Elli Afrida. Staf pengajar kopertis Wilayah I dpk Unpab

Transkripsi

1 8 EFEKTIFITAS PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK A32 DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum. L.) VARIETAS BREBES Elli Afrida Staf pengajar kopertis Wilayah I dpk Unpa Astrak Penelitian ertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat penggunaan pupuk organik A32 dan jarak tanam terhadap awang merah (Allium ascalonicum.l.) serta untuk mengetahui interaksi antara penggunaan pupuk Organik A32 dan jarak tanam terhadap awang merah (Allium ascalonicum. L.). Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan 2 faktor. Faktor pertama penggunaan pupuk Organik A32 ( A ) yang terdiri dari A0 ( 0 gr/plot), A1 ( 79.5 g/plot), A2 (159 g/plot) dan A3 (238.5 g/plot). faktor kedua jarak tanam ( J ) terdiri dari J1 (20 cm x 10 cm), J2 (20 cm x 15 cm), J3 ( 20 cm x 20 cm). Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah siung per sampel, erat kering umi per sampel, erat asah per plot dan erat kering per plot. Hasil peneltian menunjukkan ahwa penggunaan pupuk Organik A32 dan jarak tanam memerikan pengaruh yang sangat nyata terhadap awang merah. Penggunaan pupuk A32 dan jarak tanam tidak menunjukkan adanya interaksi terhadap pertumuhan dan produksi tanaman awang merah. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan ahwa penggunaan pupuk Organik A32 yang aik untuk awang merah adalag g/plot (A3) sedangkan jarak tanam adalah pada J3 (20 cm x 20 cm). Kata kunci: pupuk organik, jarak tanam, pertumuhan produksi awang merah Pendahuluan Bawang merah merupakan sayuran rempah yang cukup populer. Hampir setiap masakan sayuran ini selalu ditamahkan karena seagai umu penyedap, dan masih anyak manfaat lainnya yang dapat untuk oat tradisional. Sehingga keutuhan awang merah akan terus meningkat seiring ertamahnya jumlah penduduk dan daya elinya. Agar keutuhan dapat selalu terpenuhi maka harus diimangi dengan jumlah produknya. Selain untuk memenuhi keutuhan dalam negeri, awang merah juga diekspor ke negara tetangga seperti Singapura, Brunei (Rahayu dan Berlian, 1996). Perkemangan tanaman awang merah yang cukup pesat di eragai daerah menuntut adanya peraikan cara ercocok tanam, penggunaan varietas dan penggunaan pupuk (Aliuddin, 1988). Pupuk organik A32 produk ioteknologi mutahir untuk pertanian, aman, hemat, efektif merupaka pupuk organik konsentrat yang 100% dari ahan organik, zat ioteknologi dan nutrisi lainnya yang diutuhkan tanaman. Memperaiki sifat fisik, kimia, iologi tanah dan air. (Anonimus, 1998). Dalam udidaya awang merah jarak tanam yang digunakan akan menentukan kepadatan populasi persatuan luas. Jarak tanaman yang terlalu rapat atau tingkat kepadatan JURNAL PENELITIAN BIDANG ILMU PERTANIAN Volume 3, Nomor 1, April

2 populasi yang tinggi dapat mengakiatkan terjadinya persaingan antar tanaman dalam memperoleh air, unsur hara dan sinar matahari (Rahayu dan Berlian, 1996). 4BTujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh tinggkat penggunaan pupuk Organik A32 dan jarak tanam terhadap pertumuhan dan produksi tanaman awang merah (Allium ascalonicum L.). Serta untuk mengetahui interaksi antara penggunaan pupuk Organik A32 dan jarak tanaman terhadap pertumuhan dan produksi tanaman awang merah (Allium ascalonicum L). 5BMetode Penelitian Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok faktorial dengan 2 faktor yaitu: a. Faktor Pupuk Organik A32 A0 = 0.00 g/plot A1 = g/ plot A2 = g/plot A3 = gram/plot. Faktor jarak tanam J1 = 20 cm x 10 cm J2 = 20 cm x 15 cm J3 = 20 cm x 20 cm. Jumlah ulangan dalam penelitian ini 3 ulangan. Hasil dan Pemahasan Tinggi Tanaman (cm) Data pengukuran tinggi tanaman awang merah pada umur 3,4,5,6,7,dan 8 minggu setelah tanam disajikan pada Tael 1. Hasil statistik menunjukkan ahwa penggu-naan pupuk Organik A32 dan jarak tanaman tidak menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap tinggia tanaman awang merah pada umur 3, 4, 5 mst, namun memerikan pengaruh yang sangat nyata pada umur 6, 7, dan 8 mst. umur 8 mst, tinggi tanaman tertinggi dijumpai pada perlakuan A3 (238.5 g/plot) yaitu cm yang ereda sangat nyata dengan perlakuan A0 (0.00 g/plot) yaitu 34.34cm dan A1 (79.5 g/plot) yaitu cm namun ereda nyata dengan perlakuan A2 (159.0 g/plot) yaitu cm. penggunaan jarak tanam pada tanaman awang merah memerikan pengaruh yang nyata terhadap tinggi tanaman setelah 8 mst, dimana tingi tanaman Tael 1. Rata-rata tinggi tanaman (cm) awang merah akiat penggunaan pupuk Organik A32 (A) dan jarak tanam (J). Perlakua Min Ggu Sete Lah Tan Am n (Mst) A0 14,69 15,91 18,00 20,46 24,95 34,34c A1 14,69 16,38 18,06 21,60 26,47a 35,36 A2 15,61 16,41 18,44 21,87 26,60a 35,61 A3 15,41 16,25 18,33 22,88a 27,08a 36,25 a J1 15,13 16,05 18,02 20,33c 25,76 34,79c J2 15,18 16,31 18,11 21,76 26,41a 35,28 J3 15,21 16,36 18,50 22,76a 26,67a 36,09 a 44

3 pada perlakuan J3 (20x20 cm) yaitu cm yang ereda nyata dengan perlakuan J2 (20x10 cm) yaitu cm dan ereda nyata pula dengan perlakuan J1 (15x15 cm) yaitu cm. Jumlah Daun (Helai) Data pengamatan jumlah daun tanaman awang merah padaa umur 3, 4, 5, 6, 7, dan 8 minggu setelah tanam disajikan pada tael 2. Dari Tael 2. dapat dilihat ahwa umur tanaman 8 mst, jumlah daun teranyak dijumpai pada perlakuan A3 (238.5 g/plot) yaitu helai yang A0 (0.00 g/plot) yaitu 8.72 helai dan ereda nyata dengan perlakuan A1 (79.5 g/plot) yaitu 9.68 helai namun ereda nyata dengan perlakuan A2 (159.0 g/plot) yaitu 9.78 helai. Jumlah Siung per Sampel (siung) Data pengamatan jumlah siung pada tanaman awang merah persampel setelah panen disajikan pada tael 3. Tael 3. Rata-rata jumlah siung per sampel tanaman awang merah, karena perlakuan pupuk Organik A32 (A) dan jarak tanam (J) setelah panen. Perlakuan A0 A1 A2 A3 J1 J2 J3 Jumlah Siung per sampel 5.18 c a 5.07 c a Dari Tael 3. dapat dilihat ahwa tanaman awang merah terhadap jumlah siung persampelnya teranyak dijumpai pada perlakuan A3 (238.5 g/plot) yaitu 5,63 siung yang ereda sangat nyat pada perlakuan A0 (0.00 g/plot) yaitu 5,18 siung namun eeda nyata dengan perlakuan A1 (79,5 g/plot) yaitu 5,41 siung dan perlakuan A2 (159,0 g/plot) yaitu 5,42 siung. Dapat dilihat juga penggunaan jarak tanam pada tanaman awang merah memerikan pengaruh yang sangat nyata terhadap