Nikè: Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. Volume 1, Nomor 2, September 2013

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Nikè: Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. Volume 1, Nomor 2, September 2013"

Transkripsi

1 Nikè: Jurnal Ilmiah Perikanan an Kelautan. Volume 1, Nomor 2, Septemer 2013 Penentuan Peraningan Es-curah an Ikan Nike (Awaous melanocephalus) Segar alam Cool-ox Berinsulasi terhaap Mutu Organoleptik an Mikroiologis selama Pemasaran 1 Aroman S. Panai, 1 Rieny Sulistijowati, an 1 Faiza A. Dali 1 Jurusan Teknologi Perikanan, Fakultas Ilmu-ilmu Pertanian, Universitas Negeri Gorontalo Astrak Penelitian ini ertujuan untuk menentukan peraningan kuantitas es curah : ikan yang teraik untuk mempertahankan mutu organoleptikan mikroiologis ikan nike (Awaous melanocephalus) segar alamcool ox erinsulasi yang ipasarkan erkeliling. Penelitian ini menggunakan metoe Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial engan 2 kali ulangan. Penelitian ini teriri ari 2 faktor,faktor I aalah peraningan es curah : ikan nike(α 1) 1:1 enganwaah tanpa insulasi seagai kontrol an (α 2 1:1; α 3 1:2; α 4 1:3) engancool ox erinsulasi, seangkanfaktor II yaitu lama pemasaran (β 1 = 10 Jam, β 2 = 20 jam an β 3 = 30 jam). Parameter yang iamati yaitu mutu organoleptik an TPC. Hasil penelitian menunjukkan ahwa perlakuan α 2engan β 2, an perlakuan α 3enganβ 1mampu mempertahankan mutu organoleptik engan nilai 7 sesuai engan SNI Perlakuan α 2 memiliki rata-rata nilai log TPC 5.4 cfu/g, seangkan lama pemasaran β 1 memiliki rata-rata nilai log TPC 5.40 cfu/g. Perlakuan terseut mampu menghamat pertumuhan akteri, i mana rata-rata nilai log TPC eraa i awah atas maksimum jumlah cemaran mikroa yang itetapkan alam SNI (5x10 5 cfu/g atau nilai log TPC 5.70 cfu/g) sehingga masih layak untuk ikonsumsi. Kata kunci : Ikan nike, mutu, penyimpanan ingin I. PENDAHULUAN Ikan merupakan salah satu ahan makanan yang muah memusuk karena iseakan kanungan air yang tinggi (80%), sehingga menjai meia yang aik untuk pertumuhan akteri pemusuk. Penanganan ikan asah harus imulai segera setelah ikan iangkat ari air tempat hiupnya, engan perlakuan suhu renah an memperhatikan faktor keersihan an kesehatan (Aawyah, 2007). Nike atau Duwo alam ahasa Gorontalo merupakan sejenis ikan yang erukuran kecil antara 2-4 cm leih kecil ari ikan teri. Nike ini muncul hampir setiap akhir ulan alam kalener tahun Qomariah khususnya i muara Sungai Bonei Gorontalo. Menurut ata tahun prouksi ikan nike mencapai 181 ton (DPK Gorontalo, 2011). Umumnya ikan nike yang aru itangkap, ipasarkan oleh peagang ikan keliling alam entuk segar tanpa penanganan engan menggunakan es. Kesegaran ikan nike tanpa menggunakan es ini hanya apat ertahan selama 2-3 jam. Ikan nike yang akan ijual untuk keesokan harinya ieri perlakuan peninginan engan menggunakan air yang iinginkan untuk mempertahankan kesegaran. Hasil survei i lapangan menunjukkan ahwa ikan nike yang suah mengalami proses peninginan setelah satu hari akan memengaruhi minat eli masyarakat an harganya pun turun, karenaikan nike akan nampak pucat ancepat mengalami penurunan mutu. Hal ini iseakan karena ikan nike mengalami keterlamatan alam penanganan an tekanan fisik selama penanganan engan suhu renah(afrianto an Liviawaty, 2010). Data ari UPTD Pusat Penaratan Ikan (PPI) Kota Gorontalo menunjukkan ahwa masih aa sejumlah 10 peagang ikan keliling yang masih menggunakan waah penyimpanan ikan ari potongan galon tanpa insulasi, sehingga ikan segar yang ipasarkan cepat mengalami kemunuran mutu. Aa pula yang menggunakan pecahan es alok erukuran kasar sehingga kecepatan penetrasi alam menurunkan suhu tuuh ikan tiak maksimal (Dinas Kelautan, Perikanan an Pertanian, 2011). Berasarkan penjelasan terseut, maka penelitian mengenai penentuan peraningan es curah an ikan nike (Awaous melanocephalus) segar alam cool ox erinsulasi terhaap mutu organoleptik an mikroiologis selama pemasaran penting ilakukan untuk menentukan peraningan jumlah es curah an ikan nike (Awaous melanocephalus) segar paa cool ox erinsulasi yang apat mempertahankan mutu organoleptik an 59

2 Panai, Aroman S. et al Penentuan Peraningan Es-curah an Ikan Nike (Awaousmelanocephalus) Segar alam Cool-ox Berinsulasi terhaap Mutu Organoleptik an Mikroiologis selama Pemasaran. Nikè: Jurnal Ilmiah Perikanan an Kelautan. Volume 1, Nomor 2, Sepetemer Hal Jurusan Teknologi Perikanan - UNG mutu mikroiologis yang ipasarkan secara erkeliling. II. METODE PENELITIAN Penelitian ilaksanakan paa ulan Oktoer 2012 Januari Uji mutu ahan ilakukan i Laoratorium Peminaan an Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP) Provinsi Gorontalo. Alat-alat yang igunakan untuk penelitian ini aalah kotak penyimpanan ikan (Cool ox) erinsulasi, plastik kemasan, meja pengujian yang ilengkapi kursi, wastafel an kran air, waah/loyang, entor, piring, scoresheet ikan segar, erlenmeyer, eakerglass, hot plate, magnetic stirer, autoclave, lael, unsen, timangan analitik, plastik steril, pinset/gunting, lener/stomacher, rak taung reaksi, taung reaksi, petriish, colony counter, inkuator 35 ± 1ºC, oven, waterath an pipet. Bahan-ahan yang igunakan untuk penelitian aalah es curah, ikan nike segar, tisu, meia PCA (Plate Count Agar), larutan BFP (Butterfile s phosphate uffere), spritus, ensin an aquaes. Penelitian penahuluan yang telah ilakukan aalah penentuan lama pelelahan es curah alam cool ox erinsulasi engan perlakuan peraningan es curah an ikan nike 1:1 selama pemasaran ± 24 jam. Nilai mutu secara organoleptik ari ikan nike yaitu 7, sehinga masih layak untuk ikonsumsi. Penelitian utama yaitu untuk menentukan peraningan es curah an ikan nike segar alam cool ox erinsulasi terhaap mutu organoleptik an mikroiologis selama pemasaran. Pengujian yang ilakukan secara organoleptik (metoe skoring) an uji mikroiologis (penentuan angka lempeng total). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial engan 2 kali ulangan. Penelitian ini teriri ari 2 faktor, faktor I aalah peraningan es curah an ikan nike 1:1 seagai kontrol (menggunakan potongan gelon tanpa insulasi), 1:1, 1:2 an 1:3 (menggunakan cool ox erinsulasi), seangkan faktor II yaitu lama pemasaran (10, 20 an 30 jam). Pengujian yang iakan ilakukan teriri atas (1) Uji organoleptik, erasarkan SNI engan metoe skoring an (2) Uji mikroiologis erasarkan SNI yaitu penentuan angka lempeng total (ALT). Gamar 1 Diagram alir teknik pelaksanaan penelitian Penetapan kemunuran mutu ikan secara sujektif (organoleptik) ilakukan menggunakan scoresheet yang telah itetapkan oleh Baan Stanarisasi Nasional SNI serta menggunakan minimal 15 orang panelis (BSN 200). Parameter yang iamati, yakni keaaan mata, insang, lenir permukaan aan, aging, au, an tekstur. Namun paa penelitian kali ini, pengamatan organoleptik ikan nike (Awaous melanocephalus) segar isesuaikan engan konisi ari ikan nike terseut yaitu lenir permukaan aan, aging (warna an kenampakan) an au. Lemar penilaian (Score sheet)untuk ikan nike segar elum itetapkan oleh Baan Stanarisasi Nasional. Penilaian organoleptik melalui proses pengineraan yang teriri ari tiga tahap, yaitu aanya rangsangan terhaap alat inera oleh suatu ena, akan iteruskan oleh sel-sel saraf an atanya iproses oleh otak sehingga memperoleh kesan tertentu terhaap ena terseut (Setyaningsih kk, 2010). III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Nilai Organoleptik Ikan Nike Segar Hasil penelitian menunjukkan ahwa peraningan es curah an ikan nike engan lama pemasaran erpengaruh terhaap nilai organoleptik seagaimana apat ilihat paa Gamar 2. 0

