METODE SHORTCUT UNTUK KALKULASI NILAI SEKARANG Dimuat di Manajemen Usahawan Indonesia April 2006

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "METODE SHORTCUT UNTUK KALKULASI NILAI SEKARANG Dimuat di Manajemen Usahawan Indonesia April 2006"

Transkripsi

1 METODE SHORTCUT UNTUK KLKULSI NILI SEKRNG Dmuat d Manajemen Usahawan Indonesa prl 2006 bstract: In fnance or nvestment analyss, present value s perhaps the most mportant concept. If we substract ntal outlay from total present value, we wll et another most wdely-used rule n captal budetn called the net present value (NPV) rule. In calculatn the (net) present value of an nvestment or a project, we usually do t one by one namely ettn the present value of each cash flow n the future usn the relevant dscount rate. However, we can use the short-cut method usn a mathematcal equaton when certan condtons are met. Ths artcle tres to enumerate all the mathematcal formulas avalable to et the present value straht should the requred assumptons be satsfed. Practcal llustratons of the use of the formulas are also ven. Key words: present value, annuty, perpetuty Dalam usaha untuk memenankan persanan dalam merebut penumpan, maskapa penerbanan Elan (Elan rlnes) akhrnya turut menawarkan undan berhadah yan dadakan setap bulan kepada para pelanannya. Untuk membuat hadahnya unk dan sanat berbeda dar yan pernah ada, Elan rlnes menawarkan pemenan hadah utama untuk bebas memlh satu, dan hanya satu, hadah berkut: a. uan tuna Rp har n b. uan sebesar Rp , 8 tahun la c. uan sebesar Rp setap tahun selama 0 kal mula tahun depan d. uan sebesar Rp setap tahun selama 0 kal mula har n e. uan sebesar Rp setap tahun selama 4 kal, tetap mula 5 tahun la f. uan sebesar Rp setap tahun seumur hdup mula tahun depan. uan sebesar Rp setap tahun seumur hdup mula har n h. uan sebesar Rp setap tahun seumur hdup mula 5 tahun la. uan sebesar Rp tahun depan, kemudan menjad Rp tahun berkutnya dan terus nak sebesar 6% setap tahun, dan menermanya selama 0 kal saja j. uan sebesar Rp har n kemudan Rp tahun depan dan terus nak sebesar 8% setap tahun, dan menermanya selama 0 kal saja k. uan sebesar Rp mula 4 tahun la kemudan menjad Rp setahun berkutnya dan terus nak sebesar 8% setap tahun, dan menermanya 5 kal saja l. uan sebesar Rp mula tahun depan, dan terus nak sebesar 8% setap tahun dan menermanya seumur hdup m. uan sebesar Rp mula har n, kemudan menjad Rp tahun depan dan terus nak sebesar 5% setap tahun dan menermanya seumur hdup n. uan sebesar Rp mula 3 tahun la kemudan menjad Rp setahun berkutnya dan terus nak sebesar 2% setap tahun, dan menermanya seumur hdup

2 2 Tnkat kepastan semua hadah d atas adalah sama. Pemenan undan dasumskan bertndak rasonal dan hanya mendasarkan keputusannya pada pertmbanan kuanttatf. Hadah manakah yan paln menark untuk dplh pemenan undan jka tnkat buna yan relevan adalah 0% p.a.? Untuk menetukan hadah mana yan harus dplh pemenan, lteratur keuanan menenal dua pendekatan yatu pendekatan nla sekaran (present value) dan pendekatan nla akan datan (future value). Pendekatan nla sekaran jauh lebh populer karena pendekatan nla akan datan mash memerlukan penjelasan tambahan menena kapan pastnya d masa datan. Karena tu, penuls akan menunakan pendekatan nla sekaran dalam menjawab kasus d atas. Kecual untuk plhan a, kta harus menhtun nla sekaran dar plhan b hna plhan n. Hanya setelah semua 4 plhan tu dapat dnyatakan dalam nla sekaran, kta dapat memutuskan plhan hadah yan paln menark yatu yan memberkan nla sekaran yan terbesar. Baamana menhtun nla sekaran dar 3 plhan lannya? Paln tdak, kta bsa menunakan persamaan dasar nla sekaran dar satu nla akan datan yatu: PV = FV ( n ) () denan PV = nla sekaran FV = alran kas d masa datan = tnkat buna per perode n = jumlah perode Denan menunakan persamaan dasar d atas, kta denan mudah mendapatkan nla sekaran dar plhan b yatu: Rp PV = 8 ( 0,) PV = Rp , Untuk mendapatkan nla sekaran dar 2 plhan lannya yatu plhan c hna n, jka kta tdak menunakan persamaan lan kecual persamaan dasar d atas, kta harus menhtun satu per satu nla sekaran dar alran kas d masa datan dan menjumlahkannya. In tentunya tdak prakts. Pertanyaannya sekaran adalah adakah persamaan matematka yan dapat dunakan untuk mendapatkan nla sekaran dar semua plhan d atas? Sepanjan penetahuan penuls, belum ada satu buku dalam lteratur manajemen keuanan, matematka keuanan, dan manajemen nvestas sebelum n yan menupas pendekatan matemats n secara lenkap. Inlah yan mendoron penuls membuat tulsan n dan menalokaskan 3 bab dar 0 bab dalam buku Matematka Keuanan eds 2 karya penuls untuk sebaan besar membahas persamaan-persamaan matematka untuk menhtun nla sekaran.

