Penentuan Struktur Bawah Permukaan Daerah Pantai Panjang Kota Bengkulu Dengan Metode Seismik Refraksi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Penentuan Struktur Bawah Permukaan Daerah Pantai Panjang Kota Bengkulu Dengan Metode Seismik Refraksi"

Transkripsi

1 Jurnal Gradien Vol.4 No.2 Juli 2008 : Penentuan Struktur Bawah Permukaan Daerah Pantai Panjang Kota Bengkulu Dengan Metode Seismik Refraksi Refrizon, Suwarsono, Herno Yudiansyah Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Uniersitas Bengkulu, Indonesia Diterima 3 Juni 2008; Disetujui 20 Juni 2008 Abstrak - Penelitian ini dilakukan di Pantai Panjang Kota Bengkulu yang saat ini sedang dilakukan engembangan untuk usat wisata dan erdagangan. Telah mulai dilakukan embangunan gedung bertingkat sehingga dibutuhkan enoang ondasi yang kuat, mengingat Bengkulu adalah daerah rawan gema bumi. Penelitian ini bertujuan untuk mendaatkan informasi kondisi bawah ermukaan. Pada enelitian ini digunakan Metode Seismik Refraksi dan diolah dengan erhitungan Intercet Time. Pada enelitian ini didaatkan keceatan rambat gelombang P untuk laisan ertama 894 m/s samai 299 m/s, untuk laisan kedua 607 m/s samai 2230 m/s, dan untuk laisan ketiga 2095 m/s samai 3232 m/s. Berdasarkan keceatan tersebut laisan ertama diinterretasikan sebagai asir leas (sand loose) dengan ketebalan sekitar 3 m samai 5 m, laisan kedua lemung (clay) dengan ketebalan laisan 5 m samai 8 m, dan laisan ketiga batu asir (sandstone). Kata Kunci : Pantai Panjang, Metode Seismik, Intercet Time. Pendahuluan Kota Bengkulu meruakan daerah dataran rendah yang sebagian besar meruakan daerah esisir antai serta berbatasan langsung dengan Samudra Hindia. Daerah antai Kota Bengkulu, khususnya Pantai Panjang akan dikembangkan menjadi daerah usat wisata dan erdagangan. Saat ini telah dimulai embangunan hotel, restoran, temat hiburan, usat erbelanjaan dan lain sebagainya yang bangunannya umumnya bertingkat. Dalam endirian suatu bangunan sangat enting mengetahui jenis tanah/batuan dan kedalaman untuk erancangan embuatan fondasi yang akan menoang kekuatan bangunan tersebut. Jenis dan kedalaman laisan batuan/tanah ditentukan melalui suatu enyelidikan dengan metode geofisika. Untuk mendeteksi keadaan bawah ermukaan daat diterakan beberaa metode geofisika, diantaranya metodologi yang didasarkan ada karakter kelistrikan, kemagnetan mauun karakter fisik lainnya. Metode ini bisa dikelomokkan menjadi dua yaitu metode geofisika dinamis dan statis. Metode geofisika dinamis adalah dengan memberikan gangguan ke bumi seerti memberikan aliran listrik (ada metode geolistrik) atau memberikan getaran (ada metode seismik), untuk kemudian membaca reson yang diberikan bumi. Sedangkan ada metode statis (graity, geomagnet, VLF), tidak memberikan gangguan aaun. Penelitian ini menggunakan metode seismik refraksi, metode ini memanfaatkan enjalaran gelombang di bawah ermukaan dengan menggunakan sumber seismik. Metode seismik meruakan salah satu metode yang aling banyak digunakan dalam bidang geofisika ekslorasi. Disaming diakai untuk melokalisir keberadaan sumber daya alam, metode seismik khususnya metode seismik refraksi juga daat dialikasikan dalam bidang geoteknik (rekayasa) dan lingkungan. Prinsi dasar metode seismik adalah menganalisa reson dari enjalaran gelombang seismik yang merambat ada media elastik, sehingga gelombang seismik disebut juga gelombang elastik, karena osilasi artikel-artikel medium terjadi akibat interaksi antara gaya gangguan (gradien stress) melawan gaya-gaya elastik. Dari interaksi tersebut muncul gelombang longitudinal yang sering disebut gelombang P (ressure) dan gelombang transersal yang disebut juga gelombang S (shear) [5]. Gelombang ini akan direkam dalam fungsi waktu di dalam seismogram, dari data seismogram daat dibaca waktu dan amlitudo secara isual. Dengan mengetahui jarak antara masing-masing geohone ke sumber gelombang seismik, maka akan didaatkan besar keceatan berdasarkan kura trael time []. Berdasarkan nilai keceatan inilah daat dierkirakan struktur laisan

2 338 Refrizon / Jurnal Gradien Vol. 4 No. 2 Juli 2008 : di bawah ermukaan. Untuk mengetahui kedalaman laisan daat digunakan beberaa metode erhitungan, ada enelitian ini digunakan metode erhitungan Intercet Time, yaitu metode erhitungan yang didasarkan ada titik otong antara gelombang antul dengan gelombang bias ada kura waktu terhada jarak geohone [4]. Gambar 2. Gelombang elastik saat menemui bidang batas dengan ρ berbeda Gambar. Gelombang datang ada sudut kritis dan gelombang antul Metode seismik refraksi ada dasarnya memanfaatkan gejala enjalaran gelombang yang terbiaskan ada bidang batas. Rambatan gelombang yang terbiaskan ada kondisi kritis akan menjalar di seanjang bidang batas. Setia titik ada bidang batas tersebut, sesuai dengan hukum Huygens, berfungsi sebagai sumber gelombang baru yang merambat ke segala arah, gelombang ini disebut sebagai headwaes, seerti yang ditunjukkan ada Gambar. Alikasi gelombang seismik refraksi dalam enentuan struktur bawah ermukaan berdasarkan waktu enjalaran gelombang ada tanah/batuan dari osisi sumber ke enerima ada berbagai jarak tertentu. Gelombang yang terjadi setelah usikan ertama (first break) saja yang dibutuhkan. Parameter jarak (off-set) dan waktu jalar berhubungan dengan ceat rambat gelombang dalam medium. Jadi dalam alikasi seismik refraksi untuk memodelkan struktur bawah ermukaan hanya usikan ertama atau trael time gelombang P saja yang digunakan karena gelombang ini yang ertama tercatat ada seismograh. Gelombang P (P-wae) meruakan gelombang longitudinal yang arah gerak artikel searah atau sejajar dengan arah erjalaran gelombang. Gelombang ini daat menjalar dalam segala medium (adat, cair mauun gas). Gelombang elastik yang menjalar dalam medium bumi, ada saat menemui bidang batas dengan elastisitas dan densitas yang berbeda, sebagian akan terantul dan sebagian lainnya akan terbiaskan. Bila yang datang adalah gelombang komresi (gelombang P) maka akan menghasilkan dua gelombang antul (P dan S) dan dua gelombang bias (P dan S), seerti ada Gambar 2. Dari eneraan hukum Snellius, maka untuk kasus ini dieroleh: sin i sin R sin R s s sin r 2 sin rs s2 Dengan R : sudut antul, r : sudut bias, : keceatan gelombang seismik, : arameter gelombang (slowness) Gambar 3. Hubungan jarak dengan trael time gelombang langsung, antul, dan bias Dalam metode seismik refraksi yang terenting adalah trael time ertama kali gelombang samai ke detektor (geohone). Dari kura waktu (T) terhada jarak (x) jelas untuk jarak geohone ke sumber yang relatif dekat, ()

