Syefrica,Evaluasi Penilaian Aset Biologi dan Pengaruhnya Terhadap Laporan Keuangan...

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Syefrica,Evaluasi Penilaian Aset Biologi dan Pengaruhnya Terhadap Laporan Keuangan..."

Transkripsi

1 Evaluasi Penilaian Ase Biologi dan Pengaruhnya Terhadap Laporan Keuangan (Sudi Kasus Pada M.P. ) Evaluaion of Asses Valuaion and Is Impac on The Financial Saemens ( A Case Sudy on M.P. ) Syefrica Wahyulia Bahri Jurusan Akunansi, Fakulas Ekonomi, Universias Jember (UNEJ) Jln. Kalimanan 37, Jember mp46vr@yahoo.com Absrak Peneliian ini membahas enang IAS 41 Agrikulur uamanya pada akunansi unuk akiva biologis Akiva biologis adalah anaman dan hewan hidup yang mengalami ransformasi biologis. Transformasi biologis erdiri aas proses umbuh, berkembang, menghasilkan, dan siap peik yang mengakibakan perubahan baik secara kualiaif maupun kuaniaif. Hal ini memunculkan kebuuhan berbagai pihak erkai kemampuan penerapan IAS 41 enang akiva biologis khususnya pada penggunaan nilai sekarang aas model arus kas masuk di masa yang akan daang unuk menenukan nilai wajar dari akiva biologis kaegori erenu. IAS 41 mengenai agrikulur menjabarkan enang perlakuan akunansi, penyajian laporan keuangan, dan informasi yang berhubungan dengan ase biologi dan akivias agrikulur enang pemanenan. Analisis sudi kasus ini diperoleh dengan menggunakan meode sudi lieraur melalui sudi kasus pada salah sau perusahaan mulinasional yang erdafar di London Sock Exchange s Alernaif Invesmen Marke (AIM), M.P. EVANS GROUP PLC. Hasil dari peneliian ini menunjukkan bahwa idak ada perbedaan yang cukup signifikan anara pengukuran, pengakuan dan pengungkapan ase biologi menggunakan nilai wajar dibandingkan dengan menggunakan nilai hisorisnya. Diharapkan peneliian ini dapa membanu pengembangan penggunaan nilai wajar dalam menilai ase biologi dan pengaruhnya erhadap laporan keuangan. Kaa kunci: IAS 41, Agrikulur, Ase biologi, Nilai wajar, Nilai hisoris, Laporan keuangan Absrac This research discusses abou IAS 41 Agriculure paricularly on accouning for bearer asses. asses are live plan and animal which have ransformaion. ransformaion consiss of a process of growh, degeneraion, producion and procreaion ha cause qualiaive and quaniaive changes. I presens he concerns raised by various paries on he applicabiliy of IAS 41 on bearer asses paricularly on he use of presen value of fuure ne cash flows model o deermine he fair value of cerain caegory of asses. The Inernaional Accouning Sandard IAS 41 Agriculure prescribes accouning reamen, financial shee drawing and informaion relaion o asses and agriculural aciviies from harvesing poin. The analysis of his sudy was conduced using a lieraure sudies mehod hrough a case sudy in one of he mulinaional company which is lised on he London Sock Exchange s Alernaive Invesmen Marke (AIM), M.P. EVANS GROUP PLC. The resul of he his sudy showed here was no enough significan differen beween he measuremen, recogniion and disclosure of asses by fair value compared by is hisorical cos. Hopefully his proposed sudy would assiss in he developmen of an alernaive fair value model in valuing bearer asses and is impac on he financial saemens. Keywords :IAS 41, Agriculure, Asses, Fair Value, Hisorical Cos, Financial Saemens. Pendahuluan Laporan keuangan merupakan sumber informasi yang digunakan baik oleh pihak inernal maupun eksernal perusahaan unuk membua kepuusan kepuusan ekonomi.kemampuan perusahaan unuk mengadakan pancaaan dengan benar merupakan salah sau aspek pening dalam penyusunan laporan keuangan karena pencaaan akunansi adalah sebagai dasar dalam penyusunan laporan keuangan unuk seiap periode erenu. Laporan keuangan yang akan digunakan oleh para pemilik perusahaan maupun pihakpihak di luar perusahaan harus mengacu pada Sandar Akunansi Keuangan, yang merupakan pedoman dalam menilai,