3 3 Defns nutas dan Perpetutas nutas (annuty) adalah rankaan pembayaran/penermaan sejumlah uan, umumnya sama besar, denan perode waktu yan sama untuk setap pembayaran. nsuran kredt pemlkan rumah (KPR) dan buna oblas adalah beberapa contoh anutas; sedankan perpetutas (perpetual annuty) adalah anutas tak hna yatu jka perode waktu relatf tdak terbatas sepert pembayaran dvden saham, uan pensun, royalty, dan hak cpta. nutas Basa, nutas D Muka, dan nutas Dtunda Pembayaran/penermaan pertama sebuah anutas bsa har n, satu perode la, atau setelah beberapa perode. Jka pembayaran/penermaan adalah har n, anutas dsebut anutas d muka atau annuty due atau annuty n advance. Jka pembayaran/penermaan adalah satu perode la atau d akhr perode, maka anutas dsebut anutas basa atau ordnary annuty atau annuty n arrears. Terakhr, jka pembayaran/penermaan pertama adalah beberapa perode la maka anutas menjad anutas dtunda atau deferred annuty. Persamaan matematka untuk menhtun nla sekaran dar masn-masn anutas adalah berbeda. Contoh (nutas Basa-Hadah c) ( ) PV = n (2) denan = besar pembayaran/penermaan setap perode n = jumlah perode = tnkat buna per perode Berapa nla sekaran dar alran uan sebesar Rp setap tahun selama 0 kal mula tahun depan jka tnkat buna adalah 0% p.a.? Jawab: ( 0% ) PV = 0% (,) PV = 0, 0 0 Rp Rp Denan menunakan kalkulator lmah (scentfc calculator) 0 dt, kta akan mendapatkan: PV = Rp ,9

4 4 Contoh 2 (nutas D Muka-Hadah d) ( ) PV = n (3) Berapa nla sekaran dar alran uan sebesar Rp setap tahun selama 0 kal mula har n jka tnkat buna adalah 0% p.a.? Jawab: ( 0%) 0% 0 Rp (,) 0, 9 Rp Rp , Contoh 3 (nutas Dtunda-Hadah e) n ( ) PV m PV = PV0 = = (4) m m ( ) ( ) denan m = jumlah perode penundaan Pertama, kta mencar nla sekaran pada perode (m-) atau PV m- dar alran kas mula m perode la denan menunakan persamaan anutas basa. Kemudan kta kembal mendskontokan nla n untuk mendapatkan nla sekaran pada perode 0 atau nla har n denan menunakan faktor dskonto /(( ) m- ). Berapa nla sekaran dar alran uan sebesar Rp setap tahun selama 4 kal mula 5 tahun la jka tnkat buna adalah 0% p.a.? Jawab: m = 5 = 0% = 0, n = 4 = Rp PVm PV = m ( ) PV 4 = 4 ( 0,)

5 5 4 ( 0%) Rp % PV = PV 0 = 5- ( 0%) 4 ( 0,) Rp , PV = 4 (,) PV = Rp , Persamaan (2) dan (3), selan dunakan untuk menhtun nla sekaran, jua sanat sern dunakan untuk menhtun besar ansuran bulanan untuk kredt pemlkan rumah (KPR), kredt kendaraan bermotor, dan kredt pembelan baran lannya sepert mebel, komputer dan alat-alat elektronk. Untuk mendapatkan besar ansuran atau cclan bulanan atau, kta hanya perlu memanpulas persamaan (2) dan (3) sedemkan sehna menjad varabel yan nn dcar nlanya. Contoh 4 (Mencar Besar nsuran dalam nutas Basa) Sepasan penantn baru membel sebuah rumah berhara Rp denan membayar uan muka Rp (25%) dan ssanya denan KPR. Jka tnkat buna efektf adalah 8% p.a. atau,5% per bulan dan penantn tu nn melunas pnjamannya dalam 0 tahun, berapa ansuran bulanan yan harus dbayarkan mula satu bulan la? Jawab: ( ) PV. = -n - ( ) n PV = KPR = Rp =,5% per perode n = 0 x 2 = 20 = = (,5% ) (,5% ) 20 Rp Rp ,05 20 ( 0,05) = Rp ,97

6 6 Untuk kredt kendaraan bermotor dan alat-alat elektronk, sanat sern pembayaran pertama harus dlakukan pada har transaks bersamaan denan uan muka. Jka demkan, maka kta akan mencar besar ansuran denan memanpulas persamaan (3). PV = = ( ) ( ) PV n n Contoh 5 ( Mencar Besar nsuran dalam nutas D Muka) Sebuah mobl mnbus berhara tuna Rp Untuk pembelan kredt, pembel harus menyapkan uan muka sebesar 20% dan melunas ssanya dalam 36 ansuran bulanan denan buna efektf 2% p.a. Jka ansuran pertama harus dbayarkan bersamaan denan uan muka, berapa ansuran per bulan? Jawab: Besar kredt = 80% x Rp = Rp =,75% per bulan n = 36 = = Rp (,75% ),75% Rp (,075) 0, = Rp ,97 Perpetutas Basa, Perpetutas D Muka dan Perpetutas Dtunda Sama sepert anutas, perpetutas pun dapat dmula pada har n, satu perode la, atau setelah m perode. Karenanya kta jua memlk 3 persamaan nla sekaran yan berbeda untuk perpetutas.

7 7 Contoh 6 (Perpetutas Basa Hadah f) Berapa nla sekaran dar sebuah hadah yan memberkan pemenannya uan sebesar Rp setap tahun selama seumur hdup mula tahun depan jka tnkat buna adalah 0% p.a.? PV = (5) Rp % Rp Contoh 7 (Perpetutas D Muka Hadah ) Berapa nla sekaran dar sebuah hadah yan memberkan uan sebesar Rp setap tahun selama seumur hdup mula har n jka tnkat buna adalah 0% p.a.? PV = (6) Rp PV = Rp % Rp Contoh 8 (Perpetutas Dtunda Hadah h) Berapa nla sekaran dar alran kas sebesar Rp setap tahun selama seumur hdup mula 5 tahun la jka tnkat buna adalah 0% per tahun? m ( ) PV = (7) m ( )