3 Nikè: Jurnal Ilmiah Perikanan an Kelautan. Volume 1, Nomor 2, Septemer 2013 Gamar 2 Pengaruh peraningan es curah : ikan an lama pemasaran terhaap nilai organoleptik. Semakin anyak peraningan jumlah ikan nike ianingkan es curah an semakin lama waktu pemasaran maka nilai organoleptik ikan nike segar makin menurun. Penyeanya ipengaruhi oleh jumlah penetrasi suhu panas ari tuuh ikan nike an suhu uara panas ari luar cool ox. Semakin tinggi suhu alam cool ox erinsulasi maka semakin cepat es curah mencair. Hasil penelitian Lumantoruan (2008), suhu peninginan an lama penyimpanan memeri pengaruh yang sangat signifikan terhaap nilai organopetik ikan segar. Perlakuan peraningan es curah an ikan nike 1:1 sampai pemasaran 20 jam an peraningan es curah an ikan nike 1:2 paa pemasaran 10 jam engan menggunakan cool ox erinsulasi memiliki nilai organoleptik tertinggi yaitu 7. Paa perlakuan terseut mampu mempertahankan mutu organoleptik sehingga ikan nike masih layak untuk ikonsumsi karena secara organoleptik lapisan lenir paa permukaan tuuh jernih, transparan, mengkilat cerah, aging sangat cemerlang an au yang masih segar, elum tercium au amoniak. Mutu organoleptik ikan nike segar masih apat ipertahankan karena cool ox erinsulasi mampu menghamat suhu uara panas yang masuk. Selain itu, es curah yang igunakan engan cepat mengalami persinggungan engan permukaan tuuh ikan nike sehingga leih cepat mengalami proses peninginan. Menurut Aawyah (2007), faktor yang penting alam proses peninginan aalah kecepatan agar suhu tuuh ikan cepat turun. Perlakuan peraningan es curah an ikan nike 1:1 menggunakan potongan gelon tanpa insulasi paa pemasaran 10 an 20 jam memiliki nilai organoleptik terenah yaitu an 5. Selain itu, peraningan es curah an ikan nike 1:3 engan menggunakan cool ox erinsulasi sampai pemasaran 20 jam juga memiliki nilai organoleptik terenah yaitu. Perlakuan terseut tiak mampu mempertahankan mutu organoleptik karena jumlah penetrasi panas ari tuuh ikan nike an ari luar cool ox tinggi yang menyeakan es curah cepat meleleh. Suhu yang meningkat alam cool ox erinsulasi menyeakan proses kemunuran mutu ari ikan nike leih cepat. Penurunan nilai mutu organoleptik ikan nike itanai aanya lapisan lenir paa permukaan tuuh ikan nike teal menggumpal, erwarna putih kuning, aging kusam an au amoniak kuat, sehingga tiak layak ikonsumsi karena elum memenuhi syarat mutu organoleptik ikan segar sesuai engan SNI Menurut Zakaria (2008), semakin lama penyimpanan maka nilai organoleptik ikan segar semakin menurun. Hal ini apat ipengaruhi oleh ukuran ari ikan terseut. Ikan erukuran esar secara umum mengalami penurunan mutu yang leih lamat ianingkan engan ikan kecil sea kanungan glikogen paa ikan yang erukuran esar leih anyak ianing ikan kecil, selain itu paa ikan yang esar memiliki luas permukaan tuuh yang esar sehingga penyerangan mikroorganisme leih lama. Hasil analisis varians menunjukkan ahwa peraningan antara es curah an ikan nike, lama pemasaran serta interaksi antara peraningan es curah an ikan nike engan lama pemasaran memerikan pengaruh yang sangat signifikan paa taraf kepercayaan 99%terhaap nilai organoleptik ikan nike segar. Selanjutnya, untuk mengetahui pengaruh interaksi antara peraningan es curah an ikan nike engan lama pemasaran terhaap nilai organoleptik ikan segar ilakukan uji jarak ergana Duncan. Hasil uji jarak ergana Duncan tercantum paa Tael 1. Tael 1 Pengaruh Interaksi antara Peraningan Es Curah an Ikan Nike engan Lama Pemasaran Terhaap Rata-Rata Nilai Organoleptik Ikan Nike Peraningan Lama Pemasaran (β) Es Curah an Ikan β1 β2 β3 Nike (α) (10 Jam) (20 Jam) (30 Jam) α 1 (1:1 Kontrol) 5 3 c a α 2 (1:1) 7 7 f f α 3 (1:2) f e α 4 (1:3) 3 a Keterangan: Huruf engan notasi sama ke segala arah menunjukkan tiak erea paa erajat kepercayaan 99%. Paa Tael 1 apat ilihat hasil uji erjarak gana Duncan ahwa peraningan es curah an ikan nike 1:1 paa pemasaran 10 an 20 jam an peraningan es curah an ikan nike 1:2 engan 1

4 Panai, Aroman S. et al Penentuan Peraningan Es-curah an Ikan Nike (Awaousmelanocephalus) Segar alam Cool-ox Berinsulasi terhaap Mutu Organoleptik an Mikroiologis selama Pemasaran. Nikè: Jurnal Ilmiah Perikanan an Kelautan. Volume 1, Nomor 2, Sepetemer Hal Jurusan Teknologi Perikanan - UNG pemasaran 10 jam engan menggunakan cool ox erinsulasi menunjukkan tiak erea paa taraf kepercayaan 99% terhaap nilai organoleptik ikan nike. Perlakuan terseut apat mempertahankan mutu organoleptik ikan nike engan nilai 7 sesuai engan SNI an layak untuk ikonsumsi. Peraningan es curah an ikan nike 1:1 engan menggunakan potongan gelon tanpa insulasi paa pemasaran 10 jam, peraningan es curah an ikan nike 1:1 paa pemasaran 30 jam an peraningan es curah an ikan nike 1:3 engan pemasaran 10 an 20 jam menggunakan cool ox erinsulasi menunjukkan tiak erea paa taraf kepercayaan 99% terhaap nilai organoleptik ikan nike. Perlakuan terseut tiak apat mempertahankan mutu organoleptik, karena memiliki nilai organoleptik an suah i awah stanar mutu ikan segar an tiak layak untuk ikonsumsi. Data hasil pengamatan menunjukkan ahwa penggunaan cool ox erinsulasi mampu menahan penetrasi panas yang erasal ari luar waah penyimpanan, sehingga mampu menghamat proses pelelehan es curah yang apat mempertahankan mutu organoleptik ikan nike. Secara organoleptik kemunuran mutu apat ilihat ari lapisan lenir teal menggumpal, kenampakan aging mulai eruah menjai erwarna putih, keruh an au amoniak mulai tercium. Pelepasan lenir ari kelenjar lenir ini merupakan reaksi alami ikan yang seang sekarat terhaap keaaan yang tiak menyenangkan. Jumlah lenir yang terlepas an menyelimuti tuuh apat sangat anyak hingga mencapai 1-2,5 % ari erat tuuhnya (Afrianto an Liviawaty, 2010). Daging mulai eruah menjai lunak apaila itekan engan jari karena aanya peromakan paa jaringan otot aging oleh proses enzimatis Nilai TPC Ikan Nike Segar Dari ata hasil penelitian pengaruh peraningan es curah an ikan nike segar engan lama pemasaran terhaap nilai TPC ikan nike yang iperoleh iketahui ahwa peraningan es curah an ikan nike engan lama pemasaran erpengaruh terhaap nilai TPC ikan nike. Pengaruh peraningan es curah an ikan nike segar engan lama pemasaran terhaap nilai TPC apat ilihat paa Gamar 3. Gamar 3 Histogram Pengaruh peraningan es curah an ikan nike engan lama pemasaran terhaap nilai TPC ikan nike segar Gamar 3 menunjukkan ahwa peraningan es curah an ikan nike engan lama pemasaran memeri pengaruh terhaap nilai TPC ikan nike segar. Semakin esar peraningan jumlah ikan nike engan es curah alam cool ox erinsulasi an makin lama waktu pemasaran, maka pertumuhan akteri semakin cepat. Penyeanya aalah peningkatan suhu alam cool ox selama waktu pemasaran merupakan konisi yang aik untuk pertumuhan akteri. Paa perlakuan peraningan es curah an ikan nike 1:1, 1:2 an 1:3 engan menggunakan cool ox erinsulasi engan lama pemasaran 10 jam memiliki rata-rata nilai log TPC terenah yaitu 4.70 cfu/g; 5.4 cfu/g an 5.57 cfu/g. Paa perlakuan terseut nilai log TPC ikan nike eraa i awah atas maksimum jumlah akteri yang itetapkan SNI engan nilai maksimum log TPC aalah 5.70 cfu/g, sehingga masih layak ikonsumsi. Perlakuan peraningan es curah an ikan nike 1:1 engan menggunakan waah tanpa insulasi engan lama pemasaran sampai 30 jam memiliki rata-rata nilai log TPC yang tertinggi yaitu 5.81 cfu/g,.19 cfu/g an.40 cfu/g. Perlakuan terseut tiak mampu menghamat pertumuhan akteri, sehingga ikan nike tiak layak konsumsi. Hasil penelitian Zakaria (2008), ahwa kenaikan nilai TPC paa ikan segar seiring engan lama penyimpanan. Berasarkan hasil analisis varians menunjukkan ahwa peraningan es curah an ikan nike serta 2

