METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "METODE PENELITIAN. Desain Penelitian"

Transkripsi

1 14 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode survei, yaitu penelitian yang titik beratnya diletakkan pada penelitian relasional: yakni mempelajari hubungan variabel-variabel (Singarimbun dan Effendi 1989). Penelitian ini mengkaji korelasi pelatihan (karakteristik penyandang disabilitas peserta pelatihan, performa instruktur pelatihan, kurikulum pelatihan, dan profil penyelenggara pelatihan) dengan kompetensi penyandang disabilitas lulusan pelatihan vokasional bidang penjahitan yang diselenggarakan oleh BBRVBD Cibinong. Pengumpulan data dilakukan dengan melalui observasi dan wawancara menggunakan kuesioner serta dokumentasi. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian bertempat di BBRVBD Cibinong dan perusahaanperusahaan tempat kerja penyandang disabilitas lulusan pelatihan vokasional BBRVBD Cibinong bidang penjahitan yaitu di PT Dewhirst Bandung, PT Mattel Indonesia Cikarang, dan PT Rajawali Mulia Perkasa Bogor. Ketiga perusahaan tersebut terletak di provinsi Jawa Barat. Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan selama 7 (tujuh) bulan mulai dari bulan Juni sampai dengan Desember 2012 dimulai dari survei awal, penyusunan kerangka sampling, penyusunan kuesioner, uji coba kuesioner, pengumpulan data primer dan sekunder, pengolahan dan analisis data. Populasi Penelitian Populasi penelitian adalah penyandang disabilitas lulusan pelatihan vokasional di BBRVBD Cibinong bidang penjahitan tahun yang bekerja di 3 (tiga) perusahaan garmen di Provinsi Jawa Barat yaitu PT Dewhirst Bandung, PT Mattel Indonesia Cikarang, dan PT Rajawali Mulia Perkasa Bogor dengan total populasi sebanyak 42 orang. Seluruh populasi menjadi responden penelitian atau sensus. Pengembangan Instrumen Penelitian Jenis data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan menggunakan kuesioner terstruktur, dan wawancara terhadap responden, atasan responden, penyelenggara pelatihan, dan instruktur pelatihan, serta melalui pengamatan secara langsung di lapangan. Data sekunder diperoleh melalui kajian pustaka terhadap referensi yang terkait dengan penelitian atau terhadap laporan-laporan lembaga terkait.

2 15 Variabel penelitian Variabel penelitian ini terdiri dari atas 2 (dua) variabel utama, yaitu pelatihan vokasional sebagai variabel independen dan kompetensi penyandang disabilitas lulusan pelatihan sebagai variabel dependen. Variabel independen terdiri 4 (empat) subvariabel, yaitu karakteristik penyandang disabilitas peserta pelatihan, performa instruktur, kurikulum pelatihan, dan profil penyelenggara pelatihan. Variabel dependen terdiri dari 3 (tiga) sub variabel, yaitu kompetensi melaksanakan prosedur K3 dalam bekerja, kompetensi menjahit dengan mesin, dan employability. (1). Variabel independen (X) terdiri dari: a) Karakteristik peserta pelatihan (X1) dengan indikator: jenis kelamin, usia, jenis disabilitas, penyebab disabilitas, lama menyandang disabilitas, pendidikan formal, pendidikan non formal, dan pengalaman kerja; b) Performa instruktur pelatihan (X2), dengan indikator: penguasaan materi, keinovatifan mengajar, dan kemampuan memotivasi; c) Kurikulum pelatihan (X3), dengan indikator: proporsi materi penunjang dan utama, kejelasan tujuan pelatihan, kesesuaian materi dan tujuan pelatihan, urutan substansi materi pelatihan, proporsi waktu teori dan praktek, waktu untuk pelatihan, dan evaluasi pelatihan; d) Profil Penyelenggara pelatihan (X4), dengan indikator: jumlah instruktur, tingkat pendidikan instruktur, jurusan pendidikan formal instruktur, pendidikan non formal instruktur, pengalaman mengajar instruktur, dan sarana prasarana pelatihan; (2). Variabel dependen (Y) terdiri dari: a) Kompetensi melaksanakan prosedur kesehatan, keselamatan, dan keamanan (K3) dalam bekerja (Y1) yang meliputi: mengikuti prosedur K3 di tempat kerja, menangani situasi darurat, dan menjaga standar keselamatan kerja perorangan yang aman; b) Kompetensi menjahit dengan mesin (Y2), yang meliputi: menyiapkan tempat dan alat kerja, menyiapkan mesin jahit, mengoperasikan mesin jahit, menjahit bagian-bagian potongan pakaian, dan merapikan tempat dan alat kerja; c) Employability (Y3), yang meliputi: pemecahan masalah, etika kerja, tanggung jawab, bekerja dalam tim, berorientasi pada pelanggan, dan komunikasi dan manajemen konflik. Definisi konsep dan operasionalisasi variabel (1) Sub variabel karakteristik peserta pelatihan (X1), terdiri dari: a) Jenis kelamin adalah perbedaan fungsi biologis responden yang dibawa sejak lahir yang terdiri dari laki-laki dan perempuan, diukur dengan menggunakan skala nominal, kode 01 untuk kategori Laki-laki dan 02 untuk kategori Perempuan; b) Usia adalah lama hidup responden yang dihitung dari hari lahir hingga saat dilakukan pengambilan data penelitian, diukur dengan skala rasio yang dinyatakan dalam jumlah tahun;

