PENGARUH EKSPEKTANSI, VALENSI, DAN INSTRUMENTALIS TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN PADA CV. AMAL MULIA SEJAHTERA BOGOR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH EKSPEKTANSI, VALENSI, DAN INSTRUMENTALIS TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN PADA CV. AMAL MULIA SEJAHTERA BOGOR"

Transkripsi

1 Junal Ilmiah Inovao, Edisi Mae 01 PENGARUH EKSPEKTANSI, VALENSI, DAN INSTRUMENTALIS TERHADAP MOTIVASI KERJA KARAWAN PADA CV. AMAL MULIA SEJAHTERA BOGOR Oleh : Ahmad Subandi, Sujadi.P dan M.Azis Fidaus ABSTRAK Moivasi beasal dai kaa lain movee yang beai o move aau mendoong. Bila oang esebu sebagai anggoa oganisasi bisnis, enu saja oang esebu haus dimoivasikan aga bekeja dengan opimum aga ujuan oganisasi bisnis ecapai sesuai dengan yang diencanakan. Oleh kaena iu seoang manaje haus menghayai poses psikologis. Sebeapa kua moivasi yang dimiliki individu akan banyak menenukan ehadap kualias peilaku yang diampilkannya, baik dalam koneks belaja, bekeja maupun dalam kehidupan lainnya. Tujuan peneliian ini adalah unuk mencai dan mengeahui sebeapa besa pengauh dai pesamaan = a+b1+c+dsudi kasus pada CV. Amal Mulia Sejahea Bogo. Peneliian ini menggunakan eknik analisis egesi dan koefisien koelasi. Dai hasil peneliian diemukan bahwa edapa hubungan posiif dan signifikan dai Ekspenkansi, Valensi dan Insumenalis ehadap Moivasi Keja Kayawan pada CV Amal Mulia Sejahea dengan -hiung dipeoleh 0,567 dengan ingka hubungan sedang. Pengauh yang lebih inggi adalah vaiabel ekspekansi ehadap moivasi keja kayawan, di anaa vaiabel lainnya. Kaa kunci : Ekspekansi, Valensi, Insumenalis, Moivasi Keja. I. PENDAHULUAN Dalam dunia usaha saa ini peusahaan-peusahaan baik peusahaan yang beskala besa maupun peusahaan yang beskala kecil mengalami pekembangan yang cukup pesa, idak ekecuali peusahaan yang begeak dibidang poduksi, khususnya CV. Amal Mulia Sejahea adalah peusahaan Poduksi Thibbun Nabawi yang mengolah bahan uama buah kuma menjadi sai-sai kuma yang elah diposes secaa elii unuk menjaga asa dan manfaa dai buah kuma iu sendii. Beawal dai unuan zaman yang seba moden sekaang ini dimana masyaaka meindukan segala sesuau yang selaas,seimbang dan menyejukkan dai alam(back o naue). Geakan kembali ke alam iu di laa belakangi peubahan lingkungan, pola hidup manusia, sea banyaknya bebagaijenis penyaki. Dengan demikian peumbuhan pengobaan hebal di Indonesia mengalami lonjakan yang begiu signifikan.

2 Junal Ilmiah Inovao, Edisi Mae 01 Dalam menjaga kualias poduk sai kuma Al Jazia, maka dalam halposes poduksinyadiangani dan dikelola oleh enaga ahli yang sudah bepengalaman dibidang makanan dan oba.dan diawasi langsung oleh Dinas Kesehaan sea sudah sesuai dengan sanda yang dianjukan pemeinah. Sehingga kualias poduk sai kuma Al Jazia sudah dapa dipehiungkan dengan poduk yang lain yang sejenis. Disamping iu juga aga ecapainya ujuan peusahaan, kayawan yang ada didalamnya dipandang sebagai asse peusahaan, dalam hal ini pembeian moivasi sangapening kaena moivasi meupakan sau penggeak dai dalam hai seseoang unuk melakukan aau mencapai sesuau ujuan.moivasi juga bisa dikaakan sebagai encana aau keinginan unuk menuju kesuksesan dan menghindai kegagalan hidup. Dengan kaa lain moivasi adalah sebuah poses unuk ecapainya suau ujuan. Seseoang yang mempunyai moivasi beai ia elah mempunyai kekuaan unuk mempeoleh kesuksesan dalam kehidupan. Moivasi beasal dai kaa lainmovee yang beai o move aau mendoong.bila oang esebu sebagai anggoa oganisasi bisnis, enu saja oang esebu haus dimoivasikan aga bekeja dengan opimum aga ujuan oganisasi bisnis ecapai sesuai dengan yang diencanakan. Oleh kaena iu seoang manage haus menghayai poses psikologis. Bagaimana caanya?kaena idaklah mudah memoivasi oang unuk bekeja sesuai dengan ujuan oganisasi, maka paa paka mempelajainya secaa mendalam dan bekelanjuan, sehingga imbul ide-ide aau emuan-emuan aau gabungan keduanya yang diuangkan dalam benuk eoi, yaiu eoi moivasi. Sebeapa kua moivasi yang dimiliki individu akan banyak menenukan ehadap kualias peilaku yang diampilkannya, baik dalam koneks belaja, bekeja maupun dalam kehidupan lainnya. Bedasakan laa belakang masalah yang elah diuaikan di aas, maka peneliian ini dibei judul Pengauh Ekspekansi, Valensi, dan Insumenalis Tehadap Moivasi Keja Kayawan Pada CV. Amal Mulia Sejahea Bogo dengan haapan dapa membeikan saan dan masukan yang posiif bagi peusahaan dalam melaksanakan pogam pembeian moivasi yang baik bagi kayawan demi kemajuan peusahaan.

3 Junal Ilmiah Inovao, Edisi Mae 01 Tujuan Peneliian Tujuan peneliian ini adalah unuk mencai dan mengeahui sebeapa besa pengauh dai pesamaan = a+b1+c+dsudi kasus pada CV. Amal Mulia Sejahea Bogo. Keangka Pemikian Secaa umum moivasi meupakan daya doong yang sanga pening aga seoang dapa bekeja lebih gia dengan hasil yang maksimal. Banyak hal dapa dilakukan unuk mendoong seoang kayawan unuk emoivasi. Dalam hal ini peusahaan juga haus mengeahui hal-hal aau eoi yang dapa digunakan yang bekaian dalam eoi moivasi, hal ini dihaapkanaga kayawan yang bekualias baik dalam peusahaan mempunyai dedikasi dan loyalias inggi ehadap peusahaan dimasa sekaang maupun dimasa yang akan daang.salah sau eoi yang dapa digunakan adalah eoi yang dikemukakan oleh Vico Voom yang menjelaskan hubungan anaa moivasi dengan ekspekansi aau haapan, valensi, dan insumenalis. Dengan adanya eoi esebu dihaapkan peusahaan dapa meneapkan kebijakan eoi ini dengan epa sehingga dihaapkan paa kayawan akan mempunyai moivasi yang inggi unuk lebih semanga dalam bekeja, dan measa dihagai hasil kejanya sehingga meeka emoivasi unuk meningkakan pesasi keja meeka. Hal ini dilakukan aga dapa ejalinnya suau keja sama yang baik yang dapa saling mengunungkan ana kedua belah pihak guna mencapai ujuan peusahaan yang elah dieapkan. Gamba 1