5 Nikè: Jurnal Ilmiah Perikanan an Kelautan. Volume 1, Nomor 2, Septemer 2013 lama pemasaran memerikan pengaruh yang sangat signifikan paa taraf kepercayaan 99%terhaap jumlah TPC ikan nike segar. Masing-masing peraningan es curah an ikan nike segar engan lama pemasaran memiliki jumlah akteri yang erea. Selanjutnya, untuk mengetahui pengaruh peraningan es curah an ikan nike terhaap ratarata nilai log TPC ikan nike ilakukan uji jarak ergana Duncan. Hasil uji jarak ergana Duncan ilihat paa Tael 2. Tael 2 Pengaruh Peraningan Es Curah - Ikan Nike Terhaap Rata-Rata Nilai Log TPC Ikan Nike Segar Peraningan Es curah an ikan nike (α) Rata-Rata Nilai Log TPC Ikan Nike (cfu/g).14 α 1 (1:1 Kontrol) 5.4 α 2 (1:1) a 5.89 α 3 (1:2) 5.97 α 4 (1:3) Keterangan : Huruf engan notasi sama ke arah vertikal menunjukkan tiak erea paa erajat kepercayaan 99%. Paa Tael 2 iketahui ahwa paa peraningan es curah an ikan nike erpengaruh terhaap nilai log TPC ikan nike. Makin esar peraningan ikan nike engan es curah, maka nilai TPC akan meningkat. Penyeanya suhu panas tuuh ikan nike erpengaruh paa proses pelelehan es curah. Semakin esar suhu panas tuuh ikan nike yang keluar, maka semakin cepat es curah mencair. Peraningan es curah an ikan nike 1:1 menggunakan cool ox erinsulasi memiliki rata-rata nilai log TPC ikan nike terenah yaitu 5.4 cfu/g. Perlakuan terseut apat menghamat pertumuhan akteri, karena masih memenuhi syarat mutu ikan segar sesuai engan SNI engan nilai log TPC yaitu 5.70 cfu/g an layak untuk ikonsumsi. Peraningan es curah an ikan nike 1:1 engan menggunakan potongan gelon tanpa insulasi memiliki rata-rata nilai log TPC ikan nike tertinggi yaitu.14 cfu/g. Paa perlakuan terseut tiak mampu menghamat pertumuhan akteri karena jumlah akteri leih ari atas maksimum jumlah cemaran mikroa yang itetapkan alam SNI engan nilai maksimum 5x10 5 cfu/g atau nilai log TPC seesar 5.70 cfu/g, sehingga tiak layak untuk ikonsumsi. Penggunaan cool ox erinsulasi yang teriri ari lapisan serat gelas, kayu, styrofoam, serat gelas transparan apat menahan suhu uara panas yang keluar masuk alam waah penyimpanan sehingga apat menghamat proses pelelehan es. Paa cool ox erinsulasi, suhu es curah yang erkisar antara 0-5ºC apat ipertahankan sehingga mampu menghamat proses pertumuhan akteri. Semakin anyak jumlah es yang igunakan, maka pertumuhan akteri makin ihamat. Untuk mengetahui pengaruh lama pemasaran terhaap rata-rata nilai log TPC ikan nike apat iketahui melalui uji jarak ergana Duncan. Hasil uji jarak ergana Duncan tercantum paatael 3. Tael 3 Pengaruh Lama Pemasaran Terhaap Ratarata Nilai Log TPC Nike Segar Lama Pemasaran (β) Rata-Rata Nilai Log TPC Ikan Nike (cfu/g) β1 (10 Jam) 5.40 c β2 (20 Jam).10 β3 (30 Jam).23 Keterangan : Huruf engan notasi sama ke arah vertikal menunjukkan tiak erea paa erajat kepercayaan 95%. Paa Tael 3 iketahui ahwa lama pemasaran erpengaruh terhaap nilai log TPC ikan nike. Makin lama waktu pemasaran, maka nilai TPC akan meningkat. Penyeanya karena paa waktu pemasaran suhu uara panas ari luar cool ox yang tinggi, perlahan-lahan akan masuk paa saat cool ox iuka an juga melalui luang pemuangan, sehingga es curah alam cool ox cepat mencair. Paa lama pemasaran 10 jam, memiliki ratarata nilai log TPC ikan nike terenah yaitu 5.40 cfu/g an masih memenuhi syarat mutu ikan segar sesuai engan SNI yaitu i awah 5.70 cfu/g sehingga layak untuk ikonsumsi. Paa pemasaran 10 jam ikan nike masih segar, karena apat ipengaruhi oleh es curah yang mampu menghamat pertumuhan akteri. Paa waktu pemasaran 20 an 30 jam memiliki rata-rata nilai log TPC ikan nike tertinggi yaitu.10 cfu/g an.23 cfu/g, i mana jumlah terseut suah leih ari atas maksimum jumlah cemaran mikroa yang itetapkan alam SNI engan nilai maksimum nilai log TPC 3