3 16 c) Jenis disabilitas adalah macam disabilitas yang dialami oleh responden, diukur dengan menggunakan skala nominal, kode 01 untuk kategori Tuna Daksa dan 02 untuk kategori Tuna Rungu Wicara; d) Penyebab disabilitas adalah hal yang menyebabkan responden mengalami disabilitas, diukur dengan menggunakan skala nominal, kode 01 untuk kategori Bawaan Lahir dan 02 untuk kategori Bukan Bawaan Lahir; e) Lama menyandang disabilitas adalah jumlah waktu yang dihitung sejak responden menyandang disabilitas sampai saat pengambilan data, diukur dengan skala rasio yang dinyatakan dalam jumlah tahun; f) Pendidikan formal adalah jenjang pembelajaran formal yang pernah ditempuh responden yang dinyatakan dalam strata/ tingkatan pendidikan,diukur dengan skala ordinal, kode 01 untuk kategori Tamat SD, 02 untuk kategori Tamat SMP, 03 untuk kategori Tamat SMA, dan 04 untuk kategori Perguruan Tinggi; g) Pendidikan non formal adalah kegiatan pembelajaran non formal yang diikuti responden selain pelatihan vokasional di BBRVBD Cibinong yang diikuti sebelum mengikuti pelatihan, dan setelah lulus mengikuti pelatihan vokasional di BBRVBD Cibinong sampai sekarang yang dinyatakan dalam dinyatakan dalam frekuensi pelatihan, diukur dengan skala ordinal, dengan kode 01 untuk kategori Tidak pernah mengikuti pelatihan (0 kali), 02 untuk kategori Jarang mengikuti pelatihan (1-2 kali), 03 untuk kategori Sering (3 kali), dan 04 untuk kategori Sangat sering (lebih dari 3 kali); h) Pengalaman kerja adalah lama bekerja yang dimiliki responden sebelum mengikuti pelatihan, dan setelah lulus mengikuti pelatihan vokasional di BBRVBD Cibinong sampai sekarang, diukur dengan skala rasio yang dinyatakan dalam jumlah tahun; (2) Sub variabel performa instruktur pelatihan (X2), terdiri dari: a) Penguasaan materi adalah tingkat kemampuan instruktur pelatihan dalam memahami materi pelatihan yang diajarkan, diukur dengan b) Keinovativan mengajar adalah tingkat kemampuan instruktur dalam menciptakan cara-cara baru yang menarik dalam menyampaikan pelatihan, diukur dengan skala ordinal, dengan kode 01 untuk kategori Sangat rendah, 02 untuk kategori Rendah, 03 untuk kategori Tinggi, dan 04 untuk Sangat c) Kemampuan memotivasi adalah kemampuan instruktur dalam meningkatkan semangat, arah, dan kegigihan perilaku penyandang disabilitas peserta pelatihan agar dapat mengikuti pelatihan dengan penuh energi dan terarah, diukur dengan skala ordinal, dengan kode 01 kategori Tinggi, dan 04 untuk Sangat (3) Sub variabel kurikulum pelatihan (X3), terdiri dari: a) Proporsi jenis materi penunjang dan utama adalah tingkat perbandingan proporsi materi pelatihan penunjang dan materi utama

4 di pelatihan vokasional, diukur dengan skala ordinal, dengan kode 01 kategori Tinggi, dan 04 untuk Sangat b) Kejelasan tujuan pelatihan adalah tingkat kepastian tujuan pelatihan vokasional yang dilihat dari: tingkat kejelasan tujuan pelatihan bidang penjahitan, tingkat kejelasan tujuan mata pelatihan, dan tingkat kejelasan tujuan pembelajaran, diukur dengan skala ordinal, dengan kode 01 untuk kategori Sangat rendah, 02 untuk kategori Rendah, 03 untuk kategori Tinggi, dan 04 untuk Sangat c) Kesesuaian materi dan tujuan pelatihan adalah tingkat kesesuaian antara materi pelatihan dengan tujuan pelatihan vokasional, diukur dengan skala ordinal, dengan kode 01 untuk kategori Sangat rendah, 02 untuk kategori Rendah, 03 untuk kategori Tinggi, dan 04 untuk Sangat d) Urutan substansi materi pelatihan adalah tingkat kesesuaian urutan materi-materi dalam pelatihan vokasional, diukur dengan skala ordinal, dengan kode 01 untuk kategori Sangat rendah, 02 untuk e) Proporsi waktu teori dan praktek adalah tingkat perbandingan waktu pelatihan untuk penyampaian teori dan pelaksanaan praktek di pelatihan vokasional, diukur dengan skala ordinal, dengan kode 01 kategori Tinggi, dan 04 untuk Sangat f) Waktu pelatihan adalah tingkat kesesuaian waktu pelatihan yang disediakan dengan standar pencapaian kompetensi di pelatihan vokasional, diukur dengan skala ordinal, dengan kode 01 untuk kategori Sangat rendah, 02 untuk kategori Rendah, 03 untuk kategori Tinggi, dan 04 untuk Sangat g) Evaluasi pelatihan adalah tingkat kesesuaian evaluasi dalam pelatihan vokasional, yang dilihat dari kesesuaian cara evaluasi dengan tujuan evaluasi, diukur dengan skala ordinal, dengan kode 01 untuk kategori Sangat rendah, 02 untuk kategori Rendah, 03 untuk kategori Tinggi, dan 04 untuk Sangat (4) Sub variabel profil penyelenggara pelatihan (X4), terdiri dari: a) Jumlah instruktur adalah tingkat kesesuaian perbandingan jumlah instruktur pelatihan dengan jumlah peserta pelatihan, diukur dengan b) Tingkat pendidikan instruktur adalah tingkat kesesuaian strata pendidikan formal yang pernah ditempuh oleh instruktur dengan tingkat pendidikan peserta pelatihan, diukur dengan skala ordinal, dengan kode 01 untuk kategori Sangat rendah, 02 untuk kategori Rendah, 03 untuk kategori Tinggi, dan 04 untuk Sangat c) Jurusan pendidikan adalah tingkat kesesuaian jurusan pembelajaran formal yang telah ditempuh oleh instruktur dengan materi pelatihan yang diajarkan di pelatihan vokasional, diukur dengan skala ordinal, 17