4 Junal Ilmiah Inovao, Edisi Mae 01 Keangka pemikian Kebijakan Peusahaan Teoi-eoi Moivasi Menuu Vico H. Voom Teoi Haapan Ekspekansi Valensi Insumenalis Moivasi Keja Kayawan Analisis Koefisien Regesi, Koelasi Hasil Meodelogi Peneliian 1. Regesi Beganda (Muliple Regession) Analisis ini dimaksudkan unuk mengeahui anaa hubungan Ekspekansi (1), Valensi (), dan Insumenalis () dengan MoivasiKeja () dengan pesamaan Regesi Linea.. Koefisien koelasi aiu analisis yang dipegunakan unuk mengeahui ada aau idaknya hubungan anaa keiga vaiabel esebu. Penjabaannya adalah sebagai beiku : Menghiung Koefisien Koelasi aas 1,, dan Hipoesis vebal yang diuji adalah :

5 Junal Ilmiah Inovao, Edisi Mae 01 H0 : H1 : Tidak edapa hubungan anaa Ekspekansi, Valensi, dan Insumenasi ehadap Moivasi Keja Tedapa hubungan anaa Ekspekansi, Valensi, dan Insumenasi ehadap Moivasi Keja Aau secaa saisik, dapa diulis : H0 : ρ1 = 0 H1 : ρ1 0. Koefisien Deeminasi Unuk mengeahui sebeapa besa konibusi yang dibeikan mengenai ekspekansi, valensi, dan insumenalis ehadap moivasi keja kayawan pada CV. Amal Mulia Sejahea Ciapus Bogo. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Sumbe Daya Manusia Menuu Hadai Nawawi (000 : 40). Dalam buku Manajemen Sumbe Daya Manusia Unuk Bisnis ang Kompeiif mengemukakan pengeian manajemen sumbe daya manusia sebagai beiku : Sumbe daya manusia adalah poensi yang meupakan asse dan befungsi sebagai modal (non maeial aau non financial) didalam oganisasi bisnis, yang dapa diwujudkan menjadi poensi nyaa (eal) secaa fisik dan non fisik dalam mewujudkan eksisensi oganisasi. Menuu M. Manullang (005 : 198). Dalam buku Dasa-dasa Manajemen mengemukakan pengeian manajemen sumbe daya manusia sebagai beiku : Sumbe daya manusia adalah seni dan ilmu pengadaan, pengembangan, dan pemanfaaan sumbe daya manusia sehingga ujuan oganisasi diealisasi secaa daya guna dan adanya kagaiahan keja dai semua enaga keja. Menuu Robe L. Mahis dan John H. Jackson(006 : ). Dalam buku Human Resouce managemen mengemukakan pengeian manajemen sumbe daya manusia sebagai beiku :

6 Junal Ilmiah Inovao, Edisi Mae 01 Manajemen sumbe daya manusia adalah ancangan sisem-sisem fomal dalam sebuah oganisasi unuk memasikan penggunaan baka manusia secaa efekif dan efisiensi guna mencapai ujuan-ujuan oganisasional. Fungsi opeasional dalam manajemen sumbe daya manusia meupakan dasa pelaksanaan MSDM yang efisien dan efekif dalam pencapaian ujuan oganisasi aau peusahaan. Manajemen sumbe daya manusia secaa fungsional memiliki bebeapa fungsi yang saling bekaian sau sama lain dan opeasional yang dijalankan oleh manajemen sumbe daya manusia sesuai dengan fungsi yang dimilikinya. Fungsi opeasional MSDM esebu ebagi menjadi enam fungsi, dianaanya yaiu : 1. Pengadaan (Pocuemen) Fungsi pengadaan meupakan fungsi MSDM dalam usaha unuk mempeoleh jenis dan jumlah SDM yang epa, melalui poses pemanggilan, seleksi, penempaan, oienasi dan induksi unuk mendapakan SDM yang dipelukan sesuai dengan ujuan oganisasi aau peusahaan (he igh man in he igh place).. Pengembangan (Developmen) Fungsi pengembangan meupakan fungsi MSDM dalam poses peningkaan keeampilan eknis, eoiis, konsepual dan moal SDM melalui pendidikan dan pelaihan. Pendidikan dan pelaihan dibeikan haus sesuai dengan kebuuhan masa kini dan masa mendaang. Kompensasi (Compensaion) Fungsi kompensasi meupakan fungsi MSDM dalam poses pembeian balas jasa langsung dan idak langsung kepada SDM sebagai imbal jasa (oupu) yang dibeikan kepada oganisasi aau peusahaan 4. Penginegasian (Inegaion) Fungsi penginegasian meupakan fungsi MSDM dalam mempesaukan kepeningan oganisasi aau peusahaan dengan kebuuhan SDM, sehingga akan dapa ecipa kejasama yang saling mengunungkan 5. Pemelihaaan (Mainenance) Fungsi pemelihaaan meupakan fungsi MSDM unuk memelihaa dan meningkakan kondisi fisik, menal dan loyalias SDM aga ecipa hubungan jangka panjang 6. Pemuusan hubungan keja (sepaaion)

7 Junal Ilmiah Inovao, Edisi Mae 01 Fungsi Pembehenian meupakan fungsi MSDM unuk pemuusan hubungan keja seseoang dai suau peusahaan. Pembehenian ini disebabkan oleh keinginan peusahaan konak keja beakhi, pensiun dan sebab-sebab lainnya. B. Teoi-eoi Moivasi Dalam buku Kebijakan Kineja Kayawan didalamnya dikaakan bahwa Robe E. Quinn, Sue R. Faeman, Michael Thompson dan Michael R. Mc. Gah (1990), dalam buku bejudul Becoming A Mase Manage, A Compeency Fame Wok menjelaskan sebagai beiku : The exen and deph of moivaion heoy fills lieally housands of books and jounal aicles. Again, i is ou concen o only discuss heoy as i infoms pacice. One of he mos compehensive heoies of moivaion in use oday is expecancy heoy, which is a moivaional heoy based on he elaionships among job effo, pefomance, and oucomes of pefomance. The expecancy famewok incopoaes he cenal elemen of need and pocess appoaches. Vico Voom (1994) was he fis o concepualize expecancy heoy wih he following equaion Pendalaman dan peluasan dai eoi moivasi banyak mengisi lembaan bebagai lieaue aaupun junal-junal ilmiah.namun disini pembahasan enang eoi moivasi ini hanya dalam benuk pakis saja.salah sau eoi yang paling kompehensif dai eoi moivasi yang digunakan dewasa ini adalah eoi haapan (expecancy heoy) yang meupakan bagian dai eoi moivasi.sedangkan eoi moivasi iu sendii bedasakan hubungan anaa upaya keja, kineja dan hasil kineja iu sendii. Tedapa bebeapa eoi moivasi dianaanya eoi moivasi moden. Menuu Suyadi Pawiosenono (005 : 87-91) eoi moivasi moden esebu yaiu : 1) eoi kebuuhan (needs heoy); ) eoi kesadaan (cogniion heoy); ) eoi penguaan (einfocemen heoy); 4) kaakeisik pekejaan (job chaaceisic) C. Fako-fako yang Mempengauhi Moivasi Menuu Winadi (00 : ) mengaakan bahwa : Moivasi unuk bekeja meupakan sebuah isilah yang digunakan dalam bidang peilaku keoganisasian

