SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMAAM CALON SISWA BARU PADA SMA MUHAMADIYAH 1 PRINGSEWU DENGAN METODE SAW

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMAAM CALON SISWA BARU PADA SMA MUHAMADIYAH 1 PRINGSEWU DENGAN METODE SAW"

Transkripsi

1 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMAAM CALON SISWA BARU PADA SMA MUHAMADIYAH 1 PRINGSEWU DENGAN METODE SAW Tr Suslowat, Rnawat STMIK Prngsewu Lampung Jl. Wsma Rn No. 09 prngsewu Lampung webste: Emal : trsuslowat423@gmal.com rnawat@gmal.com ABSTRAK Kualtas sebuah sekolah dpengaruh oleh beberapa hal, salah satunya adalah sumber daya manusa, yatu sswa yang dmlk sekolah tersebut. Untuk memlk sumber daya sswa yang berkualtas maka dperlukan adanya penyeleksan dalam penermaan sswa d sebuah sekolah. Begtu pula bag SMA Muhamadyah 1 Prngsewu yang merupakan salah satu SMA Muhamadyah yang terdapat d kota Prngsewu. Selama n penermaan sswa baru pada SMA Muhamadyah 1 Prngsewu hanya mengacu pada nla rapor SMP, sedangkan nla test tertuls hanya dgunakan sebaga pendukung. Pada kenyataannya cukup banyak calon sswa yang mendaftar pada SMA Muhammadyah 01 Prngsewu yang memlk nla rapor SMP yang tngg, karena jumlah calon sswa yang mendaftar melebh kapastas, maka penyeleksan penermaan sswa berdasarkan perangkngan nla rapor SMP, dan test tertuls saja. Dar permasalahan yang ada terkadang ada calon sswa yang tersshkan karena memperoleh nla test yang cukup padahal da memlk prestas non akademk, dan keprbadan yang bak. Krtera selan nla akademk, dan sepert nla keprbadan dan non akademk, mestnya dapat djadkan krtera juga untuk menentukan sswa yang benarbenar layak dterma. Non akademk merupakan prestas dluar bdang akademk yang pernah dcapa seorang sswa. Test wawancara merupakan penlaan terhadap keprbadan yang dmlk calon sswa. Sstem pendukung keputusan n berfungs sebaga alat bantu phak SMA Muhammadyah 01 Prngsewu dalam mengamblan keputusan pada proses seleks penermaan sswa baru. Dengan sstem pendukung keputusan dalam menentukan penermaan sswa baru dengan menggunakan metode SAW (Smple Adtve Weghtng) sehngga dapat memudahkan dalam menentukan calon sswa baru. Kata kunc : sstem, sstem pendukung keputusan, sswa, SAW 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seleks penermaan sswa baru merupakan agenda rutn tahunan bag sebuah sekolah. Dengan semakn berkembangnya jaman dan pertumbuhan penduduk dar tahun ke tahun, membuat semakn tngg pula calon sswa yang mendaftarkan dr d sebuah sekolah. Namun keterbatasan fasltas, sarana, dan prasarana sebuah sekolah terkadang sekolah tdak dapat menampung semua calon sswa yang mendaftar. Supaya sekolah mendapatkan sumber daya sswa yang berkualtas maka perlu dlakukan penyarngan penermaan sswa baru. Begtu pula bag SMA Muhammadyah 01 Prngsewu yang merupakan salah satu SMA swasta yang terdapat d kota Prngsewu. Selama n penermaan sswa baru hanya mengacu pada nla rapor SMP, sedangkan nla test tertuls hanya dgunakan sebaga pendukung. Pada kenyataannya cukup banyak calon sswa yang mendaftar pada SMA Muhammadyah 01 Prngsewu yang memlk nla rapor SMP yang tngg, karena jumlah calon sswa yang mendaftar melebh kapastas, maka penyeleksan penermaan sswa berdasarkan perangkngan nla rapor SMP, dan test tertuls saja. Dar permasalahan yang ada terkadang ada calon sswa yang tersshkan karena memperoleh nla test yang cukup padahal da memlk prestas non akademk, dan keprbadan yang bak. Namun kualtas sswa yang bak tdak hanya d bdang akademk saja, d luar akademk dan keprbadan pun juga d butuhkan untuk 12

