SOLUSI GEOTEKNIK UNTUK MENGATASI MASALAH DIFFERENTIAL SETTLEMENT PADA BANGUNAN TINGGI. Ruwaida Zayadi 1

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SOLUSI GEOTEKNIK UNTUK MENGATASI MASALAH DIFFERENTIAL SETTLEMENT PADA BANGUNAN TINGGI. Ruwaida Zayadi 1"

Transkripsi

1 SOLUSI GEOTEKNIK UNTUK MENGATASI MASALAH DIFFEENTIAL SETTLEMENT PADA BANGUNAN TINGGI uwaida Zayadi 1 1 Dsen Prgram Studi Teknik Siil, Universitas Trisakti, Jl. Kyai Taa N. 1 Jakarta r_zayadi@yah.cm Abstrak Pemancangan fndasi untuk bangunan gedung diatas tanah lemung lunak dengan kemungkinan emamatan knslidasi yang besar, umumnya erencana lebih menyukai fndasi tiang atau fndasi dalam lainnya. Cara ini dilakukan karena emamatan knslidasi tanah lemung umumnya berlangsung secara erlahan-lahan dan kemudian lambat laun akan menimbulkan erbedaan enurunan (differential settlement) yang akan mengakibatkan keretakan bahkan kerusakan hebat ada gedung yang bersangkutan. Kerusakan tersebut umumnya baru akan terlihat dengan nyata beberaa tahun kemudian. Getechnical Engineer umumnya merencanakan fndasi suatu bangunan gedung sedemikian rua, sehingga mengangga bahwa seluruhnya akan memunyai estimasi enurunan yang sama besarnya. Dengan erkataan lain secara teritis bahwa differential settlement nya sama dengan nl. Namun ada kenyataannya, erilaku fndasi tidak demikian sebagaimana yang direncanakan, sehingga terjadinya differential settlement tak daat dielakkan. Makalah ini mencba mencari suatu slusi geteknik untuk mengatasi differential settlement yang akan terjadi dengan memerhitungkan interaksi antara gedung-fndasi-tanah yang integrated dalam erancangan gedung sehingga gedung dirancang cuku kaku, dan meskiun mengalami enurunan tetai relatif merata, sehingga gedung dijamin tidak akan mengalami kerusakan berarti. Iterasi sebanyak 5 samai 6 kali akan daat menghasilkan selisih antara ρ dan δ kurang dari 2 %. Key wrds: differential settlement; cmressin f cnslidatin; beam n elastic fundatin 1. Pendahuluan Pemancangan fndasi untuk bangunan gedung diatas tanah lemung lunak dengan kemungkinan emamatan knslidasi yang besar, umumnya erencana lebih menyukai fndasi tiang atau fndasi dalam lainnya. Cara ini dilakukan karena emamatan knslidasi tanah lemung umumnya berlangsung secara erlahan-lahan dan kemudian lambat laun akan menimbulkan erbedaan enurunan (differential settlement) yang akan mengakibatkan keretakan bahkan kerusakan hebat ada gedung yang bersangkutan. Kerusakan tersebut umumnya baru akan terlihat beberaa tahun kemudian. Getechnical Engineer umumnya merencanakan fndasi suatu bangunan gedung sedemikian rua, sehingga mengangga bahwa seluruhnya akan memunyai estimasi enurunan yang sama besarnya. Dengan erkataan lain secara teritis bahwa differential settlement nya sama dengan nl. Namun ada kenyataannya, erilaku fndasi tidak demikian sebagaimana yang direncanakan, sehingga terjadinya differential settlement tak daat dielakkan. Ketidak-sesuaian antara tingkah-laku erencanaan dan kenyataan daat disebabkan leh berbagai hal, antara lain: Prfil tanah tidak unifrm seanjang lkasi. Perbandingan antara beban kerja dan beban rencana daat berbeda ada setia klm. Perbandingan antara beban mati terhada beban ttal daat berbeda ada setia klm. Titik-titik fndasi elaksanaan daat berbeda dari titik-titik rencana. KNTekS 6 G-97 Universitas Trisakti, Jakarta 1-2 Nvember 2012

2 Geteknik Umumnya differential settlement lebih membahayakan dari ada enurunan ttal karena daat merusak struktur yang daat mengakibatkan retakan ada dinding, lantai, balk mauun klm, kemacetan ada intu dan jendela, merusak keindahan, dan hal-hal lainnya. Permasalahannya sekarang adalah bagaimana caranya daat dijamin bahwa gedung tersebut cuku kaku dan tahan serta aman terhada enurunan tanah jangka anjang? Penelitian ini mencba mencari suatu slusi geteknik untuk mengatasi differential settlement yang akan terjadi dengan memerhitungkan kekakuan bangunan sehingga dierleh rasi kreksi enurunan gedung. Selain itu juga daat dierleh rasi eningkatan beban klm. Untuk jangka anjang, analisis serua diharakan daat menghasilkan suatu anduan bagi erencanaan substructure bangunan. Dalam erencanaan struktur gedung aartemen ini, dilakukan analisis enurunan dan analisis defrmasi vertikal struktur dengan anggaan bangunan menggunakan erletakan egas. Dengan melakukan iterasi beberaa kali antara kedua analisis tersebut akan dierleh endekatan antara besarnya enurunan dengan besarnya defrmasi vertikal dari struktur. 2. Pendekatan Geteknik untuk Gedung diatas tanah dengan knslidasi yang besar 2.1 Beban merata dari suatu bangunan yang relatif fleksibel diatas tanah lemung yang relatif lunak akan menyebabkan reaksi erlawanan tanah yang juga merata, namun akan menghasilkan enurunan knslidasi yang tidak merata ( Lastiasih & Mchtar, 2004 ), sebagaimana gambar 2.1 berikut: δ Gambar 2.1 eaksi tanah,, dan enurunan knslidasi untuk beban unifrm yang fleksibel (sumber: Lastiasih & Mchtar, 2004) 2.2 Sebaliknya beban merata yang sangat kaku akan memaksa tanah dasar untuk mengalami enurunan knslidasi yang merata (unifrm) dan untuk menghasilkan enurunan knslidasi yang unifrm tersebut dibutuhkan reaksi tanah dibawah fndasi yang tidak merata juga sebagaimana gambar 2.2 berikut: δ 1 δ 2 δ 1 δ 1 = δ 2 Gambar 2.2 eaksi tanah yang tidak merata,, dan enurunan knslidasi yang unifrm (sumber: Lastiasih & Mchtar, 2004) Kndisi ada gambar 2.2 daat digunakan untuk memerleh knstruksi gedung yang cuku kaku dengan cara sebagai berikut: G-98 KNTekS 6 Universitas Trisakti, Jakarta 1-2 Nvember 2012

3 Geteknik Dengan rumus enyebaran tegangan dari tanah daat dicari besar enambahan tegangan disetia titik ada lais tanah yang mamat akibat gaya titik P diermukaan tanah. = 2π. z 2 1 3P + r z (1) P x y z A Gambar 2.3 Penyebaran tegangan dalam tanah (Bussineq, 1885) Dari disetia titik tersebut dicari harga enurunan knslidasi tanah dasar akibat suatu tegangan reaksi tanah diermukaan dengan rumus knslidasi secara umum, yaitu: a. umus Terzaghi, untuk laisan tanah yang lengka arameternya, yakni C c, C e,, e dan c. Untuk tanah yang Nrmally Cnslidated (NCC, = c ): C = h lg 1+ e c ρ...(2) + Untuk tanah yang Over-Cnslidated (OCC, < c ): + < maka: C = h lg 1+ e e ρ...(3) + + > maka: h c + ρ = C + e lg Cc lg...(4) 1+ e c Untuk tanah yang Under-Cnslidated (UCC, > c ): Cc + ρ = h lg...(5) 1+ e c KNTekS 6 G-99 Universitas Trisakti, Jakarta 1-2 Nvember 2012

