MODUL MATEMATIKA EKONOMI 1 LABORATORIUM MANAJEMEN DASAR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MODUL MATEMATIKA EKONOMI 1 LABORATORIUM MANAJEMEN DASAR"

Transkripsi

1 MODUL MATEMATIKA EKONOMI 1 LABORATORIUM MANAJEMEN DASAR NAMA : NPM : KELAS : MATA KULIAH : HARI/SHIFT : PJ : KP : TUTOR : ASBAR : FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA DEPOK 2015

2 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah, dan karunia yang diberikan-nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan modul ini tepat pada waktunya. Dalam usaha meningkatkan kegunaan modul ini kepada mahasiswa dan meningkatkan mutu pengajaran dalam perkuliahan, maka makalah ini dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa dalam pembelajaran. Struktur materi di dalamnya ini disusun sesuai fungsi-fungsi dasar matematika yang disusun secara garis besar dan pokok dari materi matematika dasar serta berbagai macam penerapan dalam ekonominya. Penyusun meyakini bahwa dalam pembuatan Modul Praktikum Matematika Ekonomi 1 ini masih jauh dari sempurna dan banyak memiliki kekurangan. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna penyempurnaan modul praktikum ini agar menjadi lebih baik lagi. Akhir kata, penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung. Depok, September 2015 (Tim Litbang MATEK 1) Matematika Ekonomi 1 ii Litbang PTA 15/16

3 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DERET HITUNG 1. Konsep Dasar Deret Penerapan Deret Hitung Dalam Ekonomi Contoh Kasus 1 dan Pengerjaam dengan software EC-Math Contoh Kasus 2 dan Pengerjaam dengan software EC-Math Contoh Kasus 3 dan Pengerjaam dengan software EC-Math Contoh Kasus 4 dan Pengerjaam dengan software EC-Math Contoh Kasus 5 dan Pengerjaam dengan software EC-Math DERET UKUR 1. Konsep Dasar Deret Ukur Definisi Deret Ukur Rumus Deret Ukur Contoh Soal Penerapan Ekonomi Deret Ukur Model Bunga Majemuk Contoh soal dan pengerjaan dengan software EC-Math Model Bunga Sinambung Contoh soal dan pengerjaan dengan software EC-Math Model Present Value Matematika Ekonomi 1 iii Litbang PTA 15/16

4 2.3.1 Contoh soal dan pengerjaan dengan software EC-Math Model Pertumbuhan Penduduk Contoh soal dan pengerjaan dengan software EC-Math FUNGSI LINIER 1 1. Pengertian Fungsi Linier Cara Pembentukan Fungsi Linier Cara koordinat lereng Cara dwi koordinat Cara penggal lereng Cara dwi penggal Hubungan 2 Buah Garis Lurus Berhimpit Sejajar Berpotongan Garis lurus Penggambaran Fungsi Linier Penerapan Ekonomi Fungsi Permintaan, Fungsi Penawaran, dan Keseimbangan Pasar Pengaruh Pajak Spesifik terhadap Keseimbangan Pasar Pengaruh Pajak Proporsional terhadap Keseimbangan Pasar Pengaruh Pajak Subsidi terhadap Keseimbangan Pasar FUNGSI LINIER 2 1. Fungsi Konsumsi dan Fungsi Tabungan Fungsi Konsumsi Fungsi Tabungan Pendapatan Disposible (Yd) Fungsi Pajak Matematika Ekonomi 1 iv Litbang PTA 15/16

5 4. Fungsi Investasi Fungsi Import Fungsi Pendapatan Nasional DAFTAR PUSTAKA Matematika Ekonomi 1 v Litbang PTA 15/16

6 Materi Deret Hitung MATERI 1 DERET HITUNG 1. Konsep Dasar Deret Deret adalah rangkaian bilangan yang tersusun secara teratur dan memenuhi kaidah-kaidah tertentu. Suku adalah bilangan-bilangan yang merupakan unsur dan pembentuk suatu deret. Dilihat dari jumlah suku yang membentuknya deret di golongkan atas deret berhingga dan deret tak berhingga. Deret berhingga adalah deret yang jumlah sukunya tertentu/terbatas. Sedangkan Deret tak hingga adalah deret yang jumlah suku-sukunya tidak tertentu/tidak terbatas. Sedangkan dilihat dari segi pola perubahan bilangan pada suku sukunya deret bisa dibedakan menjadi Deret Hitung, Deret Ukur dan Deret Dinamis. Deret Hitung dalah deret yang perubahan suku-sukunya berdasarkan penjumlahan terhadap sebuah bilangan tertentu. Deret Ukur adalah deret yang suku-sukunya dibedakan dengan perbandingan suku perurutan yang memiliki nilai tetap yang sering dinamakan dengan pembanding/rasio (r). Pada modul ini akan dijelaskan lebih lanjut tentang Deret Hitung. Dua hal yang penting untuk diketahui / dihitung dalam setiap persoalan deret, yaitu besarnya nilai pada suatu suku tertentu dan jumlah nilai deret sampai suku yang tertentu. Rumusnya: Suku ke-n : Un = a+ (n-1)b Jumlah bilangan sampai suku ke-n : Sn = n/2 (a+un) atau Sn = n/2 (2a+(n-1) b) Matematika Ekonomi 1 1 Litbang PTA 15/16

7 Materi Deret Hitung Dimana : a = suku pertama b = beda (selisih antara suku tertentu dengan suku sebelumnya) n = banyaknya suku 2. Penerapan Deret Hitung Dalam Ekonomi Menurut Malthus, pada masa akan datang (mungkin yang dimaksudkannya adalah masa sekarang ini) diramalkan bangsa-bangsa akan mengalami kesulitan pangan dan sandang (perekonomian) karena semakin cepatnya pertambahan penduduk sementara pertambahan sandang dan pangan lebih lambat. Dengan kata lain pertambahan penduduk mengkuti Deret Ukur (Deret Geometrik). Sementara Pertambahan sandang dan pangan mengikuti Deret Hitung (Deret Aritmatik). Prinsip Deret Hitung banyak diterapkan dalam menganalisa perilaku perkembangan kegiatan usaha misalnya produksi, biaya, pendapatan, penggunaan tenaga kerja atau penanaman modal. Sedangkan prinsip Deret Ukur menganalisa perilaku pertumbuhan. Oleh karena itu prinsip-prinsip Deret Hitung dapat digunakan untuk menganalisa perkembangan variabelvariabel kegiatan usaha tersebut sehingga variabel yang bersangkutan bertambah secara konstan dari satu periode ke periode berikutnya. 2.1 Contoh Kasus 1 Pada bulan pertama produksi PT. Tia menghasilkan komputer 11 unit dan terjadi peningkatan setiap bulan sebesar 5 unit. Pada bulan keberapakah perusahaan dapat memproduksi komputer sebanyak 611 unit? dan berapakah jumlah produksi sampai bulan ke-n tersebut? Diketahui : a = 11 Matematika Ekonomi 1 2 Litbang PTA 15/16

8 Materi Deret Hitung b = 5 Un = 611 Ditanya : n saat Un 611 unit dan Sn? Jawab: Un = a + (n-1)b Un = 611 a + (n - 1) b = (n -1) 5 = n 5 = n = n = 605 n = 121 Sn = n/2 (a + Un) S121 = 121/2 ( ) = 60,5 (622) = Analisis: Jadi Jumlah produksi komputer PT. Tia sebesar 611 unit di produksi pada bulan ke-121. Dan jumlah produksi komputer sampai bulan ke-121 adalah unit. Dengan menggunakan software ecmath adalah sebagai berikut: a. Pada tampilan awal software ec-math, pilih materi deret hitung lalu pilih mencari Un, Sn, a, b, n seperti di tunjukkan oleh gambar di bawah ini : Matematika Ekonomi 1 3 Litbang PTA 15/16

9 Materi Deret Hitung b. Kemudian, setelah pilih mencari Un, Sn, a, b, n dan isikan datanya seperti contoh soal diatas, setelah itu klik hasil seperti di tunjukkan oleh gambar di bawah ini: Matematika Ekonomi 1 4 Litbang PTA 15/16

10 Materi Deret Hitung 2.2 Contoh Kasus 2 Pabrik Sepatu Kulit Aldiva Fashion pada awal tahun memproduksi Sepatu sebanyak 651 pasang. Pada tahun ke-6 pabrik tersebbut dapat memproduksi sebanyak 1115 unit. Berapakah beda produksi setiap tahunnya dan jumlah produksi sampai tahun ke-6? Diketahui : U6 = 1115 a = 651 n = 6 Ditanya : b dan S6? Jawab : Matematika Ekonomi 1 5 Litbang PTA 15/16

11 Materi Deret Hitung Un = a + (n-1)b U6 = a + (6 1) b 1115 = b 5b = b = 464 5b = 92.8 b 93 ( dibulatkan ) Sn = n/2 (a + Un) S6 = 6/2 ( ) S6 = 3 ( ) S6= 3 (1766) S6= 5298 Analisis: Jadi Beda produksi Sepatu Kulit setiap tahunnya adalah 93 unit dan jumlah produksi Sepatu Kulit sampai tahun keenam adalah 5298 pasang. Dengan menggunakan software ecmath adalah sebagai berikut : a. Masih pada tampilan software materi deret hitung, isikan datanya seperti contoh soal diatas, setelah itu klik hasil seperti ditunjukkan oleh gambar di bawah ini: Matematika Ekonomi 1 6 Litbang PTA 15/16

12 Materi Deret Hitung Cat: untuk meghapus data yang sudah ada, klik reset 2.3 Contoh Kasus 3 Perusahaan Aldo Agung Subur pada bulan ke-5 mampu memproduksi pupuk organik cair sebanyak 156 botol dan pada bulan ke-6 memproduksi 166 botol. Apabila peningkatan produksi pupuk cair tersebut berpola Deret Hitung, berapakah besar produksi pada bulan pertama dan peningkatan produksi setiap bulan? Diketahui : U5 = 156 U6 = 166 Ditanya : Matematika Ekonomi 1 7 Litbang PTA 15/16

13 Materi Deret Hitung b dan a? Jawab : Mencari b U5 = a + 4b = 156 U6 = a + 5b = 166 b = 10 Mencari a U5 = a + 4b 156 = a + 4 (10) = a 116 = a Analisis: Jadi, besar produksi pupuk organik cair pada bulan pertama sebesar 116 botol dan peningkatan produksi setiap bulannya adalah sebesar 10 botol Dengan menggunakan software ecmath adalah sebagai berikut : a. Masih pada tampilan software materi deret hitung, isikan datanya seperti contoh soal diatas, setelah itu klik hasil seperti ditunjukkan oleh gambar di bawah ini: Matematika Ekonomi 1 8 Litbang PTA 15/16

14 Materi Deret Hitung 2.4 Contoh Kasus 4 PT. BEBBY ROSE WHITE berhasil meningkatkan produksinya setiap bulan sebanyak 111 botol Air Sari Mawar. Apabila diketahui produksi pada bulan ke-6 sebanyak 1156 botol air sari mawar. Berapa jumlah produksi botol air sari mawar pada awal bulan dan berapakah jumlah produksi sampai bulan ke-6? Diketahui : b = 111 n = 6 U6 = 1156 Matematika Ekonomi 1 9 Litbang PTA 15/16

15 Materi Deret Hitung Ditanya : a dan S6? Jawab : Un = a + (n 1)b U6 = 1156 a + (6 1) b = 1156 a + 5b = 1156 a + 5 (111) = 1156 a = 1156 a = a = 601 Sn = n/2 (a + Un) S6 = 6/2 ( ) S6 = 3 (1757) S6 = 5271 Analisis: Jadi jumlah produksi Air Sari Mawar pada bulan pertama adalah sebanyak 601 botol dan jumlah produksi Air Sari Mawar sampai bulan ke-6 adalah 5271 botol. Matematika Ekonomi 1 10 Litbang PTA 15/16

16 Materi Deret Hitung Dengan menggunakan software ecmath adalah sebagai berikut : a. Masih pada tampilan software materi deret hitung, isikan datanya seperti contoh soal diatas, setelah itu klik hasil seperti ditunjukkan oleh gambar di bawah ini: 2.5 Contoh Kasus 5 Toko TIA FLORIST dalam tahun pertama menerima penghasilan dari jasa merangkai bunga sebesar Rp , dengan adanya penambahan tenaga kerja dan peningkatan mutu pelayanan jasa maka penghasilannya mengalami peningkatan sebesar Rp setiap tahunnya. Maka berapa besar penghasilan yang diterima perusahaan tersebut pada tahun Matematika Ekonomi 1 11 Litbang PTA 15/16

17 Materi Deret Hitung ke-5 dan berapakah penghasilan Toko tersebut sampai dengan tahun ke-5? Diketahui : a = b = n = 5 Ditanya : U5 dan S5? Jawab : Un = a + (n 1)b U5 = (5 1) U5 = U5 = Sn = n/2 (a + Un) S5 = 5/2 ( ) S5 = 2,5 ( ) S5 = Analisis: Matematika Ekonomi 1 12 Litbang PTA 15/16

18 Materi Deret Hitung Jadi besarnya penghasilan yang diterima Toko TIA FLORIST pada tahun kelima adalah sebesar Rp dan penghasilan Toko Tia Florist sampai dengan tahun kelima adalah sebesar Rp Dengan menggunakan software ecmath adalah sebagai berikut : a. Masih pada tampilan software materi deret hitung, isikan datanya seperti contoh soal diatas, setelah itu klik hasil seperti ditunjukkan oleh gambar di bawah ini: Matematika Ekonomi 1 13 Litbang PTA 15/16