2 persangan d kehdupan nyata. Krtera selan nla akademk, dan sepert nla keprbadan dan non akademk, mestnya dapat djadkan krtera juga untuk menentukan sswa yang benarbenar layak dterma. Non akademk merupakan prestas dluar bdang akademk yang pernah dcapa seorang sswa. Test wawancara merupakan penlaan terhadap keprbadan yang dmlk calon sswa. Sstem pendukung keputusan n berfungs sebaga alat bantu SMA Muhammadyah 01 Prngsewu dalam mengambl keputusan pada proses seleks penermaan sswa baru. Metode yang dgunakan adalah Smple Addtve Weghtng (SAW) karena metode SAW sesua untuk proses pengamblan keputusan karena dapat menentukan nla bobot untuk setap atrbut, kemudan dlanjutkan dengan proses perangkngan yang akan menyeleks aternatf terbak dar sejumlah alternatf terbak. Selan tu, kelebhan dar model SAW dbandngkan dengan model pengamblan keputusan yang lan terletak pada kemampuannya untuk melakukan penlaan secara lebh tepat karena ddasarkan pada nla krtera dan bobot prefens yang sudah dtentukan. Henry Wbowo S (2010) menyatakan bahwa total perubahan nla yang dhaslkan oleh metode SAW lebh banyak sehngga metode SAW sangat relevan untuk menyelesakan masalah pengamblan keputusan. Dan dalam pengembangan sstem Sstem Pendukung Keputusan n menggunakan metode waterfall. Berdasarkan permasalahan yang telah durakan datas maka metode SAW dalam sstem Pendukung Keputusan Untuk Menyeleks Penermaan Sswa Baru Pada SMA Muhammadyah 01 Prngsewu sangat tepat. 1.2.Rumusan Masalah Berdasarkan uraan latar belakang maka yang menjad perumusan masalah sebaga berkut: 1. Bagamana penerapan metode Smple Addtve Weghtng (SAW)dapat membantu penyeleksan calon sswa. 2. Bagamana membuat aplkas untuk membantu dalam pengamblan keputusan yang optmal dengan beberapa krtera menggunakan Smple Addtve Weghtng (SAW). 1.3.Batasan Masalah Agar pembahasan peneltan n tdak menympang dar apa yang telah drumuskan, maka dperlukan batasan batasan dalam peneltan n adalah: 1. Metode mplementas aplkas yang dgunakan adalah Smple Addtve Weghtng. 2. Menghaslkan sebuah aplkas yang dapat memberkan keputusan kepada phak sekolah dalam proses penlaan calon sswa baru. 1.4.Tujuan Peneltan Tujuan dar peneltan sebaga berkut: 1. Merancang suatu perangkat lunak yang dapat membantu phak sekolah dalam menentukan sapa caloncalon sswa yang layak masuk atau tdak dengan sstem yang terkomputersas sehngga proses pengamblan keputusan n dapat lebh efsen 2. Membuat Sstem Pendukung keputusan seleks sswa baru dengan data yang terstuktursas dapat dakses secara cepat, langsung, dan akurat. 1.5.Manfaat Peneltan Manfaat dar peneltan sebaga berkut: a. Membantu panta penermaan sswa baru dalam menyeleks sswa yang akan dddk. b. Dapat membantu penngkatan knerja program penddkan khusus sswa unggul karena sswa yang terplh adalah sswa yang unggul dbandngkan dengan yang lannya berdasarkan krtera yang dgunakan. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertan Sstem Sstem merupakan baganbagan atau prosedurprosedur yang salng bernteraks antara satu dengan yang lannya dalam rangkaan secara menyeluruh untuk berfungs bersamasama dalam mencapa tujuan tertentu. Pengertan sstem menurut beberapa para ahl adalah sebaga berkut: 1. Menurut Jogyanto (2005:1) Sstem adalah suatu jarngan kerja dar prosedurprosedur yang salng berhubungan, berkumpul bersamasama 13

3 untuk melakukan suatu kegatan atau untuk menyelesakan suatu sasaran yang tertentu. 2. Menurut Mulyad (2008:5) Sstem adalah suatu jarngan prosedur yang dbuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegatan pokok perusahaan. 3. Menurut Hall (2007:4) Sstem adalah kelompok dar dua atau lebh komponen atau subsstem yang salng berhubungan yang berfungs dengan tujuan yang sama. Dar ketga uraan defns sstem datas dapat dsmpulkan bahwa sstem merupakan sesuatu unsur yang memlk bagan atau komponen yang salng berhubungan satu sama lan dan memlk tujuan akhr yang sama Pengertan Informas Pengertan Informas menurut para ahl : 1. Menurut Sutarman (2009:14), Informas adalah sekumpulan fakta (data) yang dorgansaskan dengan cara tertentu sehngga mereka mempunya art bag s penerma. 2. Menurut McLeod (2006:8), Informas adalah data yang telah dolah menjad bentuk yang memlk art bag s penerma dan bermanfaat bag pengamblan keputusan saat n atau mendatang. 3. Menurut Laudon (2011:8), Informas adalah data yang sudah dbentuk ke dalam sebuah formulr bentuk yang bermanfaat dan dapat dgunakan untuk manusa. Berdasarkan pendapat para ahl yang dkemukakan d atas dapat dtark kesmpulan bahwa nformas adalah data yang sudah dolah menjad sebuah bentuk yang berart bag pengguna, yang bermanfaat dalam pengamblan keputusan saat n atau mendukung sumber nformas Pengertan Sstem Informas Pengertan Sstem Informas menurut para ahl sebaga berkut : 1. Menurut Sutarman (2009:13), Sstem nformas adalah Sstem yang dapat ddefnskan dengan mengumpulkan, memperoses, menympan, menganalss, menyebarkan nformas untuk tujuan tertentu. Sepert sstem lannya, sebuah sstem nformas terdr atas nput (data, nstruks) dan output (laporan, kalkulas). 2. Menurut Mulyanto (2009:29), Sstem nformas adalah suatu komponen yang terdr dar manusa, teknolog nformas, dan prosedur kerja yang memproses, menympan, menganalss, dan menyebarkan nformas untuk mencapa suatu tujuan. 3. Menurut Laudon (2007:42), Sstem nformas adalah Sstem d dalam suatu organsas yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaks haran, mendukung operas, bersfat manajeral dan kegatan strateg dar suatu organsas dan menyedakan phak luar tertentu dengan laporanlaporan yang dperlukan. Dar pendapat yang dkemukakan d atas dapat dsmpulkan bahwa sstem nformas adalah gabungan dar orang, hardware, software, jarngan komunkas, sumber daya data, dan kebjakan dan prosedur yang menympan, mengumpulkan (mendapatkan kembal), memproses, dan mendstrbuskan nformas untuk mendukung pengamblan dan pengontrolan keputusan dalam suatu organsas Sstem Pendukung Keputusan (SPK). Pengertan Sstem Pendukung Keputusan menurut para ahl sebaga berkut : 1. Menurut Turban dkk.. (2005), SPK adalah pendekatan berbass komputer atau metodolog untuk mendukung pengamblan keputusan. 2. Menurut Moore and Chang (2011) SPK adalah suatu sstem yang drancang untuk mengkomunkaskan masalah dan menyelesakan pemecahan masalah yang dlakukan manajer bersfat sem struktur yang spesfk untuk mengambl suatu keputusan. 3. Menurut Wbowo (2011) SPK adalah proses pengamblan keputusan dbantu menggunakan komputer untuk membantu pengambl keputusan dengan menggunakan beberapa data dan model tertentu untuk menyelesakan beberapa masalah yang tdak terstruktur. Dar pendapat yang dkemukakan d atas dapat dsmpulkan bahwa Sstem Pendukung Keputusan (SPK) adalah suatu sstem nformas berbass komputer yang menghaslkan berbaga alternatf keputusan untuk membantu manajemen dalam 14

4 menangan berbaga permasalahan yang terstruktur ataupun tdak terstruktur dengan menggunakan data dan model Karakterstk dan Kemampuan SPK 1. SPK menyedakan dukungan bag pengambl keputusan utamanya pada stuas sem terstruktur dan tak terstruktur dengan memadukan pertmbangan manusa dan nformas terkomputersas. Berbaga masalah tdak dapat dselesakan atau tdak dapat dselesakan secara memuaskan oleh sstem terkomputersas lan sepert EDP (Electronc Data Processng) atau MIS (Management Informaton System), tdak juga dengan metode atau tool kuanttatf standar. 2. Dukungan dsedakan bag ndvdu dan juga bag group. Berbaga masalah organsas melbatkan pengamblan keputusan dar orang dalam group. Untuk masalah yang strukturnya lebh sedkt serngkal hanya membutuhkan keterlbatan beberapa ndvdu dar departemen dan level organsas yang berbeda. 3. SPK menyedakan dukungan ke berbaga keputusan yang berurutan atau salng berkatan untuk memudahkan dalam melakukan kegatan yang dlakukan. 4. SPK sangat mendukung berbaga fase proses pengamblan keputusan : ntellgence, desgn, choce dan mplementaton. 5. Dukungan dsedakan untuk berbaga levelmanajeral yang berbeda, mula dar pmpnan puncak sampa manajer lapangan Komponen SPK Sstem Pendukung Keputusan mempunya 3 komponen utama yatu dalog manajemen, model manajemen dan data manajemen sepert terlhat pada gambar Gambar 1 : Komponen SPK Ketga komponen n merupakan komponen utama dar Sstem Pendukung Keputusan. Komponen pertama adalah dalog management atau user nterface yatu komponen untuk berdalog dengan pemaka sstem. Komponen n ddalah sstem nformas merupakan komponen nput dan komponen output. Komponen kedua dar SPK adalah model management, yatu komponen yang merubah data menjad nformas yang relevan. Modelmodel yang banyak dgunakan d Sstem Pendukung Keputusan adalah model matematk optmsas sepert lner programmng, dynamc programmng dan lan sebaganya. Komponen ketga adalah data management, yatu komponen bass data yang terdr dar semua bass data yang dapat dakses. Sepert halnya sstem nformas pada umumnya, sstem pendukung keputusan juga mempunya komponen teknolog dan kontrol, komponen teknolog terdr dar perangkat keras dan perangkat lunak, perangkat lunak spesfk yang dgunakan oleh SPK msalnya spreadsheet,dbms, bahasa query Metode Smple Addtve Weghtng (SAW) Menurut Kusumadew (2007) Metode SAW serng juga dkenal stlah metode penjumlahan terbobot. Konsep dasar metode SAW adalah mencar penjumlahan terbobot dar ratng knerja pada setap alternatf pada semua atrbut (Pahlevy:2010). Metode SAW membutuhkan proses normalsas matrks keputusan (X) ke suatu skala yang dapat dperbandngkan dengan semua ratng alternatf yang ada. Metode SAW merupakan metode yang banyak dgunakan dalam pengamblan keputusan yang memlk banyak atrbut. Model Management user Dalog Management Data Management Dmana : r j = ratng knerja ternormalsas. 15

5 max = nla maksmum dar setap bars dan kolom. mn = nla mnmum dar setap bars dan kolom. Xj = bars dan kolom dar matrks. (rj) adalah ratng knerja ternormalsas dar alternatf A pada atrbut C =1,2,.m dan j=1,2,.,n Nla preferens untuk setap alternatf V dberkan sebaga: V =Σ n j= Dmana: V = Nla akhr dar alternatf W = Bobot yang telah dtentukan r j = Normalsas matrks Nla V yang lebh besar mengndkaskan bahwa alternatf A lebh terplh. Adapun langkahlangkah dalam menyeleks sebuah kasus dengan SAW adalah: 1. Menentukan krterakrtera yang akan djadkan acuan dalam pengamblan keputusan yatu Cj. 2. Menentukan ratng kecocokan setap alternatf pada setap crtera yang dhubungkan untuk menemukan kasamaan. 3. Membuat matrks keputusan berdasarkan krtera, Cj kemudan melakukan normalsas matrks berdasarkan persamaan yang dsesuakan dengan jens atrbut sehngga dperoleh matrks ternormalsas R. dsesuakan dengan jens atrbut sehngga dperoleh matrks ternormalsas R. 4. Hasl akhr dperoleh dar proses perangkngan yatu penjumlahan dar perkalan matrks ternormalsas R dengan nla bobot sehngga dperoleh nla terbesar yang dplh sebaga alternatf terbak (A) sebaga solus. 2.7.Tahapan Pengembangan Sstem Proses pengembangan sstem yang dpaka adalah Waterfall. Model pendekatan n dlakukan secara rnc dan drencanakan dengan bak. Tahapan yang dlakukan dalam pendekatan n adalah : a. Analss : Aktvtas yang memuat kegatan memlah, mengura, membedakan sesuatu untuk dgolongkan dan dkelompokkan menurut krtera tertentu lalu dcar dtaksr maknan dan katannya. b. Desan Sstem : Tahap setelah analss dar sklus pengembangan sstem: pendefnsan dar kebutuhankebutuhan fungsonal dan persapan untuk rancang bangun mplementas; menggambarkan bagamana suatu sstem dbentuk. c. Codng : Salah satu kegatan pengolahan data rekam meds untuk memberkan kode dengan huruf atau dengan angka atau kombnas huruf dan angka yang mewakl komponen data. d. Testng : Pengujan yang dlakukan terhadap keseluruhan sstem (secara lengkap) dan sstem yang telah terntegras untuk mengevaluas apakah sstem yang dbuat telah sesua dengan kebutuhan pengguna. e. Mantenance : Suatu kegatan yang dlakukan secara berulangulang dengan tujuan agar peralatan selalu memlk konds yang sama dengan keadaan awalnya. Mantenance juga dlakukan untuk menjaga peralatan tetap berada dalam konds yang dapat dterma oleh penggunanya. 16 Gambar 2. Waterfall 3. METODE PENELITIAN Bobot preferens masng masng krtera adalah: Nama Nla Keterangan Krtera Bobot Nla Rapor 25 C1 Test Tertuls 30 C2 Prestas Non 20 C3 Akademk Test Wawancara 25 C4 Krtera Prestas Non Akademk Krtera Sub Krtera Nla Crsps Juara I,II tngkat 100 Prestas nternasonal

6 Non Akademk Juara III tngkat nternasonal, Juara I tngkat nasonal Juara II, III, tngkat nasonal Juara I, II tngkat daerah Juara III tngkat daerah, Juara I tngkat sekolah Juara II, III tngkat sekolah Tanpa prestas Perhtungan SAW Untuk Seleks Penermaan Sswa Baru Berkut perhtungan manual berdasarkan contoh kasus. Dambl tga sample calon sswa dengan data sebaga berkut: a. Sampel Nla Calon Sswa Tabel 2.1 Sampel Nla Calon Sswa Krtera Nla Altern atf Nla Rapo r Nla Test Trtul s Prestas Non Akadem k Snta Zulkfl Ikhsan Nla Test Wawanc ara b. Ratng kecocokan dar setap alternatve pada setap krtera Tabel 2.2 Ratng Kecocokan dar setap alternatve pada setap krtera Alternatf Krtera C1 C2 C3 C4 A A A keterangan bobot nla pada krtera: A = Bak sekal 17 kurang B = Bak C = Cukup D = Kurang <40 E = Sangat c. Matrk keputusan dar tabel ratng kecocokan dar setap alternatve pada setap krtera. Pengambl keputusan memberkan nla alternatf, berdasarkan tngkat kepentngan masngmasng krtera yang dbutuhkan sebaga berkut: Vektor bobot [W]={25,30,25,25} membuat matrks keputusan X, dbuat dar tabel kecocokan sebaga berkut: X= d. Normalsas matrk keputusan Melakukan normalsas matrks dengan cara menghtung nla ratngsswa ternormalsas (rj) dar altenatf A pada atrbut Cj berdasarkan persamaan yang dsesuakan dengan jens atrbut (atrbut keuntungan/beneft = MAKSIMUM atau atrbut baya/cost = MINIMUM). Apabla berupa atrbut keuntungan maka nla crsp (Xj) dar setap kolom atrbut dbag dengan nla crsps MAX (MAX Xj) dar tap kolom, sedangkan untuk atrbut baya nla crsps MIN (Xj) dar tap kolom. Dengan cara menghtung nla ratng penlaan sswa ternormalsas ( rj ) berdasarkan persamaanyang dsesuakan dengan jens krtera. Untuk semuakrtera n menggunakan krtera keuntungan (beneft).

7 1. Calon sswa Snta 2. Calon sswa Zulkfl Nla preferens ddapat dar setap alternatf (V) djumlahkan dengan hasl kal antara matrks ternormalsas (R) dengan nla bobot (W). Nla preferens dar setap alternatf calon sswa adalah sebaga berkut : V1=(0.97).(25)+(1.00).(30)+(0.80).(20)+(0.9 7).(25)} = 94.7 V2={(1.00).(25)+(0.94).(30)+(1.00).(20)+(1. 00).(25)}= 98.2 V3={(0.90).(25)+(0.82).(30)+(0.80).(20)+(0. 85).(25)}= 84.7 Nla terbesar ada pada V2 sehngga alternatf A2 adalah rekomendas alternatf yang terplh sebaga alternatf terbak pada calon sswa Zulkfl. 4. IMPLEMENTASI Pada form logn bers username dan password untuk masuk ke system. 3. Calon sswa Ikhsan Gambar 3. Form logn Pada tamplan menu utama bers semua form yang terkat dengan Sstem Pendukung Keputusan Untuk Menyeleks Penermaan Sswa Baru Pada SMA Muhammadyah 01 Prngsewu dengan Menggunakan Metode SAW antara lan ( fle, penelusuran, keluar dan tentang). e. Matrk ternomalsas Hasl dar nla ratng knerja ternormalsas akan membentuk matrk ternormalsas. f. Nla preferens Gambar 4. Tamplan Menu Utama 18

8 Pada form n bers tempat pengsan data sswa Gambar 5. Tamplan Form Data Sswa Pada form n bers tempat pembobotan Gambar 6. Tamplan Bobot 4. PEMBAHASAN 4.1. Pengujan Aplkas a. Tujuan Pengujan Aplkas Tabel 2.3 Pengujan sstem Form N Dan o Konds 1. Logn Konds 1 Konds 2 Prosedur Uj Coba Sstem Jka username dan password tdak ds/kosong, maka aplkas tdak dapat mengakses ke halaman utama. Jka salah satu dar username atau password tdak ds / kosong maka aplkas tdak dapat mengakses ke Hasl l l Konds 3 2. Data Pendaf tar Konds 1 3. Seleks dan pembo botan Konds 1 Konds 2 Konds 3 halaman utama. Jka salah satu atau keduanya dar username dan password salah, maka aplkas tdak dapat mengakses ke halaman utama. Jka data yang wajb ds pada form mash belum ters/kosong maka aplkas tdak dapat melakukan penympanan data. Pada tahap seleks ada 4 tahapan yang harus dlakukan. Jka salah satu tahapan seleks tdak terpenuh maka tdak dapat melanjutkan seleks tahap berkutnya. Seleks ke 5 adalah metode SAW, yatu seleks wawancara. Jka 4 tahapan seleks dawal terpenuh maka proses seleks akhr bsa dproses dan dlanjutkan dengan hasl pembobotan. Jka data nla sudah dnput secara keseluruhan, lalu kta klk Bobotkan secara otomats menunjukan sswa dapat dterma atau tdak dterma. l l l l l b. Pembahasan Aplkas Aplkas sstem pendukung keputusan yang dbuat saat n drancang untuk membantu pekerjaan bagan Seleks dan Penermaan dalam hal pengelolaan, proses penympanan dan proses pembobotan data pendaftar. Pembuat keputusan akan dmudahkan dalam pengamblan keputusan dalam menentukan calon pendaftar yang lulus seleks menjad sswassw resm d SMA Mhammadyah 01 Prngsewu. Penggunaan bass data pada aplkas n memudahkan dalam proses nput, edt, dan delete, search 19

9 bag user, selan tu data yang ada menjad tersusun dan berelas dengan bak. Aplkas n dbangun berdasarkan kemajuan teknolog yang sangat pesat. Tujuan perancangan aplkas n yatu untuk mempermudah semua phakphak yang terkat d dalamnya. Aplkas n dharapkan mampu memudahkan semua phakphak yang terkat terutama dalam nput, pengolahan dan penympanan data pendaftar untuk proses pengamblan keputusan penermaan sswa baru. 5. PENUTUP 5.1. Kesmpulan Dar hasl pengujan dan mplementas sstem yang telah dlakukan, dapat dsmpulkan bahwa : 1. Pola perhtungan yang dgunakan untuk pemlhan calon sswa yatu dengan menggunakan metode SAW (Smple Addtve Weghtng) dengan mencar penjumlahan terbobot dar ratng knerja pada setap alternatf pada semua atrbut, hasl dar analsa sstem n akan mampu membantu phak sekolah sebaga pendukung pengamblan keputusan. Sstem yang telah dbangun memlk kontrbus yang postf dalam mendukung keputusan penermaan sswa baru pada SMA Muhammadyah 01 Prngsewu, karena dapat memberkan nformas yang cepat, tepat, dan akurat. 2. Penerapan metode Smple Addtve Weghtng dlakukan dengan cara penentuan bobot pada setap krtera dan pemenuhan syaratsyarat yang ada, sehngga akan dperoleh nla bobot dar semua krtera dan akan dperoleh hasl dengan nla dan jumlah bobot yang palng tngg. Aturan krtera pada proses penyeleksan dlakukan berdasarkan syarat tertentu sepert nla raport, nla test tertuls, prestas non akademk, dan nla tes wawancara. Syarat tersebut dtentukan berdasarkan kebutuhan dan surve terhadap sswa. 3. Form yang dbangun berupa pendataan sswa, pendataan penlaan, dan pendataan analsa. Sedangkan hasl laporan yang dberkan yatu laporan sswa, dan laporan analsa yang tentunya akan sangat membantu dalam pengamblan keputusan dalam penermaan sswa baru. Aplkas yang dbuat dlengkap dengan beberapa tamplan/form yang berfungs untuk mengubah data dengan form penelusuran 20 sebaga form hasl dar proses Sstem Pendukung Keputusan Saran Untuk pengembangan jurnal n maka penuls memberkan saran kepada semua phak yang membaca: 1. Admn dharapkan dapat memproses, menerma dan menjalankan sstem pendukung keputusan n secara maksmal dan bak sehngga tdak terjad kesalahan dalam proses pemlhan dan penempatan. 2. Penggunaan sstem pendukung keputusan seleks calon sswa n seharusnya dkembangkan dan perlu dtambah dengan nformas yang lebh akurat dan jelas sehngga sstem sepert n dapat dpergunakan d sekolah manapun. 3. Hasl pengembangan lebh lanjut terhadap sstem adalah membangun sstem yang lebh aman dan userfrendly dengan memperhatkan aspekaspek Interaks Manusa dan Komputer. 4. Sstem yang dusulkan pada jurnal n dapat dterapkan d SMA Muhammadyah 01 Prngsewu, sesua dengan perkembangan teknolog hendaknya sstem yang drancang dapat lebh dtngkatkan dengan sstem komputersas agar sstem yang dhaslkan dapat lebh bak. 5. Dengan adanya sstem n, dapat mempermudah phak sekolah untuk mengambl keputusan dalam melakukan seleks penermaan sswa baru. DAFTAR PUSTAKA [1] Bentley, dan Whtten, Pengertan Analss Sstem, 2009:160. [2] Hall, Komponen Subsstem, 2007:4. [3] Wkpeda Indonesa, 2007, Sstem Pendukung Keputusan, Jakarta. [4] Penermaan Sswa Baru Onlne Kota Yogyakarta, Yogyakarta. [5] /MetodeSawContoh2 [6] Ilhamsyah, Fuzzy MADM Dengan Metode Smple Addtve Weghtng, Medan, [7] Jogyanto, Analss dan Desan Sstem Informas, Yogyakarta : And, 2005.

10 [8] Krsmelan Ade, Sstem Pendukung Keputusan Penermaan Sswa Baru, Jurnal Teknk Informatka, Semarang, [9] Laudon, Managng Technologcal Change ChelseaWest London, 2007:42. [10] Laudon, Techncal System Informaton, Canbera, 2011:8 [11] McLeod, dan Schell, Pengertan Analss Sstem, [12] McLeod, UML Dstlled, London Newyork, 2006:8. [13] Moore, and Chang Decson Support System Penerbt And Offset, Jogjakarta, [14] Mufzar, Teuku Sstem Pendukung Keputusan Penermaan Mahasswa Baru Program Beasswa D3 TKJ Dengan Metode SAW (Smple Addtve Weghtng). Konferens Nasonal Sstem Informas 2014 (KNSI ). Halaman [15] Mulyad, Perancangan Sstem Informas, Yogyakarta, 2008:5. [16] Mulyanto, Mult Meda Sstem, Jakarta, 2009:29. [17] Smarmata, J. (2007). Perancangan Bass Data. Yogyakarta: And Offset. [18] Sutarman, Pengertan Sstem Informas, Malang, 2009:1314. [19] Turban dkk., Pengertan SPK, Jogjakarta, [20] Wbowo, Perancangan Sstem Pendukung Keputusan Depok,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan tugas akhr n, penulsan mendapat referens dar pustaka serta lteratur lan yang berhubungan dengan pokok masalah yang penuls ajukan. Langkah-langkah yang akan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tnjauan Pustaka Dar peneltan yang dlakukan Her Sulstyo (2010) telah dbuat suatu sstem perangkat lunak untuk mendukung dalam pengamblan keputusan menggunakan

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB Putr Har Ikhtarn ), Bety Nurltasar 2), Hafdz Alda

Lebih terperinci

Ardi Kurniawan 1), Kusrini 2) Sistem Informasi STMIK AMIKOM Yogyakarta 2)

Ardi Kurniawan 1), Kusrini 2) Sistem Informasi STMIK AMIKOM Yogyakarta 2) Semnar Nasonal Teknolog Informas dan Multmeda 2016 STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-7 Februar 2016 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA GURU (PKG) MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE SAW DAN TOPSIS PADA KASUS UMKM

PERBANDINGAN METODE SAW DAN TOPSIS PADA KASUS UMKM PERBANINGAN METOE SAW AN TOPSIS PAA KASUS UMKM Muh. Alyazd Mude al.mude@yahoo.com Teknk Informatka Unverstas Muslm Indonesa Abstrak alam pengamblan keputusan terhadap masalah berdasarkan sebuah analsa

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Bab 2 Tnjauan Pustaka 2.1 Peneltan Terdahulu Pemlhan stud pustaka tentang sstem nformas penlaan knerja karyawan n juga ddasar pada peneltan sebelumnya yang berjudul Penerapan Metode TOPSIS untuk Pemberan

Lebih terperinci

PEMILIHAN LAHAN TERBAIK UNTUK TANAMAN KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING

PEMILIHAN LAHAN TERBAIK UNTUK TANAMAN KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING Semnar Nasonal Inovas Dan Aplkas Teknolog D Industr 2017 ISSN 2085-4218 ITN Malang, 4 Pebruar 2017 PEMILIHAN LAHAN TERBAIK UNTUK TANAMAN KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING Helza

Lebih terperinci

Preferensi untuk alternatif A i diberikan

Preferensi untuk alternatif A i diberikan Bahan Kulah : Topk Khusus Metode Weghted Product (WP) menggunakan perkalan untuk menghubungkan ratng atrbut, dmana ratng setap atrbut harus dpangkatkan dulu dengan bobot atrbut yang bersangkutan. Proses

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Konsep Dasar Sistem Pendukung Keputusan. menggantikan penilaian mereka. Dss ditujukan untuk keputusan keputusan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Konsep Dasar Sistem Pendukung Keputusan. menggantikan penilaian mereka. Dss ditujukan untuk keputusan keputusan yang 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Sstem Pendukung Keputusan Lttle (1970) mendefnskan DSS sebaga sekumpulan prosedur berbass model untuk data pemrosesan dan penlaan guna membantu para manajer mengambl

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENENTUKAN MEREK DAN TIPE SEPEDA MOTOR BERBASIS WEB DENGAN METODE TOPSIS

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENENTUKAN MEREK DAN TIPE SEPEDA MOTOR BERBASIS WEB DENGAN METODE TOPSIS SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENENTUKAN MEREK DAN TIPE SEPEDA MOTOR BERBASIS WEB DENGAN METODE TOPSIS Lnda Purnama Sar (0911103) Mahasswa Program Stud Teknk Informatka, STMIK Buddarma Medan Jl. Ssmangaraja

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBELIAN PERANGKAT KOMPUTER DENGAN METODE TOPSIS (Studi Kasus: CV. Triad)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBELIAN PERANGKAT KOMPUTER DENGAN METODE TOPSIS (Studi Kasus: CV. Triad) Jurnal Informatka Mulawarman Vol. 10 No. 2 September 2015 1 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBELIAN PERANGKAT KOMPUTER DENGAN METODE TOPSIS (Stud Kasus: CV. Trad) Bunga Annete Bennng 1), Indah Ftr Astut 2),

Lebih terperinci

PENENTUAN LOKASI PEMANCAR TELEVISI MENGGUNAKAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING

PENENTUAN LOKASI PEMANCAR TELEVISI MENGGUNAKAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING Meda Informatka, Vol. 2, No. 2, Desember 2004, 57-64 ISSN: 0854-4743 PENENTUAN LOKASI PEMANCAR TELEVISI MENGGUNAKAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING Sr Kusumadew Jurusan Teknk Informatka, Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Manurung (2010) menerapkan sistem pendukung keputusan seleksi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Manurung (2010) menerapkan sistem pendukung keputusan seleksi BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tnjauan Pustaka Manurung (2010) menerapkan sstem pendukung keputusan seleks penerma beasswa dengan metode Analtcal Herarcy Process (AHP) dan Technque Order Preference by Smlarty

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan yang bertujuan untuk menghaslkan Lembar Kegatan Sswa (LKS) pada mater Geometr dengan pendekatan pembelajaran berbass

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN BIBIT UBI KAYU MENGGUNAKAN METODE TOPSIS (Studi Kasus : PT. Hutahaean)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN BIBIT UBI KAYU MENGGUNAKAN METODE TOPSIS (Studi Kasus : PT. Hutahaean) Majalah Ilmah Informas dan Teknolog Ilmah (INTI ISSN : 3390X SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN BIBIT UBI KAYU MENGGUNAKAN METODE TOPSIS (Stud Kasus : PT. Hutahaean Relska Elfrda Capah (086 Mahasswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kendaraan bermotor merupakan alat yang palng dbutuhkan sebaga meda transportas. Kendaraan dbag menjad dua macam, yatu kendaraan umum dan prbad. Kendaraan umum

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbass masalah n adalah metode pengembangan atau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam memlh sesuatu, mula yang memlh yang sederhana sampa ke hal yang sangat rumt yang dbutuhkan bukanlah berpkr yang rumt, tetap bagaman berpkr secara sederhana. AHP

