Fungsi cashflow Untuk menvisualisasikan tentang aliran uang yang terjadi pada berbagai waktu.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Fungsi cashflow Untuk menvisualisasikan tentang aliran uang yang terjadi pada berbagai waktu."

Transkripsi

1 CASH FLOW DIAGAM Pengertan Cashflow dagram adalah dagram-dagram yang menggambarkan alran keluar masuknya uang (dalam dagram tersebut dgunakan notas. Fungs cashflow Untuk menvsualsaskan tentang alran uang yang terjad pada berbaga waktu. Aturan umum dar pembuatan cashflow : Gars horzontal menunjukan skala waktu Tanda panah ke atas menyatakan penermaan atau nflow (+ Tanda panah ke bawah menyatakan pengeluaran atau outflow (- Cashflow dlhat dar phak sapa karena masuk pada pemnjam = keluar bag pember Notas yang dgunakan dalam dagram cashflow adalah : = Tngkat suku bunga setap perode N = Jumlah perode terhtung P = Jumlah uang pada saat sekarang (present F = Jumlah uang pada masa yang akan datang (future A = Jumlah uang pada saat akhr perode pada perhtungan secara unform - seres

2 CASH FLOW Setap kegatan maupun aktvtas yang dlakukan manusa dewasa n akan selalu mengakbatkan tmbulnya sejumlah baya untuk penyelenggaraan kegataan tersebut, bak secara langsung maupun tdak langsung. Baya langsung berasal dar kebutuhan pembayaranpembayaran atas materal, peralatan dan fasltas lannya serta upah yang dbayarkan pada petugas yang melaksanakannya. Baya tdak langsung yatu pengeluaran-pengeluaran lannya d luar komponen d atas atau kerugan serta dampak negatf yang mungkn dterma akbat adanya kegatan/ aktvtas dmaksud. Akbat dar suatu kegatan akan dperoleh suatu manfaat, mungkn dalam bentuk produk benda, jasa, ataupun kemudahan. Manfaat produk yang dhaslkan jka djual akan menghaslkan sejumlah uang penjualan, jka dsewakan akan menghaslkan sejumlah uang sewaan dan jka dmanfaatkan sendr akan menghaslkan sejumlah penghematan baya atau tenaga yang pada akhrnya dapat dhtung dalam satuan uang. Dengan demkan suatu kegatan selalu akan memunculkan sejumlah uang masuk dan uang keluar. Data tentang uang masuk dan uang keluar dar suatu kegatan hanya merupakan suatu catatan pembukaan, bak pada buku haran, buku besar, maupun laporan pemasukan dan pengeluaran. Selanjutnya jka data tentang uang masuk dan uang keluar tersebut dhtung untuk setap perode waktu tertentu dsebut dengan cash flow (alran uang. Perode waktu cashflow dtetapkan dalam berbaga satuan nterval waktu tergantung pada tngkat agregas data yang dbutuhkan. Jka yang dmaksud hanya uang keluar (pembayaan dsebut cash-out (cost dan sebalknya jka yang dmaksud hanya uang masuk (penermaan dsebut cash-n. Pembcaraan tentang cashflow menjad sangat pentng saat kta melakukan analss evaluas terhadap suatu rencana nvestas. Dmana suatu rencana nvestas akan menyangkut pengeluaran dana yang cukup besar, bak untuk nvestas tu sendr maupun penyedaan akan baya operasonal dan perawatannya saat nvesatas tu doperaskan/ dmanfaatkan, dsampng akan memberkan/menghaslkan sejumlah manfaat nvestas. Oleh karena tu, pertmbanagn melalu analss komprehensf dan seksama perlu dlakukan sebelum suatu nvestas dwujudkan. Penermaan dar suatu nvestas berasal dar pendapatan atas pelayanan fasltas atau penjualan produk yang dhaslkan dan manfaat terukur lannyaselama umur pengguna, dtambah dengan nla jual nvestas saat umurnya habs. Semua penermaan/ pendapatan tu dsebut dengan Beneft. Sementara tu, pembayaan berasal dar baya awal fasltas (nvestas yang kemudan

3 dkut baya-baya lannya selama pelayanan/ pengoperasaan fasltas. Dalam konds tertentu baya-baya pelayanan tersebut terdr dar baya operas fasltas (operaton cost, baya perawatan (mantenance cost dan baya perbakan (rehabltaton/ overhaul cost. Karena baya maupun pendapatan terjad pada ntenstas waktu yang tdak tetap selama umur peralatan, maka untuk penyederhanaan perhtungan ddekat dengan satuan nterval tertentu. Komulatf transaks yang terjad dalam perode nterval tersebut umumnya dcatatkan pada akhr perode nterval, kecual untuk nvestas dcatatkan pada awal perode (tahun ke nol. Sngle Payment Sngle payment dsebut sebaga cash flow tunggal dmana sejumlah uang saat n sebesar P (present dpnjamkan kepada seseorang dengan suku bunga sebesar (nterest pada suatu perode n, maka jumlah yang harus dbayar sesua dengan nla uang pada perode n sebesar F (future. Nla F akan ekvalens dengan P saat n pada suku bunga. Dengan rumus:

4 Jka dbalk, msalnya F dketahu dan P yang dcar maka hubungan persamaannya menjad: Contoh soal: Seorang mahasswa mengngnkan uang 4 tahun mendatang sebesar p guna membaya kulah S2-nya kelak. Berapa uang yang harus dsetor mahasswa tu sekarang ke bank, jka dketahu rate of nterest sebesar 15% per tahun? Dketahu: F= I=15% per tahun N=4 tahun Dtanyakan: uang yang harus dstor > P? Langkah pertama > membuat grafk cash flow!