5 18 dengan kode 01 untuk kategori Sangat rendah, 02 untuk kategori Rendah, 03 untuk kategori Tinggi, dan 04 untuk Sangat d) Pendidikan non formal instruktur adalah tingkat kesesuaian pembejalaran non formal yang telah ditempuh oleh instruktur pelatihan vokasional, baik di dalam maupun di luar negeri, dengan materi yang diajarkan di pelatihan vokasional, diukur dengan skala ordinal, dengan kode 01 untuk kategori Sangat rendah, 02 untuk e) Pengalaman mengajar adalah tingkat kemampuan dan masa kerja instruktur dalam mengajar sebelum mereka menjadi instruktur di pelatihan vokasional, diukur dengan skala ordinal, dengan kode 01 kategori Tinggi, dan 04 untuk Sangat f) Sarana prasarana pelatihan adalah tingkat kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pelatihan yang disediakan oleh lembaga penyelenggara pelatihan, diukur dengan skala ordinal, dengan kode 01 untuk kategori Sangat rendah, 02 untuk kategori Rendah, 03 untuk kategori Tinggi, dan 04 untuk Sangat (5) Sub variabel kompetensi melaksanakan prosedur K3 dalam bekerja (Y1), terdiri dari: a) Mengikuti prosedur K3 di tempat kerja adalah tingkat kemampuan responden dalam mengikuti prosedur K3 di tempat kerja dengan indikator tingkat kemampuan mengikuti prosedur keselamatan kerja sesuai dengan peraturan yang ditetapkan dan menerapkannya ditempat kerja, tingkat kemampuan menguasai cara pengoperasian alat dan sarana keselamatan di tempat kerja, diukur dengan skala ordinal, dengan kode 01 untuk kategori Sangat rendah, 02 untuk kategori Rendah, 03 untuk kategori Tinggi, dan 04 untuk Sangat b) Menangani situasi darurat adalah tingkat kemampuan responden dalam menangani situasi darurat di tempat kerja, dengan indikator: tingkat kemampuan mengenali situasi darurat yang potensial di tempat kerja (seperti tersengat listrik, tertusuk jarum, dan lainnya) dan tingkat kemampuandalam melakukan tindakan untuk menguasai situasi darurat sesuai prosedurdiukur dengan skala ordinal, dengan kode 01 kategori Tinggi, dan 04 untuk Sangat c) Menjaga standar keselamatan kerja perorangan yang aman adalah tingkat kemampuan responden dalam menjaga standar keselamatan kerja perorangan yang aman, dengan indikator: tingkat kemampuan menjaga kerapian diri dan memakai pakaian kerja yang dipersyaratkan, tingkat kemampuan menjaga kerapian tempat kerja, tingkat kemampuan mengidentifikasi alat kerja sesuai kebutuhan, tingkat kemampuan memilih alat kerja sesuai kebutuhan, dan tingkat kemampuan menggunakan alat kerja dengan tepat sesuai kebutuhan, diukur dengan skala ordinal, dengan kode 01 untuk kategori Sangat rendah, 02 untuk kategori Rendah, 03 untuk kategori Tinggi, dan 04 untuk Sangat

6 (6) Sub variabel kompetensi menjahit dengan mesin (Y2), terdiri dari: a) Menyiapkan tempat dan alat kerja adalah tingkat kemampuan responden dalam menyiapkan tempat dan alat kerja, dengan indikator: tingkat kemampuan menyiapkan tempat kerja secara ergonomis, tingkat kemampuan mengidentifikasi macam-macam pekerjaan yang dijahit sesuai dengan alat jahit yang dibutuhkan, dan tingkat kemampuan menyiapkan alat jahit sesuai kebutuhan, diukur dengan b) Menyiapkan mesin jahit adalah tingkat kemampuan responden dalam menyiapkan mesin jahit, dengan indikator: tingkat kemampuan mengidentifikasi nomor-nomor jarum mesin sesuai jenis bahannya, tingkat kemampuan mengidentifikasi bagian mesin jahit (kumparan/spul/jarum) dan memasangnya sesuai prosedur, tingkat kemampuan memasang benang jahit sesuai prosedur, dan tingkat kemampuan mengatur jarak setikan sesuai dengan standar setikan yang dipersyaratkan, diukur dengan skala ordinal, dengan kode 01 kategori Tinggi, dan 04 untuk Sangat c) Mengoperasikan mesin jahit adalah tingkat kemampuan responden dalam mengoperasikan mesin jahit, dengan indikator: tingkat kemampuan mencoba setikan mesin yang telah diatur di atas bahan/kain lain, dan tingkat kemampuan memeriksa dan menyesuaikan hasil jahitan dengan standar jahitan, diukur dengan d) Menjahit bagian-bagian potongan pakaian adalah tingkat kemampuan responden dalam menjahit bagian-bagian potongan pakaian, dengan indikator: tingkat kemampuan menyiapkan bagian-bagian potongan bahan pakaian yang akan dijahit, tingkat kemampuan menjahit bagian bagian potongan pakaian dengan teknik yang sesuai dengan prosedur, dan tingkat kemampuan menerapkan keselamatan kerja, diukur dengan skala ordinal, dengan kode 01 untuk kategori Sangat rendah, 02 untuk kategori Rendah, 03 untuk kategori Tinggi, dan 04 untuk Sangat e) Merapikan tempat dan alat kerja adalah tingkat kemampuan responden dalam merapikan tempat dan alat kerja, dengan indikator: tingkat kemampuan memelihara alat jahit dengan mesin sesuai jenis dan spesifikasinya, tingkat kemampuan menyimpan alat jahit dan mesin sesuai jenis dan spesifikasinya, dan tingkat kemampuan membersihkan tempat kerja, diukur dengan skala ordinal, dengan kode 01 kategori Tinggi, dan 04 untuk Sangat (7) Sub variabel employability (Y3), terdiri dari: a) Keterampilan pemecahan masalah adalah kemampuan responden dalam mengidentifikasi masalah, megantisipasi, dan memecahkan 19