3 Refrizon / Jurnal Gradien Vol. 4 No. 2 Juli 2008 : gelombang langsung akan diterima lebih dulu dari ada gelombang antul dan bias. Sedangkan untuk jarak yang relatif jauh gelombang bias akan diterima lebih dulu. Jelas bahwa gelombang antul akan samai di titik enerima dalam waktu yang aling lama, seerti ada Gambar 3. Metode Intercet Time meruakan metode erhitungan yang biasanya digunakan untuk menentukan kedalaman laisan tanah/batuan. Laisan tersebut diangga sebagai bidang yang rata. Metode ini memanfaatkan waktu otong antar gelombang langsung dan gelombang bias dari kura T s x. Pada sistem dua lais seerti ada gambar 4, lintasan rambat gelombang bias ABCD yaitu AB + BC + CD, dan AB CD z /cos α serta serta BC x-2z tan α, dengan z adalah ketebalan laisan ertama dan α adalah sudut kritis dari gelombang datang. dengan menuliskan ersamaan di atas dalam bentuk seerti berikut: z T i 2 (4) Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan di kawasan Pantai Panjang Kota Bengkulu. Taha ertama adalah enentuan osisi lintasan dan arah orientasinya. Lintasan engukuran dibuat sejajar dengan garis antai dengan langkah-langkah sebagai berikut :. Menentukan anjang lintasan, 2. Menentukan sasi jarak antar geohone, ada enelitian ini jarak antar geohone adalah 7 meter dan jarak sumber dari geohone ertama 4 meter, 3. Hasil engukuran di laangan ditamilkan ada tabel yang berisi waktu enjalaran gelombang samai ke geohone dan jarak masing-masing sumber ke geohone. Gambar 4. Sistem dua lais dengan bidang batas ararel dan kura T s x Waktu rambat gelombang bias tersebut diberikan oleh: AB+ CD BC 2z x 2z tanα 2 sinα x T + + 2z + 2 cos 2 2cos α α 2 Menurut hukum Snellius, ada sudut kritis berlaku sin α / 2, sehingga ersamaan tersebut daat dituliskan menjadi: 2 (2) 2z cosα x T + (3) Bila x 0, maka akan dieroleh T i ( x 0) dan nilai tersebut daat dibaca ada kura T-X yang disebut intercet time. Keceatan laisan ertama daat dihitung langsung dari sloe gelombang langsung, sedangkan untuk keceatan laisan kedua dieroleh dari sloe gelombang bias ertama [6]. Kedalaman laisan ertama ditentukan Gambar 5. Kurfa trael time lintasan Data ada tabel waktu enjalaran gelombang dan jarak, selanjutnya dianalisis menggunakan software Winsism 7 buatan W-Geosoft Geological & Geohysical Software yang selanjutnya akan didaatkan kura trael time seerti ada Gambar 5. Dari kura tersebut akan didaatkan keceatan gelombang ada masing-masing laisan. Berdasarkan nilai keceatan gelombang seismik setia

4 340 Refrizon / Jurnal Gradien Vol. 4 No. 2 Juli 2008 : laisan, maka daat dihitung kedalaman bidang batas antar laisan. 3. Hasil Dan Pembahasan Grafik waktu enjalaran gelombang terhada jarak masing-masing geohone digunakan untuk mendaatkan kemiringan kura yang menunjukkan keceatan gelombang P ada setia laisan. Besar keceatan enjalaran gelombang P ada setia laisan diengaruhi oleh karakter struktur setia laisan, sehingga dengan mengetahui keceatan gelombang P ada suatu medium dan enamakan geologi diermukaan daat dierkirakan jenis laisan tersebut. Analisis terhada waktu enjalaran gelombang seismik (gelombang P) digunakan software Winsism ersi 8. Perotongan kura yang memiliki kemiringan berbeda ada suatu nilai T tertentu adalah waktu bertemunya gelombang langsung dengan gelombang bias, sehingga daat ditentukan kedalaman bidang batas laisan. ada engambilan data dilakukan melalui dua kali enembakan yaitu off-end forward dan reerse. Aabila kura trael time yang dihasilkan simetris maka bidang batas adalah horizontal sedangkan bila bila tidak bidang batas agak miring dengan bidang yang lebih tinggi yang memiliki sudut lebih besar [6]. Dari erhitungan Intercet Time ada lintasan (satu) didaatkan keceatan gelombang P untuk laisan ertama adalah 894 m/s samai dengan 963 m/s, untuk laisan kedua 607 m/s samai dengan 2230 m/s, dan untuk laisan ketiga 2596 m/s samai dengan 2885 m/s. Hasil erhitungan dieroleh ketebalan laisan ertama adalah 3,55 meter samai dengan 4,7 meter dan ketebalan laisan kedua didaatkan 5,77 meter samai dengan 6,86 meter. Walauun nilai keceatan gelomabng P ada suatu laisan batuan memiliki range yang cuku jauh, yaitu ada laisan asir leas (sand loose) adalah 200 m/s samai dengan 2000 m/s, untuk lemung (clay) adalah 000 m/s samai dengan 2500 m/s, dan keceatan gelombang P untuk batu asir (sandstone) adalah 400 m/s samai dengan 4500 m/s [2], tetai di laangan daat dirujuk berdasarkan kenamakan geologi di ermukaan dan eta geologi Kota Bengkulu (Gambar 6). Oleh sebab itu, berdasarkan nilai keceatan gelombng P ada setia laisan, laisan ertama dinterretasikan sebagai laisan asir leas (sand loose), untuk laisan kedua laisan lemung (clay), dan untuk laisan ketiga batu asir (sandstone). Asumsi yang digunakan adalah batas antara satu laisan dengan yang lain adalah bidang, tetai bidang tersebut bisa datar (horizontal) atau bidang yang agak miring. Untuk itu Gambar 6. Geologi Kota Bengkulu Pada lintasan kedua, ketiga, keemat dan kelima dilakukan engolahan dan ineterretasi terhada nilai keceatan gelombang P dan kedalaman bidang batas antar laisan. Secara umum kelima lintasan yang dilakukan engukuran dan interretasi hasil engolahan data memerlihatkan struktur yang miri, namun memiliki kedalaman yang sedikit berbeda serta bidangnya miring (Gambar 7). Pada setia lintasan kedalaman bidang batas laisan ertama dengan kedua serta laisan kedua dengan ketiga berturutturut adalah berada ada kisaran : 3 m samai 5 m dan 5 m samai 8 m. Pembuatan fondasi untuk bangunan bertingkat, yang tingginya mencaai 30 m (6 tingkat) harus mencaai ada laisan sandstone, yaitu laisan ketiga. Pada laisan ini sudah cuku kuat untuk menoang bangunan yang berat dan elastisitas terhada gelombang seismik telah cuku rendah. Daerah antai anjang memiliki laisan ini yang kedalamannya sekitar 5 m.

5 Refrizon / Jurnal Gradien Vol. 4 No. 2 Juli 2008 : [6]. Susilawati, 2004, Seismik Refraksi (Dasar Teori dan Akuisisi Data), FMIPA Jurusan Fisika USU. htt://:library.usu.ac.id/seismik+refraksi Gambar 7. Gambaran struktur bawah ermukaan ada salah satu lintasan 4. Kesimulan Berdasarkan besar keceatan rambat gelombang seismik (dalam hal ini gelombang P) jenis batuan ada laisan ertama diinterretasikan sebagai asir leas (sand loose), laisan kedua adalah lemung (clay). Jenis batuan ini sama untuk setia lintasan tetai memunyai kedalaman/ketebalan yang berbeda-beda. Kedalaman bidang batas laisan ertama dan kedua berkisar 3 samai 5 meter dan laisan kedua dengan ketiga berkisar 5 samai 8 meter. Untuk endirian suatu bangunan bertingkat tinggi di daerah ini (Pantai Panjang) disarankan kedalaman fondasi tiang ancang yang dibuat harus melebihi kedalaman laisan kedua atau sekitar 8-5 meter. Daftar Pustaka []. Hartantyo, E., 2004, Metode Seismik Bias dan Pantul, Uniersitas Gajah Mada. htt:// [2] Raynold, J.M., 997, Introdution to Alied and Eiromental Geohysics, John Willey and Soon Ltd. [3]. Robert, J.L., 999, Whole Earth Geohysics (An Introductory Textbook For Geologists and Geoysicists), Oregon State Uniersity. New Jersey [4]. Sismanto, 999, Ekslorasi Dengan Menggunakan Sesimik Refraksi, Laboratorium Geofisika, UGM [5]. Sutoo dan Awali P., 2004, Studi Faktor Kualitas (Q- Faktor) dari Gelombang Elastik (QP, QSH) ada Batuan Komak dan Tidak Komak, Deartemen Geofisika dan Metereologi, FIKTM ITB, Bandung.

