LAPORAN PERCOBAAN. Bandul Sederhana OLEH : KOMANG SUARDIKA ( )

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN PERCOBAAN. Bandul Sederhana OLEH : KOMANG SUARDIKA ( )"

Transkripsi

1 1 LAPORAN PERCOBAAN Bandul Sederhana OLEH : KOMANG SUARDIKA ( ) JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FAKULAS MAEMAIKA DAN ILMU PENGEAHUAN ALAM UNIVERSIAS PENDIDIKAN GANESHA AHUN 010

2 PERCOBAAN BANDUL SEDERHANA I. ujuan Menhtun percevatan ravtas bum d laboratorum fska Undksha denan menunakan teknk bandul sederhana. II. Landasan eor Contoh dar erak oslas adalah erak oslas pada bandul, dmana erak bandul merupakan erak harmonk sederhana yan memlk ampltudo kecl. Bandul sederhana atau ayunan matemats merupakan sebuah partkel yan bermassa m yan terantun pada suatu ttk tetap dar seutas tal yan massanya dabakan dan tal n tdak dapat bertambah panjan. Pada ambar 1.1 merupakan bandul sederhana yan terdr dar tal denan panjan L dan beban bermassa m, aya yan bekerja pada beban adalah beratnya m dan teanan pada tal. eanan tal dsebabkan oleh komponen berat F n = m cos, sedankan komponen m sn bekerja untuk melawan smpanan. m sn nlah yan dnamakan aya pemulh(f ), aya pemulh adalah aya yan bekerja pada erak harmonk yan selalu menarah pada ttk kesembanan dan besarnya sebandn denan smpanannya. Jka bandul tersebut berayun secara kontnu pada ttk tetap (0) denan erakan melewat ttk ketmbanan C sampa ke berbalk ke B (B dan B smetrs satu sama lan) denan sudut smpanan o relatf kecl, maka terjad ayunan harmons sederhana. O θ L B B C x F A m F N Gambar 1.1 : oslas erak bandul sederhana m

3 3 Untuk menentukan oslas bandul sederhana, kta harus bertolak dar persamaan erak suatu partkel. njau partkel berada d A. Partkel tersebut berpndah pada suatu busur lnkaran berjar-jar L = OA. Gaya yan bekerja pada partkel tu adalah berat nya (m) dan teanan tal. Berdasarkan ambar 1, maka pada komponen tanensal dar m terdapat aya : F t = -m sn.. 1) anda mnus (-) pada persamaan (1) d atas menyatakan bahwa arah F selalu melawan perpndahan yan dalam hal n x = CA. Berdasarkan hukum II Newton tentan erak, maka persamaan erak pada arah tanensal memenuh persamaan: F ma. () Denan a adalah percepatan partkel pada arah tanensal. Selama partkel berpndah sepanjan lnkaran berjar-jar L, maka berlaku : a L L d dt....(3) Ld dt Denan mensubsttus persamaan (3) ke () dan menyamakannya denan persamaan (1), maka persamaan erak partkel menjad: ml d dt msn..(4a) atau ml d dt msn 0 dt msn 0 ml d ml ml d...4b) + sn = 0 dt L... Aar bandul berayun secara kontnu, maka sudut smpanan harus sanat kecl relatf terhadap panjan tal L. untuk kecl, maka sn, sehna persamaan (4b) menjad : d + = 0 dt L

4 4.5) Persamaan dferensal (5) mewakl erakan oslas bandul harmonk sederhana (bandul otomats) denan frekuens oslas memenuh persamaan:..(6) L Denan adalah kecepatan sudut bandul rad/s, L adalah panjan tal bandul (m), dan adalah percepatan ravtas bum d tempat melakukan percobaan,yatu d Laboratorum Fska Undksha (m/s ). Sudut dar persamaan (5) dapat dnyatakan dalam bentuk: 0 cos t.(7) Yan merupakan penyelesaan dferensal (5)... Jka persamaan (6) dnyatakan dalam bentuk perode () oslas bandul sederhana tersebut denan =, maka dperoleh: L (8) Persamaan (8) menyatakan bahwa perode ayunan bandul sederhana hanya berantun pada panjan tal dan percepatan ravtas bum d suatu tempat dan tdak berantun pada massa bandul dan sudut smpanannya. Denan suatu pendekatan bahwa sudut smpanan relatf kecl terhadap panjan tal, maka denan menubah bentuk persamaan (8) ddapat suatu persamaan untuk menentukan nla percepatan ravtas bum d laboratorum fska Undhksa melalu penukuran perode ayunan () berdasarkan varas (L), yatu: 4 (9) L

5 5 III. Alat dan bahan 1. Stopwatch ( nst = 0, sekon). busur derajad 1 buah ( nst = 1 0 ) 3. Benan sekucupnya. 4. Penars(mstar) denan panjan 100 cm ( nst = 0,5 cm) 5. Statf 6. Neraca Ohaus ( nst = 0,01 r ) 7. Beban ( 10,47 r, 50,00 r, 100,00 r ) 8. Guntn. IV. Lankah Kerja dalam melakukan percobaan 1) Mempersapkan alat dan bahan yan akan dunakan dalam pratkum serta menecek keadaan alat apakah dalam keadaan bak, kemudan menkalbras alat sepert neraca Ohaus dan stopwatch. ) Menmban massa masn-masn beban denan menunakan neraca Ohaus kemudan mencatat haslnya. 3) Menkat masn masn beban denan benan kemudan benan dpoton denan menunakan untn sesua denan kebutuhan masn- masn beban. 4) Meranka peralatan sepert ambar 1. d bawah n:

