Tugas Tersturtur Mata Kuliah Ekonomi Manajerial. Resume Bab Optimasi Ekonomi. Kelompok 2

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Tugas Tersturtur Mata Kuliah Ekonomi Manajerial. Resume Bab Optimasi Ekonomi. Kelompok 2"

Transkripsi

1 Tugas Tersturtur Mata Kuliah Ekonomi Manajerial Resume Bab Optimasi Ekonomi Kelompok 2 1. Pupun Sofiyati Isty Puji H Della Herlita Fakultas Ilmu Administrasi Jurusan Administrasi Bisnis Universitas Brawijaya Malang

2 Optimasi Ekonomi A. Memaksimasi nilai perusahaan Tujuan pokok manajemen adalah memaksimumkan nilai perusahaan. Tujuan ini di rumuskan dalam bentuk persamaan : TR TC (1+i) t Memaksimumkan persamaan seperti diatas mencakup beberapa faktor, yaitu Penerimaan. Biaya, dan Tingkat diskonto tiap tahun pada masa yang akan datang. Penerimaan total (TR) suatu perusahaan secara langsung ditentukan oleh jumlah produk yang terjual dan harga jualnya. Berarti TR adalah harga pokok (P) dikalikan dengan kuantitas (Q) atau TR= P x Q. Faktor2 yang mempengaruhinya yaitu: pemilihan produk yang dirancang perusahaan, pengolahannya, dan penjualannya; strategi periklanan yang digunakan; kebijakan harga yang ditetapkan; bentuk perekonomian yang dihadapi; dan sifat persaingan yang ada dipasar. Jadi penerimaan mempertimbangkan permintaan maupun penawaran. Analisis biaya memerlukan penelaahan sistem-sistem produksi alternatif, pilihan-pilihan teknologi, kemungkinan-kemungkinan input yang digunakan, dst. Harga faktor-faktor produksi berperanan penting dalam penentuan biaya, dan oleh karena itu masalah penawaran faktor-faktor produksi juga penting untuk dipertimbangkan. Adapula hubungan antara tingkat diskonto dengan product mix, asset fisik, dan struktur keuangan suatu perusahaan. Faktor-faktor ini mempengaruhi biaya dan tersedianya sumber daya keuangan bagi perusahaan tersebut, dan akhirnya menentukan tingkat diskonto yang digunakan oleh para investor untuk menetapkan nilai untuk perusahaan tersebut.

3 Untuk menentukan tindakan yang optimal, maka keputusan berkenaan dengan pemasaran, produksi, dan keuangan harus seperti halnya dengan keputusan-keputusan yang berhubungan dengan SDM, distribusi produk, dll digabungkan dalam suatu sistem yang terpadu dimana setiap tindakan akan mempengaruhi seluruh bagian perusahaan tersebut. Untuk keputusan seharihari, teknik optimisasi parsial yang lebih sederhana sering digunakan. Optimisasi parsial menyarikan komplesitas dari proses pengambilan keputusan yang terpadu itu dan hanya memusatkan kepada tujuan-tujuan yang lebih terbatas didalam berbagai departemen dari perusahaan tersebut. Misalnya, departemen pemasran seringkali diharuskan untuk menetapkan biaya periklanan minimum yang bisa mencapai tujuan penjualan, sesuai dengan lini produk (produk line) perusahaan dan kendala-kendala harga pasar. Sama juga halnya, departemen produksi diharapkan untuk meminumkan biaya produksi dengan kualitas yang sama, hal ini untuk mencapai keputusan yang optimal. Proses pengambilan keputusan yang rumit, baik dalam masalah optimasi terpadu ataupun parsial terjadi dalam dua tahap. Pertama, seseorang harus menyajikan hubungan ekonomi tersebut dalam satu bentung yang bisa dianalisis, ini berarti bahwa penyajian masalah tersebut dalam hubungan analitis. Kedua, seseorang harus menerapkan berbagai teknik untuk menentukan penyelesaian yamg optimal. B. Metode Penyajian Hubungan Ekonomi Hubungan-hubungan ekonomi seringkali disajikan dalam bentuk persamaan, tabel, dan grafik. Mungkin cara yang paling mudah untuk mempelajari hubungan ekonomi dan memahami optimasi ekonomi adalah dengan menelaah beberapa bentuk hubungan fungsional yang berperan penting dalam model dasar penilaian. Model Persamaan Perhatikan hubungan antara jumlah produk yang dijual (Q) dengan penerimaan total (TR). Dengan menggunakan notasi fungsional, hubungan tersebut dapat dituliskan seperti berikut: TR = f(q)

4 Nilai dari variabel dependen (TR) ditentukan oleh variabel independen (jumlah produk yang terjual atau Q); persamaan tersebut hanya menunjukan adanya suatu hubungan. Namun suatu hubungan fungsional yang lebih khusus diberikan oleh persamaan: TR = P x Q Disini P menunjukan harga tiap unit yang terjual, dan hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen ditetapkan secara tepat. Model Tabel dan Grafik Selain model persamaan, model tabel dan grafik seringkali digunakan untuk menyajikan hubungan-hubungan ekonomi. Contoh nya pada tabel 2.1 tabel ini menunjukan hubungan fungsional yang sama dengan persamaan TR = P x Q serta gambar 2.1 yang menyajikan grafik berdasarkan pada persamaan tersebut. Tabel 2.1 Hubungan Antara TR dengan Q : TR = P x Q (dimana nilai P adalah konstan Rp 150,00) Jumlah unit yang terjual Total Revenue (TR) 1 Rp 150,00 2 Rp 300,00 3 Rp 450,00 4 Rp 600,00 5 Rp 750,00 6 Rp 900,00

5 Gambar 2.1 Grafik Hubungan Antara TR dengan Q C. Hubungan Antara Nilai Total, Rata-Rata, dan Marginal Hubungan marginal didefinisikan sebagai perubahan variabel dependen dari suatu fungsi yang disebabkan oleh perubahan salah satu variabel independen sebesar satu unit. Dalam fungsi TR, penerimaan marginal (MR) adalah perubahan penerimaan total yang disebabkan oleh perubahan satu unit barang yang dijual. Tabel 2.2 Hubungan Antara Nilai Total, Marginal, dan Rata-Rata Untuk Sebuah Fungsi Laba Q Laba Total Laba Marginal Laba Rata-Rata 0 Rp Rp 19 Rp 19 Rp 19 2 Rp 52 Rp 33 Rp 26 3 Rp 93 Rp 41 Rp 31

6 4 Rp 136 Rp 43 Rp 34 5 Rp 175 Rp 39 Rp 35 6 Rp 210 Rp 35 Rp 35 7 Rp 217 Rp 7 Rp 31 8 Rp 208 Rp -9 Rp 26 Hubungan Antara Nilai Total dengan Marginal Hubungan antara nilai total dengan marginal dalam anaisis pengambian keputusan berperan penting, karena jika nilai marginal tersebut negatif, maka nilai total akan menurun. Data pada tabel 2.2 menjelaskan bahwa laba marginal pada output 1 sampai output 7 adalah postif, dan aba total meningkat jika output meningkat pada kisaran output tersebut. Namun karena pada output ke 8 pada laba marginal menunjukan nilai yang negatif, maka laba akan menurun jika output dinaikan mencapai tingkat tersebut. Hal ini terjadi karena memaksimasi fungsi aba atau apa saja terjadi pada titik dimana hubungan marginal bergeser dari positif ke negatif. Hubungan Antra Nilai Rata-Rata dengan Marginal Hubungan antara nilai rata-rata dengan nilai marginal juga penting dalam analisis pembuatan keputusan manajerial. Hal ini disebabkan karena nilai marginal menunjukan perubahan dari nilai total, maka jika nilai marginal tersebut lebih besar dari nilai rata-rata, maka nilai rata-rata tersebut sedang menaik. Data pada tabel 2.2 menunjukan untuk ouput yang ke 2 sampai yang ke 5, laba marginal lebih besar dari laba rata-rata, dan pada setiap tingkat output laba rata-rata meningkat, walaupun dari unit output yang ke 4 ke unit output 5 laba marginal turun dari Rp 43 menjadi Rp 39, tetapi laba marginal tersebut masih lebih besar laba rata-rata pada tingkat output sebanyak 4 unit (Rp 34). Oleh karena itu, sepanjang nilai marginal itu berada diatas nilai rata-rata, maka

7 nilai rata-rata tersebut akan naik. Laba marginal pada output sebanyak 6 unit adalah Rp 35, sama dengan laba rata-rata pada 5 unit, demikian pula laba ratarata tidak berubah antara output sebesar 5 dan 6 unit. Akhirnya, laba marginal dari output yang ke 7 dibawah laba rata-rata pada output sebesar 6 unit dan menyebabkan laba rata-rata turun. Grafik yang menunjukan hubungan antaar nliai total, marginal, dan ratarata Perhatikan bahwa kurva laba total naik dari titik asal menuju titik C. Oleh karena, garis-garis yang digambarkan yang bersinggungan dengan kurva laba total menjadi lebih curam jika titik singgung tersebut mendekati C, maka laba marginal naik sampai titik singgung tersebut. Ini juga dilukiskan pada gambar (b) dimana kurva laba marginal mengkat sampai pada tingkat output Q1, sama dengan titik C pada kurva laba total. Pada titik C tersebut, slope kurva laba total adalah maksimu. Oleh karena itu laba marginal adalah maksimum pada titik itu. Antara titik C dan E laba total terus meningkat karena aba marginal masih tetap