8 8 nutas Bertumbuh Rp % ( ) 5 0% Rp ,(,) 4 Rp ,3 Sampa saat n, besar pembayaran untuk setap perode adalah sama yatu sebesar. Perode pertama pembayaran dapat terjad d awal, d akhr, atau setelah m perode. Yan nn kta ketahu sekaran adalah baamana jka besar pembayaran atau penermaan setap perode tdak sama tetap tumbuh atau berkemban denan tnkat pertumbuhan yan sama yatu. Maksudnya jka tahun n besarnya penermaan adalah maka tahun depan = () dan tahun berkutnya 2 = () = 0 ()() = 0 () 2 dan demkan seterusnya. dakah persamaan untuk menhtun nla sekaran dar rankaan pembayaran sepert n? Lteratur manajemen keuanan menaku anutas sepert n sebaa anutas bertumbuh (rown annuty) dan ternyata kta jua tdak perlu melakukan perhtunan nla sekaran satu per satu karena ada persamaan matematka khusus untuk tu yatu : n PV = (8) denan = tnkat pertumbuhan per perode = besar pembayaran perode Contoh 9 (nutas Bertumbuh Basa Hadah ) Htunlah nla sekaran dar uan sebesar Rp tahun depan, kemudan menjad Rp tahun berkutnya dan terus nak sebesar 6% setap tahun dan menermanya selama 0 kal saja jka tnkat buna adalah 0% p.a.

9 9 6% 0% PV = 0% 6%,06, 0, Rp , Rp Rp Contoh 0 (nutas Bertumbuh D Muka Hadah j) Htunlah nla sekaran dar alran uan sebesar Rp har n, kemudan Rp tahun depan dan terus nak sebesar 8% setap tahun jka menermanya selama 0 kal saja dan tnkat buna adalah 0% p.a. n PV = Denan 0 = besar pembayaran perode 0 (har n) 8% 0% PV = 0% 8% 0 0 Rp Rp ,08, Rp Rp ,02 Rp ,8 (9)

10 0 Contoh (nutas Bertumbuh Dtunda Hadah k) Htunlah nla sekaran uan sebesar Rp mula 4 tahun la, menjad Rp setahun kemudan dan terus nak sebesar 8% setap tahun dan menermanya 5 kal saja denan tnkat buna adalah 0% p.a. n PV = (0) m ( ) 8% 0% 0% 8% 5,08, 0,02 5 Rp ( ) 4 0% Rp (,) 3 Rp ,6 Tdak hanya anutas yan dapat bertumbuh, perpetutas pun dapat bertumbuh. Perpetutas Bertumbuh Contoh 2 (Perpetutas Bertumbuh Basa Hadah l) Htunlah nla sekaran dar uan sebesar Rp mula tahun depan, dan terus nak sebesar 8% setap tahun dan menermanya seumur hdup, jka tnkat buna adalah 0% p.a.

11 PV = () Rp % 8% Rp Contoh 3 (Perpetutas Bertumbuh D Muka Hadah m) Htunlah nla sekaran uan sebesar Rp mula har n, kemudan menjad Rp tahun depan dan terus nak sebesar 5% setap tahun dan menermanya seumur hdup jka tnkat buna adalah 0% p.a. = 0 (2) PV Rp PV = Rp % 5% Rp Contoh 4 (Perpetutas Bertumbuh Dtunda Hadah n) Htunlah nla sekaran dar uan sebesar Rp ta tahun la yan terus nak sebesar 2% setap tahun setelah tu dan menermanya seumur hdup jka tnkat buna adalah 0% p.a. m ( ) PV = (3) m ( )( ) Rp ( )( ) 3 0% 2% 0%

12 2 Rp ( 0,08)(,) 2 Rp , Kembal ke hadah yan dtawarkan Elan rlnes d awal tulsan n, kta sekaran sudah mendapatkan nla sekaran dar seluruh plhan hadah yatu : Hadah Nla Sekaran a Rp b Rp , c Rp ,9 d Rp , e Rp , f Rp Rp h Rp ,3 Rp , j Rp ,8 k Rp ,6 l Rp m Rp n Rp , Berdasarkan tabel d atas, pemenan hadah utama tanpa kerauan mestnya memlh hadah l yatu uan sebesar Rp mula tahun depan dan nak sebesar 8% setap tahun selama seumur hdup karena memberkan nla sekaran paln besar yatu Rp plkas Lan Dalam lustras untuk menjelaskan penunaan persamaan-persamaan matematka untuk menhtun nla sekaran d atas penuls menunakan kasus hadah. plkas lan dar persamaan-persamaan matematka d atas adalah alran dvden konstan atau dvden bertumbuh dar satu saham, pembayaran royalty dan hak cpta, penermaan uan pensun, dan alran kas suatu waralaba. Pencaran nla ntrnsk suatu saham yan memberkan dvden konstan, msalnya, dapat menunakan persamaan (5) yatu P 0 = D k jka dbel sesaat setelah

13 3 tanal perdaanan denan hak dvden artnya tanal tanpa hak dvden d perode tu (ex-date) atau persamaan (6) yatu P 0 = D D jka dbel pada cum-date. 0 k Sedankan nla ntrnsk saham yan memberkan dvden bertumbuh dapat D ddekat denan persamaan () atau (2) yatu P 0 = D atau P 0 = D 0, k k terantun pada waktu pembelan saham. (Perhatkan D =, D 0 = 0, dan k = ) Demkan jua denan penlaan hara wajar sebuah oblas berbuna (coupon bond) yan menunakan persamaan nla sekaran untuk nla tunal d masa datan (untuk nla nomnalnya) dan persamaan nla sekaran untuk alran buna oblasnya (anutas basa). Pemahaman persamaan-persamaan matematka untuk menhtun nla sekaran denan jalan pntas n jua sanat membantu dalam menerapkan aturan NPV (NPV rule) karena kta tnal menuran total nla sekaran (PV) denan peneluaran awal (ntal outlay - IO) untuk mendapatkan NPV (NPV = PV IO). Secara lenkap, persamaan-persamaan matematka untuk menhtun nla sekaran adalah sebaa berkut : No Persamaan Keunaan FV n ( ) Persamaan Dasar (Menhtun PV dar satu nla akan datan - FV) n ( ) 2 nutas Basa ( ) n 3 PV = nutas D Muka 4 ( ) ( ) n m- nutas Dtunda 5 Perpetutas Basa