6 6 50,0 cm Keteranan : 100,00 r ; beban 50,0 cm ; panjan tal 100,00 r Gambar 1. : bandul otomats 5) Dar keadaan yan sudah setmban( ambar 1.), bandul dtark sehna menympan denan sudut sejauh 0 0 terhadap ttk kesetmbanan (denan menjaa aar tal bandul tdak kendor saat dtark) dan menyapkan stop watch yan telah menunjukkan ttk nol. 6) Bandul kemudan dlepaskan, secara bersamaan, stopwatch jua dtekan. Dan selanjutnya menamat waktu yan dperlukan oleh bandul untuk melakukan 10 kal ayunan, Pada ambar 1.1 dapat dketahu bahwa 1 kal ayunan adalah erak dar : B A B A B. kemudan haslnya dcatat pada jurnal praktkum. 7) Menulan lankah 5 dan 6 sebanyak 5 kal percobaan 8) Penamblan data pertama adalah denan melakukan varas terhadap panjan tal L, denan menant panjan tal (L) yan semula 50,0 cm dant menjad 65,0 cm, 80,0 cm, dan 100,0 cm, 105,0 cm. denan massa beban (m) yan dunakan sama untuk berbaa varas panjan tal yatu m = 100,00 ram. Dan menulan lankah lankah 5, 6, da 7 untuk masn masn panjan tal. Haslnya dcatat dalam tabel 1 pada jurnal pratkum yan telah dbuat. 9) Pada penamblan data kedua, yan dvaraskan adalah massa beban. Caranya adalah denan menulan lankah lankah 5, 6, da 7 untuk massa beban 10,47 ram, 50,00 ram, dan 100,00 ram. Hanya saja pada lankah 5 sudutnya dubah menjad 15 0,etap panjan tal yan

7 7 dunakan adalah sama untuk berbaa massa beban yatu L = 40,0 cm. Haslnya dcatat dalam tabel pada jurnal pratkum yan telah dbuat. 10) Pada penamblan data keta, yan dvaraskan adalah sudut smpanan bandul. Caranya yatu denan menulan lankah 5, 6, dan 7 untuk = 30 o dan 60 o. Panjan tal dan massa beban yan dunakan sama untuk berbaa sudut smpanan yatu L = 50,0 cm dan m = 100,00 ram. Haslnya dcatat dalam tabel 3 pada jurnal pratkum yan telah dbuat. V. Data Hasl Percobaan abel 1 Data hasl percobaan varas L, denan m = 100,00 ram dan θ =0,0 o Panjan al (cm) 50,0 65,0 80,0 100,0 Waktu untuk 10 kal ayunan Nomor Percobaan (detk) 1 15,5 14,9 3 15,0 4 14, 5 15,8 1 16,5 16,3 3 16,3 4 16,4 5 16,3 1 18, 18,0 3 17,8 4 18,1 5 18, 1 0,3 0,1 3 0,

8 8 105,0 4 0,4 5 0,1 1 1,0 0,8 3 0,9 4 0,9 5 0,7 abel Data hasl percobaan varas m, denan L = 40,0 cm dan θ = 15,0 o Massa (ram) 10,47 50,00 100,00 Waktu untuk 10 kal ayunan Nomor Percobaan (detk) 1 13,0 13,1 3 13,0 4 1,8 5 13, 1 13,0 13, 3 13, 4 13,0 5 13,1 1 13, 13,1 3 13,0 4 13, 5 13,1 abel 3 Data hasl percobaan varas θ, denan L = 50,0 cm dan m = 100,00 ram

9 9 Sudut Smpanan (θ) 30,0 0 60,0 0 Waktu untuk 10 kal ayunan Nomor Percobaan (detk) 1 14,9 14,9 3 14,8 4 14,7 5 14,8 1 15,0 15,1 3 15,0 4 15, 5 15,1 VI. eknk Analss Data eknk analss data dalam percobaan n adalah denan menanalss data yan dperoleh dar hasl masn-masn varas, yatu data dar hasl varas L, data dar hasl varas m dan data dar hasl varas θ. A. Data dar hasl varas L 4 Bentuk dar persamaan (9) : L dapat dperunakan sebaa dasar untuk mennalss data yan dperoleh dar hasl varas L, denan menubah persamaan ke bentuk lan, yatu :..(10) Persamaan 10 d atas adalah dentk denan persamaan analss reres lner sederhana: 4 L Y a bx.(11) Dmana bla d katkan denan persamaan 10 maka nla dar konstanta a adalah sama denan nol(a = 0). Sehna untuk menanalss data n dunakan teknk

10 10 analss reres lner sederhana berdasarkan azas kuadrat terkecl. Denan demkan persamaannya akan menjad : Y bx...(1) Dmana Y dan X masn-masn menyatakan kuadrat perode dan panjan tal bandul pada penukuran nomor ke-. Sedankan b sebaa konstanta memenuh persamaan: b 4..(13) Konstanta b dapat dtentukan denan persamaan :.. NX Y X Y b (14) N X X Dalam hal n N merupakan banyaknya varas L dan. sedankan Smpanan baku (b) dapat dtentukan denan persamaan:. N b S y (15) N X X dmana S y adalah pendua terbak untuk nla b terhadap ars lurus Y = bx yan dapat dhtun denan persamaan: Y X X Y Y N X Y N X X 1 X S y Y N... (16) Aar lebh mudah dalam menhtun S y, Δb, dan b maka dapat d bantu denan membuat tabel kerja, sepert tabel 4 dbawah n. abel 4

11 11 No 1. X = L Y = X Y X Y Sedankan besarnya percepatan ravtas dapat dhtun denan menubah persamaan (13) ke bentuk yan lannya, yatu: 4 b.(17) Denan smpanan baku memenuh persamaan: 4 b b.(18) Maka hasl perhtunan besarnya percepatan ravtas bum d laboratorum fska undksha dar hasl ekspermen dapat dusulkan sebaa berkut: (m/s ).(19) (17) Keteranan : = percepatan raftas bum yan dusulkan. = nla rata-rata percepatan ravtas bum yan dhtun dar persamaan = smpanan baku percepatan ravtas bum yan dpoleh dar perhtunan menunakan persamaan (18) Kta menetahu bahwa setap melakukan penukuran past selalu ada kesalahankesalahan. kesalahan tersebut dnamakan kesalahan relatf, dmana presentasenya dapat dhtun denan persamaan sebaa berkut. KR x100%

12 1 (0) Apabla KR besarnya lebh kecl dar 10 %, maka kesalahan tersebut mash dapat dtolelr Keakuratan nla yan dperoleh dapat dbandnkan denan nla standar d permukaan bum yatu 9,8 m/s. Keakuratan nla hasl percobaan dapat dhtun menunakan persamaan: hasl s tan dar Keakura tan x100% s tan dar (1) A. Data dar hasl varas m dan θ. Data yan dperoleh dar dar hasl varas m dan θ. danalss denan menhtun hara dar varas massa dan sudut denan menunakan 4 L persamaan:, untuk masn-masn varas, denan pertama-tama kta car nla perode rata-rata, denan dapat dcar denan menunakan rumus: N.. N N 1.() Sedankan menhtun denan menunakan persamaan:..(3) 4 l

