MULTIPATH FADING RAYLEIGH MENGGUNAKAN MODEL AUTOREGRESSIVE DAN INTERPOLATOR
|
|
- Ivan Kurniawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 MULTIPATH FADING RAYLEIGH MENGGUNAKAN MODEL AUTOREGRESSIVE DAN INTERPOLATOR Aryo Baskoro Utomo Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang Kamus UNNES Sekaran Gunungati, Semarang Abstrak Fading Rayleigh meruakan endekatan realistis kondisi kanal ada sistem komunikasi wireless dimana roagasi sinyal non line of sight antara transmitter dan receiver. Beberaa metode telah dikembangkan untuk mensimulasikan fading Rayleigh ini. Salah satu metode untuk mensimulasikan fading Rayleigh adalah melalui emfilteran variabel Gaussian indeenden. Tujuan enelitian adalah membangkitkan data fading terdistribusi Rayleigh menggunakan model autoregressive (AR) yang diadukan dengan sebuah interolator. Interolator dikombinasikan dengan simulator fading Rayleigh untuk mengakomodasi frekuensi Doler yang berbeda sehingga koefisien filter tidak erlu untuk diubah. Interolator bekerja menggunakan interolasi linier. Data fading Rayleigh yang dibangkitkan dianalisis berdasarkan distribusi, mean square error (MSE), autokorelasi dan cross-korelasi. Simulasi dilakukan menggunakan MATLAB dan diimlementasi secara non-real time untuk sistem komunikasi BPSK dan QPSK, dimana multiath fading berdasarkan model arameter kanal SUI 4, SUI 5, dan SUI 6. Dari hasil engujian dieroleh bahwa histogram data fading Rayleigh yang dibangkitkan menggunakan filter AR dan interolator secara visual memiliki distribusi yang mendekati nilai teoritis, MSE disekitaran 0,15x10-6. Penggunaan interolator tidak merubah distribusi data fading, mean dan standar deviasi teta. Beda MSE dari data fading yang dibangkitkan langsung menggunakan filter AR terhada kombinasi filter AR dan interolator ± 0,001x10-6. Hal ini menunjukkan bahwa enggunaan interolator akan memberikan keraktisan dalam membangkitkan data fading dengan frekuensi Doler beraaun tana harus mendesain ulang filter AR. Kata kunci: AR, interolator, multiath fading, Rayleigh 1. PENDAHULUAN Karakteristik kanal wireless ditentukan oleh adanya roagasi multiath. Sinyal yang ditransmisikan oleh suatu antena emancar akan tersebar atau terhambur (scattered) oleh berbagai objek (benda) di lingkungan seanjang erjalanan sinyal tersebut mencaai antena enerima. Sebuah sinyal yang dikirim ada akhirnya akan terdulikasi menjadi beberaa sinyal dimana tia sinyal tersebut akan tiba di enerima dengan waktu, amlitudo, olaritas, sudut kedatangan, mauun frekuensi yang berbeda-beda (Raaort, 1996). Model kanal fading Rayleigh dijadikan sebagai endekatan realistis kondisi kanal ada sistem komunikasi wireless dimana roagasi sinyal terjadi secara non line of sight antara transmitter dan receiver (Raaort, 1996). Beberaa metode telah dikembangkan untuk mensimulasikan fading Rayleigh, yaitu metode Sum of Sinusoid (Zheng dan Xiao, 2003), metode IFFT (Young dan Beaulieu, 2000), dan emfilteran variabel Gaussian indeenden (Baddour dan Beaulieu, 2005 dan Komninakis, 2003). Salah satu metode emfilteran variabel Gaussian indeenden untuk mensimulasikan fading Rayleigh adalah menggunakan filter autoregressive (AR) (Baddour dan Beaulieu, 2005). Filter autoregressive memiliki kelebihan dalam hal kemudahan roses komutasi arameter model. Dari latar belakang tersebut, maka enelitian ini bertujuan untuk mensimulasikan kanal multiath fading Rayleigh menggunakan model autoregressive yang diadukan dengan sebuah interolator. Interolator disini digunakan untuk mengakomodasi frekuensi Doler yang berbeda dari sebuah acuan frekuensi Doler teta tertentu sehingga koefisien filter AR tidak erlu untuk diubah. Data fading yang dieroleh meruakan hasil interolasi dari data fading yang dibangkitkan oleh filter AR dengan koefisien filter dan frekuensi Doler tertentu. Hal ini akan memberikan suatu keraktisan dalam embangkitan data fading. Evaluasi dierlukan untuk memastikan data fading terdistribusi Rayleigh jika menggunakan eraduan filter AR dan interolator. 96
2 F METODOLOGI Seringkali fading Rayleigh dijadikan endekatan realistis yang cuku baik untuk kondisi kanal wireless non-los dan multiath. Pada fading Rayleigh terjadi engalian distorsi h(t) dengan sinyal transmisi s(t), sehingga sinyal yang diterima daat didekati sebesar y(t) = h(t) s(t) + n(t), dimana n(t) adalah derau (Baddour dan Beaulieu, 2005 dan Komninakis, 2003). Sebuah simulator kanal multiath yang dirancang secara statistika menggunakan fungsi h(t) yang dimodelkan sebagai roses komleks Gaussian wide-sense-stationary (WSS) dengan rataan nol. Pemodelan ini akan mengakibatkan amlituda dan fasa dari sinyal akan terdistribusi secara Rayleigh dan uniform, yang umum disebut fading Rayleigh. Autokorelasi dari roses acak h(t) yang berada ada frekuensi Doler (f d ) adalah : dimana meruakan fungsi Bessel ertama orde nol. Sedangkan Power Sectral Density (PSD) dari roses ini adalah: (1) (2) 2.1. Model Autoregressive (AR) Proses acak WSS x(n) daat dimodelkan sebagai sebuah roses AR orde, yaitu roses acak yang dihasilkan dengan melewatkan derau utih v(n) dengan variansi, melalui sistem linier 1 dengan fungsi transfer H z. Model AR daat digambarkan seerti terlihat ada k 1 a. z k 1 Gambar 1 (Proakis dan Manolakis, 1996 dan Baddour dan Beaulieu, 2005). k v(n), σ v 2 S v (e jω ) 1 H z 1 a. k 1 k k z x(n) Ŝ AR (e jω ) Persamaan erbedaan model AR adalah : Gambar 1. Model AR x( n) ak x( n k) v( n) (3) k 1 Aabila deretan autokorelasi dari x(n) diketahui, AR orde akan memenuhi Persamaan Yule-Walker : maka roses (4) Persamaan Yule-Walker daat dituliskan dalam bentuk matrik sebagai berikut : (5) Prosiding SNST ke-5 Tahun 2014 Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang 97