14 4 6 PV = Perpetutas D Muka 7 ( ) m PV = Perpetutas Dtunda 8 n PV = nutas Bertumbuh Basa 9 0 n PV = nutas Bertumbuh D Muka 0 ( ) m n PV = nutas Bertumbuh Dtunda PV = Perpetutas Bertumbuh Basa 2 0 PV = Perpetutas Bertumbuh D Muka

15 5 3 m- Perpetutas Bertumbuh Dtunda ( - )( ) Kesmpulan Nla sekaran adalah dasar untuk memaham manajemen keuanan dan akuntans. Penuasaan satu persamaan dasar nla sekaran sebenarnya sudah cukup untuk kta menhtun nla sekaran atau menerapkan aturan NPV dalam evaluas suatu proyek atau nvestas baru. Masalahnya adalah jka hanya menunakan persamaan dasar, penhtunan nla sekaran (PV) harus dlakukan satu per satu. Sudah tentu ada asums yan harus dpenuh untuk dapat menunakan persamaan-persamaan tu yatu bahwa besar alran kas adalah sama besar, atau tdak sama besar tetap berkemban denan tnkat pertumbuhan yan sama besar dar perode ke perode. Jka salah satu asums n terpenuh, penunaan persamaan matematka akan memberkan nla sekaran yan sama denan hasl penhtunan secara satu per satu. Paln tdak ada 3 persamaan matematka termasuk persamaan dasar yan dapat dunakan untuk menhtun nla sekaran. Referens seervatham, l Help n Busness Mathematcs, Workbook. Prentce-Hall. yres, Frank Jr Schaum s Outlne of Mathematcs of Fnance. McGraw-Hll. Bode, Zv, lex Kane, and lan J.Marcus Investments, 6 th edton. McGraw- Hll. Brham, Euene F. and Joel F. Houston Fundamentals of Fnancal Manaement, 8 th edton. South-Western. DeFusco, Rchard., Denns W. McLeavey, Jerald E. Pnto, and Davd E. Runkle Quanttatve Methods for Investment nalyss, 2 nd edton. CF Insttute. Frensdy, Bud Matematka Keuanan, eds 2. Salemba Empat. Guthre, Gary C. and Larry D. Lemon Mathematcs of Interest Rates and Fnance. Prentce-Hall.

16 6 Harper, H. Huh Collee Busness Mathematcs. McGraw-Hll. Johnson, Ramon E. and Robert. Lutz ppled Mathematcs of Fnance, 3 rd edton. Kendal/Hunt Publshn. Jones, Charles P Investments: nalyss and Manaement, 9 th edton. John Wley & Sons. Knox, Davd M., Petr Zma, and Robert L. Brown Mathematcs of Fnance. McGraw-Hll. Mller, Kathleen N Mathematcs for Busness, Collee Course. McGraw-Hll. Pntel, Gerald and Jay Damond Basc Busness Mathematcs, 4 th Prentce-Hall. edton. Relly, Frank K. and Keth C. Brown Investment nalyss and Portfolo Manaement, 7 th edton. Thomson South-Western. Ross, Stephen., Randolph W. Westerfeld, and Jeffrey Jaffe Corporate Fnance, 7 th edton. McGraw-Hll. Shao, Stephen Pnyee Mathematcs for Manaement and Fnance, 5 th edton. South-Western. Zma, Petr and Joel J. Lerner Schaum s Outlne of Theory and Problems of Busness Mathematcs. McGraw-Hll. Zma, Petr and Robert L. Brown Schaum s Outlne of Mathematcs of Fnance, 2 nd edton. McGraw-Hll. Depok, 8 Februar 2006 Bud Frensdy Staf Penajar FEUI dan Prakts Pasar Modal

Matematika Keuangan Dan Ekonomi. Indra Maipita

Matematika Keuangan Dan Ekonomi. Indra Maipita Matematka Keuangan Dan Ekonom Indra Mapta NUITS BIS Pendahuluan Sebaga penabung seta nda keluar sebaga pemenang hadah undan, dan dapat memlh salah satu hadah berkut: Menerma uang sejumlah Rp 50.000.000

Lebih terperinci

MOJAKOE MKDB. Dilarang Memperbanyak Mojakoe ini tanpa seijin SPA FEUI. Mojakoe dapat didownload di

MOJAKOE MKDB. Dilarang Memperbanyak Mojakoe ini tanpa seijin SPA FEUI. Mojakoe dapat didownload di Presented By: SP-ccountng Study Dvson Metode Kuanttatf Dalam Bsns MOJKOE MKDB Dlarang Memperbanyak Mojakoe n tanpa sejn SP FEUI Mojakoe dapat ddownload d www.spa-feu.com Fb: SP FEUI Twtter: @spafeu 1 P

Lebih terperinci

MOJAKOE. March 25. Metode Kuantitatif dalam Bisnis

MOJAKOE. March 25. Metode Kuantitatif dalam Bisnis March 25 MOJKOE 2013 Dlarang memperbanyak MOJKOE n tanpa sejn SP FEUI. Download MOJKOE dan SP Mentorng d : www.spa-feu.com Metode Kuanttatf dalam Bsns SOL WJIB (NOMOR 1-3) SOL I : Plhan ganda ( 45 pon

Lebih terperinci

KEPUTUSAN-KEPUTUSAN LINTAS WAKTU

KEPUTUSAN-KEPUTUSAN LINTAS WAKTU KEPUTUSA-KEPUTUSA LITAS WAKTU Dr. Mohammad Abdul Mukhy Page Modal adalah uang dan sumber daya yang dnvestaskan Bunga (nterest) adalah pengembalan atas modal atau sejumlah uang yang dterma nvestor untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakan Kualtas telah menjad karakterstk utama dalam oransas atau perusahaan aar dapat berkemban lebh bak la dalam bdan produks d suatu oransas atau perusahaan. Hal n dpenaruh