19 Materi Deret Ukur MATERI 2 DERET UKUR 1. Konsep Dasar Deret Ukur 1.1 Definisi Deret Ukur Deret adalah rangkaian bilangan yang tersusun secara teratur dan memenuhi kaidah kaidah tertentu. Suku adalah bilangan bilangan yang merupakan unsure dan pembentuk suatu deret. Dilihat dari segi pola perubahan bilangan pada suku sukunya deret bisa dibedakan menjadi Deret Hitung, Deret Ukur, dan Deret Dinamis. Pada bagian ini hanya akan dibahas tentang deret ukur. Adapun definisinya sebagai berikut: Deret Ukur ialah deret yang suku sukunya dibedakan dengan perbandingan suku per-urutan yang memiliki nilai tetap yang sering dinamakan dengan pembanding/rasio {r}. 1.2 Rumus Deret Ukur Mencari Suku ke-n Un = a. r (n 1) Keterangan: Un = Suku ke-n a r n = Suku pertama = Rasio = Banyaknya suku Matematika Ekonomi 1 14 Litbang PTA 15/16

20 Materi Deret Ukur Mencari Jumlah Sampai Suku ke-n o Deret Ukur Berhingga Sn = a(rn 1) r 1 Jika r > 1 Sn = a(1 rn ) 1 r Jika r < 1 Keterangan : Sn = Jumlah sampai suku ke-n a r = Suku pertama = Rasio n = Banyaknya suku o Deret Ukur Tak Berhingga Sn = a 1 r Keterangan : Sn = Jumlah Sampai Suku ke-n a r = Suku Pertama = Rasio Matematika Ekonomi 1 15 Litbang PTA 15/16

21 Materi Deret Ukur n = Tak Hingga (~) 1.3 Contoh Soal Pada sebuah deret ukur diketahui bahwa suku pertamanya adalah 1 dan rasionya 6. Berapakah suku ke-1 deret tersebut? Dik : a = 1 r = 6 n = 5 Dit : U5? Jawab : Un = a.r (n-1) U5 = 1.6 (5-1) U5 = 1296 Analisis : Jadi, suku ke-5 deret tersebut adalah Langkah langkah pengerjaan dengan menggunakan software EC-Math: 1. Buka software EC-Math. 2. Pilih menu Deret Ukur, kemudian pilih Penerapan Matematika Matematika Ekonomi 1 16 Litbang PTA 15/16

22 Materi Deret Ukur 3. Masukkan data yang ada pada soal ke software. Setelah itu untuk menampilkan outputnya, klik Hasil. Matematika Ekonomi 1 17 Litbang PTA 15/16

23 Materi Deret Ukur 1.4 Diketahui suatu deret geometri sebagai berikut: 1, 6, 36,,. Berapakah jumlah suku ke-5 dari deret tersebut? Dik: a = 5 r = Un/ Un-1 = 6/1 = 6 n = 5 Dit : S5? Jawab : Sn = a (r n 1) / r 1 S5 = 1(6 5-1) /6-1 S5 = 1(7776-1) /5 = 1555 Langkah langkah pengerjaan dengan menggunaka EC-Math: 1. Buka software EC-Math. 2. Pilih menu Deret Ukur, kemudian pilih Penerapan Matematika. Matematika Ekonomi 1 18 Litbang PTA 15/16

24 Materi Deret Ukur 3. Masukkan data yang ada pada soal ke software. Setelah itu untuk menampilkan outputnya, klik Hasil. 4. Analisis : Jadi, jumlah sampai suku ke-6 deret tersebut adalah Diketahui suatu deret geometri sebagai berikut: 115, 155, 414, 151. Berapakah jumlah suku sampai ke suku ke-16 dari deret tersebut? Dik : a = 115 r = Un / Un 1 = 155 / 115 = 1,35 n = 6 Dit : Sn? Jawab: Matematika Ekonomi 1 19 Litbang PTA 15/16

25 Materi Deret Ukur Sn = a ( r n - 1) / r-1 S16 = 115 (1, ) / 1,35-1 S16 = 115 (5,053445) / 0,35 S16 = 1660,418 Langkah langkah pengerjaan dengan menggunaka EC-Math: 1. Buka software EC-Math. 2. Pilih menu Deret Ukur, kemudian pilih Penerapan Matematika. 3. Masukkan data yang ada pada soal ke software. Setelah itu untuk menampilkan outputnya, klik Hasil. Matematika Ekonomi 1 20 Litbang PTA 15/16

26 Materi Deret Ukur 4. Analisis : Jadi, jumlah sampai suku ke-6 deret tersebut adalah 1660, Penerapan Ekonomi Deret Ukur 2.1 Model Bunga Majemuk Model bunga majemuk merupakan Deret Ukur dalam kasus simpan pinjam dan kasus investasi. Dengan model ini dapat dihitung nilai modal di masa yang akan datang ditambah dengan akumulasi penambahan bunga, misalnya besarnya pengembalian kredit di masa yang akan datang berdasarkan tigkat bunganya, mengukur nilai sekarang dari jumlah hasil investasi yang akan diterima di masa yang akan datang, dan sebagainya. Jika pembayaran bunga dilakukan pertahun Fn = P(1 + i) n Jika pembayaran bunga dilakukan per hari, per triwulan, per caturwulan, dan per semester Matematika Ekonomi 1 21 Litbang PTA 15/16

27 Materi Deret Ukur Fn = P(1 + ( i Keterangan : m ))m.n Fn = Jumlah Investasi Di Masa yang Akan Datang P = Jumlah Investasi Sekarang/Awalnya i = Tingkat Bunga per tahun n = Jumlah Tahun m = Frekuensi Pembayaran Bunga dalam setahun Contoh Soal : Sitta meminjam uang di Bank Cipta sebanyak Rp untuk jangka waktu 5 tahun, dengan tingkat suku bunga 5 % per tahun. Berapakah jumlah seluruh uang yang harus dikembalikan Sitta pada saat pelunasan? Dik : P = n = 5 i = 5 % = 0,05 Dit : F5 =? Jawab : Fn = P(1 + i) n J F5 = (1 + 0,05) 5 F5 = (1,05) 5 Matematika Ekonomi 1 22 Litbang PTA 15/16

28 Materi Deret Ukur F5 = Langkah langkah pengerjaan dengan menggunaka EC-Math: 1. Buka software EC-Math. 2. Pilih menu Deret Ukur, kemudian pilih Penerapan Ekonomi. 3. Pilih Model Bunga Majemuk lalu masukkan data yang ada pada soal ke software. Setelah itu untuk menampilkan outputnya, klik Hasil. Matematika Ekonomi 1 23 Litbang PTA 15/16

29 Materi Deret Ukur 4. Analisis : Jadi, jumlah seluruh uang yang harus dikembalikan Sitta pada saat pelunasan adalah Rp Ipung membeli sebuah mobil sport dengan merek Ferara, secara kredit selama 5 tahun seharga Rp dengan bunga sebesar 5 % per tahun. Ipung melakukan pembayaran bunga per caturwulan. Berapakah jumlah yang dibayarkan Ipung? Dik : P = i = 5 % = 0,05 n = 5 m = 12/4 = 3 Dit : F5 =? Jawab : Fn = P (1 + (i/m)) m.n J Matematika Ekonomi 1 24 Litbang PTA 15/16

30 Materi Deret Ukur F5 = (1 + (0,05/3)) 3.5 F5 = Langkah langkah pengerjaan dengan menggunaka EC-Math: 1. Buka software EC-Math. 2. Pilih menu Deret Ukur, kemudian pilih Penerapan Ekonomi. 3. Pilih Model Bunga Majemuk lalu masukkan data yang ada pada soal ke software. Setelah itu untuk menampilkan outputnya, klik Hasil. Matematika Ekonomi 1 25 Litbang PTA 15/16

31 Materi Deret Ukur 4. Analisis : Jadi, jumlah seluruh uang yang harus dibayar Ipung adalah Rp Model Bunga Sinambung Jika frekuensi pembayaran bunga per tahun (m) sangat besar, bunga yang siperhitungkan sangat sering (terus-menerus) dalam setahun, maka model deret ukur yang digunakan adalah metode deret ukur tak terhingga atau sinambung. Fn = P. e. n Keterangan : Fn = Jumlah Investasi Di Masa yang Akan Datang P = Jumlah Investasi Sekarang/Awalnya e = Eksponensial (2,71828) n = Jumlah Tahun Matematika Ekonomi 1 26 Litbang PTA 15/16

32 Materi Deret Ukur Contoh Soal : Amin mempunyai tabungan deposito darurat dari Bank pemerintah pada masa perang dengan Belanda dengan frekuensi pembayaran bunga setiap 5 menit sekali selama 5 tahun. Nilai tabungan Amin di Bank tersebut yaitu Rp pada saat pertama kali setoran. Berapakah jumlah uang Amin 15 tahun kemudian? Dik : P = n = 15 Dit : F5? Jawab: Fn = P. e. n F5 = x 2,71828 x 15 F5 = ,6172 dibulatkan Langkah langkah pengerjaan dengan menggunaka EC-Math: 1. Buka software EC-Math. 2. Pilih menu Deret Ukur, kemudian pilih Penerapan Ekonomi. Matematika Ekonomi 1 27 Litbang PTA 15/16

33 Materi Deret Ukur 3. Pilih Model Bunga Sinambung lalu masukkan data yang ada pada soal ke software. Setelah itu untuk menampilkan outputnya, klik Hasil. Matematika Ekonomi 1 28 Litbang PTA 15/16

34 Materi Deret Ukur 4. Analisis : Jadi, jumlah uang Amin 15 tahun kemudian adalah Rp Model Present Value Present Value (nilai sekarang) merupakan kebalikan dari compound value (nilai majemuk) adalah besarnya jumlah uang, permulaan periode atas dasar tingkat tertentu dari sejumlah uang yang baru akan kita terima beberapa waktu/periode yang akan datang. Jika pembayaran bunga dilakukan per tahun P = Fn/(1 + i) n Jika pembayaran bunga dilakukan per hari, per triwulan, per kuartal, dan per semester Matematika Ekonomi 1 29 Litbang PTA 15/16

35 Materi Deret Ukur P = Fn/(1 + ( i m ))m.n Keterangan : Fn = Jumlah Investasi Di Masa yang Akan Datang P = Jumlah Investasi Sekarang/Awalnya i = Tingkat Bunga per tahun n = Jumlah Tahun m = Frekuensi Pembayaran Bunga dalam setahun Contoh Soal Tata menginginkan agar uangnya menjadi Rp pada 6 tahun yang akan datang, berapakah jumlah uang yang harus ditabung Tata saat ini seandainya diberikan bunga sebesar 6 % per tahun? Dik : F6 = i = 6% = 0.06 n = 6 Dit : P? Jawab: P = Fn/(1 + i) n J P = / (1 + 0,06) 6 P = / (1,06) 6 P = Matematika Ekonomi 1 30 Litbang PTA 15/16

36 Materi Deret Ukur Langkah langkah pengerjaan dengan menggunaka EC-Math: 1. Buka software EC-Math. 2. Pilih menu Deret Ukur, kemudian pilih Penerapan Ekonomi. 3. Pilih Model Present Value lalu masukkan data yang ada pada soal ke software. Setelah itu untuk menampilkan outputnya, klik Hasil. Matematika Ekonomi 1 31 Litbang PTA 15/16

37 Materi Deret Ukur 4. Analisis : Jadi, jumlah uang yang harus ditabung Tata saat ini adalah Rp Affan membeli sebuah motor dengan Hondi, secara kredit selama 5 tahun dengan bunga sebesar 6 % per tahun. Affan melakukan pembayaran bunga per triwulan. Jika jumlah uang yang dibayarkan oleh Affan adalah Rp berapakah mula-mula harga motor tersebut? Dik : F5 = i = 6 % = 0.06 n = 5 m = 12/3 = 4 Dit : P =? Jawab : P = Fn/(1 + i/m)) m.n J Matematika Ekonomi 1 32 Litbang PTA 15/16

38 Materi Deret Ukur P = / (1 + (0,06 / 4) 4.5 P = Langkah langkah pengerjaan dengan menggunaka EC-Math: 1. Buka software EC-Math. 2. Pilih menu Deret Ukur, kemudian pilih Penerapan Ekonomi. 3. Pilih Model Present Value lalu masukkan data yang ada pada soal ke software. Setelah itu untuk menampilkan outputnya, klik Hasil. Matematika Ekonomi 1 33 Litbang PTA 15/16

39 Materi Deret Ukur 4. Analisis : Jadi, mula-mula harga motor tersebut adalah Rp Model Pertumbuhan Penduduk Metode ini dinyatakan oleh Malthus, beliau menyatakan bahwa pertumbuhan penduduk dunia dipengaruhi oleh deret ukur atau perubahan berdasarkan rasio tertentu. Pt = P1. R (t 1) Keterangan : Pt = Jumlah Penduduk pada Tahun ke-t P1 = Jumlah Penduduk pada Tahun Basis R = 1 + r r = Persentase Pertumbuhan per tahun Matematika Ekonomi 1 34 Litbang PTA 15/16

40 Materi Deret Ukur t = Indeks Waktu (tahun) Contoh Soal Jika diketahui jumlah penduduk di Kota Malang pada tahun 2013 berjumlah jiwa, dengan tingkat pertumbuhan 6 % per tahun. Berapakah jumlah penduduk di kota Malang tersebut pada tahun 2015? Dik : P1 = r = 6 % = 0,06 t = 3 Dit : P3? Jawab : R = 1 + r R = 1 + 0,06 R = 1,06 j Pt = P1. R (t 1) P3 = x 1,06 (3-1) P3 = ,794 dibulatkan Langkah langkah pengerjaan dengan menggunaka EC-Math: 1. Buka software EC-Math. 2. Pilih menu Deret Ukur, kemudian pilih Penerapan Ekonomi. Matematika Ekonomi 1 35 Litbang PTA 15/16

41 Materi Deret Ukur 3. Pilih Model Pertumbuhan Penduduk lalu masukkan data yang ada pada soal ke software. Setelah itu untuk menampilkan outputnya, klik Hasil. Matematika Ekonomi 1 36 Litbang PTA 15/16