13 13 Menhtun standar devas percepatan ravtas (Δ) denan menunakan tnkat kepercayaan 100 % menunakan persamaan: L. L (4) Sehna hasl perhtunan besarnya percepatan ravtas bum d laboratorum dar hasl ekspermen dapat dusulkan,yatu : m/s. (5) VII. Hasl Analss Data Dar analss data yan telah dlakukan d atas, maka dperoleh haslnya yan dsajkan dalam bentuk tabel sebaa berkut : NO Varas Data m/s Kesalahan Relatf (KR) Keakuratan 1 Varas L ( 7,57 0,6) 3,43%,76% Varas m m 1 ( 9,31 0,15) 1,61% 5,00% m ( 9,19 0,1) 1,31% 6,% m 3 ( 9,19 0,1) 1,31% 6,% 3 Varas θ θ 1 ( 8,98 0,09) 1,00% 8,37% θ ( 8,67 0,09) 1,04% 11,53% VIII. Pembahasan A. Penympanan-pnympanan dan kesalahan dalam praktkum Dar tabel hasl analss data yan telah dsajkan datas dapat dlhat bahwa varas massa m 1 dan m menhaslkan nla percevatan ravtas yan berbeda, dan untuk massa m dan m 3 menhaslkan percepatan ravtas yan

14 14 sama. Sedankan untuk varas sudut, antara θ 1 dan θ jua menhaslkan nla percevatan ravtas yan berbeda. Apabla dlhat pada persamaan (9) yan dtuls : 4 L Dapat dsmpulkan bahwa percepatan ravtas hanya dpenaruh oleh panjan tal L dan perode(). Sedankan massa dan sudut ( untuk sudut yan 15 o ) tdak berpenaruh. Denan kata lan, berdasarkan dar percobaan yan dlakukan seharusnya nla percepatan ravtas untuk varas massa(m 1, m,m 3 ) menhaslkan nla yan sama, betu pula untuk varas sudut yan jua harus menhaslkan nla yan sama. Dsampn tu, nla percepatan ravtas yan telah dperoleh dar hasl percobaan tdak sesua denan nla percepatan ravtas standar, dmana percepatan ravtas standar besarnya adalah 9,8 m/s. Kta menetahu bahwa setap melakukan suatu penukuran past terdapat kesalahan-kesalahan. Dmana ketdaksesuan dan ketdaktepatan hasl yan dperoleh dar percobaan tersebut karena terjad kesalahan-kesalahan tersebut. Kesalahan-kesalahan yan dmaksud adalah kesalahan umum, kesalahan sstemats dan kesalahan acak. Yan lebh rnc djelaskan sebaau berkut. 1. Kesalahan Umum Kesalahan umum merupakan suatu kesalahan yan dsebabkan karena kekelruan manusa/personal. Kesalahan umum yan terjad pada saat melakukan keatan pratkum adalah kesalahan dalam pembacaan skala alat ukur yan dunakan, yatu kesalahan pembacaan neraca ohaus, kesalahan pembacaan stopwatch, kesalahan pembacaan skala busur derajat, kesalahan pembacaan skala penars. Dsampn tu, kesalahan umum lan yan dlakukan adalah ketdaktepatan saat melepaskan bandul denan stopwatch yan akan dtekan, jua kesalahan saat menentukan besarnya sudut yan dunakan ketka melakukan percobaan untuk varas sudut, dmana sudut yan kam unakan adalah cukup besar yatu 30 0 dan Seharusnya sudut yan dunakan adalah tdak lebh dar 0 0. Sehna menyebabkan nla percepatan ravtas yan dperoleh tdak sesua denan nla standar.

15 15. Kesalahan Sstemats Kesalahan sstemats yatu kesalahan yan dsebabkan oleh alat ukur atau nstrumen dan dsebabkan oleh penaruh lnkunan pada saat melakukan pratkum. Pada praktkum n terjad kesalahan sstemats, dantaranya pada saat pembacaan stop watch yatu ketka ada ann yan berhembus,sehna dapat menanu erakan bandul. Dsampn tu, pada saat pratkum statf yan dunakan mudah bererak-erak, sehna mempenaruh erakan bandul. 3. Kesalahan-kesalahan acak yatu kesalahan yan dsebabkan oleh hal-hal lan yan tdak dketahu penyebabnya,atau kesalahan-kesalahan yan terjad terlalu cepat sehna penontrolannya d luar jankauan penamat. B. Kendala kendala saat pratkum maupun dalam menanalss data 1. Kendala saat melakuan percobaan, dmana statf yan ada dan dunakan mudah untuk bererak, sehna data yan dperoleh tdak baus.. Kendala kuran tepatnya menekan stopwatch pada saat bandul tu dlepas maupun saat ayunan bandul berakhr. 3. Kendala saat menukur panjan benan yan telah ds massa bandul aar tepat sesua denan panjan yan telah dtentukan pada pratkum 4. kendala saat menukur sudut smpanan tal dar poss setmbannya. 5. kendala penaruh ann yan sanat menanu pada saat ayunan bandul tersebut berayun. 6. Kendala yan dalam saat menanalss data alah masalah pembulatan anka yan dlakukan untuk memenuh aturan anka pentn sehna hasl akhr yan ddapat kuran akurat. IX. Pertanyaan dan Jawaban