Lebih terperinci

IMBAL HASIL DAN PENGEMBALIAN Dimuat di Media Akuntansi Maret 2006

IMBAL HASIL DAN PENGEMBALIAN Dimuat di Media Akuntansi Maret 2006 1 IMBAL HASIL DAN PENGEMBALIAN Dimuat di Media Akuntansi Maret 6 Abstract: There are two types of investments namely investments in real assets and investments in financial assets. Investment in financial

Lebih terperinci

PERANAN MATEMATIKA DALAM PERENCANAAN KEUANGAN

PERANAN MATEMATIKA DALAM PERENCANAAN KEUANGAN PERANAN MATEMATIKA DALAM PERENCANAAN KEUANGAN Budi Frensidy Departemen Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Abstract: Salah satu cabang ilmu keuangan yang berkembang pesat dalam dekade terakhir

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

Nama : Crishadi Juliantoro NPM :

Nama : Crishadi Juliantoro NPM : ANALISIS INVESTASI PADA PERUSAHAAN YANG MASUK DALAM PERHITUNGAN INDEX LQ-45 MENGGUNAKAN PORTOFOLIO DENGAN METODE SINGLE INDEX MODEL. Nama : Crshad Julantoro NPM : 110630 Latar Belakang Pemlhan saham yang

Lebih terperinci

UKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA

UKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA UKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA MARULAM MT SIMARMATA, MS STATISTIK TERAPAN FAK HUKUM USI @4 ARTI UKURAN LOKASI DAN VARIASI Suatu Kelompok DATA berupa kumpulan nla VARIABEL [ vaabel ] Ms banyaknya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

III PEMBAHASAN. merupakan cash flow pada periode i, dan C. berturut-turut menyatakan nilai rata-rata dari V. dan

III PEMBAHASAN. merupakan cash flow pada periode i, dan C. berturut-turut menyatakan nilai rata-rata dari V. dan Pada bab n akan dbahas mengena penyelesaan masalah ops real menggunakan pohon keputusan bnomal. Dalam menentukan penlaan proyek, dapat dgunakan beberapa metode d antaranya dscounted cash flow (DF). DF

Lebih terperinci

Perhitungan Bunga Kredit dengan Angsuran

Perhitungan Bunga Kredit dengan Angsuran Perhtungan Kredt dengan / Mengapa Perhtungan Kredt Perlu Dketahu? Perhtungan bunga kredt yang dgunakan bank akan menentukan besar keclnya angsuran pokok dan bunga yang harus dbayar Debtur atas kredt yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan

Lebih terperinci

MEREDUKSI SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN FUZZY TRAPESIUM

MEREDUKSI SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN FUZZY TRAPESIUM MEREDUKSI SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN FUZZY TRAPESIUM Tut Susant, Mashad, Sukamto Mahasswa Program S Matematka Dosen Jurusan Matematka Fakultas Matematka dan Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Sebuah jarngan terdr dar sekelompok node yang dhubungkan oleh busur atau cabang. Suatu jens arus tertentu berkatan dengan setap busur. Notas standart untuk menggambarkan sebuah jarngan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusa dlahrkan ke duna dengan ms menjalankan kehdupannya sesua dengan kodrat Illah yakn tumbuh dan berkembang. Untuk tumbuh dan berkembang, berart setap nsan harus

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN. Pola Kecenderungan Penempatan Kunci Jawaban Pada Soal Tipe-D Melengkapi Berganda. Oleh: Drs. Pramono Sidi

LAPORAN PENELITIAN. Pola Kecenderungan Penempatan Kunci Jawaban Pada Soal Tipe-D Melengkapi Berganda. Oleh: Drs. Pramono Sidi LAPORAN PENELITIAN Pola Kecenderungan Penempatan Kunc Jawaban Pada Soal Tpe-D Melengkap Berganda Oleh: Drs. Pramono Sd Fakultas Matematka dan Ilmu Pengetahuan Alam Me 1990 RINGKASAN Populas yang dambl

Lebih terperinci

GELANGGANG HEREDITER

GELANGGANG HEREDITER GELANGGANG HEREDITER TEDUH WULANDARI Departemen Matematka, Fakultas Matematka dan Imu Penetahuan Alam, Insttut Pertanan Boor Jl. Raya Pajajaran, Kampus IPB Baranansan, Boor, Indonesa Abstract. Tulsan n

Lebih terperinci

LAPORAN PERCOBAAN. Bandul Sederhana OLEH : KOMANG SUARDIKA ( )

LAPORAN PERCOBAAN. Bandul Sederhana OLEH : KOMANG SUARDIKA ( ) 1 LAPORAN PERCOBAAN Bandul Sederhana OLEH : KOMANG SUARDIKA (091301034) JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FAKULAS MAEMAIKA DAN ILMU PENGEAHUAN ALAM UNIVERSIAS PENDIDIKAN GANESHA AHUN 010 PERCOBAAN BANDUL SEDERHANA

Lebih terperinci

KUESIONER MENGENAI PERANCANGAN RUANG TOKO PAKAIAN DAN AKSESORIS DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI (STUDI KASUS DI MOSHI MOSHI,BANDUNG)

KUESIONER MENGENAI PERANCANGAN RUANG TOKO PAKAIAN DAN AKSESORIS DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI (STUDI KASUS DI MOSHI MOSHI,BANDUNG) KUESIONER MENGENAI PERANCANGAN RUANG TOKO PAKAIAN DAN AKSESORIS DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI (STUDI KASUS DI MOSHI MOSHI,BANDUNG) Kepada Yth. Penunjun dan Penjaa Mosh-mosh, Dalam ranka penyusunan Tuas Akhr,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan

Lebih terperinci

Fungsi cashflow Untuk menvisualisasikan tentang aliran uang yang terjadi pada berbagai waktu.

