-keping. Bagian pecahannya lebih kecil daripada ketika gelas masih utuh. Menurut kalian, samakah jumlah seluruh pecahan gelas dengan satu

Lebih terperinci

Perhatikan skema sistem bilangan berikut. Bilangan. Bilangan Rasional. Bilangan pecahan adalah bilangan yang berbentuk a b

Perhatikan skema sistem bilangan berikut. Bilangan. Bilangan Rasional. Bilangan pecahan adalah bilangan yang berbentuk a b 2 SISTEM BILANGAN Perhatikan skema sistem bilangan berikut Bilangan Bilangan Kompleks Bilangan Real Bilangan Rasional Bilangan Irasional Bilangan Bulat Bilangan Pecahan Bilangan bulat adalah bilangan yang

Lebih terperinci

Soal-soal dan Pembahasan UN Matematika SMP/MTs Tahun Pelajaran 2004/2005

Soal-soal dan Pembahasan UN Matematika SMP/MTs Tahun Pelajaran 2004/2005 Soal-soal dan Pembahasan UN Matematika SMP/MTs Tahun Pelajaran 2004/2005 1. Perhatikan himpunan di bawah ini! A = {bilangan prima kurang dari 11} B = { 1 < 11, bilangan ganjil} C = {semua faktor dari 12}

Lebih terperinci

Bab. Faktorisasi Aljabar. A. Operasi Hitung Bentuk Aljabar B. Pemfaktoran Bentuk Aljabar C. Pecahan dalam Bentuk Aljabar

Bab. Faktorisasi Aljabar. A. Operasi Hitung Bentuk Aljabar B. Pemfaktoran Bentuk Aljabar C. Pecahan dalam Bentuk Aljabar Bab Sumber: Science Encylopedia, 997 Faktorisasi Aljabar Masih ingatkah kamu tentang pelajaran Aljabar? Di Kelas VII, kamu telah mengenal bentuk aljabar dan juga telah mempelajari operasi hitung pada bentuk

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN. Sekolah :... : VII (Tujuh) Mata Pelajaran : Matematika

SILABUS PEMBELAJARAN. Sekolah :... : VII (Tujuh) Mata Pelajaran : Matematika SILABUS PEMBELAJARAN Sekolah :... Kelas : VII (Tujuh) Mata Pelajaran : Matematika Semester : I (satu) BILANGAN Standar : 1. Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan penggunaannya dalam pemecahan

Lebih terperinci

37. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

37. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) 37. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting

Lebih terperinci

Bilangan Real. Modul 1 PENDAHULUAN

Bilangan Real. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Bilangan Real S PENDAHULUAN Drs. Soemoenar emesta pembicaraan Kalkulus adalah himpunan bilangan real. Jadi jika akan belajar kalkulus harus paham terlebih dahulu tentang bilangan real. Bagaimanakah

Lebih terperinci

Bab. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel. Pengertian SPLDV Penyelesaian SPLDV Penerapan SPLDV

Bab. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel. Pengertian SPLDV Penyelesaian SPLDV Penerapan SPLDV Bab Sumb er: Science Encylopedia, 1997 Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Harga 3 buku tulis dan pensil adalah Rp13.00,00, sedangkan harga 5 buku tulis dan pensil adalah Rp15.000,00. Dapatkah kamu menghitung

Lebih terperinci

Menyelesaikan Persamaan Kuadrat. 3. Rumus ABC ax² + bx + c = 0 X1,2 = ( [-b ± (b²-4ac)]/2a. Kemungkinan Jenis Akar Ditinjau Dari Nilai Diskriminan

Menyelesaikan Persamaan Kuadrat. 3. Rumus ABC ax² + bx + c = 0 X1,2 = ( [-b ± (b²-4ac)]/2a. Kemungkinan Jenis Akar Ditinjau Dari Nilai Diskriminan Menyelesaikan Persamaan Kuadrat Bentuk umum : ax² + bx + c = 0 x variabel; a,b,c konstanta ; a 0 Menyelesaikan persamaan kuadrat berarti mencari harga x yang memenuhi persamaan kudrat (PK) tersebut (disebut

Lebih terperinci

PERTIDAKSAMAAN

PERTIDAKSAMAAN PERTIDAKSAMAAN A. Pengertian 1. Notasi Pertidaksamaan Misalnya ada dua bilangan riil a dan b. Ada beberapa notasi yang bisa dibuat yaitu: a. a dikatakan kurang dari b, ditulis a b jika dan hanya jika a

Lebih terperinci

Bab 1. Faktorisasi Suku Aljabar. Standar Kompetensi. Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaan garis lurus.