7 20 masalah, diukur dengan skala ordinal, dengan kode 01 untuk kategori Sangat rendah, 02 untuk kategori Rendah, 03 untuk kategori Tinggi, dan 04 untuk Sangat b) Etika kerja adalah tingkat kedisiplinan responden dalam bekerja, kemampuan dalam memegang teguh dan mentaati nilai-nilai sosial, dan kemampuan dam menunjukkan perilaku positif sehingga tidak merugikan orang lain maupun tempat kerjanya, diukur dengan skala ordinal, dengan kode 01 untuk kategori Sangat rendah, 02 untuk c) Tanggung jawab adalah kemampuan responden dalam melaksanakan tanggung jawab untuk mencapai tujuan kerja, dan kemampuan dalam memahami hubungan antara individu bersangkutan dengan perusahaan tempat kerja, diukur dengan skala ordinal, dengan kode 01 kategori Tinggi, dan 04 untuk Sangat d) Bekerja dalam tim adalah kemampuan responden untuk menerima orang lain untuk bekerja sama, kemampuan dalam mengidentifikasi tujuan yang akan dicapai bersama dalam sebuah tim, kemampuan dalam menghormati dan bekerjasama dengan orang lain dalam rangka mencapai tujuan tim dan memperoleh hasil terbaik, diukur dengan e) Orientasi pada pelanggan adalah kemampuan responden dalam memahami kebutuhan pelanggan, kemampuan dalam memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan, dan kemampuan dalam menjaga hubungan baik dengan pelanggan, diukur dengan skala ordinal, dengan kode 01 untuk kategori Sangat rendah, 02 untuk kategori Rendah, 03 untuk kategori Tinggi, dan 04 untuk Sangat f) Komunikasi dan manajemen konflik adalah kemampuan responden dalam menunjukkan perhatian tulus kepada orang lain, dan tingkat kepekaan terhadap kebutuhan dan perasaan orang lain, diukur dengan Uji coba instrumen Uji validitas dan reliabilitas terhadap instrumen yang dipakai telah dilakukan sebelum instrumen diberikan kepada responden, agar data penelitian yang diperoleh valid dan reliabel. Instrumen yang valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur, dan reliabel bila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Sugiyono (2011) menyebutkan bahwa instrumen yang valid harus mempunyai validitas internal dan eksternal. Validitas internal merupakan kesahihan penelitian apabila kriteria dalam instrumen secara teoritis mencerminkan apa yang akan diukur. Sedangkan validitas eksternal merupakan kesahihan penelitian apabila terdapat kesesuaian

8 21 antara kriteria yang ada pada instrumen dengan fakta-fakta di lapangan. Hal ini berarti instrumen yang valid harus dikembangkan berdasarkan teori yang mendukung dan fakta empiris di lapangan. Instrumen penelitian telah diuji validitasnya melalui validitas internal dan eksternal. Pengujian dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut: (a) definisi operasional variabel yang akan diukur; (b) studi literatur/pustaka sebagai referensi/acuan; (c) konsultasi dengan pembimbing sebagai ahli; (d) uji coba instrumen di lapangan; (e) membuat format tabulasi jawaban; (f) menghitung korelasi menggunakan pendekatan korelasi item-total dikoreksi (corrected itemtotal correlation). Model pengujian dengan pendekatan korelasi item-total dikoreksi digunakan untuk menghilangkan spurious overlap, yaitu adanya tumpang tindih atau pengaruh kontribusi masing-masing skor item terhadap skor total. Untuk menghilangkan efek spiruous overlap tersebut maka koefisien korelasi item-total dikoreksi dengan nilai simpangan baku (standard deviation) skor item dengan skor total (Kusnendi 2008). Untuk menentukan apakah sebuah item dinyatakan valid atau tidak maka para ahli menetapkan besaran koefisien korelasi item total dikoreksi sebesar 0,25 atau 0,30 sebagai batas minimal valid tidaknya sebuah ítem. Jika nilai koefisien korelasi sama atau lebih besar dari 0,25 atau 0,30 maka item tersebut memiliki validitas yang memadai (Kusnendi 2008). Reliabilitas instrumen telah diuji menggunakan metode cronbach alpha dengan rumus: Keterangan: α = n α : Koefisien cronbach alpha Vi [1 - ] n : Jumlah item n - 1 Vt Vi : Varians skor tiap-tiap item Vi : Jumlah varians skor tiap-tiap item Vt : Varians total Jika nilai koefisien cronbach alpha (α) lebih besar dari kisaran , maka alat ukur dinilai reliabel. Suatu instrumen dianggap cukup reliabel apabila nilai koefisien alpha 0.6. dengan ukuran kemantapan sebagai berikut (Babbie 1989): (a). Nilai koefisien alpha berarti kurang reliabel (b). Nilai koefisien alpha berarti agak reliabel (c). Nilai koefisien alpha berarti cukup reliabel (d). Nilai koefisien alpha berarti reliabel (e). Nilai koefisien alpha berarti sangat reliabel Berdasarkan hasil uji instrumen, diperoleh hasil uji validitas dan reliabilitas sebagaimana disajikan pada Tabel 2. Berdasarkan uji reliabilitas, instrumen penelitian dapat dikategorikan reliabel sampai sangat reliabel. Dengan demikian instrumen dapat dikatakan memiliki konsistensi terhadap respon atau pengukuran pada fenomena yang sama. Sedangkan pada uji validitas, diperoleh hasil bahwa pada umumnya semua item instrumen valid pada koefisien korelasi item total dikoreksi sebesar lebih dari koefisien minimum yaitu 0,25. Hal ini berarti instrumen dapat mengukur apa yang akan diukur.