3 Varians sinyal outut daat dituliskan berdasar ersamaan (5) yaitu : (6) Pemodelan fading Rayleigh menggunakan model AR daat dilakukan dengan menyelesaikan ersamaan (5) untuk dan ersamaan (6) dengan arameter autokorelasi dari ersamaan (1). Sehingga Power Sectral Density (PSD) dari roses ini sesuai dengan ersamaan (2). Persamaan-ersamaan tersebut daat dituliskan kembali sebagai : dengan (7) (8) Dan ersamaan untuk menghitung sebagai berikut : (9) (10) (11) Dalam enyelesaian ersamaan Yule Walker kondisi dari matrik autokorelasi enting untuk dierhatikan sehingga didaatkan akurasi enyelesaian. Untuk menghindari terjadinya ill condition ada arameter maka erlu dilakukan enambahan nilai esilon, ε, ada diagonal matrik autokorelasi. Menurut Young dan Beaulieu (2000) nilai esilon yang erlu ditambahkan ditunjukkan ada Tabel 1. Tabel 1. Nilai esilon untuk akurasi korelasi AR f d ε 0, , , , Kombinasi AR dan Interolator Pembangkitan fading Rayleigh dilakukan dengan mengkombinasikan filter AR dengan sebuah interolator. Interolator mengakomodasi frekuensi Doler berbeda (kecil) dari sebuah acuan frekuensi Doler teta tertentu tana merubah orde filter AR. Gambar 2 menunjukkan kerja interolator yang akan membangkitkan fading Rayleigh dari fading Rayleigh yang telah dibangkitkan filter AR. Interolator bekerja menggunakan interolasi linier. v(n), σ v 2 S v (e jω ) 1 H z 1 a. k 1 k k z x(n) Ŝ AR (e jω ) Interolator y(n) Gambar 2. Kombinasi filter AR dan interolator 98
4 F Pemodelan Multiath Fading Sistem multiath fading Rayleigh daat dimodelkan seerti ada Gambar 3. Dibutuhkan beberaa simulator untuk membangkitkan data fading, arameter gain, dan delay. Sebuah sinyal inut didulikasi sebanyak ta yang ada (ada tiga ta ada Gambar 3) kemudian dilakukan endelay-an sesuai arameter delay masing-masing ta dan dikalikan dengan data fading yang telah dikuatkan oleh arameter gain. Semua sinyal di tia ta kemudian dijumlahkan. Sinyal Inut x(t) τ1 τ2 Rayleigh Fading Simulator α1 Rayleigh Fading Simulator α2 Rayleigh Fading Simulator α3 Σ y(t) Sinyal Outut Gambar 3. Diagram blok model kanal multiath fading Dalam imlementasi digunakan arameter kanal SUI (Stanford University Interim), dalam hal ini kanal SUI yang digunakan adalah kanal SUI yang setia ta-nya memiliki enveloe fading terdistribusi Rayleigh yaitu SUI 4 hingga SUI HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Pengujian Distribusi Data Fading Hubungan antara nilai mean dan standar deviasi data fading Rayleigh ditunjukkan ada ersamaan (12) (Raaort, 1996). Mean dieroleh dari data fading sehingga standar deviasi, σ, distribusi daat dihitung. (12) Pengujian dilakukan dengan melakukan erubahan ada beberaa arameter yaitu orde AR, anjang samel, frekuensi Doler ternormalisir (f D T), serta enambahan faktor interolasi. Hasil yang dieroleh adalah semakin banyak anjang samel yang dibangkitkan, orde AR besar, serta f D T besar akan memberikan distribusi data fading yang dibangkitkan sesuai dengan teori. Penambahan interolator tidak mengubah distribusi data fading yang dihasilkan. Gambar 4 (kiri) menunjukkan distribusi data fading yang dibangkitkan sebanyak samel untuk f D T=0,0002 dengan orde AR=20 belum mengikuti distribusi teori dilihat secara visual, sedangkan Gambar 4 (kanan) menunjukkan distribusi data fading yang dibangkitkan oleh filter AR yang dikombinasikan dengan interolator dengan data awal sebanyak samel, f D T=0,2, orde AR=20 dengan faktor interolasi 20 untuk mengakomodasi f D T sebesar 0,01 mamu memberikan hasil yang mengikuti distribusi teoritis dilihat secara visual. Secara kuantitatif daat dihitung nilai mean square error (MSE) dari distribusi data fading yang dibangkitkan dengan filter AR dan interolator mauun MSE dari distribusi data fading yang langsung dibangkitkan oleh filter AR. Gambar 5 menunjukkan rata-rata MSE yang dihasilkan dari simulasi yang dilakukan sebanyak 100 kali dengan f D T acuan yang digunakan adalah 0,2 dengan anjang samel awal samel dimana rata-rata MSEnya 0,1652x10-6. Simulasi dilakukan untuk f D T sebesar 0,04, 0,02, 0,01, dan 0,005. Rata-rata MSE untuk embangkitan langsung adalah 0,1459x10-6 sedangkan rata-rata MSE dengan enggunaan interolator adalah 0,1472x10-6. Untuk f D T 0,04 dan 0,02 MSE embangkitan langsung lebih rendah bila dibandingkan dengan enggunaan interolator, sedangkan Untuk f D T 0,01 dan 0,005 MSE embangkitan langsung lebih tinggi bila dibandingkan dengan enggunaan interolator. Hal ini berarti bahwa ada f D T kecil Prosiding SNST ke-5 Tahun 2014 Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang 99
5 enggunaan interolator memiliki kinerja yang lebih baik dalam embangkitan data fading Rayleigh bila dibandingkan dengan embangkitan langsung. Nilai MSE yang rendah menunjukkan bahwa error atau erbedaan antara distribusi data fading dengan distribusi teori adalah kecil. Probability density Probability density Signal level (Volt) Signal level (Volt) Gambar 4. Histogram robability density data fading Rayleigh dengan f D T=0,0002 secara langsung (kiri) dan gabungan interolator (kanan) Gambar 5. Perbedaan MSE data fading antara embangkitan langsung dan dengan enambahan interolator 3.2. Pengujian Autokorelasi dan Cross-korelasi Kinerja filter AR dalam membangkitkan data fading Rayleigh juga daat diamati dari data fading dengan membandingkannya dengan grafik idealnya. Autokorelasi ideal mengikuti fungsi Bessel orde nol (ersamaan (1)), sedangkan cross-korelasinya nol. Pengujian dilakukan dengan melakukan erubahan terhada beberaa arameter yaitu orde AR, anjang samel, f D T, serta enambahan faktor interolasi. Hasil yang dieroleh adalah semakin banyak anjang samel yang dibangkitkan maka cross-korelasi mendekati nol, autokorelasi data fading yang dibangkitkan akan cocok dengan autokorelasi yang diharakan seanjang lag (orde AR). Aabila digunakan interolator maka autokorelasi data fading yang dibangkitkan akan cocok dengan autokorelasi yang diharakan seanjang dikali faktor interolasi. Hal ini daat dilihat ada Gambar 6. Gambar 6. Autokorelasi dan cross-korelasi data fading Rayleigh dengan f D T=0,1 (kiri) dan f D T=0,0333 (kanan) 100