HITUNGAN KOORDINAT, AZIMUTH/ARAH DAN JARAK

HITUNGAN KOORDINAT, AZIMUTH/ARAH DAN JARAK PENGUKURAN POLIGON Pengukuran dan Pemetaan Hutan : HITUNGAN KOORDINAT, AZIMUTH/ARAH DAN JARAK Y φq Dq Q(Xq,Yq) θq P(X,Y) φq = Azimuth/arah P ke Q 0 X θq Dq = Azimuth/arah Q ke P = Jarak dari P ke Q P(X,Y)

Lebih terperinci

Studi Lapisan Batuan Bawah Permukaan Kawasan Kampus Unsyiah Menggunakan Metoda Seismik Refraksi

Studi Lapisan Batuan Bawah Permukaan Kawasan Kampus Unsyiah Menggunakan Metoda Seismik Refraksi Jurnal radien Vol No Juli : - Studi Lapisan Batuan Bawah Permukaan Kawasan Kampus Unsyiah Menggunakan Metoda Seismik Refraksi Muhammad Isa, Nuriza Yani, Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Syiah Kuala, Indonesia

Lebih terperinci

Komputasi Geofisika 1: Pemodelan dan Prosesing Geofisika dengan Octave/Matlab

Komputasi Geofisika 1: Pemodelan dan Prosesing Geofisika dengan Octave/Matlab Komputasi Geofisika 1: Pemodelan dan Prosesing Geofisika dengan Octave/Matlab Editor: Agus Abdullah Mohammad Heriyanto Hardianto Rizky Prabusetyo Judul Artikel: Putu Pasek Wirantara, Jeremy Adi Padma Nagara,

Lebih terperinci

APLIKASI METODE SEISMIK REFRAKSI UNTUK ANALISA LITOLOGI BAWAH PERMUKAAN PADA DAERAH BABARSARI, KABUPATEN SLEMAN, YOGYAKARTA

APLIKASI METODE SEISMIK REFRAKSI UNTUK ANALISA LITOLOGI BAWAH PERMUKAAN PADA DAERAH BABARSARI, KABUPATEN SLEMAN, YOGYAKARTA APLIKASI METODE SEISMIK REFRAKSI UNTUK ANALISA LITOLOGI BAWAH PERMUKAAN PADA DAERAH BABARSARI, KABUPATEN SLEMAN, YOGYAKARTA Kevin Gardo Bangkit Ekaristi 115.130.094 Program Studi Teknik Geofisika, Universitas

Lebih terperinci

GELOMBANG BUNYI. Cepat rambat bunyi di udara yang dipengaruhi oleh tekanan dinyatakan dengan persamaan : pada gas ideal ; M

GELOMBANG BUNYI. Cepat rambat bunyi di udara yang dipengaruhi oleh tekanan dinyatakan dengan persamaan : pada gas ideal ; M SMK Negeri Rangkasbitung GELOMBANG BUNYI Bunyi meruakan salah satu bentuk gelombang mekanik, yaitu gelombang yang memerlukan medium sebagai erambatannya. Bunyi yang merambat ada medium udara bentuknya

Lebih terperinci

BAB II. Landasan Teori

BAB II. Landasan Teori I Pendahuluan 1.1 Latar elakang Pondasi meruakan elemen bangunan ang berfungsi untuk menalurkan semua beban ang bekerja ada struktur tersebut ke dalam tanah, samai kedalaman tertentu aitu samai laisan

Lebih terperinci

ANALISA ANOMALI AVO PADA DATA SESIMIK 2D DAN 3D LAPANGAN EINSTEIN CEKUNGAN JAWA BARAT UTARA. 2)

ANALISA ANOMALI AVO PADA DATA SESIMIK 2D DAN 3D LAPANGAN EINSTEIN CEKUNGAN JAWA BARAT UTARA. 2) ANALISA ANOMALI AVO PADA DATA SESIMIK D DAN 3D LAPANGAN EINSTEIN CEKUNGAN JAWA BARAT UTARA Oleh : ) Prof.Dr.rer.nat. Bagus Jaya Santosa,SU, ) Muhammad Arief Harvityan Program Studi Geofisika, Jurusan Fisika

Lebih terperinci

Acoustics An Introduction by Heinrich Kuttruff

Acoustics An Introduction by Heinrich Kuttruff Acoustics An Introduction by Heinrich Kuttruff Diterjemahkan oleh : Okta Binti Masfiatur Rohmah Fisika, FMIPA, Universitas Sebelas Maret, 1 Bab 4 4.1 Solusi dari ersamaan gelombang 48 4. Gelombang harmonik

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB TINJAUAN PUSTAKA.1. Pondasi Pondasi meruakan bagian aling dasar dari suatu struktur yang berfungsi untuk memikul beban dan kemudian meneruskannya ke tanah. Secara umum, berdasarkan kedalamannya ondasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I.2. Maksud dan Tujuan

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I.2. Maksud dan Tujuan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Metode seismik merupakan salah satu bagian dari metode geofisika aktif, yang memanfaatkan pergerakan gelombang dalam suatu medium dimana dalam penyelidikannnya di

Lebih terperinci

Inisiasi 2 (MATERI ENERGI GELOMBANG)

Inisiasi 2 (MATERI ENERGI GELOMBANG) Inisiasi 2 (MATEI ENEGI GELMBANG) Saudara mahasiswa, calon endidik bangsa, selamat bertemu dalam kegiatan tutorial online kedua. Untuk kegiatan kali ini, kita akan berdiskusi tentang gelombang, teatnya

Lebih terperinci

BAB III STATIKA FLUIDA

BAB III STATIKA FLUIDA A STATKA LUDA Tujuan ntruksional Umum (TU) Mahasiswa diharakan daat merencanakan suatu bangunan air berdasarkan konse mekanika fluida, teori hidrostatika dan hidrodinamika Tujuan ntruksional Khusus (TK)

Lebih terperinci

BAB GEJALA GELOMBANG

BAB GEJALA GELOMBANG BB GEJL GELOMBNG. PEMHMN ENNG GELOMBNG Gelombang adalah getaran dan energi yang merambat tana disertai erambatan artikel ertikel mediumnya. Macam macam gelombang adalah sebagai berikut :. Berdasarkan arah

Lebih terperinci

PENGGUNAAN GEOTEXTIL SEBAGAI ALTERNATIF PERBAIKAN TANAH TERHADAP PENURUNAN PONDASI DANGKAL

PENGGUNAAN GEOTEXTIL SEBAGAI ALTERNATIF PERBAIKAN TANAH TERHADAP PENURUNAN PONDASI DANGKAL PENGGUNAAN GEOTEXTIL SEBAGAI ALTERNATIF PERBAIKAN TANAH TERHADAP PENURUNAN PONDASI DANGKAL Yulvi Zaika, Budi Agus Kombino Jurusan Teknik Siil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Malang Jl. MT. Haryono

Lebih terperinci

Kata kunci : Seismik refraksi, metode ABC, metode plus-minus, frist break

Kata kunci : Seismik refraksi, metode ABC, metode plus-minus, frist break APLIKASI METODE DELAY TIME UNTUK MENENTUKAN PONDASI BANGUNAN GEDUNG TEKNIK GEOFISIKA DI LAPANGAN SOFTBALL UPN VETERAN YOGYAKARTA Kevin Gardo Bangkit ekaristi 115.130.094 Program Studi Teknik Geofisika,

Lebih terperinci

KAJIAN TEORETIS RELASI DISPERSI BAHAN BERINDEKS BIAS NEGATIF

KAJIAN TEORETIS RELASI DISPERSI BAHAN BERINDEKS BIAS NEGATIF Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Peneraan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 16 Mei 009 KAJIAN TEORETIS RELASI DISPERSI BAHAN BERINDEKS BIAS NEGATIF Juliasih Partini,

Lebih terperinci

Penentuan Tingkat Kekerasan Batuan Menggunakan Metode Seismik Refraksi di Jatikuwung Karanganyar

Penentuan Tingkat Kekerasan Batuan Menggunakan Metode Seismik Refraksi di Jatikuwung Karanganyar ISSN:2089 0133 Indonesian Journal of Applied Physics (2013) Vol.3 No.1 halaman 29 April 2013 Penentuan Tingkat Kekerasan Batuan Menggunakan Metode Seismik Refraksi di Jatikuwung Karanganyar Nakif Nurcandra,