4 Geteknik b. umus Terzaghi-Buisman, suatu rumus semi-emiric untuk laisan tanah yang tidak/kurang lengka arameternya (ustaka: The Penetrmeter and Sil Exlratin, G.Sanglerat, chater 11). 1 ρ = h 2.3 lg C +....(6) dimana: ρ = enurunan h = tebal laisan yang ditinjau = effektive verburden ressure = enambahan beban C = cmressin index c C = recmressin index e C = cnstant f cmressibility Untuk ile yang bertumu diatas laisan tanah yang tidak didukung leh data C c, C e,, e dan c, maka rediksi enurunan fndasi dilakukan dengan rumus Terzaghi-Buisman, dimana nilai C daat dierleh dari krelasi N st, q c dan C, melalui jenis tanah dari bring-lg. 2.3 Untuk memerleh ρ yang relatif unifrm diermukaan, tegangan reaksi tanah harus dicari dengan trial and errr dengan asumsi suatu bentuk reaksi tanah awal sebagaimana gambar 2.2 diatas. 2.4 Menentukan Besarnya Differential Settlement. Dalam menentukan besarnya differential settlement harus memertimbangkan sil structure interactin, seerti ada gambar 2.4. Fndasi-fndasi setemat dihubungkan menjadi satu kesatuan dengan uer structure, sehingga tidak bekerja secara terisah. Penurunan dari satu fndasi akan memengaruhi embebanan ada fndasi sekitarnya. Sifat interaksi ini tergantung ada kekakuan (stiffness) dari struktur tersebut. a) Sebagai cnth, suatu struktur yang sangat fleksibel, gambar 2.4a, daat menerima differential settlement yang lebih besar, karena setia fndasi bekerja hamir secara terisah. Sebaliknya, suatu struktur yang lebih kaku, gambar 2.4b, memunyai hubungan yang lebih kaku antar fndasi. Oleh karenanya, bila salah satu fndasi mulai turun, maka struktur akan mendistribusikan bebannya ada fndasi lainnya. G-100 KNTekS 6 Universitas Trisakti, Jakarta 1-2 Nvember 2012

5 Geteknik Gambar 2.4. Pengaruh sil-structure interactin ada differential settlement: (a) suatu struktur sangat fleksibel hamir tana lad transfer, dan leh sebab itu memunyai differential settlement yang lebih besar; (b) Suatu struktur yang lebih kaku daat memunyai kemamuan yang lebih besar untuk lad transfer, dan leh sebab itu daat bertahan sehingga terjadi differential settlement yang lebih kecil. b) Perbedaan antara defrmasi dan enurunan ada erhitungan struktur adalah: Bahan struktur diangga elastis. Tanah diangga tidak elastis (elast-lastic). Dalam teri enyebaran tegangan di dalam geteknik, maka diasumsikan bahwa beban/tekanan yang bekerja meruakan beban/tekanan yang fleksibel, sedangkan dalam kenyataannya hal ini tidaklah selalu demikian. Sebagai cnth untuk beban fleksibel yaitu timbunan tanah, sedangkan untuk beban tidak fleksibel yaitu knstruksi gedung betn. Bila untuk erhitungan enurunan struktur gedung diterakan erhitungan dengan anggaan bahwa beban yang bekerja adalah fleksibel, maka hasil erhitungan dengan sendirinya tidak daat diterima/diertanggung-jawabkan (Wreksatmdj,S,2005). Hal ini daat daat dilihat ada gambar 2.5a dan gambar 2.5b. KNTekS 6 G-101 Universitas Trisakti, Jakarta 1-2 Nvember 2012

6 Geteknik (a) Gambar 2.5. Suatu rtal dengan 3 klm: (a) rtal sebelum terjadi enurunan, dan (b) rtal setelah terjadi enurunan. (b) Pada cnth-cnth tersebut diatas, maka klm-klm tengah akan mengalami enurunan yang lebih besar, tetai disini belum dierhitungkan kekakuan struktur. Aabila kekakuan struktur dierhitungkan maka enurunan ada klm-klm tengah akan lebih kecil, sedangkan enurunan klmklm inggir akan lebih besar dariada yang dierleh dari anggaan kndisi fleksibel. Pada erhitungan struktur dierleh beban-beban klm dengan anggaan bahwa bangunan tidak mengalami enurunan. Dengan beban-beban klm tersebut maka daat dilakukan analisis enurunan, sehingga dierleh enurunan untuk setia klm, juga differential settlement antar klm-klm tersebut, lihat gambar 2.5a dan 2.5b. Dalam erhitungan struktur maka differential settlement akan mengakibatkan timbulnya mmenmmen sekunder, sehingga memengaruhi hasil akhir dari erhitungan struktur. Pada gambar diatas aabila klm tengah turun lebih banyak dariada klm inggir, maka reaksi klm berubah menjadi a, b dan, dimana: c a > a b < c b > Maka hasil enurunan akan berubah, yaitu ρ a dan ρ c bertambah, sedangkan ρ b berkurang. Dengan cara tersebut diatas akan terjadi emerataan dariada beban struktur ke klm-klm dan enurunan klm-klm. Penjelasan yang lebih sederhana daat dilihat ada gambar 2.5c, 2.5d dan 2.5e. c G-102 KNTekS 6 Universitas Trisakti, Jakarta 1-2 Nvember 2012

7 Geteknik (c) (d) (e) Gambar 2.5 Pemerataan beban dan enurunan ke dan dari klm-klm 2.5 Pada metde ini, setelah erhitungan struktur dan analisis enurunan diselesaikan, maka struktur diasumsikan memunyai erletakan egas, seerti ada fndasi menurut Winkler, ada semua klm, dengan knstanta egas sebesar: dimana: k = ρ = beban klm, dan ρ = enurunan klm yang bersangkutan. Kemudian erhitungan struktur diulang sehingga menghasilkan beban klm baru dan dislacement vertikal,, ada klm tersebut. Setelah itu dilakukan analisis enurunan ulang dengan beban klm baru. Iterasi ini diulang beberaa kali dan dihentikan setelah dierleh: ρ Dari beberaa studi kasus, iterasi sebanyak 5 samai 6 kali, akan daat menghasilkan selisih antara ρ dan kurang dari 2 %. 3. Metdlgi Penelitian a. eview Literatur b. Pengumulan data: hasil enyelidikan tanah lkasi bangunan (field test dan lab test) c. Penglahan dan Analisis Data: Perhitungan interaksi antara gedung-fndasi-tanah yang integrated dalam erencanaan gedung sehingga gedung dirancang cuku kaku, dan meskiun mengalami enurunan yang relatif besar namun relatif merata sehinga gedung dijamin tidak akan mengalami kerusakan. - Perhitungan beban klm-klm struktur ( ) - Perhitungan enurunan bangunan ( ρ ) KNTekS 6 G-103 Universitas Trisakti, Jakarta 1-2 Nvember 2012

8 Geteknik knvergen d. Interretasi Hasil Analisis e. Kesimulan f. Laran 4. Hasil Analisis dan Pembahasan 4.1 Studi Kasus - Perhitungan knstanta egas k 1 = ρ ada semua klm - Perhitungan struktur diulang dengan meletakkan egas k 1 yang menghasilkan beban klm baru ( ) 1 - Perhitungan enurunan dengan beban klm ( ) 1 - Perhitungan knstanta egas k 2 = ρ & demrmasi vertikal ( ) akan menghasilkan ada semua klm - Perhitungan struktur diulang lagi menghasilkan ( 2 ) - Iterasi diulang terus samai menghasilkan nilai ( ) dan ( 2 ) ρ dan ( ) 1 1 yang Studi kasus dalam tulisan ini dilakukan atas data dari dua ryek, yaitu: a) Gedung CITALAND HOTEL, suatu bangunan 11 lantai dengan dium 4 lantai dengan basement 2 lantai. b) Gedung MAPLE PAK APATMENT, Kemayran Jakarta Utara. 4.2 ANALISIS Distribusi Tegangan. umus-rumus yang digunakan ada rgram Csett-21 ini sesuai dengan teri Bussinesq dengan metda lad transfer dari Tmlinsn untuk ile gru yang menghasilkan equivalent raft (Design f Dee Fundatins, Technical Instructins n. TI ,1998, US Army Crs f Engineers) Prediksi Penurunan Ultimate. umus-rumus yang digunakan dalam rgram ini adalah rumus-rumus sebagaimana tersebut ada ersamaan 2 samai dengan 6 diatas Interaksi antar Pilegru Pengaruh tekanan dari fndasi disekitarnya dierhitungkan dengan menggunakan faktr engaruh dari Steinbrenner Iterasi enurunan. Untuk memerhitungkan engaruh kekakuan struktur dalam analisis enurunan dilakukan iterasi ada analisis enurunan. Iterasi ada analisis enurunan dilakukan dengan anggaan struktur bangunan memunyai erletakan egas, seerti ada fndasi metde Winkler. Pada metde ini semua klm terletak diatas egas dengan knstanta egas: P k = ρ G-104 KNTekS 6 Universitas Trisakti, Jakarta 1-2 Nvember 2012

