PERAMALAN NILAI PENJUALAN SURAT KABAR HARIAN WASPADA DI KOTA MEDAN UNTUK TAHUN TUGAS AKHIR RENNY TRIANA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERAMALAN NILAI PENJUALAN SURAT KABAR HARIAN WASPADA DI KOTA MEDAN UNTUK TAHUN TUGAS AKHIR RENNY TRIANA"

Transkripsi

1 PERAMALAN NILAI PENJUALAN SURAT KABAR HARIAN WASPADA DI KOTA MEDAN UNTUK TAHUN TUGAS AKHIR RENNY TRIANA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008

2 2 PERSETUJUAN Judul : PERAMALAN NILAI PENJUALAN SURAT KABAR HARIAN WASPADA DI KOTA MEDAN UNTUK TAHUN Kaergori : TUGAS AKHIR Nama : RENNY TRIANA Nomor Induk Mahasiswa Program Sudi : DIPLOMA-3 STATISTIKA Fakulas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Diluluskan di Medan, Juni 2008 Dikeahui/Diseujui oleh Deparemen Maemaika FMIPA USU Pembimbing Dr. Saib Suwilo, M.Sc. Drs. Djakaria Sebayang NIP NIP

3 3 PERNYATAAN PERAMALAN NILAI PENJUALAN SURAT KABAR HARIAN WASPADA DI KOTA MEDAN UNTUK TAHUN TUGAS AKHIR Saya mengakui bahwa ugas akhir ini adalah kerja saya sendiri, kecuali beberapa kuipan dari beberapa ringkasan yang masing-masing disebukan sumbernya. Medan, Juni 2008 RENNY TRIANA

4 4 PENGHARGAAN Bismillahirrahmanirrahim, Puji dan syukur kehadira Allah SWT yang elah memberikan rahma dan karunia-nya kepada seluruh alam semesa besera seluruh isinya dan berka kekuaan iman dari-nya, maka Tugas Akhir dengan judul PERAMALAN NILAI PENJUALAN SURAT KABAR HARIAN WASPADA DI KOTA MEDAN UNTUK TAHUN dapa diselesaikan epa pada wakunya. Kemudian seiring Shalawa dan salam penulis ucapkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW yang membawa umanya ke jalan yang benar dan kesejaheraan hidup. Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan dan kelemahan, dengan demikian penulis harapkan saran dan kriik yang sifanya membangun demi peningkaan muu penulisan Tugas Akhir di masa yang akan daang. Pada kesempaan ini penulis menghanurkan erima kasih aas peunjuk dan bimbingan yang berharga yang elah diberikan kepada penulis sehingga akhirnya penulis dapa menyelesaikan Tugas Akhir ini. Maka dengan ini penulis mengucapkan erima kasih sebesar-besarnya kepada: 1. Ayahanda H. Subagio PN dan Ibunda ercina Hj. Suryai, yang elah menelusuri kehidupan dengan mengasuh, mendidik dan mengorbankan moril dan maeriil dengan ikhlas kepada penulis dari buaian hingga sekarang ini penulis dapa menyelesaikan sudi di Fakulas Maemaika Universias Sumaera Uara. 2. Bapak Dr.Eddy Marliano, M.Sc, selaku Dekan FMIPA USU 3. Bapak Dr.Saib Suwilo, M.Sc, selaku keua Deparemen Maemaika 4. Bapak Drs. Djakaria Sebayang selaku pembimbing yang elah memberikan bimbingan dan pengarahan dan pengalaman kepada penulis. 5. Bapak Drs.Suwarno Ariswoyo, M.Si, selaku keua jurusan Saisika 6. Terisimewa unuk Abangda Harry Praama, Kakakku Dessy Syafiri dan Adindaku Fanny Azryna, yang elah memberikan dorongan sera moivasi dan doa kepada penulis, dukungan dari kalian sanga berari bagi penulis.

5 5 7. Unuk sahabaku, Nur Halimah Lubis, Rana Eka Puri, Misdarwana Ns, Lilis Suryani, Nurmasyihah, Piriani Harahap dan Pramudia Rizki Siregar erima kasih elah membanu dan memahamiku selama ini, memberikan semanga dan moivasi. 8. Unuk Anyes Afwa, erimakasih aas segalanya yang elah banyak membanu penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini, baik melalui semanga, moivasi maupun enaga dan fikirannya. 9. Unuk eman-eman seperjuangan, seluruh mahasiswa/i saisika sambuk 2005, eruama sa-a. Semanga dan kekompakan dari kalian banyak memberi moivasi dan masukan kepada penulis. 10. Terkhususkan unuk Some One Special, namamu, semangamu, nasiha, doa dan moivasi darimu membua penulis menjadi semanga dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini. Thank s o All. Aas segala banuan dan budi baik semua pihak penulis ucapkan erima kasih, semoga Allah SWT memberikan rahma dan hidayah-nya kepada kia semua. Amin ya rabbal alamin. Akhirnya penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapa memberikan manfaa kepada semua pihak yang memerlukan. Medan, Juni 2008 Penulis Renny Triana

6 6 DAFTAR ISI Halaman Perseujuan Pernyaaan Penghargaan Dafar Isi Dafar Tabel Dafar Grafik ii iii iv vi viii ix BAB 1 BAB 2 BAB 3 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Perumusan Masalah Tinjauan Pusaka Tujuan Peneliian Manfaa Peneliian Meode Peneliian Sisemaika Penulisan 8 TINJAUAN TEORITIS 2.1. Pengerian Peramalan Kegunaan Peramalan Meode Peramalan Analisi Dere Berkala Pola Daa Meode Pemulusan (Smoohing) Meode Smoohing Yang Digunakan Penenuan Ukuran Sampel 20 SEJARAH SINGKAT HARIAN WASPADA 3.1. Sejarah Berdirinya Harian Wsapada Srukur Organisasi Uraian Tugas 24 BAB 4 ANALISIS DATA 4.1. Daa Yang Dibuuhkan 31

7 Pengujian Kecukupan Sampel Meode Smoohing Eksponensial Linier Sau Parameer dari Brown Penaksiran Model Peramalan Penenuan Benuk Persamaan Peramalan Peramalan Nilai Penjualan Koran Waspada 40 BAB 5 BAB 6 IMPLEMENTASI SISTEM 5.1. Microsof Excell Mengakifkan Microsof Excell Isilah-isilah Dalam Microsof Excell Operasi File Pengolahan Daa Dengan Menggunakan Microsof Excell Membua Grafik Pada Microsof Excell Langkah-langkah Membua Grafik Hasil Peramalan Menggunakan Meode Brown 53 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Saran 55 DAFTAR PUSTAKA 56

8 8 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 4.1 Daa Penjualan Koran Waspada Di Koa Medan 31 Tabel 4.2 Aplikasi Jumlah Sampel 32 Tabel 4.3 Aplikasi Nilai MSE Unuk Memilih Nilai α 35 Tabel 4.4 Perbandingan Ukuran Keepaan meode Peramalan 36 Tabel 4.5 Aplikasi Pemulusan Eksponensial Linier Sau Parameer Dari Brown Menggunakan α = 0,3 Pada Daa Penjualan Koran Waspada 37 Tabel 4.6 Aplikasi Peramalan Nilai Penjualan Koran Waspada Dengan Menggunakan Meode Pemulusan Eksponensial Ganda Sau parameer Dari Brown 41 Tabel 4.7 Peramalan Nilai Penjualan Koran Waspada di Koa Medan Tahun

9 9 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 4.1 Plo Daa Penjualan Koran Waspada di Koa Medan Dari Tahun 1993 samapai Gambar 4.2 Plo Pemulusan Daa Penjualan Koran Waspada Dari Tahun 1993 sampai Gambar 4.3 Plo Peramalan Nilai Penjualan Koran Waspada Dari Tahun 1993 sampai

10 10 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sura kabar elah ada sejak zaman Romawi Kuno. Ide munculnya sura kabar berawal dari usaha menyampaikan informasi dari pemerinah kepada rakyanya. Hal ersebu berawal pada zaman Romawi Kuno periode Julius Caesar. Pada saa iu, ia menyampaikan informasi kepada rakyanya dengan mengukir ulisan di aas bau aau logam yang diempakan di Forum Roma yang di kenal dengan Acra Diurna, yang erjemahan bebasnya adalah Kegiaan Hari. Seelah diemukannya mesin ceak oleh Johan Guenberg pada ahun 1447, pada akhir masa dinasi Ming, yakni sekiar ahun 1582 unuk perama kalinya informasi disampaikan dari pemerinah kepada rakyanya dalam benuk selebaran. Penyebaran informasi pun mulai berkembang idak hanya dalam benuk selebaran saja melainkan

11 11 berbenuk eksemplar. Inilah yang dianggap sebagai awal masa berkembangnya sura kabar. Dan Relaion aller Furnemmen und Gedenckwurdigen Hisorien dianggap sebagai sura kabar perama di dunia. Sejak iulah dunia persura kabaran semakin berkembang dengan munculnya sura kabar-sura kabar baru yang semakin siap unuk bersaing, hal ersebu erjadi hingga sekarang. Di Indonesia, media yang perama kali muncul adalah Memories der Nouvelles, dierbikan oleh Gubernur Jendral perama VOC Jan Pieerzoon Coen, seelah mesin ceak dibolehkan masuk perama kali ahun 1717, erbilah sura kabar bernama Baaviasech Nouvelles. Pada saa ini masyaraka mendapakan informasi bukan hanya melalui sura kabar saja. Menjamurnya pendirian media lokal baik ceak maupun elekronik di daerah memberikan dampak posiif erhadap kemajuan masyaraka dibidang informasi dan komunikasi iu sendiri. Berdasarkan pengamaan secara umum bahwa di Koa Medan, dengan kehadiran koran lokal sebagai sebuah media ceak dapa berdampak posiif kepada kemajuan kehidupan masyarakanya. Masyaraka menjadi gemar membaca sera menghendaki perolehan informasi yang sebanyak mungkin. Sehingga peranan media massa ini sanga menenukan guna mencipakan sebuah masyaraka yang beradab. Masyaraka membuuhkan informasi yang benar sera akual, bukan sebaliknya. Unuk iulah komunias media massa bukan saja mengedepankan kepeningan pemberiaan semaa melainkan mengusung kepeningan pembelajaran kepada publik. Disadari benar bahwa persaingan pada indusri media ini sangalah kea sehingga menunu para komunias jurnalis ini pun unuk mengejar arge demi meraih