8 Junal Ilmiah Inovao, Edisi Mae 01 (Oganizaional Behavio)guna meneangkan kekuaan-kekuaan yang edapa pada dii seseoang individu, yang menjadi penyebab imbulnya ingka, aah, dan pesisensi upaya yang dilaksanakan dalam hal bekeja. Menuu Ching & Megginson dalam Gomes (001 : 180) menjelaskan moivasi melibakan bebeapa fako, dianaanya : 1) fako individual dan ) fako oganisasional. Tedapa (iga) fako uama yang mempengauhi moivasi keja di anaanya: 1) pebedaan kaakeisik individu, ) pebedaan kaakeisik pekejaan dan ) pebedaan kaakeisik lingkungan keja aau oganisasi No. Resp onde n III. ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisa Pengauh Vaiabel 1 (ekspekansi) Tehadap Moivasi Keja Kayawan () Vaiabe l 1 (aaaa skoe) Tabel 10 Pehiungan Koelasi Ekspekansi, Valensi, dan Insumenalis (1,, ) Vaiabe l (aaaa skoe) Vaiabe l (aaaa skoe) Tehadap Moivasi Keja Kayawan () Vaiabe l (aaaa sko) ,5 4,5, , ,5 16 1,5 14,44 17,1 15, 1, 4,5 4,8 18 1,5 1 0, ,44 17,1 15, 11,4 4 4, ,69 14,8 14,8 11, ,5, ,5 14,44 15, 15, 1, 5 4,5 4, , , , ,5 4 4, , ,44 17,1 15, 15, 7 4,75 4 4, , ,44 18,05 15, 15, 8 4 4,5, ,5 1,69 14,8 14, , ,69 14,8 14,8 14, , ,69 14,8 14,8 11, , ,44 15, 15, 11,4 1 4,5 4,5, , ,5 16 1,5 1,69 16,65 14,8 1 4,5 4 4, , ,69 16,65 14,8 14,8 14 4,5 5 4,8, , ,44 17, , 15 4,5 4 4, , ,44 17,1 15, 15, 1,9 5 1,9 5

9 Junal Ilmiah Inovao, Edisi Mae 01 No. Resp onde n Vaiabe l 1 (aaaa skoe) Vaiabe l (aaaa skoe) Vaiabe l (aaaa skoe) Vaiabe l (aaaa sko) , , , ,5 4 4,5 4,1 18 0,5 18 0,5 16 0,5 16,81 18,45 16,4 18, ,5 4 4,5 4, 17 19, , ,5 17,64 17,85 16,8 18,9 19 4,5 4 4,5 4, 18 0,5 18 0,5 16 0,5 17,64 18,9 16,8 18,9 0 4, , , ,64 18,9 16,8 16,8 1 4,5 4,5, , , ,5 14,44 16,15 15, 1, 4 4,5, ,5 14,44 15, 15, 1, 4 4, ,69 14,8 14,8 11, ,5, ,5 14,44 15, 15, 1, 5 4 4,5, ,5 1,69 14,8 14,8 1, , , ,5 4 4, ,5 18 0,5 16 0, ,5 4,8 17 1, , ,44 16,15 15, 11,4 9 4,5 4,5, , , ,5 14,44 16,15 15, 1, 0 4 4,5, ,5 1,69 14,8 14,8 1,9 5 n=0 18, ,5 115, , , , , 66 49, ,4 4 6,55 Sumbe : Daa Kuesione (Olah Daa) 1. Analisis Regesi Linea Analisis ini dimaksudkan unuk mengeahui anaa hubungan Ekspekansi (1) dengan moivasi keja () dengan pesamaan egesi sebagai beiku : = a + b1dimana : 1 = Ekspekansi = Moivasi keja a = Konsana b = Koefisien egesi a. = na + b 1 b. 1 = a 1 + b 1

10 Junal Ilmiah Inovao, Edisi Mae 01 x: 4,75 115,4 = 0a + b18,5 x: 1 49,8 = a18,5 + b549,9-49,4 = 18,5a + 548,7b 49,8 = 18,5a + 549,9b - -0,46 = -1,66b b= 0,78 115,4 = 0a + b18,5 115,4 = 0a + (0,78) 18,5 115,4 = 0a + 5,65 0a = 79,75 a =,658 Jadi bedasakan pehiungan koefisien egesi diaas dapa dikeahui bahwa pesamaan egesi yang ebenuk adalah =, ,78 1. Ainya seiap kenaikan 1 (ekspekansi) sebesa 1 sauan, maka menyebabkan kenaikan (moivasikeja kayawan) sebesa 0,78. Analisis Koefisien Koelasi aiu analisis yang dipegunakan unuk mengeahui ada aau idaknya hubungan anaa dua vaiabel esebu. Rumusnya adalah sebagai beiku : Rumus Koelasi 1 aas adalah :. 1 n. n n.

11 Junal Ilmiah Inovao, Edisi Mae ,9 49,8 18,5 115,4 18, ,66 115, , , ,06 19,8 1.17, ,64 1,95, ,95 7,04x 4, ,95, ,417 Dai hasil pehiungan koefisien koelasi diaas didapa nilai = 0,417 (eleak pada ineval 0,40 0,599). Ainya koefisien koelasimenunjukan bahwa hubungan anaa vaiabel esebu besifa posiif dan sedang. Koefisien Deeminasi Koefisien Deeminasi 1 aas KD = 1. = 1. x 100% KD = 1. = (0,417) x 100% KD = 1. = 17,8% Pada pehiungan diaas dapa diliha hasil Koefisien Deeminasi sebesa 17,8 %. Maka konibusi yang dibeikan oleh vaiabel ekspekansi ehadap moivasi keja kayawan sebesa 17,8 % dan sisanya 8,6 % dipengauhi oleh fako lainnya 4. Pehiungan Hiung Pengujian Hipoesis Koelasi 1 aas

12 Junal Ilmiah Inovao, Edisi Mae 01 Hiung n 1 Hiung 1 0, (0,417) Hiung 1,0 0,91 Hiung 1,417 Semenaa dai hasil pengujian hipoesis didapa nilai hiungadalah sebesa,417 sedangkan nilai abel sebesa,048 dengan demikian hiung> dai abel. Maka, H0 diolak dan H1 dieima. Ainya bahwa edapa hubungan anaa vaiabel esebu 1. Analisis Regesi Linea Analisis ini dimaksudkan unuk mengeahui anaa hubungan Valensi () dengan Moivasi keja () dengan pesamaan egesi sebagai beiku : = a + c Dimana dianaanya : = Valensi = Moivasi keja a = Konsana b = Koefisien egesi a. = na + c b. = a + c x: 4, ,4 = 0a + c1 x: 1 469,4 = a1 + c , = 1a + 496,174c

13 Junal Ilmiah Inovao, Edisi Mae ,4 = 1a + 498c -0,07 = -1,86c c = 0,08 115,4 = 0a + c1 115,4 = 0a + (0,08) 1 115,4 = 0a + 4,67 0a = 110,7 a =,691 Jadi bedasakan pehiungan koefisien egesi diaas dapa dikeahui bahwa pesamaan egesi yang ebenuk adalah =, ,08. Ainya seiap kenaikan (valensi) sebesa 1 sauan, maka menyebabkan kenaikan (moivasi keja kayawan) sebesa 0,08. Analisis Koefisien Koelasi aiu analisis yang dipegunakan unuk mengeahui ada aau idaknya hubungan anaa dua vaiabel esebu. Rumusnya adalah sebagai beiku : Rumus Koelasi aas adalah : n. n. n , ,4 110, ,66 115, , ,5 1.9,8 1.17,16.,.79,75,64., 5,4x4,75., 48,14. 0,01

14 Junal Ilmiah Inovao, Edisi Mae 01 Dai hasil pehiungan koefisien koelasi diaas didapa nilai = 0,01 (eleak pada ineval 0,00 0,199). Ainya koefisien koelasimenunjukan bahwa hubungan anaa vaiabel esebu besifa posiif dan sanga endah. Koefisien Deeminasi Koefisien Deeminasi aas KD =. =. x 100% KD =. =(0,01) x 100% KD =. = 1,69% Pada pehiungan diaas dapa diliha hasil Koefisien Deeminasi sebesa 1,69 %. Maka konibusi yang dibeikan oleh vaiabel ekspekansi ehadap moivasi keja kayawan sebesa 1,69 % dan sisanya 98,1 % dipengauhi oleh fako lainnya 4. Pehiungan Hiung Pengujian Hipoesis Koelasi aas Hiung 1 n Hiung 0, (0,01) Hiung 0,069 0,8 Hiung 0,08 Semenaa dai hasil pengujian hipoesis didapa nilai hiungadalah sebesa 0,08 sedangkan nilai abel sebesa,048 dengan demikian hiung< dai abel. Maka,