42 Materi Deret Ukur 4. Analisis : Jadi, jumlah penduduk di kota Malang pada tahun 2015 adalah Jumlah pendududk di Kota Forres pada tahun 2011 adalah jiwa dan jumlah penduduk tersebut mengalami kenaikkan pada tahun 2015 menjadi jiwa. Berapakah tingkat pertumbuhan penduduk di kota tersebut dari tahun 2011 sampai 2015? Dik : P1 = P4 = t = 5 Dit : r? Matematika Ekonomi 1 37 Litbang PTA 15/16

43 Materi Deret Ukur Jawab : Pt = P1. R (t 1) = x R (5-1) R 4 = R = 1,0714 R = 1,01739 R = 1 + r 1,017 = 1 + r R = 1,017 1 r = 0,017 = 1,7 % Langkah langkah pengerjaan dengan menggunaka EC-Math: 1. Buka software EC-Math. 2. Pilih menu Deret Ukur, kemudian pilih Penerapan Ekonomi. Matematika Ekonomi 1 38 Litbang PTA 15/16

44 Materi Deret Ukur 3. Pilih Model Pertumbuhan Penduduk lalu masukkan data yang ada pada soal ke software. Setelah itu untuk menampilkan outputnya, klik Hasil. 4. Analisis : Jadi, tingkat pertumbuhan di kota tersebut dari tahun 2011 sampai 2015 adalah 1,7 % Matematika Ekonomi 1 39 Litbang PTA 15/16

45 Materi Fungsi Linier 1 MATERI 3 FUNGSI LINIER 1 1. PENGERTIAN Fungsi adalah suatu bentuk hubungan matematis yang menyatakan hubungan ketergantungan (hubungan fungsional) antara suatu variabel dengan variabel lainnya. Di antara berbagai macam hubungan fungsional yang ada, fungsi linier merupakan bentuk yang paling sederhana dan paling sering digunakan dalam analisis ekonomi. Fungsi linier atau fungsi berderajat satu adalah fungsi yang pangkat tertinggi dari variabel bebasnya adalah satu. Notasi : y = mx + c Dimana: y = Variabel terikat (Dependen Variable) m = Koefisien atau lereng fungsi (Gradient) x = Variabel bebas (Independen Variable) c = Konstanta bebas Gradient (m) dapat dicari menggunakan rumus: y2 y1 m = x 2 x 1 atau y x Contoh soal: Berapakah gradient yang melalui titik (6, 5) dan titik (5, 15) Dik: x1 = 6 y2 = 15 x2 = 5 y3 = 5 Dit: m? Matematika Ekonomi 1 40 Litbang PTA 15/16

46 Materi Fungsi Linier 1 Jwb: m = = -10 Berdasarkan letak ruas variabel-variabelnya, fungsi linear dibedakan menjadi: a. Fungsi Eksplisit : Variabel bebas terletak pada ruas yang berbeda dengan variabel terikat. Contoh: y = -5x + 6 b. Fungsi Implisit : Variabel bebas terletak pada ruas yang sama dengan variabel terikat. Contoh : y + 5x 6 = 0 2. Cara Pembentukan Fungsi Linier Cara membentuk fungsi linier berbeda-beda, tergantung data yang diketahui. Ada 4 macam cara untuk membentuk fungsi linear, antara lain: 2.1 Cara Koordinat Lereng Cara ini digunakan apabila telah diketahui satu titik (x1, y1) dan telah diketahui gradien atau kemiringan lereng tersebut. Sehingga cara membentuk fungsinya yaitu: (y y1) = m (x x1) Contoh soal : Tentukan fungsi linear yang melalui titik (5,6) dengan kemiringan m = 1! Jawab : (y y1) = m (x x1) y 6 = 1 (x 5) y 6 = x 5 y = x Cara Dwi Koordinat Cara ini digunakan apabila diketahui dua buah titik, yaitu titik A dengan koordinat (x1,y1) dan titik B dengan koordinat (x2,y2). Maka dapat ditemukan persamaan liniernya dengan rumus: Matematika Ekonomi 1 41 Litbang PTA 15/16

47 Materi Fungsi Linier 1 y y1 y2 y1 = x x1 x2 x1 Contoh: Tentukanlah persamaan fungsi yang melalui titik (6, 1) dan (5, 5)! Jawab : x1 = 6 y1 = 1 x2 = 5 y2 = 5 y = x y 1 4 = x (y 1) = 4 (x 6) -y + 1 = 4x 24 -y = 4x y = 4x 25 y = -4x Cara Penggal Lereng Cara ini dapat digunakan pada saat diketahui penggalnya pada salah satu sumbu dan diketahui pula lereng garis yang memenuhi persamaan tersebut. Rumus persamaan linearnya: y = mx + c Dimana: c = penggal (konstansta) m = lereng (gradien) Contoh: Tentukanlah persamaan linier jika nilai penggal dan garis lereng y = f(x) masing-masing 6 dan 5! Jawab: y = 5x + 6 Matematika Ekonomi 1 42 Litbang PTA 15/16

48 Materi Fungsi Linier Cara Dwi Penggal Cara ini digunakan apabila diketahui penggal garis tersebut pada masingmasing sumbu, yakni penggal pada sumbu vertikal (x = 0) dan penggal pada sumbu horizontal (y = 0). Apabila a dan c masing-masing adalah penggal pada sumbusumbu vertikal dan horizontal dari sebuah garis lurus, maka persamaan garisnya adalah: y = a ( a ) x c Dimana: a = penggal pada sumbu vertikal b = penggal pada sumbu horizontal Contoh: Tentukan persamaan linear apabila sebuah garis lurus pada sumbu vertikal dan horizontalnya masing-masing 3 dan -6! Jawab : y = a ( a c ) x y = x y = 3 + 0,5 x 3. HUBUNGAN DUA BUAH GARIS LURUS Dua buah garis lurus mempunyai 4 macam kemungkinan hubungan: 3.1 Berhimpit Jika persamaan sebuah garis merupakan kelipatan dari persamaan garis lain maka y = m1x + c akan berhimpit dengan garis y = m2 x + c2 (syarat: y1 = n. y2; c1 = n. c2; dan m1 = n. m2) Matematika Ekonomi 1 43 Litbang PTA 15/16

49 Materi Fungsi Linier Sejajar Jika gradien sebuah garis sama dengan gradien garis yang lain, maka garis y = m1x + c akan sejajar dengan y = m2 x + c2 (syarat: m1 = m2; c1 c2) 3.3 Berpotongan Jika gradien sebuah garis tidak sama dengan gradien garis yang lain, maka garis y = m1x + c akan berpotongan dengan y = m2 x + c2 (syarat: m1 m2) 3.4 Tegak Lurus Jika gradien sebuah garis merupakan kebalikan dari gradien yang lain dengan tanda berlawanan, maka garis y = m1x + c akan tegak lurus dengan garis y = m2 x + c2 (syarat: m1 = - 1 atau m1. m2= -1) m2 4. PENGGAMBARAN FUNGSI LINIER Grafik sebuah fungsi dapat dihasilkan dengan cara menghitung koordinat titik-titik yang memenuhi persamaannya, kemudian menempatkan pasanganpasangan titik tersebut ke sistem sumbu silang. Setiap fungsi linier akan menghasilkan sebuah garis lurus (kurva linier). Contoh : Gambarkan grafik dari fungsi y = -5x + 6 Jawab : jika x = 0, maka y = 4 (0,6) jika y = 0, maka x = 2 (5,0) Matematika Ekonomi 1 44 Litbang PTA 15/16

50 Materi Fungsi Linier 1 Y (0, 6) y= -5x+ 6 (5,0) X Letak grafik dari sebuah fungsi tidak selalu di kuadran pertama, tergantung dari positif atau negatifnya nilai x dan y. Namun, analisis matematika dalam ekonomi lebih memusatkan diri pada kuadran pertama. Selain itu, dalam ilmu ekonomi, biasanya sumbu y menyatakan harga atau price (P). Sedangkan jumlah barang atau quantity (Q). 5. PENERAPAN EKONOMI Fungsi liniear sangat bermanfaat dalam ilmu ekonomi, baik dalam lingkup ekonomi mikro maupun ekonomi makro. Penerapan Fungsi Linier dalam Teori Ekonomi Mikro 1. Fungsi permintaan, fungsi penawaran, dan keseimbangan pasar. 2. Pengaruh pajak-spesifik terhadap keseimbangan pasar 3. Pengaruh pajak proporsional terhadap keseimbangan ekonomi 4. Pengaruh subsidi terhadap keseimbangan pasar Penerapan Fungsi Linier dalam Teori Ekonomi Makro 1. Fungsi konsumsi dan fungsi tabungan 2. Pendapatan disposibel 3. Fungsi pajak 4. Fungsi investasi Matematika Ekonomi 1 45 Litbang PTA 15/16

51 Materi Fungsi Linier 1 5. Fungsi impor 6. Pendapatan nasional 5.1 Fungsi Permintaan, Fungsi Penawaran, dan Keseimbangan Pasar Fungsi Permintaan Bentuk Umum : Qd = a - bp atau Pd = a b 1 b Q Dalam bentuk persamaan tersebut terlihat bahwa P dan Q berlawanan tanda. Hal ini mencerminkan hukum permintaan, yaitu semakin tinggi harga maka jumlah yang diminta akan semakin berkurang, begitu juga sebaliknya. Oleh karena itu kurva permintaan berlereng negatif. Fungsi Penawaran Bentuk Umum : Qs = -a + bp atau P = a b + 1 b Q Dalam persamaan di atas, terlihat bahwa variabel P dan Q mempunyai tanda yang sama, yaitu sama-sama positif. Hal ini mencerminkan hukum penawaran, bahwa apabila harga naik jumlah yang ditawarkan akan bertambah, begitu juga sebaliknya. Keseimbangan Pasar Suatu barang dikatakan berada dalam keseimbangan apabila jumlah barang yang diminta dipasar sama dengan jumlah barang yang ditawarkan (Qd = Qs). Yakni kurva permintaan dan kurva penawaran berpotongan di satu titik. Pada posisi keseimbangan pasar (E), akan tercipta harga keseimbangan/equilibrium Price (Pe) dan jumlah keseimbangan/equilibrium Quantity (Qe). Matematika Ekonomi 1 46 Litbang PTA 15/16

52 Materi Fungsi Linier 1 Contoh soal : PT. Indocrude adalah perusahaan yang menghasilkan minyak mentah dan menghitung persediaannya dalam satuan barrel. Berdasarkan riset, diketahui fungsi permintaan akan minyak mentah ditunjukkan oleh persamaan Pd = -5Q + 55, sedangkan fungsi penawarannya ditunjukkan oleh persamaan Ps = 6Q + 11 (dalam jutaan rupiah). Berapakah jumlah keseimbangan dan harga keseimbangan yang tercipta di pasar? Gambarkan grafik serta analisisnya! Dik : Pd = -5Q + 55 Ps = 6Q + 11 Dit : Qe, Pe Jawab : Pd = Ps -5Q + 55 = 6Q + 11 Pd = -5Q = 6Q + 5Q Pe = -5 (4) = 11Q Pe = Qe = 4 Pe = 35 Qe, Pe (4, 35) Tentukan titik pada saat P = 0 dan saat Q = 0 Jika P = 0 Jika Q = 0 Pd = -5Q + 55 Q = 7 (11, 0) P = 55 (0, 55) Ps = 6Q + 11 Q = -1,83 (-1,83 ; 0) P = 11 (0, 11) Matematika Ekonomi 1 47 Litbang PTA 15/16

53 Materi Fungsi Linier 1 P E (4, 35) 11-1, Q Analisis : Jadi saat fungsi permintaan Pd = -5Q + 55 dan fungsi penawaran Ps = 6Q + 11, harga keseimbangan yang terjadi di pasar adalah 35 juta rupiah dengan jumlah keseimbangan sebesar 4 barrel. Pada titik keseimbangan tersebut harga yang ditawarkan produsen sama dengan harga yang diinginkan oleh konsumen. Langkah-langkah pengerjaan software dengan Ec-Math : 1. Buka software Ec math versi Pilih materi fungsi linier 1 dan pilih sub materi Qd dan Qe. 3. Setelah itu input angka sesuai data-data yang tercantum dalam soal. 4. Klik check. Matematika Ekonomi 1 48 Litbang PTA 15/16

54 Materi Fungsi Linier Pengaruh Pajak-Spesifik terhadap Keseimbangan Pasar Pajak spesifik adalah pajak yang dikenakan per tiap unit barang yang diproduksi atau dijual. Setelah dikenakan pajak, produsen akan berusaha mengalihkan (sebagian) beban pajak tersebut kepada konsumen, yaitu dengan cara menawarkan harga jual yang lebih tinggi. Kurva penawaran akan naik ke atas sehingga keseimbangan pasar akan berubah. Rumus pajak Fungsi penawaran sebelum pajak P = a + bq spesifik: Fungsi penawaran sesudah pajak P = a + bq + t Pajak tanggungan konsumen tk = Pet - Pe Pajak tanggungan produsen tp = t tk Pajak yang diterima pemerintah T = t x Qet Matematika Ekonomi 1 49 Litbang PTA 15/16

55 Materi Fungsi Linier 1 Contoh soal : Berdasarkan data BULOG, fungsi permintaan akan gula kristal putih impor di Indonesia adalah Pd = -5Q + 55, sedangkan fungsi penawarannya yaitu Ps = 6Q Untuk melindungi produk gula dalam negeri, Kementerian Keuangan menetapkan setiap kilogram gula tersebut akan dikenakan bea masuk sebesar Rp 3/kilogram. Berapakah harga keseimbangan dan jumlah keseimbangan sebelum dan sesudah pajak, pajak yang ditanggung konsumen, pajak yang ditanggung produsen, dan pajak yang diterima pemerintah? Analisislah! (satuan harga dalam ribuan rupiah) Dik : Pd = -5Q + 55 Dit : a. (Qe, Pe) dan (Qet, Pet) Ps = 6Q + 11 b. tk, tp, T c. Analisis Jawab : Keseimbangan sebelum pajak (4, 35) t = 3 Pst = 6Q = 6Q + 14 Pd = Pst -5Q + 55 = 6Q + 14 Pst = 6Q = 6Q + 5Q Pet = 6 (3,73) = 11Q Pet = 2, Qet = 3,73 Pet = 36,38 Keseimbangan setelah pajak (3,73 ; 36,38) Matematika Ekonomi 1 50 Litbang PTA 15/16