12 12 beria dan idak heran pula penyajian beria yang dikedepankan bad news is good news. Apalagi belakangan ini dunia jurnalisik semakin berkembang dan diakui oleh Negara, yaiu dengan keluarnya Undang-Undang Pers RI No.40 Tahun 1999 Tenang Pers. Salah sau yang mendasari UU Pers ini dibua adalah karena pers ini juga merupakan wahana komunikasi massa, penyebaran informasi yang dapa diperanggung jawabkan aas kebenarannya, menjadi salah sau wadah pendidikan, hiburan dan konrol sosial. Publik memimpikan sebuah media massa yang memiliki kharisma erhadap penyajian pemberiaannya. Apabila iu erjadi maka ugas mulia para komunias pers membangun masyaraka yang beradab dapa ercapai. Jalinan kemiraan dengan segenap komponen bangsa ini sejainya erus dipupuk secara baik sera berkelanjuan. Singkanya peranan media massa sudah saanya dapa mencipakan waak sera karaker bangsa (Naion Characer Building) yang pada akhirnya membangun sebuah peradaban diengah-engah masyaraka. Pencipaan kondisi masyaraka yang beradab iu menjadi ugas kia semua. Sura kabar sebagai salah sau media massa memiliki peranan yang sanga besar dalam proses pembenukan idenias nasional. Keberadaan sura kabar dengan aneka ulisannya membanu mencipakan pemahaman baru bagi warga negara, erkai dengan waku, wilayah, dan bahasa. Keiga unsur iulah yang membenuk kesadaran seseorang bahwa dia adalah bagian dari suau komunias besar yang dinamakan "bangsa".

13 13 Sura kabar merupakan jendela dunia dimana masyaraka dapa mengeahui beragam informasi mengenai dunia luar. Dengan membaca sura kabar, informasi yang berada di belahan dunia manapun dapa kia keahui. Dan perkembangannya pun semakin canggih karena kini sudah masuk di era inerne. Sura kabar dalam benuk digial yang selalu updae hampir iap meni bahkan deik, kia jumpai dimana-mana. Tenu dengan kemudahan mendapakan informasi ini, akan dapa memacu kia unuk erus berkembang. Unuk alasan-alasan ersebulah maka penulis ingin mengeahui bagaimana dengan perkembangan media massa khususnya sura kabar pada ahun-ahun ke depan, dengan cara meramalkan nilai penjualan sura kabar unuk masa yang akan daang. Unuk menunjang keinginan penulis dalam menelii bagaimana perkembangan dunia persura kabaran dimasa yang akan daang, penulis akan melakukan peneliian pada Perusahaan Harian Waspada Medan yang beralama di Jl. Kaamso No.1. dan mengambil judul PERAMALAN JUMLAH PENJUALAN SURAT KABAR HARIAN WASPADA DI KOTA MEDAN UNTUK TAHUN Perumusan Masalah Pada saa ini persaingan dunia jurnalisik semakin kea, khususnya di koa Medan. Hal ini dapa erliha dari banyaknya imbul sura kabar-sura kabar baru yang siap bersaing dengan sura kabar yang elah banyak erbi sebelumnya. Persaingan anar Perusahaan sura kabar dapa diliha dari beria-beria yang mereka sajikan, seiap perusahaan sura

14 14 kabar akan selalu ingin menerbikan beria-beria yang paling banyak diminai oleh para pembaca. Dari dahulu sura kabar merupakan salah sau sarana informasi yang masih sanga diandalkan oleh masyaraka, khususnya oleh masyaraka koa Medan. Bagi sura kabar Waspada hal ini enu akan menjadi suau anangan yang besar sekaligus anggung jawab yang besar karena masih dipercayai oleh masyaraka luas akan kebenaran dari beria yang disajikan. Sehingga sura kabar Waspada harus lebih selekif dan memiliki sraegi-sraegi dalam hal penjualan sura kabarnya. Yang menjadi permasalahannya adalah : 1. Berapa besarnya nilai penjualan sura kabar Waspada di Koa Medan yang diramalkan di masa yang akan daang, yaiu unuk ahun dengan menggunakan Meode Pemulusan (Smoohing) Eksponensial Ganda dengan Meode Linier Sau Parameer dari Brown. 2. Pemulusan dienukan dengan cara coba dan salah (Trial and Error) dari nilai parameer (α ) yang besarnya 0< α < Tinjauan Pusaka Dasar pemikiran dari pemulusan eksponensial linier dari Brown adalah sama dengan raa-raa bergerak linier, karena kedua nilai pemulusan unggal dan ganda keinggalan dari daa yang sebenarnya bilamana erdapa unsur rend. Pebedaan anara pemulusan unggal dengan pemulusan ganda dapa diambahkan pada nilai pemulusan unggal dan disesuaikan unuk rend.

15 15 Teori penunjang yang digunakan unuk mewujudkan ulisan ini dikuip dari buku Meode dan Aplikasi Peramalan Adisi ke II oleh Spyros Makridakis. Yang mana di dalam Eksponensial Smoohing Tunggal benuk umum yang digunakan dalam penyusunan suau ramalan yaiu : F +1 = αx + ( 1 α )F Sedangkan di dalam Eksponensial Smoohing yang linier aau yang dikenal dengan nama Meode aau eknik-eknik Brown s One Parameer Linier Eksponensial Smoohing, formula yang digunakan adalah : F +m = a + b (m) Sedangkan : a = 2S + S α b = Error! Bookmark no defined. (S S ) 1 α S = α X + (1 α) S -1 S = α S + (1 α) S -1 Dimana : m = jumlah periode di depan yang di ramalkan S = nilai eksponensial pemulusan unggal S = nilai eksponensial pemulusan ganda. 1.4 Tujuan Peneliian

16 16 Secara umum Peneliian ini berujuan unuk mengeahui ramalan besarnya nilai penjualan sura kabar harian waspada di koa Medan unuk ahun Manfaa Peneliian Manfaa dari peneliian yang akan dilakukan adalah : 1. Penulis akan lebih menguasai maeri peramalan (smohing). 2. Perusahaan akan mengeahui gambaran nilai penjualan sura kabar Waspada unuk masa yang akan daang. 3. Mengeahui perkembangan media massa khususnya sura kabar pada massa yang akan daang. 1.6 Meode Peneliian Dalam peneliian ini meode yang penulis gunakan adalah : 1. Sudi Kepusakaan (Library Research) Pengumpulan daa dan informasi dengan banuan bermacam-macam maerial yang yang erdapa di ruangan perpusakaan. Error! Bookmark no defined. 2. Meode Pengumpulan Daa Pengumpulan daa unuk keperluan rise ini penulis lakukan dengan menggunakan daa sekunder yang di peroleh dari laporan ahunan dari Perusahaan Sura Kabar Waspada. Dimana daa sekunder adalah daa yang diperoleh aau dirangkum ulang berdasarkan

17 17 daa yang elah ersedia aau yang elah disusun erlebih dahulu. Disini penulis juga menggunakan daa kuaniaif, yaiu daa yang berwujud angka/bilangan. Daa kuaniaif berasal dari hasil perhiungan, pengukuran langsung aaupun perubahan dari daa kualiaif. 3. Melakukan Analisis Daa Pengolahan daa unuk meramalkan nilai penjualan sura kabar harian Waspada di Koa Medan unuk ahun dengan menggunakan Meode Pemulusan (Smoohing) Eksponensial Ganda dengan Meode Linier Sau Parameer dari Brown. Unuk mempermudah dalam mengolah daa yang ada, maka disini penulis memakai banuan program kompuer. Salah sau sofware yang dapa digunakan adalah Microsof Excell Dalam Microsof excell, bagian yang kia gunakan adalah Daa Analyze. 1.7 Sisemaika Penulisan Ada pun sisemaika dalam penulisan Tugas Akhir ini secara garis besarnya dibagi dalam 6 Bab, masing-masing bab dibagi aas beberapa sub-sub bab, yaiu : BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan laar belakang, perumusan masalah, injauan pusaka, ujuan peneliian, manfaa peneliian, meode peneliian dan sisemaika penulisan.

18 18 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS Bab ini menguraikan enang segala sesuau yang menyangku erhadap penyelesaian masalah yang dihadapi, sesuai dengan judul yang diuarakan. BAB 3 SEJARAH SINGKAT HARIAN WASPADA Bab ini menjelaskan/menceriakan enang sejarah singka berdirinya Perusahaan Harian Waspada. BAB 4 ANALISIS DATA Bab ini menguraikan enang daa yang elah diamai, besera daa analisanya. BAB 5 IMPLEMENTASI SISTEM Bab ini menjelaskan enang program aau sofware yang dipakai sebagai analisis erhadap daa yang diperoleh. Dimana program ini berfungsi sebagai pengolah daa, sehingga akan menghasilkan informasi yang dibuuhkan. BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini menguraikan enang ringkasan dan kesimpulan dari pembahasan di dalam penyelesaian Tugas Akhir, sera saran-saran.

19 19 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi pada masa yang akan daang. Ramalan ersebu dapa didasarkan aas

20 20 bermacam-macam cara, dianaranya adalah Meode Pemulusan Eksponensial aau Raaraa Bergerak dan Meode Box Jenkins. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan secara kuaniaif apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan dasar daa yang relevan pada masa lalu. Dengan kaa lain meode peramalan ini digunakan dalam peramalan yang bersifa objekif. Disamping iu, meode peramalan juga memberikan uruan pengerjaan dan pemecahan aas pendekean suau masalah dalam peramalan. Sehingga bila digunakan pendekaan yang sama dalam suau permasalahan dalam suau kegiaan peramalan, maka akan dapa dasar pemikiran dan pemecahan yang sama. 2.2 Kegunaan Peramalan Sering erdapa waku senjang (ime lag) anara kesadaran akan perisiwa aau kebuuhan mendaang dengan perisiwa iu sendiri. Adanya waku enggang (lead ime) ini merupakan alasan uama bagi perencanaan dan peramalan. Jika waku enggang ini nol aau sanga kecil, maka perencanaan idak diperlukan. Jika waku enggang ini panjang dan hasil perisiwa akhir berganung pada fakor-fakor yang dapa dikeahui, maka perencanaan dapa memegang peranan pening. Dalam siuasi seperi iu peramalan diperlukan unuk meneapkan kapan suau perisiwa akan erjadi aau imbul, sehingga indakan yang epa dapa dilakukan. Peramalan mempunyai peranan langsung pada jenis perisiwa eksernal, sedangkan pengambilan kepuusan berperan pada jenis perisiwa inernal. Perencanaan merupakan maa ranai yang memadukan kedua hal ersebu.