15 Junal Ilmiah Inovao, Edisi Mae 01 H0 dieima dan H1 diolak. Ainya bahwa idak edapa hubungan anaa vaiabel esebu B. Analisa Pengauh Vaiabel (insumenalis) Tehadap Moivasi Keja Kayawan () 1. Analisis Regesi Linea Analisis ini dimaksudkan unuk mengeahui anaa hubungan insumenalis () dengan Moivasi keja () dengan pesamaan egesi sebagai beiku : = a + d Dimana dianaanya : = Insumenalis = Moivasi keja a = Konsana b = Koefisien egesi a. = na + d b. = a + d x:,68 115,4 = 0a + d18,5 x: 1 46,55 = a110,5 + d41,75-45,01 = 110,5a + 47,4d 46,55 = 110,5a + 41,75d - -1,54 = 58,59 d = -0,06 115,4 = 0a + d18,5 115,4 = 0a + (-0,06) 18,5 115,4 = 0a -,60 0a = 11,04 a =,746 Jadi bedasakan pehiungan koefisien egesi di aas dapa dikeahui bahwa egesi yang ebenuk adalah =,746 0,06. Ainya seiap kenaikan

16 Junal Ilmiah Inovao, Edisi Mae 01 (insumenalis) sebesa 1 sauan, maka menyebabkan penuunan (moivasi keja kayawan) sebesa 0,06.. Analisis Koefisien Koelasi aiu analisis yang dipegunakan unuk mengeahui ada aau idaknya hubungan anaa dua vaiabel esebu. Rumusnya adalah sebagai beiku : Rumus Koelasi aas adalah : n. n. n ,55 110,5 115, ,75 110, ,66 115, , ,7 1.41,5 1.10,5 1.9,8 1.17,16. 44,8 0,5,64. 44,8 14,x4,75. 44,8 67,54. 0,66 Dai hasil pehiungan koefisien koelasi diaas didapa nilai = 0,66 (eleak pada ineval 0,60 0,799). Ainya koefisien koelasimenunjukan bahwa hubungan anaa vaiabel esebu besifa posiif dan kua. Koefisien Deeminasi Koefisien Deeminasi aas KD =. =. x 100% KD =. = (0,66) x 100% KD =. = 4,96%

17 Junal Ilmiah Inovao, Edisi Mae 01 Pada pehiungan diaas dapa diliha hasil Koefisien Deeminasi sebesa 4,96%. Maka konibusi yang dibeikan oleh vaiabel ekspekansi ehadap moivasi keja kayawan sebesa 4,96% dan sisanya 56,04% dipengauhi oleh fako lainnya 4. Pehiungan Hiung Pengujian Hipoesis Koelasi aas Hiung 1 n Hiung 0, (0,66) Hiung,507 0,56 Hiung 6,6 Semenaa dai hasil pengujian hipoesis didapa nilai hiungadalah sebesa 6,6 sedangkan nilai abel sebesa,048 dengan demikian hiung> dai abel. Maka, H0 diolak dan H1 dieima. Ainya bahwa edapa hubungan anaa vaiabel esebu. C. Analisa Pengauh Vaiabel beganda(1,, dan ) Tehadap Moivasi Keja Kayawan () 1. Regesi Beganda (Muliple Regession) Analisis ini dimaksudkan unuk mengeahui anaa hubungan Ekspekansi (1), Valensi (), dan Insumenalis () dengan MoivasiKeja () dengan pesamaan egesi sebagai beiku : = a + b1 + c + d Dimana : = Moivasi Keja 1 = Haapan (expecancy) = Keeaikan pada pekejaan (valence) = Pasaana aau ala pendukung keja (insumenaliy)

18 Junal Ilmiah Inovao, Edisi Mae 01 a. = na + b 1 + c + d b. 1 = a 1 + b 1 + c.1 + d.1 c. = a + b 1. + c + d. d. = a + b 1. + c. + d 115,4 = 0a + b18,5 + c1 + d110,5 49,8 = a18,5 + b549,9 + c5 + d474,5 469,4 = a1 + b5 + c498 + d450 46,55 = a110,5 + b474,5 + c450 + d41,75 Pesamaan (a) dikalikan 4,75 dan Pesamaan (b) dikalikan 1 x: 4,75 115,4 = 0a + b18,5 + c1 + d110,5 x: 1 49,8 = a18,5 + b549,9 + c5 + d474,5-49,4 = 18,5a +548,7b + 51,55c + 47,9d 49,8 = 18,5a + 549,9b + 5c + 474,5d - -0,46 = -1,66b 0,45c 1,86d Pesamaan (e) Pesamaan (a) dikalikan 4,067 dan Pesamaan (c) dikalikan 1 x: 4, ,4 = 0a + b18,5 + c1 + d110,5 x: 1 469,4 = a1 + b5 + c498 + d ,4 = 1a +51,60b + 496,18c + 449,40d 469,4 = 1a + 5b + 498c + 450d - -0,06 = -0,4b 1,8c 0,6d Pesamaan (f) Pesamaan (a) dikalikan,68 dan Pesamaan (d) dikalikan 1 x:,68 115,4 = 0a + b18,5 + c1 + d110,5 x: 1 46,55 = a110,5 + b474,5 + c450 + d41,75-45,01 = 110,5a + 47,5b + 449,c + 407d 46,55 = 110,5a + 474,5b + 450c + 41,75d - -1,54 = -1,9b 0,68c 6,75d Pesamaan (g)

19 Junal Ilmiah Inovao, Edisi Mae 01 Pesamaan (e) dikalikan 0,4 dan Pesamaan (f) dikalikan 1,66 x: 0,4-0,46 = -1,66b 0,45c 1,86d x: 1,66-0,06 = -0,4b 1,8c 0,6d - -0,184 = -0,664b + -0,18c + 0,744d -0,099 = -0,664b + -,01c + 0,996d - -0,085 =,841c 0,5d Pesamaan (h) Pesamaan (e) dikalikan 1,9 dan Pesamaan (g) dikalikan 1,66 x: 1,9-0,46 = -1,66b 0,45c 1,86d x: 1,66-1,54 = -1,9b 0,68c 6,75d - -0,874 = -,154b + -0,855c +,54d -,556 = -,154b + -1,19c + 11,05d - -1,68 = 0,74c 7,671d Pesamaan (i) Pesamaan (h) dikalikan 0,75 dan Pesamaan (i) dikalikan,841 x: 0,74-0,085 =,841c 0,5d x:,841-1,68 = 0,74c 7,671d - -0,0 = -0,7784c + -0,0690d -4,7785 = -0,7784c + -0,1960d - -4,755 = 0,17d d = 7,44-0,085 =,841c 0,5d Pesamaan (h) -0,085 =,841c 0,5.(7,44) -0,085 =,841c 9,45,841c = -9,5 c = -,509-0,06 = -0,4b 1,8c 0,6d Pesamaan (f) -0,06 = -0,4b 1,8(-,509) 0,6(7,44) -0,06 = -0,4b + 6,0986,464-0,06 = -0,4b 16,65 0,4b = -16,45 b = -41,06 115,4 = 0a + b18,5 + c1 + d110,5 Pesamaan (f)