9 22 Variabel Jumlah item Tabel 2 Hasil uji instrumen penelitian Skala ordinal Uji reliabilitas (Croanbach Alpha) Ket Uji validitas (corrected itemtotal correlation) Performa instruktur Reliabel Valid Kurikulum pelatihan Reliabel Valid Profil Penyelenggara Reliabel Valid pelatihan Kompetensi Melaksanakan prosedur K3 dalam bekerja Sangat reliabel Valid Kompetensi menjahit Sangat Valid dengan mesin reliabel Employability Reliabel Valid Ket Analisis Data Data dianalisis secara kuantitatif dengan statistik deskriptif dan inferensial untuk mendalami faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kompetensi penyandang disabilitas lulusan pelatihan vokasional di BBRVBD Cibinong, dan memberikan penjelasan secara kualitatif sebagai pendukung. Data yang diperoleh dari kuesioner dikelompokkan menurut variabel yang telah ditentukan, dengan menggunakan skoring dan pengkategorian. Pengkategorian menggunakan skala Likert. Dalam skala ini variabel dijabarkan dalam sub variabel dan indikator. Indikator ini merupakan dasar dalam penyusunan item instrumen. Skala likert yang digunakan terdiri dari 4 (empat) tingkat yang merupakan gradasi dari sangat rendah/buruk sampai sangat tinggi/baik. Untuk mengetahui hubungan antar variabel digunakan analisis korelasi Rank Spearman. Uji Rank Spearman untuk mengetahui tingkat hubungan masingmasing variabel tersebut mempunyai rumus/persamaan: r s = 1- N 1-6Σ di 2 i =1 n (n 2 1) Keterangan: r s = Koefisien korelasi spearman d i = Selisih antar jenjang n = Banyaknya subyek Koefesien korelasi merupakan pengukuran statistik kovarian atau asosiasi antara dua variabel. Besarnya koefisien korelasi berkisar antara +1 sampai dengan -1, yang berarti koefisien korelasi dapat bernilai positif dan dapat pula negatif. Koefesien korelasi menunjukkan kekuatan hubungan linear dan arah hubungan dua variabel. Jika koefesien korelasi positif, maka kedua variabel mempunyai hubungan searah. Artinya jika nilai variabel X tinggi, maka nilai variabel Y akan tinggi pula. Sebaliknya, jika koefesien korelasi negatif, maka kedua variabel mempunyai hubungan terbalik. Artinya jika nilai variabel X tinggi, maka nilai

10 variabel Y akan menjadi rendah (dan sebaliknya). Interpretasi mengenai kekuatan hubungan antara dua variabel adalah sebagai berikut: (a). 0 : Tidak ada korelasi antara dua variabel (b). > 0 0,25: Korelasi sangat lemah (c). > 0,25 0,5: Korelasi cukup (d). > 0,5 0,75: Korelasi kuat (e). > 0,75 0,99: Korelasi sangat kuat (f). 1: Korelasi sempurna Analisis statistik inferensial dengan uji korelasi Spearman dilakukan dengan menggunakan perangkat statistik Statistical Product and Service Solutions (SPSS)

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian 37 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan tujuan untuk mendapatkan data dan informasi tentang faktor-faktor yang berpengaruh

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel 41 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini didesain dalam bentuk metode survei yang bersifat explanatory research, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan peubah-peubah yang diamati,

Lebih terperinci

Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian

Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian 37 METODE PENELITIAN Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan disain cross sectional study yaitu data dikumpulkan pada satu waktu tidak berkelanjutan untuk memperoleh karakteristik

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Upaya perusahaan untuk meningkatkan kemajuannya lebih banyak diorientasikan kepada manusia sebagai salah satu sumber daya yang penting bagi perusahaan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Dan Definisi Operasional 1. Variabel Menurut Sugiyono (2011), variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek penelitian merupakan variabel-variabel yang menjadi perhatian

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek penelitian merupakan variabel-variabel yang menjadi perhatian BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 1.1. Obyek Penelitian Obyek penelitian merupakan variabel-variabel yang menjadi perhatian peneliti. Objek penelitian merupakan sesuatu yang kita ukur tetapi apa yang

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif (quantitative research) dengan desain survei deskriptif korelasional. Penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian didesain sebagai penelitian survei yang bersifat deskriptif korelasional. Menurut Singarimbun dan Effendi (2006) desain penelitian survei adalah penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yaitu tentang data

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yaitu tentang data III. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian 38 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian dilakukan menggunakan metode survai dengan tujuan mencari data dan fakta mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan efektifitas pemberdayaan masyarakat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif karena penelitian ini mendeskripsikan variabel tunjangan kinerja

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 30 KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Kerangka Pemikiran Program Kejar Paket B memiliki sasaran untuk memberikan pendidikan bagi siswa lulus SD dan sederajat yang tidak melanjutkan ke SLTP, serta siswa putus

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel 29 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai penelitian deskriptif korelasional. Menurut Rakhmat (2007) metode korelasi bertujuan meneliti sejauh mana variasi pada satu faktor

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. 1 Waktu dan Tempat Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari-Maret 2009 di PT. Samawood Utama Works Industries, Medan-Sumatera Utara. Penentuan lokasi penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif (explanatory),

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif (explanatory), 26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif (explanatory), dengan verifikatif, yang mana tujuan dari penelitian deskriptif adalah

Lebih terperinci

Bab 3 METODE PENELITIAN

Bab 3 METODE PENELITIAN Bab 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan dan Metodologi Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif. Dengan metode kuantitatif ini diharapkan dapat memberikan penjelasan mengenai perilaku

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Sekolah di Kota Bogor SMAN 1. Kelas Bertaraf Internasional. 12 Laki-laki 24 Perempuan 12 Laki-laki 25 Perempuan

METODE PENELITIAN. Sekolah di Kota Bogor SMAN 1. Kelas Bertaraf Internasional. 12 Laki-laki 24 Perempuan 12 Laki-laki 25 Perempuan 60 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Desain penelitian ini adalah cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 1 Bogor, Kota Bogor Provinsi Jawa Barat. Lokasi penelitian dilakukan secara

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Populasi dan Sampel. Desain Penelitian