2 mancaa, sera menyajikan hara, kewajiban, dan modal yang dimiliki perusahaan. Munculnya konvergensi akunansi inernasional yang cenderung menggunakan pendekaan nilai wajar (fair value) sebagai dsar pengukuran dan pelaporan akunansi menimbulkan perdebaan dalam beberapa ahun erakhir ini. Di Indonesia, hal ini dirasakan keika Ikaan Akunan Indonesia (IAI) melansir rencana konvergensi sandar akunansi, sehingga diperlukan revisi menyeluruh erhadap PSAK (Pernyaaan Sandar Akunansi Keuangan) sesuai dengan IFRS (Inernaional Financial Reporing Sandards). Salah sau masalah aau kendala erpening yang mungkin dihadapi dalam penerapan IFRS mengharuskan banyak perusahaan aau enias bisnis mengubah pengukuran sera pelaporan akunansinya yang sebagian besar berdasarkan pada nilai hisoris (hisorical cos) menjadi pengukuran sera pelaporan berdasarkan nilai wajar (fair value). Meskipun erdapa ren menuju penerapan sandar akunansi berbasis nilai wajar, reformasi ini elah menimbulkan berbagai konroversi dari berbagai kalangan. Terdapa beberapa kelompok dan kalangan yang mendukung penerapan nilai wajar namun erdapa juga kelompok yang meragukan penerapan ini. Semakin berkembang dan banyaknya usaha agrikulur, maka disusunlah suau sandar akunansi baru yaiu IAS 41. Agrikulur didefenisikan sebagai manajemen dari ranformasi biologis anaman dan hewan unuk menghasilkan produk yang siap dikonsumsi aau yang masih membuuhkan proses lebih lanju. Dalam IAS 41 ada 3 krieria dari akivias agrikulur yaiu : 1. Tanaman dan hewan harus dalam keadaan hidup dan berkembang 2. Perkembangan pada anaman dan hewan harus dikelola dengan serangkaian kegiaan yang epa 3. Harus ada dasar dalam mengukur perkembangan yang erjadi pada anaman dan hewan Pada prinsipprinsip dasar IAS 41 diperlukan penilaian wajar ( fair value) erhadap akivias agrikulur. Dasar penenuan nilai wajar disini adalah nilai pasar, jika elemen keuangan memiliki pasar akif yang juga menjadi pedoman unuk menilai kondisi asse yang sebenarnya, empa asse, dan kondisi yang sesuai pada anggal neraca. Namun jika unuk halhal khusus idak layak aau suli dilakukan penilaian wajar maka dibolehkan menilai dengan hisorical cos. (Wijaya, 2008) Penerapan nilai wajar akan menyebabkan flukuasi yang idak realisis pada laba bersih perusahaan perusahaan kehuanan. (Painen e al., 2004) Sehingga penilaian dengan menggunakan nilai wajar harus memperimbangkan keseimbangan anara manfaa dan biayanya. Kemudahan (simpliciy) dalam perhiungan merupakan keunungan uama dalam menerapkan nilai wajar dibandingkan penggunaan nilai hisoris. Namun hingga saa ini belum ada kesepakaan dalam lieraurlieraur sebelumnya dalam hal apakah erjadi volailias yang abnormal dalam pendapaan dan laba, relevansi nilai, peraaan pendapaan (income smoohing) sera erjadi peningkaan aau penurunan abilias akiba penerapan nilai wajar. (Maruli dan Mia, 2010) Saa ini Dewan Sandar Akunansi Keuangan (DSAK) sedang dalam proses mengadopsi IAS 41 enang Akunansi Agrikulur kedalam PSAK. Sehingga dalam peneliian ini, penelii mengambil sudi kasus pada MP yang elah mengaplikasikan konsep penilai ase biologi dengan pendekaan meode fair value. Oleh karena iu, maka peneliian ini dilakukan berujuan unuk mengeahui penerapan IAS 41 dalam perlakuan ase eap biologi ( asses) di dalam laporan keuangan dengan menggunakan meode nilai wajar (fair value) aaupun nilai hisoris (hisorical cos) dan bagaimana pengaruh penerapan IAS 41 ersebu erhadap oal ase, oal pendapaan maupun oal laba () yang ercanum di dalam laporan keuangan. Meode Peneliian Meode Pengumpulan Daa Tehnik peneliian yang digunakan adalah sudi lieraure aau rise perpusakaan. Tehnik ini dilakukan dengan cara mengumpulkan daa daa erulis yang berupa buku buku, dokumen pribadi, caaan larangan, peneliian erdahulu, pendapa para ahli aau opini dan eori mengenai masalah yang diangka. Jenis dan Sumber Daa Jenis daa yang digunakan dalam peneliian ini adalah sekunder yaiu, daa yang diperoleh penelii secara idak langsung melalui media peranara yang sumber daanya berasal dari jurnal, arikel, peneliian erdahulu, maupun daa dari sius inerne yang sesuai dengan masalah yang hendak dikaji dari baik referensi dari luar negeri maupun dalam negeri. Meode Analisis Daa Meode analisis daa yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode analisis deskripif, yaiu meode yang digunakan unuk mencari unsurunsur, ciriciri, sifasifa suau fenomena. Dimulai dengan mengumpulkan daa daa yang berkaian dengan Asse yang diperoleh baik dari jurnal maupun arikel yang selanjunya akan dielaah dengan meode kualiaif dengan penggabungan meode sudi lieraure yang ada, selanjunya peneliian yang ada dikembangkan dan dianalisis dengan didasarkan pada IAS 41 sehingga memberikan gambaran dan penjelasan yang menyeluruh enang masalah yang dielii yaiu enang ase biologi, enunya dengan memperhaikan baasan baasan yang elah dienukan.