21 21 Organisasi selalu menenukan sasaran dan ujuan, berusaha menduga fakorfakor lingkungan, lalu memilih indakan yang diharapkan akan menghasilkan pencapaian sasaran dan ujuan ersebu. Kebuuhan akan peramalan meningka sejalan dengan usaha manajemen unuk mengurangi keerganungannya pada hal-hal yang belum pasi. Peramalan menjadi lebih ilmiah sifanya dalam menghadapi lingkungan manajemen. Peramalan merupakan ala banu yang pening dalam perencanaan yang efekif dan efisien. Di dalam bagian organisasi erdapa beberapa kegunaan peramalan, dianaranya : 1. Berguna unuk penjadwalan sumber daya yang ersedia. Penggunaan sumber daya yang efisien memerlukan penjadwalan produksi, ransporasi, kas, personalia dan sebagainya. 2. Berguna dalam penyediaan sumber daya ambahan. Waku enggang unuk memperoleh bahan baku aau membeli mesin dan peralaan dapa berkisar anara beberapa hari sampai beberapa ahun. Peramalan diperlukan unuk menenukan kebuuhan sumber daya di masa mendaang. 3. Berguna unuk menenukan sumber daya yang diinginkan. Seiap organisasi harus menenukan sumber daya yang ingin dimiliki dalam jangka panjang. Kepuusan seperi iu berganung pada kesempaan pasar, fakor-fakor lingkungan dan pengembangan inernal dari sumber daya finansial, manusia, produk dan eknologis. Semua penenuan ini memerlukan ramalan yang baik dan manajer yang dapa menafsirkan pendugaan sera membua kepuusan yang epa.

22 22 Walau erdapa banyak bidang lain yang memerlukan peramalan, namun iga kelompok di aas merupakan benuk khas dari keperluan peramalan jangka pendek, menengah dan panjang. Dari uraian di aas dapa dikaakan bahwa meode peramalan sanga berguna, karena akan membanu dalam mengadakan analisis erhadap daa masa lalu. Sehingga dengan meode peramalan akan memberikan cara pemikiran, pengerjaan yang eraur dan erarah sera perencanaan yang sisemais hingga memberikan keepaan hasil analisis. 2.3 Meode Peramalan Berdasarkan sifanya, eknik peramalan dapa dibagi dalam dua kaegori uama yaiu : 1. Meode peramalan kualiaif aau eknologis Peramalan kualiaif adalah peramalan yang didasarkan aas daa kualiaif pada masa lalu. Hasil peramalan yang dibua sanga berganunga keadaan orang yang menyusunnya. Hal ini pening karena hasil peramalan ersebu dienukan berdasarkan pemikiran yang bersifa inuisi, pendapa dan pengeahuan dari orang yang menyusunnya. Meode kualiaif ini sendiri dapa dibagi menjadi meode eksploraoris dan normaif. 2. Meode peramalan kuaniaif

23 23 Peramalan kuaniaif merupakan peramalan yang didasarkan aas daa kuaniaif pada masa lalu. Hasil peramalan yang dibua sanga berganung kepada meode yang dipergunakan dalam peramalan ersebu. Dengan meode yang berbeda akan menghasilkan peramalan yang berbeda pula. Baik idaknya meode yanga dipergunakan dienukan oleh perbedaan aau penyimpangan anara hasil ramalan dengan kenyaaan yang erjadi. Semakin kecil penyimpangan anara hasil dengan kenyaaan yang erjadi, berari meode yang dipergunakan semakin baik. Meode kuaniaif dapa dibagi dalam dere berkala (ime series) dan meode kausal. Peramalan kuaniaif dapa dierapkan bila erdapa iga kondisi beriku : 1. Tersedia informasi enang masa lalu 2. Informasi ersebu dap dikuaniaifkan dalam benuk daa numerik 3. Informasi ersebu dapa diasumsikan bahwa beberapa aspek pola masa lalu akan erus berlanju di masa daang. Teknik peramalan kuaniaif sanga beragam, dikembangkan dari berbagai disiplin dan unuk berbagai maksud. Seiap eknik mempunyai sifa, keepaan dan biaya ersendiri yang harus diperimbangkan dalam memilih meode erenu. Prosedur peramalan kuaniaif erleak di anara dua eksrim rangkaian kesauan, yaiu meode naïf aau insuiif dan meode kuaniaif formal yang didasarkan aas prinsip-prinsip saisika. Meode naif bersifa sederhana dan mudah dipakai, eapi idak selalu epa seperi meode kuaniaif formal

24 24 Terdapa dua jenis model peramalan yang uama, yaiu model dere berkala dan model regresi (kausal). Pada model dere berkala, penduga masa depan dilakukan bendasarkan nilai masa lalu dari suau variable dan aau kesalahan masa lalu. Tujuan meode peramalan dere berkala seperi iu adalah menemukan pola dalam dere daa hisories mengeksrapolasikan pola ersebu ke masa depan. Model kausal di pihak lain mengasumsikan bahwa fakor yang diramalkan menunjukkan suau sebab akiba dengan sau aau lebih variabel bebas. 2.4 Analisis Dere Berkala Daa berkala (ime series) adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk memberikan gambaran enang perkembangan suau kegiaan dari waku ke waku. Analisis daa berkala memungkinkan unuk mengeahui perkembangan suau aau beberapa kejadian sera hubungannya dengan kejadian lain. Meode ime series merupakan meode peramalan kuaniaif didasarkan aas penggunaan analisis pola hubungan anar variabel yang akan diperkirakan dengan variabel waku. Tujuan ime series ini mencakup menelii pola daa yang digunakan unuk meramalkan apakah daa ersebu saioner aau idak dan eksrapolasi ke masa yang akan daang. Saioner iu sendiri berari bahwa idak erdapa perumbuhan aau penurunan daa. Daa secara kasar harus horizonal sepanjang waku. Dengan kaa lain frekuensi daa eap konsan seiap waku. Model ime series mempunyai keunungan dalam siuasi erenu. Meode ini sering kali dapa digunakan dengan mudah unuk meramal.

25 Pola Daa Langkah pening dalam memilih suau meode dere berkala yang epa adalah dengan memperimbangkan jenis pola daa, sehingga meode yang paling epa dengan pola ersebu dapa diuji. Dimana pola daa umumnya dapa dibedakan sebagai beriku : 1. Pola Daa Horizonal Pola ini erjadi bilamana nilai daa berflukuasi di sekiar nilai raa-raa yang konsan. 2. Pola Daa Musiman Pola yang menunjukkan perubahan yang berulang-ulang secara periodik dalam dere waku. Pola yang ini erjadi bila suau dere dipengaruhi oleh fakor musiman, misalnya kuaral ahun erenu, bulanan aau hari-hari pada minggu erenu. 3. Pola Daa Siklis Pola daa yang menunjukkan gerakan naik urun dalam jangka panjang dari suau kurva rend. Terjadi bila daanya dipengaruhi oleh flukuasi ekonomi jangka penjang, seperi yang berhubungan dengan siklus bisnis. 4. Pola Daa Trend Pola yang menunjukkan kenaikan dan penurunan jangka panjang dalam daa. 2.6 Meode Pemulusan (Smoohing)

26 26 Meode Smoohing adalah meode peramalan dengan mengadakan penghalusan erhadap masa lalu, yaiu dengan mengambil raa-raa dari nilai beberapa ahun unuk menaksir nilai pada beberapa ahun ke depan. Secara umum meode smoohing diklasifikasikan menjadi 2 (dua) bagian, yaiu : 1. Meode Raa-raa Meode raa-raa dibagi aas 4 (empa) bagian, yaiu : a. Nilai engah b. Raa-raa bergerak unggal c. Raa-raa bergerak ganda d. Kombinasi raa-raa bergerak lainnya Meode raa-raa ujuannya adalah unuk memanfaakan daa masa lalu unuk mengembangkan suau sisem peramalan pada periode mendaang. 2. Meode Pemulusan Eksponensial Benuk umum dari meode pemulusan eksponensial adalah : F ) F + 1 = αx + (1 α Dimana : F +1 = ramalan sau periode ke depan X = daa akual pada periode ke F = ramalan pada periode ke α = parameer pemulusan Bila benuk umum ersebu diperluas, maka akan berubah menjadi : F 2 n + 1 = α X + α( 1 α) X 1 + α(1 α) X (1 α) F ( n 1)

27 27 Dari perluasan benuk umum di aas, dapalah dikaakan bahwa meode smoohing eksponensial merupakan sekelompok meode yang menunjukkan pemboboan menurun secara eksponensial erhadap nilai observasi yang lebih ua aau dengan kaa lain observasi yang baru diberikan bobo yang relaif lebih besar dengan nilai yang lebih ua. Meode ini erdiri aas : a. Smoohing Eksponensial Tunggal a.1. Sau Parameer a.2. Pendekaan Adiif Digunakan unuk daa yang bersifa saioner dan idak menunjukkan pola aau rend. b. Smoohing Eksponensial Ganda b.1. Meode linier sau parameer dari Brown b.2. Meode dua parameer dari Hol c. Smoohing Eksponensial Triple c.1. Meode kuadraik sau parameer dari Brown Digunakan unuk pola kuadraik, kubik aau orde yang lebih inggi c.2. Meode kecenderungan dan musiman iga parameer dari Winer Dapa digunakan unuk daa berbenuk rend dan musiman d. Smoohing Eksponensial Menuru Klasifikasi Pegels 2.7 Meode Smoohing Yang Digunakan Unuk mendapakan hasil yang baik harus dikeahui cara paramalan yang epa. Daa penjualan koran Waspada ke dalam grafis menunjukkan pola daa rend linier yang