Fungsi cashflow Untuk menvisualisasikan tentang aliran uang yang terjadi pada berbagai waktu. CASH FLOW DIAGAM Pengertan Cashflow dagram adalah dagram-dagram yang menggambarkan alran keluar masuknya uang (dalam dagram tersebut dgunakan notas. Fungs cashflow Untuk menvsualsaskan tentang alran uang

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis regresi merupakan metode statistika yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Analisis regresi merupakan metode statistika yang digunakan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan metode statstka ang dgunakan untuk meramalkan sebuah varabel respon Y dar satu atau lebh varabel bebas X, selan tu juga dgunakan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan sumber penermaan terpentng d Indonesa. Oleh karena tu Pemerntah selalu mengupayakan bagamana cara menngkatkan penermaan Pajak. Semakn tngg penermaan

Lebih terperinci

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I 4. LATAR BELAKANG Kesultan ekonom yang tengah terjad akhr-akhr n, memaksa masyarakat memutar otak untuk mencar uang guna memenuh kebutuhan hdup

Lebih terperinci

Pendeteksian Data Pencilan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Diagnostik

Pendeteksian Data Pencilan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Diagnostik Pendeteksan Data Penclan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Dagnostk Sally Indra 1, Dod Vonanda, Rry Srnngsh 3 1 Student of Mathematcs Department State Unversty of Padang,

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 0 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD BAB V STATISTIKA Dra.Hj.Rosdah Salam, M.Pd. Dra. Nurfazah, M.Hum. Drs. Latr S, S.Pd., M.Pd. Prof.Dr.H. Pattabundu, M.Ed. Wdya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Matematka sebaga bahasa smbol yang bersfat unversal memegang peranan pentng dalam perkembangan suatu teknolog. Matematka sangat erat hubungannya dengan kehdupan nyata.

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

Kritikan Terhadap Varians Sebagai Alat Ukur

Kritikan Terhadap Varians Sebagai Alat Ukur Krtkan Terhadap Varans Sebaga Alat Ukur Varans mengukur penympangan pengembalan aktva d sektar nla yang dharapkan, maka varans mempertmbangkan juga pengembalan d atas atau d bawah nla pengembalan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan penjualan. Sebelum penjualan dlakukan basanya akan dsepakat terlebh dahulu bagamana cara pembayaran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PENDAHULUAN. Latar Belakang Dalam kehdupan sehar-har, serngkal dumpa hubungan antara suatu varabel dengan satu atau lebh varabel lan. D dalam bdang pertanan sebaga contoh, doss dan ens pupuk yang dberkan

Lebih terperinci

PENGURUTAN DATA. A. Tujuan

PENGURUTAN DATA. A. Tujuan PENGURUTAN DATA A. Tuuan Pembahasan dalam bab n adalah mengena pengurutan data pada sekumpulan data. Terdapat beberapa metode untuk melakukan pengurutan data yang secara detl akan dbahas ddalam bab n.

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Negosas Negosas dapat dkategorkan dengan banyak cara, yatu berdasarkan sesuatu yang dnegosaskan, karakter dar orang yang melakukan negosas, protokol negosas, karakterstk dar nformas,

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c 6 A PEMAHASA Pada bab sebelumnya telah dbahas teor-teor yang akan dgunakan untuk menyelesakan masalah program lner parametrk. Pada bab n akan dperlhatkan suatu prosedur yang lengkap untuk menyelesakan

Lebih terperinci

SOLUSI SISTEM PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERTURBASI HOMOTOPI DAN METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN

SOLUSI SISTEM PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERTURBASI HOMOTOPI DAN METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN SOLUSI SISTEM PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERTURBASI HOMOTOPI DAN METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN Ita Rahmadayan 1, Syamsudhuha 2, Asmara Karma 2 1 Mahasswa Program Stud S1 Matematka

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta

SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta STUDI KELAYAKAN INVESTASI PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN SEWA (RUSUNAWA) (Stud Kasus pelaksanaan proyek pembangunan Rusunawa Mahasswa UNS, Surakarta) Feasblty Study of Investment of Rusunawa Constructon

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan yang bertujuan untuk menghaslkan Lembar Kegatan Sswa (LKS) pada mater Geometr dengan pendekatan pembelajaran berbass

Lebih terperinci

MEMAHAMI HAKIKAT MANAJEMEN PENGETAHUAN (KNOWLEDGE MANAGEMENT): Oleh: Uwes A. Chaeruman

MEMAHAMI HAKIKAT MANAJEMEN PENGETAHUAN (KNOWLEDGE MANAGEMENT): Oleh: Uwes A. Chaeruman MEMAHAMI HAKIKAT MANAJEMEN PENGETAHUAN (KNOWLEDGE MANAGEMENT): Oleh: Uwes A. Chaeruman Pendahuluan Penetahuan yan sedkt tap dterapkan, lebh berhara dbandnkan denan penetahuan banyak tap dam terpendam.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Menurut teor molekuler benda, satu unt volume makroskopk gas (msalkan cm ) merupakan suatu sstem yang terdr atas sejumlah besar molekul (kra-kra sebanyak 0 0 buah molekul) yang

Lebih terperinci

OVERVIEW 1/40

OVERVIEW 1/40 http://www..deden08m.wordpress.com OVERVIEW 1/40 Konsep-konsep dasar dalam pembentukan portofolo optmal. Perbedaan tentang aset bersko dan aset bebas rsko. Perbedaan preferens nvestor dalam memlh portofolo

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam memlh sesuatu, mula yang memlh yang sederhana sampa ke hal yang sangat rumt yang dbutuhkan bukanlah berpkr yang rumt, tetap bagaman berpkr secara sederhana. AHP

Lebih terperinci

Peramalan Produksi Sayuran Di Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcasting

Peramalan Produksi Sayuran Di Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcasting Peramalan Produks Sayuran D Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcastng Esrska 1 dan M. M. Nzam 2 1,2 Jurusan Matematka, Fakultas Sans dan Teknolog, UIN Sultan Syarf Kasm Rau Jl. HR. Soebrantas No. 155

Lebih terperinci

UJI PRIMALITAS. Sangadji *

UJI PRIMALITAS. Sangadji * UJI PRIMALITAS Sangadj * ABSTRAK UJI PRIMALITAS. Makalah n membahas dan membuktkan tga teorema untuk testng prmaltas, yatu teorema Lucas, teorema Lucas yang dsempurnakan dan teorema Pocklngton. D sampng

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. data, dan teknik analisis data. Kerangka pemikiran hipotesis membahas hipotesis

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. data, dan teknik analisis data. Kerangka pemikiran hipotesis membahas hipotesis BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN Pada bab n akan durakan kerangka pemkran hpotess, teknk pengumpulan data, dan teknk analss data. Kerangka pemkran hpotess membahas hpotess pengujan pada peneltan, teknk pengumpulan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 2 LNDSN TEORI 2. Teor engamblan Keputusan Menurut Supranto 99 keputusan adalah hasl pemecahan masalah yang dhadapnya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang past terhadap suatu pertanyaan.