9 Geteknik Kemudian erhitungan struktur diulang sehingga menghasilkan beban klm baru dan dislacement struktur, δ, ada klm tersebut. Setelah itu dilakukan analisis enurunan ulang dengan knstanta egas yang baru. Iterasi ini diulang beberaa kali dan dihentikan setelah dierleh: δ ρ Iterasi sebanyak 5 samai 6 kali akan daat menghasilkan selisih antara ρ dan δ kurang dari 2 %. asi kreksi enurunan ada bangunan tersebut adalah 0.90 di tengah dan 1.20 di sudut bangunan Hasil Iterasi. Estimasi Penurunan awal dari gedung dalam bentuk cntur ada gambar 2.6a Estimasi Penurunan setelah iterasi ke-5 dari gedung dalam bentuk cntur ada gambar 2.6 b. asi Kreksi Penurunan dari gedung dalam bentuk cntur ada gambar 2.6c dengan nilai 0.90 di tengah samai 1.20 di sudut bangunan asi Peningkatan Beban Klm dari gedung dalam bentuk cntur ada gambar 2.6d dengan nilai 0.80 di tengah samai 1.50 di sudut bangunan. Gambar 2.6a. Cntur Penurunan Ultimate ada estimasi awal. KNTekS 6 G-105 Universitas Trisakti, Jakarta 1-2 Nvember 2012

10 Geteknik Gambar 2.6b.Cntur Penurunan Ultimate ada iterasi ke-5. Gambar 2.6c. Cntur asi Kreksi Penurunan. Gambar 2.6d. Cntur asi Peningkatan Beban Klm. G-106 KNTekS 6 Universitas Trisakti, Jakarta 1-2 Nvember 2012

11 Geteknik 5. Kesimulan Pembahasan Melihat hasil enelitian berua cntur ada Gambar 2.6a samai dengan gambar 2.6d daat disimulkan bahwa kekakuan struktur bangunan sangat berengaruh ada besarnya enurunan. Untuk membangun suatu gedung diatas tanah lunak yang memiliki tensi emamatan knslidasi besar tana mengalami kerusakan akibat differential settement erlu endekatan geteknik dengan mengasumsikan bahwa gedung berdiri diatas egas-egas nn unifrm. Hasil analisis mengindikasikan bahwa kekakuan struktur bangunan sangat berengaruh ada besarnya enurunan. Analisis enurunan sangat dierlukan untuk mendaatkan suatu hasil erhitungan struktur yang timal. Dalam jangka anjangnya maka analisis-analisis serua daat menghasilkan suatu anduan bagi erencanaan sub- structure bangunan. Namun demikian metde ini masih erlu dikaji lebih lanjut karena suatu gedung biasanya dibangun secara bertaha, sehingga terjadi defrmasi struktur secara bertaha ula dalam masa knstruksinya. PUSTAKA 1. Hetenyi (1946), Beam On Elastic Fundatin, Wiley, New Yrk. 2. Mchtar, Indrasurya B.; Lastiasih, Yudhi (2009), Slusi Geteknik untuk Perancangan Gedung Berfndasi Dangkal diatas Tanah Lemung Lunak Bertensi Memiliki Pemamatan Knslidasi yang Besar, PIT XIII HATTI. 3. Wreksatmdj, S. Pengaruh kekakuan struktur ada enurunannya (2006) 4. Singh, Anand K. ; Hsu, Tzu-I ; Khatua, Tara P.; Chu, Shing-Lung (1980), Evaluatin f Sil- Structure Interactin Methds,,Secialty Cnference n Dynamic esnse f Structures: Exerimentatin Observatin, Predictin and Cntrl, American Sciety f Civil Engineers, New Yrk. KNTekS 6 G-107 Universitas Trisakti, Jakarta 1-2 Nvember 2012

12 Geteknik G-108 KNTekS 6 Universitas Trisakti, Jakarta 1-2 Nvember 2012

MEKANIKA TANAH (CIV -205)

MEKANIKA TANAH (CIV -205) MEKANIKA TANAH (CIV -205) OUTLINE Dasar-dasar konsolidasi tanah Proses konsolidasi Teori Terzaghi Uji konsolidasi dilaboratorium Intreetasi data hasil uji lab KOMPONEN PENURUNAN TANAH Penambahan beban

Lebih terperinci

PENGGUNAAN GEOTEXTIL SEBAGAI ALTERNATIF PERBAIKAN TANAH TERHADAP PENURUNAN PONDASI DANGKAL

PENGGUNAAN GEOTEXTIL SEBAGAI ALTERNATIF PERBAIKAN TANAH TERHADAP PENURUNAN PONDASI DANGKAL PENGGUNAAN GEOTEXTIL SEBAGAI ALTERNATIF PERBAIKAN TANAH TERHADAP PENURUNAN PONDASI DANGKAL Yulvi Zaika, Budi Agus Kombino Jurusan Teknik Siil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Malang Jl. MT. Haryono

Lebih terperinci

BAB II. Landasan Teori

BAB II. Landasan Teori I Pendahuluan 1.1 Latar elakang Pondasi meruakan elemen bangunan ang berfungsi untuk menalurkan semua beban ang bekerja ada struktur tersebut ke dalam tanah, samai kedalaman tertentu aitu samai laisan

Lebih terperinci

BAB 8 RANGKAIAN TIGA FASE

BAB 8 RANGKAIAN TIGA FASE BAB 8 RANGKAAN TGA FASE 8.1 Pendahuluan Dalam rangkaian-rangkaian sebelumnya yang diergunakan sebagai sumber tegangan adalah sumber tegangan satu fase, dimana sumber tegangan (generatr) dihubungkan kebeban

Lebih terperinci

peletakan sub base berikutnya untuk mempertahankan tebal rencana yang

peletakan sub base berikutnya untuk mempertahankan tebal rencana yang BAB HI LANDASAN TEORI.1 Tinjauan TerhadaTinggi Timbunan Tinggi timbunan yang ditinjau adalah timbunan tanah yang berfungsi sebagai tanah dasar (suhgrade). Timbunan ini berfungsi untuk meningkatkan daya

Lebih terperinci

Penentuan Struktur Bawah Permukaan Daerah Pantai Panjang Kota Bengkulu Dengan Metode Seismik Refraksi

Penentuan Struktur Bawah Permukaan Daerah Pantai Panjang Kota Bengkulu Dengan Metode Seismik Refraksi Jurnal Gradien Vol.4 No.2 Juli 2008 : 337-34 Penentuan Struktur Bawah Permukaan Daerah Pantai Panjang Kota Bengkulu Dengan Metode Seismik Refraksi Refrizon, Suwarsono, Herno Yudiansyah Jurusan Fisika,

Lebih terperinci

8. Rangkaian Arus Searah, Pemroses Energi

8. Rangkaian Arus Searah, Pemroses Energi ntroduction to ircuit nalysis Time Domain www.dirhamblora.com 8. angkaian rus Searah, Pemroses Energi Kita mengetahui bahwa salah satu bentuk gelombang dasar adalah bentuk gelombang anak tangga. Di bagian

Lebih terperinci

BAB VI HUKUM KEKEKALAN ENERGI DAN PERSAMAAN BERNOULLI

BAB VI HUKUM KEKEKALAN ENERGI DAN PERSAMAAN BERNOULLI BAB VI HUKUM KEKEKALAN ENERGI DAN PERSAMAAN BERNOULLI Tujuan Intruksional Umum (TIU) Mahasiswa diharakan daat merencanakan suatu bangunan air berdasarkan konse mekanika luida, teori hidrostatika dan hidrodinamika.

Lebih terperinci

BAB III STATIKA FLUIDA

BAB III STATIKA FLUIDA A STATKA LUDA Tujuan ntruksional Umum (TU) Mahasiswa diharakan daat merencanakan suatu bangunan air berdasarkan konse mekanika fluida, teori hidrostatika dan hidrodinamika Tujuan ntruksional Khusus (TK)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persoalan jalur terendek (Shortest Path) meruakan suatu jaringan engarahan erjalanan dimana seseorang engarah jalan ingin menentukan jalur terendek antara dua kota

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB TINJAUAN PUSTAKA.1. Pondasi Pondasi meruakan bagian aling dasar dari suatu struktur yang berfungsi untuk memikul beban dan kemudian meneruskannya ke tanah. Secara umum, berdasarkan kedalamannya ondasi

Lebih terperinci

Integral dan Persamaan Diferensial

Integral dan Persamaan Diferensial Sudaryatno Sudirham Studi Mandiri Integral dan Persamaan Diferensial ii Darublic BAB 3 Integral (3) (Integral Tentu) 3.. Luas Sebagai Suatu Integral. Integral Tentu Integral tentu meruakan integral yang

Lebih terperinci

Dika Dwi Muharahman*, Nurul Gusriani, Elis Hertini. Departemen Matematika, Universitas Padjadjaran *E mail:

