PENGEMBANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SUPPLIER MENGGUNAKAN METODE TOPSIS PADA PERUSAHAAN FURNITURE

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGEMBANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SUPPLIER MENGGUNAKAN METODE TOPSIS PADA PERUSAHAAN FURNITURE"

Transkripsi

1 PENGEMBANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SUPPLIER MENGGUNAKAN METODE TOPSIS PADA PERUSAHAAN FURNITURE DEVELOPMENT OF DECISION SUPPORT SYSTEM SUPPLIER SELECTION USING TOPSIS FURNITURE COMPANY Ma ruf Unverstas Muhammadyah Surakarta, Jl. Sadewa No. 1 Serengan Solo E-mal : maaruf.dosen@gmal.com Abstract The technque for order preference by smlarty to deal soluton (TOPSIS) makes use of the teak suppler analyss to develop the key performance ndcator. Whch allow a more systematc and holstc approach to buld the alternatve suppler. The TOPSIS analyss s the process of explorng the nternal and external envronment of an organzaton based on ts consder to choce teak suppler. Ths ncludes envronmental changes analyss about prce, payment and suppler character. The choce suppler before wth manual and smple method, a cause and affect several of mplementaton falure. Wth the TOPSIS analyss can result speed and quck decson help n choce teak suppler, understand the stuaton and act flexbly. Decsons should be taken at approprate, so that can mprove delvery on tme, reduce lead tme, mprove stock control, gan deas from employees, s effectvely a lever that management can pull to acheve the overall objectve, whch s mprove operatng effcency. Keywords: Decson Support System, TOPSIS, Database, User Interface. Abstrak Sentra Industr Kecl Mebel Trangsan Sukoharjo adalah beberapa perusahaan yang bergerak d bdang ndustr furnture. Bahan baku utama yang dgunakan perusahaan adalah kayu jat. Ada beberapa suppler yang memasok kebutuhan perusahaan. Sebelumnya memlh suppler dengan cara sederhana dan manual, sehngga proses pemlhan suppler kurang efsen dan haslnya tdak optmal. Hal n memunculkan beberapa permasalahan, antara lan suppler tdak dapat memenuh kebutuhan dalam hal volume kayu, sultnya perusahaan untuk mendapatkan kebutuhan bahan baku pada harga yang kompettf, jadwal pengrman menjad mundur, dan baya produks membengkak. Selan tu konds suppler selalu berubah-ubah mengkut perkembangan duna usaha. Oleh karena tu, dbutuhkan Sstem Pendukung Keputusan yang bersfat dnamk, sehngga perubahan yang terjad pada suppler dapat dengan cepat dperhtungkan dan prortas pemlhan suppler yang terplh dapat segera terseda. Perancangan sstem melalu tahapan perancangan proses, perancangan database dan perancangan user nterface. Peneltan menggunakan metode TOPSIS, yang dgunakan untuk merankng atau menentukan prortas suppler. Hasl dar peneltan n adalah sebuah Sstem Pendukung Keputusan yang dapat membantu perusahaan dalam memlh suppler. Kata kunc: Sstem Pendukung Keputusan, Pemlhan Suppler, TOPSIS, Database, User Interface. Prosdng Semnar Nasonal Ekonom dan Bsns & Call For Paper FEB UMSIDA

2 Pendahuluan Latar Belakang Masalah Sentra Industr Kecl Mebel Trangsan Sukoharjo adalan perusahaan bergerak d bdang ndustr mebel/furntur. Kegatan produks menggunakan sstem make to order, hanya memproduks barang pesanan. Bahan baku utama yang dgunakan adalah kayu jat, bahan baku ddapat dar suppler. Tap suppler memlk keunggulan dan kelemahan, sehngga perencanaan pemlhan suppler mutlak dperlukan. Konds suppler d lapangan selalu berubah-ubah mengkut stuas dan perkembangan duna usaha, sehngga pengambl keputusan selalu harus melakukan perankngan setap saat, pekerjaan n tdak mudah dan tdak efsen karena membutuhkan waktu (tme consumng) dan dapat menngkatkan baya evaluas. D sampng tu respon keputusan yang harus dambl tdak dapat dlakukan dengan cepat. Belum pernah dlakukan peneltan sehubungan dengan pemlhan supler, sebelumnya perusahaan memlh suppler dengan cara sederhana, yatu dengan menghubung suppler apakah mempunya bahan baku yang dbutuhkan dan harga sesua dengan order atau tdak. Bla sesua perusahaan mengeluarkan purchase order. Sehngga proses pemlhan suppler kurang efsen dan haslnya tdak optmal. Hal n memunculkan beberapa permasalahan, antara lan suppler tdak dapat memenuh volume.kebutuhan dan serng mengalam kekurangan atau kelebhan bahan baku. Permasalahan lan adalah sultnya untuk mendapatkan kebutuhan bahan baku pada harga yang kompettf. Dengan adanya permasalahan tersebut, maka dperlukan sebuah Sstem Pendukung Keputusan (SPK) yang drancang secara dnamk, memungknkan dengan cepat dapat memperhtungkan dan membuat keputusan prortas suppler yang akan dplh. Penentuan prortas suppler dlakukan menggunakan metode Technque for Order Preference by Smlarty to Ideal Soluton (TOPSIS). TOPSIS dgunakan karena konsepnya sederhana, mudah dpaham, komputasnya efsen, dan memlk kemampuan mengukur knerja relatf dar alternatf-alternatf keputusan dalam bentuk matemats sederhana. Tujuan Peneltan Prosdng Semnar Nasonal Ekonom dan Bsns & Call For Paper FEB UMSIDA

3 Peneltan bertujuan mengembangkan dan menyedakan sstem pendukung keputusan untuk memberkan solus terbak dalam pemlhan suppler, dapat dgunakan sebaga petunjuk pemlhan alternatf suppler dan.kebutuhan bahan baku (jumlah dan kualtas) dapat terpenuh dalam harga yang kompettf, sehngga dapat menunjang knerja organsas dalam hal sukses dalam proses produks. Urgens Peneltan Berdasar latar belakang dan uraan d atas, perumusan masalah peneltan adalah : bagamanakah sstem pendukung keputusan metode TOPSIS dapat memberkan solus terbak dalam pemlhan suppler. Manfaat Peneltan a.. Memberkan petunjuk alternatf pemlhan suppler. b. Mempermudah dan mempercepat pengaplkasan metode TOPSIS untuk menyelesakan masalah multkrtera. c. Membantu perusahaan menyelesakan masalah dalam pemlhan suppler. d.. Kebutuhan bahan baku dalam hal jumlah dan kualtas dapat terpenuh dalam harga yang kompettf, sehngga proses produks bsa tepat waktu. Batasan Permasalahan Pembatasan masalah perlu dlakukan untuk memfokuskan peneltan yang akan dlaksanakan sehngga tujuan peneltan dapat dcapa. Adapun batasan masalahnya adalah sebaga berkut: a. Peneltan dlakukan d Sentra ndustr kecl mebel Trangsan Sukoharjo. b. Objek yang dtelt berupa suppler bahan baku kayu. c. Tngkat akuras output yang dhaslkan oleh sstem tergantung pada nput yang dberkan oleh user. d. Pencaran krtera dan penentuan derajat kepentngan adalah subyektf dar phak perusahaan. e. Peneltan n tdak membahas mengena pembuatan software sstem pendukung keputusan, namun hanya terbatas pada sejauh mana sstem pendukung keputusan dapat dmplementaskan d perusahaan. Prosdng Semnar Nasonal Ekonom dan Bsns & Call For Paper FEB UMSIDA