5 Langkah kedua > mencar faktor pengal bunga Langkah ketga > lakukan perhtungan Faktor pengal sebesar=0.5718, sehngga uang yang harus dsetor mahasswa tersebut sebesar: P = F(P/F,,n P = ( P = p Annual Cash Flow (Unform Seres Payment Metode annual cash flow daplkaskan untuk suatu pembayaran yang sama besarnya tap perode untuk jangka waktu yang lama, sepert menccl rumah, mobl dan lannya. Grafk annual cash flow dgambarkan dalam bentuk grafk d bawah n:

6 a. Hubungan Annual dengan Future Dengan mengurakan bentuk annual menjad bentuk tunggal (sngle dan selanjutnya masng-masngnya tu dasumskan sebaga suatu yang terpsah dan djumlahkan dengan menggunakan persamaan sebelumnya. Maka akan dperoleh rumus: b. Hubungan Future dengan Annual c. Hubungan Annual dengan Present (P Jka sejumlah uang present ddstrbuskan secara merata setap perode akan dperoleh besaran ekuvalen sebesar A, yatu: d. Hubungan Present (P dengan Annual (A Cash Flow Gradent (Unform Gradent Payment

7 Cash flow gradent adalah cash flow dmana jumlah alran uangnya menngkat dalam jumlah tertentu setap perode. Tpe dar cash flow gradent terdr dar: a. Cash flow arthmatc gradent, yatu jka penngkatannya dalam jumlah uang yang sama setap perode (penngkatan lnear. Smbol yang basa dgunakan adalah G b. Cash flow geometrc gradent, yatu jka penngkatan arus uangnya proposonal dengan jumlah uang perode sebelumnya, dmana hasl penngkatannya tdak dalam jumlah yang sama, tetap semakn lama semakn besar dan merupakan fungs pertumbuhan. Smbol yang basa dgunakan g sumber: Gatman, M.2006.Ekonom Teknk. Jakarta: PT aja Grafndo Persada

8 INFLASI Pengertan Proses menngkatnya tngkat harga umum dalam suatu perekonoman yang berlangsung secara terus menerus dan salng mempengaruh dar waktu ke waktu (jangka panjang. Proses menurunnya nla mata uang secara terus menerus. Jens Inflas (Berdasar penyebabnya 1. Demand pull nflaton : Inflas yang tmbul karena permntaan masyarakat akan berbaga macam barang terlalu kuat (nflas tarkan permntaan 2. Cost push nflaton : Terjad akbat menngkatnya baya produks (nput sehngga mengakbatkan harga produk (output yang dhaslkan kut nak (dorongan baya produks 3. Mxed nflaton : Inflas dsebabkan kombnas DPI & CPI P DEMAND PULL INFLATION D1 D S E1 P1 E P S D D1 0 Q Q1 Q

9 Keterangan : Kenakan permntaan mengakbatkan kurva DD bergeser D1D1 Ttk kesembangan pada E menjad E1 Harga nak dar OP menjad OP1 dan Permntaan/penawaran nak OQ menjad OQ1 P COST PUSH INFLATION D E1 S1 S P1 E P S1 S D 0 Q1 Q Keterangan : Kenakan baya produks mengakbatkan kurva SS bergeser S1S1 Ttk kesembangan pada E menjad E1 Harga nak dar OP menjad OP1 dan Permntaan/penawaran turun dr OQ menjad OQ1 Q

10 Jens Inflas (Berdasar asa tmbulnya 1. Domestc Inflaton : Inflas yang berasal dar dalam neger akbat dar terjadnya defst anggaran belanja yang dbaya dengan mencetak uang baru dan gagalnya pasar yang berakbat bahan makan mahal. 2. Imported Inflaton : Berasal dar luar neger akabat adanya perdagangan antar negara, dmana negara lan mengalam nflas. Jens Inflas (Berdasar cakupan pengaruh kenakan harga 1. Closed Inflaton : Inflas terjad jka kenakan harga secara umum hanya berkatan dengan beberapa barang tertentu secara terus menerus 2. Open Inflaton : Kenakan harga terjad secara keseluruhan 3. Hyper Inflaton : Serangan nflas yang hebat dan setap harga terus berubah nak sehngga orang tdak dapat menahan uang lebh lama karena nla uang terus merosot Jens Inflas (Berdasar berat atau rngannya 1. Inflas rngan : dbawah 10% setahun 2. Inflas sedang : antara 10% - 30% setahun 3. Inflas berat : antara 30% - 100% setahun 4. Hpernflas : lebh 100% setahun Teor Inflas 1. Teor kuanttas : Inflas terjad jka kenakan harga secara umum hanya berkatan dengan beberapa barang tertentu secara terus menerus 2. Teor Keynes : Kenakan harga terjad secara keseluruhan