Lebih terperinci

Integral dan Persamaan Diferensial

Integral dan Persamaan Diferensial Sudaryatno Sudirham Studi Mandiri Integral dan Persamaan Diferensial ii Darublic BAB 3 Integral (3) (Integral Tentu) 3.. Luas Sebagai Suatu Integral. Integral Tentu Integral tentu meruakan integral yang

Lebih terperinci

Dika Dwi Muharahman*, Nurul Gusriani, Elis Hertini. Departemen Matematika, Universitas Padjadjaran *E mail:

Dika Dwi Muharahman*, Nurul Gusriani, Elis Hertini. Departemen Matematika, Universitas Padjadjaran *E mail: Perubahan Perilaku Pengguna nstant Messenger dengan Menggunakan Analisis Koresondensi Bersama (Studi Kasus Mahasiswa di Program Studi S-1 Matematika FMPA Unad) Dika Dwi Muharahman*, Nurul Gusriani, Elis

Lebih terperinci

Analisis AVO untuk Mengetahui Penyebaran Hidrokarbon Berdasarkan Faktor Fluida (Studi Kasus Lapangan H Formasi Talang Akar Cekungan Jawa Barat Utara)

Analisis AVO untuk Mengetahui Penyebaran Hidrokarbon Berdasarkan Faktor Fluida (Studi Kasus Lapangan H Formasi Talang Akar Cekungan Jawa Barat Utara) IN:089 033 Indonesian Journal of Alied hysics (03 Vol.3 No. Halaman 08 Oktober 03 Analisis AVO untuk Mengetahui enyebaran Hidrokarbon Berdasarkan Faktor Fluida (tudi Kasus Laangan H Formasi Talang Akar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permukaan bumi mempunyai beberapa lapisan pada bagian bawahnya, masing masing lapisan memiliki perbedaan densitas antara lapisan yang satu dengan yang lainnya, sehingga

Lebih terperinci

Refraksi Picking First Break

Refraksi Picking First Break Oktober 14 Praktikum Seismik Refraksi Universitas Gadjah Mada GEOFISIKA Source 19 ft Source 97 ft 1A 1B No Jarak (ft) Offset Geophone (ft) Waktu Jalar (ms) No Jarak (ft) Offset Geophone (ft) Waktu Jalar

Lebih terperinci

MENENTUKAN KEDALAMAN BEDROCK MENGGUNAKAN METODE SEISMIK REFRAKSI (Studi Kasus di Desa Kemuning Lor Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember) SKRIPSI.

MENENTUKAN KEDALAMAN BEDROCK MENGGUNAKAN METODE SEISMIK REFRAKSI (Studi Kasus di Desa Kemuning Lor Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember) SKRIPSI. MENENTUKAN KEDALAMAN BEDROCK MENGGUNAKAN METODE SEISMIK REFRAKSI (Studi Kasus di Desa Kemuning Lor Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember) SKRIPSI Oleh Sustriamah NIM 031810201098 JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

Unnes Physics Journal

Unnes Physics Journal UPJ 4 (2) (2015) Unnes Physics Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upj VISUALISASI BAWAH PERMUKAAN TANAH MENGGUNAKAN GENERALIZED RECIPROCAL METHOD BERDASARKAN DATA SEISMIK REFRAKSI DI DAERAH

Lebih terperinci

PERKIRAAN LAJU ALIR OPTIMUM SUMUR GAS DENGAN ANALISIS NODAL. Edward ML Tobing

PERKIRAAN LAJU ALIR OPTIMUM SUMUR GAS DENGAN ANALISIS NODAL. Edward ML Tobing PERKIRAAN LAJU ALIR OPTIMUM SUMUR GAS DENGAN ANALISIS NODAL Edward ML Tobing Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi "LEMIGAS" etobing@lemigas.esdm.go.id S A R I Untuk mengetahui

Lebih terperinci

Pembicaraan fluida menjadi relatif sederhana, jika aliran dianggap tunak (streamline atau steady)

Pembicaraan fluida menjadi relatif sederhana, jika aliran dianggap tunak (streamline atau steady) DINAMIKA FLUIDA Hidrodinamika meruakan cabang mekanika yang memelajari fluida bergerak (gejala tentang fluida cuku komleks) Pembicaraan fluida terdaat bermacam-macam antara lain: - dari jenis fluida (kental

Lebih terperinci

OPTIKA FISIS. Celah Ganda Young Layar Putih

OPTIKA FISIS. Celah Ganda Young Layar Putih OPTIKA FISIS A. Interferensi Cahaya : Peraduan antara dua atau lebih gelombang cahaya yang menghasilkan ola tertentu. Untuk engamatan Interferensi gelombang cahaya, agar hasilnya daat diamati dierlukan

Lebih terperinci

PENENTUAN STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SEISMIK REFRAKSI DI DESA PLERET, KECAMATAN PLERET, KABUPATEN BANTUL

PENENTUAN STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SEISMIK REFRAKSI DI DESA PLERET, KECAMATAN PLERET, KABUPATEN BANTUL A-PDF WORD TO PDF DEMO: Purchase from www.a-pdf.com to remove the watermark PENENTUAN STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SEISMIK REFRAKSI DI DESA PLERET, KECAMATAN PLERET, KABUPATEN BANTUL

Lebih terperinci

8. Rangkaian Arus Searah, Pemroses Energi

8. Rangkaian Arus Searah, Pemroses Energi ntroduction to ircuit nalysis Time Domain www.dirhamblora.com 8. angkaian rus Searah, Pemroses Energi Kita mengetahui bahwa salah satu bentuk gelombang dasar adalah bentuk gelombang anak tangga. Di bagian

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Pemilahan Data

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Pemilahan Data BAB 3 PEMBAHASAN 3.1 Pemilahan Data Pemilahan data dilakukan untuk menentukan data mana saja yang akan diolah. Dalam enelitian ini, data yang diikutsertakan dalam engolahan ditentukan berdasarkan teori

Lebih terperinci

FLUIDA STATIK. Dengan demikian gaya-gaya yang bekerja hanya gayagaya normal yaitu gaya tekan yang bekerja tegak lurus pada permukaannya.

FLUIDA STATIK. Dengan demikian gaya-gaya yang bekerja hanya gayagaya normal yaitu gaya tekan yang bekerja tegak lurus pada permukaannya. FLUID STTIK Fluida statik meruakan bagian dari hidrolika yang memelajari gaya-gaya tekan cairan dalam keadaan diam. Karena cairan dalam keadaan diam maka tidak terdaat geseran baik antara laisan cairan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM TRANSMISI

RANCANG BANGUN SISTEM TRANSMISI Jurnal Teknologi Bahan dan Barang Teknik ISSN : 089-4767 Deartemen Perindustrian I Vol. 1 No. 5 Tahun 011 Hal. 9-35 ANCANG BANGUN SISTEM TANSMISI AT(Automatic Transmission), AMT(Automated Manual Transmission),

Lebih terperinci

ELASTISITAS BATUAN DAERAH SUMATERA BARAT DENGAN METODA WADATI BERDASARKAN DATA GEMPABUMI BMKG PADANG PANJANG (1995 s/d 2010)

ELASTISITAS BATUAN DAERAH SUMATERA BARAT DENGAN METODA WADATI BERDASARKAN DATA GEMPABUMI BMKG PADANG PANJANG (1995 s/d 2010) ELASTISITAS BATUAN DAERAH SUMATERA BARAT DENGAN METODA WADATI BERDASARKAN DATA GEMPABUMI BMKG PADANG PANJANG (1995 s/d 2010) Letmi Dwiridal Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Padang Email : letmidwiridal@ymail.com

Lebih terperinci

MEKANIKA TANAH (CIV -205)

MEKANIKA TANAH (CIV -205) MEKANIKA TANAH (CIV -205) OUTLINE Dasar-dasar konsolidasi tanah Proses konsolidasi Teori Terzaghi Uji konsolidasi dilaboratorium Intreetasi data hasil uji lab KOMPONEN PENURUNAN TANAH Penambahan beban

Lebih terperinci

Bab 4 PRINSIP PRINSIP PEMODELAN FISIS

Bab 4 PRINSIP PRINSIP PEMODELAN FISIS Bab 4 PRINSIP PRINSIP PEMODELAN FISIS 4. Fase-fase Pemodelan Dalam bab ini kita akan mendiskusikan bagaimana membangun model model matematika system dinamis. Kita akan memerhatikan masalah bagaimana mencaai