6 Panai, Aroman S. et al Penentuan Peraningan Es-curah an Ikan Nike (Awaousmelanocephalus) Segar alam Cool-ox Berinsulasi terhaap Mutu Organoleptik an Mikroiologis selama Pemasaran. Nikè: Jurnal Ilmiah Perikanan an Kelautan. Volume 1, Nomor 2, Sepetemer Hal Jurusan Teknologi Perikanan - UNG seesar 5.70 cfu/g, sehingga ikan nike tiak layak untuk ikonsumsi. Paa lama pemasaran 10 jam masih mampu menghamat pertumuhan akteri, seangkan paa pemasaran 20 an 30 jam tiak mampu menghamat pertumuhan akteri. Penyeanya, semakin lama waktu pemasaran maka semakin cepat es curah mencair. Es curah yang cepat mencair iseakan suhu panas ari tuuh ikan maupun ari luar cool ox erinsulasi yang iikuti engan peningkatan suhu alam cool ox. Peningkatan suhu alam cool ox erinsulasi selama pemasaran 20 an 30 jam menyeakan peningkatan jumlah akteri. Peningkatan suhu alam cool ox memengaruhi peningkatan jumlah nutrisi, peruahan ph paa tuuh ikan nike yang iperlukan untuk pertumuhan akteri, sehingga akteri cepat mengalami peningkatan (Afrianto an Liviawaty, 2010). IV. KESIMPULAN DAN SARAN Berasarkan hasil penelitian yang ilakukan, maka apat itarik kesimpulan seagai erikut: 1. Perlakuan peraningan es curah an ikan nike 1:1 pemasaran sampai 20 jam an peraningan es curah an ikan nike 1:2 paa pemasaran 10 jam engan menggunakan cool ox erinsulasi yang ipasarkan menggunakan entor mampu mempertahankan mutu organoleptik ikan nike segar yaitu engan nilai organoleptik 7 sesuai engan SNI tentang mutu ikan segar, sehingga masih layak untuk ikonsumsi. 2. Peraningan es curah an ikan nike yaitu 1:1 engan menggunakan cool ox erinsulasi memiliki rata-rata nilai log TPC ikan nike 5.4 cfu/g, seangkan lama pemasaran 10 jam memiliki rata-rata nilai log TPC 5.40 cfu/g. Paa perlakuan terseut masih mampu menghamat pertumuhan akteri, i mana nilai TPC eraa i awah atas maksimum jumlah cemaran mikroa yang itetapkan alam SNI engan nilai maksimum 5x10 5 cfu/g atau nilai log TPC seesar 5.70 cfu/g, sehingga masih layak untuk ikonsumsi. Berasarkan hasil penelitian ini, maka isarankan untuk ilakukan penelitian lanjut mengenai kemunuran mutu ikan nike segar selama pemasaran engan karakteristik pengujian yang leih spesifik seperti nilai ph, histamin an TVB-N. Daftar Pustaka Aawyah, R Pengolahan an Pengawetan Ikan. Bumi Aksara. Jakarta. Afrianto, E an Liviawaty, E Proses Penurunan an Cara Mempertahankan Kesegaran Ikan. Wiya Pajajaran. Banung. (BSN) Baan Stanarisasi Nasional SNI , Cara Uji Mikroiologi Bagian 3: Penentuan angka lempeng total (ALT) paa Prouk Perikanan. Baan Stanarisasi Nasional. Jakarta. Dinas Perikanan an Kelautan Provinsi Gorontalo Data Statistik Hasil Perikanan Tahun Gorontalo. Dinas Kelautan, Perikanan an Pertanian Kota Gorontalo Data Peagang Ikan Keliling. Unit Pelaksana Tugas Daerah, Pusat Penaratan Ikan. Kota Gorontalo. Lumantoruan, K Suatu Kajian Tentang Pengawetan Ikan Menggunakan Larutan Garam Dingin. (Skripsi). Universitas Sumatera Utara. Sumatera Utara. Setyaningsih, D. Apriyantono, A. Sari, M.P Analisis Sensori Untuk Inustri Pangan an Agro. IPB Press. Bogor. SNI SNI , Ikan Segar-Bagian 1:Spesifikasi. Baan Stanarisasi Nasional. Jakarta. SNI SNI , Petunjuk Pengujian organoleptik an atau sensori. Baan Stanarisasi Nasional. Jakarta. Zakaria, R KemunuranMutuIkanGurami (Osphronemusgouramy) Pasca Panen paa PenyimpananSuhuChilling. (Skripsi). InstitutPertanianBogor. Bogor. 4

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian dilakukan di Laboratorium Pembinaan dan

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian dilakukan di Laboratorium Pembinaan dan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan penelitian dilakukan di Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP) Provinsi Gorontalo. Waktu penelitian dilaksanakan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP)

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP) BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Oktober 2013 di Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP) Provinsi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Meia Tanam an Jenis Pupuk terhaap Pertumuhan an Perkemangan Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill) engan Teknik Buiaya Hiroponik Hasil analisis variansi (ANAVA)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Gorontalo. Selanjutnya dilakukan pengujian organoleptik, mikrobiologi dan kadar air

BAB III METODE PENELITIAN. Gorontalo. Selanjutnya dilakukan pengujian organoleptik, mikrobiologi dan kadar air BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan bulan Desember 2012. Lokasi uji pemasaran yakni di Kelurahan Liluwo Kota Gorontalo Provinsi Gorontalo.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Data hasil penelitian pengaruh penambahan garam terhadap nilai organoleptik

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Data hasil penelitian pengaruh penambahan garam terhadap nilai organoleptik Nilai Organoleptik BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Nilai Organoleptik Data hasil penelitian pengaruh penambahan garam terhadap nilai organoleptik ikan lolosi merah (C. chrysozona) dapat di lihat pada analisis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Nilai Organoleptik Ikan Layang Data hasil penelitian pengaruh konsentrasi belimbing terhadap nilai organoleptik ikan layang dapat dilihat pada Lampiran 2. Histogram hasil

Lebih terperinci

Oleh. εc=teg batas. εc=0,003. K 3 fc K 1. c h. As fs. T=Asfy. T=Asfy. C=k 1 k 3 fc bc. C=0.85fc ab. Penampang Balok Bertulang Tunggal

Oleh. εc=teg batas. εc=0,003. K 3 fc K 1. c h. As fs. T=Asfy. T=Asfy. C=k 1 k 3 fc bc. C=0.85fc ab. Penampang Balok Bertulang Tunggal ε=0,003 ε=teg atas K 3 f h K 1 C=k 1 k 3 f K 1 C=0.85f a As fs T=Asfy As T=Asfy Penampang Balok Bertulang Tunggal Distriusi Regangan Atual Distriusi Tegangan Atual Distriusi Tegangan Persegi Ekivalen Oleh

Lebih terperinci

KAJIAN KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA DAN SENSORI BERAS ORGANIK MENTIK SUSU DAN IR64; PECAH KULIT DAN GILING SELAMA PENYIMPANAN

KAJIAN KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA DAN SENSORI BERAS ORGANIK MENTIK SUSU DAN IR64; PECAH KULIT DAN GILING SELAMA PENYIMPANAN KAJIAN KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA DAN SENSORI BERAS ORGANIK MENTIK SUSU DAN IR64; PECAH KULIT DAN GILING SELAMA PENYIMPANAN STUDY OF PHYSICOCHEMISTRY AND SENSORY CHARACTERISTICS OF ORGANIC RICE MILK MENTIK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimental. Tempat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Laboratorium Mikrobiologi Fakultas

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Lingkungan mikro di dalam rumah tanaman khususnya di daerah tropika asah perlu mendapat perhatian khusus, mengingat iri iklim tropika asah dengan suhu udara yang relatif panas,

Lebih terperinci

HASIL. Keterangan : a = bobot contoh b = bobot labu lemak dan labu didih c = bobot labu lemak, batu didih dan lemak

HASIL. Keterangan : a = bobot contoh b = bobot labu lemak dan labu didih c = bobot labu lemak, batu didih dan lemak Johansen (Lampiran ). Infiltrasi parafin ke alam jaringan ilakukan secara ertahap engan menamahkan parafin eku ke alam waah yang erisi sampel, tertier utyl alkohol an minyak parafin, kemuian iiarkan teruka

Lebih terperinci

BAB 3 MODEL DASAR DINAMIKA VIRUS HIV DALAM TUBUH

BAB 3 MODEL DASAR DINAMIKA VIRUS HIV DALAM TUBUH BAB 3 MODEL DASA DINAMIKA VIUS HIV DALAM TUBUH 3.1 Moel Dasar Moel asar inamika virus HIV alam tubuh menggunakan beberapa asumsi sebagai berikut: Mula-mula tubuh alam keaaan tiak terinfeksi virus atau

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. batok sabut kelapa (lunggabongo). Sebelum dilakukan pengasapan terlebih dahulu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. batok sabut kelapa (lunggabongo). Sebelum dilakukan pengasapan terlebih dahulu BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Ikan tongkol (Euthynnus affinis) segar diperoleh dari TPI (Tempat Pelelangan Ikan) kota Gorontalo. Bahan bakar yang digunakan dalam pengasapan ikan adalah batok sabut kelapa

Lebih terperinci

Lampiran 1 Lembar penilaian uji organoleptik ikan segar

Lampiran 1 Lembar penilaian uji organoleptik ikan segar LAMPIRAN 61 62 Lampiran 1 Lembar penilaian uji organoleptik ikan segar Nama Panelis : Tanggal pengujian : Instruksi : Cantumkan kode contoh pada kolom yang tersedia sebelum melakukan pengujian. Berilah

Lebih terperinci

PERTEMUAN 3 dan 4 MOMEN INERSIA & RADIUS GIRASI

PERTEMUAN 3 dan 4 MOMEN INERSIA & RADIUS GIRASI PERTEMUAN an 4 MOMEN INERSIA & RADIUS GIRASI MOMEN INERSIA? ILMU FISIKA Momen inersia aalah suatu ukuran kelemaman seuah partikel terhaap peruahan keuukan alam gerak lintasan rotasi Momen inersia aalah

Lebih terperinci

DAFTAR INFORMASI PUBLIK PPID Pembantu : H. ADIN MUKHTARUDIN, SH.,MH. DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN KOTA BANDUNG