4 Metode Peneltan Landasan Teor Sstem Pendukung Keputusan (Decson Support System) Sstem adalah kumpulan dar obyek-obyek sepert manusa, resources, konsep, dan prosedur yang dtujukan untuk melakukan fungs tertentu atau memenuh suatu tujuan. Dalam Rzk Trana Putr (2008), Ludwg Von Bartalanfy berpendapat bahwa sstem merupakan seperangkat unsur yang salng terkat dalam suatu antar relas dantara unsur-unsur tersebut dengan lngkungan. Sedangkan menurut Jogyanto sstem adalah komponen-komponen yang salng berhubungan untuk mencapa satu tujuan tertentu. Suatu sstem dapat drumuskan sebaga setap kumpulan bagan-bagan atau subsstem-subsstem yang dsatukan, yang drancang untuk mencapa suatu tujuan. Kata keputusan (decson) berart plhan (choce), yatu plhan dar dua atau lebh kemungknan. Keputusan juga dapat berart kegatan memlh suatu strateg atau tndakan dalam pemecahan suatu masalah. Tndakan memlh strateg atau aks yang dyakn manajer akan memberkan solus terbak atas sesuatu tu dsebut pengamblan keputusan Sstem Pendukung Keputusan (SPK) ddefnskan sebaga sebuah sstem yang bertujuan untuk mendukung seorang manajer mengambl sebuah keputusan dalam konds permasalahan yang sem terstruktur. SPK dfungskan sebaga fasltas yang dapat memperkuat kapabltas sang pengambl keputusan, namun tdak sepenuhnya menggantkan peran pengambl keputusan tersebut. SPK dgunakan pada pengamblan keputusan yang melbatkan pertmbangan dar manajer, atau pada pengamblan keputusan yang tdak sepenuhnya dapat dselesakan dengan perhtungan. Komponen Sstem Pendukung Keputusan Komponen Sstem Pendukung Keputusan (SPK) terdr dar: 1. Subsstem Manajemen Data (Data-management Subsystem). 2. Subsstem Manajemen Model (Model Management Subsystem). 3. Subsstem Antarmuka Pengguna (User Interface Subsystem). 4. Subsstem Manajemen Berbass Pengetahuan (Knowledge-based Management Subsystem). Prosdng Semnar Nasonal Ekonom dan Bsns & Call For Paper FEB UMSIDA

5 Komponen n dapat berperan untuk mendukung komponen yang lan, maupun berperan sebaga komponen yang ndependen. Komponen n memperkaya kecerdasan pengguna dalam membuat keputusan. Komponen n salng terhubung dengan bass data pengetahuan dar organsas, yang basa dsebut dengan Organzatonal Knowledge Base. Gambar 1. Komponen Sstem Pendukung Keputusan Sstem lannya yang berbass komputer Internet, Intranet, Ekstranet Data Eksternal dan Internal Manajemen Data Manajemen Model Model Eksternal Subsstem Berbass Pengetahuan Antarmuka Pengguna Bass Pengetahuan Organsasonal User Proses Pengamblan Keputusan Pengamblan keputusan hampr tdak merupakan plhan antara benar dan salah, tetap yang serng terjad adalah plhan yang hampr benar dan yang mungkn salah. Pengamblan keputusan d dalam suatu organsas merupakan hasl proses komunkas dan partspas yang terus menerus dar keseluruhan organsas. Hasl keputusan tersebut dapat merupakan pernyataan yang dsetuju antar alternatf atau antar prosedur untuk mencapa tujuan tertentu. Proses pengamblan keputusan melbatkan 4 tahapan, yatu: a. Intellgence, tahap n merupakan proses penelusuran dan pendeteksan dar lngkup problematka serta proses pengenalan masalah. b. Desgn, tahap n merupakan proses menemukan, mengembangkan, dan menganalss alternatf tndakan yang bsa dlakukan. Tahap n melput proses untuk mengert masalah, menurunkan solus, dan menguj kelayakan solus. c. Choce, pada tahap n dlakukan proses pemlhan dantara berbaga alternatf tndakan yang mungkn djalankan. Dar tahap n ddapatkan keluaran berupa dokumen solus dan rencana mplementasnya. Prosdng Semnar Nasonal Ekonom dan Bsns & Call For Paper FEB UMSIDA

6 d. Implementaton, dalam tahap n pengamblan keputusan menjalankan rangkaan aks pemecahan yang dplh d tahap choce. Implementas yang sukses dtanda dengan terjawabnya masalah yang dhadap, sementara kegagalan dtanda dengan tahap adanya masalah yang sedang dcoba untuk datas. Data Flow Dagram (DFD) Data Flow Dagram (DFD) adalah representas grafs dar sebuah sstem dengan menggunakan angka dan smbol untuk menglustraskan bagamana data mengalr melalu proses-proses yang salng berkatan. Keuntungan dar DFD adalah memungknkan untuk menggambarkan sstem dar level yang palng tngg kemudan mengurakannnya menjad level yang lebh rendah (dekomposs). Berkut n adalah hal-hal yang berkatan dengan DFD: a. Smbol Data Flow Dagram Smbol atau lambang yang dgunakan dalam membuat DFD adalah: EXTERNAL ENTITY: Smbol dgunakan untuk menggambarkan asal atau tujuan data. PROSES: Smbol dgunakan untuk proses pengolahan atau transformas data. DATA FLOW: Smbol dgunakan untuk menggambarkan alran data yang berjalan. DATA STORE: Smbol dgunakan untuk menggambarkan data flow yang sudah dsmpan atau darspkan. b. Aturan dalam Data Flow Dagram Bentuk rambu-rambu atau aturan man yang baku dan berlaku dalam penggunaan DFD untuk membuat model sstem adalah sebaga berkut: 1. D dalam DFD tdak boleh menghubungkan antara external entty dengan external entty lannya secara langsung. 2. D dalam DFD tdak boleh menghubungkan data store yang satu dengan data store yang lan secara langsung. 3. D dalam DFD tdak boleh menghubungkan data store dengan external entty secara langsung. 4. Setap proses harus memlk data flow masuk dan data flow keluar. Prosdng Semnar Nasonal Ekonom dan Bsns & Call For Paper FEB UMSIDA

7 c. Teknk Membuat Data Flow Dagram Teknk atau cara yang lazm dgunakan d dalam membuat DFD adalah sebaga berkut: 1. Mula dar yang umum atau tngkatan yang lebh tngg, kemudan durakan atau djelaskan sampa yang lebh detal atau tngkatan yang lebh rendah, yang lebh dkenal dengan stlah top down analyss. 2. Jabarkan proses yang terjad d dalam DFD sedetal mungkn sampa tdak dapat durakan lag. 3. Pelharalah konsstens proses yang terjad d DFD, mula dar dagram yang tngkatannya lebh tngg sampa dengan dagram yang tngkatannya lebh rendah. 4. Berkan label yang bermakna untuk setap smbol yang dgunakan. d. Langkah-langkah Membuat Data Flow Dagram Langkah-langkah d dalam membuat DFD dbag menjad tga tahap: 1. Dagram Konteks (Context Dagram) 2. Dagram Nol 3. Dagram Detal e. Bass Data (Database) Bass data terdr dar dua kata, yatu bass dan data. Bass dartkan sebaga markas atau gudang tempat bersarang/berkumpul. Data adalah representas fakta duna nyata yang memlk suatu obyek, sepert manusa, barang, lawan, konsep, keadaan, dan sebaganya yang dsertakan dalam bentuk huruf, smbol teks, gambar, buny atau kombnasnya (Fathansyah, 1999). Bass data sendr dapat dartkan dalam sejumlah sudut pandang, sepert: 1. Kumpulan dar data yang salng berhubungan satu dengan yang lannya, tersmpan d smpanan luar komputer dan dgunakan perangkat lunak tertentu untuk memanpulasnya. 2. Hmpunan kelompok data atau arsp yang salng berhubungan, dorgansaskan sedemkan rupa agar kelak dapat dmanfaatkan kembal dengan cepat dan mudah. 3. Kumpulan data yang salng berhubungan, yang dsmpan secara bersamaan sedemkan rupa dan tanpa pengulangan (redudans) yang tdak perlu, untuk memenuh berbaga kebutuhan. Prosdng Semnar Nasonal Ekonom dan Bsns & Call For Paper FEB UMSIDA