8 postif walaupun sudah turun. Pada titik E kurva aba total berslope nol dan hal ini berarti tidak terjadi kenaikan maupun penurunan laba. Oleh karena itu, laba marginal pada titik E tersebut ( output Q3 pada gambar b) sama dengan nol dan laba total menjadi maksimum. Setelah melampaui titik E kurva laba total berslope negatif dan laba marginal menjadi negatif. Selain hubungan nilai total rata-rata dan total marginal, hubungan antara nilai marginal dengan rat-rata juga ditunjukan pada gambar (b). Pada tingkat output yang rendah, dimana kurva laba marginal terletak diatas kurva laba ratarata, maka kurva laba rata-rata sedang menaik. Walaupun laba marginal mencapai titik maksimum pada ouput Q1 dan kemudian turun, tetapi kurva laba rata-rata terus meningkat sepanjang kurva laba marginal masih diatasnya. Pada tingkat output Q2, laba marginal sama dengan laba rata-rata, dan pada saat itu laba rata-rata mencapai nilai maksimumnya. Setelah melampaui otput Q2, kurva laba marginal terletak di bawah kurva laba rata-rata, dan kurva laba rata-rata tersebut mulai turun. D. Kalkulus Deferensial Walaupun tabel dan grafik bermanfaat untuk menjelaskan konsep hubungan ekonomi, tetapi persamaan seringkali lebih cocok untuk digunakan dalam proses pemecahan masalah. Salah satu alasannya adalah bahwa teknik analisis kalkulus diferensial bisa digunakan untuk menemukan nilai maksimum dan minimum dari suatu fungsi tujuan secara efisien melalui analisis marginal. Selain itu, konsep kalkulus dasar mudah dikembangkan untuk masalah pengambilan keputusan dimana pilihan-pilihan yang ada bagi pembuatan keputusan dibatasi oleh beberapa kendala. Konsep Turunan Kita telah mendefenisikan nilai marginal sebagai perubahan nilai variabel dependen yang disebabkan oleh perubahan satu unit suatu variabel independen. Perhatikan fungsi Y=f(X). Dengan menggunakan(data) sebagai

9 tanda perubahan, kita bisa menunjukkan perubahan nilai variabel independen (X) dengan notasi X dan perubahan variabel dependen (Y) dengan notasi Y. Perbandingan Y/ X menunjukkan suatu spesifikasi umum dari konsep marginal : Marginal Y = Δy Δx Perubahan Y yaitu Y dibagi dengan perubahan X yaitu X menunjukkan perubahan variabel dependen yang disebabkan oleh perubahan satu unit nilai X. Secara konseptual, suatu turunan(derivative) merupakan suatu spesifiksi yang tepat dari hubungan marginal secara umum, Y/ X. Untuk mendapatkan sebuah turunan kita harus mendapatkan nilai dari rasio Y/ X untuk suatu perubahan variabel yang sangat kecil.

10 Notasi matematis untuk sebuah turunan adalah : dy dx = lim x 0 Konsep turunan sebagai limit dari suatu rasio adalah sama dengan slope dari sebuah kurva pada sebuah titik. Gambar 2.4 menunjukkan konsep tersebut dengan menggunakan kurva yang sama dengan gambar 2.3. perhatikan bahwa pada gambar 2.4 slope rata-rata dari kurva tersebut antara titik A dan D dihitung dengan cara berikut : Δy Y4 Y1 = Δx X4 X1 Dan ditunjukkan sebaga slope dari garis yang menghubungkan kedua titik tersebut. Sama juga halnya, slope rata-rata dari kurva tersebut bisa dihitung sepanjang interval-interval X yang semkain mengecil dan ditunjukkan oleh garis-garis penghubung lainnya, seperti yang menghubungkan titik B dan C dengan D. Pada limitnya jika X mendekati nol, maka perbandingan Y/ X samadengan slope dari sebuah garis yang bersinggungan dengan kurva tersebut pada titik D. Slope dari garis singgung ini didefinisikan sebagai turunan( dy/dx) fungsi tersebut pada titik D; slope itu menunjukkan perubahan marginal Y yng disebabkan oleh suatu perubahan X hyang sangat kecil pada titik tersebut. Gambar 2.4 Δy Δx

11 Misalkan, variabel dependen Y adalah penerimaan total (TR), dan variabel independen adalah output. Maka turunan dy/dx menunjukkan bagaimana hubungan antara penerimaan dengan output pada suatu tingkat output tertentu. Oleh karena perubahan penerimaan output didefinisikan sebagai penerimaan marginal (MR), maka turunan TR samadengan MR tingkat output tertentu. Keadaan yang sama terjadi untuk biaya total atau total cost (TC): turunan fungsi TC pada setiap tingkat output menunjukkan biaya marginal atau marginal cost (MC) ;pada output tersebut. KAIDAH-KAIDAH PENURUNAN SUATU FUNGSI Mencari turunan dari suatu fungsi bukanlah merupakan pekerjaan yang sulit. Rumus-rumus atau kaidah-kaidah dasar untuk pendeferensiasian disajikan dibawah ini. a) KAIDAH KONSTANTA Turunan dari konstanta selalu nol, oleh karena itu jika Y = sebuah konstanta, maka : dy dx = 0 Keadaan ini digambarkan pada gambar 2.5 untuk y=2. Oleh karena Y didefinisikan sebagai konstanta, mala nilainya tidak berubah-ubah walaupun X berubah, dan karena itu dy/dx pasti samadengan nol. Gambar 2.5

12 b) KAIDAH PANGKAT Turunan dari fungsi pangkat seperti Y = ax b, dimana a dan b merupakan konstanta adalah samadengan pangkat (eksponen) b dikalikan dengan koefisien a dikalikan dengan variabel X pangkat b-1 : Y = a X b dy dx = b.a. X (b-1) c) KAIDAH PENJUMLAHAN DAN SELISIH Notasi berikut ini akan digunakan terus sampai akhir bab ini untuk menunjukkan sejumlah aturan diferensiasi : U = g (X) : U adalah g fungsi X V = h (X) : V adalah h fungsi X Turunan dari suatu penjumlahan (atau selisih) sama dengan jumlah (atau selisih) dari turuna secara individual. Oleh karena itu, jika Y = U + V maka : dy = du + dv dx dx dx Misalkan, U= g(x) =2X², V = h(x)= -X³ dan Y= U + V = 2X² - X³ Maka : dy = 4X 3X² dx

13 Turunan fungsi yang pertama (2X²) samadengan 4X diperoleh melalui kaidah pangkat; turunan fungsi yang kedua (-X³) samadengan 3X² diperoleh dengan cara yang sama; dan turunan fungsi secara total merupakan jumlah dari turunan-turunan dari bagian-bagiannya. d) KAIDAH PERKALIAN Turunan dari perkalian antara dua fungsi adalah samadengan fungsi yang pertama dikalikan dengan turunan dari fungsi fungsi yang kedua, ditambah dengan fungsi yang kedua dikaliakn fungsi yang pertama. Oleh karena itu, jika Y = U. V maka : dy dx dv = U + V du dx dx Misalnya, jika Y = 3X² ( dv ) + (3-X) (du ) dx dx = 3X²(-1) + (3-X)(6X) = -3X² + 18X 6X² = 18X 9X² Faktor yang pertama 3X² dikalikan dengan turunan dari faktor yang kedua - 1, dan ditambah dengan faktor yang kedua (3-X) dikalikan dengan turunan faktor yang pertama 6X. e) KAIDAH HASIL BAGI Turunan dari hasil bagi dari suatu fungsi adalah sama dengan penyebut yang dikalikan dengan turunan pembilang, dikurangi dengan pembilang dikalikan dengan turunan penyebut, dan kemudian semuanya dibagi dengan penyebut kuadrat. Maka, jika Y = U/V, maka: f) KAIDAH RANTAI dy dx du dv V. U. dx dx = v 2 Turunan sebuah fungsi dari sebuah fungsi diperoleh dengan cara. Jika Y = f (U), dimana U =g(x), maka :

14 dy = dy dx du + du dx Misalkan, Y = 2U - U², dan U =2X³, maka bisa mendapatkan dy/dx dengan cara berikut : Langkah 1 dy du = 2 2U Dengan mensubstitusikan nilai U diperoleh : dy dx = 2 2(2X³) = 2 4X³ Langkah 2 du dx = 6X² Langkah 3 dy dx = dy du x du dx = ( 2 4X³) 6X² = 12X² - 24X 5 E. Memaksimalkan dan meminimalkan fungsi Jika suatu fungsi berada pada keadaan maksimum atau minimum, maka slopenya atau nilai marginalnya pasti nol. Turunan suatu fungsi ditunjukkan oleh slope atau nilai marginalnya pada suatu titik tertentu. Oleh karena itu, maksimisasi atau minimisasi dari suatu fungsi terjadi jika turunannya sama dengan nol. Fungsi laba: π = Q 2Q 2 Disini π = laba total dan Q adalah jumlah output. Jika output sama dengan nol, maka perusahaan tersebut akan rugi sebesar Rp10.000,00(biaya tetap atau fixed cost adalah Rp10.000,00). Tetapi jika output menungkat, maka laba