56 Materi Fungsi Linier 1 P 36,38 (Qet, Pet) 35 (Qe, Pe) Pergeseran kurva Ps setelah pajak 3,73 4 Pajak yang ditanggung konsumen tk = Pet Pe tk = 36,38 35 = 1,38 Pajak yang ditanggung produsen tp = t tk tp = 3 1,38 = 1,62 Pajak yang diterima pemerintah T = t x Qet T = 3 x 3,73 = 11,19 Analisis : Jadi titik keseimbangan sebelum dan sesudah pajak yang tercipta masingmasing sebesar (4, 35) dan (3,73 ; 36,38). Pajak yang ditanggung konsumen dan produsen masing-masing sebesar 1,38 ribu rupiah dan 1,62 ribu rupiah. Pajak yang diterima pemerintah sebesar 11,19 ribu rupiah. Langkah-langkah pengerjaan software dengan Ec-Math : 1. Buka software Ec math versi Pilih materi fungsi linier 1 dan pilih sub materi Variabel Pajak Spesifik. 3. Setelah itu input angka sesuai data-data yang tercantum dalam soal. 4. Klik check. Matematika Ekonomi 1 51 Litbang PTA 15/16

57 Materi Fungsi Linier Pengaruh Pajak Proporsional terhadap Keseimbangan Ekonomi Pajak proporsional adalah suatu pajak yang besarnya ditetapkan berdasarkan persentase (%) tertentu dari harga jualnya. Jika pajak proporsional yang dikenakan sebesar t% dari harga jualnya (P), maka: Fungsi penawaran sebelum pajak Fungsi penawaran sesudah pajak Pajak tanggungan konsumen Pajak tanggungan produsen Pajak yang diterima pemerintah P = a + bq P = a + bq + t.p tk = Pet Pe tp = (t x Pet) tk T = (t x Pet) x Qet Matematika Ekonomi 1 52 Litbang PTA 15/16

58 Materi Fungsi Linier 1 Contoh soal : CV. Clarity Cloth adalah perusahaan yang memproduksi kain woolfis. Dari hasil survei tahun lalu, fungsi permintaan akan produk disana ditunjukkan oleh persamaan Pd = = -5Q Sedangkan fungsi penawarannya Ps = 6Q Tarif pajak yang diberlakukan oleh pemerintah sebesar 5%. Berapakah harga keseimbangan dan jumlah keseimbangan sebelum dan sesudah pajak, pajak yang ditanggung konsumen, pajak yang ditanggung produsen, dan pajak yang diterima pemerintah? Analisislah! (dalam jutaan rupiah) Dik : Pd = -5Q + 55 Ps = 6Q + 11 t = 5% = 0,05 Dit : a. (Qe, Pe) dan (Qet, Pet) b. tk, tp, T c. Analisis Jawab : Keseimbangan sebelum pajak (4, 35) Ps = 6Q + 11 t = 0,05 Pst = 6Q ,05P P 0,05P = 6Q ,95P = 6Q + 11 Pst = 6,32Q + 11,58 Pd = Pst -5Q + 55 = 6,32Q + 11,58 Pst = 6,32Q + 11, ,58 = 6,32Q + 5Q Pet = 6,32 (3,84) + 11,58 43,42 = 11,32Q Pet = 24, ,58 Qet = 3,84 Pet = 35,85 Keseimbangan setelah pajak (3,84; 35,85) Matematika Ekonomi 1 53 Litbang PTA 15/16

59 Materi Fungsi Linier 1 P Pergeseran kurva Ps setelah Pajak (Qet, Pet) 35,85 35 (Qe, Pe) 3,84 4 Q Pajak yang ditanggung konsumen tk = Pet Pe tk = 35,85 35 = 0,85 Pajak yang ditanggung produsen tp = (t x Pet) tk tp = (0,05 x 35,85) 0,85 = 0,94 Pajak yang diterima pemerintah T = (t x Pet) x Qet T = (0,05 x 35,85) x 3,84 = 6,88 Analisis : Jadi titik keseimbangan sebelum dan sesudah pajak yang tercipta di pasar masing-masing sebesar (4, 35) dan (3,84; 35,85). Pajak yang ditanggung konsumen dan produsen masing-masing sebesar 0,85 juta rupiah dan 0,94 juta rupiah. Pajak yang diterima pemerintah sebesar 6,88 juta rupiah. Langkah-langkah pengerjaan software dengan Ec-Math : 1. Buka software Ec math versi Matematika Ekonomi 1 54 Litbang PTA 15/16

60 Materi Fungsi Linier 1 2. Pilih materi fungsi linier 1 dan pilih sub materi untuk Variable Pajak Proporsional. 3. Setelah itu input angka sesuai data-data yang tercantum dalam soal. 4. Klik check Pengaruh Subsidi terhadap Keseimbangan Pasar Subsidi adalah pemberian bantuan pemerintah kepada produsen agar meringankan beban pengeluaran (biaya operasional) produsen. Dampak dari subsidi adalah kebalikan dari pengenaan pajak, karena subsidi akan menurunkan harga. Pengenaan subsidi akan membuat kuva penawaran turun ke bawah sehingga keseimbangan pasar akan berubah. Matematika Ekonomi 1 55 Litbang PTA 15/16

61 Materi Fungsi Linier 1 Fungsi penawaran sebelum subsidi Fungsi penawaran setelah subsidi Subsidi yang dinikmati konsumen Subsidi yang dinikmati produsen Subsidi yang diberikan pemerintah P = a + bq P = a + bq s sk = Pe Pes sp = s sk S = Qes x s Contoh soal : Penelitian Ilmiah Mahasiswa Gunadarma membuktikan pemanfaatan energi panas bumi dapat terealisasi. Dari hasil penelitian tersebut, Universitas Gunadarma berencana melebarkan sayapnya dibidang transportasi umum menggunakan energi panas bumi yaitu UG Transportation. Berdasarkan kuesioner online, dapat dibentuk fungsi permintaan akan hal tersebut adalah Pd = -5Q Sedangkan fungsi penawarannya yaitu Ps = 6Q Proyek tersebut diapresiasi oleh pemerintah dan pemerintah akan memberikan subsidi sebesar Rp 1/kilometer. Berapakah harga keseimbangan dan jumlah keseimbangan sebelum dan sesudah subsidi, subsidi yang dinikmati konsumen, subsidi yang dinikmati produsen, dan subsidi yang diberikan pemerintah? Analisislah! (dalam ribuan rupiah) Dik : Pd = -5Q + 55 Ps = 6Q + 11 s = 1 Dit : a. (Qe, Pe) dan (Qet, Pet) b. sk, sp, S c. Analisis Jawab : Keseimbangan sebelum subsidi (4, 35) Ps = 6Q + 11 s = 1 Pss = 6Q Pss = 6Q + 10 Matematika Ekonomi 1 56 Litbang PTA 15/16

62 Materi Fungsi Linier 1 Pd = Pss -5Q + 55 = 6Q + 10 Pss = 6Q = 6Q + 5Q Pes = 6 (4,09) = 11Q Pes = 24, Qes = 4,09 Pes = 34,54 Keseimbangan setelah subsidi (4,09; 34,54) P (Qe, Pe) 35 34,54 (Qes, Pes) Pergeseran kurva Ps setelah subsidi 4 4,09 Q Subsidi yang dinikmati konsumen sk = Pe Pes sk = 35 34,54 = 0,46 Subsidi yang dinikmati produsen sp = s sk sp = 1 0,46 = 0,54 Subsidi yang diberikan pemerintah S = Qes x s S = 4,09 x 1 = 4,09 Analisis : Jadi titik keseimbangan sebelum dan sesudah subsidi yang tercipta di pasar masing-masing sebesar (4, 35) dan (4,09 ; 34,54). Subsidi yang dinikmati konsumen Matematika Ekonomi 1 57 Litbang PTA 15/16

63 Materi Fungsi Linier 1 dan produsen masing-masing sebesar 0,46 ribu rupiah dan 0,54 ribu rupiah. Subsidi yang diberikan pemerintah sebesar 4,09 ribu rupiah. Langkah-langkah pengerjaan software dengan Ec-Math : 1. Buka software Ec math versi Pilih materi fungsi linier 1 dan pilih sub materi untuk Variable Subsidi. 3. Setelah itu input angka sesuai data-data yang tercantum dalam soal. 4. Klik check. Matematika Ekonomi 1 58 Litbang PTA 15/16

64 Materi Fungsi Linier 2 MATERI 4 FUNGSI LINEAR 2 1. Fungsi Konsumsi dan Fungsi Tabungan Pendapatan masyarakat suatu negara secara keseluruhan atau pendapatan nasional yang dialokasikan ke dalam dua kategori penggunaan, yaitu digunakan untuk konsumsi dan sisanya untuk ditabung. Y = C + S Dimana : Y = Pendapatan Nasional C = Konsumsi S = Saving (Tabungan) 1.1 Fungsi Konsumsi Fungsi yang menjelaskan hubungan antara konsumsi dan pendapatan nasional yang secara umum dirumuskan sebagai berikut : Dimana : Co = Konsumsi Otonom c = MPC (Marginal Propensity to Consume) = c / Y Keterangan : C = f (Y) = Co + cy a. Konstanta Co menunjukkan besarnya konsumsi nasional pada saat pendapatan nasional sebesar nol (0). Matematika Ekonomi 1 59 Litbang PTA 15/16

65 Materi Fungsi Linier 2 b. Koefisien c (MPC) mencerminkan besarnya tambahan konsumsi sebagai akibat adanya tambahan pendapatan nasional sejumlah tertentu. c. C menunjukkan besarnya perubahan konsumsi dan Y menunjukkan besarnya perubahan dalam pendapatan nasional yang mengakibatkan besarnya konsumsi termaksud. ½ < MPC < 1 Keterangan : a. MPC < 1 menunjukkan bahwa tambahan pendapatan yang diterima seseorang tidak seluruhnya dipergunakan untuk konsumsi, melainkan sebagai saving (tabungan). Contoh : MPC = 0,8 < 1. b. MPC > ½ menunjukkan bahwa penggunaan tambahan pendapatan, sebagian besar digunakan untuk menambah besarnya konsumsi, sedangkan sisanya yaitu yang jumlahnya lebih kecil merupakan tambahan saving (tabungan). Contoh : MPC = 0,8 > 0,5 dan MPS = 0,2, karena MPC + MPS = 1 atau c + s = 1 Contoh Kasus 1 Diketahui Konsumsi yang dilakukan oleh masyarakat kalimantan pada saat pendapatan sebesar nol (Co) adalah sebesar dengan marginal propensity to consume sebesar 0,55. Bentuklah sebuah fungsi konsumsi dan tentukanlah berapa besar konsumsinya, jika pendapatannya sebesar analisislah! Penyelesaian Diketahui : Co = Mpc = 0,55 Y = Ditanya : f (C)? Jawab : f (C) = Co + cy f (C) = ,55Y Matematika Ekonomi 1 60 Litbang PTA 15/16

66 Materi Fungsi Linier 2 C = ,55 ( ) C = ,05 C = ,5 atau Analisis : Jadi dengan MPC sebesar 0,55 dan konsumsi masyarakat pada pendapatan nol sebesar maka fungsi konsumsinya f (C)= ,55Y dan pada saat pendapatan sebesar maka konsumsi masyarakat sebseasar Fungsi Tabungan Fungsi yang menjelaskan hubungan antara tabungan dengan pendapatan nasional. Saving merupakan bagian dari pendapatan nasional yang tidak dikonsumsi. Maka berdasarkan pengertian tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut : Dimana : So = Saving (tabungan) Otonom s = MPS (Marginal Propensity to Saving) = c / Y Keterangan : a. Hubungan antara Fungsi Tabungan dengan Fungsi Konsumsi adalah sebagai berikut : Y = C + S S = Y C S = Y (Co + cy) S = Y Co cy S = - Co + (1 c)y Keterangan : S = g (Y) = So + sy a. Konstanta So menunjukkan besarnya tabungan nasional pada saat Pendapatan Nasional sebesar nol (0). Matematika Ekonomi 1 61 Litbang PTA 15/16

67 Materi Fungsi Linier 2 b. Koefisien s (MPS) mencerminkan besarnya tambahan tabungan sebagai akibat adanya tambahan Pendapatan Nasional yang mengakibatkan besarnya tabungan. Contoh Kasus 2 Diketahui konsumsi yang dilakukan oleh masyarakat pada saat pendapatan sebesar nol (Co) adalah sebesar dengan Marginal Propensity to Saving sebesar 0,55. Bentuklah sebuah fungsi tabungan berdasarkan datadata dan tentukanlah berapa besar tabungannya jika pendapatan sebesar Analisis! Penyelesaian Diketahui : Co = Mpc = 0,55 Y = Ditanya : f (C)? Jawab : f (C) = Co + Cy f (C) = ,55Y C = ,55 ( ) C = ,25 C = ,25 Analisis : Jadi dengan MPC sebesar 0,55 dan konsumsi masyarakat pada pendapatan nol sebesar maka fungsi konsumsinya f(c) = ,55Y dan pada saat pendapatan sebesar maka konsumsi masyarakat tersebut sebesar ,25. Matematika Ekonomi 1 62 Litbang PTA 15/16

68 Materi Fungsi Linier 2 2. Pendapatan Disposible Penjumlahan total dari pendapatan semua sektor di dalam suatu negara yang meliputi sektor rumah tangga, sektor badan usaha dan sektor pemerintah. Pendapatan Disposibel adalah Pendapatan Nasional yang secara nyata dapat dibelanjakan oleh masyarakat. Namun didalamnya tidak termasuk pendapatan pemerintah seperti pajak, cukai dan sebagainya. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut : Yd = Y Tx + Tr Keterangan : a. Tx adalah pajak (merupakan variabel yang memperkecil Pendapatan Disposibel). b. Tr adalah variabel yang memperbesar Pendapatan Disposible, sebab Tr merupakan pembayaran alihan (transfer payment) yang merupakan pembayaran-pembayaran khusus dari pemerintah kepada masyarakat yang sifatnya sebagai pembayaran ekstra atau tunjangan. Misalnya berupa tunjangan pensiun, tunjangan hari raya dan bonus. Matematika Ekonomi 1 63 Litbang PTA 15/16

69 Materi Fungsi Linier 2 Contoh Kasus 3 Diketahui pendapatan nasional suatu Negara sebesar 6.555, pemerintah memberikan tunjangan hari raya 516 dan pemerintah menetapkan pajak 16%, hitunglah pendapatan disposibelnya! Penyelesaian Diketahui : Y = Tx = 16% Tr = 516 Ditanya : Yd? Jawab : Yd = Y Tx + Tr = 6555 (16% x 6555) = , = 6022,2 Analisis : Dengan pendapatan nasional sebesar dan dikenakan pajak 16% serta adanya THR sebesar 516 maka besarnya pendapatan disposibel adalah 6022,2 Langkah-langkah pengerjaan dengan software : 1) Buka software Ec math, kemudian pilih materi Fungsi Linier 2 2) Kemudian pilih Pendapatan Nasional lalu input angka yang tertera pada soal, pilih rumus apa yang akan dihitung (di kanan bawah tampilan software), kemudian klik Hitung. Matematika Ekonomi 1 64 Litbang PTA 15/16

70 Materi Fungsi Linier 2 Keterangan : a. Sesungguhnya bukan Pendapatan Nasional (Y) yang merupakan variabel bebas dalam persamaan Fungsi Konsumsi dan Fungsi Tabungan namun Pendapatan Disposible (Yd). C = f (Y) = Co + cy S = g (Y) = So + sy Y = C + S b. Dengan demikian, persamaan Fungsi Konsumsi dan Fungsi Tabungan yang sebenarnya adalah : C = f (Yd) = Co + cyd S = g (Yd) = So + syd Yd = C + S 3. Fungsi Pajak Pajak yang dikenakan pemerintah pada warga negaranya ada 2 macam. Pertama ialah pajak yang jumlahnya tertentu dan tidak dikaitkan dengan pendapatan (T = To). Kedua adalah pajak yang penetapannya dikaitkan dengan tingkat pendapatan yang besarnya merupakan prosentase nilai Matematika Ekonomi 1 65 Litbang PTA 15/16

71 Materi Fungsi Linier 2 tertentu dari pendapatan (T = ty). Secara keseluruhan besarnya pajak yang diterima oleh pemerintah yaitu : T = To + ty Dimana : To = Pajak Otonom t = Proporsi pajak terhadap pendapatan T T = To + ty T2 = ty To T1 = To Y Contoh Kasus 4 Raffi Ahmad adalah seorang aktor, ia menerima gaji atau bayarannya sebesar Rp per bulan dan mendapatkan pajak sebesar 16% tiap bulan. Setiap bulan pemerintah memungut pembayaran pajak dari masyarakat sebesar Rp maka berapa besarnya pajak yang diterima pemerintah? Analisis! Penyelesaian Diketahui : Y = t = 16% To = Ditanya : T? Jawab : T = To + Ty = %(Rp ) = Rp Rp ,8 = Rp ,8 Matematika Ekonomi 1 66 Litbang PTA 15/16

72 Materi Fungsi Linier 2 Analisis : Jadi, dengan gaji sebesar Rp dan pajak yang dikenakan kepada Raffi sebesar 16%, ditambah pajak ruting Rp , maka pajak yang diterima pemerintah sebesar Rp ,8 Langkah-langkah pengerjaan dengan software : 1) Buka software Ec math, kemudian pilih materi Fungsi Linier 2 2) Pilih Pendapatan Nasional lalu input angka yang tertera pada soal, pilih rumus apa yang akan dihitung (di kanan bawah tampilan software), kemudian klik Hitung. 4. Fungsi Investasi Permintaan akan investasi merupakan fungsi dari tingkat bunga. Permintaan ini berbanding terbalik dengan tingkat bunga. Artinya meningkatkan tingkat bunga akan mengakibatkan berkurangnya investasi. Jika investasi dilambangkan dengan (I) dan tingkat bunga dilambangkan dengan (i), maka fungsi permintaan akan investasi dapat dituliskan sebagai berikut : Matematika Ekonomi 1 67 Litbang PTA 15/16

73 Materi Fungsi Linier 2 Dimana : Io = Investasi Otonom i = Tingkat Bunga P = Proprosi I terhadap lo Contoh Kasus 5 Pada tahun 2002, permintaan akan investasi di Jepang ditunjukkan oleh persamaan I = i, berapa besarnya investasi saat tingkat bunga bank yang berlaku 55%? Analisislah! Penyelesaian Diketahui : I = i Ditanya : I ketika i= 55%? Jawab : I = i = (55%) = ,25 = ,75 Analisis : Jadi, dengan persamaan investasi I = i dan tingkat bunga sebesar 55%, maka besarnya investasi di Jepang adalah sebesar ,75. I = f (i) = Io - pi Langkah-langkah pengerjaan dengan software : 1) Buka software Ec math, kemudian pilih materi Fungsi Linier 2 2) Pilih Pendapatan Nasional lalu input angka yang tertera pada soal, pilih rumus apa yang akan dihitung (di kanan bawah tampilan software), kemudian klik Hitung. Matematika Ekonomi 1 68 Litbang PTA 15/16

74 Materi Fungsi Linier 2 5. Fungsi Import Import (M) suatu negara merupakan Fungsi Pendapatan Nasional dan cenderung berkorelasi positif. Semakin besar Pendapatan Nasional suatu negara, maka semakin besar pula nilai importnya. Hubungan import dengan Pendapatan Nasional dapat dirumuskan : M = Mo + my Dimana : Mo = Import Otonom m = MPI (Marginal Propensif to Import) = M / Y Matematika Ekonomi 1 69 Litbang PTA 15/16

75 Materi Fungsi Linier 2 Contoh Kasus 6 Import otonom di New York tahun 2015 sebesar perubahan importnya sebesar 0,5. Tentukan besarnya import di New York jika penadapatan nasional pada tahun 2015 sebesar Rp ? Analisislah! Penyelesaian Diketahui : Y = Mo = m = 0,5 Ditanya : M? Jawab : M = Mo + My = ,5Y = ,5 (65.116) = = Analisis : Jadi besarnya import Negara New York pada tahun 2015 dengan import otonomnya adalah sebesar Langkah-langkah pengerjaan dengan software : 1) Buka software Ec math, kemudian pilih materi Fungsi Linier 2 2) Pilih Pendapatan Nasional lalu input angka yang tertera pada soal, pilih rumus apa yang akan dihitung (di kanan bawah tampilan software), kemudian klik Hitung. Matematika Ekonomi 1 70 Litbang PTA 15/16

76 Materi Fungsi Linier 2 6. Fungsi Pendapatan Nasional Pendapatan Nasional adalah jumlah nilai seluruh keluaran (barang dan jasa) yang dihasilkan oleh suatu negara dalam jangka waktu tertentu. Perhitungan pendapatan nasional dapat dilakukan dengan 3 macam pendekatan, yaitu pendekatan produksi, pendekatan pendapatan dan pendekatan pengeluaran. Ditinjau dari segi pendekatan pengeluaran, pendapatan nasional adalah jumlah pengeluaran rumah tangga, sektor badan usaha, sektor pemerintah dan sektor luar negeri. a. Pengeluaran sektor rumah tangga dicerminkan oleh konsumsi masyarakat (C). b. Pengeluaran sektor badan usaha dicerminkan oleh investasi (I). c. Pengeluaran sektor pemerintah dicerminkan oleh (G). d. Pengeluaran perdagangan dengan luar negeri dicerminkan dari selisih antara ekspor dan impor negara yang bersangkutan (X M). Dengan demikian, persamaan matematis Pendapatan Nasional menurut pendekatan pengeluaran (model perekonomian terbuka) adalah : Y = C + I + G + (X M) Matematika Ekonomi 1 71 Litbang PTA 15/16

LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG PTA 16/17

LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG PTA 16/17 LAB. MANAJEMEN DASAR LITBANG PTA 16/17 MATEMATIKA EKONOMI 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat, hidayah, dan karunia yang diberikan-nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

IV. FUNGSI PENDAPATAN (Penerapan Fungsi Linear dalam Teori Ekonomi Makro)

IV. FUNGSI PENDAPATAN (Penerapan Fungsi Linear dalam Teori Ekonomi Makro) IV. FUNGSI PENDAPATAN (Penerapan Fungsi Linear dalam Teori Ekonomi Makro) Yang dimaksud fungsi pendapatan disini adalah Pendapatan Nasional (Y) yaitu pendapatan masyarakat suatu negara secara keseluruhan

Lebih terperinci

MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS

MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS Modul Mata Kuliah MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIJAYA PUTRA SURABAYA 014/015 Erik Valentino, S.Pd., M.Pd DAFTAR ISI BAB I Barisan dan Deret... BAB II Fungsi... 10 BAB III

Lebih terperinci

FUNGSI KONSUMSI, TABUNGAN, PENDAPATAN NASIONAL

FUNGSI KONSUMSI, TABUNGAN, PENDAPATAN NASIONAL FUNGSI KONSUMSI, TABUNGAN, PENDAPATAN NASIONAL 6.1 Pendahuluan Dalam ekonomi makro, pengeluaran seseorang yang digunakan untuk konsumsi dipengaruhi oleh tingkat pendapatannya. Konsumsi akan semakain tinggi

Lebih terperinci

Aplikasi Fungsi Linear. Telkom University Alamanda

Aplikasi Fungsi Linear. Telkom University Alamanda Aplikasi Fungsi Linear Telkom University Alamanda Pembahasan Fungsi pada Keseimbangan Pasar 1. Fungsi permintaan, fungsi penawaran dan keseimbangan pasar 2. Pengaruh pajak spesifik terhadap keseimbangan

Lebih terperinci

Materi UTS Matematika Ekonomi dan Bisnis

Materi UTS Matematika Ekonomi dan Bisnis Materi UTS Matematika Ekonomi dan Bisnis 1. Fungsi permintaan, fungsi penawaran dan keseimbangan pasar sebelum dan sesudah pajak 2. Fungsi Biaya, Fungsi Penerimaann dan Analisis Pulang Pokok. 3. Fungsi

Lebih terperinci

MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS

MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS Modul Mata Kuliah MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIJAYA PUTRA SURABAYA 2014/2015 Erik Valentino, S.Pd., M.Pd DAFTAR ISI Kontrak Perkuliahan... 1 BAB I Barisan dan Deret... 4

Lebih terperinci

KONSUMSI DAN INVESTASI. Oleh : AGUS ARWANI, SE, M.Ag.

KONSUMSI DAN INVESTASI. Oleh : AGUS ARWANI, SE, M.Ag. KONSUMSI DAN INVESTASI Oleh : AGUS ARWANI, SE, M.Ag. MEMAHAMI KONSUMSI DAN TABUNGAN Konsumsi Tabungan Fungsi Konsumsi APC MPC Garis 45 0 Fungsi Tabungan APS Grafis Matematis Grafis Matematis Komponen Pendapatan

Lebih terperinci

Letak Sebuah Titik :

Letak Sebuah Titik : BAB V FUNGSI Letak Sebuah Titik : Y+ Kuadran II Kuadran I X+ Kuadran III Kuadran IV Fungsi ialah : Suatu bentuk hubungan matematis yg menyatakan hub. Ketergantungan/ fungsional antara satu variabel dengan

Lebih terperinci

1.Fungsi permintaan, fungsi penawaran dan keseimbangan pasar. 2.Pengaruh pajak-spesifik terhadap keseimbangan pasar

1.Fungsi permintaan, fungsi penawaran dan keseimbangan pasar. 2.Pengaruh pajak-spesifik terhadap keseimbangan pasar Fungsi linear sangat lazim diterapkan dalam ilmu ekonomi, baik dalam pembahasan ekonomi mikro maupun makro. Dua variabel ekonomi maupun lebih yang saling berhubungan acapkali diterjemahkan kedalam bentuk

Lebih terperinci

Matematika Bisnis (Fungsi)

Matematika Bisnis (Fungsi) Company LOGO Matematika Bisnis (Fungsi) Dosen Febriyanto, SE., MM. Fungsi Company name Pemahaman akan konsep fungsi sangat penting dalam mempelajari disiplin ilmu ekonomi, karena telaah-telaah ekonomi

Lebih terperinci

Matematika Bisnis (Pengaruh Subsidi terhadap Keseimbangan Pasar)

Matematika Bisnis (Pengaruh Subsidi terhadap Keseimbangan Pasar) Company LOGO Matematika Bisnis (Pengaruh Subsidi terhadap Keseimbangan Pasar) Dosen Febriyanto, SE., MM. www.febriyanto79.wordpress.com Fungsi Company name Pemahaman akan konsep fungsi sangat penting dalam

Lebih terperinci

KULIAH MATEMATIKA TERAPAN

KULIAH MATEMATIKA TERAPAN KULIAH MATEMATIKA TERAPAN Pertemuan 7 PENERAPAN FUNGSI LINEAR Oleh: Dany Juhandi, S.P, M.Sc PENERAPAN FUNGSI LINEAR 1. Fungsi Permintaan 2. Fungsi Penawaran 3. Keseimbangan Pasar 4. Pengaruh Pajak terhadap

Lebih terperinci

LABORATORIUM MANAJEMEN DASAR MODUL MATEMATIKA EKONOMI 2 ATA 2014/2015

LABORATORIUM MANAJEMEN DASAR MODUL MATEMATIKA EKONOMI 2 ATA 2014/2015 LABORATORIUM MANAJEMEN DASAR MODUL MATEMATIKA EKONOMI 2 ATA 2014/2015 NAMA : NPM : KELAS : FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA DEPOK KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat,

Lebih terperinci

Model Keseimbangan Pengeluaran Dua Sektor

Model Keseimbangan Pengeluaran Dua Sektor 4. Model Keseimbangan Pengeluaran Dua Sektor Mengapa Anda Perlu Tahu Ketika seseorang bekerja pada perusahaan atau pemerintah maka dia akan mendapatkan gaji. Tentu, gaji yang didapatkan perlu dipotong

Lebih terperinci

Model Keseimbangan Pengeluaran dengan Campur Tangan Pemerintah

Model Keseimbangan Pengeluaran dengan Campur Tangan Pemerintah 5. Model Keseimbangan Pengeluaran dengan Campur Tangan Pemerintah Mengapa Anda Perlu Tahu Kita tulis kembali krisis yang melanda Indonesia tahun 1997 sebagai momentum memasukkan peran pemerintah dalam

Lebih terperinci

FUNGSI DAN PERSAMAAN LINEAR. EvanRamdan

FUNGSI DAN PERSAMAAN LINEAR. EvanRamdan FUNGSI DAN PERSAMAAN LINEAR TEORI FUNGSI Fungsi yaitu hubungan matematis antara suatu variabel dengan variabel lainnya. Unsur-unsur pembentukan fungsi yaitu variabel (terikat dan bebas), koefisien dan

Lebih terperinci

PENERAPAN FUNGSI DALAM EKONOMI. Fungsi Linier

PENERAPAN FUNGSI DALAM EKONOMI. Fungsi Linier PENERAPAN FUNGSI DALAM EKONOMI Fungsi Linier Penerapan Fungsi Linear Dalam Teori Ekonomi Mikro 1. Fungsi permintaan, fungsi penawaran dan keseimbangan pasar 2. Pengaruh pajak-spesifik terhadap keseimbangan

Lebih terperinci

Matematika Ekonomi (Fungsi)

Matematika Ekonomi (Fungsi) Company LOGO Matematika Ekonomi (Fungsi) Dosen Febriyanto, SE., MM. Fungsi Pemahaman akan konsep fungsi sangat penting dalam mempelajari disiplin ilmu ekonomi, karena telaah-telaah ekonomi banyak bekerja

Lebih terperinci

Deret adalah rangkaian bilangan yang tersusun secara teratur dan memenuhi kaidah-kaidah tertentu. Bilangan-bilangan yang merupakan unsur dan

Deret adalah rangkaian bilangan yang tersusun secara teratur dan memenuhi kaidah-kaidah tertentu. Bilangan-bilangan yang merupakan unsur dan Bab 4 Dumairy Deret adalah rangkaian bilangan yang tersusun secara teratur dan memenuhi kaidah-kaidah tertentu. Bilangan-bilangan yang merupakan unsur dan pembentuk sebuah deret disebut suku Dilihat dari

Lebih terperinci

digambarkan sebagai berikut: C/S

digambarkan sebagai berikut: C/S FUNGSI KONSUMSI, FUNGSI TABUNGAN DAN PENDAPATAN NASIONAL Seorang ahli dalam bidang ekonomi bernama Keyness, mempunyai pendapat bahwa pengeluaran seseorang untuk konsumsi dipengaruhi oleh pendapatannya.

Lebih terperinci

KESEIMBANGAN PASAR. EvanRamdan

KESEIMBANGAN PASAR. EvanRamdan KESEIMBANGAN PASAR PENGERTIAN KESEIMBANGAN PASAR Pasar suatu macam barang dikatakan berada dalam keseimbangan (equilibrium) apabila jumlah barang yang diminta di pasar tersebut sama dengan jumlah barang

Lebih terperinci

MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS. Nuryanto.ST.,MT

MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS. Nuryanto.ST.,MT MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS Penggunaan Fungsi dalam Ekonomi Matematika adalah suatu alat untuk menyederhanakan penyajian dan pemahaman suatu masalah. Dengan menggunakan bahasa matematika, penyajian suatu

Lebih terperinci

FUNGSI PERMINTAAN DAN PENAWARAN MATEMATIKA BISNIS

FUNGSI PERMINTAAN DAN PENAWARAN MATEMATIKA BISNIS FUNGSI PERMINTAAN DAN PENAWARAN MATEMATIKA BISNIS PENERAPAN FUNGSI DI BIDANG EKONOMI DAN BISNIS Penerapan fungsi Linier dalam bisnis dan teori ekonomi mikro, yaitu : Fungsi permintaan, fungsi penawaran,

Lebih terperinci

MATEMATIKA BISNIS I. M Riza Radyanto, S.T, M.T. Akademi Keuangan dan Perbankan Widya Buana

MATEMATIKA BISNIS I. M Riza Radyanto, S.T, M.T. Akademi Keuangan dan Perbankan Widya Buana MATEMATIKA BISNIS I M Riza Radyanto, S.T, M.T Akademi Keuangan dan Perbankan Widya Buana 2013 BAB I FUNGSI Pengetahuan dan pemahaman akan konsep fungsi baik berbentuk persamaan maupun pertidaksamaan dalam

Lebih terperinci

MODUL FUNGSI TRANSENDENTAL

MODUL FUNGSI TRANSENDENTAL MODUL FUNGSI TRANSENDENTAL 4.1 KONSEP TRANSEDENTAL Merupakan suatu hubungan matematis yang menyatakan hubungan ketergantungan. Berguna untuk menentukan tingkat pertumbuhan pada periode yang akan datang.

Lebih terperinci

Pertanyaan: Isi semua kolom tersebut (sertakan perhitungannya di bawah tabel)

Pertanyaan: Isi semua kolom tersebut (sertakan perhitungannya di bawah tabel) Tugas PIE Makro 1. Diketahui: C = 50 + 0,8 Yd S = - 50 + 0,2 Yd I = 40 Pendapatan Nasional Konsumsi RT Tabungan RT Investasi Pengeluaran Agregat 0 150 200 450 600 750 Pertanyaan: Isi semua kolom tersebut

Lebih terperinci

BAB VI FUNGSI KUADRAT (PARABOLA)

BAB VI FUNGSI KUADRAT (PARABOLA) BAB VI FUNGSI KUADRAT (PARABOLA) Secara umum, persamaan kuadrat dituliskan sebagai ax 2 + bx + c = 0 atau dalam bentuk fungsi dituliskan sebagai f(x) = ax 2 + bx + c, dengan a, b, dan c elemen bilangan

Lebih terperinci

Teori Harga Fungsi Linear

Teori Harga Fungsi Linear Teori Harga Fungsi Linear Matematika Ekonomi LOGO Osa Omar Sharif Teori Permintaan Teori permintaan Menerangkan tentang ciri hubungan antara jumlah permintaan (jumlah barang yang diminta pembeli) dan harga.

Lebih terperinci

Modul Matematika 2012

Modul Matematika 2012 Modul Matematika MINGGU V Pokok Bahasan : Fungsi Non Linier Sub Pokok Bahasan :. Pendahuluan. Fungsi kuadrat 3. Fungsi pangkat tiga. Fungsi Rasional 5. Lingkaran 6. Ellips Tujuan Instruksional Umum : Agar

Lebih terperinci

Laboratorium Manajemen Dasar. Nama NPM/Kelas Fakultas/Jurusan : : : Matematika Ekonomi 2 i Litbang ATA 13/14

Laboratorium Manajemen Dasar. Nama NPM/Kelas Fakultas/Jurusan : : : Matematika Ekonomi 2 i Litbang ATA 13/14 Nama NPM/Kelas Fakultas/Jurusan : : : Matematika Ekonomi 2 i Litbang ATA 13/14 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah, dan karunia yang diberikan-nya, sehingga

Lebih terperinci

BAB 2. Keseimbangan Perekonomian Dua Sektor (Tertutup Sederhana)

BAB 2. Keseimbangan Perekonomian Dua Sektor (Tertutup Sederhana) BAB 2 Keseimbangan Perekonomian Dua Sektor (Tertutup Sederhana) Perekonomian tertutup merupakan perekonomian yang tidak mengenal hubungan ekonomi dengan negara lain (seperti ekspor, transaksi impor, transaksi

Lebih terperinci

A. KONSEP DASAR TURUNAN

A. KONSEP DASAR TURUNAN Materi Derivatif MODUL DERIVATIF A. KONSEP DASAR TURUNAN Turunan (derivatif) membahas tingkat perubahan suatu fungsi sehubungan dengan perubahan kecil dalam variabel bebas fungsi yang bersangkutan. Turunan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN FUNGSI LINEAR DALAM EKONOMI

PENGGUNAAN FUNGSI LINEAR DALAM EKONOMI PENGGUNAAN FUNGSI LINEAR DALAM EKONOMI Agar fungsi permintaan dan fungsi penawaran dapat digambarkan grafiknya, maka faktor-faktor selain jumlah yang diminta dan harga barang dianggap tidak berubah selama

Lebih terperinci

BAB II FUNGSI LINIER & GRAFIK

BAB II FUNGSI LINIER & GRAFIK BAB II FUNGSI LINIER & GRAFIK FUNGSI APLIKASI DLM EKONOMI 9/16/008 1 FUNGSI FUNGSI ADALAH SUATU HUBUNGAN DIMANA SETIAP ELEMEN DARI WILAYAH (DOMAIN) SALING BERHUBUNGAN DENGAN SATU DAN HANYA SATU ELEMEN

Lebih terperinci

BAB 3 KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN TIGA SEKTOR (TERTUTUP)

BAB 3 KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN TIGA SEKTOR (TERTUTUP) BAB 3 KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN TIGA SEKTOR (TERTUTUP) 3.1 Aliran Pendapatan dan Syarat Keseimbangan Perekonomian tiga sektor diartikan sebagai perekonomian yang terdiri dari sektor rumah tangga, perusahaan

Lebih terperinci

Pengeluaran Agregat yang direncanakan (AE) dan Ekuilibrium Output

Pengeluaran Agregat yang direncanakan (AE) dan Ekuilibrium Output Pengeluaran Agregat yang direncanakan (AE) dan Ekuilibrium Output 1. Model Arus Lingkar Pendapatan (The Circular Flow of Income model) 2. Pengeluaran Agregate yang direncanakan (Agregate Expenditure, AE)

Lebih terperinci

PENGARUH PAJAK DAN SUBSIDI PADA KESEIMBANGAN PASAR

PENGARUH PAJAK DAN SUBSIDI PADA KESEIMBANGAN PASAR PENGARUH PAJAK DAN SUBSIDI PADA KESEIMBANGAN PASAR NADIA IKA PURNAMA Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara email : nadiaika95@gmail.com ABSTRAK Pajak adalah iuran rakyat kepada

Lebih terperinci

Fungsi Linier pada Penerapan Ekonomi

Fungsi Linier pada Penerapan Ekonomi MIKRO Fungsi Linier pada Penerapan Ekonomi Fungsi Penawaran dan Pemintaan, Pengaruh Pajak Spesifik Terhadap Keseimbangan Pasar, Pengaruh Pajak Proporsional Terhadap Keseimbangan Pasar, Pengaruh Subsidi

Lebih terperinci

MATEMATIKA BISNIS. Model Perkembangan Usaha (Kaidah-Kaidah Deret Hitung) Sitti Rakhman, SP., MM. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen

MATEMATIKA BISNIS. Model Perkembangan Usaha (Kaidah-Kaidah Deret Hitung) Sitti Rakhman, SP., MM. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen Modul ke: MATEMATIKA BISNIS Model Perkembangan Usaha (Kaidah-Kaidah Deret Hitung) Fakultas FEB Sitti Rakhman, SP., MM. Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id PENDAHULUAN Matematika salah satu ilmu

Lebih terperinci

KESEIMBANGAN PASAR (MARKET EQUILIBRIUM)

KESEIMBANGAN PASAR (MARKET EQUILIBRIUM) KESEIMBANGAN PASAR (MARKET EQUILIBRIUM) Disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Kewirausahaan Di susun oleh : RATNA INTANNINGRUM 3215076839 Pendidikan Fisika NR 2007 FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

Lebih terperinci

Dosen Pengampu: Prof. Dr. H. Almasdi Syahza, SE., MP. Website:

Dosen Pengampu: Prof. Dr. H. Almasdi Syahza, SE., MP.   Website: MATEMATIKA EKONOMI Program Studi Agribisnis Dosen Pengampu: Prof. Dr. H. Almasdi Syahza, SE., MP. Email : asyahza@yahoo.co.id Website: http://almasdi.unri.ac.id HUBUNGAN LINEAR a. Penggal dan Lereng Garis

Lebih terperinci

Materi 2 : Barisan dan Deret Geometri serta Contoh Soal

Materi 2 : Barisan dan Deret Geometri serta Contoh Soal MATEMATIKA EKONOMI (2-SKS) Drs. Win Konadi, M.Si Materi 2 : Barisan dan Deret Geometri serta Contoh Soal Barisan Geometri Barisan Geometri adalah susunan bilangan yang dibentuk menurut urutan tertentu,

Lebih terperinci

SILABI MATA KULIAH MATEMATIKA BISNIS 3 SKS

SILABI MATA KULIAH MATEMATIKA BISNIS 3 SKS SILABI MATA KULIAH MATEMATIKA BISNIS 3 SKS DESKRIPSI Mata kuliah ini membahas tentang gambaran suatu keadaan dan pendekatan permasalahan dalam masalah ekonomi mikro maupun makro. Hubungan antar variabel

Lebih terperinci

Skedul Konsumsi Atau Daftar. Konsumsi

Skedul Konsumsi Atau Daftar. Konsumsi PERILAKU KONSUMSI FUNGSI KONSUMSI Skedul Konsumsi Atau Daftar Pendapat an pribadi setelah pajak (GDP = DI) Konsumsi Konsumsi ( C ) Tabungan (saving /dissaving) ( S ) 370 375-5 390 390 0 410 405 5 430 420

Lebih terperinci

PEMBAHASAN SOAL UJI COBA PRA UN KABUPATEN

PEMBAHASAN SOAL UJI COBA PRA UN KABUPATEN PEMBAHASAN SOAL UJI COBA PRA UN KABUPATEN 1. Berikut perilaku konsumen menggunakan pendekatan kardinal dan pendekatan ordinal: (1) Tingkat kepuasan konsumen hanya bisa dibandingkan (2) Kepuasan konsumen

Lebih terperinci

KESEIMBANGAN EKONOMI Melihat lebih mendalam keseimbangan Pendapatan Nasional yang ditentukan oleh Pengeluaran Agregat ( Pendekatan Keynesian )

KESEIMBANGAN EKONOMI Melihat lebih mendalam keseimbangan Pendapatan Nasional yang ditentukan oleh Pengeluaran Agregat ( Pendekatan Keynesian ) KESEIMBANGAN EKONOMI Melihat lebih mendalam keseimbangan Pendapatan Nasional yang ditentukan oleh Pengeluaran Agregat ( Pendekatan Keynesian ) PREPARED BY : S. K.TOMASOA, SE.,M.Si. Keseimbangan Ekonomi

Lebih terperinci

Penggunaan Fungsi dalam Ekonomi

Penggunaan Fungsi dalam Ekonomi Modul 4 Penggunaan Fungsi dalam Ekonomi M PENDAHULUAN Drs. Wahyu Widayat, M.Ec atematika adalah suatu alat untuk menyederhanakan penyajian dan pemahaman suatu masalah. Dengan menggunakan bahasa matematika,

Lebih terperinci

LABORATORIUM MANAJEMEN DASAR MATEMATIKA EKONOMI 2 NAMA : KELAS : NPM : PJ : KP : TUTOR : ASBAR :

LABORATORIUM MANAJEMEN DASAR MATEMATIKA EKONOMI 2 NAMA : KELAS : NPM : PJ : KP : TUTOR : ASBAR : LABORATORIUM MANAJEMEN DASAR MATEMATIKA EKONOMI 2 NAMA : KELAS : NPM : PJ : KP : TUTOR : ASBAR : ATA 2017/2018 SUSUNAN TIM LITBANG SUSUNAN TIM LITBANG MATEMATIKA EKONOMI 2 ATA 2017/2018 STAF PENANGGUNG

Lebih terperinci

BAB III FUNGSI LINEAR HUSNAYETTI. Dosen STIE Ahmad Dahlan Jakarta

BAB III FUNGSI LINEAR HUSNAYETTI. Dosen STIE Ahmad Dahlan Jakarta BAB III FUNGSI LINEAR HUSNAYETTI Dosen STIE Ahmad Dahlan Jakarta PENGERTIAN Fungsi linear adalah suatu fungsi yang variabel bebasnya maksimal berpangkat satu Bentuk umum fungsi linear Y = a + b X Y = Variabel

Lebih terperinci

7 PENERAPAN FUNGSI DALAM

7 PENERAPAN FUNGSI DALAM 7 PENERAPAN FUNGSI DALAM BISNIS DAN EKONOMI Terdapat beberapa kegunaan fungsi dalam suatu analisis ekonomi. Penerapan aplikasi fungsi dalam ekonomi yang paling pokok adalah dalam analisis permintaan, analisis

Lebih terperinci

a b Penawaran : Jumlah barang yang ditawarkan pada tingkat harga tertentu

a b Penawaran : Jumlah barang yang ditawarkan pada tingkat harga tertentu G. Aplikasi Fungsi dalam Bisnis dan Ekonomi. Permintaan (Demand) dan Penawaran (Supply) Permintaan : Sejumlah barang yang diminta konsumen pada tingkat harga tertentu. Hukum Permintaan (Demand): Apabila

Lebih terperinci

A. KONSEP DASAR TURUNAN

A. KONSEP DASAR TURUNAN MODUL DERIVATIF A. KONSEP DASAR TURUNAN Turunan (derivatif) membahas tingkat perubahan suatu fungsi sehubungan dengan perubahan kecil dalam variabel bebas fungsi yang bersangkutan. Turunan diperoleh dengan

Lebih terperinci

MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS. Nuryanto.ST.,MT

MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS. Nuryanto.ST.,MT MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS Pengertian BARIS DAN DERET Baris dapat didefinisikan sebagai suatu fungsi yang wilayahnya merupakan himpunan bilangan alam. Setiap bilangan yang merupakan anggota suatu banjar

Lebih terperinci

Pertemuan 6 PENGARUH PAJAK DAN SUBSIDI

Pertemuan 6 PENGARUH PAJAK DAN SUBSIDI Pertemuan 6 PENGARUH PAJAK DAN SUBSIDI PENGARUH PAJAK Pajak yang dikenakan atas penjualan suatu barang menyebabkan harga jual barang tersebut naik. Sebab setelah dikenakan pajak, produsen akan berusaha

Lebih terperinci

F U N G S I A. PENGERTIAN DAN UNSUR-UNSUR FUNGSI

F U N G S I A. PENGERTIAN DAN UNSUR-UNSUR FUNGSI F U N G S I A. PENGERTIAN DAN UNSUR-UNSUR FUNGSI Fungsi Fungsi ialah suatu bentuk hubungan matematis yang menyatakan hubungan ketergantungan (hubungan fungsional) antara satu variabel dengan variabel lain.

Lebih terperinci

MATEMATIKA EKONOMI. Analisis Pulang Pokok Fungsi Konsumsi dan Tabungan Model Penentuan Pendapatan Nasional

MATEMATIKA EKONOMI. Analisis Pulang Pokok Fungsi Konsumsi dan Tabungan Model Penentuan Pendapatan Nasional MATEMATIKA EKONOMI Analisis Pulang Pokok Fungsi Konsumsi dan Tabungan Model Penentuan Pendapatan Nasional Navel O. Mangelep, Jurusan Matematika Universitas Negeri Manado September 2013 ANALISIS PULANG

Lebih terperinci

APLIKASI DERET UKUR PADA ILMU EKONOMI. EvanRamdan

APLIKASI DERET UKUR PADA ILMU EKONOMI. EvanRamdan APLIKASI DERET UKUR PADA ILMU EKONOMI Aplikasi Deret Ukur pada Ilmu Ekonomi 1. Bunga Majemuk Model bunga majemuk merupakan penerapan deret ukur dalam simpan pinjam. Bunga majemuk / bunga berbunga adalah

Lebih terperinci

F U N G S I. A. Variabel

F U N G S I. A. Variabel F U N G S I Pemahaman akan konsep fungsi sangat penting dalam mempelajari disiplin ilmu ekonomi, mengingat telaah-telaah ekonomi banyak dinyatakan dengan matematika dan biasanya dapat dinyatakan dalam

Lebih terperinci

SKEDUL KONSUMSI ATAU DAFTAR. KONSUMSI

SKEDUL KONSUMSI ATAU DAFTAR. KONSUMSI SKEDUL KONSUMSI ATAU DAFTAR. KONSUMSI PERILAKU KONSUMSI FUNGSI KONSUMSI Skedul Konsumsi Atau Daftar Konsumsi Pendapat an pribadi setelah pajak (GDP = DI) Konsumsi (C) Tabungan (saving /dissaving) (S) 370

Lebih terperinci

PENGARUH PAJAK DAN SUBSIDI TERHADAP KESEIMBANGAN PASAR

PENGARUH PAJAK DAN SUBSIDI TERHADAP KESEIMBANGAN PASAR PENGARUH PAJAK DAN SUBSIDI TERHADAP KESEIMBANGAN PASAR MATEMATIKA BISNIS Pertemuan 5 HIKMAH AGUSTIN, SP.,MM Pemerintah mengenakan pajak penjualan kepada para produsen. Pajak penjualan tersebut dinyatakan

Lebih terperinci

PENDAPATAN NASIONAL PENDAPATAN N A S I O N A L: W A KTU KE W A KTU D A E R A H

PENDAPATAN NASIONAL PENDAPATAN N A S I O N A L: W A KTU KE W A KTU D A E R A H PENDAPATAN NASIONAL MANFAAT PERHITUNGAN D A N A N A LISA PENDAPATAN N A S I O N A L: 1. MENGETAHUI D A N MENELAAH S TRUKTUR S I S TEM PEREKONOMIAN 2. MEMBANDINGKAN PEREKONOMIAN D A R I W A KTU KE W A KTU

Lebih terperinci

KESEIMBANGAN PENDAPATAN NASIONAL PEREKONOMIAN TIGA SEKTOR

KESEIMBANGAN PENDAPATAN NASIONAL PEREKONOMIAN TIGA SEKTOR KESEIMBANGAN PENDAPATAN NASIONAL PEREKONOMIAN TIGA SEKTOR Oleh: T. Parulian Dalam dunia nyata, pelaku kegiatan ekonomi bukan hanya rumah tangga dan perusahaan (swasta). Dengan masuknya pemerintah dalam

Lebih terperinci

MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS. Nuryanto.ST.,MT

MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS. Nuryanto.ST.,MT MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS Fungsi Dalam ilmu ekonomi, kita selalu berhadapan dengan variabel-variabel ekonomi seperti harga, pendapatan nasional, tingkat bunga, dan lainlain. Hubungan kait-mengkait

Lebih terperinci

Penyelesaian: Missal: Tabungan awal = M Persentase = p Tahun = a. Karena bunganya pertahun maka: 9 bulan = 9/12 tahun = ¾ tahun, jadi: a = ¾ tahun

Penyelesaian: Missal: Tabungan awal = M Persentase = p Tahun = a. Karena bunganya pertahun maka: 9 bulan = 9/12 tahun = ¾ tahun, jadi: a = ¾ tahun Contoh Soal 1 Setelah 9 bulan uang tabungan Susi di koperasi berjumlah Rp 3.815.000. Koperasi memberi jasa simpanan berupa bunga 12% per tahun. Berapa tabungan awal Susi di koperasi Penyelesaian: Missal:

Lebih terperinci

BAB I PEMBAHASAN KESEIMBANGAN PASAR DALAM EKONOMI MAKRO A. KESEIMBANGAN PASAR EKONOMI MIKRO INDIVIDU

BAB I PEMBAHASAN KESEIMBANGAN PASAR DALAM EKONOMI MAKRO A. KESEIMBANGAN PASAR EKONOMI MIKRO INDIVIDU BAB I PEMBAHASAN KESEIMBANGAN PASAR DALAM EKONOMI MAKRO A. KESEIMBANGAN PASAR EKONOMI MIKRO INDIVIDU Dalam bentuk yang paling sederhana keseimbangan pasar digambarkan dengan kurva demand dari satu individu

Lebih terperinci

11. Memecahkan masalah keuangan menggunakan konsep matematika

11. Memecahkan masalah keuangan menggunakan konsep matematika Standar Kompetensi 11. Memecahkan masalah keuangan menggunakan konsep matematika Kompetensi Dasar 11. 1 Menyelesaikan masalah bunga tunggal dan bunga majemuk dalam keuangan 11. 2 Menyelesaikan masalah

Lebih terperinci

RESUME MATERI MATEMATIKA INDUSTRI I APLIKASI INTEGRAL DALAM BIDANG EKONOMI KETEKNIKAN

RESUME MATERI MATEMATIKA INDUSTRI I APLIKASI INTEGRAL DALAM BIDANG EKONOMI KETEKNIKAN RESUME MATERI MATEMATIKA INDUSTRI I APLIKASI INTEGRAL DALAM BIDANG EKONOMI KETEKNIKAN DISUSUN OLEH : NAMA NIM KELAS : MALA WIJAYANTI : 125100301111096 : P PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN JURUSAN

Lebih terperinci

Pengantar Ekonomi Makro

Pengantar Ekonomi Makro PROGRAM STUDI AKUNTANSI PERPAJAKAN Pengantar Ekonomi Makro Matakuliah : Pengantar Ilmu Ekonomi Pengajar : Dany Juhandi, S.P, M.Sc Amelira Haris Nasution, S.P, M.Si Semester : I Pertemuan : 8 Pokok Bahasan

Lebih terperinci

(2) Titik potong kurva dengan sumbu y, bila x = 0, diperoleh x = 0 y = mx + n y = m(0) + n y = n Jadi, titik potongnya dengan sumbu y, adalah (0, n) y

(2) Titik potong kurva dengan sumbu y, bila x = 0, diperoleh x = 0 y = mx + n y = m(0) + n y = n Jadi, titik potongnya dengan sumbu y, adalah (0, n) y BAB 3 FUNGSI LINIER DAN PERSAMAAN GARIS LURUS 3.1 Pengantar Fungsi linier adalah bentuk fungsi yang paling sederhana. Banyak hubungan antara variable ekonomi, dalam jangka pendek dianggap linier. Pengetahuan

Lebih terperinci

4. Persamaan garis yang melalui titik ( 4, 0 ) dan ( 3, 1 ) adalah. a. y = x 4 b. y = x + 4 c. y = ½ x + 2 d. y = ½ x 2 e.

4. Persamaan garis yang melalui titik ( 4, 0 ) dan ( 3, 1 ) adalah. a. y = x 4 b. y = x + 4 c. y = ½ x + 2 d. y = ½ x 2 e. 1. Harga satu kilogram apel sama dengan tiga kali harga satu kilogram jeruk. Dana membeli 4 kg apel dan 6 kg jeruk dengan harga Rp 61.200. Harga satu kilogram apel adalah. a. Rp 1.020 b. Rp 3.400 c. Rp

Lebih terperinci

ekonomi Kelas X INTERVENSI PEMERINTAH DALAM KESEIMBANGAN PASAR K-13 Semester 1 Kelas X IPS SMA/MA Kurikulum 2013 A.

ekonomi Kelas X INTERVENSI PEMERINTAH DALAM KESEIMBANGAN PASAR K-13 Semester 1 Kelas X IPS SMA/MA Kurikulum 2013 A. K-13 Kelas X ekonomi INTERVENSI PEMERINTAH DALAM KESEIMBANGAN PASAR Semester 1 Kelas X IPS SMA/MA Kurikulum 2013 Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan menjelaskan

Lebih terperinci

MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS. Nuryanto.ST.,MT

MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS. Nuryanto.ST.,MT MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS Fungsi Non Linear Fungsi non-linier merupakan bagian yang penting dalam matematika untuk ekonomi, karena pada umumnya fungsi-fungsi yang menghubungkan variabel-variabel ekonomi

Lebih terperinci

Telkom University Alamanda

Telkom University Alamanda Telkom University Alamanda 2 Tujuan Mahasiswa diharapkan mampu: Memahami fungsi non-linear Menerapkan fungsi non-linear dalam ilmu ekonomi 3 Hubungan Non-Linear Ada 4 macam bentuk fungsi non-linear yang

Lebih terperinci

KESEIMBANGAN PENDAPATAN NASIONAL PEREKONOMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA)

KESEIMBANGAN PENDAPATAN NASIONAL PEREKONOMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA) KESEIMBANGAN PENDAPATAN NASIONAL PEREKONOMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA) Oleh: T. Parulian Analisis pendapatan nasional empat sektor terdiri dari empat pelaku ekonomi yaitu RTK, RTP, RTN dan RTLN.

Lebih terperinci

2. Hasil pengukuran panjang suatu benda 50,23 m. Salah mutlaknya adalah. a. 0,1 m b. 0,05 m c. 0,01 m d. 0,005 m e. 0,001 m

2. Hasil pengukuran panjang suatu benda 50,23 m. Salah mutlaknya adalah. a. 0,1 m b. 0,05 m c. 0,01 m d. 0,005 m e. 0,001 m 1. Harga satu meter sutera sama dengan tiga kali harga satu meter katun. Kakak membeli 5 meter sutera dan 4 meter katun dengan harga Rp 228.000. Harga satu meter sutera a. Rp 12.000 b. Rp 36.000 c. Rp

Lebih terperinci

Materi Fungsi Linear Fungsi Variabel, koefisien, dan konstanta Variabel variabel bebas Koefisien Konstanta 1). Pengertian fungsi linier

Materi Fungsi Linear Fungsi Variabel, koefisien, dan konstanta Variabel variabel bebas Koefisien Konstanta 1). Pengertian fungsi linier Materi Fungsi Linear Admin 8:32:00 PM Duhh akhirnya nongol lagi... kali ini saya akan bahas mengenai pelajaran yang paling disukai oleh hampir seluruh warga dunia :v... MATEMATIKA, ya itu namanya. materi

Lebih terperinci

MATEMATIKA EKONOMI ( FUNGSI LINIER, GRAFIK FUNGSI DAN SISTEM PERSAMAAN LINIER )

MATEMATIKA EKONOMI ( FUNGSI LINIER, GRAFIK FUNGSI DAN SISTEM PERSAMAAN LINIER ) MATEMATIKA EKONOMI ( FUNGSI LINIER, GRAFIK FUNGSI DAN SISTEM PERSAMAAN LINIER ) KELOMPOK 2 1. UMAR ATTAMIMI (01212043) 2. SITI WASI ATUL MUFIDA (01212096) 3. DEVI PRATNYA. P. (01212078) 4. POPPY MERLIANA

Lebih terperinci

Hikmah Agustin, SP.,MM

Hikmah Agustin, SP.,MM Hikmah Agustin, SP.,MM Barisan : Susunan bilangan terurut menggunakan pola tertentu (rumus tertentu) Deret : Penjumlahan suku-suku barisan Barisan aritmatika adalah suatu barisan bilangan yang selisih

Lebih terperinci

M. PRAHASTOMI M. S. SISTEM PERSAMAAN LINEAR. A. a = 2 dan b = 4 B. a = 2 dan b = 4 C. a = 2 dan b = 4 D. E. a = 2

M. PRAHASTOMI M. S. SISTEM PERSAMAAN LINEAR. A. a = 2 dan b = 4 B. a = 2 dan b = 4 C. a = 2 dan b = 4 D. E. a = 2 SISTEM PERSAMAAN LINEAR M. PRAHASTOMI M. S. 0. MD-8-8 B C G E F A D H 6 7 8 6 Jika gradien garis AB = m, gradien garis CD = m, gradien garis EF = m dan gradien garis GH = m, maka... () m = () m = 0 ()

Lebih terperinci

CONTOH SOAL MATEKBIS I

CONTOH SOAL MATEKBIS I CONTOH SOAL MATEKBIS I Materi : Deret Ukur dan Deret Hitung 1. Hitunglah S 5, S 14, J 9 dari sebuah deret hitung yang suku pertamanya 1000 dan pembeda antar sukunya : 50. Diketahui : a = 1000, b = 50 Ditanya

Lebih terperinci

Bahan Ajar Ekonomi Teknik. Pertemuan 2 dan 3

Bahan Ajar Ekonomi Teknik. Pertemuan 2 dan 3 Bahan Ajar Ekonomi Teknik PENGANTAR EKONOMI & MANAJEMEN 2 4/2/2015 Universitas Gunadarma Nur RACHMAD Pertemuan 2 dan 3 2.Mekanisme penentuan harga permintaan dan penawaran Sub Pokok Bahasan : Konsep permintaan

Lebih terperinci

~ ~~, Elisabet Siahaan

~ ~~, Elisabet Siahaan ~ ~~, Elisabet Siahaan .- DAFTARISI KATA PENGANTAR... DAFT AR lsi... DAFT AR GAMBAR...;... iii iv vi BAB 1 SIFAT-SIFAT MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS... 1 1.1 Matematika Ekonomi dan Matematika Murni...

Lebih terperinci

LBM Bina Mahunika Tahun 2013 MATEMATIKA EKONOMI ESPA4122

LBM Bina Mahunika Tahun 2013 MATEMATIKA EKONOMI ESPA4122 MATEMATIKA EKONOMI ESPA4122 PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG PALING TEPAT! 1. Seandainya himpunan Semesta S = {a,b,c,d,e}, A = {a,b,e}, B = {a,c,d} dan C = {b,e} maka... 2. Pada soal diatas maka adalah...

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI AKUNTANSI PERPAJAKAN KESEIMBANGAN UMUM PASAR BARANG DAN PASAR UANG

PROGRAM STUDI AKUNTANSI PERPAJAKAN KESEIMBANGAN UMUM PASAR BARANG DAN PASAR UANG PROGRAM STUDI AKUNTANSI PERPAJAKAN KESEIMBANGAN UMUM PASAR BARANG DAN PASAR UANG Mata Kuliah : Pengantar Ilmu Ekonomi Pengajar : Dany Juhandi, S.P, M.Sc Amelira Haris Nasution, S.P, M.Si Semester : I Pertemuan

Lebih terperinci

PREDIKSI SOAL UJIAN NASIONAL MATEMATIKA SMP/MTs DAN PEMBAHASAN

PREDIKSI SOAL UJIAN NASIONAL MATEMATIKA SMP/MTs DAN PEMBAHASAN PREDIKSI SOAL UJIAN NASIONAL MATEMATIKA SMP/MTs DAN PEMBAHASAN. * Indikator SKL : Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan operasi tambah, kurang, kali, atau bagi pada bilangan. * Indikator Soal : Menentukan

Lebih terperinci

POLA, BARISAN DAN DERET BILANGAN SERTA BUNGA. VENY TRIYANA ANDIKA SARI, M.Pd.

POLA, BARISAN DAN DERET BILANGAN SERTA BUNGA. VENY TRIYANA ANDIKA SARI, M.Pd. POLA, BARISAN DAN DERET BILANGAN SERTA BUNGA VENY TRIYANA ANDIKA SARI, M.Pd. POLA BILANGAN PENGERTIAN Pola bilangan adalah aturan yang digunakan untuk membentuk kelompok bilangan Contoh : 1, 3, 6, 10,...

Lebih terperinci

MODUL MATA PELAJARAN MATEMATIKA

MODUL MATA PELAJARAN MATEMATIKA KERJASAMA DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA DENGAN FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA MODUL MATA PELAJARAN MATEMATIKA Bilangan dan Aljabar untuk kegiatan PELATIHAN PENINGKATAN MUTU GURU DINAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB III BANJAR DAN DERET

BAB III BANJAR DAN DERET BAB III BANJAR DAN DERET ILUSTRASI 3.1 Berbicara masalah kependudukan sudah sangat jamak kita mendengar ramalan yang dilakukan oleh Malthus, bahwa pertumbuhan pangan mengikuti deret hitung sementara pertumbuhan

Lebih terperinci

Ujian Akhir Nasional Tahun 2003 EKONOMI

Ujian Akhir Nasional Tahun 2003 EKONOMI Ujian Akhir Nasional Tahun 2003 EKONOMI UNASSMA0301 Jas hujan akan berguna pada waktu musim hujan. Contoh di atas sesuai dengan kegunaan... A. pelayanan D. bentuk B. Waktu E. hak milik C. tempat UNASSMA0302

Lebih terperinci

1. Dimisalkan harga sepatu sebelum mendapat potongan harga = x. = Harga sepatu sebelum dipotong Rp

1. Dimisalkan harga sepatu sebelum mendapat potongan harga = x. = Harga sepatu sebelum dipotong Rp 1 Dimisalkan harga sepatu sebelum mendapat potongan harga x maka x x 40000 x( 100 20 ) 40000 x( 08 ) 40000 x 50000 Harga sepatu sebelum dipotong Rp 50000 2 Bonus gaji 15% x gaji pokok x Rp 200000 Rp 30000

Lebih terperinci

BAB II DERET UKUR. Husnayetti

BAB II DERET UKUR. Husnayetti BAB II DERET UKUR Husnayetti 1 1. PENGERTIAN DU Deret ukur adalah suatu deret yang perbandingan suku-suku yang berurutannya merupakan bilangan tetap 2 2. BENTUK UMUM Deret Ukur a = suku awal p = pengganda

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2003/2004 SMK. Matematika Non Teknik Bisnis dan Manajemen (E4-1) PAKET 1 (UTAMA) SELASA, 11 MEI 2004 Pukul

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2003/2004 SMK. Matematika Non Teknik Bisnis dan Manajemen (E4-1) PAKET 1 (UTAMA) SELASA, 11 MEI 2004 Pukul DOKUMEN NEGARA SANGAT RAHASIA UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 200/2004 SMK Matematika Non Teknik Bisnis dan Manajemen (E4-) PAKET (UTAMA) SELASA, MEI 2004 Pukul 0.0 09.0 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL Hak

Lebih terperinci

Pertemuan ke-4 KONSUMSI DAN INVESTASI

Pertemuan ke-4 KONSUMSI DAN INVESTASI 1 Pertemuan ke-4 KONSUMSI DAN INVESTASI Tujuan Instruksi Khusus: Mahasiswa dapat memahami hubungan nilai variable permintaan agregat (keynessian), pendapatan nasional keseimbangan dan sistem keuangan.

Lebih terperinci

Oleh : Debrina Puspita Andriani, ST., M.Eng Teknik Industri Universitas Brawijaya

Oleh : Debrina Puspita Andriani, ST., M.Eng Teknik Industri Universitas Brawijaya 3 Oleh : Debrina Puspita Andriani, ST., M.Eng Teknik Industri Universitas Brawijaya e-mail : debrina@ub.ac.id www.debrina.lecture.ub.ac.id 1. Nilai Uang Dari Waktu 2. Perhitungan Bunga 1. Bunga Sederhana

Lebih terperinci

Aplikasi Fungsi. Fungsi Linier. Fungsi Kuadrat. 1. Fungsi penawaran 2. Fungsi permintaan 3. Fungsi penerimaan 4. Fungsi biaya

Aplikasi Fungsi. Fungsi Linier. Fungsi Kuadrat. 1. Fungsi penawaran 2. Fungsi permintaan 3. Fungsi penerimaan 4. Fungsi biaya Telkom University Aplikasi Fungsi Fungsi Linier 1. Fungsi penawaran, permintaan, dan keseimbangan pasar 2. Pengaruh pajak-spesifik thd keseimbangan pasar 3. Pengaruh pajak-proposional thd keseimbangan

Lebih terperinci

BAB II Permintaan, Penawaran & Keseimbangan

BAB II Permintaan, Penawaran & Keseimbangan BAB II Permintaan, Penawaran & Keseimbangan 2.1. Pengertian Permintaan Permintaan adalah berbagai jumlah barang yang diminta oleh konsumen pada berbagai tingkat harga pada periode tertentu. Hukum permintaan

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2003/2004 SMK. Matematika Non Teknik Bisnis dan Manajemen (E4-1) PAKET 2 (UTAMA) SELASA, 11 MEI 2004 Pukul

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2003/2004 SMK. Matematika Non Teknik Bisnis dan Manajemen (E4-1) PAKET 2 (UTAMA) SELASA, 11 MEI 2004 Pukul DOKUMEN NEGARA SANGAT RAHASIA UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2003/2004 SMK Matematika Non Teknik Bisnis dan Manajemen (E4-1) PAKET 2 (UTAMA) SELASA, 11 MEI 2004 Pukul 07.30 09.30 DEPARTEMEN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

MODUL REGRESI LINIER SEDERHANA

MODUL REGRESI LINIER SEDERHANA MODUL REGRESI LINIER SEDERHANA Tujuan Praktikum: Membantu mahasiswa memahami materi Pegambilan keputusan dari suatu kasus dengan menggunakan kaidah dan persamaan I. Pendahuluan Di dalam analisa ekonomi

Lebih terperinci

1. Pengertian dan fungsi ekonomi, 2. MAKRO. 3. MIKRO

1. Pengertian dan fungsi ekonomi, 2. MAKRO. 3. MIKRO Silabus: 1. Pengertian dan fungsi ekonomi, 2. MAKRO. 3. MIKRO Peran pemerintah dalam bidang ekonomi. Organisasi Bisnis dan Keuangan Produksi dan Pendapatan Nasional. Uang dan Lembaga Keuangan Bank Indonesia.

Lebih terperinci