8 Bass data merupakan salah satu komponen pentng dalam Sstem Pendukung Keputusan, karena berfungs sebaga bass penyeda nformas bag pemakanya. Pemanfaatan bass data dlakukan untuk memenuh sejumlah tujuan (obyektf): Kecepatan dan kemudahan (Speed), keakuratan (Accuracy), efsens ruang penympanan (Space), ketersedaan (Avalablty), kelengkapan (Completeness), keamanan (Securty), kebersamaan pemakaan (Sharblty). f. Sumber data dalam Sstem Pendukung Keputusan, yatu: 1. Data Internal, adalah data yang sudah ada dalam organsas atau perusahaan. Data tersebut bsa dkendalkan oleh organsas atau perusahaan, bsa merupakan data mengena orang, produk, layanan, dan proses. 2. Data Eksternal, adalah data yang tdak bsa dkendalkan oleh organsas atau perusahaan. Data tersebut berasal dar luar sstem, contoh dar data eksternal antara lan: kurs dollar, keadaan pesang, dan harga pasar. 3. Data Prvat/Personal, data prvat adalah data mengena kepakaran atau nalur dar user terhadap masalah yang akan dselesakan. Data prvat merupakan pendapat dar user mengena varabel yang dperlukan dalam menyelesakan masalah atau nla dar suatu varabel. Perancangan Antar Muka (User Interface) Aktvtas perancangan user nterface berfokus pada nteraks antara user dan sstem pada komputer. Perancang mentk beratkan pada nput dan output yang dhaslkan serta pada cara mengubah/mengkonvers data menjad nformas agar menjad bentuk yang dapat dbaca oleh manusa dan mesn. Pemlhan Suppler Suppler merupakan sumber yang menyedakan bahan pertama dalam bentuk bahan baku, bahan mentah, bahan penolong, suku cadang, bahan dagangan, dan sebaganya. Pemlhan suppler bertujuan untuk mendapatkan sumber materal dengan kualtas, harga, waktu, kuanttas, dan pelayanan yang dngnkan, serta bantuan tekns yang dbutuhkan. Menurut Pujawan (2005), krtera pemlhan adalah salah satu hal pentng dalam pemlhan suppler, krtera yang dgunakan harus mencermnkan strateg supply chan maupun karakterstk tem yang akan dpasok. Secara umum banyak perusahaan menggunakan krtera dasar sepert kualtas barang yang Prosdng Semnar Nasonal Ekonom dan Bsns & Call For Paper FEB UMSIDA

9 dtawarkan, harga, dan ketepatan waktu pengrman. Berkut adalah krtera yang dgunakan untuk pemlhan suppler: a. Banyaknya techncal supports yang akan dberkan. b. Banyaknya de-de novatf. c. Kemampuan berkomunkas secara efektf untuk su-su pentng. d. Fleksbltas yang dtunjukkan oleh suppler. e. Cycle tme dan kecepatan respon. f. Kemrpan tujuan antara perusahaan dengan suppler. g. Tngkat kepercayaan yang ada antara perusahaan dengan suppler h. Kekuatan hubungan pada berbaga dmens. Terdapat tga macam metode pengadaan (Arnold,1998), yatu: 1. Sole Sourcng, sole Sourcng menyatakan bahwa hanya ada satu suppler karena hak paten, spesfkas teknk, bahan baku, lokas, dan sebaganya. 2. Multple Sourcng, multple Sourcng merupakan penggunaan lebh dar satu suppler untuk satu macam tem. 3. Sngle Sourcng, sngle sourcng adalah keputusan terencana yang dlakukan suatu organsas untuk memlh satu suppler untuk satu tem. Mult Crtera Decson Makng (MCDM) Setap saat peradaban kta dhadapkan dengan persoalan pembuatan keputusan. D sampng dhadapkan dengan persoalan pembuatan keputusan, orang-orang selalu tertark untuk menganalss cara orang membuat keputusan. Dalam pengertan sederhana, alternatf-alternatf pembuatan keputusan yang bsa dplh dan krtera yang terkat bsa devaluas dan lebh dsuka oleh orang-orang. hal n mengarahkan kta pada teknk pembuatan keputusan yatu pembuatan keputusan mult krtera (MCDM). Mult Crtera Decson Makng (MCDM) adalah metode pengamblan keputusan untuk menetapkan alternatf terbak dar sejumlah alternatf berdasarkan beberapa krtera tertentu. Krtera basanya berupa ukuran-ukuran, aturan-aturan atau standar yang dgunakan dalam pengamblan keputusan. Berdasarkan tujuannya, Zmmermann dalam Sr Kusumadew et al. (2006) membag MCDM menjad dua model, yatu Mult-Attrbute Decson Makng (MADM) dan Mult Objectve Decson Makng (MODM). MADM dgunakan untuk menyelesakan masalah-masalah dalam ruang dskret. basanya Prosdng Semnar Nasonal Ekonom dan Bsns & Call For Paper FEB UMSIDA

10 dgunakan untuk melakukan penlaan atau seleks terhadap beberapa alternatf dalam jumlah yang terbatas. Sedangkan MODM dgunakan untuk menyelesakan masalahmasalah pada ruang kontnyu (sepert permasalahan pada pemrograman matemats). Secara umum dapat dkatakan bahwa MADM menyeleks alternatf terbak dar sejumlah alternatf, sedangkan MODM merancang alternatf terbak. Perbedaan mendasar menurut Yoon dalam Sr Kusumadew et al. (2006) dapat dlhat pada tabel berkut: Tabel 1. Perbandngan MADM dengan MODM Krtera (ddefnskan oleh) Tujuan Krtera Alternatf Kegunaan MADM Atrbut Implst Eksplst Dskret, terbatas Pemlhan alternatf MODM Mengacu pada objectve Eksplst Implst Kontnyu, tdak terbatas Mendesan alternatf Penggolongan Solus-solus MCDM Menurut Yoon dalam Sr Kusumadew et al. (2006) persoalan-persoalan MCDM tdak selalu memlk suatu solus yang unk. Tergantung pada sfatnya, nama-nama (atau tpe-tpe) yang berbeda dberkan pada solus-solus yang berbeda. a. Solus yang deal. Krtera bsa dbag menjad dua golongan. Krtera yang akan dmaksmalkan merupakan bagan dar kelas krtera laba (bahkan mungkn tdak selalu merupakan krtera laba), dan krtera yang berlawanan yang akan dmnmalkan ada dalam kelas krtera baya. Jad, solus yang deal akan memaksmalkan semua krtera laba dan d ss lan memnmalkan semua krtera baya. Sebagamana djelaskan d atas, sfat krtera MCDM adalah salng bertentangan dan basanya tdak ada solus yang optmal untuk suatu persoalan. Walaupun basanya metode MCDM mengalokaskan yang terbak dar alternatf yang dberkan, beberapa metode MCDM ddasarkan pada gagasan bahwa solus yang terbak akan mendekat solus optmal. Prosdng Semnar Nasonal Ekonom dan Bsns & Call For Paper FEB UMSIDA