28 28 dapa juga diliha dari plo auokorelasi nilai-nilai auokorelasi yang menunjukkan pola daa rend linier. Maka meode peramalan analisa ime series yang digunakan unuk meramalkan jumlah penjualan koran Waspada pada pemecahan masalah ini adalah dengan menggunakan Meode Smoohing Eksponensial Ganda, yaiu Smoohing Eksponensial Sau Parameer dari Brown. a. Smoohing Eksponensial Ganda, Meode Linier Sau Parameer dari Brown. Dasar pemikiran dari pemulusan eksponensial linier dari Brown adalah sama dengan raa-raa bergerak linier, karena kedua nilai pemulusan unggal dan ganda keinggalan dari daa yang sebenarnya. Bila mana erdapa unsur rend, perbedaan anara nilai pemulusan unggal dan ganda dapa diambahkan kepada nilai pemulusan unggal dan disesuaikan unuk rend. Persamaan yang digunakan dalam implemenasi pemulusan eksponensial linier sau parameer dari Brown adalah sebagai beriku : F +m = a + b m Sedangkan : a = 2S + S α b = Error! Bookmark no defined. (S S ) 1 α S = α X + (1 α) S -1 S = α S + (1 α) S -1 Dimana : F +m m = hasil ramalan unuk m periode ke depan = jumlah periode ke depan yang di ramalkan S = nilai eksponensial pemulusan unggal

29 29 S = nilai eksponensial pemulusan ganda a, b = konsana pemulusan α = parameer pemulusan eksponensial, besarnya adalah 0<α<1 b. Keepaan Ramalan Beberapa Krieria Yang Digunakan Unuk Menguji Anara lain : 1. Nilai Tengah Gala (Mean Error) n e ME = = 1 n 2. Nilai Tengah Gala Absolu(Mean Absolue Error) n MAE = = 1 e n 3. Nilai Tengah Gala Kuadra (Mean Squared Error) n e MSE = = 1 2 n 4. Nilai Tengah Gala Persenase (Mean Percenage Error) n PE MPE = n = 1 5. Nilai Tengah Gala Persenase Absolu (Mean Absolue Percenage Error) n MAPE = = 1 PE n Dimana : e = F X (kesalahan pada periode ke )

30 30 X = daa akual pada periode ke PE = X F X 100 (kesalahan persenase pada periode ke ) F = nilai ramalan periode ke n = banyaknya periode waku 2.8 Penenuan Ukuran Sampel Menjadi suau fakor yang esenial apabila ingin menganalisis suau objek, kecukupan sampel ersebu sanga dibuuhkan. Pengujuian ini dimaksudkan unuk mengeahui apakah daa yang diperoleh dapa dierima sebagai sampel aau idak. Pengujian erhadap kecukupan sampel dilakukan dengan persamaan sebagai beriku : 20 N ' = N X 2 X ( X ) 2 2 Dimana : N ' = Ukuran sampel yang dibuuhkan N = Ukuran sampel pengambilan X = Daa akual pada periode ; = 1, 2,, N Dengan krieria pengujiannya adalah jika N ' < N maka sampel percobaan dapa dierima sebagai sampel, dan berlaku kebalikannya.

31 31 BAB 3 SEJARAH SINGKAT HARIAN WASPADA 3.1 Sejarah Berdirinya Harian Waspada Harian Waspada erbi perama kali pada anggal 11 Januari 1947 di Medan, di bawah pimpinan Haji Mohammad Said. Sebelum masa 1947, di Medan elah ada harian Jepang berbahasa Indonesia, yaiu Kia Sumaera Shimboen pimpinan Adi Negoroyang selanjunya diangani oleh Jahja Jakoeb, dan harian iu diganikan menjadi Soemaera Baroe. Sebelum dierbikan, Soemaera Baroe erlebih dahulu harus disensor oleh penguasa Jepang karena koran yang dierima rakya senaniasa hasil sensor, berari beria-beria yang disebarkan iu cenderung memihak kepada pemerinah Jepang, sehingga informasi pening enang siuasi Indonesia pada masa iu idak dapa dikeahui rakya (Sumaera Uara) secara realisis. Meliha siuasi ini, Haji Mohammad Said merasa perlu unuk dierbikannya suau harian yang bebas dan beranggung jawab sera mensensorkan diri pada milier Jepang yang pada waku iu masih saja melanjukan pekerjaan dengan akif di semua kanor pemerinahan. Seelah H. Mohammad Said berunding dengan N.V. Sjarika Tapanuli (penceak/pemilik Harian Pewara Deli yang pernah hidup lama di zaman Hindia Belanda), maka diseujuilah unuk menerbikan kembali Harian Pewara Deli ini. Harian perama kali mengeluarkan nomor perdananya pada hari Sabu, 29 Sepember 1945, dimana H. Mohammad Said sebagai pimpinan redaksi. Harian Pewara

32 32 Deli yang berperan sehingga pada anggal 30 Sepember 1945, saa dilangsungkannya rapa pemuda di jalan Amplas Medan, para pemuda mendesak Mr. Teukoe M. Hasan (Hasan dan Dr. Amir merupakan uusan dari Sumaera sebagai anggoa Paniia Persiapan Kemerdekaan Indonesia), unuk ampil ke forum erbuka dan mengeluarkan beria Proklamasi dari kanongnya, berari baru sejak 30 Sepember 1945, di Medan secara resmi erdengar beria enang Proklamasi. Pada bulan februari 1946, Jahja Jakoeb dan M. Said, oleh wakil Gubernur diugaskan unuk meninjau perkembangan kemerdekaan di Pulau Jawa. Seelah peninjauan selama 3 bulam, mereka kembali ke Medan dan mendapakan beria bahwa pihak sekuu elah menghenikan penerbian Pewara Deli. Selanjunya pada bulan Juli 1946, M. Said membuka perwakilan Anara di pusa pasar Medan. Pada ahun 1947, epanya 11 Januari keika koa Medan dikuasai oleh NICA, merupakan awal erbinya Harian Waspada dengan H. Mohammad Said sebagai pemimpinnya. Adapun ujuan pendirian ini adalah unuk memperahankan Proklamasi 17 Agusus 1945 dan mendukung secara erang-erangan konsekuensi Negara Kesauan Republik Indonesia (NKRI). Dijadikannya Waspada sebagai nama sura kabar ini karena M. Said merasa perlu diekankan pada diri seiap individu rakya yang selalu bersikap waspada. Menuru M. Said kekurangan Kewaspadaan akan membua rakya semakin menderia di bawah kaum penjajah. Dalam melancarkan perjuangannya, Harian Waspada beberapa kali mengalami pengalaman pahi akiba eror Belanda, dianaranya 5 kali mengalami perusakan heba. Namun pengalaman pahi iu dihadapi dengan semanga juang yang inggi.

33 33 Perkembangan selanjunya pada ahun 1961, perusahaan Harian Waspada memindahkan lokasinya dari Jalan Pusa Pasar no. 126, ke Jalan Brigjen Kaamso No.1 Medan. Hal ini karena lokasi yang lama dirasa sudah idak memungkinkan lagi unuk berkembang. Kemudian usaha-usaha diingkakan lagi dengan cara menambah peralaan seperi : radio, phoo, seing, penceak koran, armada angkuan yang secara idak langsung menambah enaga kerjanya. 3.2 Srukur Organisasi Organisasi merupakan suau ala yang digunakan oleh perusahaan unuk merealisasikan ujuan yang sudah digariskan, unuk memperlancar sisem adminisrasi yang bersifa sais dibuuhkan sarana-sarana organisasi yang elah dinamis berupa srukur organisasi yang memperlihakan, pembagian ugas, pelaksanaan bagan, pelimpahan wewenang dan anggung jawab yang mencerminkan aa hubungan anara aasan dengan bawahan yang lebih rasional agar dapa mengambil kepuusan/kebijakan yang epa dalam pengoperasian perusahaan. Suau organisasi ercipa akiba sekelompok orang yang dapa bekerja sama unuk mencapai ujuan erenu. Adapun yang menjadi ujuan uama dari pengadaan srukur organisasi adalah sebagai salah sau upaya unuk mengkoordinir semua kegiaan baik fisik maupun non fisik yang diarahkan unuk mencapai ujuan erenu. Seperi halnya pada perusahaan lain, Harian Waspada Medan juga mempunyai srukur organisasi yang berfungsi unuk membagi ugas dan anggung jawab sera

34 34 memberikan baas kewenangan bagi para karyawan perusahaan. Jika diliha dari srukur organisasi, maka Harian Waspada Medan mempunyai srukur organisasi lini dan saf. 3.3 Uraian Tugas a. Komisaris Komisaris dipilih dan diberhenikan oleh Rapa Pemegang Saham. Tugas komisaris ini anara lain mengawasi dan berhak membebas ugaskan direksi unuk semenara jika melanggar anggaran dasar, mengganikan kedudukan direksi selama direksi idak dapa menjalankan fungsinya, menyelenggarakan rapa umum luar biasa para pemegang saham jika diperlukan. Dalam hal ini karena Harian Waspada Medan berbenuk perseroan eruup, maka komisarisnya adalah masih salah sau anggoa keluarga. b. Direksi Direksi dipilih dan diberhenikan oleh Rapa Pemegang Saham. Tugas Direksi ini anara lain adalah mengaur segala urusan perusahaan, mengelola kekayaan perusahaan, sebagai wakil perusahaan di muka dan di luar pengadilan, mengawasi pelaksanaan pimpinan umum dan pimpinan redaksi, memilih pegawai unuk ingka pimpinan, menenukan benuk dan srukur organisasi dan memonior lajunya perkembangan usaha perusahaan.

35 35 c. Pimpina Umum Pimpina umum aau pimpinan redaksi dipilih dan diberhenikan oleh Redaksi. Pada harian ini, pemimpin umum merupakan pimpinan eringgi. Tugas dan kewajiban pimpinan umum adalah membua kebijakan, kepuusan dan perauran-parauran, membimbing dan membina penyelenggaraan perusahaan, mengangka dan memberhenikan, memuasikan sera membina kepangkaan seiap personil berdasarkan sura peneapan dan beranggung jawab sepenuhnya kepada direksi, dapa menyerahkan aau mendelegasikan kekuasaannya kepada seiap dewan direksi. Dalam melaksanakan ugas ersebu di aas, pimpinan umum aau pimmpinan redaksi dibanu oleh saf eksekuif sera pada anggoa dewan, yaiu : 1. Eselon Pemimpin, erdiri dari pimpinan umum dan pimpina redaksi 2. Eselon Pelayanan, erdiri dari direksi redaksi dan direkur pelaksana redaksi 3. Eselon Pelaksana Usaha, erdiri dari managing edior dan pimpinan perusahaan. d. Saf Ahli Saf ahli berugas memberikan nasiha-nasiha kepada pimpinan umum dalam hal pemecahan persoalan-persoalan dan pengambilan kepuusan, saf ini idak berhak memrinah bawahan, ini hanya berfungsi sebagai penasiha pemimpin umum. e. Direkur Redaksi Direkur redaksi berugas sebagai pengawas peranara pemimpin umum erhadap aa kerja dewan pelaksana direksi.