20 Junal Ilmiah Inovao, Edisi Mae ,4 = 0a + (-41,06)18,5 + (-,509)1 + (7,44)110,5 115,4 = 0a -566,0-408, ,1-0a = 115,4-566,0-408, ,1-0a = -14,49 a = 47,416 Jadi bedasakan pehiungan koefisien egesi diaas dapa dikeahui bahwa pesamaan egesi yang ebenuk adalah = 47,416 41,06 1, ,44. Ainya seiap kenaikan 1 (ekspekansi) sebesa 1 sauan, maka menyebabkan penuunan (moivasi keja kayawan) sebesa 41,06 dan seiap kenaikan (valensi) sebesa 1 sauan, maka menyebabkan penuunan (moivasi keja kayawan) sebesa,509 dan seiap kenaikan (insumenalis) sebesa 1 sauan, maka menyebabkan kenaikan (moivasi keja kayawan) sebesa 7,44. Analisis Koefisien Koelasi aiu analisis yang dipegunakan unuk mengeahui ada aau idaknya hubungan anaa keempa vaiabel esebu. a. Koefisien Koelasi 1 dengan x1x x1x n. 0. n n ,51 549,9 18, x1x , , x1x 1,5 49,9 56 x1x 1,5 5,5 x1x 0,57

21 Junal Ilmiah Inovao, Edisi Mae 01 Dai hasil pehiungan koefisien koelasi anaa 1 dan diaas didapa nilai = 0,57 (eleak pada ineval 0,0 0,99). Ainya koefisien koelasimenunjukan bahwa hubungan anaa vaiabel esebu besifa posiif dan lemah. b. Koefisien Koelasi 1 dengan x1x n. n n. 1 x1x ,5 18,5110,5 549,9 18, ,75 110,5 x1x 147, , , ,5 110,5 x1x 49,9 55,9 0,5 x1x 55,9 99,4 x1x 0,56 Dai hasil pehiungan koefisien koelasi anaa 1 dan diaas didapa nilai = 0,56 (eleak pada ineval 0,40 0,599). Ainya koefisien koelasimenunjukan bahwa hubungan anaa vaiabel esebu besifa posiif dan sedang. c. Koefisien Koelasi dengan

22 Junal Ilmiah Inovao, Edisi Mae 01 x x n. n. n. x x , ,75 110,5 x x ,5 110,5 x x ,5 x x ,5 x x 0,178 Dai hasil pehiungan koefisien koelasi anaa dan diaas didapa nilai = 0,178 (eleak pada ineval 0,00 0,199). Ainya koefisien koelasimenunjukan bahwa hubungan anaa vaiabel esebu besifa posiif dan sanga lemah. d. Koefisien Koelasi ganda 1, dan n 4 n n ,5 10,5115, , ,5 1876, ,6 6,1 4 0,15

23 Junal Ilmiah Inovao, Edisi Mae 01 Dai hasil pehiungan koefisien koelasi beganda diaas didapa nilai = 0,15 (eleak pada ineval 0,0 0,99). Ainya koefisien koelasimenunjukan bahwa hubungan anaa vaiabel esebu besifa posiif dan lemah. Koefisien Deeminasi KD = x4 = x 100% KD = x4 = 0,15 x 100% KD = x4 = 10,98% Pada pehiungan diaas dapa diliha hasil Koefisien Deeminasi sebesa 10,98%. Maka konibusi yang dibeikan oleh vaiabel ekspekansi ehadap moivasi keja kayawan sebesa 10,98 % dan sisanya 89,0% dipengauhi oleh fako lainnya. 4. Pehiungan Hiung Hiung x4 n 4 1 x4 Hiung 0, (0,) Hiung,9 0,81 Semenaa dai hasil pengujian Hiung hipoesis,604 didapa nilai hiungadalah sebesa,604 sedangkan nilai abel sebesa,056 dengan demikian hiung> dai abel. Maka, H0 diolak dan H1 dieima. Ainya bahwa edapa hubungan anaa vaiabel ganda esebu. IV. PENUTUP Kesimpulan Dai hasil peneliian daa yang elah kami peoleh selama peneliian belangsung, maka sebagai jawaban dai idenifikasi masalah yang penulis bua sebelumnya dan seelah dilakukan analisis didapa hasil yang menyaakan bahwa : 1. Tedapa hubungan anaa vaiabel ekspekansi ehadap moivasi keja kayawan, didapa nilai = 0,846 (eleak pada ineval 0,80 1,000). Ainya koefisien koelasimenunjukan bahwa hubungan anaa vaiabel esebu besifa posiif dan sanga kua

24 Junal Ilmiah Inovao, Edisi Mae 01. Tedapa hubungan anaa vaiabel valensi ehadap moivasi keja kayawan, didapa nilai = 0,555 (eleak pada ineval 0,40 0,599). Ainya koefisien koelasimenunjukan bahwa hubungan anaa vaiabel esebu besifa posiif dan sedang. Tedapa hubungan anaa vaiabel insumenalis ehadap moivasi keja kayawan, didapa nilai = 0,7080 (eleak pada ineval 0,60 0,799). Ainya koefisien koelasimenunjukan bahwa hubungan anaa vaiabel esebu besifa posiif dan kua 4. Tedapa hubungan anaa vaiabel beganda esebu, didapa nilai = 0,567(eleak pada ineval 0,40 0,599). Ainya koefisien koelasimenunjukan bahwa hubungan anaa vaiabel esebu besifa posiif dan sedang. Saan Adapun saan dan masukan yang dapa penulis beikan sesuai dengan hasil peneliian yang dipeoleh dalam pehiungan yang behubungan dengan masalah yang penulis angka bekenaan dengan eoi moivasi,secaa keseluuhan hasilnya bepengauh sau sama lain. Namun yang paling bepengauh adalah : 1. Pengauh 1 (ekspekansi) aau haapan ehadap moivasi keja, didapa hasil yang besifa posiif dan sanga kua dengan nilai = 0,846 (eleak pada ineval 0,80 1,000)dengan konibusi yang dibeikan cukup besa yaiu sebesa71,6% dan sisanya 8,8% dipengauhi oleh fako lain. Pengauh (insumenalis) aau ala pendukung ehadap moivasi keja, didapa hasil yang besifa posiif dan kua dengan nilai = 0,7080 (eleak pada ineval 0,60 0,799) dengan konibusi yang dibeikan cukup besa yaiu sebesa 0,84% dan sisanya 69,16% dipengauhi oleh fako lainnya. Jadihal ini menunjukan bahwa manfaa dai adanya moivasi yang uama adalah adanya haapan dai paa kayawan ehadap kebijakan peusahaan mengenai besanya gaji, pomosi jabaan, pujian, hadiah dll. Sea peusahaan haus menunjang ala pendukung keja dalam mencipakan kegaiahan keja kayawan, sehingga podukivias keja kayawan dihaapkan meningka. Semenaa iu, manfaa yang dipeoleh kaena bekeja dengan oangoang yang emoivasi adalah pekejaan dapa diselesaikan dengan cepa dan epa. Ainya

25 Junal Ilmiah Inovao, Edisi Mae 01 pekejaan diselesaikan sesuai sanda yang bena dan dalam skala waku yang sudah dienukan, sea oang yang senang dalam melakukan pekejaannya. DAFTAR PUSTAKA Hasibuan, Malayu. Oganisasi Dan Moivasi. Ceakan ke 5, PT Bumi Aksaa, Jakaa Heujio M. aya. Dasa-dasa Manajemen. PT. Gasindo. Jakaa Manullang, M. Dasa-dasa Manajemen. Gadjah Mada Univesiy, ogyakaa Mahis, Robe L. Jackson, John.Human Resouce Managemen.Salemba Empa, Jakaa. 006 Nawawi Hadai. MSDM Unuk Bisnis ang kompeiif.edisi ke iga.gadjah Mada Univesiy Pess.ogyakaa Pawiosenono Suyadi. Kebijakan Kineja Kayawan. Edisi ke dua.bpfe UGM ogyakaa Pawiosenono Suyadi. Model Pembangunan Sumbe Daya Manusia Skala Mako Miko Hamoni Insani Menuju Sukses. Edisi ke dua.bpfe UGM ogyakaa Pawiosenono Suyadi.Manajemen Opeasi. Edisi ke empa.bumi Aksaa Jakaa Supadi U.S. Aplikasi Saisika Dalam Peneliian. Ceakan Peama. Ufuk Publishing House. Ufuk Pess. Jakaa Selaan. Jakaa 01. Swasha Basu, Sukojo Ibnu. Pengana Bisnis Moden.Edisi ke iga.libey ogyakaa. 00. Sukino Sadono, dkk. Pengana Bisnis. Edisi Peama. Kencana Penada Media Goup. Jakaa Sugiono. Meode Peneliian Adminisasi. CV. Alfabea. Bandung Winadi J. Moivasi Dan Pemoivasian Dalam Manaje. PT. Raja Gafindo Pesada. Jakaa. 00. ani. M. Manajemen Sumbe Daya Manusia. Mia Wacana Media. Jakaa hp//: Apian.blogdeik.com/fako-fako yang mempengauhi moivasi keja, pada hai Jum'a anggal 11 Mei 01, jam 1:45 wib.

kimia LAJU REAKSI II Tujuan Pembelajaran

kimia LAJU REAKSI II Tujuan Pembelajaran KTSP & K-13 kimia K e l a s XI LAJU REAKSI II Tujuan Pembelajaan Seelah mempelajai maei ini, kamu dihaapkan memiliki kemampuan beiku. 1. Mengeahui pesamaan laju eaksi.. Memahami ode eaksi dan konsana laju

Lebih terperinci

Pengaruh Kinerja Pegawai Terhadap Efektivitas Organisasi di Biro Umum Bagian Humas dan Protokoler Kantor Gubernur Sumatera Utara

Pengaruh Kinerja Pegawai Terhadap Efektivitas Organisasi di Biro Umum Bagian Humas dan Protokoler Kantor Gubernur Sumatera Utara Junal Ilmu Adminisasi Publik 3 () (5): 557 Junal Adminisasi Publik hp://ojs.umaid/index.php/publikauma Pengauh Kineja Pegawai Tehadap Efekivias Oganisasi di Bio Umum Bagian Humas dan Pookole Kano Gubenu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

= 0 adalah r(dimana r konstan);

= 0 adalah r(dimana r konstan); MODEL PEMAEA LOGISTI UTU PEMAEA IA DEGA LAJU PEMAEA PROPOSIOAL Sigi ova Riyano, aono Juusan Maemaika FMIPA UDIP Semaang Jl. Pof. H. Soedao, SH, Tembalang, Semaang, 575 Absak: Tedapa banyak model pemanenan,

Lebih terperinci

BAB III PENGEMBANGAN MODEL MATEMATIK

BAB III PENGEMBANGAN MODEL MATEMATIK A III PENGEMANGAN MODEL MATEMATIK Pada analisis manual ang akan dikembangkan, unuk menjamin bahwa eoi maupun umusan ang diuunkan belaku (valid) maka pelu dieapkan asumsi dasa. Sehingga hasil analisis manual

Lebih terperinci

ANALISA SISTEM ANTRIAN MULTISERVER MULTIQUEUE MENGGUNAKAN METODE JOCKEYING

ANALISA SISTEM ANTRIAN MULTISERVER MULTIQUEUE MENGGUNAKAN METODE JOCKEYING ANALISA SISTEM ANTRIAN MULTISERVER MULTIQUEUE MENGGUNAKAN METODE JOCKEYING Ewin Panggabean Pogam Sudi Teknik Infomaika STMIK Pelia Nusanaa Medan, Jl. Iskanda Muda No 1 Medan, Sumaea Uaa 20154, Indonesia

Lebih terperinci

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo)

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo) PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Sudi pada karyawan eap PT PG Tulangan Sidoarjo) Niken Dwi Okavia Heru Susilo Moehammad Soe`oed Hakam Fakulas Ilmu Adminisrasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

Program Perkuliahan Dasar Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Fungsi Vektor

Program Perkuliahan Dasar Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Fungsi Vektor Pogam Pekuliahan Dasa Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Fungsi Veko [MA4] Deinisi Deinisi ungsi veko Fungsi veko meupakan auan yang mengkaikan ε R dengan epa sau veko F R Noasi : F : R R F î gĵ, g aau

Lebih terperinci

BUDI &NAg.A. FAp ACHAIAD, M$/tp, pltfbuu AH l,lwpv 2 A?F L 700? 2 Arrt u 2o o? Dft. Actlurh} E.lt. hlr, Nt*. roo, ro

BUDI &NAg.A. FAp ACHAIAD, M$/tp, pltfbuu AH l,lwpv 2 A?F L 700? 2 Arrt u 2o o? Dft. Actlurh} E.lt. hlr, Nt*. roo, ro FORMULIR PENILATAN KEGIATAN PENII-AIAN PRAKTIK PENGALAMAN KERJA BAGI PEERTA UJIAN PROFEI AKUNTAN PUBLIK TINGKAT PROFEIONAL Nama Pesea (Menee) Kano Tempa Bekeja Tekini Tanggal aa Mulai Bekeja Peama Kali

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. peternakan UIN SUSKA Riau dan Laboratorium Agronomi Fakultas pertanian

III. BAHAN DAN METODE. peternakan UIN SUSKA Riau dan Laboratorium Agronomi Fakultas pertanian III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempa dan Waku Peneliian Peneliian ini elah dilakukan di Lahan pecobaan Fakulas peanian dan peenakan UIN SUSKA Riau dan Laboaoium Agonomi Fakulas peanian dan peenakan UIN SUSKA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

4 METODOLOGI 4.1 Waktu dan Tempat 4.2 Alat dan Bahan 4.3 Metode Penelitian 4.4 Metode Pengambilan Sampel

4 METODOLOGI 4.1 Waktu dan Tempat 4.2 Alat dan Bahan 4.3 Metode Penelitian 4.4 Metode Pengambilan Sampel 4 METODOLOGI 4. Waku dan Tempa Peneliian dilaksanakan pada Bulan Mae 009 sampai dengan Bulan Mei 009. Peneliian dilaksanakan di Peaian Teluk Banen dengan basis pendaaan di Pelabuhan Peikanan Panai (PPP)

Lebih terperinci

Jl. Prof. Dr.Hamka Air Tawar Padang, 25131, Telp. (0751)444648, Indonesia

Jl. Prof. Dr.Hamka Air Tawar Padang, 25131, Telp. (0751)444648, Indonesia Analisis Kovaiansi pada Rancangan Acak Lengkap dengan Peubah Pengiing Beganda Menggunakan Pendekaan Maiks Wimi Saika #1, Lufian Almash *, Yenni Kuniawai #3 # Mahemaics Depaemen Sae Univesiy of Padang Jl.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

PENENTUAN WAKTU PENGGANTIAN KOMPONEN DAN BIAYA PERAWATAN MESIN PENGAIRAN AREAL

PENENTUAN WAKTU PENGGANTIAN KOMPONEN DAN BIAYA PERAWATAN MESIN PENGAIRAN AREAL PENENTUAN WAKTU PENGGANTIAN KOMPONEN DAN BIAYA PERAWATAN MESIN PENGAIRAN AREAL ADI JAYA NBI : 4110606 Pogam Teknik Indusi Univeesias 17 Agusus 1945 Suabaya Adijaya1910@gmail.com ABSTRAK Dalam angka peningkaan