Lebih terperinci

PETA KENDALI R ADAPTIF SEBAGAI ALTERNATIF PETA KENDALI R SHEWHART DALAM MENDETEKSI PERGESERAN KECIL PADA VARIANS

PETA KENDALI R ADAPTIF SEBAGAI ALTERNATIF PETA KENDALI R SHEWHART DALAM MENDETEKSI PERGESERAN KECIL PADA VARIANS PETA KENDALI R ADAPTIF SEBAGAI ALTERNATIF PETA KENDALI R SHEWHART DALAM MENDETEKSI PERGESERAN KECIL PADA VARIANS Adative R Control Chart as Alternative Shewhart R Control Chart in Detecting Small Shifts

Lebih terperinci

BAB VI HUKUM KEKEKALAN ENERGI DAN PERSAMAAN BERNOULLI

BAB VI HUKUM KEKEKALAN ENERGI DAN PERSAMAAN BERNOULLI BAB VI HUKUM KEKEKALAN ENERGI DAN PERSAMAAN BERNOULLI Tujuan Intruksional Umum (TIU) Mahasiswa diharakan daat merencanakan suatu bangunan air berdasarkan konse mekanika luida, teori hidrostatika dan hidrodinamika.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persoalan jalur terendek (Shortest Path) meruakan suatu jaringan engarahan erjalanan dimana seseorang engarah jalan ingin menentukan jalur terendek antara dua kota

Lebih terperinci

BAB 3 PENGEMBANGAN TEOREMA DAN PERANCANGAN PROGRAM

BAB 3 PENGEMBANGAN TEOREMA DAN PERANCANGAN PROGRAM BAB 3 PENGEMBANGAN TEOREMA DAN PERANCANGAN PROGRAM 3.1. Pengembangan Teorema Dalam enelitian dan erancangan algoritma ini, akan dibahas mengenai beberaa teorema uji rimalitas yang terbaru. Teorema-teorema

Lebih terperinci

SOAL DAN PEMBAHASAN TRY OUT 1 MATEMATIKA SMP/MTs KABUPATEN TAHUN PELAJARAN 2015/2016

SOAL DAN PEMBAHASAN TRY OUT 1 MATEMATIKA SMP/MTs KABUPATEN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SOAL DAN PEMBAHASAN TRY OUT MATEMATIKA SMP/MTs KABUPATEN TAHUN PELAJARAN 5/6. Pada lomba matematika, ditentukan untuk jawaban yang benar mendaat skor, jawaban salah mendaat skor, sedangkan tidak menjawab

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Umum

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Umum Laoran Tugas Akhir BAB II DASAR TEORI 2.1 Umum Pemilihan ondasi tiang dilakukan aabila enggunaan ondasi dangkal daat menyebabkan enurunan yang tidak daat diterima atau memunculkan resiko yang daat merusak

Lebih terperinci

>> SOAL MATEMATIKA SMA KELAS X SEMESTER 2 << ( 100 SOAL MATEMATIKA )

>> SOAL MATEMATIKA SMA KELAS X SEMESTER 2 << ( 100 SOAL MATEMATIKA ) >> SOAL MATEMATIKA SMA KELAS X SEMESTER > Pilihlah jawaban yang benar! Soal nomor samai 60 tentang Trigonometri:. Cos 0 o senilai dengan. cos 0 o cos 0 o sin 0 o cos 0 o sin

Lebih terperinci

ANALISIS TRANSPORTASI DAN INSTALASI RIGID RISER PADA SISTEM FREE STANDING HYBRID RISER

ANALISIS TRANSPORTASI DAN INSTALASI RIGID RISER PADA SISTEM FREE STANDING HYBRID RISER ANALISIS TRANSPORTASI DAN INSTALASI RIGID RISER PADA SISTEM FREE STANDING HYBRID RISER Yonathan Mozes Mandagi 1, Paramashanti 2 1 Program Studi Teknik Kelautan, Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganeca 10

Lebih terperinci

GELOMBANG SEISMIK Oleh : Retno Juanita/M

GELOMBANG SEISMIK Oleh : Retno Juanita/M GELOMBANG SEISMIK Oleh : Retno Juanita/M0208050 Gelombang seismik merupakan gelombang yang merambat melalui bumi. Perambatan gelombang ini bergantung pada sifat elastisitas batuan. Gelombang seismik dapat

Lebih terperinci

PENGIDENTIFIKASIAN DAERAH SESAR MENGGUNAKAN METODE SEISMIK REFRAKSI DI KECAMATAN PANTI KABUPATEN JEMBER SKRIPSI. Oleh:

PENGIDENTIFIKASIAN DAERAH SESAR MENGGUNAKAN METODE SEISMIK REFRAKSI DI KECAMATAN PANTI KABUPATEN JEMBER SKRIPSI. Oleh: PENGIDENTIFIKASIAN DAERAH SESAR MENGGUNAKAN METODE SEISMIK REFRAKSI DI KECAMATAN PANTI KABUPATEN JEMBER SKRIPSI Oleh: Firdha Kusuma Ayu Anggraeni NIM 091810201001 JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN

Lebih terperinci

Modifikasi Hydrograf Satuan Sintetik Nakayasu Sungai Cisangkuy Dengan Metoda Optimasi

Modifikasi Hydrograf Satuan Sintetik Nakayasu Sungai Cisangkuy Dengan Metoda Optimasi Modifikasi Hydrograf Satuan Sintetik Nakayasu Sungai Cisangkuy Dengan Metoda Otimasi Ariani Budi Safarina ABSTRAK Metoda hydrograf satuan sintetik dierlukan untuk menentukan arameter banjir di daerah aliran

Lebih terperinci

UJIAN TENGAH SEMESTER KALKULUS I Senin, 5 Maret 1999 Waktu : 2,5 jam

UJIAN TENGAH SEMESTER KALKULUS I Senin, 5 Maret 1999 Waktu : 2,5 jam UJIAN TENGAH SEMESTER KALKULUS I Senin, 5 Maret 999 Waktu :,5 jam SETIAP NOMOR MEMPUNYAI BOBOT 0. Misalkan diketahui fungsi f dengan ; 0 f() = ; < 0 Gunakan de nisi turunan untuk memeriksa aakah f 0 (0)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI.1 etode Perancangan etode erancangan adalah roses berikir sistematis untuk menyelesaikan suatu masalah, sehingga mendaatkan hasil enyelesaian yang maksimal untuk mencaai sesuatu yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kelaa Kelaa adalah salah satu jenis tumbuhan dari suku aren-arenan atau Arecaceae. Tumbuhan ini di manfaatkan hamir semua bagiannya oleh manusia sehingga diangga sebagai tumbuhan

Lebih terperinci

STUDI TENTANG PENGUAT OPTIK JENIS RAMAN

STUDI TENTANG PENGUAT OPTIK JENIS RAMAN STUDI TENTANG PENGUAT OPTIK JENIS RAMAN CHANDRA KIRANA HASIBUAN Program studi Teknik Elektro Konsentrasi Teknik Telekomunikasi Sekolah Tinggi Teknik Haraan Medan JL. H. M. JONI No.70A MEDAN 20152 Indonesia

Lebih terperinci

Penerapan Kurva Eliptik Atas Zp Pada Skema Tanda Tangan Elgamal

Penerapan Kurva Eliptik Atas Zp Pada Skema Tanda Tangan Elgamal A7 : Peneraan Kurva Elitik Atas Z... Peneraan Kurva Elitik Atas Z Pada Skema Tanda Tangan Elgamal Oleh : Puguh Wahyu Prasetyo S Matematika, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta Email : uguhw@gmail.com Muhamad

Lebih terperinci

Bab 2. Teori Gelombang Elastik. sumber getar ke segala arah dengan sumber getar sebagai pusat, sehingga

Bab 2. Teori Gelombang Elastik. sumber getar ke segala arah dengan sumber getar sebagai pusat, sehingga Bab Teori Gelombang Elastik Metode seismik secara refleksi didasarkan pada perambatan gelombang seismik dari sumber getar ke dalam lapisan-lapisan bumi kemudian menerima kembali pantulan atau refleksi