Bab 1. Faktorisasi Suku Aljabar. Standar Kompetensi. Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaan garis lurus. Bab 1 Faktorisasi Suku Aljabar Standar Kompetensi Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaan garis lurus. Kompetensi Dasar 1.1 Melakukan operasi aljabar. 1.2 Menguraikan bentuk aljabar ke dalam

Lebih terperinci

SILABUS. Standar Kompetensi : 1. Melakukan pengerjaan hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah. 1.2 Menggunakan. pengerjaan hitung bilangan

SILABUS. Standar Kompetensi : 1. Melakukan pengerjaan hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah. 1.2 Menggunakan. pengerjaan hitung bilangan 1 SILABUS Standar Kompetensi : 1. Melakukan pengerjaan bilangan bulat dalam pemecahan masalah. Kegiatan Indikator Dasar 1.1Melakukan Pengerjaan pengerjaan bilangan bilangan bulat termasuk penggunaan sifat-sifatnya,

Lebih terperinci

Modul 05 Persamaan Linear dan Persamaan Linear Simultan

Modul 05 Persamaan Linear dan Persamaan Linear Simultan Modul 05 Persamaan Linear dan Persamaan Linear Simultan 5.1. Persamaan Linear Persamaan adalah pernyataan kesamaan antara dua ekspresi aljabar yang cocok untuk bilangan nilai variable tertentu atau variable

Lebih terperinci

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Ponco Sujatmiko MODEL Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) MATEMATIKA KREATIF Konsep dan Terapannya untuk Kelas VIII SMP dan MTs Semester 1 2A Berdasarkan Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006

Lebih terperinci

PAKET 2 CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN MATEMATIKA SMP/MTs

PAKET 2 CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN MATEMATIKA SMP/MTs PAKET CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN MATEMATIKA SMP/MTs 1. * Kemampuan yang diuji. Menghitung hasil operasi tambah, kurang, kali dan bagi pada bilangan bulat Menentukan hasil operasi campuran bilangan bulat.

Lebih terperinci

MODUL ALJABAR. February 3, 2006

MODUL ALJABAR. February 3, 2006 MODUL ALJABAR February 3, 2006 1 Pendahuluan Aljabar merupakan bahasa simbol dan relasi. Dalam kehidupan seharihari aljabar seringkali digunakan tanpa memperdulikan apa pengertian aljabar tersebut. Dalam

Lebih terperinci

MATEMATIKA KONSEP DAN APLIKASINYA Untuk SMP/MTs Kelas VII

MATEMATIKA KONSEP DAN APLIKASINYA Untuk SMP/MTs Kelas VII MATEMATIKA KONSEP DAN APLIKASINYA Untuk SMP/MTs Kelas VII Pengetik : Siti Nuraeni (110070009) Dewi Komalasari (110070279) Nurhasanah (110070074) Editor : Dewi Komalasari Abdul Rochmat (110070117) Tim Kreatif

Lebih terperinci

BILANGAN. Kita bisa menggunakan garis bilangan di bawah ini untuk memaknai penjumlahan 3 ditambah 4.

BILANGAN. Kita bisa menggunakan garis bilangan di bawah ini untuk memaknai penjumlahan 3 ditambah 4. BILANGAN A. BILANGAN BULAT Himpunan bilangan bulat adalah himpunan bilangan yang terdiri dari himpunan bilangan positif (bilangan asli), bilangan nol, dan bilangan bulat negatif. Himpunan bilangan bulat

Lebih terperinci

MODUL PENDALAMAN MATERI ESENSIAL DAN SULIT MATA PELAJARAN : MATEMATIKA ASPEK : ALJABAR

MODUL PENDALAMAN MATERI ESENSIAL DAN SULIT MATA PELAJARAN : MATEMATIKA ASPEK : ALJABAR MODUL PENDALAMAN MATERI ESENSIAL DAN SULIT MATA PELAJARAN : MATEMATIKA ASPEK : ALJABAR STANDAR KOMPETENSI LULUSAN 2. Memahami operasi bentuk aljabar, konsep persamaan dan pertidaksamaan linear, persamaan

Lebih terperinci

B I L A N G A N 1.1 SKEMA DARI HIMPUNAN BILANGAN. Bilangan Kompleks. Bilangan Nyata (Riil) Bilangan Khayal (Imajiner)