15 juga akan meningkat. Titik impas atau break event point dicapai pada saat output berjumlah 29 unit. Laba maksimum dicapai pada saat output sebesar 100 unit dan setelah itu laba menurun. Tingkat output yang memaksimumkan laba bisa diperoleh dengan menghitung nilai dari fungsi tersebut. Laba maksimum juga dapat diperoleh dengan mendapatkan turunan(marginal) dari fungsi laba tersebut, kemudian menentukan nilai Q yang membuat turunan(marginal) tersebut sama dengan nol. Laba Marginal: Mπ) = dπ = 400 4Q dq Dengan menyamakan turunan tersebut sama dengan nol maka: 400-4Q = 0 4Q = 400 Q = 100 unit Oleh karena itu, jika Q=100, maka laba marginal sama dengan nol dan laba total adalah maksimum. Pembedaan Nilai Maksimum dengan Nilai Minimum

16 Masalah akan muncul jika turunan digunakan untuk menentukan nilai maksimum atau minimum. Agar suatu fungsi menjadi maksimum atau minimum, maka fungsi tersebut harus tidak dalam keadaan menaik atau menurun, oleh karena itu slopenya harus sama dengan nol. Namum demukian, karena nilai marginal akan menjadi nol baik untuk nilai maksimum maupun minimum dari suatu fungsi, maka analisis selanjutnya perlu untuk menentukan apakah nilai maksimum atau minimum tersebut telah ditemukan. Konsep turunan kedua digunakan untuk membedaan nilai maksimum dengan minimum dari suatu fungsi. Turunan kedua merupakan turunan dari turunan pertama. Jika laba total ditunjukan oleh persamaan π = a bq + cq2 dq3 Turunan pertama yang merupakan fungsi laba: dπ dq = Mπ = b + 2cQ 3dQ2 Turunan kedua dari fungsi laba total adalah turunan dari fungsi laba marginal: d2π dq2 = dmπ = 2c 6dQ dq Jika turunan pertama menunjukkan slope fungsi laba total, maka turunan kedua tersebut menunjukkan slope dari turunan pertama tersebut yakni slope dari kurva laba marginal. Kita bisa menggunakan turunan kedua tersebut untuk membedakan titik maksimum dan minimum. Jika turunan kedua dari sebuah fungsi negative maka titik yang ditentukan adalah maksimum, demikian sebaliknya. Sebuah contoh dengan bilangan akan memperjelas konsep ini. Misalkan fungsi laba total ditunjukkan oleh fungsi berikut: Laba total (π) = Q + 350Q 2 8,333Q 3 Laba marginal ditunjukkan oleh turunan pertama dari laba total tersebut: Laba marginal (mπ) = dπ = Q 25Q2 dq

17 Laba total akan maksimum atau minimum pada titik-titik di mana turunan pertama tersebut(laba marginal) sama dengan nol, maka: dπ dq = Q 25Q2 = 0 Penggunaan Turunan Untuk Memkasimumkan Selisih Antara Dua Fungsi Salah satu kaidah dalam ekonomi mikro adalah MR = MC agar laba maksimum dapat dicapai. Contoh : perhatikan fungsi penerimaan, biaya, dan laba berikut ini. Misalkan: TR = 41,5Q 1,1Q 2 ; TC = Q 0,5Q 2 + 0,02Q 3 ; Laba total = π = TR TC, maka: Tingkat output yang bisa memaksimumkan laba tersebut bisa diperoleh dengan mensubtitusikan fungsi TR dan TC ke dalam fungsi laba, kemudian menganalisis turunan pertama dan kedua dari persamaan tersebut. π = TR TC π = 41,5 Q 1,1Q 2 ( Q 0,5Q 2 + 0,02Q 3 ) = 41,5Q 1,1Q Q + 0,5Q 2 0,02Q 3 π = ,5Q 0,6Q 2 0,02Q 3 Laba marginal atau turunan pertama fungsi tersebut adalah: Mπ = dπ = 31,5 1,2Q 0,06Q2 dq Dengan menentukan laba marginal sama dengan nol dan menggunakan rumus abc, kita dapat menemukan akar-akarnya yaitu Q1 = -35 dan Q2 = 15. Karena output Q1 adalah negatif tidak mungkin terjadi, maka Q1 bukan merupakan output yang bisa digunakan. Suatu pengujian terhadap turunan kedua dan fungsi laba tersebut pada tingkat Q=15 akan menunjukan apakah ini merupakan titik laba maksimum atau titik laba minimum. Turunan kedua tersebut adalah:

18 d2π dq2 = dmπ = Q dq Dengan memasukan nilai Q=15 pada persamaan tersebut, maka didapatkan nilai Q yang baru sebesar -3, oleh karena itu Q=15 merupakan titik laba maksimum. Untuk melihat hubungan MR dan MC dengan memaksimasi laba, perhatikan persamaan umum laba π = TR TC, maka persamaan umum laba marginal adalah Mπ = MR MC = 0 atau MR = MC MR = dtr dq Dari contoh soal diatas, didapatkan : dtc = 41,5 2,2Q ; MC = = 10 Q + 0,06Q2 dq MR = 41,5 2,2Q = 10 Q + 0,06Q 2 = MC Maka dari persamaan tersebut di peroleh hasil 31,5 + 1,2Q + 0,06Q 2 = 0 Akhirnya diperoleh Q1 = -35 dan Q2 = 15. Hal ini menunjukan bahwa MR = MC pada tingkat output yang menghasilkan laba maksimum. Optimasi Fungsi dengan Variabel Majemuk Kaidah untuk menentukan turunan parisal adalah sama dengan kaidah dalam turunan yang sederhana. Karena konsep turunan parsial menggunakan suatu asumsi bahwa semua variabel, kecuali satu variabel dimana turunan tersebut diturunkan, tidak berubah. Seperti persamaan Y = 10 4X = 3XZ Z 2. dalam fungsi ini ada dua variabel independen, yaitu X dan, oleh karena itu 2 turunan parsial bisa dihitung. Untuk menentukan turunan tersebut pada X, maka persamaan tersebut dapat di tuliskan kembali sebagai : Y = 10 4X + (3Z)X Z 2

19 Karena Z dianggap konstan, maka turunan parsial Y pada X adalah : y x = Z 0 = 4 + 3Z Dalam menentukan turunan parsial Y dan Z, X dianggap konstan, maka kita bisa tulis : y = 3X 2Z z Optimasi terkendala Dalam proses pengambilan keputusan yang dihadapi para manajer, ada beberapa kendala yang dihadapi para manajer, ada berbagai kendala yang membatasi pilihan-pilihan yang tesedia bagi para manajer tersebut. Masalah optimasi terkendala ini dapat dipecahkan dengan berbagai cara. Dalam beberapa kasus, jika persamaan kendala tidak terlampau rumit, kita mampu memecahkan persamaan kendala tersebut untuk salah satu dari variabel- variabel pengambilan keputusan terlebih dahulu, kemudian mensubtitusikannya ke dalam fungsi tujuan, apakah perusahaan tersebut bertujuan memaksimumkan atau meminimumkan. Misalkan perusahaan memproduksi produknya dengan menggunakan dua pabrikanya dan bekerja dengan fungsi biaya total (TC) sbb: TC = 3X 2 + 6Y 2 XY Dimana output X merupakan hasil dari pabrik 1 dan Y merupakan hasil dari pabrik 2. Manajer harus berusaha untuk menentukan kombinasi biaya terrendah antara X dan Y dengan tunduk pada kendala bahwa produk total harus 20 unit. Kendala X + Y = 20

20 Dengan menyelesaikan kendala X dan mensubtitusikan nilai tersebut kedalam fungsi tujuan, maka: X = 20 Y ; dan TC = 3 (20 Y) 2 + 6Y 2 (20 Y)Y = 3 (400 40Y + Y 2 ) + 6Y 2 (20Y Y 2 ) = Y + 3Y 2 + 6Y 2 20 Y + Y 2 TC = Y + 10 Y 2 Setelah mendapatkan fungsi TC yang telah di kombinasikan denga kendala, maka fungsi tersebut diatas sebagai masalah minimasi tak- terkendala. Untuk mencari berapa besar nilai X dan Y, maka kita harus menyamakan turunanya sama dengan nol, X + 7 = 20 X = 13 dtc dy = Y = 0 20Y = 140 Y = 7 Oleh karena produksi output pabrik 1 adalah 13 unit dan pabrik 2 adalah 7 unit adalah kombinasi biaya terrendah dalam menghasilkan 20 unit produksi dari perusahaan tersebut. Maka TC adalah TC = 3 (13) 2 + 6(7) 2 (13 x 7) = = 710