11 3. Teor Strukturals : Serangan nflas yang hebat dan setap harga terus berubah nak sehngga orang tdak dapat menahan uang lebh lama karena nla uang terus merosot Kebjakan mengatas nflas Inflas 1. Kebjakan Moneter Kebjakan yang berkenaan dengan nak-turunnya jumlah uang yang beredar 2. Kebjakan fskal Kebjakan yang berkenaan dengan penermaan-pengeluaran pemerntah 3. Kebjakan Non Moneter/non Fskal (l Kebjakan yang berkenaan langsung dengan masyarakat & pengusaha (sektor l Dampak nflas 1. Menngkatkan kesenjangan 2. Ketdakpastan ekonom 3. Menngkatkan kegatan spekulatf 4. Menurunkan daya bel masyarakat Menghtung besarnya kenakan harga : Keterangan : Pn I Po x100 n o Pn Po : Tahun berjalan : Tahun dasar : Harga barang sekarang : Harga barang pada tahun dasar Menghtung besarnya laju nflas Keterangan : IHt IH I IHt 1 t 1 x100 I IHt : Laju Inflas : IH pada perode t

12 IHt-1 : IH pada perode t-1

13 ANUITAS (ANNUITY Anutas adalah suatu rangkaan pembayaran dengan jumlah yang sama besar pada setap nterval pembayaran. Besar keclnya jumlah pembayaran pada setap nterval tergantung pada jumlah pnjaman, jangka waktu, dan tngkat bunga. Anutas dapat dbag atas dua bagan: 1. Anutas Basa (Smple Annuty 2. Antas Kompleks (Complex Annuty. Anutas Basa Anutas basa adalah sebuah anutas yang mempunya nterval yang sama antara waktu pembayaran dengan waktu dbungamajemukkan. Berdasarkan tanggal pembayarannya, anutas basa dapat dbag 3 bagan, yatu: 1. Ordnary annuty 2. Annuty due 3. Deferred annuty. Ordnary annuty Ordnary annuty adalah sebuah anutas yang dperhtungkan pada setap akhr nterval sepert akhr bulan, akhr kuartal, akhr setap 6 bulan, maupun pada setap akhr tahun. An = 1 (1 n = An n {1 (1 } Sn = D mana: An Sn n {(1 = Present value = Annuty n 1} = Future value = Tngkat bunga/nterval = Jumlah nterval pembayaran = Sn n {(1 1}

14 a. Present Value Present value adalah nla sekarang dar sebuah anutas dan dentk dengan nla awal dar penanaman modal. Contoh soal: Sebuah perusahaan menccl pnjaman sebesar p ,- pada setap akhr bulan selama 6 bulan dengan suku bunga dperhtungkan sebesar 18% per tahun. Berapakah besarnya present value? Dketahu : = p ,-, = 18%/12 = 0,015, n=6 umus : An = Catatan: nla dscount factor dar anutas d atas dapat dlhat pada Lampran 3 pada n=6 dan =1,5%. b. Anutas dar present value Anutas dar sebuah present value sama dengan jumlah angsuran pada setap nterval. Jumlah angsuran pada setap nterval dar sejumlah pnjaman tergantung pada besar keclnya tngkat bunga dan jangka waktu yang dgunakan. c. Jumlah penermaan (Future amount Jumlah penermaan dar serangkaan pembayaran dperhtungkan bunga secara bunga majemuk (compound nterest dar sejumlah uang yang dccl. Jumlah pembayaran pada nterval pertama, dperhtungkan bunga pada akhr nterval kedua, sehngga jumlah penermaan pada akhr nterval kedua adalah sebesar 2 kal setoran dtambah dengan bunga pada setoran pertama. d. Tngkat Bunga Bla present value dketahu: Bla jumlah penermaan dketahu : e. Menentukan Jangka Waktu Untuk menentukan jangka waktu dar sebuah anutas, sama halnya dengan cara menentukan tngkat bunga. n {1 (1 } {(1 n 1 An Sn

15 Annuty Due Annuty due adalah anutas yang pembayarannya dlakukan pada setap awal nterval. Awal nterval pertama merupakan perhtungan bunga yang pertama dan awal nterval kedua merupakan perhtungan bunga kedua dan seterusnya. Pada formula annuty due dtambahkan satu compoundng factor (1+, bak untuk present value maupun future value. Penambahan satu compoundng factor pada annuty due adalah sebaga akbat pembayaran yang dlakukan pada setap awal nterval. Nla uang yang dhtung dengan annuty due selalu lebh besar bla dbandngkan dengan ordnary annuty. a. Perhtungan present value umus: Atau Atau An(ad = An(ad = {1 (1 {1 (1 An(ad = {1 (1 u n } (1 ( n1 ( n1 1 b. Jumlah Pembayaran (Future amount Jumlah pembayaran dalam annuty due dlakukan dengan rumus sebaga berkut: Sn(ad = atau Sn(ad = Atau Sn(Ad = {(1 n {(1 ( {(1 1} (1 n1 n1 1} 1 1} c. Hubungan antara Present Value dengan Future amount Hubungan antara present value dengan future value sebuah annuty due sama dengan hubungan yang terdapat pada perhtungan bunga majemuk. Present value merupakan modal dasar dan future value merupakan penjabaran dar bunga majemuk. An (ad = Sn (ad (1+ -n Sn (ad = An (ad (1+ n