B I L A N G A N 1.1 SKEMA DARI HIMPUNAN BILANGAN. Bilangan Kompleks. Bilangan Nyata (Riil) Bilangan Khayal (Imajiner) 1 B I L A N G A N 1.1 SKEMA DARI HIMPUNAN BILANGAN Bilangan Kompleks Bilangan Nyata (Riil) Bilangan Khayal (Imajiner) Bilangan Rasional Bilangan Irrasional Bilangan Pecahan Bilangan Bulat Bilangan Bulat

Lebih terperinci

Materi Matematika Persamaan dan Pertidaksamaan kuadrat Persamaan Linear Persamaan Kuadrat Contoh : Persamaan Derajat Tinggi

Materi Matematika Persamaan dan Pertidaksamaan kuadrat Persamaan Linear Persamaan Kuadrat Contoh : Persamaan Derajat Tinggi Materi Matematika Persamaan dan Pertidaksamaan kuadrat Persamaan Linear Persamaan linear dengan n peubah adalah persamaan dengan bentuk : dengan adalah bilangan- bilangan real, dan adalah peubah. Secara

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN. Sekolah :... : VII (Tujuh) Mata Pelajaran : Matematika

SILABUS PEMBELAJARAN. Sekolah :... : VII (Tujuh) Mata Pelajaran : Matematika SILABUS PEMBELAJARAN Sekolah :... Kelas : VII (Tujuh) Mata Pelajaran : Matematika Semester : I (satu) BILANGAN Standar : 1. Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan penggunaannya dalam pemecahan

Lebih terperinci

BAHAN AJAR MATEMATIKA KELAS 5 SEMESTER I

BAHAN AJAR MATEMATIKA KELAS 5 SEMESTER I BAHAN AJAR MATEMATIKA KELAS 5 SEMESTER I Oleh: Sri Subiyanti NIP 19910330 201402 2 001 DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN PATI KECAMATAN JAKEN SEKOLAH DASAR NEGERI MOJOLUHUR 2015 I. Tinjauan Umum A. Standar Kompetensi

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL SMP/MTs

UJIAN NASIONAL SMP/MTs UJIAN NASIONAL SMP/MTs Tahun Pelajaran 2007/2008 Mata Pelajaran Jenjang : Matematika : SMP/MTs MATA PELAJARAN Hari/Tanggal : Selasa, 6 Mei 2008 Jam : 08.00-10.00 WAKTU PELAKSANAAN PETUNJUK UMUM 1. Isikan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Standar Kompetensi: 1. Memecahkan masalah yang berkaitan dengan bentuk pangkat, akar, dan logaritma.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Standar Kompetensi: 1. Memecahkan masalah yang berkaitan dengan bentuk pangkat, akar, dan logaritma. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Semester : X (Sepuluh) / Ganjil Standar Kompetensi: 1. Memecahkan masalah yang berkaitan dengan bentuk pangkat,

Lebih terperinci

MODUL 1. Teori Bilangan MATERI PENYEGARAN KALKULUS

MODUL 1. Teori Bilangan MATERI PENYEGARAN KALKULUS MODUL 1 Teori Bilangan Bilangan merupakan sebuah alat bantu untuk menghitung, sehingga pengetahuan tentang bilangan, mutlak diperlukan. Pada modul pertama ini akan dibahas mengenai bilangan (terutama bilangan

Lebih terperinci

BAB II PERSAMAAN KUADRAT DAN FUNGSI KUADRAT

BAB II PERSAMAAN KUADRAT DAN FUNGSI KUADRAT BAB II PERSAMAAN KUADRAT DAN FUNGSI KUADRAT 1. Menentukan koefisien persamaan kuadrat 2. Jenis-jenis akar persamaan kuadrat 3. Menyusun persamaan kuadrat yang akarnya diketahui 4. Fungsi kuadrat dan grafiknya

Lebih terperinci

PENYELESAIAN SOAL UASBN MATEMATIKA SD/MI TAHUN PELAJARAN 2009/2010 KODE P2 UTAMA

PENYELESAIAN SOAL UASBN MATEMATIKA SD/MI TAHUN PELAJARAN 2009/2010 KODE P2 UTAMA PENYELESAIAN SOAL UASBN MATEMATIKA SD/MI TAHUN PELAJARAN 009/00 KODE P UTAMA. Hasil 86 4 : 6 adalah A. 558 B. 568 C. 744 D. 764 86 4 86 4 : 6 = = 744 (C) 6 aturan operasi hitung campuran. tambah dan kurang

Lebih terperinci

1. Nilai Tempat Bilangan 10.000 s.d. 100.000 Lambang bilangan Hindu-Arab yang setiap kali kita gunakan menggunakan sistem desimal dengan nilai