11 b. Solus yang tdak terdomnr (juga dkenal sebaga solus Pareto-optmal dalam lmu ekonom). Suatu solus yang layak dalam MCDM bersfat tdak terdomnr karena tdak ada solus layak yang lan yang akan memperbak suatu krtera tanpa menyebabkan degradas. c. Suatu solus yang memuaskan adalah suatu sub set solus-solus yang layak, yang telah dkurang dengan masng-masng alternatf melebh semua krtera yang dharapkan. Solus yang memuaskan tdak selalu tdak terdomnr. Apakah solus memuaskan atau tdak merupakan bagan dar tngkat pengetahuan dan kemampuan pembuat keputusan. d. Solus yang lebh dsuka. Solus yang lebh dsuka, yang merupakan suatu solus yang tdak terdomnr, mewakl solus, yang terutama memuaskan pembuat keputusan. Dalam pandangan n, metode MCDM hanya membantu proses pembuatan keputusan dengan mencapa solus yang lebh dsuka dengan syarat bahwa preferenspreferens pembuat keputusan harus damat. Konsep Dasar Mult-Atrbut Decson Makng (MADM) Pada dasarnya, proses MADM dlakukan melalu tga tahap, yatu penyusunan komponen-komponen stuas, analss, dan sntess nformas. Pada tahap penyusunan komponen-komponen stuas, akan dbentuk table taksran yang bers dentfkas alternatf dan spesfkas tujuan, krtera, dan atrbut. Salah satu cara untuk menspesfkaskan tujuan stuas O, 1,..., t adalah dengan cara mendaftar konsekuens-konsekuens yang mungkn dar alternatf yang telah terdentfkas A, 1,..., n. Selan tu juga dsusun atrbut-atrbut yang akan dgunakan a k, k 1,..., m. Tahap analss dlakukan melalu dua langkah. Pertama, mendatangkan taksran dar besaran yang potensal, kemungknan, dan ketdakpastan yang berhubungan dengan dampak-dampak yang mungkn pada setap alternatf. Kedua, melput pemlhan dar preferens pengambl keputusan untuk setap nla, dan ketdakpedulan terhadap resko yang tmbul. Pada langkah pertama, beberapa metode menggunakan fungs dstrbus P j (x) yang menyatakan probabltas kumpulan atrbut a k terhadap setap alternatf A. Konsekuen juga dapat dtentukan secara langsung dar agregas sederhana yang dlakukan pada nformas terbak yang terseda. Demkan pula, ada beberapa cara Prosdng Semnar Nasonal Ekonom dan Bsns & Call For Paper FEB UMSIDA

12 untuk menentukan preferens pengambl keputusan pada setap konsekuen yang dapat dlakukan pada langkah kedua. Metode yang palng sederhana untuk menurunkan bobot atrbut dan krtera adalah dengan fungs utltas atau penjumlahan terbobot. Secara umum, Zmermann dalam Sr Kusumadew et al. (2006) mendefnskan model MADM sebaga berkut: Msalkan A = { a = 1,...,n} adalah hmpunan alternatf-alternatf keputusan dan C = { c j = 1,...,m} adalah hmpunan tujuan yang dharapkan, maka akan dtentukan j alternatf x 0 yang memlk derajat harapan tertngg terhadap tujuan-tujuan yang relevan. Sebagan besar pendekatan MADM dlakukan melalu dua langkah, yatu: pertama, melakukan agregas terhadap keputusan-keputusan yang tanggap terhadap semua tujuan pada setap alternatf; kedua, melakukan perankngan alternatf-alternatf keputusan tersebut berdasarkan hasl agregas keputusan. Dengan demkan, bsa dkatakan bahwa, masalah Mult-Attrbute Decson Makng (MADM) adalah mengevaluas m alternatf A (=1,2,...,m) terhadap sekumpulan atrbut atau krtera C j (j=1,2,...,n), dmana setap atrbut salng tdak bergantung satu dengan yang lannya. X = Dmana Matrks keputusan setap alternatf terhadap setap atrbut, X, dberkan sebaga: x x x x x x x13 x 23 x 33 (2.1) x merupakan ratng knerja alternatf ke- terhadap atrbut ke-j. Nla bobot j yang menunjukkan tngkat kepentngan relatf setap atrbut, dberkan sebaga, W: W = { w,...,, w w } (2.2) 1 2 n Menurut Yeh dalam Sr Kusumadew et al. (2006) ratng knerja (X) dan nla bobot (W) merupakan nla utama yang merepresentaskan preferens absolut dar pengambl keputusan. Masalah MADM dakhr dengan proses perankngan untuk mendapatkan alternatf terbak yang dperoleh berdasarkan nla keseluruhan preferens yang dberkan. Metode yang dapat dgunakan menyelesakan MADM, antara lan: Prosdng Semnar Nasonal Ekonom dan Bsns & Call For Paper FEB UMSIDA

13 a. Smple Addtve Weghtng Method (SAW) b. Weghted Product (WP) c. ELECTRE d. Technque for Order Preference by Smlarty to Ideal Soluton (TOPSIS) e. Analytc Herarchy Process (AHP) Metode Technque for Order Preference by Smlarty to Ideal Soluton (TOPSIS) TOPSIS ddasarkan pada konsep dmana alternatf terplh yang terbak tdak hanya memlk jarak terpendek dar solus deal postf, namun juga memlk jarak terpanjang dar solus deal negatf. Konsep n banyak dgunakan pada beberapa model MADM untuk menyelesakan masalah keputusan secara prakts. Secara umum, prosedur TOPSIS mengkut langkah-langkah sebaga berkut: a. Membuat matrks keputusan yang ternormalsas. b. Membuat matrks keputusan yang ternormalsas terbobot. c. Menetukan matrks solus deal postf dan matrks solus deal negatf. d. Menentukan jarak antara nla setap alternatf dengan matrks solus deal postf dan matrks deal negatf. e. Menentukan nla preferens untuk setap alternatf. TOPSIS membutuhkan ratng knerja setap alternatf yang ternormalsas, yatu: r j m X 1 j X 2 j Solus deal postf bobot ternormalsas ( j j j ; dengan = 1,2,...,m ; dan j = 1,2,...,n. (2.3) A dan solus deal negatf y j ) sebaga: y w r dengan = 1,2,...,m ; j = 1,2,...,n. (2.4) A = ( A = ( y,..., 1, y2 y n ); (2.5) y,..., 1, y2 y n ); (2.6) A pada setap krtera A dapat dtentukan berdasarkan ratng C j Prosdng Semnar Nasonal Ekonom dan Bsns & Call For Paper FEB UMSIDA

14 dengan max y ; jka j adalah atrbut keuntungan j y (2.7) j mn y ; jka j adalah atrbut baya j mn y ; jka j adalah atrbut keuntungan j y (2.8) j max y ; jka j adalah atrbut baya j j = 1,2,...,n Jarak antara alternatf A dengan solus deal postf drumuskan sebaga: n D = 2 y y j j1 = 1,2,...,m (2.9) Jarak antara alternatf A dengan solus deal negatf drumuskan sebaga: n 2 D = y j y j1 = 1,2,...,m (2.10) Nla preferens untuk setap alternatf ( V ) dberkan sebaga: V = D D D A lebh dplh. Peta Jalan Peneltan Lokas Peneltan = 1,2,...,m (2.11) Peneltan dlaksanakan pada Sentra Industr Kecl Mebel Trangsan Sukoharjo Surakarta Jawa Tengah. Beberapa perusahaan n bergerak d bdang ndustr mebel/furntur, dan melayan pesanan domestk maupun mancanegara. Peneltan n dfokuskan untuk mengembangkan sstem pendukung keputusan, untuk membantu manajemen dalam memlh suppler yang terbak. Pengumpulan Data a. Jens Data Data dkelompokkan menjad 2, yatu: Prosdng Semnar Nasonal Ekonom dan Bsns & Call For Paper FEB UMSIDA