3 Daa Peneliian Hasil Peneliian Dampak dari adanya perubahan kebijakan akunansi yang awalnya berdasarkan nilai hisoris (hisorical value) menjadi nilai wajar (fair value) sesuai dengan nilai yang berlaku umum di pasar (marke price) aas pengakuan nilai ase biologi disini dapa dikeahui dari perubahan nilai yang diakui aas ase biologi yang ercanum di dalam laporan keuangan perusahaan. Dianaranya perubahan nilai aas asse biologi dapa diliha pada abel beriku. Tabel 1. Pengakuan Nilai Ase Biologi Pada Laporan Laba Rugi 2012 US$ 000 Revenue Cos of sales Gross Gain on asses Planing expendiure Foreignexchange losses Oher adminisraive expenses (62,893) 20,230 2,715 2, (60,178) 23,035 Oher income 17 Operaing 14,284 4,838 19,122 Finance income 1,338 1,338 Finance cos Groupconrolled ax Tax on on ordinary aciviies Groupconrolled afer ax Share of associaed compnies / (1,761) (4,292) (3,437) 12,185 (4,791) 7,394 10,902 11,907 (9,784) (323) 4,515 (1,239) 3,276 (20) 11,907 (9,784) (1,761) (4,292) 17 (3,760) 16,700 (6,030) 10,670 10,882 (loss) afer ax Profi for he year 18,296 3,256 21,552 Aribuable o: Owners of MP Nonconrolling Basic earning per 10p share Dilued earning per 10p share 15,070 3,226 2, ,685 3,867 18,296 3,256 21,552 US Cens Tabel 2. Pengakuan Nilai Ase Biologi Pada Laporan Laba Rugi 2013 US$ 000 Revenue Cos of sales Gross Gain on asses Planing expendiure Foreignexchange losses Oher adminisraive expenses (60,749) 21,437 3,298 3, (57,451) 24,735 Oher income 8 8 Operaing 8,679 6,092 14,771 Finance income Finance cos Groupconrolled ax Tax on on ordinary aciviies Groupconrolled afer ax Share of associaed compnies / (8,322) (4,444) (3,121) 6, ,965 9,871 9,059 (6,265) (399) 5,693 (1,381) 4,312 1,723 9,059 (6,265) (8,322) (4,444) (3520) 12,223 (946) 11,277 11,594 (loss) afer ax Profi for he year 16,836 6,035 22,871 Aribuable o: Owners of MP Nonconrolling Basic earning per 10p share Dilued earning per 10p share 14,438 2,398 5, ,753 3,118 16,836 6,035 22,871 US Cens Tabel 3. Pengakuan Nilai Ase Biologi Pada Laporan Neraca 2012 US$

4 asses (non curren asses) Propery, plan and equipmen Invesmens in associaes Invenories 9,664 (447) 9, , , ,335 (72,617) 25, , , ,743 Ne curren asses 43,021 (447) 42,574 Deferredax liabiliy 2,514 16,679 19,193 Oher reserves 83,133 25, ,746 Reained earnings 191,734 41, ,110 Equiy aribuable o he owners of MP Nonconrolling 284,094 13,589 66,989 8, ,083 21,805 Tabel 4. Pengakuan Nilai Ase Biologi Pada Laporan Neraca 2013 US$ 000 asses (non curren asses) Propery, plan and equipmen Invesmens in 2013 associaes Invenories 8,267 (277) 7, ,471 95, ,394 (76,152) 27, , , ,856 Ne curren asses 33,421 (277) 33,144 Deferredax liabiliy 2,903 18,060 20,963 Oher reserves 75,212 27, ,548 Reained earnings 189,626 45, ,390 Equiy aribuable o 274,091 73, ,191 he owners of MP Nonconrolling 15,961 8,140 24,101 Adanya akun gain on asses (keunungan aas ase biologis) sebesar unuk ahun 2012 dan unuk ahun Keunungan dari ase biologis (Gain on asses) diperoleh dari selisih nilai ase biologis di awal ahun diambah dan dikurangi oleh beberapa fakor selama periode berjalan. Sedangkan hal yang membedakan anara neraca yang menggunakan meode nilai wajar (fair value) dengan meode nilai hisoris (hisorical cos) adalah dengan adanya asses pada neraca yang menggunakan meode nilai wajar (fair value) dan akun planaion asses pada neraca yang menggunakan meode nilai hisoris (hisorical cos). Adanya akun asses (Ase biologis) sebesar pada ahun 2012 dan pada ahun Di dalam laporan ekuias idak erdapa akun baru sebagai effec of adoping IAS 41 yang dapa menambah akun penerimaan lainlain (oher reserves) dan juga menambah saldo laba dikarenakan unuk ransisi ke IFRS, perusahaan lebih memilih unuk melakukan penilaian kembali erhadap jumlah noncurren asses sebagai harga perolehan. Di dalam caaan aas laparan keuangan arus kas (cash flow saemen) yang menggunakan fair value erdapa akun gain yang mengurangi operaing dan menambah bagian operaing cash flows movemens in working capial Ini adalah akun yang digunakan unuk menyaakan perubahan perkembangan ase biologis. Pembahasan Masa Manfaa Propery, Plan and Equipmen Perusahaan mengesimasi masa manfaa Propery, Plan and Equipmen berdasarkan semua periode dimana ase yang esedia dapa digunakan. Masa manfaa Propery, Plan and Equipmen dienukan secara periodik dan diperbaharui harapan dan esimasi selanjunya harus diperiksa pemakaian, pelepasan, eknik dan penunjukan keusangan aau baasan lain dalam penggunaan ase secara relevan. Jumlah dan waku pencaaan biaya unuk beberapa periode akan dipengaruhi oleh perubahan fakor dan keadaan penurunan esimasi masa manfaa Propery, Plan and Equipmen dan ase anaman (planaion asses) akan menambah pencaaan biaya dan menurunkan noncurren asses. Ase Biologi Hasil Analisis Daa Di dalam laporan laba rugi erdapa perbedaan yang signifikan anara laporan laba rugi yang awalnya menggunakan meode hisorical cos diubah menjadi meode fair value. Perbedaan ersebu dapa dikeahui dengan adanya beberapa akun baru dalam laporan laba rugi, yaiu gain on asses (keunungan aas ase biologis).