Dika Dwi Muharahman*, Nurul Gusriani, Elis Hertini. Departemen Matematika, Universitas Padjadjaran *E mail: Perubahan Perilaku Pengguna nstant Messenger dengan Menggunakan Analisis Koresondensi Bersama (Studi Kasus Mahasiswa di Program Studi S-1 Matematika FMPA Unad) Dika Dwi Muharahman*, Nurul Gusriani, Elis

Lebih terperinci

oleh seperangkat variabel X, maka persamaan di atas dinamakan persamaan struktural, dan modelnya disebut model struktural.

oleh seperangkat variabel X, maka persamaan di atas dinamakan persamaan struktural, dan modelnya disebut model struktural. ANALISIS JALUR A. PENGERTIAN ANALISIS JALUR Telaah statistika menyatakan bahwa untuk tujuan eramalan/ endugaan nilai Y atas dasar nilai-nilai X 1, X,., X i, ola hubungan yang sesuai adalah ola hubungan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Umum

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Umum Laoran Tugas Akhir BAB II DASAR TEORI 2.1 Umum Pemilihan ondasi tiang dilakukan aabila enggunaan ondasi dangkal daat menyebabkan enurunan yang tidak daat diterima atau memunculkan resiko yang daat merusak

Lebih terperinci

ANALISIS TRANSPORTASI DAN INSTALASI RIGID RISER PADA SISTEM FREE STANDING HYBRID RISER

ANALISIS TRANSPORTASI DAN INSTALASI RIGID RISER PADA SISTEM FREE STANDING HYBRID RISER ANALISIS TRANSPORTASI DAN INSTALASI RIGID RISER PADA SISTEM FREE STANDING HYBRID RISER Yonathan Mozes Mandagi 1, Paramashanti 2 1 Program Studi Teknik Kelautan, Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganeca 10

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aspek keamanan. Struktur bangunan yang ada di atas tanah didukung oleh sistem

BAB I PENDAHULUAN. aspek keamanan. Struktur bangunan yang ada di atas tanah didukung oleh sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada perencanaan pembangunan gedung bertingkat tinggi harus diperhatikan beberapa aspek penting, seperti lingkungan, sosial, ekonomi, serta aspek keamanan. Struktur

Lebih terperinci

Acoustics An Introduction by Heinrich Kuttruff

Acoustics An Introduction by Heinrich Kuttruff Acoustics An Introduction by Heinrich Kuttruff Diterjemahkan oleh : Okta Binti Masfiatur Rohmah Fisika, FMIPA, Universitas Sebelas Maret, 1 Bab 4 4.1 Solusi dari ersamaan gelombang 48 4. Gelombang harmonik

Lebih terperinci

PEMILIHAN METODE PERBAIKAN TANAH UNTUK KAWASAN PANTAI (STUDI KASUS: DI WILAYAH PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA)

PEMILIHAN METODE PERBAIKAN TANAH UNTUK KAWASAN PANTAI (STUDI KASUS: DI WILAYAH PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA) PEMILIHAN METODE PERBAIKAN TANAH UNTUK KAWASAN PANTAI (STUDI KASUS: DI WILAYAH PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA) Indra Nurtjahjaningtyas Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil, PS Teknik Universitas Jember

Lebih terperinci

Pemodelan Biaya Tak Langsung Proyek Konstruksi di PT Wijaya Karya (Studi Kasus: Proyek Konstruksi Di Provinsi Kalimantan Timur)

Pemodelan Biaya Tak Langsung Proyek Konstruksi di PT Wijaya Karya (Studi Kasus: Proyek Konstruksi Di Provinsi Kalimantan Timur) Pemodelan Biaya Tak Langsung Proyek Konstruksi di PT Wijaya Karya (Studi Kasus: Proyek Konstruksi Di Provinsi Kalimantan Timur) Odik Fajrin Jayadewa, Dr. Irhamah, S.Si, M.Si, dan 3 Dwi Endah Kusrini, S.Si,

Lebih terperinci

BAB 8 RANGKAIAN TIGA FASE. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST

BAB 8 RANGKAIAN TIGA FASE. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST BAB 8 RANGKAAN TGA FASE Oleh : r. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST 8.1 Pendahuluan v ϕ v ϕ Gambar 8.1. Sistem Satu Fase v ϕ Gambar 8.2 Sistem Satu Fase Tiga Kawat v 0 Gambar 8.3 Sistem Dua Fase

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Pemilahan Data

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Pemilahan Data BAB 3 PEMBAHASAN 3.1 Pemilahan Data Pemilahan data dilakukan untuk menentukan data mana saja yang akan diolah. Dalam enelitian ini, data yang diikutsertakan dalam engolahan ditentukan berdasarkan teori

Lebih terperinci

Analisis Kepuasan Pengunjung Terhadap Pelayanan Perpustakaan ITS

Analisis Kepuasan Pengunjung Terhadap Pelayanan Perpustakaan ITS D7 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. (6) 75 (-98X Print) Analisis Keuasan Pengunjung Terhada Pelayanan Perustakaan ITS Sandra Yuni Wulandari dan Wahyu Wibowo Jurusan, Fakultas MIPA, Institut Teknologi

Lebih terperinci

Bab 4 PRINSIP PRINSIP PEMODELAN FISIS

Bab 4 PRINSIP PRINSIP PEMODELAN FISIS Bab 4 PRINSIP PRINSIP PEMODELAN FISIS 4. Fase-fase Pemodelan Dalam bab ini kita akan mendiskusikan bagaimana membangun model model matematika system dinamis. Kita akan memerhatikan masalah bagaimana mencaai

Lebih terperinci

GELOMBANG BUNYI. Cepat rambat bunyi di udara yang dipengaruhi oleh tekanan dinyatakan dengan persamaan : pada gas ideal ; M

GELOMBANG BUNYI. Cepat rambat bunyi di udara yang dipengaruhi oleh tekanan dinyatakan dengan persamaan : pada gas ideal ; M SMK Negeri Rangkasbitung GELOMBANG BUNYI Bunyi meruakan salah satu bentuk gelombang mekanik, yaitu gelombang yang memerlukan medium sebagai erambatannya. Bunyi yang merambat ada medium udara bentuknya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk berkunjung ke suatu negara. Permintaan pariwisata biasanya diukur dari segi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk berkunjung ke suatu negara. Permintaan pariwisata biasanya diukur dari segi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Permintaan Pariwisata Pariwisata mamu mencitakan ermintaan yang dilakukan oleh wisatawan untuk berkunjung ke suatu negara. Permintaan ariwisata biasanya diukur dari segi jumlah

Lebih terperinci

270 o. 90 o. 180 o PENDAHULUAN

270 o. 90 o. 180 o PENDAHULUAN PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan analisis data saat ini masih bertumu ada analisis untuk data linear. Disisi lain, untuk kasus-kasus tertentu engukuran dilakukan secara sirkular. Beberaa ilustrasi

Lebih terperinci

FLUIDA STATIK. Dengan demikian gaya-gaya yang bekerja hanya gayagaya normal yaitu gaya tekan yang bekerja tegak lurus pada permukaannya.

FLUIDA STATIK. Dengan demikian gaya-gaya yang bekerja hanya gayagaya normal yaitu gaya tekan yang bekerja tegak lurus pada permukaannya. FLUID STTIK Fluida statik meruakan bagian dari hidrolika yang memelajari gaya-gaya tekan cairan dalam keadaan diam. Karena cairan dalam keadaan diam maka tidak terdaat geseran baik antara laisan cairan

Lebih terperinci

UNJUKKERJA TURBIN AIR MIKRO ALIRAN SILANG TERHADAP VARIASI SUDUT SUDU JALAN (RUNNER) PADA DEBIT KONSTAN UNTUK PLTMH

UNJUKKERJA TURBIN AIR MIKRO ALIRAN SILANG TERHADAP VARIASI SUDUT SUDU JALAN (RUNNER) PADA DEBIT KONSTAN UNTUK PLTMH A.15. Unjukkerja Turbin Air Mikro Aliran Silang Terhada Variasi Sudut Sudu Jalan... (Yusuf Dewantara Herlambang) UNJUKKERJA TURBIN AIR MIKRO ALIRAN SILANG TERHADA VARIASI SUDUT SUDU JALAN (RUNNER) ADA

Lebih terperinci

Dhiva Ryan Hardine 1), Aisyah Abdullah 2), Muhammad Ikbal 3), Nur Chamidah 4)

Dhiva Ryan Hardine 1), Aisyah Abdullah 2), Muhammad Ikbal 3), Nur Chamidah 4) PEMODELAN KADAR GULA DARAH DAN EKANAN DARAH PADA REMAJA PENDERIA DIABEES MELIUS IPE II DENGAN PENDEKAAN REGRESI NONPARAMERIK BIRESPON BERDASARKAN ESIMAOR SPLINE Dhiva Ryan Hardine 1), Aisyah Abdullah 2),

Lebih terperinci

BAB 3 PENGEMBANGAN TEOREMA DAN PERANCANGAN PROGRAM

BAB 3 PENGEMBANGAN TEOREMA DAN PERANCANGAN PROGRAM BAB 3 PENGEMBANGAN TEOREMA DAN PERANCANGAN PROGRAM 3.1. Pengembangan Teorema Dalam enelitian dan erancangan algoritma ini, akan dibahas mengenai beberaa teorema uji rimalitas yang terbaru. Teorema-teorema

Lebih terperinci

PERBEDAAN KEPUTUSAN MEMBELI NETBOOK DENGAN KEPUTUSAN MEMBELI NOTEBOOK

PERBEDAAN KEPUTUSAN MEMBELI NETBOOK DENGAN KEPUTUSAN MEMBELI NOTEBOOK 1 PERBEDAAN KEPUTUSAN MEMBELI NETBOOK DENGAN KEPUTUSAN MEMBELI NOTEBOOK (Studi kasus ada Mahasiswa Program Studi Pendidikan EkonomiFKIP Universitas Jember angkatan tahun 2011, 2012, 2013) The Difference

Lebih terperinci

IV PEMBAHASAN. 4.1 Penentuan Titik Tetap Model Dinamika Virus HIV Titik tetap persamaan (3.1) diperoleh dengan menentukan dt 0, dt *

IV PEMBAHASAN. 4.1 Penentuan Titik Tetap Model Dinamika Virus HIV Titik tetap persamaan (3.1) diperoleh dengan menentukan dt 0, dt * 6 IV PEMBAHASAN 4. Penentuan Titik Teta Model Dinamika Titik teta ersamaan (3. dieroleh dengan menentukan dt, dt dan dv. Sehingga menurut ersamaan tersebut dieroleh titik teta s d N s dt T, T, V, T, kn

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., () - Studi Perbandingan Perencanaan Struktur Menggunakan SPMM, SRBK, dan SRBK menggunakan Outrigger Belt Truss Pada Aartemen Season City Tower A Yodie Medianto, Data Iranata,

Lebih terperinci

Hasil Kali Dalam Berbobot pada Ruang L p (X)

Hasil Kali Dalam Berbobot pada Ruang L p (X) Hasil Kali Dalam Berbobot ada Ruang L () Muhammad Jakfar, Hendra Gunawan, Mochammad Idris 3 Universitas Negeri Surabaya, muhammadjakfar@unesa.ac.id Institut Teknologi Bandung, hgunawan@math.itb.ac.id 3

Lebih terperinci

Aliran Daya Optimal dengan Batas Keamanan Sistem Menggunakan Bender Decomposition

Aliran Daya Optimal dengan Batas Keamanan Sistem Menggunakan Bender Decomposition JURAL TEKIK POMITS Vol., o., (4) Aliran Daya Otimal dengan Batas Keamanan Sistem Menggunakan Bender Decomosition Tri Prasetya Fathurrodli, Rony Seto Wibowo, Ontoseno Penangsang Jurusan Teknik Elektro,

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS PENGELOMPOKKAN KECAMATAN DI KODYA SURABAYA BERDASARKAN VARIABEL-VARIABEL KEPENDUDUKAN, KESEHATAN DAN PENDIDIKAN

SKRIPSI ANALISIS PENGELOMPOKKAN KECAMATAN DI KODYA SURABAYA BERDASARKAN VARIABEL-VARIABEL KEPENDUDUKAN, KESEHATAN DAN PENDIDIKAN SKRIPSI ANALISIS PENGELOMPOKKAN KECAMATAN DI KODYA SURABAYA BERDASARKAN VARIABEL-VARIABEL KEPENDUDUKAN, KESEHATAN DAN PENDIDIKAN Oleh : Rengganis L. N. R 302 00 046 PENDAHULUAN Latar Belakang Penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1997 negara-negara di Kawasan Asia mengalami krisis ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1997 negara-negara di Kawasan Asia mengalami krisis ekonomi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tahun 997 negara-negara di Kawasan Asia mengalami krisis ekonomi, seerti Korea Selatan, Thailand, Filiina, Malaysia, Singaura, Indonesia. Penyebaran krisis di kawasan

Lebih terperinci

Pengaruh Riwayat Pemberian ASI Terhadap Perkembangan Anak Usia Prasekolah di TK Kristen Imanuel Surakarta

Pengaruh Riwayat Pemberian ASI Terhadap Perkembangan Anak Usia Prasekolah di TK Kristen Imanuel Surakarta Pengaruh Riwayat Terhada Perkembangan Anak Usia Prasekolah di TK Kristen Imanuel Surakarta 1 2 srilestarijs@yahoo.com 1 2 AKPER Insan Husada Surakarta Breast milk is the most erfect food for baby. Giving

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. 1 (2018) ISSN: ( Print)

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. 1 (2018) ISSN: ( Print) D37 Perbandingan Pondasi Bangunan Bertingkat Untuk Pondasi Dangkal dengan Variasi Perbaikan Tanah dan Pondasi Dalam Studi Kasus Pertokoan di Pakuwon City Surabaya Adrian artanto, Indrasurya B. Mochtar,

Lebih terperinci

Regresi Rasio Prevalensi dengan Model Log-Binomial: Isu Ketakkonvergenan. Netti Herawati 1) Alfian Futuhul Hadi 2)

Regresi Rasio Prevalensi dengan Model Log-Binomial: Isu Ketakkonvergenan. Netti Herawati 1) Alfian Futuhul Hadi 2) BIAStatistika (2) Vol. 4, No., hal. 35 45 Regresi Rasio Prevalensi dengan Model Log-Binomial: Isu Ketakkonvergenan Netti Herawati ) Alfian Futuhul Hadi 2) ) Jurusan Matematika FMIPA Universitas Lamung

Lebih terperinci

UJI KAPASITAS TARIK FONDASI TIANG APUNG PADA TANAH PASIR

UJI KAPASITAS TARIK FONDASI TIANG APUNG PADA TANAH PASIR UJI KAPASITAS TARIK FONDASI TIANG APUNG PADA TANAH PASIR Hadi Pangestu Rihardj* ABSTRACT A fundatin structure shuld be designed t detain uplift frce in cnstructin built t detain rlling mment such as dck,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI.1 etode Perancangan etode erancangan adalah roses berikir sistematis untuk menyelesaikan suatu masalah, sehingga mendaatkan hasil enyelesaian yang maksimal untuk mencaai sesuatu yang

Lebih terperinci

Kajian Penambahan Kadar Fly Ash sebagai Pengganti Semen terhadap Kinerja Workabilitas dan Kuat Tekan

Kajian Penambahan Kadar Fly Ash sebagai Pengganti Semen terhadap Kinerja Workabilitas dan Kuat Tekan Reka Racana Teknik Siil Itenas No.x Vol. xx Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Desember 2014 Kajian Penambahan Kadar Fly Ash sebagai Pengganti Semen terhada Kinerja Workabilitas dan Kuat Tekan TAUFIK

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. MEODOLOGI PENELIIAN A. WAKU DAN EMPA Penelitian dilakukan di UP F echnoark Fakultas eknologi Pertanian (FAEA), Institut Pertanian Bogor (IPB), Bogor. Penelitian ini dilakukan selama bulan Maret -

Lebih terperinci

KERANGKA TEORITIS. pemasaran, stok, impor dan ekspor beras Indonesia saling terkait secara simultan

KERANGKA TEORITIS. pemasaran, stok, impor dan ekspor beras Indonesia saling terkait secara simultan III. KERANGKA TEORITIS Berdasarkan tinjauan ustaka yang telah dikemukakan maka disimulkan bahwa antara komonen enawaran, ermintaan, harga, endaatan etani, marjin emasaran, stok, imor dan eksor beras Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN TEORETIS RELASI DISPERSI BAHAN BERINDEKS BIAS NEGATIF

KAJIAN TEORETIS RELASI DISPERSI BAHAN BERINDEKS BIAS NEGATIF Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Peneraan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 16 Mei 009 KAJIAN TEORETIS RELASI DISPERSI BAHAN BERINDEKS BIAS NEGATIF Juliasih Partini,

Lebih terperinci

Biaya Modal (Cost of Capital)

Biaya Modal (Cost of Capital) Bahan Ajar : Manajemen Keuangan II Digunakan untuk melengkai buku wajib Disusun oleh: Nila Firdausi Nuzula Biaya Modal (Cost of Caital) Caital Budgeting dan Cost of Caital (CoC) meruakan dua konse yang

Lebih terperinci

UJIAN MASUK BERSAMA (UMB) Mata Pelajaran : Matematika Dasar Tanggal : 6 Juni 9 Kde Sal : www.nlineschls.name. Jika u n adalah suku ke-n suatu barisan aritmetika naik yang memenuhi u + u + u6 = 8 dan u

Lebih terperinci

ANALISA DAYA DUKUNG DAN PENURUNAN ELASTIS TIANG PANCANG BETON JEMBATAN SUNGAI PENARA JALAN AKSES NON TOL KUALANAMU. Tua Tindaon 1 dan Rudi Iskandar 2

ANALISA DAYA DUKUNG DAN PENURUNAN ELASTIS TIANG PANCANG BETON JEMBATAN SUNGAI PENARA JALAN AKSES NON TOL KUALANAMU. Tua Tindaon 1 dan Rudi Iskandar 2 ANALISA DAYA DUKUNG DAN PENURUNAN ELASTIS TIANG PANCANG BETON JEMBATAN SUNGAI PENARA JALAN AKSES NON TOL KUALANAMU Tua Tindaon 1 dan Rudi Iskandar 1 Deartemen Teknik Siil, Universitas Sumatera Utara, Jl.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk tiap tahunnya, maka secara langsung kebutuhan akan lahan sebagai penunjang kehidupan pun semakin besar. Pada kota-kota

Lebih terperinci

ANALISIS KEBUTUHAN TORSI PENJATAH PUPUK BUTIRAN TIPE EDGE-CELL UNTUK MESIN PEMUPUK JAGUNG

ANALISIS KEBUTUHAN TORSI PENJATAH PUPUK BUTIRAN TIPE EDGE-CELL UNTUK MESIN PEMUPUK JAGUNG ANALISIS KEBUTUHAN TORSI PENJATAH PUPUK BUTIRAN TIPE EDGE-CELL UNTUK MESIN PEMUPUK JAGUNG (Torque Requirement Analysis of Edge-cell Tye Metering Device for Corn ertilizer Alicator) Annisa Nur Ichniarsyah,

Lebih terperinci

Penerapan Multivariate Exponentially Weighted Moving Average Control Chart Pada Proses Pembuatan Boiler di PT. ALSTOM ESI Surabaya

Penerapan Multivariate Exponentially Weighted Moving Average Control Chart Pada Proses Pembuatan Boiler di PT. ALSTOM ESI Surabaya 1 Peneraan Multivariate Exonentially Weighted Moving Average Control Chart Pada Proses Pembuatan Boiler di PT. ALSTOM ESI Surabaya R. Candra Dewantara (1), Dr. Muhammad Mashuri, M.T. () Jurusan Statistika,

Lebih terperinci

PERKIRAAN LAJU ALIR OPTIMUM SUMUR GAS DENGAN ANALISIS NODAL. Edward ML Tobing

PERKIRAAN LAJU ALIR OPTIMUM SUMUR GAS DENGAN ANALISIS NODAL. Edward ML Tobing PERKIRAAN LAJU ALIR OPTIMUM SUMUR GAS DENGAN ANALISIS NODAL Edward ML Tobing Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi "LEMIGAS" etobing@lemigas.esdm.go.id S A R I Untuk mengetahui

Lebih terperinci

APLIKASI DISCOUNTED CASH FLOW PADA KONTROL INVENTORY DENGAN BEBERAPA MACAM KREDIT PEMBAYARAN SUPPLIER

APLIKASI DISCOUNTED CASH FLOW PADA KONTROL INVENTORY DENGAN BEBERAPA MACAM KREDIT PEMBAYARAN SUPPLIER Program Studi MMT-ITS, Surabaya Agustus 9 APLIKASI ISOUNTE ASH FLOW PAA KONTROL INVENTORY ENGAN BEBERAPA MAAM KREIT PEMBAYARAN SUPPLIER Hansi Aditya, Rully Soelaiman Manajemen Teknologi Informasi MMT -

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI A. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN B. ALAT DAN BAHAN C. METODE PELAKSANAAN MAGANG

IV. METODOLOGI A. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN B. ALAT DAN BAHAN C. METODE PELAKSANAAN MAGANG IV. METODOLOGI A. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN Kegiatan magang ini dilaksanakan selama 6 (enam) bulan terhitung mulai Februari 2011 samai dengan Juli 2011 di PT. United Tractors Pandu Engineering yang

Lebih terperinci

Pembicaraan fluida menjadi relatif sederhana, jika aliran dianggap tunak (streamline atau steady)

Pembicaraan fluida menjadi relatif sederhana, jika aliran dianggap tunak (streamline atau steady) DINAMIKA FLUIDA Hidrodinamika meruakan cabang mekanika yang memelajari fluida bergerak (gejala tentang fluida cuku komleks) Pembicaraan fluida terdaat bermacam-macam antara lain: - dari jenis fluida (kental

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS RANTAI MARKOV PADA PERAMALAN PANGSA PASAR

BAB III ANALISIS RANTAI MARKOV PADA PERAMALAN PANGSA PASAR BAB III ANALISIS RANTAI MARKOV PADA PERAMALAN PANGSA PASAR Berdasarkan ada bab sebelumnya, ada bab ini akan dijelaskan enetaan atribut-atribut (keseakatan istilah) yang akan digunakan, serta langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Boussinesq. Caranya dengan membuat garis penyebaran beban 2V : 1H (2 vertikal

BAB III LANDASAN TEORI. Boussinesq. Caranya dengan membuat garis penyebaran beban 2V : 1H (2 vertikal BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Distribusi Tegangan Dalam Tanah Berbagai cara telah digunakan untuk menghitung tambahan tegangan akibat beban pondasi. Semuanya menghasilkan kesalahan bila nilai banding z/b

Lebih terperinci

Simulasi Regulator Tekanan Untuk Kendaraan Berbahan Bakar Gas Dengan Program Fire

Simulasi Regulator Tekanan Untuk Kendaraan Berbahan Bakar Gas Dengan Program Fire JURNAL EKNIK MESIN Vl. 4, N. 2, Oktber 22: 14 113 Simulasi Regulatr ekanan Untuk Kendaraan Berbahan Bakar Gas Dengan Prgram Fire ulus Burhanuddin Sitrus Dsen Jurusan eknik Mesin - Universitas Sumatera

Lebih terperinci

Pertemuan IV II. Torsi

Pertemuan IV II. Torsi Pertemuan V. orsi.1 Definisi orsi orsi mengandung arti untir yang terjadi ada batang lurus aabila dibebani momen (torsi) yang cendrung menghasilkan rotasi terhada sumbu longitudinal batang, contoh memutar

Lebih terperinci

Inisiasi 2 (MATERI ENERGI GELOMBANG)

Inisiasi 2 (MATERI ENERGI GELOMBANG) Inisiasi 2 (MATEI ENEGI GELMBANG) Saudara mahasiswa, calon endidik bangsa, selamat bertemu dalam kegiatan tutorial online kedua. Untuk kegiatan kali ini, kita akan berdiskusi tentang gelombang, teatnya

Lebih terperinci

APLIKASI REGRESI PARTIAL LEAST SQUARE UNTUK ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI KOTA YOGYAKARTA

APLIKASI REGRESI PARTIAL LEAST SQUARE UNTUK ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI KOTA YOGYAKARTA -ISSN 979 3693 e-issn 2477 0647 MEDIA STATISTIKA 9(2) 206: 75-84 htt://eournal.undi.ac.id/index.h/media_statistika APLIKASI REGRESI PARTIAL LEAST SQUARE UNTUK ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

Lebih terperinci

BAB III MODEL EXPONENTIAL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTIC IN MEAN (EGARCH-M)

BAB III MODEL EXPONENTIAL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTIC IN MEAN (EGARCH-M) 30 BAB III MODEL EXPOETIAL GEERALIZED AUTOREGRESSIVE CODITIOAL HETEROSCEDASTIC I MEA (EGARCH-M) 3.1 Proses EGARCH Exonential GARCH (EGARCH) diajukan elson ada tahun 1991 untuk menutui kelemahan model ARCH/GARCH

Lebih terperinci

D I C. I d Arus Kontrol. Tegangan Kontrol

D I C. I d Arus Kontrol. Tegangan Kontrol B a b 5 Field Effect Transistor (FET) Jenis lain dari transistor adalah Field Effect Transistor (FET). Perbedaan utama antara BJT dan FET adalah engontrol kerja dari transistor tersebut. Jika BJT kerjanya

