Penerapan Metode AHP-TOPSIS Untuk Penyeleksian Permohonan Kredit Pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Penerapan Metode AHP-TOPSIS Untuk Penyeleksian Permohonan Kredit Pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia"

Transkripsi

1 Jurnal Sstem Informas Bsns 01(2015) Onlne : 33 Penerapan Metode AHPTOPSIS Untuk Penyeleksan Permohonan Kredt Pada Koperas Pegawa Republk Indonesa Hlmansyah Gan a,*, Jatmko Endro Suseno b a Jurusan Teknk Informatka Polteknk Gorontalo b Fakultas Sans dan Matematka Unverstas Dponegoro Semarang Naskah Dterma : 1 Maret 2015; Dterma Publkas : 1 Aprl 2015 Abstract In ths study dscusses the selecton of a decson support system of credt proposals, whch make loans to members of the Cooperatve Republc of Indonesa ( KPRI ) savngs and loan. Decson support system used to ad managers n determnng whch members are enttled to be gven a loan. Errors n grantng loans to members of the cooperatve wll menyebebakan loss or bad credt cooperatves. The method used n ths study are TOPSIS ( Technque Order Preference by Smlarty to Ideal Soluton ) and AHP ( Analytcal Herarchy Process ). TOPSIS s used for rankng members of the cooperatve are gven a loan, whle the AHP s used for the weghtng of the crtera used n TOPSIS. The results of ths study s an applcaton or software that can menentukkan members who make loans based on lendng crtera, large nstallment, destnaton, length nstallment, the basc salary, the last member status, prevous loans, and deposts. So that these applcatons can provde a soluton for managers n selectng members to be gven credt loans. Keywords : Credt; Cooperaton; Decson Support Systems (DSS); AHPTOPSIS Abstrak Dalam peneltan n membahas tentang Sstem Pendukung Keputusan penyeleksan usulan kredt, terhadap anggota yang melakukan pnjaman pada Koperas Pegawa Republk Indonesa (KPRI) smpan pnjam. Sstem pendukung keputusan dgunakan untuk membantu manajer dalam menentukan anggota yang berhak untuk dberkan pnjaman. Kesalahan dalam pemberan pnjaman kepada anggota koperas akan menyebebakan kerugan koperas atau kredt macet. Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah TOPSIS (Technque Order Preference by Smlarty to Ideal Soluton) dan AHP (Analytcal Herarchy Process). TOPSIS dgunakan untuk perngkat anggota koperas yang dberkan pnjaman, sedangkan AHP dgunakan untuk pembobotan krtera yang dgunakan dalam TOPSIS. Hasl dar peneltan n adalah sebuah aplkas atau software yang bsa menentukkan anggota yang melakukan pnjaman berdasarkan krtera pnjaman, angsuran besar, tujuan, angsuran panjang, gaj pokok, status anggota terakhr, kredt sebelumnya, dan smpanan. Sehngga aplkas n dapat memberkan solus untuk manajer dalam memlh anggota yang akan dberkan pnjaman kredt. Kata kunc : Kredt; Koperas; Sstem Pendukung Keputusan (SPK); AHPTOPSIS 1. Pendahuluan Kredt pada umumnya adalah salah satu cara yang dambl oleh setap orang untuk membel produk atau untuk memenuh kebutuhan, dengan cara memnjam uang dan dkembalkan sesua dengan jangka waktu atau ketentuan yang dtentukan. UU No. 10 tahun 1998 menyebutkan bahwa kredt adalah penyedaan uang atau taghan yang dapat dpersamakan dengan tu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pnjam memnjam antara bank dengan phak lan yang mewajbkan *) Penuls korespondens: hlmansyahgan@yahoo.com phak pemnjam untuk melunas utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberan bunga. Kredt juga dapat dlakukan bukan hanya transaks berupa uang, akan tetap dapat juga berupa barter atau pertukaran ekonom, atas dasar pertukaran langsung bak tu berupa barang maupun jasa (Ingham, 2004). Pada peneltan terdahulu, kualtas kredt dukur dengan menggunakan metode MCDM (Mult Crtera Decson Makng) klask TOPSIS (Technque for Order Preference by Smlarty to Ideal Soluton). MCDM klask Topss d perkenalkan