Lebih terperinci

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN. Pada prinsipnya model ini merupakan hasil transformasi dari suatu model

BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN. Pada prinsipnya model ini merupakan hasil transformasi dari suatu model BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN A. Regres Model Log-Log Pada prnspnya model n merupakan hasl transformas dar suatu model tdak lner dengan membuat model dalam bentuk

Lebih terperinci

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4.

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4. TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4 KONSEP DASAR 2/40 Ada tga konsep dasar yang perlu dketahu untuk memaham pembentukan portofolo optmal, yatu: portofolo efsen dan portofolo optmal fungs utltas dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam situs BAPEPAM dan berjumlah dua puluh delapan reksadana yang berasal dari dua

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam situs BAPEPAM dan berjumlah dua puluh delapan reksadana yang berasal dari dua BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Ruang Lngkup Peneltan Reksadana yang dgunakan dalam peneltan n adalah reksadana yang terdaftar dalam stus BAPEPAM dan berjumlah dua puluh delapan reksadana yang berasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan matematika tidak hanya dalam tataran teoritis tetapi juga pada

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan matematika tidak hanya dalam tataran teoritis tetapi juga pada BAB I PENDAHULUAN.. Latar Belakang Masalah Perkembangan matematka tdak hanya dalam tataran teorts tetap juga pada bdang aplkatf. Salah satu bdang lmu yang dkembangkan untuk tataran aplkatf dalam statstka

Lebih terperinci

Tinjauan Algoritma Genetika Pada Permasalahan Himpunan Hitting Minimal

Tinjauan Algoritma Genetika Pada Permasalahan Himpunan Hitting Minimal 157 Vol. 13, No. 2, 157-161, Januar 2017 Tnjauan Algortma Genetka Pada Permasalahan Hmpunan Httng Mnmal Jusmawat Massalesse, Bud Nurwahyu Abstrak Beberapa persoalan menark dapat dformulaskan sebaga permasalahan

Lebih terperinci

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan . Pendahuluan ANGKAIAN SEI Dua elemen dkatakan terhubung ser jka : a. Kedua elemen hanya mempunya satu termnal bersama. b. Ttk bersama antara elemen tdak terhubung ke elemen yang lan. Pada Gambar resstor

Lebih terperinci

UKURAN S A S MPE P L P of o. D r D. r H. H Al A ma m s a d s i d Sy S a y h a z h a, SE S. E, M P E ai a l i : l as a y s a y h a

UKURAN S A S MPE P L P of o. D r D. r H. H Al A ma m s a d s i d Sy S a y h a z h a, SE S. E, M P E ai a l i : l as a y s a y h a UKURAN SAMPEL Prof. Dr. H. Almasd Syahza, SE., MP Emal: asyahza@yahoo.co.d Webste: http://almasd. almasd.staff. staff.unr.ac.d Penelt Senor Unverstas Rau Penentuan Sampel Peneltan lmah hampr selalu hanya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Dajukan Sebaga Salah Satu Syarat Untuk menyelesakan Program Sarjana ( S1) Pada Sekolah Tngg Ilmu Ekonom Nahdlatul

Lebih terperinci

3 METODE HEURISTIK UNTUK VRPTW

3 METODE HEURISTIK UNTUK VRPTW 12 3 METODE HEURISTIK UNTUK VRPTW 3.1 Metode Heurstk Metode heurstk merupakan salah satu metode penentuan solus optmal dar permasalahan optmas kombnatoral. Berbeda dengan solus eksak yang menentukan nla

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan tugas akhr n, penulsan mendapat referens dar pustaka serta lteratur lan yang berhubungan dengan pokok masalah yang penuls ajukan. Langkah-langkah yang akan

Lebih terperinci

Bab III Analisis dan Rancangan Sistem Kompresi Kalimat

Bab III Analisis dan Rancangan Sistem Kompresi Kalimat Bab III Analss dan Rancangan Sstem Kompres Kalmat Bab n bers penjelasan dan analss terhadap sstem kompres kalmat yang dkembangkan d dalam tess n. Peneltan n menggunakan pendekatan statstcal translaton

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA BAHAN DAN FAKTOR INCREMENTAL DISCOUNT

PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA BAHAN DAN FAKTOR INCREMENTAL DISCOUNT PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA BAHAN DAN FAKTOR INCREMENTAL DISCOUNT Har Prasetyo Jurusan Teknk Industr Unverstas Muhammadyah Surakarta Jl. A. Yan Tromol Pos Pabelan

Lebih terperinci

MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN KABUR UNTUK PEMILIHAN PRESIDAN-WAKIL PRESIDEN

MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN KABUR UNTUK PEMILIHAN PRESIDAN-WAKIL PRESIDEN Semnar Nasonal Informatka 2009 (semnasif 2009) ISSN: 1979-2328 UPN Veteran Yoyakarta, 23 Me 2009 MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN KABUR UNTUK PEMILIHAN PRESIDAN-WAKIL PRESIDEN Eko Har Parmad Proram Stud Teknk

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5 33 III.METODE PENELITIAN A Jens Dan Desan Peneltan. Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan kuanttatf. Peneltan n merupakan peneltan korelas yang bertujuan untuk mengetahu hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbass masalah n adalah metode pengembangan atau