16 16 pertanyaan 1. Apakah perubahan panjan tal bandul dapat mempenaruh percepatan ravtas bum?, menapa?. Apakah perubahan massa bandul dapat mempenaruh percepatan ravtas bum?, menapa? 3. Apakah perubahan sudut smpanan bandul dapat mempenaruh percepatan ravtas bum?, menapa? Jawaban 1. Perubahan panjan tal bandul dapat mempenaruh percepatan ravtas bum, hal n dapat kta buktkan secara nyata dar persamaan 9), yatu : 4 L Dar persamaan tersebut terlhat jelas bahwa besarnya percepatan ravtas hanya dpenaruh oleh panjan tal(l) dan perode (). dmana L dan memlk suatu hubunan yatu apabla L yan dunakan dalam pratkum semakn panjan, maka waktu yan dbutuhkan untuk menempuh satu kal putaran() akan lama. Betu jua sebalknya, apabla L yan dunakan dalam pratkum semakn pendek, maka waktu yan dbutuhkan untuk menempuh satu kal putaran() akan lebh snkat.. Perubahan massa bandul tdak mempenaruh percepatan ravtas bum saat melakukan pratkum, karena dar persamaan 9) kta dapat menetahu bahwa tdak ada keterkatan atau hubunan antara percevatan ravtas bum denan massa beban yan dunakan saat pratkum. Sehna dapat kta katakan bahwa berapun massa beban yan dunakan tdak akan berpenaruh terhadap hasl percepatan ravtas yan akan dperoleh. 3. Perubahan sudut smpanan bandul tdak mempenaruh percepatan ravtas bum, hal n jua dapat dbuktkan denan persamaan 9), bahwa dak ada keterkatan atau hubunan antara percevatan ravtas bum denan besarnya sudut smpanan yan dunakan saat pratkum.

17 17 X. Kesmpulan Berdasarkan dar keatan pratkum dan analss data yan telah dlakukan maka dapat dsmpulkan bahwa besarnya percepatan ravtas yan dperoleh denan teknk bandul sederhana melalu ta varas( varas panjan tal, varas massa beban, dan varas sudut smpanan, adalah sebaa berkut. 1. Untuk varas panjan tal(l) dperoleh : ( 7,57 0,6) m/ s kesalahan relatf 3,43% dan,76%.. Untuk varas massa, m 1 dperoleh : ( 9,31 0,15) m/ s, denan, denan kesalahan relatf 1,61% dan 5,00%. m dperoleh : ( 9,19 0,1) m/s, denan kesalahan relatf 1,31% dan 6,%. m 3 dperoleh : ( 9,19 0,1) m/s, denan kesalahan relatf 1,31% dan 6,%. 3. Untuk varas sudut smpanan, θ 1 dperoleh : ( 8,98 0,09) m/s, denan kesalahan relatf 1,00% dan 8,37% dan θ dperoleh : ( 8,67 0,09) m/s, denan kesalahan relatf 1,04% dan 11,53%. LAMPIRAN varas L, denan m = 100,00 ram dan θ =0,0 o Panjan al (m) 0,500 0,650 Waktu() Perode() Nomor untuk 10 kal Percobaan ayunan (detk) 1 15,5 1,55 14,9 1, ,0 1, , 1,4 5 15,8 1, ,5 1,65 16,3 1, ,3 1, ,4 1,64 1,51 1,64

18 18 0,800 1,000 1, ,3 1, , 1,8 18,0 1, ,8 1, ,1 1, , 1,8 1 0,3,03 0,1,01 3 0,,0 4 0,4,04 5 0,1,01 1 1,0,10 0,8,08 3 0,9,09 4 0,9,09 5 0,7,07 1,81,0,09 Maka dbuatkan tabel sepert pada tabel 4. No X = L 1. 0,500. 0, , , ,050 jumlah 4,000 Y = X Y X Y,801 1, ,50 5, ,6896 1,7484 0,45 7, ,761,6088 0,640 10, ,0804 4, ,000 16, ,3681 4, ,105 19, , , ,415 58, Mentun nla konstanta b

19 19 5,1 5, ,075 5, ,075 66,777 7, ,000 3, ,6943 4,000 14,476075) (5 b b x x x b X X N Y X X Y N b. Menentukan smpanan baku (b) denan persamaan 15, denan terlebh dahulu menhtun S y ( pendua terbak) denan persamaan 16. 0,08 0, , , , , , (4,000) 5(3,415) 5(14,47607 (4,000)(14,476075)(16,6943) (3,415)(16,6943) - 58, y y y y y y y y S S S S S S S X X N Y X N Y Y X X Y X Y N S

20 0 b S y N X N X 5 b 0, x 3,415 4,000 b 0, , b 0, ,18 3. Menhtun besarnya percevatan ravtas 4 b 4 x 3,14 5, , ,57 4. Mentun nla, yatu ; 4 b b 4 x3,14 5, , , ,6 Jad : ( 7,57 0,6) m / s In berart bahwa nla percepatan ravtas bum d laboratorum fska Undhksa yan dperoleh dar hasl percobaan adalah antara 7,31 m/s sampa 7,83 m/s 5. Mentun kesalahan relatf ( KR) penukuran ;

21 1 KR x100% KR 0,6 7,57 x 100% 3,43% 6. Menhtun nla percepatan ravtas bum yan telah dperoleh:,76% nla pratkum nla s tan dar 100% nla s tan dar 7,57 9,8 100% 9,8 varas m untuk m 1 = 10,47 ram denan L = 40,0 cm=0,400 m dan θ = 15,0 o Nomor Percobaan Waktu untuk 10 kal ayunan (detk) Perode( ) detk 1 13,0 1,30 1, ,1 1,31 1, ,0 1,30 1, ,8 1,8 1, , 1,3 1,744 = 6,51 =8, Menhtun N 6,51 1,30 sekon 5 8. Menhtun standar devas perode ayunan (Δ) :

22 N N N 1 8, x (1,30) 5(5 1) 8,4769 8, , ,0066 sekon Jad, nla ; ( ) (1,30 0,0066) sekon 9. Menhtun denan menunakan persamaan: 4 L 4 x 3,14. 0,400 1,30 15, , ,31 m / s 1, Menhtun standar devas percepatan ravtas (Δ) denan menunakan tnkat kepercayaan 100 %. Sebelum menhtun Δ, kta car terlebh dahulu hasl penukuran panjan tal L yan dunakan, yatu ; 1 L L L L (40,0.0,5) cm L (40,0 0,5) cm L (40,00 0,5) cm L (0,4000 0,0050 m Maka :

23 3 L L 0,0066 1,30 0, ,0065 0, ,0050 0,4000 0, , x 9,31 0, ,15 m / s Jad adalah sebaa berkut; ( 9,31 0,15) m / s In berart bahwa nla percepatan ravtas bum d laboratorum fska Undhksa yan dperoleh dar hasl percobaan adalah antara 9,16 m/s sampa 9,46 m/s 11. Mentun kesalahan relatf ( KR) penukuran ; KR x100% KR 0,15 9,31 x 100% 1,61% 1. Menhtun nla percepatan ravtas bum yan telah dperoleh: nla pratkum nla s tan dar 100% nla s tan dar 9,31 9,8 100% 9,8 5,00% untuk m = 50,00 ram denan L = 40,0 cm=0,400 m dan θ = 15,0 o

24 4 Waktu untuk 10 Perode( ) Nomor percobaan kal ayunan (detk detk 1 13,0 1,30 1, , 1,3 1, , 1,3 1, ,0 1,30 1, ,1 1,31 1,7161 = 6,55 =8, Menhtun N 6,55 1,31 sekon 5. Menhtun standar devas perode ayunan (Δ) : N N N 1 8, x (1,31) 5(5 1) 8,5809 8, ,0000 0,0045 sekon Jad, nla ; ( ) (1,31 0,0045) sekon 3. Menhtun denan menunakan persamaan:

25 5 4 L 4 x 3,14. 0,400 1,31 15, , ,19 m / s 1, Menhtun standar devas percepatan ravtas (Δ) denan menunakan tnkat kepercayaan 100 % ; 0,0045 1,31 L L 0, ,0065 0, , ,0050 0,4000 0, x 9,19 0, ,1 m / s Jad adalah sebaa berkut; ( 9,19 0,1) m / s In berart bahwa nla percepatan ravtas bum d laboratorum fska Undhksa yan dperoleh dar hasl percobaan adalah antara 9,07 m/s sampa 9,31 m/s 5. Mentun kesalahan relatf ( KR) penukuran ; KR x100% KR 0,1 9,19 x 100% 1,31% 6. Menhtun nla percepatan ravtas bum yan telah dperoleh:

26 6 nla pratkum nla s tan dar 100% nla s tan dar 9,19 9,8 100% 9,8 6,% untuk m 3 = 100,00 ram denan L = 40,0 cm=0,400 m dan θ = 15,0 o Nomor Waktu untuk 10 Perode( ) percobaan kal ayunan (detk) detk 1 13, 1,3 1,744 13,1 1,31 1, ,0 1,30 1, , 1,3 1, ,1 1,31 1,7161 = 6,57 =8, Menhtun N 6,57 1,31 5 sekon. Menhtun standar devas perode ayunan (Δ) :

27 7 N N N 1 8,607 5 x 5(5 1) (1,31) 8,607 8, , ,0036 sekon Jad, nla ; ( ) (1,31 0,0036) sekon 3. Menhtun denan menunakan persamaan: 4 L 4 x 3,14. 0,400 1,31 15, , ,19 m / s 1, Menhtun standar devas percepatan ravtas (Δ) denan menunakan tnkat kepercayaan 100 % ; 0,0036 1,31 L L 0, ,0065 0, ,0050 0,4000 0, , x 9,19 0, ,1 m / s Jad adalah sebaa berkut;

28 8 ( 9,19 0,1) m / s In berart bahwa nla percepatan ravtas bum d laboratorum fska Undhksa yan dperoleh dar hasl percobaan adalah antara 9,07 m/s sampa 9,31 m/s 5. Mentun kesalahan relatf ( KR) penukuran ; KR x100% KR 0,1 9,19 x 100% 1,31% 6. Menhtun nla percepatan ravtas bum yan telah dperoleh: nla pratkum nla s tan dar 100% nla s tan dar 9,19 9,8 100% 9,8 6,% varas θ untuk θ 1 =30 0 denan, L = 50,0 cm=0,500 m dan m = 100,00 ram Nomor Waktu untuk 10 Perode( ) Percobaan kal ayunan (detk) detk 1 14,9 1,49,01 14,9 1,49, ,8 1,48, ,7 1,47, ,8 1,48,1904 = 7,41 =10, Menhtun

29 9 N 7,41 1,48 sekon 5. Menhtun standar devas perode ayunan (Δ) : N N N 1 10, x (1,48) 5(5 1) 10, , , ,0037 sekon Jad, nla ; ( ) (1,48 0,0037) sekon 3. Menhtun denan menunakan persamaan: 4 L 4 x 3,14 1,48 19,719, ,500 8, ,98 m / s 4. Menhtun standar devas percepatan ravtas (Δ) denan menunakan tnkat kepercayaan 100 % ; namun sebelum menhtun Δ, kta car terlebh dahulu hasl penukuran panjan tal L yan dunakan, yatu ; 1 L L L L (50,0.0,5) cm L (50,0 0,5) cm L (50,00 0,5) cm L (0,5000 0,0050 m

30 30 L L 0,0037 1,48 0, ,005 0, , ,0050 0,5000 0, x 8,98 0, ,09 m / s Jad adalah sebaa berkut; ( 8,98 0,09) m / s In berart bahwa nla percepatan ravtas bum d laboratorum fska Undhksa yan dperoleh dar hasl percobaan adalah antara 8,98 m/s sampa 9,07 m/s 5. Mentun kesalahan relatf ( KR) penukuran ; KR x100% KR 0,09 8,98 x 100% 1,00% 6. Menhtun nla percepatan ravtas bum yan telah dperoleh: nla pratkum nla s tan dar 100% nla s tan dar 8,98 9,8 100% 9,8 8,37% untuk θ =60 0 denan, L = 50,0 cm=0,500 m dan m = 100,00 ram

31 31 Nomor Waktu untuk 10 Perode( ) Percobaan kal ayunan (detk) detk 1 15,0 1,50,500 15,1 1,51, ,0 1,50, , 1,5, ,1 1,51,801 =7,54 =11, Menhtun N 7,54 1,508 sekon 5. Menhtun standar devas perode ayunan (Δ) : N N N 1 11, x (1,508) 5(5 1) 11, , , ,0037 sekon Jad, nla ; ( ) (1,508 0,0037) sekon 3. Menhtun denan menunakan persamaan:

32 3 4 L 4 x 3,14 1,508 19,719, ,500 8, ,67 m / s 4. Menhtun standar devas percepatan ravtas (Δ) denan menunakan tnkat kepercayaan 100 % ; 0,0037 1,508 L L 0, ,005 0, , ,0050 0,5000 0, x 8,67 0, ,09 m / s Jad adalah sebaa berkut; ( 8,67 0,09) m/ s In berart bahwa nla percepatan ravtas bum d laboratorum fska Undhksa yan dperoleh dar hasl percobaan adalah antara 8,58 m/s sampa 8,76 m/s 5. Mentun kesalahan relatf ( KR) penukuran ; KR x100% KR 0,09 8,67 x 100% 1,04% 6. Menhtun nla percepatan ravtas bum yan telah dperoleh:

33 33 nla pratkum nla s tan dar 100% nla s tan dar 8,67 9,8 100% 9,8 11,53% DAFAR PUSAKA Gancol, Doulas C Fska Jld Satu Eds Kelma. Jakarta: Erlana Pujan, N Made dan rap Petunjuk praktkum Fs lab II.Snaraja:Unverstas Penddkan Ganesha.

Komang Suardika; ;Undiksha; 2010

Komang Suardika; ;Undiksha; 2010 Komang Suardka;09004;Undksha; 00 PERCOBAAN PESAWAT ATWOOD. Tujuan Percobaan Tujuan dar dlakukannya percobaan n adalah untuk memperlhatkan berlakunya hukum Newton dan menghtung momen nersa katrol.. Landasan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakan Kualtas telah menjad karakterstk utama dalam oransas atau perusahaan aar dapat berkemban lebh bak la dalam bdan produks d suatu oransas atau perusahaan. Hal n dpenaruh

Lebih terperinci

τ = R x F Titik acuan R

τ = R x F Titik acuan R DINAMIKA Mepelajar erak benda denan penyebabnya. Massa, suatu konstanta dar benda Gaya, F sesuatu yan enyebabkan erakan suatu benda Moen aya,τ perkalan atara vektor jarak denan aya F τ R x F Ttk acuan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

Bab 2 AKAR-AKAR PERSAMAAN

Bab 2 AKAR-AKAR PERSAMAAN Analsa Numerk Bahan Matrkulas Bab AKAR-AKAR PERSAMAAN Pada kulah n akan dpelajar beberapa metode untuk mencar akar-akar dar suatu persamaan yang kontnu. Untuk persamaan polnomal derajat, persamaannya dapat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

UKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA

UKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA UKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA MARULAM MT SIMARMATA, MS STATISTIK TERAPAN FAK HUKUM USI @4 ARTI UKURAN LOKASI DAN VARIASI Suatu Kelompok DATA berupa kumpulan nla VARIABEL [ vaabel ] Ms banyaknya

Lebih terperinci

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA Regres Lnear Tujuan Pembelajaran Menjelaskan regres dan korelas Menghtung dar persamaan regres dan standard error dar estmas-estmas untuk analss regres lner sederhana

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER 5.1 Pembelajaran Dengan Fuzzy Program Lner. Salah satu model program lnear klask, adalah : Maksmumkan : T f ( x) = c x Dengan batasan : Ax b x 0 n m mxn Dengan

Lebih terperinci

LAMPIRAN A PENURUNAN PERSAMAAN NAVIER-STOKES

LAMPIRAN A PENURUNAN PERSAMAAN NAVIER-STOKES LAMPIRAN A PENURUNAN PERSAMAAN NAVIER-STOKES Hubungan n akan dawal dar gaya yang beraks pada massa fluda. Gaya-gaya n dapat dbag ke dalam gaya bod, gaya permukaan, dan gaya nersa. a. Gaya Bod Gaya bod

Lebih terperinci

2.1 Sistem Makroskopik dan Sistem Mikroskopik Fisika statistik berangkat dari pengamatan sebuah sistem mikroskopik, yakni sistem yang sangat kecil

2.1 Sistem Makroskopik dan Sistem Mikroskopik Fisika statistik berangkat dari pengamatan sebuah sistem mikroskopik, yakni sistem yang sangat kecil .1 Sstem Makroskopk dan Sstem Mkroskopk Fska statstk berangkat dar pengamatan sebuah sstem mkroskopk, yakn sstem yang sangat kecl (ukurannya sangat kecl ukuran Angstrom, tdak dapat dukur secara langsung)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

DEPARTMEN FISIKA ITB BENDA TEGAR. FI Dr. Linus Pasasa MS Bab 6-1

DEPARTMEN FISIKA ITB BENDA TEGAR. FI Dr. Linus Pasasa MS Bab 6-1 BENDA TEGAR FI-0 004 Dr. Lnus Pasasa MS Bab 6- Bahan Cakupan Gerak Rotas Vektor Momentum Sudut Sstem Partkel Momen Inersa Dall Sumbu Sejajar Dnamka Benda Tegar Menggelndng Hukum Kekekalan Momentum Sudut

Lebih terperinci

BAB X RUANG HASIL KALI DALAM

BAB X RUANG HASIL KALI DALAM BAB X RUANG HASIL KALI DALAM 0. Hasl Kal Dalam Defns. Hasl kal dalam adalah fungs yang mengatkan setap pasangan vektor d ruang vektor V (msalkan pasangan u dan v, dnotaskan dengan u, v ) dengan blangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 0 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD BAB V STATISTIKA Dra.Hj.Rosdah Salam, M.Pd. Dra. Nurfazah, M.Hum. Drs. Latr S, S.Pd., M.Pd. Prof.Dr.H. Pattabundu, M.Ed. Wdya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI.. Prnsp Dasar Gravtas Hukum Newton Landasan dar aplkas metoda ayaberat adalah Hukum Newton tentan ravtas bum yatu jka dua buah benda denan massa tertentu (m dpsahkan oleh jarak tertentu,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fska Dasar I (FI-31) Topk har n (mnggu 5) Usaha dan Energ Usaha dan Energ Energ Knetk Teorema Usaha Energ Knetk Energ Potensal Gravtas Usaha dan Energ Potensal Gravtas Gaya Konservatf dan Non-Konservatf

Lebih terperinci

PENENTUAN DENSITAS PERMUKAAN

PENENTUAN DENSITAS PERMUKAAN PENENTUAN DENSITAS PERMUKAAN Pada koreks topograf ada satu nla yang belum dketahu nlanya yatu denstas batuan permukaan (rapat massa batuan dekat permukaan). Rapat massa batuan dekat permukaan dapat dtentukan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Matematka sebaga bahasa smbol yang bersfat unversal memegang peranan pentng dalam perkembangan suatu teknolog. Matematka sangat erat hubungannya dengan kehdupan nyata.

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

BAB 2 ANALISIS ARUS FASA PADA KONEKSI BEBAN BINTANG DAN POLIGON UNTUK SISTEM MULTIFASA

BAB 2 ANALISIS ARUS FASA PADA KONEKSI BEBAN BINTANG DAN POLIGON UNTUK SISTEM MULTIFASA BAB ANALISIS ARUS FASA PADA KONEKSI BEBAN BINTANG DAN POLIGON UNTUK SISTEM MULTIFASA.1 Pendahuluan Pada sstem tga fasa, rak arus keluaran nverter pada beban dengan koneks delta dan wye memlk hubungan yang

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321) Usaha dan Energi

Fisika Dasar I (FI-321) Usaha dan Energi Fska Dasar I (FI-31) Topk har n (mnggu 5) Usaha dan Energ Usaha Menyatakan hubungan antara gaya dan energ Energ menyatakan kemampuan melakukan usaha Usaha,,, yang dlakukan oleh gaya konstan pada sebuah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi, BAB LANDASAN TEORI.1 Populas dan Sampel Populas adalah keseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngkup yang ngn dtelt. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut ukuran populas, sedangkan suatu

Lebih terperinci

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi Statstka, Vol. 9 No., 4 47 Me 009 Kecocokan Dstrbus Normal Menggunakan Plot Persentl-Persentl yang Dstandarsas Lsnur Wachdah Program Stud Statstka Fakultas MIPA Unsba e-mal : Lsnur_w@yahoo.co.d ABSTRAK

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Data terdr dar dua data utama, yatu data denyut jantung pada saat kalbras dan denyut jantung pada saat bekerja. Semuanya akan dbahas pada sub bab-sub bab berkut. A. Denyut Jantung

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

PRAKTIKUM 6 Penyelesaian Persamaan Non Linier Metode Newton Raphson Dengan Modifikasi Tabel

PRAKTIKUM 6 Penyelesaian Persamaan Non Linier Metode Newton Raphson Dengan Modifikasi Tabel PRAKTIKUM 6 Penyelesaan Persamaan Non Lner Metode Newton Raphson Dengan Modfkas Tabel Tujuan : Mempelajar metode Newton Raphson dengan modfkas tabel untuk penyelesaan persamaan non lner Dasar Teor : Permasalahan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

BAB II TEORI ALIRAN DAYA

BAB II TEORI ALIRAN DAYA BAB II TEORI ALIRAN DAYA 2.1 UMUM Perhtungan alran daya merupakan suatu alat bantu yang sangat pentng untuk mengetahu konds operas sstem. Perhtungan alran daya pada tegangan, arus dan faktor daya d berbaga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam BAB III METODE PEELITIA A. Bentuk Peneltan Peneltan n merupakan peneltan ekspermen dengan model pretest postes control group desgn dengan satu macam perlakuan. D dalam model n sebelum dmula perlakuan kedua

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c 6 A PEMAHASA Pada bab sebelumnya telah dbahas teor-teor yang akan dgunakan untuk menyelesakan masalah program lner parametrk. Pada bab n akan dperlhatkan suatu prosedur yang lengkap untuk menyelesakan

Lebih terperinci

BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN. Pada prinsipnya model ini merupakan hasil transformasi dari suatu model

BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN. Pada prinsipnya model ini merupakan hasil transformasi dari suatu model BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN A. Regres Model Log-Log Pada prnspnya model n merupakan hasl transformas dar suatu model tdak lner dengan membuat model dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4. PENGUJIAN PENGUKURAN KECEPATAN PUTAR BERBASIS REAL TIME LINUX Dalam membuktkan kelayakan dan kehandalan pengukuran kecepatan putar berbass RTLnux n, dlakukan pengujan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Pendekatan Peneltan Jens peneltan n termasuk peneltan korelasonal (correlatonal studes. Peneltan korelasonal merupakan peneltan yang dmaksudkan untuk mengetahu ada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum melakukan peneltan, langkah yang dlakukan oleh penuls adalah mengetahu dan menentukan metode yang akan dgunakan dalam peneltan. Sugyono (2006: 1) menyatakan:

Lebih terperinci

Catatan Kuliah 12 Memahami dan Menganalisa Optimisasi dengan Kendala Ketidaksamaan

Catatan Kuliah 12 Memahami dan Menganalisa Optimisasi dengan Kendala Ketidaksamaan Catatan Kulah Memaham dan Menganalsa Optmsas dengan Kendala Ketdaksamaan. Non Lnear Programmng Msalkan dhadapkan pada lustras berkut n : () Ma U = U ( ) :,,..., n st p B.: ; =,,..., n () Mn : C = pk K

Lebih terperinci

BAB I Rangkaian Transient. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST

BAB I Rangkaian Transient. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST BAB I angkaan Transent Oleh : Ir. A.achman Hasbuan dan Naemah Mubarakah, ST . Pendahuluan Pada pembahasan rangkaan lstrk, arus maupun tegangan yang dbahas adalah untuk konds steady state/mantap. Akan tetap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode 8 III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan adalah suatu cara yang dpergunakan untuk pemecahan masalah dengan teknk dan alat tertentu sehngga dperoleh hasl yang sesua dengan tujuan peneltan.

Lebih terperinci

Contoh 5.1 Tentukan besar arus i pada rangkaian berikut menggunakan teorema superposisi.

Contoh 5.1 Tentukan besar arus i pada rangkaian berikut menggunakan teorema superposisi. BAB V TEOEMA-TEOEMA AGKAIA 5. Teorema Superposs Teorema superposs bagus dgunakan untuk menyelesakan permasalahan-permasalahan rangkaan yang mempunya lebh dar satu sumber tegangan atau sumber arus. Konsepnya

Lebih terperinci

BAB V TEOREMA RANGKAIAN

BAB V TEOREMA RANGKAIAN 9 angkaan strk TEOEM NGKIN Pada bab n akan dbahas penyelesaan persoalan yang muncul pada angkaan strk dengan menggunakan suatu teorema tertentu. Dengan pengertan bahwa suatu persoalan angkaan strk bukan

Lebih terperinci

A. 1,0 m/s 2 B. 1,3 m/s 2 C. 1,5 m/s 2 D. 2,0 m/s 2 E. 3,0 m/s 2

A. 1,0 m/s 2 B. 1,3 m/s 2 C. 1,5 m/s 2 D. 2,0 m/s 2 E. 3,0 m/s 2 1. D bawah n adalah pernyataan mengena pengukuran : 1. mengukur adalah membandngkan besaran yang dukur dengan besaran sejens yang dtetapkan sebaga satuan 2. dalam setap pengukuran selalu ada kesalahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan

Lebih terperinci

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH BAB VB PERSEPTRON & CONTOH Model JST perseptron dtemukan oleh Rosenblatt (1962) dan Mnsky Papert (1969). Model n merupakan model yang memlk aplkas dan pelathan yang lebh bak pada era tersebut. 5B.1 Arstektur

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 5 (2009) 47-53

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 5 (2009) 47-53 ISSN: 693-46 Januar 9 Jurnal Penddkan Fska Indonesa 5 (9) 47-53 J P F I http://journal.unnes.ac.d PECOBAAN OSILASI BANDUL FISIS BENTUK SEDEHANA SEBAGAI TUGAS POYEK PENELITIAN PADA MATEI MOMEN INESIA DI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusa dlahrkan ke duna dengan ms menjalankan kehdupannya sesua dengan kodrat Illah yakn tumbuh dan berkembang. Untuk tumbuh dan berkembang, berart setap nsan harus

Lebih terperinci

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR Resa Septan Pontoh 1), Neneng Sunengsh 2) 1),2) Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran 1) resa.septan@unpad.ac.d,

Lebih terperinci

BAB V INTEGRAL KOMPLEKS

BAB V INTEGRAL KOMPLEKS 6 BAB V INTEGRAL KOMPLEKS 5.. INTEGRAL LINTASAN Msal suatu lntasan yang dnyatakan dengan : (t) = x(t) + y(t) dengan t rl dan a t b. Lntasan dsebut lntasan tutup bla (a) = (b). Lntasan tutup dsebut lntasan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI DAN METODE

BAB II DASAR TEORI DAN METODE BAB II DASAR TEORI DAN METODE 2.1 Teknk Pengukuran Teknolog yang dapat dgunakan untuk mengukur konsentras sedmen tersuspens yatu mekank (trap sampler, bottle sampler), optk (optcal beam transmssometer,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN MODEL

BAB IV PEMBAHASAN MODEL BAB IV PEMBAHASAN MODEL Pada bab IV n akan dlakukan pembuatan model dengan melakukan analss perhtungan untuk permasalahan proses pengadaan model persedaan mult tem dengan baya produks cekung dan jont setup

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

Bab 3 Analisis Ralat. x2 x2 x. y=x 1 + x 2 (3.1) 3.1. Menaksir Ralat

Bab 3 Analisis Ralat. x2 x2 x. y=x 1 + x 2 (3.1) 3.1. Menaksir Ralat Mater Kulah Ekspermen Fska Oleh : Drs. Ishaft, M.S. Program Stud Penddkan Fska Unverstas Ahmad Dahlan, 07 Bab 3 Analss Ralat 3.. Menaksr Ralat Msalna suatu besaran dhtung dar besaran terukur,,..., n. Jka

Lebih terperinci

Energiada adadi disekitar sekitarkita

Energiada adadi disekitar sekitarkita Kerja dan Energ APA ITU ENERGI? Energada adad dsektar sektarkta Kerja dan Energ Energd dalam Dapat dperbaharu Tdak dapat dperbaharu Radas Panas Kerja dan Energ BentukEnerg Lstrk Kma Mekank Nuklr Suara

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

Solusi Termodinamika Bab VIII

Solusi Termodinamika Bab VIII Solus ermodnamka Bab VIII 8. Art Proses, proses kuasstatk, dspas kalor dan sat proses reversbel: a. Art Proses dan Proses Kuasstatk Proses: Perubahan koordnat dar suatu sstem Proses Kuasstatk: Perubahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.3.1 Tempat Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger Gorontalo khususnya pada sswa kelas VIII. 3.3. Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan selama

Lebih terperinci

DISTRIBUSI HASIL PENGUKURAN DAN NILAI RATA-RATA

DISTRIBUSI HASIL PENGUKURAN DAN NILAI RATA-RATA DISTRIBUSI HASIL PENGUKURAN DAN NILAI RATA-RATA Dstrbus Bnomal Msalkan dalam melakukan percobaan Bernoull (Bernoull trals) berulang-ulang sebanyak n kal, dengan kebolehjadan sukses p pada tap percobaan,

Lebih terperinci

Pendahuluan. 0 Dengan kata lain jika fungsi tersebut diplotkan, grafik yang dihasilkan akan mendekati pasanganpasangan

Pendahuluan. 0 Dengan kata lain jika fungsi tersebut diplotkan, grafik yang dihasilkan akan mendekati pasanganpasangan Pendahuluan 0 Data-data ang bersfat dskrt dapat dbuat contnuum melalu proses curve-fttng. 0 Curve-fttng merupakan proses data-smoothng, akn proses pendekatan terhadap kecenderungan data-data dalam bentuk

Lebih terperinci

METODE REGRESI RIDGE UNTUK MENGATASI KASUS MULTIKOLINEAR

METODE REGRESI RIDGE UNTUK MENGATASI KASUS MULTIKOLINEAR METODE REGRESI RIDGE UNTUK MENGATASI KASUS MULTIKOLINEAR Margaretha Ohyver Jurusan Matematka, Fakultas Sans dan Teknolog, Bnus Unversty Jl. Kh.Syahdan No.9, Palmerah, Jakarta 480 ethaohyver@bnus.ac.d,

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode adalah suatu cara yang dtempuh untuk mencapa suatu tujuan. Sepert yang dpaparkan oleh Surakhmad (985:3) yatu Metode merupakan cara utama yang dpergunakan

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS 4.1 Survey Parameter Survey parameter n dlakukan dengan mengubah satu jens parameter dengan membuat parameter lannya tetap. Pengamatan terhadap berbaga nla untuk satu parameter

Lebih terperinci