2 34 Jurnal Sstem Informas Bsns 01(2015) Onlne : untuk mengevaluas kualtas kredt d 8 perusahaan AC, dmana hasl evaluas telah membuktkan bahwa kelayakan dan efektvtas Topss dapat mempengaruh hasl evaluas secara sgnfkan (Zhu, 2012). Metode TOPSIS juga dgunakan untuk pemlhan perumahan. Hasl perhtungan TOPSIS tersebut, menghaslkan sebuah rekomendas kepada user yang dperoleh dar nla tertngg perangkngan (Yunus, 2014). Perbedaan dengan peneltan n adalah pada proses penlaan, dmana proses penlaan pada peneltan sebelumnya mash subjektf, sedangkan pada peneltan n sudah bersfat objektf dengan menggunakan skala penlaan. Sehngga pada proses penlaan tersebut tdak bergantung pada personal namun dapat dlakukan oleh sstem secara otomats. Pada peneltan n membahas mengena penyeleksan permohonan kredt yang dlakukan pada Koperas Pegawa Republk Indonesa (KPRI). Manajer adalah sebaga pengambl keputusan. Krtera yang dgunakan adalah besar pnjaman, besar angsuran, lama waktu, keperluan, pnjaman sebelumnya, masa status anggota dan smpanan. Setap anggota yang akan melakukan proses pemnjaman akan dnla secara objektf. Hasl perankngan dar penlaan tersebut, dapat djadkan tolak ukur dalam pengamblan keputusan. Namun tdak semua anggota yang bermohon dapat dpenuh jumlah permohonan pnjamannya, dkarenakan ketersedaan dana terbatas. Sehngga dlakukan penawaran sesua dengan ssa dana yang dmlk koperas. Stud kasus peneltan n dlakukan pada Koperas Pegawa Republk Indonesa (KPRI) Rajawal SMA Neger 1 Gorontalo. 2. Kerangka Teor 2.1. Sstem Pendukung Keputusan Sstem pendukung keputusan secara umum ddefnskan sebag sebuah sstem yang mampu memberkan kemampuan bak kemampuan pemecahan masalah maupun kemampuan pengkomunkasan untuk masalah sem terstruktur. Secara khusus SPK ddefnskan sebaga sebuah sstem yang mendukung kerja seorang manajer maupun sekelompok manajer dalam memecahkan masalah sem terstruktur dengan cara memberkan nformas ataupun usulan menuju pada keputusan tertentu (Mulyono, 1996). Dar defns datas bsa dsmpulkan bahwa tujuan SPK dalam proses pengamblan keputusan adalah : Membantu menjawab masalah sem terstruktur Membantu manajer dalam mengambl keputusan, bukan menggantkannya Manajer yang dbantu melput top manajer sampa ke manajer lapangan Fokus pada keputusan yang efektf, bukan pada keputusan yang efsen Masalah sem terstruktur memlk karakterstk yang merupakan perpotongan dar masalah terstruktur dan masalah tdak terstruktur. Dua sfat dantaranya adalah : Beberapa bagan dar masalah terjad berulangulang Beberapa bagan dar masalah melbatkan subjektvtas manusa 2.2. Proses Pengamblan Keputusan Proses pengamblan keutusan melbatkan 4 tahapan yatu : 1. Tahap ntellgence Dalam tahap n pengambl keputusan mempelajar kenyataan yang terjad sehngga kta bsa mengndentfkas dan mendefnskan masalah yang sedang terjad, basanya dlakukan analss berurutan dar sstem ke subsstem pembentukannya. Dar tahap n ddapatkan keluaran berupa dokumen pernyataan masalah 2. Tahap Desgn Tahap n pengambl keputusan menemukan, mengembangkan dan menganalss semua pemecahan yang mungkn, yatu melalu pembuatan model yang bsa mewakl konds nyata masalah. Dar tahap n ddapatkan keluaran berupa dokumen alternatf solus. 3. Tahap Choce Tahap n pengambl keputusan memlh salah satu alternatf pemecahan yang dbuat pada tahap desgn yang dpandang sebaga aks yang palng tepat untuk mengatas masalah yang sedang dhadap. Dar tahap n ddapatkan keluaran berupa dokumen solus dan rencana mplementasnya 4. Tahap Implementaton Tahap n pengambl keputusan menjalankan rangkaan aks pemecahan yang dplh d tahap choce. Implementasyang sukses dtanda dengan terjawabnya masalah yang dhadap, sementara kegagalan dtanda dengan tetap adanya masalah yang sedang dcoba untuk datas. Dar tahap n ddapatkan keluaran berupa laporan pelaksanaan solus dan haslnya. Dengan mengetahu keempat tahap proses pengamblan keputusan datas, kta bsa mengndentfkas secara lebh bak apa saja yang ddukung oleh SPK terutama SPK yang berbass komputer (Hermawan, 2005) Koperas Koperas merupakan suatu bentuk aturan usaha yang terdr dar kumpulan orangorang yang memlk tujuan. Dasar hukum koperas terdapat dalam Undangundang Republk Indonesa No. 25 Tahun 1992, Tentang Perkoperasan. Dalam Undangundang tersebut pada pasal 1 ayat (1) djelaskan Koperas adalah Badan usaha yang beranggotakan orangorang atau badan hukum koperas dengan

3 Jurnal Sstem Informas Bsns 01(2015) Onlne : 35 melandaskan kegatannya berdasarkan prnsp koperas sekalgus sebaga gerakan ekonom rakyat yang berdasarkan azas kekeluargaan (Effend et al., 2012). Koperas merupakan bdang usaha atau suatu organsas yang dbentuk berdasarkan anggota. Bdang usaha koperas dapat dgolongkan kedalam beberapa kelompok yatu : koperas konsum, koperas produks, koperas pemasaran dan koperas kredt (Baswr, 2000). ILO (Suband, 2010) mengartkan koperas adalah kumpulan orang yang basanya memlk kemampuan ekonom terbatas, yang dawas secara demokrats. Masngmasng memberkan sumbangan setara terhadap modal yang dperlukan, dan bersedao menanggung resko serta menerma mbalan yang sesua dengan usaha yang mereka lakukan. Baswr (2002) menyatakan bahwa koperas konsums adalah Koperas yang berusaha dalam bdang penyedaan barangbarang konsums yang dbutuhkan oleh para anggotanya. Adapun Koperas Smpan Pnjam adalah Koperas yang bergerak dalam bdang pemupukan smpanan dar para anggotanya untuk kemudan dpnjamkan kembal kepada para anggota yang memerlukan bantuan modal adalah koperas smpan pnjam TOPSIS (Technque For Others Reference by Smlarty to Ideal Soluton) TOPSIS ddasarkan pada konsep dmana alternatf terplh yang terbak tdak hanya memlk jarak terpendek dar solus deal postf, namun juga memlk jarak terpanjang dar solus deal negatf (Kusumadew, 2006). Secara umum, prosedur TOPSIS mengkut langkahlangkah sebaga berkut : a. Membuat matrks keputusan yang ternormalsas; TOPSIS membutuhkan ratng kerja setap alternatf A pada setap krtera C j yang ternormalsas. Hal n dlhat dengan rumus : r j = x j ; m 1 x 2 j dengan =1, 2,..., m; dan j=1, 2,..., n r j = matrks ternormalsas [][j] x j = matrks keputusan [][j] A adalah Alternatf dar suatu kegatan. dar V. Cj adalah jens dar krtera. b. Membuat matrks keputusan yang ternormalsas 2.5. AHP (Analytc Herarchy Process) terbobot; AHP merupakan suatu model pendukung Solus deal postf A + dan solus deal negatf A keputusan yang dkembangkan oleh Thomas L. dapat dtentukan berdasarkan ratng bobot ternormalsas (y j ) sebaga : y j = w * rj ; dengan =1, 2,..., m; dan j=1, 2,..., n y j : matrks ternormalsas terbobot [][j] w : bobot krtera[] dar proses AHP c. Menentukan matrks solus deal postf dan matrks solus deal negatf; A + = (y + 1, y + 2,..., y + n ); + y j : max y j, jka j adalah atrbut keuntungan mn y j, jka j adalah atrbut baya A = (y 1, y 2,..., y n ); y j : mn y j, jka j adalah atrbut keuntungan max y j, jka j adalah atrbut baya d. Menentukan jarak antara nla setap alternatf dengan matrks solus deal postf dan matrks solus deal negatf; Jarak antara alternatf A dengan solus deal postf: D + = n 2 ( ) ; =1,2,...,m 1 y y j + D : jarak alternatf A dengan solus deal postf + y : solus deal postf[] y j : matrks normalsas terbobot[][j] Jarak antara alternatf A dengan solus deal negatf : D = n j1 2 ( y y ) ; =1,2,...,m j D = jarak alternatf A dengan solus deal negatf y = solus deal negatf[] y j = matrks normalsas terbobot[][j] e. Menentukan nla preferens untuk setap alternatf. Nla preferens untuk setap alternatf (V ) dapat dlhat pada rumus berkut n : V = D D D ; =1,2,...,m V = kedekatan tap alternatf terhadap solus deal D + = jarak alternatf A dengan solus deal postf = jarak alternatf A dengan solus deal negatf Untuk menentukkan nla preferens setap alternatf atau V maka caranya adalah D atau jarak solus deal negatf dbag dengan jumlah dar D penambahan D dan D +. maka akan ddapat nla Saaty. Model pendukung keputusan n akan mengurakan masalah mult faktor atau mult krtera yang kompleks menjad suatu hrark, menurut Saaty (1993), hrark ddefnskan sebaga suatu representas dar sebuah permasalahan yang kompleks dalam suatu struktur mult level dmana level pertama adalah tujuan, yang dkut level faktor,