6 F.18 Gambar 6 (kiri) menunjukkan autokorelasi dan cross-korelasi data fading Rayleigh dengan f D T=0,1 yang dibangkitkan dengan orde AR=20 dan anjang samel sedangkan Gambar 6 (kanan) adalah autokorelasi dan cross-korelasi data fading Rayleigh dengan f D T=0,033 yang dibangkitkan dengan interolasi sebanyak 3 kali dari data fading Gambar 6 (kiri). Terlihat bahwa Gambar 6 (kanan) adalah Gambar 6 (kiri) yang direnggangkan sebesar 3 kali (faktor interolasi) Kinerja Sistem Kinerja sistem komunikasi ada kanal fading daat diketahui dari karakteristik bit error rate (BER). BER teoritis ada kanal fading yang memiliki satu lintasan sesuai dengan ersamaan (13). (13) Dari Gambar 7 (kiri) terlihat bahwa grafik BER BPSK yang masuk ke kanal one-ath fading Rayleigh hamir sama dengan grafik teoritis, secara visual grafiknya berhimit. Nilai MSE antara BER simulasi dan BER teoritis adalah 8,99698x10-7. Data fading dibangkitkan oleh filter AR berorde 20 untuk f D T=0,2. Jika kanal yang digunakan adalah kanal multiath fading maka BER dari sistem berada di atas BER teoritis kanal one-ath fading Rayleigh, Gambar 7 (kanan). Hal yang serua juga dieroleh untuk kinerja sistem QPSK. Gambar 7. Kinerja sistem komunikasi BPSK dengan f D T=0,2 ada kanal one-ath fading Rayleigh (kiri) dan multiath fading Rayleigh (kanan) 4. KESIMPULAN Kesimulan yang daat dieroleh adalah histogram data fading Rayleigh yang dibangkitkan menggunakan filter AR dan interolator secara visual memiliki distribusi yang mendekati nilai teoritis dengan MSE disekitaran 0,15x10-6. Penggunaan interolator tidak merubah distribusi data fading, mean dan standar deviasi teta. Beda MSE dari data fading yang dibangkitkan langsung menggunakan filter AR terhada kombinasi filter AR dan interolator ± 0,001x10-6. Hal ini menunjukkan bahwa enggunaan interolator akan memberikan keraktisan dalam membangkitkan data fading dengan frekuensi Doler beraaun tana harus mendesain ulang filter AR. DAFTAR PUSTAKA Baddour, K.E. dan Beaulieu, N.C., (2005), Autoregressive modeling for fading channel simulation, IEEE Trans. Commun., Erceg, V. dkk, (2001), Channel Models for Fixed Wireless Alications IEEE c-01/29r4, Broadband Wireless Working Grou, IEEE P Goldsmith, A., (2005) Wireless Communications, Cambridge University Press, Cambridge. Harada, H. dan Prasad, R., (2002), Simulation and Software Radio : for Mobile Communication, Artech House. Komninakis, C., (2003), A Fast And Accurate Rayleigh Fading Simulator, IEEE GLOBECOM 03, Proakis, J.G. dan Manolakis, D.G., (1996), Digital Signal Processing : Princiles, Algorithms, and Alications,Pearson Education Malaysia, Pte. Ltd., Malaysia. Raaort, T.S., (1996), Wireless Communications Princiles and Practice, Prentice Hall. Prosiding SNST ke-5 Tahun 2014 Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang 101
7 Young, D.J. dan Beaulieu, N.C., (2000), The Generation of Correlated Rayleigh Random Variates by Inverse Discrete Fourier Transform, IEEE Trans. Commun., Xiao, C., Zheng, Y.R. dan dan Beaulieu, N.C., (2003), Statistical Simulation Models for Rayleigh and Rician Fading, IEEE, Zheng, Y.R. dan Xiao, C., (2003), Simulation Models With Correct Statistical Proerties for Rayleigh Fading Channels, IEEE Trans. Commun.,
IMPLEMENTASI MULTIPATH FADING RAYLEIGH MENGGUNAKAN TMS320C6713
IMPLEMENTASI MULTIPATH FADING RAYLEIGH MENGGUNAKAN TMS320C6713 Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang Email: aryobaskoro@mail.unnes.ac.id Abstrak. Karakteristik kanal wireless ditentukan
Lebih terperinciPresentasi Tugas Akhir
Presentasi Tugas Akhir Estimasi Doppler Spread pada Sistem Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM) dengan Metode Phase Difference Walid Maulana H 2208100101 Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Gamantyo
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada pengerjaan Tugas Akhir ini penelitian dilakukan menggunakan bahasa pemograman matlab R2008b. Untuk mendapatkan koefisien respon impuls kanal harus mengikuti metodologi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LADASA TEORI Pada Bab ini akan menjelaskan tentang teori-teori penunjang penelitian, dan rumus-rumus yang akan digunakan untuk pemodelan estimasi kanal mobile-to-mobile rician fading sebagai berikut..1
Lebih terperinciKAPASITAS KANAL DAN BIT ERROR RATE SISTEM D-MIMO DALAM VARIASI SPASIAL DAERAH CAKUPAN
KAPASITAS KANAL DAN BIT ERROR RATE SISTEM D-MIMO DALAM VARIASI SPASIAL DAERAH CAKUPAN Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro-FT, Universitas Udayana Email : gnr@yahoo.co.id Abstrak Kemajuan teknologi komunikasi,
Lebih terperinciEstimasi Kanal dengan Pendekatan Linear Piece Wise untuk Mitigasi ICI pada Sistem OFDM Mobile
JURAL TEKIK POMITS Vol. 1, o. 1, (01) 1-6 1 Estimasi Kanal dengan Pendekatan Linear Piece Wise untuk Mitigasi ICI ada Sistem OFDM Mobile Adhe Budi Santoso, Titiek Suryani, dan Gamantyo Hendrantoro Teknik
Lebih terperinciBAB II KANAL WIRELESS DAN DIVERSITAS
BAB II KANAL WIRELESS DAN DIVERSITAS.1 Karakteristik Kanal Nirkabel Perambatan sinyal pada kanal yang dipakai dalam komunikasi terjadi di atmosfer dan dekat dengan permukaan tanah, sehingga model perambatan
Lebih terperinciMEDIA ELEKTRIK, Volume 4 Nomor 2, Desember 2009
MEDIA ELEKTRIK, Volume 4 Nomor 2, Desember 29 Sirmayanti, Pemodelan End-to End SNR pada Dual-Hop Transmisi dengan MMFC PEMODELAN END-TO-END SNR PADA DUAL-HOP TRANSMISI DENGAN MIXED MULTIPATH FADING CHANNEL
Lebih terperinciAnalisa Kinerja Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM) Berbasis Perangkat Lunak
Analisa Kinerja Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM) Berbasis Perangkat Lunak Kusuma Abdillah, dan Ir Yoedy Moegiharto, MT Politeknik Elektro Negeri Surabaya Institut Teknologi Sepuluh November
Lebih terperinciPENGUJIAN TEKNIK FAST CHANNEL SHORTENING PADA MULTICARRIER MODULATION DENGAN METODA POLYNOMIAL WEIGHTING FUNCTIONS ABSTRAK
Abstrak PENGUJIAN TEKNIK FAST CHANNEL SHORTENING PADA MULTICARRIER MODULATION DENGAN METODA POLYNOMIAL WEIGHTING FUNCTIONS Jongguran David/ 0322136 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Jl. Prof. Drg.