5 Perusahaan menenukan nilai wajar ase biologi ( asses) dengan menggunakan meode arus kas erdiskono (discouned cash flows calculaion) yang memperhaikan raaraa hidup anaman, hasil per hekar, ingka keurunan, ingka diskon, harapan perubahan pada CPO dan harga palm kernel oil dan harga pokok langsung selama periode berjalan. Jumlah perubahan nilai wajar akan menurunkan keunungan yang diakui selama ahun ersebu dan perolehan nilai ase biologi. Impairmen of Asses Perusahaan selalu menelii jumlah perolehan ase pada seiap anggal neraca unuk menenukan kondisi jika erdapa penunjukan kerusakan. Beberapa penunjukan ase, pemerolehan ase aau esimasi penilaian. Penenuan nilai Propery, Plan and Equipmen dan oher long live asses, diperlukan penenuan arus kas masa daang (fuure cash flows) yang diharapkan akan menjadi akiba dari kelanjuan penggunaan dan pemikiran pokok ase, keperluan perusahaan unuk membua esimasi dan asumsi bahwa mempunyai pengaruh maerial erhadap laporan keuangan. Beberapa hasil kerugian kerusakan akan mempunyai dampak kerugian maerial pada posisi keuangan perusahaan dan hasil operasi perusahaan. Ase, Pendapaan dan Laba Terdapa perbedaan signifikan anara penggunaan meode hisorical cos dengan fair value erhadap oal ase, oal pendapaan, oal operaing dan oal ne. Dengan perubahan meode penilaian ase biologi ( asses) yang menggunakan fair value sanga berpengaruh erhadap oal ase dan oal pendapaan. jumlah ase, oal pendapaan, oal operaing dan oal ne yang menggunakan meode fair value mengalami peningkaan aau kenaikan yang inggi, hal ini sanga kelihaan pada flukuasi oal ase, oal pendapaan, oal operaing dan oal ne. Perbedaan nilai yang diakui aas asse biologi sebagai akiba dari adanya perubahan meode penilaian ase biologi ( asses) yang awalnya menggunakan hisorical cos ( ) menjadi fair value (afer ) mengakibakan erjadinya flukuasi kenaikan dan penurunan aas ase biologi erhadap oal ase, pendapaan, dan laba pada ahun 2012 dan 2013 adalah sebagai beriku. Before Afer US$ ne 18,296 3,256 21,552 ase pendapaan operaing ne Adjusmen 377,002 8,679 16,836 Afer Adjusmen 99,300 6,092 6,035 US$ ,302 14,771 22,871 Beriku adalah dampak flukuaif penggunaan fair value aas perubahan meode penilaian ase biologi pada ahun 2012 dan asse pendapaan operaing ne ,530 19,122 21, ,302 14,771 22,871 US$ 000 Kenaikan sebesar 1.44 Penurunan sebesar 1.23 Penurunan sebesar Kenaikan sebesar 6.12 Hal di aas dapa erjadi karena nilai oal ase, oal pendapaan, oal operaing, maupun oal ne yang memang bersifa flukuaif sejak awal sebelum erjadinya erkai perubahan meode penilaian dari nilai hisoris (hisorical cos) menjadi nilai wajar (fair value). Dampak Pemberlakuan IAS 41 pada Laporam Keuangan MP Evan s Group PLC Dengan pemberlakuan IAS41 erhadap laporan keuangan perusahaan MP Evan s Group PLC memberikan buki bahwa oal akiva, oal kewajiban, dan nilai buku ekuias lebih nggi yang menerapkan IAS disbanding dengan menggunakan hisorical cos. Adopsi IAS41 juga berdampak pada rasio keuangan. ase pendapaan operaing 377,646 14,284 91,884 4, ,530 19,122 Pemberlakuan IAS 41 mempunyai pengaruh pada manajemen perusahaan dan laporan keuangan perusahaan, yaiu persyaraan akan iemiem pengungkapan akan semakin inggi sehingga nilai perusahaan juga semakin inggi; manajemen memiliki

6 ingka akunabilias yang inggi dalam menjalankan perusahaan; laporan keuangan menghasilkan informasi yang lebih relevan enang akiva, ekuias, pendapaan dan beban perusahaan; laporan keuangan akan lebih mudah dipahami dan diperbandingkan dengan negaranegara lain yang elah mengadopsi IAS 41; membanu invesor dalam mengesimasi invesasi pada perusahaan berdasarkan daadaa laporan keuangan pada ahun sebelumnya; semakin ingginya ingka pengungkapan akan berdampka pada rendahnya biaya modal perusahaan; dan rendahnya biaya unuk mempersiapkan laporan keuangan berdasarkan IAS 41. Dampak IAS 41 erhadap MP melipui: 1. Pengakuan a. Dikuasai enias (conrol) b. Manfaa ekonomi di masa daang c. Nilai dapa diukur dengan andal (nilai wajar aau biaya) 1. Pengukuran awal (iniial) a. Biaya perolehan Tanaman belum menghasilkan (immaure) dinyaakan sebesar harga perolehan yang erdiri dari: 1. Biaya langsung 2. Biaya idak langsung 3. Biaya pinjaman Tanaman belum menghasilkan dicaa sebagai akiva idak lancar dan idak disusukan. Tanaman belum menghasilkan (immaure) diklasifikasi menjadi anaman menghasilkan (maure) saa anaman dianggap sudah menghasilkan. a. Nilai wajar (fair value) dikurangi esimasi biaya saa penjualan poinofsale cos b. Jika penenuan nilai wajar (fair value) idak reliable, dapa digunakan biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusuan aau kerugian penurunan nilai c. Jika kemudian penenuan nilai wajar (fair value) reliable maka ase diukur dengan nilai wajar (fair value) dikurangi biaya saa penjualan d. Laba/ rugi yang erjadi sehubungan dengan perubahan nilai wajar (fair value) diakui pada periode erjadinya. 1. Seelah pengukuran awal (subsequen) a. Biaya perolehan diambah biayabiaya pemeliharaan (produksi) dikurangi biaya amorisasi b. Nilai wajar (fair value) dikurangi esimasi biaya saa penjualan (poinofsale cos) c. Laba/ rugi yang erjadi sehubungan dengan perubahan nilai wajar (fair value) diakui pada periode erjadinya 1. Hirarki penenuan nilai wajar (fair value) Menuru IAS 41, hirarki penenuan nilai wajar (fair value) dilakukan dengan cara: a. Penenuan harga pasar menuru harga dipasar akif (quoed marke price in an acive marke) karena dasar penenuan ini dapa lebih dipercaya b. Penggunaan harga di pasar akif (acive marke) aau pasar inernasional c. Arus kas bersih yang diharapkan di masa yang akan daang (presen value of expeced ne cash flows) d. Disajikan sesuai harga perolehan (a cos) dimana keika ransformasi biologis mempunyai harga minimal aau berdampak pada harga yang idak maerial (when ransformaion is minimanl or impac on price is immaerial) Dampak IAS41 erhadap laporan keuangan yaiu erdapa perbedaan pengukuran iemiem dalam laporan keuangan dan rasio keuangan perusahaan. Laporan keuangan perusahaan lebih mencerminkan nilai wajar yang memberikan dampak posiif bagi perusahaan karena laporan keuangan menjadi semakin relevan unuk pengambilan kepuusan yang juga akan menaikkan nilai perusahaan di maa publik dan di dunia inernasional sera menunjukkan bahwa MP Evans Group PLC mampu bersaing di pasar global dan mendapakan legiimasi dari lingkungan eksernal sebagai perusahaan yang profesional dan beraraf inernasional. Keunggulan dan Kelemahan Penggunaan Fair Value Keunggulan menggunakan fair value adalah menunjukkan ingka relevansi nilai nilai akun di dalam laporan keuangan sera mengakui adanya perubahan nilai wajar dalam laporan keuangan. Sedangkan kelemahan menggunakan fair value anara lain adalah nilai wajar yang disajikan sebagai informasi ransparan di dalam laporan keuangan sanga sensiive erhadap pasar, akunansi fair value bekerja melalui akunansi markeomarke (MTM) sehingga mengakibakan perubahan yang erus menerus pada laporan keuangan sehingga semakin suli memasikan

7 apakah laba dan rugi diakibakan oleh kepuusan bisnis yang dibua manajemen aau oleh perubahan yang erjadi di pasar, sera adanya beberapa lembaga keuangan mengaakan bahwa mereka aku akunansi berdasarkan pasar akan menyebabkan volailiy kinerja lembaga karena semakin mudahnya nilai iemiem akiva dan pasiva yang berflukuasi. Hambaan dalam mengadopsi IAS 41 anara lain adalah dibuuhkannya pemahaman erhadap IAS 41 yang merupakan produk baru di pasar inernasional, kondisi sumber daya manusia dan sisem akunansi yang belum canggih dan diperlukannya biaya sosialisasi yang cukup mahal sehingga membuuhkan waku yang cukup panjang pula. Kesimpulan Kesimpulan dan Keerbaasan Dengan adanya perubahan meode penilaian ase biologi ( asses) yang awalnya menggunakan hisorical cos menjadi fair value mempunyai pengaruh erhadap penyajian laporan keuangan. Dengan adanya ne gain from changes in fair value of asses pada laporan laba rugi yang dapa menambah laba koor (gross ) yang dapa meningkakan ne yang akan mempengaruhi jumlah modal akhir perusahaan sehingga akan meningka. Di dalam neraca, ase anaman (planaion asses) idak lagi dipakai melainkan elah digani dengan menggunakan nama akun ase biologi ( asses) yang dinyaakan sesuai nilai wajar dikurangi poinofsale cos. Penilaian nilai wajar dilakukan dengan meode arus kas erdiskono (he discouned fuure cash flows). Penggunaan fair value mempunyai pengaruh erhadap oal ase, oal pendapaan, oal operaing, dan oal ne. Perubahan penggunaan meode penilaian ase biologi ( asses) yang harus menggunakan fair value memberikan peningkaan aau kenaikan walaupun idak dalam jumlah yang signifikan erhadap oal ase, oal pendapaan, oal operaing, dan oal ne. Keerbaasan Peneliian ini hanya menggunakan sampel dari sau perusahaan yang berdomisili di Inggris sehingga hasil peneliian kurang dapa digunakan sebagai pedoman aau referensi bagi penelii selanjunya. Penelii selanjunya sebaiknya menggunakan dua sampel aau lebih unuk diperbandingkan agar memberikan hasil peneliian yang lebih akura erkai kemungkinan perbedaan meode penenuan nilai wajar (fair value). Bagi penelii selanjunya, jika ada perusahaan go public Indonesia yang elah menerapkan IAS 41, maka dapa dapa dijadikan sebagai sampel unuk peneliian sehingga dapa diliha dampak dari pemberlakuan IAS 41 erhadap laporan keuangan perusahaan ersebu. Dafar Pusaka IAS 41 Agriculurae. IASC Foundaion Educaion. IASB. Agriculure. www. iasplus. Com Mia, A. F. & Maruli, S Analisis Pendekaan Nilai Wajar dan Nilai Hisoris Dalam Penilaian Ase Bilogi Pada Perusahaan Agrikulur: Tinjauan Kriis Rencana Adopsi IAS 41. Jurnal SNA MP Evan s Group PLC. Annual Repor Wijaya, I IAS 41 Agrikulur. www. IAS 41 Asses. com