36 36 f. Dewan Pelaksana Redaksi Dewan pelaksana redaksi yang berinikan para anggoa senior redaksi diangka dan diberhenikan oleh pimpinan umum. Dewan ini secara ruin membanu pimpinan dalam penyelenggaraan Harian Waspada, seperi dalam hal mengawasi maeri Harian Waspada mengenai gaya dan bahasa, garis poliik, kode eik jurnalisik, sera pelaksanaan dalam pengembangan Harian Waspada. g. Managing Edior Managing Edior diangka dan diberhenikan oleh Pimpinan Umum dan beranggung jawab erhadap bidang keredaksian yang menyangku eknis pemberiaan yang siap unuk disiarkan. Dalam usaha unuk memajukan pemberiaan baik dari segi idiil maupun komersil. Managing Edior ini harus menguasai aspek-aspek yang melipui bidang poliik, beria, periklanan, keuangan, personalia maupun organisasi. Unuk mendukung kelancaran ugasnya, managing edior dibanu beberapa saf senior, yaiu saf senior yang membahas masalah non eknis yang erdiri dari Redakur Libang dan Redakur Humas dan juga saf senior yang membahas masalah eknik yang erdiri dari Asisen Managing Edior Umum (AME UMUM), dan Asisen Managing Edior Beria (AME BERITA), desk naskah dan desk produksi sera sekrearis produksi. h. Redakur Libang Membanu pimpinan dalam bidang peneliian dan pengembangan, menelii sera mendaa bidang pembinaan personalia redaksi mulai dari penerimaan hingga muasi

37 37 maupun penugasan khusus dari masing-masing karyawan, membanu Managing Edior dalam peneaan isi halaman depan dan bersama saf senior melakukan peneliian aau pemerikasaan erhadap semua ulisan aau arikel penulis sebelum dierbikan. i. Redakur Humas Secara ruin membanu Managing Edior dalam bidang pembinaan hubungan dengan pihak luar baik menyangku bidang promosi maupun redaksional, mencakup pengelolaan sura-sura dari pembaca, baik unuk penyiaran maupun berupa balasan. AME Umum membanu Managing Edior dalam bidang penyiaran maupun berupa non beria, seperi masalah agama, ajuk, karangan dan laporan khusus secara ruin memperhaikan judul naskah beriku ukuran kolomnya seiap halaman yang dienukan oleh Managing Edior, selanjunya penempaan dan ukuran foo-foonya. Unuk mendukung kelancaran ugasnya, Managing Edior Umum dibanu oleh Redakur Rubrik, Desk Agama, Redakur ajuk/karangan laporan khusus. Ame Beria membanu Managing Edior yang melipui, khusus bidang beria yang mencakup beria koa, daerah, nasional, luar negeri dan olah raga secara ruin. Juga memperhaikan sera menelii seiap beria yang masuk, menyuning maupun membua judul beria beriku kolomnya unuk seiap halaman yang elah dienukan pimpinan, selanjunya meneapkan peneapan dan ukuran foo-foonya. Unuk mendukung ugasnya, AME Umum dibanu oleh redakur koa, redakur daerah, redakur nasional, redakur luar negeri sera redakur olah raga.

38 38 j. Desk Produksi Secara srukural dan fungsional dalam organisasi, desk produksi merupakan sub bagian dari desk naskah, dimana ugasnya mengaur kelancaran penyelenggaraan penerbian beria Harian Waspada pada ahap produksi. Secara ruin selalu berhubungan dengan kepala desk naskah (Umum dan Beria) unuk menerima naskah aau beria yang dierbikan, sera dengan kapala uni kompuer grafik (yang bersaus di luar garis organisasi redaksi Waspada) unuk menerima bahan/naskah/beria yang sudah dise dan selanjunya unuk di layou diserai foo-foo yang akan dierbikan kepada bagian perceakan aau uni reprografik secara berahap, halaman demi halaman yang elah diselesaikan layounya. Secara garis besar lingkup operasi dari desk produksi ini adalah : 1. Pembuaan desain layou halaman 2. Penyerahan bahan-bahan (naskah, beria, naskah judul, foo) kepada bagian perceakan (uni kompuer grafik dan uni reprografik) 3. Pelaksanaan koreksi naskah 4. Pelaksanaan koreksi layou empel halaman 5. Penyerahan hasil layou halaman kepada bagian perceakan secara berahap k. Desk Naskah Umum dan Beria

39 39 Secara ruin selalu berhubungan dengan para redakur pelaksana, konsulasi kepada AME sesuai dengan bidangnya, selanjunya menyerahkan bahan aau naskah ersebu kepada uni kompuer grafik melalui kepala desk produksi. Desk naskah ini beranggung jawab kepada AME bidang masing-masing, koordinasi kerja dengan kepala desk produksi, redakur pelaksana dan bila perlu uru hadir dalam membahas isi dan aa rupa halaman-halaman harian Waspada. l. Sekrearis Redaksi Beranggung jawab sepenuhnya aas kelancaran arus kerja di lingkungan saf redaksi harian Waspada dan berkewajiban menguasai seluruh bidang kesekreariaan redaksi besera karyawannya, sera melayani para redakur/kepala desk/saf redaksi. Sekrearis redaksi berkewajiban menelii, memeriksa kas, bon, nomor, maupun buki pembayaran lainnya secara cerma sehingga idak merugikan perusahaan maupun pihak menerimanya. Sekrearis redaksi diangka dan diberhenikan oleh pimpinan umum aas saran dan peunjuk Managing Edior. m. Pimpinan Perusahaan Pimpinan perusahaan berugas sebagai pembanu uama dari pimpinan umum, dalam hal kelancaran kerja perusahaan sehari-hari di bidang operasional sera adminisrasi keuangan dan adminisrasi umum. Pimpinan perusahaan secara ruin dibanu oleh manajer keuangan, pemasaran, umum dan periklanan. n. Manejer Keuangan

40 40 Beranggung jawab dalam hal mengkoordinasi dan mengawasi segala kegiaan keuangan perusahaan sera membua laporan peranggungjawaban masalah keuangan secara lengkap, sera mengeahui renabilias dan solvabilias perusahaan. o. Manajer Pemasaran Berugas unuk mengkoordinasi dan mengawasi dalam ari enang pelaksanaan kerja seluruh saf pemasaran, sebagai pembanu uama pimpinan perusahaan di bidang pemasaran yang melipui semua pesanan, mempromosikan dan mencari relasi sebanyak mungkin unuk mengembangkan usaha uni pemasaran sera melakukan pengawasan aas seluruh kegiaan pemasaran mulai dari perencanaan pemasaran sampai dengan pelaksanaan rencana pemasaran ersebu. Dalam pelaksanaan ugasnya, secara ruin dibanu oleh bagian sirkulasi dan promosi, kepala bagian adminisrasi pemasaran dan libang. p. Manajer Umum Berugas unuk mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan kerja seluruh saf aau bagian umum, sebagai pembanu uama pimpinan perusahaan di bidang pekerjaan yang bersifa umum. q. Manajer Periklanan Berugas unuk mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan kerja seluruh saf periklanan yang melipui seluruh order pemasangan iklan sera mencari relasi iklan sebanyak

41 41 mungkin unuk mendapakan order dalam usaha unuk mengembangkan usaha uni periklanan. Dalam pelaksanaan ugasnya sehari-hari, manajer periklanan dibanu oleh kepala bagian produksi dan promosi sera kepala bagian adminisrasi periklanan. BAB 4 ANALISIS DATA 4.1 Daa Yang Dibuuhkan Tabel 4.1 Daa Penjualan Koran Waspada Di Koa Medan No Tahun Nilai Penjualan (Eksemplar) Sumber : Harian Waspada Medan

42 Pengujian Kecukupan Sampel Dalam pengumpulan sampel daa, sebaiknya sampel yang elah diambil dari Harian Waspada perlu diuji erlebih dahulu akan banyaknya sampel ersebu, apakah elah cukup aau belum. Tabel 4.2 Aplikasi Jumlah Sampel 2 X Periode Tahun X Jumlah Sumber : Perhiungan

43 43 Unuk memenuhi apakah daa yang elah diperoleh ersebu memenuhi syara unuk dianalisis lebih lanju, maka dilakukan pengujian sebagai beriku : Jumlah penjualan ( X ) = Jumlah kuadra penjualan ( ) Kuadra jumlah penjualan ( ) X = ( ) X = N ' = N X 2 X ( X ) 2 2 N ' = 5,5 Maka diperoleh N ' = 5,5 < N = 15 Sehingga kesimpulan dari pengujian sampel di aas adalah banyaknya sampel unuk ukuran daa yang akan dianalisis dapa dierima sebagai ukurannya sesuai dengan daa yang diperoleh.