1. Nilai Tempat Bilangan 10.000 s.d. 100.000 Lambang bilangan Hindu-Arab yang setiap kali kita gunakan menggunakan sistem desimal dengan nilai 1. Nilai Tempat Bilangan 10.000 s.d. 100.000 Lambang bilangan Hindu-Arab yang setiap kali kita gunakan menggunakan sistem desimal dengan nilai tempat. Menggunakan sistem desimal (dari kata decem, bahasa

Lebih terperinci

MODUL ALJABAR Untuk SMP/MTSN

MODUL ALJABAR Untuk SMP/MTSN MODUL ALJABAR Untuk SMP/MTSN 1 Pendahuluan Aljabar merupakan bahasa simbol dan relasi. Dalam kehidupan seharihari aljabar seringkali digunakan tanpa memperdulikan apa pengertian aljabar tersebut. Dalam

Lebih terperinci

PERTIDAKSAMAAN PECAHAN

PERTIDAKSAMAAN PECAHAN PERTIDAKSAMAAN PECAHAN LESSON Pada topik sebelumnya, kalian telah mempelajari topik tentang konsep pertidaksamaan dan nilai mutlak. Dalam topik ini, kalian akan belajar tentang masalah pertidaksamaan pecahan.

Lebih terperinci

Identitas, bilangan identitas : adalah bilangan 0 pada penjumlahan dan 1 pada perkalian.

Identitas, bilangan identitas : adalah bilangan 0 pada penjumlahan dan 1 pada perkalian. Glosarium A Akar pangkat dua : akar pangkat dua suatu bilangan adalah mencari bilangan dari bilangan itu, dan jika bilangan pokok itu dipangkatkan dua akan sama dengan bilangan semula; akar kuadrat. Asosiatif

Lebih terperinci

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL ( KKM ) MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS VII ( 1 ) SEMESTER I

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL ( KKM ) MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS VII ( 1 ) SEMESTER I KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL ( KKM ) MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS VII ( 1 ) SEMESTER I 16 KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL ( KKM ) MATA PELAJARAN: MATEMATIKA Sekolah : SMP/MTs... Kelas : VII Semester : I

Lebih terperinci

Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional Dilindungi Undang-undang Hak Cipta Buku ini dibeli oleh Departemen Pendidikan Nasional dari Penerbit CV. Usaha

Lebih terperinci

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS PREVIEW KALKULUS TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Mahasiswa mampu: menyebutkan konsep-konsep utama dalam kalkulus dan contoh masalah-masalah yang memotivasi konsep tersebut; menjelaskan menyebutkan konsep-konsep

Lebih terperinci

Melakukan Operasi Hitung Bilangan Bulat dalam Pemecahan Masalah

Melakukan Operasi Hitung Bilangan Bulat dalam Pemecahan Masalah Bab 1 Melakukan Operasi Hitung Bilangan Bulat dalam Pemecahan Masalah Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini, diharapkan siswa dapat: 1. menguasai sifat-sifat operasi hitung bilangan bulat,. menjumlahkan

Lebih terperinci

Jika persegi panjang ABCD di atas diketahui OA = 26 cm, maka panjang BO adalah... A. 78 cm. C. 26 cm B. 52 cm. D. 13 cm Kunci : C Penyelesaian :

Jika persegi panjang ABCD di atas diketahui OA = 26 cm, maka panjang BO adalah... A. 78 cm. C. 26 cm B. 52 cm. D. 13 cm Kunci : C Penyelesaian : 1. Jika persegi panjang ABCD di atas diketahui OA = 26 cm, maka panjang BO adalah... A. 78 cm C. 26 cm B. 52 cm D. 13 cm 2. Gambar disamping adalah persegi panjang. Salah satu sifat persegi panjang adalah

Lebih terperinci

A. Persamaan Linier Dua

A. Persamaan Linier Dua Apa yang akan Anda Pelajari? Mengenal PLDV dalam berbagai bentuk dan variabel Menentukan himpunan penyelesaian PLDV dan grafiknya Mengenal SPLDV dalam berbagai bentuk dan variabel Menentukan penyelesaian

Lebih terperinci

SILABUS. KOMPETENSI DASAR MATERI PEMBELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN Bilangan Bulat dan Pecahan. pecahan Menyatakan bilangan dalam bentuk

SILABUS. KOMPETENSI DASAR MATERI PEMBELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN Bilangan Bulat dan Pecahan. pecahan Menyatakan bilangan dalam bentuk SILABUS MATA PELAJARAN KELAS : MATEMATIKA : VII TAHUN PELAJARAN : 2016 / 2017 ALOKASI WAKTU : 5 JP / MINGGU KOMPETENSI DASAR MATERI PEMBELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN Bilangan Bulat dan Pecahan 3.1 Menjelaskan

Lebih terperinci

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Umi Salamah MODEL Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Membangun Kompetensi MATEMATIKA untuk Kelas VII SMP dan MTs 1 Berdasarkan Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi dan Permendiknas

Lebih terperinci

PAKET 2 CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN MATEMATIKA SMP/MTs

PAKET 2 CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN MATEMATIKA SMP/MTs PAKET CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN MATEMATIKA SMP/MTs 1. * Kemampuan yang diuji. Menghitung hasil operasi tambah, kurang, kali dan bagi pada bilangan bulat Menentukan hasil operasi campuran bilangan bulat.

Lebih terperinci

KALKULUS 1 UNTUK MAHASISWA CALON GURU MATEMATIKA OLEH: DADANG JUANDI, DKK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FPMIPA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KALKULUS 1 UNTUK MAHASISWA CALON GURU MATEMATIKA OLEH: DADANG JUANDI, DKK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FPMIPA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA KALKULUS UNTUK MAHASISWA 9 CALON GURU MATEMATIKA OLEH: DADANG JUANDI, DKK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FPMIPA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BAB I PENDAHULUAN. Sistem Bilangan Real Dalam Uraian

Lebih terperinci

Teori Bilangan. Contoh soal : 1. Buktikan bahwa untuk setiap berlaku. Jawaban : a. Petama, kita uji untuk. Ruas kiri sama dengan.

Teori Bilangan. Contoh soal : 1. Buktikan bahwa untuk setiap berlaku. Jawaban : a. Petama, kita uji untuk. Ruas kiri sama dengan. Contoh soal : Teori Bilangan 1. Buktikan bahwa untuk setiap berlaku a. Petama, kita uji untuk Ruas kiri sama dengan dan ruas kanan Jadi pernyataan benar untuk n=1 b. Langkah kedua, asumsikan bahwa pernyataan

Lebih terperinci

37. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

37. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) 37. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting

Lebih terperinci

BAB I INDUKSI MATEMATIKA

BAB I INDUKSI MATEMATIKA BAB I INDUKSI MATEMATIKA 1.1 Induksi Matematika Induksi matematika adalah suatu metode yang digunakan untuk memeriksa validasi suatu pernyataan yang diberikan dalam suku-suku bilangan asli. Dalam pembahasan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMP Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : VII/I Pokok Bahasan : Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

Lebih terperinci

PROGRAM PEMBELAJARAN KELAS VII SEMESTER I. Mata Pelajaran : Matematika

PROGRAM PEMBELAJARAN KELAS VII SEMESTER I. Mata Pelajaran : Matematika PROGRAM PEMBELAJARAN KELAS VII SEMESTER I Mata Pelajaran : Matematika 191 PROGRAM SEMESTER TAHUN PELAJARAN 20 / 20 Nama Sekolah : Kelas/ Semester : VII/1 Mata Pelajaran : Matematika Aspek : BILANGAN Standar

Lebih terperinci

BAB VI BILANGAN REAL

BAB VI BILANGAN REAL BAB VI BILANGAN REAL PENDAHULUAN Perluasan dari bilangan cacah ke bilangan bulat telah dibicarakan. Dalam himpunan bilangan bulat, pembagian tidak selalu mempunyai penyelesaian, misalkan 3 : 11. Timbul

Lebih terperinci

Faktorisasi Bentuk Aljabar

Faktorisasi Bentuk Aljabar Faktorisasi Bentuk Aljabar Satuan Pendidikan Bidang Study Kelas / Semester : SMP. N 2 Jatipuro : MATEMATIKA : VIII / I 1. STANDAR KOMPETENSI Memahami bentuk aljabar. 2. KOMPETENSI DASAR 1.1 Melakukan operasi

Lebih terperinci

Bab. Bilangan Riil. A. Macam-Macam Bilangan B. Operasi Hitung pada. Bilangan Riil. C. Operasi Hitung pada Bilangan Pecahan D.

Bab. Bilangan Riil. A. Macam-Macam Bilangan B. Operasi Hitung pada. Bilangan Riil. C. Operasi Hitung pada Bilangan Pecahan D. Bab I Sumber: upload.wikimedia.org Bilangan Riil Anda telah mempelajari konsep bilangan bulat di Kelas VII. Pada bab ini akan dibahas konsep bilangan riil yang merupakan pengembangan dari bilangan bulat.

Lebih terperinci