Lebih terperinci

270 o. 90 o. 180 o PENDAHULUAN

270 o. 90 o. 180 o PENDAHULUAN PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan analisis data saat ini masih bertumu ada analisis untuk data linear. Disisi lain, untuk kasus-kasus tertentu engukuran dilakukan secara sirkular. Beberaa ilustrasi

Lebih terperinci

Unnes Physics Journal

Unnes Physics Journal UPJ 3 (2) (2014) Unnes Physics Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upj IDENTIFIKASI POTENSI LONGSOR MENGGUNAKAN METODE SEISMIK REFRAKSI DI KAWASAN WISATA NGLIMUT DESA GONOHARJO LIMBANGAN KENDAL

Lebih terperinci

V L R = ρ. B. (1) dan (3) C. (2) dan (3) D. (1) E. (2) 1. Karena pengaruh panjang penghantar, pada

V L R = ρ. B. (1) dan (3) C. (2) dan (3) D. (1) E. (2) 1. Karena pengaruh panjang penghantar, pada . Karena engaruh anjang enghantar, ada i rangkaian listrik timbul arus sebesar 400 m. Uaya yang daat dilakukan agar kuat arusnya menjadi 800 m adalah.. anjang enghantar ditambah menjadi dua kalinya B.

Lebih terperinci

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PENDUGAAN MUTU. Sandra 1)

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PENDUGAAN MUTU. Sandra 1) Alikasi Jaringan Syaraf Tiruan (Sandra) APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PENDUGAAN MUTU MANGGA SEGAR SECARA NON-DESTRUKTIF Sandra 1) 1) Staf Pengajar Fakultas Pertanian, Universitas Andalas Padang

Lebih terperinci

Youngster Physics Journal ISSN : Vol. 3, No. 3, Juli 2014, Hal

Youngster Physics Journal ISSN : Vol. 3, No. 3, Juli 2014, Hal Youngster Physics Journal ISSN : 2303-7371 Vol. 3, No. 3, Juli 2014, Hal 263-268 PENENTUAN STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SEISMIK REFRAKSI DI LAPANGAN PANAS BUMI DIWAK DAN DEREKAN,

Lebih terperinci

APLIKASI METODE GEOFISIKA UNTUK GEOTEKNIK. Oleh: Icksan Lingga Pradana Irfan Fernando Afdhal Joni Sulnardi

APLIKASI METODE GEOFISIKA UNTUK GEOTEKNIK. Oleh: Icksan Lingga Pradana Irfan Fernando Afdhal Joni Sulnardi APLIKASI METODE GEOFISIKA UNTUK GEOTEKNIK Oleh: Icksan Lingga Pradana Irfan Fernando Afdhal Joni Sulnardi Pengertian Geofisika Geofisika: bagian dari ilmu bumi yang mempelajari bumi melalui kaidah atau

Lebih terperinci

BAB 8 RANGKAIAN TIGA FASE

BAB 8 RANGKAIAN TIGA FASE BAB 8 RANGKAAN TGA FASE 8.1 Pendahuluan Dalam rangkaian-rangkaian sebelumnya yang diergunakan sebagai sumber tegangan adalah sumber tegangan satu fase, dimana sumber tegangan (generatr) dihubungkan kebeban

Lebih terperinci

JURNAL SKRIPSI GEOFISIKA

JURNAL SKRIPSI GEOFISIKA JURNAL SKRIPSI GEOFISIKA Aplikasi Metode Seismik Refraksi Untuk Menentukan Ketebalan Lapisan Penutup (Overburden) Lapangan Panasbumi Panggo Kabupaten Sinjai Rhamadhana Sultan 1, Lantu 2, Sabrianto Aswad

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK CETAK BUKU DENGAN MENGGUNAKAN SEVEN TOOLS PADA PT..XYZ

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK CETAK BUKU DENGAN MENGGUNAKAN SEVEN TOOLS PADA PT..XYZ Yogyakarta, 27 Agustus 2008 ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK CETAK BUKU DENGAN MENGGUNAKAN SEVEN TOOLS PADA PT..XYZ Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Sultan Agung

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS PENGELOMPOKKAN KECAMATAN DI KODYA SURABAYA BERDASARKAN VARIABEL-VARIABEL KEPENDUDUKAN, KESEHATAN DAN PENDIDIKAN

SKRIPSI ANALISIS PENGELOMPOKKAN KECAMATAN DI KODYA SURABAYA BERDASARKAN VARIABEL-VARIABEL KEPENDUDUKAN, KESEHATAN DAN PENDIDIKAN SKRIPSI ANALISIS PENGELOMPOKKAN KECAMATAN DI KODYA SURABAYA BERDASARKAN VARIABEL-VARIABEL KEPENDUDUKAN, KESEHATAN DAN PENDIDIKAN Oleh : Rengganis L. N. R 302 00 046 PENDAHULUAN Latar Belakang Penduduk

Lebih terperinci

TRY OUT UN MATEMATIKA SMA IPA 2014

TRY OUT UN MATEMATIKA SMA IPA 2014 TRY OUT UN MATEMATIKA SMA IPA 4 Berilah tanda silang () ada huruf a, b, c, d, atau e di dean jawaban yang benar!. Diketahui remis-remis berikut. Jika Yudi rajin belajar maka ia menjadi andai. Jika Yudi

Lebih terperinci

Siklus Carnot dan Hukum Termodinamika II

Siklus Carnot dan Hukum Termodinamika II Siklus Carnot dan Hukum Termodinamika II Siklus Carnot Siklus adalah suatu rangkaian roses sedemikian rua sehingga akhirnya kembali keada keadaan semula. Perhatikan Gambar 1! Gambar 1. Siklus termodinamika.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. MEODOLOGI PENELIIAN A. WAKU DAN EMPA Penelitian dilakukan di UP F echnoark Fakultas eknologi Pertanian (FAEA), Institut Pertanian Bogor (IPB), Bogor. Penelitian ini dilakukan selama bulan Maret -

Lebih terperinci

Penerapan Multivariate Exponentially Weighted Moving Average Control Chart Pada Proses Pembuatan Boiler di PT. ALSTOM ESI Surabaya

Penerapan Multivariate Exponentially Weighted Moving Average Control Chart Pada Proses Pembuatan Boiler di PT. ALSTOM ESI Surabaya 1 Peneraan Multivariate Exonentially Weighted Moving Average Control Chart Pada Proses Pembuatan Boiler di PT. ALSTOM ESI Surabaya R. Candra Dewantara (1), Dr. Muhammad Mashuri, M.T. () Jurusan Statistika,

Lebih terperinci

SOLUSI GEOTEKNIK UNTUK MENGATASI MASALAH DIFFERENTIAL SETTLEMENT PADA BANGUNAN TINGGI. Ruwaida Zayadi 1

SOLUSI GEOTEKNIK UNTUK MENGATASI MASALAH DIFFERENTIAL SETTLEMENT PADA BANGUNAN TINGGI. Ruwaida Zayadi 1 SOLUSI GEOTEKNIK UNTUK MENGATASI MASALAH DIFFEENTIAL SETTLEMENT PADA BANGUNAN TINGGI uwaida Zayadi 1 1 Dsen Prgram Studi Teknik Siil, Universitas Trisakti, Jl. Kyai Taa N. 1 Jakarta Email: r_zayadi@yah.cm

Lebih terperinci

Nama : Mohammad Syaiful Lutfi NIM : D Kelas : Elektro A

Nama : Mohammad Syaiful Lutfi NIM : D Kelas : Elektro A Nama : Mohammad Saiful Lutfi NIM : D46 Kelas : Elektro A RANGKUMAN MATERI MOMENTUM SUDUT DAN BENDA TEGAR Hukum kekalan momentum linier meruakan salah satu dari beberaa hukum kekalan dalam fisika. Dalam

Lebih terperinci

Pembahasan Latihan Soal UM Unair 2015 IPA MATEMATIKA

Pembahasan Latihan Soal UM Unair 2015 IPA MATEMATIKA Pembahasan Latihan Sal UM Unair 05 IPA ----------------------------------------------------------------- @ujiantulis.cm MATEMATIKA. Jawab: B x 4x + x 4 = 0 adalah x, x dan x. x + x + x = (x +x +x ) (x