15 1. Data prmer, yatu data ddapat dar observas atau peneltan langsung d lapangan. Data Prmer berupa: Lst Order, Lst Produk, Lst Spesfkas Produk, Lst Materal, Lst Suppler, Lst Krtera, Nla Bobot Setap Krtera, dan Nla Krtera Setap Suppler. 2. Data sekunder, yatu data yang ddapatkan dar lteratur atau peneltanpeneltan yang sudah ada. Data sekunder berupa: teor Sstem Pendukung Keputusan, Pemlhan Suppler, dan Metode TOPSIS. b. Data yang Dperlukan Data yang dperlukankan dalam peneltan n adalah: 1. Lst order 2. Lst produk 3, Lst suppler 4. Lst krtera 5. Nla bobot setap krtera 6. Nla krtera setap suppler c. Dagram Alr Peneltan Gambar 2. Alr Metode Peneltan Identfkas Masalah Perumusan Masalah Penentuan Tujuan Tnjauan Pustaka Pengumpulan Data Membuat Model Formulas dengan Metode TOPSIS Menterjemahkan Model TOPSIS dalam Bahasa Sstem Pendukung Keputusan Hasl Kesmpulan dan Saran Prosdng Semnar Nasonal Ekonom dan Bsns & Call For Paper FEB UMSIDA

16 Identfkas masalah, langkah awal peneltan n adalah melakukan dentfkas secara umum terhadap permasalahan yang terjad d perusahaan, dentfkas dlakukan dengan nteraks langsung kepada pemlk perusahaan. kemudan dtentukan permasalahan yang akan dpecahkan. Perumusan masalah, permasalahan yang akan dpecahkan, danalss untuk dketahu penyebabnya. Dlakukan predks beberapa kemungknan metode pemecahan masalah, dan memlh metode yang palng sesua dengan konds perusahaan. Penetapan tujuan, dar perumusan masalah dperoleh metode pemecahan masalah, langkah berkutnya adalah memformulaskan konsep umum terhadap metode pemecahan masalah dan dar konsep n, ddapatkan langkah-langkah yang harus dambl dalam memecahkan permasalahan. Tnjauan pustaka, dperlukan untuk kajan teortk dan konseptual guna mendapatkan referens yang dapat mendukung dalam penyelesaan permasalahan. Tnjauan pustaka n melput stud tentang: 1. Sstem pendukung keputusan (decson support system), stud mengena: a. Komponen sstem pendukung keputusan b. Proses pengamblan keputusan 2. Data flow dagram, melput: a. Smbol data flow dagram b. Aturan dalam data flow dagram c. Teknk membuat data flow dagram d. Langkah-langkah membuat data flow dagram 3. Bass data (database), menjelaskan pengertan dan konsep bass data. a. Perancangan antar muka (user nterface) b..pemlhan suppler, menggal lebh dalam tentang pemlhan suppler. c. Materal requrement plannng (MRP), menjelaskan pengertan dan tujuan 4. Mult crtera decson makng (MCDM), akan dbahas mengena: a. Penggolongan solus-solus MCDM b. Konsep dasar mult-attrbute decson makng (MADM) c. Metode technque for order preference by smlarty to deal soluton (TOPSIS) Pengumpulan data, pada tahap n dlakukan pengumpulan data untuk mendukung pemecahan masalah. Prosdng Semnar Nasonal Ekonom dan Bsns & Call For Paper FEB UMSIDA

17 Data-data dan nformas dapat dperoleh melalu: 1. Metode wawancara (ntervew). 2. Observas / pengamatan secara langsung d perusahaan. 3. Stud dokumentas. Membuat Model Formulas dengan Metode TOPSIS, dar data yang dperoleh pada tahap sebelumnya, dapat dbangun model formulas TOPSIS yang sesua dengan konds perusahaan. Model n berupa model matematka, yang nantnya akan dterjemahkan ke dalam bahasa Sstem Pendukung Keputusan. Menterjemahkan model TOPSIS dalam bahasa sstem pendukung keputusan, pada tahap n, model matematka yang dbangun pada tahap sebelumnya dterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman. Selan pemrograman model TOPSIS, rancangan nterface dan database dar sstem pendukung keputusan juga dbangun. Hasl, sstem pendukung keputusan yang sudah dbangun kemudan dmplementaskan langsung terhadap permasalahan yang terjad d lapangan. Masukan dan evaluas dar perusahaan dcatat dan dgunakan sebaga acuan untuk melakukan perbakan terhadap sstem tu sendr. Kesmpulan dan saran, sstem pendukung keputusan dmplementaskan, dperoleh kesmpulan tentang sejauh mana peneltan memberkan kontrbus terhadap perusahaan. Saran-saran juga dberkan dengan tujuan untuk semakn menngkatkan knerja perusahaan d masa yang akan datang. Bograf Penuls Penuls adalah dosen tetap Fakultas Ekonom dan Bsns Jurusan Manajemen Unverstas Muhammadyah Surakarta, S1 dar UNS dan S2 UMS pada semester gasal mengampu mata kulah Stud Kelayakan Bsns. Bsa dhubung melalu: Telpon. (0271) HP E-mal: maaruf.dosen@gmal.com Daftar Pustaka Arnold, J. R. T Introducton to materal management. USA : Prentce-Hall Internatonal, Inc. Prosdng Semnar Nasonal Ekonom dan Bsns & Call For Paper FEB UMSIDA

18 Bottan, E., and Rzz A A Fuzzy TOPSIS Methodology To Support Outsourcng Of Logstc Servces. Internatonal Journal of Supply Chan Management. 11/4, Cha Ch Sun., and T, L, Ln, Grace. Applcaton of fuzzy TOPSIS for estmatng the ndustral cluster polcy. Fathansyah Bass Data. Informatka : Bandung. Mahmoodzadeh, S., et al Project selecton by usng fuzzy AHP and TOPSIS technque. Internatonal Journal of Human and Socal Scences. 1; Pujawan Supply Chan Management. Surabaya: Guna Wdya. Sahay, B, S., and Gupta, A, K Development Of Software Selecton Crtera For Supply Chan Solutons. Internatonal Journal of Industral Management and Data System. 103/ Rzk Trana Putr Perancangan Sstem Informas Manajemen Akademk Pada Sekolah Menengah Atas. Skrps. Ekonom Manajemen, Unverstas Muhammadyah Surakarta. Rzk Yudhanto Analss Pemlhan Vendor Bahan Baku Scrap Bes Menggunakan Metode SAW, TOPSIS, dan Elmnaton by Aspects. Skrps. Ekonom, Manajemen Unverstas Muhammadyah Surakarta. Sr Kusumadew, Sr Hartat, Agus Harjoko, dan Retantyo Wardoyo Fuzzy Mult- Atrbute Decson Makng (Fuzzy MADM). Yogyakarta: Graha Ilmu. Turban, E., Aronson, J. E., and Tng-Peng Lang Decson Support Systems And Intellegent Systems. Prentce-Hall Internatonal, Inc. Weber, C, A., and Ellram, L, M Suppler Selecton Usng Mult-Objectve Programmng: A Decson Support System Approach. Internatonal Jurnal of Physcal Dstrbuton and Logstc Management. Vol. 23, No. 2. Prosdng Semnar Nasonal Ekonom dan Bsns & Call For Paper FEB UMSIDA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan tugas akhr n, penulsan mendapat referens dar pustaka serta lteratur lan yang berhubungan dengan pokok masalah yang penuls ajukan. Langkah-langkah yang akan