DAFTAR INFORMASI PUBLIK PPID Pembantu : H. ADIN MUKHTARUDIN, SH.,MH. DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN KOTA BANDUNG DAFTAR INFORMASI PUBLIK PPID Pemantu : H. ADIN MUKHTARUDIN, SH.,MH. DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN KOTA BANDUNG No Ringkasan Isi Jenis Berkala A. Profil Keuukan SKPD Keuukan Dinas : 1. Keuukan Domisil

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ES SEBAGAI PENGAWET HASIL PERIKANAN

PENGGUNAAN ES SEBAGAI PENGAWET HASIL PERIKANAN PENGGUNAAN ES SEBAGAI PENGAWET HASIL PERIKANAN Oleh : Eddy Afrianto Evi Liviawaty i DAFTAR ISI PENDAHULUAN PROSES PENURUNAN KESEGARAN IKAN PENDINGINAN IKAN TEKNIK PENDINGINAN KEBUTUHAN ES PENGGUNAAN ES

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Umum Peralatan pengangkat ahan igunakan unuk meminahkan muatan i lokasi atau area, epartemen, parik, lokasi konstruksi, tempat penyimpanan, pemongkaran muatan an seagainya. Proses

Lebih terperinci

Dewan Sertifikasi Institut Akuntan Publik Indonesia

Dewan Sertifikasi Institut Akuntan Publik Indonesia Dewan Sertifikasi Institut Akuntan Pulik Inonesia Contoh Soal Ujian Inonesia CPA I. Soal Akuntansi an Pelaporan Keuangan Soal Pilihan Gana 1. Apa konsep asar yang menukung pengakuan atas kerugian kontinjen?

Lebih terperinci

Praktikum Total Quality Management

Praktikum Total Quality Management Moul ke: 09 Dr. Fakultas Praktikum Total Quality Management Aries Susanty, ST. MT Program Stui Acceptance Sampling Abstract Memberikan pemahaman tentang rencana penerimaan sampel, baik satu tingkat atau

Lebih terperinci

BAB I. Ada beberapa macam sarana transportasi pribadi untuk membawa anak,yaitu : BERMOBILITAS

BAB I. Ada beberapa macam sarana transportasi pribadi untuk membawa anak,yaitu : BERMOBILITAS PENDAHLAN LATAR BELAKANG Aa eeraa macam sarana transortasi riai untuk memawa,yaitu : Motor Moil Menengah Tetai K E NYATAAN NYA: Menengah Dari segi keselamatanæ Moil jauh leih aman i aningkan motor. Karena

Lebih terperinci

Mutu Organoleptik dan Mikrobiologis Ikan Kembung Segar dengan Penggunaan Larutan Lengkuas Merah

Mutu Organoleptik dan Mikrobiologis Ikan Kembung Segar dengan Penggunaan Larutan Lengkuas Merah Nikè:Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan.Volume II, Nomor 4, Desember 2014 Mutu Organoleptik dan Mikrobiologis Ikan Kembung Segar dengan Penggunaan Larutan Lengkuas Merah Herlila Tamuu, Rita Marsuci Harmain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Oktober Januari 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Oktober Januari 2013. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Oktober Januari 2013. Pelaksanaan proses pengeringan dilakukan di Desa Titidu, Kecamatan Kwandang, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN KONSTRUKSI

BAB IV PERANCANGAN KONSTRUKSI 5 BAB IV ERANCANGAN KONSTRUKSI 4.1 engumpulan Variasi Konstruksi Dalam penyelesaian rancangan ies, langkah pertama yang ilakukan aalah memuat eerapa variasi proses pemotongan, engan tujuan supaya memperoleh

Lebih terperinci

Uji Organoleptik Ikan Mujair

Uji Organoleptik Ikan Mujair Uji Organoleptik Ikan Mujair Bahan Mentah OLEH : PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN SEKOLAH TINGGI PERIKANAN JAKARTA I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mutu atau nilai-nilai tertentu yang

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2013 di PT. AGB Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi-Jawa Barat. 3.2 Alat dan Bahan Penelitian 3.2.1 Alat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan metode eksperimental menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial. Sampel yang digunakan berjumlah 24, dengan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. ada aturan bakunya, yang terpenting ransum yang diberikan kandungan

TINJAUAN PUSTAKA. ada aturan bakunya, yang terpenting ransum yang diberikan kandungan TINJAUAN PUSTAKA Keutuhan Nutrisi Itik Petelur Bahan pakan yang dipergunakan dalam menyusun ransum pada itik elum ada aturan akunya, yang terpenting ransum yang dierikan kandungan nutriennya dalam ransum

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 18 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percoaan Penelitian ini dilaksanakan di dalam rumah kaca yang terletak pada ketinggian 1100 m diatas permukaan laut. Tanaman gerera yang digunakan merupakan iit yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung selama bulan Oktober sampai Desember 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung selama bulan Oktober sampai Desember 2013. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini berlangsung selama bulan Oktober sampai Desember 2013. Ikan teri (Stolephorus sp) asin kering yang dijadikan sampel berasal dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sampai Desember Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pembinaan

BAB III METODE PENELITIAN. sampai Desember Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pembinaan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama ± 3 bulan dimulai bulan Oktober sampai Desember 2013. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pembinaan dan Pengujian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian uji organoleptik dilaksanakan di kampus Universitas Negeri Gorontalo,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian uji organoleptik dilaksanakan di kampus Universitas Negeri Gorontalo, BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini diaksanakan dari bulan Oktober sampai dengan Desember 2012. Penelitian uji organoleptik dilaksanakan di kampus Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

BAB III PROSES PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN BB III PROSES PERNCNGN DN PERHITUNGN 3.1 Diagram alir penelitian MULI material ie an material aluminium yang iekstrusi Perancangan ie Proses pembuatan ie : 1. Pemotongan bahan 2. Pembuatan lubang port

Lebih terperinci

Lampiran 1 Tahapan Penelitian. Penirisan. 1 ekor karkas ayam segar. Tanpa perlakuan kitosan (Kontrol) Serbuk kitosan komersil.

Lampiran 1 Tahapan Penelitian. Penirisan. 1 ekor karkas ayam segar. Tanpa perlakuan kitosan (Kontrol) Serbuk kitosan komersil. LAMPIRAN 59 60 Lampiran Tahapan Penelitian Serbuk kitosan komersil ekor karkas ayam segar Tanpa perlakuan kitosan (Kontrol) Pembuatan larutan kitosan (0,5 %; %;,5%) Pemotongan Proses perendaman Penirisan

Lebih terperinci

PENGARUH UKURAN GRANULA BOBOT TEPUNG JAGUNG TERHADAP PROFIL GELATINISASI DAN MI JAGUNG

PENGARUH UKURAN GRANULA BOBOT TEPUNG JAGUNG TERHADAP PROFIL GELATINISASI DAN MI JAGUNG PEMBAHASAN UMUM PENGARUH UKURAN GRANULA BOBOT TEPUNG JAGUNG TERHADAP PROFIL GELATINISASI DAN MI JAGUNG Pada penelitian tahap pertama diperoleh hasil ahwa ukuran partikel tepung sangat erpengaruh terhadap

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Beton bertulang merupakan kombinasi antara beton dan baja. Kombinasi

BAB III LANDASAN TEORI. Beton bertulang merupakan kombinasi antara beton dan baja. Kombinasi 16 BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Umum Beton bertulang merupakan kombinasi antara beton an baja. Kombinasi keuanya membentuk suatu elemen struktur imana ua macam komponen saling bekerjasama alam menahan beban

Lebih terperinci

Elli Afrida. Staf pengajar kopertis Wilayah I dpk Unpab

Elli Afrida. Staf pengajar kopertis Wilayah I dpk Unpab 8 EFEKTIFITAS PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK A32 DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum. L.) VARIETAS BREBES Elli Afrida Staf pengajar kopertis Wilayah I dpk

Lebih terperinci

Pengaruh Lama Pengasapan Yang Berbeda Terhadap Mutu Organoleptik dan Kadar Air pada Ikan Tongkol (Euthynnus affinis ) Asap

Pengaruh Lama Pengasapan Yang Berbeda Terhadap Mutu Organoleptik dan Kadar Air pada Ikan Tongkol (Euthynnus affinis ) Asap Pengaruh Lama Pengasapan Yang Berbeda Terhadap Mutu Organoleptik dan Kadar Air pada Ikan Tongkol (Euthynnus affinis ) Asap 1,2 Kiflin Towadi, 2 Rita Marsuci Harmain, 2 Faiza A. Dali 1 Towadifish@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi kesehatan dan lingkungan. Kelemahan-kelemahan yang ditimbulkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. bagi kesehatan dan lingkungan. Kelemahan-kelemahan yang ditimbulkan oleh 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan asap merupakan salah satu produk olahan yang digemari konsumen baik di Indonesia maupun di mancanegara karena rasanya yang khas dan aroma yang sedap spesifik.