jumlah siung per sampel, dimana jumlah siung teranyak dijumpai pada perlakuan J3 (20x20 cm) yaitu 5,65 siung yang ereda sangat nyata dengan perlakuan J1 (20x10 cm) yaitu 5,07 siung dan J2 (20x15 cm) yaitu 5,51 siung. Berat Basah dan Berat Kering per Sampel (gram). Dari data penimangan erat asah dan erat kering per sampel tanaman awang merah setelah panen disajikan pada Tael 4. Tael 4. Rata-rata erat asah dan erat kering (g) tanaman awang merah karena perlakuan pupuk Organik A32 (A) dan jarak tanam (J) setelah panen. Perlakuan Berat Basah(gr) Berat Kering (gr) A c A a A a A a a J c J a J a a Dari Tael 4. dapat dilihat ahwa tanaman awang merah terhadap erat asah persampel hasil panen, dijumpai pada perlakuan A3 yaitu 30,95 g yang A0 yaitu seesar 29,55 g, namun ereda nyata dengan perlakuan A1 seesar 30,22 g dan perlakuan A2 seesar 30,45 g. JURNAL PENELITIAN BIDANG ILMU PERTANIAN Volume 3, Nomor 1, April

4 Penggunaan jarak tanam pada tanaman awang merah juga memerikan pengaruh yang sangat nyata terhadap erat asah per sampel tanaman awang merah, dimana erat asah persampel yang tererat pada perlakuan J3 yaitu 30,90 g yang ereda sangat nyata dengan perlakuan J1 yaitu 29,60 g dan er-eda nyata dengan perlakuan J2 yaitu 30,38 g. Dari Tael 4. juga dapat dilihat ahwa penggunaan pupuk Organik A32 erpengaruh terhadap erat kering per sampel hasil panen pada tanaman awang merah menunjukkan erat yang tertinggi pada perlakuan A3 yaitu 24,88 g yang ereda nyata dengan perlakuan A0 yaitu 22,81 g, namun tidak ereda nyata dengan perlakuan A1 seesar 24,41 g dan perlakuan A2 yaitu 24,57 g. penggunaan jaraka tanam memerikan pengaruh pada tanaman awang merah terhadap erat kering persampel, dimana erat kering per sampel yang tererat pada perlakuan J3 yaitu 25,20 g yang ereda nyata dengan perlakuan J1 yaitu 22,85 g tetapi tidak ereda nyata dengan perlakuan J2 yaitu 24,46 g. Berat Basah dan Berat Kering per Plot (Kg) Tael 5. Rata-rata erat asah dan erat kering per plot (kg) tanaman awang merah karena perlakuan pupuk Organik A32 (A) dan jarak tanam (J) setelah panen Perlakuan Berat Basah (Kg) Berat Kering(Kg) A0 0,97 c 0,39 c A1 0,99 c 0,40 c A2 1,13 a 0,55 A3 1,16 a 0,57 a J1 0,92 c 0,34 c J2 1,07 0,48 J3 1,20 a 0,61 a Dari tael 5 dapat dilihat ahwa penggunaan pupuk Organik A32 memerikan pengaruh terhadap erat asah per plot hasil panen tanaman awang merah, dengan tererat pada perlakuan A3 yaitu seesar 1,16 Kg yang A0 yaitu 0,97 Kg dan perlakuan A1 yaitu 0,99 Kg namun tidak ereda nyata dengan perlakuan A2 yaitu 1,13 Kg. Demikian juga perlakuan jarak tanam pmemerikan pengaruh terhadap erat asah per plot hasil panen tanaman awang merah, dimana erat asah yang paling esar pada perlakuan J3 yaitu 1,20 Kg yang ereda sangat nyata dengan perlakuan J1 yaitu 0,92 Kg dan ereda nyata dengan perlakuan J2 yaitu 1,07 Kg. Dari tael 5 dapat dilihat pula ahwa penggunaan pupuk Organik A32 memerikan pengaruh terhadap erat kering per plot hasil panen tanaman awang merah, dengan tererat pada perlakuan A3 yaitu seesar 0,57 Kg yang A0 yaitu 0,39 Kg dan perlakuan A1 yaitu 0,40 Kg serta ereda nyata dengan perlakuan A2 yaitu 0,55 Kg. Demikian