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TIJAUA PUSTAKA Portofolio Saham Portofolio berarti sekumulan investasi, untuk kasus saham, berarti sekumulan investasi dalam bentuk saham. Proses embentukan orfolio saham terdiri dari mengidentifikasi

Lebih terperinci

Pertemuan IV II. Torsi

Pertemuan IV II. Torsi Pertemuan V. orsi.1 Definisi orsi orsi mengandung arti untir yang terjadi ada batang lurus aabila dibebani momen (torsi) yang cendrung menghasilkan rotasi terhada sumbu longitudinal batang, contoh memutar

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BUAH KAKAO

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BUAH KAKAO ISSN: 978-5 Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) 95 RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BUAH KAKAO aisal Rahman ), arid Darise ), YunitaDjamalu ) ) Mahasiswa Politeknik Gorontalo, Kamus Puncak Desa Panggulo

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH BEBAN PANAS (Q) TERHADAP KARAKTERISTIK PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI NATURAL PELAT DATAR

ANALISIS PENGARUH BEBAN PANAS (Q) TERHADAP KARAKTERISTIK PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI NATURAL PELAT DATAR ANALISIS PENGARUH BEBAN PANAS (Q) TERHADAP KARAKTERISTIK PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI NATURAL PELAT DATAR Pieter W. Teteleta * Abstract Exerimental studies conducted to investigate the effect of a flat late

Lebih terperinci

UNJUKKERJA TURBIN AIR MIKRO ALIRAN SILANG TERHADAP VARIASI SUDUT SUDU JALAN (RUNNER) PADA DEBIT KONSTAN UNTUK PLTMH

UNJUKKERJA TURBIN AIR MIKRO ALIRAN SILANG TERHADAP VARIASI SUDUT SUDU JALAN (RUNNER) PADA DEBIT KONSTAN UNTUK PLTMH A.15. Unjukkerja Turbin Air Mikro Aliran Silang Terhada Variasi Sudut Sudu Jalan... (Yusuf Dewantara Herlambang) UNJUKKERJA TURBIN AIR MIKRO ALIRAN SILANG TERHADA VARIASI SUDUT SUDU JALAN (RUNNER) ADA

Lebih terperinci

matematis dari tegangan ( σ σ = F A

matematis dari tegangan ( σ σ = F A TEORI PERAMBATAN GELOMBANG SEISMIk Gelombang seismik merupakan gelombang yang merambat melalui bumi. Perambatan gelombang ini bergantung pada sifat elastisitas batuan. Gelombang seismik dapat ditimbulkan

Lebih terperinci

INVESTIGASI BAWAH PERMUKAAN DAERAH RAWAN GERAKAN TANAH JALUR LINTAS BENGKULU-CURUP KEPAHIYANG. HENNY JOHAN, S.Si

INVESTIGASI BAWAH PERMUKAAN DAERAH RAWAN GERAKAN TANAH JALUR LINTAS BENGKULU-CURUP KEPAHIYANG. HENNY JOHAN, S.Si INVESTIGASI BAWAH PERMUKAAN DAERAH RAWAN GERAKAN TANAH JALUR LINTAS BENGKULU-CURUP KEPAHIYANG HENNY JOHAN, S.Si Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan MIPA FKIP UNIB ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III TEORI DASAR. Metode seismik refleksi adalah metoda geofisika dengan menggunakan

BAB III TEORI DASAR. Metode seismik refleksi adalah metoda geofisika dengan menggunakan 16 BAB III TEORI DASAR 3.1 Seismik Refleksi Metode seismik refleksi adalah metoda geofisika dengan menggunakan gelombang elastik yang dipancarkan oleh suatu sumber getar yang biasanya berupa ledakan dinamit

Lebih terperinci

Modifikasi Hydrograf Satuan Sintetik SCS Sungai Serayu Dengan Metoda Optimasi

Modifikasi Hydrograf Satuan Sintetik SCS Sungai Serayu Dengan Metoda Optimasi Modifikasi Hydrograf Satuan Sintetik SCS Sungai Serayu Dengan Metoda Otimasi Ariani Budi Safarina ABSTRAK Metoda hydrograf satuan sintetik dierlukan untuk menentukan arameter banjir di daerah aliran sungai

Lebih terperinci

HYDROGRAPH HYDROGRAPH 5/3/2017

HYDROGRAPH HYDROGRAPH 5/3/2017 5/3/2 HYDROGRAH REKAYASA HIDROLOGI Norma usita, ST.MT. HYDROGRAH Debit rencana banjir atau imasan banjir rencana di tentukan dengan beberaa metode, yaitu analitis, rasional, infitrasi, dan emiris. Metode

Lebih terperinci

Jawab: ε = bila kita substitusi v = 2v, dan l = l Bv = ½ ε A. 1 A B. 0,8 A C. 0,5 A. 1 ε D. 0,4 A E. 0,3 A. Jadi ε = Jawab: B.

Jawab: ε = bila kita substitusi v = 2v, dan l = l Bv = ½ ε A. 1 A B. 0,8 A C. 0,5 A. 1 ε D. 0,4 A E. 0,3 A. Jadi ε = Jawab: B. . Sebuah transformator menurunkan tegangan listrik bolak balik dari 0 menjadi 0. Efisiensi transformator 0%. Jika kuat arus yang mengalir ada kumaran sekunder, A maka kuat arus ada kumaran rimer adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PERBANDINGAN METODA

BAB III METODOLOGI DAN PERBANDINGAN METODA BAB III METODOLOGI DAN PERBANDINGAN METODA Melalui enjelasan konse jaringan grah, dalam menelusuri rute menuntut adanya enggunaan metoda yang teat. Merunut ada tinjauan ustaka, setidaknya akan digunakan

Lebih terperinci

ANALISIS BESARAN HIDROGRAF SATUAN BERDASARKAN KARAKTERISTIK DAERAH ALIRAN SUNGAI SIAK Rury Handayani 1), Manyuk Fauzi 2), Andy Hendri 2)

ANALISIS BESARAN HIDROGRAF SATUAN BERDASARKAN KARAKTERISTIK DAERAH ALIRAN SUNGAI SIAK Rury Handayani 1), Manyuk Fauzi 2), Andy Hendri 2) ANALISIS BESARAN HIDROGRAF SATUAN BERARKAN KARAKTERISTIK DAERAH ALIRAN SUNGAI SIAK Rury Handayani 1), Manyuk Fauzi 2), Andy Hendri 2) 1) Mahasiswa Jurusan Teknik Siil, Fakultas Teknik, Universitas Riau

Lebih terperinci

Seminar Nasional Inovasi Dan Aplikasi Teknologi Di Industri 2017 ISSN ITN Malang, 4 Pebruari 2017

Seminar Nasional Inovasi Dan Aplikasi Teknologi Di Industri 2017 ISSN ITN Malang, 4 Pebruari 2017 Seminar Nasional Inovasi Dan Alikasi Teknologi Di Industri 207 ISSN 2085-428 ITN Malang, 4 Pebruari 207 ANALISA PEMILIHAN ALTERNATIF EKSEKUSI PROYEK PENINGKATAN KINERJA FASILTAS PENGUJIAN SUMUR MINYAK

Lebih terperinci

SOAL SELEKSI TINGKAT KOTA/KABUPATEN OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2009 BIDANG MATEMATIKA SMP

SOAL SELEKSI TINGKAT KOTA/KABUPATEN OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2009 BIDANG MATEMATIKA SMP SOAL SELEKSI TINGKAT KOTA/KABUPATEN OLIMPIADE SAINS NASIONAL 009 BIDANG MATEMATIKA SMP SOAL PILIHAN GANDA 1. Jika a, b, 1, c, dan d membentuk barisan aritmetika, maka a + b + c + d = a. 4 b. 60 c. d. 90.

Lebih terperinci

Tahapan analisa pasang surut adalah sebagai berikut: 1. Menguraikan komponen-komponen pasang surut. 2. Penentuan tipe pasang surut yang terjadi.

Tahapan analisa pasang surut adalah sebagai berikut: 1. Menguraikan komponen-komponen pasang surut. 2. Penentuan tipe pasang surut yang terjadi. BAB II KONDISI FISIK.. PASANG SURUT.. Umum Pengetahuan tentang asang surut enting di dalam enentuan elevasi muka air rencana untuk erencanaan bangunan antai dan elabuhan, mengetahui tie asang surut yang

Lebih terperinci

PEMODELAN KETERTINGGALAN DAERAH DI INDONESIA MENGGUNAKAN ANALISIS DISKRIMINAN

PEMODELAN KETERTINGGALAN DAERAH DI INDONESIA MENGGUNAKAN ANALISIS DISKRIMINAN M-20 PEMODELAN KETERTINGGALAN DAERAH DI INDONESIA MENGGUNAKAN ANALISIS DISKRIMINAN Titi Purwandari, Yuyun Hidayat 2,2) Deartemen Statistika FMIPA Universitas Padjadjaran, email : titiurwandari@yahoo.com,

Lebih terperinci

Kata Kunci: Sistem Informasi, Pengukuran Kinerja Sistem, TRADE, Prototyping, TUKAB

Kata Kunci: Sistem Informasi, Pengukuran Kinerja Sistem, TRADE, Prototyping, TUKAB ANALISA KINERJA SISTEM INFORMASI TUKAR UANG KARTAL ANTAR BANK (TUKAB) PADA KANTOR PELAYANAN KAS BRI PATTIMURA SEMARANG Dhany Andhyka 1, Wellia Shinta Sari 2 1,2 Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komuter,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kelaa Kelaa adalah ohon serba guna bagi masyarakat troika. Hamir semua bagiannya daat dimanfaatkan orang. Kelaa (Cocos nucifera) adalah tanaman yang sangat lazim ditemukan di

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI ZONA SESAR OPAK DI DAERAH BANTUL YOGYAKARTA MENGGUNAKAN METODE SEISMIK REFRAKSI

IDENTIFIKASI ZONA SESAR OPAK DI DAERAH BANTUL YOGYAKARTA MENGGUNAKAN METODE SEISMIK REFRAKSI IDENTIFIKASI ZONA SESAR OPAK DI DAERAH BANTUL YOGYAKARTA MENGGUNAKAN METODE SEISMIK REFRAKSI Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang Email: lutfinur.ismi@ymail.com

Lebih terperinci

Pemodelan Biaya Tak Langsung Proyek Konstruksi di PT Wijaya Karya (Studi Kasus: Proyek Konstruksi Di Provinsi Kalimantan Timur)

Pemodelan Biaya Tak Langsung Proyek Konstruksi di PT Wijaya Karya (Studi Kasus: Proyek Konstruksi Di Provinsi Kalimantan Timur) Pemodelan Biaya Tak Langsung Proyek Konstruksi di PT Wijaya Karya (Studi Kasus: Proyek Konstruksi Di Provinsi Kalimantan Timur) Odik Fajrin Jayadewa, Dr. Irhamah, S.Si, M.Si, dan 3 Dwi Endah Kusrini, S.Si,

Lebih terperinci

BAB 10 GELOMBANG BUNYI DALAM ZAT PADAT ISOTROPIK

BAB 10 GELOMBANG BUNYI DALAM ZAT PADAT ISOTROPIK BAB 10 GELOMBANG BUNYI DALAM ZAT PADAT ISOTROPIK Sepertinya bunyi dalam padatan hanya berperan kecil dibandingkan bunyi dalam zat alir, terutama, di udara. Kesan ini mungkin timbul karena kita tidak dapat

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI STRUKTUR BATUAN BAWAH PERMUKAAN MENGGUNAKAN METODE SEISMIK REFRAKSI DI KAMPUNG BARU BANJARBARU

IDENTIFIKASI STRUKTUR BATUAN BAWAH PERMUKAAN MENGGUNAKAN METODE SEISMIK REFRAKSI DI KAMPUNG BARU BANJARBARU IDENTIFIKASI STRUKTUR BATUAN BAWAH PERMUKAAN MENGGUNAKAN METODE SEISMIK REFRAKSI DI KAMPUNG BARU BANJARBARU Sumaos Triningsih 1, Ibrahim Sota 2, Sri Cahyo Wahyono 2 ABSTRACT: It has been researched graving

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KONTROLER PID PADA SIMULATOR KONTROL ALIRAN

IMPLEMENTASI KONTROLER PID PADA SIMULATOR KONTROL ALIRAN E- E-5 E-6 V- I- E-4 E- P IMPLEMENTASI KONTROLER PID PADA SIMULATOR KONTROL ALIRAN Asriyadi Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengimlementasikan kontroler PID ada sebuah simulator kontrol aliran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1997 negara-negara di Kawasan Asia mengalami krisis ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1997 negara-negara di Kawasan Asia mengalami krisis ekonomi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tahun 997 negara-negara di Kawasan Asia mengalami krisis ekonomi, seerti Korea Selatan, Thailand, Filiina, Malaysia, Singaura, Indonesia. Penyebaran krisis di kawasan

Lebih terperinci

BAB III TEORI DASAR Tinjauan Umum Seismik Eksplorasi

BAB III TEORI DASAR Tinjauan Umum Seismik Eksplorasi BAB III TEORI DASAR 3. 1. Tinjauan Umum Seismik Eksplorasi Metode seismik merupakan metode eksplorasi yang menggunakan prinsip penjalaran gelombang seismik untuk tujuan penyelidikan bawah permukaan bumi.

Lebih terperinci

SOAL SELEKSI TINGKAT KOTA/KABUPATEN OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2009 BIDANG MATEMATIKA SMP 2009

SOAL SELEKSI TINGKAT KOTA/KABUPATEN OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2009 BIDANG MATEMATIKA SMP 2009 A. SOAL PILIHAN GANDA SOAL SELEKSI TINGKAT KOTA/KABUPATEN OLIMPIADE SAINS NASIONAL 009 BIDANG MATEMATIKA SMP 009. Jika a, b,, c, dan d membentuk barisan aritmetika, mka a + b + c + d = 4 60 90. Misalkan

Lebih terperinci

oleh seperangkat variabel X, maka persamaan di atas dinamakan persamaan struktural, dan modelnya disebut model struktural.

oleh seperangkat variabel X, maka persamaan di atas dinamakan persamaan struktural, dan modelnya disebut model struktural. ANALISIS JALUR A. PENGERTIAN ANALISIS JALUR Telaah statistika menyatakan bahwa untuk tujuan eramalan/ endugaan nilai Y atas dasar nilai-nilai X 1, X,., X i, ola hubungan yang sesuai adalah ola hubungan

Lebih terperinci

III. TEORI DASAR. melalui bagian dalam bumi dan biasa disebut free wave karena dapat menjalar

III. TEORI DASAR. melalui bagian dalam bumi dan biasa disebut free wave karena dapat menjalar III. TEORI DASAR 3.1. Jenis-jenis Gelombang Seismik 3.1.1. Gelombang Badan (Body Waves) Gelombang badan (body wave) yang merupakan gelombang yang menjalar melalui bagian dalam bumi dan biasa disebut free

Lebih terperinci

APLIKASI DISCOUNTED CASH FLOW PADA KONTROL INVENTORY DENGAN BEBERAPA MACAM KREDIT PEMBAYARAN SUPPLIER

APLIKASI DISCOUNTED CASH FLOW PADA KONTROL INVENTORY DENGAN BEBERAPA MACAM KREDIT PEMBAYARAN SUPPLIER Program Studi MMT-ITS, Surabaya Agustus 9 APLIKASI ISOUNTE ASH FLOW PAA KONTROL INVENTORY ENGAN BEBERAPA MAAM KREIT PEMBAYARAN SUPPLIER Hansi Aditya, Rully Soelaiman Manajemen Teknologi Informasi MMT -

Lebih terperinci

Peramalan Nilai Tukar (Kurs) Rupiah Terhadap Dolar Tahun 2017 dengan Menggunakan Metode Arima Box-Jenkins

Peramalan Nilai Tukar (Kurs) Rupiah Terhadap Dolar Tahun 2017 dengan Menggunakan Metode Arima Box-Jenkins Prosiding SI MaNIs (Seminar Nasional Integrasi Matematika dan Nilai Islami) Vol.1, No.1, Juli 2017, Hal. 253-261 -ISSN: 2580-4596; e-issn: 2580-460X Halaman 253 Peramalan Nilai Tukar (Kurs) Ruiah Terhada

Lebih terperinci