Lebih terperinciBAB III PEMODELAN MIMO OFDM DENGAN AMC
BAB III PEMODELAN MIMO OFDM DENGAN AMC 3.1 Pemodelan Sistem Gambar 13.1 Sistem transmisi MIMO-OFDM dengan AMC Dalam skripsi ini, pembuatan simulasi dilakukan pada sistem end-to-end sederhana yang dikhususkan
Lebih terperinciBAB IV PEMODELAN SIMULASI
BAB IV PEMODELAN SIMULASI Pada tugas akhir ini akan dilakukan beberapa jenis simulasi yang bertujuan untuk mengetahui kinerja dari sebagian sistem Mobile WiMAX dengan menggunakan model kanal SUI. Parameter-parameter
Lebih terperinciSimulasi MIMO-OFDM Pada Sistem Wireless LAN. Warta Qudri /
Simulasi MIMO-OFDM Pada Sistem Wireless LAN Warta Qudri / 0122140 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Jl. Prof.Drg.Suria Sumantri, MPH 65, Bandung, Indonesia, Email : jo_sakato@yahoo.com ABSTRAK Kombinasi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISIS
BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Pendahuluan Pada bab ini akan diuraikan hasil simulasi pengaruh K - factor pada kondisi kanal yang terpengaruh Delay spread maupun kondisi kanal yang dipengaruhi oleh frekuensi
Lebih terperinciANALISIS UNJUK KERJA CODED OFDM MENGGUNAKAN KODE CONVOLUTIONAL PADA KANAL AWGN DAN RAYLEIGH FADING
ANALISIS UNJUK KERJA CODED OFDM MENGGUNAKAN KODE CONVOLUTIONAL PADA KANAL AWGN DAN RAYLEIGH FADING F. L. H. Utomo, 1 N.M.A.E.D. Wirastuti, 2 IG.A.K.D.D. Hartawan 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas
Lebih terperinciANALISIS UNJUK KERJA TEKNIK MIMO STBC PADA SISTEM ORTHOGONAL FREQUENCY DIVISION MULTIPLEXING
ANALISIS UNJUK KERJA TEKNIK MIMO STBC PADA SISTEM ORTHOGONAL FREQUENCY DIVISION MULTIPLEXING T.B. Purwanto 1, N.M.A.E.D. Wirastuti 2, I.G.A.K.D.D. Hartawan 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciTTG3B3 - Sistem Komunikasi 2 Random Process
TTG3B3 - Sistem Komunikasi 2 Random Process S1 Teknik Telekomunikasi Fakultas Teknik Elektro Universitas Telkom Oleh: Linda Meylani Agus D. Prasetyo Tujuan Pembelajaran Memahami arti random process Mengetahui
Lebih terperinciBAB III PEMODELAN SISTEM
BAB III PEMODELAN SISTEM Untuk mengetahui unjuk kerja sistem MIMO MC-CDMA, dilakukan perbandingan dengan sistem MC-CDMA. Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, bahwa sistem MIMO MC-CDMA merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I. PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang [8] Pertumbuhan pengguna komunikasi mobile di dunia meningkat sangat tajam dari hanya 11 juta pada tahun 1990 menjadi 2 milyar pengguna pada tahun
Lebih terperinciBAB IV SIMULASI DAN UNJUK KERJA MODULASI WIMAX
BAB IV SIMULASI DAN UNJUK KERJA MODULASI WIMAX Sebelum pembuatan perangkat lunak simulator, maka terlebih dahulu dilakukan pemodelan terhadap sistem yang akan disimulasikan. Pemodelan ini dilakukan agar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada sistem CDMA pengendalian daya baik pada Mobile Station (MS) maupun Base Station (BS) harus dilakukan dengan baik mengingat semua user pada CDMA mengggunakan
Lebih terperinciSimulasi Dan Analisis Pengaruh Kecepatan Pengguna Terhadap Kualitas Layanan Data Dengan Menggunakan Encoder Turbo Code Pada Sistem CDMA EV-DO Rev A
Jurnal Reka Elkomika 2337-439X Juli 2014 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Teknik Elektro Itenas Vol.2 No.3 Simulasi Dan Analisis Pengaruh Kecepatan Pengguna Terhadap Kualitas Layanan Data Dengan
Lebih terperinciPerancangan MMSE Equalizer dengan Modulasi QAM Berbasis Perangkat Lunak
Perancangan MMSE Equalizer dengan Modulasi QAM Berbasis Perangkat Lunak Winda Aulia Dewi 1, Yoedy moegiharto 2, 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Telekomunikasi, 2 Dosen Jurusan Teknik Telekomunikasi Politeknik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk berkunjung ke suatu negara. Permintaan pariwisata biasanya diukur dari segi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Permintaan Pariwisata Pariwisata mamu mencitakan ermintaan yang dilakukan oleh wisatawan untuk berkunjung ke suatu negara. Permintaan ariwisata biasanya diukur dari segi jumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Power control pada sistem CDMA adalah mekanisme yang dilakukan untuk mengatur daya pancar mobile station (MS) pada kanal uplink, maupun daya pancar base station
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan suatu cara berpikir yang di mulai dari menentukan suatu permasalahan, pengumpulan data baik dari buku-buku panduan maupun studi lapangan, melakukan
Lebih terperinciANALISIS UNJUK KERJA EKUALIZER KANAL ADAPTIF DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA SATO
ANALISIS UNJUK KERJA EKUALIZER KANAL ADAPTIF DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA SATO Direstika Yolanda, Rahmad Fauzi Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera
Lebih terperinciANALISA UNJUK KERJA 16 QAM PADA KANAL ADDITIVE WHITE GAUSSIAN NOISE
ANALISA UNJUK KERJA 16 QAM PADA KANAL ADDITIVE WHITE GAUSSIAN NOISE Langgeng Yulianto, Agung Wibowo, Miftahul Huda Kampus PENS ITS Keputih Sukolilo Surabaya 6011 Telp: (+62)-31-5947280, Fax: (+62)-31-5946114
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG Perkembangan teknologi komunikasi digital saat ini dituntut untuk dapat mentransmisikan suara maupun data berkecepatan tinggi. Berbagai penelitian sedang dikembangkan
Lebih terperinciAnalisis Kinerja dan Kapasitas Sistem Komunikasi MIMO pada Frekuensi 60 GHz di Lingkungan dalam Gedung HIKMAH MILADIYAH
Analisis Kinerja dan Kapasitas Sistem Komunikasi MIMO pada Frekuensi 60 GHz di Lingkungan dalam Gedung HIKMAH MILADIYAH 2210 100 046 Pembimbing: 1. Dr. Ir. Suwadi, MT. 2. Devy Kuswidiastuti, ST., MSc.
Lebih terperinciSistem Komunikasi II (Digital Communication Systems)
Sistem Komunikasi II (Digital Communication Systems) Lecture #1: Stochastic Random Process Topik: 1.1 Pengenalan Sistem Komunikasi Digital. 1.2 Pendahuluan Stochastic Random Process. 1.3 Random Variable
Lebih terperinciAnalisis Kinerja Modulasi M-PSK Menggunakan Least Means Square (LMS) Adaptive Equalizer pada Kanal Flat Fading
Jurnal Reka Elkomika 2337-439X Juli 2014 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Teknik Elektro Itenas Vol.2 No.3 Analisis Kinerja Modulasi M-PSK Menggunakan Least Means Square (LMS) Adaptive Equalizer
Lebih terperinciDhiva Ryan Hardine 1), Aisyah Abdullah 2), Muhammad Ikbal 3), Nur Chamidah 4)
PEMODELAN KADAR GULA DARAH DAN EKANAN DARAH PADA REMAJA PENDERIA DIABEES MELIUS IPE II DENGAN PENDEKAAN REGRESI NONPARAMERIK BIRESPON BERDASARKAN ESIMAOR SPLINE Dhiva Ryan Hardine 1), Aisyah Abdullah 2),
Lebih terperinciISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 1654
ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 1654 ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA SISTEM MC-CDMA MENGGUNAKAN ALGORITMA MAXIMAL RATIO COMBINING PADA KANAL RAYLEIGH DAN RICIAN
Lebih terperinciANALISA KINERJA ESTMASI KANAL DENGAN INVERS MATRIK PADA SISTEM MIMO. Kukuh Nugroho 1.
ANALISA KINERJA ESTMASI KANAL DENGAN INVERS MATRIK PADA SISTEM MIMO Kukuh Nugroho 1 1 Jurusan Teknik Telekomunikasi, Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Purwokerto e-mail :kukuh@st3telkom.ac.id
Lebih terperinciTekno Efisiensi Jurnal Ilmiah KORPRI Kopertis Wilayah IV, Vol 1, No. 1, Mei 2016
Tekno Efisiensi Jurnal Ilmiah KORPRI Kopertis Wilayah IV, Vol 1, No. 1, Mei 2016 ORTOGONALITAS DAN SIMULASI PERFORMA SISTEM OFDM Oleh: Rahmad Hidayat ABSTRAK - Untuk menjaga efesiensi spektrum yang tinggi,
Lebih terperinciBAB II PROPAGASI SINYAL. kondisi dari komunikasi seluler yaitu path loss, shadowing dan multipath fading.
BAB II PROPAGASI SINYAL 2.1 Umum Kondisi komunikasi seluler sulit diprediksi, karena bergerak dari satu sel ke sel yang lain. Secara umum terdapat 3 komponen propagasi yang menggambarkan kondisi dari komunikasi
Lebih terperinciBAB II POWER CONTROL CDMA PADA KANAL FADING RAYLEIGH
BAB II POWER CONTROL CDMA PADA KANAL FADING RAYLEIGH 2.1 Multipath fading pada kanal nirkabel Sinyal yang ditransmisikan pada sistem komunikasi bergerak nirkabel akan mengalami banyak gangguan akibat pengaruh
Lebih terperinciTeknik Mitigasi ICI Menggunakan FIR-MMSE FEQ Pada Sistem OFDM Bergerak
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (212) 1-5 1 Teknik Mitigasi ICI Menggunakan FIR-MMSE FEQ Pada Sistem OFDM Bergerak Harinto Mukti Legowo, Gamantyo Hendrantoro, dan Titiek Suryani Jurusan Teknik Elektro,
Lebih terperinciPerancangan Zero Forcing Equalizer dengan modulasi QAM berbasis perangkat lunak
Perancangan Zero Forcing Equalizer dengan modulasi QAM berbasis perangkat lunak Akhmad Zainul Khasin, Yoedy Moegiharto, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Jurusan Teknik Telekomunikasi Laboratorium
Lebih terperinciEstimasi Kanal Mobile-to-Mobile dengan Pendekatan Polinomial untuk Mitigasi ICI pada Sistem OFDM
Estimasi Kanal Mobile-to-Mobile dengan Pendekatan Polinomial untuk Mitigasi ICI pada Sistem OFDM Nama : Mulyono NRP : 2210203007 Pembimbing : 1. Prof. Ir. Gamantyo Hendrantoro, Ph.D 2. Ir. Titiek Suryani,
Lebih terperinciPENGARUH ERROR SINKRONISASI TRANSMISI PADA KINERJA BER SISTEM MIMO KOOPERATIF
PENGARUH ERROR SINKRONISASI TRANSMISI PADA KINERJA BER SISTEM MIMO KOOPERATIF Yuwanto Dwi Saputro 0600007 Jurusan Teknik Elektro-FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS, Keputih-Sukolilo, Surabaya-60
Lebih terperinciKINERJA TEKNIK TRANSMISI OFDM MELALUI KANAL HIGH ALTITUDE PLATFORM STATION (HAPS)
KINERJA TEKNIK TRANSMISI OFDM MELALUI KANAL HIGH ALTITUDE PLATFORM STATION (HAPS) Afriandi Ferdinan 1), Imam Santoso, ST, MT 2) ; Darjat, ST, MT 2) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciKINERJA SISTEM OFDM MELALUI KANAL HIGH ALTITUDE PLATFORM STATION (HAPS) LAPORAN TUGAS AKHIR. Oleh: YUDY PUTRA AGUNG NIM :
KINERJA SISTEM OFDM MELALUI KANAL HIGH ALTITUDE PLATFORM STATION (HAPS) LAPORAN TUGAS AKHIR Oleh: YUDY PUTRA AGUNG NIM : 132 03 017 Program Studi : Teknik Elektro SEKOLAH TEKNIK ELEKTRO DAN INFORMATIKA
Lebih terperinciSTUDI BIT ERROR RATE UNTUK SISTEM MC-CDMA PADA KANAL FADING NAKAGAMI-m MENGGUNAKAN EGC
S TUGAS AKHIR RE 1599 STUDI BIT ERROR RATE UNTUK SISTEM MC-CDMA PADA KANAL FADING NAKAGAMI-m MENGGUNAKAN EGC IFTITAH ANGGRAINI NRP 2202 100 009 Dosen Pembimbing Ir.Titiek Suryani, MT JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
Lebih terperinciProbabilitas dan Proses Stokastik
Probabilitas dan Proses Stokastik Tim ProStok Jurusan Teknik Elektro - FTI Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, 04 O U T L I N E. Capaian Pembelajaran. Pengantar dan Teori 3. 4. Ringkasan 5. Latihan
Lebih terperinciAbstrak. Kata kunci: Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM), Frequency-Domain Equalizer (FEQ), Abstract
ANALISIS PENANGGULANGAN INTER-CARRIER INTERFERENCE (ICI) PADA TEKNOLOGI OFDM MENGGUNAKAN FREQUENCY-DOMAIN EQUALIZER (FEQ) DENGAN METODE M-TAPS MINIMUM MEAN-SQUARE-ERROR (MMSE) ANALYSIS OF INTER-CARRIER
Lebih terperinciANALISIS ERROR PERFORMANCE PADA SISTEM KOMUNIKASI WIRELESS CO-OPERATIVE MELALUI AF DAN DF RELAY. Abstrak
ANALISIS ERROR PERFORMANCE PADA SISTEM KOMUNIKASI WIRELESS Sirmayanti Dosen Program Studi Teknik Telekomunikasi Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Ujung Pandang Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk
Lebih terperincioleh seperangkat variabel X, maka persamaan di atas dinamakan persamaan struktural, dan modelnya disebut model struktural.
ANALISIS JALUR A. PENGERTIAN ANALISIS JALUR Telaah statistika menyatakan bahwa untuk tujuan eramalan/ endugaan nilai Y atas dasar nilai-nilai X 1, X,., X i, ola hubungan yang sesuai adalah ola hubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.2 Tujuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Radio Over Fiber (RoF) merupakan teknologi dimana sinyal microwave (listrik) didistribusikan menggunakan media dan komponen optik. Sinyal listrik digunakan
Lebih terperinciDESAIN KOMPENSATOR KAWASAN FREKUENSI. Dalam bab terdahulu, telah dipelajari analisa TKA dan prosedur desain. Desain
DESAIN KOMPENSATOR KAWASAN FREKUENSI Dalam bab terdahulu, telah dielajari analisa TKA dan rosedur desain. Desain TKA telah ditamilkan sebagai metode untuk menangani tanggaan eralihan (transien) sistem
Lebih terperinciIII. PEMBAHASAN. dimana, adalah proses Wiener. Kemudian, juga mengikuti proses Ito, dengan drift rate sebagai berikut: dan variance rate yaitu,
4 masing menyatakan drift rate dan variance rate dari. Untuk roses stokastik yang didefinisikan ada ruang robabilitas (Ω,, berlaku hal berikut: Misalkan adalah roses Wiener ada (Ω,,. Integral stokastik
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN MODEL KANAL DAN SIMULASI POWER CONTROL DENGAN MENGGUNAKAN DIVERSITAS ANTENA
BAB III PERANCANGAN MODEL KANAL DAN SIMULASI POWER CONTROL DENGAN MENGGUNAKAN DIVERSITAS ANTENA 3.1 Simulasi Kanal Fading Rayleigh Proses simulasi yang digunakan untuk memodelkan kanal fading diambil dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tuntutan kebutuhan manusia untuk dapat berkomunikasi di segala tempat,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuntutan kebutuhan manusia untuk dapat berkomunikasi di segala tempat, waktu, dan kondisi (statis dan bergerak) menyebabkan telekomunikasi nirkabel (wireless) berkembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini kebutuhan akan komunikasi nirkabel sangat pesat. Gedung-gedung perkantoran, perumahan-perumahan, daerah-daerah pusat perbelanjaan menuntut akan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Sistem Modulasi Modulasi (mapping) adalah proses perubahan karakteristik dari sebuah gelombang carrier atau pembawa aliran bit informasi menjadi simbol-simbol. Proses
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PEMODELAN DAN SIMULASI ORTHOGONAL FREQUENCY AND CODE DIVISION MULTIPLEXING (OFCDM) PADA SISTEM KOMUNIKASI WIRELESS OLEH
TUGAS AKHIR PEMODELAN DAN SIMULASI ORTHOGONAL FREQUENCY AND CODE DIVISION MULTIPLEXING (OFCDM) PADA SISTEM KOMUNIKASI WIRELESS Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Balakang 1.2. Perumusan Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Balakang Dengan semakin berkembangnya kebutuhan akses data berkecepatan tinggi, diperlukan suatu layanan broadband dimana memiliki pita frekuensi yang lebar. Layanan broadband
Lebih terperinciAnalisa Metode Pengolahan Sinyal Multi Data Rate pada DS-CDMA
Analisa Metode Pengolahan Sinyal Multi Data Rate pada DS-CDMA Riza Agus Al Hasan, Dwi Astharini Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Al Azhar Indonesia aleha_university@yahoo.co.id,
Lebih terperinciBAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISIS
BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISIS Simulasi yang dilakukan menggunakan parameter-parameter sebagai berikut: Modulasi QPSK dan 16QAM Jumlah subcarrier = 52 [IEEE 802.11a] Jumlah titik IFFT = 128 Panjang
Lebih terperinciESTIMASI KANAL MIMO 2x2 DAN 2x3 MENGGUNAKAN FILTER ADAPTIF KALMAN
ESTIMASI KANAL MIMO 2x2 DAN 2x3 MENGGUNAKAN FILTER ADAPTIF KALMAN Imelda Uli Vistalina Simanjuntak 1 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana Jakarta Email: imelda.simanjuntak0110@gmail.com;
Lebih terperinciPembuatan Modul Praktikum Teknik Modulasi Digital FSK, BPSK Dan QPSK Dengan Menggunakan Software
Pembuatan Modul Praktikum Teknik Modulasi Digital FSK, BPSK Dan QPSK Dengan Menggunakan Software Noviana Purwita Sa iyanti 1, Aries Pratiarso 2 1 Mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Jurusan
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Komunikasi digital dengan menggunakan Multiple-Input-Multiple-Output (MIMO) muncul sebagai salah satu terobosan yang sangat mengesankan untuk komunikasi modern dewasa ini. Teknologi ini memiliki
Lebih terperinciPeramalan Nilai Tukar (Kurs) Rupiah Terhadap Dolar Tahun 2017 dengan Menggunakan Metode Arima Box-Jenkins
Prosiding SI MaNIs (Seminar Nasional Integrasi Matematika dan Nilai Islami) Vol.1, No.1, Juli 2017, Hal. 253-261 -ISSN: 2580-4596; e-issn: 2580-460X Halaman 253 Peramalan Nilai Tukar (Kurs) Ruiah Terhada
Lebih terperinciGambar 1.1 Pertumbuhan global pelanggan mobile dan wireline [1].
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keinginan manusia untuk mendapatkan berbagai macam kemudahan dalam setiap aktifitasnya mendorong berbagai macam perubahan, salah satunya pada teknologi komunikasi.
Lebih terperinciPERBANDINGAN KINERJA ANTARA OFDM DAN OFCDM PADA TEKNOLOGI WiMAX
PERBANDINGAN KINERJA ANTARA OFDM DAN OFCDM PADA TEKNOLOGI WiMAX Dian Ratih Utami, Ali Hanafiah Rambe, ST., MT. Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera
Lebih terperinciANALISIS PENERAPAN MODEL PROPAGASI ECC 33 PADA JARINGAN MOBILE WORLDWIDE INTEROPERABILITY FOR MICROWAVE ACCESS (WIMAX)
1 ANALISIS PENERAPAN MODEL PROPAGASI ECC 33 PADA JARINGAN MOBILE WORLDWIDE INTEROPERABILITY FOR MICROWAVE ACCESS (WIMAX) Siska Dyah Susanti 1, Ir. Erfan Achmad Dahlan, MT. 2, M. Fauzan Edy Purnomo. ST.,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan teknologi yang sangat pesat telah memberikan kemudahan dan kemajuan dalam berbagai bidang khususnya dalam bidang telekomunikasi. Ini dapat dibuktikan dengan
Lebih terperinciAnalisis Unjuk Kerja Decision Feedback Equalizer Pada Sistem SCFDMA
Analisis Unjuk Kerja Decision Feedback Equalizer Pada Sistem SCFDMA Fitri Amillia 1, Mulyono 2, Rifky Pradifta Eka Putra 3 1,2,3) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sultan Syarif
Lebih terperinciANALISIS UNJUK KERJA EKUALIZER PADA SISTEM KOMUNIKASI DENGAN ALGORITMA LEAST MEAN FOURTH BASED POWER OF TWO QUANTIZER (LMF-PTQ)
ANALISIS UNJUK KERJA EKUALIZER PADA SISTEM KOMUNIKASI DENGAN ALGORITMA LEAST MEAN FOURTH BASED POWER OF TWO QUANTIZER (LMF-PTQ) Ginda Utama Putri, Rahmad Fauzi Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persoalan jalur terendek (Shortest Path) meruakan suatu jaringan engarahan erjalanan dimana seseorang engarah jalan ingin menentukan jalur terendek antara dua kota
Lebih terperinciIMPLEMENTASI KONTROLER PID PADA SIMULATOR KONTROL ALIRAN
E- E-5 E-6 V- I- E-4 E- P IMPLEMENTASI KONTROLER PID PADA SIMULATOR KONTROL ALIRAN Asriyadi Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengimlementasikan kontroler PID ada sebuah simulator kontrol aliran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya sistem komunikasi bergerak seluler, yang terwujud seiring dengan munculnya berbagai metode akses jamak (FDMA, TDMA, serta CDMA dan turunan-turunannya)
Lebih terperinciJurnal JARTEL (ISSN (print): ISSN (online): ) Vol: 3, Nomor: 2, November 2016
ANALISIS MULTIUSERORTHOGONAL FREQUENCY DIVISION MULTIPLEXING (OFDM) BASIS PERANGKAT LUNAK Widya Catur Kristanti Putri 1, Rachmad Saptono 2, Aad Hariyadi 3 123 Program Studi Jaringan Telekomunikasi Digital,
Lebih terperinciPoliteknik Negeri Malang Sistem Telekomunikasi Digital Page 1
A. Pengertian RAKE Receiver The Rake Receiver adalah sebuah penerima radio yang dirancang untuk mengatasi pengaruh dari multipath fading. Hal ini dilakukan dengan menggunakan beberapa "subreceiver" yang
Lebih terperinciBab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang Masalah
Bab I Pendahuluan I. Latar Belakang Masalah Dalam beberaa tahun terakhir ini, roses emonitoran kestabilan barisan matriks korelasi mendaatkan erhatian yang amat serius dalam literatur, terutama dalam literatur
Lebih terperinciOPTIMASI LINTAS LAPISAN PADA KOOPERATIF DI DALAM GEDUNG
OPTIMASI LINTAS LAPISAN PADA SISTEM KOMUNIKASI KOOPERATIF DI DALAM GEDUNG Bayu Sampurna (2206 100 180) Dosen Pembimbing : 1. Prof. Dr. Ir Gamantyo Hendrantoro, ME M.Eng. 2. Nyoman Gunantara, ST. MT Page
Lebih terperinciSIMULASI MODULASI BERBASIS PSK DAN QAM PADA KANAL RAYLEIGH FADING MENGGUNAKAN MATLAB
SIMULASI MODULASI BERBASIS PSK DAN QAM PADA KANAL RAYLEIGH FADING MENGGUNAKAN MATLAB Anggun Fitrian Isnawati 1, Wahyu Pamungkas 2, Annisa Fitri Prabawati 3 1,2,3 STT Telematika Telkom Purwokerto Jl. D.I
Lebih terperinciPETA KENDALI R ADAPTIF SEBAGAI ALTERNATIF PETA KENDALI R SHEWHART DALAM MENDETEKSI PERGESERAN KECIL PADA VARIANS
PETA KENDALI R ADAPTIF SEBAGAI ALTERNATIF PETA KENDALI R SHEWHART DALAM MENDETEKSI PERGESERAN KECIL PADA VARIANS Adative R Control Chart as Alternative Shewhart R Control Chart in Detecting Small Shifts
Lebih terperinciSIMULASI STOKASTIK MENGGUNAKAN ALGORITMA GIBBS SAMPLING ABSTRACT
JURNAL GAUSSIAN, Volume, Nomor, Tahun 0, Halaman -30 Online di: htt://eournal-s.undi.ac.id/inde.h/gaussian SIMULASI STOKASTIK MENGGUNAKAN ALGORITMA GIBBS SAMPLING Ania, Moch. Abdul Mukid, Agus Rusgiyono
Lebih terperinciKinerja Teknik Transmisi OFDM melalui Kanal HAPS (High Altitude Platform Station)
Kinerja Teknik Transmisi OFDM melalui Kanal HAPS (High Altitude Platform Station) Afriandi FERDINAN #1, Imam SANTOSO #2, DARJAT #3 # Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Jln.
Lebih terperinciSISTEM TRANSMISI MULTICARRIER ORTHOGONAL CDMA Sigit Kusmaryanto
SISTEM TRANSMISI MULTICARRIER ORTHOGONAL CDMA Sigit Kusmaryanto http://sigitkus.lecture.ub.ac.id Multicarrier CDMA adalah merupakan suatu kombinasi antara CDMA dengan Orthogonal Frequency Division Multiplexing
Lebih terperinciSimulasi Aliran Bit (Bit Stream) Penyandian Sinyal Ucapan Menggunakan LPC
Simulasi Aliran Bit (Bit Stream) Penyandian Sinyal Ucaan Menggunakan LPC Oleh : Arida Permata L2F0908592 Jurusan eknik Elektro Fakultas eknik Universitas Dionegoro Jl. Prof. H. Sudarto, S.H, embalang,
Lebih terperinciAnalisis Nilai Bit Error Rate pada Sistem MIMO MC-CDMA. dengan Teknik Alamouti-STBC. Oleh Sekar Harlen NIM:
Analisis Nilai Bit Error Rate pada Sistem MIMO MC-CDMA dengan Teknik Alamouti-STBC Oleh Sekar Harlen NIM: 612010009 Skripsi Untuk melengkapi salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana Teknik Program Studi
Lebih terperinciANALISA KINERJA SISTEM TRANSMIT DIVERSITY DALAM MENTRANSMISIKAN DATA CITRA DIGITAL PADA KANAL RAYLEIGH DAN RICIAN FADING
ANALISA KINERJA SISTEM TRANSMIT DIVERSITY DALAM MENTRANSMISIKAN DATA CITRA DIGITAL PADA KANAL RAYLEIGH DAN RICIAN FADING I G. A. K. Diafari Djuni H., I Putu Gede Aswin Hendra S Jurusan Teknik Elektro,
Lebih terperinciANALISIS KINERJA SISTEM KOOPERATIF BERBASIS MC-CDMA PADA KANAL RAYLEIGH MOBILE DENGAN DELAY DAN DOPPLER SPREAD
ANALISIS KINERJA SISTEM KOOPERATIF BERBASIS MC-CDMA PADA KANAL RAYLEIGH MOBILE DENGAN DELAY DAN DOPPLER SPREAD Anjar Prasetya - 2207 100 0655 Jurusan Teknik Elektro-FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Lebih terperinciBAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISIS
BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISIS Simulasi ini bertujuan untuk meneliti Turbo Coding dalam hal Bit Error Rate (). Pada bagian ini akan ditunjukkan pengaruh jumlah shift register, interleaver, jumlah iterasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan transmisi data berkecepatan tinggi dan mobilitas user yang sangat tinggi semakin meningkat. Transmisi data berkecepatan tinggi menyebabkan banyak efek multipath
Lebih terperinciAnalisis Estimasi Kanal Dengan Menggunakan Metode Invers Matrik Pada Sistem MIMO-OFDM
Analisis Estimasi Kanal Dengan Menggunakan Metode Invers Matrik Pada Sistem MIMO-OFDM Kukuh Nugroho 1, Riski Utami 2 1,2 Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Purwokerto 1,2 Jl. D.I Panjaitan No.128
Lebih terperinciSKRIPSI ANALISIS PENGELOMPOKKAN KECAMATAN DI KODYA SURABAYA BERDASARKAN VARIABEL-VARIABEL KEPENDUDUKAN, KESEHATAN DAN PENDIDIKAN
SKRIPSI ANALISIS PENGELOMPOKKAN KECAMATAN DI KODYA SURABAYA BERDASARKAN VARIABEL-VARIABEL KEPENDUDUKAN, KESEHATAN DAN PENDIDIKAN Oleh : Rengganis L. N. R 302 00 046 PENDAHULUAN Latar Belakang Penduduk
Lebih terperinciBAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISISNYA
BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISISNYA Pada bab ini ditampilkan hasil simulasi sistem MIMO MC- dan sistem MC- yang merupakan sistem pembanding untuk mengetahui kinerja sistem MIMO MC- pada kanal multipath
Lebih terperinciPERBANDINGAN BIT ERROR RATE KODE REED-SOLOMON DENGAN KODE BOSE-CHAUDHURI-HOCQUENGHEM MENGGUNAKAN MODULASI 32-FSK
PERBANDINGAN BIT ERROR RATE KODE REED-SOLOMON DENGAN KODE BOSE-CHAUDHURI-HOCQUENGHEM MENGGUNAKAN MODULASI 3-FSK Eva Yovita Dwi Utami*, Liang Arta Saelau dan Andreas A. Febrianto Program Studi Teknik Elektro,
Lebih terperinciANALISIS PENANGGULANGAN INTER-CARRIER INTERFERENCE PADA TEKNOLOGI OFDM DENGAN METODE M-TAPS MINIMUM MEAN-SQUARE- ERROR PADA MODULASI QPSK
ANALISIS PENANGGULANGAN INTER-CARRIER INTERFERENCE PADA TEKNOLOGI OFDM DENGAN METODE M-TAPS MINIMUM MEAN-SQUARE- ERROR PADA MODULASI QPSK Erwin Priyantono 1, Arfianto Fahmi 2, Dharu Arseno 3 1 Program
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1. Pemancar dan Penerima Sistem MC-CDMA [1].
BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Multicarrier Code Divison Multiple Access (MC-CDMA) MC-CDMA merupakan teknik meletakkan isyarat yang akan dikirimkan dengan menggunakan beberapa frekuensi pembawa (subpembawa).
Lebih terperinciPETA KENDALI X DENGAN UKURAN SAMPEL DAN INTERVAL PENGAMBILAN SAMPEL YANG BERVARIASI
JURNAL TEKNIK INDUSTRI VOL. 2, NO. 2, DESEMBER 2: 72-83 PETA KENDALI X DENGAN UKURAN SAMPEL DAN INTERVAL PENGAMBILAN SAMPEL YANG BERVARIASI Pauline Astari Singgih Dosen Fakultas Teknologi Industri, Jurusan
Lebih terperinciMODULASI DIGITAL MENGGUNAKAN MATLAB
MODULASI DIGITAL MENGGUNAKAN MATLAB Wahyu Pamungkas 1 Anggun Fitrian Isnawati 2 Adi Kurniawan 3 1,2,3 Akademi Teknik Telekomunikasi Sandhy Putra Purwokerto Jl. D.I Panjaitan No. 128 Purwokerto, Telp: (0281)
Lebih terperinciUNJUKKERJA TURBIN AIR MIKRO ALIRAN SILANG TERHADAP VARIASI SUDUT SUDU JALAN (RUNNER) PADA DEBIT KONSTAN UNTUK PLTMH
A.15. Unjukkerja Turbin Air Mikro Aliran Silang Terhada Variasi Sudut Sudu Jalan... (Yusuf Dewantara Herlambang) UNJUKKERJA TURBIN AIR MIKRO ALIRAN SILANG TERHADA VARIASI SUDUT SUDU JALAN (RUNNER) ADA
Lebih terperinciKINERJA SISTEM MUD-PIC MULTICARRIER CDMA DENGAN MODULASI QPSK
KINERJA SISTEM MUD-PIC MULTICARRIER CDMA DENGAN MODULASI QPSK Oktavia Ayu Permata 1, Yoedy Moegiharto 2 1 Mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya,Dosen Teknik Telekomunikasi 2 Teknik Telekomunikasi,Politeknik
Lebih terperinciKINERJA SISTEM MULTIUSER DETECTION SUCCESSIVE INTERFERENCE CANCELLATION MULTICARRIER CDMA DENGAN MODULASI M-QAM
KINERJA SISTEM MULTIUSER DETECTION SUCCESSIVE INTERFERENCE CANCELLATION MULTICARRIER CDMA DENGAN MODULASI M-QAM Furi Diah Ayu Hapsari 1, Yoedy Moegiharto 2 1 Mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya,Dosen
Lebih terperinciPERHITUNGAN BIT ERROR RATE PADA SISTEM MC-CDMA MENGGUNAKAN GABUNGAN METODE MONTE CARLO DAN MOMENT GENERATING FUNCTION.
PERHITUNGAN BIT ERROR RATE PADA SISTEM MC-CDMA MENGGUNAKAN GABUNGAN METODE MONTE CARLO DAN MOMENT GENERATING FUNCTION Disusun Oleh: Nama : Christ F.D. Saragih Nrp : 0422057 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas
Lebih terperinci