juga perlakuan jarak tanam memerikan pengaruh terhadap erat kering per plot hasil panen tanaman awang merah, dimana erat asah yang paling esar pada perlakuan J3 yaitu 0,61 Kg yang ereda sangat nyata dengan perlakuan J1 yaitu 0,34 Kg dan ereda nyata dengan perlakuan J2 yaitu 0,48 Kg. Dari hasil analisa data menunjukkan ahwa penggunaan pupuk Organik A32 memerikan pengaruh terhadap awang merah pada taraf peralakuan A3 yaitu 238,5 gram/plot. Hal ini karena setiap tanaman memutuhkan zat hara untuk pertum-uhan maupun produksinya, jadi ila tanaman kekurangan unsur hara maka tanaman akan memperlihatkan pertumuhan yang kurang memuaskan yang pada akhirnya akan menurun-kan produksi dari tanaman 46

5 itu sendiri. Hal ini karena Organik A32 mengandung unsur hara makro N, P, K dan Mg dan mikro Cu, Zn, Fe, Mn dan Na yang sangat diutuhkan tanaman awang. (Anonimus, 1998). Penggunaan jarak tanam 20 x 20 cm (J3) memerikan hasil yang teraik terhadap pertumuhan dan produksi tanaman awang merah, sedang jarak tanam 20 x 10 cm (J1) memerikan hasil yang kurang aik terhadap pertumuhan dan produksi tanaman awang merah. Hal ini menunjukkan ahwa jarak tanam yang rapat akan menimulkan persaingan yang tinggi dalam pengamilan unsur hara, air, dan juga persaingan sinar matahari. Oleh karenanya jarak tanam harus diperhatikan untuk mendapat jumlah populasi yang optimum, yang dapat mempengaruhi (Rahayu dan Berlian, 1996). Interaksi perlakuan pupuk Organik A32 dengan Perlakuan Jarak tanam pada tanaman awang merah tidak erpengaruh terhadap pertumuhan dan produksi awang merah. Hal ini menunjukkan tidak ada respon pertumuhan dan produksi akiat interaksi kedua perlakuan terseut. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Dari hasil penelitian ini maka dapat ditarik kesimpulan: a. Penggunaan pupuk Organik A32 memerikan pengaruh yang sangat nyata terhadap pertumuhan dan produksi tanaman awang merah, dimana taraf perlakuan 238,5 g/plot (A3).. Penggunaan jarak tanam pada tanaman awang merah memerikan pengaruh yang sangat nyata pada awang merah, diman jarak tanam 20 cmx20 cm (J3) memerikan respon yang aik terhadap pertumuhan dan produksi tanaman awang merah. c. Interaksi penggunaan pupuk Organik A32 dengan jarak tanam tidak menunjukkan pengaruh terhadap awang. Saran Dianjurkan agi petani khususnya yang memudidayakan tanaman awang merah untuk dapat menggunakan pupuk Organik A32 dengan dosis 238,5 g/plot (100 cm x 60 cm) dan jarak tanam yang digunakan seaiknya 20 cm x 20 cm. Daftar Pustaka Aliuddin., Pengaruh Kerapatan Tanam dan Pemakaian Mulsa Jerami pada Bawang Merah., Buletin Hortikultura Vol. XVI No. 1., Balai Penelitian Hortikultura. Lemang. Anonimus., 1998., Pupuk Organik A32., Brosur Sinar Karya Tani dan Sinar Terang Matahari., Medan. Bangun, M.K., 1985., Rancangan Percoaan., Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara., Medan. Rahayu. E., dan N. Berlian., Bawang Merah., Penear Swadaya. Jakarta. Rukmana., R Bawang Merah Budidaya dan Pengelolaan Pasca Panen., Kanisius., Yogyakarta. Samsuddin, S., Bawang Merah. Bina Cipta., Bandung. JURNAL PENELITIAN BIDANG ILMU PERTANIAN Volume 3, Nomor 1, April