21 Daftar Pustaka Arsyad, lincolin. Ekonomi Manajerial Ekonomi Mikro Terapan Untuk Manajemin Bisnis BPFE: Yogyakarta

D. OPTIMISASI EKONOMI DENGAN KENDALA - Optimisasi dengan metode substitusi - Optimisasi dengan metode pengali lagrange

D. OPTIMISASI EKONOMI DENGAN KENDALA - Optimisasi dengan metode substitusi - Optimisasi dengan metode pengali lagrange OPTIMISASI EKONOMI Ari Darmawan, Dr. S.AB, M.AB Email: aridarmawan_fia@ub.ac.id A. PENDAHULUAN B. TEKNIK OPTIMISASI EKONOMI C. OPTIMISASI EKONOMI TANPA KENDALA - Hubungan Antara Nilai Total, Rata-rata

Lebih terperinci

MODUL 2 OPTIMISASI OPTIMISASI EKONOMI EKONOMI. SRI SULASMIYATI, S.Sos, M.AP. Ari Darmawan, Dr., S.AB, M.AB

MODUL 2 OPTIMISASI OPTIMISASI EKONOMI EKONOMI. SRI SULASMIYATI, S.Sos, M.AP. Ari Darmawan, Dr., S.AB, M.AB MODUL 2 OPTIMISASI OPTIMISASI EKONOMI EKONOMI SRI SULASMIYATI, S.Sos, M.AP Ari Darmawan, Dr., S.AB, M.AB aridarmawan_fia@ub.ac.id Pendahuluan Adanya kebutuhan manusia yang tidak terbatas dan terbatasnya

Lebih terperinci

MEMAKSIMALKAN NILAI PERUSAHAAN Memaksimumkan nilai perusahaan merupakan tujuan utama perusahaan Faktor-faktor dari TR harus diperhatikan dalam

MEMAKSIMALKAN NILAI PERUSAHAAN Memaksimumkan nilai perusahaan merupakan tujuan utama perusahaan Faktor-faktor dari TR harus diperhatikan dalam OPTIMASI EKONOMI 1. Memaksimalkan nilai perusahaan 2. Metode metode pengekpresian hubungan ekonomi 3. Kalkulus deferensial dan kaidah-kaidah penurunan fungsi 4. Memaksimalkan dan meminimalkan fungsi 5.

Lebih terperinci

Bab 2 Berbagai Teknik Optimasi dan Peralatan Manajemen Baru

Bab 2 Berbagai Teknik Optimasi dan Peralatan Manajemen Baru Bab 2 Berbagai Teknik Optimasi dan Peralatan Manajemen Baru Sumber: http://ideolicious.blogspot.co.id/2014/09/ma teri-perkuliahan-ekonomi-manajerial.html Pendahuluan Ekonomi Manajerial sebagai penerapan

Lebih terperinci

KONSEP BIAYA DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

KONSEP BIAYA DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN KONSEP BIAYA DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN A. Jenis Biaya yang Perlu Diketahui Oleh Decision Maker 1. Biaya Eksplisit (Explisiy Cost) Biaya yang dikeluarkan guna mendapatkan input yang dibutuhkan dalam proses

Lebih terperinci

Bab 2: Optimasi Ekonomi. Ekonomi Manajerial Manajemen

Bab 2: Optimasi Ekonomi. Ekonomi Manajerial Manajemen Bab 2: Optimasi Ekonomi 1 Ekonomi Manajerial Manajemen 2 Pokok Bahasan Bentuk-Bentuk Hubungan Ekonomi Hubungan Total, Rata-rata dan Marjinal Analisis Optimalisasi Turunan dan Aturan Turunan Optimalisasi

Lebih terperinci

OPTIMISASI EKONOMI. Dr. Muh. Yunanto, MM. Kuliah Minggu ke-2

OPTIMISASI EKONOMI. Dr. Muh. Yunanto, MM. Kuliah Minggu ke-2 OPTIMISASI EKONOMI Dr. Muh. Yunanto, MM. Kuliah Minggu ke-2 BAB II Berbagai Teknik Optimasi dan Peralatan Manajemen Baru Metode Dalam Mengambarkan hub Ekonomi Hubungan ekonomi dapat digambarkan dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB VII APLIKASI TURUNAN FUNGSI DALAM EKONOMI DAN BISNIS. Sifat-sifat yang sering digunakan untuk turanan fungsi dalam ekonomi dan bisnis:

BAB VII APLIKASI TURUNAN FUNGSI DALAM EKONOMI DAN BISNIS. Sifat-sifat yang sering digunakan untuk turanan fungsi dalam ekonomi dan bisnis: BAB VII APLIKASI TURUNAN FUNGSI DALAM EKONOMI DAN BISNIS A. TURUNAN FUNGSI ALJABAR SATU VARIABEL f(x) = ax n Keterangan: f (x) = turunan pertama dari fungsi f(x) a dan n adalah suatu konstanta f (x) =

Lebih terperinci

Hubungan ekonomi dapat digambarkan dalam bentuk persamaan, tabel, atau grafik.

Hubungan ekonomi dapat digambarkan dalam bentuk persamaan, tabel, atau grafik. Hubungan ekonomi dapat digambarkan dalam bentuk persamaan, tabel, atau grafik. Bila hubungannya sederhana, tabel dan/atau grafik dapat mencukupi, namun bila hubungannya rumit, menggambarkan dalam bentuk

Lebih terperinci

Derivatif/turunan dan penerapannya dalam fungsi ekonomi

Derivatif/turunan dan penerapannya dalam fungsi ekonomi Derivatif/turunan dan penerapannya dalam fungsi ekonomi Ahmad Sabri Universitas Gunadarma, Indonesia 2016 Diberikan y = f (x). Notasi (delta) merepresentasikan perubahan nilai dari sebuah variabel (dependen

Lebih terperinci

Elastisitas Permintaan

Elastisitas Permintaan 06/1/010 Penerapan Diferensial Fungsi Sederhana dalam Ekonomi Diskripsi materi: Elastisitas Biaya Marjinal dan Penerimaan Marjinal Utilitas Marjinal Produk Marjinal Analisis Keuntungan Maksimum Matematika

Lebih terperinci

BAB 3.Penerapan Diferensial Fungsi Sederhana dalam Ekonomi

BAB 3.Penerapan Diferensial Fungsi Sederhana dalam Ekonomi BAB 3.Penerapan Diferensial Fungsi Sederhana dalam Ekonomi A. Elastisitas Elastisitas merupakan persentase perubahan y terhadap persentase perubahan x. 1.1 Elastisitas Permintaan Elastisitas Permintaan

Lebih terperinci

A. KONSEP DASAR TURUNAN

A. KONSEP DASAR TURUNAN Materi Derivatif MODUL DERIVATIF A. KONSEP DASAR TURUNAN Turunan (derivatif) membahas tingkat perubahan suatu fungsi sehubungan dengan perubahan kecil dalam variabel bebas fungsi yang bersangkutan. Turunan

Lebih terperinci

MATEMATIKA EKONOMI Pertemuan 7 Elastisitas, Biaya Produksi dan Penerimaan, Maksimum dan Minimum Suatu Fungsi I Komang Adi Aswantara UT Korea Fall 2013

MATEMATIKA EKONOMI Pertemuan 7 Elastisitas, Biaya Produksi dan Penerimaan, Maksimum dan Minimum Suatu Fungsi I Komang Adi Aswantara UT Korea Fall 2013 MATEMATIKA EKONOMI Pertemuan 7 Elastisitas, Biaya Produksi dan Penerimaan, Maksimum dan Minimum Suatu Fungsi I Komang Adi Aswantara UT Korea Fall 2013 Elastisitas Elastisitas merupakan ukuran kepekaan

Lebih terperinci

Materi 6 Ekonomi Mikro

Materi 6 Ekonomi Mikro Materi 6 Ekonomi Mikro Memaksimalkan Laba/Keuntungan Tujuan Pembelajaran : Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami konsep dan metode perhitungan untuk mencapai laba/keuntungan yang maksimal berdasarkan

Lebih terperinci

V. TEORI PERILAKU PRODUSEN

V. TEORI PERILAKU PRODUSEN Kardono -nuhfil V. TEORI PERILAKU PRODUSEN 5.. Fungsi Produksi Seorang produsen atau pengusaha dalam melakukan proses produksi untuk mencapai tujuannya harus menentukan dua macam keputusan: ) berapa output

Lebih terperinci

PERTANIAN. Tri Wahyu Nugroho, SP. MSi.

PERTANIAN. Tri Wahyu Nugroho, SP. MSi. TEORI PRODUKSI PERTANIAN Tri Wahyu Nugroho, SP. MSi. Teori Produksi : Untuk melihat hubungan antar input (faktor produksi) Dan, output (hasil poduksi) Teori produksi diharapkan : Menerangkan terjadinya

Lebih terperinci

Macam-macam Biaya : Biaya Total (Total cost : TC), yaitu merupakan jumlah keseluruhan dari biaya tetap dan biaya tidak tetap.