4 36 Jurnal Sstem Informas Bsns 01(2015) Onlne : krtera, sub krtera, dan seterusnya ke bawah hngga level terakhr dar alternatf. Dengan hrark, suatu masalah yang kompleks dapat durakan ke dalam kelompokkelompoknya yang kemudan datur menjad suatu bentuk hrark sehngga permasalahan akan tampak lebh terstruktur dan sstemats. AHP serng dgunakan sebaga metode pemecahan masalah dbandng dengan metode yang lan karena alasanalasan sebaga berkut : 1. Struktur yang berhrark, sebaga konsekues dar krtera yang dplh, sampa pada subkrtera yang palng dalam. 2. Memperhtungkan valdtas sampa dengan batas tolerans nkonsstens berbaga krtera dan alternatf yang dplh oleh pengambl keputusan. 3. Memperhtungkan daya tahan output analss senstvtas pengamblan keputusan. Langkah yang harus dlakukan dalam menyelesakan persoalan dengan AHP (Mulyono, 1996) yatu : a. Decomposton Decomposton adalah proses menganalsa permasalahan rl dalam struktur hrark atas unsur unsur pendukungnya. Struktur hrark secara umum dalam metode AHP yatu: Jenjang 1 : Goal atau Tujuan, Jenjang 2 : Krtera, Jenjang 3 : Subkrtera (optonal), Jenjang 4 : Alternatf. b. Comperatve judgment Comperatve judgment adalah berart membuat suatu penlaan tentang kepentngan relatf antara dua elemen pada suatu tngkat tertentu yang dsajkan dalam bentuk matrks dengan menggunakan skala prortas. Jka terdapat n elemen, maka akan dperoleh matrks parwse comparson (matrks perbandngan) berukuran n x n dan banyaknya penlaan yang dperlukan adalah n(n1)/2. Cr utama dar matrks perbandngan yang dpaka dalam metode AHP adalah elemen dagonalnya dar kr atas ke kanan bawah adalah satu karena elemen yang dbandngkan adalah dua elemen yang sama. Selan tu, sesua dengan sstmatka berpkr otak manusa, matrks perbandngan yang terbentuk akan bersfat matrks resprokal dmana apabla elemen A lebh dsuka dengan skala 3 dbandngkan elemen B, maka dengan sendrnya elemen B lebh dsuka dengan skala 1/3 dbandng elemen A. Dengan dasar konds konds d atas dan skala standar nput AHP dar 1 sampa 9, maka dalam matrks perbandngan tersebut angka terendah yang mungkn terjad adalah 1/9, sedangkan angka tertngg yang mungkn terjad adalah 9/1. Nla dan defns pendapat kualtatf dar skala perbandngan Saaty bsa dukur menggunakan tabel analss sepert Tabel 1. c. Synthess of prorty Setelah matrks perbandngan untuk sekelompok elemen selesa dbentuk maka langkah berkutnya adalah mengukur bobot prortas setap elemen tersebut. Hasl akhr dar penghtungan bobot prortas tersebut adalah suatu blangan desmal d bawah satu (msalnya 0.01 sampa 0.99) dengan total prortas untuk elemen elemen dalam satu kelompok sama dengan satu. Bobot prortas dar masng masng matrks dapat menentukan prortas lokal dan dengan melakukan sntesa d antara prortas lokal, maka akan ddapat prortas global. Usaha untuk memasukkan katan antara elemen yang satu dengan elemen yang lan dalam menghtung bobot prortas secara sederhana dapat dlakukan dengan cara berkut : 1. Jumlahkan elemen pada kolom yang sama pada matrks perbandngan yang terbentuk. Lakukan hal yang sama untuk setap kolom. 2. Baglah setap elemen pada setap kolom dengan jumlah elemen kolom tersebut (hasl dar langkah 1). Lakukan hal yang sama untuk setap kolom sehngga akan terbentuk matrk yang baru yang elemen elemennya berasal dar hasl pembagan tersebut. 3. Jumlahkan elemen matrk yang baru tersebut menurut barsnya. 4. Baglah hasl penjumlahan bars (hasl dar langkah 3) dengan total alternatf agar ddapatkan prortas terakhr setap elemen dengan total bobot prortas sama dengan satu. Proses yang dlakukan untuk membuat total bobot prortas sama dengan satu basa dsebut proses normalsas. Tabel 1. Analss Skala Perbandngan Intenstas kepentngan Keterangan 1 Kedua elemen sama pentngnya ,4,6,8 Kebalkan Elemen yang satu sedkt lebh pentng darpada elemen yang lannya Elemen yang satu lebh pentng darpada elemen lannya Satu elemen jelas lebh mutlak pentng dar pada elemen lanya Satu elemen mutlak pentng dar pada elemen lannya Nlanla antara dua nla pertmbangan yang berdekatan Jka aktftas mendapat satu angka dbandngkan dengan aktftas j, maka j memlk nla kebalkannya dbandngkan dengan. d. Logcal consstency Salah satu asums utama metode AHP yang membedakannya dengan metode yang lannya adalah tdak adanya syarat konsstens mutlak. Dengan metode AHP yang memaka perseps manusa sebaga nputannya maka ketdakkonsstenan tu mungkn terjad karena manusa mempunya keterbatasan dalam menyatakan persepsnya secara konssten terutama kalau membandngkan banyak elemen. Berdasarkan konds n maka manusa dapat menyatakan persepsnya dengan bebas tanpa harus

5 Jurnal Sstem Informas Bsns 01(2015) Onlne : 37 berpkr apakah persepsnya tersebut akan konssten nantnya atau tdak. 3. Metodolog Peneltan yang dlakukan memlk tahapantahapan yang akan dkerjakan, dengan tujuan untuk mendapatkan hasl yang maksmal dalam pendukung keputusan. Berkut adalah tahapan yang dgambarkan dengan dagram alr : Gambar 1. Prosedur Peneltan 3.1. Stud Lteratur Bahan acuan yang djadkan landasan untuk mengetahu peneltan yang telah dlakukan sebelumnya, yatu mengevaluas kualtas kredt menggunakan metode topss. Melakukan pengumpulan datadata yang berupa : 1. Stud Pustaka Teknk pengumpulan datadata n dlakukan untuk mendapatkan teor dan nformas melalu lteratur, jurnal, artkel, stus nternet, buku dan karyakarya lmah yang telah teruj kebenarannya mengena sstem pendukung keputusan dan penggunaan metode AHP dan TOPSIS. 2. Observas Dengan cara mengamat secara langsung proses pemnjaman yang dlakukan oleh anggota koperas dengan bagan pemnjaman pada Koperas Pegawa Republk Indonesa (KPRI) Rajawal SMA Neger 1 Gorontalo. 3. Wawancara Teknk pengumpulan data n dlakukan dengan bertatap muka langsung dengan melakukan tanya jawab atau percakapan untuk menggal nformas kepada phakphak terkat dengan peneltan. 4. Pengamblan Data Pengamblan data n dlakukan untuk mendapatkan hasl peneltan secara lebh rnc, datadata yang dkumpulkan berupa surat, dokumen dan catatan yang dgunakan untuk proses analsa dan pengolahan data ddalam melakukan peneltan Algortma Sstem Pada tahapan n setap krtera dan alternatf yang telah dkumpulkan dalam tahap dua dklasfkas dengan menggunakan AHP (Analytcal Herarchy Process) dgunakan untuk menghtung bobot krtera dalam pengamblan keputusan dan TOPSIS untuk perangkngan dalam penyeleksan usulan permohonan kredt a. Mendefnskan Krtera dan Alternatf Tahap awal dlakukan untuk analsa penyeleksan usulan permohonan kredt yang djadkan sebaga nput yatu : 1. Data Krtera : Pada data krtera n dbutuhkan delapan krtera yatu Besar Pnjaman, Gaj Pokok, Smpanan, Keperluan, Lama Waktu, Besar Angsuran, Pnjaman Sebelumnya, Masa Status Anggota. 2. Data Alternatf : Data alternatf dgunakan untuk menentukan nla setap alternatf. Dalam peneltan n data alternatf yang dgunakan adalah Data Anggota Koperas Pegawa Republk Indonesa (KPRI) Rajawal SMA Neger 1 Kota Gorontalo. b. Menghtung bobot krtera dengan AHP Bobot krtera n dperlukan untuk menghtung matrks keputusan ternormalsas terbobot pada TOPSIS. c. Menghtung Perangkngan dengan TOPSIS. Setelah mendapatkan bobot krtera dar AHP langkah selanjutnya adalah melakukan perangkngan dengan menggunakan TOPSIS. Perangkngan n dlakukan terhadap anggota koperas yang akan dberkan pnjaman, sesua dengan krtera dar setap anggota dalam hal n alternatf pada TOPSIS Rancangan Sstem Dagram konteks sstem, merupakan dagram yang menggambarkan sstem yang akan drancang secara keseluruhan, serta komponen yang terlbat langsung dalam sstem tersebut. Gambar 2. Dagram konteks 4. Hasl dan Pembahasan 4.1. Hasl Peneltan Pembobotan pada TOPSIS dapat dlakukan oleh para ahl atau Pakar (Zhu et al., 2012 dan Yu et al., 2013). Untuk menentukkan bobot krtera pada peneltan n, dgunakan metode AHP, sebaga

6 38 Jurnal Sstem Informas Bsns 01(2015) Onlne : penggant para ahl atau pakar tersebut. Karena TOPSIS tdak memlk tahapan untuk menghtung bobot krtera (Tabel 2). Tabel 2. Matrks Perbandngan Berpasangan 4.2. Pengolahan Data TOPSIS Pengolahan data dengan TOPSIS adalah tahap selanjutnya yang dlakukan setelah melakukan proses pembobotan pada AHP. Proses yang dlakukan pada TOPSIS adalah membuat tabel keputusan, normalsas matrks keputusan, normalsas matrks keputusan terbobot, menentukan solus deal postf dan solus deal negatf, menghtung jarak alternatf dengan solus deal postf dan solus deal negatf, dan menghtung nla preferens setap alternatve (Tabel 3). Tabel 3. Nla Preferens 4.3. Hasl Perangkngan Pada formulr perangkngan dbawah n, terdapat Gambar perangkngan yang snya adalah nomor anggota, nama, rangkng, nla, besar pnjaman, besar angsuran, lama waktu, dan status. Is dar Nla merupakan hasl dar perhtungan TOPSIS dan AHP, kemudan untuk status terdr dar dua yatu dcarkan dan dtawarkan (Gambar 3).. Maksud dar status dcarkan adalah besar pnjaman anggota dapat dberkan kepada anggota sementara untuk dtawarkan adalah bag anggota yang besar pnjamannya tdak mencukup besar pnjaman Gambar 3. Hasl Perangkngan TOPSIS 4.4. Pembahasan Hasl pengujan sstem menunjukkan bahwa dar 12 kasus yang duj dalam sstem, semua urutan rankng pada perhtungan manual memlk urutan rankng yang sama dengan perhtungan sstem. Kesesuaan antara perhtungan manual dan pengujan secara sstem nformas n menunjukkan bahwa rancangan sstem seleks usulan permohonan kredt dengan menggunakan metode AHP dan TOPSIS dapat dgunakan dengan bak, cepat, dan mudah. Setelah dlakukan pengujan perhtungan sstem dengan htungan manual, selanjutnya dlakukan pengujan hasl sstem dengan kenyataan pada koperas dalam pencaran pnjaman kredt kepada anggota, maka dapat dlhat bahwa data yang dgunakan adalah sebanyak dua belas bulan. terdapat sepuluh bulan yang sama, dua bulan yang berbeda antara data pnjaman koperas dan sstem. Bulan yang berbeda tersebut adalah bulan jun dan desember. Pada data pnjaman koperas bulan jun dar delapan anggota yang melakukan pemnjaman enam anggota yang dcarkan dua anggota yang dtawarkan sementara pada sstem, empat anggota dcarkan, empat anggota dtawarkan. Data pnjaman koperas pada bulan desember dar sepuluh anggota yang melakukan pemnjaman lma anggota dtawarkan lma anggota dcarkan, sementara pada sstem sama dengan data koperas hanya berbeda pada anggota yang dpnjamkan. Perbedaan n terjad karena anggota yang melakukan pnjaman tanpa dlakukan pengecekan krtera pnjaman anggota dan mash memberkan kebjakan, sehngga serng terjad ketdaktepatan pemberan pnjaman. 5. Kesmpulan Kesmpulan yang dapat dambl dalam peneltan n adalah 1 Penggunaan metode AHPTOPSIS dapat melakukan proses perhtungan untuk mendapatkan perangkngan anggota yang layak untuk dberkan dana pnjaman dan melakukan penawaran apabla ketersedaan dana tdak mencukup. 2 Hasl pengujan perhtungan manual dengan pengujan sstem memlk urutan rankng yang sama, bak tu pada perhtungan manual dan sstem. 3 Dar pengujan data dua belas bulan pada sstem dan data koperas, terdapat dua bulan yang berbeda, yakn jun dan desember. Perbedaan n terjad karena anggota yang melakukan pnjaman tanpa dlakukan pengecekan krtera pnjaman anggota dan mash memberkan kebjakan, sehngga serng terjad ketdaktepatan pemberan pnjaman.

7 Jurnal Sstem Informas Bsns 01(2015) Onlne : 39 Ucapan Terma Kash Ucapan terma kash yang sebesarbesarnya kepada phak pmpnan, manajer, bendahara dan karyawan koperas Pegawa Republk Indonesa (KPRI) Rajawal SMA Neger 1 Gorontalo, dan phakphak terkat yang telah memberkan kontrbusnya hngga peneltan n dapat terselesakan dengan bak. Daftar Pustaka Baswr, R., Koperas Indonesa, Yogyakarta : BPFEUGM. Efend, A.Z., Mustofa, A., Maulana, B.S dan Farob, N.Y.E.C., Demokras Ekonom : Koperas dan Pengembangan Ekonom Kerakyatan, Malang, Averores Press. Hermawan, J., Membangun Decson Support System, Yogyakarta : And Ingham, G., The Nature of Money. John Wlley. Kusumadew, S., Fuzzy MultAttrbute Decson Makng (Fuzzy MADM), Graha Ilmu, Yogyakarta. Mulyono, S, Teor Pengamblan Keputusan, Eds Revs, Lembaga Penerbt Fakultas Ekonom UI, Jakarta. Saaty, T.L., Pengamblan Keputusan Bag Para Pemmpn, Proses Hrark Analtk untuk Pengamblan Keputusan dalam Stuas yang Kompleks. Pustaka Bnama Pressndo. Suband, Ekonom Koperas : Teor dan Praktek. Penerbt Alfabeta, Bandung. Yu, J., Wang J. dan Gong X., Study on the Status Evaluaton of Urban Road Intersectons Traffc Congeston Base on AHPTOPSIS Modal, Proceda Socal and Behavoral Scences 96 (2013 ) Yunus, Y., Penerapan Metode AHPTOPSIS pada sstem pendukung keputusan pemlhan perumahan, Thess, Magster Sstem Informas UNDIP. Zhu, X., Wang F., Lang C.L., Janpng S. dan Xaole, Qualty credt evaluaton based on TOPSIS : Evdence from arcondtonng market n Chna, Proceda Computer Scence 9,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan tugas akhr n, penulsan mendapat referens dar pustaka serta lteratur lan yang berhubungan dengan pokok masalah yang penuls ajukan. Langkah-langkah yang akan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE SAW DAN TOPSIS PADA KASUS UMKM

PERBANDINGAN METODE SAW DAN TOPSIS PADA KASUS UMKM PERBANINGAN METOE SAW AN TOPSIS PAA KASUS UMKM Muh. Alyazd Mude al.mude@yahoo.com Teknk Informatka Unverstas Muslm Indonesa Abstrak alam pengamblan keputusan terhadap masalah berdasarkan sebuah analsa

Lebih terperinci

Preferensi untuk alternatif A i diberikan

Preferensi untuk alternatif A i diberikan Bahan Kulah : Topk Khusus Metode Weghted Product (WP) menggunakan perkalan untuk menghubungkan ratng atrbut, dmana ratng setap atrbut harus dpangkatkan dulu dengan bobot atrbut yang bersangkutan. Proses

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam memlh sesuatu, mula yang memlh yang sederhana sampa ke hal yang sangat rumt yang dbutuhkan bukanlah berpkr yang rumt, tetap bagaman berpkr secara sederhana. AHP

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Bab 2 Tnjauan Pustaka 2.1 Peneltan Terdahulu Pemlhan stud pustaka tentang sstem nformas penlaan knerja karyawan n juga ddasar pada peneltan sebelumnya yang berjudul Penerapan Metode TOPSIS untuk Pemberan

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB Putr Har Ikhtarn ), Bety Nurltasar 2), Hafdz Alda

Lebih terperinci

PENENTUAN LOKASI PEMANCAR TELEVISI MENGGUNAKAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING

PENENTUAN LOKASI PEMANCAR TELEVISI MENGGUNAKAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING Meda Informatka, Vol. 2, No. 2, Desember 2004, 57-64 ISSN: 0854-4743 PENENTUAN LOKASI PEMANCAR TELEVISI MENGGUNAKAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING Sr Kusumadew Jurusan Teknk Informatka, Fakultas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Konsep Dasar Sistem Pendukung Keputusan. menggantikan penilaian mereka. Dss ditujukan untuk keputusan keputusan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Konsep Dasar Sistem Pendukung Keputusan. menggantikan penilaian mereka. Dss ditujukan untuk keputusan keputusan yang 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Sstem Pendukung Keputusan Lttle (1970) mendefnskan DSS sebaga sekumpulan prosedur berbass model untuk data pemrosesan dan penlaan guna membantu para manajer mengambl

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan dalam Merekomendasikan Smartphone untuk Kalangan Pemula dengan Metode TOPSIS

Sistem Pendukung Keputusan dalam Merekomendasikan Smartphone untuk Kalangan Pemula dengan Metode TOPSIS Sstem Pendukung Keputusan dalam Merekomendaskan Smartphone untuk Kalangan Pemula dengan Metode TOPSIS Karmla 1, Muhammad dwan 2, In Parlna 3, Heru Satra 3 1,2,3 Jurusan Sstem Informas, STIKOM Tunas Bangsa,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tnjauan Pustaka Dar peneltan yang dlakukan Her Sulstyo (2010) telah dbuat suatu sstem perangkat lunak untuk mendukung dalam pengamblan keputusan menggunakan

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN BIBIT UBI KAYU MENGGUNAKAN METODE TOPSIS (Studi Kasus : PT. Hutahaean)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN BIBIT UBI KAYU MENGGUNAKAN METODE TOPSIS (Studi Kasus : PT. Hutahaean) Majalah Ilmah Informas dan Teknolog Ilmah (INTI ISSN : 3390X SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN BIBIT UBI KAYU MENGGUNAKAN METODE TOPSIS (Stud Kasus : PT. Hutahaean Relska Elfrda Capah (086 Mahasswa

Lebih terperinci

Implementasi Teori Keputusan Penentuan Penerimaan Beasiswa Bagi Mahasiswa FMIPA Universitas Sulawesi Barat

Implementasi Teori Keputusan Penentuan Penerimaan Beasiswa Bagi Mahasiswa FMIPA Universitas Sulawesi Barat JURNAL SAINTIFIK OL.3 NO., JANUARI 07 Implementas Teor Keputusan Penentuan Penermaan Beasswa Bag Mahasswa FMIPA Unverstas Sulawes Barat Hrman Rachman *, Nzar, Unverstas Sulawes Barat emal: manksman0@gmal.com,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBELIAN PERANGKAT KOMPUTER DENGAN METODE TOPSIS (Studi Kasus: CV. Triad)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBELIAN PERANGKAT KOMPUTER DENGAN METODE TOPSIS (Studi Kasus: CV. Triad) Jurnal Informatka Mulawarman Vol. 10 No. 2 September 2015 1 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBELIAN PERANGKAT KOMPUTER DENGAN METODE TOPSIS (Stud Kasus: CV. Trad) Bunga Annete Bennng 1), Indah Ftr Astut 2),

Lebih terperinci

Optimasi Pemilihan Paket Internet Dengan Menggunakan Metode AHP

Optimasi Pemilihan Paket Internet Dengan Menggunakan Metode AHP Optmas Pemlhan Paket Internet Dengan Menggunakan Metode HP Wwek Katrna 1, Solkhun 2, M.Saf, Sumarno 1,2,, Jurusan Sstem Informas, STIKOM Tunas Bangsa, Pematangsantar Sumatera Utara 1 Mahasswa STIKOM Tunas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan yang bertujuan untuk menghaslkan Lembar Kegatan Sswa (LKS) pada mater Geometr dengan pendekatan pembelajaran berbass

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENENTUKAN MEREK DAN TIPE SEPEDA MOTOR BERBASIS WEB DENGAN METODE TOPSIS

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENENTUKAN MEREK DAN TIPE SEPEDA MOTOR BERBASIS WEB DENGAN METODE TOPSIS SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENENTUKAN MEREK DAN TIPE SEPEDA MOTOR BERBASIS WEB DENGAN METODE TOPSIS Lnda Purnama Sar (0911103) Mahasswa Program Stud Teknk Informatka, STMIK Buddarma Medan Jl. Ssmangaraja

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Manurung (2010) menerapkan sistem pendukung keputusan seleksi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Manurung (2010) menerapkan sistem pendukung keputusan seleksi BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tnjauan Pustaka Manurung (2010) menerapkan sstem pendukung keputusan seleks penerma beasswa dengan metode Analtcal Herarcy Process (AHP) dan Technque Order Preference by Smlarty

Lebih terperinci

METODE OPTIMASI 11/13/2015. Capaian Pembelajaran

METODE OPTIMASI 11/13/2015. Capaian Pembelajaran 2 Capaan Pembelajaran METODE OPTIMASI N. Tr Suswanto Saptad Mahasswa dapat memaham dan mampu mengaplkaskan beberapa metode untuk menyelesakan masalah dengan alternatfalternatf dalam jumlah yang relatf

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab n membahas tentang prosedur pengembangan pembelajaran dan mplementas model Problem Based Learnng dalam pembelajaran Konsep Dasar Matematka, Subjek Peneltan, Teknk dan Instrumen

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

Model SPK. Model optimasi (2) Model optimasi (1) Metode-metode Optimasi dengan Alternatif Terbatas 4/30/2017. Tujuan.

Model SPK. Model optimasi (2) Model optimasi (1) Metode-metode Optimasi dengan Alternatif Terbatas 4/30/2017. Tujuan. 4/0/207 Tujuan Metode-metode Optmas dengan Alternatf Terbatas N O V R I N A Mahasswa dapat memaham dan mampu mengaplkaskan beberapa metode untuk menyelesakan masalah dengan alternatf-alternatf dalam jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I ENDHULUN. Latar elakang Mengambl keputusan secara aktf memberkan suatu tngkat pengendalan atas kehdupan spengambl keputusan. lhan-plhan yang dambl sebenarnya membantu dalam penentuan masa depan. Namun

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

Ardi Kurniawan 1), Kusrini 2) Sistem Informasi STMIK AMIKOM Yogyakarta 2)

Ardi Kurniawan 1), Kusrini 2) Sistem Informasi STMIK AMIKOM Yogyakarta 2) Semnar Nasonal Teknolog Informas dan Multmeda 2016 STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-7 Februar 2016 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA GURU (PKG) MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang akan dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan Research and Development (R&D) n merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan sumber penermaan terpentng d Indonesa. Oleh karena tu Pemerntah selalu mengupayakan bagamana cara menngkatkan penermaan Pajak. Semakn tngg penermaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbass masalah n adalah metode pengembangan atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Pemasok Bahan Baku Menggunakan Metode Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Pemasok Bahan Baku Menggunakan Metode Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution Jurnal Integras Vol. 8, No. 1, Aprl 2016, 56-60 p-issn: 2085-3858 Artcle Hstory Receved February, 2016 Accepted March, 2016 Sstem Pendukung Keputusan Pemlhan Pemasok Bahan Baku Menggunakan Metode Technque

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusa dlahrkan ke duna dengan ms menjalankan kehdupannya sesua dengan kodrat Illah yakn tumbuh dan berkembang. Untuk tumbuh dan berkembang, berart setap nsan harus

Lebih terperinci

PEMILIHAN LAHAN TERBAIK UNTUK TANAMAN KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING

PEMILIHAN LAHAN TERBAIK UNTUK TANAMAN KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING Semnar Nasonal Inovas Dan Aplkas Teknolog D Industr 2017 ISSN 2085-4218 ITN Malang, 4 Pebruar 2017 PEMILIHAN LAHAN TERBAIK UNTUK TANAMAN KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING Helza

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

UJI SENSITIVITAS METODE WP, SAW DAN TOPSIS DALAM MENENTUKAN TITIK LOKASI REPEATER INTERNET WIRELESS

UJI SENSITIVITAS METODE WP, SAW DAN TOPSIS DALAM MENENTUKAN TITIK LOKASI REPEATER INTERNET WIRELESS UJI SENSITIVITAS METODE WP, SAW DAN TOPSIS DALAM MENENTUKAN TITIK LOKASI REPEATER INTERNET WIRELESS Davd Ahmad Effendy 1), Rony Her Irawan 2) 1) Sekolah Tngg Agama Islam Kedr (STAIN Kedr) 2) Unverstas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. problems. Cresswell (2012: 533) beranggapan bahwa dengan

BAB III METODE PENELITIAN. problems. Cresswell (2012: 533) beranggapan bahwa dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan kombnas atau mxed methods. Cresswell (2012: 533) A mxed methods research desgn s a procedure for collectng, analyzng and mxng

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia)

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia) PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Stud Kasus pada Data Inflas Indonesa) Putr Noorwan Effendy, Amar Sumarsa, Embay Rohaet Program Stud Matematka Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI PEMILIHAN SANGKAR BURUNG MENGGUNAKAN METODE SMART SKRIPSI

PERANCANGAN APLIKASI PEMILIHAN SANGKAR BURUNG MENGGUNAKAN METODE SMART SKRIPSI Artkel Skrps PERANCANGAN APLIKASI PEMILIHAN SANGKAR BURUNG MENGGUNAKAN METODE SMART SKRIPSI Dajukan Untuk Memenuh Sabagan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S.Kom.) Pada Jurusan Teknk Informatka

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan pengembangan yang bertujuan membuat suatu produk dan duj kelayakannya. B. Metode Pengembangan Peneltan n menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan Untuk Menentukan Prestasi Akademik Siswa dengan Metode TOPSIS

Sistem Pendukung Keputusan Untuk Menentukan Prestasi Akademik Siswa dengan Metode TOPSIS Ctec Journal, Vol. 2, No. 2, Februar 2015 Aprl 2015 ISSN: 2354-5771 153 Sstem Pendukung Keputusan Untuk Menentukan Prestas Akademk Sswa dengan Metode TOPSIS Amela Nur Ftrana* 1, Harlana 2, Handaru 3 1

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta,

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta, BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan pada 6 (enam) MTs d Kota Yogyakarta, yang melput: Madrasah Tsanawyah Neger Yogyakarta II, Madrasah Tsanawyah Muhammadyah Gedongtengen,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

PENERAPAN FUZZY AHP DAN TOPSIS UNTUK SELEKSI KANDIDAT PENERIMA BANTUAN RUMAH TIDAK LAYAK HUNI (RTLH) (STUDI KASUS : DESA BANTARWUNI)

PENERAPAN FUZZY AHP DAN TOPSIS UNTUK SELEKSI KANDIDAT PENERIMA BANTUAN RUMAH TIDAK LAYAK HUNI (RTLH) (STUDI KASUS : DESA BANTARWUNI) PENERAPAN FUZZY AHP DAN TOPSIS UNTUK SELEKSI KANDIDAT PENERIA BANTUAN RUAH TIDAK LAYAK HUNI (RTLH) (STUDI KASUS : DESA BANTARWUNI) Agus Tr Hdayat, Agus Pryanto, Andka Elok Amala 1 Program Stud S1 Informatka

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan adalah ketersedaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dkatakan memlk ketahanan pangan jka penghunnya tdak berada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konds persangan dalam berbaga bdang ndustr saat n dapat dkatakan sudah sedemkan ketatnya. Persangan dalam merebut pasar, adanya novas produk, mencptakan kepuasan pelanggan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABSTRAK STEVANY HANALYNA DETHAN Fakultas Ekonom Unv. Mahasaraswat Mataram e-mal : stevany.hanalyna.dethan@gmal.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 2 LNDSN TEORI 2. Teor engamblan Keputusan Menurut Supranto 99 keputusan adalah hasl pemecahan masalah yang dhadapnya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang past terhadap suatu pertanyaan.

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Kualitas Dosen

TINJAUAN PUSTAKA Kualitas Dosen 4 TINJAUAN PUSTAKA Kualtas Dosen Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesa (KBBI) tahun 2002, kualtas dartkan sebaga : (1) tngkat bak buruknya sesuatu atau kadar; (2) derajat atau taraf (kepandaan, kecakapan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. Tnjauan Pustaka Kegatan pemberan beasswa dlakukan oleh nstans penddkan maupun non penddkan. Secara khusus nstans penddkan memberkan beberapa jens beasswa setap tahunnya. Persyaratan

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMAAM CALON SISWA BARU PADA SMA MUHAMADIYAH 1 PRINGSEWU DENGAN METODE SAW

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMAAM CALON SISWA BARU PADA SMA MUHAMADIYAH 1 PRINGSEWU DENGAN METODE SAW SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMAAM CALON SISWA BARU PADA SMA MUHAMADIYAH 1 PRINGSEWU DENGAN METODE SAW Tr Suslowat, Rnawat STMIK Prngsewu Lampung Jl. Wsma Rn No. 09 prngsewu Lampung webste:

Lebih terperinci

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: X

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: X Jurnal Pengembangan Teknolog Informas dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 3. Maret 2018, hlm. 1219-1226 http://j-ptk.ub.ac.d Sstem Pendukung Keputusan Pemlhan Mtra Jasa Pengrman Barang menggunakan

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Perancangan Sstem Sstem yang akan dkembangkan adalah berupa sstem yang dapat membantu keputusan pemodal untuk menentukan portofolo saham yang dperdagangkan d Bursa

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Negosas Negosas dapat dkategorkan dengan banyak cara, yatu berdasarkan sesuatu yang dnegosaskan, karakter dar orang yang melakukan negosas, protokol negosas, karakterstk dar nformas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan penjualan. Sebelum penjualan dlakukan basanya akan dsepakat terlebh dahulu bagamana cara pembayaran

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

MEREDUKSI SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN FUZZY TRAPESIUM

MEREDUKSI SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN FUZZY TRAPESIUM MEREDUKSI SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN FUZZY TRAPESIUM Tut Susant, Mashad, Sukamto Mahasswa Program S Matematka Dosen Jurusan Matematka Fakultas Matematka dan Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Tempat dan waktu Peneltan Peneltan dlakukan pada Perusahaan Daerah Ar Mnum Kabupaten Gorontalo yang beralamat d jalan Gunung Bolyohuto No. 390 Kelurahan Bolhuangga Kecamatan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penentuan lokasi dilakukan secara tertuju (purposive) karena sungai ini termasuk

METODE PENELITIAN. Penentuan lokasi dilakukan secara tertuju (purposive) karena sungai ini termasuk IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan d Sunga Sak, Kota Pekanbaru, Provns Rau. Penentuan lokas dlakukan secara tertuju (purposve) karena sunga n termasuk dalam 13 sunga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN ANALISIS KELAYAKAN PEMOHON PINJAMAN MODAL SYARIAH MENGGUNAKAN KOMBINASI METODE SAW DAN TOPSIS

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN ANALISIS KELAYAKAN PEMOHON PINJAMAN MODAL SYARIAH MENGGUNAKAN KOMBINASI METODE SAW DAN TOPSIS Sstem Pendukung Keputusan Analss Kelayakan Pemohon Pnjaman Modal Syarah (Ardhanyat, Alf Gbran) SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN ANALISIS KELAYAKAN PEMOHON PINJAMAN MODAL SYARIAH MENGGUNAKAN KOMBINASI METODE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kendaraan bermotor merupakan alat yang palng dbutuhkan sebaga meda transportas. Kendaraan dbag menjad dua macam, yatu kendaraan umum dan prbad. Kendaraan umum

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN MODEL

BAB IV PEMBAHASAN MODEL BAB IV PEMBAHASAN MODEL Pada bab IV n akan dlakukan pembuatan model dengan melakukan analss perhtungan untuk permasalahan proses pengadaan model persedaan mult tem dengan baya produks cekung dan jont setup

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode Peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Peneltan yang dlakukan n bertujuan untuk mengetahu penngkatan hasl

Lebih terperinci

Tinjauan Algoritma Genetika Pada Permasalahan Himpunan Hitting Minimal

Tinjauan Algoritma Genetika Pada Permasalahan Himpunan Hitting Minimal 157 Vol. 13, No. 2, 157-161, Januar 2017 Tnjauan Algortma Genetka Pada Permasalahan Hmpunan Httng Mnmal Jusmawat Massalesse, Bud Nurwahyu Abstrak Beberapa persoalan menark dapat dformulaskan sebaga permasalahan

Lebih terperinci

RANCANGAN SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PILIHAN PRODUK LAPTOP MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHT (SAW)

RANCANGAN SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PILIHAN PRODUK LAPTOP MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHT (SAW) RANCANGAN SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PILIHAN PRODUK LAPTOP MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHT (SAW) Larasat Ayudha Jurusan Sstem Informas, Sekolah Tngg Manajemen Informatka dan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Data terdr dar dua data utama, yatu data denyut jantung pada saat kalbras dan denyut jantung pada saat bekerja. Semuanya akan dbahas pada sub bab-sub bab berkut. A. Denyut Jantung

Lebih terperinci

VI. PEMODELAN SISTEM

VI. PEMODELAN SISTEM VI. PEMODELN SISTEM 6. Konfguras Model Model strateg pengembangan klaster agrondustr unggulan daerah drancang dalam bentuk perangkat lunak Sstem P enunjang Keputusan (SPK berbass komputer yang dber nama

Lebih terperinci