Lebih terperinci

MULTIPATH FADING RAYLEIGH MENGGUNAKAN MODEL AUTOREGRESSIVE DAN INTERPOLATOR

MULTIPATH FADING RAYLEIGH MENGGUNAKAN MODEL AUTOREGRESSIVE DAN INTERPOLATOR MULTIPATH FADING RAYLEIGH MENGGUNAKAN MODEL AUTOREGRESSIVE DAN INTERPOLATOR Aryo Baskoro Utomo Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang Kamus UNNES Sekaran Gunungati, Semarang

Lebih terperinci

TATA CARA PERENCANAAN TEKNIK JEMBATAN GANTUNG UNTUK PEJALAN KAKI

TATA CARA PERENCANAAN TEKNIK JEMBATAN GANTUNG UNTUK PEJALAN KAKI TATA CARA PERENCANAAN TEKNIK JEMBATAN GANTUNG UNTUK PEJALAN KAKI I. DESKRIPSI 1.1. Maksud dan Tujuan Tata cara ini dimaksudkan sebagai acuan Fasilitatr dalam membuat perencanaan teknik jembatan gantung

Lebih terperinci

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PENDUGAAN MUTU. Sandra 1)

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PENDUGAAN MUTU. Sandra 1) Alikasi Jaringan Syaraf Tiruan (Sandra) APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PENDUGAAN MUTU MANGGA SEGAR SECARA NON-DESTRUKTIF Sandra 1) 1) Staf Pengajar Fakultas Pertanian, Universitas Andalas Padang

Lebih terperinci

PERBAIKAN TEGANGAN BUS AKIBAT GANGGUAN KONTINGENSI DENGAN MENGGUNAKAN INJEKSI SUMBER DAYA REAKTIF. Yasin Mohamad, ST.

PERBAIKAN TEGANGAN BUS AKIBAT GANGGUAN KONTINGENSI DENGAN MENGGUNAKAN INJEKSI SUMBER DAYA REAKTIF. Yasin Mohamad, ST. PERBAIKAN TEGANGAN BUS AKIBAT GANGGUAN KONTINGENSI DENGAN MENGGUNAKAN INJEKSI SUMBER DAYA REAKTIF Yasin Mohamad, ST., MT 1 INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui erubahan-erubahan tegangan

Lebih terperinci

PERTEMUAN TOPIK BAHASAN 7 PENURUNAN

PERTEMUAN TOPIK BAHASAN 7 PENURUNAN PERTEMUAN 17 19 TOPIK BAHASAN 7 PENURUNAN PENURUNAN Pengertian meruakan eristiwa termamatnya suatu laisan tanah akibat : Beban luar Pemomaan air Jenis Penurunan Penurunan Segera (Immediate Settlement);S

Lebih terperinci

II.A. DASAR TEORI II.1.

II.A. DASAR TEORI II.1. BAB II DASAR TEORI dan TINJAUAN PUSTAKA II.A. DASAR TEORI II.1. Umum Untuk kasus satu dimensi hubungan tegangan-regangan lastis semurna daat dinyatakan melalui ersamaan (2.1) berikut : ε = E ε = + α E

Lebih terperinci

PETA KENDALI R ADAPTIF SEBAGAI ALTERNATIF PETA KENDALI R SHEWHART DALAM MENDETEKSI PERGESERAN KECIL PADA VARIANS

PETA KENDALI R ADAPTIF SEBAGAI ALTERNATIF PETA KENDALI R SHEWHART DALAM MENDETEKSI PERGESERAN KECIL PADA VARIANS PETA KENDALI R ADAPTIF SEBAGAI ALTERNATIF PETA KENDALI R SHEWHART DALAM MENDETEKSI PERGESERAN KECIL PADA VARIANS Adative R Control Chart as Alternative Shewhart R Control Chart in Detecting Small Shifts

Lebih terperinci

Laporan Tugas Akhir Ratna Sari Cipto Haryono BAB I PENDAHULUAN Maulana BAB I PENDAHULUAN

Laporan Tugas Akhir Ratna Sari Cipto Haryono BAB I PENDAHULUAN Maulana BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 URAIAN Pada perencanaan pembangunan gedung bertingkat tinggi harus diperhatikan beberapa aspek penting, seperti lingkungan, sosial, ekonomi, serta aspek keamanan. Untuk itu diperlukan

Lebih terperinci

PENURUNAN HUJAN EFEKTIF DARI DATA HIDROGRAF

PENURUNAN HUJAN EFEKTIF DARI DATA HIDROGRAF PENURUNAN HUJAN EFEKTIF DARI DATA HIDROGRAF Uniadi Mangidi Staf Pengajar Jurusan Teknik Siil Fakultas Teknik Universitas Haluoleo Jl. HEA.Mokodomit Kamus Hijau Bumi Tridharma Anduonohu Kendari 97 uniadi05@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pondasi Tiang Pancang Pondasi tiang ancang (driven ile foundation) meruakan jenis ondasi yang biasa digunakan ada lokasi konstruksi dengan karakteristik tanah dasarnya tidak memiliki

Lebih terperinci

SUDUT PENYEBARAN BEBAN PONDASI DANGKAL DI ATAS TANAH URUG

SUDUT PENYEBARAN BEBAN PONDASI DANGKAL DI ATAS TANAH URUG SUDUT ENYEBARAN BEBAN ONDASI DANGKAL DI ATAS TANAH URUG (Sugie rawono) SUDUT ENYEBARAN BEBAN ONDASI DANGKAL DI ATAS TANAH URUG Sugie rawono Dosen Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil Universitas Kristen

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang Masalah

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang Masalah Bab I Pendahuluan I. Latar Belakang Masalah Dalam beberaa tahun terakhir ini, roses emonitoran kestabilan barisan matriks korelasi mendaatkan erhatian yang amat serius dalam literatur, terutama dalam literatur

Lebih terperinci

ANALISIS KOMPOSISI FASA DENGAN METODE RIETVELD DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEKERASAN NANOKOMPOSIT Ti-Si-N

ANALISIS KOMPOSISI FASA DENGAN METODE RIETVELD DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEKERASAN NANOKOMPOSIT Ti-Si-N MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 7, NO., APRIL 003 ANALISIS KOMPOSISI FASA DENGAN METODE RIETVELD DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEKERASAN NANOKOMPOSIT Ti-Si-N Keba Moto,, Lia Setiarini, dan Zufar Abubakar,. Materials

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TIJAUA PUSTAKA Portofolio Saham Portofolio berarti sekumulan investasi, untuk kasus saham, berarti sekumulan investasi dalam bentuk saham. Proses embentukan orfolio saham terdiri dari mengidentifikasi

Lebih terperinci

I Pengujian Sampel Di Laboratorium

I Pengujian Sampel Di Laboratorium BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Metdlgi Penelitian Metde penelitian adalah suatu umtan atau tata cara pelaksanaan penelitian dalam rangka mencari jawaban atas permasalahan penelitian yang akan dilakukan.

Lebih terperinci

HITUNGAN KOORDINAT, AZIMUTH/ARAH DAN JARAK

HITUNGAN KOORDINAT, AZIMUTH/ARAH DAN JARAK PENGUKURAN POLIGON Pengukuran dan Pemetaan Hutan : HITUNGAN KOORDINAT, AZIMUTH/ARAH DAN JARAK Y φq Dq Q(Xq,Yq) θq P(X,Y) φq = Azimuth/arah P ke Q 0 X θq Dq = Azimuth/arah Q ke P = Jarak dari P ke Q P(X,Y)

Lebih terperinci

Analisis Perkuatan Wire Rope

Analisis Perkuatan Wire Rope Analii Perkuatan Wire Roe dan Tulangan Konvenional Balok Beton Bertulang Tamang T Momen Negatif Menggunakan Metode Layer (Mengabaikan Tulangan Saya) Dima Langga Chandra Galuh Program Studi Teknik Siil,

Lebih terperinci

Alternatif Perencanaan Gedung 3 Lantai pada Tanah Lunak dengan dan Tanpa Pondasi Dalam

Alternatif Perencanaan Gedung 3 Lantai pada Tanah Lunak dengan dan Tanpa Pondasi Dalam JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 Alternatif Perencanaan Gedung 3 Lantai pada Tanah Lunak dengan dan Tanpa Pondasi Dalam Fitria Wahyuni, Indrasurya B.Mochtar Jurusan Teknik Sipil, Fakultas

Lebih terperinci

Modifikasi Hydrograf Satuan Sintetik SCS Sungai Serayu Dengan Metoda Optimasi

Modifikasi Hydrograf Satuan Sintetik SCS Sungai Serayu Dengan Metoda Optimasi Modifikasi Hydrograf Satuan Sintetik SCS Sungai Serayu Dengan Metoda Otimasi Ariani Budi Safarina ABSTRAK Metoda hydrograf satuan sintetik dierlukan untuk menentukan arameter banjir di daerah aliran sungai

