BAB I FUNGSI. 1.1 Definisi Fungsi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I FUNGSI. 1.1 Definisi Fungsi"

Transkripsi

1 BAB I FUNGSI 1.1 Definisi Fungsi Anggap masing masing unsur di himpunan A dapat dipasangkan dengan tepat suatu unsur di himpunan B. Pernyataan ini disebut suatu fungsi. Bila pernyataan itu dinyatakan dengan f, maka fungsi ditulis f : A B dan dibaca f adalah fungsi dari A ke B. Suatu fungsi dari himpunan A ke himpunan B adalah hubungan dari A ke B di mana untuk setiap x є A dipasangkan tepat dengan satu y є B. Jika x є A, y є B, serta x dipasangkan dengan y, maka y dinamakan bayangan atau peta dari x, atau dapat juga dikatakan x dipetakan ke y yang dituliskan sebagai x y. Himpunan y є B yang merupakan peta dari x є A disebut range atau daerah hasil fungsi. Himpunan x є A disebut domain dan semua anggota himpunan B disebut kodomain. A B a b c p q r Gambar NOTASI SUATU FUNGSI Misalnya, fungsi A ke B kita sebut f maka notasi yang digunakan fungsi itu adalah: f : A B 1

2 Bila x є A, y є B dan y adalah peta (bayangan) dari x maka notasi fungsi di atas ditulis sebagai berikut: f : x y Penulisan di atas dibaca : Fungsi f memetakan x ke y bila notasi fungsi di atas kita tuliskan dalam bentuk rumus fungsi (formal fungsi) maka diperoleh: f : x y y = f(x) Contoh 1: Tuliskan dalam bentuk notasi fungsi! a. Nyatakan m = 6p p + 5 sebagai sebuah fungsi dalam p. b. Nyatakan sebuah luas L dari sebuah segitiga yang tingginya 10 meter sebagai sebuah fungsi dari alas a meter. c. Nyatakan keliling K dari sebuah persegi panjang dengan lebar 8 cm sebagai sebuah fungsi dari panjang p. Jawab a. Karena m adalah sebuah fungsi dari p, maka notasi fungsinya adalah: f(p) = 6p p + 5. Untuk menyatakan m sebagai variable bergantung, kita dapat menuliskannya sebagai m(p) = 6p p + 5. b. Luas segitiga yang tingginya 10 meter ditentukan oleh formula: atau L = 5a, dapat juga ditulis dalam notasi fungsi: f(a) = 5a atau L(a) = 5a. c. Keliling persegi panjang dari lebar 8 cm ditentukan oleh: K = (p + 8) K = p + 16 Notasi fungsi dapat ditulis sebagai f(p) = p + 16 atau K(p) = p + 16.

3 Catatan : untuk menyatakan bahwa pernyataan itu merupakan suatu fungsi, maka anggota domainnya harus habis dipetakan pada anggota kodomainnya, dan peta dari setiap anggota domain tidak boleh bercabang. 1.3 Beberapa Macam Fungsi khusus Fungsi fungsi yang termasuk ke dalam fungsi khusus diantaranya adalah fungsi konstan, fungsi identitas, fungsi linier, fungsi kuadarat, dan fungsi modulus. 1. Fungsi Konstan Fungsi konstan adalah suatu fungsi y = f(x) dengan f(x) sama dengan sebuah konstanta (tetapan) untuk semua nilai x dalam daerah asalnya. Dapat dinotasikan sebagai berikut; f : x f(x) = k dengan x є R dan k adalah sebuah konstanta atau nilai tetap. Contoh ; Tentukanlah nilai dari fungsi y = x dengan interval 3 x 1! Penyelesaian. Dik. y = x dengan 3 x 1 Dit. Nilai fungsi tersebut? Jawab Untuk x = 3 maka nilai y = x adalah 6 Untuk x = 1 maka nilai y = x adalah Maka nilai fungsi y = x merupakan nilai konstanta, karena nilai x terdapat pada interval 3 x 1. 3

4 . Fungsi Identitas Fungsi identitas adalah fungsi y = f(x) dengan f(x) = x untuk semua nilai x dalam daerah asalanya. 3. Fungsi linear Fungsi linear adalah fungsi y = f(x) dengan f(x) = ax + b (a dan b є R, a 0) untuk semua x dalam daerah asalnya. Fungsi linear juga dikenal sebagai fungsi polinom atau fungsi sukubanyak berderjat satu dalam variable x. 4. Fungsi Kuadrat Fungsi kuadrat adalah y = f(x) = ax + bx + c (a, b, dan c є R, a 0) untuk semua nilai x dalam daerah asalnya. Fungsi kuadrat juga dikenal sebagai fungsi polinom atau fungsi sukubanyak berderjat dua dalam variable x. Grafik fungsi kuadrat y = f(x) = ax + bx + c dalam bidang Cartesius dikenal sebagai parabola. 5. Fungsi Modulus atau Fungsi Nilai Mutlak Fungsi modulus atau fungsi nilai mutlak adalah fungsi y = f(x) dengan f(x) = x untuk semua nilai x dalam daerah asalnya. Bentuk x dibaca sebagai nilai mutlak x dan didefinisikan; Untuk setiap bilangan real x, maka nilai mutlak x ditentukan oleh aturan x = x, jika x 0 x = -x, jika x > 0 4

5 Oleh karena nilai mutlak suatu bilangan real x tidak pernah negative, maka grafik fungsi y = f(x) = x tidak pernah terletak dibawah sumbu X. 1.4 Fungsi Surjektif, Fungsi Injektif, dan Fungsi Bijektif 1. Fungsi Surjektif Untuk memahami pengertian fungsi surjektif, perhatikan himpunan A = {1,, 3, 4}dan himpuna B = {a, b, c}. Dari himpunan A ke B ditentukan fungsi fungsi f dan g dalam bentuk pasangan terurut sebagai berikut; f : A B dengan f = {(1, a), (, b), (3, c), (4, c)} g : A B dengan g = {(1, a), (, a), (3, b), (4, b)} Dimana yang fungsi f merupakan fungsi anto atau fungsi surjektif dann yang g merupakan fungsi into atau fungsi ke dalam B. Definisi Fungsi ke B, jika wilayah hasil fungsi f sama dengan himpunan B atau W f = B Fungsi kedalam B, jika wilayah hasil fungsi f merupakan himpunan bagian dari himpunan B atau W f B.. Fungsi Injektif Definsi Fungsi f : A B disebut fungsi satu satu atau fungsi injektif jika dan hanya jika untuk sembarang a 1 dan a є A dengan a 1 a berlaku f(a 1 ) f(a ). 5

6 3. Fungsi Bijektif Definisi Fungsi f : A B disebut fungsi bijektif, jika dan hanya jika fungsi f adalah fungsi surjektif dan juga fungsi injektif. 1.5 Melukiskan Grafik Fungsi Linear dan fungsi Kuadrat 1. Fungsi Linear Bentuk Umum Persamaan Linear f(x) = ax + b ( a dan b є R) Grafik fungsi linear pada bidang cartesius berbentuk garis lurus yang tidak sejajar dengan sumbu X maupun sumbu Y. Contoh Diketahui fungsi linear f : x f(x) = ax + b dengan nilai f(0) = 4 dan nilai f(4) = -4. a) Hitunglah nilai a dan b, kemudian tulislah rumus untuk fungsi f(x). b) Tentukan titik titik potong fungsi f dengan sumbu X maupun dengan sumbu Y. c) Gambar grafik fungsi f pada bidang Cartesius untuk daerah asal D f = {x x є R}. Jawab a) f(x) =ax + b 6

7 Untuk f(0) = 4, diperoleh (0) + b = 4 b = 4 Untuk f(4) = -4, diperoleh a(4) + b = -4 4a + 4 = -4 a = - Rumus untuk fungsi f(x) adalah f(x) = -x + 4. Jadi, nilai a= -, b = 4, dan rumus untuk f(x) adalah f(x) = - x + 4. b) y = f(x) = -x + 4 Titik potong dengan sumbu X diperoleh bila y = 0 -x + 4 = 0 x = (,0) Titik potong dengan sumbu Y diperoleh bila x = 0 y = -(0) +4 y = 4 (0,4) Jadi, fungsi y = f(x) = -x +4 memotong sumbu X di titik (,0) dan memotong sumbu Y di titik (0,4). c) Grafik fungsi y = f(x) = -x + 4 untuk x є R pada bidang Cartesius diperhatikan pada gambar; 7

8 y 5 4 (0,4) 3 y = f(x) = -x (0,) x Gambar 1.. Fungsi Kuadrat Bentuk Umum Persamaan Kuadrat Misalkan a, b, dan c bilangan real dan a 0, maka fungsi yang dirumuskan oleh f(x) = ax + bx + c dinamakan fungsi kuadrat dalam peubah x. Grafik fungsi kuadrat y = f(x) = ax + bx + c dalam bidang Cartesius dikenal sebagai parabola. 8

9 Sketsa Grafik Fungsi Kuadrat Secara Umum Sketsa grafik fungsi kuadrat ini secara umum dapat digambar dengan cara menentukan terlebih dulu: i) Titik potong dengan sumbu X dan sumbu Y ii) Titik puncak atau titik balik parabola iii) Persamaan sumbu simetri 1. Titik potong dengan sumbu X Berikut bentuk grafiknya; x x x a c e x x x b d f * Jika b -4ac > 0, maka grafik fungsi f memotong sumbu X di dua titik yang berlainan. Gambar (a dan b). 9

10 * Jika b -4ac = 0, maka grafik fungsi f memotong sumbu X di dua titik yang berimpit, dalam keadaan demikian grafik fungsi f menyinggung sumbu X. pada gambar (c dan d). * Jika b -4ac > 0, maka grafik fungsi f tidak memotong atau menyinggung sumbu X. pada gambar (e dan f).. Titik potong dangan sumbu Y Berikut bentuk grafiknya; x a x x x b c d 10

11 x x e f * Jika c > 0, maka grafik fungsi f memotong smbu Y di atas titik asal O. pada gambar (a dan b). * Jika c= 0, maka grafik fungsi f memotong sumbu Y tepat di titik asal O. pada gambar (c dan d). * Jika c < 0, maka grafik fungsi f memotong sumbu Y di bawah titik asal O. pada gambar (e dan f). Contoh Gambarkan sketsa grafik fungsi berikut ini; a. F(x) = x 3x + b. F(x) = x 4x +4 Jawab a) Grafik fungsi kuadrat f(x) = x 3x + adalah parabola dengan persamaan y = x 3x + berarti, a = 1, b = -3, dan c =. 1. Titik potong dengan sumbu X dan Y Titik potong dengan sumbu X, diperoleh jika y = 0 11

12 x 3x + = 0 (x 1) (x ) = 0 x 1 = 1 dan x = Jadi, titik potong dengan sumbu X adalah (1, 0) dan (, 0).. Titik potong dengan sumbu Y, diperoleh jika x = 0 y = (0) 3(0) + y = Jadi, titik potongnya dengan sumbu Y adalah (0,). Koordinat titik puncak atau titi balik. P = (, ) P = (, ) P = (1, - ) Oleh karena a = +1 (positif), maka p merupakan titik balik minimum, dan parabolanya terbuka ke atas. Persamaan sumbu simetrinya adalah x = - = - = 1 3. Dari uraian di atas, sketsa grafik fungsi kuadrat f(x) = x 3x + dapat dilukiskan seperti pada gambar (a). 1

13 b) Grafik fungsi kuadrat f(x) = x 4x + 4 adalah parabola dengan persamaan y = x 4x + 4, berarti a = 1, b = -4 dan c = Titik potong dengan sumbu X dan Y a). titik potong dengan sumbu X, diperoleh jika y = 0 x 4x + 4 = 0 (x ) (x ) = 0 x 1 = x = Jadi, titik potongnya dengan sumbu X adalah (,0) atau grafik fungsi menyinggung sumbu X di titik (,0). b). titik potong dengan sumbu Y, diperoleh jika x = 0 y = (0) 4(0) + 4 y = 4 jadi, titik potongnya dengan sumbu Y adalah (0,4).. Koordinat titik puncak atau titik balik P = (, ) P = (, ) P = (, 0) 13

14 x = Sumbu simetri x = 1 sumbu simetri y f(x) = x 3x + f(x) = x 4x x Gambar (a) p = (1, - ) Gambar (b) P = (, 0) Oleh karena a = +1 (positif), maka P merupakan titik balik minimum dan parabolanya terbuka ke atas. Persamaan simetrinya adalah; x = - = - = 3. Dari uraian di atas, maka sketsa grafik fungsi kuadrat f(x) = x 4x + 4 dapat dilukiskan seperti pada gambar (b). 14

15 Soal Latiahan 1. Suatu fungsi dari A {1,, 3, 4} ke B {0, 1,, 3, 4, 5, 6, 7 }dengan rumus f(x) = x 1, gambarkan grafik fungsi tersebut?.... Diketahui nilai fungsi dengan f(x) = 4x 6 Tentukan; a. Nilai f(4)?? b. Nilai f untuk x = -8 c. Nilai x jika f(x) = Gambarkan sketsa dari fungsi berikut ini; a. f(x) = x 6x + 9 b. f(x) = x -5x Gambarlah fungsi linear berikut ini didalam Cartesius f(x) = 5x + 5 adalah. 5. Lukiskan fungsi kuadrat berikut ini, f(x) = x + 6 {x -3 x 4, x є bilangan bulat}.! 15

16 BAB II PERSAMAAN KUADRAT DAN PERTIDAKSAMAAN KUADRAT 1.6 PERSAMAAN KUADRAT A. Bentuk persamaan kuadrat Misalkan a,b,c Є R dan a 0 maka persamaan yang berbentuk ax + bx + c = 0 dinamakan Dalam persamaan kuadrat ax + bx + c = 0, a adalah koefisien dari x adalah b koefisien dari x dan c adalah suku tetapan.. Contoh : 1. x 4, nilai a = 1, b= 0, c = -4. x + x = 0 nilai a = 1, b =, c = 0 3. x 5x + = 0 nilai a =, b = -5, c = 4. x + x = 0 nilai a = 1, b =, c = - a. Cara menyelesaikan persamaan kuadrat 16

17 Persamaan ax + bx + c = 0 dapat diselesaikan dengan cara menentukan nilai pengganti x yang memenuhi persamaan itu, dan disebut penyelesaian atau akar dari persamaan kuadrat ax + bx + c = 0. untuk menyelesaikan menentukan akar-akar persamaan kuadrat ada beberapa cara, diantara dengan cara: 1. Memfaktorkan. Melengkapkan bentuk kudrat sempurna 3. Menggunakan rumus kuadrat 1. Memfaktorkan Contoh; Selesaikanlah persamaan kuadrat berikut ini! a. x 9 = 0 b. x + 3x = = 0 c. x x 1 = 0 Jawab: a. x 9 = 0 ( x + 3)( x 3) = 0 x = 3 atau x = 3 b. x + 3x = = 0 x + 3x + = 0 <=> ( x + )( x + 1) = 0 17