16 Apabla dketahu nla present value dar annuty due, jumlah penermaan pada akhr nterval dapat dketahu tanpa menghtung besarnya anutas pada setap nterval. Hubungan n tdak dapat dterapkan pada ordnary annuty maupun bentuk annuty lannya, msalnya deferred annuty. d. Anutas, jangka waktu, dan tngkat bunga Penentuan anutas dalam sebuah annuty due dapat dlakukan apabla nla present value atau future value (jumlah penermaan dar transaks, tngkat bunga dan lamanya pnjaman dketahu. Anutas adalah cclan yang harus dkembalkan oleh debtur, setap bulan, kuartal, maupun setap tahun tergantung perjanjan. Contoh : Seorang pmpnan perusahaan telah melakukan penyetoran pnjaman secara cclan pada bank sebesar p ,- pada setap awal bulan. Tngkat bunga pnjaman dperhtungkan sebesar 18% per tahun. Berapa bulan harus dadakan penyetoran untuk menutup pnjaman sebesar p ,-? Dketahu: = ,- = 18%/12 = 1,5% An = ,- Dtanya: n =? Jawab: {1 (1 An( ad ( n1 {1 (1 0,015 } , Pada lampran 3 pada =1,5%, nla 19 tdak terseda. Nla yang mendekat 19 pada =1,5% adalah pada n=22 dengan nla 18, dan pada n=23 dengan nla 19, Dengan demkan untuk mengembalkan kredt Sebesar p 10 juta membutuhkan waktu 22 bulan lebh: 22 bulan < n < 23 bulan ( n1 {1 (1 0, ,015 } Gunakan metode nterpolas untuk mengetahu waktu pengembaln secara past. ( n1 }

17 Deferred Annuty Deferred annuty adalah suatu ser (anutas yang pembayarannya dlakukan pada akhr setap nterval. Perbedaan dengan ordnary annuty adalah dalam hal penanaman modal d mana pada deferred annuty ada masa tengang waktu (grace perod yang tdak dperhtungkan bunga. {1 (1 An( da {(1 Sn( da n n 1 } (1 t Anutas Kompleks (Complex Annuty Anutas kompleks adalah sebuah rentetan pembayaran dar suatu pnjaman dengan jumlah yang sama pada setap nterval. Berbeda dengan anutas basa, pada anutas kompleks nterval pembayaran dan nterval bunga majemuk mempunya nterval yang berbeda. Apabla nterval pembayaran dlakukan pada setap bulan, mungkn dbungamajemukkan pada setap kuartal atau sebalknya apabla nterval pembayaran dlakukan pada setap kuartal, perhtungan bunga majemuk dlakukan pada setap bulan. Jka dlhat dar tanggal pembayaran, anutas kompleks dbag 3: 1. Complex ordnary annuty 2. Complex due annuty 3. Complex deferred annuty. 1. Complex Ordnary Annuty Pembayaran anutas dalam complex ordnary annuty dlakukan pada akhr setap nterval. Besar keclnya anutas tergantung pada besar keclnya pnjaman, tngkat bunga, jangka waktu, dan frekuens bunga majemuk dalam satu tahun. a. Present Value nc umus: {1 (1 } Anc( Oa c {(1 1 1} c = perbandngan antara frekuens bunga majemuk dalam satu tahun dengan frekuens pembayaran dalam satu tahun. Contoh soal :

18 Seorang petan merencanakan memnjam uang ke bank untuk perluasan usaha sektor perkanan. Berdasarkan pada perkraan dan perhtungan beneft, a mampu mengembalkan pnjaman sebesar p pada setap akhr kuartal selama 2 tahun dengan tngkat bunga pnjaman sebesar 18% per tahun dan dmajemukkan pada setap bulan. Berapa besar jumlah kredt yang bsa a pnjam? Dketahu: =p n = 2x4 = 8 (per kuartal c = 12/4 = 3 nc = 3x8 = 24 = 18%/12 = 1,5% Dtanya: Anc(Oa =? Jawab : b. Jumlah Penermaan {1 (1 Anc( oa 24 {1 (1 0,015 } 0,015 Anc( oa ,015 {(1 0,015 Anc( oa (20, (0, Anc( oa p nc } {(1 1} 1} umus: nc (1 1 Snc( oa c {(1 1 Untuk mengubah nla Anc dan Snc dalam complex ordnary annuty dgunakan rumus berkut: c 3 {(1 Sn r n {1 (1 r } An Keterangan : r r = tngkat bunga pada setap pembayaran dalam smple ordnary annuty = tngkat bunga dalam complex ordnary annuty n 1} c. Anutas, jangka waktu, dan tngkat bunga Penentuan anutas dalam complex ordnary annuty sama halnya dengan perhtungan smple ordnary annuty. 2. Complex Annuty Due