METODE PENELITIAN. Populasi dan Sampel. Desain Penelitian 36 METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah populasi yang homogen yaitu pembudidaya ikan patin yang berada di Desa Tangkit Baru, Kec. Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi,

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 40 METODOLOGI PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian dirancang sebagai penelitian survei yang bersifat deskriptif korelasional. Singarimbun dan Effendi (2006) mengatakan, desain penelitian survei adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Banjaran untuk mengambil sampel yang dimulai dari survey pendahuluan sampai

BAB III METODE PENELITIAN. Banjaran untuk mengambil sampel yang dimulai dari survey pendahuluan sampai 41 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Subjek Penelitian Variabel bebas dari penelitian ini yaitu pengetahuan gizi siswa, sedangkan variabel terikatnya yaitu keputusan pembelian makanan jajanan sekolah.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan empiris di mana data adalah bentuk atau sesuatu yang dapat dihitung atau di

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 56 BAB 3 METODE PENELITIAN Bab ini akan menyajikan metode yang dipergunakan dalam penelitian ini, dengan cakupan uraian meliputi pendekatan penelitian, jenis penelitian, teknik pengumpulan data, populasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian dalam hal ini adalah pengguna (Dosen dan Operator) Sistem Informasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian dalam hal ini adalah pengguna (Dosen dan Operator) Sistem Informasi BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek penelitian adalah sesuatu yang menjadi pusat penelitian. Objek penelitian dalam hal ini adalah pengguna (Dosen dan Operator) Sistem Informasi Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah level of explanation yaitu penelitian deskriptif dan asosiatif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Siregar (2013, p.15)

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 19 METODE PENELITIAN Disain, Lokasi dan Waktu Penelitian Disain penelitian adalah cross sectional study, yakni data dikumpulkan pada satu waktu (Singarimbun & Effendi 1995. Penelitian berlokasi di Kota

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Pekerjaan Terhadap Kinerja (Studi Kasus Pegawai Badan Perencanaan. Bappeda dan BPMPPKB Pemerintah Kota Cimahi.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Pekerjaan Terhadap Kinerja (Studi Kasus Pegawai Badan Perencanaan. Bappeda dan BPMPPKB Pemerintah Kota Cimahi. 51 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Sebagai obyek penelitian Pengaruh Implementasi Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Terhadap Kinerja (Studi Kasus Pegawai Badan Perencanaan Pembangunan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ditujukan untuk meneliti objek-objek yang terlibat dalam

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ditujukan untuk meneliti objek-objek yang terlibat dalam BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian ditujukan untuk meneliti objek-objek yang terlibat dalam penelitian, adapun pengertian objek penelitian menurut Sugiyono (2006:13)

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 2011/2012. SMA Al-

III. METODE PENELITIAN. SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 2011/2012. SMA Al- III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X semester genap SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 2011/2012. SMA Al- Azhar 3 Bandar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah descriptive correlation yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah descriptive correlation yaitu 3 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah descriptive correlation yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antara variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 70 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis relevansi muatan lokal pengembangan potensi di. Analisis relevansi dilakukan terhadap relevansi eksternal antara tujuan muatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 56 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan survei analitik menggunakan rancangan Cross Sectional yaitu suatu penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Isaac dan Michael menjelaskan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Isaac dan Michael menjelaskan penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang model adopsi internet oleh guru SMA Negeri. Karena itu, tipe penelitian ini termasuk pada penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan metode penelitian analisis deskriptif melalui desain studi Cross Sectional Observational untuk menilai tingkat kepuasan kerja dan

Lebih terperinci

berdasarkan variabel yang sudah ditentukan.

berdasarkan variabel yang sudah ditentukan. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian adalah penelitian survei, yaitu penelitian yang bertujuan memberikan gambaran fenomena yang diamati dengan lebih mendetail, misalnya disertai

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. diperoleh dari kuesioner dimana data diolah dalam bentuk kata-kata yang memiliki

BAB III METODA PENELITIAN. diperoleh dari kuesioner dimana data diolah dalam bentuk kata-kata yang memiliki BAB III METODA PENELITIAN III.1 Jenis dan Sumber Data III.1.1 Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu data berupa angka-angka secara tertulis yang meliputi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Setiap perusahaan mempunyai kebijakan-kebijakan yang berbeda satu dengan yang lainnya. Kebijakan-kebijakan tersebut di ambil dan dilaksanakan sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. yang disesuaikan dengan tujuan penelitian sehingga dapat melakukan analisis. Berikut. Jenis dan Metode. pelanggan.

BAB 3 METODE PENELITIAN. yang disesuaikan dengan tujuan penelitian sehingga dapat melakukan analisis. Berikut. Jenis dan Metode. pelanggan. BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Untuk mengetahui jenis penelitian yang dilakukan, digunakan desain penelitian yang disesuaikan dengan tujuan penelitian sehingga dapat melakukan analisis.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 46 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan model korelasional dengan berusaha mengkaji hubungan antara pola asuh orangtua dengan sikap birrul

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antar variabel, dan jika ada

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antar variabel, dan jika ada 58 BAB III METODE PENELITIAN 3. Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan korelasional. Menurut Arikunto (00:70) pendekatan korelasional adalah penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan teoritis pada Bab II, maka langkah berikutnya pada Bab III ini adalah menguji

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. metode penelitian yang menggambarkan dua variabel yang diteliti, yaitu variabel

III. METODE PENELITIAN. metode penelitian yang menggambarkan dua variabel yang diteliti, yaitu variabel III. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksplanasi, karena dalam penelitian ini menggunakan dua variabel. Metode eksplanasi adalah suatu metode penelitian yang menggambarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek dari penelitian ini adalah preferensi konsumen smartphone merek Blackberry. Adapun yang menjadi subjek dari penelitian ini, yaitu konsumen smartphone

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. variabel dengan variabel lain yang ada pada suatu objek

BAB III METODE PENELITIAN. variabel dengan variabel lain yang ada pada suatu objek 72 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif dengan jenis desain penelitian korelasi yaitu penelitian yang dilakukan untuk melihat hubungan atau

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Jenis dan Teknik Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Jenis dan Teknik Pengambilan Contoh 20 METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study, karena data dikumpulkan pada satu waktu dan tidak berkelanjutan dengan sampel yang dipilih khusus

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dirancang dengan metode survei deskriptif-korelasional. Menurut Kerlinger dan Lee (2000), penelitian survei mengkaji populasi (universe) yang besar dengan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. kolektif dari responden dengan mempergunakan kuesioner. Penelitian survei adalah

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. kolektif dari responden dengan mempergunakan kuesioner. Penelitian survei adalah BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Metodologi Penelitian ini merupakan penelitian survei, dimana data diperoleh secara kolektif dari responden dengan mempergunakan kuesioner. Penelitian survei

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sugiyono (2010:38) menjelaskan bahwa objek penelitian adalah suatu atribut atau

BAB III METODE PENELITIAN. Sugiyono (2010:38) menjelaskan bahwa objek penelitian adalah suatu atribut atau BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Salah satu bagian yang menjadi sorotan dalam sebuah penelitian adalah objek penelitian. Sugiyono (2010:38) menjelaskan bahwa objek penelitian adalah suatu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. perusahaan mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan penelitian ini.

III. METODE PENELITIAN. perusahaan mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan penelitian ini. 25 III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa teknik yaitu: 1. Wawancara, yaitu dengan mengajukan pertanyaan secara langsung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif studi korelasi (Correlation Study) dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1) Jenis Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian yang digunakan adalah Explanatory research yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan antara tingkat pendidikan, pengetahuan,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif merupakan metode yang menggambarkan, mendeskripsikan dan memaparkan fakta-fakta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang menjelaskan adanya hubungan antara variabel melalui

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang menjelaskan adanya hubungan antara variabel melalui BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik, yaitu penelitian yang menjelaskan adanya hubungan antara variabel melalui pengujian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Yang menjadi

BAB III METODE PENELITIAN. (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Yang menjadi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini tergolong dalam dua variabel, yaitu variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Yang menjadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif jenis korelasional, menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif jenis korelasional, menggunakan 58 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif jenis korelasional, menggunakan metode exposed facto. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sugiyono (2009:115).

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN. Objek penelitian Hubungan penggunaan mesin kantor dengan efektivitas

BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN. Objek penelitian Hubungan penggunaan mesin kantor dengan efektivitas 47 BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian Hubungan penggunaan mesin kantor dengan efektivitas kerja pegawai pada Sub Kepegawaian dan Umum Dinas Pendidikan Provinsi Jawa

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan variabel-variabel yang menjadi perhatian

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan variabel-variabel yang menjadi perhatian BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan variabel-variabel yang menjadi perhatian peneliti (PPS, 008:0). Menurut Sugiyono (1999:3) variabel penelitian adalah

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 30 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Menurut Sugiyono (2012:2), metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditentukan, dibuktikan, dan dikembangkan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Kompetensi merupakan aspek yang harus dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan dalam pekerjaannya. Begitu pula dengan penyandang disabilitas yang memerlukan penguasaan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. eksplanasi (explanatory research). Tujuan dari pendekatan kuantitatif dengan

METODE PENELITIAN. eksplanasi (explanatory research). Tujuan dari pendekatan kuantitatif dengan 24 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan metode penelitian eksplanasi (explanatory research). Tujuan dari pendekatan kuantitatif dengan metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif, kuantitatif merupakan data yang berbentuk angka. Penelitian deskriptif adalah penelitian

Lebih terperinci

Berikut ini akan dijelaskan batasan variabel penelitian dan indikatornya, seperti dalam Tabel. 1, berikut ini:

Berikut ini akan dijelaskan batasan variabel penelitian dan indikatornya, seperti dalam Tabel. 1, berikut ini: METODA PENELITIAN Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada auditor internal IGE Timor Leste, alasannya bahwa IGE merupakan satu-satunya internal auditor pemerintah di Timor Leste. Desain Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Tenaga kerja merupakan salah satu asset perusahaan yang paling utama oleh karena itu perlu dibina secara baik. Pada setiap unit IUPHHK-HA PT. Ratah Timber

Lebih terperinci

Jumlah Kepala Sekolah

Jumlah Kepala Sekolah BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Kecamatan Coblong Kota Bandung Provinsi Jawa Barat 2. Subjek Populasi Populasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Dalam hal ini penelitian dipilih tentang implementasi SAP dalam menghasilkan laporan keuangan. Objek penelitian ini adalah PT Tri Swardana Utama

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. pokok yang harus diperhatikan yaitu dilaksanakan secara sistematis,

III. METODOLOGI PENELITIAN. pokok yang harus diperhatikan yaitu dilaksanakan secara sistematis, III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metodologi Penelitian Suatu penelitian yang dilakukan dengan baik pada dasarnya ada tiga hal pokok yang harus diperhatikan yaitu dilaksanakan secara sistematis, berencana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksplanatory digunakan untuk menjelaskan suatu keadaan atau fenomena sosial yang terjadi secara objektif,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian 26 METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini dilakukan berdasarkan desain deskriptif korelasional untuk mendeskripsikan semua peubah yang diteliti. Kemudian dilanjutkan dengan menghubungkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terletak di sebelah selatan Kota Bandung yang berjarak sekitar ± 50 km dari pusat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terletak di sebelah selatan Kota Bandung yang berjarak sekitar ± 50 km dari pusat 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Taman Wisata Alam Cimanggu yang terletak di sebelah selatan Kota Bandung yang berjarak sekitar ± 50 km dari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam meneliti hubungan intensitas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam meneliti hubungan intensitas BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam meneliti hubungan intensitas penggunaan media sosial dan interaksi sosial dengan prestasi akademik mahasiswa Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITAN. dalam penelitian. Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITAN. dalam penelitian. Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang BAB III OBJEK DAN METODE PENELITAN 3.1 Objek Penelitian Objek Penelitian adalah proses yang mendasari pemilihan, pengolahan, dan penafsiran semua data yang berkaitan dengan apa yang menjadi objek di dalam