18 c. x x 1 = 0 ( x + 1)( x 1) = 0 <=> ( x + ) = 0 atau ( x +1 ) = 0 <=> x = atau x = 1 ( x + 1) = 0 atau ( x 1) = 0 1 x = atau x = 1.Melengkapkan bentuk kuadrat sempurna Bentuk seperti 16 = 4 ; 4x = (x) ; (x + 1) ; (x 3) Merupakan beberapa contoh bentuk kuadrat sempurna. Bentuk x + x 7 dapat dimanipulasi aljabar sbb. x + x 7 ( x + x + 1) 1+ 7 ( x + 1) 8 memuat bentuk kuadrat sempurna ( x +1) Proses mengubah bentuk kuadrat menjadi bentuk kuadrat sempurna Semacam itu dinamakan melengkapkan kuadrat sempurna. Contoh: Selesaikan persamaan kuadrat berikut ini! 18

19 a. x + 3x + = 0 b. x 5 = 0 jawab ; a. x + 3x + = 0 <=> x + 3x = 9 <=> 3 x + = <=> 3 8 x + = <=> x + = 4 3 <=> x + = ± 1 4 <=> 1 3 x = ± <=> x = atau x = 1 b. x 5 = 0 x = 5 x = ± 5 x = ±5 19

20 0 3.Menggunakan rumus kuadrat Metode yang paling umum untuk enyelesikan persamaan kuadrat 0 = + + c bx ax dengan menggunakan rumus abc. Rumus kuadrat diperoleh dengan proses melengkapkan kuadrat sempurna untuk persamaan kuadrat 0 = + + c bx ax Prosesnya sbb: 0 = + + c bx ax 0 = + + c x a b x a = c a b a b x a b x a 0 4 = + + c a b a b x a c a b a b x a = a ac b a b x = + ac b a a b x 4 1 ± = + ac b a a b x 4 1 ± = a ac b b x 4 ± =

21 Uraian di atas membuktikan berlakunya rumus kuadrat. Misalkan a, b, c bilangan rela dan a 0 maka akar-akar persamaan kuadrat ax + bx + c = 0 ditentukan oleh: x 1 b ± = b 4ac a Selesaikan persamaan kuadrat berikut ini! a. x + 3x + = 0 b. 3x 6x + = 0 jwb.. a. x + 3x + = 0 <=> a = 1, b = 3, c = <=> x 1 3 ± = <=> x 1 3 ± = 1 <=> x = atau x = 1 b. 3x 6x + = 0 a = 3, b = -6, c = x 1 = 6 ± ( 6)

22 x 1 6 ± = ± 1 = 6 6 ± = x = = 1+ 3 atau x = = a.jenis akar-akar persamaan kuadratdikaitkan dengan nilai diskriminan. Penyelesaian persamaan kuadrat ax + bx + c = 0( a 0) adalah x 1 b ± = b 4ac a Tampak bahwa akar-akarnya ditentukan oleh nilai dari b 4ac yang disebut dengan diskriminan disingkat D. Jenis akar-akar persamaan kuadarat ax + bx + c = 0,ditentukan oleh nilai diskriminannya (D) yaitu D = b 4ac Jika D > 0 : mempunyai dua akar real yangberbeda untuk D berupa bilangan kuadrat (k ) akarnya untuk D bukan berupabilangan kuadrat akarnya rasional Jika D = 0 : mempunyai dua akar real yang sama Jika D < 0 : akar-akarnya imajiner (khayalan) contoh : Tanpa menyelesaikan persamaan x + x 3 = 0 tentukan jenis akar-akarnya! jawab :

23 x + x 3 = 0 <=> D = b 4ac = 1 4..( 3) = 5 = 5 Jadi x + x 3 = 0 mempunyai dua akar berlainan dan rasional b.rumus jumlah dan hasil kali akar-akar persamaan kuadrat Akar-akar persamaan kuadrat dari ax + bx + c = 0 ( a 0) adalah x 1 b + D = atau a x = b a D Jumlah dan hasil kali akar-akar ditentukan dengan memanipulasi aljabar sbb: 1. Jumlah akar-akar persamaan kuadrat x 1 + x = b + a D b + a D = b + D b a D b = a. Hasil kali akar-akar persamaan kuadrat x x 1 b + = a D b a D 3

24 = b D 4a b ( b 4ac) 4ac = 4a 4a = = c a Contoh Jika x 1 dan x akar-akar persamaan kuadrat x 3x 5 = 0, tentukan nilai dari 1 x : x + Jawab : x 1 + x = ( x1 + x ) x1x = = + 5 = C.Menyusun persamaan kuadrat yang diketahui akar-akarnya. Jika akar-akar sebuah persamaan kuadrat telah diketahui, persamaaan kuadrat tersebut dapat disusun dengan cara: 1. Memakai faktor Apabila persamaan kuadrat dapat difaktorkan menjadi (x-x 1 )(x-x ) = 0 maka x 1 dan x merupakan akar-akar persamaan kuadrat tersebut. Sebaliknya apabila x 1 dan x merupakan akar-akar persamaan kuadrat, maka persamaan kuadrat itu dapat ditentukan dengan rumus ( x x1 )( x x ) = 0. Memakai rumus jumlah dan hasil kali akar-akar Persamaan kuadrat ax + bx + c = 0 bila kedua ruas dibagi dengan a diperoleh 4

25 x + b a x + c a = 0 x b ( ) x + a c a = 0 x ( x1 + x ) x + x1x = 0 Jadi persamaan ax + bx + c = 0 dapat dinyatakan dalam bentuk: x ( x1 + x ) x + x1x = 0 contoh : Tentukan persamaan kuadrat yang akar-akarnya 5 dan -! Jawab : a. Cara 1 ( x 5)( x ( )) = 0 ( x 5)( x + ) = 0 x 3x 10 = 0 b. cara x (5 + ( )) x + (5.( )) = 0 x 3x 10 = 0 c.menentukan persamaan kuadrat yang akar-akarnya mempunyai hubungan dengan akar-akar persamaan lain. contoh : Tentukan persamaan kuadrat yang akar-akarnya lebihnya dari akar-akar persamaan kuadrat x + x 4 = 0 5

26 jawab : a. cara 1 Misalkan akar-akar persamaan kuadrat x + x 4 = 0 adalah x 1 dan x maka x 1 + x = 1 dan x 1. x = 4. Akar-akar persamaan kuadrat yang akar-akarnya lebihnya dari akar-akar persamaan kuadrat x + x 4 = 0 dimisalkan α dan β,maka α = + x1 dan β = + x. Jadi didapat jumlah akar α + β = + x + + x = 4 + ( x + x ) = 4 + ( 1) 3 dan hasil kali akar 1 1 = α. β = ( + x1 )( + x) = 4 + ( x1 + x) + x1. x = 4 + ( 1) + 4 = Persamaan kuadrat yang ditanyakan sesuai rumus diatas adalah: x ( jumlah akar ) x + ( hasil kali ) = 0 <=> x (3) x + ( ) = 0 <=> x 3x = 0 b. cara ( x ) + ( x ) 4 = 0 <=> x 4x x 4 = 0 <=> x 3x = PERTIDAKSAMAAN KUADRAT Bentuk baku dari pertidaksamaan kuadrat dalam variabel ada 4 macam, yaitu: 1. ax + bx + c < 0 6

27 . ax + bx + c 0 3. ax + bx + c > 0 4. ax + bx + c 0 \ dengan a, b, c bilangan real dan a 0. Penyelesaian atau himpunan penyelesaian pertidaksamaan kuadrat dalam variabel x dapat ditentukan dengan cara, yaitu dengan menggunakan: Dengan sketsa grafik fungsi kuadrat Fungsi kuadrat yang ditentukan dengan rumus f ( x) = x 3x 4 grafiknya berbentuk parabbola dengan persamaan y = x 3x 4. Sketsa grafik parabola y = x 3x 4 diperlihatkan pada gambar berikut: 1. Parabola di atas sumbu x (y > 0) dalam selang x < -1 atau x > 4. Jadi x 3x 4 > 0 dalam selang x < -1 atau x > 4. 7

28 . Parabola tepat pada sumbu x (y = 0) untuk nilai x = -1 atau x = 3. Jadi x 3x 4 = 0 untuk nilai x = -1 atau x = Parabola di bawah sumbu x (y < 0) dalam selang 1 < x < 4. Jadi x 3x 4 < 0 dalam selang 1 < x < 4. Dengan demikian sketsa grafik ungsi kuadrat f ( x) = x 3x 4 atau parabola y = x 3x 4 dapat digunakan untuk menentukan penyelesaian atau himpunan penyelesaian pertidaksamaan kuadrat berikut. a. Pertidaksamaan kuadrat x 3x 4 > 0. Himpunan penyelesaiannya adalah: HP = { x 1 < x < 4, x R} b. Pertidaksamaan kuadrat x 3x 4 0. Himpunan penyelesaiannya adalah: HP = { x 1 x 4, x R} c. Pertidaksamaan kuadrat x 3x 4 < 0. Himpunan penyelesaiannya adalah: HP = { x x < 1 atau x > 4, x R} 8

29 d. Pertidaksamaan kuadrat x 3x 4 < 0. Himpunan penyelesaiannya adalah: HP = { x x 1 atau x 4, x R} Berdasar uraian di atas dapat disimpulkan bahwa grafik fungsi kuadrat f ( x) = ax + bx + c = 0 dapat digunakan untuk menentukan penyelesaian pertidaksamaan kuadrat ax + bx + c < 0; ax + bx + c 0; ax + bx + c > 0 ; ax + bx + c 0 Contoh:Dengan menggunakan sketsa grafik fungsi kuadrat f ( x) = x x + 1, carilah himpunan penyelesaian tiap pertidaksamaan berikut. Jawab: a. x x + 1 < 0 b. x x c. x x + 1 > 0 d. x x Sketsa grafik fungsi kuadrat f ( x) = x x + 1, atau parabola y = x x + 1, diperlihatkan pada gambar berikut: 9

30 a. Himpunan penyelesaian pertidaksamaan kuadrat x x + 1 < 0 adalah Himpunan kosong ditulis φ b. Himpunan penyelesaian pertidaksamaan kuadrat x x adalah HP = { x x = 1} c. Himpunan penyelesaian pertidaksamaan kuadrat x x + 1 > 0 adalah HP = { x x R dan x 1} d. Himpunan penyelesaian pertidaksamaan kuadrat x x adalah HP = { x x 1 atu x 1, x R } dapat juga ditulis HP = { x x R} a. Dengan garis bilangan Sebagai contoh kita akan menyelesaikan pertidaksamaan x 3x 4 > 0 Langkah 1 Carilah nilai-nilai nol (jika ada) dari bagian ruas kiri pertidaksamaan x 3x 4 = 0 ( x + 1)( x 4) = 0 x = 1 atau x = 4 30

31 Langkah Gambarlah nilai-nilai nol yang diperoleh pada langkah 1 pada garis bilangan Langkah 3 Tentukan tanda-tanda dalam interval untuk nilai-nilai x selain -1 dan 4. Misalnya: x = maka nilai dari x 3x 4 = ( ) 3( ) 4 = 6 sehingga tanda dalam interval x < -1 (+) atau >0 x = 1 maka nilai dari x 3x 4 = (1) 3(1) 4 = 6 sehingga tanda dalam interval -1 < x < 4 (1) atau < 0 x = 5 maka nilai dari x 3x 4 = (5) 3(5) 4 = 6 sehingga tanda dalam interval x > 4 (+) atau > 0 31

32 Berdasar tanda-tanda interval, maka yang memenuhi pertidaksamaan x 3x 4 > 0 adalah x < -1 atau x > 4. Jadi himpunan penyelesainnya adalah HP = { x x < 1 atau x 4 Penggunaan Persamaan dan Pertidaksamaan Kuadrat Segitiga ABC siku-siku di B, diketahui panjang sisi AB = x cm, BC = x+ cm, AC=x+4 cm. Hitung panjang AB, BC, dan AC! jawab : A x x+4 B x+ C AB + BC = AC x + ( x + ) = ( x + 4) x x + x + 4x + 4 = x 4x 1 = 0 + 8x + 16 ( x 6)( x + ) = 0 x = 6 atau x = (tidak memenuhi) Diperoleh x=6, maka AB=6 cm, BC=8 cm, dan AC= 10 cm 3

33 Pilihlah satu jawaban yang paling tepat! 1.Akar-akar persamaan nilai m adalah... x + 3x = m adalah α dan β. Bila diketahuii α+3β=5 maka A. -8 C. 0 E. 8 B. -0 D. 0.Diketahui α dan βmerupakan akar-akar persamaan 4x 3x = 0. Persamaan kuadrat lain yang akarnya persamaannya (α+3) dan (β+3) adalah... A. 4x 7x 43 = 0 B. 4x 7x + 43 = 0 C. 4x + 7x + 43 = 0 D. 4x + 7x 43 = 0 E. 4x + 7x 43 = 0 3.Nilai maksimum fungsi f ( x) = ( t 3) x + tx + 5 adalah 9. Persamaan sumbu simetrinya x=. A. 3 atau D. 3 atau - B. 3 atau - E. 3 atau NO. 3. C C. atau 3 33

34 4.Jika fungsi kuadrat ax 4x + 3a mempunyai nilai maksimum 1 maka 7a 3 9a = A. - C. 3 E. 18 NO. 4. E B. -1 D. 6 5.Jika α dan β akar-akar persamaan x + nx + n = 0 maka α + β mencapai minimum untuk A. -1 C. 1 B. 0 D. 1 E. 3 NO. 6. D 6.Akar-akar persamaan kx + (k 4) x + ( k 8) = 0 adalah sama.hasil kali kedua akar persamaan tersebut adalah. A. 1 B. 4 C. 9 D. 16 E. 5 7.Persamaan kuadrat yang akar-akarnya saling berlawanan tanda dari akar-akar persamaan x + x 6 = 0 adalah. A. x x 6 = 0 B. x x + 6 = 0 C. x x 6 = 0 D. x + x + 6 = 0 E. x x + 6 = 0 34

35 8.Keliling suatu segiempat adalah 40 cm dan luasnya 96 cm ukuran segiempat tersebut adalah... A. 1cm x 8cm C. 14cm x 6cm E. 16cm x 6cm B. 13cm x 7cm D. 15cm x 5cm 9.Akar-akar persamaan kuadrat x qx + ( q 1) = 0 adalah m dan n.jika m + n = 4 maka nilai q adalah... A. -6 dan C. -4 dan 4 E. - dan 6 B. -5 dan 3 D. -3 dan 5 C. 10.Nilai x yang memenuhi pertidaksamaan x + 7x 15 0 adalah A. x < 5 atau B. x 5 atau 1 x 1 1 x 1 C. 1 x 1 atau x 5 1 D. 1 x 5 1 E. 1 x 5 35