Lebih terperinci

LAJU PERTUMBUHAN BAKTERI S. Aerous MELALUI PENDEKATAN PERSAMAAN DIFERENSIAL

LAJU PERTUMBUHAN BAKTERI S. Aerous MELALUI PENDEKATAN PERSAMAAN DIFERENSIAL LAJU PERTUMBUHAN BAKTERI S. Aerous MELALUI PENDEKATAN PERSAMAAN DIFERENSIAL Nurdeni 1, Witri Lestari 2, dan Seruni 3 1 Program Studi Pendidikan Matematika, FTMIPA, Universitas Indraprasta PGRI [Email:

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER-04/MEN/1993 TAHUN 1993 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER-04/MEN/1993 TAHUN 1993 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER-04/MEN/1993 TAHUN 1993 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA, Menimang: a ahwa seagai pelaksanaan Pasal 19

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN NaOCl DALAM TAHAPAN PEMUCATAN EKSTRAKSI RUMPUT LAUT COKLAT (Sargassum duplicatum) TERHADAP KARAKTERISTIK NATRIUM ALGINAT

PENGARUH PENGGUNAAN NaOCl DALAM TAHAPAN PEMUCATAN EKSTRAKSI RUMPUT LAUT COKLAT (Sargassum duplicatum) TERHADAP KARAKTERISTIK NATRIUM ALGINAT PENGARUH PENGGUNAAN NaOCl DALAM TAHAPAN PEMUCATAN EKSTRAKSI RUMPUT LAUT COKLAT (Sargassum duplicatum) TERHADAP KARAKTERISTIK NATRIUM ALGINAT Herdito Wisnuaji dan Emma Rochima Fakultas Perikanan dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha saat ini mengalami peningkatan yang pesat.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha saat ini mengalami peningkatan yang pesat. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan unia usaha saat ini mengalami peningkatan yang pesat. Peningkatan itu isebabkan karena kebutuhan an keinginan konsumen yang semakin bervariasi. Aanya

Lebih terperinci

Fluida. Pada temperatur normal, zat dapat berwujud: Fluida

Fluida. Pada temperatur normal, zat dapat berwujud: Fluida LUID luia aa teperatur noral, zat apat erwuju: luia? aatan/soli Cair/Liqui Gas luia Zat an apat enalir an eiliki entuk seperti waah an enapunna to-ato an olekul-olekul eas ererak luia okok ahasan luia

Lebih terperinci

IV. ANALISA RANCANGAN

IV. ANALISA RANCANGAN IV. ANALISA RANCANGAN A. Rancangan Fungsional Dalam penelitian ini, telah irancang suatu perontok pai yang mempunyai bentuk an konstruksi seerhana an igerakkan engan menggunakan tenaga manusia. Secara

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 sampai dengan Januari

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 sampai dengan Januari 32 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 sampai dengan Januari 2015 di Laboratorium Teknologi Pakan dan Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan Universitas Diponegoro, Semarang.

Lebih terperinci

PERENCANAAN PENULANGAN LENTUR DAN GESER BALOK PERSEGI MENURUT SNI 03-847-00 Slamet Wioo Staf Pengajar Peniikan Teknik Sipil an Perenanaan FT UNY Balok merupakan elemen struktur yang menanggung beban layan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. II.1 Saham

BAB II DASAR TEORI. II.1 Saham BAB II DASAR TEORI Paa bab ini akan ijelaskan asar teori yang igunakan selama pelaksanaan Tugas Akhir ini: saham, analisis funamental, analisis teknis, moving average, oscillator, an metoe Relative Strength

Lebih terperinci

PENILAIAN MUTU ORGANOLEPTIK IKAN MUJAIR (TILAPIA MOSSAMBICA) SEGAR DENGAN UKURAN YANG BERBEDA SELAMA PENYIMPANAN DINGIN.

PENILAIAN MUTU ORGANOLEPTIK IKAN MUJAIR (TILAPIA MOSSAMBICA) SEGAR DENGAN UKURAN YANG BERBEDA SELAMA PENYIMPANAN DINGIN. PENILAIAN MUTU ORGANOLEPTIK IKAN MUJAIR (TILAPIA MOSSAMBICA) SEGAR DENGAN UKURAN YANG BERBEDA SELAMA PENYIMPANAN DINGIN Nurmeilita Taher Staf Pengajar pada Program Studi Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas

Lebih terperinci

PEMETAAN MÖBIUS. Gani Gunawan. Jurusan Matematika, UNISBA, Jalan Tamansari No 1, Bandung,40116, Indonesia

PEMETAAN MÖBIUS. Gani Gunawan. Jurusan Matematika, UNISBA, Jalan Tamansari No 1, Bandung,40116, Indonesia Jurnal Matematika Vol6 No Novemer 006 [ : 7 ] PEMETAAN MÖBIUS Jurusan Matematika, UNISBA, Jalan Tamansari No, Banung,406, Inonesia ggan06@yahoocom Astrak Transformasi ilinear apat ikomposisikan ari transformasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dipasar sentral Kota Gorontalo dimana untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dipasar sentral Kota Gorontalo dimana untuk BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dipasar sentral Kota Gorontalo dimana untuk melihat sanitasi tempat penjualan ikan sekaligus

Lebih terperinci

The Study of Catfish (Pangasius hypophthalmus) Freshness by Handling with Different Systems By Yogi Friski 1 N. Ira Sari 2 and Suparmi 2 ABSTRACT

The Study of Catfish (Pangasius hypophthalmus) Freshness by Handling with Different Systems By Yogi Friski 1 N. Ira Sari 2 and Suparmi 2 ABSTRACT The Study of Catfish (Pangasius hypophthalmus) Freshness by Handling with Different Systems By Yogi Friski 1 N. Ira Sari 2 and Suparmi 2 ABSTRACT The objective of this research was to determine the differences

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian dan Laboratorium Kimia,

Lebih terperinci

=== PERANCANGAN RANGKAIAN KOMBINASIONAL ===

=== PERANCANGAN RANGKAIAN KOMBINASIONAL === TKNIK IITL === PRNNN RNKIN KOMINSIONL === Rangkaian logika atau igital apat ibagi menjai 2 bagian yaitu:. Rangkaian Kombinasional, aalah suatu rangkaian logika yang keaaan keluarannya hanya ipengaruhi

Lebih terperinci

DETEKSI API REAL-TIME DENGAN METODE THRESHOLDING RERATA RGB

DETEKSI API REAL-TIME DENGAN METODE THRESHOLDING RERATA RGB ISSN: 1693-6930 17 DETEKSI API REAL-TIME DENGAN METODE THRESHOLDING RERATA RGB Kartika Firausy, Yusron Saui, Tole Sutikno Program Stui Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Inustri, Universitas Ahma Dahlan

Lebih terperinci

VIII. ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP

VIII. ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP VIII. ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP 8.. Penahuluan Lubang aalah bukaan paa ining atau asar tangki imana zat cair mengalir melaluinya. Lubang tersebut bisa berbentuk segi empat, segi tiga, ataupun lingkaran.