19 Complex annuty due adalah pembayaran yang dlakukan pada setap awal nterval. Berbeda dengan smple annuty due, pada complex annuty due frekuens bunga majemuk tdak sama dengan frekuens pembayaran dalam satu tahun. Sebaga kompensas dalam perhtungan harus dkalkan dengan dscount factor [/{1-(1+ c }] {1 (1 Anc( ad {(1 r Snc( ad n n } (1 1} (1 Untuk menghtung tngkat bunga, jangka waktu, dan anutas sama dengan cara menghtung pada complex ordnary annuty. 3. Complex Deferred Annuty Pembayaran dlakukan pada setap akhr nterval. Perbedaan dengan complex annuty yang lan adalah pada tenggang waktu yang tdak dperhtungkan bunga. Contoh soal : Seorang mahasswa memnjam uang pada bank sebesar p ,- untuk membayar baya kulah. Ia akan mengembalkan pnjaman secara cclan selama 5 tahun dan pengembalan pnjaman dlakukan setelah 3 tahun memnjam. Bunga dperhtungkan 12% per tahun dan dmajemukkan setap 6 bulan. Berapa besarnya pembayaran yang harus dlakukan setap akhr tahun? Dketahu: Anc = p ,- n=5 c = 2 (dbungamajemukkan 2 kal setahun dan pembayaran setap tahun t = 2 = 12%/2= 6% Dtanya:? c c (1 1 (1 1 c c Jawab : umus Anc dan Snc adalah sebaga berkut :

20 umus untuk menghtung jumlah pembayaran setap tahun: 1 (1 1 (1 ( (1 1 (1 } (1 {1 ( c nc ct c nc r da Snc da Anc , (0, (2,06(1, ,06 (1 0,06 1} 0,06 {(1 0,06 (1 {1 0, (1 1 {(1 (1 {1 ( p da Anc ct c nc

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN-KEPUTUSAN LINTAS WAKTU

KEPUTUSAN-KEPUTUSAN LINTAS WAKTU KEPUTUSA-KEPUTUSA LITAS WAKTU Dr. Mohammad Abdul Mukhy Page Modal adalah uang dan sumber daya yang dnvestaskan Bunga (nterest) adalah pengembalan atas modal atau sejumlah uang yang dterma nvestor untuk

Lebih terperinci

Perhitungan Bunga Kredit dengan Angsuran

Perhitungan Bunga Kredit dengan Angsuran Perhtungan Kredt dengan / Mengapa Perhtungan Kredt Perlu Dketahu? Perhtungan bunga kredt yang dgunakan bank akan menentukan besar keclnya angsuran pokok dan bunga yang harus dbayar Debtur atas kredt yang

Lebih terperinci

Matematika Keuangan Dan Ekonomi. Indra Maipita

Matematika Keuangan Dan Ekonomi. Indra Maipita Matematka Keuangan Dan Ekonom Indra Mapta NUITS BIS Pendahuluan Sebaga penabung seta nda keluar sebaga pemenang hadah undan, dan dapat memlh salah satu hadah berkut: Menerma uang sejumlah Rp 50.000.000

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

III PEMBAHASAN. merupakan cash flow pada periode i, dan C. berturut-turut menyatakan nilai rata-rata dari V. dan

III PEMBAHASAN. merupakan cash flow pada periode i, dan C. berturut-turut menyatakan nilai rata-rata dari V. dan Pada bab n akan dbahas mengena penyelesaan masalah ops real menggunakan pohon keputusan bnomal. Dalam menentukan penlaan proyek, dapat dgunakan beberapa metode d antaranya dscounted cash flow (DF). DF

Lebih terperinci

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan . Pendahuluan ANGKAIAN SEI Dua elemen dkatakan terhubung ser jka : a. Kedua elemen hanya mempunya satu termnal bersama. b. Ttk bersama antara elemen tdak terhubung ke elemen yang lan. Pada Gambar resstor

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan

Lebih terperinci

Perhitungan Bunga dan Time Value of Money. Jurusan Sistem Informasi ITS 2010

Perhitungan Bunga dan Time Value of Money. Jurusan Sistem Informasi ITS 2010 Perhitungan Bunga dan Time Value of Money Jurusan Sistem Informasi ITS 2010 TUJUAN Setelah mempelajari Bab ini diharapkan mahasiswa dapat: Menjelaskan konsep perhitungan bunga dan nilai waktu uang. Menjelaskan

Lebih terperinci

BAB II TEORI ALIRAN DAYA

BAB II TEORI ALIRAN DAYA BAB II TEORI ALIRAN DAYA 2.1 UMUM Perhtungan alran daya merupakan suatu alat bantu yang sangat pentng untuk mengetahu konds operas sstem. Perhtungan alran daya pada tegangan, arus dan faktor daya d berbaga

Lebih terperinci

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan penjualan. Sebelum penjualan dlakukan basanya akan dsepakat terlebh dahulu bagamana cara pembayaran

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Data terdr dar dua data utama, yatu data denyut jantung pada saat kalbras dan denyut jantung pada saat bekerja. Semuanya akan dbahas pada sub bab-sub bab berkut. A. Denyut Jantung

Lebih terperinci

SEARAH (DC) Rangkaian Arus Searah (DC) 7

SEARAH (DC) Rangkaian Arus Searah (DC) 7 ANGKAAN AUS SEAAH (DC). Arus Searah (DC) Pada rangkaan DC hanya melbatkan arus dan tegangan searah, yatu arus dan tegangan yang tdak berubah terhadap waktu. Elemen pada rangkaan DC melput: ) batera ) hambatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

BABl PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dengan tingkat

BABl PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dengan tingkat BABl PENDAHULUAN 1.1. LAT AR BELAKANG PERMASALAHAN ndonesa merupakan negara yang sedang berkembang dengan tngkat populas yang cukup besar. Dengan jumlah penduduk dewasa n mencapa lebh dar 180 juta jwa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusa dlahrkan ke duna dengan ms menjalankan kehdupannya sesua dengan kodrat Illah yakn tumbuh dan berkembang. Untuk tumbuh dan berkembang, berart setap nsan harus

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN MODEL

BAB IV PEMBAHASAN MODEL BAB IV PEMBAHASAN MODEL Pada bab IV n akan dlakukan pembuatan model dengan melakukan analss perhtungan untuk permasalahan proses pengadaan model persedaan mult tem dengan baya produks cekung dan jont setup

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

MOJAKOE. March 25. Metode Kuantitatif dalam Bisnis

MOJAKOE. March 25. Metode Kuantitatif dalam Bisnis March 25 MOJKOE 2013 Dlarang memperbanyak MOJKOE n tanpa sejn SP FEUI. Download MOJKOE dan SP Mentorng d : www.spa-feu.com Metode Kuanttatf dalam Bsns SOL WJIB (NOMOR 1-3) SOL I : Plhan ganda ( 45 pon

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia)

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia) PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Stud Kasus pada Data Inflas Indonesa) Putr Noorwan Effendy, Amar Sumarsa, Embay Rohaet Program Stud Matematka Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian Pengaruh Captal Structure terhadap Proftabltas pada Industr Perbankan d Indonesa Mutara Artkel n d-dgtalsas oleh Perpustakaan Fakultas Ekonom-Unverstas Trsakt, 2016. 021-5663232 ext.8335 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK:

BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK: BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK: BAB IX. STATISTIKA Contoh : hasl ulangan Matematka 5 sswa sbb: 6 8 7 6 9 Pengertan Statstka dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Studi Kasus di PT. Sinar Terang Abadi )

APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Studi Kasus di PT. Sinar Terang Abadi ) APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Stud Kasus d PT. Snar Terang Abad ) Bagus Suryo Ad Utomo 1203 109 001 Dosen Pembmbng: Drs. I Gst Ngr Ra Usadha, M.S Jurusan Matematka

Lebih terperinci

Nama : Crishadi Juliantoro NPM :

Nama : Crishadi Juliantoro NPM : ANALISIS INVESTASI PADA PERUSAHAAN YANG MASUK DALAM PERHITUNGAN INDEX LQ-45 MENGGUNAKAN PORTOFOLIO DENGAN METODE SINGLE INDEX MODEL. Nama : Crshad Julantoro NPM : 110630 Latar Belakang Pemlhan saham yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS 4.1 Survey Parameter Survey parameter n dlakukan dengan mengubah satu jens parameter dengan membuat parameter lannya tetap. Pengamatan terhadap berbaga nla untuk satu parameter

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN By: Rn Halla Nasuton, ST, MT MERANCANG JARINGAN SC Perancangan jarngan SC merupakan satu kegatan pentng yang harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan sumber penermaan terpentng d Indonesa. Oleh karena tu Pemerntah selalu mengupayakan bagamana cara menngkatkan penermaan Pajak. Semakn tngg penermaan

Lebih terperinci

MATERI KULIAH STATISTIKA I UKURAN. (Nuryanto, ST., MT)

MATERI KULIAH STATISTIKA I UKURAN. (Nuryanto, ST., MT) MATERI KULIAH STATISTIKA I UKURAN (Nuryanto, ST., MT) Ukuran Statstk Ukuran Statstk : 1. Ukuran Pemusatan Bagamana, d mana data berpusat? Rata-Rata Htung = Arthmetc Mean Medan Modus Kuartl, Desl, Persentl.

Lebih terperinci

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Sebuah jarngan terdr dar sekelompok node yang dhubungkan oleh busur atau cabang. Suatu jens arus tertentu berkatan dengan setap busur. Notas standart untuk menggambarkan sebuah jarngan

Lebih terperinci

DISTRIBUSI FREKUENSI

DISTRIBUSI FREKUENSI BAB DISTRIBUSI FREKUENSI Kompetens Mampu membuat penyajan data dalam dstrbus frekuens Indkator 1. Menjelaskan dstrbus frekuens. Membuat dstrbus frekuens 3. Menjelaskan macam-macam dstrbus frekuens 4. Membuat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 2 LNDSN TEORI 2. Teor engamblan Keputusan Menurut Supranto 99 keputusan adalah hasl pemecahan masalah yang dhadapnya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang past terhadap suatu pertanyaan.

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABSTRAK STEVANY HANALYNA DETHAN Fakultas Ekonom Unv. Mahasaraswat Mataram e-mal : stevany.hanalyna.dethan@gmal.com

Lebih terperinci

BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN. Pada prinsipnya model ini merupakan hasil transformasi dari suatu model

BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN. Pada prinsipnya model ini merupakan hasil transformasi dari suatu model BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN A. Regres Model Log-Log Pada prnspnya model n merupakan hasl transformas dar suatu model tdak lner dengan membuat model dalam bentuk

Lebih terperinci

Pembayaran harapan yang berkaitan dengan strategi murni pemain P 2. Pembayaran Harapan bagi Pemain P1

Pembayaran harapan yang berkaitan dengan strategi murni pemain P 2. Pembayaran Harapan bagi Pemain P1 Lecture : Mxed Strategy: Graphcal Method A. Metode Campuran dengan Metode Grafk Metode grafk dapat dgunakan untuk menyelesakan kasus permanan dengan matrks pembayaran berukuran n atau n. B. Matrks berukuran

Lebih terperinci

Bab 2 AKAR-AKAR PERSAMAAN

Bab 2 AKAR-AKAR PERSAMAAN Analsa Numerk Bahan Matrkulas Bab AKAR-AKAR PERSAMAAN Pada kulah n akan dpelajar beberapa metode untuk mencar akar-akar dar suatu persamaan yang kontnu. Untuk persamaan polnomal derajat, persamaannya dapat

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c 6 A PEMAHASA Pada bab sebelumnya telah dbahas teor-teor yang akan dgunakan untuk menyelesakan masalah program lner parametrk. Pada bab n akan dperlhatkan suatu prosedur yang lengkap untuk menyelesakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pengarahan dan pengawasan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan

BAB II LANDASAN TEORI. pengarahan dan pengawasan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan 8 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertan Manajemen Pengertan manajemen menurut Oey Lang Lee dkutp M. Abdul Muhky dan Imam (2007:50-51) Manajemen adalah koordnas semua sumber daya melalau proses perencanaan,

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM TEMPAT RISET

BAB 3 GAMBARAN UMUM TEMPAT RISET BAB 3 GAMBARAN UMUM TEMPAT RISET 3. Sejarah dan Kegatan Operasonal Perusahaan 8 3.. Sejarah Perkemangan Kantor Perwaklan Bank Indonesa Wlayah I (Sumut & Aceh) 8 3. Struktur Organsas dan Deskrps Tugas Kantor

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUWARSA DAN FAKTOR UNIT DISKON

PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUWARSA DAN FAKTOR UNIT DISKON PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUWARSA DAN FAKTOR UNIT DISKON Har Prasetyo Jurusan Teknk Industr Unverstas Muhammadyah Surakarta Jl. A. Yan Tromol Pos 1, Pabelan,

Lebih terperinci

Catatan Kuliah 12 Memahami dan Menganalisa Optimisasi dengan Kendala Ketidaksamaan

Catatan Kuliah 12 Memahami dan Menganalisa Optimisasi dengan Kendala Ketidaksamaan Catatan Kulah Memaham dan Menganalsa Optmsas dengan Kendala Ketdaksamaan. Non Lnear Programmng Msalkan dhadapkan pada lustras berkut n : () Ma U = U ( ) :,,..., n st p B.: ; =,,..., n () Mn : C = pk K

Lebih terperinci

Contoh 5.1 Tentukan besar arus i pada rangkaian berikut menggunakan teorema superposisi.

Contoh 5.1 Tentukan besar arus i pada rangkaian berikut menggunakan teorema superposisi. BAB V TEOEMA-TEOEMA AGKAIA 5. Teorema Superposs Teorema superposs bagus dgunakan untuk menyelesakan permasalahan-permasalahan rangkaan yang mempunya lebh dar satu sumber tegangan atau sumber arus. Konsepnya

Lebih terperinci

REKAYASA TRANSPORTASI LANJUT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA

REKAYASA TRANSPORTASI LANJUT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA REKAYASA TRANSPORTASI LANJUT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bntaro Sektor 7, Bntaro Jaya Tangerang Selatan 15224 PENDAHULUAN Bangktan perjalanan (Trp generaton model ) adalah suatu tahapan

Lebih terperinci

AIDA YULIA MATEMATIKA KEUANGAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SYIAH KUALA DARUSSALAM BANDA ACEH

AIDA YULIA MATEMATIKA KEUANGAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SYIAH KUALA DARUSSALAM BANDA ACEH AIDA YULIA MATEMATIKA KEUANGAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SYIAH KUALA DARUSSALAM BANDA ACEH Hak Cpta 2009, pada penuls Dlarang mengutp sebagan atau seluruh s buku n dengan cara apapun, termasuk dengan

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

LAMPIRAN A PENURUNAN PERSAMAAN NAVIER-STOKES

LAMPIRAN A PENURUNAN PERSAMAAN NAVIER-STOKES LAMPIRAN A PENURUNAN PERSAMAAN NAVIER-STOKES Hubungan n akan dawal dar gaya yang beraks pada massa fluda. Gaya-gaya n dapat dbag ke dalam gaya bod, gaya permukaan, dan gaya nersa. a. Gaya Bod Gaya bod

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

DISTRIBUSI HASIL PENGUKURAN DAN NILAI RATA-RATA

DISTRIBUSI HASIL PENGUKURAN DAN NILAI RATA-RATA DISTRIBUSI HASIL PENGUKURAN DAN NILAI RATA-RATA Dstrbus Bnomal Msalkan dalam melakukan percobaan Bernoull (Bernoull trals) berulang-ulang sebanyak n kal, dengan kebolehjadan sukses p pada tap percobaan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan adalah ketersedaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dkatakan memlk ketahanan pangan jka penghunnya tdak berada

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. data, dan teknik analisis data. Kerangka pemikiran hipotesis membahas hipotesis

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. data, dan teknik analisis data. Kerangka pemikiran hipotesis membahas hipotesis BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN Pada bab n akan durakan kerangka pemkran hpotess, teknk pengumpulan data, dan teknk analss data. Kerangka pemkran hpotess membahas hpotess pengujan pada peneltan, teknk pengumpulan

Lebih terperinci

PERTEMUAN I PENGENALAN STATISTIKA TUJUAN PRAKTIKUM

PERTEMUAN I PENGENALAN STATISTIKA TUJUAN PRAKTIKUM PERTEMUAN I PENGENALAN STATISTIKA TUJUAN PRAKTIKUM 1) Membuat dstrbus frekuens. 2) Mengetahu apa yang dmaksud dengan Medan, Modus dan Mean. 3) Mengetahu cara mencar Nla rata-rata (Mean). TEORI PENUNJANG

Lebih terperinci

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman OTIMISASI enjadualan Optmal embangkt Oleh : Zurman Anthony, ST. MT Optmas pengrman daya lstrk Dmaksudkan untuk memperkecl jumlah keseluruhan baya operas dengan memperhtungkan rug-rug daya nyata pada saluran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Matematka sebaga bahasa smbol yang bersfat unversal memegang peranan pentng dalam perkembangan suatu teknolog. Matematka sangat erat hubungannya dengan kehdupan nyata.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

BAB V TEOREMA RANGKAIAN

BAB V TEOREMA RANGKAIAN 9 angkaan strk TEOEM NGKIN Pada bab n akan dbahas penyelesaan persoalan yang muncul pada angkaan strk dengan menggunakan suatu teorema tertentu. Dengan pengertan bahwa suatu persoalan angkaan strk bukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta

SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta STUDI KELAYAKAN INVESTASI PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN SEWA (RUSUNAWA) (Stud Kasus pelaksanaan proyek pembangunan Rusunawa Mahasswa UNS, Surakarta) Feasblty Study of Investment of Rusunawa Constructon

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

BABY. S!MPULAN DA:"i SARAN. Rumah sakit adalah bentuk organisasi pengelolaan jasa pelayanan

BABY. S!MPULAN DA:i SARAN. Rumah sakit adalah bentuk organisasi pengelolaan jasa pelayanan BABY S!MPULAN DA:" SARAN A. Smpulan Rumah sakt adalah bentuk organsas pengelolaan jasa pelayanan kesehatan ndvdual secara menyeluruh oleh karena tu dperlukan penerapan vs. ms. dan strateg seara tepat oleh

Lebih terperinci

MINGGU KE- V: UKURAN PENYEBARAN

MINGGU KE- V: UKURAN PENYEBARAN MINGGU KE- V: UKURAN PENYEBARAN Tujuan Instruksonal Umum :. Mahasswa mampu memaham apa yang dmaksud dengan ukuran penyebaran. Mahasswa mampu memaham berbaga pengukuran untuk mencar nla ukuran penyebaran

Lebih terperinci

OVERVIEW 1/40

OVERVIEW 1/40 http://www..deden08m.wordpress.com OVERVIEW 1/40 Konsep-konsep dasar dalam pembentukan portofolo optmal. Perbedaan tentang aset bersko dan aset bebas rsko. Perbedaan preferens nvestor dalam memlh portofolo

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4.

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4. TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4 KONSEP DASAR 2/40 Ada tga konsep dasar yang perlu dketahu untuk memaham pembentukan portofolo optmal, yatu: portofolo efsen dan portofolo optmal fungs utltas dan

Lebih terperinci

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA Regres Lnear Tujuan Pembelajaran Menjelaskan regres dan korelas Menghtung dar persamaan regres dan standard error dar estmas-estmas untuk analss regres lner sederhana

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Negosas Negosas dapat dkategorkan dengan banyak cara, yatu berdasarkan sesuatu yang dnegosaskan, karakter dar orang yang melakukan negosas, protokol negosas, karakterstk dar nformas,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum melakukan peneltan, langkah yang dlakukan oleh penuls adalah mengetahu dan menentukan metode yang akan dgunakan dalam peneltan. Sugyono (2006: 1) menyatakan:

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan tugas akhr n, penulsan mendapat referens dar pustaka serta lteratur lan yang berhubungan dengan pokok masalah yang penuls ajukan. Langkah-langkah yang akan

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

berasal dari pembawa muatan hasil generasi termal, sehingga secara kuat

berasal dari pembawa muatan hasil generasi termal, sehingga secara kuat 10 KARAKTRISTIK TRANSISTOR 10.1 Dasar Pengoperasan JT Pada bab sebelumnya telah dbahas dasar pengoperasan JT, utamannya untuk kasus saat sambungan kolektor-bass berpanjar mundur dan sambungan emtor-bass

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA BAHAN DAN FAKTOR INCREMENTAL DISCOUNT

PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA BAHAN DAN FAKTOR INCREMENTAL DISCOUNT PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA BAHAN DAN FAKTOR INCREMENTAL DISCOUNT Har Prasetyo Jurusan Teknk Industr Unverstas Muhammadyah Surakarta Jl. A. Yan Tromol Pos Pabelan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

Kata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal.

Kata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal. Makalah Semnar Tugas Akhr MENGOPTIMALKAN PEMBAGIAN BEBAN PADA UNIT PEMBANGKIT PLTGU TAMBAK LOROK DENGAN METODE LAGRANGE MULTIPLIER Oleh : Marno Sswanto, LF 303 514 Abstrak Pertumbuhan ndustr pada suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penjadwalan Baker (1974) mendefnskan penjadwalan sebaga proses pengalokasan sumber-sumber dalam jangka waktu tertentu untuk melakukan sejumlah pekerjaan. Menurut Morton dan

Lebih terperinci