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif. Menurut Sugiyono (2008:11), penelitian asosiatif/ hubungan adalah penelitian yang bertujuan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu penelitian Populasi

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu penelitian Populasi 27 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini didesain sebagai penelitian survei yang yang bersifat deskriptif korelasional. Menurut Singarimbun dan Effendi (1989), desain penelitian survei adalah

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang dilakukan untuk melihat

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. 1. Ditinjau dari tujuan yang akan dihadapi yaitu mengetahui hubungan. hubungan antara variabel (Nursalam, 2003)

BAB III METODA PENELITIAN. 1. Ditinjau dari tujuan yang akan dihadapi yaitu mengetahui hubungan. hubungan antara variabel (Nursalam, 2003) BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian 1. Ditinjau dari tujuan yang akan dihadapi yaitu mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dan motivasi pasien kusta dengan kepatuhan melakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 7 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan April-Mei 011 di PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills 1, Karawang. 3. Metode Pemilihan Responden PT. Pindo Deli Pulp

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai metode penelitian survey yang bersifat deskriptif korelasional yang menggambarkan dan menjelaskan strategi komunikasi pedagang kaki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Juni 2013 sampai dengan bulan Agustus Berdasarkan jenis masalah yang

BAB III METODE PENELITIAN. Juni 2013 sampai dengan bulan Agustus Berdasarkan jenis masalah yang 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Kudus. Penelitian ini dimulai dari bulan Juni 2013 sampai dengan bulan Agustus 2013. Berdasarkan jenis masalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pikir Penelitian Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui faktor-faktor apakah yang mempengaruhi kepuasan pemakai jasa Warnet. Untuk itu dalam penelitian ini akan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. kejelasan atau menjelaskan suatu fenomena, menjelaskan hubungan dan menguji

III. METODE PENELITIAN. kejelasan atau menjelaskan suatu fenomena, menjelaskan hubungan dan menguji III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian ini adalah kuantitatif eksplanatoris, yaitu untuk memperoleh kejelasan atau menjelaskan suatu fenomena, menjelaskan hubungan dan menguji hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang akan digunakan sehingga akan mempermudah langkah-langkah penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. yang akan digunakan sehingga akan mempermudah langkah-langkah penelitian. 39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Didalam melakukan penelitian, seorang peneliti harus menentukan metode yang akan digunakan sehingga akan mempermudah langkah-langkah penelitian. Metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini bersifat kuantitatif, yaitu pendekatan yang bersifat ilmiah yang dilakukan pada pengambilan keputusan (Kuncoro, 2007). Penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan penelitian yang digunakan yaitu cross-sectional yang merujuk

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan penelitian yang digunakan yaitu cross-sectional yang merujuk 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk membuat gambaran atau deskripsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research). Penelitian lapangan merupakan suatu penelitian untuk memperolah

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya 44 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Pada Bandung. Dalam penelitian ini terdapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut sumber perolehannya, data dapat dibagi menjadi dua yaitu :

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut sumber perolehannya, data dapat dibagi menjadi dua yaitu : BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Menurut sumber perolehannya, data dapat dibagi menjadi dua yaitu : 1. Data primer adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber asli. Dalam hal ini,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif, yaitu suatu metode penelitian yang mengarahkan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan tentang suatu

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 44 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Metode Penelitian Metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian ini akan menguraikan dan memaparkan mengenai sikap konsumen terhadap atribut-atribut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dalam bentuk observasional atau survey analitik (Setiadi, antara pengetahuan dan sikap mengenai vulva hygiene

BAB III METODE PENELITIAN. dalam bentuk observasional atau survey analitik (Setiadi, antara pengetahuan dan sikap mengenai vulva hygiene BAB III METODE PENELITIAN 31 Tipe penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian kuantitatif dalam bentuk observasional atau survey analitik (Setiadi, 2007) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, objek adalah hal, perkara, atau orang menjadi pokok pembicaraan; dijadikan sasaran diteliti, diperhatikan. Objek dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Metode penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subyek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Kota Bandung, karena menurut data dari Pengadilan Tinggi tahun 2010, Bandung menempati

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 45 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian sensus, menurut Arikunto (1996: 115) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. peraturan-peraturan yang terdapat dalam penelitian (Usman, 1996: 16).

BAB III METODE PENELITIAN. peraturan-peraturan yang terdapat dalam penelitian (Usman, 1996: 16). 46 BAB III METODE PENELITIAN Metode ialah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu pengkajian dalam memperlajari peraturan-peraturan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2006:2). Metode penelitian yang digunakan

III. METODE PENELITIAN. tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2006:2). Metode penelitian yang digunakan 22 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2006:2). Metode penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Variabel dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Variabel dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.1.1 Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Variabel Bebas Variabel bebas (X) dalam

Lebih terperinci

Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif, sesuai dengan namanya, banyak dituntut menggunakan

Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif, sesuai dengan namanya, banyak dituntut menggunakan BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif, sesuai dengan namanya, banyak dituntut menggunakan angka, mulai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan suatu cara yang ditempuh untuk memperoleh data, menganalisis dan menyimpulkan hasil penelitian. Penggunaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1 Kampar Timur dan waktu

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1 Kampar Timur dan waktu BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Lokasi Penelitian dan Waktu Peneltian Lokasi Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1 Kampar Timur dan waktu penelitian ini direncanakan selama 3 bulan terhitung sejak proposal

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif karena lebih mengarahkan masalah menjadi suatu hubungan kausalitas sehingga hubungan antar variabel dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional. Penelitian korelasional dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa

Lebih terperinci