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Capial Expendiure (Belanja Modal) Capial Expendiure aau juga dikenal dengan nama belanja modal adalah pengeluaran yang dilakukan perusahaan unuk mendapakan aau memperbarui ase

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

BAB III. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan perhitungan untuk menilai

BAB III. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan perhitungan untuk menilai BAB III PENILAIAN HARGA WAJAR SAHAM PAA SEKTOR INUSTRI BATUBARA ENGAN MENGGUNAKAN TRINOMIAL IVIEN ISCOUNT MOEL 3.. Pendahuluan Pada bab ini akan dijelaskan mengenai ahapan perhiungan unuk menilai harga

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengerian dan peunjuk yang digunakan unuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok, aau

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI 3.. Tujuan Ö Prakikan dapa memahami perhiungan alokasi biaya. Ö Prakikan dapa memahami analisis kelayakan invesasi dalam pendirian usaha. Ö Prakikan dapa menyusun proyeksi/proforma

Lebih terperinci

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

HUMAN CAPITAL. Minggu 16 HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan 40 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Baasan Operasional Konsep dasar dan baasan operasional pada peneliian ini adalah sebagai beriku: Indusri pengolahan adalah suau kegiaan ekonomi yang melakukan

Lebih terperinci

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo)

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo) PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Sudi pada karyawan eap PT PG Tulangan Sidoarjo) Niken Dwi Okavia Heru Susilo Moehammad Soe`oed Hakam Fakulas Ilmu Adminisrasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan 3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekaan dan Meode Peneliian Jenis peneliian yang digunakan adalah jenis peneliian kualiaif dengan menggunakan daa kuaniaif. Daa kualiaif adalah mengeahui Gambaran pengelolaan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Tempa Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug, Kecamaan Lembang, Kabupaen Bandung, Jawa Bara. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian Peneliian ini dilakukan pada bulan Juni hingga Juli 2011 yang berlokasi di areal kerja IUPHHK-HA PT. Mamberamo Alas Mandiri, Kabupaen Mamberamo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

APLIKASI MODEL ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI

APLIKASI MODEL ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI APLIKASI MODEL ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI Oleh: YUDI WAHYUDIN, S.Pi., M.Si. Pelaihan Analisis Kelayakan Ekonomi Kegiaan Capaciy Building Program Pendanaan Kompeisi-Indeks Pembangunan Manusia (PPK-IPM)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

PERHITUNGAN VALUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS SAHAM PT. XL ACIATA.Tbk)

PERHITUNGAN VALUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS SAHAM PT. XL ACIATA.Tbk) Jurnal UJMC, Volume 3, Nomor 1, Hal. 15-0 pissn : 460-3333 eissn : 579-907X ERHITUNGAN VAUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMUASI MONTE CARO (STUDI KASUS SAHAM T. X ACIATA.Tbk) Sii Alfiaur Rohmaniah 1 1 Universias

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Salah sau ujuan didirikannya perusahaan adalah dalam rangka memaksimalkan firm of value. Salah sau cara unuk mengukur seberapa besar perusahaan mencipakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBAGAI SALAH SATU DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI

ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBAGAI SALAH SATU DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBAGAI SALAH SATU DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI Firiyaun Niam firiyaunniam@yahoo.com Endang Dwi Renani Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Jurnal Lensa Kependidikan Fisika Vol. 1 Nomor 1, Juni 13 ISSN: 338-4417 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 1/13

Lebih terperinci

Perencanaan Sistem Pendukung Keputusan Untuk Peningkatan Produktivitas

Perencanaan Sistem Pendukung Keputusan Untuk Peningkatan Produktivitas Perencanaan Sisem Pendukung Kepuusan Unuk Peningkaan Produkivias Abdurrozzaq Hasibuan Jurusan Teknik Indusri, Fakulas Teknik, UISU Jln. Sisingamangaraja Telp. 7869920 Teladan Medan Email : rozzaq@uisu.ac.id

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI PENGGUNAAN ONSEP FUNGSI CONVEX UNU MENENUAN SENSIIVIAS HARGA OBLIGASI 1 Zelmi Widyanuara, 2 Ei urniai, Dra., M.Si., 3 Icih Sukarsih, S.Si., M.Si. Maemaika, Universias Islam Bandung, Jl. amansari No.1 Bandung

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Journal Indusrial Servicess Vol. No. Okober 0 MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Abdul Gopar ) Program Sudi Teknik Indusri Universias

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK Oleh: Yoyo Zakaria Ansori Peneliian ini dilaarbelakangi rendahnya kemampuan memecahkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab 13 BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Aspek Teknis Sudi mengenai aspek eknis dan produksi ini sifanya sanga sraegis, sebab berkaian dengan kapasias proyek, lokasi, aa leak ala produksi, kajian aas bahan dan sumbernya,