Lebih terperinci

Preferensi untuk alternatif A i diberikan

Preferensi untuk alternatif A i diberikan Bahan Kulah : Topk Khusus Metode Weghted Product (WP) menggunakan perkalan untuk menghubungkan ratng atrbut, dmana ratng setap atrbut harus dpangkatkan dulu dengan bobot atrbut yang bersangkutan. Proses

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE SAW DAN TOPSIS PADA KASUS UMKM

PERBANDINGAN METODE SAW DAN TOPSIS PADA KASUS UMKM PERBANINGAN METOE SAW AN TOPSIS PAA KASUS UMKM Muh. Alyazd Mude al.mude@yahoo.com Teknk Informatka Unverstas Muslm Indonesa Abstrak alam pengamblan keputusan terhadap masalah berdasarkan sebuah analsa

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB Putr Har Ikhtarn ), Bety Nurltasar 2), Hafdz Alda

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Bab 2 Tnjauan Pustaka 2.1 Peneltan Terdahulu Pemlhan stud pustaka tentang sstem nformas penlaan knerja karyawan n juga ddasar pada peneltan sebelumnya yang berjudul Penerapan Metode TOPSIS untuk Pemberan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENENTUKAN MEREK DAN TIPE SEPEDA MOTOR BERBASIS WEB DENGAN METODE TOPSIS

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENENTUKAN MEREK DAN TIPE SEPEDA MOTOR BERBASIS WEB DENGAN METODE TOPSIS SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENENTUKAN MEREK DAN TIPE SEPEDA MOTOR BERBASIS WEB DENGAN METODE TOPSIS Lnda Purnama Sar (0911103) Mahasswa Program Stud Teknk Informatka, STMIK Buddarma Medan Jl. Ssmangaraja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tnjauan Pustaka Dar peneltan yang dlakukan Her Sulstyo (2010) telah dbuat suatu sstem perangkat lunak untuk mendukung dalam pengamblan keputusan menggunakan

Lebih terperinci

PENENTUAN LOKASI PEMANCAR TELEVISI MENGGUNAKAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING

PENENTUAN LOKASI PEMANCAR TELEVISI MENGGUNAKAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING Meda Informatka, Vol. 2, No. 2, Desember 2004, 57-64 ISSN: 0854-4743 PENENTUAN LOKASI PEMANCAR TELEVISI MENGGUNAKAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING Sr Kusumadew Jurusan Teknk Informatka, Fakultas

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBELIAN PERANGKAT KOMPUTER DENGAN METODE TOPSIS (Studi Kasus: CV. Triad)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBELIAN PERANGKAT KOMPUTER DENGAN METODE TOPSIS (Studi Kasus: CV. Triad) Jurnal Informatka Mulawarman Vol. 10 No. 2 September 2015 1 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBELIAN PERANGKAT KOMPUTER DENGAN METODE TOPSIS (Stud Kasus: CV. Trad) Bunga Annete Bennng 1), Indah Ftr Astut 2),

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Konsep Dasar Sistem Pendukung Keputusan. menggantikan penilaian mereka. Dss ditujukan untuk keputusan keputusan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Konsep Dasar Sistem Pendukung Keputusan. menggantikan penilaian mereka. Dss ditujukan untuk keputusan keputusan yang 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Sstem Pendukung Keputusan Lttle (1970) mendefnskan DSS sebaga sekumpulan prosedur berbass model untuk data pemrosesan dan penlaan guna membantu para manajer mengambl

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Manurung (2010) menerapkan sistem pendukung keputusan seleksi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Manurung (2010) menerapkan sistem pendukung keputusan seleksi BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tnjauan Pustaka Manurung (2010) menerapkan sstem pendukung keputusan seleks penerma beasswa dengan metode Analtcal Herarcy Process (AHP) dan Technque Order Preference by Smlarty

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I ENDHULUN. Latar elakang Mengambl keputusan secara aktf memberkan suatu tngkat pengendalan atas kehdupan spengambl keputusan. lhan-plhan yang dambl sebenarnya membantu dalam penentuan masa depan. Namun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam memlh sesuatu, mula yang memlh yang sederhana sampa ke hal yang sangat rumt yang dbutuhkan bukanlah berpkr yang rumt, tetap bagaman berpkr secara sederhana. AHP

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan dalam Merekomendasikan Smartphone untuk Kalangan Pemula dengan Metode TOPSIS

Sistem Pendukung Keputusan dalam Merekomendasikan Smartphone untuk Kalangan Pemula dengan Metode TOPSIS Sstem Pendukung Keputusan dalam Merekomendaskan Smartphone untuk Kalangan Pemula dengan Metode TOPSIS Karmla 1, Muhammad dwan 2, In Parlna 3, Heru Satra 3 1,2,3 Jurusan Sstem Informas, STIKOM Tunas Bangsa,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan yang bertujuan untuk menghaslkan Lembar Kegatan Sswa (LKS) pada mater Geometr dengan pendekatan pembelajaran berbass

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan Menggunakan Metode Technique for Order by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS)

Sistem Pendukung Keputusan Menggunakan Metode Technique for Order by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) Sstem Pendukung Keputusan Menggunakan Metode Technque for Order by Smlarty to Ideal Soluton (TOPSIS) Murnawan 1, Akhmad Fadjar Sddq 2 1 Unverstas Wdyatama Bandung, Emal: murnawan@wdyatama.ac.d 2 STMIK

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN BIBIT UBI KAYU MENGGUNAKAN METODE TOPSIS (Studi Kasus : PT. Hutahaean)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN BIBIT UBI KAYU MENGGUNAKAN METODE TOPSIS (Studi Kasus : PT. Hutahaean) Majalah Ilmah Informas dan Teknolog Ilmah (INTI ISSN : 3390X SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN BIBIT UBI KAYU MENGGUNAKAN METODE TOPSIS (Stud Kasus : PT. Hutahaean Relska Elfrda Capah (086 Mahasswa

Lebih terperinci

METODE OPTIMASI 11/13/2015. Capaian Pembelajaran

METODE OPTIMASI 11/13/2015. Capaian Pembelajaran 2 Capaan Pembelajaran METODE OPTIMASI N. Tr Suswanto Saptad Mahasswa dapat memaham dan mampu mengaplkaskan beberapa metode untuk menyelesakan masalah dengan alternatfalternatf dalam jumlah yang relatf

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan sumber penermaan terpentng d Indonesa. Oleh karena tu Pemerntah selalu mengupayakan bagamana cara menngkatkan penermaan Pajak. Semakn tngg penermaan

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

Ardi Kurniawan 1), Kusrini 2) Sistem Informasi STMIK AMIKOM Yogyakarta 2)

Ardi Kurniawan 1), Kusrini 2) Sistem Informasi STMIK AMIKOM Yogyakarta 2) Semnar Nasonal Teknolog Informas dan Multmeda 2016 STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-7 Februar 2016 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA GURU (PKG) MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusa dlahrkan ke duna dengan ms menjalankan kehdupannya sesua dengan kodrat Illah yakn tumbuh dan berkembang. Untuk tumbuh dan berkembang, berart setap nsan harus

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 2 LNDSN TEORI 2. Teor engamblan Keputusan Menurut Supranto 99 keputusan adalah hasl pemecahan masalah yang dhadapnya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang past terhadap suatu pertanyaan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Pemasok Bahan Baku Menggunakan Metode Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Pemasok Bahan Baku Menggunakan Metode Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution Jurnal Integras Vol. 8, No. 1, Aprl 2016, 56-60 p-issn: 2085-3858 Artcle Hstory Receved February, 2016 Accepted March, 2016 Sstem Pendukung Keputusan Pemlhan Pemasok Bahan Baku Menggunakan Metode Technque

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang akan dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan Research and Development (R&D) n merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5

Lebih terperinci

Model SPK. Model optimasi (2) Model optimasi (1) Metode-metode Optimasi dengan Alternatif Terbatas 4/30/2017. Tujuan.

Model SPK. Model optimasi (2) Model optimasi (1) Metode-metode Optimasi dengan Alternatif Terbatas 4/30/2017. Tujuan. 4/0/207 Tujuan Metode-metode Optmas dengan Alternatf Terbatas N O V R I N A Mahasswa dapat memaham dan mampu mengaplkaskan beberapa metode untuk menyelesakan masalah dengan alternatf-alternatf dalam jumlah

Lebih terperinci

3.1 Desain Penelitian

3.1 Desain Penelitian 3.1 Desan Peneltan BAB III METODOLOGI PENELITIAN Gambar 3.1 Desan Peneltan Gambar datas menunjukan desan peneltan ang gunakan dalam membangun Sstem Pendukung Keputusan Penentuan Tema Skrps n. 28 29 3.2

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan matematika tidak hanya dalam tataran teoritis tetapi juga pada

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan matematika tidak hanya dalam tataran teoritis tetapi juga pada BAB I PENDAHULUAN.. Latar Belakang Masalah Perkembangan matematka tdak hanya dalam tataran teorts tetap juga pada bdang aplkatf. Salah satu bdang lmu yang dkembangkan untuk tataran aplkatf dalam statstka

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan pengembangan yang bertujuan membuat suatu produk dan duj kelayakannya. B. Metode Pengembangan Peneltan n menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbass masalah n adalah metode pengembangan atau

Lebih terperinci

PEMILIHAN LAHAN TERBAIK UNTUK TANAMAN KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING

PEMILIHAN LAHAN TERBAIK UNTUK TANAMAN KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING Semnar Nasonal Inovas Dan Aplkas Teknolog D Industr 2017 ISSN 2085-4218 ITN Malang, 4 Pebruar 2017 PEMILIHAN LAHAN TERBAIK UNTUK TANAMAN KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING Helza

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konds persangan dalam berbaga bdang ndustr saat n dapat dkatakan sudah sedemkan ketatnya. Persangan dalam merebut pasar, adanya novas produk, mencptakan kepuasan pelanggan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Sistem Pendukung Keputusan (SPK) BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sstem Pendukung Keputusan (SPK) Konsep Sstem Pendukung Keputusan (SPK) atau Decson Support Systems (DSS) merupakan suatu penerapan sstem nformas yang dtunjukan untuk membantu pmpnan

Lebih terperinci

Tinjauan Algoritma Genetika Pada Permasalahan Himpunan Hitting Minimal

Tinjauan Algoritma Genetika Pada Permasalahan Himpunan Hitting Minimal 157 Vol. 13, No. 2, 157-161, Januar 2017 Tnjauan Algortma Genetka Pada Permasalahan Hmpunan Httng Mnmal Jusmawat Massalesse, Bud Nurwahyu Abstrak Beberapa persoalan menark dapat dformulaskan sebaga permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kendaraan bermotor merupakan alat yang palng dbutuhkan sebaga meda transportas. Kendaraan dbag menjad dua macam, yatu kendaraan umum dan prbad. Kendaraan umum

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PENDAHULUAN. Latar Belakang Dalam kehdupan sehar-har, serngkal dumpa hubungan antara suatu varabel dengan satu atau lebh varabel lan. D dalam bdang pertanan sebaga contoh, doss dan ens pupuk yang dberkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan adalah ketersedaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dkatakan memlk ketahanan pangan jka penghunnya tdak berada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. Tnjauan Pustaka Kegatan pemberan beasswa dlakukan oleh nstans penddkan maupun non penddkan. Secara khusus nstans penddkan memberkan beberapa jens beasswa setap tahunnya. Persyaratan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab n membahas tentang prosedur pengembangan pembelajaran dan mplementas model Problem Based Learnng dalam pembelajaran Konsep Dasar Matematka, Subjek Peneltan, Teknk dan Instrumen

Lebih terperinci

UJI SENSITIVITAS METODE WP, SAW DAN TOPSIS DALAM MENENTUKAN TITIK LOKASI REPEATER INTERNET WIRELESS

UJI SENSITIVITAS METODE WP, SAW DAN TOPSIS DALAM MENENTUKAN TITIK LOKASI REPEATER INTERNET WIRELESS UJI SENSITIVITAS METODE WP, SAW DAN TOPSIS DALAM MENENTUKAN TITIK LOKASI REPEATER INTERNET WIRELESS Davd Ahmad Effendy 1), Rony Her Irawan 2) 1) Sekolah Tngg Agama Islam Kedr (STAIN Kedr) 2) Unverstas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Matematka sebaga bahasa smbol yang bersfat unversal memegang peranan pentng dalam perkembangan suatu teknolog. Matematka sangat erat hubungannya dengan kehdupan nyata.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

Implementasi Teori Keputusan Penentuan Penerimaan Beasiswa Bagi Mahasiswa FMIPA Universitas Sulawesi Barat

Implementasi Teori Keputusan Penentuan Penerimaan Beasiswa Bagi Mahasiswa FMIPA Universitas Sulawesi Barat JURNAL SAINTIFIK OL.3 NO., JANUARI 07 Implementas Teor Keputusan Penentuan Penermaan Beasswa Bag Mahasswa FMIPA Unverstas Sulawes Barat Hrman Rachman *, Nzar, Unverstas Sulawes Barat emal: manksman0@gmal.com,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Studi Kasus di PT. Sinar Terang Abadi )

APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Studi Kasus di PT. Sinar Terang Abadi ) APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Stud Kasus d PT. Snar Terang Abad ) Bagus Suryo Ad Utomo 1203 109 001 Dosen Pembmbng: Drs. I Gst Ngr Ra Usadha, M.S Jurusan Matematka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. problems. Cresswell (2012: 533) beranggapan bahwa dengan

BAB III METODE PENELITIAN. problems. Cresswell (2012: 533) beranggapan bahwa dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan kombnas atau mxed methods. Cresswell (2012: 533) A mxed methods research desgn s a procedure for collectng, analyzng and mxng

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian Pengaruh Captal Structure terhadap Proftabltas pada Industr Perbankan d Indonesa Mutara Artkel n d-dgtalsas oleh Perpustakaan Fakultas Ekonom-Unverstas Trsakt, 2016. 021-5663232 ext.8335 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Negosas Negosas dapat dkategorkan dengan banyak cara, yatu berdasarkan sesuatu yang dnegosaskan, karakter dar orang yang melakukan negosas, protokol negosas, karakterstk dar nformas,

Lebih terperinci

RANCANGAN SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PILIHAN PRODUK LAPTOP MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHT (SAW)

RANCANGAN SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PILIHAN PRODUK LAPTOP MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHT (SAW) RANCANGAN SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PILIHAN PRODUK LAPTOP MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHT (SAW) Larasat Ayudha Jurusan Sstem Informas, Sekolah Tngg Manajemen Informatka dan

Lebih terperinci

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Sebuah jarngan terdr dar sekelompok node yang dhubungkan oleh busur atau cabang. Suatu jens arus tertentu berkatan dengan setap busur. Notas standart untuk menggambarkan sebuah jarngan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: X

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: X Jurnal Pengembangan Teknolog Informas dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 3. Maret 2018, hlm. 1219-1226 http://j-ptk.ub.ac.d Sstem Pendukung Keputusan Pemlhan Mtra Jasa Pengrman Barang menggunakan

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMAAM CALON SISWA BARU PADA SMA MUHAMADIYAH 1 PRINGSEWU DENGAN METODE SAW

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMAAM CALON SISWA BARU PADA SMA MUHAMADIYAH 1 PRINGSEWU DENGAN METODE SAW SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMAAM CALON SISWA BARU PADA SMA MUHAMADIYAH 1 PRINGSEWU DENGAN METODE SAW Tr Suslowat, Rnawat STMIK Prngsewu Lampung Jl. Wsma Rn No. 09 prngsewu Lampung webste:

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

UKURAN S A S MPE P L P of o. D r D. r H. H Al A ma m s a d s i d Sy S a y h a z h a, SE S. E, M P E ai a l i : l as a y s a y h a

UKURAN S A S MPE P L P of o. D r D. r H. H Al A ma m s a d s i d Sy S a y h a z h a, SE S. E, M P E ai a l i : l as a y s a y h a UKURAN SAMPEL Prof. Dr. H. Almasd Syahza, SE., MP Emal: asyahza@yahoo.co.d Webste: http://almasd. almasd.staff. staff.unr.ac.d Penelt Senor Unverstas Rau Penentuan Sampel Peneltan lmah hampr selalu hanya

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penjadwalan Baker (1974) mendefnskan penjadwalan sebaga proses pengalokasan sumber-sumber dalam jangka waktu tertentu untuk melakukan sejumlah pekerjaan. Menurut Morton dan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia)

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia) PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Stud Kasus pada Data Inflas Indonesa) Putr Noorwan Effendy, Amar Sumarsa, Embay Rohaet Program Stud Matematka Fakultas

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABSTRAK STEVANY HANALYNA DETHAN Fakultas Ekonom Unv. Mahasaraswat Mataram e-mal : stevany.hanalyna.dethan@gmal.com

Lebih terperinci

Bab III Analisis Rantai Markov

Bab III Analisis Rantai Markov Bab III Analss Ranta Markov Sstem Markov (atau proses Markov atau ranta Markov) merupakan suatu sstem dengan satu atau beberapa state atau keadaan, dan dapat berpndah dar satu state ke state yang lan pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan Menggunakan Metode Technique for Order by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS)

Sistem Pendukung Keputusan Menggunakan Metode Technique for Order by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) KNTIA 2011 C33 Sstem Pendukung Keputusan Menggunakan Metode Technque for Order b Smlart to Ideal Soluton (TOPSIS) 1 Murnawan, 2 Akhmad Fadjar Sddq Abstract Sstem Pendukung Keputusan merupakan suatu sstem

Lebih terperinci

BAB II TEORI ALIRAN DAYA

BAB II TEORI ALIRAN DAYA BAB II TEORI ALIRAN DAYA 2.1 UMUM Perhtungan alran daya merupakan suatu alat bantu yang sangat pentng untuk mengetahu konds operas sstem. Perhtungan alran daya pada tegangan, arus dan faktor daya d berbaga

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor ISSN

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor ISSN Jurnal Ilmah Wdya Teknk Volume 16 Nomor 1 2017 ISSN 1412-7350 PEMODELAN MATEMATIKA UNTUK PERANCANGAN PRODUK LEMARI KABINET Rcky Yulanton Prhandaa, Dan Retno Sar Dew * Jurusan Teknk Industr, Fakultas Teknk,

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat

Lebih terperinci

Penerapan Metode AHP-TOPSIS Untuk Penyeleksian Permohonan Kredit Pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia

Penerapan Metode AHP-TOPSIS Untuk Penyeleksian Permohonan Kredit Pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia Jurnal Sstem Informas Bsns 01(2015) Onlne : http://ejournal.undp.ac.d/ndex.php/jsnbs 33 Penerapan Metode AHPTOPSIS Untuk Penyeleksan Permohonan Kredt Pada Koperas Pegawa Republk Indonesa Hlmansyah Gan

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

PENJADWALAN PRODUKSI di PT MEUBEL JEPARA PROBOLINGGO

PENJADWALAN PRODUKSI di PT MEUBEL JEPARA PROBOLINGGO Prosdng Semnar Nasonal Manajemen Teknolog III Program Stud MMTITS, Surabaya 4 Pebruar 2006 PENJADWALAN PRODUKSI d PT MEUBEL JEPARA PROBOLINGGO Mohammad Khusnu Mlad, Bobby Oedy P. Soepangkat, Nurhad Sswanto

Lebih terperinci

Model Potensial Gravitasi Hansen untuk Menentukan Pertumbuhan Populasi Daerah

Model Potensial Gravitasi Hansen untuk Menentukan Pertumbuhan Populasi Daerah Performa (2004) Vol. 3, No.1: 28-32 Model Potensal Gravtas Hansen untuk Menentukan Pertumbuhan Populas Daerah Bambang Suhard Jurusan Teknk Industr, Unverstas Sebelas Maret, Surakarta Abstract Gravtaton

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta,

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta, BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan pada 6 (enam) MTs d Kota Yogyakarta, yang melput: Madrasah Tsanawyah Neger Yogyakarta II, Madrasah Tsanawyah Muhammadyah Gedongtengen,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR Resa Septan Pontoh 1), Neneng Sunengsh 2) 1),2) Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran 1) resa.septan@unpad.ac.d,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penentuan lokasi dilakukan secara tertuju (purposive) karena sungai ini termasuk

METODE PENELITIAN. Penentuan lokasi dilakukan secara tertuju (purposive) karena sungai ini termasuk IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan d Sunga Sak, Kota Pekanbaru, Provns Rau. Penentuan lokas dlakukan secara tertuju (purposve) karena sunga n termasuk dalam 13 sunga

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI PEMILIHAN SANGKAR BURUNG MENGGUNAKAN METODE SMART SKRIPSI

PERANCANGAN APLIKASI PEMILIHAN SANGKAR BURUNG MENGGUNAKAN METODE SMART SKRIPSI Artkel Skrps PERANCANGAN APLIKASI PEMILIHAN SANGKAR BURUNG MENGGUNAKAN METODE SMART SKRIPSI Dajukan Untuk Memenuh Sabagan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S.Kom.) Pada Jurusan Teknk Informatka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan penjualan. Sebelum penjualan dlakukan basanya akan dsepakat terlebh dahulu bagamana cara pembayaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri sendiri ataupun yang ditimbulkan dari luar. karyawan. Masalah stress kerja di dalam organisasi menjadi gejala yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri sendiri ataupun yang ditimbulkan dari luar. karyawan. Masalah stress kerja di dalam organisasi menjadi gejala yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pekerjaan merupakan suatu aspek kehdupan yang sagat pentng. Bag masyarakat modern bekerja merupakan suatu tuntutan yang mendasar, bak dalam rangka memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN BAB TIJAUA KEPUSTAKAA.1. Gambaran Umum Obyek Peneltan Gambar.1 Lokas Daerah Stud Gambar. Detal Lokas Daerah Stud (Sumber : Peta Dgtal Jabotabek ver.0) 7 8 Kawasan perumahan yang dplh sebaga daerah stud

Lebih terperinci