36 BAB III DIMENSI TIGA 3.1 KEDUDUKAN TITIK, GARIS, DAN BIDANG DALAM RUANG TITIK A. TITIK Suatu titik ditentukan oleh letaknya, tetapi tidak memiliki ukuran(besaran), sehingga dikatakan titik tidak berdimensi.sebuah titik dilukiskan dengan tanda noktah dan dibubuhi nama pengguna huruf kapital. Contoh:.A.B Titik A Titik A B. GARIS Garis adalah himpunan titik-titik yang memiliki ukuran panjang, sehingga dikatakan garis berdimensi satu. 36

37 Contoh: B B B A Garis I AB (dibaca sinar AB) AB (dibaca segmen garis AB) Garis AB C. BIDANG Bidang adalah himpunan titik-titik yang memi1iki ukuran panjang dan lebar sehingga, dikatakan bidang beidimensi dua. Contoh : 3. MEMAHAMI TENTANC KEDUDUKAN A. Hubungan titik dan garis Perhatikan gambar dibawah (kubus ABCD EFGH) 1. Melalui sebuah titik dapat dibuat banyak sekali garis. 1. Titik Pada Garis Contoh: garis yang melalui titik B adalah BA,BC,BD,BE,BH dll. Melalui dua titik hanya dapat dibuat sebuah garis 37

38 Contoh: Melalui A dan E adalah garis AE, garis yang melalui F dan H adalah garis FH. 1. Melalui sebuah diluar garis dapat dibuat banyak sekali garis yang memotong garis itu. Contoh : titik D diluar garis AB garis yang memotong AB missal DA,DB dll. Melalui sebuah titik diluar garis hanya dapat dibuat sebuah garis yang sejajar dengan garis itu. Contoh: Garis CDdiluar titik B garis melalui B//CD adalah garis AB 3. Melalui sebuah titik diluar garis hanya dapat dibuat sebuah garis yang garis itu B. Kedudukan titik terhadap bidang Mengenal kedudukan suatu titik terhadap bidang hanya ada kemungkinan a. Titik terletak pada bidang b. Titik di luar bidang Contoh: Q.P C. Kedudukan titik terhadap Garis a. Dua garis sejajar 38

39 Garis AD dan garis EF tersebut terletak satu bidang dan tidak akan terpotong walaupun diperpanjang, dengan AB//EF b. bua garis yang berpotongi Garis AB dan AE seperti tampak pada gambar terletak pada satu bidang yaitu AB FE dan mempunyai sebuah titik persekutuan. kedua garis itu berpotongan. Contoh: Gb 1 Gb Garis-garis yang berpotongan adalah garis AC dan BD garis BG dan CF (Gambar 1) a. Dua garis bersilangan (gb1) Garis AC dan garis HF adalah dua garis yang tidak terletak pada 1 bidang tidak sejajar, garis AC dan HF ini disebut bersilangan Contoh : Garis AB dan DH garis EF dan CG garis HB dan AE 39

40 D. Kedudukan garis Terhadap Bidang Perhatikan Kubus ABCD.EFGH! 40

41 Garis II bidang V Garis a menembus. P Garis a terletak pada bidang V E. Kedudukan bidang terhadap bidang lain a. Dua bidang sejajar 1. Contoh: Pada kubus ABCD.EFGH, bidang atas EFGH//bidang Bawah ABCD walaupun diperluas kemampuan kedua bidang tidak akan mempunyai garis persekutuan b. Dua Bidang berpotongan Pada kubus ABCD.EFGH bidang diagonal ACGE Berpotongan dengan bidang diagonal BDHF menurut (= sepanjang) garis PQ.Garis PQ disebut garis persekutuan antara bidang ACGE dan bidang BDHF. c. Dua bidang berimpit 41

42 Dua bidang V dan W dikatakan saling berimpit apabila semua titik yang ada pada bidang V. maka titik itu juga terdapat terletak pada bidang W. 3.3 JARAK PADA BANGUN RUANG 1. Jarak Titik ke Titik A B Jarak antara titik A dan B adalah panjang ruas garis AB Contoh : maka: Dan kubus ABCD.EFGH yang rusuknya 6 cm, jarak titik A dan B adalah 6 cm; jarak titik A dan C adalah 6 cm; jarak titik A dan G adalah 6 cm.. Jarak Titik ke Garis Jarak antara tjtik A dengan garis g adalah panjang ruas garis AP di mana titik P terletak pada g dan AP g. Contoh : Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan rusuk 6 cm. Hitunglah jarak antara: a. titik A ke garis BD; 4

43 b. titik A ke garis HG; c. titik A ke garis HF! Jawab: a. Jarak titik A ke garis BD adalah AP, sebab AP BD AP = = cm b. Jarak titik A ke garis HG adalah AH, sebab HG siku-siku di H, AK = cm. c. Jarak titik A ke garis HF adalah AQ, sebab AFH sama sisi. = = 7 18 = 54 AQ = = cm 3. Jarak Titik ke Bidang Perhatikan balok ABCD.EFGH pada Gambar 7.6! Ruas ganis BF diperpanjang menjadi garis BF dan daerah persegi panjang ABCD diperluas menjadi bidang A B C D / Apabila kita ambil titik P sembarang pada garis BF maka proyeksi titik P pada bidang ABCD adalah titik B. Demikan pula untuk settap tittk yang terletak pada garis BF proyeksinya pada bidang ABCD adaah titik B. dikatakan bahwa garis BF tegäk lürus pada bidang ABCD. 43

44 Dari balok di atas dapat pula ditarik kesimpulan bahwa garis tegak lurus pada garis AB dan juga tegak lurus pada garis BC. Sedangkan garis AB dan BC berpotongan di titik B. Dari balok tersebut dapat diamati bahwa setiap garis yang terletak pada bidang ABCD dan melaui titik B pasti tegak lurus garis BF.. Atau setiap garis yäng. terletak pada bidang ABCD pasti tegak lurus garis BF Dari keterangan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut, 1. Sebuah garis tegak lurus pada sebuah bidang apabila garis itu tegak lurus pada dua buah garis berpotongan yang terletak pada bidang tersebut. Jika sebuah garis tegak lurus pada sebuah bidañg maka garis itu tegak lurus pada setiap garis yang terletak pada bidang tersebut. Perhatikan Gambar 7.71 Anda tentukan titiktitikpada bidang H. Kemudian buat ruas-ruas garis yang B menghubungkan titik-tiik pada bidang dengan titik A.Ternyata ruas garis yang tependek adalah ruas garis yang menghubungkan Jadi, jarak titik ke bidang adalah jarak tegak lurus dan titik ke bidáng. : 44

45 Contoh 1: Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan rusuk 6 cm. Tentukan berapa jarak dan: a. titik C ke bidang ABFE; b. titik C ke bidang BDHF!. Jawab: a. Jarak titik C kebidang ABFE adalãh CB, sebab CB bidang ABFE CB = 6 cm b. Jarak titik C ke bidang BDHF adalah.cp, sebab CP bidang BDHF. = cm c. Contoh : Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan rusuk a cm. a. Buktikan DF bidang ACH! b. Berapa )arak titik D ke bidang ACH? Jawab: 45

46 a. AC bidang BDHF AC semua garis pada bidang BDHF Jadi,AC. DF,... (i) CH bidang ADGF CH semua garis pada bidang ADGF Jadi,CH DF... (ii) (i) AC DF DF bidang yang memuat AC dan CH (ii) CH DF atau DF bidang ACH (terbukti) b. Karena DF bidang ACH maka jarak titik D ke bidang ACH adalah DP. HDS siku-siku di D = = Gunakan rumus luas pada HDS HD x DS = HS x DP = = DP = 46

47 Jadi, jarak titik D ke bidang ACH cm 3. Jarak Jarak antara dua bangun ditentukan oleh panjang garis hubung terpendek antara dua bangun tersebut. 1. Jarak dua titik Jarak antara titik A dan B adalah panjang ruas garis AB.. Jarak titik dan garis Jarak titik A ke garis g adalah AB, di mana AB garis g. 3. Jarak titik dan bidang 47

48 Jarak titik A ke bidang a adalah AB, di mana AB bidang a 4. Jarak dua garis sejajar Jarak dua garis sejajar g dan h adalah AB di mana A pada g dan B adalah proyeksi A pada h 5. Jarak garis dan bidang yang sejajar Jarak garis g dan bidang a yang sejajar adalah AB, di mana ruas garis AB. g dan AB juga. bidang 6. Jarak dua bidang yang sejajar Jarak dua bidang sejajar dan adalah AB di mana AB tegak lurus bidang a dan AB tegak lurus bidang. 7. Jarak dua garis bersilangan Jarak dua garis g dan h yang bersilangan adalah AG di mana AB I g dan AB.1. h. Cara melukis: a. Buat garis yang sejajar g dan memotong h. 48

49 b. Buat bidang a melalui g dan h. c. Garis g diproyeksikan ke bidang a diperoleh dan memotong h di A. d. Melalui A ditarik garis. bidang a dan memotong g di B. e. AB adalah jarak garis g dan h. Contoh: Balok ABCD. EFGH dengan panjang rusuk AG =8 cm, AD =6 cm, dan AE = 5 cm. Titik P dan Q merupakan titik potong diagonal alas dan atap. Carilah jarak: 1. titik B dan F. titik A dan C 3. titik A dan G 4. titik F ke garis BC 5. titik P ke garis HF 6. titik Q ke bidang ABCD 7. titik A ke bidarig BCGF 8. garis AF dan DG 9. garis BG dan AH 10. garis BC dan FH 11. garis BC dan HG 1. garis EF dan bidang ABCD 13. garis EG dan bidang ABCD 14. bidang ABCD dan bidang EFGH Jawab: 49

50 1. jarak B dan F adalah BF = 5 cm. jarakadanc =AC = 1. jarak A dan G = AG = = 10 cm AG = = = = 5 cm. Jarak titik F ke garis BC adalah panjang BE = 5 cm 3. Jarak titk P ke garis HF adalah PQ = 5 cm 4. Jarak tilik Q ke bidang ABCD adalah P0 = 5 cm 5. Jarak A ke bidang BCGF adalah AB = 8 cm 6. Jarak garis AF dan DG adalah AD = 6 cm 7. jarak garis BG dan AH adalah AB = 8 cm 8. jarak garis BC dan FH adalah BF = 5 cm 9. jarakgarisbcdanhgadalah CG =5cm 10. jarak gars EF dan bidang ABCD adalah AE = 5 cm 11. jarak garis EG dan bidang ACD adalah AE = 5 cm 1. jarak bidang ABCD dan bidang EFGH ädalah AE = 5cm, 50

51 $ 1. Perhatikan gambar Kubus ABCD.EFGH dengan rusuk 1 cm. Hitunglah jarak: a. titik D terhadap garis AE b. Titik P terhadap garis AB c. titik H terhadapgaris EF d. titik A terhadap garis PB e. titik F terhadap bidang ADHE f. titik P terhadap bidang ABFE g. titik D terhadap bidang BCGF h. titik C terhadap bidang ABD. Dan gambar kubus ABCD.EFGFH di atas. tentukan tempat kedudukan dari : a. garis AB terhadap garis HG b. garis PB terhadap garis AD c. garis AB terhadap ganis DH d. garis EF terhadap garis CD 51

52 e. garis PF terhadap garis HB f. garis AG terhadap garis CH 3. Dan gambar kubus ABCD.EFGH di atas, tentukan tempat kedudukan dari : a. bidang ABCD dan bidang BCGF b. bidang ABCD dan bidang EHF c. bidang APD dan bidang ABD d. bidang ACH dan bidang DEG e. bidang BDG dan bidang ACH; f. bidang ACGE dan bidang BDHF 4. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan rusuk 1 cm. Hitunglah jarak: a. titik B dan titik G b. titik B dan titik H c. titik B dan titik P (P titik tengah FH) d. titik G ke garis BC e. titik G ke garis BD f. titik G ke garis BE g. titik E ke bidang CDHG h. titik E ke bidang BDHF i. titik E ke bidang AFH j. titik E ke bidang BDG 5. Diketahui limas tegak T.ABCD berbentuk persegi panjang AB = 8 cm, BC = 6 5

53 cm, dan TA = TB = TC = TD = 13 cm. Hitunglah jarak titik T ke bidang ABCD! BAB IV SYISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABLE 4.1 System Persamaan linear dua variable Bentuk umum persamaan linear dua variable adalah, dengan a,b, dan c adalah konstanta, a dan b tidak sama dengan nol, sedangkan x dan y adalah variable pada bilangan real. Bentuk umum system persamaan linear dua variable adalah, Dengan, adalah konstanta real, a dan p adalah koefisien dari variable x, b dan q adalah koefisien dari variable y. nilai-nilai pengganti variable x dan y yang membuat system persamaan di atas bernilai benar disebut penyelesaian system persamaan itu. Adapun himpunan penyelesaiannya beanggotakan penyelesaian-penyelesaian system persamaan tersebut. 53

54 1. Menyelesaikan system persamaan linear dua variable dengan metode subtitusi. Untuk menyelesaikan system Persamaan Dua Variabel dengan metode subtitusi, langkah-langkahnya sebagai berikut. Langkah 1 : Pilihlah salah satu persamaan, kemudian nyatakan salah satu variable persamaan tersebut kedalam variabel yang lain sehingga diperoleh persamaan baru. Langkah : subtitusikan persamaan yang diperoleh pada langkah 1 ke persamaan yang lainnya sehingga diperoleh sebuah persamaan linear dengan satu variable. Kemudian, selesaikan persamaan tersebut sehingga diperoleh nilai salah satu variable. Langkah 3 : subtitusikan nilai variable yang diperoleh pada langkah kepersamaan yang diperoleh pada langkah 1 sehingga diperoleh nilai variable kedua. Contoh : Tentukan penyelesaian system persamaan linear berikut, dengan menggunakan metode subtitusi, 4 Jawab : 4...persamaan 1 persamaan Langkah 1, Dari persamaan, diperoleh persamaan 3 54

55 Langkah, persamaan 3 disubtitusikan ke persamaan 1, diperoleh 4 persamaan 4 Langkah 3, persamaan 4 disubtitusikan ke persamaan 3, diperoleh Jadi, penyelesaian system persamaan linear tersebut adalah x= dan y=0. Menyelesaikan system persamaan linear dua variable dengan metode eliminasi Untuk menelesaikan system persamaan linear dua variable dengan metode eliminasi, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut. Langkah 1 : eliminasikan (hilangkan) salah satu variable, misalnya variable dengan cara menjumlahkan atau mengurangkan suku-suku yang sama dari kedua persamaan tersebut sehingga diperleh nilai variable yang kedua. Langkah : eliminasikan variable yang kedua sehingga diperoleh nilai variable. 55

56 Contoh : Tentukan himpunan penyelesaian system persamaan linear berikut, dengan metode eliminasi. Jawab : Langkah 1, mengeliminasi variable untuk mendapat nilai Langkah, meneliminasi variable y untuk mendapat nilai x 4. Sistem Persamaan Linear dan Kuadrat Bentuk umum persamaan linear dan persamaan kuadrat, 56

57 dengan adalah konstanta real, ada dua metode untuk menyelesaikan persamaan tersebut. 1. Metode Gafik untuk mendapatkan penyelesaian dari system persamaan linear dan kuadrat, lakukan langkah-langkah sebagai berikut. Langkah 1 : Ubahlah persamaan ke bentuk dan persamaan kuadrat ke bentuk. Langkah : Lukislah grafik dan grafik pada suatu bidang datar. Langkah 3 : Tentukan titik potong kedua grafik tersebut (jika ada). Titik potong tersebut adalah penyelesaian system persamaan linear dan kuadrat. Contoh : Dengan metode grafik, tentukan penyelesaian dari system persamaan kuadrat berikut. Jawab : Langkah 1, ubahlah system persamaan menjadi bentuk berikut. 57

58 Langkah, lukislah grafik kedua persamaan tersebut. Dengan menentukan titik potong kurva-kurva tersebut terhadap sumbu X dan sumbu Y serta menentukan puncak untuk persamaan parabola maka diperoleh grafik berikut. Langkah 3, pada grafik 1, titik potong antara kedua grafik tersebut adalah (3,0) dan (,1). Jadi, penyelesaian sisem persamaan di atas adalah (3,0) dan (,1). Metode Subtitusi untuk menyelesaikan system persamaantersebut dengan metode subtitusi, lakukan langkah-langkah sebagai berikut. Langkah 1: Ubahlah persamaan ke bentuk dan ke bentuk. Langkah : Subtitusikan persamaan linear kepersamaan atau sebaliknya, sehingga diperoleh persamaan kuadrat persekutuan. Langkah 3: Tentukan penyelesaian persamaan kuadrat persekutuan tersebut. Langkah 4: 58

59 Subtitusikanlah nilai-nilai x yang diperoleh pada langkah 3 ke salah satu persamaan linear atau persamaan kuadrat. Pasangan berurutan dari masing-masing x dan y merupakan penyelesaian dari system persamaan linear dan kuadrat. Contoh : Tentukan himpunan penyelesaian system persamaan berikut Jawab : Diketahui dua persamaan, yaitu. Dengan mensubtitusikan kedua nilai x tersebut ke salah satu persamaan di atas, diperoleh nilai Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah (-1,0), (4,10) 4.3 Model Matematika Model matematika adalah suatu cara sederhana untuk menerjemahkan suatu masalah kedalam bahasa matematika dengan menggunakan persamaan, pertidaksamaan dan fungsi. Contoh 1 : 59

60 Lia ingin membuat es buah dan puding buah, untuk membuat pudding buah, ia membutuhkan 3 kg mangga dan kg melon. Sedangkan untuk membuat es buah, ia membutuhkan 1 kg mangga dan 4 kg melon. Lia memiliki persediaan 11 kg mangga dan 14 kg melon. Buatlah model matematika untuk persoalan ini! Jawab : Misalkan, x = banyak pudding buah y = banyak es buah kemudian kita dapat merumuskan kendala- kendala dalam permasalahan ini sebagai berikut. 3x + y 11.persamaan 1 x + 4y 14.persamaan x 0.persamaan 3 y 0.persamaan 4 Contoh : PT. Agung Jaya memproduksi ban motor dan ban sepeda. Proses pembuatan ban motor melalui tiga mesin, yaitu menit pada mesin A, 8 menit pada mesin B, dan 10 menit pada mesin C. Adapun ban sepeda diprosesnya memalui dua mesin, yaitu 5 menit pada mesin A, dan 4 menit pada mesin B. Tiap mensin ini dapat dioperasikan 800 menit perhari. Jawab : Misal, x = banyak ban motor y = banyak ban sepeda 60

61 mesin A x + 5y 800 persamaan 1 mesin B 8x + 4y 800 persamaan mesin C 10x 800 persamaan 3 x,y bilangan asli x 0, y 0 persamaan 4 BAB V PERMUTASI, KOMBINASI DAN PELUANG-MATEMATIKA 5.1 PERMUTASI Permutasi adalah susunan unsur-unsur yang berbeda dalam urutan tertentu. Pada permutasi urutan diperhatikan sehingga 61

62 Notasi faktorial akan digunakan untuk mempelajari permutasi dan kombinasi. Terlebih dahulu kita akan membahas notasi faktorial. Hasil perkalian bilangan bulat positif dari 1 sampai dengan n disebut n faktorial dan diberi notasi n!. Jadi, Atau Contoh: a. 4! = = 4 b. 6! = =70 5. Jenis- jenis Permutasi a. Permutasi unsur dari unsur Permutasi k unsur dari n unsur adalah semua urutan yang berbeda yang mungkin dari k unsur yang diambil dari n unsur yang berbeda. Banyak permutasi k unsur dari n unsur ditulis atau Coba perhatikan contoh-contoh di bawah untuk memahami Permutasi dalam konsep Peluang pada pelajaran Matematika. Contoh I: {a,b,c} Jika dipilih dari 3 unsur tersebut, maka banyaknya permutasi dari 3 6

63 unsur setiap pengambilan unsur adalah 6, yaitu ab, ba, ac, ca, bc, cb. Ditulis Contoh II: {a,b,c} maka, banyaknya permutasi dari 3 unsur setiap pengambilan 3 unsur adalah 6, yaitu abc, acb, bac, bca, cab, cba. Ditulis b. Permutasi dengan beberapa unsur yang sama Setiap unsur pada permutasi tidak boleh digunakan lebih dari satu kali, kecuali jika dinyatakan secara khusus. Jika dari n unsure terdapat p unsur yang sama, q unsure yang sama, dan r unsur yang sama, maka banyaknya permutasi adalah: Contoh: Tanpa mengurangi banyak huruf pada kata GEGANA tentukan banyaknya permutasi yang dapat dibuat dari huruf-huruf itu. Jawab: Banyaknya unsur n = 6 huruf Huruf G ada buah dan huruf A ada buah sehingga banyaknya susunan huruf P(6;,) = = = 180 susunan 63

64 c. Permutasi Siklis Permutasi siklis adalah permutasi yang objeknya disusun dalam bentuk lingkaran. {a,b,c} Maka, jika menggunakan permutasi siklis, hasil dari pengambilan 3 unsur dari 3 unsur dapat digambarkan seperti gambar di atas. RUMUS: banyaknya permutasi siklis dari n unsur bebeda adalah PL = = (n-1)! Atau P = (n-1)! Contoh permutasi siklis : Suatu keluarga yang terdiri atas 6 orang duduk mengelilingi sebuah meja makan yang berbentuk lingkaran. Berapa banyak cara agar mereka dapat duduk mengelilingi meja makan dengan cara yang berbeda? Jawab : Banyaknya cara agar 6 orang dapat duduk mengelilingi meja makan dengan urutan yang berbeda sama dengan banyak permutasi siklis (melingkar) 6 unsur yaitu : P = (6-1)!= 5! = = 10 d. Permutasi berulang Permutasi dari ketiga huruf A, B dan C adalah ABC, ACB,BAC,CAB,CBA. Perhatikan bahwa dlam susunan-susunan itu tiap unsur yamg tersedia tidak boleh ditulis secara berulang. Kalau unsur-unsur yang tersedia ditulis boleh berulang, sehingga kita dapat memperoleh 64

65 susunan huruf yang bentuknya seperti ini: seperti ini disebut permutasi berulang. Banyak permutasi berulang dari tiga huruf A,B, dan C, dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut: Ada 3 cara untuk memilih huruf pertama yaitu, A,B dan C Oleh karena huruf-huruf itu boleh berulang, maka ada 3cara untuk memlih huruf kedua. Contoh: Berapa banyak susunan huruf yang diambil dari huruf-huruf, B,I,N, dan A. kalau unsur-unsur yang tersedia itu boleh ditulis berulang? Jawab: Banyaknya unsur ang tersedia (perhatikan bahwa tiap unsurnya akan disusun dua unsur ) Maka: dan A. Unsur Jadi, bannyaknya susunan dua huruf yang diambil dari huruf-huruf B,I,N unsur yang tersedia boleh ditulis berulang seluruhnya ada 16 macam. 5. KOMBINASI Kombinasi adalah susunan unsur-unsur dengan tidak memperhatikan urutannya. Pada kombinasi AB = BA. Dari suatu himpunan dengan n unsur dapat disusun himpunan bagiannya dengan untuk Setiap himpunan bagian dengan k unsur dari himpunan dengan unsur n disebut kombinasi k unsur dari n yang dilambangkan dengan, 65

66 Contoh : Diketahui himpunan. Tentukan banyak himpunan bagian dari himpunan A yang memiliki unsur! Jawab : Banyak himpunan bagian dari A yang memiliki unsur adalah C (6, ). 5.3 Peluang Suatu Kejadian a. Pengertian Ruang Sampel Himpunan S dari semua kejadian atau peristiwa yang mungkin mucul dari suatu percobaan disebut ruang sampel. Kejadian khusus atau suatu unsur dari S disebut titik sampel atau sampel. Suatu kejadian A adalah suatu himpunan bagian dari ruang sampel S. Contoh: Diberikan percobaan pelemparan 3 mata uang logam sekaligus 1 kali, yang masing-masing memiliki sisi angka ( A ) dan gambar ( G ). Jika P adalah kejadian muncul dua angka, tentukan S, P (kejadian)! Jawab : S = { AAA, AAG, AGA, GAA, GAG, AGG, GGA, GGG} P = {AAG, AGA, GAA} b. Pengertian Peluang Suatu Kejadian Pada suatu percobaan terdapat n hasil yang mungkin dan masing-masing berkesempatan sama untuk muncul. Jika dari hasil percobaan ini terdapat k hasil 66

67 yang merupakan kejadian A, maka peluang kejadian A ditulis P ( A ) ditentukan dengan rumus : Contoh : Pada percobaan pelemparan sebuah dadu, tentukanlah peluang percobaan kejadian muncul bilangan genap! Jawab : S = { 1,, 3, 4, 5, 6} maka n ( S ) = 6 Misalkan A adalah kejadian muncul bilangan genap, maka: A = {, 4, 6} dan n ( A ) = 3 c. Kisaran Nilai Peluang Matematika Misalkan A adalah sebarang kejadian pada ruang sampel S dengan n ( S ) = n, n ( A ) = k dan Jadi, peluang suatu kejadian terletak pada interval tertutup [0,1]. Suatu kejadian yang peluangnya nol dinamakan kejadian mustahil dan kejadian yang peluangnya 1 dinamakan kejadian pasti. d.frekuensi Harapan Suatu Kejadian Jika A adalah suatu kejadian pada frekuensi ruang sampel S dengan peluang P ( A ), maka frekuensi harapan kejadian A dari n kali percobaan adalah (A) =n. P(A ). Contoh : Bila sebuah dadu dilempar 70 kali, berapakah frekuensi harapan dari munculnya mata dadu 1? Jawab : 67

68 Pada pelemparan dadu 1 kali, S = { 1,, 3, 4, 5, 6 } maka n (S) = 6. Misalkan A adalah kejadian munculnya mata dadu 1, maka: A = { 1 } dan n ( A ) sehingga : Frekuensi harapan munculnya mata dadu 1 adalah Jadi, frekuensi harapan muncul mata dadu 1 adalah 10 kali. 5.3 Kejadian Majemuk a. Peluang Komplemen Suatu Kejadian Misalkan S adalah ruang sampel dengan n ( S ) = n, A adalah kejadian pada ruang sampel S, dengan n ( A ) = k dan Ac adalah komplemen kejadian A, maka nilai n (Ac) = n k, sehingga : Jadi, jika peluang hasil dari suatu percobaan adalah P, maka peluang hasil itu tidak terjadi adalah (1 P). Contoh: Sebuah kartu dicabut secara acak dan seperangkat kartu resmi, berapa peluang terambil bukan krtu As? Jawab: 68

69 Peluang kartu As = P(A) = Peluang bukan kartu As = 1- P(A) = 1- b. Gabungan Dua Kejadian Untuk setiap kejadian A dan B berlaku : Catatan : dibaca Kejadian A atau B dan dibaca Kejadian A dan B. Contoh : Pada pelemparan sebuah dadu, A adalah kejadian munculnya bilangan komposit dan B adalah kejadian muncul bilangan genap. Carilah peluang kejadian A atau B! Jawab : c. Kejadian-kejadian Saling Lepas 69

70 Untuk setiap kejadian berlaku Jika. Sehingga saling lepas. Dalam kasus ini, A dan B disebut dua kejadian Contoh: Pada pelemparan mata dadu, tentukan peluang mata dadu yang muncul berjumlah 5 atau berjumlah 6? Jawab: Misal: A = Kejadian muncul mata dadu berjumlah 5 = {(1,4),(,3),(3,),(4,1)} B = Kejadian muncul mata dadu berjumlah 6 = {(1,5),(,4),(3,3),(4,).(5,1)} A B = { }, sehingga A dan B saling lepas P( A B) = P(A) + P(B) = d. Kejadian Bersyarat Jika P (B) adalah peluang kejadian B, maka P (A B) didefinisikan sebagai peluang kejadian A dengan syarat B telah terjadi. Jika terjadinya A dan B, maka kejadian tersebut tidak saling bebas. adalah peluang Dalam kasus ini, dua Contoh: Dalam sebuah kotak nterdapat 8 bola merah dan 4 bola putih. Diambil satu bola berturut-turut sebanyak dua kali. Jika setelah pengambilan pertama bola tidak 70

71 dikembalikan, maka tentukan peluang terambilnya bola merah pada pengabilan pertama dan bola putih pada pengambilan kedua. Jawab: Karena pengambilan tanpa pengambilan, maka terjadinya kejadian kedua akan dipengaruhi oleh kejadian pertama. P(merah) = Setelah pengambilan pertama, bola didalam kotak tinggal 11, sehingga P(merah/putih) = Jadi, peluang terambilnya bola merah pada pengambilan pertama dan bola putih pada pengambilan kedua = P(merah putih) = P(merah). P ( Putih / merah) = e. Teorema Bayes Teorema Bayes( ) mengemukakan hubungan antara P (A B) dengan P ( B A ) dalam teorema berikut ini : f. Kejadian saling bebas Stokhastik (i) Misalkan A dan B adalah kejadian kejadian pada ruang sampel S, A dan B disebut dua kejadian saling bebas stokhastik apabila kemunculan salah satu tidak dipengaruhi kemunculan yang lainnya atau : P (A B) = P (A), sehingga: Contoh: 71

72 Sebuah dadu dan sebuah mata uang dilempar bersamaan. Beberapa peluang muncul mata dadu 4 pada dadu dan gambar bpada mata uang! Jawab: A = {(4,A), (4,G) }= n (A) = B = {(1,G),(,G),(3,G),(4,G),(5,G),(6,G)} = n (B) = 6 Karena A dan B saling bebas = P (A dan B) = P(A) P(B ) = Jadi, peluang muncul mata dadu 4 dan gambar adalah 5.4 Sebaran Peluang 1. Pengertian Peubah acak Peubah acak X adalah fungsi dari suatu sampel S ke bilangan real R. Jika X adalah peubah acak pada ruang sampel S denga X (S) merupakan himpunan berhingga, peubah acak X dinamakan peubah acak diskrit. Jika Y adalah peubah acak pada ruang sampel S dengan Y(S) merupakan interval, peubah acak Y disebut peubah acak kontinu. Jika X adalah fungsi dari sampel S ke himpunan bilangan real R, untuk setiap dan setiap maka: 7

73 Misalkan X adalah peubah acak diskrit pada ruang sampel S, fungsi masa peluang disingkat sebaran peluang dari X adalah fungsi f dari R yang ditentukan dengan rumus berikut : Contoh: Kotak A berisi 5 kartu bernomor 1sampai 5. Kotak B berisi 5 kartu bernomor 1 sampai 5. Dari tiap kotak diambil saty kartu secara acak. X menyatakan peubah jumlah kedua kartu yang muncul. Hitunglah: a. P(X=5) b. P(X>7) (1,1) (1,) (1,3) (1,4) (1,5) (,1) (,) (,3) (,4) (,5) 3 (3,) (3,) (3,3) (3,4) (3,5) 4 (4,) (4,) (4,3) (4,4) (4,5) 5 (5,) (5,) (5,3) (5,4) (5,5) Peubah acak X dengan nilai x =,3,4,5,...,10 X P(X = x) 1/5 /5 3/5 4/5 5/5 4/5 3/5 /5 1/5 Dari table diatas maka: a. P(X=5) = b. P(X>7) = P(X = 8) + P(X = 9) + P(X = 10) 73

74 =. Nilai Harapan Suatu Peubah Acak Nilai harapan suatu peubah X dinotasikan dengan m atau E(X) E(X) = Contoh: Pada pelemparan buah mata uang logam, jika X menyatakan banyaknya muncul angka, maka tentukan nilai harapan peubah acak X. Jawab: X 0 1 P(X =x) E(X) = Sebaran Binom Sebaran Binom atau Distribusi Binomial dinyatakan dengan rumus sebagai berikut : Dengan P sebagai parameter dan Rumus ini dinyatakan sebagai: 74

75 Dengan P sebagai parameter dan untuk n = 0, 1,,.,n P = Peluang sukses n = Banyak percobaan x = Muncul sukses n-x = Muncul gagal Contoh: Sebuah dadu dilempar tiga kali. Tentukan peluang munculnya mata dadu 3 sebanyak kali. Jawab: n=3, p= k= b(,3, ) = C (3,) ( (1- ) 3- = Sebaran Seragam sebuah sebaran dikatakan sebagai sebaran seragam apabila berlaku: P(X =k) = Artinya, setiap nilai peubah acaknya memiliki peluang yang sama untuk terjadi. Contoh: Pada pelemparan sebuah uang logam didapatkan: P(Angka) = Jadi, P(Angka) = P(Gambar) = 75

76 Soal soal latihan 1. Berapa banyaknya cara yang dapat disusun dari perwakilan kelas yang terdiri atas 1 orang yang akan dibentuk ketua osis, wakil ketua, sekertaris dan bendahara?. Tentukan banyaknya permutasi susunan huruf berbeda yang dapat dibentuk dari kata MATEMATIKA? 3. Banyaknya cara apabila suatu kelurga yang terdiri dari ayah, ibu, 3 anak lakilaki dan anak perempuan duduk dalam satu baris, sehingga ayah dan ibu tidak boleh berdekatan adalah 4. Pelemparan dua buah dadu dilakukan sebanyak 70 kali. Frekuensi harapan muncul dadu yang berjumlah 6! 5. Tentukan nilai dari: a. C(10,3) b. C(10,7) 76

77 6. Pada pelemparan dua dadu, tentukan: a. Ruang sampel dalam bentuk table Challey b. n(a), jika A adalah kejadian muncul mata dadu berjumlah 5 c. P(A) 7. Harin membeli 1 baju, celana, dan 1 sepasang sepatu diswalayan laris. Jika diswalayan tersebut tersedia 3 baju, 3 celana, dan 4 sepatu. Ada berapa cara harin dapat memilih barang tersebut. 8. Diketahui S = {1,,3,4,5,6,7,8} dan A = {1,3,5,7}. Tentukan: a. A c c. P(A c ) b. P(A) d. P(A) + P(A c ) 9. Dua dadu dilempar bersama. Jika Aadalah kejadian munculnya mata dadu genap pada dadu pertama dan B adalah kejadian muncul mata daduganjilpada dadu kedua, maka tentukan: a. P(A) c. P(A B) b. P(B) d. P(A B) 10. Pada pelemparan 3 mata uang logam bersama-sama,x menyatakan peubah banyaknya angka yang muncul. Tentukan nilai: a. P(X = ) b. P(1< X 3) BAB VI JUMLAH SELISIH DUA SUDUT 6.1 Jumlah Selisih Dua Sudut 1. Rumus trigonometri untuk jumlah dan selisih dua sudut a. Rumus cos ( α + β ) dan cos (α β ) serta pemakaiannya Cos (α β) = Cos α Cos β + Sin α Sin β 77

78 α + β = α (-β) Cos ( α + β ) = cos ( α (-β ) ) = cos α cos ( -β ) + sin α sin (- β ) Cos (α + β) = Cos α Cos β - Sin α Sin β Catatan : Cos (- β ) = Cos β Sin ( - β ) = - Sin β tan (- β ) = - tan β Contoh: Tanpa tabel ( kalkulator ), hitunglah nilai dari: a. Cos b. Cos Jawab: a. Cos = Cos ( ) = Cos 60 0 Cos sin 60 0 sin 45 0 = -. = - = 78

79 Jadi, Cos = b. Cos = cos ( ) = cos 5 0. Cos Sin 5 0 sin 30 0 =- -. = Jadi, cos = B. rumus sin ( α + β ) dan sin ( α β ) Sin (α + β) = Sin α Cos β + Cos α Sin β Sin ( α β ) = sin ( α + ( -β )) = Sin α Cos (-β) + Cos α Sin (-β) Sin (α - β) = Sin α Cos (-β) + Cos α Sin (-β) C. rumus tan ( α + β ) dan tan ( α β ) tan (α + β) = 79

80 tan ( α β ) = tan ( α + ( - β) = = tan (α - β) = Contoh : Tanpa tabel (kalkulator), hitunglah : a. tan Jawab : a. tan = tan ( ) = = = - (+ ) 0 0 b. tan 195 = tan (5 30 ) 0 80

Materi W9b GEOMETRI RUANG. Kelas X, Semester 2. B. Menggambar dan Menghitung jarak.

Materi W9b GEOMETRI RUANG. Kelas X, Semester 2. B. Menggambar dan Menghitung jarak. Materi W9b GEOMETRI RUANG Kelas X, Semester 2 B. Menggambar dan Menghitung jarak www.yudarwi.com B. Menggambar dan Menghitung Jarak Jarak dua objek dalam dimensi tiga adalah jarak terpendek yang ditarik

Lebih terperinci

Materi W9a GEOMETRI RUANG. Kelas X, Semester 2. A. Kedudukan Titik, Garis dan Bidang dalam Ruang.

Materi W9a GEOMETRI RUANG. Kelas X, Semester 2. A. Kedudukan Titik, Garis dan Bidang dalam Ruang. Materi W9a GEOMETRI RUANG Kelas X, Semester 2 A. Kedudukan Titik, Garis dan Bidang dalam Ruang www.yudarwi.com A. Kedudukan Titik, Garis dan bidang dalam Ruang (1) Kedudukan Titik dan titik Titik berimpit

Lebih terperinci

Materi W9c GEOMETRI RUANG. Kelas X, Semester 2. C. Menggambar dan Menghitung Sudut.

Materi W9c GEOMETRI RUANG. Kelas X, Semester 2. C. Menggambar dan Menghitung Sudut. Materi W9c GEOMETRI RUANG Kelas X, Semester C. Menggambar dan Menghitung Sudut www.yudarwi.com C. Menggambar dan Menghitung Sudut Sudut dalam dimensi tiga adalah sudut antara garis dan garis, garis dan

Lebih terperinci

MBS - DTA. Sucipto UNTUK KALANGAN SENDIRI. SMK Muhammadiyah 3 Singosari

MBS - DTA. Sucipto UNTUK KALANGAN SENDIRI. SMK Muhammadiyah 3 Singosari MBS - DTA Sucipto UNTUK KALANGAN SENDIRI SMK Muhammadiyah Singosari SERI : MBS-DTA FUNGSI STANDAR KOMPETENSI Siswa mampu memecahkan masalah yang berkaitan dengan fungsi, persamaan fungsi linear dan fungsi

Lebih terperinci

LEMBAR AKTIVITAS SISWA DIMENSI TIGA Ruas garis PQ Ruas garis QR Garis PQ = garis QR (karena bila diperpanjang akan mewakili garis yang sama)

LEMBAR AKTIVITAS SISWA DIMENSI TIGA Ruas garis PQ Ruas garis QR Garis PQ = garis QR (karena bila diperpanjang akan mewakili garis yang sama) Nama Siswa Kelas LEMBAR AKTIVITAS SISWA DIMENSI TIGA Ruas garis PQ Ruas garis QR : Garis PQ = garis QR (karena bila diperpanjang akan : mewakili garis yang sama) A. PENGERTIAN TITIK, GARIS DAN BIDANG Titik,

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA SISWA KE-3

LEMBAR KERJA SISWA KE-3 LEMBAR KERJA SISWA KE-3 Mata Pelajaran : Matematika Pokok Bahasan : Dimensi Tiga Kelas / Semester : X / 2 Pertemuan Ke : 4 dan 5 Alokasi Waktu : 4 jam ( 4 x 45 menit ) C. Menggambar Kubus dan Balok 01.

Lebih terperinci

KEDUDUKAN TITIK, GARIS, DAN BIDANG DALAM RUANG

KEDUDUKAN TITIK, GARIS, DAN BIDANG DALAM RUANG KEDUDUKAN TITIK, GARIS, DAN BIDANG DALAM RUANG KEDUDUKAN TITIK, GARIS, DAN BIDANG DALAM RUANG 1. Pengertian Titik, Garis Dan Bidang Tiga unsur dasar dalam geometri, yaitu titik, garis, dan bidang. Ketiga

Lebih terperinci

( ) 2. Nilai x yang memenuhi log 9. Jadi 4x 12 = 3 atau x = 3,75

( ) 2. Nilai x yang memenuhi log 9. Jadi 4x 12 = 3 atau x = 3,75 Here is the Problem and the Answer. Diketahui premis premis berikut! a. Jika sebuah segitiga siku siku maka salah satu sudutnya 9 b. Jika salah satu sudutnya 9 maka berlaku teorema Phytagoras Ingkaran

Lebih terperinci

PERSAMAAN, FUNGSI DAN PERTIDAKSAMAAN KUADRAT

PERSAMAAN, FUNGSI DAN PERTIDAKSAMAAN KUADRAT LA - WB (Lembar Aktivitas Warga Belajar) PERSAMAAN, FUNGSI DAN PERTIDAKSAMAAN KUADRAT Oleh: Hj. ITA YULIANA, S.Pd, M.Pd MATEMATIKA PAKET C TINGKAT V DERAJAT MAHIR 1 SETARA KELAS X Created By Ita Yuliana

Lebih terperinci

BAB II PERSAMAAN KUADRAT DAN FUNGSI KUADRAT

BAB II PERSAMAAN KUADRAT DAN FUNGSI KUADRAT BAB II PERSAMAAN KUADRAT DAN FUNGSI KUADRAT 1. Menentukan koefisien persamaan kuadrat 2. Jenis-jenis akar persamaan kuadrat 3. Menyusun persamaan kuadrat yang akarnya diketahui 4. Fungsi kuadrat dan grafiknya

Lebih terperinci

1. Sebuah kawat yang panjangnya 10 meter akan dibuat bangun yang berbentuk 3 persegi panjang kongruen seperti pada gambar di bawah.

1. Sebuah kawat yang panjangnya 10 meter akan dibuat bangun yang berbentuk 3 persegi panjang kongruen seperti pada gambar di bawah. 1. Sebuah kawat yang panjangnya 10 meter akan dibuat bangun yang berbentuk 3 persegi panjang kongruen seperti pada gambar di bawah. Luas maksimum daerah yang dibatasi oleh kawat tersebut adalah... 3,00

Lebih terperinci

Dimensi 3. Penyusun : Deddy Sugianto, S.Pd

Dimensi 3. Penyusun : Deddy Sugianto, S.Pd YAYASAN PENDIDIKAN KARTINI NUSANTARA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) KARTINI I JAKARTA 2009 Dimensi 3 Penyusun : Deddy Sugianto, S.Pd YAYASAN PENDIDIKAN KARTINI NUSANTARA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) KARTINI

Lebih terperinci

SOAL DAN PEMBAHASAN UJIAN NASIONAL SMA/MA IPA TAHUN PELAJARAN 2008/2009

SOAL DAN PEMBAHASAN UJIAN NASIONAL SMA/MA IPA TAHUN PELAJARAN 2008/2009 SOAL DAN PEMBAHASAN UJIAN NASIONAL SMA/MA IPA TAHUN PELAJARAN 008/009. Perhatikan premis premis berikut! - Jika saya giat belajar maka saya bisa meraih juara - Jika saya bisa meraih juara maka saya boleh

Lebih terperinci

Modul Matematika X IPA Semester 2 Dimensi Tiga

Modul Matematika X IPA Semester 2 Dimensi Tiga Modul Matematika X IPA Semester Dimensi Tiga Tahun Pelajaran 0 05 SMA Santa Angela Jl. Merdeka No. Bandung Dimensi Tiga X IPA Sem /0-05 Peta Konsep Pengertian titik, garis, dan bidang Titik terhadap garis

Lebih terperinci

Modul Matematika Semester 2 Dimensi Tiga

Modul Matematika Semester 2 Dimensi Tiga Modul Matematika Semester Dimensi Tiga Tahun Pelajaran 07 08 SMA Santa Angela Jl. Merdeka No. Bandung Peta Konsep Pengertian titik, garis, dan bidang Titik terhadap garis Dimensi Tiga Kedudukan titik,

Lebih terperinci

SOAL DAN PEMBAHASAN UJIAN NASIONAL SMA/MA IPA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

SOAL DAN PEMBAHASAN UJIAN NASIONAL SMA/MA IPA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SOAL DAN PEMBAHASAN UJIAN NASIONAL SMA/MA IPA TAHUN PELAJARAN 9/. Diberikan premis sebagai berikut : Premis : Jika harga BBM naik, maka harga bahan pokok naik. Premis : Jika harga bahan pokok naik maka

Lebih terperinci

1. Agar F(x) = (p - 2) x² - 2 (2p - 3) x + 5p - 6 bernilai positif untuk semua x, maka batas-batas nilai p adalah... A. p > l B. 2 < p < 3 C.

1. Agar F(x) = (p - 2) x² - 2 (2p - 3) x + 5p - 6 bernilai positif untuk semua x, maka batas-batas nilai p adalah... A. p > l B. 2 < p < 3 C. 1. Agar F(x) = (p - 2) x² - 2 (2p - 3) x + 5p - 6 bernilai positif untuk semua x, maka batas-batas nilai p adalah... A. p > l 2 < p < 3 p > 3 1 < p < 2 p < 1 atau p > 2 Kunci : C Persamaan fungsi : F(x)

Lebih terperinci

2.1 Soal Matematika Dasar UM UGM c. 1 d d. 3a + b. e. 3a + b. e. b + a b a

2.1 Soal Matematika Dasar UM UGM c. 1 d d. 3a + b. e. 3a + b. e. b + a b a Soal - Soal UM UGM. Soal Matematika Dasar UM UGM 00. Jika x = 3 maka + 3 log 4 x =... a. b. c. d. e.. Jika x+y log = a dan x y log 8 = b dengan 0 < y < x maka 4 log (x y ) =... a. a + 3b ab b. a + b ab

Lebih terperinci

LEMBAR AKTIVITAS SISWA DIMENSI TIGA (WAJIB)

LEMBAR AKTIVITAS SISWA DIMENSI TIGA (WAJIB) Nama Siswa Kelas LEMBAR AKTIVITAS SISWA DIMENSI TIGA (WAJIB) 5. Diagonal Ruang adalah Ruas garis yang menghubungkan dua titik : sudut yang saling berhadapan dalam satu ruang. : Kompetensi Dasar (KURIKULUM

Lebih terperinci

D. (1 + 2 ) 27 E. (1 + 2 ) 27

D. (1 + 2 ) 27 E. (1 + 2 ) 27 1. Nilai dari untuk x = 4 dan y = 27 adalah... A. (1 + 2 ) 9 B. (1 + 2 ) 9 C. (1 + 2 ) 18 D. (1 + 2 ) 27 E. (1 + 2 ) 27 2. Persamaan 2x² + qx + (q - 1) = 0, mempunyai akar-akar x 1 dan x 2. Jika x 1 2

Lebih terperinci

A. KUBUS Definisi Kubus adalah bangun ruang yang dibatasi enam sisi berbentuk persegi yang kongruen.

A. KUBUS Definisi Kubus adalah bangun ruang yang dibatasi enam sisi berbentuk persegi yang kongruen. A. KUBUS Definisi Kubus adalah bangun ruang yang dibatasi enam sisi berbentuk persegi yang kongruen. Gambar 1.1 Kubus Sifat-sifat Kubus 1. Semua sisi kubus berbentuk persegi. Kubus mempunyai 6 sisi persegi

Lebih terperinci

1. Titik, Garis dan Bidang Dalam Ruang. a. Defenisi. Titik ditentukan oleh letaknya dan tidak mempunyai ukuran sehingga dikatakan berdimensi nol

1. Titik, Garis dan Bidang Dalam Ruang. a. Defenisi. Titik ditentukan oleh letaknya dan tidak mempunyai ukuran sehingga dikatakan berdimensi nol 1. Titik, Garis dan Bidang Dalam Ruang a. Defenisi Titik ditentukan oleh letaknya dan tidak mempunyai ukuran sehingga dikatakan berdimensi nol Titik digambarkan dengan sebuah noktah dan penamaannya menggunakan

Lebih terperinci

C34 MATEMATIKA. Pak Anang. Rabu, 18 April 2012 ( ) Pembahasan soal oleh

C34 MATEMATIKA. Pak Anang. Rabu, 18 April 2012 ( ) Pembahasan soal oleh DOKUMEN NEGARA C MATEMATIKA SMA/MA IPA MATEMATIKA SMA/MA IPA Pak Anang http://pakhttp://pak-anang.blogspot.com MATEMATIKA Rabu, 8 April 0 (08.00 0.00) A-MAT-ZD-M9-0/0 Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan-BALITBANG-KEMDIKBUD

Lebih terperinci

BEBERAPA FUNGSI KHUSUS

BEBERAPA FUNGSI KHUSUS BEBERAPA FUNGSI KHUSUS ). Fungsi Konstan ). Fungsi Identitas 3). Fungsi Modulus 4). Fungsi Genap dan Fungsi Ganjil Fungsi genap jika f(x) = f(x), dan Fungsi ganjil jika f(x) = f(x) 5). Fungsi Tangga dan

Lebih terperinci

SOAL UN DAN PENYELESAIANNYA 2008

SOAL UN DAN PENYELESAIANNYA 2008 1. Ingkaran dari pernyataan, "Beberapa bilangan prima adalah bilangan genap." adalah... Semua bilangan prima adalah bilangan genap Semua bilangan prima bukan bilangan genap Beberapa bilangan prima bukan

Lebih terperinci

fungsi Dan Grafik fungsi

fungsi Dan Grafik fungsi fungsi Dan Grafik fungsi Suatu fungsi adalah pemadanan dua himpunan tidak kosong dengan pasangan terurut (x, y) dimana tidak terdapat elemen kedua yang berbeda. Fungsi (pemetaan) himpunan A ke himpunan

Lebih terperinci

Pembahasan OSN Matematika SMA Tahun 2013 Seleksi Tingkat Provinsi. Tutur Widodo. Bagian Pertama : Soal Isian Singkat

Pembahasan OSN Matematika SMA Tahun 2013 Seleksi Tingkat Provinsi. Tutur Widodo. Bagian Pertama : Soal Isian Singkat Pembahasan OSN Matematika SMA Tahun 013 Seleksi Tingkat Provinsi Tutur Widodo Bagian Pertama : Soal Isian Singkat 1. Diberikan tiga lingkaran dengan radius r =, yang saling bersinggungan. Total luas dari

Lebih terperinci

Matematika Proyek Perintis I Tahun 1979

Matematika Proyek Perintis I Tahun 1979 Matematika Proyek Perintis I Tahun 979 MA-79-0 Irisan himpunan : A = { x x < } dan himpunan B = { x < x < 8 } ialah himpunan A. { x x < 8 } { x x < } { x < x < 8 } { x < x < } { x < x } MA-79-0 Apabila

Lebih terperinci

(A) 3 (B) 5 (B) 1 (C) 8

(A) 3 (B) 5 (B) 1 (C) 8 . Turunan dari f ( ) = + + (E) 7 + +. Turunan dari y = ( ) ( + ) ( ) ( + ) ( ) ( + ) ( + ) ( + ) ( ) ( + ) (E) ( ) ( + ) 7 5 (E) 9 5 9 7 0. Jika f ( ) = maka f () = 8 (E) 8. Jika f () = 5 maka f (0) +

Lebih terperinci

SOAL DAN PEMBAHASAN UJIAN NASIONAL SMA/MA IPA TAHUN PELAJARAN 2008/2009

SOAL DAN PEMBAHASAN UJIAN NASIONAL SMA/MA IPA TAHUN PELAJARAN 2008/2009 SOAL DAN PEMBAHASAN UJIAN NASIONAL SMA/MA IPA TAHUN PELAJARAN 8/9. Perhatikan premis premis berikut! - Jika saya giat belajar maka saya bisa meraih juara - Jika saya bisa meraih juara maka saya boleh ikut

Lebih terperinci

1. Himpunan penyelesaian adalah {(x, y, z)}. Nilai dari y + z adalah... D. -4 E. -5

1. Himpunan penyelesaian adalah {(x, y, z)}. Nilai dari y + z adalah... D. -4 E. -5 1. Himpunan penyelesaian adalah {(x, y, z)}. Nilai dari y + z adalah... A. 5 3 2 Kunci : C 3x + y = 5 y - 2z = -7-3x + 2z = 12 2x + 2z = 10 - x = 2-4 -5 x + z = 5 2 + z = 5 z = 3 3x + y = 5 3. 2 + y =

Lebih terperinci

BANK SOAL MATEMATIKA IPS

BANK SOAL MATEMATIKA IPS BANK SOAL MATEMATIKA IPS Tim Guru Matematika SMAN 1 Kendari KENDARI 2013 1. Bentuk sederhana dari adalah... A. B. E. Jawaban : E Bentuk sederhana dari : 2. Nilai x yang memenuhi persamaan adalah... A.

Lebih terperinci

KALKULUS BAB II FUNGSI, LIMIT, DAN KEKONTINUAN. DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA Universitas Indonesia

KALKULUS BAB II FUNGSI, LIMIT, DAN KEKONTINUAN. DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA Universitas Indonesia KALKULUS BAB II FUNGSI, LIMIT, DAN KEKONTINUAN DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA Universitas Indonesia BAB II. FUNGSI, LIMIT, DAN KEKONTINUAN Fungsi dan Operasi pada Fungsi Beberapa Fungsi Khusus Limit dan Limit

Lebih terperinci

Geometri (bangun ruang)

Geometri (bangun ruang) Geometri (bangun ruang) 9.1 BENTUK DASAR BANGUN RUANG 1. Kubus Luas = 6s2 Vol = s3 (s = panjang sisi) 2. Balok Luas = 2 x (p.l + p.t + l.t) Vol = p.l.t 3. Prisma Luas = 2 x l. alas + selimut Vol = luas

Lebih terperinci

12. Diketahui segitiga ABC dengan AC = 5 cm, AB = 7 cm, dan BCA = 120. Keliling segitiga ABC =...

12. Diketahui segitiga ABC dengan AC = 5 cm, AB = 7 cm, dan BCA = 120. Keliling segitiga ABC =... 1 1. Diketahui: Premis 1 : Jika hari hujan maka tanah basah. Premis : Tanah tidak basah. Ingkaran dari penarikan kesimpulan yang sah dari premis-premis di atas adalah.... Agar F(x) = (p - ) x² - (p - 3)

Lebih terperinci

SOAL-JAWAB MATEMATIKA PEMINATAN DIMENSI TIGA. Sebuah kubus ABCD.EFGH memiliki panjang rusuk 4 cm. P adalah titik tengah CD. Tentukan panjang EP!

SOAL-JAWAB MATEMATIKA PEMINATAN DIMENSI TIGA. Sebuah kubus ABCD.EFGH memiliki panjang rusuk 4 cm. P adalah titik tengah CD. Tentukan panjang EP! SOAL-JAWAB MATEMATIKA PEMINATAN DIMENSI TIGA Soal Sebuah kubus ABCD.EFGH memiliki panjang rusuk 4 cm. P adalah titik tengah CD. Tentukan panjang EP! Lihat gambar! Panjang EP didapat dengan rumus Pythagoras

Lebih terperinci

SOAL DAN PEMBAHASAN UJIAN NASIONAL SMA/MA IPA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

SOAL DAN PEMBAHASAN UJIAN NASIONAL SMA/MA IPA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SOAL DAN PEMBAHASAN UJIAN NASIONAL SMA/MA IPA TAHUN PELAJARAN 9/. Diberikan premis sebagai berikut : Premis : Jika harga BBM naik, maka harga bahan pokok naik. Premis : Jika harga bahan pokok naik maka

Lebih terperinci

SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2014 TINGKAT PROVINSI

SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2014 TINGKAT PROVINSI HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2014 TINGKAT PROVINSI BIDANG MATEMATIKA Waktu : 210 menit KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

TRY OUT UN MATEMATIKA SMA IPA 2013

TRY OUT UN MATEMATIKA SMA IPA 2013 TRY OUT UN MATEMATIKA SMA IPA 0 Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d, atau e di depan jawaban yang benar!. Diketahui premis-premis berikut. Jika Yudi rajin belajar maka ia menjadi pandai. Jika

Lebih terperinci

LEMBAR AKTIVITAS SISWA DIMENSI TIGA (PEMINATAN)

LEMBAR AKTIVITAS SISWA DIMENSI TIGA (PEMINATAN) Nama Siswa Kelas : : Kompetensi Dasar (KURIKULUM 2013): LEMBAR AKTIVITAS SISWA DIMENSI TIGA (PEMINATAN) 3. Bidang Bidang (Bidang datar) merupakan kumpulan titik yang membentuk suatu luasan (bidang) datar

Lebih terperinci

SELEKSI OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA 2007 TINGKAT PROVINSI TAHUN Prestasi itu diraih bukan didapat!!!

SELEKSI OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA 2007 TINGKAT PROVINSI TAHUN Prestasi itu diraih bukan didapat!!! SELEKSI OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA 007 TINGKAT PROVINSI TAHUN 006 Prestasi itu diraih bukan didapat!!! SOLUSI SOAL Bidang Matematika Bagian Pertama Disusun oleh : Solusi Olimpiade Matematika Tk Provinsi

Lebih terperinci

D46 MATEMATIKA. Rabu, 18 April 2012 ( ) Pembahasan soal oleh Perpustakaan.

D46 MATEMATIKA. Rabu, 18 April 2012 ( ) Pembahasan soal oleh  Perpustakaan. DOKUMEN NEGARA Pembahasan soal oleh http://pak-anang.blogspot.com D6 MATEMATIKA SMA/MA IPA MATEMATIKA SMA/MA IPA Perpustakaan SMAN Wonogiri MATEMATIKA Rabu, 8 April 0 (08.00 0.00) A-MAT-ZD-M0-0/0 Hak Cipta

Lebih terperinci

MODUL MATEMATIKA KELAS 8 APRIL 2018

MODUL MATEMATIKA KELAS 8 APRIL 2018 MODUL MATEMATIKA KELAS 8 APRIL 2018 1. KUBUS BANGUN RUANG SISI DATAR Kubus merupakan bangun ruang beraturan yang dibentuk oleh enam buah persegi yang bentuk dan ukurannya sama. Unsur-unsur Kubus 1. Sisi

Lebih terperinci

Pembahasan soal oleh MATEMATIKA. Rabu, 18 April 2012 ( )

Pembahasan soal oleh  MATEMATIKA. Rabu, 18 April 2012 ( ) DOKUMEN NEGARA Pembahasan soal oleh http://pak-anang.blogspot.com B MATEMATIKA SMA/MA IPA MATEMATIKA SMA/MA IPA Perpustakaan SMAN Wonogiri MATEMATIKA Rabu, 8 April 0 (08.00 0.00) A-MAT-ZD-M8-0/0 Hak Cipta

Lebih terperinci

D. 90 meter E. 95 meter

D. 90 meter E. 95 meter 1. Persamaan kuadrat yang akar-akarnya 5 dan -2 adalah... A. x² + 7x + 10 = 0 B. x² - 7x + 10 = 0 C. x² + 3x + 10 = 0 Kunci : E Rumus : (x - x 1 ) (x - x 2 ) = 0 dimana x 1 = 5, dan x 2 = -2 (x - 5) (x

Lebih terperinci

SOAL-SOAL dan PEMBAHASAN UN MATEMATIKA SMA/MA IPA TAHUN PELAJARAN 2011/2012

SOAL-SOAL dan PEMBAHASAN UN MATEMATIKA SMA/MA IPA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SOAL-SOAL dan PEMBAHASAN UN MATEMATIKA SMA/MA IPA TAHUN PELAJARAN 0/0. Akar-akar persamaan kuadrat x +ax - 40 adalah p dan q. Jika p - pq + q 8a, maka nilai a... A. -8 B. -4 C. 4 D. 6 E. 8 BAB III Persamaan

Lebih terperinci

KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN : BISNIS DAN MANAJEMEN & PARIWISATA SMK NEGERI 1 SURABAYA. BY : Drs. Abd. Salam, MM

KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN : BISNIS DAN MANAJEMEN & PARIWISATA SMK NEGERI 1 SURABAYA. BY : Drs. Abd. Salam, MM KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN : BISNIS DAN MANAJEMEN & PARIWISATA SMK NEGERI 1 SURABAYA BAHAN AJAR FUNGSI LINIER & KUADRAT SMK NEGERI 1 SURABAYA Halaman 1 BAB FUNGSI A. FUNGSI DAN RELASI Topik penting yang

Lebih terperinci

Soal dan Pembahasan UN Matematika Program IPA 2008

Soal dan Pembahasan UN Matematika Program IPA 2008 Soal dan Pembahasan UN Matematika Program IPA 2008. Diketahui premis premis : () Jika hari hujan, maka udara dingin. (2) Jika udara dingin, maka ibu memakai baju hangat. (3) Ibu tidak memakai baju hangat

Lebih terperinci

8. Nilai x yang memenuhi 2 log 2 (4x -

8. Nilai x yang memenuhi 2 log 2 (4x - 1. Agar F(x) = (p - 2) x² - 2 (2p - 3) x + 5p - 6 bernilai positif untuk semua x, maka batas-batas nilai p p > l 2 < p < 3 p > 3 1 < p < 2 p < 1 atau p > 2 2. Fungsi kuadrat yang mempunyai nilai maksimum

Lebih terperinci

SOAL UN DAN PENYELESAIANNYA 2009

SOAL UN DAN PENYELESAIANNYA 2009 1. 1. Jika saya giat belajar maka saya bisa meraih juara. 2. Jika saya bisa meraih juara maka saya boleh ikut bertanding. Ingkaran dari kesimpulan kedua premis diatas adalah... A. Saya giat belajar dan

Lebih terperinci

Wardaya College. Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer. Mata Pelajaran Matematika Tahun Ajaran 2017/2018

Wardaya College. Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer. Mata Pelajaran Matematika Tahun Ajaran 2017/2018 Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer Mata Pelajaran Matematika Tahun Ajaran 07/08 -. Jika diketahui x = 8, y = 5 dan z = 8, maka nilai dari x y z adalah.... (a) 0 (b) 00 (c) 500 (d) 750 (e)

Lebih terperinci

LOMBA MATEMATIKA NASIONAL KE-27

LOMBA MATEMATIKA NASIONAL KE-27 LOMBA MATEMATIKA NASIONAL KE-27 Babak Penyisihan Tingkat SMA Minggu, 0 Oktober HIMPUNAN MAHASISWA MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS GADJAH MADA SEKIP UTARA UNIT III BULAKSUMUR

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM SMA/MA. Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan BALITBANG DEPDIKNAS 1

GAMBARAN UMUM SMA/MA. Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan BALITBANG DEPDIKNAS 1 GAMBARAN UMUM Pada ujian nasional tahun pelajaran 006/007, bentuk tes Matematika tingkat berupa tes tertulis dengan bentuk soal pilihan ganda, sebanyak 0 soal dengan alokasi waktu 0 menit. Acuan yang digunakan

Lebih terperinci

1. BARISAN ARITMATIKA

1. BARISAN ARITMATIKA MATEMATIKA DASAR ARITMATIKA BARISAN ARITMATIKA 1. BARISAN ARITMATIKA Sering disebut barisan hitung, adalah barisan bilangan yang setiap sukunya diperoleh dari suku sebelumnya dengan menambah atau mengurangi

Lebih terperinci

Pembahasan Soal SIMAK UI 2012 SELEKSI MASUK UNIVERSITAS INDONESIA. Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS. Matematika IPA

Pembahasan Soal SIMAK UI 2012 SELEKSI MASUK UNIVERSITAS INDONESIA. Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS. Matematika IPA Pembahasan Soal SIMAK UI 0 SELEKSI MASUK UNIVERSITAS INDONESIA Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Matematika IPA Disusun Oleh : Pak Anang Kumpulan SMART SOLUTION dan TRIK SUPERKILAT Pembahasan

Lebih terperinci

PEMBAHASAN UN SMA IPA TAHUN AJARAN 2011/2012

PEMBAHASAN UN SMA IPA TAHUN AJARAN 2011/2012 Page of PEMBAHASAN UN SMA IPA TAHUN AJARAN 0/0 OLEH: SIGIT TRI GUNTORO, M.Si MARFUAH, S.Si, M.T REVIEWER: UNTUNG TRISNA S., M.Si JAKIM WIYOTO, S.Si Page of Misalkan, p : hari ini hujan q: saya tidak pergi

Lebih terperinci

Siswa dapat menyebutkan dan mengidentifikasi bagian-bagian lingkaran

Siswa dapat menyebutkan dan mengidentifikasi bagian-bagian lingkaran KISI-KISI PENULISAN SOAL DAN URAIAN ULANGAN KENAIKAN KELAS Jenis Sekolah Penulis Mata Pelajaran Jumlah Soal Kelas Bentuk Soal AlokasiWaktu Acuan : SMP/MTs : Gresiana P : Matematika : 40 nomor : VIII (delapan)

Lebih terperinci

Soal-Soal dan Pembahasan Matematika IPA SNMPTN 2012 Tanggal Ujian: 13 Juni 2012

Soal-Soal dan Pembahasan Matematika IPA SNMPTN 2012 Tanggal Ujian: 13 Juni 2012 Soal-Soal dan Pembahasan Matematika IPA SNMPTN 01 Tanggal Ujian: 13 Juni 01 1. Lingkaran (x + 6) + (y + 1) 5 menyinggung garis y 4 di titik... A. ( -6, 4 ). ( -1, 4 ) E. ( 5, 4 ) B. ( 6, 4) D. ( 1, 4 )

Lebih terperinci

SOAL&PEMBAHASAN MATEMATIKATKDSAINTEK SBMPTN. yos3prens.wordpres.com

SOAL&PEMBAHASAN MATEMATIKATKDSAINTEK SBMPTN. yos3prens.wordpres.com SOAL&PEMBAHASAN MATEMATIKATKDSAINTEK SBMPTN 05 yosprens.wordpres.com SOAL DAN PEMBAHASAN MATA UJI MATEMATIKA TKD SAINTEK SBMPTN 05 Berikut ini 5 soal mata uji matematika beserta pembahasannya yang diujikan

Lebih terperinci

1. Akar-akar persamaan 2x² + px - q² = 0 adalah p dan q, p - q = 6. Nilai pq =... A. 6 B. -2 C. -4 Kunci : E Penyelesaian : D. -6 E.

1. Akar-akar persamaan 2x² + px - q² = 0 adalah p dan q, p - q = 6. Nilai pq =... A. 6 B. -2 C. -4 Kunci : E Penyelesaian : D. -6 E. 1. Akar-akar persamaan 2x² + px - q² = 0 adalah p dan q, p - q = 6. Nilai pq =... A. 6-2 -4 Kunci : E -6-8 2. Himpunan penyelesaian sistem persamaan Nilai 6x 0.y 0 =... A. 1 Kunci : C 6 36 3. Absis titik

Lebih terperinci

LEMBAR SOAL National Math Olympiad 3 RD PDIM UB 2014

LEMBAR SOAL National Math Olympiad 3 RD PDIM UB 2014 PETUNJUK UNTUK PESERTA 1. Tuliskan nama lengkap, kelas, asal sekolah, alamat sekolah lengkap dengan nomor telepon, faximile, email sekolah dan nama guru Matematika di tempat yang telah disediakan.. Tes

Lebih terperinci

UAN MATEMATIKA SMA IPA 2009 P45

UAN MATEMATIKA SMA IPA 2009 P45 1. Perhatikan premis premis berikut! - Jika saya giat belajar maka saya bisa meraih juara - Jika saya bisa meraih juara maka saya boleh ikut bertanding Ingkaran dari kesimpulan kedua premis di atas adalah.

Lebih terperinci

GEOMETRI RUANG. Oleh : Tetty Natalia Sipayung, S.Si., M.Pd. Geometri Ruang i

GEOMETRI RUANG. Oleh : Tetty Natalia Sipayung, S.Si., M.Pd. Geometri Ruang i i GEOMETRI RUANG Oleh : Tetty Natalia Sipayung, S.Si., M.Pd. Geometri Ruang i GEOMETRI RUANG Penulis: Tetty Natalia Sipayung, S.Si., M.Pd. Isi diluar tanggungjawab penerbit Hak Cipta 2018 pada Penulis

Lebih terperinci

Catatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I

Catatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I Catatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I Oleh Hendra Gunawan, Ph.D. Departemen Matematika ITB Sasaran Belajar Setelah mempelajari materi Kalkulus Elementer I, mahasiswa diharapkan memiliki (terutama):

Lebih terperinci

SOAL UJIAN NASIONAL. PROGRAM STUDI IPA ( kode P 45 ) TAHUN PELAJARAN 2008/2009

SOAL UJIAN NASIONAL. PROGRAM STUDI IPA ( kode P 45 ) TAHUN PELAJARAN 2008/2009 SOAL UJIAN NASIONAL PROGRAM STUDI IPA ( kode P 4 ) TAHUN PELAJARAN 8/9. Perhatikan premis premis berikut! - Jika saya giat belajar maka saya bisa meraih juara - Jika saya bisa meraih juara maka saya boleh

Lebih terperinci

Soal-Soal dan Pembahasan Matematika IPA SNMPTN 2012 Tanggal Ujian: 13 Juni 2012

Soal-Soal dan Pembahasan Matematika IPA SNMPTN 2012 Tanggal Ujian: 13 Juni 2012 Soal-Soal dan Pembahasan Matematika IPA SNMPTN 01 Tanggal Ujian: 13 Juni 01 1. Lingkaran (x + 6) + (y + 1) 5 menyinggung garis y 4 di titik... A. ( -6 4 ). ( -1 4 ) E. ( 5 4 ) B. ( 6 4) D. ( 1 4 ) BAB

Lebih terperinci

ISTIYANTO.COM. memenuhi persamaan itu adalah B. 4 4 C. 4 1 PERBANDINGAN KISI-KISI UN 2009 DAN 2010 SMA IPA

ISTIYANTO.COM. memenuhi persamaan itu adalah B. 4 4 C. 4 1 PERBANDINGAN KISI-KISI UN 2009 DAN 2010 SMA IPA PERBANDINGAN KISI-KISI UN 009 DAN 00 SMA IPA Materi Logika Matematika Kemampuan yang diuji UN 009 UN 00 Menentukan negasi pernyataan yang diperoleh dari penarikan kesimpulan Menentukan negasi pernyataan

Lebih terperinci

Lingkaran. A. Persamaan Lingkaran B. Persamaan Garis Singgung Lingkaran

Lingkaran. A. Persamaan Lingkaran B. Persamaan Garis Singgung Lingkaran Bab Sumber: www.panebiancod.com Setelah mempelajari bab ini, Anda harus mampu merumuskan persamaan lingkaran dan menggunakannya dalam pemecahan masalah; menentukan persamaan garis singgung pada lingkaran

Lebih terperinci

TRY OUT UJIAN NASIONAL TAH SMA/MA PROGRAM STUDI IPA MATEMATIKA

TRY OUT UJIAN NASIONAL TAH SMA/MA PROGRAM STUDI IPA MATEMATIKA DOKUMEN SEKOLAH MATEMATIKA SMA/MA IPA PAKET NAMA : NO.PESERTA : TRY OUT UJIAN NASIONAL TAH TAHUN UN PELAJARAN 0/0 SMA/MA PROGRAM STUDI IPA MATEMATIKA PUSPENDIK SMAYANI SMA ISLAM AHMAD YANI BATANG 0 TRY

Lebih terperinci

TRY OUT UJIAN NASIONAL TAH SMA/MA PROGRAM STUDI IPA MATEMATIKA

TRY OUT UJIAN NASIONAL TAH SMA/MA PROGRAM STUDI IPA MATEMATIKA DOKUMEN SEKOLAH MATEMATIKA SMA/MA IPA PAKET NAMA : NO.PESERTA : TRY OUT UJIAN NASIONAL TAH TAHUN UN PELAJARAN 0/0 SMA/MA PROGRAM STUDI IPA MATEMATIKA PUSPENDIK SMAYANI SMA ISLAM AHMAD YANI BATANG 0 TRY

Lebih terperinci

Matematika Semester IV

Matematika Semester IV F U N G S I KOMPETENSI DASAR Mendeskripsikan perbedaan konsep relasi dan fungsi Menerapkan konsep fungsi linear Menggambar fungsi kuadrat Menerapkan konsep fungsi kuadrat Menerapkan konsep fungsi trigonometri

Lebih terperinci

Persamaan dan pertidaksamaan kuadrat BAB II

Persamaan dan pertidaksamaan kuadrat BAB II BAB II Misalkan a,b,c Є R dan a 0 maka persamaan yang berbentuk dinamakan persamaan kuadrat dalam peubah x. Dalam persamaan kuadrat ax bx c 0, a adalah koefisien dari x, b adalah koefisien dari x dan c

Lebih terperinci

Pembahasan OSN Tingkat Provinsi Tahun 2011 Jenjang SMA Bidang Matematika

Pembahasan OSN Tingkat Provinsi Tahun 2011 Jenjang SMA Bidang Matematika Tutur Widodo Pembahasan OSP Matematika SMA 011 Pembahasan OSN Tingkat Provinsi Tahun 011 Jenjang SMA Bidang Matematika Bagian A : Soal Isian Singkat 1. Diberikan segitiga sama kaki ABC dengan AB = AC.

Lebih terperinci

PEMBAHASAN UN SMA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 MATEMATIKA PROGRAM STUDY IPA

PEMBAHASAN UN SMA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 MATEMATIKA PROGRAM STUDY IPA PEMBAHASAN UN SMA TAHUN PELAJARAN 009/010 MATEMATIKA PROGRAM STUDY IPA PEMBAHAS : 1. Sigit Tri Guntoro, M.Si.. Jakim Wiyoto, S.Si. 3. Marfuah, M.T. 4. Rohmitawati, S.Si. PPPPTK MATEMATIKA 010 1. Perhatikan

Lebih terperinci

C. 30 Januari 2001 B. 29 Januari 2001

C. 30 Januari 2001 B. 29 Januari 2001 1. Notasi pembentuk himpunan dari B = {1, 4, 9} adalah... A. B = {x x kuadrat tiga bilangan asli yang pertama} B. B = {x x bilangan tersusun yang kurang dari 10} C. B = {x x kelipatan bilangan 2 dan 3

Lebih terperinci

TAHUN PELAJARAN 2003/2004 UJIAN NASIONAL. Matematika (D10) PROGRAM STUDI IPA PAKET 2 (UTAMA) SELASA, 11 MEI 2004 Pukul

TAHUN PELAJARAN 2003/2004 UJIAN NASIONAL. Matematika (D10) PROGRAM STUDI IPA PAKET 2 (UTAMA) SELASA, 11 MEI 2004 Pukul DOKUMEN NEGARA SANGAT RAHASIA UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 00/004 SMA/MA Matematika (D0) PROGRAM STUDI IPA PAKET (UTAMA) SELASA, MEI 004 Pukul 07.0 09.0 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL Hak Cipta pada

Lebih terperinci

1. Jika nilai a = 27 dan b =64, maka nilai paling sederhana dari

1. Jika nilai a = 27 dan b =64, maka nilai paling sederhana dari MATEMATIKA IPA PAKET C. Jika nilai a = dan b =6, maka nilai paling sederhana dari A. B. C. 5 D. E. -. Diketahui m = 6 + dan n = 6. Nilai A. 8 a b m n =... mn a a ab b b =... B. 8 C. 8 D. 8 E. 8 6. Seorang

Lebih terperinci

Matematika EBTANAS Tahun 2002

Matematika EBTANAS Tahun 2002 Matematika EBTANAS Tahun 00 EBT-SMA-0-0 Ditentukan nilai a = 9, b = dan c =. Nilai a b c = 9 EBT-SMA-0-0 Hasil kali akar-akar persamaan kuadrat + = 0 adalah EBT-SMA-0-0 Persamaan kuadrat + (m ) + 9 = 0

Lebih terperinci

Dari gambar jaring-jaring kubus di atas bujur sangkar nomor 6 sebagai alas, yang menjadi tutup kubus adalah bujur sangkar... A. 1

Dari gambar jaring-jaring kubus di atas bujur sangkar nomor 6 sebagai alas, yang menjadi tutup kubus adalah bujur sangkar... A. 1 1. Diketahui : A = { m, a, d, i, u, n } dan B = { m, e, n, a, d, o } Diagram Venn dari kedua himpunan di atas adalah... D. A B = {m, n, a, d} 2. Jika P = bilangan prima yang kurang dari Q = bilangan ganjil

Lebih terperinci

B21 MATEMATIKA. Pak Anang MATEMATIKA SMA/MA IPA. Rabu, 18 April 2012 ( )

B21 MATEMATIKA. Pak Anang MATEMATIKA SMA/MA IPA. Rabu, 18 April 2012 ( ) B Pak Anang http://pak-anang.blogspot.com MATEMATIKA Rabu, 8 April 0 (08.00 0.00) A-MAT-ZD-M8-0/0 Mata Pelajaran Jenjang Program Studi Hari/Tanggal Jam MATA PELAJARAN : MATEMATIKA : SMA/MA : IPA WAKTU

Lebih terperinci

f(-1) = = -7 f (4) = = 3 Dari ketiga fungsi yang didapat ternyata yang terkecil -7 dan terbesar 11. Rf = {y -7 y 11, y R}

f(-1) = = -7 f (4) = = 3 Dari ketiga fungsi yang didapat ternyata yang terkecil -7 dan terbesar 11. Rf = {y -7 y 11, y R} 1. Persamaan (m - 1)x 2-8x - 8m = 0 mempunyai akar-akar real, maka nilai m adalah... -2 m -1-2 m 1-1 m 2 Kunci : C D 0 b 2-4ac 0 (-8)² - 4(m - 1) 8m 0 64-32m² + 32m 0 m² - m - 2 0 (m - 2)(m + 1) 0 m -1

Lebih terperinci

Soal UN 2009 Materi KISI UN 2010 Prediksi UN 2010

Soal UN 2009 Materi KISI UN 2010 Prediksi UN 2010 PREDIKSI UN 00 SMA IPA BAG. (Berdasar buku terbitan Istiyanto: Bank Soal Matematika-Gagas Media) Logika Matematika Soal UN 009 Materi KISI UN 00 Prediksi UN 00 Menentukan negasi pernyataan yang diperoleh

Lebih terperinci

Matematika EBTANAS Tahun 1999

Matematika EBTANAS Tahun 1999 Matematika EBTANAS Tahun 999 EBT-SMA-99-0 Akar-akar persamaan kuadrat + = 0 adalah α dan β. Persamaan kuadrat baru yang akar-akarnya (α + ) dan (β + ) + = 0 + 7 = 0 + = 0 + 7 = 0 + = 0 EBT-SMA-99-0 Akar-akar

Lebih terperinci

E59 MATEMATIKA. Pak Anang. Rabu, 18 April 2012 ( ) Pembahasan soal oleh

E59 MATEMATIKA. Pak Anang. Rabu, 18 April 2012 ( ) Pembahasan soal oleh DOKUMEN NEGARA SANGAT RAHASIA Pembahasan soal oleh http://pak-anang.blogspot.com E9 MATEMATIKA SMA/MA IPA MATEMATIKA SMA/MA IPA Pak Anang http://pakhttp://pak-anang.blogspot.com MATEMATIKA Rabu, 8 April

Lebih terperinci

Pembahasan Soal Olimpiade Matematika SMP Babak 1 Persiapan Olimpiade Sains Provinsi dan Nasional

Pembahasan Soal Olimpiade Matematika SMP Babak 1 Persiapan Olimpiade Sains Provinsi dan Nasional Pembahasan Soal Olimpiade Matematika SMP Babak Persiapan Olimpiade Sains Provinsi dan Nasional. Diketahui dan y merupakan bilangan real positif yang memenuhi sistim persamaan berikut y y a b Jika, maka

Lebih terperinci

Lingkaran adalah tempat kedudukan titik-titik pada bidang yang berjarak

Lingkaran adalah tempat kedudukan titik-titik pada bidang yang berjarak 4 Lingkaran 4.1. Persamaan Lingkaran Bentuk Baku. Lingkaran adalah tempat kedudukan titik-titik pada bidang yang berjarak tetap dari suatu titik tetap. Titik tetap dari lingkaran disebut pusat lingkaran,

Lebih terperinci

Prestasi itu diraih bukan didapat!!! SOLUSI SOAL

Prestasi itu diraih bukan didapat!!! SOLUSI SOAL SELEKSI OLIMPIADE TINGKAT KABUPATEN/KOTA 008 TIM OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA 009 Prestasi itu diraih bukan didapat!!! SOLUSI SOAL Bidang Matematika Disusun oleh : Olimpiade Matematika Tk Kabupaten/Kota

Lebih terperinci

KISI KISI US Diberikan pernyataan majemuk berkuantor, ingkaran dari pernyataan tersebut majemuk atau pernyataan majemuk berkuantor

KISI KISI US Diberikan pernyataan majemuk berkuantor, ingkaran dari pernyataan tersebut majemuk atau pernyataan majemuk berkuantor KISI KISI US 2014 NO BAB INDIKATOR JENIS SOAL Menentukan penarikan Diketahui buah premis (ada bentuk ekuivalen) menarik kesimpulan dari buah 1 kesimpulan dari beberapa premis premis Menentukan ingkaran

Lebih terperinci

FUNGSI dan LIMIT. 1.1 Fungsi dan Grafiknya

FUNGSI dan LIMIT. 1.1 Fungsi dan Grafiknya FUNGSI dan LIMIT 1.1 Fungsi dan Grafiknya Fungsi : suatu aturan yang menghubungkan setiap elemen suatu himpunan pertama (daerah asal) tepat kepada satu elemen himpunan kedua (daerah hasil) fungsi Daerah

Lebih terperinci

Matematika SMA/MA IPA. No. Peserta : Bentuk sederhana dari 1 A. 36 B. 6 C. 1 D Bentuk sederhana dari (2 2 6)( )

Matematika SMA/MA IPA. No. Peserta : Bentuk sederhana dari 1 A. 36 B. 6 C. 1 D Bentuk sederhana dari (2 2 6)( ) Nama : Ximple Education No. Peserta : 08-6600-747. Bentuk sederhana dari 6 6 3 3 5 64 7 000 3 A. 36 B. 6 C. D. 6 E. 36 =.. Bentuk sederhana dari ( 6)(6 +3 6) 3 4 A. 3 ( 3 + 4) B. 3 ( 3 + 4) C. ( 3 + 4)

Lebih terperinci

SOAL UN DAN PENYELESAIANNYA 2007

SOAL UN DAN PENYELESAIANNYA 2007 1. Bentuk sederhana dari (1 + 3 ) - (4 - ) adalah... A. -2-3 B. -2 + 5 C. 8-3 D. 8 + 3 8 + 5 (1 + 3 ) - (4 - ) = (1 + 3 ) - (4-5 ) = 1 + 3-4 + 5 = 8-3 2. Jika 2 log 3 = a dan 3 log 5 = b, maka 15 log 20

Lebih terperinci

Pembahasan Soal OSK SMA 2018 OLIMPIADE SAINS KABUPATEN/KOTA SMA OSK Matematika SMA. (Olimpiade Sains Kabupaten/Kota Matematika SMA)

Pembahasan Soal OSK SMA 2018 OLIMPIADE SAINS KABUPATEN/KOTA SMA OSK Matematika SMA. (Olimpiade Sains Kabupaten/Kota Matematika SMA) Pembahasan Soal OSK SMA 018 OLIMPIADE SAINS KABUPATEN/KOTA SMA 018 OSK Matematika SMA (Olimpiade Sains Kabupaten/Kota Matematika SMA) Disusun oleh: Pak Anang Pembahasan Soal OSK SMA 018 OLIMPIADE SAINS

Lebih terperinci

SOAL OLIMPIADE MATEMATIKA TINGKAT SMP PART 2. Departemen Matematika - Wardaya College MMXVIII-XII

SOAL OLIMPIADE MATEMATIKA TINGKAT SMP PART 2. Departemen Matematika - Wardaya College MMXVIII-XII SOAL OLIMPIADE MATEMATIKA TINGKAT SMP PART - Wardaya College MMXVIII-XII TIPE A. Andi dan Bobby berlari berlawanan arah dalam suatu lintasan melingkar. Keduanya berawal dari titik-titik yang saling berseberangan

Lebih terperinci

SOAL PM MATEMATIKA SMA NEGERI 29 JAKARTA

SOAL PM MATEMATIKA SMA NEGERI 29 JAKARTA SOAL PM MATEMATIKA SMA NEGERI 9 JAKARTA. Dengan merasionalkan penyebut, bentuk sederhana dari 5 5 + 5 4 5 5 e. + 5 6 + 5 adalah. Persamaan x (m + ) x = 0 mempunyai akar-akar yang berlawanan, maka nilai

Lebih terperinci

FUNGSI KOMPOSISI DAN FUNGSI INVERS

FUNGSI KOMPOSISI DAN FUNGSI INVERS FUNGSI KOMPOSISI DAN FUNGSI INVERS Jika A dan B adalah dua himpunan yang tidak kosong, fungsi f dari A ke B; f : A B atau A f B adalah cara pengawanan anggota A dengan anggota B yang memenuhi aturan setiap

Lebih terperinci

KUMPULAN SOAL MATEMATIKA KELAS VIII (BSE DEWI N)

KUMPULAN SOAL MATEMATIKA KELAS VIII (BSE DEWI N) KUMPULAN SOAL MATEMATIKA KELAS VIII (BSE DEWI N) Kumpulan Soal Matematika Kelas VIII (BSE Dewi N) Faktorisasi Suku Aljabar A. Pilihlah salah satu jawaban yang tepat. 1. Pada bentuk aljabar 2x2 + 3xy y2

Lebih terperinci

Prestasi itu diraih bukan didapat!!! SOLUSI SOAL

Prestasi itu diraih bukan didapat!!! SOLUSI SOAL SELEKSI OLIMPIADE TINGKAT KABUPATEN/KOTA 015 CALON TIM OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA 016 Prestasi itu diraih bukan didapat!!! SOLUSI SOAL Bidang Matematika Disusun oleh : 1. 015 = 5 13 31 Banyaknya faktor

Lebih terperinci

KUMPULAN SOAL OLIMPIADE MATEMATIKA BAGIAN PERTAMA

KUMPULAN SOAL OLIMPIADE MATEMATIKA BAGIAN PERTAMA KUMPULAN SOAL OLIMPIADE MATEMATIKA BAGIAN PERTAMA KUMPULAN SOAL OLIMPIADE MATEMATIKA Bagian Pertama Disusun Oleh Raja Octovin P. D APRIL 2008 SMA NEGERI 1 PEKANBARU Jl. Sulthan Syarif Qasim 159 Pekanbaru

Lebih terperinci

MADRASAH ALIYAH AL-MU AWANAH BEKASI SELATAN 2012

MADRASAH ALIYAH AL-MU AWANAH BEKASI SELATAN 2012 MODUL MATEMATIKA PERSIAPAN UJIAN NASIONAL 0 TAHUN AJARAN 0/0 MATERI PERSAMAAN KUADRAT DAN PERTIDAKSAMAAN KUADRAT UNTUK KALANGAN MA AL-MU AWANAH MADRASAH ALIYAH AL-MU AWANAH BEKASI SELATAN 0 Jalan RH. Umar

Lebih terperinci

Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional Tahun 1986 Matematika

Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional Tahun 1986 Matematika Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional Tahun 986 Matematika EBTANAS-SMP-86-0 Himpunan faktor persekutuan dari dan 0 {,,, 6} {,, 6} {, } {6} EBTANAS-SMP-86-0 Bilangan 0,0000 jika ditulis dalam bentuk baku.0

Lebih terperinci