Lebih terperinci

z`?ï%!$# (#qãztb#uä (#qãy?ïètgó?$# Î?ö9 Á9$$Î/ Ío4qn= Á9$#ur 4 bî)

z`?ï%!$# (#qãztb#uä (#qãy?ïètgó?$# Î?ö9 Á9$$Î/ Ío4qn= Á9$#ur 4 bî) Juma, 15 Januai 2016 10:58 RIHLAH IBADAH HAJI SABAR DAN SABAR LAGI [1] g'» ì B û ï É» Á Ç Ê Ì È z`ï% (qzbu (qyïgó ö Á/ Ío4qn= Áu 4 b Aina: Hai oang-oang ang beiman, Jadikanlah saba dan shala sebagai penolongmu[ada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Keangka Pemikian Konseptual Setiap oganisasi apapun jenisnya baik oganisasi non pofit maupun oganisasi yang mencai keuntungan memiliki visi dan misi yang menjadi uh dalam setiap

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA

LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA PENDANAAN PENSIUN DENGAN METODE BENEFIT PRORATE CONSTANT DOLLAR DAN BENEFIT PRORATE CONSTANT PERCENT (Sudi Kasus Pada PT. Wooil Indonesia) Oleh: Devni Pima Sai, S.Si, M.Sc.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

HUMAN CAPITAL. Minggu 16 HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Kabupaen Labuhan Bau merupakan pusa perkebunan kelapa sawi di Sumaera Uara, baik yang dikelola oleh perusahaan negara / swasa maupun perkebunan rakya. Kabupaen Labuhan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Peneliian Peneliian ini adalah peneliian Quasi Eksperimenal Design dengan kelas eksperimen dan kelas conrol dengan desain Prees -Poses Conrol Group Design

Lebih terperinci

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.. Hasil Peneliian 4... Daa Hasil Peneliian Dari hasil peneliian diperoleh daa kemampuan dribble. hasilnya sebagai mana pada abel I (dilampirkan) 4... Deskripsi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ISSN 5-73X PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR ISIKA SISWA Henok Siagian dan Iran Susano Jurusan isika, MIPA Universias Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK Oleh: Yoyo Zakaria Ansori Peneliian ini dilaarbelakangi rendahnya kemampuan memecahkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR LOKASI DAN PROMOSI TERHADAP PENJUALAN PRODUK

ANALISIS FAKTOR LOKASI DAN PROMOSI TERHADAP PENJUALAN PRODUK ANALISIS FAKTOR LOKASI DAN PROMOSI TERHADAP PENJUALAN PRODUK Oleh : Bambang Sarjono Saf Pengajar Jurusan Teknik Elekro Polieknik Negeri Semarang Jl. Prof. Sudaro SH. Tembalang. Semarang 50275 Absrak Analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek

BAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek 9 BAB III METODE PEELITIA A. Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Pertanian dan Peternakan UIN Suska Riau. Penelitian ini berlangsung selama

MATERI DAN METODE. Pertanian dan Peternakan UIN Suska Riau. Penelitian ini berlangsung selama III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempa dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Laboaoium Lapang (Agosologi) Fakulas Peanian dan Peenakan UIN Suska Riau. Peneliian ini belangsung selama bulan yaiu pada

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiaan uamanya menerima simpanan giro, abungan dan deposio. Kemudian bank juga dikenal sebagai

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena 35 III. METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskiptif. Kaena penelitian ini mengkaji tentang Pengauh Kontol Dii dan Lingkungan Keluaga Tehadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PEELITIA Salah sau komponen peneliian yang mempunyai ari pening dalam kaiannya dengan proses sudi secara komprehensif adalah komponen meode peneliian. Meode peneliian menjelaskan bagaimana

Lebih terperinci

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE Indra Nurhadi Program Sudi Manajemen Ekonomi, Fakulas Ekonomi, Universias Gunadarma Jl. Akses Kelapa Dua Cimanggis,

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN. Data Identitas Responden Fekuensi identitas esponden dalam penelitian ini tedii dai jenis kelamin dan pendidikan guu yang dapat dijelaskan sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian Peneliian ini dilakukan pada bulan Juni hingga Juli 2011 yang berlokasi di areal kerja IUPHHK-HA PT. Mamberamo Alas Mandiri, Kabupaen Mamberamo

Lebih terperinci

TEKNIK FUNGSI PEMBANGKIT MOMEN

TEKNIK FUNGSI PEMBANGKIT MOMEN 0 TEKNIK FUNGSI PEMBANGKIT MOMEN Penenuan ungsi peluang aau ungsi densias dai ungsi peubah acak bisa juga dilakukan melalui ungsi pembangki momen Dalam penenuannya, enu saja haus digunakan siasia dai ungsi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fisika Dasa I (FI-321) Topik hai ini (minggu 3) Geak dalam Dua dan Tiga Dimensi Posisi dan Pepindahan Kecepaan Pecepaan Geak Paabola Geak Melingka Geak dalam Dua dan Tiga Dimensi Menggunakan anda + aau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

Teori perdagangan internasional. Meet 4 Hariyatno. Negara berkembang

Teori perdagangan internasional. Meet 4 Hariyatno. Negara berkembang Teoi pedagangan Mee 4 Haiyano Negaa bekembang Negaa bekembang = negaa dunia ke- =negaa belum maju (salvaoe :49 ) Cii negaa bekembang : ) Rendahnya pendapaan pekapia ) Tingginya angkaan keja diseko peanian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya

Lebih terperinci

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH SISTEM MANAJEMEN TQC TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN PRODUK (STUDI KASUS PADA PT. SINAR KAYU ABADI SURABAYA)

ANALISA PENGARUH SISTEM MANAJEMEN TQC TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN PRODUK (STUDI KASUS PADA PT. SINAR KAYU ABADI SURABAYA) ANALISA PENGARUH SISTEM MANAJEMEN TQC TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN PRODUK (STUDI KASUS PADA PT. SINAR KAYU ABADI SURABAYA) Da.Heny Mahmudah Dosen unisla ABSTRAK Pada hakekatnya suatu peusahaan didiikan untuk

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUAHAAN MEBEL INAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. ii Rukayah*), Achmad yaichu**) ABTRAK Peneliian ini berujuan unuk

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Jurnal Lensa Kependidikan Fisika Vol. 1 Nomor 1, Juni 13 ISSN: 338-4417 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 1/13

Lebih terperinci

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan 3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekaan dan Meode Peneliian Jenis peneliian yang digunakan adalah jenis peneliian kualiaif dengan menggunakan daa kuaniaif. Daa kualiaif adalah mengeahui Gambaran pengelolaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode meupakan caa keja yang digunakan untuk memahami, mengeti, segala sesuatu yang behubungan dengan penelitian aga tujuan yang dihaapkan dapat tecapai. Sesuai

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Tempa Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug, Kecamaan Lembang, Kabupaen Bandung, Jawa Bara. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi.