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER 5.1 Pembelajaran Dengan Fuzzy Program Lner. Salah satu model program lnear klask, adalah : Maksmumkan : T f ( x) = c x Dengan batasan : Ax b x 0 n m mxn Dengan

Lebih terperinci

Penurunan Persamaan Perpetuitas dan Anuitas

Penurunan Persamaan Perpetuitas dan Anuitas SEMINR NSIONL MTEMTIK DN PENDIDIKN MTEMTIK UNY 2016 Peurua Persamaa Perpetutas da utas T - 6 Bud Fresdy Fakultas Ekoom da Bss Uverstas Idosa bstrak Mahasswa bss da akutas, debtor bak, da vestor memerluka

Lebih terperinci

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Perancangan Sstem Sstem yang akan dkembangkan adalah berupa sstem yang dapat membantu keputusan pemodal untuk menentukan portofolo saham yang dperdagangkan d Bursa

Lebih terperinci

PENYELESAIAN PROGRAM LINEAR SASARAN GANDA MENGGUNAKAN METODE SIMPLEKS MULTIFASE

PENYELESAIAN PROGRAM LINEAR SASARAN GANDA MENGGUNAKAN METODE SIMPLEKS MULTIFASE PERSETUJUAN PENYELESAIAN PROGRAM LINEAR SASARAN GANDA MENGGUNAKAN METODE SIMPLEKS MULTIFASE SKRIPSI Telah dsetuju dan dsyahkan pada tanggal: 3 November 2010 Untuk dpertahankan ddepan Dewan Penguj Skrps

Lebih terperinci

Hukum Termodinamika ik ke-2. Hukum Termodinamika ke-1. Prinsip Carnot & Mesin Carnot. FI-1101: Termodinamika, Hal 1

Hukum Termodinamika ik ke-2. Hukum Termodinamika ke-1. Prinsip Carnot & Mesin Carnot. FI-1101: Termodinamika, Hal 1 ERMODINAMIKA Hukum ermodnamka ke-0 Hukum ermodnamka ke-1 Hukum ermodnamka k ke-2 Mesn Kalor Prnsp Carnot & Mesn Carnot FI-1101: ermodnamka, Hal 1 Kesetmbangan ermal & Hukum ermodnamka ke-0 Jka dua buah

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PROBABILITAS DAN MODEL TRAFIK

BAB II PENDEKATAN PROBABILITAS DAN MODEL TRAFIK Dktat Rekayasa Trafk BB II PDKT PROBBILITS D MODL TRFIK 2. Pendahuluan Trafk merupakan perstwa-perstwa kebetulan yang pada dasarnya tdak dketahu kapan datangnya dan berapa lama akan berlangsung. Maka untuk

Lebih terperinci

PENENTUAN PELUANG BERTAHAN DALAM MODEL RISIKO KLASIK DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFORMASI LAPLACE AMIRUDDIN

PENENTUAN PELUANG BERTAHAN DALAM MODEL RISIKO KLASIK DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFORMASI LAPLACE AMIRUDDIN PENENTUAN PELUANG BERTAHAN DALAM MODEL RISIKO KLASIK DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFORMASI LAPLACE AMIRUDDIN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum melakukan peneltan, langkah yang dlakukan oleh penuls adalah mengetahu dan menentukan metode yang akan dgunakan dalam peneltan. Sugyono (2006: 1) menyatakan:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konds persangan dalam berbaga bdang ndustr saat n dapat dkatakan sudah sedemkan ketatnya. Persangan dalam merebut pasar, adanya novas produk, mencptakan kepuasan pelanggan

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

Apabila dua variabel X dan Y mempunyai hubungan, maka nilai variabel X yang sudah diketahui dapat dipergunakan untuk mempekirakan / menaksir Y.

Apabila dua variabel X dan Y mempunyai hubungan, maka nilai variabel X yang sudah diketahui dapat dipergunakan untuk mempekirakan / menaksir Y. ANALISIS KORELASI (ANALISIS HUBUNGAN) Korelas Hubungan antar kejadan (varabel) yang satu dengan kejadan (varabel) lannya (dua varabel atau lebh), yang dtemukan oleh Karl Pearson pada awal 1900 Apabla dua

Lebih terperinci

DISTRIBUSI HASIL PENGUKURAN DAN NILAI RATA-RATA

DISTRIBUSI HASIL PENGUKURAN DAN NILAI RATA-RATA DISTRIBUSI HASIL PENGUKURAN DAN NILAI RATA-RATA Dstrbus Bnomal Msalkan dalam melakukan percobaan Bernoull (Bernoull trals) berulang-ulang sebanyak n kal, dengan kebolehjadan sukses p pada tap percobaan,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUWARSA DAN FAKTOR UNIT DISKON

PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUWARSA DAN FAKTOR UNIT DISKON PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUWARSA DAN FAKTOR UNIT DISKON Har Prasetyo Jurusan Teknk Industr Unverstas Muhammadyah Surakarta Jl. A. Yan Tromol Pos 1, Pabelan,

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan dalam Merekomendasikan Smartphone untuk Kalangan Pemula dengan Metode TOPSIS

Sistem Pendukung Keputusan dalam Merekomendasikan Smartphone untuk Kalangan Pemula dengan Metode TOPSIS Sstem Pendukung Keputusan dalam Merekomendaskan Smartphone untuk Kalangan Pemula dengan Metode TOPSIS Karmla 1, Muhammad dwan 2, In Parlna 3, Heru Satra 3 1,2,3 Jurusan Sstem Informas, STIKOM Tunas Bangsa,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. problems. Cresswell (2012: 533) beranggapan bahwa dengan

BAB III METODE PENELITIAN. problems. Cresswell (2012: 533) beranggapan bahwa dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan kombnas atau mxed methods. Cresswell (2012: 533) A mxed methods research desgn s a procedure for collectng, analyzng and mxng

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci