LABORATORIUM MANAJEMEN DASAR MATEMATIKA EKONOMI 2 NAMA : KELAS : NPM : PJ : KP : TUTOR : ASBAR :

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LABORATORIUM MANAJEMEN DASAR MATEMATIKA EKONOMI 2 NAMA : KELAS : NPM : PJ : KP : TUTOR : ASBAR :"

Transkripsi

1

2 LABORATORIUM MANAJEMEN DASAR MATEMATIKA EKONOMI 2 NAMA : KELAS : NPM : PJ : KP : TUTOR : ASBAR : ATA 2017/2018

3 SUSUNAN TIM LITBANG SUSUNAN TIM LITBANG MATEMATIKA EKONOMI 2 ATA 2017/2018 STAF PENANGGUNG JAWAB LISTA KUSPRIATNI, SE., MM DESTI DIRNAENI, SE., MM PENANGGUNG JAWAB ASISTEN YUNUS PATTY PENANGGUNG JAWAB PROGRAMMER BAGAS ARDIAN DERIVATIF INTEGRAL TAK TENTU INTEGRAL TERTENTU TRANSENDENTAL Laras Manjari Afra Mikyal Z Dionesia Sesilia Mutiara Cindy W Rizma Cania W Rana Atiqah M Khansa Shabirah Z M Geri Setiawan Rosdiana Rolan Pradana Mickael Clinton S Mustika Rahmi Nurul Fauziah Rita Darniati Lusi Setiani Ersa Bita D Gita Fitri K Jodie Immanuel N Anggita Azizah A Ika Nurfitriana M Rizky Anindisa Sarah Amanda LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/2018 ii

4 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, dan karunia yang diberikan-nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan modul ini tepat pada waktunya. Dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran dalam perkuliahan, modul dapat menjadi salah satu penunjang yang efektif. Modul ini disusun sebagai panduan kegiatan praktikum Laboratorium Manajemen Dasar Universitas Gunadarma. Modul praktikum ini merupakan penyempurnaan dari modul praktikum sebelumnya dan diharapkan dengan adanya modul praktikum ini dapat meningkatkan pemahaman dasar materi praktikum khususya Matematika Ekonomi 2, serta sebagai pedoman bagi mahasiswa dalam melakukan penelitian-penelitian ekonomi. Selain itu modul ini juga dapat digunakan sebagai dasar suatu pandangan mahasiswa melihat keadaan perekonomian dan disesuaikan dengan teori-teori ekonomi yang ada. Penyusun sangat menyadari bahwa modul praktikum ini masih perlu disempurnakan lagi, maka saran dan kritik untuk penyajian modul ini kedepan sangat diperlukan. Akhir kata, penyusun mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam peyusunan modul ini. Jakarta, 20 Januari 2018 Tim Litbang Matek 2 (ATA 2017/2018) LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/2018 iii

5 DAFTAR ISI DAFTAR ISI SUSUNAN TIM LITBANG... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR GAMBAR... vi DERIVATIF KONSEP DASAR TURUNAN KAIDAH DIFERENSIASI HUBUNGAN ANTARA FUNGSI DAN DERIVATIFNYA Menentukan Keadaan Fungsi Menaik dan Fungsi Menurun Titik Ekstrim Fungsi Parabolik PENERAPAN EKONOMI Elastisitas BIAYA PENERIMAAN LABA MAKSIMUM INTEGRAL TAK TENTU KONSEP DASAR INTEGRAL TAK TENTU KAIDAH-KAIDAH DALAM INTEGRASI TAK TENTU PENERAPAN EKONOMI FUNGSI BIAYA FUNGSI PENERIMAAN LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/2018 iv

6 DAFTAR ISI 3.3 FUNGSI PRODUKSI FUNGSI UTILITAS FUNGSI KONSUMSI DAN FUNGSI TABUNGAN INTEGRAL TERTENTU KONSEP DASAR INTEGRAL TERTENTU PENERAPAN EKONOMI SURPLUS KONSUMEN SURPLUS PRODUSEN TRANSENDENTAL KONSEP DASAR TRANSENDENTAL Fungsi Eksponensial Fungsi Logaritmik PENERAPAN EKONOMI MODEL BUNGA MAJEMUK MODEL PERTUMBUHAN KURVA GOMPERTZ KURVA BELAJAR DAFTAR PUSTAKA LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/2018 v

7 DAFTAR GAMBAR DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Tampilan Menu Derivatif Gambar 1.2 Tampilan Pangkat Terbesar Gambar 1.3 Tampilan Menu Input Data Gambar 1.4 Output Data Elastisitas Permintaan Gambar 1.5 Tampilan Menu Derivatif Gambar 1.6 Tampilan Pangkat Terbesar Gambar 1.7 Tampilan Menu Input Data Gambar 1.8 Output Data Elastisitas Penawaran Gambar 1.9 Tampilan Menu Derivatif Gambar 1.10 Tampilan Pangkat Terbesar Gambar 1.11 Tampilan Menu Input Data Gambar 1.12 Output Data Elastisitas Produksi Gambar 1.13 Tampilan Menu Derivatif Gambar 1.14 Tampilan Pangkat Terbesar Gambar 1.15 Tampilan Menu Input Data Gambar 1.16 Output Data Fungsi Biaya Gambar 1.17 Tampilan Menu Derivatif Gambar 1.18 Tampilan Pangkat Terbesar Gambar 1.19 Tampilan Menu Input Data Gambar 1.20 Output Data Fungsi Penerimaan LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/2018 vi

8 DAFTAR GAMBAR Gambar 1.21 Tampilan Menu Derivatif Gambar 1.22 Output Data Fungsi Laba Gambar 2.1 Tampilan Menu Awal Software EC-Math Gambar 2.2 Tampilan Menu Awal Integral Tak Tentu Gambar 2.3 Tampilan Menu Operasi Fungsi Biaya Gambar 2.4 Tampilan Menu Input Data Fungsi Biaya Gambar 2.5 Tampilan Menu Output Data Fungsi Biaya Gambar 2.6 Tampilan Menu Awal Software EC-Math Gambar 2.7 Tampilan Menu Awal Integral Tak Tentu Gambar 2.8 Tampilan Menu Operasi Fungsi Penerimaan Gambar 2.9 Tampilan Menu Input Data Fungsi Penerimaan Gambar 2.10 Tampilan Menu Output Data Fungsi Penerimaan Gambar 2.11 Tampilan Menu Awal Software EC-Math Gambar 2.12 Tampilan Menu Awal Integral Tak Tentu Gambar 2.13 Tampilan Menu Operasi Fungsi Produksi Gambar 2.14 Tampilan Menu Input Data Fungsi Produksi Gambar 2.15 Tampilan Menu Output Data Fungsi Produksi Gambar 2.16 Tampilan Menu Awal Software EC-Math Gambar 2.17 Tampilan Menu Awal Integral Tak Tentu Gambar 2.18 Tampilan Menu Operasi Fungsi Konsumsi Gambar 2.19 Tampilan Menu Input Data Fungsi Konsumsi Gambar 2.20 Tampilan Menu Output Data Fungsi konsumsi Gambar 2.21 Tampilan Menu Output Data Fungsi Tabungan LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/2018 vii

9 DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1 Kurva Surplus Konsumen Gambar 3.2 Kurva Surplus Konsumen Contoh Kasus Gambar 3.3 Tampilan Awal Integral Tertentu Gambar 3.4 Tampilan Surplus Konsumen Gambar 3.5 Hasil Perhitungan Surplus Konsumen Gambar 3.6 Tampilan Awal Integral Tertentu Gambar 3.7 Tampilan Surplus Konsumen Gambar 3.8 Hasil Perhitungan Surplus Konsumen Gambar 3.9 Kurva Surplus Konsumen Contoh Kasus Gambar 3.10 Tampilan Awal Integral Tertentu Gambar 3.11 Tampilan Surplus Konsumen Gambar 3.12 Hasil Perhitungan Surplus Konsumen Gambar 3.13 Tampilan Awal Integral Tertentu Gambar 3.14 Tampilan Surplus Konsumen Gambar 3.15 Hasil Perhitungan Surplus Konsumen Gambar 3.16 Kurva Surplus Produsen Gambar 3.17 Kurva Surplus Produsen Contoh Kasus Gambar 3.18 Tampilan Awal Integral Tertentu Gambar 3.19 Tampilan Surplus Produsen Gambar 3.20 Hasil Perhitungan Surplus Produsen Gambar 3.21 Tampilan Awal Integral Tertentu Gambar 3.22 Tampilan Surplus Produsen Gambar 3.23 Hasil Perhitungan Surplus Produsen LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/2018 viii

10 DAFTAR GAMBAR Gambar 4.1 Hasil Perhitungan Model Bunga Majemuk Gambar 4.2 Hasil Perhitungan Model Pertumbuhan Gambar 4.3 Hasil Perhitungan Kurva Gompertz Gambar 4.4 Hasil Perhitungan Kurva Belajar LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/2018 ix

11 DERIVATIF DERIVATIF 1. KONSEP DASAR TURUNAN Diferensial membahas tingkat perubahan suatu fungsi sehubungan dengan perubahan kecil dalam variabel bebas fungsi yang bersangkutan (Dumairy, 2012). Jika y = f (x), maka y f(x + x) f( x ) = x x Bentuk y/ x disebut sebagai hasil bagi perbedaan atau kuosien diferensi (difference quotient), mencerminkan tingkat perubahan rata-rata variabel terikat y terhadap variabel bebas x. Proses penurunan sebuah fungsi, disebut juga proses pendiferensian atau diferensiasi. Hasil yang diperoleh dari proses diferensiasi tersebut dinamakan turunan atau derivatif. Turunan diperoleh dengan menentukan limit dari hasil bagi diferensi, dimana: x 0. Dengan demikian, Jika y = f(x), maka fungsi turunannya adalah y lim x 0 = f(x+ x) f(x) lim x 0 x x LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/2018 1

12 DERIVATIF 2. KAIDAH DIFERENSIASI Berikut ini kaidah diferensiasi dalam berbagai bentuk fungsi : 1. Diferensiasi fungsi konstanta Jika y = k, dimana k adalah konstanta, maka y I = 0 Contoh : y = 7 maka y I = 0 2. Diferensiasi fungsi linier Jika y = a + bx, dimana a adalah konstanta, maka y I = b Contoh : y = x maka y I = 8 3. Diferensiasi fungsi pangkat Jika y = ax n, dimana a adalah konstanta, maka y I = n.ax n-1 Contoh : 8x 2 maka y = 2.8x 2-1 = 16x 4. Diferensiasi penjumlahan (pengurangan) fungsi Jika y = u ± v, dimana u = g(x) dan v = n(x), maka y I = u I ± v I Contoh : y = 7x 4 ± 7x 3 u = 7x 4 maka u I = 4.7x 4-1 = 28x 3 v = 7x 3 maka v I = 3.7x 3-1 = 21x 2 karena y I = u I ± v I, maka y I = 28x 3 ± 21x 2 5. Diferensiasi perkalian a. Perkalian fungsi dan konstanta LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/2018 2

13 DERIVATIF Jika y = k. u, dimana u = g(x), maka y I = k. u I Contoh : y = 5. x 2 u = x 2 maka u I = 2.1x 2-1 = 2x karena y I = k. u I, maka y I = 5. 2x = 10x b. Perkalian fungsi Jika y = u. v dimana u = g(x) dan v = h(x), maka y I = u I.v + u.v I Contoh : y = (x 5 2)(5x 2 7) u = (x 5 2) u = 5.1x 5-1 = 5x 4 v = (5x 2 7) v = 2.5x 2-1 = 10x karena y I = u I.v + u.v I y I = (5x 4 )(5x 2 7) + (x 5 2)(10x) = 25x 6 35x x 6 20x = 35x 6 35x 4 20x 6. Diferensiasi hasil bagi fungsi Jika y = u v dimana u = g(x) dan v = h(x), maka yi = u.v u.v Contoh : (7x2 5) ( 5x 3 6) v 2 u = (7x 2 5) u I = 2.7x 2-1 = 14x v = (5x 3 6) v I = 3.5x 3-1 = 15x 2 LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/2018 3

14 DERIVATIF karena y I = u.v u.v v 2 y I = (14x)(5x3 6) (7x 2 5)(15x 2 ) (5x 3 6) 2 = 70x4 84x 105x 4 +75x 2 (5x 3 6) 2 = 35x4 +75x 2 84x 25x 6 60x Diferensiasi fungsi komposisi (dalil rantai) Jika y = f (u) sedangkan u = g (x), dengan kata lain y = f [ g(x) ], maka dy = dy du x dx du dx Contoh 1: y = (6x 2 + 4) 2 Misalkan : u = 6x sehingga y = u 2 du dx = 12x dy du = 2u Maka dy = 2u. 12x = dy du x dx du dx = 2(6x 2 + 4)(12x) = 144x x Contoh 2: y = 3x 2 + 4x 5 y = (3x 2 + 4x 5) 1/2 LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/2018 4

15 DERIVATIF misalkan : u = 3x 2 + 4x 5, sehingga y = u 1/2 du dx = 6x + 4 dy du = ½ u-1/2 Maka dy = dy du x dx du dx = ½ u -1/2. (6x + 4) = ½ (3x 2 + 4x 5) -1/2. (6x + 4) = 1 x 1 x (6x + 4) 2 3x 2 +4x 5 = 6x+4 2 3x 2 +4x 5 8. Diferensiasi tingkat tinggi (derivatif dari derivatif) Derivatif ke-n dari fungsi y = f(x) diperoleh dengan mendiferensiasikan sebanyak n kali Derivatif ke n dilambangkan dengan dn y dx n atau f n (x) atau y n Contoh : y = 6x 5 + 5x 4 + 4x 3 + 3x 2 + x maka y I atau dy dx = 30x4 + 20x 3 + 6x + 1 y II atau d2 y dx 2 = 120x3 + 60x Diferensiasi implisit Adalah suatu kaidah diferensiasi dengan mendiferensiasikan f (x,y) = 0 suku demi suku dengan memandang y sebagai fungsi x, kemudian dari persamaan tersebut ditentukan nilai dy/dx. LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/2018 5

16 DERIVATIF Contoh : xy 2 x 2 + y = 0 didiferensiasikan terhadap x, maka : y 2 2x dx + 2xy + 1 dy = 0 (2xy + 1) dy = (-y 2 + 2x) dx dy = y2 +2x dx 2xy Diferensiasi fungsi logaritmik y = a log x dy dx = 1 x ln a Contoh : jika y = 5 log 2 maka tentukan dy/dx dy = 1 dx 2 ln Diferensiasi fungsi eksponensial y = e x y = a x dy dx = ex dy dx = ax ln a 12. Diferensiasi fungsi trigonometric Beberapa turunan fungsi trigonometric yang penting adalah : y = sin x y = cos x y = tan x y = cot x dy dx = cos x dy dx = - sin x dy dx = sec2 x dy dx = -cosec2 x LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/2018 6

17 DERIVATIF y = sec x y = cosec x Catatan : dy dx dy dx = sec x. tan x = cosec x. cot x sec x = cosec x = cot x = 1 cos x 1 sin x 1 tan x 3. HUBUNGAN ANTARA FUNGSI DAN DERIVATIFNYA 3.1 MENENTUKAN KEADAAN FUNGSI MENAIK DAN FUNGSI MENURUN Derivatif pertama dari sebuah fungsi non-linier dapat digunakan untuk menentukan apakah kurva dari fungsi yang bersangkutan menaik ataukah menurun pada kedudukan tertentu. 1. Fungsi y = f (x) menaik jika f I (x) > 0 2. Fungsi y = f (x) menurun jika f I (x) < 0 3. Jika derivatif pertama f I (x) = 0, berarti fungsi berada pada titik ekstrim 3.2 TITIK EKSTRIM FUNGSI PARABOLIK Dalam sebuah fungsi parabolik, derivatif pertama berguna untuk menentukan letak titik ekstrimnya, sedangkan derivatif kedua digunakan untuk mengetahui jenis titik ekstrim yang bersangkutan. Jenis-jenis Titik Ekstrim Fungsi Parabolik adalah: LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/2018 7

18 DERIVATIF Jika f II (x) > 0, maka (x, y) merupakan titik ekstrim minimum Jika f II (x) < 0, maka (x, y) merupakan titik ekstrim maksimum Contoh Soal: Diketahui y = 50x 5x², tentukanlah titik ekstrim maksimum atau minimum dari fungsi tersebut! Jawab: y I = 50 10x y II = -10 < 0 (Titik ekstrim maksimum) Letak titik ekstrim y I = x = 0 50 = 10x LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/2018 8

19 DERIVATIF 5 = x y = 50(5) 5(5) 2 y = 125 Jadi letak titik ekstrim maksimum adalah pada koordinat (5,125). 4. PENERAPAN EKONOMI 4.1 ELASTISITAS Elastisitas adalah perubahan persentase suatu variabel terikat (dependent variable) sebagai akibat adanya perubahan persentase suatu variabel bebas (independent variable) (Kalangi, 2015) ELASTISITAS HARGA Adalah perubahan persentase jumlah yang diminta oleh konsumen atau ditawarkan oleh produsen akibat adanya perubahan persentase dari harga barang itu sendiri. Untuk fungsi permintaan dan penawaran yang berbentuk Q = f(p) maka rumus elastisitas harga titik permintaan adalah Ƞ h = dq/q dp/p = dq Q. P dp = dq dp. P Q Jika fungsi permintaan dan penawaran yang berbentuk P = f(q) maka rumus elastisitas harga titik permintaan adalah Ƞ h = 1 dp/dq. P Q LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/2018 9

20 DERIVATIF CONTOH KASUS 1 Jika fungsi permintaan suatu barang di tunjukkan oleh Q = 150 5P, berapakah elastisitas harga pada tingkat harga P = 10? Penyelesaian: Diketahui : Q = 150 5P P = 10 Ditanya : Ƞ h? Jawab : Jika P = 10, maka Q = 100 dan dq dp = -5 Ƞ h = dq. P 10 = 5 ( ) = -0,5 = 0,5 < 1 inelastis dp Q 100 Analisis : Jadi elastisitas harga permintaan pada tingkat harga sebesar 10 adalah sebesar - 0,5 yang mempunyai arti apabila harga barang naik 1%, maka jumlah permintaan terhadap barang itu turun 0,5%. Umumnya elastisitas harga dari permintaan di setiap titik pada kurva permintaan yang menurun akan bernilai negatif, tetapi dalam mengukur koefisien elastis harga biasanya diambil dari nilai mutlaknya (absolut) sehingga nilai koefisien elastis harga paling kecil adalah 0 dan paling besar adalah (0 Ƞh ). Dari nilai absolut ini dapat dikategorikan menjadi lima macam elastisitas yaitu : LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/

21 DERIVATIF a. Ƞ > 1 elastis Contoh : Barang mewah b. Ƞ < 1 inelastis Contoh : Kebutuhan pokok c. Ƞ = 1 unitary elastis Contoh : Barang barang elektronik d. Ƞ = 0 inelastis sempurna Contoh : Bahan bakar minyak e. Ƞ = elastis tak hingga Contoh : Bumbu dapur ELASTISITAS PERMINTAAN Adalah suatu koefisien yang menjelaskan besarnya persentase perubahan jumlah barang yang diminta akibat adanya persentase perubahan harga. Istilah yang lengkap adalah elastisitas harga-per-permintaan. Jika fungsi permintaan dinyatakan dengan Qd = f(p), maka elastisitas permintaannya adalah Ƞ d = Qd I. P Qd LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/

22 DERIVATIF CONTOH KASUS 2 Fungsi permintaan akan suatu barang ditunjukan oleh persamaan Qd = 70 8P 2. Tentukan elastisitas permintaannya pada tingkat harga P = 10! Analisislah! Penyelesaian: Diketahui : Qd = 70 8P 2 Qd I = -16P P = 10 Ditanya : Ƞ d? Jawab : Ƞ d = Qd I. P Qd Ƞ d = -16P. Ƞ d = -16(10). P 70 8P (10) 2 Ƞ d = 2,19 > 1 Elastis Analisis : Jadi besarnya elastisitas permintaan adalah 2,19 pada saat tingkat harga sebesar Rp.10. Jika harga tersebut mengalami perubahan sebesar 1% maka barang yang diminta akan mengalami perubahan sebanyak 2,19%. LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/

23 DERIVATIF Langkah-Langkah Pengerjaan Menggunakan Software Ec-Math 1. Buka aplikasi EC-Math, Pilih Derivatif, kemudian pilih Mencari Elastisitas Permintaan. Gambar 1.1 Tampilan Menu Derivatif 2. Masukkan Pangkat Terbesar sama dengan 2 kemudian tekan Enter Gambar 1.2 Tampilan Pangkat Terbesar LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/

24 DERIVATIF 3. Maka akan muncul tampilan di bawah ini. Masukkan angka yang diketahui di soal. Gambar 1.3 Tampilan Menu Input Data 4. Kemudian tekan Enter,maka hasilnya adalah sebagai berikut. Gambar 1.4 Output Data Elastisitas Permintaan LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/

25 DERIVATIF ELASTISITAS PENAWARAN Adalah suatu koefisien yang menjelaskan besarnya persentase perubahan jumlah barang yang ditawarkan berkenaan adanya persentase perubahan harga. Istilahnya yang lengkap adalah elastisitas harga-perpenawaran. Jika fungsi penawaran dinyatakan dengan Qs = f(p), maka elastisitas penawarannya adalah Ƞs = Qs. P Qs CONTOH KASUS 3 Fungsi penawaran suatu barang ditunjukkan oleh persamaan Qs = P². Tentukanlah elastisitas penawaran pada saat P = Rp5 per unit. Bagaimana sifat elastisitasnya? Analisislah! Penyelesaian: Diketahui : Qs = P² Qs I = 10P P = 5 Ditanya : Ƞs? Jawab : Ƞs = Qs. = 10P. P Qs P 60+5P 2 LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/

26 DERIVATIF = 10(5) (5) 2 Ƞs = 1,35 > 1 Elastis Analisis : Jadi, besarnya elastisitas penawaran adalah 1,35 pada saat harga produk sebesar Rp5. Jika harga tersebut mengalami perubahan 1% maka barang yang diminta akan mengalami perubahan sebesar 1,35%. Langkah Langkah Pengerjaan Menggunakan Software Ec-Math 1. Buka aplikasi EC-Math. Pilih Derivatif, kemudian pilih mencari Elastisitas Penawaran Gambar 1.5 Tampilan Menu Derivatif LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/

27 DERIVATIF 2. Masukkan Pangkat Terbesar sama dengan 2 kemudian tekan Enter Gambar 1.6 Tampilan Pangkat Terbesar 3. Maka akan muncul tampilan dibawah ini. Masukkan angka yang diketahui di soal Gambar 1.7 Tampilan Menu Input Data LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/

28 DERIVATIF 4. Kemudian tekan Enter, maka hasilnya adalah berikut Gambar 1.8 Output Data Elastisitas Penawaran ELASTISITAS PRODUKSI Adalah suatu koefisien yang menjelaskan besarnya perubahan jumlah keluaran (output) yang dihasilkan akibat adanya perubahan jumlah masukan (input) yang digunakan. Jika P melambangkan jumlah produk yang dihasilkan sedangkan X melambangkan jumlah input yang digunakan, dan fungsi produksi dinyatakan dengan P = f(x), maka elastisitas produksinya adalah Ƞp = P. X P CONTOH KASUS 4 Diketahui fungsi produksi suatu barang ditunjukkan oleh P = 5x³ - 8x². Hitunglah elastisitas pada X = 7 unit dan analisislah! LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/

29 DERIVATIF Penyelesaian: Diketahui : P = 5x³ 8x² P I = 15x² - 16x X = 7 Ditanya : Ƞp? Jawab : Ƞp = P. X P = (15x 2 16x). X 5x 3 8x 2 = 15x3 16x 2 5x 3 8x 2 = 15(7)3 16(7) 2 5(7) 3 8(7) 2 = Ƞp = 3,30 > 1 Elastis Analisis : Jadi besarnya elastisitas produksi adalah 3,30 pada saat jumlah masukkan (input) produk sebanyak 7 unit. Jika terjadi perubahan masukkan sebesar 1% maka barang yang diproduksi akan mengalami perubahan sebesar 3,30%. LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/

30 DERIVATIF Langkah Langkah Pengerjaan Menggunakan Software Ec-Math 1. Buka aplikasi EC-Math. Pilih Derivatif, kemudian pilih mencari Elastisitas Produksi Gambar 1.9 Tampilan Menu Derivatif 2. Masukkan Pangkat Terbesar sama dengan 3 kemudian tekan Enter Gambar 1.10 Tampilan Pangkat Terbesar LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/

31 DERIVATIF 3. Maka akan muncul tampilan dibawah ini. Masukkan angka yang diketahui di soal Gambar 1.11 Tampilan Menu Input Data 4. Kemudian tekan Enter, maka hasilnya adalah berikut Gambar 1.12 Output Data Elastisitas Produksi LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/

32 DERIVATIF 4.2 BIAYA BIAYA TOTAL (TC) Adalah seluruh biaya yang dibutuhkan untuk memproduksi atau memasarkan sejumlah barang atau jasa, baik yang merupakan biaya tetap atau biaya variabel. TC = F(Q) atau TC = FC + VC Dimana: TC = Biaya Total (Total Cost) FC = Biaya Tetap (Fixed Cost) VC = Biaya Variabel (Variabel Cost) Q = Jumlah Barang (Quantity) BIAYA RATA-RATA (AC) Biaya untuk memproduksi satu unit barang disebut sebagai biaya ratarata (average cost). Biaya rata-rata diperoleh dari biaya total dibagi dengan jumlah unit barang yang diproduksi. Dimana : AC = Biaya rata-rata (Average Cost) AC = TC Q = F(Q) Q LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/

33 DERIVATIF TC = Biaya Total (Total Cost) Q = Jumlah Barang (Quantity) BIAYA MARGINAL (MC) Adalah tingkat perubahan biaya total sebagai akibat adanya perubahan satu unit produk yang diproduksi. MC = TC = TC Q Dimana : MC = Biaya Marginal (Marginal Cost) TC = Perubahan Biaya Total Q = Perubahan Satu Unit Produk CONTOH KASUS 5 Biaya total yang dikeluarkan oleh perusahaan sabun mandi PT UNILOVER di tunjukkan oleh persamaan TC = 50Q Q 2 10Q Tentukan besarnya biaya total, biaya rata-rata, dan biaya marginal pada saat kuantitas 5 unit? Berikan Analisisnya! Penyelesaian: Diketahui : TC = 50Q Q 2 10Q + 15 Q = 5 LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/

34 DERIVATIF Ditanya : TC, AC, MC pada saat Q = 5? Jawab : TC = F(Q) = 50Q Q 2 10Q + 15 = 50(5) (5) 2 10(5) + 15 = = 7965 AC = TC Q = = 1593 MC = TC I = 150Q Q 10 = 150(5) (5) 10 = = 4440 Analisis : Jadi pada saat perusahaan memproduksi sebesar 5 unit maka biaya total yang dikeluarkan sebesar Rp dengan biaya rata-rata sebesar Rp dan biaya marginal Rp LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/

35 DERIVATIF Langkah Langkah Pengerjaan Menggunakan Software Ec-Math 1. Buka aplikasi EC-Math. Pilih Derivatif, kemudian pilih mencari Fungsi Biaya Gambar 1.13 Tampilan Menu Derivatif 2. Masukkan Pangkat Terbesar sama dengan 3 kemudian tekan Enter Gambar 1.14 Tampilan Pangkat Terbesar LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/

36 DERIVATIF 3. Maka akan muncul tampilan dibawah ini. Masukkan angka yang diketahui di soal Gambar 1.15 Tampilan Menu Input Data 4. Kemudian tekan Enter, maka hasilnya adalah berikut Gambar 1.16 Output Data Fungsi Biaya LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/

37 DERIVATIF 4.3 PENERIMAAN PENERIMAAN TOTAL (TR) Adalah hasil kali antara jumlah produk yang diminta atau yang terjual dengan harga produk per unit. TR = F(Q) = P. Q PENERIMAAN RATA-RATA (AR) Adalah hasil dari penerimaan per unit yang diperoleh dari penjualan suatu barang/jasa pada kuantitas tertentu. Fungsi Average revenue sama dengan fungsi permintaan dari harga barang tersebut. AR = TR Q = PxQ Q = P PENERIMAAN MARGINAL (MR) Adalah tambahan penerimaan total yang diakibatkan oleh adanya tambahan satu unit produk yang terjual. MR = TR = TR Q LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/

38 DERIVATIF CONTOH KASUS 6 Fungsi permintaan perusahaan batik ditunjukkan oleh P = -7Q Bagaimanakah persamaan penerimaan totalnya? Lalu berapakah besarnya penerimaan total, penerimaan rata-rata, dan penerimaan marginal jika penjualannya sebesar 10 unit? Analisislah! Penyelesaian: Diketahui : P = -7Q + 85 Q = 10 Ditanya : Persamaan TR? Besarnya TR, AR, MR pada saat Q = 10? Jawab : TR = P x Q = (-7Q + 85) x Q = -7Q Q Jika Q = 10, maka : TR = F(Q) = -7Q Q = -7(10) (10) = = 150 LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/

39 DERIVATIF AR = TR/Q = 150 / 10 = 15 MR = TR I = -14Q + 85 = -14(10) + 85 = -55 Analisis : Jadi penerimaan total yang diterima perusahaan batik saat penjualan 10 unit sebesar Rp 150 dengan penerimaan rata-rata sebesar Rp 15 dan penerimaan marginal sebesar Rp 55. Langkah Langkah Pengerjaan Menggunakan Software Ec-Math 1. Buka aplikasi EC-Math. Pilih Derivatif, kemudian pilih mencari Fungsi Penerimaan LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/

40 DERIVATIF Gambar 1.17 Tampilan Menu Derivatif 2. Masukkan Pangkat Terbesar sama dengan 2 kemudian tekan Enter Gambar 1.18 Tampilan Pangkat Terbesar LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/

41 DERIVATIF 3. Maka akan muncul tampilan dibawah ini. Masukkan angka yang diketahui di soal Gambar 1.19 Tampilan Menu Input data 4. Kemudian tekan Enter, maka hasilnya adalah berikut Gambar 1.20 Output Data Fungsi Penerimaan LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/

42 DERIVATIF 4.4 LABA MAKSIMUM Laba adalah selisih antara penerimaan total dengan biaya total, atau dapat dinyatakan dengan rumus : π = TR TC atau π = (P. Q) (FC + VC) Dimana : π = Laba TR = Penerimaan Total TC = Biaya Total Terdapat tiga pendekatan perhitungan laba maksimum yaitu : 1. Pendekatan Totalitas (Totality Approach) 2. Pendekatan Rata-Rata (Average Approach) 3. Pendekatan Marginal (Marginal Approach) Pada bab ini kita hanya akan membahas perhitungan laba maksimum dengan pendekatan marginal (Marginal Approach). Perhitungan laba dilakukan dengan membandingkan Biaya Marginal (MC) dan Pendapatan Marginal (MR). laba maksimum akan tercapai pada saat MR = MC. Laba (π dibaca: phi) = TR TC. Laba maksimum tercapai bila turunan pertama fungsi (dπ/dq) sama dengan nol dan nilainya sama dengan nilai turunan pertama TC (dtc/dq atau MC ) sehingga MR MC = 0. Dengan demikian, perusahaan akan memperoleh laba maksimum (atau kerugian minimum), bila ia berproduksi pada tingkat output di mana MR = MC. LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/

43 DERIVATIF CONTOH KASUS 7 Fungsi permintaan suatu barang ditunjukkan oleh persamaan P = -18Q dengan biaya variabel VC = 10Q 2 100Q. Biaya tetap yang dikeluarkan perusahaan sebesar Tentukanlah pada tingkat penjualan berapa perusahaan bisa mendapatkan laba maksimum dan berapakah besarnya laba tersebut? Berikan Analisisnya! Penyelesaian: Diketahui : TC = VC + FC = 10Q 2 100Q TR = P x Q = (-18Q )Q = -18Q Q Ditanya : Q pada saat laba maksimum, dan besar laba (π)? Jawab : MR = TR I MR = -36Q MC = TC I MC = 20Q 100 Perhitungan Laba Maksimum (π max ) MR = MC -36Q = 20Q = 20Q + 36Q LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/

44 DERIVATIF = 56Q Q = 91,07 91 TR = -18(91) (91) = TC = 10(91) 2 100(91) = πmax = = Analisis : Jadi untuk mendapatkan laba maksimum, perusahaan harus menjual produknya sebanyak 91 unit sehingga keuntungan maksimum yang didapat sebesar Rp Langkah Langkah Pengerjaan Menggunakan Software Ec-Math 1. Buka aplikasi EC-Math. Pilih Derivatif, kemudian pilih mencari Fungsi Laba Gambar 1.21 Tampilan Menu Derivatif LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/

45 DERIVATIF 2. Kemudian masukkan data-data yang ada di soal, maka akan muncul output seperti ini Gambar 1.22 Output Data Fungsi Laba LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/

46 INTEGRAL TAK TENTU INTEGRAL TAK TENTU 1. KONSEP DASAR INTEGRAL TAK TENTU Dalam kalkulus integral dikenal dua macam pengertian integral, yaitu Integral Tak Tentu (Indefinite Integral) dan Integral Tertentu (Definite Integral). Integral tak tentu adalah kebalikan dari diferensial, yakni suatu konsep yang berhubungan dengan proses penemuan suatu fungsi asal apabila turunan atau derevatif dari fungsinya diketahui, sedangkan Integral tertentu adalah suatu konsep yang berhubungan dengan proses pencarian luas suatu area yang batasbatas limit dari area tersebut sudah tertentu (Dumairy, 2012). Mengintegralkan suatu fungsi turunan f(x) berarti adalah mencari integral atau turunan-antinya, yaitu F(x). Bentuk umum integral dari f(x) adalah: f(x)dx = F(x) + k Keterangan : f(x)dx F(x) k = Tanda integral = Diferensial dari F(x) = Integral particular = Konstanta pengintegralan LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/

47 INTEGRAL TAK TENTU Dalam diferensial kita menemukan bahwa jika suatu fungsi asal dilambangkan dengan F(x) dan fungsi turunannya dilambangkan dengan f(x) maka: Untuk fungsi asal : F(x) = x Fungsi turunannya : f(x)dx = d F(x) dx = 2x Jika prosesnya dibalik, yakni fungsi turunan f(x) diintegralkan, maka : f(x)dx = F(x) + k = x 2 + k Karena derivatif dari setiap konstanta adalah nol. Jadi setiap kita mengintegralkan fungsi turunan konstanta k tetap dalam bentuk k. Nilai k tidak dapat diisi dengan sembarang bilangan tertentu kecuali nilai k tersebut sudah ditentukan. Karena ketidaktentuan nilai konstanta itulah maka bentuk integral yang merupakan kebalikan dari diferensial dinamakan integral tak tentu. 2. KAIDAH-KAIDAH DALAM INTEGRASI TAK TENTU Karena integrasi tak tentu pada dasarnya merupakan kebalikan dari diferensial, maka kaidah-kaidah integrasi tak tentu akan dapat dipahami berdasarkan pengetahuan tentang kaidah-kaidah diferensiasi. Kaidah 1. Formula Pangkat x n dx = xn+1 n+1 + k Contoh : LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/

48 INTEGRAL TAK TENTU x 4 dx = xn+1 n+1 + k = x5 5 + k = 0,2 x5 + k Kaidah 2. Formula Logaritmis 1 x dx = ln x + k Contoh : 3 x dx = 3 ln x + k Kaidah 3. Formula Eksponensial e x dx = e x + k e u du = e u + k u = f(x) Contoh : e x + 2 dx = e x + 2 d(x + 2 ) = e x k Kaidah 4. Formula Penjumlahan {f(x) + g(x)} = f(x) dx + g(x) dx = F(x) + G(x) + k Contoh : (x 4 + 3x 2 ) dx = x 4 dx + 3x 2 dx = 0,2x 5 + x 3 + k Kaidah 5. Formula Perkalian nf(x)dx = n f(x)dx Contoh : 3x 2 dx = 3 x 2 dx = 3 ( x k) = x3 + k LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/

49 INTEGRAL TAK TENTU Kaidah 6. Formula Substitusi f(u) du xn+1 dx = f(u) du = F(u) + k dx n+1 Contoh : Selesaikanlah x+3 x 2 +6x dx Misalkan u = x 2 + 6x, maka du = 2x + 6 dx Karena pembilang (x + 3) = 1 (du/dx). Sehingga : 2 x+3 x 2 +6x dx = 1/2(du/dx) u dx = 1/2du u = 1 2 du u = u du = 1 2 ln u + k 3. PENERAPAN EKONOMI Pendekatan integral tak tentu dapat diterapkan untuk mencari persamaan fungsi total dari suatu variable ekonomi apabila persamaan fungsi marginalnya diketahui. Karena fungsi marginal pada dasarnya merupakan turunan dari fungsi total, maka dengan proses sebaliknya, yaitu integrasi, dapat dicari fungsi asal dari fungsi turunan tersebut atau fungsi totalnya. 3.1 FUNGSI BIAYA BIAYA TOTAL (TC) = MC dq = f (Q) dq BIAYA RATA-RATA (AC) = TC Q LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/

50 INTEGRAL TAK TENTU CONTOH KASUS 1 Diketahui fungsi biaya marginal pada suatu perusahaan sebesar MC = 15Q Q + 5. Bentuklah persamaan biaya total dan biaya rata-rata apabila diketahui konstanta sebesar 5. Berapakah besarnya biaya total dan biaya rata-rata jika kuantitasnya sebesar 11? Analisislah! Penyelesaian: Diketahui : MC = 15Q Q + 5 Ditanya Jawab : TC TC TC = MC dq k = 5 Q = 11 : Persamaan TC dan AC? Besarnya TC dan AC jika Q = 11? = 15Q Q + 5 dq = 15Q Q Q + k TC = 5Q 3 + 9Q 2 + 5Q + 5 AC = TC Q AC = 5Q3 + 9Q 2 + 5Q + 5 Q AC = 5Q 2 + 9Q Q Jika Q = 11, maka : TC = 5Q 3 + 9Q 2 + 5Q + 5 TC = 5(11) 3 + 9(11) 2 + 5(11) + 5 TC = 5(1.331) + 9(121) LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/

51 INTEGRAL TAK TENTU TC = TC = AC = TC Q AC = AC = 709,45 Analisis: Apabila MC = 15Q Q + 5 dan konstanta sebesar 5, maka fungsi biaya total dan fungsi biaya rata-ratanya adalah TC = 5Q 3 + 9Q 2 + 5Q + 5 dan AC = 5Q 2 + 9Q Pada saat kuantitasnya sebesar 11 unit, maka biaya total sebesar Rp. Q dan biaya rata-ratanya sebesar Rp. 709,45. Langkah-Langkah Pengerjaan Menggunakan Software EC-Math 1. Buka aplikasi EC-Math Gambar 2.1 Tampilan Menu Awal Software Ec-Math LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/

52 INTEGRAL TAK TENTU 2. Pilih Integral Tak Tentu 3. Pilih Fungsi Biaya Gambar 2.2 Tampilan Menu Awal Integral Tak Tentu Gambar 2.3 Tampilan Menu Operasi Fungsi Biaya LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/

53 INTEGRAL TAK TENTU 4. Masukkan data-data yang diketahui dari soal. Untuk menentukan Banyaknya Variabel hitung berapa banyak variabel pada data soal, yaitu 2. Masukkan FC sebesar k, yaitu: 5. Kemudian masukkan persamaan MC seperti yang diketahui di soal. Klik Calculate. Gambar 2.4 Tampilan Menu Input Data Fungsi Biaya 5. Untuk mencari besarnya TC dan AC, masukkan nilai Q seperti yang ada di soal,yaitu 11. Kemudian klik Calculate. LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/

54 INTEGRAL TAK TENTU Gambar 2.5 Tampilan Menu Output Data Fungsi Biaya 3.2 FUNGSI PENERIMAAN PENERIMAAN TOTAL (TR) = MR dq = f (Q) dq PENERIMAAN RATA-RATA (AR) = TR Q CONTOH KASUS 2 Jika fungsi penerimaan marginal suatu perusahaan ditunjukkan oleh persamaan MR = 15Q Q + 5, maka bentuklah persamaan TR dan AR jika k = 0? Berapakah besarnya penerimaan total dan penerimaan rata-rata jika kuantitas yang terjual sebesar 15 unit? Analisislah! Penyelesaian: Diketahui : MR = 15Q Q + 5 LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/

55 INTEGRAL TAK TENTU k = 0 Q = 15 Ditanya : Persamaan TR dan AR? Besarnya TR dan AR jika Q = 15? Jawab : TR = MR dq TR = 15Q Q + 5 dq TR TR = 15Q Q2 2 = 5Q 3 + 5Q 2 + 5Q + 5Q + k AR = TR Q AR = 5Q3 + 5Q 2 +5Q Q AR = 5Q 2 + 5Q + 5 Jika Q = 15, maka : TR = 5Q 3 + 5Q 2 + 5Q TR = 5(15) 3 + 5(15) 2 + 5(15) TR = 5(3.375) + 5(225) + 75 TR = TR = AR = TR Q AR = AR = LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/

56 INTEGRAL TAK TENTU Analisis: Apabila MR = 15Q Q + 5 dan konstanta sebesar 0, maka fungsi penerimaan total dan fungsi penerimaan rata-ratanya adalah TR = 5Q 3 + 5Q 2 + 5Q dan AR = 5Q 2 + 5Q + 5. Pada saat kuantitasnya sebesar 15 unit, maka penerimaan total sebesar Rp dan penerimaan rata-ratanya sebesar Rp Langkah-Langkah Pengerjaan Menggunakan Software EC-Math 1. Buka aplikasi EC-Math Gambar 2.6 Tampilan Menu Awal Software Ec-Math 2. Pilih Integral Tak Tentu LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/

57 INTEGRAL TAK TENTU Gambar 2.7 Tampilan Menu Awal Integral Tak Tentu 3. Pilih Fungsi Penerimaan Gambar 2.8 Tampilan Menu Operasi Fungsi Penerimaan LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/

58 INTEGRAL TAK TENTU 4. Masukkan data-data yang diketahui dari soal. Untuk menentukan Banyaknya Variabel hitung berapa banyak variabel pada data soal, yaitu 2. Kemudian masukkan persamaan MR seperti yang diketahui di soal. Klik Calculate. Gambar 2.9 Tampilan Menu Input Data Fungsi Penerimaan 5. Untuk mencari besarnya TR dan AR, masukkan nilai Q seperti yang ada di soal,yaitu 15. Kemudian klik Calculate. LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/

59 INTEGRAL TAK TENTU Gambar 2.10 Tampilan Menu Output Data Fungsi Penerimaan 3.3 FUNGSI PRODUKSI TOTAL PRODUKSI (TP) PRODUKSI RATA-RATA (AP) = MP dx = f (X) dx = TP X Keterangan : X = Masukan atau Input LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/

60 INTEGRAL TAK TENTU CONTOH KASUS 3 Produksi marginal PT. PakaBopa ditunjukkan oleh persamaan MP = 75X X Bentuklah persamaan produksi total dan produksi rata-ratanya jika k = 0? Berapakah besarnya produksi total dan produksi rata-rata jika masukan yang digunakan sebesar 10 unit? Analisislah! Penyelesaian: Diketahui : MP = 75X X + 10 k = 0 X = 10 Ditanya : Persamaan TP dan AP? Besarnya TP dan AP jika X = 10? Jawab : TP = MP dx TP = 75X X + 10 dx TP TP = 75X X X + k = 25X X X AP AP = TP x = 25X3 + 25X 2 +10X x AP = 25X X + 10 Jika X = 10, maka : TP = 25X X X TP = 25(10) (10) (10) TP = 25(1000) + 25(100) TP = TP = LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/

61 INTEGRAL TAK TENTU AP = TP X AP = AP = Analisis : Apabila MP = 75X X + 10 dan konstanta sebesar 0, maka fungsi produksi total dan fungsi produksi rata-ratanya adalah TP = 25X X X dan AP = 25X X Pada saat kuantitasnya sebesar 10 unit, maka produksi total sebesar unit dan produksi rata-ratanya sebesar unit. Langkah-Langkah Pengerjaan Menggunakan Software EC-Math 1. Buka aplikasi EC-Math Gambar 2.11 Tampilan Menu Awal Software Ec-Math 2. Pilih Integral Tak Tentu LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/

62 INTEGRAL TAK TENTU 3. Pilih Fungsi Produksi Gambar 2.12 Tampilan Menu Awal Integral Tak Tentu Gambar 2.13 Tampilan Menu Operasi Fungsi Produksi LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/

63 INTEGRAL TAK TENTU 4. Masukkan data-data yang diketahui dari soal. Untuk menentukan Banyaknya Variabel hitung berapa banyak variabel pada data soal, yaitu 2. Kemudian masukkan persamaan MP seperti yang diketahui di soal. Klik Calculate. Gambar 2.14 Tampilan Menu Input Data Fungsi Produksi 5. Untuk mencari besarnya TP dan AP, masukkan nilai X seperti yang ada di soal,yaitu 10. Kemudian klik Calculate. LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/

64 INTEGRAL TAK TENTU Gambar 2.15 Tampilan Menu Output Data Fungsi Produksi 3.4 FUNGSI UTILITAS UTILITAS TOTAL (TU) = MU dq = f (Q) dq CONTOH KASUS 4 Bentuklah persamaan utilitas total dari seorang konsumen jika utilitas marginalnya ditunjukkan oleh persamaan MU = 18Q Q + 18 dan konstantanya sebesar 0? Berapakah besarnya utilitas total jika Q = 18? Analisislah! Penyelesaian: Diketahui : MU = 18Q Q + 18 k = 0 LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/

65 INTEGRAL TAK TENTU Q = 18 Ditanya : Persamaan TU? Besarnya TU jika Q = 18? Jawab : TU = MU dq TU = 18Q Q + 18 dq TU TU = 18Q Q k = 6Q 3 + 9Q Q Jika Q = 18, maka : TU = 6Q 3 + 9Q Q TU = 6(18) 3 + 9(18) (18) TU = 6(5.832) + 9(324) TU = TU = Analisis: Apabila MU = 18Q Q + 18 dan konstanta sebesar 0, maka fungsi utilitas total TU = 6Q 3 + 9Q Q. Pada saat kuantitasnya sebesar 18 unit, maka utilitas total sebesar FUNGSI KONSUMSI DAN FUNGSI TABUNGAN Dalam ekonomi makro, konsumsi (C) dan tabungan (S) dinyatakan fungsional terhadap pendapatan nasional (Y). C = f(y) = a + by LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/

66 INTEGRAL TAK TENTU Karena, Y = C + S Maka, S = -a + ( 1 b )Y Berdasarkan kaidah integrasi, konsumsi (C) adalah integral dari MPC dan tabungan (S) adalah integral dari MPS. C = MPC dy = F(Y) + k k = +a S = MPS dy = F(Y) + k k = -a Keterangan : MPC (Marginal Propensity to Consume) = Perbandingan antara besarnya perubahan konsumsi ( C) dengan perubahan Pendapatan Nasional ( Y) yang mengakibatkan adanya perubahan konsumsi tersebut. k = a = Autonomous Consumption = Konsumsi otonom menunjukkan besarnya konsumsi nasional pada saat Pendapatan Nasional sebesar nol. k = -a = Autonomous Saving = Tabungan otonom menunjukkan besarnya tabungan nasional pada saat Pendapatan Nasional sebesar nol. Dimana : 0,5 < MPC < 1 LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/

67 INTEGRAL TAK TENTU MPC + MPS = 1 MPC < 1 = Menunjukkan sebagian besar penggunaan tambahan pendapatan digunakan untuk menambah besarnya konsumsi, sedangkan sisanya yaitu sejumlah kecil merupakan tambahan tabungan. MPC > 0,5 = Menunjukkan lebih dari 50% pendapatan yang diperoleh digunakan untuk konsumsi. CONTOH KASUS 5 Carilah persamaan konsumsi dan persamaan tabungan masyarakat sebuah Negara jika diketahui konsumsi otonomnya sebesar 50 milyar dan MPC = 0,70. Berapa besar konsumsi dan tabungan masyarakat jika pendapatan nasional Negara sebesar 555 milyar? Analisislah! Penyelesaian: Diketahui : MPC = 0,70 k = a = 50 milyar Y = 555 milyar Ditanya : fungsi (C) dan fungsi (S)? Besar C dan S? Jawab : MPC + MPS = 1 MPS = 1 0,70 LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/