44 44 TIME SERIES PLOT NILAI PENJUALAN TAHUN Gambar 4.1 Plo Daa Penjualan Koran Waspada di Koa Medan Dari Tahun 1993 sampai Meode Smoohing Eksponensial Linier Sau Parameer Dari Brown Penaksiran Model Peramalan Dalam pengolahan dan penganalisaan daa, penulis mengaplikasikan daa (abel 4.1) dengan meode peramalan (forcasing) berdasarkan meode smoohing eksponensial sau parameer dari brown. Unuk memenuhi perhiungan smoohing eksponensial ganda, unggal dan ramalan yang akan daang, maka erlebih dahulu kia akan menenukan parameer nilai

45 45 α yang biasanya secara rial and error (coba dan salah). Suau nilai α dipilih yang besarnya 0<α<1, dihiung Mean Square Error (MSE) yang merupakan suau ukuran keepaan perhiungan dengan mengkuadrakan masing-masing kesalahan unuk masingmasing iem dalam sebuah susunan daa dan kemudian memperoleh raa-raa aau nilai engah kuadra ersebu dan kemudian dicoba nilai α yang lain. Unuk menghiung MSE perama dicari error erlebih dahulu, yang merupakan hasil dari daa asli dikurangi hasil ramalan. Lalu iap error dikuadrakan dan dibagi dengan banyaknya error. Secara maemais rumus MSE (Mean Square Error) sebagai beriku : n e MSE = i= 1 2 i n Tabel 4.3 Aplikasi Nilai MSE Unuk Memilih Nilai α X S' S" a b f + m e 2 e

46 Sumber : Perhiungan Tabel diaas memakai nilai α = 0,1 n e Maka MSE = = 1 2 n = ,92 Jadi unuk nilai α = 0,2 sampai dengan α = 0,9 dapa dihiung dengan menggunakan persamaan di aas. Kemudian salah sau nilai MSE ersebu dibandingkan unuk menemukan nilai α yang memberikan MSE yang minimum. Perbandingan ukuran keepaan meode peramalan nilai penjualan koran waspada di koa Medan dengan meliha MSE sebagai beriku : Tabel 4.4 Perbandingan Ukuran Keepaan Meode Peramalan α MSE 0, , , , , , , , , Sumber : Perhiungan

47 47 Dari abel 4.3 diaas, dapa diliha bahwa yang menghasilkan nilai MSE yang minimum aau erkecil yaiu pada nilai parameer pemulusan α = 0.3, yaiu dengan nilai MSE = Tabel 4.5 Aplikasi Pemulusan Eksponensial Linier Sau Parameer Dari Brown Menggunakan α = 0.3 Pada Daa Penjualan Koran Waspada Periode Error! Bookmark no defined. X S' S" a b f + m e e e 2

48 Sumber : Perhiungan Ukuran keepaan Meode Peramalan dengan α = 0.3 n e 1. ME = = 1 n = ,77 13 = ,98 n e MSE = = = 1 2 n ,45 13 = ,80 2. MAE = n = 1 e n = ,56 13 = ,73 n PE 3. MPE = n = 1

49 49 = 54,20 13 = -4,17 4. MAPE = n = 1 PE n = 114,50 13 = 8,81 Plo Pemulusan Daa Nilai Penjualan Periode Periode X S' S" Expon. (S") Gambar 4.2 Plo Pemulusan Daa Penjualan Koran Waspada Dari Tahun 1993 sampai Penenuan Benuk Persamaan Peramalan Seelah dienukan harga parameer smoohing eksponensial yang besarnya 0<α<1 dengan cara rial and error didapa perhiungan peramalan pemulusan (smoohing eksponensial linier sau parameer dari brown dengan α = 0,3).

50 50 Perhiungan pada abel 4.4 di aas didasarkan aas α = 0,3 dan ramalan unuk sau periode ke depan yaiu dalam perhiungan periode ke 16, sera gambar smoohing eksponensial linier sau parameer dari brown. beriku : Unuk menghiung nilai peramalan akan menggunakan persamaan sebagai F +m = a + b m Sedangkan : a = 2S + S α b = Error! Bookmark no defined. (S S ) 1 α S = α X + (1 α) S -1 S = α S + (1 α) S -1 Berdasarkan perhiungan daa erakhir, dapa kia bua peramalan unuk sauan ahun berikunya dengan benuk persamaan peramalan sebagai beriku : F = ,46 + ( ,95) ( m ) +m 4.4 Peramalan Jumlah Penjualan Koran Waspada Seelah dikeahui bahwa error yang erdapa pada model peramalan bersifa random, maka dilakukan peramalan jumlah penjualan koran Waspada unuk ahun dengan menggunakan persamaan :

51 51 F = ,46 + ( ,95) ( m ) +m Seelah diperoleh model peramalan nilai penjualan koran Waspada, maka dapa dihiung beberapa periode kedepan unuk ahun seperi yang erera di bawah ini : a. Unuk Periode ke 16 (Tahun 2008) F = ,46 + ( ,95) ( m ) +m F = , ,95 (1) 15+1 F 16 = ,51 = eksemplar b. Unuk Periode ke 17 (Tahun 2009) F = ,46 + ( ,95) ( m ) +m F = , ,95 (2) 15+2 F 17 = ,56 = eksemplar

52 52

53 53 Tabel 4.7 Peramalan Nilai Penjualan Koran Waspada di Koa Medan Tahun Tahun Periode Forecasing Sumber : Perhiungan Plo Peramalan Nilai Penjualan Periode Tahun X ramalan Gambar 4.3 Plo Peramalan Nilai Penjualan Koran Waspada Dari Tahun 1993 sampai 2009

54 54 BAB 5 IMPLEMENTASI SISTEM 5.1 Microsof Excell Microsof Excell 2003 merupakan program aplikasi lembar kerja elekronik (spread shee) dari pake program Microsof Office. Excell merupakan salah sau pengolah angka yang cukup banyak digunakan di dunia. Microsof Excell berperan dalam pengelolaan informasi khususnya daa yang berbenuk angka, mengaur, menyediakan maupun menganalisis daa dan mempresenasikan dalam benuk abel, grafik aau diagram Mengakifkan Microsof Excell Unuk mengakifkan ampilan Microsof Excell 2003, lakukan langkah-langkah seperi di bawah ini : a. Klik ombol Sar b. Pilih dan klik Program, Microsof Office, Microsof Excell 2003

55 55 Seelah melakukam langkah-langkah diaas, maka akan kia emukan ampilan work shee dari Excell seperi gambar dibawah ini :

56 Isilah-isilah dalam Microsof Excell 1. Workshee : Daerah empa lembaran kerja unuk memasukkan daa aau rumus. Normalnya MS. Excell menyediakan workshee aau shee sebanyak 3 shee. Workshee erdiri dari : a. Baris (row) : baris b. Kolom (column) : 256 kolom (kolom A s/d kolom IV) 2. Workbook : Merupakan buku kerja yang erdiri dari beberapa workshee. Workbook ini merupakan file penyimpanan workshee, sehingga mempermudah mengorganisasi file-file sesuai dengan kebuuhan yang diperlukan.

57 57 3. Cell : Merupakan perpoongan baris dan kolom yang diandai dengan akifnya poiner cell pada posisi erenu. Posisi sel akif diunjukkan pada Name Box. 4. Cell Poiner : Tanda peunjuk keakifan sel berupa koak bingkai ebal. 5. Range : Kumpulan beberapa sel yang membenuk kelompok area (diandai dengan warna hiam saa diblok) 6. Gridlines : Garis banu sel pada area kerja. Gridlines ini hanya ampak pada saa bekerja dalam workshee eapi bila hasil kerja diceak aau diampilkan dengan prin preview, maka gridlines ersebu idak ampak. 7. Fill Handle : Bagian bawah kanan poiner cell berfungsi unuk memindah aau mengkopi daa dan rumus dengan menggunakan mouse Operasi File a. Menyimpan Workshee 1. Klik menu File, Save aau ekan Crl + S 2. Pada pilihan Save in, pilih aau klik drive dan folder empa simpan file 3. Pada bagian File Name, keik nama file yang diinginkan 4. Klik ombol Save b. Membuka Workshee 1. Klik menu File, Open aau ekan Crl + O aau ekan ombol Crl + F12 2. Pada bagian Look in, pilih dan klik drive dan folder file yang akan dibuka

58 58 3. Pada dafar file, pilih nama file yang ingin dibuka 4. Klik ombol Open c. Menyimpan Workshee ke Nama Lain 1. Klik menu File, Save As aau ekan ombol F12 2. Pada pilihan Save in, pilih aau klik drive dan folder empa simpan file 3. Pada bagian File Name, keik nama file yang diinginkan 4. Klik ombol Save d. Keluar dari MS. Excell Klik menu File, Exi aau ekan Al + F4 pada keyboard, pilih Yes aau No e. Membuka Lembar Kerja Baru Klik menu File, New aau ekan ombol Crl + N 5.2 Pengolahan Daa Dengan Menggunakan Microsof Excell Daa akual diulis pada lembar kerja (workshee) dari MS. Excell. Pada kolom A unuk daa periode, kolom B unuk daa ahun dan kolom C unuk daa nilai penjualan koran Waspada di koa Medan.

59 59 Dari daa di aas, kia dapa menenukan besarnya forecas dengan α = 0,3. Dan unuk seiap perhiungan akan diberi nama iap kolom seperi beriku ini : 1. Pada kolom D diulis keerangan dengan S' 2. Pada kolom E diulis keerangan dengan S" 3. Pada kolom F diulis keerangan dengan a 4. Pada kolom G diulis keerangan dengan b 5. Pada kolom H diulis keerangan dengan f + m 6. Pada kolom I diulis keerangan dengan error (e) 7. Pada kolom J diulis keerangan dengan e aau absolue error 8. Pada kolom K diulis keerangan dengan e² aau square error Maka perhiungan masing-masing smoohing perama, smoohing kedua, konsana, slope, forecas, error, absolue error dan square error adalah sebagai beriku : 1. Smoohing Perama

60 60 Unuk ahun perama, yakni ahun 1993 dienukan sebesar periode perama dari daa hisorisnya, sehingga rumus yang erera pada sel D2 adalah =C2. Sedangkan unuk periode kedua yakni unuk ahun 1993 dapa menggunakan rumus = 0.3*C3+(1-0.3)*D2, unuk periode keiga dan seerusnya kia dapa menyalin rumus pada sel D3. 2. Smoohing Kedua Unuk periode perama dienukan sebesar periode perama dari daa hisorisnya, sehingga rumus yang erera pada sel E2 adalah =C2. Sedangkan unuk rumus peride kedua dapa dihiung dengan rumus = 0.3*D3+(1-0.3)*E2, unuk periode keiga dan seerusnya kia dapa menyalin rumus pada sel E3. 3. Nilai a baru dapa dicari pada periode kedua, yakni pada ahun Rumus yang dapa digunakan unuk F3 adalah =2*D3-E3, unuk periode-periode berikunya dapa disalin rumus dari sel F3. 4. Nilai b baru dapa dicari pada periode kedua, yakni pada ahun Rumus yang dapa digunakan unuk G3 adalah = (0.3/(1-0.3))*(D3-E3), unuk periodeperiode berikunya dapa disalin rumus dari sel G3. 5. Forecas Unuk periode ke iga yaiu pada sel H4 dapa dicari dengan menggunakan rumus = F3+G3. Unuk periode-periode berikunya kia dapa menyalin rumus pada sel H4. 6. Error Unuk ke iga yaiu pada sel I4 dapa dicari dengan menggunakan rumus = C4- H4, Unuk periode-periode berikunya kia dapa menyalin rumus pada sel I4. 7. Absolue Error

61 61 Menunjukkan kesalahan meramal anpa menghiraukan anda posiif maupun negaif. Sehingga pada sel J4 pada periode ke iga dapa dihiung dengan menggunakan rumus = ABS(C4-H4), Unuk periode-periode berikunya kia dapa menyalin rumus pada sel J4. 8. Square Error Menunjukkan kesalahan meramal dikuadra, sehingga rumus yang erera pada sel K4 adalah =J4^2, Unuk periode-periode berikunya kia dapa menyalin rumus pada sel K Membua Grafik Pada Microsof Excell Salah sau fasilias MS. Excel adalah kemampuan unuk membua grafik (char) sehingga daa-daa dalam benuk angka-angka yang ersusun dalam abel dapa dipresenasikan ke dalam benuk yang lebih menarik yakni dalam grafik berbenuk baang, garis, kolom, lingkaran dan benuk grafik lainnya. Grafik ini sering digunakan unuk menunjukkan presenasi dari sebuah peneliian aau menampilkan hasil olah daa Langkah-langkah Membua Grafik Jika kia ingin membua grafik dari MS. Excel, maka erlebih dahulu kia harus memblok daa yang elah kia kerjakan pada work shee, seelah iu barulah kia melakukan langkah-lanhkah sebagai beriku : a. Arahkan poiner pada abel daa

62 62 b. Klik menu Inser, Char, akan muncul ampilan seperi di bawah ini c. Langkah I : enukan ipe dan sub ipe grafik, misalkan ipe Line d. Klik Nex, muncul ampilan seperi di bawah ini :

63 63 e. Langkah II : enukan sumber daa grafik. Jika sel poiner berada pada abel daa maka oomais seluruh daa abel akan disosro diandai dengan garis puus-puus. f. Klik Nex, muncul ampilan dibawah ini : g. Langkah III : enukan keerangan pendukung grafik seperi ile (judul-judul abel), axis (sumbu koordina abel), gridlines (garis banu skala abel), legends (keerangan ambahan), daa labels (nama-nama daa abel) dan daa able. h. Klik Nex, muncul ampilan seperi di bawah ini : i. Langkah IV : enukan lokasi penempaan grafik As new shee : grafik diempakan pada shee yang baru

64 64 As objec in : grafik diempakan pada shee dimana daa berada j. Klik Finish unuk menghasilkan grafik yang baru. 5.4 Hasil Peramalan Menggunakan Meode Brown

65 65

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORI 7 BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Pengangguran Pengangguran aau una karya merupakan isilah unuk orang yang idak mau bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu,

Lebih terperinci

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND Noeryani 1, Ely Okafiani 2, Fera Andriyani 3 1,2,3) Jurusan maemaika, Fakulas Sains Terapan, Insiu Sains & Teknologi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Kabupaen Labuhan Bau merupakan pusa perkebunan kelapa sawi di Sumaera Uara, baik yang dikelola oleh perusahaan negara / swasa maupun perkebunan rakya. Kabupaen Labuhan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUAHAAN MEBEL INAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. ii Rukayah*), Achmad yaichu**) ABTRAK Peneliian ini berujuan unuk

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK PERBANDINGAN METODE DES (DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING) DENGAN TES (TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING) PADA PERAMALAN PENJUALAN ROKOK (STUDI KASUS TOKO UTAMA LUMAJANG) 1 Fajar Riska Perdana (1110651142) 2 Daryano,

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Metode Triple Exponential Smoothing

Perancangan Sistem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Metode Triple Exponential Smoothing Jurnal Ilmiah Teknologi dan Informaika ASIA (JITIKA) Vol.10, No.2, Agusus 2016 ISSN: 0852-730X Perancangan Sisem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Meode Triple Exponenial Smoohing Tria

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X JURAL SAIS DA SEI ITS Vol. 6, o.1, (2017) 2337-3520 (2301-928X Prin) A 1 Perbandingan Meode Winer Eksponensial Smoohing dan Meode Even Based unuk Menenukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X Elisa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Persediaan Persediaan adalah barang yang disimpan unuk pemakaian lebih lanju aau dijual. Persediaan dapa berupa bahan baku, barang seengah jadi aau barang jadi maupun

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian yang dilakukan mengenai analisis perencanaan pengadaan una berdasarkan ramalan ime series volume ekspor una loin beku di PT Tridaya Eramina

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Supply Chain Managemen Supply chain managemen merupakan pendekaan aau meode dalam memanajemen hubungan perusahaan dengan supplier dan konsumen yang erjadi pada pengendalian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiaan uamanya menerima simpanan giro, abungan dan deposio. Kemudian bank juga dikenal sebagai

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Ramalan adalah sesuau kegiaan siuasi aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anibioik 2.1.1 Defenisi Anibioik adalah segolongan senyawa, baik alami maupun sineik, yang mempunyai efek menekan aau menghenikan suau proses biokimia di dalam organisme, khususnya

Lebih terperinci

SISTEM PREDIKSI PENJUALAN GAMIS TOKO QITAZ MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING. Oleh: Salman Alfarisi

SISTEM PREDIKSI PENJUALAN GAMIS TOKO QITAZ MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING. Oleh: Salman Alfarisi S. Alfarisi / Journal of Applied Business and Economics Vol. 4 No. 1 (Sep 2017) 80-95 SISTEM PREDIKSI PENJUALAN GAMIS TOKO QITAZ MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING Oleh: Salman Alfarisi Program

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Deskripsi Teori 3.1.1. Pengerian Peramalan Unuk membanu ercapainya suau kepuusan yang efisien unuk penjualan produknya, perusahaan memerlukan suau cara yang epa, sisemais dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

PERAMALAN TINGKAT KEBUTUHAN BERAS PADA TAHUN 2008 DI KABUPATEN TAPANULI SELATAN SAMIRA SIREGAR

PERAMALAN TINGKAT KEBUTUHAN BERAS PADA TAHUN 2008 DI KABUPATEN TAPANULI SELATAN SAMIRA SIREGAR PERAMALAN TINGKAT KEBUTUHAN BERAS PADA TAHUN 2008 DI KABUPATEN TAPANULI SELATAN SAMIRA SIREGAR 052407082 PROGRAM STUDI D-3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

Bab 2 Landasan Teori

Bab 2 Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1 Keseimbangan Lini 2.1.1 Definisi Keseimbangan Lini Penjadwalan dari pekerjaan lini produksi yang menyeimbangkan kerja yang dilakukan pada seiap sasiun kerja. Keseimbangan lini

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

PROYEKSI TINGKAT PRODUKSI KETERSEDIAAN JAGUNG PROPINSI SUMATERA UTARA TUGAS AKHIR ENDANG SUSANTI PURBA

PROYEKSI TINGKAT PRODUKSI KETERSEDIAAN JAGUNG PROPINSI SUMATERA UTARA TUGAS AKHIR ENDANG SUSANTI PURBA PROYEKSI TINGKAT PRODUKSI KETERSEDIAAN JAGUNG PROPINSI SUMATERA UTARA TUGAS AKHIR Diajukan Unuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syara Mencapai Gelar Ahli Madya ENDANG SUSANTI PURBA 062407040 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM BADAN PUSAT STATISTIK Sejarah Singkat BPS (Badan Pusat Statistik) A. Masa Pemerintahan Hindia Belanda

BAB 3 GAMBARAN UMUM BADAN PUSAT STATISTIK Sejarah Singkat BPS (Badan Pusat Statistik) A. Masa Pemerintahan Hindia Belanda BAB 3 GAMBARAN UMUM BADAN PUAT TATITIK 3.. ejarah ingka BP (Badan Pusa aisik) A. Masa Pemerinahan Hindia Belanda Pada bulan Februari 920, Kanor aisik perama kali didirikan oleh Direkur peranian, Kerajinan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan

Lebih terperinci

Jurnal Edik Informatika Penelitian Bidang Komputer Sains dan Pendidikan Informatika V1.i1(64-69)

Jurnal Edik Informatika Penelitian Bidang Komputer Sains dan Pendidikan Informatika V1.i1(64-69) Jurnal Edik Informaika Peneliian Bidang Kompuer Sains dan Pendidikan Informaika Peramalan Penjualan Pada Usaha Kecil Menengah (UKM) Roi Sania Dengan Menggunakan Program POM QM Henny Yulius 1, Yadi Prawinaa

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Disini tujuan akhir yang ingin dicapai penulis adalah pembuatan suatu aplikasi

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Disini tujuan akhir yang ingin dicapai penulis adalah pembuatan suatu aplikasi BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Disini ujuan akhir yang ingin dicapai penulis adalah pembuaan suau aplikasi program yang digunakan unuk membanu perusahaan dalam menenukan jumlah produksi demand. Disini ada

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Untuk membantu tercapainya suatu keputusan yang efisien, diperlukan adanya

LANDASAN TEORI. Untuk membantu tercapainya suatu keputusan yang efisien, diperlukan adanya BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1 Pengerian Peramalan Unuk membanu ercapainya suau kepuusan yang efisien, diperlukan adanya suau cara yang epa, sisemais dan dapa diperanggungjawabkan. Salah sau ala yang diperlukan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab 13 BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Aspek Teknis Sudi mengenai aspek eknis dan produksi ini sifanya sanga sraegis, sebab berkaian dengan kapasias proyek, lokasi, aa leak ala produksi, kajian aas bahan dan sumbernya,

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PERAMALAN STOK BARANG DI CV. ANNORA ASIA MENGGUNAKAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING

SISTEM INFORMASI PERAMALAN STOK BARANG DI CV. ANNORA ASIA MENGGUNAKAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING Jurnal Informaika Polinema ISSN: 2407-070X SISTEM INFORMASI PERAMALAN STOK BARANG DI CV. ANNORA ASIA MENGGUNAKAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING Mansyur, Erfan Rohadi Program Sudi Teknik Informaika,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Manajemen Perminaan 2.1.1. Konsep Dasar Manajemen Perminaan Pada dasarnya manajemen perminaan (demand managemen) didefinisikan sebagai suau fungsi pengelolaan dari semua perminaan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Kepuusan Model rumusan masalah dan pengambilan kepuusan yang digunakan dalam menyelesaikan skripsi ini dimulai dari observasi lapangan

Lebih terperinci

APLIKASI METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING BROWN DAN HOLT UNTUK MERAMALKAN TOTAL PENDAPATAN BEA DAN CUKAI

APLIKASI METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING BROWN DAN HOLT UNTUK MERAMALKAN TOTAL PENDAPATAN BEA DAN CUKAI Prosiding Seminar Nasional Maemaika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 APLIKASI METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING BROWN DAN HOLT UNTUK MERAMALKAN TOTAL PENDAPATAN BEA DAN CUKAI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa

Lebih terperinci

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERONIKA S TARIGAN

TUGAS AKHIR PERONIKA S TARIGAN PROYEKSI JUMLAH PENUMPANG DOMESTIK PADA PT.(PERSERO) ANGKASA PURA II BANDARA POLONIA MEDAN TAHUN 2010-2011 TUGAS AKHIR PERONIKA S TARIGAN 062407043 PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap

Lebih terperinci

PENENTUAN KONSTANTA PEMULUSAN YANG MEMINIMALKAN MAPE DAN MAD MENGGUNAKAN DATA SEKUNDER BEA DAN CUKAI KPPBC TMP C CILACAP

PENENTUAN KONSTANTA PEMULUSAN YANG MEMINIMALKAN MAPE DAN MAD MENGGUNAKAN DATA SEKUNDER BEA DAN CUKAI KPPBC TMP C CILACAP Prosiding Seminar Nasional Maemaika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 PENENTUAN KONSTANTA PEMULUSAN YANG MEMINIMALKAN MAPE DAN MAD MENGGUNAKAN DATA SEKUNDER BEA DAN CUKAI KPPBC

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah 37 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian-pengerian Kependudukan sanga era kaiannya dengan demgrafi. Kaa demgrafi berasal dari bahasa Yunani yang berari Dems adalah rakya aau penduduk, dan Grafein adalah

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : ; e-issn :

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : ; e-issn : Prosiding Seminar Nasional Maemaika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 PERAMALAN VOLUME PENGGUNAAN AIR BERSIH DENGAN METODE WINTERS EPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENENTUKAN VOLUME

Lebih terperinci

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus

Lebih terperinci

BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET. Pertanian, Kerajinan dan Perdagangan (Directure Vand Landbow Nijeverheiden

BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET. Pertanian, Kerajinan dan Perdagangan (Directure Vand Landbow Nijeverheiden 17 BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET 3.1 Masa Pemerinahan Hindia Belanda Pada bulan Februari 1920, Kanor Saisik perama kali didirikan oleh Direkur Peranian, Kerajinan dan Perdagangan (Direcure Vand Landbow

Lebih terperinci

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Sekilas Pandang Drs. Irlan Soelaeman, M.Ed. S PENDAHULUAN uau hari, saya dan keluarga berencana membawa mobil pergi ke Surabaya unuk mengunjungi salah seorang saudara. Sau hari sebelum keberangkaan,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK Oleh: Yoyo Zakaria Ansori Peneliian ini dilaarbelakangi rendahnya kemampuan memecahkan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Tahapan Pemecahan Masalah Tahapan pemecahan masalah berfungsi unuk memudahkan dalam mencari jawaban dalam proses peneliian yang dilakukan agar sesuai dengan arah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Salah sau masalah analisis persediaan adalah kesulian dalam menenukan reorder poin (iik pemesanan kembali). Reorder poin diperlukan unuk mencegah erjadinya kehabisan

Lebih terperinci

DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009

DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009 PERAMALAN JUMLAH PRODUKSI PADI DI KABUPATEN DAIRI DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSPONENSIAL SMOOTHING GANDA UNTUK TAHUN 2009-2014 TUGAS AKHIR JULIANA NAINGGOLAN 062407067 DEPARTEMEN MATEMATIKA AKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 23 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian dilaksanakan di iga empa berbeda. Unuk mengeahui ingka parisipasi masyaraka penelii mengambil sampel di RT 03/RW 04 Kelurahan Susukan dan RT 05/RW

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Sebelumnya

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Sebelumnya 5 Bab 2 Tinjauan Pusaka 2.1 Peneliian Sebelumnya Dalam skripsi peneliian yang berjudul Pemodelan dinamis pola anam berbasis meode LVQ (Learning Vecor Quanizaion) (Bursa, 2010), menghasilkan sisem informasi

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON*

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* BERLIAN SETIAWATY DAN HIRASAWA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Insiu Peranian Bogor

Lebih terperinci

PERAMALAN PENDAPATAN KECAMATAN BERASTAGI DARI SEKTOR PAJAK HOTEL UNTUK TAHUN 2009 TUGAS AKHIR RILPI BISMA GINTING SUKA

PERAMALAN PENDAPATAN KECAMATAN BERASTAGI DARI SEKTOR PAJAK HOTEL UNTUK TAHUN 2009 TUGAS AKHIR RILPI BISMA GINTING SUKA PERAMALAN PENDAPATAN KECAMATAN BERASTAGI DARI SEKTOR PAJAK HOTEL UNTUK TAHUN 2009 TUGAS AKHIR RILPI BISMA GINTING SUKA 062407095 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr. Pekan #1: Kinemaika Sau Dimensi 1 Posisi, perpindahan, jarak Tinjau suau benda yang bergerak lurus pada suau arah erenu. Misalnya, ada sebuah mobil yang dapa bergerak maju aau mundur pada suau jalan lurus.

Lebih terperinci

PERAMALAN JUMLAH PENUMPANG AIRLINES PT. ANGKASA PURA II BANDARA SULTAN SYARIF KASIM II PEKANBARU DENGAN ARIMA(0,1,1)(0,1,1) 12 TUGAS AKHIR.

PERAMALAN JUMLAH PENUMPANG AIRLINES PT. ANGKASA PURA II BANDARA SULTAN SYARIF KASIM II PEKANBARU DENGAN ARIMA(0,1,1)(0,1,1) 12 TUGAS AKHIR. PERAMALAN JUMLAH PENUMPANG AIRLINES PT. ANGKASA PURA II BANDARA SULTAN SYARIF KASIM II PEKANBARU DENGAN ARIMA(0,,)(0,,) 2 TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Sau Syara unuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Tempa Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug, Kecamaan Lembang, Kabupaen Bandung, Jawa Bara. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ISSN 5-73X PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR ISIKA SISWA Henok Siagian dan Iran Susano Jurusan isika, MIPA Universias Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan

Lebih terperinci

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo)

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo) PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Sudi pada karyawan eap PT PG Tulangan Sidoarjo) Niken Dwi Okavia Heru Susilo Moehammad Soe`oed Hakam Fakulas Ilmu Adminisrasi

Lebih terperinci

(T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF

(T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF Seminar Nasional Saisika 12 November 2011 Vol 2, November 2011 (T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF Gumgum Darmawan, Sri Mulyani S Saf Pengajar Jurusan Saisika FMIPA UNPAD

Lebih terperinci

SISTEM PERAMALAN MENGGUNAKAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOTHING UNTUK STOK BAHAN SPARE PART MOTOR DI GARUDA MOTOR JAJAG

SISTEM PERAMALAN MENGGUNAKAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOTHING UNTUK STOK BAHAN SPARE PART MOTOR DI GARUDA MOTOR JAJAG ITEM PERAMALAN MENGGUNAKAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOTHING UNTUK TOK BAHAN PARE PART MOTOR DI GARUDA MOTOR JAJAG 1 Muhammad Iqbal (1110651220) 2 Bagus eya R,.Kom M.Kom, 3 Heny Wahyu,.Kom Jurusan Teknik

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI PENGGUNAAN ONSEP FUNGSI CONVEX UNU MENENUAN SENSIIVIAS HARGA OBLIGASI 1 Zelmi Widyanuara, 2 Ei urniai, Dra., M.Si., 3 Icih Sukarsih, S.Si., M.Si. Maemaika, Universias Islam Bandung, Jl. amansari No.1 Bandung

Lebih terperinci

APLIKASI PERAMALAN PENENTUAN JUMLAH PERMINTAAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK BORDIR PADA KOTA TASIKMALAYA

APLIKASI PERAMALAN PENENTUAN JUMLAH PERMINTAAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK BORDIR PADA KOTA TASIKMALAYA APLIKASI PERAMALAN PENENTUAN JUMLAH PERMINTAAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK BORDIR PADA KOTA TASIKMALAYA Lies Sunarminyasui 1, Salman Alfarisi 2, Firia Sari Hasanusi 3 1,2,3 Program Sudi Teknik Informaika,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Pemikiran Teoriis Pengerian proyek menuru Arifin yang dikuip dari Mariyanne (2006) adalah suau akivias di mana dikeluarkannya uang dengan harapan unuk mendapakan hasil

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI. peramalan, jenis-jenis peramalan, langkah-langkah peramalan, pemilihan teknik dan

BAB 3 LANDASAN TEORI. peramalan, jenis-jenis peramalan, langkah-langkah peramalan, pemilihan teknik dan BAB 3 LANDASAN TEORI 3. Peramalan Pada sub bab ini akan dibahas mengenai pengerian peramalan, kegunaan meode peramalan, jenis-jenis peramalan, langkah-langkah peramalan, pemilihan eknik dan meode peramalan,

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI. 3.1 Pengertian dan Kegunaan Peramalan (Forecasting)

BAB 3 LANDASAN TEORI. 3.1 Pengertian dan Kegunaan Peramalan (Forecasting) BAB 3 LANDAAN TEORI 3.1 Pengerian dan Kegunaan Peramalan (Forecasing) Dalam melakukan analisis dibidang ekonomi, sosial dan sebagainya, kia memerlukan suau perkiraan apa yang akan erjadi aau gambaran enang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengerian dan peunjuk yang digunakan unuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok, aau

Lebih terperinci