Macam-macam Biaya : Biaya Total (Total cost : TC), yaitu merupakan jumlah keseluruhan dari biaya tetap dan biaya tidak tetap. FUNGSI BIAYA Macam-macam Biaya : Biaya Tetap (Fixed Cost : FC) yaitu, merupakan balas jasa dari pada pemakaian faktor produksi tetap (fixed factor), yaitu biaya yang dikeluarkan tehadap penggunaan faktor

Lebih terperinci

PENETAPAN HARGA DALAM PRAKTEK. 3. Metode penggunaan taksiran biaya dan penerimaan inkremen C. PENENTUAN HARGA DALAM PASAR YANG MAPAN

PENETAPAN HARGA DALAM PRAKTEK. 3. Metode penggunaan taksiran biaya dan penerimaan inkremen C. PENENTUAN HARGA DALAM PASAR YANG MAPAN PENETAPAN HARGA DALAM PRAKTEK Ari Darmawan, Dr. S.AB, M.AB Email: aridarmawan_fia@ub.ac.id A. PENDAHULUAN B. METODE PENETAPAN HARGA 1. Metode biaya ditambah dengan laba yang diinginkan 2. Penentuan harga

Lebih terperinci

MATEMATIKA EKONOMI. Oleh: Dosen STIE Ahmad Dahlan Jakarta

MATEMATIKA EKONOMI. Oleh: Dosen STIE Ahmad Dahlan Jakarta MATEMATIKA EKONOMI Oleh: Husnayetti Dosen STIE Ahmad Dahlan Jakarta DIFERENSIAL Diferensial mempelajari tentang tingkat perubahan rata-rata atau tingkat perubahan seketika dari suatu fungsi Metode Kalkulus

Lebih terperinci

STRUKTUR PASAR PERSAINGAN SEMPURNA / MURNI

STRUKTUR PASAR PERSAINGAN SEMPURNA / MURNI Materi 9A. Struktur Pasar Persaingan Sempurna 159 Materi 9A. Struktur Pasar Persaingan Sempurna 160 Materi 9A STRUKTUR PASAR PERSAINGAN SEMPURNA / MURNI Persaingan Sempurna Penentuan Harga Pasar dalam

Lebih terperinci

B A B VII. Jika TC = TC(Q), maka. Dan jika TR = TR(Q), maka

B A B VII. Jika TC = TC(Q), maka. Dan jika TR = TR(Q), maka B A B VII 7.1. KONSEP MARGINAL Biaya marginal (marginal cost atau MC) dalam ilmu ekonomi didefinisikan sebagai perubahan dalam biaya total (total cost atau TC) yang terjadi sebagai akibat dari produksi

Lebih terperinci

III. KERANGKA TEORITIS

III. KERANGKA TEORITIS III. KERANGKA TEORITIS 3.. Penurunan Fungsi Produksi Pupuk Perilaku produsen pupuk adalah berusaha untuk memaksimumkan keuntungannya. Jika keuntungan produsen dinotasikan dengan π, total biaya (TC) terdiri

Lebih terperinci

PENGANTAR EKONOMI MIKRO

PENGANTAR EKONOMI MIKRO PENGANTAR EKONOMI MIKRO www.febriyanto79.wordpress.com LOGO Produksi Kegiatan memproses input menjadi output Produsen dalam melakukan kegiatan produksi mempunyai landasan teknis yang didalam teori ekonomi

Lebih terperinci

M AT E M AT I K A E K O N O M I KALKULUS TURUNAN I N S TITUT P ERTA N I A N BOGOR

M AT E M AT I K A E K O N O M I KALKULUS TURUNAN I N S TITUT P ERTA N I A N BOGOR M AT E M AT I K A E K O N O M I KALKULUS TURUNAN TO N I BAKHTIAR I N S TITUT P ERTA N I A N BOGOR 2 0 1 2 Statik Komparatif Analisis perbandingan titik-titik kesetimbangan terhadap perubahan nilai-nilai

Lebih terperinci

Modul 5. Teori Perilaku Produsen

Modul 5. Teori Perilaku Produsen Modul 5. Teori Perilaku Produsen A. Deskripsi Modul Seorang produsen atau pengusaha dalam melakukan proses produksi untuk mencapai tujuannya harus menentukan dua macam keputusan: berapa output yang harus

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoritis Untuk mengetahui dampak kenaikan harga kedelai sebagai bahan baku (input) dalam industri tempe, akan digunakan beberapa teori yang berkaitan dengan hal tersebut.

Lebih terperinci

Gambar 1. Kurva Permintaan

Gambar 1. Kurva Permintaan APLIKASI FUNGSI PADA MATEMATIKA EKONOMI. Fungsi Permintaan dan Penawaran Hukum permintaan menyatakan bahwa semakin tinggi harga barang (P) maka permintaan barang tersebut () akan menurun. Semakin rendah

Lebih terperinci

OPTIMASI MULTIVARIAT DENGAN KENDALA PERSAMAAN. Oleh : Hafidh Munawir

OPTIMASI MULTIVARIAT DENGAN KENDALA PERSAMAAN. Oleh : Hafidh Munawir OPTIMASI MULTIVARIAT DENGAN KENDALA PERSAMAAN Oleh : Hafidh Munawir BENTUK-BENTUK FUNGSI MULTIVARIAT DARI SEGI BENTUK GRAFIK I. Fungsi Linier : Y = ao + a 1 X 1 + a 2 X 2 Contoh: Y = 50 + 0,50 X 1 + 0,60

Lebih terperinci

LABORATORIUM MANAJEMEN DASAR MODUL MATEMATIKA EKONOMI 2 ATA 2014/2015

LABORATORIUM MANAJEMEN DASAR MODUL MATEMATIKA EKONOMI 2 ATA 2014/2015 LABORATORIUM MANAJEMEN DASAR MODUL MATEMATIKA EKONOMI 2 ATA 2014/2015 NAMA : NPM : KELAS : FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA DEPOK KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat,

Lebih terperinci

Pengantar Ekonomi Mikro

Pengantar Ekonomi Mikro Pengantar Ekonomi Mikro Modul ke: 10Fakultas Ekonomi & Bisnis Menjelaskan, Teori Produksi Biaya Jangka pendek Abdul Gani, SE MM Program Studi Manajemen TEORI BIAYA (ONGKOS) PRODUKSI BIAYA/ONGKOS PRODUKSI:

Lebih terperinci

PENGGUNAAN FUNGSI LINEAR DALAM EKONOMI

PENGGUNAAN FUNGSI LINEAR DALAM EKONOMI PENGGUNAAN FUNGSI LINEAR DALAM EKONOMI Agar fungsi permintaan dan fungsi penawaran dapat digambarkan grafiknya, maka faktor-faktor selain jumlah yang diminta dan harga barang dianggap tidak berubah selama

Lebih terperinci

Penggunaan Turunan dalam Ekonomi Ir. Tito Adi Dewanto

Penggunaan Turunan dalam Ekonomi Ir. Tito Adi Dewanto Penggunaan Turunan dalam Ekonomi Ir. Tito Adi Dewanto Kegiatan Belajar 1 A. Perilaku Konsumen Perilaku konsumen mengikuti Hukum permintaan : Bila harga barang naik, ceteris paribus (faktor lain tetap)

Lebih terperinci

DR. MOHAMMAD ABDUL MUKHYI, SE., MM

DR. MOHAMMAD ABDUL MUKHYI, SE., MM Pricing practice DR. MOHAMMAD ABDUL MUKHYI, SE., MM MR MR PENETAPAN HARGA BERBAGAI PRODUK Penetapan Harga Produk Dengan Permintaan Saling Berhubungan Permintaan hubungan timbal balik mempengaruhi penentuan

Lebih terperinci

A. KONSEP DASAR TURUNAN

A. KONSEP DASAR TURUNAN MODUL DERIVATIF A. KONSEP DASAR TURUNAN Turunan (derivatif) membahas tingkat perubahan suatu fungsi sehubungan dengan perubahan kecil dalam variabel bebas fungsi yang bersangkutan. Turunan diperoleh dengan

Lebih terperinci

Penggunaan Turunan dalam Ekonomi

Penggunaan Turunan dalam Ekonomi Penggunaan Turunan dalam Ekonomi Dalam ilmu ekonomi konsep turunan pertama dari suatu fungsi dapat digunakan untuk mendapatkan ongkos marjinal, pendapatan marjinal, elastisitas, hasrat menabung marjinal,

Lebih terperinci

f (a) = laju perubahan y = f(x) pada x = a = turunan pertama y=f(x) pada x = a

f (a) = laju perubahan y = f(x) pada x = a = turunan pertama y=f(x) pada x = a LEMBAR AKTIVITAS SISWA DIFFERENSIAL (TURUNAN) Nama Siswa : y f(a h) f(a) x (a h) a Kelas : Kompetensi Dasar (KURIKULUM 2013): 3.21 Memahami konsep turunan dengan menggunakan konteks matematik atau konteks

Lebih terperinci

BAB VI FUNGSI KUADRAT (PARABOLA)

BAB VI FUNGSI KUADRAT (PARABOLA) BAB VI FUNGSI KUADRAT (PARABOLA) Secara umum, persamaan kuadrat dituliskan sebagai ax 2 + bx + c = 0 atau dalam bentuk fungsi dituliskan sebagai f(x) = ax 2 + bx + c, dengan a, b, dan c elemen bilangan

Lebih terperinci

TURUNAN. Bogor, Departemen Matematika FMIPA-IPB. (Departemen Matematika FMIPA-IPB) Kalkulus: Turunan Bogor, / 50

TURUNAN. Bogor, Departemen Matematika FMIPA-IPB. (Departemen Matematika FMIPA-IPB) Kalkulus: Turunan Bogor, / 50 TURUNAN Departemen Matematika FMIPA-IPB Bogor, 2012 (Departemen Matematika FMIPA-IPB) Kalkulus: Turunan Bogor, 2012 1 / 50 Topik Bahasan 1 Pendahuluan 2 Turunan Fungsi 3 Tafsiran Lain Turunan 4 Kaitan

Lebih terperinci

DIFERENSIAL FUNGSI MAJEMUK

DIFERENSIAL FUNGSI MAJEMUK DIFERENSIAL FUNGSI MAJEMUK Tujuan Instruktusional : Memahami diferensiasi untuk fungsi-fungsi yang mengandung lebih dari satu macam variabel bebas Daftar Materi Pembahasan : 1. Diferensiasi parsial 2.