68 INTEGRAL TAK TENTU MPS = 0,30 Fungsi (C) f(y) = MPC dy f(y) = 0,70 dy f(y) = 0,70Y + k f(y) = 0,70Y + 50 Fungsi (S) f(y) = MPS dy f(y) = 0,30 dy f(y) = 0,30Y k f(y) = 0,30Y 50 Jika Y = 555, maka : C = 0,70Y + k = 0,70 (555) + 50 = 388, = 438,5 milyar S = 0,30Y k = 0,30 (555) 50 = 166,5 50 = 116,5 milyar Analisis : Apabila MPC = 0,70 dan konsumsi otonomnya sebesar 50 milyar, maka persamaan konsumsi yang terbentuk adalah C = 0,70Y + 50 dan persamaan tabungannya adalah S = 0,30Y 50. Jika pada saat Pendapatan Nasional sebesar LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/

69 INTEGRAL TAK TENTU 555 maka konsumsi dan tabungan masyarakat Negara sebesar Rp. 438,5 dan Rp. 116,5 milyar. Langkah-langkah Pengerjaan Menggunakan Software Ec-Math 1. Buka aplikasi EC-Math Gambar 2.16 Tampilan Menu Awal Software Ec-Math 2. Pilih Integral Tak Tentu LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/

70 INTEGRAL TAK TENTU Gambar 2.17 Tampilan Menu Awal Integral Tak Tentu 3. Pilih Fungsi Konsumsi Gambar 2.18 Tampilan Menu Operasi Fungsi Konsumsi LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/

71 INTEGRAL TAK TENTU 4. Masukkan nilai k atau a sesuai dengan data yang diketahui di soal sebesar 50, kemudian masukkan nilai MPC yaitu 0,70. Kemudian klik Calculate. Gambar 2.19 Tampilan Menu Input Data Fungsi Konsumsi 5. Masuk nilai Y sesuai data soal sebesar 555 pada kolom Y untuk menghitung nilai konsumsinya, klik Calculate. LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/

72 INTEGRAL TAK TENTU Gambar 2.20 Tampilan Menu Output Data Fungsi Konsumsi 6. Masukkan nilai k atau a sebesar -50 dan MPS sebesar 0,30. Kemudian masukan nilai Y sesuai data soal sebesar 555 pada kolom Y untuk menghitung nilai tabungannya, klik Calculate. Gambar 2.21 Tampilan Menu Output Data Fungsi Tabungan LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/

73 INTEGRAL TERTENTU INTEGRAL TERTENTU 1. KONSEP DASAR INTEGRAL TERTENTU Integral tertentu adalah integral dari suatu fungsi yang nilai-nilai variabel bebasnya (memiliki batas-batas) tertentu (Dumairy, 2012). Integral tertentu juga memiliki penafsiran sebagai suatu metode untuk menentukan luas daerah di bawah suatu kurva dengan batasan-batasan yang sudah ditentukan. Rumus integral tertentu : Keterangan : a = batas bawah b = batas atas dimana a < b Contoh : 5 8x 2 + 8x + 8 dx = 1 Penyelesaian 8x 2 + 8x + 8 dx = [ 8 3 x x2 + 8x] 1 5 b f(x)dx = [F(x)] b a = F(b) F(a) a 5 1 LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/

74 INTEGRAL TERTENTU 5 8x 2 + 8x x 2 + 8x x 2 + 8x x 2 + 8x x 2 + 8x = [ 8 3 (5)3 + 4(5) 2 + 8(5)] - [ 8 3 (1)3 + 4(1) 2 + 8(1)] = [ 8 3 (125) + 4(25) + 8(5)] - [8 (1) + 4(1) + 8(1)] 3 = [ = 473,33-14,67 = 458, ] - [ ] 2. PENERAPAN EKONOMI Integral tertentu dapat digunakan untuk mencari besarnya keuntungan konsumen (surplus konsumen) dan besarnya keuntungan produsen (surplus produsen). 2.1 SURPLUS KONSUMEN Surplus konsumen (Consumers Surplus) mencerminkan suatu keuntungan lebih atas surplus yang dinikmati oleh konsumen tertentu berkenaan dengan tingkat harga pasar suatu barang (Dumairy, 2012). Besarnya surplus konsumen (CS) ditunjukkan oleh luas area di bawah kurva permintaan (P = f(q)) tetapi di atas tingkat harga pasar (P e ). P P Surplus Konsumen (CS) P e (Q e, P e ) P = f(q) 0 Q e Q Q Gambar 3.1 Kurva Surplus Konsumen LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/

75 INTEGRAL TERTENTU Rumus surplus konsumen : Q e CS = f(q) dq Q e P e 0 atau P CS = f(p) dp P e Catatan: Untuk mencari surplus konsumen maka menggunakan fungsi permintaan. Keterangan : Q e = Tingkat kuantitas keseimbangan pasar P e = Tingkat harga keseimbangan pasar P = Tingkat harga pasar pada saat Q = 0 CONTOH KASUS 1 Jika fungsi permintaan suatu barang P d = 80 5Q dan fungsi penawaran P s = 8 + Q, hitunglah surplus konsumen dengan dua cara! Analisislah dan buat kurvanya! Penyelesaian: Diketahui : P d = 80 5Q P s = 8 + Q Ditanya : CS =? Jawab : LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/

76 INTEGRAL TERTENTU P d = P s 80 5Q = 8 + Q -5Q - Q = 8 80 P = 80 5Q P = 80 5(12) P e = 20-6Q = -72 Q e = 12 CARA 1 Q e CS = f(q) dq - Q e P e 0 12 CS = (80-5Q) dq - (12)(20) 0 CS = [80Q - 2,5Q 2 ] CS = [80(12) - 2,5(12) 2 ] - [80(0) - 2,5(0) 2 ] CS = CS = 360 CARA 2 P d = 80 5Q 5Q = 80 P Q d = 16 0,2P Jika Q = 0 ; P = 80 LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/

77 INTEGRAL TERTENTU P CS = f(p) dp P e 80 CS= (16-0,2P) dp CS = [16P - 0,1P 2 ] 20 CS = [16(80) - 0,1(80) 2 ] - [16(20) - 0,1(20) 2 ] CS = CS = 360 Analisis: Jadi surplus yang diterima konsumen tersebut sebesar Rp 360 karena konsumen dapat membeli dengan harga Rp 20 padahal konsumen sanggup membayar lebih tinggi dari harga keseimbangan sebesar Rp 20. Langkah membuat kurva 1. P d = 80 5Q Misalkan P = 0 Q = 16 Misalkan Q = 0 P = Letakkan nilai kuantitas keseimbangan pasar (Q e = 12) dan harga keseimbangan pasar (P e = 20) 3. Untuk area surplus konsumen dapat dihitung dengan rumus luas segitiga (L = 1 a.t). 2 LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/

78 INTEGRAL TERTENTU P 80 Area Surplus Konsumen (CS) : L = 1 2 a.t L = L = Q Gambar 3.2 Kurva Surplus Konsumen Contoh Kasus 1 Langkah-Langkah Pengerjaan Menggunakan Software EC-Math CARA 1 1. Buka software EC-Math, pilih materi Integral Tertentu, lalu pilih Surplus Konsumen 1. Gambar 3.3 Tampilan Awal Integral Tertentu LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/

79 INTEGRAL TERTENTU 2. Pilih jumlah variabel Q yang tertera pada soal (lihat fungsi permintaan), pilih 1 variabel. Gambar 3.4 Tampilan Surplus Konsumen 1 3. Masukkan data-data sesuai pada soal, jika sudah klik Hitung maka akan muncul tampilan jawaban. Gambar 3.5 Hasil Perhitungan Surplus Konsumen 1 LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/

80 INTEGRAL TERTENTU CARA 2 1. Buka software EC-Math, pilih materi Integral Tertentu, lalu pilih Surplus Konsumen 2. Gambar 3.6 Tampilan Awal Integral Tertentu 2. Pilih jumlah variabel Q yang tertera pada soal (lihat fungsi permintaan), pilih 1 variabel. Gambar 3.7 Tampilan Surplus Konsumen 2 LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/

81 INTEGRAL TERTENTU 3. Masukkan data-data sesuai pada soal, jika sudah klik Hitung maka akan muncul tampilan jawaban. Gambar 3.8 Hasil Perhitungan Surplus Konsumen 2 CONTOH KASUS 2 Jika fungsi permintaan P = 58 8Q dan tingkat kuantitas keseimbangan pasarnya sebesar 5, hitunglah surplus konsumen dengan dua cara! Analisislah dan buat kurvanya! Penyelesaian: Diketahui : P = 58 8Q Q e = 5 Ditanya : CS =? Jawab : P = 58 8Q LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/

82 INTEGRAL TERTENTU P = 58 8(5) P e = 18 CARA 1 Q e CS = f(q) dq - Q e P e 0 5 CS = (58-8Q) dq - (5)(18) 0 CS = [58Q - 4Q 2 ] CS = [58(5) - 4(5) 2 ] - [58(0) - 4(0) 2 ] - 90 CS = CS = 100 CARA 2 P = 58 8Q 8Q = 58 P Q = 7,25 0,125P Jika Q = 0 ; P = 58 P CS = f(p) dp P e 58 CS= (7,25-0,125P) dp CS = [7,25P - 0,0625P 2 ] 18 LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/

83 INTEGRAL TERTENTU CS = [7,25(58) - 0,0625(58) 2 ] - [7,25(18) - 0,0625(18) 2 ] CS = 210,25-110,25 CS = 100 Analisis: Jadi surplus yang diterima konsumen tersebut sebesar Rp 100 karena konsumen dapat membeli dengan harga Rp 18 padahal konsumen sanggup membayar lebih tinggi dari harga keseimbangan sebesar Rp 18. Langkah membuat kurva 1. P = 58 8Q Misalkan P = 0 Q = 7,25 Misalkan Q = 0 P = Letakkan nilai kuantitas keseimbangan pasar (Q e = 5) dan harga keseimbangan pasar (P e = 18) 3. Untuk area surplus konsumen dapat dihitung dengan rumus luas segitiga (L = 1 a.t). 2 P 58 Area Surplus Konsumen (CS) : L = 1 2 a.t 18 L = L = ,25 Q Gambar 3.9 Kurva Surplus Konsumen Contoh Kasus 2 LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/

84 INTEGRAL TERTENTU Langkah-Langkah Pengerjaan Menggunakan Software EC-Math CARA 1 1. Buka software EC-Math, pilih materi Integral Tertentu, lalu pilih Surplus Konsumen 1. Gambar 3.10 Tampilan Awal Integral Tertentu 2. Pilih jumlah variabel Q yang tertera pada soal (lihat fungsi permintaan), pilih 1 variabel. Gambar 3.11 Tampilan Surplus Konsumen 1 LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/

85 INTEGRAL TERTENTU 3. Masukkan data-data sesuai pada soal, jika sudah klik Hitung maka akan muncul tampilan jawaban. Gambar 3.12 Hasil Perhitungan Surplus Konsumen 1 CARA 2 1. Buka software EC-Math, pilih materi Integral Tertentu, lalu pilih Surplus Produsen 1. Gambar 3.13 Tampilan Awal Integral Tertentu LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/

86 INTEGRAL TERTENTU 2. Pilih jumlah variabel Q yang tertera pada soal (lihat fungsi permintaan), pilih 1 variabel. Gambar 3.14 Tampilan Surplus Konsumen 2 3. Masukkan data-data sesuai pada soal, jika sudah klik Hitung maka akan muncul tampilan jawaban. Gambar 3.15 Hasil Perhitungan Surplus Konsumen 2 LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/

87 INTEGRAL TERTENTU 2.2 SURPLUS PRODUSEN ` Surplus produsen (Produsers Surplus) mencerminkan suatu keuntungan lebih atau surplus yang dinikmati oleh produsen tertentu berkenaan dengan tingkat harga pasar dari barang yang ditawarkannya (Dumairy, 2012). Besarnya surplus produsen ditunjukkan oleh luas area di atas kurva penawaran (P = f(q)) tetapi dibawah tingkat harga pasar (P e ). P P e (Q e, P e ) P = f(q) Surplus Produsen (PS) P Q 0 Q e Gambar 3.16 Kurva Surplus Produsen Rumus surplus produsen : Q e PS = Q e P e f(q) dq atau 0 P e PS = f(p) dp P Catatan: Untuk mencari surplus produsen maka menggunakan fungsi penawaran. Keterangan : Q e = Tingkat kuantitas keseimbangan pasar P e = Tingkat harga keseimbangan pasar LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/

88 INTEGRAL TERTENTU P = Tingkat harga pasar pada saat Q = 0 CONTOH KASUS 3 Diketahui fungsi penawaran suatu barang yang dijual PT Pledis adalah P s = 51 + Q dan fungsi permintaannya P d = 87 Q. Hitunglah surplus PT Pledis sebagai produsen dengan menggunakan dua cara! Analisis dan buatlah kurvanya! Penyelesaian: Diketahui : P d = 87 Q P s = 51 + Q Ditanya : PS =? Jawab : P d = P s P = 51 + Q 87 Q = 51 + Q -Q - Q = P = P e = 69 CARA 1-2Q = -36 Q e = 18 Q e PS = Q e P e - f(q) dq 0 18 PS = (69)(18) - (51 + Q) dq 0 LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/

89 INTEGRAL TERTENTU PS = [51Q + 0,5Q 2 ] 0 18 PS = [51(18) + 0,5(18) 2 ] - [51(0) - 0,5(0) 2 ] PS = PS = 162 CARA 2 P s = 51 + Q -Q = 51 P Q s = P Jika Q = 0 ; P = 51 P e PS = f(p) dp P 69 PS= (-51 + P) dp PS = [-51P + 0,5P 2 ] 51 PS = [-51(69) + 0,5(69) 2 ] - [-51(51) + 0,5(51) 2 ] PS = ,5 - (-1.300,5) PS = 162 Analisis: Jadi surplus yang diperoleh PT Pledis adalah sebesar Rp 162 karena PT Pledis dapat menjual barang dengan harga Rp 69 padahal sebenarnya perusahaan LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/

90 INTEGRAL TERTENTU tersebut bersedia menjual dengan harga yang lebih rendah dari harga keseimbangan sebesar Rp 69. Langkah membuat kurva 1. P s = 51 + Q Misalkan P = 0 Q = -51 Misalkan Q = 0 P = Letakkan nilai kuantitas keseimbangan pasar (Q e = 18) dan harga keseimbangan pasar (P e = 69) 3. Untuk area surplus konsumen dapat dihitung dengan rumus luas segitiga (L = 1 a.t). 2 P P s = 51 + Q Area Surplus Produsen (PS) : L = 1 2 a.t L = Q L = 162 Gambar 3.17 Kurva Surplus Produsen Contoh Kasus 3 Langkah-Langkah Pengerjaan Menggunakan Software EC-Math CARA 1 1. Buka software EC-Math, pilih materi Integral Tertentu, lalu pilih Surplus Produsen 1. LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/

91 INTEGRAL TERTENTU Gambar 3.18 Tampilan Awal Integral Tertentu 4. Pilih jumlah variabel Q yang tertera pada soal (lihat fungsi penawaran), pilih 1 variabel. Gambar 3.19 Tampilan Surplus Produsen 1 LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/

92 INTEGRAL TERTENTU 5. Masukkan data-data sesuai pada soal, jika sudah klik Hitung maka akan muncul tampilan jawaban. Gambar 3.20 Hasil Perhitungan Surplus Produsen 1 CARA 2 1. Buka software EC-Math, pilih materi Integral Tertentu, lalu pilih Surplus Produsen 2. Gambar 3.21 Tampilan Awal Integral Tertentu LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/

93 INTEGRAL TERTENTU 2. Pilih jumlah variabel Q yang tertera pada soal (lihat fungsi penawaran), pilih 1 variabel. Gambar 3.22 Tampilan Surplus Produsen 2 3. Masukkan data-data sesuai pada soal, jika sudah klik Hitung maka akan muncul tampilan jawaban. Gambar 3.23 Hasil Perhitungan Surplus Produsen 2 LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/