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi. PENGUJIAN HIPOTESIS 1. PENDAHULUAN Hipoesis Saisik : pernyaaan aau dugaan mengenai sau aau lebih populasi. Pengujian hipoesis berhubungan dengan penerimaan aau penolakan suau hipoesis. Kebenaran (benar

Lebih terperinci

Kadek Bayu Wibawa*, I Ketut Sumerta**, I Made Dharmawan***

Kadek Bayu Wibawa*, I Ketut Sumerta**, I Made Dharmawan*** PELATIHAN MENITI PAPAN JARAK 4 METER 5 REPETISI 2 SET DAN 2 REPETISI 5 SET TERHADAP PENINGKATAN KESEIMBANGAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 MENGWI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Kadek Bayu Wibawa*, I Keu Sumera**,

Lebih terperinci

Diterima: 10 Juli 2009; Disetujui: 15 November 2009 ABSTRACT

Diterima: 10 Juli 2009; Disetujui: 15 November 2009 ABSTRACT ANALISIS BIONOMI IKAN KARANG DI PERAIRAN KABUPATEN RAJA AMPAT, PROVINSI PAPUA BARAT Bionomic Analysis on Coal Fish in Raja Ampa Regency, Wes Papua Povince Oleh: Eny Budi Si Hayani 1*, Akhmad Fauzi, dan

Lebih terperinci

PENERAPAN PERHITUNGAN FISHER-SNEDECOR UNTUK UJI F

PENERAPAN PERHITUNGAN FISHER-SNEDECOR UNTUK UJI F PENERAPAN PERHITUNGAN FISHER-SNEDECOR UNTUK UJI F Zihaul Haq 1, Bowo Nurhadiono, S.Si, M.Kom 2 1 Mahasiswa Teknik Informaika, Universias Dian Nuswanoro Semarang 2 Dosen Pembimbing Teknik Informaika, Universias

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY ISSN 085-05 Junal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 0(): 6 -, 04 HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY Dedek Suhendo dan Kistian Juusan Pendidikan

Lebih terperinci

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X USULAN ENERAAN METODE KOEISIEN MANAJEMEN (BOMAN S) SEBAGAI ALTERNATI MODEL ERENCANAAN RODUKSI RINTER TIE LX400 ADA T X Hendi Dwi Hardiman Jurusan Teknik Manajemen Indusri - Sekolah Tinggi Manajemen Indusri

Lebih terperinci

KORELASI. menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi. kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi.

KORELASI. menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi. kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi. KORELASI Tedapat tiga macam bentuk hubungan anta vaiabel, yaitu hubungan simetis, hubungan sebab akibat (kausal) dan hubungan Inteaktif (saling mempengauhi). Untuk mencai hubungan antaa dua vaiabel atau

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI. Pengetian Pestasi Belaja Pestasi belaja meupakan kegiatan mental yang tidak dapat disaksikan dai lua dii seseoang mahasiswa yang sedang belaja, pestasi belaja tidak dapat diketahui

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP DISIPLIN KERJA DAN DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN KOTA BANJAR

PENGARUH MOTIVASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP DISIPLIN KERJA DAN DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN KOTA BANJAR 1 PENGARUH MOTIVASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP DISIPLIN KERJA DAN DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN KOTA BANJAR Maman Sulaeman 1 Sri Herdiani 2 1. Dosen Polieknik

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sample sumber dan

BAB IV METODE PENELITIAN. dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sample sumber dan BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Pendekaan Peneliiaan Peneliian sudi kasus ini menggunakan peneliian pendekaan kualiaif. menuru (Sugiono, 2009:15), meode peneliian kualiaif adalah meode peneliian ang berlandaskan

Lebih terperinci

OPTIMASI OPERASIONAL WADUK WONOREJO SEBAGAI WADUK SERBAGUNA MENGGUNAKAN PROGRAM DINAMIK

OPTIMASI OPERASIONAL WADUK WONOREJO SEBAGAI WADUK SERBAGUNA MENGGUNAKAN PROGRAM DINAMIK OPIMASI OPEASIONAL WADUK WONOEJO SEBAGAI WADUK SEBAGUNA MENGGUNAKAN POGAM DINAMIK Dwi Indiyani 1, Pof. D. I. Nadjadji Anwa, MSc 2, D. I. Edijano 2 1 Mahasiswa Pascasajana eknik Sipil Juusan Hidoinfomaik

Lebih terperinci

Ahmad Riyadi Sampurno 1, Erna Zuni Astutik, M.Kom 2

Ahmad Riyadi Sampurno 1, Erna Zuni Astutik, M.Kom 2 ANALISA DISTRIBUSI GAUSSE UNTUK PENGUJIAN STATISTIK Ahmad Riadi Sampurno 1, Erna Zuni Asuik, M.Kom 2 1 Mahasiswa Teknik Informaika, Universias Dian Nuswanoro Semarang 2 Dosen Pembimbing Teknik Informaika,

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan kemajuan kearah yang dicapai. Seperti yang terdapat pada

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan kemajuan kearah yang dicapai. Seperti yang terdapat pada BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pembangunan pada umumnya adalah perubahan secara erus menerus yang merupakan kemajuan kearah yang dicapai. Seperi yang erdapa pada rumusan GBHN, yaiu mewujudkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber

Lebih terperinci

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010 HUBUNGAN KINERJA MENGAJAR DOSEN DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN IPA DI SD PADA MAHASISWA PROGRAM D PGSD KAMPUS VI KEBUMEN FKIP UNS TAHUN AKADEMIK 009 / 00 Wasiti Dosen PGSD FKIP

Lebih terperinci

Suatu Catatan Matematika Model Ekonomi Diamond

Suatu Catatan Matematika Model Ekonomi Diamond Vol. 5, No.2, 58-65, Januari 2009 Suau aaan Maemaika Model Ekonomi Diamond Jeffry Kusuma Absrak Model maemaika diberikan unuk menjelaskan fenomena dalam dunia ekonomi makro seperi modal/kapial, enaga kerja,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengerian dan peunjuk yang digunakan unuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok, aau

Lebih terperinci

K ata Kunci. K D ompetensi asar. P B engalaman elajar. Bab V. Bangun Ruang Sisi Lengkung. Di unduh dari : Bukupaket.

K ata Kunci. K D ompetensi asar. P B engalaman elajar. Bab V. Bangun Ruang Sisi Lengkung. Di unduh dari : Bukupaket. Bab V Bangun Ruang Sisi Lengkung K aa Kunci Tabung Jaing-jaing Keucu Luas Pemukaan Bola Volume K D ompeensi asa 1.1 Menghagai dan menghayai ajaan agama yang dianunya. 2.2 Memiliki asa ingin ahu, pecaya

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Tahapan Pemecahan Masalah Tahapan pemecahan masalah berfungsi unuk memudahkan dalam mencari jawaban dalam proses peneliian yang dilakukan agar sesuai dengan arah

Lebih terperinci

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI. Oleh:

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI. Oleh: Arikel Skripsi TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI Diajukan Unuk Memenuhi Sebagian Syara Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK PERBANDINGAN METODE DES (DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING) DENGAN TES (TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING) PADA PERAMALAN PENJUALAN ROKOK (STUDI KASUS TOKO UTAMA LUMAJANG) 1 Fajar Riska Perdana (1110651142) 2 Daryano,

Lebih terperinci

BANGUN RUANG. ABFE dan sisi DCGH, dan sisi ADHE dan sisi

BANGUN RUANG. ABFE dan sisi DCGH, dan sisi ADHE dan sisi NGUN RUNG. Pengeian 1. Kubu Kubu adalah bangun uang yang dibaai oleh enam buah bidang peegi yang konguen (benuk dan E beanya ama). (Pehaikan Gamba 1) Kubu mempunyai 6 ii, 8 iik udu, dan 12 uuk. Semua uuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang memutuskan untuk menempuh kebijakan hutang

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang memutuskan untuk menempuh kebijakan hutang BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Suau negara yang memuuskan unuk menempuh kebijakan huang luar negeri biasanya didasari oleh alasan-alasan yang dianggap rasional dan pening. Huang luar negeri

Lebih terperinci

PENGARUH KEPEMIMPINAN DOSEN DAN KEMAMPUAN PRAKTIKUM TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATAKULIAH FISIKA MODERN

PENGARUH KEPEMIMPINAN DOSEN DAN KEMAMPUAN PRAKTIKUM TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATAKULIAH FISIKA MODERN Seambi Akademica, Vol. IV, No. 1, Mei 016 ISSN : 337-8085 PENGARUH KEPEMIMPINAN DOSEN DAN KEMAMPUAN PRAKTIKUM TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATAKULIAH FISIKA MODERN Tamizi Pendidikan Fisika

Lebih terperinci