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian yang dilakukan mengenai analisis perencanaan pengadaan una berdasarkan ramalan ime series volume ekspor una loin beku di PT Tridaya Eramina

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORI 7 BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sample sumber dan

BAB IV METODE PENELITIAN. dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sample sumber dan BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Pendekaan Peneliiaan Peneliian sudi kasus ini menggunakan peneliian pendekaan kualiaif. menuru (Sugiono, 2009:15), meode peneliian kualiaif adalah meode peneliian ang berlandaskan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini METODE PENELITIAN Kerangka Pendekaan Sudi Penaagunaan lahan kawasan pesisir di Kabupaen Kulon Progo didasarkan pada karakerisik fisik, finansial usaha ani dan pemanfaaan saa ini. Karakerisik fisik adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PEELITIA Salah sau komponen peneliian yang mempunyai ari pening dalam kaiannya dengan proses sudi secara komprehensif adalah komponen meode peneliian. Meode peneliian menjelaskan bagaimana

Lebih terperinci

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia SUPLEMEN 3 Resume Hasil Peneliian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredi Bank di Sumaera Selaan erhadap Kebijakan Moneer Bank Indonesia Salah sau program kerja Bank Indonesia Palembang dalam ahun 2007 adalah

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Tahapan Pemecahan Masalah Tahapan pemecahan masalah berfungsi unuk memudahkan dalam mencari jawaban dalam proses peneliian yang dilakukan agar sesuai dengan arah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ISSN 5-73X PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR ISIKA SISWA Henok Siagian dan Iran Susano Jurusan isika, MIPA Universias Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan

Lebih terperinci

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN Peramalan Dengan Meode Smoohing dan Verifikasi Meode Peramalan Dengan Grafik Pengendali Moving Range () (Sudi Kasus: Produksi Air Bersih di PDAM Tira Kencana Samarinda) Forecasing wih Smoohing and Verificaion

Lebih terperinci

ANALISI KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AGROINDUSTRI TAHU STUDI KASUS DI KELURAHAN LABUH BARU BARAT KECAMATAN PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU

ANALISI KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AGROINDUSTRI TAHU STUDI KASUS DI KELURAHAN LABUH BARU BARAT KECAMATAN PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU ANALISI KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AGROINDUSTRI TAHU STUDI KASUS DI KELURAHAN LABUH BARU BARAT KECAMATAN PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU Muhammad Irfan Asrori, Yusmini, dan Shorea Khaswarina Fakulas Peranian

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah

Lebih terperinci

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro

Lebih terperinci

PENELUSURAN EMPIRIS KETERKAITAN PASAR KEUANGAN DAN KOMPONEN PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA,

PENELUSURAN EMPIRIS KETERKAITAN PASAR KEUANGAN DAN KOMPONEN PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA, PENELUSURAN EMPIRIS KETERKAITAN PASAR KEUANGAN DAN KOMPONEN PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA, 2004-2008 Banoon Sasmiasiwi, Program MSi FEB UGM Malik Cahyadin, FE UNS Absraksi Perkembangan ekonomi akhir-akhir

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Kepuusan Model rumusan masalah dan pengambilan kepuusan yang digunakan dalam menyelesaikan skripsi ini dimulai dari observasi lapangan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Persediaan Persediaan adalah barang yang disimpan unuk pemakaian lebih lanju aau dijual. Persediaan dapa berupa bahan baku, barang seengah jadi aau barang jadi maupun

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Teori Risiko Produksi Dalam eori risiko produksi erlebih dahulu dijelaskan mengenai dasar eori produksi. Menuru Lipsey e al. (1995) produksi adalah suau kegiaan yang mengubah

Lebih terperinci

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 3732

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 3732 ISSN : 355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.3, No. Agusus 016 Page 373 Sifa Asimeris Model Prediksi Generalized Auoregressive Condiional Heerocedasiciy (GARCH) dan Sochasic Volailiy Auoregressive

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Pemikiran Teoriis Pengerian proyek menuru Arifin yang dikuip dari Mariyanne (2006) adalah suau akivias di mana dikeluarkannya uang dengan harapan unuk mendapakan hasil

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 14 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Peneliian ini ialah berujuan (1) unuk menerapkan model Arbirage Pricing Theory (APT) guna memprediksi bea (sensiivias reurn saham) dan risk premium fakor kurs, harga minyak,

Lebih terperinci

ANALISIS ECONOMIC ENGINEERING PADA INVESTASI HOTEL GRAND CENTRAL KOTA PEKANBARU. Arifal Hidayat

ANALISIS ECONOMIC ENGINEERING PADA INVESTASI HOTEL GRAND CENTRAL KOTA PEKANBARU. Arifal Hidayat ANALISIS ECONOMIC ENGINEERING PADA INVESTASI HOTEL GRAND CENTRAL KOTA PEKANBARU Arifal Hidaya Analisis Economic Engineering ABSTRAK Tujuan uama dari peneliian ini adalah unuk menganalisa invesasi pembangunan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Supply Chain Managemen Supply chain managemen merupakan pendekaan aau meode dalam memanajemen hubungan perusahaan dengan supplier dan konsumen yang erjadi pada pengendalian

Lebih terperinci

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI. Oleh:

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI. Oleh: Arikel Skripsi TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI Diajukan Unuk Memenuhi Sebagian Syara Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

LATIHAN SOAL KWU XII

LATIHAN SOAL KWU XII LATIHAN SOAL KWU XII A. Pilihan Ganda Pilihlah jawaban yang paling epa dengan memilih huruf a, b, c, d aau e dalam lembar jawab online. 1. Seorang wirausahawan bersedia menyerahkan pengelolaan bisnisnya

Lebih terperinci

BAB III DESAIN PENELITIAN

BAB III DESAIN PENELITIAN BAB III DESAIN PENELITIAN Dalam desain peneliian in akan dijabarkan mengenai eknik pengambilan sampel, pengumpulan daa, dan model empiris yang digunakan, sera level signifikansi dalam peneliian ini. Di

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah 37 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian-pengerian Kependudukan sanga era kaiannya dengan demgrafi. Kaa demgrafi berasal dari bahasa Yunani yang berari Dems adalah rakya aau penduduk, dan Grafein adalah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 39 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Meode Peneliian Pada bab sebelumnya elah dibahas bahwa cadangan adalah sejumlah uang yang harus disediakan oleh pihak perusahaan asuransi dalam waku peranggungan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 23 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian dilaksanakan di iga empa berbeda. Unuk mengeahui ingka parisipasi masyaraka penelii mengambil sampel di RT 03/RW 04 Kelurahan Susukan dan RT 05/RW

Lebih terperinci

KELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI PABRIK KELAPA SAWIT DI KABUPATEN ACEH UTARA. Asrida Dosen Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Almuslim ABSTRAK

KELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI PABRIK KELAPA SAWIT DI KABUPATEN ACEH UTARA. Asrida Dosen Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Almuslim ABSTRAK KELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI PABRIK KELAPA SAWIT DI KABUPATEN ACEH UTARA Asrida Dosen Program Sudi Ekonomi Pembangunan Universias Almuslim ABSTRAK Kelapa sawi merupakan salah sau primadona anaman perkebunan

Lebih terperinci

MANAJEMEN LABA RIIL DAN BERBASIS AKRUAL: DAPATKAH AUDITOR YANG BERKUALITAS MENDETEKSINYA?

MANAJEMEN LABA RIIL DAN BERBASIS AKRUAL: DAPATKAH AUDITOR YANG BERKUALITAS MENDETEKSINYA? MANAJEMEN LABA RIIL DAN BERBASIS AKRUAL: DAPATKAH AUDITOR YANG BERKUALITAS MENDETEKSINYA? Dwi Ramono Universias Diponegoro Absrac This sudy examines wheher managemen of public companies in Indonesia engage

Lebih terperinci

Bab IV Pengembangan Model

Bab IV Pengembangan Model Bab IV engembangan Model IV. Sisem Obyek Kajian IV.. Komodias Obyek Kajian Komodias dalam peneliian ini adalah gula pasir yang siap konsumsi dan merupakan salah sau kebuuhan pokok masyaraka. Komodias ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang memutuskan untuk menempuh kebijakan hutang

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang memutuskan untuk menempuh kebijakan hutang BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Suau negara yang memuuskan unuk menempuh kebijakan huang luar negeri biasanya didasari oleh alasan-alasan yang dianggap rasional dan pening. Huang luar negeri

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Deskripsi Teori 3.1.1. Pengerian Peramalan Unuk membanu ercapainya suau kepuusan yang efisien unuk penjualan produknya, perusahaan memerlukan suau cara yang epa, sisemais dan

Lebih terperinci

Analisis Model dan Contoh Numerik

Analisis Model dan Contoh Numerik Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK PERBANDINGAN METODE DES (DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING) DENGAN TES (TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING) PADA PERAMALAN PENJUALAN ROKOK (STUDI KASUS TOKO UTAMA LUMAJANG) 1 Fajar Riska Perdana (1110651142) 2 Daryano,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Peneliian Peneliian ini adalah peneliian Quasi Eksperimenal Design dengan kelas eksperimen dan kelas conrol dengan desain Prees -Poses Conrol Group Design

Lebih terperinci

KLASIFIKASI DOKUMEN TUGAS AKHIR MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS. Wulan Fatin Nasyuha¹, Husaini 2 dan Mursyidah 3 ABSTRAK

KLASIFIKASI DOKUMEN TUGAS AKHIR MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS. Wulan Fatin Nasyuha¹, Husaini 2 dan Mursyidah 3 ABSTRAK KLASIFIKASI DOKUMEN TUGAS AKHIR MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS Wulan Fain Nasyuha¹, Husaini 2 dan Mursyidah 3 1,2,3 Teknologi Informasi dan Kompuer, Polieknik Negeri Lhokseumawe, Jalan banda Aceh-Medan

Lebih terperinci

Jurnal Edik Informatika Penelitian Bidang Komputer Sains dan Pendidikan Informatika V1.i1(64-69)

Jurnal Edik Informatika Penelitian Bidang Komputer Sains dan Pendidikan Informatika V1.i1(64-69) Jurnal Edik Informaika Peneliian Bidang Kompuer Sains dan Pendidikan Informaika Peramalan Penjualan Pada Usaha Kecil Menengah (UKM) Roi Sania Dengan Menggunakan Program POM QM Henny Yulius 1, Yadi Prawinaa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Seminar Nasional Informaika PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Evri Ekadiansyah Program Sudi D Manajemen Informaika, STMIK Poensi Uama evrie9@gmail.com

Lebih terperinci