Lebih terperinci

Catatan Kuliah MA1123 KALKULUS ELEMENTER I BAB III. TURUNAN

Catatan Kuliah MA1123 KALKULUS ELEMENTER I BAB III. TURUNAN BAB III. TURUNAN Kecepatan Sesaat dan Gradien Garis Singgung Turunan dan Hubungannya dengan Kekontinuan Aturan Dasar Turunan Notasi Leibniz dan Turunan Tingkat Tinggi Penurunan Implisit Laju yang Berkaitan

Lebih terperinci

LABORATORIUM MANAJEMEN DASAR MATEMATIKA EKONOMI 2 NAMA : KELAS : NPM : PJ : KP : TUTOR : ASBAR :

LABORATORIUM MANAJEMEN DASAR MATEMATIKA EKONOMI 2 NAMA : KELAS : NPM : PJ : KP : TUTOR : ASBAR : LABORATORIUM MANAJEMEN DASAR MATEMATIKA EKONOMI 2 NAMA : KELAS : NPM : PJ : KP : TUTOR : ASBAR : ATA 2017/2018 SUSUNAN TIM LITBANG SUSUNAN TIM LITBANG MATEMATIKA EKONOMI 2 ATA 2017/2018 STAF PENANGGUNG

Lebih terperinci

BIAYA PRODUKSI. I. Pengertian Biaya produksi. Nama : Abdul Wahab NPM : Kelas : 1 ID 05

BIAYA PRODUKSI. I. Pengertian Biaya produksi. Nama : Abdul Wahab NPM : Kelas : 1 ID 05 Nama : Abdul Wahab NPM : 38409532 Kelas : 1 ID 05 BIAYA PRODUKSI I. Pengertian Biaya produksi Untuk menghasilkan barang atau jasa diperlukan factor-faktor produksi seperti bahan baku, tenaga kerja, modal,

Lebih terperinci

III HASIL DAN PEMBAHASAN

III HASIL DAN PEMBAHASAN atau perusahaan mana yang menjualnya. Jika produk dijual dengan harga yang berbeda, maka konsumen akan bergegas membeli produk tersebut ketika harganya lebih murah dan hasil produksi suatu perusahaan tidak

Lebih terperinci

Bab 10 Struktur Pasar: Pasar Persaingan Sempurna, Monopoli & Monopolistik. Ekonomi Manajerial Manajemen

Bab 10 Struktur Pasar: Pasar Persaingan Sempurna, Monopoli & Monopolistik. Ekonomi Manajerial Manajemen Bab 10 Struktur Pasar: Pasar Persaingan Sempurna, Monopoli & Monopolistik 1 Ekonomi Manajerial Manajemen 2 Struktur Pasar & Tingkat Persaingan Proses dimana tingkat harga dan output ditentukan sangat dipengaruhi

Lebih terperinci

Penetapan Harga Dalam Praktek

Penetapan Harga Dalam Praktek Penetapan Harga Dalam Praktek MODUL 2 OPTIMISASI EKONOMI Ari Darmawan, Dr., S.AB, M.AB aridarmawan_fia@ub.ac.id Pendahuluan Harga produk merupakan salah satu faktor yang penting bagi perusahaan karena

Lebih terperinci

Matematika Teknik Dasar-2 8 Definisi Turunan Parsial dan Pengerjaannya Secara Geometri

Matematika Teknik Dasar-2 8 Definisi Turunan Parsial dan Pengerjaannya Secara Geometri Matematika Teknik Dasar-2 8 Definisi Turunan Parsial dan Pengerjaannya Secara Geometri Sebrian Mirdeklis Beselly Putra Teknik Pengairan Universitas Brawijaya Turunan Parsial Volume V dari sebuah silinder

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN IDENTIFIKASI MATA KULIAH Nama Mata Kuliah Kredit Waktu Pertemuan Tingkat Program Studi Jurusan Dosen : ekonomi : 3 SKS : 135 Menit : I : S1 : Akuntansi : Surtikanti, S.E.,M.Si

Lebih terperinci

Laboratorium Manajemen Dasar. Nama NPM/Kelas Fakultas/Jurusan : : : Matematika Ekonomi 2 i Litbang ATA 13/14

Laboratorium Manajemen Dasar. Nama NPM/Kelas Fakultas/Jurusan : : : Matematika Ekonomi 2 i Litbang ATA 13/14 Nama NPM/Kelas Fakultas/Jurusan : : : Matematika Ekonomi 2 i Litbang ATA 13/14 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah, dan karunia yang diberikan-nya, sehingga

Lebih terperinci

~ ~~, Elisabet Siahaan

~ ~~, Elisabet Siahaan ~ ~~, Elisabet Siahaan .- DAFTARISI KATA PENGANTAR... DAFT AR lsi... DAFT AR GAMBAR...;... iii iv vi BAB 1 SIFAT-SIFAT MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS... 1 1.1 Matematika Ekonomi dan Matematika Murni...

Lebih terperinci

f (a) = laju perubahan y = f(x) pada x = a = turunan pertama y=f(x) pada x = a

f (a) = laju perubahan y = f(x) pada x = a = turunan pertama y=f(x) pada x = a Nama Siswa Kelas : : aasdaa. PENGERTIAN DIFERENSIAL (TURUNAN) Turunan fungsi atau diferensial didefinisikan sebagai laju perubahan fungsi sesaat dan dinotasikan f (x). LEMBAR AKTIVITAS SISWA DIFFERENSIAL

Lebih terperinci

MATEMATIKA TURUNAN FUNGSI

MATEMATIKA TURUNAN FUNGSI MATEMATIKA TURUNAN FUNGSI lim h 0 f ( x h) f( x) h KELAS : XII IIS SEMESTER GANJIL SMA Santa Angela Bandung Tahun Pelajaran 017/018 XII IIS Semester 1 Tahun Pelajaran 017/018 PENGANTAR : TURUNAN FUNGSI

Lebih terperinci

F U N G S I. A. Variabel

F U N G S I. A. Variabel F U N G S I Pemahaman akan konsep fungsi sangat penting dalam mempelajari disiplin ilmu ekonomi, mengingat telaah-telaah ekonomi banyak dinyatakan dengan matematika dan biasanya dapat dinyatakan dalam

Lebih terperinci

PENERAPAN EKONOMI FUNGSI NON LINIER

PENERAPAN EKONOMI FUNGSI NON LINIER PENERAPAN EKONOMI FUNGSI NON LINIER Pertemuan 3 LOGO Farah Alfanur Fungsi Penerimaan Fungsi Biaya Fungsi Penawaran Fungsi Permintaan 2 PERMINTAAN, PENAWARAN DAN KESEIMBANGAN PASAR Permintaan dan penawaran

Lebih terperinci

Mata Kuliah : Pengantar Ekonomi Mikro Kode : IS304 SKS : 3 SKS Semester : 1 Dosen : Tim Jumlah TM : 16 x pertemuan

Mata Kuliah : Pengantar Ekonomi Mikro Kode : IS304 SKS : 3 SKS Semester : 1 Dosen : Tim Jumlah TM : 16 x pertemuan PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI DAN KOPERASI FPIPS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA ================================================== SATUAN PEMBELAJARAN Mata Kuliah : Mikro Kode : IS304 SKS : 3 SKS

Lebih terperinci

INTEGRAL ( MAT ) Disusun Oleh : Drs. Pundjul Prijono. Nip PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS PENDIDIKAN

INTEGRAL ( MAT ) Disusun Oleh : Drs. Pundjul Prijono. Nip PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS PENDIDIKAN MODUL MATEMATIKA INTEGRAL ( MAT 12.1.1 ) Disusun Oleh : Drs. Pundjul Prijono Nip. 19580117.198101.1.003 PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 6 Jalan Mayjen Sungkono No. 58 Telp. (0341) 752036

Lebih terperinci

Proses dimana tingkat harga dan output ditentukan sangat dipengaruhi oleh struktur pasarnya Pasar: terdiri atas pembeli dan penjual aktual maupun

Proses dimana tingkat harga dan output ditentukan sangat dipengaruhi oleh struktur pasarnya Pasar: terdiri atas pembeli dan penjual aktual maupun Proses dimana tingkat harga dan output ditentukan sangat dipengaruhi oleh struktur pasarnya Pasar: terdiri atas pembeli dan penjual aktual maupun potensial suatu produk tertentu Struktur Pasar: mengacu

Lebih terperinci

INTEGRAL MATERI 12 IPS ( MAT ) Disusun Oleh : Drs. Pundjul Prijono. Nip PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS PENDIDIKAN

INTEGRAL MATERI 12 IPS ( MAT ) Disusun Oleh : Drs. Pundjul Prijono. Nip PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS PENDIDIKAN MODUL MATEMATIKA INTEGRAL MATERI 12 IPS ( MAT 12.1.1 ) Disusun Oleh : Drs. Pundjul Prijono Nip. 19580117.198101.1.003 PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 6 Jalan Mayjen Sungkono No. 58 Telp.

Lebih terperinci

Perusahaan, Produksi, dan Biaya

Perusahaan, Produksi, dan Biaya Perusahaan, Produksi, dan Biaya Perusahaan adalah kesatuan teknis, yang bertujuan untuk menghasilkan benda-benda atau jasa. Perusahaan ingin mencapai laba setinggi mungkin. Pengertian sehari-hari, laba

Lebih terperinci

Modul 4. Teori Perilaku Konsumen

Modul 4. Teori Perilaku Konsumen Modul 4. Teori Perilaku Konsumen Deskripsi Modul Teori perilaku konsumen pada dasarnya mempelajari mengapa para konsumen berperilaku seperti yang tercantum dalam hukum permintaan. Oleh karena itu teori

Lebih terperinci

Pertemuan Ke 5. Bentuk Pasar

Pertemuan Ke 5. Bentuk Pasar Pertemuan Ke 5 Bentuk Pasar Berdasarkan jumlah penjual yang ada, struktur pasar output dibedakan menjadi empat, yaitu : 1. Pasar Persaingan Sempurna (perfect competitive market) : pasar dengan jumlah penjual

Lebih terperinci

Notasi turunan. Penggunaan turunan. 6. Menggunakan konsep limit fungsi dan turunan fungsi dalam pemecahan masalah.

Notasi turunan. Penggunaan turunan. 6. Menggunakan konsep limit fungsi dan turunan fungsi dalam pemecahan masalah. Turunan fungsi adalah fungsi lain dari suatu fungsi sebelumnya misalkan fungsi f menjadi f' TURUNAN Notasi turunan y' atau f'(x) atau dy/dx fungsi naik Penggunaan turunan fungsi turun persamaan garis singgung

Lebih terperinci

MATEMATIKA TURUNAN FUNGSI

MATEMATIKA TURUNAN FUNGSI MATEMATIKA TURUNAN FUNGSI lim h 0 f ( x h) f( x) h KELAS : XI MIA SEMESTER : (DUA) SMA Santa Angela Bandung Tahun Pelajaran 06-07 XI MIA Semester Tahun Pelajaran 06 07 PENGANTAR : TURUNAN FUNGSI Modul

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) Kode / Nama Mata Kuliah : B11.5302 / Ekonomi Manajerial Revisi ke : - Satuan Kredit Semester : 3 (tiga) SKS Tgl revisi : - Jml Jam kuliah seminggu

Lebih terperinci

Kalkulus Multivariabel I

Kalkulus Multivariabel I Maksimum, Minimum, dan Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia Titik Kritis Misalkan p = (x, y) adalah sebuah titik peubah dan p 0 = (x 0, y 0 ) adalah sebuah titik tetap pada bidang berdimensi dua

Lebih terperinci

MODUL ANALISIS BIAYA PRODUKSI ANALISIS BIAYA PRODUKSI. Ari Darmawan, Dr. S.AB, M.AB

MODUL ANALISIS BIAYA PRODUKSI ANALISIS BIAYA PRODUKSI. Ari Darmawan, Dr. S.AB, M.AB ANALISIS BIAYA PRODUKSI Ari Darmawan, Dr. S.AB, M.AB Email: aridarmawan_fia@ub.ac.id A. PENDAHULUAN B. KONSEP BIAYA PRODUKSI C. BIAYA PRODUKSI JANGKA PENDEK - Biaya total - Biaya rata-rata - Biaya marjinal

Lebih terperinci

INTEGRAL ( MAT ) Disusun Oleh : Drs. Pundjul Prijono. Nip PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS PENDIDIKAN

INTEGRAL ( MAT ) Disusun Oleh : Drs. Pundjul Prijono. Nip PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS PENDIDIKAN MODUL MATEMATIKA INTEGRAL ( MAT 12.1.1 ) Disusun Oleh : Drs. Pundjul Prijono Nip. 19580117.198101.1.003 PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 6 Jalan Mayjen Sungkono No. 58 Telp. (0341) 752036

Lebih terperinci

Permintaan, Penawaran dan Keseimbangan Pasar

Permintaan, Penawaran dan Keseimbangan Pasar Permintaan, Penawaran dan Keseimbangan Pasar Selain berbentuk fungsi linier, permintaan dan penawaran dapat pula berbentuk fungsi non linier. Fungsi permintaan dan fungsi penawaran yang kuadratik dapat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pemrograman Non Linier Pemrograman Non linier merupakan pemrograman dengan fungsi tujuannya saja atau bersama dengan fungsi kendala berbentuk non linier yaitu pangkat dari variabelnya

Lebih terperinci

MANAJEMEN SAINS 1.1. Pendekatan Manajemen Sains untuk Memecahkan Masalah

MANAJEMEN SAINS 1.1. Pendekatan Manajemen Sains untuk Memecahkan Masalah MANAJEMEN SAINS 1.1. Pendekatan Manajemen Sains untuk Memecahkan Masalah Manajemen sains merupakan penerapan ilmiah yang menggunakan pendekatan ilmiah untuk memecahkan masalah manajemen. Langkah-langkah

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan alur berfikir dalam melakukan penelitian berdasarkan tujuan penelitian. Tujuan dari penelitian yang akan dilakukan

Lebih terperinci

= + atau = - 2. TURUNAN 2.1 Definisi Turunan fungsi f adalah fungsi yang nilainya di setiap bilangan sebarang c di dalam D f diberikan oleh

= + atau = - 2. TURUNAN 2.1 Definisi Turunan fungsi f adalah fungsi yang nilainya di setiap bilangan sebarang c di dalam D f diberikan oleh JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FPMIPA-UPI BANDUNG HAND OUT TURUNAN DAN DIFERENSIASI OLEH: FIRDAUS-UPI 0716 1. GARIS SINGGUNG 1.1 Definisi Misalkan fungsi f kontinu di c. Garis singgung ( tangent line )

Lebih terperinci

DERIVATIVE Arum Handini primandari

DERIVATIVE Arum Handini primandari DERIVATIVE Arum Handini primandari INTRODUCTION Calculus adalah perubahan matematis, alat utama dalam studi perubahan adalah prosedur yang disebut differentiation (deferensial/turunan) Calculus dikembangkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari baik disadari maupun tidak, sebenarnya orang selalu melakukan optimasi untuk memenuhi kebutuhannya. Tetapi optimasi yang dilakukan masyarakat

Lebih terperinci

KONSEP DASAR FUNGSI DAN GRAFIK. Oleh : Agus Arwani, SE, M.Ag

KONSEP DASAR FUNGSI DAN GRAFIK. Oleh : Agus Arwani, SE, M.Ag KONSEP DASAR FUNGSI DAN GRAFIK Oleh : Agus Arwani, SE, M.Ag KONSEP DASAR FUNGSI DAN GRAFIK Definisi : Fungsi f : A B adalah suatu aturan yang mengaitkan (memadankan) setiap dengan tepat satu A y B Notasi

Lebih terperinci

Teori Biaya Produksi. Pengantar Ilmu Ekonomi

Teori Biaya Produksi. Pengantar Ilmu Ekonomi Teori Biaya Produksi Pengantar Ilmu Ekonomi Konsep Biaya Produksi (1) Biaya produksi adalah seluruh biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membayar input yang dipakai dalam menghasilkan produknya Total

Lebih terperinci

PASAR PERSAINGAN SEMPURNA

PASAR PERSAINGAN SEMPURNA PASAR PERSAINGAN SEMPURNA Struktur Pasar Faktor-faktor yang membedakan bentuk pasar 1. Ciri-ciri barang yang dihasilkan 2. Banyaknya perusahaan dalam industri 3. Tingkat kesulitan perusahaan baru dalam

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Fungsi Produksi Produksi dan operasi dalam ekonomi menurut Assauri (2008) dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang berhubungan dengan usaha

Lebih terperinci

MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS

MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS Modul Mata Kuliah MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIJAYA PUTRA SURABAYA 2014/2015 Erik Valentino, S.Pd., M.Pd DAFTAR ISI Kontrak Perkuliahan... 1 BAB I Barisan dan Deret... 4

Lebih terperinci

Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M.

Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M. Elastisitas Permintaan (price elasticity of demand) Elastisitas permintaan ialah suatu koefisien yang menjelaskan besarnya perubahan jumlah barang yang diminta

Lebih terperinci

SILABUS. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR 1. Power Point 2. Buku

SILABUS. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR 1. Power Point 2. Buku SILABUS Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Mata Kuliah : Eonomi Manajerial Kode Mata Kuliah : MJN Bobot : 3 SKS Semester : 6 Standar Kompetensi : Mahasiswa mampu mengaplikasikan teori ekonomi sebagai alat untuk

Lebih terperinci

MATEMATIKA INDUSTRI 1 RESUME INTEGRAL DAN APLIKASI

MATEMATIKA INDUSTRI 1 RESUME INTEGRAL DAN APLIKASI MATEMATIKA INDUSTRI 1 RESUME INTEGRAL DAN APLIKASI Nama : Syifa Robbani NIM : 125100301111002 Dosen Kelas : Nimas Mayang Sabrina S., STP, MP, MSc : L Nimas Nimas Mayang Sabrina S., STP, MP, MSc Mayang

Lebih terperinci

Biaya variabel dapat dihitung dari penurunan rumus menghitung biaya total, yaitu:

Biaya variabel dapat dihitung dari penurunan rumus menghitung biaya total, yaitu: Pilihan Ganda Hal 226 1. Yang manakah dari yang berikut digolongkan sebagai biaya tetap? a. Sewa Pabrik. 2. Biaya marjinal akan mulai meningkat pada ketika... b. Biaya Produksi Total Mencapai Maksimum.

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Teori Produksi Produksi adalah kegiatan menghasilkan output dengan berbagai kombinasi input dan teknologi terbaik yang tersedia (Nicholson,

Lebih terperinci

Teori Biaya. Wawong Dwi Ratminah Prodi Teknik Pertambangan FTM, UPN Veteran Yogyakarta

Teori Biaya. Wawong Dwi Ratminah Prodi Teknik Pertambangan FTM, UPN Veteran Yogyakarta Teori Biaya Wawong Dwi Ratminah Prodi Teknik Pertambangan FTM, UPN Veteran Yogyakarta TEORI BIAYA Biaya Produksi adalah semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi

Lebih terperinci

MATEMATIKA EKONOMI 2 IT

MATEMATIKA EKONOMI 2 IT MATEMATIKA EKONOMI 2 IT - 021335 UMMU KALSUM UNIVERSITAS GUNADARMA 2016 Penerapan Diferensial Ref: Legowo 1. Elastisitas Permintaan ϵ Konsep ini berhubungan erat dengan konsep derivatif Elastisitas permintaan

Lebih terperinci

PELATIHAN OLIMPIADE EKONOMI PERSIAPAN OLIMPIADE SAINS PROVINSI. HARI/TANGGAL : Kamis/ 24 MEI JUMLAH SOAL : 50 butir

PELATIHAN OLIMPIADE EKONOMI PERSIAPAN OLIMPIADE SAINS PROVINSI. HARI/TANGGAL : Kamis/ 24 MEI JUMLAH SOAL : 50 butir PELATIHAN OLIMPIADE EKONOMI PERSIAPAN OLIMPIADE SAINS PROVINSI HARI/TANGGAL : Kamis/ 24 MEI 2012 WAKTU : 120 MENIT JUMLAH SOAL : 50 butir Pilihlah satu jawaban yang paling tepat pada soal di bawah ini!

Lebih terperinci

MATEMATIKA TURUNAN FUNGSI

MATEMATIKA TURUNAN FUNGSI MATEMATIKA TURUNAN FUNGSI lim h 0 f ( x h) f( x) h KELAS : XI IPS SEMESTER : (DUA) SMA Santa Angela Bandung Tahun Pelajaran 015-016 XI IPS Semester Tahun Pelajaran 015 016 PENGANTAR : TURUNAN FUNGSI Modul

Lebih terperinci

MA1201 KALKULUS 2A (Kelas 10) Bab 7: Teknik Pengintegral

MA1201 KALKULUS 2A (Kelas 10) Bab 7: Teknik Pengintegral MA1201 KALKULUS 2A (Kelas 10) Bab 7: Teknik Pengintegralan Do maths and you see the world Integral atau Anti-turunan? Integral atau pengintegral adalah salah satu konsep (penting) dalam matematika disamping

Lebih terperinci

Setelah kita mengetahui hasil dari masing-masing persamaan, kemudian kita kembali gabungkan kedua persamaan tersebut :

Setelah kita mengetahui hasil dari masing-masing persamaan, kemudian kita kembali gabungkan kedua persamaan tersebut : Kumpulan Soal-Soal Diferensial 1. Tentukan turunan pertama dari y = (3x-2) 4 +(4x-1) 3 adalah... Jawab: misalnya : f (x) = y = (3x-2) 4 misal U = (3x-2) du/dx = 3 dy/dx = n.u n-1. du/dx = 4. (3x-2) 4-1.3

Lebih terperinci

MAKALAH EKONOMI MANAJERIAL

MAKALAH EKONOMI MANAJERIAL MAKALAH EKONOMI MANAJERIAL TEKNIK OPTIMASI MAKALAH INI DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH EKONOMI MANAJERIAL SEMESTER V DOSEN PENGAMPU : Dr. Supawi Pawenang, SE, MM NAMA : KHANIF ASFIROTUN NIM :

Lebih terperinci

STRUKTUR PASAR DAN STRATEGI PENETAPAN HARGA. Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman Suhardi, S.Pt.,MP

STRUKTUR PASAR DAN STRATEGI PENETAPAN HARGA. Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman Suhardi, S.Pt.,MP STRUKTUR PASAR DAN STRATEGI PENETAPAN HARGA Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman Suhardi, S.Pt.,MP Materi : Pengertian Struktur Pasar Bentuk Pasar Maksimisasi Keuntungan Metode

Lebih terperinci

ANALISA PENENTUAN TARIF RETRIBUSI PASAR TAMAN

ANALISA PENENTUAN TARIF RETRIBUSI PASAR TAMAN ANALISA PENENTUAN TARIF RETRIBUSI PASAR TAMAN 1 Didik Widoyoko, 2 Christiono Utomo 1 Mahasiswa Pasca Sarjana Magister Manajemen Teknologi 2 Dosen Magister Manajemen Teknologi Kampus MMT- ITS e-mail : mmiits@rad.net.id

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA PENERAPAN STRATEGI MEMAKSIMUMKAN KEUNTUNGAN PERUSAHAAN MATA KULIAH EKONOMI MANAJERIAL OLEH : YANA ROHMANA

LEMBAR KERJA PENERAPAN STRATEGI MEMAKSIMUMKAN KEUNTUNGAN PERUSAHAAN MATA KULIAH EKONOMI MANAJERIAL OLEH : YANA ROHMANA LEMBAR KERJA PENERAPAN STRATEGI MEMAKSIMUMKAN KEUNTUNGAN PERUSAHAAN MATA KULIAH EKONOMI MANAJERIAL OLEH : YANA ROHMANA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI DAN KOPERASI FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

Lebih terperinci

IV. TEORI PERILAKU KONSUMEN

IV. TEORI PERILAKU KONSUMEN Kardono-nuhfil1 IV. TEORI PERILAKU KONSUMEN Teori perilaku konsumen pada dasarnya mempelajari mengapa para konsumen berperilaku seperti yang tercantum dalam hukum permintaan. Oleh karena itu teori perilaku

Lebih terperinci

Pertemuan Minggu ke Bidang Singgung, Hampiran 2. Maksimum dan Minimum 3. Metode Lagrange

Pertemuan Minggu ke Bidang Singgung, Hampiran 2. Maksimum dan Minimum 3. Metode Lagrange Pertemuan Minggu ke-11 1. Bidang Singgung, Hampiran 2. Maksimum dan Minimum 3. Metode Lagrange 1. BIDANG SINGGUNG, HAMPIRAN Tujuan mempelajari: memperoleh persamaan bidang singgung terhadap permukaan z

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas beberapa pengertian dari optimasi bersyarat dengan kendala persamaan menggunakan multiplier lagrange serta penerapannya yang akan digunakan sebagai landasan

Lebih terperinci

MAKALAH MATEMATIKA DASAR TURUNAN (DIFERENSIAL)

MAKALAH MATEMATIKA DASAR TURUNAN (DIFERENSIAL) MAKALAH MATEMATIKA DASAR TURUNAN (DIFERENSIAL) KATA PENGANTAR Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah

Lebih terperinci

PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFFERENSIAL ORDE 1 - I

PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFFERENSIAL ORDE 1 - I PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFFERENSIAL ORDE 1 - I 1. Pendahuluan Pengertian Persamaan Diferensial Metoda Penyelesaian -contoh Aplikasi 1 1.1. Pengertian Persamaan Differensial Secara Garis Besar Persamaan

Lebih terperinci

Bab 16. LIMIT dan TURUNAN. Motivasi. Limit Fungsi. Fungsi Turunan. Matematika SMK, Bab 16: Limit dan Turunan 1/35

Bab 16. LIMIT dan TURUNAN. Motivasi. Limit Fungsi. Fungsi Turunan. Matematika SMK, Bab 16: Limit dan Turunan 1/35 Bab 16 Grafik LIMIT dan TURUNAN Matematika SMK, Bab 16: Limit dan 1/35 Grafik Pada dasarnya, konsep limit dikembangkan untuk mengerjakan perhitungan matematis yang melibatkan: nilai sangat kecil; Matematika

Lebih terperinci