Lebih terperinci

Sistem Informasi Penyebaran Penyakit Demam Berdarah Menggunakan Metode Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation

Sistem Informasi Penyebaran Penyakit Demam Berdarah Menggunakan Metode Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation Sistem Informasi Penyebaran Penyakit Demam Berdarah Menggunakan Metode Jaringan Syaraf Tiruan Backroagation Didi Suriyadi Program Studi Teknik Informatika Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Purwokerto

Lebih terperinci

Modifikasi Hydrograf Satuan Sintetik Nakayasu Sungai Cisangkuy Dengan Metoda Optimasi

Modifikasi Hydrograf Satuan Sintetik Nakayasu Sungai Cisangkuy Dengan Metoda Optimasi Modifikasi Hydrograf Satuan Sintetik Nakayasu Sungai Cisangkuy Dengan Metoda Otimasi Ariani Budi Safarina ABSTRAK Metoda hydrograf satuan sintetik dierlukan untuk menentukan arameter banjir di daerah aliran

Lebih terperinci

Analisis Stabilitas Sistem Daya pada Interkoneksi PLTMH Ampelgading di Gardu Induk Turen

Analisis Stabilitas Sistem Daya pada Interkoneksi PLTMH Ampelgading di Gardu Induk Turen 194 Analisis Stabilitas Sistem Daya ada Interkoneksi PLTMH Amelgading di Gardu Induk Turen Hadi Suyono, Rini Nur Hasanah, Teguh Utomo, dan Markus D. Letik Abstrak -Kebutuhan akan energi listrik yang terus

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.. Kerangka Pikir Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aakah terdaat engaruh dan hubungan antara total nilai aset reksa dana dengan risiko asar reksa dana (beta), standar

Lebih terperinci

ANALISIS BAYES UNTUK REGRESI SPLINE TERPENALTI STUDI KASUS: ANALISIS HUBUNGAN JUMLAH UANG BEREDAR DENGAN INFLASI DI INDONESIA

ANALISIS BAYES UNTUK REGRESI SPLINE TERPENALTI STUDI KASUS: ANALISIS HUBUNGAN JUMLAH UANG BEREDAR DENGAN INFLASI DI INDONESIA IndoMS Journal on Statistics Vol. 2, No. 2 (2014), Page 63-69 ANALISIS BAYES UNTUK REGRESI SPLINE TERPENALTI STUDI KASUS: ANALISIS HUBUNGAN JUMLAH UANG BEREDAR DENGAN INFLASI DI INDONESIA Rika Fitriani,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PERBANDINGAN METODA

BAB III METODOLOGI DAN PERBANDINGAN METODA BAB III METODOLOGI DAN PERBANDINGAN METODA Melalui enjelasan konse jaringan grah, dalam menelusuri rute menuntut adanya enggunaan metoda yang teat. Merunut ada tinjauan ustaka, setidaknya akan digunakan

Lebih terperinci

Semen yang digunakan dalam penelitian ini adalah semen portland jenis I

Semen yang digunakan dalam penelitian ini adalah semen portland jenis I BAB IV METDLGI ENELITIAN 4.1 Standar Tes dan Sesifikasi Bahan terhada bahan Dalam elaksanaan enelitian enyusun camr tersebut adalah sebagai bekut : 1 Sement rlland. ini dilakuka, an engujian dan klasifikasi

Lebih terperinci

ANALISIS KEBUTUHAN TORSI PENJATAH PUPUK BUTIRAN TIPE EDGE-CELL UNTUK MESIN PEMUPUK JAGUNG

ANALISIS KEBUTUHAN TORSI PENJATAH PUPUK BUTIRAN TIPE EDGE-CELL UNTUK MESIN PEMUPUK JAGUNG ANALISIS KEBUTUHAN TORSI PENJATAH PUPUK BUTIRAN TIPE EDGE-CELL UNTUK MESIN PEMUPUK JAGUNG Torque Requirement Analysis of Edge-cell Tye Metering Device for Corn Fertilizer Alicator Annisa Nur Ichniarsyah

Lebih terperinci

USULAN METODA PERHITUNGAN INTERAKTIF STRUKTUR PONDASI DI ATAS TANAH LUNAK DENGAN MENYERTAKAN PENGARUH PENURUNAN KONSOLIDASI JANGKA PANJANG.

USULAN METODA PERHITUNGAN INTERAKTIF STRUKTUR PONDASI DI ATAS TANAH LUNAK DENGAN MENYERTAKAN PENGARUH PENURUNAN KONSOLIDASI JANGKA PANJANG. USULAN METODA PERHITUNGAN INTERAKTIF STRUKTUR PONDASI DI ATAS TANAH LUNAK DENGAN MENYERTAKAN PENGARUH PENURUNAN KONSOLIDASI JANGKA PANJANG. Oleh Yudhi Lastiasih * Indrasurya B. Mochtar ** ABSTRAK Perhitungan

Lebih terperinci

Sri Lestari Kartikawati, Endang Sutedja, Dzulfikar DLH ABSTRAK

Sri Lestari Kartikawati, Endang Sutedja, Dzulfikar DLH ABSTRAK PENGARUH KELAS IBU BALITA TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN KETERAMPILAN IBU BALITA DALAM MERAWAT BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKARASA KOTA BANDUNG ABSTRAK Sri Lestari Kartikawati, Endang

Lebih terperinci

PEMODELAN KETERTINGGALAN DAERAH DI INDONESIA MENGGUNAKAN ANALISIS DISKRIMINAN

PEMODELAN KETERTINGGALAN DAERAH DI INDONESIA MENGGUNAKAN ANALISIS DISKRIMINAN M-20 PEMODELAN KETERTINGGALAN DAERAH DI INDONESIA MENGGUNAKAN ANALISIS DISKRIMINAN Titi Purwandari, Yuyun Hidayat 2,2) Deartemen Statistika FMIPA Universitas Padjadjaran, email : titiurwandari@yahoo.com,

Lebih terperinci

V L R = ρ. B. (1) dan (3) C. (2) dan (3) D. (1) E. (2) 1. Karena pengaruh panjang penghantar, pada

V L R = ρ. B. (1) dan (3) C. (2) dan (3) D. (1) E. (2) 1. Karena pengaruh panjang penghantar, pada . Karena engaruh anjang enghantar, ada i rangkaian listrik timbul arus sebesar 400 m. Uaya yang daat dilakukan agar kuat arusnya menjadi 800 m adalah.. anjang enghantar ditambah menjadi dua kalinya B.

Lebih terperinci

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Analisa Kestabilan Lyapunov

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Analisa Kestabilan Lyapunov Institut Teknologi Seuluh Noember Surabaya Analisa Kestabilan Lyaunov Contoh Soal Ringkasan Latihan Contoh Soal Ringkasan Latihan Sistem Keadaan Kesetimbangan Kestabilan dalam Arti Lyaunov Penyajian Diagram

Lebih terperinci

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 4, Nomor 1, Mei 2013 ISSN

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 4, Nomor 1, Mei 2013 ISSN Perbandingan Metode Klasifikasi Regresi Logistik Dengan Jaringan Saraf Tiruan (Studi Kasus: Pemilihan Jurusan Bahasa dan IPS ada SMAN 2 Samarinda Tahun Ajaran 2011/2012) Comarison of Classification Methods

Lebih terperinci

ANALISIS LENDUTAN PERKERASAN KAKU PADA PEMBEBANAN SUDUT DENGAN METODE ELEMEN HINGGA

ANALISIS LENDUTAN PERKERASAN KAKU PADA PEMBEBANAN SUDUT DENGAN METODE ELEMEN HINGGA ANALISIS LENDUTAN ERKERASAN KAKU ADA EMBEBANAN SUDUT DENGAN METODE ELEMEN HINGGA Farid Yasir 1, Niken Silmi Surjandari 2, Yusep Muslih urwana 3 1) Mahasiswa Magister Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas

Lebih terperinci

DESAIN PONDASI TELAPAK DAN EVALUASI PENURUNAN PONDASI ENDRA ADE GUNAWAN SITOHANG

DESAIN PONDASI TELAPAK DAN EVALUASI PENURUNAN PONDASI ENDRA ADE GUNAWAN SITOHANG DESAIN PONDASI TELAPAK DAN EVALUASI PENURUNAN PONDASI TUGAS AKHIR Oleh : ENDRA ADE GUNAWAN SITOHANG 07 0404 130 BIDANG STUDI GEOTEKNIK DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci