Sri Lestari Kartikawati, Endang Sutedja, Dzulfikar DLH ABSTRAK

Transkripsi

1 PENGARUH KELAS IBU BALITA TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN KETERAMPILAN IBU BALITA DALAM MERAWAT BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKARASA KOTA BANDUNG ABSTRAK Sri Lestari Kartikawati, Endang Sutedja, Dzulfikar DLH Salah satu faktor yang memengaruhi kesehatan balita yaitu engasuh balita (ibu balita). Ibu balita memiliki eranan yang sangat enting dalam merawat balita. Kelas ibu balita meningkatkan engetahuan, sika, dan keteramilan ibu dalam merawat balita. Tujuan enelitian ini untuk mengukur engaruh elaksanaan kelas ibu balita terhada eningkatan engetahuan, sika, dan keteramilan ibu balita dalam merawat balita di rumah. Rancangan enelitian yang digunakan yaitu ekserimen semu dengan design re dan ost test. Samel adalah ibu balita yang memiliki anak balita usia 2-5 tahun dengan besar samel 153 yang terbagi menjadi kelomok erlakuan dan kontrol yang diambil secara roorsional random samling di 8 osyandu wilayah kerja uskesmas Sukarasa kota Bandung. Analisis data menggunakan uji Mann Whitney dan Wilcoxon. Hasil enelitian menunjukkan adanya eningkatan engetahuan untuk kelomok intervensi 9,8%, dan kontrol menurun 6,1%.). Perbedaan eningkatan keteramilan antara kelomok erlakuan dan kelomok kontrol bermakna (= 0,001) dengan eningkatan 13,4% ada kelomok intervensi dan 2,5% ada kelomok kontrol. Sika ada kedua kelomok meningkat tai eningkatan lebih tinggi ada kelomok kontrol rata-rata eningkatannya 12,2%, tetai erbedaan eningkatan ini tidak bermakna (=0,446). Terdaat engaruh elaksanaan kelas ibu balita terhada eningkatan engetahuan, sika, dan keteramilan ibu balita dalam merawat balita(=0,001). Simulan, eningkatan engetahuan dan keteramilan ada kelomok erlakuan lebih tinggi dibandingkan ada kelomok kontrol sedangkan ada sika kelomok kontrol lebih tinggi eningkatannya, elaksanaan kelas ibu balita terbukti berengaruh meningkatkan engetahuan, sika, dan keteramilan ibu balita dalam merawat balita. Kata kunci: Kelas ibu balita, keteramilan, engetahuan, sika. 26

2 Sri L-Pengaruh Kelas Ibu Balita Terhada Peningkatan PENDAHULUAN Berdasarkan keseakatan global MDG s ada tahun 2015 diharakan angka kematian bayi balita menurun sebesar dua-ertiga dalam kurun Berdasarkan hal tersebut Indonesia memunyai komitmen untuk menurunkan Angka Kematian Bayi dari 68 menjadi 23/1.000 KH, dan Angka Kematian Balita 97 menjadi 32/1.000 KH ada tahun Di uskesmas Sukarasa dalam 2 tahun terakhir ini terjadi enurunan cakuan kunjungan bayi dan balita. Di uskesmas Sukarasa rogram kelas ibu balita belum ernah dilaksanakan walauun memiliki fasilitator yang sudah dilatih oleh Dinas kesehatan., Belum dilaksanakannya kelas ibu balita dikarenakan terbatasnya sumberdaya manusia di uskesmas sehingga fokus utamanya adalah kelas ibu. Program kelas ibu balita ini bukanlah rogram yang baru, rogram ini bersamaan dengan dilaksanakannya kelas ibu untuk ibu hamil dan kelas ibu balita adalah kelanjutan dari kelas ibu hamil. Program kelas ibu balita adalah kelas dimana ara ibu yang memunyai anak berusia 0-5 tahun bersama sama berdiskusi, tukar endaat, engalaman akan emenuhan elayanan kesehatan, gizi dan stimulasi tumbuh kembang, enyakit yang di bimbing oleh fasilitator (tenaga kesehatan) dengan menggunakan buku KIA.3 Melihat entingnya kelas ibu balita dalam rangka meningkatkan emberdayaan ibu balita melalui eningkatan engetahuan, sika dan keteramilan erawatan balita. Untuk meningkatkan kemamuan ibu balita dalam merawat balita yang baik maka diselenggarakan kelas ibu balita dalam rangka meningkatkan engetahuan, sika dan k eteramilan ibu tentang erawatan balita. Damak dari emberdayaan ini adalah meningkatnya status kesehatan balita. samling. Pengukuran engetahuan, sika dan keteramilan ibu menggunakan kuesioner dan ceklist observasi. Analisis data menggunakan uji statistik Chi- Kuadrat, analisis erbedaan rata rata eningkatan ada re dan ost ada kelomok erlakuan dan kontrol dengan uji Mann-Whitney, analisis engaruh erlakuan kelas balita terhada eningkatan engatahuan, sika dan keteramilan ada k elomok erlakuan dengan uji statistik Wilcoxon. HASIL PENELITIAN Subjek enelitian 168 terbagi menjadi 2 kelomok 84 subjek dimasukkan ke dalam k elomok yang mendaatkan erlakuan kelas ibu balita dan 84 lainnya dalam kelomok yang mendaatkan asuhan standar tana kelas ibu balita. Jumlah kelas ada kelomok erlakuan yaitu 6 kelas. Pada saat osyandu subjek enelitian diminta mengisi kuesioner engetahuan dan sika serta diobservasi keteramilannya kemudian ada kelomok erlakuan dilakukan kelas ibu balita dengan 6 modul dalam 3 kali ertemuan. Setelah selesai kelas ibu balita maka subjek baik ada kelomok kontrol mauun kelomok erlakuan diminta mengisi kuesioner yang sama serta diobservasi k eteramilannya. Subjek enelitian yang tidak mengikuti hingga akhir enelitian ada kelomok kontrol sebanyak 8 orang dan ada kelomok erlakuan sebanyak 9 orang sehingga samai dengan akhir enelitian ada kelomok kontrol s ebanyak 77 orang dan kelomok erlakuan 76 orang. Karakteristik subjek yang amati terdiri atas: usia, endidikan dan aritas, berdasarkan engamatan untuk ketiga k arakteristik ada subjek enelitian dieroleh hasil seerti di bawah ini: METODA PENELITIAN Desain enelitian ekerimental semu, design re test and ost test. Penelitian Subjek enelitian yaitu ibu yang memiliki balita di wilayah uskesmas Sukarasa dengan usia balita 2-5 tahun. Tehnik samel diilih secara Proortional random

3 Bhakti Kencana Medika, Volume 4, No. 1, Maret Hal Karakteristik Ibu Tabel 1 Karakteristik Ibu Balita Kelomok Penelitian Perlakuan Kontrol (n=76) % (n=77) % Nilai Usia (tahun) 0, , , , ,1 Pendidikan 0,089 Dasar 32 42, ,8 Menengah 44 57, ,0 Paritas 0, , , , , ,5 8 10, ,9 4 5, ,3 1 1,3 Keterangan: Berdasarkan uji Chi kudrat Tabel 2 Perbandingan Skor Pengetahuan ada Kelomok yang Mengikuti Kelas Ibu Balita dengan tidak Mengikuti Kelas Ibu Balita Pengetahuan (Skor) Kelomok Penelitian Kelas Ibu Balita (n=76) X (SD) 29,4 (3,4) 27,9 (43) Median Rentang Tidak Kelas Ibu Balita(n=77) Pre test Pengetahuan Post test Pengetahuan X (SD) 31,8 (2,3) 26,1 (5,5) Median 3,2 26 Rentang Persentase Peningkatan (Ratarata) Z M-W Ni l a i 2,994 0,003 7,056 0,001 9,8-6,1 5,314 0,001 Keterangan *): Z M-W uji Mann-Whitney Tabel 3 Perbandingan Skor Sika ada Kelomok yang Mengikuti Kelas Ibu Balita dengan tidak Mengikuti Kelas Ibu Balita Sika (Skor) Pre test Sika Kelomok Penelitian Kelas Ibu Balita (n=76) T i d a k Kelas Ibu Balita (n=77) SD 137,3 (15,5) 141,2 (13,1) Median 138,5 142,00 Rentang SD 148,1(2,3) 156,8 (26,774) Median 148,5 150 Rentang Post test Sika Persetase eningkatan (rata rata) Keterangan *): uji Mann-Whitney Z M-W N i l a i 1,570 0,116 1,103 0,273 9,1 12,2 0,763 0,446 Tabel 4 Perbandingan Keteramilan ada Kelomok yang Mengikuti Kelas Ibu Balita dengan Tidak Mengikuti Kelas Ibu Balita Keteramilan (Skor) Pre test Keteramilan Kelomok Penelitian Kelas ibu balita (n=76) Tidak Kelas ibu balita (n=77) SD 21,8 (4,7) 21,6 (5,2) Median 21 21,00 Rentang 28-Dec 28-Nov Post test Keteramilan SD 23,9 (3.2) 21,8 (3,95) Median Rentang Oct Persetase Peningkatan (rata- rata) Keterangan *): Uji Mann-Whitney Z M-W Nilai 0,360 0,719 4,523 0,001 13,4 2,5 3,006 0,003

4 Sri L-Pengaruh Kelas Ibu Balita Terhada Peningkatan Tabel 5 Perbandingan Peningkatan Pengetahuan, Sika dan Keteramilan Ibu Balita Sebelum dan Sesudah Perlakuan Perbandingan Pengetahuan re dan ost Sika re dan ost Keteramilan re dan ost Kelomok Penelitian Mengikuti kelas ibu balita Keterangan: berdasarkan Uji Wilcoxon Tidak Mengikuti kelas ibu balita 0,001 0,002 0,001 0,002 0,001 0,416 PEMBAHASAN 1. Perbandingan Peningkatan Pengetahuan antara Kelomok Kelas Ibu Balita dan Kelomok Kontrol Pada saat re test skor engetahuan ada kelomok kelas ibu balita lebih tinggi hal ini menunjukan adanya erbedaan engetahuan ada awalnya. Adanya erbedaan ini disebabkan keinginan memanfaatkan buku KIA dan enyuluhan osyandu antara ibu balita tidak sama sehingga elaksanan kelas ibu balita meruakan enekanan dan engulangan dalam rangka meningkatkan engetahuan yang sudah dimiliki. Adanya informasi atau engetahuan yang sering dan berulang- ulang daat meningkatkan retensi engetahuan seseorang. Kelas ibu balita diselenggarakan dengan metode artisiatif artinya ara ibu balita tidak diosisikan hanya menerima informasi karena osisi asif cenderung tidak efektif untuk merubah erilaku. Kelas ibu dirancang dengan metode belajar artisiatoris dimana ara ibu tidak diandang sebagai murid, melainkan sebagai warga belajar. Dalam raktiknya ara ibu didorong untuk belajar dari engalaman sesama, sementara fasilitator bereran sebagai engarah ada engetahuan yang benar. Fasilitator bukanlah guru atau dosen yang mengajari, namun dalam lingku terbatas daat sebagai sumber belajar. Hasil uji beda rata-rata eningkatan lebih tinggi ada kelas ibu balita. Hal ini menunjukkan bahwa metode romosi kesehatan dengan kelas ibu balita daat meningkatan engetahuan yang cuku tinggi, karena ada hasil ost test ada kelomok bukan kelas balita terjadi enurun skor engetahuan. Hasil analisis tersebut menunjukkan adanya engaruh bermakna roses belajar menggunakan kelas ibu balita terhada eningkatan engetahuan ibu balita. Pelaksaan kelas ibu balita dilaksanakan setia bulan secara berturut turut selama 3 bulan. Pendidikan kesehatan dalam jangka waktu endek daat menghasilkan erubahan dan eningkatan engetahuan individu, kelomok dan masyarakat. Dari enelitian ini roses belajar dengan kelas ibu balita mengandalkan sumber belajar dari engalaman eserta kelas ibu balita dan eran fasilitator dalam mengungkakan engalaman sebagai sumber belajar meruakan metode yang efektif. Belajar berdasarkan masalah atau engalaman adalah suatu metode embelajaran di mana eserta sejak awal dihadakan ada suatu masalah, kemudian diikuti oleh roses encarian informasi yang bersifat student-centered learning. Seerti ada kelas ibu balita kurikulum atau modul embelajaran disusun derdasarkan kebutuhan eserta dengan menggunakan 6 modul yang terdiri dari modul tumbuh kembang, gizi seimbang, encegahan kecelakaan, enanganan balita sakit, erilaku hidu sehat, dimana modul tersebut sesuai dengan kebutuhan ibu balita dalam melaksanakan erawatan balita di rumah. Adanya engaruh kelas ibu balita terhada eningkatan nilai engetahuan ibu balita dikarenakan elaksaan kelas ibu balita dilaksanakan setia bulan berturut turut berdasarkan grafik retensi engetahuan bahwa engetahuan akan menurun setelah 1 bulan sehingga dierlukan enekanan atau engulangan ada engetahuan. Selain itu, frekuensi atau intensitas ertemuan yang lebih intensif daat memotivasi lebih ada ibu balita untuk menerakan engetahuan yang dieroleh. Peningkatan engetahuan ibu balita melalui kelas ibu balita sangat dierlukan untuk emberdayaan ibu dan keluarga dalam erawatan balita dirumah sesuai dengan kemamuannya, karena engetahuan atau kognitif meruakan domain yang sangat enting bagi embentukan tindakan seseorang.

5 Bhakti Kencana Medika, Volume 4, No. 1, Maret Hal Hasil enelitian ini ada kelomok kontrol yang tidak mengikuti kelas balita skor engetahuan mengalami enurunan. Banyak faktor yang daat menyebabkan menurunnya tingkat engetahuan, retensi engetahuan akan menurun jika tidak mendaatkan engulangan atau enekanan. 2. Perbandingan Peningkatan Sika ada Kelomok Kelas Ibu Balita dan Tana Kelas Ibu Balita Hasil analisis statistik rata-rata eningkatan skor sika ada kelomok kelas ibu balita lebih rendah dari ada kelomok yang mengikuti kelas balita erbedaan ini tidak bermakna. Walauun berdasarkan ersentase eningkatan skor sika ada kedua kelomok terjadi eningkatan. Berdasarkan teori erubahan sika menurut Kelman m enekankan roses sosial yang sangat bereran dalam erubahan sika adalah engaruh sosial. Terdaat 3 roses sosial yang bereran dalam erubahan sika yaitu kesediaan, identifikasi dan internalisasi. Kesediaan dalam hal ini adalah kesediaan individu atau ibu balita dalam menerima engaruh dari orang lain yaitu fasilitator dan kelomoknya, kesediaan ini biasanya tidak muncul dari hati nurani hanya sekedar untuk memeroleh reaksi ositif aalagi f asilitator dalam kelas ibu balita ini adalah orang yang belum dikenal sebelumnya. H ubungan saling ercaya akan timbul ketika kedua orang sudah memiliki kedekatan secara emosional. P roses id entifikasi akan terjadi jika individu dalam hal ini adalah ibu balita meniru sika yang diharakan oleh kelomok jika individu ercaya bahwa erubahan yang terjadi akan memberikan damak yang lebih baik sesuai dengan haraan individu. Proses ini memerlukan waktu yang cuku anjang Pelaksanaan kelas ibu balita hanya selama 3 bulan dan ertemuanya dilakukan setia bulan sehingga belum cuku untuk membuat roses kesediaan dan identifikasi daat terlaksana. I nternalisasi adalah roses individu menerima engaruh dikarenakan sika tersebut sesuai dengan hati nurani dan sistem nilai yang dianutnya. Interaksi ketiga roses di atas meruakan mekanisme erubahan sika yang sangat tergantung dari sumber kekuatan ihak yang memengaruhinya serta berbagai kondisi yang mengendalikan roses terjadinya engaruh dan imlikasinya terhada erubahan sika. Seerti ada hasil enelitian menyebutkan bahwa faktor yang memengaruhi erubahan sika diantaranya adalah lingkungan atau budaya. Ibu balita baik yang mengikuti kelas atauun tidak ada awalnya mereka sudah memiliki sika awal tentang erawatan balita yang telah mereka yakini, sika tersebut terbentuk karena adanya interaksi dari ketiga faktor di atas adanya kelas balita meruakan uaya dalam meningkatkan sika ibu terhada erawatan balita.10 Dalam roses kelas ibu balita terdaat interaksi antara esan, komunikator dan komunikan. Komunikator ada kelas ibu adalah fasilitator dimana fasilitator berasal dari embina osyandu yang lain artinya bahwa ibu belum mengenal lebih dalam fasilitator tersebut dan hanya bertemu ada saat elaksanaan kelas balita saja. 3. Perbandingan Peningkatan Keteramilan Ibu balita yang mengikuti kelas balita dan tidak mengikuti Pelaksanaan kelas ibu balita setia bulan sekali meningkatkan keteramilan ibu balita cuku tinggi yaitu sekitar 13,4%. Hasil enelitian ini membuktikan bahwa romosi kesehatan dengan k elas balita meningkatkan secara bermakna nilai skor keteramilan ibu balita dalam arawatan balita di rumah yang meliuti emantauan tumbuh kembang, enyediaan makanan dengan menu seimbang, enatalaksanaan balita sakit serta enyediaan obat sederhana di rumah. Sama dengan hasil enelitian Virgilio metode artisiatif meningkatkan keteramilan etugas kesehatan dalam melaksanakan tugasnya.11 Sedangkan hasil enelitian yang lain menyebutkan bahwa metode artisiatif berengaruh terhada keteramilan kader dalam monitoring tekanan darah ada usila. Dierkuat temuan Kurrachman bahwa elatihan dengan metode ceramah yang disertai diskusi, simulasi dan raktik akan meningkatkan keteramilan mahasiswa dalam kegiatan engukuran status gizi balita di P osyandu.

6 Sri L-Pengaruh Kelas Ibu Balita Terhada Peningkatan Pengaruh Pelaksanaan Kelas Ibu Balita terhada Peningkatan Pengetahuan, Sika, dan Keteramilan Berdasarkan hasil enelitian bahawa kelas ibu balita berengaruh terhada eningkatan engetahuan, sika dan keteramilan hal ini sesuai dengan tujuan kelas ibu balita yaitu meningkatkan engetahuan, sika, dan keteramilan dalam merawat balita. Peningkatan engetahuan, sika dan keteramilan saling berhubungan. Banyak faktor yang berengaruh terhada keberhasilan suatu elatihan atau endidikan kesehatan. Sesuai endaat Siagian, bahwa bimbingan dan suervisi dari etugas kesehatan akan berengaruh terhada eningkatan engetahuan dan keteramilan. Meskiun romosi kesehatan dengan metode kelas ibu balita lebih meningkatkan enyeraan materi, serta dimungkinkan engembangan materi semaksimal mungkin sesuai dengan bahan ajaran yang tersedia dan daat dilaksanakan bersamaan dengan osyandu. Pelaksanaan kelas balita memunyai kelemahan aabila fasilitator tidak mamu mamu untuk mengembangkan engalaman dan engetahuan eserta menjadi bahan ajaran, maka roses belajar akan menjadi tidak menarik. kelas ibu balita memunyai kelemahan yaitu eserta daat terbawa ke dalam situasi enyuluhan konvensional dan f asilitator berubah fungsi menjadi emberi ceramah sebagaimana di kelas yang lebih besar. Kelemahan lain adalah memerlukan fasilitator yang caka, engajar yang banyak, biaya elaksanaan yang t inggi dan aabila bahan ajaran yang tersedia terbatas, maka eserta kurang daat mengembangkan materi elatihan. SIMPULAN Peningkatan engetahuan dan keteramilan kelomok kelas ibu balita lebih tinggi dibandingkan dengan kelomok tana kelas ibu balita. Peningkatan Sika ada kelomok tana kelas balita lebih tinggi dibandingkan dengan kelomok kelas ibu balita. Kelas ibu balita berengaruh terhada eningkatan engetahuan, sika, dan keteramilan ibu balita dalam merawat balita SARAN Untuk enelitian lebih lanjut diharakan meneliti tentang faktor-faktor yang m emengaruhi eningkatan engetahuan, sika, dan keteramilan dalam arawatan balita di rumah serta engembangan metode artisiasif sebagai metode romosi kesehatan. Ibu balita agar menyediakan waktu mengikuti kelas balita karena kelas balita daat meningkatkan engetahuan dan keramilan ibu balita dalam merawat balita. Pelaksanaan Kelas ibu balita daat dilaksanakan secara kontinyu di osyandu dengan fasilitator adalah embina osyandu dan kelas ibu balita hendaknya daat diterakan ada k elomok usia 0-1 tahun dan 1-2 tahun sebagai rogram l anjutan romosi kesehatan bayi dan balita. DAFTAR PUSTAKA Deartemen Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas): Kementerian Kesehatan Reublik Indonesia; Jakarta: Deartemen Kesehatan Reublik Indonesia, Deteksi dini tumbuh kembang balita, Jakarta: Deartemen Kesehatan Reublik Indonesia. Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu balita; 2009; hlm.1-17 Notoatmodjo, S Promosi Kesehatan Teori dan Alikasi, Penerbit Rineka Cita, Jakarta. Deartemen Kesehatan Reublik Indonesia, Deteksi dini tumbuh kembang balita, Jakarta: 2009 Notoatmodjo S. Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cita, 2007; hlm Dinas Kesehatan Jawa barat, Profil Kesehatan Jawa Barat Friedman M M. Keerawatan Keluarga Teori dan Praktis. Edisi 3. EGC; Jakarta Sarbini sriwianti A, Hubungan Sika dan P engetahuan Terhada Pemanfataan Buku Kesehatan Ibu dan Anak, Studi Eksloratif Ibu Balita di Kelurahan Sukarasa Kota Bandung; Universitas Padjajaran; 2012 Azwar S Sika Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar; hal

7 Bhakti Kencana Medika, Volume 4, No. 1, Maret Hal Virgilio, DG Problem Based Learning for Training Health Care Managers in Develoing Countries, Med Educ, 27, Kurrachman, T Pelatihan Pengukuran Status Gizi dan Palasi Gondok T erhada Pengetahuan dan Keteramilan ada Mahasiswa Jurusan Gizi Politeknik Semarang, Tesis Virgilio, DG Problem Based Learning for Training Health Care Managers in Develoing Countries, Med Educ, 27, Inayati D., et al Combined intensive nutrition education and micronutrient owder sulementation imroved nutritional status of mildly wasted children on Nias Island, Indonesia. Asia Pac J Clin Nutr 2012;21 (3):