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penilitian dilaksanakan selama bulan Mei sampai Juli 2017 di Laboratorium

BAB III MATERI DAN METODE. Penilitian dilaksanakan selama bulan Mei sampai Juli 2017 di Laboratorium 14 BAB III MATERI DAN METODE Penilitian dilaksanakan selama bulan Mei sampai Juli 2017 di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro,

Lebih terperinci

MUTU ORGANOLEPTIK DAN KIMIAWI STIK RUMPUT LAUT Kappaphycus alvarezii DENGAN FORTIFIKASI TEPUNG UDANG REBON (Mysis sp.) ARTIKEL JURNAL OLEH

MUTU ORGANOLEPTIK DAN KIMIAWI STIK RUMPUT LAUT Kappaphycus alvarezii DENGAN FORTIFIKASI TEPUNG UDANG REBON (Mysis sp.) ARTIKEL JURNAL OLEH MUTU ORGANOLEPTIK DAN KIMIAWI STIK RUMPUT LAUT Kappaphycus alvarezii DENGAN FORTIFIKASI TEPUNG UDANG REBON (Mysis sp.) ARTIKEL JURNAL OLEH WINAWANTI S. AMRULLAH NIM. 632 410 030 UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

Lebih terperinci

BAB III UJICOBA KALIBRASI KAMERA

BAB III UJICOBA KALIBRASI KAMERA BAB III UJICOBA KALIBRASI KAMERA 3.1 Spesifikasi kamera Kamera yang igunakan alam percobaan paa tugas akhir ini aalah kamera NIKON Coolpix 7900, engan spesifikasi sebagai berikut : Resolusi maksimum :

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu Vol. 5(2): 28-32, Juli 2017

Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu Vol. 5(2): 28-32, Juli 2017 KUALITAS FISIK ORGANOLEPTIK LIMBAH TAUGE KACANG HIJAU YANG DIFERMENTASI MENGGUNAKAN Trichoderma harzianum DENGAN LEVEL YANG BERBEDA The Physical Quality of Organoleptic Waste Bean Sprout Differented using

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Aktivitas Air, Total Bakteri Dan Drip Loss

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Aktivitas Air, Total Bakteri Dan Drip Loss 7 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dengan judul Aktivitas Air, Total Bakteri Dan Drip Loss Daging Itik setelah Mengalami Scalding dengan Malam Batik dilaksanakan pada bulan Juli 2013 - Juli 2013. Penelitian

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian bertempat di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan Teknologi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian bertempat di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan Teknologi 18 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat Penelitian Penelitian bertempat di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung. 3.2 Bahan dan Alat

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Terpadu (uji kimia dan mikrobiologi) dan di bagian Teknologi Hasil Ternak (uji organoleptik), Departemen Ilmu Produksi dan

Lebih terperinci

Kadar air (%) = B 1 B 2 x 100 % B 1

Kadar air (%) = B 1 B 2 x 100 % B 1 LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur analisis proksimat dan penurunan mutu produk kopi instan formula a. Kadar air (AOAC, 1995) Penetapan kadar air dilakukan dengan menggunakan metode oven. Prinsip dari metode

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pasca Panen, Departemen Pertanian, Cimanggu, Bogor. Waktu

Lebih terperinci

V. DEFLEKSI BALOK ELASTIS: METODE-LUAS MOMEN

V. DEFLEKSI BALOK ELASTIS: METODE-LUAS MOMEN V. DEFEKSI BOK ESTIS: METODE-US MOMEN Defleksi alok diperoleh dengan memanfaatkan sifat diagram luas momen lentur. Cara ini cocok untuk lendutan dan putaran sudut pada suatu titik sudut saja, karena kita

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2016 sampai

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2016 sampai 7 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 06 sampai dengan bulan Januari 07 di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

Lebih terperinci

PENGARUH PROPORSI TEPUNG TERIGU:DAGING LELE DUMBO (Clarias gariepinus) DAN PENAMBAHAN MENTEGA PUTIH TERHADAP KUAlITAS BISKUIT CRACKERS

PENGARUH PROPORSI TEPUNG TERIGU:DAGING LELE DUMBO (Clarias gariepinus) DAN PENAMBAHAN MENTEGA PUTIH TERHADAP KUAlITAS BISKUIT CRACKERS VolumeXLV,No., Mei20,pp 420 Pengaruh Proporsi Tepung Terigu : Daging Lele Dumo (larias gariepinusi clan Penamahan Mentega Putih Terhaap Kuaiitas Biskuit rackers PENGARUH PROPORS TEPUNG TERGU:DAGNG LELE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perikanan yang sangat besar. Oleh karena itu sangat disayangkan bila. sumber protein hewani, tingkat konsumsi akan ikan yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. perikanan yang sangat besar. Oleh karena itu sangat disayangkan bila. sumber protein hewani, tingkat konsumsi akan ikan yang tinggi BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia merupakan negara kepulauan yang sebagian besar wilayahnya terdiri atas perairan, dan mempunyai laut serta potensi perikanan yang sangat besar. Oleh

Lebih terperinci

Kombinasi Gaya Tekan dan Lentur

Kombinasi Gaya Tekan dan Lentur Mata Kuliah Koe SKS : Perancangan Struktur Beton : CIV-204 : 3 SKS Kombinasi Gaya Tekan an Lentur Pertemuan 9,10,11 Sub Pokok Bahasan : Analisis an Desain Kolom Penek Kolom aalah salah satu komponen struktur

Lebih terperinci

Pertemuan XI, XII, XIII VI. Konstruksi Rangka Batang

Pertemuan XI, XII, XIII VI. Konstruksi Rangka Batang ahan jar Statika Mulyati, ST., MT ertemuan XI, XII, XIII VI. Konstruksi Rangka atang VI. endahuluan Salah satu sistem konstruksi ringan yang mempunyai kemampuan esar, yaitu erupa suatu Rangka atang. Rangka

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI BALI DINAS PENDIDIKAN

PEMERINTAH PROVINSI BALI DINAS PENDIDIKAN PEMERINTAH PROVINSI BALI DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI TAMPAKSIRING Jl. DR. Ir. Soekarno Tampaksiring, Telp. (06) 98 68 Gianyar Bali SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER MATA PELAJARAN : MATEMATIKA

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI BALI DINAS PENDIDIKAN

PEMERINTAH PROVINSI BALI DINAS PENDIDIKAN PEMERINTAH PROVINSI BALI DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI TAMPAKSIRING Jl. DR. Ir. Soekarno Tampaksiring, Telp. (0) 9 Gianyar Bali SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER MATA PELAJARAN : MATEMATIKA

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Komposisi Proksimat Fillet Gurami Komponen penting dari komposisi kimia ikan adalah protein dan lemak. Ikan gurami mengandung 75-80% protein dan 6-9% lemak (basis kering) (Tabel 3).

Lebih terperinci

TRYOUT 1 MATEMATIKA TAHUN 2012/2013

TRYOUT 1 MATEMATIKA TAHUN 2012/2013 TRYOUT 1 MTEMTIK THUN 12/1 Pilihlah jawaban yang paling tepat! 1. 6 + : 5 199 =. a. 456 c. 41 b. 41. 1 2. Sebuah rumah makan memerlukan air minum kemasan kaleng sebanyak 17 kaleng untuk hari. Harga 1 kaleng

Lebih terperinci

PAKAN: PERTUMBUHAN PIYIK DENGAN PAKAN BERBEDA SERTA POLA MAKAN DAN KONSUMSI PAKAN PADA PEMELIHARAAN SECARA INTENSIF

PAKAN: PERTUMBUHAN PIYIK DENGAN PAKAN BERBEDA SERTA POLA MAKAN DAN KONSUMSI PAKAN PADA PEMELIHARAAN SECARA INTENSIF 49 PAKAN: PERTUMBUHAN PIYIK DENGAN PAKAN BERBEDA SERTA POLA MAKAN DAN KONSUMSI PAKAN PADA PEMELIHARAAN SECARA INTENSIF Pendahuluan Pakan diutuhkan ternak untuk memenuhi keutuhan untuk hidup pokok, produksi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 31 HASIL DAN PEMBAHASAN Silika Hasil Isolasi dari Sekam Padi Analisis kuantitatif dengan metode X-Ray Fluorescence dilakukan untuk mengetahui kandungan silika au sekam dan oksida-oksida lainnya aik logam

Lebih terperinci

SNI Standar Nasional Indonesia. Ikan tuna dalam kaleng Bagian 1: Spesifikasi

SNI Standar Nasional Indonesia. Ikan tuna dalam kaleng Bagian 1: Spesifikasi Standar Nasional Indonesia Ikan tuna dalam kaleng Bagian 1: Spesifikasi ICS 67.120.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI TEKNIK FEATURE MORPHING PADA CITRA DUA DIMENSI

IMPLEMENTASI TEKNIK FEATURE MORPHING PADA CITRA DUA DIMENSI IMPLEMENTSI TEKNIK FETURE MORPHING PD CITR DU DIMENSI Luciana benego an Nico Saputro Jurusan Intisari Pemanfaatan teknologi animasi semakin meluas seiring engan semakin muah an murahnya penggunaan teknologi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pembuatan Ikan Tongkol (Euthynnus affinis) Asap. Pengolahan ikan tongkol (Euthynnus affinis) asap diawali dengan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pembuatan Ikan Tongkol (Euthynnus affinis) Asap. Pengolahan ikan tongkol (Euthynnus affinis) asap diawali dengan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pembuatan Ikan Tongkol (Euthynnus affinis) Asap Pengolahan ikan tongkol (Euthynnus affinis) asap diawali dengan melakukan preparasi ikan. Selanjutnya diberi perlakuan penggaraman