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI PEMILIHAN SANGKAR BURUNG MENGGUNAKAN METODE SMART SKRIPSI

PERANCANGAN APLIKASI PEMILIHAN SANGKAR BURUNG MENGGUNAKAN METODE SMART SKRIPSI Artkel Skrps PERANCANGAN APLIKASI PEMILIHAN SANGKAR BURUNG MENGGUNAKAN METODE SMART SKRIPSI Dajukan Untuk Memenuh Sabagan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S.Kom.) Pada Jurusan Teknk Informatka

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang akan dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan Research and Development (R&D) n merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan sumber penermaan terpentng d Indonesa. Oleh karena tu Pemerntah selalu mengupayakan bagamana cara menngkatkan penermaan Pajak. Semakn tngg penermaan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab n membahas tentang prosedur pengembangan pembelajaran dan mplementas model Problem Based Learnng dalam pembelajaran Konsep Dasar Matematka, Subjek Peneltan, Teknk dan Instrumen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan pengembangan yang bertujuan membuat suatu produk dan duj kelayakannya. B. Metode Pengembangan Peneltan n menggunakan

Lebih terperinci

RANCANGAN SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PILIHAN PRODUK LAPTOP MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHT (SAW)

RANCANGAN SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PILIHAN PRODUK LAPTOP MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHT (SAW) RANCANGAN SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PILIHAN PRODUK LAPTOP MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHT (SAW) Larasat Ayudha Jurusan Sstem Informas, Sekolah Tngg Manajemen Informatka dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. problems. Cresswell (2012: 533) beranggapan bahwa dengan

BAB III METODE PENELITIAN. problems. Cresswell (2012: 533) beranggapan bahwa dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan kombnas atau mxed methods. Cresswell (2012: 533) A mxed methods research desgn s a procedure for collectng, analyzng and mxng

Lebih terperinci

UJI SENSITIVITAS METODE WP, SAW DAN TOPSIS DALAM MENENTUKAN TITIK LOKASI REPEATER INTERNET WIRELESS

UJI SENSITIVITAS METODE WP, SAW DAN TOPSIS DALAM MENENTUKAN TITIK LOKASI REPEATER INTERNET WIRELESS UJI SENSITIVITAS METODE WP, SAW DAN TOPSIS DALAM MENENTUKAN TITIK LOKASI REPEATER INTERNET WIRELESS Davd Ahmad Effendy 1), Rony Her Irawan 2) 1) Sekolah Tngg Agama Islam Kedr (STAIN Kedr) 2) Unverstas

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan dalam Merekomendasikan Smartphone untuk Kalangan Pemula dengan Metode TOPSIS

Sistem Pendukung Keputusan dalam Merekomendasikan Smartphone untuk Kalangan Pemula dengan Metode TOPSIS Sstem Pendukung Keputusan dalam Merekomendaskan Smartphone untuk Kalangan Pemula dengan Metode TOPSIS Karmla 1, Muhammad dwan 2, In Parlna 3, Heru Satra 3 1,2,3 Jurusan Sstem Informas, STIKOM Tunas Bangsa,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta,

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta, BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan pada 6 (enam) MTs d Kota Yogyakarta, yang melput: Madrasah Tsanawyah Neger Yogyakarta II, Madrasah Tsanawyah Muhammadyah Gedongtengen,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. data, dan teknik analisis data. Kerangka pemikiran hipotesis membahas hipotesis

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. data, dan teknik analisis data. Kerangka pemikiran hipotesis membahas hipotesis BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN Pada bab n akan durakan kerangka pemkran hpotess, teknk pengumpulan data, dan teknk analss data. Kerangka pemkran hpotess membahas hpotess pengujan pada peneltan, teknk pengumpulan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen, BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode peneltan n adalah quas ekspermen karena terdapat unsur manpulas, yatu mengubah keadaan basa secara sstemats ke keadaan tertentu serta tetap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. Tnjauan Pustaka Kegatan pemberan beasswa dlakukan oleh nstans penddkan maupun non penddkan. Secara khusus nstans penddkan memberkan beberapa jens beasswa setap tahunnya. Persyaratan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Perancangan Sstem Sstem yang akan dkembangkan adalah berupa sstem yang dapat membantu keputusan pemodal untuk menentukan portofolo saham yang dperdagangkan d Bursa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusa dlahrkan ke duna dengan ms menjalankan kehdupannya sesua dengan kodrat Illah yakn tumbuh dan berkembang. Untuk tumbuh dan berkembang, berart setap nsan harus

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan Untuk Menentukan Prestasi Akademik Siswa dengan Metode TOPSIS

Sistem Pendukung Keputusan Untuk Menentukan Prestasi Akademik Siswa dengan Metode TOPSIS Ctec Journal, Vol. 2, No. 2, Februar 2015 Aprl 2015 ISSN: 2354-5771 153 Sstem Pendukung Keputusan Untuk Menentukan Prestas Akademk Sswa dengan Metode TOPSIS Amela Nur Ftrana* 1, Harlana 2, Handaru 3 1

Lebih terperinci

34 SEBATIK STMIK WICIDA

34 SEBATIK STMIK WICIDA 34 SEBATIK STMIK WICIDA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN SUPPLIER BAHAN BANGUNAN MENGGUNAKAN METODE SMART (SIMPLE MULTI ATTRIBUTE RATING TECHNIQUE) PADA TOKO BINTANG KERAMIK JAYA Irwan ukkas 1), Heny

Lebih terperinci

APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Studi Kasus di PT. Sinar Terang Abadi )

APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Studi Kasus di PT. Sinar Terang Abadi ) APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Stud Kasus d PT. Snar Terang Abad ) Bagus Suryo Ad Utomo 1203 109 001 Dosen Pembmbng: Drs. I Gst Ngr Ra Usadha, M.S Jurusan Matematka

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

METODE OPTIMASI 11/13/2015. Capaian Pembelajaran

METODE OPTIMASI 11/13/2015. Capaian Pembelajaran 2 Capaan Pembelajaran METODE OPTIMASI N. Tr Suswanto Saptad Mahasswa dapat memaham dan mampu mengaplkaskan beberapa metode untuk menyelesakan masalah dengan alternatfalternatf dalam jumlah yang relatf

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

BAB II TEORI ALIRAN DAYA

BAB II TEORI ALIRAN DAYA BAB II TEORI ALIRAN DAYA 2.1 UMUM Perhtungan alran daya merupakan suatu alat bantu yang sangat pentng untuk mengetahu konds operas sstem. Perhtungan alran daya pada tegangan, arus dan faktor daya d berbaga

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN MODEL

BAB IV PEMBAHASAN MODEL BAB IV PEMBAHASAN MODEL Pada bab IV n akan dlakukan pembuatan model dengan melakukan analss perhtungan untuk permasalahan proses pengadaan model persedaan mult tem dengan baya produks cekung dan jont setup

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan adalah ketersedaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dkatakan memlk ketahanan pangan jka penghunnya tdak berada

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 2 LNDSN TEORI 2. Teor engamblan Keputusan Menurut Supranto 99 keputusan adalah hasl pemecahan masalah yang dhadapnya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang past terhadap suatu pertanyaan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukan, guna menjawab persoalanpersoalan yang d hadap. Adapun

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia)

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia) PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Stud Kasus pada Data Inflas Indonesa) Putr Noorwan Effendy, Amar Sumarsa, Embay Rohaet Program Stud Matematka Fakultas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5 33 III.METODE PENELITIAN A Jens Dan Desan Peneltan. Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan kuanttatf. Peneltan n merupakan peneltan korelas yang bertujuan untuk mengetahu hubungan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Data terdr dar dua data utama, yatu data denyut jantung pada saat kalbras dan denyut jantung pada saat bekerja. Semuanya akan dbahas pada sub bab-sub bab berkut. A. Denyut Jantung

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 44 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Menurut Arkunto (00:3) peneltan ekspermen adalah suatu peneltan yang selalu dlakukan dengan maksud untuk melhat akbat dar suatu perlakuan. Metode yang penuls

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

Implementasi Teori Keputusan Penentuan Penerimaan Beasiswa Bagi Mahasiswa FMIPA Universitas Sulawesi Barat

Implementasi Teori Keputusan Penentuan Penerimaan Beasiswa Bagi Mahasiswa FMIPA Universitas Sulawesi Barat JURNAL SAINTIFIK OL.3 NO., JANUARI 07 Implementas Teor Keputusan Penentuan Penermaan Beasswa Bag Mahasswa FMIPA Unverstas Sulawes Barat Hrman Rachman *, Nzar, Unverstas Sulawes Barat emal: manksman0@gmal.com,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I ENDHULUN. Latar elakang Mengambl keputusan secara aktf memberkan suatu tngkat pengendalan atas kehdupan spengambl keputusan. lhan-plhan yang dambl sebenarnya membantu dalam penentuan masa depan. Namun

Lebih terperinci

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Sebuah jarngan terdr dar sekelompok node yang dhubungkan oleh busur atau cabang. Suatu jens arus tertentu berkatan dengan setap busur. Notas standart untuk menggambarkan sebuah jarngan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan matematika tidak hanya dalam tataran teoritis tetapi juga pada

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan matematika tidak hanya dalam tataran teoritis tetapi juga pada BAB I PENDAHULUAN.. Latar Belakang Masalah Perkembangan matematka tdak hanya dalam tataran teorts tetap juga pada bdang aplkatf. Salah satu bdang lmu yang dkembangkan untuk tataran aplkatf dalam statstka

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve

Lebih terperinci

Model SPK. Model optimasi (2) Model optimasi (1) Metode-metode Optimasi dengan Alternatif Terbatas 4/30/2017. Tujuan.

Model SPK. Model optimasi (2) Model optimasi (1) Metode-metode Optimasi dengan Alternatif Terbatas 4/30/2017. Tujuan. 4/0/207 Tujuan Metode-metode Optmas dengan Alternatf Terbatas N O V R I N A Mahasswa dapat memaham dan mampu mengaplkaskan beberapa metode untuk menyelesakan masalah dengan alternatf-alternatf dalam jumlah

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM TEMPAT RISET

BAB 3 GAMBARAN UMUM TEMPAT RISET BAB 3 GAMBARAN UMUM TEMPAT RISET 3. Sejarah dan Kegatan Operasonal Perusahaan 8 3.. Sejarah Perkemangan Kantor Perwaklan Bank Indonesa Wlayah I (Sumut & Aceh) 8 3. Struktur Organsas dan Deskrps Tugas Kantor

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c 6 A PEMAHASA Pada bab sebelumnya telah dbahas teor-teor yang akan dgunakan untuk menyelesakan masalah program lner parametrk. Pada bab n akan dperlhatkan suatu prosedur yang lengkap untuk menyelesakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Tempat dan waktu Peneltan Peneltan dlakukan pada Perusahaan Daerah Ar Mnum Kabupaten Gorontalo yang beralamat d jalan Gunung Bolyohuto No. 390 Kelurahan Bolhuangga Kecamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri sendiri ataupun yang ditimbulkan dari luar. karyawan. Masalah stress kerja di dalam organisasi menjadi gejala yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri sendiri ataupun yang ditimbulkan dari luar. karyawan. Masalah stress kerja di dalam organisasi menjadi gejala yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pekerjaan merupakan suatu aspek kehdupan yang sagat pentng. Bag masyarakat modern bekerja merupakan suatu tuntutan yang mendasar, bak dalam rangka memperoleh

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung dalam pelaksanaan otonomi daerah belum dapat dilaksanakan secara optimal, antara

lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung dalam pelaksanaan otonomi daerah belum dapat dilaksanakan secara optimal, antara BAB V KESMPULAN, MPLKAS DAN REKOMENDAS A. Kesmpulan Berdasarkan hasl peneltan yang telah durakan sebelumnya kesmpulan yang dsajkan d bawah n dtark dar pembahasan hasl peneltan yang memjuk pada tujuan peneltan

Lebih terperinci