94 TRANSENDENTAL TRANSENDENTAL 1. KONSEP DASAR TRANSENDENTAL Pada dasarnya fungsi diklasifikasikan menjadi dua, yaitu fungsi aljabar dan non aljabar. Fungsi non aljabar biasa disebut juga sebagai fungsi transendental (transcendent function). Disebut fungsi transendental karena fungsi ini adalah fungsi yang melampaui fungsi aljabar, dengan kata lain tidak dapat dinyatakan dalam istilah aljabar. Yang termasuk dalam fungsi transendental adalah fungsi eksponensial, fungsi logaritmik, fungsi trigonometrik, dan fungsi hiperbolik. Penemu dari fungsi transendental dan fungsi yang terdapat dalam transendental adalah Leonhard Euler. Fungsi eksponensial berbeda dengan fungsi pangkat. Fungsi pangkat adalah suatu fungsi dimana variabel bebasnya dipangkatkan dengan suatu konstanta. Sedangkan fungsi eksponensial adalah suatu fungsi dimana konstantanya dipangkatkan dengan variabel bebasnya Logaritma dapat diartikan sebagai pangkat dari suatu bilangan pokok untuk menghasilkan suatu bilangan tertentu. Misalnya, 7 2 = 49, ini berarti eksponen 2 sebagai logaritma dari 49 dengan bilangan pokok 7. Dan pernyataan ini dapat ditulis 7 Log 49 = 2. Sedangkan fungsi logaritma adalah fungsi yang variabel bebasnya merupakan logaritma, seperti y = a log x atau y = a + b log x. Fungsi trigonometrik, trigonometri diambil dari bahasa yunani, trigonos dan metron. Trigonos berarti segitiga dan metron berarti ukuran sehingga trigonometri dikenal sebagai ilmu ukur segitiga. Contoh dari fungsi trigonometrik y = sin x, y = cos 2x LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/

95 TRANSENDENTAL Namun pokok pembahasan di sini hanya pada fungsi eksponensial dan fungsi logaritmik. Baik fungsi eksponensial maupun logaritmik keduanya memiliki hubungan yang erat, dikarenakan fungsi logaritma adalah fungsi balilk (inverse) dari fungsi eksponen tertentu, atau sebaliknya. 1.1 FUNGSI EKSPONENSIAL Fungsi eksponensial berbeda dengan fungsi pangkat. Fungsi pangkat adalah suatu fungsi dimana variabel bebasnya dipangkatkan dengan suatu konstanta. Sedangkan fungsi eksponensial adalah suatu fungsi dimana konstantanya dipangkatkan dengan variabel bebas. Bentuk Fungsi Eksponensial yang paling sederhana adalah : y = n x Dimana : n > 0 Bentuk Fungsi Eksponensial yang lebih umum adalah : y = ne kx + c Dimana : n 0 e = 2,71828 Hukum hukum Eksponensial, antara lain : 1. a 0 = 1 2. a k = 1 a k 3. a 1/q q = a 4. a m a n = a m+n 5. a m / a n = a m n 6. (a m ) k = a mk LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/

96 TRANSENDENTAL Berikut salah satu contoh soal dari hukum hukum eksponensial : 1. Z = 5 0 jawab : Z = 5 0 Z = 1 2. Z = 5 5 jawab : Z = Z = 0, Z = 7 1/5 jawab : 5 Z = 7 Z = 1, Z = jawab : Z = Z = 8 6 Z = Z = 7 5 / 7 1 jawab : Z = Z = 7 4 Z = Z = (5 5 ) 1 jawab : Z = 5 5x1 Z = LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/

97 TRANSENDENTAL Contoh soal fungsi eksponensial dengan fungsi yang umum : Tentukan titik potong kurva eksponensial, y = e 0,15x 5, pada masing masing sumbu dan hitunglah f(7)! jawab : Pada sumbu x ; y = 0 e 0,15x 5 = 0 e 0,15x = 5 Ln e 0,15x = Ln 5 0,15x Ln e = Ln 5 0,15x = 1,609 x = 10,726 Titik potong nya ( 10,726 ; 0 ) Ket : Ln e = 1 Ln 1 = 0 Pada sumbu y ; x = 0 y = e 0,15x 5 y = e 0,15(0) 5 y = e 0 5 y = 1-5 LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/

98 TRANSENDENTAL y = - 4 Titik Potongnya (0 ; -4) Pada x = 7 y = e 0,15x 5 y = e 0,15(7) 5 y = e 1,05 5 y = 2, ,05 5 y = 2, y = -2,1423 Titik potongnya ( 4 ; -2,1423 ) 1.2 FUNGSI LOGARITMIK Logaritma dapat diartikan sebagai pangkat dari suatu bilangan pokok untuk menghasilkan suatu bilangan tertentu. Misalnya, 7 2 = 49, ini berarti eksponen 2 sebagai logaritma dari 49 dengan bilangan pokok 7. Dan pernyataan ini dapat ditulis Log7 49 = 2. Sedangkan fungsi logaritma adalah fungsi yang variabel bebasnya merupakan logaritma, seperti y = a log x atau y = a + b log x. Bentuk Fungsi Logaritmik yang paling sederhana : y = n logx Dimana : n > 0 n ± 1 Bentuk Fungsi Logaritmik yang paling umum adalah : LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/

99 TRANSENDENTAL y = a Ln ( 1 + x ) + b Dimana : x > -1 Hukum hukum logaritma, antara lain: 1. log a.b = log a + log b 2. log a/b = log a log b 3. a log b = c, maka a c = b 4. a log a = 1 5. a log x n = n a log x 6. a log 1 = 0 7. a log b. b log c = a log c Contoh soal hukum logaritma : 1. 5 log 5 jawab : 5 log 5= log 1 jawab : 8 log 1= 0 3. log (100)(1.000) jawab : log (100)(1.000) = log log LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/

100 TRANSENDENTAL = = 5 Contoh soal logaritmik dalam bentuk fungsi yang umum : Tentukan titik potong kurva logaritmik, y = -1,5 Ln ( 1 + x ) 1, pada masingmasing sumbu dan hitunglah f(5)? jawab : Pada sumbu x ; y = 0-1,5 Ln (1 + x) 1 = 0-1,5 Ln ( 1 + x) = 1 Ln (1 + x) = -0, x = e 0, x = 0,5117 x = -0,4883 Titik potongnya (-0,4883 ; 0) Pada sumbu y ; x = 0 y = -1,5 Ln (1 + x) 1 y = -1,5 Ln (1 + 0) 1 y = -1,5 Ln 1 1 y = -1, y = -1 Titik potongnya ( 0 ; -1) Untuk x = 5 LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/

101 TRANSENDENTAL y = -1,5 Ln (1 + x) 1 y = -1,5 Ln (1 + 5) 1 y = -1,5 Ln 6 1 y = -2, y = -3,6876 Titik potongnya ( 5 ; -3,6876 ) 2. PENERAPAN EKONOMI Banyak model-model bisnis dan ekonomi sangat relavan ditelaah dan diimplementasikan dengan fungsi eksponensial dan fungsi logaritmik, khususnya model-model yang berkenaan dengan aspek pertumbuhan. Model-model yang menerapkan fungsi eksponensial dan fungsi logaritmik antara lain: 2.1 MODEL BUNGA MAJEMUK Bunga majemuk merupakan bentuk dari fungsi eksponensial. Model bunga majemuk digunakan untuk menghitung jumlah nilai dimasa yang akan datang ditambah dengan akumulasi penambahan bunga, misalnya besarnya pembelian kredit dimasa yang akan datang berdasarkan tingkat suku bunga nya, dan jumlah investasi yang akan diterima dimasa yang akan datang dengan diketahui jumlah nilai sekarang dan tingkat suku bunga nya. Jika modal awal atau (Present) dibunga majemukkan secara tahunan pada suku bunga (interest) selama n tahun, maka rumus yang digunakan: Fn = P (1 + i) n LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/

102 TRANSENDENTAL Jika bunga dimajemukan lebih dari satu kali (misal setiap triwulan, caturwulan, atau semester) dalam setahun, maka menggunakan rumus: Fn = P (1 + i m )m.n Keterangan rumus: Fn : Jumlah saldo pinjaman atau tabungan setelah n tahun P : Jumlah saldo sekarang atau awalnya i : Tingkat suku bunga pertahun m : Frekuensi pembayaran bunga dalam setahun n : Jumlah tahun Dalam hal ini Fn merupakan variabel terikat ( dependent variable) dan n sebagai variabel bebas ( independent variable). Dengan demikian, prinsip-prinsip penyelesaian persamaan eksponensial relevan diterapkan pada model ini. Model Bunga Majemuk Sinambung Apabila bunga dimajemukkan secara kontinu selama satu tahun (m sangat besar atau bunga diperhitungkan secara terus menerus) maka untuk mencari jumlah nilai dimasa yang akan datang Fn adalah : Fn P.e i.n Dimana e = 2,71828 LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/

103 TRANSENDENTAL Bentuk ini dinamakan model bunga majemuk sinambung (continous compound interest). Bunga majemuk sinambung dalam kasus pinjam meminjam seringkali dipraktekan oleh para pelepas uang atau rentenir atau lintah darat yang kadang-kadang menetapkan atau memperhitungkan bunga atas uang yang dipinjamkannya secara harian (m = 360). CONTOH KASUS 1 Bu Nisa akan menyekolahkan anak nya di jenjang perkuliahan, untuk membayar setoran pertama bu Nisa memutuskan untuk meminjam uang pada Bank. Diketahui bu Nisa meminjam uang sebesar Rp , untuk jangka waktu 5 tahun dengan tingkat suku bunga 5% pertahun. Berdasarkan data tersebut maka a. Hitunglah jumlah uang yang harus dikembalikan bu Nisa pada saat jatuh tempo, jika suku bunga diperhitungkan per caturwulan! b. Hitunglah jumlah uang yang harus dikembalikan bu Nisa pada saat jatuh tempo, jika suku bunga diperhitungkan per jam! Penyelesaian : Diketahui : P = Rp i = 0,05 n = 5 m = 3 Ditanya : F5 per caturwulan? Jawab : F5 per jam? a. Per caturwulan (menggunakan rumus bunga majemuk biasa) 1) Tanpa menggunakan logaritma Fn = P (1 + i m )n.m F5 = (1 + 0,05 3 )15 F5 = (1,017) 15 LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/

104 TRANSENDENTAL F5 = (1,2876) F5 = ) Dengan menggunakan logaritma F5 = (1,017) 15 Log F5 = Log log 1,017 Log F5 = 7, ,1098 Log F5 = 7,1332 F5 = b. Per jam (menggunakan rumus bunga majemuk sinambung) 1) Tanpa menggunakan logaritma natural Fn = P. e i.n F5 = x e 0,25 F5 = x 1,2840 F5 = ) Dengan menggunakan logaritma natural F5 = x e 0,25 Ln F5 = Ln ,25 Ln e Ln F5 = 16, ,25 Ln F5 = 16,4221 F5 = Analisis: Maka jumlah uang yang harus dikembalikan oleh bu Nisa saat jatuh tempo apabila pembayaran bunga dihitung per caturwulan adalah sebesar Rp ,-. Sedangkan jika pembayaran bunga dihitung per jam, maka jumlah uang yang harus dikembalikan bu Nisa saat jatuh tempo adalah sebesar Rp LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/

105 TRANSENDENTAL Langkah Langkah Pengerjaan Menggunakan Software EC-Math: 1. Buka software Ec-Math. 2. Pilih menu Transedental, kemudian klik Transedental. 3. Pilih Model Bunga Majemuk, kemudian masukan data yang ada pada soal ke software. Setelah itu klik hasil. Gambar 4.1 Hasil Perhitungan Model Bunga Majemuk Catatan: Hasil perhitungan secara manual dengan menggunakan software Ec-Math tidak persis sama karena pada perhitungan secara manual menggunakan pembulatan 4 angka dibelakang koma, sedangkan pada software Ec-Math tidak menggunakan pembulatan. 2.2 MODEL PERTUMBUHAN Model pertumbuhan merupakan bentuk dari fungsi eksponensial. Model ini dapat digunakan untuk menghitung pertumbuhan beberapa variabel, seperti LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/

106 TRANSENDENTAL penduduk dan makhluk hidup lainnya. Namun, kali ini hanya variabel pertumbuhan penduduk yang akan dibahas. Rumus yang digunakan adalah : Pt = P1. R t 1 Dimana R didapatkan dengan cara R = 1 + r Keterangan rumus: Pt : Jumlah penduduk pada tahun ke-t t : Jumlah tahun P1 : Jumlah penduduk pada tahun pertama (tahun basis) r : Tingkat pertumbuhan R : Tingkat pertumbuhan setelah ditambah 100% pertumbuhan pada tahun basis Agar model di atas dapat diterapkan secara umum terhadap segala macam variabel dan tidak semata-mata hanya terpaku pada masalah kependudukan, maka persamaan di atas dapat diubah bentuknya menjadi : Nt = N1. R t 1 Dimana R didapatkan dengan cara R = 1 + r Keterangan rumus : N : Variabel yang sedang diamati r : Persentase pertumbuhan per satuan watu t : Indeks tahun LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/

107 TRANSENDENTAL CONTOH KASUS 2 Diketahui jumlah Anggota yang menjadi pengurus Bank Alpha di kota Depok pada tahun 2011 berjumlah 578 anggota, diketahui dengan tingkat pertumbuhan 5% per tahun. Berdasarkan data tersebut hitunglah jumlah anggota Bank Alpha di kota Depok pada tahun 2017! Penyelesaian : Diketahui : N1 = 578 r = 0,05 R = 1 + 0,05 = 1,05 t = 7 Ditanya : N7? Jawab : 1) Tanpa menggunakan logaritma Nt = N1 x R t 1 N7 = 578 x 1,05 6 N7 = 578 x 1,3401 N7 = 774 orang 2) Dengan menggunakan logaritma Nt = N1 x R t 1 N7 = 578 x 1,05 6 Log N7 = log log 1,05 Log N7 = 2, ,1271 Log N7 = 2,889 N7 = 774 orang LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/

108 TRANSENDENTAL Analisis: Maka dalam jangka waktu 7 tahun ke depan diperkirakan jumlah anggota Bank Alpha akan meningkat menjadi 774 orang, dengan jumlah peningkatan sebanyak 196 orang. Langkah Langkah Pengerjaan Menggunakan Software EC-Math: 1. Buka software Ec-Math, kemudian pilih materi Transedental 2. Pilih menu Transedental, kemudian klik Transedental 3. Pilih menu Model Pertumbuhan, kemudian masukan angka yang terdapat pada soal ke dalam software, klik hasil untuk melihat jawaban nya. Gambar 4.2 Hasil Perhitungan Model Pertumbuhan Catatan: Dalam mencari jumlah pertumbuhan makhluk hidup, hasil yang ditulis sebagai jawaban adalah angka awal saja tanpa pembulatan, angka dibelakang koma LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/

109 TRANSENDENTAL diabaikan karena hal yang berhubungan dengan jiwa seseorang tidak dapat dibulatkan ke atas. 2.3 KURVA GOMPERTZ Metode ini digunakan untuk menganalisis variabel yang meningkat secara eksponensial selama jangka waktu tertentu, tetapi sesudah itu peningkatannya sangat kecil atau tidak berarti meskipun waktu terus berjalan. Rumus yang digunakan dalam kurva gompertz adalah sebagai berikut : N = c. a rt Keterangan : N = Jumlah variabel tertentu yang sedang diamati c = Batas jenuh Pertumbuhan a = Proporsi pertumbuhan awal ( X ) C x = Pertumbuhan awal r = Tingkat pertumbuhan rata rata t = Indeks waktu CONTOH KASUS 3 PT. Sinar Kencana adalah perusahaan yang memproduksi sepatu, yang setiap tahunnya mengalami peningkatan penjualan sebesar 55%, dengan penjualan awal sebesar 758 unit. Jika batas jenuh penjualan sebesar unit, berapakah jumlah produk yang akan terjual setelah perusahaan beroperasi selama 8 tahun? Penyelesaian : LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/

110 TRANSENDENTAL Diketahui : c = x = 758 r = 0,55 Ditanya : N8? Jawab : a = = 0,4265 t = 8 1) Tanpa menggunakan logaritma N = c x a rt N = x 0,4265 0,558 N = x 0,4265 0,008 N = x 0, N = ) Dengan menggunakan logaritma N = x 0,4265 0,558 N = x 0,4265 0,008 Log N = Log ,008 Log 0,4265 Log N = 3, ,008 ( -0, ) Log N = 3, ( -0, ) Log N = 3, N = Analisis : Jadi setelah beroperasi 8 tahun, PT. Sinar Kencana akan menjual unit sepatu jika penjualan awalnya sebesar 758 unit dengan tingkat pertumbuhan 55% setiap tahun, dan batas jenuh penjualan Langkah Langkah Pengerjaan Menggunakan Software EC-Math: 1. Buka software Ec-Math, kemudian pilih materi Transedental LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/

111 TRANSENDENTAL 2. Pilih menu Transedental, kemudian klik Transedental 3. Pilih menu Kurva Gompertz, kemudian masukan angka yang terdapat pada soal ke dalam software, klik hasil untuk melihat jawaban nya. Gambar 4.3 Hasil Perhitungan Kurva Gompertz 2.4 KURVA BELAJAR Kurva belajar merupakan bagian penerapan ekonomi dalam transendental. Model ini lebih banyak digunakan ke dalam penerapan ekonomi untuk menggambarkan perilaku produksi dan biaya dalam hubungannya dengan variabel waktu. a. Bentuk Dasar y = m - se kx LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/

112 TRANSENDENTAL Dimana : m = Batas jenuh y atau y tertinggi yang dapat tercapai k,m,s > 0 b. Perilaku Produksi P = Pm Ps. e r.t Keterangan rumus : P : Produksi per satuan waktu setelah t satuan waktu Pm : Kapasitas produksi maksimum per satuan waktu Ps : Sisa kapasitas produksi pada permulaan kegiatan produksi (pada t=0) t : Indeks waktu r : Tingkat pertumbuhan produksi c. Perilaku Biaya C = Cm Cs. e r.t Keterangan rumus : C : Biaya total per satuan waktu Cm : Biaya maksimum yang diperkenankan (anggaran yang disediakan) per satuan waktu Cs : Sisa anggaran pada permulaan periode ( pada t = 0) t : Indeks waktu r : Persentase kenaikan biaya per satuan waktu CONTOH KASUS 4 Koperasi karyawan PT. Indosap atau KOPINDOSAP mampu menghasilkan produksi sebesar 75% dari kapasitas maksimum saat pertama kali berproduksi. Kepala Bagian memberikan keyakinan bahwa kegiatan produksinya dapat LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/

113 TRANSENDENTAL ditingkatkan 15% setiap bulan. Jika kapasitas produksi maksimum yang diperkenanan KOPINDOSAP sejumlah perbulan, hitunglah besarnya jumlah produksi perusahaan setelah beroperasi selama 5 bulan! Penyelesaian : Diketahui : Pm = Ps = 25% ( 1.555) = 388,25 r = 15% = 0,15 t = 5 Ditanya : P5? Jawab : 1) Tanpa menggunakan logaritma P5 = Pm Ps x e r.t P5 = x e 0,15.5 P5 = x e 0,75 P5 = ( 0,4723) P5 = ,2524 P5 = 1.371, ) Dengan menggunakan logaritma natural P5 = x e 0,15.5 P5 = x e 0,75 Ln P5 = (-0,75 ln e ) Ln P5 = ( -0,75 x 1 ) Ln P5 = ( anti ln -0,75 ) Ln P5 = (0,4723) P5 = ,2524 P5 = 1.371, LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/

114 TRANSENDENTAL Analisis: Dengan kapasitas produksi maksimum sebesar unit perbulan dan peningkatan produksi 15% setiap bulannya, maka jumlah produksi yang dihasilkan perusahaan setelah beroperasi selama 5 bulan adalah unit. Langkah Langkah Pengerjaan Menggunakan Software EC-Math: 1. Buka software Ec-Math 2. Pilih menu Transedental, klik Transedental kemudian pilih Model Kurva Belajar 3. Pilih mencari P, kemudian masukkan angka yang diketahui pada soal ke dalam software klik hasil untuk melihat jawaban. Catatan: Gambar 4.4 Hasil Perhitungan Kurva Belajar Untuk model kurva belajar dalam mencari unit produksi, maka hasil akhir nya tidak dilakukan pembulatan angka, karena unit produksi berkaitan dengan benda yang hanya dihitung barang yang sudah jadi saja. LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG ATA 2017/

LABORATORIUM MANAJEMEN DASAR MODUL MATEMATIKA EKONOMI 2 ATA 2014/2015

LABORATORIUM MANAJEMEN DASAR MODUL MATEMATIKA EKONOMI 2 ATA 2014/2015 LABORATORIUM MANAJEMEN DASAR MODUL MATEMATIKA EKONOMI 2 ATA 2014/2015 NAMA : NPM : KELAS : FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA DEPOK KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat,

Lebih terperinci

Laboratorium Manajemen Dasar. Nama NPM/Kelas Fakultas/Jurusan : : : Matematika Ekonomi 2 i Litbang ATA 13/14

Laboratorium Manajemen Dasar. Nama NPM/Kelas Fakultas/Jurusan : : : Matematika Ekonomi 2 i Litbang ATA 13/14 Nama NPM/Kelas Fakultas/Jurusan : : : Matematika Ekonomi 2 i Litbang ATA 13/14 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah, dan karunia yang diberikan-nya, sehingga

Lebih terperinci

A. KONSEP DASAR TURUNAN

A. KONSEP DASAR TURUNAN Materi Derivatif MODUL DERIVATIF A. KONSEP DASAR TURUNAN Turunan (derivatif) membahas tingkat perubahan suatu fungsi sehubungan dengan perubahan kecil dalam variabel bebas fungsi yang bersangkutan. Turunan

Lebih terperinci

A. KONSEP DASAR TURUNAN

A. KONSEP DASAR TURUNAN MODUL DERIVATIF A. KONSEP DASAR TURUNAN Turunan (derivatif) membahas tingkat perubahan suatu fungsi sehubungan dengan perubahan kecil dalam variabel bebas fungsi yang bersangkutan. Turunan diperoleh dengan

Lebih terperinci

BAB 3.Penerapan Diferensial Fungsi Sederhana dalam Ekonomi

BAB 3.Penerapan Diferensial Fungsi Sederhana dalam Ekonomi BAB 3.Penerapan Diferensial Fungsi Sederhana dalam Ekonomi A. Elastisitas Elastisitas merupakan persentase perubahan y terhadap persentase perubahan x. 1.1 Elastisitas Permintaan Elastisitas Permintaan

Lebih terperinci

MATEMATIKA EKONOMI Pertemuan 7 Elastisitas, Biaya Produksi dan Penerimaan, Maksimum dan Minimum Suatu Fungsi I Komang Adi Aswantara UT Korea Fall 2013

MATEMATIKA EKONOMI Pertemuan 7 Elastisitas, Biaya Produksi dan Penerimaan, Maksimum dan Minimum Suatu Fungsi I Komang Adi Aswantara UT Korea Fall 2013 MATEMATIKA EKONOMI Pertemuan 7 Elastisitas, Biaya Produksi dan Penerimaan, Maksimum dan Minimum Suatu Fungsi I Komang Adi Aswantara UT Korea Fall 2013 Elastisitas Elastisitas merupakan ukuran kepekaan

Lebih terperinci

Elastisitas Permintaan

Elastisitas Permintaan 06/1/010 Penerapan Diferensial Fungsi Sederhana dalam Ekonomi Diskripsi materi: Elastisitas Biaya Marjinal dan Penerimaan Marjinal Utilitas Marjinal Produk Marjinal Analisis Keuntungan Maksimum Matematika

Lebih terperinci

Gambar 1. Kurva Permintaan

Gambar 1. Kurva Permintaan APLIKASI FUNGSI PADA MATEMATIKA EKONOMI. Fungsi Permintaan dan Penawaran Hukum permintaan menyatakan bahwa semakin tinggi harga barang (P) maka permintaan barang tersebut () akan menurun. Semakin rendah

Lebih terperinci

SILABI MATA KULIAH MATEMATIKA BISNIS 3 SKS

SILABI MATA KULIAH MATEMATIKA BISNIS 3 SKS SILABI MATA KULIAH MATEMATIKA BISNIS 3 SKS DESKRIPSI Mata kuliah ini membahas tentang gambaran suatu keadaan dan pendekatan permasalahan dalam masalah ekonomi mikro maupun makro. Hubungan antar variabel

Lebih terperinci

INTEGRAL APLIKASI EKONOMI

INTEGRAL APLIKASI EKONOMI INTEGRAL APLIKASI EKONOMI Pengertian Integral Integral merupakan operasi invers dari turunan. Jika turunan dari F(x) adalah F (x) = f(x), maka F(x) = f(x) dx. adalah lambang untuk notasi integral, dx adalah

Lebih terperinci

MODUL 2 OPTIMISASI OPTIMISASI EKONOMI EKONOMI. SRI SULASMIYATI, S.Sos, M.AP. Ari Darmawan, Dr., S.AB, M.AB

MODUL 2 OPTIMISASI OPTIMISASI EKONOMI EKONOMI. SRI SULASMIYATI, S.Sos, M.AP. Ari Darmawan, Dr., S.AB, M.AB MODUL 2 OPTIMISASI OPTIMISASI EKONOMI EKONOMI SRI SULASMIYATI, S.Sos, M.AP Ari Darmawan, Dr., S.AB, M.AB aridarmawan_fia@ub.ac.id Pendahuluan Adanya kebutuhan manusia yang tidak terbatas dan terbatasnya

Lebih terperinci

MATEMATIKA EKONOMI. Oleh: Dosen STIE Ahmad Dahlan Jakarta

MATEMATIKA EKONOMI. Oleh: Dosen STIE Ahmad Dahlan Jakarta MATEMATIKA EKONOMI Oleh: Husnayetti Dosen STIE Ahmad Dahlan Jakarta DIFERENSIAL Diferensial mempelajari tentang tingkat perubahan rata-rata atau tingkat perubahan seketika dari suatu fungsi Metode Kalkulus

Lebih terperinci

Penggunaan Turunan dalam Ekonomi

Penggunaan Turunan dalam Ekonomi Penggunaan Turunan dalam Ekonomi Dalam ilmu ekonomi konsep turunan pertama dari suatu fungsi dapat digunakan untuk mendapatkan ongkos marjinal, pendapatan marjinal, elastisitas, hasrat menabung marjinal,

Lebih terperinci

Macam-macam Biaya : Biaya Total (Total cost : TC), yaitu merupakan jumlah keseluruhan dari biaya tetap dan biaya tidak tetap.

Macam-macam Biaya : Biaya Total (Total cost : TC), yaitu merupakan jumlah keseluruhan dari biaya tetap dan biaya tidak tetap. FUNGSI BIAYA Macam-macam Biaya : Biaya Tetap (Fixed Cost : FC) yaitu, merupakan balas jasa dari pada pemakaian faktor produksi tetap (fixed factor), yaitu biaya yang dikeluarkan tehadap penggunaan faktor

Lebih terperinci

Derivatif/turunan dan penerapannya dalam fungsi ekonomi

Derivatif/turunan dan penerapannya dalam fungsi ekonomi Derivatif/turunan dan penerapannya dalam fungsi ekonomi Ahmad Sabri Universitas Gunadarma, Indonesia 2016 Diberikan y = f (x). Notasi (delta) merepresentasikan perubahan nilai dari sebuah variabel (dependen

Lebih terperinci

D. OPTIMISASI EKONOMI DENGAN KENDALA - Optimisasi dengan metode substitusi - Optimisasi dengan metode pengali lagrange

D. OPTIMISASI EKONOMI DENGAN KENDALA - Optimisasi dengan metode substitusi - Optimisasi dengan metode pengali lagrange OPTIMISASI EKONOMI Ari Darmawan, Dr. S.AB, M.AB Email: aridarmawan_fia@ub.ac.id A. PENDAHULUAN B. TEKNIK OPTIMISASI EKONOMI C. OPTIMISASI EKONOMI TANPA KENDALA - Hubungan Antara Nilai Total, Rata-rata

Lebih terperinci

Penggunaan Turunan dalam Ekonomi Ir. Tito Adi Dewanto

Penggunaan Turunan dalam Ekonomi Ir. Tito Adi Dewanto Penggunaan Turunan dalam Ekonomi Ir. Tito Adi Dewanto Kegiatan Belajar 1 A. Perilaku Konsumen Perilaku konsumen mengikuti Hukum permintaan : Bila harga barang naik, ceteris paribus (faktor lain tetap)

Lebih terperinci

PENGGUNAAN FUNGSI LINEAR DALAM EKONOMI

PENGGUNAAN FUNGSI LINEAR DALAM EKONOMI PENGGUNAAN FUNGSI LINEAR DALAM EKONOMI Agar fungsi permintaan dan fungsi penawaran dapat digambarkan grafiknya, maka faktor-faktor selain jumlah yang diminta dan harga barang dianggap tidak berubah selama

Lebih terperinci

Tugas Tersturtur Mata Kuliah Ekonomi Manajerial. Resume Bab Optimasi Ekonomi. Kelompok 2

Tugas Tersturtur Mata Kuliah Ekonomi Manajerial. Resume Bab Optimasi Ekonomi. Kelompok 2 Tugas Tersturtur Mata Kuliah Ekonomi Manajerial Resume Bab Optimasi Ekonomi Kelompok 2 1. Pupun Sofiyati 115030201111037 2. Isty Puji H 115030205111004 3. Della Herlita 115030207111046 Fakultas Ilmu Administrasi

Lebih terperinci

RESUME MATERI MATEMATIKA INDUSTRI I APLIKASI INTEGRAL DALAM BIDANG EKONOMI KETEKNIKAN

RESUME MATERI MATEMATIKA INDUSTRI I APLIKASI INTEGRAL DALAM BIDANG EKONOMI KETEKNIKAN RESUME MATERI MATEMATIKA INDUSTRI I APLIKASI INTEGRAL DALAM BIDANG EKONOMI KETEKNIKAN DISUSUN OLEH : NAMA NIM KELAS : MALA WIJAYANTI : 125100301111096 : P PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN JURUSAN

Lebih terperinci

Telkom University Alamanda

Telkom University Alamanda Telkom University Alamanda 2 Tujuan Mahasiswa diharapkan mampu: Memahami fungsi non-linear Menerapkan fungsi non-linear dalam ilmu ekonomi 3 Hubungan Non-Linear Ada 4 macam bentuk fungsi non-linear yang

Lebih terperinci

PENERAPAN EKONOMI FUNGSI NON LINIER

PENERAPAN EKONOMI FUNGSI NON LINIER PENERAPAN EKONOMI FUNGSI NON LINIER Pertemuan 3 LOGO Farah Alfanur Fungsi Penerimaan Fungsi Biaya Fungsi Penawaran Fungsi Permintaan 2 PERMINTAAN, PENAWARAN DAN KESEIMBANGAN PASAR Permintaan dan penawaran

Lebih terperinci

BAB VI FUNGSI KUADRAT (PARABOLA)

BAB VI FUNGSI KUADRAT (PARABOLA) BAB VI FUNGSI KUADRAT (PARABOLA) Secara umum, persamaan kuadrat dituliskan sebagai ax 2 + bx + c = 0 atau dalam bentuk fungsi dituliskan sebagai f(x) = ax 2 + bx + c, dengan a, b, dan c elemen bilangan

Lebih terperinci

Perusahaan, Produksi, dan Biaya

Perusahaan, Produksi, dan Biaya Perusahaan, Produksi, dan Biaya Perusahaan adalah kesatuan teknis, yang bertujuan untuk menghasilkan benda-benda atau jasa. Perusahaan ingin mencapai laba setinggi mungkin. Pengertian sehari-hari, laba

Lebih terperinci

B A B VII. Jika TC = TC(Q), maka. Dan jika TR = TR(Q), maka

B A B VII. Jika TC = TC(Q), maka. Dan jika TR = TR(Q), maka B A B VII 7.1. KONSEP MARGINAL Biaya marginal (marginal cost atau MC) dalam ilmu ekonomi didefinisikan sebagai perubahan dalam biaya total (total cost atau TC) yang terjadi sebagai akibat dari produksi

Lebih terperinci

Matematika Ekonomi. Oleh: Osa Omar Sharif Institut Manajemen Telkom

Matematika Ekonomi. Oleh: Osa Omar Sharif Institut Manajemen Telkom Matematika Ekonomi Oleh: Osa Omar Sharif Institut Manajemen Telkom ELASTISITAS Elastisitas adalah pengukuran tingkat respon/kepekaan satu variabel terhadap variabel yang lainnya Menunjukkan perubahan satu

Lebih terperinci

MATEMATIKA INDUSTRI 1 RESUME INTEGRAL DAN APLIKASI

MATEMATIKA INDUSTRI 1 RESUME INTEGRAL DAN APLIKASI MATEMATIKA INDUSTRI 1 RESUME INTEGRAL DAN APLIKASI Nama : Syifa Robbani NIM : 125100301111002 Dosen Kelas : Nimas Mayang Sabrina S., STP, MP, MSc : L Nimas Nimas Mayang Sabrina S., STP, MP, MSc Mayang

Lebih terperinci

MAKALAH MATEMATIKA DASAR TURUNAN (DIFERENSIAL)

MAKALAH MATEMATIKA DASAR TURUNAN (DIFERENSIAL) MAKALAH MATEMATIKA DASAR TURUNAN (DIFERENSIAL) KATA PENGANTAR Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah

Lebih terperinci

Materi UTS Matematika Ekonomi dan Bisnis

Materi UTS Matematika Ekonomi dan Bisnis Materi UTS Matematika Ekonomi dan Bisnis 1. Fungsi permintaan, fungsi penawaran dan keseimbangan pasar sebelum dan sesudah pajak 2. Fungsi Biaya, Fungsi Penerimaann dan Analisis Pulang Pokok. 3. Fungsi

Lebih terperinci

MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS

MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS Modul Mata Kuliah MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIJAYA PUTRA SURABAYA 2014/2015 Erik Valentino, S.Pd., M.Pd DAFTAR ISI Kontrak Perkuliahan... 1 BAB I Barisan dan Deret... 4

Lebih terperinci

Permintaan, Penawaran dan Keseimbangan Pasar

Permintaan, Penawaran dan Keseimbangan Pasar Permintaan, Penawaran dan Keseimbangan Pasar Selain berbentuk fungsi linier, permintaan dan penawaran dapat pula berbentuk fungsi non linier. Fungsi permintaan dan fungsi penawaran yang kuadratik dapat

Lebih terperinci

Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M.

Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M. Elastisitas Permintaan (price elasticity of demand) Elastisitas permintaan ialah suatu koefisien yang menjelaskan besarnya perubahan jumlah barang yang diminta

Lebih terperinci

Kalkulus Diferensial week 09. W. Rofianto, ST, MSi

Kalkulus Diferensial week 09. W. Rofianto, ST, MSi Kalkulus Diferensial week 09 W. Rofianto, ST, MSi Tingkat Perubahan Rata-rata Jakarta Km 0 jam Bandung Km 140 Kecepatan rata-rata s t 140Km jam 70Km / jam Konsep Diferensiasi Bentuk y/ disebut difference

Lebih terperinci

Matematika Ekonomi /Bisnis Differensial / turunan. Dosen : D. Rizal Riyadi SE,.ME

Matematika Ekonomi /Bisnis Differensial / turunan. Dosen : D. Rizal Riyadi SE,.ME Matematika Ekonomi /Bisnis Differensial / turunan Dosen : D. Rizal Riyadi SE,.ME ILUSTRASI Y = a + b X Y2 Y1 Y = 3 + 1,5 X X1 = 1 -> Y1 = 4,5 X2 = 3 -> Y2 = 7,5 X3 = 1,5 -> Y3 = 5,25 a X1 X2 Y2 - Y1 3

Lebih terperinci

LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG PTA 16/17

LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG PTA 16/17 LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG PTA 16/17 MATEMATIKA EKONOMI 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat, hidayah, dan karunia yang diberikan-nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

Kalkulus 2. Teknik Pengintegralan ke - 1. Tim Pengajar Kalkulus ITK. Institut Teknologi Kalimantan. Januari 2018

Kalkulus 2. Teknik Pengintegralan ke - 1. Tim Pengajar Kalkulus ITK. Institut Teknologi Kalimantan. Januari 2018 Kalkulus 2 Teknik Pengintegralan ke - 1 Tim Pengajar Kalkulus ITK Institut Teknologi Kalimantan Januari 2018 Tim Pengajar Kalkulus ITK (Institut Teknologi Kalimantan) Kalkulus 2 Januari 2018 1 / 36 Daftar

Lebih terperinci

Mata Kuliah : Pengantar Ekonomi Mikro Kode : IS304 SKS : 3 SKS Semester : 1 Dosen : Tim Jumlah TM : 16 x pertemuan

Mata Kuliah : Pengantar Ekonomi Mikro Kode : IS304 SKS : 3 SKS Semester : 1 Dosen : Tim Jumlah TM : 16 x pertemuan PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI DAN KOPERASI FPIPS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA ================================================== SATUAN PEMBELAJARAN Mata Kuliah : Mikro Kode : IS304 SKS : 3 SKS

Lebih terperinci

MATEMATIKA TURUNAN FUNGSI

MATEMATIKA TURUNAN FUNGSI MATEMATIKA TURUNAN FUNGSI lim h 0 f ( x h) f( x) h KELAS : XI MIA SEMESTER : (DUA) SMA Santa Angela Bandung Tahun Pelajaran 06-07 XI MIA Semester Tahun Pelajaran 06 07 PENGANTAR : TURUNAN FUNGSI Modul

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Metro, Agustus Penyusun

KATA PENGANTAR. Metro, Agustus Penyusun i KATA PENGANTAR ب س م االله الر ح م ن الر ح ي م Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kehidupan bagi kita dan memberkahi kita dengan hidayah dan karunia-nya yang begitu melimpah.shalawat serta

Lebih terperinci

FUNGSI-FUNGSI INVERS

FUNGSI-FUNGSI INVERS FUNGSI-FUNGSI INVERS Logaritma, Eksponen, Trigonometri Invers Departemen Matematika FMIPA IPB Bogor, 202 (Departemen Matematika FMIPA IPB) Kalkulus I Bogor, 202 / 49 Topik Bahasan Fungsi Satu ke Satu 2

Lebih terperinci

Bab 16. LIMIT dan TURUNAN. Motivasi. Limit Fungsi. Fungsi Turunan. Matematika SMK, Bab 16: Limit dan Turunan 1/35

Bab 16. LIMIT dan TURUNAN. Motivasi. Limit Fungsi. Fungsi Turunan. Matematika SMK, Bab 16: Limit dan Turunan 1/35 Bab 16 Grafik LIMIT dan TURUNAN Matematika SMK, Bab 16: Limit dan 1/35 Grafik Pada dasarnya, konsep limit dikembangkan untuk mengerjakan perhitungan matematis yang melibatkan: nilai sangat kecil; Matematika

Lebih terperinci

BAB 2. Diferensial Fungsi Sederhana

BAB 2. Diferensial Fungsi Sederhana Matematika Ekonomi BAB. Diferensial Fungsi Sederhana A. Kuosien Diferensi dan Derivatif 1.1 Kuosien diferensi ( y/ ) mencerminkan tingkat perubahan rata-rata variabel terikat y terhadap variabel bebas.

Lebih terperinci

a b Penawaran : Jumlah barang yang ditawarkan pada tingkat harga tertentu

a b Penawaran : Jumlah barang yang ditawarkan pada tingkat harga tertentu G. Aplikasi Fungsi dalam Bisnis dan Ekonomi. Permintaan (Demand) dan Penawaran (Supply) Permintaan : Sejumlah barang yang diminta konsumen pada tingkat harga tertentu. Hukum Permintaan (Demand): Apabila

Lebih terperinci

F U N G S I. A. Variabel

F U N G S I. A. Variabel F U N G S I Pemahaman akan konsep fungsi sangat penting dalam mempelajari disiplin ilmu ekonomi, mengingat telaah-telaah ekonomi banyak dinyatakan dengan matematika dan biasanya dapat dinyatakan dalam

Lebih terperinci

MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS MINGGU IX

MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS MINGGU IX MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS MINGGU IX KALKULUS DIFERENSIAL Prepared By : W. Rofianto ROFI 010 TINGKAT PERUBAHAN RATA-RATA Jakarta Km 0 jam Bandung Km 140 Kecepatan rata-rata s t 140Km jam 70Km / jam

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

SATUAN ACARA PERKULIAHAN PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI Kode Mata : IT 081308 Media : Kertas Kerja, Infocus, Mata : Matematika 2 Perangkat Siaran Jumlah SKS : 3 Evaluasi : Kehadiran, Penilaian terhadap tugas/praktek Proses Belajar Mengajar : Dosen : Menjelaskan,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas beberapa pengertian dari optimasi bersyarat dengan kendala persamaan menggunakan multiplier lagrange serta penerapannya yang akan digunakan sebagai landasan

Lebih terperinci

OPTIMISASI EKONOMI. Dr. Muh. Yunanto, MM. Kuliah Minggu ke-2

OPTIMISASI EKONOMI. Dr. Muh. Yunanto, MM. Kuliah Minggu ke-2 OPTIMISASI EKONOMI Dr. Muh. Yunanto, MM. Kuliah Minggu ke-2 BAB II Berbagai Teknik Optimasi dan Peralatan Manajemen Baru Metode Dalam Mengambarkan hub Ekonomi Hubungan ekonomi dapat digambarkan dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB IV FUNGSI KUADRAT. HUSNAYETTI Ketua STIE Ahmad Dahlan Jakarta

BAB IV FUNGSI KUADRAT. HUSNAYETTI Ketua STIE Ahmad Dahlan Jakarta BAB IV FUNGSI KUADRAT HUSNAYETTI Ketua STIE Ahmad Dahlan Jakarta DEFENISI FUNGSI KUADRAT Fungsi kuadrat adalah suatu fungsi yang variabel bebasnya maksimal berpangkat dua Bentuk umum fungsi kuadrat Y =

Lebih terperinci

Tugas Matematika Industri 1

Tugas Matematika Industri 1 Tugas Matematika Industri 1 Nama : Tomi Yudho Pratomo NIM : 125100318113033 JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA KAMPUS 4 KEDIRI 2013 INTEGRAL DALAM BIDANG EKONOMI Dalam kehidupan

Lebih terperinci

= + atau = - 2. TURUNAN 2.1 Definisi Turunan fungsi f adalah fungsi yang nilainya di setiap bilangan sebarang c di dalam D f diberikan oleh

= + atau = - 2. TURUNAN 2.1 Definisi Turunan fungsi f adalah fungsi yang nilainya di setiap bilangan sebarang c di dalam D f diberikan oleh JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FPMIPA-UPI BANDUNG HAND OUT TURUNAN DAN DIFERENSIASI OLEH: FIRDAUS-UPI 0716 1. GARIS SINGGUNG 1.1 Definisi Misalkan fungsi f kontinu di c. Garis singgung ( tangent line )

Lebih terperinci

BIAYA PRODUKSI. I. Pengertian Biaya produksi. Nama : Abdul Wahab NPM : Kelas : 1 ID 05

BIAYA PRODUKSI. I. Pengertian Biaya produksi. Nama : Abdul Wahab NPM : Kelas : 1 ID 05 Nama : Abdul Wahab NPM : 38409532 Kelas : 1 ID 05 BIAYA PRODUKSI I. Pengertian Biaya produksi Untuk menghasilkan barang atau jasa diperlukan factor-faktor produksi seperti bahan baku, tenaga kerja, modal,

Lebih terperinci

Penggunaan Turunan dalam Ekonomi

Penggunaan Turunan dalam Ekonomi Modul 8 Penggunaan Turunan dalam Ekonomi Drs. Wahyu Widayat, M.Ec D PENDAHULUAN alam ilmu ekonomi konsep turunan pertama dari suatu fungsi dapat digunakan untuk mendapatkan ongkos marjinal, pendapatan

Lebih terperinci

BAB VII APLIKASI TURUNAN FUNGSI DALAM EKONOMI DAN BISNIS. Sifat-sifat yang sering digunakan untuk turanan fungsi dalam ekonomi dan bisnis:

BAB VII APLIKASI TURUNAN FUNGSI DALAM EKONOMI DAN BISNIS. Sifat-sifat yang sering digunakan untuk turanan fungsi dalam ekonomi dan bisnis: BAB VII APLIKASI TURUNAN FUNGSI DALAM EKONOMI DAN BISNIS A. TURUNAN FUNGSI ALJABAR SATU VARIABEL f(x) = ax n Keterangan: f (x) = turunan pertama dari fungsi f(x) a dan n adalah suatu konstanta f (x) =

Lebih terperinci

MA1201 KALKULUS 2A (Kelas 10) Bab 7: Teknik Pengintegral

MA1201 KALKULUS 2A (Kelas 10) Bab 7: Teknik Pengintegral MA1201 KALKULUS 2A (Kelas 10) Bab 7: Teknik Pengintegralan Do maths and you see the world Integral atau Anti-turunan? Integral atau pengintegral adalah salah satu konsep (penting) dalam matematika disamping

Lebih terperinci

KONSEP BIAYA DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

KONSEP BIAYA DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN KONSEP BIAYA DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN A. Jenis Biaya yang Perlu Diketahui Oleh Decision Maker 1. Biaya Eksplisit (Explisiy Cost) Biaya yang dikeluarkan guna mendapatkan input yang dibutuhkan dalam proses

Lebih terperinci

Matematika Ekonomi. Oleh: Osa Omar Sharif Institut Manajemen Telkom

Matematika Ekonomi. Oleh: Osa Omar Sharif Institut Manajemen Telkom Matematika Ekonomi Oleh: Osa Omar Sharif Institut Manajemen Telkom Diferensiasi f (x) = Lim x 0 [(f(x+ x)-f(x))/ x] ELASTISITAS Elastisitas adalah pengukuran tingkat respon/kepekaan satu variabel terhadap

Lebih terperinci

= F (x)= f(x)untuk semua x dalam I. Misalnya F(x) =

= F (x)= f(x)untuk semua x dalam I. Misalnya F(x) = Nama : Deami Astenia Purtisari Nim : 125100300111014 Kelas : L / TIP A. Integral Integral merupakan konsep yang bermanfaat, kegunaan integral terdapat dalam berbagai bidang. Misalnya dibidang ekonomi,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matematika sebagai salah satu ilmu dasar, semakin dirasakan interaksinya dengan bidangbidang ilmu lainnya, seperti ekonomi dan teknologi. Peran matematika dalam interaksi

Lebih terperinci

BAB IV FUNGSI. Modul Matematika Bisnis

BAB IV FUNGSI. Modul Matematika Bisnis BAB IV FUNGSI ILUSTRASI Pada tahun anggaran 2003 ini, pemerintah Indonesia menetapkan anggaran defisit, yaitu manakala pendapatan lebih rendah dibandingkan pengeluaran. Salah satu penyebab ketidakseimbangan

Lebih terperinci

PELATIHAN OLIMPIADE EKONOMI PERSIAPAN OLIMPIADE SAINS PROVINSI. HARI/TANGGAL : Kamis/ 24 MEI JUMLAH SOAL : 50 butir

PELATIHAN OLIMPIADE EKONOMI PERSIAPAN OLIMPIADE SAINS PROVINSI. HARI/TANGGAL : Kamis/ 24 MEI JUMLAH SOAL : 50 butir PELATIHAN OLIMPIADE EKONOMI PERSIAPAN OLIMPIADE SAINS PROVINSI HARI/TANGGAL : Kamis/ 24 MEI 2012 WAKTU : 120 MENIT JUMLAH SOAL : 50 butir Pilihlah satu jawaban yang paling tepat pada soal di bawah ini!

Lebih terperinci

M AT E M AT I K A E K O N O M I KALKULUS TURUNAN I N S TITUT P ERTA N I A N BOGOR

M AT E M AT I K A E K O N O M I KALKULUS TURUNAN I N S TITUT P ERTA N I A N BOGOR M AT E M AT I K A E K O N O M I KALKULUS TURUNAN TO N I BAKHTIAR I N S TITUT P ERTA N I A N BOGOR 2 0 1 2 Statik Komparatif Analisis perbandingan titik-titik kesetimbangan terhadap perubahan nilai-nilai

Lebih terperinci

MA1201 KALKULUS 2A (Kelas 10) Bab 7: Teknik Pengintegral

MA1201 KALKULUS 2A (Kelas 10) Bab 7: Teknik Pengintegral MA1201 KALKULUS 2A (Kelas 10) Bab 7: Teknik Pengintegralan Do maths and you see the world Integral atau Anti-turunan? Integral atau pengintegral adalah salah satu konsep (penting) dalam matematika disamping

Lebih terperinci

Bab 2: Optimasi Ekonomi. Ekonomi Manajerial Manajemen

Bab 2: Optimasi Ekonomi. Ekonomi Manajerial Manajemen Bab 2: Optimasi Ekonomi 1 Ekonomi Manajerial Manajemen 2 Pokok Bahasan Bentuk-Bentuk Hubungan Ekonomi Hubungan Total, Rata-rata dan Marjinal Analisis Optimalisasi Turunan dan Aturan Turunan Optimalisasi

Lebih terperinci

Fakultas Teknik UNY Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif INTEGRASI FUNGSI. 0 a b X A. b A = f (X) dx a. Penyusun : Martubi, M.Pd., M.T.

Fakultas Teknik UNY Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif INTEGRASI FUNGSI. 0 a b X A. b A = f (X) dx a. Penyusun : Martubi, M.Pd., M.T. Kode Modul MAT. TKF 20-03 Fakultas Teknik UNY Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif INTEGRASI FUNGSI Y Y = f (X) 0 a b X A b A = f (X) dx a Penyusun : Martubi, M.Pd., M.T. Sistem Perencanaan Penyusunan Program

Lebih terperinci

Soal-Soal dan Pembahasan SNMPTN Matematika IPA Tahun Pelajaran 2010/2011 Tanggal Ujian: 01 Juni 2011

Soal-Soal dan Pembahasan SNMPTN Matematika IPA Tahun Pelajaran 2010/2011 Tanggal Ujian: 01 Juni 2011 Soal-Soal dan Pembahasan SNMPTN Matematika IPA Tahun Pelajaran 00/0 Tanggal Ujian: 0 Juni 0. Diketahui vektor u = (a, -, -) dan v = (a, a, -). Jika vektor u tegak lurus pada v, maka nilai a adalah... A.

Lebih terperinci

~ ~~, Elisabet Siahaan

~ ~~, Elisabet Siahaan ~ ~~, Elisabet Siahaan .- DAFTARISI KATA PENGANTAR... DAFT AR lsi... DAFT AR GAMBAR...;... iii iv vi BAB 1 SIFAT-SIFAT MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS... 1 1.1 Matematika Ekonomi dan Matematika Murni...

Lebih terperinci

MATEMATIKA EKONOMI FUNGSI KUBIK

MATEMATIKA EKONOMI FUNGSI KUBIK MATEMATIKA EKONOMI FUNGSI KUBIK OLEH: KELOMPOK 4: WINDA WULANSARI (1110532012) CITRA HENDRIANTI TANJUNG (1110512114) TRI REZEKI R. HARAHAP (1110532011) VELLYANA PUTRI (1110532020) ANGGY ARILMA PUTRA (1110533006)

Lebih terperinci

MODUL FUNGSI TRANSENDENTAL

MODUL FUNGSI TRANSENDENTAL MODUL FUNGSI TRANSENDENTAL 4.1 KONSEP TRANSEDENTAL Merupakan suatu hubungan matematis yang menyatakan hubungan ketergantungan. Berguna untuk menentukan tingkat pertumbuhan pada periode yang akan datang.

Lebih terperinci

MATEMATIKA EKONOMI 1 FUNGSI DAN GRAFIK. DOSEN Fitri Yulianti, SP, MSi.

MATEMATIKA EKONOMI 1 FUNGSI DAN GRAFIK. DOSEN Fitri Yulianti, SP, MSi. MATEMATIKA EKONOMI 1 FUNGSI DAN GRAFIK DOSEN Fitri Yulianti, SP, MSi. Fungsi Fungsi merupakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Variabel dibedakan : 1. Variabel bebas yaitu variabel yang besarannya

Lebih terperinci

Bab 2 Berbagai Teknik Optimasi dan Peralatan Manajemen Baru

Bab 2 Berbagai Teknik Optimasi dan Peralatan Manajemen Baru Bab 2 Berbagai Teknik Optimasi dan Peralatan Manajemen Baru Sumber: http://ideolicious.blogspot.co.id/2014/09/ma teri-perkuliahan-ekonomi-manajerial.html Pendahuluan Ekonomi Manajerial sebagai penerapan

Lebih terperinci

TURUNAN. Bogor, Departemen Matematika FMIPA-IPB. (Departemen Matematika FMIPA-IPB) Kalkulus: Turunan Bogor, / 50

TURUNAN. Bogor, Departemen Matematika FMIPA-IPB. (Departemen Matematika FMIPA-IPB) Kalkulus: Turunan Bogor, / 50 TURUNAN Departemen Matematika FMIPA-IPB Bogor, 2012 (Departemen Matematika FMIPA-IPB) Kalkulus: Turunan Bogor, 2012 1 / 50 Topik Bahasan 1 Pendahuluan 2 Turunan Fungsi 3 Tafsiran Lain Turunan 4 Kaitan

Lebih terperinci

Aplikasi Fungsi Linear. Telkom University Alamanda

Aplikasi Fungsi Linear. Telkom University Alamanda Aplikasi Fungsi Linear Telkom University Alamanda Pembahasan Fungsi pada Keseimbangan Pasar 1. Fungsi permintaan, fungsi penawaran dan keseimbangan pasar 2. Pengaruh pajak spesifik terhadap keseimbangan

Lebih terperinci

MATEMATIKA TURUNAN FUNGSI

MATEMATIKA TURUNAN FUNGSI MATEMATIKA TURUNAN FUNGSI lim h 0 f ( x h) f( x) h KELAS : XII IIS SEMESTER GANJIL SMA Santa Angela Bandung Tahun Pelajaran 017/018 XII IIS Semester 1 Tahun Pelajaran 017/018 PENGANTAR : TURUNAN FUNGSI

Lebih terperinci

FUNGSI. Berdasarkan hubungan antara variabel bebas dan terikat, fungsi dibedakan dua: fungsi eksplisit dan fungsi implisit.

FUNGSI. Berdasarkan hubungan antara variabel bebas dan terikat, fungsi dibedakan dua: fungsi eksplisit dan fungsi implisit. FUNGSI Fungsi merupakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Variabel dibedakan :. Variabel bebas yaitu variabel yang besarannya dpt ditentukan sembarang, mis:,, 6, 0 dll.. Variabel terikat yaitu variabel

Lebih terperinci

PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFFERENSIAL ORDE 1 - I

PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFFERENSIAL ORDE 1 - I PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFFERENSIAL ORDE 1 - I 1. Pendahuluan Pengertian Persamaan Diferensial Metoda Penyelesaian -contoh Aplikasi 1 1.1. Pengertian Persamaan Differensial Secara Garis Besar Persamaan

Lebih terperinci

BAB II FUNGSI LINIER & GRAFIK

BAB II FUNGSI LINIER & GRAFIK BAB II FUNGSI LINIER & GRAFIK FUNGSI APLIKASI DLM EKONOMI 9/16/008 1 FUNGSI FUNGSI ADALAH SUATU HUBUNGAN DIMANA SETIAP ELEMEN DARI WILAYAH (DOMAIN) SALING BERHUBUNGAN DENGAN SATU DAN HANYA SATU ELEMEN

Lebih terperinci

Letak Sebuah Titik :

Letak Sebuah Titik : BAB V FUNGSI Letak Sebuah Titik : Y+ Kuadran II Kuadran I X+ Kuadran III Kuadran IV Fungsi ialah : Suatu bentuk hubungan matematis yg menyatakan hub. Ketergantungan/ fungsional antara satu variabel dengan

Lebih terperinci

Soal-Soal dan Pembahasan SNMPTN Matematika IPA Tahun Pelajaran 2010/2011

Soal-Soal dan Pembahasan SNMPTN Matematika IPA Tahun Pelajaran 2010/2011 Soal-Soal dan Pembahasan SNMPTN Matematika IPA Tahun Pelajaran 00/0 Tanggal Ujian: 0 Juni 0. Diketahui vektor u (a, -, -) dan v (a, a, -). Jika vektor u tegak lurus pada v, maka nilai a adalah... A. -

Lebih terperinci

Matematika

Matematika Diferensial/ Diferensial/ dan Aplikasinya D3 Analis Kimia FMIPA Universitas Islam Indonesia Diferensial/ Diferensial/turunan adalah metode atau prosedur untuk menghitung laju perubahan. Definisi Diferensial/

Lebih terperinci

Teori Harga Fungsi Linear

Teori Harga Fungsi Linear Teori Harga Fungsi Linear Matematika Ekonomi LOGO Osa Omar Sharif Teori Permintaan Teori permintaan Menerangkan tentang ciri hubungan antara jumlah permintaan (jumlah barang yang diminta pembeli) dan harga.

Lebih terperinci

Referensi utama: Modern Industrial Organization Carlton and Pertloff 4 th ed Chapter 4, # 88 -

Referensi utama: Modern Industrial Organization Carlton and Pertloff 4 th ed Chapter 4, # 88 - Referensi utama: Modern Industrial Organization Carlton and ertloff 4 th ed. 2005 Chapter 4, # 88 - Referensi utama: Modern Industrial Organization Carlton and ertloff 4 th ed. 2005 Chapter 4, # 88 - Monopoli

Lebih terperinci

PENGANTAR EKONOMI MIKRO

PENGANTAR EKONOMI MIKRO PENGANTAR EKONOMI MIKRO www.febriyanto79.wordpress.com LOGO Produksi Kegiatan memproses input menjadi output Produsen dalam melakukan kegiatan produksi mempunyai landasan teknis yang didalam teori ekonomi

Lebih terperinci

MA1201 KALKULUS 2A Do maths and you see the world

MA1201 KALKULUS 2A Do maths and you see the world Catatan Kuliah MA20 KALKULUS 2A Do maths and you see the world disusun oleh Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan STATISTIKA - FMIPA Institut Teknologi Bandung 203 Catatan kuliah ini ditulis

Lebih terperinci

Aplikasi Fungsi. Fungsi Linier. Fungsi Kuadrat. 1. Fungsi penawaran 2. Fungsi permintaan 3. Fungsi penerimaan 4. Fungsi biaya

Aplikasi Fungsi. Fungsi Linier. Fungsi Kuadrat. 1. Fungsi penawaran 2. Fungsi permintaan 3. Fungsi penerimaan 4. Fungsi biaya Telkom University Aplikasi Fungsi Fungsi Linier 1. Fungsi penawaran, permintaan, dan keseimbangan pasar 2. Pengaruh pajak-spesifik thd keseimbangan pasar 3. Pengaruh pajak-proposional thd keseimbangan

Lebih terperinci

DIFERENSIAL FUNGSI SEDERHANA

DIFERENSIAL FUNGSI SEDERHANA DIFERENSIAL FUNGSI SEDERHANA Tujuan instruktusional khusus : Diharapkan mahasiswa apat memahami konsep iferensial an memanfaatkannya alam melakukan analisis bisnis an ekonomi yang berkaitan engan masalah

Lebih terperinci

Pengantar Ekonomi Mikro

Pengantar Ekonomi Mikro Pengantar Ekonomi Mikro Modul ke: 10Fakultas Ekonomi & Bisnis Menjelaskan, Teori Produksi Biaya Jangka pendek Abdul Gani, SE MM Program Studi Manajemen TEORI BIAYA (ONGKOS) PRODUKSI BIAYA/ONGKOS PRODUKSI:

Lebih terperinci

MACLAURIN S SERIES. Ghifari Eka

MACLAURIN S SERIES. Ghifari Eka MACLAURIN S SERIES Ghifari Eka Taylor Series Sebelum membahas mengenai Maclaurin s series alangkah lebih baiknya apabila kita mengetahui terlebih dahulu mengenai Taylor series. Misalkan terdapat fungsi

Lebih terperinci

MODUL MATEMATIKA EKONOMI 1 LABORATORIUM MANAJEMEN DASAR

MODUL MATEMATIKA EKONOMI 1 LABORATORIUM MANAJEMEN DASAR MODUL MATEMATIKA EKONOMI 1 LABORATORIUM MANAJEMEN DASAR NAMA : NPM : KELAS : MATA KULIAH : HARI/SHIFT : PJ : KP : TUTOR : ASBAR : FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA DEPOK 2015 KATA PENGANTAR Puji syukur

Lebih terperinci

Minggu : 3 Fungsi Linear

Minggu : 3 Fungsi Linear Minggu : 3 Fungsi Linear Suatu fungsi dengan variabei independen paling tinggi berpangkat satu persamaan garis lurus. Bentuk urnum fungsi linear: y = mx + C y = fungsi linear m = koefisien arah x = variabel

Lebih terperinci

TOTAL PRODUKSI DAN PRODUKSI MARGINAL DENGAN SATU VARIABEL BEBAS : TANAH TENAGA KERJA TOTAL PRODUKSI

TOTAL PRODUKSI DAN PRODUKSI MARGINAL DENGAN SATU VARIABEL BEBAS : TANAH TENAGA KERJA TOTAL PRODUKSI Bab 3 Pelaku Kegiatan Ekonomi Teori produksi Teori produksi adalah suatu gambaran bagaimana produsen berprilaku dalam memproduksi barang dan jasa. Teori produksi menekankan pada efisiensi. Dua konsep utama

Lebih terperinci

Turunan Fungsi. h asalkan limit ini ada.

Turunan Fungsi. h asalkan limit ini ada. Turunan Fungsi q Definisi Turunan Fungsi Misalkan fungsi f terdefinisi pada selang terbuka I yang memuat a. Turunan pertama fungsi f di =a ditulis f (a) didefinisikan dengan f ( a h) f ( a) f '( a) lim

Lebih terperinci

Nughthoh Arfawi Kurdhi, M.Sc Department of Mathematics FMIPA UNS

Nughthoh Arfawi Kurdhi, M.Sc Department of Mathematics FMIPA UNS Lecture 5. Integral A. Masalah Luas (The Area Problem) Sebelumnya kita pernah mempelajari rumus-rumus luas dari beberapa bentuk geometri. Misalnya, luas daerah persegi panjang adalah panjang kali lebar,

Lebih terperinci

ANALISA PERMINTAAN. P(x) Individu 1 P(x) Individu 2 P(x) Individu Dx = d1 + d

ANALISA PERMINTAAN. P(x) Individu 1 P(x) Individu 2 P(x) Individu Dx = d1 + d ANALISA PERMINTAAN I. Pengertian : 1. Permintaan Efektif Permintaan yang didukung oleh daya beli (Purchasing Power). 2. Permintaan Absolut Permintaan yang didasarkan pada keinginan belaka. II. Permintaan

Lebih terperinci

Template Standar Powerpoint

Template Standar Powerpoint Modul ke: Template Standar Powerpoint Pembuatan Template Powerpoint untuk digunakan sebagai template standar modul-modul yang digunakan dalam perkuliahan Fakultas FEB Ali Akbar Gayo, SE.,MM Program Studi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Latar Belakang Historis Fondasi dari integral pertama kali dideklarasikan oleh Cavalieri, seorang ahli matematika berkebangsaan Italia pada tahun 1635. Cavalieri menemukan bahwa

Lebih terperinci

MATEMATIKA BISNIS I. M Riza Radyanto, S.T, M.T. Akademi Keuangan dan Perbankan Widya Buana

MATEMATIKA BISNIS I. M Riza Radyanto, S.T, M.T. Akademi Keuangan dan Perbankan Widya Buana MATEMATIKA BISNIS I M Riza Radyanto, S.T, M.T Akademi Keuangan dan Perbankan Widya Buana 2013 BAB I FUNGSI Pengetahuan dan pemahaman akan konsep fungsi baik berbentuk persamaan maupun pertidaksamaan dalam

Lebih terperinci

HUBUNGAN FUNGSI NON-LINEAR DALAM PENERAPAN EKONOMI. Disusun Guna Memenuhi Tugas Matematika Ekonomi. Dosen Pengampu : Rombel 1 Oleh:

HUBUNGAN FUNGSI NON-LINEAR DALAM PENERAPAN EKONOMI. Disusun Guna Memenuhi Tugas Matematika Ekonomi. Dosen Pengampu : Rombel 1 Oleh: HUBUNGAN FUNGSI NON-LINEAR DALAM PENERAPAN EKONOMI Disusun Guna Memenuhi Tugas Matematika Ekonomi Dosen Pengampu : Wardono Rombel 1 Oleh: 1. Farah Anisah Zahra 4101413064. Rizky Rahman 4101413066 3. Hana

Lebih terperinci

Biaya Produksi dalam jangka pendek

Biaya Produksi dalam jangka pendek Biaya Produksi dalam jangka pendek Dalam jangka pendek, ada satu faktor produksi yang dapat dirubah, sementara faktor produksi yang lain tetap Keseluruhan jumlah biaya produksi dapat dibedakan menjadi

Lebih terperinci