Lebih terperinci

Faktor yang mempengaruhi ketidaklengkapan DRM : 1. Aspek sumber daya manusia 2. Aspek pendukung

Faktor yang mempengaruhi ketidaklengkapan DRM : 1. Aspek sumber daya manusia 2. Aspek pendukung BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Tael 3.1 Kerangka Konsep Faktor yang mempengaruhi ketidaklengkapan DRM : 1. Aspek sumer daya manusia 2. Aspek pendukung Assemling Lengkap Tidak Lengkap Klaim

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor, faktor pertama terdiri dari 3

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor, faktor pertama terdiri dari 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor, faktor pertama terdiri dari 3 perlakuan, sedangkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. usaha untuk memperbaiki kondisi pertumbuhan jagung dan menambah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. usaha untuk memperbaiki kondisi pertumbuhan jagung dan menambah 1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Peningkatan pertumuhan jagung melalui pemerian pupuk merupakan usaha untuk memperaiki kondisi pertumuhan jagung dan menamah keseuran tanah. Pemerian pupuk

Lebih terperinci

MUTU ORGANOLEPTIK DAN MIKROBIOLOGIS IKAN KEMBUNG (Rastrelliger sp.) SEGAR DENGAN PENGGUNAAN LARUTAN LENGKUAS MERAH (Alpinia Purpurata K.

MUTU ORGANOLEPTIK DAN MIKROBIOLOGIS IKAN KEMBUNG (Rastrelliger sp.) SEGAR DENGAN PENGGUNAAN LARUTAN LENGKUAS MERAH (Alpinia Purpurata K. Jurnal Teknologi Hasil Perikanan MUTU ORGANOLEPTIK DAN MIKROBIOLOGIS IKAN KEMBUNG (Rastrelliger sp.) SEGAR DENGAN PENGGUNAAN LARUTAN LENGKUAS MERAH (Alpinia Purpurata K. Schum) Herlila Tamuu, Rita Marsuci

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN MINIMISASI RIAK TEGANGAN DAN ARUS SISI DC

BAB 4 ANALISIS DAN MINIMISASI RIAK TEGANGAN DAN ARUS SISI DC BAB ANAL DAN MNMA RAK EGANGAN DAN ARU DC. Penahuluan ampai saat ini, penelitian mengenai riak sisi DC paa inverter PWM lima-fasa paa ggl beban sinusoial belum pernah ilakukan. Analisis yang ilakukan terutama

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Prosedur

MATERI DAN METODE. Prosedur MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan selama 8 bulan yaitu dari bulan Oktober 2011 sampai Mei 2012. Lokasi penelitian di Laboratorium Teknologi Hasil Ternak, Laboratorium Terpadu

Lebih terperinci

,-,- .!.- ', ' >' -~-~J~~jf: "'' "' -'-1;: \' ~~~'~(~ TT'-, < : ' ' "', It;; ' ,Hy>"/,J-) :(:~~i' -.:. ""';::'.~ : sr~+~ ----

,-,- .!.- ', ' >' -~-~J~~jf: '' ' -'-1;: \' ~~~'~(~ TT'-, < : ' ' ', It;; ' ,Hy>/,J-) :(:~~i' -.:. ';::'.~ : sr~+~ ---- ::--.:::: /I~ :_:._;_~~-- '',-,- ~j~~~}',_,./.!.- ', ' >' -~-~J~~jf: "'' "' -'-1;: \' ~~~'~(~ TT'-, < : ' ' "', It;; ',Hy>"/,J-) :(:~~i' /, -.:. ""';::'.~ : sr~+~ ---- LAMPIRAN A ANALISA LEMPENG TOTAL

Lebih terperinci

Efektivitas Belimbing Wuluh terhadap Parameter Mutu Organoleptik dan ph Ikan Layang Segar Selama Penyimpanan Ruang

Efektivitas Belimbing Wuluh terhadap Parameter Mutu Organoleptik dan ph Ikan Layang Segar Selama Penyimpanan Ruang Nikè: Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. Volume II, Nomor 1, Maret 201 Efektivitas Belimbing Wuluh terhadap Parameter Mutu Organoleptik dan ph Ikan Layang Segar Selama Penyimpanan Ruang 1,2 Raflin Djafar,

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 34 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Hirarki Pusat-Pusat Pelayanan i Kecamatan Leuwiliang Analisis hirarki pusat-pusat pelayanan i Kecamatan Leuwiliang ilakukan engan menggunakan metoe skalogram berbobot berasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana

BAB III METODE PENELITIAN. Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana 38 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di laboratorium Plant Physiology and Culture Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik

Lebih terperinci

Arus Melingkar (Circular Flow) dalam Perekonomian 2 Sektor

Arus Melingkar (Circular Flow) dalam Perekonomian 2 Sektor Perekonomian suatu negara igerakkan oleh pelaku-pelaku kegiatan ekonomi. Pelaku kegiatan ekonomi secara umum ikelompokkan kepaa empat pelaku, yaitu rumah tangga, perusahaan (swasta), pemerintah an ekspor-impor.

Lebih terperinci

Studi Kelayakan Unit Pengolahan Udang Putih Beku Tanpa Kepala di PT. XX Gorontalo

Studi Kelayakan Unit Pengolahan Udang Putih Beku Tanpa Kepala di PT. XX Gorontalo Studi Kelayakan Unit Pengolahan Udang Putih Beku Tanpa Kepala di PT. XX Gorontalo 1,2 Saprin Hayade, 2 Rieny Sulistijowati, 2 Faiza A. Dali 1 saprin_hayade@yahoo.com 2 Jurusan Teknologi Perikanan Fakultas

Lebih terperinci

BAB XII GAYA DAN TEKANAN

BAB XII GAYA DAN TEKANAN BAB XII GAYA DAN TEKANAN 1. Bagaimanakah huungan antara gaya dan tekanan?. Faktor apakah yang mempengaruhi tekanan di dalam zat cair? 3. Apakah yang dimaksud dengan hukum Pascal? 4. Apakah yang dimasudkan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK MUTU ORGANOLEPTIK IKAN LAYANG

KARAKTERISTIK MUTU ORGANOLEPTIK IKAN LAYANG Jurnal Perikanan dan Kelautan EFEKTIVITAS KONSENTRASI BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L) TERHADAP KARAKTERISTIK MUTU ORGANOLEPTIK IKAN LAYANG (Decapterus sp.) Segar SELAMA PENYIMPANAN RUANG 1,2 Raflin

Lebih terperinci

UM UNPAD 2007 Matematika Dasar

UM UNPAD 2007 Matematika Dasar UM UNPAD 007 Matematika Dasar Kode Soal Doc. Name: UMUNPAD007MATDAS999 Version : 0- halaman 0. Jika A e adalah komplemen dari A, maka daerah yang diarsir pada diagram Venn di awah ini dapat dinyatakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung dari bulan

Lebih terperinci

ANALISIS STABILITAS LERENG DENGAN SIMPLIFIED BISHOP METHOD dan JANBU MENGGUNAKAN PROGRAM MATHCAD

ANALISIS STABILITAS LERENG DENGAN SIMPLIFIED BISHOP METHOD dan JANBU MENGGUNAKAN PROGRAM MATHCAD ANALISIS STABILITAS LERENG DENGAN SIMPLIFIED BISHOP METHOD an JANBU MENGGUNAKAN PROGRAM MATHCAD YOSEPHINA NOVALIA NRP : 0521034 Pembimbing : Ir. Ibrahim Surya, M.Eng. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret April Penelitian ini

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret April Penelitian ini BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret April 26. Penelitian ini dilakukan di Pasar Tradisional di Kabupaten Semarang yaitu Pasar Projo Ambarawa, Pasar Sumowono, Pasar Babadan,

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang populasi bakteri dan keberadaan bakteri gram pada

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang populasi bakteri dan keberadaan bakteri gram pada 10 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian tentang populasi bakteri dan keberadaan bakteri gram pada pellet calf starter dengan penambahan bakteri asam laktat dari limbah kubis terfermentasi telah dilaksanakan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan dan Laboratorium Kimia Universitas Muhammadiyah Malang. Kegiatan

Lebih terperinci